PRINSIP-PRINSIP VISUAL: MENDESAIN MATERIL YANG EFEKTIF
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu : Saiful Amien, S.Ag, M. Pd
Oleh Kelompok 2 :
Ridha Amaly 201410010311043
Mimin Anisa 201410010311053
Nasran Azizah 201410010311062
Rizki Putri Ayu M 201410010311068
Tirta Utama 201410010311071
Faris Dwi Pangga 201410010311087
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zaman semakin berkembang diikuti dengan teknologi yang juga semakin
berkembang, terutama dalam hal ini dapat dilihat perkemabngan media yang semakin
beragam guna menunjang proses belajar mengajar, yang mana media tersebut digunakan
sebagai perantara penyampaian pesan dari pemberi informasi ke penerima informasi.
Menurut Purnamawati dan Eldarni (2001:4) media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga
terjadi proses belajar.
Media memiliki banyak ragam, salah satunya yakni media visual. Visual ialah
materi yang memperlihatkan gambar tentang apa yang ingin dipelajari oleh siswa.
Gambar-gambar visual ini bisa berupa gambar reklame, lukisan, atau sesuatu yang
sederhana seperti daftar kosakata baru, peta konsep, diagram, dan lain sebagainya. Akan
tetapi, walau visual merupakan sumber belajar yang umum digunakan, manfaat nyata
belajar siswa tetap bergantung pada kemampuan guru memilih atau merancang materi
pengajaran yang efektif sehingga dapat diterima dan sifahami siswa dengan mudah.
Tujuan utama Visual ialah untuk menambah kemampuan kritis siswa dalam
bidang yang berhubungan dengan visual. Makalah ini akan membahas lebih banyak
seputar visual atau prinsip-prinsip visual yang meliputi literasi visual, pera visual dalam
kegiatan belajar, enam tipe visual, proses dan teknik dalam mengkreasikan visual, dan
cara pengambilan gambar.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian visual literacy (melek visual)?
2. Bagaimana peran visual dalam kegiatan belajar?
3. Apa saja macam tipe visual?
4. Bagaimana proses dan teknik dalam mengkreasikan visual?
5. Apa saja cara pengambilan gambar?
2
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami apa pengertian visual literacy (melek visual).
2. Memahami bagaimana peran visual dalam kegiatan belajar.
3. Memahami apa saja macam tipe visual.
4. Memahami bagaimana proses dan teknik dalam mengkreasikan visual.
5. Memahami apa saja cara pengambilan gambar.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Visual Literacy atau Melek Visual
1. Literasi Visual
Penggunaan visual literasi dikembangkan melalui dua pendekatan, yaitu sebagai
berikut :
a. Strategi input adalah membantu pebelajar untuk membaca, membaca sandy,
kecakapan visual melalui praktek atau latihan menganalisis visual. Contoh:
analisis gambar, diskusi multimedia, dan program video.
b. Strategi out put adalah membantu pebelajar menulis dalam menyandikan, menulis
visual nuntuk mengekspresikan diri mereka sendiri dan berkomunikasi dengan
yang lain. Misalnya merencanakan dan memproduksi presentasi visual. Membaca
sandi adalah mengartikan visual.
2. Prinsip-Prinsip Media Visual
Simbol pesan visual untuk pembelajaran memiliki beberapa prinsip antara lain:
a. Kesederhanaan.
Prinsip ini mengacu pada pada jumlah unsur yang terkandung dalam suatu visual.
Jumlah unsur yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami
pesan yang disajikan. Teks yang menyertai bahan visual perlu dibatasi antara 15-20
kata. Penggunaan kata perlu disederhanakan dengan gaya huruf yang mudah
terbaca dan tidak terlalu.
b. Penekanan.
Prinsip ini mengacu pada penyajian visual yang dirancang secara sederhana.
Seperti penggunaan ukuran, hubungan, perspektif, warna, atau ruang penekanan
dapat diberikan unsur terpenting.
c. Keterpaduan.
Prinsip ini mengacu kepada hubungan yang terdapat di antara unsur-unsur visual.
Ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama.
3. Visual Literasi Dalam Pendidikan
Perkembangan visual literasi telah merambah dalam program pendidikan.
Dalam beberapa program, guru adalah mendorong siswa untuk berpikir secara visual
4
dan fokus perhatian siswa pada aspek visual berupa barang cetakan dan menyediakan
materi digital, memasukkan buku teks dan buku cerita. Program ini didesain untuk
anak-anak pra sekolah hingga sekolah tinggi, dan mencakup menyandikan dan
penyandian informasi visual di semua media. Pada masa sekarang, media literasi
banyak diterima oleh masyarakat sebagai aspek penting kurikulum di semua tingkatan
pendidikan. Dikembangkan dengan baik ditanamkan dalam konten area, aktivitas dan
assessmen yang terkait dengan kelokalan. Pada umumnya program sekolah
melibatkan siswa dalam banyak kegiatan yang aktif.dan proyek media produksi
dengan tujuan mengembangkan pandangan yang kritis serta ketrampilan berpikir.
Contoh: perspektif, warna, desain dapat memperkuat pesan visual. Dalam hal ini, guru
memperhatikan siswa untuk mempelajari model visual dalam memilih materi dan
pentingnnya visual dalam mengembangkan kreativitas dan keterampilan berpikir
kritis siswa.(Smaldino, 2011 : 69-74)
a. Pengkodean atau Penyandian
Dalam pengkodean visual tidak secara otomatis sesuatu itu akan belajar,
pebelajar harus dipandu terhadap pengkodean visual. Satu aspek literasi adalah
ketrampilan menafsirkan dan menciptakan pemahaman dari perangsangan. Dalam
menggunakan kode ada tiga hal yaitu:
Efek Pengembangan
Pada bagian ini banyak variabel-variabel sikap bagaimana pebelajar
mengkodekan visual. Anak-anak muda memiliki gambaran yang benar
daripada orang tua. Dalam hal ini, anak-anak muda sering mengalami
kesulitan membedakan antara gambar nyata dan menggambarkan obyek.
Seperti simbol abstrak.
Efek Budaya
Dalam mengajar, kita perlu menjaga dalam berpikir itu tindakan pengkodean
visual mungkin disikapi latar belakang budaya. Budaya kelompok yang
berbeda seperti materi visual dalam pandangan yang berbeda. Contoh:
intruksi masuk dalam gambar tempat visual yang khas kehidupan rumah dan
kehidupan anak jalanan dikota.
Pilihan Visual
Dalam menyeleksi visual, guru perlu memilih secara tepat berbagai macam
materi visual. Misalnya: visual warna hitam dan putih, hitam dan merah,
5
merah dan putih.
b. Pengkodekan: Menciptakan Visual
Aspek lain dari visual literasi adalah siswa menciptakan presentasi visual.
Contoh: menulis dapat memacu untuk membaca, memproduksi visual dapat
meningkatkan pandangan yang efektif atas pemahaman visual. Guru perlu
memandu siswa untuk hati-hati menyeleksi gambar dari CD atau koleksi online
yang akan membantu mereka untuk mengembangkan bakat estetikanya. Selain
itu, siswa dapat menScan foto ke dalam komputer, menggeneralisasikan
presentasi melalui presentasi software seperti Power Point dan Keynote.
Kurikulum pendidikan visual adalah rangkaian memiliki pengetahuan yang lama
dalam kemampuan membaca. Kemampuan membaca merupakan susunan
mengatur gagasan dalam perintah yang logis. Sebagai faktor penting dalam
literasi verbal, khususnya dalam kemampuan berkomunikasi dalam menulis.
B. Peran Visual dalam Kegiatan Belajar
Peranan visual dalam proses pembelajaran digunakan dengan hanya melibatkan
indra penglihatan. Dengan menggunakan media visual ini dapat membantu peserta didik
dalam mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya dalam bentuk abstrak. Selain itu,
dapat mencegah verbalisme (mengetahui kata tapi tidak mengetahui maknanya),
menyederhanakan informasi yang sulit dipahami dengan kata-kata dan juga
memudahkan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Visual memiliki banyak peran
dalam kegiatan pembelajaran yaitu sebagai berikut :
Menyediakan acuan konkret bagi gagasan
Dalam pembelajaran didalam kelas guru membawakan sebuah media visual
untuk membantu peserta didik dalam memahami dan mengingat dengan lebih cepat
dan mudah materi yang sedang diajarakan. Contohnya didalam sebuah kelas terdapat
seorang guru geometri yang membawa benda-benda toko grosir untuk mengajarkan
bentuk-bentuk benda, seperti jeruk=bulatan, kaleng=silinder. Contoh lain dalam
pembelajaran PAI yaitu bentuk huruf-huruf hijaiyah.
Membuat gagasan abstrak menjadi konkret
Gagasan abstrak menjadi konkret misalnya dalam pembelajaran fiqih materi
berwudhu, guru membuat ilustrasi gambar tentang tata cara berwudhu beserta
6
urutannya sehingga dapat membantu peserta didik dalam mengingat dan mengetahui
tata cara berwudhu dengan cepat.
Memotivasi para pembelajar (peserta didik)
Media visual dapat meningkatkan ketertarikan peserta didik pada sebuah mata
pelajaran. Ketertarikan tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar dengan menarik
perhatian mereka, mempertahankan perhatian mereka, kemudian melibatkan peserta
didik dalam proses belajar.
Mengarahkan perhatian
Media visual dapat mengarahkan perhatian peserta didik dengan menggunakan
sebuah media yang menarik perhatian, seperti halnya yang dikemukakan oleh
Hackbarth (1996) antara lain : (1) media yang dapat menarik perhatian yang pada
umumnya semua peserta didik senang melihat benda terse but, (2) menyediakan
gambar nyata suatu objek yang dimaksud, karena tidak semua hal bisa diamati dengan
abstrak, (3) gambar atau benda yang unik, (4) bertujuan untuk memperjelas hal-hal
yang bersifat abstrak. (Lamatenggo, 2010:128)
- Mengulangi informasi dalam format-format yang berbeda
- Mengingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya. Visual dapat
mengingatkan kembali pembelajaran sebelumnya yang tersimpan dan ingatan
jangka panjang.
- Mengurangi usaha belajar. Visual bisa menyederhanakan informasi yang sulit.
(Smaldino, dkk, 2011 :75)
C. Tipe Visual
Visual memiliki berbagai jenis, jenis-jenis visual yang dipilih untuk situasi tertentu
sebaiknya bergantung pada tugas belajar yang diberikan. Visual disini dibagi menjadi
enam jenis yakni realistik, analogis, organisasional, relasional, transformasional, dan
interpretatif yang mana penjelasannya sebagai berikut: (Smaldino, dkk, 2011 : 75-78).
1. Realistik
Visual realistik menampilkan objek sebenar-benarnya yang sedang dipelajari.
Misalnya foto berwarna dari sebuah kereta tertutup seperti dalam gambar di bawah ini
yang merupakan visual realistik.
7
2. Analogis
Visual analogis menyampaikan sebuah konsep atau topik dengan menyampaikan
suatu lainnya yang di dalamnya menyiratkan kemiripan. Visual semacam ini
membantu para peserta didik dalam menafsirkan informasi baru yang terkait dengan
pengetahuan sebelumnya sehingga memudahkan dalam belajar.
3. Organisasional
Visual organisasional menampilkan hubungan kualitati di antara berbagai elemen.
Contoh-contoh yang umum meliputi diagram klasifikasi, time lines, diagram alur, dan
peta. Pengatur-pengatur grafis ini bisa memperlihatkan hubungan di antara titik-titik
atau konsep-konsep utama dalam material tekstual. Jenis visual dibawah ini
membantu mengomunikasikan penyususnan konten.
8
4. Relasional
Visual relasional mengomunikasikan hubungan kuantitatif. Contoh-contohnya
meliputi diagram batang, grafik bergambar, diagram kue, dan grafik garis.
5. Transformasional
Visual transformasional menggambarkan pergerakan atau perubahan sesuai dengan
waktu dan tempat. Contoh-contohnya adalah diagram beranimasi tentang bagaimana
menjalankan sebuah prosedur seperti mengikat tali sepatu atau membuat baja.
Contoh-contoh lainnya meliputi coretan garis dengan indikator gerakan
Dan sebuah animasi dari siklus air.
9
Visual-visual ini menampilkan perubahan atau pergerakan sejalan dengan waktu dan
tempat.
6. Interpretif
Visual interpretif menggambarkan hubungan teoritis atau abstrak. Contohnya yaitu
diagram skematik dari sebuah aliran listrik. Visual interpretif membantu para
pembelajar membangun model mental dari kejadian atau proses yang tak terlihat,
abstrak, atau keduanya.
D. Proses dan Teknik dalam Mengkreasikan Visual
1. Proses
Mendesain satu visual/gambar memulai dengan mengumpulkan atau membuat
sendiri gambar dan unsur teks yang diinginkan. Ini menganggap, tentu, bahwa kita
telah menentukan kebutuhan murid dan daya tarik topik untuk mempengaruhi dan
obyektif apa yang mungkin dicapai pada saat merencanakan.Ada dua aspek dasar
desain visual, apakah itu sedang mendesain sesuatu pada papan bulletin atau layar
komputer. Mereka adalah unsur visual (foto, gambar, bagan, graf) dan teks unsur
(penulisan huruf). Bisa juga diterapkan ke layar komputer, multimedia program,
dicetak bahan, whiteboard, menampilkan, transparansi, Power Point, dan papan
buletin.
a) Unsur-unsur Visual
Beberapa panduan dasar untuk merancang visual baru yang dapat
digunakan untuk tujuan memberikan informasi dan/atau instruksi, yaitu:
10
Susunan.
Pertama harus memutuskan apa yang akan dimasukkan ke dalam elemen
visual Anda. Maka anda sudah siap untuk mempertimbangkan keseluruhannya
"melihat". Idenya adalah untuk membuat pola yang menentukan bagaimana
mata memandang pada layar. Keseimbangan. Akan tercapai bila "berbobot"
dalam unsur visual yang ditampilkan merata di setiap sisi dan poros, baik
secara vertikal maupun horizontal atau keduanya.
Keseimbangan
Keseimbangan adalah simetris, atau formal. Hal ini untuk lebih memudahkan
pembaca dalam memahami suatu pesan yang disampaikan dalam visual
tersebut. Bentuk. Cara lain untuk menyusun unsur visual adalah untuk
menyimpannya ke dalam bentuk yang sudah akrab dengan penonton
(familiar).
Warna
Bila memilih skema warna untuk visual, mempertimbangkan harmonisasi dari
warna. Warna melingkar berguna dalam membantu kita untuk memahami
hubungan antara beberapa warna yang terlihat. Ada dua warna yang terletak
berseberangan langsung pada lingkaran warna disebut komplementer misalnya
warna, merah dan hijau atau kuning dan violet. Warna komplementer sering
menyelaraskan baik dalam hal jumlah keseluruhan skema warna.
Keterbacaan
Suatu visual tidak dapat berhasil dalam penyampaiannya, kecuali tulisan atau
gambar dapat terlihat dan terbaca dengan baik. Untuk menghindari hal ini
“gagal”, pastikan visual cukup besar untuk dapat dilihat oleh semua anggota
audien. Hal ini berlaku untuk bahan-bahan cetak, diproyeksikan visuals, dan
layar.
Appeal (Pertimbangan)
Visual tidak memiliki efek kecuali menangkap dan memperoleh perhatian
penonton. Ada beberapa teknik untuk menyediakan pertimbangan: gaya,
surprise, tekstur, dan interaksi. Berbeda penonton dan berbeda pula pengaturan
berbagai gaya desain.
11
b) Unsur Teks
Kebanyakan tampilan menggabungkan beberapa jenis teks atau informasi
selain visual. Dalam mengevaluasi sebuah pembelajaran ini untuk
menampilkan potensi, hal ini harusmempertimbangkan secara hati-hati karena
huruf sebagai pertimbangan unsur bergambar,untuk dapat berkomunikasi
dengan baik. Kita harus yakin bahwa tulisan adalah gaya yang sesuai dengan
pesan yang akan di sampaikan dan dibaca dalam ukuran jarak jauh.
Gaya
Gaya teks harus konsisten dan harus menyelaraskan dengan unsur visual
lainnya. Banyak pilihan gaya tulisan seperti Arial, atau berkait gaya yang
sederhana, seperti Times New Roman. Tampilan atau serangkaian visual,
seperti Power Point slide-seri harus menggunakan tidak lebih dari dua
jenis gaya yang berbeda, dan ini harus menyelaraskan satu dengan yang
lain. Ketika mempersiapkan teks pada komputer itu menarik untuk
menggunakan banyak variasi dari jenis tulisan, tetapi untuk komunikasi
yang baik adalah untuk membatasi jumlah variasi (misalnya:huruf tebal,
miring, garis bawah, perubahan ukuran) untuk maksimal empat. Itulah
sebabnya, dapat menggunakan dua jenis ukuran yang berbeda ditambah
beberapa garis miring dan garis bawah, atau ditambah tiga jenis ukuran
tebal untuk penekanan.
Ukuran
Siswa biasanya melihat tampilan seperti papan buletin dan poster dari
jarak 30 atau 40 kaki atau lebih. Dalam kasus ini, ukuran teks penting
untuk keterbacaan. Secara umum ukuran yang praktis adalah dengan
membuat huruf ½ inci tinggi untuk setiap 10 kaki dari jarak penonton. Ini
berarti, misalnya, yang harus dibaca untuk siswa yang duduk di kursi
terakhir dari 30-kaki panjang kelas, teks setidaknya harus 1 ½ inches.
Spasi
Ketika membuat visual dengan komputer, spasi teks secara otomatis
disesuaikan untuk mencapai maksimum dapat dibaca. Jika diinginkan
desain efek yang berbeda membutuhkan jarak, ruang antara huruf dapat
disingkat atau diperluas oleh format teks.
12
Warna
Sebagaimana dibahas sebelumnya, warna teks harus kontras dengan warna
latarbelakang, baik untuk kepentingan sederhana dan mudah dibaca demi
penekanan untukmendapatkan perhatian. Anda juga harus ingat bahwa
sebagian peserta didik yang mungkin
Buta warna
Keterbacaan terutama tergantung pada kontras antara warna teks dan
warna latar belakang. Penggunaan Huruf Besar. Untuk mudah dibaca,
menggunakan huruf, menambahkan huruf besar biasanya bila hanya
diperlukan. Singkat utama mungkin muncul dalam huruf besar semua, tapi
frase lebih dari tiga kata yang harus mengikuti lukuran teks.
2. Teknik
Dalam mengkreasikan visual kita akan menemukan teknik dan peralatan yang
berguna untuk membantu anda merencanakan dan menciptakan variasi dari gambar-
gambar yang mendukung pembelajaran.
a) Seni Klip (Clip Art)
Seni klip adalah gambar visual yang telah tersedia (gambar kartun dan
digital) yang dapat dimasukkan pada beberapa data dan presentasi digital. Ukuran
dan penempatan gambar seni klip dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan anda. Baru-
baru ini telah tersedia gambar-gambar seni klip yang tersebar pada situs-situs atau
pada koleksi software. Ada beberapa prinsip yang harus anda ingat dalam
penggunaan seni klip yang sudah tersedia pada murid-murid atau guru generasi
visual, yaitu (Ramdahyani dan Yane, 2012 :7):
Gunakan gambar seni klip yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Gunakan gambar seni klip sebagai komponen dari gambar yang lebih luas
cakupannya pada tujuan yang spesifik (contoh: seni klip katak digunakan
sebagai elemen dalam diagram siklus kehidupan seekor katak).
Gunakan gambar seni klip dengan gaya yang konsisten.
Gunakan gambar seni klip untuk menyediakan ilustrasi pada suatu objek.
Gunakan gambar seni klip untuk memperkenalkan tema.
13
b) Mendesain Visual dengan Komputer
Diantara beberapa tipe dari grafik software tersedia sebagai berikut
(Ramadhyani dan Yane, 2012 : 7):
Presentation program (program presentasi), yaitu spesial software yang dengan
sederhana menciptakan tampilan atau transparansi dari grafik yang
mengkombinasikan teks, data, dangambar/visual.
Drawing and paint program (program menggambar dan mewarnai), yaitu
program yang mengijinkan pemakai untuk menggambar bentuk geometri dan
bentuk bebas lain, juga dapat memasukkan teks.
Charting program, khususnya cocok untuk membuat bagan, grafik, dan
laporan dari table angka.
Photo-enhancement programs, mengijinkan memanipulasi warna dan
menggunakan spesialefek untuk merubah photo.
Desktop publishing programs, menggabungkan keistimewaan dari beberapa
metode untuk menciptakan produk yang rumit seperti laporan berkala dan
buku.
c) Menciptakan Presentasi Grafik
Petunjuk untuk mempersiapkan presentasi grafik, yang mempergunakan
software seperti PowerPoint dan Keynote, adalah sebagai berikut:
Pilih dengan hati-hati tipe font, ukuran, dan warna. Arial adalah jenis huruf
sans serif dan mudah untuk dibaca. Ukuran font dari 24 atau lebih besar tentu
saja dapat dibaca dengan mudah. Warna teks harus cukup kontras dengan
warna latar belakang pada tampilan. Letakan kalimat di atas atau di bawah
yang sesuai dan cocok.
Gunakan latar belakang polos dan berwarna muda. Latar belakang yang terlalu
ramai dengangambar-gambar akan membingungkan penonton. Kebanyakan
orang menemukan bahwa “teks berwarna gelap akan mudah terbaca pada latar
belakang berwarna terang” daripada “teks berwarna terang pada latar belakang
gelap”.
Letakkan judul pada tengah atas atau kiri atas tampilan atau slide. Untuk
membantu penonton mengikuti organisasi presentasi anda, gunakan judul atau
sub judul yang deskriptif di posisi atas tiap tampilan atau slide anda.
14
Gunakan komunikasi yang singkat dan ringkas pada tampilan anda. Jaga
jumlah kata dalam tiap tampilan seminimal mungkin. Jika anda ingin
menampilkan banyak kata maka gunakan tampilan berikutnya.
Gunakan sebuah template untuk membuat sebuah format gambar yang
konsisten. Jika anda ingin menciptakan presentasi di mana semua tampilan
atau slide memperlihatkan latar belakang yang berwarna sama, anda dapat
menggunakan template yang sudah tersedia atau anda menciptakan sendiri
sebuah template yang akan anda gunakan pada seluruh slide.
Gunakan tampilan yang tersedia (master slide) untuk membuat format teks
yang konsisten. Master slide ini mengijinkan anda untuk meletakkan teks
dengan font yang khusus di tempat yang sama di tiap slide.
Minimalkan bunyi “bel dan siulan”. Anda harus menciptakan presentasi
dengan memperkuat konten atau isi tampilan anda daripada memperbanyak
bunyi-bunyian untuk menarik perhatian penonton. Penggunaan berlebihan dari
“fitur-fitur penarik perhatian” pada tampilan anda akan membingungkan dan
mengganggu penonton. Jangan gunakan fitur itu dengan berlebihan hanya
karena PowerPoint memilikinya.
Gunakan gambar yang tepat, hindari penambahan gambar yang tidak perlu dan
tidak relevan pada tampilan anda. Pilih dan ciptakan gambar yang dengan
efektif dapat menyampaikan pesan anda (Routledge, 2010)
E. Cara Mengambil Gambar
1. Fotografi
Fotografi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah seni dan
penghasilan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. Saat
menangkap gambar menggunakan kamera kita harus tahu bahwa semua kamera
menjalankan prinsip yang sama walaupun bentuk dan ukuran berbeda. Cahaya
dipantulkan melalui suatu subjek dan melewati lensa sehingga membentuk sebuah
gambar pada alat perekam.
Cahaya bisa berasal dari sinar matahari maupun lampu. Suatu gambar sangat
tergantung pada cahaya. Tidak bisa terlalu banyak dan juga terlalu sedikit
cahayanya.Jenis kamera yang digunakan juga tergantung pada gambar yang ingin
diambil. Jika gambar yang diambil hanya sekedar jepretan, maka kamera yang
15
digunakan juga biasa. Jika ingin gambar secara close up, maka kamera yang
digunakan adalah kamera yang mempunyai lensa khusus.
Kamera konvensional menggunakan film fotografis yang harus dibuat.
Kamera terbaru dilengkapi dengan teknologi komputer di dalamnya. Terdapat
pemuatan otomatis, pengaturan kecepatan film, paparan, fokus, flash, dan film di
depan. Alternatif penyimpanan saat menangkap gambar digital ialah CD foto. Cd foto
digunakan di mana saat seseorang tidak ingin langsung mencetak foto yang diambil
melalui kamera atau film biasa akan tetapi lebih memilih menyimpannya.
Satu CD biasanya bisa menyimpan 100 – 150 gambar. Ciri lainnya ialah
gambar bisa ditambahkan di dalamnya saat dibutuhkan. Sebuah CD bisa dibaca oleh
sebuah pemutar CD yang tersambung dengan komputer. Ini merupakan cara yang
murah agar bisa menghasilkan banyak gambar besar dalam penyimpanan yang kecil.
Kamera digital menggunakan charge coupled device (CCD) yang bisa
mengubah energi cahaya menjadi data digital. CCD ini tersimpan di dalam kamera
seperti kartu memori yang bisa dipindah dan bisa menyimpan ratusan foto.Jika
kamera konvensional menggunakan film menuntut kita untuk mencetak foto, akan
tetapi tidak dengan kamera digital. Saat kita ingin menangkap gambar hanya dengan
melihat monitor yang ada di kamera kita bisa membidik sebelum menangkap
gambarnya. Di sini kita bisa memilih mana gambar yang ingin disimpan dan ingin
dihapus. (Smaldino, 2011 : 97-98)
2. Pemindai (Scanner)
Sejalan dengan perkembangan teknologi, membuat gambar visual juga
berpindah menjadi gambar digital. Hal ini memungkinkan seseorang menangkap,
menyunting, menampilkan, berbagi, dan menghubungkan gambar diam dan video. Ini
bisa membuat proses yang mudah bagi seorang guru atau siswa. Gambar bisa
dikirimkan ke komputer atau peralatan digital lainnya, disimpan atau berbagi.
Teknologi seperti di atas bisa memberikan media kepada para siswa dalam membuat
gambar visual dan memadukannya dengan materi yang berbasis komputer. Para siswa
bisa mengimpor gambar ke komputer mereka seperti apa adanya, mengembangkan,
maupun mengubahnya menggunakan piranti lunak atau software. Hal ini juga bisa
menjadikan para siswa cepat dalam membuat dokumen agar lebih menarik dalam
belajar.
16
Pemindai atau scanner ini seperti mesin fotokopi yang terhubung dengan
komputer menggunakan kabel khusus. Pengguna mengangkat tutup pemindai dan
menempatkan gambar ke arah bawah kaca. Software khusus di komputer yang akan
melakukan scan. Alat ini bisa mengubah gambar optik menjadi muatan listrik yang
nantinya akan menjadi gambar digital (Smaldino, 2011 : 99).
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Membuat media pembelajaran dengan visual haruslah kreatif dan menarik karena
hal itu akan berpengaruh pada proses pembelajaran yang nantinya akan menghasilkan
pembelajaran yang efektif. Banyak hal yang harus diperhatikan saat menggunakan visual
dalam pembelajaran agar bermanfaat dalam penyerapan informasi atau pesan yang akan
disampaikan oleh guru dan membantu dalam mengembangkan imajinasi dan pola pikir
anak. Oleh karena itu, para pendidik dapat memanfaatkan media-media khususnya media
visual untuk mempermudah dalam pemberian materi yang akan diberikan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Ramadhyani dan Yane Athena. 2012. Prinsip-prinsip Visual. Jurnal
http://brankasmultimedia.file.wordpress.com/2012/03/prinsip-prinsip-visual1.pdf
diakses pada 18 April 2017 pukul 10.43
Lamatenggo, Hamzah. 2010. Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara
Purnamawati dan Eldarni. 2001. Media Pembelajaran. Jakarta: CV. Rajawali
Routledge. 2010. Teaching Visual Literacy in the Primary Classroom Tim Stafford Stafford,
T
Smaldino, Sharon E. dkk. 2011. Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group