Download - Presentation Kmb 1

Transcript
Page 1: Presentation Kmb 1

Nama kelompok: 10

ASUHAN KEPERAWATAN DECOMPENSASI CORDIS

Eni suryaniVety anggrianiAris albar

Page 2: Presentation Kmb 1

A. Anatomi dan Fisiologis Jantung Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot sarat lintang, tetapi cara kerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita.

Bentuk JantungBentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpil ( pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis.

LetakDidalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastrium anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara kota V dan VI dua jari dibawah papila mamae pada tempet ini teraba adanya pukulan jantung disebut iktus kordis.

UkuranUkuran jantung + sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira – kira 250 – 300 gr.

LapisanAdapun lapisan jantung terdiri atas :

• Endokardium• Miokardium• Perikardium

Page 3: Presentation Kmb 1

Pembuluh Darah Jantung1. Arteri Koroner2. Superior Vena Cava3. Inferior Vena Cava4. Aorta5. Pulmonary Artery6. Pulmonary Vein

Page 4: Presentation Kmb 1

Ruang jantunga. Atrium Kananb. Ventrikel Kananc. Atrium Kirid. Ventrikel Kirie. Otot Papilera. Korda tendinea

Page 5: Presentation Kmb 1

Katup- katup jantung

a. Katup trikuspidb. Mitral Valvec. Pulmonary valved. Katup aurota

Page 6: Presentation Kmb 1

Pergerakan Jantung1. Periode konstriksi (periode distol). 2. Periode dilatasi (periode diastol). 3. Periode istirahat.

Page 7: Presentation Kmb 1

B. Konsep Dasar Gagal Jantung Kongestif1. Pengertian

Dekompensasi kordis adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan kemampuan fungsi kontraktilitas yang berakibat pada penurunan fungsi pompa jantung (Tabrani, 1998; Price ,1995).

Kegagalan miokard (Gagal Jantung) ialah ketidak mampuan jantung untuk berkontraksi dengan sempurna sehingga mengakibatkan curah jantung menurun (Soeparman.1987.193)

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gagal jantung kongestif merupakan ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah secukupnya untuk memenuhi keperluan metabolisme jaringan tubuh pada keadaan tertentu,yang disebabkan kelainan struktur atau fungsi jantung sehingga mengakibatkan curah jantung menurun.

Page 8: Presentation Kmb 1

2. EtiologiTerjadinya gagal jantung dapat disebabkan :Disfungsi miokard (kegagalan miokardial)1. Ketidakmampuan miokard untuk berkontraksi dengan sempurna

mengakibatkan isi sekuncup ( stroke volume) dan curah jantung (cardiac output) menurun

2. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (systolic overload)Beban sistolik yang berlebihan yang dihadapi ventrikel pada waktu kontraksi(sistolik), dalam batas tertentu dapat ditanggulangi oleh kemampuan kontraktilitas miokard ventrikel.

3. Beban volum berlebihan-pembebanan diastolic (diastolic overload)beban isian ke dalam ventrikel yang berlebihan pada waktu diastolik dalam batas tertentu masih dapat ditampung oleh ventrikel (preload yang meningkat).

4. Peningkatan kebutuhan metabolic-peningkatan kebutuhan yang berlebihan (demand overload).

5. Gangguan pengisian (hambatan input)

Page 9: Presentation Kmb 1

3. Patofisiologi

Cardiak output yang tidak adekuat memicu beberapa respon kompensasi yang berusaha untuk mempertahankan perpusi organ-organ tubuh yang fital. Respon awal adalah stimulus kepada syaraf simpatis yang menimbulkan dua pengaruh utama:

• Meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontaraksi myocardium• Vasokontriksi periferVasokontriksi perifer menggeser arus darah arteri ke organ-organ yang kurang vital, seperti kulit dan

ginjal dan juga ke organ-organ yang lebih vital, seperti otak. Kontriksi vena meningkatkan arus balik dari vena kejantung.

Pada permulaan respon berdampak perbaikan terhadap kardiak output, namun selanjutnya meningkatkan kebutuhan oksigen untuk myocardium, meregangkan serabut-serabut myocardium dibawah garis kemampuan kontraksi.

Jenis kompensasi yang kedua terdiri dari mengaktifkan sistem renin-angiotensin. Penurunan darah dalam ginjal dan dampak dari kecepatan filtrasi glomerulus memicu dilepasnya renin yang berinteraksi dengan sngiotensinogen untuk membentuk angiotensin 1, perubahan angiotensin 1 ke angiotensin 2 yang selanjutnya berdampak vasokontriksi perifer dan peningkatan reabsorsi sodium dan air oleh ginjal.

Ketiga bentuk mekanisme kompensasi terdiri dari perubahan struktur myocardium sendiri. Lama kelamaan myocardium ventikular menebal atau menjadi hipertropi untuk memperbaiki kontriksi.

Pada permulaan, sebagian dari jantung mengalami kegagalan. Karena ventrikel kiri paling sering terserang artherosclerosis koroner dan hipertensi maka kegagalan jantung dimulai dari ventrikel kiri.

Page 10: Presentation Kmb 1
Page 11: Presentation Kmb 1

5. Manifestasi Klinis• Gejala – gejala klinis dari gagal jantung adalah :• Perasaan badan lemah• Cepat lelah• Berdebar-debar• Sesak nafas• Pembesran jantung• Batuk• Anoreksia• Keringat dingin.• Takhikardia• Dispnea• Paroxysmal nocturnal dyspnea• Ronki basah paru dibagian basal• Cemas• Oliguri akibat dari penurunan aktifitas GI• Kulit dingin dan pucat• Bunyi jantung S3 dan S4• Batuk• Orthopnea• Edema perifer• Hati membesar

Page 12: Presentation Kmb 1

6. Komplikasi – Syok kardiogenik– Episode tromboemboli– Efusi dan temponade perikardium

Page 13: Presentation Kmb 1

7. Pemeriksaan Penunjang • Pada pemeriksaan dapat dibagi menjadi dua yaitu :

– Diagnostik • Pemeriksaan fisik EKG untuk melihat ada tidaknya infark myocardial akut, dan

guna mengkaji kompensaai sepperti hipertropi ventrikel• Katerisasi jantungmembedakan gagal jantung sisi kiri versus sisi kanan dan

stenosis katup.• Echocardiografi dapat membantu evaluasi miokard yang iskemik atau nekrotik

pada penyakit jantung koroner• Film X-ray thorak untuk melihat adanya kongesti pada paru dan pembesaran

jantung• Chest radiography : melihat gambaran pembesaran dari jantung, congesti pada

vena dan paru

– Laboratorium • Analisa gas darah (AGD): terjadi peningkatan PCO2• Elektroloit : mungkin meningkat karena perpindahan cairan/penuruan fungsi

ginjal atau terapi diuretik

Page 14: Presentation Kmb 1

8. PenatalaksanaanPada umumnya semua penderita gagal jantung dianjurkan

untuk membatasi aktivitas sesuai beratnya keluhan. Terapi nonfarmakologi antara lain: diet rendah garam, mengurangi berat badan, mengurangi lemak, mengurangi stress psikis, menghindari rokok, olahraga teratur (Nugroho, 2009)

Beban awal dapat dikurangi dengan pembatasan cairan, pemberian diuretika, nitrat, atau vasodilator lainnya. Beban akhir dikurangi dengan obat-obat vasodilator, seperti ACE-inhibitor, hidralazin. Kontraktilitas dapat ditingkatkan dengan obat ionotropik seperti digitalis, dopamin, dan dobutamin (Sugeng dan Sitompul, 2003).

Page 15: Presentation Kmb 1

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS PADA KLIEN DENGAN DECOMPENSASI CORDIS

A. Pengkajian• Riwayat Kesehatan/Keperawatan

1. Keluhan Utama :– Lemah beraktifitas– Sesak nafas– Nyeri dada

• Riwayat Penyakit Sekarang :– Penyebab kelemahan fisik setelah melakukan aktifitas ringan sampai berat.– Seperti apa kelemahan melakukan aktifitas yang dirasakan, biasanya disertai sesak nafas.– Apakah kelemahan fisik bersifat local atau keseluruhan system otot rangka dan apakah

disertai ketidakmampuan dalam melakukan pergerakan.– Bagaimana nilai rentang kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.– Kapan timbulnya keluhan kelemahan beraktifitas, seberapa lamanya kelemahan beraktifitas,

apakah setiap waktu, saat istirahat ataupun saat beraktifitas.• Riwayat Penyakit Dahulu :

– Apakah sebelumnya pernah menderita nyeri dada, darah tinggi, DM, hiperlipidemia.– Obat apa saja yang pernah diminum yang berhubungan dengan obat diuretic, nitrat,

penghambat beta serta antihipertensi. Apakah ada efek samping dan alergi obat.

Page 16: Presentation Kmb 1

Riwayat Keluarga :

a. Penyakit apa yang pernah dialami keluarga dan adakah anggota keluarga yang meninggal, apa penyebab kematiannya.

• Riwayat Pekerjaan dan Kebiasaan :– Situasi tempat kerja dan lingkungannya– Kebiasaan dalam pola hidup pasien.– Kebiasaan merokok

• Aktivitas dan Istirahat– Gejala : Mengeluh lemah, cepat lelah, pusing, rasa berdenyut dan berdebar.

Mengeluh sulit tidur (ortopneu, dispneu paroksimal nokturnal, nokturia, keringat malam hari).– Tanda: Takikardia, perubahan tekanan darah, takpineu, dispneu.

• Sirkulasi– Gejala: CRT (cafirallirefil time) labih dari dua detik, edema, riwayat murmur jantung dan palpitasi, TD rendah,

takikardi, disritmia, bunyi jantung S3 dan S4, nadi perifer lemah, sianosis, ronki– Tanda: Getaran sistolik pada apek, bunyi jantung; S1 keras, pembukaan yang keras, takikardia. Irama tidak

teratur; fibrilasi arterial.• Integritas Ego

– Gejala: ansietas, takut dan stres– Tanda: menunjukan kecemasan; gelisah, berkeringat, gemetar. Takut akan kematian, keinginan mengakhiri

hidup, merasa tidak berguna.• Makanan / Cairan

– Gejala: Mengeluh terjadi perubahan berat badan, penggunaan diuretik, mual muntah, anoreksia, edema ekstremitas bawah.

– Tanda: Edema umum, hepatomegali dan asites, pernafasan payah dan bising usus menurun.• Neurosensoris

– Gejala: Mengeluh kesemutan, pusing– Tanda: Kelemahan, latergi, disorientasi, tersinggung perubahan perilaku.

• Pernafasan– Gejala: Mengeluh sesak, batuk menetap atau nokturnal proximal noktural dispneu, batuk dengan atau tanpa

sputum.

Page 17: Presentation Kmb 1

Tanda: Takipneu, bunyi nafas; krekels, mengi, gelisah, dispneu, penggunaan otot bantu pernapasan, batuk kering dan produktif.

• Keamanan– Gejala: Perubahan fungsi mental, kehilangan

kekuatan/penurunan tonus otot– Tanda: Kelemahan tubuh

• Penyuluhan / pembelajaran– Gejala: Menanyakan tentang keadaan penyakitnya.– Tanda: Menunjukan kurang informasi

Page 18: Presentation Kmb 1

B. ANALISA DATA

Data yang dikumpulkan dikelompokkan meliputi : data subyektif dan data obyektif kemudian dari data yang teridentifikasi masalah dan kemungkinan penyebab dapat ditentukan yang menjadi acuan untuk menentukan diagnosa keperawatan. Meliputi :

1. Data subjektifitasa) Status respiratorik : dypnea, othopnea,(faktor-faktor pencetus,

derajatnya, faktor-faktor yang meringankan)b) Tanda-tanda retensi cairan : kenaikan BB, edema kaki, kulit terasa

bengkakc) Kenyamann nyeri abdomen, nyeri anginad) Pengetahuan dan jenis pengobatan dan jenis pengobatane) Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengkonfensasif) Kemampuan penyesuaiang) Pemahaman khusus mengenai kondisi

Page 19: Presentation Kmb 1

Data objekifa) Distensi vena pada leher: ada tidaknya, tingkatannyb) Edema : lokasi dan derajatnyac) Distensi abdomend) Penimbangan BB setiap hari biasanya setelah

pengosongan kandung kemih dan sebelum makan pagi

e) bunyi nafasf) Gallops Rhytme dan auskultasi jantungg) Tingkat kesadaranh) Kesulitan bernafas pada waktu aktifitas dan

perubahan nadi nadi

Page 20: Presentation Kmb 1

C. Diagnosa Keperawatan .

Adapun diagnosa keperawatan yang berdasarkan teoritis ada lima, yaitu:

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial.

2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran arteri vena dengan keterlibatan katup mitral.

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan.

4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama.5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kondisi,

program pengobatan berhubungan dengan kurang pemahaman/kesalahan persepsi tentang hubungan fungsi jantung/penyakit.

Page 21: Presentation Kmb 1

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial• Intervensi :

– Observasi TD, nadi perifer, catat bunyi jantung• Rasional : S1 S2 mungkin lemah akibat pompa jantung yang menurun. S3, S4

menunjukan stenosis katup. Penurunan curah jantung dapat menuurunkan irama nadi.– Observasi warna kulit dan kaji frekwensi dan irama jantung.

• Rasional: pucat menunjukan menurunnya suplai darah keperifer– Pantau haluan urin, catat penurunan haluaran dan kepekatan/konsentrasi urin

• Rasional: ginjal berespon untuk mmenurunkan curah jantung dengan menahan cairan dan natrium– Tinggikan kaki hindari tekanan pada bawah lutut, tingkatkan aktivitas sesuai

toleransi• Rasional: menurunkan status vena dan dapat menurunkan pembentukan trombus

– Berikan oksigen sesuai indikasi• Rasional: Meningkatkan konsentrasi oksigen dalam darah dan kebutuhan miokard

– Berikan diuretik(furosemid), vasodilator(nitrat).• Rasional: diuretik mempengaruhi Reabsobsi natrium dan air sehingga menurunkan

terjadinya edema , vasodilator digunakan untuk meningkatkan curah jantung.

Page 22: Presentation Kmb 1

2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran arteri vena dengan keterlibatan katup mitral.

• Kaji status mental klien secara teratur• Rasional: Mengetahui derajat hipoksia pada otak• Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer dan diaforesis secara teratur.• Rasional: Mengetahui derajat hipsemia dan peningkatan tahanan perifer• Kaji kualitas peristaltik k/p pasang sonde• Rasional: Mengetahui pengaruh hipoksia terhadap fungsi saluran cerna. serta

dampak penurunan elektrolit.• Kaji adanya kongesti hepar pada abdomen kanan atas• Rasional: Sebagai dampak gagal jantung, kanan jika berat akan ditemuka adanya

tanda kongesti• Ukur tanda vital, periksa lab : Hb, Ht, BUN, Sc, BGA sesuai peasanan.• Rasional: Untuk mengetahui keadekuatan fungsi dan vaskulrasisai secara

keseluruhan. Jika terjadi dekompensasi ditambah komlikasi Hb rendah, Ht tinggi akan memeperberat gangguan perfusi. Gangguan perfusi yang berat (PCO2 tinggi) akan mengurangi aliran darah ke ginjal sehingga ginjal dapat mengalami gangguan fungsi yang dapat dimonitir dari peningkatan kadar BUN, Sc.

Page 23: Presentation Kmb 1

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan.– Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila pasien

menggunakan vasodilator,diuretik,penyekat beta.• Rasional: Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat (vasodilatasi),

perpindahan cairan (diuretik) atau pengaruh fungsi jantung.– Catat respon kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi,

disritmia,dipsnea,berkeringat,pucat.• Rasional: penurunan atau ketidak mampuan miokardium untuk meningkatkan volume

sekuncup selama aktivitas.– Kaji presipitator/penyebab kelemehan contoh pengobatan, nyeri, obat.

• Rasional: Kelemahan adalah efek samping beberapa obat. Nyeri dan program penuh stres juga memerlikan energi dan menyebabkan kelemahan– Evaluasi peningakatan intoleransi aktivitas

• Rasional: dapat menunjukan peningkatan dekompensasi jantung daripada kelebihan aktivitas– Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi. Selagi periodi aktivitas

dengan periodi istirahat• Rasional: Pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien tampa mempengaruhi stres miokard/

kebutuhan oksigen berlebihan.– Inflementasikan program rehabilitasi jantung/aktivitas

• Rasional: Peningkatan bertahap pada aktivitas menghindari kerja jantung/ konsumsi oksigen berlebihan.

Page 24: Presentation Kmb 1

4. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama.– Pijat area kemerahan atau yang memutih

• Rasional: Meningkatkan aliran darah, meminimalkan hipoksia jaringan.– Ubah posisi sering di tempat tidur/kursi, bantu latihan rentang gerak

pasif/aktif.• Rasional: memperbaiki sirkulasi/menurunkan waktu satu area yang

menggangu aliran darah.– Berikan perawatan kulit sering meminimalkan dengan kelembaban/ekskresi.

• Rasional: Terlalu kering atau lembab merusak kulit dan mempercepat kerusakan.– Hindari obat intramuskuler.

• Rasional: Edema interstisial dan gangguan sirkulasi memperlambat absorpsi obat dan predisposisi untuk kerusakan kulit/terjadinya infeksi.– Berikan tekanan alternatif/kasur,kulit domba,perlindungan siku/ tumit.

• Rasional: menurunkan tekanan pada kulit, dapat memperbaiki sirkulasi.

Page 25: Presentation Kmb 1

5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kondisi, program pengobatan berhubungan dengan kurang pemahaman/kesalahan persepsi tentang hubungan fungsi jantung/penyakit

• Diskusikan fungsi jantung normal. Meliputi informasi sehubungan dengan perbedaan pasien dari fungsi normal. Jelaskan perbedaan antara serangan jantung dan GJK.keadaanya sekarang .

• Rasional: pengetahuan proses penyakit dan harapan dapat memudahkan ketaatan pada program pengobatan.

• Kuatkan rasional pengobatan• Rasional: pemahaman program, obat dan pembatasan dapat meningkatkan kerja sama untuk mengontrol

gejala.• Diskusikan pentingnya istirahat diantara aktivitas• Rasional: Aktivitas fisik berlebihan dapat berlanjut menjadi melemahkan jantung,eksarbasi kegagalan.• Diskusikan pentingnya pembatasan natrium• Rasional: pemasukan diet natrium diatas 3g/hari akan menghasilkan efek diuretik.• Diskusikan obat, dan tujuan dan efek samping.berikan instruksi secara verbal dan tertulis.• Rasional: pemahaman kebutuhan terapeutik dan pentingnya upaya pelaporan efek samping dapat

mencegah terjadinya komplikasi obat.• Anjurkan diet pada pagi hari • Rasional: memberikan waktu adekuat untuk efek obat sebelum waktu tidur untuk mencegah/ membatasi

menghentikan tidur.• Anjurkan dan lakukan demonstrasi ulang • Rasional: meningkatkan pemantauan sendiri pada kondisi atau efek obat.• Bahas ulang tanda/gejala yang memerlukan perhatian medik cepat.• Rasional: pemantauan sendiri meningkatkan tanggung jawab pasien dalam pemeliharaan kesehatan.


Top Related