Download - PRESENTASI revisi
MATERI KEFARMASIANMATERI KEFARMASIAN
INSTALASI FARMASIINSTALASI FARMASIBBKPM SURAKARTABBKPM SURAKARTA
RESEPRESEP
• Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker untuk membuat dan atau menyerahkan obat kepada pasien.
• Yang berhak menulis resep :
a.Dokter
b.Dokter gigi
c. Dokter hewan
Resep harus ditulis jelas dan lengkap.
Dalam resep harus memuat :
a. Nama, alamat, dan Nomor ijin praktek Dokter.
b. Tanggal penulisan resep
c. Tanda R/ pada bagian kiri
d. Nama setiap obat /komposisi obat
e. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura)
f. Tanda tangan/paraf dokter penulis resep
g. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimal.
• Resep yang mengandung narkotika harus ditulis tersendiri yaitu tidak boleh ada iterasi (ulangan), ditulis nama pasien, alamat pasien dan aturan pakai yang jelas.
• Untuk penderita yang segera memerlukan obat , dokter menulis di bagian kanan atas resep : Cito, Statim, Urgent = segera, PIM (Periculum in mora) = berbahaya bila ditunda.
Contoh resep Contoh resep (1)(1)dr. Supriyadi
SIP No. 228/K/84
Jl Budi Kemuliaan No. 8A
Jakarta
Telp. 422655
Jakarta, 13-5-2010
R/ Aminofilin 100 mg
Salbutamol 2 mg
m.f. Pulv. dtd no. XV da in caps.
S 2 dd 1
R/ Metil prednisolon 4 mg No. X
S 2 dd 1
R/ Asam mefenamat 500 mg tab No. X
S p.r.n. p.c.
R/ Antacid syr No. I
S 3 dd C a.c.
Paraf/TTD Dokter
Pro : Bp. Marzuki (55 th)
dr. Lestari
SIP No. 330/K/87
Jl Batik No. 10 Solo
Telp. 288910
Solo, 12-2-2010
R/ Parasetamol 120 mg
CTM 1 mg
Gliseril guaiakolat 50 mg
m.f. Pulv. dtd no. XV
S 3 dd 1
R/ Amoksisilin syr No. I
S 3 dd cth
R/ Klonat cr No. I
S m et v u.e
Paraf/TTD Dokter
Pro : An. Ilham (5 th)
Contoh resep Contoh resep (2)(2)
Pengobatan TBPengobatan TB
Prinsip pengobatan :• Kombinasi obat, dalam jumlah cukup dan dosis
tepat• Dilakukan pengawasan langsung oleh
Pengawas Menelan Obat (PMO)• 2 tahap :
a. Tahap awal (intensif)
b. Tahap Lanjutan
Jenis, sifat, dan dosis OATJenis, sifat, dan dosis OAT
Jenis OAT Sifat
Dosis yang direkomendasikan (mg/kg)
Harian 3 x seminggu
Isoniazid (H) Bakterisid 5 (4-6) 10 (8-12)
Rifampicin ( R ) Bakterisid 10 (8-12) 10 (8-12)
Pyrazinamide (Z) Bakterisid 25 (20-30) 35 (30-40)
Streptomycin (S) Bakterisid 15 (12-18) -
Ethambutol (E) Bakteriostatik 15 (15-20) 30 (20-35)
Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia :
a.Kategori 1 : 2HRZE/4(HR)3
b.Kategori 2 : 2HRZES/(HRZE)/5(HR)3E3
c.OAT sisipan : HRZE
d.OAT anak : 2HRZ/4HR
Paduan OAT kategori 1 dan 2 disediakan dalam bentuk paket FDC (Fixed-Doses Combination), sedangkan kategori anak sementara ini dalam bentuk OAT Kombipak.
FDC KATEGORI 1FDC KATEGORI 1
• Pasien baru TB paru BTA (+)
• Pasien TB paru BTA (-) foto toraks (+)
• Pasien TB ekstra paru
FDC KATEGORI 1FDC KATEGORI 1
Dosis paduan OAT FDC Katagori 1 : 2(HRZE)/ 4(HR)3Dosis paduan OAT FDC Katagori 1 : 2(HRZE)/ 4(HR)3
Berat Badan
Tahap Intensif tiap hari selama 56 hari
Tahap Lanjutan 3 x seminggu selama 16
minggu
RHZE (150/75/400/275) RH (150/150)
30-37 kg 2 tablet 4FDC 2 tablet 2FDC
38-54 kg 3 tablet 4FDC 3 tablet 2FDC
55-70 kg 4 tablet 4FDC 4 tablet 2FDC
≥ 71 kg 5 tablet 4FDC 5 tablet 2FDC
Dosis paduan OAT Kombipak Katagori 1 : 2HRZE/ 4H3R3Dosis paduan OAT Kombipak Katagori 1 : 2HRZE/ 4H3R3
Tahap Pengobatan
Lama Pengobatan
Dosis per hari/kaliJumlah hari/kali menelan
obat
Tablet Isoniazid @
300 mg
Kaplet Rifampisin @ 450 mg
Tablet Pirazinamid @ 500 mg
Tablet Etambutol @
250 mg
Intensif 2 bulan 1 1 3 3 56
Lanjutan 4 bulan 2 1 - - 48
FDC KATEGORI 2FDC KATEGORI 2
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)
FDC KATEGORI 2FDC KATEGORI 2
Dosis paduan OAT FDC Kategori 2: Dosis paduan OAT FDC Kategori 2: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E32(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
Berat Badan
Tahap Intensif tiap hari Tahap Lanjutan 3 x
seminggu
RHZE (150/75/400/275) + S RH (150/150)+E(400)
Selama 56 hari Selama 28 hari Selama 20 minggu
30-37 kg2 tablet 4FDC 2 tablet 4FDC 2 tablet 2FDC
+ 500 mg Streptomisin inj. + 2 tab Etambutol
38-54 kg3 tablet 4FDC 3 tablet 4FDC 3 tablet 2FDC
+ 750 mg Streptomisin inj. + 3 tab Etambutol
55-70 kg4 tablet 4FDC 4 tablet 4FDC 4 tablet 2FDC
+ 1000 mg Streptomisin inj. + 4 tab Etambutol
≥ 71 kg5 tablet 4FDC 5 tablet 4FDC 5 tablet 2FDC
+ 1000 mg Streptomisin inj. + 5 tab Etambutol
Untuk pasien yang berumur > 60 th dosis maksimal untuk streptomisin adalah 500 mg tanpa memperhatikan berat badan.
Dosis paduan OAT Komnipak Kategori 2: Dosis paduan OAT Komnipak Kategori 2: 2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3)2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3)
Tahap Pengobatan
Lama Pengoba
tan
Dosis per hari/kali
Streptomisin injeksi
Jumlah hari/kali menelan
obat
Tablet Isoniazid
@ 300 mg
Kaplet Rifampisin @ 450 mg
Tablet Pirazinamid @ 500 mg
Etambutol
Tablet @ 250 mg
Tablet @ 400 mg
Intensif 2 bulan 1 1 3 3 - 0,75 g 56(dosis harian)
1 bulan 1 1 3 3 - - 28
Lanjutan (dosis 3 x seminggu)
4 bulan 2 1 - 1 2 - 60
FDC SISIPANFDC SISIPAN
• Diberikan kepada pasien BTA (+) yang pada akhir pengobatan intensif masih tetap BTA (+)
Dosis FDC Sisipan: (HRZE)Dosis FDC Sisipan: (HRZE)
Berat Badan
Tahap Intensif tiap hari selama 28 hari
RHZE (150/75/400/275)
30-37 kg 2 tablet 4FDC
38-54 kg 3 tablet 4FDC
55-70 kg 4 tablet 4FDC
≥ 71 kg 5 tablet 4FDC
Dosis OAT Kombipak Sisipan : HRZEDosis OAT Kombipak Sisipan : HRZE
Tahap Pengobatan
Lamanya Pengobatan
Tablet Isoniazid
@ 300 mg
Kaplet Rifampisin @ 450 mg
Tablet Pirazinamid @ 500 mg
Etambutol @ 250 mg
Jumlah hari/kali menelan
obat
Tahap intensif (dosis harian)
1 bulan 1 1 3 3 28
Dosis OAT FDC anak Dosis OAT FDC anak
Berat Badan (kg)
2 bulan tiap hari 4 bulan tiap hari
RHZ (75/50/150) RH (75/50)
5-9 1 tablet 1 tablet
10-14 2 tablet 2 tablet
15-19 3 tablet 3 tablet
20-32 4 tablet 4 tablet
Sumber data : IDAI
KOMBIPAK ANAKKOMBIPAK ANAK
Dosis OAT Kombipak anak: 2RHZ / 4RHDosis OAT Kombipak anak: 2RHZ / 4RH
Jenis ObatBB BB BB
< 10 kg 10 - 19 kg 20 - 32 kg
Isoniazid 50 mg 100 mg 200 mg
Rifampicin 75 mg 150 mg 300 mg
Pirazinamid 150 mg 300 mg 600 mg
Dosis OAT pada anakDosis OAT pada anak
Nama obatDosis harian Dosis maksimal
Efek samping(mg/kgBB/hari) (mg per hari)
Isoniazid 5 - 15* 300hepatitis, neuritis perifer, hipersensitivitas
Rifampisin 10 - 20 600
gastrointestinal, reaksi kulit, hepatitis, trombositopenia, peningkatan enzim hati, cairan tubuh berwarna oranye kemerahan
Pirazinamid 15 - 30 2000 toksisitas hati, artralgia, gastrointestinal
Etambutol 15 - 20 1250
neuritis optik, ketajaman mata berkurang, buta warna merah-hijau, penyempitan lapang pandang, hipersensitivitas, gastrointestinal
Streptomisin 15 - 40 1000 ototoksik, nefrotoksik
Bila isoniazid dikombinasikan dengan rifampisin, dosisnya tidak boleh melebihi 10 mg/kgBB/hari
Profilaksis TB untuk anakProfilaksis TB untuk anak
• Bila hasil evaluasi dengan sistem scoring didapat skor < 5, diberikan INH dengan dosis 5-10 mg/kgBB/hari selama 6 bulan.
• Bila anak tersebut belum imunisasi BCG, setelah pengobatan pencegahan selesai dilakukan imunisasi BCG.
Pengobatan TB pada keadaan khususa. Kehamilan
OAT aman untuk kehamilan, kecuali Streptomisinb. Ibu menyusui dan bayinya
OAT aman untuk ibu menyusui dan bayinyac. Pasien TB pengguna kontrasepsi
Rifampisin menurunkan efektivitas kontrasepsi hormonald. Pasien TB dengan infeksi HIV/AIDS
Prinsip pengobatan : mendahulukan pengobatan TBe. Pasien TB dengan hepatitis akut
Ditunda sampai hepatitis akutnya mengalami penyembuhanf. Pasien Tb dengan Kelainan hati kronik
Kalau SGOT/SGPT meningkat > 3 kali, OAT dihentikan. Kalau < 3 kali, pengobatan diteruskan tanpa Pirazinamid. Paduan OAT : 2RHES/6RH atau 2HES/10HE
g. Pasien TB dengan gagal ginjalHindari Streptomisin dan Etambutol. Paduan OAT : 2HRZ/4HR
h. Pasien TB dengan DMRifampisin mengurangi efektivitas obat oral antidiabetes sehingga dosis obat antidiabetes ditingkatkan/diganti insulin. Hati-hati pemberian Etambutol, karena memperberat komplikasi retinopathy diabetika.
a. Pasien TB yang perlu mendapat tambahan kortikosteroid• Meningitis TB, TB milier dengan atau tanpa meningitis, TB dengan pleuritis aksudativa, TB
dengan Perikarditis konstriktiva• Selama fase akut diberikan prednison 30-40 mg/hari, dan diturunkan secara bertahapj. Indikasi operasi• TB paru dengan batuk darah berat, fistula bronkopleura, empiema, MDR TB dengan
kelainan paru terlokalisir, TB ekstra paru dengan komplikasi
Efek samping ringan OATEfek samping ringan OAT
Efek samping Penyebab Penatalaksanaan
Tidak ada nafsu makan, mual, sakit perut
RifampisinSemua OAT diminum malam sebelum tidur
Nyeri sendi Pirazinamid Beri analgesik
Kesemutan s/d rasa terbakar di kaki
INH Beri vit B6 100 mg/hari
Warna kemerahan pada air seni
RifampisinBeri penjelasan kepada pasien
Efek samping berat OAT
Efek samping Penyebab Penatalaksanaan
Gatal dan kemerahan kulitSemua jenis OAT
Beri antihistamin, bila berlanjut hentikan semua OAT
Tuli Streptomisin Streptomisin dihentikan
Gangguan keseimbangan StreptomisinStreptomisin dihentikan, ganti Etambutol
Ikterus tanpa penyebab lainHampir semua OAT
Hentikan semua OAT sampai ikterus menghilang
Bingung dan muntah (permulaan ikterus karena obat)
Hampir semua OAT
Hentikan OAT, segera lakukan tes fungsi hati
Gangguan penglihatan Etambutol HentikanEtambutol
Purpura dan renjatan (syok) Rifampisin Hentikan Rifampisin
• Perkembangan teknologi terapi inhalasi memberi manfaat yang besar untuk pasien yang menderita penyakit saluran pernafasan (asma, bronkitis kronis, PPOK, bronkiektasis, sistik fibrosis).
• Keuntungan terapi inhalasi
1. Obat bekerja langsung pada saluran nafas
2. Onset kerja yang cepat
3. Dosis obat yang kecil
4. Efek samping yang minimal karena kadar obat dalam darah minimal
Terapi inhalasiTerapi inhalasi
Sistem penghantaran obat :
a. Metered dose inhaler (MDI)
b. Inhaler serbuk kering (Dry powder inhaler)
contoh : Accuhaler, Turbuhaler, Diskhaler
c. Nebulizer
Contoh jenis obat yang diberikan secara inhalasi :• Bronkodilator• Kortikosteroid
Tipe utama bronkodilator :• Adrenergik1. Adrenalin dan efedrin
2. β2 -simpatomimetika (β2 -agonist)Memiliki 2 aksi : a. Short-acting
bekerja cepat, namun aksinya tidak bertahan lama Contoh : Salbutamol, terbutalin sulfat, tretoquinol, fenoterol, rimiterol, prokaterol, klenbuterol
b. Long-acting Aksinya bisa bertahan sampai 12 jam, tetapi onsetnya lambat, tidak tepat untuk pengobatan serangan akut
Contoh : salmeterol, formoterol• Antikolinergik, misal : Ipratropium bromida• Derivat Xanthin, misal : Teofilin, Aminofilin
Bronkodilator
Dosis obat Dosis obat ββ22 –agonist secara oral dan inhalasi –agonist secara oral dan inhalasi
Obat
Dosis dan interval
Dewasa Anak-anak
Inhalasi
Salbutamol/albuterol 100-200 mcg (1-2 hirupan) 100 mcg (1 hirupan)
Fenoterol 0,2-1,0 mg (1-2 hirupan) > 6 th: 0,2-1,0 mg (1-2 hirupan)
Salmeterol 50 mcg (2 hirupan), 2 x sehari > 6 th: 50 mcg (2 hirupan), 2 x sehari
Formoterol 10 mcg (1 hirupan), 2 x sehari,
max 20 mcg 2 x sehari
Terbutalin 250-500 mcg (1-2 hirupan) 250-500 mcg (1-2 hirupan)
Oral
Salbutamol 4 mg, 3-4 x sehari, max 8 mg < 2 th: 0,2 mg/kg 4 x sehari
2-6 th : 1-2 mg 3-4 x sehari
6-12 th : 2 mg 3-4 x sehari
Terbutalin 2,5 mg 3 x sehari, bisa dinaikkan < 3 th: 1/2 sdk takar, 2-3 x sehari
sampai 5 mg 3 x sehari 3-7 th: 1/2 - 1 sdk takar (1,25 mg),
2-3 x sehari
7-15 th: 1-2 sdm (2,5 mg), 2 x sehari
• Dosis inhalasi antikolinergik : 3-4 dd 2 semprotan dari 20 mcg (bromida)
• Dosis derivat xanthin :
a. Teofilin : 3-4 dd 125-250 mg microfine (retard)
b. Aminofilin : oral 2-4 dd 175-350 mg dalam bentuk tablet salut, pada serangan hebat i.v 240 mg, rektal 2-3 dd 360 mg. Dosis maksimal 1,5 g sehari.
Kortikosteroid Kortikosteroid inhalasiinhalasi
Nama generik Nama dagang di Indonesia
Bentuk Sediaan
Dosis dan Aturan pakai
Beclomethasone dipropionate
Becloment (beclomethasone dipropionate 200μg/ dosis)
Inhalasi aerosol
Inhalasi aerosol: 200μg , 2 kali sehari
anak: 50-100 μg 2 kali sehari
Budesonide Pulmicort (budesonide 100 μg, 200 μg, 400 μg /
dosis)
Inhalasi aerosol
Serbuk inhalasi
Inhalasi aerosol: 200 μg, 2 kali sehari
Serbuk inhalasi: 200-1600 μg / hari dalam dosis terbagi
anak: 200-800 μg/ hari dalam dosis terbagi
Fluticasone Flixotide (flutikason propionate50 μg , 125 μg /dosis)
Inhalasi aerosol
Dewasa dan anak > 16 tahun: 100-250 μg, 2 kali sehari
Anak 4-16 tahun; 50-100 μg, 2 kali sehari