Transcript
Page 1: Presentasi Re Emerging Disease

Re emerging disease

Oleh :1.Mariana Inri 11020031702.Arlia syintia putri 11020050313.Dara indah permatasari 11020050524.Deddy ang 11020050555.Dessy 6.Lutfi aditya 11020051457.Ivana utami 11020051318.Meri wulansari 11020051549.Meyti 10.Anna yuliana 1102006042 11.Eliyah

Page 2: Presentasi Re Emerging Disease

Re-emerging Disease

• Re-emerging Disease (resurging disease) : wabah penyakit

menular yang muncul kembali setelah penurunan yang signifikan

dalam insiden dimasa lampau.

• Atau dengan kata lain re-emerging adalah penyakit infeksi

sebelumnya pernah dikenal, kemudian hilang tetapi muncul

kembali dengan tampilan lebih virulen dan pola epidemilogik.

Page 3: Presentasi Re Emerging Disease

Faktor yang mempengaruhi :

AGENT

• Evolution of pathogenic infectious agents (microbial adaptation & change)

• Development of resistance to drugs • Resistance of vectors to pesticides

Page 4: Presentasi Re Emerging Disease

HOST• Human demographic change (inhabiting new

areas)• Human behaviour (sexual & drug use)• Human susceptibility to infection

(Immunosuppression)• Poverty & social inequality

Page 5: Presentasi Re Emerging Disease

ENVIRONMENT

• Climate & changing ecosystems• Economic development & Land use

(urbanization, deforestation)• Technology & industry (food processing &

handling)

Page 6: Presentasi Re Emerging Disease

Faktor yang mempengaruhi :

• Evolusi dari microbial agent seperti variasi genetik, rekombinasi, mutasi dan adaptasi

• Hubungan microbial agent dengan hewan perantara (zoonotic encounter)

• Perubahan iklim dan lingkungan• Perubahan prilaku manusia seperti penggunaan pestisida,

penggunaan obat antimikrobial yang bisa menyebabkan resistensi dan penurunan penggunaan vaksin.

• Pekembangan industri dan ekonomi• Perpindahan secara massal yang membawa serta wabah penyakit

tertentu (travel diseases)• Perang seperti ancaman penggunaan bioterorisme atau senjata

biologis.

Page 7: Presentasi Re Emerging Disease

Re emerging disease

• Malaria • Antharx • Rabies dan infeksi lyssavirus• Marbug virus• Bovine tuberculosis• Brucella • Plaque• leptospirosis

Page 9: Presentasi Re Emerging Disease

Sekitar 350-500 juta orang terinfeksi dan lebih dari 1 juta kematian setiap tahun, terutama di daerah tropis dan di Afrika di bawah gurun Sahara termasuk Indonesia bag

Timur

Penemu atas penyebab malaria: seorang dokter militer Prancis Charles Louis Alphonse Laveran dpt Penghargaan

Nobel untuk Fisiologi dan Medis pada 1907.

Penyakit infeksi menular oleh parasit dari genus Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan

nyamuk anopheles

Page 11: Presentasi Re Emerging Disease

Plasmodium adalah parasit yang termasuk vilum Protozoa, kelas

sporozoa.

Plasmodium adalah parasit yang termasuk vilum Protozoa, kelas

sporozoa.

Plasmodium vivax : malaria vivax (malaria tertiana ringan).

Plasmodium vivax : malaria vivax (malaria tertiana ringan).

Plasmodium malariae : malaria

kuartana

Plasmodium malariae : malaria

kuartana

Plasmodium falcifarum : malaria falsifarum (malaria tertiana berat), malaria pernisiosa dan

Blackwater faver.

Plasmodium falcifarum : malaria falsifarum (malaria tertiana berat), malaria pernisiosa dan

Blackwater faver.

Plasmodium malariae : malaria

kuartana

Plasmodium malariae : malaria

kuartana

Page 12: Presentasi Re Emerging Disease

Sifat P. falciparum P. vivax P. ovale P. malariae

Daur praeritrosit 5,5 hari 8 hari 9hari 10-15 hari

Hipnozoit - + + -

Jumlah merozoit hati 40.000 10.000 15.000 15.000

Daur eritrosit 48 jam 48 jam 50 jam 72 jam

Eritrosit yg dihinggapi Muda dan normosit Retikulosit dan normosit Retikulosit dannormosit muda

Normosit

Pembesaran eritrosit - ++ + -

Titik-titik eritrosit Maurer Schuffner Schuffner (james) Ziemann

Pigmen Hitam Kuning tengguli Tengguli tua Tengguli hitam

Jumlah merozoit 8 – 24 12 – 18 8 – 10 8

Daur dalam nyamuk pada 27°C

10 hari 8-9 hari 12-14 hari 26-28 hari

BEBERAPA SIFAT PERBANDINGAN DAN DIAGNOSTIK PADA EMPAT SPESIES PLASMODIUM PADA MANUSIA

Page 14: Presentasi Re Emerging Disease

Malaria tertiana (paling ringan), yg disebabkan Plasmodium vivax gejala demam dpt

terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dpt terjadi selama dua minggu stlah infeksi).

Malaria tertiana (paling ringan), yg disebabkan Plasmodium vivax gejala demam dpt

terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dpt terjadi selama dua minggu stlah infeksi).

Malaria kuartana disebabkan Plasmodium malariae, masa inkubasi lebih lama

daripada penyakit malaria tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi.

Gejala kemudian akan terulang lagi tiap tiga hari.

Malaria kuartana disebabkan Plasmodium malariae, masa inkubasi lebih lama

daripada penyakit malaria tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi.

Gejala kemudian akan terulang lagi tiap tiga hari.

Demam rimba (jungle fever), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika,

disebabkan plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering

menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma, mengigau dan kematian.

Demam rimba (jungle fever), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika,

disebabkan plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering

menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma, mengigau dan kematian.

Malaria pernisiosadisebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat

mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.

Malaria pernisiosadisebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat

mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.

JENIS

MALARIA

Page 15: Presentasi Re Emerging Disease

PATOLOGI

Page 16: Presentasi Re Emerging Disease

Perjalanan penyakit malaria terdiri atas serangan demam yang disertai oleh gejala lain

dan diselingi oleh periode bebas penyakit.

Ciri khas demam malaria adalah periodisitasnya.

Ciri khas demam malaria adalah periodisitasnya.

Page 17: Presentasi Re Emerging Disease
Page 18: Presentasi Re Emerging Disease

CARA PENULARAN

Page 19: Presentasi Re Emerging Disease
Page 20: Presentasi Re Emerging Disease

SIKLUS HIDUP PLASMODIUM DALAM TUBUH MANUSIA

SIKLUS HIDUP PLASMODIUM DALAM TUBUH MANUSIA

Page 21: Presentasi Re Emerging Disease

GEJALA KLINIS

Page 22: Presentasi Re Emerging Disease

demam secara periodik berhubungan dengan waktu

pecahnya sejumlah skizon matang dan keluarnya merozoit yang

masuk dalam aliran darah (sporulasi)

demam secara periodik berhubungan dengan waktu

pecahnya sejumlah skizon matang dan keluarnya merozoit yang

masuk dalam aliran darah (sporulasi)

Dimulai dengan gejala prodromal yaitu lesu, sakit kepala, tidak nafsu makan, kadang-kadang disertai

dengan mual dan muntah

STADIUM:menggigil,puncak demam,berkeringat

DEMAM

Page 23: Presentasi Re Emerging Disease

gejala khas terutama pada malaria yang

menahun.

gejala khas terutama pada malaria yang

menahun.

Perubahan limpa biasanya disebabkan oleh kongesti, tetapi kemudian

limpa berubah warna menjadi hitam, karena pigmen yang ditimbun dalam eritsosit yang

mengandung kapiler dan sinusoid

Pada malaria menahun jaringan ikat bertambah tebal, sehingga limpa

menjadi keras.

SPLENOMEGALI

Page 24: Presentasi Re Emerging Disease

Derajat anemia tergantung pada spesies

parasit yang menyebabkannya

Derajat anemia tergantung pada spesies

parasit yang menyebabkannya

Jenis anemia pada malaria adalah hemolitik, normokrom dan

normositik.

Pada serangan akut kadar hemoglobin turun secara mendadak.

Anemia terutama tampak jelas pada malaria falsiparum dengan

penghancuran eritrosit yang cepat dan hebat dan pada

malaria menahun.

ANEMIA

Page 25: Presentasi Re Emerging Disease
Page 26: Presentasi Re Emerging Disease

Gejala klasik, biasanya ditemukan pada

penderita yang berasal dari daerah

non endemis malaria atau yang belum

mempunyai kekebalan (immunitas); atau yang pertama kali menderita

malaria

Gejala klasik, biasanya ditemukan pada

penderita yang berasal dari daerah

non endemis malaria atau yang belum

mempunyai kekebalan (immunitas); atau yang pertama kali menderita

malaria

Tiga stadium berurutan :menggigil (selama 15-60 menit), terjadi setelah pecahnya sizon dalam eritrosit dan keluar zat-zat antigenik yang menimbulkan mengigil-dingin.demam (selama 2-6 jam), timbul setelah penderita mengigil, demam dengan suhu badan sekitar 37,5-40 derajad celcius, pada penderita hiperparasitemia (lebih dari 5 persen) suhu meningkat sampai lebih dari 40 derajad celcius.berkeringat (selama 2-4 jam), timbul setelah demam, terjadi akibat gangguan metabolisme tubuh sehingga produksi keringat bertambah. Kadang-kadang dalam keadaan berat, keringat sampai membasahi tubuh seperti orang mandi. Biasanya setelah berkeringat, penderita merasa sehat kembali.

GEJALA

Page 27: Presentasi Re Emerging Disease

Gejala malaria dalam program pemberantasan malaria :DemamMenggigilBerkeringatDapat disertai dengan gejala lain: Sakit kepala, mual dan muntah. Gejala khas daerah setempat: diare pada balita (di Timtim), nyeri otot atau pegal-pegal pada orang dewasa (di Papua), pucat dan menggigil-dingin pada orang dewasa (di Yogyakarta).

Gejala malaria dalam program pemberantasan malaria :DemamMenggigilBerkeringatDapat disertai dengan gejala lain: Sakit kepala, mual dan muntah. Gejala khas daerah setempat: diare pada balita (di Timtim), nyeri otot atau pegal-pegal pada orang dewasa (di Papua), pucat dan menggigil-dingin pada orang dewasa (di Yogyakarta).

Gejala malaria berat atau komplikasi,:

gejala malaria klinis ringan diatas dengan disertai salah satu gejala di bawah ini :Gangguan kesadaran (>30 menit)Kejang, beberapa kali kejangPanas tinggi diikuti gang kesadaranMata kuning dan tubuh kuningPrdrhan hidung,gusi/ sal pcernaanJumlah kencing kurang (oliguri)Warna urine seperti I tuaKlemahan (tdk bs duduk/berdiri)Nafas sesak

Gejala malaria berat atau komplikasi,:

gejala malaria klinis ringan diatas dengan disertai salah satu gejala di bawah ini :Gangguan kesadaran (>30 menit)Kejang, beberapa kali kejangPanas tinggi diikuti gang kesadaranMata kuning dan tubuh kuningPrdrhan hidung,gusi/ sal pcernaanJumlah kencing kurang (oliguri)Warna urine seperti I tuaKlemahan (tdk bs duduk/berdiri)Nafas sesak

GEJALA

Page 28: Presentasi Re Emerging Disease

MANIFESTASI KLINIK

Page 29: Presentasi Re Emerging Disease

MANIFESTASI KLINIKMalaria ringan atau tanpa komplikasiMalaria ini umumnya disertai gejala dan tanda klinis yang ringan terutama sakit kepala, demam, menggigil dan mual serta tanpa kelainan fungsi organ. Kadang-kadang dapat disertai dengan sedikit penurunan trombosit dan sedikit peningkatan bilirubin serum.

Malaria berat atau dengan komplikasiMalaria berat adalah malaria falsiparum yang cenderung menjadi fatal atau malaria dengan komplikasi Patofisiologi malaria berat sangat kompleks dan tergantung pada sistim organ yang terkena.

Page 30: Presentasi Re Emerging Disease

ANTHRAX

• Penyakit menular akut atau perakut pd hewan ternak (pemamah biak, kuda, babi dll), disertai demam tinggi

• Sinonim → radang limpa, malignant pustule, woolsorters` disease, miltvuur, malignant edema, ragpicker disease

• Bacillus anthracis → Indonesia : Teluk Betung (1884)• Endemis → DKI Jakarta, Ja-Bar, Ja-Teng, Yogyakarta,

NTB, NTT, Sum-Bar, Jambi, Sul-Teng, Sul-Sel dan Papua (DEPKES RI, 2004).

Page 31: Presentasi Re Emerging Disease

ETIOLOGIBacillus anthracis• batang, lurus dgn ujung siku-siku, berkapsul (jar. Tubuh)• bersifat gram (+), Uk. ≥1 mikron dan panjang ≥3 mikron dan

tidak dapat bergerak• bersifat aerob → spora (tanah → puluhan thn)• Bentuk spora lebih tahan terhadap suhu pasteurisasi, oleh

macam-macam desinfektan atau proses pembusukan dibandingkan bentuk vegetatif B. anthracis

Page 32: Presentasi Re Emerging Disease

CARA PENULARAN

Page 33: Presentasi Re Emerging Disease

• inhaled anthrax → spora terhirup dan masuk ke dalam saluran pernapasan

• cutaneous anthrax (95%) → spora mel. kulit yang terluka

• gastrointestinal anthrax → daging dari hewan yang dikonsumsi tidak dimasak dengan baik, sehingga masih megandung spora dan termakan.

Page 34: Presentasi Re Emerging Disease

GEJALA KLINIS• Dalam ≥ 24 jam → demam ≥ 400C• Cutaneus anthrax → Masa inkubasi ± 2-5 hari → gatal, kemudian

melepuh yang jika pecah membentuk keropeng hitam di tengahnya → bengkak & nyeri

• GI anthrax → mual, muntah darah, diare disertai darah, nyeri epigastrium

• Inhalation anthrax → batuk, sesak napas• Meningitis anthrax → sakit kepala dan kejang

Page 35: Presentasi Re Emerging Disease

PENGOBATAN• Antibiotik → penisilin → akan menghentikan

pertumbuhan dan produksi toksin • Antitoksin → mencegah pengikatan toksin

terhadap sel• Terapi tambahan : sedation• Jika toksin sudah menyebar dalam PD dan

telah menempel pada jaringan → tidak dapat dinetralisasi → risiko kematian

Page 36: Presentasi Re Emerging Disease

PENCEGAHAN• cuci tangan sebelum makan• hindari kontak dengan hewan atau manusia yang

sudah terjangkit anthrax• beli daging dari rumah potong hewan yang resmi• masaklah daging dengan sempurna• hindari menyentuh cairan dari luka anthrax• melaporkan secepat mungkin bila ada

masyarakat yang terjangkit anthrax• bagi peternak atau pemilik hewan ternak,

upayakan untuk menvaksinkan hewan ternaknya

Page 37: Presentasi Re Emerging Disease

RABIESRABIES

Page 38: Presentasi Re Emerging Disease

Rabies ?

RABIES : adalah suatu penyakit infeksi, akut menyerang S.S.P. dan biasanya berakibat fatal

Termasuk : “penyakit Zoonosis”

“Penyakit yang dapat ditularkan dari “Hewan” yang menderita Rabies pada manusia”

• melalui gigitan / jilatan* 90% oleh karena anjing

Page 39: Presentasi Re Emerging Disease

Epidemiologi

• Seluruh dunia, kecuali Antartika• Lebih dari 30.000 kasus per tahun• Terbanyak di Asia tenggara, Philipina• Akhir tahun 1977, 5 Propinsi di Indonesia bebas historis

rabies, yaitu Kalimantan Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, Maluku dan Irian Jaya.

• Data tahun 2001menunjukkan terdapat 7 provinsi yang bebas rabies adalah Jawa tengah, Jawa timur, Kalimantan Barat, Bali, NTB, Maluku dan Irian Jaya.

• Data terakhir pada tahun 2004, di Ambon, Maluku jumlah orang yang meninggal akibat rabies tercatat 21 orang

Page 40: Presentasi Re Emerging Disease

Epidemiologi

Page 41: Presentasi Re Emerging Disease

CARA PENULARAN RABIES :

1. Gigitan / jilatan binatang yang terkena rabies2. “Exposure laboratorium”

Suntikan Gigitan hewan percobaan

3. Mucosa conjunctiva (di Laboratorium) cara menggosok bola mata

4. Inhalasi aerosol5. Transplasental tidak terjadi

Page 42: Presentasi Re Emerging Disease

VIROLOGI :

• Famili : Rhabdoviridae, genus Lyssavirus, dgn 7 genotype sudah teridentifikasi

• Bentuk seperti peluru• Virus neurotropik = saraf• Single-strand RNA• Panjang : 120 – 200 nm• Diameter : 100 – 150 nm• Envelope (+)

Page 43: Presentasi Re Emerging Disease

Virus ini akan cepat mati, oleh karena :

• Sinar UV• Sinar matahari• Asam kuat & Basa kuat• Ion-ion Mg

Page 44: Presentasi Re Emerging Disease

PATOGENESIS

Gigitan

anjing

(Rabies)

Suntikan

LUKA

S.S.P

Jaringan tubuh / Kelenjar ludah

* Untuk virus Rabies tidak terjadi “viremia”

Manusia

Susunan saraf sensoris

Susunan saraf perifer

(Replikasi)

Page 45: Presentasi Re Emerging Disease

GEJALA KLINIS :

I. Periode inkubasi : Sangat bervariasi (± 18-90 hari) tergantung : jumlah virus, lokasi gigitan dan

keadaan umum penderitaII. Phase Prodromal : malaise, mual, pusing demam rasa semutan / tidak enak (rasa nyeri)

pada luka gigitanBerlangsung 2-10 hari

Page 46: Presentasi Re Emerging Disease

III. Phase Neurologik Akut cemas rangsang sensoris

(peka terhadap sentuhan) kemudian terjadi “stadium Eksitasi” = tonus-otot meningkat sehingga timbul gejala-gejala : - Hiperhidrosis- Hipersalivasi- Hiperlakrimasi

Pada stadium eksitasi timbul suatu fobi HIDROFOBI (takut air)

IV. KOMA meninggaloleh karena spasme otot-otot pernafasan

Page 47: Presentasi Re Emerging Disease

PERAWATAN / PENCEGAHANPerawatan - Luka gigitan / jilatan dicuci dengan sabun atau detergen, kemudian disiram

dengan alkohol 40-70% (jauh dari R.S.)- Luka dalam dicuci alkohol diberi lokal anaestesi disayat X sekitar gigitan

dicuci dengan H2O2 3%Kemudian ditutup kasa steril tanpa dijahit + “desinfectans”Diberi ATS (Anti Tetanus Serum) / AntibiotikDiberi H.I.S. (Hiper Immune Serum) -(serum antibodi Rabies) – (imunisasi pasif) (WHO)

Pencegahan 1. Oleh karena penularannya melalui gigitan anjing (90%) Vaksinasi Hewan Peliharaan2. Vaksinasi manusianya untuk pekerja-pekerja Laboratorium Rabies / Pemburu (Pre-

Exp. Imun)Di USA banyak kasus Rabies diperoleh pada pemburu oleh karena gigitan hewan liar di hutan

3. Pencatatan & PelaporanPada kasus-kasus gigitan hewan

4. Bila ada orang digigit anjing Observasi* Jangan dibunuh keperluan Tx

Tx / Diteruskan / stop a.d. ada / tidak negri-bodies pada anjing

Page 48: Presentasi Re Emerging Disease

PENGOBATAN

• VAR = Vaksin Anti Rabies• (masa tunas yang panjang)

Jenis VAR :I. NTV = Neurotropic Vaccine (jaringan otak) - SMB (suckling mouse brain) (Biofarma) mencitII. Non NTV 1. Duck Embryo Vaccine 2. TCV (HDCRV = Human Diploid Cell Rabies Vaccine)

• ES: NTV : Encephalitis AllergicaJenis HDCRV lebih aman daripada NTV

Page 49: Presentasi Re Emerging Disease

DefinisiLEPTOSPIROSISDef :Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang

disebabkan oleh mikroorganisme leptospira.Etiology:Leptospira, anggota dari ordo Spirochaetales.

Leptospira yang menularkan penyakit termasuk kedalam spesies Leptospira interrogans

Transmisi : - kontak urin,darah hewan terinfeksi - Kontak langs. dgn lingkungan

(tanah/air) yg terkontaminasi Tahan hidup ditanah/air lama (musim hujan banjir) • Masa inkubasi – biasanya 10 hari, dengan rentang 4-

19 hari.

Page 50: Presentasi Re Emerging Disease

Manifestasi KlinisManifestasi Klinis

Leptospirosis mempunyai 2 fase:1.Fase septicemia atau fase

leptospiraemania Septik (4-7 hari) Leptospira (-) darah.Lcs Gejala:

- Demam tinggi disertai menggigil - Mialgia (betis,pinggang abdomen)

- Mual dan Muntah - Mata foto fobia,merah pada

konjungtiva - limpadenofati,splenomegali,ruam

kulit

2.Fase Imun Meningkatnya titer antibodi leptospira Leptospiuria Gejala:

- Demam - meningitis aseptik - Gangguan fungsi ginjal

- Ikterik

Page 51: Presentasi Re Emerging Disease

Diagnosis• Anamnesis : - Kontak dengan binatang/tanah/air yg terkontaminasi dengan urin hewan - Demam,mengigil,mialgia,nyeri kepala - Ikterik - Mata Merah pada konjungtiva - Ggn ginjal - Meningitis

• Laboratorium- Leptospira (+) dari cairan tubuh (pasti) - Kenaikan titer antibodi

• Pengobatan - ampisilin/amoksilin 7 hari • Prognosis - Baik - tergantung virulensi & daya tahan - anak > tua - ikterus (+) † 15 -40 %

Page 52: Presentasi Re Emerging Disease

Plague/PES(Sampar)

Plague/PES(Sampar)

Pes (sampar), merupakan penyakit yang terdaftar dalam Karantina International, dan masih merupakan masalah kesehatan yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) atupun wabah.Selain itu pes juga dikenal dengan nama Pesteurellosis atau Yersiniosis/Plague

Page 53: Presentasi Re Emerging Disease

• Definisi :Pes merupakan penyakit Zoonosa terutama pada tikus dan rodent lain dan dapat ditularkan kepada manusia•Etiologi:Kuman/BAKTERI Yersinia pestis(Pasteurella pestis), bakteri yersinia : - Berbentuk batang

- Gram negatif•Reservoir utama dari penyakit pes adalah hewan - hewan rodent (tikus,kelinci)Cara penularan : Secara alamiah penyakit pes dapat bertahan atau terpelihara pada rodent.Kuman-kuman pes yang terdapat di dalam darah tikus sakit,dapat ditularkan ke hewan lain atau manusia, apabila ada pinjal yang menghisap darah tikus yang mengandung kuman pes tadi, dan kuman-kuman tersebut akan dipindahkan ke hewan tikus lain atau manusia dengan cara yang sama yaitu melalui gigitan.

Page 54: Presentasi Re Emerging Disease

1. \

2.

3.

4.

5.

6.

TIKUS HUTAN PINJAL MANUSIA

TIKUS HUTAN MANUSIA

TIKUS RUMAH PINJAL MANUSIA

TIKUS HUTAN PINJAL TIKUS

RUMAH MANUSIA PINJAL

MANUSIA PINJAL MANUSIA MANUSIA

MANUSIA DROPLET MANUSIA

Page 55: Presentasi Re Emerging Disease

VEKTOR PES- Vektor pes adalah pinjal.-Di Indonesia saat ini ada 4 jenis pinjal yaitu :

1. Xenopsylla cheopis 2. culex iritans3. Neopsylla sondaica4. Stivalus cognatus

Page 56: Presentasi Re Emerging Disease

MASA INKUBASIMasa inkubasi untuk penyakit pes bubo adalah 2-6 hari, sedang masa inkubasi untuk pes paru paru adalah 2-4 hari

Gejala Klinis :Pes Bubo :

• Demam tinggi.• Tubuh menggigil.• Nyeri otot.• Sakit Kepala hebat.• Pembengkakan kelenjar lipat paha,ketiak,dan leher (bubo sebesar buah duku bentuk oval dan lunak,serta nyeri).• Pembengkakan kelenjar limpa.• Serangan tiba-tiba

Pes Pneumonik :• Batuk hebat.• Berbuih air liur berdarah.• Susah bernafas.• Sesak nafas.

Page 57: Presentasi Re Emerging Disease

PENGOBATAN1. Tersangka pes :

a) Tetracycline 4x250 mg biberikan selama 5 hari berturut-turut atau b) Cholamphenicol 4x250 mg diberikan selama 5 hari berturut-turut

2. Untuk Penderita Pes : Streptomycine 3gr/hari (IM) selama 2 haridosis dikurangi menjadi 2gr/hari selama 5 hari

Setelah panas hilang dilanjutkan dengan pemberian : a) Tetracycline 4-6 gr/hari selama 2 hari kemudian

2 gr/hari selama 5 hari, atau b) Chlomphenicol 6-8 gr/hari selama 5 hari kemudian

2 gr/hari selama 53. Untuk pencegahan terutama ditujukan pada:

a) Penduduk yang kontak (serumah) dengan pendeita pes bobo. b) Seluruh penduduk desa/dusun/RW jika ada penderita pes paru

dianjurkan adalah dengan pemberian Tertracycline500mg/hari selama 10 hari berturut-turut.

Page 58: Presentasi Re Emerging Disease

PENCEGAHAN1. Penempatan kandang ternak di luar rumah.2. Perbaikan konstruksi rumah dan gedung-gedung

sehingga mengurangi kesempatan bagi tikus untuk bersarang (rat proof).

3. Membuka beberapa buah genting pada siang hari atau memasang genting kaca sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah sebanyak-banyaknya.

4. Lantai semen. 5. Menyimpan bahan makanan dan makanan jadi di

tempat yang tidak mungkin dicapai atau mengundang tikus.

6. Melaporkan kepada petugas Puskesmas bilamana menjumpai adanya tikus mati tanpa sebab yang jelas (rat fall).

7. Tinggi tempat tidur lebih dari 20 cm dari tanah

Page 59: Presentasi Re Emerging Disease
Page 60: Presentasi Re Emerging Disease

BrucellosisBrucellosis

• Brucellosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri genus Brucella dan dikategorikan oleh OFFICE INTERNATIONAL DES EPIZOOTIES (OIE) sebagai penyakit zoonosis (ALTON et al., 1988)

• Brucella abortus, B. melitensis, B. suis dan B. canis adalah strain yang patogen terhadap manusia.

Page 61: Presentasi Re Emerging Disease

PENDAHULUAN• Hewan yang terinfeksi kuman Brucella dapat

mengalami abortus, retensi plasenta, orchitis dan epididimitis serta dapat mengekskresikan kuman ke dalam uterus dan susu .Penularan penyakit ke manusia terjadi melalui konsumsi susu dan produk susu yang tidak dipasteurisasi atau melalui membrana mukosa dan kulit yang luka . Berat ringan penyakit tergantung strain Brucella yang menginfeksi.

Page 62: Presentasi Re Emerging Disease

BRUCELLOSIS DI INDONESIA

• brucellosis di Indonesia hanya dikenal oleh masyarakat sebagai penyakit reproduksi menular pada sapi, yang mengakibatkan terjadinya abortus pada sapi bunting yang terinfeksi . Sedangkan,brucellosis sebagai penyakit zoonosis belum banyak diketahui oleh masyarakat.

Page 63: Presentasi Re Emerging Disease

Gejala klinis• Masa inkubasi brucellosis pada manusia umumnya berkisar

1 - 2 bulan dan kemudian penyakit dapat bersifat akut atau kronis.

• Brucellosis yang bersifat akut ditandai dengan gejala klinis : demam yang intermiten, sakit kepala, arthralgia, myalgia,

orchitis (epididimitis) pada laki-laki dan abortus spontan pada wanita hamil .

Brucellosis kronis dapat menimbulkan : sacroilitis, hepatitis, endocarditis, colitis dan meningitis . Kematian akibat brucellosis pada manusia biasanya terjadi

karena adanya komplikasi endocarditis yang disebabkan oleh infeksi B. melitensis dengan angka kejadian mencapai 80%.

Page 64: Presentasi Re Emerging Disease

Penularan penyakit

• Cara penularan brucellosis pada manusia dapat melalui konsumsi susu dan produk susu yang tidak dipasteurisasi .

• Penularan brucellosis melalui aerosol, kontaminasi kulit yang luka dan membran mukosa biasanya terjadi pada pekerja rumah potong hewan dan peternak . Dokter hewan biasanya dapat tertular ketika melakukan vaksinasi dengan vaksin B. abortus dan B.melitensis ke hewan . Sedangkan, pekerja laboratorium mikrobiologi dapat terekspos secara aerosol pada waktu memproses spesimen .

Page 65: Presentasi Re Emerging Disease

Diagnosis• Gambaran klinis dan lesi yang ditimbulkan oleh infeksi

brucellosis pada manusia sering kali sulit dikenali sehingga peneguhan diagnosis harus didukung dengan uji secara laboratorium (SANTINI et al ., 1994 MADKOUR, 1989).

• Isolasi bakteri dari darah masih merupakan metode standar yang digunakan untuk diagnosis tetapi metode ini hanya efektif selama fase akut(KOLMAN et al., 1991) .

• Diagnosis brucellosis secara serologis dengan enzyme immunoassay banyak digunakan secara luas . Terdeteksinya antibodi IgA dan IgG dalam darah merupakan indikasi terjadinya infeksi aktif dalam tubuh

Page 66: Presentasi Re Emerging Disease
Page 67: Presentasi Re Emerging Disease

Terapi

• Pengobatan brucellosis harus segera dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan relapsis,Pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotik seperti doksisiklin, streptomisin dan rifampisin setiap hari selama minimal 6 minggu (WHO, 1986).

Page 68: Presentasi Re Emerging Disease

MARBURG VIRUSMARBURG VIRUS

Yaitu penyakit yang ditandai dengan gejala akut yang parah dan diikuti :

• demam mendadak• kelemahan• nyeri otot• sakit kepala serta faringitis• muntah• diare dan ruam makulopapuler• sering diikuti dengan diatesa hemoragia disertai• kerusakan hati• gagal ginjal• kerusakan otak berat

Page 69: Presentasi Re Emerging Disease

Hasil pemeriksaan laboratorium :• Limfopeni• Trombositopenia• peningkatan kadar transaminase (AST lebih

banyak daripada ALT)• kadang diikuti hiperamilasemia. Selanjutnya

sekitar 25% kasus primer dari Marburg virus berakibat fatal; CFR infeksi Ebola di Afrika berkisar antara 50-90%.

• Selanjutnya sekitar 25% kasus primer dari Marburg virus berakibat fatal; CFR infeksi Ebola di Afrika berkisar antara 50-90%.

Page 70: Presentasi Re Emerging Disease

Diagnosa ditegakkan dengan pemeriksaan : • Elisa terhadap antibodi Ig G (adanya antibodi

lg M sebagai tanda infeksi baru) :– dengan tes Elisa dapat dideteksi antigen dalam

darah, serum atau organ homogenitas• PCR dengan tes IFA menggunakan antibodi

monoklonal dapat ditemukan antigen virus didalam sel hati; dengan isolasi virus pada kultur sel pada marmut.

Page 71: Presentasi Re Emerging Disease

• Virus kadang-kadang dapat dilihat dengan preparat irisan hati dengan menggunakan Electron Microscope (EM)

• Diagnosa postmortem melalui uji Immunohistochemical dari biopsi kulit yang difiksasi dengan formalin dapat juga dilakukan

• Tes IFA terhadap antibodi sering salah terutama dalam survei serologis untuk membuktikan adanya infeksi masa lalu

• Pengamanan terhadap masyarakat, petugas dan staf laboratorium dari infeksi Ebola harus benar-benar dilakukan (BSL-4= Biosafety Level-4), oleh karena virus ini sangat menular dan berbahaya.

Page 72: Presentasi Re Emerging Disease

2. PENYEBAB PENYAKIT• Virion Marburg berdiameter 80nm dengan panjang 790 nm

sedangkan virion Ebola berdiameter 80 nm dengan panjang 970 nm termasuk filoviridae. Dengan ukuran yang lebih panjang, struktur yang berhubungan dengan virion yang berbentuk aneh, bercabang, melingkar mencapai panjang sampai 10 nm.

• Virus Marburg memiliki antigen berbeda dengan Ebola. Strain Ebola dari Republik Demokratik Kongo (Zaire), Pantai Gading, Gabon dan Sudan menyebabkan penyakit pada manusia. Strain keempat dari Ebola yaitu Reston dapat menyebabkan penyakit perdarahan fatal pada primata, namun infeksi dapat terjadi juga pada manusia dengan gejala yang asimtomatik.

3. RESERVOIR• Belum diketahui dan masih dalam penelitian yang

ekstensif.

Page 73: Presentasi Re Emerging Disease
Page 74: Presentasi Re Emerging Disease

4. CARA PENULARAN

• Penularan dari orang ke orang dapat terjadi karena kontak langsung melalui darah, sekret, organ dan semen yang terinfeksi. Risiko penularah tertinggi terjadi selama stadium lanjut dari penyakit pada saat penderita muntah, diare, atau mengalami perdarahan. Sedangkan risiko selama masa inkubasi adalah rendah. Pada kondisi alami penularan melalui udara pada manusia belum pernah dilaporkan. Infeksi nosokomial sering terjadi; sebagai gambaran semua penderita Ebola (Zaire) terjadi karena terpajan alat suntik dan jarum yang tercemar dan semua penderita meninggal.

• Penularan melalui semen pernah ditemukan setelah 7 minggu si

penderita sembuh. • Masa inkubasi 3 – 9 hari untuk virus Marburg

Page 75: Presentasi Re Emerging Disease

LyssavirusLyssavirus• Genus virus yang termasuk dalam virus rabies dan terkait virus

yang menginfeksi hewan pengerat serta mamalia (Rabies) .• Morfologi :

Virus memiliki bentuk heliks atau kubik simetris . lyssaviruses memiliki partikel infeksius didalam nukleus . Ini adalah ciri dari plant-infecting virus . Human-infecting virus lebih sering berbentuk kubik simetris dan polyhedra . Strukturnya terdiri dari sebuah envelope , lapisan luar berduri berupa glikoprotein dan lapisan tengah terdiri dari matriks protein , dan lapisan yang lebih dalam terdiri dari kompleks ribonucleocapsid , yang terdiri dari genom terkait dengan protein lainnya .

Page 76: Presentasi Re Emerging Disease

MORFOLOGI

Page 77: Presentasi Re Emerging Disease

KLASIFIKASI• Genus Lyssavirus dalam keluarga Rhabdoviridae terdiri dari klasik virus

Rabies (RABV; genotipe 1) dan setidaknya ada enam garis-keturunan genetik tambahan yang berbeda genotipe virus. Genetika virus ini terdiri dari , rantai RNA: nucleoprotein, phosphoprotein, matriks protein, glikoprotein dan RNA polimerase (Tordo, 1996). Genus Lyssavirus termasuk: Lagos bat virus (genotipe 2), Mokola virus (genotipe 3), Duvenhage virus (genotipe 4),European bat lyssavirus 1 dan 2 (EBLV-1 dan 2, genotipe 5 dan 6) dan Australian bat lyssavirus (genotipe 7) (Bourhy et al., 1993). Anggota dari genus ini dapat ditempatkan ke dalam dua kelompok yang luas. Genotipe 1, 4, 5, 6 dan 7 milik phylogroup I, sementara genotipe 2 dan 3 ditempatkan di phylogroup II pada dasar dari urutan glikoprotein.

Page 78: Presentasi Re Emerging Disease

GEJALA

Gejala dari lyssavirus meliputi : • Sakit kepala • Demam • Mati rasa • Kelemahan otot • Pingsan • koma

Lyssavirus bisa menjadi fatal ,dilaporkan terdapat dua kematian di australia sejak virus itu pertama kali ditemukan .

Page 79: Presentasi Re Emerging Disease

TRANSMISI

• Lyssavirus ditularkan melalui gigitan , goresan atau percikan darah atau urin dari hewan yang terinfeksi melalui mata , mulut atau hidung seseorang .

Page 80: Presentasi Re Emerging Disease

IMUNISASI

• Immunisasi dengan vaksin rabies yang dapat mencegah penyakit . vaksinasi terdiri dari tiga suntikan vaksin rabies secara intramuskular di bahu . dosis yang kedua diberikan tujuh hari setelah suntikan pertama dan kemudian yang ketiga diberikan 21 hari dari yang pertama. Booster tambahan mungkin diperlukan oleh orang yang memiliki kebiasaan kontak langsung dengan kelelawar. Tes darah setiap dua tahun harus dilakukan untuk memeriksa apakah booster diperlukan .

Page 81: Presentasi Re Emerging Disease

PENATALAKSANAAN

• Mencuci luka dengan air dan sabun • Segera mengobati dengan lima dari dosis vaksin rabies ( hari

ke- 0 ) dan pada hari ke- 3 , 7 , 14 dan 28 jika orang tersebut belum di vaksinasi sebelumnya. jika orang yang telah divaksinasi , sebelumnya mereka hanya membutuhkan dua dosis vaksin rabies ( hari ke- 0 ) dan pada hari ke- 3 . Ditambah dengan imunoglobulin rabies ( untuk memberikan tambahan perlindungan ) , jika tidak divaksinasi sebelumnya

Page 82: Presentasi Re Emerging Disease

TUBERKULOSIS PADA SAPI, SUATU PENYAKIT ZOONOSIS

TUBERKULOSIS PADA SAPI, SUATU PENYAKIT ZOONOSIS

Penyebab • Tuberkulosis sapi disebabkan oleh infeksi Mycobacterium

tuberculosis var. bovis (M. bovis) • Merupakan penyakit infeksius,menular dan menahun.• Spesies bakteri ini merupakan bagian dari Mycobacterium

tuberculosis complex, dapat menginfeksi ternak sapi, dan lainnya, hewan liar dan manusia (zoonosis).

Transmisi • Patogen tuberkulosis dapat ditularkan ke hewan lain dan manusia.• Melalui sekresi pernafasan dan ekskresi.• Manusia dapat tertulari M. bovis melalui saluran pencernaan.

Page 83: Presentasi Re Emerging Disease

Gejala klinis :• temperatur fluktuatif, anoreksia, bobot hidup

turun, pembengkakan kelenjar limfoglandula, batuk-batuk dan frekuensi pernafasan naik.

• Lesi patologik anatomik terbentuknya granuloma (tuberkel) yang melokalisir bakteri penyebab, terutama pada organ paru-paru dan limfoglandula,

• Lesi granuloma biasanya berbentuk nodul kecil atau tuberkel berwarna kekuningan, perkejuan-perkapuran

Page 84: Presentasi Re Emerging Disease

Patogenesis tuberkulosis sapi terdiri dari dua tahapan yaitu: • masa infeksi primer (pada semua jenis hewan) • masa reinfeksi (hanya pada sapi).Diagnosis • tuberkulosis pada sapi hidup dapat dilakukan secara

serologik dan secara bakteriologik adanya bakteri M. bovis pada sampel sekresi dan ekskresi.

• Pada hewan yang mati dapat dilakukan pemeriksaan secara PA dan histopatologik untuk melihat adanya lesi limfogranuloma

Page 85: Presentasi Re Emerging Disease

Pencegahan • infeksi M. bovis pada manusia adalah dengan

melakukan pasteurisasi pada susu sapi sebelum dikonsumsi.

• Tindakan eradikasi biasanya diawali dengan uji tuberkulinasi secara berulang, uji menyeluruh sehingga seluruh sapi diketahui status kesehatannya: bebas tuberkulosis, atau

• Jika ditemukan reaktor positif tuberkulosis, maka segera dimusnahkan


Top Related