Download - Presentasi 4. Pengoperasian Gardu Distribusi
MATA PELAJARAN PENGOPERASIAN JARINGAN DISTRIBUSI
TUJUAN MATA PELAJARAN :Diharapkan peserta memahami prosedur pengoperasian jaringan distribusi sesuai SOP
TUJUAN POKOK BAHASAN :Diharapkan peserta mampu :
Mengoperasikan peralatan pada Gardu Induk 20 KV dan Jaringan Distribusi 20 KV
Mengoperasikan peralatan pada Gardu Distribusi Pasangan Luar Mengoperasikan peralatan pada Gardu
PENGERTIAN
Adalah segala kegiatan yang mencakup pengaturan, pembagian, pemindahan, dan penyaluran tenaga listrik kepada konsumen secepat mungkin serta menjamin kelangsungan penyaluran / pelayanan
TOLOK UKUR PENGOPERASIAN JARINGAN DISTRIBUSI
Mutu listrik harus terjaga Keandalan penyaluran tenaga listrik
tinggi Keamanan dan keselamatan terjamin Biaya pengoperasian efisien Mempertahankan kepuasan pelanggan
Mutu listrikTegangan dan Frekwensi
Tegangan pelayanan ditentukan oleh :Batasan toleransi teganganPada TM adalah 5 % Pada TR maksimum + 5 % dan minimum – 10 %.Keseimbangan teganganKedipHilang tegangan sejenak
Frekuensi Batas toleransi frekuensi 1 % dari standar 50 Hz
KeandalanSAIDI dan SAIFI
lama padam x jumlah pelanggan padamSAIDI = -------------------------------------------------------- =... menit / pelanggan . tahun
jumlah pelanggan x 1 tahun
Atau :
lama padam x daya tidak tersalurkan SAIDI = --------------------------------------------------------- = …menit / pelanggan . tahun
daya total x 1 tahun
seringnya padam x pelanggan padam SAIFI = ------------------------------------------------------------ =......kali / pelanggan . tahun
jumlah pelanggan x 1 tahun
Faktor yang mempengaruhi nilai SAIDI dan SAIFI dari sisi distribusi
Konfigurasi jaringan Kondisi jaringan yang rentan terhadap
gangguan Pengoperasian yang tidak
memperhatikan kemampuan peralatan maupun kemampuan pasokan daya
Menurunkan angka SAIDI dan SAIFI Meningkatkan kualitas konfigurasi jaringan Meningkatkan pasokan tenaga listrik alternatif Meningkatkan kualitas pemeliharaan Meningkatkan pengetahuan & ketrampilan
petugas Menyiapkan jumlah petugas Menggunakan material sesuai standar Mengidentifikasi peralatan yang sering rusak Meningkatkan kualitas teknik informasi Memutakhirkan data teknik jaringan
Keamanan dan keselamatan Indikatornya adalah jumlah angka kecelakaan kerja
Meningkatkan keamanan dan keselamatan
Kondisi instalasi memenuhi persyaratanSistem proteksi berfungsi dengan baikPemeliharaan instalasi sesuai jadualAlat kerja dan peralatan keselamatan kerja memenuhi
syaratKoordinasi kerja baikSikap dan cara kerja memperhatikan aturan K3 / K2
Biaya pengoperasian efisienIndikatornya adalah angka susut jaringan
Penyebab susut jaringan Pencurian listrikKesalahan alat ukurKesalahan rasio CTKesalahan ukuran penghantarJaringan terlalu panjangFaktor daya rendahKualitas konektor dan pemasangannya jelek
Mempertahankan kepuasan pelanggan
– Pengendalian tegangan, yaitu mengadakan pengaturan mulai dari tingkat suplai sampai ke titik ujung tegangan pada batas toleransi yang diijinkan.
– Pengendalian beban, yaitu membatasi pembebanan sesuai kemampuan sumber pasokan tenaga listrik, maupun peralatan dan material jaringan .
Adanya pekerjaan jaringanKecepatan mengisolasi gangguan dan manuver bebanKetahanan peralatan terhadap gangguan tegangan lebih,
hubung singkat, pembebanan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANGSUNGAN PELAYANAN
Pemadaman.
Akibat gangguan
• Gangguan hubung singkat di penghantar.• Penghantar jaringan putus.• Gangguan pada gardu distribusi.• Pelepasan beban
Pemadaman direncanakan
• Adanya pekerjaan pemeliharaan jaringan.• Adanya pekerjaan perluasan jaringan.
PROSEDUR KOMUNIKASI Alat komunikasi yang digunakan :
• Telpon
• JWOT
• PLC
• Radio komunikasi
Prosedur komunikasi Tata-tertib berkomunikasi :
– Fasilitas telekomunikasi operasional hanya digunakan untuk menyampaikan berita operasional
– Tidak dibenarkan menyampaikan berita yang berbeda Tidak dibenarkan untuk bergurau / berbicara tidak sopan.
– Setiap berita operasional harus ditulis dan diulang pembacaanya secara detail.
– Penerima berita harus membaca ulang seluruh berita yang diterima.
– Berita operasional diusahakan disampaikan secara langsung.– Semua insformasi yang diperlukan baik lisan /tertulis harus
dicatat / direkam.– Setiap menyampaikan / menerima berita harus menyebut atau
mencatat :
Nama dan indentitas penmgirim / penerima. Waktu dan tanggal menerima / menyampaikan insformasi
OPTIMASI PEMBEBANAN TRAFO
Trafo dapat dibebani melebihi daya pengenalnya pada suhu sekitar trafo tersebut pada nilai tertentu tetapi harus dibatasi oleh lamanya pembebanan lebih, agar susut umur trafo sesuai dengan yang direncanakan
Susut umur sebagai fungsi dari suhu titik panas lilitan c ( °C )
c ( C ) SUSUT UMUR
80 86 92 98
104 110 116 122 128 134 140
0,125 0,25 0,5 1,0 2,0 4,0 8,0
16,0 32,0 64,0
128,0
Contoh 1.
Trafo dibebani 10 jam pada c = 104°C dan 14 jam pada c = 86°C.
Susut umurnya = ( 10 x 2) + (14 x 0,25) = 23,5 jam umur selama 24 jam.
Karena kurang dari 24 jam, trafo tidak mengalami kenaikan susut umur, sehingga umurnya tetap sama dengan desain.
Contoh 2. Trafo dibebani 12 jam pada oc = 104°C & 12 jam pada c = 98 0c. Susut umurnya = (12x2) + (12x1) = 36 jam umur selama 24 jam. Susut umur = 1,5 susut umur normal, sehingga umur trafo = 2/3 x umur desain.
Contoh 3 : Trafo dibebani 4 jam pada c = 110 °C ( pada beban puncak) dan 20 jam pada c = 90°C. Susut umurnya = (4 x 4) + (20 x 0,4) = 24 jam umur selama 24 jam, berarti susut umur normal.
Grafik k2 (pembebanan lebih) sebagai fungsi dari suhu-kitar dengan berbagai t (lamanya pembebanan) sebagai parameter untuk berbagai k1 (pembebanan kurang)
t = 0,5 t = 1
Grafik k2 (pembebanan lebih) sebagai fungsi dari suhu-kitar dengan berbagai t (lamanya pembebanan) sebagai parameter untuk berbagai k1 (pembebanan kurang)
t = 2 t = 4
Grafik k2 (pembebanan lebih) sebagai fungsi dari suhu-kitar dengan berbagai t (lamanya pembebanan) sebagai parameter untuk berbagai k1 (pembebanan kurang)
t = 6 t = 8
Grafik k2 (pembebanan lebih) sebagai fungsi dari suhu-kitar dengan berbagai t (lamanya pembebanan) sebagai parameter untuk berbagai k1 (pembebanan kurang)
t = 12t = 24
TRANSFORMATOR ONAN DAN ONAF : A = 24 CNILAI – NILAI K2 UNTUK NILAI-NILAI K1 DAN T YANG DITENTUKAN
K1
t 0,25 0,50 0,70 0,80 0,90 1,00
0,5 1 2 4 6 8 12 24
+
1.84 1.55 1.31 1.20 1.13 1.06 0.965
2.00 1.76 1.49 1.27 1.17 1.12 1.05 0.965
1.87 1.64 1.42 1.23 1.14 1.10 1.04 0.965
1.76 1.56 1.35 1.19 1.11 1.08 1.03 0.965
1.59 1.40 1.22 1.10 1.05 1.03 1.00 0,965
- - - - - - - -
TRANSFORMATOR ONAN DAN ONAF : A = 27 CNILAI – NILAI K2 UNTUK NILAI-NILAI K1 DAN T YANG DITENTUKAN
K1
T 0,25 0,50 0,70 0,80 0,90 1,00
0,5 1 2 4 6 8
12 24
+
1.81 1.52 1.28 1.17 1.11 1.04 0.94
1.96 1.72 1.45 1.24
1.125 1.09 1.03 0.94
1.83 1.60 1.38 1.20 1.12 1.07 1.02 0.94
1.71 1.51 1.31 1.15 1.08 1.04 1.00 0.94
1.49 1.30 1.13 1.04 1.00 0.99 0.96 0.94
- - - - - - - -
PROSEDUR TEKNIS PENGOPERASIANPERALATAN
JTM
FCOARRESTER
TRAFO
SAKLAR UTAMA
NH FUSE
SALURAN JURUSAN
Persiapan pengoperasian
1. Membaca dan memahami prinsip gardu distribusi dan sistem jaringan tegangan menengah
2. Mampu berkomunikasi dengan pengatur / posko untuk pengoperasian instalasi kubikel tm
3. Menyusun rencana kerja yang berisi langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan
4. Menyiapkan alat kerja, alat K3 / K2 dan alat bantu yang diperlukan dan dalam kondisi siap pakai dan aman
5. Menghubungi pihak-pihak yang berwenang untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dikoordinasikan secara efektip dengan pihak-pihak terkait
Prosedur pemadaman sebelum pemeliharaan 1. Kurangi beban trafo
2. Buka FCO
3. Hubungkan kabel pentanahan yang sudah dihubungkan ke elektrode pentanahan
4. Buka kabel / kawat yang terhubung pada terminal / bushing sisi TR dan TM.
5. Kabel / kawat yang sudah terlepas hubungkan jadi satu dan tersambung pada kabel pentanahan
6. Lakukan pemeliharaan gardu
Prosedur pengoperasian kembali Gardu sesudah pemeliharaan
1. Pasang kembali kabel/kawat pada terminal / bushing Trafo
2. Lepaskan kawat pentanahan3. Periksa keadaan disekitar trafo 4. Laporkan kepada pihak yang yang berwenang untuk
pengoperasian kembali5. Masukkan FCO6. Ukur tegangan sisi TR, pastikan bahwa penyetelan
sadapan benar7. Operasikan saluran jurusan nh fuse, menyusul
kemudian saklar utama
Pengoperasian Gardu Distribusi Pasangan Luar untuk pemeliharaan
Pemutus beban (PMB)
1
NH fuse
Saklar Utama
PMS PMS PMS
2 3
Pemutus beban (PMB)
1
SaklarUtama
PMS PMS
2 3
Saluran Jurusan
PMS
NH Fusi
Persiapan pengoperasian
1. Membaca dan memahami prinsip kerja gardu distribusi dan sistem JTM
2. Mampu berkomunikasi dengan pengatur / posko
3. Menyusun rencana kerja
4. Menyiapkan alat kerja, alat K3 / K2 dan alat bantu
5. Menghubungi pihak-pihak yang berwenang untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dikoordinasikan
Prosedur pemadaman sebelum pemeliharaan 1. Buka pemutus beban ( PMB ) 3
2. Masukkan pemisah bumi (PMS ) 3
3. Buka seluruh NH fuse
4. Lakukan pemeliharaan
Prosedur pengoperasian kembali sesudah pemeliharaan
1. Periksa keadaan disekitar gardu
2. Lepaskan PMS bumi (PMS) 3
3. Masukkan PMB 3
4. Ukur tegangan sisi TR, pastikan bahwa penyetelan sadapan trafo sudah benar
5. Operasikan saluran jurusan
Pengoperasian Gardu Induk 20 KV untuk pemeliharaan
GFD
Rele & Pengukuran
GFD
Rele & Pengukuran
GFD
Rele & Pengukuran
1250 A 630 A 630 A
Persiapan pengoperasian
1. Membaca dan memahami prinsip kubikel dan sistem JTM
2. Mampu berkomunikasi dengan pengatur / posko 3. Menyusun rencana kerja 4. Menyiapkan alat kerja, alat K3 / K2 dan alat bantu 5. Menghubungi pihak-pihak yang berwenang 6. Memastikan bahwa surat perintah kerja dapat
dilaksanakan sesuai SOP7. Memahami dan dapat melaksanakan prosedur dan
peraturan K3 / K2
Prosedur pemadaman sebelum pemeliharaan
1. Buka PMT penyulang2. Pastikan bahwa Amper meter menunjukkan
angka nol3. Periksa kabel penyulang tidak bertegangan4. Bebaskan PMT dari kontaknya dengan Busbar
dan kabel penyulang, dengan cara membuka PMS sisi masuk dan sisi keluar PMT atau menarik PMT secara mekanis melepaskan kontaknya dengan busbar dan kabel penyulang
5. Masukkan PMS pentanahan
Prosedur pengoperasian kembali sesudah pemeliharaan
1. Memeriksa hasil pengujian relai dan instalasi 2. Menyatakan kepada pengatur bahwa kubikel dalam kondisi aman
untuk diisi tegangan3. Masukkan kembali kontak PMT dengan Busbar dan Kabel
Penyulang4. Buka PMS pentanahan 5. Masukkan PMT dan yakinkan tegangan sudah masuk 6. Memeriksa urutan fase R , S , T7. Memeriksa kerja alat ukur 8. Melaporkan pada pengatur9. Membuat berita acara serah terima operasi yang berisi antara lain :
1. Kondisi peralatan2. Posisi peralatan hubung3. Temuan-temuan kelainan operasi
10. Membuat laporan pengoperasian