Download - Praktikum i Sipat Datar Profil Melintang
SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1
PRAKTIKUM I
SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG
1.1. Tujuan Praktikum
1. Menentukan beda tinggi dan elevasi titik-titik pada jalur pengukuran
atau jalur yang dilewati sebagai kerangka dasar horizontal dengan alat
ukur.
2. Mengetahui pemakain dan fungsi alat ukur sipat datar waterpass.
3. Mengetahui dan memperhitungkan banyaknya galian dan timbunan
yang perlu dilakukan pada pekerjaan konstruksi.
1.2 Alat yang Digunakan
1. Waterpass
2. Statif
3. Rambu ukur
4. Patok
5. Meteran
6. Payung
7. Alat tulis
1.3 Landasan Teori
Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan ketinggian
atau beda tinggi antara dua titik. Pengukuran waterpass ini sangat penting
gunanya untuk mendapatkan data sebagai keperluan pemetaan, perencanaan
ataupun untuk pekerjaan konstruksi.
Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk
perencanaan jalan, jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung
yang didasarkan atas elevasi tanah yang ada, perhitungan urugan dan galian tanah,
penelitian terhadap saluran-saluran yang sudah ada, dan lain-lain.
| Kelompok 1 1
SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1
Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang digunakan, yaitu :
1. Garis vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang umum
dianggap sama dengan garis unting-unting
2. Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal pada
setiap titik. Bidang horisontal berbentuk melengkung mengikuti
permukaan laut.
3. Datum adalah bidang yang digunakan sebagai bidang referensi untuk
ketinggian, misalnya permukaan laut rata-rata.
4. Elevasi adalah jarak vertikal (ketinggian) yang diukur terhadap bidang
datum.
5. Banch Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui
elevasinya terhadap datum yang dipakai, untuk pedoman pengukuran
elevasi daerah sekelilingnya.
Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu
teropong horisontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal adalah
nivo, yang berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.
Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat-syarat sbb :
1. Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.
2. Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I.
3. Benang silang horisontal harus tegak lurus sumbu I.
Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu
ukur (baak). Yang terpenting dari rambu ukur ini adalah pembagian skalanya
harus betul-betul teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Di
samping itu cara memegangnya pun harus betul-betul tegak (vertikal). Agar letak
rambu ukur berdiri dengan tegak, maka dapat digunakan nivo rambu . Jika nivo
rambu ini tidak tersedia, dapat pula dengan cara menggoyangkan rambu ukur
secara perlahan-lahan ke depan, kemudian ke belakang, kemudian pengamat
mencatat hasil pembacaan rambu ukur yang minimum. Cara ini tidak cocok bila
rambu ukur yang digunakan beralas berbentuk persegi.
| Kelompok 1 2
SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1
Pada saat pembacaan rambu ukur harus selalu diperhatikan bahwa :
2BT = BA + BB
Adapun : BT = Bacaan benang tengah waterpass
BA = Bacaan benang atas waterpass
BB= Bacaan benang bawah waterpass
Bila hal diatas tidak terpenuhi, maka kemungkinan salah pembacaan atau
pembagian skala pada rambu ukur tersebut tidak benar.
Praktikum ini tentang pengukuran waterpass melintang:
Pengukuran Waterpass Melintang
Tujuan Agar dapat mengetahui dan memperhitungkan banyaknya galian
dan timbunan yang perlu dilakukan pada pekerjaan konstruksi.
Rumus nya adalah :
Dimana:
BA = Benang atas
BB = Benang bawah
Sedangkan untuk menentukan beda tinggi dari titik yang dipilih dipakai
cara sebagai berikut:
Atau
Dimana:
ρ = tinggi garis bidik.
Bt = benang tengah pada pembacaan sumbu.
Btr = benang tengah pada pembacaan rambu di titik referensi.
Berikut adalah kesalahan–kesalahan yang biasa dilakukan di lapangan :
1. Pembacaan yang salah terhadap rambu ukur.Hal ini dapat di
sebabkankarena mata si pengamat kabur, angka rambu ukur yang hilang
akibat sering tergores, rambu ukur kurang tegak dan sebagainya.
| Kelompok 1 3
D= 100 (BA - BB)
h = ρ - Bt h = Btr - Bt
SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1
2. Penempatan pesawat atau rambu ukur yang salah.
3. Pencatatan hasil pengamatan yang salah.
4. Menyentuh kaki tiga (tripod) sehingga kedudukan pesawat / nivo
berubah.
1.4 Langkah Kerja Pengukuran Sipat Datar Profil Melintang
1. Titik awal pengukuran yang digunakan ditentukan terlebih dahulu.
2. Diberikan tanda pada titik awal tersebut dengan memasang patok kayu
sebagai titik P1 atau STA 0±000
3. Titik STA 0±000; STA 0±025; STA 0±050; STA 0±075; STA
0±100; STA 0±125 di ukur menggunakan meteran yang setiap titik
berjarak 25 meter,kemudian diberi tanda dengan memasang patok kayu
hingga titik terakhir yaitu titik P6 atau STA 0±125 sejauh 125 meter
dari titik awal.
4. Tripod diberdirikan diatas tanah tepat di tengah antara titik P2 atau STA
0±025 dan P3 atau STA 0±050 dan alat ukur waterpass diletakkan
diatas tripod tersebut dengan menyekrup bagian bawahnya. Agar nivo
pada waterpass terlindungi dari sinar matahari digunakan payung untuk
melindungi nivonya.
5. Sekrup pengungkit diatur agar gelembung nivo terletak tepat di tengah-
tengah tabung.
6. Setelah nivo dalam keadaan seimbang, rambu ukur diletakkan di titik
datum untuk mendapatkan bentang tengah (BT) awal, kemudian dibaca
oleh pengamat menggunakan alat ukur waterpass dan hasilnya dicatat
oleh pencatat untuk tahap awal agar mendapatkan nilai elevasi.
7. Setelah membaca bentang tengah (BT) di titik datum oleh pengamat,
rambu ukur diletakkan di titik P1 atau STA 0±000 seperti di tengah
jalan raya ,tepi jalan raya kiri dan kanan, bahu jalan kiri dan kanan,
parit, tiap satu meter samping parit sebanyak tiga titik, tiap satu meter
samping bahu jalan sebanyak tiga titik, untuk mendapatkan nilai benang
atas ,benang bawah dan benang tengah yang dibaca nilainya oleh
pengamat danhasilnya dicatat oleh pencatat dengan teliti.
| Kelompok 1 4
SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1
8. Setelah selesai pengukuran di titik P1 atau STA0±000, waterpass
diputar ke titik selanjutnya. Kemudian ulangi langkah nomor 7 sampai
titik terakhir yaitu titik P6 atau STA0±125. Dengan syarat tripod dan
alat ukur waterpass tidak boleh dipindahkan dari titik awal letaknya
yaitu antara P2 atau STA0±025 dan P3 atau STA0±050.
9. Selama pengukuran dilakukan jika ada titik yang tidak bisa dibaca di
karenakan beberapa faktor gangguan seperti ada pohon kelapa sawit,
kendaraan parkir dll, maka antara titik P1 atau STA 0±000 sampai P6
atau 0±125, boleh dipindahkan satu meter kesampingnya, atau jika tetap
tidak bia dibaca maka pencatat menulis berita acara selama pengukuran
dilakukan.
10. Setelah pengukuran dilapangan dilakukan, selanjutnya data diolah untuk
mencari elevasi pada titik-titik yang telah di ukur dan dibuat sketsanya.
1.5 Perhitungan Data
1. Tabel Pengukuran Jalan
No STA
Lebar
Jalan
(m)
Lebar
Bahu
(m)
Parit
Atas
(m)
Parit
Bawah
(m)
1 0+000 3,89 1,59 0,75 0,41
2 0+025 3,98 1,38 0,73 0,42
3 0+050 4,2 1,5 0,75 0,40
4 0+075 4,8 1,46 0,72 0,43
5 0+100 4,2 1,3 0,70 0,45
6 0+125 3,94 1,57 0,70 0,42
2. Mencari BT Koreksi (BTK)
Rumus :
BTK=BA+BB2
(mm)
Dimana : BTK = Benang Tengah Koreksi
BA = Benang Atas
| Kelompok 1 5
SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1
BB = Benang Bawah
1. STA 0+000
BTK (L4 )=1088+8312
=959,5
BTK (L3 )=997+7502
=873,5
BTK (L2 )=860+5632
=711,5
BTK (L1 )=830+5392
=684,5
BTK (CL )=840+5502
=695
BTK (R1 )=844+5512
=697,5
BTK (R2 )=925+6252
=775
BTK (R3 )=898+6122
=755
BTK (R4 )=1538+12452
=1391,5
BTK (R5 )=870+5782
=724
BTK (R6 )=779+4802
=629,5
BTK (R7 )=651+3602
=505,5
2. STA 0+025
BTK (L4 )=1450+13612
=¿1405,5
BTK (L3 )=1410+13352
=¿1372,5
BTK (L2 )=1333+12652
=¿1299
BTK (L1 )=1281+12102
=¿1245,5
BTK (CL )=1262+12132
=¿1237,5
BTK (R1 )=1238+11952
=¿1216,5
BTK (R2 )=1315+12712
=1293
BTK (R3 )=1282+11402
=1211
BTK (R4 )=1848+18022
=1825
BTK (R5 )=1398+13452
=1371,5
BTK (R6 )=1386+13282
=1357
BTK (R7 )=1356+12912
=1323,5
3. STA 0+050
BTK (L4 )=1962+18532
=¿1907,5
BTK (L3 )=1857+16632
=¿1769
BTK (L2 )=1767+15352
=¿1651
BTK (L1 )=1692+14682
=¿1580
BTK (CL )=1715+15112
=¿1613
BTK (R1 )=1711+15062
=¿1608,5
BTK (R2 )=1681+14782
=1579,5
BTK (R3 )=1565+14612
=1513
| Kelompok 1 6
SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1
BTK (R4 )=2322+21982
=2260
BTK (R5 )=1672+14752
=1573,5
BTK (R6 )=1699+14622
=1580,5
BTK (R7 )=1742+15352
=1638,5
BTK (R8 )=1752+15392
=1645,5
4. STA 0+075
BTK (L4 )=2315+18602
=¿2087,5
BTK (L3 )=2325+18702
=¿2097,5
BTK (L2 )=2315+18602
=¿2087,5
BTK (L1 )=2130+16802
=¿1905
BTK (CL )=2060+15102
=1785
BTK (R1 )=2100+16552
=¿1877,5
BTK (R2 )=2965+16152
=1840
BTK (R3 )=2055+16002
=1827,5
BTK (R4 )=2610+21652
=2387,5
BTK (R5 )=1960+15102
=1735
BTK (R6 )=1985+15352
=1760
BTK (R7 )=−(Gangguan)
BTK (R8 )=1997+15552
=1776
5. STA 0+100
BTK (L4 )=2350+16652
=¿2007,5
BTK (L3 )=2465+17652
=¿2115
BTK (L2 )=2420+17252
=¿2072,5
BTK (L1 )=2210+15102
=¿1860
BTK (CL )=2170+14802
=¿1825
BTK (R1 )=2205+15152
=¿1860
BTK (R2 )=2240+15502
=1895
BTK (R3 )=2160+14702
=1815
BTK (R4 )=2880+21852
=2532,5
BTK (R5 )=2160+14702
=1815
BTK (R6 )=2075+13802
=1727,5
BTK (R7 )=1760+14102
=1585
| Kelompok 1 7
SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1
BTK (R8 )=1760
6. STA 0+125
BTK (L4 )=−(Gangguan)
BTK (L3 )=2870+18152
=¿2342,5
BTK (L2 )=2805+18552
=¿2330
BTK (L1 )=2630+16802
=¿2155
BTK (CL )=2575+16302
=¿2102,5
BTK (R1 )=2585+16402
=¿2112,5
BTK (R2 )=2580+16352
=2107,5
BTK (R3 )=2525+15752
=2050
BTK (R4 )=3210+22752
=2742,5
BTK (R5 )=2535+15902
=2062,5
BTK (R6 )=2620+16752
=2147,5
BTK (R7 )=2600+17002
=2150
BTK (R8 )=2600+17002
=2150
3. Mencari Beda Tinggi (∆ h)
Rumus:
∆ h=BTRB(Datum)−BTK
Dimana :BTRB (Datum )=553mm
BTK = Benang Tengah Koreksi
1. STA 0+000
∆ h (L4 )=553−959,5=−406 ,
∆ h (L3 )=553−873,5=−320,5
∆ h (L2 )=553−711,5=−158,5
∆ h (L1 )=553−684,5=−131,5
| Kelompok 1 8
SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1
∆ h (CL )=553−695=−142
∆ h(R1)=553−697,5=−144,5
∆ h (R2 )=553−775=−222
∆ h (R3 )=553−755=−202
∆ h (R 4 )=553−1391,5=−838,5
∆ h (R5 )=553−724=−171
∆ h (R6 )=553−629,5=−76,5
∆ h (R7 )=553−505,5=47,5
2. STA 0+025
∆ h(L4)=553−1405,5=−852,5
∆ h (L3 )=553−1372,5=−819,5
∆ h (L2 )=553−1299=−746
∆ h¿
∆ h¿
∆ h (R1 )=553−1216,5=−663 ,5
∆ h (R2 )=553−1293=−740
∆ h (R3 )=553−1211=−658
∆ h (R 4 )=553−1825=−1272
∆ h(R5)=553−1371,5=−818,5
∆ h (R6 )=553−1357=−804
∆ h(R7)=553−1323,5=−770,5
3. STA 0+050
∆ h(L4)=553−1907,5=−1354,4
∆ h (L3 )=553−1769=−1216
∆ h (L2 )=553−1651=−1098
∆ h (L1 )=553−1580=−1027
∆ h (CL )=553−1613=−1060
∆ h(R1)=553−1608,5=−1055,5
∆ h(R2)=553−1579,5=−1026,5
∆ h(R3)=553−1513=−960
∆ h(R4)=553−2260=−1707
∆ h(R5)=553−1573,5=−1020,5
∆ h(R6)=553−1580,5=1027,5
∆ h(R7)=553−1638,5=−1085,5
∆ h(R8)=553−1645,5=1092,5
| Kelompok 1 9
SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1
4. STA 0+075
∆ h (L4 )=553−2087,5=−1534,5
∆ h (L3 )=553−2097,5=−1544,5
∆ h(L2)=553−2087,5=−1534,5
∆ h (L1 )=553−1905=−1352
∆ h (CL )=553−1785=−1232
∆ h(R1)=553−1877,5=−1324,5
∆ h (R2 )=553−1840=−1287
∆ h (R3 )=553−1827,5=¿-
1274,5
∆ h(R4)=553−2387,5=−1834,5
∆ h (R5 )=553−1735=−1182
∆ h (R6 )=553−1760=−1207
∆ h(R7)=−(Gangguan)
∆ h (R8 )=553−1776=−1223
5.STA 0+100
∆ h(L4)=553−2007,5=−1454,5
∆ h (L3 )=553−2115=−1562
∆ h(L2)=553−2072,5=−1519,5
∆ h (L1 )=553−1860=−1307
∆ h (CL )=553−1825=−1272
∆ h (R1 )=553−1860=−1307
∆ h (R2 )=553−1895=−1342
∆ h (R3 )=553−1815=−1262
∆ h(R4)=553−2532,5=−1979,5
∆ h (R5 )=553−1815=−1262
∆ h (R6 )=553−1727,5=−1174,5
∆ h(R7)=553−1585=−1032
∆ h (R8 )=553−1760=−1207
6. STA 0+125
∆ h(L4)=−(Gangguan)
∆ h(L3)=553−2342,5=−1789,5
∆ h (L2 )=553−2330=−1777
∆ h (L1 )=553−2155=−1602
∆ h (CL )=553−2102,5=−1549,5
∆ h(R1)=553−2112,5=−1559,5
∆ h(R2)=553−2107,5=−1554,5
∆ h(R3)=553−2050=−1497
∆ h(R4)=553−2742,5=−2189,5
∆ h(R5)=553−062,5=−1509,5
| Kelompok 1 10
SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1
∆ h(R6)=553−2147,5=−1594,5
∆ h(R7)=553−2150=−1597
∆ h(R8)=553−2150=−1597
Mencari Beda Tinggi (∆ h) dalam (cm)
Rumus
∆ h ( cm )=BT10
1. STA 0+000
∆ h (L4 )=553−959,5=−40,6 5
∆ h (L3 )=553−873,5=−32 ,0 5
∆ h (L2 )=553−711,5=−15,8 5
∆ h (L1 )=553−684,5=−13,15
∆ h (CL )=553−695=−14,2
∆ h (R1 )=553−697,5=−14,42
∆ h (R2 )=553−775=−22,2
∆ h (R3 )=553−755=−20,2
∆ h (R 4 )=553−1391,5=−83,85
∆ h (R5 )=553−724=−17,1
∆ h (R6 )=553−629,5=−7,65
∆ h (R7 )=553−50=4,75
2. STA 0+025
∆ h (L4 )=553−1405,5=−85,25
∆ h (L3 )=553−1372,5=−81,95
∆ h (L2 )=553−1299=−74,6
∆ h(L1)=553−1245,5=−69,25
∆ h(CL)=553−1237,5=−68,45
∆ h(R1)=553−1216,5=−63,35
∆ h (R2 )=553−1293=−74,0
∆ h (R3 )=553−1211=−65,8
∆ h (R 4 )=553−1825=−127,2
∆ h (R5 )=553−1371,5=−81,85
∆ h (R6 )=553−1357=−80,4
∆ h (R7 )=553−1323,5=−77,05
3. STA 0+050
∆ h(L4)=553−1907,5=−1354,5
∆ h(L3)=553−1769=−121,6
∆ h(L2)=553−1651=−109,8
∆ h(L1)=553−1580=−102,7
∆ h(CL)=553−1613=−106
∆ h(R1)=553−1608,5=−105,55
| Kelompok 1 11
SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1
∆ h(R2)=553−1579,5=−102,65
∆ h (R3 )=553−1513=−96
∆ h (R 4 )=553−2260=−170,7
∆ h (R5 )=553−1573,5=−102,05
∆ h (R6 )=553−1580,5=−102,75
∆ h (R7 )=553−1638,5=−108,55
∆ h (R8 )=553−1645,5=−109,25
4. STA 0+075
∆ h(L4)=553−2087,5=−153,45
∆ h(L3)=553−2097,5=−154,45
∆ h(L2)=553−2087,5=−153,45
∆ h(L1)=553−1905=−135,2
∆ h(CL)=553−1785=−123,2
∆ h(R1)=553−1877,5=−1324,5
∆ h(R2)=553−1840=−1287
∆ h (R3 )=553−1827,5=−127,45
∆ h (R 4 )=553−2387,5=−183,45
∆ h (R5 )=553−1735=−118,2
∆ h (R6 )=553−1760=−120,7
∆ h (R7 )=−(Gangguan)
∆ h (R8 )=553−1776=−122,3
5. STA 0+100
∆ h(L4)=553−2007,5=−145,45
∆ h(L3)=553−2115=−156,2
∆ h(L2)=553−2072,5=−151,92
∆ h(L1)=553−1860=−130,7
∆ h(CL)=553−1825=−127,2
∆ h(R1)=553−1860=−130,7
∆ h(R2)=553−1895=−134,2
∆ h (R3 )=553−1815=−126,2
∆ h (R 4 )=553−2532,5=−1197,95
∆ h (R5 )=553−1815=−126,2
∆ h (R6 )=553−1727,5=−117,45
∆ h (R7 )=553−1585=−103,2
∆ h (R8 )=−(Gangguan)
6. STA 0+125
∆ h(L4)=−(Gangguan)
| Kelompok 1 12
SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1
∆ h(L3)=553−2342,5=−178,95
∆ h (L2 )=553−2330=−177,7
∆ h (L1 )=553−2155=−160,2
∆ h (CL )=553−2102,5=−154,95
∆ h(R1)=553−2112,5=−155,95
∆ h(R2)=553−2107,5=−155,45
∆ h (R3 )=553−2050=−149,7
∆ h (R 4 )=553−2742,5=−218,95
∆ h (R5 )=553−062,5=−150,95
∆ h (R6 )=553−2147,5=−159,45
∆ h (R7 )=553−2150=−159,7
∆ h (R8 )=553−2150=−159,7
5. Mencari Elevasi
Elevasi Datum :25000 mm
Rumus :
Elevasi=Elevasi Datum±∆h (mm)
1. STA 0+000
Elevasi (L4 )=25000−406,5=24593,5
Elevasi(L3)=25000−320,5=24679,5
Elevasi (L2 )=25000−158,5=24841,5
Elevasi(L1)=25000−131,5=24848,5
Elevasi (CL )=25000−142=24858
Elevasi(R1)=25000−144,5=24855,5
Elevasi (R2 )=25000−222=24778
Elevasi(R3)=25000−202=24798
Elevasi(R 4)=25000−838,5=24161,5
Elevasi(R5)=25000−171=24829
Elevasi(R6)=25000−76,5=24923,5
Elevasi (R7 )=25000+47,5=25047 ,5
2. STA 0+025
Elevasi (L4 )=25000−852,5=24147,5
Elevasi(L3)=25000−819,5=24180,5
Elevasi (L2 )=25000−746=24254
Elevasi(L1)=25000−692,5=24848,5
Elevasi (CL )=25000−684,5=24315,5
Elevasi(R1)=25000−663,5=24336,5
3. STA 0+050
| Kelompok 1 13
SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1
Elevasi (L4 )=25000−1354,5=23645,5
Elevasi (L3 )=25000−1216=23784
Elevasi (L2 )=25000−1098=23902
Elevasi (L1 )=25000−1027=23973
Elevasi (CL )=25000−1060=23940
Elevasi(R1)=25000−1055,5=3944,5
4. STA 0+75
Elevasi (R2 )=25000−740=24260
Elevasi (R3 )=25000−658=24342
Elevasi (R4 )=25000−1272=23728
Elevasi(R5)=25000−818,5=24181,5
Elevasi (R6 )=25000−804=24196
Elevasi (R7 )=25000−770,5=24229,5
Elevasi (R2 )=25000−1026,5=23975,5
Elevasi (R3 )=25000−960=24040
Elevasi (R4 )=25000−1707=23293
Elevasi (R5 )=25000−1020,5=23979,5
Elevasi (R6 )=25000−1027,5=23972,5
Elevasi (R7 )=25000−1085,5=23914,5
Elevasi (R8 )=25000−1092,5=23907,5
Elevasi (L4 )=25000−1534,5=23465,5
Elevasi(L3)=25000−1544,5=23455,5
Elevasi (L2 )=25000−1534,5=23465,5
Elevasi (L1 )=25000−1352=23648
Elevasi (CL )=25000−1232=23768
Elevasi (R1 )=25000−1324 ,5=23675,5
5. STA 0+100
Elevasi (R2 )=25000−1287=23713
Elevasi (R3 )=25000−1274 ,5=23725,5
Elevasi (R4 )=25000−1834,5=23165,5
Elevasi (R5 )=25000−1182=23818
Elevasi (R6 )=25000−1207=23793
Elevasi (R7 )=−(Gangguan)
Elevasi (R8 )=25000−1223=23777
Elevasi (L4 )=25000−1454,5=23545,5
Elevasi (L3 )=25000−1562=23438
Elevasi (L2 )=25000−1519,5=23480,5
Elevasi (L1 )=25000−1307=23693
| Kelompok 1 14
SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1
Elevasi (CL )=25000−1272=23728
Elevasi (R1 )=25000−1307=23693
Elevasi (R2 )=25000−1342=23658
Elevasi (R3 )=25000−1262=23738
Elevasi (R4 )=25000−1979,95=23020,5
Elevasi (R5 )=25000−1262=23738
Elevasi (R6 )=25000−1174,5=23838
Elevasi (R7 )=25000−1032=23033
Elevasi (R8 )=25000−1760=23793
6. STA 0+125
Elevasi (L4 )=−(Gangguan)
Elevasi(L3)=25000−1789,5=23210,5
Elevasi (L2 )=25000−1777=23223
Elevasi (L1 )=25000−1602=23398
Elevasi (CL )=25000−1549,5=23450,5
Elevasi(R1)=25000−1559,5=23440,5
Elevasi (R2 )=25000−1554,5=23445,5
Elevasi (R3 )=25000−1497=23503
Elevasi (R4 )=25000−2189,5=22810,5
Elevasi(R5)=25000−1509,5=23490,5
Elevasi (R6 )=25000−1594,5=23405,5
Elevasi (R7 )=25000−1597=23403
Elevasi (R8 )=25000−1597=23403
1.6 Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Pengukuran sipat datar profil melintang berfungsi untuk mendapatkan
perbedaan elevasi permukaan bumi (lokasi yang di ukur), penentu jarak,
beda tinggi, dan untuk menentukan kontur atau keadaan tanah yang di
survey.
Pada perhitungan sipat datar profil melintang menggunakan waterpass
dapat dihitung elevasi suatu tempat atau daerah.
Saran
Posisi alat waterpass pada pengukuran harus tegak lurus pada permukaan.
Penentuan titik datum pada tempat yang sipatnya permanen seperti
gedung.
| Kelompok 1 15
SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1
Rambu ukur harus dipegang tegak lurus oleh pemegang rambu.
| Kelompok 1 16
SIPAT DATAR PROFIL MELINTANG BAB 1
| Kelompok 1 17