Praktik Terbaik Sistem Pengupahan
Nasional
Patrick Belser, ILO
High Level Tripartite Dialogue on Employment,
Industrial Relations and Social Protection
25-26 August 2016, Jakarta
Apa yang menjadi komponen kunci
sistem pengupahan nasional?
Perundingan Bersama Upah Minimum
Upah sektor publikPeraturan dan
perundangan Anti-Diskriminasi
KebijakanPengupahan
Nasional
Pada prinsipnya, kebijakan pengupahan nasional
mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif dan
berkelanjutan, dan “memastikan pembagian hasil
kemajuan yang adil bagi semua, dan upah penghidupan
minimum bagi semua yang bekerja dan membutuhkan
perlindungan tersebut” (Deklarasi ILO tentang Keadilan
Sosial untuk Globalisasi yang Adil, 2008).
Kebijakan pengupahan berkelanjutan penting bagi
pencapaian Tujuan 8 SDG “pertumbuhan ekonomi yang
inklusif dan berkelanjutan, pekerjaan produktif, dan kerja
layak bagi semua” dan Tujuan 10 tentang kesenjangan
dengan berkontribusi pada “pencapaian progresif
kesetaraan yang lebih luas”.
Apa tujuan sistem pengupahan nasional?
Peran kebijakan pengupahan juga dibahas pada
Deklarasi Pertemuan Kementerian Ketenakerjaan dan
Perburuhan G20 tahun 2016, yang menyerukan
“kebijakan pengupahan berkelanjutan” yang
menciptakan pekerjaan berkualitas dan dapat
mendukung konsumsi dan pertumbuhan ekonomi.
Diharapkan kebijakan pengupahan yang berkelanjutan
dan pertumbuhan inklusif membutuhkan kerangka kerja
kelembagaan, organisasi, peraturan perundangan dan
kebijakan serta budaya dialog sosial. Secara gamblang
menyerukan “dialog sosial mengenai prinsip-prinsip
kebijakan pengupahan yang berkelanjutan”.
Apa tujuan sistem pengupahan nasional?
Di mana dialog sosial tentang kebijakan
pengupahan dilakukan? Beberapa contoh
Filipina: Komisi Pengupahan dan Produktivitas
Nasional (NWPC) menetapkan aturan dan
panduan tentang upah minimum dan upah
berbasis insentif bagi 17 dewan Pengupahan
dan Produktivitas Tripartit Daerah (RTWPB)
Banyak negara mempunyai dewan pengupahan
nasional untuk menetapkan upah minimum, tapi
juga mendiskusikan hal lain, seperti Dewan
Konsultasi Pengupahan Nasional Malaysia atau
Dewan Pengupahan Nasional Vietnam.
Sekali lagi, dialog sosial sangat penting.
Konvensi ILO No.131 mengenai penetapan upah minimum
menegaskan konsultasi penuh dan kapan pun diperlukan
partisipasi langsung berdasarkan kesetaraan dengan para
mitra sosial. Konvensi juga menegaskan partisipasi orang-
orang yang mewakili kepentingan umum sebuah negara.
Dialog sosial ini dapat dilakukan oleh dewan pengupahan di
tingkat nasional atau regional (atau komisi pengupahan),
tergantung pada karakteristik khusus masing-masing negara
dalam penetapan upah minimum. Karenanya upah minimum
yang berkelanjutan juga membutuhkan pengembangan
budaya dialog sosial.
Praktik baik dalam penetapan upah minimum
Dialog Sosial dalam beberapa aspek
1) Tingkatan upah minimum. Pendekatan
berimbang direfleksikan dalam Konvensi
ILO No. 131, mengundang pembuat
keputusan untuk mempertimbangkan:
a) Kebutuhan pekerja dan keluarganya, termasuk
tingkat upah umum di negara tersebut, biaya
penghidupan, tunjangan perlindungan sosial,
dan standar penghidupan relative kelompok
sosial mereka, dan
b) Faktor-faktor ekonomi
Social dialogue on several aspects
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
Ph
ilip
pin
es
Vie
t N
am
Bra
zil
Ma
li
Me
xico
Tu
rke
y
Co
sta
Ric
a
Ind
on
esi
a
Pe
ru
Ind
ia
So
uth
Afr
ica
mid-2000's late 2000's
Rani, Belser, Oelz and Ranjbar, 2013
2) Meliputi semua kelompok penerima upah dengan jangka
waktu pekerjaan tertentu sehingga layak untuk mendapatkan?
Social dialogue on several aspects
Rani, Belser, Oelz and Ranjbar, 2013
3) Diikuti dengan pendekatan yang tepat seperti pengawasan
yang memadai dan pendekatan lainnya untuk memastikan
penerapan yang efektif,
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Vie
t N
am
Mex
ico
Bra
zil
Turk
ey
Ind
on
esia
Per
u
Co
sta
Ric
a
Mal
i
Ph
ilip
pin
e
Sou
th A
fric
a
Ind
ia
Rat
e o
f co
mp
lian
ce
mid 2000s late 2000s
Praktik-praktik baik juga mencakup:
Pengawasan dampak upah minimum terhadap keluaran
(outcome) ekonomi dan sosial, serta kajian mendalam jika
diperlukan.
Jika upah minimum “aspiratif” melebihi kapasitas saat ini,
strategi jangka menengah mungkin diperlukan.
Untuk semua keputusan ini, dialog sosial merupakan
pendekatan yang lebih inklusif dan, tentunya, memperkuat
kepemilihan dan efektivitas.
Praktik baik dalam penetapan upah minimum
Praktik baik dalam penetapan upah minimum
www.ilo.org/minimumwage
http://www.worldbank.org/en
/topic/jobsanddevelopment/p
ublication/balancing-
regulations-to-promote-jobs
Bagaimana upah ditetapkan di atas minimum
yang legal atau berdasarkan negosiasi?
Umumnya melalui sistem remunerasi di
tingkat perusahaan yang memberikan
penghargaan berdasarkan produktivitas
pendidikan, senioritas, dan sebagainya.
Panduan pemerintah untuk mendorong
dialog dan penyesuaian upah: seperti sistem
dua lapis di Filipina, atau Panduan Dewan
Pengupahan Nasional Singapura (NWC)