Transcript
Page 1: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

HASIL DISKUSI KELOMPOK

1-2

• Fitrah Ramadhan

• Tessa Hijriani

• Dara Syifa Sakinah

• Wellyan Rahmat Adillio

• Istiqomah Katin

• Selli Efrida Siahaan

• Utary Silvana

• Reza Rakhmat Al Amin

• Abdul Malik Reza Ibrahim

• Dinda Fitriana Setia

• Kasandra A. Harahap

• Sonia Oktarina

Oleh :

Page 2: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

PEMICUNanda seorang Mahasiswa Kedokteran sedang melintas jalan, dari kejauhan dia melihat ada orang sedang berkelahi. Saat mahasiswa itu sampai di tempat kejadian, tampak seseorang tergeletak tidak sadarkan diri. Terlihat ada beberapa luka memar di bahu, badan, dan kepala dan perutnya keluar darah segar dan bekas tusukan benda tajam. Setelah diperiksa korban didapatkan kedaan tidak sadarkan diri dengan darah mengalir diperutnya. Frekuensi nafas 32x/menit, bibir pucat, ujung jari tangan dan kaki dingin, dan frekuensi nadi radialis teraba 120x/menit, Capillary refill >3s. nanda berfikir korban telah mengalami syok selain itu juga didapatkan deformitas pada lengan kiri atas sehingga dicurigai juga patah tulang. Nanda kemudian merencanakan penganan awal syok dengan segera menghentikan perdarahan dan cepat melakukan imobilisasi, dan memindahkan korban kerumah sakit

Page 3: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

TERMINOLOGI

• DeformitasPerubahan bentuk tubuh.

• SyokTerjadi gangguan mendadak pada keseimbangan mental, gangguan metabolic dan hemodinamik yang ekstrim akibat kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat pada organ-organ vital.

• ImobilisasiTindakan untuk membuat tidak bisa digerakkan dengan menggunakan gips atau bidai.

Page 4: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

KEYWORD• Seorang laki-laki tidak sadarkan diri.• Adanya tanda-tanda syok• Luka tusuk di bagian perut dan terdapat darah segar pada bagian

abdomen (perut).• Deformitas pada lengan kiri atas.• Imobilisasi korban.

IDENTIFIKASI MASALAH• Penanganan awal pada syok akibat trauma pada abdomen dan

cidera musculoskeletal pada lengan kiri atas korban.

Page 5: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

Korban Laki-laki

Terapi

Jenis

Jenis

Penilaian

PenyebabTrauma Abdomen (pendarahan akibat

luka tusuk)Penanganan awal

Trauma Muskuloskeletal

(deformitas lengan kiri atas)

Shock

Penanganan awal

Penilaian

Imobilisasi

Terapi

Tidak sadarkan diri

ANALISIS MASALAH

Page 6: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

HIPOTESIS

• Perlakuan balut tekan merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan pada kasus pendarahan abdomen akibat luka tusuk.

• Tindakan imobilisasi merupakan tindakan awal yang dilakukan untuk penanganan fraktur.

Page 7: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

PERTANYAAN TERJARING

1. Trauma Abdomena. Definisib. Etiologic. Patofisiologid. Klasifikasie. Komplikasif. Penatalaksanaan

2. Syok g. Klasifikasi

i. Definisiii. Etiologiiii.Patofisiologiiv. Gejalav. Penatalaksanaanvi.Komplikasi

b. Gejala

3. Cidera Muskuloskeletala. Definisib. Klasifikasi

i. Definisiii. Etiologiiii. Patofisiologiiv. Gejalav. Penatalaksanaanvi. Komplikasi

c. Gejala

4. Bagaimana Patofisiologi tidak sadarkan diri?

5. Bagaimana penanganan korban pada pemicu?

Page 8: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

Jawaban Pertanyaan Terjaring

1. Trauma Abdomen

a. DefinisiTrauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk.

(Sjamsuhidayat. 1998. Buku Ajar Bedah. Jakarta : EGC)

Page 9: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

b. Etiologi

Trauma pada abdomen disebabkan oleh 2 kekuatan yang merusak, yaitu :

1. Paksaan /benda tumpul Disebabkan oleh jatuh, kekerasan fisik atau pukulan, kecelakaan kendaraan bermotor, cedera akibat berolahraga, benturan, ledakan, deselarasi, kompresi atau sabuk pengaman. Lebih dari 50% disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.

2. Trauma tembusDisebabkan oleh tusukan benda tajam atau luka tembak.

(Hudak & Gallo. 2001. Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC)

Page 10: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

c. Patofisiologi

Jika terjadi trauma penetrasi atau non-pnetrasi kemungkinan terjadi pendarahan intra abdomen yang serius, pasien akan memperlihatkan tanda-tanda iritasi yang disertai penurunan hitung sel darah merah yang akhirnya gambaran klasik syok hemoragik. Bila suatu organ viseral mengalami perforasi, maka tanda-tanda perforasi, tanda-tanda iritasi peritonium cepat tampak. Tanda-tanda dalam trauma abdomen tersebut meliputi nyeri tekan, nyeri spontan, nyeri lepas dan distensi abdomen tanpa bising usus bila telah terjadi peritonitis umum.Bila syok telah lanjut pasien akan mengalami takikardi dan peningkatan suhu tubuh, juga terdapat leukositosis. Biasanya tanda-tanda peritonitis mungkin belum tampak. Pada fase awal perforasi kecil hanya tanda-tanda tidak khas yang muncul. Bila terdapat kecurigaan bahwa masuk rongga abdomen, maka operasi harus dilakukan.

(Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI: Jakarta)

Page 11: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

d. Klasifikasi

• Trauma penetrasi (trauma tembus)a. Luka tembakb. Luka tusuk

Organ berisiko cidera :• Luka tusuk paling umum mengenai hati (40%), usus

kecil (30%), diafragma (20%), dan usus besar (15%). Luka tembak menyebabkan cidera paling banyak pada usus halus (50%), usus besar (40%), hati (30%), dan pembuluh darah perut (25%).

Page 12: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

• Trauma non-penetrasi (trauma tumpul)a. Kompresib. Hancur akibat kecelakaanc. Sabuk pengamand. Cedera akselerasi

Organ yang berisiko :• Hepar 40-55%• Limpa 35-45%

Page 13: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

e. Komplikasi

• Pendarahan• Syok• Infeksi• Peritonitis• Perforasi (perlubangan)

Page 14: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

f. Penatalaksanaan

1) Penanganan awal trauma non- penetrasi (trauma tumpul)

a. Stop makanan dan minumanb. Imobilisasic. Kirim kerumah sakitd. Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL)

Page 15: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

2) Penanganan awal trauma Penetrasi (trauma tajam)

a. Bila terjadi luka tusuk, maka tusukan (pisau atau benda tajam lainnya) tidak boleh dicabut kecuali dengan adanya tim medis.

b. Penanganannya bila terjadi luka tusuk cukup dengan melilitkan dengan kain kassa pada daerah antara pisau untuk memfiksasi pisau sehingga tidak memperparah luka.

c. Bila ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ tersebut tidak dianjurkan dimasukkan kembali kedalam tubuh, kemudian organ yang keluar dari dalam tersebut dibalut kain bersih atau bila ada verban steril.

d. Imobilisasi pasiene. Apabila ada luka terbuka lainnya maka balut luka dengan

menekanf. Kirim ke rumah sakit

Page 16: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

2. Syok

Definisi secara umum:

Suatu keadaan yg mngancam khidupan ketika tubuh tdk cukup mndaptkan aliran drah yg mna bisa mrusak bnyak organ. Syok mmbutuhkn penanganan medis sgera dan bisa mnjadi lebh buruk dgn cepat.

(national library of medicine. National institutes of health: meadline plus. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000039.htm)

Page 17: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

a. Klasifikasi Syok:

1. Syok Hipovolemik2. Syok Anafilatik

3. Syok Kardiogenik4. Syok Neurogerik

5. Syok Septik

Page 18: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

1. Syok Hipovolemik

i. DefinisiPenurunanoerfusi dan oksigenasi jaringan disertai kolaps sirkulasi yang disebabkan hilangnyavolume intravaskulerakut akibat berbagai keadaan bedah atau medis

Page 19: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

ii. Etiologi• Kehilangan sekitar 1/5 atau lebih jumlah

normal darah dalam tubuh : Perdarahan dari luka Perdarahan dari luka nternal, seperti di

saluran pencernaan• Luka bakar• Diare• Keringat berlebih• muntah

Page 20: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

iii. PatofisiologiSyok hemoragikdisebabkan oleh perfusi jaringan dan oksigenasi yang tidak adekuat akibat kehilangan darah akut. Kompensasi fisiologis terhadap perdarahan meliputi vasokonstriksi dan peningkatan curah jantung melalui takikardia.

Page 21: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

iv. Gejala : Takikardi, penurunan tekanan darah sistolik, berkurangnya urine yang keluar, kehilangan kesadaran, kulit dingin dan pucat

v. Komplikasi:Gagal ginjal, sindrom gawat napas akut, koagulasi intravaskular diseminata, gagal orgn, multisistem, sepsid, dan kemtian.

Page 22: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

vi. Penatalaksanaan

Kelas 1 : kehilangan darah < 15% tidak perlu penggantian volume

Kelas II :kehilangan darah 15-30% penggantian volume dengan cairan kristaloid (RL/NACL 0,9%) sejumlah 3x volume darha yang hilang

Kelas III : kehilangan volume darah 30-40% pengagantian volume dengan cairan kristaloid (NACL 0,9%)

Kelas IV : Kehilangan volume darah >40% (sama seperti penggantian cairan di kelas 3)

Page 23: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

2. Syok Anafilatik

i. DefinisiSyok yang mengancam kehidupan sebagai suatu reaksi alergi

ii. Etiologi• Alergi obat (morfin,dye x-ray, aspirin,dll)• Alergi makanan• Gigitan serangga• Serbuk sari atau alergi hirup lainnya• Idiopatik

Page 24: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

iii. PatofisiologiSyok anafilatik terjadi setelah pajanan antigen terhadap sistem imun yang menghasilkan degranulasi sel mast dan pelepasan mediator. Mediator radang meliputi histamin, leukotrien, triptase, dan postagladin. Konstelasi mekanisme tersebut menyebabkan gangguan pernapasan dan kolaps kardiovaskular.

iv. Gejala- Lesu - Sesak nafas, suara rusak- Lemah - Takikardi- Rasa gatal di hidung - Hidung Tersumbat

Page 25: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

v. KomplikasiKemungkinan rekurensi dimasa mendatatang dan kematian

vi. Penatalaksanaan

• Hentikan alergi yang menyebabkan reaksi anafilaksis• Penilaian A,B,C dan pemberian Oksigen 100%• Memperbaiki volume darah• Memberikan Epinefrin (dosis yang dianjurkan 0,25 mg

subkutan setiap 15 menit sesuai beratnya gejala)

Page 26: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

3. Syok Kardiogenik

i. DefinisiSyok yang terjadi ketika jantung telah rusak sehingga tidak mampu untuk menyuplai darah ke organ-organ tubuh

ii. Etiologi• Serangan jantung• Infark miokard akut• Stress akibat kardiomropati• Masalah katup akut• Disrupsi otot jantung• Hipotensi dengan perfusi yang buruk ( pada pemeriksaan

fisik)

Page 27: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

iii. PatofisiologiPenyebab syok kardiogenik yang paling sering adalah AMI masit, meskipun infark yang lebih kecil pada pasien dengan gangguan fungsi ventrikel sebelumnya dapat juga menimbulkan syok. Kemungkinan penyebab lainnya adalah regurgitasi mitral akut dan ruptur septum interventikular atau dinding bebas ventrikel

iv. Gejala

Page 28: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

v. Komplikasi• Gangguan Ventrikuler ejection:

Infark miokard akut, miokarditis akut, komplikasi mekanik• Gangguan Ventrikular Filling:

temponade jantung, infark ventrikel kanan

vi. Penatalaksanaan• Pastikan jalan nafas tetap adekuat• Berikan oksigen 8-15 liter/menit dengan menggunakan

masker• Jika terdapat takiaritma, atasi dengan pemberian digitalis

dan sulfas antropin• Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar

syok dan harus diatasi dengan pemberian morfin

Page 29: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

4. Syok Neurogiki. Definisi

disfungsi otonom, disebabkan oleh cidera medula spinalis yang menyebabkan hipotensi dan bradikardia

ii. Etiologikerusakan sistem saraf, khususnya cidera pada medula spinalis

iii. Patofisiologi

Page 30: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

iv. Gejala• Tekanan darah turun• Bradikardi• Kadang disertai paraplegia

v. Komplikasi• Hiportemia • Kegagalan multi organ• Hipoksia jaringan

vi. Penatalaksanaan• Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki• Pertahankan jalan nafas dengan pemberian oksigen• Pemberian cairan• Obat-obatan (bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak

segera pulih)

Page 31: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

5. Syok Septik

i. Definisikondisi serius yang terjadi ketika infeksi berat menyebabkan sekuestrasi darah dari kapiler dan vena.

ii. Etiologi• infeksi bakteri gram negatif• Bakteri, jamur dan virus

iii. Patofisiologi• Infeksi lokal (ostitis, pneumonia, meningitis, dll)• Kolonisasi mukosa dan invasi• Bakterimia okultisme• nasokomial

Page 32: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

iv. Gejala• Penurunan tekanan darah sistol• Demam• Leukositosis• takikardia

v. Komplikasivi. Penatalaksanaan• Resusitasi dilakukan segera• Terapi cairan: hipovolemia terjadi pada sepsis ->

ringer laktat• Pemberian antibiotik spektrum luas : Ceftriaxone,

Cefotaxim

Page 33: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

b. Gejala secara Umum

• Tekanan darah rendah• Gelisah• Bibir dan kuku kebiruan• Nyeri dada• Bingung dan tidak merespon• Pusing• Kulit pucat, lembab dan dingin• Pengeluaran urin yg sedikit atau tdk ms sekali• Berkringat banyak shingga kulit bsah• Nadi cepat tetapi lemah• Napas dangkal • Tidak sadar

(national library of medicine. National institutes of health : meadline plus. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000039.htm )

Page 34: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

3. Trauma Muskuloskeletal

a. DefinisiRudapaksa yang dapat mencederai jaringan muskuloskletal

Jaringan muskuloskeletal yang cedera meliputi: Jaringan lunak (tendon, otot, ligamen, saraf, dan

pembuluh darah ; Strain, Sprain Tulang ; Fraktur Sendi ; Dislokasi

Page 35: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

b. Klasifikasi

1. Straini. DefinisiStrain adalah tarikan otot akibat penggunaan yang berlebihan, peregangan yang berlebihan, atau stres yang berlebihan, serta terdapat sobekan mikroskopik tidak komplit dengan pendarahan ke dalam jaringan

(Smelzer,Suzanne.C,2001.buku ajar keperawatan medikal bedah brunner dan suddarth.Ed 8.Jakarta;EGC)

Page 36: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

ii. Etiologi

Secara normal:• Pergerakan yang terlalu cepat atau tidak disengaja

Pada strain akut :• Ketika otot keluar dan berkontraksi secara mendadak

Pada strain kronis :• Terjadi secara berkala oleh karena penggunaaan yang

berlebihan/tekanan berulang-ulang, menghasilkan tendonitis (peradangan pada tendon).

Page 37: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

iii. Patofisiologi

Strain terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah,kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi kontraksi ,otot belum siap,terjadi pada bagian groin muscles (otot pada kunci paha),hamstring (otot paha bagian bawah),dan otot guadriceps. Fleksibilitas otot yang baik bisa menghindarkan daerah sekitar cedera memar dan membengkak.

Page 38: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

2. Sprain

i. DefinisiCedera sendi yang menyebabkan robeknya sejumlah serat pada ligament penyangga otot, tetapi kontinuitas ligament tersebut masih intak.

ii. Etiologia. Umurb. Terjatuh atau kecelakanc. Pukuland. Tidak melakukan pemanasan

Page 39: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

iii. Patofisiologi

Adanya tekanan eksternal yang berlebih menyebabkan suatu masalah yang disebut dengan sprain yang terutama terjadi pada ligamen. Ligamen akan mengalami kerusakan serabut dari rusaknya serabut yang ringan maupun total ligamen akan mengalami robek dan ligamen yang robek akan kehilangan kemampuan stabilitasnya. Hal tersebut akan membuat pembuluh darah akan terputus dan terjadilah edema ; sendi mengalami nyeri dan gerakan sendi terasa sangat nyeri. Derajat disabilitas dan nyeri terus meningkat selama 2 sampai 3 jam setelah cedera akibat membengkaan dan pendarahan yang terjadi maka menimbulkan masalah yang disebut dengan sprain.

Page 40: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

iv. Gejala :• Nyeri local• Pembengkakan• Perubahan warna kulit• Ketidakmampuan menggerakan tungkai,sendi

V. PenatalaksanaanRICE• R (rest) • I (ice)• C (compression)• E (elevation)

Page 41: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

vi. Komplikasi

1.Disklokasi berulang akibat ligamen yang ruptur tersebut tidak sembuh dengan sempurna sehingga diperlukan pembedahan untuk memperbaikinya

2. Gangguan fungsi ligamen

Page 42: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

3. Fraktur

i. DefinisiPemecahan suatu bagian, terutama pada tulang.(Kamus Saku Dorland Edisi 28)

ii. Etiologi

Fraktur dapat disebabkan oleh :• Cedera dan benturan seperti pukulan langsung, gaya

meremuk, gerakan puntir mendadak, kontraksi otot ekstrim.• Letih karena otot tidak dapat mengabsorbsi energi seperti

berjalan kaki terlalu jauh.• Kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis

pada fraktur patologis.

Page 43: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

iii. Patofisiologi

Jenis fraktur :• Fraktur komplit• Fraktur inkomplit• Fraktur tertutup (fraktur simple• Fraktur terbuka (fraktur komplikata/kompleks)

Grade I Grade II Grade III

Page 44: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

4. Dislokasii. DefinisiPerpindahan atau pergeseran suatu bagian sendi.(Kamus Saku Dorland Edisi 28)

ii. Etiologi

Dislokasi disebabkan oleh :1. Cedera olahraga2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olahraga 3. Terjatuh4. Patologis

Page 45: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

iii. Patofisiologi

Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi, perlu dilakukan adanya reposisi dengan cara dibidai

Page 46: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

4. Patofisiologis Tidak Sadarkan Diri

Terdapat penurunan aliran darah, penggunaan oksigen serebral, resistensi serebrovaskuler yang dapat ditunjukkan. Jika iskemia hanya berakhir beberapa menit, tidak terdapat efek otak. Iskemia yang lama mengakibatkan nekrosis jaringan otak pada daerah perbatasan dari perfusi antara daerah vaskuler dari arteri serebralis mayor. Pada pasien dengan kelemahan atau sinkop yang ditandai dengan bradikardia, seseorang harus membedakan yang disebabkan oleh kegagagalan reflex neurologenaik dari seranagn kardiogenaik (Stokes-adam).

(harrison. Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam edisi 13 vol 1. EGC: 1999)

Page 47: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

5. Penanganan Pada Pemicu

• 1. Tidak sadarkan diriMemantau airway sambil melakukan pertolongan lainyang memungkinkan

2. Syok hemoragikPastikan perfusi dan oksigenasi

3. Trauma abdomen akibat tusukan benda tajam– Airway dan breathing– Circulation– Disability 4. Trauma muskuloskeletal

immobilisasi

Page 48: Ppt p2 Kelompok 5 Fix

Top Related