Download - PPT KITA
![Page 1: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/1.jpg)
Usulan Penelitian
KEANEKARAGAMAN SPESIES LICHEN SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS
UDARA DI KOTA PURWOKERTO
• Margaretha Rinelda N.S.BIJ008090
• Noor Wahyu Anisah B1J010171• Yona Vebrila B1J010179• Ardianti Maya N. B1J010201• Hendri B1J010207
![Page 2: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/2.jpg)
Udarakomponen abiotik pada
atmosfer yang dibutuhkan oleh berbagai organisme
Tingkat kepadatan aktivitas masyarakat mengakibatkan
pencemaran udara.
Tumbuhan dapat digunakan sebagai bioindikator kondisi lingkungan yang tercemar
Lichen (lumut kerak ) merupakan tumbuhan indikator yang peka terhadap pencemaran udara,
dengan pertumbuhan kerak tidak hanya mengalami kemunduran di daerah yang terkena polusi berat
tetapi menjadi langka atau menghilang (Alexopoulos & Mims, 1979).
LATAR BELAKANG
![Page 3: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/3.jpg)
Lichen merupakan simbiosis dari dua organisme: fungi dan alga. Untuk kelangsungan hidupnya, salah satu organisme melakukan fotosintesis yaitu alga.
Meningkatnya SO2 dan CO2 di udara akan meningkatkan suhu udara di sekitar lingkungan dan dengan suhu yang tinggi akan meningkatkan laju respirasi dan menurunkan laju fotosintesis.
Lichen tidak memiliki kutikula atau pelindung, sehingga lichen akanmenyerap semua unsur-unsur termasuk polutan yang berbahaya tanpa adanya penyeleksian melalui permukaan talus dan diakumulasikan dalam talusnya.
Oleh karena itu, Lichen hanya akan dapat tumbuh dengan baik bila kondisi udara yang bersih.
![Page 4: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/4.jpg)
Hal tersebut juga didukung oleh hasil penelitian Soedaryanto et al., (1992) yang menemukan 3 jenis lumut kerak pada
daerah yang relatif tercemar dan 7 jenis lumut kerak pada daerah kontrol di Denpasar, Bali.
Menurut Noer (2004), pada daerah dimana pencemaran telah terjadi, jumlah jenis yang ada sedikit dan jenis-jenis yang peka sekali akan hilang.
![Page 5: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/5.jpg)
Lumut kerak dapat dijadikan sebagai tumbuhan indikator untuk pencemaran udara dari kendaraan bermotor, dimana dengan adanya pencemaran udara akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan lumut kerak dan penurunan jumlah jenis dengan beberapa marga yang dapat dijadikan indikator polusi yaitu Parmelia, Hypogymnia dan Strigula.
Cahyono (1987)
![Page 6: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/6.jpg)
Aneka Ragam Spesies Lichen
Koloni Talus Spesies VI (Tipe Talus Crustose)
Koloni Spesies VII (Verrucaria sp.)(tipe talus crustose)
Koloni Spesies VIII (Parmelia sp.)
Koloni Spesies I (Phaeographis sp.) Koloni Spesies II
(Strigula sp.)Koloni Spesies III (Dirinaria cf. picta)
Koloni Spesies IV (Heterodermia sp.)
![Page 7: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/7.jpg)
Jenis Spesies IX (tipe talus foliose)
Koloni Spesies XII (Graphidaceae) (Crustose lirella)
Dan banyak spesies lainnya
![Page 8: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/8.jpg)
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Berapa banyak spesies lichen yang di temukan di Kota Purwokerto?
2. Perbedaan tingkat pencemaran pada 3 daerah di Kota Purwokerto ?
![Page 9: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/9.jpg)
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui Lichen sebagai bioindikator pencemar udara.
2. Untuk mengetahui tingkat pencemaran di Kota Purwokerto.
![Page 10: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/10.jpg)
Hipotesis :
1. Keanekaragaman jenis Lichen banyak dijumpai pada daerah berpolutan sangat tinggi.
2. Keanekaragaman jenis Lichen tidak banyak dijumpai pada daerah berpolutan tinggi.
![Page 11: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/11.jpg)
II. MATERI DAN METODE PENELITIAN
2.1. MATERI, LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
2.1.1. MATERI PENELITIAN
MateriAlat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pita
meteran, pahat, termometer, planimeter, imvinger dan dust sampler, alat tulis, mikroskop dan camera digital
untuk dokumentasi.Bahan yang digunakan Peta lokasi, Plastik transparan,
Amplop, Akuades, laktofenol-analin blue, tissue.
![Page 12: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/12.jpg)
2.1.2. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Lokasi Kota Purwokerto.
Waktu
Bulan Januari sampai dengan bulan Febuari 2013, pada siang hari setiap pukul 13.00-15.00 WIB
![Page 13: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/13.jpg)
2.2. METODE PENELITIAN
Penelitian Non random sampling - Purposive Sampling
2.2.1. RANCANGAN PERCOBAAN
Metode Survey
Stasiun I (Jl. Gerilya Timur (komplek terminal)
Stasiun II (Jl Jend. Sudirman)
Stasiun III (Jl. Martadireja )
![Page 14: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/14.jpg)
2.2.2. CARA KERJA PENELITIAN
PENGAMBILAN SAMPEL LICHEN
1. Gambar luas lichen tersebut pada batang pohon
2. Hitung luas lichen pada setiap pohon
3. Amati warna lichen (spesies lichen)
Sampel pada 3 Lokasi masing-masing 10 tiitk
dengan jarak 20 m
Ukur diameter batang pohon
pada ketinggian 150 cm
![Page 15: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/15.jpg)
Kruskal Wallis testLokasi Pohon
ke-Sp. I
Sp. II Sp.III Sp. IV Sp. V Sp. VI Sp. VII
Sp. VIII
Sp. X
STASIUN
I
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
R I= R I adalah jumlah seluruh spesies lichen yang diperoleh di lokasi I
![Page 16: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/16.jpg)
R II= R II adalah jumlah seluruh spesies lichen yang diperoleh di lokasi II
Lokasi Pohon ke-
Sp. I
Sp. II Sp.III Sp. IV Sp. V Sp. VI Sp. VII
Sp. VIII
Sp. X
STASIUN
II
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
![Page 17: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/17.jpg)
R III= R III adalah jumlah seluruh spesies lichen yang diperoleh di lokasi III
Lokasi Pohon ke-
Sp. I
Sp. II Sp.III Sp. IV Sp. V Sp. VI Sp. VII
Sp. VIII
Sp. X
STASIUN
III
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
![Page 18: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/18.jpg)
Kruskal-Wallis test
• Test berdasarkan Ranking untuk mengkomparasi Median pupulasi
1)3(Nn
R
1)N(N
12H
k
1j i
2i
Keterangan : R =Jumlah ranking per kondisi / perlakuan Nj =Banyaknya kasus per iT =banyaknya observasi berangka sama dalam data.N =Banyaknya kasus
![Page 19: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/19.jpg)
• Gunakan tabel nilai kritis Xˆ2 distribusi dengan df t-1
• Hasilnya adalah 0.05 > p > 0.01 jadi signifikan Kita tolak hipotesis nol dan menyimpulkan metode memberikan keragaman yang sedikit
![Page 20: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/20.jpg)
No. KegiatanBulan
I II IV V VI VII
1.
Penyusunan, pengajuan usulan
penelitian dan seminar usulan
penelitian
2. Pelaksanaan penelitian
3. Analisis dan pengolahan data
4.Penyusunan skripsi dan seminar hasil
penelitian
5. Penulisan paper untuk publikasi
JADWAL PENELITIAN
![Page 21: PPT KITA](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022051314/5572121b497959fc0b900c6d/html5/thumbnails/21.jpg)
TERIMA KASIH