Download - Power motivation training
Lahir
• Jakarta
• 21 Oktober 1977
Aktif
• Mengajar
• Itjen Kem. Agama
Alamat
• Komp. AURI Jatisari Jatiasih Kota Bekasi, Jawa Barat
Online
• http://abdillahmt.com • http://facebook.com/abdillahmt
1# SUKSES ADALAH HAK SAYA
Ada yang Mau kunci sukses….???
Ada yang mau bayar?
Berapa Kita harus membayarnya?
Menjalani hidup dengan penuh makna sesuai dengan tujuan hidup dan
impian kita
“Dan ketahuilah bahwa di dalam kesabaran terhadap yang engkau benci terdapat banyak kebaikan. Bahwa pertolongan itu (datang) setelah kesabaran,
dan kelapangan itu (datang) setelah kesempitan serta kemudahan itu (datang) setelah kesulitan” (HR. Ahmad)
Sabar Pertolongan
Kemudahan Kesulitan
Kelapangan Kesempitan
2# POTENSI DAHSYAT KITA
1. ……………………
2. ……………………
3. ……………………
4. ……………………
5. ……………………
6. ……………………
7. ……………………
1. Besar
2. 7.000 Kg
3. = 80 org dewasa
4. Kuat
5. Mencabut pohon
6. Berjalan Jauh
7. Dapat dilatih
Dulu tidak bisa ke angkasa
Sekarang bisa sampai ke bulan
Dulu hanya jalan kaki
Sekarang sudah banyak kendaraan
Karena kita terus berkembang
Dan kita BISA…!
3# SUKSES … MAU …???
SIKLUS KESUKSESAN
SIKLUS KESUKSESAN
SUKSES
Memberi
Meminta Menerima
Kita harus memberi terlebih DAHULU, sehingga sesudahnya Kita punya hak untuk meminta. Dan karena Kita sudah meminta, maka selanjutnya Kita harus mau dan pasti akan menerima. Lalu, karena sudah menerima, Kita selanjutnya harus mau berbagi dengan cara memberi. Dan berulang lagi dari awal, karena sudah memberi, maka Kita bisa meminta lagi, dan selanjutnya Kita tinggal menerima.
SUKSES UNTUK BAHAGIA
BELAJAR SUKSES dari ORANG TUA
SUKSES
Memberi
Meminta Menerima
Orang Tua telah memberi segalanya kepada kita, sehingga sesudahnya Orang Tua punya hak untuk meminta kesuksesan dari kita. Dan karena Orang Tua sudah meminta dari Kita, maka selanjutnya Orang Tua akan menerima kesuksesan kita tersebut.
Konon di kisahkan
bahwa pada zaman
ROSULALLAH SAW
ada seorang pemuda
yang bernama
AL-QOMAH.
Dia seorang pemuda yang rajin Sholat, Beribadah, Berpuasa dan Ahli Shodaqoh.
Suatu ketika dia sakit keras , maka istrinya mengirim utusan kepada Rosulullah untuk memberi tahukan kepada Beliau akan keadaan Alqomah.
Maka Rosulullah pun mengutus Ammar Bin Yasir, Shuhaib Ar Rumi, Bilal Bin Robah untuk melihat keadaan Alqomah. Beliau bersabda : "Pergilah ke rumah Alqomah dan talqinlah untuk mengu- capkan LA ILAHA ILLALLOH". Akhirnya mereka berangkat ke rumahnya , ternyata saat itu Alqomah sudah dalam keadaan Naza', maka segeralah mereka mentalqinnya, namun tidak bisa mengucapkan LA ILAHA ILLALLOH. Langsung saja mereka melapor kan kejadian ini pada Rosulullah. Maka Rosulullah pun bertanya : "Apakah dia masih mempunyai kedua Orang tua? Ada yang menjawab : " Ada wahai Rosulullah , dia masih mempunyai seorang ibu yang sudah sangat tua rentah. "
Maka Rosulullah mengirim utusan untuk menemuinya , dan beliau berkata kepada utusan tersebut : “Katakan kepada ibu Alqomah : " Jika dia masih mampu untuk berjalan menemui Rosulullah maka datanglah, namun kalau tidak, maka biarlah Rosulullah yang datang menemuimu."
Tatkala utusan itu telah sampai pada ibunya Alqomah dan pesan itu di sampaikan. Maka ibunya Alqomah berkata : "Sayalah yang lebih berhak untuk mendatangi Rosulullah."
Maka dia pun memakai tongkat
dan berjalan mendatangi
Rosulullah. Sesampainya dirumah
Rosulullah , dia mengucapkan
salam dan Rosulullah pun
menjawab salamnya.
Lalu Rosulullah bersabda kepadanya : "Wahai ibu Alqomah , jawablah pertanyaanku dengan jujur , sebab jika engkau berbohong maka akan datang Wahyu dari ALLAH SWT yang akan memberitahukan kepadaku , bagaimana sebenarnya keadaan putramu Alqomah?”
Sang ibu menjawab : "Wahai Rosulullah , dia rajin mengerjakan Sholat, Berpuasa dan Ahli Shodaqoh.“ Lalu Rosulullah bertanya lagi : "Lalu apa perasaanmu padanya?..... “ Dia menjawab : "Saya marah kepadanya wahai Rosulullah.“ Rosulullah bertanya lagi : " Kenapa?"
Dia menjawab : "Wahai Rosulullah, dia
lebih mengutamakan yang lain dari pada
saya dan dia pun durhaka kepadaku."
Maka Rosulullah bersabda : "Sesungguhnya
kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan
Alqomah sehingga tidak bisa mengucapkan Syahadat."
Maka beliau bersabda : "Wahai
Bilal, pergilah dan kumpulkan
kayu bakar yang banyak."
Si ibu bertanya : "Wahai Rosulullah,
apa yang akan engkau lakukan?”
Rosulullah menjawab : "Saya akan
membakarnya di hadapanmu. “Si ibu
berkata : "Wahai Rosulullah , saya tidak tahan kalau engkau membakar anakku di hadapanku."
Maka Rosulullah menjawab : "Wahai ibu Alqomah , sesungguhnya adzab ALLAH SWT lebih pedih dan lebih kekal, kalau engkau ingin supaya ALLAH mengampuninya , maka relakanlah anakmu Alqomah , demi dzat yang di jiwaku berada di tangannya , Sholat , Puasa dan Shodaqohnya tidak akan memberinya manfaat sedikit pun selagi engkau masih marah kepadanya."
Maka dia berkata: "Wahai Rosulullah, ALLAH sebagai saksi, juga para malaikat dan semua kaum Muslim yang hadir, Bahwa saya telah Ridlo pada anakku Alqomah. "
Rosulullah pun berkata: "Wahai Bilal, pergilah kepadanya dan lihatlah apakah Alqomah sudah bisa mengucapkan Syahadat ataukah belum? Barangkali ibu Alqomah mengucapkan sesuatu yang bukan berasal dari dalam hatinya, barangkali dia hanya malu kepadaku."
Maka Bilal pun berangkat , ternyata dia mendengar Alqomah dari dalam rumah mengucapkan : "LA ILAHA ILLALLAH.“ Maka Bilal pun masuk dan berkata : "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kemarahan ibu Alqomah telah menghalangi lisan Alqomah sehinggah tidak bisa mengucapkan Syahadat, dan Ridlonya telah menjadikan mampu mengucapkan Syahadat."
Kemudian Alqomah pun meninggal dunia saat itu juga.
Maka Rosulullah melihat-
nya dan memerintahkan
untuk di mandikan lalu di
kafani kemudian Beliau
mensholatinya dan mengu-
burkannya. Lalu didekat ku-
buran itu Rosulullah bersab-
da: "Wahai sekalian kaum Muhajirin dan Anshor, barang siapa yang melebihkan istrinya dari pada ibunya, dia akan mendapatkan laknat dari ALLAH, para Malaikat dan seluruh manusia. ALLAH tidak akan menerima Amalnya sedikit pun kecuali dia mau bertaubat dan berbuat baik pada ibunya serta meminta Ridlonya. Karena Ridlo ALLAH tergantung pada Ridlonya dan Murka ALLAH tergantung pada Murkanya."