Download - Posyandu Ok

Transcript

PEDOMAN PELAKSANAAN

POSYANDU

TIM PENGGERAK PKK PROVINSI DKI JAKARTA

2007

PEDOMAN PELAKSANAAN HATINYA PKK

PENERBIT TIM PENGGERAK PKK PROVINSIDKI JAKARTA

GEDUNG PKK MELATI JAYA Jl. Kebagusan No. 42

Pasar Minggu, Jakarta Selatan Telepon 78838466, 78834629, Fax 78834562.

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT akhirnya Buku Pedoman pelaksanaan Posyandu Provinsi DKI Jakarta dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Buku ini disusunkan sebagai upaya strategis untuk mempercepat peningkatan kualitas SDM pengelola dan pelaksana Posyandu.

Perkuatan Posyandu sebagai Program Unggulan Pokja IV Tim Penggerak PKK Provinsi DKI Jakarta berupaya untuk mengimplementasikan Posyandu menjadi "Early warning system " yang lebih mengutamakan aspek promotif dan preventif melalui pelayanan yang dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat. Pedoman Pelaksanaan Posyandu ini disusun untuk memberikan kesempatan bagi semua unsur pengelola dan pelaksana untuk berperan aktif dalam menyelenggarakan Posyandu. Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan kader - sebagai unsur pengelola, dan pelaksana - merupakan bagian terpenting untuk mengoptimalkan penyelenggaraan Posyandu. Semoga upaya ini dapat mempercepat terwujudnya Posyandu Mandiri di Provinsi DKI Jakarta yang akan mampu menjalankan fungsinya sebagai sentra pelayanan kesehatan masyarakat untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.

Jakarta, Juni 2007 Ketua, TP. PKK DKI Jakarta

NY. Rini Sutiyoso

DAFTARISI

Kata Pengantar ........................................................................ iii

Daftar Isi ...................................................................................... iv

BABI PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang .................................................... 1 B. Tujuan ................................................................. 2 C. Sasaran ................................................................... 3 D. Pengertian .............................................................. 3

BAB II PROGRAM PERKUATAN POSYANDU ................. 5 A. Latar Belakang ..................................................... 5 B. Tujuan ................................................................. 6 C. Sasaran ................................................................... 7

BAB III KELEMBAGAAN POSYANDU ............................... 8 A. Pembentukan Posyandu ....................................... 8 B. Pelaksanaan Posyandu ......................................... 11 C. Pembinaan ........................................................... 17 D. Kader Posyandu ....................................................... 17

BAB IV POKOK-POKOK KEGIATAN .............................. 20 A. Pendaftaran ......................................................... 20 B. Penimbangan ....................................................... 20 C. Pencatatan ........................................................... 21 D. Penyuluhan .......................................................... 22 E. Pelayanan Kesehatan dan KB ............................... 23 F. Pelayanan Integrasi ................................................... 23

BAB V INDIKATOR KEBERHASILAN DAN STRATIFIKASI

POSYANDU ................................................................... ....................................................................................... 25 A. Indikator Keberhasilan 25 B. Stratifikasi Posyandu 26

BABIV PENUTUP ...................................................................... ......................................................................................................28

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

"50 (lima puluh) persen terbentuknya Posyandu Mandiri" menjadi target kerjaTP PKK Provinsi DKI Jakarta. Target pembentukan Posyandu Mandiri tersebut akan dimulai pada tahun 2007 ini. Keputusan ini menjadi salah satu rekomendasi Rapat Pleno TP PKK Provinsi DKI Jakarta yang diselenggarakan pada bulan Februari 2007. Penetapan sasaran kerja tersebut, setelah melihat hasil evaluasi pelaksanaan Program Perkuatan Posyandu. Selama pelaksanaan Gebyar Posyandu 27 secara kuantitas mampu mengaktifkan kembali Posyandu. Indikator keberhasilannya terlihat dari jumlah posyandu yang semakin bertambah, partisipasi masyarakat yang semakin meningkat dan semakin pedulinya berbagai soktorI stakeholder terhadap penyelenggaraan Posyandu.

Kondisi kondusif ini dijadikan sebagai momentum oleh TP PKK Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan kualitas pelayanan Posyandu. Peningkatan kualitas Posyandu tersebut ditandai dengan semakin tingginya cakupan, mutu pelayanan Posyandu dan tersedianya pelayanan terpadu. TP PKK Provinsi DKI Jakarta mencanangkan keberhasilan yang telah dicapai dari aspek kuantitas juga akan diikuti dengan peningkatan aspek kualitas Posyandu. Oleh karena itu TP PKK Provinsi DKI Jakarta menetapkan peningkatan kualitas Posyandu menjadi sasaran kerja masa mendatang. Atas dasar kondisi tersebut, TP PKK Provinsi DKI Jakarta memandang perlu menyusun "Pedoman Pelaksanaan Posyandu". Buku pedoman pelaksanaan Posyandu ini berisikan tentang uraian ringkas mengenai pengelolaan Posyandu yang dapat dipergunakan pedoman bagi seluruh pengelola dan pengurus dalam memberikan pelayanan dan mengembangkan Posyandu.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum Tersedianya pedoman pelaksanaan yang dapat dipergunakan oleh pengelola dan pengurus Posyandu untuk meningkatkan kualitas pelayanan Posyandu sebagai sarana pelayanan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Jakarta dalam mendukung peningkatan derajat kesehatan dan kesertaan ber-KB masyarakat yang diselenggarakan untuk, oleh, dari dan bersama masyarakat

2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan kepedulian dan peran serta sektor texkaiXlstakeholder

dalam peningkatan rnutu dan cakupan pelayanam Posyandu. b. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan unsur pembina

dan pengelola Posyandu pada semua tingkatan dalam meningkatkan stratifikasi Posyandu.^

c. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan kader PKK sebagai unsur pengelola dan pelaksana Posyandu dalam meningkatkan stratifikasi Posyandu,

d. Meningkatkan jumlah Posyandu Mandiri,

C. SASARAN

Kader PKK sebagai pengelola dan pengurus Posyandu. Tokoh masyarakat, agama dan perempuan sebagai unsur penggerak masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan di Posyandu. Kader Posyandu dan KB sebagai tenaga pelaksana pelayanan Posyandu.

D. PENGERTIAN 1. Peningkatan kualitas Pasyandu yaitu proses yang dilaksanakan

secara terencana dan berkesinambungan dalan jangka waktu tertentu yang

dilakukan secara terpadu oleh seluruh sektor terkait/stakeholder dalam rangka peningkatan mutu dan cakupan pelayanan Posyandu.

2. Stratifikasi Posyandu yaitu analisis yang dilakukan untuk menentukan tingkat perkembangan Posyandu menjadi 4 (empat) tingkatan atas dasar penilaian dari 8 (delapan) indikator utama Posyandu.

3. Posyandu Pratama yaitu penyelenggaraan pelayanan Posyandu yang ditandai dengan belum mantapnya pelaksanaan Posyandu, kegiatannya belum bisa rut in t iap bulan dan kader akt ifnya terbatas .

4. Posyandu Madya yaitu penyelenggaraan pelayanan Posyandu yang ditandai dengan pelaksanaan kegiatan lebih dart 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader 5 orang atau lebih akan tetapi cakupan program utamanya masih rendah (kurang dari 50%).

5. Posyandu Purnama yaitu penyelenggaraan pelayanan Posyandu yang ditandai dengan frekuensi pelayanan lebih dari 8 kali per tahun, rata- rata jumlah kader 5 orang atau lebih, cakupan 5 program utamanya lebih dari 50 %, sudah ada program tambahan bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang sederhana.

6. Posyandu Mandiri yaitu penyelenggaraan pelayanan Posyandu yang ditandai dengan pelaksanaan yang teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan cakupan penggalangan dana sehat telah menjangkau 50 % kepala keluarga.

7. Indikator Utama Posyandu yaitu alat ukur yang dipakai untuk menentukan tingkat perkembangan Posyandu yang terdiri dari frekuensi penimbangan, rerata kader, rerata cakupan D/S, cakupan komulatif KB, KIA dan imunisasi, adanya program tambahan dan penggalangan dana sehat.

8. Sertifikasi Posyandu Mandiri yaitu salah satu bentuk penghargaan kepada unsur pengelola dan pelaksana Posyandu yang telah mencapai tingkat perkembangan Posyandu Mandiri.

9. Kepedulian yaitu bentuk-bentuk peran serta individu/kelompok/ masyarakat yang terlibat aktif baik dari segi institusinya ataupun intensitasnya terhadap pelaksanaan kegiatan sosial kemasyarakatan.

10.Stakeholder yaitu seluruh unit/sektor yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan Posyandu sebagai wadah peningkatan derajat kesehatan dan kesertaan ber-KB masyarakat yang dikelola untuk, dari, oleh dan bersama masyarakat.

BAB II PROGRAM PERKUATAN POSYANDU

A. LATAR BELAKANG Sejak dicanangkan Program Perkuatan Posyandu yang

diimplementasikan melalui Gebyar Posyandu 27, Tim Adhoc Posyandu Provinsi DKI Jakarta - yang dikoordinasikan oleh Ketua TP PKK Provinsi DKI Jakarta - telah banyak melakukan terobosan antara lain menyelenggarakan pelatihan kader, promosi, menggalang kemitraan dengan sektor swasta dan membangun kembali "Image "positif Posyandu. Secara makro terlihat bahwa Gebyar Posyandu 27 memberikan kontribusi positif terhadap penyelenggaraan Posyandu. Pada kondisi Desember 2006, tercatat perkembangan data kuantitas Posyandu sebagai berikut; 1. jumlah Posyandu meningkat dari 3.841 menjadi 4.018 kelompok, 2. jumlah balita yang dilayani meningkat dari 553.775 menjadi 595.148 balita, 3. semakin terintegrasinya pelayanan Posyandu dengan kegiatan lainnya seperti UP2K (583 kelompok), BKB/BKB PAUD (251 kelompok), Posyandu Lansia (394 kelompok) dan Posyandu GSI (363 kelompok), serta 4. jumlah kader aktif meningkat dart 30.088 menjadi 30.549 orang. Peningkatan data kuantitas ini tidak serta merta diikuti oleh peningkatan kualitas Posyandu.

Selama pelaksanaan Gebyar Posyandu 27, Tim Adhoc Posyandu Provinsi DKI Jakarta telah melakukan kerja sama dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Rumah Sakit Jakarta Metropolitan (IRSJAM) dan Persatuan AM Gizi Indonesia (Persagi) untuk mendampingi Posyandu. Pendampingan oleh organisasi profesi tersebut ditujukan untuk memenuhi kekurangan tenaga medis pada saat pelayanan. Tim Adhoc Posyandu Provinsi DKI Jakarta juga mampu meningkatkan kepedulian dan peran

serta sektor swasta. Kepedulian dan peran serta sektor swasta terlihat diberikannya sarana pendukung Posyandu seperti pemenuhan Kartu Menuju Sehat (KMS), papan nama Posyandu dan dukungan dana pelatihan kader Posyandu.

Keberhasilan Tim Adhoc Posyandu Provinsi DKI Jakarta mengaktifkan kembali Posyandu secara positif juga mampu meningkat stratifikasi Posyandu secara keseluruhan. Kondisi ini terlihat dari perubahan stratifikasi Posyandu pada kondisi Desember 2006 apabila dibandingkan pada kondisi Desember 2005. Selama 12 (dua belas) putaran Gebyar Posyandu 27 tercatat peningkatan stratifikasi Posyandu Pratama menjadi Madya sebanyak 298 kelompok, Posyandu Madya menjadi Purnama sebanyak 82 kelompok dan Posyandu Purnama menjadi Mandiri sebanyak 63 kelompok (Data Rekapitulasi Gebyar Posyandu 27, BKKBD Provinsi DKI Jakarta). Keberhasilan lainnya juga terlihat dari peningkatan jumlah Posyandu sebanyak 177 kelompok dari 3.841 (Desember 2005) menjadi 4.018 Posyandu (Desember 2006).

Peningkatan kualitas Posyandu menjadi salah satu dedicated program TP PKK Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2007 ini. Pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Pokja IV TP PKK. Pengalaman TP PKK Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Gebyar Posyandu 27 akan dikembangkan dalam bentuk Road Show Posyandu Mandiri untuk mencapai target 50 % Posyandu Mandiri pada saat rapat pleno TP PKK Provinsi DKI Jakarta. Tim Adhoc Posyandu Provinsi DKI Jakarta yakin dan optimis bahwa target yang telah disepakati tersebut akan dapat dicapai.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum Terselenggaranya peningkatan kualitas pelayanan Posyandu dalam mendukung percepatan peningkatan derajat kesehatan dan kesertaan ber-KB masyarakat yang diselenggarakan untuk, dari dan bersama masyarakat

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan mutu dan cakupan pelayanan Posyandu secara merata. b. Meningkatkan komitmen politis dan operasional selurutL

stakeholder/pembina Posyandu terhadap percepatan pembenrukan Posyandu Mandiri

c. Meningkatkan Kualitas Sumber daya manusia (SDM) unsur pengelola dan pelaksana pelayanan Posyandu pada setiap tingkatan administrasi.

d. Meningkatkan upaya-upaya pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan Posyandu dalam mendukung tercapainya Posyandu Mandiri.

C. SASARAN

Wanita Usia Subur (WUS) Pasangan Usia Subur (PUS) Ibu hamil Ibumenyusui Ibu yang mempunyai balita Bayi Balita

BAB III

KELEMBAGAAN POSYANDU

A. PEMBENTUKAN POSYANDU

Posyandu adalah pos pelayanan KB Kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas dalam rangka mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Sebelum membentuk Posyandu sebaiknya para pengelola terlebih dahulu memahami prinsip dasar pelayanan Posyandu yaitu; 1. kegiatan ini dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, 2. meningkatkan akses masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kemasyarakatan yang berada di tengah-tengah masyarakat, dan 3. mengutamakan aspek promotif dan preventif dalam peningkatan derajat kesehatan dan kesertaan ber-KB masyarakat.

Syarat utama pembentukan Posyandu untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi serta pencegahan dan penanggulangan diare. Pembentukan Posyandu diperlukan apabila pada suatu wilayah tersebut terdapat sekitar 80-100 balita. Dalam keadaan tertentu - seperti lokasi geografis, perumahan penduduk yang terlalu berjauhan dan atau jumlah balita lebih dari 100 orang - maka dapat dibentuk Posyandu baru. Langkah langkah yang perlu mendapat perhatian dalam pembentukan Posyandu adalah:

1. Pendekatan Internal a. Pendekatan terhadap petugas/aparat, seperti Kepala Puskesmas, Penyuluh

KB dan atau Kepala Kelurahan.

b. Pendekatan internal ini dapat dilakukan dalam bentuk pertemuan dan atau secara individu.

c. Tujuan pendekatan yang dilakukan untuk menjelaskan mengenai pembentukan Posyandu dan meminta dukungan teknis dari petugas/aparat.

2. Pendekatan Eksternal

a. Pendekatan terhadap tokoh masyarakat/agama seperti Ketua RW Ketua RT, Ketua Tim PKK RW atau tokoh masyarakat lainnya yang mempunyai pengaruh di suatu wilayah.

b. Pendekatan ini dilakukan untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat dan menyetujui pembentukan Posyandu.

c. Bentuk dukungan yang diharapkan berupa dukungan moril, finansial dan material, tempat penyelenggaraan serta peralatan Posyandu.

3. Pengenalan Kebutuhan dan Potensi Wilayah

a. Tujuan untuk menimbulkan rasa memiliki masyarakat (sense of belonging) melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi dan potensi yang dimiliki.

b. Pelaksanaannya dibantu dan dibimbing oleh petugas Puskesmas dan atau aparat pemerintah kelurahan.

c. Pengenalan kebutuhan dan potensi wilayah ini sebaiknya dilakukan di lokasi tempat Posyandu yang akan dibentuk.

d. Langkah ini akan menghasilkan data tentang masalah kesehatan dan potensi masyarakat yang ada di wilayah sasaran pembentukan Posyandu.

4. Musyawarah dan Mufakat

a. Tujuan untuk menyepakati dan menetapkan daftar urutan masalah dan upaya kesehatan yang akan dilakukan disesuaikan dengan

konsep Posyandu yakni KIA, KB, imunisasi, gizi dan penanggulangan diare.

b. Jika masyarakat menetapkan masalah dan upaya kesehatan lain di luar konsep Posyandu, masalah dan upaya kesehatan tersebut tetap dimasukan dalam daftar urutan.

5. Pemilihan dan Pengukuhan Pengurus

a. Pemilihan Pengurus dan Kader Posyandu

1) Pemilihan pengurus dan kader Posyandu dilakukan melalui pertemuan khusus dengan mengundang para tokoh dan anggota masyarakat terpilih.

2) Undangan dipersiapkan oleh Puskesmas dan ditandatangani oleh Lurah.

3) Pemilihan pengurus dilakukan secara musyawarah mufakat sesuai dengan tata cara dan kriteria yang telah disepakat i.

b. Pengukuhan Pengurus dan Kader Posyandu

1) Bagi pengurus dan kader Posyandu terpilih terlebih dahulu diberikan orientasi dan pelat ihan tentang pengelolaan Posyandu.

2) Orientasi dan pelatihan ini diselenggarakan oleh Puskesmas

3) Calon pengurus dan kader Posyandu setelah mengikuti orientasi dan pelatihan akan dikukuh menjadi pengurus dan kader Posyandu.

4) Pengukuhan pengurus dan kader Posyandu tersebut dibuktikan dengan penerbitan Surat Keputusan Lurah/Kepala Puksesmas setempat.

6. Peresmian Posyandu

a. Peresmian Posyandu dilaksanakan dalam suatu acara khusus yang dihadiri oleh pimpinan wilayah, petugas/aparat pemerintah, tokoh serta anggota masyarakat setempat.

b. Peresmian ini sebaiknya dilakukan pada saat pertama kali Posyandu melakukan kegiatan penimbangan dan pelayanan.

c. Untuk lebih memaknai proses peresmian sebaiknya ditandai dengan pemasangan papan nama Posyandu.

B. PELAKSANAAN POSYANDU

1. Penggerakan Prinsip utama yang haras dipedomani oleh pengurus dan kader Posyandu dalam penggerakan masyarakat terhadap Posyandu adalah:

a. Kesepakatan 1) Penentuan jadwal pelaksanaan Posyandu sebaiknya dilakukan

melalui musyawarah dan mufakat seluruh pengurus dan kader Posyandu.

2) Musyawarah dan mufakat seluruh pengurus dan kader Posyandu tersebut menghasilkan kesepakatan tentang pelaksanaan Posyandu.

3) Kesepakatan pengurus dan kader Posyandu ini sebaiknya disampaikan kepada Lurah dan Kepala Puskesmas agar memperoleh dukungan teknis penyelenggaraan Posyandu.

4) Dalam pengambilan keputusan tentang penjadwalan Posyandu, sebaiknya pengurus dan kader mempertimbangkan berbagai aspek, antara lain waktu, cuaca dan kesibukan masyarakat.

b. Penyebarluasan Informasi

1) Penyebarluasan informasi tentang jadwal pelaksanaan Posyandu menjadi faktor kunci sukses penyelenggaraan Posyandu.

2) Penyebarluasan informasi tentang jadwal Posyandu dapat dilakukan melalui arisan ibu-ibu, pengajian majelis taqlim,

pemberitahuan lewat Mesjid atau pasang informasi/ pengumuman di Sektretariat RW

3) Penyebarluasan informasi melalui mulut ke mulut lebih efektif dibandingkan dengan papan pengumuman.

Untuk mengefektif penggerakan masyarakat terhadap Posyandu, pengurus dan kader Posyandu sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Sebaiknya penyelenggaraan Posyandu memiliki jadwal tetap setiap bulannya.

b. Penyelenggaraan Posyandu dilaksanakan pada pagi hari setelah kaum ibu menyelesaikan tugasnya sebagai ibu rumah tangga.

c. Lamanya penyelenggaraan Posyandu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat untuk memberikan kesempatan bagi seluruh keluarga agar dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan Posyandu.

d. Disebabkan kendala teknis maka terjadi perubahan jadwal Posyandu, maka pengurus dan kader Posyandu segera menginformasikan perubahan jadwal Posyandu tersebut (minimal H-3 pelayanan Posyandu).

e. Lokasi dan tempat pelayanan Posyandu sebaiknya menetap pada satu tempat/lokasi (statis).

f . Untuk lebih merangsang kaum ibu datang ke Posyandu, sebaiknya pengurus dan kader pada waktu-waktu tertentu mengembangkan berbagai kegiatan kreat if untuk menghindari sifat pelayanan yang monoton.

g. Pengurus dan kader Posyandu sebaiknya melakukan pendekatan kepada Dokter dan Bidan Praktek Swasta yang berada di lokasi Posyandu agar mau menjadi pembina atau orang tua asuh Posyandu.

Agar posyandu berjalan baik maka perlu dukungan atau peran serta masyarakat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar Posyandu menjadi bagian dari kegiatan masyarakat yaitu:

a. Semua anggota masyarakat ikut serta dalam kegiatan Posyandu b. Pelayanan Posyandu sebaiknya mencakup semua RT/RW c. Para pengurus RT, RW dan para kader PKK terlibat. d. Para pembina Posyandu dari semua sektor/dinas aktif memberikan

bimbingan.

2. Pelayanan a. Pelayanan Imunisasi

1) Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada petugas Puskesmas atau petugas medis dibawah supervisi petugas Puskesmas.

2) Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program baik terhadap bayi, balita dan ibu hamil.

b. Pelayanan Ibu Hamil Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup: 1) Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan

oleh kader kesehatan. Jika ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan darah dan pemberian imunisasi Tetanus Toxoid. Bila tersedia ruang pemeriksaan ditambah dengan pemeriksaan fundus uteri (usia kehamilan). Apabila ditemukan kelainan segera dirujuk ke Puskesmas.

2) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil perlu diselenggarakan kelompok ibu hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan.

Kegiatan kelompok ibu hamil antara lain sebagai berikut: 1) Penyuluhan tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan

persiapan menyusui, KB dan Gizi. 2) Perawatan payudara dan pemberian ASI. 3) Peragaan pola makan ibu hamil

4) Peragaan perawatan ibu hamil 5) Peragaan perawatan bayi baru lahir 6) Senam ibu hamil

c. Pelayanan Ibu Nifas dan Menyusui

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:

1) Penyuluhan kesehatan, Keluarga Berencana, Air Susu Ibu (ASI) dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan jalan lahir (vagina)

2) Pemberian vitamin A dan tablet besi 3) Perawatan payudara 4) Senam ibu nifas 5) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan dilakukan

pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundus uteri dan pemeriksaan lochia. Apabila ditemukan kelainan segera dirujuk ke Puskesmas

d. Pelayanan Bayi dan Balita

Pelayanan bayi dan balita harus dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembang anak. Jika ruang pelayanan memadai pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak balita sebaiknya dibiarkan bermain sesama balita dengan pengawasan orang tua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:

1) Penimbangan berat badan 2) Penentuan status pertumbuhan 3) Penyuluhan 4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas, dilakukan pemeriksaan

kesehatan, immunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan segera dirujuk ke Puskesmas

e. Pelayanan Keluarga Berencana 1) Pelayanan KB yang dapat diselenggarakan oleh kader adalah

pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. 2) Jika ada tenaga kesehatan dari Puskemas dapat dilakukan pemberian

pelayanan KB suntikan dan konseling KB. 3) Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang dilakukan

pemasangan IUD.

f Pelayanan Gizi 1) Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. 2) Sasarannya adalah bayi, balita, ibu hamil dan WUS. 3) Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan,

deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian makanan tambahan (PMT), pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe.

4) Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik. Apabila setelah dua kali penimbangan tidak ada kenaikan berat badan segera dirujuk ke Puskesmas.

3. Pencegahan dan Penanggulangan Diare a. Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). b. Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan

penyuluahan, pemberian larutan gula garam yang dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian oralit yang disediakan.

4. Pengelolaan Dana Sehat a. Sumber dana dalam pengelolaan Posyandu dapat berupa

dana operasional dan dana sehat.

b. Dana sehat menjadi salah satu penentuan stratifikasi Posyandu Mandiri. Dana sehat dapat saja diperoleh dalam bentuk sederhana yang dilaksanakan dalam bentuk uang kenclengan, sumbangan keluarga untuk pemberian makanan tambahan (PMT) balita dan dipungut melalui uang kebersihan/keamanan yang dikelola oleh RT/RW

c. Dana sehat tersebut juga sebagai salah satu indikasi keterlibatan aktif keluarga/masyarakat dalam pengelolaan Posyandu. Keterlibatan keluarga/masyarakat dalam penggalangan dana sehat tersebut harus tercatat. Daftar nama keluarga yang memberikan bantuan dana sehat dapat dip^igunakan sebagai indikator stratifikasi Posyandu.

d. Dana sehat dapat dipergunakan untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT), pembelian Pil KB dan Kondom serta pembelian bahan habis pakai yang berkaitan dengan teknis medis.

e. Bantuan dana Posyandu yang berasal dari donatur, bantuan pemerintah dan sumbangan RW/RT bukan termasuk dana sehat tetapi dikelompokkan dalam bentuk dana penyelenggaraan Posyandu.

5. Program Tambahan

a. Dalam keadaan tertentu pengurus dan kader Posyandu dapat menambah kegiatan Posyandu dengan kegiatan baru disamping 5 (lima) kegiatan utama yang telah ditetapkan.

b. Penambahan kegiatan baru tersebut sebaiknya dilakukan apabila lima kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50 % serta tersedia sumber daya yang mendukung.

c. Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat. Kaitannya dengan Program Unggulan TP PKK Provinsi DKI Jakarta pengintegrasian Posyandu dapat saja dilakukan dengan BKB, BKB PAUD dan atau dengan UP2K

C. PEMBINAAN

1. Aspek pembinaan diarahkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Posyandu dan mempercepat peningkatan stratifikasi Posyandu.

2. Hasil yang diharapkan dari pembinaan Posyandu yaitu:

a. Meningkatnya motivasi dan semangat kerja pengurus dan kader. b. Membantu pemecahan masalah yang dihadapi pengurus dan kader

dalam menggerakkan masyarakat. c. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pencatatan dan pelaporan

Posyandu d. Semakin terpadunya pelayanan yang diselenggarakan di Posyandu.

3. Pembinaan Posyandu sebaiknya dilakukan secara rutin, berjenjang dan melibatkan seluruh sektor terkait, antara lain: a. Lurah. b. KetuaTPPKK Kelurahan. c. Petugas Kesehatan (Unsur Puskesmas). d. Penyuluh KB (PKB). e. Unsur sektor terkait lainnya.

D. KADER POSYANDU

1. Fungsi Kader a. Sebagai unsur pembantu Tim PKK RW b. Sebagai pelaksana teknis Posyandu.

2. Taigas Kader Tugas-tugas kader dalam rangka menyelenggarakan Posyandu, dibagi dalam 3 kelompok yaitu: a. Tugas sebelum hari buka Posyandu atau disebut juga tugas H

Posyandu yaitu berupa tugas-tugas persiapan yang dilakukan oleh kader agar kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik

antara lain: 1) Menyiapkan alat dan bahan a berupa alat penimbangan bayi/ balita,

Kartu Menuju Sehat (KMS), alat peraga, alat pengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) dan obat-obatan yang dibutuhkan (Vitamin, Oralit, Pil KB) dan bahan materi penyuluhan.

2) Mengundang dan menggerakkan masyarakat a memberitahukan ibu-ibu untuk datang ke Posyandu serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa membantu memotivasi masyarakat untuk datang ke Posyandu.

3) Menghubungi petugas a untuk menginformasikan jadwal pelayanan dan memastikan kehadiran petugas sektor.

b. Tugas pada hari buka Posyandu atau disebut juga pada H Posyandu yaitu berupa tugas-tugas untuk melaksanakan pelayanan 5 meja.

1) Tugas kader pada kegiatan I a) Mendaftar bayi/balita a menuliskan nama bayi/balita pada KMS

dan secarik kertas yang diselipkan pada KMS. b) Mendaftar ibu hamil a menuliskan nama ibu hamil pada formulir

atau register Ibu Hamil.

2) Tugas kader pada kegiatan II a) Menimbang bayi/balita. b) Mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan

dipindahkan pada KMS. 3) Tugas kader pada kegiatan III adalah mengisi KMS atau memindahkan

catatan hasil penimbangan balita dari secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut

4) Tugas kader pada kegiatan IV a) Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan

berat badan yang digambarkan grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan

b) Memberikan nasehat kepada setiap ibu/keluarga dengan mengacu pada data KMS anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran

c) Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan untuk balita, ibu hamil dan menyusui

5) Tugas kader pada kegiatan V

Tugas kader pada kegiatan V hanya sebagai pembantu petugas sektor dalam melakukan pelayanan antara lain: a) Pelayanan Imunisasi b) Pelayanan Keluarga Berencana. c) Pengobatan. d) Pemberian pil tambah darah (pil besi, Vit. A dan obat lainnya). e) Pemeriksaan kehamilan bagi Posyandu yang memiliki sarana

memadai.

c. Tugas sesudah hari buka Posyandu atau disebut juga pada H + Posyandu yaitu berupa tugas-tugas setelah hari Posyandu.

1. Memindahkan catatan-catatan pada KMS ke dalam buku register atau buku Bantu Kader.

2. Menilai/mengevaluasi hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari Posyandu pada bulan berikutnya.

3. Melakukan penyuluhan kepada keluarga balita yang mempunyai masalah dalam peningkatan derajat kesehatan.

4. Kegiatan kunjungan rumah sekaligus tindak lanjut/rujukan dan mengajak orang tua balita datang ke Posyandu pada kegiatan bulan berikutnya.

BAB IV POKOK-POKOK KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan Posyandu dikelompokkan menjadi 5 (lima) langkah kegiatan atau sistem lima meja pada hari buka Posyandu. Langkah 1 sampai 4 dilaksanakan oleh kader sedangkan langkah 5 oleh petugas petugas kesehatan/ Penyuluh KB (PKB) atau petugas yang lainnya. Lima langkah kegiatan tersebut mencerminkan lima jenis kegitan.

A. PENDAFTARAN Pendaftaran ditujukan untuk mendaftarkan ibu hamil dan balita yang datang pada saat pelayanan Posyandu. 1. Kader mendaftar bayi/balita yang dibawa ibu-ibu; yaitu nama bayi/

balita tersebut ditulis pada secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS-nya.

2. Apabila balita merupakan peserta baru, berarti KMS baru diberikan, nama anak ditulis pada KMS dan secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS.

3. Selain itu, kaderjuga mendaftar ibu hamil, yaitu nama ibu hamil tersebut ditulis pada Formulir atau Register Ibu Hamil.

4. Apabila ibu hamil tidak membawa balita langsung dipersilakan menuju ke kegiatan/meja 4.

B. PENIMBANGAN

Penimbangan yang dilakukan di Posyandu merupakan upaya pengamatan terhadap derajat kesehatan ibu dan anak dan terutama ditujukan pada tumbuh kembang anak. Oleh sebab itu setiap kader yang bertugas harus mempunyai ketrampilan yang memadai untuk:

1. Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang digambarkan grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan.

2. Memberikan nasehat kepada setiap ibu/keluarga dengan mengacu pada data KMS anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran.

3. Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan untuk balita, ibu hamil dan menyusui berikut ini: a. Balita; apabila berat badannya di bawah garis merah (BGM) pada

KMS, 2 kali berturut-turut badannya tidak naik, kelihatan sakit (lesu, kurus, busung lapar, mencret, rabun mata dan sebagainya).

b. Ibu hamil atau menyusui; apabila keadaanya kurus, pucat, bengkak kaki, pusing terus menerus, pendarahan, sesak nafas, gondokan dan sebagainya.

c. Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu, misalnya pemberian pil tambah darah (pil besi, vitamin A, oralit dan lain sebagainya).

Tata cara yang dapat dijadikan pedoman kader terhadap penimbangan adalah:

1. Kader di kegiatan I meminta orang tua balita untuk membawa bayi/balitanya dan menyerahkan KMS kepada kader di kegiatan 2.

2. Kader di kegiatan 2 menimbang dan mencatat hasil penimbangan bayi/balita tersebut pada secarik kertas yang diselipkan dalam KMS.

C. PENCATATAN

Pencatatan yang dimaksud adalah pencatatan yang dilakukan oleh kader pada Kartu Menuju Sehat (KMS) setelah proses penimbangan. Tata cara pencatatan yang dilakukan kader pada saat pelayanan Posyandu yaitu: I. Setelah ditimbang, kader meminta keluarga balita menyerahkan KMS

dan kertas catatan kepada kader di kegiatan 3 setelah itu kader

memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari se^arik kertas ke dalam KMS anak tersebut.

2. Kader menyerahkan KMS kepada keluarga balita dan selanjutnya menuju kegiatan 4.

D. PENYULUHAN

Penyuluhan merupakan bagian yang penting dalam pengelolaan Posyandu. Hal ini disebabkan terdapatnya temuan dilapangan bahwa pengetahuan dan pemahaman yang tercermin dalam sikap dan perilaku masyarakat yang belum mendukung upaya peningkatan derajat kesehatan dasar. Penyuluhan yang dilaksanakan hendaknya sesuai dengan kebutuhan posyandu yang bersangkutan dan diarahkan pada perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dengan penekankanan pada upaya promosi dan preventif. Di samping itu juga memberikan perhatian dalam pemberian •. penyuluhan kepada keluarga balita yang mempunyai masalah dalam peningkatan derajat kesehatan. Penyuluhan hendaknya dilaksanakan oleh kader terlatih dan bilamana perlu melibatkan pakar yang berasal dari mitra Posyandu yang bertanggung jawab untuk itu seperti organisasi profesi.

Tata cara yang harus dijadikan pedoman oleh kader pada saat melakukan penyuluhan adalah:

1. Kader yang bertugas menerima KMS bayi/balita dari keluarga balita selanjutnya kader membaca data KMS bayi/balita tersebut.

2. Kader memberikan nasehat kepada keluarga bayi/balita baik mengacu pada data KMS maupun hasil pengamatan terhadap bayi/balita yang menerima pelayanan di Posyandu.

3. Kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi atau pertolongan dasar misalnya Pemberian MakananTambahan (PMT), tablet tambah darah, vitamin A, oralit dan sebagainya.

4. Apabila tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5/pelayanan, kader dapat melakukan rujukan ke tenaga kesehatan, bidan, PKB atau Puskesmas apabila ditemukan masalah pada bayi/balita, ibu hamil atau ibu menyusui.

E. PELAYANAN KESEHATAN DAN KB

Khusus untuk kegiatan ini hanya dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, bidan atau PKB yang memberikan layanan antara lain:

Imunisasi. 1. Pelayanan Keluarga Berencana 2. Pemberian tablet tambahan darah (pil besi), vitamin A dan obat-obatan

lainnya,

E PELAYANAN INTEGRASI

1. Pelayanan terpadu Posyandu - BKB PAUD

Pos Pelayanan Terpadu, POSYANDU sebagai bentuk kegiatan yang mengutamakan pada aspek preventive dan promotive merupakan kegiatan yang sangat strategis dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat dalam bentuk kegiatan yang difokuskan pada 2 (dua) aspek yakni: Aspek Fisik, agar tetap sehat dan kuat yang pada akhirnya akan terwujud petumbuhan dan kebugaran anak balita. Aspek lain adalah masalah Gizi, kecukupan gizi (gizi seimbang) yang sangat dibutuhkan dalam pembentukan sel otak bagi anak dari dalam kandungan sampai dengan anak usia 3-5 tahun. Kegiatan POSYANDU dilaksanakan I (satu) kali dalam satu bulan, sementara pelayanan/penyuluhan kegiatan BKB diarahkan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan ibu/keluarga dalam pengasuhan dan membina tumbuh-kembang anak balita juga dilaksanakan sekali setiap bulan. Sedangkan kegiatan PAUD diarahkan untuk pembelajaran terhadap anak balita yang berkaitan dengan perkembangan kecerdasannya. Kegiatan PAUD dilaksanakan minimal 1-2 kali dalam seminggu.

Kedua kegiatan baik POSYANDU maupun BKB yang sama-sama dilaksanakan 1 kali dalam sebulan, dan kegiatan PAUD yang minimal 1-2 hari dalam seminggu, sangat dimungkinkan untuk dilakukan keterpaduan kegiatan secara simultan pada kegiatan POSYANDU yang

kemudian dikemas keterpaduan dimaksud sebagai bcituk kegiatan "POSYANDU-BKB-PAUD".

2. Pelayanan Terpadu Posyandu - UP2K Keterpaduan Posyandu - UP2K sangat dimungkin dapat dilakukan. Keterpaduan kedua kegiatan dapat dilakukan dalam bentuk: 1. Keterpaduan Sasaran, dan 2. Keterpaduan Fungsional. Keterpaduan sasaran diartikan sebagai pembentukan kelompok kegiatan baru pada satu kegiatan yang sudah terselenggara secara mapan di tengah-tengah masyarakat. Pembentukan kelompok kegiatan UP2K dapat dilakukan melalui Kelompok Posyandu. Artinya ibu-ibu yang secara aktif mendapatkan pelayanan di Posyandu diperkuatkan dengan kegiatan ekonomi produktif. Sehingga pelayanan KB dan kesehatan yang diselenggarakan melalui Posyandu diperkuat dengan pelayanan ekonomi produktif. Keterpaduan fungsional antara Posyandu - UP2K dapat dikembangkan dalam bentuk sarana promosi produk unggulan UP2K melalui Posyandu. Seluruh ibu-ibu yang terdaftar di Posyandu dikembangkan sebagai salah satu target penjualan produk unggulan UP2K

BABV

INDIKATOR KEBERHASILAN DAN STRATIFIKASI POSYANDU

A. INDIKATOR KEBERHASILAN

1. Grafik SKDN

a. Tingkat keberhasilan Posyandu dapat diukur dari grafik SKDN. b. Grafik SKDN memperlihatkan cakupan pelayanan Posyandu terhadap

tumbuh kembali bayi/balita. c. S a Semua, mencerminkan data jumlah balita yang menjadi sasaran

Posyandu. d. K a Kartu, mencerminkan data jumlah balita yang terdaftar di

Posyandu ditandai dengan pemilikan Kartu Menuju Sehat. e. Da Datang, mencerminkan data jumlah balita yang secara aktif

datang ke Posyandu. f. N a Naik, mencerminkan data jumlah balita yang naik timbangan

berat badannya. g. Salah satu indikator keberhasilan terlihat dari Rumus "S=K=D=N",

artinya semua balita yang menjadi sasaran Posyandu memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS) aktif datang ke Posyandu untuk mendapatkan pelayanan dan berat badannya naik sesuai dengan umur balita.

h. Pengurus dan kader Posyandu harus paham dalam membaca dan menganalisis grafik SKDN Posyandu.

2. Cakupan Pelayanan a. Utamanya, cakupan pelayanan berkaitan dengan penyelenggaraan

imunisasi, pemberian makanan tambahan dan perbaikan gizi untuk bayi/balita, ibu hamil dan pelayanan KB bagi pasangan usia subur.

b. Cakupan pelayanan yang diselenggarakan di Posyandu berkaitan erat dalam penentuan stratifikasi Posyandu.

c. Semakin banyak keluarga sasaran yang memanfaatkan pelayanan di Posyandu menunjukkan semakin baik cakupan pelayanannya.

d. Secara sederhana, cakupan pelayanan untuk semua jenis pelayanan adalah > 50 %.

3. Partisipasi Masyarakat

a. Partisipasi masyarakat terlihat dari kepedulian dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan Posyandu.

b. Partisipasi masyarakat tidak semata-mata diukur dari seberapa banyak keluarga dan masyarakat memanfaatkan pelayanan Posyandu.

c. Partisipasi masyarakat yang diharapkan dalam bentuk dukungan pengumpulan "dana sehat".

d.' Semakin banyak keluarga dan masyarakat terlibat aktif pengumpulan dana sehat semakin bagus partisipasi masyarakatnya.

B. STRATIFIKASI POSYANDU

1. Posyandu Pratama

Kriteria atau ukurannya adalah sebagai berikut: a. Jumlah penimbangan pertahun paling banyak 8 kali b. Jumlah kader paling banyak 5 orang c. Cakupan bayi ditimbang 50% dari jumlah bayi yang ada d. Cakupan peserta KB 50 % dari PUS yang ada e. Cakupan KIA 50 % dari jumlah bayi yang ada f. Cakupan imunisasi 50 % dari jumlah bayi yang ada g. Program tambahan belum ada h. Cakupan dana sehat paling banyak 50 %

2. Posyandu Madya Kriteria atau ukurannya adalah sebagai berikut:

a. Jumlah penimbangan pertahun lebih dari 8 kali b. lumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih c. Cakupan bayi ditimbang 50% dari jumlah bayi yang ada d. Cakupan peserta KB 50 % dari jumlah PUS yang ada e. Cakupan KIA 50 % dari jumlah bayi yang ada f. Cakupan imunisasi 50 % dar i jumlah bayi yang ada g. Program tambahan belum ada h. Cakupan dana sehat paling banyak 50 %

3. Posyandu Purnama

Kriteria atau ukurannya adalah sebagai berikut: a. Jumlah penimbangan pertahun lebih dari 8 kali b. lumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih c. Cakupan bayi ditimbang lebih dari 50 % d. Cakupan peserta KB lebih dari 50 % e. Cakupan KIA lebih dari 50 % f. Cakupan imunisasi lebih dari 50 % g. Program tambahan sudah ada h. Cakupan dana sehat paling banyak 50 %

4. Posyandu Mandiri

Kriteria atau ukurannya adalah sebagai berikut: a. Jumlah penimbangan pertahun lebih dari 8 kali b. Jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih c. Cakupan bayi ditimbang lebih dari 50 % d. Cakupan peserta KB lebih dari 50 % e. Cakupan KIA lebih dari 50 % f. Cakupan imunisasi lebih dari 50 % g. Program tambahan sudah ada h. Cakupan dana sehat sudah diatas 50 %

BAB VI PENUTUP

Pedoman pelaksanaan Posyandu ini dibuat sebagai pegangan dari seluruh unsur pengelola dan pelaksana Posyandu terutama di lini terdepan. Bangunan Posyandu yang akan dikembangkan dan dilaksanakan di Provinsi DKI Jakarta adalah Posyandu Mandiri. Percepatan pembentukan Posyandu Mandiri tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi maksimal terhadap peningkatan derajat kesehatan dan kesertaan ber-KB masyarakat. Tim Adhoc Posyandu Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan target kerja membentuk Posyandu Mandiri sebesar 50% pada akhir tahun ini. Untuk merealisasikan target kerja tersebut, penerb,itan.,b.uku pedoman ini diharapkan dapat membantu pengelola dan 1pelaksana.;menghantarkan pembentukan Posyandu Mandiri.

Buku Pedoman Pelaksanaan Posyandu ini dibuat dengan harapan

dapat dipergunakan melengkapi buku pedoman yang selama ini telah ada. Menyadari sepenuhnya akan adanya keterbatasan maupun keunggulan tertentu dalam masing-masing Posyandu, kiranya dengan hadirnya buku ini maka pelayanan di Posyandu dapat berlangsung seperti yang diharapkan. Pen ingkatan kepuasan keluarga dan masyarakat terhadap Posyandu setelah membaca/mendalami sekaligus menerapkan isi buku ini menjadi puncak kepuasan kami dalam menerbitkan buku ini.

BAB VII PENGELOLAAN KELOMPOK

A. PERTEMUAN RUTIN

Pertemuan rutin adalah pertemuan seluruh pengurus Poktan Hatinya PKK atau Pengurus Poktan Hatinya PKK dengan pembina secara berkala di lingkungan RW Pertemuan rutin membahas berbagai aspek pelaksanaan kegiatan-kegiatan Hatinya PKK, seperti merencanakan kegiatan, mengevaluasi kegiatan, membuat pelaporan, dan Iain-lain. Pertemuan rutin dilaksanakan seperti berikut:

1. Pertemuan Pengurus dilakukan secara mingguan atau dua mingguan atau bulanan sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan pengurus

2. Pertemuan Rutin dengan pembina dilakukan sekali sebulan atau sesuai dengan kebutuhan.

B. PENYUSUNAN RENCANA KERJA Rencana kegiatan Hatinya PKK disusun dalam bentuk: 1. Rencana Kerja Tahunan 2. Rencana Kerja Bulanan 3. Rencana Kerja Mingguan

Penyusunan rencana kerja tahunan melibatkan semua pengurus dengan melibatkan pembina Poktan Hatinya PKK. Rencana kerja yang disusun merupakan perwujudan dari kebutuhan dan keinginan warga tentang kegiatan-kegiatan Hatinya PKKyang perlu dilaksanakan di lingkungan RW yang bersangkutan. Karena itu, rencana kerja Poktan Hatinya PKK.


Top Related