Download - POSYANDU LANSIA
POSYANDU LANSIA
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat telah mengantar kita pada paradigma baru, sehingga
kini paradigma sehat menjdi orientasi baru pembangunan kesehatan di dunia, termasuk di
Indonesia yang di rumuskan dalam suatu visi”Indonesia Sehat 2010”. Hal yang mendasar dari
paradigma sehat antara lain terjadinya: pergeseran dari pelayan medis (medical care) ke
pemeliharaan kesehatan (health care), sehingga setiap upaya penanggulangan masalah
kesehatan lebih menonojolkan aspek peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif) di
banding pengobatan (curatif); pergeseran dari keinginan (need) ke kebutuhan (demand)
sehingga pelayanan kesehatan di suatu daerah akan berbeda dengan daerah lainnnya; dan peran
masyarakat yang akan lebih meningkat.
Peningkatan umur harapan hidup dari tahun ke tahun semakin jelas terlihat, di mana pada tahun
1980an angka tersebut 54 tahun untuk wanit a dan 59 tahun untuk laki-laki, sedangkan pada
tahun 1995 mencapai 66,7 tahun untuk wanita dan 62,9 tahun untuk laki-laki. Perubahan
demografi ini akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan usia lanjut baik secara individu
maupun dalam kaitannya dengan keluarga dan masyarakat.
Oleh karena itu berbagai upaya harus dilaksanakan untuk mengatasi masalah ini dengan
baik, di antaranya dengan meningkatkan cakupan, keterjangkauan dan mutu pelayanan
kesehatan, khusunya untuk penduduk usia lanjut. Salah satu bentuk kegiatan yang perlu di
galakkan agar tujuan di maksud dapat kita capai lebih cepat adalah mendorong pembentukan
dan pemberdayaan berbagai “Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat” (UKBM) khusus
usia lanjut antara lain Kelompok Usia Lanjut, Pusat Santunan Keluarga dan lain-lain.
Di Ds. Asem Kumbang sendiri, jumlah lansia dengan kategori usia di atas 55 tahun ke atas
cukup banyak dan sebagian besar dari mereka mengeluhkan penyakit-penyakit yang cukup
bervariasi. Di antaranya sakit urat tulang, hipertensi, sesak napas dan lain sebagainya.
Sehubungan dengan hal tersebut, adalah sangat beralasan bilamana kegiatan kesehatan
untuk lansia seharusnya diadakan di Ds. Asem Kumbang, dalam bentuk “Posyandu Lansia”
untuk mengetahui status kesehatan para lansia dan mencegah dan mengetahui akibat lanjut
penyakit yang sedang mereka alami.
B. Tujuan Kegiatan
Tujuan Umum:
Meningkatkan kesejahteraan usia lanjut melalui kegiatan kelompok usia lanjut yang mandiri
dalam masyarakat.
Tujuan Khusus:
- Meningkatnya kemudahan bagi usia lanjut dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan.
- Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan usia lanjut, khususnya aspek
peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan aspek pengobatan dan pemulihan.
- Berkembangnya kelompok uisa lanjut yang aktif melaksanakan kegiatan dengan kualitas
yang baik secara berkesinambungan.
C. Susunan Pengurus
Terlampir
D. Sasaran
Sasaran pelaksanaan pembinaan Kelompok Usia Lanjut, terbagi dua yaitu:
a. Sasaran langsung
Pra Usia Lanjut (virilitas/pra senlis) 45-59 tahun
Usia lanjut 60-69 tahun
Usia lanjut risiko timggi, yaitu usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut
berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
b. Sasaran tidak langsung
Keluarga dimana usia lanjut berada
Masyarakat di lingkungan usia lanjut
Organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan kesehatan usia lanjut
Petugas kesehatan yang melayani kesehatan usia lanjut
Petugas lain yang menangani kelompok usia lanjut
Masyarakat luas
E. Nama dan Motto Posyandu Lansia
Posyandu Lansia Bakas Barigas dengan motto “Menuju lansia Sejahtera”
F. Waktu, Tempat dan Peserta Kegiatan
Kegiatan akan di laksanakan setiap tanggal 4 setiap bulannya pada pukul 08.00WIB, bertempat
di Desa Asem kumbang, dengan peserta adalah lansia warga desa Asem Kumbang berumur 55
tahun ke atas.
G. Pendanaan
Akan di usahakan dari peserta kegiatan dan pihak-pihak lain yang tidak mengikat.
1. Pengertian
Posyandu lansia adalah pengembangan dari Posyandu balita yang sasarannya lansia.
Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah merumuskan
berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna
dalam kehidupan kelu-arga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.
Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut ini,
pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui beberapa jenjang. Pelayanan
kesehatan di tingkat masyarakat adalah Posyandu lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat
dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit.
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah
tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia merupakan pengembangan dari
kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya
melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh
masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
Tujuan Posyandu
b. Mencapai umur harapan hidup 65-70 tahun.
c. Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi lansia.
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat.
e. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada penduduk berdasarkan letak
wilayah.
f. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka perubahan untuk swakelola
usaha-usaha kesehatan masyarakat.
3. Sasaran
Bapak-bapak dan ibu-ibu berumur diatas 55 tahun (55 tahun atau lebih).
4. Kegiatan
Kegiatan Posyandu lansia :
a. Pemeriksaan tekanan darah.
b. Penimbangan berat badan.
c. Pengukuran tinggi badan.
d. Pemeriksaan laboratorium.
e. Penyuluhan kesehatan.
f. Pemeriksaan medis.
g. Pemeriksaan gigi.
h. Pemberian PMT.
i. Senam lansia
5. Lokasi
Lokasi Posyandu lansia dapat bergabung dengan Posyandu balita atau tersendiri
F. Setting Tempat
Keterangan :
: kader
: meja I-VII
: Lansia
G. Pelaksanaan Sistem Meja
Meja I
Kegiatan : Pendaftaran dalam formulir catatan, meliputi : nama, umur, jenis kelamin
(ditulis dalam secari kertas dan diselipkan dalam KMS).
Meja II
Kegiatan : Pemeriksaan laboratorium, yaitu pengambilan darah oleh petugas untuk
pemeriksaan gula darah, Hb dan pengambilan urin reduksi.
Meja III
Kegiatan : Pengukuran tekanan darah, tinggi badan dan berat badan.
Meja IV
Kegiatan : Penyuluhan kesehatan berdasarkan hasil pemeriksaan dari meja II dan meja
III.
Meja V
Kegiatan : Pemeriksaan fisik oleh dokter atau petugas kesehatan sebagai tindak lanjut
pemeriksaan sebelumnya.
Meja VI
Kegiatan : Pemeriksaan kegiatan oleh dokter gigi.
Meja VII
Kegiatan : Pemberian makanan tambahan untuk lansia.
H. Struktur Posyandu Lansia “Bakas Barigas” Desa Asem Kumbang
Ketua : Ibu Dewi
Wakil Ketua : Ibu Diana
Sekretaris : Ibu Romi
Bendahara : Ibu Rusmawati
Sie. Konsumsi : Ibu Zaenab
Sie. Perlengkapan : Bapak Kartiansyah
I. Kendala Posyandu lansia
Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu antara
lain :
a. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu.
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi
dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan
mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan
atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan
lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong
minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia
b. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus
mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik
tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor
keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk
menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih
serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan
posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya
motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.
c. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk
datang ke posyandu.
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk
mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia
apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu,
mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala
permasalahan bersama lansia.
d. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.
Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau
kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia
cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal
ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi
terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan
cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya
suatu respons
Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia
Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan Kesehatan fisik dan
mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk
mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan
yang dihadapi.
Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia seperti
adalah:
a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan,
seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air
besar/kecil dan sebagainya.
b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional
dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
d. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan
denyut nadi selama satu menit.
e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula
(diabetes mellitus)
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal.
h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan
pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. dan
i. Penyuluhan Kesehatan.
j. senam lansia