Download - Portofolio Utk PKG Dlm MBS
Tugas Akhir MK PK&EDS_Nurwahidah_2013 1
PORTOFOLIO SEBAGAI MEDIA PENILAIAN KINERJA GURU
DALAM KERANGKA MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Oleh : Nurwahidah (0102512067)
Mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan Unnes
Abstrak
Program-program evaluasi terhadap kinerja sekolah yang telah dilaksanakan saat ini
masih bersifat administratif. Kendala utamanya adalah belum tumbuhnya kesadaran
akan pentingnya evaluasi, dan faktor kejujuran lapangan yang tidak mampu diungkap
untuk mempertahankan image sekolah/daerah. Akibatnya, program-program evaluasi
ini justru tidak dapat memenuhi fungsinya sebagai alat evaluasi. Alat evaluasi yang baik
adalah yang mampu menggambarkan sejauhmana ketercapaian yang telah diraih dan
sebagai bahan refleksi untuk perbaikan dan peningkatan mutu. Berbicara mengenai
mutu pendidikan berarti secara tidak langsung mengarah pada lulusan atau prestasi
siswa baik dilihat dari faktor akademis maupun non akademis. Oleh karena itu, faktor
akademis harus menjadi fokus evaluasi pendidikan di sekolah tanpa mengesampingkan
faktor manajerial pendukungnya.
Upaya peningkatan mutu sekolah haruslah linear dengan upaya peningkatan
pembelajaran di kelas. Disinilah, kinerja guru sangat menentukan dan oleh karenanya
perlu suatu alat evaluasi yang otentik. Salah satu media yang dapat digunakan adalah
dengan portofolio mengajar. Portofolio mengajar telah digunakan di beberapa negara
besar sebagai “rapor” bagi guru dan telah terbukti keefektifannya. Dengan portofolio
mengajar, gambaran yang lengkap dan valid tentang guru akan diperoleh sekaligus
untuk meningkatkan profesionalisme guru tersebut. Karena, dalam portofolio mengajar,
guru diberikan kesempatan untuk mendokumentasikan struktur, proses, dan refleksi
praktik pembelajaran mereka. Dalam kerangka Manajemen Berbasis Sekolah, Kepala
Sekolah sebagai leader dan sebagai manajer dapat mendukung pelaksanaan portofolio
mengajar dengan intervensi terhadap penilaian dari portofolio. Kepala sekolah dapat
memodifikasi struktur organisasinya dengan mendelegasikan posisi baru, misalnya
ketua rumpun atau ketua jurusan sebagai evaluator portofolio. Kepala sekolah, cukup
menerima laporan kinerja gurunya melalui portofolio tugas ketua rumpun maupun ketua
jurusan.
Disadari bahwa meskipun telah terbukti keefektifannya di negara-negara besar,
portofolio mengajar tidak mudah diterapkan di Indonesia. Namun, tidak juga terlalu
sulit dilakukan oleh guru. Apalagi didukung oleh kepemimpinan Kepala Sekolah
sebagai pemimpin visioner. Modifikasi struktur yang ditawarkan dapat memudahkan
pelaksanaan portofolio mengajar di sekolah. Tentunya peran serta pengawas sekolah
juga akan memperkuat struktur ini. Untuk jangka panjang, khususnya untuk
membudayakan evaluasi dan membudayakan mutu di sekolah, portofolio mengajar
harus dipertimbangkan oleh pemimpin pendidikan mulai saat ini. Karena, pembentukan
budaya bukanlah suatu proses yang instan terutama dari segi waktu. Oleh karena itu,
penulis meyakini bahwa portofolio mengajar merupakan langkah awal membentuk
budaya evaluasi konstruktif dan budaya mutu yang harus dimulai sesegera mungkin,
oleh guru dan didukung oleh Kepala Sekolah.
Tugas Akhir MK PK&EDS_Nurwahidah_2013 2
I. Pendahuluan
Dalam rangka mengawal program pencapaian mutu pendidikan, program-program evaluasi
pun diluncurkan. Kegiatan evaluasi tersebut diantaranya adalah Penilaian Kinerja Guru
(PKG), penilaian kinerja kepala sekolah, Evaluasi Diri Sekolah (EDS) hingga penilaian
sekolah melalui Akreditasi. Selain evaluasi di atas, terdapat juga penilaian DP3 sebagai syarat
kenaikan pangkat PNS. Namun, sayangnya pelaksanaan kegiatan-kegiatan evaluasi di atas
belum terintegasi menjadi suatu alat evaluasi yang dapat mengakomodir dan menggambarkan
keadaan sebenarnya yang terjadi di lapangan. Sehingga fungsi dari evaluasi, untuk mengukur
sejauhmana ketercapaian yang telah diperoleh dan sebagai refleksi untuk memperbaiki
kinerja tidak tercapai.
Terlepas dari cukup berkembangnya sekolah-sekolah swasta dan beberapa sekolah
negeri yang telah menerapkan budaya mutu dan sukses mengimplementasikan manajemen
berbasis sekolah dengan sasaran total quality management, sekolah-sekolah negeri di
berbagai daerah di Indonesia masih berbondong-bondong mencapai Standar Pelayanan
Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Disinilah perlunya kegiatan-
kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengetahui kondisi riil yang terjadi dan kendala-kendala
yang dihadapi, agar upaya-upaya perbaikan dapat direalisasikan dan kesadaran untuk
mengedepankan mutu di sekolah dapat tumbuh. Bukan seperti kondisi sekarang, dimana
kegiatan evaluasi ini hanya sekedar melengkapi persyaratan administratif belaka.
Pertanyaannya, mengapa lagi-lagi kegiatan evaluasi hanya dijadikan kelengkapan
administratif? Apakah mungkin saat ini, memang kondisi kita baru sampai pada tahap
memenuhi persyaratan administratif? Lalu, upaya apa yang dapat dilakukan agar lama
kelamaan kegiatan evaluasi (apapun bentuknya) tidak bersifat administratif lagi?
Jika ditelusuri, beberapa hal yang menyebabkan evaluasi bersifat administratif
muncul dari sekolah-sekolah dengan ciri sebagai berikut :
a. Belum memiliki budaya mutu.
b. Belum adanya kesadaran bahwa evaluasi merupakan alat refleksi untuk memperbaiki diri
dan memperbaiki kinerja sekolah dari waktu ke waktu.
c. Visi sekolah dalam sepenggal kalimat yang ideal belum tercermin dalam aktivitas di
sekolah termasuk aktivitas pembelajaran.
d. Lemahnya kepemimpinan sekolah. Kepala sekolah seharusnya bertindak sebagai
pemimpin instruksional dan pemimpin visioner.
e. Pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan belum efektif.
f. Partisipasi warga sekolah dan masyarakat kurang.
Tugas Akhir MK PK&EDS_Nurwahidah_2013 3
g. Lemahnya pengawasan baik dari pengawas sekolah maupun dari Dinas Pendidikan.
h. Persoalan politik dan birokrasi pendidikan.
Memang cukup berat mengatasi masalah-masalah di atas, apalagi masalah budaya. Namun
tidak menutup kemungkinan bagi sekolah khususnya bagi Kepala Sekolah dan guru dalam
upaya peningkatan mutu pendidikan melalui evaluasi. Sikap pesimis melihat keadaan dan
masalah yang seolah-olah tak terpecahkan harus disingkirkan. Sekolah perlu tetap belajar
untuk meningkatkan performance menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Salah satu solusi yang dapat ditawarkan adalah penilaian kinerja guru melalui
portofolio mengajar yang didukung dengan sedikit modifikasi terhadap struktur organisasi
sekolah. Dalam kaitannya dengan Manajemen Berbasis Sekolah, kepala sekolah memiliki
kewenangan untuk mengorganisasi sumber daya manusia yang dimilikinya untuk mencapai
visi sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah dapat melakukan restrukturisasi organisasi
sekolah, dalam rangka mendukung penilaian kinerja guru melalui portofolio. Hal ini sesuai
dengan sebuah pandangan dari International Successful School Principalship Project (ISSPP)
dalam Leitwood (2005) bahwa salah satu kepemimpinan kepala sekolah yang sukses adalah
mampu mendesain ulang organisasi termasuk mengidentifikasi dan menciptakan dan/atau
mengubah budaya sekolah dan memodifikasi struktur organisasi.
Portofolio mengajar telah dimanfaatkan di negara-negara maju untuk mengevaluasi
dan meningkatkan profesionalisme guru. Di Florida, Amerika Serikat, sistem evaluasi
pembelajaran dan pengajaran terdiri dari beberapa tipe yang tercakup dalam portofolio
mengajar (Office of Faculty Enhancement, UNF). Portofolio juga sebagai salah satu media
sistem penilaian kinerja guru bagi pendidik di Wisconsin (Stronge, 2012). Di Hongkong
penilaian portofolio mengajar diterapkan di pendidikan tinggi. Universitas yang
menerapkannya yaitu The Chinese University of Hong Kong (CUHK). Di Finlandia praktik
ini telah berlangsung selama 20 tahun. Salah satunya adalah University of Oulu menerapkan
portofolio mengajar pada tahun 1994. Dalam penelitian Tytti Tenhula, at al (1999-2000),
penilaian portofolio telah digunakan secara luas dan sebagai bagian dari pengembangan
profesi guru dalam konteks akademik. Peneliti melatih lebih dari 100 guru untuk
menggunakan evaluasi portofolio. Hasil penelitian menunjukkan penemuan luar biasa tentang
bagaimana kualitas pengajaran akademik dan pembelajaran meningkat. Portofolio mengajar
ternyata merupakan teknik perbaikan pengajaran yang paling inovatif dan menjanjikan, dan
terbukti lebih efektif untuk peningkatan pengajaran.
Tugas Akhir MK PK&EDS_Nurwahidah_2013 4
Portofolio dianggap sebagai suatu strategi ideal untuk merepresentasikan kualitas
pengajaran. Hal ini disebabkan portofolio memberikan penilaian otentik tentang belajar dan
mengajar dari waktu ke waktu, yang menawarkan sebuah gambaran yang lengkap dan valid
tentang guru. Mereka percaya bahwa portofolio dapat meningkatkan profesionalisme guru
dengan memberi kesempatan kepada guru untuk mendokumentasikan struktur, proses, dan
merefleksikan praktik pembelajaran mereka.
Di Indonesia sendiri, penggunaan portofolio untuk evaluasi guru, mulai diterapkan
sejak tahun 2007, walaupun baru pada taraf penentuan profesionalisme guru, yaitu penentuan
profesionalisme guru untuk memperoleh tunjangan profesional. Portofolio yang
dikembangkan lebih banyak berisi sertifikat-sertifikat pelatihan sebagai bukti pengembangan
profesional, belum berfokus pada perbaikan dan upaya reflektif dalam kegiatan pembelajaran.
Meskipun pelaksanaanya belum sebagaimana mestinya (yang diharapkan dalam makna dasar
portofolio), hal ini sudah cukup untuk memulai dan perlu diteruskan. Karena, evaluasi guru
melalui portofolio sebenarnya tidak hanya dilakukan sekali saja dalam kehidupan guru,
melainkan harus dilaksanakan secara terus-menerus dan berkelanjutan. Inilah yang perlu
disempurnakan dalam peningkatan profesionalisme guru di Indonesia.
Gabungan dari portofolio dan modifikasi struktur organisasi guru ini dapat
diterapkan oleh kepala sekolah. Tujuan jangka panjangnya adalah dengan dengan struktur
yang baru dan penilaian melalui portofolio akan muncul kesadaran akan pentingnya evaluasi,
sehingga evaluasi menjadi bagian dari budaya yang mengedepankan mutu. Evaluasi tidak lagi
bersifat administratif karena setiap anggota komunitas sekolah khususnya pendidik sadar
bahwa untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas, ia perlu melakukan refleksi-
refleksi dari evaluasi melalui portofolio yang dikembangkannya.
Tugas Akhir MK PK&EDS_Nurwahidah_2013 5
II. Pembahasan
Bagian ini diawali dengan kerangka berpikir pengembangan portofolio sebagai media
penilaian kinerja guru dalam kerangka manajemen berbasis sekolah. Pengembangan media
penilaian ini agak terlepas dari praktik penilaian kinerja dan EDS yang telah dilaksanakan
selama ini. Namun, kegiatan penilaian melalui portofolio ini dapat dijadikan bahan persiapan
untuk menghadapi evaluasi-evaluasi dari pihak eksternal (akreditasi) maupun EDS sendiri.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Kondisi saat ini menggambarkan penilaian kinerja guru maupun EDS masih bersifat
administratif. Namun, sebagai lembaga penjamin mutu pendidikan, sekolah perlu melakukan
evaluasi yang mampu menggambarkan kinerja dan kondisi sebenarnya yang terjadi. Evaluasi
penting, karena dengan evaluasi sekolah mengetahui kekuatan dan kelemahan, kelebihan dan
kekurangan, tantangan dan kesempatan. Sehingga, kebutuhan sekolah untuk mempunyai alat
penilaian yang otentik di luar evaluasi yang berkaitan dengan pihak luar yang memaksa
sekolah harus memanipulasi kinerja yang sebenarnya. Berdasarkan, pengalaman di beberapa
negara maju, portofolio mengajar dapat menjadi solusi sebagai self assessment.
Mendukung
evaluasi
PKG dan EDS bersifat
administratif
Kondisi saat ini Implementasi
MBS
Sekolah sebagai lembaga
penjamin mutu tetap
membutuhkan penilaian otentik
minimal untuk kepentingan
sekolah itu sendiri
Kepala sekolah memiliki
kewenangan mendelegasikan
tugas dalam rangka mengerahkan
sumber daya manusia di sekolah
yang dipimpinnya
Modifikasi struktur
organisasi sekolah Portofolio Mengajar
Bahan penilaian kinerja
(kaitannya dengan
karier)
Pengembangan
profesionalisme
berkelanjutan (PKB) Linear
Kondisi harapan
Tugas Akhir MK PK&EDS_Nurwahidah_2013 6
Disamping itu, saat ini sekolah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang
memungkinkan kepala sekolah sebagai leader sekaligus sebagai manajer untuk mengelola
sumber daya yang ada dalam rangka mencapai visi sekolah. Dalam kaitannya dengan hal ini,
sekolah yang akan menerapkan penilaian berbasis portofolio membutuhkan dukungan
struktural agar kegiatan portofolio dan pengawasannya dapat berjalan efektif. Dukungan ini
menyangkut pemantauan sekaligus pembinaan terhadap kesulitan yang terungkap dalam
portofolio guru. Meskipun guru sendiri pun telah melakukan refleksi.
Terdapat dua keuntungan yang diperoleh dari menerapkan penilaian berbasis
portofolio. Pertama, merupakan bahan penilaian kinerja dalam rangka menunjang karier dan
yang kedua untuk pengembangan keprofesionalan berkelanjutan. Sehingga, pada akhirnya
pangkat seorang guru akan linear dengan kemampuan profesionalnya.
2.1 Konsep Portofolio Mengajar
Portofolio mengajar merupakan pernyataan terdokumentasi dari tanggung jawab, filosofi,
tujuan dan prestasi seorang guru. Portofolio mengajar yang terhubung dengan standard
muatan profesional tidak sekedar berisi kumpulan informasi tentang praktik seorang guru
yang seringkali berupa buku-buku yang diisi dengan foto tentang perkembangan kelas dan
catatan yang berisi perihal pribadi siswa dan orang tua. Lebih dari itu, portofolio mengajar
harus menunjukkan ilustrasi cara-cara guru yang telah bertindak terhadap standard muatan
profesional dan filsafat serta sasaran mereka. Dilengkapi juga dengan refleksi tentang belajar
mengajar baik secara pribadi maupun berasal dari rekan sejawat dan siswa.
Lee Shulman (dalam Martono, 2010) mengungkapkan bahwa portofolio mengajar
adalah sebuah portofolio yang berupa dokumenter yang terstruktur tentang serangkaian
pencapaian yang dilatih atau dibimbing oleh yang terkait sehingga menjadi hal yang terpilih,
yang diperkuat oleh sampel pekerjaan siswa, dan benar-benar disadari hanya melalui
penulisan reflektif, pertimbangan, dan diskusi yang serius. Ciri-ciri penting dari sebuah
portofolio mengajar adalah sebagai berikut:
1. Portofolio seharusnya disusun seputar standard muatan profesional yang baik dengan
sasaran individu dan sekolah.
2. Portofolio seharusnya memuat contoh-contoh yang dipilih secara hati-hati tentang
pekerjaan siswa dan guru yang mengilustraikan ciri-ciri penting dari praktik
pembelajaran guru.
3. Muatan portofolio sebaiknya dibingkai dengan gambar dan komentar-komentar tertulis
yang menjelaskan dan merefleksikan tentang muatan.
Tugas Akhir MK PK&EDS_Nurwahidah_2013 7
Portofolio seharusnya merupakan pengalaman yang terbimbing atau dilatih,
selanjutnya portofolio digunakan sebagai dasar bagi penilaian profesional yang terus menerus
dengan rekan sejawat dan pengawas.
2.2. Tujuan Penyusunan Portofolio mengajar
Ada tiga tujuan pokok dari sebuah portofolio mengajar, yaitu untuk:
(1) memenuhi syarat evaluasi,
(2) meningkatkan pertumbuhan professional, dan
(3) membantu dalam mencari pekerjaan (biasanya ditujukan bagi guru baru, tidak termasuk
dalam pembahasan ini).
Portofolio yang digunakan untuk evaluasi, memerlukan struktur yang lebih luas daripada
struktur yang digunakan untuk peningkatan profesional. Portofolio evaluasi, kewajaran
menjadi perhatian utama. Konsistensi (dalam persyaratan portofolio dan dalam proses
evaluasi) paling diutamakan dalam tujuan ini. Akan tetapi, berbeda dengan portofolio
perkembangan profesional, kesungguhan dalam proses pembelajaran merupakan masalah
utama. Sebagai contoh, untuk portofolio evaluasi, struktur dan muatannya sebaiknya
ditetapkan terlebih dahulu sehingga syarat untuk melengkapi portofolio jelas dan proses
evaluasinya konsisten.
Di lain pihak, untuk portofolio perkembangan profesional, keleluasaan dalam pilihan
terkait dengan fokus dan format portofolio mungkin akan meningkatkan pembelajaran.
Karena setiap guru akan mengadaptasikan portofolio dengan kebutuhan dan sasarannya yang
tertentu. Gambar di bawah ini menunjukkan cara kerja penilaian portofolio yang diadopsi
dari pelaksanaan portfolio guru di Finlandia.
Tugas Akhir MK PK&EDS_Nurwahidah_2013 8
Gambar 2.2 Cara Kerja Portofolio Mengajar
(diadopsi dari pelaksanaan portfolio guru di Finlandia)
Portofolio guru dibedakan menjadi dua bagian yaitu portofolio sampel dan
portofolio personal. Portofolio sampel berisi bukti-bukti yang menunjang berisi riwayat
mengajar, eksperimen mengajar dan data evaluasi dari siswa dan kolega yang diperlukan
yang dipilih dari portofolio personal. Portofolio sampel hanya bagian kecil dari kerja
portofolio, namun tidak mungkin mempersiapkan portofolio sampel tanpa dokumentasi yang
baik dalam portofolio personal. Portofolio sampel digunakan sebagai laporan kinerja dan
mendukung pengembangan profesionalisme.
Portofolio personal merupakan bahan dan dokumen yang berkaitan dengan
pengajaran yang terakumulasi selama bertahun-tahun. Portofolio ini berisi file besar dokumen
mewujudkan keahlian profesional seorang guru. Ini mencakup semua dokumen pengajaran
yang telah terakumulasi selama bertahun-tahun, bahan kelas, silabus kursus, soal ujian
praktek dan grading, rencana dan tujuan untuk mengajar, evaluasi diri, guru buku harian,
lembar evaluasi dari siswa, pernyataan dari rekan dan siswa, kehormatan atau pengakuan
lainnya, undangan ke kampus-kampus lain, dokumentasi kegiatan mengajar (sertifikat,
testimonial, laporan), kaset video pada pengajaran, bukti hasil belajar siswa (skor mahasiswa,
esai, laporan, buku kerja laboratorium, publikasi, dll).
2.3. Komponen dalam Portofolio Mengajar dan Pengembangannya
Isi portofolio mengajar dapat bervariasi tergantung pada orang yang menyusunnya. Sebuah
portofolio mengajar dapat meliputi sampel pekerjaan siswa dan guru, seperti: foto proyek
Tugas Akhir MK PK&EDS_Nurwahidah_2013 9
kelas, rencana pelajaran, penilaian siswa, dan bukti tentang kegiatan profesional. Isi
portofolio berupa komponen yang ditunjukkan pada gambar 2. 3
2.3.1 Komponen Portofolio Mengajar
Beberapa komponen yang harus ada dalam setiap portofolio, tanpa memandang tujuan
pokoknya. (1) Visi dan misi, (2) Tujuan pengajaran, (3) Sampel pekerjaan guru, seperti
rencana pembelajaran dan penilaian siswa, (4) Sampel pekerjaan siswa, seperti buku bacaan
dan proyek siswa, (5) Catatan-catatan yang secara ringkas menjelaskan sampel pekerjaan, (6)
Komentar yang merefleksikan pengajaran dan pembelajaran yang didokumentasikan di dalam
portofolio dan (7) Catatan-catatan yang memberikan informasi kontekstual dalam
pelaksanaan pembelajaran.
2.3.2 Langkah-langkah dalam mengembangkan portofolio adalah:
(1) Menyusun visi dan misi, (2) Menentukan tujuan untuk portofolio dengan
berkonsultasi kepada supervisor, (3) Mengumpulkan berbagai sampel pekerjan siswa dan
guru, (4) Mendiskusikan sampel pekerjaan dengan rekan-rekan pada interval yang teratur, (5)
Menyusun dan membingkai isi portofolio, (6) Menulis komentar refleksi tentang pengajaran
dan pembelajaran yang didokumentasikan dalam portofolio, (7) Mengumpulkan portofolio
kepada supervisor untuk ditinjau kembali, (8) Menerima umpan balik dari supervisor yang
meninjau, (9) Menentukan tujuan baru dalam kaitannya dengan umpan balik dari supervisor.
a including assignments, test, graded products &
mechanisms for getting student feedback b including availability outside class and helpfulness in
office hours c including research supervision
d including sylabus, llearning objectives, policies and
procedures, test&course grades e including teaching, advising, mentoring (students and
colleagues), developing courses, creating instructional
materials, and educational research. Materials in the last
category should be included in the summary of the
faculty member’s research, and the rest of the materials
in the figure should be assembled into a teaching
portfolio f including letters from students, alumni, local faculty at
other institutions
Tugas Akhir MK PK&EDS_Nurwahidah_2013 10
Dalam skenario ini, guru dan pengawas bertemu untuk menetapkan tujuan yang
ingin dicapai dalam portofolio guru. Sepanjang tahun pelajaran, guru mengumpulkan
berbagai macam sampel pekerjaan yang memungkinan untuk dimasukkan ke dalam
portofolio. Pada interval yang teratur, guru menggunakan bukti-bukti tersebut sebagai bahan
diskusi dengan rekan-rekan tentang pembelajarannya. Guru bersiap-siap untuk
mengumpulkan portofolio dengan menyusun dan membingkai isi portofolio dan
menjelaskannya melalui komentar tertulis tentang pentingnya berbagai hal tersebut. Tahap
terakhir, portofolio dievaluasi secara formal oleh supervisor, yang menilai hasil portofolio
dan memberikan umpan balik tertulis dan lisan kepada guru. Guru selanjutnya menentukan
tujuan baru sesuai dengan apa yang telah ia kerjakan, diasumsikan bahwa guru akan terus
menerus bertindak atas apa yang ia pelajari dan ia kerjakan untuk meningkatkan praktik di
kelas dan pembelajaran siswa.
2.4. Mengevaluasi Portofolio Mengajar
Kegiatan mengevaluasi portofolio mengajar dibagi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
secara internal dan eksternal guru. Secara internal guru dapat melakukan self assessment
terhadap portofolio yang telah dibuat. Untuk melakukan self assessment ini, Edgerton, at al
(1991) menyediakan panduan pertanyaan bagi para guru.
Secara eksternal, evaluasi terhadap portofolio dilakukan oleh penilai dalam hal ini
bisa diperankan oleh pengawas, kepala sekolah maupun wakil dari kepala sekolah. Penilaian
eksternal dapat menggunakan beberapa instrumen yang terlampir pada bagian akhir tulisan
ini. Instrumen pada form 1 merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan oleh
penilai portofolio guru. Dalam hal ini, ketua rumpun, ketua jurusan atau bahkan pengawas.
Intrumen ini cukup simpel namun membutuhkan tanggung jawab dan obyektivitas penilai.
Intrumen form 2 dan form 3 adalah instrumen refleksi yang perlu disertakan dalam portofolio
1. Apakah portofolio jelas mengidentifikasi apa yang Anda ajarkan, bagaimana Anda mengajarkannya, dan mengapa Anda mengajarkannya seperti yang Anda lakukan ?
2. Apakah tabel deskriptif isi disertakan? 3. Apakah setiap klaim yang dibuat dalam cerita didukung oleh bukti kuat dalam lampiran ? 4. Apakah portofolio menyajikan pengamatan reflektif ? 5. Apakah pendekatan pengajaran yang kreatif atau inovatif dijelaskan ? 6. Apakah portofolio cukup selektif ? 7. Apakah itu mencakup keseimbangan antara item dari diri sendiri, dari orang lain, dan dari
belajar siswa ? 8. Apakah upaya pertumbuhan dan perbaikan telah dikutip ? 9. Haruskah setiap item non-cetak seperti foto, ulasan, atau video siswa kerja atau pekerjaan
Anda sendiri dimasukkan ?
Tugas Akhir MK PK&EDS_Nurwahidah_2013 11
guru. Instrumen 2 menunjukkan penilaian rekan sejawat tentang pengamatan yang
dilakukannya di kelas guru pembuat portofolio. Dan, form 3 merupakan intrumen refleksi
dari siswa. Guru tidak hanya merefleksi kegiatan pembelajaran dari sudut pandangnya saja
tetapi juga memperhatikan persepsi siswa.
2.5 Modifikasi Struktur Organisasi Sekolah dalam Kerangka MBS
Struktur baru organisasi dapat dilakukan oleh kepala sekolah sebagai leader maupun sebagai
manajer dalam mengelola sekolah yang dipimpinnya. Untuk dapat mengimplementasikan
penilaian portofolio perlu didukung dengan struktur organisasi yang memudahkan penilaian.
Karena pada dasarnya salah satu kesulitan menerapkan penilaian portofolio adalah
kemampuan evaluator untuk menilai kumpulan bukti otentik pekerjaan guru yang umumnya
cukup tebal. Meskipun demikian, potensi portofolio untuk memenuhi kebutuhan serta
memajukan pembelajaran profesional menunjukkan bahwa para penentu kebijakan harus
mempertimbangkan portofolio guru untuk evaluasi berbasis sekolah dan program
pengembangan stafnya.
Untuk mengakomodasi terlaksananya penilaian guru dengan portofolio, kepala
sekolah dapat memodifikasi struktur organisasi yang sekaligus berfungsi mendelegasikan
tugasnya kepada ketua rumpun mata pelajaran, ketua jurusan, dan wakil kepala sekolah
bagian kurikulum. Hal ini memudahkan kepala sekolah menilai portofolio guru melalui
laporan portofolio dari wakil kepala sekolah bagian kurikulum. Salah satu bentuk modifikasi
struktur organisasi yang dapat ditawarkan ditunjukkan oleh gambar 2.4.
2.6 Portolio Mengajar dan Struktur Baru dalam Kerangka MBS
Dengan memperhatikan pembahasan pada bagian 2.1-2.5 di atas, portofolio mengajar dapat
menunjukkan kinerja guru terutama dalam meningkatkan kinerja pembelajaran di kelasnya.
Alasannya, guru ada dalam satu siklus belajar mulai dari merencanakan pembelajarannya,
melaksanakan pembelajaran dan merefleksi kegiatan pembelajarannya. Termasuk feed back
dari siswa dan rekan sejawatnya. Tiga kegiatan ini berlangsung secara kontinu. Dengan
asumsi bahwa dari waktu ke waktu guru dapat meningkatkan performa pembelajarannya
maka sekaligus kemampuan profesionalnya meningkat. Karena di dalam siklus, guru
mendokumentasikan permasalahan, solusi dan bukti-bukti pendukung yang salah satunya
dapat dijadikan bahan riset.
Tugas Akhir MK PK&EDS_Nurwahidah_2013 12
Gambar 2.4. Contoh modifikasi struktur organisasi sekolah
Kepala
Sekolah
Waka
Humas
Waka
Sarpras
Waka
Kurikulum
Waka
kesiswaan
Waka
..........
Ketua
Jurusan A
Ketua
Jurusan B
Ketua
Jurusan C
Ketua
Jurusan D
G U R U
Karum
A1
Karum
A2
Karum
A3
Karum
B1
Karum
B2
Karum
B3
Karum
B1
Karum
B2
Karum
B3
Karum
B1
Karum
B2
Karum
B3
Pe
ngaw
as seko
lah
Tugas Akhir MK PK&EDS_Nurwahidah_2013 13
Berdasarkan modifikasi struktur organisasi yang dilakukan kepala sekolah, penilaian
portofolio yang biasanya berupa dokumen yang tebal menjadi lebih mudah untuk dikoreksi.
Seorang ketua rumpun akan bertanggung jawab sebagai evaluator untuk beberapa orang guru
dalam rumpun pelajarannya. Ketua rumpun memberikan laporan dalam portofolio tugas
kepada ketua jurusan, begitupun seterusnya ketua jurusan kepada wakil kepala sekolah
bagian kurikulum dan selanjutnya kepada kepala sekolah. Posisi baru ini tentunya
memerlukan dukungan pimpinan sekolah agar mempunyai “power” dalam rangka
menggerakkan guru. Tidak menutup kemungkinan, struktur yang ditawarkan melibatkan
pengawas sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Untuk visi jangka panjang, selain dapat menumbuhkan budaya evaluasi konstrutif dan
budaya mutu, alur penilaian dapat ditawarkan seperti gambar 2.5. Siklus yang terjadi di
sekolah adalah siklus penilaian portofolio oleh evaluator, sebagai pimpinan sekolah atau
personal yang bertindak sebagai evaluator. Kegiatan ini sekaligus merupakan evaluasi diri
sekolah yang otentik. Penilaian dari luar, tentunya mengacu pada standar yang telah
ditetapkan secara nasional. Dalam hal ini dan untuk saat ini adalah Standar Pelayanan
Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Siklus kegiatan menjadi lebih luas
secara nasional, sekolah tetap berupaya untuk mencapai standar ini bahkan melampauinya.
Sekolah memiliki visi jauh ke depan, sehingga upaya perbaikan tidak berhenti setelah
mencapai SPM dan SNP. Setelah memenuhi standar nasional, kiblat sekolah selanjutnya
adalah mencapai sekolah bertaraf internasional dengan tetap mengutamakan kearifan lokal
dan mampu sejajar dengan sekolah-sekolah di dunia.
Tugas Akhir MK PK&EDS_Nurwahidah_2013 14
Gambar 2.5 Roadmap pertumbuhan sekolah melalui penilaian portofolio guru
Tugas Akhir MK PK&EDS_Nurwahidah_2013 15
III. Penutup
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Permasalahan program evaluasi yang bersifat administratif karena belum munculnya
kesadaran akan pentingnya evaluasi dan faktor-faktor budaya destruktif lainnya.
Disamping itu, permasalahan budaya tidak dapat diatasi dalam waktu singkat. Upaya
yang dapat diambil dalam rangka membudayakan evaluasi konstruktif, salah satunya
dengan portofolio mengajar.
2. Penilaian portofolio mengajar adalah penilaian otentik, karena merupakan dokumentasi
dari pengalaman belajar dan mengajar di kelas serta upaya-upaya refleksi untuk
memperbaiki pembelajaran.
3. Penilaian portofolio mendukung pengembangan profesionalisme guru.
4. Kepala sekolah dapat memodifikasi struktur organisasinya dalam rangka mendukung
kegiatan penilaian portofolio.
5. Portofolio mengajar perlu menjadi pertimbangan pemimpin pembelajaran yaitu kepala
sekolah untuk perbaikan kinerja sekolah secara berkelanjutan.
Tugas Akhir MK PK&EDS_Nurwahidah_2013 16
Daftar Pustaka
Edgerton, R., at al. 1991. The Teaching Portfolio: Capturing the Scholarship of Teaching.
Washington: AAHE Teaching Initiative. http://www.vcu.edu/cte/resources/nfrg/
DevelopingaTeachingPortfolio.pdf. Diakses 15 Desember 2013
Leithwood, K. at al. 2006. Successful School Leadership: What It Is and How It Influences
Pupil Learning. Riset. Inggris: University of Nottingham.
Murtono. 2010. Portofolio untuk Evaluasi Guru Secara Berkelanjutan dalam Rangka
Meningkatkan Profesionalisme Guru. http://eprints.umk.ac.id/214/1/SOSIAL_
BUDAYA_DES_2010.pdf. Diakses 14 Desember 2013.
Schlig, Carmen. 2005. “Teacher portfolios as a tool for assessment and professional
development”. Glosas Didactis No.15 Oktober 2005. http://www.um.es/
glosasdidacticas/GD15/gd15-12.pdf. Diakses 17 Desember 2013.
Seldin, P., Miller, E., Seldin, Clement. 2010. The Teaching Portfolio: A Practical Guide to
Improve Performance and Promotion/ Tenure Decision. San Fransisco: John Willey
and Sons, Inc.
Senate Committee on Teaching and Learning. 2011. Evaluating and supporting teaching
quality using teaching portfolios. Hong Kong: CUHK
Shulman, L. S. (1998). “Course anatomy: The dissection & analysis of knowledge through
teaching.” The course portfolio: How faculty can improve their teaching to
advance practice and improve student learning. Ed. Pat Hutchings. Washington,
DC: American Association of Higher Education
Stronge, James. 2013. Teacher evaluation system-guidebook. Wisconsin: CESA 3 Media
Production Center
Tytti Tenhula. 2000. Improving Academic Teaching Practices By Using Teaching Portfolio -
The Finnish Way to Do It. http://www.hallinto.oulu.fi/optsto/tiveko/artikkeleita/
improving.htm. Diakses 13 Desember 2013
Universitiy of North Florida. 2012. Assessment of Teaching and Learning.
http://www.unf.edu/ofe/teaching_learning/Assessment.aspx. Diakses 13 Desember
2013
Tugas Akhir MK PK&EDS_Nurwahidah_2013 17
Lampiran Instrumen
Contoh Form 1
Petunjuk: untuk setiap kategori, berilah skor 0-4 untuk kelengkapan, relevansi, dan presentasi
(tampilan). Hitung sub total untuk setiap kolom dan temukan total skor.
Keterangan rubrik:
0 = Bukti-bukti tidak ada atau terbatas atau tidak ada dalam kategori ini.
1 = Di bawah ekspektasi; tidak dapat diterima. Bukti yang disajikan berkualitas rendah. Produk yang
tidak diselesaikan secara menyeluruh dan profesional.
2 = Memenuhi harapan minimum; Bukti disajikan menunjukkan tingkat kompetensi minimal yang
dapat diterima. Menunjukkan beberapa kekuatan, tetapi mengungkapkan kualitas yang tidak
konsisten. Menunjukkan kelemahan pemahaman, pengalaman, dan kemampuan sebagai seorang
guru
3 = Sesuai harapan; Baik; Bukti yang diberikan menunjukkan bahwa kompetensi kandidat jelas
melebihi harapan minimum untuk praktek profesional. Dokumen kerja berkualitas baik dan
konsisten. Portofolio ini menunjukkan bahwa kandidat ini memiliki potensi untuk menjadi guru
yang baik.
4 = Jauh melebihi harapan; Luar Biasa. Bukti yang diberikan menunjukkan bahwa kandidat memiliki
potensi untuk menjadi guru yang berkualitas sangat baik. Item yang disajikan rapi, akurat,
lengkap, dan profesional. Portofolio menunjukkan pengalaman substansial dan pemahaman yang
sangat baik, masalah dalam pendidikan , dan keinginan dan kemampuan untuk berbaur teori dan
praktek dalam mengajar seseorang.
Kriteria
Kelengkapan:
mengandung item-item
yang bervariasi yang
menunjukkan tahap
persiapan, proses dan
refleksi
Relevansi: item-item
isi sberhubungan
dengan pembelajaran
dan menunjukkan
keefektifan materi,
metode dan konten.
Tampilan: penguatan setiap
item-item, kreatifitas,
perbandingan visual,
mudah dipahami,
mengguunakan bahasa
yang baik dan benar dan
sistematis.
Resume Isi
Portofolio dan
filosofi mengajar
guru
Rencana
pembelajaran
Peta konsep
Contoh-contoh
penilaian/evaluasi
siswa termasuk
validitas alat
evaluasi
Evaluasi/refleksi
Refleksi proses
pembelajaran
menunjukkan
peningkatan
Sumber daya
Sub Total
Skor Total = ... /48
Tugas Akhir MK PK&EDS_Nurwahidah_2013 18
Contoh Form 2
Panduan penilaian rekan sejawat/ ketua rumpun dalam observasi pembelajaran
Observer: ____________________ Tanggal/waktu: _____________ Topik
pembelajaran: ______________________________________Kelas : _____________
1) Apa tujuan pembelajaran dari kelas yang akan diobservasi?
_______________________________________________________________________
2) Apa rencana yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan ini?
_______________________________________________________________________
3) Apa saja kegiatan guru dan kegiatan siswa yang akan dilakukan?
_______________________________________________________________________
4) Apakah siswa telah diminta untuk menyiapkan diri untuk pembelajaran ini?
_______________________________________________________________________
5) Apakah kelas ini menunjukkan ciri gaya mengajar guru yang diobservasi? Jika tidak, mengapa?
_______________________________________________________________________
6) Untuk review formatif. Apa fokus yang diinginkan rekan guru selama observasi?
_______________________________________________________________________
7) Apakah ada hal-hal yang harus diketahui sebelum observasi?
_______________________________________________________________________
Observer menuliskan narasi (terutama digunakan tujuan formatif, harus menjelaskan secara
verbal dan nonverbal perilaku guru dan siswa tanpa menghakimi).
Narasi berfokus pada hal-hal berikut:
1) Apa yang dibicarakan guru?
2) Apa komentar khusus dari aktivitas yang dilakukan?
3) Bagaimana kegiatan pembelajaran di kelas diselenggarakan?
4) Bagaimana tingkat interaksi siswa?
5) Apa strategi pengajaran yang digunakan?
6) Apa kesan Anda tentang apa pembelajaran yang diamati?
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
Tugas Akhir MK PK&EDS_Nurwahidah_2013 19
Contoh Form 3
Instrumen refleksi dari siswa.
Petunjuk untuk guru atas penilaian instrumen ini:
1) Guru mendistribusikan secara berkala instrumen ini sepanjang semester untuk
mendapatkan persepsi siswa tentang kekuatan dan kelemahan dalam mengajar.
2) Siswa mengisi formulir ini setelah guru meninggalkan kelas.
3) Siswa harus diyakinkan bahwa form ini anonim, tidak boleh mencantumkan nama
mereka dan tidak berkaitan dengan penilaian.
4) Ketika guru membaca komentar diingat hal berikut :
a. Komentar, ketika diambil secara keseluruhan, mungkin bertentangan (misalnya satu
siswa mengatakan pembelajaran berjalan baik, yang lain mengatakan kurang). Hal ini
menunjukkan bahwa guru mencampur berbagai strategi pengajaran dan pembelajaran
b. Jika ada pendapat yang luar biasa oleh siswa tentang praktek pembelajaran guru,
maka guru harus berpikir serius tentang mempertahankan strategi tersebut.
5) Formulir ini untuk mengumpulkan informasi tentang persepsi siswa terhap pembelajaran
anda, Siswa akan percaya bahwa guru benar-benar memperhatikan kelas mereka
Mohon menyediakan waktu untuk memberikan respon dari masing-masing pertanyaan di
bawah tentang aktivitas kelas minggu ini. Tidak perlu mencantumkan nama anda pada form.
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk mengisi form ini. Apa yang kamu tulis akan
membantu saya membuat kelas lebih responsif.
1) Pada saat apa di kelas minggu ini kamu merasa paling terlibat dengan apa yang terjadi
dalam kelas?
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
2) Pada saat apa di kelas minggu ini kamu merasa paling menjauhkan dari apa yang terjadi?
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
3) Apa tindakan yang dilakukan guru atau siswa yang kamu temukan paling bermanfaat?
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
4) Apa tindakan yang dilakukan guru atau siswa yang kamu temukan paling
membingungkan?
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
5) Apa kegiatan pembelajaran di kelas dalam minggu ini yang paling mengejutkan kamu?
(ini bisa mengenai reaksi kamu sendiri, atau sesuatu yang seseorang lakukan, atau apa
pun yang terjadi padamu).
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________