Download - Portofolio - DOA
Portofolio Etik
DEATH ON ARRIVALdr. Dikho Atmanagara
Seorang pasien wanita usia 37 tahun diantar ke IGD RSUD MA Hanafiah Batusangkar dalam keadaan tidak bernafas
Laporan Kasus
Pasien masuk IGD RSUD MA Hanafiah Batusangkar diantar oleh Ambulance Puskesmas Kumanis Sijunjung dan petugas dengan diagnosis P5A0H5 post partus maturus spontan + perdarahan post partum dalam keadaan tidak ada nafas spontan.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien sebelumnya partus normal ± 4,5 jam sebelum masuk rumah sakit di puskesmas, dibantu oleh bidan.
Setelah partus, pasien mengalami perdarahan, banyaknya membasahi lebih dari dua kain panjang. Plasenta telah lahir lengkap 1 buah
Pasien diputuskan untuk dikirim ke rumah sakit terdekat karena perdarahan tidak berhenti. Pada pasien dilakukan pemasangan infus RL 6-8 jam/kolf. Setelah itu pasien dirujuk bersama ambulance dan petugas kesehatan, dimana petugas kesehatan berada di depan (disamping supir), dan keluarga pasien berada di belakang.
Sesampainya dirumah sakit, keluarga dan petugas baru menyadari bahwa pasien sudah tidak bernafas lagi.
Riwayat perdarahan pada persalinan sebelumnya ada, pada kehamilan pertama dan kedua
Riwayat Hipertensi, Penyakit jantung, dan DM sebelumnya disangkal oleh keluarga pasien
Riwayat trauma sebelumnya disangkal.
Riwayat Penyakit Sebelumnya
Riwayat Pengobatan◦ Pasien sebelumnya memeriksakan kehamilannya
ke bidan
Riwayat Keluarga◦ riwayat hipertensi, penyakit jantung dan DM di
keluarga sebelumnya disangkal
Riwayat Pekerjaan ◦ Pasien tidak bekerja
Riwayat Lingkungan Sosial dan Fisik ◦ Pasien tinggal bersama suami dan anak-anaknya
•AVPU Unresponsive. GCS: E1 M1 V1Kesadaran
• tidak terukurTekanan Darah
•tidak terabaNadi• nafas spontan tidak adaNafas• 35,8 ⁰CSuhu
Pemeriksaan Fisik
Kepala• Tidak
ditemukan adanya jejas
Mata• Pupil
midriasis maksimal
• Refleks cahaya -/-
• Doll Eyes Manouver (+)
• Refleks kornea (-)
Muka• Kulit
pucat• trauma
(-)
Leher• Nadi
karotis tidak teraba pulsasi
• Jejas (-)• Refleks
batuk (-)• Refleks
Muntah (-),
Thoraks• Jejas (-)• Gerakan
nafas tidak ada
• Denyut jantung tidak terdengar
Abdomen• Jejas (-)
Punggung• lebam
(+), hilang dalam penekanan
Ekstremitas• Akral
dingin
EKG: Asistole Diagnosis : Death on Arrival (DOA)
Dicari tanda-tanda kematian:◦ Lebam mayat (+), hilang dalam penekanan◦ Penurunan suhu tubuh (+)◦ Kaku mayat belum ada◦ Mumifikasi belum ada
Tanda-tanda pasti kematian:◦ Refleks Cahaya (-)◦ Refleks kornea (-)◦ Refleks batuk dan refleks muntah (-)◦ Doll Eyes Manouver (-)◦ Refleks vestibulookuler tidak dilakukan
Penatalaksanaan
Dilakukan pemeriksaan EKG, didapatkan hasil asistole.
Pasien dinyatakan meninggal di hadapan dokter, bidan yang merujuk pasien, perawat dan keluarga.
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007◦ AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, ◦ AKB 34 per 100.000 kelahiran hidup◦ MDG’s 2000, diharapkan tahun 2015
AKI menurun menjadi 102 AKB menurun menjadi 23
Kasus Etik
Upaya penurunan AKI fokus pada penyebab langsung kematian ibu◦ 90% pada saat persalinan dan segera setelah
persalinan perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%),
komplikasi pueperium 8%, partus macet (5%), abortus (5%), trauma obstetrik (5%) dan lain-lain (11%)
Akibat 3 terlambat:◦ TERLAMBAT dalam pemeriksaan kehamilan
(terlambat mengambil keputusan)◦ TERLAMBAT dalam memperoleh pelayanan
persalinan dari tenaga kesehatan◦ TERLAMBAT sampai di fasilitas kesehatan pada
saat emergensi
Kematian ibu?
Untuk menghidarinya adanya sistim rujukan ◦ kecepatan dan ketepatan tindakan, efisien, efektif
dan sesuai dengan kemampuan dan kewenangan fasilitas Pelayanan.
◦ Panduan: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2562 tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan
Pasien yang akan dirujuk sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk.
Kriteria pasien yang dirujuk:◦ Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak
mampu diatasi◦ Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan
penunjang medis ternyata tidak mampu diatasi◦ Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih
lengkap, tetapi pemeriksaan harus disertai pasien yang bersangkutan.
◦ Apabila telah diobati dan dirawat, ternyata memerlukan peemeriksaan, pengobatan dan perawaatan di sarana kesehatan yang lebih mampu.
Pasien yang dirujuk
Stabilisasi keadaan umum◦ Tekanan darah stabil/terkendali◦ Nadi teraba◦ Pernafasan teratur dan jalan nafas longgar◦ Terpasang infus◦ Tidak terdapat kejang/kejang sudah terkendali.
Perdarahan terkendali◦ Tidak terdapat perdarahan aktif, atau◦ Perdarahan terkendali◦ Terpasang infus dengan aliran lancar 20-30 tetes
per menit
Syarat pasien yang dirujuk
Tersedia kelengkapan ambulasi pasien◦ Petugas kesehatan yang mampu mengawasi dan
antisipasi kedaruratan◦ Cairan infus yang cukup selama proses rujukan (1
kolf untuk 4-6 jam) atau sesuai kondisi pasien◦ Obat dan Bahan Habis Pakai (BHP) emergensi
yang cukup untuk proses rujukan
Pendidikan :◦ Dilakukan kepada tenaga kesehatan yang
merujuk tentang pentingnya melakukan perujukan secara cepat dan tepat pada kasus kegawatdaruratan kebidanan serta pengawasan terhadap pasien yang dirujuk secara ketat
Konsultasi :◦ Tidak diperlukan adanya konsultasi
TERIMA KASIH