Download - Politik Kolonial Belanda Abad Ke-19
-
7/25/2019 Politik Kolonial Belanda Abad Ke-19
1/18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah imperialisme mengandung berbagai macam pengertian, lebih-lebih
akhir-akhir ini pengertian-pengertian itu menjadi lebih kabur karena ada interpretasi-
interpretasi yang liberalistis, Marxistis, dan interprestasi-interpretasi lainnya.
Literatur tentang teori imperalisme pada umumnya bersifat polemistis dan dialektis,
sedang istilah imperialisme menjadi slogan yang berlebih-lebihan.!alam tulisan
ini imperialisme berarti perluasan kontrol politik ke daerah seberang dan sinonim
dengan ekspansi kolonial."
#bad ke-$ merupakan suatu periode baru bagi imperialisme %elanda yang
ditandai oleh politik kolonial yang berbeda sekali dengan politik kolonial yang telah
dijalankan sebelumnya. &alau kepentingan-kepentingan %elanda semula terbatas
pada perdagangan, maka dalam periode ini %elanda mulai mengutamakan
kepentingan politik. %elanda merebut supremasi perdagangan dari orang-orang
'ortugis, teristime(a perdagangan monopoli rempah-rempah. &epentingan agama
dan ekonomi, disingkat &risten dan )empah-rempah, memba(a orang 'ortugis ke
dunia *imur, tetapi tidak lama kemudian kepentingan perdagangan menjadi lebih
utama daripada kepentingan agama, dan dengan kedatangan orang-oranga %elanda
perdagangan itu menjadi tujuan yang utama.+&einginan akan monopoli mendorong
melakukan penaklukan-penaklukan untuk merebut perdagangan rempah-
rempah. *ujuan utama mengkonsentrasi perdagangan rempah-rempah itu lambat laun
bergeser menjadi mengembangkan perkebunan-perkebunan besar yang hasilnya
sangat laku dipasaran /ropa, seperti kopi, the, gula, lada, dan lain-lainnya. 0istem
eksploitasi dan monopoli tetap dipertahankan se(aktu pemerintah %elanda
mengambil alih administrasi . 0ampai pertengahan abad ke-$ imperialisme
1!alam tulisan-tulisan mengenai imperialisme %elanda, penulis-penulis seperti 1an &ol, 0tok1is,
&och, dan )utgers merupakan (akil-(akil yang paling menonjol dari kaum Marxis sayap kanan,yaitu kaum )e1isionis.
20artono &artodirdjo, Sejarah Pergerakan Nasional: Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme, 2ilid
", 2akarta3 '* 4ramedia, $$$. hlm. +.3%aca keterangan masalah perluasan kekuasaan 'ortugis dari %oxer dan !iffie. 0ejarah dapat
ditemukan dalam setiap buku pegangan mengenai sejarah Indonesia, lihat3 lekke.
1
-
7/25/2019 Politik Kolonial Belanda Abad Ke-19
2/18
%elanda memang masih menganggap perdagangan sebagai kepentingan fundamental,
sedang kepentingan politik dan militer dianggap kurang esensial.5
6arus diakui, bah(a interpretasi ekonomis kerap kali dipergunakan untuk
menerangkan ekspansi kolonial sebagai kepentingan kaum kapitalis yang akan
menanam kelebihan modalnya atau kepentingan akan pasaran baru dan kepentingan
mendapatkan sumber-sumber bahan mentah yang sangat esensial bagi industri-
industri di tanah airnya. /ksponen-eksponen interpretasi ekonomis mengatakan,
bah(a imperialisme itu adalah akibat mutlak dari bentuk produksi kapitalis. *eori ini
berdasarkan pendirian bah(a semua fenomena politis itu bersumber pada sebab-
sebab ekonomis atau sebab-sebab materiel.7!alam hubungan ini ada dua soal yang
perlu diterangkan. 'ertama, dalam periode sebelum tahun 879 ekspansi %elanda
dapat disamakan dengan kolonialisme dalam arti marxistis, karena ada akumulasi
modal dan kelebihan produksi di :egeri %elanda. &edua, politik kolonial %elanda
sesudah tahun 879 harus diterangkan tidak hanya dari segi motif ekonomis saja,
tetapi sifat dan sebab-sebabnya harus juga dipelajari dari segi perluasan militer,
perluasan pega(ai, perluasan politik dan agama, masing-masing sebagai faktor
penentu atau faktor pembantu. Motif-motif ekonomis memang menguasai politik
colonial %elanda, tetapi ini tidak berarti bah(a faktor-faktor lainnya boleh diabaikan.
%ahkan sebaliknya, beberapa contoh menunjukkan bah(a sejarah imperialisme
%elanda adalah manifestasi-manifestasi dari idealism politik dan agama.;
Mereka yang berusaha menerangkan imperialisme %elanda biasanya
terperosok ke dalam kategori kaum diterminis ekonomis yang berpendapat, bah(a
kapitalisme adalah satu-satunya sebab dari imperialisme dan ekspansi kolonial
adalah satu manifestasi yang terorganisasi dari re
-
7/25/2019 Politik Kolonial Belanda Abad Ke-19
3/18
perkembangan ekonomi di :egeri %elanda. *etapi tidak boleh diabaikan, bah(a
negara(an-negara(an %elanda yang memegang pimpinan pimpinan pandangannya
tidak selalu ditujukan kepada kepentingan-kepentingan ekonomis@ mereka itu
merupakan suatu mata rantai antara pelaksanaan yang senyatanya dari suatu politik
yang sudah tertentu, dan kecenderungan-kecenderungan politik, ekonomi, dan sosial
yang umum pada de(asa itu. !alam mencari faktor-faktor yang menentukan
imperialisme %elanda, kecuali faktor-faktor ekonomis, perlu juga diperhatikan
faktor-faktor komplementernya, seperti faktor-faktor politik, agama, dan sosial.
!engan singkat dapat dikatakan, bah(a liberalisme, humaniterisme, kristianisme ikut
serta dalam membentuk politik kolonial %elanda.8
0ifat-sifat pokok dari politik kolonial %elanda dapat dicari dengan jalan
mempergunakan ukuran analisis lain dan dengan jalan diperbandingkan dengan
imperialisme negara-negara /ropa lainnya. %elanda membutuhkan hasil-hasil daerah
tropis dan mendapatkannya harus secara pemungutan upeti, karena pada bagian
pertama dari abad ke-$ mereka tidak mempunyai barang-barang untuk
diperjualbelikan. 0ebaliknya, orang-orang Inggris, mereka ingin menjual kain-kain
tenun. &ain-kain ini sebagai hasil dari )e1olusi industry, di #sia dapat
diperjualbelikannya dengan harga yang lebih murah daripada kain tenun buatan
penduduk pribumi. 'erbedaan fungsi-fungsi tanah jajahan itu berakar pada perbedaan
kondisi-kondisi ekonomis dari negeri-negeri induknya. %elanda, sesudah didominasi
'rancis selama dua puluh tahun, tidak mempunyai industri dan modal. *anah
jajahannya dianggap sebagai penghasil barang-barang ekspor yang dibutuhkan untuk
perdagangannya. 'ada penghabisan abad ke-$ politik ini diganti dengan politik
kesejahteraan, karena kepentingan-kepentingan perdagangan ingin menciptakan
suatu pasar di tanah jajahan dengan daya beli yang cukup besar.
$
Memorandum tahun87 dengan jelas menegaskan politik %elanda, bah(a daerah-daerah taklukan
harus memberi keuntungan materiel bagi %elanda, keuntungan yang memang
menjadi tujuan penaklukannya9 'endapat umum tentang tanah jajahan memang
membenarkan, bah(a negeri induk itu mempunyai hak moral untuk menikmati
80artono &artodirdjo, Sejarah Pergerakan Nasional: Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme, 2ilid
", 2akarta3 '* 4ramedia, $$$, hlm. 7
9Ibid., hlm. ;
10#. an den %osch, *he !utch /ast Indies, >%erkeley, $5?, hlm. 5$@ lihat juga3 !.A. 1anAelderen-)engers, *he Bailure of a Liberal olonial 'olicy3 *he :etherlands /ast Indies, 8;-8+9,
>*he 6ague, $5=?, hlm. +5
3
-
7/25/2019 Politik Kolonial Belanda Abad Ke-19
4/18
segala keuntungan sebagai upah memerintah tanah jajahannya. rang beranggapan
bah(a surplus yang besar bagi pembendaharaan negeri induk adalah sesuai dengan
kepentingan yang pokok dan permanen dari tanah-tanah jajahan.
Ideologi-ideologi politik yang besar di /ropa pada abad ke-$ sangat
berpengaruh pada imperialisme dan politik kolonial. Liberalisme mulai berkembang
di :egeri %elanda pada periode sesudah :apoleon dan berhasil mengubah struktur
politik pada kira-kira pertengahan abad itu." !alam masa empat puluh tahun
berikutnya lahirlah politik kolonial yang la885?.
13!ua pemimpin sosialis, yaitu an &ol dan !omela :ieu(enhuys. Cang pertama lebih dikenal
karena tulisan-tulisanny@ ia banyak mengetahui kepulauan 6india %elanda dari kunjungan-kunjungannya.
14Lihat /.M. Ainslo(, dalam 2'/, jilid +$, >$+?, hlm. ="
150artono &artodirdjo, Sejaraha Pergerakan Nasional. op.cit.,hlm. =
4
-
7/25/2019 Politik Kolonial Belanda Abad Ke-19
5/18
Istilah kecenderungan dan pola mencakup kompleksitas faktor-faktor yang
menentukan fenomena historis yang disebut imperialisme.;
B. Rumusan Masalah
!ari uraian latar belakang diatas, dapat kami rumuskan rumusan masalahnya
sebagai berikut3
1. %agaimana politik &olonial &onser1atif pada 899-858D
2. %agaimana ultuurstelsel pada 8+9-8=9D
3. %agaimana politik &olonial Liberal pada 879-8=9D
4. %agaimana perubahan dari politik &olonial Liberal ke politik /this pada
8=9-$99D
5. %agaimana politik /this pada $99D
16Ibid., hlm. =-8
5
-
7/25/2019 Politik Kolonial Belanda Abad Ke-19
6/18
BAB II
PEMBAHASAN
A. Politik Kolonial Konservatif !"##$!"%"&
'ada akhir abad ke-8 bangkrut dan pada tahun 899 kekayaan diambil
alih kerajaan. 'emerintahan %elanda melanjutkan politik tradisional &umpeni
dengan tujuan memperoleh penghasilan sebagai upeti dan laba perdagangan,
semuanya demi keuntungan kerajaan. 0eperti politik dan administrasi &umpeni
dijalankanlah suatu sistem pemerintahan tidak langsung, pembesar-pembesar pribumi
tetap mengurusi perkara-perkara pribumi dan agen-agen %elanda dikuasakan
menga(asi tanam (ajib yang hasilnya untuk pasaran /ropa. !engan sendirinya
penyele(engan-penyele(engan yang terdapat pada sistem ini tidak dapat dihindari,
misalnya3 permintaan pega(ai-pega(ai %elanda yang melampaui batas atau
pemerasan dari pembesar-pembesar pribumi. 0ejak semula politik kolonial
konser1atif ini sudah mendapat kritikan pedas dari golongan liberal, yang
menganjurkan suatu sistem pemerintahan secara langsung berdasarkan prinsip liberal
dan perdagangan serta partikelir. 0istem liberal ini memperoleh kesempatan untuk
pertama kalinya pada 8-8;?.=
)affles mengadakan suatu sistem administrasi yang sejajar dengan doktrin-doktrinliberal, yaitu persamaan hukum dan kebebasan ekonomi. 0alah satu hal yang khas
dari
-
7/25/2019 Politik Kolonial Belanda Abad Ke-19
7/18
kegagalan ini terutama disebabkan karena adanya perbedaan yang besar antara
idealism liberal dan kondisi-kondisi sosio-kultural dari masyarakat tradisional 2a(a.
'eriode tahun 899 sampai tahun 8+9 memang merupakan suatu periode yang
ditandai oleh pertentanga-pertentangan yang tajam dalam melaksanakan politik
colonial, baik pada sistem konser1atif maupun pada sistem liberal.$
'erlu diperhatikan, bah(a meskipun )affles menganut ide liberal, tetapi ia
tetap mempertahankan tanam (ajib, karena hasilnya memang sangat diperlukan
untuk mengisi kas negeri. 'elaksanaan pemungutan pajak tanah tidak mampu
mendobrak solidaritas dan komunalisme desa yang kuat itu, sehingga tidak timbul
inisiatif dan usaha-usaha perorangan. Entuk menghadapi kondisi-kondisi semacam
itu, sistem usaha bebas diganti dengan sistem perusahaan pemerintah. 6al ini berarti
kembali lagi kepada sistem &umpeni. 'erlu ditambahkan disini bah(a di dalammasyarakat tradisional, dengan sifat komunalnya dan ekonomi naturanya, tidak dapat
dengan mudah dikerahkan buruh upahan untuk perusahaan-perusahaan %arat. 0atu-
satunya jalan untuk mengerahkan tenaga kerja adalah menggunakan sistem
tradisional, karena di dalam sistem ini penduduk desa telah terbiasa membayar upeti
kepada penguasanya dengan hasil bumi dan tenaga kerja."9
6al yang sangat menentukan bagi politik kolonial yang harus dijalankan adalah
situasi ekonomi di :egeri %elanda sendiri. 0etelah mengalami kehancuran sebagai
akibat 'erang :apoleon yang bertahun-tahun dan isolasi ekonomi yang disebabkan
karena 0telsel &ontinental, maka :egeri %elanda kehilangan sebagian besar
perdagangannya dan pelayarannya. 'eranannya sebagai pasar penimbunan barang
mundur, dan dunia perdagangan melahirkan pusat-pusat perdagangan baru." !i
tanah-tanah jajahan padagang-padagang %elanda tidak mampu bersaing dengan
pedagang-pedagang Inggris, karena pedagang-pedagang Inggris ini dengan mudah
dapat menjual kain-kain Lanchashiredengan murah. 0elama masa dua puluh tahun
yang pertama sesudah )estorasi >8;? perdagangan Inggris menguasai pasaran di
tanah jajahan. !ari perdagangan itu %elanda hanya menguasai tidak lebih dari "7F.""
'ada umumnya dapat dikatakan, bah(a :egeri %elanda pada bagian pertama dari
abad ke-$ masih bersifat agraris dan dapat digolongkan dalam negeri kapitalis
muda. Cang ada hanya industri kecil-kecilan, sedang modal perdagangan dan modal
industri masih kecil sekali@ semangat berusaha yang menjadi ciri dari )e1olusi
Industri dan kapitalisme tingkat tinggi memang masih kurang. !epresi ekonomi ini
19!.A. 1an Aelderen-)engers, op.cit, hlm. +"-7"
20%. *er 6aar, #datla( in Indonesia, >:e( Cork3 $58?, hlm. =5
21I.I. %rugmans, 'aardenkracht en mensenmacht3 0osiaal-economische 4eschiedenis 1an :ederland,
=$7-$59, >Gs-4ra1enhage, $;?, hlm. ""-5. / er1iers, !e :edelandsche 6andelspolitiek tot aande toepassing der rijheidsbeginselen, >Leiden, t.th.?, hlm. ;$.
22/. er1iers, op.cit, hlm. ";-";"
7
-
7/25/2019 Politik Kolonial Belanda Abad Ke-19
8/18
sudah selayaknya mempengaruhi politik %elanda pada umumnya dan politik
kolonialisme pada khususnya."+
Entuk melindungi perdagangan dan industri nasionalnya dijalankan politik
ekonomi merkantilistis, yang meliputi3 bea cukai yang tinggi untuk perdagangan
asing, pajak yang berbeda-beda di tanah-tanah jajahan, demi kepentingan hasil-hasil
industri dari negeri induk, monopoli pemerintah di dalam perdagangan barang-
barang kolonial. Inisiatif dan kepentingan pribadi )aja Aillem I memainkan peranan
penting di dalam menghidupkan kembali perdagangan dan pelayaran :egeri %elanda
yang pada abad ke-=? dahulu memang tidak ada
bandingannya di /ropa. Lahirlah segera bank sirkulasi yang pertama dan
Nederlandsche Handelsmaatschappij,"5tetapi kekurangan uang tetap masih menjadi
ancaman yang konstan bagi perbendaharaan kerajaan, dan pada akhir perang %elgia>8+? kerajaan berada di ambang pintu kebangkrutan."7
!ihadapkan pada situasi ekonomi yang genting itu, maka dari golongan liberal
hanya orang-orang tahan ujilah yang akan tetap bertahan pada prinsip-prinsip liberal,
seperti kebebasan berusaha dan campur tangan yang minimal dari pihak pemerintah
dalam urusan-urusan perseorangan. #da suatu kelompok dari golongan liberal yang
lebih memperhatikan prinsip-prinsip humaniter, dan menginterpretasikan prinsip
memberi keadilan dan perlindungan bagi semua kepentingan. !alam menghadapi
golongan liberal yang terpecah-belah itu, golongan konser1atif dapat menunjukkan
bah(a sistem &umpeni terbukti efektif dan bah(a kondisi-kondisi ekonomi lokal di
tanah jajahan memang tidak sesuai dengan sistem liberal. !apat dicatat di sini,
bah(a meskipun ada perbedaan ideology yang tajam, golongan-golongan yang
bertentangan itu mempunyai titik-titik fundamental yang sama, yaitu dasar ide bah(a
tanah jajahan harus disediakan untuk kepentingan negeri induk. Mereka menghadapi
problem yang sama, yaitu bagaimanakah caranya menjamin :egeri %elanda akan
keuntungan-keuntungan yang dapat menjaga martabatnya di antara bangsa-bangsa,
posisi negerinya, dan pentingnya tanah jajahannya."; *anah jajahan harus dapat
mengisi kas kerajaan, tanah jajahan adalah gabus yang menjadi tempat
mengapungnya kesejahteraan negeri induk."=
230artono &artodirdjo, SE!"!H PE"#E"!K!N N!SI$N!L:op.cit.,hlm.
24:ederlandsche %ank didirikan pada tahun 85, :ederlandsche 6andelsmaatschappij pada
tahun 8"5, :6M mendapatkan banyak hak istime(a dan monopoli dari pemerintah, sedikit banyakmerupakan lembaga semi pemerintah.
250artono &artodirdjo, SE!"!H PE"#E"!K!N N!SI$N!L:op.cit.,hlm.
26/. de Aaal, :ederlandsche-Indie in de 0taten 4eneraal sedert de 4rond(et 1an 85, >Gs-
4ra1enhage, 8;9-8;?, hlm. 95
27A.B. Aertheim, :ederlandsche ultuurin1loeden in Indonesia dalam 2.%. %artstra H A. %anning>eds.?, :ederland tussen de :atien,jilid ", >#msterdam, $58?, hlm. 57@ !.A. 1an Aelderen )engers,
op.cit., hlm. =;7@ 2./. 0tok1is,. an Ainge(est naar elfbestuur in :ederlandsch-Indie, >#msterdam,
8
-
7/25/2019 Politik Kolonial Belanda Abad Ke-19
9/18
'ada titik kritis di dalam perkembangan politik %elanda yang terjadi di
Indonesia dan di :egeri %elanda, misalnya pada akhir 'erang !iponegoro >8"7-
8+9? dan 'erang %elgia >8+?, %elanda terdorong untuk kembali kepada politik
&umpeni, dan mempertahankannya sampai satu generasi, tanpa menghadapi
tantangan. 0ampai tahun 8+9 itu politik %elanda berdasar pada prinsip dan praktek
yang satu sama lain bertentangan, tetapi sejak tahun 8+9 itu politik colonial
memperoleh suatu sistem yang pasti dan konsekuen, yang kemudian dikenal dengan
nama ultuurstelsel. &enyataannya, pada tahun 8+9 kepentingan negeri induknya
yang menentukan, maka oleh karenanya timbul problem menentukan suatu politik
yang akan menjaminkeuntungan-keuntungan finansial yang dibutuhkannya.
'ersoalan colonial yang sebenarnya adalah3 metode apakah yang menjamin :egeri
%elanda akan penghasilan yang cukupD 6asil-hasilnya lah yang diharapkan, sedang
cara-caranya adalah sekunder, dan prinsip atau ide-ide adalah soal kecil."8
B. 'ultuurstelsel !"(#$!")#&
0istem yang menjunjung tinggi kebebasan ekonomi dan perusahaan-
perusahaan %arat yang kapitalistis, dan yang dapat memberi keuntungan-keuntungan,
disingkirkan, karena sistem tersebut memberi kesempatan kepada Inggris untukmemonopoli perdagangan di Indonesia, sedang %elanda lah yang harus memikul
biaya pemerintahan. Lain daripada itu, sistem pajak tanah mengakibatkan keadaan
keuangan mundur dan mengakibatkan kekacauan-kekacauan sosial di dalam
masyarakat Indonesia. 0etelah memperhatikan penyele(engan-penyele(engan dan
kekacauan-kekacauan sosial itu, maka an den %osch mengajukan suatu sistem yang
dapat mendatangkan keuntungan dengan cara-cara yang lebih sesuai dengan adat
kebiasaan tradisional lokal. 6akikat dari %<&&rstelsel adalah bah(a penduduk,
sebagai ganti membayar pajak tanah sekaligus, harus menyediakan sejumlah hasil
bumi yang nilainya sama dengan pajak tanah itu. Menurut perkiraan, penduduk harus
menyerahkan "J7 dari hasil panen utamanya atau sebagai penggantinya J7 dari
(aktu kerjanya dalam satu tahun."$ !engan jalan ini pemerintah akan terjamin
kebutuhan hasil buminya yang akan diekspor ke pasaran /ropa, dan dari ekspor ini
pemerintah mengharapkan keuntungan-keuntungan yang nyata. Memang an den
$"?, hlm. 8
280artono &artodirdjo, SE!"!H PE"#E"!K!N N!SI$N!L:op.cit.,hlm. "
29&eterangan lengkap tentang peraturan-peraturan ultuurstelsel lihat li1e !ay, *he 'olicy and#dministration of the !utch in 2a1a, > :e( Cork, $95?, hlm. "5$-"79@ 2./. 0tok1is, op. cit., hlm. 88-
$7
9
-
7/25/2019 Politik Kolonial Belanda Abad Ke-19
10/18
%osch mempunyai harapan besar akan mendapat keuntungan dari sistem itu dan cara
membenarkannya sistem tersebut didasarkan pada keuntungan itu.+9
0eperti telah diterangkan di atas, sistem tersebut akan lebih disesuaikan dengan
adat kebiasaan pribumi yang telah ada. Ini berarti, bah(a kaum bangsa(an feodal
harus dikembalikan pada posisinya yang lama, sehingga pengaruh mereka dapat
pergunakan untuk menggerakkan rakyat, memperbesar produksi, dan menjalankan
pekerjaan-pekerjaan yang diminta oleh pemerintah. *entang kekuasaannya dapat
dikatakan berbeda dengan yang dahulu, karena sekarang mereka dia(asi dan
ditempatkan di ba(ah kekuasaan pega(ai-pega(ai %elanda. !isinilah kita
menjumpai suatu sistem pemerintahan tidak langsung, yaitu sistem pemerintahan
melalui kepala-kepala pribumi. 'olitik ini dapat disamakan dengan prinsip non-
akulturasi yang dijalankan sampai berakhirnya re$5+?, hlm. 8$-$9
32%.2. 0chrieke, Indonesian 0ociological 0tudies, jilid , >*he 6agueJ%andung, $77?, hlm. $9
334ambaran luas tentang kekacauan itu dapat ditemukan dalam li1e !ay, op. cit., hlm. "75-"=8
dan 2./. 0tok1is, op. cit, hlm. 8"-8$
34li1e !ay, op. cit, hlm. "77@ suatu pembenaran dari ultuurstelsel yang diajukan kepadaparlemen, lihat !.A 1an Aelderen-)engers, op. cit, hlm. =;$. !ukungan yang bersemangat terhadap
sistem ini dipandang sebagai kurnia nasional >sic?.
10
-
7/25/2019 Politik Kolonial Belanda Abad Ke-19
11/18
-
7/25/2019 Politik Kolonial Belanda Abad Ke-19
12/18
C. Permulaan Politik Kolonial Li*eral !"+#$!")#&
'eriode antra tahun-tahun 879 dan 8=9 ditandai oleh pesatnya kemajuan
perdagangan /ropa, dan :egeri %elanda mendapat keuntungan dari perkembangan
ini. Masa dua puluh tahun itu bagi :egeri %elanda merupakan periode transisi dari
keadaan praindustri ke industry. &esejahteraan ekonomi dalam pertengahan abad ke-
$ tercermin dalam keuangan negara. &esejahteraan didapatnya dari hasil-hasil
finansial %<&&rsteltel.+$ *ahun 858 memang merupakan titik balik. *ahun ini
setidak-tidaknya merupakan permulaan adanya kesempatan untuk mengadakan
reform dalam politik colonial melalui saluran parlementer. 'ada tahun 875
)egeerings )eglement >))? meletakkan dasar bagi pemerintahan colonial. 'rinsip
liberal tentang kebebasan indi1idu, keamanan hak-hak dan usaha-usaha di dalam ))
itu adalah esensial.59
!engan adanya ))-konstitusi colonial-mulailah standar barubagi peemerintahan di Indonesia dan dipaksakanlah politik yang lebih liberal.5
'olitik ekonomi kaum liberal adalah kebalikan dari politik yang dijalankan
oleh Aillem I. 'rinsip yang dianut sekarang adalah prinsip tidak campur tangan@
berhubung dengan itu kerajaan harus menarik diri dari segala campur tangan@ segala
rintangan terhadap inisiatif indi1idu dan kebebasan harus dihapuskan, dan segala
bantuan pemerintah kepada usaha s(asta harus dihentikan. 0emuanya ini berarti
runtuhnya politik merkantilisme dan proteksionisme. &onsekuensinya, banyak
undang-undang yang melindungi hak-hak istime(a perusahaan-perusahaan nasional
dihapus. 0istem ekonomi liberal mempermudah bank ekspor maupun impor modal.
'enanaman modal di Indonesia terutama terjadi pada industri gula, timah, dan
tembakau yang mulai berkembang sejak tahun 887. !engan dihapuskannya
ultuurstelsel secara berangsur-angsur, maka tanaman (ajib pemerintah diganti
dengan perkebunan-perkebunan yang diusahakan oleh penguasa-penguasa s(asta.5"
!alam periode ini gerakan yang ditujukan terhadap reform menjadi makin kuat.
0esungguhnya politik kolonial golongan liberal harus sesuai dengan politik liberal
negeri induk. 2adi mereka menentang proteksi dan eksploatasi pemerintah di tanah
jajahan@ mereka menuntut liberalisasi ekonomi di 6india %elanda, sebab itulah maka
sistem seperti hak-hak dan tarif-tarif yang berbeda-beda dan konsignasi
>consignation? harus dihapuskan. 0ejak 'artai Liberal berkuasa dirintislah
modernisasi seperti yang terdapat di :egeri %elanda. %ank-bank, jalan-jalan kereta
39!ari tahun 859 sampai tahun 8=5 laba seluruhnya sekitar =8 juta gulden. Lihat lebih lanjut
li1e !ay, op.cit, hlm. +9. :.4. 'ierson, &oloniale 'olitiek, >#msterdam, 8==? hlm. 58
40li1e !ay, op.cit, hlm. +"=
410artono &artodirdjo, SE!"!H PE"#E"!K!N N!SI$N!L:op.cit.,hlm. 8
42Ibid.,hlm. 8-$
12
-
7/25/2019 Politik Kolonial Belanda Abad Ke-19
13/18
api, dinas-dinas pos, perkebunan-perkebunan s(asta timbul. 0esudah tahun 8=9
perkembangan ini maju terus dengan pesatnya. %erakhirnya ultuurstelsel
disebabkan karena pertumbuhan dan 1italitas modal potensial, yang mencari daerah
untuk in1estasi dan ekspansi.5+'erdebatan-perdebatan di perlemen sampai tahun
8=9, dipusatkan pada pro dan kontra sistem kebebasan berusaha, kebebasan bekerja,
dan kebebasan berkebun, semuanya sebagai pengganti ultuurstelsel. )ealisasi dari
ide liberal di dalam politik colonial terjadi kira-kira pada tahun 8=9, yakni saat
'artai Liberal mencapai puncaknya dan sekaligus sebagai permulaan
kemundurannya.55
D. Dari Politik Kolonial Li*eral ke Politik Ethis !")#$!,##&
&urang lebih tahun 8=9 %elanda memasuki periode kapitalisme modern.
0istem perdagangan bebas mengatur hubungan-hubungan ekonomi %elanda dengan
negara-negara tetangga. Liberalisme memberi dorongan baru kepada kemajuan
ekonomi. !i dalam sistem baru ini pengusaha-pengusaha s(asta mengambil alih
perusahaan-perusahaan perkebunan yang dahulunya di urus oleh pemerintah
kolonial, dan cara mengurusnya tetap berjalan seperti sedia kala, bedanya kalau
dahulu hanya ada pemegang saham tunggal, sekarang jumlah pemegang sahamnya
banyak. 'engusaha-pengusaha dan kaum humaniter mengumpulkan kekuatan untuk
bersama-sama mematahkan %<&&rstelsel@ yang pertama di dorong oleh kepentingan
ekonomi, sedang yang akhir oleh kepercayaan bah(a kebebasan berusaha dan
kebebasan bekerja merupakan jaminan yang paling utama bagi kemajuan dan
kesejahteraan.57
'eriode antara tahun-tahun 879 dan 8=9 adalah masa jaya bagi liberalism di
:egeri %elanda, sedangkan di 6india %elanda periode itu merupakan periode transisi
dari politik colonial konser1atif ke politik colonial liberal. 0eperti sudah diterangkan
diatas, kapitalisme modern di :egeri %elanda dimulai kira-kira pada tahun 8=9,suatu tahun yang biasanya dianggap sebagai permulaan politik colonial liberal. 'ada
(aktu itu perkembangan sudah mencapai tingkatan imperialisme modern dan
kapitalisme monopoli.5;
Menurut keadaan sistem partai pada tahun-tahun 8=9-an dapat dikatakan
:ampak adanya perkembangan demokratisasi yang meningkat. 'roses ini disertai
mundurnya liberalism. 'erpecahan di dalam 'artai Liberal tidak dapat dielakkan
432./. 0tok1is, op.cit, hlm. $;
440artono &artodirdjo, SE!"!H PE"#E"!K!N N!SI$N!L:op.cit.,hlm. "9-"
45Ibid.,hlm. ""-"+
46Ibid., hlm. "+-"5
13
-
7/25/2019 Politik Kolonial Belanda Abad Ke-19
14/18
sejak dilancarkannya issue agama. 'artai-partai agama tampil kedepan. 'olitik partai
semakin berkembang melalui garis-garis keagamaan, sedang garis pemisah antara
liberal dan konser1atif menjadi kabur. !alam tahun-tahun 8$9-an terbentuklah
partai baru, 'artai 0osialis, yang dalam (aktu singkat menjadi pejuang yang gigih
dalam persoalan colonial. !alam hubungan ini perlu diperhatikan, bah(a timbulnya
kelas buruh bersamaan dengan timbulnya industrialism. !oktrin sosialisme
mempunyai daya tarik yang kuat kepada kelas buruh. Entuk sementara (aktu politik
colonial dibentuk melalui ta(ar mena(ar antara ide-ide humaniter dan kepentingan
ekonomi, kedua-duanya dapat diterima, baik oleh golongan liberal maupun oleh
golongan agama. 0emua partai yang bersangkutan mempunyai tujuan yang sama,
yaitu daerah jajahan harus memberi keuntungan kepada negeri induk dan
kesejahteraan penduduk pribumi harus menjadi persoalan yang serius bagipemerintah kolonial.5=
*ahun 8=9 pada umumnya dianggap sebagai titik balik di dalam sejarah
politik colonial %elanda. 0atu-satunya alasan adalah Endang-undang #graria yang
disahkan dan mulai berlaku pada tahun itu. 'engambilalihan tanah penduduk pribumi
dilarang. rang-orang asing diperbolehkan menye(a tanah pertanian dalam jangka
(aktu 7 tahun.58 &etentuan yang pertama dimaksudkan sebagai cara mencegah
timbulnya kekuasaan yang akan merampas hak milik atas tanah secara tidak semena-
mena. !i sini ide humaniter tampak jelas sekali. *etapi ketentuan yang kedua
bagaimanapun juga ditujukan untuk perusahaan, yaitu memberi jalan kepada
pengusaha-pengusaha s(asta untuk memakai tanah penduduk. &enyataannya,
Endang-undang #graria hanya melindungi modal /ropa yang ditanam di berbagai
perkebunan@ lain daripada itu menciptakan kondisi-kondisi yang menguntungkan
bagi perkebunan-perkebunan tersebut, seperti tenaga murah dan hak-hak terjamin.
*idak mengherankan kalau sesudah tahun 8=9 modal asing nyata-nyata mengalir ke
2a(a, tempat yang paling baik untuk eksploatasi kapitalis secara intensif. !engan
jelas tampak, bah(a sejak tahun 8=9 modernisasi dan kemajuan di dalam kehidupan
ekonomi merupakan akibat-akibat yang nyata, bukan saja disebabkan sistem baru itu,
akan tetapi juga karena perkembangan ekonomi di %arat.5$
%atu ujian yang sesungguhnya bagi maksud para pembuat politik colonial
adalah issue tentang apa yang disebut %atig 0lot >sistem keuntungan bersih?. 0ejak
ultuurstelsel dijalankan, 6india %elanda menyetorkan kelebihan uang ke :egeri
%elanda sejumlah antara 9 sampai 59 juta gulden tiap tahunnya. &etika %atig 0log
470artono &artodirdjo, SE!"!H PE"#E"!K!N N!SI$N!L:op.cit.,hlm. "5-"7
48Isi sepenuhnya dari peraturan itu, lihat 6.*. olenbrander, &oloniale 4eschiedenis, !e ost sinds
8;, >Gs-4ra1enhage, $";?, hlm. 5$-;"
490artono &artodirdjo, SE!"!H PE"#E"!K!N N!SI$N!L:op.cit.,hlm. "7-";
14
-
7/25/2019 Politik Kolonial Belanda Abad Ke-19
15/18
terakhit diterima pada tahun 8== negeri induk memperoleh keuntungan sebesar 8"7
juta gulden.796ubungan finansial antara 6india %elanda dan :egeri %elanda serta
%atig 0lot selalu menjadi sasaran kritik. 'olitisi-politisi %elanda menjadi sangat
sensitif pada issue-issue tersebut ketika surplus pendapatan berkurang dan akhirnya
sama sekali lenyap >8=8?. &onflik-konflik opini berlangsung bertahun-tahun tanpa
ada penyelesaian praktis yang dapat diharapkan. &alkulasi yang cermat mengenai
setoran kelebihan diajukan guna menetapkan jumlah yang harus dikembalikan ke
6india %elanda. 0ejak dihapuskannya %atig 0lot berkembangkah suatu mentalitas
baru mengenai kesejahteraan bangsa Indonesia dan berpengaruh diantara para
politisi. %ersama dengan itu juga timbul orientasi politik colonial baru yang terarah
ke prinsip 6india %elanda untuk orang pribumi. 2anji-janji tertuju pada
kepentingan penduduk pribumi di 6india %elanda terus menerus diucapkan, tetapihampir-hampir tak ada yang dikerjakan untuk meningkatkan penghidupan mereka.7
Mengenai persoalan ekspedisi militer dapat dikatakan bah(a sepanjang abad ke-$
tentara colonial terus menerus melancarkan peperangan-peperangan terhadap
penguasa-penguasa lokal, raja-raja kecil, dan sultan-sultan. %eberapa diantaranya
hanya merupakan perang kecil-kecilan, tetapi ada juga yang mendatangkan bencana
dan memayahkan, misalnya 'erang !iponegoro >8"7-8+9?, 'erang 'adri >8+-
8+$?, dan 'erang #ceh >8=5-$95?. #papun juga yang dapat menjadi sebablangsung dari peperangan-peperangan colonial itu, mereka selalu memakai alasan
perang pemba(a perdamaian dan ketertiban.7"
E. Men-elang Politik Ethis . !,##&
'erlu diingat kembali, bah(a golongan-golongan politik mengeluarkan
keluhan dan kritik terhadap politik colonial yang berlaku. #papun perbedaan-
perbedaan yang terdapat pada mereka itu, pada prinsipnya mereka bersepakat, bah(a
tanah jajahan memang harus memberi keuntungan bagi negara induk, tetapi
menjelang penutupan abad ke-$ berangsur-angsur berkumandanglah suara baru
yang menunjukkan bah(a perhatian terhadap orang pribumi bertambah besar.7+
4erakan perbaikan dilancarkan juga oleh apa yang disebut kaum ethis, nama
yang dipakai untuk menyebut politik colonial yang baru, yaitu politik ethis. 0alah
seorang juru bicaranya yang terkemuka ialah an !e1enter, penulis artikel yang
502./. 0tok1is, op. cit, hlm. $;@ . *h. an !e1enter dalam !e 4ids, ;+, >8$$?.
510artono &artodirdjo, SE!"!H PE"#E"!K!N N!SI$N!L:op.cit.,hlm. ";-"8
520artono &artodirdjo, SE!"!H PE"#E"!K!N N!SI$N!L:op.cit.,hlm. "8
53Ibid., hlm. +9
15
-
7/25/2019 Politik Kolonial Belanda Abad Ke-19
16/18
berjudul 6utang %udi.75 Ia menuntut restitusi berjuta-juta uang yang diperoleh
:egeri %elanda sejak berlakunya undang-undang omptabilitiet pada tahun 8;=.
!aya tarik dari ide restitusi ini diperkuat oleh tumbuhnya kesadaran akan makin
berkurangnya kesejahteraan penduduk pribumi. 'anggilan orang-orang %arat yang
berorientasi humanistis untuk melanjutkan perkembangan 6india %elanda demi
keuntungan penduduk pribumi sendiri dan untuk mengejar politik kesejahteraan,
menjadi makin kuat. Lagi pula, ideology ethis ini dapat berkembang ke dalam,
menjadi suatu kekuatan sosial yang penting, karena ia bergerak bersama-sama
dengan kepentingan-kepentingan yang kongkret dari suatu golongan ekonomi yang
mulai tumbuh menjadi besar.77
54. *h. an !e1enter, /en /ereschuld !e 4ids ;+ >8$$?
550artono &artodirdjo, SE!"!H PE"#E"!K!N N!SI$N!L:op.cit.,hlm. +"
16
-
7/25/2019 Politik Kolonial Belanda Abad Ke-19
17/18
BAB III
PENU/UP
A. Sim0ulan
%anyak sifat imperialisme terdapat di dalam kegiatan orang %elanda di
Indonesia. &ita melihat suatu surplus modal yang tak dapat ditanam secara
menguntungkan di dalam negerinya sendiri@ maka modal ini ditanam dalam
perusahaan-perusahaan pertanian, pertambangan, dan pengangkutan, baik di 2a(a
yang tenaga kerjanya sebagai faktor produksi sangat murah harganya, maupun di
propinsi-propinsi luar 2a(a yang tanahnya masih melimpah. &aum industri berdayaupaya memperluas pasaran untuk barang produksinya. #lat-alat kekuasaan kolonial
lainnya, :egeri %elanda menjalankan politik pintu terbuka yang mengijinkan
masuknya modal dan barang produksi industry asing dengan syarat-syarat yang sama
seperti modal dan produksi %elanda sendiri. !engan mudah dapat diperlihatkan,
bah(a imperialisme itu senapas dengan usaha mencari kesempatan untuk
memperoleh keuntungan uang, seperti pasaran atau kesempatan penanaman modal.
Mengenai kolonialisme %elanda telah ditunjukkan bah(a yang demikian itu baru
terjadi tiga puluh tahunan terakhir dari abad ke-$. 0elanjutnya masih perlu
dipersoalkan seberapa jauh gunungan yang memonopoli kepentingan ekonomi
merampas kekuasaan dan suara rakyat, dan menggunakan sumber-sumber umum
untuk memperoleh kepentingan sendiri.
17
-
7/25/2019 Politik Kolonial Belanda Abad Ke-19
18/18