Download - Polimer Part 2
BAB I
PENDAHULUAN
Polimer berasal dari kata Yunani , yaitu poly yang berarti banyak dan meros yang berarti
unit atau bagian. Jadi senyawa polimer adalah senyawa yang besar dan berbentuk dari hasil
penggambungan sejumlah unit-unit molekul yang kecil. Di Indonesia penggunaan polimer
sangatlah banyak salah satunya adalah penggunaan polimer dalam bentuk plastic. Pemakaian
bahan plastik baik untuk keperluan industri, rumah tangga, pengemasan, transportasi,
komunikasi dan keperluan lainnya meningkat dengan cepat. Bahan ini secara bertahap mulai
menggantikan gelas, kayu dan logam di bidang industri bangunan dan digunakan juga sebagai
pelapis dan serat untuk tekstil.
Istilah plastik mencakup semua bahan yang mampu dibentuk. Dalam pengertian modern
yang lebih luas, plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastis
setelah dipanaskan dan mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Plastik dapat juga
didefinisikan sebagai senyawa kimia yang dibangun dan dibentuk sebagian besar dari elemen
karbon (C) dan hydrogen (H), dapat juga ditemui juga beberapa bahan organic senyawa dari
elemen oksigen dan nitrogen. Benda plastik hampir kita temukan di semua tempat, mulai dari
bungkus makanan, peralatan elektronik, mobil, motor, peralatan rumah tangga dan sebagainya.
Untuk membentuk plastik tersebut setiap jenis bentuk dan material plastik mempengaruhi proses
dan teknologi pembuatannya.
Jenis-jenis plastik yang sudah ditemukan sekarang ini sangat beragam baik bentuk, sifat,
dan komposisi yang dikandungnya. Untuk memudahkan dalam proses pengembangan teknologi,
plastik dibagi ke dalam tiga jenis yaitu thermoplastic, thermosetting dan elastomer. Agar dapat
menuai hasil dari kegunaan barang bermaterial plastik yang memiliki beragam jenis, sifat dan
komposisi yang dikandungnya tersebut, maka setiap industri yang memproduksi plastik harus
mengetahui bagaimana pengerjaan yang tepat untuk menghasilkan fungsi yang tepat sesuai
dengan sifat yang dimiliki plastik tersebut.
Sifat plastik dipengaruhi oleh cara atom bersenyawa membentuk molekul dan tergantung
dari molekul-molekul yang menyusunnya serta cara molekul itu bersatu. Molekul dalam plastik
menyatu menjadi sebuah rangkaian panjang yang disebut polimer. Bahan plastik terdapat dari
batu bara dan minyak bumi, melalui menara fraktioer dihasilkan 4% plastik (PE, dan PVC).
Salah satu jenis plastic yang sering dan umum digunakan ialah PVC (poly vinil
chloride). Plastik PVC bersifat termoplastik dengan daya tahan kuat. Plastik ini juga bersifat
tahan serta kedap terhadap minyak dan bahan organik. Ada dua tipe plastik PVC. yaitu
berbentuk kaku dan fleksibel. Plastik bentuk kaku digunakan untuk membuat kontruksi
bangunan, mainan anak-anak, pipa PVC (paralon), meja, lemari, piringsn hitam, dan beberapa
komponen mobil. Adapun plastik bentuk fleksibel jenis ini digunskan untuk membuat selang
plastik dan isolasi listrik. Dalam hal penggunaan, plastik PVC menempati urutan tiga dan
sekitar 68% digunakan untuk konstruksi bangunan (pipa saluran air). Poly vinyl chloride
(PVC) adalah salah satu polimer thermoplastik paling penting yang diproduksi oleh industri
kimia. Produksi pada tahun 1980 di dunia mencapai 16.000 ton per tahun dan pada tahun
1999 sudah mencapai 24,3 juta ton per tahun. Pada saat ini, PVC adalah polimer terbesar
ketiga yang dipakai di seluruh dunia setelah polietilen dan polipropilen.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai proses polimerisasi PVC dan proses
pembentukan selang air dari poly vinil cloride. Selang air pada umumnya berbahan dasar plastic
dengan beberapa sifat seperti fleksibilitas tinggi, kuat menahan benturan, tahan terhadap
terperatur rendah, ringan, cara penyambungannya mudah, tidak korosi dan abrasi
BAB II
ISI
Dari berbagai jenis polimer yang banyak kita jumpai, polimer dapat digolongkan berdasarkan asalnya, pembuatannya, jenis monomer, sifatnya terhadap panas dan reaksi pembentukannya.
a. Penggolongan polimer berdasarkan asalnyaBerdasarkan asalnya, polimer dapat dibedakan atas polimer alam dan polimer sintesis.
1) Polimer AlamPolimer alam adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari makhluk hidup.
Contoh polimer alam dapat dilihat pada table di bawah ini
No Polimer Monomer Polimerisasi Contoh
1. Pati/amilum Glukosa Kondensasi Biji-bijian, akar umbi
2. Selulosa Glukosa Kondensasi Sayur, Kayu, Kapas
3. Protein Asam amino Kondensasi Susu, daging, telur, wol, sutera
4. Asam nukleat Nukleotida Kondensasi Molekul DNA dan RNA (sel)
5. Karet alam Isoprena Adisi Getah pohon karet
Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet alam kadang-kadang cepat rusak, tidak elastis, dan berombak. Hal tersebut dapat terjadi karena karet alamtidak tahan terhadap minyak bensin atau minyak tanah serta lama terbuka di udara. Contoh lain, sutera dan wol merupakan senyawa protein bahan makanan bakteri, sehingga wol dan sutera cepat rusak. Umumnya polimer alam mempunyai sifat hidrofilik (suka air), sukar dilebur dan sukar dicetak, sehingga sangat sukar mengembangkan fungsi polimer alam untuk tujuan-tujuan yang lebih luas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
2) Polimer Sintesis
Polimer sintesis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak terdapat di alam dan harus dibuat oleh manusia. Sampai saat ini, para ahli kimia polimer telah melakukan penelitian struktur molekul alam guna mengembangkan polimer sintesisnya. Dari hasil penelitian tersebut dihasilkan polimer sintesis yang dapat dirancang sifat-sifatnya, seperti tinggi rendahnya titik lebur, kelenturan dan kekerasannya, serta ketahanannya terhadap zat kimia. Tujuannya, agar diperoleh polimer sintesis yang penggunaannya sesuai yang diharapkan. Polimer sintesis yang telah dikembangkan guna kepentingan
komersil, misalnya pembentukan serat untuk benang kain dan produksi ban yang elastisterhadap jalan raya. Ahli kimia saat ini sudah berhasil mengembangkan beratus-ratus jenis polimer sintesis untuk tujuan yang lebih luas. Contoh polimer sintesis dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No Polimer Monomer Terdapat pada
1. Polietena Etena Kantung, kabel plastik
2. Polipropena Propena Tali, karung, botol plastik
3. PVC Vinil klorida Pipa paralon, pelapis lantai
4. Polivinil alcohol Vinil alcohol Bak air
5. Teflon Tetrafluoroetena Wajan atau panci anti lengket
6. Dakron Metil tereftalat dan etilena glikol Pipa rekam magnetik, kain atau tekstil (wol sintetis)
7. Nilon Asam adipat dan heksametilena diamin
Tekstil
8. Polibutadiena Butadiena Ban motor
9. Poliester Ester dan etilena glikol Ban mobil
10. Melamin Fenol formaldehida Piring dan gelas melamin
11. Epoksi resin Metoksi benzena dan alcohol sekunder
Penyalut cat (cat epoksi)
b. Penggolongan Polimer Berdasarkan Proses Pembentukannya
Reaksi pembentukan polimer dinamakan polimerisasi, jadi reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul kecil (monomer) membentuk molekul yang besar (polimer). Ada dua jenis polimerisasi, yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.
1) Polimer adisi
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa reaksi adisi adalah reaksi pemecahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal sehingga ada atom yang bertambah di dalam senyawa yang terbentuk. Jadi, polimerisasi adisi adalah reaksi pembentukan polimer dari monomer-monomer yang berikatan rangkap (ikatan tak jenuh). Pada reaksi ini monomer membuka ikatan rangkapnya lalu berikatan dengan monomer lain sehingga menghasilkan polimer yang berikatan tunggal (ikatan jenuh). Artinya, monomer pembentuk polimer adisi adalah senyawa yang ikatan karbon berikatan rangkap seperti alkena, sterina,
dan haloalkena. Polimer adisi ini biasanya identik dengan plastik, karena hampir semua plastik dibuat dengan polimerisasi adisi. Misalnya polietena, polipropena, polivinil klorida, teflon dan poliisoprena.
pada polimerisasi adisi tidak terbentuk hasil samping dan monomernya harus mengandung ikatan rangkap. Contoh polimer adisi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Monomer Polimer Nama polimer Kegunaan
Polietilena Tas plastik, botol, mainan, isolasi listrik
Polipropilena Karpet plastik, botol
Polistirena Pernis kayu, styrofoam, isolasi plastik, gelas plastik, mainan, bahan pengepakkan
Polivinil klorida Pipa, genteng plastik
Polivinil dienklorida Plastik wrap
Politetraetilena (teflon) Alat masak, isolasi listrik (penutup kabel)
Poliakrilonitril Wig (rambut palsu), cat, benang
Polivinilasetat Tekstil, gumresin, cat
Polimetilmetakrilat Bahan pembuat gelas, pembuat bola bowling
2) Polimer kondensasi
Kondensasi merupakan reaksi penggabungab gugus-gugus fungsi antara kedua monomernya. Artinya, polimerisasi kondensasi adalah reaksi pembentukan polimer dari monomer-monomer yang mempunyai dua gugus fungsi. Misalnya, senyawa polipeptida atau protein dan polisakarida merupakan senyawa biomolekul yang dibentuk oleh reaksi polimerisasi kondensasi.
POLY VINIL CHLORIDE
Polyvinyl chloride (PVC) adalah pipa yang terbuat dari plastik dan beberapa kombinasi vinyl
lainnya. Memiliki sifat yang tahan lama dan tidak gampang dirusak. Pipa PVC juga tidak
berkarat atau membusuk. Oleh karena itu, PVC ini paling sering digunakan dalam sistem
irigasi/perairan dan pelindung kabel.
Monomer dari PVC (poli vinil klorida) adalah etena yang satu atom hidrogen diganti
(substitusi) dengan atom klorida. Vinil klorida dengan rumus kimia CH2=CHCl disebut
kloroetilena atau kloroetena adalah gas tak berwarna, yang mencair pada suhu �13,9oC. PVC
termasuk termoplastik yang paling banyak digunakan, bersifat kuat dan ulet. PVC dibagi dua
yaitu PVC elastik dan PVC keras, atau kaku. Jenis PVC elastik dimanfaatkan untuk penutup
lantai, bola mainan, sarung tangan, jas hujan.
PVC keras dimanfaatkan sebagai pipa listrik atau pipa air, kartu kredit. Kedua jenis PVC
memiliki sifat sama yaitu tahan cuaca dan isolator. PVC dimodifikasi dengan bahan lain untuk
meningkatkan pemakaiannya. PVC/akrilik tahan api dan bahan kimia, sedangkan PVC/ABS
(akrilonitril-butadiena-stirena) mudah diproses pada rentangan api dan kuat terhadap tegangan
tinggi. ABS adalah suatu bahan yang kuat, kaku, dan murah. PVC di Indonesia dijual dengan
beberapa merk, dari yang tebal sampai yang tipis. Pabrik pembuat PVC menyebut dengan istilah
paralon. Membakar PVC bekas menimbulkan asap yang diduga dapat menyebabkan kanker hati.
PVC terbakar perlahan-lahan.
Plastik vinil dibuat dari gas alam, atau minyak bumi. Vinil dapat dibuat lemas, kaku,
maupun bening. Sebagai bahan yang tidak mudah pecah atau sobek, vinil tidak dirusak oleh
asam, minyak atau air. Sejak tahun 1927 PVC merupakan bahan plastik vinil yang telah
diproduksi secara komersial. Pada pertengahan tahun 1970 vinil diteliti sebagai salah satu
pencemar udara penyebab penyakit serius, seperti kanker hati. Plastik vinil dimanfaatkan secara
luas sebagai barang yang murah dan tahan lama yang fleksibel (lantai, isolasi, kopor, tirai kamar
mandi, pakaian mirip kulit, atau selang air). Jenis vinil yang tegar digunakan untuk mainan dan
pipa air. Penyalutan dengan vinil dilakukan agar tidak lembek atau lembab, dan kertas dokumen
maupun kertas dinding tidak terkena noda.
Selang air, aplikasi dari PVC lunak
Monomer PVC
Vinyl colorida (VC), monomer dari PVC diperoleh pertama kali pada tahun 1835
oleh Regnault ketika mereaksikan antara 1,2-dichloroethan (ethylene dichloride) dengan
larutan potassium hidroksida :
Reaksi tersebut dijaga selama 4 hari dibawah sinar matahari kemudian
terbentuklah serbuk putih PVC. Setelah dilakukan penelitian dan pengembangan dari proses
síntesis monomer dan polimer, skala komersial baru diproduksi setelah tahun 1930.
Hal tersebut dikarenakan, PVC sangat kaku dan sulit terbentuk. Namun setelah ditemukan
cairan tricresyl phosphate atau dibutyl phtalate disebut plastisizer, PVC mulai menarik
untuk diproduksi secara komersial.
Aplikasi PVC Fleksibel
PVC yang diberi plasticiser lebih fleksibel. Sifat mekanik dari PVC jenis ini
bergantung pada tipe dan kuantitas plasticiser yang ditambahkan. Aplikasi PVC
fleksibel meliputi: Electrical engineering: insulasi kabel dan kawat, soket, kepala
kabel. Mechanical engineering: pipa, komponen mobil dan komputer.
Bangunan/kosntruksi: cover lantai, perekat jendela dan pintu. Medis: Tas penyimpan
Darah Lain‐lain: selang, mainan anak‐anak, masker penyelam, sepatu boot, jas hujan,
sabuk pengaman, jok sepeda, kemasan makanan, sepatu, cover dinding,dll.
1. MONOMER. VINYL CHLORIDA (VC)
Proses pembuatan VC dari hidrokhlorinasi ethine (acetylene) menggunakan
katalis mercury (II) chlorida pada saat ini sudah jarang digunakan:
Pada saat ini, untuk memproduksi VC kebanyakan digunakan proses fisi secara termal dari
1,2-dichloroethan:
1,2-Dichloroethane dihasilkan dari ethane dan chlorine.
VC dapat juga dihasilkandari ethane, oksigen dan hidrogen colorida :
Vinyl chloride tidak berwarna, pada tekanan dan suhu ruangan merupakan gas yang
dapat terbakar. Oleh karena itu, polimerisasi dilakukan pada tekanan tinggi atau
dilakukan pada suhu -13,4 °C, dibawah titik didihnya. Sebagai contoh, jika reaksi dilakukan
pada suhu 50-75 °C, maka tekanan operasi yang digunakan mencapai 13 atm.
Disamping terbentuknya polimer, halogenasi atau hidrohalogenasi juga
berlangsung, meskipun sangat lambat. Pada saat berkontak dengan oksigen VC langsung
bereaksi membentuk chloride peroksida yang terurai menjadi formaldehid, carbon monoksida
dan hidrogen khlorida. Tanpa keberadaan oksigen, cahaya atau suhu tinggi, VC murni dan
kering sangat stabil dan dapat disimpan dalam waktu yang sangat lama. VC dapat
mengakibatkan kanker hati, paru-paru dan otak. Di awal tahun 1970, Dr. John Creech dan Dr.
Maurice Johnson adalah yang pertama kali menyadari bahaya monomer vinil klorida terhadap
risiko penyakit kanker. Para pekerja di bagian polimerisasi PVC didiagnosa menderita
angiosarkoma hatiyang merupakan penyakit langka. Sejak saat itu, dilakukan studi terhadap
para pekerja di fasilitas polimerisasi PVC di Australia, Italia, Jerman, dan Inggris, dan
ditemukan kondisi yang serupa. Untuk itu, bekerja dengan VC membutuhkan peralatan
keselamatan dan teknik khusus.
2. MEKANISME REAKSI POLIMERISASI
Dalam pembuatan PVC dibutuhkan bahan baku utama dan bahan-bahan penyusun
lainnya. Bahan-bahan penyusun tersebut yang sangat berperan terhadap jenis PVC yang
dihasilkan. Dengan variasi bahan penyusun, dapat diperoleh polimer yang sangat tipis dan
elastis hingga polimer yang sangat tebal dan kaku. Bahan utam dan bahan-bahan penyusun
tersebut adalah :
1. Bahan baku utama : VCM (Vinyl Chlorida Monomer)
Sifat kimia :
a) Rumus molekul : CH2=CHCl
b) Kelarutan : 0,1 gr/100 ml air pada 25 0C
c) VCM dihasilkan melalui proses yang sudah dijabarkan di bab sebelumnya.
Sifat fisika :
a) Bentuk : gas atau cair tak berwarna.
b) Density relatif : 0,9 gr/ml
c) Titik lebur : -154 0C
d) Titik didih : -13 0C
e) Tekanan uap : 346 kPa pada suhu 25 0C
f) Bau : bau manis
g) Titik nyala : gas mudah menyala
h) Kondisi yang dihindari : sumber udara, O2, matahari, dan semua penyebab
kebakaran (sumber panas dan sumber nyala).
2. Bahan-bahan penyusun lainnya
1) Stabilizer
Dalam proses pembuatannya, PVC akan terdegradasi karena panas prosesnya. Hal
ini terindikasi dengan berubahnya warna PVC dari putih jernih menjadi kuning pucat
bahkan oranye. Stabiliser meningkatkan laju dehidroklorinasi sehingga perubahan
warna karena degradasi dapat dicegah. Stabiliser juga berperan dalam mencegah
degradasi karena radiasi ultra violet. Hal ini sangat penting untuk aplikasi PVC di luar
ruangan seperti frame jendela atau pintu. Jenis stabilizer yang digunakan antara lain :
basic lead carbonate, tribasic lead sulphate, dibasic lead phosphate, dibasic lead
phtalat, dibasic lead stearat dan lead silicate serta lead ortho silicate.
2) Plastisizer
Plastisizer memberikan sifat fleksibilitas terhadap PVC yang dihasilkan
tergantung dari jumlah yang ditambahkan selama proses polimerisasi. Plastisizer
untuk PVC mempunyai kelarutan yang hamper sama dengan PVC itu sendiri. Jenis dari
plastisizer yang digunakan antara lain pthalat base seperti DIOP, DAP dan DEHP;
phosphate base seperti TTP dan TXP.
3) Extender
Extender berfungsi seperti plastisizer. Dengan harga yang lebih murah,
beberapa extender dapat digunakan untuk menggantikan plastisizer. Contohnya
adalah chlorinated paraffin waxes, chlorinated paraffinic liquid fraction dan oil
extract. Beberapa jenis extender mempunyai kelarutan dibawah plastisizer namun masih
dapat ditoleransi sehingga dapat bercampur dengan baik.
4) Lubricant
Pelumas digunakan supaya dalam prosesnya, polimerisasi tidak terlalu kental.
Jenis pelumas yang digunakan antara lain : kalsium stearat.
5) Filler
Secara umum, filler digunakan dalam bahan isian PVC supaya mengurangi biaya
yang bersumber dari material. Selain sebagai bahan isian, beberapa filler juga sekaligus
dapat berfungsi untuk memberikan sifat fisika tertentu. Contoh filler yaitu : china clay,
kalsium karbonat, talc, barit dan silica.
6) Pigment
Zat warna ditambahkan pada proses polimerasasi untuk memberikan warna pada
PVC. Penggunaan zat warna harus disesuaikan jenisnya supaya fungsinya tidak
mengganggu fungsi bahan-bahan pembantu lain seperti plastisizer atau stabilizer.
7) Bahan-bahan pembantu lain seperti :
1. Katalis
Katalis berfungsi untuk mempercepat reaksi dalam proses polimerisasi di dalam
reaktor. Terdapat 2 macam katalis yang digunakan, yaitu Di-(2 - Ethylhexyl) Peroxy
Dicarbonate dan Cumyl Peroxy Neodecanoate.
2. Suspending agent
SA merupakan bahan tambahan yang berfungsi sebagai pengontrol ukuran dan
porositas partikel yang berupa Poly (vinyl alkohol)
3. Terminator
Terminator merupakan bahan tambahan yang berfungsi untuk menghentikan reaksi
dalam proses polimerisasi. Contoh terminator yang digubakan adalah Methyl Phenol
(C15H24O). selain itu juga dapat digunakan Tert Buthyl Catechol (TBC) yang
berfungsi sama seperti Methyl Phenol namun bedanya TBC hanya digunakan pada
saat –saat tertentu saja (emergency only).
Polimerisasi paling umum yang digunakan untuk membuat PVC adalah
polimerisasi dengan radikal bebas. Cara lain yang digunakan adalah Ziegler-Nata, anionik dan
polimerisasi yang diinisiasi dengan radiasi. Untuk memudahkan pemisahan homolitik ikatan π
pada monomer, polimerisasi radikal terjadi pada langkah inisiasi. Secara umum, ada tiga cara
untuk menghasilkan radikal bebas yang dapat digunakan untuk polimerisasi VC :
1. Thermal cleavage ikatan ozo atau peroxo;
2. Proses oksidasi-reduksi;
3. Metal alkyl yang berhubungan dengan Oksigen.
Setelah langkah inisiasi, pertumbuhan rantaipada langkah propagasi terjadi dengan cepat :
Langkah terakhir adalah terminasi dari pertumbuhan rantai dengan cara reaksi perpindahan
radikal menuju monomer. Radikal monomer tersebut dapat memulai rantai yang baru.
Metoda Pengerjaan Plastik Secara Umum
Secara umum metoda pengerjaan plastik terbagi menjadi tiga jenis, namun yang akan di bahas
ialah thermoplastic.
a). Thermoplastik,
Thermoplastik yaitu bahan plastic yang bersifat lentur bila dipanaskan atau dibentuk dengan
panas, dapat didaur ulang, dapat diproses kembali dengan pemanasan dan penekanan menjadi
bentuk baru. Contoh dari plastic thermoplastic adalah acetal, acrylic, cellulose acetate, nylon,
polyethylene, polystyrene, vinyl dan nylon. Thermoplastic elastomers atau TPE adalah material
thermoplastic yang bersifat fleksibel meskipun dalam kondisi dingin.
b). Thermosetting
Thermosetting berbeda dengan thermoplastic yakni tidak dapat digunakan lagi jika telah
dibentuk. Sifat lain yang dimiliki oleh thermosetting adalah dapat menahan panas yang tinggi
sehingga dapat digunakan sebagai isolator panas. Contoh dari plastic jenis thermosetting adalah
amino, epoxy, phenolic, polyesters, butyl, latex, neoprene, nitrile, polyurethane dan silicon.
c). Elastomer
Elastomer bersifat fleksibel yang dapat ditarik sekitar dua kali panjang awalnya pada temperature
kamar dan dapat kembali pada panjang awal ketika dilepaskan. Contoh dari plastic jenis
elastomer adalah karet. Selain itu juga dapat digunakan sebagai additive (penambah) untuk
meningkatkan kekuatan terhadap impact (benturan).
Proses Pengerjaan Plastik
Proses pengerjaan bahan plastik banyak ragamnya, tetapi pengerjaan tersebut belum tentu
bisa masuk pada jenis plastik yaitu thermosetting atau thermoplastik. Jadi pada prinsipnya ada
pengerjaan hanya untuk thermosetting, pengerjaan hanya untuk jenis thermoplastik dan adapula
yang bisa digunakan oleh keduanya
Metode-metode yang digunakan untuk mengkonversi bahan plastik dalam bentuk pellet, butiran, serbuk, lembaran, cairan, atau dibentuk preforms ke bentuk atau bagian. Bahan plastik mungkin mengandung berbagai zat aditif yang mempengaruhi sifat serta processability dari plastik.
Setelah membentuk, bagian tadi dapat dilanjutkan untuk berbagai operasi tambahan seperti pengelasan, perekat ikatan, permesinan, dan permukaan dekorasi (lukisan, Metallizing).
Beberapa proses pengerjaan untuk bahan plastik adalah sebagai berikut :
Plastik Termoplastik
Plastik jenis ini tidak mengalami perubahan dalam susunan kimia sewaktu dicetak dan tidak akan
menjadi keras walaupun ditekan dan dipanaskan. Jenis plastic ini akan tetap lunak pada suhu
tinggi namun akan mengeras pada saat didinginkan dan dapat dicairkan berulang-ulang serta
dapat dibentuk kembali dengan cara pencetakan injeksi atau tiup, ekstruksi, pembentukan termal
dan pengilingan.
Bahan Baku
Berbagai produk pertanian, mineral, dan bahan organic seperti batubara, gas alam, inyak bumi,
batu kapur, silica dan belerang merupakan bahan baku plastik.
Pada waktu proses pembuatan ditambahkan seperti zat pewarna, pelarut, pelumas, plastiser, dan
bahan pengisi. Bubuk kayu, tepung, kapas, serat kain-kainan, asbes, serbuk logam, grafit,
lempung, gelas, dan tanah kresik merupakan bahan pengisi utama.
Bahan pengisi dapat menurunakan harga, menurunkan pengerutan, meningkatkan daya tahan panas, meningkatkan kekuatan impak, dan dapt menghasilkan sifat-sifat lainnya.
Pembuatan Selang Air
Bahan Baku : Resin PVC
Resin Vinil memiliki Sifat jernih dan liat. Digunakan untuk jas hujan, tangki dan produk cetak
fleksibel. Bahan baku yang diperlukan untuk pembuatan resin PVC adalah gas chlorine dan
ethylene. Gas chlorine didapat dari garam dapur,dan ethylene dihasilkan dari minyak bumi. Porsi
chlorine adalah 57% dari keseluruhan berat PVC, jadi PVC termasuk bahan plastic dengan
ketergantungan yang rendah terhadap minyak bumi yang ketersediaannya kian hari kian menipis.
Sebagian besar pipa plastik dan fittings kini dihasilkan dari resin sintetis. Mereka tidak
dihasilkan secara alami namun merupakan produk turunan dari batu bara dan minyak bumi.
a.Pemilihanmaterial
Sifat kimia dari plastik cukup menarik, dan materialnya dbervariasi dalam bermacam bentuk,
beberapa diantaranya cocok untuk pipa air. Lebih jelasnya dapat dicari dari sumber yang lebih
berwenang.
b.Sanitasi
Kemungkinan mempengaruhi bau, rasa maupun racun dalam air bersih sudah menjadi
permasalahan lama. The National Santitation Foundation menguji dan memberikan sertifikat
terhadap pipa plastik. Segel NSF harus ada pada pipa yang akan digunakan untuk air bersih.
c.Sejarah
Hampir 100 tahun lalu material plastik pertama kali muncul yaitu, celluloid. Produk lainnya
yaitu Bakelite, dikembangkan pada tahun 1905. Polyethylene sukses digunakan selama lebih dari
30 tahun untuk pipa air bersih.
Proses Pembentukan