Download - PLENO SKENARIO 5

Transcript
  • PLENO SKENARIO 5

    Blok Community Medicine

    Oleh :

    Kelompok Tutorial 7

  • Anggota Kelompok Tutorial 7

    Andika Razannur H 1218011013

    Andika Mahatidanar 1218011014

    Andika Yusuf R 1218011015

    Andini Winda Yati 1218011016

    Andrian Reza Saputra 1218011018

    Putri Giani Purnamasari 1218011117

    Sartika Safitri 1218011136

    Seffia Riandini 1218011137

    Sheba Denisica Nasution 1218011142

    Silvi Qiroatul Aini 1218011143

    Siti Aminah Hasibuan 1218011147

    Yesti Mulia Eryani 1218011160

  • Skenario 5Seorang pasien, Tn. A, umur 40 tahun, datang ke klinik perusahaan tempat anda

    bekerja dengan keluhan baru dapat mendengar pembicaraan orang dengan

    suara keras sejak 1 bulan yang lalu. Pasien mengeluh sejak 1 tahun terakhir,

    telinga sering berdengung terutama telinga kanan, kesukaran mendengar

    percakapan dengan suara biasa. Pasien bekerja di perusahaan peleburan

    baja, sejak 15 tahun yang lalu, sebelumnya pasien bekerja sebagai tukang

    las, selama 5 tahun. Pasien bekerja jarang menggunakan alat pelindung

    telinga dengan alasan kurang nyaman karena suhu yang panas di tempatnya

    bekerja, getaran dari mesin yang harus dioperasikannnya. Pasien bekerja

    selama 8 jam sehari, dengan 1 jam istirahat selama 5 hari kerja. Selama 14

    tahun, pasien bekerja shift (gilir).Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk

    dengan jarak 3 km dari tempatnya bekerja. Pasien menggunakan motor untuk

    bekerja.

    Dari hasil catatan perusahaan, kebisingan di bagian processing tempat pasien

    bekerja, tingkat kebisingannya 88 dB. Data hasil audiometrik tidak didapatkan.

    Riwayat kesehatan, pasien berobat dengan common cold atau myalgia.

    Sebagiai seorang dokter perusahaan apa yang harus anda lakukan ?

  • Ruang Lingkup

    Ilmu Kedokteran Okupasi

    Kesehatan kerja

    Higiene Perusahaan

    Keselamatan kerja

  • Ilmu Kedokteran Okupasi:

    Disiplin ilmu kedokteran yang bertujuan agar

    pekerja/komunitas pekerja memperoleh derajat

    kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun

    sosial dengan usaha-usaha promotif, preventif,kuratif dan

    rehabilitatif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang

    diakibatkan faktor pekerjaan dan lingkungan kerja.

    Kedokteran Okupasi :

    upaya kesehatan kerja yang harus dilakukan oleh yang

    ahli dan kompeten melalui pendidikan dan pelatihan

    kedokteran kerja berkelanjutan, sertifikasi, dll

  • Kesehatan Kerja menurut komisi gabungan ILO/WHO tahun 1995 :

    Suatu upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat

    kesejahtaraan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi

    pekerja di semua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan

    diantara pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan

    pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan

    kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu

    lingkungan kerja yang diadaptasikan dengan kapabilitas fisiologi dan

    psikologi; dan diringkaskan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia

    dan setiap manusia kepada jabatannya.

    Sasaran/Lingkup : Manusia pekerja

    Sifat : Medis

  • Fokus utama dari definisi Kesehatan kerja

    dalam sistemnya yang utuh tersusun atas 4

    komponen:

    1) Promosi Kesehatan Pekerja ,

    2) Higiene Industri,

    3) Ergonomi Industri ,

    4 ) Pengembangan Organisasi Kerja

    dan Budaya yang mendukung

    kesehatan

  • Higene Perusahaan/Lingkungan Kerja

    adalah spesialisasi dalam ilmu higene beserta prakteknya yang dengan

    mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit

    (potensi bahaya) kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan

    perusahaan melalui pengukuran yang hasinya dipergunakan untuk

    dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta bila perlu

    pencegahan, agar pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan

    terhindar dari bahaya akibat kerja serta dimungkinkan mencapai

    derajat kesehatan setinggi-tingginya.

    Sasaran/Lingkup : Lingkungan Kerja

    Sifat : Teknik

  • Keselamatan kerja

    meningkatkan keselamatan yang berkaitan

    dengan alat kerja, bahan kerja, proses kerja,

    tempat kerja dan lingkungannya

  • Gangguan Kesehatan dan Daya Kerja

    Bebab Kerja :

    Fisik, Mental, Sosial

    Beban Tambahan Akibat Kerja:

    Faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi, psikososial

    Kapasitas Kerja :

    Keterampilan, keserasian/fitness, gizi,jenis kelamin, UsiaDll

    Serasikan

    Tenaga Kerja Sehat

    Dan Produktif

  • Potensi Bahaya Dan Risiko Terhadap Kesehatan

    Dan Keselamatan Kerja

    Suatu bahaya kesehatan akan muncul bila

    seseorang kontak dengan sesuatu yang dapat

    menyebabkan gangguan/kerusakan bagi tubuh

    ketika terjadi pajanan (exposure) yangberlebihan. Bahaya kesehatan dapat

    menyebabkan penyakit yang disebabkan oleh

    pajanan suatu sumber bahaya di tempat kerja.

  • Tabel Potensi Bahaya Keselamatan dan

    Kesehatan Kerja berdasarkan dampak korban

  • Faktor Fisikpotensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan

    kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar

    kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin),

    intensitas penerangan kurang memadai, getaran, radiasi.

  • Batasan getaran alat kerja yang kontak langsung maupuntidak langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja

    ditetapkan sebesar 4 m/detik2

    Batasan pajanan terhadap kebisingan ditetapkan nilai ambangbatas sebesar 85 dB selama 8 jam sehari.

  • Faktor Kimiayaitu potensi bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang

    digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki

    atau mempengaruhi tubuh tenga kerja melalui : inhalation (melalui

    pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), skin

    contact (melalui kulit).

    Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat

    tergantung dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi

    bahaya debu, gas, uap. asap; daya acun bahan (toksisitas); cara masuk

    ke dalam tubuh.

    Adapun potensi bahaya yang bisa ditimbulkan oleh bahan kimia

    adalah

    a) Korosi

    b) Iritasi

    c) Reaksi Alergi

    d) Asfiksiasi

    e) Kanker

    f) Efek Reproduksi

    g) Racun Sistemik

  • 4. Pencegahan Faktor Lingkungan Kerja Kimia :

    Ada beberapa cara pencegahan factor kimia lingkungan kerja antara lain:

    1. Subtitusi

    Yang dimaksud subtitusi adalah penggantian bahan-bahan

    berbahaya/beracun dengan bahan yang tidak beracun, hal ini agak sukar

    dilaksanakan.

    2. Isolasi

    Isolasi yang dimaksud disini adalah mengisolir tempat atau ruangan-ruangan

    yang mengandung aspek bahan kimia yang berbahaya dari para pekerja

    atau tidak kontak langsung bahan-bahan berbahaya tersebut, cukup

    dilakukan dengan mengontrol dari luar atau tempat lain.

    3. Ventilasi

    Ventilasi yang dimaksudkan disini adalah mengatur sirkulasi udara yang baik

    masuk kedalam ruang kerja. Ada berapa macam ventilasi, tetapi disini yang

    dibicarakan adalah ventilasi ekshauster. Ada dua macam ekshauster sebagai

    berikut:

    a. Lokal Ekshauster

    Yaitu ekshauster yang dipakai hanya pada tempat dimana orang bekerja.

    b. General ekshauster.

    Yaitu ventilasi untuk seluruh ruangan

  • 4. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)

    Pemakaian alat pelindung diri hanya dilakukan apabila ketiga sistem

    tersebut diatas tidak dapat mengurangi atau menghilangkan bahaya bahan

    kimia yang ada pada suatu lingkungan kerja ataupun kurang efisien

    penggunaannya.

    Ada berapa macam alat pelindung diri antara lain:

    a. Masker

    Alat ini dipakai untuk melidungi tenaga kerja dari debu ataupun uap, gas

    yang dapat masuk kedalam tubuh melalui pernapasan.

    b. Sarung tangan

    Alat ini dipakai melindungi tenaga kerja dari kontak dengan bahan kimia

    berbahaya

    c. Pakaian kerja

    Alat ini dipakai untuk melindungi tenaga kerja dari kontak bahan kimia yang

    berbahaya.

    d. Respirator

    Alat ini dipakai untuk melindungi pernapasan tenaga kerja dimana

    konsentrasi bahan kimia dalam ruangan kerja dimungkinkan dengan hanya

    mermakai masker.

  • Faktor Biologiyaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kuman-kuman

    penyakit yang terdapat di udara yang berasal dari atau bersumber pada

    tenaga kerja yang menderita penyakit-penyakit tertentu, misalnya : TBC,

    Hepatitis A/B, AIDS dll

    Agen biologi : bakteri, virus, jamur, dll

  • Mengontrol bahaya dari faktor biologi

    Faktor biologi dan juga bahaya-bahaya lainnya di tempat kerja dapat

    dihindari dengan pencegahan antara lain dengan :

    1. Penggunaan masker yang baik untuk pekerja yang berisiko tertular

    lewat debu yang mengandung organism patogen

    2. Mengkarantina hewan yang terinfeksi dan vaksinasi

    3. Imunisasi bagi pekerja yang berisiko tertular penyakit di tempat

    kerja

    4. Membersihkan semua debu yang ada di sistem pendingin paling

    tidak datu kali setiap bulan

    5. Membuat sistem pembersihan yang memungkinkan terbunuhnya

    mikroorganisme yang patogen pada system pendingin.

    Dengan mengenal bahaya dari faktor biologi dan bagaimana mengotrol

    dan mencegah penularannya diharapkan efek yang merugikan dapat

    dihindari

  • Faktor ErgonomisPotensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh penerapan

    ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma

    ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta peralatan

    kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan

    kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan

    kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan

    mesin.

  • Faktor PsikososialPotensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-

    aspek psikologis keenagakerjaan yang kurang baik atau kurang

    mendapatkan perhatian seperti :

    penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya,

    sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai,

    kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh,

    serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja.

    Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat

    kerja.

    Dapat terjadi : Stres, gangguan emosi, penyakit psikosomatis

  • Mengingat faktor psikologis (stress) kerja dapat

    mengakibatkan gangguan pada kesehatan

    bahkan kecelakaan kerja, perlu adanya solusi

    untuk menanggulangi permasalahan tersebut,

    diantaranya adalah dengan

    pemberian motivasi untuk para pekerja,

    menempatkan pekerja pada bagian-bagian yangsesuai dengan kemampuan,

    dan menciptakan lingkungan kerja yang amandan nyaman

  • PAK dan PAHKBerdasarkan simposium internasional mengenai penyakit akibat hubungan

    pekerjaan yang diselenggarakan ILO di Linz, Austria dihasilkan definisi

    Penyakit Akibat Kerja (PAK)/ Occupational Disease :

    Penyakit yang mempunyai penyebab spesifik atau asosiasi yang kuat dengan

    pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang diakui.

    Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK)/ Penyakit yang berhubungan dengan

    pekerjaan/ Work Related Disease :

    Penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab dimana faktor pada pekerjaan

    memegang peranana bersama dengan faktor resiko lainnya dalam

    berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi yang kompleks. Contoh : asma,

    chd, hipertensi.

  • Daftar PAK

    Menurut Permenakertrans PER 01/MEN/1981 ada 30 jenis penyakit.

    Menurut Keputusan Presiden No 22 Tahun 1993 ada 31 jenis penyakit Tentang Penyakit Yang Timbul Karena

    Hubungan Kerja, yang 30 jenis = PER 01/MEN/1981

    ditambah 1 lagi

    Pembagian penyakit akibat kerja dalam Oxford Handbook of Occupational Health Timbul Karena Hubungan Kerja

  • 31 PAK tersebut adalah:

    1.Pneumokoniosis yg disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut (silikosis,

    antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yg silikosisnya merupakan faktor utama

    penyebab cacat dan kematian.

    2.Penyakit paru & saluran pernafasan (bronkhopulmoner) yg disebabkan oleh debu logam keras.

    3.Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkhopulmoner) yg disebabkan oleh debu kapas,

    vlas, henep dan sisal (bissinosis).

    4.Asma akibat kerja yg disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yg dikenal yg

    berada dlm proses pekerjaan.

    5.Alveolitis alergika yg disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organik.

    6.Penyakit yg disebabkan oleh beriliumatau persenyawaannya yg beracun.

    7.Penyakit yg disebabkan oleh kadmium atau persenyawaannya ug beracun.

    8.Penyakit yg disebabkan fosfor atau persenyawaannya yg beracun.

    9.Penyakit yg disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yg beracun.

    10.Penyakit yg disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya yg beracun.

    11.Penyakit yg disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yg beracun.

    12.Penyakit yg disebabkan oleh air raksa atau persenyawaannya yg beracun.

    13.Penyakit yag disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yg beracun.

    14.Penyakit yg disebabkan oleh fluor atau persenyawaannya yg beracun.

    15. Penyakit yg disebabkan oleh karbon disulfida.

  • 16. Penyakit yg disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon alitis atau

    aromatis yg beracun.

    17. Penyakit yg disebabkan oleh benzin atau homolognya yg beracun.

    18. Penyakit yg disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzen dan homolognya yg beracun.

    19. Penyakit yg disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.

    20. Penyakit yg disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.

    21. Penyakit yg disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan seperti karbon

    monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfida, atau derivatnya yg beracun, amoniak seng,

    braso dan nikel.

    22. Kelainan pendengaran yg disebabkan oleh kebisingan.

    23. Penyakit yg disebabkan oleh getaran mekanis (kelainan2 otot, urat, tulang persendian,

    pembuluh darah tepi atau saraf tepi).

    24. Penyakit yg disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yg bertekanan lebih.

    25. Penyakit yg disebabkan oleh radiasi elektromagnetis dan radiasi yg mengion.

    26. Penyakit kulit (dermatosis) yg disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi, atau biologis.

    27. Penyakit kulit epitelioma primer yg disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak mineral, antrasen

    atau persenyawaan, produk atau residu dari zat tsb.

    28. Kanker paru atau mesotelioma yg disebabkan oleh asbes.

    29. Penyakit infeksi yg disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yg didapat dlm suatu pekerjaan

    yg memiliki resiko kontaminasi khusus.

    30. Penyakit yg disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau kelembaban

    udara tinggi.

    31. Penyakit yg disebabkan oleh kimia lainnya termasuk bahan obat.

  • 7 Langkah Diagnosis PAK1.Tentukan Diagnosis klinisnya

    2.Tentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama

    ini.

    3.Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat

    menyebabkan penyakit tersebut.

    4.Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar

    untuk dapat mengakibatkan

    5.Tentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat

    mempengaruhi.

    6.Cari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan

    penyebab penyakit.

    7.Buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh

    pekerjaannya.

  • Tim Dalam Kesehatan Kerja

    Kedokteran

    Keperawatan

    Teknik Kimia

    Toksikologi

    Psikologi

    Fisiologi

    Ergonomi dll.

  • Mitra Dalam Kesehatan Kerja

    Tripartit

    Pengusaha

    Serikat Pekerja

    Pemerintah

  • Tugas Dokter Perusahaan

    Secara umum, tugas seorang dokter

    perusahaan dapat dibagi dalam empat

    ruang lingkup:

    Medis

    Teknis lingkungan kerja

    Teknis administratif

    Lingkungan sosial.

  • A. Medis

    2. Jalin hubungan dengan tenaga kerja

    Seorang dokter perusahaan juga dituntut untuk menampung

    keluhan tenaga kerja saat konsultasi kesehatan dan

    membantu melakukan koreksi lingkungan apabila diperlukan

    bersama tim dari disiplin ilmu lain.

    1. Program kesehatan di tempat kerja

    Fungsi dasar seorang dokter sebagai

    seorang praktisi kesehatan adalah untuk

    menjalankan program pelayanan

    kesehatan. Untuk seorang dokter

    perusahaan, ruang lingkup kerjanya

    termasuk pemeriksaan kesehatan,

    perawatan dan rehabilitasi, serta

    pencegahan penyakit umum

  • B. Teknis Lingkungan Kerja

    1. Pengukuran

    Seorang dokter perusahaan juga harus

    memiliki pengetahuan tentang alat ukur

    dan standar keadaan lingkungan,

    termasuk diantaranya keadaan iklim,

    bising, pencahayaan dan lain-lain.

    Pengetahuan ini bermanfaat untuk

    mengetahui pengaruh lingkungan

    terhadap kesehatan pekerja. Namun,

    seorang dokter perusahaan juga harus

    mengetahui batas cakupan disiplin

    ilmunya dan melakukan konsultasi pada

    ahli higiene industri untuk melakukan

    pengukuran pada keadaan yang lebih

    spesifik. Pengukuran dapat dilakukan

    secara kualitatif dan kuantitatif.

    Gambar . Sound Level Meter

    - alat ukur kebisingan

  • 2. Kebersihan dan Sanitasi.

    Seorang dokter perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan dan

    memantau kebersihan serta sanitasi di perusahaan, termasuk di

    tempat kerja, kantin, WC, dan pembuangan sampah. Selain itu,

    usaha kebersihan lain yang harus dilakukan termasuk

    pemberantasan insekta tikus, kampanye kebersihan perorangan(personal hygiene), dan pemantauan sistem pengolahan

    sisa/sampah industri.

    3. Penyesuaian kemampuan fisik dan pekerjaan.

    Seorang dokter perusahaan harus mampu menilai kemampuan fisik

    seorang pekerja dan membuat rekomendasi untuk penyesuaian di

    tempat kerja pekerja tersebut. Ini dilakukan untuk menghindari

    terjadinya kelelahan dan mengoptimalkan kinerja.

  • C. Teknis Administratif

    Seorang dokter perusahaan berkewajiban untuk memenuhi tugas

    administratif, termasuk diantaranya: 1.) Pencatatan dan pelaporan

    medis ke instansi, 2.) Administrasi rutin bidang kesehatan, dan

    3.) Perencanaan usaha pengembangan hiperkes di perusahaan.

    D. Tugas Sosial

    Selain tugas-tugas diatas, seorang dokter perusahaan juga memiliki

    peranan sosial sebagai Health Educator atau penyuluh

    kesehatan. Materi yang harus disampaikan termasuk gaya hidup

    sehat, gizi, dan mutu makanan. Seorang dokter perusahaan juga

    harus mampu berfungsi sebagai Health Counsellor (Komunikator)

    yang menjembatani hubungan antara pekerja dengan pihak

    manajerial perusahaan dalam bidang kesehatan. Seorang dokter

    perusahaan juga sering dilibatkan dalam tugas kepanitiaan/tim,

    seperti P2K3, P3K atau Regu Pemadam Kebakaran.

  • Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja

    (Permen No. Per-03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja,

    Pasal 2)

    1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja, Pemeriksaan Berkala dan

    Pemeriksaan Khusus

    2. Pembinaan Dan Pengawasan Atas Penyesuaian Pekerjaan

    Terhadap Tenaga Kerja.

    3. Pembinaan Dan Pengawasan Terhadap Lingkungan Kerja.

    4. Pembinaan Dan Pengawasan Terhadap Perlengkapan Saniter.

    5. Pembinaan Dan Pengawasan Perlengkapan Untuk Kesehatan

    Tenaga Kerja.

    6. Pembinaan Dan Pengawasan Terhadap Tenaga Kerja Yang

    Mempunyai Kelainan Tertentu Dalam Kesehatannya.

    7. Pendidikan Kesehatan Untuk Tenaga Kerja dan Latihan Untuk

    Petugas PPPK.

  • 8. Pencegahan Dan Pengobatan Terhadap Penyakit

    Akibat Kerja Dan Penyakit Umum.

    9. Memberikan Nasihat Mengenai Perencanaan Dan

    Pembuatan Tempat Kerja, Pemilihan Alat Pelindung Diri

    Yang Diperlukan, Gizi Serta Penyelenggaraan Makanan

    Di Tempat Kerja.

    10. Membantu Usaha Rehabilitasi Akibat Kecelakaan Kerja

    Atau Penyakit Akibat Kerja.

    11. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK).

    12. Memberikan Laporan Berkala Tentang Pelayanan

    Keehatan Kerja Kepada Pengurus.

  • Daftar Pustaka

    Himpunan Peraturan Perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2012, Sekretariat Jenderal Pusat Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Jakarta.

    Smedley, J, Dick, F & Sadhra, S 2007, Oxford Handbook of Occupational Health, Oxford University Press, Oxford.

    International Labor Organzation (ILO). 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja : sarana untuk produktifitas. Jakarta.

  • TERIMA KASIHSemoga Bermanfaat


Top Related