ANALISIS SIKAP SISWA SMU TERHADAP PELAKSANAAN
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DILIHAT DARI STATUS
SOSIAL EKONOMI ORANG TUA SISWA, PRESTASI BELAJAR DAN
JENIS KELAMIN SISWA
Studi kasus : Siswa kelas II SMU Negeri I Kalasan, Sleman, Yogyakarta
SKRIPSI
Oleh:
IGNASIUS ISWANTO 991324030
POGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2007
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“We can do no gret things ;
only small thing with
great love”
(Bunda Teresa)
“The reward of
a thig well done is
to have done it”
(Ralph Waldo Emerson)
“I stand by all the misstatement that I’ve made”
(Dan Quayle)
“The best and most beautiful thing in life can’t be seen, no touched, but are
felt in the heart”
(Helen Keller)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
Tuhan Yesus Kristus yang slalu melimpahkan rahmatnya
Bunda Maria yang slalu membimbingku
Bapak dan Ibu tercinta
Nenek tercinta
Om dan Tante tercinta
Adik dan keponakan – keponakanku tersayang
Kekasihku Khaerunissa Sekarjati
Dan semua orang yang membaca skripsi ini
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat
karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam daftar pustaka, sebagaimana
layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 15 Januari 2007
Penulis
Ignasius Iswanto
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
ANALISIS SIKAP SISWA SMU TERHADAP PELAKSANAN KURIKULUM
BERBASIS KOMPETENSI DILIHAT DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG
TUA SISWA, PRESTASI BELAJAR DAN JENIS KELAMIN SISWA
Studi kasus : Siswa Kelas II SMU N I Kalasan, Sleman, yogyakarta
Ignasius Iswanto
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap
pelaksanaan kurikulum Berbasis Kompetensi, apakah ada perbedan sikap siswa terhadap
pelaksanaan Kurikulum Berbasis kompetensi berdasarkan status sosial ekonomi orang
tua, apakah ada perbedan sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi berdasarkan pretasi belajar dan apakah ada perbedaan sikap siswa terhadap
pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan jenis kelamin siswa.
Populasi penelitian ini adalah siswa – siswi kelas II SMU Negeri I Kalasan yang
berjumlah 240 siswa dengan perincian, 101 siswa laki – laki dan 139 siswa perempuan.
Sampel yang diambil berjumlah 60 siswa dengan perincian, 25 siswa laki – laki dan 35
siswa perempuan, dengan metode proportional random sampling. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data yag
digunakan adalah one way ANOVA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas II SMU Negeri I Kalasan
bersikap positif terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi, tidak ada
perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis kompetensi
berdasarkan status sosial ekonomi orang tua ( F hitung = 2,355 < F tabel = 3,15 ), tidak
ada perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
berdasarkan pretasi belajar ( F hitung = 1,445 < F tabel = 3,15 ), tidak ada perbedaan
sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan jenis
kelamin siswa ( F hitung = 0,049 < F tabel = 3,15 ).
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS’ ATTITUDE TO THE
IMPLEMENTATION OF COMPETENCY BASED CURRICULUM VIEWED
FROM PARENTS SOCIAL ECONOMIC STATUS, STUDENTS’ LEARNING
ACHIEVEMENT, AND STUDENTS’ SEX
A Case Study : Second Grade Students of “SMU N 1 Kalasan”, Sleman, Yogyakarta
Ignasius Iswanto
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2007
This research was aimed to find out : (1) the students’ attitude to the
implementation of competency based curriculum, (2) wether or not there were any
differences of the students’ attitude to the implementation of competency were based
curriculum viewed from the parents social economic status, students’ learning
achievement, and students’ sex.
This research population was the 240 second grade students of “SMU N 1
Kalasan” that consisted of 101 male students and 139 female students. The sample
taken were 60 students consisted of 25 male students and 35 female students, using
proportional random sampling method. The data gathering techniques used were
questionnaire and documentation. The data analysis technique that used was one way
ANOVA.
The research result shows that the second grade students of “SMU N 1”
Kalasan” have a positive attitude to the implementation of competency based
curriculum, and there is no difference attitude to the implementation of competency
based curriculum viewed from the parents social economic status (F count = 2,355 <
F table = 3,15), from students’ learning achievement (F count = 1,445 < F table =
3,15), and students’ sex (F count = 0,049 < F table = 3,15).
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas rahmat
dan karunia-Nya yang telah di limpahkan kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul
“ Analisis Sikap Siswa SMU terhadap Pelaksanaan Kurikulum Berbasis kompetensi
Dilihat dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa, prestasi Belajar Dan Jenis
Kelamin Siswa “ dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah memberi dukungan,
bantuan, dan perhatian kepada penulis, sehingga pada kesempatan ini penulis hendak
menyampaikan ungkapan terima kasih dan penghormatan kepada :
1. Drs. T. sarkim, M. Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Drs. Sutarjo Adisusilo J.R. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Sanata Dharma.
3. Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi
Universitas Sanata Dharma.
4. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A. selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar
membimbing serta memberi masukan dan dorongan kepada penulis.
5. YMV. Mudayen, S.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah membantu dan
membimbing dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. P.A. Rubiyanto. Yang telah membantu dan memberi masukan dalam penulisan
skripsi.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Sukisno, S.Pd. selaku kepala sekolah SMU N I Kalasan yang telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Imam Puspadi, S.Pd. selaku wakasek Humas SMU N I Kalasan yang telah
meluangkan waktunya dan membantu penulis dalam mengumpulkan informasi yang
dibutuhkan penulis.
9. Segenap Bapak/Ibu guru SMU N I Kalasan yang telah membantu dan memberikan
informasi kepada penulis.
10. Siswa/siswi Kelas II SMU N I Kalasan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi
angket dalam penelitian.
11. Bapak/Ibu Dosen Prodi PEK yang telah membagikan ilmunya kepada saya selama
ini, dan dengan sabar membimbing kami selama kuliah.
12. Sekretariat Prodi PEK dan PAK (Mbak Titin, Mbak Aris, Pak Wawiek) yang telah
membantu dalam berbagai macam urusan kuliah sampai saat ini.
13. Kedua Orang tuaku (Al. Sumarno dan Ch. Marminem) atas semua perhatian, doa dan
bimbingan yang diberikan sampai saat ini.
14. Simbah Putri, terima kasih atas semua kasih sayang dan doanya.
15. Om dan Tante (Om Mardi & Tante Titik, Om Bambang & Tante Menik Om, Om Edi
& Tante Bining, Om Budi & Tante Marni, Om Ririn & tante Kining, Om Agiek
& Tante Yanti“ slamat atas Si kembar “) makasih atas motivasi dan dukungan yang
diberikan tanpa henti.
16. Adik dan saudara-saudaraku : Its’Me ( lek dirampungke jem, selak bangkrut!!), Eka
& Eva (don’t give up!!), Agung, Agnes, Wulan, Aldy, Ody, Gabriela (Om dah lulus
lo..)
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17. Khaerunissa Sekarjati tersayang, terimakasih atas semua bantuan, cinta, perhatian,
doa, dan dukungannya yang diberikan tanpa henti.
18. Temen dolanku : Adi S.E (matur nuwun sedoyo mawon), Dewo (Bonsai Meneh…),
Budi, Gosrek, Kuntet, wellu, diyoun,ndhemok, minceng (kompak tur ora dasun lho..)
19. Teman-teman PDU’99 : Andriani, Vita, Santi, Indri, Nita, Marry, Dedi, Pedro, Adel,
Dodi, Damar, Gunawan, landung, Anton’BGY ra top we…mas Indra’Gendhol, Edy’
Sejati, Tatang, Koko’kecil, Ajad, Kresna, Andrie’Pakem (kalian memang gerombolan
Si Berat Guys)
20. Mas Pras & Igun (thanks telah ngutak atik PC bobrokku), Pak Iwan (kowe pancen
Montir Handal dab)
21. Bagi semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan masukan, kritik, dan saran dari semua pihak. Atas segala
bantuan yang telah diberikan sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih.
Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga Tuhan
Yang maha Esa melimpahkan rahmat dan cinta untuk semua. Amin.
Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
MOTTO .......................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT.................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Batasan Masalah ........................................................................ 4
C. Rumusan Masalah ...................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Sikap .......................................................................................... 7
1. Pengertian Sikap ...................................................................... 7
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Karaktersistik Sikap ................................................................ 7
3. Struktur Sikap .......................................................................... 8
4. Pembentukan Sikap ................................................................. 9
5. Pengukuran Sikap ................................................................... 11
B. Kurikulum .................................................................................. 15
C. Kompetensi ................................................................................. 16
D. Kurikulum Berbasis Kompetensi ............................................... 18
1. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi ........................... 18
2. Ciri- Ciri Kurikulum Berbasis Kompetensi.............................. 18
3. Prinsip- Prinsip KBK................................................................ 19
4. Aspek- Aspek Dalam KBK ...................................................... 21
E. Perbedaan KBK Dengan Kurikulum 1994 ................................. 29
F. Perbedaan dan Karakterstik Siswa ............................................. 30
G. Status Sosial Ekonomi ................................................................ 34
H. Prestasi Belajar ........................................................................... 42
I. Jenis Kelamin ............................................................................... 44
J. Penelitian Terdahulu .................................................................... 44
K. Kerangka Berpikir ...................................................................... 45
L. Hipotesis...................................................................................... 49
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 50
B. Lokasi Penelitian ....................................................................... 50
C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................... 51
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 52
1. Populasi Penelitian ............................................................... 52
2. Sampel Penelitian ................................................................. 52
E. Data Yang Dicari ....................................................................... 55
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 55
G. Variabel, Indikator dan Pengukuran .......................................... 56
1. Variabel Sikap Siswa Terhadap KBK ................................... 56
2. Variabel Prestasi Belajar ...................................................... 56
3. Variabel Status Sosial Ekonomi ........................................... 58
4. Variabel Jenis Kelamin ........................................................ 61
H. Pengembangan Instrumen Penelitian ......................................... 61
I. Pengujian Instrumen Penelitian ................................................. 63
1. Uji Validitas ......................................................................... 63
2. Uji Reliabilitas ...................................................................... 66
J. Teknik Analisis Data ................................................................... 67
1. Uji Prasarat Analisis ............................................................. 67
a. Uji Normalitas .................................................................... 68
b. Uji Homogenitas ................................................................ 69
2. Teknik Analisis Data............................................................. 69
a. Analisis Deskriptif.............................................................. 69
b. ANOVA ............................................................................. 71
BAB IV. GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Gambaran Umum Sekolah.......................................................... 74
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Kurikulum SMU ......................................................................... 76
C. Struktur Organisasi Personalia.................................................... 78
D. Staf Guru dan Karyawan ............................................................ 81
E. Siswa ........................................................................................... 84
F. Tingkat Kelulusan 5 tahun Terakhir............................................ 85
G. hubungan Antara SMU dengan Instansi Lain............................. 86
H. Sarana dan Prasarana .................................................................. 88
I. Kegiatan Akademik...................................................................... 89
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data............................................................................... 90
1. Deskripsi Data ..................................................................... 90
2. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Pelaksaan Kurikulum
Berbasis Kompetensi............................................................. 94
3. Uji Prasyarat Analisis........................................................... 97
a. Uji Normalitas ................................................................. 97
b. Uji Homogenitas ............................................................. 98
4. Uji Hipotesis.......................................................................... 99
a. Perbedaan Sikap siswa Terhadap Pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Berdasarkan Status
Sosial Ekonomi .............................................................. 99
1). Merumuskan Ho dan Ha.......................................... 100
2). Menentukan Taraf Signifikansi Yang Digunakan... 100
3). Menghitung Dengan Uji Statistik ........................... 100
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4). Menentukan Daerah Penerimaan............................. 102
b. Perbedaan Sikap siswa Terhadap Pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Berdasarkan Prestasi
Belajar ............................................................................. 103
1). Merumuskan Ho dan Ha.......................................... 103
2). Menentukan Taraf Signifikansi Yang Digunakan... 103
3). Menghitung Uji Statistik ......................................... 103
4). Menentukan Daerah Penerimaan............................. 106
c. Perbedaan Sikap siswa Terhadap Pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Berdasarkan Jenis
Kelamin .......................................................................... 106
1). Merumuskan Ho dan Ha.......................................... 106
2). Menentukan Taraf Signifikansi Yang Digunakan... 106
3). Menghitung Uji Statistik ......................................... 107
4). Menentukan Daerah Penerimaan............................. 109
B. Pembahasan ............................................................................... 109
BAB VI. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 119
B. Keterbatasan Penelitian............................................................... 121
C. Saran ........................................................................................... 121
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Populasi Siswa Kelas II SMU N I Kalasan …………………………. 52
Tabel 2 Populasi Penelitian ………………………………………………….. 54
Tabel 3 Tingkat Pendidikan Orang Tua Siswa ……………………………… 59
Tabel 4 Jenis Pekerjaan Orang Tua Siswa …………………………………... 60
Tabel 5 Tingkat Pendapatan Orang Tua Siswa ……………………………… 61
Tabel 6 Kisi-kisi dan Alokasi Butir Soal ……………………………………. 62
Tabel 7 Rangkuman Validitas Instrumen ……………………………………. 64
Tabel 8 Daftar Nama Guru …………………………………………………... 82
Tabel 9 Daftar Jumlah Siswa ………………………………………………... 85
Tabel 10 Tingkat Kelulusan 5 Tahun Terakhir ………………………………. 86
Tabel 11 Distribusi Frekuensi Status Sosial Ekonomi Orang Tua ……………. 91
Tabel 12 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa ………………………... 93
Tabel 13 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Siswa …………………………. 94
Tabel 14 Sikap Siswa Terhadap Pelaksaaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Berdasarkan Status Sosial Ekoomi Orang Tua ……………………...
95
Tabel 15 Sikap Siswa Terhadap Pelaksaaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Berdasarkan Prestasi Belajar ……………………………………….
96
Tabel 16 Sikap Siswa Terhadap Pelaksaaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Berdasarkan Jenis Kelamin …………………………………………
96
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 17 Rangkuman Uji Normalitas ………………………………………… 97
Tabel 18 Rangkuman Uji Homogenitas ………………………………………. 98
Tabel 19 Uji Homogenitas ……………………………………………………. 99
Tabel 20 Uji Homogenitas ……………………………………………………. 99
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan penting
untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan
merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber daya
manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju pembangunannya masih
menghadapi masalah pendidikan yang berat, terutama berkaitan dengan
kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Dirjen Pendidikan Dasar dan
menengah Departemen Pendidikan Nasional (2000) mengungkapkan bahwa
salah satu kelemahan sistem pendidikan nasional yang dikembangkan di
Indonsia adalah kurangnya perhatian pada output. Standar kompetensi apa
yang harus dikuasai oleh seorang peserta didik setelah mengikuti kegiatan
belajar belum mendapat perhatian semestinya.
Dalam menetapkan standar kompetensi pendidikan nasional,komitmen
merupakan kunci keberhasilan dan dalam hal ini keterlibatan masyarakat
mulai dari orang tua, guru, tokoh masyarakat, lembaga penelitian, organisasi
protesi, universitas, LSM, pengamat pendidikan dan perwakilan peserta didik
sangat diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan tanggungjawab seluruh
lapisan masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan nasional.
Dalam kaitannya dengan mutu pendidikan, yang mendapat perhatian
besar adalah iklim pembelajaran yang kondusif bagi terlaksananya kurikulum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang fleksibel, sesuai dengan potensi sekolah. Kurikulum yang dimaksud
adalah kurikulum 2004 yang disebut sebagai Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK).
Pada saat ini terjadi perkembangan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang perlu segera ditanggapi dan dipertimbangkan
dalam penyusunan kurikulum baru pada jenjang dan satuan pendidikan.
Peraturan perundang-undangan yang baru tentang otonomi daerah telah
membawa implikasi terhadap paradigma pengembangan kurikulum, antisipasi
keadaan masa datang demi mempersiapkan generasi muda yang memiliki
kompetensi yang multidimensional. KBK dikembangkan untuk memberikan
keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan, pertentangan,
ketidakpastian dan kerumitan-kerumitan dalam penghidupan. KBK ditujukan
untuk menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangun
identitas budaya bangsanya. Kurikulum ini dapat memberikan dasar-dasar
pengetahuan, keterampilan, pengalaman belajar. Kurikulum yang diterapkan
sebelum KBK adalah kurikulum 1994. Dimana di dalam kurikulum 1994 guru
lebih aktif dibandingkan dengan siswa, dimana peserta didik dipandang
sebagai kertas putih yang perlu ditulisi dengan sejumlah ilmu pengetahuan.
Sedangkan pada kurikulum berbasis kompetensi, peserta didik berada dalam
proses perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian
(Mulyasa, 2002 : 166).
KBK mulai diuji cobakan pada beberapa sekolah mulai tahun ajaran
2003/2004. Karena merupakan sesuatu yang baru, maka masih menimbulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
perbedaan sikap dari komponen-komponen. Siswa sebagai salah satu
komponen pelaksana dalam KBK tentunya memiliki sikap tersendiri berkaitan
dengan KBK. Sikap seseorang sering bersumber pada suatu nilai, yaitu
sesuatu yang sangat dihargai dan dijunjung tinggi. Seseorang yang bersikap
tertentu, cenderung menerima atau menolak suatu obyek, berdasarkan
penilaian terhadap obyek itu sebagai hasil yang berguna/berharga baginya atau
tidak (Winkel, 1989 : 16). Demikian juga sikap siswa terhadap pelaksanaan
KBK akan menunjukan bagaimana siswa tersebut dapat menerima atau
menolak pelaksanaan KBK disekolahnya. Sikap siswa terhadap KBK sangat
dipengaruhi oleh faktor dari dalam dirinya dan lingkungannya.
Status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang (individu)
dalam suatu kelompok pergaulan hidupnya (Soedjono, 1973 : 100). Seorang
siswa yang orangtuanya mempunyai sosial ekonomi tinggi akan terpenuhi
semua kebutuhannya termasuk kebutuhannya dalam penyediaan sarana belajar
sehingga ia tidak kesulitan dalam menerima pelaksanaan KBK. Prestasi
belajar yang dicapai siswa juga akan berpengaruh pada sikapnya dalam
menerima atau tidak pelaksanaan KBK di sekolah. Siswa yang memiliki
prestasi belajar yang tinggi berarti siswa tersebut dapat menerima penerapan
KBK dan bersikap positif terhadap KBK. Faktor lain yang mempengaruhi
sikap adalah jenis kelamin. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan akan
menimbulkan perbedaan dalam bersikap terhadap suatu obyek (Gilarso,
2002:3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Dalam penelitian ini akan mengambil tempat di SMU Negeri 1
Kalasan, dimana sekolah ini merupakan salah satu sekolah favorit di Kalasan
dan sudah menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi, serta memiliki siswa
yang berasal dari status sosial ekonomi yang beragam.
Oleh sebab itu, pada penelitian ini peneliti mencoba untuk melihat
bagaimana sikap siswa terhadap pelaksanaan KBK. Berdasarkan latar
belakang inilah, maka diambil judul “Analisis Sikap Siswa SMU Terhadap
Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi Dilihat dari Status Sosial
Ekonomi Orang Tua , Prestasi Belajar dan Jenis Kelamin Siswa”.
B. Batasan Masalah
Dalam menganalisis sikap siswa terhadap KBK dapat dilihat dari
banyak faktor, maka perlu diadakan pembatasan masalah. Berhubung adanya
keterbatasan biaya, waktu, tenaga, dan kemampuan peneliti, maka penelitian
ini dibatasi pada status sosial ekonomi, prestasi belajar dan jenis kelamin
siswa.
C. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas mengenai sikap siswa terhadap
kurikulum berbasis kompetensi maka dapat ditarik suatu permasalahan:
1. Bagaimana sikap siswa terhadap pelaksanaan KBK?
2. Apakah ada perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum
Berbasis Kompetensi berdasarkan status sosial ekonomi orang tua?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
3. Apakah ada perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum
Berbasis Kompetensi berdasarkan prestasi belajar siswa?
4. Apakah ada perbedaan sikap terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi berdasarkan jenis kelamin siswa?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka penelitian ini
mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi.
b. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap siswa terhadap
pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan status sosial
orang tua.
c. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap siswa terhadap
pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan prestasi belajar
siswa.
d. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap siswa terhadap
pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan jenis kelamin
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah
a. Memberikan sumbangan pikiran kepada pihak sekolah mengenai
sikap siswa terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi.
b. Agar dapat menentukan kebijakan yang terkait dengan sikap siswa
terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi.
2. Bagi siswa
Sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan sikap siswa yang positif
terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi.
3. Bagi Mahasiswa
a. Memperkaya pengetahuan tentang sikap siswa terhadap Kurikulum
Berbasis Kompetensi.
b. Melatih dan mengaplikasikan pengetahuan teoritik kedalam dunia
praktek.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi
perpustakaan Sanata Dharma dan menjadi bahan pembanding bagi
mahasiswa yang akan melakukan penelitian sejenis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Sikap
1. Pengertian Sikap
Definisi sikap menurut Berkowitz seperti dikutip oleh Azwar
(1988:3) secara singkat disebut bahwa sikap adalah suatu bentuk
evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek
ialah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan
tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
Menurut La Pierre yang dikutip oleh Azwar (1988:9-10)
mendefinisikan sikap sebagai, “suatu pola perilaku, tendensi atau
kesiapan antisipasi, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi
sosial, atau secara sederhana, sikap”.
Pengertian sikap menurut Philip Kolter seperti dikutip Iswanto
(skripsi, 2000:10) sebagai berikut “sebuah sikap menggambarkan
penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan emosional
dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu
terhadap obyek atau gagasan”.
2. Karakteristik Sikap
Sesungguhnya sikap dapat dipahami lebih dari sekedar seberapa
positif atau seberapa negatifnya sesuatu. Sikap dapat diungkapkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dipahami dari dimensinya yang lain. Menurut Azwar, karakteristik sifat
(1988:9-10):
a) Sikap memiliki arah artinya, sikap terpilih pada dua arah kesetujuan atau tidak setuju, apakah mendukung atau tidak mendukung, apakah memihak atau tidak memihak terhadap sesuatu atau seseorang sebagai obyek.
b) Sikap memiliki intensitas artinya, kedalaman dan kekuatan terhadap sesuatu belum tentu sama walaupun arahnya mungkin berbeda.
c) Sikap memiliki keleluasaan, maksudnya kesetujuan atau tidak eksetujuan terhadap suatu obyek spesifik tapi dapat pula mencakup banyak sekali aspek yang ada pada obyek sikap.
d) Sikap memiliki konsistensi maksudnya, kesesuaian antara pernyataan sikap yang dikemukakan dengan responnya suatu obyek.
e) Spontanitas maksudnya, menyangkut sejauh mana kesiapan individu untuk menyatakan sikapnya secara spontan, sikap dikatakan memiliki spontanitas tinggi apabila dapat dinyatakan secara terbuka tanpa harus melakukan pengungkapan atau desakan lebih dahulu agar individu mengungkapkannya.
3. Struktur Sikap
Azwar mengatakan (1988:17-20) bahwa struktur sikap terdiri dari
tiga komponen yang saling menunjang yaitu:
1. Komponen kognitif maksudnya komponen yang berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap, kepercayaan tersebut datang dari apa yang dilihat atau diketahuinya. Berdasarkan apa yang telah dilihatnya itu, kemudian terbentuklah suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu obyek. Tetapi kadang-kadang kepercayaan dapat terbentuk justru dikarenakan kurang atau tidak adanya informasi yang benar mengenai obyek yang dihadapinya.
2. Komponen afektif maksudnya, menunjukkan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu reaksi emosional yang merupakan komponen efektif ini banyak dipengaruhi oleh kepercayaan.
3. Komponen konatif perilaku maksudnya, menunjukkan bagaimana perilaku dan kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapinya. Pengertian kecenderungan berperilaku menunjukkan bahwa komponen ini meliputi bentuk perilaku yang tidak hanya dapat dilihat secara langsung saja, akan tetapi meliputi perilaku pula bentuk-bentuk perilaku yang berupa pernyataan yang diucapkan oleh seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
4. Pembentukan Sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut
Azwar (1988:24-31) adalah sebagai berikut:
a. Pengalaman pribadi yaitu tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk mempunyai tanggapan dan penghayatan seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis. Pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Sehingga penghayatan akan pengalaman menjadi lebih mendalam dan lebih lama membekas.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting maksudnya, orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap penting bagi kita akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu.
c. Pengaruh kebudayaan maksudnya, kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya karena kebudayaannyalah yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat.
d. Media massa yaitu media massa mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama artinya, lembaga pendidikan serta agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
f. Pengaruh faktor emosional artinya, kadang-kadang suatu sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyalur frustasi atau pengalihan untuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang, akan tetapi dapat pula mendapatkan sikap bertahan lama.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap
menurut Suharsimi (1990:259-268) :
1) Hal-hal yang ada didalam diri siswa
a. Keadaan dan kondisi tubuh, baik yang dapat dilihat secara nyata dari
luar maupun tidak (seperti jenis kelamin), seseorang akan
terpengaruh dari apa yang ada dalam dirinya tersebut. Bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
mereka bersikap dan berperilaku sangat dilandasi oleh bagaimana
orang tersebut menyadari akan dirinya.
b. Keadaan psikis dan prestasi belajar akan berpengaruh terhadap sikap
dan perilakunya. Apabila siswa kurang teliti, malas, merasa tidak
pandai dan memiliki prestasi belajar yang rendah serta sifat negatif
lainnya akan mengganggu arus komunikasi belajar.
2) Hal-hal yang ada diluar diri siswa
a. Guru merupakan satu diantara beberapa faktor diluar diri siswa yang
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku siswa dikelas dan di
lingkungan sekolah.
b. Pimpinan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah dan wakil-
wakilnya yang secara langsung maupun tidak mempengaruhi sikap
dan perilaku siswa.
c. Teman-teman merupakan lingkungan yang mempengaruhi siswa
dalam bersikap dan berperilaku. Lingkungan yang positif akan
memberi pengaruh yang positif pada siswa dalam bersikap dan
menerima hal-hal yang baru.
d. Orang tua siswa merupakan sumber lain sebagai salah satu faktor
yang ikut menentukan sikap dan perilaku siswa. Seperti status sosial
ekonomi yang dimiliki orang tua akan mempengaruhi sikap dan
perilaku siswa disekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
e. Jenis Kelamin
Menurut Gilarso (1997:2), perbedaan keadaan fisik dan
psikologi seseorang dapat mempengaruhi perbedaan sikap.
Perkembangan fisiologi dan psikologi laki – laki dan perempuan
mempunyai perkembangan yang berbeda. Dari perbedaan jenis
kelamin tersebut, berbeda pula dalam hal cara berpikir, bersikap,
perhatian, perasaan, bakat- bakatnya, pandangan, dan sebagainya.
Perbedaan inilah yang menjadi alasan penulis untuk menganalisis
perbedaan sikap laki–laki dan perempuan terhadap pelaksanan
KBK.
5. Pengukuran Sikap
Penelitian tentang sikap memerlukan suatu ukuran-ukuran sikap
keobyektifan hasil dari penelitian tergantung dari pada kepekaan dan
kecermatan pengukurnya. Hal yang perlu untuk diperhatikan adalah
masalah metodologi dan instrumennya agar dapat dikembangkan dan
dipengaruhi untuk mengukur sikap. Ada beberapa macam pengukuran
sikap, namun garis besarnya, dibedakan menjadi secara langsung dan
tidak langsung (menurut Partini seperti dikutip Iswanto (skripsi, 2000:18-
20)).
a. Pengukuran sikap secara langsung
Pengukuran sikap secara langsung pada dasarnya menggunakan
sejumlah item yang disusun secara hati-hati, seksama, selektif sesuai
dengan kriteria tertentu. Obyek secara langsung diminta pendapatnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tentang sikap terhadap suatu masalah atau hal yang dapat diharapkan
padanya, adapun pengukuran sikap yang sering digunakan adalah :
1) Skala Thruston
Skala ini terdiri dari kumpulan pendapat yang memiliki
rentangan dari hal yang sangat positif ke arah yang sangat negatif
terhadap obyek sikap pernyataan-pernyataan itu kemudian diberikan
kelompok individu-individu yang diminta menentukan pendapatnya
pada suatu rentangan 1 sampai 11, dimana angka satu menunjukkan
pendapatan sikap yang paling positif dan angka 11 menunjukkan
sikap paling negatif. Prosedur untuk membuat sejumlah pernyataan
ini cukup kompleks.
2) Skala Likert
Skala ini menggunakan sejumlah pernyataan untuk mengukur
sikap yang mendasarkan pada rata-rata jawaban pertanyaan yang
telah dirumuskan kemudian dibagikan kepada responden. Kemudian
responden diminta untuk menunjukkan tingkat dimana mereka
setuju atau tidak setuju, diharapkan atau tidak diharapkan, untuk
selanjutnya sikap pernyataan diberi skor guna untuk menunjukkan
sikap responden skor 5 ditentukan kepada responden yang
menjawab sangat setuju, skor 1 diberikan untuk menjawab sangat
tidak setuju.
Menurut Azwar (1988:109), berawal dari sejumlah pernyataan
sikap yang jumlahnya cukup banyak yang tidak diketahui nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
skalanya sepanjang suatu kontinum psikologis, penyusunan skala
sikap bersumsi bahwa, pertama setiap pernyataan sikap yang
dibuatnya dapat disepakati sebagai termasuk pernyataan yang
favorable atau pernyataan yang tak favorable. Kedua jawaban yang
diberikan oleh subjek yang mempunyai sikap favorable harus diberi
bobot/nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh
subjek yang tidak mempunyai sikap tak favorable.
Sekumpulan pernyataan sikap dikenakan kepada kelompok
subjek yang hendak diukur sikapnya terhadap suatu objek
psikologis. Dalam menjawab pernyataan sikap tersebut subjek
diminta menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap
isi pernyataan dalam 4 macam kategori jawaban, yaitu:
a. Sangat tidak setuju (STS)
b. Tidak setuju (TS)
c. Setuju (S)
d. Sangat setuju (SS)
Tujuan penentuan penilaian skala sikap adalah hendaknya
memberikan bobot tertinggi bagi jawaban yang paling favorable.
Jawaban favorable adalah respon setuju terhadap pernyataan yang
favorable dan respon tidak setuju terhadap pernyataan yang tidak
favorable.
Dari kategori di atas dapat diringkas dalam suatu pernyataan
dapat berisi hal-hal positif mengenai objek sikap, yaitu yang berisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
suatu pernyataan yang mendukung atau yang memihak pada objek
sikap (favorable) disebut pernyataan yang favorable.
Suatu pernyataan sikap dapat pula berisi hal-hal yang negatif
mengenai objek sikap. Hal negatif dalam pernyataan sikap ini sifatnya
tidak memihak atau tidak mendukung terhadap obyek sikap dan
karenanya disebut dengan pernyataan yak tak favorable.
3) Skala Bogardus
Skala ini kuantitatif mengukur tingkat atau jarak skor terhadap
kelompok satu dengan kelompok lainnya. Masing-masing pertanyaan
diberi skor dengan angka paling tinggi dan paling rendah.
4) Skala perbedaan sematik
Responden diminta untuk menentukan sikap terhadap obyek pada
ukuran sangat berbeda, Responden diminta menentukan suatu skala
yang bersifat berlawanan, yaitu positif dan negatif, pasif atau aktif,
baik atau buruk dan sebagainya. Skala ini terkecil atas tujuh ukuran
dan angka di tengah (4), angka ini menunjukkan ukuran yang secara
relatif netral. Skor sikap individu diperoleh dengan menjumlahkan
semua jawaban, skor yang tinggi berarti sikap terhadap obyek positif
sedangkan skor terendah adalah negatif.
b. Pengukuran sikap secara tidak langsung
Dalam pengukuran ini peneliti menggunakan alat-alat tes seperti
gambar-gambar, responden diminta untuk menceritakan apa yang
dilihat dalam gambar, jawaban responden kemudian diberi skor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
B. Kurikulum
Menurut Dr. Boediono, Kepala Balitbang (2002:6), “kurikulum
disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara nasional”. Mutu
pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas,
damai, terbuka, berdemokrasi dan mampu bersaing sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan semua warga negara Indonesia.
Menurut Nana Sudjana seperti dikutip Iswanto (Skripsi,2000:26)
kurikulum dapat diartikan:
“Program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang diharapkan, yang diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan tersusun secara sistematis, diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah untuk membantu pertumbuhan atau perkembangan pribadi dan kompetensi sosial anak didik”. Wester’ new collegiate dictionary menyatakan bahwa: curriculum as a
course of study as in college, the whole body of fered in an educational
institution or by a department there of. (Allan & Linda, 1995: 03)
Ada dua hal yang tersirat dalam pengertian kurikulum, pertama adalah
program atau rencana atau niat/harapan/keinginan. Pada hakekatnya
kurikulum potensial, wujud nyatanya adalah buku kurikulum yang dituangkan
dalam garis-garis besar program pengajaran beserta petunjuk pelaksanaannya.
Kedua, adalah pengalaman belajar atau kegiatan nyata hakekatnya adalah
kurikulum aktual, wujudnya adalah kegiatan nyata pada proses belajar
mengajar berlangsung atau lebih populer disebut proses pengajaran
(instruksion). Oleh sebab itu kurikulum pengajaran tidak bisa dipisahkan
tetapi hanya bisa dibedakan. Kurikulum adalah rencana atau program belajar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dan pengajaran adalah pelaksana atau operasionalisasi dari rencana dan
program.
C. Kompetensi
Keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai standar mutu nasional
dan internasional, kurikulum perlu dikembangkan dengan pendekatan berbasis
kompetensi. Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak.
Menurut Mulyasa (2002:38), kompetensi adalah:
“Competency is a knowledge, skills, and abilities of capitalities that a
person achieves, which become part of his or her being to the eNegeri I
Kalasanenthe or she can satisfaktorily perform particular cognitive,
effective, and psychomotor behaviors”.
Dalam hal ini kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari
dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan
psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Menurut kamus Bahasa Indonesia kompetensi berarti (kewenangan)
kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Pengertian dasar
kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan.
Menurut W. Mulyasa dikutip dari Cunkolton (2002:38) mengartikan
kompetensi sebagai penguasaan suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang
harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas
pelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu.
Untuk itu, kurikulum menuntut kerjasama yang baik antara pendidik
dengan dunia kerja, terutama dalam mengidentifikasi dan menganalisis
kompetensi yang perlu diajarkan kepada peserta didik dan sekolah.
Menurut Boediono, Kepala Balitbang (2002:1) “kompetensi merupakan
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam
kebiasaan berfikir dan betindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak secara
konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten,
dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk
melakukan sesuatu”.
Dasar pemikiran untuk menggunakan konsep kompetensi dalam
kurikulum sebagai berikut : (1) kompetensi berkenaan dengan kemampuan
siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks, (2) kompetensi
menjelaskan penglaman belajar yang dilakui siswa untuk menjadi kompeten,
(3) kompeten merupakan hasil belajar (learning outcome) yang menjelaskan
hal-hal yang dilakukan siswa melalui proses pembelajaran, (4) kehandalan
kemampuan siswa melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas dan luas
dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
D. Kurikulum Berbasis Kompetensi
a. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum Berbasis Kompetensi menurut Boediono (2002:1) adalah
Seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Menurut Mulyasa (2002:39) Kurikulum berbasis Kompetensi
merupakan :
Suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap perangkat kompetensi tertentu. Menurut Depdiknas (2002) kompetensi merupakan pengetahuan dan
keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak. Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan
perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar
yang dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan
pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum
sekolah.
b. Ciri-ciri Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai berikut
(Depdiknas, 2002 dalam Mulyasa, 2004: 42):
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individu
maupun klasikal.
b. Berorientasi pada hasil belajar dan keragaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan
metode bervariasi
4. Sumber belajar bukan saja hanya guru, tetapi juga sumber belajar
lainnya yang memenuhi unsur edukatif
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
c. Prinsip-prinsip KBK
Prinsip-prinsip dalam pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(Depdikbud, 2002 dalam Mulyasa, 2004:70):
a. Keimanan, nilai, dan budi pekerti luhur: keyakinan dan nilai-nilai yang
dianut masyarakat berpengaruh pada sikap dan arti hidupnya.
b. Penguatan Integritas Nasional: Penguatan integritas nasional dicapai
melalui pendidikan yang memberikan pemahaman tentang masyarakat
Indonesia yang majemuk dan kemajuan peradaban bangsa Indonesia
dalam tatanan peradaban dunia yang multikultur dan multibahasa.
c. Keseimbangan antara etika, logika, estetika, dan kinestika:
keseimbangan pengalaman belajar siswa meliputi etika, logika, estika,
dan kinestika sangat dipertimbangkan daam menyusun kurikulum dan
hasil belajar.
d. Kesamaan memperoleh kesempatan: penyediaan tempat yang
memberdayakan semua siswa untuk memperoleh pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap sangat diutamakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
e. Abad pengetahuan dan teknologi informasi: kemampuan berpikir dan
belajar dengan mengakses, memilih, dan menilai pengetahuan untuk
mengatasi situasi yang cepat berubah dan penuh ketidakpastian.
6. Pengembangan keterampilan hidup: kurikulum perlu memasukkan untuk
ketrampilan hidup agar siswa memiliki keterampilan, sikap, dan perilaku
adaptif, kooperatif dan kompetitif dalam menghadapi tantangan.
7. Belajar sepanjang hayat: pendidikan berlanjut sepanjang hidup manusia
untuk mengembangkan, menambah kesadaran, dan selalu belajar
memahami dunia yang selalu berubah dalam berbagai bidang.
8. Berpusat pada anak dengan penilaian berkelanjutan dan komprehensif:
upaya mendirikan siswa untuk belajar, dan menilai diri sendiri sangat
perlu diutamakan agar siswa mampu membangun pengetahuan dan
pemahamannya.
9. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan: semua pengalaman dirancang
secara berkesinambungan, pendekatan yang digunakan dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan sisa yang
bervariasi dan mengintegrasi berbagai disiplin ilmu.
KBK memfokuskan pada perolehan kompetensi-kompetensi tertentu
oleh peserta didik. Oleh karena itu kurikulum ini mencakup sejumlah
kompetensi, dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan
sedemikian rupa, sehingga pencapaian dapat diamati dalam bentuk
perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
keberhasilan. KBK menuntut guru yang berkualitas dan profesional untuk
melakukan kerjasama dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
4. Aspek- aspek dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
Menurut Boediono (2002:24) Kurikulum Berbasis Kompetensi
mempunyai 5 aspek yaitu Aspek Pemahaman atas tujuan KBK, Aspek
Pemahaman atas materi, Aspek Metode Pembelajaran, Aspek Penilaian
Berbasis Kelas dan Aspek kompetensi dan Hasil Belajar.
a. Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Tujuan pendidikan nasional menurut Mulyasa (2002:21), secara
makro bertujuan membentuk organisasi pendidikan yang bersifat
otonom sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidikan dalam
pendidikan untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu
menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi sosial yang positif dan
memiliki sumber daya manusia yang sehat dan tangguh.
Secara mikro pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beretika,
memiliki nalar, berkemampuan komunikasi sosial, dan berbadan sehat
sehingga menjadi manusia mandiri.
Tujuan utama KBK adalah memandirikan atau memberdayakan
sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan
kepada peserta didik, sesuai dengan kondisi lingkungan. Pemberian
wewenang kepada sekolah diharapkan dapat mendorong sekolah untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipasif. Pemerataan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pendidikan tampak pada tumbuhnya partisipsai masyarakat terutama
yang mampu peduli, sementara yang kurang mampu akan menjadi
tanggung jawab pemerintah.
Acuan di atas menjadi sosok manusia Indonesia lulusan dari
jenjang pendidikan menengah umum dan memiliki ciri sebagai berikut :
(1) memiliki keimanan dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa
mulai mapan, (2) memiliki etika (sopan santun dan beradab),
(3) memiliki penalaran yang baik (dalam kajian materi kurikulum,
kreatif, inisiatif serta memiliki tanggung jawab), (4) kemampuan
berkomunikasi/sosial (tertib, sadar aturan dan perundang-undangan,
dapat bekerja sama, mampu bersaing, toleransi, menghargai hak orang
lain, dan dapat berkompromi, (5) dapat mengurus dirinya dengan baik.
b. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran memiliki kedudukan penting, yaitu sebagai
pusat kegiatan pembelajaran dan berfungsi sebagai alat pembelajaran
yang strategis bagi guru dan siswa.
Materi adalah bahan ajaran yang berisi konsep, fakta, prinsip-
prinsip, dan prosedur yang dirancang berdasarkan pendekatan dan
sistematika tertentu untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran
(Werdiningsih, 1998 : 3).
Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen penting
dalam sistem pembelajaran dan memiliki kedudukan penting, yaitu
sebagai pusat kegiatan pembelajaran dan berfungsi sebagai alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pembelajaran yang strategis bagi guru dan siswa (Wilkins melalui
Werdiningsih, 1998 : 34).
Tujuan pengembangan materi adalah untuk mempersiapkan
kelangsungan kegiatan pembelajaran yang selalu diisi dengan bahan-
bahan yang selalu baru, ditampilkan dengan cara baru, dan disiasati
dengan strategi yang baru pula.
Materi pembelajaran memiliki kriteria sebagai berikut: (1) Sahih,
artinya harus teruji kebenarannya dan kesahihannya, (2) tingkat
kepentingannya, artinya dalam memilih materi perlu dipertimbangkan,
(3) kebermanfaatan, artinya materi memberikan dasar pengetahuan dan
ketrampilan untuk kejenjang lebih lanjut, (4) layak dipelajari,
(5) menarik minat, (6) Alokasi waktu, artinya waktu perlu ditentukan
dalam perencanaan pembelajaran, (7) sarana dan sumber belajar,
artinya sarana dan sumber belajar membantu siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran. (Boediono, 2002: 14-15).
Sedangkan menurut Siahaan (1987 : 81) menguraikan beberapa
prinsip dasar dalam mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan
pendekatan komunikatif. Prinsip-prinsip ini adalah (1) materi harus
terdiri dari bahasa sebagai alat komunikasi, (2) Rancangan materi harus
lebih menekankan proses belajar mengajar dan bukan pokok bahasan
(content), dan (3) Materi harus memberikan dorongan kepada
pembelajaran untuk berkomunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
c. Metode pembelajaran
Mengingat belajar adalah proses bagi siswa dalam membangun
gagasan atau pemahaman sendiri, maka kegiatan belajar mengajar
hendaknya memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan hal itu
secara lancar dan termotivasi.
Suasana belajar harus diciptakan, siswa harus dilibatkan secara
aktif mengamati, bertanya, dan mempertanyakan, menjelaskan, dan
sebagainya. Tidak membantu siswa terlalu dini, menghargai usaha siswa
walaupun hasilnya belum memuaskan, dan menentang siswa berbuat dan
berpikir merupakan contoh strategi pembelajaran yang memungkinkan
siswa menjadi pembelajar seumur hidup. (Kurikulum Berbasis
Kompetensi 2002).
d. Penilaian Berbasis Kelas
Menurut Boediono (2002:24) bahwa penyempurnaan kurikulum
merupakan upaya peningkatan mutu pendidikan. Indikator keberhasilan
pembaharuan kurikulum ditujukan dengan adanya perubahan pada pola
kegiatan belajar mengajarm memilih media pendidikan dan menentukan
pola penilaian yang menentukan hasil.
Pembaruan kurikulum akan lebih bermakna bila diikuti oleh
perubahan praktik-praktik pembelajaran di kelas (KBM) yang dengan sendirinya
akan mengubah praktik-praktik penilaian. Selama ini praktik kurang
menggunakan cara dan alat yang lebih bervariasi, penilaian lebih diarahkan pada
penguasaan bahan yang diujikan dalam bentuk tes obyektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan kurikulum 1994 diketahui bahwa
guru mutlak perlu melatihkan siswa untuk :
1. Mengungkapkan pemahamannya dengan kalimat sendiri, baik lisan
maupun tulisan.
2. Menyatakan gagasan khususnya dalam bentuk gambar, grafik, diagram,
atau simbil-simbol lainnya.
3. Mengembangkan keterampilan fungsional sosial, proses, grafik, diagram,
atau simbol-simbol lainnya.
4. Menggunakan lingkungan (alam, sosial, dan budaya) sebagai sumber dan
media belajar.
5. Khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris perlu
menugaskan siswa membuat laporan penelitian, ringkasan atau tulisan.
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan salah satu komponen dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Penilaian berbasis kelas dilakukan untuk
memberikan keseimbangan pada ketiga ranah kognitif, afektif, dan konatif dengan
menggunakan berbagai bentuk dan model penilaian secara resmi maupun tidak
resmi dengan berkesinambungan. PBK diharapkan bermanfaat untuk memperoleh
keutuhan gambar (profile) prestasi dan kemajuan belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Hasil PBK berguna untuk:
1) Umpan balik siswa dalam mengetahui kemampuan dan
kekurangannya, sehingga menimbulkan motivasi untuk
memperbaiki hasil belajar.
2) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar siswa
sehingga memungkinkan dilakukan pengayaan dan remidiasi untuk
memenuhi kebutuhan siswa sesuai dengan kemajuan dan
kemampuannya.
3) Memberikan masukan kepada guru untuk memperbaiki program
pembelajarannya di kelas.
4) Memungkinkan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan
walaupun dengan kecepatan belajar berbeda-beda.
5) Memberikan informasi yang lebih komunikatif kepada masyarakat
tantang efektivitas pendidikan sehingga mereka dapat
meningkatkan partisipasinya di bidang pendidikan.
Penilaian berbasis kelas sebagai komponen kurikulum berbasis
kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Menekankan pada ketercapaiannya kompetensi siswa.
2) Berorientasi pada hasil belajar (learning outcome) dan perbedaan
individual siswa.
3) Menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi dalam
penyampaian dan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
4) Menggunakan sumber belajar yang meluas (guru, siswa, narasumber,
dan multi media).
5) Menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau pencapaian kompetensi.
e. Kompetensi dan Hasil Belajar
Menurut Boediono (2002:24) Kompetensi dasar merupakan
pernyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai yang harus direfleksikan dalam kebiasaan berfikir
dan bertindak setelah siswa menyelesaikan satu aspek atau sub aspek
mata pelajaran tertentu. Kompetensi menentukan apa yang harus
dilakukan siswa untuk mengerti, menggunakan, meramalkan,
menjelaskan dan mengapresiasi atau menghargai.
Indikator hasil belajar dapat digunakan sebagai dasar penilaian terhadap
siswa dalam mencapai pembelajaran dan kinerja yang diharapkan.
Indikator hasil belajar merupakan uraian kemampuan yang harus
dikuasai siswa dalam berkomunikasi secara spesifik serta dapat dijadikan
ukuran untuk menilai ketercapaiannya hasil belajar.
Tujuan utama kegiatan penilaian adalah untuk mengetahui apakah
kompetensi dasar yang seharusnya dicapai dalam serangkaian
pembelajaran sudah dikuasai siswa atau belum. Oleh karena itu, untuk
menentukan ketepatan aspek yang hendak diukur untuk suatu
kompetensi perlu disusun prosedur penilaian yang biasanya dituangkan
dalam kisi-kisi pengukuran, seperti : (1). Menetapkan aspek yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
hendak diukur, (2) alat penilaian, seperti tes prestasi belajar,
pengumpulan dokumen, (3) menentukan teknik pengukurannya, seperti tes
tertulis, lisan, perbuatan. (4) bentuk soal beserta pedoman penyekorannya.
Pengambilan Keputusan Hasil Belajar.
Ada tiga aspek yang dipertimbangkan dalam mencatat atau merekam dan
menentukan hasil belajar siswa yaitu:
a) Kriteria untuk menilai hasil belajar
Kriteria ini diperlukan untuk menentukan pencapaian indikator hasil
belajar yang sedang diukur. Dalam pengembangan kriteria ini untuk
menentukan kualitas respon siswa, perlu menggunakan sejumlah
pertimbangan penting: (1) kriteria harus meluas tetapi tidak memakan
waktu sehingga sulit dilaksanakan, (2) dapat dipahami dengan jelas oleh
siswa, orang tua, dan guru, (3) mencerminkan keadilan tidak
merefleksikan variabel yang bias latar belakang budaya, sosial-ekonomi,
ras, dan gender.
b) Pengambilan keputusan terhadap hasil belajar siswa
Keputusan terhadap suatu hasil belajar bermanfaat untuk membantu
siswa untuk merefleksikan apa yang mereka ketahui, bagaimana mereka
belajar, dan mendorong tanggungjawab mereka belajar. Keputusan
penilaian dapat dibuat oleh guru, sesama siswa atau oleh dirinya sendiri.
Pengambilan keputusan perlu menggunakan pertimbangan yang
berbeda-beda dan membandingkan hasil penilaian. Pengambilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
keputusan harus dapat membimbing pada perbaikan pencapaian hasil
belajar siswa.
c) Jenis-jenis hasil pengambilan keputusan
Keputusan tentang suatu penilaian dibuat dengan skala untuk
keseluruhan indikator pencapaian dan tergambarkan dalam sebuah skor
tunggal yang dirujuk sebagai pertimbangan final. Tes yang digunakan
dalam penilaian beracuan kriteria, adakalanya dirancang untuk
menghasilkan satu angka untuk setiap sasaran dan tidak hanya satu
angka untuk setiap satu pencapaian tujuan.
E. Perbedaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Kurikulum 1994
Menurut Setyadi Markus (Kompas, 5 Oktober 2002) “Dalam konsep KBK
ada beberapa hal yang sebenarnya bukanlah hal yang baru, misalnya perlu
menggunakan metode mengajar yang variatif, mengubah metode teacher
oriented menjadi student oriented”. Perbedaan Kurikulum 1994 dengan KBK
adalah sebagai berikut: Kurikulum 1994 mengajar adalah mengisi botol
kosong, maka jalan yang efektif adalah ceramah dan drill soal. Dalam KBK
melatih guru untuk menggunakan berbagai macam metode mengajar dengan
inti bahwa siswalah yang harus berperan lebih banyak.
Menurut Boediono (2002:3) kurikulum 1994 bertujuan memberitahukan
kepada pelaksana pendidikan, terutama guru tentang apa yang harus diajarkan.
Sedangkan KBK memberitahukan kepada guru tentang kompetensi-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
kompetensi yang harus dikembangkan oleh siswa, melalui proses
pembelajarannya.
Menurut Mulyasa (2002:166-167) perbedaan KBK dengan Kurikulum 1994:
No. Kurikulum 1994 KBK
1. 2. 3. 4.
Menggunakan pendekatan penguasaaan ilmu pengetahuan alam, yang menekankan pada isi atau materi. Standar akademis yang ditentukan secara seragam bagi setiap peserta didik. Berbasis konten, siswa dipandang sebagai kertas putih yang harus ditulisi. Guru merupakan kurikilum yang menentukan segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas.
Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada pemahaman, kemampuan atau kompetensi tertentu Standar kompetensi yang memperhatikan perbedaan individu, baik kemampuan, kecepatan belajar maupun konteks sosial. Berbasis kompeten, peserta didik berada dalam proses perkembangan yang berkelanjutan. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkoordinasikan lingkungan untuk memberikan kemudahan belajar peserta didik.
F. Perbedaan dan Karakteristik siswa
Mulyasa (2002:120) mengungkapkan bahwa sedikitnya terdapat lima
perbedaan siswa yang perlu diperhatikan dalam kurikulum berbasis
kompetensi yaitu: tingkat kecerdasan, kreatifitas, cacat fisik, kebutuhan, dan
perkembangan kognitif.
1. Perbedaan tingkat kecerdasan
Till (1971:326) menggolongkan IQ yaitu: golongan terendah yang memiiki
IQ 0-50 dimana yang memiliki IQ antara 25-50 disebut lemah pikiran atau
cacat mental, golongan yang memiliki IQ antara 50-70 dikenal dengan
golongan Moron atau keterbatasan mental, anak disebut bodoh jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
memiliki IQ antara 70-90, anak yang bisa belajar normal memiliki IQ
antara 90-110, dan anak yang memiliki IQ 110-130 disebut jenius.
Beberapa ahli memberikan batasan kacerdasan atau intelegensi
diantaranya Kendler yang menyatakan bahwa intelegensi adalah
kemampuan untuk berpikir abstrak, belajar, atau mengintegrasikan
pengalaman-pengalaman baru dan mengadaptasikan situasi-situasi baru.
Sedangkan Binet (1916 dalam Mulyasa 2004:125) menyatakan bahwa
intelegensi adalah kemampuan untuk mempertimbangkan dengan baik.
Terman (1916 dalam Mulyasa, 2004:125) mendefinisikan intelegensi
sebagai kemampuan untuk berpikir tentang gagasan-gagasan yang abstrak.
Proyek perintis sekolah pembangunan pernah dilaksanakan untuk
melayani perbedaan tingkat kecerdasan dimana program ini menggunakan
modul, dengan sistim maju berkelanjutan. Program inilah yang akan
dikembangkan kembali oleh pemerintah melalui KBK dengan format yang
berbeda.
2. Perbedaan kreativitas
Darley (1986 dalam Mulyasa 2004:128) mengemukakan bahwa kreativitas
sering merupakan proses yang terdiri dari 4 tahap, yaitu : persiapan,
pengeraman, penjelasan, dan pembuktian. Selain itu ada dua kondisi yang
diperlukan untuk pembuatan kreatif, yaitu ketersediaan unsur-unsur yang
bisa dikombinasikan sebagai cara baru, dan adanya tujuan yang jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3. Perbedaan cacat fisik.
Perbedaan individu dalam hal cacat fisik, antara lain adalah : penglihatan,
pendengaran, kemampuan berbicara, pincang (kaki), dan lumpuh karena
kerusakan otak (Mulyasa, 2002 : 129). Adalagi bentuk perbedaan yang
lain yaitu perbedaan perilaku yang menimbulkan masalah, seperti putus
sekolah dan kenakalan.
4. Perbedaan kebutuhan peserta didik
Kebutuhan setiap peserta didik sebagai manusia harus diperhatikan dalam
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Maslow (1970 dalam
Mulyasa 2004:130) mengkategorikan 5 kebutuhan yaitu kebutuhan fisik
yang meliputi oksigen, makanan, air, perlindungan dan seks. Kebutuhan
selanjutnya yaitu kebutuhan keselamatan atau keamanan. Berikutnya
adalah kebutuhan cinta, pemilikan, dan kebutuhan untuk bergabung
dengan orang lain. Selanjutnya ada kebutuhan mendapatkan penghargaan
dan yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi.
5. Perbedaan perkembangan kognitif
Piaget (1984 dalam Mulyasa 2004:135) mendeskripsikan perkembangan
kognitif atas beberapa tahap yaitu:
a. Tahap-tahap yang berbeda itu membentuk satu sekuensial, yaitu
bahan operasi mental yang progresif.
b. Tahap-tahap itu merupakan suatu urutan yang hirearkhis, membentuk
suatu tatanan operasi mental yang makin mantap dan terpadu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
c. Walaupun rangkaian tahap-tahap itu konstan, tahapan pencapaian
bervariasi berkenaan dengan keterbatasan-keterbatasan tertentu.
d. Walaupun faktor-faktor meningkatkan atau menurunkan
perkembangan kognitif, faktor-faktor tersebut tidak mengubah
konsekuensinya.
Piaget juga mengungkapkan 4 tahap pokok pengembangan mental, yaitu :
a. Tahap sensimotor (sejak usia lahir hingga usia 2 tahun).
Anak mengalami kemajuan dalam operasi-operasi refleksi dan
belum mampu membedakan apa yang ada di sekitarnya.
b. Tahap Praoperasional (usia 2 – 7 tahun)
Pada tahap ini objek-objek dan peristiwa mulai menerima arti
secara simbolis.
c. Tahap operasi nyata (usia 7 – 11 tahun)
Anak mulai mengatur data ke dalam hubungan-hubungan logis dan
mendapatkan kemudahan dalam memanipulasi data dalam situasi
pemecahan masalah.
d. Tahap operasi formal (usia 11 dan seterusnya)
Tahap ini ditandai oleh perkembangan kegiatan-kegiatan (operasi)
berfikir formal dan abstrak.
Teori Piaget ini sesuai dengan tugas guru dalam memahami bagaimana
peserta didik mengalami perkembangan intelektual dan menetapkan
kegiatan kognitif yang harus ditampilkan pada tahap-tahap fungsi
intelektual yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
G. Status Sosial Ekonomi
Status sosial merupakan kedudukan seseorang (individu) dalam suatu
kelompok pergaulan hidupnya (Soedjono,1973:100). Soerjono Soekanto
mengatakan kedudukan (status) sosial adalah tempat orang secara umum
dalam masyarakat, sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan
pergaulannya, prestigenya dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya
(Soerjono Soekanto,1982:233).
Status seorang individu dalam masyarakatnya dapat dilihat dari dua
aspek (Soedjono,1973:100) yakni:
1. Aspek Statis
Yaitu kedudukan dan derajad seseorang didalam suatu kelompok
yang dapat dibedakan dengan derajad atau kedudukan individu
lainnya.
2. Aspek Dinamis
Yaitu berhubungan erat dengan peranan sosial tertentu yang
berhubungan dengan pengertian jabatan, fungsi, dan tingkah laku
yang formil serta jasa yang diharapkan fungsi dan jabatan tertentu.
Masyarakat pada umumnya mempertimbangkan dua macam
kedudukan yaitu:
1. Ascribed Status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa
memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan.
Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya kedudukan
anak seorang bangsawan, adalah bangsawan pula; seorang warga kasta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Brahmana di India memperoleh kedudukan demikian karena orang tuanya
tergolong dalam kasta yang bersangkutan.
2. Achieved Status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha-
usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh melalui kelahiran
akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja dan ini tergantung bagi
kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuannya.
Kadang-kadang kedudukan ini dibedakan dengan satu macam kedudukan
yaitu assigned status yang merupakan kedudukan yang diberikan
(Soerjono Soekanto,1982:234-235)
Sedangkan ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk
menggolongkan masyarakat yang satu dengan yang lainnya adalah sebagai
berikut:
1. Ukuran Kekayaan
Ukuran kekayaan (kebendaan) dapat dijadikan suatu ukuran: barang siapa
memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan teratas.
Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat dalam bentuk rumah yang
bersangkutan, berupa mobil pribadinya, cara-cara mempergunakan
pakaian yang dipakainya, kebiasaan berbelanja barang mahal, dan
sebagainya.
2. Ukuran Kekuasan
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang
terbesar, menempati lapisan tertinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3. Ukuran Kehormatan
Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran
kekayaan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati
mendapat tempat teratas. Aturan ini banyak dijumpai dalam masyarakat
tradisional, biasanya mereka adalah golongan tua atau pernah berjasa pada
masyarakat.
4. Ukuran Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh masyarakat-masyarakat
yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran tersebut
kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat negatif, oleh
karena kemudian ternyata bukan mutu ilmu pegetahuan yang dijadikan
ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaannya. Sudah tentu hal ini
mengakibatkan segala macam usaha untuk mendapatkan gelar tersebut,
walaupun secara tidak halal (Soerjono Soekanto,1982:231-232).
Tiap-tiap orang atau keluarga akan mempunyai unsur-unsur yang
terkandung dalam konsep status sosial ekonomi. Sedikit banyaknya
unsur-unsur yang dimiliki, baik secara kualitas maupun kuantitas akan
menunjukkan tinggi rendahnya status sosial ekonomi yang dimilikinya.
Melly G. Tan dalam Koentjaraningkrat (1983;53) menyatakan bahwa
konsep kedudukan sosial ekonomi dalam ilmu pengetahuan masyarakat
mencakup tiga faktor yaitu: tingkat pendidikan, faktor pekerjaan dan faktor
penghasilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
1. Tingkat Pendidikan
Dalam Tap MPR RI No IV Tahun 1973 dikatakan bahwa:
pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadiannya dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan
berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan
sekolah, keluarga. (GBHN,1973:89).
Sedang, Furdyartanta mengatakan bahwa: “pendidikan adalah proses
yang membawa perubahan kelakuan manusia dalam pengetahuan, cara
berpikir, kecakapan dan perasaan atau sikap mental mereka dan
tanggung jawabnya.(Furdyartanta,1977:23).
Dari batasan-batasan serta pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
melalui pendidikan seseorang akan memperoleh pengalaman, mampu
mengembangkan kepribadian dan lebih terbuka dalam menerima nilai-
nilai dan hal-hal yang baru, yang semua itu akhirnya akan memberikan
kesejahteraan pada orang itu sendiri.
Pendidikan diklasifikasikan menjadi (Soelaiman Joesoef,1981:21):
1) Pendidikan formal, merupakan pendidikan sekolah. Pendidikan
sekolah merupakan sistem pendidikan yang mengkhususkan diri
pada penyelenggaraan pendidikan generasi muda (dari usia 5 atau 6
tahun sampai sekitar 24 tahun). Secara sistematis, berencana
berurutan dengan tujuan pendidikan yang jelas untuk setiap tingkatan
dan dilaksanakan dalam situasi belajar yang secara khusus bercirikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
adanya interaksi langsung antara pendidik dan anak didik serta
dengan sarana dan fasilitas yang direncanakan.
2) Pendidikan informal, yaitu proses pendidikan yang diperoleh dari
pengalaman sehari-hari, baik secara sadar dan tidak sadar, sejak
seseorang lahir sampai didalam keluarga dalam pekerjaan atau
pengalaman sehari-hari, pada umumnya tidak teratur dan tidak
sistematis.
3) Pendidikan non formal, yaitu pendidikan yang teratur, dengan sadar
dilakukan tetapi tidak selalu mengikuti peraturan yang ketat dan
tetap.
Oleh karena itu dengan, dengan pendidikan yang cukup akan mudah
untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai pula dan mempunyai
cakrawala kehidupan yang lebih luas, sehingga mempermudah bagi
orang itu untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat luas.
Sedangkan tingkat pendidikan artinya kurang lebih adalah jenjang
sekolah yang telah diselesaikan oleh orang tua siswa yang telah
dibuktikan dengan adanya ijasah yang paling akhir diperolehnya,
misalnya SD,SMP,SMU, Diploma, Sarjana Muda atau Sarjana.
2. Jenis Pekerjaan
Yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh imbalan atau penghasilan. Jenis pekerjaan merupakan
aktifitas waktu dan berlangsung terus menerus. Pekerjaan dibedakan
menjadi beberapa jenis:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
a. Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki seseorang
sebagai sumber utama dari penghasilan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
b. Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang
sebagai pekerjaan tambahan untuk memperoleh penghasilan
tambahan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, sifatnya untuk
melengkapi pekerjaan pokok.
Menurut Dr. JJ. Spillane, S.J. pekerjaan dikelompokkan menjadi 6
kelompok golongan, yaitu : Buruh/ Ibu rumah tangga, Petani,
Wiraswasta, Pegawai swasta, PNS non guru, Guru.
3. Pendapatan
Pendapatan adalah keseluruhan pendapatan orang tua yang
bersumber dari pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingan. Yang
dihitung sebagai pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang
diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang atas
jasanya. (T. Gilarso,1986:4). Pendapatan dapat bersumber pada usaha
sendiri (berwiraswasta), bekerja pada orang dan badan usaha dan hasil
milik (menyewakan)
Menurut Biro Pusat Statistik pendapatan dapat dibedakan menjadi
tiga bentuk yaitu: (M. Sumardi dan Hans Dieters Evers,1982:92).
a. Pendapatan berupa uang.
b.Pendapatan berupa barang.
c. Lain-lain penerimaan uang dan barang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Pedapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang
sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra
prestasi. Sumber-sumber yang utama adalah gaji atau upah serta lain-lain
balas jasa serupa dari majikan, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan
pekerjaan bebas, pendapatan dari penjualan barang yang dipelihara di
halaman rumah, hasil investasi, serta keuntungan sosial. Pendapatan
berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya regular dan biasa
tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk barang
dan jasa.
Barang-barang dan jasa yang diperoleh dinilai dengan harga
pasarsekalipun tidak diimbangi atau disertai transaksi uang oleh yang
menikmati barang dan jasa tersebut, demikian pula penerimaan barang
secara cuma-cuma, pemberian barang dan jasa dengan harga subsidi atau
reduksi dari majikan merupakan pendapatan berupa barang.
Untuk lain-lain penerimaan uang dan barang yang dipakai sebagai
pedoman adalah segala penerimaan yang bersifat transfer atau redistribusi
dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga,
misalnya penjualan barang-barang yang dipakai, pinjaman uang, hasil
undian, warisan, penagihan piutang, kiriman uang, menang judi, ketiga
bentuk pendapatan dapat dirinci dalam kategori sebagai berikut:
(Spillane,1982:16).
1). Pendapatan berupa uang
a). Dari gaji dan upah yang diperoleh dari:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
• Kerja pokok.
• Kerja sampingan.
• Kerja lembur.
• Kerja kadang-kadang.
b). Dari usaha sendiri yang meliputi:
• Hasil bersih dari usaha sendiri.
• Komisi.
• Penjualan dari kerajinan rumah.
c). Dari investasi, yaitu pendapatan yang diperoleh dari hak milik
tanah
d). Dari keuntungan sosial yaitu pendapatan yang diperoleh dari kerja
sosial.
2). Pendapatan berupa barang
a). Bagian pendapatan upah dan gaji yang diwujudkan dalam
beras,pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi.
b). Barang yang diproduksi dan dikonsumsi dirumah, antara lain
pemakaian barang yang diproduksi dirumah, sewa yang
seharusnya dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati.
3). Penerimaan yang bukan merupakan pendapatan
a). Pengambilan tabungan.
b). Penjualan barang-barang yang dipakai.
c). Penagihan piutang.
d). Pinjaman uang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
e). Kiriman uang.
f). Hadiah atau pemberian.
g). Warisan.
i). Menang judi.
H. Prestasi Belajar
Belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi
baik disadari maupun tidak disadari dalam proses pembelajaran.
Pengertian belajar menurut Hilgard dan Bower seperti yang dikutip oleh
Purwanto (1990:84).
Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingakah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya).
Purwanto (1990:85) mengemukakan adanya ciri-ciri belajar yang
meliputi empat hal yang hampir sama dengan pendapat di atas, yaitu:
1. Belajar merupakan perubahan tingkah laku. 2. Belajar merupakan perubahan melalui latihan atau pengalaman. 3. Untuk disebut belajar maka perbuatan itu harus relatif menetap. 4. Tingkah laku yang mengalami perubahan oleh karena belajar
menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis.
Keberhasilan seorang siswa dalam kegiatan belajar salah satunya dapat
dilihat dari nilai-nilai yang dilaporkan dalam raport secara periodik. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sumadi (1984:234) yang mengemukakan bahwa nilai
yang tercantum dalam raport merupakan perumusan terakhir yang diberikan
guru mengenai kemampuan belajar siswa selama masa tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Senada dengan pendapat diatas Yapsir Gandhi Wiryawan (1976:20)
menyatak prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha
belajarnya yang dinyatakan dengan nilai-nilai raportnya. Menurut pendapaut
Bloom yang dikutip oleh Suharsimi (1987:205) prestasi belajar adalah
perubahan tingakah laku yang meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:787) merumuskan
bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai
yang diberikan oleh guru.
Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut M. Entang (1987:7) faktor-faktor tersebut adalah:
1. Faktor internal yang meliputi: a). Intelegensi, kecerdasan, kecakapan dan bakat. b). Panca indera. c). Sikap dan kebiasaan belajar.
2. Faktor eksternal yang meliputi: a).situasi belajar. b).kurikulum. c).keadaan lingkungan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dibedakan
menjadi dua yaitu faktor yang berasal dari diri individu yang belajar baik
faktor psikis maupun fisik dan faktor yang barasal dari luar individu misalnya
faktor lingkungan, sosial ekonomi, guru, metode mengajar dan lain-lain.
Sesuai dengan pendapat diatas, Moh. Uzer Usman (1973:10) mengungkapkan
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
1. Faktor yang berasal dari diri sendiri, misalnya sikap, motivasi, minat, kecakapan nyata, kecerdasan dan bakat.
2. Faktor yang berasal dari luar diri sendiri, misalnya lingkungan sekolah, lingkungan kelurga dan lingkungan masyrakat.
Senada dengan pendapat diatas Suharsimi (1995:21) mengemukakan
ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar:
1. Faktor internal: a). Biologis yang meliputi usia, kematangan, kesehatan. b). Psikologis yang meliputi minat, motivasi, suasana hati.
2. Faktor eksternal: a) Manusia: di keluarga, di sekolah, di masyarakat. b) Non Manusia: udara, suasana, bau-bauan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil
belajar yang berasal dari dalam dan dari luar diri individu.
I. Jenis Kelamin
Secara jasmaniah manusia terbagi menjadi dua jenis kelamin yaitu laki-
laki dan perempuan. Laki-laki dan perempuan mempunyai perkembangan
yang berbeda secara psikologis dan fisiologis. Fisiologis antara laki-laki
berbeda dengan fisiologis perempuan dan masing-masing mempunnyai ciri
yang berlainan sehingga dapat dibedakan. Secara psikologispun seorang laki-
laki berbeda dengan perempuan. Menurut Gilarso (2002:3), Seorang laki-laki
biasanya mempunyai pola dasar pandangan keluar terarah pada dunia atau
objek, sedangkan perempuan biasanya mempunyai pandangan kedalam,
terarah pada manusia. Perbedaan-perbedaan sikap inilah yang dapat
menimbulkan perbedaan sikap laki-laki dan perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
J. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang pernah dilakukan mengenai KBK adalah penelitian yang
dilakukan oleh Fransisca Indrihapsari (2004), meneliti tentang sikap guru
terhadap KBK pada guru SMU Negeri I Kalasan Yogyakarta. Dalam penelitian
ini terdapat empat tujuan, yaitu: (1) Untuk mengetahui bagaimana sikap guru
SMU Negeri I Kalasan terhadap KBK, (2) Untuk mengetahui bagaimana sikap
guru terhadap KBK berdasarkan jam pelajaran yang diampu, (3) Untuk
mengetahui bagaimana sikap guru terhadap KBK berdasarkan lama bekerja,
(4) Untuk mengetahui bagaimana sikap guru terhadap KBK berdasarkan
jumlah kelas yang diampu sesuai dengan mata pelajaran. Kesimpulan yang
diperoleh dari hasil penelitian ini, yaitu: sebagian besar responden mempunyai
sikap positif terhadap KBK, tidak ada perbedaan sikap guru SMU Negeri I
Kalasan berdasarkan jam mengajar, lama bekerja dan jam kelas yang diampu.
K. Kerangka Berfikir
1. Perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan KBK ditinjau dari status
sosial ekonomi orang tua siswa.
Menurut Soerjono Soekanto (1982:233) mengatakan kedudukan
(status) sosial adalah tempat orang secara umum dalam masyarakat,
sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya,
prestigenya serta hak- hak dan kewajiban- kewajibannya. Melly G. Tan
menyatakan bahwa konsep kedudukan sosial ekonomi dalam ilmu
pengetahuan masyarakat mencakup tiga faktor yaitu tingkat pendidikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
faktor pekerjaan, dan faktor penghasilan. Setiap orang dalam masyarakat
mempunyai kedudukan (status) sosial yang berbeda-beda, oleh karena itu
pola pikir dan sikapnya terhadap suatu obyek akan berbeda. Hal ini akan
memunculkan suatu kenyataan yaitu jika status sosial orang tua siswa
tinggi maka siswa cenderung bersikap positif terhadap KBK karena orang
tua yang status sosialnya tinggi akan cenderung memotivasi anak (siswa)
untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar, baik di dalam sekolah
maupun di luar sekolah. Sedangkan siswa akan bersikap negatif terhadap
KBK jika status sosial orang tuanya rendah karena orang tua akan
cenderung tidak memperhatikan terhadap perkembangan belajar anaknya.
2. Perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan KBK ditinjau dari
Prestasi belajar siswa.
Menurut Bloom yang dikutip oleh Suharsimi (1987:205) prestasi
belajar adalah perubahan tingkah laku yang meliputi tiga aspek yaitu aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap individu (siswa) mempunyai
prestasi belajar yang berbeda-beda. Banyak faktor yang mempengaruhi
hasil belajar siswa, menurut M. Entang (1987:7) prestasi belajar
dipengaruhi oleh faktor dari dalam maupun luar diri siswa dan dari setiap
siswa dipengaruhi oleh bebagai factor yang berbeda sehingga hasil belajar
berbeda, sehingga pemahaman dan penerimaan termasuk sikapnya
terhadap satu obyek akan berbeda. Prestasi belajar ini berkaitan dengan
intelegensi dan keadaan psikis yang dimiliki oleh siswa yang berpengaruh
pada kesiapan siswa dalam menerima hal-hal atau objek yang baru. Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
yang memiliki prestasi belajar yang tinggi akan dapat menerima penerapan
Kurikulum Berbasis Kompetensi di sekolahnya dan cenderung bersikap
positif terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi dibandingkan dengan
siswa yang memiliki prestasi belajar yang rendah akan merasa sulit
menerima hal-hal atau objek yang baru.
3. Perbedaan sikap siswa terhadap KBK ditinjau dari Jenis Kelamin
Siswa
Jenis kelamin yang dimaksud adalah siswa laki-laki dan siswa
perempuan. Secara psikologis dan fisiologis laki-laki dan perempuan
mempunyai perkembangan yang berbeda. Menurut Gilarso (1998:02)
dalam bukunya moral perkawinan, secara fisiologis maupun psikologis,
laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan yang besar dan
menentukan pola piker maupun tindakan, oleh sebab itu dalam bersikap
terhadap suatu obyek pun antara laki-laki dan perempuan mempunyai
perbedaan. Dilihat dari ciri-ciri psikologis seorang laki-laki biasanya
mempunyai pola dasar pandangan keluar terarah pada dunia atau objek,
lebih suka menjelajah, suka bekerja diluar, mencari nafkah dan menguasai
dunia sedangkan perempuan biasanya mempunyai pandangan ke dalam,
terarah pada manusia, lebih gemar tinggal di rumah, memelihara dan
merawat (Gilarso, 2002:3). Perbedaan sikap antara laki-laki dan
perempuan ini dapat menimbulkan perbedaan dalam bersikap terhadap
suatu objek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
SKEMA 1. KERANGKA BERPIKIR
1. Status sosial orang tua siswa
2. Prestasi belajar siswa
Sikap Siswa SMA Negeri 1 Kalasan Terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi
3. Jenis kelamin siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
L. HIPOTESIS
Berdasarkan permasalahan yang ada maka dapat ditarik kesimpulan sementara
bahwa:
1. Siswa SMU Negeri I Kalasan bersikap positif terhadap pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi.
2. Ada perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi berdasarkan status sosial orang tua siswa.
3. Ada perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi berdasarkan prestasi belajar siswa.
4. Ada perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi berdasarkan jenis kelamin siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Dilihat dari cara dan pembahasannya, penelitian ini tergolong deskriptif,
yaitu hanya terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan
keadaan sebagaimana adanya sehingga hanya sekedar mengungkapkan
fakta (Wasito, 1992:23).
2. Jenis penelitian deskriptif yang digunakan penulis adalah studi kasus, yaitu
jenis penelitian tentang subjek tertentu dimana subjek tersebut terbatas,
maka kesimpulan yang diperoleh hanya terbatas subjek yang diteliti.
(Amirin, 1986:137).
B. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih untuk penelitian adalah SMU Negeri I Kalasan.
Alasan penentuan lokasi ini adalah :
1. SMU Negeri I Kalasan merupakan salah satu SMU untuk ujicoba
pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
2. Sekolah tersebut secara faktual dikategorikan sebagai SMU yang cukup
besar dan memiliki sejarah berdiri yang cukup lama.
3. Siswa-siswi SMU N I Kalsan berasal dari keluarga yang status sosial
ekonominya berbeda-beda sehingga penulis menganggap relevan untuk
mencari jawaban atas masalah yang penulis ajukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
4. Penelitian terdahulu tentang sikap guru terhadap Kurikulum Berbasis
Kompetensi, mendorong penulis untuk meneliti tentang sikap siswa
terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi guna mengetahui sikap siswa
terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi sehingga dapat melengkapi atau
menambah masukan bagi siswa, guru dan sekolah tersebut.
C. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek penelitian
Subjek penelitian merupakan individu yang akan penulis mintai informasi
atau yang menjadi sumber informasi. Dalam penelitian ini subjek
penelitiannya adalah hanya siswa kelas II SMU Negeri I Kalasan
dikarenakan siswa-siswi kelas II telah menempuh waktu belajar yang
cukup lama dibandingkan dengan kelas I jadi diharapkan telah memahami
Kurikulum Berbasis Kompetensi serta belum begitu disibukkan dengan
persiapan menghadapi ujian akhir seperti kelas III.
b. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah sikap siswa terhadap
pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi, status sosial ekonomi orang
tua siswa, prestasi belajar siswa, dan jenis kelamin siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian yaitu kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen
yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain. Perbedaan ini
disebabkan oleh karena ada karakteristik yang berlainan (Supranto,
2001:87). Sesuai dengan masalah yang akan diteliti maka populasi dalam
penelitian adalah siswa kelas II SMU Negeri I Kalasan yang berjumlah
240 siswa.
Tabel 1. Populasi Siswa Kelas II SMU Negeri I Kalasan
JENIS KELAMIN SISWA KELAS
Laki-laki perempuan
JUMLAH
XI.IIA1 16 27 43
XI.IIA2 4 28 42
XI.IIS1 18 20 38
XI.IIS2 20 18 38
XI.IIS3 17 22 39
XI.IIS4 16 24 40
JUMLAH 101 139 240
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian merupakan sebagian atau wakil populasi yang akan
diteliti (Suharsimi Arikunto,1989:102). Sebenarnya tidak ada ketentuan
besar sampel minimum yang dapat dipakai sebagai pedoman. Pada
prinsipnya, makin besar sampel makin baik dan hasil penelitian makin
dapat disamaratakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Sumanto (1990:28) menyatakan pertimbangan dalam menentukan besar
kecilnya sampel adalah :
a. Derajat keseragaman populasi.
b. Ketelitian hasil penelitian yang dikehendaki.
c. Pertimbangan waktu, tenaga dan biaya.
Sumanto (1990:28) juga menyatakan bahwa jumlah sampel terkecil yang
dapat diterima tergantung jenis riset penelitian : riset dekriptif-10% dari
populasi; riset korelasi-20% subjek; riset kausal komparatif-25% subjek
per kelompok; dan riset eksperimen-50% subjek per kelompok.
Berdasarkan pendapat di atas peneliti mengambil 25% dari populasi untuk
dijadikan sampel penelitian sehingga diperoleh 60 siswa kelas II SMU
Negeri I Kalasan.
Sampel ditentukan dengan teknik proportional random sampling,
yaitu sampel yang diambil secara proporsional dari setiap kelompok dan
sampel akan dipilih secara acak dari setiap kelompok populasi. Pada
penelitian ini, populasi sebanyak 240 siswa dengan siswa berjenis kelamin
laki–laki sebanyak 101 siswa dan perempuan sebanyak 139 siswa. Jumlah
sampel dalam analisis data adalah jumlah sampel yang representatif yaitu
sebanyak 60 siswa.
Prosedur yang akan dilalui dalam pemilihan sampel random secara
proporsional adalah sebagai berikut :
1. Pertama-tama penulis membagi kelompok berdasarkan kelas siswa
yang dibedakan seperti dalam tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 2. Populasi Penelitian
Kelompok Kelas Jumlah
XII
XII
IX
X
XI
XII
XI.P1
X1.P2
X1.S1
X1.S2
X1.S3
X1.S4
43
42
38
38
39
40
240
2. Penulis akan mengambil sampel sebanyak 60 orang siswa, maka
masing-masing kelompok akan diambil secara proporsional :
kelompok VII : (43/240) x 60 = 10,75 = 11
kelompok VIII : (42/240) x 60 = 10,5 = 11
kelompok IX : (38/240) x 60 = 9,49 = 9
kelompok X : (38/240) x 60 = 9,49 = 9
kelompok XI : (39/240) x 60 = 9,7 = 10
kelompok XII : (40/240) x 60 = 10,0 = 10
60
3. Dengan melihat jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan maka:
Siswa laki-laki sebanyak = x 60
= 25,24 = 25 siswa
Siswa perempuan sebanyak = x 60
= 34,75 =35 siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
E. Data yang dicari
Data yang akan dicari dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua
yaitu:
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
responden melalui kuesioner yang meliputi data tentang sikap siswa
SMU terhadap komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi
berdasarkan Prestasi belajar siswa dan Jenis kelamin.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah lebih dahulu dikumpulkan
dan dilaporkan oleh orang di luar peneliti sendiri. Data sekunder dalam
penelitian meliputi : gambaran umum SMU Negeri I Kalasan, struktur
organisasi sekolah, fasilitas sekolah, visi dan misi sekolah, dll.
F. Teknik Pengumpulan Data
Adalah cara-cara yang digunakan untuk memperoleh data sesuai dengan
jenis data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini teknik yang dipergunakan
penulis dalam pengumpulan data adalah:
1. Angket/kuesioner
Pada teknik ini, data dikumpulkan secara tertulis dalam bentuk
pernyataan-pernyataan terhadap objek sikap sebagai siswa, kemudian
responden diharuskan mengisi kuesioner yang telah ditentukan. Data-
data yang hendak diperoleh lewat kuesioner yaitu sikap siswa terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang berdasarkan
prestasi belajar siswa ,sosial ekonomi dan jenis kelamin siswa.
2. Dokumentasi
Sehubungan dengan keperluan memperoleh data sekunder, yaitu
gambaran umum SMU Negeri I Kalasan yang meliputi sejarah
berdirinya, struktur organisasi sekolah, jumlah guru,jumlah siswa dan
segala hal yang kiranya masih ada korelasi dengan penelitian ini.
Maka, dokumentasi adalah suatu keharusan yang tidak dapat dihindari
dalam penelitian sebab dokumentasi merupakan pencatatan dokumen-
dokumen yang menjadi sumber data penelitian.
G. Variabel, Indikator dan Pengukuran
1. Variabel Sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi
Variabel akan diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisi
pengetahuan tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kuesioner dalam
penelitian ini disusun dengan skala Likert yang terdiri dari jawaban:
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak
Setuju (STS). Masing-masing diberi skor 1,2,3,4 untuk pernyataan
positif dan 4,3,2,1 untuk pernyataan negatif. (Riduwan, 2002:13).
2. Variabel Prestasi belajar siswa
Variabel prestasi belajar diukur dari hasil belajar yang dicapai siswa
pada periode tertentu dengan menggunakan nilai raport siswa kelas II,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
karena nilai bersifat tidak konstan, maka diambil nilai yang lebih
mendekati saat pengisian kuesioner. Diharapkan dengan nilai yang
diperoleh pada semester itu, dapat mengukur prestasi belajar yang
sesungguhnya dalam hubungannya dengan sikap yang dimiliki
responden saat pengisian kuesioner. Selanjutnya untuk menentukan
kategori tinggi, sedang dan rendah, digunakan rumus perhitungan
sebagai berikut :
a. Menjumlahkan skor responden yang menjadi sampel
b. Mencari rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviasi)
Rumus mencari Mean :
X = N
x∑ 2
Rumus mencari Simpangan Baku :
( )( )2
22
Nx
Nx
S ∑∑ −=
c. Menentukan batas kelompok seperti sebagai berikut :
1. Kelompok Prestasi Tinggi
Semua siswa yang mempunya M + 1 SD
2. Kelompok Prestasi Sedang
Semua siswa yang mempunyai skor antara M + 1 SD dan M – 1
SD
3. Kelompok Prestasi Rendah
Semua siswa yang mempunyai skor kurang dari M – 1 SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3. Variabel Status Sosial Ekonomi
Tingkat status sosial ekonomi orang tua siswa adalah kemampuan
finansial dan perlengkapan material yang dimiliki orang tua siswa
(Untuk pengukuran pada masing-masing sub variabel status sosial
ekonomi orang tua siswa dianggap mempunyai bobot yang sama) yang
terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu: Tinggi, Sedang, dan Rendah.
Indikator status sosial ekonomi yang digunakan penulis adalah sebagai
berikut:
a. Menjumlahkan skor responden yang menjadi sampel
b. Mencari rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviasi)
Rumus mencari Mean :
X = N
x∑ 2
Rumus mencari Simpangan Baku :
( )( )2
22
Nx
Nx
S ∑∑ −=
c. Menentukan batas kelompok seperti sebagai berikut :
1. Kelompok Prestasi Tinggi
Semua siswa yang mempunya M + 1 SD
2. Kelompok Prestasi Sedang
Semua siswa yang mempunyai skor antara M + 1 SD dan M – 1
SD
3. Kelompok Prestasi Rendah
Semua siswa yang mempunyai skor kurang dari M – 1 SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Indikator status sosial ekonomi yang digunakan penulis adalah sebagai
berikut :
a. Tingkat Pendidikan Orang Tua Siswa
Tingkat pendidikan orang tua siswa yaitu tingkat pendidikan
formal yang berhasil dicapai orang tua, pendidikan formal yang
dimaksud adalah pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi. Pengukuran dengan mencari data pendidikan
formal yang dicapai orang tua siswa dengan pengelompokan dan
pengukuran sebagai berikut:
Tabel 3. Tingkat Pendidikan Orang Tua Siswa
Tingkat pendidikan terakhir Ayah/Ibu siswa Skor Tidak Sekolah SD SMP SMU/SMK Diploma Sarjana
1 2 3 4 5 6
b. Jenis Pekerjaan Orang Tua Siswa
Jenis pekerjaan orang tua siswa adalah bidang pekerjaan pokok
yang digeluti orang tua siswa setiap harinya. Menurut Spillane
(1982:16) Pekerjaan dikelompokkan menjadi 6 kelompok dan
diberi skor sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 4. Jenis Pekerjaan Orang Tua Siswa
Jenis
Pekerjaan
Keterangan Skor
Tidak
memiliki
pekerjaan
Pensiunan
Petani atau
pengrajin
Pedagangatau
Wiraswasta
Pegawai
Swasta
Pegawai
Negeri Sipil
IRT, Pengangguran .
Pegawai rendah golongan
IA,IB,IC,ID,Ppegawai golongan
IIA,IIB.
Petani pemilik lahan, pengrajin
gerabah, pengrajin anyaman.
Pemilik toko, Pemilik home industri,
Peternak.
Guru, Manajer perusahan kecil, pekerja
sosial.
Pegawai Negeri, Perwira TNI, kepala
Sekolah
1 2
3 4 5 6
c. Tingkat Pendapatan Orang Tua Siswa
Pendapatan atau penghasilan keluarga yang dimaksud penulis
adalah pendapatan secara keseluruhan yang dimiliki orang tua baik
dari pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingan selama satu
bulan yang dinilai dengan uang. Untuk memudahkan penyekoran
maka dalam penelitian ini tingkat pendapatan dikelompokkan ke
dalam 6 kelompok. Tingkatan penyekoran tingkat pendapatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
ditentukan setelah peneliti memperoleh data hasil penelitian. Untuk
melakukan penyekoran tingkat pendapatan ke dalam 6 kelompok,
dilakukan perhitungan dengan cara seperti di bawah ini :
6tan_tan_tan_int terendahpedapatertinggipendapapendapaerval −
=
Tabel 5. Tingkat Pendapatan OrangTua Siswa
Interval Tingkat Pendapatan Skor
400.000 – 666.667 1
666.668 – 933.335 2
933.336 – 1.200.003 3
1.200.004 – 1.466.671 4
1.466.672 – 1.733.339 5
1.733.340 – 2.000.000 6
4. Variabel Jenis Kelamin
Jenis Kelamin digunakan untuk membedakan sikap siswa laki-laki dan
sikap siswa perempuan. Variabel jenis kelamin merupakan variabel
kategorik yang dikategorikan menjadi dua kelompok. Kelompok jenis
kelamin laki-laki diberi kode 1 dan jenis kelamin perempuan diberi kode
2.
H. Pengembangan Instrumen penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berisi butir
pernyataan untuk diberi tanggapan oleh subjek penelitian. Alat ukur tersebut
didasarkan atas konstruksi teoritik yang telah disusun sebelumnya dan
dijabarkan ke dalam butir-butir pernyataan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Untuk memperoleh data yang menjadi perhatian dalam penelitian iini,
maka digunakan kuesioner yang menyangkut beberapa aspek yang berkaitan
dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu tujuan Kurikulum Berbasis
Kompetensi, aspek kegiatan belajar mengajar, aspek kurikulum dan hasil
belajar dan aspek penilaian berbasis kelas. Kisi-kisi dan alokasi butir
pernyataan pada tabel berikut ini:
Tabel 6. Kisi-kisi dan alokasi butir soal
Komponen Sikap
Kognitif Afektif Konatif
Komponen Sikap
Aspek KBK
Komponen Sikap
Deskriptor KBK + - + - + -
Total
Aspek pemahaman KBK
Peningkatan mutu pendidikan. Tumbuhnya kemandirian dan kurangnya ketergantungan
1
7,8
2
3
9
4
10
5
11
6
12
6
6
Aspek kegiatan be-lajar mengajar
Penggunaan sumber belajar. Metode pembelajaran : Belajar aktif, bersumber pada siswa dan menumbuhkan kreatifitas Materi pembelajaran : Penerapan konsep, kaidah dan prinsip ilmu.
13
17
23
14
18
24
15
19,20
25
26
16
21
27
22
28
4
6
6
Aspek kompetensi dan hasil belajar
Kompetensi dasar: Pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan
29,30
31
32
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Indikator hasil belajar : Soal atau perta-nyaan umpan balik siswa
33 34 35 36 4
Aspek penilaian berbasis kelas
Pengumpulan informasi penilaian : Mengumpulkan pekerjaaan siswa (port folio), hasil karya (proyek), kinerja (performance), tes tertulis Pelaporan penilaian
37
40
38
41
39
42
3
3
I. Pengujian Instrumen Penelitian
Suatu instrumen yang baik yaitu instrumen yang memiliki sifat reliabel
dan valid. Sifat reliabel dan valid diperlihatkan oleh tingginya reliabilitas dan
validitas hasil ukur suatu tes. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen
dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu mengukur apa yang hendak
diukur. Suatu instrumen ukur yang tidak reliabel atau tidak valid akan
memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subjek yang
dikenai tes itu. Oleh karena itu dalam penelitian ini instrumen perlu diuji
tingkat validitas dan reliabilitasya.
1. Uji Validitas
Validitas suatu tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kasahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diingginkan (Suharsimi, 1996:158).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Taraf validitas suatu teks dinyatakan dalam bentuk suatu koefisien
yang disebut koefisien validitas (rxy ). Menurut Suharsimi (1996:254),
untuk menguji validitas setiap butir kuesioner dalam penelitian ini,
digunakan teknik korelasi product moment dengan formula sebagai
berikut:
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑
∑ ∑∑−−
−=
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
keterangan: rxy= korelasi skor item dengan skor total
N= jumlah subjek
X=skor item
Y= skor total
= jumlah seluruh perkalian XY ∑ xy
Setelah koefisien korelasi diperoleh, perlu dilakukan uji signifikansi
dengan taraf signifikansi 5%. Korelasi antara jumlah skor item dengan
jumlah skor total tiap variabel bebas, dinyatakan valid jika rhitung lebih
besar dari rtabel. Sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari rtabel maka butir soal
yang disajikan dikatakan tidak valid.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka tingkat validitas
kuesioner telah diuji dan hasilnya sebagai berikut, untuk proses
perhitungannya peneliti menggunakan bantuan program SPSS ll.0. pada
taraf signifikansi 5% dan jumlah n = 30 didapat r tabel = 0. 239. Berikut ini
perbandingan antara r hitung dengan r tabel :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 7. Perbandingan r hit dengan r tabel Rangkuman Validitas Intrumen
No r xy r tabel Keterangan Valid 1 0.6344 0.239 Valid 2 0.4444 0.239 Valid 3 0.5653 0.239 Valid 4 0.4639 0.239 Valid 5 0.4752 0.239 Valid 6 0.5092 0.239 Valid 7 0.5036 0.239 Valid 8 0.4377 0.239 Valid 9 0.5949 0.239 Valid 10 0.3646 0.239 Valid 11 0.5975 0.239 Valid 12 0.3490 0.239 Valid 13 0.6149 0.239 Valid 14 0.4321 0.239 Valid 15 0.7141 0.239 Valid 16 0.3614 0.239 Valid 17 0.4632 0.239 Valid 18 0.3838 0.239 Valid 19 0.4458 0.239 Valid 20 0.7072 0.239 Valid 21 0.7239 0.239 Valid 22 0.3989 0.239 Valid 23 0.4912 0.239 Valid 24 0.4305 0.239 Valid 25 0.6485 0.239 Valid 26 0.4854 0.239 Valid 27 0.4293 0.239 Valid 28 0.4018 0.239 Valid 29 0.6465 0.239 Valid 30 0.4308 0.239 Valid 31 0.4813 0.239 Valid 32 0.5091 0.239 Valid 33 0.4111 0.239 Valid 34 0.3614 0.239 Valid 35 0.3614 0.239 Valid 36 0.3769 0.239 Valid 37 0.4414 0.239 Valid 38 0.4720 0.239 Valid 39 0.5482 0.239 Valid 40 0.3899 0.239 Valid 41 0.4552 0.239 Valid 42 0.3874 0.239 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak
akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban
tertentu (Suharsimi,1987:190-191), untuk menguji reliabilitas butir
kuesioner dalam penelitian ini digunakan teknik koefisien alpha, dengan
formula:
⎪⎭
⎪⎬⎫
⎪⎩
⎪⎨⎧−
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
−= ∑
2
2
11 t
btt k
krσσ
keterangan : rtt = Reliabilitas
K = Banyaknya butir pertanyaan
= Jumlah varian butir ∑ 2bσ
= Varian total 2tσ
Setelah rtt diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan rtabel dengan
jumlah n sampel, pada taraf signifikansi 5%. Instrumen handal jika rtt >
rtabel.
Sebagai pedoman untuk menentukan tingkat keterandalan variabel
penelitian, maka digunakan interprestasi keterandalan variabel yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2003:216):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
No Koefisien Alpha Tingkat Keterandalan
1 0,800-1,00 Sangat Tinggi
2 0,600-0,799 Tinggi
3 0,400-0,599 Cukup
4 0,200-0,399 Rendah
5 < 0,200 Sangat Rendah
Pelaksanaan perhitungan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan
bantuan program komputer SPSS ll.0. Dari hasil analisis dengan n =30
pada taraf signifikansi 5% diperoleh hasil sebagai berikut :
Dari perhitungan dengan bantuan komputer program SPSS ll.0. Diketehui
bahwa reliabilitas menunjukkan r tt sebesar 0.9312 sedangkan dari tabel
signifikansi 5% dari jumlah n =30 didapat r tabel sebesar 0.239 ini berarti r
tt > r tabel, sehingga instrumen penelitian yang digunakan adalah reliabel.
Dengan menggunakan interptretasikoefisien alpha diatas maka dapat
disimpulkan bahwa variabel sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum
Berbasis Kompetensi memiliki tingkat keterandalan sangat tinggi.
Rangkuman Reliabilitas
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 42
Alpha = .9312
J. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
apakah data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Apabila
data yang terjaring berdistribusi normal maka analisis untuk pengujian
hipotesis dapat dilakukan. Untuk mengetahui normalitas suatu data
perlu dicek keberadaannya agar langkah- langkah selanjutnya dapat
dipertanggung jawabkan. Uji normalitas ini menggunakan tes satu
sampel Kolmogorov-Smirnov. Persamaan rumusnya sebagai berikut :
D = Maksimum [Fo(x)-Sn(x)]
Keterangan :
D = Deviasi atau penyimpangan
Fo(x) = Distribusi frekuensi komulatif teoritis
Sn(x) = Distribusi frekuensi yang diobservasi
Apabila probabilitas yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil
dari taraf signifikansi 5% maka signifikan artinya ada beda antara
distribusi data yang dianalisis dengan distribusi teoritis sehingga
sebaran data variabel adalah tidak normal pada taraf signifikansi 5%,
sedangkan apabila probabilitas yang diperoleh melalui perhitungan
lebih besar dari taraf signifikansi 5% maka tidak signifikan, artinya
tidak ada beda antara distribusi data yang dianalisis dengan distribusi
teoritis sehingga sebaran data variabel adalah normal pada taraf
signifikansi 5% (Sugiyono, 2003:150).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
varians dari dua sampel tersebut homogen atau tidak. Pengujian
homogenitas varians digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut:
F = terkecilVarianterbesarVarian
__
Harga Fhitung tersebut harus dibandingkan dengan Ftabel dengan
ditetapkan taraf kesalahan 5%. Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila
harga Fhitung lebih kecil atau sama dengan Ftabel, maka varians
dikatakan tidak homogen dan apabila Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka
varians homogen.
2. Teknik Analisis Data
a. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis untuk menjawab rumusan
masalah yang pertama, yaitu bagaimana sikap siswa terhadap
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang ada di SMU Negeri I Kalasan.
Sikap siswa terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi tersebut
dideskripsikan dengan langkah-langkah berikut:
1). Menentukan skor sikap tertinggi dan terendah yang mungkin
dicapai responden. Dengan mengalikan jumlah item dalam
kuesioner sebanyak 42 dengan skor tertinggi untuk setiap satu
nomor item (5) atau 168.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Skor terendah adalah jumlah item dalam kuesioner (42) dikalikan
dengan skor terendah untuk setiap satu nomor item (1) atau 42.
2). Mengkategorikan sikap kedalam 2 kategori yaitu positif dan negatif
dengan menentukan batas kategori sebagai berikut:
a). Positif, jika skor sikap lebih besar dari 42 + 2
42168 − atau >
105.
b). Negatif, jika skor sikap sama dengan atau lebih kecil dari
42 + 2
42168 − atau =105.
Dengan rincian skor untuk masing-masing kategori sikap sebagai
berikut:
Skor Kategori Sikap
42 – 105 = Sikap Negatif
106 – 168 = Sikap Positif
3). Berdasarkan perhitungan diatas, responden dapat dikelompokkan
menjadi dua kelompok yaitu:
a). Kelompok yang memiliki sikap negatif, yaitu kelompok yang
mempunyai sikap menolak, tidak bersungguh-sungguh
terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi, tidak senang dengan
diterapkannya Kurikulum Berbasis Kompetensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
b). Kelompok yang memiliki sikap positif, yaitu kelompok yang
mempunyai sikap setuju terhadap Kurikulum Berbasis
Kompetensi, menerima dan senang dengan diterapkannya
Kurikulum Berbasis Kompetensi.
b. ANOVA
Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians
(ANOVA), karena penelitian ini menguji perbedaan rata- rata dengan
jumlah sampel besar, lebih dari 30 orang dan menggunakan uji
prasyarat analisis yang memenuhi asumsi penggunaan analisis varians
yaitu normalitas dan homogenitas. Penelitian ini menggunakan analisis
varians satu jalan (one way ANOVA) untuk menjawab permasalahan
kedua, ketiga, dan keempat.
1). Untuk menguji hipotesis kedua dengan langkah- langkah sebagai
berikut :
a). Merumuskan Ho dan Ha
Ho : Tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan status sosial
ekonomi orang tua.
Ha : Ada perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan status sosial
ekonomi orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
b). Menetapkan tingkat signifikansi yang digunakan.
Nilai signifikansi pengujian dilambangkan dengan α , nilai α
dikontrol oleh peneliti dengan menetapkan sebesar 0,05.
c). Menentukan uji statistik
Uji statitik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
analisis varians satu jalan, sebagai berikut :
- Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) total
( )∑ ∑−=
NX
XJK tottottot
2
2
- Menghitung JK antar
( ) ( )NX
nX
nX
JK tot∑∑∑ ++=2
22
1
21
- Menghitung JK dalam
JKdal = JKtot - JKant
- Menghitung Mean Kaudrat (MK) antar
1−=
mJK
MK antarantar
- Menghitung MK dalam
mNJK
MK dalamdalam −
=
- Menghitung nilai F
dalam
antarhitung MK
MKF =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Keterangan :
∑ 1X = Jumlah skor sikap siswa terhadap pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang mempunyai
status sosial ekonomi orangtua tinggi.
∑ 2X = Jumlah skor sikap siswa terhadap pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang mempunyai
status sosial ekonomi orangtua rendah.
∑ totX =Jumlah seluruh skor sikap siswa terhadap pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan status
sosial ekonomi orang tua.
N = Jumlah seluruh sampel.
m = Jumlah kelompok sampel.
d). Menentukan daerah penerimaan dan penolakan
- Ho diterima jika Fhitung ≤ Ftabel
- Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel
Untuk menguji hipotesis yang ketiga dan keempat menggunakan
langkah-langkah yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Data Kelembagaan Sekolah
a. Nama Sekolah : SMU Negeri I Kalasan Yogyakarta.
b. Lokasi Sekolah : SMU Negeri I Kalasan berada di desa Taman Martani dusun
Patehan kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman.
c. Nama Statistik Sekolah : 301040215005-P
2. Sejarah Singkat Sekolah
Pada tahun 1964 pengurus PGRI cabang Sleman mendirikan SMA Negeri
Kalasan di daerah Sleman dengan tujuan untuk menampung lulusan SMP di daerah
Sleman timur, maka dibutuhkan panitia persiapan pembangunan SMA Negeri Kalasan
oleh pengurus PGRI. Lokasi berdiri di kelurahan Selomartani di Kalasan bagian utara
tetapi tidak berkembang dengan baik karena kurangnya komunikasi dan tempat tidak
strategis, oleh karena itu gedung SMA dipindah ke selatan mendekati Ibu Kota
Kecamatan dan menempati gedung SMP Negeri Bogem.
Pada tahun 1968 dapat pinjaman sebidang tanah yang terletak di daerah
Kepatihan yaitu Bogem, kelurahan Taman Martini yang luasnya ± 7.400 untuk
mendirikan gedung. Pada tahun 1977 tepatnya tanggal 1 April 1977 berdsarkan SK
menteri P dan K No 70/K/77 SMA Negeri Kalasan berstatus sebagai SMA Negeri
yang berdiri sendiri.
2m
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
SMA Negeri Kalasan mengalami kekosongan pimpinan sejak pertengahan April
1998 hingga 7 Desember 1998 dan selama itu diampu lagi oleh CH. Singgih Waluyo
selaku Kepala Sekolah SMA Negeri Prambanan.
Sejak 7 Desember 1998 SMA Negeri Kalasan dipimpin Drs. Tolchah mansur dan
nama SMA Negeri Kalasan mengalami perubahan menjadi SMU Negeri I Kalasan.
Saat itu pembangunan fisik sekolah mengalami peningkatan pesat, dan sejak tanggal
25 Januari 2001 Drs. Tolchah Mansur dimutasi dan diberi kepercayaan memimpin
SMU Negeri I Kalasan.
Mulai tanggal 31 januari 2001 hingga sekarang SMU Negeri I Kalasan dipimpin
oleh Sukisno, S.Pd. yang semula Kepala Sekolah SMU Negeri Ngemplak. Selaku
Kepala Sekolah SMU Negeri I Kalasan, beliau mencanangkan program Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Kedisiplinan siswa dan guru pun
ditingkatkan, semangat Praba Ambara diharapkan SMU Negeri I Kalasan menjadi
salah satu sekolah unggulan di wilayah Sleman khususnya dan di DIY pada umumnya.
SMU Negeri I Kalasan terletek di dusun Patehan, desa Taman Martani,
Kecamatan Kalasan kabupaten Sleman DIY atau lebih tepatnya kalau dari Yogyakarta
ke arah timur, SMU Negeri I Kalasan terletak di daerah pedesaan yang agak jauh dari
pusat kota. Melalui jalan Yogya-Solo Km 16 masuk ke selatan 200 m. SMU Negeri I
Kalasan dikelilingi oleh sekolah, di sebelah selatan terdapat Sekolah Dasar Bogem.
SMU Negeri I Kalasan mengalami pergantian sebanyak 7 kali kepala sekolah :
(1) Soewardti BA (1976-1981), (2) Drs. Abdulah, PW (1981-1988), (3) Drs. RB.
Soepangat (1988-1992), (4) J. Surono Wukit (1992-1995), (5) Soeratijo BA (1996-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
1998), (6) Drs. Tolchah Mansur (1999-2000), (7) Sukisno, S.Pd. (2001 sampai
sekarang).
Visi SMU : Membina semangat jiwa muda yag membara membuat prestasi hari
ini lebih baik dari hari sebelumnya. Misi SMU : (1) Mengoptimalkan program sekolah
efektif yakni efektif dalam setiap kegiatan yang berorientasi pada semangat
keunggulan. (2) Melaksanakan pembelajaran dan pembinaan secara mantap, sebagai
seluruh konsep materi kurikulum terkuasai siswa 100%. (3) Mendorong dan
membantu siswa untuk mengenal potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara
optimal.
B. Kurikulum SMU
Kurikulum yang digunakan di SMU N I Kalasan adalah Kurikulum 2004 atau
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Sejak tahun 2004, SMU N I Kalasan secara
formal menerapkan KBK. Sebelumnya kurikulum yang diterapkan di SMU N I
Kalasan adalah kurikulum 1994. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi yang
diterapkan di SMU N I Kalasan, kurikulum maupun bahan yang harus diajarkan
selama tiga tahun ditentukan oleh Depdiknas. Urutan bahan yang diajarkan diserahkan
kepada pengajar bidang studi.
Namun, pelaksanaan KBK di sekolah tampak belum optimal. Penyebabnya adalah
kekurangsiapan guru dan siswa serta sarana prasarana pembelajaran. Perlunya sikap
positif dari guru dan siswa dalam pelaksanaan KBK di sekolah sangat diperlukan
dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi selama pelaksanaan KBK. Adapun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
kendala yang masih dihadapi dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) di SMU N I Kalasan adalah:
1. Pengalaman guru yang masih minim
2. Alat penunjang kegiatan balajar
3. Kemandirian lembaga dalam memformat KBK dalam proses jadwal belajar.
4. Buku penunjang dan perangkat administrasi lainnya yang harus disesuaikan dengan
kebutuhan guru dan siswa.
Di dalam Kurikulum yang di terapkan di SMU N I Kalasan terdapat life skill atau
pembekalan keterampilan yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK).
Strategi pembekalan life skill di SMU N I Kalasan meliputi:
1. Melalui reorientasi pembelajaran:
• Tidak dikemas dalam bentuk mata pelajaran baru.
• Tidak dikemas dalam bentuk materi tambahan yang disisipkan mata pelajaran
lain.
• Tidak memerlukan tambahan alokasi waktu.
• Tidak memerlukan jenis buku baru.
• Dapat diterapkan dengan menggunakan kurikulum apapun.
2. Mengubah strategi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan dan metoda yang
variatif, sehingga:
• Siswa lebih aktif.
• Iklim belajar menyenangkan.
• Fungsi guru bergeser dari pemberi informasi menuju seorang fasilitator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
• Materi yang dipelajari terkait dengan lingkungan kehidupan siswa, sehingga
dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah kehidupan.
• Siswa terbiasa mencari informasi dari berbagai sumber.
• Menggeser "teaching" menjadi "learning".
3. Melalui Pembekalan kecakapan vokasional (bagi siswa yang berpotensi tidak
melanjutkan):
• Tidak mengurangi jam belajar efektif yang ditetapkan dalam struktur
kurikulum SMU.
• Tidak menambah mata pelajaran dan fasilitas sekolah.
• Mengacu pada jenis keahlian yang dibutuhkan pasar kerja sekitarnya.
• Bekerjasama dengan penyelenggara diklat di sekitar sekolah a.l; SMK, SMU
lainnya, lembaga diklat, lembaga kursus, politeknik, dll.
• Menawarkan paket keahlian kepada siswa.
C. Struktur Organisasi Personalia
1. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah berfungsi dan bertugas sebagai educator, manajer, administrator dan
supervisor, pemimpin dan motivator.
a. Kepala Sekolah educator: Kepala Sekolah bertugas melaksanakan proses mengajar
secara efektif dan efisien.
b. Kepala Sekolah sebagai manajer tugasnya: menyusun perencanaan,
mengorganisasikan kegiatan, mengarahkan kegiatan, mengkoordinasikan kegiatan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
menentukan kebijaksanaan, mengambil keputusan, mengatur hubungan sekolah
dengan masyarakat dan instansi.
c. Kepala Sekolah selaku supervisor bertugas menyelenggarakan supervise yaitu:
Proses belajar mengajar, ekstrakurikuler, kegiatan OSIS.
d. Kepala Sekolah sebagai pemimpin: dapat dipercaya, memahami kondisi guru,
karyawan dan siswa, memiliki visi dan memehami misi sekolah, mengambil
keputusan urusan intern dan ekstern dan membuat gagasan baru.
e. Kepala Sekolah sebagai inovator yaitu: melakukan pembaharuan, melaksanaan
pembinaan guru/karyawan, melakukan pembaharuan dalam mengganti sumberdaya.
f. Kepala Sekolah sebagai motivator yaitu: mengatur kantor konduktif untuk bekerja,
menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan,
menciptakan hubungan kerja yang humanis antar sekolah dan lingkungan.
2. Wakil Kepala Sekolah
a. Urusan Kurikulum bertugas sebagai: menyusun dan menjalankan kalender
pendidikan, menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran, mengatur
penyusunan program pengajaran, mengatur motivasi siswa, menyusun laporan.
b. Urusan Kesiswaan bertugas sebagai: mengatur program dan pelaksana BK,
mengatur pembinaan program kegiatan OSIS, menyeleksi calon untuk diusulkan
mendapat beasiswa.
c. Urusan sarana dan Prasarana bertugas sebagai: merencanakan kebutuhan sarana dan
prasarana, merencanakan program pengadaan, mengatur pemanfaatan sarana dan
prasarana, menyusun laporan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
d. Urusan hubungan dengan masyarakat bertugas sebagai: mengatur dan
mengembangkan hubungan dengan BP3, menyelenggarakan bakti sosial,
menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah.
3. Guru
Guru bertanggungjawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Tugas dan tanggung
jawabnya adalah sebagai berikut: (1) Membuat perangkat program pengajaran,
tahunan, satuan pengajaran, perencanaan pengajaran dan mingguan; (2) Melaksanakan
analisis hasil ulangan, menyusun dan melaksanakan program perbaikan, mengisi daftar
siswa, membuat alat pelajaran, membuat catatan tentang kemajuan siswa dan
mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan pangkat.
4. Wali Kelas
Wali Kelas membantu kepala sekolah dan kegiatannya sebagai berikut: pengelolaan
kelas, penyelenggara administrasi kelas, pengisian daftar kumpulan nilai siswa,
pembuatan catatan khusus tentang siswa, pengisian buku laporan hasil belajar dan
pembagian buku laporan penilaian hasil belajar.
5. Layanan Teknis Bidang Keamanan
Tugasnya adalah: mengisi buku catatan kejadian, mengantar/memberi petunjuk tamu
sekolah, mengamankan pelaksanaan upacara, EBTA/EBTANAS, dan menjaga
kebersihan pos jaga.
6. Bimbingan Konseling
BK membantu kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan: penyusunan
program kegiatan BK, koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
memberikan layanan dan bimbingan siswa dan menyusun laporan pelaksanaan
bimbingan konseling.
7. Perpustakawan Sekolah
Tugasnya: Berperan dalam pengadaan buku, perencanaan pengembangan
perpustakaan, dan menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan.
8. Layanan Teknis di Laboratorium
Tugasnya: perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium, menyusun jadwal
pengumunan laboratorium, memelihara perbaikan alat-alat dan menyusun laporan
kegiatan.
D. Staf Guru dan Karyawan
SMU Negeri I Kalasan mempunyai tenaga guru sebanyak 57 orang yang masing-masing
memegang bidang studi tertentu. Status guru-guru di SMU dapat dikategorikan sebagai
berikut :
(1). Guru tetap berjumlah 43.
(2). Guru tidak tetap berjumlah 10.
(3). Guru Bantu berjumlah 3.
Semua guru yang ada di SMU N I Kalasan mempunyai Background pendidikan S1 dan
dua orang Sarjana muda.
Jadi total semua guru di SMU Negeri I Kalasan berjumlah 56, ditambah satu kepala
sekolah jadi total keseluruhan 57 guru. Nama-nama guru dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel 8. Daftar Nama Guru
NO NAMA
1 Sukisno,S.Pd.
2 Sri Purwani. BSc.
3 Drs. Pratono.
4 Dra.Irene.S
5 Drs. Sutarto.
6 Drs. Lilik .S.W
7 Suharno. Ba.
8 Drs. Maskur.
9 Dra. Titik Harsimi.
10 Dra. Sarginah. S
11 Dra. Hj. Titik. S
12 Imam Puspadi. S.Pd.
13 Drs. Siswanto.
14 Drs. Sunaryo.
15 Drs. Shobariman.
16 Dra. Ery Nur.
17 Wiwik Sri Jawari
18 Y. Hardiyanto. S.Pd
19 B. Jak Purnomo. S.Pd
20 Siti Mardiayah. S.Pd.
21 Asiawati, BA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
22 Drs. Samijo.
23 Drs. Aris Daryono.
24 Muhdiharjo, BA.
25 Herlin Susanto, S.Pd.
26 Dra. Muhimah.
27 Sukisno.
28 Drs. A. Tri Nugroho.
29 Tukiyo, BA.
30 Sugaito, BA
31 Dra. Sri Purwati.
32 Drs. Edi Marsana.
33 Drs. Sigit Heru.
34 Sugianto, S.Pd.
35 Surahtono, S.Pd
36 Sutjipto, BA.
37 Martini, S.Pd.
38 Sugiono, S.Sn.
39 Harno Handoyo.
40 Yunarsih.
41 Sri Suramti, S.Pd.
42 Siti Farida. A.
43 Sumarna.
44 Melia S, S.Pd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
45 Heri Afrahah, S.Pd.
46 Teti Nuraeti, S.Pd.
47 Drs. H. Marchaban.
48 Drs. Diyono.
49 Muh. Marjuki, S.Pd.
50 Aris W, S.Pd.
51 Wiwien, S.Pd.
52 Desi Rahmati, S.Pd.
53 Suciningsih, S.Pd.
54 Tutik K, S.Pd.
55 Fikki Ummeh.
56 Rini. DL, SH.
57 I. Gede S.
Jumlah karyawan SMU Negeri I kalasan 20 orang, dengan rincian sebagai berikut :
Jumlah pegawai tetap 11 orang dengan kategori (1) Kepala TU 1 orang, (2) Pelaksana 8
orang, (3) Pesuruh 2 orang. Jumlah pegawai tidak tetap 2 orang, pesuruh tidak tetap 7
orang.
E. Siswa
1) Jumlah siswa
Siswa SMU Negeri I Kalasan terdiri dari berbagai kalangan dan berbagai asal daerah.
Jumlah siswa SMU N I Kalasan 728 siswa dengan rincian sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel 9. Daftar Jumlah Siswa
Kelas Jumlah
X 238
XI 240
XII 240
Keterangan : X adalah kelas satu, XI adalah kelas dua, XII adalah kelas tiga.
2) Asal Sekolah
Siswa kelas II SMU N I Kalasan yang juga menjadi sample dari penelitian ini terdiri
dari berbagai asal sekolah. Dari banyak banyak sample yang diteliti mempunyai asal
sekolah yang berbeda-beda, namun berdasarkan keterangan yang didapat penulis dari
Wakasek Humas SMU N I Kalasan sebagian besar siswa yang dijadikan sampel
penelitian berasal dari sekolah di Yogyakarta Khususnya daerah Kalasan, Prambanan
Sleman dan ada juga yang dari Klaten perbatasan. Status sekolah siswa sebagian besar
berasal dari sekolah negeri (SLTP Negeri) dan sebagian kecil dari sekolah swasta
(SLTP Swasta). Mengenai perbedaan asal sekolah berdasarkan jenis kelamin siswa
laki-laki dan siswa perempuan rata-rata sama.
F. Tingkat Kelulusan 5 tahun Terakhir
Dari data yang didiperoleh penulis dalam 5 tahun terakhir ternyata prosentase kelulusan
siswa SMU N I Kalasan adalah 100 %. Hal ini dapat kita lihat dari tabel berikut:
Tabel 8. Tingkat Kelulusan (5 tahun terakhir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tabel 10. Tingkat Kelulusan 5 Tahun Terakhir
Tingkat Kelulusan Tahun Ajaran
Jumlah siswa Target yang telah Dicapai
2000/2001 230 100%
2001/2002 230 100%
2002/2003 230 100%
2003/2004 235 100%
2004/2005 240 100%
G. Hubungan Antara SMU dengan Instansi Lain
1. Hubungan Sekolah dengan Kantor Wilayah (Kanwil)
Seperti halnya dengan sekolah lain, SMU N I Kalasan juga berada dalam lindungan
Kanwil Departemen Pendidikan setempat. Kanwil Mempunyai wewenang membina
dan mengawasi pelaksanaan kurikulum. Untuk mengawasi/mengetahui sejauh mana
proses belajar mengajar dilaksanakan untuk mengetahui kesesuaian kurikulum Kanwil
mengirimkan petugas untuk memeriksa kegiatan akademik maupun kegiatan
administrative, dan apabila sekolah menyimpang dari apa yang sudah ditetapkan, maka
kepala sekolah akan mendapat teguran/sanksi dari Kanwil.
2. Hubungan dengan Primagama
Dalam rangka memudahkan siswa dalam mendapatkan lembaga pendidikan non formal
yang berkualitas maka pihak sekolah bekerjasama dengan lembaga pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Primagama. Usaha ini diharapkan mampu menumbuhkan minat siswa untuk lebih giat
belajar, terutama bagi siswa yang merasa ketinggalan dalam mata pelajaran tertentu
sehingga apa yang dirasa kurang paham disekolah dapat dibantu oleh lembaga
pendidikan Primagama. Selain itu juga diharapkan agar prestasi siswa SMU N I
Kalasan dapat terus meningkat.
3. Hubungan dengan UGM/UNY
Dalam hubungan ini lebih berfokus pada hubungan siswa atau guru SMU N I kalasan
dengan perguruan tinggi negeri yang ada di Yogyakarta yaitu UGM dan UNY.
Hubungan ini adalah hubungan dalam bentuk pembinaan Olympiade yang dilakukan
oleh para mahasiswa perguruan tinggi tersebut kepada para siswa untuk persiapan
Olympiade Sains. Ada 4 bidang yang ada dalam Olympiade sains tersebut yaitu:
MIPA (fisika, matematika, kimia), Komputer, Astronomi, dan Ekonomi. Dari
hubungan ini diharapkan juga agar siswa dapat berprestasi dan mendapatkan
pengalaman dari Olympiade yang diikuti.
4. Hubungan dengan PT. HM Sampoerna
Di SMU N I kalasan tidak semua siswa mempunyai status sosial ekonomi tinggi, jadi
untuk membantu kelancaran administrative sekolah maka pihak sekolah bekerjasama
dengan PT HM Sampoerna untuk membantu siswa dalam mendapatkan bea siswa.
Adapun kategori atau syarat siswa memperoleh beasiswa adalah siswa tersebut benar-
benar dari status sosial ekonomi rendah. Selain itu ada juga beasiswa prestasi, yaitu
bea siswa yang ditujukan untuk siswa yang mempunyai prestasi yang bagus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
H. Sarana dan Prasarana
SMU Negeri I Kalasan mempunyai lingkungan yang cukup baik sebagai tempat proses
belajar mengajar. Lokasi sekolah SMU Negeri I Kalasan mempunyai kedudukan geografi
yang jauh dari keramaian kota, namun mudah dijangkau oleh sarana transportasi. SMU
Negeri I Kalasan berada di tengah pedesaan dikelilingi oleh tembok dan pagar besi.
Bentuk gedung SMU Negeri I Kalasan adalah berbentuk L, tata bangunan memang
unik hal ini disebabkan oleh kondisi tanahnya yang menyesuaikan keadaan. Kondisi
bangunan SMU merupakan bangunan permanen. Semua bangunan sudah bertembok dan
berlantai tegel dan keramik, ventilasi udara cukup baik dengan beberapa jendela kaca,
sehingga tampak terang.
Halaman depan sekolah cukup luas dengn ditumbuhi banyak pohon, halaman depan
sekolah digunakan untuk parkir sepeda motor guru karyawan, dan para tamu. Halaman
tengah untuk tempat olah raga basket dan volley, dan tempat upacara. Pagar depan
bertembok rendah dengan dua pintu gerbang terbuat dari besi. Pagar yang mengelilingi
SMU bertembok tinggi sehingga menjamin terciptanya keamanan dan kenyamanan.
Fasilitas sekolah SMU mempunyai 18 kelas dan memiliki beberapa kantor yang
terpisah antara satu dengan yang lain. Dengan tujuan untuk ketertiban dan kelancaran
administrasi. Kantor yang dimiliki adalah sebagai berikut. 1 ruang guru, 1 ruang kepala
sekolah, 1 ruang tamu, 1 ruang BP, 1 ruang perpustakaan, 2 laboratorium, 1 ruang UKS, 3
ruang gudang, 2 ruang komputer, 1 ruang bahasa, 1 ruang keterampilan dan 1 ruang OSIS.
Fasilitas yang mendukung lainnya adalah 2 tempat parkir, 2 kamar mandi guru, 4 kamar
mandi dan WC untuk siswa, 1 musolah, 1 rumah untuk penjaga, dan aula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
I. Kegiatan Akademik
Kegiatan akademik yang ada di SMU N I Kalasan yang dilakasanakan untuk
meningkatkan kualitas lulusan antara lain dilakukan dengan :
1. Pelajaran Tambahan
Pelajaran tambahan dilakukan apabila waktu yang dibutuhkan sangat kurang,
khususnya bagi kelas III untuk mempersiapkan diri menghadapi Ebta/Nas
maupun ujian masuk perguruan tinggi.
2. Keterampilan Komputer
Keterampilan kompter diberikan kepada siswa sebagai bekal mempersiapkan diri
kemajuan teknologi yang semakin modern, selain itu juga bekal keterampilan jika
dibutuhkan dikemudian hari.
3. Penambahan Buku Perpustakaan
Penambahan buku di perpustakaan dprioritaskan pada buku-buku pengetahuan
yang sesuai dengan kurikulum yang digunakan sehingga memudahkan siswa
untuk memperoleh buku yang dibutuhkan. Dengan penambahan koleksi buku
diharapkan siswa memperoleh tambahan pengetahuan.
4. Pemberian Keterampilan Hidup dan Wawasan Seni
Dengan adanya pembekalan tentang keterampilan antara lain: meronce, memasak,
otomotif, dan sebagainya diharapkan siswa setelah lulus dari sekolah mampu
mengaplikasikan dalam masyarakat. Dengan adanya kegiatan seperti keterampilan
hidup dan wawasan seni diharapkan mampu mewujudkan tim kesenian yang
layak tampil di masyarakat tingkat propinsi, juga mampu mewujudkan kegiatan
keterampilan yang berorientasi “kecakapan hidup” yang layak jual di masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
1. Deskripsi Data
Besarnya sampel yang diambil dari seluruh kelas II yaitu sebanyak 60 orang. Berikut ini
ciri-ciri sampel berdasarkan data yang diperoleh.
a. Responden Berdasarkan Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Untuk mengelompokkan siswa – siswi yang berasal dari keluarga dan status sosial
ekonomi rendah, sedang atau tinggi digunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
(1). Menjumlahkan skor responden yang menjadi sampel.
(2). Mencari rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviasi)
Rumus mencari mean adalah:
NxX Σ
=
60739
=
= 12,31 dibulatkan menjadi 12
Rumus mencari simpangan baku (standar deviasi)
)()(
2
2
2
Nx
Nx
SD ∑∑ −=
= 2
2
)60()739(
6010635
−
=3600
54612160
10635−
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
= 700,15125,177 −
= 55,25
= 5,05 di bulatkan 5
(3) Menentukan batas kelompok sebagai berikut :
a) Kelompok Tinggi
Semua skor siswa yang mempunyai M + 1 SD ke atas, jadi skor tersebut adalah 12
+ 5 = 17 ke atas.
b) Kelompok Sedang
Semua siswa yang mempunyai skor antara M + 1 SD dan M – 1 SD, jadi skor
tersebut di bawah, jadi skor tersebut adalah 12 + 5 = 17 dan 12 – 5 = 7..
c) Kelompok Rendah
Semua siswa yang mempunyai skor kurang dari M - 1 SD ke atas, jadi skor
tersebut adalah 12 - 5 = 7.
Tabel 11.
Distribusi Frekuensi Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Perhitungan Internal Skor Frekuensi % Kategori
M + 1 SD ke atas = 12 + 5 = 17 ≥ 18 10 16,67 % tinggi
M + 1 SD dan M – 1 SD
12 + 5 = 17 sampai 12 – 5 = 7
7 - 17 38 63,3 % sedang
Kurang dari M – 1 SD, 12 – 5 = 7 ≤ 6 12 20 % rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Tabel 11. menunjukkan bahwa dari 60 responden penelitian, 10 responden atau 16,67 %
memiliki Status Sosial Ekonomi tinggi, 38 responden atau 63,3 % memiliki Status Sosial
Ekonomi sedang dan 12 responden atau 20 % memiliki Status Sosial Ekonomi rendah.
b. Responden Berdasarkan Prestasi Belajar
Untuk mengelompokkan siswa – siswi dengan prestasi tinggi, sedang, dan rendah
digunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
(1). Menjumlahkan skor responden yang menjadi sampel.
(2). Mencari rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviasi)
Rumus mencari mean adalah:
NxX Σ
=
604069
= 67,81 dibulatkan menjadi 68
Rumus mencari simpangan baku (standar deviasi)
)()(
2
2
2
Nx
Nx
SD ∑∑ −=
= 2
2
)60()4069(
60279443
−
= 10,459938,4657 −
= 28,58
= 7,63 di bulatkan 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
(3) Menentukan batas kelompok sebagai berikut :
a) Kelompok Tinggi
Semua skor siswa yang mempunyai M + 1 SD ke atas, jadi skor tersebut adalah 68
+ 8 = 76 ke atas.
b) Kelompok Sedang
Semua siswa yang mempunyai skor antara M + 1 SD dan M – 1 SD, jadi skor
tersebut di bawah, jadi skor tersebut di bawah 68 + 8 = 76 sampai skor 68 – 8 =
60.
c) Kelompok Rendah
Semua siswa yang mempunyai skor kurang dari M - 1 SD, jadi skor tersebut di
bawah 68 – 8 = 60.
Tabel 12.
Distribusi Frekuensi Prestasi
Perhitungan Internal Skor Frekuensi % Kategori
M + 1 SD ke atas = 68 + 8 = 76 ≥ 77 8 13,3 % tinggi
M + 1 SD dan M – 1 SD
68 + 8 = 76 sampai 68 – 8 = 56
60 – 76 45 75 % sedang
Kurang dari M – 1 SD, 68 – 8 = 60 ≤ 59 7 11,7 % rendah
Tabel 12. menunjukkan bahwa dari 60 responden penelitian, 8 responden atau13,3 %
memiliki prestasi belajar tinggi, 45 responden atau 75 % memiliki prestasi belajar sedang
dan 7 responden atau 11,7 % memiliki prestasi belajar rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
c. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh karakteristik siswa
menurut Jenis Kelamin sebagai berikut.
Tabel 13.
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Siswa
frequency Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 25 41,7 41,7
Perempuan 35 58,3 58,3
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel 13. diatas responden yang mempunyai jenis kelamin laki-laki sebanyak
25 orang atau 41.7%, sedangkan responden yang mempunyai jenis kelamin perempuan
sebanyak 35 atau 58.3%
2. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi
Sikap siswa terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi dikelompokkan menjadi
dua yaitu kelompok yang mempunyai sikap positif dan kelompok yang memiliki sikap
negatif.
Untuk membedakan sikap positif dan sikap negatif ditentukan dengan skor yang
dicapai responden dengan cara yaitu mengalikan jumlah item dalam kuesioner 42 item
dengan skor tertinggi yang dicapai responden yaitu 4 dan mengalikan jumlah item dalam
kuesioner sebanyak 42 item dengan skor terendah yaitu 1. Setelah itu mencari nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
tengah yang dihitung dengan cara menjumlahkan skor tertinggi yaitu 168 dan skor
terendah 42 lalu dibagi 2. 2
)42168( + =2
210 =105
Berdasarkan perhitungan diatas dibuat kategori sebagai berikut:
- Sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dikatakan positif
apabila responden mendapat skor sama dengan atau lebih besar dari nilai tengah.
- Sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dikatakan negatif
apabila responden mendapat skor lebih kecil dari nilai tengah.
a. Sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan Status
Sosial Ekonomi
Tabel 14.
Sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan
Status Sosial Ekonomi Orang Tua
SSEOT Tinggi (≤ 18 )
SSEOT Sedang (7 – 17)
SSEOT Rendah (≥ 6 )
Jumlah SSEOT
Sikap Skor Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Positif 106-168 12 20 38 63,3 10 16,7 60 100 Negatif 42-105 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah 12 20 38 63,3 10 16,7 60 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua responden memiliki sikap yang
positif terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi yakni sebesar 100% dan tidak ada
responden yang memiliki sikap negatif terhadap Pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi.
b. Sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi Berdasarkan Prestasi
Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Tabel 15
Sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi Berdasarkan
Prestasi Belajar
Prestasi Belajar Tinggi (16-22)
Presatasi Belajar Sedang (9-15)
Prestasi Belajar Rendah (2-8)
Jumlah Prestasi Belajar
Sikap Skor Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Positif 106-168 8 13,3 45 75 7 11,7 60 100 Negatif 42-105 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah 8 13,.3 45 75 7 11,7 60 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketehui bahwa semua responden memiliki sikap yang
positif terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi yakni sebesar 100% dan
tidak ada responden yang memiliki sikap negatif terhadap pelaksanaan Kurikulum
Berbasis Kompetensi.
c. Sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi Berdasarkan Jenis
Kelamin.
Tabel 16
Sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi Berdasarkan
Jenis Kelamin
Laki - Laki Perempuan Jumlah Jenis Kelamin
Sikap Skor Jumlah % Jumlah % Jumlah % Positif 106-168 25 41,7 35 58,3 60 100 Negatif 42-105 0 0 0 0 0 0 Jumlah 25 41,7 35 58,3 60 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua responden memiliki sikap yang
positif terhadap pelaksanan Kurikulum Berbasis Kompetensi yakni sebesar 100% dan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
ada responden yang memiliki sikap negatif terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi.
3. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan tes satu sampel kolmogorow – Smirnov,
dengan bantuan program komputer SPSS 11.00 for windows dan diperoleh Asymp. Sig (2-
tailed) = 0.425. Nilai tersebut dibandingkan dengan taraf signifikansi sebesar 0.05. Karena
Asymp. Sig (2-tailed) = 0,425 lebih besar dari 0.05 (0,425>0.05) maka dapat disimpulkan
bahwa distribusi data sikap siswa adalah normal. (lihat lampiran 2)
Tabel 17
Rangkuman Uji Normalitas
One – Sample Kolmogorov – Smirnov Test
Sikap
N
Normal Parameters Mean ba,
Std. Deviation
Most Extreme Absolute
Differences Positive
Negative
Kolmogorov – Smirnov Z
Asymp. Sig. (2 – tailed)
60
140.1000
9.95873
.113
.113
-.072
.877
.425
a. Test distribution is Normal
b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
b. Uji Homogenitas
1). Uji Homogenitas sampel berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Uji Homogenitas ini digunakan untuk mengetahui varians dari sampel yang berstatus
Sosial Ekonomi tinggi, sedang dan rendah apakah homogen atau tidak. Dari
perhitungan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 11.00 for
windows, didapat nilai sig. (p) sebesar 0.110 nilai tersebut dibandingkan dengan taraf
signifikansi sebesar 0.05. Karena nilai Sig. (p) = 0,110 lebih besar dari 0.05 (0.110 >
0.05) maka dapat disimpulkan varians sampel tersebut homogen ( lihat lampiran 2).
Tabel 18.
Rangkuman Uji Homogenitas
Sikap
Levene Statistic df 1 df 2 Sig
2,296 2 57 .110
2). Uji Homogenitas Sampel berdasarkan Prestasi Belajar
Uji homogenitas ini digunakan untuk mengetahui varians dari sampel yang mempunyai
prestasi tinggi, sedang dan rendah apakah homogen atau tidak. Dari perhitungan yang
menggunakan bantuan komputer program SPSS 11.00 for windows, didapat nilai Sig. (p)
sebesar 0.140. Nilai tersebut dibandingkan dengan taraf signifikansi sebesar 0.05. Karena
nilai Sig. (p) = 0.140 lebih besar dari 0.05 (0.140 > 0.05) maka dapat disimpulkan varians
sampel tersebut homogen. (lihat lampiran 2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Tabel 19.
Uji Homogenitas
Sikap
Levene Statistic df 1 df 2 Sig
2.039 2 57 .140
3). Uji Homogenitas Sampel berdasarkan Jenis Kelamin Siswa
Uji homogenitas ini digunakan untuk mengetahui varians dari sampel yang mempunyai
jenis kelamin laki-laki dan perempuan apakah homogen atau tidak. Dari perhitungan
yang menggunakan bantuan komputer program SPSS 11.00 for windows, didapat nilai
Sig. (p) sebesar 0.491. Nilai tersebut dibandingkan dengan taraf signifikansi sebesar 0.05.
Karena nilai Sig. (p) = 0.491 lebih besar dari 0.05 (0.491 > 0.05) maka dapat di
simpulkan varians sampel tersebut homogen. (lihat lampiran 2).
Tabel 20.
Uji Homogenitas
Sikap
Levene Statistic df 1 df 2 Sig
.481 1 58 .491
4. Uji Hipotesis
a. Perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanan Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan
Status Sosial Ekonomi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Untuk menjawab masalah pertama, dilakukan pengujian hipotesis dengan langkah- langkah
sebagai berikut :
1) Merumuskan Ho dan Ha
Ho : Tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi berdasarkan Status Sosial Ekonomi.
Ha : Ada perberdaan sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi berdasarkan Status Sosial Ekonomi.
2) Menentukan taraf signifikansi yang digunakan
Nilai signifikansi pengujian ditentukan penulis sebesar 0,05. Ftabel dengan dk pembilang
= m – 1 (3-1 =2) dan dk penyebut = N – m (60 – 3 = 57). Berdasarkan dk pembilang 2
dan dk penyebut 57 ditemukan nilai F tabel 3.15
3) Menghitung dengan Uji Ststistik
Berdasarkan data yang diperoleh dan uji pasyarat analisis telah terpenuhi maka uji
statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah varians satu jalan (one way
Anova)
Data yang diperoleh
ΣX1 = 1722 m = 3
ΣX2 = 5245 n1 = 12
ΣX3 = 1439 n2 = 38
ΣXtotal = 8406 n3 = 10
ΣX2 = 1183532 N = 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Data tersebut diatas kemudian dihitung dengan langkah – langkah sebagai berikut:
a) Menentukan jumlah kuadrat total (JK) total
JKtotal = ( )
NX
X total2 ∑∑ −
= 1183532 - 60
84062
= 1183532 - 60
70660836
= 1183532 – 1177680,6
= 5851,4
b) Menghitung JK antar
JKantar = ( ) ( ) ( ) ( )
NX
nX
nX
nX 2
total
3
23
2
22
1
21 ∑∑∑∑ −++
= ( ) ( ) ( ) ( )60
840610
143938
524512
1722 2222
−++
= 247107 + 723948,03 + 207072,1 – 1177680,6
= 446,53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
c) Menghitung JK dalam
JKdalam = JKtotal - JKantar
= 5851,4 – 446,53
= 5404,87
d) Menghitung MK antar
MKantar = 265,2232
53,4461353,446
1==
−=
−mJKantar
e) Menghitung MK dalam
MKdalam = 822,9457
87,540436087,5404
==−
=− mN
JKdalam
f) Menghitung nilai F
Fhitung = dalam
antar
MKMK
= 822,94265,223
= 2,3545 di bulatkan 2, 355
4) Menentukan daerah penerimaan
Nilai F hitung diatas selanjutnya dibandingkan dengan F tabel, dengan ketentuan,
apabila F tabel lebih besar dari F hitung maka Ho diterima, tetapi apabila sebaliknya
maka Ho ditolak. Ternyata nilai F hitung yang diperoleh sebesar 2,355 lebih kecil dari F
tabel untuk taraf signifikansi 0,05 yaitu 3,15 (2,355 < 3,15 ) dengan demikian Ho
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
diterima dan Ha ditolak. Dengan menggunakan SPSS diperoleh nilai F hitung 2,355< F
tabel 3,15 Kesimpulannya adalah tidak ada perbedaan yang signifikan sikap siswa
terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan Status Sosial
Ekonomi.
.b. Perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanan Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan
Prestasi Belajar
Untuk menjawab masalah ketiga, dilakukan pengujian hipotesis dengan langkah- langkah
sebagai berikut :
1) Merumuskan Ho dan Ha
Ho : Tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi berdasarkan Prestasi Belajar
Ha : Ada perberdaan sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
berdasarkan Prestasi Belajar.
2) Menentukan taraf signifikansi yang digunakan
Nilai signifikansi pengujian ditentukan penulis sebesar 0,05. Ftabel dengan dk pembilang =
m – 1 (3-1 =2) dan dk penyebut = N – m (60 – 3 = 57). Berdasarkan dk pembilang 2 dan
dk penyebut 57 ditemukan nilai F tabel= 3.15.
3) Menghitung dengan Uji Ststistik
Berdasarkan data yang diperoleh dan uji pasyarat analisis telah terpenuhi maka uji
statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah varians satu jalan (one way
Anova). Data yang diperoleh :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
ΣX1 = 1137 m = 3
ΣX2 = 6252 n1 = 8
ΣX3 = 1017 n2 = 45
ΣXtotal = 8406 n3 = 7
ΣX2 = 1183532 N = 60
Data tersebut di atas kemudian di hitung dengan langkah – langkah sebagai berikut :
a) Menentukan jumlah kuadrat total (JK) total
JKtotal = ( )
NX
X total2 ∑∑ −
= 1183532 - 60
84062
= 1183532 - 60
70660836
= 1183532 – 1177680,6
= 5851,4
b) Menghitung JK antar
JKantar = ( ) ( ) ( ) ( )
NX
nX
nX
nX 2
total
3
23
2
22
1
21 ∑∑∑∑ −++
= ( ) ( ) ( ) ( )60
84067
101745
62528
1137 2222
−++
= 161596,25 + 868611,2 + 147755,57 – 1177680,6
= 282,295
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
c) Menghitung JK dalam
JKdalam = JKtotal - JKantar
= 5851,4 – 282,295
= 5569,105
d) Menghitung MK antar
MKantar = 1475,1412295,282
13295,282
1mJKantar
==−
=−
e) Menghitung MK dalam
MKdalam = 70,9757
105,5569360
105,5569mN
JK dalam ==−
=−
f) Menghitung nilai F
Fhitung = dalam
antar
MKMK
= 70,97
1475,141
= 1,4447 dibulatkan menjadi 1,445
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
4) Menentukan daerah penerimaan
Nilai F hitung diatas selanjutnya dibandingkan dengan F tabel, dengan ketentuan, apabila
F tabel lebih besar dari F hitung maka Ho diterima, tetapi apabila sebaliknya maka Ho
ditolak. Ternyata nilai F hitung yang diperoleh sebesar 1,445 lebih kecil dari F tabel untuk
taraf signifikansi 0,05 yaitu 3,15 (1,445 < 3,15 ) dengan demikian Ho diterima dan Ha
ditolak. Dengan pehitungan komputer program SPSS diperoleh nilai F hitung 1,445 <
3,15. Kesimpulannya adalah tidak ada perbedaan yang signifikan sikap siswa terhadap
pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan Prestasi Belajar.
.c. Perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanan Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan
jenis Kelamin
Untuk menjawab masalah keempat, dilakukan pengujian hipotesis dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1) Merumuskan Ho dan Ha
Ho : Tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi berdasarkan Jenis Kelamin.
Ha : Ada perberdaan sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
berdasarkan Jenis Kelamin.
2) Menentukan taraf signifikansi yang digunakan
Nilai signifikansi pengujian ditentukan penulis sebesar 0,05. Ftabel dengan dk pembilang =
m – 1 (3-1 =2) dan dk penyebut = N – m (60 – 3 = 57). Berdasarkan dk pembilang 2 dan
dk penyebut 57 ditemukan nilai F tabel= 3.15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
3) Menghitung dengan Uji Ststistik
Berdasarkan data yang diperoleh dan uji prasyarat analisis telah terpenuhi maka uji
statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah varians satu jalan (one way
Anova). Data yang diperoleh :
ΣX1 = 3494 m = 2
ΣX2 = 4912 n1 = 25
ΣX2 = 1183532 n2 = 35
ΣXtotal = 8406 N = 60
a) Menentukan jumlah kuadrat total (JK) total
JKtotal = ( )
NX
X total2 ∑∑ −
= 1183532 - 60
84062
= 1183532 - 60
70660836
= 1183532 – 1177680,6
= 5851,4
b) Menghitung JK antar
JKantar = ( ) ( ) ( )
NX
nX
nX 2
total
2
22
1
21 ∑∑∑ −+
= ( ) ( ) ( )60
840635
491225
3494 222
−+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
= 488321,44 + 689364,11 – 1177680,6
= 4,95
c) Menghitung JK dalam
JKdalam = JKtotal - JKantar
= 5851,4 – 4,95
= 5846,45
d) Menghitung MK antar
MKantar= 95,4195,4
1295,4
1mJKantar
==−
=−
e) Menghitung MK dalam
MKdalam= 8,10058
45,584626045,5846
mNJK dalam ==
−=
−
f) Menghitung nilai F
Fhitung = dalam
antar
MKMK
= 8,100
95,4 = 0,049
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4) Menentukan daerah penerimaan
Nilai F hitung diatas selanjutnya dibandingkan dengan F tabel, dengan ketentuan, apabila
F tabel lebih besar dari F hitung maka Ho diterima, tetapi apabila sebaliknya maka Ho
ditolak. Ternyata nilai F hitung yang diperoleh sebesar 0,049 lebih kecil dari F tabel untuk
taraf signifikansi 0,05 yaitu 3,15 (0,049 < 3,15 ) dengan demikian Ho diterima dan Ha
ditolak. Dengan menggunakan perhitungan komputer SPSS diperoleh nilai F hitung 0,049
< F tabel 3,15. Kesimpulannya adalah tidak ada perbedaan yang signifikan sikap siswa
terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan Jenis Kelamin.
B. Pembahasan
1. Untuk rumusan masalah nomor 1 diperoleh hasil mengenai sikap siswa terhadap
pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMU N I Kalasan bahwa seluruh siswa
memiliki sikap yang positif terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dalam penelitian
ini penulis, menyebarkan 60 kuesioner dan terkumpul seluruhnya, 60 kuesioner tersebut
memenuhi syarat untuk dianalisis. Dari data yang berhasil dikumpulkan kemudian
dikelompokkan kedalam kategori berdasarkan Status Sosial Ekonomi, Prestasi Belajar
dan Jenis Kelamin, hal ini dilakukan sebagai langkah awal sebelum dianalisis.
Pengumpulan data penelitian dilakukan pada tanggal 20 Februari 2006. Berdasarkan hasil
perhitungan yang telah dilakukan (lihat lampiran) maka diperoleh hasil mengenai sikap
siswa terhadap pelaksanan Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMU N I Kalasan bahwa
seluruh siswa (60 responden) memiliki sikap positif terhadap pelaksanaan Kurikulum
Berbasis Kompetensi di SMU N I Kalasan. Hal ini dikarenakan, dalam kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
dilingkungan sekolah siswa merasa harus mendukung dan bersikap positif terhadap
pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Pengujian Hipotesis
a. Tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi berdasarkan Status Sosial Ekonomi.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh F hitung = 2,355 dan F tabel = 3,15 (F
hitung < F tabel), ternyata tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan
kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarka Status Sosial Ekonomi. Hal ini berarti
bahwa sikap siswa yang memiliki Status Sosial Ekonomi tinggi, sedang dan rendah
memiliki sikap yang positif terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
atau dengan kata lain, siswa yang berasal dari Status Sosial Ekonomi Tinggi
walaupun kebutuhannya tercukupi dengan fasilitas yang serba memadahi tetapi
mereka mampu menempatkan diri di sekolah yang terdiri dari berbagai kalangan,
mereka bisa menysusikan diri dengan teman – temannya ang berstatus social
ekonomi sedang dan rendah.
Melly G Tan dalam Koentjaraningrat (1983:53) menyatakan bahwa konsep
kedudukan sosial ekonomi dalam ilmu pengetahuan masyarakat mencakup tiga
faktor yaitu tingkat pendidikan, faktor pekerjaan, dan faktor penghasilan. Setiap
orang dalam masyarakat mempunyai kedudukan (status) sosial yang berbeda-beda,
oleh karena itu memungkinkan orang tersebut memiliki pola pikir dan sikap yang
berbeda terhadap suatu objek. Dari pernyataan tersebut penulis membuat hipotesis
bahwa terdapat perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Kompetensi ditinjau Dari status sosial ekonomi siswa, akan tetapi terdapat faktor
lain yang mempengaruhi sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi disekolah yang menyebabkan hipotesis tersebut ditolak.
Lingkungan sosial siswa disekolah adalah faktor lain yang menentukan sikap
terhadap suatu objek yang berkaitan dengan pendidikan. adanya teman dan guru
disekolah, serta pembelajaran yang sama di sekolah dan idak membedakan antara
siswa kaya dan miskin membuat semua siswa memiliki sikap yangh sama untuk
mendukung Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Di kelas, siswa berstatus sosial ekonomi tinggi, sedang dan rendah
memperoleh pelajaran yang sama yaitu “active learning “ semua siswa memiliki
hak yang sama untuk mendapatkan pengetahuan.
Pelaksanan Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan objek baru bagi
siswa sebagai salah satu pelaksana. Namun semua siswa dalam lingkungan sekolah
mengalami proses belajar yang sama dalam suatu pembelajaran. Penerimaan proses
belajar yang sama dan lingkungan sekolah yang sama akan merubah pola pikir
masing-masing siswa. Mereka berusaha saling menyesuaikan diri dalam mencapai
tujuan yang diharapkan. Sehingga sikap siswa yang memiliki kedudukan sosial
yang tinggi, yang dilihat dari pendidikan orangtuanya yang tinggi, pekerjaan dan
penghasilan orang tuanya yang diatas rata-rata/ lebih dari cukup, akan memiliki
sikap yang sama dengan sikap siswa yang memiliki status sosial ekonomi sedang
atau rendah. Begitu pula dengan siswa yang memiliki status sosial ekonomi sedang
dan siswa yang memiliki status sosial ekonomi rendah, yang dilihat dari pendidikan
orang tuanya yang rendah, pekerjaan dan penghasilan orang tuanya yang dibawah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
rata-rata, akan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah sehingga memiliki
sikap yang sama dengan sikap siswa yang memiliki status sosial ekonomi tinggi.
Penyesuaian diri siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan, pengaruh dari
pimpinan sekolah, guru, teman dan orang tua akan membuat siswa memiiki sikap
yang sama dalam suatu kelompok besar dilingkungan sekolah.
Persamaan tujuan yaitu keberhasilan dalam belajar dan kebiasaan tuntutan
yang sama tersebut membuat siswa bersikap positif akan mendukung aspek-aspek
dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompeten
b. Tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi berdasarkan Prestasi Belajar
berdasarkan perhitungan diperoleh nilai F hitung = 1,445 dan F tabel = 3,15 (F
hitung < F tabel), berarti Tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan prestasi Belajar, baik tinggi, sedang
maupun rendah. Siswa yang berprestasi rendah, sedang maupun yang berprestasi
tinggi mempunyai sikap positif terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Dengan demikian siswa memiliki tanggapan, pemahaman, dan
perasaan yang sama terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Prestasi Belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa ketika belajar
bersama untuk mengetahui berbagai hal yang berhubungan dengan ilmu dan materi
pelajaran. Perbedaan Prestasi Belajar tergantung pada siswa yang menjalani proses
tersebut. Prestasi Belajar merupakan tolak ukur yang sangat problematik, karena
tergantung pada banyak faktor, selain faktor belajar, masuk didalamnya adalah
perasaan cemas, kelelahan, motivasi, sehingga prestasi yang diukur dari nilai raport
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
belum mengungkapkan betul tentang keadaan siswa. Sikap seseorang dipengaruhi
dari pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, hal-hal yang ada didalam diri siswa
seperti keadaan dan kondisi tubuh, keadaan psikis, dan prestasi belajar serta hal-hal
yang berada diluar diri siswa seperti Guru, Pimpinan sekolah dan orang tua siswa.
Sikap sangat tergantung pada motivasi, tujuan, minat dan pengharapan, sehingga
setiap individu memberikan penekanan pada satu hal tertentu dan faktor-faktor itu
tidak dapat kita lihat dalam prestasi, walaupun ada kecenderungan bahwa siswa
yang mempunyai motivasi, minat, dan pengharapan yang tinggi akan menghasilkan
prestasi yang baik.
Menurut Entang (1987:7) prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagi faktor
dari dalam maupun luar diri siswa dan dari setiap sikap siswa dipengaruhi oleh
faktor yang berbeda sehingga hasil belajar berbeda, sehingga pemahaman dan
penerimaan termasuk sikapnya terhadap suatu objek akan berbeda. Dari pernyataan
tersebut penulis membuat hipotesis bahwa terdapat perbedaan sikap siswa terhadap
Kurikulum Berbasis Kompetensi ditinjau dari prestasi belajar, namun terdapat
faktor lain yang mempengaruhi sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum
Berbasis Kompetensi yag menyebabkan hipotesis tersebut ditolak.
Prestasi belajar berkaitan dengan intelegensi dan keadaan psikis yang
dimiliki oleh siswa, hal ini akan mempengaruhi kesiapan siswa dalam menerima
hal-hal baru atau objek yang baru. Pelaksanan Kurikulum Berbasis Kompetensi
merupakan hal baru bagi siswa. Akan tetapi perbedaan intelegensi siswa tersebut
tidak mempengaruhi pemahaman dan peneriman termasuk sikap siswa terhadap
pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dalam lingkungan sekolah semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
siswa memperoleh proses belajar yang sama, mereka memperoleh tuntutan dan
mempunyai tujuan serta pengharapan yang sama. Semua siswa mempunyai tujuan
yang sama yaitu keberhasilan dalam belajar. Siswa yang memiliki prestasi sedang
dan siswa yang memiliki prestasi rendah akan memiliki tujuan minat dan
pengharapan yang sama seperti siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi.
Tuntutan yang sama Dari pihak sekolah, guru dan orang tua, tujuan yang sama,
minat dan pengharapan yang sama inilah ikut mempengaruhi sikap siswa siswa
terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Siswa akan bersikap positif
dan mendukung aspek-aspek dalam pelaksanan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
siswa mempunyai perbedaan dalam prestasi belajarnya, tetapi dalam
kehidupan bersama di lingkungan sekolah siswa memiliki minat, motivasi dan
pengharapan yang sama untuk mempersiapkan masa depan. Perhatian siswa juga
sedang tertuju pada KBK karena kurikulum ini juga terus mengalami pembaharuan
dan berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Dalam KBK, siswa dituntut untuk
aktif. Semua pembelajaran berpusat pada siswa dan tidak ada pembedaan antar
siswa berprestasi tinggi, sedang maupun rendah. Semua siswa memiliki kesempatan
yang sama dalam pembelajaran baik dalam bertanya maupun mengemukakan
pendapat.
Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan “active learning” nya merupakan
belajar dengan memberikan pengalaman pada siswa sampai siswa mencapai
kompetensi tertentu. Dalam pembelajaran, semua siswa harus aktif dalam
pembelajaran. Baik siswa yang memiliki prestasi tinggi, sedang maupun rendah,
memiliki kesempatan yang sama untuk berkreasi tanpa membeda – bedakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Hal tersebut diatas merupakan alasan bagi siswa untuk memberikan dukungan
pada pelakanaan KBK. Dukungan tersebut ditunjukkan melalui sikapnya. Setiap
siswa mempunyai karakteristik yang sama dalam memberikan respon dan
tanggapan terhadap KBK ini, sehingga sikapnya sama terhadap KBK, walaupun
mempunyai pestasi belajar yang berbeda.
Penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap
pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan Prestasi Belajar. Hal
tersebut didukung pula oleh penelitian yang dilakukan oleh Eni Utaminingsih
(2000) yang mengatakan bahwa tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap
pelaksanan Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan prestasi belajar. Siswa
mempunyai perbedaan dalam Prestasi Belajarnya tetapi dalam kehidupan bersama
di lingkungan sekolah, siswa mempunyai minat, motivasi dan pengharapan yang
sama untuk belajar mempersiapkan masa depan. Sehingga meskipun siswa
memiliki Prestasi Belajar yang berbeda tetapi memiliki sikap yang sama terhadap
pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
c. Tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi berdasarkan Jenis Kelamin.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan ANOVA diperoleh nilai F hitung =
0,049 dan F tabel = 3,15 (F hitung < F tabel), ternyata tidak ada perbedaan sikap
siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis kompetensi berdasarkan jenis
kelamin. Hal ini berarti bahwa siswa dengan jenis kelamin laki-laki maupun
perempuan memiliki sikap yang positif terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Laki-laki dan perempuan memang memiliki perbedaan yang bersifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
kodrati yang tidak dapat ditukarkan satu sama lain. Menurut Gilarso (2001 : 02 )
dalam bukunya moral keluarga, secara fisiologis maupun psikologis, laki – laki dan
perempuan mempunyai mempunyai perbedaan yang besar dan menentukan pola
pikir maupun tindakan, oleh karena itu dalam bersikap terhadap suatu objek pun
antara laki –laki dan perempuan mempunyai perbedaan. Berdasarkan pernyataan
tersebut, penulis mempunyai hipotesis bahwa terdapat perbedaan sikap siswa
terhadap pelaksanaan KBK ditinjau dari jenis kelamin siswa, tetapi masih banyak
faktor lain yang berasal dari luar diri siswa yaitu lingkungan social, proses belajar
di lingkungan pendidikan dan pengaruh orang lain dalam kehidupan bersama.
Penelitian ini membuktikan bahwa siswa SMUN I Kalasan mempunyai sikap
yang sama terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan jenis kelamin,
karena sikap dipengaruhi oleh lingkungan sosial siswa terutama di sekolah. Semua
siswa baik laki-laki maupun perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk
mendapatkan pembelajaran di kelas. Siswa laki-laki dan perempuan diperlakukan
sama dalam hal bertanya,berpendapat maupun dalam hal memperoleh pelajaran.
Menurut penulis, memang ada perbedaan laki-laki dan perempuan secara
kodrati, tetapi siswa tetapi sikap siswa juga dipengaruhi oleh faktor lain. Proses
belajar dan lingkungan sosial akan merubah pola pikir masing-masing individu
untuk untuk saling menyesuaikan diri dalam mencapai tujuan yang diharapkan,
sehingga sikap yang dimiliki oleh siswa akan sama karena kebiasaan, tuntutan dan
tujuan yang sama dalam suatu kelompok besar dalam proses belajar.
Setiap individu mempunyai kecenderungan untuk menyesuaikan diri dan
menyatukan dirinya dengan lingkungan sekitarnya sehingga jika individu dianggap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
sebagai anggota kelompok maka sifat individu itu akan dipengaruhi oleh
keanggotaan kelompoknya. Setiap hari, dalam proses pembelajaran siswa laki-laki
dan perempuan, senua dituntut untuk aktif tanpa membeda-bedakan. Dengan
demikian setiap siswa akan menyesuaikan pola pikir dan bahkan memaksakan diri
untuk mempunyai pola pikir, kemauan,tujuan untuk berusaha mencapai kompetensi
dalam belajar.
Setiap hari siswa selalu mendapatkan pendidikan, pengajaran dan
pembelajaran dengan KBK. Serta sumber belajar seperti buku pelajaran yang
memuat aspek KBK, yang digunakan setiap hari. Karena dibentuk oleh lingkungan
sosial dan proses belajar yang hampir sama serta pengaruh dari sesama teman dan
guru di sekolah yang mempunyai tujuan sama, sehingga siswa mempunyai sikap
yang sama walaupun mempunyai perbedaan jenis kelamin.
Lingkungan sosial, lingkungan sekolah, proses belajar dan pembelajaran di
sekolah, pengaruh guru, teman dan orang tua merupakan faktor lain yang
mempengaruhi sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Dalam kehidupan bersama di lingkungan sekolah, terdapat perlakuan yang sama
antar siswa berjenis kelamin laki – laki dan siswa berjenis kelamin perempuan baik
dalam perlakuan memperoleh tugas, perlakuan yang sama dalam proses belajar dan
perlakuan yang sama dalam hal peraturan sekolah. Tidak ada pengistimewaan salah
satu gender dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam proses
belajar.
Dalam lingkungan sekolah siswa mendapatkan Perlakuan yang sama ,
memperoleh tuntutan yang sama, memiliki tujuan , minat dan pengharapan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
sama antara laki –laki dan perempuan inilah akan mempengaruhi terbentuknya
sikap yang sama yaitu sikap yang positif dan mendukung aspek – aspek
pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap
pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi ditinjau dari jenis kelamin siswa.
Siswa laki –laki dan perempuan akan saling menyesuaikan diri untuk mencapai
tujuan yang diharapkan, sehingga sikap yang dimiliki siswa oleh siswa akan sama
karena perolehan tututan dan tujuan yang sama dalam suatu kelompok besar dalam
proses belajar. Hal tersebut didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Eni
Utaminingsih (2000) yang mengatakan bahwa tidak ada perbedaan sikap siswa
terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan jenis kelamin. Siswa
mempunyai perbedaan jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan, akan tetapi
setiap individu mempunyai kecenderungan untuk menyesuaikan diri dan
menyatukan dirinya dengan lingkungan sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan masing-masing
masalah penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Sikap yang diberikan oleh siswa SMU N I Kalasan terhadap pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah positif. Dari hasil penelitian diperoleh
bahwa seluruh siswa (60 responden) mempunyai sikap yang positif terhadap
pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Hal ini dikarenakan, dalam
kehidupan di lingkungan sekolah siswa merasa mendukung dan bersikap positif
terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi, dalam KBK siswa
dituntut aktif sehingga siswa harus berperan positif dalam pembelajaran.
Pembelajaran KBK yang memberikan pengalaman langsung saat pembelajaran
membuat siswa bersikap positif terhadap pelaksanaan KBK karena siswa
mempunyai pengalaman dan berkompeten.
2. Berdasarkan perhitungan dan analisis data diperoleh F hitung = 2,355 dan F
tabel = 3,15 dimana F hitung < F tabel, maka hipotesis pertama ditolak. Berarti
tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi berdasarkan Status Sosial Ekonomi Orang Tua, baik yang berstatus
sosial ekonomi tinggi, sedang juga rendah sama-sama bersikap positif. Hal
tersebut dikarenakan semua siswa berusaha menyesuaikan diri untuk mencapai
tujuan yang sama yaitu keberhasilan dalam belajar dan kebiasaan tuntutan dan
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perlakuan yang sama membuat siswa bersikap positif akan mendukung aspek-
aspek dalam pelaksanaan KBK.
3. Berdasarkan perhitungan dan analisis data diperoleh nilai F hitung = 1,445 dan
F tabel = 3,15, maka hipotesis kedua ditolak berarti tidak ada perbedaan sikap
siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan
prestasi belajar, yaitu baik yang mempunyai prestasi belajar tinggi, sedang juga
rendah sama-sama bersikap positif. Hal tersebut dikarenakan siswa mempunyai
perbedaan dalam prestasi belajarnya akan tetapi dalam kehidupan bersama di
lingkungan sekolah, siswa mempunyai minat, motivasi dan harapan yang sama
untuk belajar mempersiapkan masa depan, sehingga meskipun siswa memiliki
prestasi belajar yang berbeda tetapi memiliki sikap yang sama terhadap
pelaksanaan KBK.
4. Berdasarkan perhitungan dan analisis data diperoleh nilai F hitung = 0,049 dan
F tabel = 3,15, maka hipotesis ke tiga ditolak, berarti tidak ada perbedaan sikap
siswa terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi berdasarkan jenis
kelamin, baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan. Hal tersebut
dikarenakan dalam kehidupan bersama di lingkungan sekolah, terdapat
perlakuan yang sama antara siswa berjenis kelamin laki-laki dan siswa berjenis
kelamin perempuan baik dalam perlakuan memperoleh tugas, perlakuan yang
sama dalam proses belajar dan perlakuan yang sama dalam hal peraturan
sekolah. Tidak ada pengistimewaan salah satu gender dalam pelaksanaa KBK
dalam proses belajar. Hal ini mempengaruhi terbentuknya sikap yang sama
yaitu sikap yang positif dan mendukung aspek-aspek peaksanaan KBK.
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Keterbatasan Penelitian
1. Kejujuran responden dalam mengisi kuesioner yang disebarkan penulis tidak
dapat sebagai kebenaran yang mutlak karena peneliti tidak mampu melacak
kebenaran dari data responden. Apabila data yang diberikan tidak sesusi dengan
kondisi yang sebenarnya, maka kesimpulan dari penelitian ini tidak seluruhnya
benar.
2. Pengukuran prestasi belajar menggunakan nilai raport, nilai ini belum tentu
mewakili prestasi belajar siswa.
3. Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki keterbatasan waktu,
pengetahuan dan kemampuan sehingga tidak dapat mengungkapkan seluruh
subjek penelitian.
C. Saran
1. Kurikulum Berbasis Kompetensi yang sudah disempurnakan dalam KTSP
masih merupakan suatu topik masalah yang masih dibicarakan dalam dunia
pendidikan sehingga penulis menyarankan agar perlu dilakukan penelitian yang
lebih luas, tidak terbatas pada variabel yang sudah diteliti oleh penulis yakni
status sosial ekonomi orang tua siswa, prestasi belajar dan jenis kelamin siswa.
Tetapi variabel-variabel yang lain juga perlu untuk diteliti sehingga dapat
menambah khasanah dalam bidang pendidikan, dan untuk menyempurnakan
penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh
penulis berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, disimpulkan
bahwa terdapat sikap positif siswa terhadap pelaksanaan
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kurikulum Berbasis kompetensi baik ditinjau dari Status Sosial Ekonomi Orang
Tua Siswa, Prestasi Belajar, dan Jenis Kelamin Siswa.
2. Penulis menyarankan agar sosialisasi Kurikulum Berbasis Kompetensi kepada
para pelaksana pendidikan di lapangan terutama guru untuk terus dilaksanakan
karena kurikulum ini masih tergolong baru. Kurikulum Berbasis kompetensi,
merupakan kurikulum yang dianggap pula yang lebih baik karena menekankan
pada kompetensi siswa dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya yang
menekankan pada materi, sehingga perlu untuk dipertahankan atau
disempurnakan jika dirasa masih ada kekurangan. Demi peningkatan mutu yang
lebih baik.
Sikap positif yang dimiliki siswa SMU N I kalasan terhadap pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi perlu dipertahankan. Perlakuan yang sama
dalam proses belajar dari guru, perlakuan dari teman dan orang tua sangat
mempengaruhi sikap siswa. Mengingat pentingnya sikap positif siswa terhadap
pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi sehingga proses belajar dan
pembelajaran dapat berjalan lancar, maka diharapkan dukungan dari lingkungan
sekolah seperti guru dan kepala sekolah sangat diperlukan. Perlakuan yang tidak
membeda-bedakan antara siswa yang berstatus sosial ekonomi tinggi dan
rendah, siswa yang berprestasi tinggi ataupun rendah, dan siswa berjenis
kelamin laki-laki dan perempuan akan membuat siswa bersikap positif dan
mudah menerima hal-hal baru.
3. Bagi para pelaksana pendidikan, penulis juga menyarankan supaya sosialisasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi terus dilakukan melalui seminar, pelatihan dan
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
studi banding, dan dilaksanakan secara menyeluruh, tidak terbatas hanya di
sekolah tempat ujicoba Kurikulum Berbasis Kompetensi sehingga pengetahuan
guru sebagai pelaksana Kurikulum Berbasis Kompetensi dan siswa sebagai
objek didik yang digali kompetensinya mempunyai sikap yang positif dan
mendukung Kurikulum Berbasis Kompetensi sehingga dapat diterapkan dan
dilaksanakan dengan baik dalam proses pembelajaran di sekolah.
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Amirin, Tatang.1986. Menyusun Penelitian. Jakarta: Rajawali. Arikunto, Suharsimi. 1987. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta. -------------------------. 1989. Manajemen Penelitian. Jakarta: Depdikbud. -------------------------. 1990. Manajemen Pengajaran secara Manusiawi. Jakarta: Rineka
Cipta. Azwar, Saifuddin. 1988. Sikap Manusia dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Jaya. Boediono. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang
Depdiknas. Driyarkara. 1980. Driyarkara Tentang Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Entang, M. 1987. Diagnosa Kesulitan Belajar. Jakarta: PPG Depdikbud RI. Gilarso, T. 1986. Ekonomi Indonesia Suatu Pengantar. Yogyakarta: Kanisius. ------------. 2001. Moral Keluarga. Yogyakarta: USD. Iswanto, Agustinus. 2000. Analisis Sikap Manusia Terhadap Atribut Produk Pelayanan
Fasilitas BLK (Skripsi). Yogyakarta: Pendidikan Dunia Usaha. Joesoef, Soelaiman. 1986. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara. Koentjaraningrat. 1983. Metode- Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia. Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ornstein, Allan C. dan Linda S. Behar. 1995. Contemporary Issues in Curricullum.
Boston: Allyn and Bacon. Purwanto, M. Ngalim. 1996. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Riduwan.2002. Skala Pengukuran Variabel- Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Setyadi, Markus. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kompas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siahaan, Bistok A. 1987. Pengembangan Materi Pengajaran Bahasa FPS 626. Jakarta: PPLTK.
Slameto. 1988. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi. Cetakan I. Jakarta: Bina
Aksara. Soedjono, D.1973. Pengantar Sosiologi. Bandung: Alumni. Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Radar Jaya Offset. Spillane, J.J. 1982. Socio Economic Characteristics and Mental Attitudes of YKPTL
Students, USD. Sugiono. 2003. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sumanto. 1990. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Cetakan I. Yogyakarta:
Andi Offset. Sumardi, Mulyanto dan Hans. Deter Even.1982. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok.
Jakarta: Rajawali. Supranto, J. 2001. Statistik: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga. Tim Penyusun. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Usman, Moh. Uzer. 1997. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wasito, Herman. 1992. Pengantar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Universitas Atma
Jaya. Werdiningsih, Dyah. 1998. Pengembangan Silabus dan Materi MKU BT di Fak.
Ekonomi Islam Malang (Tesis). Malang: Pendidikan Bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kepada Yth :
Siswa/siswi SMU Negeri I Kalasan
Yogyakarta
Dengan hormat,
Dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah saya :
Nama : Ignasius Iswanto
NIM : 991324030
Fak/Jur/Prodi : FKIP/JPIPS/PDU
Dalam rangka menyelesaikan studi, melalui skripsi saya dengan judul
“Analisis Sikap Siswa terhadap Terhadap pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi dilihat dari status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar dan jenis
kelamin siswa”, dengan segala kerendahan hati saya mohon bantuan siswa/siswi
untuk mengisi kuesioner ini.
Keberhasilan dari penelitian ini sangat ditentukan oleh bantuan dari
siswa/siswi. Informasi data siswa/siswi akan saya gunakan semata-mata untuk
kepentingan kuliah dan sama sekali bukan untuk kepentingan yang lain dan
informasi data akan saya rahasiakan. Saya mohon siswa/siswi bersedia membantu
saya dan menjawab kuesioner ini dengan jujur.
Akhir kata atas perhatian dan bantuan dari siswa/siswi saya mengucapkan
banyak terima kasih.
Hormat saya,
Ignasius Iswanto
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER
No Kuesioner :................
Petunjuk Pengisian
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan keadaan saudara sebenarnya.
2. Untuk pertanyaan mengenai sikap, saudara dapat menjawab dengan memberi
tanda (√ ) pada alternatif jawaban yang sudah tersedia.
Saudara dapat menyatakan sikap saudara terhadap pernyataan tersebut dengan
cara memilih :
SS : bila Sangat Setuju
S : bila Setuju
TS : bila Tidak Setuju
STS : bila Sangat Tidak Setuju
3. Untuk pertanyaan mengenai status sosial ekonomi orang tua, saudara dapat
menjawab dengan memberikan tanda (√ ) pada alternatif jawaban yang sudah
tersedia.
1. Identitas Diri
Kelas :
Jenis Kelamin :
Nilai raport semester terakhir :
2. Pernyataan Sikap
PILIHAN NO PERNYATAAN SIKAP
SS S TS STS
1 Pelatihan, seminar dan pengarahan perlu bagi siswa untuk meningkatkan kualitas belajar.
2 Guru tidak perlu memberikan pemahaman pada isi mata pelajaran yang diampunya tiap PBM.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Siswa percaya dengan memiliki perpustakaan yang lengkap koleksinya akan mendukung belajar siswa.
4 Siswa tidak yakin adanya laboratorium akan mendukung proses pembelajaran.
5 Guru memberikan dukungan kepada siswa yang mengikuti lomba- lomba keilmuan.
6 Guru memberikan latihan-latihan yang tidak sesuai dengan kemampuan siswa.
7 Siswa harus mampu bekerjasama dengan rekan-rekannya.
8 Siswa yang diharapkan dalam KBK adalah siswa yang mampu belajar mandiri.
9 Siswa percaya dengan KBK akan membuat siswa aktif dalam pembelajaran di kelas.
10 Dengan KBK akan membuat siswa semakin tergantung pada guru.
11 Guru memberikan latihan-latihan yang menumbuhkan kemandirian siswa.
12 Guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif mengemukakan pendapat dikelas.
13 Buku pedoman yang lebih dari satu akan memberi siswa banyak informasi.
14 Penggunaan buku pedoman dan modul tidak akan membuat siswa jelas.
15 Siswa percaya dengan menggunakan buku pedoman, lingkungan sekitar, dan surat kabar akan membuat siswa cepat memahami pelajaran.
16 Dalam KBK menggunakan buku, brosur, surat kabar, peta, foto,dan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
17 Dalam KBK, siswa dituntut agar lebih aktif dalam pembelajaran.
18 Dengan KBK dalam pembelajaran akan menghambat siswa dalam berkreatif.
19 Siswa merasa termotivasi dalam belajar dengan KBK, karena belajar berpusat pada siswa.
20 Pembelajaran dengan membuat kelompok diskusi akan membuat siswa aktif.
21 Dalam PBM, guru perlu memberikan ide atau pertayaan yang akan merangsang siswa untuk belajar.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22 Dalam PBM, siswa tidak diberi kesempatan untuk bertanya atau mengemukakan gagasannya.
23 Materi dalam KBK sesuai dengan perkembangan jaman.
24 Materi pembelajaran dalam KBK tidak mudah dipahami oleh siswa.
25 Siswa merasa bahwa materi KBK lebih baik dari materi kurikulum sebelumnya.
26 Materi KBK yang terlalu banyak membuat siswa merasa terbebani.
27 Siswa diperkenalkan pada dunia kerja melalui kunjungan ke instansi atau organisasi tertentu sesuai bidang dan jenjang kelasnya.
28 Guru tidak memberikan contoh- contoh konkrit dalam setiap pembelajaran.
29 Dengan KBK akan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan siswa.
30 Sekolah perlu mengadakan tes IQ bagi siswa baru setiap tahun.
31 Siswa percaya mata pelajaran dalam KBK akan membantu mempersiapkan siswa menempuh studi lanjut.
32 Guru mengadakan tes atau ujian untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan siswa sebagai dasar pengembangan siswa.
33 Pertanyaan dan latihan perlu bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
34 Hasil belajar siswa tidak akan meningkatkan pemahaman dan penguasaan terhadap materi.
35 Siswa yakin dengan latihan-latihan akan meningkatkan hasil belajar siswa.
36 Guru memberikan pertanyaan dan latihan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap mata pelajaran.
37 Pengumpulan pekerjaan siswa dan memberikan tugas-tugas maka akan diketahui kemampuan dan pemahaman siswa dalam pelajaran.
38 Siswa yakin dengan adanya pengumpulan tugas dan tes tertulis dapat digunakan untuk mengevaluasi belajarnya.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39 Guru memberikan penugasan berupa tes, karya ilmiah, dan laporan kegiatan untuk melihat hasil belajar siswa.
40 Pelaporan penilaian hasil belajar pada siswa akan memberikan motivasi siswa untuk belajar.
41 Pengembalian hasil belajar siswa dapat menyebabkan psikis yang kurang baik terhadap siswa.
42 Laporan hasil belajar siswa perlu diberikan pada orang tua dalam upaya memperbaiki cara belajar siswa.
3. Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan orang tua saudara
dengan memberi tanda (√ ) pada jawaban pilihan saudara.
A. Tingkat Pendidikan Orang Tua Siswa
1. Pendidikan terakhir ayah/wali laki-laki :
a. Tidak Sekolah ( )
b. Tamat SD ( )
c. Tamat SMP ( )
d. Tamat SMU ( )
e. Diploma ( )
f. Sarjana ( )
2. Pendidikan terakhir ibu/wali perempuan:
a. Tidak Sekolah ( )
b. Tamat SD ( )
c. Tamat SMP ( )
d. Tamat SMU ( )
e. Diploma ( )
f. Sarjana ( )
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Pekerjaan Orang Tua Siswa
1. Pekerjaan ayah/wali laki-laki :
a. Tidak Memiliki Pekerjaan ( )
b. Pensiunan ( )
c. Petani/ pengrajin ( )
d. Pedagang/ Wiraswasta ( )
e. Pegawai Swasta ( )
f. Pegawai Negeri ( )
2. Pekerjaan Ibu/wali perempuan:
a. Tidak Memiliki Pekerjaan ( )
b. Pensiunan ( )
c. Petani/ pengrajin ( )
d. Pedagang/ Wiraswasta ( )
e. Pegawai Swasta ( )
f. Pegawai Negeri ( )
C. Penghasilan Orang Tua Siswa
Berapa besar penghasilan yang diperoleh ayah dan ibu/wali laki-laki dan
perempuan perbulan :__________________________.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perhitungan SSENo Tinggi Sedang Rendah1 132 17424 146 21316 161 259212 132 17424 151 22801 123 151293 147 21609 132 17424 145 210254 157 24649 132 17424 146 213165 137 18769 134 17956 162 262446 151 22801 147 21609 129 166417 145 21025 126 15876 135 182258 142 20164 134 17956 149 222019 153 23409 137 18769 155 24025
10 153 23409 151 22801 133 1768911 139 1932112 137 1876913 127 1612914 133 1768915 132 1742416 130 1690017 146 2131618 144 2073619 158 2496420 147 2160921 139 1932122 153 2340923 136 1849624 132 1742425 139 1932126 125 1562527 141 1988128 144 2073629 132 1742430 134 1795631 135 1822532 152 2310433 132 1742434 133 1768935 127 1612936 122 1488437 129 1664138 145 2102539 147 2160940 139 19321
Total 1449 210683 5519 764433 1438 208416
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perhitungan PrestasiNo Tinggi Sedang Rendah1 132 17424 146 21316 151 228012 146 21316 151 22801 137 187693 144 20736 132 17424 146 213164 153 23409 161 25921 147 216095 136 18496 132 17424 144 207366 157 24649 134 17956 153 234097 132 17424 147 21609 139 193218 137 18769 123 151299 126 15876
10 134 1795611 137 1876912 145 2102513 139 1932114 127 1612915 133 1768916 132 1742417 162 2624418 130 1690019 129 1664120 158 2496421 132 1742422 147 2160923 139 1932124 135 1822525 149 2220126 151 2280127 139 1932128 125 1562529 155 2402530 141 1988131 145 2102532 132 1742433 134 1795634 142 2016435 153 2340936 135 1822537 152 2310438 132 1742439 133 1768940 133 1768941 127 1612942 122 1488443 129 1664144 145 2102545 147 21609
Total 1137 162223 6252 873348 1017 147961
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perhitungan Jenis KelaminNo Laki-Laki Perempuan1 149 22201 146 213162 137 18769 151 228013 151 22801 132 174244 139 19321 161 259215 125 15625 132 174246 155 24025 134 179567 141 19881 147 216098 144 20736 123 151299 145 21025 126 15876
10 132 17424 134 1795611 134 17956 132 1742412 142 20164 137 1876913 153 23409 145 2102514 153 23409 151 2280115 135 18225 139 1932116 152 23104 137 1876917 132 17424 127 1612918 133 17689 146 2131619 133 17689 133 1768920 127 16129 132 1742421 122 14884 162 2624422 129 16641 130 1690023 145 21025 146 2131624 147 21609 144 2073625 139 19321 129 1664126 158 2496427 147 2160928 132 1742429 147 2160930 139 1932131 153 2340932 135 1822533 136 1849634 157 2464935 132 17424
Total 3494 490486 4912 693046
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Sikap Terhadap KBK
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted BUTIR1 136.4667 100.9471 .6344 .9282 BUTIR2 136.5333 102.2575 .4444 .9301 BUTIR3 136.3667 101.7575 .5653 .9289 BUTIR4 136.7333 103.4437 .4639 .9298 BUTIR5 136.5333 101.9126 .4752 .9298 BUTIR6 136.5667 100.9437 .5092 .9295 BUTIR7 136.7667 103.3575 .5036 .9295 BUTIR8 136.5667 103.0126 .4377 .9300 BUTIR9 136.7000 102.0793 .5949 .9287 BUTIR10 136.6333 103.8954 .3646 .9307 BUTIR11 136.7667 102.5989 .5975 .9288 BUTIR12 136.3667 103.8954 .3490 .9308 BUTIR13 136.5000 101.1552 .6149 .9284 BUTIR14 136.5333 102.3954 .4321 .9302 BUTIR15 136.6333 100.5851 .7147 .9276 BUTIR16 136.5667 103.7713 .3614 .9307 BUTIR17 136.4333 102.6678 .4632 .9298 BUTIR18 136.5333 103.4989 .3838 .9305 BUTIR19 136.8000 104.0966 .4458 .9300 BUTIR20 136.6667 100.8506 .7072 .9277 BUTIR21 136.7333 101.2368 .7239 .9277 BUTIR22 136.5000 102.7414 .3989 .9306 BUTIR23 136.8000 103.7517 .4912 .9297 BUTIR24 136.7333 103.0299 .4305 .9301 BUTIR25 136.8667 103.5678 .6485 .9290 BUTIR26 136.8333 104.1437 .4854 .9298 BUTIR27 136.6667 103.4023 .4293 .9301 BUTIR28 136.7000 103.8034 .4018 .9303 BUTIR29 136.6667 101.4023 .6465 .9282 BUTIR30 136.5667 103.0816 .4308 .9301 BUTIR31 136.6667 102.9195 .4813 .9296 BUTIR32 136.6333 102.5161 .5091 .9294 BUTIR33 136.6000 103.3517 .4111 .9303 BUTIR34 136.5667 103.7713 .3614 .9307
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted BUTIR35 136.5667 103.7713 .3614 .9307 BUTIR36 136.5333 103.5678 .3769 .9306 BUTIR37 136.8000 103.3379 .4414 .9300 BUTIR38 136.7333 103.3747 .4720 .9297 BUTIR39 136.7333 101.8575 .5482 .9290 BUTIR40 136.6000 103.5586 .3899 .9305 BUTIR41 136.8667 103.0161 .4552 .9299 BUTIR42 136.6000 103.0069 .3874 .9306 Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 42 Alpha = .9312
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
60140.1000
9.95873.113.113
-.072.877.425
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
SIKAP
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Frequencies
Statistics
60 60 60 600 0 0 0
ValidMissing
NSSE Prestasi
JenisKelamin Sikap
Frequency Table
SSE
Prestasi
7 11.7 11.7 11.745 75.0 75.0 86.7
8 13.3 13.3 100.060 100.0 100.0
RendahSedangTinggiTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Jenis Kelamin
25 41.7 41.7 41.735 58.3 58.3 100.060 100.0 100.0
Laki-lakiPerempuanTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Sikap
60 100.0 100.0 100.0PositifValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
10 16.7 16.7 16.738 63.3 63.3 80.012 20.0 20.0 100.060 100.0 100.0
CumulativeFrequency Percent Valid Percent
Rendah Sedang Tinggi
Valid
Total
Percent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perbedaan Sikap Siswa terhadap Pelaksanaan KBK berdasarkan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa
Test of Homogeneity of Variances
SIKAP
2.296
Levene
2 57 .110Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA
SIKAP
446.526 2 223.263 2.355 .104 5404.874 57 94.8225851.400 59
Sum of Squares df Mean Square F
Between Groups Within Groups Total
Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perbedaan Sikap Siswa terhadap Pelaksanaan KBK berdasarkan Prestasi Belajar Siswa
Test of Homogeneity of Variances
SIKAP
2.039
Levene
2 57 .140Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA
SIKAP
282.296 2 141.148 1.445 .244 5569.104 57 97.7045851.400 59
Sum of Squares df Mean Square F
Between Groups Within Groups Total
Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perbedaan Sikap Siswa terhadap Pelaksanaan KBK berdasarkan Jenis Kelamin
Test of Homogeneity of Variances
SIKAP
.481 1 58 .491
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
SIKAP
4.954 1 4.954 .049 .8255846.446 58 100.8015851.400 59
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI