Download - Perubahan Status Mental
Table 27-4 gambaran klinis konfusi, demensia dan depresi
Gambaran Konfusi Demensia Depresi
Onset Akut/subakut-
bergantung penyebab
Kronik: umumnya
berbahaya-
bergantung penyebab
Bersamaan dengan
perubahan hidup;
sering tiba-tiba
Lama Singkat, gejala
fluktuasi diurnal;
memburuk saat
malam hari, atau
dalam kegelapan dan
saat bangun
Efek berlangsung
lama- non diurnal;
gejala progresif
namun relatif stabil
dari waktu ke waktu
Efek diurnal, biasanya
memburuk pada pagi
hari; fluktuasi
situasional
Durasi jam - kurang dari 1
bulan
Bulan sampai
bertahun-tahun
Sedikitnya 2 minggu;
dapat beberapa bulan
- tahun
Kewaspadaan berfluktuasi Umunya normal Normal
Orientasi Berfluktuasi dalam
keparahan; umunya
terganggu
mungkin terganggu selektif disorientasi
Ingatan Saat ini dan gangguan
yang segera
Saat ini dan gangguan
terpisah
Selektif atau
gangguan yang
terkadang muncul
Pikiran Tidak teratur, distorsi,
terpecah; lambat atau
di percepat
Kesulitan dengan
sesuatu yang abstrak
Utuh
Persepsi Distorsi; ilusi, delusi,
dan halusinasi
Mispersepsi seringkali
muncul
Utuh: delusi dann
halusinasi seringkali
muncul
psikomotor/aktivitas
mental
Bervariasi;
hipokinetis,
hiperkinetis atau
campuran
Normal Normal atau
hipokinetik minimal
Siklus tidur-terjaga Terganggu; siklus
berbalik arah
terpecah Terganggu; sering
terjaga lebih awal
Temuan EEG
(elektroencepalograpi)
Berhubungan dengan
tingkat stimulasi
Normal atau lambat Normal
MMSE (Mini-Mental
State Examination )
Skor rata-rata 12 Skor rata-rata 7 Skor rata-rata 19
Gambaran terkait Perubahan variable
emosional; gejala
hyperarousal otonom
Pengaruh cenderung
dangkal, tidk sesuai
dan labil; deficit
intelektual
Pengaruh depresi;
dosporik mood;
keluhan yang detail
dan dilebih-lebihkan
Perubahan status mental
Kelemahan kognitif dan perubahan status mental pada lansia lebih sering di sebabkan oleh
konfusi/kebingunggan (akut atau sub akut), demensia, atau depresi. Perubahan ini melibatkan
berbagai tingkat gangguan secara bersamaan dalam kesadaran, perhatian, persepsi, ingatan,
orientasi, berpikir, psikomotor/aktivitas mental, dan siklus tidur-terjaga
Konfusi/kebingunggan adalah adalah umum yang mungkin memiliki dasar(basis) organic,
emosional, atau indera dengan gejala yang ringan dan berbahaya. Tingkat kesadaran (LOC)
dapat berfluktuasi sehingga hanya sedikit tanda-tanda kebingungan bisa tak terdeteksi selama
beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan. Delirium, sebuah tingkat konfusioanal akut,
berdurasi singkat, terjadi antara beberapa jam sampai beberapa hari. Sindrom Sundown dapat
dicirikan oleh perilaku hiperaktif seperti berteriak atau mengembara, yang diperburuk saat
mendekati malam hari. Tingkat konfusi akut disebabkan oleh masalah organic mungkin karena
gangguan metabolic (hiperglikemia atau ketidakseimbangan elektrolit) atau masalah structural
seperti oklusi vascular. Penyebab lain konfusi dan delirium adalah trauma kepala, infeksi
sitemik, kecanduan alcohol, dan keracunan obat. Depresi mungkin di picu oleh pengobatan tetapi
lebih umum menyertai perasaan kehilangan kemandirian, anggota keluarga, dan teman, atau
kemampuan fungsional dari pasien. Gejalanya berkembang secara bertahap, tetapi onset sering
dapat ditelusuri terhadap peristiwa atau periode tertentu. Tanda-tanda depresi mungkin muncul
secara tipical(biasanya) pada lansia, dengan insiden kelemahan kognitif atau keluhan somatic.
Demensia adalah kondisi primer, degeneratif progresif. Gejala termasuk gangguan pikiran dan
pola bicara, sering disertai onset berbahaya dan stabil. Gejala-gejala ini mungkin tumpang tindih.
Contohnya, delirium mungkin tumpang demensia yang sudah ada sebelumnya. Dalam kasus lain,
pasien dalam tahap awal demensia mungkin menjadi depresi ketika mereka menyadari
kemunduran mental meraka.
Perawat harus membedakan gejala-gejala ini, seringnya menjadi tugas yang sulit karena
syndrome ini, meskipun nyata, memiliki sesuatu yang diunggulkan (table 27-4 dan box hal. 721
sebagai perbandingan). Kondisi ini mungkin muncul sekaligus, selanjutnya menjadikan
diagnostic yang lebih rumit.
Banyak pasien dirawat di rumah sakit karena penyakit akut yang memperlihatkan tanda-tanda
delirium. Pengetahuan tentang perubahan status mental pada pasien geriatri demikian penting
bagi perawat neuroscience karena pasien neurologis yang lebih tua mungkin berisiko tinggi
untuk gejala gangguan mental dan kognitif.
Sindrom konfusi
Apasia: pemahaman yang buruk (sulit memahami), kesulitan berbicara
Delirium: akut; status mental berfluktuasi, perilaku yang kurang aktif atau hiperaktif
Demensia: non akut; kemunduran yang progresif terhadap kemampuan kognitif
Depresi: penurunan mood, kehilangan motivasi, keluhan somatic
Kemunculan kegembiraan: perilaku seperti merintih, gelisah, dan meronta-ronta setelah
pemberian anastesi
Sundowning: agitasi, kehawatiran ketika ‘ matahari terbenam’
Karena pasien lansia mengalami peningkatan sensitivitas terhadap efek antikolinergik,
pengobatan tertentu dapat memicu delirium. Alkohol dan depresan SSP lainnya memperburuk
efek negatif bila digunakan bersama dengan analgesik, antipsikotik, obat kardiovaskular,
sedatif-hipnotik, dan terpusat bertindak antihipertensi. Obat-obatan yang umumnya diaplikasikan
untuk lansia yang mungkin menyebabkan delirium termasuk:
Antikolinergik (atropine, benztropine)
Agen Antiparkinson (amantadine, levodopa)
Benzodiazepine (diazepam[valium] atau bersamaan dengan cimetidin [tagamet])
Depresan SSP (meperidin [demerol], codein)
Antidepresan trisiklik (amitripilin, doxepin)
Pengkajian Spesifik/tertentu
Meskipun penurunan kognitif sering diamati pada lansia, penurunan status mental adalah tidak
diharapkan berkaitan dengan perubahan usia. Oleh karena itu tanda-tanda gangguan kognitif dan
mental harus benar-benar dikaji karena mungkin menjadi sekunder untuk gangguan yang
mengancam jiwa. Penyebab utama kemungkinan kemunduran mental termasuk penyakit hati,
ginjal dan tiroid, hipoksia, diabetes, infeksi virus, AIDS, penyakit huntington, parkinson,
aterosklerosis, CVA, iskemia serebral trancient, tumor, dan infeksi SSP.
Kognitif dan status mental harus dinilai secara rutin, sistematis, dan komprehensif. Untuk
mencapai tujuan ini, pilihan alat penilaian tidak begitu penting melainkan alat yang sama
digunakan secara sistematis.
Intervensi Keperawatan
perubahan status mental yang parah mungkin memerlukan rujukan neuropsikologi dan psikiatris
untuk menentukan etiologi dari perubahan status mental. Intervensi keperawatan dan medis
termasuk tinjauan pengobatan dan manajemen, pengobatan akut, penyebab berkontribusi
terhadap penurunan, (misalnya, pengobatan gangguan elektrolit yang menyebabkan delirium),
dan terapi suportif untuk pengelolaan delirium, demensia, atau depresi. Terapi suportif untuk
pasien delirium termasuk adalah orientasi dan komunikasi, modifikasi lingkungan seperti
penggunaan kalender yang tepat, lampu malam, dan jam, mobilisasi dan pelestarian/menjaga
status fungsional, dan dukungan keluarga dan pasien dan kontak.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa program latihan yang diselenggarakan mungkin
bermanfaat bagi pasien geriatri dengan masalah perilaku yang berhubungan dengan demensia.
Olahraga dapat mengimbangi dan mengganti perilaku berulang, seperti menarik-narik pakaian
atau mengembara(seperti gelandangan), dan mungkin menjadi alternatif untuk mengendalikan
zat kimia dan fisik.
Pasien lansia menderita depresi dapat merespon positif terhadap perawatan yang tepat, termasuk
psikoterapi, intervensi farmakologis, dan pengobatan electroconvulsive (ECT)
Perubahan thermoregulatory/pengaturan suhu
Pada orang dewasa yang lebih tua, faktor yang parah dapat berkontribusi terhadap perubahan
dalam sistem thermoregulator, termasuk perubahan usia di hypothalamus yang menyebabkan
thermogenesis tergangguan, gangguan sensitivitas terhadap perubahan suhu, dan vasokonstriktor
otonom yang abnormal dalam berespon terhadap dingin sehingga kemampuan menggigil
terganggu. ketika themperature tubuh turun di bawah 35 C, hipotermia hadir. ketika
themperature tubuh secara abnormal meningkat, hypertermia, yang kadang-kadang disebut
haetstroke atau hiperpireksia, terjadi. baik hipotermia dan hipertermia, untuk sebagian besar,
penyakit orang tua. keduanya dapat memiliki konsekuensi serius dan dapat menyebabkan cacat
berat atau kematian.
Beberapa obat umum dikenal dapat memicu atau memperburuk penyakit yang berhubungan
dengan panas, termasuk alkohol (ETOH), antidepresan trisiklik (TCA), inhibitor monoamine
axidase (MAOIs), relaksan otot rangka, fenotiazin, antipsikotik, salisilat, hormon tiroid, dan
antihistamin. Perawat Neuroscience seharusnya juga menyadari penyakit cronic yang dapat
mempengaruhi pasien sehingga terjadi hipotermia. Stroke, hipotiroid, arthritis, kekurangan gizi,
penyakit parkinson, dan trauma kepala dapat berkontribusi untuk hipotermia dengan
meningkatkan kehilangan panas, penurunan produksi panas, atau mengganggu termoregulasi
pada SSP
Presentasi klinis hipotermia
Tanda awal (32-35 C)
Kelelahan
Kelemahan
Gaya berjalan lambat
Apatis
Ucapan tidak jelas
Kebingungan
Gemetaran
Kulit dingin
Sensasi dingin
Tanda berikutnya (selanjutnya) 28-30 C
Kulit dingin
Hypopnea
Sianosis
Bradikardi
Disritmia atrial dan ventricular
Hipotensi
Semicoma dan koma
Kekakuan otot
Adema
Perlambatan reflex
Reaksi pupil lambat
Poliuria atau oligouria
Tanda akhir (< 28 C)
Kulit sangat dingin
Kekakuan
Apnea
Nadi menghilang- fibrilasi vebtrikular
Tidak ada reflex
Tidak berespon
Pupil tetap