PERUBAHAN EFISIENSI KERJA AIR COOLER
DENGAN SPONGE
SKRIPSI
Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana Strata 1
Teknik Mesin
Diajukan oleh:
ANASTASIA PUJI ASTUTI
NIM: 115214027
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PERUBAHAN EFISIENSI KERJA AIR COOLER
DENGAN SPONGE
SKRIPSI
Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana Strata 1
Teknik Mesin
Diajukan oleh:
ANASTASIA PUJI ASTUTI
NIM: 115214027
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
CHANGES WORK EFFICIENCY OF AIR COOLER
USING SPONGE
FINAL PROJECT
As partial fulfillment of the requirement
to obtain the Sarjana Teknik degree
in Mechanical Engineering
by
ANASTASIA PUJI ASTUTI
Student Number: 115214027
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak dapat terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 18 Januari 2016
Anastasia Puji Astuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK
Kondisi cuaca yang semakin panas sangat berpengaruh terhadap kehidupan
manusia dan lingkungan, hal ini tentunya akan menimbulkan suatu permasalahan
baru dalam bidang teknologi. Teknologi sendiri sangat berperan penting untuk
memenuhi kebutuhan manusia dan lingkungan dalam kehidupan sehari - hari.
Salah satu teknologi yang dibutuhkan dan berhubungan erat dengan permasalahan
tersebut adalah mesin pendingin ruangan yang tentunya bebas dari pencemaran
lingkungan yaitu Air Cooler. Air Cooler merupakan sebuah mesin pendingin yang
menggunakan prinsip evaporative cooling, yaitu suatu proses pengkondisian
udara yang dilakukan dengan membiarkan kontak langsung antara udara dengan
uap air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya penurunan
suhu dan besarnya kenaikan efisiensi Air Cooler dalam berbagai variasi
penelitian.
Penelitian dilakukan dengan memvariasikan kecepatan udara yang mengalir
didalam Air Cooler : (1) kecepatan kipas low (2) kecepatan kipas medium (3)
kecepatan kipas high. Beberapa kondisi Air Cooler yang diteliti sebagai berikut:
(a) Fluida Air Cooler : air dengan cooling pad standar (b) Fluida Air Cooler : air +
es dengan cooling pad standar (c) Fluida Air Cooler : air dengan cooling pad
tambahan (d) Fluida Air Cooler : air + es dengan cooling pad tambahan.
Penelitian menggunakan mesin pengering dilakukan dengan perlakuan yang sama.
Dari penelitian didapatkan: Suhu udara kering keluar (TdBout) terendah dari variasi
cooling pad sponge adalah menggunakan cairan pendingin air es dengan
kecepatan udara low, dengan TdBout = 22,5oC. Suhu udara basah keluar (TwBout )
terendah dari variasi cooling pad sponge adalah menggunakan balok es dengan
kecepatan udara low, medium dan high dengan TwBout = 21oC. Hasil terendah dari
udara kering dan udara basah yang dihasilkan diperoleh dari kondisi udara kering
masuk (TdBin) sebesar 31,5oC dan kondisi udara basah masuk (TwBin) sebesar 21oC.
Suhu udara kering keluar (TdBout) terendah dari variasi cooling pad sponge dan
mesin pengering adalah menggunakan balok es dengan kecepatan udara high,
dengan TdBout = 32,95oC. Suhu udara basah keluar (TwBout ) terendah dari variasi
cooling pad sponge dan mesin pengering adalah 29oC. Hasil terendah dari udara
kering dan udara basah yang dihasilkan diperoleh dari kondisi udara kering masuk
(TdBin) sebesar 54,03oC dan kondisi udara basah masuk (TwBin) sebesar 29oC.
Dari semua penelitian didapatkan efisiensi terbaik yang dihasilkan oleh variasi
cooling pad sponge adalah dengan menggunakan balok es yaitu sebesar 97,37%
dengan kecepatan low dengan kondisi udara kering masuk (TdBin) sebesar 31,5oC
dan kondisi udara basah masuk (TwBin) sebesar 22oC.
Kata kunci: pendingin, evaporative cooler, air cooler
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
Weather condition that is getting hotter very influence human life and
environment. It surely will create a new problem in technology field. Technology
itself has very important role to meet human needs and the environment in daily
life. One of the technologies that is needed and closely linked to those problems is
an air conditioner which certainly free from environmental pollution, Air Cooler.
Air Cooler is a cooling machine that uses evaporative cooling principle, an air
conditioning process done by letting direct contact between air and water vapor.
The aim of this study is to know the magnitude of the drop in temperature and the
magnitude of the increase in Air Cooler efficiency in a wide variety of research.
The study is conducted by varying the speed of air flowing inside the Air Cooler :
(1) low fan speed (2) medium fan speed (3) high fan speed. Some Air Cooler
conditions studied as follows: (a) Fluid Air Cooler : water with standard cooling
pad (b) Fluid air cooler: water + ice with standard cooling pad (c) Fluid air
cooler : water with additional cooling pad (d) Fluid air cooler : water + ice with
additional cooling pad. The research that use drying machine is done by same
treatment.
From the research's result: The lowest dry air temperature out (TdBout) of cooling
pad sponge variation use ice water cooler liquid with low air speed, with TdBout
= 22,5oC. The lowest wet air temperature out (TwBout) of cooling pad sponge
variation use ice block with low, medium and high air speed with TwBout = 21 °
C. The lowest result of dry air and wet air produced is obtained from the condition
of dry air in (TdBin) of 31,5oC and wet air condition in (TwBin) of 21 ° C.
The lowest dry air temperature out (TdBout) of the cooling pad sponge variation
and drying machine use ice block with high speed air, with TdBout = 32,95oC.
The lowest wet air temperature out (TwBout) of cooling pad sponge variation and
drying machine is 29oC. The lowest result of dry air and wet air produced is
obtained from the dry air condition in (TdBin) of 54,03oC and wet air condition in
(TwBin) of 29oC.
From all of the research, it is obtained that the best efficiency produced by cooling
pad sponge variation use ice block of 97.37% at low speed with dry air condition
in (TdBin) of 31,5oC and wet air conditions in (TwBin) of 22oC.
Keywords: cooler, evaporative cooler, air cooler
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta:
Nama : Anastasia Puji Astuti
NIM : 115214027
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta skripsi saya yang berjudul:
Perubahan Efisiensi Kerja Air Cooler dengan Sponge
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media
lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 18 Januari 2016
Yang menyatakan,
(Anastasia Puji Astuti)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
segala Rahmat dan Anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik dan lancar.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Teknik di Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini membahas mengenai kondisi
udara keluar Air Cooler dan efisiensi Air Cooler dengan dan tanpa menggunakan
sponge. Informasi terkait Air Cooler ini diharapkan dapat digunakan sebagai
referensi bagi para peneliti yang ingin ingin melanjutkan penelitian mengenai Air
Cooler.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skrispi ini melibatkan banyak
pihak. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc., Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., Ketua Program Studi Teknik Mesin
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen
Pembimbing Skripsi.
3. Budi Setyahandana, S.T., M.T. sebagai Dosen Pembimbing Akademik.
4. Toni Sugiarto dan Suharyati selaku orang tua yang memberikan motivasi dan
semangat paling kuat serta membiayai penulis dalam menyelesaikan kuliah
dan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Anatalia Dwi Astuti dan Antonio Tri Baskoro sebagai adik kandung penulis.
6. Yohanes Ragil Purnomo sebagai teman seperjuangan penulis.
7. Arnold Ardhika Christi yang selalu memberikan penghiburan penulis.
8. Teman-teman Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Angkatan 2011.
9. Teman-teman kos yang sangat membantu dalam bentuk nasihat dan motivasi
serta penghiburan.
10. Seluruh staff pengajar Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan
kepada penulis.
11. Serta semua pihak yang telah terlibat dan ikut membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan yang
perlu diperbaiki dalam skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan
kritik, serta saran dari berbagai pihak untuk menyempurnakannya. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca. Terima kasih.
Yogyakarta, 18 Januari 2016
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
TITLE PAGE ...................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
ABSTRACT ........................................................................................................ vii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 2
1.4 Batasan Masalah.......................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI ................................................................................ 4
2.1 Dasar Teori .................................................................................. 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2.1.1 Air Cooler (Evaporative Cooler) ....................................... 4
2.1.2 Tipe Desain Air Cooler (Evaporative Cooler) ................... 5
2.1.3 Bagian – Bagian Air Cooler ............................................... 7
2.1.4 Pendinginan Evaporative ................................................... 11
2.1.5 Kondisi Udara .................................................................... 13
2.1.6 Efisiensi Pendinginan Evaporative .................................... 18
2.1.7 Faktor Pertimbangan Dalam Pemilihan Sistem Penyegaran
Udara ................................................................................. 21
2.2 Tinjauan Pustaka ......................................................................... 23
BAB III RANCANGAN PEMBUATAN VARIASI AIR COOLER .............. 25
3.1 Persiapan ..................................................................................... 25
3.2 Bahan dan Alat Pembuatan Air Cooler ....................................... 25
3.2.1 Bahan-Bahan Yang Digunakan Dalam Pembuatan Variasi
Air Cooler ......................................................................... 25
3.2.2 Alat-Alat Yang Dipergunakan Dalam Pembuatan Variasi
Air Cooler .......................................................................... 30
3.3 Proses Pengerjaan Variasi Air Cooler ......................................... 35
3.4 Cara Kerja Air Cooler (Evaporative Cooler) .............................. 38
3.5 Tabel Hasil Penelitian ................................................................. 39
3.6 Kesulitan Dalam Pengerjaan ....................................................... 39
3.7 Pengujian Variasi Cooling Pad Sponge Air Cooler .................... 39
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
4.1 Objek Penelitian .......................................................................... 41
4.2 Skematis Pengujian ..................................................................... 41
4.3 Variasi Penelitian ........................................................................ 42
4.4 Peralatan Pengujian ..................................................................... 43
4.5 Cara Memperoleh Data ............................................................... 45
4.6 Cara Mengolah Data ................................................................... 45
4.7 Cara Menyimpulkan Dan Memberi Saran .................................. 46
BAB V HASIL PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN SERTA
PEMBAHASAN ............................................................................... 57
5.1 Hasil Pengujian ........................................................................... 57
5.2 Perhitungan ................................................................................. 69
5.2.1 Perhitungan RH Air Cooler ................................................ 69
5.2.3 Perhitungan Efisiensi Air Cooler ....................................... 70
5.2.4 Perhitungan Efisiensi Air Cooler Menggunakan Cooling
Pad Honey Comb Dan Cooling Pad Sponge Dengan
Fluida Air ........................................................................... 70
5.2.4 Perhitungan Efisiensi Air Cooler Menggunakan Cooling
Pad Honey Comb Dan Fluida Air Dengan Balok Es ......... 71
5.2.5 Perhitungan Efisiensi Air Cooler Menggunakan Cooling
Pad Honey Comb Dan Cooling Pad Sponge Dengan
Fluida Air Dan Balok Es 71
5.3 Analisa Data ................................................................................ 72
5.3.1 Pengaruh Tambahan Variasi Cooling Pad Sponge
Terhadap Efisiensi Air Cooler ........................................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
5.3.2 Pengaruh Variasi Cooling Pad Sponge Dan Balok Es
Terhadap Efisiensi Air Cooler ........................................... 73
5.3.3 Pengaruh Tambahan Variasi Cooling Pad Sponge
Terhadap Efisiensi Air Cooler Dengan Pengkondisian
Udara Menggunakan Mesin Pengering .............................. 74
5.3.4 Pengaruh Tambahan Variasi Cooling Pad Sponge Dan
Balok Es Terhadap Efisiensi Air Cooler Dengan
Pengkondisian Udara Menggunakan Mesin Pengering ..... 75
5.4 Membandingkan Efisiensi Air Cooler ........................................ 76
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ................................................................................. 77
6.2 Saran .................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air Dengan Kecepatan
Kipas Low............................................................................................. 58
Tabel 5.2 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air Dengan Kecepatan
Kipas Medium ...................................................................................... 58
Tabel 5.3 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air Dengan Kecepatan
Kipas High ............................................................................................ 59
Tabel 5.4 Rata-Rata Suhu Dengan Kecepatan Low, Medium Dan High Pada
Tabel 5.1 Sampai Dengan Tabel 5.3..................................................... 59
Tabel 5.5 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Balok Es Dengan
Kecepatan Kipas Low ........................................................................... 59
Tabel 5.6 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Balok Es Denga
Kecepatan Kipas Medium .................................................................... 60
Tabel 5.7 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Balok Es Dengan
Kecepatan Kipas High .......................................................................... 60
Tabel 5.8 Rata-Rata Suhu Dengan Kecepatan Low, Medium Dan High Pada
Tabel 5.5 Sampai Dengan Tabel 5.7..................................................... 60
Tabel 5.9 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air Dan Tambahan
Modifikasi Cooling Pad sponge Dengan Kecepatan Kipas Low ......... 61
Tabel 5.10 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air Dan Tambahan
Modifikasi Cooling Pad Sponge Dengan Kecepatan Kipas Medium . 61
Tabel 5.11 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air Dan Tambahan
Modifikasi Cooling Pad Sponge Dengan Kecepatan Kipas High ....... 61
Tabel 5.12 Rata-Rata Suhu Dengan Kecepatan Low, Medium Dan High Pada
Tabel 5.9 Sampai Dengan Tabel 5.11 ................................................. 62
Tabel 5.13 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air Dan 2 Liter Balok
Es Dengan Tambahan Modifikasi Cooling Pad Sponge, Kecepatan
Kipas Low ........................................................................................... 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 5.14 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air Dan 2 Liter Balok
Es Dengan Tambahan Modifikasi Cooling Pad Sponge Kecepatan
Kipas Medium ..................................................................................... 62
Tabel 5.15 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air Dan 2 Liter Balok
Es Dengan Tambahan Modifikasi Cooling Pad Sponge Kecepatan
Kipas High .......................................................................................... 63
Tabel 5.16 Rata-Rata Suhu Dengan Kecepatan Low Medium Dan High pada
Tabel 5.13 Sampai Dengan Tabel 5.15 ............................................... 63
Tabel 5.17 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air Dengan
Pengkondisian Suhu Mesin Pengering Kecepatan Kipas Low ........... 63
Tabel 5.18 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air Dengan
Pengkondisian Suhu Mesin Pengering Kecepatan Kipas Medium ..... 64
Tabel 5.19 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air Dengan
Pengkondisian Suhu Mesin pengering Kecepatan Kipas High ........... 64
Tabel 5.20 Rata-Rata Suhu Dengan Kecepatan Low, Medium Dan High Pada
Tabel 5.17 Sampai Dengan Tabel 5.19 ............................................... 64
Tabel 5.21 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air Dan 2 Liter Balok
Es Dengan Pengkondisian Suhu Mesin Pengering Kecepatan Low ... 65
Tabel 5.22 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air Dan 2 Liter Balok
Es Dengan Pengkondisian Suhu Mesin Pengering Kecepatan Kipas
Medium ............................................................................................... 65
Tabel 5.23 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air Dan 2 Liter Balok
Es Dengan Pengkondisian Suhu Mesin Pengering Kecepatan Kipas
High ..................................................................................................... 65
Tabel 5.24 Rata-Rata Suhu Dengan Kecepatan Low, Medium Dan High Pada
Tabel 5.21 Sampai Dengan Tabel 5.23 ............................................... 66
Tabel 5.25 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air Dan Modifikasi
Cooling Pad Sponge Dengan Pengkondisian Suhu Mesin
Pengering Kecepatan Kipas Low ........................................................ 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 5.26 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air Dan Modifikasi
Cooling Pad Sponge Dengan Pengkondisian Suhu Mesin
Pengering Kecepatan Kipas Medium .................................................. 66
Tabel 5.27 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air Dan Modifikasi
Cooling Pad Sponge Dengan Pengkondisian Suhu Mesin
Pengering Kecepatan Kipas High ....................................................... 67
Tabel 5.28 Rata-Rata suhu Dengan Kecepatan Low, Medium Dan High Pada
Tabel 5.25 Sampai Dengan Tabel 5.27 ............................................... 67
Tabel 5.29 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air , 2 Liter Balok Es
Dan Modifikasi Cooling Pad Sponge Dengan Pengkondisian Suhu
Mesin Pengering Kecepatan Kipas Low ............................................. 67
Tabel 5.30 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air , 2 Liter Balok Es
Dan Modifikasi Cooling Pad Sponge Dengan Pengkondisian Suhu
Mesin Pengering Kecepatan Kipas Medium ....................................... 68
Tabel 5.31 Hasil Pengujian Air Cooler Menggunakan Air , 2 Liter Balok Es
Dan Modifikasi Cooling Pad Sponge Dengan Pengkondisian Suhu
Mesin Pengering Kecepatan Kipas High ............................................ 68
Tabel 5.32 Rata-Rata Suhu Dengan Kecepatan Low, Medium Dan High Pada
Tabel 5.29 Sampai Dengan Tabel 5.31 ............................................... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Unit Air Cooler.................................................................................. 4
Gambar 2.2 Skema Air Cooler .............................................................................. 5
Gambar 2.3 Direct Evaporative Cooling ............................................................... 6
Gambar 2.4 Indirect Evaporative Cooling ............................................................ 7
Gambar 2.5 Casing ................................................................................................ 8
Gambar 2.6 Blower ............................................................................................... 8
Gambar 2.7 Cooling Pad Honey Comb................................................................. 9
Gambar 2.8 Pompa Air ......................................................................................... 9
Gambar 2.9 Water Distribution Line .................................................................... 10
Gambar 2.10 Motor Penggerak/Motor Listrik ...................................................... 10
Gambar 2.11 Tangki Penampungan Air................................................................ 11
Gambar 2.12 Proses Pendinginan Evaporative ..................................................... 13
Gambar 2.13 Pengukur Temperatur Bola Kering ................................................. 14
Gambar 2.14 Rangka Diagram Psychometric Chart ............................................. 17
Gambar 2.15 Delapan Proses Thermodinamika Dasar ......................................... 18
Gambar 2.16 Proses Pendinginan Evaporative ..................................................... 19
Gambar 3.1 Unit Air Cooler Tampak Depan Dan Belakang ................................ 26
Gambar 3.2 Strimin Dan Gunting ......................................................................... 26
Gambar 3.3 Sponge ............................................................................................... 26
Gambar 3.4 Selang Air Diameter 4/8 Inch ........................................................... 27
Gambar 3.5 Pompa Air ......................................................................................... 27
Gambar 3.6 Cable Tie ........................................................................................... 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Gambar 3.7 Es Batu .............................................................................................. 28
Gambar 3.8 Baut Puntir......................................................................................... 28
Gambar 3.9 Isolasi ................................................................................................ 29
Gambar 3.10 Papan Triplek .................................................................................. 29
Gambar 3.11 Sterofom .......................................................................................... 29
Gambar 3.12 Roda ................................................................................................ 30
Gambar 3.13 Paku ................................................................................................. 30
Gambar 3.14 Mesin Pengering .............................................................................. 31
Gambar 3.15 Anemometer .................................................................................... 31
Gambar 3.16 Thermometer Dry Bulb And Wet Bulb ........................................... 32
Gambar 3.17 Thermocouple.................................................................................. 32
Gambar 3.18 Gunting Kawat ................................................................................ 33
Gambar 3.19 Palu .................................................................................................. 33
Gambar 3.20 Cutter ............................................................................................... 33
Gambar 3.21 Pipa Alumunium ............................................................................. 34
Gambar 3.22 Stopwatch ........................................................................................ 34
Gambar 3.23 Penggaris Besi ................................................................................. 34
Gambar 3.24 Obeng Plus ...................................................................................... 35
Gambar 3.25 Rancangan Rumah Sponge dan Sponge .......................................... 36
Gambar 3.26 Pemasangan Selang Tambahan ....................................................... 36
Gambar 3.27 Rangkaian Air Cooler Dan Mesin Pengering .................................. 37
Gambar 3.28 Level Maksimal Dan Minimal Pada Tangki ................................... 38
Gambar 4.1 Skematik Air Cooler.......................................................................... 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Gambar 4.2 Thermometer Bola Basah Dan Bola Kering ..................................... 43
Gambar 4.3 Roll Kabel Listrik .............................................................................. 43
Gambar 4.4 Kalkulator .......................................................................................... 44
Gambar 4.5 Alat Tulis ........................................................................................... 44
Gambar 4.6 Stopwatch .......................................................................................... 44
Gambar 4.7 Anemometer ...................................................................................... 45
Gambar 5.1 Psychometric Chart ........................................................................... 69
Gambar 5.2 Grafik Pengaruh Variasi Cooling Pad Sponge Terhadap Efisiensi
Air Cooler ........................................................................................ 72
Gambar 5.3 Grafik Pengaruh Variasi Cooling Pad Sponge Dan 2 Liter Balok
Es Terhadap Efisiensi Air Cooler .................................................... 73
Gambar 5.4 Grafik Pengaruh Variasi Cooling Pad Sponge Terhadap Efisiensi
Air Cooler Dengan Penambahan Mesin Pengering Sebagai
Pengkondisian Udara ....................................................................... 74
Gambar 5.5 Grafik Pengaruh Variasi Cooling Pad Sponge Dan 2 Liter Balok
Es Terhadap efisiensi Air Cooler Apabila Dengan Penambahan
Mesin Pengering Sebagai Pengkondisian Udara.............................. 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi cuaca saat ini yang semakin panas sangat berpengaruh terhadap
kehidupan manusia dan lingkungan, hal ini tentunya akan menimbulkan suatu
permasalahan baru dalam bidang teknologi. Teknologi sendiri sangat berperan
penting untuk memenuhi kebutuhan manusia dan lingkungan dalam kehidupan
sehari - hari. Salah satu teknologi yang dibutuhkan dan berhubungan erat dengan
permasalahan tersebut adalah mesin pendingin ruangan yang tentunya bebas dari
pencemaran lingkungan. Permasalahan tersebut menuntut para engineer untuk
selalu melakukan inovasi – inovasi terbaru dibidang teknologi dalam hal ini
berkaitan dengan mesin pendingin udara. Macam – macam mesin pendingin udara
yang sudah ada diantaranya : AC (Air Conditioning), AC portable, Air Cooler,
Coil Unit dll.
Membicarakan mengenai pendingin udara yang ada pada saat ini adalah
AC, tentunya AC yang ramah lingkungan. AC sangat bermanfaat apabila
ditempatkan pada kondisi yang benar, seperti rumah sakit, perkantoran atau ruang
kerja, karena tempat – tempat tersebut harus dibuat senyaman mungkin untuk
kenyamanan dalam bekerja. Penempatan AC menjadi tidak efektif apabila dalam
suatu ruang yang besar dengan penghuni tidak lebih dari 2 orang, dalam rumah,
kamar juga ruang keluarga. Penempatan AC pada ruang – ruang tersebut sangat
tidak efektif karena sebagian besar kegiatan dilakukan di luar rumah, artinya ada
kemungkinan AC didalam ruang – ruang tersebut selalu dinyalakan walau tanpa
penghuni didalamnya, kemungkinan lain yaitu AC tersebut sering dinyalakan dan
dimatikan, keadaan itu akan membuat ketidak-stabilan daya listrik dalam rumah
dan ini akan menjadikan satu permasalahan baru yaitu pemborosan energi listrik.
Alternatif lain selain menggunakan AC (Air Conditioning) yaitu dengan
menggunakan Air Cooler. Air Cooler merupakan salah satu mesin pendingin
udara yang sangat ramah lingkungan dan sangat direkomendasikan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pemecahan masalah di atas. Secara garis besar dalam proses pendinginannya Air
Cooler hanya menggunakan air yang dipompa melalui kisi - kisi, kemudian fan
dalam komponen Air Cooler tersebut akan menghisap sekaligus menghembuskan
udara melalui kisi – kisi yang basah. Hal ini menyebabkan udara yang
dihembuskan keluar menjadi dingin. Daya Air Cooler yang lebih rendah
dibandingkan dengan AC yang bekerja dengan siklus kompresi uap Air Cooler
lebih unggul dalam hal penghematan listrik dibanding AC, juga sangat efektif
dalam penggunaanya sebagai pendingin udara yang bersifat personal.
Berdasar atas informasi di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Air Cooler.
1.2 Rumusan Masalah
Air cooler yang dijual dipasaran, tidak begitu lengkap memberikan
informasi tentang karakteristik Air Cooler. Diperlukan suatu penelitian untuk
dapat mengetahui karakteristik Air Cooler. Bagaimanakah karakteristik Air
Cooler yang ada di pasaran dan bagaimanakah karakteristik Air Cooler yang
sudah dilakukan modifikasi?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya penurunan
suhu dan besarnya penurunan efisiensi Air Cooler dalam berbagai variasi
penelitian.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah yang dilakukan di dalam penelitian - ini adalah:
a. Mempergunakan salah satu Air Cooler yang dijual di pasaran.
b. Memberikan modifikasi pada Air Cooler dengan memberikan peralatan
tambahan : sponge, selang air dan pompa mini.
c. Posisi sponge diletakkan dibagian depan dari Cooling Pad Honey Comb.
d. Ukuran sponge: 8,5 cm x 11,5 cm x 1,5 cm ukuran lubang pada sponge: 0,5
cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
e. Jumlah sponge yang dipergunakan adalah 4 buah.
f. Penggunaan mesin pengering sepatu sebagai pengkondisian suhu udara.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
a. Bagi penulis, mampu memahami karakteristik dan mekanisme mesin
pendingin udara khususnya Air Cooler.
b. Bagi penulis, mendapat pengalaman membuat variasi dalam penelitian Air
Cooler.
c. Bagi penulis, mampu mengetahui secara bijak mana yang lebih efektif dalam
penggunaan pendingin udara dibeberapa kondisi.
d. Dapat digunakan sebagai referensi atau tolok ukur bagi peneliti lain yang ingin
meneliti terkait mesin pendingin udara.
e. Hasil penelitian dapat untuk menambah kasanah ilmu pengetahuan yang dapat
ditempatkan di perpustakaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
BAB II
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Air Cooler
Air Cooler merupakan sebuah mesin pendingin yang menggunakan prinsip
evaporative cooling. Pendinginan evaporative atau secara teknik disebut dengan
pendinginan adiabatik adalah suatu proses pengkondisian udara yang dilakukan
dengan membiarkan kontak langsung antara udara dengan uap air sehingga terjadi
perubahan dari panas sensibel menjadi panas laten. Pada daerah yang beriklim
panas dan kering seperti Amerika Serikat dan beberapa negara lain, penggunaan
air cooler dapat dilihat pada sebagian atau seluruh bangunan yang ada pada
daerah tersebut karena air cooler dapat mereduksi seperempat dari penggunaan
energi refrigerant air conditioner. (Althouse, Bracciano, and Turnquist, 2005).
Gambar 2.1 Unit Air Cooler
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Gambar 2.2 Skema Air Cooler
2.1.2 Tipe Desain Air Cooler (Evaporative Cooler)
a. Direct evaporative cooling
Direct evaporative cooling merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mendinginkan udara dengan sangat sederhana. Sistem ini menambahkan uap air
langsung ke uap air yang sudah ada di udara sehingga meningkatkan kelembaban
spesifik udara (w). Prinsip kerja evaporative cooling dapat dilihat pada Gambar
2.3 dimana udara dari luar (outdoor air) dialirkan secara paksa menggunakan
blower atau fan melalui cooling pad yang dijaga tetap lembab dengan
mengalirkan air dari bagian atas cooling pad sehingga sebagian panas sensibel
dari udara dipergunakan untuk menguapkan sebagian air yang ada diudara
sehingga suhu udara menjadi dingin. (Karpiscak, 1994, p.3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Gambar 2.3 Direct evaporative cooling
a. Indirect evaporative cooling
Indirect evaporative cooling merupakan proses mendinginkan tanpa
meningkatkan kelembaban spesifik udara (RH). Menggunakan sistem indirect,
lebih mahal dan mengkonsumsi energi yang lebih banyak jika dibandingkan
dengan menggunakan sistem direct evaporative cooler. Prinsip kerja dari sistem
ini ditunjukkan pada Gambar 2.4. Supplay fan mengalirkan udara luar (outdor air)
hingga bersentuhan dengan satu sisi permukaan heat exchanger yang dingin, yang
didalamnya mengalir udara (secondary air) yang suhunya relatif rendah. Setelah
terjadi perpindahan panas antara udara yang mengalir di luar heat exchanger
dengan udara yang berada di dalam melalui heat exchanger, udara yang di dalam
suhunya menjadi naik dan pada saat bersamaan pada sisi lain heat exchanger
bersentuhan dengan cooling pad sehingga terjadi proses direct evaporative
cooling. (Karpiscak, 1994, p.3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Gambar 2.4 Indirect evaporative cooling
2.1.3 Bagian-Bagian Air cooler
Air Cooler terdiri dari beberapa bagian antara lain :
a. Rumah atau Casing
b. Blower
c. Cooling Pad
d. Pompa
e. Water Distribution Line
f. Motor Penggerak
g. Tangki Air
a. Rumah atau casing
Bagian yang merupakan frame atau rangka dari sebuah air cooler dan
berfungsi sebagai tempat melekatnya cooling pad, pompa, dan instalasi water
distribution.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Gambar 2.5 Casing
b. Blower atau fan
Blower atau fan merupakan peralatan yang berfungsi mengalirkan udara
luar dengan prinsip perbedaan tekanan yang terjadi pada inlet dan outlet.
Gambar 2.6 Blower
c. Cooling pad
Cooling pad merupakan bagian yang berfungsi sebagai filter dan media
pendingin. Umumnya cooling pad terbuat dari bahan fiberglass, serat selulosa,
atau aspen wood fiber.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Gambar 2.7 Cooling pad honey comb
d. Pompa
Pompa berfungsi mensirkulasi air dari water tank (tempat penampungan
air). Pompa bekerja ketika udara dialirkan oleh fan melewati cooling pad dimana
pompa mengalirkan air dari water tank ke bagian atas cooling pad.
Gambar 2.8 Pompa air
e. Water distribution line
Water distribution line merupakan peralatan yang tepat terletak di bagian
atas dari cooling pad. Peralatan ini berfungsi mendistribusikan air agar seluruh
permukaan dari cooling pad dapat menerima aliran air sehingga seluruh
permukaan dapat dijaga tetap lembab (E-source, 1995)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Gambar 2.9 Water Distribution Line
f. Motor penggerak/motor listrik adalah alat yang dapat merubah energi listrik
menjadi energi gerak. Dalam hal ini motor listrik menggerakkan blower.
Gambar 2.10 Motor penggerak/motor listrik
g. Tangki air berfungsi untuk menampung air yang akan disirkulasikan dalam
sistem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Gambar 2.11 Tangki penampungan air
2.1.4 Pendinginan Evaporative
Proses pendinginan evaporative atau secara teknik disebut dengan proses
pendinginan adiabatik adalah suatu proses pengkondisian udara yang dilakukan
dengan membiarkan kontak langsung antara udara dengan air, sehingga terjadi
perpindahan panas dan perpindahan massa antara keduanya. Temperatur bola
kering udara akan menurun dalam proses ini, dan panas sensibel yang dilepaskan
digunakan untuk menguapkan sebagian butiran air. Apabila selang waktu kontak
air dan udara mencukupi, maka udara akan mencapai kondisi saturasi. Ketika
kondisi equilibrium tercapai, temperatur air menurun hingga sama dengan
temperatur bola basah udara. Secara umum akan diperoleh bahwa temperatur bola
bas ah udara sebelum dan sesudah proses adalah sama karena proses semacam ini
terjadi di sepanjang garis olah basah (wB) yang konstan.
Berikut ini adalah fakta yang terjadi dalam proses pendinginan udara
dengan cara saturasi adiabatik :
a. Hanya terjadi perpindahan panas internal, jumlah panas sensibel yang
dilepaskan adalah sama dengan jumlah panas laten yang diterima, dan
jumlah panas total dari udara yang melalui pendinginan adalah konstan.
b. Temperatur bola basah adalah konstan, temperatur bola kering turun, dan
temperatur dew point naik.
c. Titik-titik air pada pad basah pada air cooler akan dengan sendirinya
menyesuaikan pada temperatur bola basah. Apabila titik-titik air yang
masuk pada pendinginan memiliki temperatur lebih rendah daripada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
temperatur bola basah, maka mula-mula temperatur titik-titik air tersebut
akan naik hingga mencapai temperatur bola basah kemudian baru
menguap. Apabila titik-titik air yang masih pada pendingin memiliki
temperatur lebih tinggi daripada temperatur bola basah, maka temperatur
titik-titik air itu akan turun hingga mencapai temperatur bola basah karena
terjadinya penguapan. Temperatur air yang akan masuk ke pendingin
hanya memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap efisiensi pendinginan
karena panas untuk pendingin 1 kg air hingga mencapai temperatur bola
basah biasanya kurang dari 23,29 kJ, sedangkan panas yang akan
diserapnya ketika menguap adalah sebesar 1118,3 kJ.
d. Kuantitas pendinginan udara yang dihasilkan adalah berbanding lurus
terhadap jumlah air yang menguap.
e. Apabila kondisi udara jenuh tercapai, maka temperatur bola kering dari
udara yang keluar dari pendingin adalah sama dengan temperatur bola
basah dan sama dengan temperatur dew-point. Namun bagaimanapun juga,
kondisi udara 100% jenuh jarang sekali dapat dicapai, dan udara yang
meninggalkan pendingin walaupun memiliki batas temperatur bola basah
sebagai batas peling rendah, namun sesungguhnya tidak benar-benar
mampu mencapai temperatur tersebut.
Dari pengertian di atas, dapat diturunkan persamaan untuk menyatakan
proses saturasi adiabatik dari campuran udara – uap air, yaitu jumlah panas
sensibel yang dilepas adalah sama dengan jumlah panas laten yang diserap, atau
secara matematis untuk satu satuan massa udara, dapat dinyatakan dengan
Persamaan (2.1) :
(Ca + Ca)(TdB − TdB) = Lv(ws − ws) (2.1)
pada Persamaan (2.1)
ca = panas jenis udara kering, kJ/kg.K
cw = panas jenis uap air, kJ/kg.K
w = kelembaban spesifik udara sebelum proses, kg/kg
TdB = temperatur bola kering, K
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
TdB = temperatur bola basah, K
Lv= panas laten penguapan air , kJ/kg
ws = kelembaban spesifik udara setelah proses, kg/kg
Syarat agar proses pendinginan evaporative dapat berlangsung dengan
baik adalah kondisi lingkungan yang panas dan kering, yaitu lingkungan yang
memiliki suhu tinggi dan temperatur bola basah yang relatif rendah. Dibandingkan
dengan pendinginan sistem refrigerasi, pendinginan evaporative jauh lebih murah.
Biaya awal yang dikeluarkan untuk membuat sebuah sistem pendinginan
refrigerasi untuk ukuran yang sama, dan energi listrik yang dibutuhkan untuk
pengoprasian alat pendingin evaporative pada umumnya kurang dari satu per lima
kali dari energi yang dibutuhkan untuk alat pendingin refrigerasi. Hal inilah yang
membuat alat pendingin evaporative menjadi pilihan yang disukai di daerah
dengan kondisi udara lingkungan yang menjajikan.
Gambar 2.12 Proses pendinginan evaporative
2.1.5 Kondisi Udara
Kondisi udara dapat dinyatakan:
a. Temperatur Bola Kering (dry bulb temperature) (dB)
Temperatur bola kering adalah temperatur udara yang ditunjukkan oleh
termometer biasa. Informasi ini cukup sederhana, namun tidak mampu
memberikan keterangan yang lengkap karena temperatur bola kering hanya
menyatakan derajat kandungan panas sensibel dari suatu substansi, tidak
menyatakan kandungan panas laten di dalam udara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar 2.13 Pengukur temperatur bola kering
b. Temperatur Bola Basah (wet bulb temperature) (wB)
Penjelasan sederhana mengenai temperatur bola basah adalah temperatur
paling rendah yang mampu ditunjukkan oleh termometer yang ‘bola’nya dililit
dengan kain atau sumbu basah ketika termometer diletakkan di tempat yang
dilalui aliran udara. Panas laten penguapan ditentukan oleh temperatur bola basah,
bukan temperatur bola kering karena penguapan aktual terjadi pada pembacaan
temperatur bola basah. Ketika udara yang tidak jenuh berhembus melalui
termometer bola basah, air dari permukaan yang dibasahi akan menguap, dan
panas laten yang diserap oleh proses penguapan air menyebabkan turunnya
temperatur yang ditunjukkan oleh termometer. Pada kondisi kesetimbangan,
temperatur yang ditunjukkan oleh termometer akan konstan. Temperatur inilah
yang disebut dengan temperatur bola basah ( lihat Gambar 2.13 ).
c. Kelembaban Spesifik (spesifik humidity) (w)
Kelembaban spesifik (w) didefinisikan sebagai massa uap air tiap satuan
massa udara kering dalam campuran tertentu pada temperatur bola kering (dB)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
tertentu saat menyatakan kandungan uap air sebenarnya dalam udara. Untuk
mengetahui besar kelembaban spesifik (w) dapat ditentukan dengan melihat
Psychrometric Chart dinyatakan dengan skala vertikal yang terletak pada batas
kanan dari diagram.
d. Kelembaban Relatif (relatife humidity) (RH)
Udara bebas akan selalu mengandung uap air, dan apabila udara tersebut
mengandung seluruh uap air yang mampu dibawanya, maka dikatakan bahwa
udara tersebut mengalami kondisi jenuh. Pada temperatur yang rendah, sangat
sedikit uap air yang dibutuhkan untuk membuat udara menjadi jenuh, dan pada
temperatur yang tinggi diperlukan banyak uap air untuk membuat udara menjadi
jenuh. Dengan demikian, apabila tiba-tiba temperatur udara turun maka sebagian
uap air tersebut akan mengembun. Akan tetapi udara tidak selalu berada pada
kondisi jenuh, udara pada umumnya berada pada keadaan dibawah titik jenuh.
Kelembaban relatif merupakan ukuran dreajat kejenuhan udara pada temperatur
bola kering (dB) tertentu. Besaran ini menyatakan prosentase kejenuhan udara.
RH = 100% berarti udara dalam keadaan jenuh dan RH = 0% berarti udara dalam
keadaan kering sempurna. RH didefinisikan sebagai rasio antara tekanan parsial
aktual uap air dengan tekanan parsial saturasi uap air pada temperatur bola kering
tertentu. Untuk mengetahui nilai RH dapat dilihat pada Psychrometric Chart
.
e. Temperature Dew-point (Ta)
Jika udara didinginkan, maka kemampuan udara untuk mempertahankan uap
air yang dikandungnya akan menurun. Pada penurunan temperatur yang lebih
lanjut akan menyebabkan kondensasi atau terjadinya embun. Temperatur dew-
point didefinisikan sebagai temperatur dimana uap air dalam udara yang
didinginkan mulai mengembun. Hal ini berarti udara harus didinginkan mencapai
temperatur dew-point untuk mengurangi kandungan uap air yang ada didalamnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
f. Volume Spesifik (v)
Untuk menghitung volume spesifik campuran udara-uap air, digunakan
persamaan gas ideal. Volume spesifik adalah volume udara campuran dengan
satuan meter-kubik per kilogram udara kering. Dapat juga dikatakan sebagai
meter-kubik udara kering atau meter kubik campuran per kilogram udara kering,
karena volume yang diisi oleh masing-masing substansi sama. Dari persamaan gas
ideal, volume spesifik v dapat dinyatakan dengan melihat Psychrometric Chart.
g. Entalpi Udara (h)
Entalpi campuran udara kering dan uap air adalah jumlah dari entalpi udara
kering dan entalpi uap air. Harga entalpi selalu didasarkan pada bidang data
(datum plane), dan harga entalpi nol untuk udara kering dipilih pada 00 C. Harga
entalpi nol untuk uap air berada pada air jenuh bersuhu 00C, yang bidang datanya
sama dengan yang digunakan untuk tabel-tabel uap (steam). Suatu persamaan
untuk entalpi dapat dinyatakan dengan melihat Psychrometric Chart.
h. Psychrometric Chart
Psikometrik adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat termodinamika dari
udara basah. Secara umum digunakan untuk mengilustrasikan dan menganalisis
perubahan sifat termal dan karakteristik dari proses dan siklus sistem penyegaran
udara (air conditioning). Diagram psikometrik adalah gambaran dari sifat-sifat
termodinamika dari udara basah dan variasi proses sistem penyegaran udara dan
siklus sistem penyegaran udara. Dari diagram psikometrik akan membantu dalam
perhitungan dan menganalis kerja dan perpindahan energi dari proses dan siklus
sistem penyegaran udara. Gambar 2.4. Psychrometric chart dapat dilihat pada
lampiran.
Temperatur bola kering (dB) ditunjukkan oleh garis-garis vertikal yang
ditarik dari sumbu horisontal diagram. Temperatur bola kering adalah ukuran dari
panas sensibel, dan perubahan dari temperatur bola kering menyatakan perubahan
dari panas sensibel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Temperatur bola basah (wB) ditunjukkan oleh garis-garis yang ditarik dari
garis saturasi kemudian menurun ke arah kanan bawah sehingga membentuk
gradien negatif. Temperatur bola basah adalah merupakan indikator dari panas
total (jumlahan dari panas sensibel dan panas laten).
Temperatur dew-point (DP) ditunjukkan dengan titik-titik yang ada di
sepanjang garis saturasi. Pada saat kondisi jenuh (saturasi), temperatur dew-point
(DP) = temperatur bola basah (TwB) = temperatur bola kering (TdB). Temperatur
dew-point adalah ukuran panas laten, dan perubahan dari temperatur dew-point
menyatakan perubahan panas laten.
Kelembaban spesifik (W) dinyatakan dengan skala vertikal yang terletak
pada batas kanan dari diagram.
Kelembaban relatif (RH) dinyatakan dengan garis yang ditarik dari sebelah
kiri bawah diagram yang kemudian membelok ke arah kanan atas dengan
kelengkungan yang menyerupai garis saturasi (100% RH).
Volume spesifik (v) adalah kebalikan dari massa jenis dan dinyatakan
dalam volume campuran udara-uap air dalam setiap satu satuan udara kering.
Volume spesifik dinyatakan dengan garis yang ditarik mulai dari sumbu dB
kemudian miring tajam ke arah kiri atas, membentuk gradien negatif. Entalpi atau
kandungan panas total (h) dinyatakan dalam jumlah panas yang dikandung oleh
setiap satuan massa udara kering. Nilai dari entalpi dapat dilihat di sepanjang
skala yang terdapat di garis saturasi pada sisi sebelah kiri diagram.
Gambar 2.14 Rangka diagram psychometrict chart
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Proses yang biasa dilakukan untuk mengkondisikan udara meliputi :
pemanasan sensibel, pendinginan sensibel, humidifikasi dan dehumidifikasi,
namun seringkali dua proses di atas digabung untuk memperoleh temperatur dan
kelembaban yang diharapkan.
Gambar 2.15 menyajikan delapan proses thermodinamika dasar yang
digambarkan dalam psychrometric chart.
Gambar 2.15 Delapan proses thermodinamika dasar
Proses-proses tersebut adalah :
a. Pemanasan sensibel (OA)
b. Pendinginan sensibel (OB)
c. Humidifikasi (OC)
d. Dehumidifikasi (OD)
e. Pemanasan dan humidifikasi (OE)
f. Pendinginan dan dehumidifikasi (OF)
g. Pendinginan dan humidifikasi (OG)
h. Pemanasan dan dehumidifikasi (OH)
2.1.6 Efisiensi Pendinginan Evaporative
Perpindahan panas konveksi secara umum dinyatakan dengan Persamaan
(2.2) :
dqs = hcdA (Ts − T) (2.2)
Laju aliran panas sensibel dinyatakan dengan Persamaan (2.3) :
dqs = �̇�acpdT (2.3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pada Persamaan (2.3) ma adalah laju aliran massa udara.
Dengan menggabungkan kedua Persamaan (2.2) dan (2.3) diperoleh :
h𝑐dA(Ts − 𝑇) = �̇�acpdT (2.4)
Dengan mengintegralkan pada batas-batas tertentu, diperoleh Persamaan (2.5).
ℎ𝑐
�̇�𝑎 𝑐𝑝∫ 𝑑𝐴 = ∫
𝑑𝑇
(𝑇𝑠−𝑇)
𝑇2
𝑇1
𝐴
0 (2.5)
menghasilkan,
1 −𝑇1−𝑇2
𝑇1−𝑇𝑠= 𝑒𝑥𝑝 (−
ℎ𝑐𝐴
�̇�𝑎𝑐𝑝) (2.6)
Gambar 2.16 Proses pendinginan Evaporative
Efisiensi dari alat pendingin evaporative disebut juga efisiensi saturasi yang dapat
dinyatakan dengan Persamaan (2.7).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
(2.7)
Dari persamaan (2.7) maka Persamaan (2.6) dapat dinyatakan dengan Persamaan
(2.8).
(2.8)
Efisiensi dapat didefinisikan sebagai : penurunan temperatur bola kering
yang dihasilkan dibagi dengan selisih temperatur bola kering dan temperatur bola
basah udara yang memasuki sistem.
𝜂𝑒𝑣𝑎𝑝 =𝑇𝑑𝑏𝑖𝑛−𝑇𝑑𝑏𝑜𝑢𝑡
𝑇𝑑𝑏𝑖𝑛−𝑇𝑤𝑏𝑖𝑛 (2.9)
pada Persamaan (2.9)
Tdb,in = temperatur bola kering udara yang memasuki sistem
Tdb,out = temperatur bola kering udara yang keluar sistem
Twb,in = temperatur bola basah udara yang memasuki sistem
Penurunan temperatur bola kering yang mampu dicapai dengan proses
pendinginan evaporative tidak dapat lebih rendah daripada temperatur bola basah
aliran udara yang memasuki sistem. Pada daerah yang memiliki kelembaban
tinggi, udara bebas telah membawa kandungan uap air yang cukup tinggi sehingga
hal ini sangat membatasi jumlah pendinginan sensibel yang mampu dicapai
dengan proses evaporasi.
2.1.7 Faktor Pertimbangan Dalam Pemilihan Sistem Penyegaran Udara
Sistem penyegaran udara untuk kenyamanan manusia dirancang agar
temperatur, kelembaban, kebersihan dan pendistribusian udara dapat
dipertahankan pada keadaan yang diinginkan. Oleh sebab itu, perancangan harus
mempertimbangkan faktor-faktor pemilihan sistem penyegaran udara. Adapun
faktor-faktor pemilihan sistem penyegaran udara meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
a. Faktor kenyamanan
Kenyamanan pada sistem penyegaran udara yang dirancang ditentukan oleh
beberapa parameter, antara lain: aliran udara, kebersihan udara, bau, kualitas
ventilasi, tingkat kebisingan dan interior ruangan. Tingkat keadaan pada sistem
penyegaran udara dirancang dapat diatur dengan sistem pengaturan yang ada pada
mesin penyegar udara.
b. Faktor ekonomi
Dalam proses pemasangan, operasi dan perawatan, serta sistem pengaturan
yang digunakan harus diperhitungkan pula segi-segi ekonominya. Oleh sebab itu,
dalam percancangan sistem penyegaran udara harus mempertimbangkan biaya
awal, operasional dan biaya perawatan yaitu sistem tersebut dapat beroperasi
maksimal dengan biaya total yang serendah-rendahnya.
c. Faktor operasi dan perawatan
Pemilihan sistem penyegaran udara yang paling disukai adalah sistem yang
mudah dipahami konstruksi, susunan dan cara menjalankannya. Beberapa faktor
pertimbangan operasi dan perawatan meliputi:
Konstruksi sederhana
Tahan lama
Mudah direparasi jika terjadi kerusakan
Mudah perawatannya
Dapat fleksibel melayani perubahan kondisi operasi
Efisiensi tinggi
2.2 Tinjauaan Pustaka
Miske (2009) telah melakukan penelitian air cooler berjudul “Rancang
Bangun Evaporative Cooler” yang bertujuan untuk mendapatkan evaporative
cooler yaitu evaporative cooler portable yang dapat dipakai di tempat-tempat
yang panas dan kering. Penelitian meliputi : (a) Studi literatur, dilakukan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
mengumpulkan dan mempelajari literatur-literatur yang dapat menunjang proses
pembuatan evaporative cooler. (b) Desain evaporative cooler meliputi desain
kebutuhan udara pada ventilasi, casing dan pad, pressure drop, pompa. (c)
Pembuatan evaporative cooler. (d) Eksperimen, dengan mengambil data yang
meliputi tempertur bola kering udara lingkungan (dB in), temperatur bola basah
lingkungan (wB in), tempertur bola kering yang dihasilkan (dB out) dan
temperatur bola basah yang dihasilkan (wB out). (e) Analisa, yang meliputi
pengaruh jumlah pad pada efektifitas evaporative cooler; pengaruh kecepatan
udara terhadap efektifitas evaporative cooler; pangaruh peletakan pad terhadap
efektifitas evaporative cooler; pengaruh kecepatan udara terhadap waktu
penguapan air. Kesimpulan yang diambil secara keseluruhan dari hasil penelitian
tersebut adalah : (a) Evaporative cooler hasil rancangan memiliki efektifitas
maksimum 91,43%. (b) Efektifitas evaporative cooler akan semakin meningkat
apabila jumlah pad lebih banyak dan kecepatan udara semakin rendah. (c)
Efektifitas evaporative cooler akan semakin meningkat jika pad diletakkan dekat
dengan cerobong. (d) Laju penguapan air meningkat jika kecepatan udara semakin
tinggi.
Selrianus (2008) telah melakukan penelitian air cooler yang bertujuan : (a)
Mencari dan memilih bahan bersifat alamiah yang bisa digunakan sebagai bahan
untuk cooling pad pada evaporative cooler. (b) Meningkatkan efisiensi
pendinginan dari evaporative cooler. (c) Mempelajari pengaruh kecepatan
aliran udara, ketebalan, temperatur bola kering (dB) udara masuk, dan temperatur
air yang mengalir di cooling pad terhadap efisiensi pendinginan. Penelitian
menggunakan metode : (a) Mencari dan menentukan cooling pad dengan cara
penentuan kriteria bahan yang akan dipilih, membandingkan sifat pad
(penyerapan air, ukuran pori, durability, sifat reaktif terhadap bahan lain,
kekakuan pada keadaan lembab dari setiap alternatif bahan). (b) Merancang
sistem pengujian untuk pengukuran tekanan. (c) Membuat pad yang digunakan
untuk pengujian. (d) Melakukan pengujian untuk mengukur penurunan tekanan.
(e) Pembuatan cooling pad. (f) Pengujian yang meliputi mencatat sifat udara (dB
in, wB in, dB out, wB out), mengukur kecepatan udara, mengukur temperatur air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pada water tank, mengukur laju penguapan dengan cara mencatat waktu yang
diperlukan untuk menguapkan air ke udara pada volume tertentu dan mengulang
kembali langkah pertama dengan tingkat kecepatan yang berbeda. (g) Analisa
meliputi hubungan kecepatan udara terhadap efisiensi pendinginan, laju
penguapan setiap cooling pad, pengaruh RHin terhadap efisiensi pendinginan,
pengaruh suhu air pada water tank dengan efisiensi pendinginan dan
membandingkan efisiensi dan kecepatan yang dihasilkan alternatif cooling pad.
(h) kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah (a) Efisiensi yang dihasilkan oleh
cooling pad yang terbuat dari bahan ijuk dan serabut kelapa kurang maksimal
karena tidak seluruh permukaan cooling pad basah. Hal ini diakibatkan oleh water
distribution line yang tidak bekerja dengan baik dalam mengatur air yang
membasahi cooling pad. (b) Efisiensi pendinginan ijuk maksimal 50% dan serabut
kelapa 51%. Tetapi efisiensi rata-rata cooling pad yang terbuat dari serabut kelapa
lebih baik dari pada cooling pad yang terbuat dari bahan ijuk. (c) dari kedua bahan
alternatif cooling pad yang dianalisa, efisiensi yang dihasilkan tidak lebih baik
daripada cooling pad asli dari evaporative cooler. Efisiensi maksimal dari cooling
pad asli sebesar 55% sedangkan ijuk hanya 50% dan serabut kelapa 51%. (d)
Suhu air pada water tank yang lebih dingin meningkatkan efisiensi pendinginan.
Ekadewi1), Fandi2), Selrianus3) (2007) telah melakukan penelitian air
cooler berjudul “Penggunaan Serabut Kelapa Sebagai Bantalan Pada Evaporative
Cooler” yang bertujuan : (a) Pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja air
cooler, yang meliputi penurunan temperatur bola kering-db udara, efektifitas air
cooler dan laju penguapan air. Penelitian menggunakan metode : (a) Pengujian
dilakukan untuk mengetahui kinerja evaporative cooler, yang meliputi penurunan
temperatur bola kering udara, efektifitas evaporative cooler dan laju penguapan
air, dengan bantalan serabut dan bantalan asli dari manufaktur. (b) Variabel yang
diukur selama pengujian adalah temperatur udara (bola basah dan bola kering)
pada masukan dan keluaran, temperatur air, kecepatan aliran udara, waktu 100 ml
air habis selama pengujian. Bantalan serabut kelapa yang diuji memiliki beberapa
ketebalan yaitu 1 cm, 1.5 cm dan 2.4 cm. Bantalan ditata dalam wire mess dan
sebagian dalam jala-jala. (c) Dari hasil pengujian dilakukan analisa yang meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pengaruh kecepatan udara, pengaruh temperatur bola kering udara masuk,
temperatur air terhadap kinerja air cooler. Kesimpulan yang diambil secara
keseluruhan dari hasil penelitian tersebut adalah : (a) Kecepatan aliran udara yang
lebih rendah menghasilkan penurunan temperatur db dan efektifitas lebih tinggi,
serta memerlukan laju penguapan air lebih rendah.. (b) Semakin tinggi temperatur
bola kering dan semakin rendah RH udara masuk, semakin besar penurunan
temperatur db dan semakin tinggi efektifitas evaporative cooler. (c) Semakin
rendah temperatur air yang membasahi bantalan, semakin sedikit laju penguapan
air. (d) Semakin tebal bantalan semakin bagus kinerja air cooler. (e) Serabut
kelapa dapat digunakan sebagai bantalan dalam air cooler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
RANCANGAN PEMBUATAN VARIASI AIR COOLER
3.1 Persiapan
Pembuatan variasi Air Cooler ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi
kerja dari Air Cooler sebelum dan sesudah ditambah modifikasi pada bagian
Cooling Pad nya. Hal - hal yang perlu dipersiapkan dari awal adalah dengan
mengidentifikasi bagian - bagian Air Cooler yang akan dimodifikasi kemudian
mempelajari sistem kerja dari Air Cooler itu sendiri setelah itu menyiapkan bahan
dan alat yang diperlukan. Proses persiapan selanjutnya adalah pengukuran -
pengukuran terhadap variasi Air Cooler meliputi suhu keluaran dari Air Cooler
yaitu suhu basah dan suhu kering, kelembaban udara, kecepatan angin dan
sirkulasi air.
3.2 Bahan dan Alat Pembuatan Air Cooler
3.2.1 Bahan – bahan yang digunakan dalam pembuatan variasi Air Cooler ini
adalah :
a. 1 Unit Air Cooler
b. Kawat strimin ukuran 25cm x 30cm
c. Sponge 4 buah ukuran 11,5cm x 8,5cm x 1,5cm
d. Selang air diameter 4/8 inch
e. Pompa air kecil
f. Cable tie
g. Es Batu ukuran 1 liter 2 buah
h. Baut puntir
i. Isolasi
j. Papan triplek ukuran 45 cm x 60 cm 4 lembar
k. Sterofom ukuran 45 cm x 60 cm 4 lembar
l. Roda 4 buah
m. Paku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 3.1 Unit Air Cooler tampak depan dan belakang
Gambar 3.2 Strimin dan gunting
Gambar 3.3 Sponge
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Gambar 3.4 Selang air diameter 4/8 inch
Gambar 3.5 Pompa air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 3.6 Cable Tie
Gambar 3.7 Es Batu
Gambar 3.8 Baut Puntir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Gambar 3.9 Isolasi
Gambar 3. 10 Papan triplek
Gambar 3.11 Sterofom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Gambar 3.12 Roda
Gambar 3.13 Paku
3.2.2 Alat-alat yang dipergunakan dalam pembuatan variasi Air Cooler ini
antara lain :
a. 1 unit mesin pengering sepatu
b. Anemometer
c. Thermometer bola kering dan bola basah
d. Thermocouple dan Penampil Digital
e. Gunting
f. Palu
g. Cuter
h. Pipa alumunium diameter ½ cm
i. Stopwatch
j. Penggaris besi
k. Obeng Plus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Gambar 3.14 Mesin pengering
Gambar 3.15 Anemometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 3.16 Thermometer Dry bulb and Wet bulb
Gambar 3.17 Thermocouple
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 3.18 Gunting Kawat
Gambar 3.19 Palu
Gambar 3.20 Cutter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Gambar 3.21 Pipa Alumunium
Gambar 3.22 Stopwatch
Gambar 3.23 Penggaris Besi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Gambar 3.24 Obeng Plus
3.3 Proses Pengerjaan variasi Air Cooler
Proses pengerjaan variasi Air Cooler terdapat tahap – tahap pembuatan
sebagai berikut :
a. Menyiapkan bahan dan alat pembuatan variasi Cooling Pad sponge.
Pembuatan desain dilakukan dengan proses manual dan sederhana. Hal - hal
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Memotong strimin dengan ukuran 25cm x 30cm ( 2 lembar ) sebagai wadah
dari sponge ( lihat gambar 3.25 ).
3. Melubangi sponge menggunakan pipa alumunium dengan diameter 8mm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 3.25 Rancangan rumah sponge dan sponge
4. Melubangi selang air dengan menggunakan baut puntir berdiameter 2mm
sepanjang 20cm dan diletakkan diatas variasi cooling pad sponge.
5. Menyambungkan pompa air dengan selang air kemudian memasangnya pada
bagian atas variasi cooling pad sponge.
6. Variasi cooling pad sponge diletakkan didepan cooling pad honey comb.
Gambar 3.26 Pemasangan selang tambahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
b. Merakit mesin Air Cooler dengan mesin pengering sepatu
Membuat ruang antara mesin pengering sepatu dan air cooler dengan
triplek kayu yang dilapisi sterofom kemudian diberi jarak sebagai tempat
untuk meletakkan thermometer bola basah dan kaca agar dapat melihat
suhu pada thermometer. Memasang roda pada sebuah meja kecil sebagai
penyangga air cooler. Lihat gambar 3.27
Gambar 3.27 Rangkaian Air Cooler dan mesin pengering
c. Menyiapkan Thermometer dan Anemometer
Setelah pembuatan variasi cooling pad sponge dan perakitan air cooler
terhadap mesin pengering selesai dilaksanakan maka, perlu menyiapkan
alat ukur kecepatan angin (Anemometer) dan suhu (Thermometer) juga
Thermocouple pada proses selanjutnya untuk proses pengambilan data.
d. Menyiapkan Keperluan Lainnya
Setelah menyiapkan Thermometer, Thermocouple dan Anemometer,
selanjutnya menyiapkan stopwatch dan balok es lalu mengisi air diantara
level max dan min pada tangki penampungan air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar 3.28 Level maksimal dan minimal pada tangki air
e. Pengambilan data
Pengambilan data dilakukan setiap 15 menit pada kecepatan 1 sampai
kecepatan 3. Mesin pengering digunakan sebagai pengkondisian suhu udara.
Thermometer bola basah dan thermocouple diletakkan dalam ruang antara mesin
pengering dan Air Cooler, kemudian Anemometer dan Thermometer bola kering
diletakkan didepan blower.
3.4 Cara Kerja Air Cooler (Evaporative Cooler)
Cara Kerja dari Air Cooler ini sebenarnya sangat sederhana yaitu sama
seperti cara kerja kipas angin biasa. Perbedaanya ada pada sirkulasi air
didalamnya, yang bertujuan untuk mendinginkan udara. Sebenarnya ada beberapa
cara untuk mendinginkan udara akan tetapi jika dilihat dari segi ekonomi dan efek
untuk lingkungan, Air Cooler lebih baik dibandingkan dengan AC (Air
Conditioner) ataupun jenis mesin pendingin udara yang lain.
Mekanisme perpindahan kalor yang terjadi pada Air Cooler yaitu
menggunakan penguapan air untuk mendinginkan dan menambah kadar air atau
kelembaban pada aliran udara, sehingga temperatur bola kering menjadi lebih
rendah daripada sebelum mengalami proses penguapan. Temperatur bola kering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
menjadi lebih rendah karena udara dari luar (outdoor air) dialirkan secara paksa
menggunakan blower atau fan melalui Cooling Pad Honey Comb yang dijaga
tetap lembab dengan mengalirkan air dari bagian atas cooling pad sehingga
sebagian panas sensibel dari udara dipindahkan ke air dan menjadi panas laten dan
menyebabkan suhu udara menjadi dingin. Penambahan variasi sponge pada
bagian depan Cooling Pad Honey Comb diharapkan dapat menambah suhu dingin
yang dikeluarkan, dengan meningkatnya TwB maka meningkat pula RH nya,
sedangkan TdB menurun. Hal ini dapat dilihat melalui tabel hasil pengambilan
data.
3.5 Tabel Hasil Penelitian
Tabel hasil penelitian variasi sponge Air Cooler dapat dilihat pada
lampiran.
3.6 Kesulitan Dalam Pengerjaan
Adapun kesulitan-kesulitan dalam pengerjaan Air Cooler antara lain sebagai
berikut :
a. Peletakan modifikasi cooling pad.
b. Pemasangan selang sebagai penyalur air menuju cooling pad tambahan.
c. Membuat sirkulasi air agar sederhana namun optimal.
3.7 Pengujian Variasi Cooling Pad Sponge Air Cooler
Pada pengujian ini, Air Cooler menggunakan 2 Cooling Pad, 2 pompa air
dan 2 saluran sirkulasi air yang salah satu diantaranya adalah komponen asli dari
Air Cooler itu sendiri sedangkan yang lain merupakan modifikasi yang dilakukan
pada bagian Cooling Pad dengan menggunakan sponge. Pada sirkulasi ini tiap
selang saluran dialiri air, hal ini dimaksudkan agar kedua Cooling Pad tetap
teraliri oleh air.
Pada proses selanjutnya adalah menyalakan Air Cooler, kecepatan putar
fan/kipas dapat diatur terhadap hasil pendinginan udara yang dihasilkan.
Perhitungan dilakukan setelah data yang diperlukan didapat. Data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
dibutuhkan adalah data temperatur bola kering (TdB in) udara lingkungan (dB in),
data temperatur bola basah lingkungan (TwB in), data temperatur temperatur bola
kering yang dihasilkan (TdB out), kelembaban udara (RH) dan data temperatur
bola basah yang dihasilkan (TwB out) dan data kecepatan udara yang dikeluarkan.
Data temperatur lingkungan diambil di sekitar air cooler dan data temperatur yang
dihasilkan diambil di depan hembusan air cooler. Semua data diambil
menggunakan termometer bola kering dan termometer bola basah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Objek Penelitian
Objek yang diteliti didalam penelitian ini adalah Air Cooler, seperti
terlihat pada gambar 4.1.
4.2 Skematis Pengujian
Skematis alat uji dan penempatan alat ukur saat pengujian pada air cooler
disajikan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Skematik Air Cooler
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Keterangan :
a. Unit Air Cooler
b. Thermometer Bola Kering dan Bola Basah
c. Anemometer
d. Stopwatch
e. Thernocouple
Untuk mengoperasikan Air Cooler yang telah dimodifikasi dibagian
cooling pad-nya diperlukan 2 unit stop kontak untuk menghubungkan dengan
sumber energi listrik. Termometer bola basah dan termometer bola kering
digunakan untuk mengukur temperatur bola kering lingkungan (TdB in),
temperatur bola basah lingkungan (TwB in), temperatur bola kering yang
dihasilkan (TdB out) dan temperatur bola basah yang dihasilkan (TwB out) saat
pengambilan data. Stop watch digunakan untuk mengatur waktu tiap tahap
pengambilan data. Anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan aliran
udara yang dihembuskan oleh Air Cooler melalui blower.
4.3. Variasi Penelitian
Penelitian dilakukan dengan memvariasikan kecepatan udara yang
mengalir didalam Air Cooler untuk beberapa kondisi Air Cooler :
1. Kecepatan kipas low
2. Kecepatan kipas medium
3. Kecepatan kipas high
Beberapa kondisi Air Cooler yang diteliti sebagai berikut :
1. Fluida Air Cooler : Air dengan Cooling Pad standar
2. Fluida Air Cooler : Air + es dengan Cooling Pad standar
3. Fluida Air Cooler : Air dengan Cooling Pad tambahan
4. Fluida Air Cooler : Air + es dengan Cooling Pad tambahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
4.4. Peralatan Pengujian
Pada pengujian variasi air cooler, diperlukan beberapa alat bantu, adapun
peralatan tersebut adalah:
a. Termometer bola kering (dry bulb thermometer), sebagai alat pengukur
temperatur udara kering.
b. Termometer bola basah (wet bulb thermometer), sebagai alat pengukur
temperature basah.
c. Anemometer, sebagai alat pengukur kecepatan udara.
d. Roll kabel listrik, digunakan untuk menyalurkan listrik dari pusat.
e. Kalkulator dan alat tulis, digunakan untuk menulis dan mengolah data.
f. Stopwatch, sebagai pengukur waktu.
Gambar 4.2 Termometer bola basah dan bola kering
Gambar 4.3 Roll kabel listrik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 4.4 Kalkulator
Gambar 4.5 Alat tulis
Gambar 4.6 Stopwatch
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Gambar 4.7 Anemometer
4.5. Cara Memperoleh Data
Data yang diperoleh dicatat didalam table yang tersaji pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data penelitian untuk variasi kecepatan.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V
Udara
(m/s)
TdB
(oC)
TwB
(oC)
RH
(%)
TdB
(oC)
TwB
(oC)
RH
(%)
1 15
2 30
3 45
4 60
4.6. Cara Mengolah Data
Data yang telah diperoleh dari penelitian, kemudian diolah dengan
menggunakan bahasa pemrograman tertentu, pengolahan data kemudian disajikan
dalam bentuk diagram batang. Untuk mengetahui kelembaban relative (RH)
dilakukan dengan melihat pada Psychrometric Chart setelah semua data
diperoleh. Untuk menghitung efisiensi pendinginan udara, dilakukan dengan
mempergunakan Persamaan (2.9)
𝜂𝑒𝑣𝑎𝑝 =𝑇𝑑𝑏𝑖𝑛−𝑇𝑑𝑏𝑜𝑢𝑡
𝑇𝑑𝑏𝑖𝑛−𝑇𝑤𝑏𝑖𝑛 (2.9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
pada Persamaan (2.9)
Tdb,in = temperatur bola kering udara yang memasuki sistem
Tdb,out = temperatur bola kering udara yang keluar sistem
Twb,in = temperatur bola basah udara yang memasuki sistem
4.7. Cara Menyimpulkan & Memberi Saran
Setelah pengolahan data, dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian.
Pembahasan terhadap hasil penelitian dilakukan dengan memperhatikan hasil–
hasil penelitian lain dan juga memperhatikan tujuan penelitian. Kesimpulan yang
dibuat harus menjadi tujuan dari penelitian. Saran dibuat untuk memperbaiki
jalannya penelitian yang telah dilakukan, agar bila penelitian dikembangkan untuk
dilakukan dapat diperoleh hasil yang lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB V
HASIL PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN
SERTA PEMBAHASAN
5.1 Hasil Pengujian
Hasil pencatatan pada saat pengujian Air Cooler meliputi : selang waktu,
kondisi air, temperatur bola kering udara masuk (TdBin), temperatur bola basah
udara masuk (TwBin), kelembaban relatif udara masuk (RHin), temperatur bola
kering udara keluar (TdBout), temperatur bola basah udara keluar (TwBout) dan
kelembaban relatif udara keluar (RHout) disajikan pada Tabel 5.1 sampai Tabel
5.24 untuk semua data. Ada 3 kondisi kecepatan udara: (1) Kecepatan high
(kondisi kipas high) (2) Kecepatan medium (kondisi kipas medium) (3)
Kecepatan low (kondisi kipas low).
5.1.1 Pengujian Air Cooler Dengan Menggunakan Cooling Pad Honey Comb,
Cooling Pad Sponge, Cairan Pendingin Air Es dan Mesin pengering.
Hasil pengujian air cooler menggunakan cooling pad honey comb dan
fluida air disajikan pada Tabel 5.1 sampai dengan Tabel 5.3. Pengujian air cooler
menggunakan cooling pad honey comb dan fluida air yang ditambahkan dengan
balok es disajikan pada Tabel 5.4 sampai dengan Tabel 5.6. Pengujian air cooler
menggunakan cooling pad honey comb dan fluida air yang ditambahkan dengan
sponge cooling pad disajikan pada Tabel 5.7 sampai dengan Tabel 5.9. Pengujian
air cooler menggunakan cooling pad honey comb dengan fluida air yang
ditambahkan dengan balok es dan tambahan variasi sponge cooling pad disajikan
pada Tabel 5.10 sampai dengan Tabel 5.12. Pengujian air cooler menggunakan
cooling pad honey comb dengan fluida air yang ditambahkan dengan mesin
pengering sebagai pengkondisian suhu udara masuk disajikan pada Tabel 5.13
sampai dengan Tabel 5.15. Pengujian air cooler menggunakan cooling pad honey
comb dengan fluida air yang ditambahkan dengan balok es dan mesin pengering
disajikan pada Tabel 5.16 sampai dengan Tabel 5.18. Pengujian air cooler
menggunakan cooling pad honey comb dengan fluida air dan ditambahkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
variasi sponge cooling pad disajikan dalam Tabel 5.19 sampai dengan Tabel 5.21.
Pengujian air cooler menggunakan cooling pad honey comb dengan fluida air
yang ditambahkan dengan balok es dan variasi sponge cooling pad disajikan pada
Tabel 5.22 sampai dengan Tabel 5.24. Masing - masing pengujian dilakukan pada
kecepatan low, medium dan high.
Tabel 5.1 Hasil pengujian air cooler menggunakan air dengan kecepatan kipas
low.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 30,50 24,25 59,17 27,00 24,25 82,00 3,50 56,00
2 30 30,50 24,25 58,33 26,00 24,25 86,00 3,50 72,00
3 45 30,50 24,25 58,33 26,00 24,25 86,00 3,50 72,00
4 60 30,50 24,25 58,33 26,50 24,25 84,00 3,50 64,00
Tabel 5.2 Hasil pengujian air cooler menggunakan air dengan kecepatan kipas
medium.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 30,50 24,25 58,33 27,00 24,25 82,00 4,50 56,00
2 30 30,50 24,25 58,33 26,00 24,25 86,00 4,50 72,00
3 45 30,50 24,25 58,33 26,00 24,25 86,00 4,50 72,00
4 60 30,50 24,25 59,17 26,50 24,25 84,00 4,50 64,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 5.3 Hasil pengujian air cooler menggunakan air dengan kecepatan kipas
high.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 30,50 24,25 59,17 27,00 24,25 82,00 5,50 56,00
2 30 30,50 24,25 59,17 26,00 24,25 86,00 5,50 72,00
3 45 30,50 24,25 59,17 26,00 24,25 86,00 5,50 72,00
4 60 30,50 24,25 59,17 26,50 24,25 84,00 5,50 64,00
Tabel 5.4 Rata – rata hasil pengujian dengan kecepatan low, medium dan high
pada Tabel 5.1 sampai dengan Tabel 5.3
kecepatan
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
low 30,50 24,25 58,54 26,38 24,25 84,50 3,50 66,00
medium 30,50 24,25 58,54 26,38 24,25 84,50 4,50 66,00
high 30,50 24,25 59,17 26,38 24,25 84,50 5,50 66,00
Tabel 5.5 Hasil pengujian air cooler menggunakan 2 liter balok es dengan
kecepatan kipas low.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 31,50 21,00 42,14 23,50 21,00 81,25 3,50 76,19
2 30 31,50 21,00 42,14 23,50 21,00 81,25 3,50 76,19
3 45 31,50 21,00 42,14 23,50 21,00 81,25 3,50 76,19
4 60 31,50 21,00 42,14 23,50 21,00 81,25 3,50 76,19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 5.6 Hasil pengujian air cooler menggunakan 2 liter balok es dengan
kecepatan kipas medium.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 31,50 21,00 42,14 24,50 21,00 73,75 4,50 66,67
2 30 31,50 21,00 42,14 24,50 21,00 73,75 4,50 66,67
3 45 31,50 21,00 42,14 24,50 21,00 73,75 4,50 66,67
4 60 31,50 21,00 42,14 24,50 21,00 73,75 4,50 66,67
Tabel 5.7 Hasil pengujian air cooler menggunakan air dan 2 liter balok es dengan
kecepatan kipas high.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 31,50 21,00 42,14 25,00 21,00 70,00 5,50 61,90
2 30 31,50 21,00 42,14 25,00 21,00 70,00 5,50 61,90
3 45 31,50 21,00 42,14 25,00 21,00 70,00 5,50 61,90
4 60 31,50 21,00 42,14 25,50 21,00 70,00 5,50 57,14
Tabel 5.8 Rata – rata hasil pengujian dengan kecepatan low, medium dan high
pada Tabel 5.5 sampai dengan Tabel 5.7
kecepatan
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
low 31,50 21,00 38,25 23,50 21,00 95,00 3,50 76,19
medium 31,50 21,00 36,88 24,50 21,00 72,50 4,50 66,67
high 31,50 21,00 36,88 25,13 21,00 66,00 5,50 60,71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 5.9 Hasil pengujian air cooler menggunakan air dan tambahan modifikasi
cooling pad sponge dengan kecepatan kipas low.
No t (menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 31,50 22,00 42,86 24,00 22,00 83,75 3,50 78,95
2 30 31,50 22,00 42,86 24,00 22,00 83,75 3,50 78,95
3 45 31,50 22,00 42,86 24,00 22,00 83,75 3,50 78,95
4 60 31,50 22,00 42,86 24,50 22,00 82,50 3,50 73,68
Tabel 5.10 Hasil pengujian air cooler menggunakan air dan tambahan modifikasi
cooling pad sponge dengan kecepatan kipas medium.
No t (menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 31,50 22,00 42,13 24,50 22,00 82,50 4,50 73,68
2 30 31,50 22,00 42,13 24,50 22,00 82,50 4,50 73,68
3 45 31,50 22,00 42,13 24,50 22,00 82,50 4,50 73,68
4 60 31,50 22,00 42,86 25,00 22,00 77,50 4,50 68,42
Tabel 5.11 Hasil pengujian air cooler menggunakan air dan tambahan modifikasi
cooling pad sponge dengan kecepatan kipas high.
No t (menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 31,50 22,00 43,57 24,00 22,00 82,50 5,50 78,95
2 30 31,50 22,00 43,57 24,50 22,00 82,50 5,50 73,68
3 45 31,50 22,00 43,57 24,50 22,00 82,50 5,50 73,68
4 60 31,50 22,00 43,57 25,00 22,00 77,50 5,50 68,42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 5.12 Rata – rata hasil pengujian dengan kecepatan low, medium dan high
pada Tabel 5.9 sampai dengan Tabel 5.11
kecepatan
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
low 31,50 22,00 42,50 24,13 22,00 82,50 3,50 77,63
medium 31,50 22,00 42,86 24,63 22,00 80,00 4,50 72,37
high 31,50 22,00 42,86 24,50 22,00 82,50 5,50 73,68
Tabel 5.13 Hasil pengujian air cooler menggunakan air dan 2 liter balok es
dengan tambahan modifikasi cooling pad sponge, kecepatan kipas low.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 31,50 22,00 42,36 22,00 22,00 100,00 3,50 100,00
2 30 31,50 22,00 42,36 22,00 22,00 100,00 3,50 100,00
3 45 31,50 22,00 42,36 22,50 22,00 96,67 3,50 94,74
4 60 31,50 22,00 42,36 22,50 22,00 96,67 3,50 94,74
Tabel 5.14 Hasil pengujian air cooler menggunakan air dan 2 liter balok es
dengan tambahan modifikasi cooling pad sponge, kecepatan kipas medium.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 31,50 22,00 42,36 22,50 22,00 96,67 4,50 94,74
2 30 31,50 22,00 42,36 22,50 22,00 96,67 4,50 94,74
3 45 31,50 22,00 42,36 22,50 22,00 96,67 4,50 94,74
4 60 31,50 22,00 42,36 23,00 22,00 91,67 4,50 89,47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 5.15 Hasil pengujian air cooler menggunakan air dan 2 liter balok es
dengan tambahan modifikasi cooling pad sponge, kecepatan kipas high.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 31,50 22,00 42,67 23,00 22,00 91,67 5,50 89,47
2 30 31,50 22,00 42,67 23,00 22,00 91,67 5,50 89,47
3 45 31,50 22,00 42,29 23,50 22,00 88,75 5,50 84,21
4 60 31,50 22,00 42,29 23,50 22,00 88,75 5,50 84,21
Tabel 5.16 Rata – rata hasil pengujian dengan kecepatan low medium dan high
pada Tabel 5.13 sampai dengan Tabel 5.15
kecepatan
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
low 31,50 22,00 42,14 22,25 22,00 98,33 3,50 97,37
medium 31,50 22,00 42,14 22,63 22,00 100,00 4,50 93,42
high 31,50 22,00 42,50 23,25 22,00 88,75 5,50 86,84
Tabel 5.17 Hasil Pengujian Air Cooler menggunakan air dengan pengkondisian
suhu mesin pengering kecepatan low.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 53,00 28,50 15,22 39,10 28,50 45,29 3,50 56,73
2 30 53,00 28,50 15,00 39,40 28,50 44,38 3,50 55,51
3 45 53,80 28,50 15,22 39,50 28,50 43,53 3,50 56,52
4 60 53,80 28,50 15,22 39,80 28,50 45,29 3,50 55,34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 5.18 Hasil Pengujian Air Cooler menggunakan air dengan pengkondisian
suhu mesin pengering kecepatan medium.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 52,80 28,50 15,00 38,30 28,50 47,65 4,50 59,67
2 30 52,60 28,50 15,65 38,30 28,50 47,65 4,50 59,34
3 45 52,40 28,50 15,65 38,20 28,50 48,82 4,50 59,41
4 60 51,60 28,50 16,96 38,10 28,50 48,82 4,50 58,44
Tabel 5.19 Hasil Pengujian Air Cooler menggunakan air dengan pengkondisian
suhu mesin pengering kecepatan high.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 51,60 28,50 16,74 37,80 28,50 48,82 5,50 59,74
2 30 51,40 28,50 16,96 37,30 28,50 52,14 5,50 61,57
3 45 50,60 28,50 17,83 37,30 28,50 52,14 5,50 60,18
4 60 50,80 28,50 17,61 37,20 28,50 52,14 5,50 60,99
Tabel 5.20 Rata – rata hasil pengujian dengan kecepatan low, medium dan high
pada Tabel 5.17 sampai dengan Tabel 5.19
kecepatan
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
low 53,40 28,50 14,35 39,45 28,50 43,33 3,50 55,89
medium 52,35 28,50 15,87 38,23 28,50 48,24 4,50 59,22
high 51,10 28,50 17,17 37,40 28,50 58,26 5,50 60,62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 5.21 Hasil Pengujian Air Cooler menggunakan air dan 2 liter balok es
dengan pengkondisian suhu mesin pengering kecepatan low.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 54,00 28,50 16,74 35,90 28,50 57,14 3,50 70,98
2 30 54,00 28,50 16,30 36,10 28,50 57,14 3,50 70,20
3 45 54,20 28,50 13,26 36,30 28,50 57,71 3,50 69,65
4 60 54,20 28,50 13,26 36,80 28,50 54,29 3,50 67,70
Tabel 5.22 Hasil Pengujian Air Cooler menggunakan air dan 2 liter balok es
dengan pengkondisian suhu mesin pengering kecepatan medium.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 49,50 28,50 19,35 35,30 28,50 60,00 4,50 67,62
2 30 49,80 28,50 19,13 35,50 28,50 59,29 4,50 67,14
3 45 49,70 28,50 19,13 35,50 28,50 59,29 4,50 66,98
4 60 49,30 28,50 19,57 35,40 28,50 59,29 4,50 66,83
Tabel 5.23 Hasil Pengujian Air Cooler menggunakan air dan 2 liter balok es
dengan pengkondisian suhu mesin pengering kecepatan high.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 46,40 28,50 26,79 34,30 28,50 68,33 5,50 67,60
2 30 46,40 28,50 26,79 34,20 28,50 68,33 5,50 68,16
3 45 46,40 28,50 26,79 34,10 28,50 69,17 5,50 68,72
4 60 46,40 28,50 26,79 34,10 28,50 69,17 5,50 68,72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 5.24 Rata – rata hasil pengujian dengan kecepatan low, medium dan high
pada Tabel 5.21 sampai dengan Tabel 5.23
kecepatan
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar
V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
low 53,10 28,50 14,13 36,28 28,50 55,71 3,50 69,33
medium 49,58 28,50 19,13 35,43 28,50 59,29 4,50 67,14
high 46,40 28,50 25,71 34,18 28,50 65,50 5,50 68,30
Tabel 5.25 Hasil Pengujian Air Cooler menggunakan air dan modifikasi cooling
pad sponge dengan pengkondisian suhu mesin pengering kecepatan low.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 54,00 29,00 16,17 36,30 29,00 42,78 3,50 70,80
2 30 54,20 29,00 14,35 36,30 29,00 57,86 3,50 71,03
3 45 53,10 29,00 15,65 36,30 29,00 58,57 3,50 69,71
4 60 53,60 29,00 15,00 36,70 29,00 57,14 3,50 68,70
Tabel 5.26 Hasil Pengujian Air Cooler menggunakan air dan modifikasi cooling
pad sponge dengan pengkondisian suhu mesin pengering kecepatan medium.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 50,40 29,00 19,13 35,10 29,00 63,33 4,50 71,50
2 30 50,20 29,00 19,13 35,10 29,00 63,33 4,50 71,23
3 45 50,00 29,00 19,57 35,10 29,00 64,16 4,50 70,95
4 60 50,10 29,00 19,13 35,10 29,00 63,33 4,50 71,09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 5.27 Hasil Pengujian Air Cooler menggunakan air dan modifikasi cooling
pad sponge dengan pengkondisian suhu mesin pengering kecepatan high.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 47,60 29,00 23,93 34,60 29,50 66,67 5,50 69,89
2 30 47,90 29,00 24,29 34,30 29,00 66,67 5,50 71,96
3 45 47,70 29,00 23,93 34,00 29,00 62,50 5,50 73,26
4 60 48,00 29,00 23,57 34,00 29,00 61,67 5,50 73,68
Tabel 5.28 Rata – rata hasil pengujian dengan kecepatan low, medium dan high
pada Tabel 5.25 sampai dengan Tabel 5.27
kecepatan
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
low 53,73 29,00 15,29 36,40 29,00 59,29 3,50 70,59
medium 50,18 29,00 19,35 35,10 29,00 63,33 4,50 71,19
high 47,80 29,00 23,93 34,23 29,13 64,38 5,50 68,35
Tabel 5.29 Hasil Pengujian Air Cooler menggunakan air, 2 liter balok es dan
modifikasi cooling pad sponge dengan pengkondisian suhu mesin pengering
kecepatan low.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s) Efisiensi (%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 54,00 29,00 15,32 35,00 29,00 71,25 3,50 76,00
2 30 54,00 29,00 15,22 34,30 29,00 68,33 3,50 78,80
3 45 54,40 29,00 14,13 34,70 29,00 66,67 3,50 77,56
4 60 54,50 29,00 13,70 34,20 29,00 66,67 3,50 79,61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 5.30 Hasil Pengujian Air Cooler menggunakan air, 2 liter balok es dan
modifikasi cooling pad sponge dengan pengkondisian suhu mesin pengering
kecepatan medium.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 50,50 29,00 19,13 33,50 29,00 66,67 4,50 79,07
2 30 50,60 29,00 18,70 33,60 29,00 68,33 4,50 78,70
3 45 50,40 29,00 19,35 33,70 29,00 68,33 4,50 78,04
4 60 50,10 29,00 19,13 33,80 29,00 72,50 4,50 77,25
Tabel 5.31 Hasil Pengujian Air Cooler menggunakan air, 2 liter balok es dan
modifikasi cooling pad sponge dengan pengkondisian suhu mesin pengering
kecepatan high.
No t
(menit)
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
1 15 47,70 29,00 23,57 33,10 29,00 77,50 5,50 78,07
2 30 47,00 29,00 25,71 32,60 29,00 77,50 5,50 80,00
3 45 47,30 29,00 25,00 32,10 29,00 75,00 5,50 83,06
4 60 47,40 29,00 24,29 32,00 29,00 75,00 5,50 83,70
Tabel 5.32 Rata – rata hasil pengujian dengan kecepatan low, medium dan high
pada Tabel 5.29 sampai dengan Tabel 5.31
kecepatan
Kondisi Udara Masuk Kondisi Udara Keluar V Udara
(m/s) Efisiensi (%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (oC) (%) (oC) (oC) (%)
low 54,23 29,00 14,59 34,55 29,00 68,23 3,50 79,22
medium 50,40 29,00 19,08 33,65 29,00 68,96 4,50 75,12
high 47,35 29,00 24,64 32,45 29,00 76,25 5,50 78,47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
5.2 Perhitungan
5.2.1 Perhitungan RH Air Cooler
Relative Humanity (RH) didapat dari grafik psicometrict chart.
Sebagai contoh: Tdb in=30,5 , Tdb out=27,00 , Twb in=Twb out=24,25
Relative Humanity in dan out didapat setelah mengetahui letak perpotongan titik
A dan B
Gambar 5.1 Psychometric Chart
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
5.2.2 Perhitungan Efisiensi Air Cooler
Perhitungan efisiensi air cooler menggunakan Persamaan (2.9)
𝜂𝐸𝑣𝑎𝑝 =T𝑑𝐵 𝑖𝑛 − T𝑑𝐵 𝑜𝑢𝑡
T𝑑𝐵 𝑖𝑛 − T𝑤𝐵 𝑜𝑢𝑡x100%
Sebagai contoh perhitungan diambil dari rata-rata suhu air cooler dengan
menggunakan cooling pad honey comb dan fliuda air. TdBin = 30,5oC, TwBin =
24,25oC, TdBout = 26,38oC dan TwBout = 24,25oC (data lain pada Tabel 5.1, Tabel
5.2 dan Tabel 5.3).
𝜂𝐸𝑣𝑎𝑝 =(30,5 − 26,38)
(30,5 − 24,25)× 100%
𝜂𝐸𝑣𝑎𝑝 = 66 %
Hasil perhitungan untuk data yang lain, yang dilakukan dengan cara perhitungan
yang sama secara lengkap berdasarkan kecepatan putar air cooler disajikan pada
Tabel 5.1 sampai dengan Tabel 5.3
5.2.3 Perhitungan Efisiensi Air Cooler Menggunakan Cooling Pad Honey
Comb dan Cooling Pad Sponge dengan Fluida Air
Perhitungan efisiensi air cooler (evaporative cooler) dengan menggunakan
cooling pad honey comb dan cooling pad sponge dan fluida air dilakukan dengan
menggunakan Persamaan (2.9)
𝜂𝐸𝑣𝑎𝑝 =T𝑑𝐵 𝑖𝑛 − T𝑑𝐵 𝑜𝑢𝑡
T𝑑𝐵 𝑖𝑛 − T𝑤𝐵 𝑜𝑢𝑡x100%
Sebagai contoh perhitungan diambil dari rata-rata suhu pada tabel 5.7
TdBin = 31,5oC, TwBin = 22oC, TdBout = 24,13oC dan TwBout = 22oC
𝜂𝐸𝑣𝑎𝑝 =(31,5 − 24,13)
(31,5 − 22)× 100%
𝜂𝐸𝑣𝑎𝑝 = 77,63%
Hasil perhitungan untuk data yang lain, yang dilakukan dengan cara perhitungan
yang sama secara lengkap pada kecepatan low, medium dan high disajikan pada
Tabel 5.7, Tabel 5.8 dan Tabel 5.9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
5.2.4 Perhitungan Efisiensi Air Cooler Menggunakan Cooling Pad Honey
Comb dan Fluida Air dengan Balok Es
Perhitungan efisiensi air cooler dengan menggunakan cooling pad honey
comb dan fluida air yang ditambahkan dengan balok es dilakukan dengan
menggunakan Persamaan (2.9)
Sebagai contoh perhitungan diambil dari rata-rata suhu pada Tabel 5.4.
TdBin = 31,5oC, TwBin = 21oC, TdBout = 23,5oC dan TwBout = 21oC
η𝐸𝑣𝑎𝑝 =(31,5 − 23,5)
(31,5 − 21)× 100%
𝜂𝐸𝑣𝑎𝑝 = 76,19%
Hasil perhitungan untuk data yang lain, yang dilakukan dengan cara perhitungan
yang sama secara lengkap disajikan pada Tabel 5.4, Tabel 5.5 dan Tabel 5.6.
5.2.5 Perhitungan Efisiensi Air Cooler Menggunakan Cooling Pad Honey
Comb dan Cooling Pad Sponge dengan Fluida Air dan Balok Es
Perhitungan efisiensi air cooler dengan menggunakan cooling pad honey
comb dan cooling pad sponge dan cairan pendingin air dilakukan dengan
mempergunakan Persamaan (2.9)
𝜂𝐸𝑣𝑎𝑝 =T𝑑𝐵 𝑖𝑛 − T𝑑𝐵 𝑜𝑢𝑡
T𝑑𝐵 𝑖𝑛 − T𝑤𝐵 𝑜𝑢𝑡x100%
Sebagai contoh perhitungan diambil dari suhu rata-rata Tabel 5.10
TdBin = 31,5oC, TwBin = 22oC, TdBout = 22,25oC dan TwBout = 22oC
𝜂𝐸𝑣𝑎𝑝 =(31,5 − 22,25)
(31,5 − 22)× 100%
𝜂𝐸𝑣𝑎𝑝=97,37%
Hasil perhitungan untuk data yang lain, yang dilakukan dengan cara perhitungan
yang sama secara lengkap pada kecepatan low, medium dan high disajikan pada
Tabel 5.10, Tabel 5.11 dan Tabel 5.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
5.3 Analisa Data
Agar data lebih mudah dibaca dan pola data lebih mudah dianalisa dan
untuk memberikan informasi yang jelas maka data-data pada tabel ditampilkan
dalam bentuk diagram batang.
5.3.1 Pengaruh Tambahan Variasi Cooling Pad Sponge Terhadap Efisiensi
Air Cooler
Gambar 5.2 menyajikan efisiensi hubungan antara air cooler tanpa variasi
dan air cooler dengan variasi sponge cooling pad.
Gambar 5.2 Grafik Pengaruh variasi cooling pad sponge terhadap efisiensi air
cooler.
Gambar 5.2 Dari grafik diatas menunjukkan efisiensi air cooler meningkat
setelah ditambahkan variasi cooling pad sponge. Efisiensi air cooler paling tinggi
terjadi pada saat kecepatan 1, hal ini disebabkan karena kecepatan aliran udara
yang lebih lambat yang menyentuh bidang permukaan cooling pad honey comb
dan cooling pad sponge. Sehingga udara yang bersentuhan dengan air yang
mengalir lebih lama dan kemudian di hembuskan oleh blower yang menyebabkan
66.00% 66.00% 66.00%
77.63%72.37%
68.42%
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
1 2 3
Efis
ien
si
Kecepatan Putar Air Cooler
Air Cooler tanpa variasi
Air Cooler dengantambahan variasi sponge
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
suhu udara menjadi lebih rendah. Data diagram diperoleh dari Tabel 5.1 sampai
dengan Tabel 5.3 dan Tabel 5.7 sampai dengan Tabel 5.9
5.3.2 Pengaruh Variasi Cooling Pad Sponge dan Balok Es Terhadap
Efisiensi Air Cooler
Gambar 5.3 menyajikan pengaruh variasi cooling pad sponge dan balok es
terhadap efisiensi air cooler
Gambar 5.3 Grafik Pengaruh variasi cooling pad sponge dan 2 Liter balok es
terhadap efisiensi air cooler.
Gambar 5.3 menunjukkan peningkatan efisiensi air cooler yang lebih tinggi.
Efisiensi air cooler terbaik didapat dengan menambahkan variasi cooling pad
sponge dan balok es pada kecepatan 1. Peningkatan efisiensi terjadi karena adanya
dua cooling pad, yaitu cooling pad honey comb yang merupakan cooling pad dari
air cooler itu sendiri kemudian cooling pad sponge yang merupakan variasi
tambahan untuk air cooler ini, juga digunakannya 2 balok es ukuran 2 liter yang
menambah suhu menjadi dingin. Data dalam grafik diperoleh dari Tabel 5.4
sampai dengan Tabel 5.6 dan Tabel 5.10 sampai dengan Tabel 5.12
76.19 %
66.67 %60.71%
97.37 % 93.42%
86.84 %
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
1 2 3
Efis
ien
si
Kecepatan putar Air Cooler
Air Cooler dengan balok estanpa tambahan variasi
Air Cooler dengantambahan variasi CoolingPad sponge dan balok es
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
5.3.3 Pengaruh Tambahan Variasi Cooling Pad Sponge Terhadap Efisiensi
Air Cooler dengan Pengkondisian Udara Menggunakan Mesin
Pengering
Gambar 5.4 menyajikan pengaruh ditambahkannya mesin pengering pada
air cooler sebelum dan sesudah variasi sebagai pengkondisian udara.
Gambar 5.4 Grafik pengaruh variasi cooling pad sponge terhadap efisiensi air
cooler dengan penambahan mesin pengering sebagai pengkondisian
udara.
Gambar 5.4 memperlihatkan pengaruh ditambahkannya mesin pengering pada air
cooler sebelum dan sesudah ditambahkan variasi sebagai pengkondisian udara.
Mesin pengering dapat menghasilkan suhu hingga 55ᵒC. Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui seberapa besar penurunan suhu yang dihasilkan air cooler yang
ada dipasaran jika dihadapkan dalam berbagai kondisi suhu udara dan berapa
persen efisiensi yang didapatkan. Efisiensi tertinggi didapat pada kecepatan 3. Hal
ini disebabkan karena udara dengan suhu tinggi yang keluar melalui kondensor
berbanding lurus dengan kecepatan aliran udara yang diberikan. Udara yang
keluar melalui kondensor lebih cepat terhisap keluar pada kecepatan 3
dibandingkan pada kecepatan 1 dan 2 sehingga suhu udara yang keluar melalui
56.02 % 59.22 % 60.62 %
70.07 % 71.19 % 72.21 %
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
1 2 3
Efis
ien
si
Kecepatan Putar Air Cooler
Air Cooler tanpa variasidengan pengkondisianudara mesin pengering
Air Cooler dengantambahan variasi danpengkondisian udaramesin pengering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
kondensor berbanding lurus dengan kecepatan aliran udara yang diberikan. Data
grafik diperoleh dari Tabel 5.13 sampai dengan Tabel 5.15 dan Tabel 5.19 sampai
dengan Tabel 5.21
5.3.4 Pengaruh Tambahan Variasi Sponge cooling Pad dan Balok Es
Terhadap Efisiensi Air Cooler dengan Pengkondisian Udara
Menggunakan Mesin Pengering
Gambar 5.5 menunjukkan pengaruh ditambahkannya variasi cooling pad
sponge dan balok es terhadap air cooler jika menggunakan mesin pengering
sebagai pengkondisian udara.
Gambar 5.5 Pengaruh variasi cooling pad sponge dan 2 liter balok es terhadap
efisiensi air cooler dengan penambahan mesin pengering sebagai
pengkondisian udara.
Grafik diatas memperlihatkan pengaruh variasi dan balok es terhadap air cooler
jika diberikan mesin pengering sebagai pengkondisian udara. Efisiensi tertinggi
terjadi pada kecepatan 3. Hal ini disebabkan karena udara yang keluar dari
kondensor berbanding lurus dengan kecepatan yang diberikan air cooler. Semakin
tinggi kecepatan, semakin tinggi daya hisap air cooler terhadap udara yang
dikeluarkan kondensor.
69.63 % 67.14 % 68.30 %
78.00 78.27 81.20
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
1 2 3
Efis
ien
si
Kecepatan putar Air Cooler
Air Cooler dengan balokes dan pengkondisianudara mesin pengering
Air Cooler dengantambahan variasi spongedengan balok es danpengkondisian udaramesin pengering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
5.4 Membandingkan Efisiensi Air Cooler
Ditambahkannya variasi cooling pad sponge pada air cooler sangat
berpengaruh terhadap efisiensinya, dibuktikan dari grafik yang ditampilkan pada
gambar 5.1 efisiensi air cooler terbaik terdapat pada kecepatan 1 yaitu sebesar
77,63% dengan menggunakan variasi cooling pad sponge dan 66% tanpa
menggunakan variasi cooling pad sponge. Gambar 5.2 menyajikan pengaruh
balok es dan tambahan variasi yang juga dapat meningkatkan efisiensi kerja air
cooler lebih tinggi dari grafik yang disajikan pada gambar 5.1. Efisiensi tertinggi
dihasilkan oleh air cooler dengan variasi cooling pad sponge dan balok es pada
kecepatan 1 yaitu sebesar 97,37% sedangkan efisiensi air cooler hanya dengan
balok es sebesar 76,19%. Mesin Pengering digunakan dalam penelitian ini sebagai
pengkondisian udara dengan maksud untuk mengetahui bagaimana efisiensi kerja
air cooler jika berada dalam suhu yang sangat tinggi. Terbukti pada gambar 5.3
efisiensi air cooler dengan variasi cooling pad sponge menggunakan mesin
pengering mencapai 72,21% dan 60,62% untuk air cooler tanpa variasi namun
menggunakan mesin pengering. Gambar 5.4 menunjukkan efisiensi air cooler
dengan mesin pengering yang dihasilkan dengan tambahan variasi dan balok es
sebesar 81,20% dan 68,30% untuk air cooler dengan mesin pengering dan balok
es.
Dari Gambar 5.1 sampai 5.4 dapat disimpulkan penelitian air cooler
menggunakan cooling pad honey comb dan variasi sponge cooling pad, dengan
variasi kecepatan udara low, medium dan high serta menggunakan balok es dan air
juga mesin pengering sebagai pengkondisian udara, hasil efisiensi terbaik dari
semua penelitian air cooler adalah menggunakan cooling pad honey comb dengan
cooling pad sponge dan balok es. Hasil efisiensi terburuk adalah air cooler
menggunakan cooling pad honey comb dengan fluida air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil tambahan variasi cooling pad sponge, balok es dan tambahan
mesin pengering sebagai pengkondisian udara dalam penelitian air cooler yang
telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Efisiensi yang didapat:
a. Untuk kondisi udara masuk air cooler dengan Tdb = 31,50 ºC dan Twb = 22
ºC, dengan menggunakan sponge dan fluida air, efisiensi yang didapat adalah:
Kecepatan low (3,50 m/s) = 77,63%
Kecepatan medium (4,50 m/s) = 72,37 %
Kecepatan High (5,50 m/s) = 68,42 %
b. Untuk kondisi udara masuk air cooler dengan Tdb = 31,50 ºC dan Twb = 22
ºC, dengan menggunakan sponge dan fluida air + 2 liter balok es, efisiensi
yang didapat adalah:
Kecepatan low (3,50 m/s) = 97,37 %
Kecepatan medium (4,50 m/s) = 93,42 %
Kecepatan High (5,50 m/s) = 86,84 %
c. Untuk kondisi udara masuk air cooler dengan Tdb = 53,73 ºC dan Twb = 29
ºC pada kecepatan low, Tdb = 50,8 ºC dan Twb = 29 ºC pada kecepatan
medium, Tdb = 47,8 ºC dan Twb = 29 ºC pada kecepatan high dengan
menggunakan sponge dan fluida air + mesin pengering, efisiensi yang didapat
adalah:
Kecepatan low (3,50 m/s) = 70,07 %
Kecepatan medium (4,50 m/s) = 71,19 %
Kecepatan High (5,50 m/s) = 72,21 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
d. Untuk kondisi udara masuk air cooler dengan Tdb = 54,23 ºC dan Twb = 29
ºC pada kecepatan low, Tdb = 50,40 ºC dan Twb = 29 ºC pada kecepatan
medium, Tdb = 47,35 ºC dan Twb = 29 ºC pada kecepatan high dengan
menggunakan sponge dan fluida air + 2 liter balok es + mesin pengering,
efisiensi yang didapat adalah:
Kecepatan low (3,50 m/s) = 78,80 %
Kecepatan medium (4,50 m/s) = 78,27 %
Kecepatan High (5,50 m/s) = 81,20 %
2. Penurunan suhu yang dihasilkan air cooler di pasaran sekitar 4ºC, sedangkan
jika menggunakan tambahan variasi cooling pad sponge penurunan mencapai
7,3ºC. Apabila ditambahkan dengan balok es dan variasi cooling pad sponge,
penurunan mencapai 9ºC.
6.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat menjadikan pengembangan dan
perbaikan dalam penelitian air cooler :
a. Pengambilan data air cooler dapat dikembangkan dengan menjadikan cairan
pendingin pada water tank selalu dalam keadaan dingin tanpa harus
menggunakan balok es.
b. Pengambilan data sebaiknya dilakukan di ruangan cenderung tertutup, karena
jika dilakukan di ruangan terbuka suhu udara luar berubah-ubah dan bisa
mempengaruhi kinerja air cooler dan data yang didapat pun kurang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
DAFTAR PUSTAKA
Selrianus. 2008. Perencanaan Dan Pembuatan Cooling Pad Untuk Evaporative
Song, Xu, dkk. 2015. Cooling and Dehumidification Capacity Chart of Surface
Air Cooler in Air Conditioning
Elgendy, E, dkk. 2014. Performance Enhancement of a Desisccant Evaporative
Cooling System Using Direct/Indirect Evaporative Cooler
Xu, J, dkk. 2014. Experimental Performance of Evaporative Cooling Pad Systems
in Greenhouses in Humid Subtropical Climates
Chen, Yi, dkk. 2015. Indirect evaporative Cooler Considering Condensation
From Primary Air: Model Development and Parameter analysis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
LAMPIRAN - LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI