1
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada saat perayaan Hari Pelayaran Internasional di tahun 2016, Koji
Sekimizu sebagai Sekretaris Jenderal IMO (International Maritime Organization)
mengemukakan bahwa peran pelayaran dalam perekonomian dunia amatlah
penting. Menurut beliau diestimasikan bahwa 90% barang perdagangan di dunia
diangkut melalui jalur laut (IMO 2016). Transportasi laut menjadi pilihan utama
dikarenakan secara relatif lebih efisien dibandingkan moda transportasi yang lain
(Frankel 1989). Tentunya efisiensi tersebut akan membawa keuntungan bagi para
konsumen dengan murahnya harga komoditas.
Di lain pihak, benefit yang ditanggung para pemilik kapal terkadang
tidaklah semenarik dari sisi konsumen. Kebangkrutan dan kesulitan keuangan bagi
perusahaan-perusahaan pelayaran tidak dapat dielakkan dalam periode belakangan
ini. Pada dasarnya anggapan bahwa pelayaran adalah sebuah bisnis dengan risiko
tinggi dengan tingkat pengembalian yang rendah (Patitsas 2004) memang benar
adanya. Risiko tinggi yang dialami oleh perusahaan pelayaran ditenggarai akibat
dari fluktuatifnya tarif angkutan pelayaran. Tarif angkutan yang merupakan
pemasukan perusahaan pelayaran cenderung turun naik dan sukar diprediksi. Hal
ini dikarenakan sangat tergantungnya tarif angkutan pelayaran pada keseimbangan
permintaan dan penawaran akan jasa angkutan laut (Ma dalam Chen 2011).
Sementara itu, permintaan dan penawaran jasa angkutan laut sendiri sangat
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor mulai dari kondisi ekonomi dunia,
kejadian politik, teknologi hingga sentimen pasar.
Sektor yang paling ekstrim fluktuasi tarifnya pada industri pelayaran adalah
jenis kapal curah kering, yakni jenis kapal dengan muatan khusus curah tanpa
kemasan yang bersifat kering seperti batubara, biji besi, biji nikel, gandum curah,
klinker (bahan baku semen) dan lainnya. Tercatat tarif angkutan curah kering
mencapai nilai terendah dan tertingginya dalam sejarah pada satu dekade
belakangan ini. Pada Mei 2008 indeks BDI (Baltic Dry Index) atau indeks tarif
angkutan kapal curah kering memecahkan rekor tertingginya sepanjang sejarah,
namun kemudian pada Februari 2016 rekor terendahnya juga ikut terpecahkan.
Baltic Dry Index adalah angka indikator ekonomi yang dikeluarkan secara harian
oleh Baltic Exchange di London, namun tidak terbatas hanya pada negara-negara
di laut Baltik saja. Indeks ini mengukur tarif angkutan lewat laut dengan mengambil
dasar dari 26 rute pengangkutan laut di seluruh dunia yang mengangkut berbagai
macam komoditi curah kering.
Fluktuasi ekstrim dari tarif angkutan curah kering akan menyulitkan bagi
para pemilik kapal, tak hanya dari segi tarif angkutan yang kadang tidak sesuai
dengan biaya yang ditanggung, namun harga kapal yang merupakan aset utama
perusahaan juga menjadi ikut naik turun mengikuti tren tarif angkutan. Di lain
pihak, kesulitan juga dialami oleh pengirim muatan yang berkepentingan untuk
kepastian biaya logistik yang dikeluarkannya. Dikarenakan biaya tersebut akan
menjadi salah satu komponen dalam penentuan harga produk mereka ke pelanggan.
Dikarenakan bisnis pelayaran merupakan sebuah bisnis global yang
cenderung tanpa batas, maka efek dari fluktuasi tarif pelayaran pun turut dirasakan
2
oleh para pelaku industri pelayaran nasional. Banyak perusahaan pelayaran
nasional yang mengalami kesulitan dalam satu dekade terakhir ini, begitu pula
dengan pemakai jasanya yang kerap mengalami kesulitan untuk melakukan
proyeksi biaya pengiriman dalam rencana bisnisnya.
Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengantisipasi agar tidak terjadi
kerugian bisnis yang diakibatkan oleh fluktuasi tarif angkutan curah kering adalah
dengan melakukan peramalan tarif. Diharapkan dengan adanya gambaran
mengenai bagaimana tarif angkutan ke depannya, maka para pemangku
kepentingan, baik dari sisi pemilik kapal maupun pengirim barang, dapat
mengantisipasi dan mengambil keputusan yang tepat sehingga bisa meminimalisir
terjadinya potensi kerugian.
Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana struktur pembentukan tarif angkutan pada industri pelayaran
curah kering dilihat dari sisi penawaran dan permintaannya
2. Bagaimana pergerakan tarif angkutan curah kering di masa depan jika
dilihat berdasarkan pola data historisnya.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk menganalisa struktur pembentukan tarif angkutan di industri
pelayaran curah kering berdasarkan model pasar tarif pelayaran yang sudah
ada.
2. Untuk meramalkan tarif angkutan curah kering ke depannya dengan cara
mensimulasikan model pasar tarif dengan skenario-skenario yang
ditetapkan.
Ruang Lingkup Penelitian
1. Fokus dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pasar tarif angkutan
curah kering dengan menggunakan kapal jenis curah kering dari berbagai
tipe mulai ukuran Handysize hingga Capesize.
2. Tarif angkutan yang dipakai adalah menggunakan BDI (Baltic Dry Index)
yang direratakan secara tahunan.
3. Batasan waktu penelitian adalah seluruh data historis tahunan atas tarif
angkutan dan variabel-variabel lainnya, mulai dari tahun 1991 hingga 2016.
Alasan pemilihan rentang waktu tersebut adalah karena periode tersebut
merekam seluruh volatilitas ekstrim dari ongkos angkut curah kering.
4. Variabel-variabel yang menjadi data time series ditentukan berdasarkan
penelitian-penelitian sebelumnya, yang dikelompokkan berdasarkan
pengaruhnya pada sisi permintaan ataupun dari sisi penawaran.
5. Menurut Lun dan Quaddus (2009) pasar industri pelayaran terbagi menjadi
empat pasar utama yakni:
a. Pasar Tarif Angkutan
b. Pasar Kapal Baru (Shipyard)
3
c. Pasar Kapal Bekas
d. Pasar Besi tua Kapal (Scrapyard)
Pasar yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini adalah pasar
tarif angkutan. Pemilihan obyek penelitian adalah karena pergerakan ketiga
pasar lainnya sangat tergantung pada kejadian di pasar tarif angkutan
(Alizadeh dan Nomikos 2010). Contohnya jika pada saat Pasar Tarif
Angkutan sedang dalam tren naik (bullish) maka pasar kapal baru dan pasar
kapal bekas akan turut bergairah, sementara itu pasar besi tua kapal akan
mengalami penurunan.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat yakni:
1. Sebagai masukan bagi para pemangku kepentingan di industri pelayaran
khususnya sektor curah kering, dalam pengambilan keputusan bisnis secara
jangka pendek dan penentuan langkah kebijakan perusahaan secara jangka
panjang
2. Bagi peneliti dan akademisi diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan terkait industri pelayaran di sektor curah kering, khususnya di
Indonesia
3. Sebagai rujukan untuk penelitian di bisnis pelayaran selanjutnya.
2 TINJAUAN PUSTAKA
Industri Pelayaran Niaga
Undang-undang No.17 tahun 2008 mendefinisikan pelayaran sebagai satu
kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan
dan keamanan, serta perlindungan di lingkungan maritim. Sedangkan untuk
Industri Pelayaran sendiri didefinisikan sebagai suatu usaha jasa transportasi laut
yang memberikan manfaat bagi perpindahan suatu barang. Manfaat tersebut terbagi
menjadi place utility yaitu barang yang disatu tempat kurang bermanfaat
dipindahkan ke tempat yang manfaatnya lebih besar, dan manfaat time utility yaitu
keberadaan suatu barang pada saat barang tersebut dibutuhkan.
Secara garis besar pelayaran bisa dibagi menjadi dua jenis yakni pelayaran
niaga (terkait dengan kegiatan komersial) dan pelayaran non-niaga (terkait dengan
kegiatan non-komersial, seperti militer dan penelitian).
Pelayaran niaga didefinisikan sebagai kegiatan komersil berupa transportasi
muatan melalui perairan dari titik muat hingga titik bongkar dengan moda
transportasi air. Secara wilayah teritorialnya pelayaran niaga terbagi menjadi 2 jenis
yakni pelayaran nasional dan internasional.
Keterkaitan antara pelayaran dengan perdagangan adalah pada sisi
pelayaran sebagai fasilitator perdagangan yang menghubungkan titik supply dan
titik demand dari berbagai macam muatan. Seperti pelayaran niaga, secara teritori
perdagangan juga diklasifikasikan menjadi perdagangan nasional dan internasional.
Pentingnya pelayaran bagi perdagangan internasional ditunjukkan pada laporan
Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB