KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Permasalahan Cakupan Akta Kelahiran: Strategi Nasional Pencatatan Sipil dan Statistik Hayati
( PS2H )
Direktur Perencanaan Kependudukan dan Perlindungan Sosial
Kementerian PPN/Bappenas
Senin, 4 September 2017
1
2
KRT 0% Istri/Suami
0%
Anak Kandung
82%
Anak Angkat 1%
Menantu 0%
Cucu 15%
Pembantu/ Supir 0%
Lainnya 2%
Siapa Yang Tanpa Akta Kelahiran?
Yang paling rentan adalah anak yang telah menikah dini, atau anggota rumah tangga dengan status bukan anak/ cucu kandung.
Meskipun jumlahnya tidak sebanyak yang berstatus “anak” atau “cucu”
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
% Tanpa Akta kelahiran
Tidak Tahu
Tidak Punya
25% penduduk Usia 0-5% belum mempunyai akta
61% 14%
25%
0%
Kepemilikan Akta 0-5 Tahun
Punya, bisa menunjukan
Punya, tidak bisamenunjukan
Tidak punya
Tidak tahu
55%
11%
34%
0%
Kepemilikan Akta 0-5 Tahun (40% Penduduk dengan Pengeluaran Terendah)
Punya, bisa menunjukan
Punya, tidak bisamenunjukan
Tidak punya
Tidak tahu
66%
16%
18%
0%
Kepemilikan Akta 0-17 Tahun
Punya, bisa menunjukan
Punya, tidak bisamenunjukan
Tidak punya
Tidak tahu
61% 13%
26%
0%
Kepemilikan Akta 0-17 Tahun (40% Penduduk dengan Pengeluaran Terendah)
Punya, bisa menunjukan
Punya, tidak bisamenunjukan
Tidak punya
Tidak tahu
Sumber: Susenas 2016 (diolah: Dit. PKPS Bappenas)
34% penduduk (usia 0-5) 40% tingkat
pendapatan terbawah TIDAK PUNYA AKTA
Biaya sebagai halangan utama untuk memiliki akta kelahiran
4
17,00%
1,46%
5,53%
6,91%
7,56%
7,87%
19,79%
33,87%
Lainnya
Tidak tahu kelahiran harus dicatat
Malas/tidak mau repot
Tidak merasa perlu
Tempat pengurusan akta jauh
Tidak tahu cara mengurusnya
Akta belum terbit
Tidak memiliki biaya untuk mengurus
Alasan Jika Tidak Memiliki Akta (0-17 tahun)
15,49%
1,34%
4,73%
6,60%
7,29%
8,06%
16,56%
39,92%
Lainnya
Tidak tahu kelahiran harus dicatat
Malas/tidak mau repot
Tidak merasa perlu
Tempat pengurusan akta jauh
Tidak tahu cara mengurusnya
Akta belum terbit
Tidak memiliki biaya untuk mengurus
Alasan Jika Tidak Memiliki Akta (0-17 tahun, pada 40% Penduduk dengan Pengeluaran Terendah)
Susenas 2016 (diolah: Dit. PKPS Bappenas)
Alasan tidak mempunyai akta terdiri dari dua hal utama: (1) sistem dan (2) kesadaran masyarakat
Masyarakat mencatatkan kelahiran berdasarkan “kebutuhan”
5
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
JUT
A O
RA
NG
Umur (dalam tahun)
Jumlah Kepemilikan Akte Kelahiran di Penduduk dengan Pendapatan 40% Terbawah
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
JUT
A O
RA
NG
Umur (dalam tahun)
Jumlah Kepemilikan Akte Kelahiran
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Umur (dalam tahun)
% Kepemilikan Akte Kelahiran
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Umur (dalam tahun)
% Kepemilikan Akte Kelahiran di Penduduk dengan Pendapatan 40% Terbawah
Sumber: Susenas 2016, diolah Dit. PKPS Bappenas)
6
Kondisi PS2H Provinsi Aceh
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Anak 0-17 Memiliki Akta Kelahiran ACEH
Aceh
Nasional
Akta dapat ditunjukan
nasional
00,10,20,30,40,50,60,70,80,9
1
Tidak Tahu Jauh Biaya Mahal
5
25
45
65
85
105
125
0
0,05
0,1
0,15
0,2
% Tidak Punya Akta Lahir (2016) dan Jumlah Penduduk Miskin (2015)
Kepemilikan Akta
Jumlah Penduduk Miskin
• Tantangan utama kepemilikan akta kelahiran adalah pengetahuan masyarakat masih banyak yang tidak perduli dan/atau tidak tahu prosedur
• Kabupaten dengan tingkat kemiskinan tinggi dan kepemilikan akta yang rendah antara lain: • Aceh Utara, Aceh Timur
• Perlu pendekatan khusus untuk daerah jauh dan tertinggal PDT Aceh Singkil dan Nagan Raya
7
Kondisi PS2H Provinsi DKI Jakarta
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Anak 0-17 Memiliki Akta Kelahiran DKI JAKARTA
DKI Jakarta
Nasional
Akta dapat ditunjukan
nasional 0
20
40
60
80
100
120
0
0,02
0,04
0,06
0,08
0,1
0,12
0,14
0,16
0,18
0,2
KEPULAUANSERIBU
KOTA JAKARTATIMUR
KOTA JAKARTABARAT
KOTA JAKARTASELATAN
KOTA JAKARTAUTARA
KOTA JAKARTAPUSAT
% Tidak Punya Akta (2016) dan Jumlah Penduduk Miskin (ribu orang) (2015)
Akta Kelahiran
Jumlah Penduduk Miskin
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1
KEPULAUANSERIBU
KOTAJAKARTA
TIMUR
KOTAJAKARTA
BARAT
KOTAJAKARTASELATAN
KOTAJAKARTA
UTARA
KOTAJAKARTA
PUSAT
Alasan Tidak Punya Akta Kelahiran
Tidak Tahu
Jauh
Biaya Mahal
• Tantangan utama kepemilikan akta kelahiran di Jakarta adalah pendekatan kepada masyarakat pendatang untuk membuatkan akta dan melaporkan kedatangan mereka
• Sebagian masyarakat merasakan bahwa biaya pembuatan terlalu mahal
• Inovasi penjangkauan masyarakat perlu disesuaikan dengan kebutuhan kota besar dengan penduduk pendatang yang cukup dinamis
8
Kondisi PS2H Provinsi Papua Barat
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1
1 2 3 4 5 6
Tidak Tahu
Jauh
Biaya Mahal
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Anak 0-17 Memiliki Akta Kelahiran PAPUA BARAT
Papua BaratNasionalAkta dapat ditunjukannasional
051015202530354045
00,05
0,10,15
0,20,25
0,30,35
0,4
% Tidak Punya Akta (2016) dan Jumlah Penduduk Miskin (2015, ribu orang)
Akta Lahir
Jumlah Penduduk Miskin
• Tantangan utama:
• Pengetahuan masyarakat
• Akses yang cukup jauh – meski tidak terlihat dalam survey
• Inovasi pengembangan penjangkauan perlu ditujukan di daerah yang terpencil
9
Kondisi PS2H Provinsi Sulawesi Selatan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Anak 0-17 Memiliki Akta Kelahiran SULAWESI SELATAN
Sulsel
Nasional
Akta dapat ditunjukan
nasional
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
Tidak Tahu
Jauh
Biaya Mahal
01020304050607080
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
% Tidak Punya Akta (2016) dan Jumlah Penduduk Miskin (ribu, 2015)
Akta Lahir
Jumlah Penduduk Miskin
• Disparitas antar kabupaten kecil kecuali satu dengan % tidak punya akta sangat tinggi – Kabupaten Jeneponto
• Sebagian besar daerah perlu pendekatan yang khusus kepada masyarakat
• Beberapa daerah sulit terjangkau: Toraja Utara dan Enrekang
10
Kondisi PS2H Provinsi Kalimantan Selatan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Anak 0-17 Memiliki Akta Kelahiran KALIMANTAN SELATAN
Kalsel
Nasional
Akta dapat ditunjukan
nasional
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
Tidak Tahu
Jauh
Biaya Mahal
0
5
10
15
20
25
30
35
0
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
0,06
0,07
0,08
% Tidak Punya Akta (2016) dan Jumlah Penduduk Miskin (ribu, 2015)
Akta Lahir Jumlah Penduduk Miskin
• Korelasi antar kemiskinan dan ketidakpunyaan akta di Kalsel relatif tinggi
• Semakin banyak masyarakat miskin, banyak juga yang tidak punya akta
• Akses yang jauh menjadi salah satu tantangan untuk memperluas kepemilikan akta kelahiran
11
Kondisi PS2H Provinsi NTB
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Anak 0-17 Memiliki Akta Kelahiran NTB
NTB
Nasional
Akta dapat ditunjukan
nasional
-0,1
0,1
0,3
0,5
0,7
0,9
1,1
SUMBAWABARAT
KOTAMATARAM
LOMBOKBARAT
KOTABIMA
LOMBOKUTARA
LOMBOKTIMUR
SUMBAWA DOMPU BIMA LOMBOKTENGAH
Tidak Tahu
Jauh
Biaya Mahal
0
50
100
150
200
250
0
0,02
0,04
0,06
0,08
0,1
0,12
0,14
0,16
SUMBAWABARAT
KOTAMATARAM
LOMBOKBARAT
KOTA BIMA LOMBOKUTARA
LOMBOKTIMUR
SUMBAWA DOMPU BIMA LOMBOKTENGAH
% Tidak Punya Akta (2016) dan Jumlah Penduduk Miskin (ribu, 2015)
Akta Lahir
Jumlah penduduk Miskin
• Korelasi antar kemiskinan dan ketidakpunyaan akta di NTB sangat tinggi
• Sebagian masyarakat banyak yang belum mengetahui. Terutama di Kota Mataram
• Akses yang jauh dan biaya mahal menjadi hal yang perlu dipertimbangkan untuk memperluas kepemilikan akta
12
Kondisi PS2H Provinsi Gorontalo
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Anak 0-17 Memiliki Akta Kelahiran
Gorontalo
Nasional
Akta dapat ditunjukan
nasional
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
KOTAGORONTALO
BOALEMO BONE BOLANGO GORONTALO POHUWATO GORONTALOUTARA
Tidak Tahu
Jauh
Biaya Mahal
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0
0,02
0,04
0,06
0,08
0,1
0,12
KOTA GORONTALO BOALEMO BONE BOLANGO GORONTALO POHUWATO GORONTALOUTARA
% Tidak Punya Akta (2016) dan Jumlah Penduduk Miskin (ribu, 2015)
Akta Lahir Jumlah Penduduk Miskin
• Sebagian besar tantangan utama adalah pengetahuan masyarakat
• Jarak dan akses terhadap kantor dukcapil juga menjadi salah satu alasan utama masyarakat tidak punya akta.
13
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
Sumatera Jawa Bali-NT Kalimatan Sulawesi Maluku Papua
Alasan Tidak Punya Akta Kelahiran
Biaya Mahal Jauh Tidak tahu
Memperluas Jangkauan Kepemilikan Akta Perlu Pendekatan Khusus
Kondisi PS2H di Indonesia: Pencatatan Kelahiran
14
50%
55%
60%
65%
70%
2012 2013 2014 2015 2016
Tren Kepemilikan Akta Kelahiran 0-17 Tahun 2012-2016 Kendala Yang Terjadi
• Tidak ada buku nikah/akta perkawinan dan dokumen persyaratan lainnya.
• Upaya penjangkauan masih terkendala anggaran dan kapasitas pemberi layanan (pelayanan keliling dan Unit Pelaksana Teknis (UPT)).
• Inkonsistensi prosedur dan praktik pelayanan pencatatan kelahiran dan dokumen identitas hukum lainnya di berbagai daerah.
• Beberapa perubahan aturan juga belum tersosialisasikan dengan baik kepada petugas dan masyarakat.
Sumber: Susenas 2012-2016, diolah oleh Dit. PKPS Bappenas