Download - perlu dilakukan - JDIH
GUBERNUR SUMATERA UTARA
PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARANOMOR 30 TAHUN 2016
TENTANG
SATUAN TUGAS PEMBERANTASAN, FENCEGAHAN PEI{YAI.AHGUNAAN DAN
PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI PROVTNSI SUMATERA UTARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR SUMATERA UTARA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Perahrran Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 2L Tahun 2013 tentang
Fasilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika yang
menyatakan "Gubernur melakukan fasilitasi pencegahan
penyalahguna€m narkotika di provinsi dan kabupaten/kota di
wilayahnya";
b. bahwa dalam rangka menanggulangi tindak pidana narkotika
di kalangan masyarakat, perlu dilakukan upaya
pemberantasan tindak pidana dimaksud;
c. bahura pemberantasan narkotika memerlukan upaya
penegakan hukum luar biasa yang mengiategrasikan kekuatan
antarlembaga pemerintatr terkait dengan strategi yang tepat,
memanfaatkan teknologi terkini agar dapat berjalan efelrtif dan
elisien, mamplr menimbulkan efek jera, serta mampu
mengurangi kerugian Negara;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
Peraturan Gubernur tentang Satuan T[gas Pemberantasan,
Pencegahan Penyalahguna.an dan Peredaran Gelap Narkotika
di Provinsi Sumatera Utara;
Mengingat
-2-
1. Undang-Undang Nornor 24 Tahun 1956 tentang Pernbentukan
Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan
Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (kmbaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor @, Tarnbahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 11O3);
2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2OOg tentang Narkotika
(tembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OAg Nomor 143,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5O62);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2OOq tentang kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5O63);
4. Undang-Undang Nornor 23 Tahun 2AL4 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol4
Nornor 244, Tarrbahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir
dengan Undang-Undang Norror 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2AAtentang Pemerintahan Daerah (Lernbaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lernbaran Negara
Repubtrik Indonesia Nomor 56791;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi
Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah {Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan
kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2OLL tentang
Pelaksanaan Wajib Lapor Bagr Pecandu Narkotika (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2AAg Nornor 46, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 52I1);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2013 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2AOg tentang
Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nornor 96, Tambahan Iembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 56791;
-3-
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010
tentang Badan Narkotika Nasional;
g. peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2015 tentang Badan Narkotika Nasional
Provinsi dan Bad.an Narkotika Nasiona,l KabupatenlKota
sebagaimana diubah dengan Peraturan Kepala Badan
Narkotika Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015
tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Narkotika
Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 tentang
Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika
Nasiona-l Kabupaten / Kota;
1O. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2l Tahun 2013
Tentang Fasilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 352\;
MEMUTUSKAN:
MenetapKan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG SATUAN TUGAS
PEMBERANTASAN, PENCEGAHAN PEI{YAI.AHGUNAAN DAN
PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI PROVINSI SUMATERA
UTARA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1" Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara.
2.Pemeintah Daerah adaiah Gubernur dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
-4-
4. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Utara'
5.Satgas Pencegahan, Pemberantasan, Pelayalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Provinsi Sumatera Utara
adalah Satuan Tugas yang dibentuk oleh Gubernur untuk
bertugas melaksanakan P4GN yang bertanggung Jawab
Langsung kepada Gubernur Sumut.
6. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke
dalam golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2449.
7. Pecandu Narkotika adalah orang yang menggunakan atau
menyalahgunakan Narkotika dan dalam keadaan
ketergantungan pada Narkotika, baik secara fisik maupun
psikis.
8. Prekursor Narkotika adalah zat ata:u bahan pemula atau bahan
kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan Narkotika
yang dibedakan dalam tabel sebagaimana terlampir dalam
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2OA9. Produksi adalah
kegiatan atau proses menyiapkan, mengolah, membuat, dan
menghasilkan Narkotika secara langsung atau tidak langsung
melalui ekstraksi atau non- ekstraksi dari sumber alami atau
sintetis kimia atau gabungannya, termasuk mengemas
dan/atau mengubah bentuk Narkotika.
9. Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika adalah
setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara tanpa hak atau melawan hukum yang ditetapkan
sebagai tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika.
10. Pecandu Narkotika adalah orang yang menggunakan atau
menyalahgunakan Narkotika dan dalam keadaan
ketergantungan pada Narkotika, baik secara fisik maupun
psikis. Ketergantungan Narkotika adalah kondisi yang ditandai
oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus-
menerus dengan takaran yang meningkat agar
menghasilkan efek yang salna dan apabila pengglrnaannya
dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba,menimbulkan gejala lisik dan psikis yang khas,
-5-
1l.Penyalah Guna adalah orang yan8 menggunakan Narkotika
tanpa hak atau melawan hukum'
12. Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan
secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari
ketergantungan Narkotika.
13. Rehabititasi Sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan
secara terpadu, baik fisik, mental maupun sosial, agar bekas
pecandu Narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial
dalam kehidupan masyarakat.
Pasal 2
(1) Maksud ditetapkannya Peraturan Gubernur ini adalah:
a. membuat suatu komitmen bersama untuk mewujudkan
Sumatera Utara bersih dari penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkoba;
b. sebagai dasar hukum dan kebijakan bagi SKPD Pemprovsu
dalam melaksanakan prograrn pencegahan dan
pemberantasan penyalahgr-rnaan dan peredaran gelap
narkoba.
(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Gubernur ini adalah agar
terlaksananya upaya meuujudkan Sumatera Utara bersih dari
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
BAB IIPEMBENTUKAN SATUAN TUGAS
Pasal 3
Dengan ditetapkannya Peraturan Gubernur ini maka dibentuk
Satuan Tugas pemberantasan, pencegahan penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika di Provinsi Sumatera Utara.
Pasal 4
Satgas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 berkedudukan di
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Provinsi Sumatera Utara.
-6-
Pasal 5
Susunan Satgas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terdiri dari:
1. Pembina Satgas adalah:
a. Gubernur Sumatera Utara;
b. Pimpinan DPRD Provsu;
c. Kepala Kepolisian Daerah Sumut;
d. Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara;
e. Panglima Daerah Militer l/Bukit Barisan.
2. Ketua Satgas ada-lah Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi
Sumatera Utara;
3. Wakil Ketua Satgas I adalah Direktur Reserse Narkoba Polda
Sumut;
4. Wakil Ketua Satgas II ada-lah Asisten Operasional Kodam I BB;
5. Wakil Ketua Satgas III adalah Kepala Badan Kesbangpollinmas
Provsu;
6. Sekretaris Satgas adalah Kepala Bagian Umum Badan
Narkotika Nasional Provsu;
7. Wakil Sekretaris adalah Sekretaris Badan Kesbangpollinmas
Provsu dengan susunan Anggota adalah:
a. Kabid Pembinaan kewaspadaan Badan Kesbangpollinmas
Provsu;
b. Bappeda Provsu;
c. Biro Hukum Setdaprovsu;
d. Biro Keuangan Setdaprovsu;
e. Biro Bina Kemasyarakatan dan Sosial Setdaprovsu;
f. Biro Perlengkapan dan Pengelolaan Aset Setdaprovsu.
8. Kepala Satgas Pemberantasan adalah Kepala Bidang
Pemberantasan BNN Provinsi Sumut dengan susunan anggota
terdiri dari unsur:
a. BNN Provsu;
b. Kodam IIBB;c. Polda Sumut;
d. Kejaksaan Tinggi Sumut;
e. Lantamal I Belawan;
f. Divisi Irnigrasi Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Sumut;
g. Lanud Soewondo;
-7-
h. POM TNI AL;
i. POM TNI AD;
j. PoM TNI AU;
k. Badan Kamla;
1. Kanwil Bea Cukai Sumatera Utara;
m. Badan POM Sumatera Utara;
n. Satpol PP Provsu;
o. Dinas Kehutanan Provsu;
p. Dinas Pertanian Provsu;
q. Balat Besar Karantina Tumbuhan Kementerian Pertanian
Belawan,
r.Balai Besar Karantina T\rmbuhan Kementerian Pertanian Kuala
Namu.
9. Kepala Satgas Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat
adalah Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan
Masyarakat BNN Provsu dengan susunan anggota terdiri dari
unsur:
a. BNN Provsu;
b. Kodam IIBB;c. Polda Sumut;
d. Kanwil Kementrian Agama Sumut;
e. Badan Kesbangpol dan Linmas Provsu;
f. Dinas Kesehatan Provsu;
g. Dinas Kesejahteraan Sosial Provsu;
h. Dinas Pendidikan Provsu;
i. Dinas Pemuda dan Olahraga Provsu;
j. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provsu;
k. Dinas Komunikasi dan Informatika Provsu;
1- Dinas Perhubungan Provsu;
m. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provsu;
n. Komisi Penyiaran Daerah Provsu;
o. Komisi Perlindungan Anak Daerah Provsu;
p. BUMN dan BUMD terkait;
q. Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Sumut;
r. Kornponen Masyarakat.
-8-
1O. Kepa-1a Satgas Rehabilitasi adalah Kepala Bidang Rehabilitasi
BNNP Sumut, dengan susunan anggota terdiri dari unsur:
a. BNN Provsu;
b. Kodam llFB;c. Polda Sumut;
d. Dinas Kesehatan Provsu;
e. Dinas Sosial Provsu;
f. Div. Pas Kanwil Kemenkumham;
g. Lapas/Rutan/Bapas;
h. RSU Daerah/Swasta dan Puskesmas;
i. Komponen Masyarakat.
BAB IIIURAIAN TUGAS
Pasai 6
Tugas Pokok Satgas adalah melaksanakan kegiatan penanganan
secara terpadu terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkoba dalam rangka mewujudkal Sumatera Utara bersih dari
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Pasal 7
Pembina mempunyai tugas:
a. mengawasi dal mengekoordisikan pelaksanaan tugas seluruh
kegiatan operasi;
b. memberi masukan kebijaksanaan strategis dalam
mengendalikan pelaksanaan operasi;
c. melakukan koordinasi di lingkungan instansinya termasuk
permintaan bantuan kekuatan untuk kelancaran pelaksanaan
operasi.
Pasal 8
Ketua mempunyai tugas:
a. memimpin, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas
seluruh kegiatan operasi;
-9-
b. menentukan kebijaksanaan teknis dalam mengendalikan
pelaksanaan operasi;
c. melakukan koordinasi dengan instansi terkait diwilayah
termasuk permintaan bantuan kekuatan untuk kelancaran
pelaksanaan operasi.
Pasal 9
Wakil Ketua mempunyai tugas:
a. membantu Kepala Satgas dalam Memimpin, mengawasi dan
mengendalikan pelaksanaan tugas seluruh kegiatan operasi;
b. membantu terlaksananya kebijaksanaan teknis dalam
mengendalikan pelaksanaan operasi.
Pasal 1O
Sekretaris mempunyai tugas:
a. membantu Kepala Satgas da,lam Memimpin, mengawasi dan
mengendalikan pelaksanaan tugas seluruh kegiatan operasi;
b, membantu terlaksananya kebijaksanaan teknis daiam
mengendalikan pelaksanaan operasi;
c. menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan
bantuan/ dukungan administrasi dan perencanaan untuk
kelancaran pelaksanaan operasi masing-masing Satgas dalam
bentuk:
1. Bantuan sa.rana dan prasarana beserta personelnya guna
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Satgas;
2. Melaksanakan kehumasan dengan pembentukan opini positif
dalam rangka mencegah munculnya opini negatif terhadap
pelaksanaan operasi yang digelar.
d. menyelenggarakan Pos Instruksi dan Pengendalian opersi
(Pusdal) dengan administrasi operasi dan monitoring evaluasi
untuk menjamin terselengaranya tugas Satgas.
-10-
Pasal 1 1
Kepaia Satgas Pemberantasan mempunyai tugas:
a. memimpin, mengawasi dan melaksanakan serta mengendalikan
tugas-tugas penyelidikan berupa pemetaan jaringan data
analisa intelijen dan penindakan atau kegiatan terpadu dengan
instansi terkait dalam rangka kegiatan operasi;
b. melakukan pengamanan tersangka dan barang bukti yang
ditemukan dalam pelaksanaan operasi;
c. memimpin, mengawasi dan melaksalakan serta mengendalikan
tugas-tugas dibidang penegakan hukum;
d. dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua
Satgas.
Pasal 12
Kepala Satgas Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat
mempunyai tugas:
a. memimpin, pelaksanaan Advokasi dalam membangun jejaring
pembangunan anti narkoba di pemangku pemerintahan pada
Daerah rawan narkoba dan Diseminasi Informasi melaui tatap
muka dengan masyarakat rawan narkoba dan penyebaran
informasi melalui media cetak, stiker, spanduk, baliho dan
media elektronik memberikan informasi materi pemberdayaan
a-lternatif dalam talk show di radio dan televesi dan lain lain;
b. memimpin pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat,
da-lam rangka mewujudkan perubahan cara pandang dan
prilaku tidak bergantung kepada peredaran narkoba melaui
peran serta masyarakat dengan pembentukan relawan anti
narkoba di kampung kubur dan pemberdayaan alternatif yang
memberikan ketrampilan (life skill) kepada masyarakat
kampung kubur;
c. memimpin pelaksanaan kegiatan advokasi dan diseminasi
informasi secara terpadu dan bekerjasama sinergi dengan
instasi pemerintahan dan pemerintah Provinsi Sumatera Utara;
d.
e.
- I 1-
menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan
berkerjasama dengan instansi terkait dan stake holder;
dalam pelaksanaan tugasnya bertanggungjawab kepada Ketua
Satgas.
Pasal 13
Kepala Satgas Rehabilitasi mempunyai tugas:
(1) Memimpin pelaksanaan kegiatan dukungan penguatan
lembaga rehabilitasi berupa assesment pecandu dan
penyaiahguna narkotika, baik sukarela maupun proses hukum
agar dapat diberikan pelayanan rehabilitasi rawat jalan atau
rawat inap di lembaga rehabilitasi intasi pemerintah atau
komponen masyarakat.
(2) Memimpin Melakukan kegiatan pasca rehabilitasi berupa
layanan pasca rehabilitasi dan pendampingan, penyatuan
kembali ke dalam masyarakat dan perawatan lanjut.
(3) Memimpin, Melakukan kegiatan rehabilitasi dan pasca
rehabilitasi berkoordinasi dan sinergi dengan lembaga
rehabilitasi instasi pemerintah dan komponen masyarakat.
(4) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua
Satgas.
BAB IVPEDOMAN DAN TATA CARA KERJA SATGAS
Pasal 14
Operasional satgas dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinir
melalui kerjasama program kerja yang sinergis dan komprehensif.
Pasal 15
(1) Objek dari operasional satgas terdiri dari manusia, lokasi,
barang dan kegiatan.
(2) Manusia sebagaimana tersebut dalam ayat (U terdiri dari
bandar narkoba, agen/penyalur/pengecer/pengedar narkoba,
pecandu dan penyalahguna narkotika, masyarakat terdampak
narkotika langsung mauplin tidak langsung, lembaga dan
instansi pemerintah.
(3)
{4}
(s)
-12-
Lokasi sebagaimana tersebut dalam ayat (1) terdiri dari tempat
peredaran narkotika, kawasan rawan peredaran narkotika,
pintu masuk Provinsi Sumatera Utara baik darat, laut maupun
udara, baik resmi maupun tidak resmi'
Barang sebagaimana dimaksud daiam ayat (1) terdiri dari
segala jenis narkotika dan non narkotika, alat atau barang
terkait narkotika.
Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari
penyediaan narkotika, pendistribusian narkotika, penyimpanan
narkotika dan pengoplosan narkotika.
Pasal 16
Dalam melaksanakan kegiatannya satgas memiki cara bertindak
sebagai berikut:
a. melaksanakan rapat koordinasi lintas sektoral Provinsi
Sumatera Utara untuk kesamaan persepsi dan kesatuan tindak
dalam Satgas P4GN;
b. pola operasionalisasi Satgas P4GN dilaksanakan dengan opersi
rutin dan opersi khusus baik secara terbuka dan secara
tertutup;
c. melaksanakan kegiatan intelden meliputi penyelidikan, dengan
pemetaan jaringan narkoba dan penggalangan dengan langkah-
langkah deteksi, identifikasi dan anatomi jaringan peradaran
narkoba;
d. melaksanakan kegiatan penindakan terpadu dengan instansi
terkait berupa tindakan razia, penggeledahan dan penangkapan
pelaku peredaran dan penyalahgunaan peredaran gelap
narkolika;
e. melakukan kegiatan penegakan hukum terhadap tindak pidana
yang di temukan dan pengawasan terpadu di tempat dan
kawasan rawan peredaran narkoba;
f. melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberdayaan
masyarakat melalui pembangunan berwawasan anti narkoba
dalam rangka mengubah prilaku dan cara pandang masyarakat
berdaya tangkal sehingga menjadi Imun dari peredaran
narkoba;
-13-
g. melaksanakan Rehabilitasi pecandu dan penyalahguna
narkoba melaui assement gilna dilaksanakan perawatan jalan
atau inap d.ilanjutkan progam pasca rehabilitasi'
Pasal 17
Daerah operasi satgas meliputi seluruh wilayah Provinsi sumatera
Utara.
Pasal 18
Pelaksanaan operasionalisasi satgas ditetapkan oleh ketua satgas.
Pasal 19
Operasional satgas dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan
ketentuan hukum yang berlaku secara konsisten, tegas dan lugas.
Pasal 2O
Pelaksanaan Operasi P4GN disesuaikan dengan situasi dilapangan
dan merurnuskan sasaran serta target secara tajam.
Pasal 2 1
Operasional satgas menggunakan logistik yang tersedia di masino-
masing satuan kerja.
Pasal 22
Dalam melaksanakan operasi satgas memiliki tahap sebagai
berikut:
a. tahap persiapan:
1. Mempersiapkan dan menyusun data awal;
2. Analisa dan pengembangan data awal untuk penentuan
sasaran elektif sebagai target operasi;
3. Mempersiapkan piranti lunak dan piranti keras operasi;
-t4-
4. penyiapan petugas, logistik, materiil dan anggaran yang
diperlukan;
5. Meiaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi lain'
b. tahap Pelaksanaan:
1. Menindak segala bentuk peredaran dan penyalahgunaan
narkoba;
2. Meiakukan razia. secara menyeluruh di lokasi rawan
peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba serta alat dan
barang terkait narkoba;
3. Melakukan kegiatan penindakan terpadu dengan instansi
terkait berupa tindakan sweeping, penggeledahan dan
penangkapan pelaku peredaran gelap dan penyalahgunaan
narkoba;
4. Melakukan kegiatan pencegahan dan pemberdayaan
masyarakat meialui pembangunan berwawasan anti narkoba
daiam rangka mengubah prilaku dan cara pandang agar
masyarakat berdaya tangkal dan imun terhadap peredaran
narkoba dan memberdayakan masyarakat anti narkoba
memlalui sumberdaya yang ada baik dari Kemandirian,
Partisifasi Masyarakat maupun Partisipasi Stakeholder secara
Efisien dan Bfektif;
5. Melakukan kegiatan Rehabilitasi pecandu dan penyalahguna
narkoba melaui assement guna dilaksanakan perawatan jalan
atau inap dilanjutkan progam pasca rehabilitasi"
c" tahap Konsoiidasi:
1. Membuat laporan akhir tugas operasi;
2. Membuat analisa, monetering dan evaluasi/kaji ulang atas
pelaksanaan dan hasil operasi;
3- Mendatakan hasil-hasil operasi sebagai bahan untuk operasi
berikutnya;
4. Melanjutkan penanganan program yang belum selesai.
-15-
BAB VPELAPORAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TUGAS
Pasal 23
Laporan sesuai sistem laporan yang ditentukan dalam Administrasi
Umum secara periodik (setiap bulan) Kasatgas P4GN kepada Ketua
Satgas P4GN 6ilsrnbr:skan kepada Menko Polhukkam, Panglima
TNI, Kapolri, Mendagri, Men PAN RB dan Kepala BNN'
Pasal24
Untuk Laporan Operasi Khusus dilaporkan sesuai dengan Waktu
dan Situasi yang terjadi.
Pasal 25
Sarana komunikasi dapat menggltnakan sandi, telefon dan
faximili.
Pasal 26
Pos pengendalian Satgas P4GN Provinsi Sumatera Utara bertempat
di Kantor BNN Provinsi Sumatera Utara yang berkedudukan di
Jalan Balai POM Nomor 1 Telp. (061) 80032820/8003281O Fax.
(061) 80032820, Email: bnnp sumu(@bnn.qo.id.
BAB VIPEMBIAYAAN
Pasal 27
Biaya yang timbul akibat ditetapkannya Peraturan Gubernur inidibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Sumatera Utara danf atau sumber lain yang sah dan tidak
mengikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
- i6-
BAB ViI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan'
Agar setiap orang mengetahuinSra, memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita
Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Ditetapkan di Medanpada tanggal 1 November 2016
GUBERNUR SUMATERA UTARA,
ttd
TENGKU ERRY NURADi
Diundangkan di Medanpada tanggal '3 ivcVi2.rYbo' $o[l:SEKRETARIS DAERAH PRO SI SUMATERA UTARA,
RITONGA
BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 20t6 NOMOR 3.1