![Page 1: PERENCANAAN & PERANCANGAN PERUMAHAN MASSAL Pertemuan 8](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/568151c4550346895dbff9dc/html5/thumbnails/1.jpg)
![Page 2: PERENCANAAN & PERANCANGAN PERUMAHAN MASSAL Pertemuan 8](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/568151c4550346895dbff9dc/html5/thumbnails/2.jpg)
PERENCANAAN & PERANCANGAN PERUMAHAN MASSAL
Pertemuan 8
Matakuliah : PENGANTAR PERUMAHAN MASSALTahun : Sep - 2009
![Page 3: PERENCANAAN & PERANCANGAN PERUMAHAN MASSAL Pertemuan 8](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/568151c4550346895dbff9dc/html5/thumbnails/3.jpg)
Umumnya perumahan massal direncanakan untuk mengisi lingkungan kota yang berkepadatan tinggi yang dapat dilihat dari berbagai kepentingan., a.l. yang bersasaran :
* Demografi atau kependudukan yang menggunakan satuan orang/Ha. * Pemasaran perumahan berdasarkan satuan yang terkait dengan ruang.
* Pemasaran perumahan berdasarkan satuan harga luas bangunan dan tanah
TEORI KEPADATAN DALAM PERENCANAAN PERUMAHAN MASSAL
![Page 4: PERENCANAAN & PERANCANGAN PERUMAHAN MASSAL Pertemuan 8](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/568151c4550346895dbff9dc/html5/thumbnails/4.jpg)
Di dunia profesi pemasaran rumah massal, teori kepadatan umumnya diterapkan untuk mengetahui besranya rumah tersebut dengn berbagai satuan. Satuan yang umum digunakan adalah :
Kamar (Tidur) / Rumah Orang/KamarKamar/Ha Orang/ RumahRumah /Ha Orang/Ha
Commonwealth Building Research Institute di Australia telah mengembangkan suatu teori untuk merancang Mixed Housing Design dengan menggunakan Grafik 45 derajat.
![Page 5: PERENCANAAN & PERANCANGAN PERUMAHAN MASSAL Pertemuan 8](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/568151c4550346895dbff9dc/html5/thumbnails/5.jpg)
Contoh memilih tinggi bangunan dengan grafik CBRI (1) Sumbu vertikal dan sumbu horisontal dibagi ke dalam
bagian-bagian yang sama dengan pembagi yang sama pula. Sumbu diagonal yang teratas (terluar) dibagi menjadi 10 bagian yang sama dan setiap bagian menunjukkan bagian sebesar 10%.
Makna dari masing-masing sumbu lainnya adalah: Sumbu vertikal = angka kepadatan jumlah
kamar/Ha dari tipe bangunan hunian yang dijadikan sebagai pilihan pertama.
Sumbu horisontal = angka kepadatan jumlah kamar/Ha dari tipe bangunan hunian yang menjadi pilihan kedua atau pilihan berikutnya. Sumbu diagonal (miring)= angka kepadatan jumlah kamar/Ha untuk:
- pada penggunaan pertma berarti kepadatan rata-rata dari keseluruhan lingkungan
- Pada penggunaan berikutnya berarti kepadatan untuk tipe perumahan yang menjadi dipilih berikutnya.
![Page 6: PERENCANAAN & PERANCANGAN PERUMAHAN MASSAL Pertemuan 8](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/568151c4550346895dbff9dc/html5/thumbnails/6.jpg)
Contoh memilih tinggi bangunan dengan grafik CBRI (2)Sumbu radial (bertumpu ke sudut titik 0 = presentase (%)
banyaknya kamar/Ha yang dipilih dalam perancangan bagi tiap tipe dan menjadi sebutan pada sumbu vertikal..
Cara penggunaan grafik.Diketahui sebagai data masukan : 1.Ada lahan seluas 283 Ha yang diatasnya akan dibangun 1000 kamar dengan kepadatan rata-rata 350 kamar/ Ha. 2.Direncanakan bahwa 15 % dari proyek tsb akan berbentuk bangunan hunian ruko atau maisonette yang kepadatan maksimumnya 200 kamar/Ha.
Pindahkan data tersebut di atas ke Grafik CBRI deengan cara sbg berikut Tahap I – Grafik 1
1. Perhatikan sumbu diagonal dengan angka kepadatan 350 kamar/Ha;2. Buat garis sumbu radial 15%3. Titik potong antara dua sumbu tersebut beri tanda X4. Perhatikan sumbu vertikal dengan angka 200 kamar/Ha5. Hubungkan sebuah garis dari titik 200 kamar/Ha dengan titik X. Garis
tsb memotong sumbu horisontal sekitar angka 400 kamar/Ha.
1
![Page 7: PERENCANAAN & PERANCANGAN PERUMAHAN MASSAL Pertemuan 8](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/568151c4550346895dbff9dc/html5/thumbnails/7.jpg)
Contoh memilih tinggi bangunan dengan grafik CBRI (3)
Grafik 2 Tahap II – Grafik-2Apa yang dilakukan di grafik 1 adalah tahap penggunaan permulaan atau pertama kali.Sedangkan apa yang dilakukan di grafik-2 sekarang adalah penggunaan yang berikutnya atau yang kedua.Dari grafik 1 telah didapat angka kepadatan 400 kamar/Ha.Angka ini dipakai sekarang sebagai permulaan di grafik-2
1.Beri tanda (pertebal) sumbu vertikal dengan kepadatan 400 kamar/Ha2.Masukkan angka kepadatan untuk bangunan pilihan kedua yaitu tipe rusun atau Flat 4 lantai dengan kepadatan 275 kamar/Ha dan pilihan berikutnya yaitu tipe bangunan apartemen 8 lantai dengan kepadatan 500 kamar/Ha.3.Dengan data di atas maka di grafik-2 kita lanjutkan dengan menandai di sumbu vertikal angka kepadatan 275 kamar/Ha , titik P.4.Tandai di di sumbu horisontal angka kepadatan 500 kamar/ha dengan titik Q .5.Sambungkan titik P dan Q maka garis tsb akan memotong sumbu diagonal di garis 400 kamar /Ha di titik S. Bila dari titik S ditarik garis ke titik pusat -0 ), maka garis itu berada di titik 32% di sumbu diagonal 500 kamar/Ha.
![Page 8: PERENCANAAN & PERANCANGAN PERUMAHAN MASSAL Pertemuan 8](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/568151c4550346895dbff9dc/html5/thumbnails/8.jpg)
Contoh memilih tinggi bangunan dengan grafik CBRI (4)
Melalui tahap II dan Garfik-2 dapat diketahui bahwa 32% dari (100% -15%) berupa unit hunian tipe apartemen lantai 8.
Dan bila dikembalikan kepada perencanaan membangun 1000 kamar di proyek tersebut, maka hasilnya adalah :
1.Hunian tipe ruko /maisonet: 15% dari 1000 kamar = 150 kamar
2.Hunian tipe rumah susun 4 lantai : 32% dari (1000 -150 kamar)= 272 kamar.
3.Hunian tipe apartemen 8 lantai : 68 % dari (1000 – 150 kamar) = 578 kamar.
Penguraian dapat juga dikonversi untuk mendapatkan berapa jumlah kamar/tipe hunian, berapa jumlah orang/tipe unit hunian, dan yang akhirnya bermuara ke detail desain tentang besaran dan organisasi denah dan estetika setiap tipe hunian.