Sri Baroroh Atika Yuliaty adalah Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Wisnuwardhana Malang
NAMA KEGIATAN
KETERANGAN :
DIKERJAKAN
TANGGAL
JL. RAYA DRINGU NO. 81 TELP. (0335) 433631
P R O B O L I N G G O
JUDUL GAMBAR
DIPERIKSA DANDISETUJUI
Ir. ROEDIONO
Ir. Moh. NATSIR, M.SiNIP. 19640410 199011 1 001
Ir. PRIJONO, MUMNIP. 19610520 199003 1 006
DIPERIKSA DANDISETUJUI
Skala
MENGETAHUI
Sal. lebih kecil dari sungai
: Sal. irigasi atau
: Arah Aliran
: Jalan
: Batas Kecamatan
PERENCANAAN MASTER PLAN DRAINASE
KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO
Sri Baroroh Atika Yuliaty
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi permasalahan secara
keseluruhan kondisi hidrologi dan hidraulik serta penanganannya baik pada sungai
utama, anak sungai, saluran drainase primer, sekunder, sampai tersier dan tersusun
dalam Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan. Master Plan tersebut digunakan
sebagai pedoman pembangunan drainase di kecamatan Kraksaan secara bertahap
dan berkelanjutan sesuai prioritasnya. Dalam penelitian menggunakan analisa
hidrologi untuk mencari debit rancangan dan analisa hidraulika untuk mengetahui
kapasitas tampungan saluran drainase. Dari hasil penelitian didapatkan 95% saluran
eksisting tidak memenuhi kapasitas tampungan. Oleh karena itu perlu adanya
perbaikan, normalisasi, sampai dengan membuat saluran baru. Selain itu perlu
direncanakan pengadaan sumur resapan, bozem maupun polder dengan
mengutamakan skala prioritas yang disusun dalam jangka pendek, menengah
maupun jangka panjang.
Kata kunci: Master Plan, drainase.
Pada daerah studi umumnya saluran drainase berupa saluran terbuka, dan
sebagian memanfaatkan saluran irigasi yang sudah tidak aktif lagi untuk daerah
permukiman dan memanfaatkan saluran irigasi untuk areal persawahan. Perubahan
fungsi saluran ini mengikuti perkembangan tataguna lahan dan perkembangan
Kecamatan Kraksaan. Areal persawahan menyempit sedangkan areal pemukiman
terus bertambah maka peralihan fungsi saluran tidak bisa dihindari. Pemeliharaan
dan rehabilitasi saluran perlu juga beralih ke instansi yang lebih berkompeten.
Gambar 1. Kondisi Saluran Drainase Eksisting
Dari survey lapangan yang telah dilakukan, banyak ditemukan saluran irigasi
yang masih aktif dan dipergunakan guna kelangsungan cocok tanam dibidang
pertanian dengan tanaman padi sebagai produk mayoritas. Hal ini dapat dilihat
sebagai contoh pada daerah hulu dari Kali Besuk, pada daerah ini kondisi tanaman
padi terlihat sangat baik dan terkelola dengan baik pula. Secara umum pada daerah
sisi selatan dari jalan utama (arteri), kondisi persawahan cukup baik bila
dibandingkan sisi utara jalan utama (arteri). Di sepanjang jalan utama (arteri) saluran
44 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
drainase sebagian besar berupa saluran tertutup dengan inlet yang terletak dibagian
pinggir trotoar dan berjarak ± 6-8 meter.
Saluran yang ada di daerah studi saat ini beberapa titik masih tidak beraturan,
baik itu ditinjau dari sisi arah aliran ataupun ditinjau dari sisi dimensi. Hal ini sangat
memungkinkan terjadinya luapan pada titik-titik tertentu atau pada saluran yang
tidak dapat menampung akumulasi debit yang terjadi ketika air dengan debit yang
lebih besar tiba. Oleh karena itu diperlukan suatu wacana pemecahan masalah agar
tidak terjadi genangan yang dirasa dapat mengganggu aktivitas manusia sekitar
daerah studi.
Dalam penyusunan analisa sistem drainase yang baik tentunya perlu dibuat
suatu skema jaringan drainase yang ada di daerah studi, hal ini berkaitan dan
menentukan langkah yang diambil dalam pemilihan alternatif solusi nantinya. Dari
hasil survey pengukuran akan dapat dibuat suatu lay out yang secara skematik
menunjukkan arah aliran air yang ada di saluran drainase eksisting, dengan demikian
dapat ditentukan outlet terdekat sebagai pematus saluran drainase dengan sungai
sebagai saluran akhirnya.
1
2
6
3
10
7
13 12
4
5
8
11
9
14
15
19 18 17
16
20222627
2125
24
23
28
29
31
30
33
3234
Sa
lura
n K
ali
Bra
nta
s
Gambar 2. Lay Out Sistem Drainase Eksisting
Secara umum sistem drainase di wilayah kajian masih menggunakan sistem
drainase gabungan (mix drain) dimana pembuangan air limbah domestik/air kotor
dan air hujan dialirkan melalui satu saluran, dimana hal ini disebabkan karena
terbatasnya lahan untuk saluran drainase. Dalam proses analisa dan pengerjaan
tentunya akan memperhitungkan saluran sekunder ataupun saluran lain yang ikut
masuk dan memberi kontribusi debit kepada daerah studi. Dari beberapa titik
pengamatan awal, banyak saluran sekunder yang mengarah ke daerah studi namun
sebelum masuk ke saluran yang ada di sepanjang jalan arteri, debit tersebut telah
dibelokkan ke saluran primer atau utama dan akhirnya mengumpul ke sungai atau
saluran besar.
ANALISA HIDROLOGI
Untuk keperluan rencana sistem jaringan drainase, data hidrologi yang
diperlukan adalah data curah hujan rerata diseluruh daerah pengaliran. Data ini harus
45 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
dikumpulkan dengan jangka waktu yang cukup panjang dari beberapa stasiun
penakar hujan sehingga diperoleh hasil perhitungan yang teliti. Jumlah stasiun hujan
sangat tergantung pada stasiun hujan yang paling berpengaruh untuk daerah studi.
Uji Konsistensi Data
Uji konsistensi data dilakukan jika data hujan tidak konsisten karena
perubahan atau gangguan lingkungan disekitar tempat penakar hujan dipasang, yang
memungkinkan terjadi penyimpangan terhadap trend semula. Hal tersebut dapat
diselidiki dengan menggunakan lengkung massa ganda seperti pada Gambar 3.
Apabila terjadi penyimpangan ABC’ maka dapat dikoreksi menjadi garis
ABC dengan rumus sebagai berikut (Nemec, 1973: 178):
o
o
Htg
tgHz .
Dimana
Hz : data hujan terkoreksi (mm)
Ho : data hujan pada stasiun pengamatan (mm)
Tg : kemiringan garis sebelum penyimpangan
Tg o: kemiringan garis setelah penyimpangan
05000 10000 15000
5000
10000
15000
curah hujan komulatif di stasiun lain
cura
h h
uja
n d
i sta
siu
n p
engam
ata
n
data terkoreksi
data lapangan
Yo
Y1
HoHz
Xo
o
tg o = Yo/Xo
tg = Y1/Xo
A
C
C'
B
(mm)
(mm)
Gambar 3. Lengkung Massa Ganda
Curah Hujan Rerata Daerah (Average Basin Rainfall)
Untuk menentukan besarnya curah hujan rerata daerah digunakan cara
polygon Theissen dengan memperhatikan sebaran dari n stasiun hujan yang tidak
merata. Cara ini memberikan bobot tertentu untuk setiap stasiun hujan dengan
pengertian bahwa setiap stasiun hujan dianggap mewakili hujan dalam suatu daerah
dengan luas tertentu. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut (Suyono
Sosrodarsono, 1983: 27):
nnrerata PRPRPRR ........... 2211
Dimana
R : tinggi curah hujan rata-rata daerah
(mm)
46 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
R1,R2..Rn : tinggi curah hujan pada titik
pengamatan (mm)
A
AP
A
AP
A
AP n
n
..........., 22
11 : koefisien Theissen pada titik pengamatan
(mm)
A1,A2…An : luas daerah tiap titik pengamatan (km2)
Hujan Rancangan Maksimum
Hujan rancangan maksimum adalah curah hujan terbesar tahunan yang
mungkin terjadi di suatu daerah dengan kala ulang tertentu. Dalam suatu perhitungan
tentunya banyak pemilihan distribusi yang dapat dipakai, yakni dapat memakai
metode Distribusi Normal, Distribusi Log Normal, Distribusi Log Pearson, ataupun
Distribusi Gumbel. Hal ini disesuai dengan daerah studi, yaitu terlebih dahulu data-
data hujan didekatkan dengan suatu sebaran distribusi, agar dalam memperkiraan
besarnya debit banjir tidak sampai jauh melenceng dari kenyataan banjir yang terjadi.
Dari hasil analisa maka distribusi yang digunakan adalah distribusi dengan
menggunakan Metode Gumbel.
Distribusi Normal Distribusi ini mempunyai Probability density function sebagai berikut:
P'(X) = 1
2
. e
[-(x- ]
2
2
2
)
Dimana
: varian
: rata-rata.
Sifat khas lain distribusi ini yaitu nilai asimetrisnya (skewnes) hampir sama
dengan nol dan dengan kurtosis 3.
Ditribusi Log-Normal Probabilitas density function distribusi ini adalah :
1 1nx - n2
P'(X) = eksp [ -1/2 [ ] ] ; ( > 0 )
x n 2 n
Dimana
n = 1
2
4
2 2ln
n
2
2 2
2
ln
Besar asimetrinya (skewnes) adalah :
v v
3 3
Dimana
47 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
v ne2
10 5.
kurtosis (Ck ) = v v v v
8 6 4 26 15 16 3
Dengan persamaan (1), dapat didekati dengan nilai asimetri 3 dan selalu
bertanda positif. Atau nilai skewnes Cs kira-kira sama dengan tiga kali
nilai koefisien variasi Cv.
Log Pearson Type III
Perhitungan hujan rancangan maksimum dipilih cara Log Pearson III dengan
pertimbangan bahwa cara ini lebih fleksibel dan dapat dipakai untuk semua sebaran
data (Pilgrim, 1991:207). Langkah-langkah perhitungan hujan rancangan adalah
sebagai berikut (Soemarto, 1987: 243):
1. Hujan harian maksimum diubah dalam bentuk logaritma.
2. Menghitung harga logaritma rata-rata dengan persamaan:
n
Xi
X
n
i
1
log
log
3. Hitung Simpangan Baku(standar deviasi) dengan persamaan:
1
)log(log1
2
n
XXi
S
n
i
4. Hitung koefisien kepencengan (Cs) dengan persamaan:
))(2)(1(
)log(log
3
1
3
Snn
XXin
Cs
n
i
5. Hitung harga logaritma XT sesuai persamaan:
SGXX T .loglog
6. Besarnya curah hujan rancangan adalah antilog dari log XT.
Dimana
log Xi : nilai logaritma dari hujan rata-rata maksimum daerah.
Xlog : rata-rata logaritma hujan rata-rata maksimum daerah.
S : simpangan baku (standar deviasi).
Cs : koefisien kepencengan.
n : jumlah data.
G : variabel yang besarnya tergantung pada harga koefisien
kepencengan dan harga kala ulangnya.
Log XT : nilai logaritma dari curah hujan rancangan dengan kala ulang
tertentu.
Metode Gumbel
P X eC X
C B
A
; A 1281. / ; B 0 45.
48 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
Dalam penggambaran pada kertas kementakan dapat dituliskan sebagai
berikut:
X y yN n /
Hubungan antara faktor frekwensi K dengan kala ulang T dapat disajikan
dalam persamaan sebagai berikut:
K 6/ .5772 ln ln T X / T X 1 0
Secara umum frekwensi analisis dapat disederhanakan dalam bentuk: X X sKT
Dimana
XT : Besaran dengan kala ulang tertentu
X : besaran rata rata
s : simpangan baku
Pemeriksaan Uji Kesesuaian Distribusi
Untuk mengetahui apakah data tersebut benar sesuai dengan jenis sebaran
teoritis yang dipilih maka perlu dilakukan pengujian lebih lanjut. Untuk keperluan
analisis uji kesesuaian dipakai dua metode statistik sebagai berikut:
Uji Smirnov-Kolmogorov
Pengujian ini dilakukan dengan menggambarkan probabilitas untuk tiap data,
yaitu dari perbedaan distribusi empiris dan distribusi teoritis yang disebut max.
Dalam bentuk persamaan dapat ditulis (Sri Harto, 1993:180):
)()(max ET PP
Dimana:
max : selisih maksimum antara peluang teoritis dan peluang empiris
P(T) : peluang teoritis
P(E) : peluang empiris
Langkah berikutnya adalah membandingkan max dengan cr. Interpretasinya
adalah:
1. max < cr, maka distribusi teoritis yang digunakan dapat diterima
2. max > cr, maka distribusi teoritis yang digunakan tidak dapat diterima
Penyimpangan tersebut kemudian dibandingkan dengan penyimpangan kritis
yang masih diijinkan ( cr), pada proyek ini digunakan nilai kritis (significant
level) = 5 %. Nilai kritis * untuk pengujian ini tergantung pada jumlah data
dan
Uji Chi-Square
Tes uji chi-Square dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi
peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data
yang dianalisa. Persamaan yang digunakan dalam uji chi-Square adalah (Shahin,
1976: 186):
G
i
hEi
EiOiX
1
22
Dimana
Xh2 : parameter chi-Square terhitung
G : jumlah sub kelompok
Oi : jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke –i
Ei : Jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-i
49 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
Jumlah kelas distribusi dihitung dengan rumus (Shahin, 1976: 186):
K = 1 + 3,22 log n
Sedangkan harga derajat kebebasan dapat dicari dengan persamaan (Shahin,
1976: 186):
Dk = k – 1 – m
Dimana
K : jumlah klas distribusi
n : banyaknya data
Dk : derajat kebebasan
k : jumlah klas distribusi
m : parameter, untuk chi-Square = 2
Besarnya nilai kritis (Xcr2) dapat dilihat dengan interpretasinya:
1. Xh2
< Xcr2 , maka distribusi teoritis yang digunakan dapat diterima
2. Xh2
> Xcr2 , maka distribusi teoritis yang digunakan tidak dapat diterima
Debit Banjir Rancangan
Untuk mendapatkan kapasitas saluran drainasi, terlebih dahulu harus dihitung
jumlah air hujan dan jumlah air kotor atau buangan yang akan dibuang melalui
saluran drainasi tersebut. Debit banjir (Qb) adalah debit air hujan (Q1) ditambah
debit air kotor (Q2). Untuk memperoleh debit banjir rancangan, maka debit banjir
hasil perhitungan ditambah dengan kandungan sedimen yang terdapat dalam aliran
banjir sebesar 10% sehingga diperoleh hasil (Suyono Sosrodarsono, 1994: 328):
QRanc = 1,1 x Qbanjir
QRanc = 1,1 x ( Q1 + Q2 )
Dalam perhitungan ini, kecepatan aliran banjir dianggap konstan meskipun
konsentrasi sedimen tinggi.
1. Debit Akibat Curah Hujan
AICQ ..6,3
1
Dimana
Q : debit banjir maksimum (m3/det)
C : koefisien pengaliran
I : intensitas hujan rerata selama waktu tiba banjir
A : luas daerah pengaliran (km2)
Sedangkan rumus rasional termodifikasi (jika daerah pengaliran lebih dari 0,8
km2) adalah sebagai berikut (Suhardjono,1984:14) :
AICCsQ ....6,3
1
tstc
tcCs
2
2
Dimana
Cs : koefisien penampungan
tc : waktu konsentrasi (menit)
ts : waktu aliran disaluran (menit)
50 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
Koefisien Pengaliran
Untuk menentukan harga koefisien pengaliran (Cm) adalah (Subarkah, 1980:
51):
n
i
i
n
i
ii
A
CA
Cm
1
1
.
Dimana
Cm : koefisien pengaliran rata-rata
Ai : luas masing-masing tata guna lahan
Ci : koefisien pengaliran masing-masing tata guna lahan
n : banyaknya jenis penggunaan tanah dalam suatu pengaliran
Intensitas Hujan
Untuk mendapatkan intensitas hujan selama waktu konsentrasi digunakan
rumus Mononobe (Suyono Sosrodarsono, 1983: 145): 32
24 24
24
tc
RI
Dimana
R24 : curah hujan maksimum harian dalam 24 jam (mm)
I : intensitas hujan (mm/jam)
tc : waktu konsentrasi (jam)
Waktu konsentrasi adalah lama waktu yang diperlukan oleh air hujan yang
jatuh di tempat terjauh mencapai titik yang ditinjau pada suatu daerah pengaliran.
Untuk saluran didaerah perkotaan, nilai tc adalah waktu yang dibutuhkan oleh air
untuk mengalir diatas permukaan tanah sampai ke saluran terdekat (to) ditambah
waktu aliran air didalam saluran (ts) samapi ke titik yang ditinjau. Dalam perumusan
adalah (Suhardjono, 1984: 15):
tc = to + ts
Perhitungan to untuk panjang daerah pengaliran kurang dari 400 m digunakan
persamaan Kirpich (Subarkah, 1980: 50): 77,0
0195,0
S
Lto
v
Lts
Dimana
to : waktu aliran permukaan (menit)
L : panjang antara titik terjauh dengan inlet atau titik yang ditinjau (m)
S : kemiringan rerata permukaan tanah
ts : waktu aliran di saluran (menit)
v : kecepatan aliran di saluran (m/det)
51 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
Tabel 1. Nilai Koefisien Pengaliran
Jenis Permukaan/Tata Guna Tanah Koefisien Pengaliran
1. Perumputan
- Tanah pasir, slope 2 % 0.05 - 0.1
- Tanah pasir, slope 2 - 7 % 0.10 - 0.15
- Tanah Pasir, slope 7 % 0.15 - 0.32
- Tanah gemuk, slope 2 % 0.13 - 0.17
- Tanah gemuk, slope 2 - 7 % 0.17 - 0.22
- Tanah gemuk, slope 7 % 0.25 - 0.35
2. Perkantoran
- Pusat kota 0.75 - 0.95
- Daerah pinggiran 0.50 - 0.7
3. Perumahan
- Kepadatan 20 rumah/ha 0.50 - 0.60
- Kepadatan 20 - 60 rumah/ha 0.60 - 0.80
- Kepadatan 60 - 160 rumah/ha 0.70 - 0.90
4. Perindustrian
- Industri ringan 0.50 - 0.60
- Industri berat 0.60 - 0.90
5. Pertanian 0.45 - 0.55
6. Perkebunan 0.20 - 0.30
7. Pertamanan, kuburan 0.10 - 0.25
8. Tempat bermain 0.20 - 0.35
9. Jalan
- Beraspal 0.70 - 0.95
- Beton 0.80 - 0.95
- Batu 0.70 - 0.85
10. Daerah yang dikerjakan 0.10 - 0.30
Sumber: I. Subarkah, 1980: 50
Perhitungan Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk pada daerah studi pada awal perencanaan dimulai dan
pada tahun-tahun yang akan datang harus diperhitungkan untuk menghitung air
buangan. Untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada tahun-tahun yang akan
datang digunakan:
Pertumbuhan Eksponensial
Ramalan pertambahan penduduknya adalah :
Pn = Po x ern
Dimana
Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po : jumlah penduduk pada awal tahun
r : angka pertumbuhan penduduk
n : interval waktu (tahun)
e : bilangan logaritma (2,71828)
Pertumbuhan Geometri
Ramalan laju pertumbuhan Geometri adalah sebagai berikut :
Pn = Po x (1 + r)n
52 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
Dimana
Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po : jumlah penduduk pada awal tahun
r : angka pertumbuhan penduduk
n : interval waktu (tahun)
Debit Air Kotor
Qak = A
xPn 00093,0
Dimana
Pn : jumlah penduduk (jiwa
A : luas daerah (km2).
Analisa Hidrolika
Besar kapasitas saluran drainasi dihitung berdasarkan kondisi steady flow
menggunakan rumus Manning (Ven.Te Chow, 1989):
Q = V . A
V = 1/n . R2/3
. S1/2
Dimana
Q : debit air (m3/dt)
V : kecepatan aliran (m/dt)
A : luas penampang basah (m2)
n : koefisien kekasaran Manning
R : jari-jari hidrolis (m)
S : Kemiringan dasar saluran Tabel 2. Nilai Koefisien Kekasaran Manning (n)
Tipe Saluran n
A. Saluran Tertutup Terisi Sebagian
1. Gorong-gorong dari beton lurus dan bebas kikisan
2. Gorong-gorong dengan belokan dan sambungan
3. Saluran pembuang lurus dari beton
4. Pasangan bata dilapisi dengan semen
5. Pasangan batu kali disemen
0,010 – 0,013
0,011 – 0,014
0,013 – 0,017
0,011 – 0,014
0,015 – 0,017
B. Saluran dilapis atau disemen
1. Pasangan bata disemen
2. Beton dipoles
3. Pasangan batu kali disemen
4. Pasangan batu kosong
0,012 – 0,018
1,013 – 0,016
0,017 – 0,030
0,023 – 0,035
Sumber: Ven Te Chow, 1985
METODE PENELITIAN
Metode penyusunan sistem informasi yang dimaksud dibuat dengan langkah
dan tahapan yang cukup jelas sehingga diharapkan nantinya didapatkan suatu sistem
informasi jaringan drainase yang jelas pula dan mudah dipahami oleh pembaca atau
pemakai kepentingan.
53 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
Data atribut/tabular yang berupa hard copy diubah dalam bentuk digital
dengan menggunakan suatu aplikasi database yang mendukung DBMS (Data Base
Manajement System), misalnya Microsoft Acces atau lainnya.
Data spatial (peta) yang masih berupa hard copy dirubah dalam bentuk digital
dengan cara mendigitasi menggunakan aplikasi AutoCad, kemudian dilakukan proses
topologi, yaitu proses pemberian identifikasi yang unik pada tiap obyek peta
sehingga nantinya dapat digabungkan dengan data berupa tabular yang juga
mempunyai identifikasi unik. Proses penggabungan data yang berupa spatial dan data
atribut disebut proses Join Item. Proses Join Item ini dilakukan dengan bantuan
aplikasi ArcGIS. Tahapan-tahapan yang dilewati sehingga tersusun Sistem
Informasi, dapat digambarkan dalam bentuk flow chart berikut:
Gambar 4. Bagan Alir Tahapan Penyusunan Sistem Informasi
Sebelum membuat program terlebih dahulu direncanakan rancangan program
dan output yang akan ditampilkan didalam program. Berikut output program yang
akan ditampilkan meliputi:
a. Peta daerah studi yang dilengkapi arah aliran saluran drainase.
b. Data teknis drainase:
Nama Jalan/Saluran
Tipe Konstruksi (Pas. Batu Kali/Beton dll)
Dimensi Saluran Existing dan Rencana (B, H, m, S)
Arah aliran
Kapasitas saluran Existing
Start
Data Atribut/
TabularData Peta
Memasukkan data
kedalam aplikasi
DBMS (Data Base
Manajement
System)
Digitasi
Validasi data
Editing data
Topologi
Validasi data
Editing data
Join Item
Pembuatan
Program
End
No
yes
No
Data Atribut/Ta
bular
Data Peta
54 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
Debit Rencana
Dokumentasi (foto) saluran drainase
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3. Perhitungan Curah Hujan Maksimum
No Tanggal Tahun CHmax
1 21 pebruari 2000 175.00
2 17 nopember 2001 145.00
3 30 januari 2002 175.00
4 28 desember 2003 109.00
5 4 januari 2004 120.00
6 26 desember 2005 138.00
7 21 maret 2006 154.00
8 27 aprill 2007 200.00
9 18 januari 2008 149.00
10 10 juni 2009 102.00
Sumber: Analisa Data
Ada beberapa metode untuk menghitung besarnya curah hujan rancangan
antara lain, Metode E.J. Gumbel, Log Pearson Type III, Rasional, Normal, Log
Normal. Untuk menentukan distribusi frekuensi yang digunakan, maka terlebih
dahulu dihitung besarnya parameter statistik yaitu Cs atau koefisien skewness dan Ck
atau koefisien kurtosis. Hasil perhitungan Uji Pemilihan distribusi frekwensi dapat
dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Tabel 4. Uji Pemilihan Distribusi Frekwensi
1 2009 102.00 -44.70 1998.09 -89314.62 3992363.65
2 2003 109.00 -37.70 1421.29 -53582.63 2020065.26
3 2004 120.00 -26.70 712.89 -19034.16 508212.15
4 2005 138.00 -8.70 75.69 -658.50 5728.98
5 2001 145.00 -1.70 2.89 -4.91 8.35
6 2008 149.00 2.30 5.29 12.17 27.98
7 2006 154.00 7.30 53.29 389.02 2839.82
8 2000 175.00 28.30 800.89 22665.19 641424.79
9 2000 175.00 28.30 800.89 22665.19 641424.79
10 2007 200.00 53.30 2840.89 151419.44 8070655.99
Jumlah 1467.00 0.00 8712.10 34556.16 15882751.78
Rerata x 146.70
S 31.11
n 10
Sumber : Perhitungan
Cs = 0.159 0.0000 0.1593575 0.478072454
Ck = 3.363 0.0000 -0.63992 3.363
Cv = 0.212 0 968.01111
No. (Xi - Xrt)4
(Xi - Xrt)3
(Xi - Xrt)2(Xi - Xrt)XiTahun
Tabel 5. Hasil pemilihan Distribusi Frekwensi
Sumber : Harto, 1993:245
Memenuhi
Memenuhitidak memenuhi tidak memenuhi
- 0.05 < Cs < 0.05 0.159 >1.1395
tidak memenuhi tidak memenuhi
Ck > 5.4
2.7 < Ck < 3.3 3.363 >5.4 tidak ada batasan
tidak ada batasan
2.7 < Ck < 3.3
Distribusi Normal Distribusi Gumbel Distribusi Log Pearson
- 0.05 < Cs < 0.05 Cs > 1.1395
55 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
Curah Hujan Rancangan
Hasil analisa perhitungan curah hujan rancangan dengan menggunakan
distribusi Log Pearson III disajikan dalam bentuk tabel. Sedangkan uji kesesuaian
distribusi dengan menggunakan Uji Smirnov-Kolmogorov dan Chi-Square masing-
masing juga dapat dilihat dalam tabel berikutnya.
Tabel 6. Perhitungan Hujan Rancangan Metode Log Pearson III
No. Tahun Xi (mm) P (%) Log Xi Log Xi-Log X (Log Xi-Log X)3
1 2009 102.00 9.09 2.01 -0.149 -0.003296
2 2003 109.00 18.18 2.04 -0.120 -0.001728
3 2004 120.00 27.27 2.08 -0.078 -0.000479
4 2005 138.00 36.36 2.14 -0.018 -0.000005
5 2001 145.00 45.45 2.16 0.004 0.000000
6 2008 149.00 54.55 2.17 0.016 0.000004
7 2006 154.00 63.64 2.19 0.030 0.000027
8 2000 175.00 72.73 2.24 0.086 0.000627
9 2000 175.00 81.82 2.24 0.086 0.000627
10 2007 200.00 90.91 2.30 0.144 0.002961
1467.00 21.57
146.70 2.157
31.11 0.09
Sumber : hasil perhitungan
Jumlah
Rerata
Stand. Dev
Tr R rata-rata Std Deviasi Kemencengan Peluang
(tahun) (Log) (log) (Cs) (%) Log mm
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]
1 1.01 2.157 0.094 -0.211 99 -2.480 1.924 84.03
2 2 2.157 0.094 -0.211 50 0.035 2.161 144.78
3 5 2.157 0.094 -0.211 20 0.850 2.237 172.71
4 10 2.157 0.094 -0.211 10 1.257 2.275 188.57
5 20 2.157 0.094 -0.211 5 1.606 2.308 203.37
6 25 2.157 0.094 -0.211 4 1.676 2.315 206.47
7 50 2.157 0.094 -0.211 2 1.939 2.340 218.56
8 100 2.157 0.094 -0.211 1 2.170 2.361 229.75
9 200 2.157 0.094 -0.211 0.5 2.306 2.374 236.63
10 1000 2.157 0.094 -0.211 0.1 2.794 2.420 262.98
Sumber : Hasil Perhitungan
Keterangan :
[1] = Nomor [6] = (1/Tr)*100
[2] = Kala Ulang [7] = tabel faktor sifat distribusi log person III
[3] = (SlogXi)/n berdasarkan nilai Cs dan peluang atau kala ulang
[4] = ((S(LogXi-LogX))/(n-1))0,5
[8] = LogX + K.SLogX
[5] = (n.S(LogXi-LogX)3)/((n-1)(n-2)(SLogX)
3) [9] = antilog dari LogX
No KCurah Hujan Rancangan
56 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
Tabel 7. Faktor Frekuensi untuk Distribusi Log Pearson Type III (Cs -) T (th) 1.0101 1.0526 1.1111 1.25 2 5 10 25 50 100 200 1000
Cs:P(%) 99 95 90 80 50 20 10 4 2 1 0.5 0.1
0 -2.326 -1.645 -1.202 -0.842 0.000 0.842 1.282 1.751 2.054 2.326 2.576 3.090
-0.1 -2.400 -1.673 -1.292 -0.336 0.017 0.846 1.270 1.716 2.000 2.252 2.482 2.950
-0.2 -2.472 -1.700 -1.301 -0.830 0.033 0.850 1.258 1.680 1.945 2.178 2.308 2.810
-0.3 -2.544 -1.726 -1.309 -0.824 0.050 0.853 1.245 1.643 1.890 2.104 2.291 2.670
-0.4 -2.615 -1.750 -1.317 -0.816 0.066 0.855 1.231 1.606 1.834 2.029 2.201 2.530
-0.5 -2.606 -1.774 -1.323 -0.808 0.083 0.856 1.216 1.567 1.777 1.955 2.108 2.400
-0.6 -2.755 -1.797 -1.320 -0.880 0.099 0.857 1.200 1.528 1.720 1.880 2.016 2.270
-0.7 -2.824 -1.019 -1.333 -0.790 0.116 0.857 1.183 1.488 1.663 1.806 1.926 2.140
-0.8 -2.021 -1.039 -1.336 -0.780 0.132 0.856 1.166 1.448 1.606 1.733 1.837 2.020
-0.9 -2.057 -1.050 -1.339 -0.769 0.140 0.854 1.147 1.407 1.549 1.660 1.749 1.900
-1.0 -3.022 -1.077 -1.340 -0.758 0.164 0.852 1.170 1.366 1.492 1.508 1.664 1.790
-1.1 -3.087 -1.894 -1.341 -0.745 0.18 0.848 1.107 1.324 1.435 1.518 1.581 1.68
-1.2 -3.149 -1.91 -1.34 -0.732 0.195 0.844 1.086 1.282 1.379 1.449 1.501 1.58
Tabel 8. Faktor Frekuensi untuk Distribusi Log Pearson Type III (Cs +) T (th) 1.0101 1.0526 1.1111 1.25 2 5 10 25 50 100 200 1000
Cs:P(%) 99 95 90 80 50 20 10 4 2 1 0.5 0.1
0.0 -2.326 -1.645 -1.282 -0.842 0.000 0.842 1.282 1.751 2.045 2.376 2.576 3.090
0.1 -2.252 -1.616 -1.270 -0.085 0.017 0.836 1.297 1.785 2.107 2.400 2.670 3.230
0.2 -2.170 -1.538 -1.258 -0.850 0.033 0.830 1.301 1.818 2.159 2.472 2.763 3.380
0.3 -2.130 -1.555 -1.245 -0.853 0.050 0.824 1.309 1.849 2.211 2.544 2.856 3.520
0.4 -2.029 -1.524 -1.231 -0.855 0.066 0.816 1.317 1.880 2.261 2.615 2.947 3.670
0.5 -1.955 -1.491 -1.216 -0.856 0.083 0.808 1.323 1.910 2.311 2.606 3.041 3.810
0.6 -1.880 -1.458 -1.200 -0.857 0.079 0.800 1.328 1.939 2.359 2.755 3.132 3.960
0.7 -1.806 -1.423 -1.183 -0.857 0.116 0.790 1.333 1.967 2.407 2.824 3.223 4.100
0.8 -1.733 -1.388 -1.166 -0.856 0.132 0.780 1.336 1.993 2.453 2.891 3.312 4.240
0.9 -1.660 -1.353 -1.147 -0.854 0.148 0.769 1.339 2.018 2.498 2.957 3.401 4.390
1.0 -1.588 -1.317 -1.128 -0.852 0.164 0.758 1.340 2.043 2.542 3.022 3.489 4.530
1.1 -1.518 -1.280 -1.107 -0.018 0.180 0.745 1.341 2.066 2.585 3.087 3.575 4.670
1.2 -1.449 -1.243 -1.086 -0.844 -0.195 0.732 1.340 2.087 2.626 3.149 3.661 4.810
1.3 -1.388 -1.206 -1.064 -0.838 -0.210 0.719 1.339 2.108 2.666 3.211 3.745 4.960
1.4 -1.318 -1.163 -1.041 -0.832 -0.225 0.705 1.337 2.128 2.706 3.271 3.828 5.100
1.5 -1.256 -1.131 -1.018 -0.825 -0.240 0.690 1.333 2.146 2.743 3.330 3.910 5.230
1.6 -1.197 -1.093 -0.994 -0.817 -0.254 0.675 1.329 2.163 2.780 3.388 3.990
1.7 -1.140 -1.056 -0.970 -0.808 -0.268 0.660 1.324 2.179 2.815 3.444 4.069
1.8 -1.087 -1.020 -0.945 -0.799 -0.282 0.643 1.318 2.193 2.848 3.499 4.147
1.9 -1.037 -0.984 -0.920 -0.788 -0.294 0.627 1.310 2.207 2.881 3.553 4.223
2.0 -0.990 -0.949 -0.895 -0.777 -0.307 0.609 1.302 2.219 2.912 3.605 4.298
Sumber : CD Soemarto, Hidrologi Teknik
Tabel 9. Tabel Uji Smirnov-Kolmogorov No Xi (mm) Log Xi Pe K Pr Pt D (Pt-Pe)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
1 102.00 2.009 0.091 -1.584 0.815 0.185 0.094
2 109.00 2.037 0.182 -1.277 0.756 0.244 0.063
3 120.00 2.079 0.273 -0.833 0.669 0.331 0.058
4 138.00 2.140 0.364 -0.187 0.543 0.457 0.093
5 145.00 2.161 0.455 0.042 0.499 0.501 0.047
6 149.00 2.173 0.545 0.168 0.474 0.526 0.020
7 154.00 2.188 0.636 0.320 0.444 0.556 0.081
8 175.00 2.243 0.727 0.911 0.329 0.671 0.057
9 175.00 2.243 0.818 0.911 0.329 0.671 0.147
10 200.00 2.301 0.909 1.529 0.209 0.791 0.118
21.574 D max = 0.147
Rerata(LogX) 2.157 n 10
Std. Dev(SLogX) 0.094
-0.211
Sumber : Hasil Perhitungan
Keterangan :
[1] = Nomor [5] = (LogXi-LogX)/SlogX
[2] = Data [6] = (Interpolasi berdasarkan nilai Cs dan K)/100
[3] = Log Xi [7] = 1-[6]
[4] = [1]/[n+1] dimana, n = jumlah data [8] = [7]-[4]
Jumlah
Cs
57 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
Nilai Kritis Do Untuk Uji Smirnov Kolmogorof
0.2 0.1 0.05 0.01
5 0.45 0.51 0.56 0.67
10 0.32 0.37 0.41 0.49
15 0.27 0.30 0.34 0.40
20 0.23 0.26 0.29 0.36
25 0.21 0.24 0.27 0.32
30 0.19 0.22 0.24 0.29
35 0.18 0.20 0.23 0.27
40 0.17 0.19 0.21 0.25
45 0.16 0.18 0.2 0.24
50 0.15 0.17 0.19 0.23
N>50 1,07/(N0,5
) 1,22/(N0,5
) 1,36/(N0,5
) 1,63/(N0,5
)
Na
a Dkritis Dmax Ket
0.2 0.32 0.147 diterima
0.1 0.37 0.147 diterima
0.05 0.41 0.147 diterima
0.01 0.49 0.147 diterima
karena Dkritis > Dmax maka distribusi yang digunakan DITERIMA
Tabel 10. Tabel Uji Chi-Square
No. Pr K Log X X Batas Kelas Oi Ei (Oi-Ei)2/Ei
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]
1 75.00 -1.248 2.040 109.688 109.688 2 2.500 0.100
2 50.00 0.035 2.161 144.780 109.688 < X < 144.780 2 2.500 0.100
3 25.00 0.714 2.225 167.704 144.780 < X < 167.704 3 2.500 0.100
4 X 167.704 3 2.500 0.100
Sumber : Hasil Perhitungan Jumlah 10 10.0 0.400
Keterangan :
[1] = Nomor [6] = batas kelas sesuai dengan nilai X
[2] = Probabilitas yang terjadi [7] = jumlah data sesuai dengan batas kelas
[3] = interpolasi berdasarkan nilai Pr dan Cs [8] =SOi/n, dimana n = jumlah subgrup
[4] = Log X + G.SlogX [9] = ([7]-[8])2/[8]
[5] = antilog [4]
Jumlah sebaran kelas :
G = 1+ 3,322 log n = 1 + 3,322 log 10 = 4
dk = G - R - 1 = 4-2-1= 1
Untuk = 5% maka X2 tabel = 3,841
X2 hitung = 0.400
maka X2 hitung < X
2 tabel , artinya Distribusi sesuai
³
dk 1
Signifikansi ( ) 0.05
X2 Kritis 3.84
X2 hitung 0.40
KESIMPULAN HIPOTESA LOG PEARSON TYPE III DITERIMA
58 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
Tabel 11. Nilai Kritis untuk Distribusi Chi Square dk
0.995 0.99 0.975 0.95 0.05 0.025 0.01 0.005
1 0.0000393 0.000157 0.000982 0.00393 3.841 5.024 6.635 7.879
2 0.0100 0.0201 0.0506 0.103 5.991 7.378 9.210 10.597
3 0.0717 0.115 0.216 0.352 7.815 9.348 11.345 12.838
4 0.207 0.297 0.484 0.711 9.488 11.143 13.277 14.860
5 0.412 0.554 0.831 1.145 11.070 12.832 15.086 16.750
6 0.676 0.872 1.237 1.635 12.592 14.449 16.812 18.548
7 0.989 1.239 1.690 2.167 14.067 16.013 18.475 20.278
8 1.344 1.646 2.180 2.733 15.507 17.535 20.090 21.955
9 1.735 2.088 2.700 3.325 16.919 19.023 21.666 23.589
10 2.156 2.558 3.247 3.940 18.307 20.483 23.209 25.188
11 2.603 3.053 3.816 4.575 19.675 21.920 24.725 26.757
12 3.074 3.571 4.404 5.226 21.026 23.337 26.217 28.300
13 3.565 4.107 5.009 5.892 22.362 24.736 27.688 29.819
14 4.075 4.660 5.629 6.571 23.685 26.119 29.141 31.319
15 4.601 5.229 6.262 7.261 24.996 27.488 30.578 32.801
16 5.142 5.812 6.908 7.962 26.296 28.845 32.000 34.267
17 5.697 6.408 7.564 8.672 27.587 30.191 33.409 35.718
18 6.265 7.015 8.231 9.390 28.869 31.526 34.805 37.156
19 6.844 7.633 8.907 10.117 30.144 32.852 36.191 38.582
20 7.434 8.260 9.591 10.851 31.410 34.170 37.566 39.997
21 8.034 8.897 10.283 11.591 32.671 35.479 38.932 41.401
22 8.643 9.542 10.982 12.338 33.924 36.781 40.289 42.796
23 9.260 10.196 11.689 13.091 36.172 38.076 41.638 44.181
24 9.886 10.856 12.401 13.848 36.415 39.364 42.980 45.558
25 10.520 11.524 13.120 14.611 37.652 40.646 44.314 46.928
26 11.160 12.198 13.844 15.379 38.885 41.923 45.642 48.290
27 11.808 12.879 14.573 16.151 40.113 43.194 46.963 49.645
28 12.461 13.565 15.308 16.928 41.337 44.461 48.278 50.993
29 13.121 14.256 16.047 17.708 42.557 45.722 49.588 52.336
30 13.787 14.953 16.791 18.493 43.773 46.979 50.892 53.672
derajat kepercayaan
Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Hujan Rancangan
METODE
LOG PEARSON III
1 1.01 84.03
2 2 144.78
3 5 172.71
4 10 188.57
5 20 203.37
6 25 206.47
7 50 218.56
8 100 229.75
D MAX 0.15
Derajat Signifikansi,a (%) 5%
D Kritis 0.41
HIPOTESA DITERIMA
Chi - Square hitung 0.40
Chi - Square kritis 3.84
Derajat Bebas 1.00
Derajat Signifikansi (a, %) 5%
HIPOTESA DITERIMA
Sumber : perhitungan
HUJAN RANCANGAN ( mm )KALA ULANGNO
UJI SMIRNOV KOLMOGOROF
UJI CHI SQUARE
(Tahun)
59 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
Analisa Kemampuan Kapasitas Saluran Eksisting Tabel 13. Analisa Kemampuan Kapasitas Saluran Eksisting
No Saluran L Qranc Q Saluran Analisa
Qgenangan
(m) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)
Segmen I
1 SDT Jl. Sudirman 1 3,560 0.007 0.006 Tidak Memenuhi 0.001
2 SDS Rondoningo Kiri 1 2,081 0.011 0.011 Memenuhi 0.000
3 SDS Rondoningo Kiri 2 2,095 0.015 0.014 Tidak Memenuhi 0.001
4 SDT Rondoningo Kiri 1 1,830 0.010 0.009 Tidak Memenuhi 0.001
5 SDT Rondoningo Kiri 2 2,119 0.005 0.005 Memenuhi 0.000
6 SDT Rondoningo Kiri 3 2,445 0.004 0.004 Memenuhi 0.000
7 SDT Rondoningo Kiri 4 2,162 0.004 0.004 Memenuhi 0.000
Segmen II
1 SDT Jl. Sudirman 2 4,156 0.013 0.011 Tidak Memenuhi 0.003
2 SDS Kertosono Kiri 1 2,235 0.026 0.023 Tidak Memenuhi 0.003
3 SDT Jl. Juanda 1,702 0.030 0.027 Tidak Memenuhi 0.003
4 SDT Islamic Center 503 0.020 0.019 Tidak Memenuhi 0.001
5 SDS Kertosono Kiri 2 2,261 0.010 0.009 Tidak Memenuhi 0.001
6 SDT Jl. Pattimura 2,290 0.004 0.004 Tidak Memenuhi 0.001
7 SDS Rondoningo Kanan 3,104 0.022 0.019 Tidak Memenuhi 0.003
8 SDT Jl. Imam Bonjol 395 0.067 0.064 Tidak Memenuhi 0.003
9 SDT Jl. Diponegoro 325 0.025 0.024 Tidak Memenuhi 0.001
10 SDT Jl. Teuku Umar 160 0.038 0.037 Tidak Memenuhi 0.001
11 SDT Jl. MT. Haryono 500 0.012 0.011 Tidak Memenuhi 0.001
Segmen III
1 SDT Jl. Sudirman 3 2,074 0.035 0.027 Tidak Memenuhi 0.008
2 DSD Kandangjati Kiri 2,660 0.031 0.021 Tidak Memenuhi 0.010
3 SDT Jl. Hasanudin 935 0.051 0.039 Tidak Memenuhi 0.012
Segmen IV
1 SDT Jl. Sudirman 4 5,096 0.014 0.012 Tidak Memenuhi 0.002
2 SDS Kandangjati Kanan 1 3,685 0.018 0.017 Tidak Memenuhi 0.001
3 SDT Jl. Dr. Sutomo 330 0.059 0.058 Tidak Memenuhi 0.001
4 SDS Kandangjati Kanan 2 321 0.072 0.069 Tidak Memenuhi 0.003
5 SDS Kandangjati Kanan 3 500 0.067 0.063 Tidak Memenuhi 0.004
6 SDS Kandangjati Kanan 4 500 0.020 0.018 Tidak Memenuhi 0.001
7 SDS Kandangjati Kanan 5 500 0.020 0.018 Tidak Memenuhi 0.001
8 SDS Besuk Kiri 2,465 0.004 0.004 Tidak Memenuhi 0.001
9 SDT Besuk Kiri 2,275 0.022 0.019 Tidak Memenuhi 0.003
Segmen V
1 SDT Jl. Sudirman 5 3,614 0.015 0.014 Tidak Memenuhi 0.001
2 SDS Besuk Kanan 1 500 0.052 0.049 Tidak Memenuhi 0.003
3 SDS Besuk Kanan 2 500 0.058 0.056 Tidak Memenuhi 0.003
4 SDS Besuk Kanan 3 500 0.061 0.054 Tidak Memenuhi 0.007
Sumber: Hasil Analisa
60 JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM , Vol. 6 No.2
Perencanaan Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo
PENUTUP
Kesimpulan
Drainase di daerah studi sangat terkait dengan saluran-saluran pembawa
(irigasi) yang bermuara ke arah utara. Saluran pembawa ini melintasi pusat kota atau
pun jalan arteri dimana pada saat musim hujan secara faktual juga berfungsi sebagai
saluran drainase. Untuk itu diperlukan koordinasi yang baik antar beberapa instansi
dalam pengoperasian beberapa bangunan pembuang di saluran dalam upaya
pengendalian genangan di daerah hilir serta rencana strategis yang dibagi dalam
beberapa tahapan.
a. Jangka Pendek
Dibangunnya sudetan dan inlet-inlet di kanan-kiri jalan pada kawasan
genangan.
Memelihara saluran drainase dengan mengangkat sedimen dan sampah.
Sosialisasi tentang pentingnya menjaga dan merawat saluran sekitar.
b. Jangka Menegah
Normalisasi saluran drainase
Mengadakan alternatif solusi pendukung seperti sumur resapan.
Meningkatkan peran serta masyarakat.
c. Jangka Panjang
Membuat penampung air sementara (bozem) pada lokasi yang dimungkinkan.
Merancang aturan (perda) untuk menjaga keberadaan dan fungsi saluran
drainase.
Saran Master Plan Drainase Kecamatan Kraksaan akan menjadi Guide Line dalam
penentuan kebijakan selanjutnya. Oleh sebab itu, untuk implementasinya perlu
dilakukan perencanaan rinci atau Detail Design Engineering (DED) dari Master Plan
tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
, 1997. Drainase Perkotaan. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Agus Maryono, W. Muth, N. Eisenhauer. 2001. Hidrolika Terapan. Jakarta: PT.
Pradnya Paramita.
Asdak, Chay. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Kodoatie, Robert J. 2002. Hidrolika Terapan: Aliran Pada Saluran Terbuka dan
Pipa. Yogyakarta: Andi Offset.
Lazaro. 1979. Urban Hydrology & Multidiciplinary Perspective. Ann Arbor Science
Publisher.
Soewarno. 1991. Hidrologi: Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai
(Hidrometri). Bandung: Nova.
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Andi
Offset.
Suyono Sosrodarsono, Kensaku Takeda. 2003. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita.
Ven Te Chow, E.V. Nensi Rosalina. 1997. Hidrolika Saluran Terbuka (Open
Channel Hidraulics). Jakarta: Erlangga.