Download - Perencanaan Beton - Contoh Perhitungan Pelat
TUGAS PERENCANAAN STRUKTUR BETON Semester Genap 2013-2014
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Kelompok : IV
Halaman :
3. DESAIN PELAT
Dalam mendesain pelat didesain pelat representatif dari struktur bangunan lantai 2
dan lantai 3, dimana pada struktur bangunan lantai 2 terdapat 2 pelat representatif yaitu
pelat A1 dan pelat A9. Sedangkan pada struktur bangunan lantai 3 juga terdapat 2 pelat
representatif yaitu pelat B1 dan pelat B9.
3.1 Desain Pelat Representatif A1
1. Data
Ukuran Pelat A1 Mutu beton struktur, baja tulangan
p l b H fc' fy
7,2 m 3,6 m 10 m 0,12 m 30 MPa 240 MPa
1) Berat spesifik plat beton bertulang = 2400 kg/m3
[PPIUG 1970, Tabel 2.1, Hal 11]
Tebal pelat beton yang diambil = 12 cm = 0,12 m
Berat pelat beton bertulang Berat pelat beton setebal 0,12 m = 2400 x 0,12
= 288 kg/m2
2) Berat penutup lantai (keramik) = 24 kg/m2
[PPIUG 1983, Tabel 2.1, Hal 12]
Tebal penutup lantai yang direncanakan = 0,5 cm
Berat penutup lantai yang digunakan = 12 kg/m2
3) Berat spesifik adukan semen (/ cm) = 21 kg/m2
[PPIUG 1983, Tabel 2.1, Hal 11]
Tebal spesi yang direncanakan = 2,0 cm
Berat spesi = 21 x 2,0
= 42 kg/m2
4) Penggantung langit-langit dari kayu = 7 kg/m2
[PPIUG 1983, Tabel 2.1, Hal 14]
5) Berat penutup langit-langit (plafon) termasuk = 11 kg/m2
rusuk-rusuknya tanpa penggantung langit-langit
atau pengaku-pengaku
[PPIUG 1983, Tabel 2.1, Hal 12]
Berat Mekanikal/Elektrikal (Lampiran 4) = 25 kg/m2
TUGAS PERENCANAAN STRUKTUR BETON Semester Genap 2013-2014
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Kelompok : IV
Halaman :
2. Pembebanan
a. Beban Mati (D)
Data beban yang bekerja pada pelat lantai adalah sebagai berikut:
Beban akibat berat sendiri pelat = 288 kg/m2
Beban penutup lantai = 12,00 kg/m2
Berat spesi pengisi dari semen = 42,00 kg/m2
Berat penggantung plafon = 7,00 kg/m2
Berat penutup langit-langit (plafon) = 11,00 kg/m2
Berat Mekanikal/Elektrikal = 25,00 kg/m2
Berat Total Beban Mati Yang Bekerja (Qd) = 385,00 kg/m2
= 3,850 kN/ m
2
b. Beban Hidup (L)
Beban hidup yang bekerja pada plat lantai diambil sesuai Peraturan Pembebanan
Indonesia Untuk Gedung Tahun 1983 Tabel 3.1 butir c yaitu untuk lantai sekolah,
ruang kuliah, kantor, toko, restoran, hotel dan asrama yaitu sebesar = 250 kg/m2 atau
2,5 kN/m2
3. Kombinasi Pembebanan
Berdasarkan beban-beban total yang bekerja maka struktur bangunan beton harus
memikul kombinasi pembebanan yang ditentukan berdasarkan kombinasi pembebanan
menurut SNI-03-2847-2002 butir 11 mengenai Ketentuan mengenai kekuatan dan
kemampuan layan, yaitu sebagai berikut:
1. Persamaan (4) : U = 1,4 D
1,4 D = 1,4 x D = 1,4 x 3,850 = 5,390 kN/m
2. Persamaan (5) : U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)
1,2 D + 1,6 L = (1,2 x 3,850) + (1,6 x 2,5) = 8,620 kN/m
3. Persamaan (6) : U = 1,2 D + 1,0 L + 1,6 W + 0,5 (A atau R)
1,2 D + 1,0 L = (1,2 x 3,850) + (1,0 x 2,5) = 7,120 kN/m
4. Persamaan (7) : U = 0,9 D ± 1,6 W
0,9 D = (0,9 x 3,850) = 3,465 kN/m
5. Persamaan (8) : U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,0 E
1,2 D + 1,0 L = (1,2 x 3,850) + (1,0 x 2,5) = 7,120 kN/m
TUGAS PERENCANAAN STRUKTUR BETON Semester Genap 2013-2014
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Kelompok : IV
Halaman :
6. Persamaan (9) : U = 0,9 D ± (1,0 E)
0,9 D = (0,9 x 3,850) = 3,465 kN/m
Berdasarkan kombinasi - kombinasi tersebut, maka beban rencana yang bekerja terhadap
pelat diambil yang terbesar dari kombinasi pembebanan di atas, jadi besarnya beban yang
membebani pelat representatif A1 adalah sebesar 8,620 kN/m.
4. Analisa Struktur
.1 Rasio panjang bentang panjang dan bentang pendek (ly/lx)
ly = 7,2 meter
lx = 3,6 meter
kondisi tumpuan pada struktur pelat ini terjepit penuh, maka:
=
= 2
.2 Perhitungan Momen Perlu
Berdasarkan Tabel Pelat yang termuat di dalam Peraturan Beton Indonesia Tahun 1971,
diperoleh :
Clx = 41
Cly = 12
Ctx = 83
Cty = 57
Maka besarnya momen perlu dapat dihitung sebagai berikut:
Mlx = 0,001 x Clx x qu x lx2 = 0,001 x 41 x 8,620 x 3,6
2 = 4,580 kNm
Mly = 0,001 x Cly x qu x lx2 = 0,001 x 12 x 8,620 x 3,6
2 = 1,340 kNm
Mtx = 0,001 x Ctx x qu x lx2 = 0,001 x 83 x 8,620 x 3,6
2 = 9,272 kNm
Mty = 0,001 x Cty x qu x lx2 = 0,001 x 57 x 8,620 x 3,6
2 = 6,368 kNm
.3 Perhitungan Tulangan
1. Penulangan Pada Arah Bentang lx
1.1 Tulangan Lapangan
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh momen lapangan yang bekerja searah
sumbu x yaitu sebesar 4,580 kNm, dan diambil tebal selimut beton yaitu 20 mm.
ds = tebal selimut beton +
diamater tulangan = 20 +
= 25 mm
d = tebal pelat – ds = 120 – 25 = 95 mm
Ø = 0,8
TUGAS PERENCANAAN STRUKTUR BETON Semester Genap 2013-2014
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Kelompok : IV
Halaman :
a. Faktor Momen Pikul
Kmaks = 8,968 MPa ( diperoleh dari Tabel Faktor Momen Pikul Maksimal,
karena fc` = 30 MPa dan fy = 240 MPa, maka nilai Kmaks adalah sebesar
8,968 MPa).
K =
=
= 0,634 MPa
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat diketahui bahwa nilai K<Kmaks,
sehingga ukuran pelat dapat dipakai dalam perencanaan struktur ini.
b. Tinggi blok tegangan
a = ( √
) x d = ( √
) x 95 = 2,394 mm
c. Perhitungan Luas Tulangan
As
As =
=
= 254,318 mm
2
As,u [SNI 03-2847-2002 Pasal 12.5]
fc'<31,36 Mpa, jadi As,u ≥
x b x d =
x 1000 x 95 = 554,167 mm
2
As,u ≥ √
x b x d =
√
x 1000 x 95
= 542,017 mm2
Untuk besarnya nilai As,u diambil yang terbesar diantara kedua nilai
diatas, sehingga diperoleh As,u = 554,167 mm2.
d. Perhitungan Jarak Tulangan
s =
=
= 141,726 mm
s = 2 x h = 2 x 120 = 240 mm
berdasarkan perhitungan diatas maka untuk jarak tulangan diambil jarak yang
terkecil sehingga jarak tulangan yang dipakai yaitu sebesar 141,726 mm
sehingga dipakai jarak yang lebih kecil dari 141,726 mm dan dipilih jarak
sebesar 120 mm.
e. Perhitungan Luas Tulangan Berdasarkan Jarak Tulangan yang dipakai
As =
=
= 654,498 mm
2
TUGAS PERENCANAAN STRUKTUR BETON Semester Genap 2013-2014
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Kelompok : IV
Halaman :
Diperoleh Luas Tulangan 654,498 mm2 > 554,167
2 mm, jadi untuk
perencanaan pelat ini dapat dipakai tulangan pokok:
As = ϕ10 – 120 = 654,498 mm2
1.2 Tulangan Tumpuan
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh momen tumpuan yang bekerja searah
sumbu x yaitu sebesar 9,272 kNm, dan diambil tebal selimut beton yaitu 20 mm.
ds = tebal selimut beton +
diamater tulangan = 20 +
= 25 mm
d = tebal pelat – ds = 120 – 25 = 95 mm
Ø = 0,8
a. Faktor Momen Pikul
Kmaks = 8,968 MPa ( diperoleh dari Tabel Faktor Momen Pikul Maksimal,
karena fc` = 30 MPa dan fy = 240 MPa, maka nilai Kmaks adalah sebesar
8,968 MPa).
K =
=
= 1,284 MPa
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat diketahui bahwa nilai K<Kmaks,
sehingga ukuran pelat dapat dipakai dalam perencanaan struktur ini.
b. Tinggi blok tegangan
a = ( √
) x d = ( √
) x 95 = 4,912 mm
c. Perhitungan Luas Tulangan
2. As
As =
=
= 521,843 mm
2
3. As,u [SNI 03-2847-2002 Pasal 12.5]
fc'<31,36 Mpa, jadi As,u ≥
x b x d =
x 1000 x 95 = 554,167 mm
2
As,u ≥ √
x b x d =
√
x 1000 x 95
= 542,017 mm2
Untuk besarnya nilai As,u diambil yang terbesar diantara kedua nilai
diatas, sehingga diperoleh As,u = 554,167 mm2.
d. Perhitungan Jarak Tulangan
TUGAS PERENCANAAN STRUKTUR BETON Semester Genap 2013-2014
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Kelompok : IV
Halaman :
s =
=
= 141,726 mm
s = 2 x h = 2 x 120 = 240 mm
berdasarkan perhitungan diatas maka untuk jarak tulangan diambil jarak yang
terkecil sehingga jarak tulangan yang dipakai yaitu sebesar 141,726 mm
sehingga dipakai jarak yang lebih kecil dari 141,726 mm dan dipilih jarak
sebesar 120 mm (disamakan dengan tulangan lapangan).
e. Perhitungan Luas Tulangan Berdasarkan Jarak Tulangan yang dipakai
As =
=
= 654,498 mm
2
Diperoleh Luas Tulangan 654,498 mm2 > 554,167
2 mm, jadi untuk
perencanaan pelat ini dapat dipakai tulangan pokok:
As = ϕ 10 – 120 = 654,498 mm2
f. Perhitungan Tulangan Bagi
1. Asb
Asb = 20 x As,u = 20 x 554,167 = 110,833 mm2
fy ≤ 300 Mpa, jadi Asb = 0,0020 x b x h
= 0,0020 x 1000 x 120
= 240 mm2
Berdasarkan perhitungan diatas maka dipakai nilai Asb yang paling
besara dari perhitungan diatas sehingga digunakan nilai Asb sebesar 240
mm2.
2. Perhitungan Jarak Tulangan
s =
=
= 117,810 mm
s = 5 x h = 5 x 120 = 600 mm
s = 450 mm
berdasarkan perhitungan diatas maka untuk jarak tulangan diambil jarak
yang terkecil sehingga jarak tulangan yang dipakai yaitu sebesar 117,810
mm sehingga dipakai jarak yang lebih kecil dari 117,810 mm dan dipilih
jarak sebesar 100 mm.
TUGAS PERENCANAAN STRUKTUR BETON Semester Genap 2013-2014
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Kelompok : IV
Halaman :
g. Perhitungan Luas Tulangan Berdasarkan Jarak Tulangan yang dipakai
As =
=
= 282,743 mm
2
Diperoleh Luas Tulangan 282,743 mm2
> 240 mm2, jadi untuk
perencanaan pelat ini dapat dipakai tulangan pokok:
As = ϕ 6 – 100 = 282,743 mm2
2. Penulangan Pada Arah Bentang ly
2.1 Tulangan Lapangan
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh momen lapangan yang bekerja searah
sumbu y yaitu sebesar 1,340 kNm, dan diambil tebal selimut beton yaitu 20 mm.
ds = tebal selimut beton + diameter tulangan +
diamater tulangan
= 20 + 10 +
= 35 mm
d = tebal pelat – ds = 120 – 35 = 85 mm
a. Faktor Momen Pikul
Kmaks = 8,968 MPa ( diperoleh dari Tabel Faktor Momen Pikul Maksimal,
karena fc` = 30 MPa dan fy = 240 Mpa, maka nilai Kmaks adalah sebesar
8,968 MPa).
K =
=
= 0,232 MPa
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat diketahui bahwa nilai K<Kmaks,
sehingga ukuran pelat dapat dipakai dalam perencanaan struktur ini.
b. Tinggi blok tegangan
a = ( √
) x d = ( √
) x 85 = 0,777 mm
c. Perhitungan Luas Tulangan
1. As
As =
=
= 82,521 mm
2
2. As,u [SNI 03-2847-2002 Pasal 12.5]
fc'<31,36 Mpa, jadi As,u ≥
x b x d =
x 1000 x 85 = 495,833 mm
2
TUGAS PERENCANAAN STRUKTUR BETON Semester Genap 2013-2014
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Kelompok : IV
Halaman :
As,u ≥ √
x b x d =
√
x 1000 x 85
= 484,962 mm2
Untuk besarnya nilai As,u diambil yang terbesar diantara kedua nilai
diatas, sehingga diperoleh As,u = 495,833 mm2.
d. Perhitungan Jarak Tulangan
s =
=
= 158,400 mm
s = 2 x h = 2 x 120 = 240 mm
berdasarkan perhitungan diatas maka untuk jarak tulangan diambil jarak yang
terkecil sehingga jarak tulangan yang dipakai yaitu sebesar 158,400 mm
sehingga dipakai jarak yang lebih kecil dari 158,400 mm dan dipilih jarak
sebesar 140 mm.
e. Perhitungan Luas Tulangan Berdasarkan Jarak Tulangan yang dipakai
As =
=
= 560,999 mm
2
Diperoleh Luas Tulangan 560,999 mm2 > 495,833 mm
2, jadi untuk
perencanaan pelat ini dapat dipakai tulangan pokok:
As = ϕ 10 – 140 = 560,999 mm2
2.2 Tulangan Tumpuan
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh momen tumpuan yang bekerja searah
sumbu x yaitu sebesar 6,368 kNm, dan diambil tebal selimut beton yaitu 20 mm.
ds = tebal selimut beton + diameter tulangan +
diamater tulangan
= 20 +10 +
= 35 mm
d = tebal pelat – ds = 120 – 35 = 85 mm
Ø = 0,8
a. Faktor Momen Pikul
Kmaks = 8,968 MPa ( diperoleh dari Tabel Faktor Momen Pikul Maksimal,
karena fc` = 30 MPa dan fy = 240 MPa, maka nilai Kmaks adalah sebesar
8,968 MPa).
K =
=
= 1,102 MPa
TUGAS PERENCANAAN STRUKTUR BETON Semester Genap 2013-2014
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Kelompok : IV
Halaman :
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat diketahui bahwa nilai K<Kmaks,
sehingga ukuran pelat dapat dipakai dalam perencanaan struktur ini.
b. Tinggi blok tegangan
a = ( √
) x d = ( √
) x 85 = 3,755 mm
c. Perhitungan Luas Tulangan
1. As
As =
=
= 398,995 mm
2
2. As,u [SNI 03-2847-2002 Pasal 12.5]
fc'<31,36 Mpa, jadi As,u ≥
x b x d =
x 1000 x 85 = 495,833 mm
2
As,u ≥ √
x b x d =
√
x 1000 x 85
= 484,962 mm2
Untuk besarnya nilai As,u diambil yang terbesar diantara kedua nilai
diatas, sehingga diperoleh As,u = 495,833 mm2.
d. Perhitungan Jarak Tulangan
s =
=
= 158,400 mm
s = 2 x h = 2 x 120 = 240 mm
berdasarkan perhitungan diatas maka untuk jarak tulangan diambil jarak yang
terkecil sehingga jarak tulangan yang dipakai yaitu sebesar 158,400 mm
sehingga dipakai jarak yang lebih kecil dari 158,400 mm dan dipilih jarak
sebesar 140 mm (disamakan dengan tulangan lapangan).
e. Perhitungan Luas Tulangan Berdasarkan Jarak Tulangan yang dipakai
As =
=
= 560,999 mm
2
Diperoleh Luas Tulangan 560,999 mm2 > 495,833 mm
2, jadi untuk
perencanaan pelat ini dapat dipakai tulangan pokok:
As = ϕ 10 – 140 = 560,999 mm2
TUGAS PERENCANAAN STRUKTUR BETON Semester Genap 2013-2014
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Kelompok : IV
Halaman :
f. Perhitungan Tulangan Bagi
1. Asb
Asb = 20 x As,u = 20 x 495,833 = 99,167 mm2
fy ≤ 300 Mpa, jadi Asb = 0,0020 x b x h
= 0,0020 x 1000 x 120
= 240 mm2
Berdasarkan perhitungan diatas maka dipakai nilai Asb yang paling
besara diantara syarat – syarat diatas sehingga digunakan nilai Asb
sebesar 240 mm2.
2. Perhitungan Jarak Tulangan
s =
=
= 117,810 mm
s = 5 x h = 5 x 120 = 600 mm
s = 450 mm
berdasarkan perhitungan diatas maka untuk jarak tulangan diambil jarak
yang terkecil sehingga jarak tulangan yang dipakai yaitu sebesar 117,810
mm sehingga dipakai jarak yang lebih kecil dari 117,810 mm dan dipilih
jarak sebesar 100 mm.
3. Perhitungan Luas Tulangan Berdasarkan Jarak Tulangan yang dipakai
As =
=
= 282,743 mm
2
Diperoleh Luas Tulangan 282,743 mm2
> 240 mm2, jadi untuk
perencanaan pelat ini dapat dipakai tulangan pokok:
As = ϕ 6 – 100 = 282,743 mm2
TUGAS PERENCANAAN STRUKTUR BETON Semester Genap 2013-2014
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Kelompok : IV
Halaman :
5. Analisa Terhadap Limit State
5.1Terhadap Rasio Tulangan
1) Tulangan pada arah bentang Lx
Syarat: ρmin ≤ ρ ≤ ρmaks
Maka
ρ =
=
= 0.0069
ρmin = 1,4/fy → jika fc’ ≤ 31.36 MPa atau
ρmin = √fc’/4fy → jika fc’ > 31.36 MPa
Karena fc’ = 30 MPa, maka
ρmin = 1,4/fy = 1,4/240 = 0.0058
ρmaks = 0.75 ρb = (382,5.β1.fc’)/(600+fy)fy = 0.0462
Maka ρmin ≤ ρ ≤ ρmaks → 0.0058 ≤ 0.0069 ≤ 0.0462 (OK)
2) Tulangan pada arah bentang Ly
Syarat: ρmin ≤ ρ ≤ ρmaks
Maka
ρ =
=
= 0.0066
ρmin = 1,4/fy → jika fc’ ≤ 31.36 MPa atau
ρmin = √fc’/4fy → jika fc’ > 31.36 MPa
Karena fc’ = 30 MPa, maka
ρmin =1,4/fy = 1,4/240 = 0.0058
ρmaks = 0.75 ρb = (382,5.β1.fc’)/(600+fy)fy = 0.048
Maka ρmin ≤ ρ ≤ ρmaks → 0.0055 ≤ 0.0066 ≤ 0.048 (OK)
5.2 Terhadap Momen
1) Tulangan pada arah bentang Lx
Syarat: Mr ≥ Mu
Maka
Mr = Ø.Mn
Mn = As.fy.(d-a/2)
Dengan a = (As.fy)/(0,85.fc’.b)
= (654,498 (240))/((0.85) (30) (1000))
= 6,159 mm
TUGAS PERENCANAAN STRUKTUR BETON Semester Genap 2013-2014
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Kelompok : IV
Halaman :
Maka
Mn = (654,498) (240) (95-(6,159/2)) = 14,438 kNm
Maka
Dengan Ø = 0.8, diperoleh
Mr = 0.8 (14,438) = 11,550 kNm
Dengan nilai Mu = 9,272 kNm, maka
Mr ≥ Mu → 11,550 kNm ≥ 9,272 kNm (OK)
2) Tulangan pada arah bentang Ly
Syarat: Mr ≥ Mu
Maka
Mr = Ø.Mn
Mn = As.fy.(d-a/2)
Dengan a = (As.fy)/(0,85.fc’.b)
= (560,999 (240))/((0.85) (30) (1000))
= 5,279 mm
Maka
Mn = (560,999) (240) (85-(5,279/2)) = 11,088 kNm
Maka
Dengan Ø= 0.8, diperoleh
Mr = 0.8 (11,088) = 8,870 kNm
Dengan nilai Mu = 6,368 kNm, maka
Mr ≥ Mu → 8,870 kNm ≥ 6,368 kNm (OK)
TUGAS PERENCANAAN STRUKTUR BETON Semester Genap 2013-2014
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Kelompok : IV
Halaman :
6. Hasil Desain
Perencanaan Pelat untuk Gedung Kuliah FKIP di Kampus UNDANA menghasilkan
konfigurasi pelat sebagai berikut:
1) Arah bentang Lx
Tulangan lapangan
Tulangan pokok → ϕ 10 – 120 = 654,498 mm2
Tulangan tumpuan
tulangan pokok → ϕ 10 – 120 = 654,498 mm2
tulangan bagi → ϕ 6 – 100 = 282,743 mm2
2) Arah bentang Ly
Tulangan lapangan
tulangan pokok → = ϕ 10 – 140 = 560,999 mm2
Tulangan tumpuan
tulangan pokok → ϕ 10 – 140 = 560,999 mm2
tulangan bagi → ϕ 6 – 100 = 282,743 mm2
Selanjutnya hasil desain ini akan di dokumentasikan ke dalam gambar, dimana
ketentuan-ketentuan dalam penggambaran ini telah di atur oleh SNI-03-2847-2002, yaitu tata
cara pembengkokan dan pemutusan yang di atur dalam Pasal 9.1, penentuan panjang
penyaluran tulangan untuk tulangan bagi yang di atur dalam Pasal 14.2, penentuan daerah
tumpuan yang di atur dalam Pasal 15.2, maka untuk masing-masing syarat berlaku:
1) Pembengkokan
Untuk tulangan bagi akan di bengkokkan dengan sudut 900, maka berlaku
Pasal 9.1.3 (a) dengan panjang :
6db = 6(10) = 60 mm
Untuk tulangan pokok akan dibengkokkan pada ujung tumpuan dengan
bengkokan yang bersudut 450, maka berlaku Pasal 9.1.3 (c) dengan panjang:
6db = 6(10) = 60 mm
2) Penentuan panjang penyaluran
Tulangan tumpuan yang menjorok ke daerah lapangan ada yang diputus, sehingga
dihitung panjang penyaluran tulangan tarik λd. Selain itu, karena digunakan tulangan
pokok D10 (< D19), maka dipakai rumus λd dari pasal 14.2, table 11 pada SNI-03-2847-
2002, yaitu
TUGAS PERENCANAAN STRUKTUR BETON Semester Genap 2013-2014
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Kelompok : IV
Halaman :
λd =
√
dengan :
α = 1,0 (jarak bersih tulangan atas dan bawah < 300 mm)
β = 1,0 (tulangan tidak dilapisi epoksi)
λ = 1,0 (beton normal)
λd =
√
3) Penentuan daerah tumpuan
Daerah tumpuan pada pelat telah diatur dalam SNI-03-2847-2002 Pasal 15.2.1 yaitu
Daerah tumpuan = 0.25 Lx = 0.25 (3600) = 900 mm
TUGAS PERENCANAAN STRUKTUR BETON Semester Genap 2013-2014
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Kelompok : IV
Halaman :
Gambar 3.1. Skema Penulangan Pelat Representatif A1 3.60m
7.2
6m
0.9
0m
0.9
0m
0.3
2m
7.2
0m
D1
0-1
40
D1
0-1
20
D6
-60
D6
-60
D1
0-1
40
D1
0-1
40
D6
-60
D6
-60
D1
0-2
80
D1
0-2
80
D6-60
D6-60
0.3
2m