PERBEDAAN SIKAP ILMIAH SISWA ANTARA YANG
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
TERBIMBING DENGAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA
KONSEP FUNGI
(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 32 Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Nurhasanah
NIM. 1111016100040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAIIAN
Skripsi berjudul Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa'antara yang Menggunakan
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigatioz (Gf) pada
Konsep X'ungi disusun oleh Nurhasanah, NIM. 1111016100040, diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Iakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah pada tanggal9 Juni 2016
di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl
(S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.
Jakarta 9 Juni 2016
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal TandaTangan
Ketua Panitia (Ketua Program Studi)
Dr. Yanti Herlanti. M.Pd
NrP. 19710119 200801 2 010
Penguji I
Ir. Mahmud, M. Siresar. M,Si
NrP. 19s40310 198803 1 001
Penguji IINenssih Juanengsih. M.Pd
I\IIP. 19790510 200604 2 001
90 -Q'1,olb
At ^? <a.a
t\ _? -/At6,/lr4yy-
iv
ABSTRAK
Nurhasanah, 1111016100040, Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa antara yang
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group
Investigation (GI) pada Konsep Fungi, Skripsi, Program Studi Pendidikan
Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sikap ilmiah siswa
antara penggunaan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group
Investigation pada konsep Fungi. Penelitian ini dilakukan di SMAN 32 Jakarta Tahun
Pelajaran 2015/1016 dengan metode kuasi eksperimen. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Sampel penelitian ini
adalah siswa kelas X MIA 2 berjumlah 34 orang sebagai kelas eksperimen I (kelas
yang menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing) dan siswa kelas X MIA 3
berjumlah 35 orang sebagai kelas eksperimen II (kelas yang menggunakan
pembelajaran group investigation). Instrumen penelitian berupa angket, lembar
observasi, dan penilaian teman sejawat. Analisis data kedua kelompok menggunakan
uji-t pada taraf signifikan 0,05, diperoleh thitung lebih kecil dari ttabel yaitu 0,999 <
1,996. Hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah siswa antara
penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan group investigation pada
konsep fungi.
Kata Kunci: Sikap Ilmiah, Inkuiri Terbimbing, Group Investigation
v
ABSTRACT
Nurhasanah, 1111016100040, The Differences of Scientific Attitude Between
Students Using Guided Inquiry Model and Group Investigation Model on The
Concept of Fungi, BA Thesis, Biology Education Study Program, Department of
Natural Science Education, Faculty of Tarbiya and Teacher Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic Unversity Jakarta.
The aim of this research study is determine the differences of student's
scientific attitude between using guided inquiry model and group investigation model.
This research was conducted at SMAN 32 Jakarta academic year 2015/2016 with a
quasi experimental method. Sampling in this study was simple random sampling
technique. The sample were class X MIA 2 with 34 student as the first experimental
class (class using guided inquiry model) and X MIA 3 with 35 student as the second
experimental class (class using group investigation model). The Research
Instruments form of questionnaires, observation sheets , and peer assessment friend.
Data analysis the two group was t test at the 0.05 level of signification, the result is
tcount < ttable or 0.999 < 1.996. This suggest that there were no differences of student's
scientific attitude between using guided inquiry model and group investigation model
on the concept of fungi.
Keyword: scientific attitude, guided inquiry, group investigation
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya
dengan ridho-Nya yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi
dengan judul Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa antara yang Menggunakan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigation (GI) pada
Konsep Fungi.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd., Dosen pembimbing I dan Meiry Fadilah Noor, M.Si.,
Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Dr. Zulfiani, M.Pd., Dosen pembimbing akademik pendidikan biologi A 2011
yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.
6. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan bantuan untuk
menyelesaikan penelitian ini.
7. Ibu Dra. Sri Rahmina Utami, Kons., Kepala Sekolah SMA Negeri 32 Jakarta
yang telah memberi izin untuk melaksanakan penelitian ini dan Ibu Dwi
vii
Suwartini S.Pd., guru bidang studi Biologi Kelas X SMA Negeri 32 Jakarta yang
telah memberikan bimbingan dan arahan.
8. Siswa kelas X MIA 2 dan X MIA 3 SMAN 32 Jakarta yang telah membantu
terlaksananya penelitian ini.
9. Kedua orang tua tercinta, Buyah (Yunus Hasan) dan Mimi (Nahlah, S.Pd) serta
abang (Nurmansyah) yang selalu mendoakan serta memberikan motivasi kepada
penulis.
10. Suamiku tercinta, Dian Heryanto, S.Kom., yang selalu memberikan dukungan
moril maupun materil, do'a, dan motivasi bagi penulis.
11. Kawan-kawanku Amazing nenek, Rika Herlianisa Fitri, Qorina Oktaviani, Tri
Dewi Putri, Isti Anggraini, Achla Ilfana, dan Andini Puji Lestari yang selalu
memberikan semangat dan bantuan dari awal semester sampai penelitian.
12. Seluruh kawan-kawan Pendidikan Biologi 2011 yang tidak dapat disebutkan satu
persatu. Terima kasih selalu memberikan semangat dan bantuan dalam
menyelesaikan penelitian ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara langsung
maupun tidak langsung, penulis mengucapkan terima kasih.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umunya dan penulis
khususnya
Jakarta, Mei 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..........................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ....................................................................iii
ABSTRAK .................................................................................................................iv
ABSTRACT ................................................................................................................v
KATA PENGANTAR ...............................................................................................vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................5
C. Pembatasan Masalah......................................................................................5
D. Rumusan Masalah .........................................................................................6
E. Tujuan dan Mnfaat Penelitian ........................................................................6
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis ...............................................................................................8
1. Model Pembelajaran Inkuiri .....................................................................8
2. Pembelajaran Kooperatif ..........................................................................17
3. Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation ..............................21
4. Sikap Ilmiah ..............................................................................................26
5. Tinjauan Konsep Fungi .............................................................................29
B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................................31
C. Kerangka Berpikir .........................................................................................33
ix
D. Hipotesis Penelitian .......................................................................................34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................35
B. Metode dan Desain Penelitian .......................................................................35
C. Populasi dan Sampel Penelitian .....................................................................36
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................37
E. Instrumen Penelitian ......................................................................................37
F. Kontrol terhadap Validitas Internal................................................................41
G. Teknik Analisis Data .....................................................................................43
H. Hipotesis Statistik ..........................................................................................47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian..............................................................................................48
1. Data Sikap Ilmiah Berdasarkan Angket, Lembar Observasi, dan Penilaian
Teman Sejawat Kelompok Eksperimen I dan II ......................................48
2. Data Hasil Lembar Observasi Sikap Ilmiah Siswa Kelompok Eksperimen
I dan II ......................................................................................................50
B. Analisis Data .................................................................................................54
1. Uji Normalitas ...........................................................................................54
2. Uji Homogenitas .......................................................................................55
3. Uji Hipotesis .............................................................................................56
C. Pembahasan Hasil Penelitian .........................................................................56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................63
B. Saran ..............................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................65
LAMPIRAN ...............................................................................................................71
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Inkuiri ................................................................. 12
Tabel 2.2 Fase Pembelajaran Koperatif ................................................................... 21
Tabel 2.3 Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah ........................................................ 28
Tabel 2.4 KI dan KD Konsep Fungi ........................................................................ 29
Tabel 3.1 Desain Penelitian...................................................................................... 36
Tebel 3.2 Kisi-kisi Angket Sikap Ilmiah.................................................................. 38
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Sikap Ilmiah Peserta Didik ......................... 39
Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian Teman Sejawat Sikap Ilmiah Peserta Didik .............. 40
Tabel 3.5 Skor Item Skala Likert ............................................................................. 44
Tabel 4.1 Data Sikap Ilmiah Berdasarkan Angket, Lembar Observasi, dan Penilaian
Teman Sejawat Kelompok Eksperimen I dan II ...................................... 48
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Sikap Ilmiah Siswa .................................................... 49
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Hasil Angket Sikap Ilmiah Siswa Kelompok
Eksperimen I dan II ................................................................................ 54
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Hasil Angket Sikap Ilmiah Siswa Kelompok
Eksperimen I dan II ................................................................................ 55
Tabel 4.5 Uji Hipotesis Hasil Analisis Angket Sikap Ilmiah Siswa ......................... 56
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Persentase Analisis Lembar Observasi Sikap Ilmiah Siswa ... 50
Gambar 4.2 Diagram Persentase Aspek Sikap Ilmiah Siswa Berdasarkan Angket,
Lembar Observasi, dan Penilaian Teman Sejawat Kelompok Eksperimen
I dan II .................................................................................................... 52
Gambar 4.3 Diagram Persentase Rata-rata Sikap Ilmiah Siswa Berdasarkan Angket,
Lembar Observasi, dan Penilaian Teman Sejawat ................................. 53
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen I.......... 71
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen II…...128
Lampiran 3. LKS Kelas Eksperimen I ................................................................... .180
Lampiran 4. LKS Kelas Eksperimen II .................................................................. 205
Lampiran 5. Kisi-kisi Angket Sikap Ilmiah ........................................................... 226
Lampiran 6. Instrumen Angket Sikap Ilmiah ......................................................... 227
Lampiran 7. Instrumen Lembar Observasi Sikap Ilmiah ....................................... 230
Lampiran 8. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Sikap Ilmiah ............................ 231
Lampiran 9. Instrumen Penilaian Teman Sejawat ................................................. 234
Lampiran 10. Validitas Angket Sikap Ilmiah ........................................................ 236
Lampiran 11. Reliabilitas Angket Sikap Ilmiah ...................................................... 237
Lampiran 12. Data Hasil Angket Sikap Ilmiah ....................................................... 238
Lampiran 13. Data Hasil Lembar Observasi Sikap Ilmiah ..................................... 242
Lampiran 14. Data Hasil Penilaian Teman Sejawat................................................ 244
Lampiran 15. Uji Normalitas Angket Sikap Ilmiah ................................................ 246
Lampiran 16. Uji Homogenitas Angket Sikap Ilmiah ........................................... 255
Lampiran 17. Uji Hipotesis Angket Sikap Ilmiah ................................................... 256
Lampiran 18. Lembar Wawancara Guru ................................................................. 258
Lampiran 19. Lembar Wawancara Siswa ............................................................... 259
Lampiran 20. Hasil Rekapitulasi Sikap Ilmiah ....................................................... 260
Lampiran 21. Nilai Lembar Kerja Siswa (LKS) ..................................................... 262
Lampiran 22. Foto Penelitian .................................................................................. 264
xiii
Lampiran 23. Lembar Uji Referensi ....................................................................... 255
Lampiran 24. Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................... 264
Lampiran 25. Surat Keterangan Penelitian ............................................................. 265
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini telah diterapkan kurikulum baru sebagai inovasi untuk memajukan
pendidikan nasional yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menghasilkan insan
Indonesia yang produktif, kreatif, dan afektif diintegrasikan pada sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Pengembangan kurikulum dengan intergrasi tersebut dipusatkan
pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik yang didemonstrasikan
peserta didik sebagai bentuk pemahaman konsep yang dipelajari secara kontekstual.1
Pembelajaran yang berkualitas dirancang guru dalam bentuk pemecahan
masalah yang berkaitan dengan kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik.
Dengan suatu permasalahan melatih peserta didik untuk belajar mandiri dalam
memecahkan masalah sehingga pembelajaran teacher oriented mengubah ke arah
student oriented.2 Proses pembelajaran ini dilaksanakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, dan menantang agar peserta didik berpartisipasi secara aktif.
Keaktifan peserta didik untuk meningkatkan kualitas diri peserta didik dalam proses
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan undang-undang No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:3
"Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara".
1
E. Mulyasa, Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015), h. 65
2 Budi Darmo, Pengaruh Problem Base Learning (PBL) dan Sikap Ilmiah terhadap Hasil
Belajar Fisika Peserta didik SMA, Prosiding Pascasarjana Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta, 2014. h. 239
3 Undang-undang Republik Indonesia, tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2003)
2
Kualitas diri peserta didik memberikan suatu karakter, karakter tersebut dapat
dimunculkan dengan sikap ilmiah. Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap atau
nilai-nilai yang muncul dari dalam diri yang mendorong seseorang untuk bertingkah
laku terhadap suatu objek yang dilakukan secara sistematis melalui langkah-langkah
ilmiah. Sikap-sikap tersebut sangat berpengaruh terhadap meningkatnya pencapaian
siswa dalam bidang IPA.4 Sikap ilmiah sangat bermakna dalam interaksi sosial, ilmu
pengetahuan, dan teknologi. Apabila sikap ilmiah telah terbentuk dalam diri peserta
didik maka akan terwujudlah suri tauladan yang baik bagi peserta didik, baik dalam
melakukan penyelidikan atau berinteraksi dengan masyarakat. Aspek-aspek sikap
ilmiah ini meliputi rasa ingin tahu, jujur, objektif, terbuka, kritis, dan dapat bekerja
sama dengan orang lain. Seseorang yang memiliki sikap ilmiah yang tinggi
dimungkinkan seseorang tersebut memiliki keinginan yang kuat untuk menggali
informasi yang lebih dalam mengenai suatu hal, dengan begitu pengetahuan
seseorang juga akan bertambah.5
Sikap ilmiah peserta didik dapat dikembangkan dengan teknik pembelajaran
yang mendorong peserta didik menggali pengetahuannya secara aktif dan mandiri.
Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu menggunakan pembelajaran berdasarkan
pendekatan konstruktivisme. Pendekatan konstruktivisme menyatakan bahwa
pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama
dari belajar bermakna.6 Model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group
investigation merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan peserta
didik pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi serta dapat
menumbuhkan sikap ilmiah.
4
I M. Widya Astawa, W. Sadia, dan W. Suastra, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Proyek terhadap Sikap Ilmiah dan Konsep Diri Siswa SMP, e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan IPA, Vol. 5, 2015. h. 3
5 Wahyuning Lestari, dkk. Pembelajaran Kimia Melalui Pendekatan Contektual Teaching and
Learning (CTL) dengan Metode Praktikum yang Dilengkapi dengan Lembar Kerja Peserta didik
(LKS) dan Diagram Vee Ditinjau dari Sikap Ilmiah Peserta didik, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1,
2012, h. 108-109
6 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 75.
3
Prinsip strategi pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan stimulasi berupa
pertanyaan-pertanyaan bersifat membimbing untuk memancing keingintahuan peserta
didik sebelum mempelajari suatu subjek serta menyiapkan peserta didik untuk
berpikir kritis dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan mendiskusikannya
secara kelompok, sehingga peserta didik tidak hanya mampu mendapatkan suatu
konsep dengan membangun pengetahuannya sendiri tetapi juga berinteraksi dengan
guru maupun dengan peserta didik lain melalui kerja kelompok. Seluruh aktivitas
yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban
sendiri dari suatu yang dipertanyakan, sehingga dapat menumbuhkan sikap ilmiah
dan meningkatkan hasil belajar peserta didik.7
Selain dengan belajar secara inkuiri terbimbing, pembelajaran dengan Group
Investigation dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami
sendiri aktivitas dan pengalaman dalam belajar sains secara nyata. Peserta didik dapat
memperoleh informasi dengan mengkonstruksi sendiri dari data-data yang
didapatkan. Selain itu, dalam pembelajaran Group Investigation peserta didik
melakukan penyelidikan seperti ilmuwan. Peserta didik melakukan penyelidikan
seperti ilmuan dengan memilih topik sebelumnya, dan memperoleh kesimpulan dari
penyelidikan tersebut, hasil yang didapat dari peserta didik dikritisi dan dievaluasi.
Dengan aktivitas penyelidikan sains secara nyata melatih peserta didik tekun,
bersikap ingin tahu dalam mencari informasi serta jujur dalam mengolah data dan
terbuka dalam menerima pendapat orang lain agar mendapatkan informasi sevalid
mungkin.8
Model pembelajaran inquiry dan group investigation menekankan pada
belajar konstruktivisme dan memiliki kesamaan dalam kegiatan pembelajaran bersifat
7 Mariani Natalina, Yustini Yusuf dan Ermadianti, Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Peserta didik Kelas VIII SMP
Negeri 14 Pekanbaru Tahun Ajaran 2012/2013, Jurnal Biogenesis, Vol. 9, 2013, h.30 8 Istikomah, Hendratto, dan Bambang. Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation
untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Peserta Didik, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Vol. 6, 2010, h.
42
4
student centered, serta peserta didik bekerja secara kooperatif dalam sebuah
kelompok (group). Peserta didik menemukan sendiri informasi dan bekerja
memecahkan masalah. Walaupun ada kesamaan, namun secara spesifik kedua
pembelajaran tersebut memiliki perbedaan dalam tingkat kemandiriannya. Pada
pembelajaran inquiry, guru hanya terlibat dalam mengajukan permasalahan, peserta
didik menentukan proses dan penyelesaian masalah. Pada pembelajaran group
investigation, guru hanya memaparkan permasalahan utama, peserta didik hanya
memilih topik, menentukan proses dan penyelasaian, dan mempresentasikan hasil.
Perbedaan tingkat kemandirian peserta didik dalam proses belajar ini dimungkinkan
akan mempengaruhi sikap ilmiah yang dihasilkannya.
Proses pembelajaran yang telah dilakukan di salah satu Sekolah Menengah
Atas Negeri (SMAN) wilayah Jakarta Selatan (SMAN 32 Jakarta Selatan) telah
melibatkan peserta didik secara aktif. Hasil wawancara di sekolah tersebut
menunjukkan pembelajaran dilaksanakan dengan metode diskusi dan praktikum.
Diskusi yang dilakukan untuk melibatkan peserta didik secara aktif adalah dengan
presentasi. Metode diskusi dan praktikum yang sering digunakan adalah model
discovery.9 Namun, penilaian yang dilakukan di SMAN 32 Jakarta Selatan hanya
sekedar pemahaman konsep (kognitif) dan keterampilan (praktik). Padahal kurikulum
yang diterapkan di sekolah tersebut adalah kurikulum 2013 yang menuntut penilaian
secara autentik berupa sikap, pengetahuan, dan keterampilan.10
Dari uraian tersebut
menjelaskan bahwa dimensi sikap merupakan tujuan dari pendidikan nasional yang
terpenting untuk diperhatikan salah satunya adalah sikap ilmiah.
Konsep Fungi ini merupakan konsep yang sangat konkret, yang mana dalam
kompetensi dasarnya menekankan peserta didik untuk mendeskripsikan ciri-ciri,
jenis-jenis jamur, reproduksi jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan dan
kajian literature serta peranannya bagi kehidupan. Tetapi, berdasarkan hasil
9
Lampiran 21
10 Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan RI, 2013), h. 3
5
wawancara kegiatan belajar mengajar di SMAN 32 Jakarta Selatan, konsep Fungi
hanya diajarkan dengan metode presentasi dan diskusi saja untuk mengejar
ketuntasan materi dan mengukur kognitif peserta didik. Sejauh ini belum banyak
penelitian membedakan sikap ilmiah antara penggunaan model pembelajaran inkuiri
terbimbing dengan Group Investigation (GI) yang disertai dengan pembagian
instrumen pada ranah sikap. Berdasarkan hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul "Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa antara yang menggunakan
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigation (GI) pada
Konsep Fungi"
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan masalah-masalah
yang terdapat pada SMAN 32 Jakarta Selatan sebagai berikut:
1. Penilaian setelah proses belajar umumnya lebih kepada penilaian kognitif dan
keterampilan yang meniadakan pengukuran sikap, khususnya sikap ilmiah
2. Konsep Fungi sebagian besar diajarkan dengan cara presentasi dan diskusi
kelompok
3. Proses pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik sebagian besar dilakukan
dengan presentasi dan model discovery.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian yang dilakukan mengarah pada
tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian, peneliti membatasi penelitian sebagai
beriku:
1. Langkah-langkah model pembelajaran Inkuiri terbimbing yang digunakan mengacu
pada teori yang dicetuskan oleh Wina Sanjaya. Sedangkan model pembelajaran
Group Investigation (GI) yang digunakan mengacu pada teori yang dicetuskan
oleh Robert E Slavin.
6
2. Dimensi dan Indikator sikap ilmiah yang digunakan mengacu pada Herson Anwar
yang meliputi aspek rasa ingin tahu, berpikir terbuka dan kerjasama, respek
terhadap data dan fakta, berpikir kritis, ketekunan, dan peka terhadap lingkungan
sekitar.
3. Media pendukung dalam proses pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang dikaitkan dengan langkah-langkah dalam model pembelajaran Inkuiri
Terbimbing dan Group Investigation (GI). Pada LKS Inkuiri Terbimbing dan GI
memuat artikel sebagai sumber informasi siswa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: “Apakah sikap ilmiah peserta didik yang menggunakan model
pembelajaran Inkuiri Terbimbing lebih tinggi dari peserta didik yang menggunakan
model pembelajaran Group Investigation (GI)?”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan sikap ilmiah
peserta didik antara penggunaan model pembelajaran Inkuiri terbimbing dengan
Group Investigation (GI).
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Peneliti, sebagai khasanah pengetahuan dalam mengembangkan pemanfaatan
model pembelajaran Inkuiri terbimbing dengan Group Investigasi (GI) dalam
rangka menumbuhkan sikap ilmiah peserta didik pada konsep Fungi.
b. Dunia pendidikan, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran alternatif yang
7
tepat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga mencapai tujuan
Kegiatan Belajar Mengajar dan Standar Kelulusan yang diharapkan.
8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoretis
Setiap guru dapat menggunakan model pembelajaran yang berbeda, model
pembelajaran yang dipilih tentunya harus sesuai dengan tujuan kelas, dan
karakteristik peserta didik. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation. Dengan
kedua model pembelajaran tersebut diharapkan dapat menumbuhkan sikap ilmiah
peserta didik.
Dalam kajian teoretis ini akan dipaparkan mengenai model pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group
investigation serta sikap ilmiah.
1. Model Pembelajaran Inkuiri
a. Pengertian inkuiri
Kata inkuiri berasal dari bahasa Inggris, Inquiry yang berarti penyelidikan,
pertanyaan, pemeriksaan, permintaan keterangan. Inkuiri sebagai suatu proses umum
yang dilakukan manusia untuk mencari dan memahami informasi. Inkuiri
mempresentasikan sebuah proses yang rutin peneliti dilakukan dalam melakukan
penelitian. Inkuiri sebagai metode bagi para peserta didik untuk mempelajari materi
dan keterampilan dalam ilmu ilmu alam (science). Strategi ini merupakan aplikasi
pembelajaran konstruktivisme yang didasarkan pada observasi dan studi ilmiah.1
Salah satu prinsip utama inkuiri, yaitu peserta didik dapat mengkonstruk
pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam pembelajarannya. Dalam
1 Nuryana Purwaning Rahayu, Pengaruh Strategi Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar
Ditinjau Dari Keterampilan Observasi Siswa Kelas X SMA Negeri Kebakkramat, Jurnal Skripsi pada
Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012, h.2
9
proses belajar mengajar, inkuiri digunakan sebagai metode pengajaran yang
memungkinkan peserta didik berperan dalam suatu penyelidikan (investigasi) yang
dilakukan saat pembelajaran.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri.
Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas peserta didik secara maksimal
untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan peserta didik
sebagai subjek belajar. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik
diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang
dipertanyakan, sehingga dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Ketiga,
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.2
Menurut Hosnan, "pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan,
pembelajaran inkuiri juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa
Yunani, yaitu heuriskein, yang berarti saya menemukan."3 Sedangkan Ridwan
Abdullah Sani menjelaskan bahwa, "pembelajaran berbasis inkuiri adalah
pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam merumuskan pertanyaan yang
mengarahkan untuk melakukan investigasi dalam upaya membangun pengetahuan
dan makna baru."4
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran berbasis inkuiri adalah suatu strategi yang membutuhkan peserta didik
menemukan sesuatu dan mengetahui bagaimana cara memecahkan masalah dalam
suatu penelitian ilmiah. Serta melibatkan peserta didik dalam merumuskan
2
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media,2006), h. 196-197 3 M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2014), h. 341 4 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013,
(Jakarta; PT. Bumi Aksara, 2014), h. 88
10
pertanyaan yang mengarahkan untuk melakukan investigasi dalam upaya membangun
pengetahuan dan makna baru.
b. Fungsi Metode Inkuiri
Inkuiri memiliki beberapa fungsi. Fungsi metode inkuiri, yaitu membangun
komitmen (commitment bulding) peserta didik untuk belajar yang dilakukan dengan
keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas terhadap mencari dan menemukan sesuatu
dalam proses pembelajaran. Membangun sikap aktif, kreatif, dan inofatif dalam
proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Membangun sikap
percaya diri (self confidence) dan terbuka (openess) terhadap hasil temuan.5
c. Macam-macam Inkuiri
Pendekatan inkuiri dapat dibedakan menjadi inkuiri terbimbing (guided
inquiri), inkuiri terbuka (open ended inquiry), inkuiri gabungan, dan inkuiri
terstruktur.6 Inkuiri terbuka dapat didefinisikan sebagai sebuah pendekatan berbasis
student-centered yang dimulai dengan pertanyaan yang diajukan peserta didik
kemudian diikuti oleh perancangan yang dilakukan oleh peserta didik, selanjutnya
mengadakan sebuah investigasi atau eksperimen dan berakhir dengan
mengkomunikasikan hasilnya.
Pada pembelajaran inkuiri terbimbing, guru membantu peserta didik
mengembangkan penyelidikan investigasi di ruang kelas. Biasanya, guru memilih
pertanyaan untuk investigasi. Ketika peserta didik harus mempelajari tentang
fenomena yang lebih kompleks yang tidak dapat diinvestigasi secara langsung di
ruang kelas, guru dapat menyediakan data ilmiah dari berbagai sumber untuk
digunakan dalam investigasi.
5
Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Refika Aditama,
2012), h. 78
6Lisa Martin-Hansen. ”Defining Inquiry” dalam The Science Teacher diambil dari
http://people.uncw.edu/kubaskod/SEC_406_506/Classes/Class_3_Inquiry/DefiningInquiry.pdf diakses
tanggal 18 Maret 2015 pukul 21:03:23, h. 35
11
Inkuiri gabungan merupakan kombinasi dari investigasi inkuiri terbimbing
dengan inkuiri terbuka. Pada pembelajaran inkuiri terstruktur, biasanya hasil
pembelajaran peserta didik dimana peserta didik hanya mengikuti arahan atau
petunjuk dari guru. Terkadang pendekatan ini sesuai untuk digunakan dalam kelas,
namun keterlibatan peserta didik dalam mengerjakan tugas menjadi terbatas karena
harus mengikuti instruksi dari guru.
d. Pengertian Model Pembelajaran Guided Inquiry
Model pembelajaran guided inquiry adalah model pembelajaran inkuiri
dimana guru menyampaikan permasalahan dan prosedur penyelidikan, sedangkan
peserta didik menentukan proses dan menyimpulkan hasil penyelidikan. Qurrota
menjelaskan bahwa "model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah salah satu jenis
inkuiri dimana menyelidiki pertanyaan atau rumusan masalah yang disajikan guru
dengan menggunakan prosedur yang dirancang peserta didik sendiri."7 Model
pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang menekankan
dalam proses penemuan konsep dan mengembangkan cara metode ilmiah serta
menempatkan peserta didik lebih banyak belajar sendiri atau kelompok untuk
memecahkan masalah.8 Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model
yang tepat digunakan karena model pembelajaran ini peserta didik dituntut untuk
aktif dalam pembelajaran baik dengan observasi lingkungan maupun eksperimen.9
Pada pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik.
7 Qurrota A'yun, Novi Ratna Dewi, Sudarmin. Efektivitas Model Think Pair Square (TPS)
Berbasis Inquiry pada Tema Sistem Transportasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan
Sikap Ilmiah Peserta didik, Jurnal Pendidikan IPA, Vol. 4, 2015, h. 974
8 Juli Sukimarwati, Widha Sunarno, Sugiyarto. Pembelajaran Biologi dengan Guided Inquiry
Model Menggunakan LKS Terbimbing dan LKS Bebas Termodifikasi Ditinjau Dari Kreativitas dan
Motivasi Berprestasi Peserta didik. Jurnal BIOEDUKASI, Vol. 6, 2013, h. 4
9 Siska Nugraheni Margiastuti, Parmin, Stephani Diah Pamelasari, Penerapan Model Guided
Inquiry Terhadap Sikap Ilmiah dan Pemahaman Konsep Peserta didik pada Tema Ekosistem, Jurnal
Pendidikan IPA Unnes, Vol. 4, 2015, h. 1042
12
Dari ketiga pendapat yang telah dipaparkan maka inkuiri terbimbing dapat
diartikan sebagai salah satu model pembelajaran berbasis inkuiri yang penyajian
masalah, pertanyaan dan materi atau bahan penunjang ditentukan oleh guru. Masalah
dan pertanyaan ini yang mendorong peserta didik melakukan penyelidikan untuk
menentukan jawaban. Kegiatan peserta didik dalam pembelajaran ini adalah
mengumpulkan data dari masalah yang ditentukan guru, membuat hipotesis,
melakukan penyelidikan, menganalisis hasil, membuat kesimpulan, dan
mengkomunikasikan hasil penyelidikan.
e. Tahapan Pelaksanaan Inkuiri Terbimbing
Trianto mengungkapkan secara ringkas kegiatan guru dan peserta didik
selama proses pembelajaran inkuiri dapat dijabarkan sebagai berikut.10
Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Inkuiri
Fase Perilaku Guru
Menyajikan pertanyaan atau masalah Guru membimbing peserta didik
mengidentifikasi masalah dan masalah
dituliskan di papan tulis. Guru membagi
peserta didik dalam kelompok.
Membuat hipotesis Guru memberikan percobaan kepada
peserta didik untuk memberikan pendapat
dalam bentuk hipotesis. Guru
membimbing peserta didik dalam
menentukan hipotesis yang relevan
dengan permasalahan dan
memproiritaskan hipotesis mana yang
menjadi prioritas penyelidikan.
Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menentukan langkah-
langkah yang sesuai dengan hipotesis
yang akan dilakukan. Guru membimbing
peserta didik menyususn langkah-langkah
percobaan.
10 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), h. 172
13
Fase Perilaku Guru
Melakukan percobaan untuk
memperoleh informasi
Guru membimbing peserta didik
mendapatkan informasi melalui
percobaan
Mengumpulkan dan menganalisis data Guru memberikan kesempatan kepada
setiap kelompok untuk menyampaikan
hasil pengolahan data yang terkumpul
Membuat kesimpulan Guru membimbing peserta didik dalam
membuat kesimpulan
Menurut David M. Hanson dan Richard S. Moog langkah kegiatan inkuiri
terbimbing terdiri dari beberapa tahapan.11
Tahap pertama adalah orientasi, yaitu
menyiapkan peserta didik untuk belajar. Orientasi memberikan motivasi untuk
beraktivitas, menciptakan minat, membangkitkan keingintahuan, dan membuat
hubungan dengan pengetahuan sebelumnya. Pengenalan terhadap tujuan
pembelajaran dan kriteria keberhasilan memfokuskan peserta didik untuk
menghadapi persoalan penting dan menentukan tingkat penguasaan yang diharapkan.
Tahap kedua adalah eksplorasi, pada tahap eksplorasi peserta didik
mempunyai kesempatan untuk mengadakan observasi, mendesain, eksperimen,
mengumpulkan, menguji, dan menganalisis data, menyelidiki hubungan serta
mengemukakan pertanyaan dan menguji hipotesis. Tahap ketiga adalah pembentukan
konsep. Sebagai hasil eksplorasi, konsep ditemukan, dikenalkan, dan dibentuk.
Pemahaman konseptual dikembangkan oleh keterlibatan peserta didik dalam
penemuan, bukan penyampaian informasi melalui naskah atau ceramah.
Tahap keempat adalah aplikasi, aplikasi melibatkan penggunaan pengetahuan
baru dalam latihan, masalah, dan situasi penelitian lain. Latihan memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk membentuk kepercayaan diri pada situasi yang
sederhana dan konteks yang akrab. Pemahaman dan pembelajaran yang sebenarnya
11 Richard S. Moog dan David M. Hanson. Process Oriented Guided Inquiry Learning:
POGIL and the POGIL Project. diambil dari https://journals.iupui.edu/index.php/muj/article/viewFile
/20287/1988 diakses pada tanggal 22 Maret 2016 pukul 15:33, h. 44
14
diperlihatkan pada permasalahan yang mengharuskan peserta didik untuk mentransfer
pengetahuan baru kedalam konteks yang tidak akrab, memadukannya pada cara yang
baru dan berbeda untuk memecahkan masalah-masalah nyata di dunia. Tahap kelima
adalah penutup, setiap kegiatan diakhiri dengan membuat validasi terhadap hasil yang
mereka dapatkan, refleksi terhadap apa yang telah mereka pelajari dan menilai
penampilan mereka.
Menurut Made Wena, model pembelajaran inkuiri biologi terdiri atas empat
tahap.12
Tahap Pertama investigasi, peserta didik diharapkan pada permasalahan yang
perlu dikaji dan guru merancang bahan ajar yang mampu mendorong peserta didik
untuk mengkaji lebih lanjut. Tahap kedua penentuan masalah, peserta didik didorong
untuk mampu memetakan permasalahan yang ada. Ketiga identifikasi masalah,
peserta didik melakukan identifikasi dan memverifikasi permasalahan,
mengembangkan hipotesis, mencari alternatif pemecahan masalah, dan
mengembangkan kesimpulan sementara. Keempat penyimpulan/penyelesaian
masalah, peserta didik harus mampu menyimpulkan pemecahan masalah yang paling
tepat untuk menyelesaikan soal yang ada.
Tahapan pembelajaran inkuiri lainnya juga diungkapkan oleh Wina Sanjaya.
Wina Sanjaya menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti 6 tahapan.13
Tahap
pertama adalah orientasi. Pada tahap ini guru merangsang dan mengajak peserta didik
untuk berpikir memecahkan masalah. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini
adalah menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh
peserta didik. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta
didik untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta
tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan
12
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
h, 68
13
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2006), h. 201
15
merumuskan kesimpulan. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini
dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar peserta didik.
Tahap kedua adalah merumuskan masalah. Merumuskan masalah merupakan
langkah membawa peserta didik pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.
Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang peserta didik untuk
memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabanya,
dan peserta didik didorong untuk mencari jawaban yang tepat.
Tahap ketiga adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban
sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis
perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan
mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk dapat
merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan
kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
Tahap keempat adalah mengumpulkan data. Menggumpulkan data adalah
aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang
diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental
yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data
bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga
membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
Tahap kelima menguji hipotesis. Menguji hipotesis adalah menentukan
jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan
hanya berdasarkan argument, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Tahap keenam adalah merumuskan kesimpulan. Merumuskan kesimpulan
adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
16
hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu
menunjukkan pada peserta didik data mana yang relevan.
Berdasarkan tahapan-tahapan yang telah dipaparkan, peneliti menggunakan
sintaks inkuiri menurut Wina Sanjaya yang lebih kompleks dan sesuai dengan
indikator yang digunakan untuk menilai sikap ilmiah peserta didik. Pada tahapan
orientasi, sikap ilmiah peserta didik yang muncul seperti berpikir terbuka dan kerja
sama. Pada saat merumuskan masalah peserta didik dibawa pada suatu persoalan
yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang peserta didik untuk memecahkan teka-teki itu yang akan menumbuhkan
rasa ingin tahu peserta didik. Pada tahap merumuskan hipotesis sikap imiah yang
dapat dinilai adalah berpikir kritis, dan rasa ingin tahu. Pada tahap mengumpulkan
data membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya jadi
sikap ilmiah yang akan muncul pada tahapan ini seperti tekun dan respek terhadap
data dan fakta. Sedangkan pada tahapan menguji hipotesis dan merumuskan
kesimpulan sikap ilmiah yang diharapkan muncul yaitu berpikir kritis dan respek
terhadap data. Hal ini karena pada tahapan menguji hipotesis dan merumuskan
kesimpulan dapat mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran
jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argument, akan tetapi harus
didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
f. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Setiap model pembelajaran yang digunakan pasti mempunyai keunggulan
serta kelemahan masing-masing. Dalam hal ini Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
memiliki beberapa keunggulan.14
Pertama, membantu peserta didik untuk
mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.
Kedua, peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat
dimengerti dan mengendap dalam pikirannya. Ketiga, dapat membangkitkan
14 Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama,
2012), h.79
17
motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi. Keempat,
memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan
minat masing-masing. Kelima, memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri
sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta
didik dengan peran guru yang sangat terbatas.
Selain memiliki kelebihan, Inkuiri juga mempunyai beberapa kekurangan.15
Pertama, inkuiri memerlukan jumlah jam pelajaran kelas yang banyak dan juga waktu
di luar kelas dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya. Kedua, inkuiri
memerlukan proses mental yang berbeda, seperti perangkat analitik dan kognitik. Hal
ini mungkin kurang berguna untuk semua bidang pembelajaran. Ketiga, inkuiri dapat
berbahaya bila dikaitkan dengan beberapa problema inkuiri terutama isu-isu
controversial. Keempat, Peserta didik lebih menyukai pendekatan bab per bab yang
tradisional. Kelima, inkuiri sulit untuk dievaluasi dengan menggunakan tes prestasi
tradisional, misalnya, bagaimana anda mengevaluasi proses pemikiran yang
digunakan oleh peserta didik ketika mereka sedang mengerjakan program-program
inkuiri?.
2. Pembelajaran Kooperatif
a. Definisi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan
kerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ngalimun dalam bukunya
mengatakan bahwa, "pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan
bentuk pembelajaran dengan cara peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang,
dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen."16
Heterogen maksudnya adalah
peserta didik berada dalam kelompok kecil dengan peserta didik yang memiliki
tingkat keahlian berbeda, menggunakan ragam aktivitas untuk meningkatkan
15 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013), h. 41
16
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h.174
18
pemahaman mereka pada sebuah subyek (mata pelajaran).17
Selain itu, pembelajaran
kooperatif merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
peserta didik dalam kelompok, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.18
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan.19
Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran di dalam kelompok
kecil yang berjumlah 4-6 orang, dengan tingkat keahlian yang berbeda serta memiliki
keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerjasama di dalam kelompoknya
demi mencapai tujuan pembelajaran.
b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Secara umum pembelajaran kooperatif terdiri dari lima karakteristik, yaitu
peserta didik berkelompok untuk menyelesaikan tugas atau aktivitas dalam proses
pembelajaran, peserta didik saling bergantung secara positif, peserta didik belajar
dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 5 peserta didik, peserta didik
menggunakan perilaku kooperatif, pro-sosial, setiap peserta didik secara mandiri
bertanggungjawab untuk pekerjaan pembelajaran mereka.20
Untuk itu dibutuhkan niat para peserta didik dan para anggota kelompoknya
untuk bekerja sama yang saling menguntungkan dan saling menguasai materi
pembelajaran dan menyadari peran masing-masing serta setiap anggota kelompoknya
berhak memberi pandangan atau bertukar ide dalam penyelesaian masalah agar dapat
diterima dan dipahami oleh semua peserta didik. Tujuan pembelajaran tidak akan
tercapai jika penyelesaiannya hanya dilakukan oleh seorang peserta didik saja.
17 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),h. 130
18
Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h. 204
19
Ibid, h. 205
20
Zulfiani, dkk., op cit, h. 131
19
c. Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tujuan, diantaranya
meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik, dapat menciptakan
kerjasama yang baik dengan kelompoknya yang mempunyai berbagai perbedaan
latar belakang sehingga dapat menghargai pendapat orang, berbagi tugas dan
kerjasama dalam kelompok. selain itu pembelajaran kooperatif dapat
mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, memancing rasa ingin tahu
peserta didik, memotivasi peserta didik menjelaskan ide atau pendapat.21
Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada
peserta didik keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting
untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang dewasa sebagian
besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung sama lain dan di mana
masyarakat secara budaya semakin beragam.22
Jadi, model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidaknya tiga tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar akademik, perbedaan terhadap
individu, dan pengembangan keterampilan sosial, juga memperbaiki prestasi peserta
didik atau tugas akademis penting lainnya. Model pembelajaran kooperatif bertujuan
untuk menerima secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya,
kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif
memberi peluang bagi peserta didik dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk
bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur
penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
d. Keterampilan dalam Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi peserta
didik juga harus mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan
kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja
21 Abdul Majid, op.cit., h. 175
22
Rusman, op. cit., h. 210
20
dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membagi tugas anggota
kelompok selama kegiatan. Keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut meliputi
keterampilan tingkat awal, keterampilan tingkat menengah dan keterampilan tingkat
mahir.23
Keterampilan tingkat awal, pada keterampilan tingkat awal meliputi
menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran dan berbagai
tugas, berada dalam kelompok, berada dalam tugas, mendorong partisipasi,
mengundang orang lain, menyelesaikan tugas pada waktunya, menghormati
perbedaan individu. Keterampilan tingkat menengah, meliputi menunjukkan
penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara dapat
diterima, mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat rangkuman, menafsirkan,
mengatur dan mengorganisir, serta mengurangi ketegangan. Keterampilan tingkat
mahir, meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan cermat, menanyakan kebenaran,
menetapkan tujuan, dan berkompromi
e. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif memiliki 6 fase atau langkah utama. Pembelajaran
dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi peserta didik
untuk belajar. Fase ini diikuti peserta didik dengan penyajian informasi, sering dalam
bentuk teks bukan verbal. Selanjutnya peserta didik dikelompokkan ke dalam tim-tim
belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat peserta didik bekerjasama
menyelesaikan tugas mereka. Fase terakhir dari pembelajaran kooperatif yaitu
penyajian hasil akhir kerja kelompok, dan mengetes apa yang mereka pelajari, serta
memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Keenam
fase pembelajaran koperatif dirangkum pada Tabel 2.2 berikut ini.24
23 Trianto, Mendesain Model Pembealjaran Inovatif –Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009), h.
64
24 Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h. 211
21
Tabel 2.2 Fase Pembelajaran Koperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1:
Menyampaikan tujuan dan memotivasi
peserta didik
Guru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dan
memotivasi peserta didik belajar
Fase 2:
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada
peserta didik dengan jalan demonstrasi
atau lewat bahan bacaan
Fase 3:
Mengorganisasikan peserta didik ke
dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok belajar agar melakukan
transisi secara efisien.
Fase 4:
Membimbing kelompok bekerja dan
belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas.
Fase 5:
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan
hasil kerjanya.
Fase 6:
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara yang baik untuk
menghargai upaya maupun hasil belajar
individu dan kelompok
3. Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation
a. Definisi Pembelajaran Group Investigation (GI)
Strategi Pembelajaran Kooperatif Group Investigation dikembangkan oleh
Shlomo Sharan dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. secara umum Group
Investigation merupakan kelompok yang dibentuk oleh peserta didik itu sendiri
dengan beranggotakan 2-6 orang dan tiap kelompok bebas memilih subtopik dari
keseluruhan unit yang diajarkan kemudian menghasilkan laporan kelompok.25
Group
Investigation (GI) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang melibatkan
peserta didik sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk
mempelajarinya melalui investigasi. Pada pembelajaran Group Investigation peserta
25 Ibid., h. 220
22
didik berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan membangun pengetahuan
sendiri dan bertanggungjawab atas hasil pembelajarannya.26
Model pembelajaran Group Investigation merupakan salah satu tipe dari
model pembelajaran kooperatif, yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar dalam
kelompok-kelompok kecil yang heterogen untuk mendiskusikan dan menyelesaikan
masalah yang ditugaskan guru.27
Pembelajaran Group Investigation mendorong
peserta didik dalam keterlibatan belajar untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi maupun keterampilan proses kelompok.28
Jadi, Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas peserta didik untuk
mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-
bahan yang tersedia, contohnya dari buku pelajaran. Pembelajaran ini melibatkan
peserta didik sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk
mempelajarinya melalui investigasi. Metode pembelajaran ini menuntut para peserta
didik untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
keterampilan proses kelompok (group process skills). Model Group Investigation
(GI) dapat melatih peserta didik untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri.
b. Tahapan Pembelajaran Group Investigation (GI)
Dalam Group investigation para murid bekerja melalui enam tahapan.29
Tahap
pertama mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok. Para peserta
didik meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan
saran-saran. Para peserta didik bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari
26 Brian Aziz Suryadana, Tjiptaning Suprihati, Sri Astutik, Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Group Investigation (GI) Disertai Media Kartu Masalah pada Pembelajaran Fisika di SMA,
Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 1, 2012, h. 269
27
M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, (Ghalia
Indonesia: Bogor, 2014), h. 258
28
Imas kurniasih, Berlin Sani., Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Mamahami
Aspek Dalam Kurikulum 2013, (Yogyajarta: Kata Pena, 2014), h. 93
29Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media,
2005), h. 218
23
topik yang telah mereka pilih. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan
peserta didik dan harus bersifat heterogen. Guru membantu dalam pengumpulan
informasi dan memfasilitasi pengaturan.
Tahap kedua merencanakan tugas yang akan dipelajari. Para peserta didik
merencanakan bersama mengenai apa yang dipelajari, bagaimana proses
mempelajarinya, siapa yang melakukan. Untuk tujuan atau kepentingan apa
menginvestigasi topik.
Tahap ketiga melaksanakan investigasi. Para peserta didik mengumpulkan
informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Tiap anggota kelompok
berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya. Para peserta didik
saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesis semua gagasan.
Tahap keempat menyiapkan laporan akhir. Setiap anggota kelompok
menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka. Anggota kelompok
merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan
membuat presentasi mereka. Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara
untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.
Tahap kelima mempresentasikan laporan akhir. Presentasi yang dibuat untuk
seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk. Bagian presentasi tersebut harus dapat
melibatkan pendengarannya secara aktif. Para pendengar tersebut mengevaluasi
kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.
Tahap keenam evaluasi. Para peserta didik saling memberikan umpan balik
mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai
keefektifan pengalaman-pengalaman mereka. Guru dan murid berkolaborasi dalam
mengevaluasi pembelajaran peserta didik. Penilaian atas pembelajaran harus
mengevaluasi pemikiran paling tinggi.
Menurut Ngalimun model pembelajaran tipe group investigation memiliki 9
tahapan, yaitu pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas,
rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu,
24
pengolahan data penyajian hasil investigasi, presentasi, kuis individual, buat skor
perkembangan peserta didik, umumkan hasil kuis dan berikan reward.30
Sedangkan menurut Imas tahapan pembelajaran pada model pembelajaran
group investigation terdiri dari 8 tahapan. Tahapan pertama guru membagi kelas
menjadi beberapa kelompok yang heterogen. Tahapan kedua guru menjelaskan
maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan. Tahapan ketiga
guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk mengambil materi tugas secara
kooperatif dalam kelompoknya. Tahapan keempat masing-masing kelompok
membahas matri tugas secara kooperatif dalam kelompoknya. Tahapan kelima
masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salah satu anggotanya
menyampaikan hasil pembahasan. Tahapan keenam kelompok lain dapat memberikan
tanggapan terhadap hasil pembahasannya. Tahapan ketujuh guru memberikan
penejalasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan memberikan
kesimpulan, dan tahapan terakhir yaitu evaluasi.31
Ketiga sintaks yang telah dijelaskan, penelitian yang dilakukan menggunakan
sintaks dari Robert E. Slavin yang lebih singkat. Hal ini didasarkan atas pertimbangan
waktu jam pelajaran biologi dikelas yang tidak terlalu lama (45 menit untuk satu jam
pelajaran) dan sesuai dengan indikator sikap ilmiah yang digunakan.
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Group Investigation (GI)
Model Group investigation memanglah suatu rancangan mengenai pola
pembelajaran aktif melalui investigasi kelompok yang terorganisir dengan baik.
Namun, metode ini mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan model Group investigation yaitu dapat meningkatkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri kompleks, kegiatan belajar berfokus
pada peserta didik sehingga pengetahuannya benar-benar diserap dengan baik,
30
Ngalimun, Muhammad Fauzani, Ahmad Salabi, Strategi dan Model Pembelajaran,
(Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), Edisi Revisi, h. 237
31
Imas kurniasih, Berlin Sani., loc cit.
25
meningkatkan keterampilan sosial dimana peserta didik dilatih untuk bekerja sama
dengan peserta didik lain, meningkatkan pengembangan soft skills (kritis,
komunikasi, kreatif) dan group process skill (managemen kelompok), menggunakan
berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah,
mengembangkan pemahaman peserta didik melalui berbagai kegiatan, mampu
menumbuhkan sikap saling menghargai, saling menguntungkan, memperkuat ikatan
sosial, tumbuh sikap untuk lebih mengenal kemampuan diri sendiri,
bertanggungjawab dan merasa berguna untuk orang lain.32
Selain memiliki kelebihan model pembelajaran Group investigation juga
memiliki kelemahan , yaitu group investigation tidak ditunjang oleh adanya hasil
penelitian yang khusus, proyek-proyek kelompok sering melibatkan siswa-siswa yang
mampu, group investigation terkadang memerlukan pengaturan situasi dan kondisi
yang berbeda, jenis meteri yang berbeda dan gaya mengajar yang berbeda pula.
Kelemahan lainnya adalah keadaan kelas tidak selalu memberikan lingkungan fisik
yang baik bagi kelompok dan keberhasilan model Group Investigation bergantung
pada kemampuan siswa memimpin kelompok atau bekerja mandiri.33
Pembelajaran group investigation mendorong peserta didik untuk belajar lebih
aktif dan lebih bermakna, sebab peserta didik akan banyak melalui proses belajar
melalui pembentukan dan penciptaan, kerja dalam kelompok dan berbagi
pengetahuan serta tanggung jawab individu merupakan kunci keberhasilan
pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai kegiatan belajar
mengajar menggunakan metode group investigation adalah peranan guru yang ekstra
bisa membuat kelas sebaik mungkin. Untuk itu sebelumnya haruslah sudah ada
persiapan yang sangat matang agar proses kegiatan belajar-mengajar dengan model
Group investigation ini berjalan baik. Group investigation dalam pembelajaran
32
Robert E Slavin, Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice, (USA: Allyn &
Bacon, 1995), h. 111
33 Wahyu Wijayanti, Sudarno Herlambang, Mahadi Slamet K, Pengaruh Model Pembelajaran
Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mejayan
Kabupaten Madiun, diakses dari http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel2405E92B2C97
1A74C4C2BDB5B724F6E4.pdf, 2014, h. 2
26
kelompok ini dapat membantu peserta didik memenuhi kebutuhan dasar untuk
tampak pintar dan kompeten serta kebutuhan merasa terhubung dengan orang lain
didalam lingkungan sosial.
4. Sikap Ilmiah
Pendidikan untuk pembelajaran biologi perlu dan dapat dimuati unsur
pembentukan karakter melalui pengembangan sikap ilmiah. Sikap yang
dikembangkan dalam sains adalah sikap ilmiah. Sikap ilmiah mengandung dua
makna, yaitu attitude to scince dan attitude of science. Pertama, mengacu pada sikap
terhadap sains, sedangkan yang kedua, mengacu pada sikap yang melekat setelah
mempelajari sains.
a. Pengertian Sikap
Istilah sikap (attitude) pertama kali digunakan oleh Herbert Spencer pada
tahun 1862. Pada saat itu, Herbert mengartikan sikap sebagai status mental seseorang.
Tokoh-tokoh terkenal di bidang pengukuran sikap antara lain Louis Thurstone,
Rensis Likert, dan Charles Osgood. Mereka mengartikan sikap sebagai suatu bentuk
evaluasi atau reaksi dari sebuah perasaan. Menurut Muhibbin Syah, "sikap adalah
gejala internal yang berdimensi aktif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespon dengan cara yang relatif terhadap objek orang, barang, dan sebagianya baik
secara positif maupun negatif."34
Sedangkan Slameto menjelaskan bahwa, "sikap
merupakan sesuatu yang dapat dipelajari dan sikap menentukan bagaimana individu
bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam
kehidupan."35
Peserta didik tidak akan berusaha untuk memahami suatu konsep jika
dia tidak memiliki kemauan untuk memahami konsep tersebut. Sehingga sikap
34 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), h. 135
35
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h. 188
27
ketertarik peserta didik pada pembelajaran akan menuntun ia untuk mencari tahu
lebih banyak mengenai hal yang akan ia pelajari.
Sikap terbentuk melalui bermacam-macam cara, yaitu melalui pengalaman
yang berulang-ulang, atau dapat pula melalui suatu pengalaman yang disertai
perasaan yang mendalam, melalui imitasi, peniruan dapat terjadi tanpa disengaja,
dapat pula dengan sengaja, melalui sugesti, disini seseorang membentuk suatu sikap
terhadap objek tanpa suatu alasan dan pemikiran yang jelas, melalui identifikasi,
disini seseorang meniru orang lain atau suatu organisasi/badan tertentu didasari suatu
ketertarikan emosional sifatnya.36
b. Pengertian Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah peserta didik adalah sikap tertentu yang diambil dan
dikembangkan oleh ilmuan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ilmiah
peserta didik dapat ditingkatkan dengan penciptaan proses pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik dapat menggali dan meningkatkan sikap ilmiahnya.37
Sikap ilmiah merupakan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah, menilai ide
dan informasi untuk membuat keputusan. Pengambilan keputusan berdasarkan bukti
yang telah dikumpulkan dan dievaluasi secara objektif.38
Secara umum, sikap ilmiah dapat diartikan sebagai suatu kesiapan yang
kompeks dari seorang individu untuk memperlukan suatu objek (orang, benda,
lingkungan, sekolah, dan lain-lain) dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu.
Sikap ilmiah diartikan sebagai suatu kecenderungan, kesiapan, kesediaan, seseorang
untuk memberikan respon/tanggapan/tingkah laku secara ilmu pengetahuan dan
36 Ibid., h. 189
37
Rina Astuti, Widha Sunarno, Suciati Sudarisman, “Pembelajaran IPA dengan Pendekatan
Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Bebas Termodifikasi dan Eksperimen
Terbimbing Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Motivasi Belajar Peserta Didik”, Jurnal Inkuiri, Vol. 1,
2012, h. 57
38
Dede Persaoran Damanik dan Nurdin Bukit, “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dan
Sikap Ilmiah pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training (IT) dan
Direct Instruction (DI)”, Jurnal Online Pendidikan Fisika, Vol. 2, 2013, h. 19
28
memenuhi syarat (hukum) ilmu pengetahuan yang telah diakui kebenarannya. Sikap
ilmiah merupakan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah, menilai ide dan
informasi untuk membuat keputusan. Pengambilan keputusan berdasarkan bukti yang
telah dikumpulkan dan dievaluasi secara objektif. Diperlukan juga sikap kritis
berdasarkan bukti yang relevan. Orang yang melakukan prosedur ini dikatakan
memiliki sikap ilmiah.
Pengukuran sikap ilmiah peserta didik dapat didasarkan pada
pengelompokkan sikap sebagai dimensi sikap, selanjutnya dikembangkan indikator-
indikator sikap untuk setiap dimensi sehingga memudahkan menyusun butir
instrument sikap ilmiah. Dimensi sikap ilmiah dikelompokkan dalam tabel berikut.39
Tabel 2.3 Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah
Dimensi Indikator
Sikap Ingin Tahu Antusias mencari jawaban
Perhatian pada objek yang diamati
Antusias pada proses sains
Menanyakan setiap langkah kegiatan
Sikap respek terhadap data/
fakta
Objektif/ jujur
Tidak memanipulasi data
Tidak berburuksangka
Mengambil keputusan sesuai fakta
Tidak mencampur fakta dengan pendapat
Sikap berpikir kritis Meragukan temuan teman
Menanyakan setiap perubahan/ hal baru
Mengulangi kegiatan yang dilakukan
Tidak mengabaikan data meskipun kecil
Sikap penemuan dan
kreativitas
Menggunakan fakta-fakta untuk dasar konklusi
Menunjukkan laporan berbeda dengan teman
sekelas
Merubah pendapat dalam merespon terhadap fakta
Menggunakan alat tidak seperti biasa
Menyarankan percobaan-percobaan baru
Menguraikan konklusi baru hasil pengamatan
Sikap berpikir terbuka dan
kerja sama
Menghargai pendapat/ temuan orang lain
Mau merubah pendapat jika data kurang
39
Herson Anwar, “Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains”, Jurnal Pelangi Ilmu, Vol.
2, 2009. h. 108
29
Dimensi Indikator
Menerima saran dari teman
Tidak merasa selalu benar
Menganggap setiap kesimpulan adalah tentative
Berpartisipasi akif dalam kelompok
Sikap ketekunan Melanjutkan meneliti setelah penemuannya hilang
Mengulangi percobaan meskipun berakibat
kegagalan
Melengkapi satu kegiatan meskipun teman
sekelasnya selesai lebih awal
Sikap peka terhadap
lingkungan sekitar
Perhatian terhadap peristiwa sekitar
Partisipasi pada kegiatan sosial
Menjaga kebersihan lingkungan sekolah
Aplikasi pembentukan sikap ilmiah dapat dilaksanakan dalam proses
pembelajaran, baik dalam menyampaikan materi, melaksanakan percobaan, dalam
menilai hasil percobaan dan prestasi belajar peserta didik. Peneliti menggunakan
indikator dan dimensi sikap dari Harson Anwar sebagai acuan dalam penelitian.
5. Tinjauan Konsep Fungi
Konsep Fungi yang dipelajari ditingkat SMA/MA memiliki kompetensi inti
(KI) dan kompetensi dasar (KD) sebagai berikut:40
Tabel 2.4 KI dan KD Konsep Fungi
Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif, dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
40
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan2013, Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Madrasah Aliyah (MA), tersedia melalui http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/drs-
sudarmji-mpd/03-kompetensi-dasar-sma-2013.pdf diunduh pada tanggal 21 maret 2016.
30
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
3.6 : Mengelompokkan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-ciri dan peranannya bagi
kehidupan melalui percobaan
4.7 : Mengamati berbagai jenis jamur melalui pengamatan langsung atau gambar
dan mengelompokkannya berdasarkan ciri atau peranannya bagi kehidupan
Kajian konsep Fungi ditinjau dari tiga buku. Buku kesatu yaitu buku biologi
untuk mahasiswa dan peserta didik, buku kedua dan ketiga adalah buku biologi SMA
berdasarkan kurikulum 2013. Buku kesatu karangan Campbell, Reece dan Mitchell,
dan buku kedua karangan Irnaningtyas, dan buku ketiga karangan Yusa.
Fungi memiliki beberapa definisi ditinjau dari ketiga buku tersebut. Pertama,
fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari organisme eukariotik
lainnya ditinjau dari cara memperoleh makanan, organisasi struktural, serta
pertumbuhan dan reproduksinya.41
Jamur merupakan organisasi eukariotik, memiliki
inti sel, memiliki dinding sel dari kitin, heterotrof, dan berukuran mikroskopis atau
makroskopis.42
Jamur merupakan organisme eukariotik berdinding sel, tetapi tidak
memiliki pigmen untuk fotosintesis.43
Campbel, Reece dan Mitchell membagi materi Fungi ke dalam empat
bahasan. Keempat bahasan itu adalah pengantar fungi, keanekaragaman fungi,
dampak ekologis fungi, dan hubungan filogenetik fungi.44
Pengantar fungi
menjelaskan pengertian, cara hidup, struktur tubuh dan reproduksi fungi.
Keanekaragaman fungi berisi tentang divisi-divisi fungi. Dampak ekologis fungi
41
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mtchell, Biologi, Jilid II, (Jakarta:
Erlangga, 2003), h. 185
42 Irnaningtyas, Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu
Alam, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 251
43 Yusa, Manickam Bala Subra Maniam, Aktif dan Kreatif Belajar Biologi 1 untuk kelas X
SMA/MA Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam Kurikulum 2013 , (Bandung: Grafindo Media
Pratama, 2013), h. 129
44 Campbell, Reece, Mitchell, op.cit., h.199
31
menjelaskan tentang peranan fungi dalam ekosistem sebagai pengurai, simbion, dan
patogen serta fungi yang dijadikan sumber makanan oleh banyak hewan. Hubungan
filogenetik fungi menjelaskan tentang evolusi fungi dari protista.
Irnaningtyas membagi materi Fungi ke dalam tujuh bahasan. Tujuh bahasan
itu adalah ciri-ciri tubuh jamur, cara hidup dan habitat jamur, reproduksi jamur,
klasifikasi jamur, simbiosis jamur dengan organisme lainnya, peranan jamur dalam
kehidupan manusia, dan pembiakan jamur.45
Sementara itu, Yusa membagi konsep Fungi ke dalam tiga bahasan. Tiga
bahasan tersebut antara lain ciri-ciri jamur, klasifikasi jamur, Liken, dan Peranan
liken.46
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Siska Nugraheni Margiastuti, Parmin, Stephani Diah Pamelasari dalam
penelitiannya dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran guided inquiry dapat
menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri peserta didik hal ini dikarenakan dalam
pembelajaran guided inquiry peserta didik diberikan kesempatan untuk aktif dalam
setiap proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik sedangkan guru membantu membimbing proses
pembelajaran. Penerapan model guided inquiry berpengaruh pula terhadap hasil
belajar peserta didik. Tumbuhnya sikap ilmiah dengan penerapan model guided
inquiry dapat memudahkan peserta didik untuk memahami materi pelajaran sehingga
hasil belajar peserta didik dapat meningkat.47
Mariani Natalina, Yustini Yusuf dan Ermadianti dalam penelitiannya
disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
meningkatkan sikap ilmiah. Hal ini terbukti dari hasil analisi pada siklus I ke siklus II
45 Irnaningtyas, op.cit., h.226-250
46 Yusa, op. cit., h.129-147
47
Siska Nugraheni Margiastuti, Parmin, Stephani Diah Pamelasari, " Penerapan Model
Guided Inquiry terhadap Sikap Ilmiah dan Pemahaman Konsep Peserta Didik pada Tema Ekosistem",
Jurna Pendidikan Indonesia, Vol. 4, 2015
32
mengalami peningkatan, dimana rata-rata persentase sikap ilmiah peserta didik pada
siklus I 77,87% (cukup) kemudian meningkat pada siklus II menjadi 86,99% (baik).48
Istikomah, S. Hendratto, S. Bambang dalam penelitiannya disimpulkan
bahwa model pembelajaran Group Investigation lebih efektif menumbuhkan sikap
ilmiah peserta didik dan disarankan untuk penggunaan model pembelajaran Group
Investigation agar sikap ilmiah peserta didik dapat ditumbuhkan. Hal ini terbukti dari
analisis dengan menggunakan uji t. Hasil data sikap ilmiah antara kelompok
eksperimen dan kontrol dihasilkan t hitung = 1,994 dan t tabel = 1,99 berarti t hitung
> t tabel sehingga dapat dinyatakan sikap ilmiah kelompok investigasi lebih baik dari
pada kelompok jigsaw secara signifikan. Hal ini didukung oleh data observasi sikap
ilmiah kelompok investigasi yakni 4,87% (sedang), 58,53% (tinggi), dan 36,59%
(sangat tinggi), sedangkan kelompok jigsaw 17,5% (sedang), 60% (tinggi), dan
22,5% (sangat tinggi).49
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Yasar dan Anagun, menyatakan
bahwa sikap ilmiah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
Sikap ilmiah memiliki peran penting dalam mengembangkan kecakapan ilmiah.
Setiap individu yang memiliki sikap ilmiah, memiliki kualitas seperti realistis
memiliki perhatian terhadap lingkungan sekitar, menghindari generalisasi yang di
dasarkan pada fenomena dan tidak mempercayai keyakinan dogmatis.50
Baris Ozden dan Nilgun Yenice dalam penelitiannya disimpulkan bahwa
siswa memiliki sikap ilmiah yang positif. Sikap ilmiah dari para peserta bervariasi
48 Mariani Natalina, Yustini Yusuf dan Ermadianti, "Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Peserta didik Kelas VIII SMP
Negeri 14 Pekanbaru Tahun Ajaran 2012/2013", Jurnal Biogenesis, Vol. 9, 2013 49
Istikomah, Hendratto, dan Bambang, "Penggunaan Model Pembelajaran Group
Investigation untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Peserta didik", Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,
Vol.6, 2010
50 Yasar, S. and Anagun, S. S., Reliability and Validity Studiesof the Science and Technology
Course Scientific Attitude Scale, Journal of Turkish ScienceEducation, Vol 6, 2009.
33
berdasarkan gender, tingkat kelas dan pendapatan keluarga. Selain itu, sikap ilmiah
dan prestasi akademik siswa berkorelasi positif pada level rata-rata.51
C. Kerangka Berpikir
Strategi pembelajaran yang cocok untuk materi tertentu yang dalam teknik
pelaksanaannya dilakukan melalui model pembelajaran merupakan salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran dikatakan berhasil
apabila tujuan pembelajaran telah tercapai.
Tujuan pembelajaran dibedakan menjadi tiga ranah: ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Sebagian besar guru menekankan pada penilaian kognitif dan
mengesampingkan penilaian afektif (sikap). Tujuan pendidikan IPA yaitu
memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam merencanakan dan melakukan
kerja ilmiah untuk membentuk sikap ilmiah. Seseorang yang memiliki sikap ilmiah
tinggi dimungkinkan seseorang tersebut memiliki keinginan yang kuat untuk
menggali informasi yang lebih dalam mengenali suatu hal, dengan begitu
pengetahuan seseorang juga akan bertambah.
Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation
merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung
kepada peserta didik sehingga dapat membangun pemahamannya sendiri. Kedua
model pembelajaran ini dan sikap ilmiah memiliki hubungan yang erat dimana
pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation dapat mengembangkan
sikap ilmiah dan sikap ilmiah dapat dikembangkan dengan cara pemberian
pengalaman belajar langsung kepada peserta didik yang merupakan salah satu ciri
pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation. Jadi, dengan penggunaan
kedua model tersebut diharapkan dapat membentuk sikap ilmiah peserta didik yang
51
Baris Ozden dan Nilgun Yenice, An Analysis of Secondary Education Students' Scientific
Attitudes. International Journal of Contemporary Educational Research, Vol. 1, 2014
34
lebih baik. Selain terbentuknya sikap ilmiah peserta didik yang lebih baik, diharapkan
juga peserta didik dapat menggali pengetahuannya dengan mencari informasi dari
pengalaman langsung yang peserta didik rencanakan dengan melakukan kerja ilmiah.
Melalui pembelajaran inkuiri dan group investigation diduga dapat
berpengaruh terhadap sikap ilmiah peserta didik tetapi secara spesifik kedua model
tersebut memiliki perbedaan, yaitu pada tingkat kemandiriannya. Dalam
pembelajaran inkuiri, guru hanya terlibat dalam mengajukan permasalahan, peserta
didik menentukan proses dan menyelesaikan masalah. Sedangkan dalam
pembelajaran group investigation, guru hanya memaparkan permasalahan utama,
peserta didik memilih topik, menentukan proses, penyelesaian, dan
mempresentasikan hasil. Dengan demikian diduga bahwa sikap ilmiah peserta didik
yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan
peserta didik yang menggunakan model pembelajaran group investigation.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang dikemukakan sebelumnya,
maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sikap ilmiah peserta didik dengan
penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan peserta
didik yang menggunaan model pembelajaran group investigation.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 32 Jakarta Jalan Panjang Cidodol
Komplek Sekneg, Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tanggal 7 Januari sampai 22 Januari
2016 pada materi Fungi.
Pemilihan sekolah ini didasarkan atas hasil wawancara dengan guru bidang
studi Biologi disekolah SMAN 32 Jakarta Selatan, serta berdasarkan pengalaman
peneliti selama menjadi peserta didik di sekolah tersebut dan melakukan Praktek
Profesi Keguruan Terpadu (PPKT). Bahwa guru biologi di SMAN 32 Jakarta tidak
pernah melakukan penilaian sikap ilmiah dan melakukan proses pembelajaran dengan
model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation, guru bidang studi
biologi di SMAN 32 Jakarta sering menggunakan model pembelajaran discovery.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen
(Quasi-Eksperimental). Eksperimen ini disebut kuasi, karena bukan eksperimen
murni tetapi seperti murni, seolah-olah murni.1 Penelitian kuasi eksperimen
merupakan metode penelitian yang tidak memungkinkan peneliti melakukan
pengontrolan secara penuh terhadap sampel penelitian.
Desain penelitian yang digunakan yaitu dua kelompok eksperimen yaitu, kelas
ekspeimen I diberikan perlakuan dengan menggunakan model Inkuiri Terbimbing dan
kelas eksperimen II diberikan perlakuan dengan model Group investigation.
Rancangan tersebut berbentuk tabel berikut:
1
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Resta Karya, 2005),
h.207
36
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan Penilaian Akhir
Eksperimen I X1 O1
Eksperimen II X2 O2
Keterangan :
X1 : Proses belajar Mengajar dengan Menggunakan Model Inkuiri Terbimbing
X2 : Proses belajar Mengajar dengan Menggunakan Model Group Investigation
O1 : Penilaian setelah X1
O2 : Penilaian setelah X2
Pada akhir penelitian setelah dilakukannya perlakuan maka peserta didik
diberikan angket sikap ilmiah sebagai bahan penelitian. Hasil angket sikap ilmiah
tersebut kemudian digunakan sebagai data penelitian dan diolah serta dibedakan
hasilnya menggunakan analisis statistik.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Pada penelitian ini populasi terdiri dari populasi target dan populasi
terjangkau, kemudian dari populasi terjangkau tersebut dipilih sampel yang
digunakan untuk penelitian, berikut akan dijelaskan mengenai populasi dan sampel
yang akan digunakan.
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan.2 Populasi target adalah sasaran pengamatan dan merupakan
pilihan ideal yang akan digeneralisasi oleh peneliti.3 Populasi target dalam penelitian
ini adalah seluruh peserta didik SMA Negeri 32 Jakarta. Populasi terjangkau adalah
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h.117.
3Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 149-150
37
populasi pilihan yang realistis yang dapat digeneralisasi oleh peneliti.4 Sedangkan
populasi terjangkaunya adalah peserta didik kelas X SMA Negeri 32 Jakarta.
Pengambilan populasi terjangkau ini karena berkaitan dengan materi biologi hanya
diberikan pada kelas MIA yang berjumlah 4 kelas.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.5
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah simple random
sampling, karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Berdasarkan teknik simple
random sampling, maka sampel yang digunakan adalah kelas X MIA 2 dengan
jumlah siswa 34 orang sebagai kelas eksperimen I dengan model pembelajaran inkuiri
terbimbing dan kelas X MIA 3 dengan jumlah siswa 35 orang sebagai kelas
eksperimen II dengan model pembelajaran group investigation.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes dan
nontes. Tes yang diberikan dalam bentuk soal pilihan ganda untuk penilaian hasil
belajar (kognitif), dan nontes berupa angket sikap ilmiah, lembar observasi sikap
ilmiah, dan penilaian teman sejawat sikap ilmiah peserta didik.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang dapat menunjang sejumlah data yang digunakan
untuk menjawab pertanyaan dan menguji hipotesis.6 Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah nontes.
1. Instrumen Angket Sikap Ilmiah
4
Ibid., h.150
5 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 62
6 S Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 155
38
Angket sikap ilmiah merupakan lembar yang berisi penilaian terhadap
aktivitas yang menunjukkan sikap ilmiahnya. Angket yang digunakan pada penlitian
ini bersifat tertutup, dimana responden tinggal memilih alternative jawaban yang
telah disediakan dari pertanyaan atau pernyataan-pernyataan dalam angket. Pada
angket ini seseorang memberikan respon terhadap pernyataan-pernyataan respon
dengan memilih, SS jika sangat setuju, S jika setuju, TS jika tidak setuju, dan STS
jika sangat tidak setuju.7 Angket ini diberikan setelah dilaksanakannya pembelajaran.
Kisi-kisi instrumen sikap ilmiah dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Sikap Ilmiah
No Aspek Sikap
Ilmiah Indikator Sikap Jumlah
1 Rasa ingin tahu Perhatian pada objek yang diamati 2
Antusias mencari jawaban 1
2 Respek terhadap
data/fakta
Objektif/jujur 2
Tidak memanipulasi data 2
3 Berpikir kritis Meragukan temuan teman 1
Mengulangi kegiatan yang dilakukan 2
Tidak mengabaikan data meskipun kecil 2
4 Berpikir terbuka
dan kerja sama
Berpartisipasi aktif dalam kelompok 1
Menghargai pendapat/temuan orang lain 2
Menerima saran dari teman 3
5 Ketekunan Mengulangi percobaan meskipun berakibat
kegagalan
2
Menyelesaikan pekerjaan hingga tuntas 3
Melengkapi satu kegiatan meskipun teman
sekelasnya selesai lebih awal
1
6 Peka terhadap
lingkungan
sekitar
Perhatian terhadap peristiwa sekitar 2
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar 4
Jumlah 30
7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 170
39
2. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian bertujuan untuk mengamati
sikap ilmiah peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar
observasi memiliki fungsi sebagai pedoman agar observer cermat mengenai aspek
sikap ilmiah yang perlu diobservasi, dan sebagai alat perekam data mengenai kerja
dari aspek sikap ilmiah yang dinilai. Lembar observasi dalam penelitian ini disusun
dalam bentuk format khusus dengan aspek-aspek penilaian yang dikembangkan dari
indikator sikap ilmiah. Penilaiannya menggunakan rating scale dengan 3 skala (7-6-
5). Dalam penelitian ini peneliti menuliskan nomor urut peserta didik pada kolom
penilaian.
Pelaksanaan penelitian ini melibatkan observer. Dua kelompok diobservasi oleh
satu orang observer, yang bertugas mengawasi dan melaksanakan tugasnya sebagai
observer. Sebelum pembelajaran dilaksanakan, setiap observer mendapatkan instruksi
mengenai proses pembelajaran dan mekanisme penilaian lembar observasi, dengan
adanya langkah tersebut diharapkan setiap observer memiliki presepsi yang relatif
sama. Kisi-kisi instrumen lembar observasi sikap ilmiah peserta didik dapat
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Sikap Ilmiah Peserta Didik
Aspek sikap
ilmiah
Indikator Jumlah Aspek
Penilaian
Rasa ingin
tahu
Perhatian pada objek yang diamati 2
Kriteria
penilaian
dengan 3
skala
(7-6-5)
Antusias mencari jawaban
Respek
terhadap
data/fakta
Objektif/jujur 2
Tidak memanipulasi data
Berpikir
kritis
Meragukan temuan teman
3 Mengulangi kegiatan yang dilakukan
Tidak mengabaikan data meskipun kecil
Berpikir Berpartisipasi aktif dalam kelompok 3
40
Aspek sikap
ilmiah
Indikator Jumlah Aspek
Penilaian
terbuka dan
kerja sama
Menghargai pendapat/temuan orang lain
Menerima saran dari teman
Ketekunan
Mengulangi kegiatan meskipun
berakibat kegagalan 2
Melengkapi satu kegiatan meskipun
teman sekelas selesai lebih awal
Peka
terhadap
lingkungan
sekitar
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar 1
Jumlah 13
3. Penilaian Teman Sejawat
Penilaian teman sejawat adalah suatu penilaian yang melibatkan peserta didik
untuk menilai temannya atas kualitas kerja mereka. Penilaian teman sejawat
memerlukan para peserta didik untuk memberikan nilai atau umpan balik pada teman
mereka mengenai kinerja berdasarkan suatu kriteria. Kisi-kisi instrumen penilaian
teman sejawat sikap ilmiah peserta didik dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian Teman Sejawat Sikap Ilmiah Peserta Didik
Aspek sikap
ilmiah
Indikator Jumlah Aspek Penilaian
Rasa ingin tahu
Perhatian pada objek yang
diamati
1
Kriteria penilaian
dengan 5 skala
(5-4-3-2-1)
Antusias mencari jawaban 2
Respek terhadap
data/fakta
Objektif/jujur 1
Tidak memanipulasi data 1
Berpikir kritis
Meragukan temuan teman 1
Mengulangi kegiatan yang
dilakukan
1
Tidak mengabaikan data
meskipun kecil
1
Berpikir terbuka
dan kerja sama
Berpartisipasi aktif dalam
kelompok
1
41
Aspek sikap
ilmiah
Indikator Jumlah Aspek Penilaian
Menghargai pendapat/temuan
orang lain
1
Ketekunan
Mengulangi kegiatan meskipun
berakibat kegagalan
2
Melengkapi satu kegiatan
meskipun teman sekelas selesai
lebih awal
1
Peka terhadap
lingkungan sekitar
Menjaga kebersihan lingkungan
sekitar
1
Jumlah 14
F. Kontrol terhadap Validitas Internal
Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen terlebih dahulu
dikalibrasikan. Instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), dan instrumen pengukuran sebagai data sekunder/pendukung berupa Lembar
Kerja Peserta didik (LKS) telah divalidasi oleh ahli (pembimbing). Sedangkan
instrumen pengukuran berupa angket terlebih dahulu dikalibrasikan dengan cara
menguji validitas dan reliabilitas instrumen.
1. Uji Validitas Angket
Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.8 Pengujian validitas
angket ini diuji dengan mengkorelasikan nilai tiap butir pernyataan dengan nilai total
menggunakan Product moment. Rumus korelasi Product moment adalah sebagai
berikut:9
8
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h.12
9 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009),
h. 72
( )( )
√ ( ) ( )
42
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi variabel X dan Y
N : Jumlah responden
X : Skor butir pernyataan
Y : Skor total
Nilai indeks korelasi product moment kemudian dibandingkan dengan rtabel.
Jika rxy > rtabel maka instrumen tersebut valid, sedangkan jika rxy < rtabel maka
instrumen tersebut tidak valid. Sebanyak 40 item pernyataan pada angket diujikan
validitasnya. Dari 40 item tersebut terdapat 30 item pernyataan yang valid yaitu
nomor 1, 2, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31,
32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40. Ke-30 item pernyataan yang valid ini digunakan
untuk mengumpulkan data sikap ilmiah. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji
validitas dapat dilihat pada lampiran.10
2. Uji Reliabilitas Angket
Reliabilitas merupakan seberapa jauh hasil dari pengukuran dapat dipercaya
dan konsisten. Setelah semua pertanyaan sudah valid, analisis selanjutnya dengan uji
reliabilitas dengan metode belah dua atau split-half method. Metode belah dua adalah
metode pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan cara membagi butir perangkat
angket menjadi dua belahan, selanjutnya mengkorelasikan skor total kedua belahan,
slanjutnya mengkorelasikan skor total kedua belahan.11
Korelasi skor total kedua
belahan dihitung menggunakan rumus korelasi product moment di bawah ini.
( )( )
√ ( ) ( )
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi variabel X dan Y
N : Jumlah responden
10
Lampiran 10
11
Saifuddin Azwar, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1995), h. 182
43
X : Skor butir belahan ganjil
Y : Skor butir belahan genap
Angka koefisien yang dihasilkan pada perhitungan ini merupakan nilai korelasi
antara setengah instrumen karena angka koefisien ini diperoleh dari hasil pembelahan
butir menjadi dua bagian. Untuk mengetahui angka reliabilitas seluruh tes harus
digunakan rumus Spearman-Brown sebagai berikut.12
( )
( )
Keterangan :
r11 = Koefisien reliabilitas
rY1Y2 = Koefisien korelasi antara skor belahan ganjil dan belahan genap
Jika nilai korelasi atau r-nya signifikan dengan r-Tabel maka instrumen
tersebut memiliki reliabilitas yang memadai dan bisa digunakan untuk pengukuran
selanjutnya. Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket, 30 item pernyataan yang telah
valid memiliki nilai sebesar 0,916. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji reliabilitas
dapat dilihat pada lampiran.13
G. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya dibuat analisis data agar menjadikan data
tersebut dapat bermakna dan berguna dalam pemecahan masalah peneltian.
Pengolahan dan analisis data menggunakan uji statistik. Data dianalisis terlebih
dahulu dengan cara pemberian skor pada setiap pertanyaan peserta didik kemudian
dilakukan uji analisis data dengan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Namun,
sebelum menganalisis data menggunakan uji-t, dilakukan uji prasyarat analisis
terlebih dahulu dengan menggunakan uji normalitas dan homogenitas untuk
mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal dan memiliki ragam
12 Ibid., h. 182
13 Lampiran 11
44
yang homogen atau tidak, jika data sudah normal dan homogen kemudian baru
dilakukan uji hipotesis. Adapun langkah-langkah dalam penggunaan uji statistik
adalah sebagai berikut.
1. Teknik Analisis Data Angket Sikap Ilmiah
Angket sikap ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini dianalisis dengan
cara pemberian skor pada setiap pernyataan peserta didik. Pada pernyataan positif,
alterntif jawaban sangat setuju mendapat skor tertinggi 4 dan alternatif jawaban
sangat tidak setuju mendapat skor terendah yaitu 1. Sedangkan pada pernyataan
negatif, alternatif jawaban sangat setuju mendapat skor 1 dan alternatif jawaban tidak
setuju mendapat skor 4.
Tabel 3.5 Skor Item Skala Likert
Sifat pernyataan SS S TS STS
Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
Setelah pemberian skor, data angket sikap ilmiah yang diperoleh diuji
dengan menggunakan uji prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas untuk selanjutnya dilakukan uji hipotesis.
2. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diuji
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan adalah uji Kay-
Kuadrat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. 14
∑( )
Keterangan :
14
Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010), h.
112
45
X2 : Kay-Kuadrat hitung
fo : Frekuensi kelas interfal
fe : Frekuensi yang diharapkan
Jika nilai X2
hitung ≤ X2
tabel maka data atau sampel berasal dari populasi yang
terdistribusi normal, sedangkan jika X2
hitung ≥ X2
tabel maka data atau sampel berasal
dari populasi yang terdistribusi tidak normal.
2) Uji Homogenitas
Apabila sebuah uji normalitas memberikan indikasi data hasil penelitian
berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas dari sampel
penelitan ini. Teknik yang digunakan untuk uji homogenitas adalah metode uji
Fisher.15
Keterangan:
F : Homogenitas
S1² : Varians terbesar
S2² : Varians terkecil
Dengan Kriteria pengujian adalah Fhit < F tabel, maka kedua variansi homogen
sedangkan Fhit ≥ F tabel, maka kedua variansi tidak homogen.
b. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan t-tes. Bila sampel berkorelasi atau
berpasangan dapat menggunakann t test. Validitas kriteria tes dapat digunakan untuk
menguji dua kelompok peserta didik dengan menggunakan tes yang sama.
15
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2009), ed. 6, cet. 1, h.249
√
46
Dengan :
√( )
( )
Keterangan:
: rerata skor kelompok eksperimen I
: rerata skor kelompok eksperimen II
: varian kelompok eksperimen I
: varian kelompok eksperimen II
n1 : banyaknya sampel kelompok eksperimen I
n2 : banyaknya sampel kelompok eksperimen II
: simpangan baku gabungan
Dalam pengujian hipotesis, nilai gabungan thitung yang telah diperoleh dari
perhitungan ini kemudian dibandingkan dengan nilai dari tabel distribusi t atau ttabel.
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, Sedangkan jika thitung < ttabel maka
H0 diterima dan Ha ditolak.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi dibuat berdasarkan aspek yang ingin diketahui dalam sikap
ilmiah yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil observasi kemudian akan
dijumlahkan untuk setiap kategori. Hasil observasi akan dihitung persentasenya
dengan menggunakan rumus:16
Keterangan:
NP = Nilai persen sikap ilmiah yang dicari
R = Skor mentah yang diperoleh peserta didik
16
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Jakarta: PT
Remaja Rosdakarya, 2002), h. 102
47
SM = Skor maksimum ideal dari soal tiap seri
Data yang diperoleh adalah data berupa kualitatif yang akan dikonversikan ke dalam
data kuantitatif.
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Ho : 1 = 2
Ha : 1 > 2
Keterangan:
Ho : tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah yang signifikan dengan penggunaan model pembelajaran
inkuiri terbimbing dan group investigation
Ha : sikap ilmiah dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan
penggunaan model pembelajaran group investigation.
1 : rata-rata skor sikap ilmiah peserta didik yang diajarkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing
2 : rata-rata skor sikap ilmiah peserta didik yang diajarkan dengan pembelajaran group investigation
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Data Sikap Ilmiah Berdasarkan Angket, Lembar Observasi, dan Penilaian
Teman Sejawat Kelompok Eksperimen I dan II
Berdasarkan hasil perhitungan angket, lembar observasi, dan penilaian teman
sejawat sikap ilmiah peserta didik kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen
II diperoleh data yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 4.1 Data Sikap Ilmiah Berdasarkan Angket, Lembar Observasi, dan
Penilaian Teman Sejawat Kelompok Eksperimen I dan II
Data Statistik Angket
Lembar
Observasi
Penilaian Teman
Sejeawat
E1 E2 E1 E2 E1 E2
Jumlah Siswa 34 35 34 35 34 35
Rata-rata 71.97 71.11 85.39 80.94 75.92 73.97
SD 4.06 3.41 5.48 9.81 10.35 9.75
Nilai Tertinggi 80.83 77.50 95.77 92.86 86.89 85.89
Nilai Terendah 60.83 60 75.00 46.56 41.53 34 *Keterangan:
E1 = Kelas eksperimen 1 (Inkuiri Terbimbing)
E2 = Kelas eksperimen 2 (Group Investigation)
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa hasil angket sikap ilmiah peserta didik
kelompok eksperimen I mendapat skor tertinggi sebesar 80,83 dan skor terendah
sebesar 60,83 sedangkan skor tertinggi yang didapat oleh kelompok eksperimen II
sebesar 77,50 dan skor terendah sebesar 60. Skor rata-rata (mean) kelas eksperimen I
dan II adalah 71,97 dan 71,11. Serta standar deviasi kelompok eksperimen I sebesar
4,06 dan kelompok eksperimen II sebesar 3,41. Pada penilaian dengan lembar
observasi sikap ilmiah peserta didik jauh lebih tinggi dibandingkan angket dan
penilaian teman sejawat. Kelas eksperimen I memiliki nilai tertinggi dan nilai
terendah sebesar 95,77 dan 75,00 dengan rata-rata sebesar 85,39. Sedangkan kelas
49
ekperimen II pada penilaian lembar observasi mendapatkan nilai tertinggi dan nilai
terendah sebesar 92,86 dan 46,56 dengan rata-rata 80,94. Berdasarkan penilaian
teman sejawat sikap ilmiah yang lebih unggul adalah kelas eksperimen I yang
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan rata-rata sebesar 75,92,
nilai tertinggi sebesar 86,89 dan nilai terendah sebesar 41.53. Pada kelas eksperimen
II yang menggunakan model pembelajaran group investigation mendapatkan nilai
tertinggi dan terendah sebesar 85,89 dan 34 dengan rata-rata 73,97. Berdasarkan tabel
4.1 jika dilihat dari rata-rata semua bahan uji, kelas eksperimen I dengan model
pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dibandingkan kelas eksperimen II dengan
menggunakan model pembelajaran group invsetigation.
Berdasarkan rekapitulasi hasil perhitungan angket, lembar observasi, dan
penilaian teman sejawat sikap ilmiah peserta didik kelompok eksperimen I dan
kelompok eksperimen II, diperoleh data yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Sikap Ilmiah Peserta didik
Data Statistik Kelompok Eksperimen I
(Inkuiri terbimbing)
Kelompok Eksperimen II
(Group investigation)
Nilai Tertinggi 85.20 83.39
Nilai Terendah 60.79 58.96
Rata-rata 77.67 75.39
Standar Deviasi 5.46 5.69
Berdasarkan tabel 4.2 hasil atau total nilai sikap ilmiah peserta didik dari
angkaet, lembar observasi, dan penilain teman sejawat pada kelas eksperimen I
dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing sedikit jauh lebih unggu dibandingkan
dengan kelas eksperimen II dengan model pembelajaran group invsetigation. Pada
kelas eksperimen I mendapatkan skor rata-rata sebesar 77,67 dengan nilai tertinggi
dan
50
nilai terendah sebesar (85,20 dan 60,79) serta standar deviasi sebesar 5,46. Pada kelas
eksperimen II memiliki skor rata-rata sebesar 75,39 dengan standar deviasi sebesar
5,69, serta mendapatkan nilai tertinggi dan nilai terendah sebesar (83,39 dan 58,96).
2. Data Hasil Lembar Observasi Sikap Ilmiah Peserta didik Kelompok
Eksperimen I dan II
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengamati sikap ilmiah peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
Lembar observasi disusun dalam bentuk format khusus dengan aspek-aspek penilaian
yang dikembangkan dari indikator sikap ilmiah.
Hasil analisis lembar observasi sikap ilmiah peserta didik pada kelompok
eksperimen I dan II disajikan dalam bentuk diagram di bawah ini.
Gambar 4.1 Diagram Persentase Analisis Lembar Observasi Sikap Ilmiah
0
20
40
60
80
100
120
Rasa ingintahu
Respekterhadapdata dan
fakta
Berpikirkritis
Berpikirterbuka
dankerjasama
Ketekunan Pekaterhadap
lingkungansekitar
Fre
kue
nsi
sis
wa
Aspek Sikap Ilmiah
Eksp 1 Pert 1
Eksp 1 Pert 2
Eksp 1 Pert 3
Eksp 2 Pert 1
Eksp 2 Pert 2
Eksp 2 Pert 3
51
Berdasarkan diagram persentase analisis lembar observasi sikap ilmiah
(gambar 4.1) pada tiap pertemuan persentase dari setiap aspek yang meliputi aspek
rasa ingin tahu, respek terhadap data dan fakta, berpikir kritis, berpikir terbuka dan
kerjasama, ketekunan, dan peka terhadap lingkungan sekitar mengalami peningkatan
dan penurunan. Dari setiap aspek hanya memiliki sedikit selisih dari kedua kelompok
eksperimen tersebut. Namun ada beberapa aspek yang mengalami penurunan yang
sangat signifikan.
Berdasarkan diagram sikap ilmiah peserta didik pada pertemuan I dari setiap
aspek dengan kategori baik. Perbedaan persentase pada aspek rasa ingin tahu
kelompok eksperimen I dan II (88,87% dan 90,41%) sebesar 1,54%. Perbedaan aspek
respek terhadap data dan fakta kelompok eksperimen I dan II (96,22% dan 88,57%)
adalah sebesar 7,65%. Perbedaan persentase aspek berpikir kritis (87,25% dan
88,84%) yaitu 1,59%. Perbedaan persentase pada aspek berpikir terbuka dan
kerjasama serta aspek ketekunan adalah sebesar (3.86% dan 0.85%). Sedangkan pada
aspek peka terhadap lingkungan sekitar perbedaan persentase kelompok eksperimen I
dan II jauh lebih besar dibandingkan dari kelima aspek sebelumnya yaitu sebesar
15,76%.
Pada pertemuan kedua jika dilihat persentase yang diperoleh dari kelompok
eksperimen I dan II, persentase yang lebih unggul adalah kelompok eksperimen I
dengan menggunakan model inkuiri terbimbing, dan pada kelompok eksperimen II
mengalami penurunan dari pertemuan pertama. Perbedaan persentase kelompok
eksperimen I dan II pada aspek rasa ingin tahu sebesar 7,16%, pada aspek respek
terhadap data dan fakta sebesar 9,67%, aspek berpikir kritis sebesar 36,34%, aspek
berpikir terbuka dan kerjasama sebesar 6,22%, aspek ketekunan adalah sebesar
19,14%, dan perbedaan persentase aspek peka terhadap lingkungan sekitar adalah
sebesar 9,29%.
Berdasarkan digram persentase sikap ilmiah pada pertemuan ketiga,
persentase yang lebih unggul adalah kelompok eksperimen I dengan menggunakan
model inkuiri terbimbing. Dari seluruh aspek pada pertemuan ketiga persentase
52
terendah yaitu pada kelompok eksperimen I dengan 37,8% pada aspek peka terhadap
lingkungan sekitar.
Selain dihitung skor sikap ilmiah masing-masing kelompok eksperimen,
jawaban dari peserta didik-siswi diklasifikasikan dalam tiap aspek yang diteliti.
Aspek yang diteliti tidak hanya menggunakan angket dan lembar observasi saja
melainkan dengan menggunakan penilaian teman sejawat untuk mengukur sikap
ilmiah peserta didik. Hasil penelitian sikap ilmiah peserta didik menunjukkan bahwa
aspek-aspek sikap ilmiah yang diujikan sudah baik.
Persentase aspek sikap ilmiah peserta didik kelompok eksperimen I dan
eksperimen II dilihat dari data lembar observasi, angket, dan teman sejawat disajikan
dalam bentuk diagram di bawah ini.
Gambar 4.2 Diagram Persentase Aspek Sikap Ilmiah Peserta didik Berdasarkan
Angket, Lembar Observasi, dan Penilaian Teman Sejawat
Kelompok Eksperimen I dan II
0102030405060708090
100
Rasa ingintahu
Respekterhadapdata dan
fakta
Berpikir kritis BerpikirTerbuka dan
kerjasama
Ketekunan PekaTerhadap
LingkunganSekitar
Fre
kue
nsi
Sis
wa
Aspek Sikap Ilmiah
Eksp I AngketEksp I Lembar ObservasiEksp I Teman SejawatEksp II AngketEksp II Lembar ObservasiEksp II Teman Sejawat
53
Gambar 4.3 Diagram Persentase Rata-rata Sikap Ilmiah Peserta didik
Berdasarkan Angket, Lembar Observasi, dan Penilaian Teman
Sejawat
Berdasarkan diagram persentasi setiap aspek berdasarkan angket, lembar
observasi dan penilaian teman sejawat (gambar 4.2). pada kelas eksperimen I antara
angket, lembar observasi, dan penilaian teman sejawat dengan sangat jelas bahwa
persentase dari lembar observasi memiliki skor terbesar dari kelima aspek, namun
pada aspek peka terhadap lingkungan sekitar memiliki persentase terkecil yaitu
sebesar 70,17%.
Pada kelompok eksperimen II dengan model pembelajaran Group
investigation, penilaian lembar obsevasi sikap ilmiah peserta didik juga mendapatkan
persentase yang lebih besar dibandingkan angket dan penilaian teman sejawat.
Namun, pada aspek ketekunan jauh lebih kecil dibandingkan penilaian teman sejawat
dan angket yaitu sebesar 62,24%.
Jika dilihat dari rata-rata setiap aspek pada diagram persentase rata-rata sikap
ilmiah (gambar 4.3) dari kedua kelompok eksperimen, aspek rasa ingin tahu memiliki
0102030405060708090
Rasa ingintahu
Respekterhadapdata dan
fakta
Berpikir kritis Berpikirterbuka dankerjasama
Ketekunan Pekaterhadap
lingkungansekitar
Fre
kue
nsi
Sis
wa
Aspek Sikap Ilmiah
eksperimen 1
eksperimen 2
54
rata-rata terbesar dibandingkan dari kelima aspek lainnya yaitu sebesar 82,17% pada
kelompok eksperimen I dan 79,30% pada kelompok eksperimen II. Sedangkan, rata-
rata terendah pada aspek ketekunan dari kelompok eksperimen I dan II adalah sebesar
70,48% dan 66,41%.
B. Analisis Data
Sebelum melakukan uji hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan sikap ilmiah pada kelompok eksperimen I dan II, terlebih dahulu dilakukan
uji prasyarat data yaitu uji normalitas dan homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi
data. Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan rumus Chi-
Squard. Data berdistribusi normal jika memenuhi kriteria X2
hitung X2
tabel dengan
signifikansi 0,05. Hasil uji normalitas angket sikap ilmiah peserta didik kedua sampel
penelitian dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Hasil Angket Sikap Ilmiah Peserta didik
Kelompok Eksperimen I dan II
Data Statistik Eksperimen I
(Inkuiri Terbimbing)
Eksperimen II
(Group Investigation)
N 34 35
71,97 71,11
S 4,06 3,41
X2
hitung 1,70 6,17
X2
tabel 11,07
Kesimpulan Normal
Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa X2
hitung kelas eksperimen I bernilai 1,70
dan X2
tabel kelas eksperimen II bernilai 6,17 serta X2
tabel dengan dk = 5 bernilai 11,07.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil angket sikap ilmiah peserta didik kedua
55
kelompok eksperimen berdistribusi normal karena memenuhi kriteria X2
hitung X2
tabel.
Untuk lebih jelasnya perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.1
2. Uji Homogenitas
Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal,
selanjutnya dicari nilai homogenitasnya. Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah kelompok sampel berdistribusi homogen atau tidak. Dalam
penelitian ini homogenitas diuji dengan menggunakan uji Fisher. Kriteria pengujian
yang digunakan, yaitu: kedua kelompok dinyatakan homogen apabila Fhitung Ftabel
diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil uji homogenitas
angket sikap ilmiah peserta didik kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat
pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Hasil Angket Sikap Ilmiah Peserta didik
Kelompok Eksperimen I dan II
Nilai Statistik Eksperimen I
(Inkuiri Terbimbing)
Eksperimen II
(Group Investigation)
S2 16,48 11,62
Fhitung 1,41
0.05
Ftabel 5,05
Kesimpulan Variansi Homogen
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (=0,05) dengan derajat
kebebasan (dk) penyebut 5 dan derajat kebebasan pembilang 5 untuk kedua kelompok
sampel penelitian. Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa Fhitung lebih kecil dari
Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil angket sikap ilmiah peserta didik
berasal dari populasi yang homogen karena memenuhi kriteria Fhitung Ftabel. Untuk
lebih jelasnya perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran.2
1
Lampiran 15
2 Lampiran 16
56
3. Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat analisis (uji normalitas dan homogenitas)
diketahui kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen. Dengan demikian,
untuk melakukan uji hipotesis penelitian menggunakan uji-t.
Tabel 4.5 Uji Hipotesis Hasil Analisis Angket Sikap Ilmiah Peserta didik
Data Statistik Eksperimen I
(Inkuiri Terbimbing)
Eksperimen II
(Group Investigation)
N 34 35
71,97 71,11
S2 16,48 11,62
thitung 0,999
ttabel 1,996
Kesimpulan Ho diterima
(Tidak Berbeda)
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa thitung sebesar 0,999 dan ttabel
sebesar 1,996. Ternyata memenuhi kriteria pengujian thitung < ttabel atau 0,999 < 1,996,
maka Ho diterima. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan tidak terdapat
perbedaan sikap ilmiah peserta didik antara peserta didik yang menggunakan model
Inkuiri Terbimbing dan Group Investigation (GI). Untuk lebih jelasnya perhitungan
uji hipotesis dapat dilihat pada lampiran.3
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Sikap ilmiah yang diamati meliputi 6 aspek yaitu rasa ingin tahu, respek
terhadap data dan fakta, berpikir kritis, berpikir terbuka dan kerjasama, ketekunan,
dan peka terhadap lingkungan sekitar. Penilaian sikap ilmiah dilakukan dengan
menggunakan angket, lembar observasi, dan penilaian teman sejawat. Pada tiap
pertemuan sikap ilmiah peserta didik selalu diamati oleh peneliti dan observer melalui
lembar pengamatan, kemudian skor akhir sikap ilmiah didapat dari rerata sikap ilmiah
3
Lampiran 17
57
peserta didik pada tiap pertemuan. Angket sikap ilmiah juga dibagikan kepada peserta
didik untuk melihat sikap ilmiah peserta didik menurut individu peserta didik masing-
masing. Dalam penilaian teman sejawat peserta didik terlibat dan bertanggung jawab
untuk menilai temannya mengenai kualitas kerja mereka.
Berdasarkan analisis data nilai angket sikap ilmiah peserta didik
menggunakan uji-t, diperoleh thitung lebih kecil dari ttabel yaitu 0,999 < 1,996. Dengan
demikian dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah peserta didik
dengan menggunakan model Inkuiri Terbimbing dan Group Investigation (GI). Hal
ini terlihat dari skor total rata-rata sikap ilmiah peserta didik pada grafik 4.3 disetiap
aspek menunjukkan bahwa tidak jauh berbeda antara kelompok eksperimen I yang
menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan kelompok eksperimen II yang
menggunakan pembelajaran group investigation, walaupun rata-rata disetiap aspek
tidak jauh berbeda tetapi pada kelas eksperimen I lebih baik dari pada kelas
eksperimen II kecuali pada aspek peka terhadap lingkungan. Hal ini disebabkan oleh
persamaan model inkuiri terbimbing dan group investigation memiliki kesamaan
yaitu proses pembelajaran yang berlangsung berpusat pada peserta didik (student
centered) dan peserta didik dituntut untuk merancang sendiri prosedur percobaan
untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Hal ini juga dibuktikan
dari hasil rata-rata presentasi aspek sikap ilmiah dilihat dari angket, lembar observasi,
dan penilaian teman sejawat.
Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa rata-rata persentase aspek sikap
ilmiah berdasarkan angket, lembar observasi dan penilaian teman sejawat sikap
ilmiah peserta didik pada kedua kelompok eksperimen sudah terlihat baik. Pada aspek
rasa ingin tahu, persentase sikap ilmiah peserta didik kelompok eksperimen I lebih
besar (82,17%) dibandingkan kelompok eksperimen II (79,30). Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar peserta didik memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam
mempelajari biologi khususnya konsep jamur. Hal ini disebabkan karena strategi pada
model yang digunakan memiliki kelebihan dalam penyajian masalah yang terdapat
dalam wacana Lembar Kerja Peserta didik (LKS), dengan adanya penyajian masalah
58
tersebut peserta didik terstimulus rasa ingin tahu sehingga peserta didik termotivasi
untuk terus belajar dan ingin terus menemukan jawaban dari pertanyaan atau rasa
keingintahuannya.4
Pada aspek respek terhadap data dan fakta, perbedaan sikap ilmiah peserta
didik kelompok eksperimen I dan II (79,66% dan 76,55%) sebesar 3,11. Aspek
respek terhadap data dan fakta kelompok eksperimen I dan II berada pada kategori
baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik sudah cukup baik
dalam aspek respek terhadap data dan fakta karena dengan model ini peserta didik
dibiasakan memecahkan masalah dan merancang praktikum dengan pemikirannya
sendiri sehingga sikap objektif dan kejujuran dalam mengungkapkan hasil praktikum
akan tinggi. Selain itu kedua model ini baik inkuiri terbimbing maupun group
investigation merupakan pemahaman pembelajaran melalui proses yang dialami
peserta didik, bukan hasil. Sehingga peserta didik melaporkan hasil yang mereka
peroleh apa adanya tanpa memanipulasi data. Pendapat ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Istikomah yang menyatakan bahwa dengan diperlakukan seperti
ilmuan, peserta didik terlatih untuk jujur dalam mengolah data dan teliti demi
memperoleh informasi sevalid mungkin.5
Pada aspek sikap kritis, persentase sikap ilmiah peserta didik kelompok
eksperimen I (81,47%) lebih besar dari kelompok eksperimen II (74,46%). Peserta
didik pada kelompok pada kelompok eksperimen II dengan model pembelajara group
investigation masih belum terbiasa mengkritisi proses pembelajaran yang dialaminya
sehingga peserta didik lebih memilih percaya saja walaupun belum ada bukti kuat
yang didapatnya.
Pada aspek berpikir terbuka dan kerja sama pada eksperimen I sebesar
79,15% lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan kelas eksperimen II sebesar
4
Mariani Natalina, Yustini Yusuf, Ermadianti, Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Peserta didik Kelas VIII SMP
Negeri 14 Pekanbaru Tahun Ajaran 2012/2013, Jurnal Biogenesis, Vol. 9, 2013, h. 32
5 Istikomah, Hendratto, dan Bambang. Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation
untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Peserta didik, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Januari 2010
59
77,92%. Pada kedua kelas, baik eksperimen I dan II dilakukan kegiatan diskusi
kelompok. Kegiatan diskusi kelompok akan membiasakan sikap saling bekerja sama
pada diri peserta didik. Karena diskusi kelompok yang dilakukan pada setiap proses
pembelajaran untuk bersama-sama memecahkan masalah dan menemukan konsep.
Hal ini juga menunjukkan bahwa peserta didik mampu bertoleransi terhadap teman
kelompoknya dengan baik. Peserta didik memiliki cara pandang yang berbeda
melihat suatu permasalahan. Cara pendang yang berbeda membuat peserta didik
memiliki pendapat yang berbeda pula. Dalam banyaknya perbedaan peserta didik
mampu menunjukkan sikap menghargai pendapat maupun jawaban yang berbeda.
Pada aspek sikap tekun, perbedaan persentase rata-rata pada kelompok
eksperimen I dan II (70,48% dan 66,41%) adalah sebesar 4,07. Diantara keenam
aspek sikap ilmiah yang diujikan pada penelitian ini, sikap tekun menduduki
peringkat terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa sikap tekun kedua kelompok ini
tumbuh kurang baik saat pembelajaran berlangsung. Pada penelitian ini, peserta didik
menunjukkan bahwa mereka mudah bosan dalam melakukan percobaan, serta mudah
putus asa jika percobaan yang dilakukan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Sebagian besar peserta didik mudah terpengaruh dengan teman kelompok lain yang
selesai lebih awal. Hal ini terjadi dari beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal6. Faktor internal terdiri dari minat dan motivasi dari diri peserta didik
tersebut. Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan
bahwa peserta didik lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya, tetapi dapat juga
diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan peserta didik yang
berminat terhadap sesuatu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar
terhadap sesuatu yang diminati itu dan sama sekali tak menghiraukan sesuatu yang
lain. Minat merupakan alat motivasi yang utama untuk dapat membangkitkan
kegairahan belajar peserta didik dalam rentang waktu tertentu. Peserta didik yang
mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan
6 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 166-167
60
mana perbuatan yang diabaikan. Dengan tekun peserta didik belajar. Dengan penuh
konsentrasi peserta didik belajar agar tujuannya mencari sesuatu yang ingin diketahui
dan dimengerti itu cepat tercapai.
Pada aspek sikap peka terhadap lingkungan sekitar kelas eksperimen I sebesar
74,72% lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen II sebesar 79,15%. Hal
ini disebabkan peserta didik kelas eksperimen II sudah terbiasa untuk selalu menjaga
kebersihan ruangan/laboratorium setelah proses pembelajaran selesai. Hal ini sesuai
dengan hasil wawancara peserta didik bahwa pada kelompok eksperimen II terbiasa
untuk selalu menjaga kebersihan ruangan setelah proses pembelajaran selesai karena
sesama peserta didik selalu mengingatkan temannya untuk membersihkan ruangan
setelah pembelajaran selesai. Hal ini terjadi setelah peserta didik tersebut
mendapatkan teguran dari petugas kebersihan kelas.7 Teguran atau suatu hukuman
jika dilakukan dengan tepat dan bijak akan menjadi alat motivasi yang baik dan
efektif jika dilakukan dengan pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif maksudnya
sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan
peserta didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang diberikan itu
peserta didik tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran.8
Berdasarkan penilaian lembar observasi pada saat proses pembelajaran
berlangsung, sikap ilmiah dari pertemuan I, II, dan III mengalami penurunan dan
kenaikan. Aspek yang mengalami kenaikan dari pertemuan pertama ke pertemuan
kedua pada kelas eksperimen I adalah rasa ingin tahu sebesar 4,62%,aspek berpikir
kritis sebesar 3,65%, aspek berpikir terbuka dan kerja sama sebesar 1,82%, dan aspek
peka terhadap lingkungan sekitar sebesar 17,7%. Sedangkan tidak ada kenaikan dari
pertemuan pertama ke pertemuan kedua pada kelas eksperimen II di setiap aspeknya.
Hal ini dikarenakan banyak peserta didik pada kelas ekperimen II di pertemuan kedua
tidak melakukan proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh dan masih banyak
7 Lampiran 19
8 Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., h. 164
61
peserta didik yang melakukan kegiatan di luar pembelajaran seperti mengobrol dan
mengganggu teman kelompok lain.
Pada pertemuan ketiga berbanding terbalik dari pertemuan kedua, dari aspek
yang dinilai kelompok eksperimen II dengan menggunakan model pembelajaran
group investigation mengalami kenaikan terutama pada aspek berpikir kritis yaitu
sebesar 25,17%. Kenaikan ini disebabkan karena peserta didik merasa tertarik dengan
materi yang dibahas yaitu liken dan mikoriza. Dengan ketertarikan tersebut peserta
didik jadi termotivasi untuk mencari tahu dan tekun dalam melakukan penyelidikan.
Terlihat jelas bahwa pada pertemuan ketiga aspek peka terhadap lingkungan
kelompok eksperimen I hanya mendapatkan rata-rata persentase sebesar 37,8%. Hal
ini disebabkan karena setelah pembelajaran selesai dari 6 kelompok hanya 1
kelompok yang membersihkan ruangan/laboratorium.
Suatu hipotesis penelitian yang didasarkan atas asumsi atau landasan teoritis
yang kuat serta didukung pula oleh langkah-langkah ilmiah yang benar, maka pada
umumnya hipotesis yang diuji itu akan terbukti benar. Namun kenyataannya
berdasarkan uji hipotesis dengan uji-t dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan
sikap ilmiah antara penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan group
investigation. Kesalahan penarikan kesimpulan dalam pengujian hipotesis ini bisa
disebabkan karena kesalahan dalam pengambilan sampel, salah dalam pemilihan
teori, dan salah dalam pembuatan rancangan penelitian.9 Peneliti menyadari
sepenuhnya bahwa tiap sampel yang diteliti kemungkinan mengandung kesalahan
sampling, besar atau kecil. Salah satu sumber yang pasti dari kesalahan sampling itu
adalah kenyataan bahwa populasi tidak pernah homogen secara sempurna. Sumber
kesalahan lainnya adalah keterbatasan peneliti dalam mengatur waktu saat melakukan
aksi dalam kelas, dengan melakukan pembelajaran menggunakan metode praktikum
dengan alokasi 3 x 45 menit selama 3 kali pertemuan peserta didik merasa terburu-
buru dalam melakukan pengamatan sehingga proses pembelajaran tidak berjalan
9
Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2009), h. 9
62
dengan maksimal. Selain itu, peserta didik mengalami kesulitan dalam pengoprasian
mikroskop untuk mengamati objek sehingga praktikum berjalan lebih lama dari
waktu yang sudah ditetapkan dalam RPP. Hal ini sesuai dengan kelemahan dari
masing-masing model yang digunakan, bahwa model pembelajaran inkuiri dan group
investigation memerlukan jumlah jam pelajaran yang banyak dan juga waktu di luar
kelas dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya. Idealnya untuk
membiasakan peserta didik bersikap ilmiah dengan model pembelajaran inkuiri
terbimbing dan group investigation membutuhkan waktu yang tidak sebentar atau
relatif lama, dengan penelitian selama tiga kali pertemuan dengan alokasi 3 x 45
menit tenyata belum dapat meningkatkan atau membiasakan peserta didik untuk
bersikap ilmiah. Hal ini sesuai dengan pendapat Dwi dan Fransisca bahwa untuk
meningkatkan sikap ilmiah siswa secara maksimal diperlukan waktu yang lama dan
konsisten.10
10
Dwi Indah Suryani dan Fransisca Sudargo, Pengaruh Model Pembelajaran Open Inquiry
dan Guided Inquiry terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP pada Tema Suhu dan Perubahan, Jurnal
EDUSAINS, Vol. 7, 2015. h. 132
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah antara peserta didik
yang diajarkan menggunakan Inkuiri Terbimbing dengan pesrta didik yang
menggunakan Group Investigation (GI). Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis
melalui uji-t pada taraf signifikansi 0,05 didapat hasil thitung < ttabel yaitu 0,999 < 1,996
sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) tolak. Sikap ilmiah
akan muncul pada diri peserta didik apabila secara terus menerus dikuatkan. Sehingga
untuk meningkatkan sikap ilmiah peserta didik secara maksimal diperlukan waktu
yang lama dan konsisten. Ada banyak faktor yang mempengaruhi sikap seseorang,
faktor yang sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap ini antara lain faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain minat, motivasi, dan faktor
emosi dalam diri. Sedangkan faktor eksternal antara lain kebudayaan di lingkungan
sekitar, guru, dan teman sejawat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, saran-saran yang diajukan adalah
sebagai berikut:
1. Perlu optimalisasi peran guru sebagai fasilitator untuk menggunakan model Inkuiri
Terbimbing dan Group Investigation (GI) sehingga dapat diketahui perbedaan
diantara keduanya secara lebih nyata
2. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai sikap ilmiah pesrta didik
dengan menggunakan model pembelajaran lain dan konsep lain.
3. Guru perlu menerapkan pembelajaran dengan menggunakan Inkuiri Terbimbing
dan Group Investigation (GI) pada konsep-konsep biologi yang lain.
65
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Herson. “Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains”. Jurnal Pelangi
Ilmu. Vol. 2. 2009.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
2009
Astawa, I M. Widya, W. Sadia, dan W. Suastra. "Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Proyek terhadap Sikap Ilmiah dan Konsep Diri Siswa SMP". e-
Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program
Studi Pendidikan IPA, Vol. 5, 2015
Astuti, Rina, Widha Sunarno, dan Suciati Sudarisman. “Pembelajaran IPA dengan
Pendekatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen
Bebas Termodifikasi dan Eksperimen Terbimbing Ditinjau dari Sikap Ilmiah
dan Motivasi Belajar Peserta didik”. Jurnal Inkuiri. Vol. 1. 2012.
A'yun, Qurrota, Novi Ratna Dewi, dan Sudarmin. "Efektivitas Model Think Pair
Square (TPS) Berbasis Inquiry pada Tema Sistem Transportasi untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Sikap Ilmiah Peserta didik".
Jurnal Pendidikan IPA. Vol. 4. 2015.
Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 1995
Campbell, Neil A, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. Biologi. Jakarta:
Erlangga, Jilid II. 2010
Damanik, Dede Persaoran, dan Nurdin Bukit, “Analisis Kemampuan Berpikir Kritiis
dan Sikap Ilmiah pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model
Pembelajaran Inquiry Training (IT) dan Direct Instruction (DI)”. Jurnal
Online Pendidikan Fisika. Vol. 2. 2013
Darmo, Budi. "Pengaruh Problem Base Learning (PBL) dan Sikap Ilmiah terhadap
Hasil Belajar Fisika Peserta didik SMA". Prosiding Pascasarjana Jurusan
Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta. 2014
Dewi, Lestari Narni, Nyoman Dantes, dan I Wayan Sadia. "Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar
66
IPA". e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar, Vol. 3, 2013
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Rineka Cipta, Cet. III. 2006
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2011.
Hanafiah dan Cucu Suhana. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika
Aditama. 2012.
Hosnan, M. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
Bogor: Ghalia Indonesia. 2014.
Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan
Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga. 2014.
Istikomah, Hendratto, dan Bambang. "Penggunaan Model Pembelajaran Group
Investigation untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Peserta Didik". Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia. Vol. 6. 2010.
Kadir. Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata Sampurna.
2010.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar
Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)". 2013.
Kurniasih, Imas, dan Berlin Sani. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013
Mamahami Aspek dalam Kurikulum 2013. Yogyajarta: Kata Pena. 2014.
Lestari, Wahyuning. "Pembelajaran Kimia Melalui Pendekatan Contektual Teaching
and Learning (CTL) dengan Metode Praktikum yang Dilengkapi dengan
Lembar Kerja Peserta didik (LKS) dan Diagram Vee Ditinjau dari Sikap
Ilmiah Peserta didik". Jurnal Pendidikan Kimia. Vol. 2. 2013
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2013.
Malay, M. Nursalim. "Peranan Statistika dalam Penelitian Ilmiah". Jurnal TAPIs.
Vol.5. 2009.
Margiastuti, Siska Nugraheni, Parmin, dan Stephani Diah Pamelasari. "Penerapan
Model Guided Inquiry terhadap Sikap Ilmiah dan Pemahaman Konsep
67
Peserta didik pada Tema Ekosistem". Jurnal Pendidikan IPA Unnes. Vol. 4.
2015.
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.
Martin, Lisa. Defining Inquiry. The Science Teacher. diakses dari
http://people.uncw.edu/kubaskod/SEC_406_506/Classes/Class_3_Inquiry/Def
iningInquiry.pdf. 18 Maret 2015
Moog, Richard S dan M David Hanson. Process Oriented Guided Inquiry Learning
(POGIL) In 21st Century Pedagogies. diakses dari
https://journals.iupui.edu/index.php/muj/article/viewFile/20287/1988.
22 Maret 2016.
Mulyasa, E. Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2015
Natalina, Mariani, Yustini Yusuf dan Ermadianti. "Penerapan Strategi Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar
Biologi Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 14 Pekanbaru Tahun Ajaran
2012/2013". Jurnal Biogenesis. Vol. 9. 2013.
Ngalimun. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. 2013
Ngalimun, Muhammad Fauzani, dan Ahmad Salabi. Strategi dan Model
Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo, Edisi Revisi. 2016
Nisfiannoor, Muhammad. Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika. 2009.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011.
Ozden, Baris, dan Nilgun Yenice. "An Analysis of Secondary Education Students'
Scientific Attitudes". International Journal of Contemporary Educational
Research. Vol. 1. 2014
Purwanto, M Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta: PT
Remaja Rosdakarya. 2013
Rusman. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. 2011.
68
S, Yasar dan Anagun, S. S. "Reliability and Validity Studiesof the Science and
Technology Course Scientific Attitude Scale". Journal of Turkish
ScienceEducation. Vol. 6. 2009.
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan RI. 2013.
Sani, Abdullah Ridwan. Pembelajaran Saintifik untuk Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi
Aksara. 2014.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media. 2006.
Sanjaya, Wina, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group. 2013
Sardinah. "Relevansi Sikap Ilmiah Peserta didik dengan Konsep Hakikat Sains
dalam Pelaksanaan Percobaan pada Pembelajaran IPA di SDN Kota Banda
Aceh". Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu. Vol. 13. 2012.
Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa
Media. 2005.
Slavin, Robert E. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. USA:
Allyn & Bacon. 1995
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
2010
Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, Ed. 6, Cet I. 2005
Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo, Cet XIII. 2014
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2010
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta 2013.
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2013.
69
Sukimarwati, Juli, Widha Sunarno, dan Sugiyarto. "Pembelajaran Biologi dengan
Guided Inquiry Model Menggunakan LKS Terbimbing dan LKS Bebas
Termodifikasi Ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Peserta
didik". Jurnal BIOEDUKASI. Vol. 6. 2013
Suryadana, Brian Aziz, Tjiptaning Suprihati, dan Sri Astutik. "Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Disertai Media Kartu
Masalah pada Pembelajaran Fisika di SMA". Jurnal Pembelajaran Fisika.
Vol. 1. 2012.
Suryani, Indah Dwi dan Fransisca Sudargo. "Pengaruh Model Pembelajaran Open
Inquiry dan Guided Inquiry terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP pada Tema
Suhu dan Perubahan". Jurnal EDUSAINS.Vol. 7. 2015
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2008.
Syaodih, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Resta Karya.
2005.
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.
2012
Trianto. Mendesain Model Pembealjaran Inovatif –Progresif. Jakarta: Kencana.
2009.
Undang-undang Republik Indonesia. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2003
Wahyudiati, Dwi. "Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Model
Pembelajaran Diskusi pada Pokok Bahasan Energi dan Perubahan untuk
Menumbuhkan Sikap Ilmiah Peserta didik,". Jurnal Inovasi dan Perekayasa
Pendidikan. Vol. 3. 2010.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
2011.
Wijayanti, Wahyu, Sudarno Herlambang, dan Mahadi Slamet K. Pengaruh Model
Pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun. diakses dari
http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel2405E92B2C971A74C4C2BD
B5B724F6E4.pdf. 2014.
70
Yusa, Manickam Bala Subra Maniam. Aktif dan Kreatif Belajar Biologi 1 untuk
Kelas X SMA/MA Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam Kurikulum
2013. Bandung: Grafindo Media Pratama. 2013.
Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartin. Strategi Pembelajaran Sains. Ciputat:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009.
71
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
(Inkuiri Terbimbing)
Sekolah : SMAN 32 Jakarta Selatan
Kelas/Semester : X/2
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Materi Pokok : Fungi
Pertemuan : Pertama
A. Kompetensi Inti (KI)
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
72
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan
hidup.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi
dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong
royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium.
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri- ciri dan cara reproduksinya melalui
pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator :
3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri umum jamur
3.6.2 Mengelompokkan jamur berdasarkan ciri yang diamati
3.6.3 Mendeskripsikan cara reproduksi zygomycota dan ascomycota
73
3.6.4 Membuat sketsa tubuh jamur zygomycota dan ascomycota berdasarkan pengamatan praktikum dan kajian
pustaka.
3.6.5 Menyelidiki informasi mengenai pemanfaatan jamur zygomycota dan ascomycota
3.6.6 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh jamur zygomycota dan ascomycota berdasarkan
kajian pustaka
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan
tertulis.
Indikator :
4. 6.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur mikroskopis
4.6.2 Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur mikroskopis melalui pengamatan langsung
dengan mikroskop.
4.6.3 Merancang kegiatan praktikum jamur mikroskopis untuk diamati secara langsung dengan mikroskop.
4.6.4 Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan
C. Materi Pembelajaran
1. Ciri-ciri tubuh jamur
2. Cara hidup dan habitat jamur
3. Reproduksi jamur
4. Klasifikasi jamur zygomycota dan ascomycota
5. Peranan jamur zygomycota dan ascomycota dalam kehidupan manusia
74
D. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific
2. Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing
3. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, tanya jawab, eksperimen, Studi literatur, kerja kelompok
E. Alat, Media, dan Sumber Belajar
Alat White board, laptop, LCD, VCD/CD dan spidol
Media Power point, video pembelajaran, dan LKS
Sumber
Belajar
Buku Biologi Kelas X SMA Kurikulum 13, buku sumber lain, Internet
F. Langkah Kegiatan Pembelajaran
Waktu : 3 x 45 menit
a. Kegiatan Awal (10 menit)
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Pembukaan
Memberi salam, mengecek absensi,
Menjawab salam, berdoa,
2 menit
75
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
membimbing berdoa, mengecek kesiapan
siswa dan menyiapkan buku ajar.
mengeluarkan buku pelajaran
Biologi.
Motivasi
Guru memotivasi peserta didik dengan
menampilkan gambar spesies jamur dari
berbagai jenis klasifikasi jamur
Siswa memperhatikan gambar
yang disajikan guru, sehingga
siswa termotivasi untuk
mengikuti proses
pembelajaran.
4 menit
Apersepsi
Guru menanyakan hal yang berhubungan
dengan jamur berdasarkan gambar yang telah
disajikan, seperti:apakah kalian pernah
makan jamur? Apakah semua jenis jamur
memiliki bentuk yang sama? Apa yang
membedakan dari setiap jamur tersebut?
Disebut apakah struktur putih diatas tempe?
Mengapa roti dapat berjamur?
Siswa menjawab pertanyaan
guru
4 menit
76
b. Kegiatan Inti (110 menit)
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
Orientasi
Guru menyebutkan
tujuan pembelajaran
yang harus dicapai
dalam belajar
Membimbing siswa
dalam pembentukan
kelompok kecil,
maksimal anggota
kelompok terdiri dari 6
orang.
Menginformasikan
bahwa materi yang akan
dipelajari yaitu :
Klasifikasi divisi jamur
berdasarkan bentuk
Siswa dan
mendengarkan
penjelasan guru
Siswa membentuk
kelompok kecil,
maksimal anggota
kelompok terdiri
dari 6 orang.
Siswa
mendengarkan dan
memperhatikan
penjelasan guru
Sikap
terbuka dan
kerjasama
Berpartisip
asi aktif
dalam
kelompok
10
menit
77
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
morfologi
Membagikan lembaran
LKS yang berisi tugas
kepada masing-masing
kelompok.
.Guru menjelaskan
petunjuk yang terdapat
pada LKS
(Observasi)
Guru membimbing siswa
untuk membaca dan
memperhatikan gambar
serta wacana mengenai
Siswa menerima
lembaran LKS
yang berisi tugas
dari guru
Siswa
memperhatikan
penjelasan yang
disampaikan oleh
guru terkait
petunjuk yang
terdapat pada
LKS
Siswa membaca
dan
memperhatikan
gambar serta
Rasa ingin
tahu
Perhatian
pada
objek
yang
78
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
jamur mikroskopis yang
terdapat pada LKS agar
dapat merumuskan
masalah
wacana yang
terdapat pada LKS
agar dapat
merumuskan
masalah
diamati
Merumuskan
Masalah
(Questioning)
Guru membimbing siswa
untuk merumuskan
masalah berdasarkan
wacana yang terdapat
pada LKS mengenai
pengamatan jamur
mikroskopis yang
berkaitan dengan materi
yang akan
dipraktikumkan
Guru meminta siswa
Siswa merumuskan
masalah mengenai
pengamatan jamur
mikroskopis yang
berkaitan dengan
materi yang akan
dipraktikumkan
Siswa menuliskan
Rasa ingin
tahu
Perhatian
pada
objek
yang
diamati
Antusias
mencari
jawaban
8 menit
79
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
untuk menuliskan
rumusan masalah yang
telah dibuat ke dalam
LKS
rumusan masalah
yang telah dibuat
ke dalam LKS
Merumuskan
Hipotesis
Guru membimbing siswa
untuk berdiskusi dan
membuat hipotesis
mengenai masalah yang
disajikan.
Guru meminta siswa
menuliskan hipotesis
yang telah dibuat ke
dalam LKS
Siswa berdiskusi
dan membuat
hipotesis dari
masalah yang telah
disajikan guru.
Siswa menuliskan
hipotesis yang
telah dibuat ke
dalam LKS
Rasa ingin
tahu
Berpikir
kritis
Antusias
mencari
jawaban
Meraguka
n temuan
teman
7 menit
Mengumpulkan Data (Eksperimen)
Guru membimbing siswa
dalam mencari referensi
terkait dengan praktikum
Siswa Siswa
mencari referensi
baik dari buku
Rasa ingin
tahu
Antusias
mencari
jawaban
65
menit
80
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
jamur mikroskopis yang
akan dilakukan
Guru membimbing siswa
dalam mempersiapkan
alat dan bahan yang akan
digunakan serta
membuat langkah kerja
untuk kegiatan
praktikum jamur
mikroskopis
Guru membimbing dan
mengawasi siswa dalam
paket maupun
internet terkait
dengan praktikum
jamur mikroskopis
yang akan
dilakukan
Siswa
mempersiapkan
alat dan bahan
yang akan
digunakan serta
membuat langkah
kerja untuk
kegiatan praktikum
jamur mikroskopis
Siswa melakukan
kegiatan praktikum
Ketekunan
Respek
terhadap data
Mengulangi
kegiatan
meskipun
berakibat
kegagala
Melengkapi
satu
kegiatan
meskipun
teman
sekelas
selesai
lebih awal
Objektik/juj
ur
81
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
melakukan kegiatan
praktikum
dengan
pengawasan dan
bimbingan guru
dan fakta
Berpikir
kritis
Tidak
memanipul
asi data
Tidak
mengabaika
n data
meskipun
kecil
Menguji Hipotesis Guru membimbing siswa
untuk menuliskan hasil
kegiatan praktikum dan
berdiskusi terkait dengan
hipotesis yang telah
dirumuskan sebelumnya
pada LKS
Setiap kelompok
menuliskan hasil
kegiatan praktikum
dan mendiskusikan
hipotesis yang
telah dirumuskan
sebelumnya pada
LKS dengan
bimbingan guru
Berpikir
kritis
Respek
terhadap
data/fakta
Meragukan
temuan
teman
Objektif
10
menit
82
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
Guru membimbing siswa
dalam menganalisis hasil
praktikum serta
membuat penjelasan
lengkap terkait dengan
pengamatan jamur
mikroskopis yang telah
dilakukan dengan tetap
mengacu pada referensi
yang relevan
Guru meminta setiap
kelompok siswa untuk
menjawab setiap
Setiap kelompok
mencatat dan
menganalisis hasil
praktikum serta
membuat
penjelasan lengkap
terkait dengan
pengamatan jamur
mikroskopis yang
telah dilakukan
dengan tetap
mengacu pada
referensi yang
relevan
Setiap kelompok
menjawab
pertanyaan yang
83
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
pertanyaan yang terdapat
pada LKS
terdapat pada LKS
Merumuskan
Kesimpulan
(Asosiasi)
Guru meminta siswa
untuk merumuskan
kesimpulan dari hasil
pengamatan dan
menuliskannya dalam
LKS.
(Communication)
Guru meminta
perwakilan dari masing-
masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil
Siswa membuat
kesimpulan dari
hasil
pengamatannya
dan menuliskannya
dalam LKS.
Masing-masing
kelompok
mengirim salah
satu anggotanya
untuk
Berpikir
terbuka dan
kerjasama
Mengharg
ai
pendapat/t
emuan
orang lain
menerima
saran dari
teman
10
menit
84
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
pengamatannya.
Guru mempersilahkan
siswa dari kelompok lain
untuk menanggapi atau
bertanya.
mempresentasikan
hasil
pengamatanya.
Siswa dari
kelompok lain
dipersilahkan
menanggapi atau
bertanya.
Selesai
pembelajaran
siswa
membersihkan dan
merapikan ruangan
Peka
terhadap
lingkungan
sekitar
Menjaga
lingkunga
n sekitar
85
c. Kegiatan Akhir (15 menit)
Tahapan Aktivitas pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Evaluasi
Guru memberikan penguatan
berupa penjelasan sebagai
penyempurnaan kesimpulan yang
dihasilkan siswa
Siswa memperhatikan dan
menyimak penjelasan yang
disampaikan oleh guru
2 menit
Penutup
Guru memberikan beberapa soal
essay terkait konsep hari ini.
Guru memberi pesan untuk belajar
mengenai jamur Basidiomycota
Guru menutup kelas dengan
mengucapkan salam.
Siswa mengerjakan soal
Siswa menjawab salam
13 menit
86
G. Penilaian
1. Jenis/ teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran
Jenis Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Pedoman Penskoran
Sikap Observasi Skala penilaian yang dilengkapi rubrik Terlampir
Pengetahuan Tes tulis Soal essay Terlampir
Keterampilan Observasi Daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang dilengkapi rubrik
Terlampir
Jakarta, Januari 2016
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti
Dwi Suwartini, S.Pd Nurhasanah
NIP. NIM. 1111016100040
87
SOAL ESSAY PERTEMUAN I
1. Sebutkan 4 ciri-ciri jamur!
2. Sebutkan 4 jenis jamur mikroskopis beserta divisinya!
3. Sebutkan bagian-bagian/ struktur dari Rhizopus sp!
4. Jelaskan reproduksi dari jamur zygomycota dan ascomycota!
5. Sebutkan 2 peranan dari jamur zygomycota dan ascomycota dalam kehidupan sehari-hari!
Kunci Jawaban dan Rubrik
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
1 Ciri-ciri jamur secara umum:
1. Bersifat eukariotik
2. Dinding selnya tersusun atas zat kitin
3. Tubuh jamur umumnya multiseluler,
namun ada yang uniseluler
4. Struktur dasar tubuh berupa hifa dan
membentuk miselium
Jika menyebutkan 4 jawaban dengan tepat dan
jelas
2
Jika hanya menyebutkan 2 jawaban dengan tepat
dan jelas
1
Jika jawaban tidak diisi 0
2 Rhizopus oryzae, Rhizopus Stolonifer =
Zygomycota
Saccharomyces cerevisiae, Aspergillus sp
= Ascomycota
Jika menyebutkan 4 jawaban dengan tepat dan
jelas
2
Jika hanya menyebutkan 2 jawaban dengan tepat
dan jelas
1
Jika jawaban tidak diisi 0
3 Sporangiofor, sporangium,spora, stolon,
rhizoid Jika menyebutkan jawaban dengan lengkap 2
Jika menyebutkan jawaban tidak lengkap 1
Jika jawaban tidak diisi 0
4 Zygomycota = aseksual dengan
fragmentasi hifa dan pembentukan
sporangiospora, seksual dengan konjugasi
Ascomycota = aseksual dengan
Jika menjawab reproduksi dari 2 divisi secara
lengkap dan benar
2
Jika hanya menjawab reproduksi dari 2 divisi
secara lengkap dan benar
1
88
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
pembentukan tunas dan fragmentasi
miselium membentuk konidia, seksual
diawali dengan konjugasi atau penyatuan
dua sel haploid yang berbeda jenis
Jika jawaban tidak diisi 0
5 Sebagi bahan makanan, sebagai pembuat
obat
Jika menjawab 2 jawaban dengan tepat 2
Jika hanya menjawab 1 jawaban 1
Jawaban tidak diisi 0
89
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
(Inkuiri Terbimbing)
Sekolah : SMAN 32 Jakarta Selatan
Kelas/Semester : X/2
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Materi Pokok : Fungi
Pertemuan : Kedua
A. Kompetensi Inti (KI)
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
90
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan
hidup
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan
eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong
royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium.
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri- ciri dan cara reproduksinya melalui
pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator :
3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri jamur Basidiomycota
3.6.2 Membuat sketsa tubuh jamur basidiomycota berdasarkan hasil pengamatan dan kajian pustaka
3.6.3 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh jamur basidiomycota berdasarkan kajian pustaka
3.6.4 Menyelediki informasi mengenai pemanfaatan jamur basidiomycota berdasarkan kajian pustaka
91
3.6.5 Mendeskripiskan cara reproduksi jamur Basidiomycota
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan
tertulis.
Indikator :
4. 6.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur makroskopis
4.6.2 Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur makroskopis melalui pengamatan langsung
dengan mikroskop.
4.6.3 Merancang kegiatan praktikum jamur makroskopis untuk diamati secara langsung
4.6.4 Menyimpulkan ciri-ciri jamur makroskopis berdasarkan hasil pengamatan
.
C. Materi Pembelajaran
1. Ciri-ciri tubuh jamur Basidiomycota
2. Cara hidup dan habitat jamur Basidiomycota
3. Reproduksi jamur Basidiomycota
4. Klasifikasi jamur Basidiomycota
5. Peranan jamur Basidiomycota dalam kehidupan manusia
D. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific
2. Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing
92
3. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, tanya jawab, eksperimen, Studi literatur, kerja kelompok
E. Alat, Media, dan Sumber Belajar
Alat White board, laptop, LCD, VCD/CD dan spidol
Media Power point, video pembelajaran, dan LKS
Sumber
Belajar
Buku Biologi Kelas X SMA Kurikulum 13, buku sumber lain, Internet
F. Langkah Kegiatan Pembelajaran
Waktu : 3 x 45 menit
a. Kegiatan Awal (10 menit)
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Pembukaan
Memberi salam, mengecek absensi,
membimbing berdoa, mengecek
kesiapan siswa dan menyiapkan buku
ajar.
Menjawab salam, berdoa,
mengeluarkan buku pelajaran
Biologi.
2 menit
93
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Motivasi
Guru memotivasi peserta didik
dengan menampilkan gambar spesies
jamur basidiomycota
Siswa memperhatikan gambar yang
disajikan guru, sehingga siswa
termotivasi untuk mengikuti proses
pembelajaran.
4 menit
Apersepsi
Guru menanyakan hal yang
berhubungan dengan jamur
berdasarkan gambar yang telah
disajikan, seperti:Apakah jenis jamur
yang kalian lihat sama dengan yang
kalian amati pada pertemuan
sebelumnya? Apa saja ciri-ciri yang
membedakan pada jenis jamur ini?
Siswa menjawab pertanyaan guru
4 menit
94
b. Kegiatan Inti (110 menit)
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
Orientasi
Guru
menyebutkan
tujuan
pembelajaran
yang harus
dicapai dalam
belajar
Membimbing
siswa dalam
pembentukan
kelompok kecil,
maksimal
anggota
kelompok terdiri
dari 6 orang.
Menginformasika
Siswa dan
mendengarkan
penjelasan guru
Siswa membentuk
kelompok kecil,
maksimal anggota
kelompok terdiri
dari 6 orang.
Siswa mendengarkan
Sikap terbuka
dan kerjasama
Berpartisipasi
aktif dalam
kelompok
10 menit
95
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
n bahwa materi
yang akan
dipelajari yaitu :
Klasifikasi divisi
jamur
berdasarkan
bentuk morfologi
Membagikan
lembaran LKS
yang berisi tugas
kepada masing-
masing
kelompok.
.Guru
menjelaskan
petunjuk yang
terdapat pada
dan memperhatikan
penjelasan guru
Siswa menerima
lembaran LKS yang
berisi tugas dari
guru
Siswa
memperhatikan
penjelasan yang
disampaikan oleh
96
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
LKS
(Observasi)
Guru
membimbing
siswa untuk
membaca dan
memperhatikan
gambar serta
wacana mengenai
jamur
makroskopis
yang terdapat
pada LKS agar
dapat
merumuskan
guru terkait petunjuk
yang terdapat pada
LKS
Siswa membaca dan
memperhatikan
gambar serta wacana
yang terdapat pada
LKS agar dapat
merumuskan
masalah
Rasa ingin tahu
Perhatian pada
objek yang
diamati
97
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
masalah
Merumuskan
Masalah
(Questioning)
Guru
membimbing
siswa untuk
merumuskan
masalah
berdasarkan
wacana yang
terdapat pada
LKS mengenai
pengamatan
jamur
makroskopis
yang berkaitan
dengan materi
Siswa merumuskan
masalah mengenai
pengamatan jamur
makroskopis yang
berkaitan dengan
materi yang akan
dipraktikumkan
Rasa ingin tahu
Perhatian pada
objek yang
diamati
Antusias
mencari
jawaban
8 menit
98
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
yang akan
dipraktikumkan
Guru meminta
siswa untuk
menuliskan
rumusan masalah
yang telah dibuat
ke dalam LKS
Siswa menuliskan
rumusan masalah
yang telah dibuat ke
dalam LKS
Merumuskan
Hipotesis
Guru
membimbing
siswa untuk
berdiskusi dan
membuat
hipotesis
mengenai
masalah yang
disajikan.
Siswa berdiskusi
dan membuat
hipotesis dari
masalah yang telah
disajikan guru.
Rasa ingin tahu
Berpikir kritis
Antusias
mencari
jawaban
Meragukan
temuan teman
7 menit
99
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
Guru meminta
siswa menuliskan
hipotesis yang
telah dibuat ke
dalam LKS
Siswa menuliskan
hipotesis yang telah
dibuat ke dalam
LKS
Mengumpul
kan Data
(Eksperimen)
Guru
membimbing
siswa dalam
mencari referensi
terkait dengan
praktikum jamur
makroskopis
yang akan
dilakukan
Guru
Siswa Siswa
mencari referensi
baik dari buku paket
maupun internet
terkait dengan
praktikum jamur
makroskopis yang
akan dilakukan
Siswa
Rasa ingin tahu
Ketekunan
Antusias
mencari
jawaban
Mengulangi
kegiatan
meskipun
berakibat
kegagala
Melengkapi satu
65 menit
100
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
membimbing
siswa dalam
mempersiapkan
alat dan bahan
yang akan
digunakan serta
membuat langkah
kerja untuk
kegiatan
praktikum jamur
makroskopis
Guru
membimbing dan
mengawasi siswa
dalam melakukan
kegiatan
praktikum
mempersiapkan alat
dan bahan yang
akan digunakan
serta membuat
langkah kerja untuk
kegiatan praktikum
jamur makroskopi
Siswa melakukan
kegiatan praktikum
dengan pengawasan
dan bimbingan guru
Respek terhadap
data dan fakta
Berpikir kritis
kegiatan
meskipun teman
sekelas selesai
lebih awal
Objektik/jujur
Tidak
memanipulasi
data
Tidak
mengabaikan
data meskipun
kecil
101
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
Menguji
Hipotesis
Guru
membimbing
siswa untuk
menuliskan hasil
kegiatan
praktikum dan
berdiskusi terkait
dengan hipotesis
yang telah
dirumuskan
sebelumnya pada
LKS
Guru
membimbing
siswa dalam
menganalisis
hasil praktikum
Setiap kelompok
menuliskan hasil
kegiatan praktikum
dan mendiskusikan
hipotesis yang telah
dirumuskan
sebelumnya pada
LKS dengan
bimbingan guru
Setiap kelompok
mencatat dan
menganalisis hasil
praktikum serta
membuat penjelasan
Berpikir kritis
Respek terhadap
data/fakta
Meragukan
temuan teman
Objektif
10 menit
102
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
serta membuat
penjelasan
lengkap terkait
dengan
pengamatan
jamur
makroskopis
yang telah
dilakukan dengan
tetap mengacu
pada referensi
yang relevan
Guru meminta
setiap kelompok
siswa untuk
menjawab setiap
pertanyaan yang
lengkap terkait
dengan pengamatan
jamur makroskopis
yang telah dilakukan
dengan tetap
mengacu pada
referensi yang
relevan
Setiap kelompok
menjawab
pertanyaan yang
terdapat pada LKS
103
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
terdapat pada
LKS
Merumuskan
Kesimpulan
(Asosiasi)
Guru meminta
siswa untuk
merumuskan
kesimpulan dari
hasil pengamatan
dan
menuliskannya
dalam LKS.
(Communication)
Guru meminta
perwakilan dari
masing-masing
kelompok untuk
Siswa membuat
kesimpulan dari
hasil
pengamatannya dan
menuliskannya
dalam LKS.
Masing-masing
kelompok mengirim
salah satu
anggotanya untuk
Berpikir terbuka
dan kerjasama
Menghargai
pendapat/temu
an orang lain
menerima
saran dari
teman
10 menit
104
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
mempresentasika
n hasil
pengamatannya.
Guru
mempersilahkan
siswa dari
kelompok lain
untuk
menanggapi atau
bertanya.
mempresentasikan
hasil pengamatanya.
Siswa dari
kelompok lain
dipersilahkan
menanggapi atau
bertanya.
Selesai
pembelajaran siswa
membersihkan dan
merapikan ruangan
Peka terhadap
lingkungan
sekitar
Menjaga
lingkungan
sekitar
105
c. Kegiatan Akhir (15 menit)
Tahapan Aktivitas pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Evaluasi
Guru memberikan penguatan berupa
penjelasan sebagai penyempurnaan
kesimpulan yang dihasilkan siswa .
Siswa memperhatikan dan
menyimak penjelasan yang
disampaikan oleh guru
2 menit
Penutup
Guru memberikan beberapa soal essay
terkait konsep hari ini.
Guru memberi pesan untuk belajar
mengenai simbiosis jamur
Guru menutup kelas dengan
mengucapkan salam.
Siswa mengerjakan soal
Siswa menjawab salam
13 menit
106
G. Penilaian
1. Jenis/ teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran
Jenis Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Pedoman Penskoran
Sikap Observasi Skala penilaian yang dilengkapi rubrik Terlampir
Pengetahuan Tes tulis Soal essay Terlampir
Keterampilan Observasi Daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
dilengkapi rubrik
Terlampir
Jakarta, Januari 2016
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti
Dwi Suwartini, S.Pd Nurhasanah
NIP. NIM. 1111016100040
107
SOAL ESSAY PERTEMUAN II
1. Sebutkan 3 ciri-ciri jamur Basidiomycota!
2. Sebutkan dan gambarkan bagian-bagian/ struktur tubuh jamur Basidiomycota!
3. Sebutkan 5 contoh dari jenis jamur Basidiomycota!
4. Jelaskan reproduksi dari jamur Basidiomycota!
5. Sebutkan 2 keuntungan dan 2 kerugian jamur Basidiomycota dalam kehidupan sehari-hari!
Kunci Jawaban dan Rubrik
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
1 a. Hifa bersekat
b. Mempunyai tubuh buah yang disebut
basidiokarp
c. berdaging dan bersifat saproba
Jika menyebutkan 3 jawaban dengan benar 2
Jika menyebutkan 1 jawaban dengan benar 1
Jika jawaban tidak diisi 0
2
Jika menggambar dan menyebutkan struktur tubuh
jamur
2
Jika hanya menyebutkan struktur tubuh jamur 1
Jika jawaban tidak diisi 0
3 Volvariela volvaceae, Auricularia polytricha,
Pleurotus ostreatus, Agaricus bisporus,
Amanita muscaria
Jika menyebutkan 5 jenis jamur 2
Jika hanya menyebutkan 2 jenis jamur 1
Jika jawaban tidak diisi 0
4 Vegetatif dengan membentuk konidiospora
dan reproduksi generatif dengan peleburan
antara hifa berbeda jenis yang akan
Jika jawaban benar dan lengkap 2
Jika jawaban benar tapi kurang lengkap 1
Jika jawaban tidak diisi 0
108
menghasilkan spora generatif basidiospora
5 Keuntungan = sebagai bahan makanan dan
bahan obat
Kerugian = Sebagai parasit dan menyababkan
kerusakan pada kayu
Jika menjawab dengan lengkap dan benar 2
Jika hanya menjawab keuntungan saja 1
Jika jawaban tidak diisi 0
109
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
(Inkuiri Terbimbing)
Sekolah : SMAN 32 Jakarta Selatan
Kelas/Semester : X/2
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Materi Pokok : Fungi
Pertemuan : Ketiga
A. Kompetensi Inti (KI)
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
110
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan
hidup.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi
dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong
royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium.
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri- ciri dan cara reproduksinya melalui
pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator :
3.6.1 Menganalisis informasi mengenai simbiosis jamur
3.6.2 Membuat sketsa tubuh liken dan mikoriza berdasarkan kajian pustaka dan praktikum
3.6.3 Mendeskripsikan organisme penyusun liken dan mikoriza
3.6.4 Menjelaskan simbiosis yang terjadi pada liken dan mikoriza
3.6.5 Menampilkan data mengenai struktur tubuh liken dan mikoriza berdasarkan kajian pustaka dan praktikum.
111
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan
tertulis.
Indikator :
4. 6.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan liken dan mikoriza secara langsung dengan
mikroskop
4.6.2 Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan liken dan mikoriza melalui pengamatan langsung
dengan mikroskop.
4.6.3 Merancang kegiatan praktikum liken dan mikoriza untuk diamati secara langsung dengan mikroskop.
4.6.4 Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan
C. Materi Pembelajaran
1. Ciri-ciri dari simbiosis jamur
2. Cara hidup dan habitat liken dan mikoriza
3. Reproduksi liken dan mikoriza
4. Peranan liken dan mikoriza dalam kehidupan manusia
D. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific
2. Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing
3. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, tanya jawab, eksperimen, Studi literatur, kerja kelompok
112
E. Alat, Media, dan Sumber Belajar
Alat White board, laptop, LCD, VCD/CD dan spidol
Media Power point, video pembelajaran, dan LKS
Sumber Belajar Buku Biologi Kelas X SMA Kurikulum 13, buku sumber lain, Internet
F. Langkah Kegiatan Pembelajaran
Waktu : 3 x 45 menit
a. Kegiatan Awal (10 menit)
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Pembukaan
Memberi salam, mengecek absensi,
membimbing berdoa, mengecek kesiapan
siswa dan menyiapkan buku ajar.
Menjawab salam, berdoa,
mengeluarkan buku pelajaran
Biologi.
2 menit
Motivasi
Guru memotivasi peserta didik dengan
menampilkan gambar spesies liken dan
Siswa memperhatikan gambar
yang disajikan guru, sehingga
4 menit
113
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
mikoriza
siswa termotivasi untuk
mengikuti proses pembelajaran.
Apersepsi
Guru menanyakan hal yang berhubungan
dengan dengan liken dan mikoriza
berdasarkan gambar yang telah disajikan,
seperti:apakah kalian pernah melihat liken
dan mikoriza? Apakah liken dan mikoriza
termasuk ke dalam jenis jamur? Apa
peranan liken dan mikoriza bagi
lingkungan?
Siswa menjawab pertanyaan guru
4 menit
114
b. Kegiatan Inti (105 menit)
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
Orientasi
Guru menyebutkan
tujuan
pembelajaran yang
harus dicapai
dalam belajar
Membimbing
siswa dalam
pembentukan
kelompok kecil,
maksimal anggota
kelompok terdiri
dari 6 orang.
Menginformasikan
bahwa materi yang
akan dipelajari
yaitu : Simbiosis
Siswa dan
mendengarkan
penjelasan guru
Siswa membentuk
kelompok kecil,
maksimal anggota
kelompok terdiri
dari 6 orang.
Siswa
mendengarkan dan
memperhatikan
penjelasan guru
Sikap terbuka
dan kerjasama
Berpartisipasi
aktif dalam
kelompok
10 menit
115
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
yang terjadi pada
jamur (liken dan
mikoriza)
Membagikan
lembaran LKS
yang berisi tugas
kepada masing-
masing kelompok.
.Guru menjelaskan
petunjuk yang
terdapat pada LKS
(Observasi)
Guru membimbing
Siswa menerima
lembaran LKS yang
berisi tugas dari
guru
Siswa
memperhatikan
penjelasan yang
disampaikan oleh
guru terkait petunjuk
yang terdapat pada
LKS
Siswa membaca dan
Rasa ingin
Perhatian
116
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
siswa untuk
membaca dan
memperhatikan
gambar serta
wacana mengenai
jamur makroskopis
yang terdapat pada
LKS agar dapat
merumuskan
masalah
memperhatikan
gambar serta wacana
yang terdapat pada
LKS agar dapat
merumuskan
masalah
tahu
pada objek
yang diamati
Merumuskan
Masalah
(Questioning)
Guru membimbing
siswa untuk
merumuskan
masalah
berdasarkan
wacana yang
Siswa merumuskan
masalah mengenai
pengamatan liken
dan mikoriza yang
berkaitan dengan
materi yang akan
Rasa ingin
tahu
Perhatian
pada objek
yang diamati
Antusias
mencari
jawaban
8 menit
117
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
terdapat pada LKS
mengenai
pengamatan liken
dan mikoriza yang
berkaitan dengan
materi yang akan
dipraktikumkan
Guru meminta
siswa untuk
menuliskan
rumusan masalah
yang telah dibuat
ke dalam LKS
dipraktikumkan
Siswa menuliskan
rumusan masalah
yang telah dibuat ke
dalam LKS
Merumuskan
Hipotesis
Guru membimbing
siswa untuk
berdiskusi dan
membuat hipotesis
Siswa berdiskusi
dan membuat
hipotesis dari
masalah yang telah
Rasa ingin
tahu
Antusias
mencari
jawaban
7 menit
118
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
mengenai masalah
yang disajikan.
Guru meminta
siswa menuliskan
hipotesis yang
telah dibuat ke
dalam LKS
disajikan guru.
Siswa menuliskan
hipotesis yang telah
dibuat ke dalam
LKS
Berpikir kritis
Meragukan
temuan
teman
Mengumpulkan
Data
(Eksperimen)
Guru membimbing
siswa dalam
mencari referensi
terkait dengan
praktikum liken
dan mikoriza yang
akan dilakukan
Guru membimbing
Siswa Siswa
mencari referensi
baik dari buku paket
maupun internet
terkait dengan
praktikum liken dan
mikoriza yang akan
dilakukan
Siswa
Rasa ingin
tahu
Ketekunan
Antusias
mencari
jawaban
Mengulangi
kegiatan
meskipun
berakibat
65 menit
119
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
siswa dalam
mempersiapkan
alat dan bahan
yang akan
digunakan serta
membuat langkah
kerja untuk
kegiatan praktikum
liken dan mikoriza
Guru membimbing
dan mengawasi
siswa dalam
melakukan
kegiatan praktikum
mempersiapkan alat
dan bahan yang
akan digunakan
serta membuat
langkah kerja untuk
kegiatan praktikum
liken dan mikoriza
Siswa melakukan
kegiatan praktikum
dengan pengawasan
dan bimbingan guru
Respek
terhadap data
dan fakta
Berpikir kritis
kegagala
Melengkapi
satu kegiatan
meskipun
teman sekelas
selesai lebih
awal
Objektik/jujur
Tidak
memanipulasi
data
Tidak
mengabaikan
data meskipun
kecil
Menguji Guru membimbing Setiap kelompok Berpikir kritis Meragukan 8 menit
120
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
Hipotesis siswa untuk
menuliskan hasil
kegiatan praktikum
dan berdiskusi
terkait dengan
hipotesis yang
telah dirumuskan
sebelumnya pada
LKS
Guru membimbing
siswa dalam
menganalisis hasil
praktikum serta
membuat
penjelasan lengkap
terkait dengan
pengamatan liken
menuliskan hasil
kegiatan praktikum
dan mendiskusikan
hipotesis yang telah
dirumuskan
sebelumnya pada
LKS dengan
bimbingan guru
Setiap kelompok
mencatat dan
menganalisis hasil
praktikum serta
membuat penjelasan
lengkap terkait
dengan pengamatan
liken dan mikoriza
Respek
terhadap
data/fakta
temuan
teman
Objektif
121
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
dan mikoriza yang
telah dilakukan
dengan tetap
mengacu pada
referensi yang
relevan
Guru meminta
setiap kelompok
siswa untuk
menjawab setiap
pertanyaan yang
terdapat pada LKS
yang telah dilakukan
dengan tetap
mengacu pada
referensi yang
relevan
Setiap kelompok
menjawab
pertanyaan yang
terdapat pada LKS
Merumuskan
Kesimpulan
(Asosiasi)
Guru meminta
siswa untuk
merumuskan
kesimpulan dari
Siswa membuat
kesimpulan dari
hasil
pengamatannya dan
Berpikir
terbuka dan
kerjasama
Menghargai
pendapat/tem
uan orang
lain
7 menit
122
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
hasil pengamatan
dan menuliskannya
dalam LKS.
(Communication)
Guru meminta
perwakilan dari
masing-masing
kelompok untuk
mempresentasikan
hasil
pengamatannya.
Guru
mempersilahkan
siswa dari
kelompok lain
untuk menanggapi
menuliskannya
dalam LKS.
Masing-masing
kelompok mengirim
salah satu
anggotanya untuk
mempresentasikan
hasil pengamatanya.
Siswa dari
kelompok lain
dipersilahkan
menanggapi atau
bertanya.
menerima
saran dari
teman
123
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
atau bertanya.
Selesai
pembelajaran siswa
membersihkan dan
merapikan ruangan
Peka terhadap
lingkungan
sekitar
Menjaga
lingkungan
sekitar
c. Kegiatan Akhir (20 menit)
Tahapan Aktivitas pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Evaluasi Guru memberikan penguatan berupa
penjelasan sebagai penyempurnaan
kesimpulan yang dihasilkan siswa
Siswa memperhatikan dan menyimak
penjelasan yang disampaikan oleh
guru
2 menit
Penutup Guru memberikan beberapa soal
essay terkait konsep hari ini.
Guru memberi angket sikap ilmiah
Guru menutup kelas dengan
mengucapkan salam.
Siswa mengerjakan soal
Siswa menjawab salam
18 menit
124
G. Penilaian
1. Jenis/ teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran
Jenis Teknik
Penilaian Bentuk Instrumen Pedoman Penskoran
Sikap Observasi Skala penilaian yang dilengkapi rubrik Terlampir
Pengetahuan Tes tulis Soal essay Terlampir
Keterampilan Observasi Daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
dilengkapi rubrik
Terlampir
Jakarta, Januari 2016
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti
Dwi Suwartini, S.Pd Nurhasanah
NIP. NIM. 1111016100040
125
SOAL ESSAY PERTEMUAN III
1. Sebutkan 2 simbiosis yang terjadi pada jamur!
2. Sebutkan organisme penyusun dari liken dan mikoriza!
3. Jelaskan simbiosis mutualisme yang terjadi pada liken!
4. Mengapa liken berwarna biru kehijauan!
5. Sebutkan manfaat liken dan mikoriza dalam kehidupan dan lingkungan!
Kunci Jawaban dan Rubrik
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
1 Liken dan Mikoriza Jika menjawab 2 jawaban 2
Jika hanya menjawab 1 jawaban 1
Jika jawaban tidak diisi 0
2 Liken merupakan gabungan antara dua organisme
yaitu ganggang hijau atau ganggang biru dengan
jamur dan Mikoriza merupakan jamur yang
bersimbiosis dengan akar tanaman
Jika jawaban benar dan lengkap 2
Jika jawaban benar tapi kurang lengkap 1
Jika jawaban tidak diisi 0
3 Simbiosis mutualisme yang terjadi yaitu ganggang
mampu menyediakan makanan untuk jamur.
Ganggang biru dapat memfiksasi nitrogen bebas.
Kemudian menyediakan nitrogen organik untuk
jamur. Sementara itu, Jamur dapat memberikan
lingkungan dan perlindungan untuk kehidupan
ganggang.
Jika jawaban benar dan lengkap 2
Jika jawaban benar tapi kurang lengkap 1
Jika jawaban tidak diisi 0
4 Karena lumut kerak (lichen) adalah organisme yang
terdiri atas simbiosis ganggang hijau-biru dan fungi.
Jadi, warna biru kehijauan tersebut disebabkan oleh
pigmen klorofil/pigmen fotosintesis pada ganggang.
Jika jawaban benar dan lengkap 2
Jika jawaban benar tapi kurang lengkap 1
Jika jawaban tidak diisi 0
5 Lumut kerak sebagai bahan pembuat obat, indikator Jika menyebutkan manfaat liken dan mikoriza 2
126
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
pencemaran udara, dan di daerah batu-batuan lumut
kerak dapat melapukkan batuan sebagai awal
pembentukan tanah.
Mikoriza berguna untuk membantu kesuburan
tanah, membantu perkecambahan anggrek,
melawan patogen akar
Jika hanya menyebutkan manfaat liken 1
Jika jawaban tidak diisi 0
127
INSTRUMEN KINERJA MELAKUKAN PRAKTIKUM
No Aspek yang Dinilai Penilaian
1 2 3
1 Merangkai Alat
2 Pengamatan
3 Data yang diperoleh
4 Kesimpulan
Rubrik:
No Aspek yang
Dinilai
Penilaian
1 2 3
1 Merangkai Alat Rangkaian alat tidak
benar
Rangkaian alat benar, tapi
tidak rapi atau tidak
memperhatikan
keselamatan kerja
Rangkaian alat benar dan
memperhatikan
keselamatan kerja
2 Pengamatan Pengamatan tidak
cermat
Pengamatan cermat tetapi
tidak mendukung
interpretasi
Pengamatn cermat
mendukung interpretasi
3 Data yang
diperoleh
Data tidak lengkap Data lengkap, tetapi tidak
terorganisir atau ada yang
salah tulis
Data lengkap,
terorganisir, dan ditulis
dengan benar
4 Kesimpulan Tidak benar atau tidak
sesuai tujuan
Sebagian besar kesimpulan
ada yang salah atau tidak
sesuai tujuan
Semua benar atau sesuai
tujuan
128
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
(Group Investigation)
Sekolah : SMAN 32 Jakarta Selatan
Kelas/Semester : X/2
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Materi Pokok : Fungi
Pertemuan : Pertama
A. Kompetensi Inti (KI)
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
129
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan
lingkungan hidup.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi
dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong
royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium.
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri- ciri dan cara reproduksinya melalui
pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator :
3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri umum jamur
3.6.2 Mengelompokkan jamur berdasarkan ciri yang diamati
3.6.3 Mendeskripsikan cara reproduksi zygomycota dan ascomycota
3.6.4 Membuat sketsa tubuh jamur zygomycota dan ascomycota berdasarkan pengamatan praktikum dan kajian
pustaka.
130
3.6.5 Menyelidiki informasi mengenai pemanfaatan jamur zygomycota dan ascomycota
3.6.6 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh jamur zygomycota dan ascomycota berdasarkan
kajian pustaka
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk
laporan tertulis.
Indikator :
4. 6.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur mikroskopis
4.6.2 Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur mikroskopis melalui pengamatan langsung
dengan mikroskop.
4.6.3 Merancang kegiatan praktikum jamur mikroskopis untuk diamati secara langsung dengan mikroskop.
4.6.4 Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan
C. Materi Pembelajaran
1. Ciri-ciri tubuh jamur
2. Cara hidup dan habitat jamur
3. Reproduksi jamur
4. Klasifikasi jamur zygomycota dan ascomycota
5. Peranan jamur zygomycota dan ascomycota dalam kehidupan manusia
131
D. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific
2. Model Pembelajaran : Group Investigation
3. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, tanya jawab, eksperimen, Studi literatur, kerja kelompok
E. Alat, Media, dan Sumber Belajar
Alat White board, laptop, LCD, VCD/CD dan spidol
Media Power point, video pembelajaran, dan LKS
Sumber
Belajar
Buku Biologi Kelas X SMA Kurikulum 13, buku sumber lain, Internet
F. Langkah Kegiatan Pembelajaran
Waktu: 3 x 45 menit
a. Kegiatan Awal (10 menit)
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Pembukaan
Memberi salam, mengecek absensi,
Menjawab salam, berdoa,
2 menit
132
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
membimbing berdoa, mengecek kesiapan
siswa dan menyiapkan buku ajar.
mengeluarkan buku pelajaran
Biologi.
Motivasi
Guru memotivasi peserta didik dengan
menampilkan gambar spesies jamur dari
berbagai jenis klasifikasi jamur
Siswa memperhatikan gambar yang
disajikan guru, sehingga siswa
termotivasi untuk mengikuti proses
pembelajaran.
4 menit
Apersepsi
Guru menanyakan hal yang berhubungan
dengan jamur berdasarkan gambar yang
telah disajikan, seperti:apakah kalian
pernah makan jamur? Apakah semua
jenis jamur memiliki bentuk yang sama?
Apa yang membedakan dari setiap jamur
tersebut? Disebut apakah struktur putih
diatas tempe? Mengapa roti dapat
berjamur?
Siswa menjawab pertanyaan guru
4 menit
133
b. Kegiatan Inti (110 menit)
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
Memilih topik
Guru menyebutkan
tujuan pembelajaran
yang harus dicapai
dalam belajar
Membimbing siswa
dalam pembentukan
kelompok kecil yang
heterogen, maksimal
anggota kelompok
terdiri dari 6 orang.
Menginformasikan
bahwa materi yang
akan dipelajari yaitu
: Klasifikasi divisi
jamur berdasarkan
Siswa dan
mendengarkan
penjelasan guru
Siswa membentuk
kelompok kecil,
maksimal anggota
kelompok terdiri
dari 6 orang.
Siswa
mendengarkan dan
memperhatikan
penjelasan guru
Berpikir
terbuka dan
kerjasama
Berpartisipasi
aktif dalam
kelompok
15
menit
134
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
bentuk morfologi
(mikroskopis), ciri-
ciri, reproduksi dan
peranannya
Guru membagikan
lembaran LKS yang
berisi tugas kepada
masing-masing
kelompok.
Guru menjelaskan
petunjuk yang
terdapat pada LKS
(Observasi)
Guru meminta siswa
untuk membaca dan
memperhatikan
Siswa menerima
lembaran LKS yang
berisi tugas dari
guru
Siswa
memperhatikan
penjelasan yang
disampaikan oleh
guru terkait petunjuk
yang terdapat pada
LKS
Siswa membaca dan
memperhatikan
gambar serta wacana
Rasa ingin
tahu
Perhatian pada
objek yang
diamati
135
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
gambar serta wacana
yang terdapat pada
LKS
(Questioning)
Guru meminta siswa
mengajukan
beberapa pertanyaan
tentang topik yang
akan di bahas dan
menuliskannya ke
dalam LKS
yang terdapat pada
LKS
Siswa menuliskan
beberapa pertanyaan
tentang topik yang
akan dibahas di LKS
yang sudah di
sediakan
Perencanaan
kooperatif
Guru meminta
individu dalam
kelompok untuk
saling berpendapat
dan membantu
kelompok untuk
Siswa dalam
kelompok saling
bertukar pendapat
dalam menjawab
pertanyaan yang
telah diajukan dan
Rasa ingin
tahu
Antusias
mencari
jawaban
Perhatian pada
objek yang
diamati
10
menit
136
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
menjawab
pertanyaan yang
telah diajukan dan
merencanakan
praktikum yang
akan dilakukan .
merencanakan
praktikum yang
akan dilakukan .
Berpikir
terbuka dan
kerjasama
Berpartisipasi
aktif dalam
kelompok
Menerima
saran dari
teman
Implementasi
(Melaksanakan
investigasi)
(Eksperimen)
Guru membimbing
siswa dalam mencari
referensi terkait
dengan praktikum
jamur mikroskopis
yang akan dilakukan
Guru membimbing
siswa dalam
mempersiapkan alat
Siswa mencari
referensi baik dari
buku paket maupun
internet terkait
dengan praktikum
jamur mikroskopis
yang akan dilakukan
Siswa
mempersiapkan alat
dan bahan yang
Ketekunan
Mengulangi
kegiatan
meskipun
berakibat
kegagala
Melengkapi satu
kegiatan
meskipun teman
sekelas selesai
lebih awal
55
menit
137
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
dan bahan yang
akan digunakan
serta membuat
langkah kerja untuk
kegiatan praktikum
jamur mikroskopis
Guru mengawasi
siswa dalam
melakukan kegiatan
praktikum
akan digunakan
serta membuat
langkah kerja untuk
kegiatan praktikum
jamur mikroskopis
Siswa melakukan
kegiatan praktikum
Respek
terhadap data
dan fakta
Berpikir
kritis
Rasa ingin
tahu
Objektik/jujur
Tidak
memanipulasi
data
Tidak
mengabaikan
data meskipun
kecil
Perhatian pada
objek yang
diamati
Antusias
mencari
jawaban
Menyiapkan
laporan akhir
Guru membimbing
siswa dalam
Siswa menentukan
pesan-pesan esensial
Berpikir
terbuka dan
Berpartisipasi
aktif dalam
10
menit
138
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
merencanakan apa
yang akan siswa
laporkan, dan
bagaimana siswa
membuat presentasi.
(Asosiasi)
Guru meminta siswa
menuliskan
kesimpulan dari
pengamatan dan
penyelesaian yang
telah di didiskusikan
bersama kelompok
dan menuliskannya
dalam LKS
serta hasil dari data
yang mereka dapat
selama investigasi
dilakukan yang akan
dipresentasikan.
Siswa
menyimpulkan hasil
pengamatan dan
penyelesaian yang
telah didiskusikan
bersama dalam
kelompok dan
menuliskannya
dalam LKS
kerjasama
Respek
terhadap data
dan fakta
kelompok
Menerima
saran dari
teman
Objektif
139
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
Presentasi
laporan akhir
(Communication)
Guru meminta
perwakilan dari
masing-masing
kelompok untuk
mempresentasikan
hasil
pengamatannya.
Masing-masing
kelompok mengirim
salah satu
anggotanya untuk
mempresentasikan
hasil pengamatanya
Berpikir
terbuka dan
kerjasama
Menghargai
pendapat/temu
an orang lain
10
menit
Evaluasi Guru dan siswa
mengevaluasi tiap
kontribusi kelompok
terhadap kerja
Guru
mempersilahkan
siswa dari kelompok
lain untuk
menanggapi atau
Siswa
memperhatikan
Siswa dari
kelompok lain
dipersilahkan
menanggapi atau
bertanya.
Berpikir
terbuka dan
kerjasama
Menerima
saran dari
teman
10
menit
140
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
bertanya.
Selesai
pembelajaran siswa
membersihkan dan
merapikan ruangan
Peka
terhadap
lingkungan
sekitar
Menjaga
lingkungan
sekitar
c. Kegiatan Akhir (15 menit)
Tahapan Aktivitas pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Evaluasi
Guru memberikan penguatan berupa
penjelasan sebagai penyempurnaan
kesimpulan yang dihasilkan siswa
Siswa memperhatikan dan
menyimak penjelasan yang
disampaikan oleh guru
2 menit
Penutup
Guru memberikan pengahargaan kepada
Siswa mendapatkan penghargaan
13 menit
141
Tahapan Aktivitas pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
kelompok yang paling memuaskan pada
saat presentasinya.
Guru memberikan beberapa soal essay
terkait konsep hari ini.
Guru memberi pesan untuk belajar
mengenai jamur Basidiomycota
Guru menutup kelas dengan
mengucapkan salam.
karena telah memberikan
presentasi hasil praktikum dengan
baik.
Siswa mengerjakan soal
Siswa menjawab salam
G. Penilaian
1. Jenis/ teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran
142
Jenis Teknik
Penilaian Bentuk Instrumen Pedoman Penskoran
Sikap Observasi Skala penilaian yang dilengkapi rubrik Terlampir
Pengetahuan Tes tulis Soal essay Terlampir
Keterampilan Observasi Daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang dilengkapi rubrik
Terlampir
Jakarta, Januari 2016
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti
Dwi Suwartini, S.Pd Nurhasanah
NIP. NIM. 1111016100040
143
SOAL ESSAY PERTEMUAN I
1. Sebutkan 4 ciri-ciri jamur!
2. Sebutkan 4 jenis jamur mikroskopis beserta divisinya!
3. Sebutkan bagian-bagian/ struktur dari Rhizopus sp!
4. Jelaskan reproduksi dari jamur zygomycota dan ascomycota!
5. Sebutkan 2 peranan dari jamur zygomycota dan ascomycota dalam kehidupan sehari-hari!
Kunci Jawaban dan Rubrik
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
1 Ciri-ciri jamur secara umum:
1. Bersifat eukariotik
2. Dinding selnya tersusun atas zat kitin
3. Tubuh jamur umumnya multiseluler, namun ada
yang uniseluler
4. Struktur dasar tubuh berupa hifa dan membentuk
miselium
Jika menyebutkan 4 jawaban dengan tepat
dan jelas
2
Jika hanya menyebutkan 2 jawaban dengan
tepat dan jelas
1
Jika jawaban tidak diisi 0
2 Rhizopus oryzae, Rhizopus Stolonifer = Zygomycota
Saccharomyces cerevisiae, Aspergillus sp =
Ascomycota
Jika menyebutkan 4 jawaban dengan tepat
dan jelas
2
Jika hanya menyebutkan 2 jawaban dengan
tepat dan jelas
1
Jika jawaban tidak diisi 0
3 Sporangiofor, sporangium,spora, stolon, rhizoid Jika menyebutkan jawaban dengan lengkap 2
Jika menyebutkan jawaban tidak lengkap 1
Jika jawaban tidak diisi 0
4 Zygomycota = aseksual dengan fragmentasi hifa dan
pembentukan sporangiospora, seksual dengan
konjugasi
Ascomycota = aseksual dengan pembentukan tunas
Jika menjawab reproduksi dari 2 divisi
secara lengkap dan benar
2
Jika hanya menjawab reproduksi dari 2
divisi secara lengkap dan benar
1
144
dan fragmentasi miselium membentuk konidia,
seksual diawali dengan konjugasi atau penyatuan dua
sel haploid yang berbeda jenis
Jika jawaban tidak diisi 0
5 Sebagi bahan makanan, sebagai pembuat obat Jika menjawab 2 jawaban dengan tepat 2
Jika hanya menjawab 1 jawaban 1
Jawaban tidak diisi 0
\
145
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
(Group Investigation)
Sekolah : SMAN 32 Jakarta Selatan
Kelas/Semester : X/2
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Materi Pokok : Fungi
Pertemuan : Kedua
A. Kompetensi Inti (KI)
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
146
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan
hidup
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi
dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong
royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium.
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri- ciri dan cara reproduksinya melalui
pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator :
3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri jamur Basidiomycota
3.6.2 Membuat sketsa tubuh jamur basidiomycota berdasarkan hasil pengamatan dan kajian pustaka
3.6.3 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh jamur basidiomycota berdasarkan kajian pustaka
3.6.4 Menyelediki informasi mengenai pemanfaatan jamur basidiomycota berdasarkan kajian pustaka
3.6.5 Mendeskripiskan cara reproduksi jamur Basidiomycota
147
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan
tertulis.
Indikator :
4. 6.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur makroskopis
4.6.2 Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur makroskopis melalui pengamatan langsung
dengan mikroskop.
4.6.3 Merancang kegiatan praktikum jamur makroskopis untuk diamati secara langsung
4.6.4 Menyimpulkan ciri-ciri jamur makroskopis berdasarkan hasil pengamatan
C. Materi Pembelajaran
1. Ciri-ciri tubuh jamur Basidiomycota
2. Cara hidup dan habitat jamur Basidiomycota
3. Reproduksi jamur Basidiomycota
4. Klasifikasi jamur Basidiomycota
5. Peranan jamur Basidiomycota dalam kehidupan manusia
D. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific
2. Model Pembelajaran : Group investigation
3. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, tanya jawab, eksperimen, Studi literatur, kerja kelompok
148
E. Alat, Media, dan Sumber Belajar
Alat White board, laptop, LCD, VCD/CD dan spidol
Media Power point, video pembelajaran, dan LKS
Sumber Belajar Buku Biologi Kelas X SMA Kurikulum 13, buku sumber lain, Internet
F. Langkah Kegiatan Pembelajaran
Waktu : 3 x 45 menit
a. Kegiatan Awal (10 menit)
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Pembukaan
Memberi salam, mengecek absensi,
membimbing berdoa, mengecek kesiapan
siswa dan menyiapkan buku ajar.
Menjawab salam, berdoa,
mengeluarkan buku pelajaran
Biologi.
2 menit
Motivasi
Guru memotivasi peserta didik dengan
menampilkan gambar spesies jamur
Siswa memperhatikan gambar yang
disajikan guru, sehingga siswa
4 menit
149
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
basidiomycota termotivasi untuk mengikuti proses
pembelajaran.
Apersepsi
Guru menanyakan hal yang berhubungan
dengan jamur berdasarkan gambar yang
telah disajikan, seperti:Apakah jenis
jamur yang kalian lihat sama dengan
yang kalian amati pada pertemuan
sebelumnya? Apa saja ciriciri yang
membedakan pada jenis jamur ini?
Siswa menjawab pertanyaan guru
4 menit
c. Kegiatan Inti (110 menit)
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
Memilih topik
Guru menyebutkan
tujuan pembelajaran
yang harus dicapai
Siswa dan
mendengarkan
penjelasan guru
Berpikir
terbuka dan
kerjasama
Berpartisipasi
aktif dalam
kelompok
15
menit
150
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
dalam belajar
Membimbing siswa
dalam pembentukan
kelompok kecil yang
heterogen, maksimal
anggota kelompok
terdiri dari 6 orang.
Menginformasikan
bahwa materi yang
akan dipelajari yaitu :
Klasifikasi divisi
jamur berdasarkan
bentuk morfologi
(makroskopis), ciri-
ciri, reproduksi dan
peranannya
Guru membagikan
Siswa membentuk
kelompok kecil,
maksimal anggota
kelompok terdiri
dari 6 orang.
Siswa
mendengarkan dan
memperhatikan
penjelasan guru
Siswa menerima
151
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
lembaran LKS yang
berisi tugas kepada
masing-masing
kelompok.
Guru menjelaskan
petunjuk yang
terdapat pada LKS
(Observasi)
Guru meminta siswa
untuk membaca dan
memperhatikan
gambar serta wacana
yang terdapat pada
lembaran LKS
yang berisi tugas
dari guru
Siswa
memperhatikan
penjelasan yang
disampaikan oleh
guru terkait
petunjuk yang
terdapat pada LKS
Siswa membaca
dan
memperhatikan
gambar serta
wacana yang
Rasa ingin
tahu
Perhatian pada
objek yang
diamati
152
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
LKS
(Questioning)
Guru meminta siswa
mengajukan beberapa
pertanyaan tentang
topik yang akan di
bahas dan
menuliskannya ke
dalam LKS
terdapat pada LKS
Siswa menuliskan
beberapa
pertanyaan tentang
topik yang akan
dibahas di LKS
yang sudah di
sediakan
Perencanaan
kooperatif
Guru meminta
individu dalam
kelompok untuk
saling berpendapat
dan membantu
kelompok untuk
menjawab pertanyaan
yang telah diajukan
Siswa dalam
kelompok saling
bertukar pendapat
dalam menjawab
pertanyaan yang
telah diajukan dan
merencanakan
praktikum yang
Rasa ingin
tahu
Antusias
mencari
jawaban
Perhatian pada
objek yang
diamati
Berpartisipasi
aktif dalam
10
menit
153
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
dan merencanakan
praktikum yang akan
dilakukan .
akan dilakukan . Berpikir
terbuka dan
kerjasama
kelompok
Menerima
saran dari
teman
Implementasi
(Melaksanakan
investigasi)
(Eksperimen)
Guru membimbing
siswa dalam mencari
referensi terkait
dengan praktikum
jamur makroskopis
yang akan dilakukan
Guru membimbing
siswa dalam
mempersiapkan alat
dan bahan yang akan
Siswa mencari
referensi baik dari
buku paket
maupun internet
terkait dengan
praktikum jamur
makroskopis yang
akan dilakukan
Siswa
mempersiapkan
alat dan bahan
yang akan
Ketekunan
Respek
terhadap data
Mengulangi
kegiatan
meskipun
berakibat
kegagala
Melengkapi
satu kegiatan
meskipun teman
sekelas selesai
lebih awal
Objektik/jujur
Tidak
55
menit
154
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
digunakan serta
membuat langkah
kerja untuk kegiatan
praktikum jamur
makroskopis
Guru mengawasi
siswa dalam
melakukan kegiatan
praktikum
digunakan serta
membuat langkah
kerja untuk
kegiatan praktikum
jamur makroskopis
Siswa melakukan
kegiatan praktikum
dan fakta
Berpikir
kritis
Rasa ingin
tahu
memanipulasi
data
Tidak
mengabaikan
data meskipun
kecil
Perhatian pada
objek yang
diamati
Antusias
mencari
jawaban
Menyiapkan
laporan akhir
Guru membimbing
siswa dalam
merencanakan apa
yang akan siswa
Siswa menentukan
pesan-pesan
esensial serta hasil
dari data yang
Berpikir
terbuka dan
kerjasama
Berpartisipasi
aktif dalam
kelompok
Menerima
10
menit
155
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
laporkan, dan
bagaimana siswa
membuat presentasi.
(Asosiasi)
Guru meminta siswa
menuliskan
kesimpulan dari
pengamatan dan
penyelesaian yang
telah di didiskusikan
bersama kelompok
dan menuliskannya
dalam LKS
mereka dapat
selama investigasi
dilakukan yang
akan
dipresentasikan.
Siswa
menyimpulkan
hasil pengamatan
dan penyelesaian
yang telah
didiskusikan
bersama dalam
kelompok dan
menuliskannya
dalam LKS
Respek
terhadap data
dan fakta
saran dari
teman
Objektif
Presentasi
laporan akhir
(Communication)
Guru meminta
Masing-masing
Berpikir
Menghargai
10
menit
156
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
perwakilan dari
masing-masing
kelompok untuk
mempresentasikan
hasil pengamatannya.
kelompok
mengirim salah
satu anggotanya
untuk
mempresentasikan
hasil
pengamatanya
terbuka dan
kerjasama
pendapat/temu
an orang lain
Evaluasi Guru dan siswa
mengevaluasi tiap
kontribusi kelompok
terhadap kerja
Guru mempersilahkan
siswa dari kelompok
lain untuk
menanggapi atau
bertanya.
Siswa
memperhatikan
Siswa dari
kelompok lain
dipersilahkan
menanggapi atau
bertanya.
Berpikir
terbuka dan
kerjasama
Menerima
saran dari
teman
10
menit
157
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
Selesai
pembelajaran
siswa
membersihkan dan
merapikan ruangan
Peka
terhadap
lingkungan
sekitar
Menjaga
lingkungan
sekitar
c. Kegiatan Akhir (15 menit)
Tahapan Aktivitas pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Evaluasi
Guru memberikan penguatan berupa
penjelasan sebagai penyempurnaan
kesimpulan yang dihasilkan siswa
Siswa memperhatikan dan
menyimak penjelasan yang
disampaikan oleh guru
2 menit
Penutup
Guru memberikan pengahargaan kepada
kelompok yang paling memuaskan pada
Siswa mendapatkan
penghargaan karena telah
13 menit
158
Tahapan Aktivitas pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
saat presentasinya.
Guru memberikan beberapa soal essay
terkait konsep hari ini.
Guru memberi pesan untuk belajar
mengenai simbiosis jamur
Guru menutup kelas dengan
mengucapkan salam.
memberikan presentasi hasil
praktikum dengan baik.
Siswa mengerjakan soal
Siswa menjawab salam
G. Penilaian
1. Jenis/ teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran
159
Jenis Teknik
Penilaian Bentuk Instrumen
Pedoman
Penskoran
Sikap Observasi Skala penilaian yang dilengkapi rubrik Terlampir
Pengetahuan Tes tulis Soal essay Terlampir
Keterampilan Observasi Daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
dilengkapi rubrik
Terlampir
Jakarta, Januari 2016
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti
Dwi Suwartini, S.Pd Nurhasanah
NIP. NIM. 1111016100040
160
SOAL ESSAY PERTEMUAN II
1. Sebutkan 3 ciri-ciri jamur Basidiomycota!
2. Sebutkan dan gambarkan bagian-bagian/ struktur tubuh jamur Basidiomycota!
3. Sebutkan 5 contoh dari jenis jamur Basidiomycota!
4. Jelaskan reproduksi dari jamur Basidiomycota!
5. Sebutkan 2 keuntungan dan 2 kerugian jamur Basidiomycota dalam kehidupan sehari-hari!
Kunci Jawaban dan Rubrik
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
1 a. Hifa bersekat
b. Mempunyai tubuh buah yang disebut
basidiokarp
c. berdaging dan bersifat saproba
Jika menyebutkan 3 jawaban dengan benar 2
Jika menyebutkan 1 jawaban dengan benar 1
Jika jawaban tidak diisi 0
2
Jika menggambar dan menyebutkan struktur tubuh
jamur
2
Jika hanya menyebutkan struktur tubuh jamur 1
Jika jawaban tidak diisi 0
3 Volvariela volvaceae, Auricularia
polytricha, Pleurotus ostreatus,
Agaricus bisporus, Amanita muscaria
Jika menyebutkan 5 jenis jamur 2
Jika hanya menyebutkan 2 jenis jamur 1
Jika jawaban tidak diisi 0
4 Vegetatif dengan membentuk
konidiospora dan reproduksi generatif
dengan peleburan antara hifa berbeda
Jika jawaban benar dan lengkap 2
Jika jawaban benar tapi kurang lengkap 1
Jika jawaban tidak diisi 0
161
jenis yang akan menghasilkan spora
generatif basidiospora
5 Keuntungan = sebagai bahan makanan
dan bahan obat
Kerugian = Sebagai parasit dan
menyababkan kerusakan pada kayu
Jika menjawab dengan lengkap dan benar 2
Jika hanya menjawab keuntungan saja 1
Jika jawaban tidak diisi 0
162
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
(Group investigation)
Sekolah : SMAN 32 Jakarta Selatan
Kelas/Semester : X/2
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Materi Pokok : Fungi
Pertemuan : Ketiga
A. Kompetensi Inti (KI)
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
163
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan
hidup.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi
dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong
royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium.
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri- ciri dan cara reproduksinya melalui
pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator :
3.6.1 Menganalisis informasi mengenai simbiosis jamur
3.6.2 Membuat sketsa tubuh liken dan mikoriza berdasarkan kajian pustaka dan praktikum
3.6.3 Mendeskripsikan organisme penyusun liken dan mikoriza
3.6.4 Menjelaskan simbiosis yang terjadi pada liken dan mikoriza
164
3.6.5 Menampilkan data mengenai struktur tubuh liken dan mikoriza berdasarkan kajian pustaka dan praktikum.
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk
laporan tertulis.
Indikator :
4. 6.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan liken dan mikoriza secara langsung dengan
mikroskop
4.6.2 Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan liken dan mikoriza melalui pengamatan langsung
dengan mikroskop.
4.6.3 Merancang kegiatan praktikum liken dan mikoriza untuk diamati secara langsung dengan mikroskop.
4.6.4 Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan
C. Materi Pembelajaran
1. Ciri-ciri dari simbiosis jamur
2. Cara hidup dan habitat liken dan mikoriza
3. Reproduksi liken dan mikoriza
4. Peranan liken dan mikoriza dalam kehidupan manusia
D. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific
2. Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing
165
3. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, tanya jawab, eksperimen, Studi literatur, kerja kelompok
E. Alat, Media, dan Sumber Belajar
Alat White board, laptop, LCD, VCD/CD dan spidol
Media Power point, video pembelajaran, dan LKS
Sumber Belajar Buku Biologi Kelas X SMA Kurikulum 13, buku sumber lain, Internet
F. Langkah Kegiatan Pembelajaran
Waktu : 3 x 45 menit
a. Kegiatan Awal (10 menit)
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Pembukaan
Memberi salam, mengecek absensi,
membimbing berdoa, mengecek kesiapan
siswa dan menyiapkan buku ajar.
Menjawab salam, berdoa,
mengeluarkan buku pelajaran
Biologi.
2 menit
Motivasi
Guru memotivasi peserta didik dengan
Siswa memperhatikan gambar
4 menit
166
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
menampilkan gambar spesies liken dan
mikoriza
yang disajikan guru, sehingga
siswa termotivasi untuk
mengikuti proses pembelajaran.
Apersepsi
Guru menanyakan hal yang berhubungan
dengan dengan liken dan mikoriza
berdasarkan gambar yang telah disajikan,
seperti:apakah kalian pernah melihat
liken dan mikoriza? Apakah liken dan
mikoriza termasuk ke dalam jenis jamur?
Apa peranan liken dan mikoriza bagi
lingkungan?
Siswa menjawab pertanyaan guru
4 menit
167
b. Kegiatan Inti (105 menit)
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
Memilih topik
Guru menyebutkan
tujuan pembelajaran
yang harus dicapai
dalam belajar
Membimbing siswa
dalam pembentukan
kelompok kecil yang
heterogen, maksimal
anggota kelompok
terdiri dari 6 orang.
Menginformasikan
bahwa materi yang
akan dipelajari yaitu
: Simbiosis yang
terjadi pada jamur
(liken dan mikoriza)
Siswa dan
mendengarkan
penjelasan guru
Siswa membentuk
kelompok kecil,
maksimal anggota
kelompok terdiri
dari 6 orang.
Siswa
mendengarkan dan
memperhatikan
penjelasan guru
Berpikir
terbuka dan
kerjasama
Berpartisipasi
aktif dalam
kelompok
10 menit
168
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
dan peranannya
Guru membagikan
lembaran LKS yang
berisi tugas kepada
masing-masing
kelompok.
Guru menjelaskan
petunjuk yang
terdapat pada LKS
(Observasi)
Guru meminta siswa
untuk membaca dan
memperhatikan
gambar serta wacana
Siswa menerima
lembaran LKS yang
berisi tugas dari
guru
Siswa
memperhatikan
penjelasan yang
disampaikan oleh
guru terkait petunjuk
yang terdapat pada
LKS
Siswa membaca dan
memperhatikan
gambar serta wacana
yang terdapat pada
Rasa ingin
tahu
Perhatian pada
objek yang
diamati
169
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
yang terdapat pada
LKS
(Questioning)
Guru meminta siswa
mengajukan
beberapa pertanyaan
tentang topik yang
akan di bahas dan
menuliskannya ke
dalam LKS
LKS
Siswa menuliskan
beberapa pertanyaan
tentang topik yang
akan dibahas di LKS
yang sudah di
sediakan
Perencanaan
kooperatif
Guru meminta
individu dalam
kelompok untuk
saling berpendapat
dan membantu
kelompok untuk
menjawab
Siswa dalam
kelompok saling
bertukar pendapat
dalam menjawab
pertanyaan yang
telah diajukan dan
merencanakan
Rasa ingin
tahu
Berpikir
Antusias
mencari
jawaban
Perhatian pada
objek yang
diamati
Berpartisipasi
10 menit
170
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
pertanyaan yang
telah diajukan dan
merencanakan
praktikum yang
akan dilakukan .
praktikum yang
akan dilakukan .
terbuka dan
kerjasama
aktif dalam
kelompok
Menerima
saran dari
teman
Implementasi
(Melaksanaka
n investigasi)
(Eksperimen)
Guru membimbing
siswa dalam mencari
referensi terkait
dengan praktikum
liken dan mikoriza
yang akan dilakukan
Guru membimbing
siswa dalam
mempersiapkan alat
dan bahan yang
Siswa mencari
referensi baik dari
buku paket maupun
internet terkait
dengan praktikum
jamur dan liken
yang akan dilakukan
Siswa
mempersiapkan alat
dan bahan yang
akan digunakan
Ketekunan
Respek
Mengulangi
kegiatan
meskipun
berakibat
kegagala
Melengkapi
satu kegiatan
meskipun teman
sekelas selesai
lebih awal
Objektik/jujur
55 menit
171
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
akan digunakan
serta membuat
langkah kerja untuk
kegiatan praktikum
liken dan mikoriza
Guru mengawasi
siswa dalam
melakukan kegiatan
praktikum
serta membuat
langkah kerja untuk
kegiatan praktikum
liken dan mikoriza
Siswa melakukan
kegiatan praktikum
terhadap data
dan fakta
Berpikir kritis
Rasa ingin
tahu
Tidak
memanipulasi
data
Tidak
mengabaikan
data meskipun
kecil
Perhatian pada
objek yang
diamati
Antusias
mencari
jawaban
Menyiapkan
laporan akhir
Guru membimbing
siswa dalam
merencanakan apa
Siswa menentukan
pesan-pesan esensial
serta hasil dari data
Berpikir
terbuka dan
kerjasama
Berpartisipasi
aktif dalam
kelompok
10 menit
172
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
yang akan siswa
laporkan, dan
bagaimana siswa
membuat presentasi.
(Asosiasi)
Guru meminta siswa
menuliskan
kesimpulan dari
pengamatan dan
penyelesaian yang
telah di didiskusikan
bersama kelompok
dan menuliskannya
dalam LKS
yang mereka dapat
selama investigasi
dilakukan yang akan
dipresentasikan.
Siswa
menyimpulkan hasil
pengamatan dan
penyelesaian yang
telah didiskusikan
bersama dalam
kelompok dan
menuliskannya
dalam LKS
Respek
terhadap data
dan fakta
Menerima
saran dari
teman
Objektif
Presentasi
laporan akhir
(Communication)
Guru meminta
Masing-masing
Berpikir
Menghargai
10 menit
173
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
perwakilan dari
masing-masing
kelompok untuk
mempresentasikan
hasil
pengamatannya.
kelompok mengirim
salah satu
anggotanya untuk
mempresentasikan
hasil pengamatanya
terbuka dan
kerjasama
pendapat/temu
an orang lain
Evaluasi Guru dan siswa
mengevaluasi tiap
kontribusi kelompok
terhadap kerja
Guru
mempersilahkan
siswa dari kelompok
lain untuk
menanggapi atau
bertanya.
Siswa
memperhatikan
Siswa dari
kelompok lain
dipersilahkan
menanggapi atau
bertanya.
Selesai
Berpikir
terbuka dan
kerjasama
Peka terhadap
Menerima
saran dari
teman
Menjaga
10 menit
174
Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi
waktu Guru Siswa Aspek Indikator
pembelajaran siswa
membersihkan dan
merapikan ruangan
lingkungan
sekitar
lingkungan
sekitar
c. Kegiatan Akhir (20 menit)
Tahapan Aktivitas pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Evaluasi
Guru memberikan penguatan
berupa penjelasan sebagai
penyempurnaan kesimpulan yang
dihasilkan siswa
Siswa memperhatikan dan menyimak
penjelasan yang disampaikan oleh guru
2 menit
Penutup
Guru memberikan pengahargaan
kepada kelompok yang paling
memuaskan pada saat
presentasinya.
Siswa mendapatkan penghargaan karena
telah memberikan presentasi hasil
praktikum dengan baik.
Siswa mengerjakan soal
18 menit
175
Tahapan Aktivitas pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Guru memberikan beberapa soal
essay terkait konsep hari ini.
Guru memberi angket sikap ilmiah
Guru menutup kelas dengan
mengucapkan salam.
Siswa menjawab salam
G. Penilaian
1. Jenis/ teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran
Jenis Teknik
Penilaian Bentuk Instrumen Pedoman Penskoran
Sikap Observasi Skala penilaian yang dilengkapi rubrik Terlampir
Pengetahuan Tes tulis Soal essay Terlampir
Keterampilan Observasi Daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
dilengkapi rubrik
Terlampir
176
Jakarta Selatan, Januari 2016
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti
Dwi Suwartini, S.Pd Nurhasanah
NIP. NIM. 1111016100040
177
SOAL ESSAY PERTEMUAN III
1. Sebutkan 2 simbiosis yang terjadi pada jamur!
2. Sebutkan organisme penyusun dari liken dan mikoriza!
3. Jelaskan simbiosis mutualisme yang terjadi pada liken!
4. Mengapa liken berwarna biru kehijauan!
5. Sebutkan manfaat liken dan mikoriza dalam kehidupan dan lingkungan!
Kunci Jawaban dan Rubrik
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
1 Liken dan Mikoriza Jika menjawab 2 jawaban 2
Jika hanya menjawab 1 jawaban 1
Jika jawaban tidak diisi 0
2 Liken merupakan gabungan antara dua
organisme yaitu ganggang hijau atau ganggang
biru dengan jamur dan Mikoriza merupakan
jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman
Jika jawaban benar dan lengkap 2
Jika jawaban benar tapi kurang lengkap 1
Jika jawaban tidak diisi 0
3 Simbiosis mutualisme yang terjadi yaitu
ganggang mampu menyediakan makanan untuk
jamur. Ganggang biru dapat memfiksasi
nitrogen bebas. Kemudian menyediakan
nitrogen organik untuk jamur. Sementara itu,
Jamur dapat memberikan lingkungan dan
perlindungan untuk kehidupan ganggang.
Jika jawaban benar dan lengkap 2
Jika jawaban benar tapi kurang lengkap 1
Jika jawaban tidak diisi 0
4 Karena lumut kerak (lichen) adalah organisme
yang terdiri atas simbiosis ganggang hijau-biru
dan fungi. Jadi, warna biru kehijauan tersebut
disebabkan oleh pigmen klorofil/pigmen
fotosintesis pada ganggang.
Jika jawaban benar dan lengkap 2
Jika jawaban benar tapi kurang lengkap 1
Jika jawaban tidak diisi 0
178
5 Lumut kerak sebagai bahan pembuat obat,
indikator pencemaran udara, dan di daerah
batu-batuan lumut kerak dapat
melapukkan batuan sebagai awal
pembentukan tanah.
Mikoriza berguna untuk membantu
kesuburan tanah, membantu perkecambahan
anggrek, melawan patogen akar
Jika menyebutkan manfaat liken dan mikoriza 2
Jika hanya menyebutkan manfaat liken 1
Jika jawaban tidak diisi 0
179
INSTRUMEN KINERJA MELAKUKAN PRAKTIKUM
No Aspek yang Dinilai Penilaian
1 2 3
1 Merangkai Alat
2 Pengamatan
3 Data yang diperoleh
4 Kesimpulan
Rubrik:
No Aspek yang Dinilai Penilaian
1 2 3
1 Merangkai Alat Rangkaian alat tidak
benar
Rangkaian alat benar, tapi
tidak rapi atau tidak
memperhatikan keselamatan
kerja
Rangkaian alat benar
dan memperhatikan
keselamatan kerja
2 Pengamatan Pengamatan tidak cermat Pengamatan cermat tetapi tidak
mendukung interpretasi
Pengamatn cermat
mendukung
interpretasi
3 Data yang diperoleh Data tidak lengkap Data lengkap, tetapi tidak
terorganisir atau ada yang salah
tulis
Data lengkap,
terorganisir, dan
ditulis dengan benar
4 Kesimpulan Tidak benar atau tidak
sesuai tujuan
Sebagian besar kesimpulan ada
yang salah atau tidak sesuai
tujuan
Semua benar atau
sesuai tujuan
180
LembarKerjaSiswa
Fungi (Jamur)
LKS Inkuiri Terbimbing
181
Mengamati Jamur Mikroskopis
Kompetensi Dasar:
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam
kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Tujuan:
1. Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur
mikroskopis
2. Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur mikroskopis
melalui pengamatan langsung dengan mikroskop.
3. Merancang kegiatan praktikum jamur mikroskopis untuk diamati secara
langsung dengan mikroskop.
4. Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan
LKS Inkuiri Terbimbing
182
Jamur (Fungi) merupakan organisme bersel satu dan bersel banyak. Jamur merupakan
organisme eukariotik, tidak berklorofil dan dinding selnya tersusun atas kitin. Karena sifat-
sifatnya tersebut sehingga jamur dipisahkan dari Kingdom Protista dan membentuk Kingdom
tersendiri yaitu Kingdom Fungi. Karena tidak berklorofil maka jamur hidup secara heterotrof
yaitu menguraikan bahan-bahan organik yang ada di lingkungannya. Umumnya jamur hidup
secara saprofit yaitu menguraikan sampah-sampah organik seperti bangkai, sisa tumbuhan,
makanan dan kayu lapuk menjadi bahan anorganik. Jamur dengan sifat ini berperan sebagai
dekomposer (pengurai) sehingga bumi terhindar dari tumpukan sampah materi organik.
Adapula yang hidup parasit yaitu mendapatkan bahan organik dari inangnya dan bersimbion
membentuk lichen (lumut kerak).
Beberapa jamur makroskopis struktur tubuh terdiri atas tudung dan badan buah,
sedangkan pada jamur yang mikroskopis struktur tubuh umumnya memiliki sporangium,
sporangiosfor, rizoid dan stolon. Tubuh jamur mikroskopis hanya terdiri atas satu sel
(uniseluler). Jamur mikroskopis misalnya Saccharomyces sp., Rhodotorula, Candida
sp. Neurospora, dan Rhizopus sp.
183
Merumuskan Hipotesis
Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah
dibuat!
Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan di atas!
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
184
Untuk membuat langkah kerja, kalian harus mencari referensi mengenai
pengamatan jamur mikroskopis dari buku paket Biologi Kelas X ataupun internet yang
sesuai dengan alat dan bahan yang sudah tercantum di bawah ini!
Alat:
- Mikroskop
- Cover glass
- Objek glass
- Tusuk gigi
- Pipet tetes
Bahan:
- Aquades
- Jamur pada tempe
- Jamur pada oncom
- Jamur pada roti
-preparat awetan penicilium
● Tulislah langkah kerja dalam pengamatan jamur mikroskopis!
185
Hasil Pengamatan
Gambarlah hasil yang kalian amati dan berikan keterangan yang lengkap!
186
Tabel hasil pengamatan
Keterangan: beri tanda √ jika terlihat dalam pengamatan
Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan! Sesuai atau
tidakkah hasil yang didapat pada saat melakukan percobaan dengan referensi relevan yang
kalian baca?
No Nama Jamur Habitat
Hal yang diamati Pengelompokkan
dalam divisi
Tu
bu
h b
uah
Sp
ora
ngio
sfor
spo
ran
giu
m
Hifa/miselium
Zy
go
myco
ta
Bas
idio
my
cota
Asc
om
yco
ta
Bersekat Tidak
bersekat
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
187
1. Dari hasil percobaan ciri-ciri apa saja yang ditemukan pada jenis jamur yang
diamati?
Jawab: ...........................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
2. Perbedaan apa yang dapat kamu temukan dari hasil pengamatanmu?
Jawab: ...........................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
3. Sebutkan keuntungan dan kerugian jamur yang kalian amati dalam kehidupan dan
lingkungan!
Jawab: ..........................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
188
LembarKerjaSiswa
Fungi (Jamur)
LKS Inkuiri Terbimbing
189
Mengamati Jamur Makroskopis
Kompetensi Dasar
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam
kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
.
Tujuan:
1. Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur
makroskopis
2. Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur makroskopis
melalui pengamatan langsung dengan mikroskop.
3. Merancang kegiatan praktikum jamur makroskopis untuk diamati secara
langsung.
4. Menyimpulkan ciri-ciri jamur makroskopis berdasarkan hasil pengamatan
191
kemudian menghasilkan basidiospora di dalam tubuh buah yang disebut basidiokarp.
Siklus hidup basidiomycota dimulai dari spora basidium atau konidium yang tumbuh
menjadi hifa yang bersekat dengan satu inti. Hifa tersebut kemudian tumbuh membentuk
miselium. Hifa-hifa yang berbeda, hifa (+) dan hifa (-), bersinggungan pada masing-msaing
ujungnya dan melebur diikuti dengan larutnya masing-masing dinding sel. Kemudian inti sel
dari salah satu sel pindah ke sel yang lainnya, sehingga sel tersebut memiliki 2 inti sel
(dikariotik). Sel dikariotik tersebut akhirnya tumbuh menjadi miselium dikariotik dan
selanjutnya menjadi tubuh buah (basidiokarp). Basidiokarp memiliki bentuk seperti payung.
Pada bagian bawahnya terdapat basidium yang terletak pada bilah-bilah (lamela). Masing-
masing basidium memiliki dua inti (2n). Kemudian inti tersebut mengalami meiosis dan
akhirnya terbentuk 4 inti haploid. Dan apabila mendapatkan lingkungan yang sesuai, inti
haploid tersebut akan tumbuh menjadi spora basidium, atau disebut juga spora seksual. Salah
satu contoh spesies basidiomycota adalah Volvariella volvacea, Auricularia auricula.
Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan di atas!
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
192
Merumuskan Hipotesis
Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah
dibuat!
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Untuk membuat langkah kerja, kalian harus mencari referensi mengenai
pengamatan jamur makroskopis dari buku paket Biologi Kelas X ataupun internet yang
sesuai dengan alat dan bahan yang sudah tercantum di bawah ini!
Alat:
- Mikroskop
-Silet/cutter
- lup
Bahan:
- Jamur tiram dan preparat awetan
- Jamur kuping
- Jamur kancing
- Jamur merang
193
●Tulislah langkah kerja dalam pengamatan jamur makroskopis!
194
Tabel hasil pengamatan
Hasil Pengamatan
Gambarlah hasil yang kalian amati dan berikan keterangan yang lengkap!
195
Tabel hasil pengamatan
Keterangan: beri tanda √ jika terlihat dalam pengamatan
Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan! Sesuai atau
tidakkah hasil yang didapat pada saat melakukan percobaan dengan referensi relevan yang
kalian baca?
No Nama
Jamur Habitat
Hal yang diamati Pengelompokkan dalam divisi
Bentuk
tubuh
buah
Warna
tubuh
buah
Hifa Zygomycota Basidiomycota Ascomycota
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
196
1. Dari hasil percobaan ciri-ciri apa saja yang ditemukan pada jenis jamur yang
diamati?
Jawab: ..........................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
2. Bagaimana ciri-ciri hifa pada jamur yang kalian amati?
Jawab: ...........................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
3. Sebutkan keuntungan dan kerugian jamur yang kalian amati dalam kehidupan dan
lingkungan!
Jawab: ...........................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
197
LembarKerjaSiswa
Fungi (Jamur)
LKS Inkuiri Terbimbing
198
Mengamati Simbiosis jamur
Kompetensi Dasar:
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Tujuan:
1. Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan liken
dan mikoriza secara langsung dengan mikroskop
2. Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan liken dan
mikoriza melalui pengamatan langsung dengan mikroskop.
3. Merancang kegiatan praktikum liken dan mikoriza untuk diamati secara
langsung dengan mikroskop.
4. Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan
199
Jamur dapat bersimbiosis dengan makhluk hidup lain, seperti ganggang hijau.
Simbiosis ini disebut dengan lumut kerak. Selain lumut kerak, simbiosis jamur pun dapat
menghasilkan mikoriza.
Pada dasarnya Lichenes (lumut kerak) merupakan asosiasi simbiosis mutualisme
antara jamur mikobion dan alga fikobion. Mikobion biasanya Ascomycota dan fikobionnya
alga hijau (Chlorophyta) atau alga hijau-biru (Cyanobacteria). Sebagian besar lumut kerak
terdiri dari hifa jamur yang terdiri dari hifa jamur yang terjalin rapat. Hifa khusus, yaitu
rhizoid dari jamur, berfungsi sebagai pelekat pada batu, kayu atau tanah. Talusnya seperti
spora dan menyerap air. Pada simbiosis ini alga memperoleh air dan unsur esensial dari
jamur, dan sebaliknya alga memberikan makanan hasil fotosintesis kepada jamur.
Lumut kerak tumbuh pada batang pohon, kayu busuk, bebatuan dan diatas tanah.
Lumut kerak dapat bertahan dalam keadaan panas, dingin, dan kering luar biasa. Oleh karena
itu, lumut kerak dianggap sebagai vegetasi perintis (pioneer). Reproduksi lumut kerak
dilakukan dengan fragmentasi atau dengan soredium. Soredium terdiri dari satu atau beberapa
sel alga yang terbungkus rapat oleh hifa jamur. Jika soredium terlepas atau terbawa angin atau
air ke tempat lain akan tumbuh menjadi lumut kerak baru. Beberapa lumut kerak juga
menghasilkan askospora, yang terbentuk di apotesium.
Mikoriza adalah simbiosis antara hifa jamur dengan akar suatu tanaman. Jamur
tersebut biasanya dari golongan Zygomycota, Ascomycota atau Basidiomycota. Ada dua tipe
Mikoriza, yaitu ektomikoriza dan endomikoriza.
Ektomikoriza
200
Jamur ini tubuh buahnya sepeti payung, bulat, hifanya hanya menembus epidermis
akar dan tidak sampai menembus korteks. Jamur ektomikoriza tidak dapat tumbuh dan
bereproduksi tanpa simbiosis dengan akar tumbuhan inangnya. Dari tumbuhan inangnya,
jamur memperoleh bahan makanan seperti gula, vitamin, asam amino, dan makanan lainnya,
sedangkan tumbuhan inangnya mendapatkan air dan unsur-unsur dari tanah lebih banyak.
Jamur ektomikoriza yang bersimbiosis dengan tanaman pinus bentuknya seperti payung.
Endomikoriza
Jamur ini bersimbiosis pada akar yang hifanya menembus sampai pada sel-sel
korteks. Terdapat pada akar tanaman anggrek, kol, bit dan berbagai pohon. Endomikoriza
dapat hidup tanpa bersimbiosis dan terdapat pada berbagai jenis pohon, di tanah dan tidak
memiliki inang khusus. Pada tanaman polong-polongan, jamur ini dapat merangsang
pertumbuhan bintil-bintil akar yang bersimbiosis dengan Rhizobium.
Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan di atas!
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………
201
Merumuskan Hipotesis
Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah
dibuat!
Alat:
- Mikroskop
Bahan:
- preparat awetan lichen dan mikoriza
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Untuk membuat langkah kerja, kalian harus mencari referensi mengenai pengamatan
simbiosis jamur (licken dan mikoriza) dari buku paket Biologi Kelas X ataupun internet yang
sesuai dengan alat dan bahan yang sudah tercantum di bawah ini!
202
●Tulislah langkah kerja dalam pengamatan simbiosis jamur!
Hasil Pengamatan
Gambarlah hasil yang kalian amati dan berikan keterangan yang lengkap!
203
Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan! Sesuai atau
tidakkah hasil yang didapat pada saat melakukan percobaan dengan referensi relevan yang
kalian baca?
204
1. Mengapa Liken dapat dikatakan sebagai organisme perintis?
Jawab:…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Kapan dan bagaimana liken dapat dikatakan sebagai tumbuhan pionir?
Jawab:…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3. Sebutkan keuntungan dan kerugian liken dan mikoriza yang kalian amati dalam kehidupan
dan lingkungan!
Jawab:…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
205
LembarKerjaSiswa
Fungi (Jamur)
Group investigation
206
Mengamati Jamur Mikroskopis
Kompetensi Dasar:
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam
kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Tujuan:
1. Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur
mikroskopis
2. Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur mikroskopis
melalui pengamatan langsung dengan mikroskop.
3. Merancang kegiatan praktikum jamur mikroskopis untuk diamati secara
langsung dengan mikroskop.
4. Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan
207
Jamur (Fungi) merupakan organisme bersel satu dan bersel banyak. Jamur merupakan
organisme eukariotik, tidak berklorofil dan dinding selnya tersusun atas kitin. Karena sifat-
sifatnya tersebut sehingga jamur dipisahkan dari Kingdom Protista dan membentuk Kingdom
tersendiri yaitu Kingdom Fungi. Karena tidak berklorofil maka jamur hidup secara heterotrof
yaitu menguraikan bahan-bahan organik yang ada di lingkungannya. Umumnya jamur hidup
secara saprofit yaitu menguraikan sampah-sampah organik seperti bangkai, sisa tumbuhan,
makanan dan kayu lapuk menjadi bahan anorganik. Jamur dengan sifat ini berperan sebagai
dekomposer (pengurai) sehingga bumi terhindar dari tumpukan sampah materi organik.
Adapula yang hidup parasit yaitu mendapatkan bahan organik dari inangnya dan bersimbion
membentuk lichen (lumut kerak).
Beberapa jamur makroskopis struktur tubuh terdiri atas tudung dan badan buah,
sedangkan pada jamur yang mikroskopis struktur tubuh umumnya memiliki sporangium,
sporangiosfor, rizoid dan stolon. Tubuh jamur mikroskopis hanya terdiri atas satu sel
(uniseluler). Jamur mikroskopis misalnya Saccharomyces sp., Rhodotorula, Candida
sp. Neurospora, dan Rhizopus sp.
Jamur mikroskopis juga berperan sangat penting dalam fermentasi makanan dan obat-
obatan. Sebagai contoh jamur yang termasuk kelompok Zygomycota, misalnya Rhizopus
dapat digunakan secara komersial pada pembuatan tempe. Beberapa jenis lain juga
dimanfaatkan dalam industri alkohol dan untuk mengempukkan daging. Adapula jenis lain
208
yang mampu memproduksi pigmen kuning yang digunakan untuk memberi warna pada
margarin.
Beberapa jenis jamur juga ada yang merugikan karena menyebabkan penyakit pada
tumbuhan, hewan dan manusia. Misalnya beberapa jamur mikroskopis menghasilkan racun,
seperti aflatoksin yang dhasilkan oleh sejenis kapang. Selain itu, jamur juga dapat bersifat
parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Contohnya adalah Ustilago maydis sebagai
parasit pada tanaman jagung dan tembakau, Helminthospium oryzae sebagai parasit dan
merusak kecambah dan tubuh buah serta menimbulkan noda-noda berwarna hitam pada
inangnya.
Ajukan beberapa pertanyaan tentang topik yang akan dibahas!
209
Buatlah jawaban dari pertanyaan yang kalian ajukan!
210
1. Carilah data dan referensi mengenai pengamatan jamur mikroskopis dari buku paket
biologi kelas X ataupun internet!
2. Tentukan langkah kerja serta alat dan bahan yang akan digunakan dalam melakukan
pengamatan!
3. Buatlah tabel hasil pengamatan yang akan di lakukan! Catatlah dan gambarlah hasil
pengamatan dengan benar dan lengkap!
211
1. Dari hasil percobaan ciri-ciri apa saja yang ditemukan pada jenis jamur yang
diamati?
Jawab: ...........................................................................................................................
......................................................................................................................................
2. Termasuk ke dalam divisio apa jenis jamur yang kamu amati?
Jawab: ...........................................................................................................................
......................................................................................................................................
3. Sebutkan keuntungan dan kerugian jamur yang kalian amati dalam kehidupan dan
lingkungan!
Jawab: ..........................................................................................................................
Tuliskan kesimpulan dari pengamatan dan penyelesaian masalah yang telah
dilakukan bersama kelompokmu!
212
LembarKerjaSiswa
Fungi (Jamur)
Group investigation
213
Mengamati Jamur Makroskopis
Kompetensi Dasar
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam
kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
.
Tujuan:
1. Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur
makroskopis
2. Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur makroskopis
melalui pengamatan langsung dengan mikroskop.
3. Merancang kegiatan praktikum jamur makroskopis untuk diamati secara
langsung.
4. Menyimpulkan ciri-ciri jamur makroskopis berdasarkan hasil pengamatan
215
kemudian menghasilkan basidiospora di dalam tubuh buah yang disebut basidiokarp.
Siklus hidup basidiomycota dimulai dari spora basidium atau konidium yang tumbuh
menjadi hifa yang bersekat dengan satu inti. Hifa tersebut kemudian tumbuh membentuk
miselium. Hifa-hifa yang berbeda, hifa (+) dan hifa (-), bersinggungan pada masing-msaing
ujungnya dan melebur diikuti dengan larutnya masing-masing dinding sel. Kemudian inti sel
dari salah satu sel pindah ke sel yang lainnya, sehingga sel tersebut memiliki 2 inti sel
(dikariotik). Sel dikariotik tersebut akhirnya tumbuh menjadi miselium dikariotik dan
selanjutnya menjadi tubuh buah (basidiokarp). Basidiokarp memiliki bentuk seperti payung.
Pada bagian bawahnya terdapat basidium yang terletak pada bilah-bilah (lamela). Masing-
masing basidium memiliki dua inti (2n). Kemudian inti tersebut mengalami meiosis dan
akhirnya terbentuk 4 inti haploid. Dan apabila mendapatkan lingkungan yang sesuai, inti
haploid tersebut akan tumbuh menjadi spora basidium, atau disebut juga spora seksual. Salah
satu contoh spesies basidiomycota adalah Volvariella volvacea, Auricularia auricula.
Ajukan beberapa pertanyaan tentang topik yang akan dibahas!
216
Buatlah jawaban dari pertanyaan yang kalian ajukan!
217
1. Carilah data dan referensi mengenai pengamatan jamur makroskopis dari buku paket
biologi kelas X ataupun internet!
2. Tentukan langkah kerja serta alat dan bahan yang akan digunakan dalam melakukan
pengamatan!
3. Buatlah tabel hasil pengamatan yang akan di lakukan! Catatlah dan gambarlah hasil
pengamatan dengan benar dan lengkap!
218
1. Dari hasil percobaan ciri-ciri apa saja yang ditemukan pada jenis jamur yang
diamati?
Jawab: ..........................................................................................................................
......................................................................................................................................
2. Bagaimana ciri-ciri hifa pada jamur yang kalian amati?
Jawab: ...........................................................................................................................
......................................................................................................................................
3. Sebutkan keuntungan dan kerugian jamur yang kalian amati dalam kehidupan dan
lingkungan!
Jawab: ...........................................................................................................................
......................................................................................................................................
Tuliskan kesimpulan dari pengamatan dan penyelesaian masalah yang telah
dilakukan bersama kelompokmu!
219
LembarKerjaSiswa
Fungi (Jamur)
Group investigation
220
Mengamati Simbiosis jamur
Kompetensi Dasar:
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Tujuan:
1. Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan liken
dan mikoriza secara langsung dengan mikroskop
2. Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan liken dan
mikoriza melalui pengamatan langsung dengan mikroskop.
3. Merancang kegiatan praktikum liken dan mikoriza untuk diamati secara
langsung dengan mikroskop.
4. Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan
221
Jamur dapat bersimbiosis dengan makhluk hidup lain, seperti ganggang hijau.
Simbiosis ini disebut dengan lumut kerak. Selain lumut kerak, simbiosis jamur pun dapat
menghasilkan mikoriza.
Pada dasarnya Lichenes (lumut kerak) merupakan asosiasi simbiosis mutualisme
antara jamur mikobion dan alga fikobion. Mikobion biasanya Ascomycota dan fikobionnya
alga hijau (Chlorophyta) atau alga hijau-biru (Cyanobacteria). Sebagian besar lumut kerak
terdiri dari hifa jamur yang terdiri dari hifa jamur yang terjalin rapat. Hifa khusus, yaitu
rhizoid dari jamur, berfungsi sebagai pelekat pada batu, kayu atau tanah. Talusnya seperti
spora dan menyerap air. Pada simbiosis ini alga memperoleh air dan unsur esensial dari
jamur, dan sebaliknya alga memberikan makanan hasil fotosintesis kepada jamur.
Lumut kerak tumbuh pada batang pohon, kayu busuk, bebatuan dan diatas tanah.
Lumut kerak dapat bertahan dalam keadaan panas, dingin, dan kering luar biasa. Oleh karena
itu, lumut kerak dianggap sebagai vegetasi perintis (pioneer). Reproduksi lumut kerak
dilakukan dengan fragmentasi atau dengan soredium. Soredium terdiri dari satu atau beberapa
sel alga yang terbungkus rapat oleh hifa jamur. Jika soredium terlepas atau terbawa angin atau
air ke tempat lain akan tumbuh menjadi lumut kerak baru. Beberapa lumut kerak juga
menghasilkan askospora, yang terbentuk di apotesium.
Mikoriza adalah simbiosis antara hifa jamur dengan akar suatu tanaman. Jamur
tersebut biasanya dari golongan Zygomycota, Ascomycota atau Basidiomycota. Ada dua tipe
Mikoriza, yaitu ektomikoriza dan endomikoriza.
Ektomikoriza
222
Jamur ini tubuh buahnya sepeti payung, bulat, hifanya hanya menembus epidermis
akar dan tidak sampai menembus korteks. Jamur ektomikoriza tidak dapat tumbuh dan
bereproduksi tanpa simbiosis dengan akar tumbuhan inangnya. Dari tumbuhan inangnya,
jamur memperoleh bahan makanan seperti gula, vitamin, asam amino, dan makanan lainnya,
sedangkan tumbuhan inangnya mendapatkan air dan unsur-unsur dari tanah lebih banyak.
Jamur ektomikoriza yang bersimbiosis dengan tanaman pinus bentuknya seperti payung.
Endomikoriza
Jamur ini bersimbiosis pada akar yang hifanya menembus sampai pada sel-sel
korteks. Terdapat pada akar tanaman anggrek, kol, bit dan berbagai pohon. Endomikoriza
dapat hidup tanpa bersimbiosis dan terdapat pada berbagai jenis pohon, di tanah dan tidak
memiliki inang khusus. Pada tanaman polong-polongan, jamur ini dapat merangsang
pertumbuhan bintil-bintil akar yang bersimbiosis dengan Rhizobium.
Ajukan beberapa pertanyaan tentang topik yang akan dibahas!
223
Buatlah jawaban dari pertanyaan yang kalian ajukan!
224
1. Carilah data dan referensi mengenai pengamatan liken dan mikoriza dari buku paket
biologi kelas X ataupun internet!
2. Tentukan langkah kerja serta alat dan bahan yang akan digunakan dalam melakukan
pengamatan!
3. Buatlah tabel hasil pengamatan yang akan di lakukan! Catatlah dan gambarlah hasil
pengamatan dengan benar dan lengkap!
225
1. Mengapa Liken dapat dikatakan sebagai organisme perintis?
Jawab:……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
2. Kapan dan bagaimana liken dapat dikatakan sebagai tumbuhan pionir?
Jawab:………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
3. Sebutkan keuntungan dan kerugian liken dan mikoriza yang kalian amati dalam kehidupan
dan lingkungan!
Jawab:…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Tuliskan kesimpulan dari pengamatan dan penyelesaian masalah yang telah
dilakukan bersama kelompokmu!
226
Lampiran 5
Kisi-kisi angket Sikap Ilmiah Siswa
Aspek Sikap Ilmiah
Nomor Soal Jumlah
+ -
A. Rasa ingin tahu
1. `Perhatian pada objek yang diamati 1* 2* 2
2. Antusias mencari jawaban 3, 5* 4 3
B. Respek terhadap data/fakta
1. Objektif/jujur 6*, 7* 8 3
2. Tidak memanipulasi data 10* 9, 11* 3
C. Berpikir kritis
1. Meragukan temuan teman 12* 13 2
2. Mengulangi kegiatan yang dilakukan 14* 15* 2
3. Tidak mengabaikan data meskipun kecil 16*,17* 2
D. Berpikir terbuka dan kerja sama
1. Berpartisipasi aktif dalam kelompok 19 18*, 20 3
2. Menghargai pendapat/temuan orang lain 21, 24* 22*, 23 4
3. Menerima saran dari teman 25*, 26* 27* 3
E. Ketekunan
1. Mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan 28* 29* 2
2. Menyelesaikan pekerjaan hingga tuntas 31* 30*,32* 3
3. Melengkapi satu kegiatan meskipun teman sekelasnya
selesai lebih awal
33* 34 2
F. Peka terhadap lingkungan sekitar
1. Perhatian terhadap peristiwa sekitar 35* 36* 2
2. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar 37*, 38* 39*, 40* 4
Jumlah 21 19 40
Keterangan * = butir pernyataan yang valid
227
Lampiran 6
Angket Sikap Ilmiah Siswa
Nama :
Kelas :
Kelompok :
Petunjuk pengisian angket
1. Tulislah nama, kelas, dan kelompok di kolom yang sudah tersedia
2. Pilihlah dengan jujur satu alternative jawaban yang sesuai dengan pendapat kamu
3. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom jawaban respon kamu
Keterangan jawaban:
SS : sangat setuju
S : setuju
TS : tidak setuju
STS: sangat tidak setuju
No Butir Pernyataan SS S TS STS
1 Saya mengamati objek dengan sungguh-sungguh saat
melakukan praktikum
2 Saya tidak tahu langkah-langkah yang dilakukan,
sehingga saya hanya duduk terdiam sambil
memperhatikan teman-teman sibuk melakukan praktikum
3 Jika menemukan perbedaan antara teori dan praktik, maka
saya berusaha mencari jawabannya
4 Dalam membuat kesimpulan percobaan, dengan objektif
saya akan mempertimbangkan hasil analisis data dan
pembahasannya
5 Saya akan berkata jujur jika ada alat-alat yang rusak
228
No Butir Pernyataan SS S TS STS
ketika saat melakukan praktikum
6 Saya tidak merubah data praktikum, meskipun hasilnya
tidak sesuai dengan hipotesis/teori
7 Saya akan sedikit merubah data praktikum, agar hasilnya
sesuai dengan hipotesis/teori
8 Sebelum menerima kesimpulan dari hasil pengamatan,
saya melakukan analisis kembali dengan bukti-bukti yang
kuat
9 Jika masih ada waktu yang tersisa, maka akan saya
gunakan untuk mengulangi percobaan yang hasilnya agak
meragukan
10 Saya tidak akan mengulangi percobaan apabila terjadi
kegagalan
11 Saya akan menentukan alat, bahan dan membuat cara
kerja pengamatan sesuai hipotesis yang telah dibuat
sehingga tidak terjadi kesalahan saat praktikum
12 Saya selalu mencatat hasil praktikum dengan lengkap,
jelas, dan rapi
13 Dalam praktikum saya mendominasi setiap pekerjaan
14 Pendapat orang lain menurut saya tidak penting
15 Menghargai temuan/pendapat kelompok lain, tidak
merasa kelompok saya selalu benar
16 Saya bersedia menerima saran yang disampaikan oleh
teman/ kelompok lain
17 Saya bersedia memperbaiki hasil percobaan berdasarkan
saran/ masukan dari guru maupun teman
18 Saya hanya percaya dengan pendapat dan diri saya sendiri
229
No Butir Pernyataan SS S TS STS
19 Saya melakukan pengamatan dengan sangat teliti hingga
tidak terjadi kesalahan dan kegagalan
20 Saya akan tetap melaporkan hasil pengamatan walaupun
mengalami kegagalan dalam praktikum dan tidak
mengulangi percobaan.
21 Saya tidak memikirkan tugas yang belum saya selesaikan
22 Tidak melihat hasil praktikum milik teman, jika
pengamatan kelompok saya belum selesai
23 Saya meminta teman kelompok untuk menyelesaikan
pengamatan/praktikum agar mendapatkan hasil yang
maksimal
24 Saya akan mengembalikan/ merapikan alat dan bahan
yang telah digunakan saat praktikum meskipun teman
sudah banyak yang keluar lab
25 Saya berupaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi seperti melakukan reboisasi
26 Saya hanya melihat dan memperhatikan ketika orang
membuang sampah tidak pada tempatnya
27 Saya membuang sampah dan limbah dari kegiatan
praktikum pada tempat yang benar
28 Setelah melakukan praktikum saya dan teman kelompok
membersihkan alat-alat dan merapikan ruang lab
29 Saya tidak perlu membersihkan alat-alat yang digunakan
saat praktikum karna terlihat masih bersih dan layak
digunakan kembali
30 Saya tidak perlu merapikan ruang lab karena sudah ada
petugas kebersihan sekolah yang merapikannya
230
Lampiran 7
Lembar Observasi Siswa
Kelompok :
Anggota Kelompok : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Petunjuk:
1. Isilah nama anggota kelompok sesuai dengan kelompok yang anda amati.
2. Tulislah nama/nomor siswa pada kolom yang sesuai dengan kriteria skor yang ada.
3. Isilah lembar observasi sesuai pengamatan anda dengan sebenar-benarnya.
Aspek sikap
ilmiah
Indikator 7 6 5
Rasa ingin
tahu
Perhatian pada objek yang diamati
Antusias mencari jawaban
Respek
terhadap data
dan fakta
Objektif/jujur
Tidak memanipulasi data
Berpikir kritis
Meragukan temuan teman
Mengulangi kegiatan yang dilakukan
Tidak mengabaikan data meskipun kecil
Berpikir
terbuka dan
kerjasama
Berpartisipasi aktif dalam kelompok
Menghargai pendapat/temuan orang lain
Menerima saran dari teman
Ketekunan
Mengulangi kegiatan meskipun
berakibat kegagalan
Melengkapi satu kegiatan meskipun
teman sekelas selesai lebih awal
Peka terhadap
lingkungan
sekitar
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar
Jakarta, …………………..2016
Observer
(…………………………)
231
Lampiran 8
Rubrik Lembar Observasi Sikap Ilmiah Siswa
Aspek sikap
ilmiah
Indikator Skor Keterangan
Rasa ingin
tahu
Perhatian pada
objek yang
diamati
7 Fokus dalam mengamati objek yang
diamati dengan tidak bermain-main atau
melakukan aktivitas di luar kegiatan
praktikum serta mencatat hasil pengamatan
dengan lengkap
6 Siswa mengamati objek/peristiwa, tetapi
mencatat tidak sesuai dengan yang mereka
amati
5 Siswa tidak ikut mengamati objek dan
melakukan aktivitas di luar kegiatan
praktikum
Antusias
mencari
jawaban
7 Siswa aktif mencari informasi dari sumber
lain (internet, buku paket, dll), jika data
telah terkumpul
6 Siswa hanya menunggu informasi/jawaban
dari teman kelompoknya
5 Siswa hanya berdiam diri dan tidak
mencari informasi dari sumber lain
Respek
terhadap
data/fakta
Objektif/jujur
7 1.Objektif terhadap hasil pengamatan
(mempertimbangkan hasil analisis data
dan pembahasannya)
2. Berkata jujur atau melapor jika ada alat-
alat yang rusak saat melakukan
praktikum
6 1.Tidak Objektif terhadap hasil
pengamatan (mempertimbangkan hasil
analisis data dan pembahasannya)
2. Berkata jujur atau melapor jika ada alat-
alat yang rusak saat melakukan
praktikum
5 Tidak melapor kepada guru jika terdapat
alat-alat yang rusak saat melakukan
praktikum
Tidak
memanipulasi
data
7 1.Mengkomunikasikan data hasil
praktikum sesuai dengan pengamatan
saat presentasi
2. Membuat laporan praktikum didukung
232
Aspek sikap
ilmiah
Indikator Skor Keterangan
dengan data yang akurat
3. Mencantumkan referensi data
6 Kriteria point 7 dikurangi 1
5 Kriteria point 7 dikurangi 2
Berpikir kritis
Meragukan
temuan teman
7 1.Menerima kesimpulan mengenai
konsep/materi dengan bukti yang kuat
2. Menguji kembali apabila terdapat hasil
percobaan yang berbeda.
3.Mencari kejelasan pernyataan atau
pertanyaan
6 Kriteria point 7 dikurangi 1
5 Kriteria point 7 dikurangi 2
Mengulangi
kegiatan yang
dilakukan
7 Mengulangi percobaan agar mendapatkan
hasil yang sesuai dengan teori dan konsep
6 Mengulangi percobaan dengan tergesa-
gesa dan tidak teliti
5 Tidak mengulangi percobaan walaupun
hasilnya tidak sesuai dengan teori dan
konsep
Tidak
mengabaikan
data meskipun
kecil
7 1. Menggambar objek yang diamati dengan
lengkap dan jelas
2.Memberikan keterangan dari setiap
bagian yang diamati dengan lengkap
3.Menguji kembali apabila terdapat hasil
percobaan yang berbeda
6 Kriteria point 7 dikurangi 1
5 Kriteria point 7 dikurangi 2
Berpikir
terbuka dan
kerja sama
Berpartisipasi
aktif dalam
kelompok
7 1.Ikut serta memantau kinerja
kelompoknya
2. Ikut serta dalam diskusi kelompok
3.Aktif bekerja sama (membagi dan
mengerjakan tugas yang sudah di bagi)
dengan teman sekelompoknya
6 Kriteria point 7 dikurangi 1
5 Kriteria point 7 dikurangi 2
Menghargai
pendapat/temu
an orang lain
7 1.Dapat menerima pendapat, pandangan,
atau kritik
2.Membuat pendapat berdasarkan teori dan
bukti
233
Aspek sikap
ilmiah
Indikator Skor Keterangan
3.memberikan pendapat yang luas lebih
dari konsep yang diajarkan
4. merespon pendapat orang lain
6 Kriteria point 7 dikurangi 1
5 Kriteria point 7 dikurangi 2
Menerima
saran dari
teman
7 Bersedia menerima saran yang
disampaikan oleh teman, guru, dan
kelompok lain
6 Bersedia menerima saran yang
disampaikan oleh teman, guru, dan
kelompok lain tetapi dengan ucapan yang
tidak sopan
5 Tidak menerima saran yang disampaikan
oleh teman, guru, dan kelompok lain
Ketekunan
Mengulangi
kegiatan
meskipun
berakibat
kegagalan
7 Mengulangi percobaan hingga
mendapatkan hasil yang sesuai dengan
teori meskipun mengalami kegagalan
6 Mengulangi percobaan dengan tidak teliti
dan tergesa-gesa
5 Tidak mengulangi percobaan dan
menunggu teman kelompok yang
menyelesaikannya
Melengkapi
satu kegiatan
meskipun
teman sekelas
selesai lebih
awal
7 Tetap melakukan pengamatan dan
merapikan alat dan bahan yang digunakan
walaupun kelompok lain selesai lebih awal
6 Tetap melakukan pengamatan dan
merapikan alat dan bahan yang digunakan
tidak sesuai dengan tempatnya
5 Tidak merapikan alat dan bahan yang
digunakan karena terburu-buru melihat
kelompok lain selesai lebih awal
Peka terhadap
lingkungan
sekitar
Menjaga
kebersihan
lingkungan
sekitar
7 Membuang semua sampah dan limbah
selama kegiatan praktikum pada tempatnya
walaupun tanpa disuruh guru
6 Membuang semua sampah dan limbah
selama kegiatan praktikum pada tempatnya
hanya jika disuruh guru
5 Tidak membuang sampah dan limbah pada
tempatnya
234
Lampiran 9
PENILAIAN ANTAR PESERTA DIDIK
PETUNJUK PENILAIAN
1. Penilaian sikap ilmiah ini berlaku untuk seluruh perilaku siswa selama berada di sekolah/madrasah (di dalam atau di luar
kelas), yakni antara lain:
a. Terhadap guru, siswa dan warga sekolah/madrasah
b. Terhadap aturan yang berlaku dalam pembelajaran dan sekolah/madrasah
2. Berilah nilai angka sesuai dengan pengamatan anda:
5 = Sangat Baik; 4 = Baik; 3 = Sedang/Cukup; 2 = Kurang; 1 = Sangat Kurang
No Nama Indikator Sikap Ilmiah
Rasa Ingin tahu Respek
terhadap data
dan fakta
Berpikir
kritis
Berpikiran
terbuka dan
kerjasama
Peduli
terhadap
lingkungan
sekitar
Ketekunan
1 2 3 1 2 1 2 3 1 2 1 1 2 3
1
2
3
4
5
6
235
RUBRIK LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEJAWAT
No Aspek yang dinilai
Sikap Rasa Ingin Tahu
1 Bertanya jika ada yang belum dipahami dalam proses pembelajaran/praktikum
2 Aktif mencari informasi dari sumber lain seperti buku paket, imternet, dll
3 Melakukan pengamatan dengan sungguh-sungguh
Sikap Respek Terhadap Data dan Fakta
1 Tidak memanipulasi data hasil praktikum
2 Mencantumkan referensi data dalam membuat laporan praktikum
Sikap Berpikir Kritis
1 Tidak mengabaikan data meskipun kecil (mencatat, menggambar, dan memberikan keterangan hasil pengamatan)
2 Mengulangi percobaan jika terjadi kesalahan
3 Menerima kesimpulan mengenai konsep/ materi dengan bukti yang kuat
Sikap Berpikir Terbuka dan Kerjasama
1 Mau menerima pendapat, pandangan atau kritik serta merespon pendapat kelompok lain
2 Ikut serta memantau kinerja dan diskusi kelompok
Sikap Peka Terhadap Lingkungan Sekitar
1 Membuang sampah dan limbah sisa praktikum pada tempatnya
Sikap Ketekunan
1 Mengulangi percobaan jika terjadi kesalahan dalam melakukan pengamatan
2 Tetap melakukan percobaan walaupun gagal
3 Tetap melakukan pengamatan dan merapikan alat dan bahan yang digunakan walaupun kelompok lain selesai lebih awal
246
Lampiran 15
Uji Normalitas Data Hasil Angket Sikap ilmiah Kelompok Eksperimen I
No X No X No X No X
1 74.17 11 73.33 21 67.5 31 74.17
2 73.33 12 70.83 22 80.83 32 68.33
3 71.67 13 67.5 23 75 33 79.17
4 69.17 14 75.83 24 79.17 34 68.33
5 72.5 15 72.5 25 70
6 78.33 16 70 26 69.17
7 65 17 60.83 27 67.5
8 71.67 18 70.83 28 74.17
9 71.67 19 76.67 29 75
10 67.5 20 70 30 65.83
Skor Terbesar = 80.83
Skor Terkecil = 60.83
Rentang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil
= 80.83 – 60.83
= 20
Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 34
= 1 + 3,3 (1,53)
= 1 + 5,04
= 6,04 6
Panjang Kelas (i) =
4
247
Tabel Distribusi Frekuensi
Kelas
Interval f
Nilai Tengah
(Xi) Xi2 f.Xi f.Xi
2
60.00 - 63.00 1 61.5 3782.25 61.5 3782.25
64.00 - 67.00 2 65.5 4290.25 131 8580.5
68.00 - 71.00 13 69.5 4830.25 903.5 62793.25
72.00 - 75.00 12 73.5 5402.25 882 64827
76.00 79.00 5 77.5 6006.25 387.5 30031.25
80.00 - 83.00 1 81.5 6642.25 81.5 6642.25
Jumlah 34
2447 176656.5
Rata-rata ( )
= ∑
Simpangan baku (standar deviasi)
s = √ ∑ ∑
√
= √
= √
√
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan
a. Menentukan batas kelas, yaitu:
59,5 63,5 67,5 71,5 75,5 79,5 83,5
248
b. Mencari nilai Z-score
-3.07
-2.08
-1.10
-0.11
0.86
1.85
2.83
C. Mencari luas 0 –Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z, didapat:
0.4989 0.4812 0.3643 0.0438 0.3051 0.4678 0.4977
d. Mencari luas kelas interval
0.4989 – 0.4812 = 0.0177
0.4812 – 0.3643= 0.1169
0.3643 – 0.0438= 0.3205
0.0438+ 0.3051= 0.3489
0.4678 – 0.3051= 0.1627
0.4977 – 0.4678 = 0.0299
249
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)
0.0177 x 34 = 0.6018
0.1169 x 34 = 3.9746
0.3205 x 34 = 10.897
0.3489 x 34 = 11.8626
0.1627 x 34 = 5.5318
0.0299 x 34 = 1.0166
No
Batas
kelas Z-score Tabel Z
Luas tiap kelas
interval fe f0
1 59.5 -3.07 0.4989 0.0177 0.6018 1
2 63.5 -2.08 0.4812 0.1169 3.9746 2
3 67.5 -1.10 0.3643 0.3205 10.897 13
4 71.5 -0.11 0.0438 0.3489 11.863 12
5 75.5 0.86 0.3051 0.1627 5.5318 5
6 79.5 1.85 0.4678 0.0299 1.0166 1
7 83.5 2.83 0.4977
Menghitung Chi-Kuadrat hitung ( )
∑
0.263 + 0.981 + 0.406 + 0.002 + 0.051 + 0.0003
1.70
Nilai untuk = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 6 – 1 = 5 pada
tabel Chi-Kuadrat didapat 11.07
250
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika maka data terdistribusi tidak normal, sedangkan jika
maka data terdistribusi normal,
Dari perhitungan didapat 1.70 dan 11.07
Jadi, artinya Data Terdistribusi Normal,
251
Uji Normalitas Data Hasil Angket Sikap Ilmiah Kelompok Eksperimen II
No X No X No X No X
1 67.5 11 77.5 21 66.67 31 67.5
2 71.67 12 68.33 22 69.17 32 72.5
3 70 13 68.33 23 68.33 33 70
4 75 14 73.33 24 73.33 34 70
5 60 15 69.17 25 73.33 35 69.17
6 71.67 16 74.17 26 71.67
7 76.67 17 70 27 73.33
8 73.33 18 70 28 67.5
9 76.67 19 74.17 29 77.5
10 71.67 20 70.83 30 74.17
Skor Terbesar = 77.50
Skor Terkecil = 60
Rentang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil
= 78.33 – 60
= 17.33
Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 35
= 1 + 3,3 (1,54)
= 1 + 5,08
= 6,08 6
Panjang Kelas (i) =
Tabel Distribusi Frekuensi
KELAS
INTERVAL f
Nilai Tengah
(Xi) Xi2 f.Xi f.Xi
2
60.00 - 62.00 1 61 3721 61 3721
63.00 -65.00 0 64 4096 0 0
66.00 - 68.00 7 67 4489 469 31423
69.00 - 71.00 9 70 4900 630 44100
72.00 - 74.00 13 73 5329 949 69277
75.00 - 77.00 5 76 5776 380 28880
Jumlah 35 2489 177401
252
Rata-rata ( )
x = ∑
Simpangan baku (standar deviasi)
s = √ ∑ ∑
√
= √
= √
√
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan
a. Menentukan batas kelas, yaitu:
59,5 62,5 65,5 68,5 71,5 74,5 77,5
b. Mencari nilai Z-score
253
C. Mencari luas 0 –Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z, didapat:
0.4997 0.4941 0.4495 0.2764 0.0438 0.3389 0.4693
d. Mencari luas kelas interval
0.4997– 0.4941= 0.0056
0.4941– 0.4495= 0.0446
0.4495 - 0.2764= 0.1731
0.2764+ 0.0438= 0.3202
0.3389 – 0.0438= 0.2951
0.4693 – 0.3389= 0.1304
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)
0.0056 x 35 = 0.196
0.0446 x 35 = 1.561
0.1731 x 35 = 6.0585
0.3202 x 35 = 11.207
0.2951 x 35 = 10.3285
0.1304 x 35 = 4.564
254
No Batas
kelas Z-score Tabel Z
Luas tiap
kelas interval fe f0
1 59.5 -3.40 0.4997 0.0056 0.196 1
2 62.5 -2.52 0.4941 0.0446 1.561 0
3 65.5 -1.65 0.4495 0.1731 6.0585 7
4 68.5 -0.77 0.2764 0.3202 11.207 9
5 71.5 0.11 0.0438 0.2951 10.3285 13
6 74.5 0.99 0.3389 0.1304 4.564 5
7 77.5 1.87 0.4693
Menghitung Chi-Kuadrat hitung ( )
∑
3.298 + 1.561 + 0.146 + 0.435 + 0.691 + 0.042
Nilai untuk = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 6 – 1 = 5 pada
tabel Chi-Kuadrat didapat 11,07
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika maka data terdistribusi tidak normal, sedangkan jika
maka data terdistribusi normal,
Dari perhitungan didapat dan 11,07
Jadi, artinya Data Terdistribusi Normal,
255
Lampiran 16
Uji Homogenitas Data Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II
Kelompok dk(k-1) Si2
Eksperimen I 5 16.48
Eksperimen II 5 11.62
= 2
dkpembilang = 5
dkpenyebut = 5
Ftabel dengan dkpembilang = 5 dan dkpenyebut = 5 serta taraf signifikansi = 0,05, maka
diperoleh Ftabel = 5,05
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika Ftabel maka distribusi data tidak homogen, dan
Jika Ftabel maka distribusi data homogen.
Dari perhitungan didapat dan Ftabel = 5,05
Jadi Ftabel atau 1,41 5.05 artinya Distribusi Data Homogen.
256
Lampiran 17
UJI HIPOTESIS
Hipotesis yang diajukan:
Ho :1 = 2
Tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah yang signifikan dengan penggunaan
model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation
Ha : 1 > 2
Sikap ilmiah dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi
dibandingkan penggunaan model pembelajaran group investigation.
Kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika -ttabel < thitung < ttabel maka H0 diterima pada tingkat kepercayaan 95%
Jika thitung -ttabel atau ttabel thitung maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan
95%
Uji – t:
√
Dengan :
√
√
√
√
√
Sehingga:
√
√
Ttabel untuk (dk) = (n1-1)+(n2-1) = 67 dengan = 0,05 didapat ttabel = 1,996
257
Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa thitung sebesar 0.999 dan ttabel sebesar
1,996. Ternyata memenuhi kriteria pengujian thitung < ttabel atau 0.999 < 1,996.
Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf signifikasi 95%. Hal
ini menunjukkan bahwa Tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah yang signifikan
antara penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group
investigation
258
Lampiran 18
LEMBAR WAWANCARA GURU
1. Dalam proses pembelajaran di kelas ibu sering menggunakan model apa?
Jawab: Model pembelajaran Discovery, Cooperatif (Kerja Kelompok)
2. Mengapa model pembelajaran tersebut sering digunakan?
Jawab: Karena membuat anak aktif, dan melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan Kurikulum 2013
3. Pelajaran apakah yang sering ibu temukan pada siswa kelas X pada mata pelajaran
biologi?
Jawab: Siswa banyak yang belum membaca materi biologi ketika guru sudah
dikelas, keinginan membacanya rendah
4. Apakah ibu pernah menilai sikap siswa?
Jawab: Sikap dinilai dari semua guru, jadi nilai dari semua guru di rata-ratakan
itulah nilai sikap yang digunakan
5. Bagaimana dengan penilaian sikap ilmiah, apakah pernah menilai selama proses
pembelajaran?
Jawab: Sepertinya jarang ya, karena dikejar-kejar waktu untuk membahas semua
materi
6. Menurut ibu apakah sikap ilmiah siswa berpengaruh pada hasil belajar?
Jawab: iya berpengaruh, dari rasa ingin tahu mereka bisa mencari banyak
informasi dari yang dipelajari
Jakarta, 28 Januari 2016
Peneliti Narasumber
Nurhasanah Dwi Suwartini, S.Pd
Nim. 1111016100040 NIP.
259
Lampiran 19
LEMBAR WAWANCARA SISWA
1. Bagaimana cara guru mengajar di kelas?
Jawab: Biasanya dijelasin, bikin kelompok, ngerjain tugas, presentasi
2. Apakah sering melakukan praktikum di lab atau di luar kelas?
Jawab: Pernah praktikum di lab
3. Biasanya apa saja yang dilakukan saat praktikum di lab?
Jawab: Bikin kelompok, pengamatan,, diskusi kelompok, kalau udah selesai
beresin ruangan lab karena kita pernah ditegur sama petugas lab
4. Bagaimana nilai biologi di kelas? apakah sudah mencapai KKM?
Jawab: Masih banyak yang kurang KKM, Karena masih banyak bingung sama
materinya, kebanyakan hafalan dan nama latin, tapi kalau yang kurang
KKM kan bisa remedial.
264
Lampiran 22
FOTO PENELITIAN
Kelas Eksperimen I
Praktikum jamurmikroskopis Praktikum jamur makroskopis PresentasiKelompok
Observer saat mengobservasi Ruang lab yang tidak dibersihkan setelah praktikum
Kelas Eksperimen II
Diskusi Kelompok Observer Hasil praktikum simbiosis jamur
Presentasi kelompok Praktikum di lingkungan sekolah