perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
PERBEDAAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN BAYI USIA 4 - 6
BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Ikvin Muttathi’in
G 0008108
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Perbedaan Pertambahan Berat Badan Bayi
Usia 4 - 6 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula
Ikvin Muttathi’in, NIM : G0008108, Tahun : 2011
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari Selasa, Tanggal 20 Desember 2011
Pembimbing Utama
Nama : H. Rustam Siregar, dr., Sp.A
NIP : 19490116 198012 1 001 (...................................)
Pembimbing Pendamping
Nama : Wachid Putranto, dr., Sp.PD
NIP : 19720226 200501 1 001 (..................................)
Penguji Utama
Nama : Ismiranti Andarini, dr., Sp.A, M.Kes
NIP : 19720428 201001 2 001 (..................................)
Anggota Penguji
Nama : Tri Yuli Pramana, dr., Sp.PD-KGEH
NIP : 19620723 198911 1 001 (..................................)
Surakarta,
Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS
Muthmainah, dr., M.Kes Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM
NIP 19660702 199802 2 001 NIP 19510601 197903 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, Desember 2011
Ikvin Muttathi’in
NIM G0008108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Ikvin Muttathi’in, G0008108, 2011. Perbedaan Pertambahan Berat Badan Bayi
Usia 4 - 6 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula. Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
pertambahan berat badan bayi usia 4 - 6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan susu
formula.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional, menggunakan teknik purposive sampling,
dengan jumlah sampel 30 bayi berusia 4-6 bulan dari beberapa Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura dan Gatak Kabupaten Sukoharjo pada bulan
Mei – Juli 2011. Data pertambahan berat badan diperoleh dari pengukuran selisih
berat badan sekarang dengan berat badan satu bulan yang lalu, sedangkan jenis
asupan diperoleh dari wawancara yang mengacu pada lembar kuesioner. Data
yang diperoleh dianalisis dengan program Statistic Products and Service Solution
(SPSS) for Windows Release 17.0 menggunakan uji statistik Independent t test.
Hasil Penelitian: Dari total 30 jumlah sampel, 15 bayi mendapat ASI eksklusif
dan 15 bayi mendapat susu formula. Hasil pengujian data untuk pertambahan
berat badan bayi usia 4 - 6 bulan antara yang di beri ASI eksklusif dan susu
formula menggunakan uji statistik Independent t test menunjukkan nilai p = 0.021
(p < 0.05), dengan mean difference -0.207 dan IK 95% adalah antara -0.379
sampai -0.033.
Simpulan Penelitian: Terdapat perbedaan pertambahan berat badan bayi usia 4 -
6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan susu formula.
Kata kunci : pertambahan berat badan bayi, ASI eksklusif, susu formula
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Ikvin Muttathi’in, G0008108, 2011. The Difference of Weight Gain in Infants
Aged 4 - 6 Months who were Given Exclusive Breastfeeding and Infant Formula.
Medical Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta.
Objectives : The purpose of the research was to know the differences of weight
gain in infants aged 4 - 6 months who were given exclusive breastfeeding and
infant formula.
Methods: This was an analytic observational study with cross sectional approach,
using purposive sampling technique, a sample of 30 infants aged 4 - 6 months
from some Posyandu in the region of Kartasura and Gatak Health Center,
Sukoharjo in May - July 2011. Weight gain data obtained from measuring the
difference between current weight to body weight a month ago, while the type of
intake derived from the interviews refer to a questionnaire. Data were analyzed
with the program Statistics Products and Service Solution (SPSS) for Windows
Release 17.0 statistical test Independent t test.
Results: Of the total 30 number of samples, 15 exclusively breastfed infants and
15 infants received formula fed. The test result data for weight gain among infant
aged 4 - 6 months who was given exclusive breastfeeding and infant formula
using a statistical test of the Independent t test showed the value of p = 0.021 (p <
0.05), with a mean difference -0.207 and 95% CI is between -0.379 to 0.033.
Conclusions: There were significant of weight gain in infants aged 4 - 6 months
who were given exclusive breastfeeding and infant formula.
Keywords: Infant Weight Gain, Exclusive Breastfeeding, Infant Formula
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PRAKATA
Alhamdulillaah, segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan, kesabaran dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan penyusunan laporan penelitian dengan judul “Perbedaan
Pertambahan Berat Badan Bayi Usia 4 - 6 Bulan yang Diberi Asi Eksklusif dan
Susu Formula”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam
penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT melalui
bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi beserta Tim Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. H. Rustam Siregar, dr., Sp. A, selaku pembimbing utama yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasihat.
4. Wachid Putranto, dr., Sp. PD, selaku pembimbing pendamping yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasihat.
5. Ismiranti Andarini, dr., Sp. A, M. Kes., selaku penguji utama yang telah
memberikan bimbingan dan nasihat.
6. Tri Yuli Pramana, dr., Sp. PD-KGEH, selaku anggota penguji yang telah
memberikan bimbingan dan nasihat.
7. Prof. Dr. Bhisma Murti, dr., MPH, yang telah berkenan memberikan
bimbingan statistik.
8. Pihak Puskesmas yang telah membantu penelitian penulis di wilayah kerja
Puskesmas Kartasura dan Gatak Kabupaten Sukoharjo.
9. Ibu-Ibu Kader Posyandu yang telah membantu pengumpulan data skripsi.
10. Seluruh keluarga (Bapak Anung, Ibu Sofwah, mas Mahar, dek Rizqi, dek
Ibrahim, mas Perdana) yang telah memberi dukungan moral, material,
serta senantiasa mendoakan untuk terselesaikannya skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat (Endika, Cholifatur, Titis, Dessy Tri, Iput, Intan dan lain-
lain) yang telah membantu, memberikan pengertian, menemani dan
menyemangati.
12. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran di masa mendatang untuk peningkatan karya ini. Semoga karya
sederhana ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Desember 2011
Ikvin Muttathi’in
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................. 4
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 4
1. Pertambahan Berat Badan .............................................................. 4
2. Sosial Ekonomi ............................................................................... 6
3. ASI Eksklusif .................................................................................. 8
4. Susu Formula................................................................................... 12
5. Hubungan ASI Eksklusif dan Susu Formula terhadap Pertambahan
Berat Badan Bayi............................................................................... 16
B. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 19
C. Hipotesis ............................................................................................ 19
BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 20
A. Jenis Penelitian............................................................................... 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 20
C. Subjek Penelitian .......................................................................... 20
D. Teknik Sampling .......................................................................... 21
E. Identifikasi Variabel ..................................................................... 21
F. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 21
G. Instrumen Penelitian ..................................................................... 22
H. Rancangan Penelitian .................................................................... 23
I. Cara Kerja .................................................................................... 23
J. Teknik Analisis Data ..................................................................... 24
BAB IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................... 25
A. Karakteristik Sampel Penelitian ...................................................... 25
B. Analisis Uji Independent t test ........................................................ 27
BAB V. PEMBAHASAN .................................................................................... 29
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 32
A. Simpulan .......................................................................................... 32
B. Saran ................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 33
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perkiraan Kenaikan Berat Badan Bayi Baru Lahir ................................ 6
Tabel 2. Perbandingan Kandungan Zat Gizi ASI dengan Susu Sapi ................... 15
Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Asupan Gizi ......................................... 25
Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu ....................... 26
Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................... 26
Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Pendapatan Orangtua….. ..................... 27
Tabel 7. Hasil Analisis Uji Independent t test ...................................................... 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Kedokteran
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA
Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan
Lampiran 4. Kuesioner Penelitian
Lampiran 5. Data Hasil Penelitian
Lampiran 6. Analisis Uji Statistik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan alami untuk bayi. ASI eksklusif
adalah ASI yang diberikan tanpa makanan tambahan sekurang-kurangnya
sampai usia 4 bulan dan jika mungkin sampai usia 6 bulan. ASI bukan sekedar
sebagai makanan melainkan juga sebagai suatu cairan yang terdiri dari sel-sel
yang hidup (seperti darah). ASI mengandung sel darah putih, antibodi,
hormon, faktor-faktor pertumbuhan, enzim, serta zat yang dapat membunuh
bakteri dan virus (Roesli, 2005). Sedangkan susu formula merupakan makanan
pengganti ASI yang mengandung nutrisi untuk bayi dan kandungan gizinya
tidak melebihi wajar maksimum (Hassan, 2007; Heird, 2007).
Pemberian ASI eksklusif dan susu formula sejak lahir pada anak akan
mempengaruhi masukan zat gizi anak sehingga pertumbuhan anak juga akan
berpengaruh. Pada tahun 2001, prevalensi pemberian ASI yang diberikan
sampai 6 bulan di United State mencapai 32,5% (Ryan, 2002). Survei
demografi Kesehatan Indonesia tahun 1997 dan 2003 menunjukkan angka
pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan terus menurun.
Tahun 1997 angka pemberian ASI eksklusif masih 49%. Sedangkan tahun
2003 menjadi 39% (Depkes, 2009). Sedangkan berdasarkan data yang
diperoleh dari profil kesehatan kabupaten se-Jawa Tengah tahun 2006
menunjukkan cakupan pemberian ASI eksklusif hanya sekitar 28,08%, terjadi
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2005 yang mencapai 27,49%.
Angka ini dirasakan masih sangat rendah bila dibandingkan target pencapaian
ASI eksklusif tahun 2010 sebesar 80% (Dinkes, 2006). Sebaliknya pemberian
susu formula di Indonesia untuk bayi meningkat dari 10% di tahun 1997
menjadi 30% ditahun 2003 (Depkes, 2009).
Pertumbuhan merupakan masalah perubahan besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang diukur dengan ukuran berat,
ukuran panjang, umur tulang, dan keseimbangan metabolik (Soetjiningsih,
1995). Salah satu jenis pertumbuhan yaitu pertumbuhan massa jaringan
dengan ukuran berat badan. Berat badan ini dipergunakan untuk melihat laju
pertumbuhan fisik maupun status gizi kecuali terdapat kelainan klinis seperti
dehidrasi, asites, edema, dan tumor (Supariasa et al., 2002).
Menurut Roesli (2002), terdapat perbedaan pertumbuhan antara bayi
yang mendapat ASI dan yang mendapat susu formula. Dari berbagai
penelitian, bayi yang mendapat ASI eksklusif sedikit lebih berat dibandingkan
bayi yang mendapat susu formula. Namun, menurut Dewey et al. (1992), bayi
yang diberi susu formula mengalami kenaikan berat badan yang cenderung
cepat dibanding ASI.
Berdasarkan hal diatas maka penulis tertarik untuk meneliti perbedaan
pertambahan berat badan bayi usia 4 - 6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan
susu formula.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
B. Perumusan Masalah
Adakah perbedaan pertambahan berat badan bayi usia 4 - 6 bulan yang
diberi ASI ekslusif dan susu formula?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan pertambahan berat badan bayi usia 4 – 6
bulan yang diberi ASI eksklusif dan susu formula.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memperkaya pengetahuan mengenai Ilmu Kesehatan Anak khususnya
tentang ASI eksklusif dan susu formula.
2. Manfaat Praktis
a. Menambah informasi masyarakat mengenai perbedaan ASI eksklusif dan
susu formula.
b. Meningkatkan kegiatan promosi pentingnya ASI eksklusif bagi tenaga
kesehatan.
c. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pertambahan Berat Badan
a. Konsep Pertumbuhan
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan besar,
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang
diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang, dan
keseimbangan metabolik (Soetjiningsih, 1995). Pada dasarnya
pertumbuhan dapat dibagi dua yaitu: pertumbuhan linier dan
pertumbuhan massa jaringan. Pertumbuhan linier menggambarkan
status gizi yang dihubungkan pada masa lampau dan pertumbuhan
massa jaringan menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada
saat sekarang atau saat pengukuran. Ukuran massa jaringan yang
paling sering digunakan adalah berat badan (Supariasa et al., 2002).
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain:
1) Faktor internal (genetik)
Faktor ini merupakan modal dasar mencapai hasil proses
pertumbuhan. Yang terdiri dari perbedaan ras/etnik atau bangsa,
keluarga, jenis kelamin, kelainan genetik, dan kelainan kromosom.
2) Faktor eksternal/lingkungan
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
a) Faktor pranatal
Yang terdiri dari gizi ibu pada saat hamil, mekanis
(trauma dan cairan ketuban yang kurang), toksin/zat kimia
(zat teratogenik), endokrin (insulin, tiroid, dll), radiasi,
infeksi, kelainan imunologi, anoksia embrio (terjadi akibat
gangguan plasenta), dan psikologis ibu (stress).
b) Faktor pasca natal
Yang terdiri dari gizi (untuk tumbuh kembang bayi,
diperlukan zat makanan yang adekuat), penyakit
kronis/kelainan kongenital, lingkungan fisik/kimia (cuaca,
sanitasi lingkungan, keadaan rumah), psikologis, endokrin,
sosio-ekonomi (pendidikan, teknologi, pekerjaan),
lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan
(Soetjiningsih, 1995; Supariasa et al., 2002).
c. Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting
dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir. Pada masa bayi,
berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik
maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi,
asites, edema, dan adanya tumor (Supariasa et al., 2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Tabel 1. Perkiraan Kenaikan Berat Badan Bayi Baru Lahir
Usia Kenaikan berat badan perhari
0-3 bulan 30 gram
3-6 bulan 20 gram
6-9 bulan 15 gram
9-12 bulan 12 gram
1-3 tahun 8 gram
4-6 tahun 6 gram
(Keane, 2007)
2. Sosial Ekonomi
Beberapa hal yang berperan sebagai penyebab timbulnya masalah gizi
yang mempengaruhi pertumbuhan adalah faktor sosial ekonomi yang
meliputi pendidikan orangtua, pekerjaan dan pendapatan, teknologi,
budaya, dan lain-lain. Keterbatasan sosial ekonomi berpengaruh langsung
terhadap pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan akan makanan
serta berpengaruh pada praktek pemberian makanan pada bayi yang
akhirnya mempengaruhi daya beli dan asupan makanan untuk memenuhi
kebutuhan akan pertumbuhan (Aritonang, 1994).
a. Pendapatan Orangtua
Pendapatan orangtua merupakan faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan ketahanan pangan dalam keluarga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
tersebut (Supariasa et al., 2002). Rendahnya pendapatan
merupakan rintangan yang menyebabkan orang tersebut tidak
mampu membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan.
Sebaliknya, semakin tinggi tingkat pendapatan dalam keluarga
akan menyebabkan semakin rendahnya persentase dalam
pemberian ASI sehingga daya beli terhadap susu formula semakin
tinggi (Rahayu, 2010).
b. Tingkat Pendidikan Ibu
Di Indonesia, tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku dan
menghasilkan banyak perubahan, khususnya pengetahuan dibidang
kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal semakin
mudah menyerap informasi termasuk juga informasi kesehatan,
semakin tinggi pula kesadaran untuk berperilaku hidup sehat
(Notoatmodjo, 2003).
Dalam Tirtarahardja dan La Sulo (2005), jenjang pendidikan
adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan
kedalaman bahan pengajaran.
Berdasarkan UU No. 2 tahun 1989, pendidikan formal di
Indonesia memiliki 3 tingkat, yaitu:
1) Pendidikan Dasar
Pendidikan ini ditempuh selama 9 tahun mencakup
SD/MI/PaketA dan SLTP/MTs/PaketB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2) Pendidikan Menengah
Pendidikan ini meliputi SMU/SMK dan lama pendidikan
selama 3 tahun
3) Pendidikan Tinggi
Pendidikan ini meliputi pendidikan akademik dan profesional.
Pendidikan akademik dibagi menjadi program Sarjana (S1),
Program magister (S2), dan program Doktor (S3). Untuk
pendidikan professional dibagi menjadi program Diploma I,
Diploma II, Diploma III, dan Diploma IV.
(Mudyaharjo, 2001)
3. ASI Eksklusif
a. Definisi
ASI eksklusif yaitu pemberian ASI saja pada bayi tanpa
tambahan cairan lainnya seperti susu formula, air putih, air teh, madu,
dan tanpa tambahan makanan padat seperti bubur nasi, biskuit, pisang,
pepaya, dan tim. Pemberian ASI eksklusif ini dianjurkan untuk dalam
waktu setidaknya dalam waktu 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6
bulan. Sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun
atau lebih. ASI merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar
payudara wanita melalui proses laktasi. ASI terdiri dari berbagai
komponen gizi dan non gizi. Komposisi ASI tidak sama selama
periode menyusui, pada akhir masa menyusui kadar lemak 4-5 kali dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
kadar protein 1,5 kali lebih tinggi daripada awal menyusui (Roesli,
2005).
b. Unsur Nutrisi
1) Karbohidrat
Zat karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa yang
jumlahnya akan berubah-ubah setiap hari menurut kebutuhan
tumbuh kembang bayi. Produk dari laktosa adalah galaktosa dan
glukosamin. Galaktosa merupakan nutrisi vital untuk pertumbuhan
jaringan otak dan juga merupakan kebutuhan nutrisi medulla
spinalis, yaitu untuk pembentukan mielin (selaput pembungkus sel
saraf).
Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium, fosfor, dan
magnesium yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang,
terutama pada masa bayi untuk proses pertumbuhan gigi dan
perkembangan tulang.
2) Protein
Protein dalam ASI jumlahnya lebih rendah dibanding
protein dalam susu buatan. Protein ASI merupakan bahan baku
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Protein ASI sangat
cocok karena unsur protein didalamnya hampir seluruhnya terserap
oleh sistem pencernaan bayi. Hal ini disebabkan oleh kelompok
protein whey (protein yang bentuknya lebih halus) di dalam ASI
lebih banyak daripada protein kasein. Kelompok whey merupakan
protein yang sangat halus, lembut, dan mudah dicerna, sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
komposisi protein terbanyak yang ada dalam susu buatan adalah
kelompok kasein yang kasar, bergumpal, dan sangat sukar dicerna
oleh usus bayi. Perbandingan protein unsur whey dan kasein dalam
ASI adalah 60:40, sedangkan di dalam susu sapi 20:80.
3) Lemak
Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian
meningkat jumlahnya. Lemak ASI berubah kadarnya setiap kali
diisap oleh bayi yang terjadi secara otomatis. Komposisi lemak
pada lima menit pertama isapan akan berbeda pada 10menit
kemudian. Selain jumlahnya yang mencukupi, jenis lemak yang
ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang merupakan
lemak kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna serta
mempunyai jumlah yang cukup tinggi dalam bentuk Omega 3,
Omega 6, DHA dan arachidonid acid yang merupakan komponen
penting untuk mielinisasi.
Seluruh asan lemak dapat dibuat oleh tubuh dari protein dan
karbohidrat kecuali asam linoleat. Tanpa asam linoleat, otak tidak
dapat memperbaiki mielin dan dapat mengakibatkan hilangnya
koordinasi, daya ingat, dan halusinasi. Asam linoleat ada di dalam
ASI dengan jumlah yang cukup tinggi. Lemak ASI mudah dicerna
dan diserap oleh bayi karena ASI juga mengandung enzim lipase
yang mencerna trigliserida menjadi digliserida, sehingga sedikit
sekali lemak yang tidak diserap oleh sistem pencernaan bayi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
4) Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya
relatif rendah tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Zat
besi dan kalsium di dalam ASI merupakan mineral yang sangat
stabil dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Walaupun
jumlah kecil tidak sebesar dalam susu sapi tetapi dapat diserap
secara keseluruhan dalam usus bayi. Berbeda dengan susu buatan
yang jumlanya tinggi tetapi sebagian besar harus dibuang melalui
sistem urinaria maupun pencernaan karena tidak dapat dicerna.
Kadar mineral yang tidak diserap akan memperberat kerja
usus bayi untuk mengeluarkan, mengganggu keseimbangan dalam
usus bayi, dan meningkatkan pertumbuhan bakteri merugikan yang
akan mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal sehingga
bayi kembung, gelisah karena obstipasi atau gangguan
metabolisme.
5) Vitamin
ASI mengandung vitamin yang lengkap. Vitamin cukup
untuk 6 bulan sehingga tidak perlu ditambah kecuali vitamin K
karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin
K.
(Purwanti, 2004)
c. Manfaat Pemberian ASI
1) ASI sebagai nutrisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Komposisi air susu setiap mamalia berbeda dan disesuaikan
dengan kebutuhan serta laju pertumbuhan masing-masing jenis
spesies. Jadi, ASI sapi untuk anak sapi, ASI kuda untuk anak kuda,
dan ASI manusia tentu untuk bayi manusia. ASI merupakan
sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang
dan sebagai makanan tunggal yang akan mencukupi kebutuhan
tumbuh bayi sampai usia 6 bulan.
2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh manusia.
Bayi baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin dari
ibunya (melalui plasenta). Namun, kadar zat ini akan cepat
menurun segara setalah bayi lahir. Kehilangan ini akan segera
diganti dengan pemberian ASI yang mengandung zat kekebalan
yaitu kolostrum. Bayi yang diberi ASI eksklusif akan lebih sehat
dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif.
3) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan.
Pemberian ASI eksklusif akan menjamin tercapainya
pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Hal ini
karena selain sebagai nutrient yang ideal dengan komposisi yang
tepat serta sesuai dengan kebutuhan bayi. Nutrient yang diperlukan
untuk pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau sedikit terdapat
pada susu sapi, antara lain: taurin, laktosa, dan asam lemah ikatan
panjang ( DHA, AA, Omega 3, dan Omega 6).
4) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu
akan merasakan kasih sayang ibunya.
(Roesli, 2005)
4. Susu Formula
a. Definisi
Susu formula adalah modifikasi dari susu sapi yang merupakan
makanan pengganti ASI yang kandungan nutrisinya sudah disesuaikan
oleh keperluan bayi dan dapat dibuat sendiri baik di rumah atau di
rumah sakit. Susu ini kebanyakan dalam keadaan bubuk, hanya
memerlukan pengenceran dengan air matang sebelum diberikan pada
bayi (Hassan, 2007; Heird, 2007).
Susu ini diberikan sejak lahir pada anak bila ada suatu sebab
bayi tidak dapat memperoleh ASI, seperti:
1) Produksi ASI tidak cukup/sama sekali tidak keluar.
2) Terdapat penyakit pada ibu, seperti gagal jantung.
3) Bayi dengan kelainan metabolik bawaan.
4) Ibu sedang dirawat di rumah sakit dan dipisahkan dari bayinya.
5) Ibu bekerja atau berdagang yang letaknya jauh dari tempat
tinggalnya (Mansjoer et al., 2000).
b. Macam-macam
Makanan pengganti ASI di bagi menjadi dua golongan yaitu
Formula Awal dan Formula Tindak Lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
1) Formula Awal
Formula ini diberikan pada bayi sejak lahir sampai berumur
6 bulan yang terdiri dari Formula Awal Adaptasi dan Formula
Awal Lengkap.
a) Formula awal adaptasi adalah formula yang susunan gizinya
disesuaikan dengan fisiologis bayi baru lahir. Formula ini
diberikan untuk bayi baru lahir sampai 6 bulan. Contoh
formula ini yang beredar di Indonesia adalah Bebelac 1,
Enfamil, Morinaga, SGM 0, Nan, Nutrilon Primer, dan
Vitalac.
b) Formula awal lengkap berarti susunan gizinya lengkap dan
pemberiannya dapat dimulai setalah bayi dilahirkan.
Dibandingkan dengan formula awal adaptasi, formula ini
memiliki kadar protein dan mineral yang lebih tinggi.
Keuntungan dari formula bayi ini terletak pada harganya
yang lebih murah. Seperti Lactogen 1, Nestogen, SGM, dan
New Camelpo.
2) Formula Tindak Lanjut
Formula ini diberikan setelah bayi berumur 6 bulan dimana
bayi telah mendapat makanan lengkap. Diantaranya: Bebelac 2,
Benamil, Vitalac 2, Lactogen 2, Nutrima, Promil, dan SGM 2 (
Mansjoer et al., 2000).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Tabel 2. Perbandingan Kandungan Zat Gizi ASI dengan Susu Sapi
ASI Susu sapi
Air(g) 88 88
Laktosa(g) 6,8 3
Protein(g) 1,2 3,3
Lemak(g) 3,8 3
Laktobulin 1,2 3,1
Asam linoleat(g) 8,3 1,6
Kalium(g) 55 138
Klorida(g) 43 103
Kalsium(g) 33 125
Magnesium(g) 4 12
Fosfor(g) 15 100
Zat besi(g) 0,15 0,1
Vitamin A 53 34
Vitamin D 0,03 0,06
Tiamin 16 42
Riboflavin 43 157
Asam nikotinat 172 85
Asam askorbat 4,3 1,6
Taurin 40 -
(Purwanti, 2004)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
5. Hubungan ASI Eksklusif dan Susu Formula terhadap Pertambahan
Berat Badan Bayi
1. Kandungan lemak
Bayi belum dapat mencerna lemak dengan baik. Untuk
mencerna lemak dibutuhkan enzim lipase. ASI mengandung enzim
lipase, sedangkan pada susu formula tidak mengandung enzim ini.
Susu formula yang mengandung lemak tinggi tanpa adanya enzim
lipase ini merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya
peningkatan berat badan karena adanya penimbunan lemak (Sidi et
al., 2004).
2. Teori menghisap pada bayi
Bayi yang mendapat ASI cenderung menghisap puting susu
secara aktif, dan akan berhenti menghisap jika bayi telah merasa
kenyang. Sebaliknya, bayi yang mendapat susu formula yang
diberikan menggunakan botol, cenderung mendapatkan tetesan-
tetesan susu secara pasif dari botol dan berhenti meminum susu jika
botol telah kosong. Jadi bayi yang mendapat susu formula lebih
mudah mengalami peningkatan berat badan (Susilowati, 2008).
3. Hormon
Beberapa hormon dalam ASI berperan dalam pengaturan
asupan makanan dan keseimbangan energi (Savino et al., 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
1) Leptin
Leptin ini berfungsi dalam regulasi metabolisme, asupan
makanan, penggunaan energi, serta memilki faktor metabolik
dan endokrin (Rahayu, 2007). Beberapa penelitian
membuktikan bahwa ASI manusia mengandung leptin. Bayi
yang mendapatkan ASI memilki kadar leptin yang lebih tinggi
daripada bayi yang mendapatkan susu formula. Kadar leptin
semakin menurun dengan durasi pemberian ASI (Ilcol et al.,
2006; Savino et al., 2009). Dari hasil penelitian Miralles et
al.(2006), berat badan bayi yang menyusui selama 2 tahun
pertama dipengaruhi oleh kadar leptin dalam ASI. Hal ini
menunjukkan bahwa leptin ASI merupakan faktor penting
dalam memberikan perlindungan terhadap kelebihan berat
badan pada bayi.
2) Adinopektin
Adiponektin adalah protein spesifik terbesar dari jaringan
adiposa. Hormon ini dapat mengikat asam lemak yang
dihasilkan oleh jaringan adiposa dan berhubungan dengan
metabolisme lipid. Hormon ini ditemukan dalam ASI (Martin
et al.,2006). Kadar hormon ini menurun dengan durasi laktasi
(Savino et al., 2009). Konsentrasi hormon ini berbanding
terbalik dengan jumlah jaringan adiposa dan meningkat terkait
sensitivitas insulin (Savino et al., 2009). Bayi yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
mendapat ASI menjadi lebih rendah kadar adiponektin-nya,
sedangkan konsentrasi plasma adiponektin yang rendah lebih
cenderung mengalami peningkatan berat badan dan diabetes
tipe 2 ( Stefan et al., 2002).
3) Resistin
Resistin disekresi oleh jaringan adiposa dan terdapat
dalam ASI. Konsentrasi resistin lebih tinggi dalam serum bayi
yang diberi ASI. Kadar resistin berbanding terbalik dengan
berat badan bayi baru lahir. Hal ini membuktikan bahwa
resistin memiliki peran dalam mengendalikan pertumbuhan
janin. Selain itu juga terlibat dalam pengaturan nafsu makan
dan metabolisme dalam perkembangan bayi (Savino et al.,
2009).
4) Ghrelin
Ghrelin adalah peptida 28-asam amino yang terutama
diproduksi di lambung. Menurut penelitian, konsentrasi ghrelin
pada bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi daripada
bayi yang mendapat ASI. Ghrelin ini merangsang asupan
makanan, mengurangi pemanfaatan lemak dan pengeluaran
energi. Jadi bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih cenderung
mengalami obesitas (Savino et al., 2009)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
B. Kerangka Pemikiran
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak teliti
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
Bayi usia 4 - 6 bulan yang diberi ASI Eksklusif mengalami pertambahan
berat badan yang lebih kecil daripada bayi yang diberi susu formula.
- Ras
- Jenis kelamin
- Kelainan genetik
- Kelainan
kromosom
- Penyakit kronis
- Lingkungan
fisik
- Psikologis
Pertumbuhan
(Pertambahan Berat Badan)
Pemberian ASI
Eksklusif
Pemberian Susu
Formula
Pemilihan Masukan
Zat Gizi
Pekerjaan
Pendidikan Ibu
Pendapatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan
menggunakan pendekatan cross sectional yaitu variabel bebas dan variabel
tergantung diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Taufiqurrohman,
2008).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di dua puskesmas di Kabupaten Sukoharjo, yaitu
Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Gatak, dari Mei - Juli 2011.
C. Subjek Penelitian
1. Kriteria Inklusi
a. Semua bayi berusia 4 – 6 bulan yang diberi ASI eksklusif atau
susu formula dengan riwayat berat badan bayi lahir normal dan
kelahiran cukup bulan.
b. Bayi yang memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS).
c. Persetujuan dari orang tua.
2. Kriteria Eksklusi
a. Bayi Berat Lahir Rendah (< 2,5 kg).
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
b. Bayi dengan infeksi kronis.
c. Bayi yang mempunyai kelainan bawaan.
d. Kelahiran prematur (<37 minggu)
D. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu
pemilihan subyek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu yang berkaitan
dengan karakteristik populasi (Taufiqurrohman, 2008). Besar sampel yang
dipakai dalam penelitian ini yaitu n = 30 (rule of thumb) (Murti, 2010).
Proporsi 15 subjek untuk bayi dengan pemberian ASI eksklusif dan 15 subjek
untuk bayi dengan pemberian susu formula.
E. Identifikasi Variabel
1. Variabel bebas : ASI Eksklusif dan susu formula
2. Variabel terikat : Pertambahan berat badan bayi
3. Variabel luar tak terkendali : Faktor genetik, jenis kelamin, dan
lingkungan.
F. Definisi Operasional Variabel
1. ASI Eksklusif dan susu formula
a. Definisi : Pemberian ASI eksklusif yaitu bayi hanya
diberikan ASI saja mulai dari lahir tanpa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
tambahan cairan lain dan tanpa tambahan
makanan padat sampai berusia 6 bulan
(Roesli, 2005). Sedangkan pemberian susu
formula yaitu pemberian cairan modifikasi
dari susu sapi yang merupakan makanan
pengganti ASI yang kandungan nutrisinya
sudah disesuaikan oleh keperluan bayi
(Heird, 2007). Pemberian ASI atau susu
formula ini diberikan pada bayi baru lahir
sampai umur 4-6 bulan.
b. Kategori : 1) Pemberian ASI Eksklusif
2) Pemberian susu formula
c. Skala Pengukuran : Nominal
2. Pertambahan Berat Badan Bayi
a. Definisi : Pertambahan berat badan bayi dilihat dari
selisih hasil pengukuran pada saat
pengambilan data dan satu bulan sebelum usia
bayi pada saat pengukuran yang bisa dilihat
dari KMS.
b. Skala Pengukuran : Rasio
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Pemberian ASI Eksklusif
Analisis Statistik
Pemberian Susu Formula
Kuesioner
Pengukuran Berat Badan Bayi
Bayi usia 4-6 bulan
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Dacin dan sarung/kotak/celana timbang untuk menimbang bayi.
2. Kuesioner untuk wawancara pada ibu mengenai pemberian asupan gizi
pada bayinya.
3. KMS untuk melihat berat badan satu bulan sebelum pengukuran.
H. Rancangan Penelitian
Gambar 2. Skema Penelitian
I. Cara Kerja
1. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti meminta surat ijin penelitian
pada Tim Skripsi. Selanjutnya, peneliti meminta ijin kepada kepala
Kesbanglinmas kabupaten Sukoharjo diteruskan ke Dinas Kesehatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
kabupaten Sukoharjo sebagai tembusan ke puskesmas dimana
pengambilan data berlangsung.
2. Ketika jadwal posyandu dilaksanakan, peneliti bersama petugas
puskesmas (bidan) mendatangi masing-masing posyandu diwilayah
kerja puskesmas yang bersangkutan.
3. Setiap bayi usia 4-6 bulan dilakukan pengukuran berat badan
menggunakan timbangan bayi. Pengukuran dilakukan 1 kali serta
mencatat berat badan bayi satu bulan sebelum pengukuran. Setelah itu,
menghitung selisih berat badan bayi sekarang dan satu bulan
sebelumnya.
4. Wawancara terhadap ibu bayi yang berkunjung berdasarkan kuosioner
yang telah ada mengenai pemberian masukan zat gizi pada bayi.
5. Data yang diperoleh selanjutnya disortir sesuai dengan kriteria inklusi
dan kriteria eksklusi yang telah ditetapkan.
6. Mengolah data hasil penelitian.
J. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik Independent t test
untuk melihat ada tidaknya perbedaan pertambahan berat badan antara
kelompok pemberian ASI eksklusif dengan kelompok pemberian susu
formula. Data akan diolah dengan menggunakan program Statistical Product
and Service Sollution (SPSS) 17.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian diperoleh dari proses pengumpulan data yang dilakukan
pada bayi usia 4 - 6 bulan di beberapa Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
Kartasura dan Gatak Kabupaten Sukoharjo pada bulan Mei – Juli 2011. Data
penelitian didapat secara primer dari hasil observasi oleh peneliti dengan
melakukan pengukuran berat badan bayi untuk variabel pertambahan berat badan,
sedangkan untuk jenis asupan diperoleh dengan cara mengisi kuesioner melalui
wawancara oleh peneliti. Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 30 sampel yang
memenuhi kriteria inklusi.
A. Karakteristik Sampel Penelitian
1. Asupan Gizi
Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Asupan Gizi
Asupan Gizi Frekuensi Persetase (%)
ASI Eksklusif
Susu Formula
15
15
50
50
Jumlah 30 100
Sumber: Data Primer 2011
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 30 sampel,
terdapat masing-masing 15 bayi yang mendapat asupan ASI eksklusif dan
susu formula.
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
2. Tingkat Pendidikan Ibu
Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu
Pendidikan
Ibu
Pemberian Asupan Gizi
Total
ASI Eksklusif Susu Formula
Dasar
Menengah
Tinggi
3 (10%)
10 (33,3%)
2 (6,7%)
6 (20%)
6 (20%)
3 (10%)
9 (30%)
16 (53,3%)
5 (16,7%)
Sumber: Data Primer 2011
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 30 sampel,
terdapat 9 ibu bayi dengan tingkat pendidikan dasar (30%), 16 ibu bayi
dengan tingkat pendidikan menengah (53,3%), dan 5 ibu bayi dengan
tingkat pendidikan tinggi (16,7%).
3. Jenis Kelamin
Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Pemberian Asupan Gizi
Total
ASI Eksklusif Susu Formula
Laki-laki 7 ( 23,3%) 9 ( 30%) 16 ( 53,3%)
Perempuan 8 ( 26,7%) 6 (20%) 14 ( 46,7%)
Sumber: Data Primer 2011
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa dari 30 sampel,
terdapat 16 bayi laki-laki (53,3%) dan 14 bayi perempuan (46,7%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
4. Pendapatan Orangtua
Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Pendapatan Orangtua
Pendapatan
Orangtua
Pemberian Asupan Gizi
Total
ASI Eksklusif Susu Formula
Rp 250.000-Rp
500.000
Rp 500.000-Rp
1.000.000
>Rp 1.000.000
5 (16,7 %)
4 (13,3 %)
6 (20 %)
2 (6,7 %)
6 (20 %)
7 (23,3 %)
7 (23,3%)
10 (33,3 %)
13 (43,3 %)
Sumber: Data Primer 2011
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa dari 30 sampel,
terdapat 7 orangtua bayi dengan pendapatan Rp 250.000-Rp 500.000
(23,3%), 10 orangtua bayi dengan pendapatan Rp 500.000-Rp 1.000.000
(33,3%), dan 13 orangtua bayi dengan pendapatan >Rp 1.000.000
(43,3%).
B. Analisis Uji Independent t test
Hasil pengujian data untuk pertambahan berat badan bayi usia 4-6
bulan antara yang di beri ASI eksklusif dan susu formula menggunakan uji
statistik Independent t test menunjukkan nilai p = 0.021 (p < 0.05), dengan
mean difference -0.207 dan IK 95% adalah antara -0.379 sampai -0.033. Dapat
diambil kesimpulan bahwa secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna
pada rerata pertambahan berat badan bayi usia 4 - 6 bulan antara yang diberi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
ASI eksklusif dan susu formula, yaitu pertambahan berat badan bayi yang
diberi ASI eksklusif lebih kecil daripada susu formula.
Tabel 7. Hasil Analisis Independent t test
Kelompok F t df p keterangan
Pertambahan berat badan
bayi dengan jenis asupan 4.802 -2.471 22.611 0.021
perbedaan
bermakna
Sumber: Data Primer 2011
Gambar 3. Hasil Uji Statistik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil uji statistik dalam penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan
yang bermakna antara jenis asupan dengan pertambahan berat badan bayi usia 4 -
6 bulan (p < 0.05). Hal itu dapat diketahui dari hasil uji statistik Independent t test.
Pada pengujian data dengan independent t test, hasil untuk pertambahan
berat badan bayi usia 4 - 6 bulan antara yang diberi ASI eksklusif dan susu
formula menunjukkan nilai p = 0.021 (p < 0.05), mean difference -0.207 dan IK
95% adalah antara -0.379 sampai -0.033. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang bermakna pada rerata pertambahan berat badan bayi usia 4-6
bulan antara yang diberi ASI eksklusif dan susu formula, yaitu pertambahan berat
badan bayi yang diberi ASI eksklusif lebih kecil daripada susu formula.
Rata-rata pertambahan berat badan bayi yang diberi susu formula
menunjukkan hasil yang besar yaitu 0.667. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian
Butte et al. (2000), kecepatan pertambahan berat badan bayi usia 3 - 6 bulan lebih
tinggi pada bayi yang diberi susu formula. Hal itu didukung oleh Dewey et al.
(1992) bahwa pertambahan berat badan bayi selama 12 bulan pertama yang diberi
susu formula lebih besar. Selain itu, menurut Fomon (2004), pertumbuhan bayi
yang diberi susu formula lebih cepat daripada pemberian ASI disebabkan dari
kandungan nutrisi dalam susu formula tersebut. Kandungan nutrisi dalam susu
formula antara lain:
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
1. Lemak yang terkandung dalam susu tidak dapat dicerna dengan baik oleh
bayi dan tidak terdapat enzim lipase sehingga terjadi penimbunan lemak yang
menyebabkan peningkatan berat badan (Sidi et al., 2004).
2. Mineral yang jumlahnya tinggi dan tidak dapat diserap dengan baik akan
memperberat kerja usus sehingga bayi kembung (Purwanti, 2004).
3. Protein dalam bentuk kasein yang sulit dicerna oleh bayi menyebabkan
terjadinya peningkatan berat badan (Butte et al., 2000).
Menurut Roesli (2002), dari berbagai penelitian, bayi yang mendapat ASI
eksklusif sedikit lebih berat dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.
Pertambahan berat badan pada susu formula ini tidak bisa dikatakan ideal.
Menurut Fomon (2004), pertambahan yang lebih besar belum tentu lebih baik
bagi bayi karena cenderung terjadinya obesitas. Selain itu menurut Keane (2007),
kenaikan rata-rata bayi usia 3 - 6 bulan yaitu 20 gram perhari. Sedangkan pada
bayi yang diberi susu formula mengalami peningkatan yang lebih besar dari rata-
rata tersebut.
Rata-rata pertambahan berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif yaitu
0.460. Meskipun hasil ini lebih kecil dari susu formula, namun kandungan
nutrisinya lebih cocok bagi tubuh bayi. Menurut Roesli (2005), ASI mempunyai
beberapa kelebihan antara lain:
a. ASI sebagai nutrisi yaitu merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang dan sebagai makanan tunggal yang akan mencukupi
kebutuhan tumbuh bayi sampai usia 6 bulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh manusia. Bayi baru lahir secara alamiah
mendapat imunoglobulin dari ibunya (melalui plasenta). Bayi yang diberi ASI
eksklusif akan lebih sehat dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI
eksklusif.
c. ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan. Nutrien yang diperlukan untuk
pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau sedikit terdapat pada susu sapi,
antara lain: taurin, laktosa, dan asam lemah ikatan panjang (DHA, AA, Omega
3, dan Omega 6).
d. ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang.
Oleh karena itu, meskipun pertambahan berat badan terlihat lebih kecil daripada
pemberian susu formula, namun pertambahan berat badan yang ideal bagi bayi
bisa didapatkan dari pemberian ASI eksklusif pada bayi.
Kelemahan dari penelitian ini antara lain tidak dapat menjelaskan
hubungan sebab akibat antara jenis asupan dan pertambahan berat badan karena
pengambilan data hanya diambil dalam satu waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada pertambahan berat badan bayi
usia 4 - 6 bulan antara yang diberi ASI eksklusif dan susu formula, yaitu
pertambahan berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif lebih kecil daripada
susu formula (p = 0.021). Namun, pertambahan berat badan bayi yang diberi
susu formula ini tidak bisa dikatakan ideal karena kemungkinan terjadinya
obesitas. Oleh karena itu, pemberian ASI eksklusif pada bayi lebih baik karena
kandungan nutrisinya lebih cocok bagi tubuh bayi.
B. Saran
1. Pemberian ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan diperlukan untuk
pertambahan berat badan yang ideal.
2. Pemberian susu formula pada bayi sejak usia 0 - 6 bulan sebaiknya
dihindari untuk mengurangi resiko obesitas.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut untuk menjelaskan hubungan
sebab akibat serta mencari beberapa faktor yang mempengaruhi
pertambahan berat badan bayi.
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, I. 1994. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Yogyakarta: Kanisius
Butte, N F.,Wong, W W., Hopkinson, J M.,Smith E O., Ellis, K J. 2000. Infant
Feeding Mode Effect Early Growth and Body Composition. Pediatrics
2000, 106;1355
Dinkes. 2006. Profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
http://www.depkes.go.id/download/profil/prov%20jateng%202006.pdf (2
Maret 2011).
Depkes. 2009. Puslitbang Gizi dan Makanan.
http://www.p3gizi.litbang.depkes.go.id/index.php?option=com_content&ta
sk=view&id=85&Itemid=2 (22 Februari 2011).
Dewey, KG., Heinig, M J., Nommsen, L A., Peerson JM., Lonnerdal, B. 1992.
Growth of Breastfed and Formula Fed Infant from 0-18 Months: The
DARLING Study. Pediatrics 89;1035
Fomon, S J. 2004. Assessment of Growth of Formula Fed Infant: Evolutionary
Cnsideration. Pediatrics 2004, 113;389
Hassan, R. 2007. Gizi. Dalam: Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Jakarta: FK UI,
p:326, 397.
Heird, W. C. 2007. Nutrition. In: Kliegman R.M (eds). Nelson Textbook of
diatrics 18th Edition. Philadelpia: Elsevier Saunder.
Ilcol Y.O., Hizli Z.B., Ozkan T. 2006. Leptin concentration in breast milk and its
relationship to duration of lactation and hormonal status. International
Breastfeeding Journal. 1:21.
Keane, V. 2007. Growth, Development, and Behavior. In: Kliegman R.M (eds).
Nelson Textbook of Pediatrics 18th
Edition. Philadelpia: Elsevier Saunder.
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Mansjoer, A; Setiowulan, W; wardhani, W.I; Suprahaita. 2000. Nutrisi. Dalam :
Kapita Selekta Jilid 2. Jakarta: FK UI, pp: 568-569.
Martin L.J., Woo J.G., Geraghty S.R., Altaye M., Davidson B.S., Banach W.,
Dolan L.M. et al. 2006. Adiponectin is present in human milk and is
associated with maternal factors. Am J Clin Nutr. 83:1106-1111.
Miralles O., Sanchez J., Palou A., Pico C. 2006. A Physiological Role of Breast
Milk Leptin in Body Weight Control in Developing Infants. Obesity of
research journal. 14:1371-1377.
Mudyaharjo, R. 2001. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
pp:472-489.
Murti, B. 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, p:119.
Notoatmodjo, S. 2003. Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta, pp:12-19.
Purwanti, H S. 2004. Konsep Penerapan ASI Ekslusif. Jakarta: EGC, pp: 3-20, 30.
Rahayu, I. 2010. Hubungan Pendidikan Ibu dan Pendapatan Orangtua dengan
Lama Pemberian ASI Eksklusif pada Anak Usia 6-24 Bulan di Kelurahan
Pucangan Kecamatan Kartasura. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Rahayu I.D. 2007. LEPTIN: Ab Trigger of Hypertension Caused by
Aterosklerosis. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 6:90-100.
Ryan, A.S; Wenjun, Z; Acosta, A. 2002. Breastfeeding Continues to increase into
in the new millennium. Pediatrics 2002;110;1103-1109.
Roesli, U. 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya, pp: 3; 20-
22.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Roesli, U. 2002. Kiat Sukses Menyusui. Jakarta: Aspirasi Muda, pp:20;22.
Savino F., Liguori S.S., Fissore M.F., Oggero R. 2009. Breast milk hormones and
their protective effects on obesity. International Journal of Pediatric
Endocrinology. 35:1-8.
Sidi L.P.S., Suradi R., Masoara S., Boediharjo S.D., Marnoto W. and Tobing
H.K.P.(eds). 2004. Bahan Bacaan Manajemen Laktasi Cetakan ke-2
Menuju Persalinan Aman dan Bayi Baru Lahir Sehat. Jakarta:
Perkumpulan Perinatologi Indonesia, pp:1-13.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC pp: 1-11.
Stefan N., Bunt J.C., Salbe A.D., Funahashi T., Matsuzawa Y., Tataranni P.A.
2002. Plasma Adiponectin Concentrations in Children: Relationship with
Obesity and Insulinemia. J Clin Endocrinol Metab. 87: 4652-4656.
Supariasa, I D N; Bakri, B; Fajar, I. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
pp: 35-36, 40-41.
Susilowati. 2008. Dampak Negatif Susu Formula.
http://www.eurekaindonesia.org/dampak-negatif-susu-formula/ (9 Januari
2011).
Taufiqurrohman, M.A. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu
Kesehatan. Surakarta: UNS Press, pp: 63, 71.
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta, pp:264-287.