PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN DAN
JENIS KELAMIN PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN
MANAJEMEN UMA STAMBUK 2017
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana di Fakultas Psikologi
Universitas Medan Area
OLEH :
FEBRY MEUTIA
15.860.0185
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MEDAN AREA
MEDAN
2019
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
i
PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN DAN JENIS KELAMIN PADA MAHASISWA FAKULTAS
EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN UMA STAMBUK 2017
Oleh :
Febry Meutia
15.860.0185
Jurusan Ilmu Psikologi Perkembangan
Fakultas Psikologi Universitas Medan Area
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan perilaku prososial ditinjau dari tipe kepribadian dan jenis kelamin pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Jurusan Manajemen UMA stambuk 2017. Perilaku Prososial adalah segala bentuk tindakan untuk menolong orang lain tanpa adanya keuntungan langsung bagi si penolong dan melibatkan suatu resiko bagi yang menolong. Metode penelitian adalah metode kuantitatif. Hipotesis menyatakan bahwa ada perbedaan perilaku prososial antara kepribadian ekstrovert dengan kepribadian introvert dan ada perbedaan perilaku prososial antara laki-laki dengan perempuan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang bertipe kepribadian ekstrovert, 50 orang bertipe kepribadian introvert, 50 orang laki-laki dan 50 orang perempuan. Teknik pengambilan sampel adalah quota sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala likert untuk skala perilaku prososial yang terdiri dari 40 aitem. Sedangkan untuk skala tipe kepribadian menggunakan skala screening test berbentuk pilihan berganda yang terdiri dari 18 aitem. Dari hasil uji t-test, didapat hasil bahwa ada perbedaan perilaku prososial pada mahasiswa berdasarkan tipe kepribadian dan jenis kelamin, pada perbedaan tipe kepribadian didapat hasil t=2,083 dan P<0,040, dimana mean untuk tipe kepribadian ekstrovert adalah 135,04 dan mean tipe kepribadian introvert adalah 101,36, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan perilaku prososial ditinjau dari tipe kepribadian. Dimana individu berkepribadian ekstrovert memiliki perilaku prososial yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan individu berkepribadian introvert. Sedangkan pada jenis kelamin, didapat hasil t=-4,354 dan P<0,000, dimana mean untuk laki-laki adalah 100,78 dan mean untuk perempuan adalah 123,50. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan perilaku prososial ditinjau dari jenis kelamin, dimana perempuan memiliki perilaku prososial yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan laki – laki.
Kata kunci : perilaku prososial, kepribadian ekstrovert, kepribadian introvert, laki-laki, perempuan.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan karunia-Nya berupa kelancaran, kemudahan, kesehatan serta kesabaran bagi
peneliti sehingga peneliti dapat tetap tegar dan mampu bertahan pada setiap kendala
dan cobaan yang datang selama proses penyelesaian skripsi ini sehingga peneliti
mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Perbedaan Perilaku Prososial
Ditinjau dari Tipe Kepribadian dan Jenis Kelamin pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi & Bisnis Jurusan Manajemen UMA Stambuk 2017” sesuai pada waktu
yang peneliti harapkan.
Peneleti sangat berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi orang lain.
Peneliti menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan dukungan dari banyak pihak,
penyusunan skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik, keberhasilan dalam
penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dukungan serta kerja
sama yang baik dengan berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati
peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Orang yang paling saya cintai di dunia ini, yakni kedua orang tua saya :
Bapak saya Yusman dan Ibu saya Rahimah Nasution, terima kasih karena
sudah menjadi penyemangat dan motivator saya, jika bukan karena doa
dan kasih sayang mereka saya mungkin tidak akan mampu menyelesaikan
skripsi ini.
2. Yayasan Haji Agus Salim Universiatas Medan Area.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
ii
3. Bapak Prof. Dr. Dadan Ramdan. M Eng, M, selaku rektor Universitas
Medan Area
4. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Munir, M.Pd, selaku Dekan Psikologi
Universitas Medan Area.
5. Bapak Hairul Anwar Dalimunte, S.Psi, M.Psi. selaku Wakil Dekan
Fakultas Psikologi Universitas Medan Area.
6. Bapak Azhar Azis, S.Psi, MA, selaku ketua jurusan psikologi
perkembangan yang selalu memberikan kemudahan dalam melengkapi
berkas-berkas dari penyusunan seminar proposal hingga penyusunan
berkas sidang.
7. Ibu Laili Alfita, S.Psi, MM, M.Psi, selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan motivasi, bimbingan, saran, masukan serta bersedia
meluangkan waktu dari awal penyusunan hingga akhir penyelesaian
skripsi ini. Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, jika bukan
karena kebaikan, ketegasan, dan kesabaran Ibu, Saya mungkin tidak dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Semoga Allah SWT membalas
kebaikan Ibu, Aamiin.
8. Ibu Siti Aisyah, S.Psi, M.Psi, selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan motivasi, bimbingan, saran, masukan serta bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing Saya dalam menyusun skripsi ini.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, jika bukan karena
kebaikan dan kesabaran Ibu, Saya mungkin tidak dapat menyelesaikan
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
iii
skripsi ini tepat waktu. Semoga Allah SWT membalas kebaikan Ibu,
Aamiin.
9. Ibu Suryani Hardjo, S.Psi, M.Psi, selaku ketua penguji sidang meja hijau.
10. Bapak Drs. Mulia Siregar, M.Psi, selaku sekertaris sidang meja hijau.
11. Para Dosen Fakultas Psikologi Universitas Medan Area yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan motivasi peneliti dan para staf tata
usaha Program Studi Psikologi Universitas Medan Area yang turut
mempelancar proses penyelesaian kuliah dan skripsi peneliti.
12. Seluruh teman-teman seperjuangan di Fakultas Psikologi Universitas
Medan Area Stambuk 2015 kelas C yang selalu membuat suasana kelas
ceria, ramai, dan menyenangkan. Terima kasih atas kebersamaannya
selama empat tahun ini. Semoga kelak kita semua menjadi orang-orang
yang sukses dan berguna bagi Masyarakat dan Negara.
13. Para sahabat saya di Universitas Medan Area, Nurhalizah, Indah Laila
Nur, dan Emmi Aulia Hasibuan, terima kasih karena sudah bersedia
menjadi sahabat saya selama empat tahun ini. Semoga kedepannya kita
tetap menjadi sahabat yang selalu ada untuk satu sama lain.
14. Para sahabat saya dari SMA, Retno Astie Nadhira, Marlina Azzahra, dan
Indah Shavira Viptri, yang selalu menjadi penyemangat saya dalam
menyelesaikan skripsi.
15. Kakak dan Adik saya, Khairat Yusra dan Alya Namira, yang menjadi
penyemangat saya dalam menyelesaikan skripsi.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
iv
16. Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Medan Area kampus 2 yang telah
memberi saya izin melakukan penelitian disana, saya mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.
17. Seluruh mahasiswa/i Fakultas Ekonomi & Bisnis Jurusan Manajemen
Universitas Medan Area Stambuk 2017 kampus 2, saya mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah bersedia berpartisipasi
dan berbaik hati meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner peneliti
sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan.
Peneliti telah berupaya sebaik mungkin dalam penyelesaian sksripsi ini,
meskipun demikian peneliti sangat mengharapkan saran dan kritikan yang
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, peneliti mengucapkan terimakasih bagi setiap pembaca dan
berharap agar kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Wassalam..
Medan, 5 Oktober 2019
Febry Meutia
15.860.0185
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................ iv
MOTTO .................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ..................................................................................................... vi
LEMBAR RIWAYAT HIDUP................................................................................ viii
ABSTRAK ................................................................................................................ xii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... xvi
DAFTAR KURVA ................................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 9
C. Batasan Masalah.......................................................................................... 10
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 10
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 10
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Dewasa Dini ............................................................................................. 12
1. Pengertian Dewasa Dini .................................................................. 12
2. Karakteristik Dewasa Dini .............................................................. 13
3. Tugas – Tugas Perkembangan Dewasa Dini ................................... 15
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
vi
4. Perkembangan Fisik ........................................................................ 16
5. Perkembangan Kognitif .................................................................. 17
B. Perilaku Prososial ..................................................................................... 19
1. Pengertian Perilaku Prososial .......................................................... 19
2. Faktor – Faktor Penentu Perilaku Prososial .................................... 20
3. Aspek – Aspek Perilaku Prososial .................................................. 27
4. Ciri – Ciri Perilaku Prososial .......................................................... 30
5. Jenis – Jenis Perilaku Prososial ....................................................... 30
6. Tahap – Tahap Perilaku Prososial ................................................... 31
C. Kepribadian .............................................................................................. 34
1. Pengertian Kepribadian.................................................................. 34
2. Tipe – Tipe Kepribadian ................................................................ 35
a. Kepribadian Ekstrovert ............................................................. 36
b. Kepribadian Introvert ................................................................ 37
3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian........................ 39
D. Jenis Kelamin ........................................................................................... 45
1. Pengertian Jenis Kelamin ................................................................... 45
2. Perbedaan Laki – Laki dan Perempuan .............................................. 46
E. Perbedaan Perilaku Prososial Ditinjau dari Tipe Kepribadian Ekstrovert
& Introvert dan Jenis Kelamin ................................................................. 47
F. Kerangka Konseptual .............................................................................. 50
G. Hipotesis .................................................................................................. 51
BAB III Metodologi Penelitian
A. Metode Penelitian .................................................................................... 52
B. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................... 52
C. Defenisi Operasional ............................................................................... 53
D. Populasi dan Sampel ............................................................................... 54
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 56
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ....................................................... 58
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
vii
G. Metode Analisis Data .............................................................................. 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Kancah Penelitian ..................................................................... 63
1. Sejarah Yayasan Pendidikan Haji Agus Salim Universitas
Medan Area ........................................................................................ 63
2. Visi Universitas Medan Area ............................................................. 64
3. Misi Universitas Medan Area ............................................................. 64
4. Visi Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Medan Area ................ 65
5. Misi Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Medan Area ............... 65
B. Persiapan Penelitian ................................................................................. 66
1. Persiapan Administrasi....................................................................... 66
2. Persiapan Alat Ukur Penelitian .......................................................... 66
C. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 70
1. Hasil Uji Coba Skala Perilaku Prososial ............................................ 71
D. Hasil Penelitian ........................................................................................ 75
1. Uji Asumsi ......................................................................................... 75
2. Hasil Perhitungan t-test ...................................................................... 77
3. Hasil Perhitungan Mean Hipotetik dan Empirik ................................ 80
E. Pembahasan .............................................................................................. 85
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................. 91
B. Saran ......................................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 95
LAMPIRAN .............................................................................................................. 97
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
viii
DAFTAR TABEL
Tabel I Distribusi Penyebaran Butir-Butir Pernyataan Skala Perilaku
Prososial……………………………………………………………….68
Tabel II Distribusi Penyebaran Butir-Butir Pernyataan Skala Tipe
Kepribadian…………………………………………………………...70
Tabel III Distribusi butir-butir pernyataan skala Perilaku Prososial ditinjau dari
kepribadian setelah uji coba…………………………………………..72
Tabel IV Distribusi butir-butir pernyataan skala Perilaku Prososial ditinjau dari
jenis kelamin setelah uji coba………………………………………....74
Tabel V Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Sebaran………...…....75
Tabel VI Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Varians…………....76
Tabel VII Rangkuman Hasil t-test Perilaku Prososial Ditinjau Dari Tipe
Kepribadian…………………………………………………………...78
Tabel VIII Rangkuman Hasil t-test Perilaku Prososial Ditinjau Dari Jenis Kelamin……………………………………………………………….79
Tabel IX Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata Hipotetik dan Empirik Tipe
Kepribadian……………………………………………………………81 Tabel X Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata Hipotetik dan Empirik Jenis
Kelamin………………………………………………………………..81
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
ix
DAFTAR KURVA
Kurva I Kurva Normal Perilaku Prososial Tipe Kepribadian……………..……82
Kurva II Kurva Normal Perilaku Prososial Tipe Kepribadian Ekstrovert………82
Kurva III Kurva Normal Perilaku Prososial Tipe Kepribadian Introvert………...83
Kurva IV Kurva Normal Perilaku Prososial Jenis Kelamin……………………...84
Kurva V Kurva Normal Perilaku Prososial Laki-laki…………………………...84
Kurva VI Kurva Normal Perilaku Prososial Perempuan………………………....85
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
x
LAMPIRAN
Lampiran A Data Mentah Excel Perilaku Prososial Sebelum Uji Coba…………98
Lampiran B Data Mentah Excel Perilaku Prososial Setelah Uji Coba…………..99
Lampiran C Skala Perilaku Prososial dan Skala Tipe Kepribadian Ekstrovert & Introvert……………………………………………………………100
Lampiran D Analisis Reliabilitas dan Validitas Skala Perilaku Prososial………107
Lampiran E Uji Asumsi (Uji Normalitas dan Uji Homogenitas) & Analisis
t-test…………………………………………………………….... .118
Lampiran F Surat Keterangan Penelitian……………………………………….125
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sudah terkenal akan keramahannya,
berjiwa sosial tinggi dan suka tolong menolong. Misalnya saja di pedesaan, jika ada
orang yang ingin membangun rumah maka hampir seluruh warga desa akan ikut
membantu. Setiap minggu akan selalu diadakan gotong royong membersihkan
lingkungan secara bergilir. Juga melakukan pos ronda setiap malam agar lingkungan
tetap aman. Hal ini karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang butuh
berinteraksi dengan orang disekitarnya dan tidak dapat hidup tanpa bantuan orang
lain.
Sebagai sesama manusia sudah sewajibnya kita untuk saling membantu satu
sama lain. Perilaku membantu orang lain atau disebut dengan perilaku prososial
menurut Baron & Byrne (2005) adalah suatu tindakan menolong yang
menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada
orang yang melakukan tindakan tersebut, dan mungkin bahkan melibatkan suatu
resiko bagi orang yang menolong. Perilaku prososial sangat dianjurkan dalam islam.
Seperti firman Allah SWT di dalam Al - Qur’an : “Tolong menolonglah kamu dalam
mengerjakan kebajikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong menolong dalam
perbuatan dosa” (QS : Al-Ma’idah : 2).
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2
Namun kenyataannya dijaman sekarang ini perilaku prososial sudah mulai
memudar. Manusia tampaknya sudah mulai lupa untuk memperdulikan orang - orang
disekitarnya, manusia terlalu sibuk dengan urusannya sendiri sehingga bahkan tidak
memperdulikan orang - orang disekitarnya. Manusia seakan dituntut untuk hanya
menjadi makhluk individualistis yang sibuk dengan aktivitasnya masing - masing dan
melupakan kedudukannya yang juga sebagai makhluk sosial yang seharusnya
berinteraksi dengan orang - orang disekitarnya dan saling membantu.
Memudarnya perilaku prososial ini juga disebabkan oleh maraknya tindakan-
tindakan kriminal yang membuat beberapa orang takut untuk melakukan perilaku
prososial. Seperti fenomena begal yang akhir-akhir ini semakin marak di Indonesia.
Para pelaku begal sering berpura-pura berhenti dipinggir jalan dengan kereta yang
pura-pura mogok, dan ketika ada orang yang berniat baik dan mau membantu, begal
tersebut langsung mengancam dengan senjata tajam dan membawa lari kereta orang
yang beniat menolong tersebut.
Namun ditengah banyaknya orang yang kurang perduli, tentu masih ada orang
yang masih perduli terhadap sesama, mereka tidak ragu untuk melakukan perilaku
prososial pada orang yang sedang membutuhkan pertolongan. Bahkan mereka rela
memberikan sebahagian harta benda, waktu, tenaga, dan bahkan membahayakan
nyawanya untuk membantu orang lain. Perilaku prososial tidak hanya membantu hal-
hal yang berat saja, seperti membantu korban kecelakaan, kebakaran, penjambretan,
dll. Namun hal-hal kecil seperti memberikan informasi yang benar ketika ada orang
yang bertanya tempat, membantu menyebrangi lansia, membantu orang yang sedang
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
3
mogok dijalan, mengembalikan dompet terjatuh dari orang yang berjalan di depan
kita, sampai hal kecil seperti menghibur teman yang sedang bersedih. Mungkin hal -
hal itu kecil bagi si penolong, namun hal tersebut mungkin sangatlah bermanfaat bagi
si penerima pertolongan.
Menurut Sears, dkk (1985) terdapat dua faktor yang mempengaruhi perilaku
prososial, yaitu : 1) faktor situasi yang meliputi : kehadiran orang lain, sifat
lingkungan, fisik, dan tekanan keterbatasan waktu. 2) faktor penolong yang meliputi :
kepribadian, suasana hati, rasa bersalah, distres diri dan rasa empatik. Sedangkan
menurut Sarwono & Meinarno (2017) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
prososial terbagi dua, yaitu : 1) faktor situasional yang meliputi : bystander, daya
tarik, atribusi terhadap korban, ada model, desakan waktu, sifat kebutuhan korban. 2)
faktor dari dalam diri yang meliputi : suasana hati, sifat, jenis kelamin, tempat
tinggal, pola asuh.
Perilaku prososial haruslah dimiliki oleh setiap individu, terutama individu
yang telah mencapai tahap dewasa. Karena pada tahap ini individu harus lebih
bertanggung jawab dan dapat menyesuaikan diri terhadap pola - pola kehidupan baru
dan harapan - harapan sosial baru. Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada pada
masa dewasa dini berubah karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin
meluas. Nilai sudah mulai dipandang dengan kacamata orang dewasa. Nilai-nilai
yang berubah ini dapat meningkatkan kesadaran positif. Alasan kenapa seseorang
berubah nilai-nilainya dalam kehidupan karena agar dapat diterima oleh kelompoknya
yaitu dengan cara mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati. Sifat kedewasaan
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
4
seseorang dapat dilihat dari pertumbuhan sosialnya. Pertumbuhan sosial adalah suatu
pemahaman tentang bagaimana dia menyayangi pergaulan, bagaimana dia dapat
memahami tentang watak dan kepribadian seseorang dan bagaimana cara dia mampu
membuat dirinya agar disukai oleh orang lain dalam pergaulannya. Perasaan simpatik
pada orang lain dan bahkan terhadap seseorang atau hal-hal yang paling tidak ia sukai
sekalipun merupakan ciri kedewasaan secara sosial (Jahja, 2011).
Jika berbicara mengenai masa dewasa dini maka tidak akan terlepas dari
mahasiswa. Mahasiswa berada pada usia 18-40 tahun atau masa dewasa awal yang
merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-
harapan sosial baru (Sears dkk, 1985). Oleh karena itu, mahasiswa sebagai generasi
penerus bangsa sudah seharusnya memiliki nilai-nilai sosial yang tinggi, bisa
memberikan contoh positif dan bisa berguna bagi orang-orang disekitarnya.
Pada program studi manajemen Universitas Medan Area memiliki misi yang
salah satunya adalah meningkatkan nilai-nilai kepribadian, yang dimana diharapkan
mahasiswa dapat memiliki kepribadian positif yang dapat berguna bagi orang-orang
disekitarnya. Untuk melihat tingkat perilaku prososial pada mahasiswa, peneliti
melakukan wawancara, eksperimen dan observasi di Fakultas Ekonomi Universitas
Medan Area. Eksperimen ini peneliti lakukan pada tanggal 02-04-2019 di kampus 2
Universitas Medan Area.
Eksperimen Pertama : Peneliti menjatuhkan botol minuman di depan 8 orang
subjek yang sedang mengobrol di bangku, kemudian peneliti kembali berjalan
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
5
berpura-pura tidak tahu botol minum terjatuh, subjek hanya melihat saja tanpa ada
niat untuk membantu mengambilkan botol.
Eksperimen Kedua : Peneliti menjatuhkan kotak pinsil yang kemudian isinya
berserakan dilantai. Dari 15 orang subjek, hanya 2 orang yang membantu
mengambilkan barang-barang yang berserakan, selebihnya hanya melihat sebentar
kemudian kembali mengobrol.
Eksperimen Ketiga : Peneliti kembali menjatuhkan kotak pinsil yang
kemudian isinya berserakan dilantai di samping 5 orang subjek yang sedang
mengobrol. Tidak ada yang membantu, subjek hanya terkejut dan melihat sebentar
saja, kemudian kembali mengobrol.
Eksperimen Keempat : Peneliti menjatuhkan botol minuman di tengah-tengah
10 orang subjek yang sedang asik mengobrol. Kemudian peneliti kembali berjalan
berpura-pura tidak tahu botol minum terjatuh. Tidak ada yang bereaksi menolong,
hanya 1 orang subjek yang memberi tahu bahwa botol minuman terjatuh tanpa berniat
mengambilkan botol minuman yang terjatuh.
Dari eksperimen dan observasi yang peneliti lakukan di Fakultas Ekonomi
Universitas Medan Area, dapat disimpulkan bahwa perilaku prososial masih minim
dilakukan, kebanyakan mahasiswa sibuk dengan kegiatannya masing-masing dan
bersikap tidak perduli dengan lingkungannya bahkan ketika ada orang yang sedang
membutuhkan pertolongan di depannya. Namun demikian masih ada beberapa orang
yang masih melakukan perilaku prososial.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
6
Peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa Mahasiswa Manajemen
Universitas Medan Area. Wawancara ini dilakukan pada tanggal 16-05-2019. Berikut
hasil wawancara :
Wawancara I :
“Kalau teman – teman sekelas, mereka lebih sering perduli dengan dirinya sendiri. Kalau ada teman sekelas yang lagi sedih.. ya paling teman dekatnya aja yang perduli, yang gak dekat cuek aja. Kami lebih sering berkelompok, kalau orang selain kelompok kami.. ya kami cuek. Karena orang itu cuek, ya kami ikut cuek juga lah. Saya biasanya nolong liat-liat orangnya, kalau gak suka ya saya cuek aja. Kalau ada kawan sekelas yang lagi sakit, saya perhatiin kak orang itu pada cuek, ya paling kawan kelompoknya aja yang jengukin.”
Wawancara II :
“Lingkungannya sih kayak kurang kompak gitu, karena kan waktu naik semester 3 itu kan kayak ada kebijakan kelas bilingual, nah jadi kelas A itu kan dipecah, jadi sisanya itu masuk ke kelas B C D, itu buat gak kompak jadi ada dua kubu gitu dalam satu kelas. Kami satu kelas banyak berkubu-kubu kak, jadi jarang ngobrol dengan yang bukan kelompok. Kalau ada teman yang gak hadir biasanya teman-teman cuek aja, paling nanti kalau udah lama gak datang, paling mikirnya dia udah gak masuk lagi, pokoknya kurang ditanyain, kurang perduli kenapa gak hadir.”
Wawancara III :
“Lingkungan kelas kami kompak kak, dalam hal mengerjakan tugas, persentase, pokoknya semua hal lah. Kalau ada teman yang gak hadir kami chat dia dari media sosial, kami tanyak kenapa gak hadir. Walaupun kami berkelompok-kelompok tapi kami tetap kompak, cewek-cowok berbaur.”
Ketika ada orang yang membutuhkan pertolongan maka tidak jarang ada
orang yang langsung peka dan memberikan bantuan, namun ada juga orang yang
bersikap acuh tak acuh. Berbagai macam respon yang muncul merupakan suatu
cerminan kepribadian manusia.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
7
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan manusia berbeda-beda dengan
segala bentuk keunikannya, tidak ada satupun manusia di bumi ini yang persis sama,
hal ini disebabkan karena manusia memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lain.
Kepribadian adalah kehidupan seseorang secara keseluruhan mencakup pikiran,
perasaan, tingkah laku dan penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya yang
ditampakkan ke lingkungan sosial.
Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Jung, dengan membagi tipologi
kepribadian menjadi dua, yaitu introvert dan ekstrovert. Orang yang berkepribadian
ekstovert mengarahkan pribadi ke pengalaman obyektif, memusatkan perhatiannya ke
dunia luar, alih-alih berfikir mengenai persepsinya, cenderung berinteraksi dengan
orang disekitarnya, aktif dan ramah. Orang yang ekstravertif, sangat menaruh
perhatian mengenai orang lain dan dunia disekitarnya, aktif, santai, tertarik dengan
dunia luar. Ekstravert lebih terpengaruh oleh dunia disekitarnya, alih-alih oleh dunia
dalamnya sendiri (Alwisol, 2009).
Sedangkan orang introvert mengarahkan pribadi ke pengalaman subjektif,
memusatkan diri pada dunia dalam dan privat di mana realita hadir dalam bentuk
hasil amatan, cenderung menyendiri, pendiam/tidak ramah, bahkan anti sosial.
Umumnya orang introvertif itu senang introspektif dan sibuk dengan kehidupan
internal mereka sendiri. Mereka mengamati dunia luar dengan cara selektif dan
memakai pandangan mereka sendiri (Alwisol, 2009).
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
8
Orang yang lebih ekspresif khususnya ekspresif pada perasaan yang positif
lebih cenderung prososial dan spontan dalam melakukan tindakan prososial di
lingkungannya. Sosiabilitas, suka berteman dan menaruh perhatian pada orang lain
yang sedang dalam kesulitan juga ditemukan berkolerasi dengan tindakan prososial
(Einsberg & Mussen dalam Hudaniah, 2009).
Orang introvert lebih senang menyendiri, pendiam dan sibuk dengan
kehidupan internal mereka sendiri sehingga mereka cenderung kurang peka terhadap
orang disekitarnya, termasuk ketika ada orang yang sedang membutuhkan
pertolongan. Sedangkan orang yang berkepribadian ekstrovert cenderung sangat
menaruh perhatian mengenai orang lain dan dunia disekitarnya, aktif, santai, tertarik
dengan dunia luar. Mereka sangat senang berinteraksi dengan orang lain, sehingga
mereka cenderung sangat peka terhadap orang disekelilingnya, termasuk ketika ada
yang sedang membutuhkan pertolongan. Sehingga orang ekstrovert memiliki tingkat
prososial yang lebih tinggi bila dibandingkan orang introvert.
Tidak hanya kepribadian, jenis kelamin juga mempengaruhi seseorang untuk
melakukan perilaku prososial. Menurut Deaux, Dane, Wrightsman (dalam Sarwono
& Meinarno, 2017). Laki-laki cenderung lebih mau terlibat dalam aktivitas menolong
pada situasi darurat yang membahayakan, misalnya menolong seseorang dalam
kebakaran. Laki-laki dipandang lebih kuat dan lebih mempunyai keterampilan untuk
melindungi diri. Sementara perempuan, lebih menolong pada situasi yang bersifat
memberi dukungan emosi, merawat, dan mengasuh.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
9
Dari fenomena-fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Perbedaan perilaku prososial ditinjau dari tipe kepribadian
ekstrovert & introvert dan jenis kelamin pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi jurusan
Manajemen Universitas Medan Area stambuk 2017.
B. Identifikasi Masalah
Menurut Baron & Byrne (2005) perilaku prososial adalah suatu tindakan
menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu
keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan mungkin
bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang menolong.
Berdasarkan fenomena yang terjadi saat ini di Fakultas Ekonomi & Bisnis
jurusan Manajemen Universitas Medan Area, perilaku prososial masih minim
dilakukan, kebanyakan mahasiswa sibuk dengan kegiatannya masing-masing dan
bersikap tidak perduli dengan lingkungannya bahkan ketika ada orang yang sedang
membutuhkan pertolongan di depannya. Namun demikian masih ada beberapa orang
yang masih melakukan perilaku prososial.
Mahasiswa laki-laki maupun perempuan di Fakultas Ekonomi & Bisnis
jurusan Manajemen Universitas Medan Area sama-sama memiliki perilaku prososial
yang kurang baik, mereka tidak terlalu memperhatikan orang-orang disekitar, dan
lebih sering acuh jika ada orang yang membutuhkan pertolongan.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
10
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dilakukan agar penelitian menjadi terarah, fokus dan tidak
menyimpang, peneliti memberi batasan masalah pada perilaku prososial ditinjau dari
tipe kepribadian ekstrovert & introvert dan jenis kelamin. Penelitian ini difokuskan
pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Medan Area
stambuk 2017. Populasi pada penelitian ini berjumlah 368 orang. Lokasi penelitian di
Universitas Medan Area Kampus 2 di Jl. Setia Budi No. 79 B, Tj. Rejo, Medan
Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disusun suatu rumusan masalah
yaitu:
1. Apakah ada perbedaan perilaku prososial ditinjau dari tipe kepribadian
ekstrovert & introvert pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Universitas Medan Area Stambuk 2017.
2. Apakah ada perbedaan perilaku prososial ditinjau dari jenis kelamin pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Medan Area
Stambuk 2017.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini, yaitu :
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
11
1. Untuk mengetahui perbedaan perilaku prososial ditinjau dari tipe kepribadian
ekstrovert & introvert pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Universitas Medan Area Stambuk 2017.
2. Untuk mengetahui perbedaan perilaku prososial ditinjau dari jenis kelamin
pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Medan
Area Stambuk 2017.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan memiliki
manfaat. Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat bermanfaat kepada fakultas ekonomi jurusan
manajemen tentang pentingnya perilaku prososial pada mahasiswa.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan dapat memberikan pemahaman dan informasi pada mahasiswa
mengenai perilaku prososial ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert &
introvert dan jenis kelamin. Dan diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan dibidang Psikologi, khususnya Psikologi perkembangan dan
Psikologi sosial dalam hal perilaku prososial. Selain itu menjadi bahan
pengetahuan pada lembaga-lembaga sosial, lembaga pendidikan dan dinas
pendidikan.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dewasa Dini
1. Pengertian Dewasa Dini
Istilah adult berasal dari kata latin, seperti juga istilah adolescene-adolescere
yang berarti “tumbuh menjadi kedewasaan”. Akan tetapi, kata adult berasal dari
bentuk lampau partisipel dari kata kerja adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi
kekuatan dan ukuran yang sempurna” atau telah menjadi dewasa.” Oleh karena itu,
orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap
menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Masa
dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai 40 tahun (Hurlock, 1980).
Masa dewasa dini adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif
yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode
isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai,
kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Masa dewasa dini
dimulai pada umur 21 sampai 40 tahun. (Hurlock dalam Jahja, 2011).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa masa dewasa dini adalah
individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan merupakan masa
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
13
penyesuaian diri pada pola hidup yang baru dan siap menerima kedudukan dalam
masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.
2. Karakteristik Dewasa Dini
Hurlock (1980) mengungkapkan masa dewasa dini merupakan periode
penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru.
Penyesuaian diri ini menjadikan periode ini sebagai periode khusus dan sulit dari
rentang kehidupan seseorang. Hurlock (1980) mengungkapkan karakteristik dari
dewasa dini, yaitu :
a. Masa Dewasa Dini sebagai Masa Pengaturan
Telah dikatakan bahwa masa anak-anak dan masa remaja merupakan periode
“pertumbuhan” dan masa dewasa merupakan masa “pengaturan”.
b. Masa Dewasa Dini sebagai Usia Reproduktif
Bagi orang yang cepat mempunyai anak dan mempunyai keluarga besar pada
awal masa dewasa atau bahkan pada tahun-tahun terakhir masa remaja,
kemungkinan seluruh masa dewasa dini merupakan masa reproduksi.
c. Masa Dewasa Dini sebagai Masa Bermasalah
Dalam tahun-tahun awal masa dewasa banyak masalah baru yang harus
dihadapi seseorang. Masalah-masalah baru ini dari segi utamanya berbeda
dari masalah-masalah yang sudah dialami sebelumnya.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
14
d. Masa Dewasa Dini sebagai Masa Ketegangan Emosional
Sekitar awal atau pertengahan umur tiga puluhan, kebanyakan orang muda
telah mampu memecahkan masalah-masalah mereka dengan cukup baik
sehingga menjadi stabil dan tenang secara emosional. Apabila emosi yang
menggelora masih ada pada usia tiga puluhan, maka hal ini merupakan tanda
bahwa penyesuaian diri pada kehidupan orang-orang dewasa belum terlaksana
dengan baik.
e. Masa Dewasa Dini sebagai Masa Keterasingan Sosial
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam
pola kehidupan orang dewasa, yaitu karier, perkawinan dan rumah tangga,
hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya pada masa remaja menjadi
renggang.
f. Masa Dewasa Dini sebagai Masa Komitmen
Sewaktu menjadi dewasa, orang-orang muda mengalami perubahan
tanggungjawab dari seorang pelajar yang sepenuhnya tergantung pada
orangtua menjadi orang dewasa mandiri, maka mereka menentukan pola
hidup baru, memikul tanggungjawab baru dan membuat komitmen-komitmen
baru.
g. Masa Dewasa Dini sering merupakan masa ketergantungan
Meskipun telah resmi mencapai status dewasa pada usia 18 tahun, dan status
ini memberikan kebebasan untuk mandiri, banyak orang muda yang masih
sedikit tergantung atau bahkan sangat tergantung pada orang lain seperti orang
tua dan lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
15
h. Masa dewasa ini sebagai masa perubahan nilai
Banyak nilai masa kanak-kanak dan remaja berubah karena pengalaman dan
hubungan sosial yang lebih luas dengan orang-orang yang berbeda usia dan
nilai itu kini dilihat dari kacamata orang dewasa. Orang dewasa yang dulunya
menganggap sekolah itu suatu kewajiban yang tidak berguna, kini sadar akan
nilai pendidikan sebagai batu loncatan untuk meraih keberhasilan sosial,
karier dan kepuasan pribadi.
i. Masa Dewasa Dini sebagai Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru
Menyesuaikan diri pada suatu gaya hidup yang baru memang sulit, terlebih
lagi bagi kaum muda zaman sekarang karena persiapan yang mereka terima
sewaktu masih anak-anak dan dimasa remaja biasanya tidak berkaitan atau
bahkan tidak cocok dengan gaya-gaya hidup baru.
j. Masa Dewasa Dini sebagai Masa Kreatif
Orang muda banyak yang bangga karena lain dari orang lain dan tidak
menanggap hal ini sebagai suatu tanda kekurangan, tidak seperti anak atau
remaja yang selalu ingin sama dengan teman sebaya, baik dalam hal
berpakaian, gaya bahasa dan tingkah laku, karena mereka takut dianggap
inferior.
3. Tugas Perkembangan Dewasa Dini
Havinghurst (dalam Hurlock, 1980) mengemukakan tugas-tugas
perkembangan masa dewasa dini sebagai berikut :
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
16
a. Memilih teman (sebagai calon istri atau suami)
b. Belajar hidup bersama dengan suami/istri
c. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga
d. Mengelola rumah tangga
e. Mulai bekerja dalam suatu jabatan
f. Mulai bertanggung jawab sebagai warga negara
4. Perkembangan Fisik
Upton (2012) mengungkapkan bahwa orang dewasa dini secara umum berada
di puncak kebugaran fisiknya. Namun, proses penuaan telah dimulai, tubuh telah
bertambah tua sejak lahir, namun setelah mencapai usia paruh baya barulah mulai
terlihat efek-efek penuaan tersebut. Hanya perubahan-perubahan fisik kecil yang
terlihat pada usia 20-an dan 30-an tahun, namun setelah mencapai usia 40-an banyak
orang mulai menampakkan perubahan-perubahan fisik. Efek yang paling terlihat
adalah hilangnya elastisitas kulit, terutama pada wajah. Akan muncul garis-garis dan
kerutan-kerutan yang dipandang sebagai salah satu tanda pertama penuaan.
Kondisi fisik tidak hanya mencapai puncaknya pada awal masa dewasa, tetapi
juga mulai menurun selama periode ini. Puncak dari kemampuan fisik dicapai pada
usia di bawah 30 tahun, seringkali antara usia 19 dan 26. Masa ini adalah masa yang
dalam kondisi paling sehat. Hanya sedikit orang dewasa muda yang memiliki
masalah kesehatan kronis dan mengalami flu atau masalah pernapasan yang lebih
sedikit dibandingkan pada saat anak-anak. Pada masa dewasa awal kemampuan fisik
juga mulai menurun. Kekuatan dan kesehatan otot mulai menunjukkan tanda
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
17
penurunan sekitar umur 30-an. Dagu yang mengendur dan perut yang gendut. Sistem
indera akan mengalami sedikit perubahan pada masa dewasa awal, lensa mata
kehilangan elastisitasnya dan menjadi kurang mampu mengubah bentuk dan fokus
pada benda-benda yang berjarak dekat (Santrock, 2002).
5. Perkembangan Kognitif
Piaget mengungkapkan bahwa seorang remaja dan seorang dewasa berpikir
dengan cara yang sama. Namun beberapa ahli perkembangan lain mengungkapkan
bahwa baru pada saat masa dewasalah individu mengatur pemikiran operasional
formal mereka (Keating dalam Santrock, 2002).
Remaja sering memandang dunia dalam dualisme pola polaritas mendasar,
seperti benar atau salah, kita atau mereka, atau baik atau buruk. Namun ketika remaja
mulai matang dan memasuki tahun-tahun masa dewasa, mereka mulai menyadari
perbedaan pendapat dan berbagai perspektif yang dipegang orang lain, yang
mengguncang pandangan dualistik mereka. Pemikiran dualistik mereka digantikan
oleh pemikiran beragam, saat itu individu mulai memahami bahwa orang dewasa
tidak selalu memiliki semua jawaban (Perry dalam Santrock, 2002).
Orang dewasa lebih maju dari remaja dalam penggunaan intelektualitas
mereka. Pada masa dewasa awal, individu berubah dari mencari pengetahuan menjadi
menerapkan pengetahuan, menerapkan apa yang diketahuinya untuk mengejar karir
dan membentuk keluarga (Schaie dalam Santrock, 2002).
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
18
a. Fase - fase kognitif
Schaie (dalam Santrock, 2002) membagi 4 fase kognitif, yaitu :
1. Fase mencapai prestasi
Fase di masa dewasa awal yang melibatkan penerapan intelektualitas pada
situasi yang memiliki konsekuensi besar dalam mencapai tujuan jangka
panjang, seperti pencapaian karir dan pengetahuan.
2. Fase tanggung jawab
Fase yang terjadi ketika keluarga terbentuk dan perhatian diberikan pada
keperluan-keperluan pasangan dan keturunan. Fase tanggung jawab sering
dimulai pada masa dewasa awal dan terus berlanjut ke masa dewasa
tengah.
3. Fase eksekutif
Fase ini terjadi di masa dewasa tengah, di mana seseorang bertanggung
jawab kepada sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial. Dalam fase
eksekutif ini individu membangun pemahaman tentang bagaimana
organisasi sosial bekerja dan berbagai hubungan kompleks yang terlibat di
dalamnya.
4. Fase reintegratif
Fase ini terjadi pada bagian akhir masa dewasa, dimana orang dewasa
yang lebih tua memilih untuk memfokuskan tenaga mereka pada tugas dan
kegiatan yang bermakna bagi mereka.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
19
B. Perilaku Prososial
1. Pengertian Prososial
Perilaku prososial adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan atau
direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa mempedulikan motif-motif si
penolong (Sears dkk, 1985). Menurut Baron dkk (dalam Sarwono, 2017) perilaku
prososial adalah tindakan individu untuk menolong orang lain tanpa adanya
keuntungan langsung bagi si penolong.
Menurut Baron & Byrne (2005) perilaku prososial adalah suatu tindakan
menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu
keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan mungkin
bahkan melibatkan suatu risiko bagi orang yang menolong. Perilaku prososial adalah
segala bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain,
tanpa memperdulikan motif-motif si penolong (Widyastuti, 2014).
Eisenberg dkk (dalam Santrock, 2007) perilaku prososial adalah kepedulian
terhadap keadaan dan hak orang lain, perhatian dan empati terhadap orang lain, dan
berbuat sesuatu yang memberikan manfaat bagi orang lain. Perilaku prososial adalah
suatu tindakan heroik dengan tujuan untuk menolong orang lain (Passer & Smith
dalam Hidayat dan Bashori, 2016).
Perilaku prososial adalah perilaku yang memiliki intensi untuk mengubah
keadaan fisik atau psikologis penerima bantuan dari kurang baik menjadi lebih baik,
dalam arti secara material maupun psikologis (William dalam Dayakisni & Hudaniah,
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
20
2009). Perilaku prososial adalah tindakan sukarela yang dilakukan untuk memberikan
manfaat kepada orang lain (Franzoi, 2009).
Menurut Watson (1984) perilaku prososial adalah perilaku yang memiliki
konsekuensi positif bagi orang lain. Perilaku prososial adalah perilaku yang
dimaksudkan untuk memperbaiki keadaan penerima bantuan, penolong tidaklah
termotivasi oleh kewajiban profesional, dan penerima bantuan adalah individu
bukanlah organisasi (Bierhoff, 2002).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku prososial adalah
segala bentuk tindakan untuk menolong orang lain tanpa adanya keuntungan
langsung bagi si penolong dan melibatkan suatu resiko bagi yang menolong.
2. Faktor – Faktor Penentu Perilaku Prososial
Menurut Sears, dkk (1985) faktor-faktor yang lebih spesifik yang
mempengaruhi pemberian bantuan, yaitu :
a. Faktor Situasi
Penelitian yang telah dilakukan membuktikan makna penting beberapa faktor
situasional, yang meliputi kehadiran orang lain, sifat lingkungan, fisik, dan tekanan
keterbatasan waktu.
a) Kehadiran orang lain
Kehadiran orang lain yang begitu banyak menjadi alasan bagi tiadanya
usaha untuk memberikan pertolongan.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
21
b) Kondisi lingkungan
Sejumlah penelitian membuktikan pengaruh kondisi lingkungan seperti
cuaca, ukuran kota, dan derajat kebisingan dapat berpengaruh terhadap
pemberian bantuan.
c) Tekanan waktu
Tekanan waktu juga sangat berpengaruh terhadap pemberian bantuan.
Orang yang sedang tergesa-gesa akan mengabaikan orang yang
membutuhkan bantuan di depannya.
b. Faktor Penolong
Faktor situasional dapat meningkatkan atau menurunkan kecenderungan orang
untuk melakukan tindakan prososial. Namun, beberapa orang tetap memberikan
bantuan meskipun kekuatan situasional menghambat pemberian bantuan, dan yang
lain tidak memberikan bantuan meskipun berada dalam kondisi yang sangat baik.
Ada perbedaan individual. Dalam usaha memahami mengapa ada orang yang lebih
mudah menolong dibandingkan orang lain, para peneliti menyelidiki karakteristik
kepribadian yang relatif menetap maupun suasana hati dan psikologis yang lebih
mudah berubah.
a) Kepribadian
Usaha untuk mengidentifikasi kepribadian tunggal dari “orang yang suka
menolong” tidak begitu berhasil. Ciri kepribadian tertentu mendorong
orang untuk memberikan pertolongan dalam beberapa jenis situasi dan
tidak dalam situasi yang lain.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
22
b) Suasana hati
Ada sejumlah bukti bahwa orang lebih terdorong untuk memberikan
bantuan bila mereka berada dalam suasana hati yang baik. Suasana
perasaan positif akan meningkatkan kesediaan untuk melakukan tindakan
prososial.
c) Rasa bersalah
Keadaan psikologis yang mempunyai relevansi khusus dengan perilaku
prososial adalah rasa bersalah, perasaan gelisah yang timbul bila kita
melakukan sesuatu yang kita anggap salah. Keinginan untuk mengurangi
rasa bersalah bisa menyebabkan kita menolong orang yang kita rugikan,
atau berusaha menghilangkannya dengan melakukan “tindakan yang
baik”.
d) Distres diri dan rasa empatik
Distres diri adalah reaksi pribadi kita terhadap penderitaan orang lain,
perasaan terkejut, takut, cemas, prihatin, tidak berdaya, atau perasaan
apapun, yang kita alami. Sebaliknya yang dimaksud rasa empati atau
sikap empatik adalah perasaan simpati dan perhatian terhadap orang lain,
khususnya untuk berbagi pengalaman atau secara tidak langsung
merasakan penderitaan orang lain. Perbedaan utamanya adalah bahwa
penderitaan diri terfokus pada diri sendiri, sedangkan rasa empatik
terfokus pada si korban. Distres diri memotivasi kita untuk mengurangi
kegelisahan kita sendiri. Kita bisa melakukannya dengan membantu
orang yang membutuhkan, tetapi kita juga dapat melakukannya dengan
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
23
menghindari situasi tersebut atau mengabaikan penderitaan disekitar kita.
Sebaliknya, rasa empatik hanya dapat dikurangi dengan membantu orang
yang berada dalam kesulitan. Karena tujuannya adalah meningkatkan
kesejahteraan orang lain, jelas bahwa rasa empatik merupakan sumber
altruistik (bukan kepentingan diri) perilaku membantu.
Sarwono & Meinarno (2017) mengungkapkan faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku prososial, yaitu :
a. Faktor Situasional
a) Bystander
Bystander atau orang – orang yang berada di sekitar tempat kejadian
mempunyai peran sangat besar dalam mempengaruhi seseorang saat
memutuskan antara menolong atau tidak ketika dihadapkan pada keadaan
darurat.
b) Daya Tarik
Seseorang yang mengevaluasi korban secara positif (memiliki daya tarik)
akan mempengaruhi kesediaan orang untuk memberikan bantuan. Adanya
kesamaan antara penolong dengan orang yang akan ditolong juga
meningkatkan kemungkinan terjadinya tingkah laku menolong. Pada
umumnya orang akan menolong anggota kelompoknya terlebih dahulu,
lalu kemudian menolong orang lain, hal ini dikarenakan suatu kelompok
tentunya memiliki beberapa kesamaan dalam diri mereka yang mengikat
mereka dalam suatu kelompok.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
24
c) Atribusi Terhadap Korban
Seseorang akan termotivasi untuk memberikan bantuan pada orang lain
bila ia mengasumsikan bahwa ketidakberuntungan korban adalah di luar
kendali korban (Weiner dalam Sarwono & Meinarno, 2017). Seseorang
akan lebih bersedia memberikan sumbangan kepada pengemis yang cacat
dan tua dibandingkan dengan pengemis yang sehat dan muda. Dengan
demikian, pertolongan tidak akan diberikan bila bystander
mengasumsikan kejadian yang kurang menguntungkan pada korban
adalah akibat kesalahan korban sendiri.
d) Ada Model
Adanya model yang melakukan tingkah laku menolong dapat mendorong
seseorang untuk memberikan pertolongan.
e) Desakan Waktu
Orang yang sedang tergesa-gesa dan sibuk cenderung tidak menolong,
sedangkan orang yang banyak memiliki waktu luang lebih memungkinkan
memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan (Sarwono
dalam Sarwono & Meinarno, 2017).
f) Sifat Kebutuhan Korban
Kesediaan untuk menolong dipengaruhi oleh kejelasan bahwa korban
benar-benar membutuhkan pertolongan, korban memang layak
mendapatkan bantuan yang dibutuhkan, dan bukanlah tanggung jawab
korban sehingga ia memerlukan bantuan dari orang lain (Deaux, Dane,
Wrightsman dalam Sarwono & Meinarno, 2017). Dengan demikian, orang
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
25
yang meminta pertolongan akan memiliki kesempatan yang lebih besar
untuk ditolong daripada orang yang tidak meminta pertolongan walau
sesungguhnya ia juga butuh pertolongan karena permintaan tolong korban
membuat situasi pertolongan menjadi tidak ambigu.
b. Faktor dari Dalam Diri
a) Suasana Hati (mood)
Emosi seseorang dapat mempengaruhi kecenderungan orang untuk saling
menolong (Baron, dkk dalam Sarwono & Meinarno, 2017). Emosi positif
secara umum meningkatkan tingkah laku menolong. Namun, jika
situasinya tidak jelas, maka orang yang sedang senang cenderung untuk
mengasumsikan bahwa tidak ada keadaan darurat sehingga tidak
menolong. Pada emosi negatif, seseorang yang sedang sedih mempunyai
kemungkinan menolong yang lebih kecil. Namun, jika dengan menolong
dapat membuat suasana hati lebih baik, maka dia akan memberikan
pertolongan.
b) Sifat
Orang yang mempunyai sifat pemaaf, akan mempunyai kecenderungan
mudah menolong (Karremans, dkk dalam Sarwono & Meinarno, 2017).
Orang yang mempunyai pemantauan diri yang tinggi juga cenderung lebih
penolong, karena dengan menolong, ia akan memperoleh penghargaan
sosial yang lebih tinggi (White & Geirstein dalam Sarwono & Meinarno,
2017). Kebutuhan akan persetujuan juga mendukung perilaku menolong.
Individu yang kebutuhannya akan pujian ataupun tanda-tanda
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
26
penghargaan lainnya sangat tinggi, jika situasi menolong memberikan
peluang untuk mendapatkan penghargaan bagi dirinya, maka ia akan
meningkatkan tingkah laku menolongnya (Deutsch & Lamberti dalam
Sarwono & Meinarno, 2017).
c) Jenis Kelamin
Peran gender terhadap kecenderungan seseorang untuk menolong sangat
bergantung pada situasi dan bentuk pertolongan yang dibutuhkan. Laki-
laki cenderung lebih mau terlibat dalam aktivitas menolong pada situasi
darurat yang membahayakan, misalnya menolong seseorang dalam
kebakaran. Laki-laki dipandang lebih kuat dan lebih mempunyai
keterampilan untuk melindungi diri. Sementara perempuan, lebih
menolong pada situasi yang bersifat memberi dukungan emosi, merawat,
dan mengasuh (Deaux, Dane, Wrightsman dalam Sarwono & Meinarno,
2017).
d) Tempat tinggal
Orang yang tinggal di pedesaan cenderung lebih penolong dibandingkan
orang yang tinggal di perkotaan. Orang diperkotaan cenderung sibuk
sehingga tidak peduli dengan kesulitan orang lain karena ia telah overload
dengan beban tugasnya sehari-hari (Deaux, Dane, Wrightsman dalam
Sarwono & Meinarno, 2017)
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
27
e) Pola Asuh
Tingkah laku sosial sebagai bentuk tingkahlaku yang menguntungkan
orang lain tidak terlepas dari peranan pola asuh di dalam keluarga. Pola
asuh yang bersifat demokratis secara signifikan memfasilitasi adanya
kecenderungan anak untuk tumbuh menolong, yaitu melalui peranan
orang tua dalam menetapkan standar-standar ataupun contoh-contoh
tingkahlaku menolong (Bern dalam Sarwono & Meinarno, 2017).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku prososial ada dua, yaitu : faktor situasi dan faktor dari dalam
diri. Yang pertama faktor situasi, yang terdiri dari kehadiran orang lain, kondisi
lingkungan, tekanan waktu, bystander, daya tarik, atribusi terhadap korban, ada
model dan sifat kebutuhan korban. Yang kedua faktor dari dalam diri, yang terdiri
dari kepribadian, suasana hati, rasa bersalah, distres diri dan rasa empatik, suasana
hati (mood), jenis kelamin, tempat tinggal dan pola asuh.
3. Aspek - Aspek Perilaku Prososial
Mussen, dkk dalam Nashori (2008) mengungkapkan bahwa aspek-aspek
perilaku prososial meliputi :
a. Menolong
Membantu orang lain dengan cara meringankan beban fisik atau
psikologis orang tersebut.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
28
b. Berbagi rasa
Kesediaan untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain.
c. Kerjasama
Melakukan pekerjaan atau kegiatan secara bersama-sama berdasarkan
kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama pula.
d. Menyumbang
Berlaku murah hati kepada orang lain.
e. Memperhatikan kesejahteraan orang lain
Peduli terhadap permasalahan orang lain.
Hidayat & Bashori (2016) membagi aspek-aspek perilaku prososial menjadi
lima jenis, yaitu :
a. Menolong
Menolong adalah kegiatan individu atau kelompok untuk membantu orang
lain dengan cara meringankan beban penderitaan dan kesulitan fisik atau
psikologis orang yang dibantu. Kegiatan tersebut tidak hanya bermanfaat
bagi pihak yang dibantu, tetapi sebenarnya kegiatan tersebut juga
bermanfaat bagi pihak yang membantu. Bagi pihak yang dibantu, masalah
yang dihadapinya dapat terselesaikan, atau setidaknya dapat terkurangi
bebannya. Sementara bagi si penolong terdapat kepuasan batin karena ia
dapat membantu orang lain keluar dari permasalahan yang dialaminya.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
29
b. Berbagi
Berbagi dapat berbentuk hal-hal yang kasatmata, seperti uang , barang,
dan berbagai jenis bantuan fisik lainnya, sampai yang berwujud nonfisik,
yaitu berbagi rasa. Tinggi rendahnya perilaku prososial dapat dilihat dari
besar kecilnya kesediaan orang untuk berbagi dengan apa yang
dimilikinya dengan orang yang lebih membutuhkan.
c. Kerja sama
Kerja sama merupakan kegiatan atau usaha oleh beberapa orang yang
dilakukan secara bersama-sama berdasarkan kesepakatan untuk mecapai
tujuan bersama.
d. Menyumbang
Menyumbang merupakan berlaku murah hati kepada orang lain, ikut
menyokong orang lain dengan tenaga dan pikiran, seperti memberikan
sesuatu kepada orang lain, ikut menyokong orang lain dengan tenaga dan
pikiran, seperti memberikan sesuatu kepada orang yang sedang tertimpa
musibah.
e. Memperhatikan Kesejahteraan Orang Lain
Keinginan untuk menolong orang lain tanpa memikirkan kepentingan
sendiri merupakan ciri orang yang perilaku prososialnya tinggi.
Sebaliknya, semakin tidak peduli seseorang terhadap kesejahteraan orang
lain, semakin rendah perilaku prososial yang bersangkutan.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
30
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang
mempengaruhi perilaku prososial, yaitu : menolong, berbagi rasa, menyumbang,
memperhatikan kesejahteraan orang lain, kerjasama dan berbagi.
4. Ciri – Ciri Perilaku Prososial
Menurut Staub (dalam Hudaniah, 2009) ada tiga indikator yang menjadi
tindakan prososial, yaitu :
a. Tindakan itu berakhir pada dirinya dan tidak menuntut keuntungan pada
pihak pelaku
b. Tindakan itu dilahirkan secara sukarela
c. Tindakan itu menghasilkan kebaikan.
5. Jenis – Jenis Perilaku Prososial
Studi yang dilakukan McGuire (dalam Rahman, 2013), berhasil
mengidentifikasi 72 jenis perilaku menolong pada mahasiswa. Setelah dilakukan
analisa faktor, McGuire membedakan perilaku menolong menjadi empat jenis, yaitu :
a. Causal helping
Bantuan kecil pada perkenalan biasa, seperti berbagi makanan ringan,
memberi petunjuk arah lokasi pada orang yang baru dikenal.
b. Subtantial personal helping
Bantuan dengan manfaat nyata yang diberikan oleh teman, memberi
layanan personal, dan memberi atau meminjamkan barang berharga,
seperti meminjamkan kendaraan pribadi.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
31
c. Emotional helping
Menawarkan bantuan atau dukungan masalah personal, seperti memberi
rasa aman dengan berada didekat teman, memberikan dukungan moral
saat teman dalam kesulitan, dan mendengarkan curahan hati.
d. Emergency helping
Bantuan yang diberikan pada situasi bahaya atau situasi yang tidak
terkontrol, seperti menolong korban kecelakaan dan mengembalikan
dompet yang hilang kepemiliknya.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa jenis – jenis perilaku
prososial, yaitu : Causal helping, subtantial personal helping, emotional helping,
emergency helping.
6. Tahap-Tahap Perilaku Prososial
Baron dan Branscombe (dalam Hidayat & Bashori, 2016) mengemukakan
bahwa respon individu dalam keadaan darurat meliputi lima langkah penting yang
dapat menimbulkan perilaku prososial atau tindakan berdiam diri saja. Tahap-tahap
timbulnya perilaku prososial, yaitu :
a. Tahap perhatian, subjek menyadari adanya keadaan darurat.
Keadaan darurat merupakan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba. Oleh karena
situasi demikian terjadi begitu mendadak, seseorang tidak memiliki persiapan
khusus untuk mengantisipasi kejadianya dan belum merencanakan bagaimana
cara terbaik untuk menanggapi kejadian tersebut. Pada tahap ini, sering terjadi
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
32
gangguan sehingga subjek tidak memperhatikan bahwa ada keadaan darurat
yang terjadi, misalnya karena subjek sibuk, tergesa-gesa, atau terdesak
kepentingan lain. Gangguan-gangguan demikian dapat menjadi penyebab
perilaku prososial tidak muncul dalam keadaan darurat.
b. Menginterpretasikan keadaan sebagai keadaan darurat
Ketidaklengkapan informasi menyebabkan subjek gagal menginterpretasikan
kejadian sebagai keadaan darurat yang memerlukan pertolongan. Manakala
individu tidak memandang suatu peristiwa sebagai keadaan yang
diinterpretasi sebagai “darurat” sehingga perlu ditolong, kemungkinan
perilaku prososial tidak akan muncul besar. Namun, sebaliknya apabila subjek
menginterpretasi suatu kejadian sebagai sesuatu yang darurat dan
membutuhkan pertolongan, kemungkinan besar subjek akan menginterpretasi
kejadian itu sebagai korban yang memerlukan pertolongan sehingga subjek
tergerak untuk membantu.
c. Mengasumsikan bahwa sudah merupakan tanggung jawabnya untuk
menolong
Apabila pemerhati tidak merasa bertanggung jawab, korban cenderung akan
dibiarkan tanpa mendapatkan pertolongan. Dalam beberapa kasus, tanggung
jawab untuk menolong sangat jelas, sementara pada kasus lain tidak.
Misalnya, jika terjadi kecelakaan lalu lintas di dekatnya, polisi tentu merasa
bertanggung jawab untuk menolong karena itu sudah menjadi tugasnya.
Namun para pengguna jalan yang juga mengetahui adanya kecelakaan, tidak
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
33
jarang terus berlalu memacu kendaraannya karena melihat sudah ada polisi
yang bertanggung jawab menolong korban.
d. Mengetahui dan terampil mengenai apa yang harus dilakukan
Jika subjek tidak mengetahui bagaimana cara memberikan bantuan yang
seharusnya dan tidak cukup memiliki kapasitas dan keterampilan yang
diperlukan untuk membantu, ada kecenderungan yang bersangkutan hanya
akan diam dan tidak memberikan pertolongan. Seperti jika ada orang yang
tenggelam di kolam renang, hanya mereka yang bisa berenang dengan baik
yang akan melakukan pertolongan.
e. Mengambil keputusan untuk menolong
Tahap pengambilan keputusan merupakan tahap yang paling krusial dalam
perilaku prososial. Berbagai kekhawatiran yang muncul dapat menjadi
penghambat terjadinya pemberian bantuan. Pengambilan keputusan untuk
menolong dapat dihampat oleh rasa takut, yang sering memang merupakan
rasa takut yang nyata dan bukan sekedar kekhawatiran, terhadap adanya
konsekuensi negatif yang berpotensi dihadapi oleh pemberi bantuan. Jika
menurut perhitungan subjek resiko negatif yang ia dapatkan terlalu besar, ia
cenderung tidak akan menunjukkan perilaku prososial.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap timbulnya
perilaku prososial, yaitu : tahap perhatian, menginterpretasikan keadaan sebagai
keadaan darurat, mengasumsikan bahwa sudah merupakan tanggung jawabnya untuk
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
34
menolong, mengetahui dan terampil mengenai apa yang harus dilakukan, mengambil
keputusan untuk menolong.
C. Kepribadian
1. Pengertian Kepribadian
Kata personality dalam bahasa inggris berasal dari bahasa Yunani kuno
prosopon atau persona, yang artinya topeng yang biasa dipakai artis dalam teater. Jadi
konsep awal dari pengertian personality adalah tingkah laku yang ditampakkan ke
lingkungan sosial, kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat ditangkap oleh
lingkungan sosial (Alwisol, 2009).
Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam sistem psikofisiologik
seseorang yang menentukan model penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya.
Allport (dalam Alwisol, 2009). Sedangkan menurut Stren (dalam Alwisol, 2009)
kepribadian adalah kehidupan seseorang secara keseluruhan, individual, unik, usaha
mencapai tujuan, kemampuannya bertahan dan membuka diri, kemampuan
memperoleh pengalaman.
Kepribadian atau psyche adalah mencakup keseluruhan pikiran, perasaan dan
tingkahlaku, kesadaran dan ketidaksadaran. Jung (dalam Alwisol, 2009). Pervin
(dalam Alwisol, 2009) mengungkapkan kepribadian adalah seluruh karakteristik
seseorang atau sifat umum banyak orang yang mengakibatkan pola yang menetap
dalam merespon suatu situasi.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
35
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah
kehidupan seseorang secara keseluruhan mencakup pikiran, perasaan, tingkah laku
dan penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya yang ditampakkan ke
lingkungan sosial.
2. Tipe – Tipe Kepribadian
Jung (dalam Boeree, 2004) mengembangkan sebuah tipologi kepribadian yang
kemudian sangat popular, sehingga kadang orang lupa bahwa dialah yang
menemukan tipologi ini. Tipologi dimulai dengan pembagian antara ekstroversi dan
introversi.
Kedua sikap yang berlawanan itu ada dalam kepribadian, tetapi biasanya salah
satunya dominan dan sadar, sedangkan yang lainnya kurang dominan dan taksadar.
Apabila ego lebih bersifat ekstravert dalam berhubungan dengan dunia luar, maka
taksadar pribadi akan bersifat introvert. Sebaliknya kalau ego introvert, maka
taksadar pribadinya ekstravert. Hanya sedikit orang yang murni introvert atau murni
ekstravert. Umumnya orang memiliki beberapa elemen dari dua sisi itu, artinya
manusia umumnya dipengaruhi oleh dunia dalam dan dunia luar secara bersamaan.
Juga keduanya mempunyai nilai yang sama, masing-masing mempunyai kelemahan
dan kekuatan. Orang yang sehat psikisnya adalah orang yang mencapai keseimbangan
antara dua sikap itu, merasa sama-sama nyamannya dengan dunia dalam dan dunia
luarnya (Jung dalam Alwisol, 2009).
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
36
a. Kepribadian Ekstrovert
Ekstrovert adalah orang yang lebih mementingkan dunia eksternal yang terdiri
dari segala benda, orang lain dan aktivitas – aktivitas luar (Jung dalam Boeree, 2004).
Sikap ekstraversi mengarahkan pribadi ke pengalaman obyektif, memusatkan
perhatiannya ke dunia luar, alih-alih berfikir mengenai persepsinya, cenderung
berinteraksi dengan orang disekitarnya, aktif dan ramah (Jung dalam Alwisol, 2009).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian ekstrovert
adalah orang yang lebih mementingkan dunia luarnya dan cenderung senang
berinteraksi dengan orang disekitarnya.
a) Ciri-ciri Kepribadian Ekstrovert
Yusuf & Nurihsan (2013) menyebutkan orang bertipe ekstrovert bersikap
positif terhadap masyarakat, hatinya terbuka, mudah bergaul, dan hubungannya
dengan orang lain efektif. Bahaya dari orang dengan tipe ektrovert adalah apabila
keterikatannya kepada dunia luar terlampau kuat, dia akan tenggelam di dalam dunia
objektif, kehilangan dirinya atau asing terhadap dunia subjektifnya sendiri.
Orang-orang ekstravert memperlihatkan kecenderungan untuk
mengembangkan gejala-gejala histeris. Mereka menunjukkan sedikit energi, perhatian
yang sempit, sejarah kerja yang kurang baik. Menurut pernyataan mereka sendiri
mendapat kesukaran karena gagap. Intelegensi mereka relatif rendah, perbendaharaan
kata-kata kurang, dan punya kecenderungan untuk tidak tetap pendirian. Umumnya
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
37
mereka cepat tapi tidak teliti. Taraf aspirasi mereka rendah tetapi mereka menilai
prestasi sendiri berlebih-lebihan. Mereka tidak begitu kaku. Suka lelucon. (Eysenck
dalam Suryabrata, 2016).
Menurut Watson & Clark dalam Cervone & Pervin (2011) orang ekstrovert
lebih rendah prestasinya di sekolah dibandingkan orang introvert, khususnya dalam
bidang studi yang lebih rumit. Orang ekstrovert lebih menyukai pekerjaan yang
melibatkan interaksi dengan orang lain.
Orang yang ekstravertif, sangat menaruh perhatian mengenai orang lain dan
dunia disekitarnya, aktif, santai, tertarik dengan dunia luar. Ekstravert lebih
terpengaruh oleh dunia disekitarnya, alih-alih oleh dunia dalamnya sendiri (Jung
dalam Alwisol, 2009).
b. Kepribadian Introvert
Introvert adalah orang yang lebih mementingkan dunia internal pikiran,
perasaan, fantasi, dan mimpi mereka. Sikap introversi mengarahkan pribadi ke
pengalaman subjektif, memusatkan diri pada dunia dalam dan privat di mana realita
hadir dalam bentuk hasil amatan, cenderung menyendiri, pendiam/tidak ramah,
bahkan anti sosial (Jung dalam Boeree, 2004).
Menurut Jung dalam Alwisol (2009) umumnya orang introvertif itu senang
introspektif dan sibuk dengan kehidupan internal mereka sendiri. Mereka mengamati
dunia luar dengan cara selektif dan memakai pandangan mereka sendiri.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
38
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian introvert
adalah orang yang memusatkan diri pada dunia dalam, lebih mementingkan dunia
internal pikiran, perasaan, fantasi, dan mimpi.
a) Ciri-ciri Kepribadian Introvert
Orang yang bertipe introvert penyesuaian dengan dunia luar kurang baik,
jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar berhubungan dengan orang lain, dan kurang
dapat menarik hati orang lain. Penyesuaian dengan batinnya sendiri baik. Bahaya tipe
kepribadian introvert ini adalah kalau jarak dengan dunia objektifnya terlalu jauh,
maka orang tersebut lepas dari dunia objektifnya (Yusuf & Nurihsan, 2013).
Orang-orang introvers memperlihatkan kecenderungan untuk
mengembangkan gejala-gejala ketakutan dan depresi, ditandai oleh kecenderungan
obsesi mudah tersinggung, apati, syaraf otonom mereka labil. Menurut pernyataan
mereka sendiri perasaan mereka mudah terluka, mudah gugup, menderita rasa rendah
diri, mudah melamun, sukar tidur. Intelegensi tinggi, perbendaharaan kata-kata baik,
dan cenderung untuk tetap pada pendirian (keras kepala). Umumnya teliti tetapi
lambat. Taraf aspirasi mereka tinggi tetapi ada kecenderungan untuk menaksir rendah
prestasi sendiri. Agak kaku, kurang menyukai lelucon (Eysenck dalam Suryabrata,
2016).
Menurut Watson & Clark dalam Cervone & Pervin (2011) orang introvert
lebih berprestasi di sekolah dibandingkan ekstrovert, khususnya dalam bidang studi
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
39
yang lebih sukar. Orang introvert cenderung lebih menyukai pekerjaan individual dan
sulit diberikan masukan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian
Menurut Yusuf & Nurihsan (2013) secara garis besar ada dua faktor utama
yang mempengaruhi perkembangan kepribadian, yaitu :
a. Faktor Genetika
Pada masa konsepsi, seluruh bawaan hereditas individu dibentuk dari 23
kromosom (pasangan x x) dari ibu, dan 23 kromosom (pasangan x y) dari ayah.
Dalam 46 kromosom tersebut terdapat beribu-ribu gen yang mengandung sifat-sifat
fisik dan psikis individu atau yang menentukan potensi-potensi hereditasnya. Masa
dalam kandungan dipandang sebagai saat yang kritis dalam perkembangan
kepribadian, sebab tidak hanya sebagai saat pembentukan pola-pola kepribadian,
tetapi juga sebagai masa pembentukan kemampuan-kemampuan yang menentukan
jenis penyesuaian individu terhadap kehidupan setelah kelahiran.
Pengaruh gen terhadap kepribadian tidaklah secara langsung, karena yang
dipengaruhi gen secara langsung adalah kualitas sistem syaraf, keseimbangan
biokimia tubuh, dan struktur tubuh. Fungsi hereditas dalam kaitannya dengan
perkembangan kepribadian adalah yang pertama sebagai sumber bahan mentah
kepribadian secara fisik, intelegensi, dan tempramen. Yang kedua membatasi
perkembangan kepribadian (walaupun kondisi lingkungan sangat baik, perkembangan
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
40
kepribadian itu tidak bisa melebihi kapasitas atau potensi hereditas), dan
mempengaruhi keunikan kepribadian.
Cattel dkk (dalam Yusuf & Nurihsan, 2013) mengemukakan bahwa
kemampuan belajar dan dan penyesuaian diri individu dibatasi oleh sifat-sifat yang
inheren dalam organisme individu itu sendiri. Misalnya kapasitas fisik (perawakan,
energi, kekuatan, dan kemenarikannya), dan kapasitas intelektual (cerdas, normal,
atau terbelakang). Meskipun begitu, batas-batas perkembangan kepribadian,
bagaimanapun lebih besar dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepribadian, yaitu :
1) Keluarga
Keluarga dipandang sebagai penentu utama pembentukan kepribadian anak.
Pertama, keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat
identifikasi anak. Kedua, anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan
keluarga. Dan yang ketiga, para anggota keluarga merupakan significant people bagi
pembentukan kepribadian anak. Keluarga juga dipandang sebagai lembaga yang
dapat memenuhi kebutuhan manusiawi, terutama bagi pengembangan kepribadiannya
dan pengembangan ras manusia. Melalui perlakuan dan perawatan yang baik dari
orang tua, anak dapat memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik-biologis,
maupun kebutuhan sosio-psikologisnya. Apabila anak dapat memenuhi kebutuhan-
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
41
kebutuhan dasarnya, maka dia cenderung berkembang menjadi seorang pribadi yang
sehat.
Suasana keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Anak
yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang harmonis dan agamis, yaitu suasana
yang memberikan curahan kasih sayang, perhatian, dan bimbingan dalam bidang
agama, maka perkembangan kepribadian anak tersebut cenderung positif. Sedangkan
anak yang dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang broken home, kurang
harmonis, orang tua bersikap keras kepada anak, atau tidak memperhatikan nilai-nilai
agama, maka perkembangan kepribadiannya cenderung mengalami kelainan dalam
penyesuaian dirinya.
2) Faktor Kebudayaan
Setiap kelompok masyarakat (bangsa, ras, atau suku) memiliki tradisi, adat,
atau kebudayaan yang khas. Kebudayaan suatu masyarakat memberikan pengaruh
terhadap setiap warganya, baik yang menyangkut cara berpikir (cara memandang
sesuatu), cara bersikap, atau cara berperilaku. Pengaruh kebudayaan terhadap
kepribadian ini dapat dilihat dari perbedaan antara masyarakat modern, yang
budayanya maju dengan masyarakat primitif, yang budayanya masih sederhana.
Perbedaan itu tampak dalam gaya hidupnya, seperti dalam cara makan, berpakaian,
memelihara kesehatan, berinteraksi, pencaharian, dan cara berpikir (cara memandang
sesuatu).
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Pola-pola tingkah laku yang sudah terlembagakan dalam masyarakat tertentu
(seperti dalam bentuk adat-istiadat) sangat memungkinkan mereka untuk memiliki
karakteristik kepribadian yang sama. Setiap suku dan bangsa di dunia ini masing-
masing memiliki tipe kepribadian dasar yang relative berbeda (meskipun dalam
banyak hal, dengan pengaruh globalisasi perbedaan karakteristik kepribadian itu
cenderung berkurang). Contoh : bangsa Indonesia memiliki karakteristik kepribadian
dasar: religius, ramah, namun kurang disiplin; bangsa Jepang: ulet, kreatif, dan
disiplin; dan bangsa Amerika: optimis, perfeksi, berdisiplin, ulet dalam
menyelesaikan sesuatu, namun individualistik.
3) Sekolah
Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kepribadian anak. Faktor-faktor
yang dipandang berpengaruh itu, yaitu :
a) Iklim emosional kelas
Kelas yang iklim emosinya sehat (guru bersikap ramah, dan respek terhadap
siswa dan begitu juga berlaku diantara sesama siswa) memberi dampakan dampak
yang positif bagi perkembangan psikis anak, seperti merasa nyaman, bahagia, mau
bekerja sama, termotivasi untuk belajar, dan mau menaati peraturan.
Sedangkan kelas yang iklim emosinya tidak sehat (guru bersikap otoriter, dan
tidak menghargai siswa) berdampak kurang baik bagi anak, seperti merasa tegang,
nerveus, sangat kritis, mudah marah, malas untuk belajar, dan berperilaku yang
mengganggu ketertiban.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
43
b) Sikap dan perilaku guru
Sikap dan perilaku guru ini tercermin dalam hubungannya dengan siswa.
Sikap dan perilaku guru, secara langsung mempengaruhi “self-concept” siswa,
melalui sikap-sikapnya terhadap tugas akademik (kesungguhan dalam mengajar),
kedisiplinan dalam menaati peraturan sekolah, dan perhatiannya terhadap siswa.
Secara tidak langsung, pengaruh guru ini terkait dengan upayanya membantu siswa
dalam mengembangkan kemampuan penyesuaian sosialnya.
c) Disiplin (tata-tertib)
Tata tertib ini ditujukan untuk membentuk sikap dan tingkah laku siswa.
Disiplin yang otoriter cenderung mengembangkan sifat-sifat pribadi siswa yang
tegang, cemas, dan antagonis. Disiplin yang permisif, cenderung membentuk sifat
siswa yang kurang bertanggung jawab, kurang menghargai otoritas, dan egosentris.
Sementara disiplin yang demokratis, cenderung mengembangkan perasaan berharga,
merasa bahagia, perasaan tenang, dan sikap kerja sama.
d) Prestasi belajar
Perolehan prestasi belajar atau peringkat kelas dapat mempengaruhi
peningkatan harga diri, dan sikap percaya diri siswa.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
44
e) Penerimaan teman sebaya
Siswa yang diterima oleh teman-temannya, dia akan mengembangkan sikap
positif terhadap dirinya, dan juga orang lain. Dia merasa menjadi orang yang
berharga.
Menurut Sujanto, dkk (2014) faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian,
yaitu: Sudah sejak dulu memang sudah disepakati bahwa pribadi setiap manusia itu
tumbuh atas dua kekuatan, yaitu kekuatan dari dalam dan kekuatan dari luar atau
disebut dengan faktor pembawaan dan faktor lingkungan.
a. Faktor Pembawaan
Faktor pembawaan ialah segala sesuatu yang telah dibawa oleh manusia sejak
lahir, baik yang bersifat kejiwaan maupun yang bersifat kebutuhan. Kejiwaan yang
berwujud fikiran, perasaan, kemauan, fantasi, ingatan yang dibawa sejak lahir ikut
menentukan pribadi seseorang. Keadaan jasmani demikian pula. Panjang-pendeknya
leher, besar-kecilnya tengkorak, susunan syaraf, otot-otot, susunan dan keadaan
tulang – tulang juga mempengaruhi kepribadian manusia.
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ialah segala sesuatu yang ada diluar manusia. Baik yang
hidup maupun yang mati. Baik tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia, batu-batu,
gunung-gunung, candi, buku-buku, lukisan, gambar, angin, musim, keadaan udara,
curah hujan, jenis makanan pokok, pekerjaan orang tua, hasil-hasil budaya yang
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
45
bersifat meteral maupun yang bersifat spiritual. Semuanya ikut membentuk pribadi
seseorang yang berada didalam lingkungan itu. Dengan demikian maka si pribadi
dengan lingkungannya menjadi saling berpengaruh.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kepribadian ada dua, yaitu: faktor bawaan/genetika dan faktor
lingkungan. Yang pertama, faktor bawaan atau genetika. Yang kedua, faktor
lingkungan, yang terdiri dari keluarga, kebudayaan dan sekolah.
D. Jenis Kelamin
1. Pengertian Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara
biologis sejak lahir. Perbedaan biologis laki-laki meliputi suara besar, berjenggot,
dada yang bidang, berkumis, dan pinggul lebih ramping. Sedangkan perempuan
mempunyai suara yang lembut, dada menonjol, organ reproduksi yang berbeda dari
laki-laki dan pinggul lebih besar. Perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-laki dan
perempuan tidak dapat dipertukarkan dan memiliki fungsi yang tetap dengan laki-laki
dan perempuan pada segala ras yang ada dimuka bumi (Sudarma, 2008).
Menurut Fakih (2001) jenis kelamin adalah penafsiran atau pembagian dua
jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis
kelamin tertentu, misalnya laki-laki memiliki penis dan perempuan memiliki vagina.
Hal ini berarti bahwa secara biologis alat-alat tersebut tidak dapat dipertukarkan
antara laki-laki dan perempuan.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
46
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin adalah
pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis sejak lahir,
perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-laki dan perempuan tidak dapat
dipertukarkan dan memiliki fungsi yang tetap dengan laki-laki dan perempuan.
2. Perbedaan Laki-laki dan Perempuan
Pada umumnya perempuan dicitrakan atau mencitrakan dirinya sendiri
sebagai makhluk yang emosional, mudah menyerah, pasif, subjektif, lemah dalam
matematika, mudah terpengaruh, lemah fisik, dan dorongan seksnya rendah.
Sementara laki-laki dicitrakan dan mencitrakan dirinya sebagai makhluk yang
rasional, logis, mandiri, agresif, kompetitif, objektif, senang berpetualang, aktif,
memiliki fisik dan dorongan seks yang kuat (Nurhayati, 2014).
Florence & Paludi (dalam Nurhayati, 2014) mengemukakan dua teori yang
terkenal dalam memandang perempuan dan laki-laki, yaitu teori Nature dan Nurture.
Menurut teori Nature, perbedaan peran perempuan dan laki-laki bersifat kodrati
(nature). Menurut teori ini, anatomi biologi perempuan yang berbeda dengan laki-laki
menjadi faktor utama dalam penentuan peran sosial kedua jenis kelamin ini. Laki-laki
menjadi peran utama di dalam masyarakat karena dianggap lebih potensial, lebih
kuat, dan lebih produktif. Menurut teori Nurture, perbedaan perempuan dan laki-laki
tidak ditentukan oleh faktor biologis, melainkan dikonstruksi oleh masyarakat.
Menurut teori ini, banyak nilai bias gender terjadi dalam masyarakat disebabkan oleh
faktor biologis, meski sebenarnya tidak lain hanyalah produk budaya masyarakat.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
47
E. Perbedaan Perilaku Prososial Ditinjau dari Tipe Kepribadian Ekstrovert &
Introvert dan Jenis Kelamin
Perilaku prososial adalah suatu tindakan menolong yang mengun-
tungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang
yang melakukan tindakan tersebut, dan mungkin bahkan melibatkan suatu risiko bagi
orang yang menolong (Baron & Byrne, 2005). Manusia adalah makhluk sosial yang
tidak dapat hidup sendiri, manusia pastilah membutuhkan bantuan orang lain. Ketika
ada orang yang membutuhkan pertolongan maka tak jarang ada orang yang langsung
peka dan memberikan bantuan, namun ada juga orang yang bersikap acuh tak acuh.
Berbagai macam respon yang muncul merupakan suatu cerminan kepribadian
manusia.
Orang yang lebih ekspresif khususnya ekspresif pada perasaan yang positif
lebih cenderung prososial dan spontan dalam melakukan tindakan prososial di
lingkungannya. Sosiabilitas, suka berteman dan menaruh perhatian pada orang lain
yang sedang dalam kesulitan juga ditemukan berkolerasi dengan tindakan prososial
(Einsberg & Mussen dalam Hudaniah, 2009).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan & Stanislaus (2016) yang
meneliti mahasiswa psikologi UNNES dengan judul “Perilaku Prososial Ditinjau dari
Tipe Kepribadian Introvert dan Ekstrovert (Studi pada Mahasiswa Psikologi
UNNES)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan perilaku prososial
antara mahasiswa psikologi UNNES yang memiliki tipe kepribadian introvert dengan
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
48
mahasiswa psikologi UNNES yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert. Pengujian
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis Wilcoxon Mann-
Whitney–Test, dengan taraf signifikansi 5%. Menunjukkan nilai U sebesar 599,5 dan
nilai W sebesar 830,5. Apabila dikonversikan ke nilai Z maka besarnya - 2,659. Nilai
Sig atau P Value sebesar 0,008 < 0,05. Apabila nilai p value < batas kritis 0,05 maka
terdapat perbedaan bermakna antara dua kelompok atau hipotesis diterima.
Berdasarkan hasil penghitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
yang berbunyi perilaku prososial mahasiswa yang memiliki tipe kepribadian
ekstrovert lebih tinggi daripada mahasiswa yang memiliki tipe kepribadian Introvert
diterima.
Tidak hanya kepribadian, jenis kelamin juga mempengaruhi seseorang untuk
melakukan perilaku prososial. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria lebih
mungkin memberikan pertolongan dalam situasi yang menuntut resiko, sedangkan
wanita lebih mungkin untuk memberikan pertolongan dalam situasi-situasi yang
menuntut perawatan, perhatian, dan dukungan emosional (Michener & Delamater
dalam Hudaniah, 2009). Menurut Eisenberg dan Mussen (dalam Yoleri & Seven,
2014) perempuan lebih sering melakukan perilaku prososial daripada laki-laki.
Worden (dalam Yoleri & Seven, 2014) membuat penelitian di India pada anak-anak
sekolah berjumlah 407 siswa. Hasil menunjukkan bahwa siswa perempuan lebih
sering melakukan perilaku prososial dari pada siswa laki-laki.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yoleri & Seven (2014)
yang meneliti anak prasekolah di kota Usak (Turki) dengan judul penelitian
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
49
“Analyzing Effect Of Age and Sex Differences on Prosocial Behavior Of Preschool
Children”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan perilaku prososial
berdasarkan jenis kelamin. Hasil tes mengungkapkan ada perbedaan yang signifikan
secara statistik yaitu : (U = 1287,00, p > 0.5). Poin rata-rata tingkat perilaku prososial
pada perempuan (x = 65,72) lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki (x = 52,43).
Artinya bahwa perilaku prososial perempuan lebih tinggi daripada rata-rata laki-laki.
Amini & Saripah (2016) meneliti peserta didik kelas tinggi SD Miftahul Iman
Tahun ajaran 2015/2016 dengan judul penelitian “Perilaku Prososial Peserta Didik
Sekolah Dasar Berdasarkan Perbedaan Jenis Kelamin”. Dari hasil uji beda terdapat
perbedaan dengan nilai sebesar Sig.(2-Tailed) 0,020 < 0,05, maka H1 diterima artinya
terdapat perbedaan antara perilaku prososial peserta didik perempuan dan peserta
didik laki-laki. Hal ini menunjukkan peserta didik perempuan lebih menunjukkan
perilaku prososialnya daripada laki-laki. Skor rata-rata perilaku prososial peserta
didik perempuan adalah sebesar 2,00 dengan persentase sebesar 67% dan skor rata-
rata perilaku prososial peserta didik laki-laki adalah 1,83 dengan persentase sebesar
61%.
Berdasarkan hal tersebut, disebutkan bahwa ada perbedaan perilaku prososial
ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert & introvert dan jenis kelamin.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
50
F. Kerangka Konseptual
Kepribadian (X)
Tipe Kepribadian Ekstrovert
Ciri – ciri orang bertipe ekstrovert menurut Yusuf & Nurihsan (2013) :
a. bersikap positif terhadap masyarakat,
b. hatinya terbuka, c. mudah bergaul, d. hubungannya dengan orang lain
efektif. e. dapat menarik hati orang
lain, f. penyesuaian dengan batinnya
kurang baik
Tipe Kepribadian Introvert
Ciri – ciri orang bertipe introvert menurut Yusuf & Nurihsan (2013) :
a. penyesuaian dengan dunia luar kurang baik,
b. jiwanya tertutup, c. sukar bergaul, d. sukar berhubungan dengan
orang lain, e. kurang dapat menarik hati
orang lain, f. penyesuaian dengan
batinnya sendiri baik.
Jenis Kelamin (X)
Laki - laki
Perempuan
Perilaku Prososial (Y)
Mussen, dkk dalam Nashori (2008) mengungkapkan bahwa aspek – aspek perilaku prososial meliputi :
a. Menolong b. Berbagi rasa c. Kerjasama d. Menyumbang e. Memperhatikan
kesejahteraan orang lain
Perilaku Prososial (Y)
Mussen, dkk dalam Nashori (2008) mengungkapkan bahwa aspek – aspek perilaku prososial meliputi :
a. Menolong b. Berbagi rasa c. Kerjasama d. Menyumbang e. Memperhatikan
kesejahteraan orang lain
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
51
A. Hipotesis
Dalam penelitian ini diajukan sebuah hipotesis sebagai jawaban sementara dari
permasalahan yang telah dikemukakan. Adapun hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah :
1. Ada perbedaan perilaku prososial antara kepribadian ekstrovert dengan
kepribadian introvert dengan asumsi : Individu berkepribadian ekstrovert
memiliki perilaku prososial yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
individu berkepribadian introvert.
2. Ada perbedaan perilaku prososial antara laki - laki dengan perempuan dengan
asumsi : perempuan memiliki perilaku prososial yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan laki-laki.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif pada penelitian ini. Menurut
Azwar (2011) pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data
numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Penelitian kuantitatif
dituntut menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut , serta penampilan dari hasilnya.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2014) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperolah
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Sugiyono
(2014) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini biasa
disimbolkan dengan X, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya varibel bebas. Variabel ini biasanya
disimbolkan dengan Y.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas : - Tipe kepribadian (X1) : ekstrovert dan introvert
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
53
- Jenis kelamin (X2) : laki-laki dan perempuan
2. Variabel terikat : Perilaku prososial (Y)
C. Defenisi Operasional
Definisi operasional variabel penelitian bertujuan untuk mengarahkan variabel
penelitian untuk sesuai dengan pengukuran yang telah dipersiapkan. Adapun definisi
operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perilaku Prososial
Segala bentuk tindakan untuk menolong orang lain tanpa adanya
keuntungan langsung bagi si penolong dan melibatkan suatu resiko bagi yang
menolong. Dalam mengukur Perilaku Prososial melalui aspek – aspek
perilaku prososial dengan menggunakan teori (Mussen, dkk dalam Nashori,
2008) antara lain: menolong, berbagi rasa, kerjasama dan menyumbang.
2. Tipe Kepribadian Ekstrovert & Introvert
a. Kepribadian ekstrovert adalah orang yang lebih mementingkan dunia
luarnya dan cenderung senang berinteraksi dengan orang disekitarnya.
Dalam mengukur tipe kepribadian ekstrovert melalui ciri-ciri tipe
kepribadian ekstrovert dari Yusuf & Nurihsan (2013). Ciri-ciri kepribadian
ekstrovert antara lain : bersikap positif terhadap masyarakat, hatinya
terbuka, mudah bergaul, hubungannya dengan orang lain efektif, dapat
menarik hati orang lain, penyesuaian dengan batinnya kurang baik.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
54
b. Kepribadian introvert adalah orang yang memusatkan diri pada dunia
dalam, lebih mementingkan dunia internal pikiran, perasaan, fantasi, dan
mimpi. Dalam mengukur tipe kepribadian introvert melalui ciri-ciri tipe
kepribadian introvert dari Yusuf & Nurihsan (2013). Ciri-ciri kepribadian
introvert antara lain: penyesuaian dengan dunia luar kurang baik, jiwanya
tertutup, sukar bergaul, sukar berhubungan dengan orang lain, kurang dapat
menarik hati orang lain, penyesuaian dengan batinnya sendiri baik.
3. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan
secara biologis sejak lahir, perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-laki dan
perempuan tidak dapat dipertukarkan dan memiliki fungsi yang tetap dengan laki-laki
dan perempuan.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Menurut Sugiyono (2014) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Subjek
pada penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Universitas Medan Area. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa
Manajamen di Universitas Medan Area stambuk 2017. Jumlah populasi dalam
penelitian ini adalah berjumlah 368 mahasiswa.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
55
b. Teknik Pengambilan Sampel
1) Tipe kepribadian
Pada tipe kepribadian dilakukan screening test pada seluruh populasi
yang berjumlah 368, didapat hasil mahasiswa bertipe kepribadian
ekstrovert berjumlah 222, dan mahasiswa bertipe kepribadian introvert
berjumlah 146. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel adalah
dengan menggunakan quota sampling. Menurut Latipah (2014) quota
sampling adalah teknik sampling untuk menentukan jumlah sample dari
populasi yang memiliki ciri tertentu sampai jumlah kuota yang
diinginkan. Sehingga peneliti mengambil 50 orang bertipe kepribadian
ekstrovert dari 222 mahasiswa berkepribadian ekstrovert dan 50 orang
bertipe kepribadian introvert dari 146 mahasiswa berkepribadian
introvert.
2) Jenis Kelamin
Pada jenis kelamin, laki-laki berjumlah 167 dan perempuan berjumlah
201. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel adalah dengan
menggunakan quota sampling. Menurut Latipah (2014) quota sampling
adalah teknik sampling untuk menentukan jumlah sample dari populasi
yang memiliki ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan.
Sehingga peneliti mengambil 50 orang laki-laki dari 167 mahasiswa laki-
laki dan 50 orang perempuan dari 201 mahasiswa perempuan diluar dari
sampel penelitian tipe kepribadian.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
56
c. Sampel
Menurut Sugiyono (2014) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini untuk
kepribadian, 50 orang bertipe kepribadian ekstrovert dan 50 orang bertipe kepribadian
introvert. Dan untuk jenis kelamin, 50 orang laki-laki dan 50 orang perempuan.
Kepribadian
Ekstrovert Introvert Jumlah
50 50 100
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Jumlah
50 50 100
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data ialah menggunakan skala.
Menurut Arikunto (2013) skala ialah sebuah instrument pengumpulan data yang
dibentuk seperti daftar cocok tetapi alternative yang disediakan merupakan sesuatu
yang berjenjang. Skala banyak digunakan untuk mengukur aspek – aspek kepribadian
atau aspek kejiwaan.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
57
1. Perilaku Prososial
Dalam mengukur Perilaku Prososial melalui aspek – aspek perilaku prososial
dengan menggunakan teori (Mussen, dkk dalam Nashori, 2008) antara lain:
menolong, berbagi rasa, kerjasama dan menyumbang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur perilaku prososial
yaitu metode skala likert. Skala Likert diberi kategori empat jawaban. Untuk jawaban
subjek pada item favorable masing – masing item akan diberi penilaian 1, 2, 3, 4.
Untuk Sangat tidak setuju (STS) nilai 1, Tidak Setuju (TS) nilai 2, untuk Setuju (S)
nilai 3, untuk Sangat Setuju (SS) nilai 4. Sebaliknya, untuk pernyataan yang
unfavorable akan digunakan penilaian 4, 3, 2, 1. Untuk Sangat tidak setuju (STS)
nilai 4, Tidak Setuju (TS) nilai 3, untuk Setuju (S) nilai 2, untuk Sangat Setuju (SS)
nilai 1.
2. Tipe Kepribadian
Dalam mengukur tipe kepribadian ekstrovert melalui ciri-ciri tipe kepribadian
ekstrovert dari Yusuf & Nurihsan (2013). Ciri-ciri kepribadian ekstrovert antara lain :
bersikap positif terhadap masyarakat, hatinya terbuka, mudah bergaul, hubungannya
dengan orang lain efektif, dapat menarik hati orang lain, penyesuaian dengan
batinnya kurang baik.
Dalam mengukur tipe kepribadian introvert melalui ciri-ciri tipe kepribadian
introvert dari Yusuf & Nurihsan (2013). Ciri-ciri kepribadian introvert antara lain:
penyesuaian dengan dunia luar kurang baik, jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
58
berhubungan dengan orang lain, kurang dapat menarik hati orang lain, penyesuaian
dengan batinnya sendiri baik.
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur kepribadian
ekstrovert & introvert menggunakan skala screening test berbentuk pilihan berganda.
Pernyataan yang diberikan kepada masing-masing jawaban subjek pada setiap
pernyataan akan menunjukkan kecenderungan pada diri subjek. Hal ini berguna untuk
mempertegas setiap jawaban subjek dimana terdapat dua pernyataan a dan b, untuk
pilihan “a” subjek yang memilih tipe kepribadian ekstrovert, dan pilihan jawaban “b”
untuk subjek yang memiliki tipe kepribadian introvert.
Penggolongan subjek kedalam suatu kepribadian dilihat dari perbandingan
skor total item untuk tipe kepribadian ekstrovert dan skor total item untuk
kepribadian introvert. Setiap jawaban yang dipilih akan diberi skor 1. Individu
digolongkan berkepribadian ekstrovert jika skor total item untuk kepribadian
ekstrovert lebih besar daripada skor item kepribadian introvert dan sebaliknya
individu digolongkan berkepribadian introvert jika skor total item untuk kepribadian
introvert lebih besar daripada skor item kepribadian ekstrovert.
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas Alat Ukur
Menurut Azwar (2011) validitas adalah alat ukur yang menunjukkan sejauh
mana alat ukur dapat mengukur apa yang perlu diukur. Valid menunjukkan derajad
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
59
ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat
dikumpulkan oleh peneliti (Sugiyono, 2014).
Teknik yang digunakan untuk menguji validitas alat ukur dalam penelitian ini
adalah Analisis Product Moment dari Pearson, yaitu dengan mengkorelasikan antara
skor yang diperoleh pada masing-masing aitem dengan skor alat ukur. Skor total ialah
nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor aitem. Korelasi antar skor
aitem dengan skor total harus signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu, maka
derajat korelasi dapat dicari dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson dengan
menggunakan rumus validitas sebagai berikut :
= 𝑟𝑥𝑦
∑ 𝐗𝐘−(∑ 𝐗)(∑ 𝐘)
𝑵
√{(∑𝑿𝟐)− (∑ 𝐗)
𝟐
𝑵}{(∑𝑿𝟐)−
(∑ 𝐘)𝟐
𝑵}
Keterangan : rxy : tanda jumlah ∑X : jumlah skor total ∑Y : jumlah skor butir, masing-masing item ∑XY : jumlah perkalian skor total dengan skor butir ∑X2 : jumlah kuadrat total ∑Y2 : jumlah kuadrat butir N : jumlah subjek
Namun koefisien korelasi dengan teknik product moment di atas dinyatakan
masih kotor, artinya kelebihan bobot. Kelebihan bobot ini disebabkan masuknya skor
setiap butir ke dalam komponen skor total. Untuk menghindari kelebihan bobot ini
digunakan teknik Part Whole. Adapun rumusnya sebagai berikut :
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
60
Rbt = (𝑟𝑥𝑦)(𝑆𝐷𝑦)−(𝑆𝐷𝑥)
√(𝑆𝐷𝑦)2+(𝑆𝐷𝑥)2
−2(𝑟𝑥𝑦)(𝑆𝐷𝑥)(𝑆𝐷𝑦)
Keterangan :
Rbt = angka korelasi setelah dikorelasi
rxy = angka korelasi sebelum dikorelasi
SDx = standart deviasi skor item
SDy = standart deviasi skor total
Untuk menafsirkan uji validitas, kriteria yang digunakan menurut Sugiyono (2009) :
Jika r hitung > rtabel , pernyataan dinyatakan valid Jika rhitung ≤ rtabel , pernyataan dinyatakan tidak valid
2. Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas adalah sebagai keajegan atau kekonstanan dari alat ukur yang
pada prinsipnya menunjukkan hasil-hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan
pengukuran kembali terhadap subjek yang sama (Azwar, 2011).
Dalam penelitian ini reliabilitas akan diuji dengan menggunakan rumus Alfa
Cronbach, yaitu :
𝑅𝑥𝑥 = [
𝑘𝑘−1
][1− ∑ 𝑆𝐷2𝑋∑ 𝑆𝐷2𝑌
]
Keterangan :
Rxx = Reliabilitas
K = Jumlah item atau banyaknya soal
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
61
SD2X = Varian aitem
SD2Y = Varian total
G. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis statistik,
karena analisis statistik dapat menguatkan suatu kesimpulan penelitian. Menurut Hadi
(2004) ada pertimbangan-pertimbangan dengan menggunakan metode analisis
statistik, yaitu :
1. Statistik bekerja dengan angka-angka. Angka-angka ini dapat menunjukkan
jumlah atau frekuensi nilai atau harga.
2. Statistik bekerja secara objektif, artinya statistik sebagai alat penilai
kenyataan yang tidak dapat berkata lain kecuali apa adanya.
3. Statistik bersifat universal yang artinya hampir dapat digunakan dalam
semua penelitian.
Penelitian ini menggunakan analisa statistik untuk menguji hipotesis yang
sudah dirumuskan. Berdasarkan hipotesis yang digunakan pada penelitian ini, maka
teknik statistik yang digunakan dalam menguji hipotesis ini adalah t-test. Alasan
penggunaan teknik ini adalah untuk mencapai tujuan penelitian dan membuktikan
hipotesis yakni untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan perilaku prososial ditinjau
dari tipe kepribadian dan jenis kelamin pada mahasiswa fakultas ekonomi & bisnis
jurusan manajemen di Universitas Medan Area Stambuk 2017. Adapun rumus t-test
sebagai berikut :
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
62
Keterangan :
t = t hitung
�̅� = rata-rata sampel
µ0 = rata-rata spesifik atau rata-rata tertentu (yang menjadi perbandingan)
S = standart deviasi sampel
n = jumlah sampel
Sebelum dilakukan analisis data dengan menggunakan teknik t-test, maka
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi terhadap data-data penelitian, antara lain :
a. Uji normalitas sebaran, yaitu untuk mengetahui apakah ada data penelitian
(kemampuan pemecahan masalah) menyebar mengikuti prinsip kurva normal
b. Uji homogenitas varians, yaitu untuk melihat atau menguji apakah data-data
yang telah diperoleh berasal dari sekelompok subjek yang dalam beberapa
aspek psikologis bersifat sama (homogen).
𝑡 = �̅� − µ0
𝑆 √𝑛⁄
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
91
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil-hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan perilaku prososial ditinjau dari kepribadian ekstrovert
dan introvert pada mahasiswa manajemen UMA stambuk 2017 dimana nilai
perbedaan t = 2,083 dengan signifikan p = 0,040, < 0,050. Artinya hipotesis
yang diajukan ada perbedaan perilaku prososial ditinjau dari kepribadian
ekstrovert dan introvert, dimana individu bertipe kepribadian ekstrovert
memiliki perilaku prososial yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
individu bertipe kepribadian introvert dinyatakan “diterima”
2. Perilaku prososial mahasiswa manajemen UMA stambuk 2017 yang bertipe
kepribadian ekstrovert dinyatakan tinggi. Hal ini didasarkan pada nilai
standar deviasi sebesar 16,791, nilai rata-rata empirik sebesar 135,04 dan
nilai hipotetik sebesar 90.
3. Perilaku prososial mahasiswa manajemen UMA stambuk 2017 yang bertipe
kepribadian introvert dinyatakan sedang. Hal ini didasarkan pada nilai
standar deviasi sebesar 15,984, nilai rata-rata empirik sebesar 101,36 dan
nilai hipotetik sebesar 90.
4. Secara keseluruhan perilaku prososial ditinjau dari tipe kepribadian pada
mahasiswa manajemen UMA stambuk 2017 dinyatakan tinggi. Hal ini
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
92
didasarkan pada nilai standar deviasi sebesar 10,865, nilai rata-rata empirik
sebesar 118,2 dan nilai hipotetik sebesar 90.
5. Terdapat perbedaan perilaku prososial ditinjau dari jenis kelamin pada
mahasiswa manajemen UMA stambuk 2017, dimana nilai t = -4,354 dengan
signifikan p = 0,000 < 0,050. Artinya hipotesis yang diajukan ada perbedaan
perilaku prososial ditinjau dari jenis kelamin, dimana perempuan memiliki
perilaku prososial yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan laki – laki
dinyatakan “diterima”.
6. Perilaku prososial mahasiswa manajemen UMA stambuk 2017 yang berjenis
kelamin laki-laki dinyatakan sedang. Hal ini didasarkan pada nilai standar
deviasi sebesar 14,245, nilai rata-rata empirik sebesar 100,78 dan nilai
hipotetik sebesar 90.
7. Perilaku prososial mahasiswa manajemen UMA stambuk 2017 yang berjenis
kelamin perempuan dinyatakan tinggi. Hal ini didasarkan pada nilai standar
deviasi sebesar 15,007, nilai rata-rata empirik sebesar 123,50 dan nilai
hipotetik sebesar 90
8. Secara keseluruhan perilaku prososial ditinjau dari jenis kelamin pada
mahasiswa manajemen UMA stambuk 2017 dinyatakan tinggi. Hal ini
didasarkan pada nilai standar deviasi sebesar 10,379, nilai rata-rata empirik
sebesar 112,14 dan nilai hipotetik sebesar 90.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
93
B. SARAN
1. Saran kepada Mahasiswa Manajemen
a. Dari hasil penelitian ini bahwa perilaku prososial Mahasiswa
Manajemen secara keseluruhan tergolong tinggi, maka diharapkan
kepada Mahasiswa Manajemen untuk mempertahankan perilaku
prososialnya.
b. Dari hasil penelitian ini bahwa perilaku prososial Mahasiswa
Manajemen yang bertipe kepribadian ekstrovert secara keseluruhan
tergolong tinggi, maka diharapkan kepada Mahasiswa Manajemen yang
bertipe kepribadian ekstrovert untuk mempertahankan perilaku
prososialnya.
c. Dari hasil penelitian ini bahwa perilaku prososial Mahasiswa
Manajemen yang bertipe kepribadian introvert tergolong sedang, maka
diharapkan kepada Mahasiswa Manajemen yang bertipe kepribadian
introvert untuk lebih meningkatkan perilaku prososialnya.
d. Dari hasil penelitian ini bahwa perilaku prososial Mahasiswa
Manajemen yang berjenis kelamin laki-laki tergolong sedang, maka
diharapkan kepada Mahasiswa Manajemen yang berjenis kelamin laki-
laki untuk lebih meningkatkan perilaku prososialnya.
e. Dari hasil penelitian ini bahwa perilaku prososial Mahasiswa
Manajemen yang berjenis kelamin perempuan tergolong tinggi, maka
diharapkan kepada Mahasiswa Manajemen yang berjenis kelamin
perempuan untuk mempertahankan perilaku prososialnya.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
94
2. Kepada pihak Universitas
Bagi pihak Universitas diharapkan dapat memberikan motivasi kepada
mahasiswa Universitas Medan Area tentang pentingnya perilaku prososial
dengan mengadakan seminar bertema perilaku prososial.
3. Saran kepada peneliti selanjutnya
a. Diharapkan peneliti selanjutya agar meneliti faktor-faktor lain yang
mempengaruhi perilaku prososial seperti faktor tempat tinggal, pola
asuh dan empati.
b. Diharapkan peneliti selanjutnya bisa meneliti pada mahasiswa fakultas
lain atau universitas lain yang memang memiliki perilaku prososial
yang rendah, dikarenakan mahasiswa manajemen UMA memiliki
perilaku prososial yang tinggi.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
95
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol, 2009. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press.
Amini, Y., & Saripah, I. 2016 Perilaku Prososial Peserta Didik Sekolah Dasar Berdasarkan Perbedaan Jenis Kelamin. Jurnal mimbar sekolah dasar, 3 (2), 222-230.
Arikunto, S. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Azwar, S. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Baron, R. A & Byrne, D. 2005. Psikologi Sosial Jilid 2 Edisi Kesepuluh. Jakarta : Erlangga.
Bierhoff, H.W. 2002. Prosocial Behaviour. NY : Taylor & Francis Inc.
Boeree, G. 2004. Personality Theories. Jogjakarta : PrismaShopie.
Cervone, D & Pervin, L.A. 2011. Kepribadian Teori dan Penelitian. Jakarta : Salemba Humanika.
Fakih, M. 2001. Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Fikrie & Fitriah, A. 2019. Perbedaan Perilaku Prososial pada Remaja ditinjau dari Jenis Kelamin (The Differences of Prosocial Behavior in Teenages Reviewed from Kinds of Markets). Journal of Psycho Holistic, 1 (1).
Franzoi, S.L. 2009. Social Psychology Edisi Kelima. NY : The McGraw Hill Companies, Inc.
Hadi, S. 2004. Metodologi Research jilid 2. Yogyakarta : Andi Offset.
Hurlock, E.B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Hidayat, K & Bashori, K. 2016. Psikologi Sosial : Aku, Kami, dan Kita. Jakarta : Erlangga.
Hudaniah & Dayakisni, T. 2009. Psikologi Sosial. Malang : UMM Press.
Jahja, Y. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.
Kurniawan, M.F., & Stanislaus, S. 2016. Perilaku Pro-sosial ditinjau dari Tipe Kepribadian Introvert dan Ekstrovert (Studi pada Mahasiswa Psikologi UNNES). Intuisi Jurnal Ilmah Psikologi, 8 (3).
Latipah, E. 2014. Metode Penelitian Psikologi. Yogyakarta : Deepublish.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
96
L.N, Yusuf, S & Nurihsan, J. 2013. Teori Kepribadian. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Nashori, H.F. 2008. Psikologi Sosial Islami. Yogyakarta : Refika Aditama.
Nurhayati, E. 2014. Psikologi Perempuan dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Rahman, A. A. 2013. Psikologi Sosial. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Santrock, J.W. 2007. Perkembangan Anak, Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Santrock, J.W. 2002. Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup, Jilid 2
Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Sarwono, S W & Meinarno, E A. 2017. Psikologi Sosial. Jakarta : Salemba Humanika.
Sears, dkk. 1985. Psikologi Sosial, Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Sudarma, M. 2008. Sosiologi untuk Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.
Sujanto, dkk. 2014. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Bumi Aksara.
Suryabrata, S. 2016. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada.
Upton, P. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Watson, D. 1984. Social Psychology Science and Application. US : Scott, Foresman, and Company.
Widyastuti, Y. 2014. Psikologi Sosial. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Yoleri, S., & Seven, S. 2014. Analyzing Effect Of Age and Sex Differences on Prosocial Behavior Of Preschool Children. International Journal of Social
Science, 29, 261-270.
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
97
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
98
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
99
----------------------------------------------------- © Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang ----------------------------------------------------- 1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber 2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah 3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Document Accepted 11/4/19
Access From (repository.uma.ac.id)
UNIVERSITAS MEDAN AREA