Download - PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
SALINAN
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 9 TAHUN 2020
TENTANG
PEDOMAN PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN
DI LINGKUNGAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa untuk melakukan pengamanan barang milik
negara baik pengamanan fisik, administrasi, dan hukum
perlu dilaksanakan pengelolaan penatausahaan
persediaan;
b. bahwa untuk terciptanya tertib administrasi pengelolaan
penatausahaan persediaan di lingkungan Ombudsman
Republik Indonesia perlu menetapkan Pedoman
Penatausahaan Persediaan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Sekretaris Jenderal Ombudsman Republik
Indonesia tentang Pedoman Penatausahaan Persediaan di
Lingkungan Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
- 2 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4899);
3. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang
Ombudsman Republik Indonesia (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4899);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Pembentukan, Susunan, dan Tata Kerja Perwakilan
Ombudsman Republik Indonesia di Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5207), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 48 Tahun 2017 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Pembentukan, Susunan, dan Tata Kerja Perwakilan
Ombudsman Republik Indonesia di Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 246,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6143);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5533), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 142,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6523);
6. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2009 tentang
Sekretariat Jenderal Ombudsman Republik Indonesia,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 108 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2009 tentang
Sekretariat Jenderal Ombudsman Republik Indonesia
- 3 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
247);
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013
tentang Sistem akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 1617), sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
215/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Pusat (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2013
Nomor 2137);
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016
tentang Penatausahaan Barang Milik Negara (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1817);
9. Peraturan Sekretaris Jenderal Ombudsman Republik
Indonesia Nomor 5 tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Jenderal Ombudsman Republik
Indonesia;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN
REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN
PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN
OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Ombudsman Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Ombudsman adalah lembaga negara yang mempunyai
kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan
publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara
negara dan pemerintahan termasuk yang diselenggarakan
oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik
- 4 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan
swasta atau perseorangan yang diberi tugas
menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang
sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah.
2. Sekretariat Jenderal Ombudsman adalah perangkat
pemerintah yang dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Pimpinan Ombudsman.
3. Perwakilan Ombudsman adalah kantor Ombudsman di
provinsi atau kabupaten/kota yang mempunyai hubungan
hierarkis dengan Ombudsman.
4. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi
pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung
kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat.
6. Barang Milik Negara yang selanjutnya disingkat BMN
adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban anggaran pendapatan dan belanja negara atau
berasal dari perolehan lainnya yang sah.
7. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan BMN.
8. Kuasa Pengguna Barang yang selanjutnya disingkat KPB
adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang ditunjuk
oleh Pengguna Barang untuk menggunakan barang yang
berada dalam penguasaanya dengan sebaik-baiknya.
9. Unit Akuntansi Pengguna Barang yang selanjutnya
disingkat UAPB adalah unit yang melakukan
Penatausahaan Persediaan pada Pengguna Barang.
10. Unit Akuntansi Pembantu Kuasa Pengguna Barang yang
selanjutnya disingkat UAPKPB adalah unit yang
- 5 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
melakukan Penatausahaan Persediaan pada tingkat
pembantu satuan kerja/KPB.
11. Petugas Pengelola Persediaan adalah petugas yang
ditunjuk untuk menerima, menyimpan, mengeluarkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan barang
dalam Gudang/tempat penyimpanan secara tertib dan
teratur.
12. Unit Pemakai Barang adalah unit dalam satuan kerja yang
memakai/menggunakan barang untuk kegiatan dinas.
13. Kartu Gantung Barang adalah kartu yang digunakan
untuk mencatat Persediaan berdasarkan jenis barang
dalam Gudang/tempat penyimpanan yang digantung
dalam setiap jenis barang.
14. Penyimpanan adalah kegiatan untuk melakukan
pengurusan, penyelenggaraan, dan pengaturan
Persediaan di dalam ruangan tertentu.
15. Gudang/tempat Penyimpanan adalah suatu ruangan atau
tempat Penyimpanan baik yang tertutup maupun yang
terbuka yang dipakai untuk tempat Penyimpanan barang
dan tempat tersebut tidak untuk umum.
16. Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan
penghitungan, pencatatan, pendaflaran, dan penilaian
Persediaan dalam Gudang/tempat Penyimpanan pada
saat tertentu.
17. Laporan Persediaan Semesteran adalah laporan yang
memuat jumlah, nilai dan kondisi Persediaan dalam
jangka waktu enam bulan.
18. Laporan Persediaan Tahunan adalah laporan yang
memuat jumlah, nilai dan kondisi Persediaan dalam
jangka waktu satu tahun.
- 6 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
Maksud disusunnya Peraturan Sekretaris Jenderal
Ombudsman sebagai acuan dan keseragaman dalam hal
pengelolaan Penatausahaan Persediaan di lingkungan
Ombudsman.
Pasal 3
Tujuan disusunnya Peraturan Sekretaris Jenderal
Ombudsman ini sebagai mendorong tercapainya pengelolaan
Penatausahaan Persediaan di lingkungan Ombudsman.
Pasal 4
Ruang lingkup Peraturan Sekretaris Jenderal Ombudsman ini
terdiri atas:
a. klasifikasi Persediaan;
b. Penatausahaan Persediaan; dan
c. pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
BAB III
PERSEDIAAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 5
(1) Persediaan diperoleh dari hasil pengadaan atau perolehan
lainnya yang sah dan disimpan di Gudang/tempat
Penyimpanan.
(2) Persediaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
pendistribusian Persediaan harus diketahui oleh KPB dan
Pejabat Pengurus Persediaan yang bertanggung jawab atas
pengurusan Persediaan di Gudang/tempat Penyimpanan.
- 7 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
(3) Persediaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
ditatausahakan untuk pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas.
Bagian Kedua
Pejabat Pengurus Persediaan
Pasal 6
(1) Pejabat Pengurus Persediaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (2) ditunjuk oleh KPB atas nama
Pengguna Barang.
(2) Pejabat Pengurus Pengadaan melakukan pemeriksaan
pada setiap barang hasil pengadaan atau penerimaan
lainnya yang sah.
(3) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan pada aspek:
a. jumlah barang;
b. mutu barang;
c. spesifikasi barang; dan
d. kondisi barang.
(4) Aspek pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam
Surat Pengantar Barang dan/atau dokumen sumber
perolehan lainnya.
(5) Penunjukan Pejabat Pengurus Persediaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Keputusan
Sekretaris Jenderal Ombudsman.
Bagian Ketiga
Penerimaan dan Pemeriksaan Barang Persediaan
Pasal 7
(1) Penerimaan barang yang bernilai sampai dengan Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dilakukan
pemeriksaan barang oleh Pejabat Pengurus Persediaan.
- 8 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
(2) Dalam hal penerimaan barang yang bernilai lebih dari Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dilakukan
pemeriksaan barang oleh Panitia Pemeriksa Barang.
(3) Panitia Pemeriksa Barang sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan dalam Keputusan Sekretaris Jenderal
Ombudsman.
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang penerimaan dan
pemeriksaan barang Persediaan ditetapkan oleh
Sekretaris Jenderal Ombudsman.
BAB IV
KLASIFIKASI BARANG PERSEDIAAN
Pasal 8
(1) Klasifikasi Persediaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 huruf a terdiri atas:
a. penggolongan; dan
b. kodefikasi.
(2) Penggolongan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, merupakan kegiatan untuk menetapkan Persediaan
secara sistemik ke dalam golongan, bidang, kelompok, sub
kelompok, dan sub-sub kelompok.
(3) Kodefikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
merupakan pemberian kode Persediaan sesuai dengan
penggolongan.
(4) Tata cara klasifikasi Persediaan tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Sekretaris Jenderal Ombudsman ini.
BAB V
PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN
Pasal 9
(1) Penatausahaan Persediaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf b merupakan rangkaian kegiatan yang
terdiri dari:
a. pembukuan;
- 9 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
b. Inventarisasi; dan
c. pelaporan persediaaan.
(2) Penatausahaan Persediaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan oleh unit kerja yang melakukan
Penatausahaan BMN.
Bagian Kesatu
Pembukuan
Pasal 10
Pembukuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a
merupakan kegiatan pendaftaran dan pencatatan Persediaan
ke dalam daftar Persediaan yang berada dalam penguasaan
Pengguna Barang/KPB menurut penggolongan dan kodefikasi
barang.
Bagian Kedua
Inventarisasi
Pasal 11
(1) Inventarisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9
huruf b merupakan kegiatan melakukan pendataan,
pencatatan dan pelaporan Persediaan untuk mengetahui
jumlah dan nilai kondisi Persediaan yang sebenarnya.
(2) Inventarisasi dilaksanakan melalui opname fisik paling
sedikit 4 (empat) kali dalam 1 (satu) tahun.
(3) Inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dalam waktu:
a. akhir tahun anggaran;
b. pengecekan kembali;
c. serah terima penanggung jawab Unit Persediaan;
dan/atau
d. sewaktu-waktu jika diperlukan.
(4) Kegiatan Inventarisasi dibuat dalam laporan hasil
Inventarisasi Persediaan.
- 10 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
Pasal 12
(1) Laporan Hasil Inventarisasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (4) dicatat kedalam:
a. berita acara opname fisik Persediaan;
b. kartu gantung barang; dan
c. Laporan Persediaan.
(2) Berita acara opname fisik Persediaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a digunakan sebagai
bahan/data acuan untuk melakukan pemutakhiran
terhadap kartu gantung barang.
(3) Kartu gantung barang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b digunakan sebagai bahan untuk untuk
penyusunan Laporan Persediaan.
(4) Laporan Persediaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c digunakan untuk menyusun pelaporan Persediaan
semesteran dan pelaporan Persediaan tahunan.
(5) Format dan tata cara pengisian berita acara opname fisik
Persediaan, kartu gantung barang, laporan persedian
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Sekretaris Jenderal
Ombudsman ini.
Bagian Ketiga
Pelaporan Persediaan
Pasal 13
(1) Pelaporan Persediaan sebagaimana sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 huruf c merupakan kegiatan
penyusunan dan penyampaian data dan informasi yang
dilakukan oleh unit akuntansi yang melakukan
Penatausahaan BMN pada Pengguna Barang/KPB dan
Pengelola Barang.
(2) Pelaporan Persediaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas:
a. pelaporan Persediaan pada KPB; dan
b. pelaporan Persediaan pada Pengguna Barang.
- 11 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
(3) Pelaporan Persediaan disusun pada kurun waktu
semesteran dan tahunan dalam tahun anggaran.
Pasal 14
(1) Pelaporan Persediaan pada KPB yang disusun pada kurun
waktu semesteran, dikirimkan kepada Pengguna Barang
paling lambat 7 (tujuh) hari setelah berakhirnya semester
dalam tahun anggaran yang bersangkutan.
(2) Pelaporan Persediaan pada KPB yang disusun pada kurun
waktu tahunan dikirimkan kepada Pengguna Barang
paling lambat 12 (dua belas) hari setelah berakhirnya
tahun anggaran yang bersangkutan.
Pasal 15
(1) Pelaporan Persediaan pada Pengguna Barang yang
disusun pada kurun waktu semesteran, dikirimkan
kepada Sekretaris Jenderal paling lambat 35 (tiga puluh
lima) hari setelah berakhirnya semester dalam tahun
anggaran yang bersangkutan.
(2) Pelaporan Persediaan pada Pengguna Barang yang
disusun pada kurun waktu tahunan, dikirimkan kepada
Sekretaris Jenderal paling lambat 40 (empat puluh) hari
setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan.
Bagian Keempat
Pengelola Persediaan
Pasal 16
(1) Kepala unit kerja yang melaksanakan Penatausahaan
BMN sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (2) dapat
menunjuk Pengelola Persediaan.
(2) Penunjukan Pengelola Persediaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Keputusan
Sekretaris Jenderal Ombudsman.
(3) Tugas Pengelola Persediaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah:
- 12 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
a. mencatat/membukukan seluruh Persediaan yang
berada di setiap unit kerja di lingkungan
Ombudsman dan Perwakilan Ombudsman yang
berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara kedalam Kartu Inventaris Persediaan, Buku
Inventaris Persediaan sesuai kodefikasi dan
penggolongan Persediaan;
b. menginput dokumen sumber atas belanja
Persediaan kedalam aplikasi Persediaan;
c. melakukan verifikasi atas transaksi dengan
dokumen sumber;
d. melaksanakan rekonsialisasi internal secara
bulanan, semesteran dan tahunan dengan unit kerja
penyusun laporan BMN dan melakukan koreksi
apabila ditemukan kesalahan;
e. menyiapkan Laporan Persediaan setiap bulannya
yang selanjutnya dikirimkan kepada unit kerja yang
menyusun Laporan Persediaan setiap tanggal 5
(lima) bulan berikutnya beserta dokumen
pendukungnya;
f. melakukan pengarsipan atas dokumen-dokumen
pengadaan Persediaan.
(4) Pengelola Persediaan dapat melakukan permintaan
Persediaan.
(5) Dalam hal Pengelola Persediaan di Perwakilan
Ombudsman melakukan permintaan Persediaan, harus
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komiten Fasilitasi
Keuangan Perwakilan.
Bagian Keempat
Penyimpanan Persediaan
Pasal 17
(1) Setiap Persediaan harus disimpan di Gudang/tempat
Penyimpanan.
(2) Gudang/tempat Penyimpanan Persediaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus terkunci, terlindung dari
- 13 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
pengaruh hujan, sinar matahari, banjir, kebakaran, dan
terhindar dari bahaya lainnya.
(3) Persediaan yang karena sifat dan volumenya
memerlukan penanganan khusus disimpan dalam
Gudang/tempat Penyimpanan khusus.
(4) Pengurusan Persediaan di Gudang/tempat Penyimpanan
dilengkapi dengan:
a. Buku Persediaan/kartu barang untuk setiap jenis
barang;
b. Kartu gantung barang yang digantung pada sarana
penyimpan barang misalnya lemari, rak, filing cabinet,
dan lain-lain;
c. Denah lokasi barang untuk memudahkan pencarian
barang;
d. Alat pengamanan barang seperti alat pemadam
kebakaran, palet, dan lain-lain;
e. Alat bantu seperti tangga, kereta dorong, dan lain-lain;
dan
f. Alat kesehatan seperti masker, sarung tangan, kotak
P3K, dan lain-lain.
Bagian Kelima
Pengamanan dan Pemeliharaan Persediaan
Pasal 18
(1) Pengamanan Persediaan dimaksudkan untuk
menghindari adanya kehilangan, kerusakan, dan bahaya
kebakaran atas Persediaan di Gudang/tempat
Penyimpanan.
(2) Pemeliharaan Persediaan dimaksudkan agar Persediaan
tetap dapat memberikan daya guna yang optimal dengan
menjaga kebersihan, keteraturan, dan kerapian di
Gudang/tempat Penyimpanan.
(3) Pengamanan dan pemeliharaan Persediaan dilakukan
oleh Pejabat Pengurus Persediaan secara rutin.
(4) Dalam hal diperlukan, pemeliharaan Persediaan dapat
dilakukan oleh pihak ketiga sesuai sifat, jenis dan
- 14 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
keadaan barang maupun keadaan Gudang/tempat
Penyimpanan.
Bagian Keenam
Penghapusan Persediaan
Pasal 19
(1) KPB mengajukan usul penghapusan Persediaan yang
rusak, susut, kadaluarsa, dan hilang berdasarkan usul
Pejabat Pengurus Persediaan.
(2) Pelaksanaan penghapusan Persediaan dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
BAB V
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Bagian Kesatu
Pembinaan
Pasal 20
(1) Sekretaris Jenderal selaku Pengguna Barang berwenang
dan bertanggung jawab atas pembinaan terhadap
pengelolaan Persediaan.
(2) Pembinaan terhadap pengelolaan Persediaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh:
a. KPB;
b. Kepala Biro/Bagian/Perwakilan/Unit Kerja
Pengelola Persediaan dan penyusun Persediaan;
c. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
d. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Fasilitasi
Keuangan Perwakilan;
e. Pengelola Persediaan;
f. Pengelola Persediaan di Perwakilan Ombudsman.
- 15 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
Bagian Kedua
Pengawasan dan Pengendalian
Pasal 21
(1) Pengawasan dan Pengendalian Persediaan dilakukan
oleh Sekretaris Jenderal selaku Pengguna Barang melalui
pemantauan dan penertiban.
(2) Pengawasan dan pengendalian Persediaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh :
a. KPB;
b. Inspektorat selaku unit Pengawasan Internal;
c. Kepala Biro/Bagian/Perwakilan/Unit kerja
pengelola Persediaan dan penyusunan Persediaan;
d. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
e. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Fasilitasi
Keuangan Perwakilan;
f. Pengelola Persediaan;
g. Pengelola Persediaan di Perwakilan Ombudsman.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Pada saat Peraturan Sekretaris Jenderal Ombudsman ini mulai
berlaku, Peraturan Sekretaris Jenderal Ombudsman Nomor
SEK-123a.PL.03.01 Tahun 2015 tentang Pedoman
Penatausahaan Persediaan di Lingkungan Ombudsman
Republik Indonesia dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
- 16 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
Pasal 23
Peraturan Sekretaris Jenderal Ombudsman ini mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 November 2020
SEKRETARIS JENDERAL,
TTD.
SUGANDA PANDAPOTAN PASARIBU
- 17 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
LAMPIRAN I
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL
OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 9 TAHUN 2020
TENTANG
PEDOMAN PENATAUSAHAAN PERSEDIAN
DI LINGKUNGAN OMBUDSMAN REPUBLIK
INDONESIA
KLASIFIKASI PERSEDIAAN
1. Definisi
Definisi persediaan yang dimaksud dalam Peraturan Sekretaris Jenderal
Ombudsman Republik Indonesia ini mengacu kepada Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
menyatakan bahwa persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional
pemerintah. Suatu barang dapat digolongkan sebagai persediaan:
a. Apabila perencanaan pengadaan barang tersebut bersifat kontinu dan
berkelanjutan, tidak hanya untuk satu kali kegiatan dalam jangka
waktu pendek.
b. Dalam hal barang berasal dari bantuan pemerintah untuk diserahkan
kepada masyarakat/pemda, harus dicatat sebagai persediaan.
2. Klasifikasi
Suatu aset dapat diklasifikasikan sebagai persediaan manakala aset
tersebut memenuhi salah satu kriteria yang disebutkan dalam Standar
Akuntansi pemerintahan, yaitu :
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka
kegiatan operasional pemerintah. Termasuk dalam kelompok ini adalah
barang pakai habis seperti alat tulis kantor;
b. Barang yang disimpan untuk diserahkan kepada masyarakat dalam
rangka kegiatan pemerintahan. Contohnya adalah seminar kit/goodie
bag.
3. Jenis-jenis persediaan berdasarkan bentuk dan jenis:
a. barang konsumsi.
b. bahan untuk pemeliharaan.
c. barang untuk diserahkan kepada masyarakat.
- 18 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
4. Pencatatan persediaan
a. persediaan dicatat menggunakan metode perpetual, yakni dicatat setiap
terjadi transaksi.
b. pencatatan dilakukan berdasarkan satuan barang yang lazim atau
satuan lain yang dianggap memadai
c. di akhir periode pelaporan catatan persediaan disesuaikan dengan hasil
Inventarisasi fisik (stock opname)
5. Akun Belanja Barang Persediaan pada Segmen akun
a. Belanja Barang Persediaan
52181 Belanja Barang Untuk Persediaan
521811 Belanja Barang Persediaan Barang
Konsumsi
521812 Belanja Barang Persediaan Amunisi
521813 Belanja Barang Persediaan Pita Cukai,
Materai dan Leges
52182 Belanja Barang Persediaan untuk proses
produksi
521821 Belanja Barang Persediaan bahan baku
521822 Belanja Barang persediaan barang dalam
proses
52183 Belanja Barang Persediaan Bahan Lainnya
521831 Belanja Barang Persediaan untuk tujuan
strategis/berjaga-jaga
521832 Belanja Barang Persediaan lainnya
- 19 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
b. Belanja Pemeliharaan
52311 Belanja Pemeliharaan Gedung dan
Bangunan
523112 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan
Gedung dan bangunan
52312 Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
523123 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan
Peralatan dan Mesin
52319 Belanja Pemeliharaan Lainnya
523191 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan
lainnya.
SEKRETARIS JENDERAL,
TTD.
SUGANDA PANDAPOTAN PASARIBU
- 20 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
LAMPIRAN II
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL
OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 9 TAHUN 2020
TENTANG
PEDOMAN PENATAUSAHAAN PERSEDIAN
DI LINGKUNGAN OMBUDSMAN REPUBLIK
INDONESIA
I. FORMAT LAPORAN PERSEDIAAN
UAPB : (1)
UAPPB-E1 : (2)
UAPPB-W : (3)
LAPORAN PERSEDIAAN
Untuk Periode Yang Berakhir : (4)
Tahun Anggaran : (5)
UAKPB : (6)
KODE UAKPB : (7)
KODE URAIAN NILAI
PER……. (8)
(9) (10) (11)
JUMLAH ………………… (12)
Keterangan :
1. Persediaan senilai Rp……………….(13)…..dalam kondisi rusak
2. Persediaan senilai Rp……………….(13)…..dalam kondisi usang
Disetujui tanggal……..(15)……. ……………….(16)……………..
Penanggungjawab UAKPB Petugas Pengelola Persediaan
Nama : (17) Nama : (18)
NIP : (17) NIP : (18)
- 21 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
Keterangan :
(1) Diisi dengan nama Unit Akuntansi Pengguna Barang.
(2) Diisi dengan nama Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon 1.
(3) Diisi denga nam Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah.
(4) Diisi dengan periode pelaporan.
(5) Diisi dengan tahun anggaran pelaporan
(6) Diisi dengan nam Unit Akuntansi KPB/Unit Akuntansi Pembantu KPB.
(7) Diisi dengan kode Unit Akuntansi KPB/Unit Akuntansi Pembantu KPB.
(8) Diisi dengan tanggal akhir periode pelaporan.
(9) Diisi dengan kode barang.
(10) Diisi dengan uraian barang.
(11) Diisi dengan nilai barang.
(12) Diisi dengan jumlah total nilai barang.
(13) Diisi dengan nilai barang dalam kondisi rusak.
(14) Diisi dengan nilai barang dalam kondisi using.
(15) Diisi dengan tanggal, bulan dan tahun pelaporan disetujui.
(16) Diisi dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun laporan dibuat.
(17) Diisi dengan nama dan NIP penangung jawab KPB/Kuasa Pembantu
Pengguna Barang.
(18) Diisi dengan nama dan NIP petugas pengelola Persediaan.
- 22 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
II. FORMAT LAPORAN PERSEDIAAN PERWAKILAN
OPNAME FISIK PERSEDIAAN PER ......(a).........
PERWAKILAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA
PROVINSI ...........(b)....................
TAHUN .....(c).........
NO NAMA
BARANG SATUAN
SALDO
PER
....(d)....
JUMLAH
PEMAKAIAN
JUMLAH
PEMBELIAN
SALDO
AKHIR
(e) (f) (g) (h) (i) (j) (k)
…………(l)……………
Pengelola Persediaan Kepala Perwakilan/Kepala Bagian
Provinsi …………(m)…………
(n) (o)
NIP. (p) NIP. (q)
- 23 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
Keterangan :
1. Huruf (a) : Diisi dengan tanggal opname fisik.
2. Huruf (b) : Diisi dengan nama Perwakilan Ombudsman RI.
3. Huruf (c) : Diisi dengan Tahun Anggaran.
4. Huruf (d) : Diisi dengan saldo akhir setiap bulan.
5. Huruf (e) : Diisi dengan nomor urut barang.
6. Huruf (f) : Diisi dengan nama barang.
7. Huruf (g) : Diisi dengan satuan barang.
8. Huruf (h) : Diisi dengan jumlah saldo akhir barang tiap bulan.
9. Huruf (i) : Diisi dengan jumlah pemakaian barang.
10. Huruf (j) : Diisi dengan jumlah pembelian barang.
11. Huruf (k) : Diisi dengan saldo akhir barang.
12. Huruf (l) : Diisi dengan tanggal penandatanganan laporan persediaan.
13. Huruf (m) : Diisi dengan nama Kepala Bagian atau Kepala Perwakilan
Ombudsman RI.
14. Huruf (n) : Diisi dengan nama dan tanda tangan pengelola persediaan.
15. Huruf (p) : Diisi dengan nama dan tanda tangan Kepala Perwakilan
Ombudsman RI.
- 24 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
III. FORMAT SURAT PERMINTAAN BARANG
OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA
FORM PEMAKAIAN ALAT TULIS KANTOR
Nama : ..................................... (a)
Bagian/Biro : ..................................... (b)
Hari/Tanggal/Jam : ..................................... (c)
Nomor Pemakaian* : …………………………………. (d)
NO JENIS BARANG JUMLAH
SATUAN KETERANGAN ANGKA HURUF
(e) (f) (g) (h) (i) (j)
Yang Menyerahkan Pemohon
(..............(k)...............) (................(l)..............)
Mengetahui
Kepala Perwakilan/Kepala Bagian
(.................(m)...................)
- 25 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
Keterangan :
Petunjuk Pengisian Surat Permintaan Barang :
1. Penjelasan Umum
1) SPB dibuat apabila ada permintaan barang habis pakai dari unit
pemakai barang.
2) SPB diarsipkan di tempat /Gudang Penyimpanan.
2. Cara Pengisian
(1) Huruf (a) :Diisi dengan nama pemakai barang.
(2) Huruf (b) :Diisi dengan nama unit pemakai barang.
(3) Huruf (c) :Diisi dengan hari, tanggal, dan jam permintaan
barang.
(4) Huruf (d) :Diisi oleh petugas gudang.
(5) Huruf (e) :Diisi nomor urut.
(6) Huruf (f) :Diisi dengan nama barang.
(7) Huruf (g) :Diisi dengan jumlah permintaan barang berupa angka.
(8) Huruf (h) :Diisi dengan jumlah permintaan barang berupa huruf.
(9) Huruf (i) :Diisi dengan satuan barang.
(10) Huruf (j) :Diisi dengan keterangan.
(11) Huruf (k) :Diisi dengan nama dan tanda tangan petugas gudang.
(12) Huruf (l) :Diisi dengan nama dan tanda tangan pemakai barang.
(13) Huruf (m) :Diisi dengan nama dan tanda tangan Kepala
Perwakilan atau Kepala Bagian Ombudsman RI.
- 26 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
IV. FORMAT BERITA ACARA OPNAME FISIK PERSEDIAAN
A. OMBUDSMAN (PUSAT)
OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA
BERITA ACARA
OPNAME PERSEDIAAN (STOCK OPNAME)
Bahwa dalam rangka melakukan kegiatan Opname Persediaan di Kantor
Ombudsman Republik Indonesia Tahun Anggaran …(a).., pada hari ini …(b)….. tanggal
..(c).. bulan ……(d)……. tahun …(e)…., yang bertandatangan di bawah ini:
1. Nama
NIP
Jabatan
:
:
:
(f)
(g)
(h)
2. Nama
NIP
Jabatan
:
:
:
(i)
(j)
(k)
Menyatakan bahwa telah melakukan opname persediaan (stock opname) pada
Kantor Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia Provinsi .......(l)........... . Demikian
Berita Acara Cek Fisik Persediaan Barang Milik Negara (BMN) ini dibuat untuk dapat
diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pengelola Persediaan, Petugas Gudang Persediaan,
(m) (n)
NIP: (o) NIP: (p)
Mengetahui,
Kepala Subbagian Perlengkapan dan Penatausahaan Aset
(q)
NIP: (r)
- 27 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
Keterangan :
Petunjuk Pengisian Berita Acara Opname Fisik Persediaan
1. Penjelasan Umum
1) Berita Acara Opname Fisik Persediaan dibuat setelah menghitung jumlah fisik
barang oleh petugas pengelola persediaan.
2) Berita Acara Opname Fisik Persediaan di arsipkan di Kantor Ombudsman RI.
2. Cara Pengisian
1) Huruf (a) : Diisi Tahun Anggaran.
2) Huruf (b) : Diisi hari pelaksanaan opname fisik persediaan.
3) Huruf (c) : Diisi tanggal pelaksanaan opname fisik persediaan.
4) Huruf (d) : Diisi bulan pelaksanaan opname fisik persediaan.
5) Huruf (e) : Diisi tahun pelaksanaan opname fisik persediaan.
6) Huruf (f) : Diisi nama petugas pengelola persediaan.
7) Huruf (g) : Diisi NIP petugas pengelola persediaan.
8) Huruf (h) : Diisi jabatan petugas pengelola persediaan.
9) Huruf (i) : Diisi nama petugas gudang persediaan.
10) Huruf (j) : Diisi NIP petugas gudang persediaan.
11) Huruf (k) : Diisi jabatan petugas gudang persediaan.
12) Huruf (l) : Diisi Provinsi Perwakilan Ombudsman RI.
13) Huruf (m) : Diisi nama dan tanda tangan petugas pengelola persediaan.
14) Huruf (n) : Diisi nama dan tanda tangan petugas gudang persediaan.
15) Huruf (o) : Diisi NIP petugas pengelola persediaan.
16) Huruf (p) : Diisi NIP petugas gudang persediaan.
17) Huruf (q) : Diisi nama dan tanda tangan.
18) Huruf (r) : Diisi dengan NIP.
- 28 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
B. PERWAKILAN OMBUDSMAN
PERWAKILAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA PROVINSI …………(a)…………………..
BERITA ACARA
OPNAME PERSEDIAAN (STOCK OPNAME)
Bahwa dalam rangka melakukan kegiatan Opname Persediaan di Kantor
Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia Provinsi ……..(b)……..Tahun Anggaran
…(c).., pada hari ini …(d)….. tanggal ..(e).. bulan ……(f)……. tahun …(g)…., yang
bertandatangan di bawah ini:
1. Nama
NIP
Jabatan
:
:
:
(h)
(i)
(j)
2. Nama
NIP
Jabatan
:
:
:
(k)
(l)
(m)
Menyatakan bahwa telah melakukan opname persediaan (stock opname) pada
Kantor Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia Provinsi .......(n)........... . Demikian
Berita Acara Cek Fisik Persediaan Barang Milik Negara (BMN) ini dibuat untuk dapat
diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pengelola Persediaan, Petugas Gudang Persediaan,
(o) (p)
NIP: (q) NIP: (r)
Mengetahui,
Kepala Perwakilan Ombudsman RI
Provinsi .........(s)............
(t)
- 29 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
Keterangan :
Petunjuk Pengisian Berita Acara Opname Fisik Persediaan
3. Penjelasan Umum
3) Berita Acara Opname Fisik Persediaan dibuat setelah menghitung jumlah fisik
barang oleh petugas pengelola persediaan.
4) Berita Acara Opname Fisik Persediaan di arsipkan di Kantor Perwakilan
Ombudsman RI dan mengirimkan softcopy ke Kantor Pusat Ombudsman RI.
4. Cara Pengisian
19) Huruf (a) : Diisi Provinsi Perwakilan Ombudsman RI.
20) Huruf (b) : Diisi Provinsi Perwakilan Ombudsman RI.
21) Huruf (c) : Diisi Tahun Anggaran.
22) Huruf (d) : Diisi hari pelaksanaan opname fisik persediaan.
23) Huruf (e) : Diisi tanggal pelaksanaan opname fisik persediaan.
24) Huruf (f) : Diisi bulan pelaksanaan opname fisik persediaan.
25) Huruf (g) : Diisi tahun pelaksanaan opname fisik persediaan.
26) Huruf (h) : Diisi nama petugas pengelola persediaan.
27) Huruf (i) : Diisi NIP petugas pengelola persediaan.
28) Huruf (j) : Diisi jabatan petugas pengelola persediaan.
29) Huruf (k) : Diisi nama petugas gudang persediaan.
30) Huruf (l) : Diisi NIP petugas gudang persediaan.
31) Huruf (m) : Diisi jabatan petugas gudang persediaan.
32) Huruf (n) : Diisi Provinsi Perwakilan Ombudsman RI.
33) Huruf (o) : Diisi nama dan tanda tangan petugas pengelola persediaan.
34) Huruf (p) : Diisi nama dan tanda tangan petugas gudang persediaan.
35) Huruf (q) : Diisi NIP petugas pengelola persediaan.
36) Huruf (r) : Diisi NIP petugas gudang persediaan.
37) Huruf (s) : Diisi Provinsi Perwakilan Ombudsman RI.
38) Huruf (t) : Diisi nama dan tanda tangan Kepala Perwakilan Ombudsman RI.
- 30 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
V. FORMAT LAMPIRAN BERITA ACARA OPNAME FISIK PERSEDIAAN
A. OMBUDSMAN (PUSAT)
OPNAME FISIK PERSEDIAAN PER ......(a).........
OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA
NO NAMA BARANG SATUAN JUMLAH
(b) (c) (d) (e)
Keterangan :
1. Huruf (a) : Diisi dengan tanggal opname fisik.
2. Huruf (b) : Diisi dengan nomor urut barang.
3. Huruf (c) : Diisi dengan nama barang.
4. Huruf (d) : Diisi dengan satuan barang.
5. Huruf (e) : Diisi dengan jumlah fisik barang.
- 31 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
B. PERWAKILAN OMBUDSMAN
OPNAME FISIK PERSEDIAAN PER ......(a).........
PERWAKILAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA
PROVINSI ...........(b)....................
NO NAMA BARANG SATUAN JUMLAH
(c) (d) (e) (f)
Keterangan :
1. Huruf (a) : Diisi dengan tanggal opname fisik.
2. Huruf (b) : Diisi dengan nama Perwakilan Ombudsman RI.
3. Huruf (c) : Diisi dengan nomor urut barang.
4. Huruf (d) : Diisi dengan nama barang.
5. Huruf (e) : Diisi dengan satuan barang.
6. Huruf (f) : Diisi dengan jumlah fisik barang.
- 32 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
VI. FORMAT KARTU KARTU GANTUNG BARANG
O
KARTU BARANG PERSEDIAAN
SATUAN BARANG :
..............(c)...............
NAMA BARANG :
............(a)............... KODE LETAK :
...........(d)..............
KETERANGAN :
............(b).................
NO.
URUT TANGGAL
NO.
DOKUMEN MASUK KELUAR SISA PARAF
1 2 3 4 5 6 7
(e) (f) (g) (h) (i) (j) (k)
- 33 -
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO
Keterangan :
Petunjuk Pengisian Kartu Barang Persediaan :
1. Penjelasan Umum
1) Kartu barang dibuat oleh petugas yang mengelola gudang/tempat
Penyimpanan.
2) Saldo awal kartu barang berasal dari hasil Inventarisasi persediaan atau sisa
dari tahun sebelumnya.
3) Kartu barang dicatat apabila ada mutasi penambahan/pengurangan.
4) Kartu barang sebagai salah satu bahan dalam penyusunan buku persediaan.
5) Kartu barang ditutup pada setiap akhir bulan.
2. Cara Pengisian
1) Huruf (a) : Diisi dengan nama barang.
2) Huruf (b) : Diisi dengan keterangan barang.
3) Huruf (c) : Diisi dengan satuan barang.
4) Huruf (d) : Diisi dengan kode letak barang dalam gudang/tempat
Penyimpanan barang.
5) Huruf (e) : Diisi dengan nomor urut.
6) Huruf (f) : Diisi dengan tanggal transaksi barang.
7) Huruf (g) : Diisi dengan nomor dokumen permintaan barang.
8) Huruf (h) : Diisi dengan jumlah barang masuk.
9) Huruf (i) : Diisi dengan jumlah barang keluar.
10) Huruf (j) : Diisi dengan jumlah sisa barang.
11) Huruf (k) : Diisi dengan paraf petugas gudang/tempat Penyimpanan barang.
SEKRETARIS JENDERAL,
TTD.
SUGANDA PANDAPOTAN PASARIBU