PUSAT HUKUM DAN HUBUNGAN MASYARAKAT, BPN RI SJDI HUKUM
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 2009
TENTANG
TATA NASKAH DINAS DAN TATA KEARSIPAN
DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dengan adanya perubahan kelembagaan dan
untuk kelancaran tugas umum pemerintahan dan pembangunan, ketentuan mengenai tata naskah dinas
dan tata kearsipan yang berlaku sudah tidak sesuai lagi
dan perlu penyempurnaan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu ditetapkan Peraturan
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia tentang Tata Naskah Dinas dan Tata Kearsipan di
Lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2043);
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1971 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2964);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 tentang
Penyusutan Arsip (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1979 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3151);
4. Peraturan …
PUSAT HUKUM DAN HUBUNGAN MASYARAKAT, BPN RI SJDI HUKUM
- 2 -
4. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang
Lambang Negara, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1958 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958
Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1877);
5. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang
Badan Pertanahan Nasional;
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Tata
Naskah Dinas;
7. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organsisasi dan Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia;
8. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
dan Kantor Pertanahan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG TATA NASKAH DINAS DAN TATA KEARSIPAN DI
LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA.
Pasal 1
(1) Tata Naskah Dinas dan Tata Kearsipan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia merupakan pedoman penyelenggaraan
administrasi bagi seluruh unit kerja di lingkungan Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia.
(2) Tata Naskah Dinas dan Tata Kearsipan dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
Pasal 2
(1) Jenis Naskah Dinas di lingkungan Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia, terdiri dari: a. Naskah Dinas Arahan;
b. Naskah Dinas Korespondensi;
c. Naskah Dinas Khusus; dan
d. Naskah Dinas Lainnya.
(2) Rincian jenis dan format, serta penyusunan Naskah Dinas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran
Peraturan ini.
Pasal 3 ...
PUSAT HUKUM DAN HUBUNGAN MASYARAKAT, BPN RI SJDI HUKUM
- 3 -
Pasal 3
(1) Tata Naskah Dinas di lingkungan Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia meliputi kegiatan: a. pengaturan jenis;
b. pengaturan format;
c. penyiapan;
d. pengamanan; e. pengabsahan;
f. pendistribusian;
g. penyimpanan; dan h. penggunaan media elektronik.
(2) Tata Kearsipan di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia, meliputi kegiatan: a. Penataan Arsip;
b. Perawatan/Pemeliharaan Arsip;
c. Peminjaman/Penemuan Kembali Arsip; dan d. Penyusutan Arsip.
(3) Rincian lebih lanjut tentang Tata Naskah Dinas dan Tata Kearsipan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
Pasal 4
(1) Naskah Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) diolah
oleh unit kerja satuan organisasi di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
(2) Penomoran, pemberian kode Naskah Dinas dan Tata Kearsipan di
lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dilakukan
oleh unit kerja yang tugas dan fungsinya di bidang persuratan dan kearsipan kecuali ditentukan lain oleh ketentuan khusus.
Pasal 5
Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Tata Naskah Dinas dan Tata
Kearsipan di setiap unit organisasi di lingkungan Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia menyesuaikan dengan Peraturan ini paling lama 1 (satu) tahun sejak ditetapkannya Peraturan ini.
Pasal 6
Dengan mulai berlakunya Peraturan ini, maka :
1. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1988
tentang Kop Surat, Stempel Dinas dan Papan Nama di Lingkungan
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan;
2. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1989 tentang Pedoman Naskah Dinas di Lingkungan Badan Pertanahan
Nasional;
3. Keputusan ...
PUSAT HUKUM DAN HUBUNGAN MASYARAKAT, BPN RI SJDI HUKUM
- 4 -
3. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 1989 tentang Tata Kearsipan Badan Pertanahan Nasional;
4. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 19 Tahun 1993 tentang Pedoman Pengurusan Surat dan
Pengelolaan Arsip;
5. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 9 Tahun 1994 tentang Jadwal Retensi Arsip Badan Pertanahan
Nasional;
6. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 1999 tentang Stempel Dinas Bernomor Seri Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi dan Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kotamadya;
7. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2000
tentang Nama Jabatan, Penggunaan Kop Surat, Stempel Dinas dan Papan Nama di Lingkungan Badan Pertanahan Nasional; dan
8. Ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan ini,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 7
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 26 Pebruari 2009
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
JOYO WINOTO, Ph.D
JADWAL RETENSI ARSIP BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
I UMUM 1) Lambang BPN
a. Pembuatan
b. Ketentuan tentang lambang
dan penggunaan lambang
2) Pakaian Dinas
a. Pembuatan
b. Ketentuan tentang lambang
dan penggunaan lambang
3) Ucapan Selamat/Terima Kasih
- Surat penghargaan
Adm/Hukum/Pembuktian
Adm/Hukum/Pembuktian
Adm/Hukum/Pembuktian
Adm/Hukum/Pembuktian
Administrasi
1 th setelah
ditetapkan
1 th setelah
ditetapkan
1 tahun
1 th setelah
ditetapkan
1 tahun
1 th setelah diganti
1 th setelah diganti
1 tahun
1 th setelah diganti
--
Dinilai Kembali
Dinilai Kembali
Dinilai Kembali
Dinilai Kembali
Musnah
4) Urusan Dalam
a. Pedoman tentang Keamanan
lingkungan kerja
Adm/Hukum/Pembuktian
1 th setelah
ditetapkan
1 th setelah ada
ketentuan baru
Dinilai Kembali
- 2 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
b. Pedoman Rakyat
Adm/Hukum/Pembuktian
1 th setelah
ditetapkan
1 th setelah ada
ketentuan baru
Dinilai Kembali
c. Penyelenggaraan Keamanan Adm/Hukum/Pembuktian 1 tahun 1 tahun Dinilai Kembali
d. Penyelenggaraan Rapat.
Administrasi
1 tahun
1 tahun
Musnah
5) Protokol
a. Pedoman Keprotokolan
Adm/Hukum/Pembuktian
1 tahun
1 th setelah ada
ketentuan baru
Dinilai Kembali
b. Laporan Kegiatan
Keprotokolan
c. Daftar alamat Kantor,
Pejabat
Administrasi
Administrasi
1 tahun
1 tahun
1 tahun
1 th setelah ada
ketentuan baru
Musnah
Musnah
d. Kunjungan/acara Pinjaman
dan tamu
Administrasi
1 tahun
1 tahun
Musnah
e. Penyelenggaraan Upacara Administrasi
1 tahun
1 tahun
Musnah
- 3 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
dan hari besar
6) Peralatan/Perlengkapan
Administrasi/ Informasi
1 tahun setelah
pelaksanaan
Sampai dengan
barang dihapus
Musnah, kecuali berkas
pertanggung jawaban keuangan
a. Pengadaan Inventaris Barang
(1) Inventarisasi barang
bergerak/tidak bergerak
Administrasi
1 th setelah ada
Inventarisasi baru
Sampai dengan
penghapusan
Musnah
(2) Daftar Inventaris barang
milik Proyek Administrasi
1 th setelah ada
Inventaris baru
Sampai dengan
penghapusan Musnah
(3) Daftar Ulang dan hasil
Stock Opname
Administrasi
1 th setelah ada
Inventaris baru
Sampai dengan
penghapusan Musnah
(4) Peralatan Teknis
Administrasi
1 th setelah ada
Inventaris baru
Sampai dengan
penghapusan Musnah
b. Distribusi
(1) Distribusi barang, habis
pakai
Administrasi 1 tahun Sampai dengan
penghapusan Musnah
(2) Barang bergerak/tidak
bergerak.
Administrasi
1 th setelah
realisasi
1 th setelah
penghapusan
Musnah
- 4 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
7) Kepustakaan
a. Pengadaan Buku
Administrasi/Informasi
1 tahun
1 th setelah
pertanggung
jawaban
Musnah, kecuali berkas per-
tanggung jawaban keuangan
b. Daftar Pinjaman
Administrasi
1 tahun
1 th setelah
kembali
Musnah
c. Pengahapusan Inventaris
Buku
Administrasi
1 tahun
1 tahun
Musnah
d. Buku Publikasi
Administrasi
1 tahun
1 tahun
Musnah
8) Kearsipan
a. Pendoman Kearsipan
Administrasi
Selama berlaku
1 tahun
Dinilai kembali
b. Daftar Pemindahan Arsip
Administrasi
1 th setelah
pemindahan
1 tahun
Musnah
c. Penyerahan Arsip
Administrasi
1 tahun
Selama masih
diperlukan
Musnah
d. Pemusnahan Arsip
Administrasi
1 tahun
Selama masih
diperlukan
Musnah
e. Buku Ekspedisi (Bukti
penerimaan dan pengiriman)
Administrasi
1 tahun
Selama masih
diperlukan
Musnah
- 5 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
9) Organisasi dan Ketata
Laksanaan
a. Pembakaran Sistem, formulir
dan struktur tata ruang
kantor (lay out)
Administrasi/Informasi
1 tahun
1 tahun setelah diganti yang baru
Permanen
b. Klasifikasi jabatan,
pelimpahan wewenang dan
analisis jabatan
Administrasi
1 tahun
1 tahun setelah
diganti yang baru
Musnah
c. Pengembangan Organisasi Administrasi 1 tahun 5 tahun Musnah
d. Pengembangan Sistem,
Prosedur, Metode
Administrasi
1 tahun
5 tahun
Musnah
10) Perjalanan Dinas
a. Ketentuan mengenai
pelaksanaan perjalanan dinas
Administrasi/Informasi
1 tahun setelah
ditetapkan
Sampai ada penggantian baru
Dinilai kembali
b. Perjalanan dinas
pejabat/pegawai
Administrasi/Informasi 1 tahun
1 tahun setelah
pemeriksaan
Musnah, kecuali perjalanan
pejabat yg menyangkut kepentingan Nasional
- 6 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
11) Gedung Kantor/Bangunan
a. Bukti-bukti pemilikan
gedung/bangunan meliputi
Sertipikat tanah, ijin
bangunan, gambar berikut
besteksnya, silsilah riwayat
bangunan, cara perolehan,
daftar sarana fasilitasnya
Administrasi/Informasi
Selama gedung
masih ada
Selama masih
diperlukan
b. Pemeliharaan dan perbaikan
gedung/bangunan meliputi :
perencanaan fisik biaya
perbaikan dan pemeliharaan
gedung/bangunan
penambahan serta perbaikan
sarana fasilitas dan
pelaksanaannya.
Administrasi
2 th setelah
pelaksanaan
5 tahun
Musnah kecuali yang
berhubungan dengan pertanggungjawaban
keuangan.
c. Pembagian/penggunaan
ruangan Administrasi 1 tahun 1 tahun Musnah
d. Standarisasi
ruangan/bangunan/ dan
Administrasi
1 th setelah
ditetapkan
Setelah ada standar
baru Dinilai kembali
- 7 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
peralatannya
e. Peminjaman
ruangan/bangunan/
perkarangan untuk sesuatu
kegiatan
Administrasi 1 tahun 1 tahun Musnah
f. Ijin menggunakan bangunan
Kantor dan ijin menghuni
meliputi: permohonan dan
lain-lain
Administrasi/Hukum
Selama ijinnya
masih berlaku
1 tahun
Dinilai kembali
g. Sewa menyewa
gedung/bangunan
Administrasi/Hukum
Selama sewa-menyewa
berlangsung
1 tahun
Musnah kecuali yang
berhubungan dengan
pertanggungjawaban keuangan
h. Penjualan rumah dinas
meliputi: Kelengkapan
persyaratannya
Administrasi
1 tahun
- -
i. Tukar menukar
gedung/bangunan pemindah
tanganan gedung/ bangunan
Administrasi/Hukum 1 th setelah ada
serah terima
Selama masih
diperlukan Dinilai kembali
- 8 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
II
SURVEY PENGUKURAN
DAN PEMETAAN
1) Pengukuran dan Pemetaan
fotogrametri.
a. Peta Skala 1 : 1.000 (1) Paper print
(2) Screen Positip
(3) Negatif Screen (4) Fair Drawing
(5) Negatip Rektifikasi
(6) Mosaik
(7) Indeks Sheet b. Foto Udara Skala 1 :
5.000
(1) Negatip roll Film (2) Diapositip
(3) Paper print
Administrasi/Informasi
Administrasi/Informasi
2 th setelah peta
dibuat
2 th setelah peta dibuat
Selama diperlukan
Selama diperlukan
Permanen
Permanen
c. Data Hitungan
(1) Buku Ukur
(2) Diskripsi pilar/Photo Point/ premark
(3) Hitungan Koordinat:
- Poligon - Triangulasi
Udara
Administrasi/Informasi 2 th setelah peta
dibuat Selama diperlukan Permanen
2) Pengukuran dan Pemetaan
Terrestris. a. Pengukuran
(1) Daftar Koordinat Titik
Refferensi Ukuran (2) Daftar Koordinat Titik
Dasar Teknis (Kadastre
Punt)
Administrasi/Informasi
2 th setelah peta
dibuat
Selama diperlukan
Permanen
- 9 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
b. Pemetaan
(1) Peta Topografi
(1 : 10.000 atau lebih kecil)
Administrasi/Informasi 2 tahun
Selama diperlukan Permanen
(2) Peta Dasar Teknis
(1 : 5.000 atau 1 : 10.000)
Administrasi/Informasi 2 tahun Selama diperlukan Permanen
(3) Peta Kerja
(1 : 5.000 atau 1 : 10.000)
Administrasi/Informasi 2 tahun Selama diperlukan Permanen
(4) Peta Gambar Situasi
Khusus
(1 : 10.000 atau lebih kecil)
Administrasi/Informasi 2 tahun Selama diperlukan Permanen
3) Penatagunaan Tanah
a. Peta monitoring kegiatan
Penatagunaan Tanah
Administrasi/Informasi
Selama masih
dipakai
Selama diperlukan
Permanen
b. Indek/Daftar Peta dan
koreksi Peta-peta
Administrasi/Informasi
Selama masih
dipakai Selama diperlukan Dinilai kembali
c. Peta Potret Udara dan
Topografi Ilmiah/Informasi
Selama masih
dipakai Selama diperlukan Permanen
d. Diskripsi Pilar Informasi Selama masih
dipakai Selama diperlukan
Permanen
- 10 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
e. Data perhitungan luas,
kemampuan tanah dan
penggunaan tanah
Ilmiah/Informasi Selama masih dipakai
Selama diperlukan Dinilai kembali
f. Peta penggunaan tanah Ilmiah/Informasi Selama masih dipakai
Selama diperlukan
Permanen
g. Peta kemampuan tanah Ilmiah/Informasi
2 th setelah dicetak ulang
Selama diperlukan
Permanen
h. Peta Republik Indonesia Peta
Kota/Kab/Kodya
Ilmiah/Informasi
2 th setelah dicetak
ulang
Selama diperlukan
Permanen
i. Peta-peta Kota Kecamatan
dan Pusat Desa
Ilmiah/Informasi
2 th setelah dicetak
ulang Selama diperlukan Permanen
j. Peta persediaan tanah dan
penguasaan tanah Ilmiah/Informasi
2 th setelah dicetak
ulang Selama diperlukan Permanen
k. Mikro Film Peta penggunaan
tanah, kemampuan tanah dan
catatan survey
4) Pengaturan dan Penguasaan
a. Peta Identifikasi
Penguasaan/Pemilikan
Tanah
Ilmiah/Informasi
Ilmiah/Informasi
2 th setelah dibuat
mikro film
2 th setelah direproduksi
Selama diperlukan
Selama diperlukan
Permanen
Permanen
- 11 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
b. Peta Identifikasi Tanah
Negara
Ilmiah/Informasi
2 th setelah
direproduksi Selama diperlukan
Permanen
c. Peta Konsolidasi Tanah Ilmiah/Informasi 2 th setelah
direproduksi Selama diperlukan Permanen
III
HAK TANAH DAN
PENDAFTARAN
TANAH
1) Pemberian, Perpanjangan,
Pembaharuan, Penegasan dan
Pembatalan Hak Atas Tanah
Adm/Hukum/Informasi 2 th setelah ditetapkan
Selama diperlukan Permanen
2) Perpanjangan jangka waktu uang
pemasukan dan pendaftaran Hak Adm/Hukum/Informasi
2 th setelah
ditetapkan Selama diperlukan Permanen
3) Ijin Pemindahan atau Pelepasan Adm/Hukum/Informasi 2 th setelah
ditetapkan Selama diperlukan Permanen
4) Penunjukan Badan Hukum untuk
mempunyai Hak Milik atas
Tanah
Adm/Hukum/Informasi 2 th setelah
ditetapkan Selama diperlukan Permanen
(1) Pendaftaran Tanah
a. SK. Penetapan Daerah
Desa Persiapan
Administrasi
Sampai dengan SK
Desa Lengkap
terbit
1 tahun Musnah
b. Daftar Daerah Desa
Persiapan Administrasi
Sampai dengan
Daftar Desa
lengkap terbit
1 tahun Musnah
c. SK. Penetapan Daerah
Desa Lengkap
Administrasi/Informasi
Selama diperlukan
-
Permanen
- 12 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
d. Daftar Daerah Desa
Lengkap Administrasi/Informasi
Selama diperlukan
-
Permanen
(2) Pendaftaran Hak Atas Tanah
a. Warkah Tanah Administrasi/Informasi
1 th setelah diterbitkan
sertipikatnya
Selama diperlukan Permanen
b. Daftar Nama Adm/Informasi/Hukum 1 th setelah
diterbitkan sertipikatnya
Selama diperlukan Permanen
c. Daftar Buku Tanah Adm/Informasi/Hukum 1 th setelah
diterbitkan sertipikatnya
Selama diperlukan Permanen
d. Daftar Surat Ukur Adm/Informasi/Hukum 1 th setelah
diterbitkan
sertipikatnya
Selama diperlukan Permanen
(3) Peralihan Hak dan
Pembebasan Hak Administrasi/Informasi
2 th setelah pemrosesan
25 tahun Permanen
(4) Ke-PPAT-an
a. Lamaran Peserta Ujian
PPAT
Administrasi 1 th setelah
diangkat/ditolak - - Musnah
b. SK. Pengangkatan,
penambahan daerah
kerja, penyesuaian
daerah kerja,
pemberhentian
Administrasi 1 th setelah ditetapkan
1 th setelah
bersangkutan
pensiun
Musnah
- 13 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
c. Laporan kerja PPAT Administrasi 1 th setelah
dievaluasi - - Musnah
IV
PENGATURAN
DAN PENATAAN
PERTANAHAN
Pengaturan Penguasaan Tanah
1) Redistribusi
a. Surat Izin Menggarap
Hukum/Informasi
2 th setelah diterbitkan
Selama masih
berlaku
Dinilai kembali
b. Surat Keputusan Penegasan
sebagai Obyek Landreform
Hukum/Informasi
2 th setelah
diterbitkan
Selama masih
berlaku Permanen
c. Surat Keputusan Penguasaan
Atas Tanah Kelebihan
Maksimum/Tanah Absentee
Hukum/Informasi
2 th setelah
diterbitkan
Selama masih
berlaku Permanen
d. Surat Keputusan Pemberian
Hak/Redistribusi
Hukum/Informasi
2 th setelah
diterbitkan
Selama masih
berlaku Permanen
e. Surat Izin Pemindahan Hak
Atas Tanah Obyek Landreform Hukum/Informasi
2 th setelah
diterbitkan
Selama masih
berlaku Permanen
2) Surat Keputusan pencabutan Hak
Milik dalam rangka pelaksanaan
Landreform
Hukum/Informasi 2 th setelah
diterbitkan
Selama masih
berlaku
Permanen
3) Surat Keputusan Penyelesaian
kasus dalam rangka sengketa
Landreform
Hukum/Informasi 2 th setelah
diterbitkan
Selama diperlukan
Permanen
- 14 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
4) Surat Keputusan Pembayaran
Ganti Rugi Tanah
Kelebihan/Absentee/Bekas Tanah
Partikelir
Hukum/Informasi 2 th setelah
diterbitkan Selama diperlukan
Permanen
5) Surat Keputusan Bupati/ Walikota
Kepala Daerah tentang penegasan
lokasi konsolidasi Tanah
Hukum/Informasi 2 th setelah
diterbitkan Selama diperlukan
Permanen
6) Laporan hasil pelaksanaan
Landreform : Triwulan dan
Tahunan
Hukum/Informasi 1 tahun
1 th setelah
dipertanggung
jawabkan
Permanen
7) Surat Keputusan Penegasan
menjadi tanah Negara (kalau tanah
tersebut terkena UU No.1 Tahun
1958)
Hukum/Informasi 2 th setelah
diterbitkan Selama diperlukan
Musnah, kecuali laporan
tahunan dinilai kembali.
8) Surat Keputusan kesediaan
Pemerintah untuk memberikan
ganti rugi
Hukum/Informasi 2 th setelah diterbitkan
Selama diperlukan Permanen
- 15 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
9) Surat Keputusan penegasan tanah
Negara untuk objek Landreform
- Pemukiman
- Bagi hasil
- Gadai
Adm/Hukum/Informasi
2 th setelah diterbitkan
Selama diperlukan
Permanen
V
PENGENDALIAN
PERTANAHAN
DAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
1) Sertifikasi Usaha Mikro dan Kecil
(UKM)
2) Inventarisasi masyarakat marginal
3) Inventarisasi dan Identifikasi
Adm/Hukum/Informasi
Adm/Hukum/Informasi
Adm/Hukum/Informasi
2 th setelah
diterbitkan
2 th setelah
diterbitkan
2 th setelah
diterbitkan
Selama diperlukan
Selama diperlukan
Selama diperlukan
Permanen
Permanen
Permanen
4) Inventarisasi Tanah Negara Bebas
dan Bekas Kawasan, Tanah Negara
Bekas Hak, Tanah Negara Bekas
Tanah Terlantar dan Tanah Kritis
Adm/Hukum/Informasi
2 th setelah
diterbitkan
Selama diperlukan Permanen
5) Pembentukan Kelompok Sadar
Tertib Pertanahan
Adm/Hukum/Informasi
2 th setelah
diterbitkan
Selama diperlukan Permanen
- 16 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
6) Inventarisasi Hak Atas Tanah
Skala Besar
Adm/Hukum/Informasi
2 th setelah diterbitkan
Selama diperlukan Permanen
7) Penertiban Tanah Terindikasi
Terlantar
Adm/Hukum/Informasi
2 th setelah diterbitkan
Selama diperlukan Permanen
8) Inventarisasi Pengendalian
Penerapan Pertanahan
Adm/Hukum/Informasi
2 th setelah
diterbitkan
Selama diperlukan Permanen
9) Inventarisasi Pengendalian
Kebijakan dan Program Sektoral
Adm/Hukum/Informasi
2 th setelah
diterbitkan
Selama diperlukan Permanen
10) Program Larasita
Adm/Hukum/Informasi
2 th setelah
diterbitkan
Selama diperlukan Permanen
VI
PENGKAJIAN DAN
PENANGANAN
SENGKETA DAN
KONFLIK
PERTANAHAN
1) Notulen Gelar Perkara
Adm/Hukum/Informasi
2 th setelah diterbitkan
Selama diperlukan
Permanen
2) Berkas Panggilan Sidang Adm/Hukum/Informasi 2 th setelah
diterbitkan Selama diperlukan Permanen
- 17 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
VII
PERENCANAAN
DAN KERJASAMA
LUAR NEGERI
1) Poyek Perencanaan Umum
a. Buku I : Fakta dan Penjelasan Administrasi/Informasi 2 tahun - - Dinilai kembali
b. Buku II : Rencana Kegiatan Administrasi/Informasi 2 tahun - - Dinilai kembali
c. Buku III : Pemonitoran
Kemajuan Pelaksanaan dan
letak kegiatan
Administrasi/Informasi 2 tahun - - Dinilai kembali
d. Laporan Kegiatan Proyek
(LAKIP) Administrasi/Informasi 2 tahun Selama diperlukan Dinilai kembali
e. Pelaksanaan Kegiatan di
Provinsi dan Kabupaten/Kota Administrasi/Informasi 2 tahun - - Dinilai kembali
2) Program Kerja Tahunan BPN
Buku Program Kerja Tahunan Administrasi/Informasi 2 tahun Selama diperlukan Dinilai kembali
3) Rencana Strategis (RENSTRA) Administrasi/Informasi 2 tahun Selama diperlukan Dinilai kembali
4) Evaluasi
a. Laporan Bulanan dan Triwulan Administrasi/Informasi 1 tahun 5 tahun
Musnah
b. Laporan Kegiatan Tahunan Administrasi/Informasi 1 tahun
5 tahun
Musnah
- 18 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
VIII
INSPEKTORAT
UTAMA
1) Pemeriksaan
a. Laporan Hasil pemeriksaan
pengawasan BPK, BPKP,
dijajaran BPN.
Administrasi/Informasi 2 th setelah hasil pemeriksaan
5 th setelah
pemutakhiran data
hasil pemeriksaan.
Dinilai kembali
b. Laporan Hasil pemeriksaan
kasus pengaduan oleh aparat
pengawasan fungsional
pemerintah
Administrasi/Informasi 2 th setelah laporan diterima / diperiksa
5 th setelah masalahnya selesai
Dinilai kembali
2) Laporan Hasil Pemeriksaan
Pengawasan terhadap :
a. Laporan keuangan dari hasil
pengadaan dan penghapusan
barang-barang milik
pemerintah
Administrasi
2 th setelah laporan
diterima / diperiksa
5 tahun
Musnah
b. Laporan hasil pemerik-saan
pengawasan regular meliputi
pembangunan, Kepegawaian,
Administrasi/Informasi 2 th setelah laporan
diterima / diperiksa
5 th setelah laporan pemeriksaan
ditindaklanjuti
Dinilai kembali
- 19 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
Keuangan, Pengaturan dan
Penataan Pertanahan,
Pengukuran, Hak Tanah dan
Pendaftaran Tanah,
Pengendalian Pertanahan dan
Pemberdayaan Masyarakat,
Pengajian dan Penangganan
Sengketa dan Konflik, Baik
Pusat maupun Daerah.
c. Laporan hasil pemeriksaan
serentak terhadap bidang-
bidang tertentu yang dilakukan
oleh Inspektorat Utama
Administrasi/Informasi 2 th setelah laporan
diterima / diperiksa
5 th setelah hasil
pemeriksaan
ditindaklanjuti
Dinilai kembali
d. Laporan monitoring tindak
lanjut hasil pemeriksaan aparat
pengawasan fungsional yang
dilakukan oleh Inspektorat
Utama
Administrasi/Informasi 2 th setelah laporan
diterima / diperiksa
5 th setelah hasil
pemeriksaan
ditindaklanjuti
Dinilai kembali
- 20 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
e. Pengaduan Kotak Pos 5000
1. yang diproses Administrasi/Informasi
Selama proses
berlangsung - - Dinilai kembali
2. yang tidak diproses Administrasi 2 tahun - - Musnah
IX HUKUM DAN
HUMAS 1) Peraturan Kepala BPN RI Adm/Hukum/Informasi
2 th setelah
ditetapkan
Sampai ada
kebijakan yang baru
permanen
2) Keputusan Kepala BPN RI
Adm/Hukum/Informasi
2 th setelah ditetapkan
Sampai ada
kebijakan yang
baru
Musnah, kecuali yang
merupakan kebijakan umum menjadi Permanen
3) Intruksi Kepala BPN RI
Adm/Hukum/Informasi
2 th setelah
diterbitkan
Sampai ada kebijakan yang
baru
Musnah, kecuali kebijakan
umum menjadi Permanen
4) Keputusan Kepala Kantor Wilayah
BPN Adm/Hukum/Informasi 2 tahun
Sampai ada
kebijakan yang
baru
Musnah, kecuali yang
menyangkut kebijakan umum Daerah yang bersangkutan.
5) Instruksi Kepala Kanwil BPN
Adm/Hukum/Informasi 2 tahun
Sampai ada
kebijakan yang baru
Musnah, kecuali yang menyangkut kebijakan umum
Daerah yang bersangkutan.
6) Keputusan Kepala Kantor
Pertanahan Adm/Hukum/Informasi 1 tahun
Sampai ada
kebijakan yang baru
Musnah, kecuali yang menyangkut kebijakan umum
Daerah yang bersangkutan.
7) Instruksi Kepala Kantor
Pertanahan Adm/Hukum/Informasi 2 tahun
Sampai ada kebijakan yang
baru
Musnah, kecuali yang
menyangkut kebijakan umum
Daerah yang bersangkutan.
- 21 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
XI
PENDIDIKAN
DAN LATIHAN
1) Pendidikan Formal
a. Perencanaan dan program
pendidikan meliputi:
pembinaan, pengendalian dan
pengamanan
Administrasi/Pembuktian 2 th setelah
pelaksanaan 8 tahun Dinilai kembali
b. Penetapan lokasi pendidikan Administrasi/Pembuktian 2 th setelah
ditetapkan 5 tahun Dinilai kembali
c. Berita acara penyerahan/serah
terima sarana Perguruan
Tinggi
Administrasi/Pembuktian 2 th setelah
ditetapkan 5 tahun Dinilai kembali
d. Penetapan/Keputusan Sekolah:
Sekolah kejuruan/kursus yang
mendapat pengakuan dari
Pemerintah meliputi ijazah,
sertifikat dan status
Administrasi/Pembuktian 2 tahun 5 tahun Dinilai kembali
e. Bantuan prasarana dan sarana
pendidikan
Administrasi 2 tahun 5 tahun Musnah
- 22 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
f. Kegiatan Kemahasiswaan
meliputi: bidang ilmiah sosial
kemasyarakatan
Administrasi 2 tahun Musnah
g. Hasil seminar/lokakarya Administrasi/
Pembuktian/ilmiah 2 tahun 5 tahun Dinilai kembali
h. Kegiatan-kegiatan Menwa Administrasi 2 tahun - - Musnah
i. Penerimaan mahasiswa
meliputi: testing, laporan hasil
penerimaan
Administrasi 2 tahun 3 tahun Musnah
j. Laporan kasus-kasus tindakan
dosen meliputi
penyelewengan, indisipliner
Administrasi/Informasi
2 tahun 5 tahun Dinilai kembali
k. Laporan mengenai
KKN/Widya Wisata
Administrasi
2 tahun - - Musnah
l. Laporan umum kegiatan
penyelenggaraan pendidikan
Administrasi 2 tahun 5 tahun Musnah
2) Pendidikan Non Formal meliputi :
perencanaan dan program hasil-
hasil evaluasi dan pembinaan
kursus-kursus non formal
Administrasi/Informasi 2 tahun 5 tahun Dinilai kembali
- 23 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
XII
PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
Hasil Penelitian
a. Pengembangan Pertanahan
Administrasi/Informasi 2 th setelah
penelitian selesai 5 tahun Dinilai kembali
b. Survei, penelitian yang
dilakukan oleh aparat BPN untuk
kepentingan perencanaan
pelaksanaan tugas meliputi
Perintah survei/hasil survei,
laporan hasil survei/ penelitian
Administrasi/Informasi 2 th setelah
penelitian selesai 5 tahun Dinilai kembali
XIII
SEKOLAH TINGGI
PERTANAHAN
NASIONAL
1) Program Kerja Mahasiswa
2) Berkas Penerimaan Mahasiswa
3) Transkip Nilai Mahasiswa
Administrasi/Informasi
Administrasi/Informasi
Adm/Hukum/Informasi
2 tahun
2 tahun
2 tahun
Selama diperlukan
Selama diperlukan
5 tahun
Dinilai kembali
Dinilai kembali
Permanen
4) Absensi Administrasi/Informasi 2 tahun Selama diperlukan Dinilai kembali
5) Ijazah Adm/Hukum/Informasi 2 tahun 5 tahun Permanen
6) Legalisasi Ijazah Mahasiswa Administrasi/Informasi 2 tahun Selama diperlukan Dinilai kembali
7) KRS Administrasi/Informasi 2 tahun Selama diperlukan Dinilai kembali
8) Berkas Seminar STPN /
Workshop Modul Administrasi/Informasi 2 tahun Selama diperlukan Dinilai kembali
9) Berkas PKL, KKPPT, KPL Administrasi/Informasi 2 tahun Selama diperlukan Dinilai kembali
10) PMB Administrasi/Informasi 2 tahun Selama diperlukan Dinilai kembali
- 24 -
No. MASALAH PERINCIAN MASALAH NILAI GUNA ARSIP RETENSI ARSIP
KETERANGAN
AKTIF INAKTIF
11) UKM (BEM) Administrasi/Informasi 2 tahun Selama diperlukan Dinilai kembali
12) KHS Administrasi/Informasi 2 tahun Selama diperlukan Dinilai kembali
13) Ujian-ujian (Ujian Tengah
Semester, Ujian Akhir Semester) Administrasi/Informasi 2 tahun Selama diperlukan Dinilai kembali
14) Berkas Praktikum Administrasi/Informasi 2 tahun Selama diperlukan Dinilai kembali
15) Daftar Mahasiswa Administrasi/Informasi 2 tahun Selama diperlukan Dinilai kembali
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
JOYO WINOTO, Ph.D
- 25 -
DAFTAR ISI
Halaman
LAMPIRAN I
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan ....................................................................... 1
C. Sasaran ........................................................................................... 1
D. Asas ............................................................................................... 2
E. Ruang Lingkup .............................................................................. 2
F. Pengertian Umum .......................................................................... 2
BAB II JENIS, FORMAT DAN KEWENANGAN PENANDATANGANAN
NASKAH DINAS
A. Jenis dan Format Naskah Dinas ...................................................... 4
I Naskah Dinas Arahan ..................................................................... 4
1 Naskah Dinas Pengaturan ........................................................ 4
a Peraturan ............................................................................ 4
b Pedoman ............................................................................ 8
c Petunjuk Pelaksanaan ........................................................ 11
d Instruksi ............................................................................. 14
e Prosedur Tetap (Protap) ..................................................... 16
f Surat Edaran ...................................................................... 18
2 Naskah Dinas Penetapan/Keputusan
a Keputusan Kepala BPN RI ................................................ 20
b Keputusan Kepala Kanwil BPN Provinsi dan Keputusan
Kepala Kantah ................................................................... 21
3 Naskah Dinas Penugasan
a Surat Tugas ........................................................................ 30
b Surat Perintah .................................................................... 32
II Naskah Dinas Korespondensi ......................................................... 34
1 Naskah Dinas Korespondensi Intern ....................................... 34
a Nota Dinas 34
b Memorandum 36
2 Naskah Dinas Korespondensi Ekstern (Surat Dinas) .............. 39
3 Surat Undangan ....................................................................... 44
III Naskah Dinas Khusus ..................................................................... 48
1 Surat Perjanjian ........................................................................ 48
2 Surat Kuasa .............................................................................. 59
3 Berita Acara ............................................................................. 61
4 Surat Keterangan ..................................................................... 67
5 Surat Pengantar ........................................................................ 69
6 Pemberitahuan ......................................................................... 71
7 Pengumuman ........................................................................... 73
IV Laporan .......................................................................................... 75
V Telaahan Staf ................................................................................. 82
VI Piagam ........................................................................................... 93
VII Formulir .......................................................................................... 95
VIII Naskah Dinas Elektronik ............................................................... 95
B. Matrik Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas di
Lingkungan BPN RI .......................................................................
95
1 Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia ..................... 96
2 Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional........................... 97
3 Kantor Pertanahan.................................................................... 98
BAB III PENYUSUNAN NASKAH DINAS
A. Persyaratan Penyusunan ................................................................. 99
B. Nama Instansi/Jabatan pada Kepala Naskah Dinas ........................ 99
C. Penomoran Naskah Dinas .............................................................. 103
D. Nomor Halaman ............................................................................. 103
E. Ketentuan Jarak Spasi .................................................................... 103
F. Penggunaan Huruf .......................................................................... 103
G. Kata Penyambung .......................................................................... 103
H. Lampiran ........................................................................................ 104
I. Nomor Salinan Surat ..................................................................... 105
J. Daftar Distribusi ............................................................................ 106
K. Rujukan .......................................................................................... 106
L. Ruang Tanda Tangan ..................................................................... 106
M. Penentuan Batas/Ruang Tepi .......................................................... 108
N. Penggunaan Bahasa ....................................................................... 108
BAB IV TATA SURAT DINAS 109
A. Pengertian ...................................................................................... 109
B. Ketentuan Penyusunan Surat Dinas ............................................... 109
C. Ketentuan Surat Menyurat ............................................................. 110
D. Media/Sarana Surat Menyurat ....................................................... 113
E. Susunan .......................................................................................... 118
F. Penanganan Surat Masuk ............................................................... 122
G. Penanganan Surat Keluar ............................................................... 123
BAB V PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA, LOGO, CAP DINAS DAN
PAPAN NAMA
A. Penggunaan Lambang Negara ....................................................... 125
B. Penggunaan Logo .......................................................................... 125
C. Penggunaan Lambang Negara dan Logo dalam Kerjasama .......... 125
D. Penggunaan Cap Dinas .................................................................. 125
E. Pengadaan ...................................................................................... 129
F. Pengawasan dan Pengendalian ...................................................... 130
G. Papan Nama ................................................................................... 131
BAB VI PENOMORAN DAN PEMBERIAN KODE NASKAH DINAS
A. Penomoran Naskah Dinas ............................................................... 133
1 Naskah Dinas Pengaturan ...................................................... 133
2 Naskah Dinas Penetapan/Keputusan ...................................... 134
3 Naskah Dinas Penugasan ....................................................... 136
4 Naskah Dinas Korespondensi Intern ...................................... 136
5 Naskah Dinas Korespondensi Ekstern (Surat Dinas) ............. 137
6 Surat Undangan ...................................................................... 138
7 Naskah Dinas Khusus ............................................................ 139
8 Piagam .................................................................................... 141
B. Petunjuk Pengarah Surat ................................................................ 141
BAB VII PERUBAHAN, PENCABUTAN, PEMBATALAN DAN RALAT
NASKAH DINAS
A. Pengertian ...................................................................................... 142
B. Tata Cara Perubahan, Pencabutan, Pembatalan dan Ralat ............ 142
BAB VIII TATA KEARSIPAN
A. Pemberkasan Naskah Dinas ........................................................... 144
B. Penataan Berkas ............................................................................. 145
C. Perawatan Arsip ............................................................................. 149
D. Sarana dan Prasarana Penyimpanan dan Pemeliharaan Arsip ....... 150
E. Penemuan Kembali Arsip .............................................................. 155
F. Peminjaman Arsip ......................................................................... 155
G. Penyusutan Arsip ........................................................................... 159
H. Jadwal Retensi Arsip ..................................................................... 168
LAMPIRAN II
Nomor Seri Stempel Dinas Bernomor Seri Kantor Wilayah BPN
LAMPIRAN III
Petunjuk Pengarahan Surat
LAMPIRAN IV
Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Per Provinsi,
Kabupaten/Kota/Kota Administrasi
LAMPIRAN V
Jadwal Retensi Arsip
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tata Naskah Dinas dan Tata Kearsipan yang seragam di lingkungan Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia, akan sangat mendukung kelancaran administrasi,
komunikasi, informasi, dan pelayanan dalam rangka pelaksanaan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan di bidang Pertanahan.
Dalam rangka mencapai tujuan kelancaran administrasi, komunikasi, informasi, dan
pelayanan dalam rangka pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan,
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Tata
Naskah Dinas, untuk digunakan sebagai acuan umum penyelenggaraan administrasi umum
dan acuan penyusunan pedoman tata naskah dinas yang disesuaikan dengan kebutuhan
instansi masing-masing.
Berdasarkan hal tersebut disusunlah Peraturan Tata Naskah Dinas dan Tata Kearsipan
yang dapat digunakan untuk keperluan intern di lingkungan Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia, maupun dalam berkoordinasi dengan instansi ataupun pihak lain
diluar Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Peraturan Tata Naskah Dinas dan Tata Kearsipan di lingkungan Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia dimaksudkan sebagai pedoman dan keseragaman
pengelolaan tata naskah dinas dan tata kearsipan di setiap unit kerja di lingkungan
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
2. Tujuan
Peraturan Tata Naskah Dinas dan Tata Kearsipan di lingkungan Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia bertujuan untuk menciptakan kelancaran komunikasi tulis
dan pengelolaan arsip yang berhasilguna dan berdayaguna dalam penyelenggaraan
pemerintahan antar unit kerja di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia.
C. Sasaran
1. Tercapainya kesamaan pengertian, bahasa dan penafsiran penyelenggaraan tata naskah
dinas dan tata kearsipan di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
2. Terwujudnya keterpaduan pengelolaan tata naskah dinas dan tata kearsipan dengan
unsur lainnya dalam lingkup administrasi umum.
3. Lancarnya komunikasi tulis dan pengelolaan arsip kedinasan akan mempermudah
dalam pengendalian.
4. Tercapainya dayaguna dan hasilguna penyelenggaraan administrasi umum yang efisien
dan efektif.
5. Berkurangnya tumpang tindih, salah tafsir dan pemborosan penyelenggaraan tata
naskah dinas dan tata kearsipan.
D. Asas ...
- 2 -
D. Asas
1. Asas Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan tata naskah dinas dan tata kearsipan perlu dilakukan secara efektif
dan efisien dalam penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah dinas, spesifikasi
informasi, serta dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik, benar dan lugas.
2. Asas Pembakuan
Naskah dinas dan pengelolaan arsip diproses serta disusun menurut tata cara dan
bentuk yang telah dibakukan.
3. Asas Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan tata naskah dinas dan tata kearsipan dapat dipertanggungjawabkan
dari segi isi, format, prosedur, kearsipan, kewenangan dan keabsahan.
4. Asas Keterkaitan
Kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas dan tata kearsipan terkait dengan kegiatan
administrasi umum dan unsur administrasi lainnya.
5. Asas Kecepatan dan Ketepatan
Untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi unit kerja, tata naskah dinas dan tata
kearsipan harus dapat diselesaikan tepat waktu dan tepat sasaran, antara lain dilihat
dari kejelasan redaksional, kemudahan prosedural, kecepatan penyampaian dan
distribusi.
6. Asas Keamanan
Tata naskah dinas dan tata kearsipan harus aman secara fisik dan substansi/isi mulai
dari penyusunan, klasifikasi, penyampaian kepada yang berhak, pemberkasan,
kearsipan dan distribusi.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Peraturan Tata Naskah Dinas dan Tata Kearsipan di lingkungan Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia meliputi pengaturan tentang jenis dan format
naskah dinas, penyusunan naskah dinas, kewenangan dalam penandatanganan naskah
dinas, tata persuratan, penggunaan lambang negara, logo, kop surat, dan papan nama,
penomoran dan kodefikasi, cap dinas, cap dinas bernomor seri, perubahan, pencabutan,
pembatalan produk hukum, dan penggunaan media surat menyurat.
F. Pengertian Umum
1. Naskah Dinas adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang dibuat
dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dilingkungan Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia dalam rangka penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan di bidang pertanahan.
2. Tata Naskah Dinas adalah pengelolaan informasi tertulis yang meliputi pengaturan
jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan penyimpanan
naskah dinas serta media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.
3. Arsip adalah naskah dinas yang diterima dan atau dibuat oleh unit kerja di lingkungan
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dalam rangka pelaksanaan tugas.
4. Tata Kearsipan adalah pengelolaan arsip yang meliputi kegiatan penataan,
perawatan/pemeliharaan, Peminjaman/Penemuan Kembali Arsip dan Penyusutan
Arsip.
5. Komunikasi ...
- 3 -
5. Komunikasi Intern adalah tata hubungan dalam penyampaian informasi kedinasan
yang dilakukan antar unit kerja di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia secara vertikal dan horisontal.
6. Komunikasi Ekstern adalah tata hubungan penyampaian informasi kedinasan yang
dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dengan pihak lain di
luar lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
7. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan tata letak dan
redaksional, serta penggunaan lambang negara, logo, dan cap dinas.
8. Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas adalah hak dan kewajiban yang ada pada
seorang pejabat di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia untuk
menandatangani naskah dinas sesuai dengan tugas dan tanggungjawab kedinasan pada
jabatannya.
9. Kode Klasifikasi Naskah adalah tanda pengenal isi informasi dalam naskah
berdasarkan sistem tata berkas di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia.
10. Lambang Negara adalah simbol negara yang dituangkan dalam gambar burung garuda
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
11. Logo Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia adalah gambar/huruf sebagai
identitas Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia baik pusat maupun daerah.
12. Kop Naskah Dinas adalah bagian atas kepala surat yang terdiri dari logo Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia, nama dan alamat instansi yang meliputi
nama jalan, nomor, kode pos, nomor telepon.
BAB II ...
- 4 -
BAB II
JENIS DAN FORMAT, SERTA KEWENANGAN
PENANDATANGANAN NASKAH DINAS
A. Jenis dan Format Naskah Dinas
I. Naskah Dinas Arahan
Naskah dinas arahan adalah naskah dinas yang memuat kebijakan pokok atau
kebijakan pelaksanaan yang harus dipedomani dan dilaksanakan dalam
penyelenggaraan tugas dan kegiatan setiap instansi pemerintah yang berupa produk
hukum yang bersifat pengaturan, penetapan dan penugasan.
1. Naskah Dinas Pengaturan
Sesuai dengan tingkatannya, naskah dinas yang bersifat pengaturan terdiri atas
Peraturan, Pedoman, Petunjuk Pelaksanaan, Instruksi, Prosedur Tetap dan Surat
Edaran.
a. Peraturan 1) Pengertian
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia adalah
naskah dinas yang bersifat pengaturan yang memuat kebijakan Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia dan merupakan pelaksanaan
peraturan yang lebih tinggi atau sederajat, yang bersifat mengikat secara
umum, abstrak, dan pada umumnya berlaku terus menerus.
2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia adalah Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
3) Susunan
a) Judul
(1) Judul Peraturan memuat keterangan mengenai jenis, nomor, tahun
pengundangan atau penetapan, dan nama Peraturan.
(2) Nama Peraturan dibuat secara singkat dan mencerminkan isi
Peraturan.
(3) Judul ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakkan di
tengah margin tanpa diakhiri tanda baca.
b) Pembukaan
Pembukaan Peraturan terdiri atas :
(1) Frase ”DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA” yang
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakan ditengah
margin;
(2) Jabatan yang menetapkan Peraturan ditulis seluruhnya dengan
huruf kapital yang diletakkan ditengah margin dan diakhiri dengan
tanda baca koma (,).
c) Konsiderans ...
- 5 -
c) Konsiderans
Konsiderans diawali dengan kata Menimbang.
(1) Konsiderans memuat uraian singkat mengenai pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alasan pembuatan Peraturan.
(2) Pokok-pokok pikiran pada konsiderans Peraturan memuat unsur
filosofis, yuridis, dan sosiologis yang menjadi latar belakang
pembuatannya.
(3) Pokok-pokok pikiran yang hanya menyatakan bahwa Peraturan
dianggap perlu untuk dibuat adalah kurang tepat karena tidak
mencerminkan tentang latar belakang dan alasan dibuatnya
peraturan.
(4) Jika Konsiderans memuat lebih dari satu pokok pikiran, tiap-tiap
pokok pikiran dirumuskan dalam rangkaian kalimat yang
merupakan kesatuan pengertian.
(5) Tiap-tiap pokok pikiran diawali dengan huruf abjad, dan
dirumuskan dalam satu kalimat yang diawali dengan kata bahwa
dan diakhiri dengan tanda baca titik koma (;).
d) Dasar Hukum yang diawali dengan kata Mengingat.
(1) Dasar hukum memuat dasar kewenangan pembuatan Peraturan
Perundang-undangan.
(2) Peraturan Perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar
hukum hanya Peraturan Perundang-undangan yang tingkatannya
sama atau lebih tinggi.
(3) Jika jumlah Peraturan Perundang-undangan yang dijadikan dasar
hukum lebih dari satu, urutan pencantuman perlu memperhatikan
tata urutan Peraturan Perundang-undangan dan jika tingkatannya
sama disusun secara kronologis berdasarkan saat pengundangan
atau penetapannya.
e) Diktum, yang terdiri dari :
(1) Kata Memutuskan yang ditulis seluruhnya dengan huruf kapital
tanpa spasi di antara suku kata dan diakhiri dengan tanda baca titik
dua (:) serta diletakkan ditengah margin;
(2) Kata Menetapkan yang dicantumkan sesudah kata Memutuskan,
disejajarkan ke bawah dengan kata Menimbang dan Mengingat.
Huruf awal kata Menetapkan ditulis dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda baca titik dua (:);
f) Batang Tubuh
(1) Batang tubuh Peraturan Kepala Badan Pertanahan Republik
Indonesia memuat semua substansi/materi peraturan;
(2) Pada umumnya substansi dalam batang tubuh dikelompokkan
ke dalam :
- Ketentuan Umum;
- Materi Pokok yang diatur;
- Ketentuan Sanksi (jika diperlukan);
- Ketentuan Peralihan (jika diperlukan);
- Ketentuan Penutup.
g) Kaki …
- 6 -
g) Kaki
Bagian kaki Peraturan memuat keterangan tentang :
(1) Tempat (kota sesuai dengan alamat instansi) dan tanggal
penetapan Peraturan;
(2) Jabatan pejabat yang menetapkan, ditulis dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda baca koma (,);
(3) Tanda tangan pejabat yang menetapkan peraturan;
(4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani Peraturan, yang
ditulis dengan huruf kapital.
4) Pengabsahan
a) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum digandakan
dan didistribusikan dengan sah, suatu Peraturan telah dicatat dan diteliti
sehingga dapat diumumkan oleh pejabat yang bertanggungjawab
dibidang hukum atau administrasi umum;
b) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan sebelah kiri
bawah, yang terdiri dari kata Salinan sesuai dengan aslinya, dan
dibubuhi tanda tangan pejabat yang berwenang dan cap instansi yang
bersangkutan.
5) Distribusi
Peraturan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang
berkepentingan.
6) Hal yang Perlu Diperhatikan
Naskah asli dan Salinan Peraturan yang diparaf harus disimpan sebagai
pertinggal.
Format Peraturan, dapat dilihat pada Contoh 1
CONTOH 1 ...
- 7 -
CONTOH 1
FORMAT PERATURAN
b. Pedoman ...
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR … TAHUN ……
TENTANG
……….................……….
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa........................................................................................................... .....................................................................................................................;
b. bahwa........................................................................................................... .....................................................................................................................;
c. dst...........................; Mengingat : 1. ……………………………………………………………………………………...
………………………………………………….........................………………..; 2. ……………………………………………………………………………………..; 3. dst...........................;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG …….. ………………………………………………..……………………………………..
BAB I
………………………..
Pasal 1 ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
BAB II
………………………..
Pasal 2 (1) …………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………… (2) ………………………………………………………………………………………………...
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
(Tanda tangan dan cap jabatan)
NAMA LENGKAP
Lambang Negara berwarna
kuning emas dan nama jabatan yang telah dicetak
Penomoran berurutan dalam satu tahun takwin
Judul Peraturan ditulis dengan huruf kapital
Memuat alasan tentang perlunya ditetapkan
peraturan
Memuat peraturan yang menjadi dasar ditetapkan
peraturan
Menggunakan huruf kapital
Tanpa frase Republik Indonesia
Memuat substansi tentang kebijakan yang ditetapkan
Kota sesuai dengan alamat Instansi dan tanggal penandatanganan
Nama jabatan dan nama lengkap ditulis dengan huruf
kapital
- 8 -
b. Pedoman
1) Pengertian
Pedoman adalah naskah dinas yang memuat acuan yang bersifat umum
yang dijabarkan ke dalam petunjuk operasional/teknis dan penerapannya
disesuaikan dengan karakteristik Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia.
2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pedoman dibuat dalam rangka menindaklanjuti kebijakan yang lebih tinggi
dan pengabsahnnya ditetapkan dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia.
3) Susunan
a) Lembar Pemisah
Lembar pemisah terdiri dari:
(1) Lambang Negara dan jabatan pejabat negara (untuk pejabat negara)
atau logo dan nama jabatan pimpinan tertinggi instansi (untuk non
pejabat negara), yang diletakkan secara simetris;
(2) Tulisan lampiran peraturan, nomor, tentang, dan nama pedoman
yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris, dan dicantumkan
di antara Peraturan dan Lampiran Peraturan yang berupa Pedoman.
b) Kepala
(1) Tulisan ”PEDOMAN“ ditulis dengan huruf kapital dicantumkan
di tengah atas margin;
(2) Rumusan judul pedoman ditulis secara simetris di tengah margin
dengan huruf kapital.
c) Batang Tubuh
(1) Pendahuluan berisi latar belakang/dasar pemikiran/maksud,
tujuan/ruang lingkup/tata urut, dan pengertian;
(2) Materi pedoman;
(3) Penutup terdiri atas hal yang harus diperhatikan dan penjabaran
lebih lanjut, yang ditujukan kepada para pembaca/ pengguna.
d) Kaki
(1) Nama jabatan pejabat yang menetapkan, ditulis dengan huruf
kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma (,);
(2) Tanda tangan pejabat yang menetapkan;
(3) Nama lengkap pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf
kapital;
(4) Cap Dinas.
Format Lembar Pemisah dan Pedoman, dapat dilihat pada Contoh 2A – 2B
CONTOH 2A ...
- 9 -
CONTOH 2A
LEMBAR PEMISAH
CONTOH 2B ...
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN
TENTANG
PEDOMAN ………………………………………………
………………………
- 10 -
CONTOH 2B
FORMAT PEDOMAN
c. Petunjuk ...
PEDOMAN
…………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum ...........................................................................................................................
2. Maksud dan Tujuan ...........................................................................................................................
3. Ruang Lingkup
........................................................................................................................... 4. Pengertian
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
BAB II …………………….
1. ........................................................................................................................... 2. dan seterusnya.
BAB III …………………….
………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………. dan seterusnya.
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
(Tanda tangan dan cap jabatan)
NAMA LENGKAP
Judul Pedoman ditulis dengan huruf kapital
Memuat alasan tentang
perlunya ditetapkan Pedoman
Memuat konsepsi dasar/ pokok-pokok
Nama jabatan dan nama lengkap ditulis dengan huruf
kapital
- 11 -
c. Petunjuk Pelaksanaan
1) Pengertian
Petunjuk Pelaksanaan adalah naskah dinas pengaturan yang memuat cara
pelaksanaan kegiatan, termasuk urutan pelaksanaannya.
2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani petunjuk
pelaksanaan adalah Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
3) Susunan
a) Lembar Pemisah
Lembar pemisah terdiri dari:
(1) Lambang Negara dan jabatan pejabat negara (untuk pejabat negara)
atau logo dan nama jabatan pimpinan tertinggi instansi (untuk non
pejabat negara), yang diletakkan secara simetris;
(2) Tulisan lampiran peraturan, nomor, tentang, dan nama pedoman
yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris, dan dicantumkan
di antara Peraturan dan Lampiran Peraturan yang berupa Petunjuk
Pelaksanaan.
b) Kepala
(1) Tulisan “PETUNJUK PELAKSANAAN” ditulis dengan huruf
kapital dicantumkan di tengah atas margin;
(2) Rumusan judul petunjuk pelaksanaan ditulis dengan huruf kapital
simetris di bawah “PETUNJUK PELAKSANAAN”.
c) Batang Tubuh
(1) “PENDAHULUAN”, memuat penjelasan umum, maksud dan
tujuan petunjuk pelaksanaan, ruang lingkup, dan hal lain yang
dipandang perlu serta “dasar” memuat peraturan/ketentuan yang
dijadikan dasar/landasan petunjuk pelaksanaan;
(2) Batang tubuh materi petunjuk pelaksanaan dengan jelas
menunjukkan urutan tindakan, pengorganisasian, koordinasi,
pengendalian, dan hal lain yang dipandang perlu untuk
dilaksanakan.
d) Kaki
(1) Nama jabatan pejabat yang menetapkan, ditulis dengan huruf
kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma (,);
(2) Tanda tangan pejabat yang menetapkan;
(3) Nama lengkap pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf
kapital;
(4) Cap Dinas.
4) Distribusi
Petunjuk pelaksanaan yang telah ditetapkan, salinannya didistribusikan
kepada yang berkepentingan.
Format Lembar Pemisah dan Petunjuk Pelaksanaan, dapat dilihat pada
Contoh 3
CONTOH 3A ...
- 12 -
CONTOH 3A
LEMBAR PEMISAH
CONTOH 3B ...
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN ………………………………………………
………………………
- 13 -
CONTOH 3B
FORMAT PETUNJUK PELAKSANAAN
d. Instruksi ...
PETUNJUK PELAKSANAAN
……………………..………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum ...........................................................................................................................
2. Maksud dan Tujuan ...........................................................................................................................
3. Ruang Lingkup
........................................................................................................................... 4. Pengertian
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
BAB II PELAKSANAAN
1. ........................................................................................................................... 2. dan seterusnya.
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
(Tanda tangan dan cap jabatan)
NAMA LENGKAP
Judul Petunjuk Pelaksanaan
ditulis dengan huruf kapital
Memuat alasan tentang perlunya ditetapkan Petunjuk Pelaksanaan
Memuat urutan tindakan,
pengorganisasian, koordinasi, pengendalian, dan sebagainya.
Nama jabatan dan nama lengkap ditulis dengan huruf
kapital
- 14 -
d. Instruksi
1) Instruksi Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
a) Pengertian
Instruksi Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia adalah
naskah dinas yang memuat arahan atau perintah tentang pelaksanaan kebijakan suatu peraturan perundang-undangan.
b) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani Instruksi adalah Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
c) Susunan
(1) Kepala
Kepala Instruksi terdiri dari :
(a) ”Kop” sama dengan kop yang digunakan pada ”Peraturan
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia”
(b) Tulisan Instruksi dan nama jabatan pejabat yang menetapkan
ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
(c) Nomor Instruksi ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
(d) Kata tentang ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
(e) Judul Instruksi ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
(f) Nama jabatan pejabat yang menetapkan Instruksi ditulis
dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda baca koma
secara simetris;
(2) Konsiderans
Konsiderans Instuksi terdiri dari:
(a) kata menimbang yang memuat latar belakang penetapan
instuksi;
(b) kata mengingat yang memuat dasar hukum sebagai landasan penetapan instruksi.
(3) Batang tubuh
Bagian batang tubuh instruksi memuat substansi instruksi.
(4) Kaki
Bagian kaki instuksi terdiri dari:
(a) tempat (kota sesuai dengan alamat instansi) dan tanggal
penetapan instruksi;
(b) jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda koma;
(c) tanda tangan pejabat yang menetapkan instruksi;
(d) nama lengkap pejabat yang menandatangani yang ditulis
dengan huruf kapital.
d) Distribusi dan Tembusan
Instruksi yang telah ditetapkan, didistribusikan kepada yang
berkepentingan.
e) Hal yang Perlu Diperhatikan
(1) Instruksi merupakan pelaksanaan kebijakan pokok sehingga
instruksi harus merujuk pada suatu peraturan perundang-
undangan;
(2) Wewenang penetapan dan penandatanganan instruksi tidak dapat
dilimpahkan kepada pejabat lain.
Format Instruksi, dapat dilihat pada Contoh 4
CONTOH 4 ...
- 15 -
CONTOH 4
FORMAT INSTRUKSI
e. Prosedur ...
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
INSTRUKSI KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR … /Ins/.../…
TENTANG
………………...................................................................................
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
Dalam rangka…………………………………….., dengan ini memberikan instruksi, Kepada : 1. Nama/Jabatan Pegawai; 2. Nama/Jabatan Pegawai; 3. Nama/Jabatan Pegawai; 4. Nama/Jabatan Pegawai Untuk: KESATU : .............................................................................................................................. KEDUA : .............................................................................................................................. KETIGA : .............................................................................................................................. dan seterusnya.
Dikeluarkan di Jakarta pada tanggal ................
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
(Tanda tangan dan cap jabatan)
NAMA LENGKAP
Judul Instruksi ditulis dengan
huruf kapital
Memuat alasan tentang
perlunya ditetapkan Instruksi
Memuat substansi tentang
arahan yang diinstruksikan.
Nama jabatan dan nama lengkap ditulis dengan huruf
kapital
Lambang Negara berwarna kuning emas dan nama
jabatan yang telah dicetak
Penomoran berurutan dalam
satu tahun takwin
Nama jabatan yang menerima
Instruksi
Kota sesuai dengan alamat Instansi dan tanggal
penandatanganan
- 16 -
e. Prosedur Tetap (Prosedur Operasional Standar)
1) Pengertian
Prosedur Tetap (Protap) adalah naskah dinas yang memuat serangkaian
manual/petunjuk tentang tata cara dan urutan suatu kegiatan teknis
operasional atau administratif tertentu yang harus diikuti oleh
pejabat/pegawai pada setiap unit organisasi di lingkungan Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
2) Tujuan Prosedur Tetap
a) Menyederhanakan, memudahkan dan mempercepat penyampaian
perintah;
b) Memudahkan pekerjaan;
c) Memperlancar pelaksanaan kegiatan;
d) Memudahkan kerjasama antara pimpinan, staf dan unsur pelaksana.
3) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani prosedur tetap
adalah Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia atau pejabat
eselon I sesuai dengan kewenangannya.
4) Susunan
a) Kepala
(1) Kop (menyesuaikan);
(2) Tulisan “PROSEDUR TETAP” dicantumkan di bawah kop surat
ditulis dengan huruf kapital, serta nomor prosedur tetap
dibawahnya;
(3) Kata “TENTANG” dicantumkan di bawah “NOMOR
PROSEDUR TETAP” ditulis dengan huruf kapital;
(4) Judul “PROSEDUR TETAP” ditulis simetris dengan huruf
kapital di bawah “TENTANG”.
b) Batang Tubuh
(1) Dasar penetapan prosedur tetap;
(2) Pertimbangan ditetapkan prosedur tetap;
(3) Prosedur dan tata cara pelaksanaan kegiatan.
c) Kaki
(1) Tempat dan tanggal penetapan;
(2) Nama jabatan pejabat yang menetapkan, ditulis dengan huruf
kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma (,);
(3) Tanda tangan pejabat yang menetapkan;
(4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani, ditulis dengan
huruf kapital;
(5) Cap dinas;
Format Prosedur Tetap, dapat dilihat pada Contoh 5
CONTOH 5 ...
- 17 -
CONTOH 5
FORMAT PROSEDUR TETAP
f. Surat ...
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
PROSEDUR TETAP NOMOR … /Protap/.…/....
TENTANG ………………...................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum ...........................................................................................................................
2. Maksud dan Tujuan ...........................................................................................................................
3. Ruang Lingkup
........................................................................................................................... 4. Dasar
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
BAB II
PROSEDUR 1. ........................................................................................................................... 2. ........................................................................................................................... dan seterusnya.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal ................
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
(Tanda tangan dan cap jabatan)
NAMA LENGKAP
Judul Protap ditulis dengan
huruf kapital
Memuat alasan tentang
perlunya ditetapkan Protap
Memuat urutan tindakan, pengorganisasian, koordinasi,
pengendalian, dan sebagainya.
Nama jabatan dan nama lengkap ditulis dengan huruf
kapital
Lambang Negara berwarna
kuning emas dan nama jabatan yang telah dicetak (Kop menyesuaikan penandatangan Protap)
Penomoran berurutan dalam
satu tahun takwin
Memuat peraturan yang menjadi dasar ditetapkannya Protap
Kota sesuai dengan alamat
Instansi dan tanggal
penandatanganan
- 18 -
f. Surat Edaran
1) Pengertian
Surat Edaran adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang hal
tertentu yang dianggap penting dan mendesak.
2) Wewenang penetapan dan penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani Surat Edaran
adalah Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, dan dapat
dilimpahkan kepada pejabat yang ditunjuk sesuai dengan substansi Surat
Edaran.
3) Susunan
a) Kepala
(1) “Kop” naskah dinas yang berisi gambar Lambang Negara/Logo
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dan nama
jabatan/instansi yang ditulis dengan huruf kapital, diletakkan
secara simetris;
(2) Kata Yth., yang diikuti oleh nama pejabat yang dikirimi Surat
Edaran;
(3) Tulisan Surat Edaran yang dicantumkan di bawah Lambang
Negara/Logo Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia,
ditulis dengan huruf kapital serta nomor Surat Edaran di
bawahnya secara simetris;
(4) Kata tentang, yang dicantumkan di bawah kata Surat Edaran
ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
(5) Rumusan judul Surat Edaran, yang ditulis dengan huruf kapital
secara simetris di bawah kata “tentang”.
b) Batang Tubuh
(1) Alasan tentang perlunya dibuat surat edaran;
(2) Memuat peraturan yang menjadi dasar pembuatan surat edaran;
(3) Pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap mendesak.
c) Kaki
(1) Tempat dan tanggal penetapan;
(2) Nama jabatan pejabat yang menetapkan, ditulis dengan huruf
kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma (,);
(3) Tanda tangan pejabat yang menetapkan;
(4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf
kapital;
(5) Cap Dinas;
(6) Tembusan apabila diperlukan.
d) Distribusi
Surat Edaran didistribusikan kepada pejabat dan pihak terkait lainnya.
Format Surat Edaran, dapat dilihat pada Contoh 6
CONTOH 6 ...
- 19 -
CONTOH 6
FORMAT SURAT EDARAN
2. Naskah ...
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
Yth. 1. ………………………….. 2. ………………………….. 3. dan seterusnya.
SURAT EDARAN NOMOR … /SE..../.…/....
TENTANG
……………………………………………………………..
1. Umum ...........................................................................................................................
2. Maksud dan Tujuan ...........................................................................................................................
3. Ruang Lingkup
........................................................................................................................... 4. Dasar
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
5. ........................................................................................................................... ...........................................................................................................................
dan seterusnya.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal ................
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
(Tanda tangan dan cap jabatan)
NAMA LENGKAP
Tembusan: 1. ………………………………..; 2. ………………………………..; 3. dan seterusnya.
Judul Surat Edaran ditulis
dengan huruf kapital
Memuat alasan tentang
perlunya ditetapkan SE
Memuat pemberitahuan
tentang hal tertentu yang dianggap mendesak.
Nama jabatan dan nama lengkap ditulis dengan huruf
kapital
Lambang Negara berwarna
kuning emas dan nama jabatan yang telah dicetak
(Lambang menyesuaikan)
Daftar pejabat yang
menerima Surat Edaran
Memuat peraturan yang
menjadi dasar ditetapkannya
SE
Kota sesuai dengan alamat Instansi dan tanggal
penandatanganan
Daftar pejabat yang
menerima tembusan SE
Penomoran berurutan dalam
satu tahun takwin
- 20 -
2. Naskah Dinas Penetapan/Keputusan
Jenis Naskah Dinas Penetapan hanya ada satu macam, yaitu Keputusan.
a. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
1) Pengertian
Keputusan adalah naskah dinas yang memuat kebijakan yang bersifat
menetapkan, tidak bersifat mengatur, dan merupakan pelaksanaan kegiatan
yang digunakan untuk
a) menetapkan/mengubah status kepegawaian/personal/keanggotaan/
material/peristiwa;
b) menetapkan/mengubah/membubarkan suatu kepanitiaan/tim;
c) menetapkan pelimpahan wewenang.
2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani Keputusan
adalah Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia atau Pejabat
lain yang menerima pendelegasian wewenang.
3) Susunan
Susunan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
yang ditandatangani oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia, Pejabat Eselon I atau Pejabat Eselon II mutatis mutandis dengan
kerangka Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia,
kecuali:
a) Kepala
Bagian Kepala Keputusan terdiri dari :
(1) kop naskah dinas yang berisi gambar lambang negara dan nama
jabatan (untuk pejabat negara) atau logo instansi dan nama
instansi (untuk nonpejabat negara), yang ditulis dengan huruf
kapital secara simetris;
(2) Tulisan Keputusan dan nama jabatan pejabat yang menetapkan,
yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
(3) nomor Keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital secara
simetris;
(4) kata penghubung tentang yang ditulis dengan huruf kapital;
(5) judul Keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital;
(6) nama jabatan pejabat yang menetapkan Keputusan, yang ditulis
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma.
b) Konsiderans
Bagian Konsiderans Keputusan terdiri dari :
(1) kata Menimbang, yaitu konsiderans yang memuat alasan/
tujuan/kepentingan/pertimbangan tentang perlu ditetapkannya
Keputusan;
(2) kata Mengingat, yaitu konsiderans yang memuat peraturan
perundang-undangan sebagai dasar pengeluaran Keputusan.
(3) apabila diperlukan, dalam kansideran dapat ditambahkan diktum
membaca atau memperhatikan, sesuai dengan keperluan.
c) Diktum
Bagian diktum Keputusan terdiri dari :
(1) Diktum dimulai dengan kata memutuskan yang ditulis dengan
huruf kapital dan diikuti kata menetapkan di tepi dengan huruf
awal kapital;
(2) Substansi ...
- 21 -
(2) Substansi kebijakan yang ditetapkan dicantumkan setelah kata
menetapkan yang ditulis dengan huruf awal kapital;
(3) Untuk keperluan tertentu, Keputussan dapat dilengkapi dengan
Salinan dan Petikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
d) Batang Tubuh
Sistematika dan cara penulisan Batang Tubuh Keputusan sama dengan
ketentuan dalam penyusunan Peraturan, tetapi substansi Keputusan
diuraikan bukan dalam pasal-pasal, melainkan diawali dengan bilangan
bertingkat/diktum Kesatu, Kedua, Ketiga, dan seterusnya.
e) Kaki
Bagian Kaki Keputusan terdiri dari :
(1) tempat dan tanggal penetapan Keputusan;
(2) jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan huruf
kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma;
(3) Nama lengkap pejabat yang menandatangani Keputusan, yang
ditulis dengan huruf kapital.
4) Pengabsahan
a) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum digandakan
dan didistribusikan dengan sah, suatu Keputusan telah dicatat dan
diteliti sehingga dapat diumumkan oleh pejabat yang bertanggungjawab
di bidang hukum atau administrasi umum, atau pejabat yang ditunjuk
sesuai dengan substansi Keputusan;
b) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan sebelah kiri
bawah, terdiri atas kata salinan sesuai dengan aslinya, nama jabatan,
tanda tangan, nama pejabat penandatangan, dan nama jabatan dan nama
lengkap ditulis dengan huruf awal kapital.
5) Distribusi
Keputusan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada pejabat yang
berkepentingan.
6) Hal yang Perlu Diperhatikan
Naskah asli dan salinan keputusan yang diparaf harus disimpan sebagai
arsip.
b. Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Keputusan
Kepala Kantor Pertanahan, menyesuaikan dengan Keputusan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
Format Keputusan, dapat dilihat pada Contoh 7A – 7H
CONTOH 7A ...
- 22 -
CONTOH 7A
FORMAT KEPUTUSAN
CONTOH 7B
CONTOH 7B ...
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR .…/Kep-..../…/......
TENTANG ………………………………………………………………………………….……….
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa........................................................................................................... .....................................................................................................................;
b. bahwa........................................................................................................... .....................................................................................................................;
c. dst...........................; Mengingat : 1. ……………………………………………………………………………………..;
2. …………………………………………………………………………………..; 3. dan seterusnya;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG …….. ………………………………………………..……………………………………..
PERTAMA : ..........................................................................................................................
KEDUA : ..........................................................................................................................
KETIGA : ..........................................................................................................................
KEEMPAT : ..........................................................................................................................
dan seterusnya. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
(Tanda tangan dan cap jabatan)
NAMA LENGKAP
Penomoran berurutan dalam
satu tahun takwin
Judul Keputusan ditulis
dengan huruf kapital
Memuat alasan tentang perlunya ditetapkan
Keputusan
Memuat peraturan yang menjadi dasar ditetapkan
peraturan
Menggunakan huruf kapital Tanpa frase Republik
Indonesia
Memuat substansi tentang
kebijakan yang ditetapkan
Kota sesuai dengan alamat Instansi dan tanggal
penandatanganan
Lambang Negara berwarna kuning emas dan nama
jabatan yang telah dicetak (Lambang disesuaikan)
Nama jabatan dan nama lengkap ditulis dengan huruf
kapital
- 23 -
CONTOH 7B
FORMAT KEPUTUSAN
(DITANDATANGANI OLEH NON PEJABAT NEGARA)
FORMAT PERATURAN
CONTOH 1
FORMAT PERATURAN
CONTOH 7C ...
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403 TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
KEPUTUSAN ....................................................................
NOMOR ……/Kep-....../...../.....
TENTANG .....................................................................................................................
NAMA JABATAN ...............................................,
Menimbang : a. bahwa........................................................................................................... b. bahwa...........................................................................................................
Mengingat : 1. ……………………………………………………………………………………..;
2. ……………………………………………………………………………………..;
MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN ...................................... TENTANG....................................
KESATU : ……………………………………………………………………………………..; KEDUA : ……………………………………………………………………………………..; KETIGA : ......................................................................................................................
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal
NAMA JABATAN,
(Tanda tangan dan cap jabatan)
NAMA LENGKAP
Logo dan nama instansi yang telah
dicetak
Penomoran yang
berurutan dalam satu
tahun takwin
Judul Keputusan ditulis dengan huruf kapital
Memuat alasan tentang perlunya ditetapkan Keputusan
Memuat peraturan yang menjadi dasar
ditetapkannya keputusan
Memuat substansi tentang kebijakan
yang ditetapkan
Kota sesuai dengan alamat instansi dan
tanggal penandatanganan
Nama jabatan dan nama lengkap yang
ditulis dengan huruf kapital
- 24 -
CONTOH 7C
FORMAT SALINAN KEPUTUSAN
FORMAT PERATURAN
CONTOH 1
FORMAT PERATURAN
CONTOH 7D ...
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403 TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
KEPUTUSAN ..............................................................
NOMOR ……/Kep-....../...../.....
TENTANG .....................................................................................................................
NAMA JABATAN ...............................................,
Menimbang : a. bahwa........................................................................................................... b. bahwa...........................................................................................................
Mengingat : 1. ……………………………………………………………………………………..;
2. ……………………………………………………………………………………..;
MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN ...................................... TENTANG....................................
KESATU :……………………………………………………………………………………..; KEDUA :……………………………………………………………………………………..; KETIGA :......................................................................................................................
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal
NAMA JABATAN,
ttd.
NAMA LENGKAP Salinan sesuai dengan aslinya
Nama Jabatan,
Tanda Tangan
Nama Lengkap
Logo dan nama instansi yang telah
dicetak
Penomoran yang berurutan dalam satu
tahun takwin
Judul Keputusan ditulis dengan huruf
kapital
Memuat alasan tentang perlunya ditetapkan Keputusan
Memuat peraturan yang menjadi dasar
ditetapkannya keputusan
Memuat substansi tentang kebijakan yang ditetapkan
Kota sesuai dengan alamat instansi dan
tanggal penandatanganan
Pencantuman ttd. di antara nama jabatan
dan nama lengkap
SALINAN
Ruang Pengabsahan
- 25 -
CONTOH 7D
FORMAT KEPUTUSAN PEMBERIAN HAK
CONTOH 7E ...
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR …/…/…/200...
TENTANG
………………………………………………………………………………….……….
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
Membaca : ………………………………………………………………………………...
Menimbang : a. bahwa......................................................................................................... .................................................................................................................;
b. bahwa......................................................................................................... .................................................................................................................;
c. dst...........................; Mengingat : 1. ………………………………………………………………………................;
2. …………………………………………………………………………………..; 3. dan seterusnya;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG ………………………………………………..……………………………………..
PERTAMA : ........................................................................................................................
KEDUA : ........................................................................................................................
KETIGA : ........................................................................................................................
KEEMPAT : ........................................................................................................................
dan seterusnya.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
(Tanda tangan)
NAMA LENGKAP
Tembusan: 1. ………………………………..; 2. ………………………………..;
dan seterusnya
Penomoran berurutan dalam
satu tahun takwin
Judul Keputusan ditulis
dengan huruf kapital
Memuat alasan tentang perlunya ditetapkan
Keputusan
Memuat peraturan yang
menjadi dasar ditetapkan
peraturan
Menggunakan huruf kapital Tanpa frase Republik
Indonesia
Memuat substansi tentang
kebijakan yang ditetapkan
Kota sesuai dengan alamat Instansi dan tanggal
penandatanganan
Lambang Negara berwarna kuning emas dan nama jabatan yang telah dicetak (Lambang disesuaikan)
Nama jabatan dan nama lengkap ditulis dengan huruf
kapital
Tembusan
- 26 -
CONTOH 7E
FORMAT KEPUTUSAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN
(DITANDATANGANI A.N. KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL)
CONTOH 7B
CONTOH 7F ...
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR .…/Kep-..../…/......
TENTANG ………………………………………………………………………………….……….
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa........................................................................................................... .....................................................................................................................;
b. bahwa........................................................................................................... .....................................................................................................................;
c. dst...........................; Mengingat : 1. ……………………………………………………………………………………..;
2. …………………………………………………………………………………..; 3. dan seterusnya;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG …….. ………………………………………………..……………………………………..
PERTAMA : ..........................................................................................................................
KEDUA : ..........................................................................................................................
KETIGA : ..........................................................................................................................
KEEMPAT : ..........................................................................................................................
dan seterusnya. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal
A.N. KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIS UTAMA,
(Tanda tangan dan cap jabatan)
NAMA LENGKAP
Penomoran berurutan dalam
satu tahun takwin
Judul Keputusan ditulis
dengan huruf kapital
Memuat alasan tentang perlunya ditetapkan
Keputusan
Memuat peraturan yang menjadi dasar ditetapkan
peraturan
Menggunakan huruf kapital Tanpa frase Republik
Indonesia
Memuat substansi tentang
kebijakan yang ditetapkan
Kota sesuai dengan alamat
Instansi dan tanggal
penandatanganan
Lambang Negara berwarna kuning emas dan nama jabatan yang telah dicetak (Lambang disesuaikan)
Nama jabatan dan nama
lengkap ditulis dengan huruf
kapital
- 27 -
CONTOH 7F
FORMAT KEPUTUSAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN
(DITANDATANGANI OLEH NONPEJABAT NEGARA)
CONTOH 7B
CONTOH 7G ...
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN SEKRETARIS UTAMA
NOMOR .…/Kep-..../…/......
TENTANG ………………………………………………………………………………….……….
SEKRETARIS UTAMA,
Menimbang : a. bahwa........................................................................................................... .....................................................................................................................;
b. bahwa........................................................................................................... .....................................................................................................................;
c. dst...........................; Mengingat : 1. ……………………………………………………………………………………..;
2. …………………………………………………………………………………..; 3. dan seterusnya;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN SEKRETARIS UTAMA TENTANG …….. …………… ……………… …………………..……………………………………..
PERTAMA : ..........................................................................................................................
KEDUA : ..........................................................................................................................
KETIGA : ..........................................................................................................................
KEEMPAT : ..........................................................................................................................
dan seterusnya. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal
SEKRETARIS UTAMA,
(Tanda tangan dan cap jabatan)
NAMA LENGKAP
Penomoran berurutan dalam
satu tahun takwin
Judul Keputusan ditulis
dengan huruf kapital
Memuat alasan tentang perlunya ditetapkan
Keputusan
Memuat peraturan yang menjadi dasar ditetapkan
peraturan
Menggunakan huruf kapital Tanpa frase Republik
Indonesia
Memuat substansi tentang
kebijakan yang ditetapkan
Kota sesuai dengan alamat
Instansi dan tanggal
penandatanganan
Lambang Negara berwarna kuning emas dan nama jabatan yang telah dicetak (Lambang disesuaikan)
Nama jabatan dan nama
lengkap ditulis dengan huruf
kapital
- 28 -
CONTOH 7G
FORMAT SALINAN KEPUTUSAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN
CONTOH 7B
CONTOH 7H ...
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ……/Kep-....../...../.....
TENTANG
.....................................................................................................................
NAMA JABATAN ...............................................,
Menimbang : a. bahwa........................................................................................................... b. bahwa...........................................................................................................
Mengingat : 1. ……………………………………………………………………………………..;
2. ……………………………………………………………………………………..;
MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG
........................................................... KESATU : ……………………………………………………………………………………..; KEDUA : ……………………………………………………………………………………..; KETIGA : ......................................................................................................................
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
NAMA LENGKAP
Salinan sesuai dengan aslinya
Nama Jabatan,
Tanda Tangan
Nama Lengkap
SALINAN Penomoran berurutan dalam
satu tahun takwin
Judul Keputusan ditulis
dengan huruf kapital
Memuat alasan tentang perlunya ditetapkan
Keputusan
Memuat peraturan yang menjadi dasar ditetapkan
peraturan
Menggunakan huruf kapital Tanpa frase Republik
Indonesia
Memuat substansi tentang
kebijakan yang ditetapkan
Kota sesuai dengan alamat Instansi dan tanggal
penandatanganan
Lambang Negara berwarna kuning emas dan nama jabatan yang telah dicetak (Lambang disesuaikan)
Nama jabatan dan nama
lengkap ditulis dengan huruf
awal kapital
- 29 -
CONTOH 7H
FORMAT PETIKAN KEPUTUSAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN
CONTOH 7B
3. Naskah ...
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
PETIKAN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ……/Kep-....../...../.....
TENTANG
.....................................................................................................................
NAMA JABATAN ...............................................,
Menimbang : a. bahwa........................................................................................................ ; b. bahwa........................................................................................................ ;
Mengingat : 1. ……………………………………………………………..……………...……..;
2. ……………………………………………………………..……………………..;
Memperhatikan : ……………………………………………………………………………………..;
MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN ...................................... TENTANG.................................... KESATU : ……………………………………………………………………………………..; KEDUA : ……………………………………………………………………………………..; KETIGA : ......................................................................................................................
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal
An. Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Sekretaris Utama
u.b. Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian,
ttd.
Nama Lengkap
Petikan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Mutasi Kepegawaian,
Tanda Tangan
Nama Lengkap
Penomoran berurutan dalam
satu tahun takwin
Judul Keputusan ditulis
dengan huruf kapital
Memuat alasan tentang perlunya ditetapkan
Keputusan
Memuat peraturan yang menjadi dasar ditetapkan
peraturan
Menggunakan huruf kapital Tanpa frase Republik
Indonesia
Memuat substansi tentang
kebijakan yang ditetapkan
Kota sesuai dengan alamat Instansi dan tanggal
penandatanganan
Lambang Negara berwarna kuning emas dan nama jabatan yang telah dicetak (Lambang disesuaikan)
Nama jabatan dan nama
lengkap ditulis dengan huruf
awal kapital
- 30 -
3. Naskah Dinas Penugasan
a. Surat Tugas
1) Pengertian
Surat Tugas adalah naskah dinas yang dibuat oleh atasan kepada bawahan
dan memuat apa yang harus dilakukan.
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat Tugas dibuat dan ditandatangani oleh pimpinan/pejabat yang
berwenang berdasarkan lingkup tugas, wewenang, dan tanggung jawab.
3) Susunan
a) Kepala
(1) Kop (menyesuaikan);
(2) Tulisan “SURAT TUGAS” dicantumkan di bawah kop ditulis
dengan huruf kapital, diikuti nomor surat tugas ditulis dengan
huruf awal kapital simetris dibawahnya;
b) Batang Tubuh
Memuat alasan penugasan, diikuti dengan kata “menugaskan” kepada
para pejabat/pegawai yang mendapat tugas. Dibawahnya ditulis
“untuk” dicantumkan uraian penugasan yang harus dilaksanakan,
diikuti jadwal waktu pelaksanaan.
Penutup yang memuat perintah melaksanakan tugas dan menyampaikan
laporan, dan bila diperlukan diikuti dengan permintaan bantuan pihak-
pihak terkait untuk memudahkan pelaksanaan tugas.
c) Kaki
(1) Tempat dan tanggal penetapan;
(2) Nama jabatan pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf
kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma (,);
(3) Tanda tangan pejabat yang menugaskan;
(4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf
kapital;
(5) NIP, kecuali Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia tidak menggunakan NIP;
(6) Stempel dinas;
(7) Tembusan (bila diperlukan).
4) Distribusi
a) Surat Tugas disampaikan kepada yang mendapat tugas;
b) Tembusan disampaikan kepada pejabat/instansi yang terkait.
5) Hal yang Perlu Diperhatikan
a) Surat Tugas tidak menggunakan konsiderans;
b) Jika tugas merupakan tugas kolektif, daftar pegawai yang ditugaskan
dimasukkan dalam lampiran yang terdiri atas kolom nomor urut, nama,
pangkat, NIP, jabatan, dan keterangan;
c) Pada dasarnya surat tugas ditetapkan oleh atasan pegawai, kecuali
apabila karena pertimbangan tertentu pejabat tersebut diberi wewenang
tertulis untuk menetapkan surat tugas untuk diri sendiri;
d) Surat tugas tidak berlaku lagi setelah tugas selesai dilaksanakan.
Format Surat Tugas, dapat dilihat pada Contoh 8
CONTOH 8 ...
- 31 -
CONTOH 8
FORMAT SURAT TUGAS
FORMAT PERATURAN
CONTOH 1
FORMAT PERATURAN
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403 TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
SURAT TUGAS
Nomor………/St.-.../……../......
Menimbang : a. bahwa........................................................................................................... b. bahwa...........................................................................................................
Dasar : 1. ……………………………………………………………………………………..;
2. ……………………………………………………………………………………..;
MEMBERI TUGAS:
Kepada : 1. ……………………………………………………………………………………..; 2. ……………………………………………………………………………………..; 3. .....................................................................................................................; 4. dan seterusnya.
Untuk : 1. ……………………………………………………………………………………..;
2. ……………………………………………………………………………………..; 3. .....................................................................................................................; 4. dan seterusnya.
Nama tempat, tanggal Nama Jabatan,
Tanda tangan dan cap instansi
Nama Lengkap
Logo dan nama
instansi yang telah
dicetak
Penomoran yang berurutan dalam satu
tahun takwin
Memuat peraturan/dasar ditetapkannya Surat
Perintah/ Surat Tugas
Daftar pejabat yang menerima perintah/tugas
Memuat substansi
arahan yang diperlukan
Kota sesuai alamat instansi dan tanggal penandatanganan
Nama Jabatan dan
nama lengkap ditulis dengan huruf awal kapital
- 32 -
b. Surat Perintah
1) Pengertian
Surat Perintah adalah naskah dinas yang memuat perintah apa yang harus
dilakukan.
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat Perintah dibuat dan ditandatangani oleh pimpinan/pejabat yang
berwenang berdasarkan lingkup tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala
(1) Kop (menyesuaikan);
(2) Tulisan “SURAT PERINTAH” dicantumkan di bawah kop ditulis
dengan huruf kapital, diikuti nomor surat perintah ditulis dengan
huruf awal kapital simetris dibawahnya;
b) Konsiderans
(1) Meliputi “pertimbangan ” dan atau ”dasar”, “pertimbangan”
diikuti dengan abjad dan kata “bahwa” dengan huruf awal kecil
memuat alasan/tujuan ditetapkan surat perintah, sedangkan
“dasar” diikuti dengan angka arab memuat ketentuan yang
dijadikan landasan ditetapkan surat perintah tersebut;
(2) Diktum dimulai dengan kata “memerintahkan” ditulis dengan
huruf kapital dicantumkan di tengah margin, diikuti kata “kepada”
di margin kiri serta nama dan jabatan pegawai yang mendapat
perintah. Di bawah “kepada” ditulis “untuk” disertai tugas-tugas
yang harus dilaksanakan.
c) Kaki
(1) Tempat dan tanggal penetapan;
(2) Nama jabatan pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf
kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma (,);
(3) Tanda tangan pejabat yang memerintahkan;
(4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf
kapital;
(5) NIP, kecuali Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia tidak menggunakan NIP;
(6) Stempel dinas;
(7) Tembusan (bila diperlukan).
4) Distribusi
a) Surat Perintah disampaikan kepada yang mendapat perintah;
b) Tembusan disampaikan kepada pejabat/instansi yang terkait.
5) Hal yang Perlu Diperhatikan
a) Surat Perintah menggunakan konsiderans yang memuat pertimbangan
atau dasar pemberian perintah;
b) Jika perintah merupakan perintah kolektif, daftar pegawai yang
diperintahkan dimasukkan dalam lampiran yang terdiri atas kolom
nomor urut, nama, pangkat, NIP, jabatan, dan keterangan;
c) Pada dasarnya surat perintah ditetapkan oleh atasan pegawai, kecuali
apabila karena pertimbangan tertentu pejabat tersebut diberi wewenang
tertulis untuk menetapkan surat perintah untuk diri sendiri;
d) Surat perintah tidak berlaku lagi setelah perintah selesai dilaksanakan.
Format Surat Perintah, dapat dilihat pada Contoh 9
CONTOH 9 ...
- 33 -
CONTOH 9
FORMAT SURAT PERINTAH
II. Naskah ...
Nama jabatan dan nama lengkap ditulis dengan huruf awal
kapital
Kota sesuai alamat instansi dan tanggal
penandatanganan
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403
TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
SURAT PERINTAH
NOMOR ……./SPh……../……./....
Menimbang : a. bahwa...........................................................................................................;
b. bahwa...........................................................................................................; Dasar : 1. ……………………………………………………………………………………...;
2. ……………………………………………………………………………………..;
MEMBERI PERINTAH
Kepada : 1. ……………………………………………………………………………………... ; 2. ...................................................................................................................... ; 3. ...................................................................................................................... ; 4. dan seterusnya.
Untuk : 1. ...................................................................................................................... ;
2. ...................................................................................................................... ; 3. ...................................................................................................................... ; 4. dan seterusnya.
Nama tempat, tanggal Nama Jabatan, Tanda tangan dan cap instansi Nama Lengkap
Logo dan nama Instansi
yang telah dicetak
Substansi arahan yang
diperintahkan
Penomoran yang berurutan dalam satu
tahun takwin
Memuat Peraturan/ dasar ditetapkannya Surat Perintah/Surat
Tugas
Daftar Pejabat yang menerima
perintah/tugas
- 34 -
II. Naskah Dinas Korespondensi
1. Naskah Dinas Korespondensi Intern
a. Nota Dinas
1) Pengertian Nota Dinas adalah bentuk Naskah Dinas intern yang dibuat oleh seorang
pejabat dalam melaksanakan tugas kedinasan guna menyampaikan petunjuk, pemberitahuan, pernyataan, permintaan, dan lainnya. Nota Dinas memuat hal yang bersifat rutin, berupa catatan ringkas yang tidak
memerlukan penjelasan yang panjang, dan dapat langsung dijawab dengan disposisi oleh pejabat yang dituju.
2) Pembuatan Nota Dinas dibuat oleh dan untuk para pejabat dalam satu unit organisasi
yang bersangkutan sesuai dengan lingkup tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
Contoh:
a) Nota Dinas antar pejabat di unit kerja Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia;
b) Nota Dinas antar pejabat di lingkungan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional;
c) Nota Dinas antar pejabat di lingkungan Kantor Pertanahan.
3) Susunan a) Kepala
(1) kop surat; (2) tulisan “NOTA DINAS” dicantumkan di bawah kop, ditulis
dengan huruf kapital, tidak perlu digarisbawahi;
(3) kata nomor, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (4) kata Yth., yang ditulis dengan huruf awal kapital; (5) kata Dari, yang ditulis dengan huruf awal kapital; (6) kata Tanggal, yang ditulis dengan huruf awal kapital;
(7) kata Sifat, yang ditulis dengan huruf awal kapital; (8) kata Lampiran, yang ditulis dengan huruf awal kapital; (9) kata Hal, yang ditulis dengan huruf awal kapital;
(10) Setelah “Hal” diberi garis bawah dari margin kiri ke margin kanan.
b) Batang Tubuh
Terdiri atas kalimat/alinea pembuka, isi, dan penutup yang singkat, padat, dan jelas.
c) Kaki (1) nama jabatan penandatangan ditulis dengan huruf kapital, dan
diakhiri dengan tanda baca koma (,); (2) tanda tangan pejabat; (3) nama lengkap penandatangan, ditulis dengan huruf kapital, tanpa
diberi tanda baca apapun, serta tidak perlu digarisbawahi, dibawahnya ditulis Nomor Induk Pegawai (NIP.) pejabat yang memberikan tanda tangan;
(4) tembusan, ditulis lengkap di margin kiri bawah diikuti tanda baca titik dua (:) dan tidak diberi garis bawah, dan tidak perlu menambahkan kata sebagai laporan, arsip atau istilah sejenisnya.
Contoh:
Tembusan: 1. Direktur .....; 2. dst.
4) Hal ...
- 35 -
4) Hal yang Perlu Diperhatikan
a) Nota Dinas tidak dibubuhi cap dinas
b) Tembusan Nota Dinas berlaku di lingkungan intern instansi
c) Penomoran Nota Dinas dilakukan dengan mencantumkan nomor Nota
Dinas, kode jabatan penanda tangan, kode klasifikasi arsip, bulan, dan tahun.
Format Nota Dinas, dapat dilihat pada Contoh 10
CONTOH 10
FORMAT NOTA DINAS
CONTOH 10
FORMAT NOTA DINAS
b. Memorandum ...
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403
TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
NOTA DINAS NOMOR ..../ND/...../..../.......
Yth. : ………………………………………… Dari : ………………………………………… Tanggal : ………………………………………… Sifat : ......................................................... Lampiran : ………………………………………… Hal : …………………………………………
..................................................................................................................... ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ..................................................................................................................... ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ..................................................................................................................... ............................................................................................................................................
Tanda tangan Nama Lengkap
Tembusan: 1. ......................... 2. ......................... 3. .........................
Penomoran yang berurutan dalam
satu tahun takwin
Memuat laporan, pemberitahuan
pernyataan atau permintaan yang sifatnya rutin berupa
catatan ringkas
Nama lengkap ditulis dengan huruf awalkapital, tidak dibubuhi cap dinas
Logo dan nama
Instansi yang telah
dicetak
- 36 -
b. Memorandum
1) Pengertian
Memorandum adalah Naskah Dinas intern yang bersifat mengingatkan
suatu masalah, menyampaikan arahan, peringatan, saran, dan pendapat
kedinasan.
2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Memorandum dibuat oleh/untuk pejabat dalam lingkungan/unit kerja Badan
Pertanahan Nasional sesuai dengan lingkup tugas, wewenang, dan tanggung
jawab.
3) Susunan a) Kepala
(1) Kop Naskah Dinas, menyesuaikan; (2) Tulisan ”MEMORANDUM” diletakkan di margin tengah
dicantumkan di bawah kop, ditulis dengan huruf kapital;
(3) Kata Nomor ditulis di bawah kata Memorandum dengan huruf kapital;
(4) Kata Yth., ditulis dengan huruf awal kapital;
(5) Kata Dari, ditulis dengan huruf awal kapital; (6) Kata Hal, ditulis dengan huruf awal kapital; (7) Kata Tanggal, ditulis dengan huruf awal kapital;
b) Batang Tubuh
Terdiri atas kalimat/alinea pembuka, isi, dan penutup yang singkat,
padat, dan jelas.
c) Kaki
(1) nama jabatan penandatangan ditulis dengan huruf kapital, dan
diakhiri dengan tanda baca koma (,);
(2) tanda tangan pejabat;
(3) nama lengkap penandatangan, ditulis dengan huruf kapital, tanpa
diberi tanda baca apapun, serta tidak perlu digarisbawahi,
dibawahnya ditulis Nomor Induk Pegawai (NIP.) pejabat yang
memberikan tanda tangan;
(4) Tembusan bila diperlukan.
4) Hal yang Perlu Diperhatikan
a) Memorandum tidak dibubuhi cap dinas. b) Tembusan Memorandum berlaku di lingkungan intern Badan
Pertanahan Nasional. c) Penomoran Memorandum dilakukan dengan mencantumkan kode
Memo (singkatan dari Memorandum), nomor Memorandum, kode jabatan penandatangan, bulan, dan tahun.
Format Memorandum, dapat dilihat pada Contoh 11
CONTOH 11A ...
- 37 -
CONTOH 11A
FORMAT MEMORANDUM KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
CONTOH 11A ...
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
MEMORANDUM
NOMOR ……/Memo-…../…../…….
Yth. : ............................................................................... Dari : ............................................................................... Hal : ............................................................................... Tanggal : ...............................................................................
.................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... ....................................................................................................................
Tanda Tangan
Nama Lengkap
Tembusan:
1. ............... 2. ...............
Lambang negara dan nama jabatan yang
telah dicetak
Penomoran berurutan dalam satu tahun
takwin
Memuat materi yang bersifat mengingatkan
suatu masalah atau menyampaikan arahan, peringatan, saran / pendapat
kedinasan.
Nama lengkap yang ditulis dengan huruf awal kapital, tidak dibubuhi cap dinas
- 38 -
CONTOH 11B
FORMAT MEMORANDUM
CONTOH 10
FORMAT NOTA DINAS
2. Naskah ...
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403
TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
MEMORANDUM NOMOR ..../Memo-.../...../.........
Yth : ……………………………………...... Dari : ………………………………………… Hal : ………………………………………… Tanggal : ......................................................... ..................................................................................................................... ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ..................................................................................................................... ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ..................................................................................................................... ............................................................................................................................................
Tanda Tangan Nama Lengkap
Tembusan : 1. ......................... 2. ......................... 3. .........................
Penomoran yang berurutan dalam
satu tahun takwin
Memuat laporan,
pemberitahuan pernyataan atau permintaan yang sifatnya
rutin berupa catatan ringkas
Nama lengkap ditulis dengan huruf awal kapital,
tidak dibubuhi cap
dinas
Logo dan nama Instansi yang telah
dicetak
- 39 -
Yth. Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Jalan Sisingamangaraja Nomor 2 Jakarta Selatan
Yth. Luki Ambarwinarti, S.E. Biro Umum Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Jalan Sisingamangaraja Nomor 2 Jakarta Selatan
Yth. Sekretaris Utama Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
u.p Kepala Biro Umum Jalan Sisingamangaraja Nomor 2
Jakarta Selatan
2. Naskah Dinas Korespondensi Ekstern (Surat Dinas)
Jenis naskah dinas korespondensi ekstern hanya ada satu macam, yaitu Surat
Dinas.
a. Pengertian
Surat Dinas adalah naskah dinas pelaksanaan tugas pejabat dalam
menyampaikan informasi kedinasan berupa pemberitahuan, pernyataan,
permintaan atau penyampaian naskah dinas atau barang, atau hal kedinasan
lainnya kepada pihak lain baik di lingkungan maupun di luar lingkungan Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia, antara lain :
1) antar pejabat eselon I di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia.
2) Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia kepada pejabat
negara di luar lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
3) Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian kepada Sekretaris Utama.
b. Wewenang Penandatanganan
Surat Dinas dibuat oleh pejabat sesuai dengan lingkup tugas, fungsi,
wewenang, dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian Kepala Surat Dinas terdiri dari :
a) kop naskah dinas, yang berisi lambang negara dan nama jabatan (untuk
pejabat negara) atau logo dan nama instansi (untuk non pejabat negara)
secara simetris;
b) nomor, sifat, lampiran dan hal, yang diketik dengan huruf awal kapital
di sebelah kiri di bawah kop naskah dinas;
c) tempat dan tanggal pembuatan surat, yang diketik disebelah kanan atas
sejajar/sebaris dengan nomor;
d) kata Yth., yang ditulis di bawah Hal, diikuti dengan nama jabatan yang
dikirimi surat;
e) alamat surat, yang ditulis di bawah Yth.
Contoh:
`
2) Batang ...
- 40 -
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Dinas terdiri dari alinea pembuka, isi dan
penutup.
3) Kaki
Bagian kaki Surat Dinas terdiri dari
a) nama jabatan, yang ditulis dengan huruf awal kapital, diakhiri tanda
baca koma;
b) tanda tangan pejabat;
c) nama lengkap pejabat/penandatangan, yang ditulis dengan huruf awal
kapital;
d) cap dinas digunakan sesuai dengan ketentuan;
e) tembusan yang memuat nama jabatan pejabat penerima (jika ada).
ditulis lengkap di margin kiri bawah diikuti tanda baca titik dua (:) dan
tidak diberi garis bawah dan tidak perlu menambahkan kata sebagai
laporan, arsip atau istilah sejenisnya.
d. Distribusi
surat dinas disampaikan kepada pejabat sesuai dengan alamat yang dituju
dengan menggunakan buku ekspedisi atau lembar pengantar.
e. Hal yang Perlu Diperhatikan
1) kop surat hanya digunakan pada halaman pertama.
2) dalam hal surat dinas lebih dari 1 (satu) halaman dicantumkan nomor
halaman pada margin tengah atas, kecuali pada halaman pertama tidak
dicantumkan nomor halaman.
3) dalam hal surat dinas lebih dari 1 (satu) halaman dicantumkan awal kalimat
pada halaman berikutnya disertai tanda baca titik (...) pada margin kanan
bawah
Format Surat Dinas, dapat dilihat pada Contoh 12A – 12C
CONTOH 12A ...
- 41 -
CONTOH 12A
FORMAT SURAT DINAS KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
CONTOH 12B ...
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
Nomor : ….(tempat)….. , ….(tgl., bln., thn)… Sifat : Lampiran : Hal :
Yth. ……………………………….. ……………………………………… ………………………………………
................................................................( Alinea Pembuka )......................................................... ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................
............................................................... .....( Alinea Isi )............................................................... ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................
................................................................( Alinea Penutup ).......................................................... ............................................................................................................................................................
Nama Jabatan,
(Tanda Tangan dan Cap Jabatan )
Nama Lengkap
Tembusan: 1. ......................... 2. ......................... 3. .........................
JALAN SISINGAMANGARAJA NO. 2 JAKARTA SELATAN TELP 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
Nama Jabatan dan nama lengkap yang ditulis dengan
huruf awal kapital
Kop surat berupa lambang negara dan nama jabatan
yang telah dicetak
Tempat dan tanggal
pembuatan surat
Alamat tujuan yang ditulis di
bagian kiri
- 42 -
CONTOH 12B
FORMAT SURAT DINAS ESELON I A.N. KEPALA BPN RI
CONTOH 12C ...
Nama Jabatan dan nama lengkap yang ditulis dengan
huruf awal kapital
Kop surat berupa lambang
negara dan nama jabatan
yang telah dicetak
Alamat tujuan yang ditulis di
bagian kiri
Tempat dan tanggal
pembuatan surat
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
Nomor : ….(tempat)….. , ….(tgl., bln., thn)…
Sifat : Lampiran : Hal :
Yth. ……………………………….. ……………………………………… ………………………………………
................................................................( Alinea Pembuka )......................................................... ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................
............................................................... .....( Alinea Isi )............................................................... ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................
................................................................( Alinea Penutup ).......................................................... ............................................................................................................................................................
Nama Jabatan, (Tanda Tangan dan Cap Jabatan ) Nama Lengkap
Tembusan: 1. ..................... 2. ..................... 3. .....................
JALAN SISINGAMANGARAJA NO. 2 JAKARTA SELATAN TELP 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
- 43 -
CONTOH 12C
FORMAT SURAT DINAS NON PEJABAT NEGARA
3. Surat ...
Nama Jabatan dan nama lengkap yang ditulis dengan
huruf awal kapital
Kop surat berupa lambang negara dan nama jabatan
yang telah dicetak
Alamat tujuan yang ditulis di
bagian kiri
Tempat dan tanggal
pembuatan surat
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403
TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
Nomor : ….(tempat)….. , ….(tgl., bln., thn)… Sifat : Lampiran : Hal :
Yth. ……………………………….. ……………………………………… ………………………………………
................................................................( Alinea Pembuka )......................................................... ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................
............................................................... .....( Alinea Isi )............................................................... ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................
................................................................( Alinea Penutup ).......................................................... ............................................................................................................................................................
Nama Jabatan, (Tanda Tangan dan Cap Jabatan ) Nama Lengkap
Tembusan : Disampaikan Kepada Yth. 1. ......................... 2. ......................... 3. .........................
- 44 -
3. Surat Undangan
a. Pengertian
Surat Undangan adalah Naskah Dinas yang memuat undangan kepada
pejabat/pegawai pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu acara kedinasan
tertentu, misalnya rapat, upacara, pertemuan, dan sebagainya.
b. Kewenangan
Surat Undangan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas, fungsi,
wewenang, dan tanggungjawabnya.
Kewenangan untuk mengundang pejabat/pegawai di luar lingkungan unit
organisasi atau di luar lingkungan Badan Pertanahan Nasional dilimpahkan
kepada pejabat yang berwenang.
Kewenangan untuk mengundang pejabat di lingkungan internal unit organisasi
berada pada pimpinan unit organisasi yang mengundang dan dapat dilimpahkan
kepada pejabat yang ditunjuk pada masing-masing unit organisasi.
c. Susunan
1) Kepala
a) Kop naskah dinas, yang berisi lambang negara dan nama jabatan (untuk
pejabat negara) atau logo dan nama instansi (untuk non pejabat negara);
b) Nomor, sifat, lampiran, dan hal yang diketik disebelah kiri di bawah
kop naskah dinas;
c) Tempat dan tanggal, pembuatan surat, yang diketik di sebelah kanan
atas sejajar/sebaris dengan nomor;
d) Kata Yth., yang ditulis dibawah hal, yang diikuti dengan nama jabatan,
dan alamat yang dikirimi surat (jika diperlukan);
2) Batang Tubuh
a) Alinea pembuka;
b) Isi undangan, yang meliputi hari, tanggal, waktu, tempat, dan acara;
c) Alinea penutup.
3) Kaki
Bagian kaki surat undangan terdiri dari nama jabatan yang ditulis dengan
huruf awal kapital, tandatangan, dan nama pejabat yang ditulis dengan
huruf awal kapital.
4) Hal yang perlu diperhatikan
a) format surat undangan sama dengan format surat dinas; bedanya adalah
pihak yang dikirimi surat pada surat undangan dapat ditulis pada
lampiran;
b) surat undangan untuk keperluan tertentu dapat berbentuk kartu.
Format Surat Undangan, dapat dilihat pada Contoh 13A – 13C
CONTOH 13A ...
- 45 -
CONTOH 13A
FORMAT SURAT UNDANGAN
CONTOH 13B ...
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403 TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
Nomor : ….(tempat)….. , ….(tgl., bln., thn)… Sifat : Lampiran : Hal :
Yth. ……………………………….. ……………………………………… ………………………………………
(alenia pembuka dan alenia isi) ...................................................................................................... ................................................................................................................................................................. Hari/tanggal : ....................................... Pukul : ....................................... Tempat : ....................................... Acara : ....................................... (alenia penutup) ............................................................................................................................ .................................................................................................................................................................
Nama Jabatan,
(Tanda tangan dan cap instansi)
Nama Lengkap
Tembusan :
1. ............... 2. ............... 3. ...............
Nama dan alamat instansi yang telah
dicetak
Tempat dan tanggal
pembuatan surat
Alamat tujuan yang dapat ditulis di bagian kiri, dan jumlahnya cukup banyak, dapat
dibuat pada daftar lampiran
Nama Jabatan dan nama lengkap ditulis dengan huruf awal kapital
- 46 -
CONTOH 13B
FORMAT LAMPIRAN SURAT UNDANGAN
CONTOH 13C ...
Lampiran Surat .................................. Nomor : Tanggal :
DAFTAR PEJABAT/PEGAWAI YANG DIUNDANG
1. ............................................................................................................................ 2. ............................................................................................................................ 3. ............................................................................................................................ 4. ............................................................................................................................ 5. ............................................................................................................................ 6. ............................................................................................................................ 7. ............................................................................................................................ 8. ............................................................................................................................ 9. ............................................................................................................................ 10. ............................................................................................................................
Nama Jabatan,
(Tanda tangan dan cap instansi)
Nama Lengkap
- 47 -
CONTOH 13C
FORMAT KARTU UNDANGAN
III. Naskah ...
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
Mengharapkan dengan hormat kehadiran Bapak/Ibu/Saudara
pada acara
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................
Hari ...................../ (tanggal) ..................., pukul ......................................... WIB
Bertempat di ......................................................
Harap hadir 30 menit sebelum acara
dimulai dan undangan dibawa
Konfirmasi:..........................
Pakaian : .............................
Laki-laki : .............................
Peremputan : .............................
TNI/Polri : .............................
- 48 -
III. Naskah Dinas Khusus
1. Surat Perjanjian
a. Pengertian Surat Perjanjian adalah naskah dinas berisi kesepakatan bersama tentang obyek yang mengikat antar kedua belah pihak atau lebih untuk melaksanakan suatu
tindakan atau perbuatan hukum yang telah disepakati bersama.
b. Lingkup Perjanjian
Lingkup perjanjian meliputi perjanjian dalam negeri dan perjanjian
internasional (bilateral, regional, dan multilateral).
1) Perjanjian Dalam Negeri
Kerjasama antar instansi baik di pusat maupun daerah di dalam negeri
dibuat dalam bentuk Kesepahaman Bersama atau Perjanjian Kerjasama.
2) Perjanjian Internasional
Perjanjian internasional (bilateral, regional, dan multilateral) dapat dilakukan sebagai upaya untuk mengembangkan hubungan dan kerjasama
antarnegara. Hubungan dan kerja sama luar negeri dapat dilakukan atas prakarsa dari instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah, serta Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
a) Pemerintah Daerah yang berminat mengadakan kerja sama dengan Pemerintah Kota/Provinsi di luar negeri memberi tahu Departemen Luar Negeri, Departemen Dalam Negeri, dan instansi terkait untuk mendapatkan pertimbangan.
b) Pemerintah Daerah bersama dengan Departemen Luar Negeri melalui Perwakilan RI di luar negeri mengadakan penjajakan untuk mengetahui apakah minatnya tersebut mendapatkan tanggapan positif dari
pemerintah Kota/Provinsi di luar negeri.
c) Dalam hal terdapat tanggapan positif dari kedua Pemerintah Daerah mengenai rencana kerjasama, kedua Pemerintah Daerah, jika diperlukan
dapat menyiapkan penandatanganan kesepakatan awal dalam bentuk Surat Minat/Surat Kehendak (Letter of Intent), Surat Minat/Surat Kehendak (Letter of Intent) ini dapat disiapkan oleh Pemerintah Daerah, Departemen Luar Negeri atau Perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri untuk disampaikan dan dimintakan tanggapan kepada mitra asing di luar negeri.
d) Surat Minat/Surat Kehendak yang disepakati dapat ditandatangani oleh
pimpinan atau pejabat setingkat dari kedua Pemerintah Daerah.
e) Sebagai tindak lanjut dari Surat Minat/Surat Kehendak (Letter of Intent), kedua pihak dapat bersepakat untuk melembagakan kerjasama
dengan menyiapkan Memorandum of Understanding (MoU).
f) Tindak lanjut MoU dilakukan dalam bentuk pengaturan teknis lebih lanjut antar pihak yang berkepentingan (Agreement and Treaty) atau Surat Perjanjian Kerjasama.
g) Setiap kerjasama antara Pemerintah Daerah dan Pihak Asing harus menghormati kedaulatan NKRI, persamaan kedudukan, tidak memaksakan kehendak, memberi manfaat dan saling menguntungkan,
tidak mengarah pada campur tangan urusan dalam negeri.
h) Dalam ...
- 49 -
h) Dalam naskah kerjasama pemerintah pusat dan daerah yang dilakukan pihak departemen, kementerian, lembaga, provinsi, dan kabupaten/kota dengan pihak asing, kedua belah pihak menggunakan dua naskah asli yang masing-masing pihak menandatangani naskah perjanjian
kerjasama sebagai berikut:
(1) naskah yang menyebutkan pihak Indonesia sebagai pihak yang disebutkan terlebih dahulu, pembubuhan tandatangan wakil
Indonesia diletakkan di sebelah kiri bawah;
(2) naskah yang menyebutkan pihak asing sebagai pihak yang disebutkan terlebih dahulu, pembubuhan tandatangan wakil asing
diletakan di sebelah kiri bawah.
i) Masing-masing naskah perjanjian kerjasama dimaksud diletakkan di dalam map dan dipertukarkan antar kedua belah pihak.
j) Naskah asli milik pemerintah/wakil Indonesia disimpan di ruang
perjanjian (treaty room) Departemen Luar Negeri. Untuk kepentingan daerah yang bersangkutan, Departemen Luar Negeri membuat salinan naskah resmi (certified true copy).
k) Pembuatan perjanjian internasional dilakukan di atas lembar kertas yang dicetak oleh Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional, Departemen Luar Negeri.
c. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
1) Perjanjian Dalam Negeri
Perjanjian yang dilakukan antar instansi pemerintah di dalam negeri, baik di pusat maupun di daerah dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai
dengan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya.
2) Perjanjian Internasional
a) Perjanjian Internasional dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai
tugas, wewenang dan tanggungjawabnya, setelah mendapat Surat Kuasa dari Menteri Luar Negeri.
b) Lembaga Negara dan instansi pemerintah pusat dan daerah, yang mempunyai rencana untuk membuat perjanjian internasional terlebih
dahulu melakukan konsultasi dan koordinasi mengenai rencana tersebut dengan Menteri Luar Negeri.
d. Susunan
1) Perjanjian Dalam Negeri
a) Kepala
Bagian Kepala terdiri dari
(1) lambang negara (untuk pejabat negara) diletakkan secara simetris, atau logo (untuk non pejabat negara) yang diletakkan di sebelah kanan dan kiri atas disesuaikan dengan penyebutan nama instansi;
(2) nama instansi;
(3) judul perjanjian;
(4) nomor.
b) Batang ...
- 50 -
b) Batang tubuh
Bagian batang tubuh Perjanjian kerjasama memuat materi perjanjian, yang dituangkan dalam bentuk pasal-pasal.
c) Kaki
Bagian kaki Perjanjian kerjasama terdiri dari nama penandatangan para pihak yang mengadakan perjanjian dan para saksi (jika dipandang perlu), dibubuhi materai sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2) Perjanjian Internasional
a) Kepala
Bagian Kepala terdiri dari
(1) Nama pihak yang mengadakan perjanjian/MoU;
(2) judul perjanjian;
b) Batang tubuh
Bagian batang tubuh terdiri dari
(1) penjelasan para pihak sebagai pihak yang terikat oleh perjanjian/MoU;
(2) keinginan para pihak;
(3) pengakuan para pihak terhadap perjanjian tersebut;
(4) rujukan terhadap Surat Minat/Surat Kehendak;
(5) acuan terhadap ketentuan yang berlaku;
(6) kesepakatan kedua belah pihak terhadap ketentuan yang tertuang
dalam pasal-pasal.
c) Kaki
Bagian kaki terdiri dari
(1) nama jabatan pejabat penandatangan selaku wakil pemerintah masing-masing, tandatangan, dan nama pejabat penandatangan, yang letaknya disesuaikan dengan penyebutan dalam judul
perjanjian;
(2) tempat dan tanggal penandatanganan perjanjian;
(3) penjelasan teks bahasa yang digunakan dalam perjanjian;
(4) segel asli.
Format Perjanjian Kerjasama (Lingkup Nasional dan Internasional), dapat dilihat pada contoh 15A-15D
Format map dalam praktik Perjanjian Internasional, dapat dilihat pada contoh 15E
CONTOH 15A ...
- 51 -
CONTOH 15A
FORMAT SURAT PERJANJIAN ANTAR INSTANSI DALAM NEGERI
Pasal 5 ...
PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
DAN ……………………………………………..
TENTANG
…………………………………………………………….
…… /SKB- /………/……….. NOMOR: ----------------------------------------------------
………………………..
Pada hari ini, ……….. tanggal ……….., bulan ……….., tahun ………. bertempat di………………….., Yang bertanda tangan di bawah ini
1. ……………………. : ……………, selanjutnya disebut sebagai Pihak I 2. ……………………. : ……………, selanjutnya disebut sebagai Pihak II
bersepakat untuk melakukan kerja sama dalam bidang……………………………………………, yang diatur dalam ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
TUJUAN KERJA SAMA
..........................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................... Pasal 2
RUANG LINGKUP KERJA SAMA
..........................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................... Pasal 3
PELAKSANAAN KEGIATAN
.......................................................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................................................
Pasal 4
PEMBIAYAAN
.......................................................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................................................
Tembusan : 4. ......................... 5. ......................... 6. .........................
Judul perjanjian (nama naskah dinas, para pihak,
objek
Penomoran yang berurutan
dalam satu tahun takwin
Memuat identitas pihak yang mengadakan dan
menandatangani perjanjian
Memuat materi perjanjian, yang ditulis dalam bentuk
pasal-pasal
- 52 -
CONTOH 15B ...
Pasal 5
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................... Pasal 6
LAIN-LAIN
(1) Apabila terjadi hal-hal yang di luar kekuasaan kedua belah pihak atau force majeure, dapat
dipertimbangkan kemungkinan perubahan tempat dan waktu pelaksanaan tugas pekerjaan dengan persetujuan kedua belah pihak.
(2) Yang termasuk force majeure adalah
a. bencana alam; b. tindakan pemerintah di bidang fiskal dan moneter; c. keadaan keamanan yang tidak mengizinkan.
(3) Segala perubahan dan/atau pembatalan terhadap piagam kerja sama ini akan diatur bersama
kemudian oleh pihak pertama dan pihak kedua.
Pasal 7
PENUTUP
.......................................................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................................................
NAMA INSTITUSI NAMA INSTITUSI NAMA JABATAN, NAMA JABATAN, Tanda Tangan Tanda Tangan
NAMA LENGKAP NAMA LENGKAP
- 53 -
CONTOH 15B
FORMAT KESEPAKATAN AWAL/LETTER OF INTENT
CONTOH 15C ...
LETTER OF INTENT BETWEEN
THE GOVERNMENT OF THE PROVINCE/CITY OF ............................................... OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
AND THE ............................................. CONCERNING PROVINCE CITY
The Government of the Province City of .........................................................................the Republic of Indonesia And the .........................................hereinafter referred to as “the Parties”; Desiring to promote goodwill and understanding as well as favourable cooperation between the people of the two cities/provincies; Recognizing the importance of the principles of the equality and mutual benefits; Do hereby declare our intention to establish Sister City/Province Cooperation as a basis for cooperation, in accordance with our prevailing laws and regulations, in the following fields : a. Exchange of experts on order to improve the management of the cities/provincies; b. Trade and promotion; c. Administration and information; d. Culture and arts; e. Youth and sport.
The implementation of such cooperation shall be concluded in appropriate measures in due course. DONE in duplicate at ....................., on this ........................, day of .............................., in the year........................, in Indonesian, ......................................and English languages, all text being equally authentic. For the Government of the Province/City of For .................................. .......................of the Republic of Indonesia
.................................................. .......................................
- 54 -
CONTOH 15C
FORMAT MEMORANDUM OF UNDERSTANDING
Article 4 ...
MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN
THE ........................................................................ REPUBLIC OF INDONESIA
AND THE ..................................................................
CONCERNING SISTER PROVINCE (CITY) COOPERATION
The .................................., Republic of Indonesia and the ......................................., hereinafter referred to as the Parties;
Desiring to promote favourable relations of partnershipm and cooperation between the people of the two provinces and;
Recognizing the importance of the principles of equality and mutual benefits; Referring to the Letter of Intent between ......................................., the Republic of Indonesia and ......................... concerning Sister Province (City) Cooperation, signed in .....................................on............................
Pursuant to the prevailing laws and regulations in the respective countries; Heve agreed as follows:
Article 1
Objective and Scope of Cooperation .....................................................................................................................................................................................................................................................................................................: a. ........................... b. ........................... c. ........................... d. ........................... e. ........................... Other areas agreed upon by the Parties.
Article 2
Funding ..................................................................................................................................................................................................................
Article 3
Technical Arrangement
..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
- 55 -
CONTOH 15D ...
Article 4
Working Group
a. .................................................................................................................................................................................................. b. .................................................................................................................................................................................................. c. ..................................................................................................................................................................................................
Article 5
Settlement of Disputes .......................................................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................................................................... ......................................................................
Article 6
Amendment .............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Article 7
Entry Into Force, Duration and Termination a. .................................................................................................................................................................................................. b. ................................................................................................................................................................................................... in witness whereof, the undersigned being duly authorized thereof by their respective Government, have signed this Memorandum of Understanding. done in duplicated in ................................... on this ................................................day of ............................................ In the year of ........................ and one in indonesia, ........................................................... and English language, all texts being equally authentic. In case of any divergence of interpretation of this Memorandum of Understanding, the English text shall prevail. FOR...................................... FOR .................................... REPUBLIC OF INDONESIA ............................................ .............................................
- 56 -
CONTOH 15D
FORMAT PERJANJIAN KERJA SAMA PEMERINTAH
LINGKUP NASIONAL
Pasal 5 ...
KERJA SAMA ANTARA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
DAN
(Lembaga Pemerintah/Provinsi/Kabupaten/Kota)
TENTANG
(Program).................................................................
Nomor:....................................... Nomor:.......................................
(Kementrian/LPND/Komisi/Provinsi/Kabupaten/Kota) dan (Lembaga Pemerintah/Provinsi/Kabupaten/Kota) ......................................................................................... Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan kerja sama dalam rangka (Program)........... dengan ketentuan sebagai berikut.
Pasal 1 TUJUAN KERJA SAMA
............................................................................................................................. .....................................................................................................................
Pasal 2 RUANG LINGKUP KERJA SAMA
............................................................................................................................. .....................................................................................................................
Pasal 3
PELAKSANAAN KEGIATAN ............................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Pasal 4
PEMBIAYAAN ......................................................................................................................................................................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................................ ...................................................................................................................................
- 57 -
CONTOH 15E ...
Pasal 5
PENYELESAIAN PERSELISIHAN ............................................................................................................................. ........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ ...................................................................................................................................
Pasal 6
LAIN-LAIN (4) Apabila terjadi hal-hal yang di luar kekuasaan kedua belah pihak atau force majeure, dapat
dipertimbangkan kemungkinan perubahan tempat dan waktu pelaksanaan tugas pekerjaan dengan persetujuan kedua belah pihak.
(5) Yang termasuk force majeure adalah
d. bencana alam; e. tindakan pemerintah di bidang fiskal dan moneter; f. keadaan keamanan yang tidak mengizinkan.
(6) Segala perubahan dan/atau pembatalan terhadap piagam kerja sama ini akan diatur bersama
kemudian oleh pihak pertama dan pihak kedua.
Pasal 7
PENUTUP
............................................................................................................................. .....................................................................................................................
NAMA INSTITUSI NAMA INSTITUSI NAMA JABATAN, NAMA JABATAN, Tanda Tangan Tanda Tangan
NAMA LENGKAP NAMA LENGKAP
- 58 -
CONTOH 15 E
FORMAT MAP
2. Surat ...
- 59 -
2. Surat Kuasa
a. Pengertian
Surat Kuasa adalah naskah dinas yang berisi pemberian wewenang kepada badan
hukum/kelompok orang/perseorangan atau pihak lain dengan atas namanya untuk
melakukan suatu tindakan tertentu dalam rangka kedinasan.
b. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala terdiri dari
a) Kop (menyesuaikan);
b) Judul Surat Kuasa;
c) Nomor Surat Kuasa.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Kuasa memuat materi yang dikuasakan.
3) Kaki
Bagian Surat Kuasa memuat keterangan tempat, tanggal, bulan dan tahun
pembuatan serta nama dan tanda tangan para pihak yang berkepentingan, dan
dibubuhi meterai sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Khusus untuk
Surat Kuasa dalam bahasa Inggris tidak menggunakan materai.
Format Surat Kuasa, dapat dilihat pada Contoh 16
CONTOH 16 ...
- 60 -
CONTOH 16
FORMAT SURAT KUASA
3. Berita ...
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403 TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
SURAT KUASA Nomor ……/Sk-.../……/.......
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : ............................................................
Jabatan : ............................................................
Alamat : ............................................................
Memberi kuasa kepada
Nama : ............................................................
Jabatan : ............................................................
Alamat : ............................................................
Untuk .......................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Surat kuasa ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Penerima Kuasa, Nama Jabatan, Tanda Tangan Nama Lengkap NIP
Jakarta, ......................... Pemberi Kuasa, Nama Jabatan, Meterai dan Tanda Tangan Nama Lengkap NIP
Nama dan alamat instansi yang telah
dicetak
Penomoran yang berurutan dalam satu
tahun takwin
Memuat identitas yang memberikan kuasa
Nama Jabatan dan nama lengkap ditulis dengan huruf awal
kapital
Memuat pernyataan tentang pemberian wewenang kepada pihak lain untuk
melakukan suatu
tindakan tertentu
- 61 -
3. Berita Acara
a. Pengertian
Berita Acara adalah naskah dinas yang berisi uraian tentang proses pelaksanaan
suatu kegiatan yang harus ditandatangani oleh para pihak dan para saksi.
b. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala terdiri dari
a) Kop (menyesuaikan);
b) Judul Berita Acara;
c) Nomor Berita Acara.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh terdiri dari
a) Tulisan hari, tanggal, dan tahun serta nama dan jabatan para pihak yang
membuat Berita Acara;
b) Substansi Berita Acara.
3) Kaki
Bagian kaki memuat tempat pelaksanaan penandatanganan nama
jabatan/pejabat dan tanda tangan para pihak dan para saksi.
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Pembubuhan meterai pada naskah dinas Berita Acara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Format Berita Acara, dapat dilihat pada Contoh 17A – 17B
CONTOH 17A ...
- 62 -
CONTOH 17A
FORMAT BERITA ACARA
CONTOH 17B ...
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403 TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
BERITA ACARA Nomor ……/BA-……./……./……/……
Pada hari ini, ………, tanggal ………, bulan …….., tahun …....., kami masing-masing :
1. …..(nama pejabat),……. (NIP dan jabatan), selanjutnya disebut Pihak Pertama,
dan
2. …..(pihak lain),…………………………………….., selanjutnya disebut Pihak Kedua, telah
melaksanakan
1. …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
2. dan seterusnya.
Berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya berdasarkan …………………………………………………
Dibuat di …………………………………
Pihak Kedua,
Nama Jabatan
Tanda Tangan
Nama Lengkap,
NIP
Pihak Pertama,
Nama Jabatan,
Meterai dan Tanda Tangan
Nama Lengkap NIP
Mengetahui/Mengesahkan Nama Jabatan,
Tanda Tangan
Nama Lengkap
NIP
Logo dan nama instansi yang telah
dicetak
Penomoran yang berurutan dalam satu
tahun takwin
Memuat identitas para pihak yang melaksanakan kegiatan
Tanda tangan para pihak dan para saksi
Memuat kegiatan
yang dilaksanakan
Kota sesuai dengan
alamat instansi
- 63 -
CONTOH 17B
FORMAT BERITA ACARA PEMERIKSAAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
N a m a :
NIP. :
Tempat/Tgl. lahir :
Agama :
Pangkat/Golongan :
Jabatan :
Unit kerja :
Alamat :
- Kantor :
- Rumah :
Riwayat Pekerjaan :
Tanggungan Keluarga : Isteri :
Anak : 1.
2.
3.
------------------- Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sesungguhnya.
Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan yang tidak benar saya bersedia dituntut di muka
hakim.
……………,…………………
NIP.
RAHASIA ...
- 64 -
R A H A S I A
BERITA ACARA PEMERIKSAAN
----------------------Pada hari......................................................... tanggal.........................................
bulan............................................................tahun...............................................................kami:
1. Nama :
NIP. :
Pangkat/Golongan :
Jabatan :
2. Nama :
NIP. :
Pangkat/Golongan :
Jabatan :
3. Nama :
NIP. :
Pangkat/Golongan :
Jabatan :
Berdasarkan Surat Perintah Nomor :....................................................tanggal...............................
telah mengadakan pemeriksaan terhadap : -------------------------------------------------------------------
---------------------------------- N a m a :............................................---------------------------------
--------------------------------- NIP :...........................................----------------------------------
--------------------------------- Pangkat :...........................................----------------------------------
--------------------------------- Jabatan :...........................................----------------------------------
--------------------------------- Unit Organisasi :...........................................------------------------------------
karena ia disangka melakukan pelanggaran terhadap Pasal...........................................................
ayat..................................huruf.........................Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980.
Pertanyaan ...
- 65 -
PERTANYAAN
1. Pertanyaan :
Apakah Saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rohani ?
Jawaban :
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
2. Pertanyaan :
Apakah Saudara bersedia untuk dimintai keterangan sehubungan dengan
adanya………………………………………………………………………………..?
Jawaban :
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
3. Pertanyaan :
Apakah Saudara bersedia memberikan keterangan dengan sejujur-jujurnya ?
Jawaban :
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
4. Pertanyaan :
....................................................................(Sesuai dengan substansi yang diperiksa)
Dan seterusnya.
XX. Pertanyaan ...
- 66 -
XX. Pertanyaan : Apakah masih ada keterangan lain yang akan Saudara berikan kepada Tim Pemeriksa? Jawaban:
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
VV. Pertanyaan : Apakah Saudara merasa dipaksa dalam memberikan keterangan tersebut di atas?
Jawaban: ……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
ZZ. Pertanyaan : Apakah Saudara bersedia dimintai keterangan kembali dikemudian hari apabila diperlukan?
Jawaban: ……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
--------------------------------------- Demikianlah Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk digunakan sebagaimana mestinya. ----------------------------------------------
......................., .................................
Yang diperiksa Pejabat Pemeriksa
N a m a : 1. N a m a :
NIP : NIP :
Tanda Tangan : Tanda Tangan :
2. N a m a :
NIP :
Tanda Tangan :
3. N a m a :
NIP :
Tanda Tangan :
4. Surat ...
- 67 -
4. Surat Keterangan
a. Pengertian
Surat Keterangan adalah surat yang berisi informasi dari pejabat mengenai sesuatu
hal atau kebenaran sesuatu terhadap seorang pejabat/pegawai agar pejabat/pegawai
tersebut memperoleh kelancaran dan kemudahan dalam kegiatannya.
b. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala terdiri dari
a) Kop (menyesuaikan);
b) Judul Surat Keterangan;
c) Nomor Surat Keterangan.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh memuat pejabat yang menerangkan dan nama pegawai
yang diterangkan serta maksud dan tujuan diterbitkannya Surat Keterangan;
3) Kaki
Bagian kaki memuat keterangan tempat, tanggal, bulan, tahun, nama jabatan,
tanda tangan, dan nama pejabat yang membuat Surat Keterangan tersebut.
Posisi bagian kaki terletak pada bagian kanan bawah.
Format Surat Keterangan, dapat dilihat pada Contoh 18
CONTOH 18 ...
- 68 -
CONTOH 18
FORMAT SURAT KETERANGAN
5. Surat ...
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403 TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
SURAT KETERANGAN Nomor ……/Ket-……./……/.......
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : ..............................................................................................................
NIP : ..............................................................................................................
Jabatan : ..............................................................................................................
Dengan ini menerangkan bahwa
Nama : ..............................................................................................................
NIP : ..............................................................................................................
Pangkat/golongan : ..............................................................................................................
Jabatan : ..............................................................................................................
dan seterusnya
................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................. ..................................................................................................................................... ............................................................................................................... ..................................................................................................................................... ................................................................................................................................
Jakarta, .................................
Pejabat Pembuat Keterangan,
Tanda Tangan dan Cap Instansi
Nama Lengkap
Logo dan nama instansi yang telah
dicetak
Penomoran yang berurutan dalam satu
tahun takwin
Memuat identitas yang memberikan
keterangan
Kota sesuai dengan alamat instansi dan
tanggal penandatanganan
Memuat identitas
yang diberi
keterangan
Memuat informasi
mengenai suatu hal atau seseorang untuk kepentingan kedinasan
- 69 -
5. Surat Pengantar
a. Pengertian
Surat Pengantar adalah Naskah Dinas yang digunakan untuk mengantar/
menyampaikan naskah atau barang.
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Surat Pengantar dibuat oleh pejabat pada unit tata usaha atau pejabat sesuai dengan
tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala terdiri dari
a) Kop Naskah Dinas;
b) Nomor;
c) Tanggal;
d) Nama jabatan/alamat yang dituju;
e) Tulisan Surat Pengantar yang diletakkan secara simetris.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh dalam bentuk kolom terdiri dari
a) Nomor urut;
b) Jenis naskah/barang yang dikirim;
c) Banyaknya naskah/barang;
d) Keterangan.
3) Kaki
a) Pengirim yang berada disebelah kanan, yang meliputi
(1) nama jabatan pembuat surat pengantar;
(2) tanda tangan;
(3) nama lengkap penandatangan, ditulis dengan huruf kapital, tanpa diberi
tanda baca apapun, serta tidak perlu digarisbawahi, dibawahnya ditulis
Nomor Induk Pegawai (NIP.) pejabat yang memberikan tanda tangan;
(4) Cap Dinas.
b) Penerima yang berada disebelah kiri, yang meliputi
(1) nama jabatan penerima surat pengantar;
(2) tanda tangan;
(3) nama lengkap penandatangan, ditulis dengan huruf kapital, tanpa diberi
tanda baca apapun, serta tidak perlu digarisbawahi, dibawahnya ditulis
Nomor Induk Pegawai (NIP.) pejabat yang memberikan tanda tangan;
(4) Cap Dinas jika diperlukan;
(5) nomor telepon/faksimili;
(6) tanggal penerimaan
4) Hal yang Perlu Diperhatikan
Surat pengantar dikirim dalam dua rangkap, lembar pertama untuk penerima
dan lembar kedua untuk pengirim.
Format Surat Pengantar, dapat dilihat pada Contoh 19
CONTOH 19 ...
- 70 -
CONTOH 19
FORMAT SURAT PENGANTAR
6. Pemberitahuan
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403 TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
……Tanggal……….
Yth. .............................. ..................................... .....................................
SURAT PENGANTAR N omor ……/P/…/…/
No Naskah Dinas yang Dikirimkan Banyaknya Keterangan
Diterima tanggal …………….. Penerima Nama Jabatan, Tanda tangan Nama Lengkap NIP …………………….. No. Telepon ……………….
Pengirim Nama Jabatan, Tanda tangan dan Cap Instansi Nama Lengkap NIP ……………………..
Logo dan nama instansi yang telah
dicetak
Tempat dan tanggal
pembuatan surat
Alamat tujuan yang dapat ditulis di bagian
kiri
Nama jabatan dan
nama lengkap yang ditulis dalam huruf
awal kapital
- 71 -
6. Pemberitahuan
a. Pengertian
Pemberitahuan adalah Naskah Dinas yang isinya mengenai masalah/kegiatan
tertentu yang disampaikan kepada pejabat/pegawai dengan maksud agar
pejabat/pegawai tersebut mengetahui terhadap masalah/kegiatan tersebut.
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Pemberitahuan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat sesuai kewenangannya.
c. Susunan
1) Kepala
a) Kop naskah dinas;
b) nomor, sifat, lampiran, Hal diletakkan di margin kiri;
c) tempat, tanggal, bulan, tahun diletakkan di margin kanan;
d) nama jabatan atau alamat yang dituju diletakkan di margin kiri di bawah
tulisan Hal.
2) Batang Tubuh
Terdiri atas kalimat/alinea pembuka, isi, dan penutup yang singkat, padat, dan
jelas.
3) Kaki
a) nama jabatan penandatangan ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri
dengan tanda baca koma (,);
b) tanda tangan pejabat;
c) nama lengkap penandatangan, ditulis dengan huruf kapital, tanpa diberi
tanda baca apapun, serta tidak perlu digarisbawahi, dibawahnya ditulis
Nomor Induk Pegawai (NIP.) pejabat yang memberikan tanda tangan;
d) Stempel Dinas;
e) Tembusan bila diperlukan.
Format Pemberitahuan, dapat dilihat pada Contoh 20
CONTOH 20 ...
- 72 -
CONTOH 20
FORMAT PEMBERITAHUAN
7. Pengumuman ...
Nama Jabatan dan nama lengkap yang ditulis dengan
huruf kapital
Kop surat berupa lambang negara dan nama jabatan
yang telah dicetak
Alamat tujuan yang ditulis di
bagian kiri
Tempat dan tanggal
pembuatan surat
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403
TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
Nomor : ….(tempat)….. , ….(tgl., bln., thn)… Sifat : Lampiran : Hal :
Yth. ……………………………….. ……………………………………… ………………………………………
................................................................( Alinea Pembuka )......................................................... ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................
............................................................... .....( Alinea Isi )............................................................... ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................
................................................................( Alinea Penutup ).......................................................... ............................................................................................................................................................
Nama Jabatan, (Tanda Tangan dan Cap Jabatan ) Nama Lengkap
Tembusan: 1. ……………………………….; 2 ………………………………..;
dan seterusnya.
- 73 -
7. Pengumuman
a. Pengertian
Pengumuman adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan yang ditujukan
kepada semua pejabat/pegawai dalam lingkungan Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia atau perseorangan dan golongan di dalam atau di luar Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Pengumuman dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang mengumumkan atau
pejabat lain yang ditunjuk.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala terdiri dari
a) Kop (menyesuaikan);
b) Tulisan ”PENGUMUMAN” dicantumkan di bawah kop, ditulis dengan
huruf kapital secara simetris dan nomor pengumuman dicantumkan
dibawahnya;
c) Kata “TENTANG” dicantumkan di bawah nomor pengumuman, ditulis
dengan huruf kapital secara simetris;
d) Rumusan judul pengumuman ditulis dengan huruf kapital, simetris di
bawah “TENTANG”.
2) Batang Tubuh
Batang tubuh hendaknya memuat
a) Alasan tentang perlunya dibuat pengumuman;
b) Peraturan yang menjadi dasar pembuatan pengumuman;
c) Pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap mendesak.
3) Kaki
Bagian kaki terdiri dari
a) Tempat dan tanggal penetapan;
b) Nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan huruf awal
kapital, diakhiri dengan tanda baca koma (,);
c) Tanda tangan pejabat yang menetapkan;
d) Nama lengkap pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf awal
kapital;
e) Cap Dinas.
d. Hal yang Perlu Diperhatikan
1) Pengumuman tidak memuat alamat kecuali yang ditujukan kepada kelompok/
golongan tertentu;
2) Pengumuman bersifat menyampaikan informasi, tidak memuat cara
pelaksanaan teknis suatu peraturan;
Format Pengumuman, dapat dilihat pada Contoh 21
CONTOH 21 ...
- 74 -
CONTOH 21
FORMAT PENGUMUMAN
IV. Laporan ...
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403 TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
PENGUMUMAN
NOMOR ……/Peng-……./……/2008
TENTANG
………………………………………………………………..
............................................................................................................................................. .......................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................. .......................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................. .......................................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................................
Dikeluarkan di ............................................ pada tanggal ............................................. Nama Jabatan, Tanda Tangan dan Cap Instansi Nama Lengkap
Logo dan nama instansi yang telah
dicetak
Penomoran yang berurutan dalam satu
tahun takwin
Judul Pengumuman yang ditulis dengan
huruf kapital
Kota sesuai dengan alamat Instansi dan tanggal
penandatangan
Memuat alasan, peraturan yang
menjadi dasar, dan pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap
mendesak
- 75 -
IV. Laporan
1. Pengertian
Laporan adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang pelaksanaan
suatu kegiatan/kejadian.
2. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan
Laporan ditandatangani oleh pejabat yang diserahi tugas.
3. Susunan
a. Kepala
Bagian kepala laporan memuat judul laporan yang ditulis dalam huruf kapital
dan diletakkan secara simetris.
b. Batang Tubuh
Bagian batang tubuh terdiri dari
1) Pendahuluan, yang memuat penjelasan umum, maksud dan tujuan serta
ruang lingkup dan sistematika laporan;
2) Materi laporan yang terdiri atas kegiatan yang dilaksanakan, faktor yang
mempengaruhi, hasil pelaksanaan kegiatan, hambatan yang dihadapi, dan
hal lain yang perlu dilaporkan;
3) Simpulan dan Saran sebagai bahan pertimbangan;
4) Penutup yang merupakan akhir laporan memuat harapan/permintaan
arahan/ucapan terima kasih.
c. Kaki
Bagian kaki laporan terdiri dari
1) Tempat dan tanggal pembuatan laporan;
2) Nama jabatan pejabat pembuat laporan, yang ditulis dengan huruf awal
kapital;
3) Tanda tangan;
4) Nama lengkap yang ditulis dengan huruf awal kapital;
Format Laporan secara umum, dapat dilihat pada Contoh 22A
Format Laporan secara khusus (Laporan Hasil Pemeriksaan), dapat dilihat pada
Contoh 22B – 22C
CONTOH 22A ...
- 76 -
CONTOH 22A
FORMAT LAPORAN
CONTOH 22B ...
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403 TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
LAPORAN
TENTANG
.........................................................................
A. Pendahuluan 1. Umum 2. Maksud dan Tujuan 3. Ruang Lingkup 4. Dasar
B. Kegiatan yang dilaksanakan
................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................ dan seterusnya.
C. Hasil yang dicapai
................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................ dan seterusnya.
D. Simpulan dan Saran
................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................ dan seterusnya.
E. Penutup
................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................ dan seterusnya.
Dibuat di ............................................. pada tanggal ......................................... Nama Jabatan Pembuat Laporan,
Tanda tangan dan cap instansi
Nama Lengkap
Logo dan nama instansi yang telah
dicetak
Judul Laporan yang ditulis dengan huruf
kapital.
Memuat laporan tentang
pelaksanaan tugas
kedinasan
Kota sesuai dengan alamat instansi, tanggal
penandatanganan, nama jabatan, tanda tangan dan nama lengkap ditulis dengan
huruf awal kapital.
- 77 -
CONTOH 22B
FORMAT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
BAGIAN ...
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403 TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KINERJA PELAYANAN PERTANAHAN PADA
............................................................................... TAHUN ANGGARAN .............................
Nomor : Tanggal :
BAGIAN PERTAMA RINGKASAN HASIL PEMERIKSAAN
Hasil pemeriksaan kinerja pelayanan pada .......................................................... tahun anggaran ......................... sampai dengan tanggal ..........................., berdasarkan Surat Tugas Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia cq. Inspektur Utama Nomor ...../700/...../20…., tanggal ………………….., disamping ditemukan hal-hal yang positif ditemukan pula hal-hal yang perlu mendapat perhatian, perbaikan dan tindak lanjut sebagai berikut: I. Temuan Hasil Pemeriksaan
1. Kerugian Keuangan Negara (Kode: 01) …………………………………………………………………………………………………..
2. Kewajiban penyetoran kepada Negara (Kode: 02)
…………………………………………………………………………………………………..
3. Penyelesaian Pelayanan (SPOPP) …………………………………………………………………………………………………..
4. Temuan teknis/administrasi pelayanan
…………………………………………………………………………………………………..
II. Rekomendasi ………………………………………………………………………………………………………..
- 78 -
Demikian ...
BAGIAN KEDUA URIAN HASIL PEMERIKSAAN
BAB I. DATA UMUM
1. Dasar Pemeriksaan 2. Tujuan Pemeriksaan 3. Jenis Pemeriksaan 4. Ruang Lingkup Pemeriksaan 5. Periode yang diperiksa 6. Lama/waktu pelaksaann Pemeriksaan 7. Susunan Tim Pemeriksa 8. Pemeriksaan APFP sebelumnya 9. Data Auditan (Nama Kantor dan Susunan Pejabat)
BAB II. URAIAN HASIL PEMERIKSAAN
DALAM URAIAN HASIL PEMERIKSAAN INI HARUS MEMENUHI UNSUR SEBAGAI BERIKUT: 1. Judul temuan (bisa menggambarkan kondisi ataupun akibat) 2. Kondisi (diuraikan sejelas dan sedetil mungkin) 3. Kriteria 4. Sebab dan akibat 5. Rekomendasi/saran
A. EVALUASI SPM B. KINERJA PELAYANAN
1. Realisasi Pelayanan 2. Temuan
C. PENDANAAN
1. Penerimaan Anggaran
2. Pengeluaran Anggaran
3. Temuan
D. PERSONIL E. SARANA DAN PRASARANA
- 79 -
CONTOH 22C ...
Demikian laporan hasil pemeriksaan kinerja pelayanan pertanahan pada
.......................…………………… tahun anggaran …………………… sampai dengan tanggal
……………………….. untuk ditindaklanjuti sebagaimana mestinya.
Jakarta, ………………………….
Mengetahui: Inspektur Wilayah
………………. Pengendali Teknis Ketua Tim,
Selaku Pengawas
(…………………………) (…………………………) (…………………………) NIP. NIP. NIP.
Anggota Tim (…………………………) NIP. (…………………………) NIP.
- 80 -
CONTOH 22C
FORMAT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KHUSUS
Demikian ...
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403 TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KHUSUS ..................................................................................................
Nomor : Tanggal :
I. DATA UMUM
1. Sumber Informasi dan Pokok Masalah
Dari .............................................................................................................................. Pokok Masalah ............................................................................................................ 2. Dasar Pemeriksaan dan Tim Pemeriksa
a. Surat Tugas Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia cq Inpektorat Utama Nomor ............... tanggal .......................... tahun ....................
b. Susunan Tim Pemeriksa
II. HASIL PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Berkas/Dokumen Pendukung
2. B.A.P. Pejabat/Auditee
3. Pernyataan/Keterangan Pejabat/Petugas terkait
4. Keterangan dari pihak lain.
III. ANALISA
IV. KESIMPULAN
V. SARAN
- 81 -
V. Telaahan ...
Demikian laporan hasil pemeriksaan khusus atas pengaduan ..................................
pada …………………… untuk ditindaklanjuti.
Jakarta, ……………………………….
Mengetahui:
Inspektur Wilayah ………… Pengendali Teknis Ketua Tim,
(………………………) (………………………) (………………………) NIP. NIP. NIP.
Anggota Tim (………………………) NIP. (………………………) NIP.
- 82 -
V. Telaahan Staf
1. Pengertian
Telaahan staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabat atau staf yang
memuat analisis singkat dan jelas, mengenai suatu persoalan dengan memberikan
jalan keluar/pemecahan yang disarankan.
2. Susunan
a. Kepala
Bagian kepala terdiri dari
1) Judul TELAAHAN STAF dan diletakkan secara simetris di tengah atas;
2) Urian singkat tentang permasalahan.
b. Batang Tubuh
Bagian batang tubuh terdiri dari
1) Persoalan yang memuat pernyataan singkat dan jelas tentang persoalan yang
akan dipecahkan;
2) Praanggapan yang memuat dugaan yang beralasan, berdasarkan data yang
ada, saling berhubungan sesuai dengan situasi yang dihadapi, dan
merupakan kemungkinan kejadian di masa yang akan datang;
3) Fakta yang mempengaruhi yang memuat fakta yang merupakan landasan
analisis dan pemecahan persoalan;
4) Analisis pengaruh praanggapan dan fakta terhadap persoalan dan akibatnya,
hambatan serta keuntungan dan kerugiannya, pemecahan atau cara bertindak
yang mungkin atau dapat dilakukan;
5) Simpulan yang memuat intisari hasil diskusi, yang merupakan pilihan cara
bertindak atau jalan keluar;
6) Tindakan yang disarankan, yang memuat secara ringkas dan jelas saran atau
usul tindakan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi.
c. Kaki
Bagian kaki terdiri dari
1) Nama jabatan pembuat telaahan staf, yang ditulis dengan huruf awal
kapital;
2) Tanda tangan;
3) Nama lengkap;
4) Daftar lampiran.
Format Telaahan Staf secara umum, dapat dilihat pada Contoh 23A
Format Telaahan Staf secara khusus (RPD dan Auditor), dapat dilihat pada
Contoh 23B – 23I
CONTOH 23A ...
- 83 -
CONTOH 23A
FORMAT TELAAHAN STAF
CONTOH 23B ...
TELAAHAN STAF
TENTANG
.........................................................................
Masalah Uraian ringkas permasalahan, sebagai sarana penunjukan arsip dan merupakan kelompok persoalan sehingga lebih umum atau lebih luas dari persoalan pada persoalan. I. Persoalan
Bagian persoalan memuat pernyataan singkat dan jelas tentang persoalan yang akan dipecahkan.
II. Praanggapan
Praanggapan memuat dugaan yang beralasan, berdasarkan data dan saling berhubungan sesuai dengan situasi yang dihadapi, dan merupakan kemungkinan kejadian dimasa mendatang.
III. Fakta-fakta yang mempengaruhi
Bagian fakta yang mempengaruhi memuat fakta yang merupakan landasan analisis dan pemecahan persoalan. IV. Analisis
Bagian diskusi memuat analisis pengaruh praanggapan dan fakta terhadap persoalan serta akibatnya, hambatan serta keuntungan dan kerugiannya, serta pemecahan atau cara bertindak yang mungkin atau dapat dilakukan.
V. Simpulan
Bagian simpulan memuat intisari hasil diskusi, dan pilihan dan satu cara bertindak atau jalan keluar sebagai pemecahan persoalan yang dihadapi.
VI. Saran
Bagian saran memuat secara ringkas dan jelas tentang saran tindakan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi.
Nama Jabatan Pembuat Telaahan Staf,
Tanda tangan
Nama Lengkap
- 84 -
CONTOH 23B
FORMAT TELAAHAN STAF
CONTOH 23C ...
TELAAHAN STAF
TENTANG
RISALAH PENGOLAHAN DATA (RPD)
…………………………………………
(UNTUK BIDANG KERJA KEDEPUTIAN SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN) I. RISALAH PENGOLAHAN DATA (RPD) SEBAGAI DOKUMEN RESMI YANG DIPERTANGGUNGJAWABKAN
Risalah Pengolahan Data (RPD) ini merupakan risalah telaah akhir yang disajikan oleh jajaran staf Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (Staf Pengolah Data, Kasi, Kasubdit, Direktur dan Deputi) yang menjadi dasar bagi Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia untuk mengambil keputusan atau persetujuan. Risalah Pengolahan Data (RPD) ini adalah dokumen resmi yang menyertai dokumen resmi pertanahan. Risalah Pengolahan Data (RPD) ini dipertanggungjawabkan kebenarannya oleh seluruh jajaran staf Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia baik secara hukum, administrasi, maupun secara fisik. Disamping itu, seluruh jajaran staf telah pula mempertimbangkan segala aspek pertanahan sehingga produk yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia terhindar dari masalah, sengketa, dan konflik pertanahan di kemudian hari.
II. INFORMASI PERTANAHAN YANG DILAYANI ............................................................................................................................. ............................................................................................
III. DATA PENDUKUNG (TERLAMPIR : contoh data, sket peta, surat permohonan, dll)
............................................................................................................................. ............................................................. ...............................
IV. DASAR HUKUM ............................................................................................................................. ............................................................................................
V. URAIAN DAN TELAAH ATAS SUBYEK PEMOHON ............................................................................................................................. .................................................................................... ........
VI. KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT ............................................................................................................................. .........................................................................…………….
VII. URAIAN UMUM ISI INFORMASI PERTANAHAN ............................................................................................................................. .........................................................................…………….
VIII. PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB (LEGAL STATEMENT) Berdasarkan Risalah Pengolahan Data (RPD) ini, sebagai staf menjamin bahwa Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia telah dapat menandatangani konsep Surat Keputusan (SK),..................................., .............................., ............................., RPD ini telah kami kaji secara baik, mendalam, hati-hati, dan sesuai hukum pertanahan yang berlaku. Disamping itu, kami juga telah mempertimbangkan segala aspek pertanahan yang diperlukan. Atas dasar ini, yang bertanda tangan di bawah ini bertanggung jawab atas isi, analisis, dan rekomendasi yang disampaikan kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (Kepala). Tanggung jawab ini didasarkan atas kesadaran bahwa kami adalah unsur staf kepala yang mempunyai tugas untuk menyiapkan dan memastikan Surat Keputusan..................................., .............................., ............................., yang ditandatangani Kepala telah sesuai dengan hukum yang berlaku. Tanggung jawab ini juga lahir dari kesadaran staf atas pentingnya dalam pelaksanaan tugas untuk menghindari adanya masalah, sengketa, dan konflik pertanahan yang lahir dari proses penetapan hak atas tanah.
*) Pilih salah satu Jakarta, ..............................................
Yang Membuat Risalah Pengolahan Data
Staf Pengolah Data
.................................................... NIP.
Kepala Seksi
.................................................... NIP.
Kepala Subdirektorat
.................................................... NIP.
Direktur
.................................................... NIP.
MENYETUJUI,
Deputi Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan
.................................................... NIP.
- 85 -
CONTOH 23C
FORMAT TELAAHAN STAF
VIII. Kesimpulan ...
TELAAHAN STAF
TENTANG
RISALAH PENGOLAHAN DATA (RPD)
PEMBERIAN HAK
I. RISALAH PENGOLAHAN DATA (RPD) SEBAGAI DOKUMEN RESMI YANG DIPERTANGGUNGJAWABKAN
Risalah Pengolahan Data (RPD) ini merupakan risalah telaah akhir yang disajikan oleh jajaran staf Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (Staf Pengolah Data, Kasi, Kasubdit, Direktur dan Deputi yang bertanggungjawab atas hak tanah) yang menjadi dasar
bagi Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dalam menetapkan hak tertentu atas tanah bagi suatu subyek hak yang memenuhi syarat dan aturan hukum. Risalah Pengolahan Data (RPD) ini adalah dokumen resmi yang menyertai dokumen resmi pertanahan lainnya dan yang disimpan bersama dokumen hak atas tanah lainnya. Risalah Pengolahan Data (RPD) ini dipertanggungjawabkan kebenarannya oleh seluruh jajaran staf Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia baik secara hukum,
administrasi, maupun secara fisik. Disamping itu, seluruh jajaran staf telah pula mempertimbangkan segala aspek pertanahan lainnya yang diperlukan dalam penetapan hak atas tanah sehingga hak yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia terhindar dari masalah, sengketa, dan konflik pertanahan di kemudian hari.
II. HAK YANG DITETAPKAN
1. Jenis Hak : ............................................................................................................................. .............................……………. 2. Jangka Waktu : ............................................................................................................................. .............................……………. 3. Subyek Hak : ..........................................................................................................................................................……………. 4. Obyek Hak : ............................................................................................................................. .............................…………….
III. DATA PENDUKUNG (TERLAMPIR)
............................................................................................................................. .........................................................................………………...
IV. DASAR HUKUM
................................................................................................................................... ...................................................................………………...
V. URAIAN DAN TELAAH ATAS SUBYEK HAK ............................................................................................................................................... .......................................................………………...
VI. URAIAN DAN TELAAH ATAS OBYEK HAK (TANAH)
1. Alas Hak
a. Riwayat Tanah ............................................................................................................................. .............................................................……………... b. Riwayat Perolehan Tanah ............................................................................................................................. .........................................................………………...
c. Riwayat Hak Atas Tanah ..................................................................................................................................................................... ....................……………….
2. Data Fisik Tanah ..................................................................................... ........................................................................................................ ……………….
3. Data Administrasi ............................................................................................................................. ................................................................……………….
VII. ANALISIS HAK ATAS TANAH YANG AKAN DITETAPKAN ............................................................................................................................. .........................................................................………………...
- 86 -
CONTOH 23D ...
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT ............................................................................................................................. .........................................................................………………...
IX. URAIAN UMUM ISI DRAFT SURAT KEPUTUSAN PENETAPAN HAK
............................................................................................................................. .........................................................................………………...
X. PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB (LEGAL STATEMENT)
Berdasarkan Risalah Pengolahan Data (RPD) ini, sebagai staf menjamin bahwa Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia telah dapat menandatangani konsep Surat Keputusan (SK) Penetapan Hak Atas Tanah. RPD ini telah kami kaji secara baik, mendalam, hati-hati, dan sesuai hukum pertanahan yang berlaku. Disamping itu, kami juga telah mempertimbangkan segala aspek pertanahan yang diperlukan untuk penetapan hak atas tanah tersebut, Atas dasar ini, yang bertanda tangan di bawah ini bertanggung jawab atas isi, analisis,
dan rekomendasi yang disampaikan kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (Kepala). Tanggung jawab ini didasarkan atas kesadaran bahwa kami adalah unsur staf kepala yang mempunyai tugas untuk menyiapkan dan memastikan Surat Keputusan Hak Atas Tanah yang ditandatangani Kepala telah sesuai dengan hukum yang berlaku. Tanggung jawab ini juga lahir dari kesadaran staf atas pentingnya dalam pelaksanaan tugas untuk menghindari adanya masalah, sengketa, dan konflik pertanahan yang lahir
dari proses penetapan hak atas tanah.
Jakarta, .............................................. Yang Membuat Risalah Pengolahan Data
Staf Pengolah Data ....................................................
NIP.
Kepala Seksi ....................................................
NIP.
Kepala Subdirektorat ....................................................
NIP.
Direktur ....................................................
NIP.
MENYETUJUI,
Deputi Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah
.................................................... NIP.
- 87 -
CONTOH 23D
FORMAT TELAAHAN STAF
CONTOH 23E ...
TELAAHAN STAF
TENTANG
RISALAH PENGOLAHAN DATA (RPD)
PENEGASAN TANAH NEGARA SEBAGAI OBYEK LANDREFORM
I. RISALAH PENGOLAHAN DATA (RPD) SEBAGAI DOKUMEN RESMI YANG DIPERTANGGUNGJAWABKAN
Risalah Pengolahan Data (RPD) ini merupakan risalah telaah akhir yang disajikan oleh jajaran staf Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (Staf Pengolah Data, Kasi, Kasubdit, Direktur dan Deputi) yang menjadi dasar bagi Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia untuk mengambil keputusan atau persetujuan. Risalah Pengolahan Data (RPD) ini adalah dokumen resmi yang menyertai dokumen resmi pertanahan. Risalah Pengolahan Data (RPD) ini dipertanggungjawabkan kebenarannya oleh seluruh jajaran staf Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia baik secara hukum, administrasi, maupun secara fisik. Disamping itu, seluruh jajaran staf telah pula mempertimbangkan segala aspek pertanahan sehingga produk yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia terhindar dari masalah, sengketa, dan konflik pertanahan di kemudian hari.
II. URAIAN DATA OBYEK DAN SUBYEK
1. OBYEK : ……………………………………………………………………………………………………
2. SUBYEK : ……………………………………………………………………………………………………
III. DATA ADMINISTRASI (TERLAMPIR) ............................................................................................................................. .........................................................................
IV. DASAR HUKUM
......................................................................................................................................................................... ............................. V. URAIAN DAN TELAAH ATAS OBYEK
.................................................................................................................................................................................................... .. VI. URAIAN DAN TELAAH ATAS SUBYEK
................................................................................................. .....................................................................................................
VII. KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT ..................................................................................................................... .................................................................................
VIII. PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB (LEGAL STATEMENT)
Berdasarkan Risalah Pengolahan Data (RPD) ini, sebagai staf menjamin bahwa Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia telah dapat menandatangani konsep Surat Keputusan (SK),..................................., .............................., .... ........................., RPD ini telah kami kaji secara baik, mendalam, hati-hati, dan sesuai hukum pertanahan yang berlaku. Disamping itu, kami juga telah mempertimbangkan segala aspek pertanahan yang diperlukan. Atas dasar ini, yang bertanda tangan di bawah ini bertanggung jawab atas isi, analisis, dan rekomendasi yang disampaikan kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (Kepala). Tanggung jawab ini didasarkan atas kesadaran bahwa kami adalah unsur staf kepala yang mempunyai tugas untuk menyiapkan dan memastikan Surat Keputusan..................................., .............................., ................... .........., yang ditandatangani Kepala telah sesuai dengan hukum yang berlaku. Tanggung jawab ini juga lahir dari kesadaran staf atas pentingnya dalam pelaksanaan tugas untuk menghindari adanya masalah, sengketa, dan konflik pertanahan yang lahir dari proses penetapan hak atas tanah.
Jakarta, ..............................................
Staf Pengolah
.................................................... NIP.
Kepala Seksi
.................................................... NIP.
Kepala Subdirektorat
.................................................... NIP.
Direktur
.................................................... NIP.
MENYETUJUI,
Deputi Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan
.................................................... NIP.
- 88 -
CONTOH 23E
FORMAT TELAAHAN STAF
CONTOH 23F ...
TELAAHAN STAF
TENTANG
RISALAH PENGOLAHAN DATA (RPD)
GANTI KERUGIAN TANAH NEGARA OBYEK LANDREFORM I. RISALAH PENGOLAHAN DATA (RPD) SEBAGAI DOKUMEN RESMI YANG DIPERTANGGUNGJAWABKAN
Risalah Pengolahan Data (RPD) ini merupakan risalah telaah akhir yang disajikan oleh jajaran staf Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (Staf Pengolah Data, Kasi, Kasubdit, Direktur dan Deputi) yang menjadi dasar bagi Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia untuk mengambil keputusan atau persetujuan. Risalah Pengolahan Data (RPD) ini adalah dokumen resmi yang menyertai dokumen resmi pertanahan. Risalah Pengolahan Data (RPD) ini dipertanggungjawabkan kebenarannya oleh seluruh jajaran staf Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia baik secara hukum, administrasi, maupun secara fisik. Disamping itu, seluruh jajaran staf telah pula mempertimbangkan segala aspek pertanahan sehingga produk yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia terhindar dari masalah, sengketa, dan konflik pertanahan di kemudian hari.
II. URAIAN DATA OBYEK DAN SUBYEK
1. OBYEK : ……………………………………………………………………………………………………
2. SUBYEK : ……………………………………………………………………………………………………
III. DATA ADMINISTRASI (TERLAMPIR) ............................................................................................................................. .........................................................................
IV. DASAR HUKUM
............................................................................................................................................................. ......................................... V. URAIAN DAN TELAAH ATAS OBYEK
........................................................... ............................................................................................................................. .............. VI. URAIAN DAN TELAAH ATAS SUBYEK
..................................................................................... .................................................................................................................
VII. KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT ............................................................................................................................. .........................................................................
VIII. PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB (LEGAL STATEMENT)
Berdasarkan Risalah Pengolahan Data (RPD) ini, sebagai staf menjamin bahwa Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia telah dapat menandatangani konsep Surat Keputusan (SK),..................................., .............................., . ............................, RPD ini telah kami kaji secara baik, mendalam, hati-hati, dan sesuai hukum pertanahan yang berlaku. Disamping itu, kami juga telah mempertimbangkan segala aspek pertanahan yang diperlukan. Atas dasar ini, yang bertanda tangan di bawah ini bertanggung jawab atas isi, analisis, dan rekomendasi yang disampaikan kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (Kepala). Tanggung jawab ini didasarkan atas kesadaran bahwa kami adalah unsur staf kepala yang mempunyai tugas untuk menyiapkan dan memastikan Surat Keputusan..................................., .............................., ............................., yang ditandatangani Kepala telah sesuai dengan hukum yang berlaku. Tanggung jawab ini juga lahir dari kesadaran staf atas pentingnya dalam pelaksanaan tugas untuk menghindari adanya masalah, sengketa, dan konflik pertanahan yang lahir dari proses penetapan hak atas tanah.
Jakarta, ..............................................
Staf Pengolah
.................................................... NIP.
Kepala Seksi
.................................................... NIP.
Kepala Subdirektorat
.................................................... NIP.
Direktur
.................................................... NIP.
MENYETUJUI,
Deputi Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan
.................................................... NIP.
- 89 -
CONTOH 23F
FORMAT TELAAHAN STAF
CONTOH 23G ...
TELAAHAN STAF
TENTANG
RISALAH PENGOLAHAN DATA (RPD)
PENGELUARAN OBYEK LANDREFORM I. RISALAH PENGOLAHAN DATA (RPD) SEBAGAI DOKUMEN RESMI YANG DIPERTANGGUNGJAWABKAN
Risalah Pengolahan Data (RPD) ini merupakan risalah telaah akhir yang disajikan oleh jajaran staf Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (Staf Pengolah Data, Kasi, Kasubdit, Direktur dan Deputi) yang menjadi dasar bagi Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia untuk mengambil keputusan atau persetujuan. Risalah Pengolahan Data (RPD) ini adalah dokumen resmi yang menyertai dokumen resmi pertanahan. Risalah Pengolahan Data (RPD) ini dipertanggungjawabkan kebenarannya oleh seluruh jajaran staf Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia baik secara hukum, administrasi, maupun secara fisik. Disamping itu, seluruh jajaran staf telah pula mempertimbangkan segala aspek pertanahan sehingga produk yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia terhindar dari masalah, sengketa, dan konflik pertanahan di kemudian hari.
II. URAIAN DATA OBYEK DAN SUBYEK
1. OBYEK : ……………………………………………………………………………………………………
2. SUBYEK : ……………………………………………………………………………………………………
III. DATA ADMINISTRASI (TERLAMPIR) ............................................................................................................................. .........................................................................
IV. DASAR HUKUM
......................................................................................................................................................................... ............................. V. URAIAN DAN TELAAH ATAS OBYEK
.................................................................................................................................................................................................... .. VI. URAIAN DAN TELAAH ATAS SUBYEK
................................................................................................. .....................................................................................................
VII. KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT ..................................................................................................................... .................................................................................
VIII. PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB (LEGAL STATEMENT)
Berdasarkan Risalah Pengolahan Data (RPD) ini, sebagai staf menjamin bahwa Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia telah dapat menandatangani konsep Surat Keputusan (SK),..................................., .............................., .... ........................., RPD ini telah kami kaji secara baik, mendalam, hati-hati, dan sesuai hukum pertanahan yang berlaku. Disamping itu, kami juga telah mempertimbangkan segala aspek pertanahan yang diperlukan. Atas dasar ini, yang bertanda tangan di bawah ini bertanggung jawab atas isi, analisis, dan rekomendasi yang disampaikan kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (Kepala). Tanggung jawab ini didasarkan atas kesadaran bahwa kami adalah unsur staf kepala yang mempunyai tugas untuk menyiapkan dan memastikan Surat Keputusan..................................., .............................., ................... .........., yang ditandatangani Kepala telah sesuai dengan hukum yang berlaku. Tanggung jawab ini juga lahir dari kesadaran staf atas pentingnya dalam pelaksanaan tugas untuk menghindari adanya masalah, sengketa, dan konflik pertanahan yang lahir dari proses penetapan hak atas tanah.
Jakarta, ..............................................
Staf Pengolah
.................................................... NIP.
Kepala Seksi
.................................................... NIP.
Kepala Subdirektorat
....................................................
NIP.
Direktur
.................................................... NIP.
MENYETUJUI,
Deputi Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan
.................................................... NIP.
- 90 -
CONTOH 23G
FORMAT TELAAHAN STAF
CONTOH 23H ...
TELAAHAN STAF
TENTANG
RISALAH PENGOLAHAN DATA (RPD)
PENETAPAN TANAH TERLANTAR DAN PEMBATALAN HAK ATAS TANAH
I. RISALAH PENGOLAHAN DATA (RPD) SEBAGAI DOKUMEN RESMI YANG DIPERTANGGUNGJAWABKAN
Risalah Pengolahan Data (RPD) ini merupakan risalah telaah akhir yang disajikan oleh jajaran staf Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (Staf Pengolah Data, Kasi, Kasubdit, Direktur dan Deputi) yang menjadi dasar bagi Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia untuk mengambil keputusan atau persetujuan. Risalah Pengolahan Data (RPD) ini adalah dokumen resmi yang menyertai dokumen resmi pertanahan. Risalah Pengolahan Data (RPD) ini dipertanggungjawabkan kebenarannya oleh seluruh jajaran staf Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia baik secara hukum, administrasi, maupun secara fisik. Disamping itu, seluruh jajaran staf telah pula mempertimbangkan segala aspek pertanahan sehingga produk yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia terhindar dari masalah, sengketa, dan konflik pertanahan di kemudian hari.
II. DASAR HUKUM ............................................................................................................................. .........................................................................
III. DATA SUBYEK DAN OBYEK
............................................................................................................................. ......................................................................... IV. DATA PENDUKUNG (TERLAMPIR)
.......................................................................................................................................................... ............................................
V. IDENTIFIKASI DAN PENELITIAN TANAH TERINDIKASI TERLANTAR
.......................................................................................................................................................... ............................................
VI. PENERTIBAN TANAH TERLANTAR ...................................................................................................................................................................................... ................
VII. ANALISA PENGUASAAN, PEMILIKAN, PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH
.............................................................................................................................................................................. ........................ VIII. KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT ..................................................................... ............................................................................................................................. ....
IX. URAIAN UMUM ISI DRAFT KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG
PENETAPAN TANAH TERLANTAR DAN PEMBATALAN HAK ............................................................................................................................. .........................................................................
X. PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB (LEGAL STATEMENT)
Berdasarkan Risalah Pengolahan Data (RPD) ini, sebagai staf menjamin bahwa Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia telah dapat menandatangani konsep Surat Keputusan (SK),..................................., .............................., . ............................, RPD ini telah kami kaji secara baik, mendalam, hati-hati, dan sesuai hukum pertanahan yang berlaku. Disamping itu, kami juga telah mempertimbangkan segala aspek pertanahan yang diperlukan. Atas dasar ini, yang bertanda tangan di bawah ini bertanggung jawab atas isi, analisis, dan rekomendasi yang disampaikan kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (Kepala). Tanggung jawab ini didasarkan atas kesadaran bahwa kami adalah unsur staf kepala yang mempunyai tugas untuk menyiapkan dan memastikan Surat Keputusan..................................., .............................., ............................., yang ditandatangani Kepala telah sesuai dengan hukum yang berlaku. Tanggung jawab ini juga lahir dari kesadaran staf atas pentingnya dalam pelaksanaan tugas untuk menghindari adanya masalah, sengketa, dan konflik pertanahan yang lahir dari proses penetapan hak atas tanah.
Jakarta, .............................................. Yang Membuat Risalah Pengolahan Data
Staf Pengolah Data
.................................................... NIP.
Kepala Seksi
.................................................... NIP.
Kepala Subdirektorat
.................................................... NIP.
Direktur
.................................................... NIP.
MENYETUJUI,
Deputi Bidang Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat
....................................................
NIP.
- 91 -
CONTOH 23H
FORMAT TELAAHAN STAF
CONTOH 23I ...
TELAAHAN STAF
TENTANG
RISALAH PENGOLAHAN DATA (RPD)
PENYELESAIAN MASALAH/SENGKETA/KONFLIK I. RISALAH PENGOLAHAN DATA (RPD) SEBAGAI DOKUMEN RESMI YANG DIPERTANGGUNGJAWABKAN
Risalah Pengolahan Data (RPD) ini merupakan risalah telaah akhir yang disajikan oleh jajaran staf Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia/Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional/Jajaran Staf Kepala Kantor Pertanahan (Staf Pengolah Data, Kasi, Kasubsi, Kabid, yang bertanggungjawab atas penanganan dan penyelesaian masalah dan sengketa pertanahan) yang menjadi dasar bagi Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional/Kepala Kantor Pertanahan dalam menetapkan penyelesaian masalah dan sengketa yang memenuhi syarat dan aturan hukum. Risalah Pengolahan Data (RPD) ini adalah dokumen resmi yang menyertai dokumen resmi pertanahan lainnya. Risalah Pengolahan Data (RPD) ini dipertanggungjawabkan kebenarannya oleh seluruh jajaran staf telah pula mempertimbangkan segala aspek pertanahan lainnya yang diperlukan dalam penetapan penyelesaian masalah dan sengketa sehingga ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional/Kepala Kantor Pertanahan terhindar dari masalah, sengketa, dan konflik pertanahan di kemudian hari.
II. POKOK MASALAH/SENGKETA/KONFLIK ............................................................................................................................. .........................................................................
III. DATA PENDUKUNG (TERLAMPIR)
............................................................................................................................. ......................................................................... IV. URAIAN MASALAH/SENGKETA/KONFLIK
..................................................................................................................................................... .................................................
V. DASAR HUKUM
................................................................... ............................................................................................................................. ......
VI. ANALISIS ................................................................................................................. .....................................................................................
VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
............................................................................................................................. ......................................................................... VIII. URAIAN UMUM ISI DRAFT KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
................................................................................................................ ......................................................................................
IX. PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB (LEGAL STATEMENT) Berdasarkan Risalah Pengolahan Data (RPD) ini, kami menjamin bahwa Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional/Kepala Kantor Pertanahan telah dapat menandatangani konsep Surat Keputusan (SK) Penetapan penyelesaian sengketa/konflik/perkara yang telah kami siapkan menjadi Surat Keputusan maupun usulan permohonan pembatalan . RPD ini telah kami kaji secara baik, mendalam, hati-hati, dan
sesuai hukum pertanahan yang berlaku. Disamping itu, kami juga telah mempertimbangkan segala aspek yang diperlukan untuk penetapan surat keputusan tersebut. Atas dasar ini, kami yang bertanda tangan di bawah ini bertanggung jawab atas isi, analisis, dan rekomendasi yang kami sampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional/Kepala Kantor Pertanahan. Tanggung jawab ini didasarkan atas kesadaran bahwa kami adalah unsur staf kepala yang mempunyai tugas untuk menyiapkan dan memastikan Surat
Keputusan maupun usulan permohonan pembatalan yang ditandatangani Kepala telah sesuai dengan hukum yang berlaku. Tanggung jawab ini juga lahir dari kesadaran kami atas pentingnya untuk menghindari adanya sengketa, konflik atau perkara yang lahir dari proses penyelesaian sengketa, konflik dan perkara.
Jakarta, ..............................................
Staf Pengolah
.................................................... NIP.
Kepala Seksi
.................................................... NIP.
Kepala Subdirektorat
.................................................... NIP.
Direktur
.................................................... NIP.
MENYETUJUI,
Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan
....................................................
NIP.
- 92 -
CONTOH 23I
FORMAT TELAAHAN STAF/AUDITOR
VI. Piagam ...
TELAAHAN STAF/AUDITOR
TENTANG
.........................................................................
Masalah Uraian ringkas permasalahan, sebagai sarana penunjukan arsip dan merupakan kelompok persoalan sehingga lebih umum atau lebih luas dari persoalan pada persoalan. I. PERMASALAHAN
Bagian permasalahan memuat pernyataan singkat dan jelas tentang permasalahan yang akan dipecahkan.
II. ANALISIS
Bagian Analisis memuat analisa pengaruh pra-anggapan dan fakta terhadap persoalan serta akibatnya, hambatan serta keuntungan dan kerugiannya, serta pemecahan atau cara bertindak yang mungkin atau dapat dilakukan.
III. SIMPULAN
Bagian simpulan memuat intisari hasil analisis, dan pilihan cara bertindak atau jalan keluar sebagai pemecahan persoalan yang dihadapi.
IV. SARAN
Bagian saran memuat secara ringkas dan jelas tentang saran tindakan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi.
Menyetujui,
Inspektur Wilayah Nama Jabatan Pembuat
Telaahan Staf,
Tanda tangan
Tanda tangan
Nama Lengkap
Nama Lengkap
- 93 -
VI. Piagam
1. Pengertian Piagam adalah naskah dinas yang berisi uraian tentang penghargaan terhadap prestasi/kinerja seseorang ataupun instansi.
2. Susunan a. Kepala
1) Kop (menyesuikan); 2) Kata “PIAGAM” ditulis dengan huruf kapital, diikuti dengan nomor
piagam ditulis simetris dibawahnya. b. Batang Tubuh
1) Hari/tanggal/bulan/tahun, tempat pelaksanaan, nama lengkap, NIP, dan jabatan pihak atau nama instansi/lembaga yang menerima piagam;
2) Uraian materi jenis penghargaan; 3) Kalimat penutup.
c. Kaki Memuat tempat, tanggal, bulan dan tahun penandatanganan. Nama jabatan, tanda tangan, nama lengkap, NIP, pejabat yang mengesahkan.
Format Piagam, dapat dilihat pada Contoh 24
CONTOH 24 ...
- 94 -
CONTOH 24
FORMAT PIAGAM
VII. Formulir ...
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
Memberikan
PIAGAM PENGHARGAAN Nomor …/Pgm-. .../…./......
Kepada
……………………………………………………………………….
Sebagai
……………………………………………………………………….
DALAM RANGKA …………………………………………………………………………….............
Tahun ...... …………………………………………………………………….
Jakarta, .........................................
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
....................................................
- 95 -
VII. Formulir
Formulir adalah bentuk pengaturan alokasi ruang atau lembar naskah untuk mencatat
berbagai data dan informasi. Formulir dibuat dalam bentuk kartu atau lembaran
tercetak dengan judul tertentu berisi keterangan yang diperlukan.
VIII. Naskah Dinas Elektronis
1. Pengertian
Naskah Dinas Elektronis adalah naskah dinas berupa komunikasi dan informasi
yang dilakukan secara elektronis atau yang terekam dalam multimedia elektronis.
2. Lingkup Kegiatan
Naskah Dinas Elektronis mencakupi surat menyurat elektronis, arsip dan
dokumentasi elektronis, transaksi elektronis serta Naskah Dinas Elektronis
lainnya.
Ketentuan lebih lanjut tentang Tata Naskah Dinas Elektronis akan diatur tersendiri.
B. Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas
1. Kewenangan untuk melaksanakan dan menandatangani naskah dinas antar/ke luar
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia yang bersifat kebijakan/keputusan/
arahan berada pada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia;
2. Kewenangan untuk melaksanakan dan menandatangani naskah dinas yang tidak
bersifat kebijakan/keputusan/arahan dapat diserahkan/dilimpahkan kepada pimpinan
unit organisasi di setiap tingkat eselon atau pejabat lain yang diberi kewenangan untuk
menandatangani di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Sekretaris Utama, Inspektur Utama, Deputi, dapat memperoleh pelimpahan
kewenangan penandatanganan surat menyurat tentang pelaksanaan tugas dan
fungsi sesuai dengan bidang masing-masing;
b. Pimpinan unit eselon II yaitu para Kepala Biro, Inspektur, Direktur, Kepala Pusat,
dan Kepala Kanwil, dapat memperoleh pelimpahan kewenangan penandatanganan
surat menyurat tentang pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai dengan bidang masing-masing;
c. Pimpinan unit eselon III dan IV yaitu para Kepala Kantor yang karena sifat
tugasnya otonom, dapat memperoleh pelimpahan kewenangan penandatanganan
surat menyurat tentang pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai dengan bidang masing-
masing.
Matriks ...
- 96 -
Matriks Kewenangan dalam Penandatanganan Naskah Dinas di Lingkungan Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
1. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
No. Naskah Dinas Kepala Eselon I
Eselon II
Eselon III
Eselon IV
Keterangan
Sestama Irtama Deputi
A. Naskah Dinas Arahan
1. Peraturan
2. Pedoman
3. Petunjuk Pelaksanaan
4. Instruksi
5. Prosedur Tetap (Protap)
6. Surat Edaran
7. Keputusan
Eselon II dan III khusus mengenai
kepegawaian
8. Surat Tugas
9. Surat Perintah
B. Naskah Dinas Korespondensi
1. Nota Dinas
2. Memorandum
3. Surat Dinas
Eselon III khusus
Inspektorat Utama
4. Surat Undangan
Eselon III khusus
Inspektorat Utama
C. Naskah Dinas Khusus
1. Surat Perjanjian/MoU
2. Surat Kuasa
3. Berita Acara
4. Surat Keterangan
5. Surat Pengantar
6. Pemberitahuan
7. Pengumuman
D. Naskah Dinas Lainnya
1. Laporan
2. Telaahan Staf
3. Piagam
2. Kantor ...
- 97 -
2. Kantor Wilayah BPN
No. Naskah Dinas Kepala
Kantor Eselon III Eselon IV Keterangan
A. Naskah Dinas Arahan
1. Peraturan
2. Pedoman
3. Petunjuk Pelaksanaan
4. Instruksi
5. Prosedur Tetap (Protap)
6. Surat Edaran
7. Keputusan
Eselon III khusus
mengenai disiplin pegawai
8. Surat Tugas
9. Surat Perintah
B. Naskah Dinas
Korespondensi
1. Nota Dinas
2. Memorandum
3. Surat Dinas
4. Surat Undangan
C. Naskah Dinas Khusus
1. Surat Perjanjian Kerjasama
2. Surat Kuasa
3. Berita Acara
4. Surat Keterangan
5. Surat Pengantar
6. Pemberitahuan
7. Pengumuman
D. Naskah Dinas Lainnya
1. Laporan
2. Telaahan Staf
3. Piagam
3. Kantor ...
- 98 -
3. Kantor Pertanahan
BAB III ...
No. Naskah Dinas Kepala
Kantor
Eselon
IV Keterangan
A. Naskah Dinas Arahan
1. Peraturan
2. Pedoman
3. Petunjuk Pelaksanaan
4. Instruksi
5. Prosedur Tetap (Protap)
6. Surat Edaran
7. Keputusan
8. Surat Tugas
9. Surat Perintah
B. Naskah Dinas
Korespondensi
1. Nota Dinas
2. Memorandum
3. Surat Dinas
4. Surat Undangan C. Naskah Dinas Khusus
1. Surat Perjanjian
Kerjasama
2. Surat Kuasa
3. Berita Acara
4. Surat Keterangan
5. Surat Pengantar
6. Pemberitahuan
7. Pengumuman D. Naskah Dinas Lainnya
1. Laporan
2. Telaahan Staf
3. Piagam
- 99 -
BAB III
PENYUSUNAN NASKAH DINAS
A. Persyaratan Penyusunan
Setiap naskah dinas harus merupakan kebulatan pikiran yang jelas, padat, dan meyakinkan dalam susunan yang sistematis. Dalam penyusunannya perlu memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
1. Ketelitian Dalam menyusun naskah dinas harus tercermin ketelitian dan kecermatan, dilihat dari bentuk, susunan pengetikan, isi, struktur, kaidah bahasa dan penerapan kaidah ejaan di dalam pengetikan. Kecermatan dan ketelitian sangat membantu pimpinan dalam mengurangi kesalahan pengambilan keputusan/kebijakan.
2. Kejelasan Naskah harus memperlihatkan kejelasan, aspek fisik dan materi.
3. Singkat dan Padat Naskah harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (bahasa formal, efektif, singkat, padat, dan lengkap).
4. Logis dan meyakinkan Naskah yang disusun harus runtut dan logis yang berarti bahwa penuangan gagasan ke dalam naskah dinas dilakukan menurut urutan yang logis dan meyakinkan. Struktur kalimat harus lengkap dan efektif sehingga memudahkan pemahaman penalaran bagi penerima naskah dinas.
5. Pembakuan Naskah yang disusun harus taat mengikuti aturan baku yang berlaku sesuai dengan tujuan pembuatan dilihat dari sudut formal dan dari segi penggunaan bahasanya agar memudahkan dan memperlancar pemahaman isi naskah dinas.
B. Nama Instansi/Jabatan pada Kepala Naskah Dinas
Untuk memberikan identifikasi pada naskah dinas Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, pada halaman pertama naskah dinas dicantumkan kepala naskah dinas, yaitu nama jabatan atau nama instansi. Kepala nama jabatan digunakan untuk mengidentifikasikan bahwa Naskah Dinas ditetapkan oleh Pejabat Negara, sedangkan kepala nama instansi digunakan untuk mengidentifikasikan bahwa Naskah Dinas ditetapkan oleh Pejabat yang bukan Pejabat Negara. Pencantuman kepala Naskah Dinas adalah sebagai berikut:
1. Nama ...
- 100 -
1. Nama Jabatan Kepala Badan Pertanahan Nasional Kertas dengan lambang negara dan tulisan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia digunakan untuk naskah dinas yang ditandatangani oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Menggunakan kertas kop ukuran F4 dengan gambar lambang negara warna emas dan dibawahnya tulisan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia ditulis dua baris dengan huruf kapital di tengah margin. Perbandingan ukuran lambang negara dengan huruf yang digunakan hendaknya serasi dan sesuai ukuran kertas.
Contoh:
2. Nama Instansi Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Kertas dengan lambang negara dan tulisan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia digunakan untuk naskah dinas yang ditandatangani oleh Pejabat yang ditunjuk yang menangani Bidang Kepegawaian. Menggunakan kertas kop ukuran F4 dengan gambar lambang negara warna emas dan dibawahnya tulisan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia ditulis dua baris dengan huruf kapital di tengah margin. Perbandingan ukuran lambang negara dengan huruf yang digunakan hendaknya serasi dan sesuai ukuran kertas.
Contoh:
3. Nama ...
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 101 -
3. Nama Instansi/Unit Organisasi.
Kertas kop nama instansi di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia digunakan untuk naskah dinas yang ditandatangani oleh pejabat eselon I, II,
III, sesuai dengan kewenangannya, dicetak menggunakan jenis dan ukuran huruf
sebagai berikut:
a. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
1) Eselon I (Atas Nama Kepala Badan Pertanahan Nasional)
Menggunakan kertas kop ukuran F4 dengan gambar lambang negara warna
hitam dan dibawahnya tulisan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
ditulis dua baris dengan huruf kapital di tengah margin. Perbandingan ukuran
lambang dengan huruf yang digunakan hendaknya serasi dan sesuai ukuran
kertas, tulisan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, Arial 13.
Contoh:
2) Eselon I dan Eselon II
Menggunakan kertas kop ukuran F4 dengan gambar lambang Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia terletak di margin kiri dan tulisan
”BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA” ditulis
dua baris dengan huruf kapital di tengah margin, dan dibawahnya ditulis alamat
Kantor, nomor telepon, faksimile, dan website (apabila ada). Perbandingan
ukuran lambang Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dengan huruf
yang digunakan hendaknya serasi dan sesuai ukuran kertas.
Contoh:
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403
TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
b. Kantor ...
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 102 -
b. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Menggunakan kertas kop ukuran F4 dengan gambar lambang Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia terletak di margin kiri dan tulisan ”BADAN
PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA”, dan dibawahnya ditulis
”KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI.....”
ditulis dua baris dengan huruf kapital di tengah margin, dan dibawahnya ditulis
alamat Kantor, nomor telepon, faksimile, dan website (apabila ada). Perbandingan
ukuran lambang Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dengan huruf
yang digunakan hendaknya serasi dan sesuai ukuran kertas.
Contoh:
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI JAWA TIMUR
JALAN GAYUNG KEBONSARI NOMOR 60 SURABAYA TELP: 031-8290985, 8290974
c. Kantor Pertanahan
Menggunakan kertas kop ukuran F4 dengan gambar lambang Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia terletak di margin kiri dan tulisan ”BADAN
PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA”, dibawahnya ditulis
”KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA/KOTA ADMINISTRASI.....”
dan dibawahnya ditulis ”PROVINSI.....” ditulis satu baris dengan huruf kapital di
tengah margin, dan dibawahnya ditulis alamat Kantor, nomor telepon, faksimile,
dan website (apabila ada). Perbandingan ukuran lambang Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia dengan huruf yang digunakan hendaknya serasi dan
sesuai ukuran kertas.
Contoh:
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PONOROGO
PROVINSI JAWA TIMUR
JALAN H. IR. JUANDA NOMOR 1/18 PONOROGO TELEPON: 0352-481172
C. Penomoran ...
- 103 -
C. Penomoran Naskah Dinas
Penomoran Naskah Dinas diatur dalam Bab VI.
D. Nomor Halaman
Nomor halaman naskah ditulis dengan menggunakan nomor urut angka Arab dan
dicantumkan secara simetris di tengah atas dengan membubuhkan tanda hubung (-)
sebelum dan setelah nomor, kecuali halaman pertama naskah dinas yang menggunakan
kop naskah dinas tidak perlu mencantumkan nomor halaman.
E. Ketentuan Jarak Spasi
1. Jarak antara bab dengan judul, dua spasi;
2. Jika judul lebih dari satu baris, maka jarak antara baris pertama dan kedua satu spasi;
3. Jarak antara judul dengan sub judul, 4 (empat) spasi;
4. Jarak antara sub judul dengan uraian, 2 (dua) spasi; dan
5. Jarak masing-masing baris disesuaikan dengan keperluan.
F. Penggunaan Huruf
Naskah dinas menggunakan jenis huruf Arial, dengan ukuran 11 atau 12.
G. Kata Penyambung
Kata penyambung adalah kata yang digunakan sebagai tanda bahwa teks masih berlanjut
pada halaman berikutnya jika naskah lebih dari satu halaman. Kata penyambung itu ditulis
pada akhir setiap halaman pada baris terakhir teks di sudut kanan bawah halaman dengan
urutan berikut: kata penyambung dan tiga buah titik. Kata penyambung itu diambil persis
sama dari kata pertama halaman berikutnya. Jika kata pertama dari halaman berikutnya itu
menunjuk pasal atau diberi garis bawah atau dicetak miring, kata penyambung juga harus
dituliskan sama. Kata penyambung tidak digunakan untuk pergantian bagian.
Contoh: Penulisan kata penyambung pada halaman 4 baris paling bawah adalah /media…
kata penyambung
kata pertama pada halaman 5 baris paling atas kiri adalah media elektronik………..dst.
nomor halaman
di tengah atas
H. Lampiran ...
Media…
- 5 -
Media elektronik ……………………………. …………………………………………………
- 104 -
H. Lampiran
Jika Naskah memiliki beberapa lampiran, setiap halaman lampiran harus diberi nomor urut
dengan angka Arab. Nomor halaman lampiran merupakan nomor lanjutan dari halaman
sebelumnya.
1. Diantara naskah dan lampiran di batasi dengan lembar pemisah.
Contoh:
2. Jika ...
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN
TENTANG
………………………………………………
………………………
- 105 -
2. Jika naskah memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran harus diberi nomor urut yang
dicatumkan pada lembar pemisah.
Contoh:
I. Nomor Salinan Surat
Penomoran salinan surat dilakukan untuk menunjukkan bahwa surat tersebut dibuat dalam
jumlah terbatas dan distribusinya tertentu/diawasi.
Penyebutan nomor salinan disusun sebagai berikut:
1. Semua naskah dinas yang mempunyai tingkat keamanan sangat rahasia/rahasia harus
diberi nomor salinan pada halaman pertama margin kanan atas;
2. Jumlah salinan harus dicantumkan meskipun hanya satu salinan (salinantunggal);
3. Pendistribusian naskah yang bernomor salinan harus sama dengan daftar distribusinya.
Daftar distribusi harus dicantumkan sebagai lampiran.
4. Cara penulisan nomor dan jumlah salinan dapat diketik atau menggunakan stempel
sebagaimana contoh berikut:
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
J. Daftar ...
Salinan Kesatu
Jumlah Salinan: Lima
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN I (dan seterusnya)
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN
TENTANG
………………………………………………
………………………
- 106 -
J. Daftar Distribusi
Daftar Distribusi adalah susunan pejabat yang dibuat oleh pejabat sekretariat dan
digunakan sebagai pedoman pendistribusian naskah. Hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan Daftar Distribusi, adalah sebagai berikut:
1. Kelompok Pertama, yaitu pejabat yang langsung berada di bawah Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
2. Kelompok Kedua, yaitu pejabat pada Kelompok Pertama ditambah dengan pejabat
pada urutan eselon berikutnya.
3. Kelompok Ketiga, yaitu pejabat pada Kelompok Pertama dan Kelompok Kedua
ditambah pejabat lain sesuai dengan keperluan.
Cara penggunaan daftar distribusi adalah sebagai berikut:
1. Setiap distribusi menunjukkan batas pejabat yang berhak menerima naskah. Dengan
demikian, jika naskah dimaksudkan sampai ke tingkat/eselon tertentu, pada alamat
yang dituju tidak perlu ditambahkan Daftar Distribusi untuk tingkat/eselon
dibawahnya.
2. Daftar Distribusi tidak digunakan jika naskah didistribusikan untuk pejabat tertentu.
Untuk itu, pada naskah langsung dicantumkan pejabat yang dituju.
K. Rujukan
Rujukan adalah naskah atau dokumen lain yang digunakan sebagai dasar acuan atau dasar
penyusunan naskah. Penulisan Rujukan dilakukan sebagai berikut :
1. Naskah yang berbentuk Keputusan dan Instruksi Rujukannya ditulis didalam
konsiderant mengingat.
2. Naskah yang berbentuk Surat Perintah, Surat Tugas, Petunjuk Pelaksaaan, Surat
Edaran, dan Pengumuman Rujukannya ditulis dalam konsiderant dasar.
3. Surat Dinas memerlukan rujukan; naskah yang menjadi rujukan ditulis pada alinea
pembuka diikuti substansi materi surat yang bersangkutan. Dalam hal lebih dari satu
naskah, rujukan harus ditulis secara kronologis.
4. Kata rujukan ditulis pada bagian akhir naskah berikut acuan yang digunakan, jika
rujukan yang digunakan cukup banyak, daftar rujukan dicantumkan pada bagian akhir
sebagai lampiran dan ditulis rujukan terlampir.
5. Rujukan yang digunakan lebih dari satu harus dinyatakan secara jelas dengan
menggunakan nomor urut, diikuti dengan penulisan judulnya.
6. Naskah rujukan tidak harus disertakan pada naskah yang bersangkutan.
L. Ruang Tanda Tangan
1. Pengertian
Ruang tanda tangan adalah tempat tulisan pada bagian kaki naskah dinas yang memuat
nama jabatan (misalnya: Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia,
Sekretaris Utama, Inspektur Utama, Deputi, Direktur, Kepala Biro, dan sebagainya).
2. Cara Penulisan
a. Ruang tanda tangan ditempatkan di sebelah kanan bawah setelah baris kalimat
terakhir;
b. Nama jabatan yang diletakkan pada baris pertama tidak boleh disingkat, kecuali
pada formulir ukuran kecil; misalnya kartu dan identitas instansi;
c. Nama jabatan yang diletakkan pada baris kedua dan ketiga (setelah a.n. dan u.b.)
boleh disingkat, misalnya Sestama, Karo Umum;
d. Nama ...
- 107 -
d. Nama jabatan pada naskah dinas yang bersifat mengatur ditulis dengan huruf
kapital dan nama jabatan pada naskah dinas yang bersifat tidak mengatur ditulis
dengan huruf awal kapital;
e. Ruang tanda tangan sekurang-kurangnya empat spasi;
f. Nama pejabat yang menandatangani naskah dinas yang bersifat mengatur ditulis
dengan huruf kapital dan nama pejabat yang menandatangani naskah dinas yang
bersifat tidak mengatur ditulis dengan huruf awal kapital;
g. Jarak ruang antara tanda tangan dan tepi kertas adalah 3 cm, sedangkan untuk
tepi kiri disesuaikan dengan baris terpanjang.
Contoh:
1) Ruang tanda tangan pada naskah dinas pengaturan ditulis dengan huruf kapital.
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
Tanda tangan
NAMA JELAS
2) Ruang tanda tangan pada naskah dinas lainnya yang tidak bersifat mengatur.
Sekretaris Utama,
Tanda tangan
Nama Jelas
NIP…...........
3) Ruang tanda tangan pada naskah dinas yang ditandatangani atas nama.
a.n. Sekretaris Utama
Karo Umum,
Tanda tangan
Nama Jelas
NIP…
4) Ruang tanda tangan pada naskah dinas yang ditandatangani untuk beliau.
Deputi Bidang…
u.b.
Direktur…
Tanda tangan
Nama Jelas
NIP…
5) Ruang ...
- 108 -
5) Ruang tanda tangan pada naskah dinas yang ditandatangani atas nama dan
untuk beliau.
a.n. Deputi Bidang…
Direktur…
u.b.
Kasubdit…
Tanda tangan
Nama Jelas
NIP…
M. Penentuan Batas/Ruang Tepi
Demi keserasian dan kerapian (estetika) dalam penyusunan naskah dinas, diatur supaya
tidak seluruh permukaan kertas digunakan secara penuh. Oleh karena itu, perlu ditetapkan
batas antara tepi kertas dan naskah, baik pada tepi atas, kanan, bawah, maupun pada tepi
kiri sehingga terdapat ruang yang dibiarkan kosong. Penentuan ruang tepi dilakukan
berdasarkan ukuran yang terdapat pada peralatan yang digunakan untuk membuat naskah
dinas, yaitu :
1. ruang tepi atas : apabila menggunakan kop naskah dinas, 2 spasi dibawah kop, dan
apabila tanpa kop naskah dinas, sekurang-kurangnya 2 cm dari
tepi atas kertas;
2. ruang tepi bawah : sekurang-kurangnya 2 cm dari tepi bawah kertas;
3. ruang tepi kiri : sekurang-kurangnya 3 cm dari tepi kertas; batas ruang tepi kiri
tersebut diatur cukup lebar agar pada waktu dilubangi untuk
kepentingan penyimpanan dalam ordner/shelhecter tidak berakibat
hilangnya salah satu huruf/kata/angka pada naskah dinas tersebut.
4. ruang tepi kanan : sekurang-kurangnya 2 cm dari tepi kanan kertas.
Catatan :
Dalam pelaksanaannya, penentuan ruang tepi seperti tersebut diatas bersifat fleksibel,
disesuaikan dengan banyak atau tidaknya isi suatu naskah dinas. Penentuan ruang tepi
(termaksud juga spasi dalam paragraf) hendaknya memperhatikan aspek keserasian dan
estetika.
N. Penggunaan Bahasa
1. Bahasa yang digunakan di dalam naskah harus jelas, tepat dan menguraikan maksud,
tujuan dan isi naskah. Untuk itu perlu diperhatikan pemakaian kata dan kalimat dalam
susunan yang baku, baik dan benar, sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
2. Ejaan yang digunakan di dalam naskah adalah Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD) yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0196/U/1975 tanggal 27 Agustus 1975.
BAB IV…
- 109 -
BAB IV
TATA SURAT DINAS
A. Pengertian
Tata Surat Dinas adalah pengaturan ketatalaksanaan penyelenggaraan surat-menyurat
dinas dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dalam rangka
tugas umum pemerintahan dan pembangunan.
B. Ketentuan Penyusunan Surat Dinas
1. Penyelengaraan urusan kedinasan melalui surat-menyurat harus dilaksanakan secara
cermat dan teliti agar tidak menimbulkan salah penafsiran.
2. Koordinasi antar pejabat di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
sebaiknya dilakukan dengan mengutamakan metode yang paling cepat dan tepat
misalnya diskusi, kunjungan pribadi, dan jaringan telepon lokal. Jika dalam
penyusunan surat dinas diperlukan koordinasi, pejabat yang bersangkutan
melakukannya bersama mulai tahap penyusunan konsep, sehingga perbaikan pada
konsep akhir dapat dihindari.
3. Urusan kedinasan yang dilakukan dengan menggunakan tata cara dan prosedur surat-
menyurat harus menggunakan sarana komunikasi administrasi resmi.
4. Jawaban terhadap surat yang masuk
a. Instansi pengirim harus segera mengkonfirmasikan kepada penerima surat atas
keterlambatan jawaban dalam suatu proses komunikasi tanpa keterangan yang
jelas;
b. Instansi penerima harus segera memberikan jawaban terhadap konfirmasi yang
dilakukan oleh instansi pengirim.
5. Batas waktu jawaban surat
Jawaban surat disesuaikan dengan sifat pengiriman surat yang bersangkutan:
a. Sangat segera/kilat, dengan batas waktu 1 X 24 jam setelah surat diterima;
b. Segera, dengan batas waktu 2 X 24 jam setelah surat diterima;
c. Biasa, dengan batas waktu maksimum 5 hari kerja.
6. Waktu penandatanganan surat
Waktu penandatanganan surat harus memperhatikan sifat surat dan jadwal pengiriman
surat yang berlaku di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dan
segera dikirim setelah ditandatangani.
7. Penggandaan/Kopi surat
Kopi surat hanya diberikan kepada yang berhak dan memerlukan, dinyatakan dengan
memberikan alamat yang dimaksud dalam “tembusan”.
Kopi surat dibuat terbatas hanya untuk kebutuhan sebagai berikut:
a. Kopi tembusan
Kopi surat yang disampaikan kepada pejabat yang secara fungsional terkait;
b. Kopi laporan
Kopi surat yang disampaikan sebagai laporan kepada pejabat yang berwenang;
c. Kopi untuk arsip
Kopi surat yang disimpan untuk kepentingan pemberkasan arsip.
8. Lampiran ...
- 110 -
8. Lampiran
Tembusan surat disampaikan kepada unit kerja terkait, sedangkan lampiran hanya
disampaikan kepada unit yang bertanggung jawab, dengan menyebutkan:
Tembusan: tanpa lampiran.
9. Tingkat Keamanan (Kualifikasi)
a. Sangat Rahasia disingkat (SR), tingkat keamanan isi surat dinas yang tertinggi,
sangat erat hubungannya dengan keamanan dan keselamatan negara. Jika disiarkan
secara tidak sah atau jatuh ke tangan yang tidak berhak, akan membahayakan
keamanan dan keselamatan negara;
b. Rahasia disingkat (R), tingkat keamanan isi surat dinas yang berhubungan erat
dengan keamanan dan keselamatan negara. Jika disiarkan secara tidak sah atau
jatuh ke tangan yang tidak berhak akan merugikan negara;
c. Konfidensial disingkat (K), tingkat keamanan isi suatu surat dinas yang
berhubungan dengan keamanan dan keselamatan negara. Jika disiarkan secara tidak
sah atau jatuh ke tangan yang tidak berhak akan merugikan negara. Termasuk
dalam tingkat konfidensial adalah Rahasia Jabatan dan Terbatas;
d. Biasa disingkat (B), tingkat keamanan isi suatu surat dinas yang tidak termasuk
dalam butir a sampai dengan c, namun tidak berarti bahwa isi surat dinas tersebut
dapat disampaikan kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
Kecepatan Penyampaian
a. Sangat Segera/Kilat, surat harus diselesaikan/dikirim/disampaikan pada hari yang
sama dengan batas waktu 1 X 24 jam;
b. Segera, surat dinas harus diselesaikan/dikirim/disampaikan dalam waktu 2 X 24
jam;
c. Biasa, surat dinas harus diselesaikan/dikirim/disampaikan menurut urutan yang
diterima oleh bagian pengiriman, sesuai dengan jadwal perjalanan caraka/kurir,
batas waktu 5 hari.
C. Ketentuan Surat menyurat
1. Komunikasi Langsung
Surat dinas dikirim langsung kepada pejabat sesuai dengan alamat yang dituju. Untuk
mempercepat penyampaian surat kepada pejabat yang dituju, surat tetap dialamatkan
kepada pejabat sesuai alamat yang dituju, tetapi dicantumkan ungkapan u.p. (untuk
perhatian) kepada pejabat yang akan memproses. Misalnya, surat di bidang
kepegawaian, ditujukan kepada Sekretaris Utama u.p. Kepala Biro Organisasi dan
Kepegawaian.
Contoh penulisan alamat:
2. Alur Surat menyurat
Alur surat menyurat yang bermuatan kebijakan/keputusan/arahan pimpinan harus
melalui jenjang hierarki dari tingkat pimpinan tertinggi di lingkungan Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia hingga ke pejabat struktural terendah yang berwenang
sehingga dapat dilakukan pengendalian proses penyelesaiannya.
3. Rujukan ...
Yth. Sekretaris Utama u.p. Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian
di –
Jakarta
- 111 -
3. Rujukan
a. Dalam hal Surat Dinas memerlukan rujukan, rujukan ditulis pada alinea pembuka,
diikuti substansi materi surat yang bersangkutan. Apabila rujukan lebih dari satu
naskah, rujukan itu harus ditulis secara kronologis.
b. Cara menulis rujukan adalah sebagai berikut :
(1) Rujukan Berupa Naskah
Penulisan rujukan berupa naskah mencakupi informasi singkat tentang naskah
yang menjadi rujukan, dengan urutan sebagai berikut : jenis naskah dinas,
jabatan penandatangan naskah dinas, nomor naskah dinas, tanggal penetapan,
dan subyek naskah dinas.
(2) Rujukan Berupa Surat Dinas
Penulisan rujukan berupa Surat Dinas mencakupi informasi singkat tentang
surat dinas yang menjadi rujukan, dengan urutan sebagai berikut : jenis surat,
jabatan penandatangan, nomor surat, tanggal penandatanganan surat, dan hal.
(3) Rujukan Berupa Surat Dinas Elektronis
Penulisan rujukan berupa Surat Dinas Elektronis (surat yang dikirimkan melalui
sarana elektronis) diatur tersendiri.
c. Rujukan Surat kepada Instansi Non Pemerintah
Rujukan tidak harus dicantumkan pada Surat Dinas yang ditujukan kepada instansi
non pemerintah.
4. Disposisi
Disposisi adalah petunjuk tertulis mengenai tindak lanjut penyelesaian surat, ditulis
secara jelas pada Lembar Disposisi, tidak pada naskah asli. Lembar Disposisi
merupakan satu kesatuan dengan naskah surat yang bersangkutan dan tidak boleh
dipisahkan. Pada Lembar Disposisi dicantumkan kalimat: Dilarang memisahkan sehelai
suratpun yang tergabung dalam berkas ini.
Format ...
- 112 -
FORMAT LEMBAR DISPOSISI
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
SEKRETARIS UTAMA
Jl. Sisingamangaraja No. 2 Jakarta Selatan Telp. ...../Fax. .....
LEMBAR DISPOSISI
No. Agenda/Registrasi : Tingkat Keamanan : SR/R/B
Tgl. Penerimaan : Tgl. Penyelesaian :
Tgl dan No. Surat : ..........................................................................................
Dari : ..........................................................................................
Ringkasan Isi : ..........................................................................................
..........................................................................................
Lampiran : ..........................................................................................
Disposisi Diteruskan kepada: Paraf
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
Catatan : Dilarang memisahkan sehelai suratpun yang tergabung dalam berkas ini
5. Penanganan Surat dengan Tingkat Keamanan Tertentu
Surat menyurat dengan tingkat keamanan tertentu (Sangat Rahasia, Rahasia,
Konfidensial/Terbatas) harus dijaga keamanannya dalam rangka keselamatan negara.
Tanda tingkat keamanan ditulis dengan cap (tidak diketik), dengan tinta berwarna
merah pada margin kanan atas pada setiap halaman surat dinas dan sampul. Jika surat
dinas tersebut difotokopi/digandakan, cap tingkat keamanan pada fotokopi/hasil
penggandaan harus dengan warna yang sama dengan warna cap pada surat asli.
Pemberian tanda tingkat keamanan dimulai pada saat konsep surat dibuat.
D. Media ...
- 113 -
D. Media/Sarana Surat menyurat
Media/sarana surat menyurat adalah alat untuk merekam informasi yang dikomunikasikan
dalam bentuk media konvensional (kertas).
1. Kertas Surat
a. Penggunaan kertas
1) Kertas yang digunakan untuk kegiatan dinas adalah HVS paling tinggi 80 gram,
antara lain untuk kegiatan surat menyurat, penggandaan dan dokumen
pelaporan;
2) Penggunaan kertas HVS di atas 80 gram atau jenis lain yang mempunyai nilai
keasaman tertentu, digunakan hanya terbatas untuk jenis naskah dinas yang
mempunyai nilai kegunaan dalam waktu lama;
3) Penyediaan surat berlambang negara dan/atau logo instansi, dicetak di atas
kertas 80 gram;
4) Kertas yang digunakan untuk surat-menyurat adalah A4 yang berukuran 297 X
210 mm (8 1/4 X 11 3/4 inci).
Disamping kertas A4 untuk kepentingan tertentu korespondensi dapat
menggunakan kertas dengan ukuran berikut:
a) A3 Kuarto ganda (297 X 420 mm);
b) A5 Setengah kuarto (210 X 148 mm);
c) Folio (210 X 330 mm);
d) Folio ganda (420 X 330 mm).
Dalam pencetakan surat dinas tidak menggunakan lembar continuous form,
kecuali digunakan untuk kepentingan lain, misalnya untuk pembuatan laporan
dan dokumen teknis.
STANDAR UKURAN KERTAS DAN PENJELASANNYA
Standar Ukuran Kertas
Seri Milimeter Inci Seri Milimeter Inci
A0 841 x 1189 33⅛ x 46¾ C0 917 x 1297 36¾ x 51⅞
A1 594 x 841 23⅜ x 33⅛ C1 648 x 917 25⅞ x 36¾
A2 420 x 594 16½ x 23⅜ C2 458 x 648 18¼ x 25⅞
A3 297 x 420 11¾ x 16½ C3 324 x 458 12¾ x 18¼
A4 210 x 297 8¼ x 11¾ C4 229 x 324 9⅛ x 12¾
A5 148 x 210 5⅞ x 8¼ C5 162 x 229 6⅜ x 9⅛
A6 105 x 148 4⅛ x 5⅞ C6 114 x 162 4½ x 6⅜
A7 74 x 105 2⅞ x 4⅛ C7 81 x 114 3¼ x 4½
A8 52 x 74 2 x 2⅞ C8 57 x 81 2¼ x 3¼
B0 1000 x 1414 40 x 56½ D0 771 x 1090 30¾ x 3¼
B1 707 x 1000 28¼ x 40 D1 545 x 771 21¾ x 30¾
B2 500 x 707 20 x 28¼ D2 385 x 545 15¼ x 21¾
B3 353 x 500 14¼ x 20 D3 272 x 385 10⅞ x 15¼
B4 250 x 353 9⅞ x 14¼ D4 192 x 272 7¾ x 10⅞
B5 176 x 250 7 x 9⅞ D5 136 x 192 5⅜ x 7¾
B6 125 x 176 4⅞ x 7 D6 96 x 136 3⅞ x 5⅜
B7 88 x 125 3½ x 4⅞ D7 68 x 96 2¾ x 3⅞
B8 62 x 88 2½ x 3½ D8 48 x 68 1⅞ x 2¾
Penjelasan ...
- 114 -
Penjelasan:
b. Warna dan Kualitas
1) Kertas untuk naskah dinas asli menggunakan kertas berwarna putih dengan
kualitas terbaik (white bond) digunakan untuk surat dinas yang asli, sedangkan
yang berkualitas biasa digunakan untuk kopi surat dinas;
2) Kertas untuk tembusan :
a) menggunakan kertas karbon apabila diketik dengan mesin ketik manual,;
b) di fotokopi apabila diketik dengan mesin ketik elektronik atau komputer.
3) Naskah dinas dengan jangka waktu simpan 10 tahun atau lebih atau bernilai
guna permanen harus menggunakan kertas serendah-rendahnya dengan nilai
keasaman (PH) 7.
2. Sampul ...
A1
A3 A2
A5 A4
A6
A7
SERI A Seri A digunakan untuk umumnya kertas
cetak, termasuk alat tulis kantor dan
publikasi. Ukuran yang menjadi standar dasar adalah A0, yaitu ukuran 841x1189
mm yang luasnya sama dengan 1 (satu)
meter persegi. Setiap angka setelah huruf
A menunjukkan luas setengah dari angka sebelumnya. Jadi luas kertas ukuran A1
adalah setengah dari kertas ukuran A0, A2
seperempat dari A0, A3 seperdelapan dari A0, dan demikian seterusnya. Lembaran
dengan ukuran lebih besar dari A0
dituliskan dengan angka sebelum huruf A0. Jadi, 2A0 berarti suatu lembaran yang
ukurannya 2 (dua) kali A0.
SERI B Ukuran Seri B kira-kira di tengah-tengah
antara ukuran Seri A, merupakan alternatif
dari Seri A, tetapi utamanya digunakan untuk poster, peta atau bagan di dinding,
apabila menggunakan kertas Seri A akan
tampak terlalu besar.
SERI C
Seri C digunakan untuk map, kartu pos,
dan sampul. Sampul dengan ukuran Seri C sesuai untuk kertas ukuran Seri A, baik
dalam keadaan utuh maupun dilipat.
Sampul C6 dapat mewadahi lembaran kertas A6 atau A5 yang dilipat 1 (satu) kali
atau A4 yang dilipat 2 (dua) kali.
- 115 -
2. Sampul Surat
Sampul surat adalah sarana kelengkapan penyampaian surat, terutama untuk surat
keluar. Ukuran, bentuk dan warna sampul yang digunakan untuk surat menyurat di
lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, disesuaikan dengan
kebutuhan.
a. Ukuran
Ukuran sampul yang digunakan menurut Keputusan Direktur Jenderal Pos dan
Telekomunikasi Nomor 43/DIRJEN/1987 tentang penetapan standar kertas sampul
surat dan bentuk sampul surat adalah:
UKURAN SAMPUL
Nomor Lebar (mm) Panjang (mm)
(1) (2) (3)
1. 90 152
2. 100 160
3. 110 220
4. 114 162
5. 125 176
6. 105 227
7. 115 245
8. 120 270
9. 176 250
10. 229 324
11. 250 353
12. 270 400
Pada umumnya untuk surat dinas yang menggunakan kertas ukuran A4 (kuarto)
atau folio dan ukuran A5 atau setengah folio digunakan sampul nomor 6 (105mm
X 227mm).
Surat dinas yang mempunyai lampiran cukup tebal, atau surat pengantar yang
disertai naskah dinas tebal misalnya Keputusan atau Pedoman yang berupa buku
dan tidak dapat dilipat, digunakan sampul yang ukurannya sedemikian rupa
sehingga setelah dimasukkan ke dalam sampul pada setiap sisinya terdapat ruang
maksimal ½ inci.
Untuk menentukan ukuran minimum sampul yang tepat bagi surat dinas yang
cukup tebal dan tidak dapat dilipat, dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Panjang sampul = panjang surat/naskah + ½ “ + tebal surat/naskah
Lebar sampul = lebar surat/naskah + ¼ “ + tebal surat/naskah
Sampul surat berjendela tidak digunakan dalam tata naskah dinas Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
b. Warna ...
- 116 -
b. Warna dan kualitas
Sampul surat dinas menggunakan kertas tahan lama (bond) berwarna putih atau
coklat muda dengan kualitas baik, disesuaikan dengan ukuran dan berat naskah
dinas yang dikirimkan.
c. Penulisan Alamat Pengirim dan Tujuan
Pada sampul surat selalu harus dicantumkan alamat pengirim dan alamat tujuan,
alamat pengirim dicetak atau dituliskan pada bagian kanan atas sampul dengan
susunan dan bentuk huruf yang sama dengan yang tertulis atau tercetak pada kepala
surat. Alamat tujuan ditulis sama seperti alamat yang tercantum pada kepala surat,
alinea pertama alamat tujuan yang dimulai pada baris dibawah tengah sampul.
d. Cara melipat dan memasukkan surat ke dalam sampul
1) Sebelum kertas surat dilipat, terlebih dahulu perlu dipertimbangkan ukuran
sampul yang akan digunakan.
2) Surat yang sudah dilipat sudut-sudutnya harus bertemu dan lipatannya harus
lurus dan tidak kusut.
3) Cara melipat surat yang akan dimasukkan ke dalam sampul surat dinas adalah:
- Pertama, sepertiga bagian bawah lembaran surat dilipat ke belakang.
- Selanjutnya surat dimasukkan ke dalam sampul dengan bagian kepala surat
menghadap ke depan.
- Pada sampul yang mempunyai jendela kertas kaca, kedudukan alamat tujuan
pada kepala surat harus tepat pada jendela sampul.
FORMAT ...
- 117 -
FORMAT MELIPAT KERTAS SURAT
E. Susunan
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403 TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
Nomor : mmmmmm Jakarta, ………………. Sifat : mmm Lampiran : - Hal : Undangan. Yth.
mmmmmmmmmmmmmm mmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Hari/Tanggal : ......................................................... Jam : ......................................................... Tempat : ......................................................... Acara : .........................................................
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
NAMA JABATAN,
NAMA TERANG
Tembusan : disampaikan kepada Yth. 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmm. 2. Mmmmmmmmmmmmmmmmm.
Pertama, sepertiga bagian bawah
lembaran kertas surat dilipat ke
depan.
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403 TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
Nomor : mmmmmm Jakarta, ………………. Sifat : mmm Lampiran : - Hal : Undangan. Yth.
mmmmmmmmmmmmmm mmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Hari/Tanggal : ......................................................... Jam : ......................................................... Tempat : ......................................................... Acara : .........................................................
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Nama Jabatan,
Nama Lengkap
Tembusan: 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmm.
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmm.
Lembar kertas surat
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403 TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
Nomor : mmmmmm Jakarta, ………………. Sifat : mmm Lampiran : - Hal : Undangan. Yth.
mmmmmmmmmmmmmm mmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Hari/Tanggal : ......................................................... Jam : ......................................................... Tempat : ......................................................... Acara : .........................................................
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
NAMA JABATAN,
NAMA TERANG Tembusan : disampaikan kepada Yth. 3. Mmmmmmmmmmmmmmmmm. 4. Mmmmmmmmmmmmmmmmm.
Kedua, sepertiga bagian atas
lembaran kertas surat dilipat ke
belakang.
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403 TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
Mmmmmm, ……………….
Nomor : Kep: Sifat : Yth. Mm Lampiran : mm
Perihal : Undangan. di - MM
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
Hari/Tanggal : ......................................................... Jam : ......................................................... Tempat : ......................................................... Acara : .........................................................
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
NAMA JABATAN,
NAMA TERANG Tembusan : disampaikan kepada Yth. 5. Mmmmmmmmmmmmmmmmm. 6. Mmmmmmmmmmmmmmmmm.
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403
TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
Jakarta, ………………. Kepada: Yth. Mmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmm di - MMMMMMMM
Ketiga, surat dimasukkan ke dalam
sampul dengan bagian Kepala Surat
menghadap ke depan ke arah
pembaca penerima surat.
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403
TELEPON: 7228901, 7393939 WEBSITE: www.bpn.go.id
Jakarta, ……………….
Kepada: Yth. Mmmmmmmmm mmmmmmmm
Pada sampul yang menggunakan jendela
kertas kaca, alamat tujuan pada Kepala
Surat harus tepat dibalik jendela kertas
kaca.
- 118 -
E. Susunan
1. Kop Surat
Kop surat mengidentifikasikan nama jabatan atau nama instansi Badan Pertanahan
Nasional dan alamat dengan ketentuan sebagaimana diatur pada Bab III.
2. Tanggal Surat
Tanggal surat ditulis dengan tata urut sebagai berikut:
a. Tanggal ditulis dengan angka Arab;
b. Bulan ditulis lengkap dengan huruf yang diawali dengan huruf kapital;
c. Tahun ditulis lengkap empat digit dengan angka Arab.
Contoh:
3. Nomor Surat
Penomoran naskah dinas sesuai dengan ketentuan dapat dilihat penjelasannya pada Bab
VI tentang Penomoran dan Pemberian Kode Naskah Dinas.
4. Sifat Surat
Dalam kolom sifat dicantumkan klasifikasi surat berdasarkan kecepatan
penyampaiannya, yaitu:
a. Sangatsegera;
b. Segera; atau
c. Biasa.
5. Lampiran Surat
Disebutkan berapa banyak jumlah dan nama barang yang dilampirkan dengan
menggunakan angka arab dan diikuti penulisan dengan huruf yang disertai dengan
tanda kurung ( ), misalnya:
Lampiran: 1 (satu) lembar
6. Perihal Surat
Perihal adalah materi pokok surat yang dinyatakan dengan kalimat singkat tetapi jelas,
Perihal perlu dicantumkan dengan alasan berikut:
a. Menyampaikan penjelasan singkat tentang materi yang dikomunikasikan dan
menjadi rujukan dalam komunikasi;
b. Memudahkan identifikasi dalam penyusunan halaman pada surat yang terdiri lebih
dari satu halaman;
c. Mempermudah penentuan alur pengiriman surat atau pemberkasan dan
penyimpanan surat.
7. Alamat Surat Dinas
a. Surat dinas ditujukan kepada nama jabatan pada unit organisasi yang dituju. Surat
dinas tidak dapat ditujukan kepada nama unit organisasi, misalnya kantor,
departemen, kementerian, instansi, dan sebagainya;
b. Surat ...
Tanggal 21 April 2009
- 119 -
b. Surat dinas yang ditujukan kepada Pejabat Pemerintah/Pejabat Negara ditulis
dengan urutan sebagai berikut :
1) Nama jabatan;
2) Alamat;
3) Kota diikuti Kode Pos.
Contoh:
8. Penggunaan Untuk Perhatian (u.p.)
Alamat surat dengan menggunakan istilah u.p. (untuk perhatian) digunakan untuk
keperluan berikut:
a. Untuk mempercepat penyelesaian surat karena tidak harus menunggu kebijakan
langsung pimpinan unit organisasi sesuai dengan maksud;
b. Untuk mempermudah pendistribusian oleh unit tata usaha penerima surat kepada
pejabat yang dituju.
Contoh:
9. Paragraf Surat
Paragraf adalah sekelompok kalimat yang berisi pernyataan yang berkaitan satu sama
lain yang merupakan satu kesatuan. Fungsi paragraf untuk mempermudah pemahaman
penerima mengenai isi surat, memisahkan atau menghubungkan pemikiran dalam
komunikasi tertulis.
10. Penggunaan Spasi
Isi surat dinas diketik 1, 1,5 spasi atau sesuai dengan kebutuhan dan diantara paragraf
diberi jarak 1,5 – 2 spasi.
11. Pernyataan Penghormatan
Hanya digunakan pada surat keluar instansi Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia yang ditujukan kepada pejabat negara/pejabat setingkat menteri.
“Dengan hormat”, diketik pada awal isi surat.
12. Garis Kewenangan dan Penandatanganan
a. Garis Kewenangan
Pimpinan unit kerja di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
bertanggung jawab atas segala kegiatan yang dilakukan di lingkungan unit
kerjanya.
Tanggung jawab tersebut tidak dapat dilimpahkan atau diserahkan kepada
seseorang yang bukan pejabat yang berwenang. Garis kewenangan digunakan jika
surat dinas ditandatangani oleh pejabat yang mendapat pelimpahan dari pejabat
yang berwenang.
b. Pernyataan ...
Yth. Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Jalan Sisingamangaraja Nomor 2 Jakarta Selatan 12101
Yth. Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia u.p. Sekretaris Utama Jalan Sisingamangaraja Nomor 2 Jakarta Selatan 12101
- 120 -
b. Pernyataan Penutup
Disampaikan dengan maksud untuk memberikan penekanan akhir pada isi surat
dengan cara yang sopan dan dengan harapan agar penerima surat merasa dihargai
dan bersedia menanggapi isi surat dengan lebih baik.
Contoh: - Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
- Atas kerjasama Saudara, kami sampaikan terima kasih.
c. Penandatanganan
Penandatanganan surat dinas yang menggunakan garis kewenangan dapat
dilaksanakan dengan menggunakan cara:
1. Atas nama (a.n.).
Atas nama dipergunakan jika yang berwenang menandatangani surat/dokumen
melimpahkan kepada pejabat dibawahnya. Persyaratan yang harus dipenuhi
adalah sebagai berikut:
a. Pelimpahan wewenang tersebut dalam bentuk tertulis.
b. Materi wewenang yang dilimpahkan benar-benar menjadi tugas dan
tanggung jawab pejabat yang melimpahkan.
c. Tanggung jawab sebagai akibat penandatanganan naskah dinas berada pada
pejabat yang diatasnamakan.
Contoh: penggunaan atas nama (a.n.) dalam penandatanganan surat
a.n. Kepala Badan Pertanahan Nasionl
Republik Indonesia
Sekretaris Utama,
Nama Pejabat
NIP ...
a.n. Sekretaris Utama
Karo Umum
Nama Pejabat
NIP ...
2. Untuk beliau (u.b.).
Untuk beliau digunakan jika yang diberi kuasa memberi mandat kepada
pejabat satu tingkat dibawahnya. Untuk beliau (u.b.) digunakan setelah ada
atas nama (a.n.). Pelimpahan kewenangan penandatanganan naskah dinas
dengan bentuk untuk beliau (u.b.) hanya sampai pada pejabat dua tingkat
eselon dibawahnya. Persyaratan yang harus dipenuhi antara lain sebagai
berikut:
a. Pelimpahan harus mengikuti urutan hanya sampai dua tingkat struktural
dibawahnya.
b. Materi yang ditangani merupakan tugas dan tanggung jawabnya.
c. Dapat dipergunakan oleh pejabat yang ditunjuk sebagai pemangku jabatan
sementara (Pjs.) atau yang mewakili.
d. Tanggung jawab berada pada pejabat yang telah diberi kuasa.
Contoh: penggunaan atas nama (a.n.) dan untuk beliau (u.b.) dalam
penandatanganan surat.
a.n. Kepala BPN RI
Deputi Bidang
u.b.
Direktur ...
Nama Pejabat
NIP ...
a.n. Deputi Bidang ...
Direktur ...
u.b.
Kepala Subdirektorat ...
Nama Pejabat
NIP ...
Untuk ...
- 121 -
Untuk beliau (u.b.) juga digunakan untuk penandatanganan naskah dinas yang
materinya memang menjadi kewenangan dan tugas pejabat yang menandatangani
sesuai dengan batas kewenangan yang telah diatur secara umum dalam organisasi
yang bersangkutan. Penggunaan (u.b.) disini hanya untuk menghormati asas
kesatuan komando.
Misalnya surat keluar dari Deputi Bidang ditujukan kepada pejabat lainnya di
lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, dapat ditandatangani
oleh Eselon II atau Eselon III dengan menggunakan untuk beliau (u.b.).
Contoh penggunaan untuk beliau (u.b.) adalah sebagai berikut:
Eselon I ... Eselon II ...
u.b. u.b.
Eselon II ... Eselon III ...
Nama Pejabat Nama Pejabat
NIP ... NIP ..
13. Pelaksana Tugas (Plt)
Ketentuan penandatanganan pelaksana tugas yang disingkat Plt adalah sebagai berikut :
a. Pelaksana tugas (Plt) dilaksanakan digunakan apabila pejabat yang berwenang
menandatangai naskah dinas belum ditetapkan karena menunggu ketentuan bidang
kepegawaian lebih lanjut.
b. Pelimpahan wewenang bersifat sementara sampai pejabat yang difinitif ditetapkan;
Contoh:
Plt. Kepala Biro Umum,
Tanda Tangan
Nama Pejabat
14. Pelaksana Harian (Plh)
Ketentuan penandatangan pelaksana harian yang disingkat Plh adalah sebagai berikut :
a. Pelaksana harian (Plh) dipergunakan apabila pejabat yang berwenang
menandatangani naskah dinas tidak berada di tempat sehingga untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sehari-hari perlu ada pejabat sementara yang
menggantikannya;
b. Pelimpahan wewenang bersifat sementara sampai pejabat yang difinitif kembali di
tempat.
Contoh:
Plh. Kepala Biro Umum,
Tanda Tangan
Nama Pejabat
15. Warna ...
- 122 -
15. Warna tinta
a. Untuk penulisan surat digunakan tinta berwarna hitam;
b. Untuk penandatanganan surat digunakan tinta berwarna hitam atau biru tua;
c. Untuk penulisan tingkat kerahasian surat Rahasia atau Sangat Rahasia digunakan
tinta berwarna merah;
d. Untuk cap dinas digunakan tinta berwarna ungu.
F. Penanganan Surat Masuk
1. Surat Masuk adalah semua surat dinas yang diterima. Untuk memudahkan pengawasan
dan pengendalian, penerimaan surat masuk dipusatkan di unit tata usaha.
2. Penanganan surat masuk dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:
a. Penerimaan Surat
Surat masuk yang diterima dikelompokkan berdasarkan tingkat keamanan (Sangat
Rahasia, Rahasia, Konfidensial, Biasa) dan tingkat kecepatan penyampaiannya
(Kilat, Sangat Segera, Segera, Biasa). Untuk Surat masuk yang bersifat Sangat
Rahasia, dan Rahasia, yang berhak untuk membuka adalah pejabat/pegawai yang
diberi kewenangan.
b. Pencatatan
1) Surat masuk yang diterima, dicatat dan ditandatangani oleh petugas penerima
pada lembar kontrol atau tanda terima;
2) Catatan ditulis pada :
a) Kartu Kendali, Lembar Pengantar, Buku Ekspedisi;
b) Buku Agenda;
c) Lembar Disposisi dengan mencatat nomor agenda dan tanggal penerimaan.
3) Pencatatan surat dinas yang mempunyai tingkat keamanan :
a) Sangat Rahasia dan Rahasia dilakukan oleh pejabat/pegawai yang
mendapatkan kewenangan dari pimpinan instansi.
b) Konfidensial dan Biasa dilakukan oleh pegawai yang ditunjuk oleh pejabat
tata usaha;
4) Pencatatan surat masuk dimulai dari nomor 1, 2, 3, dst pada bulan Januari dan
berakhir pada bulan Desember dalam satu tahun. Pencatatan dilakukan dengan
pemberian kode tertentu sehingga semua surat masuk dapat dicatat dengan
cepat.
c. Penilaian atau Pengarahan Surat
1) Kegiatan penilaian atau pengarahan surat masuk sudah mulai dilaksanakan
pada tahap pencatatan dan untuk memudahkan penanganan surat;
2) Pada tahap penilaian atau pengarahan, tujuan surat sudah dapat diarahkan
kepada :
a) Pimpinan atau dapat disampaikan langsung kepada pejabat yang
menangani;
b) Alamat pribadi (nama orang) langsung disampaikan kepada yang
bersangkutan;
3) Penilaian atau pengarahan surat dilakukan dengan berpedoman kepada tingkat
keamanan dan tingkat kecepatan penyampaian surat.
d. Pengolahan
1) Pada tahap pengolahan, pejabat yang menangani memutuskan tindakan yang
akan diambil sehubungan dengan surat masuk tersebut;
2) Dari hasil pengolahan, dapat diputuskan tindak lanjutnya yaitu langsung
disimpan atau dibuat naskah dinas sebagai jawaban, misalnya berupa surat
dinas, keputusan, atau instruksi;
3) Pengolahan ...
- 123 -
3) Pengolahan surat masuk dapat menggunakan proses pemberkasan naskah atau
proses administrasi biasa sesuai dengan kebutuhan;
4) Selama masa pengolahan surat masuk sudah mulai mengalami proses
penyimpanan.
e. Sarana penanganan surat masuk
1) Buku Agenda
Buku Agenda adalah sarana utama pengendalian dan pengawasan surat masuk.
Semua surat masuk pertama kali dicatat pada Buku Agenda, yang disusun
dalam kolom catatan sebagai berikut:
a) Tanggal;
b) Nomor agenda;
c) Nomor dan tanggal surat masuk;
d) Lampiran;
e) Alamat pengirim;
f) Hal/isi surat;
g) Isi disposisi;
h) Keterangan.
Sesuai dengan kebutuhan, kolom catatan dapat ditambah.
2) Kartu Kendali (KK), Lembar Pengantar dan Buku Ekspedisi.
Selain Buku Agenda, penanganan surat masuk dapat menggunakan sarana lain
sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit organisasi, berupa Kartu Kendali
(KK), Lembar Pengantar dan Buku Ekspedisi.
G. Penanganan Surat Keluar
1. Surat Keluar adalah semua surat dinas yang akan dikirim kepada subyek
(instansi/lembaga/perorangan/badan hukum) yang tercantum pada alamat surat dinas
dan sampul surat dinas. Seperti penanganan surat masuk, pencatatan, pemberian nomor
dan cap dinas, dan pengiriman surat keluar dipusatkan di Unit Tata Usaha untuk
memudahkan pengawasan dan pengendalian.
2. Penanganan Surat Keluar melalui tahapan sebagai berikut:
a. Pengolahan
1) Kegiatan pengolahan dimulai dari penyiapan hingga ke penandatanganan surat
dinas.
2) Penyiapan/penyusunan konsep surat keluar
a) Penyiapan/penyusunan konsep dilakukan oleh pegawai/pejabat yang
berwenang di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
b) Setiap konsep yang akan diajukan kepada pimpinan terlebih dahulu harus
diteliti oleh pejabat unit tata usaha atau pejabat yang ditunjuk.
c) Setiap pejabat yang terlibat dalam penyusunan surat dinas harus
membubuhkan parafnya pada konsep surat sebagai bukti bahwa surat dinas
telah diteliti dan dikoordinasikan.
d) Setelah surat dinas diparaf oleh pejabat yang bersangkutan, proses
selanjutnya adalah surat ditandatangani oleh pejabat yang berwenang,
pemberian nomor, tanggal surat, dan pembubuhan cap dinas.
b. Pencatatan
Semua surat keluar dicatat dalam Buku Pencatatan Surat Keluar yang bentuk,
susunan dan tata cara pencatatannya sesuai ketentuan yang berlaku di lingkungan
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
c. Penggandaan ...
- 124 -
c. Penggandaan
1) Penggandaan adalah kegiatan memperbanyak surat dinas sesuai dengan banyak
alamat yang dituju;
2) Cap dinas yang dibubuhkan pada hasil penggandaan harus asli (bukan salinan);
3) Penggandaan surat keluar yang tingkat keamanannya sangat rahasia/rahasia
harus diawasi dengan ketat.
d. Pengiriman
1) Semua surat keluar yang akan dikirim dimasukkan ke dalam sampul dicatat
dalam Buku Ekspedisi sebagai bukti pengiriman atau dibuatkan tanda bukti
pengiriman tersendiri;
2) Pada sampul surat keluar dicantumkan alamat lengkap, nomor surat dinas, dan
cap yang sesuai dengan tingkat kecepatan (Kilat/Segera/Sangat Segera/Biasa)
dan keamanan (Sangat Rahasia/Rahasia);
3) Untuk kepentingan keamanan, pejabat unit tata usaha melaksanakan
pengawasan terhadap pengiriman semua surat keluar.
e. Penyimpanan
1) Semua arsip surat keluar (pertinggal) harus disimpan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku tentang kearsipan;
2) Naskah asli surat dinas keluar yang diparaf harus disimpan di unit pengolah.
BAB V …
- 125 -
BAB V
PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA, LOGO, CAP DINAS DAN PAPAN NAMA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
Lambang negara, logo, cap dinas dan papan nama yang digunakan dalam Tata Naskah
Dinas di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia merupakan tanda
pengenal atau identifikasi yang bersifat tetap dan resmi. Untuk memperoleh keseragaman
dalam penyelenggaraan Tata Naskah Dinas di lingkungan Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia, perlu ditentukan penggunaan lambang negara, logo, dan cap dinas pada
kertas surat, sampul, map, dan dokumen lainnya dan papan nama.
A. Penggunaan Lambang Negara
Ketentuan penggunaan lambang negara untuk tata naskah dinas adalah sebagai berikut:
1. Lambang Negara Burung Garuda digunakan dalam tata naskah dinas Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia;
2. Lambang Negara Burung Garuda berwarna kuning emas digunakan pada naskah dinas
yang ditandatangani oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia atau
pejabat yang ditunjuk;
3. Lambang Negara Burung Garuda berwarna hitam digunakan oleh Pejabat Eselon I di
lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dan untuk kepentingan
yang lain diatur dalam peraturan perundang-undangan.
B. Penggunaan Logo
Ketentuan penggunaan logo untuk tata naskah dinas adalah sebagai berikut:
1. Logo Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia adalah tanda pengenal atau
identitas berupa simbol atau huruf yang digunakan dalam tata naskah dinas Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia agar publik lebih mudah mengenal;
2. Setiap unit organisasi di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
menggunakan logo Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia pada seluruh
naskah kedinasan;
3. Logo diletakkan di margin kiri atas kop surat dan kop sampul surat;
4. Penulisan nama instansi dan logo pada sampul surat sama dengan pada kop surat.
C. Penggunaan Lambang Negara dan Logo dalam Kerjasama
1. Dalam hal dilakukan kerjasama antara Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
dengan pihak luar negeri, lambang negara diletakkan diatas map naskah dinas;
2. Dalam hal dilakukan kerjasama antara Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
dengan departemen/instansi lain yang setingkat, digunakan logo departemen/instansi
masing-masing.
D. Penggunaan Cap Dinas
1. Cap Dinas adalah tanda pengenal yang sah dan berlaku di lingkungan Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
2. Cap ...
- 126 -
2. Cap Dinas terdiri atas:
a. Cap jabatan yaitu cap yang bunyi tulisannya menyebut nama jabatan, digunakan untuk menyertai
tanda tangan pejabat yang bersangkutan.
b. Cap Dinas yaitu cap yang bunyi tulisannya menyebut nama unit organisasi,
digunakan untuk menyertai tanda tangan pejabat yang mempunyai wewenang
menggunakannya.
c. Cap Dinas Bernomor Seri
1) Cap Dinas Burung Garuda Bernomor Seri Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional yaitu cap yang bunyi tulisannya menyebut nama unit organisasi
digunakan atau dibubuhkan pada Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah yang
ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional.
2) Cap Dinas Burung Garuda Bernomor Seri Kantor Pertanahan yaitu cap yang
bunyi tulisannya menyebut nama unit organisasi digunakan atau dibubuhkan
pada Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah, Sertipikat Hak Atas Tanah, dan
Sertipikat Hak Tanggungan yang ditandatangani oleh Kepala Kantor
Pertanahan.
3) Nomor Seri Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan ini.
3. Bentuk dan Wewenang Penggunaan
Cap Jabatan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dan Cap Instansi
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Contoh:
No Macam Cap Dinas Keterangan
1.
Cap Jabatan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik
Indonesia
Digunakan untuk menyertai tandatangan
Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia
2. Cap Dinas Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia
Digunakan oleh pejabat yang diberi
wewenang menandatangani untuk dan
atas nama (a.n.) Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia, sampai
dengan eselon III.
3. Cap ...
- 127 -
3. Cap Dinas Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia
Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia
Digunakan untuk menyertai tandatangan
Pejabat Eselon I sampai dengan Eselon III
di lingkungan Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia.
4. Cap Dinas Kantor Wilayah BPN
Kantor Wilayah BPN Prov. Jawa Barat
Digunakan untuk menyertai tandatangan
Kepala Kantor Wilayah BPN
5. Cap Dinas Kantor Pertanahan
Kantor Pertanahan Kota Bekasi
Digunakan untuk menyertai
tandatangan Kepala Kantor
Pertanahan
Contoh ...
- 128 -
Contoh: Bentuk dan isi tulisan Cap Dinas Bernomor Seri Kantor Wilayah BPN dan Cap
Dinas Bernomor Seri Kantor Pertanahan.
No Macam Cap Dinas Keterangan
1.
Cap Dinas Bernomor Seri Kantor
Wilayah BPN
Provinsi Lampung
Digunakan untuk menyertai tandatangan
Kepala Kantor Wilayah BPN pada Keputusan
Pemberian Hak Atas Tanah.
2.
Cap Dinas Bernomor Seri Kantor
Pertanahan
Kota Metro, Provinsi Lampung
Digunakan untuk menyertai tandatangan
Kepala Kantor Pertanahan pada Keputusan
Pemberian Hak Atas Tanah dan Sertipikat Hak Atas Tanah.
3. Cap Dinas Bernomor Seri Kantor
Pertanahan dilengkapi dengan kode
TA (Tim Ajudikasi)
T A
Panitia Ajudikasi
Kota Metro, Provinsi Lampung
Digunakan untuk menyertai tandatangan Ketua
Tim Ajudikasi pada Sertipikat Hak Atas Tanah
Pendaftaran Tanah Sistematik.
4. Ukuran ...
- 129 -
4. Ukuran dan Warna Tinta Cap Dinas
a. Ukuran Cap Dinas
40 mm
39 mm
30 mm
b. Dalam tata naskah dinas di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia berlaku ketentuan mengenai penggunaan warna tinta pada cap dinas
yaitu berwarna ungu, hal ini dilakukan untuk membedakan antara naskah asli
dengan salinan/petikan atau naskah dinas hasil fotokopi;
c. Cap Dinas tingkat keamanan (Sangat Rahasia, Rahasia, dan Konfidensial) dan
kecepatan penyampaian (Sangat Segera, Segera, Kilat, dan Biasa) menggunakan
tinta cap warna merah.
5. Penempatan Cap Dinas
a. Cap dinas dibubuhkan di samping kiri tanda tangan, tetapi tidak menutupi tanda
tangan.
b. Dalam penandatanganan kerjasama atau perjanjian, bila letak tanda tangan di
margin kiri maka cap diletakkan di samping kanan tanda tangan.
c. Cap dinas tidak perlu dipergunakan pada memo.
6. Kekhususan Penggunaan
Panitia Ajudikasi
1) Untuk kepentingan Panitia Ajudikasi dalam rangka pendaftaran tanah
sistematik, dibuatkan juga Cap Dinas Bernomor Seri yang sama dengan Cap
Dinas Bernomor Seri Kantor Pertanahan setempat.
2) Cap Dinas Bernomor Seri yang digunakan oleh Panitia Ajudikasi, lambang
burung garuda bagian ujung pita sebelah kiri diberi kode T dan disebelah
kanan kode A.
3) Apabila tugas Panitia Ajudikasi telah berakhir, Ketua Panitia Ajudikasi wajib
menyerahkan kembali Cap Dinas Bernomor Seri tersebut kepada Kepala
Kantor Pertanahan setempat dengan disertai Berita Acara Penyerahan
4) Dalam hal Cap Dinas Bernomor Seri yang sudah tidak dipergunakan lagi, oleh
Kepala Kantor Pertanahan diserahkan kepada Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional untuk dimusnahkan dengan Berita Acara.
E. Pengadaan
1. Pengadaan Cap Dinas dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia pada Sekretaris Utama u.p. Biro Umum.
2. Pengadaan Cap Dinas Bernomor Seri dilaksanakan setelah adanya permohonan dari
Kepala Kantor Wilayah BPN kepada Sekretaris Utama u.p. Biro Umum.
3. Pengadaan Cap Dinas Bernomor Seri untuk kepentingan Panitia Ajudikasi, diajukan
oleh Kepala Kantor Pertanahan yang daerahnya terdapat kegiatan pendaftaran tanah
sistematik kepada Sekretaris Utama u.p. Biro Umum melalui Kepala Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional.
F. Pengawasan ...
- 130 -
F. Pengawasan dan Pengendalian
1. Cap dinas yang digunakan dapat digandakan untuk mempercepat pelayanan dan
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Penggandaan cap dinas diusulkan oleh
pimpinan unit organisasi eselon I masing-masing kepada Sekretaris Utama untuk
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
2. Kepala Bagian Persuratan dan Kearsipan Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia pada Biro Umum, Sekretaris Utama, karena jabatannya diserahi penguasaan
dan bertanggungjawab atas penggunaan cap jabatan dan cap dinas Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia.
3. Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional, karena
jabatannya diserahi penguasaan dan bertanggungjawab atas penggunaan cap dinas dan
cap dinas bernomor seri Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional yang
bersangkutan.
4. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Pertanahan karena jabatannya diserahi
penguasaan dan bertanggungjawab atas penggunaan cap dinas dan cap dinas bernomor
seri Kantor Pertanahan yang bersangkutan.
5. Ketua Panitia Ajudikasi diserahi penguasaan dan bertanggung jawab atas penggunaan
cap dinas bernomor seri yang dibubuhkan pada Sertipikat Hak Atas Tanah dalam
pendaftaran tanah sistematik.
6. Cap Dinas Bernomor Seri.
a. Dalam hal Cap Dinas Bernomor Seri hilang atau rusak yang tidak dapat
dipergunakan lagi, maka Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan mengajukan permohonan penggantian kepada Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia u.p. Sekretaris Utama;
b. Cap Dinas Bernomor Seri yang hilang wajib dituangkan dalam Berita Acara
Laporan Kehilangan, tembusan disampaikan kepada Biro Umum;
c. Cap Dinas Bernomor Seri yang rusak wajib diserahkan kepada Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional untuk dimusnahkan dituangkan dalam Berita
Acara Laporan Pemusnahan, tembusan disampaikan kepada Biro Umum;
d. Dalam hal hilangnya Cap Dinas yang disebabkan kelalaian dan kealpaannya, maka
Pejabat yang bertanggung jawab atas cap dinas dapat dikenakan sanksi
administratif.
G. Papan ...
- 131 -
G. Papan Nama
1. Papan Nama adalah benda yang berbentuk serta berukuran tertentu memuat tulisan
nama suatu satuan organisasi dan dipergunakan sebagai tanda pengenal suatu instansi.
2. Ukuran dan Bentuk :
a. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, adalah sebagai berikut :
Ukuran Papan : 78,5 x 580 cm
Warna : Dasar Putih, Tulisan Hitam
Bagian Tengah Tulisan : Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Ukuran Huruf : Tinggi Huruf : 30 cm
Lebar Huruf : 21 cm
Jarak Antara : Bagian atas dan bawah : 24 cm
Jarak Tepi : Bagian samping kanan/kiri sama.
Contoh:
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
JALAN SISINGAMANGARAJA NOMOR 2 JAKARTA SELATAN 12014 TELEPON: 7393939
Papan Nama Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
b. Kantor Wilayah BPN, adalah sebagai berikut :
Ukuran papan : 100 x 200 cm
Warna : Dasar putih, tulisan hitam
Bagian atas tertulis : Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Ukuran Huruf : Tinggi huruf : 12 cm
Lebar huruf : 7 cm
Bagian tengah tertulis : Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Ukuran huruf : Tinggi huruf : 25 cm
Lebar huruf : 15 cm
Bagian bawah tertulis : Provinsi diikuti nama provinsi yang bersangkutan
Ukuran Huruf : Tinggi huruf : 15 cm
Lebar huruf : 9 cm
Contoh:
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI PAPUA BARAT
JALAN BRAWIJAYA NOMOR 24 MANOKWARI TELP. 0986-212919 FAX. 0968-212610
Papan Nama Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Papua Barat
c. Kantor ...
- 132 -
c. Kantor Pertanahan, adalah sebagai berikut :
Ukuran papan : 90 x 180 cm
Warna : Dasar putih, tulisan hitam
Bagian atas tertulis : Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Ukuran Huruf : Tinggi huruf : 12 cm
Lebar huruf : 7 cm
Bagian tengah tertulis : Kantor Pertanahan diikuti nama Kabupaten/Kota/
Kota Administrasi
Ukuran huruf : Tinggi huruf : 25 cm
Lebar huruf : 15 cm
Bagian bawah tertulis : Nama Provinsi yang bersangkutan
Ukuran Huruf : Tinggi huruf : 15 cm
Lebar huruf : 9 cm
Contoh:
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN FAK-FAK PROVINSI PAPUA
JALAN A. YANI FAK-FAK TELP. 0956-22510 FAX. 0956-22365
Papan Nama Kantor Pertanahan Kabupaten Jayapura
3. Bagi Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan atau Kantor Pertanahan yang
tidak menempati gedung tersendiri atau masih menjadi satu dengan gedung kantor lain
pemasangan papan nama baik ukuran maupun penempatannya agar disesuaikan
dengan situasi setempat.
BAB VI ...
- 133 -
BAB VI
PENOMORAN DAN PEMBERIAN KODE NASKAH DINAS
Nomor dan kode naskah dinas yang digunakan dalam tata naskah dinas di lingkungan Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia adalah tanda atau simbol tertentu berupa angka dan
huruf sebagai identitas terhadap unit organisasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Dalam rangka komunikasi administrasi surat menyurat dan untuk tertib dalam
penyelenggaraan tata naskah dinas di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia perlu diatur penomoran dan pemberian kode naskah dinas dalam Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
A. Penomoran Naskah Dinas
Penomoran naskah dinas di Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dilaksanakan
Unit Kerja yang menangani Persuratan dan Kearsipan, dengan pengecualian untuk
pernomoran naskah dinas di lingkungan Inspektorat Utama dilaksanakan oleh Unit Tata
Usaha Inspektorat Utama dan yang berkaitan dengan administrasi kepegawaian yaitu
Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan oleh
Unit kerja yang menangani Kepegawaian termasuk pengelolaannya.
Nomor pada naskah dinas merupakan segmen penting dalam kearsipan agar dapat
memberikan kemudahan penyimpanan, temu balik, dan penilaian arsip. Penomoran naskah
dinas, terdiri dari :
1. Naskah Dinas Pengaturan
a. Peraturan
Susunan nomor Peraturan mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim); dan
2) tahun terbit.
Format dan contoh penomoran Peraturan
NOMOR … TAHUN …
Nomor Naskah
Tahun Penetapan
Contoh :
Peraturan Kepala BPN RI Nomor 1 Tahun 2008 tentang ......
b. Instruksi
Susunan nomor Instruksi mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim);
2) kode klasifikasi + unit eselon;
3) bulan terbit (angka romawi); dan
4) tahun terbit.
Format dan contoh penomoran Instruksi
NOMOR .../Ins-.../.../...
Nomor Urut Agenda
Ins + Unit Eselon/Kode Wilayah
Bulan (Angka Romawi)
Tahun Penetapan
Contoh ...
- 134 -
Contoh:
Nomor 1/Ins/XII/2008 Instruksi Kepala BPN RI
Nomor 1/Ins-100/XII/2008 Instruksi Sekretaris Utama
Nomor 1/Ins-33/XII/2008 Instruksi Kakanwil BPN Provinsi Jateng
Nomor 1/Ins-33.01/XII/2008 Instruksi Kakantah Kabupaten Cilacap
c. Prosedur Tetap (Protap)
Susunan nomor Prosedur Tetap mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim);
2) kode klasifikasi + unit eselon;
3) bulan terbit (angka romawi); dan
4) tahun terbit.
Format dan contoh penomoran Prosedur Tetap (Protap)
NOMOR .../Protap-...../.../...
Nomor Urut Agenda
Protap + Unit Eselon
Bulan (Angka Romawi)
Tahun berjalan
Contoh :
Nomor 1/Protap/XII/2008 Prosedur Tetap Kepala BPN RI
Nomor 1/Protap-100/XII/2008 Prosedur Tetap Sekretaris Utama
d. Surat Edaran
Susunan nomor Surat Edaran mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim);
2) kode klasifikasi + unit eselon;
3) bulan terbit (angka romawi); dan
4) tahun terbit.
Format dan contoh penomoran Surat Edaran
NOMOR .../SE-.../.../...
Nomor Urut Agenda
SE + Unit Eselon
Bulan (Angka Romawi)
Tahun berjalan
Contoh :
Nomor 1/SE/XII/2008 Surat Edaran Kepala BPN RI
Nomor 1/SE-100/XII/2008 Surat Edaran Sekretaris Utama
2. Naskah Dinas Penetapan/Keputusan
Keputusan yang bersifat umum
Susunan nomor Keputusan mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim);
b. kode klasifikasi masalah;
c. bulan terbit (angka romawi); dan
d. tahun terbit.
Format ...
- 135 -
Format dan contoh penomoran Keputusan
a. Umum
1) Pejabat Pimpinan Instansi
NOMOR .../KEP-.../.../...
Nomor Urut Agenda
Kode Klasifikasi (Jenis + Unit Eselon)
Bulan (Angka Romawi)
Tahun berjalan
Contoh :
Nomor: 1/KEP-17.3/XII/2008 Keputusan Kepala BPN RI (PPAT)
Nomor: 1/KEP-3.212/XII/2008 Keputusan Kepala BPNRI (jabatan fungsional)
2) Pejabat di bawah Kepala BPN RI
NOMOR .../KEP-.../.../...
Nomor Urut Agenda
Kode Klasifikasi (Unit Eselon + Jenis)
Bulan (Angka Romawi)
Tahun terbit
Contoh :
Nomor 1/KEP-100.3.11/XII/2008 Sestama (Biro Orpeg + Disiplin)
Nomor 1/KEP-100.3.33/XII/2008 Sestama (Biro Orpeg + Mutasi)
Nomor 1/KEP-300.17.3/XII/2008 Deputi II (Dit.PHTGR + PPAT)
3) Pejabat di Daerah
NOMOR .../KEP-.../.../...
Nomor Urut Agenda
Kode Klasifikasi (Kode Wilayah+Jenis)
Bulan (Angka Romawi)
Tahun terbit
Contoh :
Nomor 1/KEP-33.2/XII/2008 Kakanwil BPN Provinsi Jateng (Kepeg)
Nomor 1/KEP-12.01.3/XII/2008 Kakantah Kab.Tapanuli Tengah
(pengukuran)
b. Keputusan Pemberian dan Pembatalan Hak
NOMOR …/…/…/…
Nomor Urut Hak
Jenis Hak atau Kode Klasifikasi
Nama Kantor/Kode Wilayah Kantor
Tahun terbit
Contoh:
Keputusan Pemberian dan Pembatalan Hak, berdasarkan unit kerja yang
menerbitkan :
Nomor 1/HM/BPN RI/2008 Kepala BPN RI
Nomor 1/HM/BPN.33/2008 Kakanwil BPN Prov Jateng
Nomor 1/HM/BPN.33.74/2008 Kakantah Kota Semarang
Contoh Pembatalan:
Nomor 1/Pbt/BPN RI/2008 Kepala BPN RI
Nomor 1/Pbt/BPN.33/2008 Kakanwil BPN Prov Jateng
3. Naskah ...
- 136 -
3. Naskah Dinas Penugasan
a. Surat Tugas
Susunan nomor Surat Tugas mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim);
2) kode klasifikasi + unit pengolah/KodeWilayah;
3) bulan (angka romawi); dan
4) tahun terbit.
Format dan contoh penomoran Surat Tugas
NOMOR .../St-.../.../...
Nomor Urut Agenda
Kode Klasifikasi (Unit/Kode Wilayah)
Bulan (Angka Romawi)
Tahun berjalan
Contoh :
Nomor 1/St-100/XII/2008 Surat Tugas yang ditandatangani Sestama
Nomor 1/St-33/XII/2008 Surat Tugas yang ditandatangani Kakanwil BPN
Prov Jateng
b. Surat Perintah
Susunan nomor Surat Perintah mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim);
2) kode klasifikasi;
3) bulan terbit (angka romawi); dan
4) tahun terbit.
Format dan contoh penomoran Surat Perintah
NOMOR .../SPh-.../.../...
Nomor Urut Agenda
Kode Klasifikasi (Unit/Kode Wilayah)
Bulan (Angka Romawi)
Tahun berjalan
Contoh :
Nomor 1/SPh-200.11/XII/2008 Surat Perintah yang ditandatangani Direktur
Pemetaan Dasar
Nomor 1/SPh-12/XII/2008 Surat Perintah yang ditandatangani Kakanwil
BPN Prov Sumatera Utara
4. Naskah Dinas Korespondensi Intern
a. Nota Dinas
Susunan nomor Nota Dinas mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. nomor naskah di masing-masing unit kerja (nomor urut dalam satu tahun takwim);
b. kode klasifikasi;
c. bulan terbit (angka romawi); dan
d. tahun terbit.
Format dan contoh penomoran Nota Dinas
NOMOR ../ND-.../.../...
Nomor Urut Agenda
Kode Klasifikasi (Disesuaikan Unit Kerja)
Bulan (Angka Romawi)
Tahun berjalan
Contoh ...
- 137 -
Contoh :
1) Nomor 1/ND-...../XI/2008 Nota Dinas BPN RI
2) Nomor 1/ND-...../XI/2008 Nota Dinas Kantor Wilayah BPN
3) Nomor 1/ND-...../XI/2008 Nota Dinas Kantor Pertanahan
b. Memorandum
Susunan nomor Memorandum mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) nomor naskah dimasing-masing unit kerja (nomor urut dalam satu tahun takwim);
2) kode klasifikasi;
3) bulan terbit (angka romawi); dan
4) tahun terbit.
Format dan contoh penomoran Memorandum
NOMOR .../Memo-.../.../...
Nomor Urut Agenda
Kode Klasifikasi
Bulan (Angka Romawi)
Tahun terbit
Contoh :
1) Nomor: 1/Memo-100/I/2008 Memorandum Sekretaris Utama
2) Nomor: 1/Memo-81/XI/2008 Memorandum di Kanwil BPN Prov Maluku
5. Naskah Dinas Korespondensi Ekstern (Surat Dinas)
a. Surat Dinas yang ditandatangani oleh pimpinan instansi
Susunan nomor Surat Dinas mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) kode derajat pengamanan surat dinas (jika diperlukan);
2) nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim);
3) kode klasifikasi masalah;
4) bulan (angka romawi); dan
5) tahun terbit
b. Surat Dinas yang ditandatangani oleh Pejabat di bawah pimpinan instansi, memuat :
1) kode derajat pengamanan surat dinas (jika diperlukan);
2) nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim);
3) kode klasifikasi masalah;
4) singkatan/akronim satuan organisasi/unit kerja pemrakarsa;
5) bulan (angka romawi); dan
6) tahun terbit.
Format dan contoh penomoran Surat Dinas
a. ditandatangani oleh Pejabat pimpinan instansi
NOMOR …/…/…/…
Nomor Urut Agenda
Kode Klasifikasi
Bulan (Angka Romawi)
Tahun berjalan
Contoh:
Surat Keluar Rahasia KBPN RI Nomor: X.1/007/XI/2008
Surat Keluar tentang HGU Nomor: 1/14.3/XI/2008
b. ditandatangani …
- 138 -
b. ditandatangani oleh Pejabat di bawah pimpinan instansi
NOMOR .../...-.../.../...
Nomor Urut Agenda
Kode Klasifikasi (Jenis + Unit Eselon)
Bulan (Angka Romawi)
Tahun berjalan
Contoh:
Surat Keluar Pengangkatan CPNS TTD Biro Orpeg Nomor: 1/3.21-
100.3/XI/2008
Surat Keluar tentang HGU TTD Deputi II Nomor: 1/14.3-300/XI/2008
c. ditandatangani oleh Pejabat di daerah
NOMOR .../...-.../.../...
Nomor Urut Agenda
Kode Klasifikasi (Jenis + Kode Wilayah)
Bulan (Angka Romawi)
Tahun berjalan
Contoh:
1) Surat Keluar Kanwil Jateng tentang Anggaran
Nomor: 1/1–33/XI/2008
2) Surat Keluar Kanwil Jateng TTD Kabag TU tentang kepegawaian
Nomor: 1/2–33.100/XI/2008
3) Surat Keluar Kantah Kota Semarang tentang Anggaran dan Keuangan
Nomor: 1/1–33.74/XI/2008
6. Surat Undangan
Susunan nomor Surat Undangan mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. nomor naskah dimasing-masing unit kerja (nomor urut dalam satu tahun takwim);
b. kode klasifikasi masalah;
c. bulan (angka romawi); dan
d. tahun terbit.
Format dan contoh Surat Undangan
NOMOR …/…/…/…
Nomor Urut Agenda
Kode Klasifikasi + unit Eselon
Bulan (Angka Romawi)
Tahun berjalan
Contoh :
Nomor: 1/002-600/XI/2008 Surat undangan ditandatangani Deputi V
7. Naskah ...
- 139 -
7. Naskah Dinas Khusus
a. Surat Perjanjian
Susunan nomor Surat Perjanjian mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim);
2) kode klasifikasi masalah;
3) bulan (angka romawi); dan
4) tahun terbit.
Format dan contoh Surat Perjanjian NOMOR …/SKB-…/…/…
Nomor Urut Agenda
Kode Klasifikasi + unit Eselon
Bulan (Angka Romawi) Tahun berjalan
Contoh :
Surat Perjanjian KBPN Nomor 1/SKB/XI/2008
Surat Perjanjian Deputi I Nomor 1/SKB-200/XI/2008
b. Surat Kuasa
Susunan nomor Surat Kuasa mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim);
2) kode klasifikasi masalah;
3) bulan (angka romawi); dan
4) tahun terbit.
Format dan contoh Surat Kuasa NOMOR .../Sk-.../.../...
Nomor Urut Agenda
Kode Klasifikasi (Unit/Kode Wilayah)
Bulan (Angka Romawi)
Tahun berjalan
Contoh :
Nomor: 1/Sk-100/XII/2008 Surat Kuasa Sestama
Nomor: 1/Sk-35/XII/2008 Surat Kuasa Kakanwil Jawa Timur
Nomor: 1/Sk-35.01/XII/2008 Surat Kuasa Kakantah Kab. Pacitan
c. Berita Acara
Susunan nomor Berita Acara mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim);
2) kode klasifikasi masalah;
3) bulan (angka romawi); dan
4) tahun terbit.
Format dan contoh Berita Acara NOMOR .../BA-.../.../...
Nomor Urut Agenda
Kode Klasifikasi (Unit/Kode Wilayah)
Bulan (Angka Romawi)
Tahun berjalan
Contoh :
Nomor: 1/BA-400/XII/2008 Berita Acara Deputi III
Nomor: 1/BA-34/XII/2008 Berita Acara Kakanwil D.I.Y
Nomor: 1/BA-61.71/XII/2008 Berita Acara Kakantah Kota Pontianak
d. Surat ...
- 140 -
d. Surat Keterangan
Susunan nomor Surat Keterangan mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim);
2) kode klasifikasi masalah;
3) bulan (angka romawi); dan
4) tahun terbit.
Format dan contoh Surat Keterangan NOMOR .../Ket-.../.../...
Nomor Urut Agenda
Kode Klasifikasi (Unit/Kode Wilayah)
Bulan (Angka Romawi)
Tahun berjalan
Contoh :
Nomor: 1/Ket-100/XII/2008 Surat Keterangan Settama
Nomor: 1/Ket-75/XII/2008 Surat Keterangan Kakanwil Gorontalo
Nomor: 1/Ket-75.01/XII/2008 Surat Keterangan Kakantah Kab. Gorontalo
e. Surat Pengantar
Susunan nomor Surat Pengantar mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim);
2) kode klasifikasi masalah;
3) bulan (angka romawi); dan
4) tahun terbit.
Format dan contoh Surat Pengantar NOMOR .../P-../.../...
Nomor Urut Agenda
Kode Klasifikasi
Bulan (Angka Romawi)
Tahun berjalan
Contoh :
Nomor: 1/P-700/XII/2008 Surat Pengantar Irtama
Nomor: 1/P-52/XII/2008 Surat Pengantar Kakanwil NTB
Nomor: 1/P-52.04/XII/2008 Surat Pengantar Kakantah Kab. Sumbawa
f. Pemberitahuan
Susunan nomor Pemberitahuan mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim);
2) kode klasifikasi masalah;
3) bulan (angka romawi); dan
4) tahun terbit.
Format dan contoh Surat Pemberitahuan NOMOR .../019-../.../...
Nomor Urut Agenda
Kode Klasifikasi (Unit/Kode Wilayah)
Bulan (Angka Romawi)
Tahun berjalan
Contoh :
Nomor: 1/019/XII/2008 Surat Pemberitahuan Kepala BPN RI
Nomor: 1/019-71/XII/2008 Surat Pemberitahuan Kakanwil BPN Sulut
Nomor: 1/019-71.04/XII/2008 Surat Pemberitahuan Kakantah Kab. Kep.Talaud
g. Pengumuman ...
- 141 -
g. Pengumuman
Susunan nomor Pengumuman mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim);
2) kode klasifikasi masalah;
3) bulan (angka romawi); dan
4) tahun terbit.
Format dan contoh penomoran Pengumuman
NOMOR .../Peng-.../.../...
Nomor Urut Agenda
Unit Eselon/Kode Wilayah
Bulan (Angka Romawi)
Tahun berjalan
Contoh :
Nomor: 1/Peng/XII/2008 Pengumuman Kepala BPN RI
Nomor: 1/Peng-300/XII/2008 Pengumuman Deputi II
Nomor: 1/Peng-33/XII/2008 Pengumuman Kakanwil BPN Prov Jateng
8. Piagam
Susunan nomor Piagam mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim);
2) kode klasifikasi masalah;
3) bulan (angka romawi); dan
4) tahun terbit.
Format dan contoh Piagam
NOMOR ../Pgm-.../..../...
Nomor Urut Agenda
Kode Klasifikasi (Unit/Kode Wilayah)
Bulan (Angka Romawi)
Tahun berjalan
Contoh :
Nomor: 1/Pgm/XII/2008 Piagam yang ditandatangani Kepala BPN RI
Nomor: 1/Pgm-500/XII/2008 Piagam yang ditandatangani Deputi IV
B. Petunjuk Pengarah Surat
Petunjuk pengarah surat merupakan arahan berupa singkatan/klasifikasi arahan surat serta
penomoran sebagai pedoman untuk penomoran naskah dinas.
Petunjuk pengarah surat diatur dalam Lampiran III Peraturan ini.
BAB VII ...
- 142 -
BAB VII
PERUBAHAN, PENCABUTAN, PEMBATALAN,
DAN RALAT NASKAH DINAS
Perubahan, pencabutan, pembatalan dan ralat naskah dinas harus jelas dan dapat menunjukkan
naskah dinas mana yang diadakan perubahan, pencabutan, pembatalan dan atau ralat.
A. Pengertian
1. Perubahan
Perubahan berarti bagian tertentu dari naskah dinas diubah. Perubahan dinyatakan
dengan naskah perubahan.
2. Pencabutan
Pencabutan berarti bahwa naskah dinas itu tidak berlaku sejak pencabutan ditetapkan.
Pencabutan naskah dinas dinyatakan dengan penetapan naskah dinas baru.
3. Pembatalan
Pembatalan berarti bahwa seluruh materi naskah dinas tidak berlaku mulai saat naskah
dinas itu ditetapkan. Pembatalan naskah dinas dinyatakan dengan penetapan naskah
dinas yang baru.
4. Ralat
Ralat adalah perubahan yang bersifat pembetulan atas kesalahan yang sifatnya tidak
substansial, seperti urutan angka atau huruf, penulisan huruf nama orang. Di luar
tersebut harus dengan perubahan.
B. Tata Cara Perubahan, Pencabutan, Pembatalan, dan Ralat.
1. Naskah dinas, apabila diubah, dicabut atau dibatalkan harus dengan naskah dinas yang
sama jenisnya, misalnya Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia harus dengan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia.
2. Pejabat yang berhak menentukan perubahan, pencabutan dan pembatalan adalah
pejabat yang semula menandatangani naskah dinas tersebut, atau oleh pejabat yang
lebih tinggi kedudukannya.
3. Ralat yang bersifat kekeliruan kecil, misalnya salah ketik dilaksanakan oleh pejabat
yang menandatangani naskah dinas atau dapat oleh pejabat setingkat lebih rendah.
a. Ralat suatu Peraturan/Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional, pada
dasarnya dilakukan oleh pejabat yang menerbitkan atau menetapkan
peraturan/keputusan dimaksud atau pejabat eselon setingkat dibawahnya, dan dilakukan dengan peraturan/keputusan yang setaraf sebagai berikut:
1) Ralat atas Peraturan/Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia yang ditandatangani oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia sendiri dilakukan oleh Sekretaris Utama atas nama Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia;
2) Ralat …
- 143 -
2) Ralat atas Peraturan/Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia yang ditandatangani oleh pimpinan unit organisasi eselon I atau
eselon dibawahnya atas nama Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia dilakukan oleh pimpinan unit organisasi eselon I yang bersangkutan
atau eselon dibawahnya atas nama Kepala;
3) Ralat atas keputusan yang ditandatangani oleh pimpinan unit organisasi
eselon I sendiri dilakukan oleh pimpinan unit organisasi eselon I sendiri.
b. Ralat Peraturan/Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
dan ralat peraturan/keputusan pimpinan unit organisasi eselon I atau eselon dibawahnya tidak menerbitkan nomor keputusan baru.
c. Ralat Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dan ralat
peraturan pimpinan unit organisasi eselon I atau eselon dibawahnya dimuat ke
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
BAB VIII ...
- 144 -
BAB VIII
TATA KEARSIPAN
PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan Arsip adalah Naskah Dinas yang diterima dan atau dibuat oleh Kantor
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, Kantor-kantor Wilayah BPN dan Kantor-
Kantor Pertanahan, dalam rangka pelaksanaan tugas.
PENGELOLAAN KEARSIPAN MELIPUTI KEGIATAN :
A. Pemberkasan Naskah Dinas
1. Selama masa pengolahan naskah dinas sudah mulai mengalami proses penyimpanan.
Karena naskah dinas yang sudah disimpan itu sering diminta kembali untuk diolah,
maka naskah dinas harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah ditemukan
kembali jika diperlukan;
2. Naskah dinas yang melalui proses pemberkasan, disimpan dalam berkas naskah dinas
menurut bidang permasalahan.
3. Naskah dinas yang diproses tidak melalui proses pemberkasan, disimpan dalam
himpunan sesuai dengan kebutuhan.
4. Tata cara menghimpun/pemberkasan naskah dinas :
a. Seri, yaitu himpunan satu jenis naskah dinas berdasarkan materi surat atau jenis
naskah dinas lain yang menyertai naskah dinas yang bersangkutan. Misalnya
Keputusan, Instruksi, Petunjuk Pelaksanaan, Surat Edaran dan sebagainya, disusun
secara kronologis. Himpunan menurut Seri dibatasi tahun naskah dinas;
Contoh :
- Himpunan Surat-surat Keputusan.
- Surat Edaran.
- Nota Dinas, dan lain-lain yang sejenis.
b. Rubrik, yaitu himpunan dari kesamaan masalah. Misalnya dalam pemberian hak
atas tanah, dan sebagainya.
Contoh :
Berkas Surat Keputusan pemberian Hak Milik terdiri dari kumpulan/himpunan
surat-surat/naskah yang berkaitan dengan kesamaan masalah tanah yang dimohon,
antara lain :
- Surat permohonan.
- Surat Keterangan Lurah/Kepala Desa.
- Surat Keterangan Pendaftaran Tanah.
- Gambar Situasi.
- Risalah Pemeriksaan Tanah.
- Ikhtisar permohonan hak tanah.
- Dan lainnya yang diperlukan.
c. Dosir, yaitu himpunan kesamaan urusan/kegiatan yang disusun secara kronologis,
dari awal sampai akhir.
Contoh :
Semua naskah dinas/surat yang mengenai kegiatan/urusan Prona tahun 2007 di
himpun menjadi satu himpunan/berkas.
5. Tata ...
- 145 -
5. Tata cara menyimpan naskah dinas/himpunan terdiri atas beberapa cara berikut:
a. Lateral, yaitu penyimpanan naskah dinas/himpunan yang diletakkan sedemikian
rupa sehingga yang terlihat hanya bagian sisi. Misalnya penyimpanan dalam
ordner, kotak arsip, atau buku perpustakaan;
b. Vertikal, yaitu penyimpanan naskah dinas/himpunan yang diletakkan sedemikian
rupa sehingga yang terlihat hanya bagian muka. Misalnya penyimpanan surat/map
pada filling cabinet;
c. Horisontal, yaitu penyimpanan naskah dinas/himpunan yang diletakkan
sedemikian rupa sehingga muka naskah dinas/himpunan terlihat di sebelah atas.
Misalnya penyimpanan sementara naskah dinas/himpunan yang diletakkan di meja
pejabat pada waktu naskah dinas masih dipelajari/diolah.
6. Selama naskah dinas masih aktif, naskah dinas tetap disimpan di sekretariat/tata usaha.
Jika setelah dinilai menjadi arsip inaktif, penyimpanan harus sudah dialihkan ke bagian
kearsipan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.
7. Penyimpanan
a. Semua arsip naskah dinas keluar (pertinggal) harus disimpan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku tentang kearsipan;
b. Naskah dinas keluar asli yang diparaf harus disimpan di unit pengolah.
B. Penataan Berkas
Setelah dilakukan kegiatan pemberkasan naskah dinas, kemudian dilakukan penataan
berkas. Cara/sistem penataan berkas ada beberapa sistem antara lain dengan Buku Agenda,
Kartu Arsip, Komputer, Kombinasi antara Buku Agenda dan Komputer serta Kombinasi
antara Kartu Arsip dan Komputer. Tiap-tiap cara/sistem terdapat kebaikan dan
keburukan/kelemahan.
1. Penataan Berkas dengan Buku Agenda.
Dengan cara/sistem ini berkas-berkas arsip dicatat dalam suatu Buku Agenda secara
berurutan. Kemudian berkas arsip disimpan menurut urutan sesuai dengan nomor urut
dalam bukunya, atau dalam penataan berkas arsipnya diletakkan berdasarkan
kelompok masalah. Ini sudah bisa menunjukkan pula Unit Pengolahnya.
Kebaikan Penataan dengan Buku Agenda:
1) Berkas arsip dicatat dalam buku agenda, catatannya tak mudah dihapus/hilang.
2) Mudah menemukan nomor urut letak berkas arsipnya apabila catatan nomor urut
dalam Buku Agenda diketahui.
Kelemahan Penataan dengan Buku Agenda:
1) Kalau mencari harus lebih dahulu membuka buku agendanya
2) Memerlukan waktu lama.
3) Buku agenda sering dibuka sehingga menjadi kotor dan bisa robek/rusak.
4) Apabila tiap masalah atau tiap tahun dicatat dalam buku agenda tersendiri akan
memerlukan banyak buku.
Contoh ...
- 146 -
Contoh :
Buku Agenda Arsip :
NOMOR
URUT
NAMA BERKAS
ARSIP
U N I T
PENGOLAH
T E M P A T
PENYIMPANAN
KETERANGAN
1 2 3 4 5
1.
2.
SK HM An.
RITAHELENA
FIENKUSUMA
AMBARWINATI
No. 11/HM/BPN
RI/2008 tanggal 8
Januari 2008 atas
tanah di Kelurahan
Setiabudi,
Kecamatan Menteng,
Kota Administrasi
Jakarta Pusat,
Provinsi DKI Jakarta
seluas 37.930 M2).
Deputi II
Blok A, lemari
no. 2, sap c
10 Eksemplar
KOLOM-KOLOM DALAM BUKU AGENDA
KOLOM 1 : Nomor Urut
KOLOM 2 : Nama Berkas Arsip
KOLOM 3 : Unit Pengolah
KOLOM 4 : Tempat Penyimpanan
KOLOM 5 : Keterangan
2. Penataan Berkas dengan Kartu Arsip.
Arsip dicatat dalam Kartu Arsip yang telah ditentukan. Keterangan-keterangan yang
dicatat antara lain :
Nama Arsip/Nama Berkas/Nomor Surat, Pembuatan Arsip, Indeks dan Letak
(penyimpanan) serta retensi (lamanya penyimpanan).
Pencatatan dalam kartu dibuat dua rangkap :
- Satu Kartu disimpan pada almari katalog sesuai alfabetis kotak dan indeksnya.
- Satu Kartu dilekatkan pada berkas (bagian depan).
Kebaikan Penataan dengan Kartu Arsip
1) Apabila diketahui indeksnya/abjad arsipnya petugas arsip dengan mudah dapat
menemukan kembali.
2) Kalau mencari tidak perlu membuka seluruh kartu, sehingga kartunya tidak cepat
rusak dan waktunya tidak memerlukan waktu lama.
Contoh ...
- 147 -
Contoh :
KARTU ARSIP FORMULIR :
INDEKS RITAHELENA FIENKUSUMA AMBARWINATI R
JUDUL/NAMA
B E R K A S
Pemberian SK. HM a.n. RITAHELENA FIENKUSUMA
AMBARWINARTI, DKI Jakarta
DIKELUARKAN
O L E H
TANGGAL N O M O R
8 – 1 – 2008 11/HM/BPN RI/2008
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI
DISIMPAN RUANG BLOK ALMARI/RAK SAP
II D 4/14 d
CATATAN : berkas tsb sedang dipinjam oleh unit pengolah Hak-hak Tanah.
Keterangan Pengisian:
KOLOM I : Indeks diisi nama pemohon/Badan Hukum (abjad).
KOLOM II : Judul/nama berkas diisi nama jenis hak, nama pemohon/Badan
Hukum dan lokasi tanah.
KOLOM III : Dikeluarkan diisi tanggal dan nomor pembuatan SK Hak oleh Nama
Instansi yang mengeluarkan.
KOLOM IV : Simpan diisi ruang, blok, almari/rak dan sap.
KOLOM V : Catatan diisi catatan-catatan penting.
3. Penataan Berkas dengan Komputer
a. Cara Penyimpanan berkas Arsip
Setiap jenis data informasi yang tercatat dalam kartu arsip di atas disimpan dalam
komputer sebagai data file.
b. Cara Menemukan
Dalam pelayanan informasi, untuk menemukan data arsip yang diperlukan dengan
cara :
- Memanggil nama file yang telah disimpan dalam komputer, maka akan terbaca
pada layar Monitor.
Misalnya : Nama, Alamat, Area, Wilayah/Nomor Surat dan tempat
penyimpanannya.
- Mencari berkas sesuai petunjuk yang tertulis di layar monitor.
Kelemahan penataan dengan Komputer :
- Apabila listrik mati petugas tidak bisa melihat arsipnya.
- Disket rusak, terhapus, kena virus tidak bisa lagi menemukan catatan yang telah
tersimpan dalam komputer.
- Apabila demikian untuk mencari berkas arsipnya terpaksa harus membongkar
seluruh tumpukan-tumpukan yang ada.
Contoh ...
- 148 -
Contoh :
KARTU ARSIP FORMULIR :
INDEKS NUNUNG WAHYUNI ISMINARTI N
JUDUL/NAMA
B E R K A S
Pemberian SK. HGB A.n. NUNUNG WAHYUNI ISMINARTI,
Jawa Barat
DIKELUARKAN
O L E H
TANGGAL N O M O R
2 – 2 – 2002 2/HGB/BPN RI/2002
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI
DISIMPAN RUANG BLOK ALMARI/RAK SAP
II B 1/1 c
CATATAN :
Keterangan Pengisian :
KOLOM I : Indeks diisi nama pemohon/Badan Hukum (abjad).
KOLOM II : Judul/nama berkas diisi nama jenis hak, nama pemohon/Badan
Hukum dan lokasi tanah.
KOLOM III : Dikeluarkan diisi tanggal dan nomor pembuatan SK Hak oleh Nama
Instansi yang mengeluarkan.
KOLOM IV : Simpan diisi ruang, blok, almari/rak dan sap.
KOLOM V : Catatan diisi catatan-catatan penting.
4. Penataan Berkas dengan menggunakan Daftar Pertelaan
DAFTAR PERTELAAN ARSIP
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2007 : LEMARI - : HGB
NO JENIS HAK
THN TEMPAT PENYIMPANAN ISI DOS
KET. NO. LEMARI
NO. RAK
NO. DOS
JUMLAH BERKAS
NO. BERKAS
1 HGB 2007 - - - 4 1 S/D 4 LENGKAP
2 HGB 2007 - - - 3 5 S/D 7
LENGKAP
3 HGB 2007 - - - 7 8 S/D 14 LENGKAP
4 HGB 2007 - - - 1 15
LENGKAP
5 HGB 2007 - - - 4 16 S/D 19 LENGKAP
6 HGB 2007 - - - 3 20 S/D 22
LENGKAP
C. Perawatan ...
- 149 -
C. Perawatan Arsip
Arsip-arsip pada umumnya belum tersimpan dalam almari/rak pada ruang tersendiri,
sebagian besar berada di ruang kerja, sehingga kerahasiaan dan keamanan kurang terjamin
sehingga mempercepat kerusakan.
Pemeliharaan dan perawatan arsip, meliputi kegiatan :
- Termite Control
- Pest Control
- Fumigasi
- Menghilangkan asam pada kertas arsip
- Laminasi
- Penjilidan
- Penyampulan
- Digitalisasi arsip (scanning arsip).
1. Maksud dan Tujuan Pemeliharaan
b. Menjaga agar isi informasi yang terkandung di dalam arsip dapat dijamin
kerahasiaannya atau tidak diketahui oleh pihak yang berkepentingan maupun yang
tidak berkepentingan.
c. Menghindarkan gangguan fisik arsip dari pengaruh lingkungan antara lain bahaya
kebakaran, bahaya kebanjiran, serta gangguan fisik arsip itu sendiri/oleh manusia
itu sendiri.
d. Menjamin daya tahan atau keawetan fisik arsip berupa : lembaran-lembaran,
formulir-formulir, naskah-naskah dari gangguan kerusakan sehingga arsip tersebut
dapat dibaca isi informasinya.
2. Sebab-Sebab Kerusakan Arsip
a. Faktor intern
Secara langsung adalah kerusakan pada kertas itu sendiri, antara lain
mempergunakan kertas, tinta, mesin tik maupun alat-alat tulis lainnya yang kurang
baik menimbulkan reaksi kimia dan naskah arsipnya cepat rusak.
1) Kertas yang digunakan untuk arsip harus kertas yang mempunyai kualitas
tinggi agar daya tahan terhadap reaksi kimia dan arsip itu tahan lama.
2) Penggunaan tinta/karbonik yang merupakan alat tulis pokok pada setiap
lembaran arsip mempunyai _ystem penyerap yang kekal tidak mudah luntur
kena udara yang lembab.
3) Lem yang dipergunakan untuk perekat yang tahan dan tidak menimbulkan
kerusakan kertas yaitu perekat sintetis yang mengandung acetate.
b. Faktor extern
Penyebab kerusakan arsip karena gangguan yang secara tidak langsung dari _ystem
lingkungan seperti : tempat penyimpanan, udara ruangan, sinar matahari, debu,
sedangkan yang langsung antara lain jamur, rayap, ngengat, kecoak, tikus dan
sebagainya serta _ystem lain seperti banjir, kebakaran dan kerusakan lain akibat
ulah manusia itu sendiri baik yang sengaja maupun tidak.
1) Tempat penyimpanan arsip, peralatan yang dipergunakan harus tahan terhadap
udara dingin tidak cepat berkarat seperti rak baja atau rak kayu. Jarak antara rak
dan lantai minimal 6 inci, agar mudah membersihkan kotoran di lantai dan
terhindar dari genangan air hujan.
2) kondisi …
- 150 -
2) Kondisi arsip terhadap kelembaban udara maupun panas udara dalam ruangan
yang tidak konstan akan menyebabkan kerusakan arsip. Penggunaan AC (Air
Conditioner) dalam ruang arsip sangatlah penting dan mutlak. Karena AC dapat
memungkinkan pengontrolan udara secara baik.
Penggunaan AC ini juga memungkinkan pencegahan terhadap hama-hama
kertas, baik yang disebabkan oleh faktor-faktor biologis, fisik kimiawi.
Penggunaan AC disamping untuk mengontrol suhu udara juga berfungsi untuk
mengontrol kelembaban dan kebersihan udara.
Temperatur udara bagi daerah tropis yang paling ideal ialah antara 22 sampai
25 Celcius (C) ; (65 sampai 75 Fahrenheit (F) dan kelembaban antara 45
sampai 55% R.H. (Relative Humidity = kelembaban relative) untuk
membersihkan udara yaitu dengan menghalau gas-gas penghisap debu yang
terkandung di udara AC harus dipasang terus menerus 24 jam, karena
pemasangan-pemasangan yang tidak tetap hanya akan merusak kertas saja.
Perlu dipasang alat untuk mengetahui atau mengukur kelembaban ialah
termohigrometer. Hal ini perlu pendingin kamar dengan AC yang tetap
continue, serta tidak menggunakan penerangan listrik yang terlalu panas,
hingga panasnya akan mempengaruhi penyimpanan arsip di file penyimpanan.
Sinar matahari dengan sinar ultra violet yang terlalu banyak di ruangan arsip
maka warna arsip akan cepat coklat dan tintanya luntur ini akibat dari axidetic,
di dalam kertas.
3) Debu yang terbawa angin melalui pintu maupun melalui lubang-lubang angin
juga akan merusak kertas-kertas arsip itu.
4) Karena temperatur udara yang lembab, maka akan tumbuh jamur pada tempat
penyimpanan bahkan merusak langsung arsip itu.
5) Rayap, ngengat (silverfish), kutubuku (bookwarm) dan procids (semacam
kutubuku), merupakan serangga yang dapat merusak fisik arsip secara langsung
dan yang paling rakus terhadap berkas ialah kutu buku.
6) Ngengat yang sering merusakkan kertas, biasanya terdapat pada dinding-
dinding yang basah. Jika kertas arsip selalu bersentuhan dengan dinding yang
lembab akan mudah dirusak dengan ngengat. Sebaiknya tidak bersentuhan
dengan dinding kalau menyimpan arsip.
7) Tikus adalah binatang yang langsung merusak dan bersarang di gudang-gudang
kertas, sehingga diusahakan gedung arsip tidak diliputi tumbuh-
tumbuhan/rumput-rumputan yang menarik kehidupan tikus.
D. Sarana dan Prasarana Penyimpanan dan Pemeliharaan Arsip
1. Penyediaan sarana dan prasarana.
a. Letak gedung (gudang) tempat penyimpanan arsip diatur pintu jendelanya tidak
langsung menghadap ke Timur atau ke Barat, menghindarkan langsung dari sinar
matahari hingga keadaan udara, tidak terlalu panas dalam ruangan, cukup ventilasi
untuk itu sebaiknya dipasang filter yang fungsinya menyaring udara mencegah
debu.
Memelihara kebersihan dalam ruangan arsip adalah penting, karena debu, kotoran-
kotoran sampah akan menarik binatang atau serangga yang merusak arsip; apalagi
kalau ada sisa makanan, ini lebih berbahaya karena binatang tikus, kecoak, senang
sekali; disini diperlukan alat penyedot debu/kotoran (vacuum cleaner).
b. Kondisi …
- 151 -
b. Kondisi dalam ruangan harus stabil artinya penggunaan pendingin ruangan AC
harus tetap suhunya dan tidak memakai lampu penerang yang kelewat terang
cahayanya sebab akan mudah merusak arsip itu.
c. Gedung penyimpanan tidak berada pada lingkungan pemukiman untuk
menghindarkan dari bahaya kebakaran, maka tiap-tiap penjuru gedung-
gedung/gudang arsip disiapkan alat pemadam kebakaran dan petugas arsip _yst
menggunakan alat tersebut dan setiap saat diperiksa isi alat pemadam kebakaran.
d. untuk mencegah terjadinya kebakaran, sebaiknya di ruangan arsip ditulis larangan
“DILARANG MEROKOK” disamping diadakan alat pemadam kebakaran seperti
tersebut pada butir “d” di atas.
e. Untuk mencegah pencurian arsip sebaiknya di ruangan Arsip ditulis larangan
“BAGI YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK” dan di
tempat titik lemah diberi Alarm anti pencuri, file ditector/alarm system smoke
ditector adalah suatu alat untuk mencegah adanya kebakaran dan asap api.
2. Pemeliharaan dan Perawatan
a. Arsip yang sudah terbakar tidak mungkin dapat diperbaiki lagi, tetapi apabila ada
yang sedikit hangus atau terbakar serahkanlah arsip-arsip tersebut kepada orang
yang ahli. Akan tetapi untuk pertolongan yang pertama yang dilakukan ialah
dengan membungkus arsip-arsip tersebut dengan kertas tissue dan kemudian
dimasukkan ke dalam box, kotak atau peti untuk selanjutnya diserahkan kepada
orang yang ahli untuk diperbaiki (Arsip Nasional atau Arsip Daerah).
b. Apabila kertas kena air atau basah akibatnya menjadi kotor, mudah sobek,
berkerut-kerut, tinta luntur, perekat rusak dan sebagainya. Setelah kertas itu kering,
pastilah satu sama lainnya akan saling melekat sehingga sukar dipisahkan, untuk
mengatasi hal ini diperlukan seorang ahli. Akan tetapi sebelumnya kita dapat
memberikan pertolongan sekedarnya.
1) Membersihkan lumpur yang berada dipermukaan kulit kertas dengan jalan
menempel-nempelkan kapas yang lembab pada kotoran tersebut. Dengan jalan
ini maka kotoran akan terserap oleh kapas.
2) Membuka ikatan bundel dan mengeluarkan air yang terkandung dalam bundel
tersebut dengan jalan menekan pelan-pelan. Jika perlu arsip-arsip tersebut
dicuci dan dihilangkan asamnya sekalian.
3) Mengeringkan arsip-arsip tersebut dengan jalan menaruhnya di atas kertas
blotting (blotting paper) atau dengan meletakkan arsip tersebut diatas 3 buah
tali yang halus dan kuat. Tali ini terutama diperuntukan untuk arsip-arsip yang
dijilid. Jagalah agar arsip tersebut dapat bergantung pada ketiga tali tersebut.
Harap diingat jangan sampai menggunakan tali kawat karena pada hakekatnya
tali kawat itu berkarat. Usahakan agar arsip tersebut tidak terkena sinar
matahari, Ruangan pengeringan harus mendapat angin yang cukup, kalau
kurang cukup perlu ditambah dengan kipas angin.
4) Menyetrika apabila diperlukan. Dalam menyetrika arsip atau kertas tidak boleh
sekali-kali langsung kena setrika. Maka dalam menyetrika arsip harus ditaruh
diantara kertas blotting . Apabila kertasnya satu sama lain melekat, gunakanlah
pisau sampul untuk memisahkannya.
c. Restorasi ...
- 152 -
c. Restorasi Arsip (Memperbaiki arsip)
Secara umum merestorasi arsip dibagi menjadi 2 (dua):
1) Cara pertama dengan cara _ystem__nal.
Cara _ystem__nal adalah perbaikan arsip setelah dihilangkan asamnya
selanjutnya dilapisi dengan kertas handmade dan chiffon baru diberi rangka.
2) Cara kedua dengan cara laminasi
Cara laminasi adalah perbaikan arsip memberikan lapisan pada selembar kertas
diantara dua lembar plastik khusus untuk laminasi arsip dan Tulisan/gambar
yang ada pada arsip tetap terbaca tulisan yang ada pada kertas tersebut.
Merestorasi Arsip dengan cara apapun terlebih dahulu harus menghilangkan kadar
keasaman pada arsip, dengan dicuci (direndam) air kapur (calsium hydrocide)
kemudian dicuci (direndam) dalam air soda (calsium bicorbanate).
Apabila diketahui atau diketemukan arsip-arsip yang rusak atau sobek sebaiknya
jangan ditambal dengan perekat (cellose-tape), karena alat perekat tersebut dapat
merusakkan kertas dan tulisannya.
Untuk memperbaikinya gunakanlah kertas yang sama dengan menggunakan
pelekat dan kanji. Bagi arsip-arsip yang rusaknya sangat berat mintalah petunjuk
kepada yang lebih ahli untuk itu.
Apabila arsip kerena kelembaban atau karena kekeringan timbul cendawan sapulah
segera dengan thymol dan spiritus, bisa juga dengan ace tone. Disamping itu dapat
juga dipergunakan campuran formalin dengan air dan campuran ini harus
mengandung formalin 40%. Apabila itu berupa buku-buku dan di dalam buku-buku
tersebut timbul berkas “foxing”, maka sebaiknya di dalam buku tersebut dalam
setiap ketebalan 5 mm, diselipkan kertas lembut racun cendawan yang disebut
“fungicidial tissue”.
d. Cara menghilangkan asam atau menetralisir asam yang terkandung dalam arsip :
1) Buatlah larutan campuran antara air, kalsium karbonat, magnesium karbonat
dan karbon dioksid. Ukuran yang dipergunakan dalam membuat larutan adalah
sebagai berikut :
- Air sebanyak 27 liter;
- Kalsium karbonat 54 gram;
- Magnesium karbonat 540 gram.
Diaduk sampai hancur kemudian hasil campuran tersebut dimasukkan ke dalam
botol besar (Carbodys) selanjutnya alirkan karbondioksid itu selama 2 jam
sesudah itu hentikan aliran tersebut dan tutuplah botol besar (Carbodys) itu
rapat-rapat, untuk menghasilkan campuran yang sempurna tunggulah sampai
24 jam.
Setelah 24 jam campuran yang tadinya keruh akan berubah menjadi bening.
Untuk menghilangkan asam dengan cara ini ialah larutan campuran yang telah
digarap seperti tersebut di atas yang sudah menjadi larutan bening dituangkan
ke dalam bak yang besar artinya lebih besar lembaran-lembaran arsip yang
akan dimasukkan dalam bak tersebut. Setelah itu lembaran-lembaran arsip yang
akan dihilangkan asamnya dimasukkan ke dalam bak yang sudah diberi
campuran larutan yang sudah menjadi bening tersebut dan masing-masing
lembaran arsip diberi pembatas _ystem_ agar supaya tidak saling melekat dan
juga untuk memudahkan pengambilan kembali dan direndam selama 24 jam
setelah itu boleh diangkat.
2) Kertas arsip yang akan dihilangkan asamnya direndam dalam air kapur
(_ystem_ hidroksid) dan kemudian dalam air soda (kalsium bikarbonat),
waktunya diperkirakan 24 jam.
3) Kertas …
- 153 -
3) Kertas arsip yang dihilangkan asamnya direndam dalam magnesium
bikarbonat, setelah menghilangkan asamnya juga meninggalkan lapisan
penahan yang melindungi kertas dari serangan asam.
4) Kertas arsip yang dihilangkan asamnya disapu-sapu (seperti mengecat ,
menggambar dengan kuas) dengan menggunakan larutan campuran “al caline
earth alcoxide”.
5) Kertas arsip yang akan dihilangkan asamnya diberi bungkusan yang berisi
cyclohemxylamine pada dos tempat arsip atau di atas lembaran arsip tersebut.
6) Arsip-arsip yang dihilangkan asamnya dimasukkan ke dalam kamar hampa
udara di bawah temperature yang cukup tinggi yang diberi gas morfolin.
e. Upaya menghilangkan hama :
1) Fumigasi (pencegah hama kertas/arsip).
Prinsip pekerjaan Fumigasi ialah memusnahkan bakteri-bakteri dan serangga-
serangga dengan bahan kimia.
Pekerjaan Fumigasi pelepasan pestisida (racun serangga) yang berupa gas pada
sasaran tertentu pada suatu ruangan/tempat tertutup. Jika sasaran pada ruangan
terbuka, maka diusahakan ruangan itu ditutup rapat-rapat.
Pestisida untuk Fumigasi disebut Fumigant. Macam-macam jenis Fumigant
yang beredar di Indonesia:
Bentuk Fumigant berupa tablet/belerang, jadi gas yang sudah dipadatkan.
Merek dagangnya bernama Phostoxin/nalstagas.
Bahan aktif dari gas toxin adalah Aluminium Phosphida.
Sedangkan bahan pencampurnya Ammonium Carbonat dan Paraffin. Gas
baunya menusuk hidung. Ini disengaja. Dengan maksud, jika ada orang lewat
atau mau masuk ruangan tidak jadi, dan segera mengetahui bahwa ruangan
sedang di Fumigasi. Lamanya Fumigasi minimum 36 jam; lebih lama makin
baik.
2) Pest Control (usaha pembasmian hama serangga).
Usahakan pembasmian hama ini dilakukan terhadap serangga-serangga buta
yang juga sering disebut rayap atau “semut putih”.
Jenis sarangnya ada 2 (dua) :
Di atas tanah, berupa gundukan yang kadang-kadang dapat mencapai tinggi 4
meter, atau berupa jaringan terowongan (labyrinth) di dalam tanah.
Dalam pengembaraannya mencari makan, serangga ini selalu membawa
sejumput tanah sebagai selimut pelindung dirinya. Dia dapat menyusup sampai
celah-celah sesempit 0,3 mm, _ystem terowongan ditembok, beton ringan,
celah lantai tegel dan tentu saja kayu.
Senang pada tempat yang lembab, umpamanya kawanan serangga itu membuat
gudang atau sarang tambahan di atas plafon kamar mandi. Serangga ini masih
dapat hidup tanpa air antara 1 sampai 5 minggu.
Radius pengembaraannya sampai 200 meter dari sarangnya, tapi siklus yang
pergi dan yang pulang tersebut tak pernah dibiarkan terputus.
3) Termite Control (pencegahan hama rayap).
Cara melindungi bangunan dari rayap melalui cara spraying (penyemprotan).
Semua _yste bangunan dari jenis kayu, baik sebelum atau sesudah dipasang
dengan konsetrasi 2% (210 CC Chlordane)/10 liter minyak tanah, guna
melindungi kayu-kayu bangunan dari serangan rayap. Semua kayu yang akan
diletakkan di atas tembok dan sebagainya seperti halnya balok/blandar sebelum
terpasang semua kayu dan tembok itu sendiri juga harus disemprot chlordane
960 EC. Semua kegiatan Termite Control mengacu kepada pekerjaan sipil,
seperti halnya atap, usuk, rangka _ystem, kuda-kuda semuanya harus
disemprot, bila terpasang.
Untuk …
- 154 -
Untuk menjaga serangan rayap pada bangunan yang telah terpasang/bangunan
yang telah jadi maka cara memasukan obat dengan cara disuntik (dibor) atau
sejenisnya guna memasukan obat disekitar fondasi, sloof, partisipasi dan
sebagainya. Jarak lubang itu antara 15-20 cm setiap lubang dengan kedalaman
10-15 cm. Dengan cara yang demikian maka obat/_yste kimia secara kimiawi
akan merata di sekitar fondasi, sloof dan sebagainya sehingga mencegah rayap
merambat pada bangunan.
f. Komputerisasi File Sistem.
Guna menjamin kebutuhan berkas arsip selain disimpan pada tempat yang
memenuhi syarat baik gedung arsip maupun lemarinya juga harus terjaga pula dari
gangguan manusia, alam dan serangga. Terutama bagi berkas arsip inaktif yang
disimpan di gedung arsip. Gangguan manusia misalnya dari seringnya berkas arsip
dimaksud diambil dari letaknya guna keperluan unit pengolah dalam penyelesaian
masalah yang terkait. Keadaan demikian ini tidak saja dalam waktu sebentar tetapi
juga mondar-mandirnya alur arsip pindah dari unit pengolah lainnya sesuai dengan
prosedur penanganannya. Bukan tidak mungkin lembar-lembar surat yang
merupakan kesatuan berkas arsip tersebut tercecer sehingga informasi yang
terkandung dalam berkas arsip tidak utuh lagi.
Pada _ystem ini menggunakan mesin Komputer sebagai penghimpun data. Semua
berkas arsip dimasukkan dalam hardisknya disimpan sesuai _ystem penyimpanan
Komputer menurut masalah.
3. Penyimpanan Arsip
a. Arsip aktif disimpan dan dipelihara pada Unit Pengolah masing-masing.
Cara penyimpanan arsip aktif dilakukan sebagai berikut :
1) Tata Usaha Pengolah menyimpan arsip aktif menurut urutan kode klasifikasi.
2) Arsip disusun dalam folder atau map gantung menurut urutan kode klasifikasi.
b. Penyimpanan arsip inaktif dipusatkan pada Unit Kearsipan.
1) Cara penyimpanan arsip inaktif dilakukan sebagai berikut :
a) Penyimpanan menyusun arsip di dalam folder menurut urutan kode
klasifikasi.
b) Memasukkan folder ke dalam kotak arsip inaktif dan disusun secara
vertikal.
c) Kotak arsip inaktif ditempatkan di dalam rak arsip.
2) Penyimpanan kartu kendali arsip inaktif dilakukan :
a) Tata Usaha Pengolah menyampaikan arsip inaktif kepada penyimpan
berikut kartu kendali berwarna merah.
b) Penyimpan menyampaikan kartu kendali berwarna kuning kepada Tata
Usaha Pengolah sebagai bukti bahwa arsip-arsip inaktif beserta kartu
kendali berwarna merah telah diterima.
c. Penyimpanan arsip biasa dipisahkan dari arsip penting dan arsip yang bersifat
rahasia.
E. Penemuan ...
- 155 -
E. Penemuan Kembali Arsip
Cara penemuan kembali arsip dapat dilakukan :
1. Dalam hal diketahui masalahnya, melalui kartu kendali berwarna putih.
2. Dalam hal diketahui kode klasifikasinya, melalui kartu kendali berwarna putih.
3. Dalam hal diketahui indeks suratnya, melalui kartu kendali berwarna putih.
4. Dalam hal diketahui tanggal dan nomor serta asal naskah dinas, melalui kartu kendali
berwarna hijau.
5. Dalam hal diketahui nomor urut, melalui daftar pengendali.
F. Peminjaman Arsip
1. Peminjaman arsip dilakukan dengan menggunakan tanda bukti pinjaman.
2. Peminjam mengisi tanda bukti pinjaman rangkap 3 (tiga):
a. Lembar I : disimpan dalam file sebagai pengganti arsip yang dipinjam.
b. Lembar II : disertakan pada arsip yang disimpan.
c. Lembar III : disimpan sebagai sarana penagihan.
3. Tanda bukti peminjaman ditandatangani oleh unit peminjam (pejabat eselon III),
petugas yang melayani, dan Penanggungjawab Unit Kearsipan.
4. Peminjam wajib mengembalikan arsip selambat-lambatnya pada batas waktu yang
ditentukan.
5. Penyimpan wajib menagih arsip yang dipinjam.
6. Prosedur Peminjaman Kantor Wilayah BPN/Kantor Pertanahan:
a. Pemohon mengajukan blanko permohonan secara resmi kepada Kepala Kantor
Wilayah BPN/Kepala Kantor Pertanahan yang bersangkutan;
b. Dalam pengajuan blanko permohonan disebutkan keperluan peminjaman tersebut;
c. Permohonan disampaikan kepada Kepala Bagian Tata Usaha atau Kepala Sub
Bagian Tata Usaha;
d. Kepala Bagian Tata Usaha atau Kepala Sub Bagian Tata Usaha menyerahkan
blanko peminjaman ke petugas arsip yang bersangkutan;
e. Petugas arsip mencari arsip yang akan dipinjamkan dengan sepengetahuan Kepala
Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah BPN atau Kepala Sub Bagian Tata Usaha di
Kantor Pertanahan;
f. Setelah arsip yang akan dipinjam ditemukan, diproses;
g. Maksud dari pemberian fotocopy arsip, agar arsip yang ada tidak hilang ataupun
rusak;
h. Setelah blanko peminjaman diisi dan ditandatangani oleh petugas, pejabat yang
bersangkutan dan peminjam, maka fotocopy arsip atau asli arsip dapat
dipinjamkan dengan tanda terima;
i. Dalam proses peminjaman diberi jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan, apabila
masih diperlukan agar mengajukan proses peminjaman lagi, hal ini diperlukan agar
petugas arsip mengetahui keberadaan arsip;
j. Penagihan peminjaman arsip dilakukan tiap bulan dan direkam arsip yang sudah
dikembalikan atau arsip mana yang masih dipinjam.
Contoh ...
- 156 -
Contoh Tanda Bukti Peminjaman Berkas Arsip Badan Pertanahan Nasional
KOP BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
Tanda Bukti Peminjaman Berkas Arsip
Nomor: /ARS/BPN RI/ /20 ...
Yang bertanda tangan di bawah ini :
N a m a *) : .......................................................................
N I P : .......................................................................
Jabatan : .......................................................................
Nomor Telepon : .......................................................................
Telah meminjam berkas arsip,
Nomor Surat / SK **) : .......................................................................
Perihal : .......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
Untuk keperluan : .......................................................................
.......................................................................
Dan akan mengembalikan kepada Sub Bagian Arsip setelah 1 (satu) bulan dipergunakan
***)
Jakarta, ..................................
Petugas yang melayani, Yang meminjam,
( ..................................) ( ........................ )
NIP. NIP.
Mengetahui/menyetujui :
Kepala Sub Bagian Arsip, Kepala Bagian
Persuratan dan Kearsipan
( ..................................) ( ........................ )
NIP. NIP.
Yang Menerima,
( ........................... )
Keterangan :
*) Peminjam/penanggung jawab, minimal eselon III.
**) Hanya untuk peminjaman 1 (satu) SK.
***) Harap memberitahukan ke Bagian Persuratan dan Kearsipan, apabila ada
perubahan/penggabungan nomor SK dan perpanjangan waktu peminjaman.
Contoh ...
- 157 -
Contoh Tanda Bukti Peminjaman Berkas Arsip Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
KOP KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI .....................................................
Tanda Bukti Peminjaman Berkas Arsip
Nomor: /ARS/KANWIL BPN/ /20...
Yang bertanda tangan di bawah ini :
N a m a *) : .......................................................................
N I P : .......................................................................
Jabatan : .......................................................................
Nomor Telepon : .......................................................................
Telah meminjam berkas arsip,
Nomor Surat / SK **) : .......................................................................
Perihal : .......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
Untuk keperluan : .......................................................................
.......................................................................
Dan akan mengembalikan kepada Bagian Tata Usaha setelah 1 (satu) bulan dipergunakan
***)
Jakarta, ..................................
Petugas yang melayani, Yang meminjam,
( ..................................) ( ........................ )
NIP. NIP.
Mengetahui/menyetujui :
Kepala Sub Bagian Kepala Bagian
Umum dan Informasi Tata Usaha
( ..................................) ( ........................ )
NIP. NIP.
Keterangan :
*) Peminjam/penanggung jawab, minimal eselon IV.
**) Hanya untuk peminjaman 1 (satu) SK.
***) Harap memberitahukan ke Bagian Tata Usaha, apabila ada perubahan/penggabungan
nomor SK dan perpanjangan waktu peminjaman.
Contoh ...
- 158 -
Contoh Tanda Bukti Peminjaman Berkas Arsip Kantor Pertanahan
KOP KANTOR PERTANAHAN
Kab/Kota...................................................
Tanda Bukti Peminjaman Berkas Arsip
Nomor: /ARS/KANTAH/ /20...
Yang bertanda tangan di bawah ini :
N a m a *) : .......................................................................
N I P : .......................................................................
Jabatan : .......................................................................
Nomor Telepon : .......................................................................
Telah meminjam berkas arsip,
Nomor Surat / SK **) : .......................................................................
Perihal : .......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
Untuk keperluan : .......................................................................
.......................................................................
Dan akan mengembalikan kepada Sub Bagian Tata Usaha setelah 1 (satu) bulan
dipergunakan ***)
Jakarta, ..................................
Petugas yang melayani, Yang meminjam,
( ..................................) ( ........................ )
NIP. NIP.
Mengetahui/menyetujui :
Kepala Urusan Umum Kepala Sub Bagian
dan Kepegawaian Tata Usaha
( ..................................) ( ........................ )
NIP. NIP.
Keterangan :
*) Peminjaman/penanggung jawab, minimal eselon V.
**) Hanya untuk peminjaman 1 (satu) SK.
***) Harap memberitahukan Sub Bagian Tata Usaha, apabila ada perubahan/ penggabungan
nomor SK dan perpanjangan waktu peminjaman.
G. Penyusutan ...
- 159 -
G. Penyusutan Arsip
Sebagaimana dimaklumi bahwa Arsip yang dibuat di lingkungan Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia masih sering dipakai untuk pelaksanaan tugas sehari-hari
yang disebut arsip aktif, sebaliknya arsip yang jarang dipakai dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari disebut arsip inaktif.
Setiap hari di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia selalu menerima
dan atau membuat Naskah Dinas yang sebagian besar merupakan arsip. Dengan demikian
keadaan kantor-kantor makin dipenuhi dengan arsip, sehingga pelaksanaan tugas dapat
terganggu, karena ruang kerja menjadi sempit dan kurang nyaman.
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu diadakan usaha-usaha penyusutan arsip.
1. Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan arsip dengan jalan :
1) Pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan;
2) Memusnahkan arsip;
3) Menyerahkan arsip statis untuk disimpan permanen kepada Arsip Nasional RI.
2. Tujuan penyusutan arsip adalah untuk :
a. Mendayagunakan arsip dinamis sebagai berkas kerja maupun sebagai referensi;
b. Menghemat keuangan, peralatan dan perlengkapan;
c. Menyelamatkan bahan bukti pertanggungjawaban pemerintah;
d. Pedoman penyusutan.
3. Pelaksanaan penyusutan arsip berpedoman pada :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 tanggal 4 Oktober 1979 tentang
Penyusutan Arsip;
b. Surat Edaran Keputusan ARNAS RI Nomor : SE/01/1981 tanggal 5 Agustus 1981
tentang Arsip Inaktif sebagai Pelaksanaan Ketentuan Peralihan Peraturan
Pemerintah tentang Penyusutan Arsip;
c. Surat Edaran Keputusan ARNAS RI Nomor: SE/02/1983 tanggal 16 Mei 1983
tentang Pedoman untuk menentukan nilai guna Arsip.
4. Prosedur Penyusutan
Penyusutan Arsip meliputi kegiatan :
a. Pemindahan
i. Di Kantor Badan Pertanahan Nasional RI
Pemindahan dilakukan oleh Sub Bagian Tata Usaha Sekretaris Utama, Deputi I,
II, III, IV, V dan Inspektorat Utama, menyerahkan kepada Kepala Sub Bagian
Arsip.
ii. Di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Pemindahan dilakukan oleh Unit Pengolah (Bidang Pengukuran, HTPT, PPT,
Pemberdayaan dan Sengketa dan Konflik Pertanahan) pada bagian Tata Usaha
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan menyerahkan kepada Sub
Bagian Umum dan Informasi.
iii. Di Kantor Pertanahan
Pemindahan dilakukan oleh Unit Pengolah (seksi-seksi Pengukuran dan
Pemetaan, Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, Pengaturan Penataan
Pertanahan, Pengendalian dan Pemberdayaan, Konflik Sengketa dan Perkara)
menyerahkan kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha.
Contoh ...
- 160 -
Contoh Daftar Pertelaan Arsip yang Dipindahkan
DAFTAR PERTELAAN ARSIP YANG DIPINDAHKAN
UNIT PENGOLAH :
INSTANSI :
ALAMAT :
TELEPON :
NO JUDUL
BERKAS
URAIAN ISI
KET.
WAKTU
JENIS
PISIK
JML KONDISI
PHISIK
RETENSI KET.
1
2 3 4 5 6 7 8
.…………tanggal………….
KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI
KANTOR WILAYAH BPN
KANTOR PERTANAHAN
……………………………………………………….
KEPALA .........................
(Tanda tangan dan nama jelas)
Contoh ...
- 161 -
Contoh Berita Acara Pemindahan Arsip Inaktif
BERITA ACARA PEMINDAHAN ARSIP INAKTIF
NOMOR :
Pada hari ini tanggal …. Bulan …. Tahun ….. kami yang bertanda tangan dibawah ini :
NAMA :
JABATAN :
NIP :
dalam hal ini bertindak atas nama Unit Pengolah ….. yang selanjutnya disebut Pihak
Kesatu;
NAMA :
JABATAN :
NIP :
dalam hal ini bertindak atas nama dan untuk Pusat Penyimpanan Arsip, yang selanjutnya
disebut Pihak Kedua.
Menyatakan telah mengadakan serah terima arsip yang dipindahkan seperti tercantum
dalam daftar terlampir untuk disimpan di Pusat Penyimpanan Arsip.
Diterima tanggal………..
Pihak Kedua
Kepala Pusat Penyimpanan
Arsip Kantor BPN RI
Kanwil BPN
Kantor Pertanahan
(……………….)
…………….........20..…..
Pihak Kesatu
Kepala Unit Pengolah
Kantor BPN RI
Kanwil BPN
Kantor Pertanahan
(……………….)
b. Pemusnahan ...
- 162 -
b. Pemusnahan
1) Bahan dihancurkan dengan mesin/dibakar sehingga tidak dapat dikenal lagi
baik isi maupun bentuknya dan disaksikan oleh dua orang pejabat dari Pusat
Hukum dan Humas atau Inspektorat Utama di lingkungan BPN RI;
2) Untuk pelaksanaan pemusnahan dibuat daftar Pertelaan Arsip dan dibuatkan
Berita Acara Pemusnahan Arsip;
3) Prosedur Pemusnahan
a) Di Kantor Badan Pertanahan Nasional RI
(1) Bagian Persuratan dan Kearsipan menyediakan daftar berkas arsip yang
akan dimusnahkan oleh Tim Pemusnahan Arsip Badan Pertanahan
Nasional RI;
(2) Mengajukan usul pemusnahan arsip kepada Kepala Badan Pertanahan
Nasional RI;
(3) Diteliti oleh Tim Pemusnahan Arsip Badan Pertanahan Nasional RI;
(4) Kepala Badan Pertanahan Nasional RI mengajukan usul pemusnahan
arsip kepada Kepala Arsip Nasional;
(5) Diteliti oleh Arsip Nasional;
(6) Diadakan pemusnahan dengan dibuatkan Berita Acara Pemusnahan
Arsip.
b) Di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
(1) Bagian Tata Usaha menyiapkan daftar berkas arsip yang akan
dimusnahkan;
(2) Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional mengajukan usul
kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional RI;
(3) Diteliti oleh Tim Pemusnahan Arsip Pusat dan Tingkat Kanwil BPN;
(4) Kepala Badan Pertanahan Nasional RI mengajukan usul pemusnahan
arsip kepada Kepala Arsip Nasional;
(5) Diteliti oleh Arsip Nasional;
(6) Diadakan pemusnahan dengan dibuatkan Berita Acara Pemusnahan
Arsip;
(7) Pemusnahan dilaksanakan oleh Sub Bagian Umum dan Informasi
dengan persetujuan/sepengetahuan Kepala Kantor Wilayah BPN dengan
disaksikan Pejabat Kepala Bagian Persuratan dan Kearsipan, dan
perwakilan dari Pusat Hukum dan Hubungan Masyarakat BPN RI.
c) Di Kantor Pertanahan
(1) Kepala Sub Bagian Tata Usaha menyiapkan daftar berkas arsip yang
akan dimusnahkan;
(2) Kepala Kantor Pertanahan mengajukan usul kepada Kepala Kantor
Wilayah BPN;
(3) Diteliti oleh Tim Pemusnahan Arsip Tingkat Kanwil BPN;
(4) Kepala Kantor Wilayah BPN mengajukan usul kepada Kepala Badan
Pertanahan Nasional RI;
(5) Kepala Badan Pertanahan Nasional RI mengajukan usul pemusnahan
arsip kepada Kepala Arsip Nasional;
(6) Diadakan pemusnahan dengan dibuatkan Berita Acara;
(7) Pemusnahan dilakukan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha dengan
sepengetahuan Kepala Kantor Pertanahan u.p. Kepala Kantor Wilayah
dan disaksikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha dan Kepala Sub Bagian
Umum dan Informasi.
Contoh ...
- 163 -
Contoh Daftar Pertelaan Arsip yang Dimusnahkan
DAFTAR PERTELAAN ARSIP YANG DIMUSNAHKAN
UNIT PENGOLAH :
INSTANSI :
ALAMAT :
TELEPON :
NO JUDUL
BERKAS
URAIAN ISI
KET.
WAKTU
JENIS
PISIK
JML KONDISI
PHISIK
RETENSI KET.
1 2 3 4 5 6 7 8
.…………tanggal………….
KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI
KANTOR WILAYAH BPN
KANTOR PERTANAHAN
……………………………………………………….
KEPALA .........................
(Tanda tangan dan nama jelas)
Contoh ...
- 164 -
Contoh Berita Acara Pemusnahan Arsip
BERITA ACARA PEMUSNAHAN ARSIP
NOMOR :
Pada hari ini ................. tanggal ……...... bulan......…... tahun.......... yang bertanda
tangan di bawah ini, berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional
RI No. ...............…….. tanggal ...........…… dan Surat Tugas No……................. tanggal
…............…… telah melakukan pemusnahan arsip-arsip yang tercantum dalam daftar
terlampir dengan cara *) :
a. Penghancuran;
b. Pembakaran; dan
c. Peleburan secara kimia.
Saksi-saksi :
1. ………………………………
NIP.
2. ………………………………
NIP.
3. ………………………………
NIP.
*) coret yang tidak perlu
c. Penyerahan …
- 165 -
c. Penyerahan kepada Arsip Nasional R.I.
1) Berkas arsip yang akan diserahkan ke Arsip Nasional R.I. berupa : berkas arsip
yang perlu disimpan permanent (abadi/statis).
2) Prosedur Penyerahan
a) Kantor Badan Pertanahan Nasional RI
(1) Kepala Sub Bagian Arsip mendaftar dan melaporkan arsip yang perlu
diserahkan kepada Arsip Nasional R.I.;
(2) Kepala Badan Pertanahan Nasional RI mengusulkan kepada Kepala
Arsip Nasional R.I.;
(3) Diteliti oleh Tim Arsip Nasional;
(4) Persetujuan dari Arsip Nasional R.I. terhadap arsip yang akan
diserahkan;
(5) Membuat Berita Acara Penyerahan Arsip.
b) Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
(1) Kepala Bagian Tata Usaha mendaftar dan melaporkan arsip yang perlu
diserahkan ke Arsip Nasional;
(2) Kepala Kantor Wilayah mengusulkan kepada Kepala Badan
Pertanahan Nasional RI;
(3) Kepala Badan Pertanahan Nasional mengusulkan kepada Kepala Arsip
Nasional;
(4) Disetujui oleh Arsip Nasional;
(5) Kepala Badan Pertanahan Nasional RI memerintahkan kepada Kepala
Kantor Wilayah BPN untuk diadakan penyerahan;
(6) Penyerahan arsip dilaksanakan dengan membuat Berita Acara
Penyerahan Arsip.
c) Kantor Pertanahan
(1) Kepala Kantor Pertanahan mengusulkan kepada Kepala Kantor
Wilayah BPN;
(2) Kepala Kanwil BPN mengusulkan ke Kepala Badan Pertanahan
Nasional RI;
(3) Kepala Badan Pertanahan Nasional mengusulkan kepada Kepala Arsip
Nasional;
(4) Disetujui oleh Arsip Nasional;
(5) Kepala Badan Pertanahan Nasional RI memerintahkan kepada Kepala
Kantor Wilayah BPN untuk diadakan penyerahan;
(6) Penyerahan arsip dilaksanakan dengan membuat Daftar Pertelaan
Arsip yang akan diserahkan dan Berita Acara Penyerahan Arsip.
Contoh ...
- 166 -
Contoh Daftar Pertelaan Arsip yang Diserahkan
DAFTAR PERTELAAN ARSIP YANG DISERAHKAN
UNIT PENGOLAH :
INSTANSI :
ALAMAT :
TELEPON :
NO JUDUL
BERKAS
URAIAN ISI
KET.
WAKTU
JENIS
FISIK
JML KONDISI
FHISIK
RETENSI KET.
1 2 3 4 5 6 7 8
.…………tanggal………….
KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI
KANTOR WILAYAH BPN
KANTOR PERTANAHAN
……………………………………………………….
KEPALA .........................
(Tanda tangan dan nama jelas)
Contoh ...
- 167 -
Contoh Berita Acara Penyerahan Arsip Statis
BERITA ACARA PENYERAHAN ARSIP STATIS
NOMOR :
Pada hari ini tanggal ………. Bulan …….. tahun …… kami yang bertanda tangan di
bawah ini :
NAMA :
JABATAN :
NIP :
dalam hal ini bertindak atas nama dan untuk Instansi …….. yang selanjutnya disebut Pihak
Kesatu :
NAMA :
JABATAN :
NIP :
dalam hal ini bertindak atas nama dan untuk Arsip Nasional Republik Indonesia, yang
diselanjutnya disebut Pihak Kedua.
Menyatakan telah mengadakan serah terima arsip-arsip yang tercantum dalam daftar
terlampir untuk disimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia.
Yang menerima :
Pihak Kedua,
AN. KEPALA ARSIP NASIONAL RI.
(……………….)
Yang menyerahkan :
Pihak Kesatu
BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI.
Kepala Bagian Persuratan dan Kearsipan
(……………….)
Lampiran :
1. Daftar Pertelaan Arsip
2. Jadwal Retensi Arsip
H. Jadwal ...
- 168 -
H. Jadwal Retensi Arsip
Penyusutan Arsip berpedoman pada jadwal retensi arsip yaitu suatu daftar yang berisi
tentang Jangka Simpan (retensi) arsip beserta penetapan musnah atau simpan permanen.
1. Jadwal retensi arsip berfungsi sebagai pedoman dasar untuk menetapkan jangka waktu
penyimpanan arsip dan penyusutan arsip.
2. Bentuk jadwal retensi arsip.
Bentuk jadwal retensi arsip terdiri dari kolom-kolom: Nomor urut, Nama/Jenis
Dokumen, Retensi, dan Keterangan.
Dalam pengelompokannya, susunan jadwal retensi arsip terdiri atas kolom-kolom :
a. No urut
b. Masalah
c. Perincian masalah
d. Nilai guna
e. Retensi : aktif dan inaktif
f. Keterangan : permanen, musnah
3. Proses pembuatan/penyusunan Jadwal Retensi Arsip (JRA)
a. Membentuk panitia;
b. Panitia menyusun konsep jadwal retensi arsip melalui pendaftaran arsip, analisa
dengan menggunakan nilai guna melalui daya nalar/pemikiran yang intensif;
c. Konsultasi/konfirmasi ke BPK untuk arsip keuangan dan BKN untuk arsip
kepegawaian;
d. Konsultasi ke Arsip Nasional RI ;
e. Persetujuan Arsip Nasional RI;
f. Uji coba;
g. Pengesahan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional RI
Sementara menunggu penyusunan, pengesahan dan berlakunya JRA (Jadwal
Retensi Arsip) maka penyusutan arsip dilaksanakan dengan berpedoman kepada :
Ketentuan Pasal 17 PP nomor : 34 Tahun 1979 dan Surat Edaran Kepala ARNAS
Nomor SE/01/1981.
4. Sebelum dilakukan penyusutan agar diusahakan dan dilaksanakan Penataan Arsip.
a. Penataan Arsip Kacau :
Terhadap arsip-arsip inaktif yang dalam keadaan kacau, yaitu arsip yang
belum/tidak tercatat dalam bentuk berkas, masalah tertentu, perlu ditata dalam
berkas, sehingga menjadi berkas sesuatu masalah, misalnya : berkas pemberian hak
atas tanah, berkas Konsolidasi Tanah dan Warkah Tanah.
1) Penataan arsip kacau di Kantor Badan Pertanahan Nasional RI dilaksanakan
oleh Sub Bagian Arsip;
2) Penataan arsip kacau di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
dilaksanakan oleh Sub Bagian Umum dan Informasi;
3) Penataan arsip kacau di Kantor Pertanahan dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata
Usaha/Urusan Umum dan Kepegawaian.
Proses …
- 169 -
Proses penataan arsip kacau dilakukan dengan langkah-langkah penanganan
sebagai berikut:
1) Mengelompokkan dan diatur kembali dengan menerapkan azas asal usul,
sehingga arsip-arsip itu merupakan suatu kesatuan kelompok yang diatur tanpa
melepaskan ikatan dari sumber asalnya, yakni unit yang
membuat/menciptakannya;
2) Memilih arsip dari non arsip dan duplikasi yang berkaitan yang termasuk non
arsip, antara lain amplop, map, blanko-blanko formulir dan sebagainya,
kemudian yang non arsip dan duplikasi yang berlebihan dapat dimusnahkan
dengan dibuatkan berita acara;
3) Setelah arsip dikelompokkan menurut Unit Pengolahnya dapat dibungkus dan
dicatat pada kartu;
4) Kartu catatan tersebut disusun dan diberi nomor urut;
5) Berkas arsip dimasukan ke dalam boks arsip yang diberi label/etiket yang
memuat keterangan tentang berkas di dalamnya atas dasar keterangan tentang
berkas yang termuat pada kartu catatan;
6) Dibuat daftar pertelaan sementara;
7) Mengadakan identifikasi arsip-arsip yang telah terkelompok sehingga bisa
ditentukan penggolongan berdasarkan jenis dan/atau masalah;
8) Memberkaskan arsip berdasarkan jenis dan/atau masalah sehingga dapat
menghasilkan seri dan/atau rubrik dalam urutan yang kronologis; Tiap Berkas
Arsip Seri, Rubrik ataupun Dosir bila ada, dibungkus dan dicatat pada kartu
dengan diberi nomor urut;
9) Kartu-kartu catatan disusun atas dasar tahun berkas;
10) Berkas-berkas arsip dimasukan ke dalam boks arsip yang diberi label/etiket
yang memuat keterangan tentang berkas-berkas di dalamnya;
11) Dibuat daftar pertelaan bagi arsip-arsip yang akan dimusnahkan atau
diserahkan kepada Arsip Nasional;
12) Dibuat daftar waktu penyimpanan arsip bagi arsip yang belum dan akan
diserahkan kepada Arsip Nasional;
13) Dapat menentukan jangka waktu penyimpanan arsip yang sesuai dengan
kebutuhan masing-masing;
14) Dapat memusnahkan arsipnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
15) Dapat menyerahkan arsipnya kepada Arsip Nasional sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Selain dengan cara penanganan tersebut di atas, arsip kacau dapat pula ditangani
dengan cara yang langsung menghasilkan Daftar Pertelaan Arsip sebagai berikut :
1) Mengelompokkan arsip dan mengaturnya kembali tanpa melepaskan ikatan dari
sumber asalnya, yakni Instansi/Unit yang menciptakannya (azas asal usul);
2) Memilih arsip dari non arsip dan duplikasi yang berlebihan;
3) Bahan-bahan yang non arsip dan duplikasi yang berlebihan dapat dimusnahkan.
b. Penataan …
- 170 -
b. Penataan Arsip Teratur:
Penataan Arsip sesuai Surat Edaran Kepala Arsip Nasional No. SE/01/1981 bahwa
terhadap berkas Arsip Inaktif yang teratur semasa aktifnya ditata berdasarkan suatu
sistem tertentu dan yang masih utuh penataannya ditangani sebagai berikut :
1) Diperiksa kembali penataannya atas dasar sistem yang dipergunakan, misalnya:
sistem buku agenda, sistem kartu;
2) Ditertibkan pengaturan fisiknya, sehingga penemuan kembalinya dapat lancar;
3) Arsip yang tidak diperlukan lagi oleh Badan Pertanahan Nasional RI maupun
sebagai bahan bukti pertanggung jawaban dalam pelaksanaan tugas dipilahkan
dan disiapkan daftar pertelaannya untuk dimusnahkan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
4) Arsip yang masih diperlukan akan disimpan oleh Unit Kearsipan dan
ditentukan jangka waktu penyimpanannya;
5) Apabila waktu penyimpanannya berakhir, dibuat daftar pertelaan arsip baik
untuk keperluan pemusnahan ataupun penyerahannya pada Arsip Nasional RI.
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
JOYO WINOTO, Ph.D
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI
KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
Kantor Wilayah BPN Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Kantor Wilayah BPN Provinsi Sumatera Utara
Kantor Wilayah BPN Provinsi Sumatera Barat
Kantor Wilayah BPN Provinsi Sumatera Selatan
Kantor Wilayah BPN Provinsi Riau
Kantor Wilayah BPN Provinsi Jambi
Kantor Wilayah BPN Provinsi Bengkulu
Kantor Wilayah BPN Provinsi Lampung
Kantor Wilayah BPN Provinsi DKI Jakarta
Kantor Wilayah BPN Provinsi Jawa Barat
Kantor Wilayah BPN Provinsi Jawa Tengah
Kantor Wilayah BPN Provinsi Jawa Timur
Kantor Wilayah BPN Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Kantor Wilayah BPN Provinsi Kalimantan Barat
Kantor Wilayah BPN Provinsi Kalimantan Tengah
Kantor Wilayah BPN Provinsi Kalimantan Timur
Kantor Wilayah BPN Provinsi Kalimantan Selatan
Kantor Wilayah BPN Provinsi Sulawesi Utara
Kantor Wilayah BPN Provinsi Sulawesi Tengah
Kantor Wilayah BPN Provinsi Sulawesi Selatan
Kantor Wilayah BPN Provinsi Sulawesi Tenggara
Kantor Wilayah BPN Provinsi Bali
Kantor Wilayah BPN Provinsi Nusa Tenggara Barat
Kantor Wilayah BPN Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kantor Wilayah BPN Provinsi Maluku
Kantor Wilayah BPN Provinsi Papua
Kantor Wilayah BPN Provinsi Maluku Utara
Kantor Wilayah BPN Provinsi Banten
Kantor Wilayah BPN Provinsi Bangka Belitung
Kantor Wilayah BPN Provinsi Gorontalo
Kantor Wilayah BPN Provinsi Sulawesi Barat
Kantor Wilayah BPN Provinsi Kepulauan Riau
Kantor Wilayah BPN Provinsi Papua Barat
0 – 1
0 – 2
0 – 3
0 – 4
0 – 5
0 – 6
0 – 7
0 – 8
0 – 9
1 – 0
1 – 1
1 – 2
1 – 3
1 – 4
1 – 5
1 – 6
1 – 7
1 – 8
1 – 9
2 – 0
2 – 1
2 – 2
2 – 3
2 – 4
2 – 5
2 – 6
2 – 7
2 – 8
2 – 9
3 – 0
3 – 1
3 – 2
3 – 3
NOMOR ...
- 2 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANWIL BPN PROVINSI NAD
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh
Kantor Pertanahan Kota Sabang
Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Besar
Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Barat
Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Selatan
Kantor Pertanahan Kabupaten Pidie
Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Utara
Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Timur
Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Tengah
Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Tenggara
Kantor Pertanahan Kabupaten Bireuen
Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Singkil
Kantor Pertanahan Kabupaten Simeulue
Kantor Pertanahan Kabupaten Nagan Raya
Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Tamiang
Kantor Pertanahan Kota Lhokseumawe
Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Jaya
01 – 01
01 – 02
01 – 03
01 – 04
01 – 05
01 – 06
01 – 07
01 – 08
01 – 09
01 – 10
01 – 11
01 – 12
01 – 13
01 – 14
01 – 15
01 – 16
01 – 17
NOMOR ...
- 3 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI SUMATERA UTARA
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Kantor Pertanahan Kota Medan
Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat
Kantor Pertanahan Kota Pematang Siantar
Kantor Pertanahan Kabupaten Deli Serdang
Kantor Pertanahan Kabupaten Dairi
Kantor Pertanahan Kabupaten Karo
Kantor Pertanahan Kabupaten Asahan
Kantor Pertanahan Kota Tanjung Balai
Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun
Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Selatan
Kantor Pertanahan Kabupaten Nias
Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhan Batu
Kantor Pertanahan Kota Sibolga
Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Tengah
Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Utara
Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi
Kantor Pertanahan Kota Binjai
Kantor Pertanahan Kabupaten Mandailing Natal
Kantor Pertanahan Kabupaten Toba Samosir
Kantor Pertanahan Kota Padang Sidempuan
Kantor Pertanahan Kabupaten Serdang Bedagai
Kantor Pertanahan Kabupaten Humbang Hasundutan
Kantor Pertanahan Kabupaten Nias Selatan
Kantor Pertanahan Kabupaten Samosir
Kantor Pertanahan Kabupaten Pakpak Bharat
02 – 01
02 – 02
02 – 03
02 – 04
02 – 05
02 – 06
02 – 07
02 – 08
02 – 09
02 – 10
02 – 11
02 – 12
02 – 13
02 – 14
02 – 15
02 – 16
02 – 17
02 – 18
02 – 19
02 – 20
02 – 21
02 – 22
02 – 23
02 – 24
02 – 25
NOMOR ...
- 4 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI SUMATERA BARAT
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Kantor Pertanahan Kota Padang
Kantor Pertanahan Kota Bukittinggi
Kantor Pertanahan Kota Padang Panjang
Kantor Pertanahan Kabupaten Agam
Kantor Pertanahan Kabupaten Lima Puluh Koto
Kantor Pertanahan Kota Payakumbuh
Kantor Pertanahan Kabupaten Pasaman
Kantor Pertanahan Kabupaten Solok
Kantor Pertanahan Kota Solok
Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Datar
Kantor Pertanahan Kabupaten Sawah Lunto Sijunjung
Kantor Pertanahan Kota Sawah Lunto
Kantor Pertanahan Kabupaten Padang Pariaman
Kantor Pertanahan Kabupaten Pesisir Selatan
Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Mentawai
Kantor Pertanahan Kabupaten Pariaman
Kantor Pertanahan Kabupaten Pasaman Barat
Kantor Pertanahan Kabupaten Damasraya
Kantor Pertanahan Kabupaten Solok Selatan
03 – 01
03– 02
03– 03
03– 04
03– 05
03– 06
03– 07
03– 08
03 – 09
03 – 10
03– 11
03 – 12
03 – 13
03 – 14
03 – 15
03 – 16
03 – 17
03 – 18
03 – 19
NOMOR ...
- 5 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI SUMATERA SELATAN
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Kantor Pertanahan Kota Palembang
Kantor Pertanahan Kabupaten Lahat
Kantor Pertanahan Kabupaten Muara Enim
Kantor Pertanahan Kabupaten Ogan Komering Ilir
Kantor Pertanahan Kabupaten Ogan Komering Ulu
Kantor Pertanahan Kabupaten Musi Banyu Asin
Kantor Pertanahan Kabupaten Musi Rawas
Kantor Pertanahan Kota Pagar Alam
Kantor Pertanahan Kota Prabumulih
Kantor Pertanahan Kabupaten Lubuk Linggau
Kantor Pertanahan Kabupaten Banyuasin
Kantor Pertanahan Kab. Ogan Komering Ulu Timur
Kantor Pertanahan Kabupaten Ogan Ilir
Kantor Pertanahan Kab. Ogan Komering Ulu Selatan
04 – 01
04 – 05
04 – 06
04 – 07
04 – 08
04 – 09
04 – 10
04 – 11
04 – 12
04 – 13
04 – 14
04 – 15
04 – 16
04 – 17
NOMOR ...
- 6 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI RIAU
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru
Kantor Pertanahan Kabupaten Bengkalis
Kantor Pertanahan Kabupaten Indragiri Hulu
Kantor Pertanahan Kabupaten Indragiri Hilir
Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar
Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Riau
Kantor Pertanahan Kota Dumai
Kantor Pertanahan Kabupaten Rokan Hulu
Kantor Pertanahan Kabupaten Rokan Hilir
Kantor Pertanahan Kabupaten Siak
Kantor Pertanahan Kabupaten Kuantan Sangingi
Kantor Pertanahan Kabupaten Pelalawan
05 – 01
05 – 02
05 – 03
05 – 04
05 – 05
05 – 06
05 – 08
05 – 09
05 – 10
05 – 11
05 – 14
05 – 16
NOMOR ...
- 7 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI JAMBI
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kantor Pertanahan Kota Jambi
Kantor Pertanahan Kabupaten Batanghari
Kantor Pertanahan Kabupaten Bungo
Kantor Pertanahan Kabupaten Merangin
Kantor Pertanahan Kabupaten Kerinci
Kantor Pertanahan Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Kantor Pertanahan Kabupaten Sarolangun
Kantor Pertanahan Kabupaten Tebo
Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi
Kantor Pertanahan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
06 –01
06 – 02
06 – 03
06 – 04
06 – 05
06 – 07
06 – 08
06 – 09
06 – 10
06 – 11
NOMOR ...
- 8 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI BENGKULU
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kantor Pertanahan Kabupaten Rejang Lebong
Kantor Pertanahan Kabupaten Bengkulu Utara
Kantor Pertanahan Kabupaten Bengkulu Selatan
Kantor Pertanahan Kota Bengkulu
Kantor Pertanahan Kabupaten Kaur
Kantor Pertanahan Kabupaten Seluna
Kantor Pertanahan Kabupaten Kepahyang
Kantor Pertanahan Kabupaten Mukomuko
Kantor Pertanahan Kabupaten Lebong
07 – 01
07 – 02
07 – 03
07 – 04
07 – 05
07 – 06
07 – 07
07 – 08
07 – 09
NOMOR ...
- 9 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI LAMPUNG
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung
Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Selatan
Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah
Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Utara
Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Barat
Kantor Pertanahan Kabupaten Tulang Bawang
Kantor Pertanahan Kabupaten Tanggamus
Kantor Pertanahan Kota Metro
Kantor Pertanahan Kabupaten Way Kanan
Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Timur
08 – 01
08 – 02
08 – 03
08 – 04
08 – 05
08 – 06
08 – 07
08 – 08
08 – 09
08 – 10
NOMOR ...
- 10 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI DKI JAKARTA
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
Kantor Pertanahan Kota Jakarta Pusat
Kantor Pertanahan Kota Jakarta Selatan
Kantor Pertanahan Kota Jakarta Barat
Kantor Pertanahan Kota Jakarta Timur
Kantor Pertanahan Kota Jakarta Utara
09 – 01
09 – 02
09 – 03
09 – 04
09 – 05
NOMOR ...
- 11 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI JAWA BARAT
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18
19
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Kantor Pertanahan Kabupaten Bekasi
Kantor Pertanahan Kabupaten Karawang
Kantor Pertanahan Kabupaten Purwakarta
Kantor Pertanahan Kabupaten Subang
Kantor Pertanahan Kota Bogor
Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor
Kantor Pertanahan Kabupaten Sukabumi
Kantor Pertanahan Kota Sukabumi
Kantor Pertanahan Kabupaten Cianjur
Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung
Kantor Pertanahan Kota Bandung
Kantor Pertanahan Kabupaten Sumedang
Kantor Pertanahan Kabupaten Garut
Kantor Pertanahan Kabupaten Tasikmalaya
Kantor Pertanahan Kabupaten Ciamis
Kantor Pertanahan Kabupaten Cirebon
Kantor Pertanahan Kota Cirebon
Kantor Pertanahan Kabupaten Kuningan
Kantor Pertanahan Kabupaten Majalengka
Kantor Pertanahan Kabupaten Indramayu
Kantor Pertanahan Kota Bekasi
Kantor Pertanahan Kota Depok
Kantor Pertanahan Kota Cimahi
Kantor Pertanahan Kota Tasikmalaya
Kantor Pertanahan Kota Banjar
10 – 05
10 – 06
10 – 07
10 – 08
10 – 09
10 – 10
10 – 11
10 – 12
10 – 13
10 – 14
10 – 15
10 – 16
10 – 17
10 – 18
10 – 19
10 – 20
10 – 21
10 – 22
10 – 23
10 – 24
10 – 26
10 – 27
10 – 28
10 – 29
10 – 30
NOMOR ...
- 12 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI JAWA TENGAH
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18
19
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
Kantor Pertanahan Kota Semarang
Kantor Pertanahan Kota Surakarta
Kantor Pertanahan Kota Salatiga
Kantor Pertanahan Kota Magelang
Kantor Pertanahan Kota Pekalongan
Kantor Pertanahan Kota Tegal
Kantor Pertanahan Kabupaten Semarang
Kantor Pertanahan Kabupaten Kendal
Kantor Pertanahan Kabupaten Demak
Kantor Pertanahan Kabupaten Grobogan
Kantor Pertanahan Kabupaten Pati
Kantor Pertanahan Kabupaten Blora
Kantor Pertanahan Kabupaten Jepara
Kantor Pertanahan Kabupaten Rembang
Kantor Pertanahan Kabupaten Kudus
Kantor Pertanahan Kabupaten Sukuharjo
Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
Kantor Pertanahan Kabupaten Karanganyar
Kantor Pertanahan Kabupaten Klaten
Kantor Pertanahan Kabupaten Sragen
Kantor Pertanahan Kabupaten Wonogiri
Kantor Pertanahan Kabupaten Magelang
Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen
Kantor Pertanahan Kabupaten Temanggung
Kantor Pertanahan Kabupaten Wonosobo
Kantor Pertanahan Kabupaten Purworejo
Kantor Pertanahan Kabupaten Banyumas
Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara
Kantor Pertanahan Kabupaten Purbalingga
Kantor Pertanahan Kabupaten Cilacap
Kantor Pertanahan Kabupaten Pekalongan
Kantor Pertanahan Kabupaten Batang
Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes
Kantor Pertanahan Kabupaten Pemalang
Kantor Pertanahan Kabupaten Tegal
11 – 01
11 – 02
11 – 03
11 – 04
11 – 05
11 – 06
11 – 07
11 – 08
11 – 09
11 – 10
11 – 11
11 – 12
11 – 13
11 – 14
11 – 15
11 – 16
11 – 17
11 – 18
11 – 19
11 – 20
11 – 21
11– 22
11 – 23
11 – 24
11 – 25
11 – 26
11 – 27
11 – 28
11 – 29
11 – 30
11 – 31
11 – 32
11 – 33
11 – 34
11 – 35
NOMOR ...
- 13 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI JAWA TIMUR
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18
19
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37
38.
Kantor Pertanahan Kota Surabaya
Kantor Pertanahan Kota Mojokerto
Kantor Pertanahan Kota Madiun
Kantor Pertanahan Kota Kediri
Kantor Pertanahan Kota Blitar
Kantor Pertanahan Kota Malang
Kantor Pertanahan Kota Pasuruan
Kantor Pertanahan Kota Probolinggo
Kantor Pertanahan Kabupaten Gresik
Kantor Pertanahan Kabupaten Sidoarjo
Kantor Pertanahan Kabupaten Mojokerto
Kantor Pertanahan Kabupaten Jombang
Kantor Pertanahan Kabupaten Bangkalan
Kantor Pertanahan Kabupaten Sampang
Kantor Pertanahan Kabupaten Sumenep
Kantor Pertanahan Kabupaten Pamekasan
Kantor Pertanahan Kabupaten Bojonegoro
Kantor Pertanahan Kabupaten Tuban
Kantor Pertanahan Kabupaten Lamongan
Kantor Pertanahan Kabupaten Madiun
Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi
Kantor Pertanahan Kabupaten Magetan
Kantor Pertanahan Kabupaten Ponorogo
Kantor Pertanahan Kabupaten Pacitan
Kantor Pertanahan Kabupaten Kediri
Kantor Pertanahan Kabupaten Nganjuk
Kantor Pertanahan Kabupaten Tulungagung
Kantor Pertanahan Kabupaten Tranggalek
Kantor Pertanahan Kabupaten Blitar
Kantor Pertanahan Kabupaten Malang
Kantor Pertanahan Kabupaten Probolinggo
Kantor Pertanahan Kabupaten Pasuruan
Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang
Kantor Pertanahan Kabupaten Jember
Kantor Pertanahan Kabupaten Situbondo
Kantor Pertanahan Kabupaten Bondowoso
Kantor Pertanahan Kabupaten Banyuwangi
Kantor Pertanahan Kota Batu
12 – 01
12 – 02
12 – 03
12 – 04
12 – 05
12 – 06
12 – 07
12 – 08
12 – 09
12 – 10
12 – 11
12 – 12
12 – 13
12 – 14
12 – 15
12 – 16
12 – 17
12 – 18
12 – 19
12 – 20
12 – 21
12 – 22
12 – 23
12 – 24
12 – 25
12 – 26
12 – 27
12 – 28
12 – 29
12 – 30
12 – 31
12 – 32
12 – 33
12 – 34
12 – 35
12 – 36
12 – 37
12 – 38
NOMOR ...
- 14 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI D. I. YOGYAKARTA
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul
Kantor Pertanahan Kabupaten Gunung Kidul
Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo
Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman
Kantor Pertanahan Kota Yogyakarta
13 – 01
13 – 02
13 – 03
13 – 04
13 – 05
NOMOR ...
- 15 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI KALIMANTAN BARAT
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Kantor Pertanahan Kota Pontianak
Kantor Pertanahan Kabupaten Pontianak
Kantor Pertanahan Kabupaten Sambas
Kantor Pertanahan Kabupaten Sanggau
Kantor Pertanahan Kabupaten Sintang
Kantor Pertanahan Kabupaten Kapuas Hulu
Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang
Kantor Pertanahan Kabupaten Landak
Kantor Pertanahan Kota Singkawang
Kantor Pertanahan Kabupaten Bengkayang
Kantor Pertanahan Kabupaten Sekadau
Kantor Pertanahan Kabupaten Melawi
14 – 01
14 – 02
14 – 03
14– 04
14 – 05
14 – 06
14 – 07
14 – 08
14 – 09
14 – 10
14 – 11
14 – 12
NOMOR ...
- 16 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Kantor Pertanahan Kota Palangkaraya
Kantor Pertanahan Kabupaten Kapuas
Kantor Pertanahan Kabupaten Barito
Kantor Pertanahan Kabupaten Barito Utara
Kantor Pertanahan Kota Kotawaringin Timur
Kantor Pertanahan Kabupaten Kotawaringin Barat
Kantor Pertanahan Kabupaten Gunung Mas
Kantor Pertanahan Kabupaten Murung Raya
Kantor Pertanahan Kabupaten Pulang Pisau
Kantor Pertanahan Kabupaten Katingan
Kantor Pertanahan Kabupaten Seruyan
Kantor Pertanahan Kabupaten Lamandau
Kantor Pertanahan Kabupaten Barito Timur
15 – 01
15 – 02
15 – 03
15 – 04
15 – 05
15 – 06
15 – 07
15 – 08
15 – 09
15 – 10
15 – 11
15 – 12
15 – 13
NOMOR ...
- 17 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Kantor Pertanahan Kota Samarinda
Kantor Pertanahan Kota Balikpapan
Kantor Pertanahan Kabupaten Kutai Kertanegara
Kantor Pertanahan Kabupaten Pasir
Kantor Pertanahan Kabupaten Berau
Kantor Pertanahan Kabupaten Bulungan
Kantor Pertanahan Kabupaten Tarakan
Kantor Pertanahan Kabupaten Nunukan
Kantor Pertanahan Kabupaten Kutai Timur
Kantor Pertanahan Kota Bontang
Kantor Pertanahan Kabupaten Kutai Barat
Kantor Pertanahan Kabupaten Panajam Paser Utara
Kantor Pertanahan Kabupaten Malinau
16 – 01
16 – 02
16 – 03
16 – 04
16 – 05
16 – 06
16 – 07
16 – 08
16 – 09
16 – 10
16 – 11
16 – 12
16 – 13
NOMOR ...
- 18 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Kantor Pertanahan Kota Banjarmasin
Kantor Pertanahan Kabupaten Banjar
Kantor Pertanahan Kabupaten Tapin
Kantor Pertanahan Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Kantor Pertanahan Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Kantor Pertanahan Kabupaten Hulu Sungai Utara
Kantor Pertanahan Kabupaten Tabalong
Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Laut
Kantor Pertanahan Kabupaten Barito Kuala
Kantor Pertanahan Kabupaten Kotabaru
Kantor Pertanahan Kabupaten Banjar Baru
Kantor Pertanahan Kabupaten Tanah Bumbu
Kantor Pertanahan Kabupaten Balangan
17 – 01
17 – 02
17 – 03
17 – 04
17 – 05
17 –06
17 – 07
17 – 08
17 – 09
17 –10
17 – 11
17 – 12
17 – 13
NOMOR ...
- 19 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI SULAWESI UTARA
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kantor Pertanahan Kota Manado
Kantor Pertanahan Kabupaten Minahasa
Kantor Pertanahan Kabupaten Bolaang Mongondow
Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Sangihe
Kantor Pertanahan Kota Bitung
Kantor Pertanahan Kabupaten Kepulauan Talaud
Kantor Pertanahan Kota Tomohon
Kantor Pertanahan Kabupaten Minahasa Utara
Kantor Pertanahan Kabupaten Minahasa Selatan
18 – 01
18 – 03
18 – 05
18 – 06
18 – 07
18 – 08
18 – 09
18 – 10
18 – 11
NOMOR ...
- 20 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI SULAWESI TENGAH
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kantor Pertanahan Kabupaten Donggala
Kantor Pertanahan Kabupaten Buol Toli - Toli
Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai
Kantor Pertanahan Kabupaten Poso
Kantor Pertanahan Kota Palu
Kantor Pertanahan Kabupaten Morowali
Kantor Pertanahan Kabupaten Buol
Kantor Pertanahan Kabupaten Parigi Moutong
Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai Kepulauan
Kantor Pertanahan Kabupaten Tojo Una-Una
19 – 01
19 – 02
19 – 03
19 – 04
19 – 05
19 – 06
19 – 07
19 – 08
19 – 09
19 – 10
NOMOR ...
- 21 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI SULAWESI SELATAN
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Kantor Pertanahan Kota Makassar
Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa
Kantor Pertanahan Kabupaten Takalar
Kantor Pertanahan Kabupaten Jeneponto
Kantor Pertanahan Kabupaten Maros
Kantor Pertanahan Kabupaten Pangkep
Kantor Pertanahan Kabupaten Barru
Kantor Pertanahan Kabupaten Luwu
Kantor Pertanahan Kabupaten Tana Toraja
Kantor Pertanahan Kabupaten Soppeng
Kantor Pertanahan Kabupaten Sinjai
Kantor Pertanahan Kabupaten Selayar
Kantor Pertanahan Kabupaten Bone
Kantor Pertanahan Kabupaten Wajo
Kantor Pertanahan Kabupaten Pare-Pare
Kantor Pertanahan Kabupaten Pinrang
Kantor Pertanahan Kabupaten Sidrap
Kantor Pertanahan Kabupaten Enrekang
Kantor Pertanahan Kabupaten Bantaeng
Kantor Pertanahan Kabupaten Bulukumba
Kantor Pertanahan Kabupaten Luwu Utara
Kantor Pertanahan Kabupaten Palopo
Kantor Pertanahan Kabupaten Luwu Timur
20 – 01
20 – 02
20 – 03
20 – 04
20 – 05
20 – 06
20 – 07
20 – 08
20 – 09
20 – 11
20 – 12
20 – 15
20 – 16
20 – 17
20 – 18
20 – 19
20 – 20
20 – 21
20 – 22
20 – 23
20 – 24
20 – 25
20 – 26
NOMOR ...
- 22 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI SULAWESI TENGGARA
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kantor Pertanahan Kabupaten Konawe
Kantor Pertanahan Kabupaten Kolaka
Kantor Pertanahan Kabupaten Buton
Kantor Pertanahan Kabupaten Muna
Kantor Pertanahan Kota Kendari
Kantor Pertanahan Kota Bau - Bau
Kantor Pertanahan Kabupaten Konawe Selatan
Kantor Pertanahan Kabupaten Kolaka Utara
Kantor Pertanahan Kabupaten Bombana
Kantor Pertanahan Kabupaten Wakatobi
21– 01
21– 02
21– 03
21– 04
21 – 05
21– 06
21 – 07
21 – 08
21 – 09
21 – 10
NOMOR ...
- 23 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI BALI
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kantor Pertanahan Kabupaten Jembrana
Kantor Pertanahan Kabupaten Tabanan
Kantor Pertanahan Kabupaten Badung
Kantor Pertanahan Kabupaten Buleleng
Kantor Pertanahan Kabupaten Gianyar
Kantor Pertanahan Kabupaten Klungkung
Kantor Pertanahan Kabupaten Bangli
Kantor Pertanahan Kabupaten Karangasem
Kantor Pertanahan Kota Denpasar
22 – 01
22 – 02
22 – 03
22 – 04
22 – 05
22 – 06
22 – 07
22 – 08
22 – 09
NOMOR ...
- 24 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kantor Pertanahan Kabupaten Lombok Barat
Kantor Pertanahan Kabupaten Lombok Tengah
Kantor Pertanahan Kabupaten Lombok Timur
Kantor Pertanahan Kabupaten Sumbawa
Kantor Pertanahan Kabupaten Dompu
Kantor Pertanahan Kabupaten Bima
Kantor Pertanahan Kota Mataram
Kantor Pertanahan Kota Bima
Kantor Pertanahan Kabupaten Sumbawa Barat
23– 01
23– 02
23– 03
23– 04
23– 05
23– 06
23 – 07
23 – 08
23 – 09
NOMOR ...
- 25 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Kantor Pertanahan Kabupaten Kupang
Kantor Pertanahan Kabupaten Timur Tengah Selatan
Kantor Pertanahan Kabupaten Timur Tengah Utara
Kantor Pertanahan Kabupaten Belu
Kantor Pertanahan Kabupaten Alor
Kantor Pertanahan Kabupaten Flores Timur
Kantor Pertanahan Kabupaten Sikka
Kantor Pertanahan Kabupaten Ende
Kantor Pertanahan Kabupaten Ngada
Kantor Pertanahan Kabupaten Manggarai
Kantor Pertanahan Kabupaten Sumba Timur
Kantor Pertanahan Kabupaten Sumba Barat
Kantor Pertanahan Kota Kupang
Kantor Pertanahan Kabupaten Lembata
Kantor Pertanahan Kabupaten Rote Ndao
Kantor Pertanahan Kabupaten Manggarai Barat
24 – 01
24 – 02
24 – 03
24 – 04
24 – 05
24 – 06
24 – 07
24 – 08
24 – 09
24 – 10
24 – 11
24 – 12
24 – 13
24 – 14
24 – 15
24 – 16
NOMOR ...
- 26 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI MALUKU
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
Kantor Pertanahan Kabupaten Maluku Tengah
Kantor Pertanahan Kabupaten Maluku Tenggara
Kantor Pertanahan Kota Ambon
Kantor Pertanahan Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Kantor Pertanahan Kabupaten Buru
25 – 01
25 – 02
25 – 05
25 – 06
25 – 07
NOMOR ...
- 27 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI PAPUA
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kantor Pertanahan Kabupaten Jayapura
Kantor Pertanahan Kabupaten Paniai
Kantor Pertanahan Kabupaten Jaya Wijaya
Kantor Pertanahan Kabupaten Merauke
Kantor Pertanahan Kabupaten Yapen Waropen
Kantor Pertanahan Kabupaten Biak Numfor
Kantor Pertanahan Kota Jayapura
Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika
Kantor Pertanahan Kabupaten Nabire
Kantor Pertanahan Kabupaten Puncak Jaya
26 – 01
26 – 02
26 – 03
26 – 05
26 – 07
26 – 09
26 – 10
26 – 11
26 – 13
26 – 14
NOMOR ...
- 28 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI MALUKU UTARA
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
Kantor Pertanahan Kota Ternate
Kantor Pertanahan Kabupaten Halmahera Barat
Kantor Pertanahan Kabupaten Halmahera Tengah
27 – 01
27 – 02
27 – 03
NOMOR ...
- 29 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI BANTEN
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kantor Pertanahan Kabupaten Serang
Kantor Pertanahan Kabupaten Pandeglang
Kantor Pertanahan Kabupaten Lebak
Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang
Kantor Pertanahan Kota Tangerang
Kantor Pertanahan Kota Cilegon
28 – 01
28 – 02
28 – 03
28 – 04
28 – 05
28 – 06
NOMOR ...
- 30 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI BANGKA BELITUNG
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
Kantor Pertanahan Kota Pangkal Pinang
Kantor Pertanahan Kabupaten Bangka
Kantor Pertanahan Kabupaten Belitung
Kantor Pertanahan Kabupaten Bangka Tengah
29 – 01
29 – 02
29 – 03
29 – 04
NOMOR ...
- 31 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI GORONTALO
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
Kantor Pertanahan Kota Gorontalo
Kantor Pertanahan Kabupaten Gorontalo
Kantor Pertanahan Kabupaten Boalemo
Kantor Pertanahan Kabupaten Pohuwato
Kantor Pertanahan Kabupaten Bone Bolango
30 – 01
30 – 02
30 – 03
30 – 04
30 – 05
NOMOR ...
- 32 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI SULAWESI BARAT
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
Kantor Pertanahan Kabupaten Mamasa
Kantor Pertanahan Kabupaten Mamuju Utara
Kantor Pertanahan Kabupaten Polewali Mamasa
Kantor Pertanahan Kabupaten Majene
Kantor Pertanahan Kabupaten Mamuju
31 – 01
31 – 02
31 – 03
31 – 04
31 – 05
NOMOR ...
- 33 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kantor Pertanahan Kabupaten Bintan
Kantor Pertanahan Kota Batam
Kantor Pertanahan Kabupaten Karimun
Kantor Pertanahan Kabupaten Natuna
Kantor Pertanahan Kota Tanjungpinang
Kantor Pertanahan Kabupaten Lingga
32 - 01
32 - 02
32 - 03
32 - 04
32 - 05
32 - 06
NOMOR ...
- 34 -
NOMOR SERI CAP DINAS BERNOMOR SERI KANTOR PERTANAHAN
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI PAPUA BARAT
NO. NAMA KANTOR NOMOR SERI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
Kantor Pertanahan Kabupaten Manokwari
Kantor Pertanahan Kabupaten Sorong
Kantor Pertanahan Kota Sorong
Kantor Pertanahan Kabupaten Fak-Fak
33 – 01
33 – 02
33 – 03
33 – 04
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
JOYO WINOTO, Ph.D
JOYO WINOTO, P KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
PETUNJUK PENGARAH SURAT
TENTANG SINGKATAN ARAHAN SURAT SERTA PENOMORAN
KEPUTUSAN YANG DITANDA TANGANI UNIT PENGOLAH A.N. KBPN
KLASIFIKASI ESELON I
100 SEKRETARIAT UTAMA
200 DEPUTI BIDANG SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN
300 DEPUTI BIDANG HAK TANAH DAN PENDAFTARAN TANAH
400 DEPUTI BIDANG PENGATURAN DAN PENATAAN PERTANAHAN
500 DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN PERTANAHAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
600 DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN DAN PENANGANAN SENGKETA DAN
KONFLIK PERTANAHAN
700 INSPEKTORAT UTAMA
800 SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL (STPN)
KLASIFIKASI ...
- 2 -
KLASIFIKASI ESELON II
100 SEKRETARIAT UTAMA (SETTAMA) 1 Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri 2 Biro Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran
3 Biro Organisasi dan Kepegawaian
4 Biro Tata Usaha Pimpinan dan Protokol 5 Biro Umum
6 Pusat Data dan Informasi Pertanahan
7 Pusat Hukum dan Hubungan Masyarakat 8 Pusat Penelitian dan Pengembangan
9 Pusat Pendidikan dan Pelatihan
200 DEPUTI BIDANG SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN (DEPUTI I) 10 Direktorat Pengukuran Dasar
11 Direktorat Pemetaan Dasar 12 Direktorat Pemetaan Tematik
13 Direktorat Survei Potensi Tanah
300 DEPUTI BIDANG HAK TANAH DAN PENDAFTARAN TANAH (DEPUTI II)
14 Direktorat Pengaturan dan Penetapan Hak Tanah
15 Direktorat Pengaturan dan Pengadaan Tanah Pemerintah
16 Direktorat Penetapan Batas Bidang Tanah dan Ruang
17 Direktorat Pendaftaran Hak Tanah dan Guna Ruang
400 DEPUTI BIDANG PENGATURAN DAN PENATAAN PERTANAHAN
(DEPUTI III) 18 Direktorat Penatagunaan Tanah
19 Direktorat Landreform
20 Direktorat Konsolidasi Tanah
21 Direktorat Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah Tertentu
500 DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN PERTANAHAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (DEPUTI IV)
22 Direktorat Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program
23 Direktorat Pengelolaan Tanah Negara, Tanah Terlantar dan Tanah Kritis
24 Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Kelembagaan
600 DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN DAN PENANGANAN SENGKETA DAN
KONFLIK PERTANAHAN (DEPUTI V) 25 Direktorat Konflik Pertanahan
26 Direktorat Sengketa Pertanahan 27 Direktorat Perkara Pertanahan
700 INSPEKTORAT UTAMA (ITTAMA) 28 Bagian Tata Usaha
29 Inspektorat Wilayah I
30 Inspektorat Wilayah II 31 Inspektorat Wilayah III
32 Inspektorat Wilayah IV
33 Inspektorat Wilayah V
800 SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL (STPN)
KLASIFIKASI ...
- 3 -
KLASIFIKASI ESELON III
100 SEKRETARIAT UTAMA
1 Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri
1.1 Bagian Perencanaan Progran dan Anggaran Pusat
1.2 Bagian Perencanaan dan Progran Anggaran Wilayah
1.3 Bagian Kerjasama Luar Negeri
1.4 Bagian Pemantauan dan Evaluasi
2 Biro Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran
2.1 Bagian Anggaran dan Penerimaan
2.2 Bagian Perbendaharaan dan Tata Usaha Keuangan
2.3 Bagian Akuntansi dan Pelaporan
3 Biro Organisasi dan Kepegawaian
3.1 Bagian Umum dan Kepegawaian
Masing-masing ditambah Nomor Kode Pembantu:
1 Disiplin
2 DUK
3 Karpeg
4 Daftar Keluarga (Karis, Karsu, Laporan Kelahiran)
5 Perceraian
6 DP3
7 Taspen
8 Daftar Riwayat Pekerjaan (Perubahan NIP, Nama, Tempat Tanggal
Lahir)
9 Satya Lencana
10 Askes
11 Tanda Pengenal/Seragam
12 Korps Pegawai
13 Kepartaian Politik/Legislatif
3.2 Bagian Pengembangan Kepegawaian
Masing-masing ditambah Nomor Kode Pembantu:
1 Pengangkatan CPNS
2 LPJ (Latihan Pra Jabatan)
3 Pendidikan Reguler/Kursus-kursus
4 Pendidikan Non Reguler/Penjenjangan
5 Pendidikan Dalam Negeri
6 Pendidikan Luar Negeri
7 Tenaga Pengajar/Widyaiswara
8 Pencantuman Gelar/Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat (UPKP)
9 Ujian Dinas
10 Pemberhentian dan Penempatan Kembali Pegawai Tugas Belajar
11 Jabatan Struktural
12 Jabatan Fungsional
13 Honorer
3.3 Bagian ...
- 4 -
3.3 Bagian Mutasi Kepegawaian
1 Mutasi Wilayah I hanya digunakan untuk masalah
2 Mutasi Wilayah II kenaikan pangkat
3 Mutasi Wilayah III
Masing-masing ditambah Nomor Kode Pembantu:
1 Pengangkatan CPNS menjadi PNS
2 Kenaikan Pangkat
3 Mutasi Kerja
4 Pemberhentian dan Pensiun
5 Pengambilan Sumpah /Janji
6 Kenaikan Gaji Berkala
7 Cuti
8 Pengangkatan dalam Jabatan dan Mutasi
9 Lolos butuh (Mutasi ke Instansi lain)
3.4 Bagian Organisasi dan Tata Laksana
1 Kelembagaan
2 Tatalaksana
3 Analisis Jabatan
4 Biro Tata Usaha Pimpinan dan Protokol
4.1 Bagian Tata Usaha Pimpinan
4.2 Bagian Keamanan
4.3 Bagian Protokol
5 Biro Umum
5.1 Bagian Persuratan dan Kearsipan
1 Persuratan
2 Penggandaan
3 Kearsipan
5.2 Bagian Rumah Tangga
1 Kendaraan dan Perjalanan Dinas
2 Urusan dalam
3 Urusan Gaji
5.3 Bagian Perlengkapan
1 Pengadaan Barang dan Jasa
2 Sarana dan Prasarana
5.4 Bagian Inventarisasi Kekayaan Negara
1 Inventarisasi dan Pelaporan
2 Penertiban dan Penggunaan Aset
6 Pusat Data dan Informasi Pertanahan
6.1 Bidang Pengembangan Sistem, Data, dan Informasi Pertanahan
6.2 Bidang Bimbingan dan Penerapan Komputerisasi Simtanas
7 Pusat Hukum dan Hubungan Masyarakat
7.1 Bidang Perundang-undangan
7.2 Bidang Sistem Jaringan dan Dokumentasi Informasi (SJDI) Hukum
7.3 Bidang Hubungan Masyarakat
8 Pusat ...
- 5 -
8 Pusat Penelitian dan Pengembangan
8.1 Bidang Kajian Kebijakan
8.2 Bidang Kajian Pelayanan
9 Pusat Pendidikan dan Pelatihan
9.1 Bidang Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan
9.2 Bidang Penyelenggaraan
200
DEPUTI BIDANG SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN
(DEPUTI I)
10 Direktorat Pengukuran Dasar
10.1 Sub Direktorat Program dan Kendali Mutu
10.2 Sub Direktorat Pengukuran dan Pemetaan Kerangka Dasar
10.3 Sub Direktorat Pengukuran Kawasan dan Wilayah
11 Direktorat Pemetaan Dasar
11.1 Sub Direktorat Terestris dan Citra Penginderaan Jauh
11.2 Sub Direktorat Wilayah Pesisir, Pulau-pulau Kecil dan Perairan
11.3 Sub Direktorat Wilayah Administrasi, Perbatasan, dan Wilayah Tertentu
12 Direktorat Pemetaan Tematik
12.1 Sub Direktorat Tematik Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
12.2 Sub Direktorat Tematik Kawasan
12.3 Sub Direktorat Tematik Wilayah Khusus
13 Direktorat Survei Potensi Tanah
13.1 Sub Direktorat Penilaian Bidang Tanah
13.2 Sub Direktorat Penilaian Tanah Kawasan
13.3 Sub Direktorat Pengembangan Penilaian Tanah
300 Deputi Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah (Deputi II)
14 Direktorat Pengaturan dan Penetapan Hak Tanah
14.1 Sub Direktorat Pengaturan dan Evaluasi Hak Tanah
14.2 Sub Direktorat Hak Milik, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai
1 Hak Milik
2 Hak Guna Bangunan
3 Hak Pakai
4 P3MB (Penertiban, Pengurusan, Peninggalan Milik Belanda)
5 Kedutaan
14.3 Hak Guna Usaha
15 Direktorat Pengaturan dan Pengadaan Tanah Pemerintah
15.1 Sub Direktorat Pengaturan Pengadaan Tanah
15.2 Sub Direktorat Pengelolaan Tanah
15.3 Sub Direktorat Penetapan Hak Tanah
16 Direktorat ...
- 6 -
16 Direktorat Penetapan Batas Bidang Tanah dan Ruang
16.1 Sub Direktorat Batas Bidang Tanah
16.2 Sub Direktorat Batas Ruang dan Perairan
16.3 Sub Direktorat Sistem Informasi Bidang Tanah
17 Direktorat Pendaftaran Hak Tanah dan Guna Ruang
17.1 Sub Direktorat Pendaftaran Hak
17.2 Sub Direktorat Pendaftaran Hak Guna Ruang dan Perairan
17.3 Sub Direktorat Peralihan, Pembebanan Hak dan PPAT
400 Deputi Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan (Deputi III)
18 Direktorat Penatagunaan Tanah
18.1 Sub Direktorat Perencanaan Penatagunaan Tanah
18.2 Sub Direktorat Pengelolaan Ketersediaan Tanah
18.3 Sub Direktorat Pemeliharaan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
19 Direktorat Landreform
19.1 Sub Direktorat Penguasaan Tanah Objek Landreform dan Ganti Kerugian
19.2 Sub Direktorat Redistribusi dan Pemanfaatan Bersama
19.3 Sub Direktorat Inventarisasi dan Basis Data Landreform
20 Direktorat Konsolidasi Tanah
20.1 Sub Direktorat Penyediaan Tanah
20.2 Sub Direktorat Penataan Tanah Bersama
20.3 Sub Direktorat Promosi, Pengembangan dan Kerjasama
21
Direktorat Wilayah Pesisir, Pulau-pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah
Tertentu
21.1 Sub Direktorat Penyiapan Program dan Zonasi
21.2 Sub Direktorat Penataan Kawasan
21.3 Sub Direktorat Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Kawasan
500
Deputi Bidang Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat
(Deputi IV)
22 Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program
22.1 Sub Direktorat Pengendalian Penerapan Kebijakan Pertanahan
22.2 Sub Direktorat Pengendalian Penerapan Program Pertanahan
22.3 Sub Direktorat Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Sektoral
23 Direktorat Pengelolaan Tanah Negara, Tanah Terlantar dan Tanah Kritis
23.1 Sub Direktorat Pengelolaan Tanah Negara Bebas dan Bekas Kawasan
23.2 Sub Direktorat Pengelolaan Tanah Negara Bekas Hak
23.3 Sub Direktorat Pengelolaan Tanah Terlantar
23.4 Sub Direktorat Pengelolaan Tanah Kritis
24 Direktorat ...
- 7 -
24 Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Kelembagaan
24.1 Sub Direktorat Fasilitasi
24.2 Sub Direktorat Kerjasama Pemberdayaan
24.3 Sub Direktorat Bina Partisipasi
600
Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik
Pertanahan (Deputi V)
25 Direktorat Konflik Pertanahan
25.1 Sub Direktorat Konflik Lembaga
25.2 Sub Direktorat Konflik Kelompok Masyarakat
25.3 Sub Direktorat Konflik Masyarakat dengan Badan Hukum
26 Direktorat Sengketa Pertanahan
26.1 Sub Direktorat Sengketa Yuridis
26.2 Sub Direktorat Sengketa Fisik
26.3 Sub Direktorat Sengketa Landreform
27 Direktorat Perkara Pertanahan
27.1 Sub Direktorat Perkara Wilayah I
27.2 Sub Direktorat Perkara Wilayah II
27.3 Sub Direktorat Perkara Wilayah III
700 Inspektorat Utama
28 Bagian Tata Usaha
29 Wilayah I
30 Wilayah II
31 Wilayah III
32 Wilayah IV
33 Wilayah V
RINCIAN ...
- 8 -
RINCIAN KEGIATAN MASING-MASING MASALAH
000 UMUM
001 Hari Besar
002 Undangan
003 Narasumber/Pembicara
004 Staf Khusus
005 Komite
006 Audience
007 Rahasia Kepala BPN
008 Tim/Panitia/Kelompok Kerja
009 Alamat Kantor
010 Perjalanan Dinas Kepala BPN ke luar negeri
011 Perjalanan Dinas Pegawai ke luar negeri
012 Studi Banding
013 Kunjungan
014 Riset/Penelitian/Survey
015 Seminar/Workshop/Lokakarya/Rapat Kerja
016 Pengaduan
017 Laporan
018 Bencana Alam
019 Pemberitahuan
020 Hubungan Antara Lembaga/Instansi
021 SPOPP
022 Saksi
023 Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
024 Lain-lain
KODE ...
- 9 -
KODE WILAYAH PROVINSI
KANTOR ...
10 PUSAT
11 PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM
12 PROVINSI SUMATERA UTARA
13 PROVINSI SUMATERA BARAT
14 PROVINSI RIAU
15 PROVINSI JAMBI
16 PROVINSI SUMATERA SELATAN
17 PROVINSI BENGKULU
18 PROVINSI LAMPUNG
19 PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
21 PROVINSI KEPULAUAN RIAU
31 D.K.I. JAKARTA
32 PROVINSI JAWA BARAT
33 PROVINSI JAWA TENGAH
34 PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
35 PROVINSI JAWA TIMUR
36 PROVINSI BANTEN
51 PROVINSI BALI
52 PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
53 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
61 PROVINSI KALIMANTAN BARAT
62 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
63 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
64 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
71 PROVINSI SULAWESI UTARA
72 PROVINSI SULAWESI TENGAH
73 PROVINSI SULAWESI SELATAN
74 PROVINSI SULAWESI TENGGARA
75 PROVINSI GORONTALO
76 PROVINSI SULAWESI BARAT
81 PROVINSI MALUKU
82 PROVINSI MALUKU UTARA
91 PROVINSI PAPUA
92 PROVINSI PAPUA BARAT
- 10 -
KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL
100 Bagian Tata Usaha
1 Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
2 Sub Bagian Kepegawaian
3 Sub Bagian Umum dan Informasi
200 Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan
4 Seksi Pengukuran dan Pemetaan Dasar
5 Seksi Pemetaan Tematik
6 Seksi Pengukuran Bidang
7 Seksi Survei Potensi Tanah
300 Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah
8 Seksi Penetapan Hak Tanah Perorangan
9 Seksi Penetapan Hak Tanah Badan Hukum
10 Seksi Pengaturan Tanah Pemerintah
11 Seksi Pendaftaran, Peralihan, Pembebanan Hak, dan Pejabat Pembuat Akta
Tanah (PPAT)
400 Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan
12 Seksi Penatagunaan Tanah
13 Seksi Penataan Kawasan tertentu
14 Seksi Landreform
15 Seksi Konsolidasi tanah
500 Bidang Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat
16 Seksi Pengendalian Pertanahan
17 Seksi Pemberdayaan Masyarakat
600 Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik pertanahan
18 Seksi Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan
19 Seksi Pengkajian dan Penanganan Perkara Pertanahan
KANTOR ...
- 11 -
KANTOR PERTANAHAN
100 Sub Bagian Tata Usaha
1 Urusan Perencanaan dan Keuangan
2 Urusan Umum dan Kepegawaian
200 Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan
3 Sub Seksi Pengukuran dan Pemetaan
4 Sub Seksi Tematik dan Potensi Tanah
300 Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah
5 Sub Seksi Penetapan Hak Tanah Perorangan
6 Sub Seksi Pengaturan Tanah Pemerintah
7 Sub Seksi Pendaftaran Hak
8 Sub Seksi Peralihan, Pembebanan Hak dan PPAT
400 Seksi Pengaturan Penataan Pertanahan
9 Sub Seksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu
10 Sub Seksi Landreform dan Konsolidasi Tanah
500 Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan
11 Sub Seksi Pengendalian Pertanahan
12 Sub Seksi Pemberdayaan Masyarakat
600 Seksi Konflik, Sengketa, dan Perkara
13 Sub Seksi Sengketa dan Konflik Pertanahan
14 Sub Seksi Perkara Pertanahan
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
JOYO WINOTO, Ph.D
JOYO WINOTO, P KEPALA BADAN
PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
PROVINSI KABUPATEN KOTA
1 2 3 4 5
1 11 NANGGROE ACEH DARUSSALAM
11.01 ACEH SELATAN
11.02 ACEH TENGGGARA
11.03 ACEH TIMUR
11.04 ACEH TENGAH
11.05 ACEH BARAT
11.06 ACEH BESAR
11.07 PIDIE
11.08 ACEH UTARA
11.09 SIMEULUE
11.10 ACEH SINGKIL
11.11 BIREUN
11.12 ACEH BARAT DAYA
11.13 GAYO LUES
11.14 ACEH JAYA
11.15 NAGAN RAYA
11.16 ACEH TAMIANG
11.17 BENER MERIAH
11.71 BANDA ACEH
11.72 SABANG
11.73 LHOKSEUMAWE
11.74 LANGSA
2 12.00 SUMATERA UTARA
12.01 TAPANULI TENGAH
12.02 TAPANULI UTARA
12.03 TAPANULI SELATAN
12.04 NIAS
12.05 LANGKAT
12.06 KARO
12.07 DELI SERDANG
12.08 SIMALUNGUN
12.09 ASAHAN
12.10 LABUHAN BATU
12.11 DAIRI
12.12 TOBA SAMOSIR
12.13 MANDAILING NATAL
12.14 NIAS SELATAN
12.15 PAKPAK BARAT
12.16 HUMBANG HASUNDUTAN
12.17 SAMOSIR
12.18 SERDANG BEDAGAI
12.71 MEDAN
12.72 PEMATANG SIANTAR
12.73 SIBOLGA
12.74 TANJUNG BALAI
12.75 BINJAI
12.76 TEBING TINGGI
12.77 PADANG SIDEMPUAN
3 13.00 SUMATERA BARAT
13.01 PESISIR SELATAN
13.02 SOLOK
13.03 SW.LUNTO/SIJUNJUNG
13.04 TANAH DATAR
NAMANO KODE
PER PROVINSI, KABUPATEN / KOTA
KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
13.05 PADANG PARIAMAN …
- 2 -
PROVINSI KABUPATEN KOTA
1 2 3 4 5
NAMANO KODE
13.05 PADANG PARIAMAN
13.06 AGAM
13.07 LIMA PULUH KOTA
13.08 PASAMAN
13.09 KEPULAUAN MENTAWAI
13.10 DHARMASRAYA
13.11 SOLOK SELATAN
13.12 PASAMAN BARAT
13.71 PADANG
13.72 SOLOK
13.73 SAWAHLUNTO
13.74 PADANG PANJANG
13.75 BUKIT TINGGI
13.76 PAYAKUMBU
13.77 PARIAMAN
4 14.00 RIAU
14.01 KAMPAR
14.02 INDRAGIRI HULU
14.03 BENGKALIS
14.04 INDRAGIRI HILIR
14.05 PELALAWAN
14.06 ROKAN HULU
14.07 ROKAN HILIR
14.08 SIAK
14.09 KUANTAN SINGINGI
14.71 PEKAN BARU
14.72 DUMAI
5 15.00 JAMBI
15.01 KERINCI
15.02 MERANGIN
15.03 SAROLANGUN
15.04 BATANGHARI
15.05 MUARO JAMBI
15.06 TANJUNG JABUNG BARAT
15.07 TANJUNG JABUNG TIMUR
15.08 BUNGO
15.09 TEBO
15.71 JAMBI
6 16.00 SUMATERA SELATAN
16.01 OGAN KOMERING ULU
16.02 OGAN KOMERING ILIR
16.03 MUARA ENIM
16.04 LAHAT
16.05 MUSI RAWAS
16.06 MUSI BANYUASIN
16.07 BANYUASIN
16.08 OKU TIMUR
16.09 OKU SELATAN
16.10 OGAN ILIR
16.71 PALEMBANG
16.72 PAGAR ALAM
16.73 LUBUK LINGGAU
16.74 PRABUMULIH
7 17.00 BENGKULU
17.01 BENGKULU SELATAN
17.02 REJANG LEBONG
17.03 BENGKULU UTARA
17.04 KAUR …
- 3 -
PROVINSI KABUPATEN KOTA
1 2 3 4 5
NAMANO KODE
17.04 KAUR
17.05 SELUMA
17.06 MUKO MUKO
17.07 LEBONG
17.08 KEPAHIANG
17.71 BENGKULU
8 18.00 LAMPUNG
18.01 LAMPUNG SELATAN
18.02 LAMPUNG TENGAH
18.03 LAMPUNG UTARA
18.04 LAMPUNG BARAT
18.05 TULANG BAWANG
18.06 TANGGAMUS
18.07 LAMPUNG TIMUR
18.08 WAY KANAN
18.71 BANDAR LAMPUNG
18.72 METRO
9 19.00 KEP. BANGKA BELITUNG
19.01 BANGKA
19.02 BELITUNG
19.03 BANGKA SELATAN
19.04 BANGKA TENGAH
19.05 BANGKA BARAT
19.06 BANGKA TIMUR
19.71 PANGKAL PINANG
10 21.00 KEPULAUAN RIAU
21.01 KEPULAUAN RIAU
21.02 KARIMUN
21.03 NATUNA
21.04 LINGGA
21.71 BATAM
21.72 TANJUNG PINANG
11 31.00 DKI JAKARTA
31.01 ADM. KEP. SERIBU
31.71 JAKARTA PUSAT
31.72 JAKARTA UTARA
31.73 JAKARTA BARAT
31.74 JAKARTA SELATAN
31.75 JAKARTA TIMUR
12 32.00 JAWA BARAT
32.01 BOGOR
32.02 SUKABUMI
32.03 CIANJUR
32.04 BANDUNG
32.05 GARUT
32.06 TASIKMALAYA
32.07 CIAMIS
32.08 KUNINGAN
32.09 CIREBON
32.10 MAJALENGKA
32.11 SUMEDANG
32.12 INDRAMAYU
32.13 SUBANG
32.14 PURWAKARTA
32.15 KARAWANG
32.16 BEKASI
32.71 BOGOR …
- 4 -
PROVINSI KABUPATEN KOTA
1 2 3 4 5
NAMANO KODE
32.71 BOGOR
32.72 SUKABUMI
32.73 BANDUNG
32.74 CIREBON
32.75 BEKASI
32.76 DEPOK
32.77 CIMAHI
32.78 TASIKMALAYA
32.79 BANJAR
13 33.00 JAWA TENGAH
33.01 CILACAP
33.02 BANYUMAS
33.03 PURBALINGGA
33.04 BANJARNEGARA
33.05 KEBUMEN
33.06 PURWOREJO
33.07 WONOSOBO
33.08 MAGELANG
33.09 BOYOLALI
33.10 KLATEN
33.11 SUKOHARJO
33.12 WONOGIRI
33.13 KARANGANYAR
33.14 SRAGEN
33.15 GROBOGAN
33.16 BLORA
33.17 REMBANG
33.18 PATI
33.19 KUDUS
33.20 JEPARA
33.21 DEMAK
33.22 SEMARANG
33.23 TEMANGGUNG
33.24 KENDAL
33.25 BATANG
33.26 PEKALONGAN
33.27 PEMALANG
33.28 TEGAL
33.29 BREBES
33.71 MAGELANG
33.72 SURAKARTA
33.73 SALATIGA
33.74 SEMARANG
33.75 PEKALONGAN
33.76 TEGAL
14 34.00 DAISTA YOGYAKARTA
34.01 KULON PROGO
34.02 BANTUL
34.03 GUNUNG KIDUL
34.04 SLEMAN
34.71 YOGYAKARTA
15 35.00 JAWA TIMUR
35.01 PACITAN
35.02 PONOROGO
35.03 TRENGGALEK
35.04 TULUNGAGUNG
35.05 BLITAR
35.06 KEDIRI …
- 5 -
PROVINSI KABUPATEN KOTA
1 2 3 4 5
NAMANO KODE
35.06 KEDIRI
35.07 MALANG
35.08 LUMAJANG
35.09 JEMBER
35.10 BANYUWANGI
35.11 BONDOWOSO
35.12 SITUBONDO
35.13 PROBOLINGGO
35.14 PASURUAN
35.15 SIDOARJO
35.16 MOJOKERTO
35.17 JOMBANG
35.18 NGANJUK
35.19 MADIUN
35.20 MAGETAN
35.21 NGAWI
35.22 BOJONEGORO
35.23 TUBAN
35.24 LAMONGAN
35.25 GRESIK
35.26 BANGKALAN
35.27 SAMPANG
35.28 PAMEKASAN
35.29 SUMENEP
35.71 KEDIRI
35.72 BLITAR
35.73 MALANG
35.74 PROBOLINGGO
35.75 PASURUAN
35.76 MOJOKERTO
35.77 MADIUN
35.78 SURABAYA
35.79 BATU
16 36.00 BANTEN
36.01 PANDEGLANG
36.02 LEBAK
36.03 TANGERANG
36.04 SERANG
36.71 TANGERANG
36.72 CILEGON
17 51.00 BALI
51.01 JEMBARANA
51.02 TABANAN
51.03 BADUNG
51.04 GIANYAR
51.05 KLUNGKUNG
51.06 BANGLI
51.07 KARANGASEM
51.08 BULELENG
51.71 DENPASAR
18 52.00 NUSA TENGGARA BARAT
52.01 LOMBOK BARAT
52.02 LOMBOK TENGAH
52.03 LOMBOK TIMUR
52.04 SUMBAWA
52.05 DOMPU
52.06 BIMA …
- 6 -
PROVINSI KABUPATEN KOTA
1 2 3 4 5
NAMANO KODE
52.06 BIMA
52.07 SUMBAWA BARAT
52.71 MATARAM
52.72 BIMA
19 53.00 NUSA TENGGARA TIMUR
53.01 KUPANG
53.02 TIMOR TENGAH SELATAN
53.03 TIMOR TENGAH UTARA
53.04 BELU
53.05 ALOR
53.06 FLORES TIMUR
53.07 SIKKA
53.08 ENDE
53.09 NGADA
53.10 MANGGARAI
53.11 SUMBA TIMUR
53.12 SUMBA BARAT
53.13 LEMBATA
53.14 ROTE NDAO
53.15 MANGGARAI BARAT
53.71 KUPANG
20 61.00 KALIMANTAN BARAT
61.01 SAMBAS
61.02 PONTIANAK
61.03 SANGGAU
61.04 KETAPANG
61.05 SINTANG
61.06 KAPUAS HULU
61.07 BENGKAYANG
61.08 LANDAK
61.09 MELAWI
61.10 SEKADAU
61.71 PONTIANAK
61.72 SINGKAWANG
21 62.00 KALIMANTAN TENGAH
62.01 KOTAWARINGIN BARAT
62.02 KOTAWARINGIN TIMUR
62.03 KAPUAS
62.04 BARITO SELATAN
62.05 BARITO UTARA
62.06 KATINGAN
62.07 SERUYAN
62.08 SUKAMARA
62.09 LAMANDAU
62.10 GUNUNG MAS
62.11 PULANG PISAU
62.12 MURUNG RAYA
62.13 BARITO TIMOR
62.71 PALANGKARAYA
22 63.00 KALIMANTAN SELATAN
63.01 TANAH LAUT
63.02 KOTA BARU
63.03 BANJAR
63.04 BARITO KUALA
63.05 TAPIN
63.06 HULU SUNGAI SELATAM
63.07 HULU SUNGAI TENGAH …
- 7 -
PROVINSI KABUPATEN KOTA
1 2 3 4 5
NAMANO KODE
63.07 HULU SUNGAI TENGAH
63.08 HULU SUNGAI UTARA
63.09 TABALONG
63.10 TANAH BUMBU
63.11 BALANGAN
63.71 BANJARMASIN
63.72 BANJARBARU
23 64.00 KALIMANTAN TIMUR
64.01 PASIR
64.02 KUTAI KERTANEGARA
64.03 BERAU
64.04 BULUNGAN
64.05 NUNUKAN
64.06 MALINAU
64.07 KUTAI BARAT
64.08 KUTAI TIMUR
64.09 PENAJAM PASER UTARA
64.71 BALIKPAPAN
64.72 SAMARINDA
64.73 TARAKAN
64.74 BONTANG
24 71.00 SULAWESI UTARA
71.01 BOLAANG MONGONDOW
71.02 MINAHASA
71.03 KEPULAUAN SANGIHE
71.04 KEPULAUAN TALAUT
71.05 MINAHASA SELATAN
71.06 MINAHASA UTARA
71.71 MANADO
71.72 BITUNG
71.73 TOMOHON
25 72.00 SULAWESI TENGAH
72.01 BANGGAI
72.02 POSO
72.03 DONGGALA
72.04 TOLI TOLI
72.05 BUOL
72.06 MOROWALI
72.07 BANGGAI KEPULAUAN
72.08 PARIGI MOUTONG
72.09 TOJO UNA UNA
72.71 PALU
26 73.00 SULAWESI SELATAN
73.01 SELAYAR
73.02 BULUKUMBA
73.03 BANTAENG
73.04 JENEPONTO
73.05 TAKALAR
73.06 GOWA
73.07 SINJAI
73.08 BONE
73.09 MAROS
73.10 PANGKAJENE KEP.
73.11 BARRU
73.12 SOPPENG
73.13 WAJO
73.14 SIDENRENG RAPANG
73.15 PINRANG
73.16 ENREKANG
73.17 LUWU
73.18 TANA TORAJA …
- 8 -
PROVINSI KABUPATEN KOTA
1 2 3 4 5
NAMANO KODE
73.18 TANA TORAJA
73.19 POLEWALI MAMASA
73.20 MAJENE
73.21 MAMUJU
73.22 LUWU UTARA
73.23 MAMASA
73.24 LUWU TIMUR
73.25 MAMUJU UTARA
73.71 MAKASSAR
73.72 PARE PARE
73.73 PALOPO
27 74.00 SULAWESI TENGGARA
74.01 KOLAKA
74.02 KONAWE
74.03 MUNA
74.04 BUTON
74.05 KONAWE SELATAN
74.06 BOMBANA
74.07 WAKATOBI
74.08 KOLAKA UTARA
74.71 KENDARI
74.72 BAU BAU
28 75.00 GORONTALO
75.01 GORONTALO
75.02 BOALEMO
75.03 BONE BOLANGO
75.04 PAHUWATO
75.71 GORONTALO
29 76.00 SULAWESI BARAT
76.01 MAMUJU UTARA
76.02 MAMUJU
76.03 MAMASA
76.04 POLEWALI MAMASA
76.05 MAJENE
30 81.00 MALUKU
81.01 MALUKU TENGAH
81.02 MALUKU TENGGARA
81.03 MALUKU TENGGARA BARAT
81.04 BURU
81.05 SERAM BAGIAN TIMUR
81.06 SERAM BAGIAN BARAT
81.07 KEPULAUAN ARU
81.71 AMBON
31 82.00 MALUKU UTARA
82.01 HALMAHERA BARAT
82.02 HALMAHERA TENGAH
82.03 HALMAHERA UTARA
82.04 HALMAHERA SELATAN
82.05 KEPULAUAN SULA
82.06 HALMAHERA TIMUR
82.71 TERNATE
82.72 TIDORE KEPULAUAN
32 91.00 PAPUA
91.01 MERAUKE
91.02 JAYAWIJAYA
91.03 JAYAPURA
91.04 NABIRE
91.05 YAPEN WAROPEN
91.06 BIAK NUMFOR
91.07 PUNCAK JAYA …
- 9 -
PROVINSI KABUPATEN KOTA
1 2 3 4 5
NAMANO KODE
91.07 PUNCAK JAYA
91.08 PANIAI
91.09 MIMIKA
91.10 SARMI
91.11 KEEROM
91.12 PEGUNUNGAN BINTANG
91.13 YAHUKIMO
91.14 TOLIKARA
91.15 WAROPEN
91.16 BOVEN DIGOEL
91.17 MAPPI
91.18 ASMAT
91.19 SUPIORI
91.71 JAYAPURA
33 92.00 PAPUA BARAT
92.01 SORONG
92.02 MANOKWARI
92.03 FAK FAK
92.04 SORONG SELATAN
92.05 TELUK BENTUNI
92.06 TELUK WONDAMA
92.07 KAIMANA
92.71 SORONG
`
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
JOYO WINOTO, Ph.D