PERATURAN GUBERNUR BANTEN
NOMOR 30 TAHUN 2015
TENTANG
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2016
PEMERINTAH PROVINSI BANTEN
Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Jl. Raya Palima-Pakupatan, Curug-Serang Banten
DAFTAR ISI
Peraturan Gubernur Banten Nomor 30 Tahun 2015 tentang RKPD
Provinsi Banten Tahun 2016 ................................................................. 1
Bab I. Pendahuluan ......................................................................................... 8
1.1 Latar Belakang ................................................................... 8
1.2 Dasar Hukum Penyusunan .................................................................... 10
1.3 Hubungan Antar Dokumen .................................................................... 12
1.4 Maksud dan Tujuan............................................................................... 13
1.5 Sistematika Dokumen RKPD .................................................................. 14
Bab II. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan ................................... 15
2.1 Kondisi Umum Daerah........................................................................... 15
2.2 Evaluasi RKPD Provinsi Banten Tahun 2014.......................................... 35
2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah ..................................................... 99
Bab III. Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan
Keuangan Daerah .................................................................................. 119
3.1 Kebijakan Ekonomi Daerah.................................................................... 119
3.2 Kebijakan Keuangan Daerah .................................................................. 175
Bab IV. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah ......................................... 197
4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah ........................................... 197
4.2 Prioritas Pembangunan Daerah ............................................................. 203
BAB V. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah ................................... 231
5.1 Rencana Program Prioritas Daerah ........................................................ 231
5.2 Rencana Kegiatan Prioritas Daerah ........................................................ 247
Bab VI. Penutup ................................................................................................ 605
6.1 Kaidah Pelaksanaan .............................................................................. 605
6.2 Pengorganisasian Pelaksanaan Program dan
Kegiatan Pembangunan ......................................................................
606
- 1 -
GUBERNUR BANTEN
PERATURAN GUBERNUR BANTEN
NOMOR 30 TAHUN 2015
TENTANG
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BANTEN
TAHUN 2016
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR BANTEN,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan
mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah, perlu menetapkan
Peraturan Gubernur tentang Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Provinsi Banten Tahun 2016.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4010);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
- 2 -
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4816);
- 3 -
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
11. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun
2007 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun
2007 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Banten Nomor 4);
12. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Provinsi Banten Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Provinsi Banten Tahun 2010 Nomor 1,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor
26);
13. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun
2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Banten Tahun 2010-2030 (Lembaran Daerah Provinsi
Banten Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Banten Nomor 32);
14. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 4 Tahun
2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Banten Tahun 2012-2017
(Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2012 Nomor
4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor
42);
- 4 -
15. Peraturan Gubernur Banten Nomor 12 Tahun 2013
tentang Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Banten Tahun 2012-2017
(Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2013 Nomor 12);
16. Peraturan Gubernur Banten Nomor 61 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Forum Satuan
Kerja Perangkat Daerah Provinsi Banten Tahun 2015
(Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2014 Nomor 61).
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG RENCANA KERJA
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2016.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud :
1. Daerah adalah Provinsi Banten.
2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Gubernur adalah Gubernur Banten.
4. Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disingkat SKPD adalah
satuan kerja yang berada di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten.
5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas
dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan
ditetapkan dengan peraturan daerah.
6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara selanjutnya disingkat APBN
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang dibahas
dan disetujui bersama oleh pemerintah dan DPR, yang ditetapkan
dengan undang-undang.
7. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah selanjutnya disingkat
RPJPD adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh)
tahun yang memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah yang
mengacu pada RPJP Nasional.
- 5 -
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah selanjutnya
disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima)
tahun merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala
daerah yang memuat arah kebijakan keuangan, strategi pembangunan
daerah, kebijakan umum dan program satuan kerja perangkat daerah,
lintas satuan kerja perangkat daerah dan program kewilayahan
disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif.
9. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, selanjutnya disebut
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), adalah dokumen
perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
10. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disingkat
Renja-SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1
(satu) tahun.
Pasal 2
(1) RKPD Provinsi Banten Tahun 2016 disusun dengan maksud dijadikan
sebagai:
a. pedoman bagi SKPD dalam menyusun Renja SKPD Tahun 2016;
b. acuan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RKPD
Kabupaten/Kota tahun 2016;
c. landasan penyusunan KUA dan PPAS dalam rangka penyusunan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2016.
(2) RKPD Provinsi Banten Tahun 2016 sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), disusun dengan tujuan untuk digunakan dalam perencanaan
1 (satu) tahun anggaran bagi SKPD Provinsi Banten.
- 6 -
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 3
(1) RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, memuat tentang :
a. rancangan kerangka ekonomi daerah;
b. program prioritas pembangunan daerah; dan
c. rencana kerja, pendanaan dan prakiraan maju.
(2) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari :
a. Bab I Pendahuluan
b. Bab II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan;
c. Bab III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan
Keuangan Daerah;
d. Bab IV Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah;
e. Bab V Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah;
f. Bab VI Penutup.
(3) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tercantum dalam lampiran
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Gubernur ini.
BAB III
PELAKSANAAN
Pasal 4
RKPD Provinsi Banten Tahun 2016 adalah dokumen perencanaan daerah
untuk periode 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 1 Januari 2016
sampai dengan tanggal 31 Desember 2016.
- 7 -
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 5
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Provinsi Banten.
Ditetapkan di Serang
pada tanggal 8 Juni 2015
Plt. GUBERNUR BANTEN,
ttd.
RANO KARNO
Diundangkan di Serang
pada tanggal 8 Juni 2015
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI BANTEN,
ttd.
KURDI
BERITA DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 NOMOR 31
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 8 -
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Banten Tahun
2016 disusun dengan mengacu pada Peraturan Daerah (Perda)
Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010 tentang RPJPD Provinsi Banten
Tahun 2005-2025, Perda Provinsi Banten Nomor 4 Tahun 2012 tentang
RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017, Peraturan Gubernur (Pergub)
Banten Nomor 12 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 4 Tahun 2012 tentang RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017.
Selain itu, penyusunan RKPD Provinsi Banten Tahun 2016 juga telah
mengakomodasi substansi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
RPJMN Tahun 2015-2019, dan juga Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Tahun 2016.
Dokumen RKPD Provinsi Banten Tahun 2016 ini memuat hasil
evaluasi capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah tahun
2014, rancangan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan keuangan
daerah, prioritas dan sasaran pembangunan daerah, serta rencana kerja
dan pendanaan yang disertai prakiraan maju tahun 2017.
Penyusunan RKPD Provinsi Banten Tahun 2016 dalam prosesnya
telah melalui beberapa tahapan yaitu tahap rancangan awal, tahap
rancangan yang dibahas bersama dalam Musrenbang, tahap rancangan
akhir yang hasil akhirnya kemudian dituangkan kedalam Peraturan
Gubernur Banten.
LAMPIRAN
PERATURAN GUBERNUR BANTEN
NOMOR 30 TAHUN 2015
TENTANG
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI BANTEN TAHUN 2016
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 9 -
Sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
RPJMN Tahun 2015-2019, dimana visinya yaitu Terwujudnya Indonesia
yang Berdaulat, Mandiri dan Berkeribadian Berlandaskan Gotong Royong
yang diterjemahkan melalui 7 misi, 9 agenda prioritas (Nawacita), dan
Trisakti, serta memperhatikan RKP Tahun 2016 dan isu-isu strategis
daerah tahun 2016 yaitu:
1. Pengangguran dan daya saing tenaga kerja;
2. Kemiskinan dan kerawanan social;
3. Keamanan pangan, distribusi pangan, dan produktivitas pangan;
4. Daya saing, pemasaran investasi dan komoditas;
5. Konektivitas dan pengembangan kawasan pusat pertumbuhan;
6. Pendidikan orientasi pasar kerja;
7. Akses dan mutu pelayanan kesehatan;
8. Tata ruang, kelestarian lingkungan hidup, sumber daya air, dan
kerawanan kebencanaan;
9. Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan; dan
10. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banten.
Berdasarkan pada uraian di atas, maka ditetapkan Tema RKPD
Provinsi Banten Tahun 2016, yaitu “Peningkatan ekonomi kerakyatan dan
daya saing SDM untuk kesejahteraan rakyat yang berdaulat, mandiri,
berkepribadian, dan berkeadilan”. Tema ini dijabarkan kedalam 10
(sepuluh) prioritas pembangunan Tahun 2016 sebagai berikut:
1. Peningkatan kapasitas tenaga kerja dan pengurangan tingkat
pengangguran;
2. Perlindungan sosial, pemberdayaan ekonomi, dan antisipasi
kerawanan sosial;
3. Pemantapan ketahanan pangan;
4. Peningkatan daya saing, pemasaran investasi dan komoditas;
5. Peningkatan konektivitas dan daya dukung kawasan pusat
pertumbuhan;
6. Peningkatan kapasitas pendidikan berbasis kompetensi pasar kerja;
7. Optimalisasi infrastruktur pelayanan kesehatan dan integrasi
peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat;
8. Pengendalian tata ruang, kelestarian lingkungan hidup dan sumber
daya air, mitigasi, serta adaptasi bencana;
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 10 -
9. Pemantapan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan daerah;
dan
10. Peningkatan keamanan, ketertiban dan kondusivitas masyarakat.
1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN
RKPD Provinsi Banten Tahun 2016 disusun dengan berlandaskan
pada peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi
Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 11 -
7. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4816);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
11. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi
Banten Tahun 2007 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Banten Nomor 4);
12. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Banten
Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2010
Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 26);
13. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten Tahun 2010-2030
(Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 32);
14. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 4 Tahun 2012 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten
Tahun 2012-2017 (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2012
Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 42);
15. Peraturan Gubernur Banten Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 12 -
Banten Tahun 2012-2017 (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2013
Nomor 12);
16. Peraturan Gubernur Banten Nomor 61 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi
Banten Tahun 2015 (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2014
Nomor 61).
1.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional pada dasarnya mengamanatkan bahwa
perencanaan pembangunan nasional disusun dengan tujuan untuk
menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan. Guna
melaksanakan hal tersebut, maka kerangka perencanaan daerah meliputi
perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah dan
perencanaan jangka pendek yang kesemuanya dituangkan kedalam
dokumen perencanaan daerah.
RKPD Provinsi Banten Tahun 2016 adalah dokumen perencanaan
jangka pendek untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sebagai penjabaran
dari RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017 yang merupakan bagian
dari perencanaan jangka panjang yang tertuang dalam RPJPD Provinsi
Banten Tahun 2005-2025 dan RTRW Provinsi Banten Tahun 2010-2030
yang mengacu pada RPJP Nasional dan RTRW Nasional.
Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan antar dokumen
perencanaan dapat dilihat sebagaimana pada gambar 1.1.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 13 -
Gambar 1.1 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan
1.4 MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusunan dokumen RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
dimaksudkan untuk:
1. pedoman bagi SKPD dalam menyusun Renja SKPD Tahun 2016;
2. acuan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RKPD
Kabupaten/Kota tahun 2016;
3. landasan penyusunan KUA dan PPAS dalam rangka penyusunan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2016.
Adapun tujuan penyusunan RKPD ini, yaitu untuk digunakan
sebagai landasan dalam perencanaan 1 (satu) tahun anggaran bagi SKPD
di lingkungan Provinsi Banten.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 14 -
1.5 SISTEMATIKA DOKUMEN RKPD
Dokumen RKPD Provinsi Banten Tahun 2016 disajikan dengan
sistematika sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Dasar Hukum Penyusunan
1.3 Hubungan Antar Dokumen
1.4 Maksud dan Tujuan
1.5 Sistematika Dokumen RKPD
Bab II. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.1 Kondisi Umum Daerah
2.2 Evaluasi dan Capaian Kinerja Pelaksanaan Urusan, Program
dan Kegiatan RKPD Tahun 2014
2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah
Bab III. Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan
Daerah
3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Bab IV. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah
4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah
4.2 Prioritas Pembangunan Daerah
BAB V. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah
5.1 Rencana Program Prioritas Daerah
5.2 Rencana Kegiatan Prioritas Daerah
Bab VI. Penutup
6.1 Kaidah Pelaksanaan
6.2 Pengorganisasian Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Pembangunan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 15 -
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1 KONDISI UMUM DAERAH
2.1.1 Aspek Geografis dan Demografis
1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Banten, secara geografis wilayah Provinsi Banten
seluas 8.651,20 km2 dengan batas wilayah Provinsi Banten adalah :
1) Sebelah Utara dengan Laut Jawa.
2) Sebelah Timur dengan Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat.
3) Sebelah Selatan dengan Samudera Hindia.
4) Sebelah Barat dengan Selat Sunda dan Provinsi Lampung.
Berdasarkan letak geografis dan batas administratif tersebut, maka
Provinsi Banten memiliki posisi strategis secara geografis dan secara
regional, karena menjadi jalur utama penghubung perekonomian antara
Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera sebagai kesatuan wilayah koridor
andalan pengembangan ekonomi nasional. Disamping itu, wilayah maritim
Banten dilalui Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I yang
menghubungkan lalulintas laut antara Samudra Hindia ke wilayah Asia.
Secara administratif wilayah Provinsi Banten terbagi menjadi 4
(empat) daerah otonom Kabupaten, yaitu Kabupaten Pandeglang,
Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, dan Kabupaten Tangerang serta 4
(empat) daerah otonom Kota yaitu Kota Tangerang, Kota Cilegon, Kota
Serang dan Kota Tangerang Selatan. Selanjutnya secara rinci terdiri dari
155 kecamatan, dan 1551 desa/kelurahan (1.238 desa dan 313 kelurahan).
Ekosistem wilayah Provinsi Banten secara umum terdiri dari kawasan
hutan pegunungan di sebelah selatan dan kawasan pantai sebelah utara
melingkar menuju Selat Sunda di sebelah barat.
Iklim wilayah Banten dipengaruhi oleh angin muson dan gelombang
la nina. Cuaca didominasi oleh angin barat dari samudera hindia dan angin
asia di musim penghujan serta angin timur pada musim kemarau. Suhu
udara di Banten berkisar antara 22,70C-32,90C, dengan kelembaban udara
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 16 -
bervariasi antara 79% - 87%. Jumlah hari dan curah hujan dalam setahun
masing-masing sebanyak 206 hari dan 3.573 mm.
2. Potensi Unggulan Daerah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) Tahun 2008-2028,
diwilayah Provinsi Banten terdapat beberapa Kawasan Strategis Nasional
(KSN) antara lain, KSN Selat Sunda, KSN Ujung Kulon, KSN
JABODETABEKJUR, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung,
serta terdapat 21 Kawasan Industri di wilayah Provinsi Banten dengan
produk manufaktur unggulan : Baja, Petrokimia, Alas kaki, Elektronik,
Semen dan Makanan, yang didukung oleh keberadaan beberapa pusat
perdagangan tradisional dan modern, infrastruktur dan simpul transportasi
meliputi Bandara Internasional Soekarno Hatta, Pelabuhan Merak, Jalan
Tol Jakarta – Merak, Jalan Tol Serpong – Jakarta – Purbaleunyi, Kereta Api
Jakarta – Merak. Terdapat 39 Lokasi Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang
ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Banten Tahun 2010-2030, selanjutnya
dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini:
Gambar 2.1
Peta Kawasan Stategis Nasional dan Provinsi Banten
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 17 -
3. Wilayah Rawan Bencana
Beberapa potensi bencana yang ada di wilayah Provinsi Banten yang
teridentifikasi, antara lain :
1) Banjir
Daerah rawan banjir di Provinsi Banten tersebar di beberapa
kecamatan di kabupaten/kota, yang dapat teridentifikasi adalah sebagai
berikut :
a. Kota Cilegon meliputi Kecamatan Cibeber, Cilegon, Purwakarta, dan
Grogol.
Gambar 2.2
Peta Daerah Rawan Banjir Kota Cilegon
b. Kota Serang meliputi Kecamatan Kasemen, Cipocokjaya, Serang, dan
Walantaka.
Gambar 2.3
Peta Daerah Rawan Banjir Kota Serang
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 18 -
c. Kota Tangerang meliputi Kecamatan Tangerang, Cipondoh, Batuceper,
Ciledug, Jatiuwung, Benda, Karawaci, Cibodas, Periuk, Neglasari,
Pinang, Karangtengah, dan Larangan.
Gambar 2.4
Peta Daerah Rawan Banjir Kota Tangerang
d. Kota Tangerang Selatan meliputi Kecamatan Serpong, Ciputat, Ciputat
Timur, dan Pondok Aren.
Gambar 2.5
Peta Daerah Rawan Banjir Kota Tangerang Selatan
e. Kabupaten Lebak meliputi Kecamatan Malingping, Banjarsari,
Cimarga, Rangkasbitung, dan Cibadak.
Gambar 2.6
Peta Daerah Rawan Banjir Kabupaten Lebak
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 19 -
f. Kabupaten Pandeglang meliputi Kecamatan Labuan, Pagelaran,
Cikedal, Perdana, Patia, Sukaresmi, Panimbang, Pagelaran, Sumur,
dan Carita.
Gambar 2.7
Peta Daerah Rawan Banjir Kabupaten Pandeglang
g. Kabupaten Serang meliputi Kecamatan Kramatwatu, Bojonegara,
Puloampel, Ciruas, Kragilan, Pontang, Tirtayasa, Tanara, Cikande,
Kibin, Carenang, Binuang, Tunjungteja, Cikeusal, Pamarayan, Anyer,
dan Cinangka.
Gambar 2.8
Peta Daerah Rawan Banjir Kabupaten Serang
2) Longsor
Daerah rawan longsor di Provinsi Banten tersebar di beberapa
kecamatan di kabupaten/kota, yang dapat teridentifikasi adalah sebagai
berikut :
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 20 -
a. Kota Cilegon meliputi Kecamatan Pulomerak dan Purwakarta.
Gambar 2.9
Peta Daerah Rawan Banjir Kota Cilegon
b. Kabupaten Serang meliputi Kecamatan Bojonegara dan Cikeusal.
Gambar 2.10
Peta Daerah Rawan Banjir Kabupaten Serang
c. Kabupaten Lebak meliputi Kecamatan Cipanas, Muncang, Cibeber,
dan Bayah.
Gambar 2.11
Peta Daerah Rawan Banjir Kabupaten Lebak
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 21 -
d. Kabupaten Pandeglang meliputi Kecamatan Pandeglang, Cadasari,
dan Mandalawangi.
Gambar 2.12
Peta Daerah Rawan Banjir Kabupaten Pandeglang
3) Tsunami
Daerah rawan bencana tsunami terdapat di sepanjang pantai
Utara, Barat, sampai Selatan Provinsi Banten meliputi Kabupaten
Tangerang, Kota Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Serang, Kabupaten
Pandeglang, dan Kabupaten Lebak. Untuk lebih jelasnya lokasi rawan
bencana tsunami di Provinsi Banten dapat dilihat pada gambar 2.13
berikut ini.
Gambar 2.13
Peta Daerah Rawan Gempa dan Tsunami di Banten
4. Demografi
Berdasarkan data kependudukan yang dikeluarkan oleh Kementerian
Dalam Negeri adalah sebesar 10.016.587 jiwa yang bersumber dari data
kependudukan Kabupaten dan Kota yang telah dikonsolidasikan oleh
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam
Negeri.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 22 -
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2014
NO KABUPATEN/KOTA SEMESTER II TAHUN 2014
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 Pandeglang 591.150 548.690 1.139.840
2 Lebak 599.681 566.417 1.166.098
3 Tangerang 1.299.445 1.221.091 2.520.536
4 Serang 721.662 680.355 1.402.015
5 Kota Tangerang 797.481 769.419 1.566.900
6 Kota Cilegon 199.046 188.751 387.797
7 Kota Serang 316.241 297.533 613.774
8 Kota Tangerang Selatan 620.833 598.794 1.219.627
BANTEN 5.145.539 4.871.048 10.016.587
Sumber: Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten Tahun 2014
Tabel 2.2 Laju Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Banten
Tahun 2011-2013
NO KABUPATEN/KOTA TAHUN (%)
2011 2012 2013
1 Pandeglang 0,84 0,77 0,86
2 Lebak 1,13 1,05 0,98
3 Tangerang 3,54 3,47 3,34
4 Serang 1,06 0,98 0,92
5 Kota Tangerang 2,66 2,59 2,51
6 Kota Cilegon 1,99 21,90 1,82
7 Kota Serang 2,20 2,14 2,06
8 Kota Tangerang Selatan 3,67 3,59 3,51
BANTEN 2,39 2,33 2,27
Sumber : BPS Provinsi Banten Tahun 2014
Persebaran penduduk Provinsi Banten tidak merata, karena sebagian
besar masih terkonsentrasi di wilayah Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Dengan luas wilayah 1.312,98 Km²
(14% dari luas wilayah Provinsi Banten), ketiga wilayah tersebut pada tahun
2014 dihuni oleh sekitar 53,20% dari jumlah penduduk Banten. Sedangkan
46,80% penduduk tersebar di 5 (lima) wilayah yaitu Kabupaten Serang,
Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kota Serang dan Kota Cilegon.
Akibatnya tingkat kepadatan penduduk antar wilayah di Banten menjadi
tidak merata. Tercatat, Kota Tangerang merupakan wilayah dengan tingkat
kepadatan tertinggi, mencapai 12.992 jiwa per km2. Sedangkan yang
terendah adalah Kabupaten Lebak yaitu dengan tingkat kepadatan
penduduk hanya 368 jiwa per km2. Berarti, Kota Tangerang hampir 35 kali
lebih padat bila dibandingkan dengan Kabupaten Lebak.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 23 -
2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Kinerja pembangunan dengan fokus kesejahteraan secara umum bisa
dilihat dari Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), Laju Inflasi, Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB), sedangkan pemerataan ekonomi dapat
dilihat dari penurunan angka kemiskinan, indeks gini ratio, kedalaman
kemiskinan, keparahan kemiskinan dan lain lain.
LPE merupakan indikator yang dapat menggambarkan perkembangan
ekonomi di suatu wilayah. Perkembangan LPE di Provinsi Bantendapat
dilihat pada Tabel 2.3 berikut :
Tabel 2.3 Perkembangan LPE Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Banten
Tahun 2010-2014 (%)
Sumber:BPS Banten Dalam Angka 2014
LPE tidak akan memberi dampak bagi kesejahteraan masyarakat bila
diimbangi juga dengan tingginya laju inflasi. Inflasi merupakan ukuran
yang dapat menggambarkan kenaikan atau penurunan harga dari
sekelompok barang dan jasa. Perkembangan laju inflasi menurut kelompok
pengeluaran di Provinsi Banten dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut :
Tabel 2.4 Perkembangan Laju Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran
di Provinsi Banten Tahun 2010-2014 (%)
Sumber :BRS No 01/01/36/Th.IX, 2 Januari 2015
NO KABUPATEN/KOTA 2010 2011 2012 2013 2014
Kabupaten
1 Pandeglang 7,16 5,40 5,62 4,31 -
2 Lebak 6,59 6,44 5,01 5,73 -
3 Tangerang 6,71 7,35 6,22 6,11 -
4 Serang 4,15 5,67 5,10 5,56 -
Kota
5 Tangerang 6,68 7,03 6,41 5,91 -
6 Cilegon 5,32 6,53 6,82 5,93 -
7 Serang 7,69 7,87 7,06 6,91 -
8 Tangerang Selatan 8,70 8,84 8,24 8,48 -
Provinsi Banten 6,11 6,39 6,38 5,86 5,47
NO KELOMPOK PENGELUARAN 2010 2011 2012 2013 2014
1 Bahan makanan 14,10 4,76 3,88 11,41 12,63
2 Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
3,76 2,95 8,24 9,85 12,57
3 Perumahan, air, listrik, gas
dan bahan bakar
4,41 3,16 2,39 6,54 8,75
4 Sandang 8,37 7,02 3,93 0,83 4,73
5 Kesehatan 5,30 4,03 4,97 5,68 4,49
6 Pendidikan, rekreasi, dan
olahraga
3,64 6,44 9,11 7,47 4,33
7 Transportasi, komunikasi
dan jasa keuangan
1,10 0,02 1,79 17,15 12,93
Provinsi Banten 6,10 3,45 4,37 9,65 10,20
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 24 -
PDRB adalah jumlah nilai tambah seluruh sektor kegiatan ekonomi yang
terjadi disuatu daerah pada periode tertentu.Perkembangan PDRB salah
satunya dapat dilihat dari PDRB Atas Dasar Harga Berlaku. PDRB Atas
Dasar Harga Berlaku menurut sektor ekonomi di Provinsi Banten dapat
dilihat pada Tabel 2.5 berikut:
Tabel 2.5
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor Ekonomi di Provinsi BantenTahun 2011- 2014
NO SEKTOR
2012 2013 TW II 2014
MILYAR
RP %
MILYAR
RP %
MILYAR
RP %
1 Pertanian 16,727.55 7.85 19,519.14 7.98 5,412.13 7.99
2 Pertambangan dan Penggalian
228.06 0.11 250.87 0.10 72.80 0.11
3 Industri Pengolahan
97,799.41 45.87 111,463.17 45.58 30,130.84 44.49
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
8,142.22 3.82 9,215.25 3.77 2,724.65 4.02
5 Konstruksi 7,913.62 3.71 9,115.33 3.73 2,688.01 3.97
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
40,957.99 19.21 47,485.57 19.42 13,280.44 19.61
7 Pengangkutan & Komunikasi
20,150.70 9.45 22,981.03 9.40 6,581.59 9.72
8
Keuangan,
Sewa & Jasa Perusahaan
8,301.12 3.89 9,571.66 3.91 2,603.65 3.84
9 Jasa-jasa 12,977.12 6.09 14,946.13 6.11 4,228.11 6.24
PDRB 213,197.79 100.00 244,548.15 100.00 67,722.22 100.00
Sumber:BRSNo. 40/08/36/Th. VIII, 5 Agustus 2014
2. Fokus Pembangunan Manusia (IPM)
Pembangunan daerah dengan fokus kesejahteraan masyarakat berkaitan
erat dengan upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
pendapatan masyarakat yang tercermin dari IPM.
IPM merupakan salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk melihat
upaya dan kinerja pembangunan dengan dimensi yang lebih luas karena
memperlihatkan kualitas penduduk dalam hal intelektualitas,
kelangsungan hidup, dan standar hidup layak. Perkembangan IPM di
Provinsi Banten dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut :
Tabel 2.6 Perkembangan IPM Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
Tahun 2010 - 2013
NO KABUPATEN/KOTA 2010 2011 2012 2013
Kabupaten
1 Pandeglang 68,29 68,77 69,22 69,64
2 Lebak 67,67 67,98 68,43 68,82
3 Tangerang 71,76 72,05 72,36 72,82
4 Serang 68,67 69,33 69,83 70,25
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 25 -
NO KABUPATEN/KOTA 2010 2011 2012 2013
Kota
5 Tangerang 75,17 75,44 75,72 76,05
6 Cilegon 75,29 75,60 75,89 76,31
7 Serang 70,61 71,45 72,30 73,12
8 Tangerang Selatan 75,38 76,01 76,61 77,13
Banten 70,48 70,95 71,49 71,90
Sumber: Banten Dalam Angka 2014
2.1.3 Aspek Pelayanan Umum
Kinerja pembangunan pada aspek pelayanan umum merupakan
gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode
tertentu terhadap kondisi pelayanan umum yang mencakup layanan urusan
pemerintahan daerah.
Fokus layanan urusan pemerintahan daerah dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan umum diarahkan pada :
1. Urusan Wajib Pendidikan
Pembangunan urusan dibidang pendidikan mampu meningkatkan angka
partisipasi sekolah pendidikan dasar, yaitu dari 97,85% pada tahun 2009
menjadi 98,01% pada tahun 2010, dan pada tahun 2011 naik menjadi
98,23%, dan pada tahun 2012 naik menjadi 98,29% sedangkan pada
tahun 2013 mencapai 98,60%.
Pelayanan umum dibidang pendidikan juga dapat dilihat dari ketersediaan
sekolah dan guru. Pada tahun 2013, rasio ketersedian sekolah
perpenduduk usia sekolah untuk pendidikan dasar adalah 43,35; SLTP
29,30 dan SLTA 501,80. Sedangkan rasio guru dengan murid untuk
tingkat SD 457, SLTP 629 dan SLTA 507.
Pada tahun 2013 jumlah guru SD/MI 64.117 orang, SMP/MTS 31.092
orang, SMA/MA13.773 orang, dan SMK 5.023 orang. Total ketersediaan
guru 114.005 orang. Kondisi ini menunjukan bahwa pelayanan pendidikan
berupa penyediaan sekolah dan guru, serta proses belajar mengajar pada
ketiga jenjang pendidikan tersebut sudah ideal.
Pada sisi lain berdasarkan total jumlah ketersediaan guru tersebut sudah
sesuai kualifikasi 76.549 (55,25%) dan belum sesuai kualifikasi 61.996
orang (44,75%). Hal ini menunjukan masih diperlukan upaya peningkatan
kualitas guru melalui peningkatan kualifikasi dan sertifikasi.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 26 -
2. Urusan Wajib Kesehatan
Status kesehatan penduduk dipengaruhi oleh banyak hal dan diantaranya
adalah faktor layanan kesehatan. Efektifitas faktor layanan kesehatan
secara makro ditentukan, antara lain:
1) Aksesibilitas sarana kesehatan, seperti: rumah sakit, puskemas dan
balai pengobatan;
2) Aksesibilitas tenaga pemberi layanan, seperti: dokter, perawat, bidan
dan apoteker;
3) Luas wilayah layanan serta jumlah yang harus dilayani. Semakin luas
wilayah layanan, maka semakin berat upaya yang harus dilakukan
untuk menjangkau masyarakat dan dijangkau masyarakat. Semakin
banyak jumlah penduduk, maka semakin besar beban tugas yang
harus dilakukan.
Pada tahun 2012, jumlah rumah sakit di Provinsi Banten sebanyak 72
unit, Puskesmas sebanyak 228 unit, sedangkan pada tahun 2013 jumlah
rumah sakit di Provinsi Banten sebanyak 78 unit, dan jumlah Puskesmas
232 unit.
Pemberi layanan kesehatan pada tahun 2013, terdiri dari dokter sebanyak
3.507 orang (dokter umum 1.258 orang, dokter ahli 1.805 orang, dokter
gigi 444 orang), bidan 3.282 orang, perawat 6.880 orang dan tenaga
paramedis non keperawatan sebanyak 1.198 orang.
Pemerataan tenaga layanan kesehatan sangat penting dalam
pembangunan kesehatan di Provinsi Banten, karena pemerataan distribusi
akan berdampak langsung pada kualitas dan aksesibilitas pelayanan
kesehatan, terutama bagi masyarakat perdesaan yang umumnya tergolong
dalam masyarakat miskin.
Upaya layanan kesehatan terhadap masyarakat miskin, secara
berkelanjutan terus dilakukan. Namun masih saja menghadapi masalah
seperti keterbatasan akses layanan kesehatan dan rendahnya status
kesehatan yang berdampak pada rendahnya daya tahan tubuh untuk
bekerja dan mencari nafkah, terbatasnya kemampuan anak dan keluarga
untuk tumbuh dan berkembang serta secara tidak langsung berpengaruh
terhadap rendahnya derajat kesehatan ibu.
3. Urusan Wajib Perumahan
Persentase kepemilikan perumahan di Provinsi Banten mengalami
fluktuasi dari 75,96% pada tahun 2011 menjadi 76,98% di tahun 2012 dan
menurun menjadi 76,70% pada tahun 2013. Demikian juga persentase
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 27 -
rumahtangga yang menempati rumah dengan status sewa/kontrak pada
tahun 2011 sebesar 14,88% dan pada tahun 2012 mengalami penurunan
menjadi 13,94%, dan meningkat kembali menjadi 15,02% pada tahun
2013. Untuk status lainnya terus mengalami penurunan dari 9,16% pada
tahun 2011 menjadi 9,08% pada tahun 2012, dan menjadi 8,28 pada
tahun 2012. Sementara itu, kondisi fisik rumah yang ditempati terlihat
sedikit mengalami perubahan. Tercatat persentase rumahtangga di Banten
yang menempati rumah dengan lantai bukan tanah mengalami penurunan
dari 95,03% pada tahun 2012 menjadi 94,98% pada tahun 2013,
berdinding tembok mengalami peningkatan dari 82,76% pada tahun 2012
menjadi 83,45% pada tahun 2013, dan beratap genteng mengalami
penurunan dari 82,63% pada tahun 2012 menjadi 81,04% pada tahun
2013.
Akses terhadap air minum bersih sepertinya masih menjadi masalah yang
cukup serius bagi penduduk Banten. Meskipun persentase rumah tangga
dengan sumber air minum bersih mengalami peningkatan, tetapi pada
tahun 2012 hampir separuh dari total rumahtangga di Banten masih
belum mempunyai akses terhadap sumber air minum bersih. Adapun
persentase sumber utama air bersih pada tahun 2012 adalah air dalam
kemasan 42,72%, air ledeng 4,94%, air pompa 26,74%, air sumur 18,52%
dan sumber utama air minum lainnya sebesar 7,08%. Sedangkan pada
tahun 2013 untuk air dalam kemasan 46,89%, air ledeng 4,52%, air
pompa 244,95%, air sumur 15,97% dan sumber utama air minum lainnya
sebesar 23,63%.
4. Urusan Wajib Lingkungan Hidup
Luas kawasan hutan saat ini tercatat 208.161,27 ha atau 24,06% terhadap
luas provinsi di Banten, namun demikian hasil pencitraan satelit luas
vegetasi tutupan lahan masih 29,3%, padahal amanat Undang-undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang luas tutupan lahan
seharusnya 30% dari luas wilayah. Lahan yang telah mengalami kerusakan
sehingga berkurang fungsinya atau lahan kritis di Banten mencapai
104.103,01 ha atau 12% dari luas wilayah, mengalami penurunan sebesar
11,71% dari luas lahan kritis sebelumnya yaitu 117.914,00 Ha. Penurunan
luas lahan kritis tersebut disebabkan oleh keberhasilan kegiatan
rehabilitasi hutan dan lahan, baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat,
provinsi maupun kabupaten/Kota.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 28 -
5. Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika
Pada aspek telekomunikasi, cakupan layanan untuk infrastruktur
telekomunikasi belum bisa menjangkau setiap pelosok wilayah, dicirikan
dengan adanya beberapa wilayah yang belum terlayani. Persentase
keluarga yang memiliki/menguasai jasa layanan telepon kabel cenderung
mengalami penurunan yang hanya mencapai 7,47% pada tahun 2013
sedangkan persentase keluarga yang memiliki/menguasi jasa layanan
telepon seluler cenderung mengalami peningkatan hingga mencapai
90,14 pada tahun 2013. beberapa daerah perkotaan pada tahun 2010
angka teledensitasnya sudah tinggi (>10), sedangkan untuk daerah
kabupaten kondisi teledensitasnya masih rendah, terutama untuk
jaringan telekomunikasi perdesaan. Lambatnya pertumbuhan
pembangunan sambungan tetap tersebut salah satunya disebabkan oleh
bergesernya fokus bisnis penyelenggara kepada pengembangan
telekomunikasi bergerak (selular). Untuk pengembangan jaringan
telekomunikasi perdesaan saat ini telah dilakukan berbagai upaya salah
satunya melalui program Kemampuan Pelayanan Universal
(KPU)/Universal Service Obligation (USO) yang digagas oleh pemerintah
pusat sebanyak 40 USO.
6. Urusan Wajib Pemerintahan Umum, Perangkat Daerah, dan Kepegawaian
Provinsi Banten secara administratif terdiri dari 4 (empat) kabupaten
yaitu Pandeglang, Lebak, Tangerang dan Serang, serta 4 (empat) kota
yaitu Tangerang, Cilegon, Serang dan Tangerang Selatan. Adapun
jumlah kecamatan di seluruh Banten sebanyak 155, sedangkan jumlah
desa dan Kelurahan menjadi 1.551 (Surat Menteri Dalam Negeri Nomor :
146.2/2006/PMD tanggal 22 Maret 2012).
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintahan Provinsi
Banten selama periode tahun 2012-2013 sedikit mengalami penurunan,
yaitu dari 3.868 orang menjadi 3.829 orang.Pada tahun 2012 proporsi PNS
laki-laki sebanyak 2.493 orang dan perempuan sebanyak 1.375,
sedangkan tahun 2013 jumlah laki-laki sebanyak 2.415 orang dan
perempuan sebanyak 1.414 orang.
Dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih dan
terstruktur, sistematika, terorganisir, transparan dan akuntabel diperlukan
organisasi perangkat daerah Pemerintah Provinsi Banten yang bersinergi
dengan pemerintah, pemerintah daerah kabupaten/kota dalam
melayani masyarakat. Pemerintah Provinsi Banten pada tahun 2012
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 29 -
telah membentuk Peraturan Daerah Nomor 3 tentang Pembentukan
Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten pada tanggal 8 Agustus
2012 dan Peraturan Gubernur Banten Nomor 14 Tahun 2013 tentang
Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah
Provinsi Banten.
2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah
1. Urusan Wajib Perhubungan
Secara geografis, Banten terletak pada jalur penghubung darat antara
Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, sehingga ketersediaan jalan menjadi
faktor yang sangat strategis. Pada tahun 2013 Provinsi Banten telah
terlayani oleh ketersediaan jaringan jalan (jalan nasional dan jalan
provinsi) sepanjang 1.329,38 Km. Total panjang jalan nasional
berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
631/Kpts/M/2009 adalah 476,49 Km dan total panjang jalan provinsi
berdasarkan SK Gubernur Banten Nomor 761/Kep.1039-Huk/2011
Tanggal 8 Desember 2011 adalah 852,89 Km.
Banten memiliki 21 stasiun kereta api (KA) yang menghubungkan antara
Merak dengan Tanah Abang dan Jakarta kota. Jumlah penumpang dan
barang yang diangkut oleh angkutan KA pada tahun 2013 mencapai
4.871.880 orang, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang
hanya 4.420.608 orang. Sedangkan untuk jumlah barang yang diangkut
oleh KA mengalami penurunan dari 497.664 ton barang pada tahun 2012
menjadi 452.170 ton barang pada tahun 2013.
Matra yang paling banyak digunakan dalam menunjang transportasi dari
dan ke Provinsi Banten yang menjadi penghubung antar daerah di Provinsi
Banten adalah transportasi darat. Hal ini karena, darat merupakan matra
yang paling mudah dan dapat digunakan oleh semua kalangan dengan
berbagai keperluan dan kebutuhan. Oleh karena itu tingkat pelayanan
prasarana jalan menjadi sangat vital kedudukannya dan menjadi salah
satu barometer yang menentukan keberhasilan pertumbuhan
pembangunan di Provinsi Banten. Ketersediaan terminal yang memiliki
Tipe A sebanyak 3 unit, Tipe B sebanyak 6 unit, dan terminal tipe C 10
unit. Selain itu terdapat juga 3 UPT pemeriksaan dan penimbangan
kendaraan bermotor.
Untuk melayani pergerakan barang dan penumpang secara umum sistem
jaringan jalan Provinsi Banten menggunakan pola cincin yang melingkar
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 30 -
dari wilayah Utara sampai ke wilayah Selatan yang dihubungkan secara
radial dengan jaringan jalan vertikal Utara-Selatan dan secara horizontal
Timur-Barat. Konsep jaringan “ring-radial” dimaksudkan agar pergerakan
penumpang dan barang dari pesisir menuju ke pusat kegiatan nasional,
wilayah maupun lokal yang ada pada bagian tengah wilayah dapat dicapai
dengan mudah. Pada saat ini jaringan jalan cincin bagian Barat dan
Selatan sudah ditingkatkan statusnya menjadi jalan nasional. Sementara
pada bagian utara masih berstatus sebagai jalan provinsi. Jalan horizontal
timur-barat dilayani oleh jalan nasional serta jalan tol jakarta-merak
dengan panjang lebih dari 90 Km, sedangkan jalan vertikal utara-selatan
dilayani dengan jalan provinsi. Jalan kabupaten/kota melayani akses
ketiga jalan itu.
Banten juga memiliki 4 (empat) bandara udara yaitu Bandara Udara
Internasional Soekarno-Hatta, Bandara Udara Budiarto Curug, Bandara
Udara Pondok Cabe dan Lapangan Terbang Gorda. Bandara Soekarno-
Hatta adalah bandar udara terbesar di Indonesia dan menjadi pintu utama
keluar-masuk internasional bagi Indonesia.
Pada tahun 2013, penerbangan dan penumpang domestik adalah sebanyak
159.823 kedatangan pesawat, 156.566 keberangkatan pesawat dan
23.057.086 penumpang yang datang dan 20.382.452 penumpang yang
berangkat. Sedangkan, banyaknya penerbangan dan penumpang
internasional masing-masing sebanyak 41.101 kedatangan pesawat,
40.992 keberangkatan pesawat dan 6.275.567 penumpang yang datang
dan 6.630.193 penumpang yang berangkat.
Jumlah trip angkutan penyeberangan di pelabuhan Merak pada tahun
2013 sebanyak 26.432 trip, menurun bila dibandingkan tahun 2012
sebanyak 29.875 trip. Demikian juga dengan volume penumpang yang
diangkut mengalami penurunan, bila pada tahun 2012 jumlah penumpang
mencapai 1.347.335 orang, pada tahun 2013 jumlah penumpang hanya
mencapai 1.243.035 orang. Jumlah Unit kendaraan juga menurun, pada
tahun 2012 total kendaraan yang menyeberang mencapai 1.964.725 unit
kendaraan, dan pada tahun 2013 hanya mencapai 1.686.466 unit
kendaraan.
2. Urusan Wajib Ketenagakerjaan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Banten cenderung
fluktuaktif. Pada agustus 2013 TPAK mencapai 4.687.626 orang (63,55%).
Jumlah ini mengalami peningkatan pada Februari 2014 menjadi 4.938.093
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 31 -
orang (66,47%). Pada tahun 2012, Pandeglang memiliki TPAK tertinggi
571.074 (69,02%) sedangkan Kabupaten Lebak memiliki TPAK terendah
(63.16%) Namun demikian pada tahun 2013 TPAK Kabupaten Pandeglang
menjadi yang terendah yang hanya sebesar 58,74% sedangkan pada posisi
tertinggi dimiliki oleh Kota Tangerang yaitu sebesat 68,02%.
Dilihat dari Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di Provinsi Banten hanya
sebesar 85,87%, padahal di provinsi lainnya minimal 88,68%. Meskipun
demikian, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) terlihat semakin menurun,
dari 13,06% di tahun 2011 menjadi 10,74% pada 2012 menjadi 9,9% pada
tahun 2013 dan pada februari 2014 menjadi 9,87%.
Upah minimum, memiliki peranan penting dalam masalah tenaga kerja.
Pada tahun 2013 terjadi kenaikan UMK yang sangat besar khususnya
untuk daerah industri, seperti di Kabupaten Serang dari Rp 1.320.500
pada tahun 2012 menjadi Rp 2.080.000 pada tahun 2013 dan menjadi
2.340.000 pada tahun 2014. Secara rata-rata UMK di Provinsi Banten
mengalami peningkatan dari Rp 1.040.000 pada tahun 2012 menjadi
1.170.000 pada tahun 2013 dan menjadi 1.325.000 pada tahun 2014 .
Bila diperhatikan menurut komposisi lapangan pekerjaan utama, sektor
industri pengolahan mendominasi jumlah penyerapan tenaga kerja
yaitu sebesar 26,23%, sedangkan pada sektor perdagangan, rumah
makan dan hotel sebesar 23,79% disusul kemudian oleh sektor jasa-
jasa 18,23%, sektor pertanian sebesar 12,46% dan sektor lainnya
19,28%
3. Urusan Pilihan Pertanian
Produksi padi di Provinsi Banten mencapai mencapai 1.923.042 ton di
tahun 2013 dengan produktivitas sebesar 52,06 kw/ha dan luas panen
sebesar 369.398 ha. Bila dibandingkan dengan produksi padi di tahun
2012, produksi padi di tahun 2013 mengalami peningkatan, dimana pada
tahun 2012 produksi padi sebesar 1.865.894 ton, meskipun belum
mencapai tingkat produksi 2010 yang mencapai 2.048.047 ton dengan
produktivitas sebesar 50,40 kw/ha.
Sementara itu untuk komoditas palawija (jagung, kedelai, ubi kau, dan ubi
jalar), pada tahun 2011 produksinya sebesar 142,506 ton, pada tahun
2012 sebesar 142.843 ton dan pada tahun 2013 menjadi 142.665 ton.
Provinsi Banten juga memiliki komoditas tanaman unggulan lain,
diantaranya adalah tanaman anggrek dengan tingkat produksi yang
tertinggi di Indonesia. Sentra produksi tanaman tersebut terdapat di
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 32 -
Kota Tangerang Selatan dan menjadi salah satu obyek wisata di Banten.
Emping melinjo yang sudah diekspor hingga ke Timur Tengah, dengan
sentra produksi terdapat di Kabupaten Pandeglang dan Kota Cilegon.
Gula aren yang dapat digunakan sebagai panganan dengan sentra
produksi di Kabupaten Lebak, buah melon dengan kualitas ekspor yang
terkonsentrasi di Kota Cilegon, dan buah durian asal Kabupaten
Pandeglang dan Serang memiliki rasa yang khas.
4. Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan
Kinerja produksi perikanan di Banten pada tahun 2012 mencapai 74,51%
(target 210.033,30 ton realisasi 156.489 ton). Produksi perikanan dibagi
dua yaitu produksi perikanan tangkap dan produksi perikanan budidaya.
Produksi perikanan tangkap di Banten mencapai 95,50% (target 66.427
ton realisasi 60.811 ton), dengan produksi tertinggi di Kabupaten
Pandeglang sebanyak 24.093 ton. Untuk produksi budidaya di Banten
mencapai 64,80% (target 143.606,30 ton realisasi 87.134 ton), dengan
produksi tertinggi di Kabupaten Serang sebanyak 53.724 ton.
Provinsi Banten telah memiliki empat komoditas unggulan dalam kegiatan
perikanan budidaya, yaitu rumput laut, kerang hijau, bandeng dan udang.
Produksi rumput laut di Banten mencapai 53.163,47 ton dengan produksi
tertinggi di Kabupaten Serang sebanyak 52.422 ton. Produksi kerang hijau
di Banten mencapai 1.919 ton dengan produksi tertinggi Kabupaten
Tangerang sebanyak 1.437 ton. Produksi bandeng di Banten mencapai
8.790 ton dengan produksi tertinggi di Kabupaten Tangerang sebanyak
5.726 ton. Sedangkan untuk produksi udang mencapai 882 ton dengan
produksi tertinggi di Kabupaten Serang sebanyak 516 ton.
5. Urusan Pilihan Pertambangan dan Energi
Banten memiliki dua pembangkit listrik yang masuk dalam jaringan listrik
koneksi Jawa – Bali, yaitu PLTU Suralaya di Kota Cilegon yang dikelola
oleh PT Indonesia Power dan PLTU Labuan di Kabupaten Pandeglang.
Sedangkan, distribusi listrik PLN di Banten dilakukan oleh PT PLN
Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dan PT PLN Distribusi Provinsi
Banten dan DKI Jakarta.
Jumlah energi listrik yang terjual di Banten pada tahun 2013 mencapai
9,01 juta MWh, dengan hampir dua per tiga nya dibeli oleh pelanggan
industri (6,83 juta MWh). Pelanggan rumahtangga meskipun jumlahnya
lebih banyak tapi mengkonsumsi energi listrik hanya sebesar 14,91%.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 33 -
Rasio elektrifikasi di Provinsi Banten pada tahun 2012 adalah sebesar
81,04%.
6. Urusan Pilihan Industri dan Perdagangan
Berdasarkan data kontribusi PDRB Provinsi Banten selama 2 (dua) tahun
terakhir, sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar yakni
sebesar 46,05% dan 44,39% pada triwulan II tahun 2013 dan triwulan II
tahun 2014. Berdasarkan harga konstan 2000, Pada tahun 2014, sektor
industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar kepada kelompok
sektor sekunder yakni sebesar Rp 12.916,92 Miliar.
Secara keseluruhan, industri di Provinsi Banten baik berskala besar dan
sedang maupun mikro dan kecil mengalami pertumbuhan produksi yang
positif. Hal ini pun memberikan pengaruh yang positif kepada peningkatan
nilai tambah industri yang kemudian berdampak pada peningkatan PDRB
Provinsi Banten.Pada tahun trwulan II 2014 sektor industri pengolahan
mengalami pertumbuhan sebesar 2.00%.
Pada sektor perdagangan, kontribusi PDRB Provinsi Banten selama 2 (dua)
tahun terakhir, memberikan kontribusi terbesar kedua yakni sebesar
19.44% dan 19,68 pada tahun 2013 dan triwulan II tahun 2014. Sektor
perdagangan mengalami penurunan laju pertumbuhan menjadi sebesar
7.22% pada triwulan II tahun 2014 dibandingkan triwulan II tahun 2013
yang mencapai pertumbuhan 9.45%.
7. Urusan Pilihan Pariwisata
Sebagai daerah yang selama ini dikenal dengan wisata pantainya, di
Banten pada tahun 2013 terdapat 283 usaha akomodasi dengan 8.298
kamar dan 13.382 tempat tidur. Dari seluruh usaha akomodasi tersebut,
3.943 kamar tersedia di hotel berbintang dan 4.355 kamar terdapat pada
hotel non bintang. Jumlah hotel berbintang sendiri sebanyak 43 unit
dengan jumlah tamu yang menginap sebanyak 1.772.700 orang, lebih
tinggi dibandingkan dengan tingkat hunian kamar hotel non bintang yang
mencapai 1.563.600 orang.
Secara keseluruhan pada tahun 2013 jumlah tamu yang menginap di Hotel
mencapai 3,34 juta orang, terdiri dari wisatawan mancanegara sebanyak
0,36 juta orang dan 3,3 juta wisatawan nusantara. Pada tahun 2013
wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara menginap di hotel
berbintang ataupun hotel non bintang mengalami peningkatan dan rata-
rata yang hanya menginap 1.15 hari pada tahun 2012 menjadi dari 1.31
hari pada tahun 2013.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 34 -
8. Investasi
Banten menjadi salah satu daerah tujuan investasi di Indonesia, dengan
total nilai investasi yang masuk setiap tahun cenderung mengalami
peningkatan. Realisasi nilai penanaman modal dalam negeri (PMDN) di
Banten pada tahun 2013 mencapai 4,01triliun rupiah. Sedangkan realisasi
nilai penanaman modal asing (PMA) pada tahun 2013 mencapai 3,7miliar
USD.
Jumlah tenaga kerja pada tahun 2013 yang bekerja pada perusahaan PMA
sebanyak 43.395orang dan pada perusahaan PMDN sebanyak 28.893
orang, sedangkan untuk jumlah perusahaan PMA sebanyak 591
perusahaan dan PMDN sebanyak 101 perusahaan. Rasio daya serap
tenaga kerja pada tahun 2010-2012 dapat dilihat pada Tabel 2.7 sebagai
berikut:
Tabel 2.7 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Di Provinsi Banten
Tahun 2011- 2013
NO URAIAN PMA PMDN
2011 2012 2013 2011 2012 2013
1 Jumlah tenaga kerja yang bekerja
pada perusahaan PMA/PMDN 9.131 19.172 31.006 4.702 3.710 28.893
2 Jumlah seluruh PMA/PMDN 56 72 591 16 18 101
3 Rasio daya serap tenaga kerja 163,05 266,28 52,47 293,87 206,11 286,07
Sumber: Banten Dalam Angka 2014
Sektor perbankan di Banten baik konvensional maupun syariah selama
periode 2011-2013 telah menunjukkan pencapaian kinerja yang
menggembirakan. Hal ini terlihat dengan bertambahnya pangsa pasar
perbankan, dimana jumlah kantor bank dan nasabah secara total masing-
masing meningkat dari 891 unit dan 4,18 juta nasabah pada tahun 2011,
menjadi 1.005 unit dan 4,78 juta nasabah pada tahun 2012, dan menjadi
1.180 unit dan 6,07 juta nasabah pada tahun 2013.
Disamping itu, jumlah dana masyarakat yang berhasil dihimpun sampai
akhir tahun 2013 secara total juga meningkat hingga mencapai 104,18
triliun rupiah, pada tahun 2011 total dana masyarakat yang dihimpun
perbankan baru mencapai 74.07 triliun rupiah. Adapun total pinjaman
yang disalurkan oleh kalangan perbankan baik konvensional maupun
syari’ah untuk lokasi proyek di Banten sampai akhir tahun 2013 mencapai
186.43 triliun rupiah, lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yang hanya
sebesar 153.48 triliun rupiah. Sedangkan Kredit berdasarkan lokasi bank
pada tahun 2012 mencapai angka 65,49 triliun dan pada tahun 2013
mengalami kenaikan hingga mencapai 77,66 triliun.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 35 -
2.2 EVALUASI PROGRAM RKPD PROVINSI BANTEN TAHUN 2014
Pemerintah Provinsi Banten pada Tahun 2014 telah melaksanakan 33
urusan, yaitu 25 Urusan Wajib dan 8 Urusan Pilihan. Penyelenggaraan
Urusan tersebut dilaksanakan melalui 78 program dan 937 kegiatan yang
dilaksanakan oleh 42 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai tugas
pokok dan fungsinya.
2.2.1 Penyelenggaraan Urusan Wajib
Urusan Wajib yang dilaksanakan oleh Provinsi Banten mengacu pada
pasal 7 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Adapun Urusan Wajib yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Banten Tahun 2014, sebagai
berikut:
1. Urusan Wajib Pendidikan
Pada Urusan Wajib Pendidikan didukung oleh 7 Program yang
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Banten, meliputi:
1) Program Pendidikan Anak Usia Dini.
Pelaksanaan program ini didukung oleh 2 Kegiatan yaitu : (1)Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, dan (2)Kegiatan Pembinaan
dan Pengembangan Pendidikan TK. Realisasi fisik kumulatif pada
program dimaksud sebesar100% dan realisasi keuangan sebesar
91,98%.
2) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.
Pelaksanaan Program ini didukung oleh 3 Kegiatan : (1)Kegiatan
Peningkatan Mutu, Akses, dan Tata Kelola Sekolah Dasar, (2)Kegiatan
Pemerataan Akses, Peningkatan Mutu dan Tata Kelola SMP, dan
(3)Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus. Realisasi fisik
kumulatif pada program dimaksudsebesar 90,15% dan realisasi
keuangan sebesar 74,25%.
3) Program Pendidikan Menengah Wajib Belajar 12 Tahun.
Pelaksanaan Program ini didukung oleh 4 Kegiatan : (1)Kegiatan
Peningkatan Mutu, Akses dan Tata Kelola SMA, (2)Kegiatan Perluasan
Akses, Sarana dan Peningkatan Mutu Pendidikan Layanan Khusus,
(3)Kegiatan Peningkatan Mutu dan Perluasan Akses Pendidikan
Menengah Kejuruan, dan (4)Kegiatan Pengembangan Wawasan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 36 -
Kebudayaan. Realisasi fisik kumulatifpada program dimaksudsebesar
88,15% dan realisasi keuangan sebesar 81,99%.
4) Program Peningkatan Mutu, Kesejahteraan dan Perlindungan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan.
Pelaksanaan Program ini didukung oleh 3 Kegiatan : (1)Kegiatan
Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik Formal, (2)Kegiatan Peningkatan
Mutu Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non Formal, dan
(3)Kegiatan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Formal. Realisasi
fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar 96,26% dan realisasi
keuangan sebesar 84,10%.
5) Program Pendidikan Tinggi.
Pelaksanaan Program ini didukung oleh 1 Kegiatan : (1)Kegiatan
Fasilitasi Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi. Realisasi fisik kumulatif
pada program dimaksud sebesar 62,73% dan realisasi keuangan sebesar
59,28%.
6) Program Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI).
Pelaksanaan Program ini didukung oleh 6 Kegiatan : (1)Kegiatan
Pengembangan program pada BPPNF Provinsi Banten, (2)Kegiatan
Peningkatan Sumber Daya dan Penyediaan Peralatan Pada PNF,
(3)Kegiatan Pembinaan Pendidikan Kursus dan Kelembagaan,
(4)Kegiatan Gerakan Pemberantasan Buta Aksara, (5)Kegiatan Perluasan
dan Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan, dan (6)Kegiatan
Pemasyarakatan Minat dan Kebiasaan Membaca untuk mendorong
terwujudnya Masyarakat Pembelajar. Realisasi fisik kumulatif pada
program dimaksudsebesar 84,62% dan realisasi keuangan sebesar
70,68%.
7) Program Peningkatan Mutu Tata Kelola dan Pencitraan Pendidikan.
Pelaksanaan Program ini didukung oleh 3 Kegiatan : (1)Kegiatan
Pengembangan Komunikasi dan Informasi Pendidikan pada Balai
Tekkom, (2)Kegiatan Pengembangan Teknologi Pendidikan pada Balai
Tekkom, dan (3)Kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan SMAN CMBBS.
Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar 100% dan
realisasi keuangan sebesar 93,05%.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 37 -
2. Urusan Wajib Kesehatan
Pada Urusan Wajib Kesehatan didukung oleh 6 Program yang dilaksanakan
oleh Dinas Kesehatan, RSUD Banten dan RSU Malingping, meliputi :
1) Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dengan
melaksanakan 3 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan Pembinaan Gizi
Masyarakat, (2)Kegiatan Pembinaan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu,
Anak dan Reproduksi dan (3)Kegiatan Pembinaan Kualitas Pelayanan
Kesehatan Anak. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud
sebesar 83,37% dan realisasi keuangan sebesar 83,88%.
2) Program Pembinaan Upaya Kesehatan.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, dan RSUD
Banten yang terbagi atas 12 kegiatan, antara lain : Dinas Kesehatan
melaksanakan 5 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
dan Promosi Kesehatan, (2)Kegiatan Pelayanan Kesehatan Bagi
Masyarakat Miskin, (3)Kegiatan Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan,
(4)Kegiatan Pembinaan Pelayanan Kesehatan Dasar Pada Masyarakat,
dan (5)Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan RS Labuan (DAK)
dengan realisasi Fisik sebesar 75,70% dan realisasi keuangan sebesar
69,37%, sedangkan RSUD Banten melaksanakan 7 kegiatan, yaitu:
(1)Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Barang Medis RSUD
Banten, (2)Kegiatan Peningkatan Sarana Prasarana Kesehatan RSUD
Banten (DAK), (3)Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Barang
Non Medis RSUD Banten, (4)Kegiatan Peningkatan Operasional
Pelayanan, (5)Kegiatan Pemantauan Pelayanan, (6)Kegiatan Peningkatan
Asuhan, Etika dan Mutu Keperawatan, dan (7)Kegiatan Pembinaan dan
Pengembangan Keperawatan dengan realisasi Fisik sebesar 93,31% dan
realisasi keuangan sebesar 75,64%. Realisasi fisik kumulatif pada
program dimaksud sebesar 80,45% dan realisasi keuangan sebesar
74,82%.
3) Program Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dengan
melaksanakan 5 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan Pembinaan Surveilance
Epidemiologi, Imunisasi dan Penanggulangan Wabah, (2)Kegiatan
Pengendalian Penyakit Menular Langsung, (3) Kegiatan Pengendalian
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 38 -
Penyakit Bersumber Binatang, (4)Kegiatan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular (PPTM) dan (5)Kegiatan Penyehatan Lingkungan. Realisasi fisik
kumulatif pada program dimaksud sebesar 89,60% dan realisasi
keuangan sebesar 74,77%.
4) Program Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dengan
melaksanakan 2 Kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan Peningkatan Ketersediaan
Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, dan (2)Kegiatan Peningkatan
Pelayanan Kefarmasian, Produksi dan Distribusi. Realisasi fisik
kumulatif pada program dimaksud sebesar 85,08% dan realisasi
keuangan sebesar 88,54%.
5) Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan RSUD
Malingping yang terbagi atas 6 kegiatan, antara lain Dinas Kesehatan
melaksanakan 5 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Sertifikasi, standarisasi dan
peningkatan Mutu Sumber daya Manusia Kesehatan, (2)Kegiatan
Peningkatan Kajian, Informasi dan Pengembangan Upaya Kesehatan,
(3)Kegiatan Peningkatan program kesehatan kerja dan olah raga,
(4)Kegiatan Peningkatan Kesehatan Jiwa, dan (5)Kegiatan Pembinaan,
Pengembangan, Pembiayaan dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
dengan realisasi Fisik sebesar 65,06% dan realisasi keuangan sebesar
17,51%, sedangkan RSUD Malingping melaksanakan 1 kegiatan, yaitu:
(1)Kegiatan Pembinaan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan di RSU
Malingping dengan realisasi Fisik sebesar 97,96% dan realisasi
keuangan sebesar 92,99%. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar 81,51% dan realisasi keuangan sebesar 17,70%.
6) Program Peningkatan Mutu Layanan Kesehatan Masyarakat.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, RSUD
Malingping, dan RSUD Banten yang terbagi atas 8 kegiatan, antara lain :
Dinas Kesehatan melaksanakan 3 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan
Peningkatan Upaya Kesehatan di RS dan Labkesda, (2)Kegiatan
Peningkatan Pembinaan Promosi Kesehatan Dan Surveilance Kesehatan
kerja, dan (3)Kegiatan Pembinaan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat
Pekerja dan Masyarakat Dilingkungan Kerja dengan realisasi Fisik
sebesar 92,76% dan realisasi keuangan sebesar 85,56%, RSUD
Malingping melaksanakan 3 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 39 -
Obat-Obatan dan alat kesehatan RSU Malingping, (2)Kegiatan Pelayanan
kesehatan bagi keluarga miskin, dan (3)Kegiatan Sarana Pendukung
Pelayanan Kesehatan RSU Malingping (Dana DAK) dengan realisasi Fisik
sebesar 99,07% dan realisasi keuangan sebesar 93,49%, sedangkan
RSUD Banten melaksanakan 2 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Penyediaan
Rekam Medis dan Pelaporan, dan (2)Kegiatan Pengadaan Sistem
Informasi Manajemen RSUD Banten dengan realisasi Fisik sebesar
97,61% dan realisasi keuangan sebesar 78,49%. Realisasi fisik kumulatif
pada program dimaksud sebesar 96,48% dan realisasi keuangan sebesar
85,96%.
3. Urusan Wajib Lingkungan Hidup
Pada Urusan Wajib Lingkungan Hidup didukung oleh 2 program yang
dilaksankan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah dan Dinas Kehutanan
dan Perkebunan Provinsi Banten. Program dimaksud, meliputi :
1) Program Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Banten dengan melaksanakan 6 kegiatan, yaitu :
(1)Kegiatan Pemantauan Kualitas Lingkungan, (2)Kegiatan Pengendalian
Pengelolaan Limbah Domestik dan Limbah B3, (3)Kegiatan Pengkajian
Dampak Lingkungan, (4)Kegiatan Peningkatan SDM dan Pemberdayaan
Masyarakat dalam Pengelolaan lingkungan, (5)Kegiatan Peningkatan
Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan, dan
(6)Kegiatan Peningkatan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup.
Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar 100% dan
realisasi keuangan sebesar 88,47%.
2) Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Hidup.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh BadanLingkungan Hidup
Daerah dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan yang terbagi atas 5
kegiatan, antara lain : Badan Lingkungan Hidup Daerah melaksanakan
2 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Konservasi dan Rehabilitasi Kerusakan
Sumberdaya Alam, dan (2)Kegiatan Konservasi Sumber Daya Air dan
Pengendalian Kerusakan Sumber Daya Air dengan realisasi Fisik sebesar
100% dan realisasi keuangan sebesar 90,59%, dan Dinas Kehutanan
dan Perkebunan melaksanakan 3 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan
Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, (2)Kegiatan Pengembangan
Taman Hutan Raya (DAK), dan (3)Kegiatan Perlindungan dan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 40 -
Rehabilitasi Hutan dan Lahan, dengan realisasi Fisik sebesar 93,55%
dan realisasi keuangan sebesar 89,97%. Realisasi fisik kumulatif pada
program dimaksud sebesar96,78% dan realisasi keuangan sebesar
90,26%.
4. Urusan Wajib Pekerjaan Umum.
Pada Urusan Wajib Pekerjaan Umum didukung oleh 3 Program yang
dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga dan Tata Ruang, dan Dinas Sumber
Daya Air dan Permukiman. Program-program pada Urusan Wajib Pekerjaan
Umum, meliputi :
1) Program Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga dan Tata
Ruang dengan melaksanakan 18 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Pembangunan Jalan Wilayah Utara, (2)Kegiatan Pembangunan Jalan
Wilayah Selatan, (3)Kegiatan Pembangunan Jembatan, (4)Kegiatan
Pemeliharan Jalan dan Jembatan Provinsi Wilayah Utara, (5)Kegiatan
Pemeliharan Jalan dan Jembatan Provinsi Wilayah Selatan, (6)Kegiatan
Pembangunan Saluran Drainase dan Gorong-Gorong Jalan, (7)Kegiatan
Pembangunan TPT, Talud dan Bronjong, (8)Kegiatan Pengadaan Lahan
Kebinamargaan, (9)Kegiatan Perencanaan Pembangunan Jalan dan
Jembatan, (10)Kegiatan Pengawasan Pembangunan dan Pemeliharaan
Infrastruktur Kebinamargaan, (11)Kegiatan Pengadaan alat-alat ukur
kebinamargaan dan Pengujian Kualitas Bahan, (12)Kegiatan Pengadaan
Peralatan dan Bahan-bahan Kebinamargaan Wilayah Utara, (13)Kegiatan
Pengadaan Peralatan dan Bahan-bahan Kebinamargaan Wilayah
Selatan, (14)Kegiatan Pembangunan Jalan Prioritas Tahun Jamak,
(15)Kegiatan Pendataan Leger Jalan, (16)Kegiatan Optimalisasi
Pengelolaan Perijinan Bidang Bina Marga dan Tata Ruang, (17)Kegiatan
Pemeliharaan Peralatan Kebinamargaan Wilayah Utara, dan (18)Kegiatan
Pemeliharaan Peralatan Kebinamargaan Wilayah Selatan. Realisasi fisik
kumulatif pada program dimaksud sebesar 64,33% dan realisasi
keuangan sebesar 30,39%.
2) Program Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Sumber Daya Air dan
Permukiman dengan melaksanakan 19 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Pengendalian Banjir, (2)Kegiatan Pengelolaan Sistem Informasi Sumber
Daya Air pada BPSDA Cidurian-Cisadane, (3)Kegiatan Pengelolaan
Sistem Informasi Sumber Daya Air pada BPSDA Ciujung-Cidanau,
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 41 -
(4)Kegiatan Pengelolaan Sistem Informasi Sumber Daya Air pada BPSDA
Ciliman-Cisawarna, (5)Kegiatan Pengadaan Bahan Banjiran, (6)Kegiatan
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai, (7)Kegiatan Pengelolaan dan
Konservasi Waduk, Embung, Situ serta Bangunan Penampung Air
Lainnya, (8)Kegiatan Pengadaan Lahan Pengairan, (9)Kegiatan
Pengelolaan Kualitas Air pada Daerah Aliran Sungai, (10)Kegiatan
Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan, Irigasi, Rawa dan Jaringan
Pengairan Lainnya, (11)Kegiatan Optimalisasi Fungsi Jaringan Sumber
Daya Air pada BPSDA Ciliman-Cisawarna, (12)Kegiatan Optimalisasi
Fungsi Jaringan Sumber Daya Air pada BPSDA Ciujung-Cidanau,
(13)Kegiatan Optimalisasi Fungsi Jaringan Sumber Daya Air pada
BPSDA Cidurian-Cisadane, (14)Kegiatan Pemberdayaan Pengelola
Sumber Daya Air, (15)Kegiatan Optimalisasi Pengelolaan Perizinan
Bidang Sumber Daya Air, (16)Kegiatan Perencanaan Teknis Sungai,
Irigasi, Embung dan Jaringan Pengairan Lainnya, (17)Kegiatan
Peningkatan Kualitas Pengelolaan Pemukiman dan SDA Terpadu,
(18)Kegiatan Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Bidang Sumber
Daya Air dan Pemukiman, dan (19)Kegiatan Pengawasan Teknis Bidang
Sumber Daya Air. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud
sebesar 89,60% dan realisasi keuangan sebesar 73,97%.
3) Program Pengembangan dan Revitalisasi Infrastuktur Permukiman.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Sumber Daya Air dan
Permukiman dengan melaksanakan 9 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Bersih, (2)Kegiatan
Penyelenggaraan Sanitasi Lingkungan dan Persampahan, (3)Kegiatan
Peningkatan Prasarana Lingkungan Kawasan Binaan, (4)Kegiatan
Pembangunan Jalan Akses Sentra Produksi Kawasan Pusat
Pertumbuhan, (5)Kegiatan Pemeliharaan Gedung Kantor dan
Infrastruktur Penunjang Lainnya, (6)Kegiatan Pembangunan Gedung
Kantor di KP3B, (7)Kegiatan Penyelenggaraan dan Penataan Bangunan
Gedung dan Lingkungan, (8)Kegiatan Perencanaan DED Gedung Kantor
dan Infrastruktur Keciptakaryaan Lainnya, dan (9)Kegiatan Pengawasan
Teknis Bidang Pemukiman. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar86,10% dan realisasi keuangan sebesar 73,53%.
5. Urusan Wajib Penataan Ruang.
Pada Urusan Wajib Penataan Ruang didukung oleh 1 Program yang
dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Dinas
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 42 -
Bina Marga dan Tata Ruang, yaitu : Program Penataan Ruang Wilayah
dan Kawasan. Pelaksanaan program ini dilaksanakan olehBadan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Dinas Bina Marga dan Tata Ruang
yang terbagi atas 3 Kegiatan, antara lain : Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah melaksanakan 1 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan
Perencanaan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dengan realisasi fisik
sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 95,46%, dan Dinas Bina
Marga dan Tata Ruang melaksanakan 2 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan
Penataan dan Pemanfaatan Ruang, dan (2)Kegiatan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar 98,22%. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 97,33%.
6. Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan.
Pada Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan didukung oleh 3 program
yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Biro
Ekonomi dan Administrasi Pembangunan, dan Biro Pemerintahan. Adapun
program-program dimaksud adalah :
1) Program Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dengan melaksanakan 10 kegiatan, yaitu:
(1)Kegiatan Perencanaan Pembangunan Daerah, (2)Kegiatan
Perencanaan Anggaran Pembangunan Daerah, (3)Kegiatan Perencanaan
dan Pengendalian Pembangunan Indagkop, Investasi, Kebudayaan dan
Pariwisata, (4)Kegiatan Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan
Agribisnis dan Bisnis Kelautan, (5)Kegiatan Perencanaan dan
Pengendalian Pembangunan Infrastruktur Wilayah, (6)Kegiatan
Perencanaan dan Pengendalian Politik, Hukum, HAM dan Ketertiban,
(7)Kegiatan Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Kesejahteraan
Sosial dan Gender, (8)Kegiatan Perencanaan Pengendalian SDM, Budaya
dan Keagamaan, (9)Kegiatan Pengendalian dan Evaluasi Program
Penanggulangan Kemiskinan Daerah, dan (10)Perencanaan dan
Pengendalian Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (KP3EI) Provinsi Banten. Realisasi fisik kumulatif pada
program dimaksud sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
95,44%.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 43 -
2) Program Pengendalian Pembangunan Daerah.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Biro Ekonomi dan
Administrasi Pembangunan, dan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah yang terbagi atas 5 kegiatan, antara lain: Biro Ekonomi dan
Administrasi Pembangunan melaksanakan 3 kegiatan, yaitu:
(1)Kegiatan Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan, (2)Kegiatan
Penyusunan Laporan Pelaksanaan APBD, dan (3)Kegiatan Pengendalian
Laporan Realisasi Barang/Jasa Se-Provinsi Banten dengan realisasi fisik
sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 90,12%, dan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah melaksanakan 2 kegiatan, yaitu:
(1)Kegiatan Pengendalian dan Evaluasi Program APBD, dan (2)Kegiatan
Pengendalian dan Evaluasi Program APBN dan Dana Lainnya dengan
realisasi fisik sebesar 93,97% dan realisasi keuangan sebesar 87,90%.
Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar 96,99% dan
realisasi keuangan sebesar 89,31%.
3) Program Kerjasama Pembangunan Daerah.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Biro Pemerintahan dan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang terbagi atas 2 kegiatan,
antara lain : Biro Pemerintahan melaksanakan 1 kegiatan, yaitu:
(1)Kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan Kerjasama Antar Daerah dan
Luar Negeri dengan realisasi fisik sebesar 88,98% dan realisasi
keuangan sebesar 54,98%, dan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah melaksanakan 1 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Perencanaan dan
Pengendalian Kerjasama Pembangunan dengan realisasi fisik sebesar
100% dan realisasi keuangan sebesar 96,22%. Realisasi fisikkumulatif
pada program dimaksudsebesar 94,49% dan realisasi keuangan sebesar
78,48%.
7. Urusan Wajib Perumahan.
Pada Urusan Wajib Perumahan didukung oleh 1 program yang
dilaksanakan oleh Dinas Sumber Daya Air dan Permukiman Provinsi
Banten, yaitu Program Pembinaan dan Penataan Perumahan.
Pelaksanaan program ini melaksanakan 2 kegiatan, yaitu : (1) Kegiatan
Fasilitasi dan Stimulasi Pembangunan Perumahan Masyarakat Kurang
Mampu, dan (2)Kegiatan Pembinaan dan Penataan Perumahan. Realisasi
fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar 56,58% dan realisasi
keuangan sebesar 12,77%.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 44 -
8. Urusan Wajib Kepemudaan dan Olah Raga
Pada Urusan Wajib Kepemudaan dan Olah Raga didukung oleh 2 program
yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga, yang meliputi :
1) Program Kepemudaan dan Kepramukaan
Pelaksanaan program ini melaksanakan 6 kegiatan, yaitu : (1) Kegiatan
Pemberian Penghargaan dan Fasilitas Sarana dan Prasarana
Kepemudaan, (2) Kegiatan Pendidikan Pelatihan Kepemimpinan dan
Kepeloporan Pemuda, (3) Kegiatan Pelatihan Keterampilan bagi Pemuda,
(4) Kegiatan Pengembangan Wawasan dan Kreativitas Pemuda,
(5)Kegiatan Penguatan Kelembagaan Kepemudaan, dan (6)Kegiatan
Pembinaan Kepramukaan. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar100% dan realisasi keuangan sebesar 96,66%.
2) Program Pembinaan, Pembudayaan dan Pengembangan Olahraga
Pelaksanaan program ini melaksanakan 10 kegiatan, yaitu : (1) Kegiatan
Pembinaan Manajemen Pengelolaan Organisasi dan Penyelenggara
Kejuaraan Olahraga, (2)Kegiatan Pembinaan Olahraga Pendidikan dan
Olahraga Layanan Khusus, (3)Kegiatan Pelayanan dan Pengawasan
Organisasi Keolahragaan, (4)Kegiatan Pembinaan Olahraga Rekreasi dan
Industri Olahraga, (5)Kegiatan Peningkatan SDM Keolahragaan,
(6)Kegiatan Peningkatan Prestasi dan Pembibitan olahraga, (7)Kegiatan
Fasilitasi Prasarana dan Sarana Olahraga, (8)Kegiatan Fasilitasi
Pembinaan dan Pelatihan Olahraga, (9)Kegiatan Pendidikan dan
Pelatihan Olahraga, dan (10)Kegiatan Sekolah Khusus Olahraga (SKO).
Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar95,58% dan
realisasi keuangan sebesar 90,21%.
9. Urusan Wajib Penanaman Modal.
Pada Urusan Wajib Penanaman Modal didukung oleh 2 program yang
dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu, meliputi :
1) Program Peningkatan Iklim Investasi.
Pelaksanaan program ini melaksanakan 4 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Pengendalian dan Pembinaan Pelaksanaan Penanaman Modal,
(2)Kegiatan Optimalisasi Regulasi, Fasilitasi dan Pelayanan Perijinan dan
Non Perijinan Penanaman Modal, (3)Kegiatan Fasilitasi Percepatan
Realisasi Izin Usaha Tetap Penanaman Modal, dan (4)Kegiatan
Penyediaan Data dan Informasi Penanaman Modal. Realisasi fisik
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 45 -
kumulatif pada program dimaksud sebesar99,04% dan realisasi
keuangan sebesar 80,89%.
2) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi.
Pelaksanaan program ini melaksanakan 2 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Penyelenggaraan Promosi Penanaman Modal, dan (2)Kegiatan Kerjasama
Investasi. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud
sebesar98,75% dan realisasi keuangan sebesar 78,11%.
10. Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
Pada Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah didukung oleh
3 program yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM, meliputi :
1) Program Pengembangan Usaha dan Akses Permodalan K-UMKM.
Pelaksanaan program ini melaksanakan 4 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Peningkatan Akses Pembiayaan dan Penjaminan Kredit bagi K-UMKM,
(2)Kegiatan Pengembangan Usaha Koperasi Bidang Industri Hasil
Pertanian, (3)Kegiatan Pengembangan Usaha Koperasi Bidang Aneka
Usaha, dan (4)Kegiatan Peningkatan kompetensi Usaha Kecil, Menengah
dan Pengelola Koperasi. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 95,87%.
2) Program Pengembangan Produk dan Pemasaran K-UMKM.
Pelaksanaan program ini melaksanakan 3 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Pengembangan Wirausaha Baru Melalui Inkubator Teknologi Bisnis,
(2)Kegiatan Dukungan Promosi dan Pemasaran Produk serta
Peningkatan Kapasitas Kerjasama dan Jaringan Usaha, dan (3)Kegiatan
Penyediaan Fasilitasi Pengembangan Teknologi, Pasar dan Pemasaran
Produk Unggulan K-UMKM. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 93,20%.
3) Program Peningkatan Daya Saing, Kapasitas Kelembagaan dan SDM K-
UMKM.
Pelaksanaan program ini melaksanakan 3 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Koperasi, (2)Kegiatan
Pengembangan Sistem Akuntabilitas Koperasi, dan (3)Kegiatan Pelatihan
Bagi Pengurus Koperasi dan UMKM. Realisasi fisik kumulatif pada
program dimaksud sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
94,24%.
11. Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil.
Pada Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil didukung oleh 1
program yang dilaksanakan oleh Biro Pemerintahan, yaitu Program
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 46 -
Penataan Administrasi Kependudukan. Program inimelaksanakan 2
kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan Pembinaan dan Penataan Kependudukan, dan
(2)Kegiatan Pembinaan dan Penataan Pencatatan Sipil. Realisasi fisik
kumulatif pada program dimaksud sebesar100% dan realisasi keuangan
sebesar 78,50%.
12. Urusan Wajib Ketenagakerjaan.
Pada Urusan Wajib Ketenagakerjaan didukung oleh 3 program yang
dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, yaitu :
1) Program Pengembangan Kelembagaan, Hubungan Industrial dan
Perlindungan Tenaga Kerja.
Pelaksanaan program ini melaksanakan 6 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Peningkatan Pengawasan Norma Ketenagakerjaan, (2)Kegiatan
Peningkatan Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
(3)Kegiatan Peningkatan Pengawasan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Perempuan dan Anak, (4)Kegiatan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
Tenaga Kerja, (5)Kegiatan Fasilitasi Penetapan UMP, dan (6)Kegiatan
Peningkatan Pemasyarakatan Hubungan Industrial dan Syarat Kerja.
Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar 100% dan
realisasi keuangan sebesar 96,13%.
2) Program Peningkatan Produktivitas, Perluasan, Kesempatan Kerja dan
Berusaha.
Program ini melaksanakan 5 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan Pelatihan
Produktivitas dan Peningkatan Keterampilan Pencari Kerja dan Tenaga
Daerah, (2)Kegiatan Rekruitmen dan Seleksi Pemagangan ke Jepang,
(3)Kegiatan Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja, (4)Kegiatan
Pengembangan Kelembagaan Produktivitas dan Pelatihan
Kewirausahaan, dan (5)Kegiatan Pelayanan Penempatan dan
Perlindungan TKI. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud
sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 97,32%.
3) Program Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja.
Program ini melaksanakan 2 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan Pendidikan
dan Pelatihan Keterampilan Bagi Pencari Kerja BLKI Provinsi Banten,
dan (2)Kegiatan Sosialisasi BLKI, Penyusunan Kurikulum dan
Penempatan Hasil Lulusan BLKI Provinsi Banten. Realisasi fisik
kumulatif pada program dimaksud sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar 95,05%.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 47 -
13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan.
Pada Urusan Wajib Ketahanan Pangan didukung oleh 1 program yang
dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, yaitu
Program Ketahanan Pangan Masyarakat. Program ini melaksanakan8
kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan Pengelolaan dan Penanganan Kerawanan
Pangan, (2)Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Ketersediaan dan
Akses Pangan, (3)Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Cadangan
Pangan, (4)Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Distribusi dan
Harga Pangan, (5)Kegiatan Pengendalian Program Bantuan Raskin,
(6)Kegiatan Pembinanaan, Pengelolaan dan Pengembangan Keamanan
Pangan, (7)Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Konsumsi dan
Penganekaragaman Pangan, dan (8)Kegiatan Fasilitasi Dewan Ketahanan
Pangan Daerah Provinsi Banten. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 97,40%.
14. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Pada Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
didukung oleh 1 program yangdilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Masyarakat Desa, yaitu Program Kesetaraan Gender,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Program ini
melaksanakan 7 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan Peningkatan Perlindungan
dan Tumbuh Kembang Anak, (2)Kegiatan Penguatan Jaringan Kelembagaan
Pemberdayaan Perempuan dan Dunia Usaha, (3)Kegiatan Koordinasi,
Integrasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Kebijakan Perlindungan Perempuan
dan Anak, (4)Kegiatan Penguatan Organisasi Perempuan, (5)Kegiatan
Penguatan Jaringan Kerja Pengarusutamaan Gender, (6)Kegiatan Fasilitasi
Peningkatan Peran Wanita menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS),
dan (7)Kegiatan Koordinasi, integrasi dan Sinkronisasi Peningkatan
Kualitas Hidup Perempuan. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 90,87%.
15. Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.
Pada Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera didukung
oleh 1 program yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan
dan Masyarakat Desa Provinsi Banten, yaitu Program Kependudukan dan
Keluarga Berencana. Program ini melaksanakan 1 kegiatan, yaitu :
(1)Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Program Keluarga Berencana. Realisasi
fisik pada program dimaksud sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
100%.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 48 -
16. Urusan Wajib Perhubungan.
Pada Urusan Wajib Perhubungan didukung oleh 1 program yang
dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, yaitu
Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Darat, Laut,
Udara dan Perkeretaapian. Program ini melaksanakan 14 kegiatan, yaitu :
(1) Kegiatan Penyelenggaraan Keselamatan LaluLintas Jalan, (2)Kegiatan
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Jalan, (3)Kegiatan Peningkatan
Pelayanan dan Pemeliharaan Fasilitas Jembatan Timbang pada UPT
Serang, (4)Kegiatan Peningkatan Pelayanan dan Pemeliharaan Fasilitas
Jembatan Timbang pada UPT Tangerang, (5)Kegiatan Pengendalian dan
Penyelenggaraan Lalu Lintas Jalan, (6)Kegiatan Penyelenggaraan
Perhubungan Udara, (7)Kegiatan Perencanaan Pembangunan dan
Pengembangan Pelabuhan laut dan Penyeberangan, (8)Kegiatan
Penyelenggaraan Keselamatan Pelayaran dan Pengendalian Angkutan Laut,
(9)Kegiatan Peningkatan Pelayanan Angkutan Barang dan Kereta Api,
(10)Kegiatan Penyelenggaraan Teknik Sarana dan Prasarana Transportasi,
(11)Kegiatan Peningkatan Pelayanan Angkutan Penumpang, (12)Kegiatan
Penataan dan Peningkatan Pelayanan Perhubungan pada UPT Serang,
(13)Kegiatan Penataan dan Peningkatan Pelayanan Perhubungan pada UPT
Tangerang, dan (14)Kegiatan Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan
Jalan (Dana DAK). Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud
sebesar 93,71% dan realisasi keuangan sebesar 73,94%.
17. Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika.
Pada Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika didukung oleh 1 program
yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika,
dan Sekretariat Komisi Penyiaran Informasi Daerah, yaitu Program
Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Telematika. Program ini
melaksanakan 6 kegiatan, antara lain : Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika melaksanakan 3 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan
Pengembangan Telekomunikasi dan Telematika, (2)Kegiatan
Penyelenggaraan Sarana Telekomunikasi dan Desiminasi Informatika, dan
(3)Kegiatan Penyebarluasan Informasi Publik dan Seleksi Calon Anggota
Komisi Informasi Provinsi Banten dengan realisasi fisik sebesar 100% dan
realisasi keuangan sebesar 85,49%, dan Sekretariat Komisi Penyiaran
Informasi Daerah melaksanakan 3 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Fasilitasi
Penyelenggaraan Perizinan Penyiaran, (2)Kegiatan Fasilitasi Peningkatan
Kapasitas Lembaga Penyiaran, dan (3)Kegiatan Fasilitasi Pemantauan Isi
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 49 -
Siaran Radio dan Televisi dengan realisasi fisik sebesar 99,33% dan
realisasi keuangan sebesar 85,42%. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar 99,67% dan realisasi keuangan sebesar 85,48%.
18. Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri.
Pada Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri didukung
oleh 1 program yang dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Provinsi Banten, yaitu Program Pembinaan Kerukunan, Kesatuan Bangsa
dan Politik. Program ini melaksanakan 8 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Fasilitasi Pendidikan Budaya Politik Masyarakat di Provinsi Banten,
(2)Kegiatan Fasilitasi dan Pembinaan Organisasi Politik, (3)Kegiatan
Fasilitasi dan Pembinaan Organisasi Sosial Kemasyarakatan, (4)Kegiatan
Peningkatan Pembauran Kerukunan dan Kewarganegaraan, (5)Kegiatan
Peningkatan Pemahaman Ideologi dan Wawasan Kebangsaan, (6)Kegiatan
Fasilitasi Kewaspadaan Dini dan Penanganan Konflik, (7)Kegiatan Fasilitasi
Penanganan Masalah Perbatasan dan Orang Asing, dan (8)Kegiatan
Fasilitasi Pengawasan dan Pemantauan Ketahanan Ekonomi. Realisasi fisik
kumulatif pada program dimaksud sebesar 97,83% dan realisasi keuangan
sebesar 84,09%.
19. Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.
Pada Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
didukung oleh 14 Program yang dilaksanakan oleh seluruh Satuan Kerja
Perangkat Daerah dilingkungan Provinsi Banten (42 SKPD), program-
program dimaksud adalah :
1) Program Pembinaan, Pemantapan Otonomi Daerah dan Pemerintahan
Umum.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Biro Pemerintahan, Biro
Ekonomi dan Administrasi Pembangunan, Biro Kesejahteraan Rakyat,
Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol, dan Kantor Penghubung
Provinsi Banten yang terbagi atas 45 kegiatan, antara lain : Biro
Pemerintahan melaksanakan 10 Kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Fasilitasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Umum, (2)Kegiatan Fasilitasi Pelayanan
Administrasi Terpadu Kecamatan dan Pembinaan Administrasi
Pemerintahan Kelurahan, (3)Kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, (4)Kegiatan Fasilitasi Penegasan Batas Daerah,
(5)Kegiatan Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 50 -
(LPPD) Provinsi Banten, (6)Kegiatan Desk Pemilukada Provinsi Banten,
(7)Kegiatan Penataan Daerah Otonom, (8)Kegiatan Fasilitasi Administrasi
Kepala Daerah dan DPRD, (9)Kegiatan Sosialisasi Pemilu 2014, dan
(10)Kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan Administrasi Pertanahan,
dengan realisasi fisik sebesar 97,14% dan realisasi keuangan sebesar
88,94%, Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan melaksanakan
10 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Penyusunan Standarisasi Harga Satuan
Barang/Jasa (SHSBJ) dan Pedoman Pelaksanaan Pembangunan,
(2)Kegiatan Fasilitasi Penataan Kebijakan di Bidang Perindagkop dan
UMKM, (3)Kegiatan Fasilitasi Penataan Kebijakan di Bidang Infrastuktur
Perekonomian, (4)Kegiatan Fasilitasi Penataan Kebijakan di Bidang
Kerjasama Perekonomian Investasi dan Industri, (5)Kegiatan Fasilitasi
Penataan Kebijakan di Bidang Kelembagaan Keuangan Daerah,
(6)Kegiatan Fasilitasi Penataan Kebijakan di Bidang Perlindungan
Konsumen, Pengawasan Harga dan Barang Beredar, (7)Kegiatan
Fasilitasi Penataan Kebijakan di Bidang Ketenagakerjaan dan Teknologi,
(8)Kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan LPSE dan Sarana Prasarana LPSE
Provinsi Banten, (9)Kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan ULP dan Sarana
Prasarana ULP, dan (10)Kegiatan Fasilitasi Koordinasi Tim Evaluasi
Percepatan Pelaksanaan Anggaran (TEPPA) dengan realisasi fisik sebesar
100% dan realisasi keuangan sebesar 91,85%, Biro Kesejahteraan
Rakyat melaksanakan 8 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pembinaan dan
Pemantapan Kebijakan Masalah Sosial, (2)Kegiatan Pembinaan dan
Pemantapan Kebijakan Pengembangan Kapasitas Tenaga Kesejahteraan
Sosial dan Nilai-nilai Kejuangan, (3)Kegiatan Pembinaan dan
Pemantapan Kebijakan Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan
Olahraga, (4)Kegiatan Pembinaan dan Pemantapan Kebijakan Penguatan
Lembaga Sosial, (5)Kegiatan Pembinaan dan Pemantapan Kebijakan
Kesehatan Masyarakat dan lingkungan, (6)Kegiatan Pembinaan dan
Pemantapan Kebijakan Keluarga Berencana, (7)Kegiatan Pembinaan dan
Pemantapan Kebijakan Bantuan Masyarakat dan Transmigrasi, dan
(8)Kegiatan Pembinaan dan Pemantapan Kebijakan Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak dengan realisasi fisik sebesar 100%
dan realisasi keuangan sebesar 95,47%, Biro Hubungan Masyarakat
dan Protokol melaksanakan 11 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Hubungan
dan Kerjasama Pers, (2)Kegiatan Sarana Komunikasi, (3)Kegiatan
Liputan dan Pengelolaan Dokumen, (4)Kegiatan Fasilitasi Penunjang
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 51 -
Kegiatan Keprotokolan, (5)Kegiatan Fasilitasi Kegiatan Pimpinan,
(6)Kegiatan Pelayanan Tamu, (7)Kegiatan Pengembangan Komunikasi
dan Hubungan Antar Lembaga, (8)Kegiatan Penerbitan Media dan
Teknologi Informasi, (9)Kegiatan Aspirasi dan Pengelolaan Opini Publik,
(10)Kegiatan Pengumpulan dan Pengelolaan Informasi Publik, dan
(11)Kegiatan Penguatan Kelembagaan PPID di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Banten dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar 95,63%, dan Kantor Penghubung melaksanakan 6
kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Fasilitasi Koordinasi Pusat dan Daerah,
(2)Kegiatan Fasilitasi Pejabat Pemda dan Tamu, (3)Kegiatan Pengelolaan
Wisma, (4)Kegiatan Pengelolaan layanan Informasi Promosi Banten,
(5)Kegiatan Fasilitasi Promosi Produk dan Potensi Unggulan Daerah, dan
(6)Kegiatan Partisipasi Anjungan Banten pada Kegiatan di TMII dengan
realisasi fisik sebesar 92,79% dan realisasi keuangan sebesar 90,37%.
Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar 98,33% dan
realisasi keuangan sebesar 92,71%.
2) Program Pemeliharaan Ketentraman, Ketertiban dan Perlindungan
Masyarakat.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja
dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Banten dengan melaksanakan 9
kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan Fasilitasi Pengamanan Hari Besar Nasional,
Kantor Pemerintah dan Rumah Jabatan di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Banten, (2)Kegiatan Pemeliharaan dan Penanggulangan
Ketentraman dan Ketertiban Umum, (3)Kegiatan Penegakan Peraturan
Daerah Provinsi Banten, (4)Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan
Penyuluhan Peraturan Perundang-Undangan, (5)Kegiatan Fasilitasi
Pengembangan Penguatan Potensi Anggota Satuan Linmas, (6)Kegiatan
Kerjasama Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman
Masyarakat, (7)Kegiatan Optimalisasi Penyelenggaraan Teknis
Fungsional Satpol PP Provinsi Banten, (8)Kegiatan Pemantapan Tugas
Anggota Satpol PP, dan (9)Kegiatan Fasilitasi, Koordinasi, Mediasi dan
Komunikasi Pendayagunaan Satuan Linmas. Realisasi fisik kumulatif
pada program dimaksud sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
97,27%.
3) Program Penanggulangan Bencana.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Banten dengan melaksanakan 6 kegiatan,
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 52 -
yaitu : (1)Kegiatan Pencegahan dan Penyebarluasan Informasi
Peringatan Dini Bencana, (2)Kegiatan Peningkatan Kesiapsiagaan dan
Mitigasi Bencana, (3)Kegiatan Fasilitasi Penanganan Kedaruratan
Bencana, (4)Kegiatan Fasilitasi Dukungan Peralatan dan Logistik
Kebencanaan, (5)Kegiatan Pemulihan Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Pasca Bencana, dan (6)Kegiatan Pemulihan Kondisi Sarana
Prasarana Lokasi Pasca Bencana. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 92,79%.
4) Program Pengelolaan Kekayaan dan Aset Daerah.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Biro Perlengkapan dan Aset
Provinsi Banten dengan melaksanakan 6 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan
Penatausahaan Aset Daerah, (2)Kegiatan Pemanfaatan dan Investasi
Kekayaan Daerah, (3)Kegiatan Penyelesaian TPTGR dan Penghapusan
Barang Daerah, (4)Kegiatan Pendistribusian dan Pemanfaatan Aset
Daerah, (5)Kegiatan Perencanaan Program dan Evaluasi Capaian Kinerja
Pelaksanaan Pembangunan, dan (6)Kegiatan Pengadaan Sarana dan
Prasarana Provinsi Banten. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar 70,71% dan realisasi keuangan sebesar 39,84%.
5) Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Perangkat
Daerah.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Biro Organisasi Provinsi
Banten dengan melaksanakan 7 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan Penataan
Kelembagaan Perangkat Daerah, (2)Kegiatan Penataan Kelembagaan
Lembaga Lain Bagian Perangkat Daerah dan Pembinaan dan Fasilitasi
Raperda-Perda Organisasi Perangkat Daerah Kab/Kota, (3)Kegiatan
Penyusunan Kebijakan Ketatalaksanaan, (4)Kegiatan Penyusunan
Uraian Tugas, Analisa Jabatan dan Analisa Beban Kerja Perangkat
Daerah, (5)Kegiatan Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan
Struktural pada UPT Daerah dan Penyusunan Syarat Jabatan
Struktural, (6)Kegiatan Pembinaan dan Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik, dan (7)Kegiatan Penyusunan LAKIP Provinsi Banten. Realisasi
fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar 94,46%.
6) Program Pembinaan Karier dan Layanan Administrasi Kepegawaian
Daerah.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Banten dengan melaksanakan 9 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 53 -
Pembinaan dan Fasilitasi Penanganan Kasus Disiplin PNS Provinsi
Banten, (2)Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan Pegawai dan Pembinaan
Mental Pegawai, (3)Kegiatan Penataan, Penempatan Kerja Pegawai dan
Fasilitasi Persiapan PNS Masa Purna Tugas, (4)Kegiatan Fasilitasi
Kepangkatan dan Penggajian, (5)Kegiatan Peningkatan Manajemen
Penatausahaan Kepegawaian, (6)Kegiatan Pelayanan Data dan Informasi
Kepegawaian, (7)Kegiatan Pengembangan Jabatan Fungsional dan
Sidang Baperjakat, (8)Kegiatan Peningkatan Kompetensi PNS Provinsi
Banten, dan (9)Kegiatan Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah
(CPNSD). Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar
98,52% dan realisasi keuangan sebesar 82,82%.
7) Program Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi Banten dengan melaksanakan 9 kegiatan, yaitu :
(1)Kegiatan Pengembangan Program dan Kerjasama Kelembagaan,
(2)Kegiatan Pengembangan Penyelenggaraan Diklat Aparatur, (3)Kegiatan
Diklat Kapabilitas Kepemimpinan Bagi Kepala Desa Se-Provinsi Banten,
(4)Kegiatan Diklat Struktural Bagi PNS Daerah, (5)Kegiatan Diklat Teknis
Penatausahaan Program, (6)Kegiatan Diklat Teknis Penyelenggaraan
Akuntabilitas Kinerja, (7)Kegiatan Diklat Peningkatan Kompetensi
Sumber daya Aparatur, (8)Kegiatan Diklat Manajemen Pemberdayaan
Lembaga Pemerintah Daerah, dan (9)Kegiatan Diklat Prajabatan Bagi
Calon PNS Daerah Se-Provinsi Banten. Realisasi fisik kumulatif pada
program dimaksud sebesar 92,63% dan realisasi keuangan sebesar
63,84%.
8) Program Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Daerah.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh seluruh Satuan Kerja
Perangkat Daerah Provinsi Banten (42 SKPD)yang terbagi atas 88
kegiatan. Pada 42 SKPD terdapat 36 SKPD masing-masing
melaksanakan 2 kegiatan dengan nama kegiatan yang sama, yaitu: (1)
Kegiatan Penyusunan Laporan Kinerja Keuangan dan Neraca Aset, dan
(2)Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
Dari 36 SKPD masing-masing untuk realisasi fisik dan realisasi
keuangan terhadap Program Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah adalah sebagai berikut: Biro Pemerintahan
realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 76,02%,
Biro Hukum realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 54 -
95,23%, Biro Organisasi realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar 97,71%, Biro Ekonomi dan Administrasi
Pembangunan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar 95,34%, Biro Kesejahteraan Rakyat realisasi fisik sebesar
100% dan realisasi keuangan sebesar 92,82%, Biro Perlengkapan dan
Aset Daerah realisasi fisik sebesar 71,61% dan realisasi keuangan
sebesar 72,59%, Biro Humas dan Protokol realisasi fisik sebesar 100%
dan realisasi keuangan sebesar 95,96%, Inspektorat realisasi fisik
sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 88,70%, Satpol PP dan
Linmas realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
98,66%, Dinas Kesehatan realisasi fisik sebesar 80,41% dan realisasi
keuangan sebesar 70,18%, Dinas Pendidikan realisasi fisik sebesar
100% dan realisasi keuangan sebesar 92,94%, Dinas Pemuda dan
Olahraga realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
98,80%, Dinas Pertanian dan Peternakan realisasi fisik sebesar 100%
dan realisasi keuangan sebesar 99,42%, Dinas Kelautan dan Perikanan
realisasi fisik sebesar 95,63% dan realisasi keuangan sebesar 89,50%,
Dinas SDA dan Permukiman realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar 97,39%, Dinas Bina Marga dan Tata Ruang realisasi
fisik sebesar 75,74% dan realisasi keuangan sebesar 76,52%, Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah realisasi fisik sebesar
100% dan realisasi keuangan sebesar 73,87%, Dinas Kehutanan dan
Perkebunan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
99,18%, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika realisasi
fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 85,11%, Dinas
Pertambangan dan Energi realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar 99,45%, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 94,64%,
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata realisasi fisik sebesar 95,83% dan
realisasi keuangan sebesar 77,09%, Dinas Sosial realisasi fisik sebesar
100% dan realisasi keuangan sebesar 95,35%, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar 96,82%, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah realisasi
fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 97,26%, Badan
Lingkungan Hidup Daerah realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar 87,69%, Badan Kepegawaian Daerah realisasi fisik
sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 95,91%, Badan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 55 -
Pendidikan dan Pelatihan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar 85,20%, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 97,39%,
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik realisasi fisik sebesar 100% dan
realisasi keuangan sebesar 96,00%, Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Daerah realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar 97,45%, Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
94,24%, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa
realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 98,14%,
Kantor Penghubung realisasi fisik sebesar 99,57% dan realisasi
keuangan sebesar 99,48%, Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia
Daerah realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
99,32%, Badan Penanggulangan Bencana Daerah realisasi fisik sebesar
100% dan realisasi keuangan sebesar 89,80%.
Pada satu SKPD hanya melaksanakan 1 kegiatan adalah RSUD
Malingping. Kegiatan yang dimaksud, adalah (1)Kegiatan Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan dengan realisasi fisik sebesar 50,06% dan
realisasi keuangan sebesar 46,27%, sedangkan 5 SKPD lainnya
melaksanakan kegiatan yang terbagi atas 15 kegiatan, antara lain: Biro
Umum melaksanakan 3 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan Penyusunan
Laporan Kinerja Keuangan dan Neraca Aset, (2)Kegiatan Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan, dan (3)Kegiatan Pengelolaan Perbendaharaan
dan Verifikasi, dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar 87,15%, Sekretariat DPRD melaksanakan 3 kegiatan,
yaitu: (1)Kegiatan Penyusunan Laporan Kinerja Keuangan dan Neraca
Aset, (2)Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, dan (3)Kegiatan
Pengelolaan Verifikasi dan Pembukuan Keuangan, dengan realisasi fisik
sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 94,75%, Dinas Koperasi
dan UMKM melaksanakan 3 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Penyusunan
Laporan Kinerja Keuangan dan Neraca Aset, (2)Kegiatan Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan, dan (3)Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan
Pelaporan Balatkop, dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar 95,25%, Badan Penelitian dan Pengembangan
Daerah melaksanakan 3 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Penyusunan
Laporan Kinerja Keuangan dan Neraca Aset, (2)Kegiatan Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan, dan (3)Kegiatan Fasilitasi Dewan Riset Daerah
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 56 -
(DRD) Provinsi Banten, dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar 94,65%, dan RSUD Banten melaksanakan 3 kegiatan,
yaitu: (1)Kegiatan Penyusunan Laporan Kinerja Keuangan dan Neraca
Aset, (2)Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, dan (3)Kegiatan
Pengelolaan Perbendaharaan dan Verifikasi, dengan realisasi fisik
sebesar 97,35% dan realisasi keuangan sebesar 68,46%. Realisasi fisik
kumulatif pada program dimaksud sebesar 96,42% dan realisasi
keuangan sebesar 90,83%.
9) Program Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh 37 SKPD dilingkungan
Provinsi Banten, dan terbagi atas 274 kegiatan, antara lain: Biro
Organisasi melaksanakan 3 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Peningkatan
Kapasitas dan Kualitas Pelayanan Perpustakaan Setda, (2)Kegiatan
Pelayanan Administrasi dan Kesejahteraan Pegawai, dan (3)Kegiatan
Peningkatan dan Pembinaan Budaya Kerja Aparatur, dengan realisasi
fisik sebesar 95,73% dan realisasi keuangan sebesar 87,31%, Biro
Umum melaksanakan 14 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Fasilitasi
Pelayanan Dinas Pada Setda Provinsi Banten, (2)Kegiatan Peningkatan
Kualitas Pelayanan Kerumahtanggaan Setda Provinsi Banten,
(3)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran, (4)Kegiatan
Penyediaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Dinas
Pimpinan Daerah, (5)Kegiatan Fasilitasi Pelayanan Pimpinan Daerah,
(6)Kegiatan Fasilitasi Pelayanan Pimpinan Sekretariat Daerah,
(7)Kegiatan Peningkatan Kapasitas Staf Ahli Gubernur Banten,
(8)Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Ketatausahaan Setda
Provinsi Banten, (9)Kegiatan Pelayanan dan Penataan Kearsipan pada
Setda Provinsi Banten, (10)Kegiatan Optimalisasi Pelayanan Pembayaran
gaji dan Tunjangan KDH/WKDH dan Pegawai di lingkungan Setda,
(11)Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Sanditel, (12)Kegiatan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Pelayanan di Lingkungan Setda
Provinsi Banten, (13)Kegiatan Penyelenggaraan Kedinasan Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dan (14)Kegiatan Koordinasi
Konsultasi Keluar dan Dalam Daerah, dengan realisasi fisik sebesar
100% dan realisasi keuangan sebesar 86,75%, Biro Perlengkapan dan
Aset melaksanakan 2 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pemeliharaan Sarana
dan Prasarana Kantor, dan (2)Kegiatan Penyediaan Penunjang
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 57 -
Ketatausahaan, dengan realisasi fisik sebesar 83,99% dan realisasi
keuangan sebesar 87,32%, Sekretariat DPRD melaksanakan 4 kegiatan,
yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor, (2)Kegiatan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan
Barang dan Jasa Perkantoran, dan (4)Kegiatan Peningkatan Kapasitas
Aparatur,dengan realisasi fisik sebesar 90,18% dan realisasi keuangan
sebesar 84,49%, Inspektorat melaksanakan 4 kegiatan, yaitu:
(1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor, (2)Kegiatan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan
Barang dan Jasa Perkantoran, dan (4)Kegiatan Peningkatan Kapasitas
Aparatur, dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar 87,08%, Satpol-PP dan Linmas melaksanakan 3 kegiatan,
yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor, (2)Kegiatan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, dan (3)Kegiatan Penyediaan
Barang dan Jasa Perkantoran, dengan realisasi fisik sebesar 92,54% dan
realisasi keuangan sebesar 93,70%, Dinas Kesehatan melaksanakan 8
kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor,
(2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, (3)Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran, (4)Kegiatan Peningkatan
Kapasitas Aparatur, (5)Kegiatan Penyediaan barang dan jasa
perkantoran pada Balai Kesehatan Kerja Masyarakat, (6)Kegiatan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor pada Balai Kesehatan Kerja
Masyarakat, (7)Kegiatan Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Kantor
Pada Balai Kesehatan Kerja Masyarakat, dan (8)Kegiatan Peningkatan
Kapasitas Aparatur Pada Balai Kesehatan Kerja Masyarakat, dengan
realisasi fisik sebesar 89,84% dan realisasi keuangan sebesar 85,66%,
Dinas Pendidikan melaksanakan 17 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor, (2)Kegiatan Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa
Perkantoran, (4)Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur, (5)Kegiatan
Peningkatan Kapasitas Aparatur pada BPPNF, (6)Kegiatan Penyediaan
Barang dan Jasa Perkantoran pada BPPK, (7)Kegiatan Pengadaan
Sarana dan Prasarana Kantor Balai Pendidikan Non Formal, (8)Kegiatan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor pada Balai Teknologi
Komunikasi Pendidikan, (9)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Kantor pada Balai Pendidikan Non Formal, (10)Kegiatan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Tekhnologi
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 58 -
Telekomunikasi Pendidikan, (11)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa
Perkantoran Balai Pendidikan Non Formal, (12)Kegiatan Penyediaan
Barang dan Jasa Perkantoran Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan,
(13)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor pada Balai
Pelayanan Pendidikan Khusus, (14)Kegiatan Pengadaan Sarana dan
Prasarana Kantor pada Balai Pelayanan Pendidikan Khusus,
(15)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor pada SMAN
CMBBS, (16)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor pada
SMAN CMBBS, dan (17)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa
Perkantoran pada SMAN CMBBS, dengan realisasi fisik sebesar 98,76%
dan realisasi keuangan sebesar 85,07%, Dinas Pemuda dan Olahraga
melaksanakan 6 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan
Prasarana Kantor, (2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran,
(4)Kegiatan Pengadaan Sarana Prasarana Kantor Balai Pembinaan dan
Pendidikan Olahraga, (5)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Balai
Pembinaan dan Pendidikan Olahraga, dan (6)Kegiatan Penguatan Bidang
Kepemudaan dan Keolahragaan, dengan realisasi fisik sebesar 100% dan
realisasi keuangan sebesar 89,49%, Dinas Pertanian dan Peternakan
melaksanakan 15 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan
Prasarana Kantor, (2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran,
(4)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai
Pengembangan Peternakan, (5)Kegiatan Pengadaan Sarana dan
Prasarana Kantor Balai Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Veteriner, (6)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura,
(7)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura, (8)Kegiatan Pemeliharaan Sarana
dan Prasarana Kantor Balai Pengembangan Peternakan, (9)Kegiatan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Benih Induk Tanaman
Pangan dan Hortikultura, (10)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Kantor Balai Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Veteriner, (11)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura,
(12)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Balai Proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura, (13)Kegiatan Penyediaan Barang dan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 59 -
Jasa Perkantoran Balai Pengembangan Peternakan, (14)Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Balai Benih Induk Tanaman
Pangan dan Hortikultura, dan (15)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa
Perkantoran Balai Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Veteriner, dengan realisasi fisik sebesar 94,21% dan realisasi keuangan
sebesar 87,89%, Dinas Kelautan dan Perikanan melaksanakan 15
kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor,
(2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, (3)Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran, (4)Kegiatan Peningkatan
Kapasitas Aparatur, (5)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana
Kantor pada Balai Pengujian Mutu Hasil Perikanan, (6)Kegiatan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor pada Balai Budidaya Ikan Air
Tawar, (7)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai
Pelabuhan Perikanan Pantai, (8)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Kantor pada Balai Pengujian Mutu Hasil Perikanan,
(9)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor pada Balai
Budidaya Ikan Air Tawar, (10)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Kantor pada Balai Budidaya Ikan Pantai, (11)Kegiatan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor pada Balai Pelabuhan
Perikanan Pantai, (12)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa
Perkantoran pada Balai Pengujian Mutu Hasil Perikanan, (13)Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran pada Balai Budidaya Ikan Air
Tawar, (14)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran pada
Balai Budidaya Ikan Pantai, dan (15)Kegiatan Penyediaan Barang dan
Jasa Perkantoran Balai Pelabuhan Perikanan Pantai, dengan realisasi
fisik sebesar 97,31% dan realisasi keuangan sebesar 97,43%, Dinas SDA
dan Permukiman melaksanakan 8 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor, (2)Kegiatan Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa
Perkantoran, (4)Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur, (5)Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Pada Balai Pengelolaan
Sumber Daya Air Wilayah Sungai Ciliman-Cisawarna, (6)Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Pada Balai Pengelolaan
Sumber Daya Air Wilayah Sungai Ciujung – Cidanau, (7)Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Pada Balai Pengelolaan
Sumber Daya Air Wilayah Sungai Cidurian – Cisadane, dan (8)Kegiatan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Pada Balai Pengelolaan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 60 -
Sumber Daya Wilayah Ciujung – Cidanau, dengan realisasi fisik sebesar
100% dan realisasi keuangan sebesar 87,81%, Dinas Bina Marga &
Tata Ruang melaksanakan 14 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan
Sarana dan Prasarana Kantor, (2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa
Perkantoran, (4)Kegiatan Pembinaan Jasa Konstruksi, (5)Kegiatan
Penyelenggaraan Bimbingan Teknis, (6)Kegiatan Pengadaan Sarana dan
Prasarana Kantor pada Balai Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan
Wilayah Utara, (7)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor
Balai Pelaksanaan Teknis Jalan dan Jembatan Wilayah Selatan,
(8)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor pada Balai
Pembinaan Jasa Konstruksi, (9)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Kantor pada Balai Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan
Wilayah Utara, (10)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor
pada Balai Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan Wilayah Selatan,
(11)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai
Pembinaan Jasa Konstruksi, (12)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa
Perkantoran Balai Pelaksanaan Teknis Jalan dan Jembatan Wilayah
Utara, (13)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Balai
Pelaksanaan Teknis Jalan dan Jembatan Wilayah Selatan, dan
(14)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran pada Balai
Pembinaan Jasa Konstruksi, dengan realisasi fisik sebesar 94,19% dan
realisasi keuangan sebesar 83,64%, Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Keuangan Daerah melaksanakan 39 kegiatan, yaitu:
(1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor, (2)Kegiatan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan
Barang dan Jasa Perkantoran, (4)Kegiatan Peningkatan Kapasitas
Aparatur, (5)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran pada
UPT DPPKD Serpong, (6)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa
Perkantoran Pada UPT DPPKD Rangkasbitung Kabupaten Lebak,
(7)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Pada UPT DPPKD
Malingping, (8)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran pada
UPT DPPKD Ciputat, (9)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa
Perkantoran Pada UPT DPPKD Pandeglang, (10)Kegiatan Penyediaan
Barang dan Jasa Perkantoran pada UPT DPPKD Ciledug, (11)Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran pada UPT DPPKD Cikokol,
(12)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran pada UPT DPPKD
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 61 -
Cilegon, (13)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran pada
UPT DPPKD Serang, (14)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa
Perkantoran pada UPT DPPKD Cikande, (15)Kegiatan Penyediaan Barang
dan Jasa Perkantoran pada UPT DPPKD Balaraja, (16)Kegiatan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor pada UPT DPPKD Serpong,
(17)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pada UPT DPPKD
Rangkasbitung Kab. Lebak, (18)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Pada UPT DPPKD Malingping, (19)Kegiatan Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Kantor pada UPT DPPKD Ciputat, (20)Kegiatan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pada UPT DPPKD Pandeglang,
(21)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor pada UPT
DPPKD Ciledug, (22)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Kantor pada UPT DPPKD Cikokol, (23)Kegiatan Pemeliharaan Sarana
dan Prasarana Kantor pada UPT DPPKD Cilegon, (24)Kegiatan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor pada UPT DPPKD Serang,
(25)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor pada UPT
DPPKD Cikande, (26)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Kantor pada UPT DPPKD Balaraja, (27)Kegiatan Pengadaan Sarana dan
Prasarana Kantor pada UPT DPPKD Serpong, (28)Kegiatan Pengadaan
Sarana dan Prasarana Pada UPTD Rangkasbitung, (29)Kegiatan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Pada UPT DPPKD Malingping,
(30)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor pada UPT DPPKD
Ciputat, (31)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pada UPT
DPPKD Pandeglang, (32)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana
Kantor pada UPT DPPKD Ciledug, (33)Kegiatan Pengadaan Sarana dan
Prasarana Kantor pada UPT DPPKD Cikokol, (34)Kegiatan Pengadaan
Sarana dan Prasarana Kantor pada UPT DPPKD Cilegon, (35)Kegiatan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor pada UPT DPPKD Serang,
(36)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor pada UPT DPPKD
Cikande, (37)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor pada
UPT DPPKD Balaraja, (38)Kegiatan Penataan Arsip di DPPKD Provinsi
Banten, dan (39)Kegiatan Koordinasi Konsultasi Keluar dan Dalam
Daerah, dengan realisasi fisik sebesar 96,88% dan realisasi keuangan
sebesar 87,66%. Dinas Kehutanan dan Perkebunan melaksanakan 10
kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor,
(2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, (3)Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran, (4)Kegiatan Peningkatan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 62 -
Kapasitas Aparatur, (5)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana
Kantor pada Balai Pelayanan Peredaran Hasil Hutan, (6)Kegiatan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor pada Balai Perbenihan
Tanaman Kehutanan dan Perkebunan, (7)Kegiatan Pemeliharaan Sarana
dan Prasarana Kantor pada Balai Pelayanan Peredaran Hasil Hutan,
(8)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor pada Balai
Perbenihan Tanaman Kehutanan dan Perkebunan, (9)Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran pada Balai Pelayanan
Peredaran Hasil Hutan, dan (10)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa
Perkantoran pada Balai Perbenihan Tanaman Kehutanan dan
Perkebunan, dengan realisasi fisik sebesar 98,56% dan realisasi
keuangan sebesar 94,69%. Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informatika melaksanakan 10 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan
Sarana dan Prasarana Kantor, (2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa
Perkantoran, (4)Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur, (5)Kegiatan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor pada UPT Serang, (6)Kegiatan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor pada UPT Tangerang,
(7)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran pada UPT Serang,
(8)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran pada UPT
Tangerang, (9)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor pada
UPT Serang, dan (10)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Kantor pada UPT Tangerang, dengan realisasi fisik sebesar 100% dan
realisasi keuangan sebesar 80,33%. Dinas Pertambangan dan Energi
melaksanakan 3 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan
Prasarana Kantor, (2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Kantor, dan (3)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran,
dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
89,46%. Dinas Perindustrian dan Perdagangan melaksanakan 9
kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor,
(2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, dan (3)Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran, (4)Kegiatan Pengadaan
Sarana dan Prasarana pada Balai Pengelola Laboratorium Metrologi,
(5)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana pada Balai Pengembangan
Teknologi dan Standarisasi Industri, (6)Kegiatan Pemeliharaan Sarana
dan Prasarana Kantor pada Balai Pengelola Laboratorium Metrologi,
(7)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor pada Balai
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 63 -
Pengembangan Teknologi dan Standarisasi Industri, (8)Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran pada Balai Pengelola
Laboratorium Metrologi, dan (9)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa
Perkantoran pada Balai Pengembangan Teknologi dan Standarisasi
Industri, dengan realisasi fisik sebesar 99,99% dan realisasi keuangan
sebesar 89,57%. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melaksanakan 7
kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor,
(2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, (3)Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran, (4)Kegiatan Peningkatan
Kapasitas Aparatur, (5)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana
Kantor pada UPT Balai Pengelolaan Taman Budaya, (6)Kegiatan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor pada UPT Balai Pengelolaan
Taman Budaya, dan (7)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa pada UPT
Balai Pengelolaan Taman Budaya, dengan realisasi fisik sebesar 98,10%
dan realisasi keuangan sebesar 93,24%. Dinas Sosial melaksanakan 10
kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor,
(2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, (3)Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran, (4)Kegiatan Peningkatan
Kapasitas Aparatur, (5)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana
Kantor pada Balai Perlindungan Sosial, (6)Kegiatan Pengadaan Sarana
dan Prasarana Kantor pada Balai Pemulihan dan Pengembangan Sosial,
(7)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor pada Balai
Perlindungan Sosial, (8)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Kantor pada Balai Pemulihan dan Pengembangan Sosial, (9)Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Balai Perlindungan Sosial,
dan (10)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran pada Balai
Pemulihan dan Pengembangan Sosial, dengan realisasi fisik sebesar
100% dan realisasi keuangan sebesar 97,77%. Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi melaksanakan 7 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan
Sarana dan Prasarana Kantor, (2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa
Perkantoran, (4)Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur, (5)Kegiatan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor pada Balai Latihan Kerja
Industri, (6)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor pada
Balai Latihan Kerja Industri, dan (7)Kegiatan Penyediaan Barang dan
Jasa Perkantoran pada Balai Latihan Kerja Industri, dengan realisasi
fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 81,33%. Dinas
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 64 -
Koperasi dan UMKM melaksanakan 7 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor, (2)Kegiatan Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa
Perkantoran, (4)Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur, (5)Kegiatan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Balatkop, (6)Kegiatan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Balatkop, dan (7)Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Balatkop, dengan realisasi
fisik sebesar 98,62% dan realisasi keuangan sebesar 94,04%. Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah melaksanakan 5 kegiatan, yaitu:
(1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor, (2)Kegiatan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan
Barang dan Jasa Perkantoran, (4)Kegiatan Peningkatan Kapasitas
Aparatur, dan (5)Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Kearsipan dan
Pelayanan Perpustakaan, dengan realisasi fisik sebesar 100% dan
realisasi keuangan sebesar 95,49%. Badan Lingkungan Hidup Daerah
melaksanakan 4 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan
Prasarana Kantor, (2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran, dan
(4)Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur, dengan realisasi fisik
sebesar 91,27% dan realisasi keuangan sebesar 89,94%. Badan
Kepegawaian Daerah melaksanakan 4 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor, (2)Kegiatan Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa
Perkantoran, dan (4)Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur, dengan
realisasi fisik sebesar 97,47% dan realisasi keuangan sebesar 79,50%.
Badan Pendidikan dan Pelatihan melaksanakan 4 kegiatan, yaitu:
(1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor, (2)Kegiatan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan
Barang dan Jasa Perkantoran, dan (4)Kegiatan Peningkatan Kapasitas
Aparatur, dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar 93,70%. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah melaksanakan
4 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor,
(2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, (3)Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran, dan (4)Kegiatan Peningkatan
Kapasitas Aparatur, dengan realisasi fisik sebesar 96,18% dan realisasi
keuangan sebesar 88,09%. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
melaksanakan 4 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 65 -
Prasarana Kantor, (2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran, dan
(4)Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur, dengan realisasi fisik
sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 92,28%. Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah melaksanakan 4 kegiatan,
yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor, (2)Kegiatan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan
Barang dan Jasa Perkantoran, dan (4)Kegiatan Peningkatan Kapasitas
Aparatur, dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar 96,56%. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
melaksanakan 3 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan
Prasarana Kantor, (2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Kantor, dan (3)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran,
dengan realisasi fisik sebesar 92,71% dan realisasi keuangan sebesar
84,54%. Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
melaksanakan 4 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan
Prasarana Kantor, (2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran, dan
(4)Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur, dengan realisasi fisik
sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 93,13%. Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa melaksanakan 4
kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor,
(2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, (3)Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran, dan (4)Kegiatan Peningkatan
Kapasitas Aparatur, dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar 95,68%. Kantor Penghubung melaksanakan 3
kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor,
(2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, dan (3)Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran, dengan realisasi fisik sebesar
94,28% dan realisasi keuangan sebesar 96,65%. RSUD Malingping
melaksanakan 3 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan
Prasarana Kantor, (2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Kantor, dan (3)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran,
dengan realisasi fisik sebesar 97,97% dan realisasi keuangan sebesar
96,02%. Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
melaksanakan 4 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan
Prasarana Kantor, (2)Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 66 -
Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran, dan
(4)Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur, dengan realisasi fisik
sebesar 69,43% dan realisasi keuangan sebesar 77,80%. Badan
Penanggulangan Bencana Daerah melaksanakan 4 kegiatan, yaitu:
(1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor, (2)Kegiatan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan
Barang dan Jasa Perkantoran, dan (4)Kegiatan Peningkatan Kapasitas
Aparatur, dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar 89,49%. RSUD Banten melaksanakan 5 kegiatan, yaitu:
(1)Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor, (2)Kegiatan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, (3)Kegiatan Penyediaan
Barang dan Jasa Perkantoran, (4)Kegiatan Peningkatan Kapasitas
Aparatur, dan (5)Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Manusia RSUD
Banten, dengan realisasi fisik sebesar 93,80% dan realisasi keuangan
sebesar 46,05%. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud
sebesar 96,27% dan realisasi keuangan sebesar 81,56%.
10) Program Pembinaan, Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Kantor Inspektorat Provinsi
Banten dengan melaksanakan 8 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Penyusunan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan, (2)Kegiatan
Evaluasi Berkala Temuan Hasil Pengawasan, (3)Kegiatan Inventarisasi
Temuan Pengawasan, (4)Kegiatan Koordinasi Pengawasan yang Lebih
Komprehensif, (5)Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara
Berkala, (6)Kegiatan Penanganan Kasus-Kasus Pengaduan di
Lingkungan Pemerintah Daerah, (7)Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pelaksanaan Kebijakan KDH, dan (8)Kegiatan Tindak Lanjut Hasil
Temuan Pengawasan. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud
sebesar 98,00% dan realisasi keuangan sebesar 94,77%.
11) Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Sekretariat DPRD Provinsi
Banten dengan melaksanakan 9 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Fasilitasi
Pengkajian Produk Hukum, (2)Kegiatan Fasilitasi Penyusunan,
Persetujuan dan Penetapan Rancangan Peraturan Daerah dan
Keputusan DPRD Provinsi Banten, (3)Kegiatan Pelayanan Informasi
Hukum dan Perpustakaan DPRD Provinsi Banten, (4)Kegiatan Fasilitasi
Penyelenggaraan Tata Kelola Administrasi Pimpinan DPRD Provinsi
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 67 -
Banten, (5)Kegiatan Fasilitasi Rapat Konsultasi dan Koordinasi Alat
Kelengkapan DPRD, (6)Kegiatan Fasilitasi Risalah DPRD Provinsi
Banten, (7)Kegiatan Fasilitasi Protokoler DPRD Provinsi Banten,
(8)Kegiatan Fasilitasi Informasi dan Publikasi DPRD Provinsi Banten,
dan (9)Kegiatan Fasilitasi Aspirasi Masyarakat. Realisasi fisik kumulatif
pada program dimaksud sebesar 98,45% dan realisasi keuangan sebesar
78,13%.
12) Program Peningkatan Kesadaran dan Pengembangan Produk Hukum
dan HAM.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Biro Hukum Provinsi
Banten dengan melaksanakan 10 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Pengawasan Produk Hukum Kab/Kota Wilayah I, (2)Kegiatan
Pengawasan Produk Hukum Kab/Kota Wilayah II, (3)Kegiatan
Peningkatan Koordinasi Penanganan Permasalahan Perlindungan
Hukum dan HAM, (4)Kegiatan Peningkatan Pelayanan Bantuan Hukum,
(5)Kegiatan Peningkatan Pemahaman dan Kesadaran Hukum
Masyarakat/Kadarkum, (6)Kegiatan Penyusunan Kajian Produk Hukum
dan Penyusunan MoU/Perjanjian, (7)Kegiatan Penyusunan Keputusan
Kepala Daerah Provinsi Banten, (8)Kegiatan Penyusunan Peraturan
Kepala Daerah Provinsi Banten, (9)Kegiatan Penyusunan Rancangan
Peraturan Daerah, dan (10)Kegiatan Pengembangan Jaringan
Dokumentasi dan Informasi Hukum. Realisasi fisik kumulatif pada
program dimaksud sebesar 98,95% dan realisasi keuangan sebesar
95,25%.
13) Program Penelitian, Pengembangan Kebijakan Strategis Daerah dan
IPTEK.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah Provinsi Banten dengan melaksanakan 8
kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Bidang
Pemerintahan, (2)Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Bidang Politik
Hukum dan HAM, (3)Kegiatan Pengembangan dan Penerapan Hasil
Penelitian Bidang Sosial Budaya, (4)Kegiatan Penelitian dan
Pengembangan Bidang Kemasyarakatan, (5)Kegiatan Penelitian dan
Pengembangan Bidang Teknologi Tepat Guna, (6)Kegiatan Penelitian dan
Pengembangan Bidang Ekonomi Pembangunan, (7)Kegiatan Penelitian
dan Pengembangan Bidang Pengembangan Kawasan, dan (8)Kegiatan
Penelitian dan Pengembangan Bidang Penataan Ruang. Realisasi fisik
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 68 -
kumulatif pada program dimaksud sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar 93,18%.
20. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
Pada Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa didukung oleh 1
Program yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Masyarakat Desa, yaitu Program Pemberdayaan Masyarakat dan
Lembaga Perdesaan. Program inimelaksanakan 5 kegiatan, yaitu :
(1)Kegiatan Pemberdayaan Kelembagaan dan Kader Pemberdayaan
Masyarakat (KPM), (2)Kegiatan Pengembangan dan Pembangunan
Partisipatif Pemberdayaan Masyarakat, (3)Kegiatan Penumbuhkembangkan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Lembaga Keuangan Mikro
Pedesaan, (4)Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa-
Kelurahan dalam Perkembangan Desa-Kelurahan, dan (5)Kegiatan Fasilitasi
Pengembangan dan Pengendalian Pembangunan Desa. Realisasi fisik
kumulatif pada program dimaksud sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar 94,71%.
21. Urusan Wajib Sosial.
Pada Urusan Wajib Sosial didukung oleh 4 program yang dilaksanakan oleh
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa, Dinas Sosial, dan
Biro Kesejahteraan Rakyat. Program-program dimaksud adalah :
1) Program Pemberdayaan Masyarakat Miskin.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Masyarakat Desa, dan Dinas Sosial Provinsi Banten
yang terbagi atas 4 kegiatan, yaitu : Badan Pemberdayaan Perempuan
dan Masyarakat Desamelaksanakan 1 kegiatan, yaitu: (1)Penguatan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dengan
realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 73,16%, dan
Dinas Sosial melaksanakan 3 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Peningkatan
dan Pembinaan Sosial Fakir Miskin, (2)Kegiatan Peningkatan dan
Pemberdayaan Keluarga dan Perempuan, dan (3)Kegiatan Peningkatan
dan Pembinaan Sosial Komunitas Masyarakat Terpencil dengan realisasi
fisik sebesar 96,85% dan realisasi keuangan sebesar 90,60%. Realisasi
fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar 98,43% dan realisasi
keuangan sebesar 85,07%.
2) Program Rehabilitasi Sosial.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Sosial Provinsi
Banten dengan melaksanakan 7 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 69 -
Perlindungan Sosial Anak dan Lanjut Usia, (2)Kegiatan Rehabilitasi
Sosial bagi Tuna Sosial dan Eks Napza, (3)Kegiatan Rehabilitasi Sosial
bagi Orang dengan Kecacatan dan Eks Penyakit Kronis, (4)Kegiatan
Pelayanan dan Perlindungan Sosial pada Balai Perlindungan Sosial,
(5)Kegiatan Fasilitasi Penerimaan dan Penyaluran pada Balai
Perlindungan Sosial, (6)Kegiatan Bimbingan Sosial dan Pelatihan
Keterampilan pada Balai Pemulihan dan Pengembangan Sosial (BP2S),
dan (7)Kegiatan Penerimaan dan Penyaluran pada Balai Pemulihan dan
Pengembangan Sosial (BP2S). Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 98,36%.
3) Program Perlindungan dan Jaminan Sosial.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Sosial Provinsi
Banten dengan melaksanakan 3 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Perlindungan Sosial KTK dan Pekerja Migran Bermasalah, (2)Kegiatan
Perlindungan Sosial Korban Bencana, dan (3)Kegiatan Fasilitasi
Pendampingan dan Penunjang PKH, Jamsosratu, Askesos dan Sumber
Dana Sosial. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar
100% dan realisasi keuangan sebesar 98,24%.
4) Program Pemberdayaan Kelembagaan Sosial dan Keagamaan.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Biro Kesejahteraan Rakyat,
dan Dinas Sosial yang terbagi atas 5 kegiatan, yaitu : Biro
Kesejahteraan Rakyat melaksanakan 2 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan
Pembinaan dan Pemantapan Kebijakan Kehidupan Keagamaan, dan
(2)Kegiatan Pembinaan dan Pemantapan Kebijakan Pembinaan Lembaga
Keagamaan dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar 93,19%, dan Dinas Sosial melaksanakan 3 kegiatan, yaitu:
(1)Kegiatan Peningkatan Kualitas Potensi dan Sumber Kesos
Masyarakat, (2)Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Nilai-Nilai
Kepahlawanan, Keperintisan dan Kejuangan (NK3), dan (3)Kegiatan
Promosi, Publikasi dan Penyuluhan Kesejahteraan Sosial dengan
realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 95,53%.
Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar 100% dan
realisasi keuangan sebesar 93,61%.
22. Urusan Wajib Kebudayaan.
Pada Urusan Wajib Kebudayaan didukung oleh 1 program yang
dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, yaitu Program
Pengelolaan dan Pengembangan Keragaman, Kekayaan dan Nilai
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 70 -
Budaya. Program ini melaksanakan 5 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Pembinaan Kesenian Daerah, (2)Kegiatan Fasilitasi dan Pagelaran Seni,
(3)Kegiatan Fasilitasi dan Pengembangan Nilai Budaya Daerah, (4)Kegiatan
Pelestarian Cagar Budaya Museum dan Kesejarahan, dan (5)Kegiatan
Pengelolaan dan Pemeliharaan Cagar Budaya, Museum dan Kesejarahan.
Realisasi fisik kegiatan kumulatif pada program dimaksud sebesar 94,11%
dan realisasi keuangan sebesar 88,93%.
23. Urusan Wajib Statistik.
Pada Urusan Wajib Statistik didukung oleh 1 program yang dilaksanakan
oleh seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah dilingkungan Provinsi Banten
(42 SKPD), yaitu : Program Penyediaan Data Pembangunan Daerah.
Program ini melaksanakan 43 kegiatan, antara lain : 41 SKPD masing-
masing melaksanakan 1 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Penyediaan Data dan
Informasi Pembangunan. Realisasi ke-41 SKPD masing-masing pada
program dimaksud adalah: Biro Pemerintahan dengan realisasi fisik
sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 68,48%, Biro Hukum dengan
realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 89,35%, Biro
Organisasi dengan realisasi fisik sebesar 95,33% dan realisasi keuangan
sebesar 80,78%, Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan dengan
realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 94,26%, Biro
Kesejahteraan Rakyat dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar 96,65%, Biro Umum dengan realisasi fisik sebesar 100%
dan realisasi keuangan sebesar 68,32%, Biro Perlengkapan dan Aset
Daerah dengan realisasi fisik sebesar 88,67% dan realisasi keuangan
sebesar 88,17%, Biro Humas dan Protokol dengan realisasi fisik sebesar
100% dan realisasi keuangan sebesar 95,63%, Sekretariat DPRD dengan
realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 95,57%,
Inspektorat dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar 98,98%, Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas dengan realisasi
fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 93,37%, Dinas
Kesehatan dengan realisasi fisik sebesar 95,96% dan realisasi keuangan
sebesar 87,87%, Dinas Pendidikan dengan realisasi fisik sebesar 100% dan
realisasi keuangan sebesar 98,14%, Dinas Pemuda dan Olahraga dengan
realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 92,17%, Dinas
Pertanian dan Peternakan dengan realisasi fisik sebesar 100% dan
realisasi keuangan sebesar 98,39%, Dinas Kelautan dan Perikanan
dengan realisasi fisik sebesar 99,96% dan realisasi keuangan sebesar
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 71 -
97,49%, Dinas Sumber Daya Air dan Permukiman dengan realisasi fisik
sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 92,43%, Dinas Pendapatan
dan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan realisasi fisik sebesar 100%
dan realisasi keuangan sebesar 65,45%, Dinas Kehutanan dan
Perkebunan dengan realisasi fisik sebesar 95,38% dan realisasi keuangan
sebesar 94,98%, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi dengan
realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 87,21%, Dinas
Pertambangan dan Energi dengan realisasi fisik sebesar 100% dan
realisasi keuangan sebesar 98,34%, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
96,55%, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan realisasi fisik sebesar
100% dan realisasi keuangan sebesar 84,63%, Dinas Sosial dengan
realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 96,86%, Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan realisasi fisik sebesar 100% dan
realisasi keuangan sebesar 96,42%, Dinas Koperasi dan UMKM dengan
realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 92,47%, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dengan realisasi fisik sebesar 100%
dan realisasi keuangan sebesar 98,02%, Badan Lingkungan Hidup Daerah
dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
95,13%, Badan Kepegawaian Daerah dengan realisasi fisik sebesar 100%
dan realisasi keuangan sebesar 97,40%, Badan Pendidikan dan Pelatihan
dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
88,23%, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah dengan realisasi fisik
sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 98,53%, Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi
keuangan sebesar 98,97%, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Daerah dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
98,81%, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah dengan realisasi
fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,90%, Badan
Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu dengan realisasi
fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 90,62%, Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa dengan realisasi fisik
sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 97,19%, Kantor
Penghubung dengan realisasi fisik sebesar 98,68% dan realisasi keuangan
sebesar 98,68%, RSUD Malingping dengan realisasi fisik sebesar 99,81%
dan realisasi keuangan sebesar 99,39%, Sekretariat KPID dengan realisasi
fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,24%, Badan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 72 -
Penanggulangan Bencana Daerah dengan realisasi fisik sebesar 100% dan
realisasi keuangan sebesar 77,35%, dan RSUD Banten dengan realisasi
fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 45,28%, sedangkan 1
SKPD (Dinas Bina Marga dan Tata Ruang) melaksanakan 2 kegiatan,
yaitu: (1)Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Pembangunan, dan
(2)Kegiatan Penyusunan Data Teknis Bidang Kebinamargaan, dengan
realisasi fisik sebesar 98,11% dan realisasi keuangan sebesar 95,13%.
Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar 99,33% dan
realisasi keuangan sebesar 93,13%.
24. Urusan Wajib Kearsipan.
Pada Urusan Wajib Kearsipan didukung oleh 1 program yangdilaksanakan
oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten, yaitu
Program Pembinaan Kearsipan Daerah. Program ini melaksanakan 4
kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan Penataan, Pemeliharaan dan Pelestarian Arsip
Daerah, (2)Kegiatan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kearsipan
Provinsi Banten (SIKP), (3)Kegiatan Pembinaan Aparatur Pengelola
Kearsipan Daerah Provinsi Banten, dan (4)Kegiatan Pengembangan Sistem
Administrasi Kearsipan Daerah. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar 99,14% dan realisasi keuangan sebesar 89,74%.
25. Urusan Wajib Perpustakaan.
Pada Urusan Wajib Perpustakaan didukung oleh 2 Program yang
dilaksanakan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten.
Program-program dimaksud adalah :
1) Program Pengembangan Minat dan Budaya Baca.
Pelaksanaan program ini melaksanakan 3 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Peningkatan Kualitas layanan dan Kerjasama Perpustakaan, (2)Kegiatan
Pembinaan dan Pengembangan Minat dan Budaya Baca Masyarakat,
dan (3)Kegiatan Pengembangan Layanan dan Sistem Informasi
Perpustakaan Berbasis Teknologi dan Informatika. Realisasi fisik
kumulatif pada program dimaksud sebesar 99,73% dan realisasi
keuangan sebesar 90,24%.
2) Program Pengembangan dan Pembinaan Perpustakaan.
Pelaksanaan program ini melaksanakan 3 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Pembinaan dan Pengembangan Sistem Pengelolaan Perpustakaan,
(2)Kegiatan Pengelolaan Bahan Deposit, Otomasi Karya Cetak/Rekam
dan Naskah Kuno Tentang Banten, dan (3)Kegiatan Penyediaan Bahan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 73 -
Pustaka Perpustakaan. Realisasi fisik pada program dimaksud sebesar
98,05% dan realisasi keuangan sebesar 94,82%.
2.2.1. Penyelenggaraan Urusan Pilihan
Adapun Urusan Pilihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah
Provinsi Banten Tahun 2014, sebagai berikut:
1. Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan.
Pada Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan didukung oleh 1 program
yang dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten,
yaitu Program Pengelolaan Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil. Program ini melaksanakan 4 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Pengelolaan dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan Laut, (2)Kegiatan
Pengendalian Sumberdaya Kelautan, (3)Kegiatan Pengendalian Sumberdaya
Perikanan, dan (4)Kegiatan Penanganan Pelanggaran Sumberdaya Kelautan
dan Perikanan. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar
91,89% dan realisasi keuangan sebesar 84,25%.
2. Urusan Pilihan Pertanian
Pada Urusan Pilihan Pertanian didukung oleh 4 program yang
dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Pertanian dan
Peternakan, Dinas Kelautan dan Perikanan, dan Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan Provinsi Banten. Program-program dimaksud adalah :
1) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas Peternakan, Perikanan,
Pertanian dan Perkebunan.
Pelaksanaan Program ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan
Perkebunan, Dinas Pertanian dan Peternakan, dan Dinas Kelautan dan
Perikanan yang terbagi atas 33 kegiatan, antara lain : Dinas Kehutanan
dan Perkebunan melaksanakan 5 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan
Peningkatan Daya Dukung Pembangunan Perkebunan, (2)Kegiatan
Pengembangan dan Rehabilitasi Tanaman Perkebunan, (3)Kegiatan
Perlindungan Tanaman Perkebunan, (4)Kegiatan Peningkatan
Pengawasan Peredaran Benih Tanaman, (5)Kegiatan Pengembangan
Benih Unggul Bermutu dengan realisasi fisik sebesar 94,24% dan
realisasi keuangan sebesar 90,67%, Dinas Pertanian dan Peternakan
melaksanakan 16 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Produk Serealia, (2)Kegiatan Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Aneka Kacang dan Umbi
(Akabi), (3)Kegiatan Pengendalian Mutu Benih Tanaman Hortikultura,
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 74 -
(4)Kegiatan Peningkatan Sistem Pengendalian OPT Tanaman Pangan,
(5)Kegiatan Pengendalian Mutu Benih Tanaman Pangan, (6)Kegiatan
Pengembangan Varietas tanaman Pangan dan Hortikultura, (7)Kegiatan
Pengembangan Ternak Besar, Kecil dan Unggas, (8)Kegiatan
Penanggulangan Penyakit Hewan Menular, (9)Kegiatan Pengembangan
Produksi dan Pemanfaatan Benih Bibit Unggul, (10)Kegiatan
Pengembangan Perbibitan Ternak Ruminansia, (11)Kegiatan
Pengembangan Perbibitan Ternak Non Ruminansia, (12)Kegiatan
Peningkatan Penyidikan, Pengujian dan Pengendalian Penyakit Hewan
Menular, (13)Kegiatan Peningkatan Penyidikan, Pengujian dan
Pelayanan Masyarakat Veteriner (kesmavet), (14)Kegiatan Peningkatan
Produksi dan Pengembangan Komoditas Tanaman Buah dan
Biofarmaka, (15)Kegiatan Peningkatan Produksi dan Pengembangan
Komoditas Tanaman Hias dan Sayuran, dan (16)Kegiatan Peningkatan
Sistem Pengendalian OPT Hortikultura dengan realisasi fisik sebesar
100% dan realisasi keuangan sebesar 87,22%, dan Dinas Kelautan dan
Perikanan melaksanakan 12 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pembinaan
dan Pengembangan Perikanan Budidaya Air Laut, (2)Kegiatan
Pembinaan dan Pengembangan Perikanan Budidaya Air Payau,
(3)Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Perikanan Budidaya Air
Tawar, (4)Kegiatan Pembinaan Perbenihan Ikan Air Tawar (BBAT),
(5)Kegiatan Pengembangan Benih dan Induk Ikan Unggul Air Tawar
(BBAT), (6)Kegiatan Pengembangan Benih dan Induk Ikan Unggul Air
Laut (BBIP), (7)Kegiatan Pembinaan Perbenihan Ikan Air Laut (BBIP),
(8)Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Pelabuhan dan Armada
Perikanan, (9)Kegiatan Peningkatan Produktifitas Perikanan Tangkap,
(10)Kegiatan Fasilitasi Pelayanan Kepelabuhanan Perikanan Labuan,
(11)Kegiatan Pengembangan dan Pendayagunaan Pelabuhan Perikanan
(BPPP Labuan), dan (12)Kegiatan Pengembangan Sarana Perikanan
Tangkap (DAK) dengan realisasi fisik sebesar 89,43% dan realisasi
keuangan sebesar 85,43%. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar 94,56% dan realisasi keuangan sebesar 86,81%
2) Program Peningkatan Daya Saing dan Pemasaran Produk Peternakan,
Perikanan, Pertanian dan Perkebunan.
Pelaksanaan Program ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan
Perkebunan, Dinas Pertanian dan Peternakan, dan Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Banten yang terbagi atas 15 kegiatan, antara lain:
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 75 -
Dinas Kehutanan dan Perkebunan melaksanakan 5 kegiatan, yaitu:
(1)Kegiatan Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan dan
Kebun, (2)Kegiatan Pengembangan Aneka Usaha Kehutanan dan
Perkebunan, (3)Kegiatan Pengelolaan dan Pemanfaatan Hasil Hutan,
(4)Kegiatan Pembinaan Pengujian Hasil Hutan, dan (5)Kegiatan
Pengawasan Peredaran Hasil Hutan, dengan realisasi fisik sebesar
98,22% dan realisasi keuangan sebesar 96,48%, Dinas Pertanian dan
Peternakan melaksanakan 5 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Pertanian, (2)Kegiatan Fasilitasi Pengembangan
Kawasan Sistem Pertanian Terpadu, (3)Kegiatan Penyediaan Teknologi,
Perlindungan dan Pasca Panen Tanaman Pangan, (4)Kegiatan
Penyediaan Teknologi, Perlindungan dan Pasca Panen Tanaman
Hortikultura, dan (5)Kegiatan Penyediaan Teknologi Pasca Panen
Peternakan, dengan realisasi fisik sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar 94,81%, dan Dinas Kelautan dan Perikanan melaksanakan 5
kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pembinaan Mutu dan Pengolahan Hasil
Kelautan dan Perikanan, (2)Kegiatan Diversifikasi Produk Hasil
Perikanan, (3)Kegiatan Pengembangan Bisnis dan Investasi, (4)Kegiatan
Pengelolaan Kompetensi dan Pelayanan Pengujian UPTD BPMHP Banten,
dan (5)Kegiatan Pengendalian Mutu dan Perekayasaan Olahan Hasil
Perikanan (BPMHP), dengan realisasi fisik sebesar 96,21% dan realisasi
keuangan sebesar 96,17%. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar 98,14% dan realisasi keuangan sebesar 95,82%.
3) Program Pemberdayaan Kelembagaan dan Sumberdaya Peternakan,
Perikanan, Pertanian dan Perkebunan.
Pelaksanaan Program ini dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, dan Dinas
Pertanian dan Peternakan yang terbagi atas 6 kegiatan, yaitu : Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan melaksanakan 2 kegiatan, yaitu:
(1)Kegiatan Fasilitasi Pembinaan dan Pengembangan Kapasitas
Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, dan
(2)Kegiatan Fasilitasi Pembinaan dan Pengembangan Kapasitas
Sumberdaya dan Program Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan, dengan realisasi fisik sebesar 98,27% dan realisasi
keuangan sebesar 97,01%, Dinas Kehutanan dan Perkebunan
melaksanakan 3 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pemberdayaan Kelompok
Tani, (2)Kegiatan Peningkatan Pemanfaatan dan penerapan Teknologi
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 76 -
Kehutanan dan Perkebunan, dan (3)Kegiatan Pengembangan
Kelembagaan Kehutanan dan perkebunan, dengan realisasi fisik sebesar
100% dan realisasi keuangan sebesar 95,94%, dan Dinas Pertanian dan
Peternakan melaksanakan 1 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan Pemberdayaan
Petani dan Kelembagaan Pertanian dengan realisasi fisik sebesar 100%
dan realisasi keuangan sebesar 97,88%. Realisasi fisik kumulatif pada
program dimaksud sebesar 99,98% dan realisasi keuangan sebesar
96,86%.
4) Program Peningkatan Daya Dukung Sumberdaya Pertanian.
Pelaksanaan program ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan
Peternakan Provinsi Banten dengan melaksanakan 1 kegiatan, yaitu :
Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Sarana
Produksi Pertanian. Realisasi fisik pada program dimaksud sebesar
100% dan realisasi keuangan sebesar 82,01%.
3. Urusan Pilihan Kehutanan.
Pada Urusan Pilihan Kehutanan didukung oleh 1 program yang
dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten,
yaitu Program Peningkatan Daya Dukung Sumber Daya Hutan dan
Lahan. Program ini melaksanakan 3 kegiatan, yaitu: (1)Kegiatan
Perlindungan dan Pengamanan Hutan, (2)Kegiatan Pengembangan dan
Pemantapan Kawasan Hutan, dan (3)Kegiatan Pengembangan dan
Pemanfaatan Hutan dan Lahan. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar 91,65% dan realisasi keuangan sebesar 90,34%.
4. Urusan Pilihan Energi dan Sumber Daya Mineral.
Pada Urusan Pilihan Energi dan Sumber Daya Mineral didukung oleh 3
program yang dilaksanakan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
Banten. Program-program dimaksud adalah :
1) Program Pengelolaan Listrik dan Pemanfaatan Energi.
Pelaksanaan Program ini melaksanakan 11 kegiatan, yaitu:
(1)KegiatanPembangunan Listrik Perdesaan di WKP III (Kabupaten
Lebak), (2)Kegiatan Pembangunan Listrik Perdesaan di WKP III
(Kabupaten Pandeglang), (3)Kegiatan Pembangunan Listrik Perdesaan di
WKP II (Kabupaten/Kota Serang dan Kota Cilegon), (4)Kegiatan
Pembangunan Listrik Perdesaan di WKP I (Kabupaten Tangerang),
(5)Kegiatan Perencanaan Pembangunan Listrik Perdesaan, (6)Kegiatan
Pengawasan Pembangunan Listrik Perdesaan, (7)Kegiatan
Pengembangan Jaringan Ketenagalistrikan di Provinsi Banten,
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 77 -
(8)Kegiatan Pengembangan Energi Terbarukan di Provinsi Banten,
(9)Kegiatan Perencanaan Pemanfaatan Potensi Energi Baru Terbarukan
di Provinsi Banten, (10)Kegiatan Pengembangan Potensi dan Pembinaan
Pengusahaan MIGAS, dan (11)Kegiatan Pengawasan Energi dan
Ketenagalistrikan di Provinsi Banten. Realisasi fisik kumulatif pada
program dimaksud sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
97,02%.
2) Program Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Mineral, Batubara,
Panas Bumi, Geologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Pelaksanaan Program ini melaksanakan 7 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Pengembangan dan Pembinaan Teknik Pertambangan, (2)Kegiatan
Pemetaan dan Perencanaan Teknis Pengembangan Potensi Sumber Daya
Mineral, Batubara dan Panas Bumi di Provinsi Banten, (3)Kegiatan
Pengawasan dan Pengendalian Bidang Pertambangan, (4)Kegiatan
Pemantauan dan Konservasi Potensi Air Tanah di Provinsi Banten,
(5)Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Potensi Air Tanah di Provinsi
Banten, (6)Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Data Mitigasi
Geologi, dan (7)Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Penggunaan Air
Tanah di Provinsi Banten. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 96,04%.
3) Program Pengembangan, Pengusahaan Potensi dan Produk
Pertambangan dan Energi.
Pelaksanaan Program ini melaksanakan 2 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Peningkatan Pelayanan Perijinan dan Pembinaan Bidang Pertambangan
dan Energi, dan (2)Kegiatan Promosi Potensi dan Produk serta Fasilitasi
Kerjasama Bidang Pertambangan dan Energi. Realisasi fisik kumulatif
pada program dimaksud sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar
95,88%.
5. Urusan Pilihan Pariwisata.
Pada Urusan Pilihan Pariwisata didukung oleh 2 Program yang
dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten.
Program-program dimaksud adalah :
1) Program Pengelolaan dan Pengembangan Pariwisata.
Pelaksanaan Program ini melaksanakan 6 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Pengelolaan Destinasi Wisata, (2)Kegiatan Pengembangan Usaha Jasa
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, (3)Kegiatan Pengembangan Standarisasi
Pariwisata, (4)Kegiatan Analisa Pasar Pariwisata, (5)Kegiatan Promosi
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 78 -
Pariwisata dan Budaya Banten, dan (6)Kegiatan Penyiapan Sarana dan
Prasarana Promosi. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud
sebesar 98,15% dan realisasi keuangan sebesar 87,19%.
2) Program Pengembangan Kemitraan Kepariwisataan.
Pelaksanaan Program ini melaksanakan 3 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan
Pengembangan Kemitraan budaya dan Pariwisata, (2)Kegiatan
Penguatan Kelembagaan kebudayaan dan Pariwisata, dan (3)Kegiatan
Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata. Realisasi fisik
kumulatif pada program dimaksud sebesar 100% dan realisasi keuangan
sebesar 92,21%.
6. Urusan Pilihan Industri.
Pada Urusan Pilihan Industri didukung oleh 1 program yang dilaksanakan
oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten, yaitu Program
Peningkatan Daya Saing Industri. Program ini melaksanakan 8 kegiatan,
yaitu : (1)Kegiatan Pengembangan Industri Transportasi dan Telematika,
(2)Kegiatan Dukungan Pengembangan Industri TPT dan Aneka, (3)Kegiatan
Pengembangan dan Peningkatan Mutu dan Kualitas Aneka produk IKM,
(4)Kegiatan Standarisasi dan Sertifikasi Industri, (5)Kegiatan
Pengembangan Desain dan Diverifikasi Komoditas Kerajinan Berbasis
Budaya Daerah, (6)Kegiatan Pengembangan Diversifikasi Produk dan
Keamanan Pangan Spesifik Daerah, (7)Kegiatan Pengembangan sektor IKM
Kimia Provinsi Banten, dan (8)Kegiatan Peningkatan Dukungan Bagi
Pembentukan dan Pengembangan Klaster Industri Mesin. Realisasi fisik
kumulatif pada program dimaksud sebesar 99,81% dan realisasi keuangan
sebesar 96,02%.
7. Urusan Pilihan Perdagangan.
Pada Urusan Pilihan Perdagangan didukung oleh 1 program yang
dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten,
yaitu Program Peningkatan dan Pengembangan Perdagangan. Program
ini melaksanakan 8 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan Pengawasan Barang Jasa
beredar dan Kebutuhan Pokok Masyarakat, (2)Kegiatan Peningkatan Peran
Pelaku Usaha dalam Kerjasama Perdagangan, (3)Kegiatan Peningkatan
Akses Distribusi dan Bina Sarana Pasar bagi Komoditas Andalan Daerah,
(4)Kegiatan Peningkatan Promosi dan Pemanfaatan Kerjasama Perdagangan
Luar Negeri, (5)Kegiatan Peningkatan Peran dan Fasilitasi Dunia Usaha
Bagi Pengembangan Ekspor Daerah, (6)Kegiatan Pengembangan Sentra
Pemasaran dan Lelang Produk Andalan Daerah, (7)Kegiatan Pelayanan Tera
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 79 -
dan Tera Ulang, dan (8)Kegiatan Penerapan Teknologi Aplikasi dan Kalibrasi
Alat Ukur. Realisasi fisik kumulatif pada program dimaksud sebesar 100%
dan realisasi keuangan sebesar 91,89%.
8. Urusan Pilihan Ketransmigrasian.
Pada Urusan Pilihan Ketransmigrasian didukung oleh 1 program yang
dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten,
yaitu Program Penyiapan, Pengerahan dan Pembinaan Transmigrasi.
Program ini melaksanakan 3 kegiatan, yaitu : (1)Kegiatan Pengerahan dan
Fasilitasi Perpindahan serta Penempatan Transmigrasi, (2)Kegiatan
Fasilitasi Perpindahan Transmigrasi, dan (3)Kegiatan Pembinaan Pasca
Penempatan Transmigrasi. Realisasi fisik kumulatif pada program
dimaksud sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 86,16%.
1.2.1 Capaian Kinerja Program
Capaian Indikator Makro Pembangunan Tahun 2012-2014 yang meliputi
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE),
Persentase Penduduk Miskin, dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
dibandingkan dengan angka target kinerja RPJMD pada tahun 2014
digambarkan pada tabel 2.8 berikut :
Tabel 2.8
Capaian Indikator Makro Pembangunan Tahun 2014
URAIAN
INDIKATOR
MAKRO PEMBANGUNAN
2012 2013 2014
TARGET RPJMD
REALISASI TARGET RPJMD
REALISASI TARGET RPJMD
REALISASI
1. I P M 72,92 71,49 73,47 71,87 74,02 72,30*)
2. L P E 6,0-
6,45% 6,15% 6,5 -6,7% 5,86% 6,6-6,8% 5,47%**)
3.Persentase
Penduduk
Miskin
5,79-
5,34% 5,71% 5,5-5,2% 5,89% 5,3-5,0% 5,51%**)
4.Persentase
Pengangguran Terbuka
10,74% 10,13% 10,24% 9,90% 9,74% 9,07%***)
Sumber : LKPJ Akhir Tahun Anggaran 2014
Sub bab ini juga menjelaskan realisasi capaian indikator kinerja pada
setiap program yang diukur/dievaluasi capaiannya pada 78 program 252
indikator kinerja. Berdasarkan hasil evaluasi capaian kinerja, terdapat 15
program yang capaian indikatornya masih kurang dari 80% yang tersebar
pada 24 indikator kinerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel 2.9
berikut:
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 80 -
Tabel 2.9 Capaian Indikator Kinerja Per Program
Pada Penyelenggaraan Urusan Wajib Tahun 2014
NO PROGRAM INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI
CAPAIAN
(%)
1 Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD)
Angka Partisipasi
Kasar (APK) PAUD
(%)
42,00 36,18 86,14
2
Pendidikan Dasar
Wajib Belajar 9
Tahun
APM Jenjang
SD/SDLB/MI/Paket
A
99,24 99,33 100,09
Angka Partisipasi
Kasar (APK)
SMP/MTs/SMPLB/
Paket B/Wustho
99,54 100,44 100,90
3
Pendidikan Menengah
Wajib Belajar 12
Tahun
Angka Partisipasi
Kasar (APK)
SMA/SMK/SMA-
LB/MA/Paket C
62,28 66,58 106,90
4 Peningkatan mutu,
kesejahteraan dan
perlindungan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Rasio jumlah guru
yang memenuhi
kualifikasi minimum S.1 / D.IV terhadap
jumlah guru
keseluruhan (%)
2,38 12,53 525,81
5 Pendidikan Tinggi Angka Partisipasi
Kasar (APK) PT/PTA
(%)
6,90 13,60 197,10
Jumlah Prodi yang
terakreditasi (unit) 5,00 5,00 100,00
6 Pendidikan Non
Formal dan Informal
(PNFi)
Angka Buta Aksara
Penduduk Usia 15
Tahun Keatas (orang)
12.500,00 14.444,00 115,55
7 Peningkatan Mutu
Tata Kelola dan Pencitraan
Pendidikan
Rata -rata Lama
Sekolah (tahun) 9,19 8,61 93,69
Ketersediaan Sarana
Prasarana SMAN
CMBBS (%) 10,00 10,00 100,00
8 Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan
Anak
Persentase Balita
Ditimbang Berat
Badannya (D/S) (%)
74,00 71,38 96,46
Persentase Ibu
bersalin yg ditolong
oleh Nakes terlatih (Cakupan PN) (%)
90,00 83,16 92,40
Cakupan
Kunjungan Neonatal pertama (KN1)(%)
91,00 86,75 95,33
9 Pembinaan Upaya
Kesehatan
Persentase Rumah
Tangga Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) (%)
70,00 70,00 100,00
Persentase RSUD
dan Swasta yang melayani pasien
penduduk miskin
(%)
90,00 94,95 105,50
Persentase RS yg
melaksanakan
PONEK (%)
100,00 99,24 99,24
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 81 -
NO PROGRAM INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI
CAPAIAN
(%)
Persentase
Peningkatan Sarana
dan Prasana RS Provinsi & Labkesda
Provinsi Banten (%)
85,00 0,24 0,28
Persentase Puskesmas Rawat
Inap Yang Mampu
PONED
100 91,40 91,40
Persentase Peningkatan Sarana
dan Prasarana
Barang Medis RSUD
Banten (%)
60,00 45,00 75,00
Persentase
Peningkatan Sarana
dan Prasarana
Barang Non Medis RSUD Banten (%)
60,00 45,00 75,00
Pasien yang dilayani
dan ditangani sesuai
dengan indikasi dan kemampuan (%)
75,00 74,00 98,67
Waktu
keberlangsungan pelayanan terpenuhi
di semua bagian (%)
75,00 71,00 94,67
Pasien yang mendapatkan
asuhan
keperawatan (%)
100,00 86,00 86,00
Tenaga perawat
yang mendapat
pembinaan dan
pengembangan (%)
40,00 35,00 87,50
10 Pengendalian
PenyakitDan
Penyehatan
Lingkungan
Jumlah Bayi Yang
Mendapatkan
Imunisasi Dasar
Lengkap/UCI (Universl Child
Imunization)
dibawah 1 tahun di
Desa/Kelurahan
100,00 80,30 80,30
Prevalensi HIV (%) <0,5 0,46 108,70
Persentase kasus
baru Tuberkulosis
Paru (BTA positif) yang disembuhkan
(%)
90,00 89,00 98,89
Angka penemuan kasus Malaria per
1.000 penduduk
<1 0,00 1000,00
Presentasi puskesmas yang
melaksanakan
program
pengendalian
Penyakit Tidak
Menular (%)
30,00 30,00 100,00
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 82 -
NO PROGRAM INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI
CAPAIAN
(%)
Persentase cakupan
penduduk yang
terakses air minum berkualitas (%)
76,00 65,00 85,53
11 Kefarmasian Dan
Perbekalan Kesehatan
Persentase
ketersediaan obat buffer di Provinsi
Banten (%)
100 99,65 99,65
Persentase Sarana
Kesehatan, Produksi dan Distribusi
Kefarmasian dan
Alat Kesehatan yang
berkualitas (%)
50,00 51,00 102,00
12 Pengembangan dan
Pemberdayaan
Sumberdaya Manusia
Kesehatan
Prosentase Institusi
Pendidikan
Kesehatan binaan
yang terakreditasi (unit)
100 85 85,00
Terlaksananya
Puskesmas yg
melaksanakan SIKDA (unit)
123 92 74,80
Puskesmas Yang
Melaksanakan Upaya Kesehatan
Kerja (Unit)
40 60 150,00
Prosentase Sarana dan prasarana
Balai Kesehatan
Jiwa Masyarakat
Provinsi Banten (%)
50,00 0,00 0,00
Persentase
Pembinaan Dinas
Kesehatan dan RS
yang melayani
pasien penduduk miskin peserta
program
Jamkesmas (%)
100,00 5,51 5,51
Jumlah Tenaga
Kesehatan RS
Malingping yang
ditingkatkan
kemampuannya
(orang)
23 20 86,96
13 Peningkatan Mutu
Layanan Kesehatan
Masyarakat
Jumlah industri
formal dan informal
yang mendapatkan promosi kesehatan
kerja
200 200 100,00
Prosentase pelayanan
kesehatan dasar
bagi masyarakat
pekerja (%)
50,00 20,00 40,00
Ketersediaan Obat,
Bahan dan Alat
Penunjang RSUD
Malingping (%)
100,00 100,00 100,00
Jumlah Pasien
Mendapat Layanan 200 917,00 458,50
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 83 -
NO PROGRAM INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI
CAPAIAN
(%)
Kesehatan Gratis
(orang)
Lengkapnya pengisian rekam
medik 24 jam
setelah selesai
pelayanan (%)
75,00 59,00 78,67
Tersedianya data
dan informasi sesuai
kebutuhan dan
kemampuan (%)
60,00 74,00 123,33
14 Pembangunan dan
Pemeliharaan Jalan
dan Jembatan
Prosentase jaringan
jalan provinsi dalam
kondisi mantap (%)
82,00 61,31 74,77
Prosentase panjang
jembatan provinsi
dalam kondisi
mantap (%)
90,00 75,79 84,21
15 Pengembangan dan
Pengelolaan Sumber
Daya Air
Peningkatan dan
Rehabilitasi
Jaringan Irigasi Teknis (ha)
2.448,88 2.525,00 103,11
Cakupan pelayanan
pencegahan,
penanggulangan dan pemulihan
banjir dan abrasi
(%)
8,14 3,10 38,08
16 Pengembangan dan
Revitalisasi
Infrastuktur
Permukiman
Tingkat
ketersediaan air
bersih dan sanitasi
(m3)
1.537,50 2.020,00 131,38
Pembangunan
Infrastruktur
Perumahan dan
Pemukiman
desa/kel (lokasi)
111 301 271,17
17 Program Pembinaan
dan Penataan
Perumahan
Penyelesaian
Gedung KP3B 2 2 100,00
Pembangunan
Gedung Kantor
sebanyak 15 gedung
3 5 166,67
Rasio Pembinaan
dan Penataan
Perumahan (%)
20,00 3,20 16,00
18 Penataan Ruang
Wilayah dan Kawasan
Rasio Rencana
Kawasan Strategis
yang Tersusun (%)
4,67 4,67 100,00
Cakupan
ketersediaan
regulasi dan
dokumen rencana
tata ruang wilayah (dok)
3 dok 3 dok 100,00
Peningkatan
Kualitas Penataan
Ruang Kota (paket)
1 paket 1 paket 100,00
19 Perencanaan dan
Penganggaran
Pembangunan Daerah
Cakupan
ketersediaan
dokumen perencanan dan
100,00 100,00 100,00
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 84 -
NO PROGRAM INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI
CAPAIAN
(%)
penganggaran
pembangunan (%)
20 Pengendalian
Pembangunan Daerah
Cakupan Hasil
Pengendalian dan
Evaluasi
Pelaksanaan Program
Pembangunan (%)
100,00 100,00 100,00
Rasio Pelaporan
Pengendalian Pelaksanaan APBD
(%)
100,00 100,00 100,00
21 Kerjasama Pembangunan
Daerah
Perencanaan Kerjasama
Pembangunan
Daerah
3
dokumen 3 dokumen 100,00
Koordinasi dan
Fasilitasi Kerjasama
Antar Daerah dan
Luar Negeri
100,00 100,00 100,00
22 Pengelolaan dan
Penyelenggaraan
Transportasi Darat,
Laut, Udara dan
Perkeretaapian
Rasio
Pengembangan dan
Peningkatan
Fasilitas
Perhubungan melalui penyediaan
sarana dan
prasasarana lalu
lintas angkutan
menjadi 100% tahun 2017
35,85 29,78 83,07
Tingkat pembinaan
dan pemantauan
angkutan darat laut dan udara sejumlah
100% tahun 2017
39,72 39,57 99,62
23 Pengendalian Pencemaran
Lingkungan Hidup
Persentase kualitas air yang terpantau
dan terinformasikan
menurut SPM (%)
20,00 20,00 100,00
Rasio tindak lanjut
terhadap jumlah
pengaduan
masyarakat akibat
dugaan
pencemaran/kerusakan lingkungan
hidup (%)
20,00 82,35 411,75
24 Rehabilitasi dan Konservasi
Sumberdaya Alam
dan Lingkungan
Hidup
Luas area rehabilitasi hutan
dan lahan (ha)
8.000 12.000 150,00
Persentase peningkatan fungsi
hutan dan kawasan
lindung (%)
20 23,50 117,50
25 Penataan
Administrasi
Kependudukan
Cakupan
Peningkatan Tata
Kelola Administrasi
Kependudukan (%)
100,00 92,86 92,86
26 Kesetaraan Gender,
Pemberdayaan
Perempuan dan
Pengembangan Kota
Layak Anak
Kab/Kota (Forum
1Kab/Kot
a 1 Kab/Kota 100.00
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 85 -
NO PROGRAM INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI
CAPAIAN
(%)
Perlindungan Anak Kader, POKJANAL)
Rasio Pembinaan
dan Pengembangan
Jaringan kerja
lembaga masyarakat
(TP. PKK Prov, Kab/Kota, Kec,
HARGANAS) (%)
100.00 100.00 100.00
Rasio Peningkatan
Kapasitas Pengelola P2TP2A dan
lembaga lainnya (%)
20,00 20,00 100,00
Rasio Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan PUG
TKP3, PSW
(AP,PPRG) (%)
100.00 100.00 100.00
Rasio Pembinaan
Organisasi Wanita
(BKOW dan lainnya)
(%)
100.00 100.00 100.00
Rasio Peningkatan
Kualitas Hidup
Perempuan(P2WKSS
,GSI,APE) (%)
100.00 100.00 100.00
Prosentase
penanganan kasus
kekerasan terhadap perempuan dan
anak yang
terlaporkan (Dalam
dan Luar Provinsi)
(%)
100.00 100.00 100.00
27 Kependudukan dan
Keluarga Berencana
Cakupan
Peningkatan
integrasi
pengelolaan layanan Keluarga Berencana
(orang)
80 Orang 80 Orang 100.00
28 Pemberdayaan Masyarakat Miskin
Jumlah masyarakat miskin yang
memperoleh
pemberdayaan
social
1.215 1.215 100,00
Jumlah komunitas
masyarakat
terpencil yang
diberdayakan
220 220 100,00
Rasio pembinaan
kelembagaan
penanggulangan
kemiskinan melalui TKPKD (Pengelola
PNPM Perdesaan
Perkotaan dan jenis
PNPM lainnya) (%)
40,00 40,00 100.00
29 Rehabilitasi Sosial Jumlah Lanjut Usia
yang dilayani dan
dilindungi
901 901 100,00
Jumlah Anak yang
dilayani, dilindungi
dan direhabilitasi
1.122 1.122 100,00
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 86 -
NO PROGRAM INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI
CAPAIAN
(%)
Jumlah Penyandang
Cacat yang
direhabilitasi
530 530 100,00
Jumlah lembaga
sosial anak yang
dibina
16 16 100,00
Jumlah tuna sosial
yang direhabilitasi 660 660 100,00
Jumlah PMKS yang
memperoleh
pelayanan,
perlindungan dan
bimbingan lanjut Balai Perlindungan
Sosial (BPS)
307 307 100,00
Jumlah PMKS yang memperoleh
bimbingan sosial
dan keterampilan
dan bimbingan
lanjut pada Balai
Pemulihan dan Pengembangan
Sosial (BP2S)
390 390 100,00
30 Perlindungan dan Jaminan Sosial
Jumlah Korban Tindak
Kekerasan/Pekerja
Migran yang
dilindungi (Orang)
50 50 100,00
Jumlah bantuan
untuk korban
bencana (Orang)
4.350 4.350 100,00
Jumlah Taruna
Siaga Bencana
(TAGANA) yang
dilatih (Orang)
1.286 1.286 100,00
Jumlah Masyarakat
yang mendapat
jaminan Sosial
(Orang)
366 30.000 8.196,72
31 Pemberdayaan
Kelembagaan Sosial
dan Keagamaan
Jumlah Tenaga
Kesejahteraan Sosial
yang dibina (Orang)
604 604 100,00
Jumlah
Kelembagaan sosial
yang dibina
(Lembaga)
550 550 100,00
Pelestarian Nilai-
Nilai Kepahlawanan,
Keperintisan dan Kejuangan (NK3)
400 400 100,00
Jumlah Penyuluhan
Sosial yang dilaksanakan
(Orang)
200 200 100,00
Cakupan kegiatan peningkatan
pemahaman dan
pengamalan nilai-
nilai keagamaan
12 keg 11 keg 91,67
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 87 -
NO PROGRAM INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI
CAPAIAN
(%)
Cakupan
kelembagaan
kelompok/badan/lembaga/ organisasi
keagamaan yang
terfasilitasi
600 lembaga
839 lembaga 139,83
32 Pengembangan
Kelembagaan,
Hubungan Industrial
dan Perlindungan
Tenaga Kerja
Tingkat Hubungan
Industrial,Kesejahte
raan Pekerja dan
Perlindungan
Tenaga Kerja (%)
4,73 2,53 53,49
33 Peningkatan
Produktivitas,
Perluasan,
Kesempatan Kerja dan Berusaha
Menurunnya
Tingkat
Pengangguran
Terbuka 0,5% setiap Tahunnnya (%)
11,56 9,87 117,12
34 Peningkatan
Keterampilan Tenaga Kerja
Cakupan kegiatan
peningkatan Keterampilan dan
Kesempatan Tenaga
Kerja
448 org 448 org 100,00
35 Pengembangan Usaha dan Akses
Permodalan K-UMKM
Persentase Koperasi dan UMKM yang
terakses sumber-
sumber permodalan
(%)
15,28 21,10 138,09
Tingkat
pertumbuhan usaha
masyarakat yang
dapat menurunkan tingkat kemiskinan
(%)
15,28 14,45 94,57
36 Pengembangan
Produk dan Pemasaran K-UMKM
Tingkat layanan
teknologi, inovasi, daya saing, dan
mutu produk
koperasi dan UMKM
(%)
26,00 25,15 96,73
Tingkat layanan
akses akses pasar
dan pemasaran bagi
produk koperasi dan UMKM (%)
26,00 25,00 96,15
37 Peningkatan Daya
Saing, Kapasitas
Kelembagaan dan SDM K-UMKM
Pesentase
peningkatan
kapasitas kelembagaan dan produktivitas Koperasi dan UMKM (%)
17,66 16,75 94,85
38 Peningkatan Iklim
Investasi
Cakupan layanan
regulasi perijinan
bidang Penanaman Modal (%)
15,00 15,00 100,00
39
Peningkatan Promosi
dan Kerjasama
Investasi
Nilai Realisasi
Investasi PMA (Rp)
8.93
Trilyun 25,43 Trilyun 284,77
40 Pengelolaan dan
Pengembangan
Keragaman, Kekayaan dan Nilai
Meningkatnya
pengembangan dan
pemanfaatan kebudayaan (%)
20,00 19,00 95,00
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 88 -
NO PROGRAM INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI
CAPAIAN
(%)
Budaya Meningkatnya
pelestarian tradisi
masyarakat adat (%)
20,00 20,00 100,00
Meningkatnya
pelestarian nilai-
nilai tradisi dan kearifan lokal (%)
23,53 23,53 100,00
Meningkatnya
pelestarian dan
perlindungan cagar budaya, museum
dan kesejarahan (%)
18,52 16,72 90,28
41 Pembinaan Kerukunan, Kesatuan
Bangsa dan Politik
Cakupan pembinaan lembaga
yang terbina sadar
politik (%)
353,00 353,00 100,00
Cakupan
pembinaan lembaga
yang sadar
kerukunan (%)
414,00 407,00 98,31
Cakupan kegiatan
Pemeliharaan
Stabilitas Daerah
(%)
100,00 100,00 100,00
42 Pembinaan,
Pemantapan Otonomi
Daerah dan
Pemerintahan Umum
Rasio Fasilitasi
Penyelenggaraan
Otonomi Daerah
dan Pemerintahan Umum (%)
100,00 97,42 97,42
Rasio Fasilitasi
Administrasi Pertanahan (%)
100,00 100,00 100,00
Jumlah Dokumen
Pedoman
Pelaksanaan Pembangunan dan
Standarisasi Harga
Satuan Barang dan
Jasa
2 Dok 2 Dok 100,00
Rasio Kegiatan
Fasilitasi LPSE
Provinsi Banten (%)
100,00 100,00 100,00
Koordinasi
Pengendalian Inflasi
daerah(%)
5,00 5,00 100,00
Pengembangan dan
Peningkatan
Lembaga Keuangan
daerah
6 unit 6 unit 100,00
Penyusunan Bahan
Kebijakan
Pengembangan
Perekonomian Daerah
10 dok 10 dok 100,00
Pengembangan
Pelayanan Publikasi,
Kerjasama Jaringan
Media dan Informasi
100,00 100,00 100,00
Peningkatan
Pengelolaan
Informasi
100,00 100,00 100,00
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 89 -
NO PROGRAM INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI
CAPAIAN
(%)
Komunikasi dan
Dokumentasi
Pengelolaan Sistem layanan Informasi
Promosi
100,00 100,00 100,00
Meningkatnya kualitas dan
kuantitas kebijakan
bidang
kesejahteraan
rakyat
16 dok 16 dok 100,00
43 Pemeliharaan
Ketentraman,
Ketertiban dan Perlindungan
Masyarakat
Rasio Pengamanan,
Pengawalan
Gubernur, Wakil Gubernur, Sekda
(%)
100,00 100,00 100,00
Rasio Pemeliharaan
Ketenteraman dan Ketertiban Umum
(%)
100,00 100,00 100,00
Rasio Penegakan Peraturan
Perundang-
undangan
100,00 100,00 100,00
Rasio Pendataan
dan Tindaklanjut
Pelanggaran
Peraturan
Perundang-
undangan(%)
100,00 100,00 100,00
44 Penanggulangan
Bencana
Rasio Mitigasi dan
Pengurangan Resiko
Bencana (%)
100,00 100,00 100,00
Rasio Ketersediaan
Peralatan dan
Logistik, Pos Bencana dan
Tanggap Darurat
Bencana. (%)
100,00 100,00 100,00
Rasio Bantuan dan
Rehabilitasi
Pemulihan Kondisi
Pasca Bencana (%)
100,00 100,00 100,00
45 Pengelolaan
Kekayaan dan Aset
Daerah
Rasio fasilitasi
pengelolaan
perlengkapan dan
aset daerah (%)
100,00 75,16 75,16
46 Peningkatan
Pengelolaan
Keuangan dan
Pendapatan Daerah
Jumlah Pendapatan
Asli Daerah (Rp.) 3.572 T 4,899 T 137,15
Ketersediaan jumlah
sistem/data/dokum
en/informasi
penunjang
peningkatan
pendapatan daerah (unit)
2 2 100,00
Ketersediaan
Sistem/Data/Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah
(unit)
3 3 100,00
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 90 -
NO PROGRAM INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI
CAPAIAN
(%)
Persentase
ketepatan waktu
pelaksanaan pembinaan, fasilitasi
dan evaluasi
pengelolaan
keuangan daerah
Pemerintah
Kabupaten/Kota (%)
100,00 100,00 100,00
Cakupan fasilitasi,
monitoring, dan
evaluasi pengelolaan keuangan daerah
Pemerintah Provinsi
(%)
100,00 100,00 100,00
47 Penataan
Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan
Perangkat Daerah
Rasio ketersediaan
dokumen penataan
Kelembagaan
Perangkat Daerah,
Lembaga lain bagian
perangkat daerah, Ketatalaksanaan,
Analisa Jabatan dan
Analisa Beban Kerja
Perangkat Daerah.
(%)
100,00 100,00 100,00
48 Pembinaan Karier
dan Administasi
Kepegawaian
Aparatur
Rasio Pembinaan
dan Kesejahteraan
PNS Provinsi Banten
.(%)
100,00 100,00 100,00
Rasio Pelayanan
Administrasi
Kepegawaian .(%)
100,00 95,60 95,60
Rasio
Pengembangan
Sumber Daya Aparatur .(%)
100,00 100,00 100,00
49 Peningkatan
Kapasitas SDM Aparatur
Rasio
Penyelenggaraan Diklat dan Bimtek
Aparatur .(%)
100,00 44,67 44,67
Rasio Ketersediaan Bahan Penunjang
Kediklatan dan
Bimtek Aparatur
.(%)
100,00 88,67 88,67
50 Peningkatan Kualitas
Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
Rasio ketersediaan
dokumen Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
100,00 100,00 100,00
Rasio ketersediaan dokumen
Penatausahaan,
Pengendalian dan
Evaluasi Laporan
Keuangan
100,00 100,00 100,00
51
Peningkatan Sarana,
Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas Aparatur
Rasio Penyediaan
Barang dan Jasa
Adm. Perkantoran
serta Pelayanan Tata Usaha
Kerumahtanggaan
100,00 100,00 100,00
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 91 -
NO PROGRAM INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI
CAPAIAN
(%)
Rasio
Penyelenggaraan
Rapat Koordinasi dan Konsultasi di
dalam dan ke Luar
Daerah
100,00 100,00 100,00
Rasio
Pembangunan,
Pengadaan,
Pemeliharaan dan
Rehabilitasi
Prasarana dan Sarana Aparatur
100,00 100,00 100,00
Rasio pembinaan
dan peningkatan pelayanan, tata
usaha dan
administrasi
kepegawaian
100,00 100,00 100,00
52 Pembinaan,Pengawas
an dan Akuntabilitas
Aparatur
Rasio Peningkatan
kualitas
pengawasan dan
akuntabilitas kinerja
aparatur.(%)
100,00 100,00 100,00
53 Peningkatan Kapasitas
Lembaga Perwakilan
Rakyat Daerah
Jumlah Kegiatan
Penyerapan Aspirasi
Masyarakat yang Terakomodir dalam
Rencana
Pembangunan
Daerah
100,00 100,00 100,00
Jumlah Kegiatan
Pembahasan dan
Penetapan
RAPERDA Serta
Keputusan DPRD
100,00 90,00 90,00
Jumlah Dukungan
Layanan
Komunikasi, Informasi, Publikasi
Alat Kelengkapan
DPRD dan
Sosialisasi Produk
Hukum DPRD
100,00 100,00 100,00
Jumlah Kegiatan
Pembahasan Rapat-
rapat DPRD
100,00 97,83 97,83
Jumlah Kegiatan
Pengawasan Oleh
DPRD Terhadap
Penyelenggaraan Pemerintahan dan
Pembangunan
Daerah
100,00 75,00 75,00
Jumlah Kegiatan
Peningkatan
Kapasitas,
Profesionalisme dan
Ketersediaan Tenaga
Ahli pendukung AKD
100,00 100,00 100,00
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 92 -
NO PROGRAM INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI
CAPAIAN
(%)
54 Peningkatan
Kesadaran dan
Pengembangan Produk Hukum dan
HAM
Rasio ketersediaan
Dokumen Produk
Hukum (%)
20,00 20,00 100.00
Cakupan Kegiatan
Peningkatan
Kesadaran Hukum & HAM (%)
100,00 100,00 100.00
55 Penelitian,
Pengembangan
Kebijakan Strategis, Inovasi Daerah, dan
IPTEK
Ketersediaan
dokumen kebijakan
hasil Penelitian dan Pengembangan
Inovasi Daerah (dok)
34 Dokumen
33 Dokumen 97,06
56 Ketahanan Pangan Masyarakat
Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi
(Ton)
200 166,23 83,12
Jumlah Cadangan Pangan Masyarakat
(ton)
617,0322 422,172 68,42
Jumlah lembaga cadangan pangan
masyarakat
(Lembaga)
62 62 100,00
Cakupan layanan fasilitasi program
bantuan Raskin (%)
100,00 100,00 100,00
Penganekaragaman konsumsi pangan
masyarakat (Skors
PPH)
90 83,30 92,56
Jumlah daerah
rawan pangan yang
tertangani
(Kecamatan)
10 10 100,00
Cakupan layanan
penyuluh pada
daerah sentra
produksi (%)
50 50 100,00
57 Pemberdayaan
Masyarakat dan
Lembaga Perdesaan
Rasio Desa/Kel
Yang Mengalami
peningkatan
kapasitas kelembagaan
masyarakat
desa/kelurahan
70,00 70,00 100,00
Rasio Peningkatan
Partisipasi
Masyarakat dalam
pembangunan
desa/kel (%)
11,00 11,00 100,00
Cakupan
Pengembangan
Inovasi dan
Pemasyarakatan Teknologi Tepat
Guna
2
Posyantek 3 Posyantek 150,00
Rasio Penguatan Kemandirian
Masyarakat Desa
(Lembaga Keuangan
Mikro Desa
(BUMDes) (%)
85,00 85,00 100.00
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 93 -
NO PROGRAM INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI
CAPAIAN
(%)
Rasio Jumlah
Kelompok Usaha
Ekonomi Keluarga Pedesaan setiap
desa terhadap
jumlah desa
keseluruhan (Pasar
Desa, UED-SPP,
UPPKS, Lumbung Desa) (%)
3,8 3,8 100,00
Rasio pembinaan
dan pengembangan Ekonomi
masyarakat (BKM,
peralihan
pengelolaan PNPM
(%)
6,38 6,38 100,00
Cakupan
Pembinaan
Pemerintah
Desa/Kel (pemerintah desa
dan BPD)
6 desa/kel 6 desa/kel 100.00
Cakupan pengembangan
Pemerintahan Desa
1.261
desa 1.262 desa 100.08
58 Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
Ketersediaan Data dan Informasi
Pembangunan
42 Paket 42 Paket 100,00
59 Pembinaan Kearsipan Daerah
Persentase SKPD Provinsi yang
pengelolaan
arsipnya sesuai
dengan ketentuan
(%)
27 SKPD
(63%)
27 SKPD
(63%) 100,00
Persentase cakupan
koneksi Jaringan
Informasi Kearsipan
Provinsi (JIKP) dengan seluruh
SKPD, Kab/Kota (%)
27 SKPD
(63%)
27 SKPD
(63%) 100,00
60 Pengembangan Komunikasi,
Informasi dan
Telematika
Meningkatnya penyelenggaraan
dan pelayanan
aksesbilitas serta
kapasitas
Telekomunikasi,
informasi dan teknologi
informatika
sejumlah 100%
tahun 2017. (%)
68,42 68,42 100,00
Cakupan
Peningkatan
Kapasitas dan
Pembinaan Lembaga
Penyiaran (%)
30,00 30,00 100,00
Cakupan
Pemantauan Isi
Siaran Radio dan Televisi (%)
30,00 30,00 100,00
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 94 -
NO PROGRAM INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI
CAPAIAN
(%)
Cakupan
Penyelenggaraan
Perizinan Penyiaran (%)
100,00 75,00 75,00
61 Pengembangan Minat
dan Budaya Baca
Tingkat kunjungan
perpustakaan per hari (%)
280 (56%) 280 (56%) 100,00
Meningkatnya
kunjungan ke
website BPAD (%)
70 (56%) 70 (56%) 100,00
62 Pengembangan dan
Pembinaan
Perpustakaan
Peningkatan Jumlah
Perpustakaan sesuai
standar (%) 18 (43%) 18 (43%) 100,00
63 Kepemudaan dan Kepramukaan
Jumlah organisasi pramuka yang
mendapatkan
pelayanan
Kepramukaan (unit)
9
kwartir 9 kwartir 100,00
Jumlah Kelompok/
Organisasi
Kepemudaan yang
berperan dalam kewirausahaan (kel)
14 klp 8 klp 57,14
64 Pembinaan,
Pembudayaan dan
Pengembangan Olahraga
Rasio Cabang
Olahraga
Berprestasi terhadap jumlah
kejuaraan tingkat
nasional/regional
(event)
18 cabor
/17 event
17 cabor /4
event
94,44/
23,53
Tingkat pemenuhan
prasarana dan
sarana olahraga 1 unit 1 unit 100,00
Tabel 2.10 Capaian Indikator Kinerja Per Program Pada Penyelenggaraan Urusan Pilihan
NO PROGRAM INDIKATOR
KINERJA TARGET
REALISA
SI
CAPAIAN
(%)
1 Peningkatan
Produksi, Produktivitas
Peternakan,
Perikanan, Pertanian
dan Perkebunan
Peningkatan
Produksi Padi (GKG) (ton)
2.161.685 2.045.883 94,64
Surplus Beras (ton) 43.360 33.069 76,27
Penyediaan Benih
Sumber Padi (ha) 28.000,00 48.578,00 173,49
Penyediaan Cadangan Benih
Daerah (CBD) Padi
(ha)
70.000 22.500 32,14
Produksi
Hortikultura
(Durian, Manggis,
Melon, Cabe Besar)
(ton)
24.415 63.072 258,33
Produksi Daging
(sapi dan kerbau)
(ton)
30.690.55
8
46.257.79
4 150,72
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 95 -
NO PROGRAM INDIKATOR
KINERJA TARGET
REALISA
SI
CAPAIAN
(%)
Cakupan
peningkatan upaya-
upaya rehabilitasi, diversifikasi,
intensifikasi dan
peremajaan
tanaman
perkebunan (ha)
500 750 150,00
Cakupan
ketersediaan
sumber benih
tanaman perkebunan (unit)
3 3 100,00
Jumlah unit usaha
perkebunan terpadu (agrowisata) (unit)
1 1 100,00
cakupan
ketersediaan sarana dan prasarana
pendukung
pembangunan
perkebunan (unit)
3 3 100,00
Cakupan
ketersediaan benih
tanaman
perkebunnan yang
berkualitas (batang)
85 107 125,88
Jumlah Produksi
Perikanan Tangkap
(Ton)
67,150 60,184 89,63
Nilai Tukar Nelayan
(NTN) > 100 104,20 104,20
Jumlah Produksi
Benih Ikan (Milyar
Ekor)
1 0,637 45,50
Jumlah Produksi
Perikanan Budidaya
(Ton)
160.000 105.000 65,63
2 Peningkatan Daya
Saing dan Pemasaran
Produk Peternakan,
Perikanan, Pertanian
dan Perkebunan
Nilai Tukar Petani
(NTP) 105 104,75 99,76
Cakupan Penerapan Good Agricultural
Practice (GAP) /
Standar Operational
Procedure (SOP)
Hortikultura (unit)
4 6 150,00
Cakupan kemitraan
Kelompok Tani dan
Dunia Usaha (unit)
8 9 112,50
Tingkat
perkembangan
jumlah aneka usaha
kehutanan dan perkebunan (unit)
6 6 100,00
Cakupan tingkat
kemantapan tata usaha dan
pembinaan industri
kehutanan dan
perkebunan (unit)
250 250 100,00
Kontribusi Sektor
Perikanan Terhadap 0,75% 0,70% 93,33
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 96 -
NO PROGRAM INDIKATOR
KINERJA TARGET
REALISA
SI
CAPAIAN
(%)
PDRB
Jumlah Ekspor Perikanan (Ton)
2.500 4.122 164,88
Tingkat Kosumsi
Ikan (Kg/Kapita) 27 30 111,11
3 Pemberdayaan
Kelembagaan dan
Sumberdaya Peternakan,
Perikanan, Pertanian
dan Perkebunan
Cakupan
Penumbuhan dan
Pengembangan Kelembagaan
Pertanian (unit)
5 10 200,00
Cakupan Peningkatan Akses
Kelompok tani
terhadap Perbankan
(unit)
24 24 100,00
Cakupan tingkat
pemanfaatan
teknologi terapan
bidang kehutanan
dan perkebunan (unit)
2 2 100,00
Peningkatan jumlah
kelompok usaha mandiri (unit)
20 18 90,00
4 Peningkatan Daya
Dukung Sumberdaya
Pertanian
Cakupan
ketersediaan Traktor
(unit)
27 72 266,67
Cakupan
ketersediaan Rice
Milling Unit (RMU) (unit)
2 3 150,00
Cakupan
Pengembangan Jaringan Irigasi (Ha)
3.200,00 12.100,00 378,13
5 Peningkatan daya
dukung sumber daya hutan dan lahan
Cakupan
pengendalian penggunaan
kawasan hutan
(unit)
6 6 100,00
Peningkatan jumlah
kelompok
pemberdayaan
masyarakat sekitar
kawasan hutan
(kelompok)
10 10 100,00
6 Pengelolaan Listrik
dan Pemanfaatan
Energi
Tingkat
penambahan jumlah
Instalasi dan Sambungan Rumah
Terpasang (SS)
25.000 25.000 100,00
Persentase tingkat pemenuhan
Kebutuhan Jaringan
Listrik di KP3B (%)
90,00 90,00 100,00
Tingkat penambahan jumlah
Unit Terpasang
Pembangkit dan
Reaktor dari Energi
Terbarukan (Unit)
312 312 100,00
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 97 -
NO PROGRAM INDIKATOR
KINERJA TARGET
REALISA
SI
CAPAIAN
(%)
7 Pengelolaan dan
Pemanfaatan Sumber
Daya Mineral, Batubara, Panas
Bumi, Geologi dan
Mitigasi Bencana
Geologi
Cakupan
ketersediaan
Laporan Pemetaan, Penelitian,
Pengembangan dan
Sumber Data
Sumber Daya
Mineral, Batubara,
Panas Bumi, Geologi dan Mitigasi
Bencana Geologi
(Dok)
14 14 100,00
Cakupan
ketersediaan sarana
pengendalian dan
konservasi air tanah
(unit)
4 4 100,00
Cakupan layanan
Penerbitan
Dokumen Perijinan
yang menjadi Kewenangan
Provinsi (ijin)
10 10 100,00
Cakupan layanan Kesepakatan
Kerjasama Bidang
Pertambangan dan
Energi (Dokumen)
1 1 100,00
8 Pengembangan,
Pengusahaan Potensi
dan Produk
Pertambangan dan
Energi
Cakuman layanan
informasi data
bidang
pertambangan dan
energi yang siap dipublikasikan
(unit)
4 4 100,00
9 Pengelolaan dan Pengembangan
Pariwisata
Meningkatnya pengembangan daya
tarik wisata (%)
20,00 20,00 100,00
Meningkatnya kualitas pengelolaan
destinasi wisata (%) 15,00 15,38 102,53
Meningkatnya
pengembangan
produk dan usaha
pariwisata (%)
20,00 19,80 99,00
Meningkatnya
promosi wisata
dalam negeri dan
luar negeri (%)
20,00 20,00 100,00
10 Pengembangan
Kemitraan
Kepariwisataan
Tingkat penguatan
kemitraan
pariwisata, usaha
ekonomi kreatif dan lembaga/instansi
pemerintah (%)
20,00 20,00 100,00
Rasio peningkatan kapasitas
kelembagaan
pariwisata (%)
20,00 19,67 98,35
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 98 -
NO PROGRAM INDIKATOR
KINERJA TARGET
REALISA
SI
CAPAIAN
(%)
Rasio peningkatan
kapasitas sumber
sumber daya manusia pariwisata
dan instansi lainnya
(%)
21,00 21,09 100,43
11 Pengelolaan
sumberdaya laut,
pesisir dan pulau-
pulau kecil
Luas Areal
Konservasi Laut
(Ha) 1 1 100,00
Jumlah Tindak
Pidana Kelautan dan Perikanan yang
Diselesaikan (Kasus)
12 20 166,67
12 Peningkatan dan Pengembangan
Perdagangan
Cakupan Peningkatan
Prasarana dan
Sarana Kelancaran
Distribusi
Perdagangan/Pasar
tradisional (%)
20,00 20,00 100,00
Cakupan
Pemberdayaan dan
Perlindungan Konsumen, dan
Pengawasan Barang
Beredar/Jasa (%)
20,00 20,00 100,00
13 Peningkatan Daya
Saing Industri
Cakupan Penataan
Kawasan dan
Penguatan Struktur
industri (%)
20,00 20,00 100,00
Cakupan
Penumbuhan dan
Pengembangan
Wirausaha Baru
Bidang Industri (%)
20,00 20,00 100,00
Cakupan
Peningkatan
Mutu/Daya Saing, Stadarisasi dan
Sertifikasi Produk
(%)
20,00 19,00 95,00
Cakupan Kemitraan
Usaha dan
Pengembangan
klaster industri (%)
20,00 20,00 100,00
14 Penyiapan,
pengerahan dan
Pembinaan
Transmigrasi
Cakupan
Penyiapan,Pelayana
n,Pembinaan,dan
Kebutuhan
Masyarakat Transmigran Serta
Meningkatnya
Pendapatan
Perkapita
Masyarakat (KK)
350 KK 15 KK 4,29
Cakupan Fasilitas
Perpindahan dan
Penempatan
Transmigrasi (KK)
175 KK 15 KK 8,57
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 99 -
2.3 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH
Permasalahan pembangunan daerah berisi uraian rumusan umum
permasalahan pembangunan daerah berdasarkan isu permasalahan daerah
yang berhubungan dengan prioritas pembangunan daerah dan permasalahan
lainnya yang berhubungan dengan layanan dasar dan tugas fungsi SKPD.
Suatu permasalahan daerah dianggap memiliki nilai prioritas jika
berhubungan dengan tujuan dan sasaran pembangunan khususnya program
pembangunan daerah (RPJMD) dengan prioritas pembangunan daerah (RKPD)
pada tahun rencana serta prioritas lain dari kebijakan nasional yang bersifat
mandatory. Identifikasi permasalahan menjelaskan apa yang menjadi masalah
dimasa lalu dan masa mendatang serta gambaran solusi yang ditawarkan.
Isu penting dan masalah pembangunan daerah di Provinsi Banten tidak
terlepas dari isu dan masalah nasional maupun isu eksternal lainnya.
2.3.1 Isu Penting dan Masalah Mendesak Nasional
Pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional, bangsa
Indonesia dihadapkan pada tiga masalah pokok bangsa, yakni:
1. Merosotnya Kewibawaan Negara
Wibawa negara merosot ketika negara tidak kuasa memberikan rasa
aman kepada segenap warga negara, tidak mampu mendeteksi
ancaman terhadap kedaulatan wilayah, membiarkan pelanggaran hak
asasi manusia (HAM), lemah dalam penegakan hukum, dan tidak
berdaya dalam mengelola konflik sosial. Negara semakin tidak
berwibawa ketika masyarakat semakin tidak percaya kepada institusi
publik dan pemimpin tidak memiliki kredibilitas yang cukup untuk
menjadi teladan dalam menjawab harapan publik terhadap perubahan ke
arah yang lebih baik. Harapan untuk menegakkan wibawa negara semakin
pudar ketika negara mengikat diri pada sejumlah perjanjian
internasional yang mencederai karakter dan makna kedaulatan yang tidak
memberi keuntungan pada kepentingan nasional.
2. Melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional
Lemahnya sendisendi perekonomian bangsa terlihat dari belum
terselesaikannya persoalan kemiskinan, kesenjangan sosial, kesenjangan
antar wilayah, kerusakan lingkungan hidup sebagai akibat dari
eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, dan ketergantungan
dalam hal pangan, energi, keuangan, dan teknologi. Negara tidak mampu
memanfaatkan kandungan kekayaan alam yang sangat besar, baik
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 100 -
yang mewujud (tangible) maupun bersifat nonfisik (intangible), bagi
kesejahteraan rakyatnya. Harapan akan penguatan sendi-sendi
ekonomi bangsa menjadi semakin jauh ketika negara tidak kuasa
memberi jaminan kesehatan dan kualitas hidup yang layak bagi
warganya, gagal dalam memperkecil ketimpangan dan ketidakmerataan
pendapatan nasional, melanggengkan ketergantungan atas utang luar
negeri dan penyediaan pangan yang mengandalkan impor, dan tidak
tanggap dalam menghadapi persoalan krisis energi akibat dominasi
alat produksi dan modal korporasi global serta berkurangnya
cadangan minyak nasional.
3. Merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa.
Politik penyeragaman telah mengikis karakter Indonesia sebagai
bangsa pejuang, memudarkan solidaritasn dan gotong-royong, serta
meminggirkan kebudayaan lokal. Jati diri bangsa terkoyak oleh
merebaknya konflik sektarian dan berbagai bentuk intoleransi. Negara
abai dalam menghormati dan mengelola keragaman dan perbedaan yang
menjadi karakter Indonesia sebagai bangsa yang majemuk. Sikap untuk
tidak bersedia hidup bersama dalam sebuah komunitas yang beragam
telah melahirkan ekspresi intoleransi dalam bentuk kebencian,
permusuhan, diskriminasi, dan tindakan kekerasan terhadap “yang
berbeda”. Kegagalan pengelolaan keragaman itu terkait dengan
masalah ketidakadilan dalam realokasi dan redistribusi sumber daya
nasional yang memperuncing kesenjangan sosial. Pada saat yang
sama, kemajuan teknologi informasi dan transportasi yang begitu
cepat telah melahirkan “dunia tanpa batas” (borderless-state) yang
pada gilirannya membawa dampak negatif berupa kejut budaya
(culture shock) dan ketunggalan identitas global di kalangan generasi
muda Indonesia. Hal ini mendorong pencarian kembali basis-basis
identitas primodial sebagai representasi simbolik yang menjadi
pembeda dengan lainnya. Konsekuensinya, bangsa ini berada di
tengah pertarungan antara dua arus kebudayaan. Disatu sisi, manusia
Indonesia dihadapkan pada arus kebudayaan yang didorong oleh
kekuatan pasar yang menempatkan manusia sebagai komoditas
semata. Di sisi lain, muncul arus kebudayaan yang menekankan
penguatan identitas primodial di tengah derasnya arus globalisasi.
Akumulasi dari kegagalan mengelola dampak persilangan dua arus
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 101 -
kebudayaan tersebut menjadi ancaman bagi pembangunan karakter
bangsa (nation and character building).
Tantangan utama pembangunan Nasional dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Dalam rangka meningkatkan wibawa Negara, tantangan utama
pembangunan mencakup:
a. peningkatan stabilitas dan keamanan negara,
b. pembangunan tata kelola untuk menciptakan birokrasi yang efektif
dan efisien, serta
c. pemberantasan korupsi.
2. Dalam rangka memperkuat sendi perekonomian bangsa, tantangan
utama pembangunan mencakup:
a. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan,
b. percepatan pemerataan dan keadilan, serta keberlanjutan
pembangunan.
3. Krisis kepribadian bangsa termasuk intoleransi, tantangan utama
pembangunan mencakup:
a. peningkatan kualitas sumberdaya manusia,
b. pengurangan kesenjangan antarwilayah,
c. percepatan pembangunan kelautan
2.3.2 Isu Penting dan Masalah Mendesak Lainnya di Provinsi Banten
Isu penting dan masalah mendesak lainnyadi Provinsi Banten
khususnya di kabupaten/kota bila dikelompokan secara umum terdiri
infrastruktur wilayah/kawasan dan lingkungan hidup, peningkatan ketahanan
pangan, kemiskinan dan pengangguran, pendidikan dan kesehatan, reformasi
birokrasi dan tata kelolal pemerintahan. Adapun untuk rincian dari masing-
masing kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
1. Kabupaten Pandeglang
1) Perlunya dukungan infrastruktur jalan, bandara, pelabuhan, air bersih
dan listrik terhadap pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus
Pariwisata Tanjung Lesung dan Kawasan Pariwisata Pulau Umang;
2) Perlunya pembangunan infrastruktur perkotaan Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) Pandeglang dan Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp)
Panimbang;
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 102 -
3) Penanganan banjir tahunan di Kecamatan Patia, Sobang, Pagelaran dan
Panimbang;
4) Aspirasi masyarakat agar Pandeglang dijadikan sebagai kawasan pusat
pendidikan;
5) Peningkatan Kualitas dan Kuantitas SDM melalui penyediaan Sarana
dan Prasarana Pendidikan dan Kesehatan yang berkualitas serta
kemudahan akses bagi masyarakat miskin untuk mendapatkan
pendidikan dasar dan kesehatan yang layak
6) Penguatan Inovasi Daerah
7) Pengembangan kampung ternak domba di Desa Juhut dijadikan sebagai
pusat penelitian ternak domba untuk percontohan dan direplikasi
kedaerah lain;
8) Belum optimalnya pembangunan Kawasan Minapolitan di Kecamatan
Sumur dan Panimbang;
9) Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Carita dan Kawasan Wisata Alam
serta Wisata Religi;
10) Perlunya dana kompensasi kelestarian lingkungan hulu-hilir untuk
konservasi Kawasan Lindung AKARSARI (deretan Gunung Aseupan-
Gunung Karang-Gunung Pulosari) sebagai daerah resapan air;
11) Perlunya pelebaran dan peningkatan struktur jalan nasional di Banten
Selatan yang menghubungkan akses Pandeglang-Lebak;
12) Perlunya pengembangan daerah penyangga Taman Nasional Ujung
Kulon (TNUK) dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya;
13) Percepatan revitalisasi Desa tertinggal lintas sektoral;
14) Revitalisasi pasar-pasar tradisional, Tempat Pelelangan Ikan dan balai
benih ikan.
2. Kabupaten Lebak
1) Perlunya dukungan infrastruktur terhadap pengembangan Kawasan
Pusat Pertumbuhan Malingping;
2) Perlunya pembangunan infrastruktur perkotaan Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) Rangkasbitung dan Pusat Kegiatan Wilayah Daerah (PKWD)
Kawasan Perumahan Kekerabatan Maja;
3) Penanganan banjir tahunan di Kecamatan Wanasalam dan Cibinuangen;
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 103 -
4) Aspirasi masyarakat agar Lebak dijadikan sebagai kawasan perkebunan
dengan peremajaan tanaman karet, kelapa sawit, alpokat dan singkong;
5) Pengembangan kampung ternak kerbau di Desa Narimbang Mulya
Kecamatan Rangkasbitung dijadikan sebagai pusat penelitian ternak
kerbau untuk percontohan dan direplikasi kedaerah lain;
6) Belum optimalnya pembangunan Kawasan Minapolitan di Kawasan
Pesisir PantaiSelatan Kecamatan Malingping dan Bayah;
7) Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Sawarna dan Bagedur, Kawasan
Wisata Alam Arung Jeram Ciberang serta Wisata Religi;
8) Perlunya dana kompensasi kelestarian lingkungan hulu-hilir untuk
konservasi Kawasan Lindung Taman Nasional Gunung Halimun Salak
sebagai daerah resapan air;
9) Perlunya pelebaran dan peningkatan struktur jalan nasional di Banten
Selatan yang menghubungkan akses Depok- Bogor-Lebak-Pelabuhan
Ratu Sukabumi;
10) Percepatan revitalisasi desa tertinggal lintas sektoral;
11) Percepatan pembangunan bendungan karian di Kecamatan Sajira
dengan kapasitas 208.000.000 M3 untuk suplai air baku ke Jakarta,
Cilegon, dan Tangerang serta sebagai pengendali banjir sungai ciujung
dan konservasi sumber air;.
12) Percepatan pengembangan kawasan industri semen yang didukung
potensi pertambangan di bagian selatan, di Kecamatan Bayah;
13) Penertiban dan pengembangan penambangan batubara, emas dan batu
permata kalimaya;
14) Revitalisasi pasar-pasar tradisional, Tempat Pelelangan Ikan dan Balai
Benih Ikan.
3. Kabupaten Serang
1) Percepatan pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang untuk
mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
2) Rencana pembangunan Interchange Cikande dan Terminal Tipe A
Cikande yang masih tertunda;
3) Rekonstruksi Rehabilitasi Pasca Bencana dan Penanganan banjir
tahunan di Kecamatan Karenang,Kragilan dan Ciwandan;
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 104 -
4) Rencana pembangunan TPSA Bojong Menteng yang masih perlu dikaji
ulang;
5) Belum optimalnya pengembangan Kawasan Agropolitan Waringinkurung
dan Kawasan Agropolitan Terpadu Baros;
6) Belum optimalnya pengembangan Kawasan Minapolitan Pontang dan
Tirtayasa;
7) Pengembangan Kawasan Agropolitan Baros;
8) Peningkatan Produksi dan Produktifitas Hasil Pertanian secara luas;
9) Taraf pendidikan dan kesehatan masyarakat yang masih rendah;
10) Pengembangan potensi pariwisata terpadu Padarincang, Kawasan Pantai
Wisata Anyer dan Pulau Tunda beserta Pulau Sanghiyang;
11) Rencana pembangunan Mesjid Terapung Banten di Anyer dan
pengembangan/penataan kawasan sekitar pembangunan Mesjid
Terapung;
12) Revitalisasi pasar-pasar tradisional.
13) Terkendalanya pembangunan Pelabuhan Internasional Bojonegara.
4. Kabupaten Tangerang
1) Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan pendidikan dan
kesehatan
2) Mendorong pertumbuhan ekonomi dengan penguatan pelaku UMKM
dan pemberdayaan masyarakat
3) Sinergisasi penanggulangan kemiskinan dan perluasan penciptaan
lapangan kerja
4) Rencana pengembangan reklamasi pantai kawasan strategis Tangerang
Internasional City;
5) Revitalisasi Bandara Budiarto Curug sebagai pendukung Bandara
Internasional Soekarno-Hatta;
6) Kondisi kemantapan jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten
termasuk penanganan side drain yang masih belum optimal;
7) Percepatan pembangunan jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) II
Serpong-Balaraja-Bandara Internasional Soekarno-Hatta;
8) Coastal Road sepanjang pantai utara untuk mendukung kawasan
wisata pantai;
9) Penanganan banjir tahunan Sungai Cidurian, Sungai Cisadane, Sungai
Cimanceuri dan Kali Sabi, serta abrasi pantai utara;
10) Percepatan pembangunan Terminal Tipe A Bitung;
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 105 -
11) Perlunya pembangunan infrastruktur perkotaan Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) Tangerang khususnya penanganan kemacetan dan
drainase;
12) Penyelesaian batas wilayah antara Kabupaten Tangerang dengan Kota
Tangerang khususnya di kawasan pengembangan Bandara
Internasional Soekarno Hatta;
13) Belum optimalnya pengembangan Kawasan Pusat Pertumbuhan
Kronjo.
5. Kota Cilegon
1) Percepatan pembangunan ruas Jalan Lingkar Selatan (JLS) dan Jalan
Lingkar Utara (JLU) untuk mengatasi kemacetan kearah Kawasan
Wisata Anyer, Kawasan Industri Bojonegara dan Pelabuhan
Penyeberangan Merak;
2) Optimasi Pengembangan Kawasan Terminal Terpadu Merak dan
percepatan pembangunan Terminal Angkutan Kota Seruni;
3) Penanganan banjir perkotaan dan di kawasan industri Ciwandan -
Anyer;
4) Rencana pembangunan Bendungan Cidanau sebagai jaringan sumber
daya air bagi kebutuhan air baku industri serta sebagai jaringan air
baku untuk kebutuhan air minum di Wilayah Kota Cilegon dan
sekitarnya;
5) Optimasi pengelolaan limbah industri Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3);
6) Mengefektifkan kerjasama pembangunan antar wilayah Serang-Cilegon
(Seragon) dan pengembangan Kawasan Pusat Pertumbuhan Kecamatan
Cilegon;
7) Penataan kawasan permukiman, kawasan bisnis, kawasan wisata dan
revitaslisasi pasar-pasar tradisional.
6. Kota Tangerang
1) Pengembangan konektivitas transportasi perkotaan untuk
memperlancar akses ke Bandara Internasional Soekarno Hatta, Provinsi
DKI Jakarta, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan
Kabupaten Serang;
2) Peningkatan dan pelebaran Jalan Provinsi (ruas jalan Hasyim Ashari,
Husein Sastranegara, Cokroaminoto-Raden Fatah, Puri Kembangan-
Daan Mogot) untuk mengatasi kemacetan;
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 106 -
3) Revitalisasi drainase perkotaan untuk menangani banjir tahunan akibat
luapan Kali Cirarab, Sabi, Dadap, Mookervat, dan Pesanggrahan;
4) Perlunya pembangunan Jembatan Kedawung yang melintas Sungai
Cisadane untuk menghubungkan antara Kota dan Kabupaten
Tangerang;
5) Penyelesaian batas wilayah antara Kabupaten Tangerang dengan Kota
Tangerang khususnya di kawasan pengembangan Bandara Internasional
Soekarno Hatta;
6) Revitalisasi pengembangan Kawasan Pusat Pertumbuhan Kecamatan
Cipondoh termasuk pengembangan Situ Cipondoh;
7) Mendorong pertumbuhan sektor unggulan yang berbasis sumberdaya
lokal
8) Optimasi pengelolaan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Rawa
Kucing;
9) Penataan Kawasan Permukiman, Kawasan Bisnis dan Ruang Terbuka
Hijau.
7. Kota Serang
1) Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan daerah guna
peningkatan kualitas pelayanan publik.
2) Pemerataan akses pendidikan serta peningkatan kualitas pendidikan
yang terjangkau sesuai dengan karakter agama dan budaya.
3) Peningkatan dan pengembangan akses kesehatan yang terjangkau dan
berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat.
4) Penyediaan kebutuhan infrastruktur wilayah guna memenuhi fungsi
kota yang makin kompleks dan berkembang sangat dinamis.
5) Pengembangan dan dukungan bagi usaha kecil, menengah dan koperasi.
6) Peningkatan dan penguatan ketahanan pangan yang berdaya saing.
7) Pengentasan kemiskinan serta perluasan peluang kerja, pengembangan
kewirausahaan, perluasan lapangan kerja, aksesibilitas permodalan.
8) Pengembangan potensi pariwisata yang berbasis kepada budaya dan
kearifan lokal.
9) Pengendalian pemanfaatan ruang dan isu pelestarian lingkungan hidup
dalam pemanfaatan potensi sumberdaya alam.
10) Optimalisasi peran serta masyarakat dalam pembangunan.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 107 -
8. Kota Tangerang Selatan
1) Percepatan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan untuk
mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
2) Peningkatan struktur dan pelebaran ruas jalan BSD-Serpong-Parung,
Rencana Pembangunan Flyover Alam Sutera dan Flyover SMS;
3) Peningkatan struktur dan pelebaran ruas jalan Serpong-Ciputat-
Simpang Gaplek-Sawangan;
4) Penataan Geometri perempatan jalan untuk mengatasi kemacetan
perkotaan dan penataan ulang U Turn;
5) Perbaikan drainase kota untuk menangani banjir tahunan dan
interkoneksi drainase permukiman dengan drainase kota;
6) Peningkatan Akses & Kualitas Pelayanan Pendidikan Kesehatan
7) Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah
8) Percepatan pembangunan TPSA Cipeucang dan optimasi armada
persampahan;
9) Percepatan pembangunan Monorel Tangerang Selatan-Bandara
Soekarno-Hatta;
10) Pengembangan Kawasan Pusat Pertumbuhan Ciputat dan Ruang
Terbuka Hijau;
11) Mengoptimalkan produksi tanaman hortikultura khususnya komoditas
Anggrek dan Phylodendron;
12) Kaji ulang keberadaan Lapangan Terbang Pondok Cabe yang sudah
tidak sesuai lagi dengan perkembangan kota dimana struktur
bangunannya kearah vertikal;
13) Penataan kawasan permukiman, kawasan bisnis dan Revitalisasi Pasar-
pasar Tradisional.
2.3.3 Isu Penting dan Masalah Mendesak Provinsi Banten Tahun 2016
Berdasarkan isu penting dan masalah mendesak dari tingkat nasional,
dari lingkungan eksternal lainnya serta dari kabupaten/kota se-Provinsi
Banten maka isu penting dan masalah mendesak di Provinsi Banten Tahun
2016 adalah sebagai berikut:
1. Pengangguran dan Penyediaan Lapangan Kerja
Jumlah pengangguran di Provinsi Banten pada Februari 2014 sebesar
540.999 orang. Masalah pengangguran sangat erat kaitannya dengan
kemiskinan. Orang yang bekerja dibawah 35 jam per minggu masih
masuk ke dalam kategori miskin. Berdasarkan data Februari 2014, jumlah
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 108 -
tenaga kerja yang bekerja diatas 35 jam per minggu sebesar 3.998.706
orang atau 80,22%, dibawah 35 jam per minggu sebesar 939.387 orang
atau 19,78% dan dibawah 15 jam per minggu sebesar 150.924 ribu orang
atau 4,11%.
Sementara itu, komposisi tenaga kerja di Banten didominasi oleh lulusan
SD dan SMP. Berdasarkan data BPS Provinsi Banten (BRS
No.24/05/36/Th.VIII, 5 Mei 2014), Pada Agustus 2014, jumlah tenaga
kerja berdasarkan pendidikan yaitu SD sebesar 1.829 ribu orang atau
38%, SMP sebesar 888 ribu orang atau 16%; SMA/SMK sebesar 939 ribu
orang atau 30,46%,SMK sebesar 565.964 orang atau 12%, Diploma I/II/III
sebesar 143.216 atau 3%; dan Universitas sebesar 382.975 orang atau 8%.
Hal ini berarti, penyerapan tenaga kerja masih rendah, dengan komposisi
tenaga kerja yang didominasi oleh lulusan SD dan SMP, maka hanya bisa
terserap di sektor pertanian.
Sebaran jumlah pengangguran tahun 2012, yaitu Kabupaten Pandeglang
53.131 orang (10,23%), Kabupaten Lebak 50.687 orang (9,76%),
Kabupaten Tangerang 152.235 orang(29,32%), Kabupaten Serang 86.715
orang (16,70%), Kota Tangerang 76.134 orang (14,66%), Kota Cilegon
20.360 orang (3,92%), Kota Serang 28.420 orang (5,47%), dan Kota
Tangerang Selatan 51.528 orang (9,92%)
2. Kemiskinan dan Kerawanan Sosial
Berdasarkan data, tercatat bahwa indeks kedalaman kemiskinan di
Provinsi Banten pada tahun 2012 yaitu sebesar 0,95 dan pada tahun 2013
yaitu sebesar 1,021. Sedangkan indeks keparahan kemiskinan tahun 2012
yaitu sebesar 0,28 dan tahun 2013 meningkat menjadi sebesar 0,293.
Kondisi kemiskinan di Banten juga dapat dilihat berdasarkan tingkat
ketimpangan pendapatan atau Indeks Gini tahun 2012 yaitu sebesar 0,38
dan meningkat tajam menjadi sebesar 0,41 pada tahun 2013. Kemiskinan
sebagian besar pada sektor pertanian, dan sektor informal, terlihat dari
data persentase penduduk miskin perkotaan di Provinsi Banten pada
tahun 2012 sebesar 4,41% meningkat menjadi 5,27% pada tahun 2013,
dan persentase penduduk miskin pedesaan sebesar 8,31% pada tahun
2012 berkurang menjadi sebesar 7,22% pada tahun 2013. Tingkat
ketimpangan pendapatan di Provinsi Banten juga sangat dipengaruhi oleh
kenaikan inflasi.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 109 -
3. Keamanan Pangan, Distribusi Pangan, dan Produktivitas Pangan
Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan
seseorang untuk mengaksesnya.Empat komponen utama ketahanan
pangan, yaitu ketersediaan pangan, akses pangan, dan pemanfaatan
pangan.Ketersediaan pangan adalah kemampuan memiliki sejumlah
pangan yang cukup untuk kebutuhan dasar. Akses pangan adalah
kemampuan memiliki sumber daya, secara ekonomi maupun fisik, untuk
mendapatkan bahan pangan bernutrisi. Pemanfaatan pangan adalah
kemampuan dalam memanfaatkan bahan pangan dengan benar dan tepat
secara proporsional.dan kestabilan pangan yaitu kestabilan dari ketiga
komponen tersebut dalam kurun waktu yang panjang.
Ketahanan pangan merupakan isu yang tidak kalah pentingnya mengingat
kebutuhan pangan akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk. Kondisi pangan di Provinsi Banten diantaranya adalah
produksi beras diserap oleh konsumsi masyarakat dan industri, pangan
(beras) sebagai penyumbang inflasi terbesar, masih lemahnya logistik
pangan masyarakat, alih fungsi lahan pertanian produktif meningkat, dan
diversifikasi konsumsi pangan belum membudaya
4. Daya saing, Pemasaran Investasi dan Komoditas
Besarnya investasi dipengaruhi faktor ekonomi dan non ekonomi. Faktor
ekonomi yang berpengaruh di Provinsi Banten antara lain ketersediaan
tenaga kerja, tingginya suku bunga, kondisi pasar, dan kondisi ekonomi
makro daerah lainnya. Sedangkan faktor non ekonomi adalah kemudahan
perijinan, kondisi keamanan, ketenteraman dan ketertiban, serta kepastian
hukum dalam berusaha. Optimisme pelaku usaha terkait investasi di
Provinsi Banten semakin meningkat seiring meningkatnya potensi
konsumsi domestik/nasional dan perkiraan pencapaian status investment
grade bagi Indonesia pada periode yang akan datang. Berdasarkan data
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI terbaru, tercatat
Penanaman Modal Asing (PMA) di wilayah Banten pada tahun 2011 jauh
melebihi tahun 2010. Jumlah realisasi PMA pada tahun 2011 mencapai
418 proyek dengan nilai investasi sebesar USD 2,17 miliar, sementara itu
tahun 2010 hanya sebanyak 280 proyek dengan nilai USD 1,54 miliar atau
terdapat peningkatan sebanyak 138 proyek atau senilai USD 0,63 miliar.
Di sisi lain, realisasi investasi dalam negeri di Banten mengalami
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 110 -
penurunan dari sebanyak 76 proyek pada tahun 2010 (Rp 5,85 triliun)
menjadi sebanyak 38 proyek (senilai Rp 4,10 triliun). Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa investor yang berminat di wilayah Banten cenderung
berasal dari investor luar negeri. Kedepan, perbaikan proses kemudahan
perijinan, kesiapan lahan industri dan infrastruktur serta promosi
investasi tidak saja dilakukan untuk investor luar negeri tetapi juga perlu
ditujukan bagi investor dalam negeri. Struktur investasi Banten sampai
saat ini dibentuk dari sektor swasta dan rumah tangga, yang terdiri dari
sumbangan sektor K-UMKM sebesar 48,78%, sedangkan sektor Pemerintah
terdiri dari APBN 8,01, APBD Provinsi Banten 3,34%, dan APBD
kabupaten/kota 7,35%.
Perbankan di Provinsi Banten telah menunjukkan kinerja positif sebagai
lembaga intermediasi investasi dan pembiayaan bahkan telah berfungsi
sebagai development agent penarik investasi dimana selisih jumlah
penyaluran pembiayaan dengan dana pihak ketiga (simpanan) pada tahun
2011 sebesar Rp. 62,22 trilyun. Dari penyaluran jumlah kredit
berdasarkan lokasi proyek sebesar Rp. 112,22 trilyun termasuk
didalamnya penyaluran langsung oleh bank pelapor sebesar Rp. 51,951
trilyun.
Pertumbuhan penyaluran pembiayaan kredit perbankan pada tahun 2011
menurut sektor ekonomi berdasarkan lokasi proyek terbesar pada sektor
pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan yang tumbuh sebesar
200% diikuti berturut-turut oleh sektor konstruksi sebesar 151%, sektor
pertambangan dan penggalian sebesar 72% dan sektor pengangkutan dan
telekomunikasi sebesar 56%. Besaran pertumbuhan pembiayaan di sektor
pertanian menunjukkan bahwa sektor tersebut memberikan gambaran
daya tarik investasi yang tinggi. Sementara pertumbuhan di sektor
konstruksi dan pengangkutan sebagai sektor pendukung aktifitas ekonomi
memiliki gambaran pertumbuhan investasi pada sektor lain yang bergerak
di sektor produksi. Hal ini ditandai pula dengan data besaran
pertumbuhan pembiayaan kredit investasi sebesar 51% dan kredit modal
kerja sebesar 32,50%. Pembiayaan kredit pada UKM berdasarkan lokasi
proyek pada tahun 2011 sebesar Rp. 16,725 trilyun termasuk KUR sebesar
Rp. 1,317 trilyun. Penyaluran terbesar kredit UKM pada sektor
perdagangan sebesar Rp. 6,67 trilyun di sektor industri pengolahan
sebesar Rp. 4,096 trilyun.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 111 -
5. Konektivitas dan Pengembangan Kawasan Pusat Pertumbuhan
Kesenjangan pembangunan antar daerah, dan antar kawasan sampai saat
ini masih sangat besar. Hal ini disebabkan pendekatan pembangunan
daerah lebih bersifat sektoral, tidak terpadu antara satu sektor dengan
sektor lainnya. Pendekatan pengembangan wilayah merupakan salah satu
solusi yang tepat dalam mempercepat keserasian pembangunan antar
daerah/wilayah. Oleh karena ituperlu dikembangkan program kewilayahan
untuk terciptanya keterpaduan, keserasian, keseimbangan laju
pertumbuhan dan berkelanjutan pembangunan antar wilayah/antar
kawasan sesuai dengan potensi alamnya dan memanfaatkan potensi
tersebut secara efektif, tertib dan aman.
Pengembangan dan pemerataan pertumbuhan wilayah agar diarahkan
pada upaya:
1) Mendorong dan mengimplementasikan kerjasama pembangunan antar
daerah/wilayah secara fungsional sebagai instrumen penyerasian dan
pengendalian pengembangan wilayah.
2) Mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah perbatasan
dengan mengutamakan pemanfaatan potensi keunggulan
lokal,peningkatan investasi dan partisipasi swasta, pemberdayaan
lembaga perekonomian masyarakat serta mengembangkan sistem
jaringan infrastruktur perhubungan.
3) Mendorong percepatan pembangunan wilayah tertinggal dengan
menggunakan data dan informasi yang valid dan lengkap yang
mencerminkan kondisi terakhir ketertinggalan disetiap kecamatan dan
sektor tertentu.
4) Meningkatkan taraf kehidupan masyarakat pesisir dan pulau-pulau
kecil
5) Pengelolaan dan pengembangan potensi sumber daya alam diwilayah
pesisir laut dan pulau-pulau kecil secara terpadu dan berkelanjutan
Kawasan strategis Provinsi Banten yang akan diprioritaskan sesuai dengan
RTRW Provinsi Banten Tahun 2010-2030 pada tahun 2014 antara lain
Kawasan Tanjung Lesung-Panimbang di Kabupaten Pandeglang, Kawasan
Bayah dan sekitarnya di Kabupaten Lebak, Kawasan Malingping dan
sekitarnya di Kabupaten Lebak, Kawasan Cibaliung dan sekitarnya di
Kabupaten Pandeglang, Kawasan Balaraja di Kabupaten Tangerang,
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 112 -
Kawasan Teluknaga di Kabupaten Tangerang, KP3B di Kota Serang,
Kawasan Sport City di Kota Serang, KSE Bojonegara di Kabupaten Serang,
KSE Krakatau di Kota Cilegon, Kawasan Kota Kekerabatan Maja di
Kabupaten Lebak, Kawasan Kaki Jembatan Selat Sunda, Kawasan Banten
Water Front City di Kota Serang dan Kawasan pusat-pusat pertumbuhan
lainnya.
Pembangunan infrastruktur wilayah dan kawasan sangat penting guna
menunjang peningkatan perekonomian wilayah dan kawasan yang
berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Kondisi infrastruktur
di Provinsi Banten khususnya kondisi jalan provinsi dan nasional saat ini
sebagian besar dalam kondisi rusak sehingga pada tahun 2015 tetap perlu
mendapat perhatian khusus. Penanganan kondisi jalan dilakukan melalui
pemeliharaan dan peningkatan jalan, peningkatan fungsi jembatan
timbang, peningkatan pengendalian dan pengawasan dan penyediaan
sarana dan prasarana keselamatan transportasi.
Fokus Penanganan Infrastruktur 2016 diarahkan pada pembangunan jalan
menunjang pariwisata, kawasan pusat pertumbuhan, penanganan
kemacetan, kawasan pertanian dan pusat pemerintahan.
Penanganan infrastruktur jalan mendukung Pariwisata, antara lain:
1) Melalui APBD yaitu peningkatan jalan ruas Sumur-Cibaliung,Cigelung
Bayah,Tanjung lesung-Sumur, Kronjo-Mauk-Tanjungkait, Palima-
Cinangka-Anyer, dll;
2) Melalui APBN yaitu peningkatan jalan ruas Labuan-Cibaliung Muara
binuangeun Bayah, Cilegon-Bojonegara dan Cilegon-Pasauran, dll;
3) Peningkatan jalan Saketi-Malingping.
Penanganan infrastruktur jalan mendukung Kawasan Pusat Pemerintahan
antara lain:
1) Melalui APBD yaitu peningkatan Jalan ruas Serang-Palima-Pakupatan,
Bayangkara – Cilaku – Pakupatan-Palima, Serang-Cilaku (pertigaan
Petir-KP3B), Lingkar Selatan (Tb Suwandi)-Sayabulu-Serang-Palima;
2) Melalui APBN yaitu Peningkatan jalan ruas Tol Serang Timur-
Sudirman, Serang-Cilegon (Tol Barat Serang), Serang-Pandeglang.
Penanganan infratruktur jalan mengurangi kemacetan Perkotaan, antara
lain:
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 113 -
1) Peningkatan kapasitas jalan seperti: ruas Hasyim Ashari, Ciputat-
Pamulang, Abdul Hadi-Fatah Hasan;
2) Penataan Persimpangan seperti: Sp. Brimob, Wr. Pojok, Sp. Kepandean,
Sp. Cirendeu dll.
Penanganan infratruktur dasar mendukung Kawasan Pusat Pertumbuhan:
1) Peningkatan jalan akses pusat pertumbuhan;
2) Peningkatan dan penyediaan Perumahan dan Permukiman;
3) Peningkatan dan penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan;
4) Pembangunan Listrik Perdesaan.
Sedangkan penanganan infrastruktur sumber daya air guna mengatasi
banjir dan kekeringan meliputi:
1) Pembangunan Bendungan Sindang Heula dan Karian;
2) Penataan dan revitalisasi situ/waduk;
3) Normalisasi tanggul dan sungai;
4) Konservasi dan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS).
6. Pendidikan Orientasi Pasar Kerja
Untuk mencapai tujuan pembangunan pendidikan di Provinsi Banten
dilakukan dengan 3 (tiga) Pilar yang terdiri dari aspek pemerataan dan
perluasan aksesibilitas, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing,
serta aspek tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Hal ini telah
sesuai dengan target pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s)
dibidang pendidikan dan kesehatan.
Aspek pemerataan dan perluasan aksesibilitas meliputi penuntasan Wajib
Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan pelaksanaan Wajib Belajar 12 tahun
di Kabupaten/Kota se- Provinsi Banten. Kedua isu tersebut akan
berimplikasi pada tantangan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan
yang memadai, serta pembebasan biaya pendidikan khususnya pendidikan
dasar. Dalam rangka peningkatan mutu, relevansi dan daya saing
pendidikan, strateginya adalah melalui peningkatan akses dan mutu
pendidikan menengah serta peningkatan kualifikasi guru. Pada aspek tata
kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik, yang menjadi fokusnya adalah
pada upaya implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 114 -
Pendidikan Berbasis Masyarakat (PBM), standarisasi pelayanan pendidikan,
serta pengelolaan data dan informasi pendidikan.
Permasalahan dari penyelenggaraan pembangunan pendidikan di Provinsi
Banten adalah terbatasnya akses pendidikan menengah karena kurangnya
ruang kelas baru dan unit sekolah baru. Permasalahan pokoknya adalah
keterbatasan lahan untuk menambah ruang kelas baru dan unit sekolah
baru yang pengadaannya menjadi kewenangan kabupaten/kota. Kondisi
ini menyebabkan tingginya angka putus sekolah dijenjang pendidikan
menengah. Sebanyak 60%tenaga kerja di Banten adalah lulusan SD dan
SMP sebagian besar tidak memiliki keterampilan khusus dan banyak
terserap disektor pertanian.
Peluang kedepan dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pendidikan
dapat dilakukan melalui kebijakan Pemerintah daerah menyediakan
anggaran pendidikan sebesar 20% serta dukungan dunia usaha melalui
program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Program Kemitraan Bina
Lingkungan (PKBL).
7. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Berbagai kasus penyakit di Provinsi Banten masih menjadi permasalahan
disebabkan oleh sanitasi lingkungan yang masih buruk, cakupan layanan air
bersih yang kurang dan perilaku masyarakat yang belum menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), disamping itu juga cakupan layanan
kesehatan masyarakat yang masih kurang. Masih terdapatpenyakit TB paru,
penyakit ISPA, HIV/AIDS, demam berdarah dan gizi buruk serta penyakit
kaki gajah (filariasis). Penyebaran penyakit HIV/AIDS baik melalui aktivitas
sexual dan penggunaan jarum suntik merupakan masalah kesehatan yang
perlu mendapat perhatian serius oleh pelaksana pelayanan kesehatan
disemua tingkat pemerintahan.
Dalam melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan di puskesmas,
peningkatan kualitas sarana dan prasarana pelayanannya perlu
ditingkatkan, demikian pula adanya peningkatan jumlah puskesmas. Selain
itu masalah penyebaran tenaga kesehatan yang belum merata disetiap
daerah menyebabkan terlambatnya penanganan kesehatan di perdesaan.
Permasalahan dalam pembangunan kesehatan di Provinsi Banten
diantaranya adalah masih tingginya sebaran penyakit menular dibeberapa
daerah, angka penyakit degeneratif yang masih tinggi, gangguan kejiwaan
meningkat, sarana prasarana dan tenaga layanan kesehatan yang belum
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 115 -
memadai, tingginya penyalahgunaan NAPZA. Sedangkan fenomena yang
terjadi dalam aksesibilitas dan pelayanan kesehatan masyarakat adalah
sebaran penyakit berkorelasi dengan kualitas lingkungan, menjamurnya
praktik pengobatan alternatif, penanganan kesehatan bersifat parsial serta
pembagian peran antara pemerintah dan swasta belum terstruktur.
Adapun tantangan aktual ke depan yang dihadapi adalah pelayanan
kesehatanglobal, membangun pelayanan kesehatan berkualitas bersama
swasta, dan mewujudkan masyarakat yang mandiri kesehatan. Selanjutnya
ancaman yang dihadapi di masa mendatang diperkirakan adalah adanya
perubahan iklim (climate change) sehingga terjadi pemanasan global yang
menimbulkan berbagai penyakit, terjadinya mobilisasi penduduk yang tinggi
sehingga mutasi penyakit sangat mudah dan kerusakan lingkungan akibat
perilaku masyarakat sehingga membuat lingkungan menjadi tidak sehat.
Namun demikian terdapat peluang untuk memajukan pembangunan
kesehatan, yaitu: peningkatan Iptek dibidang kesehatan, memiliki perguruan
tinggi yang dapat mencetak sumber daya manusia kesehatan yang
berkualitas, dan komitmen pemerintahuntuk memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu.
8. Tata Ruang, Kelestarian Lingkungan Hidup, Mitigasi dan Adaptasi
Bencana
Kondisi kelestarian alam di Provinsi Banten relatif masih terjaga
kelestariannya khususnya dikawasan lindung seperti kawasan strategis
Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Gunung Halimun Salak,
Cagar Alam Rawa Danau, Cagar Alam Gunung Tukung Gede, kawasan
Gunung AKARSARI (Gunung Aseupan, Gunung Karang, dan Gunung
Pulosari). Namun demikian kerusakan habitat ekosistem relatif sering terjadi
di wilayah pesisir dan laut, khususnya di wilayah pantai utara dan barat.
Berbagai jenis kerusakan tersebut antara lain disebabkan oleh peristiwa alam
abrasi dan akresi di Kabupaten Tangerang dan Serang. Sedangkan
kerusakan yang dipengaruhi oleh aktifitas manusia antara lain sedimentasi
daerah pesisir (pantai) di Kabupaten Tangerang dan Serang, kerusakan dan
konversi hutan mangrove di pantai utara khususnya akibat pengembangan
lahan tambak. Hal ini perlu pengendalian pencemaran lingkungan yang lebih
ketat pada kawasan pesisir dan pantai untuk budidaya perikanan dan
industri yang lebih ramah lingkungan.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 116 -
Walaupun sudah dilakukan upaya pengendalian pencemaran lingkungan
namun masih terdapat berbagai aktifitas ekonomi yang belum ramah
lingkungan, seperti adanya kawasan pertambangan di areal hutan lindung
dan maraknya pertambangan tanpa ijin (PETI) yang sangat merusak
lingkungan.Berkembangnya kawasan industri di wilayah utara Provinsi
Banten memberikan implikasi langsung terhadap tingginya kerawanan
pencemaran lingkungan. Sejumlah kasus pencemaran lingkungan yang
terkait dengan keberadaan dan aktifitas industri diantaranya seperti:
tumpahan HCL, tumpahan xylene dari tangki terbakar, terbakarnya limbah
B3, serta tumpahan kaustik soda, dan lain-lain. Disamping itu, indikasi
tingkat pencemaran tinggi pada sungai-sungai sebagai akibat aktifitas
industri dan permukiman, seperti Sungai Cimoyan, Sungai Ciujung,
Kaliangke, Cirarap, dan Cibanten juga perlu ditanggulangi.
Kerawanan kasus pencemaran udara pada kawasan-kawasan industri,
seperti pencemaran debu dan gas yang melebihi baku mutu (kategori berat)
di Cilegon, serta tingkat kebisingan yang melebihi baku mutu (kategori berat)
di Tangerang, Serang, Cilegon. Sementara itu pencemaran udara dan air juga
merebak pada kawasan permukiman sebagaimana kasus Tempat
Pembuangan Akhir Sampah (TPSA) Desa Bagendung Kota Cilegon.
Tingginya tingkat curah hujan, terutama pada bulan januari hingga maret
menyebabkan beberapa daerah di Provinsi Banten rawan terkena bahaya
banjir. Terutama pada daerah yang lebih rendah dari pasang surut air laut,
daerah dataran rendah yang tidak ada vegetasi penutupnya, daerah alih
fungsi lahan, dan daerah perluasan perkotaan karena berkurangnya daerah
resapanair dan sedimen.Selain itu, permukiman kumuh yang terdapat di
bantaran sungai dan pembuangan sampah di alur sungai menyebabkan
terhambatnya aliran sungai sehingga menyebabkan banjir.
Daerah rawan bencana banjir sering terjadi pada wilayah Pandeglang
(Kecamatan Patia, Sobang, Panimbang, Pagelaran), Lebak (Kecamatan
Wanasalam), Cilegon, Serang dan Tangerang dikarenakan luapan aliran
sungai yang melintasi daerah tersebut seperti sungai Cibama, Cilemer,
Ciliman, Cibinuangen, Cijalupang, Ciujung, Cidurian, Cisadane, Cirarap,
Mookervart dan Kali Sabi.
Banten juga termasuk kedalam daerah rawan bencana gempa bumi, seperti
gempa vulkanik akibat keberadaan anak Gunung Krakatau di Selat Sunda,
juga ada potensi gempa tektonik yang diakibatkan gesekan pertemuan
Lempeng Benua di dasar laut. Selain itu Banten sebagai bagian dari wilayah
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 117 -
perairan Indonesia merupakan tempat bertemunya tiga Lempeng Benua,
yaitu Lempeng Hindia atau Indo-Australia di sebelah selatan, Lempeng
Eurasia di Utara, dan Lempeng Pasifik di Timur. Kesemua hal di atas harus
menjadi perhatian semua pihak agar siap dalam menghadapi kondisi rawan
bencana tersebut.
9. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan
Sesuai dengan cita-cita pembentukan Provinsi Banten yang ditetapkan
melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000, agar menjadi Provinsi yang
mandiri berdasarkan azas otonomi daerah dengan tujuan mendekatkan
jangkauan pelayanan pemerintah kepada publik/masyarakat di wilayahnya.
Sampai saat ini optimalisasi fungsi pemerintahan masih perlu ditingkatkan
dalam pelaksanaannya melalui pelaksanaan program peningkatan kapasitas
lembaga pemerintah daerah sesuai dengan sasaran dan target pada agenda
pemerintahan yang ditetapkan dalam RPJMD Tahun 2012-2017. Dalam
pelaksanaannya diperlukan rencana dan persiapan secara mantap, terukur
dan bersinergi antara bidang/sektor terkait yang melibatkan seluruh
unsur/komponen masyarakat diseluruh wilayah Provinsi Banten, yang
didukung perencanaan penganggaran secara detail dan teliti disesuaikan
dengan potensi keuangan daerah tahun 2015.
Dalam mewujudkan pelaksanaan reformasi birokrasi dan tata kelola
pemerintahan yang baik, hal-hal yang masih menjadi fokus permasalahan
pembangunan bidang pemerintahan yaitu:
1) Masih rendahnya pemahaman penyelenggara pemerintahan tentang
keseimbangan pola hubungan antar lembaga terutama antara lembaga
pemerintah (eksekutif) dan lembaga perwakilan (legislatif) dalam
penentuan perencanaan dan kebijakan penganggaran pembangunan
daerah;
2) Masih kurangnya sosialisasi dan kualitas serta jangkauan layanan
informasi bagi publik atas hasil pembangunan daerah yang dilaksanakan;
3) Masih rendahnya profesionalisme aparatur dan masih terdapatnya sarana
prasarana pemerintah yang kurang memadai;
4) Penegakan hukum termasuk di dalamnya proses implementasi atas
penegakan hukum berdasarkan pada prinsip keadilan;
5) Pemberantasan korupsi merupakan isu strategis yang tetap menjadi
perhatian dalam kehidupan masyarakat;
6) Pengelolaan kekayaan/aset pemerintah daerah yang belum optimal.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 118 -
10. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banten
Sebagai perwujudan kedaulatan rakyat sebagaimana amanat Pasal 18 ayat
(4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka
Pemilihan Umum Gubernur, Bupati, dan Walikota dilaksanakan secara
demokratis. Sehubungan dengan akan berakhirnya masa jabatan Gubernur
dan Wakil Gubernur Banten Tahun 2012-2017 pada awal Januari 2017,
maka Provinsi Banten akan menyelenggarakan Pemilihan Umum Kepala
Daerah Gubernur dan Wakil Gubernur Banten untuk masa jabatan Tahun
2017-2021. Tahapan pemilihan Kepala Daerah Banten menurut rencana
akan dimulai pada sekitar pertengahan tahun 2016.
Kegiatan pendanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah tahun
2016 dianggarkan pada jenis belanja hibah dari pemerintah daerah kepada
KPU Provinsi/Kabupaten/Kota dan Bawaslu/Panwaslu Kabupaten/Kota
dengan mempedomani peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 44 tentang
Pedoman Pengelolaan Belanja Pemilihan Umum Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 57 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 44 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Belanja
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Agar pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah Gubernur dan Wakil
Gubernur Banten pada tahun 2016, dapat terselenggara dengan demokratis,
maka Pemerintah Provinsi Banten perlu mewujudkan dan menjaga iklim
yang kondusif dengan dukungan dan kerjasama semua pihak serta segenap
masyarakat Provinsi Banten.
Iklim kondusif, yang diindikasikan dengan stabilitas sosial, politik,
ketentraman dan ketertiban masyarakat, selain akan mendukung kehidupan
berdemokrasi yang santun, beretika, teduh, dan damai serta menghasilkan
pemimpin daerah yang merepresentasikan kehendak masyarakat, juga akan
membantu terselenggaranya pemerintahan dan pembangunan daerah
dengan baik.
Sehubungan dengan hal tersebut, Pemilihan Umum Kepala Daerah Gubernur
dan Wakil Gubernur Provinsi Banten menjadi salah satu isu strategis pada
tahun 2016.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 119 -
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH
DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1 KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH
3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014 dan Perkiraan Tahun 2016
Kerangka ekonomi makro daerah serta kerangka kebijakan
penganggaran pembangunan daerah TA.2016 memberikan gambaran
perkembangan dan kerangka perekonomian daerah Provinsi Banten yang
telah dicapai sampai tahun 2014 dan perkiraan capaian tahun 2015, serta
langkah–langkah kebijakan pokok dalam penganggaran daerah Tahun
2016.
Kerangka ekonomi makro daerah Tahun 2016 tidak dapat
dilepaskan dari arah kebijakan dan perkembangan berbagai kinerja
ekonomi makro tahun berjalan 2015, dan prospeknya dalam tahun 2016,
yang sangat dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja makro ekonomi
nasional dan daerah tahun-tahun sebelumnya.
1. Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah Tahun 2014
Perkembangan indikator makro ekonomi daerah pada RKPD Tahun
2016 sesuai dengan RPJMD tahun 2012-2017 meliputi : Pertumbuhan
ekonomi, pengangguran, dan kemiskinan. Namun demikian, akan
dilengkapi dengan investasi dan inflasi. Kinerja ekonomi sangat
dipengaruhi perkembangan inflasi yang terjadi dan bagaimana
pengendalian inflasi dilaksanakan oleh pemerintah. Pengaruh inflasi,
selain terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi sangat memberikan
dampak terhadap ketenagakerjaan, pengangguran dan kemiskinan.
1) Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Besaran PDRB Banten tahun 2014 atas dasar harga konstan
mencapai 89,80 triliun rupiah turun 16,06 triliun rupiah
dibandingkan tahun 2013 (sebesar 105,86 triliun rupiah).
Pertumbuhan ekonomi tahun 2014 sebesar 5,47 persen melambat
dibanding tahun 2013 sebesar 5,86 persen. Secara year on year,
penurunan kinerja ekonomi Banten mulai dirasakan pada triwulan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 120 -
kedua kemudian melambat lagi pada triwulan ketiga di tahun 2014.
Walaupun kinerja perekonomian Banten pada triwulan ke empat
mulai membaik namun secara kumulatif setahun tidak mampu
menyalip pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya.
Perekonomian Banten tahun 2014 tumbuh sebesar 5,47 persen.
Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha. Informasi dan
Komunikasi merupakan lapangan usaha yang mengalami
pertumbuhan tertinggi sebesar 18,71 persen, diikuti oleh
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
sebesar 14,30 persen dan Jasa Lainnya sebesar 13,84 persen
Struktur perekonomian Banten menurut lapangan usaha tahun
2014 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu: industri
pengolahan (34,23 persen); perdagangan besar-eceran dan reparasi
mobil-sepeda motor (12,37 persen) dan transportasi dan
pergudangan (9,16 persen). Bila dilihat dari penciptaan sumber
pertumbuhan ekonomi Banten tahun 2014, konstruksi sebesar 1,12
persen diikuti informasi dan komunikasi 0,86 persen; dan
perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor sebesar
0,75 persen.
Pada triwulan IV-2014 Ekonomi Banten tumbuh 8 persen bila
dibandingkan triwulan IV-2013 (y-on-y). Pertumbuhan terjadi pada
seluruh lapangan usaha kecuali pengadaan listrik, gas yang
terkontraksi 1,21 persen. administrasi pemerintahan, pertahanan
dan jaminan sosial wajib merupakan lapangan usaha yang memiliki
pertumbuhan tertinggi sebesar 19,07 persen, diikuti informasi dan
komunikasi sebesar 18,77 persen dan penyediaan akomodasi dan
makan minum sebesar 14,64 persen.
Struktur perekonomian Banten pada triwulan IV-2014 didominasi
oleh tiga lapangan usaha utama yaitu: industri pengolahan (33,77
persen), perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor
(12,11 persen) dan transportasi dan pergudangan (9,88 persen).
Sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan IV-2014
adalah industri pengolahan sebesar 2,65 persen, diikuti informasi
dan komunikasi sebesar 0,89 persen: dan perdagangan besar-
eceran dan reparasi mobil-sepeda motor sebesar 0,81 persen.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 121 -
Ekonomi Banten triwulan IV-2014 mengalami pertumbuhan yang
melambat sebesar 1,75 persen bila dibandingkan triwulan
sebelumnya (q-to-q). Hal ini didorong oleh efek musiman beberapa
komoditi pertanian, kehutanan dan perikanan seperti padi yang
memasuki musim tanam serta sawit dan beberapa komoditi
perkebunan lain yang telah melewati musim panen, menjadikan
lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan kontraksi
5,76 persen. lapangan usaha perdagangan besar, eceran dan
reparasi mobil-sepeda motor juga mengalami kontraksi sebesar 0,90
persen.
PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi Banten pada tahun 2014
adalah sebesar Rp 114,73 triliun, sedangkan pada tahun 2013
sebesar Rp. 244,55 triliun, atau terjadi penurunan sebesar
Rp.128,82 triliun. Selama tahun 2014, menurut pdrb atas dasar
harga berlaku, sektor ekonomi yang menghasilkan nilai tambah
bruto produk barang dan jasa terbesar adalah sektor industri
pengolahan senilai Rp. 38,74 triliun, kemudian diikuti oleh sektor
perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor
sebesar Rp. 13,89 triliun, dan sektor konstruksi sebesar rp. 11,25
triliun.
2) Tingkat Inflasi
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator
ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat
perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya
didaerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu
menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang
dikonsumsi oleh rumah tangga. Setelah dua bulan sebelumnya
secara berturut-turut terjadi penurunan harga secara umum, pada
bulan Maret 2015 harga barang-barang/jasa kebutuhan pokok
masyarakat di Banten secara umum mengalami kenaikan. Hal ini
terlihat dari naiknya angka IHK yang sebesar 122,91 pada bulan
Februari 2015 menjadi 123,35 pada bulan Maret 2015 atau terjadi
perubahan indeks (inflasi) sebesar 0,36 persen. Inflasi terjadi karena
naiknya indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau sebesar 0,53 persen; kelompok perumahan, air, listrik,
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 122 -
gas dan bahan bakar naik 0,08 persen; kelompok kesehatan naik
1,98 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,08
persen dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan
naik 1.04 persen. Sementara itu pada kelompok pengeluaran
lainnya terjadi penurunan indeks yaitu pada kelompok bahan
makanan turun -0,22 persen; dan kelompok sandang turun 0,19
persen. Laju inflasi tahun kalender 2015 tercatat sebesar -0,56
persen. Sedangkan Inflasi “Year on Year” (IHK Maret 2015 terhadap
Maret 2014) tercatat sebesar 7,46 persen
3) Penduduk Miskin
Garis kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk
mengelompokkan penduduk menjadi miskin atau tidak miskin.
Sampai dengan tahun 2013, jumlah dan persentase penduduk
miskin di Banten menunjukkan trend menurun. Pada bulan Maret
2014 jumlah penduduk miskin mengalami sedikit kenaikan,
diakibatkan oleh inflasi umum yang relatif tinggi yaitu sebesar 2,86
persen. Kemudian pada September 2014 jumlah penduduk miskin
di Banten kembali mengalami penurunan sebesar 4,74 persen.
Jumlah penduduk miskin di Banten pada bulan September 2014
mencapai 649,19 ribu orang (5,51 persen). Jika dibandingkan
dengan jumlah penduduk miskin pada Maret 2014, maka selama
enam bulan terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin sebesar
26,35 ribu orang (4,23 persen). Berdasarkan daerah tempat tinggal,
pada periode Maret-September 2014 penduduk miskin di daerah
perkotaan bertambah sebesar 5,49 ribu orang (1,46 persen) dan
penduduk miskin di daerah perdesaan bertambah cukup banyak
yaitu sebesar 20,87 ribu orang (8,44 persen).
Beberapa faktor terkait peningkatan jumlah dan persentase
penduduk miskin selama periode Maret 2014 - September 2014 di
perkotaan:
a. Inflasi umum yang relatif tinggi selama periode Maret-September
2014, yaitu sebesar 2,89 persen.
b. Pertumbuhan sektor pertanian yang melambat pada Triwulan III
2014 sebesar 2,29 persen.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 123 -
c. Nilai Tukar Petani mengalami penurunan dari 105,59 pada Maret
2014 menjadi 103,74 pada September 2014.
d. Upah buruh tani secara riil mengalami penurunan pada
September 2014, dari Rp 32.216,- pada Maret 2014 menjadi Rp
32.121,-
e. Rata-rata harga Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat petani
menurun dari Rp 4.425,- per kilogram pada Maret 2014 menjadi
Rp 4.289,- per kilogram pada September 2014.
f. Rata-rata harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani
menurun dari Rp 4.154,- per kilogram pada Maret 2014 menjadi
Rp 4.062,- per kilogram pada September 2014.
Beberapa faktor terkait dengan penurunan jumlah dan persentase
penduduk miskin selama periode Maret 2014 - September 2014 di
perdesaan :
a. Meningkatnya upah riil buruh konstruksi dari Rp 58.243,-
menjadi Rp 59.300,- pada September 2014.
b. Meningkatnya upah riil pembantu rumah tangga dari Rp
384.681,- pada Maret 2014 menjadi Rp 403.925.
Peningkatan kedua upah tersebut mampu mengimbangi laju inflasi
yang cukup tinggi, sehingga persentase penduduk miskin di
perkotaan pada September 2014 hanya bertambah sebesar 0,01
persen dari kondisi Maret 2014.
Selama periode Maret-September 2014, Garis Kemiskinan (GK) naik
sebesar 3,67 persen, yaitu dari Rp 304.636,- per kapita per bulan
pada Maret 2014 menjadi Rp 315.819,- per kapita per bulan pada
September 2014. Dengan memperhatikan komponen Garis
Kemiskinan yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan
Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), dapat dilihat bahwa
peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan
peranan komoditi bukan makanan, yang terdiri dari perumahan,
sandang, pendidikan dan kesehatan. Sumbangan GKM terhadap GK
pada September 2014 adalah sebesar 70,87 mengalami sedikit
penurunan dibandingkan Maret 2014 yang sebesar 71,03 persen.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 124 -
Pada September 2014, lima komoditi makanan penyumbang
terbesar Garis Kemiskinan di daerah perkotaan adalah beras yaitu
sebesar 22,46 persen, rokok kretek filter (11,90 persen), telur ayam
ras (3,87 persen), mie instan (2,92 persen) dan terakhir daging ayam
ras (2,82 persen). Sedangkan lima komoditi makanan penyumbang
terbesar terhadap Garis Kemiskinan di daerah perdesaan secara
berturut-turut adalah beras (33,38 persen), rokok kretek filter
(12,98 persen), telur ayam ras (3,12 persen), tempe (2,96) dan mie
instan (2,43 persen).
Komoditi bukan makanan yang memberi sumbangan terbesar untuk
Garis Kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah
biaya perumahan (9,03 persen di perkotaan dan 8,41 persen di
perdesaan). Sedangkan sumbangan komoditi non makanan lainnya
ada perbedaan antara di perkotaan dan di perdesaan. Di perkotaan,
urutan empat komoditi non makanan yang merupakan penyumbang
terbesar adalah listrik, angkutan, bensin dan pendidikan yaitu
masing-masing sebesar 2,82 persen, 2,77 persen, 2,49 persen dan
2,44 persen.
Di perdesaan, setelah perumahan yang menyumbang sebesar 8,41
persen, komoditi non makanan penyumbang terbesar pada Garis
Kemiskinan adalah pakaian jadi anak-anak (1,78 persen), listrik
(1,50 persen), pendidikan (1,48 persen) dan pakaian jadi perempuan
dewasa (1,46 persen.
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan
persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan
adalah tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Selain upaya
memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan
kemiskinan juga terkait dengan bagaimana mengurangi tingkat
kedalaman dan keparahan kemiskinan yang terkait dengan
kesejahteraan penduduk miskin.
Pada periode Maret-September 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan
(P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan.
Hal ini memberikan gambaran bahwa penduduk miskin sudah
semakin membaik. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 0,832
pada Maret 2014 menjadi 0,786 pada September 2014. Demikian
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 125 -
pula Indeks Keparahan Kemiskinan turun dari 0,186 menjadi 0,178
pada periode yang sama. Penurunan nilai kedua indeks
mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin
cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan
pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.
4) Ketenagakerjaan dan Pengangguran
Data ketenagakerjaan semakin diperlukan, terutama untuk evaluasi
dan perencanaan pembangunan di bidang ketenagakerjaan. Jumlah
angkatan kerja pada Februari 2015 mencapai 5.697 ribu orang,
bertambah sebesar 218 ribu orang dibandingkan jumlah angkatan
kerja pada Februari 2014 yang sebesar 5.479 ribu orang.
Peningkatan jumlah angkatan kerja pada bulan Februari 2015,
diiringi peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
sebesar 0,81 persen poin yaitu dari 66,47 persen pada Februari
2014 menjadi 67,28 persen pada Februari 2015. Pada periode
Februari 2014 – Februari 2015, jumlah penduduk yang terserap
dalam dunia kerja juga meningkat sebesar 270 ribu orang menjadi
sebesar 5.208 ribu orang pada Februari 2015. Pada sisi lain,
penduduk yang menganggur mengalami penurunan sebanyak 51
ribu orang menjadi 489 ribu orang pada Februari 2015. Penurunan
jumlah penduduk yang menganggur terlihat pula pada Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) yang turun dari 9,87 persen (Februari
2014) menjadi 8,58 persen pada Februari 2015.
Stuktur penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan
utama selama satu tahun terakhir tidak berubah secara signifikan,
hanya terjadi pergeseran sektor yang paling banyak menyerap
tenaga kerja dari sektor perdagangan menjadi sektor industri. Hal
tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Penyerapan tenaga kerja sektor
Industri sebanyak 1.322 ribu orang (25,38 persen) disusul oleh
sektor perdagangan yang menyerap 1.259 ribu orang atau 24,18
persen penduduk yang bekerja. Secara keseluruhan, terjadi
perubahan jumlah penduduk yang bekerja di masing masing sektor
(lapangan pekerjaan utama).
Kenaikan jumlah penduduk yang bekerja secara total, tidak disertai
dengan kenaikan jumlah orang bekerja di setiap sektor. Selama
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 126 -
periode Februari 2014 – Februari 2015, kenaikan jumlah pekerja
didukung oleh kenaikan pekerja di sektor industri, konstruksi dan
jasa kemasyarakatan.
Tabel 3.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja
Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2013-2015
2015
Februari Agustus Februari Agustus Februari
Pertanian 711 727 712 605 695
Industri 1.033 1.188 1.088 1.273 1.322
Konstruksi 319 244 244 278 286
Perdagangan 1.275 1.110 1.267 1.155 1.259
Transportasi, Pergudangan
dan Komunikasi357 310 325 335 294
Keuangan 274 249 297 231 283
Jasa Kemasyarakatan 958 794 939 885 1.020
Lainnya 85 65 66 92 49
JUMLAH 5.012 4.687 4.938 4.854 5.208
Lapangan/Pekerjaan/
Utama
2013 2014
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 26/05/36/Th.IX, 5 Mei 2015
Dari tujuh jenis status pekerjaan yang terekam pada Survei
Angkatan Kerja Nasional (Sakernas 2015), dapat diidentifikasi
2 (dua) kelompok utama terkait kegiatan ekonomi formal dan
informal. Kegiatan formal terdiri dari mereka yang berusahan
dibantu buruh tetap dan buruh/karyawan. Sementara kelompok
kegiatan informal umumnya adalah mereka yang berstatus di luar
itu.
Berdasarkan Tabel 3.1 tampak bahwa pekerja yang berstatus
”buruh/karyawan” memiliki jumlah yang tertinggi dibandingkan
dengan status pekerjaan yang lain yaitu sebesar 3.070 ribu orang.
Angka ini meningkat sebesar 282 ribu orang pada periode Februari
2014 sampai dengan Februari 2015. Peningkatan ini, secara
langsung akan meningkatkan jumlah pekerja formal.
Penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2015 masih didominasi
oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah yaitu SD ke bawah
1.810 ribu orang (34,76 persen) dan Sekolah Menengah Atas Umum
sebanyak 1.057 ribu orang (20,30 persen). Penduduk bekerja
berpendidikan tinggi hanya sebanyak 841 ribu orang mencakup 185
ribu orang (3,55 persen) berpendidikan Diploma dan sebanyak 656
ribu orang (12,60 persen) berpendidikan Universitas.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 127 -
Perbaikan kualitas pekerja ditunjukkan oleh kecenderungan
menurunnya penduduk bekerja berpendidikan rendah (SMP
kebawah) dan meningkatnya penduduk bekerja berpendidikan
menengah keatas. Dalam setahun terakhir, penduduk bekerja
berpendidikan rendah menurun dari 2.668 ribu orang (54,03
persen) pada Februari 2014 menjadi 2.649 ribu orang (50,87 persen)
pada Februari 2015. Sementara penduduk bekerja berpendidikan
tinggi Universitas meningkat dari 519 ribu orang (10,51 persen)
pada Februari 2014 menjadi 656 ribu orang (12,60 persen) pada
Februari 2015.
Jumlah pengangguran pada Februari 2015 mencapai 489 ribu
orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung
menurun, dimana TPT dari Februari 2015 sebesar 8,58 persen
menurun dibanding TPT Februari 2014 sebesar 9,87 persen. Pada
Februari 2015, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Pertama
masih tetap menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 13,40 persen
disusul oleh TPT Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 10,70. Jika
dibandingkan keadaan Februari 2014, TPT pada semua tingkat
pendidikan mengalami penurunan kecuali pada tingkat pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan, Diploma dan Universitas.
Tabel 3.2
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (persen)
2015
Februari Agustus Februari Agustus Februari
SD Kebawah 8,28 6,84 10,97 5,90 6,47
Sekolah Menengah
Pertama13,83 12,54 15,22 11,99 13,4
Sekolah Menengah
Atas11,41 11,84 10,44 11,67 10,19
Sekolah Menengah
Kejuruan11,33 13,39 6,97 13,38 10,7
Diploma I/II/III 10,43 5,05 2,33 2,84 4,14
Universitas 2,52 5,59 1,66 5,68 3,9
Jumlah 9,63 9,54 9,87 9,07 8,58
Pendidikan Tinggi
yang Ditamatkan
2013 2014
Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 26/05/36/Th.IX, 5 Mei 2015
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 128 -
5) Investasi
Investasi merupakan salah satu komponen pembentuk
pertumbuhan ekonomi. Secara sederhana, investasi diartikan
sebagai pengeluaran barang modal yang diarahkan untuk
menunjang kegiatan produksi atau perluasan produksi. Ini
menjadikan investasi mempunyai multiplier effect yang luas karena
tidak hanya mendorong sisi produksi, namun juga menstimulasi sisi
konsumsi.
Laju pertumbuhan PDRB Banten menurut penggunaan selama
tahun 2014 tumbuh sebesar 5,47 persen. Pertumbuhan terjadi pada
seluruh lapangan usaha. Informasi dan Komunikasi merupakan
lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar
18,71 persen, diikuti oleh Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 14,30 persen dan Jasa Lainnya
sebesar 13,84 persen, Struktur perekonomian Banten menurut
lapangan usaha tahun 2014 didominasi oleh tiga lapangan usaha
utama yaitu: Industri Pengolahan (34,23 persen); Perdagangan
Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor (12,37 persen) dan
Transportasi dan Pergudangan (9,16 persen), pertumbuhan ekonomi
Banten tahun 2014, Konstruksi sebesar 1,12 persen diikuti
Informasi dan Komunikasi 0,86 persen; dan Perdagangan Besar-
Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor sebesar 0,75 persen.
Distribusi PDRB Dari sisi pengeluaran pertumbuhan ekonomi tahun
2014 sebesar 5,47 persen tidak terjadi pada seluruh komponen.
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah
Tangga (LNPRT) merupakan komponen yang mengalami
pertumbuhan tertinggi sebesar 12,25 persen, diikuti oleh
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 4,74 persen dan
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 3.27 persen.
Struktur ekonomi Banten tahun 2014 menurut pengeluaran
didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
(53,34 persen), diikuti Pembentukan Modal Tetap Bruto (28,79
persen) dan Ekspor Netto (11,73 persen), sedangkan Konsumsi
Lembaga Non Profit hanya berkontribusi sebesar 0,47 persen, Bila
dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Provinsi
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 129 -
Banten tahun 2014, Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah
Tangga memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,74
persen, diikuti PMTB sebesar 0,98 persen.
Berdasarkan data BKPM RI terbaru, tercatat Penanaman Modal
Asing (PMA) di wilayah Banten tahun 2013 jauh melebihi tahun
2012. Jumlah realisasi PMA pada tahun 2013 mencapai 592 proyek
dengan nilai investasi sebesar USD 3.720,2 juta, sementara itu
tahun 2012 hanya sebanyak 405 proyek dengan nilai USD 2,716.3
juta atau terda¬pat peningkatan sebanyak 187 proyek atau senilai
USD 1.003,9 juta. Di sisi lain, realisasi investasi dalam negeri di
Banten mengalami penurunan dari sebanyak 66 proyek pada tahun
2012 (Rp 5,117.5 milyar) menjadi sebanyak 100 proyek (senilai Rp
4.008,66 milyar) pada tahun 2013. Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa investor yang berminat di wilayah Banten cenderung berasal
dari investor luar negeri. Selanjutnya, upaya peningkatan investasi
melalui perbaikan proses kemudahan perijinan, kesiapan lahan
industri dan infrastruktur serta promosi investasi tidak saja
dilakukan untuk investor luar negeri tetapi juga perlu ditujukan
bagi investor dalam negeri.
Tabel 3.3
Perkembangan Investasi Provinsi BantenTahun 2010 – 2014
Investasi Investasi
(milyar rupiah) (US$. Juta)
2011 68 4.298,60 300 2.171,70 25.544.400.000.000
2012 66 5.117,50 405 2,716.3 -
2013 100 4.008,70 592 3.720,20 -
2014 100 8.081,30 709 2.034,60 -
Tahun
PMDN PMA Total Investasi PMA
dan PMDN Investasi
(rupiah)
Proyek Proyek
Sumber: BKPM RI Tahun 2014
Perkembangan investasi secara real dapat dilihat juga dari neraca
perbankan yang membandingkan antara dana pihak ketiga yang
disimpan di lembaga perbankan dibandingkan dengan posisi
pinjaman yang diberikan berdasarkan lokasi proyek di Provinsi
Banten. Jumlah dana pihak ketiga yang disimpan di Bank Umum di
Banten pada tahun 2012 sebesar 90,946 triliun rupiah, tahun 2013
sebesar 104,18 triliun rupiah, dan tahun 2014 (s.d.Nov 2014)
sebesar 118,39 triliun rupiah dan jumlah pinjaman yang diberikan.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 130 -
berdasarkan lokasi proyek pada tahun 2012 sebesar 153,48 triliun
rupiah, tahun 2013 sebesar 186,43 triliun rupiah, dan pada Nov
2014 (11 bulan) sebesar 202,73 triliun rupiah. Hal ini dapat
disimpulkan sampai dengan November 2014 terjadi aliran modal
atau investasi dari luar wilayah Provinsi Banten ke wilayah Provinsi
Banten sebesar 84,34 trilyun rupiah.
Investasi mengalir juga ke Kabupaten Lebak dan Kabupaten
Pandeglang, dimana Per November 2014 nilainya masing-masing
sekitar 7,19 triliun rupiah dan 2,69 triliun rupiah. Walaupun
Kabupaten Lebak aktivitas ekonomi utamanya di sektor pertanian,
terjadi pula peningkatan investasi yang relatif besar dibandingkan
dengan jumlah simpanan dana pihak ketiga yang hampir delapan
kali lipat, dimana dana simpanan pihak ketiga Kabupaten Lebak
sebesar 1,1 triliun rupiah dan posisi pinjaman sebesar 8,286 triliun
rupiah. Dana simpanan pihak ketiga Kabupaten Pandeglang sebesar
1,97 triliun rupiah, sementara posisi pinjaman yang diberikan bank
umum sebesar 4,66 triliun rupiah.
2. Rencana Target Ekonomi Makro Daerah Tahun 2016
Dalam merumuskan prospek perekonomian daerah Tahun 2016
mendatang, tentunya perlu memperhatikan perkembangan dan
prospek ekonomi Indonesia Tahun 2016 sebagaimana dirumuskan
dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015. Berbagai hambatan di
dalam negeri yang belum terselesaikan serta kemungkinan cuaca
ekstrem di dalam negeri akan dihadapi dengan berbagai langkah yang
tepat, antara lain: (i) penguatan ekonomi domestik melalui investasi
agar daya beli meningkat (ii) meningkatkan efektivitas belanja negara,
baik dari arah belanja negara tersebut maupun dari penyerapannya,
terutama yang terkait dengan prioritas belanja negara untuk
infrastruktur, serta (iii) peningkatan efektivitas penerimaan negara
dengan sekaligus pengurangan defisit anggaran. Dengan langkah-
langkah ini, secara keseluruhan momentum pembangunan yang sudah
dicapai pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 dapat
dipertahankan pada tahun 2015, dan dapat ditingkatkan pada tahun
2016.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 131 -
Dengan memperhatikan pencapaian kemajuan tahun 2011 sampai
dengan 2014 dan mempertimbangkan masalah yang dihadapi hingga
tahun 2015, maka tantangan dan kebijakan pokok yang dihadapi
pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:
1) Memantapkan Perekonomian Nasional.
Perhatian akan di tujukan pada peningkatan investasi, industri
pengolahan nonmigas, daya saing ekspor, peningkatan
efektivitas penerimaaan negara, penguatan penyerapan belanja
negara, dan pemantapan ketahanan pangan dan energi;
2) Menjaga Stabilitas Ekonomi.
Dorongan akan diberikan pada langkah-langkah yang terpadu
untuk menjaga stabilitas harga di dalam negeri dan nilai tukar
resiko fluktuasi harga komoditi baik migas maupun nonmigas, serta
pengendalian arus modal;
3) Mempercepat Pengurangan Pengangguran Dan Kemiskinan.
Upaya akan ditujukan dalam rangka menciptakan lapangan kerja
yang lebih besar serta dapat menjangkau masyarakat yang masih
hidup di bawah garis kemiskinan dengan program-program
pemberdayaan yang tepat dan terpadu.
Selanjutnya dengan memperhatikan kondisi ekonomi makro nasional
tahun 2014 dan perkiraan di tahun 2015 serta tantangan pokok yang
akan dihadapi pada tahun 2016, maka sasaran pertumbuhan ekonomi
nasional tahun 2016 ditargetkan untuk tumbuh sebesar 6,8-6,9
persen, laju inflasi 6 ± 1 persen, pengangguran terbuka 8,5 persen dan
penduduk miskin 4,9-4,7 persen. Untuk lebih jelasnya tentang
perkembangan dan sasaran ekonomi makro tahun 2015 dapat dilihat
pada Tabel 3.4
Tabel 3.4 Perkembangan dan Sasaran Ekonomi Makro Nasional Tahun 2013-2016
BANTEN NASIONAL BANTEN NASIONAL BANTEN NASIONAL BANTEN NASIONAL
1
Laju
Pertumbuhan
Ekonomi
(LPE)
5,66 - 6,6-6,8 6,4-6,9 6,7-6,8 5,8 6,8-6,9 6,6
2 Laju Inflasi 9,65 - 4,5 ± 1 5 4,5 5 - 4
3Penduduk
Miskin5,89 11,7 5,3-5,0 8,0-10,0 5,1-4,8 9,5-10,5 4,9-4,7 9.0-10,0
4Penganggura
n Terbuka9,9 - 9,74 5,6-6,0 9,24 5,5-5,8 8,74 5,2-5,5
TARGET 2016
NOURAIAN
INDIKATOR
REALISASI 2013 REALISASI 2014 TARGET 2015
Sumber : BPS Provinsi Banten dan RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017, dan
RPJMN 2015-2019
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 132 -
1) Pertumbuhan Ekonomi
PDRB Banten triwulan I-2015 terhadap triwulan sebelumnya turun
sebesar 0,38 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan
disebabkan oleh Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh minus
4,72 persen. Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh Komponen
PMTB yang terkontraksi sebesar minus 7,24 persen dan Komponen
Ekspor Luar Negeri yang terkontraksi hingga minus 6,37 persen.
a. Ekonomi Banten triwulan I-2015 terhadap triwulan I-2014
tumbuh 5,69 persen (y-on-y) mengalami akselerasi dibanding
periode yang sama pada tahun 2014 sebesar 4,70 persen. Dari
sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan
Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib sebesar 16,96 persen. Dari sisi Pengeluaran oleh
Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh
sebesar 5,14 persen.
b. Nilai nominal PDRB Banten triwulan I tahun 2015 atas dasar
harga berlaku mencapai Rp. 115,985 triliun, sedangkan atas
dasar harga konstan mencapai Rp. 89,803 triliun. Jika
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, nilai nominal
tersebut mengalami peningkatan baik atas dasar harga berlaku
maupun konstan.
c. Secara year on year, sumber pertumbuhan berasal dari sektor
industri pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi
sebesar 2,10 persen, diikuti perdagangan besar-eceran; Reparasi
Mobil-Sepeda Motor sebesar 0,54 persen, dan Informasi dan
Komunikasi sebesar 0,46 persen.
d. Menurut penggunaannya, PDRB Banten atas dasar harga
berlaku pada triwulan I tahun 2015 sebagian besar digunakan
untuk konsumsi rumahtangga termasuk konsumsi lembaga non
profit yaitu sebesar Rp. 59,75 triliun dan konsumsi pemerintah
Rp. 4,10 triliun. Kemudian sebanyak Rp. 32,42 triliun digunakan
untuk PMTB dan perubahan stok sebesar Rp. 438,39 miliar. Nilai
transaksi ekspor Banten pada triwulan ini sebesar Rp. 94,46
triliun, sedangkan nilai impor sebesar Rp. 81,99 triliun.Sehingga
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 133 -
net ekspor Banten masih mengalami surplus senilai Rp. 12,60
triliun.
e. Pada triwulan I tahun 2014 secara q to q, komponen PDRB
menurut penggunaan yang mengalami pertumbuhan positif
adalah komponen konsumsi rumahtangga dan LNP sebesar 2,81
persen, dan komponen ekspor sebesar 2,83 persen. Sedangkan
konsumsi pemerintah dan PMTB terkontraksi hingga 27,95
persen dan 7,24 persen.
f. Sumber pertumbuhan komponen PDRB menurut penggunaan
secara quarter to quarter disumbangkan oleh andil komponen net
ekspor sebesar 2,53 persen, sedangkan menurut year on year
berasal dari konsumsi rumahtangga dan lembaga non profit
sebesar 2,81 persen.
Berdasarkan perkembangan tersebut di atas, yang menunjukkan
arah kinerja yang lebih baik, maka target pertumbuhan ekonomi
Tahun 2016 sebesar 6,8 – 6,9 %.
2) Inflasi
Mulai Januari 2015, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan
IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang
mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan
IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket
komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan
pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS,
yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam
penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan
adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan
hasil SBH sebelumnya. SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang
terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Survei ini
hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area). Untuk Banten,
terpilih 3 kota yaitu kota Serang sebagai ibukota provinsi beserta
kota besar tambahan yaitu kota Cilegon dan kota Tangerang.
Memasuki bulan April 2015 harga barang-barang/jasa kebutuhan
pokok masyarakat di Banten secara umum mengalami kenaikan.
Hal ini terlihat dari naiknya angka Indeks Harga Konsumen (IHK)
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 134 -
yang sebesar 123,35 pada bulan Maret 2015 menjadi 124,23 pada
bulan April 2015 atau terjadi perubahan indeks (inflasi) sebesar
0,71 persen. Enam dari tujuh kelompok pengeluaran yang ada
mengalami kenaikan indeks, yakni berturut turut: kelompok bahan
makanan naik 0,23; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau naik 1,26 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas
dan bahan bakar naik 0,14 persen; kelompok kesehatan naik 0,25
persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,25
persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan
naik 2,14 persen. Sementara hanya pada kelompok sandang saja
mengalami penurunan indeks sebesar -0,11 persen. Sedangkan
Inflasi “Year on Year” (IHK April 2015 terhadap April 2014) tercatat
sebesar 8,02 persen.
3) Ketenagakerjaan
Jumlah angkatan kerja pada Februari 2015 mencapai 5.697 ribu
orang, bertambah sebesar 218 ribu orang dibandingkan jumlah
angkatan kerja pada Februari 2014 yang sebesar 5.479 ribu orang.
Jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2015 sebesar 5.208
ribu orang, bertambah 270 ribu orang jika dibandingkan dengan
keadaan Februari 2014, Pada periode yang sama juga tercatat
penurunan jumlah pengangguran terbuka sebesar 52 ribu orang,
dengan kata lain, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun dari
9,87 persen menjadi 8,58 persen.
Selama setahun terakhir (Februari 2014 – Februari 2015), kenaikan
orang bekerja didukung oleh kenaikan jumlah tenaga kerja di tiga
sektor, yaitu sektor industri, konstruksi dan jasa kemasyarakatan.
Lapangan usaha dengan penyerapan tenaga kerja terbanyak adalah
di sektor industri yang menyerap 1.322 ribu orang atau lebih dari
seperempat penduduk yang bekerja (25,38 persen). Berdasarkan
jumlah jam kerja pada Februari 2015, sebanyak 4.244 ribu orang
(80,50 persen) berkerja di atas 35 jam per minggu. Sedangkan
penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam per minggu sebanyak
211 ribu orang (4,05 persen). Pada Februari 2015, penduduk
bekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih mendominasi
yaitu sebanyak 1.810 ribu orang (34,76%), sedangkan penduduk
bekerja dengan pendidikan Universitas sebanyak 656 ribu (12,60%).
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 135 -
4) Penanggulangan Kemiskinan
Pada bulan September 2014, jumlah penduduk miskin (penduduk
dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis
Kemiskinan) di Banten mencapai 649,19 ribu orang (5,51 persen),
meningkat 26,35 ribu orang (4,23 persen) dibandingkan dengan
penduduk miskin pada Maret 2013 yang hanya sebesar 622,84 ribu
orang (5,35 persen). Selama periode Maret-September 2014, jumlah
penduduk miskin di daerah perkotaan dan perdesaan mengalami
peningkatan. Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan
meningkat 5,49 ribu orang (dari 375,69 ribu orang pada Maret 2014
menjadi 381,18 ribu orang pada September 2014) dan di daerah
perdesaan meningkat sebesar 20,87 ribu orang (dari 247,14 ribu
orang pada Maret 2014 menjadi 268,01 ribu orang pada September
2014). Sedangkan dari Persentase penduduk miskin baik di daerah
perkotaan maupun di daerah perdesaan meningkat pada kurun
waktu Maret-September 2014. Persentase penduduk miskin di
daerah perkotaan pada Maret 2014 sebesar 4,73 persen bertambah
menjadi 4,74 persen pada September 2014. Persentase penduduk
miskin di daerah perdesaan bertambah dari 6,67 persen pada Maret
2014 menjadi 7,18 persen pada September 2014.
Pada periode Maret-September 2014, baik Indeks Kedalaman
Kemiskinan (P1) maupun Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
menunjukkan penurunan. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata
pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis
Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga
semakin menyempit.
Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut di atas, maka makro ekonomi
ditargetkan sesuai dengan RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-
2017.
Tabel 3.5 Asumsi Ekonomi Makro Provinsi Banten Tahun 2016
NO INDIKATOR EKONOMI TARGET
1 Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,8-6,9
2 Tingkat Inflasi (%) -
3 Pengangguran terbuka (%) 8,74
4 Penduduk miskin (%) 4,9- 4,7
Sumber : BPS Provinsi Banten dan RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 136 -
3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016
Tantang perekonomian provinsi Banten pada tahun 2016 anatara
lain:
1. Pertumbuhan Ekonomi
Saat ini pertumbuhan ekonomi baik di tingkat global, nasional
cenderung mengalami penurunan. Hal ini tentunya juga akan
mempengaruhi daerah yang ada di wilayah Indonesia, termasuk juga
di Provinsi Banten. Dengan didasarkan pada konsep membangun
kerjasama. Pembangunan ekonomi diarahkan sebagai bidang yang
mampu menggerakan bidang lain melalui percepatan transformasi
ekonomi agar kesejahteraan rakyat lebih cepat terwujud. Ditargetkan
melalui kerangka MP3EI bahwa pada tahun 2025 Indonesia sudah
menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita antara USD
14.250 – USD 15.500 dan nilai total perekonomian (PDB) antara USD
4,0 – 4,5 triliun. Syarat pencapaiannya adalah pertumbuhan ekonomi
riil yang tinggi dan konsisten disertai pengendalian inflasi.
Pertumbuhan ekonomi riil yang diharapkan sebesar 6,4-7,5 % pada
tahun 2011-2014 dan 8,0-9,0% pada periode 2015-2025, sedangkan
inflasinya ditekan hingga mencapai 3,0% pada tahun 2025. Untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi, pemerintah baik pusat maupun
daerah perlu berkolaborasi dengan dunia usaha baik investor
domestik maupun mancanegara. Salah satunya dengan membuat
regulasi yang memungkinkan terbentuknya pusat-pusat pertumbuhan
baru. Sebagai prasyarat terbentuknya pusat-pusat pertumbuhan baru
adalah peran aktif pemerintah pusat dan daerah, pelibatan dunia
usaha, reformasi kebijakan keuangan negara, reformasi birokrasi,
penciptaan konektivitas antar wilayah, kebijakan ketahanan pangan,
air dan energi, serta jaminan sosial dan penanggulangan kemiskinan.
2. Penciptaan Lapangan Kerja
Penciptaan lapangan pekerjaan di Provinsi Banten pada tahun 2016
menjadi target kinerja prioritas, mengingat pada tahun 2014, beban
Tingkat Pengangguran terbuka turun dari 9,87 % menjadi 8,58
persen, ditambah jumlah tenaga kerja yang setengah bekerja atau
bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 35 jam per minggu
sebesar 15,7 %. Sehingga beban nyata dalam penyediaan lapangan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 137 -
pekerjaan mencapai 25,6 %. Daya saing ketenagakerjaan memiliki
beban, mengingat penduduk bekerja yang memiliki pendidikan SD ke
bawah masih tetap mendominasi, yaitu sebesar 34,76 % atau
sebanyak 1.810 ribu orang. Sedangkan penduduk bekerja dengan
pendidikan SLTP sebesar 839 ribu orang (17.90%), SLTA keatas
sebesar 1.057 ribu orang (20,50%) sementara penduduk bekerja
dengan pendidikan tinggi sebesar 841 ribu orang yang terdiri dari
pendidikan diploma 185 ribu orang (3,55%) dan penduduk yang
bekerja dengan pendidikan universitas sebesar 656 ribu orang
(12,60%).
3. Porsi Investasi Domestik Masih Sangat Rendah
Berdasarkan data realisasi investasi pada BKPM, penanaman modal
asing di Banten mencapai USD 2.034 juta, penanaman modal dalam
negeri hanya sebesar IDR 8.081.862 juta. Dilihat dari peringkat
investasi nasional untuk PMA, Banten menduduki peringkat 4
sedangkan untuk PMDN menduduki peringkat 6. Hal ini mengindikasi
bahwa porsi investasi yang berasal dari luar negeri masih dominan di
Provinsi Banten.
4. Penanggulangan Ketimpangan Pendapatan
Selama 10 tahun terakhir ketimpangan pendapatan di Indonesia
meningkat cukup pesat. Koefisien Gini, indikator standar ketimpangan
pendapatan, setelah cukup stabil pada level moderate (sekitar 0.33) di
akhir 1990an, mulai meningkat dari 0.33 di tahun 2001 menjadi 0.41
di tahun 2012. Ini merupakan angka koefisien Gini tertinggi yang
pernah tercatat dalam sejarah. Dulu Indonesia sering disejajarkan
dengan negara-negara dengan ketimpangan pendapatan sedang atau
rendah seperti negara-negara Skandinavia atau mantan Soviet, tetapi
dengan angka ini, Indonesia sudah bisa dikategorikan sebagai negara
yang relatif tinggi ketimpangan pendapatannya.
Berbagai indikator ketimpangan yang lain juga menunjukkan tren
yang serupa. Pada tahun 2012 misalnya, rata-rata pendapatan
penduduk 10% terkaya adalah 12 kali lipat rata-rata pendapatan
penduduk 10% termiskin. Dalam lima tahun, rasio ini meningkat
pesat dari hanya 9.6 kali lipat di tahun 2007.
Besarnya pendapatan yang didistribusikan kepada berbagai kelompok
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 138 -
pendapatan juga menunjukkan peningkatan ketimpangan tersebut.
Di tahun 2002 misalnya, kelompok 20% terkaya menikmati sekitar
41% pendapatan nasional. Sepuluh tahun kemudian di tahun 2012
kelompok ini menjadi menikmati hampir setengah pendapatan
nasional (49%). Sementara itu kelompok 40% termiskin, ketika
sepuluh tahun lalu (2002) menikmati 20% pendapatan nasional, pada
tahun 2012 menjadi hanya menikmati 16% pendapatan nasional.
Kecenderungan kenaikan tren ketimpangan pendapatan tersebut
terjadi baik di level nasional, perkotaan, pedesaan, juga di semua
propinsi di Indonesia. Di perkotaan, ketimpangan cenderung lebih
tinggi daripada di pedesaan, demikian juga di kota-kota besar.
Gini Rasio (GR) sebagai alat ukur ketimpangan pendapatan semakin
meningkat dari waktu ke waktu. Di Provinsi Banten pada 2012 GR
sebesar 0,38, kemudian pada 2013 sudah meningkat menjadi 0,39
kemudian kembali mengalmi peningkatan pada tahun 2014 menjadi
0,41%. Artinya terjadi peningkatan ketimpangan pendapatan. Trend
ini tidak hanya terjadi di Provinsi Banten tapi juga terjadi pada level
nasional, dimana gini ration Indonesia pada tahun 2014 mencapai
0,413%.
5. Penanggulangan Kemiskinan
Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran perkapita
per bulan dibawah garis kemiskinan) di Banten pada bulan September
2014 mencapai 649,19 ribu orang (5,51%) meningkat 26,35 ribu
orang, dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2014 yang
sebesar 622,84 ribu orang (5,35%). Selama periode Maret 2014 -
September 2014, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan
bertambah 5,49 ribu orang (dari 375,69 ribu orang pada Maret 2014
menjadi 381,18 ribu orang pada September 2014), sementara di
daerah perdesaan bertambah 20,87 ribu orang (dari 247,14 ribu orang
pada Maret 2014 menjadi 268,01 ribu orang pada September 2014).
Pada periode Maret-September 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan
(P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kenaikan.
Kenaikan P1 mapun P2 diperdesaan lebih tinggi dari perkotaan, hal ini
memberikan indikasi bahwa penduduk miskin di perdesaan semakin
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 139 -
terpuruk. Sementara itu, kondisi di perkotaan tidak terlalu berubah
secara signifikan.
Selain itu, diperlukan upaya untuk menghadapi tantangan utama
penanggulangan kemiskinan seperti diantaranya pertumbuhan
penduduk masih cukup besar, Petani dan nelayan dihadapkan pada
lahan usaha yang semakin terbatas, Peluang usaha dan
pengembangan usaha masyarakat miskin yang terbatas, Urbanisasi
yang memperparah kemiskinan perkotaan (slum dan squatter),
Rendahnya kualitas SDM, khususnya usia muda, Rendahnya
penyerapan tenaga kerja sektor industri, Masih banyak daerah
terisolir, dengan akses pelayanan dasar yang rendah, Belum
tersedianya jaminan perlindungan sosial yang komprehensif, serta
social exclusion (marjinalisasi), seperti kepada penduduk: difabel,
berpenyakit kronis, ilegal, dll.
Akibat kondisi kemiskinan saat ini dan tantangan ke depan
diperlukan rencana khusus untuk percepatan penurunan
kemiskinan–MP3KI melalui pendekatan perlindungan sosial yang
universal, pengembangan pelayanan dasar, dan pengembangan
penghidupan yang berkelanjutan melalui sinergitas program/kegiatan
dari pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, sesuai kondisi
wilayah. MP3KI ini dilakukan melalui strategi Perluasan jangkauan
program-program bersasaran (targeted) untuk penduduk miskin dan
rentan, Pengembangan penghidupan masyarakat miskin dan rentan
berdasarkan koridor pulau dan kawasan khusus, dan
Pengarusutamaan (mainstreaming) penanggulangan kemiskinan
diseluruh kebijakan dan program pembangunan.
Berdasarkan analisis atas hasil evaluasi kinerja pembangunan baik
ditingkat nasional maupun di provinsi Banten yang telah dicapai, untuk
indikator inflasi, jumlah penduduk miskin dan pengangguran terbuka di
tahun 2016 berdasarkan trend/kecenderungan realisasi tahun berjalan
dan tahun-tahun sebelumnya, perlu kerja keras untuk mencapai target-
target yang dijabarkan dalam RPJMD Provinsi Banten 2012-2017.
Perbandingan kondisi ekonomi makro Provinsi Banten dan Nasional pada
tahun 2016 terlihat sebagaimana Tabel 3.7
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 140 -
Tabel 3.7 Perbandingan Sasaran Ekonomi Makro Provinsi Banten dan Nasional
Tahun 2013-2016(%)
BANTEN NASIONAL BANTEN NASIONAL BANTEN NASIONAL BANTEN NASIONAL
1Laju Pertumbuhan
Ekonomi (LPE)5,66 - 6,6-6,8 6,4-6,9 6,7-6,8 5,8 6,8-6,9 6,6
2 Laju Inflasi 9,65 - 4,5 ± 1 5 4,5 5 - 4
3 Penduduk Miskin 5,89 11,7 5,3-5,0 8,0-10,0 5,1-4,8 9,5-10,5 4,9-4,7 9,0-10,0
4Pengangguran
Terbuka9,9 - 9,74 5,6-6,0 9,24 5,0-5,5 8,74 5,2-5,5
TARGET 2016NO
URAIAN
INDIKATOR
REALISASI 2013 REALISASI 2014 TARGET 2015
Sumber :BPS Provinsi Banten dan RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017, dan RPJMN 2015-2019
Pada tahun 2016 mendatang, pembangunan perekonomian daerah
Provinsi Banten diharapkan dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan
ekonomi sehingga mampu memecahkan permasalahan sosial mendasar
terutama kemiskinan dan pengangguran. Oleh karena itu, diperlukan
partisipasi aktif masyarakat dan swasta (dunia usaha) sebagai pilar dan
pelaku utama pembangunan ditunjang oleh kebijakan pengendalian
inflasi dan kredit bagi pengembangan usaha kecil dan menengah. Dalam
kaitan tersebut diatas, pertumbuhan ekonomi didorong terutama dengan
meningkatkan investasi, khususnya hilirisasi industri. Peningkatan
investasi dilakukan dengan mengurangi hambatan-hambatan yang ada
yaitu dengan menyederhanakan prosedur perijinan, memberikan
kemudahan kredit/pinjaman usaha terutama bagi kelompok usaha kecil
menengah, mempersiapkan tenaga kerja terlatih di bidang industri,
pemilihan komoditas unggulan untuk diproduksi massal yang dapat
menciptakan forward linkage dan backward linkage yang besar bagi
perekonomian masyarakat banten, meningkatkan penyediaan
infrastruktur dan energi, dan lain-lain.
3.1.3 Strategi Pembangunan Perekonomian Daerah (Pro Growth) dan
Peningkatan Lapangan Kerja (Pro Job).
Parameter keberhasilan pembangunan bukan hanya semata-mata besaran
target Pertumbuhan ekonomi, tapi yang lebih penting adalah bagaimana proses
pertumbuhan ekonominya yang harus sehat. Sehat dari sisi pemerataan
pembangunan antar wilayah, berkurangnya kesenjangan kesejahteraan dan
bergeraknya sektor riil serta tumbuhnya investasi. Belanja pemerintah, khususnya
belanja Pemerintah Provinsi Banten sebagai bagian dari kerangka pertumbuhan
ekonomi diarahkan harus dapat menjadi akselerator bagi peningkatan investasi,
peningkatan produktivitas daerah khususnya yang berbasis ekspor dan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 141 -
mengurangi ketergantungan akan barang-barang impor. Dengan demikian akan
terjadi penambahan aliran modal dalam menggerakan ekonomi secara
keseluruhan. Penciptaan peningkatan produktivitas melalui akumulasi modal dari
hasil peningkatan investasi dan perluasan pasar keluar daerah/ekspor akan makin
meningkatan permintaan atau penciptaan tenaga kerja dan peningkatan
pendapatan.
Belanja pemerintah dalam kerangka pertumbuhan ekonomi yang sehat tidak
hanya sekedar investasi infrastruktur untuk mengakselerasi peningkatan
produktivitas tetapi juga bagaimana belanja pemerintah dapat menyelesaikan
masalah-masalah sosial dan kemiskinan yang menjadi penghambat pertumbuhan.
Belanja diarahkan pada aktivitas yang memiliki eksternalitas yang besar. Belanja
pada sektor pendidikan diarahkan pada pendidikan sesuai permintaan pasar
tenaga kerja, belanja pada sektor kesehatan diarahkan pada peningkatan
kesehatan masyarakat untuk menunjang peningkatan produktivitas dan daya
saing sumber daya manusia. Belanja penanganan kemiskinan tidak hanya sekedar
jaring pengaman sosial seperti raskin, beasiswa, penanganan gizi buruk tapi
diarahkan juga pada pemberdayaan masyarakat yang mampu mengangkat dan
menghilangkan kemiskinan masyarakat dan tidak lagi menjadi beban belanja yang
tidak produktif. Penyelesaian masalah sosial untuk menjaga perkembangan
investasi.
Belanja pembangunan diarahkan pada upaya pengarahan pertumbuhan
ekonomi yang sehat, untuk itu dibagi arahan dua kategori belanja, yaitu crisis action
program dan development agent program. Pembagian ini tentunya berdasarkan data
atau fakta adanya potensi/kekuatan yang harus dieksplorasi dan disisi lain ada
masalah-masalah yang harus ditangani secara khusus yang bersifat krisis, seperti
kemiskinan, pengangguran, tingkat kesehatan yang rendah dan lain sebagainya.
Kategori crisis action program adalah program rencana tindak untuk
menyelesaikan masalah yang sifatnya krisis dan perlu ditangani segera dan sebagai
bagian dari kebijakan pro poor, pro job dan sekaligus juga pro growth dengan skala
terbatas untuk katergori masyarakat ekonomi lemah. Crisis action program terbagi
atas perlindungan sosial (social safety net) dan pemberdayaan ekonomi (injection up
grade). Perlindungan sosial diarahkan sebagai solusi sementara dalam mengatasi
masalah-masalah sosial akibat adanya kemiskinan, seperti raskin, beasiwa
pendidikan atau pendidikan gratis, pengobatan gratis, penanganan kekurangan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 142 -
gizi, bantuan benih gagal panen dan kegiatan lainnya, sedangkan pemberdayaan
ekonomi lemah adalah program peningkatan kemampuan ekonomi masyakat yang
berada pada kategori krisis atau prasejahtera menuju sejahtera dengan
kemampuan memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan tanpa tergantung
pada pihak lain.
Ketegori development agent program adalah program pembangunan yang
diarahkan untuk menjadi akselerator atau pengungkit dalam pengembangan
ekonomi dan pembangunan yang memiliki multiplier effect atau dampak ganda yang
besar, baik dalam sumbangannya terhadap penyediaan lapangan kerja (pro job)
maupun dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi (pro growth). Development
agent terbagi atas akselerator, back up agent dan follower. Akselerator adalah
program kegiatan yang dirancang untuk menjadi daya tarik atau pengungkit bagi
aktivitas ekonomi yang lain. Hal ini berupa kebijakan pro dunia usaha baik
pemberian insentif maupun peningkatan iklim usaha yang baik. Secara umum
target akhir adalah menjadikan Provinsi Banten menjadi daerah yang memiliki nilai
kompetitif dan komparatif investasi. Contoh dari program akselerator
pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), revitalisasi logistic management,
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan seperti kawasan industri (industrial
estate), agropolitan, minapolitan, kawasan strategis Bojonegara dan pengembangan
program tematik lain yang memiliki dampak ganda, seperti sistandu,
pengembangan pola pembiayaan usaha masyarakat, dan peningkatan sekolah
menengah kejuruan sebagai sumber tenaga terampil. Back up agent adalah
program dari development agent yang berfungsi untuk mendukung terlaksananya
program akselerator. Contoh dari program back up agent adalah pengembangan
konektivitas atau pembangunan jaringan jalan dan jembatan ke KEK atau ke
pusat-pusat pertumbuhan, pengembangan kelembagaan masyarakat dan
pembangunan infrastruktur lainnya. Posisi program back up agent sangat penting
bagi keberlangsung program akselerator selama dunia usaha belum dapat
melaksanakannya sendiri. Follower adalah program yang menjadi pengikut sebagai
akibat dari adanya program akselerator. Program ini diantaranya adalah investasi
pada BUMD yang diarahkan untuk terlibat bersama-sama dunia usaha lain dalam
mengembangkan dampak program akselerator.
Secara umum kebijakan pembangunan ekonomi daerah tahun 2016, akan
diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas (pro
growth) yang mampu menciptakan dan memperluas lapangan kerja (pro job), serta
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 143 -
mampu mengurangi tingkat kemiskinan yang signifikan (pro poor) sesuai dengan
target RPJMD Provinsi Banten tahun 2012-2017, namun tetap memperhatikan
pembangunan kualitas lingkungan dan mengurangi dampak perusakan
lingkungan yang telah terjadi seperti terjadinya banjir (pro environment).
Untuk itu kebijakan ekonomi yang akan ditempuh pada tahun 2016 adalah
melalui:
1. Meningkatkan Konektivitas dan Daya Dukung Pusat-Pusat
Pertumbuhan.
Peningkatan investasi akan diperkuat konektivitas dan daya dukung pusat-
pusat pertumbuhan, baik kawasan industri, kawasan pariwisata tanjung
lesung, agropolitan, minapolitan, dan kawasan pusat pertumbuhan strategis
lainnya. Dengan kondisi permintaan pasar investasi yang relatif tinggi,
khususnya di sektor industri akan terakselerasi lebih cepat dengan dukungan
konektivitas pada simpul-simpul transportasi regional dan global, dukungan
infrastruktur produksi seperti air baku dan listrik serta dukungan regulasi
kebijakan yang membuat kompetitif dunia usaha.
Kebijakan ini merupakan kebijakan pembangunan ekonomi ruang. Beberapa
pendekatan pembangunan berbasis ekonomi ruang telah dilaksanakan, seperti
pengembangan agropolitan, minapolitan, penetapan pusat-pusat pertumbuhan,
penetapan kawasan strategis, penetapan wilayah pembangunan, penetapan
desa pusat pertumbuhan, dan lain sebagainya.
Kerangka yang dipakai adalah penetapan kawasan growth pole atau pusat
pertumbuhan secara ruang geografis sekaligus sebagai growth centre atau pusat
pertumbuhan aktivitas ekonomi. Growth centre dan growth pole ini diarahkan
untuk menjadi pusat pelayanan ekonomi bagi wilayah belakangnya/
hinterlandnya. Aktivitas ekonomi growth centre akan sangat tergantung dari
kawasan hinterlandnya, demikian juga sebaliknya kawasan hinterland akan
dapat berkembang apabila fungsi pelayanan oleh kawasan growth centre
dilakukan secara optimal. Growth centre akan berfungsi sebagai pusat distribusi
dan koleksi atau sebagai pusat transaksi perdagangan bagi hasil produksi
kawasan hinterland dan sekaligus memenuhi kebutuhan bahan baku produksi
kawasan hinterlandnya. Selain itu berfungsi pula menjadi pusat pelayanan
sosial, kesehatan dan pendidikan. Penetapan growth centre diharapkan akan
ada aktivitas spread effects (efek penjalaran) dalam bentuk trickle down effect
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 144 -
berupa efek peningkatan kinerja aktivitas ekonomi didaerah hinterland. Namun
demikian untuk beberapa aktivitas ekonomi pada kawasan tertentu yang
secara khusus menjadi development agent seperti kawasan industri, kawasan
pariwisata akan menjadi kawasan produksi dan sebaliknya kawasan
hinterlandnya menjadi kawasan pendukung untuk pelayanan seperti
perdagangan, pemukiman dan aktivitas sosial. bahkan pemenuhan kebutuhan
bahan baku.
Pusat pertumbuhan yang memiliki fungsi spesifik seperti kawasan industri,
kawasan pelabuhan, kawasan pariwisata dan lain sebagainya mempunyai
wilayah pelayanan yang berbeda secara umum. Pusat pertumbuhan akan
membentuk magnetisme ruang dan akan saling tarik menarik dengan pusat
pertumbuhan lain. Penetapan level pusat pertumbuhan yang diarahkan akan
membentuk pola yang harmonis dalam pola aliran barang dan sekaligus akan
mengefisienkan investasi infrastruktur pelayanan oleh pemerintah.
Keterhubungan antar pusat pertumbuhan dalam berbagai level akan menjadi
pengintegrasi dari megnetisme ruang. Unsur investasi infrastruktur jalan
menjadi penyearah dalam pembangunan ekonomi berbasis tata ruang karena
dengan adanya jalan penghubung akan terjadi kelancaran pola distibusi dan
koleksi barang-barang yang bersifat ekonomis.
Sebagaimana proses pertumbuhan kota-kota dan kawasan-kawasan aktivitas
ekonomi sebagai pusat pertumbuhan ada yang terjadi secara alamiah dan ada
pula yang dibentuk dan diarahkan sesuai dengan rancangan pembangunan
ekonomi. Pembentukan pusat pertumbuhan baru harus diarahkan sesuai
dengan mekanisme dan permintaan pasar investasi, tentunya harus diikuti
dengan penetapan kebijakan insentif dalam menarik dunia usaha, dan
didukung pula oleh kesiapan pemerintah, baik pusat, provinsi maupun
kabupaten/kota untuk investasi dalam bentuk infrastruktur baik untuk
aktivitas ekonomi maupun sosial kepemerintahan. Untuk itu pasar investasi
kawasan, mulai dari industri, pariwisata, minapolitan, agropolitan dan kawasan
strategis lainnya yang telah tumbuh mulai dari pantai utara Kabupaten
Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Serang, dan bersambung ke wilayah barat
sepanjang Selat Sunda mulai Kota Cilegon, Kabupaten Serang, Kabupaten
Pandeglang sampai ke wilayah pesisir selatan Kabupaten Lebak.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 145 -
Ketidakseimbangan pertumbuhan kota-kota diwilayah utara dengan wilayah
selatan terjadi karena faktor aktivitas ekonomi yang tidak seimbangan.
Pertumbuhan alamiah akan makin memperbesar “gap” pembangunan utara
dengan selatan. Dengan penetapan kota kecil Bayah, Malingping dan
Panimbang sebagai pusat pertumbuhan yang “diarahkan” sebagai growth centre
di wilayah selatan harus pula didukung dengan peningkatan infrastuktur
ekonomi dan sosial sekaligus pula dirancang dengan aktivitas ekonomi yang
diarahkan sebagai “development agent”. Dengan dukungan sumber daya alam
yang melimpah dan keindahan alam yang memukau maka development agent
berupa pembangunan pariwisata dalam skala besar dan turunan aktivitas
sumber daya alam akan menjadikan wilayah selatan yang akan datang menjadi
lebih maju. Dukungan infrastruktur jalan, bandara dan pelabuhan laut akan
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kota-kota di wilayah selatan.
Pembangunan tata ruang bukan sekedar membentuk secara ekonomi tetapi
sustainable development harus menjadi pilihan yang tidak dapat ditawar lagi
dalam konsep pembangunan, khususnya dalam pembangunan lingkungan
hidup. Water management dalam keberlangsungan ekonomi sangat terkait
dengan tata ruang. Di Provinsi Banten bukan sekedar pemeliharaan tetapi
sudah harus dalam taraf recovery untuk menyelesaikan masalah kebutuhan air
yang sustainable. Posisi banjir dikala musim hujan dan kekeringan dimusim
kemarau menjadi penanda kebutuhan pengaturan recovery tata ruang sebagai
bagian dari water menagement. Disinilah salah satu fungsi koordinasi
penggunaan/ pengendalian tata ruang, khususnya dalam land use planning
demi pemeliharaan lingkungan yang berkelanjutan.
Dalam orientasi pandangan berbasis pusat pertumbuhan wilayah utara
Provinsi Banten mulai dari Kabupaten Tangerang sampai ke Barat Cilegon,
Anyer dan Merak akan menjadi pusat pertumbuhan terbesar yang
menggerakan ekonomi Provinsi Banten. Kekuatan pelabuhan, industri petro
kimia, industri baja dan industri pengolahan lainnya akan menjadi development
agent yang mengungkit multiflier effect aktivitas ekonomi lainnya. Untuk
tumbuh sesuai dengan yang diharapkan maka pembangunan konektivitas dan
daya dukung kawasan menjadi salah satu kebijakan pembangunan ekonomi.
Pada tahun 2016 kawasan pusat pertumbuhan yang diprioritaskan adalah
sebagaimanan Tabel 3.8 berikut:
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 146 -
Tabel 3.8 Kawasan Pusat Pertumbuhan Prioritas Tahun 2016
NO KAWASAN PRIORITAS REKOMENDASI
1 Panimbang (PKWp) Kawasan pariwisata, kemaritiman, agrobisnis
2 Binuangen Kemaritiman
3 Bayah (PKWp) Kawasan Pariwisata, pertambangan, industri semen, agro
industry, dan kemaritiman
4 Maja (PKWp) Pusat pertumbuhan industri
5 Teluk Naga (PKW) Pusat pertumbuhan industri / kemaritiman, dan
pertanian
6 Kronjo Kawasan industri, minapolitan, dan pertanian
7 Pontang, Tirtayasa, Tanara
(utara)
Kawasan Industri dan minapolitan
8 Bojong Menteng Pusat pengelolaan persampahan
9 Cilegon - Bojonegara Kawasan industri (kawasan perhatian investasi nasional),
kemaritiman
2. Revitalisasi investasi
Pemerintah daerah yang berhasil secara ekonomi ditandai dengan
meningkatnya pendapatan masyarakat dan terciptanya lapangan kerja yang
mampu mengikis pengangguran. Hal ini hanya dapat terjadi apabila kondisi
wilayah atau daerah secara ekonomi memiliki nilai kompetitif investasi atau
dengan kata lain daerahnya memiliki daya saing ekonomi.
Pemahaman akan daya saing daerah tidak terlepas dari kompetisi antara
daerah, bahkan harus memiliki daya saing secara global karena aktivitas
ekonomi dunia sudah sangat sulit dibatasi oleh batasan administrasi negara,
apalagi batasan provinsi dan kabupaten. Proteksi atas produksi dalam negeri
hanya akan menyebabkan balasan proteksi atas barang-barang ekspor. Yang
akan terjadi adalah persaingan yang tidak terelakan atas produksi lokal dengan
asing baik didalam pasar lokal, regional maupun pasar internasional. Siapa
yang memiliki produk yang kompetitif dialah yang akan menjadi market leader.
Untuk menjadi market leader harus memahami kerangka supply chains,
dimana pola supply-demand berada pada kesetimbangan yang baik yang
menghasil biaya produksi yang efisien.
Dalam entitas ekonomi, supply chains Provinsi Banten tidak terlepas dari supply
chains nasional dan global. Pola produksi dan pasar sudah tidak mengenal
batasan administratif. Lebih dari seratus negara terlibat dalam kegiatan ekspor
impor dengan Provinsi Banten. Sebagai bagian dari komunitas supply chains
ekonomi internasional, maka brand image Provinsi Banten dalam bidang
ekonomipun, khususnya investasi telah tercatat di mata para investor masing-
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 147 -
masing baik yang positif maupun yang negatif. Untuk itu kerangka supply
chains management diterapkan sebagai bagian kerangka revitalisasi investasi
yang memadukan pemilihan komoditas produk, kekuatan pasar, kerangka
pembiayaan, dan logistik management dalam mengelola pembangunan
perekonomian di Provinsi Banten untuk menjadikan brand images daerah yang
kompetitif dalam menarik investasi. Beberapa variable yang diterapkan dalam
konsep diantaranya : pemberdayaan produk lokal, peningkatan dan pengayaan
produk substitusi impor, perkuatan pasar lokal, revitalisasi dan restrukturiasi
logistik management, revitalisasi pembiayaan, kemitraan usaha kecil,
menengah dengan usaha besar dengan kerangka keterkaitan proses produksi
dan pasar, revitalisasi dan restrukturisasi pasar investasi, reorientasi pasar
eksport dan peningkatan orientasi pasar domestik. Variabel-variabel tersebut
pada dasarnya saling terkait dan membentuk sistem. Perbaikan pada satu
variable akan memberikan kontribusi peningkatan perbaikan ekonomi secara
keseluruhan. Apalagi kalau secara bersama-sama memberikan kontribusi
maka akan meningkatkan perbaikan ekonomi lebih signifikan.
Sebagaimana kita ketahui, saat ini serangan produk asing khususnya dari
negara China telah membanjiri pasar dalam negeri termasuk di Provinsi
Banten. Permintaan pasar dalam negeri atas produk asing didasarkan atas
harga yang murah dan barang yang berkualitas dan juga sebagian warga telah
minded dengan barang-barang berlabel merk terkenal. Kecintaan atas produk
dalam negeri telah luntur. Nasionalisme dikalahkan oleh hukum ekonomi.
Namun demikian, hal ini akan memunculkan kesadaran baru bahwa produk
dalam negeri harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan menjadi tuan di
negeri orang. Hukum ekonomi harus diikuti untuk menjadi market leader.
Produk dalam negeri harus kompetitif. Efisiensi biaya produksi harus
dilakukan. Pasar harus direbut. Untuk itu perlu dilakukan pemberdayaan
produk lokal. Pemberdayaan produk lokal mempunyai dimensi kinerja yang
harus komprehensif. Berbagai sektor harus saling mendukung. Permodalan
harus didukung oleh sektor pembiayaan, Perlu peningkatan kemampuan
sumber daya manusia baik teknis maupun management, perlu difasilitasi
akses pasar dan akses bahan baku. Secara operasional, pemberdayaan produk
dapat dilakukan berdasarkan kasus per kasus sesuai dengan tingkat
permasalahan. Pertumbuhan ekonomi yang disumbang dari kegiatan ekspor
impor menunjukan nilai yang relatif kecil apabila dilihat dari sumbangan PDRB
karena nilai impor mendekati nilai ekspor, sementara pertumbuhan ekonomi
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 148 -
yang baik harus ditunjukan dengan selisih ekpor yang besar dikurangi impor.
Artinya ada nilai lebih Location Quotient dari hasil proses produksi berbanding
dengan wilayah luar banten. Pertambahan pendapatan dari selisih ekpor impor
menjadikan pertambahan re-investasi di dalam wilayah Banten. Ironisnya
komoditi ekpor impor yang terbesar di Provinsi Banten adalah dari komoditas
Kimia dimana Provinsi Banten, khususnya di Kota Cilegon sebagai pusat
Industri Kimia terbesar di Indonesia.
Memperhatikan kondisi besaran barang-barang impor, khususnya yang terkait
dengan bahan baku produksi industri, maka peningkatan dan pangayaan
produk substitusi impor ke dalam konsep supply chain management yang
tentunya akan memiliki kaitan dengan rancangan perkuatan pasar lokal,
Revitalisasi dan restrukturisasi pasar investasi dan peningkatan orientasi pasar
domestik. Besaran impor khususnya bahan baku industri akan menciptakan
pasar investasi untuk subtitusi pemenuhan kebutuhan bahan baku industri
dan sekaligus memperkuat pasar domestik. Kekuatan industri kimia hulu akan
menciptakan rangkaian berbagai industri sampai ke konsumen. Indonesia
dengan jumlah penduduk lebih dari dua ratus empat puluh juta merupakan
pasar konsumsi yang sangat besar dan harus dapat dipenuhi oleh industri
dalam negeri. Provinsi Banten sebagai pusat industri kimia hulu dapat menjadi
pusat pengembangan industri secara keseluruhan di Indonesia.
Orientasi pasar domestik atau pasar dalam negeri bagi industri-industri di
Provinsi Banten harus menjadi target kinerja ekonomi karena jumlah
penduduk Indonesia yang besar menjadi potensi pasar disatu sisi dan besaran
impor atas barang-barang yang sebenarnya masih bisa diproduksi di dalam
negeri masih sangat besar. Orientasi pasar domestik pada dasarnya merupakan
konsep substitusi produk impor yang diperluas dari wilayah Provinsi Banten.
Perbedaannya hanya terletak pada pemahaman data pasar domestik atas
barang-barang impor. Kemampuan daya saing dengan barang impor dalam
merebut pasar domestik di luar Provinsi Banten bukan hanya dari efisiennya
biaya produksi di pabrik tetapi kemampuan efisiensi di logistic cost termasuk
didalamnya biaya transportasi menjadi tantangan tersendiri karena di Indonesia
biayanya termasuk sangat mahal. Untuk itu managemen logistik menjadi target
fokus dalam kerangka supply chain management.
Pendekatan managemen logistik sebagai bagian dari restrukturisasi efisiensi
produtivitas daerah, baik dalam kerangka efisiensi produksi pada sektor riil
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 149 -
maupun dalam kerangka ketahanan daerah, khususnya pangan. Kebijakan
pembangunan revitalisasi managemen logistik muncul berdasarkan fakta
adanya cost logistic yang mahal di satu sisi tetapi pada sisi lain kapasitas
infrastuktur logistik yang masih banyak tidak terpakai menjadi anomali
tersendiri dalam struktur ekonomi di Provinsi Banten khususnya dalam
aktivitas ekspor- impor. Dengan posisi geografis Selat Sunda sebagai sea line
internasional atau Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang banyak dilalui
kapal niaga antar negara membuat Provinsi Banten pada posisi tawar logistic
bisnis yang kompetitif, apalagi dengan potensi pasar produksi ekspor-impor
yang besar dan infrastuktur jalan yang memadai. Demikian juga dalam siklus
supply demand pada komoditas pangan terjadi anomali yang menyebabkan
biaya tinggi karena system logistik yang belum masuk sebagai bagian dari
siklus supply chains management.
Sejalan dengan itu pendekatan managemen logistik yang banyak melibatkan
stake holder menjadi agenda dalam mengimplementasikan Banten sebagai
Gerbang Investasi yang memiliki nilai kompetitif dan komparatif investasi.
Deklarasi Gerbang Investasi harus diikuti pula dengan peningkatan Brand
Image investasi di Provinsi Banten, dimana komparatif logistic cost sebagai
penyuara dalam global image. Suara berita yang bersifat good news atau berita
baik akan mendapat sambutan dunia usaha (investasi). logistic cost di Indonesia
termasuk yang paling mahal di dunia, sementara logistik akan masuk dalam
variable cost produksi yang harus dibayar konsumen. Persaingan harga sudah
bukan lagi domain persaingan pengusaha tetapi sudah menjadi domain
persaingan antar negara/pemerintah daerah karena peran pemerintah dan
pemerintah daerah yang besar dalam sumbangannya untuk mereduksi biaya
produksi di suatu daerah/negara, khususnya yang berkaitan dengan logistik
dan fiskal. Kegagalan dalam mereduksi biaya logistik akan menyebabkan
kegagalan pembangunan ekonomi, karena orientasi komoditas ekspor akan
melemah bahkan pasar lokal akan dapat di rebut dan dipenuhi oleh barang-
barang Impor.
Provinsi Banten sebagai daerah yang secara ekonomi tumbuh dan berkembang
pesat dengan basis kegiatan industri termasuk industri berorientasi ekspor.
Kegiatan Industri telah menyumbang rata-rata sekitar 50% (lima puluh prosen)
pada PDRB Provinsi banten. Kegiatan industri yang berorientasi ekspor dan
berbahan baku impor sebagian besar atau sekitar 85 % melalui outlet
Pelabuhan Tanjung Priok, sementara yang melalui Pelabuhan di Provinsi
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 150 -
Banten kurang dari 15 % sebagian besar barang curah di Pelabuhan Cigading
milik PT. Krakatau Bandar Samudra. Dikatakan anomali ekonomi karena
variable cost logistic ke Pelabuhan Tanjung Priok lebih mahal dari pada ke
Pelabuhan di Provinsi Banten, semisal Pelabuhan Merak Mas di Merak Cilegon.
Selain itu kapasitas pelayanan Pelabuhan Merak Mas baru terpakai sekitar 5 %
dari kapasitas terpasang. Seluruh infrastruktur pelabuhan telah siap.
Pelayanan Bea cukai telah dilengkapi dengan sistem EDI (Electronic Data
Interchange) dan pelayanan karantinapun telah tersedia.
Adanya anomali permasalahan logistik ekspor-impor di Provinsi Banten
memperlihatkan bahwa adanya sesuatu hal yang tidak terkoneksikan dalam
uraian masalah ekonomi yang dihadapi mengingat variable harga dan kesiapan
pelayanan telah pada kondisi yang kompetitif. Hal ini dilihat sebagai peluang
untuk menaikan kinerja ekonomi yang signifikan.
Pada ketahanan pangan, tataran management logistik menjadi sangat penting
karena ketahanan pangan merupakan program strategis nasional yang harus
dan dapat mengantisipasi kerawanan pangan dan kerawanan social. Kesiapan
logistik pangan Provinsi dibentuk sebagai pelengkap ketahanan pangan
nasional, dimana Provinsi Banten telah memiliki cadangan beras provinsi yang
selalu dipelihara tingkat ketersediannya. Pada tingkat masyarakat dibentuk
cadangan pangan pada lumbung-lumbung beras yang tersebar di sebagian
wilayah dan akan terus dikembangkan menjadi ketahanan pangan lokal.
Ketahanan logistik pangan akan membantu mengendalikan tingkat inflasi,
mengingat salah satu sumbangan terbesar inflasi dari bahan makanan dan
makanan olahan. Dengan terkendalinya inflasi akan menjaga tingkat daya beli
masyarakat dan sekaligus menyumbang pengurangan kemiskinan.
Menjaga tingkat inflasi sesuai dengan target kinerja. Tim Pengendali inflasi yang
telah terbentuk pada tahun 2010 bertugas mengendalikan harga yang
sekaligus memberikan pengaruh pada ketahanan tingkat daya beli masyarakat.
Dengan terpeliharanya tingkat daya beli masyarakat maka tingkat konsumsi
akan mendorong tingkat permintaan. Pertumbuhan Ekonomi yang didorong
tingkat konsumsi akan lebih terjaga lagi dengan mengendalikan tingkat inflasi.
Peningkatan investasi yang diarahkan pada peningkatan usaha mikro dan kecil
khususnya di sektor primer adalah dengan merestrukturisasi dan merevitalisasi
pembiayaan. Dengan konsep “pembiayaan pembangunan bukan hanya belanja
pemerintah, baik itu APBN, APBD Provinsi maupun APBD kabupaten/kota
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 151 -
tetapi pembiayaan pembangunan merupakan resultanste pembiayaan
pemerintah, dunia usaha dan masyarakat”. Belanja pemerintah hanya bersifat
stimulan, fasilitasi dan pelayanan bagi masyarakat dan dunia usaha.
keberhasilan pembangunan bukan diakibatkan oleh besarnya belanja
pemerintah tetapi yang lebih penting adalah bagaimana belanja pemerintah
tepat sasaran dalam menggerakan lokomotif investasi dunia usaha dan
investasi masyarakat. Keberhasilan ini salah satunya dapat dilihat dari
bagaimana pergerakan uang dalam satu daerah. Pergerakan uang merupakan
bukti kinerja dan dinamisasi aktivitas ekonomi. Pergerakan uang dapat kita
lihat dari neraca lembaga keuangan seperti perbankan. Parameter-parameter
yang terdapat dalam neraca perbankan dapat menjadi patokan dalam
keberhasilan pembangunan ekonomi. Memperbaiki dan memfasilitasi kinerja
pada lembaga keuangan khususnya perbankan dapat menjadi perbaikan
kinerja pembangunan. Terlebih lagi lembaga keuangan dapat menjadi alat
penarik investasi yang signifikan apabila kinerja ekonomi di sektor riil di daerah
bersangkutan makin berkembang. Dengan posisi seperti ini maka lembaga
keuangan/ perbankan merupakan mitra strategis dalam pembangunan
ekonomi.
Sejalan dengan hal tersebut, untuk mendukung kinerja pembiayaan usaha
mikro kecil yang memiliki keterbatasan akses dan konetivitas dengan lembaga
pembiayaan, khususnya perbankan disatu sisi dan azas prudential atau kehati-
hatian lembaga pembiayaan, maka perlu lembaga pendukung konektivitas dan
intermediasi pembiayaan, yaitu Lembaga Penjamin Kredit Daerah dan
Konsultan Keuangan Mitra Bank. Untuk itu sejak tahun 2013 telah
dipersiapkan perusahaan penjaminan kredit daerah dan penyuluh pertanian,
peternakan dan kehutanan serta yang lainnya yang berfungsi sebagai
konsultan keuangan mitra bank dan pada tahun 2016 akan lebih diperkuat,
termasuk perkuatannya melalui pendirian Bank Banten. Dengan pemantapan
restrukturisasi dan revitalisasi pembiayaan akan memperkuat fungsi
intermediasi perbankan dari intermediasi investasi statis menjadi investasi
dinamis, dari kredit konsumtif menjadi kredit investasi dan produktif.
Peningkatan Investasi pada sektor produksi berbasis produk subtitusi impor
sebagai bagian dari konsep peningkatan LPE didasarkan bahwa selisih ekspor
dengan impor relatif kecil di Provinsi Banten, sehingga sumbangan yang besar
dari ekspor tersedot oleh komoditas impor. Untuk itu dengan data dasar
besarnya backward effect dan data komoditas impor, menjadi dasar dalam
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 152 -
menarik investasi dan memproduksi komoditas tertentu. Peningkatan produk
subtitusi impor berarti mendayagunakan pasar domestic dengan memperkuat
produksi domestik. Diharapkan melalui strategi ini laju pertumbuhan ekonomi
di Banten dapat terus meningkat dan sekaligus memperbanyak lapangan kerja
yang baru.
3. Revitalisasi Pendidikan Berorientasi Pasar Kerja
Kemiskinan dan pengangguran pada dasarnya terbentuk dari
kapasitas dan kualitas SDM yang rendah, yang tidak mampu dan
tidak memiliki daya saing untuk mendapatkan pekerjaan dan tidak
dapat menciptakan pekerjaan. Tidak bekerja menjadikannya sumber
kemiskinan. Akibat kemiskinan akan menjadi masalah sosial dan
menyebabkan biaya tinggi dalam penanggulangannya, baik
penanggulangan kemiskinan itu sendiri, maupun penanggulangan
masalah sosial. Untuk itu, salah satu strategi dan prioritas
penanggulangan kemiskinan dan pengangguran adalah peningkatan
kapasitas dan kualitas SDM.
Peningkatan kapasitas dan kualitas SDM di wilayah Provinsi Banten
sesuai dengan kewenangannya, merujuk kepada Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, di mana salah
satu pasalnya menyebutkan bahwa pendidikan menengah yang
semula kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota menjadi
kewenangan Pemerintah Provinsi Banten.
Sejalan dengan kewenangan yang dimiliki di bidang pendidikan, dan
memperhatikan data-data yang menjadi dasar penetapan isu strategis,
di mana struktur tenaga kerja berdasarkan pendidikan menunjukkan
bahwa jumlah yang bekerja sebanyak 2.667.539 orang atau 54%
merupakan lulusan SD dan SMP, dan jumlah yang menganggur yang
memiliki pendidikan SD dan SMP adalah sebesar 373,998 orang atau
69%, sehingga jumlah tenaga kerja lulusan SD dan SMP jumlahnya
adalah sebesar 2,293,541 atau 52,16%. Tenaga kerja yang memiliki
kualitas SDM rendah tersebut umumnya bekerja di sektor pertanian
dan sektor informal, sementara di sektor pertanian sendiri sudah
dalam kategori kelebihan tenaga kerja (over employment), dan akibat
kelebihan tenaga kerja menyebabkan jumlah jam kerja di bawah 35
jam/minggu. Dan inilah salah satu penyebab kemiskinan yang relatif
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 153 -
latent.
Untuk menyelesaikan permasalahan sebagaimana diuraikan di atas,
maka strateginya adalah revitalisasi peningkatan kapasitas dan
kualitas SDM melalui revitalisasi dan optimalisasi infrastruktur
pendidikan, baik formal maupun non formal, seperti Sekolah
Menengah Kejuruan dan Balai Latihan Kerja. Revitalisasi dan
optimalisasi infrastruktur pendidikan SMK diarahkan sebagai berikut:
1) Jurusan/program pendidikan pada SMK disesuaikan dengan
permintaan pasar kerja.
2) Sekolah sebagai tempat mendidik calon tenaga kerja yang siap
bekerja sesuai dengan permintaan pasar kerja.
3) Sekolah sebagai tempat mendidik calon wirausahawan/pengusaha
dengan pola pendidikan penyiapan produksi dan pemasaran.
4) Sekolah sebagai tempat kegiatan pendidikan formal dan sekaligus
menjadi tempat pendidikan non formal dan informal sebagaimana
fungsi Balai Latihan Kerja untuk masyarakat umum guna
meningkatkan kapasitas tenaga kerja lulusan SD, SMP yang telah
ada.
5) Sekolah sebagai tempat pendidikan dan tempat industri produksi,
sebagai turunan dari pola pendidikan penyiapan produksi dan
pemasaran.
6) Sekolah sebagai tempat belajar dan bekerja, sehingga siswa bisa
sekolah tanpa mengeluarkan biaya pendidikan.
Berdasarkan arah revitalisasi dan optimalisasi infrastruktur
pendidikan SMK, maka ke depan SMK dapat menjadi mandiri,
khususnya dalam pembiayaan kegiatan belajar mengajar dan
sekaligus menjadi agen pembangunan yang mampu menciptakan
lapangan kerja dan menanggulangi biaya pendidikan masyarakat
miskin dengan pola belajar sambil bekerja.
Seiring dengan arah dan program tersebut, maka perlu ditindaklanjuti
dengan pola pengorganisasian kelembagaan yang mengarahkan pada
SMK sebagai lembaga BLUD, sehingga pengelolaan program dan
keuangan menjadi lebih fleksibel. Hal yang sama dapat diberlakukan
pada Balai Latihan Kerja. Dengan demikian, lembaga pelayanan
umum yang dimiliki Pemerintah Provinsi Banten yang semula cost
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 154 -
centre dapat menjadi profit centre.
Salah satu focus utama revitalisasi pendidikan berorientasi kerja yang
dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Banten adalah revitalisasi Balai
Latihan Kerja Provinsi Banten yang berlokasi di Serpong dan
Pendidikan Kejuruan berbasis kompetensi yang berorientasi pada
pasar kerja.
3.1.4 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
1. Kondisi Kemiskinan di Provinsi Banten
Pada September 2014 jumlah penduduk miskin di Provinsi Banten
kembali mengalami pengingkatan dari semester sebelumnya. Jumlah
penduduk miskin di Provinsi Banten pada September 2014 mencapai
649.190 orang (5,51 persen), jumlah penduduk miskin pada Maret
2014 sebanyak 622.840 orang atau sebesar 5,35 persen. Bila
dibandingkan dengan daerah provinsi lainnya, angka kemiskinan di
Provinsi Banten tergolong relatif rendah namun demikian yang perlu
menjadi focus perhatian yaitu penurunan angka kemiskinan seolah
mengalami stagnasi (tidak bergeser dari angka 5-6 persen). Hal
tersebut merupakan tantangan tersendiri yang memerlukan langkah
strategis untuk menyelesaikannya.
Terkait dengan peningkatan jumlah penduduk miskin selama periode
Maret 2014 – September 2014, di perkotaan disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Meningkatnya upah riil buruh konstruksi dari Rp 58.243,- menjadi
Rp 59.300,- pada September 2014.
2) Meningkatnya upah riil pembantu rumah tangga dari
Rp384.681,- pada Maret 2014 menjadi Rp 403.925,-Peningkatan
kedua upah tersebut mampu mengimbangi laju inflasi yang cukup
tinggi, sehingga persentase penduduk miskin di perkotaan pada
September 2014 hanya bertambah sebesar 0,01 persen dari kondisi
Maret 2014.
Sementara itu beberapa faktor terkait dengan penurunan jumlah dan
persentase penduduk miskin selama periode Maret 2014 – September
2014 di perdesaan adalah sebagai berikut:
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 155 -
1) Inflasi umum yang relatif tinggi selama periode Maret-September
2014, yaitu sebesar 2,89 persen.
2) Pertumbuhan sektor pertanian yang melambat pada Triwulan III
2014 sebesar 2,29 persen.
3) Nilai Tukar Petani mengalami penurunan dari 105,59 pada
Maret 2014 menjadi 103,74 pada September 2014.
4) Upah buruh tani secara riil mengalami penurunan pada September
2014, dari Rp 32.216,- pada Maret 2014 menjadi Rp 32.121,-Rata-
rata harga Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat petani menurun
dari Rp 4.425,- per kilogram pada Maret 2014 menjadi Rp 4.289,-
per kilogram pada September 2014. Rata-rata harga Gabah Kering
Panen (GKP) di tingkat petani menurun dari Rp 4.154,- per
kilogram pada Maret 2014 menjadi Rp 4.062,- per kilogram pada
September 2014.
Terkait dengan perkembangan tingkat kemiskinan dan jumlah
penduduk miskin di Provinsi Banten pada periode Maret – September
2014 dapat di jelaskan pada Gambar 3.1 di bawah ini:
Gambar. 3.1 Perkembangan Tingkat Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin
di Provinsi Banten Tahun 2005 - 2014
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan
persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan
adalah tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Selain upaya
memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan
kemiskinan juga terkait dengan bagaimana mengurangi tingkat
kedalaman dan keparahan kemiskinan yang terkait dengan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 156 -
kesejahteraan penduduk miskin. Pada periode Maret-September
2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Hal ini memberikan
gambaran bahwa penduduk miskin sudah semakin membaik.
Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 0,832 pada Maret 2014
menjadi 0,786 pada September 2014. Demikian pula Indeks
Keparahan Kemiskinan turun dari 0,186 menjadi 0,178 pada
periode yang sama. Penurunan nilai kedua indeks mengindikasikan
bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin
mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk
miskin juga semakin menyempit.
2. Prinsip, Strategi dan Kelompok Penanggulangan Kemiskinan
Penanggulangan kemiskinan adalah kebijakan pemerintah pusat dan
daerah yang dilakukan secara sistematis, terencana dan bersinergi
dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah
penduduk miskin dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Peraturan Presiden Nomor 15 tahun 2010 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan mengamanatkan pembentukan Tim
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Nasional (TNP2K) di
tingkat pusat dan Tim Koordinasi Penanggulanan Kemiskinan Daerah
(TKPKD) di tingkat daerah. Tim Penanggulangan kemiskinan ini
bertugas melakukan koordinasi penanggulangan kemiskinan dan
mengendalikan pelaksanan program penanggulangan kemiskinan yang
diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 tahun 2010
tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan mempertimbangkan 4
(empat) prinsip utama penanggulangan kemiskinan yang komprehensif
yaitu:
1) Perbaikan dan pengembangan sistem perlindungan sosial;
2) Peningkatan akses pelayanan dasar;
3) Pemberdayaan kelompok masyarakat miskin;
4) Pembangunan yang inklusif.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 157 -
Mengacu pada prinsip utama tersebut, penanggulangan kemiskinan
dilakukan dengan strategi:
1) Mengurangi beban pengeluaran rakyat miskin;
2) Meningkatkan kemampuan dan pendapatan mayarakat miskin;
3) Mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro serta
kecil dan;
4) Membentuk sinergi kebijakan dan program penanggulangan
kemiskinan.
Strategi dijalankan dengan berbagai program penanggulangan
kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dunia usaha dan masyarakat melalui bantuan sosial,
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan
kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan
ekonomi.
Pada level provinsi, penanggulangan kemiskinan dapat dikelompokkan
menurut basis sasaran (penerima program) dan tujuannya:
1) Kelompok program bantuan/perlindungan sosial berbasis keluarga
(klaster 1). Tujuannya untuk memenuhi hak dasar, mengurangi
beban hidup dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat miskin
(antara lain: Program Jaminan Sosial Rakyat Banten
Bersatu/Jamsosratu, Bantuan Operasional Beras Miskin, dan
Bantuan Siswa Miskin.
2) Kelompok Program penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan masyarakat (klaster 2). Tujuannya adalah
mengembangkan potensi dan memperkuat kapasitas kelompok
masyarkat miskin untuk terlibat dalam pembangunan berdasarkan
prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat.
3) Kelompok Program penanggulangan kemiskinan berbasis
perberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil (klaster 3). Tujuannya
adalah memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku
usaha berskala mikro dan kecil.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 158 -
4) Program-program lain yang secara langsung atau tidak langsung
dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat (klaster 4) contohnya listrik desa.
3. Bidang Urusan dan Program Prioritas Pada Rencana Kerja
Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2016.
Rencana kerja penanggulangan kemiskinan tahun 2016 di Provinsi
Banten memuat 11 urusan wajib dan 6 urusan pilihan (dari 25 urusan
wajib dan 8 urusan pilihan) yang mencakup 35 program (dari 78
program) pada RPJMD 2012-2017 seperti terlampir pada Tabel 3.4
berikut:
Tabel 3.9
Program dan SKPD Penanggung Jawab Pada Rencana Kerja Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2016
NO BIDANG URUSAN NO PROGRAM SKPD
URUSAN WAJIB
1 Pendidikan 1 Pendidikan Dasar Wajib Belajar 9
Tahun
Dindik
2 Pendidikan Menengah Wajib Belajar
12 Tahun
Dindik
3 Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFi)
Dindik
2 Kesehatan;
1 Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak
Dinkes
2 Pembinaan Upaya Kesehatan Dinkes/ RSUD
Banten
3 Pengendalian Penyakit Dan
Penyehatan Lingkungan
Dinkes
4 Kefarmasian Dan Perbekalan
Kesehatan
Dinkes
5 Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumberdaya Manusia Kesehatan
Dinkes
6 Peningkatan mutu layanan
kesehatan masyarakat
Dinkes/RSU
Malingping/ RSUD Banten
3 Pekerjaan Umum 3 Pengembangan dan Revitalisasi
Infrastuktur Permukiman
SDAP
4 Perumahan; 1 Pembinaan dan Penataan
Perumahan
SDAP
6 Perencanaan
Pembangunan
2 Pengendalian Pembangunan Daerah Bappeda
11 Pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan anak;
1 Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
BPPMD
13 Sosial 1 Pemberdayaan Masyarakat Miskin Dinsos/ BPPMD
2 Rehabilitasi Sosial Dinsos
3 Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos
4 Pemberdayaan Kelembagan Sosial
dan Keagamaan
Dinsos/ Biro
Kesra
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 159 -
14
Ketenagakerjaan; 1 Pengembangan Kelembagaan,
Hubungan Industrial dan
Perlindungan Tenaga Kerja
Disnakertrans
2 Produktivitas, Perluasan, Kesempatan Kerja dan Berusaha
Disnakertrans
3 Peningkatan Keterampilan Tenaga
Kerja
Disnakertrans
15 Koperasi dan usaha
kecil dan
menengah;
1 Pengembangan Usaha dan Akses
Permodalan K-UMKM
Dinkop-UMKM
2 Pengembangan Produk dan
Pemasaran K-UMKM
Dinkop-UMKM
3 Peningkatan Daya Saing, Kapasitas
Kelembagaan dan SDM K-UMKM
Dinkop-UMKM
21 Ketahanan pangan; 1 Ketahanan Pangan Masyarakat BKPP
22 Pemberdayaan
masyarakat dan
desa;
1 Pemberdayaan Masyarakat dan
Lembaga Perdesaan
BPPMD
URUSAN PILIHAN
1 Pertanian 1 Peningkatan Produksi, Produktivitas peternakan,
perikanan, pertanian dan
perkebunan
DKP, Distanak
2 Peningkatan daya saing dan
pemasaran produk peternakan,
perikanan, pertanian dan perkebunan
DKP, Distanak
4 Peningkatan Daya Dukung
Sumberdaya Pertanian
Distanak
3 Pemberdayaan kelembagaan dan
sumberdaya peternakan,
perikanan, pertanian dan
perkebunan
DKP,Distanak
3 Energi dan Sumber
Daya Mineral; Industri;
Perdagangan; dan
1 Pengelolaan Listrik dan
Pemanfaatan Energi
Distamben
2 Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Mineral, Batubara,
Panas Bumi, Geologi dan Mitigasi
Bencana Geologi
Distamben
4 Pariwisata 1 Pengelolaan dan Pengembangan
Pariwisata
Disbudpar
5 Kelautan dan Perikanan
1 Pengelolaan Sumberdaya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil
DKP
6 Perdagangan 1 Peningkatan dan pengembangan
perdagangan
Disperindag
7 Industri 1 Peningkatan daya saing industri Disperindag
4. Target dan Sasaran Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2016
Dalam rangka ketepatan target sasaran dan efektivitas dari
penanggulanankemiskinan maka target dan sasaran penanggulangan
kemiskinan di bagi kedalam 2 (dua) kelompok:
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 160 -
1) Kelompok sasaran untuk rumah tangga, keluarga dan individu
menggunakan basis data terpadu (pendataan program perlindungan
sosial tahun 2011).
2) Kelompok sasaran pendekatan ruang (kewilayahan) menggunakan
data pemetaan kampung miskin.
Tabel 3.10
Informasi Status Kesejahteraan Rumah Tangga dan Individu di Provinsi Banten
Keterangan : Basis Data Terpadu berisikan daftar nama dan alamat 30% penduduk Indonesia dengan status sosial ekonomi terendah. Kelompok 1 : Kelompok Paling Miskin (Sangat Miskin dan Miskin), Kelompok 2 : Kelompok Hampir Miskin, Kelompok 3 : Kelompok Rentan
5. Evaluasi Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2014 dan Rencana
Pembangunan Perdesaan Terpadu Tahun 2016
1) Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota
Bantuan keuangan/hibah/bantuan sosial kepada kabupaten/kota
tahun 2014 untuk percepatan pengurangan kemiskinan meliputi :
Tabel 3.11
Rencana Bantuan Keuangan/Hibah/Bantuan Sosial kepada Kabupaten/KotaTahun 2014
NO PROGRAM ANGGARAN (RP) SKPD PELAKSANA TARGET
1 Jamsosratu 45.000.000.000 Dinas Sosial 30.000 RTSM
2 Biaya Operasional Raskin
6.233.000.000 BKPP 526.178 RTSM
3 Jamkesda 7.000.000.000 Dinas Kesehatan Individu yang tidak tercover dalam Jamkesmas
4 Beasiswa Miskin 19.175.300.000 Dinas Pendidikan 22.885 Siswa (SD, SMP, SMK, SMA)
TOTAL 77.408.300.000 4 SKPD
2) Rencana Pembangunan Perdesaan Terpadu Tahun 2016
Berdasarkan pemetaan kampung miskin untuk pembangunan
perdesaan terpadu di Provinsi Banten, rencananya Pemerintah
Provinsi Banten melalui kegiatan pada SKPD Provinsi Banten yang
NO KABUPATEN/
KOTA
JUMLAH RUMAH TANGGA JUMLAH INDIVIDU
KEL 1 KEL 2 KEL 3 TOTAL KEL 1 KEL 2 KEL 3 TOTAL
1 Pandeglang 25.675 52.160 52.157 129.992 149.127 230.276 190.450 569.853
2 Lebak 25.525 57.732 57.640 140.897 167.025 251.944 194.007 612.976
3 Tangerang 35.853 70.648 70.647 177.148 182.961 304.551 281.687 769.199
4 Serang 12.860 29.424 29.423 71.707 81.227 146.917 125.637 353.781
5 Kota Tangerang 23.326 16.249 16.248 55.823 117.718 72.214 66.245 256.177
6 Kota Cilegon 2.898 5.507 5.504 13.909 13.048 24.694 25.014 62.756
7 Kota Serang 6.224 7.081 7.124 20.429 30.422 34.948 36.398 101.768
8 Kota Tangerang
Selatan
4.563 7.747 7.747 20.057 22.025 35.207 31.312 88.544
Banten 136.924 246.548 246.490 629.962 763.553 1.100.751 950.750 2.815.054
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 161 -
mendukung dan bersinergi dengan SKPD Kabupaten/Kota, fokus
dalam menanggulangi kemiskinan dengan prioritas menggunakan
data PPLS 2011 atau data PPLS yang akan di perbaharui di masing
masing daerah tersebut yang lokasi sasarannya di usulkan oleh
kabupaten/kota.
Adapun kegiatan penanggulangan kemiskinan pada SKPD Provinsi
Banten tahun 2016 dalam rangka mendukung pembangunan
perdesaan terpadu Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12
Rencana Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan Dalam Rangka Mendukung Pembangunan Desa dan Lingkungan Terpadu
Tahun 2016
NO DINAS / BADAN KEGIATAN
1 Dinas Sumber
Daya Air dan
Pemukiman
1. Peningkatan Kualitas Pengelolaan Pemukiman dan SDA Terpadu
2. Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Bersih
3. Penyelenggaraan Sanitasi Lingkungan dan Persampahan
4. Peningkatan Prasarana Lingkungan Kawasan Binaan
5. Fasilitasi dan Stimulasi Pembangunan Perumahan Masyarakat
Kurang Mampu
2 Dinas Sosial 1. Peningkatan dan Pembinaan Sosial Fakir Miskin
2. Peningkatan dan Pemberdayaan Keluarga dan Perempuan
3. Peningkatan dan Pembinaan Sosial Komunitas Masyarakat
Terpencil
4. Perlindungan Sosial Anak dan Lanjut Usia
5. Rehabilitasi Sosial bagi Tuna Sosial dan Eks Napza
6. Rehabilitasi Sosial bagi Org dengan Kecacatan dan Eks Penyakit
Kronis
7. Pelayanan dan Perlindungan Sosial pada BPS
8. Fasilitasi Penerimaan dan Keterampilan pada BP2S
9. Bimbingan Sosial dan Pelatihan Ketrampilan pada BP2S
10. Penerimaan dan Penyaluran pada BP2S
11. Perlindungan Sosial KTK dan Pekerja Migaran Bermasalah
12. Perlindungan Sosial Korban Bencana
13. Pengelolaan Sumber Dana Sosial dan Jaminan Sosial
14. Peningkatan Kualitas Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial
Masyarakat
15. Promosi, Publikasi dan Penyuluhan Kesejahteraan Sosial.
3 Dinas Pendidikan 1. Peningkatan Mutu dan Perluasan Akses Pendidikan Menengah
Kejuruan
2. Peningkatan Mutu dan Akses Tata Kelola SMA
3. Pembinaan Pendidikan Kursus dan Kelembagaan
4. Peningkatan Sumber Daya dan Penyediaan Peralatan Pada
BPPNF
5. Pengembangan Program Pada BPPNF
6. Dukungan Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi
7. Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Non Formal
4 Dinas Kesehatan 1. Pembinaan Gizi Masyarakat
2. Pembinaan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi
3. Pembinaan Kualitas Pelayanan Kesehatan Anak
4. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Dasar Pada Masyarakat
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 162 -
NO DINAS / BADAN KEGIATAN
5. Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan
6. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin
7. Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan
8. Pengendalian Penyakit Menular Langsung
9. Pengendalian Penyakit Tidak Menular
10. Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
11. Pembinaan Pelaksanaan Surveilans Epideiologi, Imunisasi dan
Penanggulangan Wabah
12. Penyehatan Lingkungan
13. Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan
14. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian, Produksi dan Distribusi
15. Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
16. Sertifikasi, Standarisasi dan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
17. Pembinaan. Pengembangan dan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan
18. Peningkatan Program Kesehatan Kerja dan Olahraga
19. Peningkatan Kesehatan Jiwa
20. Peningkatan Upaya Kesehatan di RS dan Labkesda
21. Peningkatan Pembinaan Promosi dan Surveilans Kesehatan
Kerja
22. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Kerja dan
Masyarakat di Lingkungan Kerja
23. Peningkatan Pelayanan Balai Lab Kesehatan
24. Peningkatan Pengendalaian Mutu Balai Lab Kesehatan
25. Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan
26. Peningkatan Kapasitas Aparatur Pada BKKM
27. Pelayanan Masyarakat Miskin (Baksos, Operasi Katarak, Bibir
Sumbing dan Khitanan)
28. Dukungan Peningkatan Sarana dan Prasarana Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu
29. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
30. Dukunga Beasiswa Bidan daerah Terpencil.
31. Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan
5 Dinas Pertanian
dan Peternakan
1. Fasilitasi Pengendalian Produksi Benih Sumber dan Benih
Sebar Serealia (Padi dan Jagung ) melalui Sekolah Lapang
Sertifikasi Benih
2. Fasilitasi Pengendalian Produksi Benih Sumber dan Benih
Sebar Palawija (Kedelai dan Kac. Tanah ) melalui Sekolah
Lapang Sertifikasi Benih
3. Fasilitasi Diseminasi Varietas Unggul Bermutu Tanaman
Pangan
4. Fasilitasi Pengawasan Mutu Benih
5. Fasilitasi Tim Teknis Pengembangan Kawasan Pertanian
Terpadu
6. Fasilitasi Tim Pokja Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu
7. Pengembangan Kelompok Tani menuju Gabungan Kelompok
Tani
6 Dinas Tenaga
Kerja dan
Transmigrasi
1. Peningkatan Pengawasan Norma Ketenagakerjaan
2. Peningkatan Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
3. Peningkatan Pengawasan dan Perlindungan Tenaga
KerjaPerempuan dan anak
4. Peningkatan Produktivitas, Perluasan, Kesempatan Kerja dan
Berusaha
5. Pelatihan Produktivitas dan Peningkatan Keterampilan Pencari
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 163 -
NO DINAS / BADAN KEGIATAN
Kerja dan Tenaga Daerah
6. Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI
7. Pendidikan dan pelatihan Keterampilan bagi pencari kerja di
BLK Provinsi Banten
7 Dinas Koperasi
dan UMKM
1. Peningkatan Akses Pembiayaan dan Penjaminan Kredit Bagi K-
UMKM
2. Pengembangan Usaha Koperasi Bidang Industri Hasil Pertanian
3. Pengembangan Usaha Koperasi di Bidang Aneka Usaha
4. Peningkatan Kompetensi Usaha Kecil, Menengah dan Pengelola
Koperasi
5. Pengembangan Wirausaha baru melalui Inkubator Teknologi
Bisnis
6. Dukungan Promosi dan Pemasaran Produk Serta peningkatan
Kapasitas kerja sama dan Jaringan Usaha
7. Penyuluhan Bagi Koperasi dan UMKM
8. Penyediaan Fasilitas Pengembangan Teknologi, Pasar dan
Pemasaran Produk Unggulan KUMKM
9. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Koperasi
10. Pelatihan Bagi Pengurus Koperasi dan UMKM
8 Dinas
Pertambangan
dan Energi
1. Kegiatan Pembangunan Listrik Perdesaan di WKP III (Kabupaten
Lebak)
2. Kegiatan Pembangunan Listrik Perdesaan di WKP III (Kabupaten
Pandeglang)
3. Kegiatan Pembangunan Listrik Perdesaan di WKP II
(Kabupaten/Kota Serang dan Kota Cilegon)
4. Kegiatan Pembangunan Listrik Perdesaan di WKP I (Wilayah
Tangerang )
5. Kegiatan Perencanaan Pembangunan Listrik Perdesaan di
Provinsi Banten
6. Kegiatan Pengawasan Pembangunan Listrik Perdesaan
7. Kegiatan Peningkatan Penerapan dan Pemanfaatan Energi
Terbarukan di Provinsi Banten
9 Badan
Pemberdayaan
Perempuan dan
Masyarakat Desa
1. Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan
2. Penyediaan Data dan Informasi Pembangunan
3. Peningkatan Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak
4. Peningkatan Pelaksanaan Kebijakan Perlindungan Perempuan
dan Anak
5. Penguatan Jaringan Kerja Pengarutamaan Gender
6. Penguatan Jaringan Kelembagaan Pemberdayaan Perempuan
dan Dunia Usaha
7. Penguatan Organisasi Perempuan
8. Penguatan Kelembagaan Posyandu
9. Fasilitasi Peningkatan Peran Wanita menuju Keluarga Sehat
Sejahtera (P2WKSS)
10. Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi Peningkatan Kualitas
Hidup Perempuan
11. Fasilitasi Peningkatan Program Keluarga Berencana
12. Pemberdayaan Masyarakat Miskin
13. Fasilitasi Tim Koordinasi Program Pemberdayaan dan
Peningkatan Usaha Ekonomi Masyarakat Perdesaan (P3UEM)
14. Pemberdayaan Kelembagaan dan Kader Pemberdayaan
Masyarakat (KPM)
15. Pengembangan dan Pembangunan Partisipatif Pemberdayaan
Masyarakat
16. Penumbuhkembangkan Lembaga Keuangan Mikro Perkotaan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 164 -
NO DINAS / BADAN KEGIATAN
17. Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa/Kelurahan dalam
Perkembangan Desa/Kelurahan
18. Fasilitasi Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Desa
10 Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
1. Pencegahan dan penyebarluasan informasi peringatan dini
bencana
2. Peningkatan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana
3. Penanganan kedaruratan bencana
4. Fasilitasi Dukungan Peralatan dan Logistik Kebencanaan
5. Pemulihan Kondisi Sosial ekonomi Masyarakat Pasca Bencana
6. Pemulihan Kondisi Sarana dan Prasarana Lokasi Pasca
Bencana
11 Badan Kesatuan
Bangsa dan
Politik
1. Fasilitasi dan Pembinaan Organisasi Politik
2. Peningakatan Pemahamanan dan Ideologi dan wawasan
kebangsaan
12 Badan
Perpustakaan
dan Arsip Daerah
1. Pembinaan Aparatur Pengelolaan Kearsipan Daerah Provinsi
Banten
2. Peningkatan Kualitas Layanan dan Kerjasama Perpusatakaan
3. Pembinaan Dan Pengembangan Minat dan Budaya Baca
Masyarakat.
13 Badan Penelitian
dan
Pengembangan
1. Pengembangan dan Penerapan Hasil Penelitian Bidang Sosial
dan budaya
2. Penelitian dan Pengembangan Bidang Kemasyarakatan
3. Penelitian dan Pengembangan Bidang Teknologi Tepat Guna
4. Penelitian dan Pengembangan Bidang Ekonomi Pembangungan
5. Penelitian dan Pengembangan Bidang Pengembangan Kawasan
6. Penelitian dan Pengembangan Bidang Penataan Ruang
14 Badan
Ketahanan
Pangan dan
Penyuluhan
1. Pengelolaan dan Penanganan Kerawanan Pangan
2. Pengelolaan dan Penanganan Kerawanan Pangan
3. Pengelolaan dan Pengembangan Cadangan Pangan
4. Pengelolaan dan Pengembangan System Distribusi dan Harga
Pangan
5. Pengendalian Program Bantuan Raskin
6. Pembinaan, Pengelolaan dan Pengembangan Keamanan Pangan
7. Pembinaan dan Pengembangan Konsumsi dan
Penganekaragaman Pangan
8. Fasilitasi Dewan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Banten
9. Fasilitasi Pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) pada
UPTB Balai Cadangan Pangan
10. Pengelolaan dan Pengembangan Distribusi Cadangan Pangan
15 Dinas Kelautan
dan Perikanan
1. Pembinaan dan pengembangan perikanan budidaya
2. Pembinaan dan Pengembangan Perikanan Budidaya Air Payau
3. Pembinaan dan Pengembangan Perikanan Budidaya Air Tawar
4. Pembinaan Perbenihan Ikan Air Tawar (BBAT)
5. Pengembangan Benih dan Induk Ikan Unggul Air Tawar (BBAT)
6. Pengembangan Benih dan Induk Ikan Unggul Air Laut (BBIP)
7. Pembinaan Perbenihan Ikan Air Laut (BBIP)
8. Pembinaan dan Pengembangan Pelabuhan dan Armada
Perikanan
9. Peningkatan Produktivitas Perikanan Tangkap
10. Fasilitasi Pelayanan Kepelabuhanan Perikanan Labuan
11. Pengembangan dan Pendayagunaan Pelabuhan Perikanan
(BPPP)
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 165 -
NO DINAS / BADAN KEGIATAN
16 Dinas Kehutanan
dan Perkebunan
1. Peningkatan Daya Dukung Pembangunan Perkebunan
2. Pengembangan dan Rehabilitasi Tanaman Perkebunan
3. Perlindungan Tanaman Perkebunan
4. Peningkatan Proteksi dan Pengawasan Peredaran Benih
Tanaman
5. Pengembangan benih unggul bermutu
6. Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan dan
Kebun
7. Pengembangan Aneka Usaha Kehutanan dan Perkebunan
8. Pengelolaan dan Pemanfaatan Hasil Hutan dan Kebun
9. Pembinaan Pengujian Hasil Hutan
10. Pengawasan Peredaran Hasil Hutan
11. Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia
Kehutanan dan Perkebunan
12. Peningkatan Pemanfaatan dan Penerapan Teknologi Kehutanan
dan Perkebunan
13. Pengembangan Kelembagaan Kehutanan dan Perkebunan
14. Perlindungan dan Pengamanan Hutan
15. Pengembangan dan Pemanfaatan TAHURA Banten
17 Dinas
Perindustrian
dan Perdagangan
1. Pengembangan dan Peningkatan mutu dan kualitas Aneka
Produk IKM
2. Pengembangan Desain dan Diversifikasi Komoditas Kerajinan
Berbasis Budaya Daerah
3. Pengembangan Diversifikasi Produk dan Keamanan Pangan
Spesifik Daerah
4. Pengembangan Sektor IKM Kimia Provinsi Banten
5. Peningkatan Dukungan Bagi Pembentukan dan Pengembangan
Klaster Industri Logam dan Mesin
18 Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata
1. Pengembangan Usaha Jasa Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
2. Promosi Pariwisata dan Budaya
3. Pengembangan Kemitraan Budaya dan Periwisata
4. Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata
19 Biro
Kesejahteraan
Rakyat
1. Pembinaan dan Pemantapan Kebijakan Kehidupan Keagamaan
2. Pembinaan dan Pemantapan Kebijakan Pembinaan Lembaga
Keagamaan
3. Pembinaan dan Pemantapan Kebijakan Masalah Sosial
4. Pembinaan dan Pemantapan Kebijakan Pengembangan
Kapasitas Tenaga Kesejahteraan Sosial dan Nilai-nilai
Kejuangan
5. Pembinaan dan Pemantapan Kebijakan Pendidikan,
Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga
6. Pembinaan dan Pemantapan Kebijakan Penguatan Lembaga
Sosial
7. Pembinaan dan Pemantapan Kebijakan Kesehatan Masyarakat
dan Lingkungan
8. Pembinaan dan Pemantapan Kebijakan Keluarga Berencana
9. Pembinaan dan Pemantapan Kebijakan Bantuan Masyarakat
dan Transmigrasi
10. Pembinaan dan Pemantapan Kebijakan Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
20 Dinas
Perhubungan
dan Komunikasi
dan Informatika
Pengelolaan Teknologi Informasi dan Desiminasi Informasi
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 166 -
NO DINAS / BADAN KEGIATAN
21 Badan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
Pengendalian dan Evaluasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
22 Dinas Pemuda
dan Olahraga
1. Pendidikan Pelatihan Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda
2. Pelatihan Ketrampilan bagi Pemuda
23 Rumah Sakit
Umum Daerah
Malingping
1. Pembinaan dan Pelatihan Bagi Tenaga Kesehatan di RSUD
Malingping
2. Pelayanan Kesehatan Bagi Keluarga Miskin
24 Rumah Sakit
Umum Daerah
Banten
1. Pengembangan Sumber Daya Manusia RSUD Banten
2. Peningkatan Operasional Pelayanan Kesehatan
3. Pemantauan Pelayanan Kesehatan
4. Peningkatan Asuhan, Etika dan Mutu Keperawatan
5. Pembinaan dan Pengembangan Keperawatan
6. Rencana Pemetaan Pembangunan Desa dan Lingkungan Terpadu di
Provinsi Banten Tahun 2016
Tabel 3.13
Pemetaan Pembangunan Desa dan Lingkungan Terpadu Kabupaten Pandeglang Tahun 2016
NO KECAMATAN KELURAHAN/DESA
1 Cimanggu Mangkualam
2 Cimanggu Tangkilsari
3 Cikeusik Nanggala
4 Cikeusik Cikiruhwetan
5 Angsana Cikayas
6 Angsana Kramatmanik
7 Cigeulis Karangbolong
8 Cigeulis Sinarjaya
9 Cisata Rawasari
10 Cisata Cibarani
11 Carita Kawoyang
12 Carita Tembong
13 Pulosari Sukasari
14 Pulosari Sukaraja
15 Pagelaran Kertasana
16 Pagelaran Bulagor
17 Bojong Mekarsari
18 Bojong Mangunjaya
19 Munjul Curuglanglang
20 Munjul Panacaran
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 167 -
Tabel 3.14 Pemetaan Pembangunan Desa dan Lingkungan Terpadu
Kabupaten Lebak Tahun 2016 NO KECAMATAN KELURAHAN/DESA
1 Muncang Jagakarsa
2 Cijaku Kapunduhan
3 Banjarsari Kertarahayu
4 Cibeber Cibeber
5 Sobang Cirompang
6 Kalanganyar Aweh
7 Cibadak Kadu Agung Timur
8 Rangkasbitung Pasirtanjung
9 Rangkasbitung Narimbang Mulia
10 Cimarga Cimarga
11 Gunung Kencana Cisampang
12 Gunung Kencana Tanjung Sari Indah
13 Sajira Margalayu
14 Sajira Sukajaya
15 Sajira Pajagan
16 Cilongrang Cikatomas
17 Cilongrang Lebak Tipar
18 Cilongrang Gunung Batu
19 Bayah Cidikit
20 Bayah Bayah Timur
Tabel 3.15
Pemetaan Pembangunan Desa dan Lingkungan Terpadu
Kabupaten Tangerang Tahun 2016
NO KECAMATAN KELURAHAN/DESA
1 Teluknaga Tanjung Burung
2 Teluknaga Tanjung Burung
3 Pakuhaji Kiara Payung
4 Pakuhaji Kiara Payung
5 Pakuhaji Kiara Payung
6 Kemiri Desa Lontar
7 Balaraja Desa Gembong
8 Balaraja Desa Gembong
9 Balaraja Desa Saga
10 Mekar Baru Desa Waliwis
11 Mekar Baru Desa Waliwis
12 Mekar Baru Desa Gandaria
13 Mekar Baru Desa Mekarbaru
14 Mekar Baru Desa Mekarbaru
15 Mekar Baru Desa Kluthuk
16 Mekar Baru Desa Kluthuk
17 Sukadiri Desa Gintung
18 Sukadiri Desa Sukadiri
19 Sukadiri Desa Sukadiri
20 Kronjo Desa Muncung
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 168 -
Tabel 3.16 Pemetaan Pembangunan Desa dan Lingkungan Terpadu
Kabupaten Serang Tahun 2016
NO KECAMATAN KELURAHAN/DESA
1 Bandung Pringwulung
2 Tanjung Teja Bojong Menteng
3 Mancak Cikedung
4 Pamarayan Damping
5 Tanara Bendung
6 Gunung Sari Luwuk
7 Ciomas Citaman
8 Binuang Gembor
9 Kopo Cidahu
10 Padarincang Kadu Kempong
11 Jawilan Pasir Buyut
12 Carenang Bolang
13 Pabuaran Sindang Heula
14 Tirtayasa Lontar
15 Cinangka Bantar Wangi
Tabel 3.17
Pemetaan Pembangunan Desa dan Lingkungan Terpadu Kota Cilegon Tahun 2016
NO KECAMATAN KELURAHAN/DESA
1 Ciwandan
Banjarnegara
Randakari
Warnasari
2 Citangkil Lebakdenok
Taman Baru
3 Cibeber Cikerai
4 Purwakarta
Purwakarta
Kebon Dalem
Pabean
5 Grogol Grogol
Tabel 3.18
Pemetaan Pembangunan Desa dan Lingkungan Terpadu Kota Serang Tahun 2016
NO KECAMATAN KELURAHAN/DESA
1 Serang Cipare
2 Serang Cimuncang
3 Taktakan Kuranji
4 Taktakan Taktakan
5 Curug Sukalaksana
6 Curug Curug Manis
7 Kasemen Margaluyu
8 Kasemen Sawah luhur
9 Walantaka Kapuren
10 Walantaka Pasuluhan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 169 -
Tabel 3.19 Pemetaan Pembangunan Desa dan Lingkungan Terpadu
Kota Tangerang Tahun 2016
NO KECAMATAN KELURAHAN/DESA
1 Benda Pajang
2 Benda Pajang
3 Benda Belendung
4 Benda Benda
5 Benda Jurumudi
6 Benda Jurumudi Baru
7 Neglasari Karangsari
8 Neglasari Selapajang
9 Neglasari Neglasari
10 Neglasari Mekarsari
11 Neglasari Kedaung Baru
12 Batuceper Batu Jaya
13 Batuceper Batusari
14 Cibodas Uwung Jaya
15 Cibodas Uwung Jaya
16 Pinang Kunciran jaya
17 Karawaci Gerendeng
18 Karawaci Pabuaran Tumpeng
19 Jatiuwung Manis Jaya
20 Tangerang Buaran Indah
Tabel 3.20
Pemetaan Pembangunan Desa dan Lingkungan Terpadu Kota Tangerang Selatan Tahun 2016
NO KECAMATAN KELURAHAN/DESA
1 Serpong Utara Pondok Jagung
2 Serpong Utara Pakulonan
3 Pondok Aren Pondok Kacang Barat
4 Pondok Aren Pondok Kacang Timur
5 Ciputat Cipayung
6 Ciputat Ciputat
7 Pamulang Benda Baru
8 Pamulang Pamulang Barat
9 Ciputat Timur Rengas
10 Ciputat Timur Cempaka Putih
7. Rencana Usulan Pemetaan Pembangunan Desa dan lingkungan
Terpadu di Provinsi Banten Tahun 2016
Pemetaan Pembangunan Desa dan Lingkungan Terpadu Tahun 2016,
berdasarkan perhitungan dari data PPLS 2011 atau menggunakan
data verifikasi PPLS terbaru (UPDATED) dari TNP2K, dengan kriteria
perhitungan adalah berikut :
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 170 -
Tabel 3.21 Usulan Pemetaan Pembangunan Desa dan Lingkungan Terpadu
Tahun 2016
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH RUMAH TANGGA USULAN DESA/
KELURAHAN
TERPADU 2016 KEL 1 KEL 2 KEL 3 TOTAL
KABUPATEN
1 Pandeglang 25.675 52.160 52.157 129.992 20 Desa/Kel.
2 Lebak 25.525 57.732 57.640 140.897 20 Desa/Kel
3 Tangerang 35.853 70.648 70.647 177.148 20 Desa/Kel.
4 Serang 12.860 29.424 29.423 71.707 15 Desa/Kel.
KOTA
5 Tangerang 23.326 16.249 16.248 55.823 20 Desa/Kel.
6 Cilegon 2.898 5.507 5.504 13.909 10 Desa/Kel
7 Serang 6.224 7.081 7.124 20.429 10 Desa/Kel
8 Tangerang Selatan 4.563 7.747 7.747 20.057 10 Desa/Kel
PROVINSI BANTEN 136.924 246.548 246.490 629.962 125 Desa/Kel
Keterangan: Sumber Basis Data Terpadu PPLS 2011 berisikan nama dan alamat 30% Penduduk Indonesia dengan Status sosial ekonomi terendah, Kelompok 1 : Kelompok Paling miskin (Sangat miskin dan miskin), Kelompok 2 : Kelompok Hampir Miskin,
Kelompok 3 : Kelompok Rentan Miskin.
Catatan:
Penetapan Sasaran Desa/Kelurahan berdasarkan Total Jumlah Rumah Tangga Miskin, dengan penetapan sebagai berikut: 100 Ribu RTS : untuk 20 Desa/Kelurahan , <= 100 Ribu RTS : untuk 15 Desa/Kelurahan dan <= 50 Ribu RTS : Untuk 10 Desa/Kelurahan.
3.1.5 Strategi Pembangunan Lingkungan Hidup
Luas kawasan hutan saat ini tercatat 226.931,27 Ha atau 26,23%
terhadap luas provinsi di Banten. Namun demikian hasil pencitraan
satelit, luas vegetasi tutupan lahan sudah mencapai 29,3%. Padahal
menurut amanat Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, luas kawasan lindung seharusnya 30% dari luas
wilayah.
Pada tahun 2013, lahan yang telah mengalami kerusakan sehingga
berkurang fungsinya atau lahan kritis di Provinsi Banten mencapai
104.103,01 ha atau 12% dari luas wilayah. Hal ini berarti, mengalami
penurunan sebesar 11,71% dari luas lahan kritis sebelumnya yaitu
117.914 Ha. Penurunan luas lahan kritis tersebut disebabkan oleh
keberhasilan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, baik yang dilakukan
oleh pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten.
Masih tingginya luas lahan kritis disebabkan karena kemampuan
rehabilitasi lahan belum mampu mengimbangi laju eksploitasi.
Kebutuhan hasil hutan kayu setiap tahun tidak pernah berkurang, disisi
lain kemampuan peningkatan suplai hasil hutan kayu belum mampu
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 171 -
mengimbanginya. Laju eksploitasi setiap tahun di Banten tidak kurang
dari 12.000 Ha, sementara kemampuan rehabilitasi baru mencapai 8.000
Ha.
Eksploitasi yang dilakukan dalam kawasan hutan oleh Perhutani
dapat dikendalikan secara ketat, namun eksploitasi hasil hutan dari lahan
masyarakat agak sulit dimonitor, karena penebangan mengikuti
kebutuhan masyarakat (tebang butuh). Oleh karena itu, tidak
mengherankan apabila 75% lahan kritis berada di lahan milik. Kondisi ini
apabila tidak diimbangi oleh percepatan rehabilitasi dapat menimbulkan
dampak lingkungan terhadap DAS yang kurang baik.
Salah satu upaya untuk mengurangi lahan kritis adalah dengan
melakukan rehabilitasi hutan dan lahan. Rehabilitasi hutan dan lahan
merupakan bagian dari sistem pengelolaan hutan dan lahan yang
ditempatkan pada kerangka DAS. Keberhasilan program rehabilitasi
hutan dan lahan akan dapat meningkatkan produktivitas lahan dan
kualitas lingkungan terutama dalam aspek fungsi hidrologi, fungsi
perlindungan tanah, stabilitas iklim mikro, penghasil O2, penyerap gas-
gas pencemar udara, potensi sumberdaya terbarukan yang dapat dipanen,
pelestarian sumberdaya plasma nutfah, perkembangbiakan ternak dan
satwa liar serta pengembangan kepariwisataan.
Kebijakan dan langkah dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan
dilaksanakan melalui beberapa cara, diantaranya :
1. Pengembangan Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GRHL).
Pelaksanaan RHL tidak dilakukan secara parsial dan terkotak-kotak,
tetapi lebih diarahkan kepada menggerakan seluruh komponen
masyarakat.Untuk hal tersebut telah dilakukan program “Gerakan
Pembangunan Cinta Menanam (Gerbang Intan)”yang merupakan icon
daerah dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan. Gerakan RHL ini
juga mendapatkan dukungan dari Pemerintah, berupa program “One
Man One Tree (OMOT)”, One Billion Indonesian Trees (OBIT) dan
program penyediaan kebun bibit rakyat. Disisi lain BUMN seperti
Perhutani, khususnya KPH Banten memprogramkan “Perhutani Hijau”
dimana ditargetkan seluruh kawasan hutan tidak ada lagi tanah
kosong (semua tertanami).
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 172 -
Gerakan ini menyertakan semua unsur seperti LSM, perusahaan,
pemerintah daerah dan masyarakat dari berbagai tingkatan usia
melalui kegiatan kebun bibit sekolah, kebun bibit desa,
pengembangan ruang terbuka hijau, penanaman kanan kiri sungai
dan sekitar mata air, penanaman kanan kiri jalan dan turus jalan,
penghijauan halaman, dan penghijauan kompleks perumahan. Berikut
ini disajikan gambaran keberhasilan rehabilitasi hutan dan lahan di
Banten, dimana tahun 2010 ditargetkan penanaman 8.000 ha,
tercapai 27.621 ha, tahun 2011 ditargetkan 8.000 ha, tercapai 30.618
ha dan tahun 2012 ditargetkan 8.000 ha dan tercapai 37.745 ha.
2. Pemberian Insentif Bagi Daerah Konservasi dan Pelaku
Rehabilitasi.
Daerah konservasi atau daerah hulu memegang peranan penting
dalam suatu ekosistem DAS, misal memberikan perlindungan bagi
daerah bawahan, menjadi tandon air bagi pemenuhan kebutuhan
masyarakat. Namun demikian, masyarakat di daerah hulu ataupun
daerah konservasi mempunyai tingkat kesejahteraan yang relatif lebih
rendah.Oleh karenanya diperlukan adanya pemberian insentif tertentu
bagi daerah dan pelaku yang konsern dalam konservasi dan
rehabilitasi lahan.
Provinsi Banten melalui PT. Krakatau Tirta Industri yang dimediasi
oleh Forum Komunikasi DAS Cidanau (FKDC) telah memberikan
insentif kepada masyarakat di daerah hulu/konservasi sebagai
apresiasi terhadap kepedulian mereka dalam pengelolaan DAS.Bentuk
insentif yang diberikan adalah insentif pendapatan dari jasa
lingkungan. Insentif ini diberikan kepada masyarakat yang terletak di
daerah hulu DAS Cidanau dengan memberikan insentif sebesar Rp1,2
juta/ha/tahun. Insentif diberikan dengan beberapa syarat ketat yaitu
jumlah pohon berkayu per hektar minimal 500 pohon. Apabila dalam
satu anggota dalam kelompok masyarakat tersebut terdapat tegakan
pohon yang kurang dari ketentuan tersebut, maka seluruh anggota
kelompok tidak akan mendapatkan insentif jasa lingkungan tersebut.
3. Rehabilitasi Lahan Partisipatif
Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup semakin hari
menunjukan arah yang semakin baik begitu juga seperti yang
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 173 -
dilakukan beberapa perusahaan melalui program Corporate Sosial
Responsibility (CSR). CSR tidak diterjemahkan sebagai bantuan dari
perusahaan tetapi sebagai bagian investasi jangka panjang, termasuk
melakukan penyelamatan terhadap sumber daya alam yang semakin
lama semakin terganggu keseimbangannya. Penyelamatan sumber
daya alam tersebut antara lain melakukan rehabilitasi lahan dalam
rangka perbaikan lingkungan.
Selain ketiga strategi diatas, Pemerintah Provinsi Banten telah
menetapkan Peraturan Gubernur Nomor 39 Tahun 2012 tentang Rencana
Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi Banten.
Adapun upaya penurunan emisi GRK tersebut meliputi 6 (enam) sektor,
diantaranya sektor pertanian dan peternakan, sektor kehutanan, sektor
limbah, sektor industri, sektor transportasi dan sektor energi.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, emisi dominan
untuk gas CO2 di Provinsi Banten adalah dari sektor energi, transportasi
dan kehutanan dikarenakan pertumbuhan sektor energi dan pemukiman
yang cukup besar sehingga membutuhkan daya listrik atau energi yang
cukup besar serta menyebabkan terjadinya perubahan fungsi hutan atau
tutupan lahan. Besarnya emisi pada sektor energi disebabkan karena
Provinsi Banten memiliki beberapa pembangkit listrik dibeberapa
kabupaten/kota. Hal tersebut menyebabkan sumber emisi yang
ditimbulkan dari sisa bahan bakar yang digunakan sebagai tenaga
pembangkit. Pada sektor pertanian, emisi paling besar adalah sub sektor
peternakan, karena potensi pengembangan peternakan baik skala besar
maupun skala rumah tangga cukup besar dan dominan. Sedangkan
sumber emisi gas methan yang paling besar pada sektor limbah yang
ditimbulkan dari hasil limbah sampah domestik yang tidak terpakai.
Untuk menjawab berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
lingkungan hidup tersebut, Provinsi Banten melakukan beberapa strategi
yaitu meningkatkan perencanaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
berkelanjutan, meningkatkan pembinaan dan pengawasan kualitas
lingkungan hidup, meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan SDA yang berwawasan lingkungan, meningkatkan kapasitas,
sarana dan prasarana, kelembagaan, SDM, pelayanan informasi, serta
meningkatkan pembinaan dan penegakan hukum lingkungan.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 174 -
Guna mewujudkan strategi tersebut selama tahun 2012-2015 telah
2 (dua) program yaitu program rehabilitasi dan konservasi sumberdaya
alam dan lingkungan hidup, serta program pengendalian pencemaran
lingkungan hidup. Program rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam
dan lingkungan hidup dititikberatkan pada kegiatan fasilitasi forum atau
lembaga masyarakat dalam konservasi KEHATI serta DAS, peningkatan
penanganan kerusakan DAS dan SITU/danau di wilayah Provinsi Banten,
peningkatan penanganan kerusakan sumber mata air di wilayah Provinsi
Banten, pemantauan kerusakan hutan dan habitat keanekaragaman
hayati, peningkatan kinerja kabupaten dalam meningkatkan fungsi hutan
dan kawasan lindung, serta penanganan ekosistem mangrove, pesisir dan
laut di wilayah Provinsi Banten. Sedangkan program pengendalian
pencemaran lingkungan hidup dititikberatkan pada kegiatan-kegiatan
antara lain: penurunan beban pencemaran oleh usaha/industri,
pembinaan dan pengawasan limbah B3 dan B3, peningkatan penggunaan
refrigerant (Freon) non CFC, pemantauan kualitas air dan udara ambien
di wilayah Provinsi Banten menurut SPM, fasilitasi dan koordinasi
kegiatan pengelolaan persampahan, peningkatan SDM dan sarana
prasarana untuk Laboratorium lingkungan BLHD, pemantauan dan
penilaian Adipura kabupaten/kota se Provinsi Banten, fasilitasi program
Adiwiyata, fasilitasi publikasi lingkungan hidup, pemberdayaan
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup,, tindak lanjut terhadap
pengaduan masyarakat akibat dugaan pencemaran/kerusakan
lingkungan hidup, pengawasan dan pembinaan terhadap usaha/kegiatan
dalam penegakan hukum lingkungan hidup, pembinaan dan pengawasan
terhadap pelaksanaan dokumen lingkungan hidup bagi usaha dan atau
kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan,
fasilitasi operasional komisi penilai amdal dan sekretariat amdal Provinsi
Banten, serta tersusunnya laporan pelaksanaan RKL/RPL dokumen
lingkungan hidup.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 175 -
3.2 KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
Beberapa perubahan mendasar dalam sistem perencanaan
pembangunan dan penganggaran daerah menuntut dilakukannya
sejumlah perbaikan dalam pengelolaan keuangan daerah, terutama dalam
aspek anggaran, aspek akuntansi, dan aspek pemeriksaan. Perubahan-
perubahan ini mengarahkan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan
prinsip pengelolaan keuangan daerah secara ekonomis, efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel yang diimplementasikan dalam sistem
anggaran berbasis kinerja.
Penganggaran daerah yang didasarkan kepada kemampuan
keuangan daerah diarahkan dan dikelola berazaskan fungsi : (1) Otorisasi,
yaitu sebagai dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada
tahun yang bersangkutan; (2) Perencanaan, yaitu menjadi pedoman bagi
manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan; (3) Pengawasan, yaitu menjadi pedoman untuk menilai
apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan; (4) Fungsi Alokasi, yaitu anggaran
daerah yang harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja dan
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta
meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian; (5) Fungsi
Distribusi, yaitu kebijakan anggaran daerah harus memperhatikan rasa
keadilan dan kepatutan; dan (6) Stabilisasi, yaitu menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian daerah.
Berdasarkan hal tersebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
yang direncanakan perlu mempedomani norma dan prinsip anggaran
sebagai berikut :
1. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran Daerah. Merupakan
persyaratan utama untuk mewujudkan pemerintah yang baik, bersih
dan tanggungjawab. Sebagai instrumen evaluasi pencapaian kinerja
dan tanggung jawab Pemerintah Daerah dalam mensejahterakan
rakyat, maka APBD dapat menyajikan informasi yang jelas tentang
tujuan, sasaran dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu
kegiatan yang dianggarkan;
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 176 -
2. Disiplin Anggaran. Program harus disusun dengan berorientasi pada
kebutuhan masyarakat tanpa meninggalkan keseimbangan antara
pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan masyarakat. Oleh karena itu penyusunan anggaran
dilakukan berlandaskan azas efisiensi, tepat guna, tepat waktu
pelaksanaan dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan;
3. Keadilan Anggaran Pendapatan, pada hakekatnya diperoleh melalui
mekanisme pajak dan retribusi atau beban lainnya yang dipikul oleh
segenap lapisan masyarakat. Untuk itu Pemerintah mengalokasikan
penggunaannya secara adil dan merata berdasarkan pertimbangan
yang obyektif agar dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat
tanpa dikriminasi dalam pemberian pelayanan;
4. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran. Dana yang tersedia dimanfaatkan
dengan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan peningkatan
pelayanan dan kesejahteraan secara optimal guna kepentingan
masyarakat. Oleh karena itu untuk mengendalikan tingkat efisiensi
dan efektivitas anggaran, maka dalam perencanaannya ditetapkan
secara jelas arah dan tujuan, sasaran, hasil dan manfaat yang
diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan yang diprogramkan.
3.2.1 Kebijakan Pendapatan Daerah
Arah kebijakan pendapatan daerah meliputi asumsi target
penerimaan pendapatan daerah, pertimbangan dalam penentuan
kebijakan pendapatan daerah, target pendapatan daerah dan upaya
pencapaian target pendapatan daerah.
1. Asumsi Target Penerimaan Pendapatan Daerah
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Penerimaan PAD tahun 2016 berdasarkan target RPJMD Provinsi
Banten Tahun 2012-2017 diproyeksikan rata-rata sebesar 13,25%
per tahun, dengan mempertimbangkan asumsi-asumsi berikut :
a. LPE berkisar 6,6 – 6,8%;
b. Realisasi penerimaan PAD selama kurun waktu 5 tahun
terakhir mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 22,96% per
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 177 -
tahun, namun rata-rata realisasi PAD dari target setiap tahun
sebesar 8,34%;
c. Pajak cukai rokok akan menjadi komponen pajak daerah pada
tahun 2016 dengan proyeksi pendapatan rata-rata sebesar
10,00% per tahun;
d. Prediksi produksi kendaraan bermotor secara nasional tahun
2012 sebanyak 780.000 unit dan tumbuh setiap tahun hingga
tahun 2016 sebanyak 1.300.000 unit. Sedangkan jumlah yang
dipasarkan di wilayah Provinsi Banten setiap tahun rata-rata
sebesar 6,8% ;
e. Peningkatan penyertaan modal pada tahun 2016 kepada
lembaga-lembaga keuangan bank meningkatkan besaran
deviden pada tahun 2016 sebesar 30%;
f. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/10/DPNP perihal
Penerapan Manajemen Resiko pada Bank yang melakukan
Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit
Kendaraan Bermotor (KKB);
g. Rencana penerapan pajak progresif di Provinsi Banten pada
tahun 2016, berpengaruh terhadap kepemilikan kendaraan
baru.
2) Dana Perimbangan
Penerimaan dari dana perimbangan pada RPJMD Provinsi Banten
Tahun 2012-2017 diproyeksikan sebesar 7-8% per tahun, dengan
mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut :
a. Realisasi penerimaan Dana Perimbangan selama kurun waktu
5 tahun terakhir mengalami peningkatan rata-rata sebesar
8,77%;
b. Berkurangnya pos dana perimbangan dari Bagi Hasil Pajak
Bumi dan Bangunan mulai tahun 2014.
3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Penerimaan dari Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah pada
RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017 diproyeksikan rata-rata
sebesar 0,01% per tahun.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 178 -
2. Pertimbangan dalam Penentuan Kebijakan Pendapatan Daerah
Dalam upaya pengelolaan dan peningkatan PAD, kebijakan yang
ditempuh adalah memberikan insentif untuk menarik atau
rangsangan agar kegiatan ekonomi masyarakat cenderung meningkat.
Upaya tersebut antara lain melalui penyederhanaan sistem dan
prosedur administrasi pemungutan pajak dan retribusi daerah,
rasionalisasi pajak/retribusi daerah, meningkatkan ketaatan wajib
pajak dan pembayar retribusi daerah, serta meningkatkan
pengendalian dan pengawasan atas pemungutan PAD yang diikuti
dengan peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan dan kecepatan
palayanan.
Secara umum kebijakan penganggaran daerah adalah langkah–
langkah yang dilakukan dalam meningkatkan target–target
pendapatan dan langkah–langkah yang diperlukan untuk
mengefektifkan belanja, dan efisiensi pembiyaan. Untuk penganggaran
pendapatan daerah yang bersumber dari PAD dalam penyusunan
APBD TA.2016, memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya,
perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 dan realisasi
penerimaan PAD tahun sebelumnya, serta ketentuan peraturan
perundang-undangan terkait;
2) Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan
Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang Retribusi
Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi Perpanjangan Izin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing, sehingga dilarang
menganggarkan penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah
yang peraturan daerahnya bertentangan dengan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
dan Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang Retribusi
Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi Perpanjangan Izin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing dan/atau telah dibatalkan.
Dalam penetapan target pajak daerah dan retribusi daerah,
memperhatikan potensi pajak daerah dan retribusi daerah. Dengan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 179 -
mempertimbangkan tidak memberatkan masyarakat dan dunia
usaha;
3) Rasionalitas hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
atas penyertaan modal atau investasi daerah lainnya, dengan
memperhitungkan nilai kekayaan daerah yang dipisahkan, baik
dalam bentuk uang maupun barang sebagai penyertaan modal
(investasi daerah).
3. Target Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah pada TA.2016 ditargetkan sebesar
Rp.7,821,195,558,000,- meliputi 1)Pendapatan Asli Daerah (PAD),
yang terdiri dari : Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, 2)Dana Perimbangan
yang terdiri dari : Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi
Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK), 3)Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah.
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)
PAD pada tahun 2016 ditargetkan sebesar
Rp5.301.030.570.000,00 Jumlah PAD tersebut diperoleh dari :
a. Pajak Daerah yang ditargetkan sebesar
Rp5.101.521.800.000,00;
b. Retribusi Daerah yang ditargetkan sebesar
Rp52.221.250.000,00;
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan yang
ditargetkan sebesar Rp40.900.000.000,00; dan
d. Lain-lain PAD Yang Sah yang ditargetkan sebesar
Rp106.387.520.000,00 .
2) Dana Perimbangan
Dana Perimbangan pada tahun 2016 ditargetkan sebesar
Rp1.131.967.388.000,00. Dana Perimbangan tersebut diperoleh
dari:
a. Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak yang
ditargetkan sebesar Rp490.986.385.000,00;
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 180 -
b. Dana Alokasi Umum yang ditargetkan sebesar
Rp640.981.003.000,00;
3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah pada tahun 2016
ditargetkan sebesar Rp.1.388.197.600.000,00. Dana tersebut
diperoleh dari :
a. Pendapatan hibah yang ditargetkan sebesar
Rp5.400.000.000,00;
b. dana penyesuaian dan otonomi khusus yang ditargetkan
sebesar Rp1.382.280.600.000,00;
c. Tunjungan Profesi Guru yang ditargetkan sebesar
Rp517.000.000,00;
Secara lengkap proyeksi pendapatan daerah Provinsi Banten Tahun
2016 dapat dilihat pada Tabel 3.22 berikut:
Tabel 3.22 Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2016
NO URAIAN APBD 2015 RPJMD 2016 RKPD 2016
1 PENDAPATAN
DAERAH 7,644,633,698,000 6,116,841,000,000 7,821,195,558,000
1.1 Pendapatan
Asli Daerah 5,133,482,400,000 4,917,000,000,000 5,301,030,570,000
1.1.1 Pajak Daerah 4,944,467,880,000 4,772,425,000,000 5,101,521,800,000
1.1.2 Retribusi
Daerah 41,827,000,000 7,072,000,000 52,221,250,000
1.1.3
Hasil
Pengelolaan
Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan
40,900,000,000 52,345,000,000 40,900,000,000
1.1.4
Lain-lain
Pendapatan
Asli Daerah
yang Sah
106,287,520,000 85,158,000,000 106,387,520,000
1.2 Dana
Perimbangan 1,122,953,698,000 1,195,677,000,000 1,131,967,388,000
1.2.1
Dana Bagi Hasil
Pajak/Bagi
Hasil Bukan Pajak
460,986,385,000 418,484,000,000 490,986,385,000
1.2.2 Dana Alokasi
Umum 640,981,003,000 777,193,000,000 640,981,003,000
1.2.3 Dana Alokasi
Khusus 20,986,310,000
-
1.3
Lain-Lain
Pendapatan
Daerah Yang Sah
1,388,197,600,000 4,164,000,000 1,388,197,600,000
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 181 -
NO URAIAN APBD 2015 RPJMD 2016 RKPD 2016
1.3.1 Pendapatan
Hibah 5,400,000,000 4,164,000,000 5,400,000,000
1.3.2
Dana
Penyesuaian
dan Otonomi Khusus
1,382,797,600,000 - 1,382,280,600,000
1.3.3
Tambahan
penghasilan
Guru PNSD
517,000,000
4. Upaya Pencapaian Target Pendapatan Daerah
Upaya-upaya yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi Banten dalam
pencapaian target pendapatan daerah tahun 2016 sebagai berikut :
1) Pengembangan sistem administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah
dan Pendapatan Lain-lain;
2) Koordinasi dan pembinaan pengelolaan pendapatan daerah;
3) Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah dengan
berpegang kepada prinsip keadilan dan tidak memberatkan
masyarakat;
4) Peningkatan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak daerah
melalui sosialisasi, penyuluhan dan razia pajak daerah;
5) Pengembangan sistem layanan Samsat Online untuk pembayaran
Pajak Kendaraan Bermotor tahunan;
6) Perluasan jangkauan layanan pembayaran pajak kendaraan
bermotor dengan membentuk Gerai-gerai Samsat, Bis Samsat
Keliling dan Samsat Drive Thru;
7) Peningkatan kompetensi aparatur pemungut pajak daerah;
8) Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan pembayaran pajak
daerah;
9) Penataan bidang perencanaan, pelaporan dan evaluasi pendapatan.
3.2.2 Kebijakan Belanja Daerah
Anggaran Belanja Daerah digunakan untuk pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi yang terdiri
dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan
perundang-undangan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 182 -
diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan
dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan,
fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan
sistem jaminan sosial. Pelaksanaan urusan wajib dimaksud berdasarkan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan.
Belanja daerah disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang
berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Oleh
karena itu dalam penyusunan APBD TA.2016, Pemerintah Provinsi Banten
berupaya menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam
konteks daerah, SKPD, maupun program dan kegiatan, yang bertujuan
untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan
memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Selain itu,
program dan kegiatan harus memberikan informasi yang jelas dan
terukur serta memiliki korelasi langsung dengan keluaran yang
diharapkan dari program dan kegiatan dimaksud ditinjau dari aspek
indikator, tolok ukur dan target kinerjanya. Penerapan azas efisiensi dan
efektifitas belanja merupakan langkah – langkah yang ditempuh dalam
mengoptimalkan belanja daerah. Total belanja daerah pada tahun 2016
direncanakan sebesar Rp. 8,875,958,758,000,-.
Beberapa asumsi yang berkaitan dengan Belanja Daerah Tahun
2016, antara lain:
Tema dan Prioritas Pembangunan Daerah Provinsi Banten Tahun
2016 adalah : “Peningkatan ekonomi kerakyatan dan daya saing
SDM untuk kesejahteraan rakyat yang berdaulat, mandiri,
berkepribadian, dan berkeadilan”. Tema ini dijabarkan ke dalam
10 (sepuluh) prioritas pembangunan Tahun 2016 yang meliputi:
o Peningkatan kapasitas tenaga kerja dan pengurangan tingkat
pengangguran
o Perlindungan sosial, pemberdayaan ekonomi, dan antisipasi
kerawanan sosial
o Pemantapan ketahanan pangan melalui peningkatan produksi
dan produktivitas pangan, peningkatan keamanan pangan
dan penguatan logistik pangan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 183 -
o Peningkatan daya saing dan pemasaran investasi dan
komoditas
o Peningkatan konektivitas dan daya dukung kawasan pusat
pertumbuhan
o Peningkatan kapasitas pendidikan berbasis kompetensi pasar
kerja
o Optimalisasi infrastruktur pelayanan kesehatan dan integrasi
peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
o Pengendalian tata ruang, kelestarian linngkungan hidup dan
sumber daya air, mitigasi, dan adaptasi bencana
o Pemantapan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan
daerah
o Mensukseskan pelaksanaan pilkada banten
Kebutuhan belanja daerah akan meningkat dengan tetap
mempertahankan efektivitas Belanja Pegawai, Belanja
Barang/Jasa serta Belanja Modal, yang merupakan bagian dari
belanja daerah yang tidak dapat ditunda agar tetap dapat
menjaga kelangsungan roda pemerintahan;
Pembangunan infrastruktur dan stabiltas politik mempengaruhi
kuatnya keyakinan pelaku ekonomi terhadap kondusifnya
Provinsi Banten untuk menanamkan investasi melalui
penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal
dalam negeri (PMDN);
Terkait dengan optimalisasi penetapan program, kegiatan dan
pendanaan pembangunan di daerah perlu dilakukan
penyelarasan sarasan program dan kegiatan dekonsetrasi, tugas
pembantuan dan desentralisasi, sehingga diharapkan bobot
alokasi APBD betul-betul dapat difokuskan untuk urusan yang
menjadi kewenangannya dan membatasi penggunaan APBD
untuk mendanai program kegiatan di luar kewenangannya;
Dalam rangka optimalisasi pencapaian sasaran pembangunan
sesuai prioritas nasional dalam kerangka desetralisasi melalui
dana alokasi khusus, hibah dan/atau pinjaman/hibah luar
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 184 -
negeri, masing- masing pemerintah daerah mengalokasikan dan
pendamping dalam APBD sesuai dengan kriteria dan ketentuan
yang dipersyaratkan;
Sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan pemerintah daerah
dilakukan dengan mempedomani pembagian urusan
pemerintahan antara pemerintah, pemerintahan daerah provinsi,
dan pemerintahan daerah kabupaten/kota sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007.
1. Belanja Tidak Langsung
Kebijakan Belanja Tidak Langsung pada tahun 2016 memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1) Belanja Pegawai
a. Besarnya penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD
disesuaikan dengan hasil rekonsiliasi jumlah pegawai dan
belanja pegawai dalam rangka perhitungan DAU Tahun 2016
dengan memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan
tunjangan PNSD serta pemberian gaji ketiga belas.
b. Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan
Calon PNSD sesuai formasi pegawai tahun 2016.
c. Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji
berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi
pegawai dengan memperhitungkan acress yang besarnya
maksimum 2,5% dari jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok
dan tunjangan.
d. Penganggaran Tambahan Penghasilan PNSD harus
memperhatikan kemampuan keuangan daerah dengan
persetujuan DPRD sesuai amanat Pasal 63 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005. Kebijakan dan penentuan
kriterianya ditetapkan terlebih dahulu dengan peraturan kepala
daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 39 Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 185 -
e. Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun
2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif
Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
f. Tunjangan profesi guru PNSD dan dana tambahan penghasilan
guru PNSD yang bersumber dari APBN TA.2016 melalui dana
transfer ke daerah dianggarkan dalam APBD pada jenis belanja
pegawai, dan diuraikan ke dalam obyek dan rincian obyek
belanja sesuai dengan kode rekening berkenaan.
g. Penganggaran tambahan penghasilan PNSD, baik aspek
kebijakan pemberian tambahan penghasilan maupun
penentuan kriterianya harus ditetapkan terlebih dahulu
dengan peraturan kepala daerah dengan memperhatikan
kemampuan keuangan daerah sesuai amanat Pasal 63 ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan Pasal 39
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolan Keuangan Daerah, sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
h. Belanja pegawai pada tahun 2016 direncanakan sebesar
Rp.675.263.901.784,-.
2) Belanja Hibah
a. Penganggaran belanja hibah yang diberikan kepada
pemerintah, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan
ditujukan untuk menunjang penyelenggaraan urusan
pemerintah daerah.
b. Belanja terbesar hibah pada tahun 2016 adalah untuk Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) yaitu sebesar
Rp1.382.280.600.000,00 atau sebesar 77,65% dari total belanja
hibah yang sebesar Rp.1.778.909.600.000,-.
3) Bantuan Sosial
a. Belanja bantuan sosial dapat diberikan kepada individu
dan/atau keluarga, masyarakat dan lembaga non
pemerintahan bidang pendidikan, keagamaan dan bidang lain
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 186 -
yang berperan untuk melindungi individu, kelompok dan/atau
masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial,
termasuk bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga
yang tidak dapat direncanakan sebelumnya yaitu untuk
kebutuhan akibat resiko sosial yang tidak dapat diperkirakan
pada saat penyusunan APBD yang apabila ditunda
penanganannya akan menimbulkan resiko sosial yang lebih
besar bagi individu dan/atau keluarga yang bersangkutan.
Pagu alokasi anggaran yang tidak dapat direncanakan
sebelumnya tidak melebihi pagu alokasi anggaran yang telah
direncanakan;
b. Belanja terbesar bantuan sosial pada tahun 2016 adalah untuk
program Jamsosratu yaitu sebesar Rp.121.500.000.000,00 atau
sebesar 70,40% dari total belanja bantuan sosial yang sebesar
Rp172.580.000.000,- dengan rincian sebagai berikut :
a) Belanja bansos kepada individu
dan/atau keluarga yang terencana
: 162,580,000,000
Bansos untuk keluarga sangat
miskin melalui Jamsosratu (54.000 x
2.250.000)
: 121,500,000,000
Bansos untuk perorangan/kelompok
masyarakat
: 20,540,000,000
o Jaminan sosial lanjut usia
(2.500xRp.1.500.000,-)
: 3,750,000,000
o Jaminan sosial dengan kecacatan
(400xRp.3.600.000,-)
: 1,440,000,000
o Rehabilitasi rumah tidak layak
huni (850xRp.15.000.000,-)
: 12,750,000,000
o Pemenuhan kebutuhan dasar
anak (1.000xRp.1.000.000,-)
: 1,000,000,000
o KUBE PKH 48 x Rp.25.000.000,- 1,200,000,000
o Panti rehabilitasi
(8xRp.50.000.000,-)
: 400,000,000
b) Belanja bansos kepada individu
dan/atau keluarga yang tidak
terencana.
: 10,000,000,000
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 187 -
4) Belanja Bagi Hasil Kepada Kabupaten/Kota
a. Penganggaran Belanja Bagi Hasil Kepada Kabupaten/Kota
ditujukan untuk menganggarkan dana bagi hasil pajak daerah
yang bersumber dari rencana pendapatan pajak daerah
provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota TA.2016,
sedangkan pelampauan target TA.2015 yang belum
direalisasikan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota ditampung
dalam Perubahan APBD TA.2016 dengan menggunakan alokasi
SiLPA Tahun lalu yang berasal dari pajak daerah.
b. Penganggaran dana Bagi Hasil Pajak Daerah harus
mempedomani Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Tata
cara penganggaran dana bagi hasil tersebut harus
memperhitungkan rencana pendapatan pajak daerah pada
TA.2016, sedangkan pelampauan target TA.2015 yang belum
direalisasikan ditampung dalam Perubahan APBD TA.2016
atau dicantumkan dalam LRA apabila tidak melakukan
Perubahan APBD TA.2016.
c. Belanja bagi hasil kepada kabupaten/kota pada tahun 2016
direncanakan sebesar Rp.1.989.436.302.200,-
5) Belanja Bantuan Keuangan.
a. Belanja bantuan keuangan dari pemerintah daerah kepada
pemerintah daerah lainnya dapat dianggarkan dalam APBD
sesuai dengan kemampuan keuangan daerah setelah alokasi
belanja yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan
dipenuhi oleh pemerintah daerah dalam APBD TA. 2016.
b. Belanja bantuan keuangan tersebut, harus didasarkan pada
pertimbangan untuk mengatasi kesenjangan fiskal, membantu
pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang tidak tersedia
alokasi dananya dan/atau menerima manfaat dari pemberian
bantuan keuangan tersebut, serta dalam rangka kerjasama
antar daerah sesuai kemampuan keuangan tiap daerah.
c. Bantuan keuangan kepada kabupaten/kota pada tahun 2016
dibagi atas 2 (dua) skema yaitu bantuan keuangan yang
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 188 -
bersifat mandatory dan bantuan keuangan yang bersifat
proporsi (urusan).
Bantuan Keuangan yang bersifat mandatori antara lain untuk:
pembangunan desa/lingkungan terpadu pada kantong
kemiskinan, bantuan operasional beras miskin, pelaksanaan
MTQ tingkat provinsi, peningkatan fasilitas Stadion Maulana
Yusuf, verifikasi dan validasi data kemiskinan, kendaraan
operasional TKSK, updating data/pelaporan pembangunan dan
BKPRD, pelaporan bantuan keuangan.
Bantuan Keuangan yang bersifat proporsi (urusan) disusun
berdasarkan atas formula tertentu antara lain memperhatikan
luas wilayah, kepadatan penduduk, jumlah penduduk miskin,
Jumlah PAD, IPM, LPE, dan pengangguran. Adapun rincian
bantuan keuangan yang bersifat proporsi (urusan) sebagai
berikut: 1)Penyelenggaraan program/kegiatan berkaitan dengan
pendidikan: rehabilitasi ruang kelas/sekolah (SMA/SMK).
2)Penyelenggaraan program/kegiatan berkaitan dengan
kesehatan: belanja modal Puskesmas Poned, pembelian
Ambulance. 3)Penyelenggaraan program/kegiatan berkaitan
dengan infrastruktur: Pembangunan jalan, jembatan gantung
dan infrastruktur wilayah. 4)Penyelenggaraan
program/kegiatan berkaitan dengan lainnya: belanja modal
balai latihan kerja (BLK), pembangunan asrama haji, uang
jalan tetap bagi penyuluh pertanian, penyuluh perikanan,
penyuluh kehutanan, dan stadion.
d. Bantuan keuangan kepada kabupaten/kota pada tahun 2016
direncanakan sebesar Rp.369,325,471,000,- dengan alokasi
untuk masing-masing kabupaten/kota sebagai berikut :
Kabupaten Pandeglang : Rp.37,414,720,000,-
Kabupaten Lebak : Rp.36,401,702,000,-
Kabupaten Tangerang : Rp.32,498,255,000,-
Kabupaten Serang : Rp.27,577,578,500,-
Kota Tangerang : Rp.24,234,183,000,-
Kota Cilegon : Rp.16,104,971,500,-
Kota Serang : Rp.39,573,859,500,-
Kota Tangerang Selatan : Rp.16,895,201,500,-
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 189 -
e. Bantuan keuangan kepada partai politik dialokasikan dalam
APBD TA.2016 dan dianggarkan pada jenis belanja bantuan
keuangan, obyek belanja bantuan keuangan kepada partai
politik dan rincian obyek belanja nama partai politik penerima
bantuan keuangan. Besaran penganggaran bantuan keuangan
kepada partai politik berpedoman kepada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata
Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD, Pengajuan,
Penyaluran, dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan
Bantuan Keuangan Partai Politik sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara
Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD, Pengajuan,
Penyaluran, dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan
Bantuan Keuangan Partai Politik. Bantuan keuangan kepada
Partai Politik pada tahun 2016 direncanakan sebesar
Rp.2.408.837.316.
6) Belanja Tidak Terduga
a. Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional
dengan mempertimbangkan realisasi TA.2015 dan
kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak
dapat diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh
pemerintah daerah. Belanja tidak terduga merupakan belanja
untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak
diharapkan terjadi berulang, seperti kebutuhan tanggap
darurat bencana, penanggulangan bencana alam dan bencana
sosial, yang tidak tertampung dalam bentuk program dan
kegiatan pada TA.2016, termasuk pengembalian atas kelebihan
penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya.
b. Penggunaan belanja tidak terduga dapat dibebankan secara
langsung, yaitu untuk pengembalian atas kelebihan
penerimaan tahun sebelumnya dan belanja kebutuhan tanggap
darurat bencana atau dilakukan melalui proses pergeseran
anggaran dari mata anggaran belanja tidak terduga kepada
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 190 -
belanja langsung maupun tidak langsung sesuai dengan sifat
dan jenis kegiatan yang diperlukan.
c. Belanja tidak terduga pada TA.2016 direncanakan sebesar
Rp40.000.000.000,-. Alokasi tersebut meningkat dari tahun
sebelumnya, hal ini sebagai tindaklanjut dari amanat Peraturan
Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
2. Belanja Langsung
Kebijakan Belanja Langsung masih masih mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, sampai dengan ditetapkannya
peraturan pemerintah yang merupakan turunan dari UU Nomor 23
tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur masalah
pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintah
daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota. Hal ini juga
sesuai dengan RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017 yang masih
mengacu pada aturan tersebut.
Penganggaran belanja langsung dituangkan dalam bentuk program
dan kegiatan, yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan
langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan publik dan keberpihakan pemerintah daerah kepada
kepentingan publik. Penyusunan anggaran belanja pada setiap
program dan kegiatan untuk urusan pemerintahan wajib terkait
pelayanan dasar ditetapkan dengan SPM dan berpedoman pada
standar teknis dan harga satuan regional sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
1) Belanja Pegawai
a. Dalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran daerah,
penganggaran honorarium bagi PNSD dan Non PNSD
memperhatikan asas kepatutan, kewajaran dan rasionalitas
dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan sesuai dengan
kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka
mencapai target kinerja kegiatan dimaksud. Berkaitan dengan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 191 -
hal tersebut, pemberian honorarium bagi PNSD dan Non PNSD
dibatasi dan hanya didasarkan pada pertimbangan bahwa
keberadaan PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan benar-benar
memiliki peranan dan kontribusi nyata terhadap efektifitas
pelaksanaan kegiatan dimaksud dengan memperhatikan
pemberian Tambahan Penghasilan bagi PNSD dan pemberian
Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
b. Kegiatan tidak diperkenankan diuraikan hanya ke dalam jenis
belanja pegawai, obyek belanja honorarium dan rincian obyek
belanja honorarium PNSD dan Non PNSD.
2) Belanja Modal
a. Penganggaran pengadaan dan pemeliharaan barang milik daerah
didasarkan pada perencanaan kebutuhan barang milik daerah
yang disusun dengan memperhatikan kebutuhan pelaksanaan
tugas dan fungsi SKPD serta ketersediaan barang milik daerah
yang ada. Selanjutnya, perencanaan kebutuhan barang milik
daerah merupakan salah satu dasar bagi SKPD dalam
pengusulan anggaran untuk kebutuhan barang milik daerah
yang baru (new initiative) dan angka dasar (baseline) serta
penyusunan RKA-SKPD. Perencanaan kebutuhan barang milik
daerah dimaksud berpedoman pada standar barang, standar
kebutuhan dan/atau standar harga, sebagaimana diatur dalam
Pasal 9 ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014.
Khusus penganggaran untuk pembangunan gedung dan
bangunan milik daerah mempedomani Peraturan Presiden Nomor
73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
Selanjutnya, untuk efisiensi penggunaan anggaran,
pembangunan gedung kantor baru milik pemerintah daerah
tidak diperkenankan sesuai dengan Surat Menteri Keuangan
Nomor S-841/MK.02/2014 tanggal 16 Desember 2014 hal
Penundaan/Moratorium Pembangunan Gedung Kantor
Kementerian Negara/Lembaga, kecuali penggunaan anggaran
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 192 -
tersebut terkait langsung dengan upaya peningkatan kuantitas
dan kualitas pelayanan publik.
b. Penganggaran pengadaan tanah untuk kepentingan umum
mempedomani Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum, sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2015
tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 71
Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2012 tentang Biaya
Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Yang
Bersumber Dari APBD.
3) Belanja Barang dan Jasa
a. Disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang didasarkan atas
pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD, jumlah pegawai dan volume
pekerjaan serta memperhitungkan estimasi sisa persediaan
barang TA.2015.
b. Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi fakir
miskin dan orang tidak mampu sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011,
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima
Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan dan Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2013 sebagaimana diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 111 Tahun 2013, yang tidak menjadi cakupan
penyelenggaraan jaminan kesehatan melalui BPJS yang
bersumber dari APBN, pemerintah daerah dapat
menganggarkannya dalam bentuk program dan kegiatan pada
SKPD yang menangani urusan kesehatan pemberi pelayanan
kesehatan.
c. Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan
kerja dan studi banding, baik perjalanan dinas dalam negeri
maupun perjalanan dinas luar negeri, dilakukan secara selektif,
frekuensi dan jumlah harinya dibatasi serta memperhatikan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 193 -
target kinerja dari perjalanan dinas dimaksud sehingga relevan
dengan substansi kebijakan pemerintah daerah. Hasil kunjungan
kerja dan studi banding dilaporkan sesuai peraturan perundang-
undangan. Khusus penganggaran perjalanan dinas luar negeri
berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 2005
tentang Perjalanan Dinas Luar Negeri dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pedoman
Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri Bagi Pejabat/Pegawai di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, dan
Pimpinan serta Anggota DPRD.
d. Dalam hal terdapat kebutuhan untuk melakukan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis,
sosialisasi, workshop, lokakarya, seminar atau sejenis lainnya di
luar daerah tetap dilakukan secara selektif dengan
memperhatikan aspek urgensi, kualitas penyelenggaraan,
muatan substansi, kompetensi narasumber, kualitas advokasi
dan pelayanan penyelenggara serta manfaat yang akan diperoleh
guna efisiensi dan efektifitas penggunaan anggaran daerah serta
tertib anggaran dan administrasi oleh penyelenggara.
e. Penganggaran untuk penyelenggaraan kegiatan rapat,
pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis, sosialisasi,
workshop, lokakarya, seminar atau sejenis lainnya
diprioritaskan untuk menggunakan fasilitas aset daerah, seperti
ruang rapat atau aula yang sudah tersedia milik pemerintah
daerah dengan mempedomani Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 6 Tahun 2015
tentang Pedoman Pembatasan Pertemuan/Rapat di Luar Kantor
Dalam Rangka Peningkatan Efisiensi dan Efektifitas Kerja
Aparatur.
3. Surplus/Defisit APBD
a) Dalam hal APBD diperkirakan surplus, penggunaan surplus
tersebut diutamakan untuk pembayaran pokok utang, penyertaan
modal (investasi) daerah, pemberian pinjaman kepada pemerintah
pusat/pemerintah daerah lain dan/atau pendanaan belanja
peningkatan jaminan sosial tersebut diwujudkan dalam bentuk
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 194 -
program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang
dianggarkan pada SKPD yang secara fungsional terkait dengan
tugasnya melaksanakan program dan kegiatan tersebut.
b) Dalam hal APBD diperkirakan defisit, pemerintah daerah
menetapkan penerimaan pembiayaan untuk menutup defisit
tersebut, yang bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran
tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil
penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan
pinjaman, dan/atau penerimaan kembali pemberian pinjaman atau
penerimaan piutang.
c) Proyeksi APBD TA.2016 menggambarkan bahwa total Pendapatan
Daerah Provinsi Banten sebesar Rp.7,821,195,558,000-, sedangkan
total Belanja Daerah sebesar Rp.8,875,958,758,000-, mengalami
defisit sebesar Rp.1.054.736.200.000-, sehingga masih perlu
diupayakan sumber-sumber pembiayaan untuk menutupi defisit
tersebut dengan mempertimbangkan SiLPA tahun lalu dan
kemampuan pembiayaan daerah dari pos-pos penerimaan
pembiayaan.
Secara lengkap rencana Belanja Daerah Provinsi Banten pada tahun
2016 serta surplus/defisitnya dapat dilihat pada Tabel 3.23 berikut:
Tabel 3.23
Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2015-2016
NO URAIAN APBD 2015 RPJMD 2016 RKPD 2016
2 BELANJA DAERAH 8,947,633,698,000 6,281,841,000,000 8,875,958,758,000
2.1 Belanja Tidak
Langsung
4,927,481,697,248 2,944,749,000,000 5,027,924,112,000
2.1.1 Belanja Pegawai 593,556,883,750 732,221,000,000 675,263,901,784
2.1.2 Belanja Hibah 1,611,330,805,000 225,000,000,000 1,778,909,600,000
2.1.3 Belanja Bantuan
Sosial
136,250,000,000 30,000,000,000 172,580,000,000
2.1.4 Belanja Bagi Hasil
Kepada
Kabupaten/Kota
2,025,839,817,932 1,574,900,000,000 1,989,436,302,200
2.1.5 Belanja Bankeu ke Kab/Kota, Pemerintah
Desa, dan Parpol
555,504,190,566 372,627,000,000 371,734,308,316
2.1.6 Belanja Tidak Terduga 5,000,000,000 10,000,000,000 40,000,000,000
2.2 Belanja Langsung 4,020,152,000,752 3,337,092,000,000 3,848,034,645,000
2.2.1 Belanja Pegawai 172,547,996,500 180,000,000,000 2.2.2 Belanja Barang dan
Jasa 1,991,960,898,236 1,250,000,000,000
2.2.3 Belanja Modal 1,855,643,106,016 1,907,092,000,000
SURPLUS/(DEFISIT) (1,303,000,000,000) (165,000,000,000) 1,054,763,200,000
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 195 -
3.2.3 Kebijakan Pembiayaan Daerah
Berdasarkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, dijelaskan bahwa pembiayaan adalah setiap
penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
tahun anggaran berikutnya. Fungsi pembiayaan merupakan bagian dari
sistem pengelolaan keuangan negara yang mencakup keseluruhan
kegiatan perencanaan, penguasaan, penggunaan, pengawasan, dan
pertangungjawaban, sebagai perwujudan dari APBD.
Didalam pengelolaan keuangan daerah dan khususnya yang
berkaitan dengan fungsi otorisasi bahwa anggaran daerah yang
merupakan bagian dari anggaran negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
Oleh karena itu, berkaitan dengan kebijakan penganggaran daerah tahun
2016 mengupayakan adanya anggaran berimbang dengan menempatkan
SiLPA tahun sebelumnya sebagai alat untuk menutupi defisit. Oleh
karena SiLPA tersebut belum dapat dihitung secara definitif, maka
besaran SiLPA yang digunakan merupakan angka estimasi prognosis
tahun berjalan.
1. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan pada tahun 2016 ditargetkan sebesar Rp.
1.127.263.200.000,- yang bersumber dari SiLPA tahun anggaran
sebelumnya. Penganggaran tersebut didasarkan pada penghitungan
yang cermat dan rasional dengan mempertimbangkan perkiraan
realisasi anggaran TA. 2015 dalam rangka menghindari kemungkinan
adanya pengeluaran pada tahun 2016 yang tidak dapat didanai akibat
tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan.
2. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan pada tahun 2016 ditargetkan sebesar
Rp.72.500.000.000,-. Pembiayaan ini diperuntukkan bagi Modal
Bergulir Masyarakat Miskin sebesar Rp. 15.000.000.000, penyertaan
modal kepada PT.PPKD (Jamkrida) Rp.1.500.000.000 dan penyertaan
modal kepada BJB sebesar Rp. 56.000.000.000.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 196 -
Secara lengkap proyeksi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan daerah pada pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 3.24.
Tabel 3.24 Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2016
NO URAIAN APBD 2015 RPJMD 2016 RKPD 2016
3 PEMBIAYAAN 1,303,000,000,000 175,000,000,000 1,054,763,200,000
3.1 Penerimaan
Pembiayaan 1,325,000,000,000
1,127,263,000,000
3.1.1 SiLPA Tahun Anggaran
Sebelumnya
1,325,000,000,000 175,000,000,000 1,127,263,000,000
3.2 Pengeluaran
Pembiayaan 22,000,000,000 10,000,000,000 72,500,000,000
3.2.1
Penyertaan Modal
(Investasi)
Pemerintah Daerah:
22,000,000,000 10,000,000,000 15,000,000,000
3.2.1.1 LPK/BPR
4,000,000,000
3.2.1.2 PT. PPKD / Jamkrida
22,000,000,000 2,000,000,000 1.500.000.000
3.2.2.3 PT. Bank
Banten/PT. BGD 4,000,000,000 56,000,000,000
3.2.3.4 Kredit Modal Usaha
Masyarakat Miskin 15,000,000,000
3.3 Pembiayaan Netto 1,303,000,000,000 165,000,000,000 1,054,763,200,000
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 197 -
BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
Pada tahun 2016 mendatang, Pemerintah Provinsi Banten akan memasuki
tahun keempat dalam pelaksanaan RPJMD Tahun 2012-2017, guna mewujudkan
Visi ”Bersatu Mewujudkan Rakyat Banten Sejahtera Berlandaskan Iman dan
Taqwa” yang dilaksanakan melalui 78 (tujuh puluh delapan) program prioritas
daerah serta dikelompokan kedalam 25 (dua puluh lima) urusan wajib dan 8
(delapan) urusan pilihan. Proses perumusan prioritas dan sasaran pembangunan
daerah digambarkan sebagaimana Gambar 4.1 sebagai berikut:
Gambar 4.1 Bagan Alir Perumusan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah
4.1 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah
diperlukan adanya kesinambungan dan keberlanjutan prioritas
pembangunan sehingga RKPD Tahun 2016 merupakan suatu rancangan
keberlanjutan pada tahun sebelumnya dan memperhatikan pencapaian
sasaran-sasaran RPJMD 2012-2017. Adapun tujuan dan sasaran
pembangunan yang ingin dicapai pada tahun 2016 terlihat sebagaimana
Tabel 4.1 sebagai berikut.
Usulan SKPD (Usulan kegiatan prioritas
dilengkapi indikator kinerja
program) / Pagu Indikatif
(alokasi anggaran kegiatan)
Rumusan Prioritas dan
Sasaran Pembangunan
Provinsi Banten
Rancangan Kerangka
Ekonomi dan Kerangka
Pendanaan (Bersifat indikatif dan disesuaikan
dengan kapasitas fiskal daerah)
Hasil Evaluasi Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan
Isu Strategis Daerah
Masalah Mendesak (Daerah/ Nasional)
Usulan Kab/Kota
RPJMD 2012-2017 (78
Program)
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 198 -
Tabel 4.1 Hubungan antara Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan
Target Pembangunan Tahun 2016
Visi : Bersatu Mewujudkan Banten Sejahtera Berlandaskan Iman dan Taqwa
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR
KINERJA
TARGET
2016
Misi Pertama,
Peningkatan
Pembangunan
Infrastruktur
Wilayah Mendukung
Pengembangan Wilayah/Kawasan
Berwawasan
Lingkungan
Untuk
konektivitas
pengembangan
wilayah/kawasa
n guna
percepatan dan perluasan
pembangunan
ekonomi Banten
serta
meningkatkan
layanan dasar masyarakat dan
peningkatan
daya saing
daerah dengan
prinsip pembangunan
berkelanjutan
1 Tersedianya
infrastruktur
transportasi yang
handal dan
terintegrasi untuk
mendukung pergerakan
perhubungan
orang, barang dan
jasa;
Tingkat
Kemantapan
Jalan (%)
93
Tingkat
Kemantapan
Jembatan (%)
94
2 Tersedianya
infrastruktur sumber daya air
dan irigasi yang
handal untuk
mendukung upaya
konservasi dan
pendayagunaan sumber daya air,
serta pengendalian
daya rusak air;
Luas Layanan,
Peningkatan dan Rehabilitasi
Jaringan Irigasi
Teknis (ha)
21.785,14
3 Meningkatnya
cakupan pelayanan
dan kualitas infrastruktur
energi dan
ketenagalistrikan
di Banten;
Rasio
Elektrifikasi (%)
89,04
4 Meningkatnya
akses masyarakat
terhadap sarana dan prasarana
dasar pemukiman
Cakupan
Pelayanan Air
Bersih Perkotaan dan Pedesaan (%)
47,49
Tingkat
Ketersediaan Air
Bersih dan
Sanitasi (m3)
1830
5 Terwujudnya
keamanan dan keserasian dalam
pembangunan
infrastruktur;
Cakupan
Pembinaan Jasa Konstruksi (%)
80
6 Berkurangnya
tingkat
pencemaran,
kerusakan lingkungan dan
resiko bencana;
Tingkat Status
Mutu Sungai
Utama dan
Waduk Besar (%)
64
Jumlah hari dengan Kualitas Udara Perkotaan Kategori Baik (Hari)
360
Cakupan
Penurunan Beban
Pencemaran Air
Limbah Industri
(%)
16
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 199 -
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR
KINERJA
TARGET
2016
7 Meningkatnya fungsi kawasan
lindung Banten;
Persentase Peningkatan
Fungsi Hutan
dan Kawasan
Lindung (%)
20
Cakupan
Pelayanan Pencegahan,
Penanggulangan
dan Pemulihan
Banjir dan Abrasi
(%)
10,92
8 Terlaksananya penataan ruang
yang
berkelanjutan;
Rasio Rencana Kawasan
Strategis yang
Tersusun (%)
5,17
9 Meningkatnya
ketersediaan dan
pemanfaatan
energi alternatif yang ramah
lingkungan serta
energi
terbaharukan
diantaranya panas bumi, angin dan
surya.
Jumlah
Penerapan Energi
Alternatif (unit)
408
Misi Kedua,
Pemantapan Iklim
Investasi yang
Kondusif untuk
Mendorong Pertumbuhan
Ekonomi Daerah
dan Meningkatkan
Kesejahteraan
Masyarakat
Untuk
meningkatkan
kualitas
pertumbuhan
dan pemerataan perekonomian
daerah dalam
rangka
mempercepat
peningkatan kesejahteraan
masyarakat
1 Meningkatnya
aktivitas ekonomi
regional berbasis
potensi lokal;
Indeks Gini 0,2
PDRB Per Kapita
(Rp)
28.000.000
Daya Beli Masyarakat (Rp)
644.809
Pengeluaran
Konsumsi
Pangan Per Kapita Per Bulan
(Rp)
498.984
Pengeluaran
Konsumsi Non
Pangan Per
Kapita Per Bulan (Rp)
550.371
Pertumbuhan
Sektor Pertanian
(%)
11
Pertumbuhan
Sektor
Peternakan (%)
10
Pertumbuhan Sektor
Perkebunan
(tanaman keras)
(%)
8,5
Pertumbuhan
Sektor
Kehutanan (%)
8,5
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 200 -
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR
KINERJA
TARGET
2016
Pertumbuhan Sektor
Pertambangan
(%)
15
Pertumbuhan
Sektor Pariwisata
(Hotel dan Restoran) (%)
14,5
Pertumbuhan
Sektor Perikanan
(%)
13,5
Pertumbuhan
Sektor
Perdagangan (%)
11
Pertumbuhan
Sektor Industri
(%)
10
2 Meningkatnya kesempatan dan
penyediaan
lapangan kerja;
Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja
(%)
79,46
3 Meningkatnya
peran kelembagaan
dan permodalan K-
UMKM dalam pengembangan
ekonomi lokal;
Persentase
Wirausaha Baru
(%)
19,34
4 Meningkatnya
investasi yang
mendorong
penciptaan lapangan kerja;
Laju
Pertumbuhan
Investasi (% /
Tahun)
13,47
5 Terpenuhinya
kebutuhan pangan
masyarakat.
Penguatan
Cadangan
Pangan Provinsi
(Ton)
200
Indeks Tanam
(Padi)
204
Misi Ketiga,
Peningkatan
Kualitas
Sumberdaya Manusia yang
Religius, Cerdas dan
Berdaya Saing
dalam Kerangka
Penguatan NKRI
Untuk
mewujudkan
Sumber Daya
Manusia yang sehat, cerdas,
agamis dan
berdaya saing
1 Tuntasnya program
pemberantasan
buta aksara;
Angka Melek
Huruf (%)
96,84
2 Meningkatnya akses dan mutu
pendidikan
terutama untuk
penuntasan wajib
belajar pendidikan
dasar 9 tahun dan pencanangan wajib
belajar 12 tahun
bagi anak usia
sekolah;
Angka Rata-rata Lama Sekolah
(Tahun)
9,47
Angka Partisipasi
Murni (APM) SD/MI/Paket A
(%)
99,72
Angka Partisipasi
Murni (APM)
SMP/MTs/Paket
B (%)
77,31
Angka Partisipasi
Murni (APM)
SMA/SMK/MA/
Paket C (%)
52,39
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 201 -
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR
KINERJA
TARGET
2016
Angka Partisipasi Kasar (APK)
SD/MI/Paket A
(%)
118,80
Angka Partisipasi
Kasar (APK)
SMP/MTs/Paket B (%)
99,76
Angka Partisipasi
Kasar (APK)
SMA/SMK/MA/
Paket C(%)
77,87
Angka Partisipasi
Sekolah (%) Pendidikan Dasar
82,34
Angka Partisipasi
Sekolah
Pendidikan Menengah (%)
51,30
3 Meningkatnya
akses dan mutu
pelayanan
kesehatan serta
upaya kesehatan masyarakat,
terutama
masyarakat miskin
Angka Harapan
Hidup (Tahun)
68,50
Angka Kematian Bayi (1/1000 KH)
26,40
Angka Kematian
Ibu (1/100.000 KH)
105
4 Meningkatnya
kualitas dan
perlindungan
terhadap tenaga
kerja;
Cakupan Tenaga
Kerja Yang
Mendapat
Pelatihan
Berbasis
Masyarakat (%)
50
5 Meningkatnya kesetaraan gender;
Indeks Pembangunan
Gender (%)
68,29
Indeks
Pemberdayaan
Gender (%)
68,77
6 Meningkatnya
peran pemuda dan prestasi olahraga
dalam
pembangunan
kualitas hidup dan
kehidupan
masyarakat.
Cakupan
Pembinaan Lembaga
Kepemudaan(%)
80
Cakupan
Pembinaan
Cabang Olahraga
(%)
25
Misi Keempat, Penguatan
Semangat
Kebersamaan Antar-
Pelaku
Pembangunan dan
Sinergitas Pemerintah Pusat,
Provinsi dan
Kabupaten/Kota
yang Selaras, Serasi
dan Seimbang
Untuk mewujudkan
Banten rukun
damai,
membangun
kebersamaan
yang sinergis antara pusat-
daerah, beserta
stakeholders
dalam
menjalankan
1 Meningkatnya pelayanan sosial
dan partisipasi
sosial masyarakat;
Cakupan Pelayanan PMKS
(%)
8,24
2 Meningkatnya
kualitas kehidupan
beragama;
Jumlah Konflik
Bernuansa SARA
0
3 Revitalisasi nilai-
nilai budaya dan kearifan lokal;
Cakupan
Pelestarian dan Pemanfaatan
Nilai Budaya
Daerah (%)
80
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 202 -
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR
KINERJA
TARGET
2016
peran dan fungsinya
masing-masing
secara
terintergrasi
membangun Banten;
4 Terkendalinya pertumbuhan,
pertambahan
jumlah serta
persebaran
penduduk;
Laju Pertumbuhan
Penduduk (%)
1,89
5 Terwujudnya peningkatan partisipasi
perencanaan dan
kerjasama pembangunan
daerah.
Jumlah Kerjasama
(Kesepakatan)
Pembangunan
Daerah
4
Misi Kelima,
Peningkatan Mutu
dan Kinerja
Pemerintahan Daerah yang
Berwibawa Menuju
Tata Kelola
Pemerintahan yang
Baik dan Bersih
Untuk
meningkatkan
kinerja
penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang
efektif, efisien,
dan akuntabel
dalam rangka
meningkatkan pelayanan
publik
1 Meningkatnya
pengawasan,
akuntabilitas
kinerja dan disiplin aparatur yang
berbasis
kompetensi;
Cakupan Tindak
Lanjut LHP (%)
75,94
2 Mewujudkan
kelembagaan dan
ketatalaksanaan
pemerintah daerah
serta pengelolaan keuangan dan aset
daerah yang
akuntabel dan
berbasis teknologi
informasi;
Rasio
Kemandirian
Daerah (%)
77,6
3 Mewujudkan
kelembagaan dan ketatalaksanaan
pemerintah daerah
serta pengelolaan
keuangan dan aset
daerah yang akuntabel dan
berbasis teknologi
informasi;
Opini Audit BPK WTP
4 Meningkatnya
pelayanan data
dan informasi
publik yang dapat diakses dengan
mudah dan cepat
oleh seluruh
lapisan
masyarakat;
Skala Kepuasan
Masyarakat
(skala 1-4)
3,5
5 Meningkatnya kinerja
pemerintahan desa
dan pembangunan
perdesaan;
Skala Komunikasi dan
Koordinasi Antar
Instansi
Pemerintah (skala
1-7)
7
6 Meningkatnya
pembangunan dan pembinaan hukum
di daerah;
Cakupan
Penyelesaian Perda (%)
100
7 Meningkatnya
peran pemerintah
dan masyarakat
Cakupan
Penegakan Perda
(%)
100
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 203 -
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR
KINERJA
TARGET
2016
dalam pemeliharaan
ketertiban umum,
ketentraman,
linmas, regulasi,
kesiapsiagaan dan penanggulangan
bencana;
8
9
Meningkatnya
peran pemerintah
dan masyarakat
dalam
pemeliharaan ketertiban umum,
ketentraman,
linmas, regulasi,
kesiapsiagaan dan
penanggulangan bencana;
Angka
Kriminalitas
1.925
Cakupan Mitigasi
Kebencanaan
80
Meningkatnya
perencanaan dan
pengendalian
pembangunan;
Tingkat Capaian
Sasaran RPJMD
(%)
80
10 Meningkatnya
kualitas Demokrasi
di daerah
Tingkat
Partisipasi
Pemilih (%)
-
Indeks Demokrasi
Indonesia
74,98
4.2 PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
Prioritas pembangunan RKPD Tahun 2016 pada dasarnya adalah
gambaran pelaksanaan prioritas pembangunan yang tercantum di dalam
RPJMD pada tahun rencana guna menjawab isu strategis yang ada.
Adapun prioritas pembangunan yang tertuang dalam RPJMD Provinsi
Banten Tahun 2012-2017 adalah sebagai berikut :
1. Ketahanan pangan, penanggulangan kemiskinan, pengangguran dan
peningkatan kesejahteraan;
2. Pemantapan kualitas SDM;
3. Pemantapan kualitas pertumbuhan dan pemerataan perekonomian;
4. Pemantapan kualitas pelayanan prasarana dan sarana wilayah;
5. Pengelolaan dan revitalisasi tata ruang, SDA dan LH;
6. Penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik dan bersih;
7. Pengembangan dan pembangunan pusat pertumbuhan dan kawasan
strategis.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 204 -
Sedangkan isu strategis RKPD Provinsi Banten Tahun 2016 adalah :
1. Pengangguran dan daya saing tenaga kerja
2. Kemiskinan dan kerawanan sosial
3. Keamanan pangan, distribusi pangan, dan produktivitas pangan
4. Daya saing, pemasaran investasi dan komoditas
5. Konektivitas dan pengembangan kawasan pusat pertumbuhan
6. Pendidikan orientasi pasar kerja
7. Akses dan mutu pelayanan kesehatan
8. Tata ruang, kelestarian lingkungan hidup, sumber daya air, dan
kerawanan kebencanaan
9. Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan
10. Pilkada Banten
Dengan memperhatikan tema RKPD Tahun 2016, prioritas
pembangunan RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017 dan isu
strategis tahun 2016 maka selanjutnya ditetapkan 10 (sepuluh) prioritas
pembangunan tahun 2016 sebagai berikut:
1. Peningkatan kapasitas tenaga kerja dan pengurangan tingkat
pengangguran
2. Perlindungan sosial, pemberdayaan ekonomi, dan antisipasi
kerawanan sosial
3. Pemantapan ketahanan pangan, peningkatan keamanan pangan, dan
penguatan logistik pangan
4. Peningkatan daya saing, pemasaran investasi dan komoditas
5. Peningkatan konektivitas dan daya dukung kawasan pusat
pertumbuhan
6. Peningkatan kapasitas pendidikan berbasis kompetensi pasar kerja
7. Optimalisasi infrastruktur pelayanan kesehatan dan integrasi
peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
8. Pengendalian tata ruang, kelestarian lingkungan hidup dan sumber
daya air, mitigasi, serta adaptasi bencana
9. Pemantapan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan daerah.
10. Peningkatan keamanan, ketertiban dan kondusivitas masyarakat.
Ke 10 (sepuluh) prioritas pembangunan tersebut kemudian di
implementasikan secara nyata melalui program prioritas dan target yang
ada di dalam RPJMD. Keterhubungan antara prioritas pembangunan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 205 -
daerah tahun 2016 dengan program prioritas RPJMD Tahun 2012-2017
dijelaskan sebagaimana Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Keterkaitan antara Prioritas Pembangunan Tahun 2016 dengan
Program Prioritas Pembangunan Daerah
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
1 Peningkatan kapasitas tenaga
kerja dan
pengurangan
tingkat
pengangguran
Ketenagakerjaan;
Pengembangan
Kelembagaan, Hubungan
Industrial dan
Perlindungan
Tenaga Kerja
Tingkat Hubungan
Industrial,Kesejaht
eraan Pekerja dan Perlindungan
Tenaga Kerja (%)
4,73% Disnakertrans
Peningkatan
Produktivitas,
Perluasan,
Kesempatan Kerja dan Berusaha
Menurunnya
Tingkat
Pengangguran
Terbuka 0,5%
setiap tahunnnya
(%)
10,56% Disnakertrans
Peningkatan Keterampilan
Tenaga Kerja
Cakupan kegiatan
peningkatan
keterampilan dan
kesempatantenaga kerja (orang)
608 Disnakertrans
2 Perlindungan
sosial,
pemberdayaan
ekonomi, dan
antisipasi
kerawanan sosial
Sosial;
Pemberdayaan Masyarakat
Miskin
Jumlah masyarakat
miskin yang
memperoleh
pemberdayaan
social (kk)
1370 Dinsos
Jumlah komunitas
masyarakat terpencil yang
diberdayakan (kk)
260 Dinsos
Rasio pembinaan
kelembagaan
penanggulangan
kemiskinan melalui TKPKD
(Pengelola PNPM
Perdesaan
Perkotaan dan
jenis PNPM
50% BPPMD
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 206 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
lainnya) (%)
Rehabilitasi Sosial Jumlah Lanjut Usia yang dilayani
dan dilindungi
(orang)
950 Dinsos
Rehabilitasi Sosial
Jumlah Anak yang
dilayani,
dilindungi dan direhabilitasi
(orang)
1.167 Dinsos
Jumlah
Penyandang Cacat
yang direhabilitasi
(orang)
530 Dinsos
Jumlah lembaga sosial anak yang
dibina (lembaga)
20 Dinsos
Jumlah tuna
sosial yang
direhabilitasi
(orang)
680 Dinsos
Jumlah PMKS
yang memperoleh pelayanan,
perlindungan dan
bimbingan lanjut
Balai
Perlindungan Sosial (orang)
307 Dinsos
Jumlah PMKS
yang memperoleh
bimbingan sosial
dan keterampilan
dan bimbingan
lanjut pada Balai Pemulihan dan
Pengembangan
Sosial (BP2S)
(orang)
550 Dinsos
Perlindungan dan
Jaminan Sosial
Jumlah Korban
Tindak Kekerasan/Pekerja
Migran yang
dilindungi (orang)
50 Dinsos
Perlindungan dan
Jaminan Sosial
Jumlah bantuan untuk korban
bencana (orang)
5000 Dinsos
Jumlah Taruna
Siaga Bencana
(TAGANA)yang
dilatih (orang)
1,286 Dinsos
Jumlah Masyarakat yang
mendapat jaminan
Sosial (orang)
366 Dinsos
Pemberdayaan
Kelembagaan
Sosial dan
Keagamaan
Jumlah Tenaga
Kesejahteraan
Sosial yang dibina
(orang)
604 Dinsos
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 207 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Jumlah Kelembagaan
sosial yang dibina
(lembaga)
550 Dinsos
Pelestarian Nilai-
Nilai
Kepahlawanan, Keperintisan dan
Kejuangan (NK3)
(orang)
400 Dinsos
Jumlah
Penyuluhan Sosial
yang
dilaksanakan (orang)
200 Dinsos
Meningkatnya
pemahaman dan
pengamalan nilai-
nilai keagamaan
(kegiatan)
12 Biro Kesra
Meningkatnya
kualitas kelembagaan
kelompok/badan/l
embaga/organisasi
keagamaan yang
terfasilitasi (lembaga)
600 Biro Kesra
3
Pemantapan
ketahanan,
peningkatan
keamanan
pangan dan
penguatan logistik pangan
Ketahanan
pangan;
Ketahanan
Pangan
Masyarakat
Cadangan Pangan
Pemerintah
Provinsi (ton)
200 BKPP
Jumlah Cadangan
Pangan
Masyarakat (ton)
807 BKPP
Jumlah lembaga cadangan pangan
pemerintah
provinsi (lembaga)
1 BKPP
Jumlah lembaga
cadangan pangan
masyarakat (Lembaga)
82 BKPP
Cakupan layanan
fasilitasi program
bantuan Raskin
(%)
100 BKPP
Penganekaragama
n konsumsi pangan
masyarakat (skors
PPH)
96 BKPP
Jumlah daerah
rawan pangan
yang tertangani (kecamatan)
11 BKPP
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 208 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Cakupan layanan penyuluh pada
daerah sentra
produksi
70 BKPP
Pertanian;
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas Peternakan,
Perikanan,
Pertanian dan
Perkebunan
Peningkatan
Produksi Padi
(GKG) (ton)
2,315,651 Distanak
Surplus Beras
(ton)
72,154 Distanak
Penyediaan Benih Sumber Padi (ha)
32,000 Distanak
Penyediaan
Cadangan Benih
Daerah (CBD) Padi (ha)
90,000 Distanak
Produksi
Hortikultura
(Durian, Manggis,
Melon, Cabe
Besar) (ton)
30,809 Distanak
Produksi Daging (sapi dan kerbau)
(ton)
34,792,645
Distanak
Cakupan
peningkatan
upaya-upaya
rehabilitasi,
diversifikasi, intensifikasi dan
peremajaan
tanaman
perkebunan (ha)
500 Hutbun
Cakupan
ketersediaan sumber benih
tanaman
perkebunan (unit)
3 Hutbun
Jumlah unit
usaha perkebunan
terpadu (agrowisata) (unit)
1 Hutbun
cakupan
ketersediaan
sarana dan
prasarana
pendukung
pembangunan perkebunan (unit)
3 Hutbun
Cakupan
ketersediaan benih
tanaman
perkebunan yang
berkualitas (batang)
107,000 Hutbun
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 209 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Jumlah Produksi Perikanan
Tangkap (ton)
69,200 DKP
Nilai Tukar
Nelayan (NTN)
> 100 DKP
Jumlah Produksi
Benih Ikan (milyar
ekor)
1.6 DKP
Jumlah Produksi
Perikanan
Budidaya (ton)
180,000 DKP
Peningkatan Daya
Saing dan Pemasaran
Produk
Peternakan,
Perikanan,
Pertanian dan Perkebunan
Nilai Tukar Petani
(NTP)
105 Distanak
Cakupan
Penerapan Good
Agricultural
Practice (GAP) /
Standar
Operational Procedure (SOP)
Hortikultura (unit)
3 Distanak
Cakupan
kemitraan Kelompok Tani
dan Dunia Usaha
(unit)
10 Distanak
Tingkat
perkembangan
jumlah aneka usaha kehutanan
dan perkebunan
(unit)
6 Hutbun
Cakupan tingkat
kemantapan tata
usaha dan
pembinaan industri
kehutanan dan
perkebunan (unit)
250 Hutbun
Kontribusi Sektor
Perikanan
Terhadap PDRB (%)
0.8 DKP
Jumlah Ekspor
Perikanan (ton)
4000 DKP
Tingkat Kosumsi
Ikan (kg/kapita)
29 DKP
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 210 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Pemberdayaan Kelembagaan dan
Sumberdaya
Peternakan,
Perikanan,
Pertanian dan Perkebunan
Cakupan Penumbuhan dan
Pengembangan
Kelembagaan
Pertanian (unit)
5 Distanak
Cakupan
Peningkatan Akses
Kelompok tani
terhadap
Perbankan (unit)
28 Distanak
Cakupan tingkat
pemanfaatan teknologi terapan
bidang kehutanan
dan perkebunan
(unit)
2 Hutbun
Peningkatan
jumlah kelompok usaha mandiri
(unit)
20 BKPP
Peningkatan Daya Dukung
Sumberdaya
Pertanian
Cakupan ketersediaan
Taktor (unit)
35 Distanak
Cakupan ketersediaan Rice Milling Unit (RMU) (unit)
2 Distanak
Cakupan
Pengembangan
Jaringan Irigasi
(ha)
3,800 Distanak
Kelautan dan
perikanan;
Pengelolaan
sumberdaya laut, pesisir dan pulau-
pulau kecil
Luas Areal
Konservasi Laut (ha)
1 DKP
Jumlah Tindak
Pidana Kelautan
dan Perikanan
yang Diselesaikan (kasus)
12 DKP
Kehutanan;
Peningkatan daya
dukung sumber
daya hutan dan
lahan
Cakupan
pengendalian
penggunaan
kawasan hutan
(unit)
6 Hutbun
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 211 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Penanaman modal;
4 Peningkatan
daya saing,
pemasaran
investasi dan
komoditas
Peningkatan Iklim
Investasi
Cakupan layanan
regulasi perijinan
bidang
Penanaman Modal
(%)
25 BKPMPT
Peningkatan Promosi dan
Kerjasama
Investasi
Nilai Realisasi Investasi PMA (Rp)
9.85 TrilIun
BKPMPT
Nilai Realisasi
Investasi PMDN (Rp)
4.25
TrilIun
BKPMPT
Koperasi dan
usaha kecil dan
menengah;
Pengembangan Usaha dan Akses
Permodalan K-
UMKM
Persentase Koperasi dan
UMKM yang
terakses sumber-
sumber
permodalan (%)
17.28% K-UMKM
Tingkat pertumbuhan
usaha masyarakat
yang dapat
menurunkan
tingkat
kemiskinan (%)
17.28% K-UMKM
Pengembangan Produk dan
Pemasaran K-
UMKM
Tingkat layanan teknologi, inovasi,
daya saing, dan
mutu produk
koperasi dan
UMKM (%)
28.00% K-UMKM
Tingkat layanan akses akses pasar
dan pemasaran
bagi produk
koperasi dan
UMKM (%)
28.00% K-UMKM
Peningkatan Daya Saing, Kapasitas
Kelembagaan dan
SDM K-UMKM
Pesentase peningkatan
kapasitas
kelembagaan dan
produktivitas
Koperasi dan
UMKM (%)
19.66% K-UMKM
Persentase peningkatan
kompetensi pelaku
usaha KUMKM (%)
19.66% K-UMKM
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 212 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Pariwisata;
Pengelolaan dan Pengembangan
Pariwisata
Meningkatnya pengembangan
daya tarik
wisata(%)
20% Disbudpar
Meningkatnya
kualitas
pengelolaan destinasi wisata(%)
15.38% Disbudpar
Meningkatnya
pengembangan
produk dan usaha
pariwisata
20% Disbudpar
Meningkatnya
promosi wisata dan budaya dalam
negeri dan luar
negeri(%)
20.11% Disbudpar
Pengembangan
Kemitraan
Kepariwisataan
Tingkat penguatan
kemitraan
pariwisata, usaha
ekonomi kreatif dan
lembaga/instansi
pemerintah (%)
20% Disbudpar
Rasio peningkatan
kapasitas
kelembagaan kebudayaan dan
pariwisata (%)
19.67% Disbudpar
Rasio peningkatan
kapasitas sumber
sumber daya
manusia
pariwisata dan instansi lainnya
(%)
18.75% Disbudpar
Industri;
Peningkatan Daya
Saing Industri
Cakupan Penataan
Kawasan dan
Penguatan
Struktur industri (%)
20 Disperindag
Cakupan
Penumbuhan dan
Pengembangan
Wirausaha Baru
Bidang Industri
(%)
20 Disperindag
Cakupan
Peningkatan
Mutu/Daya Saing,
Stadarisasi dan
Sertifikasi Produk
(%)
20 Disperindag
Cakupan Kemitraan Usaha
dan
Pengembangan
klaster industri(%)
20 Disperindag
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 213 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Perdagangan;
Peningkatan dan Pengembangan
Perdagangan
Cakupan Peningkatan
Prasarana dan
Sarana
Kelancaran
Distribusi Perdagangan/Pasa
r tradisional (%)
20 Disperindag
Cakupan
Pemberdayaan
dan Perlindungan
Konsumen, dan
Pengawasan Barang
Beredar/Jasa (%)
20 Disperindag
Pekerjaan umum;
5 Peningkatan
konektivitas dan
daya dukung
kawasan pusat pertumbuhan
Pembangunan dan
Pemeliharaan
Jalan dan
Jembatan
Prosentase
jaringan jalan
provinsi dalam
kondisi mantap (%)
93 BMTR/Dishubk
ominfo
Prosentase
panjang jembatan
provinsi dalam
kondisi mantap
(%)
94 BMTR/Dishubk
ominfo
Pengembangan dan Pengelolaan
Sumber Daya Air
Cakupan pelayanan
pencegahan,
penanggulangan
dan pemulihan
banjir dan abrasi
(%)
10.92% SDAP
Luas layanan peningkatan dan
rehabilitas
jaringan irigasi
teknis (ha)
3911.98 SDAP
Pengembangan
dan Revitalisasi Infrastuktur
Permukiman
Tingkat
ketersediaan air bersih dan
sanitasi (m3)
1.830, m3 SDAP
Pembangunan
Infrastruktur
Perumahan dan
Pemukiman desa/kel (lokasi)
112 SDAP
Penyelesaian
Gedung KP3B
1 SDAP
Pembangunan
Gedung Kantor
sebanyak 15
gedung
3 SDAP
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 214 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Perhubungan;
Pengelolaan dan Penyelenggara-an
Transportasi
Darat, Laut,
Udara dan
Perkeretaapian
Rasio Pengembangan
dan Peningkatan
Fasilitas
Perhubungan
melalui penyediaan sarana
dan prasasara lalu
lintas angkutan
menjadi 100%
tahun 2017 (%)
44.3 Dishubkominfo
Tingkat
pembinaan dan pemantauan
angkutan darat
laut dan udara
sebesar 100%
tahun 2017 (%)
54.06 Dishubkominfo
Perumahan;
Pembinaan dan Penataan
Perumahan
Rasio Pembinaan dan Penataan
Perumahan (%)
20 SDAP
Penataan ruang;
Penataan Ruang
Wilayah dan
Kawasan
Cakupan
ketersediaan
regulasi dan
dokumen rencana tata ruang wilayah
(dok)
3 Bappeda
Rasio Rencana
Kawasan Strategis
yang Tersusun (%)
3.17 BMTR
Peningkatan
Kualitas Penataan
Ruang Kota (paket)
1 BMTR
Energi dan Sumber Daya Mineral;
Pengelolaan Listrik dan Pemanfaatan Energi
Tingkat
penambahan
jumlah Instalasi
dan Sambungan
Rumah Terpasang (SS)
25,000 Distamben
Tingkat
penambahan
jumlah Unit
Terpasang
Pembangkit dan Reaktor dari
Energi Terbarukan
(unit)
480 Distamben
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 215 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Persentase tingkat
pemenuhan
Kebutuhan
Jaringan Listrik di
KP3B (%)
100 Distamben
Pengelolaan dan Pemanfaatan
Sumber Daya
Mineral,
Batubara, Panas
Bumi, Geologi dan Mitigasi Bencana
Geologi
Cakupan ketersediaan
Laporan
Pemetaan,
Penelitian,
Pengembangan dan Sumber Data
Sumber Daya
Mineral, Batubara,
Panas Bumi,
Geologi dan
Mitigasi Bencana Geologi (dok)
12 Distamben
Cakupan
ketersediaan
sarana
pengendalian dan
konservasi air tanah (unit)
4 Distamben
Pengembangan,
Pengusahaan
Potensi dan
Produk
Pertambangan
dan Energi
Cakupan layanan
Penerbitan
Dokumen
Perijinan yang
menjadi
Kewenangan Provinsi (ijin)
10 Distamben
Cakupan layanan
Kesepakatan
Kerjasama Bidang
Pertambangan dan
Energi (dok)
1 Distamben
Cakupan layanan informasi data
bidang
pertambangan dan
energi yang siap
dipublikasikan (unit)
4 Distamben
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 216 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Kepemudaan dan olah raga;
6 Peningkatan
kapasitas
pendidikan
berbasis
kompetensi pasar kerja
Kepemudaan dan
Kepramukaan
Jumlah organisasi
pramuka yang
mendapatkan
pelayanan
Kepramukaan (kwartir)
9 Dispora
Jumlah
Kelompok/
Organisasi
Kepemudaan yang
berperan dalam
kewirausahaan (kelompok)
10 Dispora
Pembinaan,
Pembudayaan dan
Pengembangan
Olahraga
Rasio Cabang
Olahraga
Berprestasi
terhadap jumlah
kejuaraan tingkat nasional/regional
(%)
20 cabor/
18 event
Dispora
Tingkat
pemenuhan
prasarana dan
sarana olahraga (unit)
1 Dispora
Pendidikan;
Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD)
Angka Partisipasi
Kasar (APK) PAUD
(%)
52 Dindik
Pendidikan Dasar
Wajib Belajar 9
Tahun
APM Jenjang
SD/SDLB/MI/Pak
et A (%)
99.72 Dindik
Angka Partisipasi
Kasar (APK)
SMP/MTs/SMPLB
/Paket B/Wustho (%)
99.76 Dindik
Pendidikan
Menengah Wajib
Belajar 12 Tahun
Angka Partisipasi
Kasar (APK)
SMA/SMK/SMA-
LB/MA/Paket C
(%)
64.72 Dindik
Peningkatan mutu,
kesejahteraan dan
perlindungan
Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
Rasio jumlah guru yang memenuhi
kualifikasi
minimum S.1 /
D.IV terhadap
jumlah guru keseluruhan
2.383 Dindik
Pendidikan Tinggi Angka Partisipasi
Kasar (APK)
PT/PTA (%)
7.17 Dindik
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 217 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Jumlah Prodi yang terakreditasi
(unit)
5 Dindik
Prosentase
Institusi
Pendidikan
Kesehatan binaan yang terakreditasi
(unit)
100 Dindik/Dinkes
Pendidikan Non
Formal dan
Informal (PNFi)
Angka Buta
Aksara Penduduk
Usia 15 Tahun
Keatas (orang)
15,000 Dindik
Peningkatan Mutu Tata Kelola dan
Pencitraan
Pendidikan
Rata -rata Lama Sekolah (tahun)
9.47 Dindik
Ketersediaan
Sarana Prasarana
SMAN CMBBS (%)
10 Dindik
Perpustakaan.
Pengembangan
Minat dan Budaya
Baca
Tingkat
kunjungan
perpustakaan per
hari (%)
360 (72%) BPAD
Meningkatnya kunjungan ke
website BPAD (%)
90 (72%) BPAD
Pengembangan
dan Pembinaan
Perpustakaan
Peningkatan
Jumlah
Perpustakaan
sesuai standar (%)
34 (81%) BPAD
Kesehatan;
7 Optimalisasi infrastruktur
pelayanan
kesehatan dan
integrasi
peningkatan pelayanan
kesehatan
masyarakat
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
dan Anak
Persentase Balita Ditimbang Berat
Badannya (D/S)
(%)
82 Dinkes
Persentase Ibu
bersalin yg
ditolong oleh
Nakes terlatih (Cakupan PN) (%)
91.5 Dinkes
Cakupan
Kunjungan
Neonatal pertama
(KN1) (%)
92 Dinkes
Pembinaan Upaya
Kesehatan
Persentase Rumah
Tangga Melaksanakan
75 Dinkes
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 218 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS) (%)
Persentase RSUD
dan Swasta yang melayani pasien
penduduk miskin
(%)
95 Dinkes
Persentase RS yg
melaksanakan
PONEK (%)
100 Dinkes
Persentase Peningkatan
Sarana Dan
Prasana RS
Provinsi
danLabkesda
Provinsi Banten (%)
95 Dinkes
Persentase
Puskesmas Rawat
Inap Yang Mampu
PONED (%)
100 Dinkes
Persentase
peningkatan sarana dan
prasarana barang
medis RSUD
Banten (%)
80 RSUD Banten
Persentase
peningkatan sarana dan
prasarana barang
non medis RSUD
Banten (%)
85 RSUD Banten
Pasien yang
dilayani dan
ditangani sesuai dengan indikasi
dan kemampuan
(%)
85 RSUD Banten
RSU
Malingping
Waktu
keberlangsungan
pelayanan terpenuhi disemua
bagian (%)
85 RSUD Banten
RSU
Malingping
Pasien yang
mendapatkan
asuhan keperawatan (%)
100 RSUD Banten
RSU
Malingping
Tenaga perawat
yang mendapat
pembinaan dan
pengembangan (%)
60 RSUD Banten
RSU
Malingping
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 219 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Pengendalian Penyakit Dan
Penyehatan
Lingkungan
Jumlah bayi yang mendapatkan
imunisasi dasar
lengkap / UCI
(Universal Child
Imunization) dibawah 1 tahun
di desa/kelurahan
(%)
100 Dinkes
Prevalensi HIV (%) <0,5 Dinkes
Persentase kasus
baru Tuberkulosis
Paru (BTA positif)
yang disembuhkan (%)
91 Dinkes
Angka penemuan
kasus Malaria per
1.000 penduduk
<1 Dinkes
Presentasi
puskesmas yang
melaksanakan program
pengendalian
Penyakit Tidak
Menular (%)
50 Dinkes
Persentase
cakupan penduduk yang
terakses air
minum berkualitas
(%)
78 Dinkes
Kefarmasian Dan
Perbekalan
Kesehatan
Persentase
ketersediaan obat
buffer di Provinsi Banten (%)
100 Dinkes
Persentase Sarana
Kesehatan,
Produksi dan
Distribusi
Kefarmasian dan Alat Kesehatan
yang berkualitas
(%)
70 Dinkes
Pengembangan
dan
Pemberdayaan
Sumberdaya Manusia
Kesehatan
Terlaksananya
Puskesmas yg
melaksanakan
SIKDA (%)
188 Dinkes
Puskesmas Yang
Melaksanakan Upaya Kesehatan
Kerja (unit)
55 Dinkes
Prosentase Sarana dan prasarana
Balai Kesehatan
Jiwa Masyarakat
Prov. Banten(%)
90 Dinkes
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 220 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Persentase Pembinaan Dinas
Kesehatan dan RS
yang melayani
pasien penduduk
miskin peserta program
Jamkesmas (%)
100 Dinkes
Jumlah Tenaga
Kesehatan RS
Malingping yang
ditingkatkan
kemampuannya (orang)
27 RSU
Malingping
Peningkatan Mutu
Layanan
Kesehatan
Masyarakat
Jumlah industri
formal dan
informal yang
mendapatkan
promosi kesehatan
kerja (%)
200 Dinkes
Prosentase
pelayanan
kesehatan dasar
bagi masyarakat
pekerja (%)
70 Dinkes
Ketersediaan Obat,
Bahan dan Alat Penunjang RSU
Malingping (%)
100 RSU
Malingping
Jumlah Pasien
Mendapat
Layanan
Kesehatan Gratis (orang)
200 RSU
Malingping
Lengkapnya
pengisian rekam
medik 24 jam
setelah selesai pelayanan (%)
85 RSUD Banten
Tersedianya data
dan informasi
sesuai kebutuhan
dan kemampuan
(%)
80 RSUD Banten
Lingkungan hidup;
8 Pengendalian
tata ruang,
kelestarian
lingkungan
hidup dan
sumber daya air, mitigasi, serta
adaptasi
bencana
Pengendalian
Pencemaran
Lingkungan Hidup
Persentase
kualitas air yang
terpantau dan
terinformasikan
menurut SPM (%)
20 BLHD
Rasio tindak lanjut terhadap jumlah
pengaduan
masyarakat akibat
dugaan
pencemaran/keru
sakan lingkungan hidup (%)
20 BLHD
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 221 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Rehabilitasi dan Konservasi
Sumberdaya Alam
dan Lingkungan
Hidup
Luas area rehabilitasi hutan
dan lahan (ha)
8,000 Hutbun
Persentase
peningkatan
fungsi hutan dan
kawasan lindung
(%)
20 BLHD
Otonomi daerah, pemerintahan
umum,
administrasi
keuangan daerah,
perangkat daerah,
kepegawaian, dan
persandian;
Penanggulang-an
Bencana
Rasio Mitigasi dan
Pengurangan
Resiko Bencana
(%)
100 BPBD
Rasio Ketersediaan Peralatan dan
Logistik, Pos
Bencana dan
Tanggap Darurat
Bencana (%)
100 BPBD
Rasio Bantuan dan Rehabilitasi
Pemulihan Kondisi
Pasca Bencana(%)
100 BPBD
Kependudukan
dan catatan sipil;
9 Pemantapan
reformasi birokrasi dan
tata kelola
pemerintahan
daerah
Penataan
Administrasi Kependudukan
Cakupan
Peningkatan Tata Kelola
Administrasi
Kependudukan (%)
100 Biro
Pemerintahan
Kebudayaan;
Pengelolaan dan
Pengembangan Keragaman,
Kekayaan dan
Nilai Budaya
Meningkatnya
pengembangan dan pemanfaatan
kebudayaan (%)
20 Disbudpar
Meningkatnya
pelestarian tradisi
masyarakat adat (%)
20 Disbudpar
Meningkatnya
pelestarian nilai-
nilai tradisi dan
kearifan lokal (%)
14.71 Disbudpar
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 222 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Meningkatnya pelestarian dan
perlindungan
cagar budaya,
museum dan
kesejarahan (%)
20.37 Disbudpar
Pemberdayaan perempuan dan
perlindungan
anak;
Kesetaraan
Gender,
Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan
Anak
Pengembangan
Kota Layak Anak
Kab/Kota (Forum
Kader, POKJANAL) (Kab/Kota)
2 BPPMD
Rasio Pembinaan
dan
Pengembangan
Jaringan kerja lembaga
masyarakat (TP.
PKK Prov,
Kab/Kota, Kec,
HARGANAS) (%)
100 BPPMD
Rasio Peningkatan Kapasitas
Pengelola P2TP2A
dan lembaga
lainnya (%)
20 BPPMD
Rasio Pembinaan
TKP3
BPPMD
Rasio Peningkatan
Kapasitas Kelembagaan PUG
TKP3, PSW
(AP,PPRG) (%)
100 BPPMD
Rasio Pembinaan
Organisasi Wanita
(BKOW dan lainnya)
100 BPPMD
Rasio Peningkatan
Kualitas Hidup
Perempuan(P2WK
SS,GSI,APE) (%)
100 BPPMD
Prosentase
penanganan kasus
kekerasan terhadap
perempuan dan
anak yang
terlaporkan
(Dalam dan Luar Provinsi) (%)
100 BPPMD
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 223 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Keluarga berencana dan
keluarga
sejahtera;
Kependudukan
dan Keluarga
Berencana
Cakupan
Peningkatan
integrasi pengelolaan
layanan KB (orang)
80 BPPMD
Pemberdayaan
masyarakat dan
desa;
Pemberdayaan
Masyarakat dan
Lembaga
Perdesaan
Rasio Desa/Kel
Yang Mengalami
peningkatan
kapasitas
kelembagaan masyarakat
desa/kelurahan
(%)
90 BPPMD
Rasio Peningkatan
Partisipasi
Masyarakat
dalam pembangunan
desa/kel (%)
12,5 BPPMD
Cakupan
Pengembangan
Inovasi dan
Pemasyarakatan Teknologi Tepat
Guna (posyantek)
2 BPPMD
Rasio Penguatan
Kemandirian
Masyarakat Desa
(Lembaga
Keuangan Mikro Desa (BUMDes)
(%)
90 BPPMD
Rasio Jumlah
Kelompok Usaha
Ekonomi Keluarga
Pedesaan setiap desa terhadap
jumlah desa
keseluruhan
(Pasar Desa, UED-
SPP, UPPKS,
Lumbung Desa) (%)
5 BPPMD
Rasio pembinaan
dan engembangan
Ekonomi
masyarakat
(BKM, peralihan pengelolaan PNPM)
(%)
6.38 BPPMD
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 224 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Cakupan Pembinaan
Pemerintah
Desa/Kel
(pemerintah desa
dan BPD)(desa/kelura
han)
6 BPPMD
Cakupan pengembangan
Pemerintahan
Desa (desa)
1261 BPPMD
Perencanaan
pembangunan;
Kerjasama
Pembangunan Daerah
Perencanaan
kerjasama pembangunan
daerah (dokumen)
3 Bappeda
Koordinasi dan
Fasilitasi
Kerjasama Antar
Daerah dan Luar Negeri (%)
100 Biro
Pemerintahan
Perencanaan dan
Penganggaran
Pembangunan
Daerah
Cakupan
ketersediaan
dokumen
perencanaan dan
penganggaran
pembangunan (%)
100 Bappeda
Pengendalian Pembangunan
Daerah
Cakupan hasil pengendalian
evaluasi
pelaksanaan
program
pembangunan (%)
100 Bappeda
Rasio kegiatan pelaporan
pengendalian
pelaksanaan APBD
(%)
100 Biro Ekbang
Komunikasi dan
informatika;
Pengembangan Komunikasi,
Informasi dan
Telematika
Meningkatnya penyelenggaraan
dan pelayanan
aksesbilitas serta
kapasitas
Telekomunikasi,
informasi dan teknologi
informatika
sebesar 100%
tahun 2017 (%)
86.84 Dishubkominfo
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 225 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Cakupan Peningkatan
Kapasitas dan
Pembinaan
Lembaga
Penyiaran (%)
60 Set KPID
Cakupan Pemantauan Isi
Siaran Radio dan
Televisi (%)
60 Set KPID
Cakupan
Penyelenggaraan
Perizinan
Penyiaran (%)
100 Set KPID
Peningkatan
Kapasitas
Lembaga
Perwakilan Rakyat
Daerah
Jumlah Kegiatan
Penyerapan
Aspirasi
Masyarakat yang
Terakomodir
dalam Rencana Pembangunan
Daerah (%)
100 Set DPRD
Jumlah Kegiatan
Pembahasan dan
Penetapan
RAPERDA Serta Keputusan DPRD
(%)
100 Set DPRD
Jumlah Dukungan
Layanan
Komunikasi,
Informasi,
Publikasi Alat Kelengkapan
DPRD dan
Sosialisasi Produk
Hukum DPRD (%)
100 Set DPRD
Jumlah Kegiatan
Pembahasan Rapat-rapat DPRD
100 Set DPRD
Jumlah Kegiatan
Pengawasan Oleh
DPRD Terhadap
Penyelenggaraan
Pemerintahan dan
Pembangunan Daerah (%)
100 Set DPRD
Jumlah Kegiatan
Peningkatan
Kapasitas,
Profesionalisme
dan Ketersediaan Tenaga Ahli
pendukung AKD
(%)
100 Set DPRD
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 226 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Pembinaan, Pemantapan
Otonomi Daerah
dan Pemerintahan
Umum
Rasio Fasilitasi Penyelenggaraan
Otonomi Daerah
dan Pemerintahan
Umum (%)
100 Biro Pemerintahan
Rasio Fasilitasi
Administrasi Pertanahan (%)
100 Biro
Pemerintahan
Jumlah Dokumen
Pedoman
Pelaksanaan
Pembangunan dan
Standarisasi
Harga Satuan Barang dan Jasa
(dokumen)
2 Biro Ekbang
Rasio Kegiatan
Fasilitasi LPSE
Provinsi Banten
(%)
100 Biro Ekbang
Koordinasi Pengendalian
Inflasi daerah (%)
4 Biro Ekbang
Pengembangan
dan Peningkatan
Lembaga
Keuangan daerah (unit)
12 Biro Ekbang
Penyusunan
Bahan Kebijakan
Pengembangan
Perekonomian
Daerah (dokumen)
10 Biro Ekbang
Pengembangan
Pelayanan Publikasi,
Kerjasama
Jaringan Media
dan Informasi (%)
100 Biro Humas
Peningkatan
Pengelolaan Informasi
Komunikasi dan
Dokumentasi
100 Biro Humas
Pengelolaan
Sistem layanan
Informasi Promosi
(%)
100 Kantor
Penghubung
Meningkatnya
kualitas dan kuantitas
kebijakan bidang
kesejahteraan
rakyat (dokumen)
16 Biro Kesra
Pengelolaan
Kekayaan dan
Aset Daerah
Rasio Fasilitasi
Pengelolaan
Perlengkapan dan Aset Daerah (%)
100 Biro Aset dan
Perlengkapan
Jumlah Kekayaan
Daerah (Rp)
6.310 T Biro Aset dan
Perlengkapan
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 227 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Peningkatan Pengelolaan
Keuangan dan
Pendapatan
Daerah
Jumlah Pendapatan Asli
Daerah (Rp)
4.123 T DPPKD
Ketersediaan
jumlah sistem/data/doku
men/informasi
penunjang
peningkatan
pendapatan
daerah (unit)
2 DPPKD
Ketersediaan Sistem/Data/Infor
masi Pengelolaan
Keuangan Daerah
(unit)
3 DPPKD
Persentase
ketepatan waktu pelaksanaan
pembinaan,
fasilitasi dan
evaluasi
pengelolaan
keuangan daerah Pemerintah
Kabupaten/Kota
(%)
100 DPPKD
Cakupan fasilitasi,
monitoring, dan
evaluasi pengelolaan
keuangan daerah
Pemerintah
Provinsi (%)
100 DPPKD
Penataan
Kelembagaan dan Ketatalaksana-an
Perangkat Daerah
Rasio ketersediaan
dokumen penataan
Kelembagaan
Perangkat Daerah,
Lembaga lain
bagian perangkat
daerah, Ketatalaksanaan,
Analisa Jabatan
dan Analisa Beban
Kerja Perangkat
Daerah (%)
100 Biro Organisasi
Pembinaan Karier dan Administasi
Kepegawaian
Aparatur
Rasio Pembinaan dan Kesejahteraan
PNS Provinsi
Banten (%)
100 BKD
Rasio Pelayanan
Administrasi
Kepegawaian (%)
100 BKD
Rasio
Pengembangan Sumber Daya
Aparatur (%)
100 BKD
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 228 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Peningkatan Kapasitas SDM
Aparatur
Rasio Penyelenggaraan
Diklat dan Bimtek
Aparatur (%)
100 Badan Diklat
Rasio Ketersediaan
Bahan Penunjang Kediklatan dan
Bimtek Aparatur
(%)
100 Badan Diklat
Peningkatan
Kualitas Tata
Kelola Pemerintahan
Daerah
Rasio ketersediaan
dokumen
Perencanaan, Evaluasi dan
Pelaporan (%)
100 Seluruh SKPD
Rasio ketersediaan
dokumen
Penatausahaan,
Pengendalian dan Evaluasi Laporan
Keuangan (%)
100 Seluruh SKPD
Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas Aparatur
Rasio Penyediaan
Barang dan Jasa
Adm. Perkantoran
serta Pelayanan Tata Usaha
Kerumahtanggaan
(%)
100 Seluruh SKPD
Rasio
Penyelenggaraan
Rapat Koordinasi
dan Konsultasi di dalam dan ke Luar
Daerah (%)
100 Seluruh SKPD
Rasio
Pembangunan,
Pengadaan,
Pemeliharaan dan Rehabilitasi
Prasarana dan
Sarana Aparatur
(%)
100 Seluruh SKPD
Rasio pembinaan
dan peningkatan
pelayanan, tata
usaha dan
administrasi kepegawaian (%)
100 Seluruh SKPD
Pembinaan,
Pengawasan dan
Akuntabilitas
Aparatur
Rasio Peningkatan
kualitas
pengawasan dan
akuntabilitas
kinerja
aparatur(%)
100 Inspektorat
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 229 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
Peningkatan Kesadaran dan
Pengembangan
Produk Hukum
dan HAM
Rasio ketersediaan Dokumen Produk
Hukum (%)
20 Biro Hukum
Cakupan Kegiatan
Peningkatan Kesadaran Hukum
dan HAM (%)
100 Biro Hukum
Penelitian,
Pengembangan
Kebijakan
Strategis, Inovasi Daerah, dan
IPTEK
Ketersediaan
dokumen
kebijakan hasil
Penelitian dan Pengembangan
Inovasi Daerah
(dokumen)
34 Balitbangda
Statistik;
Penyediaan Data
Pembangunan
Daerah
Ketersediaan Data
dan Informasi
Pembangunan
(paket)
42 Seluruh SKPD
Kearsipan
Pembinaan Kearsipan Daerah
Persentase SKPD Provinsi yang
pengelolaan
arsipnya sesuai
dengan ketentuan
(%)
38 (88%) BPAD
Persentase cakupan koneksi
Jaringan Informasi
Kearsipan Provinsi
(JIKP) dengan
seluruh SKPD, Kab/Kota (%)
38 (88%) BPAD
Ketransmig-
rasian
Penyiapan,
pengerahan dan
Pembinaan
Transmigrasi
Cakupan
Penyiapan,
Pelayananan,
Pembinaan, dan
Kebutuhan Masyarakat
Transmigran Serta
Meningkatnya
Pendapatan
Perkapita Masyarakat (KK)
350 Disnakertrans
Cakupan Fasilitas
Perpindahan dan
Penempatan
Transmigrasi (KK)
190 Disnakertrans
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 230 -
NO PRIORITAS
PEMBANGUNAN
URUSAN/
PROGRAM
INDIKATOR TARGET
2016
SKPD
PENANGGUNG
JAWAB
10 Peningkatan keamanan,
ketertiban dan
kondusivitas
masyarakat
Kesatuan bangsa dan politik dalam
negeri;
Pembinaan
Kerukunan,
Kesatuan Bangsa
dan Politik
Cakupan
pembinaan
lembaga yang
sadar politik (%)
368 Badan
Kesbangpol
Cakupan pembinaan
lembaga yang
sadar kerukunan
(%)
426 Badan Kesbangpol
Cakupan kegiatan
Pemeliharaan Stabilitas Daerah
(%)
100 Badan
Kesbangpol
Otonomi daerah,
pemerintahan
umum,
administrasi keuangan daerah,
perangkat daerah,
kepegawaian, dan
persandian;
Pemeliharaan
Ketentraman,
Ketertiban dan Perlindungan
Masyarakat
Rasio
Pengamanan,
Pengawalan Gubernur, Wakil
Gubernur,
Sekretaris daerah
(%)
100 Pol PP
Rasio
Pemeliharaan Ketenteraman dan
Ketertiban Umum
(%)
100 Pol PP
Rasio Penegakan
Peraturan
Perundang-
undangan (%)
100 Pol PP
Rasio Pendataan
dan Tindaklanjut
Pelanggaran
Peraturan
Perundang-undangan (%)
100 Pol PP
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 231 -
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
Rencana program dan kegiatan prioritas tahun 2016 beserta pagu
indikatifnya disusun dengan berpedoman pada prioritas pembangunan
tahun 2016, tujuan dan sasaran pembangunan serta target capaian
kinerja pembangunan sebagaimana yang direncanakan dalam RPJMD
Provinsi Banten Tahun 2012-2017.
5.1 RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAERAH
Program prioritas Provinsi Banten Tahun 2016 sesuai dengan
RPJMD Provinsi banten tahun 2012-2017 terdiri dari 78 (tujuh puluh
delapan) program prioritas yang melaksanakan 25 (dua puluh lima)
urusan wajib dan 8 (delapan) urusan pilihan, sebagaimana Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Rencana Program Prioritas dan SKPD Penanggung Jawab
Tahun 2016
NO URUSAN PROGRAM PRIORITAS SKPD
1. Urusan Wajib
1 Pendidikan;
1 Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD)
Dindik
2 Pendidikan Dasar Wajib
Belajar 9 Tahun
Dindik
3 Pendidikan Menengah Wajib
Belajar 12 Tahun
Dindik
4 Peningkatan mutu,
kesejahteraan dan
perlindungan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
Dindik
5 Pendidikan Tinggi Dindik
6 Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFi)
Dindik
7 Peningkatan Mutu Tata Kelola dan Pencitraan
Pendidikan
Dindik
2 Kesehatan;
1 Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
dan Anak
Dinkes
2 Pembinaan Upaya Kesehatan Dinkes/RSUD
Banten
3 Pengendalian Penyakit Dan
Penyehatan Lingkungan
Dinkes
4 Kefarmasian Dan Perbekalan
Kesehatan
Dinkes
5 Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Kesehatan
Dinkes/RSU
Malingping
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 232 -
NO URUSAN PROGRAM PRIORITAS SKPD
6 Peningkatan Mutu Layanan
Kesehatan Masyarakat
Dinkes/RSU
Malingping/
RSUD Banten
3 Pekerjaan umum;
1 Pembangunan dan
Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan
Dinas BMTR
2 Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya
Air
Dinas SDAP
3 Pengembangan dan
Revitalisasi Infrastuktur
Permukiman
Dinas SDAP
4 Perumahan;
1 Pembinaan dan Penataan
Perumahan
Dinas SDAP
5 Penataan ruang;
1 Penataan Ruang Wilayah
dan Kawasan
Bappeda/BMTR
6 Perencanaan
pembangunan;
1 Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Daerah
Bappeda
2 Pengendalian Pembangunan
Daerah
Bappeda/Biro
Ekbang
3 Kerjasama Pembangunan
Daerah
Bappeda/Biro
Pemerintahan
7 Perhubungan;
1 Pengelolaan dan
Penyelenggaraan
Transportasi Darat, Laut,
Udara dan Perkeretaapian
Dishubkominfo
8 Lingkungan hidup;
1 Pengendalian Pencemaran
Lingkungan Hidup
BLHD
2 Rehabilitasi dan Konservasi
Sumberdaya Alam dan
Lingkungan Hidup
BLHD/
Dishutbun
9 Kependudukan dan
catatan sipil;
1 Penataan Administrasi
Kependudukan
Biro
Pemerintahan
10 Pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan anak;
1 Kesetaraan Gender,
Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak
BPPMD
11 Keluarga berencana
dan keluarga
sejahtera;
1 Kependudukan dan Keluarga
Berencana
BPPMD
12 Sosial;
1 Pemberdayaan Masyarakat
Miskin
Dinsos/BPPMD
2 Rehabilitasi Sosial Dinsos
3 Perlindungan dan Jaminan
Sosial
Dinsos
4 Pemberdayaan Kelembagaan
Sosial dan Keagamaan
Dinsos/
Biro Kesra
13 Ketenagakerjaan;
1 Pengembangan
Kelembagaan, Hubungan
Industrial dan Perlindungan
Disnakertrans
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 233 -
NO URUSAN PROGRAM PRIORITAS SKPD
Tenaga Kerja
2 Peningkatan Produktivitas,
Perluasan, Kesempatan
Kerja dan Berusaha
Disnakertrans
3 Peningkatan Keterampilan
Tenaga Kerja
Disnakertrans
14 Koperasi dan usaha
kecil dan menengah;
1 Pengembangan Usaha dan
Akses Permodalan K-UMKM
Dinkop dan
UMKM
2 Pengembangan Produk dan
Pemasaran K-UMKM
Dinkop dan
UMKM
3 Peningkatan Daya Saing,
Kapasitas Kelembagaan dan SDM K-UMKM
Dinkop dan
UMKM
15 Penanaman modal;
1 Peningkatan Iklim Investasi BKPMPT
2 Peningkatan Promosi dan
Kerjasama Investasi
BKPMPT
16 Kebudayaan;
1 Pengelolaan dan
Pengembangan Keragaman,
Kekayaan dan Nilai Budaya
Disbudpar
17 Kepemudaan dan
olah raga;
1 Kepemudaan dan
Kepramukaan
Dispora
2 Pembinaan, Pembudayaan
dan Pengembangan
Olahraga
Dispora
18 Kesatuan bangsa
dan politik dalam negeri;
1 Pembinaan Kerukunan,
Kesatuan Bangsa dan Politik
Kesbangpol
19 Otonomi daerah,
pemerintahan
umum, administrasi
keuangan daerah,
perangkat daerah,
kepegawaian, dan
persandian;
1 Pembinaan, Pemantapan
Otonomi Daerah dan
Pemerintahan Umum
Biro
Pemerintahan,
Biro Ekbang, Biro Humas
Protokol, Biro
Kesra, dan
Kantor
Penghubung
2 Pemeliharaan Ketentraman,
Ketertiban dan Perlindungan
Masyarakat
Satpol PP
3 Penanggulangan Bencana BPBD
4 Pengelolaan Kekayaan dan
Aset Daerah
Biro Aset dan
Perlengkapan
5 Peningkatan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan
Daerah
DPPKD
6 Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan Perangkat
Daerah
Biro Organisasi
7 Pembinaan Karier dan
Administasi Kepegawaian
Aparatur
BKD
8 Peningkatan Kapasitas SDM
Aparatur
Badiklat
9 Peningkatan Kualitas Tata
Kelola Pemerintahan Daerah
Seluruh SKPD
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 234 -
NO URUSAN PROGRAM PRIORITAS SKPD
10 Peningkatan Sarana,
Prasarana Perkantoran dan
Kapasitas Aparatur
Seluruh SKPD
11 Pembinaan, Pengawasan dan
Akuntabilitas Aparatur
Inspektorat
12 Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Daerah
Set DPRD
13 Peningkatan Kesadaran dan
Pengembangan Produk
Hukum dan HAM
Biro Hukum
14 Penelitian, Pengembangan
Kebijakan Strategis, Inovasi
Daerah, dan IPTEK
Balitbangda
20 Ketahanan pangan;
1 Ketahanan Pangan
Masyarakat
BKPP
21 Pemberdayaan
masyarakat dan
desa;
1 Pemberdayaan Masyarakat
dan Lembaga Perdesaan
BPPMD
22 Statistik;
1 Penyediaan Data
Pembangunan Daerah
Seluruh SKPD
23 Kearsipan
1 Pembinaan Kearsipan
Daerah
Baperpus-arda
24 Komunikasi dan
informatika;
1 Pengembangan Komunikasi,
Informasi dan Telematika
Dishubkominfo/
Set. KPID
25 Perpustakaan.
1 Pengembangan Minat dan
Budaya Baca
Baperpus-arda
2 Pengembangan dan
Pembinaan Perpustakaan
Baperpus-arda
2. Urusan Pilihan
1 Pertanian;
1 Peningkatan Produksi,
Produktivitas Peternakan,
Perikanan, Pertanian dan Perkebunan
Distanak/DKP/
Dishutbun
2 Peningkatan Daya Saing dan Pemasaran Produk
Peternakan, Perikanan,
Pertanian dan Perkebunan
Distanak/DKP/ Dishutbun
3 Pemberdayaan Kelembagaan
dan Sumberdaya
Peternakan, Perikanan,
Pertanian dan Perkebunan
Distanak/BKP/
Dishutbun
4 Peningkatan Daya Dukung
Sumberdaya Pertanian
Distanak
2 Kehutanan;
1 Peningkatan daya dukung
sumber daya hutan dan
lahan
Dishutbun
3 Energi dan Sumber
Daya Mineral;
2 Pengelolaan Listrik dan
Pemanfaatan Energi
Distamben
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 235 -
NO URUSAN PROGRAM PRIORITAS SKPD
3 Pengelolaan dan
Pemanfaatan Sumber Daya
Mineral, Batubara, Panas Bumi, Geologi dan Mitigasi
Bencana Geologi
Distamben
4 Pengembangan,
Pengusahaan Potensi dan
Produk Pertambangan dan
Energi
Distamben
4 Pariwisata;
1 Pengelolaan dan
Pengembangan Pariwisata
Disbudpar
2 Pengembangan Kemitraan
Kepariwisataan
Disbudpar
5 Kelautan dan
perikanan;
1 Pengelolaan sumberdaya
laut, pesisir dan pulau-
pulau kecil
DKP
6 Perdagangan;
1 Peningkatan dan
Pengembangan Perdagangan
Disperindag
7 Industri;
1 Peningkatan Daya Saing
Industri
Disperindag
8 Ketransmigrasian
1 Penyiapan, pengerahan dan
Pembinaan Transmigrasi
Disnakertrans
JUMLAH 78 Program 42 SKPD
Guna melaksanakan 25 (dua puluh lima) urusan wajib dan
8 (delapan) urusan pilihan di atas dan sesuai dengan Tema RKPD Provinsi
Banten Tahun 2016, yaitu “Peningkatan Ekonomi Kerakyatan dan Daya
Saing SDM untuk Kesejahteraan Rakyat yang Berdaulat, Mandiri,
Berkepribadian dan Berkeadilan” serta memperhatikan prioritas daerah
tahun 2016 maka besaran pagu anggaran Belanja Tidak Langsung dan
Belanja Langsung untuk masing-masing aspek pembangunan terlihat
sebagaimana Tabel 5.2 dan Tabel 5.3 berikut ini.
Tabel 5.2 Pagu Belanja Tidak Langsung Per Aspek Tahun 2016
NO ASPEK PAGU INDIKATIF (Rp)
1 Daya Saing 1,594,354,411,540
2 Kesejahteraan Masyarakat 2,512,496,961,660
3 Pelayanan Umum 921,072,739,100
JUMLAH 5,027,924,112,300
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 236 -
Tabel 5.3 Pagu Belanja Langsung Per Aspek Tahun 2016
NO ASPEK PAGU INDIKATIF (Rp)
1 Daya Saing 2,573,636,045,700
2 Kesejahteraan Masyarakat 831,698,600,000
3 Pelayanan Umum 442,700,000,000
JUMLAH 3,848,034,645,700
Sedangkan pagu anggaran Belanja Langsung untuk masing-masing
bidang urusan terlihat sebagaimana Tabel 5.4 berikut ini.
Tabel 5.4 Pagu Belanja Langsung Per Bidang Urusan Tahun 2016
NO SKPD PAGU INDIKATIF (Rp)
1 Energi Dan Sumber Daya Mineral 50,200,000,000
2 Industri 6,479,269,900
3 Kearsipan 2,565,000,000
4 Kebudayaan 16,819,419,500
5 Kehutanan 19,450,000,000
6 Kelautan Dan Perikanan 37,832,306,000
7 Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera 400,250,000
8 Kepemudaan Dan Olah Raga 33,200,000,000
9 Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri 52,300,000,000
10 Kesehatan 196,193,460,000
11 Ketahanan Pangan 29,350,000,000
12 Ketenagakerjaan 91,052,503,500
13 Ketransmigrasian 4,100,000,000
14 Komunikasi Dan Informatika 13,483,827,050
15 Koperasi Dan Ukm 28,900,000,000
16 Lingkungan Hidup 16,750,000,000
17
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi, Keuangan Daerah, Perangkat
Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
700,756,870,000
18 Pariwisata 18,050,580,500
19 Pekerjaan Umum 1,279,804,720,000
20 Pemberdayaan Masyarakat Desa 20,581,577,500
21 Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
10,983,172,500
22 Penanaman Modal 26,563,115,000
23 Penataan Ruang 3,857,000,000
24 Pendidikan 401,585,600,000
25 Perdagangan 17,436,311,100
26 Perencanaan Pembangunan 34,740,332,500
27 Perhubungan 30,796,172,950
28 Perkebunan 5,950,000,000
29 Perpustakaan 11,235,000,000
30 Pertanian 49,012,000,000
31 Perumahan 549,491,325,700
32 Sosial 65,953,000,000
33 Statistika 22,161,832,000
JUMLAH 3,848,034,645,700
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 237 -
Adapun rencana Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung
untuk masing-masing prioritas terlihat sebagaimana Tabel 5.5 dan Tabel
5.6 berikut ini.
Tabel 5.5 Pagu Belanja Tidak Langsung Per Prioritas Tahun 2016
NO PRIORITAS PAGU INDIKATIF (Rp)
1 Peningkatan Kapasitas Pendidikan Berbasis Kompetensi
Pasar Kerja
1,996,738,860,440
2 Perlindungan Sosial, Pemberdayaan Ekonomi, Dan Antisipasi Kerawanan Sosial
212,395,471,000
3 Pemantapan Ketahanan Pangan, Peningkatan
Keamanan Pangan, Penguatan Logistik Pangan
21,230,000,000
4 Peningkatan Daya Saing, Pemasaran Investasi Dan
Komoditas
47,829,000,000
5 Peningkatan Konektivitas Dan Daya Dukung Kawasan
Pusat Pertumbuhan
834,992,705,770
6 Peningkatan Kapasitas Tenaga Kerja Dan Pengurangan
Tingkat Pengangguran
696,302,705,770
7 Optimalisasi Infrastruktur Pelayanan Kesehatan Dan Integrasi Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
261,812,630,220
8
Pengendalian Tata Ruang, Kelestarian Lingkungan
Hidup Dan Sumber Daya Air, Mitigasi Dan Adaptasi
Bencana
40,000,000,000
9 Pemantapan Reformasi Birokrasi Dan Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
888,572,739,100
10 Peningkatan Keamanan, Ketertiban Dan Kondusivitas
Masyarakat
28,050,000,000
JUMLAH 5,027,924,112,300
Tabel 5.6 Pagu Belanja Langsung Per Prioritas Tahun 2016
NO PRIORITAS PAGU INDIKATIF (Rp)
1 Peningkatan Kapasitas Pendidikan Berbasis Kompetensi
Pasar Kerja
402,895,600,000
2 Perlindungan Sosial, Pemberdayaan Ekonomi, Dan Antisipasi Kerawanan Sosial
123,403,000,000
3 Pemantapan Ketahanan Pangan, Peningkatan
Keamanan Pangan, Penguatan Logistik Pangan
117,742,000,000
4 Peningkatan Daya Saing, Pemasaran Investasi Dan
Komoditas
133,950,000,000
5 Peningkatan Konektivitas Dan Daya Dukung Kawasan
Pusat Pertumbuhan
1,925,798,045,700
6 Peningkatan Kapasitas Tenaga Kerja Dan Pengurangan
Tingkat Pengangguran
149,346,000,000
7 Optimalisasi Infrastruktur Pelayanan Kesehatan Dan Integrasi Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
196,500,000,000
8 Pengendalian Tata Ruang, Kelestarian Lingkungan
Hidup Dan Sumber Daya Air, Mitigasi Dan Adaptasi
Bencana
75,200,000,000
9 Pemantapan Reformasi Birokrasi Dan Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
670,400,000,000
10 Peningkatan Keamanan, Ketertiban Dan Kondusivitas
Masyarakat
52,800,000,000
JUMLAH 3,848,034,645,700
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 238 -
Sedangkan rencana belanja langsung per program untuk masing-
masing SKPD Provinsi Banten pada Tahun 2016 terlihat sebagaimana
Tabel 5.7.
Tabel 5.7 Pagu Belanja Langsung Per Program SKPD Tahun 2016
NO SKPD PROGRAM PAGU INDIKATIF (Rp)
1 Badan Kepegawaian
Daerah
Pembinaan Karier dan Layanan
Administrasi Kepegawaian Daerah
11,125,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
1,525,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
3,300,000,000
Penyediaan Data Pembangunan Daerah
50,000,000
Sub Jumlah 16,000,000,000
2 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Pembinaan Kerukunan, Kesatuan Bangsa dan Politik
18,400,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
1,780,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
5,400,000,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
320,000,000
Sub Jumlah 25,900,000,000
3 Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan
Ketahanan Pangan Masyarakat 13,768,638,000
Pemberdayaan Kelembagaan dan
Sumberdaya Peternakan,
Perikanan, Pertanian dan
Perkebunan
8,278,724,600
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
1,100,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
6,202,637,400
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
350,000,000
Sub Jumlah 29,700,000,000
4 Badan Koordinasi
Penanaman Modal
dan Pelayanan
Terpadu
Peningkatan Iklim Investasi 5,000,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Daerah
2,276,939,000
Peningkatan Promosi dan
Kerjasama Investasi
15,027,708,900
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
4,258,467,100
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
4,436,885,000
Sub Jumlah
31,000,000,000
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 239 -
NO SKPD PROGRAM PAGU INDIKATIF (Rp)
5 Badan Lingkungan Hidup Daerah
Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup
8,030,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
1,150,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
5,570,000,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
250,000,000
Rehabilitasi dan Konservasi
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
2,000,000,000
Sub Jumlah 17,000,000,000
6 Badan Pemberdayaan
Perempuan dan
Kependudukan dan Keluarga
Berencana
400,250,000
Masyarakat Desa Kesetaraan Gender, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
10,983,172,500
Pemberdayaan Masyarakat dan
Lembaga Perdesaan
9,965,069,500
Pemberdayaan Masyarakat Miskin 6,355,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
1,030,108,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
3,231,400,000
Penyediaan Data Pembangunan Daerah
485,000,000
Sub Jumlah 32,450,000,000
7 Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
Penanggulangan Bencana 26,778,500,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
1,230,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
4,091,500,000
Penyediaan Data Pembangunan Daerah
200,000,000
Sub Jumlah 32,300,000,000
8 Badan Pendidikan
dan Pelatihan
Peningkatan Kapasitas SDM
Aparatur
37,475,652,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
913,500,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
21,413,545,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
197,303,000
Sub Jumlah 60,000,000,000
9 Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah
Penelitian, Pengembangan
Kebijakan Strategis, Inovasi Daerah, dan IPTEK
9,800,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
5,250,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
4,050,000,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
700,000,000
Sub Jumlah 19,800,000,000
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 240 -
NO SKPD PROGRAM PAGU INDIKATIF (Rp)
10 Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah
Kerjasama Pembangunan Daerah 1,400,000,000
Penataan Ruang Wilayah dan
Kawasan
2,100,000,000
Pengendalian Pembangunan
Daerah
4,230,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
1,880,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas Aparatur
12,430,332,500
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
1,259,667,500
Perencanaan dan Penganggaran
Pembangunan Daerah
12,700,000,000
Sub Jumlah 36,000,000,000
11 Badan Perpustakaan
dan Arsip Daerah
Pembinaan Kearsipan Daerah 2,565,000,000
Pengembangan dan Pembinaan
Perpustakaan
2,281,000,000
Pengembangan Minat dan Budaya
Baca
1,951,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Daerah
1,198,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
5,805,000,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
200,000,000
Sub Jumlah 14,000,000,000
12 Biro Ekonomi dan
Administrasi
Pembangunan
Pembinaan, Pemantapan Otonomi
Daerah dan Pemerintahan Umum
12,543,000,000
Pengendalian Pembangunan Daerah
4,354,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
2,513,000,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
590,000,000
Sub Jumlah 20,000,000,000
13 Biro Hukum Peningkatan Kesadaran dan
Pengembangan Produk Hukum dan
HAM
6,875,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
575,000,000
Penyediaan Data Pembangunan Daerah
50,000,000
Sub Jumlah 7,500,000,000
14 Biro Humas dan Protokol
Pembinaan, Pemantapan Otonomi Daerah dan Pemerintahan Umum
15,025,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
725,000,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
250,000,000
Sub Jumlah 16,000,000,000
15 Biro Kesra Pemberdayaan Kelembagaan Sosial
dan Keagamaan
24,550,000,000
Pembinaan, Pemantapan Otonomi
Daerah dan Pemerintahan Umum
7,285,000,000
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 241 -
NO SKPD PROGRAM PAGU INDIKATIF (Rp)
Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Daerah
1,215,000,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
1,000,000,000
Sub Jumlah 34,050,000,000
16 Biro Organisasi Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan Perangkat Daerah
5,539,770,500
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
750,427,500
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
1,044,802,000
Penyediaan Data Pembangunan Daerah
165,000,000
Sub Jumlah 7,500,000,000
17 Biro Pemerintahan Kerjasama Pembangunan Daerah 757,856,000
Pembinaan, Pemantapan Otonomi
Daerah dan Pemerintahan Umum
7,092,787,050
Penataan Administrasi Kependudukan
1,549,520,950
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
3,052,531,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
547,305,000
Sub Jumlah 13,000,000,000
18 Biro Perlengkapan
dan Aset
Pengelolaan Kekayaan dan Aset
Daerah
124,050,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
1,050,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas Aparatur
17,500,000,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
400,000,000
Sub Jumlah 143,000,000,000
19 Biro Umum Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
2,624,947,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
62,225,053,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
150,000,000
Sub Jumlah 65,000,000,000
20 Dinas Bina Marga
dan Tata Ruang
Pembangunan dan Pemeliharaan
Jalan dan Jembatan
1,038,251,224,300
Penataan Ruang Wilayah dan Kawasan
3,857,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
1,400,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
25,641,775,700
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
850,000,000
Sub Jumlah
1,070,000,000,000
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 242 -
NO SKPD PROGRAM PAGU INDIKATIF (Rp)
21 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pengelolaan dan Pengembangan Keragaman, Kekayaan dan Nilai
Budaya
10,272,149,500
Pengelolaan dan Pengembangan
Pariwisata
14,897,349,500
Pengembangan Kemitraan
Kepariwisataan
3,153,231,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
795,349,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas Aparatur
5,751,921,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
380,000,000
Sub Jumlah 35,250,000,000
22 Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Pemberdayaan Kelembagaan dan
Sumberdaya Peternakan,
Perikanan, Pertanian dan
Perkebunan
2,550,000,000
Peningkatan Daya Dukung Sumber
Daya Hutan dan Lahan
1,650,000,000
Peningkatan Daya Saing dan Pemasaran Produk Peternakan,
Perikanan, Pertanian dan
Perkebunan
3,400,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
1,300,000,000
Peningkatan Produksi,
Produktivitas Peternakan, Perikanan, Pertanian dan
Perkebunan
5,250,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
9,200,000,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
500,000,000
Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Hidup
2,050,000,000
Sub Jumlah 25,900,000,000
23 Dinas Kelautan dan
Perikanan
Pengelolaan Sumberdaya Laut,
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
6,067,983,000
Peningkatan Daya Saing dan
Pemasaran Produk Peternakan,
Perikanan, Pertanian dan
Perkebunan
7,201,360,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
1,024,108,900
Peningkatan Produksi, Produktivitas Peternakan,
Perikanan, Pertanian dan
Perkebunan
11,053,266,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
12,485,588,100
Penyediaan Data Pembangunan Daerah
767,694,000
Sub Jumlah
38,600,000,000
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 243 -
NO SKPD PROGRAM PAGU INDIKATIF (Rp)
24 Dinas Kesehatan Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
2,380,000,000
Kefarmasian dan Perbekalan
Kesehatan
7,209,000,000
Pembinaan Upaya Kesehatan 6,475,000,000
Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumberdaya Manusia Kesehatan
54,701,000,000
Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan
2,722,418,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
658,000,000
Peningkatan Mutu Layanan
Kesehatan Masyarakat
1,484,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
8,310,582,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
60,000,000
Sub Jumlah 84,000,000,000
25 Dinas Koperasi dan
UMKM
Pengembangan Produk dan
Pemasaran K-UMKM
8,800,000,000
Pengembangan Usaha dan Akses
Permodalan K-UMKM
6,200,000,000
Peningkatan Daya Saing, Kapasitas
Kelembagaan dan SDM K-UMKM
4,800,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Daerah
1,600,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
7,500,000,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
500,000,000
Sub Jumlah 29,400,000,000
26 Dinas Pemuda dan
Olahraga
Kepemudaan dan Kepramukaan 9,412,000,000
Pembinaan, Pembudayaan dan
Pengembangan Olahraga
14,661,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Daerah
1,500,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
7,627,000,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
300,000,000
Sub Jumlah 33,500,000,000
27 Dinas Pendapatan
dan Pengelolaan
Keuangan Daerah
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
1,533,786,655
Peningkatan Pengelolaan Keuangan
dan Pendapatan Daerah
29,701,172,745
Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
76,312,546,600
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
452,494,000
Sub Jumlah 108,000,000,000
28 Dinas Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 4,942,337,000
Pendidikan Dasar Wajib Belajar 9
Tahun
12,281,063,000
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 244 -
NO SKPD PROGRAM PAGU INDIKATIF (Rp)
Pendidikan Menengah Wajib Belajar 12 Tahun
305,485,000,000
Pendidikan Non Formal dan
Informal (PNFi)
13,855,000,000
Pendidikan Tinggi 1,340,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
3,379,200,000
Peningkatan Mutu Tata Kelola dan
Pencitraan Pendidikan
5,375,000,000
Peningkatan Mutu, Kesejahteraan
dan Perlindungan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
14,450,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
40,478,000,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
1,110,000,000
Sub Jumlah 402,695,600,000
29 Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan
Informatika
Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Transportasi Darat, Laut, Udara
dan Perkeretaapian
17,371,400,750
Pengembangan Komunikasi,
Informasi dan Telematika
8,603,827,050
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
1,600,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
11,824,772,200
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
400,000,000
Sub Jumlah 39,800,000,000
30 Dinas Perindustrian
dan Perdagangan
Peningkatan dan Pengembangan
Perdagangan
7,748,583,500
Peningkatan Daya Saing Industri 6,479,269,900
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
1,866,219,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
7,821,508,600
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
584,419,000
Sub Jumlah 24,500,000,000
31 Dinas Pertambangan
dan Energi
Pengelolaan dan Pemanfaatan
Sumber Daya Mineral, Batubara,
Panas Bumi, Geologi dan Mitigasi
Bencana Geologi
7,600,000,000
Pengelolaan Listrik dan
Pemanfaatan Energi
34,676,000,000
Pengembangan, Pengusahaan
Potensi dan Produk Pertambangan dan Energi
2,174,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
1,350,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
4,400,000,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
800,000,000
Sub Jumlah 51,000,000,000
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 245 -
NO SKPD PROGRAM PAGU INDIKATIF (Rp)
32 Dinas Pertanian dan Peternakan
Pemberdayaan Kelembagaan dan Sumberdaya Peternakan,
Perikanan, Pertanian dan
Perkebunan
535,000,000
Peningkatan Daya Dukung
Sumberdaya Pertanian
4,870,320,000
Peningkatan Daya Saing dan
Pemasaran Produk Peternakan,
Perikanan, Pertanian dan Perkebunan
4,303,801,750
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
1,429,899,500
Peningkatan Produksi,
Produktivitas Peternakan,
Perikanan, Pertanian dan
Perkebunan
23,996,117,550
Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
13,876,861,200
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
430,000,000
Sub Jumlah 49,442,000,000
33 Dinas Sosial Pemberdayaan Kelembagaan Sosial
dan Keagamaan
7,433,500,000
Pemberdayaan Masyarakat Miskin 7,013,576,850
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
1,300,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
10,597,115,000
Penyediaan Data Pembangunan Daerah
450,000,000
Perlindungan dan Jaminan Sosial 26,502,025,750
Rehabilitasi Sosial 13,106,782,400
Sub Jumlah 66,403,000,000
34 Dinas Sumber Daya
Air dan Pemukiman
Pembinaan dan Penataan
Perumahan
54,600,000,000
Pengembangan dan Pengelolaan
Sumber Daya Air
214,511,720,000
Pengembangan dan Revitalisasi Infrastuktur Permukiman
481,289,768,700
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
2,225,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
11,376,557,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
995,000,000
Sub Jumlah 764,998,045,700
35 Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi
Pengembangan Kelembagaan,
Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja
12,000,000,000
Peningkatan Produktivitas,
Perluasan, Kesempatan Kerja dan
Berusaha
10,500,000,000
Peningkatan Keterampilan Tenaga
Kerja
7,200,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
1,931,940,000
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 246 -
NO SKPD PROGRAM PAGU INDIKATIF (Rp)
Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
59,420,563,500
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
893,496,500
Penyiapan, Pengerahan dan
Pembinaan Transmigrasi
4,100,000,000
Sub Jumlah 96,046,000,000
36 Inspektorat Provinsi Pembinaan, Pengawasan dan
Akuntabilitas Aparatur
15,250,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
550,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
4,350,000,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
250,000,000
Sub Jumlah 20,400,000,000
37 Kantor Penghubung Pembinaan, Pemantapan Otonomi
Daerah dan Pemerintahan Umum
4,948,004,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
980,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
4,411,996,000
Penyediaan Data Pembangunan Daerah
160,000,000
Sub Jumlah 10,500,000,000
38 RSU Malingping Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumberdaya Manusia Kesehatan
1,132,460,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
253,260,500
Peningkatan Mutu Layanan
Kesehatan Masyarakat
11,424,103,900
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
14,493,635,600
Penyediaan Data Pembangunan Daerah
196,540,000
Sub Jumlah 27,500,000,000
39 RSUD Banten Pembinaan Upaya Kesehatan 22,285,526,662
Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Daerah
468,236,000
Peningkatan Mutu Layanan
Kesehatan Masyarakat
170,274,500
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
62,025,962,838
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
50,000,000
Sub Jumlah 85,000,000,000
40 Satuan Polisi Pamong
Praja
Pemeliharaan Ketentraman,
Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat
17,820,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
550,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
8,350,000,000
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 247 -
NO SKPD PROGRAM PAGU INDIKATIF (Rp)
Penyediaan Data Pembangunan Daerah
180,000,000
Sub Jumlah 26,900,000,000
41 Sekretariat DPRD Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
106,368,972,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
6,000,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
20,500,000,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
131,028,000
Sub Jumlah 133,000,000,000
42 Sekretariat Komisi
Penyiaran Indonesia Daerah
Pengembangan Komunikasi,
Informasi dan Telematika
1,760,000,000
Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah
380,000,000
Peningkatan Sarana, Prasarana
Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur
2,740,000,000
Penyediaan Data Pembangunan
Daerah
120,000,000
Sub Jumlah 5,000,000,000
JUMLAH 3,848,034,645,700
5.2 RENCANA KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
Rencana kegiatan prioritas daerah Provinsi Banten Tahun 2016
terdiri dari rencana program/kegiatan, indikator dan target capaian
kinerja, lokasi, pagu indikatif tahun 2016 dan prakiraan maju tahun
2017. Masing-masing kegiatan prioritas pada setiap SKPD di lingkungan
Pemerintah Provinsi Banten terlihat sebagaimana Tabel 5.8 berikut :
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 605 -
BAB VI
PENUTUP
6.1 KAIDAH PELAKSANAAN
RKPD Provinsi Banten Tahun 2016 merupakan penjabaran dan
pelaksanaan tahun keempat dari RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-
2017. Tingkat keberhasilan dari pelaksanaan RKPD Tahun 2016 ini, akan
menentukan keberhasilan serta kesinambungan pelaksanaan kinerja
penyelenggara pemerintahan daerah pada tahun 2016 mendatang.
SKPD yang meliputi dinas, badan, sekretariat daerah, sekretariat DPRD,
RSUD, dan kantor di Pemerintah Provinsi Banten wajib menerapkan prinsip-prinsip
efektif, efisien, transparan, akuntabel, partisipatif dan koordinatif dalam
melaksanakan program dan kegiatan prioritasnya untuk pencapaian sasaran dan
arah kebijakan pada setiap prioritas pembangunan daerah Provinsi Banten Tahun
2016.
Untuk itu, dalam mengimplementasikan RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
perlu ditetapkan kaidah pelaksanaan sebagai berikut :
1. Bagi seluruh komponen baik pada tingkatan pemerintahan dan dunia usaha
serta masyarakat berkewajiban untuk mengoptimalkan peran guna
melaksanakan program dan kegiatan prioritas RKPD Provinsi Banten Tahun
2016 dengan sebaik-baiknya;
2. Bagi Pemerintah Provinsi Banten, RKPD ini merupakan acuan dan pedoman
dalam menyusun kebijakan publik, baik yang berupa kerangka regulasi
maupun kerangka anggaran dalam penyusunan APBD Provinsi Banten
TA.2016;
3. Bagi pemerintah kabupaten/kota di wilayah Provinsi Banten, RKPD ini
merupakan acuan dan pedoman dalam menyusun kebijakan publik, baik
berupa kerangka regulasi maupun kerangka anggaran dalam APBD
kabupaten/kota TA.2016, dalam rangka mengupayakan keterpaduan,
sinkronisasi, dan harmonisasi pelaksanaan program lintas sektor dan lintas
kewilayahan;
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 606 -
4. Bagi setiap SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten, pada akhir
TA.2016, wajib melakukan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan yang
meliputi evaluasi terhadap pencapaian sasaran kegiatan yang ditetapkan,
maupun kesesuaiannya dengan rencana alokasi anggaran yang ditetapkan
dalam APBD, serta kesesuaiannya dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur pelaksanaan APBD dan peraturan-peraturan
lainnya;
5. Setiap SKPD wajib melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan melalui
tindakan koreksi yang diperlukan dan melaporkan hasil-hasil pemantauan
secara berkala 3 (tiga) bulanan kepada Gubernur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku guna menjaga efektifitas
pelaksanaan program.
6. Terdapat penyesuaian tanggungjawab indikator institusi pendidikan
kesehatan binaan yang terakreditasi (unit) yang semula diampu oleh
Dinas Kesehatan menjadi tugas bersama dengan Dinas Pendidikan sesuai
dengan restrukturisasi kementerian/kelembagaan pusat.
7. Terdapat penyesuaian tanggungjawab indikator jaringan jalan provinsi
dalam kondisi mantap dan prosentase panjang jembatan provinsi
dalam kondisi mantap yang semula diampu oleh Dinas Bina Marga dan Tata
Ruang menjadi tugas bersama dengan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika.
6.2 PENGORGANISASIAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN
PEMBANGUNAN
Pada prinsipnya pelaksanaan pembangunan oleh seluruh SKPD harus
terkoordinasi secara sinergis dengan pengelompokan SKPD sesuai tupoksi dan
perannya dalam pencapaian sasaran pembangunan atau target RPJMD.
Mekanisme pengorganisasian program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah
di Provinsi Banten pada dasarnya dibentuk dalam rangka pelaksanaan
pembangunan dan pencapaian target RPJMD. Pelaksanaan program dan kegiatan
prioritas Tahun 2016 selain menyesuaikan dengan Peraturan Daerah Nomor 4
Tahun 2012 tentang RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017 juga
menyesuaikan dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Perangkat Daerah Provinsi Banten.
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 607 -
Tahap perencanaan dan penganggaran dikoordinasikan oleh Bappeda, tahap
pelaksanaan program dan kegiatan dikoordinasikan oleh para Asisten Daerah dan
pengawasan oleh Inspektorat Provinsi. Pengorganisasian pelaksanaan
pembangunan terlihat pada Gambar 6.1 berikut ini:
Gambar 6.1 Struktur Organisasi Pembidangan Ruang Lingkup Tugas Koordinasi
GUBERNUR
WAKIL GUBERNUR
SEKRETARIS DAERAH
Asisten Daerah
Tata Praja
Asisten Daerah
Pembangunan dan
Kesejahteraan Rakyat
Asisten Daerah
Administrasi Umum
1. Biro Pemerintahan
2. Biro Hukum
3. Biro Organisasi
4. Inspektorat Provinsi
5. Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik
6. Badan Pendidikan dan
Pelatihan
7. Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah
8. Satuan Polisi Pamong
Praja
9. Sekretariat DPRD
10. Kantor Penghubung
11. Sekretariat KPID
1. Biro Ekonomi dan
Administrasi
Pembangunan
2. Biro Kesejahteraan
rakyat
3. Dinas Pertanian dan
Peternakan
4. Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
5. Dinas Kelautan dan
Perikanan
6. Dinas Sumber daya Air
dan Permukiman
7. Dinas Bina Marga dan
Tata Ruang
8. Dinas Pertambangan
dan Energi
9. Dinas Perindustrian
dan Perdagangan
10. Dinas Koperasi dan
UMKM
11. Dinas Pendidikan
12. Dinas Sosial
13. Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan
Informatika
14. Badan Lingkungan
Hidup Daerah
15. Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluh
16. Badan Koordinasi
Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu
17. Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
1. Biro Umum
2. Biro Perlengkapan dan
Aset
3. Biro Humas dan
Protokol
4. Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Keuangan
Daerah
5. Dinas Pemuda dan
Olahraga
6. Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata
7. Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
8. Dinas Kesehatan
9. Badan Kepegawaian
Daerah
10. Badan Perpustakaan
dan Arsip Daerah
11. Badan Penanggulangan
Bencana Daerah
12. Badan Pemberdayaan
Perempuan dan
masyarakat Desa
13. RSUD Malingping
14. RSUD Banten
Rancangan Akhir RKPD Provinsi Banten Tahun 2016
- 608 -
RKPD Provinsi Banten Tahun 2016 berlaku sejak tanggal 1 Januari 2016
sampai dengan tanggal 31 Desember 2016. Keberhasilan pelaksanaan RKPD
Provinsi Banten Tahun 2016 tergantung pada sikap mental, tekad, semangat,
ketaatan, dan disiplin para penyelenggara pemerintahan dan dukungan dari
penyelenggara negara serta masyarakat.
Dalam kaitan dengan hal tersebut di atas, seluruh penyelenggara
pemerintahan, dengan dukungan masyarakat, perlu secara bersungguh-sungguh
melaksanakan program-program pembangunan sebagaimana yang tertuang dalam
RKPD Provinsi Banten Tahun 2016 agar mampu memberikan hasil pembangunan
yang dapat dinikmati secara adil dan merata oleh seluruh masyarakat, menuju
masyarakat Banten sejahtera berlandaskan iman dan taqwa.
Serang, 8 Juni 2015
Plt. GUBERNUR BANTEN,
ttd.
RANO KARNO