Download - PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI PENJADWALAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN
ALGORITMA NAWAZ, ENSCORE AND HAM (NEH) UNTUK PRODUK SHOPPING BAG DI PT. WANGSA JATRA LESTARI
Skripsi
ARY PUTRI SURYANI
I 0304021
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN
ALGORITMA NAWAZ, ENSCORE AND HAM (NEH) UNTUK PRODUK SHOPPING BAG DI PT. WANGSA JATRA LESTARI
Skripsi
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
ARY PUTRI SURYANI
I 0304021
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Ary Putri Suryani, NIM : I 0304021, PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA NAWAZ, ENSCORE AND HAM (NEH) UNTUK PRODUK SHOPPING BAG DI PT. WANGSA JATRA LESTARI. Skripsi, Surakarta : Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, April 2011.
Penjadwalan pengerjaan order di PT. Wangsa Jatra Lestari dianalisa oleh divisi PPIC yaitu berdasarkan metode First Come First Serve (FCFS). Penentuan due date yang dilakukan oleh divisi PPIC dilakukan hanya berdasarkan intuisi dan perkiraan. Hal tersebut menyebabkan due date yang dijanjikan kepada customer tidak sesuai dengan kemampuan produksi perusahaan sehingga mengakibatkan terjadinya keterlambatan. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu adanya perbaikan metode penjadwalan. PT Wangsa Jatra Lestari memiliki karakteristik manufaktur bersifat flowshop, maka penjadwalan dapat dipecahkan menggunakan algoritma Nawaz, Enscore and Ham (NEH). Kriteria yang digunakan adalah minimasi total tardiness. Kriteria ini dipilih untuk membantu perusahaan dalam menyelesaikan masalah keterlambatan waktu penyerahan order. Perumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana merancang program aplikasi penjadwalan produksi dengan menggunakan algoritma NEH dengan kriteria minimasi total tardiness.
Langkah-langkah penjadwalan produksi dengan menggunakan algoritma NEH yaitu menghitung waktu proses, mengurutkan waktu proses (Pi) dari yang besar ke kecil dan dievaluasi berdasarkan total tardiness yang terkecil, ambil tiap-tiap pekerjaan sisa daftar yang disortir temukan jadwal yang terbaik, contoh, jika (j1, j2) adalah urutan arus pekerjaan dan pekerjaan dijadwalkan r adalah pekerjaan yang sisa dengan Pr paling besar didaftar yang disortir, kemudian pekerjaan r bisa ditempatkan pada tiga posisi: ( r, j1, j2), ( j1, r, j2) atau ( j1, j2, r), urutan dengan sasaran terbaik berfungsi nilai di antara yang tiga dipertimbangkan terpilih untuk perluasan lebih lanjut. Hasil yang didapatkan dengan menggunakan algoritma NEH adalah nilai total tardiness di lantai produksi bisa dikurangi hingga mencapai 100%. Selanjutnya dibuat program aplikasi penjadwalan sesuai rancangan penjadwalan produksi dengan menggunakan algoritma NEH. Perancangan program aplikasi ini menggunakan software Borland Delphi 7. Program aplikasi yang dibuat merupakan program aplikasi yang user friendly, sehingga akan mudah dalam penerapan dan penggunaannya. Program aplikasi ini juga memberikan manfaat berupa kemudahan dan kecepatan dalam pembuatan jadwal produksi, kemudahan menyimpan data order, serta aktivitas pengolahan data dapat dilakukan dengan tepat sehingga resiko-resiko human error dapat diminimalkan. Kata kunci : software, total tardiness, algoritma Nawaz, Enscore and Ham xvi + 83 halaman; 38 gambar; 16 tabel; 8 lampiran; Daftar pustaka : 14 (1974-2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Ary Putri Suryani, NIM : I 0304021, DESIGNING A SCHEDULING APPLICATION SOFTWARE USING NAWAZ, ENSCORE AND HAM (NEH) ALGORITHM FOR SHOPPING BAG PRODUCT IN PT. WANGSA JATRA LESTARI. Thesis, Surakarta: Industrial Engineering Department, Engineering Faculty, Sebelas Maret University, April 2011.
Order scheduling in PT. Wangsa Jatra Lestari is analyzed by PPIC division, that is based on the First Come First Serve (FCFS) method. PPIC division determines the due date based on intuition and prediction. It makes the due date promised to the customer are not suitable with the company production capabilities so that causes many order lateness. Considering that problem, it needed to improve the scheduling method. PT. Wangsa Jatra Lestari could apply Nawaz, Enscore and Ham (NEH) algorithm to solve their scheduling problems. The criteria used is to minimize total tardiness. Such criteria is chosen in order that company is able to reduce the order delivery tardiness. The problem statement is how to design the scheduling application software using NEH algorithm with total tardiness criteria.
The production scheduling steps are to calculate the process time, to sequence the processes time (Pi) by decreasing order, to evaluate them considering the smallest total tardiness and to take each last job in the sorted list to find the best schedule. As example, if (jl, j2) is the job sequence and job r is the last job with largest Pr in the sorted list, then the job r can be put in the three alternative position: ( r, j1, j2), ( j1, r, j2) or ( j1, j2, r). The sequence with the best criteria among the three alternative sequence is selected for further extention. The total tardiness can be reduced up to 100% by using NEH algorithm. Furthermore, a scheduling application software is developed by using NEH algorithm. The application software is constructed by using Borland Delphi 7. The application software is designed by considering the user friendly criterias, so that it make easier to operate this software. This application software also gives advantage in easiness and quickness to arrange the production scedule. The easiness are to store the order data, to process the order appropriately so that the human error can be minimized.
Keywords: software, total tardiness, Nawaz, Enscore and Ham algorithm xvi + 83 pages; 38 figures; 16 tables; 8 appendix; References : 14 (1974-2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN VALIDASI iii
SURAT PERNYATAAN iv
KATA PENGANTAR vi
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
BAB I PENDAHULUAN I-1
1.1 Latar Belakang I-1
1.2 Perumusan Masalah I-3
1.3 Tujuan Penelitian I-4
1.4 Manfaat Penelitian I-4
1.5 Batasan Masalah I-4
1.6 Asumsi I-4
1.7 Sistematika Penulisan I-5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-1
2.1 Tinjauan Umum Perusahaan II-1
2.1.1 Sejarah Perusahaan II-1
2.1.2 Susunan dan Struktur Organisasi II-2
2.1.3 Proses Produksi II-6
2.1.4 Sistem Penerimaan dan Penjadwalan Order
Di PT. Wangsa Jatra Lestari II-8
2.2 Penjadwalan Produksi II-9
2.2.1 Pengertian Penjadwalan II-9
2.2.2 Tujuan Penjadwalan II-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
2.2.3 Kriteria dalam Penjadwalan Produksi II-10
2.2.4 Kriteria Pengukuran Kinerja Jadwal II-11
2.2.5 Klasifikasi Penjadwalan II-11
2.2.6 Jenis Persoalan Penjadwalan II-13
2.2.7 Metode Penjadwalan II-14
2.2.8 Istilah-Istilah Dalam Penjadwalan II-16
2.3 Sequencing (Penentuan Urutan) II-17
2.4 Algoritma II-19
2.4.1 Penjelasan Algoritma II-19
2.4.2 Nawaz, Enscore and Ham ( NEH ) II-20
2.5 Software Borland Delphi 7 II-21
2.6 Microsoft Access II-23
2.7 Penelitian Sebelumnya II-24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-1
3.1 Identifikasi Permasalahan III-2
3.1.1 Studi Pustaka III-2
3.1.2 Studi Lapangan III-2
3.1.3 Perumusan Masalah III-3
3.1.4 Penentuan Tujuan III-3
3.2 Karakerisasi Sistem III-3
3.3 Pengumpulan Data III-5
3.3 Perancangan Prosedur Penjadwalan III-4
3.3.1 Identifikasi Job III-4
3.3.2 Penentuan Jumlah Material yang Diproses III-4
3.3.3 Penentuan Kapasitas Mesin Optimal III-5
3.3.4 Penentuan Waktu Proses III-6
3.3.5 Penentuan Buffer time III-6
3.3.6 Penentuan Kapasitas Produktif III-7
3.3.7 Penentuan Estimasi Completion Time III-7
3.3.8 Penerapan Algoritma NEH III-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
3.3.9 Menyusun Jadwal Produksi III-8
3.3.10 Penambahan Kapasitas Produksi III-8
3.5 Perancangan Program Aplikasi Penjadwalan Produksi
Shopping Bag III-8
3.6 Validasi Program Aplikasi Penjadwalan Produksi
Shopping Bag III-9
3.7 Analisis dan Intepretasi Hasil III-9
3.8 Kesimpulan dan Saran III-9
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA IV-1
4.1 Pengumpulan Data IV-1
4.1.1 Data Kapasitas Produksi IV-1
4.1.2 Data Waktu Perpindahan Antar Stasiun Kerja IV-1
4.1.3 Data Inskit IV-2
4.1.4 Data Kerusakan Mesin IV-3
4.1.5 Tanggal Produksi dan Ready Time IV-4
4.1.6 Jam Kerja Normal IV-4
4.1.7 Spesifikasi Order IV-5
4.1.8 Data Hari Libur IV-5
4.2 Prosedur Penjadwalan IV-6
4.3 Perancangan Program Aplikasi Penjadwalan Produksi
Shopping Bag IV-17
4.4 Validasi Program Aplikasi Penjadwalan Produksi
Shopping Bag IV-22
4.4.1 Validasi Kesesuaian Tipe Data Input IV-22
4.4.2 Validasi Hasil Output dari Program Aplikasi IV-25
4.4 Contoh Numerik IV-30
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL V-1
5.1 Analisis Sistem Penjadwalan Produksi Shopping Bag
di Perusahaan V-1
5.2 Analisis Prosedur Penjadwalan V-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
5.3 Analisis Program Aplikasi Penjadwalan Produksi
Shopping Bag V-3
5.4 Analisis Perbandingan Besarnya Waktu Keterlambatan V-5
5.5 Intepretasi Hasil V-6
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI-1
6.1 Kesimpulan VI-1
6.2 Saran VI-1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data mesin dan kapasitas produksi mesin IV-1
Tabel 4.2. Data waktu perpindahan antar stasiun kerja IV-2
Tabel 4.3 Data inskit per kuantitas pesanan IV-2
Tabel 4.4 Data rata-rata downtime kerusakan per mesin IV-4
Tabel 4.5 Data ready date dan ready time tiap mesin IV-4
Tabel 4.6 Data spesifikasi order untuk contoh kasus IV-5
Tabel 4.7 Data spesifikasi kerja untuk contoh kasus IV-5
Tabel 4.8 Data hari libur pada bulan November 2008 IV-5
Tabel 4.9 Data waktu proses produktif tiap job pada tiap mesin (Manual) IV-26
Tabel 4.10 Job Sequencing dengan algoritma NEH (Manual) IV-27
Tabel 4.11 Laporan Penjadwalan (Manual) IV-28
Tabel 4.12 Perhitungan Waktu Lembur (Manual) IV-29
Tabel 5.1 Perbandingan Penjadwalan dengan metode FCFS dengan
penjadwalan menggunakan algoritma NEH
V-1
Tabel 5.2 Perbandingan Media Penjadwalan yang digunakan oleh
perusahaan dengan penjadwalan menggunakan Program
Aplikasi
V-3
Tabel 5.3 Penjadwalan Urutan Job dengan Metode FCFS V-5
Tabel 5.4 Penjadwalan Urutan Job Program Aplikasi dengan Algoritma
Nawaz, Ensore and Ham (NEH)
V-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Wangsa Jatra Lestari II-5
Gambar 2.2 Alur Pembuatan Produk Shopping Bag II-8
Gambar 2.3 Jenis Penjadwalan Flowshop II-14
Gambar 2.4 Jenis Penjadwalan Jobshop II-14
Gambar 3.1 Alur Metodologi Penelitian III-1
Gambar 4.1 Diagram Alir Prosedur Penjadwalan IV-6
Gambar 4.2 Diagram Alir Prosedur Algoritma NEH IV-7
Gambar 4.3 Interface Program Aplikasi Pada Form Input Order IV-17
Gambar 4.4 Interface Program Aplikasi Pada Form Input Kapasitas IV-18
Gambar 4.5 Interface Program Aplikasi Pada Preview Job Order IV-18
Gambar 4.6 Interface Program Aplikasi Pada Print Preview IV-19
Gambar 4.7 Interface Program Aplikasi Pada Preview Job Sheet IV-19
Gambar 4.8 Interface Program Aplikasi Pada Form Proses Data IV-20
Gambar 4.9 Interface Program Aplikasi Pada Form Laporan IV-20
Gambar 4.10 Interface Program Aplikasi Pada Print Preview Laporan
Penjadwalan
IV-21
Gambar 4.11 Interface Program Aplikasi Pada Print Preview Laporan
Lembur
IV-21
Gambar 4.12 Interface Program Aplikasi Pada Form Administrasi IV-22
Gambar 4.13 Input Program Aplikasi Pada Form Input Order IV-23
Gambar 4.14 Interface Program Aplikasi apabila terjadi kesalahan tipe
input pada Form Input Order
IV-23
Gambar 4.15 Input Program Aplikasi Pada Form Input Kapasitas IV-24
Gambar 4.16 Interface Program Aplikasi apabila terjadi kesalahan tipe
input pada Form Input Kapasitas
IV-24
Gambar 4.17 Input Program Aplikasi Pada Form Administrasi IV-25
Gambar 4.18 Interface Program Aplikasi apabila terjadi kesalahan tipe
input pada Form Administrasi
IV-25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Gambar 4.19 Data waktu proses produktif tiap job pada tiap mesin
(Program Aplikasi)
IV-26
Gambar 4.20 Job Sequencing dengan algoritma NEH (Program
Aplikasi)
IV-27
Gambar 4.21 Laporan Penjadwalan (Program Aplikasi) IV-28
Gambar 4.22 Perhitungan Waktu Lembur (Program Aplikasi) IV-29
Gambar 4.23 Interface Program Aplikasi Untuk Contoh Numerik
Pada Form Input Order – Order 1
IV-30
Gambar 4.24 Interface Program Aplikasi Untuk Contoh Numerik
Pada Form Input Order – Order 2
IV-31
Gambar 4.25 Interface Program Aplikasi Untuk Contoh Numerik
Pada Form Input Order – Order 3
IV-31
Gambar 4.26 Interface Program Aplikasi Untuk Contoh Numerik
Pada Form Input Order – Order 4
IV-32
Gambar 4.27 Interface Program Aplikasi Untuk Contoh Numerik
Pada Form Input Kapasitas
IV-32
Gambar 4.28 Interface Program Aplikasi Untuk Contoh Numerik
Pada Form Input Administrasi
IV-33
Gambar 4.29 Interface Program Aplikasi Untuk Contoh Numerik
Pada Form Proses Data
IV-33
Gambar 4.30 Interface Program Aplikasi Untuk Contoh Numerik
Pada Form Laporan
IV-34
Gambar 4.31 Interface Program Aplikasi Untuk Contoh Numerik
Pada Print Preview Laporan Penjadwalan
IV-34
Gambar 4.32 Interface Program Aplikasi Untuk Contoh Numerik
Pada Print Preview Laporan Lembur
IV-35
Gambar 4.33 Gantt Chart Produksi Shopping Bag IV-35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I – 1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan beberapa hal pokok mengenai penelitian, yaitu latar
belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan
masalah, asumsi, serta sistematika pembahasan.
1.1 Latar Belakang
PT. Wangsa Jatra Lestari adalah perusahaan percetakan yang terletak di
Jalan Raya Pajang Kartasura Km 8 Surakarta. Untuk memenuhi permintaan
konsumen, perusahaan menggunakan strategi make to order, sehingga produk
yang diproduksi merupakan pesanan dari pembeli (buyer). Produk yang dihasilkan
antara lain cover (buku, brosur, leaflet), magazine (majalah, buku), packaging
(dos obat, dos makanan, gift box), dan shopping bag. Khusus untuk shopping bag,
permintaannya mayoritas berasal dari luar negeri. Buyer produk shopping bag
terbagi menjadi dua yaitu local customer seperti Metro Department Store Jakarta,
Batik Keris, Danar Hadi, Solo Pos, dan international customer seperti Keenpak
Packaging Duro Bag (USA), Germain Packaging (USA), Fildes Bag (AUS), Best
Buy (USA), Ramco (UEA), Bee Dee Bags (AUS), Shopping Bags Direct (UK),
RTR Packaging (USA), dan UK Bag Elite (UK).
Penerimaan order di PT Wangsa Jatra Lestari dilakukan oleh divisi
marketing. Jika terdapat order yang datang ke perusahaan, divisi marketing
menghitung harga produk, kebutuhan bahan baku dan melakukan konfirmasi due
date ke bagian PPIC dan purchasing. Setelah itu pihak marketing melakukan
konfirmasi kesepakatan harga dan due date dengan pihak customer. Jika dalam
negosiasi terjadi kesepakatan maka order dinyatakan diterima dan jika tidak
terjadi kesepakatan maka order ditolak.
Permintaan yang telah diterima kemudian diolah oleh divisi produksi untuk
menentukan kebutuhan bahan baku. Divisi produksi akan menyusun bill of
material untuk setiap order yang masuk ke perusahaan. Pada tahap ini divisi
produksi sudah dapat melakukan perhitungan untuk menentukan berapa material
yang diperlukan kemudian outputnya digunakan oleh bagian logistik untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I – 2
melakukan pembelian material sesuai kebutuhan. Seluruh spesifikasi produk,
yaitu desain, ukuran dan material yang digunakan telah dibuat dan ditentukan oleh
buyer.
Penjadwalan pengerjaan order di PT. Wangsa Jatra Lestari didasarkan oleh
analisa divisi PPIC yaitu berdasarkan metode First Come First Serve (FCFS).
Pada penjadwalan FCFS, order yang datang lebih dahulu akan dilayani lebih
dahulu. Namun ketika jadwal tersebut sedang dilaksanakan akan tetapi ada order
yang mendesak untuk dikirim, maka order tersebut akan dijadwalkan sebagai
prioritas untuk segera diproduksi.
Metode yang digunakan oleh perusahaan memiliki beberapa kelemahan
antara lain, memiliki waiting time yang tinggi dan order yang memiliki waktu
proses kecil diharuskan menunggu terlalu lama. Selain itu, penentuan due date
yang dilakukan oleh divisi PPIC dilakukan hanya berdasarkan intuisi dan
perkiraan. Perusahaan tidak melakukan estimasi berapa waktu yang dibutuhkan
untuk memproduksi order dan juga tidak mengestimasi kapan order tersebut
selesai diproduksi dan dapat dikirim ke customer berdasarkan keadaan sistem
produksi pada saat kedatangan order. Hal tersebut menyebabkan due date yang
dijanjikan kepada customer tidak sesuai dengan kemampuan produksi perusahaan
sehingga mengakibatkan terjadinya keterlambatan.
Berdasarkan uraian tersebut maka perlu adanya perbaikan metode
penjadwalan. PT Wangsa Jatra Lestari memiliki karakteristik manufaktur yaitu
pengaturan fasilitas bersifat flowshop, maka penjadwalan dapat dipecahkan
menggunakan algoritma Nawaz, Enscore and Ham (NEH). Algoritma NEH
didasarkan pada gagasan dimana suatu pekerjaan yang mempunyai total waktu
proses lebih besar dari job lain dengan total waktu proses yang lebih kecil,
seharusnya diberi bobot yang lebih tinggi.
Pada penelitian yang dilakukan Satriawan, dkk (2010), algoritma Nawaz,
Enscore and Ham digunakan untuk mendapatkan sistem penjadwalan produksi
yang baik dalam hal optimasi jadwal produksi dengan tujuan minimasi
makespan. Dengan kriteria makespan maka dapat memperkecil idle time.
Namun penerapan kriteria makespan dalan penelitian ini dinilai kurang tepat,
karena belum dapat mengurangi kemungkinan keterlambatan penyerahan order
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I – 3
yang masih sering terjadi di perusahaan. Sehingga perlu dilakukan modifikasi
kriteria algoritma NEH. Kriteria yang digunakan adalah minimasi total
tardiness. Menurut Baker (1974), salah satu tujuan umum penjadwalan adalah
mengurangi keterlambatan karena waktu proses suatu pekerjaan telah
melampaui jatuh temponya (due date) dengan cara mengurangi maksimum
keterlambatan maupun dengan mengurangi jumlah pekerjaan yang terlambat.
Kriteria ini dipilih untuk membantu perusahaan dalam menyelesaikan masalah
keterlambatan waktu penyerahan order. Sehingga kriteria yang digunakan dalam
algoritma NEH adalah meminimasi waktu keterlambatan penyerahan order.
Ketepatan waktu penyerahan order dibutuhkan untuk memenuhi due date yang
telah dijanjikan kepada customer.
Untuk menerapkan penjadwalan produksi shopping bag dengan algoritma
NEH pada perusahaan akan mengalami beberapa kendala. Kendala tersebut yaitu
pengimplementasian algoritma NEH kepada pengguna tidak mudah dan
algoritma NEH sulit digunakan dengan cara manual. Apabila diterapkan secara
manual maka akan membutuhkan waktu yang sangat banyak, terlebih lagi
apabila terjadi perubahan order atau ada order sisipan. Untuk mengatasi kendala
tersebut maka dibutuhkan suatu program aplikasi yang dapat mempermudah dan
mempercepat proses penjadwalan produksi sehingga didapatkan hasil
penjadwalan yang optimal dan dapat mengurangi waktu keterlambatan
penyerahan order. Program aplikasi tersebut dibuat menggunakan algoritma
Nawaz, Enscore and Ham (NEH).
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana merancang
program aplikasi penjadwalan produksi dengan menggunakan algoritma Nawaz,
Enscore and Ham (NEH) dengan kriteria minimasi total tardiness untuk
mendukung kinerja divisi PPIC dalam menentukan penjadwalan produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I – 4
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memodifikasi tujuan atau kriteria penjadwalan pada algoritma Nawaz,
Enscore and Ham (1983) yaitu dengan kriteria minimasi total tardiness.
2. Merancang program aplikasi penjadwalan produksi untuk mendukung
kinerja divisi PPIC.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat
bagi perusahaan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Mempermudah divisi PPIC untuk membuat penjadwalan produksi.
2. Mempersingkat waktu penjadwalan ulang dengan dihasilkannya jadwal
produksi yang dapat menampung order sisipan.
1.5 Batasan Masalah
Agar sasaran dalam penelitian ini tercapai, maka diperlukan batasan-batasan
sebagai berikut:
1. Perencanaan penjadwalan dilakukan terhadap order shopping bag.
2. Penelitian dilakukan terhadap perancangan program aplikasi tanpa
memasukkan unsur pembiayaan di dalamnya.
1.6 Asumsi Penelitian
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Bahan baku yang dibutuhkan selalu tersedia.
2. Downtime mesin adalah rata-rata data kerusakan mesin pada bulan
Februari 2008 sampai dengan bulan September 2008.
3. Data mesin, data setup mesin, data laju produksi setiap mesin dan data
waktu perpindahan antar mesin dari tahun 2008 sampai tahun 2010
tidak ada perubahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I – 5
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam membahas permasalahan yang telah dirumuskan di atas, digunakan
sistematika sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masa1ah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, rnanfaat penelitian, batasan masalah, penetapan asumsi
dan sistematika penulisan dari penelitian yang dilakukan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan secara umum tentang PT Wangsa Jatra Lestari
meliputi gambaran umum tentang perusahaan, sistem penjadwalan yang
dilakukan oleh divisi PPIC, serta konsep dan landasan teori untuk
mendukung penelitian dan dasar pemikiran dalam membahas serta
menganalisa permasalahan yang ada.
Bab III Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang tahapan yang dilalui dalam penyelesaian
masalah sesuai dengan permasalahan yang ada mulai dari identifikasi
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah,
pengolahan data, sampai dengan kesimpulan dan pemberian saran
terhadap penelitian.
Bab IV Pengumpulan Dan Pengolahan Data
Bab ini menjelaskan tentang penyajian data yang diperoleh, menganalisa
data tersebut dan digunakan untuk menyelesaikan persoalan.
Bab V Analisis dan Intepretasi Hasil
Bab ini berisi uraian analisis dan interpetasi hasil dari pengolahan data
yang telah dilakukan. Sebagai tahap akhir dari perancangan program
aplikasi adalah pengujian aplikasi yang telah dibuat untuk mengetahui
apakah aplikasi berjalan dengan normal atau tidak.
Bab VI Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan sesuai tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian dan kemudian dapat memberikan saran perbaikan yang
berkaitan dengan penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Perusahaan
2.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. Wangsa Jatra Lestari adalah perusahaan percetakan yang terletak
di Jalan Raya Pajang Kartasura Km 8 Surakarta. Perusahaan ini berdiri pada tahun
1995 sebagai bagian dari PT. Tiga Serangkai Grup (TS). Pada awal berdirinya,
Wangsa Jatra Lestari hanya menerima permintaan berupa pencetakan buku-buku
pelajaran, dan buku-buku pengetahuan umum yang diterbitkan oleh PT. TS Grup.
Peralatan yang digunakan juga masih terbatas. Perusahaan ini menggunakan
sistem make to order dalam menjalankan usahanya.
Setelah lima tahun berdiri, perusahaan sudah banyak berkembang.
Perusahaan mampu menunjukkan dan menjaga kualitas produknya. Dari output
yang baik inilah PT. Wangsa Jatra Lestari mampu bersaing dengan percetakan-
percetakan lain sehingga seiring perjalanan waktu jumlah permintaan di
perusahaan tersebut semakin meningkat. PT. Wangsa Jatra Lestari tidak hanya
menerima permintaan berupa buku-buku pegangan sekolah dari perusahaan
induknya, tetapi mereka juga mencetak brosur, majalah, tempat mainan. Untuk
memenuhi permintaan-permintaan inilah kemudian PT. Wangsa Jatra Lestari
menambah mesin-mesin yang ada.
Kemudian, sejak lima tahun terakhir, sekitar tahun 2000, PT. Wangsa Jatra
Lestari menerima permintaan berupa shopping bag. Permintaan ini mayoritas
berasal dari luar negeri. Biasanya, permintaan ini merupakan permintaan dari
perusahaan luar negeri yang disubkontrakkan kepada PT. Wangsa Jatra Lestari.
Peluang pasar tersebut dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menambah
penerimaan perusahaan. Seiring berjalannya waktu, permintaan shopping bag
semakin meningkat. Dengan kapasitas produksi saat itu, perusahaan tidak mampu
memenuhi permintaan yang ada. Maka, perusahaan membuka departemen baru
yaitu Departemen Handwork yang khusus mengerjakan permintaan berupa
shopping bag. Pada awalnya, perusahaan merekrut sekitar 500 orang. Namun
karena permintaan yang ada sangat fluktuatif dan semakin baiknya sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 2
manajemen di perusahaan, karyawan Departeman Handwork disusutkan menjadi
sekitar 65 orang. Dengan sistem perusahaan make to order dan jumlah karyawan
yang tidak begitu banyak maka untuk mengatasi lonjakan permintaan, perusahaan
menetapkan kebijakan pekerja borongan untuk mengatasi lonjakan permintaan.
Dengan demikian, saat ini PT. Wangsa Jatra Lestari mampu memproduksi
berbagai produk dengan berbagai spesifikasinya, antara lain:
- Cover : buku, brosur, leaflet
- Magazine : majalah, buku
- Packaging : dos obat, dos makanan, gift box
- Shopping bag : shopping bag, consumer good container
2.1.2 Susunan dan Struktur Organisasi
Struktur organisasi berperan penting bagi suatu perusahaan karena tanpa
adanya struktur organisasi maka perusahaan tidak akan mampu menjalankan
fungsi sebagaimana mestinya. Struktur organisasi merupakan hubungan struktural
antara orang-orang yang saling berhubungan satu sama lain dalam melaksanakan
fungsi dan tugas perusahaan. Struktur organisasi di PT. Wangsa Jatra Lestari
dapat dilihat pada gambar 2.1.
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian secara umum
yaitu sebagai berikut :
1. President Director
President Director adalah pimpinan tertinggi dalam menjalankan
perusahaan. Tugas dari President Director adalah menjaga kelangsungan
hidup perusahaan dan mengusahakan keuntungan yang sebesar mungkin
dalam merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan
perusahaan. President Director membawahi Managing Direktur.
2. Managing Director
Managing Director memiliki hubungan langsung dengan President
Director. Tugasnya berhubungan langsung dengan departemen-departemen
yang ada di perusahaan sebelum menuju ke presiden direktur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 3
3. Departemen Human Research and Development dan General Affair
Bagian ini bertugas mengatur tenaga kerja, mengurusi gaji,
kesejahteraan karyawan, keamanan kerja, dan pemeliharaan gudang.
4. Departemen Local Marketing (Pemasaran dalam negeri)
Tugas dari bagian local marketing di perusahaan ini adalah mengurusi
dan mencari customer (order) dari dalam negeri. Permintaan dari dalam negeri
biasanya berupa cover, magazine dan packaging (kemasan). Marketing juga
memberikan perintah (berupa pemberitahuan deadline) terhadap order yang
akan diproduksi pada bagian produksi dan waktu kirim ke bagian ekspedisi.
5. Departemen Export Marketing (Pemasaran luar negeri)
Tugas dari bagian export marketing di perusahaan ini adalah mengurusi
dan mencari customer (order) dari luar negeri. Permintaan yang dominan dari
luar negeri adalah produk shopping bag.
6. Departemen Finance (Keuangan)
Departemen finance atau keuangan bertugas untuk mengendalikan
keuangan antara penerimaan dan pengeluaran perusahaan percetakan.
Departemen ini terdiri dari tiga bagian, yaitu cash bank yang bertugas untuk
mengurusi uang yang keluar masuk dari bank/luar perusahaan, cashier yang
bertugas mengurusi keuangan internal perusahaan, dan collector yang
berhubungan langsung dengan keuangan dari customer.
7. Departemen Accounting (Akuntansi)
Terdapat tiga bagian pada departemen ini, yaitu:
· Taxation : mengurusi kewajiban pembayaran pajak
· Job costing : menghitung harga suatu order yang masuk
· AP/AR
8. Departemen Factory (Pabrik)
Bagian Factory terdiri dari 5 sub bagian yang saling berhubungan.
Struktur organisasi di departemen Factory dapat dilihat pada bagan berikut:
a. Bagian Production
Bagian ini bertanggung jawab terhadap kelancaran proses produksi.
Produksi di sini melewati beberapa tahap, yaitu pra cetak, cetak, sampai
finishing. Bagian ini dikepalai oleh seorang shift manager dan dibantu
oleh supervisor dan juga operator mesin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 4
b. Bagian PPIC (Production Planning and Inventory Control)
Bagian ini berkoordinasi dengan bagian marketing. Bagian
marketing memberikan informasi kepada PPIC ketika ada order yang
masuk. Kemudian PPIC mengkalkulasi dan menghitung kemampuan mesin.
Jika perhitungan menunjukkan bahwa produksi tidak bisa memenuhi
deadline, maka order ditolak. Namun jika sebaliknya, maka order diterima.
c. Bagian Maintenance
Tugasnya mengontrol, meneliti, dan memperbaiki mesin jika
mengalami kerusakan terhadap mesin-mesin yang ada dan tugas ini
dilakukan setiap sesudah atau sebelum kegiatan produksi berlangsung.
d. Bagian Quality Control
Bagian QC bertugas mengecek kesesuaian warna produk dengan
sampel/karakteristik produk yang diinginkan customer. Namun tugas
utamanya adalah melakukan inspeksi 100% setelah proses cetak selesai.
e. Bagian Logistik
Bagian ini memiliki tugas antara lain
· Ekspedisi : mengurusi barang jadi yang selesai diproduksi,
· Finish Good Store : menangani barang yang sudah jadi dan barang
yang akan dikirim,
· Raw Material : mengurusi aliran material dari bahan baku
sampai selesai yaitu mengambil dan mengantar
barang setengah jadi atau barang jadi ke
stasiun (proses) berikutnya,
· Adm. Gudang : mengurusi administrasi keluar masuknya bahan
baku dan semua yang ada di gudang,
· Helper : adalah tenaga pembantu yang menangani
pengepakan (pengemasan) barang siap kirim.
9. Bagian Purchasing (Penjualan)
Bagian ini adalah memiliki tugas terakhir dari aliran barang. Di sini
dilakukan proses administrasi yang berhubungan dengan penjualan. Selain itu,
bagian ini bertugas untuk meningkatkan pelayanan dan menjaga kualitas
barang sampai tiba di tujuan (untuk produk lokal).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 6
2.1.3 Proses Produksi
Untuk menjalankan aktivitas produksi, bagian ini memiliki wewenang
untuk menjalankan proses produksi. Bagian ini memiliki interaksi dengan bagian-
bagian lain untuk pengadaan bahan baku, sampai dengan finishing dan ekspedisi
(pengiriman).
1. Bahan Baku yang Digunakan
Bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dalam proses produksi meliputi
2 jenis, yaitu :
a. Bahan baku utama, terdiri dari :
1) Kertas, sebagai bahan yang dicetak dan merupakan bahan pokok
perusahaan.
2) Tinta, sebagai bahan pewarna atau untuk menimbulkan tulisan atau
gambar cetakan.
b. Bahan baku pembantu, terdiri dari :
1) Plat adalah alat yang dimasukkan ke dalam mesin cetak, yang akan
menimbulkan tulisan atau gambar. Plat ini terbuat dari aluminium.
2) Air berfungsi sebagai pencuci rol atau campuran pada mesin cetak.
3) Bahan-bahan kimia, antara lain :
a) Spon viscovita dan toner abekawa sebagai alat pembersih.
b) Bahan-bahan kimia lainnya seperti : astralon, fountain, smass,
developer delta, excellent plat cleaner, dan lem.
2. Proses Produksi
Proses produksi pada perusahaan percetakan PT. Wangsa Jatra Lestari
adalah sebagai berikut :
a. Bidang Pracetak
Bidang ini dibagi menjadi 3 bagian antara lain :
1) PC / Image Setter
Pada proses ini, dilakukan proses perwajahan yang meliputi setting,
format, film, dan gambar. Setelah proses setting, layout desain perlu
dicek lagi sebelum di-repro. Proses repro adalah proses
pemindahan/pencetakan layout desain ke dalam bentuk film.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 7
2) Montage
Setelah proses perwajahan, proses berikutnya adalah mountage film
yang berarti proses pengaturan tata letak lembaran layout yang terbuat
dari bahan film. Proses ini menggunakan media berupa film maupun
kertas kalkir, semua itu tergantung dari pihak penerbitan dan dalam
penataannya itu bisa dilakukan diluar layar monitor.
3) Plate Make
Bagian ini tugasnya mentransfer film ke plat cetak. Plat tersebut
dipasang pada silinder mesin cetak besar untuk diputar pada kertas rol.
b. Cetak / Printing
Proses printing merupakan proses pencetakan kertas sesuai dengan desain.
c. Finishing 1
Hasil cetak tidak semua melewati fase ini. Fase ini terdiri dari:
¶ Laminating : proses pelapisan cetakan dengan plastik
¶ UV Varnish : proses pelapisan dengan cairan khusus agar
cetakan lebih mengkilat,
¶ Punch : proses pemberian alur tekukan, untuk
memudahkan penekukan oleh bagian finishing.
¶ Folder & Gluer : pemberian lem untuk produk-produk packaging.
d. Finishing 2
Finishing 2 adalah proses khusus untuk buku, majalah, dan sejenisnya.
Karena disini terdapat proses pelipatan dari ukuran plat keukuran majalah
dan pemotongan 3 sisi. Mesin yang digunakan adalah mesin Osako, mesin
Daeho, dan mesin lipat.
e. Finishing 3 (Hand Work = departemen khusus)
Merupakan proses manual yang hanya digunakan untuk proses finishing
shopping bag.
PT Wangsa Jatra Lestari memiliki karakteristik manufaktur yaitu
pengaturan fasilitas bersifat flow shop. Proses produksi produk shopping bag
terdiri dari empat tahapan yaitu proses Printing, proses Punch, proses Laminating
dan proses Handwork.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 8
Gambar 2.2 Alur Pembuatan Produk Shopping Bag
2.1.4 Sistem Penerimaan dan Penjadwalan Order Di PT. Wangsa Jatra
Lestari
Penerimaan order di PT Wangsa Jatra Lestari dilakukan oleh divisi
marketing. Jika terdapat order yang datang ke perusahaan, divisi marketing
menghitung harga produk, kebutuhan bahan baku dan melakukan konfirmasi due
date ke bagian PPIC dan purchasing. Setelah itu pihak marketing melakukan
konfirmasi kesepakatan harga dan due date dengan pihak customer. Jika dalam
negosiasi terjadi kesepakatan maka order dinyatakan diterima dan jika tidak
terjadi kesepakatan maka order ditolak.
Permintaan yang telah diterima kemudian diolah oleh divisi produksi untuk
menentukan kebutuhan bahan baku. Divisi produksi akan menyusun bill of
material untuk setiap order yang masuk ke perusahaan. Pada tahap ini divisi
produksi sudah dapat melakukan perhitungan untuk menentukan berapa material
yang diperlukan kemudian outputnya digunakan oleh bagian logistik untuk
melakukan pembelian material sesuai kebutuhan. Seluruh spesifikasi produk,
yaitu desain, ukuran dan material yang digunakan telah dibuat dan ditentukan oleh
buyer.
Pada penentuan due date, divisi PPIC tidak melakukan perhitungan order
promising atau menghitung kapan perusahaan dapat memenuhi order sesuai
dengan kapasitas produksi yang tersedia di perusahaan. Penentuan due date
dilakukan hanya berdasarkan intuisi dan perkiraan. Perusahaan tidak melakukan
estimasi berapa waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi order dan juga tidak
mengestimasi kapan order tersebut selesai diproduksi dan dapat dikirim ke
customer berdasarkan keadaan sistem produksi pada saat kedatangan order.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 9
Penjadwalan pengerjaan order di PT. Wangsa Jatra Lestari didasarkan oleh
analisa divisi PPIC yaitu berdasarkan metode First Come First Serve (FCFS).
Pada penjadwalan FCFS, order yang datang lebih dahulu akan dilayani lebih
dahulu. Namun ketika jadwal tersebut sedang dilaksanakan akan tetapi ada order
yang mendesak untuk dikirim, maka order tersebut akan dijadwalkan sebagai
prioritas untuk segera diproduksi.
2.2 Penjadwalan Produksi
2.2.1 Pengertian Penjadwalan
Penjadwalan produksi didefinisikan sebagai proses pengalokasian sumber
daya untuk menyelesaikan sekumpulan tugas (Baker, 1974). Penjadwalan
merupakan proses pengorganisasian, pemilihan, penggunaan waktu untuk
menangani aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi produk
tertentu pada waktu tertentu sesuai dengan jumlah waktu yang tersedia dan
keterbatasan antara aktivitas dan sumber daya yang tersedia (Sipper dan Bulfin,
1997).
Menurut Gasperzs (2001), pada perusahaan manufaktur, operasi
manufakturing harus dijadwalkan agar item-item produksi tepat waktu. Kapan
suatu pesanan harus diselesaikan (when it is due)? Pekerjaan apa yang seharusnya
diselesaikan atau dijalankan berikut pada work center tertentu? Itu semua
merupakan pertanyaan inti yang berkaitan dengan pengendalian prioritas (priority
control).
2.2.2 Tujuan Penjadwalan
Tujuan umum dari penjadwalan adalah sebagai berikut (Baker, 1974):
1. Meningkatkan produktifitas mesin dengan jalan meminimasi waktu
menganggur mesin.
2. Mengurangi persediaan barang setengah jadi (work-in-process inventory)
dengan jalan mengurangi rata-rata jumlah pekerjaan yang menunggu dalam
antrian karena mesin sedang sibuk melakukan suatu aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 10
3. Mengurangi keterlambatan karena waktu proses suatu pekerjaan telah
melampaui jatuh temponya (due date) dengan cara mengurangi maksimum
keterlambatan maupun dengan mengurangi jumlah pekerjaan yang terlambat.
4. Meminimasi biaya produksi.
2.2.3 Kriteria dalam Penjadwalan Produksi
Proses penjadwalan produksi memerlukan tiga informasi dasar untuk setiap
order (Baker, 1974), yaitu:
1. Processing time atau waktu proses (tj). Jumlah waktu yang diperlukan oleh
job j.
2. Ready time atau saat siap (rj). Kondisi dimana job j telah tersedia untuk
diproses.
3. Due date atau saat kirim (dj). Kondisi dimana pemrosesan job j harus selesai.
Perangkat dasar yang digunakan untuk mengevaluasi penjadwalan produksi
ada empat (Baker, 1974), yaitu:
1. Completion time (Cj). Waktu dimana pemrosesan job j diselesaikan. Ukuran
kuantitatif untuk mengevaluasi penjadwalan biasanya adalah fungsi
completion time.
2. Flow time (Fj). Jumlah waktu yang dihabiskan job j di dalam sistem.
Fj = Cj – rj. Flow time mengukur respon sistem pada permintaan-permintaan
secara individual untuk pemrosesan dan merepresentasikan interval menunggu
sebuah job antara kedatangan job dan penyelesaian job. Interval ini sering
disebut turnaround time.
3. Lateness (Lj). Selisih waktu antara completion time job j dengan due date
job j. Lj = Cj – dj. Lateness mengukur kesesuaian penjadwalan dengan due
date. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa bisa jadi suatu job
diselesaikan lebih awal dari due date, yang disebut negative lateness. Negative
lateness menunjukkan bahwa pemrosesan lebih baik dari due date yang
diharapkan, sedangkan positive lateness menunjukkan pemrosesan yang lebih
buruk dari due date.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 11
4. Tardiness (Tj) atau positive lateness. Keterlambatan job j jika job j tidak sesuai
dengan due date atau keterlambatan nol. Tj = max {0, Lj}. Tardiness (Tj) atau
positive lateness biasanya digunakan untuk mengukur suatu keterlambatan.
2.2.4 Kriteria Pengukuran Kinerja Jadwal
Penjadwalan umumnya dievaluasi dengan menghitung secara keseluruhan
(agregat) yang mengumpulkan informasi tentang semua job, menghasilkan ukuran
performansi dalam bentuk satu dimensi. Ukuran performansi penjadwalan
biasanya merupakan fungsi dari sejumlah completion time dalam sebuah jadwal
produksi. Ukuran performansi agregat yang bisa digunakan (Baker, 1974) adalah:
1. Mean Flow Time : å=
=n
jjF
nF
1
1 (2.1)
2. Mean Lateness : å=
=n
jjL
nL
1
1 (2.2)
3. Mean Tardiness : å=
=n
jjT
nT
1
1 (2.3)
4. Maximum Flow Time : }{max1
max jnj
FF££
= (2.4)
5. Maximum Tardiness : }{max1
max jnj
TT££
= (2.5)
6. Number of Tardy Job : å=
=n
jjT TN
1
)(d , (2.6)
dimana 1)( =xd , jika x >0
0)( =xd , lainnya
2.2.5 Klasifikasi Penjadwalan
Model penjadwalan diklasifikasikan menurut jenis permasalahan yang
dihadapi pada sistem produksi. Permasalahan penjadwalan berdasarkan
ketersediaan sumber, ada dua kelompok yaitu ( Baker, 1974):
1. Masalah Penjadwalan Mesin Tunggal
Masalah penjadwalan mesin tunggal yang paling sederhana memiliki ciri
karakteristik sebagai berikut:
§ Deskripsi pekerjaan sudah diketahui.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 12
§ Terdapat n pekerjaan operasi mesin tunggal independent yang akan
diproses pada t = 0.
§ Waktu set-up untuk pekerjaan tersebut independent terhadap urutan
pekerjaan dan dapat dimasukkan ke dalam waktu proses.
§ Satu buah mesin tersedia dan tidak dibiarkan menganggur jika ada
pekerjaan yang menunggu.
§ Begitu mulai, pekerjaan akan diproses sampai selesai tanpa dipotong.
2. Masalah Penjadwalan Mesin Jamak
Suatu masalah penjadwalan dikategorikan sebagai permasalahan
penjadwalan mesin jamak apabila paling sedikit terdapat dua mesin yang tersedia
untuk memproses pekerjaan yang ada.
Pada masalah penjadwalan mesin tunggal ditentukan hanya dengan
pengurutan (sequencing) pekerjaan yang akan diproses akan tetapi pada
penjadwalan mesin jamak, masalah yang harus dipecahkan terdiri dari dua bagian
yaitu mesin mana yang akan dialokasikan untuk mengerjakan tiap pekerjaan dan
kapan mulai pengerjaan dari setiap pekerjaannya
3. Pola aliran produksi
Ø Flow shop
Ø Job shop
4. Pola kedatangan pekerjaan
Ø Statis, dimana pekerjaan dianggap telah datang secara bersamaan dan siap
dikerjakan pada mesin.
Ø Dinamis, dimana kedatangan pekerjaan tidak menentu dan dijumpai
adanya variabel waktu sebagai pengaruh.
5. Sifat informasi yang diterima
Ø Deterministik
Memiliki kepastian informasi dari beberapa aspek.
Ø Stokastik
Memiliki ketidak pastian dari beberapa aspek yaitu :
§ Karakteristik pekerjaan dari segi kedatangan, jumlah pekerjaan, batas
saat penyelesaian due date dan perbedaan kepentingan antar pekerjaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 13
§ Karakteristik pekerjaan dari banyaknya segi operasi, susunan mesin,
dan waktu proses.
§ Karakteristik mesin dari segi jumlah dan kepastian mesin, kemampuan
dan kecocokan tiap mesin dengan pekerjaan yang diberikan.
2.2.6 Jenis Persoalan Penjadwalan
Persoalan penjadwalan menurut aliran proses, dapat diterapkan pada
(Baker, 1974):
1. Penjadwalan flowshop
Dalam proses produksi flowshop akan dijumpai pola aliran yang identik
dari satu mesin ke mesin yang lainnya.
Penjadwalan flowshop ada dua macam yaitu pure flowshop dan general
flowshop. Pada pure flowshop semua pekerjaan akan mengalir pada jalur produksi
yang sama, sedangkan pada general flowshop setiap pekerjaan dapat memiliki
pola aliran yang berbeda. Pola aliran yang berbeda disebabkan karena pekerjaan
yang datang dalam proses produksi tidak harus dikerjakan pada semua mesin yang
ada. Perbedaan antara pure flowshop dan general flowshop dapat dilihat pada
Gambar 2.3.
2. Penjadwalan Jobshop
Penjadwalan jobshop adalah proses pengurutan (sequencing) pekerjaan
untuk lintas produk yang tidak beraturan (tata letak berdasarkan proses). Pada
pola ini setiap pekerjaan mempunyai pola aliran proses pada tiap mesin yang
spesifik, dan sangat mungkin berbeda untuk setiap pekerjaan. Akibat aliran yang
tidak searah ini, maka setiap pekerjaan yang akan diproses pada satu mesin dapat
menjadi pekerjaan baru atau pekerjaan dalam proses. Secara umum pekerjaan ini
dikenal dengan penjadwalan n pekerjaan m mesin. Karena pada penjadwalan
jobshop mempunyai urutan proses yang berbeda tiap pekerjaannya sehingga untuk
menggambarkan sebuah operasi akan lebih tepat dengan menggunakan notasi
tripel (i, j, k), notasi ini menjelaskan operasi i dari pekerjaan j pada mesin k. Jenis
penjadwalan seperti ini dapat dilihat pada Gambar 2.4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 14
Gambar 2.3 Jenis Penjadwalan Flowshop
Sumber: Baker, 1974
Gambar 2.4 Jenis Penjadwalan Jobshop
Sumber: Baker, 1974
2.2.7 Metode Penjadwalan
Dalam melakukan kegiatan produksi, terdapat beberapa metode yang
biasanya digunakan untuk melakukan penjadwalan produksi, yaitu
(Fogarty,1991):
1. Metode penjadwalan maju (forward scheduling), yaitu menjadwalkan kegiatan
operasi mulai saat kedatangan pekerjaan atau pada t = 0 hingga seluruh
pekerjaan selesai (completion time).
Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3
Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3
Pure Flowshop
Mesin 1
Mesin 2
Mesin 3
Mesin 4
Jobshop
General Flowshop
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 15
2. Metode penjadwalan mundur (backward scheduling), yaitu menjadwalkan
kegiatan operasi secara mundur yang dimulai dari saat jatuh tempo (due date)
pekerjaan hingga seluruh pekerjaan terjadwalkan.
3. Metode penjadwalan kompromi (compromised scheduling), yaitu penjadwalan
yang menggabungkan metode penjadwalan maju dan mundur. Tahap pertama,
dilakukan penjadwalan secara maju sehingga diperoleh saat selesai pekerjaan,
kemudian pekerjaan dijadwalkan kembali secara mundur yang dimulai saat
selesai pekerjaan hingga seluruh pekerjaan terjadwalkan dan diperoleh saat
mulai pekerjaan.
4. Metode penjadwalan dipaksakan (forced scheduling), yaitu menjadwalkan
kegiatan produksi pada kapasitas yang mempunyai jeda kapasitas atau
penggunaan kapasitas untuk pekerjaan tertentu pada range waktu tertentu.
Penyelesaian penjadwalan dengan kondisi ini adalah dengan menjadwalkan
secara mundur pekerjaan sebelum jeda kapasitas dan menjadwalkan secara
maju pekerjaan setelah jeda pekerjaan.
Selain itu, ada beberapa aturan dasar yang sering dipakai dalam menentukan
urutan pengerjaan, yaitu (Bedworth, 1987):
1. First Come First Served (FCFS), dimana pekerjaan pertama yang datang ke
stasiun kerja, akan diproses terlebih dahulu.
2. Last Come First Served (LCFS), dimana pekerjaan terakhir yang datang ke
stasiun kerja, akan diproses terlebih dahulu.
3. Shortest Processing Time (SPT), dimana pekerjaan dengan waktu proses yang
dibutuhkan pada stasiun kerja yang terkecil adalah yang diprioritaskan untuk
dikerjakan terlebih dahulu.
4. Shortest Total Processing Time (STPT), dimana pekerjaan dengan total waktu
proses yang dibutuhkan pada stasiun kerja terkecil adalah yang diprioritaskan
untuk dikerjakan terlebih dahulu.
5. Longest Processing Time (LPT), dimana pekerjaan dengan waktu proses yang
dibutuhkan pada stasiun kerja terlama adalah yang diprioritaskan untuk
dikerjakan terlebih dahulu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 16
6. Earliest Due Date (EDD), dimana pekerjaan yang mempunyai jatuh tempo
paling awal akan dikerjakan terlebih dahulu.
7. Fewest Operation (FO), dimana pekerjaan dengan jumlah operasi paling
sedikit akan dikerjakan terlebih dahulu.
8. Critical Ratio (CR), dimana pekerjaan yang memiliki critical ratio paling
rendah (<1,0) dikerjakan dibelakang jadwal, sedang pekerjaan dengan critical
ratio =0 maka itu tepat dengan jadwal. Jika critical ratio tinggi (>1,0), maka
job tersebut berada didepan jadwal.
9. Slack Time (ST), dimana pekerjaan yang dikerjakan lebih awal dari jadwal
yang telah ditetapkan.
2.2.8 Istilah-Istilah Dalam Penjadwalan
Terdapat beberapa istilah umum yang akan digunakan dalam penjadwalan
produksi antara lain sebagai berikut :
1. Processing time (waktu proses) adalah lama waktu untuk menyelesaikan suatu
job/pekerjaan. Dinotasikan sebagai it .
2. Completion time (waktu penyelesaian) adalah merupakan rentang waktu antar
saat pekerjaan dimulai (t–0), sampai pekerjaan itu selesai. Disimbolkan
dengan iC .
3. Flow time (waktu alir) adalah waktu span antara point dimana job tersedia
untuk diproses dan point job selesai dikerjakan. Flow time mengukur respon
sistem pada permintaan-permintaan secara individual untuk pemrosesan dan
merepresentasikan interval menunggu sebuah job antara kedatangan job dan
penyelesaian job. Interval ini sering disebut turnaround time.
4. Lateness adalah nilai perbedaan antara waktu penyelesaian dengan due date.
Dinotasikan dengan iL . Lateness mengukur kesesuaian penjadwalan dengan
due date. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa bisa jadi suatu job
diselesaikan lebih awal dari due date, yang disebut negative lateness. Negative
lateness menunjukkan bahwa pemrosesan lebih baik dari due date yang
diharapkan, sedangkan positive lateness menunjukkan pemrosesan yang lebih
buruk dari due date.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 17
5. Tardiness ( iT ) adalah nilai positif dari lateness. iT = max {0, iL }. Tardiness
( iT ) atau positive lateness biasanya digunakan untuk mengukur suatu
keterlambatan.
6. Due date (batas waktu) ( id ) merupakan waktu maksimal yang dapat diterima
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Kelebihan dari waktu yang
ditetapkan, merupakan suatu kelambatan
7. Slack (kelonggaran) adalah nilai perbedaan antara due date dengan waktu
proses. Dinotasikan sebagai iiii tdSLSL -=,
8. Makespan adalah total waktu proses yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
suatu kumpulan job.
Kriteria untuk mengevaluasi sistem kontrol prioritas dapat dikategorikan
sebagai berikut (Fogarty et. al., 1991):
1. Persentase ketepatan pengiriman order.
a. Pelanggan.
b. Lini perakitan.
2. Rata-rata keterlambatan (mean tardiness).
3. Work-in-process (WIP).
4. Idle time.
5. Meminimasi setup time.
6. Penghematan energi.
2.3 Sequencing (Penentuan Urutan)
Penjadwalan memberikan suatu basis untuk penempatan tugas ke pusat-
pusat kerja (work center), sedangkan loading adalah teknik pengendalian kapasitas
yang menginformasikan tentang overloads atau underloads (Gaspersz, 2001).
Apabila telah diketahui bahwa kapasitas cukup tersedia untuk melaksanakan
operasi atau tugas-tugas, langkah selanjutnya adalah melakukan sequencing.
Sequencing menspesifikasikan dalam susunan atau urutan bagaimana tugas-tugas
atau operasi tersebut dikerjakan pada setiap work center. Metode sequencing
memberikan infomasi terperinci tentang aturan-aturan prioritas untuk dispatching
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 18
tugas-tugas ke work center. Dengan demikian metode sequencing mengacu pada
aturan-aturan prioritas untuk penugasan (priority rules for dispatching job).
Sequencing merupakan masalah yang cukup penting dalam analisis
produksi. Masalah yang dihadapi adalah adanya banyak job sedangkan
ketersedian mesin terbatas. Job sequencing bertujuan untuk mencapai kriteria
performance tertentu yang optimal. Menurut Baroto (1999) beberapa kriteria yang
sering dipakai dalam pegurutan job antara lain sebagai berikut:
1. Mean Flow Time (MFT) atau rata-rata waktu job berada di dalam sistem.
2. Idle time atau waktu menganggur dari mesin.
3. Mean lateness atau rata-rata keterlambatan.
4. Mean number job in the sistem (WIP) atau rata-rata jumlah job dalam mesin
5. Make-span atau total waktu penyelesaian seluruh job.
Faktor yang mempengaruhi pelayanan suatu job adalah :
1. Jumlah job yang harus dijadwalkan.
2. Jumlah mesin yang tesedia.
3. Tipe manufaktur (flow shop atau job shop).
4. Pola kedatangan job (statik atau dinamik).
Flow time dalam sistem untuk job sequencing menunjukkan total waktu
suatu pekerjaan berada dalam sistem, waktu selesai ini mencakup lama proses
ditambah dengan waktu menunggu sampai pekerjaan yang bersangkutan
mendapatkan giliran untuk diproses. Perhitungan flow time dirumuskan seperti
dibawah ini :
F ij = F (i-1)j + p ij (2.7)
untuk j = 1
F ij = [max { F i(j-1), F (i-1)j } ] + p ij (2.8)
untuk j = 2, 3 dan 4
Keterangan :
F ij : Flow time pada operasi j untuk job i (jam)
F (i-1)j : Flow time pada operasi j untuk job i-1 (jam)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 19
p ij : waktu proses pada operasi j untuk job i (jam)
p (i-1)j : waktu proses pada operasi j untuk job i-1 (jam)
F i(j-1) : Flow time untuk pada operasi j-1 untuk job i (jam)
i : job ke- (1, 2, 3, ..., n)
j : operasi ke- (1, 2, 3, 4)
Lateness adalah nilai perbedaan antara waktu penyelesaian dengan due
date. Dinotasikan dengan iL . Lateness mengukur kesesuaian penjadwalan dengan
due date. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa bisa jadi suatu job
diselesaikan lebih awal dari due date, yang disebut negative lateness. Negative
lateness menunjukkan bahwa pemrosesan lebih baik dari due date yang
diharapkan, sedangkan positive lateness menunjukkan pemrosesan yang lebih
buruk dari due date.
Tardiness ( iT ) adalah nilai positif dari lateness. iT = max {0, iL }.
Tardiness ( iT ) atau positive lateness digunakan untuk mengukur suatu
keterlambatan.
2.4 Algoritma
2.4.1 Penjelasan Algoritma
Dalam matematika dan komputasi, algoritma atau algoritme merupakan
kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. Perintah-perintah ini
dapat diterjemahkan secara bertahap dari awal hingga akhir. Masalah tersebut
dapat berupa apa saja, dengan catatan untuk setiap masalah, ada kriteria kondisi
awal yang harus dipenuhi sebelum menjalankan algoritma. Algoritma akan dapat
selalu berakhir untuk semua kondisi awal yang memenuhi kriteria, dalam hal ini
berbeda dengan heuristik. Algoritma sering mempunyai langkah pengulangan
(iterasi) atau memerlukan keputusan (logika Boolean dan perbandingan) sampai
tugasnya selesai.
Desain dan analisis algoritma adalah suatu cabang khusus dalam ilmu
komputer yang mempelajari karakteristik dan performa dari suatu algoritma dalam
menyelesaikan masalah, terlepas dari implementasi algoritma tersebut. Dalam
cabang disiplin ini algoritma dipelajari secara abstrak, terlepas dari sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 20
komputer atau bahasa pemrograman yang digunakan. Algoritma yang berbeda
dapat diterapkan pada suatu masalah dengan kriteria yang sama.
Kompleksitas dari suatu algoritma merupakan ukuran seberapa banyak
komputasi yang dibutuhkan algoritma tersebut untuk menyelesaikan masalah.
Secara informal, algoritma yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan dalam
waktu yang singkat memiliki kompleksitas yang rendah, sementara algoritma
yang membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan masalahnya mempunyai
kompleksitas yang tinggi.
Kata algoritma berasal dari latinisasi nama seorang ahli matematika dari
Uzbekistan Al Khawārizmi (hidup sekitar abad ke-9), sebagaimana tercantum
pada terjemahan karyanya dalam bahasa latin dari abad ke-12 "Algorithmi de
numero Indorum". Pada awalnya kata algorisma adalah istilah yang merujuk
kepada aturan-aturan aritmetis untuk menyelesaikan persoalan dengan
menggunakan bilangan numerik arab (sebenarnya dari India, seperti tertulis pada
judul di atas). Pada abad ke-18, istilah ini berkembang menjadi algoritma, yang
mencakup semua prosedur atau urutan langkah yang jelas dan diperlukan untuk
menyelesaikan suatu permasalahan (Wikipedia, 2011).
2.4.2 Nawaz, Enscore and Ham ( NEH )
Dalam menyelesaikan penjadualan pada sistem produksi bersifat flowshop,
Nawaz, Enscore, and Ham (1983) mengusulkan algoritma heuristik yaitu job yang
memiliki total waktu proses lebih besar dari job lain dengan total waktu proses
yang lebih kecil, seharusnya diberi bobot yang lebih tinggi, sehingga dapat
meminimumkan makespan (Wahyudi, 2009).
Adapun langkah-langkah algorirma Nawaz, Enscore, and Ham sebagai
berikut :
1. Total waktu proses untuk pekerjaan j dihitung menggunakan rumusan
å=
=4
1jiji pP (2.9)
2. n pekerjan disortir lalu pilih Pi yang memiliki waktu proses yang besar dan
evaluasi berdasarkan tujuan sasaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 21
3. Ambil tiap-tiap pekerjaan sisa daftar yang disortir temukan jadwal yang
terbaik contoh, jika ( j1, j2, j3) adalah urutan arus pekerjaan dan pekerjaan
dijadwalkan r adalah pekerjaan yang sisa dengan Pr paling besar didaftar yang
disortir, kemudian pekerjaan r bisa ditempatkan pada empat posisi: ( r, j1, j2,
j3), ( j1, r, j2, j3), ( j1, j2, r, j3) atau ( j1, j2, j3, r). Urutan dengan sasaran
terbaik berfungsi nilai di antara yang empat dipertimbangkan terpilih untuk
perluasan lebih lanjut.
2.5 Software Borland Delphi 7
Borland Delphi 7 merupakan bahasa pemrograman berbasis Windows .
Delphi 7 dapat membantu untuk membuat berbagai macam aplikasi yang berjalan
di sistem operasi Windows , mulai dari sebuah program sederhana sampai dengan
program yang berbasiskan client/server atau jaringan. Delphi, termasuk aplikasi
yang dapat digunakan untuk mengolah teks, grafik, angka, database dan aplikasi
web.
Untuk mempermudah pemrogram dalam membuat program aplikasi, Delphi
menyediakan fasilitas pemrograman yang sangat lengkap. Fasilitas pemrograman
tersebut dibagi dalam dua kelompok, yaitu object dan bahasa pemrograman.
Secara ringkas object adalah suatu komponen yang mempunyai bentuk fisik dan
biasanya dapat dilihat ( visual ). Object biasanya dipakai untuk melakukan tugas
tertentu dan mempunyai batasan-batasan tertentu. Sedangkan bahasa
pemrograman secara singkat dapat disebut sebagai sekumpulan teks yang
mempunyai arti tertentu dan disusun dengan aturan tertentu serta untuk
menjalankan tugas tertentu. Gabungan dari object dan bahasa pemrograman ini
sering disebut sebagai bahasa pemrograman berorientasi object atau Object
Oriented Programming (OOP) Bahasa pemrograman Delphi merupakan
pengembangan dari bahasa Pascal . Tetapi bukan berarti untuk mempelajari
bahasa pemrograman Delphi harus mempelajari Pascal terlebih dahulu,
karena Borland Delphi 7 sudah dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan
bagi seorang pemula untuk merancang aplikasi berbasis Windows dengan Borland
Delphi 7 .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 22
Khusus untuk pemrograman database, Delphi menyediakan object yang
sangat kuat, canggih dan lengkap, sehingga memudahkan pemrogram dalam
merancang, membuat dan menyelesaikan aplikasi database yang diinginkan.
Selain itu Delphi juga dapat menangani data dalam berbagai format database,
misalnya format Ms-Access, SyBase, Oracle, Interbase, FoxPro, Informix, DB2
dan lain-lain. Format database yang dianggap asli dari Delphi adalah Paradox dan
dBase.
Borland Delphi 7 merupakan pilihan bagi sebagian kalangan programmer
untuk membuat aplikasi. Hal ini disebabkan kelebihan yang ada pada Borland
Delphi 7 . Berikut ini sebagian kecil dari banyak kelebihan Borland Delphi 7 :
1. Berbasis Object Oriented Programming (OOP). Setiap bagian yang ada
pada program dipandang sebagai suatu object yang mempunyai sifat-sifat
yang dapat diubah dan diatur.
2. Satu file .exe. Setelah program dirancang dalam IDE (Intergrated
Development Environment) Delphi, Delphi akan mengkompilasinya
menjadi sebuah file executable tunggal. Program yang dibuat dapat
langsung didistribusikan dan dijalankan pada komputer lain tanpa perlu
menyertakan file DLL dari luar. Ini merupakan sebuah kelebihan yang
sangat berarti.
3. Borland Delphi 7 hadir bersama Borland Kylix 3 yang berbasiskan Linux ,
sehingga memungkinkan programmer untuk membuat aplikasi multi-
platform.
Untuk dapat melakukan instalasi dan menggunakan Borland Delphi 7
dengan normal, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai
berikut :
· Prosessor Pentium 233 MHZ atau yang lebih tinggi.
· Sistem Operasi Microsoft Windows XP, Windows 2000, atau
Windows 98.
· Memory membutuhkan RAM 64 MB untuk edisi Architect,
Enterprise dan Professional, kecuali untuk edisi Personal 32 MB.
Disarankan 128 MB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 23
· Ruang Hard Disk Untuk edisi Architect membutuhkan 124 MB,
untuk instalasi compact dan 520 MB untuk instalasi penuh. Untuk
edisi Enterprise membutuhkan 124 MB, untuk instalasi compact
dan450 MB untuk instalasi penuh. Untuk edisi Professional
membutuhkan 110 MB, untuk instalasi compact dan 400 MB untuk
instalasi penuh. Untuk edisi Personal membutuhkan 175 MB, untuk
instalasi compact dan 160 MB untuk instalasi penuh.
· CD-ROM drive
· Monitor SVGA
· Mouse
2.6 Microsoft Access
Microsoft Access (atau Microsoft Office Access) adalah sebuah program
aplikasi basis data komputer relasional yang ditujukan untuk kalangan rumahan
dan perusahaan kecil hingga menengah. Aplikasi ini merupakan anggota dari
beberapa aplikasi Microsoft Office, selain tentunya Microsoft Word, Microsoft
Excel, dan Microsoft PowerPoint. Aplikasi ini menggunakan mesin basis data
Microsoft Jet Database Engine, dan juga menggunakan tampilan grafis yang
intuitif sehingga memudahkan pengguna.
Microsoft Access dapat menggunakan data yang disimpan di dalam format
Microsoft Access, Microsoft Jet Database Engine, Microsoft SQL Server, Oracle
Database, atau semua kontainer basis data yang mendukung standar ODBC. Para
pengguna/programmer yang mahir dapat menggunakannya untuk
mengembangkan perangkat lunak aplikasi yang kompleks, sementara para
programmer yang kurang mahir dapat menggunakannya untuk mengembangkan
perangkat lunak aplikasi yang sederhana. Access juga mendukung teknik-teknik
pemrograman berorientasi objek, tetapi tidak dapat digolongkan ke dalam
perangkat bantu pemrograman berorientasi objek
Microsoft merilis Microsoft Access 1.0 pada bulan November 1992 dan
dilanjutkan dengan merilis versi 2.0 pada tahun 1993. Microsoft menentukan
spesifikasi minimum untuk menjalankan Microsoft Access 2.0 adalah sebuah
komputer dengan sistem operasi Microsoft Windows 3.0, RAM berkapasitas 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 24
megabyte (6 megabyte lebih disarankan) dan ruangan kosong hard disk yang
dibutuhkan 8 megabyte (14 megabyte lebih disarankan). Versi 2.0 dari Microsoft
Access ini datang dengan tujuh buah disket floppy 3½ inci berukuran 1.44
megabyte.
Perangkat lunak tersebut bekerja dengan sangat baik pada sebuah basis data
dengan banyak record tapi terdapat beberapa kasus di mana data mengalami
kerusakan. Sebagai contoh, pada ukuran basis data melebihi 700 megabyte sering
mengalami masalah seperti ini (pada saat itu, memang hard disk yang beredar
masih berada di bawah 700 megabyte). Buku manual yang dibawanya
memperingatkan bahwa beberapa kasus tersebut disebabkan oleh driver perangkat
yang kuno atau konfigurasi yang tidak benar.
Nama kode (codename) yang digunakan oleh Access pertama kali adalah
Cirrus yang dikembangkan sebelum Microsoft mengembangkan Microsoft Visual
Basic, sementara mesin pembuat form antarmuka yang digunakannya dinamakan
dengan Ruby. Bill Gates melihat purwarupa (prototype) tersebut dan memutuskan
bahwa komponen bahasa pemrograman BASIC harus dikembangkan secara
bersama-sama sebagai sebuah aplikasi terpisah tapi dapat diperluas. Proyek ini
dinamakan dengan Thunder. Kedua proyek tersebut dikembangkan secara
terpisah, dan mesin pembuat form yang digunakan oleh keduanya tidak saling
cocok satu sama lainnya. Hal tersebut berakhir saat Microsoft merilis Visual Basic
for Applications (VBA).
2.7 Penelitian Sebelumnya
1. Penjadwalan Produksi Flowshop Menggunakan Algoritma Genetika
dan NEH
Penelitian ini dilakukan oleh Satriawan, dkk (2010). Metode
penjadwalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah algoritma genetika
dan algoritma Nawaz, Enscore, Ham (NEH). Algoritma genetika berpeluang
untuk menemukan daerah solusi yang merupakan solusi global optimum.
NEH merupakan salah satu algoritma yang bersifat constructive
heuristik. Algoritma NEH mengasumsikan bahwa job yang memiliki total
waktu proses untuk semua mesin yang lebih besar harus didahulukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 25
dibandingkan job dengan total waktu proses yang lebih kecil. Sehingga
NEH menginisialisasikan urutan job secara descending berdasarkan total
waktu proses tiap jobnya. Setelah itu akan dilakukan proses partial
sequence, yaitu menentukan urutan terbaik dari setiap posisi job yang
mungkin. Algoritma genetika & NEH telah berhasil diterapkan pada kasus
penjadwalan produksi flowshop dengan tujuan minimasi makespan.
2. Penjadwalan Pekerjaan Pada Flexible Flowshop Dengan Kriteria
Minimasi Mean Tardiness Di CV. Dimas Rotan Sukoharjo
Penelitian ini dilakukan oleh Supriyanto (2008). Tujuan dari
penelitian ini adalah mengembangkan algoritma penjadwalan Nawas,
Enscore and Ham (1983) pada flexible flow shop dengan kriteria minimasi
mean tardiness dan menyusun jadwal produksi pada flexible flow shop
dengan kriteria minimasi mean tardiness.
CV. Dimas Rotan merupakan perusahan meubel berorentasi ekspor
yang berlokasi di Trangsan, Gatak, Sukoharjo. Dalam memenuhi
permintaan konsumen, perusahaan menggunakan strategi make to order,
sehingga produk yang diproduksi merupakan pesanan dari pembeli (buyer).
Dalam penelitian ini prioritas yang dikembangkan menggunakan
dispantching rules yaitu EDD (Earliest Due Date), FCFC (First Come First
Served,) NEH (Nawas, Enscore and Ham). Penggunaan ketiga proritas ini
didasarkan aturan prioritas (priority rule) memberikan panduan
mengurutkan pekerjaan yang harus dilakukan.
3. Perancangan Program Aplikasi Penjadwalan Proses Produksi Buku
Tulis Pada Jalur Mesin 321 di PT. Solo Murni Dengan menggunakan
Pendekatan Drum-Buffer-Rope (DBR)
Penelitian ini dilakukan oleh Sithoresmi (2010). Tujuan dari
penelitian ini adalah merancang algoritma penjadwalan produksi buku tulis
yang melewati jalur mesin 321 dengan menggunakan pendekatan DBR
untuk meminimasi bottleneck yang terjadi jalur tersebut dan membuat
program aplikasi penjadwalan produksi yang dapat membantu proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II – 26
penjadwalan produksi buku tulis jalur mesin 321 PT. Solo Murni dengan
menggunakan pendekatan DBR.
Sistem produksi buku tulis pada jalur mesin 321 di PT. Solo Murni
adalah mixed model repetitive flowshop, artinya bahwa lini produksi
tersebut mengerjakan berbagai jenis model dalam satu lini produksi.
Sedangkan sistem produksi flowshop ditunjukkan dengan pengerjaan order
dari stasiun pertama hingga stasiun terakhir dalam proses produksinya
dengan tidak mengalami proses balik ke bagian hulu atau bagian produksi
sebelumnya dan setiap stasiun kerja memiliki jumlah server (mesin) yang
berbeda-beda.
Selama ini metode penjadwalan yang digunakan adalah forward
scheduling (PT. Solo Murni, 2009). Metode forward scheduling yaitu
penjadwalan produksi dilakukan mulai dari stasiun kerja awal berurut-urut
hingga stasiun kerja akhir. Order-order yang datang diproduksi dengan
urutan atau aturan FCFS (First Come First Serve), yaitu order yang pertama
datang maka order juga pertama diproduksi dahulu.
Program aplikasi dibuat sesuai algoritma penjadwalan produksi buku
tulis pada jalur mesin 321 dengan menggunakan pendekatan DBR.
Rancangan program aplikasi penjadwalan produksi buku tulis pada jalur
mesin 321 terdiri atas diagram alir program, syntax program dan interface
program.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III – 1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian menggambarkan tahapan-tahapan penelitian yang akan
dilakukan dalam pemecahan masalah yang membentuk sebuah alur yang
sistematis. Tahapan-tahapan penelitian tersebut ditampilkan pada gambar 3.1
di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III – 2
Gambar 3.1. Alur Metodologi Penelitian
Penjelasan mengenai metodologi penelitian sebagaimana gambar 3.1 di
atas, diuraikan sebagai berikut.
3.1 Identifikasi Permasalahan
3.1.1 Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran
mengenai teori-teori dan konsep-konsep yang akan digunakan dalam
menyelesaikan permasalahan yang diteliti serta untuk mendapatkan dasar-dasar
referensi yang kuat dalam menerapkan suatu metode yang digunakan. Studi
pustaka dilakukan dengan mengeksplorasi buku-buku, jurnal, penelitian-penelitian
dan sumber-sumber lain yang terkait dengan permasalahan yang ada.
3.1.2 Studi Lapangan
Tahap ini dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada
di perusahaan dan juga untuk mengetahui sistem penerimaan order PT. Wangsa
Jatra Lestari, yang akan digunakan sebagai landasan untuk menggambarkan latar
belakang dari permasalahan yang dihadapi. Informasi-informasi yang dibutuhkan
didapatkan dari observasi langsung di PT. Wangsa Jatra Lestari, wawancara
dengan pihak pemasaran, PPIC, logistik dan juga maintenance. Hasil observasi ini
akan menjadi suatu dasar rekomendasi untuk perbaikan proses penjadwalan
produksi dan menetapkan tujuan penelitian yang akan dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III – 3
3.1.3 Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana merancang
program aplikasi penjadwalan produksi dengan menggunakan algoritma Nawaz,
Enscore and Ham (NEH) dengan kriteria minimasi total tardiness untuk
mendukung kinerja divisi PPIC dalam menentukan penjadwalan produksi.
3.1.4 Penentuan Tujuan
Penetapan tujuan perlu dilakukan sebelum penelitian karena tujuan tersebut
nantinya akan memberikan arahan terhadap penelitian. Tujuan penelitian ini
diperoleh berdasarkan hasil perumusan masalah penelitian yang dilakukan
sebelumnya, yang pada dasarnya merupakan usaha untuk mencari jawaban yang
menjadi inti permasalahan dalam penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Memodifikasi tujuan atau kriteria penjadwalan pada algoritma Nawaz,
Enscore and Ham (1983) yaitu dengan kriteria minimasi total tardiness.
2. Merancang program aplikasi penjadwalan produksi untuk mendukung
kinerja divisi PPIC.
3.2 Karakterisasi Sistem
Pada tahap ini dilakukan karakterisasi sistem penjadwalan produksi
shopping bag di PT. Wangsa Jatra Lestari. Karakteristik sistem dapat dipandang
sebagai suatu proses simplifikasi dan idealisasi (Murthy et. al., 1990). Sistem
yang didefinisikan dalam karakterisasi sistem penelitian ini adalah sistem
penjadwalan produksi shopping bag. Karakterisasi sistem penjadwalan produksi
shopping bag ini menjelaskan mengenai sistem produksi, proses produksi, dan job
sequencing dan penjadwalan produksi shopping bag yang akan dirancang di
PT. Wangsa Jatra Lestari.
PT. Wangsa Jatra Lestari adalah perusahaan percetakan yang terletak di
Jalan Raya Pajang Kartasura Km 8 Surakarta. Dalam memenuhi permintaan
konsumen, perusahaan menggunakan strategi make to order, sehingga produk
yang diproduksi merupakan pesanan dari pembeli (buyer). Produk yang dihasilkan
antara lain cover (buku, brosur, leaflet), magazine (majalah, buku), packaging
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III – 4
(dos obat, dos makanan, gift box), dan shopping bag. Khusus untuk shopping bag,
permintaannya mayoritas berasal dari luar negeri.
Pada produksi shopping bag memiliki tiga bagian produksi, yaitu bagian
pracetak, bagian cetak dan bagian finishing. Adapun penjelasan bagian dalam
proses produksi shopping bag tersebut adalah:
1. Bidang Pracetak
Bidang ini dibagi menjadi 3 bagian antara lain :
1) PC / Image Setter
Pada proses ini, dilakukan proses perwajahan yang meliputi setting,
format, film, dan gambar. Setelah proses setting, layout desain perlu
dicek lagi sebelum di-repro. Proses repro adalah proses
pemindahan/pencetakan layout desain ke dalam bentuk film.
2) Montage
Setelah proses perwajahan, proses berikutnya adalah mountage film
yang berarti proses pengaturan tata letak lembaran layout yang terbuat
dari bahan film. Proses ini menggunakan media berupa film maupun
kertas kalkir, semua itu tergantung dari pihak penerbitan dan dalam
penataannya itu bisa dilakukan diluar layar monitor.
3) Plate Make
Bagian ini tugasnya mentransfer film ke plat cetak. Plate tersebut
dipasang pada silinder mesin cetak besar untuk diputar pada kertas rol.
2. Cetak / Printing
Proses printing merupakan proses pencetakan kertas sesuai dengan desain.
Pada bagian ini, plate yang sudah dibuat di bagian montage, dipasang pada
mesin Printing. Plate tesebut dipergunakan untuk menyablon kertas untuk
shopping bag yang ukurannya telah disesuaikan dengan plate.
3. Finishing 1
Fase ini terdiri dari:
¶ Laminating : proses pelapisan cetakan dengan plastik
¶ Punch : proses pemberian alur tekukan, untuk
memudahkan penekukan oleh bagian finishing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III – 5
4. Finishing 3 (Handwork = departemen khusus)
Merupakan proses manual yang digunakan untuk proses finishing shopping
bag.
Pada penelitian ini, yang diteliti hanya pada bagian cetak/printing dan
finishing saja. Karena pada bagian pracetak merupakan pekerjaan seni, sehingga
waktu prosesnya tidak bisa diperkirakan secara pasti.
Berdasarkan observasi awal di PT. Wangsa Jatra Lestari, diperoleh
informasi karakteristik sistem produksi yang ada di perusahaan, yaitu :
1. Setiap produk shopping bag yang datang ke perusahaan membutuhkan proses
yang sama, yaitu printing, laminating, punch dan handwork.
2. Kegiatan produksi dilakukan selama 6 hari dalam 1 minggu.
3. Pada hari minggu dan hari libur nasional, perusahaan libur atau tidak
dilakukan kegiatan produksi.
4. Kegiatan produksi dimulai dari jam 07.00 sampai dengan jam 16.00 dengan
waktu istirahat dari jam 12.00 sampai dengan jam 13.00.
5. Kapasitas lembur maksimal adalah 4 jam per hari, yaitu dari jam 16.00
sampai dengan 20.00.
6. Kebijakan yang dilakukan perusahaan untuk mengatasi keterlambatan adalah
dengan melakukan penambahan kapasitas dengan kerja lembur.
3.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah tahapan untuk mengambil informasi yang
diperlukan sebagai input proses penelitian selanjutnya. Data diambil melalui
proses wawancara atau dengan mengambil data yang sudah ada dalam
perusahaan. Data yang dibutuhkan meliputi:
1. Tinjauan umum perusahaan, yang terdiri dari sejarah umum perusahaan,
susunan organisasi perusahaan, proses produksi serta sistem penerimaan
order perusahaan.
2. Data permintaan konsumen, merupakan data permintaan yang datang ke
perusahaan pada bulan November 2008.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III – 6
3. Data kapasitas mesin yang digunakan untuk memproduksi shopping bag,
meliputi data mesin, data setup mesin, data laju produksi setiap mesin dan
data waktu perpindahan antar mesin.
4. Data downtime kerusakan mesin yang digunakan adalah data kerusakan mesin
pada bulan Februari 2008 sampai dengan bulan September 2008.
3.4 Perancangan Prosedur Penjadwalan
3.4.1 Identifikasi Job Identifikasi pekerjaan dilakukan untuk mengetahui ada berapa pekerjaan
yang harus dikerjakan dan bagaimana spesifikasi pekerjaan tersebut.
3.4.2 Penentuan Jumlah Material yang Diproses
Besarnya jumlah material yang akan diproduksi adalah besarnya order
konsumen ditambah dengan allowance. Allowance tersebut digunakan untuk
mengantisipasi kecacatan pada saat produksi. Besarnya allowance tergantung dari
besarnya inskit serta kuantitas order. Inskit merupakan standar besarnya
prosentase allowance yang harus ditambahkan dalam proses produksi untuk
mengantisipasi adanya kecacatan. Sedangkan faktor pengurang sebagai faktor
asumsi pengurangan jumlah produk cacat pada saat melalui tiap-tiap mesin.
Besarnya inskit dan faktor pengurang berbeda-beda pada setiap order tergantung
dari kuantitas order tersebut.
3.4.3 Penentuan Kapasitas Mesin Optimal
Setelah menentukan jumlah material yang diproses, selanjutnya ditentukan
kapasitas mesin optimal.
3.4.4 Penentuan Waktu Proses
Selanjutnya, dengan data jumlah material yang diproses dan kapasitas
mesin optimal, maka dapat ditentukan waktu untuk masing-masing proses.
3.4.5 Penentuan Buffer time
Buffer time merupakan waktu yang digunakan untuk mengantisipasi
ketidakpastian dalam estimasi flowtime dan juga untuk mengantisipasi kejadian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III – 7
yang akan datang yang tidak dapat diprediksi. Hal yang dapat mengganggu
jalannya kegiatan produksi di PT. Wangsa Jatra Lestari dan menyebabkan
kegiatan produksi berlangsung lebih lama adalah adanya kerusakan mesin. Oleh
karena itu besarnya buffer time ditentukan dari besarnya downtime karena
kerusakan mesin.
Besarnya buffer time untuk masing-masing job berbeda tergantung dari
jenis proses apa yang akan dilakukan. Besarnya buffer time pada setiap mesin
adalah besarnya rata-rata downtime kerusakan mesin per hari pada mesin yang
bersangkutan.
3.4.6 Penentuan Kapasitas Produktif
Due date merupakan tanggal akhir penyerahan order. Besarnya kapasitas
produktif adalah lamanya suatu pekerjaan di dalam pabrik dari saat mulai proses
sampai due date.
3.4.7 Penentuan Estimasi Completion Time
Completion time (waktu penyelesaian) adalah waktu dimana pemrosesan
job i diselesaikan. Disimbolkan dengan iC .
3.4.8 Penerapan Algoritma NEH
Perancangan penjadwalan produksi shopping bag di PT. Wangsa Jatra
Lestari dilakukan dengan algoritma NEH (Nawaz, Enscore and Ham) dengan
kriteria minimasi total tardiness. Pada perancangan penjadwalan produksi
shopping bag sebagai pemecahan masalah diharapkan mampu meningkatkan
performansi sistem produksi shopping bag di PT. Wangsa Jatra Lestari.
Pada algoritma NEH dilakukan pengurutan job untuk menghasilkan urutan
dengan kriteria sasaran terbaik. Apabila sasaran terbaik tersebut telah tercapai
namun didapatkan hasil terbaik yang sama, maka dari hasil terbaik yang sama
tersebut diambil keputusan secara acak. Pada penelitian ini, penerapan algoritma
NEH dengan kriteria sasaran terbaik yaitu minimasi total tardiness.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III – 8
Algoritma NEH
Aturan penjadwalan order dengan kriteria total tardiness yang paling minimum
sebagai berikut :
1. Hitung total waktu proses untuk job i.
2. n pekerjan disortir lalu pilih yang memiliki total waktu proses yang besar
dan evaluasi berdasarkan minimasi total tardiness.
3. Ambil tiap-tiap pekerjaan sisa daftar yang disortir temukan jadwal yang
terbaik contoh, jika ( j1, j2, j3) adalah urutan arus pekerjaan dan pekerjaan
dijadwalkan r adalah pekerjaan yang sisa dengan total waktu proses paling
besar didaftar yang disortir, kemudian pekerjaan r bisa ditempatkan pada
empat posisi: (r, j1, j2, j3), ( j1, r, j2, j3), ( j1, j2, r, j3) atau ( j1, j2, j3, r).
Urutan dengan total tardiness terkecil diantara yang empat
dipertimbangkan terpilih untuk perluasan lebih lanjut.
3.4.9 Menyusun Jadwal Produksi
Setelah ditentukan urutan pengerjaan order maka langkah selanjutnya
adalah menyusun jadwal produksi. Susunan jadwal produksi ini terdiri dari urutan
pengerjaan job pada setiap stasiun produksi.
Dengan meyusunan jadwal produksi, perusahaan dapat mengetahui kapan
suatu job dapat mulai dikerjakan dan kapan akan terselesaikan. Ketika order baru
masuk, dengan informasi tersebut perusahaan dapat memutuskan untuk langsung
memproses order atau harus menunggu.
3.4.10 Penambahan Kapasitas Produksi
Perusahaan melakukan penambahan kapasitas produksi dengan overtime
untuk memenuhi order sesuai dengan due date permintaan customer.
3.5 Perancangan Program Aplikasi Penjadwalan Produksi Shopping Bag
Tahap ini dilakukan perancangan program aplikasi penjadwalan produksi
shopping bag dengan algoritma NEH. Pada perancangan tersebut dilakukan
dengan membuat konstruksi program. Konstruksi program tersebut meliputi
syntax program dan interface program yang akan dirancang. Perancangan
program aplikasi ini menggunakan software Borland Delphi 7.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III – 9
3.6 Validasi Program Aplikasi Penjadwalan Produksi Shopping Bag
Algoritma NEH tersebut kemudian dibuktikan logika dan alur
pengerjaannya dengan perhitungan melalui suatu contoh kasus sederhana yang
diambil dari data produksi.
Validasi digunakan untuk mengetahui hasil penjadwalan produksi shopping
bag menggunakan algoritma NEH yang disimulasikan dengan program aplikasi
yang telah disusun.
3.7 Analisa dan Interpretasi Hasil
Menguraikan analisis dan pembahasan masalah berdasarkan metodologi
penelitian yang telah dirumuskan serta menginterpretasikan hasil penelitian.
Kemudian intepretasi hasil penelitian tersebut dipakai untuk membantu penarikan
kesimpulan pada tahap berikutnya.
3.8 Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan merupakan pokok-pokok pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan juga menjawab perumusan masalah yang
menjadi inti dalam penelitian ini. Sedangkan saran merupakan alternatif-alternatif
perbaikan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 1
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
Pada sub bab ini disajikan data-data yang dibutuhkan untuk pengolahan
data yang berasal dari perusahaan.
4.1.1 Data Kapasitas Produksi
Data kapasitas produksi meliputi data proses, data mesin, waktu setup serta
kapasitas produksi pada setiap mesin. Waktu setup per mesin dilakukan setiap
akan memulai proses produksi. Waktu setup tersebut merupakan waktu yang
dibutuhkan untuk setting mesin sebelum proses produksi dan juga waktu untuk
menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam proses tersebut.
Data kapasitas produksi ini diperlukan untuk mengetahui proses apa yang
dapat digunakan pada setiap operasi produksi. Selain itu juga untuk mengetahui
berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap operasi. Tabel 4.1
menunjukkan data proses dan data mesin serta kapasitas produksi mesin yang ada
di PT. Wangsa Jatra Lestari.
Tabel 4.1 Data mesin dan kapasitas produksi mesin
No Proses Nama mesin Setup time rata2
(jam) Laju produksi (lembar /jam) Warna
1 Printing Mitsubishi 2,0 6000 4
2 Laminating Laminating 0,5 3000 −
3 Punch Ijima 3,5 3000 −
4 Handwork − − 3600 −
(sumber : PT Wangsa Jatra Lestari)
4.1.2 Data Waktu Perpindahan Antar Stasiun Kerja
Data waktu perpindahan antar stasiun kerja ini merupakan data waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan perpindahan dari stasiun kerja ke stasiun kerja. Data
waktu yang digunakan adalah data waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
perpindahan dari stasiun kerja yang bersangkutan dengan stasiun kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 2
sebelumnya. Adapun data waktu perpindahan antar mesin dapat dilihat pada tabel
4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Data waktu perpindahan antar stasiun kerja
No Proses Waktu
perpindahan (jam)
1 Printing - Laminating 0,05
2 Laminating - Punch 0,12
3 Punch - Handwork 0,08
(sumber : PT Wangsa Jatra Lestari)
4.1.3 Data Inskit
Data inskit merupakan data standar prosentase penambahan kuantitas order
(allowance kuantitas order) yang akan diproduksi untuk mengantisipasi terjadinya
kecacatan atau ketidaksempurnaan hasil produksi. Inskit tersebut digunakan pada
setiap kategori produk. Data inskit per kuantitas order dapat dilihat pada tabel 4.3
dibawah ini.
Tabel 4.3 Data inskit per kuantitas pesanan
No Kuantitas
pesanan (unit) Inskit (%)
1 500 40,75
2 1000 20,75
3 2000 10,75
4 3000 7,42
5 4000 5,75
6 5000 4,75
7 6000 4,08
8 7000 3,61
9 8000 3,25
10 9000 2,97
11 10000 2,75
12 12500 2,35
13 15000 2,08
14 17500 1,89
15 20000 1,75
16 22500 1,64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 3
Lanjutan tabel 4.3
No Kuantitas
pesanan (unit) Inskit (%)
17 25000 1,55
18 27500 1,48
19 30000 1,42
20 32500 1,37
21 35000 1,32
22 37500 1,28
23 40000 1,25
24 42500 1,22
25 45000 1,19
26 47500 1,17
27 50000 1,15
28 52500 1,13
29 55000 1,11
30 57500 1,1
31 60000 1,08
32 62500 1,07
33 75000 1,02
34 77500 1,01
35 80000 1,00
36 82500 0,99
37 85000 0,99
38 87500 0,98
39 90000 0,97
40 92500 0,97
41 95000 0,96
42 97500 0,96
43 100000 0,95
(sumber : PT Wangsa Jatra Lestari)
4.1.4 Data Kerusakan Mesin
Data kerusakan mesin digunakan untuk menentukan besarnya waktu buffer
atau allowance untuk mengantisipasi ketidakpastian dalam estimasi flowtime pada
penentuan order promising. Data kerusakan yang digunakan adalah data
kerusakan mesin selama 30 minggu yaitu dari minggu ke-6 sampai minggu ke-35
di tahun 2008 (bulan Februari – September 2008). Tabel 4.4 menunjukkan data
rata-rata downtime mesin per minggu di PT. Wangsa Jatra Lestari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 4
Tabel 4.4 Data rata-rata downtime kerusakan per mesin
No Proses Nama mesin Rata-rata DT per hari
(jam)
1 Printing Mitsubishi 0,47
2 Laminating Laminating 0,19
3 Punch Jeil 0,15
4 Handwork − −
(sumber : PT Wangsa Jatra Lestari)
4.1.5 Tanggal Produksi dan Ready Time
Tanggal produksi atau ready date dan ready time yang digunakan adalah
data pada bulan November 2008. Tabel 4.5 menunjukkan data ready date dan
ready time tiap mesin.
Tabel 4.5 Data ready date dan ready time tiap mesin
Proses Ready date Ready Time
Printing 11 November 2008 07:00:00
Laminating 11 November 2008 07:00:00
Punch 11 November 2008 07:00:00
Handwork 11 November 2008 07:00:00
4.1.6 Jam Kerja Normal
Pembagian jam kerja pada PT. Wangsa Jatra Lestari adalah dari hari Senin
sampai Sabtu pukul 07.00 – 16.00 WIB. Waktu istirahat ditetapkan selama satu
jam, yaitu antara pukul 12.00 – 13.00 WIB. Sehingga, jam kerja normal untuk hari
Senin – Sabtu adalah 8 jam (480 menit).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 5
4.1.7 Spesifikasi Order
Data yang akan digunakan sebagai contoh kasus adalah :
1. Spesifikasi Order
Tabel 4.6 Data spesifikasi order untuk contoh kasus
No. Urut No. Order Tanggal Pesan
Tanggal Penyerahan Nama Order
1 2008.11.001 5 November 2008 20 November 2008 Spiriva
2 2008.11.002 5 November 2008 13 November 2008 Desert Bloom
3 2008.11.003 5 November 2008 15 November 2008 Takashimaya Small
4 2008.11.004 5 November 2008 21 November 2008 Takashimaya Trapezoid
2. Spesifikasi Kerja
Tabel 4.7 Data spesifikasi kerja untuk contoh kasus
No. Urut No. Order Jenis Cetakan Jumlah Order Ukuran Cetak
1 2008.11.001 Cetakan Luar 17.500 0,5 up
2 2008.11.002 Cetakan Luar 3.000 0,5 up
3 2008.11.003 Cetakan Luar 15.000 1 up
4 2008.11.004 Cetakan Luar 7.000 1 up
4.1.8 Data Hari Libur
Data hari libur digunakan sebagai acuan perhitungan hari produksi. Tabel
4.8 menunjukkan data hari libur pada bulan November 2008.
Tabel 4.8 Data hari libur pada bulan November 2008
Tahun Bulan Tanggal Keterangan
2008 11 2 Minggu
2008 11 9 Minggu
2008 11 10 Libur Nasional
2008 11 16 Minggu
2008 11 23 Minggu
2008 11 30 Minggu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 6
4.2 Prosedur Penjadwalan
Rencana perbaikan metode penjadwalan produksi shopping bag dilakukan
dengan algoritma NEH dengan kriteria minimasi total tardiness. Prosedur
penjadwalan produksinya adalah sebagai berikut :
Mulai
Ready Time = 0
Form Input Kapasitas : Kapasitas, Waktu Setup, Waktu Transfer,
Downtime setiap mesin, Ready Time, Ready Date dan Jam Kerja Normal
Form Input Order : Spesifikasi Order dan Spesifikasi Kerja
Form Input Administrasi : Hari Libur
Algoritma NEH
Data Job Sequencing
dengan Algoritma NEH
Menghitung Penjadwalan Produksi
Data Penjadwalan Produksi
Ya
Order Baru
Order Baru Masuk Ready Time = t
Selesai
Order SisipanYa
Tidak
Ready Time = t
Hapus Order yang sudah dan sedang
diproduksi
Order Sisipan
Gambar 4.1. Diagram Alir Prosedur Penjadwalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 7
Prosedur algoritma NEH yang digunakan pada proses job sequencing
adalah sebagai berikut :
Gambar 4.2. Diagram Alir Prosedur Algoritma NEH
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 8
Langkah 1 : Ready time = 0
Pada saat ready time adalah 0, ada order masuk pada sistem.
Langkah 2 : Form Input
a. Pada form input order, data yang diinputkan adalah data spesifikasi order
dan data spesifikasi kerja.
Data yang diinputkan pada spesifikasi order adalah :
1. Tanggal pesan, merupakan tanggal dimana suatu order datang ke
perusahaan.
2. Tanggal penyerahan, merupakan tanggal dimana perusahaan harus
menyerahkan pesanan kepada customer.
Data yang diinputkan pada spesifikasi kerja adalah :
1. Jenis cetakan, yaitu identifikasi jenis cetakan yang akan dilakukan
pada job. Jenis cetakan ini bisa dilakukan pada bagian luar, atau pada
bagian luar dan dalam.
2. Jumlah order, merupakan jumlah produk yang dipesan oleh customer.
3. Persentase inskit, merupakan data standar prosentase penambahan
kuantitas order (allowance kuantitas order) yang akan diproduksi
untuk mengantisipasi terjadinya kecacatan atau ketidaksempurnaan
hasil produksi.
4. Jumlah inskit, merupakan persentase inskit order dikalikan jumlah
order.
ii QO insinskit Jumlah -= (4.1)
Keterangan:
insi : persentase inskit untuk job i (persen)
QOi : kuantitas pesanan job i (lembar)
i : nomor job, i = 1, 2, 3, …, n
5. Ukuran cetak, merupakan jumlah lembar produk yang dapat
diproduksi dalam satu lembar bahan baku untuk job i.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 9
input : 0,5 up = 1 lembar bahan baku digunakan untuk
memproduksi 0,5 produk
1 up = 1 lembar bahan baku digunakan untuk
memproduksi 1 produk
2 up = 1 lembar bahan baku digunakan untuk
memproduksi 2 produk
6. Jumlah oplah
Jumlah oplah adalah jumlah material yang akan diproses.
Besarnya jumlah material yang akan diproduksi adalah besarnya order
konsumen ditambah dengan allowance. Allowance tersebut digunakan
untuk mengantisipasi kecacatan pada saat produksi. Besarnya
allowance tergantung dari besarnya inskit serta kuantitas order. Inskit
merupakan standar besarnya prosentase allowance yang harus
ditambahkan dalam proses produksi untuk mengantisipasi adanya
kecacatan. Sedangkan faktor pengurang sebagai faktor asumsi
pengurangan jumlah produk cacat pada saat melalui tiap-tiap mesin.
Besarnya inskit dan faktor pengurang berbeda-beda pada setiap order
tergantung dari kuantitas order tersebut.
i
iiiiiij up
) ins c ( QO) c ( QO QP
´´+´= (4.2)
untuk j = 1, i = 1, 2 , dst
÷÷ø
öççè
æ÷÷ø
öççè
æ ´+-
´+= i
i
iii
i
iiiij x f
up ) ins ( QO QO
up
) ins ( QO QO QP (4.3)
untuk j = 2, i = 1, 2 , dst
( )i)i(j-)i(j-ij f QP QP QP ´-= 11 (4.4)
untuk j = 3, i = 1, 2 , dst
( )ii)i(j-i)i(j-ij f up QP ) up ( QP QP ´´-´= 11 (4.5)
untuk j = 4, i = 1, 2 , dst
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 10
Keterangan:
QPij : kuantitas produksi pada operasi j untuk job i (lembar)
QOi : kuantitas pesanan job i (lembar)
ci : jenis cetakan job i
contoh : 1 = proses printing hanya dilakukan 1 kali,
yaitu pada bagian luar saja
2 = proses printing dilakukan 2 kali, yaitu
pada bagian luar dan dalam
insi : persentase inskit untuk job i (persen)
upi : jumlah lembar produk yang dapat diproduksi dalam satu
lembar bahan baku untuk job i
contoh : 0,5 up = 1 lembar bahan baku digunakan
untuk memproduksi 0,5 produk
1 up = 1 lembar bahan baku digunakan
untuk memproduksi 1 produk
2 up = 1 lembar bahan baku digunakan
untuk memproduksi 2 produk
fi : faktor pengurang untuk job i
i : nomor job, i = 1, 2, 3, …, n
j : nomor mesin, j = 1, 2, 3, 4
b. Pada form input kapasitas, data yang diinputkan adalah :
1. Data laju produksi dan data efisiensi operasi mesin. Untuk
menghitung kapasitas mesin optimal diperoleh dengan rumus berikut
ini :
K j = E j x V j (4.6)
Keterangan :
K j : kapasitas mesin optimal untuk operasi j (lembar/jam)
E j : efisiensi operasi untuk operasi j
V j : laju produksi untuk operasi j (lembar/jam)
j : nomor mesin, j = 1, 2, 3, 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 11
2. Waktu setup, merupakan waktu yang dibutuhkan untuk setting mesin
sebelum proses produksi dan juga waktu untuk menyiapkan peralatan
yang dibutuhkan dalam proses tersebut
3. Waktu transfer, merupakan data waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan perpindahan dari stasiun kerja ke stasiun kerja. Data waktu
yang digunakan adalah data waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
perpindahan dari stasiun kerja yang bersangkutan dengan stasiun kerja
sebelumnya.
4. Downtime
Buffer time merupakan waktu yang digunakan untuk
mengantisipasi ketidakpastian dalam estimasi completion time dan
juga untuk mengantisipasi kejadian yang akan datang yang tidak dapat
diprediksi. Hal yang dapat mengganggu jalannya kegiatan produksi di
PT. Wangsa Jatra Lestari dan menyebabkan kegiatan produksi
berlangsung lebih lama adalah adanya kerusakan mesin. Oleh karena
itu besarnya buffer time ditentukan dari besarnya downtime karena
kerusakan mesin.
Besarnya buffer time untuk masing-masing job berbeda
tergantung dari jenis proses apa yang akan dilakukan. Besarnya buffer
time pada setiap mesin adalah besarnya rata-rata downtime kerusakan
mesin per hari pada mesin yang bersangkutan.
H
TDT DT j
j = (4.7)
j DT .... DT DTB +++= 21 (4.8)
Keterangan:
DT j : besarnya rata-rata downtime mesin pada operasi j (jam)
TDT j : besarnya total downtime mesin pada operasi j dalam satuan
waktu (jam)
H : jumlah hari dalam satuan waktu tersebut
B : besarnya waktu buffer per hari (jam)
j : nomor mesin, j = 1, 2, 3, 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 12
5. Ready time dan Ready date. Ready time dana ready date adalah jam
dan tanggal dimana sistem siap untuk melakukan produksi.
6. Jam kerja normal, merupakan jam mulai kerja normal pada setiap hari
Senin – Sabtu yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan
produksi.
c. Pada form input administrasi, data yang diinputkan adalah :
1. Bulan, diisi dengan angka dari 1 – 12, sesuai dengan data yang akan
digunakan untuk produksi.
2. Tahun, diisikan data tahun yang akan digunakan untuk produksi.
3. Tanggal, diisikan data tanggal hari libur. Meliputi hari minggu dan
hari libur nasional.
4. Keterangan, merupakan keterangan atau event dari hari libur.
Langkah 3 : Algoritma NEH
Jika data yang dibutuhkan telah diinputkan, maka dapat dihitung job
sequencing dengan algoritma NEH.
1. Menghitung Kapasitas Produktif
Due date merupakan tanggal akhir penyerahan order. Besarnya
kapasitas produktif adalah lamanya suatu pekerjaan di dalam pabrik dari
saat mulai proses sampai due date.
B w w r k -= (4.9)
ki i w D d ´= (4.10)
Keterangan:
w k : jam kerja yang tersedia per hari (jam)
w r : jam kerja reguler per hari (jam)
B : besarnya waktu buffer per hari (jam)
D i : selang waktu antara due date untuk job i dengan tanggal
perencanaan produksi untuk job i (hari)
d i : kapasitas produktif untuk job i (jam)
i : nomor job, i = 1, 2, 3, …, n
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 13
2. Hitung Waktu Proses
Untuk menghitung waktu proses dari masing-masing proses dengan
rumus 4.11 dan 4.12 berikut ini :
j
ijij K
QP pp = (4.11)
p ij = s j + pp ij + t j (4.12)
Keterangan :
QPij : kuantitas produksi untuk job i pada operasi j (lembar)
K j : kapasitas optimal mesin pada operasi j (lembar/jam)
pp ij : waktu proses produktif pada operasi j untuk job i (jam)
p ij : waktu proses pada operasi j untuk job i (jam)
s j : waktu setup pada operasi j (jam)
t j : waktu transfer atau perpindahan pada operasi j (jam)
i : nomor job, i = 1, 2, 3, …, n
j : nomor mesin, j = 1, 2, 3, 4
Untuk menentukan waktu proses untuk masing-masing job diperoleh
dengan rumus 4.13 berikut ini :
å=
=n
jiji p P
1
(4.13)
Keterangan :
p ij : waktu proses pada operasi j untuk job i (jam)
P i : total waktu proses untuk job i (jam)
i : nomor job, i = 1, 2, 3, …, n
j : nomor mesin, j = 1, 2, 3, 4
3. Urutkan waktu proses dari besar ke kecil.
Setelah menghitung total waktu proses, selanjutnya dilakukan
pengurutan job dari yang memiliki waktu proses terbesar sampai job yang
memiliki waktu proses terkecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 14
4. Buat Daftar Pengurutan Job.
Setelah dilakukan pengurutan job dari waktu proses terbesar sampai
terkecil, maka daftar job-job yang telah diurutkan tersebut disebut daftar
pengurutan jobs.
5. Ambil 2 jobs dengan waktu proses yang terbesar pertama dan kedua dari
Daftar Pengurutan Jobs.
6. Buat alternatif calon urutan jadwal baru yang mungkin.
7. Hitung estimasi Completion Time
Completion time (Ci). Waktu dimana pemrosesan job i diselesaikan.
C ij = C (i-1)j + p ij (4.14)
untuk j = 1
C ij = [max { C i(j-1), C (i-1)j } ] + p ij (4.15)
untuk j = 2, 3 dan 4
Keterangan :
C ij : Completion time pada operasi j untuk job i (jam)
C (i-1)j : Completion time pada operasi j untuk job i-1 (jam)
C i(j-1) : Completion time pada operasi j-1 untuk job i (jam)
p ij : waktu proses pada operasi j untuk job i (jam)
p (i-1)j : waktu proses pada operasi j untuk job i-1 (jam)
i : nomor job, i = 1, 2, 3, …, n
j : nomor mesin, j = 1, 2, 3, 4
8. Hitung Total Tardiness dari calon urutan jadwal baru tersebut.
Pada penelitian kali ini, digunakan kriteria minimasi total tardiness.
Rumus untuk menghitung tardiness diperoleh dengan rumus 4.16 berikut
ini :
Ti = C ij – d i (4.16)
untuk j = 1, 2, 3, 4
i = 1, 2, … , n
Minimasi = å=
n
iiT
1
(4.17)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 15
Keterangan:
Ti : Tardiness untuk order i (jam)
C ij : Completion time pada operasi j untuk order i (jam)
d i : Kapasitas produktif untuk order i (jam)
i : nomor job, i = 1, 2, 3, …, n
j : nomor mesin, j = 1, 2, 3, 4
9. Pilih calon urutan jadwal baru yang memiliki Total Tardiness terkecil.
10. Urutan Jadwal Baru.
Setelah dipilih calon urutan jadwal baru yang memiliki Total
Tardiness terkecil, maka calon urutan jadwal baru yang terpilih tersebut
menjadi urutan jadwal baru.
11. Hapus job yang diambil tadi dari Daftar Pengurutan Jobs.
12. Periksa apakah semua job dari Daftar Pengurutan Jobs telah dijadwalkan.
Jika sudah, lanjut ke nomer 15. Jika belum, lanjut ke nomer 13.
13. Ambil job yang menempati urutan pertama dari Daftar Pengurutan Jobs.
14. Buat sebanyak k calon urutan jadwal baru dengan memasukkan job yang
diambil ke dalam setiap slot urutan jadwal baru sebelumnya. Contoh, jika
(ji, j2) dan r adalah job yang diambil maka dapat ditempatkan pada tiga
posisi: (r, ji, j2), (ji, r, j2) dan (ji, j2, r). Kembali ke nomor 7.
15. Urutan jadwal baru yang terpilih menjadi urutan final dan stop.
Langkah 4 : Data Job Sequencing Dengan Algoritma NEH
Jika job sequencing dengan algoritma NEH telah dihitung, maka
diperoleh data job sequencing dengan algoritma NEH.
Langkah 5 : Menghitung Penjadwalan Produksi
Setelah ditentukan urutan pengerjaan job maka langkah selanjutnya
adalah menghitung penjadwalan produksi. Susunan jadwal produksi ini terdiri
dari urutan pengerjaan job pada setiap stasiun produksi.
Dengan meyusun jadwal produksi, perusahaan dapat mengetahui kapan
suatu job dapat mulai dikerjakan dan kapan akan terselesaikan. Data jadwal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 16
produksi ini yang akan digunakan sebagai panduan proses produksi di lantai
produksi. Ketika order baru masuk, dengan informasi tersebut perusahaan
dapat memutuskan untuk langsung memproses order atau harus menunggu.
Perusahaan melakukan penambahan kapasitas produksi dengan
overtime untuk memenuhi order sesuai dengan due date permintaan customer.
Besarnya waktu lembur yang dibutuhkan untuk menyelesaikan order adalah :
K 1
£å=
n
iiO (4.18)
Keterangan:
O i : selang waktu antara waktu jadi untuk order i dengan batas waktu
penyerahan order i kepada konsumen (jam)
K : kapasitas overtime yang tersedia (jam)
i : nomor job, i = 1, 2, 3, …, n
Apabila ada order yang masuk, maka :
a. Jika ada kumpulan order yang telah siap dijadwalkan, maka lanjut ke
langkah 6.
b. Jika ada order sisipan, maka lanjut ke langkah 7.
Langkah 6 :
Jika ada order datang dan due date lebih akhir dari due date
pekerjaan yang telah dijadwalkan sebelumnya maka order yang datang
menunggu order yang sedang dikerjakan selesai. Kumpulan order baru
tersebut disetting pada ready time t. Kemudian kembali ke langkah 2.
Langkah 7 :
Jika ada order datang dan due date lebih awal dari due date
pekerjaan yang telah dijadwalkan sebelumnya maka order yang datang
langsung disisipkan berdasarkan ready time order tersebut. Jika ada order
sisipan pada saat ready time adalah t, maka ready time disetting pada
waktu t. Pada data input order, dihapus data order yang sudah dan sedang
diproduksi di lantai produksi. Kemudian diinputkan data order sisipan.
Kemudian kembali ke langkah 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 17
4.3 Perancangan Program Aplikasi Penjadwalan Produksi Shopping Bag
1. Form Input Order
Form Input Order digunakan untuk memasukkan informasi order.
Meliputi Spesifikasi Order, Spesifikasi Kertas, Spesifikasi Handle dan
Spesifikasi Kerja.
Pada Spesifikasi Order terdapat input Nomor Urut, Nomor Order,
Tanggal Pesan, Tanggal Penyerahan, Nama Order dan Perusahaan Pemesan.
Pada Spesifikasi Kertas terdapat input Ukuran kertas, Jenis kertas dan
Warna Kertas. Spesifikasi Handle terdapat input Panjang Handle, Diameter
Handle dan Warna Handle. Sedangkan pada Spesifikasi Kerja terdapat input
Jumlah Cetakan, Jenis Laminating, Jumlah Order dan Ukuran Cetak.
Gambar 4.3. Interface Program Aplikasi Pada Form Input Order
2. Form Input Kapasitas
Form Input Kapasitas digunakan untuk memasukkan informasi permesinan.
Meliputi Kapasitas, Waktu Setup, Waktu Transfer, dan Downtime pada setiap
mesin, Tanggal Produksi, Ready Time dan Jam Kerja Normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 18
Gambar 4.4. Interface Program Aplikasi Pada Form Input Kapasitas
3. Preview Job Order
Pada Preview Job Order terdapat rekap order yang telah diinputkan
data-datanya.
Gambar 4.5. Interface Program Aplikasi Pada Preview Job Order
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 19
4. Print Preview
Print Preview adalah hasil dari perintah cetak pada Preview Job
Order.
Gambar 4.6. Interface Program Aplikasi Pada Print Preview
5. Preview Job Sheet
Pada Preview Job Sheet terdapat informasi spesifikasi tiap order.
Gambar 4.7. Interface Program Aplikasi Pada Preview Job Sheet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 20
6. Form Proses Data
Form Proses Data digunakan untuk memproses Waktu Proses dan
Metode NEH.
Gambar 4.8. Interface Program Aplikasi Pada Form Proses Data
7. Form Laporan
Form Laporan digunakan untuk menampilkan hasil perhitungan
Waktu Proses dan Metode NEH. Dalam Form ini juga terdapat informasi
Completion time dan Tardiness.
Gambar 4.9. Interface Program Aplikasi Pada Form Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 21
8. Print Preview Laporan Penjadwalan
Print Preview Laporan Penjadwalan adalah penjadwalan dari hasil
metode NEH.
Gambar 4.10. Interface Program Aplikasi Pada Print Preview Laporan
Penjadwalan
9. Print Preview Laporan Lembur
Print Preview Laporan Lembur adalah laporan lembur pada tiap order
dari hasil penjadwalan.
Gambar 4.11. Interface Program Aplikasi Pada Print Preview Laporan Lembur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 22
10. Form Administrasi Hari Libur
Form Administrasi Hari Libur digunakan untuk memasukkan data-
data hari libur produksi. Pada form ini juga terdapat perintah untuk
melakukan Back Up data.
Gambar 4.12. Interface Program Aplikasi Pada Form Administrasi
4.4 Validasi Program Aplikasi Penjadwalan Produksi Shopping Bag
Validasi program aplikasi yaitu mengecek kesesuaian tipe data input dan
membandingkan antara hasil input data dengan hasil output penjadwalan produksi
shopping bag dengan algoritma NEH.
4.4.1 Validasi Kesesuaian Tipe Data Input
1. Form Input Order
Pada Spesifikasi Order terdapat input Nomor Urut, Nomor Order,
Tanggal Pesan, Tanggal Penyerahan, Nama Order dan Perusahaan Pemesan.
Tipe data dari input Nomor Urut, Nomor Order, Tanggal Pesan dan Tanggal
Penyerahan adalah number. Sedangkan tipe data dari input Nama Order dan
Perusahaan Pemesan adalah text.
Pada Spesifikasi Kertas terdapat input Ukuran kertas, Jenis kertas dan
Warna Kertas. Tipe data dari input Ukuran kertas, Jenis kertas dan Warna
Kertas adalah text.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 23
Pada spesifikasi Handle terdapat input Panjang Handle, Diameter
Handle dan Warna Handle. Tipe data dari input Panjang Handle dan
Diameter Handle adalah number, sedangkan tipe data dari input Warna
Handle adalah text.
Pada Spesifikasi Kerja terdapat input Jumlah Cetakan, Jenis
Laminating, Jumlah Order dan Ukuran Cetak. Tipe data dari input Jumlah
Cetakan, Jenis Laminating dan Ukuran Cetak adalah text. Sedangkan tipe
data dari input Jumlah Order adalah number.
Apabila data yang diinputkan sesuai dengan tipe data, maka program
aplikasi dapat dioperasikan. Untuk data yang memiliki combo box, maka
data yang dapat digunakan hanya data yang telah ada dalam combo box
tersebut.
Hasil tampilan form input order untuk contoh kasus :
Gambar 4.13. Input Program Aplikasi Pada Form Input Order
Gambar 4.14 Interface Program Aplikasi apabila terjadi kesalahan tipe input
pada Form Input Order
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 24
2. Form Input Kapasitas
Pada Form Input Kapasitas digunakan untuk memasukkan informasi
permesinan. Meliputi input Kapasitas, Waktu Setup, Waktu Transfer, dan
Downtime pada setiap mesin, Tanggal Produksi, Ready Date, Ready Time
dan Jam Kerja Normal. Tipe data dari input Kapasitas, Waktu Setup, Waktu
Transfer, dan Downtime adalah number. Sedangkan tipe data dari input
Ready Date, Ready Time dan Jam Kerja Normal adalah date/time.
Hasil tampilan form input kapasitas untuk contoh kasus :
Gambar 4.15. Input Program Aplikasi Pada Form Input Kapasitas
Gambar 4.16 Interface Program Aplikasi apabila terjadi kesalahan tipe input
pada Form Input Kapasitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 25
3. Form Administrasi Hari Libur
Form Administrasi Hari Libur digunakan untuk memasukkan data-
data hari libur produksi. Pada Form ini terdapat input data Bulan, Tahun,
Tanggal dan Keterangan. Tipe data dari input Bulan, Tahun dan Tanggal
adalah number. Sedangkan tipe data dari input Keterangan adalah text.
Hasil tampilan Form Administrasi untuk contoh kasus :
Gambar 4.17. Input Program Aplikasi Pada Form Administrasi
Gambar 4.18 Interface Program Aplikasi apabila terjadi kesalahan tipe input
pada Form Administrasi
4.4.2 Validasi Hasil Output dari Program Aplikasi
1. Form Proses Data
Untuk memvalidasi waktu proses produktif order, maka dilakukan perbandingan
hasil perhitungan waktu proses produktif order yang dihitung secara manual dan
hasil waktu proses produktif order yang dihitung dengan program aplikasi yang
telah dirancang. Hasil perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 26
Gambar 4.19 Data waktu proses produktif
tiap job pada tiap mesin (Program Aplikasi)
Tabel 4.9 Data waktu proses produktif tiap job pada tiap mesin (Manual)
Waktu Proses (jam) Job
Printing Laminating Punch Handwork Total (jam)
2008.11.001 5,94 11,84 11,79 4,89 34,47
2008.11.002 1,07 2,13 2,12 0,88 6,20
2008.11.003 2,55 5,08 5,06 4,20 16,90
2008.11.004 1,21 2,40 2,38 1,97 7,97
Dari Gambar 4.19, didapatkan perhitungan penerapan program aplikasi data
waktu proses produktif tiap job pada tiap mesin. Pada perhitungan tersebut
diperoleh hasil data waktu proses produktif order 2008.11.001 (Spiriva) adalah
34.4695 jam, order 2008.11.002 (Desert Bloom) adalah 6.2022 jam, order
2008.11.003 (Takashimaya Small) adalah 16.9015 jam, dan order 2008.11.004
(Takashimaya Trapezoid) adalah 7.9660 jam.
Sedangkan pada Tabel 4.9, didapatkan perhitungan manual waktu proses
produktif tiap job pada tiap mesin. Pada perhitungan tersebut diperoleh hasil data
waktu proses produktif order 2008.11.001 (Spiriva) adalah 34.47 jam, order
2008.11.002 (Desert Bloom) adalah 6.20 jam, order 2008.11.003 (Takashimaya
Small) adalah 16.90 jam, dan order 2008.11.004 (Takashimaya Trapezoid) adalah
7.97 jam.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil perhitungan data waktu proses
produktif tiap job pada tiap mesin pada penerapan program aplikasi dan
perhitungan manual adalah sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 27
2. Form Laporan
Untuk memvalidasi hasil perhitungan algoritma NEH, maka dilakukan
perbandingan hasil perhitungan algoritma NEH yang dihitung secara manual
dan hasil perhitungan algoritma NEH yang dihitung dengan program
aplikasi yang telah dirancang. Hasil perhitungan tersebut adalah sebagai
berikut :
Gambar 4.20 Job Sequencing dengan algoritma NEH (Program Aplikasi)
Tabel 4.10 Job Sequencing dengan algoritma NEH (Manual)
Completion Time (jam) Job
Printing Laminating Punch Handwork
Kapasitas Produktif
(jam)
Tardiness (jam)
2008.11.002 3,07 5,76 11,50 12,45 21,57 0
2008.11.004 6,28 9,23 17,50 19,55 71,90 0
2008.11.003 10,84 16,47 26,18 30,47 35,95 0
2008.11.001 18,78 31,17 46,58 51,55 64,71 0
Dari Gambar 4.20, didapatkan perhitungan penerapan program aplikasi job
sequencing dengan algoritma NEH. Pada perhitungan tersebut diperoleh hasil job
sequencing yaitu order 2008.11.002 (Desert Bloom), order 2008.11.004
(Takashimaya Trapezoid), order 2008.11.003 (Takashimaya Small) dan order
2008.11.001 (Spiriva).
Sedangkan pada Tabel 4.10, didapatkan perhitungan manual job sequencing
dengan algoritma NEH. Pada perhitungan tersebut diperoleh hasil job sequencing
yaitu order 2008.11.002 (Desert Bloom), order 2008.11.004 (Takashimaya
Trapezoid), order 2008.11.003 (Takashimaya Small) dan order 2008.11.001
(Spiriva).
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa perhitungan job sequencing dengan
algoritma NEH pada penerapan program aplikasi dan perhitungan manual adalah
sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 28
3. Print Preview Laporan Penjadwalan
Untuk memvalidasi hasil perhitungan penjadwalan, maka dilakukan
perbandingan hasil perhitungan penjadwalan yang dihitung secara manual
dan hasil perhitungan penjadwalan yang dihitung dengan program
aplikasi yang telah dirancang. Hasil perhitungan tersebut adalah sebagai
berikut:
Gambar 4.21 Laporan Penjadwalan (Program Aplikasi)
Tabel 4.11 Laporan Penjadwalan (Manual)
Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar2 11/11/2008 7:00 11/11/2008 10:04 11/11/2008 10:04 11/11/2008 12:45 12/11/2008 7:00 12/11/2008 12:44 12/11/2008 12:44 12/11/2008 13:41
4 11/11/2008 10:04 11/11/2008 13:17 11/11/2008 13:17 12/11/2008 9:33 13/11/2008 7:00 13/11/2008 13:00 13/11/2008 13:00 14/11/2008 7:52
3 12/11/2008 7:00 12/11/2008 11:33 12/11/2008 11:33 12/11/2008 10:30 14/11/2008 7:00 15/11/2008 12:00 15/11/2008 12:00 17/11/2008 9:06
1 12/11/2008 11:33 14/11/2008 9:08 14/11/2008 9:08 17/11/2008 8:09 17/11/2008 8:09 20/11/2008 12:41 20/11/2008 12:41 21/11/2008 10:28
HandworkMESIN
Printing Laminating PunchJOB
Dari Gambar 4.21, didapatkan perhitungan penerapan program aplikasi
laporan penjadwalan. Pada perhitungan tersebut diperoleh hasil laporan
penjadwalan yaitu order 2008.11.002 (Desert Bloom) selesai dikerjakan pada
tanggal 12/11/2008 dan pada jam 13.42, order 2008.11.004 (Takashimaya
Trapezoid) selesai dikerjakan pada tanggal 14/11/2008 dan pada jam 07.51, order
2008.11.003 (Takashimaya Small) selesai dikerjakan pada tanggal 17/11/2008 dan
pada jam 09.04 serta order 2008.11.001 (Spiriva) selesai dikerjakan pada tanggal
21/11/2008 dan pada jam 10.28.
Sedangkan pada Tabel 4.11, didapatkan perhitungan manual laporan
penjadwalan. Pada perhitungan tersebut diperoleh hasil laporan penjadwalan yaitu
order 2008.11.002 (Desert Bloom) selesai dikerjakan pada tanggal 12/11/2008
dan pada jam 13.41, order 2008.11.004 (Takashimaya Trapezoid) selesai
dikerjakan pada tanggal 14/11/2008 dan pada jam 07.52, order 2008.11.003
(Takashimaya Small) selesai dikerjakan pada tanggal 17/11/2008 dan pada jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 29
09.06 serta order 2008.11.001 (Spiriva) selesai dikerjakan pada tanggal
21/11/2008 dan pada jam 10.28.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa perhitungan laporan penjadwalan
pada penerapan program aplikasi dan perhitungan manual adalah sama.
4. Print Preview Laporan Lembur
Untuk memvalidasi hasil perhitungan waktu lembur, maka dilakukan
perbandingan hasil perhitungan waktu lembur yang dihitung secara manual
dan hasil perhitungan waktu lembur yang dihitung dengan program
aplikasi yang telah dirancang. Hasil perhitungan tersebut adalah sebagai
berikut:
Gambar 4.22. Perhitungan Waktu Lembur (Program Aplikasi)
Tabel 4.12 Perhitungan Waktu Lembur (Manual)
JOB Delivery
Date Selesai dari mesin
Handwork Lembur
2008.11.002 13/11/2008 12/11/2008 13:42 -
2008.11.004 21/11/2008 14/11/2008 7:50 -
2008.11.003 15/11/2008 17/11/2008 9:04 2 jam 4 menit 3 jam
2008.11.001 20/11/2008 21/11/2008 10:28 3 jam 28 menit 4 jam
Total 7 jam
Dari Gambar 4.22, didapatkan perhitungan penerapan program aplikasi
laporan lembur. Pada perhitungan tersebut diperoleh hasil laporan lembur yaitu
order 2008.11.002 (Desert Bloom) dilakukan lembur 0 jam, order 2008.11.004
(Takashimaya Trapezoid) dilakukan lembur 0 jam, order 2008.11.003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 30
(Takashimaya Small) dilakukan lembur 3 jam dan order 2008.11.001 (Spiriva)
dilakukan lembur 4 jam.
Sedangkan pada Tabel 4.11, didapatkan perhitungan manual laporan
penjadwalan. Pada perhitungan tersebut diperoleh hasil laporan lembur yaitu
order 2008.11.002 (Desert Bloom) dilakukan lembur 0 jam, order 2008.11.004
(Takashimaya Trapezoid) dilakukan lembur 0 jam, order 2008.11.003
(Takashimaya Small) dilakukan lembur 3 jam dan order 2008.11.001 (Spiriva)
dilakukan lembur 4 jam.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa perhitungan laporan lembur pada
penerapan program aplikasi dan perhitungan manual adalah sama.
4.5 Contoh Numerik
Dari program aplikasi yang telah dibuat, maka dilakukan contoh
perhitungan numeriknya.
1. Form Input Order
Gambar 4.23 Interface Program Aplikasi Untuk Contoh Numerik
Pada Form Input Order – Order 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 31
Gambar 4.24 Interface Program Aplikasi Untuk Contoh Numerik
Pada Form Input Order – Order 2
Gambar 4.25 Interface Program Aplikasi Untuk Contoh Numerik
Pada Form Input Order – Order 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 32
Gambar 4.26 Interface Program Aplikasi Untuk Contoh Numerik
Pada Form Input Order – Order 4
2. Form Input Kapasitas
Gambar 4.27 Interface Program Aplikasi Untuk Contoh Numerik
Pada Form Input Kapasitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 33
3. Form Input Administrasi
Gambar 4.28 Interface Program Aplikasi Untuk Contoh Numerik
Pada Form Input Administrasi
4. Form Proses Data
Gambar 4.29. Interface Program Aplikasi Untuk Contoh Numerik
Pada Form Proses Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 34
5. Form Laporan
Gambar 4.30 Interface Program Aplikasi Untuk Contoh Numerik
Pada Form Laporan
6. Print Preview Laporan Penjadwalan
Gambar 4.31 Interface Program Aplikasi Untuk Contoh Numerik
Pada Print Preview Laporan Penjadwalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV – 35
7. Print Preview Laporan Lembur
Gambar 4.32 Interface Program Aplikasi Untuk Contoh Numerik
Pada Print Preview Laporan Lembur
8. Gantt Chart Produksi Shopping Bag Untuk Contoh Numerik
Gantt chart penjadwalan produksi shopping bag untuk contoh
numerik adalah sebagai berikut :
0 10 20 30 40 50 60
Printing
Laminating
Punch
Handwork Desert Bloom
Takashimaya Trapezoid
Takashimaya Small
Spiriva
Gambar 4.33 Gantt Chart Produksi Shopping Bag
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V – 1
BAB V
ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL
Pada bab analisis dan interpretasi hasil akan dilakukan analisis dan
interpretasi hasil pengolahan data. Analisis ini meliputi análisis sistem
penjadwalan produksi shopping bag di perusahaan, analisis prosedur penjadwalan,
analisis program aplikasi penjadwalan produksi shopping bag, dan analisis
perbandingan besarnya waktu keterlambatan.
5.1 Analisis Sistem Penjadwalan Produksi Shopping Bag di Perusahaan
PT Wangsa Jatra Lestari memiliki karakteristik manufaktur yaitu
pengaturan fasilitas bersifat flowshop. Hal ini ditunjukkan dari pengerjaan order
dari stasiun pertama hingga stasiun terakhir dalam proses produksinya yaitu
mengalir pada jalur produksi yang sama. Stasiun kerja tersebut berturut-turut
adalah mesin Printing, mesin Punch, mesin Laminating dan Handwork.
Pada saat ini, penjadwalan pengerjaan order di PT. Wangsa Jatra Lestari
didasarkan oleh analisa divisi PPIC yaitu berdasarkan metode First Come First
Serve (FCFS). Sedangkan pada perbaikan metode penjadwalan pada penelitian ini
menggunakan algoritma Nawaz, Enscore and Ham (NEH).
Tabel 5.1 Perbandingan Penjadwalan dengan metode FCFS
dengan penjadwalan menggunakan algoritma NEH
No Penjadwalan dengan metode
First Come First Serve (FCFS)
Penjadwalan dengan algoritma
Nawaz, Enscore and Ham (NEH)
1 Tidak berprioritas Berprioritas, yaitu suatu pekerjaan yang mempunyai waktu total waktu proses lebih besar dari job lain dengan total waktu proses yang lebih kecil, diberi bobot yang lebih tinggi
2 Perhitungan lebih mudah dan sederhana
Perhitungan rumit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V – 2
Lanjutan Tabel 5.1
No Penjadwalan dengan metode
First Come First Serve (FCFS)
Penjadwalan dengan algoritma
Nawaz, Enscore and Ham (NEH)
3 Proses-proses diberi jatah waktu memproses berdasarkan waktu kedatangan
Proses antrian ditentukan oleh kriteria yang ingin dicapai perusahaan. Contoh : minimasi total tardiness, minimasi makespan, minimasi total flowtime, dll.
4 Mudah diimplementasikan Susah diimplementasikan
5 Tidak bisa mengakomodir order sisipan
Order sisipan dapat diakomodir
Pada penjadwalan First Come First Serve (FCFS), order yang datang lebih
dahulu akan dikerjakan lebih dahulu. Namun ketika jadwal tersebut sedang
dilaksanakan akan tetapi ada order yang mendesak untuk dikirim, maka order
tersebut akan dijadwalkan sebagai prioritas untuk segera diproduksi.
Metode First Come First Serve (FCFS) tidak menjamin pengerjaan order
yang dapat meminimasi keterlambatan. Penjadwalan dengan metode ini memiliki
beberapa kelemahan antara lain, memiliki waiting time yang tinggi dan order
yang memiliki waktu proses kecil diharuskan menunggu terlalu lama.
Sedangkan pada perbaikan metode penjadwalan pada penelitian ini
menggunakan algoritma Nawaz, Enscore and Ham (NEH). Algoritma NEH
didasarkan pada gagasan dimana suatu pekerjaan yang mempunyai waktu total
waktu proses lebih besar dari job lain dengan total waktu proses yang lebih kecil,
seharusnya diberi bobot yang lebih tinggi sehingga dapat meminimumkan
makespan. Dalam penelitian ini, dilakukan modifikasi kriteria, yaitu minimasi
total tardiness.
5.2 Analisis Prosedur Penjadwalan
Proses perlakuan order secara umum adalah bagaimana proses perlakuan
terhadap order pertama kali masuk dan order baru yang masuk. Ketika order
pertama kali masuk, maka ready time berada pada posisi 0. Kemudian dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V – 3
prosedur penjadwalan. Apabila ada order baru yang masuk, maka ready time
berada pada posisi t. Kondisi ini bersifat kontinu. Sehingga proses produksi untuk
penjadwalan order yang baru dapat dimulai setelah penjadwalan untuk order lama
telah berakhir.
Rencana perbaikan metode penjadwalan produksi shopping bag dilakukan
dengan algoritma Nawaz, Enscore and Ham (NEH) dengan kriteria minimasi total
tardiness. Prosedur penjadwalan produksinya memerlukan beberapa data
permesinan, antara lain kapasitas, waktu setup, waktu transfer, downtime setiap
mesin, tanggal produksi (ready date), ready time dan jam kerja normal.
Sedangkan untuk data order diperlukan data-data antara lain spesifikasi order,
spesifikasi kertas, spesifikasi handle dan spesifikasi kerja. Selain itu juga
diperlukan data hari libur dan jam kerja normal karyawan.
5.3 Analisis Program Aplikasi Penjadwalan Produksi Shopping Bag
Dalam proses penjadwalannya, PT Wangsa Jatra Lestari menggunakan
metode First Come First Serve (FCFS). Sedangkan dalam proses perhitungan
penjadwalannya menggunakan Open Office Calc.
Tabel 5.2 Perbandingan Media Penjadwalan yang digunakan oleh perusahaan
dengan penjadwalan menggunakan Program Aplikasi
No
Penjadwalan dengan media
yang digunakan oleh
Perusahaan
Penjadwalan dengan Program
Aplikasi
1 Open Office Calc Borland Delphi 7.0 dan Microsoft Access
2 Perhitungan yang dilakukan dengan metode First Come First Serve (FCFS)
Perhitungan yang dilakukan dapat menggunakan metode NEH dengan kriteria minimasi total tardiness
3 Tidak ada penyesuaian ready time Ada penyesuaian ready time
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V – 4
Lanjutan Tabel 5.2
No
Penjadwalan dengan media
yang digunakan oleh
Perusahaan
Penjadwalan dengan Program
Aplikasi
4 Tidak bisa mengakomodir order sisipan
Order sisipan dapat diakomodir
5 Perhitungan lebih lama Perhitungan menjadi lebih cepat dan mudah
Media penjadwalan yang digunakan oleh perusahaan hanya terbatas
menggunakan metode-metode yang sederhana. Selain itu, tidak ada penyesuaian
ready time pada proses penjadwalan. Sedangkan program aplikasi yang dibuat
menggunakan algoritma Nawaz, Enscore and Ham (NEH). Program aplikasi ini
dibuat dengan kondisi kontinu. Penjadwalan dapat dilakukan pada ready time
yang sesuai dengan kebutuhan penjadwalan. Order sisipan juga dapat
dipertimbangkan untuk dimasukkan ke dalam proses penjadwalan yang telah
dilakukan.
Form Input Order digunakan untuk memasukkan informasi mengenai
order. Meliputi Spesifikasi Order, Spesifikasi Kertas, Spesifikasi Handle dan
Spesifikasi Kerja. Pada Spesifikasi Order terdapat input Nomor Urut, Nomor
Order, Tanggal Pesan, Tanggal Penyerahan, Nama Order dan Perusahaan
Pemesan. Pada Spesifikasi Kertas terdapat input Ukuran kertas, Jenis kertas dan
Warna Kertas. Spesifikasi Handle terdapat input Panjang Handle, Diameter
Handle dan Warna Handle. Sedangkan pada Spesifikasi Kerja terdapat input
Jumlah Cetakan, Jenis Laminating, Jumlah Order dan Ukuran Cetak.
Pada Form Input Kapasitas digunakan untuk memasukkan informasi
permesinan. Meliputi Kapasitas, Waktu Setup, Waktu Transfer, dan Downtime
pada setiap mesin, Tanggal Produksi (ready date), Ready Time dan Jam Kerja
Normal. Form ini cukup diinputkan satu kali kemudian dapat digunakan untuk
melakukan penjadwalan seluruh order.
Pada Preview Job Order terdapat rekap order yang telah diinputkan data-
datanya. Sedangkan Print Preview adalah hasil dari perintah cetak pada Preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V – 5
Job Order. Pada Preview Job Sheet terdapat informasi spesifikasi tiap order. Pada
form-form ini, terdapat menu print, sehingga informasi yang terdapat pada form
ini dapat dicetak.
Form Proses Data digunakan untuk memproses waktu proses dan
algoritma Nawaz, Enscore and Ham (NEH). Pada menu ini, hanya terdapat
perintah untuk melakukan perhitungan waktu proses dan perhitungan penjadwalan
dengan algoritma Nawaz, Enscore and Ham (NEH). Form ini digunakan untuk
menampilkan hasil perhitungan waktu proses dari tiap-tiap mesin.
Pada Form Laporan terdapat informasi Flowtime dan Job Lateness.
Sedangkan untuk hasil penjadwalan aktual dari algoritma Nawaz, Enscore and
Ham (NEH) dapat dilihat Print Preview Laporan Penjadwalan. Pada Print
Preview laporan lembur dapat dilihat waktu lembur yang diperlukan untuk
menyelesaikan order yang terlambat.
Form Administrasi Hari Libur digunakan untuk memasukkan data-data
hari libur produksi. Pada form ini juga terdapat perintah untuk melakukan
Back Up data. Sehingga data-data penjadwalan yang telah dilakukan dapat tetap
tersimpan.
Pada program aplikasi ini dalam validasinya dilakukan perbandingan
perhitungan antara perhitungan manual yang dihitung sesuai algoritma
penjadwalan Nawaz, Enscore and Ham (NEH) dan perhitungan dengan program
aplikasi. Hasil perhitungannya secara umum adalah sama. Yang membedakan
adalah nilai angka dibelakang koma dan selisih menit pada Laporan Penjadwalan.
Hal ini disebabkan karena jika pada perhitungan manual yang dilakukan
menggunakan Mirosoft Excel, pada proses perhitungannya nilai angka dibelakang
koma diproses semua. Sedangkan pada program aplikasi, pada proses
perhitungannya hanya nilai angka yang tertera.
5.4 Analisis Perbandingan Besarnya Waktu Keterlambatan
Berdasarkan metode yang digunakan oleh perusahaan dan data hasil
perhitungan program aplikasi maka dapat dilakukan suatu perbandingan besarnya
waktu keterlambatan pada setiap order yang diproduksi. Perbandingan besarnya
waktu keterlambatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.1 dan 5.2 di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V – 6
Tabel 5.1 Penjadwalan Urutan Job dengan Metode FCFS
Completion Time (jam) Job
Printing Laminating Punch Handwork
Kapasitas Produktif
(jam)
Tardiness (jam)
Spiriva 7,94 20,33 35,75 40,72 64,71 0
Desert Bloom 11,02 23,02 41,48 42,44 21,57 20,87
Takashimaya Small 15,57 28,65 50,17 54,45 35,95 18,50
Takashimaya Trapezoid 18,78 31,60 56,17 58,22 71,90 0
Tabel 5.2 Penjadwalan Urutan Job Program Aplikasi
dengan Algoritma Nawaz, Ensore and Ham (NEH)
Completion Time (jam) Job
Printing Laminating Punch Handwork
Kapasitas Produktif
(jam)
Tardiness (jam)
Desert Bloom 3,07 5,76 11,50 12,45 21,57 0
Takashimaya Trapezoid 6,28 9,23 17,50 19,55 71,90 0
Takashimaya Small 10,84 16,47 26,18 30,47 35,95 0
Spiriva 18,78 31,17 46,58 51,55 64,71 0
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa besarnya keterlambatan order
antara metode yang digunakan oleh perusahaan dan data hasil perhitungan
program aplikasi. Total tardiness yang didapat dari metode FCFS adalah
39,37 jam. Sedangkan pada program aplikasi dengan menggunakan algoritma
Nawaz, Enscore and Ham (NEH) didapat total tardiness 0 jam atau tidak
mengalami keterlambatan.
5.5 Intepretasi Hasil
Pada program aplikasi penjadwalan produksi ini, terdapat 3 form input,
yaitu form input order, form input kapasitas dan form input administrasi. Form-
form tersebut dapat membantu proses penginputan data-data yang akan digunakan
sebagai informasi penjadwalan. Dengan adanya form-form tersebut, maka proses
penginputan data menjadi lebih cepat dan mudah.
Pada Bab IV telah dilakukan contoh perhitungan numerik. Perhitungan
tersebut dilakukan terhadap 4 order. Dengan adanya program aplikasi, maka dapat
diamati kecepatan untuk menghitung Waktu Proses, NEH, Laporan Penjadwalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V – 7
dan Laporan Lembur. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil
dari setiap proses perhitungan tersebut hanya membutuhkan waktu selama 2 detik.
Dengan hasil ini, maka program aplikasi yang telah dibuat dapat membantu
mempercepat dan mempermudah proses penjadwalan produksi.
Kelebihan dari program aplikasi penjadwalan produksi ini adalah:
1. Program aplikasi yang telah dibuat merupakan program aplikasi yang user
friendly, sehingga akan mudah dalam penerapan dan penggunaannya.
2. Interface aplikasi ini sudah menggunakan tombol button, sehingga lebih
mudah dalam pengoperasiannya.
3. Aplikasi ini memberikan manfaat berupa kemudahan menyimpan data
order, serta aktivitas pengolahan data dapat dilakukan dengan tepat
sehingga resiko-resiko human error dapat diminimalkan.
4. Aplikasi ini mampu menampilkan data waktu proses, data job sequencing
dengan algoritma NEH (Nawaz, Enscore and Ham), data laporan
penjadwalan, dan data laporan lembur.
5. Aplikasi ini terdapat perintah print untuk data setiap order, daftar order
shopping bag yang akan dijadwalkan, laporan penjadwalan, dan laporan
lembur.
6. Aplikasi ini mampu menyimpan data hari libur.
7. Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur back up data untuk menyimpan data
penjadwalan yang telah dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-1
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Algoritma NEH (Nawaz, Enscore and Ham) pada umumnya bertujuan
untuk meminimumkan makespan, namun pada penelitian ini, tujuan
atau kriteria dari algoritma NEH dapat dilakukan modifikasi, yaitu
minimasi total tardiness.
2. Berdasarkan contoh numerik dengan Algoritma NEH, maka dapat
meminimasi total tardiness sebesar 39,37 jam atau dapat meminimasi
total tardiness hingga 100% dari metode yang digunakan oleh
perusahaan.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini beberapa hal disarankan kepada
PT. Wangsa Jatra Lestari dan penelitian-penelitian selanjutnya. Saran-saran
tersebut adalah:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan rancangan
usulan dengan mengakomodasi kejadian ketidaktersediaan material
sehingga metode penjadwalan produksi shopping bag, PT. Wangsa
Jatra Lestari lebih sesuai dengan kondisi nyata di lantai produksi.
2. Untuk dapat melakukan implementasi program aplikasi di perusahaan,
maka dibutuhkan pelatihan terhadap sumber daya manusia yang akan
menggunakan program aplikasi ini serta dibutuhkan media untuk
mengoperasikan program aplikasi yaitu seperangkat komputer
spesifikasi minimal dengan sistem operasi Windows XP.