Download - PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENINGKATKAN …
PERAN PENYULUH AGAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS PEMUDA DI DESA
WINDUAJI PAGUYANGAN BREBES.
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S. Sos.)
Oleh :
Susi Afriyani NIM.1113052000019
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2018 M./1440 H.
i
ABSTRAK
Susi Afriyani. NIM : 1113052000019. “Peran Penyuluh Agama Dalam Meningkatkan Solidaritas Pemuda di Desa Winduaji Paguyangan Brebes”. Pembimbing: Suparto,M.Ed, Ph.D Penyuluh agama sebagai agent of change yakni berperan sebagai pusat untuk mengadakan perubahan kearah yang lebih baik, di segala bidang kearah kemajuan, perubahan dari yang negativ atau pasif menjadi positif atau aktif. Karena ia menjadi motivator utama pembangunan, terutama dalam membangun kedekatan dan solidaritas pemuda kearah yang lebih baik. Maka pemuda perlu mendapat arahan dan bimbingan, yang bertujuan untuk merubah sikap apatis terhadap lingkungan sekitar baik dalam kehidupan bermasyarakat dan kehidupan sosial keagamaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran-peran yang dilakukan oleh penyuluh untuk membantu masyarakat pedesaan khususnya pemuda yang ada di desa Winduaji agar semakin meningkatkan rasa solidaritas, baik sesama pemuda maupun dengan masyarakat yang ada dalam lingkungan sosial keagamaan, yang dikemas oleh penyuluh dalam bahasa agama. Dalam penelitian ini peneliti berusaha mencari peran dan metode yang digunakan oleh penyuluh kepada pemuda di desa Winduaji.
Metodologi penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif dengan design deskriptif, yaitu prosedur penelitian yang mencoba mencari hasil dari penelitian dalam bentuk kata-kata tertulis dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan saat penelitian. Untuk mendapatkan informasi dalam penelitian ini terdapat enam informan, dua orang dari penyuluh dan empat orang dari pemuda desa Winduaji.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran penyuluh agama kepada pemuda di desa untuk meningkatkan solidaritas pemuda diantaranya dengan kegiatan, pengajian majelis ta’lim, pelatihan hadrah, tahlilan dan gotong royong. Kegiatan tersebut mendapat respon yang baik dari masyarakat khususnya pemuda. Adapun peran yang ditemukan peneliti selama penelitian diantaranya adalah peran pemberi informasi, edukasi, pendamping, motivator, fasilitator dengan menggunakan metode penyuluhan ceramah dan tanya jawab adapun pendekatan yang digunakan ialah metode pendekatan individu dan kelompok.
Kata Kunci: Peran, Penyuluh Agama, Solidaritas, Pemuda.
ii
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam yang
telah melimpahkan nikmat taufik dan hidayahnya, shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan bagi baginda Nabi Muhammad
SAW, sebagai suri tauladan bagi umat manusia. Alhamdulillah
atas berkat dan rahmat Allah, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peran Penyuluh
Agama Dalam Meningkatkan Solidaritas Pemuda di Desa
Winduaji Paguyangan Brebes”.
Dalam kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan
hati dan penuh rasa hormat mengucapkan terimakasih sebanyak-
banyaknya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
moril maupun materil, secara langsung maupun tidak langsung
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesei,
terutama kepada:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA., Selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M. Ed., Ph. D.,
selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Dosen
Pembimbing Skripsi yang sudah sangat membantu dan
sabar selama proses bimbingan berlangsung, Dr. Hj,
Roudhonah, M. Ag., Selaku Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum, Dr. Suhaimi, M, Si., Selaku Dekan
Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan kerjasama.
2. Dra. Rini Laili Prihatini, M, Si., Selaku Ketua Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
iii
3. Noor Bekti Negoro, SE, M, Si. Selaku Sekretaris Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
4. M. Lutfi Jamal, MA. Selaku Dosen Pembimbing
Akademik Jurusan Bimbingan Penyuluhan dan Islam
Angakatan tahun 2013.
5. Kedua Orang tua penulis Ayahanda Udiyanto dan Ibunda
Muslika, atas dukungan moril, materi maupun
spiritualnya.
6. Adik-adik penulis, Ahmad Maizan dan Mirza Khukma
Syobia. Terima kasih atas dukungan dan do’anya.
7. Kepada keluarga besar Bani Ma’rif yang telah
memberikan dukungan dan motivasi, mohon maaf tidak
bisa menyebutkan satu-persatu namanya.
8. Teman-teman seperjuangan BPI 2013 yang telah
memberikan dorongan dan motivasi, wabil khusus
AzyanulFaiz ciputat dan keluarga besar MAK Ciputat.
Sahabat seperjuangan skripsi Dwi Avitasari, Meiga
Latifah PP, Nurmayasari, Konita Fikriyah, Qois
Dzulfaqor dll. Semoga kesuksesan menyertai kita semua.
9. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama dan
Perpustakaan Pasca Sarjana UIN yang membantu
memfasilitasi penulis untuk pencarian sumber.
10. Seluruh dosen yang mengajar di Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam pada khususnya dan yang di Fakultas
Dakwah pada umumnya.
11. Semua pihak yang telah mendukung penulis dalam proses
pengerjaan skripsi.
iv
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu, penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Ciputat, 28 November 2018
Susi Afriyani NIM.1113052000019
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................ v BAB I PENDAHULUAN ........................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................. 10 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 10 D. Metodologi Penelitian ...................................................... 11
1. Pendekatan Penelitian ................................................. 11 2. Subjek dan Objek ........................................................ 12 3. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 14 4. Sumber Data................................................................ 15 5. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... 17 6. Teknik Analisis Data................................................... 17 7. Validitas Data.............................................................. 19
E. Tinjauan Pustaka .............................................................. 21 F. Sistematika Penulisan ...................................................... 23
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................... 25 A. Peran ................................................................................ 19
1. Pengertian Peran ......................................................... 19 B. Penyuluh Agama .............................................................. 21
1. Pengertian Penyuluh Agama ....................................... 21 2. Tugas Pokok, Dan Fungsi Penyuluh Agama Islam ... 28
C. PEMUDA ........................................................................ 30 1. Pengertian Pemuda...................................................... 30 2. Peranan Pemuda dalam Masyarakat ........................... 33
vi
D. Solidaritas Sosial ............................................................. 34
1. Pengertian Solidaritas Sosial ...................................... 34
2. Bentuk-bentuk Solidaritas Sosial ............................... 37
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Solidaritas Sosial 41
BAB III GAMBARAN UMUM DESA WINDUAJI ............ 44
A. Profil KUA Paguyangan ............................................... 44
B. Letak Geografis ............................................................ 46
C. Monografi KUA Paguyangan ....................................... 47
D. Visi Misi dan Tujuan .................................................... 48
E. Tugas Penyuluh Agama Kecamatan Paguyangan ........ 50
BAB IV TEMUAN PENELITIAN ........................................ 81
A. Deskripsi Informan ....................................................... 55
B. Temuan Lapangan dan Analisis Data
1. Peran Penyuluh Agama Yang Bertujuan
Meningkatkan Solidaritas Sosial di Desa Winduaji 59
2. Metode dan Teknik yang digunakan Penyuluh
Agama Dalam Meningkatklan Solidaritas Pemuda
di Desa Winduaji .................................................... 94
3. Analisis Peran Penyuluh Agama dalam
Meningkatkan Solidaritas Pemuda di Desa
Winduaji ................................................................. 80
BAB V KESIMPULAN .......................................................... 83
A. Kesimpulan ................................................................... 83
B. Saran ............................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, Penyuluh Agama Islam mempunyai peran
penting dalam pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan
dirinya masing-masing sebagai insan pegawai pemerintah.
Dengan kata lain, keberhasilan dalam bimbingan dan
penyuluhan kepada masyarakat menunjukkan keberhasilan
dalam manajemen diri sendiri. Penyuluh Agama Islam sebagai
leading sektor bimbingan masyarakat Islam, memiliki
tugas/kewajiban yang cukup berat, luas dan permasalahan
yang dihadapi semakin kompleks. Penyuluh Agama Islam
tidak mungkin sendiri dalam melaksanakan amanah yang
cukup berat ini, ia harus mampu bertindak selaku motivator,
fasilitator, dan sekaligus katalisator dakwah Islam.1
Manajemen dakwah harus dapat dikembangkan dan
diaktualisasikan sesuai dengan perkembangan masyarakat
yang sedang mengalami perubahan sebagai dampak dari
globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin
canggih, yang kini semakin menjajah generasi bangsa.
Disinilah peran Penyuluh Agama Islam dalam menjalankan
kiprahnya di bidang bimbingan masyarakat Islam harus
memiliki tujuan agar suasana keberagamaan, dapat
1 Anis Prwanto, http://www.academia.edu/11331456 /PERANAN_ PENYULUH_AGAMA_DALAM_PEMBINAAN_UMAT diakses pada 18 Januari 2019.
2
merefleksikan dan mengaktualisasikan pemahaman,
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan dalam konteks kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Terutama dalam melakukan
penyuluhan terhadap pemuda, peran penyuluh agama selaku
motivator dan fasilitator sangat diperlukan dalam pembenahan
solidaritas pemuda. Pemuda sebagai sosok yang dinamis, yang
penuh energi, yang optimis, diharapkan untuk dapat menjadi
agen perubahan yang lebih baik, baik dalam kehidupan sosial
masyarakat dan sosial keagamaan.
Pemuda kerap kali dianggap dengan pola pikirnya yang
cenderung idealis tidak realistis dan sering mengambil
keputusan berdasarkan emosi perasaan belaka. Hal ini tentu
menjadi sasaran penyuluh untuk melakukan penyuluhan
kepada pemuda. Banyaknya pemuda yang mulai terbawa
dengan budaya luar menjadikan pemuda lupa dan apatis
terhadap lingkungan sekitar. Hadirnya penyuluh agama
setidaknya dapat membantu dan mengingatkan lagi tentang
tanggung jawab dan kewajiban pemuda baik terhadap,
keluarga, lingkungan masyarakat dan agamanya.
Jika pemuda saat ini dibiarkan bebas bergaul tanpa
adanya aturan dan nilai-nilai moral, maka keadaan ini dapat
membahayakan generasi pemuda. Sehingga menjadi penting
bagi penyuluh agama dalam memberikan penyuluhan kepada
pemuda, terutama dalam memberikan pemahaman tentang
solidaritas pemuda yang kini semakin terkikis karena sifat
pemuda yang individualitas. Apabila pemuda dapat bersatu
3
dengan prinsip dan nilai-nilai keagamaan maka pemuda
diharapkan menjadi pemimpin masa depan yang lebih baik
dari pemimpin masa kini. Pemuda diharapkan untuk
menjadi agent of change, yaitu pihak yang mendorong
terjadinya transformasi dunia ini ke arah yang lebih baik
melalui efektifitas, perbaikan dan pengembangan.2
Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Ar ra’d ayat 11
و إذآ أراد االله ◌ نـفسهم إن االله لا يـغيـر ما بقوم حتى يـغيـروا ما بأ م من دونه من وال وما له ◌ بقوم سوءا فلا مرد له
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya.Dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.
Seperti yang sudah disebutkan ayat diatas, bahwa
pemuda adalah agent of change atau agen perubahan, dimana
pemuda memegang peranan penting yang masing-masing
memiliki peran sebagai generasi penerus yang meneruskan
nilai-nilai yang ada dalam sebuah kaumnya. Pemuda memiliki
andil besar dalam sejarah kebangkitan bangsa. Maju
mundurnya bangsa tergantung pada kondisi para pemudanya.
Jika pemudanya memiliki jiwa yang maju, jiwa besar, dan jiwa
kepemimpinan, maka bangsa itu akan maju, besar dan mampu
memimpin peradaban dunia. Sebaliknya, jika pemudanya
2Dini Shanti Purwono, Peran dan Tantangan Pemuda di Era Generasi Milenial,https://psi.id/berita/2018/01/04/peran-dan-tantangan-pemuda-di-era-generasi-milenial/, diakses pada 26 Desember 2018, Pukul 11.08 WIB.
4
menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat,
apalagi bertentangan dengan nilai-nilai agama, seperti mabuk-
mabukan, tawuran, pornografi, dan pornoaksi, maka masa
depan bangsa itu akan suram.3
Sosok pemuda seperti apa yang dapat diharapkan
mampu membangun negeri ini? Dalam Al-Quran digambarkan
pemuda Ashhabul kahfi, yaitu sekelompok anak muda yang
memiliki integritas moral (iman).
ية آ م وزدناهم هدىنحن نـقص عليك نـبأهم بالحق إنـهم فتـ منوا بربه ”Kami ceritakan kepadamu (Muhammad)kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambahkan petunjuk kepada mereka.”(QS al-Kahfi 18: 13).
Dalam hadits disebutkan kalimat, Syabaabaka Qabla
Haramika (Masa mudamu sebelum masa tuamu). Dari ayat
dan hadits tersebut tampak bahwa masalah kepemudaan oleh
Islam sangat ditekankan. Ditekankan karena tidak saja masa
muda adalah masa berbekal untuk hari tua, melainkan juga di
masa muda itulah segala kekuatan dahsyat terlihat.
Untuk mengurangi terjadinya perubahan negatif yang
terjadi pada masyarakat khususnya pada pemuda di desa
Winduaji maka perlu dilakukannya pembekalan atau
pemahaman kepada pemuda yang ada di desa Winduaji
tentang solidaritas mekanis yaitu pemahaman solidaritas yang
didasarkan atas persamaan. Persamaan dan kecenderungan
3https://www.hidayatullah.com/artikel/mimbar/read/2015/06/09/7155
2/enam-karakter-pemuda-pilihan-islam.html,diakses pada 9 januari 2019.
5
untuk berseragam inilah yang membentuk struktur sosial pada
pemuda bersifat homogen dan mirip satu sama lain. Apabila
salah satu segmen itu hilang maka tidak akan berpengaruh
besar terhadap segmen yang lainnya. Menurut Durkheim Ciri
masyarakat dengan solidaritas mekanis ini ditandai dengan
adanya kesadaran kolektif dimana mereka mempunyai
kesadaran untuk hormat pada ketaatan karena nilai-nilai
keagamaan masih sangat tinggi. Hukuman yang terjadi bersifat
represif yang dibalas dengan penghinaan terhadap kesadaran
kolektif sehingga memperkuat kekuatan diantara mereka.4
Pentingnya kebersamaan dan kekompakan pada pemuda
dalam meningkatkan solidaritas dapat menguatkan individu
satu sama lain. Sifat pemuda yang dinamis dan sangat mudah
terpengaruh menjadikan keberadaan penyuluh agama sangat
penting dalam melakukan penyuluhan pada pemuda.
Membangunan Solidaritas pemuda yang maju dan
berkesinambungan dirumuskan sebagai cara mempersatukan
dan memenuhi kebutuhan pemuda masa kini dan mendatang
tanpa mengorbankan hak-hak orang lain.5
Sebagai sumber ajaran islam, Al-Qur’an banyak
mengungkapkan perintah untuk menegakan solidaritas bagi
umatnya.
Dalam al-Qur’an Sûrat al-Maidah 5: 2 Allah Berfirman : 4 https://tutinayati.wordpress.com/2013/03/21/gagasan-integrasi-masyarakat-emile-durkheim-solidaritas-mekanis-dan-solidaritas-organis/ diakses pada 18 januari 2019.
5 https://irhamhabibi.wordpress.com/2014/11/01/bangun-solidaritas-pemuda-maju-dan-berkelanjutan/, diakases pada 9 januari 2019.
6
◌ وتـعا ونـوا على البر والتـقوى ان االله شديدالعقاب ◌ واتـقوااالله ◌ ولا تـعاونـوا على الإ ثم والعدوان
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakkan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya”.
Terkait peran penyuluh agama dalam meningkatkan
solidaritas pemuda ini, menjadi tugas penyuluh agama di desa
Winduaji sangat penting untuk dikaji. Keberadaan penyuluh
agama sangat membantu pemuda dalam memberikan
pembekalan pendidikan non formal, hal ini sangat dibutuhkan
peran penyuluh bagi kaum pemuda seperti kegiatan pengajian
majelis ta’lim, dan memberikan pelatihan-pelatihan seperti
tilawah dan pelatihan keagamaan yang lainnya. Kegiatan
tersebut akan menjadi positif ketika pemuda sudah
meninggalkan kegiatan negativ seperti nongkrong.
Berdasarkan masalah yang muncul di atas penting bagi
saya untuk melakukan penelitian, dan saya tertarik untuk
mengetahui sejauh mana peran penyuluh agama dalam
meningkatkan solidaritas pemuda yang dalam konteks ini saya
sebut dengan masyarakat mekanik di desa Winduaji dan saya
tuangkan dalam sebuah bentuk karya ilmiah yang diberi judul
“Peran Penyuluh Agama Dalam Meningkatkan Solidaritas
Pemuda di Desa Winduaji Paguyangan Brebes”.
7
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan peran dan fungsi lingkup kerja Penyuluh
Agama maka Penulis membatasi penelitian ini hanya pada
Peran penyuluh agama dalam meningkatkan solidaritas
pemuda yang ada di desa Winduaji.
2.Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang dijadikan penelitian dalam
penulisan skripsi ini yaitu meliputi:
a. Bagaimana peran penyuluh Agama dalam meningkatkan
solidaritas mekanik pemuda yang ada di desa Winduaji?
b. Bagaimana Metode dan teknik yang digunakan Penyuluh
Agama Dalam Meningkatkan Solidaritas Pemuda Di
Desa Winduaji?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui peran penyuluh Agama dalam
meningkatkan solidaritas mekanik pemuda yang ada di
desa Winduaji.
b. Untuk mengetahui metode dan teknik peran penyuluh
Agama dalam meningkatkan solidaritas pemuda yang
ada di desa Winduaji.
2. manfaat penelitian
a. Akademik: sebagai sebuah ilmu baru bagi penulis dalam
rangka meningkatkan pengetahuan, wawasan dan
informasi bagi penulis, khususnya tentang peran
8
penyuluh Agama dalam meningkatkan solidaritas
pemuda yang ada di desa Winduaji.
b. Praktis: sebagai bahan rujukan untuk penyuluh agama
yang lain ketika ingin melakukan penyuluhan agar
metode dan teknik yang diteliti tersebut dapat diterapkan
dalam pelaksanaan selanjutnya.
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan dengan cara
memandang objek kajian sebagai suatu sistem, artinya
objek kajian dilihat sebagai satuan yang terdiri dari unsur
yang terkait dan mendeskripsikan fenomena-fenomena
yang ada.6
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek peneliti misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan
lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.7
Penelitian lapangan ini pada umumnya bertujuan
untuk mendeskripsikan apabila memungkinkan
memberikan solusi masalah praktis dalam kehidupan
6Suharsimi, Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 209. 7Lexy J, Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (edisi Revisi),
(Bandung: Rosdakrya, 2012), h. 7.
9
sehari-hari.8 Dalam penelitian lapangan ini peneliti
mengambil lokasi di Desa Winduaji kecamatan Paguyangan
Brebes.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan prosedur
penentuan sumber data seperti diusulkan Patton yaitu:
Pengambilan sampel kasus tipikal: kasus yang diambil
adalah kasus yang dianggap mewakili kelompok “normal”
dari fenomena yang diteliti. Patton mengingatkan bahwa
data yang dihasilkan tetap tidak dimaksudkan untuk
digeneralisasi (dalam pengertian statis), mengingat sampel
tidak bersifat definitif (pasti) melainkan ilustratif (memberi
gambaran tentang kelompok yang dianggap normal
mewakili fenomena yang diteliti). Berbeda dengan
pendekatan pengambilan sampel sebelumnya, dalam
pendekatan ini suatu objek atau lokasi penelitian dipilih
bukan karena ciri-cirinya yang ekstrim atau sangat berbeda,
melainkan justru karena objek atau lokasi tersebut secara
tipikal dapat mewakili fenomena yang diteliti. Patton
(1990) menjelaskan bahwa metode pengambilan sampel
8Koentjaraningrat dan Fuad Hasan, “ Beberapa Asas Metodologi
Ilmiah,”dalam koentjaraningrat, (ed), Metode-metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia, 1970), h. 16.
10
kasus tipikal ini seringkali cocok dipakai untuk
mempelajari perkembangan masyarakat dunia ketiga.9
Subjek dalam penelitian ini adalah penyuluh agama
sedangkan objek dari penelitian adalah pemuda yang
menjadi sasaran penyuluhan untuk meningkatkan
solidaritas. Adapun jumlah informan yaitu dua orang
penyuluh agama serta empat pemuda yang menjadi di
wawancarai.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data
dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah),
sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih
banyak pada observasi berperan serta (participant
observation), wawancara mendalam (in depth interview)
dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang peneliti
lakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data
tambahan tentang Peran Penyuluh Agama Dalam
Meningkatkan Solidaritas Pemuda Di Desa Winduaji.
b. Interview (wawancara)
Menurut Moleong (2005) dalam buku Haris
Herdiansyah, wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak,
9Fuad Hassan, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia (Depok: (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Kampus Baru UI, 2013), Cet ke-5, h. 116
11
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.10
Teknik wawancara yang akan digunakan untuk
mengungkapkan data tentang bagaimana Peran Penyuluh
Agama Dalam Meningkatkan Solidaritas Pemuda Di
Desa Winduaji.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode penyelidikan
yang ditunjukan pada penguraian apa yang telah lalu
dengan sumber dokumentasi.11 Teknik dokumentasi ini
bertujuan untuk memperoleh data-data yang
berhubungan dengan masalah penelitian, yaitu mengenai
permasalahan Peran Penyuluh Agama Dalam
Meningkatkan Solidaritas Pemuda Di Desa Winduaji.
4. Sumber Data
Berdasarakan sumbernya, data dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
a. Data primer
Data primer yaitu kata-kata atau tindakan orang-orang
yang diamati atau diwawancarai.12 Data primer adalah data
yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan dengan cara
10Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-
ilmu Sosial, h. 118 11Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
h. 126. 12Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi),
(Bandung: Rosdakarya, 2012), h. 112
12
melakukan kegiatan, mendengar, dan melihat secara
langsung. Menurut Kaelan sumber primer adalah buku-
buku yang secara langsung berkaitan dengan objek material
penelitian. Sumber data yang digunakan yaitu informan.13
Informan yaitu individu-individu tertentu yang dapat
diwawancarai untuk keperluan informasi, atau orang-orang
yang dapat memberikan keterangan data yang diperlukan
oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh
dengan cara wawancara langsung dengan Penyuluh Agama
dan pemuda yang ada di desa Winduaji.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang telah lebih dulu
dikumpulkan atau dilaporkan oleh seseorang atau instansi
di luar dari peneliti sendiri. Data sekunder tersebut dapat
diperoleh dari instansi-instansi dan perpustakaan.14 Data
sekunder ini berasal dari literatur-literatur, perundang-
undangan, arsip atau dokumen dan sumber lain yang
relevan. Dalam penelitian ini juga diperlukan data sekunder
yang berfungsi sebagai pelengkap atau pendukung data
primer. Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari
literatur-literatur, perundang-undangan, arsip atau dokumen
dan sumber yang relevan.
13Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif bidang Filsafat, (Yogyakarta:
Paradigma 2005), h. 148. 14Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung :
Alumni, 1986), h. 27.
13
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti melakukan penelitian pada bulan November
hingga bulan Mei. Peneliti memilih lokasi penelitian di
Desa Winduaji Kecamatan Paguyangan Brebes. Adapun
alasan memilih tempat tersebut dikarenakan sebagai
berikut:
a. Peneliti mudah mengakses data karena menetap di desa
Winduaji Paguyangan Brebes, sehingga dapat
menghemat biaya dan waktu.
b. Peneliti belum menemukan adanya penelitian tentang
Peran Penyuluh Agama Dalam Meningkatkan Solidaritas
Pemuda di Desa Winduaji.
1. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis
deskriptif, yaitu prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan
subyek atau obyek penelitian (seseorang, masyarakat dan
lembaga) pada saat sekarang berdasarkan fakta yang
tampak atau sebagaimana adanya. Dapat pula dikatakan
bahwa teknik deskripsi merupakan langkah-langkah
melakukan representasi obyektif tentang gejala-gejala yang
terdapat di dalam masalah yang diselidiki.15
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran
Penyuluh Agama Dalam Meningkatkan Solidaritas Pemuda
Di Desa Winduaji. Sehingga digunakan analisis interaktif
15Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta:
Gama University Press, 2001), h. 63.
14
fungsional yang berpangkal dari empat kegiatan, yaitu:
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan
verifikasi data. Tahap-tahap yang dilakukan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan data diartikan sebagai suatu proses
kegiatan pengumpulan data melalui wawancara maupun
dokumentasi untuk mendapatkan data yang lengkap.
b. Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, dan membuang yang
tidak perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa
sehingga kesana pula finalnya dapat ditarik dan
diverifikasi.
c. Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan untuk
memeriksa, mengatur serta mengelompokkan data
sehingga menghasilkan data yang deskriptif. Penarikan
kesimpulan atau verifikasi, kesimpulan adalah tujuan
ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat
ditinjau sebagaimana yang timbul dari data yang harus
diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya
merupakan validitasnya.
2. Validitas data
Untuk memeriksa keabsahan data pada penelitian
kualitatif maka digunakan taraf kepercayaan data dengan
15
teknik triangulasi. Teknik triangulasi yang digunakan
adalah teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan
penggunaan sumber berarti membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda.16
Teknik pemeriksaan data ini memanfaatkan sesuatu
yang lain untuk keperluan pengecekan atau
membandingkan triangulasi dengan sumber data yang dapat
ditempuh dengan jalan sebagai berikut.
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data
hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan
umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang
tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya
sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang
dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti
rakyat biasa, orang berpendidikan pejabat pemerintah.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dokumen yang berkaitan.
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah membandingkan data hasil pengamatan dengan data
hasil wawancara.
16Lexy J, Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (edisi Revisi),
(Bandung: Rosdakrya, 2012), h. 176
16
3. Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan tinjauan pustaka, ditemukan
beberapa skripsi sebelumnya yang memiliki sedikit
kesamaan judul dengan skripsi ini, di antaranya adalah:
a. Firda Yunita, dengan judul skripsi:"Peran Organisasi
Pemuda Pengajian Miftahul Jannah Dalam
Menumbuhkan Sikap Keagamaan Remaja di Kampung
Jati Parung-Bogor". Diambil dari jurusan Bimbingan
Penyuluhan Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.17 Skripsi
tersebut lebih menekankan terhadap program kegiatan
pada remaja di Kampung Jati Parung-Bogor, dan tidak
menjelaskan bagaimana proses pembinaan sikap
keagamaan remajanya. Sedangkan skripsi ini lebih
menekankan pada proses pembinaan solidaritas sosial
pemuda.
b. Iis Durotus Sa’diyah, dengan judul skripsi: "Solidaritas
sosial masyarakat Kuningan di Yogyakarta (studi kasus
komunitas paguyuban pengusaha warga kuningan).
Diambil dari jurusan Sosiologi Agama,Fakultas
Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2016.18 Skripsi ini
17Firda Yunita dengan judul “Peran Organisasi Pemuda Pengajian
Miftahul Jannah Dalam Menumbuhkan Sikap Keagamaan Remaja di Kampung Jati Parung-Bogor”, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
18Iis Durotus Sa’diyah, “Solidaritas Sosial Masyarakat Kuningan di Yogyakarta (Studi Kasus komunitas paguyuban pengusaha warga kuningan)”, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
17
lebih menekankan pada bentuk solidaritas mekanik dan
solidaritas organik, dan tidak membahas tentang proses
solidaritas sosial masyarakat kuningan yang di
Yogyakarta. Sedangkan pada skripsi ini lebih
menekankan pada proses dan upaya-upaya bagaimana
meningkatkan solidaritas sosial pada pemuda.
c. Muhammad Nuh, dengan judul skripsi :"Peran Penyuluh
Agama Dalam Membina Akhlak Umat Di Kementrian
Agama RI Kantor Kota Tangerang". Diambil dari
jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2012.19 Isi skripsi tersebut lebih
menekankan pada proses pembinaan akhlak umat.
Sedangkan skripsi ini lebih kepada metode yang
digunakan para penyuluh Agama dalam meningkatkan
solidaritas sosial pemuda.
4. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian skripsi ini peneliti mengacu pada
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah berdasarkan Keputusan
Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507 Tahun
2017. Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi dalam
lima bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN. Meliputi latar belakang masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan
19Muhammad Nuh, “Peran Penyuluh Agama Dalam Membina
Akhlak Umat Di Kementrian Agama RaI Kantor Kota Tangerang”, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
18
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI. Meliputi pengertian peran,
pengertian pemuda, Pengertian Solidaritas yang
meliputi, bentuk-bentuk solidaritas sosial, faktor-
faktor yang mempengaruhi solidaritas sosial.
BAB III GAMBARAN UMUM DESA WINDUAJI DAN
PROFIL ANSOR. Meliputi gambaran secara umum
tempat dilakukannya penelitian,
BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS PENELITIAN.
Menjelaskan hasil penelitian tentang deskripsi
informan, serta menjelaskan peran pelaksanaan,
metode dan analisis pelaksanaan peran Penyuluh
Agama dalam meningkatkan Solidaritas Pemuda di
Desa Winduaji Paguyangan Brebes.
BAB V PENUTUP. Terdiri dari bab terakhir yang
menguraikan tentang kesimpulan penelitian ini dan
saran-saran yang diajukan pihak-pihak terkait dalam
masalah ini.
19
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Peran
Menurut Soerjono Soekanto mengatakan peran sebagai
prilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat,
dapat dikatakan bahwa orang tersebut menduduki suatu posisi
dalam masyarakat, maka ia pun melaksanakan suatu perannya
tersebut dengan memperhatikan hak dan kewajibannya.1
Abu Ahmadi mendefinisikan peran sebagai suatu
kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu
harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan
status dan fungsi sosialnya.2 Robert Merton mengemukakan
bahwa perilaku peran yang berkaitan dengan posisi tertentu
meliputi seluruh rangkaian perilaku yang saling mengisi bagi
perilaku khas lainnya, yang disebutnya “seperangkat peran”.
Cara orang yang diharapkan untuk berperilaku terhadap orang
lain yang ditemui cenderung sangat berbeda. Misalnya,
seorang mahasiswa kedokteran menghadapi harapan yang khas
dan berbeda terkait dengan bagaimana perilaku yang sesuai
terhadap sesama kawan, dosen, dokter, perawat, pasien dan
sebagainya.3
Peran (role) sangat penting karena dapat mengatur
prilaku seseorang, di samping itu peran menyebabkan
1 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali,
1988), h. 220. 2 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h.
115. 3 Iman Santosa, Sosiologi the Key Concepts, (Jakarta, Rajawali Pers,
2011), h. 228.
20
seseorang dapat meramalkan perbuatan orang lain pada batas-
batas tertentu, sehingga seseorang dapat menyesuaikan
prilakunya sendiri dengan prilaku orang-orang
sekelompoknya. Suatu peran paling sedikit mencakup tiga hal,
yaitu 4 :
a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan
posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.
b. Peran adalah suatu konsep ikhwal apa yang dapat dilakukan
oleh individu dalam masyarakat.
c. Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat.
Peran yang dimaksud dalam pengertian ini adalah
tingkah laku seseorang yang diharapkan dalam interaksi sosial,
atau seseorang yang menjadi panutan dalam ucapan maupun
tindakannya di lingkungan masyarakat.
1. Macam-macam Peran
Dikutip dari skripsi Wiwit Fatimah peran juga
mempunyai beberapa jenis yang berbeda-beda antara lain :
a. Role Position adalah kedudukan sosial yang sekaligus
menjadikan akan kedudukan dan berhubungan dengan
tinggi rendahnya posisi orang tersebut dalam struktur
sosial tertentu.
b. Role Behaviour adalah cara seseorang memainkan
peranannya apabila orang tersebut melakukan dengan
baik peranannya maka ia akan diterima baik dikeluarga,
4 J. Dwi Narwoko, dan Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar
dan Terapan,(Jakarta: Kencana, 2007), h. 158-159.
21
masyarakat dan lain-lain. Sebaliknya apabila orang
tersebut tidak melakukan peranannya dengan baik orang
tersebut tidak akan diterima dikeluarga maupun
masyarakat.
c. Role Perception adalah bagaimana seseorang
memandang peranan sosialnya serta bagaimana ia harus
bertindak dan berbuat atas dasar pandangannya tersebut.
d. Role Expectation adalah peranan seseorang terhadap
peranan yang dimainkan bagi sebagian besar warga
masyarakat.5
B. Penyuluh Agama
1. Pengertian Penyuluh Agama
Penyuluh Agama adalah pembimbing umat beragama
dalam rangka pembinaan mental, moral dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Penyuluh Agama
Islam, yaitu pembimbing umat Islam dalam rangka
pembinaan mmental, moral dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, Allah SWT, serta menjabarkan segala
aspek pembangunan melalui pintu dan bahasa agama.
Sedangkan penyuluh agama yang berasal dari PNS
sebagaimana yang diatur dalam keputusan
Menkowasbangpan No. 54/KP/MK.WASPAN/9/1999,
adalah Pegawai Negri Sipil yang diberi tugas tanggung
jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
5 Dalam Wiwit Fatimah, Peran Penyuluh Agama Dalam Pembinaan
Akhlak Wanita Tuna Susila Di Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulia Jakarta Barat, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan ILmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatulah, 2012), h. 13.
22
berwenang untuk melakukan kegiatan bimbingan atau
penyuluhan agama Islam dan pembangunan melalui bahasa
agama.
Jadi Penyuluh Agama Islam adalah para juru
penerang penyampai pesan bagi masyarakat mengenai
prinsip-prinsip dan etika nilai keberagaman yang baik.
Disamping itu Penyuluh Agama Islam merupakan ujung
tombak dari Kementerian Agama dalam pelaksanaan tugas
membimbing umat Islam dalam mencapai kehidupan yang
bermutu dan sejahtera lahir batin.
Hasil akhir yang ingin dicapai dari penyuluahn agama
pada hakekatnya ialah terwujudnya kehidupan masyarakat
yang memiliki pemahaman mengenai agamanya secara
memadai yang ditunjukkan melaui pengamalannya yang
penuh komitmen dan kosisten disertai wawasan multi
cultural, untuk mewujudkan tatanan kehidupan yang
harmonis dan saling menghargai satu sama
lain.6
Penyuluhan agama adalah usaha penyampaian ajaran
Islam kepada umat manusia oleh seseorang atau kelompok
orang secara sadar dan terencana, dengan berbagai methode
yang baik dan sesuai dengan sasaran penyuluhan, sehingga
berubahlah deadaan umat itu kepada yang lebih baik, untuk
memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
6 Anis Prwanto, http://www.academia.edu/11331456 /PERANAN_ PENYULUH_AGAMA_DALAM_PEMBINAAN_UMAT diakses pada 18 Januari 2019.
23
Dari pembakuan istilah Penyuluh Agama Islam telah
memberikan makna yang strategis bagi penyuluh agama
Islam itu sendiri untuk lebih berkiprah dalam melakukan
pembibingan dan penyuluhan guna memberikan pencerahan
kepada umat Islam sehingga umat Islam merasa terbimbing
dengan kehadiran penyuluh agama Islam dalam rangka
membangun mental, moral dan nilai ketakwaan umat serta
turut mendorong peningkatan kualitas kehidupan umat
beragama dalam berbagai bidang.7
2. Tugas Pokok, dan Fungsi Penyuluh Agama Islam
a. tugas pokok Penyuluh Agama Islamtugas pokok
Penyuluh Agama Islam adalah melakukan dan
mengembangkan kegiatan bimbingan atau penyuluhan
agama dan pembangunan melalui bahasa agama.8
b. Fungsi Penyuluh Agama Islam
1) Fungsi Informatif dan Edukatif
Penyuluh Agama islam memposisikan dirinya sebagai
da’i yang berkewajiban mendakwahkan islam,
menyampaikan penerangan agamadan mendidik
masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
tuntutan Al-Qur’an dan sunnah Nabi.
2) Fungsi KonsultatifPenyuluh Agama islam menyediakan
dirinya untuk turut memikirkan dan memecahkan
7 Anis Prwanto, http://www.academia.edu/11331456 /PERANAN_ PENYULUH_AGAMA_DALAM_PEMBINAAN_UMAT diakses pada 18 Januari 2019. 8 https://netisulistiani.wordpress.com/penyuluhan/penyuluh-agama. diakses, pada 18 Januari 2019.
24
persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat, baik
persoalan-persoalan pribadi, keluarga atau persoalan
masyarakat secara umum.
3) Fungsi Advokatif
Penyuluh Agama Islam memiliki tanggung jawab moral
dan sosial untuk melakukan kegiatan pembelaan
terhadap umat/masyarakat binaannya terhadap berbagai
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang
merugikan akidah, mengganggu ibadah dan merusak
akhlak.
3. Sasaran Penyuluhan Agama Islam
Sasaran Penyuluh Agama Islam adalah kelompok-
kelompok masyarakat islam yang terdiri dari berbagai
latar belakang sosial, budaya, pendidikan dan ciri
pengembangan kontemporer yang ditemukan
didalamnya. Termasuk didalam kelompok sasaran itu
adalah masyarakat yang belum menganut salah satu
agama yang diakui di Indonesia. Kelompok sasaran yang
dimaksud ialah.9
Kelompok sasaran masyarakat umum, terdiri dari
kelompok binaan:
No Sasaran No Sasaran
1 Masyarakat Transmigrasi 14 Asrama
2 Masyarakat Pedesaan 15 Masyarakat Akademis
3 Generasi Muda 16 Karyawan Instansi
9 DEPARTEMEN AGAMA RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji, Panduan Penyuluh Agama, 1987, h. 25-35.
25
4 Pramuka 17 Daerah Pemukiman Baru
5 Kelompok Orang Tua 18 Pejabat Instansi
6 Kelompok Wanita 19 Masyarakat Kawasan Industri
7 Masyarakat Industri 20 Masyarakat Real Estate
8 Kelompok Profesi 21 Masyarakat Peneliti dan Para Ahli
9 Masyarakat Daerah Rawan 22 Gelandangan Pengemis
10 Masyarakat Suku Terasing 23 Balai desa
11 Pondok Sosial 24 Tuna Susila
12 Rumah Sakit 25 Majelis Ta’lim
13 Komplek Perumahan 26 Maasyarakat Pasar
4. Materi Penyuluhan
a. Akidah
Penyuluhan Akidah dimaksudkan untuk menanamkan
keyakinan yang teguh akan adanya Allah. Kelompok
sasaran diarahkan kepada kesadaran yang tinggi bahwa
dirinya adalah hamba dan ciptaan Allah. Oleh karena itu
agar percaya dan hanya memuja kepada-Nya serta
mencintainya, pokok-pokok akidah islamiah secara
sistimatis dirumuskan dalam rujun iman yang enam,
yaitu.10
a. Iman Kepada Allah
b. Iman Kepada Malaikat
c. Iman Kepada Kitab-kitab suci Allah
d. Iman Kepada Rasulullah
e. Iman Kepada Hari Akhir
10 DEPARTEMEN AGAMA RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji, Panduan Penyuluh Agama, 1987, h. 36.
26
f. Iman Kepada Qadla dan Qadar
b. Ibadah
Pelaksanaan ibadah kepada Allah harus sesuai dengan
tuntunan ajaran islam, tidak boleh dibuat-buat menurut
selera manusia. Pelaksanaan setiap ibadah tentu saja
harus diawali dengan niat dan pernyataan serta sikap
yang mutlak akan hanya ada satu-satunya Tuha yang
wajib disembah yakni Allah dan mengakui dengan
sesungguh hati akan kebenaran Muhammad SAW
sebagai Rasulullah . Kesemuanya dirumuskan dalam
rukun islam yang lima, yaitu:
a. Mengucapkan dua kalimat syahadat
b. Melaksanakan ibadah dan shalat
c. Mengeluarkan zakat
d. Melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan
e. Menunaikan ibadah haji ke Baitullah bagi setiap
muslim yang mampu.
c. Akhlak
Penyuluhan mengenai materi akhlak ditekankan kepada
kesadaran pribadi yang tinggi bahwa segala tindak
tanduk dan amal perbuatannya tidak akan terlepas dari
pengawasan Allah SWT. Contoh-contoh akhlak yang
baik antara lain : adil, jujur, disiplin, sopan, santun
terhadap sesama manusia dan lain-lain.
d. Al-Qur’an
Al Qur’an sebagai sumber ajaran islam harus dipelajari
dengan baik. Dalam rangka mendalami Al Qur’an
27
terlebih dahulu hendaknya belajar membaca, karena
membaca Al Qur’an termasuk ibadah. Kemudian belajar
memahami isinya dan menghayatinya yang selanjutnya
dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.11
e. Sejarah dan Kebudayaan Islam
Sejarah dan Kebudayaan Islam merupakan salah satu
materi penyuluhan agama yang sangat penting.
Penyuluhan mengenai materi sejarah dan kebudayaan
islam ini dititikberatkan kepada pengenalan terhadap
para Nabi dan Rasul, para sahabat Nabi dan para ulama
serta pemuka agama untuk dijadikan contoh dan teladan.
Disamping itu agar mereka mengetahui pekembangan
islam dari zaman ke zaman serta pasang surutnya.
Tujuannya adalah agar kelompok sasaran memperoleh
kesan utuh tentang islam dengan segala aspeknya.12
5. Metode Penyuluhan
Metode adalah cara sebaik-baikya untuk mencapai
suatu tujuan. Suatu kegiatan yang berencana dan teratur
biasanya memiliki suatu metode. Semakin rumit suatu
kegiatan semakin banyak pula metode yang diciptakan,
demikian pula halnya dengan kegiatan Penyuluhan Agama.
Oleh karena itu disini akan diuraikan beberapa metode, baik
11 DEPARTEMEN AGAMA RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji, Panduan Penyuluh Agama, 1987, h. 36. 12 DEPARTEMEN AGAMA RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji, Panduan Penyuluh Agama, 1987, h. 37.
28
dilihat dari strategi dan sasaran yang dihadapi maupun dari
sifat dan bentuk penyuluhan itu sendiri.13
Dilihat dari segisasaran yang dihadapi, penyuluhan
dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode individu
dan metode kelompok.
a. Metode Individu
Penyuluhan Agama dilaksanakan secara individu,
dari pribadi kepribadi. Metode ini disebut dengan
metode pendekatan pribadi (personal approach) karena
dalam pelaksanaannya secara langsung melakukan
pendekatan kepada setiap pribadi. Dalam metode ini
penyuluhan melakukan dialog langsung kepada pribadi
sasaran, memberikan penjelasan-penjelasan,
memberikan saran-saran dan sedapat mungkin berusaha
membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
b. Metode Kelompok
Sasaran/komunikan yang dihadapi merupakan
kelompok yang banyak dan cara menghadapinya dengan
sekaligus. Semua penerangan dan penyuluhan yang
menggunakan media komunikasi massa menggunakan
metode ini. Sebab pembaca Koran, penonton televise
dan pendengar radio adalah masyarakat umum yang
harus dihadapi oleh penyuluhan secara umum pula.
13 DEPARTEMEN AGAMA RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji, Panduan Penyuluh Agama, 1987, h. 39.
29
Dilihat dari segi sifatnya, ada beberapa metode yang
dapat digunakan, antara lain: Ceramah, Tanya jawab,
diskusi.14
a. Metode ceramah
Metode ceramah sering pula disebut metode
informasi yakni penerangan secara lisan oleh Penyuluh
Agama sebagai komunikator kepada kelompok
masyarakat sasaran sebagai komunikan. Metode ini
sangat tepat apabila sasaran yang dihadapi merupakan
kelompok yang berjumlah besar dan diperlukan dihadapi
secara sekaligus. Penyuluhan bias mempergunakan alat
bantu seperti pengeras suara, radio, televise, slide atau
film. Meskipun pada prinsipnya metode ini
menggunakan lisan, tetapi pesan yang disampaikan bias
diperjelas dengan bantuan mimik, gerak dan gesture.
b. Metode Tanya jawab
Metode ini dapat dikatakan kelanjutan dari metode
ceramah, yaitu proses Tanya jawab antara penyuluh dan
sasaran penyuluhan. Sifatnya memang sama dengan
metode ceramah, dalam hal sama-sama menggunakan
lisan. Hanya bedanya, dalam metode ceramah peranan
aktif berada di tangan penyuluh, sedangkan dalam
metode Tanya jawab peranannyabisa timbal balik.
14 DEPARTEMEN AGAMA RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji, Panduan Penyuluh Agama, 1987, h. 41.
30
c. Metode diskusi
Diskusi adalah salah satu bentuk komunikasi
gagasan diskusi dapat diperoleh banyak hal yang belum
tentu dapat diperoleh dari membaca atau mendengar
suatu ceramah. Untuk memperoleh hasil yang
bermanfaat serta memuaskan, maka pertukaran pikiran
dalam suatu diskusi memerlukan adanya tehnik tertentu.
Diskusi akan lebih lancar apabila maksud dan tehniknya
dikuasai pula oleh seluruh peserta.
C. Pemuda
1. Pengertian Pemuda
Pemuda merupakan bagian dari penduduk usia
produktif. Selain itu, pemuda menjadi salah satu sumber
potensial dalam proses pembangunan bangsa yang
memegang peranan penting sebagai sumber kekuatan
moral, kontrol sosial, agen perubahan. Sejarah
membuktikan bahwa pemuda adalah salah satu pilar yang
memiliki peran besar dalam perjalanan kehidupan
berbangsa dan bernegara sedikit banyak ditentukan oleh
pemikiran dan kontribusi aktif dari pemuda di negara
tersebut (Wahyu Ishardino Satries). Pada generasi sekarang
pemuda merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu
untuk mewujudkan cita-cita bangsa.15
Umur pemuda dikelompokkan menjadi 16-20 tahun,
dan 26-30 tahun. Tabel 3.2 menyajikan struktur umur
15Andhie Surya Mustari, dkk, Statistik Pemuda Indonesia 2015,
(Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2015), h. 21.
31
pemuda pada tahun 2015. Persentase pemuda tertinggi
berada pada kelompok umur 26-30 tahun dengan persentase
sebesar 34,11 persen. Sebaliknya, presentase pemuda
terendah berada pada kelompok umur 16-20 tahun yaitu
sebesar 32,38 persen.
Presentase pemuda menurut kelompok umur, tipe
daerah dan jenis kelamin, 2015
Kelompok
umur
(tahun)
Tipe Daerah Jenis kelamin Total
Kota
(K)
Desa
(D)
Lk P % Jumlah
(000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
16-20 32,19 32,58 33,19 31,54 32,38 19 969,28
21-25 34,38 32,53 33,17 33,87 33,51 20 672,42
26-30 33,43 34,89 33,64 34,59 34,11 21 041,61
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 61 683,32
Sumber : BPS, Susenas Kor 2015
Pada tabel 3.2 terlihat bahwa terdapat perbedaan struktur
pemuda di daerah perkotaan dan perdesaan. Di perkotaan,
presentase pemuda terendah berada pada kelompok umur 16-
20 tahun, yaitu sebesar 32,19 persen sedangkan di pedesaan
berada di kelompok umur 21-25 tahun sebesar 32,53 persen.16
Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO
yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss melalui studi tentang
kualitas kesehatan dan harapan hidup rata-rata manusia di
seluruh dunia menetapkan kriteria baru kelompok usia yang
16 Andhie Surya Mustari, dkk, Statistik Pemuda Indonesia 2015, h. 25
32
membagi kehidupan manusia ke dalam 5 kelompok usia
sebagai berikut: 0 – 17 tahun: Anak-anak di bawah umur, 18 –
65 tahun : Pemuda, 66 -79 tahun : Setengah baya, 80 – 99
tahun : Orang tua, 100 tahun ke atas : orang tua berusia
panjang.17
Kaum muda dalam setiap masyarakat dianggap sedang
mengalami apa yang dinamakan “moratorium”. Moratorium
merupakan masa persiapan yang diadakan masyarakat yang
memungkinkan pemuda-pemuda yang bersangkutan dalam
jangka waktu tertentu mengalami waktu perubahan, dengan
sekalian kesalahan yang mereka buat dalam mengalami
perubahan itu (Harsja W. Bachtiar, 1982:11) hanya dengan
melalui perjuangan identitas dalam upaya meningkatkan
kualitas generasi muda, dapat diperjelas ide serta pikiran
mereka, sehingga ide dan pikiran itu menjadi suatu konsep
yang berguna.
Di dalam masyarakat, pemuda merupakan satu identitas
yang potensial. Kedudukannya yang strategis sebagai penerus
cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi
pembangunan bangsanya. Maka ibarat satu mata rantai yang
terurai panjang, posisi pemuda dalam masyarakat menempati
mata rantai yang paling sentral karena berfungsi sebagai
penerus cita-cita perjuangan bangsa dan berkemampuan untuk
mengisi dan membina kemerdekaan. Pemuda sebagai harapan
17http://www.obsessionnews.com/berita-utama/kategori-usia-pemuda-
sekarang1865tahun/&grqid=Wo5a6H_j&s=1&hl=idID&geid=1033, diakses pada 17 Mei 2018.
33
bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda
akan menguasai masa depan.18
Karakteristik yang menonjol dari pemuda adalah
peranannya dalam masa peralihan menuju pada kedudukan
yang bertanggung jawab dalam tatanan masyarakat antara lain:
a. Kemurnian idealismenya;
b. Keberanian dan keterbukaannya dalam menyerap nilai-nilai
dan gagasan-gagasan baru;
c. Semangat pengabdiannya;
d. Spontanitas dan dinamikanya;
e. Inovasi dan kreativitasnya;
f. Keinginan-keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-
gagasan baru;
g. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan
sikap dan kepribadiannya yang mandiri;
h. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat
merelevansikan pendapat, sikap dan tindakannya dengan
kenyataan-kenyataan yang ada.
1) Peranan pemuda dalam masyarakat
Peranan pemuda di dalam masyarakat dapat kita
bedakan atas dua hal, yaitu
a. Peranan pemuda
Sebagai individu-individu yang meneruskan tradisi
mendukung tradisi dan yang oleh sebab itu dengan
sendirinya berusaha mentaati tradisi yang berlaku,
18 Arifin Noor, “ISD Ilmu Sosial Dasar”, (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 1997), h. 97.
34
kebudayaan yang berlaku dalam tingkah laku perbuatan
masing-masing. Dalam hubungannya dengan persoalan ini
menjadi kewajiban bagi pemuda untuk melestarikan
kebudayaan bangsa. Sebagai individu-individu yang
berusaha menyesuaikan diri, baik dengan orang-orang atau
golongan yang berusaha mengubah tradisi, dengan
demikian akan terjadi perubahan dalam tradisi dalam
masyarakat.19
Masalah pemuda merupakan masalah yang abadi dan
selalu dialami oleh setiap generasi dalam hubungannya
dengan generasi yang lebih tua. Problema ini disebabkan
karena sebagai akibat dari proses pendewasaan seseorang,
penyesuaian dirinya dengan situasi yang baru timbullah
harapan setiap pemuda akan mempunyai masa depan yang
lebih baik daripada orang tuanya. Proses perubahan terjadi
secara lambat dan teratur (evolusi) atau dengan besar-
besaran sehingga orang sukar mengendalikan perubahan
yang terjadi, bahkan seakan-akan tidak diberi kesempatan
untuk menyesuaikan dengan situasi (obyektif ) perubahan
tadi.20
D. Solidaritas
1. Pengertian Solidaritas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
dijelaskan bahwa solidaritas diambil dari kata solider yang
19 Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta
2003), h. 139. 20 Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, h. 115-116.
35
berarti mempunyai atau memperlihatkan perasaan bersatu.
Menurut Emile Durkheim sendiri, Solidaritas Sosial adalah:
kesetiakawanan yang menunjuk pada satu keadaan
hubungan antara individu atau kelompok yang didasarkan
pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama
yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.21
Manfaat dari adanya rasa solidaritas yaitu akan ada
rasa saling tolong menolong antar sesama dan adanya rasa
peduli terhadap kawan berarti menunjukan pentingnya rasa
solidaritas dalam kehidupan sehari-hari bisa menjaga tali
persaudaraan terhadap sesama, teman ataupun keluarga.
Penjelasan Durkheim mengenai solidaritas diperoleh
dalam bukunya The Division of Labour in Society. Dalam
karyanya tesebut Durkheim menganalisa pengaruh
kompleksitas dan spesialisasi pembagian kerja dalam
struktur dan perubahan–perubahan yang diakibatkan dalam
bentuk–bentuk pokok solidaritas sosial. Singkatnya,
pertumbuhan dalam pembagian kerja meningkatkan suatu
perubahan dalam struktur sosial dari solidaritas mekanik
dan solidaritas organik.22
Pembedaan antara solidaritas mekanik dan organik
merupakan salah satu sumbangan Durkheim yang paling
terkenal. Menurut Durkheim, solidaritas mekanik terbentuk
atas dasar kesadaran kolektif, yang menunjuk pada totalitas
21 Jones, Pengantar Teori-Teori Sosial (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2009), h. 123. 22 Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2004), h. 128.
36
kepercayaan–kepercayaan dan sentimen–sentimen bersama
yang rata – rata ada pada warga yang sama itu. Ciri khas
yang penting dari solidaritas mekanik adalah suatu tingkat
homogenetik yang tinggi dalam kepercayaan atau sentimen
dengan tingkat pembagian kerja yang sangat minim.23
Sedangkan solidaritas organik, muncul atas dasar
pembagian kerja bertambah besar dan saling
ketergantungan yang sangat tinggi. Menurut Durkheim,
kuatnya solidaritas ini ditandai oleh pentingnya hukum
yang bersifat memulihkan dari pada yang bersifat represif.
Dalam solidaritas organik memberikan ruang otonomi bagi
individu sehingga membuat individu menjadi terpisah dari
ikatan sosialnya.24 Namun bagi solidaritas organik bahwa
kesadaran kolektif menjadi penting ketika dalam kelompok
kerja dan profesi, karena memiliki keseragaman
kepentingan. Secara ringkas perbedaan antara solidaritas
mekanik dan organik, sebagai berikut :
Tabel 1. Perbedaan Solidaritas Mekanik dan
Solidaritas Organik25
Solidaritas Mekanik Solidaritas Organik a. Pembagian Kerja Rendah b. Kesadaran Kolektif Kuat c. Hukum represif dominan d. Individualitas rendah
a. Pembagian Kerja Rendah b. Kesadaran Kolektif Lemah c. Hukum represif dominan
23 Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, (Jakarta: PT
Gramedia, 1986), h. 183. 24 Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, (Jakarta: PT Gramedia,
1986), h. 183. 25 Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, (Jakarta: PT Gramedia,
1986), h. 188.
37
e. Konsensus terhadap pola–pola normatif penting
f. Keterlibatan komunitas dalam menghukum orang yang menyimpang
g. Saling Ketergantungan rendah
h. Bersifat primitif atau pedesaan
d. Individualitas tinggi e. Konsensus pada nilai –
nilai abstrak dan umum itu penting
f. Badan – badan kontrol sosial yang menghukum orang yang menyimpang
g. Saling Ketergantungan tinggi h. Bersifat industrial –perkotaan
2. Bentuk-bentuk Solidaritas Sosial
a. Gotong-Royong
Salah satu bentuk solidaritas sosial yang sering kita
temui di masyarakat adalah gotong-royong. Menurut Hasan
Shadily, gotong-royong adalah rasa dan pertalian
kesosialan yang sangat teguh dan terpelihara. Gotong-
royong lebih banyak dilakukan di desa daripada di kota di
antara anggota-anggota golongan itu sendiri. Kolektivitas
terlihat dalam ikatan gotong-royong yang menjadi adat
masyarakat desa. Gotong-royong menjadi bentuk solidaritas
yang sangat umum dan eksistensinya di masyarakat juga
masih sangat terlihat hingga sekarang, bahkan Negara
Indonesia ini dikenal sebagai bangsa yang mempunyai jiwa
gotong-royong yang tinggi. Gotong-royong masih sangat
dirasakan manfaatnya, walaupun kita telah mengalami
perkembangan jaman, yang memaksa mengubah pola pikir
manusia menjadi pola pikir yang lebih egois, namun pada
kenyataanya manusia memang tidak akan pernah bisa untuk
38
hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan dari orang
lain untuk kelangsungan hidupnya di masyarakat.26
b. Kerjasama
Selain gotong-royong yang merupakan bentuk dari
solidaritas sosial adalah kerjasama. Menurut Hasan Shadily,
kerjasama adalah proses terakhir dalam penggabungan.
Proses ini menunjukan suatu golongan kelompok dalam
hidup dan geraknya sebagai suatu badan dengan golongan
kelompok yang lain sehingga bisa mewujudkan suatu hasil
yang dapat dinikmati bersama Setelah tercapainya
penggabungan itu barulah kelompok itu dapat bergerak
sebagai suatu badan sosial. Sehingga kerjasama itu
diharapkan memberikan suatu manfaat bagi anggota
kelompok yang mengikutinya dan tujuan utama dari
bekerjasama bisa dirasakan oleh anggota kelompok yang
mengikutinya.27
c. Persamaan Moral
Moral dalam bahasa latin adalah mores yang berarti,
tata cara kebiasaan, perilaku, dan adat istiadat dalam
kehidupan (Hurlock, 1990). Rogers (1997) mengartikan
moral sebagai pedoman salah atau benar bagi perilaku
seseorang yang ditentukan masyarakat. Simpton dalam
Allen, 1980 mengartikan moral sebagai pola perilaku,
prinsip, konsep dan aturan aturan yang digunakan individu
26 Hasan Shadily, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1993), h. 205. 27 Hasan Shadily, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, h. 143.
39
atau kelompok yang berkaitan dengan baik dan buruk.28
Teori moral ialah penilaian tentang apa yang dilakukan
didasarkan pada prinsip-prinsip moral yang bersumber dari
nilai-nilai kebijakan.29
Dalam suatu masyarakat setempat pasti mempunyai
lokalitas atau tempat tinggal (wilayah) tertentu. Walaupun
sekelompok manusia merupakan masyarakat pengembara,
pada saat-saat tertentu anggota-anggotanya pasti berkumpul
pada suatu tempat tertentu, misalnya bila mengadakan
upacara-upacara tradisional. Masyarakat-masyarakat
setempat yang mempunyai tempat tinggal tetap dan
permanen biasanya mempunyai ikatan solidaritas yang
kuat sebagai pengaruh kesatuan tempat tinggalnya.
Unsur-unsur perasaan komunity (community
sentiment) antara lain sebagai berikut.30
1) Seperasaan
Unsur seperasaan timbul akibat seseorang berusaha
untuk mengidentifikasikan dirinya dengan sebanyak
mungkin orang dalam kelompok tersebut sehingga
kesemuanya dapat menyebutkan dirinya sebagai “kelompok
kami”, “perasaan kami” dan lain sebagainya. Perasaan
demikian terutama timbul apabila orang-orang tersebut
28 Nur Azizah “ Perilaku Moral dan Religiusitas Siswa Berlatar belakang
Pendidikan Umum dan Agama”, Jurnal Psikologi, Vol. 33, no 2, Yogyakarta, h. 2.
29 Andi Taher, “Pendidikan Moral dan Karakter Sebuah Panduan”, Jurnal Studi Keislaman, Volume. 14, no 2, Desember, 2014, h. 4.
30 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar edisi revisi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h. 134.
40
mempunyai kepentingan kepentingan yang sama di dalam
memenuhi kebutuhan hidup. Unsur seperasaan harus
memenuhi kebutuhan-kebutuhan kehidupan dengan
“altruism”, yang lebih menekankan pada perasaan solider
dengan orang lain. Pada unsur seperasaan kepentingan-
kepentingan si individu diselaraskan dengan kepentingan-
kepentingan kelompok sehingga dia merasakan
kelompoknya sebagai struktur sosial masyarakatnya.
2) Sepenanggungan
Setiap individu sadar akan peranannya dalam
kelompok dan keadaan masyarakat sendiri memungkinkan
peranannya; dalam kelompok dijalankan sehingga dia
mempunyai kedudukan yang pasti dalam darah dagingnya
sendiri.
3) Saling memerlukan
Individu yang tergabung dalam masyarakat setempat
merasakan dirinya tergantung pada “komuniti”-nya yang
meliputi kebutuhan fisik maupun kebutuhan-kebutuhan
psikologis. Kelompok yang tergabung dalam masyarakat
setempat tadi memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik
seseorang, misalnya atas makanan dan perumahan. Secara
psikologis individu akan mencari perlindungan pada
kelompoknya apabila dia berada dalam ketakutan, dan lain
sebagainya. Perwujudan yang nyata dari individu terhadap
kelompoknya (masyarakat setempat) adalah pelbagai
kebiasaan masyarakat, perilaku-perilaku tertentu yang
secara khas merupakan ciri masyarakat itu. Contoh yang
41
mungkin dapat memberikan penjelasan lebih terang adalah
aneka macam logat bahasa masyarakat setempat.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Solidaritas Sosial
a. Faktor Agama
Durkheim menawarkan definisi agama sebagai
berikut: “A Religion is a unfied system of beliefs and
practices relative to sacred things, that is to say, things set
apart and forbidden beliefs and practies which uniteinto a
single moral community called a church, all those who
adhere to them.” (suatu agama adalah sebuah sistem
kepercayaan dan tingkah laku yang berhubungan dengan
hal-hal yang dipisahkan dan dilarang kepercayaan dan
perilaku yang mempersatukan semua penganutnya menjadi
satu komunitas moral, yaitu berdasarkan nilai-nilai
bersama, yang disebut umat). Dengan kata lain, masyarakat
yang tidak ingin terpecah memerlukan agama. Walaupun
Durkheim sendiri seorang atheis, dalam semua karyanya ia
berulang kali menekankan sumbangan positif agama
terhadap kesehatan masyarakat.31
Fungsi Agama dalam pandangan Broom dan
Selznick, setiap masyarakat bisa tetap eksis dan survive
karena sifat kooperatif anggota-anggotanya. Sifat
kooperatif antar warga masyarakat itu sendiri diperoleh
melalui jalur sosialisasi. Dan agama adalah sumber utama
31 J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan
Terapan Edisi keempat, (Jakarta Kencana Prenada Media Group, 2004), h. 247.
42
proses sosialisasi dimaksud. Karena itu, agama berperan
memberikan sokongan psikologis, Agama selain membantu
orang dari kebingungan dunia dan menawarkan jawaban
tentang berbagai permasalahan, juga memberikan kekuatan
moral.32
b. Faktor Lingkungan
Lingkungan sekitar bisa mempengaruhi adanya
rasa solidaritas seperti bagaimana dia bergaul dan
berteman di dalam lingkungannya. Oleh karena itu
penting bagi setiap orang untuk bisa memilih lingkungan
yang baik agar kita menjadi orang yang baik pula.
Selain itu faktor lingkungan bagi pemuda dalam
proses sosialisasi memegang peranan penting, karena
dalam proses sosialisasi pemuda terus berlanjut dengan
segala daya imitasi dan identitasnya. Pengalaman demi
pengalaman akan diperoleh pemuda dari lingkungan
sekelilingnya. Lebih-lebih pada masa peralihan dari
masa muda menjelang dewasa, dimana sering terjadi
konflik nilai, wadah pembinaan harus bersifat fleksibel,
mampu dan mengerti dalam membina pemuda tanpa
harus mematikan jiwa mudanya yang penuh dengan
vitalitas hidup. Dalam sosialisasi, pengintegrasian
individu dalam kelompok lebih berkembang, maka
lingkungan atau jalur organisasi fungsional harus
memberikan teladan dalam pola-pola tindakan. Penuh
32 J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan
Terapan Edisi keempat, h. 255-256.
43
kreativitas disertai pelestarian dan penanaman asas-asas
moral, etika, bersusila, serta keyakinan agama dan
mampu dijadikan sebagai barometer kehidupan
bangsa.33
c. Faktor keluarga
Keluarga adalah unit sosial yang paling kecil
dalam masyarakat. Meskipun demikian peranannya
besar sekali terhadap perkembangan sosial terlebih pada
awal-awal perkembangan kepribadian selanjutnya.
Pendidikan yang diberikan dalam keluarga sejak
kecil bisa memberikan dampak positif setelah dewasa
jadi pendidikan yang diberikan bagi anak-anak
sangatberguna bagi perkembangannya di kehidupan
yang akan datang.34
33 Arifin Noor, “ISD Ilmu Sosial Dasar”, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
1997), h. 104. 34 https://www.elajaran.id/2017/15/pengertian-solidaritas-jenis-
manfaat-tujuan-dan-faktor-yang-mempengaruhi-solidaritas.html.diakses pada 18 November 2018.
44
BAB III
GAMBARAN UMUM KECAMATAN PAGUYANGAN DAN
KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) PAGUYANGAN
A. Profil KUA Paguyangan
1. Sejarah
Kantor Urusan Agama Kecamatan Paguyangan pertama
kali dirikan sejak sebelum kemerdekaan yaitu pada tahun
1943, yang saat itu terkenal dengan sebutan Kantor Kenaiban,
Kepala kantornya disebut Naib sedangkan pegawainya
disebut Ketib atau Juru tulis.
Dalam perkembangannya KUA Kec. Paguyangan
mengalami berbagai macam peristiwa dan selalu berpindah-
pindah tempat karena belum mempunyai tempat yang
permanen. Untuk itu dalam paparan ini kegiatan
perkembangan Kantor KUA Kec. Paguyangan kami bagi
menjadi lima bagian/tahapan.
a. Tahap pertama kegiatan perkantoran (kenaiban) pada tahun
1943 sampai dengan tahun 1945 berlokasi disebelah utara
desa Paguyangan (sekarang sebelah utara Polsek
Paguyangan) secara fisik kondisinya masih sangat
sederana.
b. Tahap ke dua tahun 1945 sampai dengan 1965 yaitu setelah
Indonesia Merdeka perkantoran dipindah ke sebelah
selatan Masjid Jami’ Daarussholihin Paguyangan.
Berkaitan dengan perkembangan zaman dan bertambahnya
jumlah penduduk Masjid tersebut mengalami pelebaran
pembangunannnya sampai tanah yang digunakan untuk
45
KUA. Oleh karena itu KUA harus mencari tempat kembali
sebagai pusat perkantorannya. Ketika Bapak Muh Daham
menjabat sebagai Kepala KUA, beliau mengadakan
pendekatan dengan Camat Darmin agar mencarikan lokasi
perkantoran KUA, maka disepakati KUA sementara
mengontrak tanah milik Bapak H. Abd. Goni Paguyangan
yang terletak disebelah barat lokasi pasar Paguyangan.
c. Tahap ke tiga tahun 1965 sampai dengan 1975 Perkantoran
mulai bisa berjalan dengan lancar dan baik walaupun
sarana dan prasarananya masih kurang memadai dibawah
komando Bp. M. Daham dan dilanjutkan berturut-turut Bp.
Ilyas dan Bp. Mashuri Mesir. Pada ahir tahun 1975 KUA
mengalami musibah kebakarandan arsip-arsip kantor pada
waktu itu ada yang ikut terbakar.
d. Tahap ke empat tahun 1975 sampai dengan 1986 setelah
KUA mengalami kebakaran, kembali KUA harus mencari
tempat lagi dan kembali mengadakan pendekatan dengan
aparat terkait akhirnya menempati sementara tanah pasar
milik Pemda Kab. Brebes. Karena waktu itu statusnya
masih sementara maka KUA berusaha kembali agar bisa
memperoleh tempat yang permanen, akhirnya diadakanlah
pendekatan lagi antara KUA Paguyangan dengan pihak
Kecamatan, Kementerian Agama Kabupaten Brebes dan
Pemda TK. II Brebes dan diperolehlah sebidang tanah
tersebut diatas menjadi hak guna bangunan atas surat izin
Bupati Daerah Tk. II Brebes Nomor 593.8/0403 tanggal 30
September 1985 tentang izin penggunaan tanah Pemda
46
untuk Kantor KUA Kecamatan Paguyangan. Mulai saat
itulah KUA Kec. Paguyangan merasa tenang dan tentram
dalam bekerja, karena tidak lagi berfikir mencari lokasi
perkantoran. Kemudian diadakanlah musyawarah intern
KUA dengan para mudin (lebe) dan disepakati untuk
membangun Kantor yang permanen secara swadana, maka
terwujudlah Kantor yang permanen dan layak pakai.
e. Tahap ke lima tahun 1986 sampai dengan sekarang,
Alhamdulillah pada tahun 1986 KUA Kec. Paguyangan
waktu itu dijabat oleh Bapak Yunus mendapat proyek dari
pemerintah dengan bangunan yang cukup baik dan layak
pakai. Dan diperhias lagi pada tahun 1994 dengan
menambah lokasi untuk aula sekaligus mebelernya. Dan
pada tahun 1997/1998 diadakan keramikisasi seluruh
ruangan serta pada tahun 2001 diadakan rehab pagar dan
wajah KUA sehingga tampak lebih megah dan berwibawa
sampai sekarang walaupun dalam kondisi krisis ekonomi.
2. Letak Geografis dan Batas Wilayah.
Secara Administratif Kantor Urusan Agama Kec.
Paguyangan berada pada wilayah Brebes Selatan paling
selatan dari wilayah Kabupaten Brebes dengan jarak
kurang lebih 70 Km berbatasan dengan wilayah Kec.
Pekuncen Kabupaten Banyumas.
Sedangkan kantornya berada diatas tanah Pemerintah
Daerah Kabupaten Brebes dengan surat izin penggunaan
dari Bupati Brebes nomor : 593.8/0403 tanggal 30
47
September 1985 dengan luas 600 m2. Tepatnya didesa
Paguyangan , Kecamatan Paguyangan Kab. Brebes dan
dikelilingi oleh perkantoran tingkat Kecamatan
Paguyangan, seperti : Kantor Camat Paguyangan, Kantor
Pengawas KB Kec. Paguyangan , Puskesmas Paguyangan,
dan SMP Pusponegoro Paguyangan. Juga berada strategis
ditepi jalan raya Paguyangan Jalur Utama Tegal
Purwokerto sehingga mudah dijangkau .
Secara geografis Kua Kecamatan Paguyangan
merupakan daerah pegunungan dengan prosentase 70 %
pegunungan dengan luas secara keseluruhan 86447 ha.
Dengan batas-batas wilayah sebagaiberikut :
- Sebelah Utara : Kec. Bumiayu Kab. Brebes.
- Sebelah Selatan : Kec. Pekuncen Kab. Banyumas
- Sebelah Timur : Kec. Sirampog Kab. Brebes.
- Sebelah Barat : Kec. Bantarkawung Kab. Brebes
3. Monografi Kecamatan Paguyangan.
1. Jumlah Desa dan luas tanah Kec. Paguyangan.
Jumlah Desa se Kecamatan Paguyangan terdiri dari
12 Desa dengan luas tanah secara keseluruhan 86447 ha.
Adapun jumlah desanya adalah :
1. Paguyangan 7. Winduaji 2. Kretek 8. Wanatirta 3. P agojengan 9. Raga Tunjung 4. Taraban 10. Cilibur 5. Pakujati 11. Cipetung 6. Kedungoleng 12. Pandansari
48
4. Demografi Kecamatan Paguyangan
a. Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin : - Laki-laki : 45675 orang.
- Perempuan : 45711 orang.
b. Jumlah Penduduk menurut Pemeluk Agama
- Islam :91744 orang.
- Kristen : 11 orang.
- Katolik : 70 orang.
- Hindu : - orang.
- Budha : - orang.
c. Jumlah Penduduk menurut Tk Pendidikan.
- Belumsekolah : 32.702 orang
- Tidak tamat SD : 6.565 orang.
- SD/MI : 28.011 orang.
- SMP/MTs : 9.861 orang.
- SMA/MA : 4.115 orang.
- Akademi (D1-D3) : 104 orang.
- Sarjana (S1-S2) : 129 orang.
d. Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian
- Karyawan - PNS : 637 orang.
- ABRI : 21orang.
- Swasta : 1.258 orang.
-Wiraswasta/Pedagang : 2.849 orang.
-Tani :10. 465orang.
49
- Pertukangan : 2.473 orang.
- Buruh Tani :19.45 orang.
- Pensiunan : 206 orang.
5. Keadaan Sarana Pendidikan dan keagamaan
Kecamatan Paguyangan.
Sarana Pendidikan yang ada di Kecamatan
Paguyangan sudah cukup memadai mulai dari tingkat
Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Mengah Umum
(SMU) walaupun dari segi jumlah belum mampu untuk
menampung anak usia sekolah secara keseluruhan. Akan
tetapi ada masalah yang cukup riskan yaitu kurangnya
kesadaran penduduk itu sendiri dalam pendidikan serta
rendahnya tingkat ekonomi untuk melanjutkan ke tingkat
yang lebih tinggi.
Adapun sarana pendidikan yang ada adalah :
1) Pendidikan Umum :
TK. Pendidikan Jumlah Keterangan
TK 11
SD 52
SMP 8
SMU 4
PT 2
JUMLAH 75
50
2) Pendidika Agama. No TK Pendidkan Jumlah Keterangan
1 RA 2
2 MI 11
3 MTS 3
4 MA -
5 PT Agama -
6 Pond. Pesantren 3
7 Mad. Din 21
8 TPQ/TPA 71
Jumlah 107
3) Sarana Tempat Ibadah No TK Pendidkan Jumlah Keterangan
1 Masjid 126
2 Langgar 376
3 Musholla 25
4 Gereja -
5 Pure -
6 Lainnya -
6. Keadaan Sosial Keagamaan.
Kecamatan Paguyangan terdiri dari 12 Desa, Islam
merupakan gama mayoritas yang dianut masyarakat
51
paguyangan. Dari jumlah penduduk 86.045 orang terdiri
dari pemeluk agama Islam 85.964 orang, sedangkan yang
beragama lain sekitar 81 orang, jadi bisa dikatakan
pemeluk agama Islam hampir 99 % (prosen).
Dari 12 Desa yang ada, kondisi sosial keagamaannya
berbeda-beda, ada yang tekun dalam amaliah ibadahnya,
ada kaum santri dan kaum abangan. Dalam sikap
keberagamaan pun berbeda-beda, karena masing-masing
mempunyai dasar- pijakan organisasi masing-masing.
Walaupun demikian dalam peerkembangannya
kondisi keberagamaan ini dari waktu-kewaktu cukup
menggembirakan karena derah yang terkenal dengan
daerah abangan (kurang dalam keberagamaannya) mulai
menjalankan aktifitas keagamaannya, berkat
diterjunkannya penyuluh-penyuluh agama ke daerah
tersebut.
Kemudian perbedaan organisasi sebagai contoh NU
dan Muhammadiyah yang tadinya selalu ditonjolkan
perbedaannya sekarang mulai tumbuh kesadaran persatuan
Islam bahwa perbedaan tersebut bukanlah untuk
dibesarkan tetapi untuk hazanah dalam agama Islam,
sehingga sudah tidak ada lagi perasaan saling curiga dan
saling menyalahkan.
7. Visi, Misi dan Tujuan KUA Kecamatan Paguyangan
a. Visi Kantor Urusan Agama Kec. Paguyangan
Sesuai dengan Tugas Pokok dan fungsi Kantor
Urusan Agama (KUA) pada umumnya maka Kantor Urusan
52
Agama (KUA) Kec. Paguyangan menyusun visi yang
disinergikan dengan keadaan yang ada yaitu “Menjadikan
Agama sebagai pedoman moral, beretika dan berkarya
demi terciptanya pelayanan prima dan terbangunnya
masyarakat madani”.
b. Misi Kantor Urusan Agama Kec. Paguyangan
Sesuai dengan Tugas Pokok, Fungsi serta visi dan
KUA Kec. Paguyangan maka dapat dapat disusun misi
sebagai berikut :
1) Meningkatkan Kualitas Administrasi dan Dokumentasi
KUA Kec. Paguyangan
2) Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia
3) Meningkatkan Kualitas pelayanan dalam pelaksanaan
bidang tugas KUA.
4) Meningkatkan Kualitas penghayatan keagamaan dalam
masyarakat.
c. Tujuan
Sesuai dengan visi dan misi tersebut diatas maka dapat
disusun tujuan sebagai berikut :
1) Terciptanya tertib administrasi Nikah dan Rujuk
2) Terciptanya penghuku dan P3N yang cakap dan
mengerti terhadap tugas dan kewajibannya.
3) Terciptanya Keluarga Sakinah di masyarakat
4) Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk
melaksanakan kwajiban sebagai umat beragama
diantaranya shalat, zakat, infak dan shodaqoh dll
53
5) Tercapainya tujuan dan fungsi wakaf secara baik dan
benar
6) Terciptanya tertib administrasio wakaf dengan baik dan
benar
7) Terciptanya generasi qurani
8) Terbinannya TPQ dengan baik
9) Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana penunjang
pelayanan guna memperlancar pelayanan prima terhadap
masyarakat.
8. Tugas Penyuluh Agama Kecamatan Paguyangan
Tugas penyuluh tidak semata-mata melaksanakan
penyuluhan agama dalam arti sempit berupa pengajian saja,
akan tetapi keseluruhan kegiatan penerangan baik berupa
bimbingan dan penerangan tentang berbagai program
pembangunan. Ia berperan sebagai pembimbing umat
dengan rasa tanggung jawab, membawa masyarakat kepada
kehidupan yang aman dan sejahtera. Posisi penyuluh agama
Islam ini sangat strategis baik untuk menyampaikan misi
keagamaan maupun misi pembangunan. Penyuluh agama
Islam juga sebagai tokoh panutan, tempat bertanya dan
tempat mengadu bagi masyarakatnya untuk memecahkan
dan menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh
umat Islam. Apalagi seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka tantangan tugas penyuluh
agama Islam semakin berat, karena dalam kenyataan
kehidupan ditataran masyarakat mengalami perubahan pola
hidup yang menonjol.
54
Penyuluh agama sebagai figure juga berperan sebagai
pemimpin masyarakat, sebagai imam dalam masalah agama
dan masalah kemasyarakatan serta masalah kenegaraan
dalam rangka menyukseskan program pemerintah. Dengan
kepemimpinannya, penyuluh agama Islam tidak hanya
memberikan penerangan dalam bentuk ucapan-ucapan dan
kata-kata saja, akan tetapi bersaama-sama mengamalkan
dan melaksanakan apa yang dianjurkan. Keteladanan ini
ditanamkan dalam kegiatan sehari-hari, sehingga
masyarakat dengan penuh kesadaran dan keihklasan
mengikuti petunjuk dan ajakan pemimpinnya.
Penyuluh agama juga sebagai agent of change yakni
berperan sebagai pusat untuk mengadakan perubahan
kearah yang lebih baik, di segala bidang kearah
kemajuan, perubahan dari yang negative atau pasif menjadi
positif atau aktif. Karena ia menjadi motivator utama
pembangunan. Peranan ini sangat penting karena
pembangunan di Indonesia tidak semata membangun
manusia dari segi lahiriah dan jasmaniahnya saja,
melainkan membangun segi rohaniah, mental spiritualnya
dilaksanakan secara bersama-sama. Demi suksesnya
pembangunan penyuluh agam Islam berfungsi sebagai
pendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam
pembangunan, berperan juga untuk ikut serta mengatasi
berbagai hambatan yang mengganggu jalannya
pembangunan, khususnya mengatasi dampak negative,
yaitu menyampaikan penyuluhan agama kepada masyarakat
55
dengan melalui bahasa yang sederhana dan mudah
dimengerti oleh mereka.
Sebagai Penyuluh Agama Islam yang mempunyai SK
sebagai Pegawai Negeri Sipil, ia mendapat tugas sebagai
Penyuluh Agama Islam Fungsional, yang mempunyai
peranan sangat strategis, karena diberi tugas oleh pejabat
yang berwenang untuk melaksanakan bimbingan atau
penyuluh agama dan pembangunan kepada masyarakat
melalui bahasa agama.
Dalam lingkungan Kementerian Agama peranan
penyuluh agama Islam sebagai ujung tombak Kementerian
Agama, dimana seluruh persoalan yang dihadapi oleh umat
Islam menjadi tugas penyuluh Agama untuk memberi
penerangan dan bimbingan. Sehingga sebagai ujung tombak
ia dituntut agar ujung tombak itu benar-benar tajam, agar
dapat mengenai sasaran yang diinginkan. Bahkan kini,
Penyuluh agama sering berperan sebagai corong dari
Kementerian agama dimana ia ditugaskan. Peranan inilah
yang sering memposisikan penyuluh agama sebagai
mahkluk yang dianggap multi talenta. Oleh karena itu,
penyuluh agama Islam perlu meningkatkan dan
mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan kecakapan
serta menguasai berbagai strategi, pendekatan, dan teknik
penyuluhan, sehingga mampu dan siap melaksanakan
tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan betul-betul
professional.
56
Penyuluh Agama Islam Fungsional didalam
melaksanakan tugasnya, dibekali oleh surat tugas dan hal-
hal yang berkenaan dengan hak-hak sebagai PNS diatur
oleh Undang-undang . Akan tetapi sebagai seorang muslim,
tugas menyampaikan penyuluhan agama ini merupakan
kewajiban setiap muslim, pria atau wanita, karenanya ia
harus menyadari bahwa tugas suci ini harus dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Keberhasilan aktivitas
penyuluhan tergantung pada rencana yang telah disusun
oleh penyuluh, sebab dengan perencanaan yang baik
penyelenggaraan penyuluhan dapat berjalan lebih terarah
dan teratur rapi.
Sebagai seorang penyuluh Agama Islam yang
mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan
penyuluhan, sudah barang tentu berusaha agar ajaran Islam
mudah diterima oleh masyarakat. Ia dituntut untuk
mempersiapkan diri dengan berbagai ilmu pengetahuan,
menguasai metode penyampaian, menguasai materi yang
disampaikan, menguasai problematika yang dihadapi oleh
obyek penyuluhan untuk dicarikan jalan penyelesaiannya,
dan terakhir yang sering dilupakan adalah mengadakan
pemantauan dan evaluasi.
Jumlah penyuluh agama fungsional di kecamatan
Paguyangan sebanyak delapan orang, tujuh diantaranya
laki-laki dan satu perempuan. Yaitu, Ustadz Faridin, Ustadz
Nurkhozin S.pd.i, Ustadz Naksudin, Ustadzah Umi
Kulsum, Ustadz Amirudin S. Pd.i, Ustadz Daimudin,
57
Ustadz Mashuri, Ustadz Asep Ahmad Fayumi, Th.i. Dari
wawancara yang penulis lakukan terhadap koordinator
penyuluh ustadz Faridin mengatakan bahwa penyuluh
agama Paguyangan mengikuti aturan dari Kemeterian
Agama RI dalam segi tugas pokok dan fungsi, dalam
pelaksanaannya penyuluh memakai ideologi yang mereka
bawa masing-masing yakni Ahlussunnah Wal Jama’ah
dengan pemahaman organisasi Nahdhlatul Ulama. Tipe
pemikiran penyuluh KUA Paguyangan juga tipe penyuluh
yang menyesuaikan pesan agama dengan Negara artinya
mensinkronkan agama dengan negara tidak berpemahaman
liberal, atau radikal.
58
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISA DATA
A. Deskripsi Informan
Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi dan
wawancara langsung kepada Informan yang penulis
wawancarai terdiri dari Penyuluh Agama, dan pemuda yang
mengikuti kegiatan program penyuluhan di Desa Winduaji
kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes. Adapun gambaran
umum mengenai identitas informan sebagai berikut:
1. Nama : Muhammad Faridin
Jabatan : Penyuluh Agama
Ustadz Faridin merupakan Penyuluh Agama yang
merangkap sebagai koordinator penyuluh Agama, beliau
menjadi Penyuluh Agama sudah dari awal tahun 2015.
Selain menjadi Penyuluh Agama beliau memiliki tempat
binaan seperti TPQ dan MDTA Mambaul Ulum di dekat
rumahnya. Beliau juga merangkap sebagai ketua RT.
Meskipun pendidikan beliau hanya sebatas SLTA namun
kecintaan beliau terhadap ilmu agama tidak membuatnya
berhenti belajar agama dan mengamalkannya. Ustadz
Faridin memang sosok yang mudah berbaur dengan semua
kalangan baik anak-anak pemuda maupun orang dewasa,
hal tersebut terbukti ketika saya membuat janji untuk
wawancara beliau, dan beliau meminta maaf agaknya
sedikit terlambat dikarenakan menggantikan Guru TK yang
sedang sakit dan beliau mau untuk menjadikan badal atau
pengganti guru TK, hal tersebut cukup mengagetkan saya
59
karena, tidak pernah saya temui guru TK laki-laki meskipun
hanya sebagai pengganti, hal tersebut menjadi bentuk
tanggung jawab beliau sebagai pemilik TK kepada anak-
anak dan wali murid.1
2. Nama : Ustadzah Umi Kulsum
Jabatan : Penyuluh Agama
Ustadzah umi merupakan penyuluh termuda diantara
penyuluh yang lain. Alhamdulillah beliau seorang hafidzoh
yang pernah mondok di pondok pesantren Ar-Ridlo
Kranggan Banyumas, beliau juga kuliah di IAIN
Purwokerto dengan jurusan sastra arab. Beliau asli dari
majenang lalu dipertengahan kuliah beliau menikah dengan
ustadz Ulil Absor dari desa Winduaji. Kini beliau telah
dikaruniai dua anak yang belum lama melahirkan anak
keduanya. Ditengah kesibukannya menjadi seorang istri
sekaligus ibu dari dua anak, ustadzah umi masih
menyempatkan untuk berdakwah dan mengajar. Sebagai
penyuluh agama beliau dituntut untuk aktif dalam setiap
kegiatan yang berbau agama seperti, pengajian di majelis
taklim Al-khasanah, pengajian ibu-ibu muslimat dan
fatayat.
3. Nama : Syaefulloh
Sebagai : Pemuda
Syaefulloh merupakan salah satu pemuda yang cukup
aktif di desa Winduaji, sebelumnya Syaefulloh pernah
1 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Faridin di KUA
Paguyangan pada 5 Januari 2018 Pukul 10.35 WIB.
60
mondok di salah satu pondok pesantren ternama di
Bumiayu selama tiga tahun. Setelah mondok Syaefulloh
pernah merantau juga di jakarta selama beberapa bulan,
setelah itu kembali lagi ke kampung halaman dan membuka
bisnis konter Hp dirumahnya. Selain memiliki konter Hp
Syaefulloh juga aktif di beberapa kegiatan kepemudaan
seperti Permata, GP Ansor dan organisasi lainnya.
Syaefulloh salah satu pemuda yang cukup aktif dalam
melakukan pendekatan kepada pemuda seumurannya dan
yang lebih muda. Tempat konternya yang strategis menjadi
tempat berkumpulnya para pemuda-pemuda untuk bertukar
pikiran. Hal ini menjadikan Syaefulloh tau banyak tentang
permasalahan pemuda yang ada di desa Winduaji. Keadaan
ini sempat disampaikan oleh Syaefulloh ke beberapa ustadz
yang ada di desa Winduaji agar dapat membantu
mengalihkan permasalahan pemuda dengan kegiatan yang
lebih positif.2
4. Nama : Khaerul Misbah
Sebagai : Pemuda
Lahir di Brebes pada 18 Desember 1990, khaerul
salah satu penggiat pemuda kegiatan keagamaan yang ada
di desa Winduaji, Selain aktif dalam berbagai pengajian ia
juga memiliki bakat dan olah vokal yang bagus, khaerul
termasuk pemuda yang religius, kesibukan sehari-harinya
dia bekerja dipercetakan dan sablon miliknya sendiri,
2 Wawancaran Pribadi dengan Syaefulloh pada Hari Jumat 6 April 2018 Pukul 13. 35 WIB.
61
khaerul sering mengikuti pengajian di berbagai daerah,
biasanya dia bergabung dengan majelis shalawat yang
diadakan oleh para habib, dia juga sering diundang sebagai
qori tilawah dan vokal untuk shalawatan. disela-sela
kesibukannya dia sering berlatih vokal dirumah, terkadang
juga dia diminta untuk melatih beberapa anak untuk belajar
syari tilawah, Khaerul merasakan bahwa rezeki yang
didapat suatu berkah bagi dirinya.3
5. Nama : Lutfi Abdulloh (26 tahun)
Sebagai : Pemuda
Lahir di Brebes 14 Mei 1992, Lutfi aktif dan memulai
keanggotaannya sama dengan informan sebelumnya,
Alasan Lutfi aktif mengikuti pengajian ini karena ingin
menambah wawasan ilmu agama dan menjalin tali
silaturrahim dengan para tokoh agama setempat sekaligus
menambah relasi pertemanan antar pemuda di desanya.
Pentingnya ilmu agama dan juga tentang bagaimana cara
menjaga keutuhan tradisi yang telah diajarkan oleh
pendahulu kita patut kita lesatrikan agar bisa mengamalkan
dan mengajarkan kepada generasi kita selanjutnya.
Pengajian ini bekal untuk kita baik didunia maupun di
akhirat.4
3 Wawancaran Pribadi dengan Khaerul Misbah pada Hari Minggu 1 April 2018 Pukul 19.30 WIB.
4 Wawancara Pribadi dengan Lutfi Abdulloh pada hari Jumat 6 April 2018 Pukul 09.15 WIB.
62
6. Nama : Arif Hidayatullah (22 tahun)
Sebagai : Pemuda
Lahir di Brebes pada 22 Februari 1996, mulai aktif
pengajian semenjak akhir 2015. Sebelumnya Arif pernah
mondok tapi hanya beberapa bulan saja, karena tergiur
temannya bermain motor vespa akhirnya memutuskan
keluar dari pondok. Pergaulan yang selama ini dirasakan
kurang baik membuat dirinya berfikir untuk meninggalkan
semua hal-hal yang tidak bermanfaat. Karena sering
membuat kerusuhan dan ketidaknyamanan warga dengan
vesapnya. Dari situlah Arif merasa dipandang sebelah mata
dan kurang dihargai oleh warga sekitarnya, sehingga dia
memutuskan untuk meninggalkan kebiasaan buruknya dan
memilih untuk berubah menjadi orang yang lebih
bermanfaat lagi baik.5
B. Temuan Lapangan dan Analisis Data
1. Peran Penyuluh Agama yang bertujuan untuk
Meningkatkan Solidaritas Pemuda di Desa Winduaji.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan
metode wawancara dan observasi dan sumber data
didapatkan bahwa, peran sebagai perilaku yang diharapkan
oleh pihak lain dalam melaksanakan hak dan kewajiban
sesuai dengan status yang dimilikinya.6 Dalam hal ini peran
penyuluh agama sebagai motivator dan fasilitator dalam
5 Wawancara dengan Arif Hidayatulloh pada hari Sabtu 27 Januari 2018
Pukul 19.15 WIB. 6 Kun Maryati dan Juju Suryawati, Perspektif Ilmu Sosiologi (Jakarta: PT.
Glora Aksara Pratama, 2007), h.57.
63
memberikan penyuluhan kepada pemuda tentu didasarkan
pada solidaritas mekanik. Seperti yang dikemukakan Emile
Durkheim bahwa Solidaritas mekanik terbentuk atas
kesadaran kolektif, yang menunjuk pada totalitas
kepercayaan-kepercayaan dan sentimen-sentimen yang ada
pada rata-rata warga yang sama.7 Dalam penelitian ini
mengacu pada masyarakat pedesaan dan sasaran penyuluh
agama yang diteliti hanya pada pemuda yang ada di desa
Winduaji, sehingga solidaritas yang dibangun adalah
solidaritas mekanik.
Peran penyuluh agama dalam meningkatkan
solidaritas pemuda, terdapat beberapa peran yang
didapatkan oleh peneliti dalam pelaksanaan penyuluhan
pemuda mekanik di desa Winduaji. Diantara peran-
penyuluh ialah, peran informatif yaitu penyuluh sebagai
pemberi informasi dan penerang wawasan bagi masyarakat
sekitar khususnya pemuda, terutama dalam memberikan
informasi yang bersifat edukasi tentang pengetahuan agama
dan kemasyarakatan. Selain peran informatif penyuluh
agama uga berperan sebagai peran pendamping bagi
masyarakat, hal ini berkaitan dengan permasalahan yang
terjadi di masyarakat pedesaan khususnya pemuda. Seperti
menangani permasalahan keluarga, perkelahian pemuda
dan lain sebagainya. Peran pendamping dapat membantu
dengan cara mengadakan pengajian majelis ta’lim,
7 Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, (Jakarta: PT
Gramedia, 1986), h. 183.
64
membuka konsultasi kepada masyarakat atau pemuda yang
ingin meminta pendapat dan solusi atas permasalahan yang
menimpanya.
Pada penelitian ini peran yang berkaitan dengan
status, kedudukan dan fungsi dalam suatu statusnya yaitu
berupa pengakuan dari pemuda yang menjalankan
fungsinya di dalam masyarakat.
Peran Ustadz Faridin di dalam masyarakat
mendapatkan pengakuan dari sesama Penyuluh Agama
yaitu Ustadzah Umi menyatakan bahwa:
“beliau ini merupakan penyuluh yang paling aktif mba, selain sebagai penyuluh beliau juga ketua RT dan memiliki TK serta tempat binaan MDTA Mambaul Ulum dan semuanya beliau yang mengendalikan meskipun kalo di TK kadang hanya menggantikan guru yang berhalangan tapi beliau itu mau mba, saya juga salut sekali, orangnya sangat mengayomi mba jadi gak bikin rikuh”.8 Hal serupa diungkapkan juga oleh Khaerul Misbah: “menurut saya ustadz Faridin perannya sangat membantu pemuda dalam memberikan ilmu agama di tengah-tengah kami, beliau menjadi panutan warga sekitar karena keteladanannya sebagai Ustadz dan ketua RT disini mbak.9 Dari kutipan di atas membuktikan bahwa, Ustadz
Faridin seseorang yang berperan penting di dalam
masyarakat, beliau menjadi panutan bagi orang disekitarnya
8 Wawancara Pribadi dengan Ustadzah Umi Kulsum di KUA Paguyangan pada 5 Februari 2018 pukul 10.15 WIB. 9Wawancara Pribadi dengan Khaerul Misbah pada Hari Minggu 1 April 2018 Pukul 19.30 WIB.
65
dan juga pemuda yang beliau bimbing dalam belajar ilmu
agama melalui Majelis Taklim yang beliau bina.
Sedangkan mengenai peran yang berkaitan dengan
solidaritas pemuda, beliau mengajak pemuda untuk lebih
aktif dalam kegiatan yang bersifat membaur dengan
masyarakat seperti, sholat berjamaah di musholla terdekat,
mengajak tahlil keliling setiap malam jumat, pengajian
majelis ta’lim, latihan khitobah, latihan hadrah, santunan
anak yatim, dan gotong royong. Tapi dari banyaknya
kegiatan yang ada hanya beberapa saja yang baru berjalan,
hal tersebut dikarenakan kurangnya jumlah pemuda yang
ada di desa Winduaji, pemuda di desa Winduaji
kebanyakan adalah sebagai perantau seperti, kuliah,
mondok dan bekerja sehingga hanya tersisa beberapa yang
masih aktif mengikuti kegiatan di desa. Seperti penuturan
Informan Lutfi:
“Saya juga tadinya merantau mba, tapi karena saya ingin latihan membuka usaha dirumah jadi saya memutuskan untuk tetap tinggal di desa.”10 Penuturan yang sama juga disampaikan Syaefulloh: “di desa ini sudah jarang sekali ada pemuda yang bekerja disini mba, kebanyakan ya pada kuliah, kerja di kota, iya kalopun ada ya seperti saya, mungkin penghasilan di desa tidak seberapa, tapi saya memiliki banyak waktu untuk mengikuti kegiatan yang ada di desa terkadang juga masih bisa mengahsilkan rezeki
10 Wawancara Pribadi dengan Lutfi Abdulloh pada hari Jumat 6 April 2018 Pukul 09.15 WIB.
66
malah dari kegiatan tersebut, dan yang terpenting tidak jauh dari keluarga.”11
Berdasarkan hasil wawancara di atas menyatakan
bahwa pemuda di desa Winduaji memang kebanyakan
sebagai perantau, entah melanjutkan sekolah maupun
bekerja diluar kota maupun diluar daerah, tapi meskipun
tidak banyak pemuda, kegiatan masih ada walaupun tidak
semuanya berjalan sesuai rencana dari banyaknya kegiatan
yang telah disebutkan di atas yang masih berjalan dan
memiliki potensi untuk meningkatkan solidaritas pemuda
diantaranya adalah pengajian majelis taklim, tahlilan,
latihan hadrah dan gotong royong.
Meskipun ada beberapa kegiatan yang tidak berjalan
lagi, penyuluh agama berusaha untuk mempertahankan
kegiatan yang masih berjalan agar kegiatan yang sudah ada
menjadi sebuah kebiasaan yang baik dan tetap terjaga
sampai generasi yang akan datang, Hal tersebut betujuan
agar pemuda sadar akan pentingnya belajar memahami dan
mengamalkan ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari.
Sesuai dengan kutipan di atas saudara Syaefulloh juga
mengatakan sebagai berikut:
“untuk kegiatan keagamaan pemuda disini ada beberapa yang masih berjalan dan ada pula yang sudah vakum, yang masih berjalan seperti tahlil keliling, pengajian majelis taklim, latihan hadrah dan gotong royong. Beliau ustadz Faridin biasa yang
11Wawancara Pribadi dengan Syaefulloh pada Hari Jumat 6 April 2018 Pukul 13. 35 WIB.
67
memimpin tahlil, dan beliau meminta kami sebagai pemuda agar aktif mengadakan kegiatan pengajian di musholla dan mencari ustadz atau kyai yang lebih kompeten pada pengajian majelis ta’lim”.12 Berdasarkan hasil wawancara diatas menyatakan
bahwa ustadz Faridin selain berperan sebagai tokoh panutan
beliau juga, mengajak bekerjasama dengan pemuda untuk
mencari ustadz atau kyai untuk mengisi pengajian majelis
ta’lim kepada pemuda dan warga setempat. Hal tersebut
sudah terealisasi dan berjalan berkat kerjasama pemuda
dengan ustadz Faridin untuk mengadakan pengajian kitab
kuning dengan key Person yang ada di desa Winduaji.
Seperti yang dipaparkan informan Syaefulloh:
“Alhamdulillah pengajian Majelis taklim sudah berjalan cukup lama, pengajian ini bekerjasama sama dengan salah satu pengasuh pondok pesantren untuk mengisi pengajian majelis ta’lim, pengajian ini diantaranya membahas ilmu tauhid, akhlak, fiqh. Alhamdulillah cukup berhasil dan banyak pemuda dan warga yang antusias mengikuti pengajian ini”.13 Berdasarkan hasil wanwancara di atas menyatakan
bahwa kegiatan pengajian yang ada di majelis taklim Al-
khasanah berkat kerjasama penyuluh agama dan pemuda
untuk mencari key person atau tokoh agama yang ada di
desa Winduaji cukup berhasil untuk menarik perhatian dan
mempengaruhi audiens. Untuk pengajian ini biasanya 12 Wawancara Pribadi dengan Syaefulloh pada Hari Jumat 6 April 2018 Pukul 13. 35 WIB. 13 Wawancara Pribadi dengan Syaefulloh pada Hari Jumat 6 April 2018 Pukul 13. 35 WIB.
68
membahas tentang ilmu Fiqh, Tauhid, dan Akhlak. Ilmu-
ilmu ini adalah ilmu keseharian yang sering kita temui
untuk menjadi panduan hidup masyarakat sehari-hari jadi
sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada
semua kalangan dari ilmu yang paling sederhana, bahkan
sering kita temui hal-hal sepele tapi kita tidak tau ilmunya.
a. Ilmu Tauhid
orang yang bertauhid dan beriman kepada Allah dan
rasul-Nya pasti tahu mengapa Allah SWT menciptakannya
sehingga ia berada di atas jalan yang lurus, ia mengetahui
dari mana awal dan ke mana akhir hidupnya, jauh dari
kebutaan dan kesesatan. Ilmu tauhid dalam agama islam
sangat penting untuk selalu diingatkan kepada semua umat
Nabi muhammad. Banyak sekali anak-anak ketika kecil
diajarkan banyak hal tentang ilmu agama salah satunya
adalah ilmu tauhid, akan tetapi seiring berjalannya waktu
mereka banyak yang melupakan karena kesibukan dunia
yang selalu didahulukannya, oleh sebab itu menjadi
tantangan tersendiri bagi penyuluh agama untuk berdakwah
dan selalu mengingatkan kapanpun dan dimanapun untuk
para kaum milenials. Seperti yang disampaikan ustadzah
Umi Kulsum :
“Jujur mba saya sangat prihatin melihat keadaan pemuda zaman sekarang, banyak dari orang tua yang bercerita kepada saya, “padahal mba anak saya itu dulu pinter ngajinya disekolahpun selalu mendapat ranking, tapi semenjak masuk SMP banyak sekali perubahan, anaknya jadi sering main jarang mengaji dan saya gak tau di luar sana sholat atau tidak
69
ditambah suka merokok dinasehatin sudah gak nurut lagi” saya yang belum punya anak gede rasanya juga takut ya mba ini benar-benar tantangan akhir zaman”.14 Hasil wawancara di atas menyimpulkan bahwa
pentingnya mengaji dan selalu mencari ilmu tidak pandang
usia, karena syaitan selalu menggoda manusia kapanpun
dan dimanapun sekalipun itu orang baik syaitan tidak
pernah lelah untuk merusak aqidah manusia.
صراط أمن يمشي سويا على وجهه أهدى أفمن يمشي مكبا على
﴾ ٢٢﴿مستقيم Artinya : “Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih banyak mendapatkan petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?” (QS. Al-Mulk: 22).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Hak Allah yang harus ditunaikan hamba yaitu
mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun…” (Riwayat Bukhori dan
Muslim).
Menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya
artinya mentauhidkan Allah dalam beribadah. Tidak boleh
menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun dalam
14 Wawancara Pribadi dengan Ustadzah Umi Kulsum pada Hari kamis 25 Januari 2018 Pukul 13. 35 WIB.
70
beribadah, sehingga wajib membersihkan diri dari syirik
dalam ibadah. Ibadah adalah hak Allah semata, maka
barangsiapa menyerahkan ibadah kepada selain Allah
maka dia telah berbuat syirik. Maka orang yang ingin
menegakkan keadilan dengan menunaikan hak kepada
pemiliknya sudah semestinya menjadikan tauhid sebagai
ruh perjuangan mereka.
b. Ilmu Fiqih
Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan informasi
bahwa di dalam pengajian majelis ta’lim salah satu yang
dikaji adalah membahas tentang ilmu fiqih hal ini
disebabkan banyak sekali pertanyaan diluar kajian yang
menanyakan tentang ilmu fiqih, oleh sebab itu ilmu fiqih ini
menjadi kajian tambahan setelah ilmu tauhid di pengajian
majelis ta’lim. Seperti penuturan informan Ustadz Faridin:
“sebenernya ini berawal dari rasa keprihatinan saya ya mba, ternyata orang-orang disekitar kita masih banyak sekali yang belum bisa membedakan mana yang halal, haram, sunah, makruh dan mubah. Dari sini saya khawatir bagaimana pemuda yang sekarang menjadi pemimpin dan bakal jadi orang tua tidak tau tentang ilmu sepenting ini gitu loh mba”.15 Ilmu fiqih adalah ilmu Allah untuk mengetahui
hukum Allah yang berhubungan dengan segala amaliah
sehari-hari baik berupa yang wajib, sunnah, mubah,
makruh, haram, shohih(sah), maupun mabtul(batal). fiqih
membahas tentang bagaimana cara beribadah, tentang 15 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Faridin di KUA Paguyangan pada 5 Januari 2018 Pukul 10.35 WIB.
71
prinsip rukun islam dan hubungan antar manusia
(mencakupi pembahasan muamalah dan lain-lain) yang
digali dari dalil-dalil Al-Qur’an dan Sunnah yang jelas.
Ilmu fiqih sacara bahasa (etimologi) atajhu secara
harfiyah berarti pemahaman yang mendalam terhadap suatu
hal, diambil dari kata:
فـقها –يـفقه –فـقه
“barangsiapa yang dikehendaki oleh Allahakan
diberikannya kebijakan dan keutama’an , niscahya
diberikan kepadanya ‘kefaqihan’(memahami ilmu fiqih)
dalam urusan agama, sesungguhnya ilmu agama hanya bisa
diperoleh dengan belajar . (HR. Bukhari Muslim)”
c. Ilmu Akhlak
Berdasarkan hasil observasi, peneliti mendapatkan
informasi terkait pembahasan ilmu akhlak yang ada di
pengajian majelis ta’lim yaitu membahas tentang
bagaimana kita berhubungan yang baik kepada Allah,
bagaimana kita berhubungan baik sesama manusia, dan
bagaimana kita menjaga lingkungan kita semuanya ada
akhlaknya. Peran penyuluh agama dalam memberikan
pemahaman tentang ilmu akhlak sangatlah penting agar
pemuda selalu menjaga perilaku dan nilai-nilai moral yang
sudah diajarkan dan dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari supaya berhubungan baik dengan
masyarakat luas, Seperti penuturan Ustadz Faridin:
72
“dimulai dari kekhawatiran melihat perilaku pemuda zaman sekarang maka sangatlah penting untuk memberikan pemahaman tentang akhlak kepada pemuda sangatlah penting agar mereka selalu terkontrol dan tidak mudah terbawa arus pergaulan zaman sekarang, hal ini bertujuan agar pemuda selalu memegang teguh nilai-nilai agama dan moral dalam setiap langkah yang diputuskan”.16 Berdasarkan dari hasil wawancara di atas penulis
menyimpulkan bahwa ilmu akhlak yang diberikan sebagai
bentuk keprihatin penyuluh agama terhadap perilaku
pemuda yang menyimpang dari nilai-nilai agama, maka
sangatlah penting pembahasan ini untuk disampaikan
kepada semua kalangan masyarakat khususnya pemuda
tentang:
1). Akhlak terhadap Allah Swt.
Landasan umum berakhlak terhadap Allah Swt. adalah
pengakuan bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki
sifat-sifat terpuji; demikian agung sifat itu yang semua
makhluk tidak dapat mengetahui dengan baik dan benar
betapa kesempurnaan dan keterpujian Allah swt. Oleh
karena itu, mereka sebelum memuji-Nya, bertasbih
terlebih dahulu dalam arti menyucikan-Nya. Jadi jangan
sampai pujian yang mereka ucapkan tidak sesuai dengan
kebesaran-Nya.
Sebagaimana QS. Ash-Shaffat (37):159-160.
16 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Faridin di KUA
Paguyangan pada 5 Januari 2018 Pukul 10.35 WIB.
73
Artinya: “Mahasuci Allah dari segala sifat yang mereka
sifatkan kepada-Nya, kecuali (dari) hamba-hamba Allah
yang terpilih.”
2). Akhlak terhadap sesama manusia.
Al-Quran menjelaskan perlakuan sesama manusia,
baik berupa larangan, seperti membunuh, menyakiti
badan atau harta tanpa alasan yang benar, juga termasuk
larangan menyakiti hati, walaupun disertai dengan
memberi. Lihat (QS al-Baqarah [2]: 263).
Artinya : Perkataan yang baik dan pemberian
maaf[167] lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan
sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah
Maha Kaya lagi Maha Penyantun.
Maksud ayat di atas ialah, Perkataan yang baik
Maksudnya menolak dengan cara yang baik, dan maksud
pemberian ma'af ialah mema'afkan tingkah laku yang
kurang sopan dari si penerima. Selain itu, al-Quran
menekankan bahwa setiap orang hendaknya didudukkan
secara wajar, termasuk Nabi Muhammad Saw.
dinyatakan pula sebagai manusia biasa, namun
dinyatakan pula beliau adalah Rasul yang memperoleh
74
wahyu dari Allah. Atas dasar ini beliau berhak
memperoleh penghormatan melebihi manusia lain,
3). Akhlak terhadap lingkungan.
Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah
segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik
binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak
bernyawa. Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan al-
Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi
manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan ini menuntut
adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan
manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, dan pembimbingan agar
setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya.
Dalam pandangan akhlak Islam, seseorang tidak
dibenarkan mengambil buah sebelum matang, atau
memetik bunga sebelum matang, karena hal ini berarti
tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk
mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia
dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang
sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang
terjadi. Hal ini mengantarkan manusia bertanggung
jawab, sehingga ia tidak melakukan perusakan terhadap
lingkungan di sekitarnya. Binatang, tumbuhan, dan
benda-benda tak bernyawa semuanya diciptakan oleh
Allah Swt. dan menjadi milik-Nya, serta semua memiliki
ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini meyakinkan
setiap muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah
75
“umat” Tuhan yang harus diperlakukan secara wajar dan
baik.
Selain pengajian juga ada kegiatan pelatihan
hadrah untuk pemuda dan anak-anak, biasanya mereka
latihan sehabis shalat ashar. Kegiatan ini di fasilitasi alat
hadrah oleh Ustadzah Umi yang tidak lain adalah
penyuluh agama, dan menyerahkan kepada saudara
Khaerul sebagai pelatih untuk mengajarkannya kepada
pemuda yang lain. Hal ini bertujuan untuk mengisi
waktu luang dengan kegiatan yang positif dan
bermanfaat. Seperti yang disampaikan informan khaerul:
“latihan hadrah ini cukup menarik beberapa pemuda dan anak-anak mba yang dengan peserta seadanya saya belajar dengan teman-teman kegiatan ini sangat bermanfaat bagi saya khususnya, karena biasanya disini setiap malam jumat sebelum tahlil kami membaca shalawat burdah terlebih dahulu di musholla mba jadi diiringi oleh musik hadrah membuat anak-anak semakin antusias mengikutinya”.17
Berdasarkan hasil wawancara di atas
menyimpulkan bahwa kegiatan latihan hadrah membuat
kedekatan dan antara pemuda dan pemuda, pemuda dan
anak-anak. karena peran pelatihan ini menjadikan
pemuda dan anak-anak menjadi gemar bershalawat
sehingga kebersamaan yang ada dapat memupuk rasa
solidaritas antar individu.
17 Wawancara Pribadi dengan Khaerul Misbah pada hari Minggu 1 April 2018 Pukul 19.30 WIB.
76
Terkait peran penyuluh agama dengan kegiatan
untuk meningkatkan solidaritas pemuda yaitu dengan
kegiatan rutin gotong royong setiap jumat pagi. Gotong
royong adalah suatu kegiatan sosial yang menjadi ciri
khas bangsa Indonesia dari zaman dahulu hingga
sekarang ini. Rasa kebersamaan ini muncul, karena
adanya sikap sosial tanpa pamrih dari masing-masing
individu untuk meringankan beban yang sedang dipikul.
Bagi sebagian masyarakat Indonesia gotong
royong adalah hal yang sangat biasa dan sering kita
temukan di beberapa titik daerah. Ini merupakan sikap
positif yang harus dilestarikan agar bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang kokoh dan kuat di segala lini.
Tidak hanya dipedesaan bisa kita jumpai sikap gotong
royong, melainkan di daerah perkotaan pun bisa kita
jumpai dengan mudah walaupun presentasenya lebih
kecil. Secara culture, budaya tersebut memang sudah di
tanamkan sifat ini sejak kecil hingga dewasa. Karena ini
merupakan salah satu cermin yang membuat Indonesia
bersatu dari sabang hingga merauke, walaupun berbeda-
beda agama, suku dan warna kulit tapi kita tetap menjadi
bagian kesatuan yang kokoh.18
Kegiatan gotong royong pada pemuda Winduaji
cukup aktif dalam membantu masyarakat, seperti
kegiatan rutin setiap hari jumat untuk membersihkan
18 http://gerakanpemudaansor.blogspot.com/2012/04/peran-kader-gp-
ansor-dalam-melestarikan.html?m=1, diakses pada 4 September 2018.
77
lingkungan sekitar, serta gotong royong memperbaiki
jalanan yang rusak dan membantu memperbaiki rumah
warga yang kurang mampu. Seperti penuturan saudara
Arif :
“kegiatan gotong-royong di masyarakat sejauh ini masih berjalan mba, kemaren kita baru Saja gotong royong bersih-bersih mushola terus lingkungan sekitar dan kegiatan ini rutin tiap hari jumat mba. Beberapa waktu lalu juga kami dan beberapa warga sempat membantu memperbaiki kondisi rumah bapak Ahmad yang sudah termakan usia, karena faktor ekonomi, beliau belum sanggup memperbaiki. Dan Alhamdulillah berkat gotong royong dan kerjasama pemuda dan warga kami bisa membantu memperbaiki rumah beliau ”19
Berdasarkan hasil wawancara di atas penulis pun
sempat mendatangi rumah bapak Ahmad yang memang
tidak jauh dari rumah penulis sehingga dapat dilihat
secara langsung. Hal tersebut membuktikan bahwa
pentingnya gotong royong sangat mempengaruhi
kepekaan dan tingkat solidaritas yang tinggi antar warga
dan pemuda yang ada di desa Winduaji. Manfaat dari
adanya rasa solidaritas yaitu akan ada rasa saling tolong
menolong antar sesama dan adanya rasa peduli terhadap
kawan berarti menunjukan pentingnya rasa solidaritas
dalam kehidupan sehari-hari bisa menjaga tali
persaudaraan terhadap sesama, teman ataupun keluarga.
19 Wawancara dengan Arif Hidayatulloh pada hari Sabtu 27 Januari 2018
Pukul 19.15 WIB.
78
Peran penyuluh agama dalam menerapkan
solidaritas kepada pemuda termasuk kedalam bentuk
solidaritas mekanik, yang mana setiap pemuda baik
individu dengan individu, individu dengan kelompok di
dasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang
dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman
emosional yang berlandaskan pada ideologi yang sama
yaitu agama dan negara. Seperti pernyataan Ustadzah
Umi Kulsum:
“dalam memberikan pemahaman solidaritas kepada pemuda, saya lebih sering untuk meminta suami agar memberikan pendekatan kepada pemuda khususnya dalam menjaga tradisi yang sudah lama berlangsung, meskipun seperti kegiatan tahlilan, pengajian itu sampe sekarang masih berajalan tapi kebanyakan yang hadir masih didominasi oleh orang tua pemuda hanya beberapa saja, bukan karena mereka tidak ada, tapi mereka lebih memilih nongkrong sambil merokok didepan rumah orang”.20
Berdasarkan hasil wawancara di atas menyatakan
bahwa masih rendahnya kesadaran pemuda dalam
mengikuti kegiatan rutin tahlilan, kegiatan ini memang
masih berjalan tapi banyak sekali pemuda yang masih
belum konsisten mengikuti kegiatan ini.
20 Wawancara Pribadi dengan Ustadzah Umi Kulsum pada Hari kamis 25 Januari 2018 Pukul 13. 35 WIB.
79
2. Metode dan Teknik yang digunakan Penyuluh Agama
Dalam Meningkatkan Solidaritas Pemuda di Desa
Winduaji Paguyangan Brebes.
Berdasarkan hasil observasi selama peneliti
melakukan penelitian di desa Winduaji, peneliti
menyimpulkan bahwa metode pendekatan yang digunakan
dalam melakukan penyuluhan yang bertujuan untuk
meningkatkan solidaritas pemuda tidak jauh berbeda
dengan metode dan teknik penyuluhan yang lain, baik dari
segi penyampaian dan teknik pendekatan kepada pemuda.
Menurut penuturan Ustadzah Umi Kulsum selaku
Penyuluh Agama mengatakan bahwa:
“untuk melakukan pendekatan kepada pemuda agar lebih efisien perindividu, akan tetapi jika sudah mengerti, kita bisa melakukan pendekatan langsung secara kelompok”.21
A. Metode Pendekatan Pemuda
Dalam melakukan observasi yang penulis lakukan
dari semua kegiatan yang dilaksanakan penyuluh agama
yang bertujuan untuk meningkatkan solidaritas pemuda,
penyuluh agama memiliki teknik tersendiri untuk
mendekati audiens, agar pemuda tertarik untuk
mengikuti kegiatan yang diadakan oleh penyuluh agama.
Setiap pemuda memiliki permasalahan yang
berbeda-beda dan dari sudut pandang yang berbeda pula. 21 Wawancara Pribadi dengan Ustadzah Umi Kulsum pada Hari kamis 25 Januari 2018 Pukul 13. 35 WIB.
80
Tidak semuanya bisa diceritakan setiap masalah yang
ada, oleh karena itu penyuluh agama menggunakan
pendekatan dengan metode individu alasan lain agar
mudah menjaga rahasia dan lebih intens dalam
menangani setiap permasalahan.
1) Pendekatan Individu
Penyuluhan Agama dilaksanakan secara
individu, dari pribadi kepribadi. Metode ini disebut
dengan metode pendekatan pribadi (personal
approach) karena dalam pelaksanaannya secara
langsung melakukan pendekatan kepada setiap
pribadi. Dalam metode ini penyuluhan melakukan
dialog langsung kepada pribadi sasaran, memberikan
penjelasan-penjelasan, memberikan saran-saran dan
sedapat mungkin berusaha membantu memecahkan
masalah yang dihadapinya. Dalam kasus pemuda di
desa Winduaji di dapatkan bahwa permasalahan yang
banyak dihadapi oleh pemuda berawal dari keluarga.
Seperti yang disampaikan saudara Syaefulloh:
“biasanya setiap kita mengadakan pengajian banyak dari temen-temen yang lain ingin bertanya dan meminta nasehat, oleh sebab itu ustadz Faridin biasanya memberikan kesempatan bagi siapapun yang ingin melakukan konseling bisa bertemu beliau setelah selesei sholat berjamaah di musholla”.22
22 Wawancara Pribadi dengan Syaefulloh pada Hari jumat 6 April 2018 Pukul 13. 35 WIB.
81
2) Pendekatan Kelompok
Pada metode pendekatan kelompok ini,
penyuluh berhubungan dengan Sasaran/komunikan
yang dihadapi merupakan kelompok yang banyak dan
cara menghadapinya dengan sekaligus. Semua
penerangan dan penyuluhan yang menggunakan
media komunikasi massa menggunakan metode ini.
Sebab pembaca Koran, penonton televise dan
pendengar radio adalah masyarakat umum yang harus
dihadapi oleh penyuluhan secara umum pula. Dalam
observasi penulis Metode yang sering digunakan ialah
denga pendekatan kelompok seperti waktu pengajian,
tahlilan, latihan hadrah dan gotong royong.
B. Teknik Penyampaian Materi
Untuk menyampaikan materi-materi penyuluhan
agar sampai dan tepat kepada audiens, penulis melihat
penyuluh agama di desa Winduaji menggunakan
beberapa metode agar pesan yang diucapkan oleh
penyuluh bisa sampai kepada masyarakat khususnya
pemuda agar terjadi sebuah perubahan baik secara
langsung dengan tatap muka bersama audiens maupun
menggunakan metode yang tidak langsung. Tapi dari
penuturan penyuluh agama kepada penulis mengatakan:
Penyuluh 1 mengatakan:
82
“untuk metode penyuluhan saya pribadi saya lebih sering menggunakan ceramah dan tanya jawab.”23 Hal senada juga disampaikan oleh penyuluh 2 : “kalo saya seringnya ceramah dan tanya jawab mba, diskusi ya sesekali saya gunakan”.24 Berdasarkan informasi melalui wawancara
langsung dengan penyuluh di atas penulis mendapati dua
metode yang sering dipakai oleh penyuluh agama di
desa Winduaji yaitu:
a. Metode ceramah
Metode ceramah sering pula disebut metode
informasi yakni penerangan secara lisan oleh Penyuluh
Agama sebagai komunikator kepada kelompok
masyarakat sasaran sebagai komunikan. Metode ini
sangat tepat apabila sasaran yang dihadapi merupakan
kelompok yang berjumlah besar dan diperlukan dihadapi
secara sekaligus. Penyuluhan bias mempergunakan alat
bantu seperti pengeras suara, radio, televise, slide atau
film. Meskipun pada prinsipnya metode ini
menggunakan lisan, tetapi pesan yang disampaikan bias
diperjelas dengan bantuan mimik, gerak dan gesture.
Dalam penelitian ini penulis menjumpai bahwa
23 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Faridin di KUA
Paguyangan pada 5 Januari 2018 Pukul 10.35 WIB. 24 Wawancara Pribadi dengan Ustadzah Umi Kulsum pada Hari kamis 25 Januari 2018 Pukul 13. 35 WIB.
83
metode ceramahlah yang paling sering digunakan dan
efektif dalam melakukan penyuluhan kepada audiens,
selain lebih mudah diakses metode ceramah juga metode
yang sudah menjadi kebiasaan para da’i di dalam
berdakwah khususnya di pedesaan.
b. Metode Tanya jawab
Metode ini dapat dikatakan kelanjutan dari metode
ceramah, yaitu proses Tanya jawab antara penyuluh dan
sasaran penyuluhan. Sifatnya memang sama dengan
metode ceramah, dalam hal sama-sama menggunakan
lisan. Hanya bedanya, dalam metode ceramah peranan
aktif berada di tangan penyuluh, sedangkan dalam
metode Tanya jawab peranannya bisa timbal balik.
Selain metode ceramah metode tanya jawab juga
salah satu satu metode yang cukup efektif hanya saja
kendala di metode tanya jawab adalah keterbatasannya
waktu, terlebih jika audiens sangat aktif maka metode ini
bisa dikatakan cukup berhasil karena adanya interaksi
timbal balik antara sang penceramah dan audiens.
3. Analisis Peran Penyuluh Agama Dalam Meningkatkan
Solidaritas Pemuda di Desa Winduaji.
Dalam penelitian ini, peran penyuluh agama dalam
meningkatkan solidaritas pemuda di desa Winduaji adalah
dengan memberikan kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan solidaritas pemuda, melalui kegiatan
pengajian di majelis taklim yang berkaitan dengan materi
Akhlak karena pemahaman akhlak sangat penting kaitannya
84
dengan perilaku tolong menolong, akhlak yang berkaitan
dengan sesama manusia dan juga yang berhubungan dengan
sang pencipta Allah SWT. Selain akhlak ada juga materi
tentang tauhid atau akidah, Penyuluhan agama perlu
memahami bahwa iman tidak dapat dilihat oleh indra, tetapi
bisa dilihat dari indikatornya yaitu amal, ilmu dan sabar.
Iman dapat menebal dan menipis, tergantung dari
pembinaannya. Oleh karena itu penting untuk penyuluh
agama agar tidak bosan untuk selalu mengingatkan kepada
pemuda tentang pentingnya akidah. Begitu juga dengan
ilmu fiqh pentingnya ilmu fiqh adalah panduan bagi setiap
manusia dalam menjalankan amaliah kehidupan sehari-hari
agar tidak menyalahi aturan dan hukum-hukum yang telah
ditetapkan dalam ajaran agama islam.
Peran penyuluh agama dalam memberikan perannya
juga tidak luput dari kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial
seperti gotong royong ataupun kerja bakti, hal ini memang
tidak bisa dihindari dari masyarakat pedesaan yang ada di
Winduaji. Kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan
solidaritas pemuda yang ada di desa Winduaji. Selain
diberikan ilmu-ilmu pemahaman agama oleh penyuluh,
kegiatan lapangan juga sangat penting untuk mengukur
sejauh mana kedekatan dan kekompakan pemuda dalam
bekerjasama menjaga lingkungan sekitarnya. Pemahaman
yang diberikan oleh penyuluh tidak akan berjalan jika
pemuda tidak dibarengi dengan kemauannya, akan tetapi
jika pemuda sensitif dengan apa yang diberikan penyuluh,
85
maka banyak sekali kegiatan positif yang akan berkembang
dan bermanfaat .
Berjalannya suatu kegiatan karena adanya kesadaran
kolektif dari pemuda, hal tersebut tidak luput fasilitas dan
motivasi yang diberikan penyuluh kepada pemuda,
sehingga solidaritas yang dibangun akan lebih mudah jika
pemahaman ilmu dan kegiatan yang diberikan tepat pada
sasarannya. Seperti metode yang digunakan oleh penyuluh
agama dalam meningkatkan solidaritas tidak beda jauh
dengan metode penyuluhan pada umumnya yakni dengan
pendekatan individu dan kelompok dengan teknik
penyampaian ceramah, tanya jawab.
Hasil observasi dan wawancara langsung dilapangan
dengan beberapa informan menunjukkan bahwa beberapa
bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh penyuluh
agama dapat meningkatkan solidaritas sosial pemuda.
Diantaranya adalah kegiatan pengajian di Majelis Ta’lim,
pelatihan-pelatihan, tahlilan dan gotong royong.
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis
terhadap Peran Penyuluh Agama dalam meningkatkan
Solidaritas Pemuda di Desa Winduaji. Penulis menyimpulkan
hasil penelitian ini sebagai berikut:
1. Peran Penyuluh Agama di Desa Winduaji dalam
meningkatkan solidaritas pemuda diantaranya dengan
dilaksanakannya Kegiatan seperti: Pengajian Majelis ta’lim,
Tahlilan, pelatihan Hadrah dan Gotong Royong. Pengajian
Majelis Ta’lim bertujuan agar warga masyarakat khususnya
pemuda selalu menjaga baik ukhuwah islamiyah akhlak
sesama manusia dan dapat membangun kedeketan lebih baik
dengan sang Pencipta Allah SWT.
Kemudian ada Tahlil keliling yang diadakan di rumah
warga setiap malam jumat, kegiatan ini bertujuan untuk
mengenalkan kepada semua kalangan baik dari anak-anak
hingga orang dewasa agar terbiasa dengan tahlilan atau biasa
disebut kirim do’a, kegiatan ini sudah menjadi kebiasaan bagi
kalangan Nahdliyin di Desa Winduaji.
Kemudian gotong-royong yang diadakan setiap hari
jumat pagi. Kegiatan ini dilakukan oleh pemuda dan warga
setempat, goyong royong memang sudah menjadi tradisi di
desa bahkan sudah sangat umum di negara kita tradisi gotong
royong ini, kegiatan ini sengaja dibangun dan dipertahankan
agar sesama tetangga dapat membangun rasa solidaritas dan
87
ini perlu diwariskan kepada kalangan pemuda, sehingga
generasi yang akan datang dapat memahami prinsip dan tujuan
yang ada pada kegiatan gotong royong, sehingga solidaritas
yang dibangun akan lebih mudah karena sudah menjadi tradisi
dan kebiasaan dalam masyarakat desa, hal ini sesuai dengan
teori Emile Durkheim masyarakat mekanik.
2. Metode dan teknik yang digunakan Penyuluh Agama Dalam
Meningkatkan Solidaritas pemuda di Desa Winduaji
Paguyangan Brebes diantaranya metode yang digunakan
penyuluh dalam berdakwah ialah menggunakan metode
ceramah dan metode tanya jawab. kemudian cara penyuluh
agama melakukan pendekatan kepada audiens atau pemuda
setempat yaitu menggunakan pendekatan langsung dengan
kelompok dan individu. Kemudian, untuk materi yang
digunakan dalam penyuluhan diantaranya adalah akhlak, fiqih
tauhid dan materi penunjang lainnya selain yang sudah
disebutkan di atas.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah
dipaparkan dalam skripsi ini, peneliti memiliki beberapa saran
guna membangun dan dapat dijadikan evaluasi dalam
meningkatkan mutu dan kualitas serta tujuan dari penulisan ini
yaitu peran penyuluh agama dalam meningkatkan solidaritas
pemuda di desa Winduaji sebagai tolak ukur dari hasil
penyuluhan agama yang dilakukan. Beberapa saran penulis
sampaikan antara lain:
88
1. Kegiatan penyuluhan hendaknya lebih terprogram dan
lebih kreatif lagi dalam melaksanakan kegiatan yang lebih
berinovasi. Hal ini dikarenakan untuk menarik perhatian
para pemuda agar lebih banyak lagi yang aktif dan turut
berpastisipasi.
2. Penyuluh Agama hendaknya lebih banyak melibatkan
pemuda disetiap kegiatan baik masalah sosial, keagamaan
dan lain sebagainya. Tujuannya adalah agar pemuda
merasa dirangkul dan dihargai seburuk apapun
masalalunya pemuda berhak untuk menerima lingkungan
yang baik.
3. Penyuluh Agama hendaknya bekerjasama dengan banyak
pihak baik dari pemerintah desa maupun lembaga yang ada
di desa Winduaji agar penyuluh agama diketahui oleh
banyak kalangan sehingga memudahkan dalam
mengadakan setiap kegiatan yang akan dijalankan.
89
DAFTAR PUSTAKA
A., Hallen. 2013. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Ciputat Press.
Adiyla. 2010. Website Notaris Sebagai Media Penyuluhan
Hukum Sehubungan dengan Pembuatan Akta Notaris. Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
AdiIsbandi, Rukminto. 2002. Pemikiran-Pemikiran dalam
Pembangunan Kesejahteraan Sosial.Jakarta: LembagaPenerbit FE-UI.
Ahmadi, Abu. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT.
RinekaCipta Arifin ,Noor. 1997. ISD Ilmu Sosial Dasar. Bandung: CV.
PustakaSetia
Bachtiar, Wardi. 2010. Sosiologi Klasik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Departemen Agama RI. 2012. Alquran dan Terjemahan untuk
Wanita. Bandung: Wali. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan
Haji. 1987. Panduan Penyuluh Agama. Jakarta: Departemen Agama RI.
Echole, Jhon M., dan Hassan Shadily, 1995. Kamus Inggris
Indonesia. Jakarta: PT Gramedia. Elly M. Setiadi dkk. 2006.Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group. Hassan,Fuad. 2013. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian
Perilaku Manusia (Depok: (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Kampus Baru UI.
90
Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika
Moleong, J. Lexy. 1991. Metode Penelitian Kulitatif. Bandung
:Remaja Rosdakarya. John Scott. 2012. TeoriSosial: Masalah-masalah Sosial dalam
Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Johnson, Doyle Paul. 1980. Teori Sosiologi Klasik dan
Modern. Jakarta: PT. Gramedia PUSTAKA. Jones.2009. Pengantar Teori-Teori Sosial. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia. Kaelan. 2005. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat.
Yogyakarta: Paradigma Kartono, Kartini. 1986. Pengantar Metodologi Riset Sosial.
Bandung : Alumni. Kementerian Agama RI. 2012. Alquran dan Terjemahan
untuk Wanita. Bandung: Wali. Koentjaraningrat dan Fuad Hasan. 1970. Beberapa Asas
Metodologi Ilmiah dalam koentjaraningrat, (ed), Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
Mustari, Andhie dkk. 2015. Statistik Pemuda Indonesia.
Jakarta: Badan Pusat Statistik Narwoko, Dwi J. &Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi :Teks
Pengantar dan Terapan (EdisiKeempat). Jakarta: Prenada Media Group.
Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau dari Berbagai
Aspeknya. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
91
Nasution, Zulkarimein 1990 Prinsip-Prinsip Komunikasi
Untuk Penyuluhan, Jakarta: Lembaga Peneliti Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial.
Yogyakarta: Gadjah mada University Press. Nina. W, Syam. 2012. Psikologi Sosial Sebagai Akar Ilmu
Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Ritzer, George. 2011. Teori Sosiologi Dari Teori Sosiologi
Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta: KreasiWacana.
Romdon, M. 1996. Metode Ilmu Perbandingan Agama Suatu
Pengantar Awal. Jakarta: Raja GrafindoPersada. Santosa, Iman. 1988. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:
Rajawali Shadily, Hassan. 1993. Sosiologi Untuk Masyarakat
Indonesia, Jakarta: PT RinekaCipta. Shihab, Quraish. 1994. Membumikan Al-Qur’an, Bandung:
Mizan. Soekanto, Soerjono. 2007. Pengantar Sosiologi Kelompok.
Bandung: Remadja Karya Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif (EdisiRevisi).
Bandung: Rosdakarya Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar sosiologi (edisiketiga).
Jakarta: Lembaga fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
92
Suprijanto,2007 Pendidikan Orang Dewasa dari Teori Hingga Aplikasi, Jakarta : Pt Bumi Aksara
Sutomo. Dkk. 2009. Manajemen Sekolah (EdisiRevisi).
Semarang: UPT MKK UNNES. Syani, Abdul. 2007. Sosiologi Skematika, Teori, dan
Terapan.Jakarta: BumiAksara Tobroni Suprayogo, Imam. 2001. Metodologi Penelitian
Sosial-Agama. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sarwono, Sarlito Wirawan. 2006. Teori-Teori Psikologi
Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. ________________________.2012. Teori-Teori Sosial Dalam
Tiga Paradigma. Jakarta: Prenada Media Group Walgito, Bimo 1986. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,
Yogyakarta: Andi Offset.
Jurnal Azizah,Nur. “ Perilaku Moral dan Religiusitas Siswa Berlatar
Belakang Pendidikan Umum dan Agama”, Jurnal Psikologi, Vol. 33, no 2, Yogyakarta, h.2
Taher, Andi. “ Pendidikan Moral dan Karakter Sebuah
Panduan”. Jurnal Studi Keislaman Umum dan Agama” Vol, 14, no 2 Desember, 2014, h. 4
Skripsi Durotus Sa’diyah, Iis. Skripsi“Solidaritas Sosial Masyarakat
Kuningan di Yogyakarta (study kasus komunitas paguyuban pengusaha warga Kuningan)” Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Nuh, Muhammad. Skripsi “Peran Penyuluh Agama Dalam
Membina Akhlak Umat Di Kementrian Agama RI Kantor Kota Tangerang ”Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
93
Yunita, Firda. Skripsi “Peran Organisasi Pemuda Pengajian
Miftahul Jannah Dalam Menumbuhkan Sikap Keagamaan Remaja di Kampung Jati Parung-Bogor”, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Website Dini Shanti Purwono, Peran dan Tantangan Pemuda di Era
Generasi Milenial,https://psi.id/berita/2018/01/04/peran-dan-tantangan-pemuda-di-era-generasi-milenial/, diakses pada 26 Desember 2018, Pukul 11.08 WIB.
Peran Penyuluh Agama diakses dari
http://www.academia.edu/11331456/PERANAN_PENYULUH_AGAMA_DALAM_PEMBINAAN_UMAT, diakses pada 9 Januari 2019.
Kategori Usia Pemuda Sekarang Diakses dari
http://wwwobsessionnews.com/beritautama/kategori-usiapemudasekarang1865tahun/&grqid=Wo5a6H_j&s1&hl=id-ID&geid=1033,diakses pada 17 Mei 2018
Sulistiani, Neti. http//netislistiani.Wordpress.com/ penyuluhan
/penyuluhagama diakses pada 5 september 2017. . Sejarah Asal mula Kecamatan Paguyangan. Diakses dari.
http://www.google.com/search?q=peta+desa+winduaji&prmd=nimv&source=inms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjl3MWU0OHaAhVLOY8KHYrrBZoQAUIECgC&biw=360&bih=615. Pada 11 Mei 2018.
Pedoman Wawancara
Wawancara Penyuluh Agama
1. Sudah berapa lama bapak melakukan penyuluhan?
2. Apa motivasi bapak menjadi seorang penyuluh ?
3. Berapa kali dalam sebulan bapak menyuluh?
4. Apa saja kegiatan penyuluhan yang terkait solidaritas
sosial?
5. Adakah materi khusus yang bapak gunakan dalam
penyuluhan ?
6. Bagaimana kondisi pemuda sebelum dan sesudah disuluh?
7. Apakah ada permasalahan tentang solidaritas sosial
dikalangan pemuda disini?
8. Adakah kerjasama yang dilakukan penyuluh dengan tokoh
agama setempat?
9. Apa langkah-langkah bapak dalam rangka meningkatkan
solidaritas sosial dikalangan pemuda?
10. Apa harapan bapak untuk kegiatan penyuluhan
kedepannya?
Wawancara Pemuda
1. Sudah berapa lama anda mengikuti kegiatan penyuluhan ?
2. Apakah saudara sering mengikuti kegiatan pengajian ?
3. Apa tujuan saudara mengikuti kegiatan penyuluhan?
4. Apa pendapat saudara tentang kegiatan ini?
5. Apa manfaat yang saudara rasakan ?
6. Bagaimana proses pelaksanaan pengajian ?
7. Apakah penyampaian materi oleh penyuluh mudah anda
pahami?
8. Apa harapan saudara untuk kegiatan pengajian ini
kedepannya?
HASIL WAWANCARA
Data Informan
1. Nama : Muhammad Faridin
Jabatan : Koordinator Penyuluh Agama
Waktu/Tanggal wawancara : 10. 15 WIB / 18 Januari 2018.
Pertanyaan :
1) Sudah berapa lama bapak melakukan penyuluhan?
Jawab : “Alhamdulillah tiga tahun jalan berati mba kalo
profesinya, tapi sebelum menjadi penyuluh agama saya
hanya ustadz kampung saja mba.”
2) Apa motivasi bapak menjadi seorang penyuluh ?
Jawab : “motivasi saya menjadi seorang penyuluh tentunya
menambah ilmu dan belajar bagaimana melayani
masyarakat luas dengan baik, serta menambah relasi
persaudaraan dengan orang banyak mba.”
3) Berapa kali dalam sebulan bapak menyuluh?
Jawab : “setiap minggu ada mba tapi ya beda-beda
jadwalnya. Ada yang khusus bapak-bapak, anak-anak dan
pemuda.”
4) Apa saja kegiatan penyuluhan yang terkait solidaritas
pemuda?
Jawab : “banyak mba, Pembinaan dan Pendataan Mubaligh
khotib, imam dan Ulama. kalo sekarang yang sedang
dijalankan itu tentang pembinaan dan pendataan remaja
masjid mba, untuk wilayah mushola sendiri tapi kalo
kegiatan pemuda seperti, tahlil rutinan malam jumat,
pengajian-pengajian lalu ada pelatihan-pelatihan dan
kegiatan lainnya.
5) Adakah materi khusus yang bapak gunakan dalam
penyuluhan ?
Jawab : untuk materi khusus tidak ada mba, karena kita
menyesuaikan topik yang ingin dibahas dengan pemuda,
jadi mengalir saja karena lebih sering tanya jawab diluar
forum yang jelas pembahasan harus berkaitan dengan ilmu
agama.
6) Bagaimana kondisi pemuda sebelum dan sesudah diberi
penyuluhan?
Jawab : untuk perubahan sebelum dan sesudah penyuluhan,
secara keseluruhan pasti ada perubahan ya mba entah
sedikit atau banyaknya ya tergantung dari masing-masing
individu. Yang jelas ada, dan kita tidak bisa melihat secara
kasap mata saja, bagi saya ada kemauan untuk berfikir maju
saja alhamdulillah sekali mba.
7) Apakah ada permasalahan tentang solidaritas dikalangan
pemuda disini?
Jawab : “iya ada mba, banyak pemuda yang istilahnya
belum ada kegiatan positif banyak yang pengangguran, ada
yang kerja tapi tidak menentu dan mereka sangat apatis
terhadap lingkungan sekitar sehingga mereka sangat
berpengaruh kepada anak-anak yang masih sekolah
sehingga dan mau tidak mau menjadi generasi yang seperti
itu juga jika dibiarkan .”
8) Adakah kerjasama yang dilakukan penyuluh dengan tokoh
agama setempat?
Jawab : “ ya tentu ada, seperti dengan pengurus majlis
ta’lim, pengasuh pondok pesantren, dan lembaga yang ada
di desa Winduaji.”
9) Apa langkah-langkah bapak dalam rangka meningkatkan
solidaritas dikalangan pemuda?
Jawab : “ya mengajak para pemuda agar semakin aktif
dalam forum pengajian, agar semakin banyak pemuda yang
sadar tentang pentingnya hidup dalam tuntunan agama,
Tentunya dengan segala kemampuan, baik tenaga dan
pikiran kami kerahkan agar kedepannya lebih baik.”
10) Apa harapan bapak untuk kegiatan penyuluhan
kedepannya?
Jawab : “harapan saya untuk kegiatan penyuluhan
kedepannya harus lebih maju, lebih berinovasi dalam segala
kegiatan dan terus berkembang dalam mengedukasi
masyarakat khususnya kepada pemuda agar lebih religius
sehingga generasi pemuda kedepannya bisa lebih baik.”
Informan
Ustadz Faridin
2. Nama : Umi Kulsum
Jabatan : Penyuluh Agama
Waktu wawancara : 12 Januari 2018
1) Sudah berapa lama ustadzah melakukan penyuluhan?
Jawab : “Saya menjadi penyuluh semenjak saya menetap di
desa Winduaji mba akhir 2015, kemudian mendirikan TPA
Khadaiqul Qur’an yang memang sudah lama ada, hanya
saja resmi diberi nama ketika saya menjadi Penyuluh
Agama.”
2) Apa motivasi ustadzah menjadi seorang penyuluh ?
Jawab : “motivasi saya menjadi penyuluh agama karena ada
dorongan dari suami dan saya sering mengikuti banyak
pengajian dengan ibu-ibu, baik muslimat maupun fatayat
akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar menjadi
penyuluh agama dan alhamdulillah masuk.”
3) Berapa kali dalam sebulan ustadzah menyuluh?
Jawab: “kegiatan menyuluh setiap hari mba kalo buat saya
karena saya mengajar ngaji anak-anak dari TK sampai
SMA, kalau penyuluhan dengan ibu-ibu biasanya setiap
hari jumat dari jam setengah delapan sampai selesei.”
4) Apa saja kegiatan penyuluhan yang terkait solidaritas
pemuda?
Jawab: “terkait solidaritas pemuda kalo saya mungkin lebih
kepada memberikan pemahaman ketika mengaji ya mba,
untuk prakteknya kalo pemuda itu suami saya lebih tau
karena beliau memang pendekatannya kepada pemuda mba,
kalo saya lebih ke ibu-ibu dan anak-anak.”
5) Adakah materi khusus yang ustadzah gunakan dalam
penyuluhan ?
Jawab : “materi yang saya gunakan dalam penyuluhan
seperti ilmu Fiqh untuk tanya jawab dengan ibu-ibu dan
Tajwid untuk panduan membaca Alqur’an dengan anak-
anak pun juga sama yang jelas berkaitan dengan ilmu
agama.”
6) Apakah ada permasalahan tentang solidaritas dikalangan
pemuda disini?
Jawab : “permasalahan terkait solidaritas pemuda di sini
menurut saya kurangnya perhatian pemuda terhadap ilmu
agama sehingga menjadikan mereka pun aptis terhadap
lingkungan sekitar, ditambah banyaknya pemuda yang
merantau sehingga untuk mengadakan pendekatan pun
sedikit terkendala karena lebih banyak anak-anak dari pada
pemudanya.”
7) Adakah kerjasama yang dilakukan penyuluh dengan tokoh
agama setempat?
Jawab : “pastinya ada mba, contoh seperti saya bekerjasama
dengan suami yang notabennya sama-sama mengaar agama,
kemudian mertua saya juga kyai disini, tentu saya
bekerjasama dengan mereka dan ustadz maupun ustadzah
lain yang berada di desa Winduaji.”
8) Apa harapan ustadzah untuk kegiatan penyuluhan
kedepannya?
Jawab : “harapan saya untuk kegiatan penyuluhan
kedepannya nanti bisa lebih maju lagi, lebih banyak
kegiatan positif dan tentunya bisa mengajak semua
kalangan agar dapat berpartisipasi bersama.”
Informan
Umi Kulsum
3. Nama : Syaefulloh
Waktu wawancara : 6 April 2018
1) Sudah berapa lama anda mengikuti kegiatan penyuluhan ?
Jawab : kalo saya sudah lama mba semenjak lulus dari
pesantren tahun 2009, hanya saja sempat terhenti ketika
saya merantau di Jakarta, dan sekarang alhamdulillah sudah
kembali lagi dan aktif menjadi ketua pemuda atau biasa
disebut Permata.
2) Apakah saudara sering mengikuti kegiatan pengajian ?
Jawab : “iya Alhamdulillah selalu mba kecuali kalo saya
ada halangan, karena saya menjadi ketua pemuda disini
mau tidak mau saya harus menjadi contoh yang baik pula
disini.
3) Apa tujuan saudara mengikuti kegiatan penyuluhan?
Jawab : “tujuan saya selain untuk manfaat pribadi ilmunya,
dan saya ingin mengajak pemuda-pemuda yang lain juga
untuk aktif dalam setiap kegiatan keagamaan meskipun
belum bisa semuanya.”
4) Apa pendapat saudara tentang kegiatan penyuluhan ini?
Jawab : pendapat saya tentu sangat positif dan baik tetang
kegiatan ini, karena saya sendiri termasuk yang prihatin
dengan kondisi pemuda disini mba.”
5) Apa manfaat yang saudara rasakan ?
Jawab : “manfaat yang saya rasakan saya tentu menjadi
orang yang lebih terbuka dan mudah bergaul tentunya
dengan lingkungan yang positif dan banyak bergabung
dengan kegiatan lain yang ada di desa Winduaji ini mba.”
6) Bagaimana proses pelaksanaan pengajian ?
Jawab : “proses pelaksanaan pengajian kalo mengaji kitab
di awali dengan pengumuman terlebih dahulu di musholla
karena ini bersifat umum jadi campur dengan warga, ketika
semuanya berkumpul baru sang ustadz memulai dengan
Alfatihah atau suluk lalu membaca kitab dan mengartikan
huruf pegon (huruf arab jawa) kemudian di jelasakan, untuk
pembahasannya ini masih kitab-kitab yang ringan antara
lain seprti membahas ilmu Tauhid, Fiqh dan Akhlak,
waktunya kurang lebih satu jam mba”.
7) Apakah penyampaian materi oleh penyuluh mudah anda
pahami?
Jawab : “alhamdulillah sejauh ini saya bisa memahami
mba.”
8) Apakah saudara mengalami perubahan perilaku?
Jawab : “iya mungkin yang lebih besar merasakan tentang
perubahan perilaku saya ya keluarga saya ya mba, iya
pastinya ada mba untuk perubahan perilaku yang lebih
baik.”
Informan
Syaefulloh
4. Nama : Arif Hidayatulloh
Waktu wawancara : Sabtu 27 Januari 2018
1) Sudah berapa lama anda mengikuti kegiatan penyuluhan ?
Jawab : “saya mengikuti penyuluhan ini kurang lebih sudah
tiga tahunan mba.”
2) Apakah saudara sering mengikuti kegiatan pengajian ?
Jawab : “iya mba kalo gak ada halangan.”
3) Apa tujuan saudara mengikuti kegiatan penyuluhan?
Jawab : “tujuannya belajar mba, nambah ilmu agama.
4) Apa pendapat saudara tentang kegiatan penyuluhan ini?
Jawab : “pendapat saya tentang kegiatan penyuluhan saya
rasa sangat membantu para pemuda dalam mendapatkan
pencerahan agama khususnya .”
5) Apa manfaat yang saudara rasakan dari pengajian ini?
Jawab : “manfaat yang saya dapatkan pastinya ilmu,
menambah berkah ketemu banyak orang sholeh”.
6) Bagaimana proses pelaksanaan pengajian ?
Jawab : “proses pelaksanaan pengajian itu dilakukan setelah
sholat isya, kemudian kami merapihkan tempat biasanya
meja untuk kyainya menaruh kitabnya, iya pengajian
seperti biasa pak kyainya baca kitab lalu diartikan dengan
bahasa Jawa kemudian baru diterangkan, kurang lebih satu
jam pengajiannya.”
7) Apakah penyampaian materi oleh penyuluh mudah anda
pahami?
Jawab : “kalo penyampaian materi itu sebenernya mudah
dipahami, mungkin kalo tidak bisa dipahami karena saya
kurang fokus aja ya mba”.
8) Apa harapan saudara untuk kegiatan pengajian ini
kedepannya?
Jawab : “semoga berjalan terus dan lebih baik”.
Informan
Arif Hidayatulloh
5. Nama : Khaerul Misbah .
Waktu wawancara : Minggu 22 Januari 2018
1) Sudah berapa lama anda mengikuti kegiatan penyuluhan ?
Jawab : “sudah lama mba dari sebelum saya mengajar di
madin kurang lebih lima tahunan mba.”
2) Apakah saudara sering mengikuti kegiatan pengajian ?
Jawab : “sejauh ini Alhamdulillah saya mengikuti mba,
kecuali kalo saya lagi diluar kota.”
3) Apa tujuan saudara mengikuti kegiatan penyuluhan?
Jawab : “tujuannya untuk mencari ilmu dan berkah dari
banyak orang.”
4) Apa pendapat saudara tentang kegiatan penyuluhan ini?
Jawab : “kegiatan ini bagus, malah saya kepengin lebih di
padatin lagi jadi seminggu beberapa kali gitu mba, tapi
karena kekurangan anggota pemuda mau gak mau kita
bareng sama orang tua.”
5) Apa manfaat yang saudara rasakan ?
Jawab : “manfaatnya banyak seperti menambah wawasan
ilmu agama pastinya, menambah tali silaturahim dan guyub
dengan warga mba.”
6) Bagaimana proses pelaksanaan pengajian ?
Jawab : “proses pelaksanaan pengajian seperti biasa mba
setelah sholat isya kemudian menunggu sambil kita
membaca sholawatan sampai pak kyai rawuh, lalu ketika
pak kyai rawuh pengajian dimulai dengan membaca
alfatihah lalu membaca kitab yang diartikan dengan huruf
pegon kemudian di terangkan dan seperti itu sampai akhir.”
7) Apakah penyampaian materi oleh penyuluh mudah anda
pahami?
Jawab : alhamdulillah sejauh ini sangat jelas dan gamblang
mba.”
8) Apa harapan saudara untuk kegiatan pengajian ini
kedepannya?
Jawab : semoga lebih baik lagi dan selalu istiqomah.
Informan
Khaerul Misbah
6. Nama : Lutfi Abdulloh
Waktu wawancara : Jumat 6 April 2018
1) Sudah berapa lama anda mengikuti kegiatan penyuluhan ?
Jawab : “sudah tiga tahun dari pertengahan 2016”.
2) Apakah saudara sering mengikuti kegiatan pengajian ?
Jawab : “iya jika tidak berhalangan saya sering ikut mba”.
3) Apa tujuan saudara mengikuti kegiatan penyuluhan?
Jawab : “mencari berkah dengan berkumpul orang-orang
shaleh, menambah ilmu pastinya”.
4) Apa pendapat saudara tentang kegiatan ini?
Jawab : “positif yang jelas mba”.
5) Apa manfaat yang saudara rasakan ?
Jawab : “banyak mba, salah satunya lebih tenang lebih
terbuka dan mudah bergaul, kaya yang berfikir terlebih
dahulu sebelum bertindak, jadi lebih mikirin saya begini
nyakitin orang gak ya, ya lebih berhati-hati gitu mba”.
6) Bagaimana proses pelaksanaan pengajian ?
Jawab : “proses pelaksanaan setelah sholat isya berjamaah
kemudian membaca shalawat sambil menunggu pak kyai,
kemudian iya seperti biasa mba acara dimulai kami
menyimak, pengajian yang dibahasa terkait dengan ilmu,
fiqih, akhlak dan tauhid, tergantung jadwalnya lagi kitab
apa gitu mba, untuk durasi kurang lebih satu jam”.
7) Apakah penyampaian materi oleh penyuluh mudah anda
pahami?
Jawab : “iya mba mudah dipahami”.
8) Apa harapan saudara untuk kegiatan pengajian ini
kedepannya?
Jawab : “semoga lebih baik kedepannya dan tetap
istiqomah”.
Infroman
Lutfi Abdulloh
Catatan Lapangan
Nama Kegiatan : Pengajian Majelis Ta’lim
Tempat : Musholla Al-khasanah
Waktu : 19.30- selesai
Kegiatan pengajian kitab ini diadakan setiap sebulan
sekali karena mengundang pembicara dari luar desa Winduaji,
pengajian ini dimulai setelah sholat isya, ketika itu peneliti
mengikuti sholat isya berjamaah di musholla Al-khasanah
setelah sholat isya lalu membaca wirid berjamaah kemudian
bersalam-salaman lalu mengambil tempat untuk bersiap-siap
memulai pengajian, ketua pemuda menyiapkan speaker dan
meja untuk pembicaranya. Pengisi pengajian ini ialah salah
satu pengasuh Ponpes yang ada di Bumiayu beliau adalah KH.
Mukhlas Hasyim MA. Beliau asli dari Winduaji hanya saja
berpindah desa. Beliau salah satu tokoh agama yang sangat di
segani di masyarakat karena keilmuannya.
Nama Kegiatan : Gotong Royong
Tanggal : 12 Januari 2018
Waktu kegiatan : Jumat 07.30 - Selesai
Tempat : dk. Keseran
Jumat pagi itu sangat cerah tepat pukul 07.00 terdengar
suara Pak RT memberikan pengumuman melalui speaker
musholla agar para pemuda dan warga sekitar kerja bakti gotong
royong membersihkan lingkungan sekitar. Warga mulai
berdatangan membawa peralatan kebersihan seperti sapu, Pisau,
gerobak dan alat perkakas tempur lainnya untuk membersihkan
lingkungan. Kegiatan gotong royong ini sudah lama berjalan
bahkan tidak hanya pemuda dan orangtua, anak kecil pun banyak
yang antusias untuk membantu bersih-bersih dan gotong royong.
kegiatan seperti ini sangat efektif dan edukatif untuk semua
kalangan selain meningkatkan kesadaran dan kepekaan tehadap
penjagaan kebersihan lingkungan sekitar, kegiatan ini juga bentuk
solidaritas sosial pemuda dan warga sekitar. Kerja bakti dimulai
dari musholla dan setiap pemuda dan warga sekitar dibagi-bagi
tugasnya ada yang bersih-bersih mushola dan sekitarnya, ada
yang bersih-bersih motongin rumput gang rumah, ada juga yang
memotong pohon dipinggir jalan yang mengenai tiang listrik, dan
ada juga bagian yang membakar sampah dll.
Biasanya setelah kegiatan selesai ada beberapa dari kaum
ibu-ibu yang mengantarkan jajan dan makanan untuk bapak-
bapak dan pemuda yang kerja bakti dan gotong royong ada
banyak anak-anak kecil juga yang ikut berpasrtisipasi. Moment
seperti iniharus dijaga agar menjadi warisan buat generasinya
selanjutnya. Tidak harus mengeluarkan uang banyak dan pergi
jauh hanya untuk menjalin kedekatan antara pemuda dengan
warga. Cukup dengan hal yang sederhana dan mendidik tentang
arti kebersihan sudah membuat bahagia diwajah mereka. Semoga
kegiatan seperti ini bisa terus berjalan kedepannya.
Nama Kegiatan : Tahlil Keliling
Tanggal :11 Januari 2018
Waktu kegiatan :19.15 – 20.30
Tempat : Rumah warga
Kegiatan kali ini adalah kegiatan tahlil yang diadakan
setiap malam jumat yang bertempat bergilir di setiap rumah
warga. Pada kesempatan kali ini peneliti berkesempatan
mengikuti kegiatan ini meskipun hanya melihat dari ruangan
yang berbeda, sebab kegiatan ini hanya diperuntukkan oleh kaum
laki-laki saja. Kegiatan ini dimulai pukul 19.30 Wib setelah
sholat isya. Kegiatan ini diikuti oleh semua kaum laki-laki baik
anak-anak maupun orang dewasa. Kegiatan ini tidak seperti
pengajian pada umumnya, hanya membaca surat yasiin dan tahlil
kemudian ditutup dengan doa dan diakhiri makan bersama.
Kegiatan ini terlihat sederhana namun sangat bermanfaat
bagi anak-anak meskipun mereka hanya mendengarkan dan
menirukan lama-lama mereka terbiasa dan hafal bacaan tahlil.
Kegiatan ini sangat mengedukasi bagi anak-anak karena secara
tidak langsung mereka melihat bagaimana orangtua berinteraksi
antar tetangga dan bagaimana berbaur dengan semua kalangan
dari anak-anak hingga orangtua. Adapun kegiatan ketika selesei
makan jarang sekali para jamaah langsung pulang akan tetapi
mereka menyempatkan untuk membahas hal-hal yang berkaitan
dengan kemaslahatan seperti pengajian di musholla kebersihan
lingkungan dan lain sebagainya.
Penulis juga sempat menanyakan kepada ketua pemuda
PERMATA (perkumpulan remaja majlis taklim Al-khasanah)
saudara Syaefulloh. Beliau yang membuat ide agar setiap malam
jumat tidak hanya tahlil di musholla akan tetapi diadakan keliling
disetiap rumah warga, alasan beliau memperbolehkan anak kecil
untuk mengikuti tahlil yakni agar terbiasa dan terlatiih sehingga
bisa menjadi penerus nanti. Kegiatan seperti ini sangat
mempengaruhi kedekatan antar individu dan lintas usia. Semoga
bisa istiqomah kedepannya dan semangatnya bertambah.
Dokumentasi Wawancara Pemuda
Dokumentasi Kegiatan Gotong Royong
Kegiatan Pengajian dan Shalawat