Download - Penyakit Gangguan Saraf Tepi
Penyakit-Penyakit Gangguan Saraf Tepi
Yuliarni Syafrita
Bagian Neurologi FK-Unand
RS. DR. M. Djamil Padang
4
Pendahuluan
Lesi UMN >< Lesi LMN : Saraf pusat Saraf tepi Rf. Fisiologi ↑ ↓ Rf patologi + _ Atropi -/lambat Cepat Ggn sens pola dermatom Stocking & Glove
Polineuritis (Polineurodegenerasi)
Sindroma klinik akibat gangguan fungsi saraf tepi yang luas yang terjadi secara bersamaanGejala Klinik :
- Didahului ISPA- Kelumpuhan LMN (Distal lebih berat dari proksimal)- Gangguan sensorik berupa pola sarung tangan dan
kaus kaki (stocking and gloves)- Reflek tendon berkurang- Kadang-kadang melibatkan saraf kranial
Patologi : Degenerasi saraf tepi Demielinisasi selubung mielin Demielinisasi axon
Topik : Saraf perifer
Etiologi : Toksik metal : arsen, timah, tembaga Bahan organik : kobalt, INH, streptomicin Defisiensi dan metabolik : penyakit kronik,
defisiensi asam folat, DM, uremia Infeksi : dipteri, TBC, sepsis, tetanus Penyakit kolagen : SLE
Pemeriksaan Penunjang Lumbal Punksi : LCS normal EMG : untuk menentukan lokasi kerusakan
(otot, saraf perifer, sel kornu anterior) KHS : untuk menentukan derajat kerusakan
Diagnosis
Gambaran klinis LP : normal EMG : KHS menurun
Terapi : Hilangkan penyebab Simptomatis Fisioterapi
Sindroma Guillan Barre
Acute Inflamatory Demyelinating Polineuropathy (AIDP)
Penyakit autoimun Demielinisasi luas Semua usia 0,75 – 2,00% per 100.000 penduduk Topik : radik anterior dan posterior
- Non familial- Ditemukan Autoreactive limfosit T- Didahului oleh infeks, imunisasi, kehamilan
atau pembedahan.- Campylobacter jejuni, kuman tersering
penyebab AIDP
Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui.
Tak satu pun tahu, kenapa seseorang terkena dan yang lain tidak.
Biasanya terjadi beberapa hari setelah menderita gejala penyakit infeksi sal nafas dan cerna..
Pembagian
Sindroma Guillan Barre
AIDP Axonal Pattern Fisher Syndrom
Acut Motor Axonal Neuropathy (AMAN)
Acut motor sensory axonal neuropathy(AMSAN)
Gejala Klinis :
• Kesemutan pada tangan dan kaki (pola kaus kaki dan sarung tangan)
• Kelumpuhan LMN, subakut, relatif simetris kiri kanan, dimulai dari anggota gerak bawah, naik keatas, bisa mengenai anggota gerak atas, thorak dan otot wajah.
• Gejala motorik lebih berat dari sensorik• Lemah bersifat ascenden
• Sistem otonom bisa dikenai (aritmia jantung dan TD fluktuatif)
• Bila mengenai sistem pernafasan bisa fatal• Reflek tendon berkurang atau hilang• Paresis N. fasialis bisa terjadi pada 50%
pasien
Kelemahan biasanya berlangsung 4 – 6 minggu, diikuti penyembuhan motorik
Lebih Kurang ¼ pasien memerlukan ventilator Prognosis : baik, > 90% sembuh Kira kira 3 – 5% berkembang jadi Chronik
Inflamatory Demyelinating Polyneuropathy (CIDP)
Pemeriksaan Penunjang• Laboratorium :darah dan urin, normal• LP : sel normal, protein tinggi (disosiasi
sitoalbuminik)• EMG dan KHS
Diagnostics.
Laboratorium.
Lumbal Punksi. Cairan Cerebrospinal
Gangguan konduksi saraf.
Electromyography.
Diagnosis• Paralisis flakcid, simetris, ascenden• Gejala motorik lebih berat dari sensorik• LP : disosiasi sitoalbuminik (ditemukan setelah
lebih dari 96 jam)• EMG/KHS
Tatalaksana
Begitu SGB dicurigai, dianjurkan untuk dirawat.
Plasmapheresis.
Pelihara fungsi anggota gerak, selama penyembuhan sistem saraf(cegah kontraktur dan disuse atropi)
Terapi :• Awasi fungsi pernafasan• Plasmaferesis atau IVIG(0,4g/kgBB selama 5
hari)• Steroid• Neurotropik• Fisioterapi
Intervensi Perawatan.
Monitoring ketat fungsi nafas Gizi. Pemberian obat2an. Cegah komplikasi :
Kontraktur, dekubitus, Gangguan ROM(Range of Movement).
Fisioterapi sedini mungkin. Mencegah kontraktur.
Variant Guillan Barre
Miller Fisher Syndrome (± 5%) Ataxia (gait and Trunk) Ophtalmoplegia (sering mengenai n. abduscen,
oculomotor dan trochlearis ) Arefleks Motorik biasanya tidak terkena Perbaikan berlangsung dalam beberapa
minggu sampai bulan.
SPASMOFILIA
Definisi :
Suatu kondisi dimana saraf motorik memperlihatkan sensitivitas yang tidak normal, baik terhadap rangsangan mekanik maupun listrik, sehingga otot cenderung spasme, tetani ataupun kejang.
Spasmofilia / Tetani laten
Otot mudah kejang / terangsang lesu, lelah, kesemutan, kram otot, nyeri kepala, emosi
labil Kolik, kadang-kadang sampai kejang
Pemeriksaan :Cvhostec sign :
+ 1 : bibir sesisi berkontraksi+ 2 : ujung hidung turut berkontraksi+ 3 : otot muka sesisi turut berkontraksi
• Reflek Weiss + : Ketok sudut lateral orbita maka M. orbikularis okuli akan mengerut
• Trousseau sign + : penekanan arteri brakhialis dengan manset timbul obstetrical hand
Patogenesis :- Saraf mudah terangsang bila kadar Ca++, Mg++, H+
menurun atau kadar K+, Na+ dan OH- meningkat
Terapi : preparat Ca + obat penenang
Paresis Nervus VII Perifer
Bila penyebab tidak diketahui disebut “Bell’s palsy”
Tiba-tiba, unilateral, semua usia, pria = wanitaPatogenesis :
- Penekanan pada saraf (N.VII) atau pembuluh darah di kanalis fasialis udema saraf terjepit
Kelemahan otot wajah tipe perifer idiopathic Kerusakan diluar SSP Tanpa disertai oleh kelumpuhan /gangguan nn
cranial yang lain.
Bell’s Palsy:
Etiologi dan pathologi
Penyebabnya tidak jelas
Terpapar dg suhu dingin
Infeksi virus edema degenerasi.
Etiology
pathology
Epidemiologi
Mengenai hampir 40,000 orang Amerika tiap tahunnya– Mengenai laki laki = perempuan– Mengenai semua umur
Sebagian besar mengenai usia setelah 15 tahun dan sebelum 60 tahun
Lebih sering pada :– Wanita hamil– Penderita DM– Penderita infeksi tr respiratorius atas.
Gejala Klinis :• Tergantung tempat lesi• Wajah atau mulut mencong, nyeri mastoid, alis
mata turun / tidak bisa diangkat, lagoftalmus, kerut dahi (-), lipatan nasolabialis datar
• Lesi proksimal korda timpani : gangguan rasa kecap
• Lesi cabang N. stapedius : hiperakusis
Diagnosis
Didasari pada onset yang akut dan paresis N VII perifer.
Harus dibedakan dari paresis N VII karena penyebab yang lain.
Harus dibedakan dari kerusakan tipe UMN.
Prognosis
Biasanya membaik dengna sempurna dalam beberapa minggu atau dalam 1 – 2 bulan.
Tapi bila perburukan klinis masih terus bertambah setelah 10 hari (onset) maka prognosis lebih jelek.
Terapi : Prednison 4 x 20 mg (kuur) diturunkan tiap 3 hari Neurotropic Antiviral Tetes mata selulosa Fisioterapi
Prognosis : 75-80% sembuh sempurna
Kesimpulan
Gambaran utama Bell’s Palsy adalah:
Semua umur, disepanjang waktu.
Unilateral Akut Paresis fasialis perifer idiopatic
Bell’s phenomenon
Poliomyeitis (Poliomielitis Anterior Akut)
Penyakit sistemik akut disebabkan oleh : virus poliodapat merusak sel motorik di :- Kornu anterior medula spinalis- Batang otak- Area motorik kortek serebri (jarang)
Sangat menular (oral-fecal), inkubasi 4-17hari, bisa sampai 5 mingguterutama daerah sanitasi jelek
Patogenesis
Saluran oropharing multiplikasi virus dijaringan limfoid tonsil atau pada Tr. Intestinal (plakpeyeri) masuk kedarah (viremia) bisa mencapai sistem saraf
Gambaran Klinis1. Subklinik (+ 95%) tanpa gejala kadang-kadang hanya
demam, malaise, nausea, diare / muntah2. Aseptik meningitis : nyeri kepala, tanda rangsangan
meningeal, kelainan LCS (+)3. Tipe paralitik :
a. Tipe spinal : terjadi kelemahan pada tungkai, nyeri otot, asimetrik, cepat terjadi atrofi
b. Tipe bulber : menimbulkan kelemahan otot muka, faring, laring, lidah
c. Tipe spinobulber : gabungan spinal dan bulber