Download - Penjelasan SOP Sediaan Farmasi
-
7/29/2019 Penjelasan SOP Sediaan Farmasi
1/3
Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
Sedangkan alat kesehatan atau alkes adalah instrumen, aparatus, mesin implan yang
tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, serta pemulihan
kesehatan, pada manusia dan atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
Kedua hal di atas merupakan salah satu komponen penting dalam pelayanan
kesehatan. Oleh karena itu, perlu adanya SOP (Standar Operasional Prosedur)
mengenai pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan. Dalam hal ini SOP bertuju
pada penyiapan dan penyerahan sediaan farmasi/alat kesehatan tertentu. Karena
terdapat dua proses maka prosedur pelaksanaan pun terbagi dua yaitu proses
penyiapan (dispensing) dan penyerahan.
Penyiapan Sediaan Farmasi atau dispensing merupakan kegiatan pelayanan yang
dimulai dari tahap validasi, interpretasi, menyiapkan/meracik obat, memberikan
label/etiket, penyerahan obat dengan pemberian informasi obat yang memadai disertai
sistem dokumentasi. Tujuannya adalah mendapatkan dosis yang tepat dan aman,
menyediakan nutrisi bagi penderita yang tidak dapat menerima makanan secara oral
atau emperal, menyediakan obat kanker secara efektif, efisien dan bermutu, serta
menurunkan total biaya obat.
Penyiapan terbagi menurut sediaannya yaitu :
1. Dispensing sediaan farmasi khusus
a. Dispensing sediaan farmasi parenteral nutrisi
Merupakan kegiatan pencampuran nutrisi parenteral yang dilakukan oleh tenaga
yang terlatih secara aseptis sesuai kebutuhan pasien dengan menjaga stabilitas
sediaan, formula standar dan kepatuhan terhadap prosedur yang menyertai.
Kegiatan : mencampur sediaan karbohidrat, protein, lipid, vitamin, mineral untuk
kebutuhan perorangan, mengemas ke dalam kantong khusus untuk nutrisi
Faktor yang perlu diperhatikan :
Tim yang terdiri dari dokter, apoteker, perawat, ahli gizi.
Sarana dan prasarana
Ruangan khusus
Lemari pencampuran Biological Safety Cabinet
Kantong khusus untuk nutrisi parenteral
b. Dispensing sediaan farmasi pencampuran obat steril
Melakukan pencampuran obat steril sesuai kebutuhan pasien yang menjamin
-
7/29/2019 Penjelasan SOP Sediaan Farmasi
2/3
kompatibilitas, dan stabilitas obat maupun wadah sesuai dengan dosis yang
ditetapkan.
Kegiatan :
Mencampur sediaan intravena ke dalam cairan infus
Melarutkan sediaan intravena dalam bentuk serbuk dengan pelarut yang sesuai
Mengemas menjadi sediaan siap pakai
Faktor yang perlu diperhatikan :
Ruangan khusus
Lemari pencampuran Biological Safety Cabinet
HEPA Filter
c. Dispensing Sediaan Farmasi Berbahaya
Merupakan penanganan obat kanker secara aseptis dalam kemasan siap pakai
sesuai kebutuhan pasien oleh tenaga farmasi yang terlatih dengan pengendalian
pada keamanan terhadap lingkungan, petugas maupun sediaan obatnya dari efek
toksik dan kontaminasi, dengan menggunakan alat pelindung diri, mengamankan pada
saat pencampuran, distribusi, maupun proses pemberian kepada pasien sampai
pembuangan limbahnya.
Secara operasional dalam mempersiapkan dan melakukan harus sesuai prosedur
yang ditetapkan dengan alat pelindung diri yang memadai, sehingga kecelakaan
terkendali.
Kegiatan :
- Melakukan perhitungan dosis secara akurat
- Melarutkan sediaan obat kanker dengan pelarut yang sesuai
- Mencampur sediaan obat kanker sesuai dengan protokol pengobatan
- Mengemas dalam kemasan tertentu
- Membuang limbah sesuai prosedur yang berlaku
Faktor yang perlu diperhatikan :
Cara pemberian obat kanker
Ruangan khusus yang dirancang dengan kondisi yang sesuai
Lemari pencampuran Biological Safety Cabinet
Hepa Filter
Pakaian khusus
Sumber Daya Manusia yang terlatih
Dalam penyiapan sediaan farmasi pun harus dilakukan skrining resep (pengkajian
-
7/29/2019 Penjelasan SOP Sediaan Farmasi
3/3
resep). Setelah resep terlebih dahulu dikaji dan dinyatakan benar maka diambil
sediaan farmasi/alkes tersebut sesuai permintaan resep. Tak lupa dicatat pengeluaran
stok sediaan farmasi/alkes. Hal ini dilakukan sebagai bahan dokumentasi penting
terkait pengadaan barang selanjutnya juga evaluasi terhadap permasalahan yang
terkait di dalamnya. Kemudian, diberi label/etiket untuk memperjelas penggunaan
sediaan farmasi/alkes tersebut serta informasi lainnya yang dirasa perlu dicantumkan
pada sediaan farmasi/alkes seperti nama pasien, nomor resep, dan lain sebagainya.
Tahap kedua adalah proses penyerahan sediaan farmasi/alkes tertentu. Sebelum
diserahkan kepada pasien, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan ulang. Hal ini
dilakukan untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi akibat kelalalian tenaga medis
dalam penyiapan sediaan farmasi/alkes tertentu sehingga tidak membahayakan
keselamatan pasien. Setelah itu, barulah diberikan kepada pasien dengan catatan,
berikan informasi yang jelas dan singkat mengenai penggunaan sediaan farmasi/alkes
tersebut melalui bina konseling atau KIE dengan tujuan memberikan gambaran yang
jelas mengenai penggunaan sediaan farmasi/alkes dengan baik secara mandiri
sehingga pasien tidak salah dalam menggunakan sediaan farmasi/alkes tersebut.
Kemudian, buat salinan resep untuk dokumentasi tenaga medis terhadap penggunaan
sediaan farmasi/alkes tertentu oleh pasien. Bila terdapat kesalahan, tenaga medis
dapat mengevaluasinya melalui kopi resep dengan membandingkannya terhadap resep
asli. Simpan resep di tempat yang aman dan dokumentasikan dengan baik untuk
mencegah kehilangan dokumen penting tersebut. Tak lupa juga catat tindakan
apoteker dalam PMR. Selanjutnya lakukan monitoring terhadap pasien mengenai
penggunaan sediaan farmasi/alkes tersebut. Hal ini diupayakan tetap berlangsung
sesuai prosedur untuk mengantisipasi dampak kesalahan yang terjadi dalam
penggunaan sediaan farmasi/alkes.