PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA
KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 KASIHAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
Noviani Kumalasari
NIM: 131314048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA
KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 KASIHAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
Noviani Kumalasari
NIM: 131314048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Kedua orang tua saya ”Subarjono dan Sugiyanti” dan adik saya “Gustamara
Ardianta” yang senantiasa memberi dukungan dan doa tiada henti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Sesunguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah
selesai (dari suatu urusan) tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan
hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.
(QS. Al-Insyirah 6-8)
Barang siapa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam.
(Ir. Soekarno)
Hidup tidak akan menghadiahkan apapun kepada manusia tanpa kerja keras.
(Noviani Kumalasari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 Juli 2017
Penulis,
Noviani Kumalasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Noviani Kumalasari
NIM : 131314048
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA
KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 KASIHAN”
Dengan demikian, saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain dan
mempublikasikannya di internet untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian peryataan ini, saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 24 Juli 2017
Yang menyatakan,
Noviani Kumalasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA
KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 KASIHAN
Noviani Kumalasari
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: (1) minat belajar sejarah
siswa selama penerapan model pembelajaran Talking Stick dan (2) prestasi belajar
sejarah siswa setelah penerapan model pembelajaran Talking Stick.
Metode Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model
Kurt Lewin yang dilakukan dalam dua siklus dengan empat tahapan, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan yang berjumlah 29 siswa. Objek
penelitian adalah minat belajar siswa, prestasi belajar siswa dan model
pembelajaran Talking Stick. Instrumen penelitian adalah observasi, wawancara,
kuesioner dan tes. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif
komparatif dengan persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terjadi peningkatan minat belajar
sejarah siswa selama penerapan model pembelajaran Talking Stick, hal ini
berdasarkan skor rata-rata minat belajar sejarah pada keadaan awal adalah 75,60
meningkat menjadi 80,90 atau 5,30% pada siklus II. (2) Terjadi peningkatan
prestasi belajar sejarah ditunjukkan rata-rata keadaan awal yaitu 73,45, pada
siklus I menjadi 77,16 atau 3,71% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi
81,15 atau 3,99%. Dari segi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada keadaan
awal siswa yang mencapai KKM sebesar 44,83%, pada siklus I meningkat
menjadi 65,52% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 96,55%.
Kata kunci: Minat Belajar, Prestasi Belajar dan Talking Stick
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
IMPROVING INTEREST AND LEARNING ACHIEVEMENT THROUGH
TALKING STICK LEARNING MODEL ON CLASS STUDENTS XI IPS 2
SMA NEGERI 1 KASIHAN
Noviani Kumalasari
Sanata Dharma University
2017
This study aims to improve: (1) students’ interest in learning history
during the implementation of Talking Stick learning model and (2) student’s
learning achievement after the application of Talking Stick learning model.
This Research Method was Kurt Lewin’s Classroom Action Research
(PTK) model which was conducted in two cycles with four stages, namely
planning, action implementation, observation and reflection. The subjects of this
study were students of class XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan which consist of 29
students. The object of research are the students’ interest, students’ learning
achievement and Talking Stick learning model. The research instruments are
observation, interview, questionnaire and test. The data analysis was conducted
using comparative descriptive analysis technique with percentage.
The results of this research show that (1) there is an increase of students’
interest in learning history during the implementation of Talking Stick learning
model; it is based on the average score of students’ interest in learning history at
the beginning was 75,60 to increase 80,90 or 5,30% in cycle II. (2) The increase
of students’ achievement in learning history indicated the average of initial
condition that was 73,45, in cycle I to became 77,16 or 3,71% and in cycle II
increasing again to 81,15 or 3,99%. In terms of Minimum Exhaustiveness Criteria
(KKM), in the initial state, students who reached KKM of 44,83%, in the first
cycle increased to 65,52% and in the second cycle increased to 96,55%.
Keyword: Interest Learning, Learning Achievement and Talking Stick
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran
Talking Stick Pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan”. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar sarjana (S1) di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan dukungan
dan kemudahan bagi penulis selama belajar di Program Studi Pendidikan
Sejarah.
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah
membantu, membimbing dan memberikan dorongan kepada penulis dengan
segala kasih, perhatian, kesabaran hingga skripsi ini selesai.
4. Seluruh dosen dan sekretariat Progam Studi Pendidikan Sejarah yang telah
memberi dukungan selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Sanata
Dharma.
5. Kepala SMA Negeri 1 Kasihan yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Bapak Drs. Sugiharja selaku guru mata pelajaran sejarah SMA Negeri 1
Kasihan yang telah memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis
ketika penelitian berlangsung.
7. Seluruh siswa SMA Negeri 1 Kasihan khususnya siswa kelas XI IPS 2.
8. Kedua orang tua dan adik saya yang memberikan semangat, doa serta
dukungan untuk saya.
9. Teman-teman angkatan 2013 Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah
mendukung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Yogyakarta, 24 Juli 2017
Penulis,
Noviani Kumalasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
MOTTO ................................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................. vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 5
C. Batasan Masalah .................................................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ............................................................................................... 6
E. Pemecahan Masalah............................................................................................. 6
F. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 7
G.Manfaat Penelitian................................................................................................ 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 9
A. Kajian Teori......................................................................................................... 9
1. Konsep Minat .................................................................................................. 9
2. Konsep Belajar .............................................................................................. 11
3. Konsep Sejarah .............................................................................................. 13
4. Pembelajaran Sejarah .................................................................................... 14
5. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah ....................................... 15
6. Prestasi belajar ............................................................................................... 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
7. Teori Konstruktivisme ................................................................................... 19
8. Pembelajaran Kooperatif ............................................................................... 21
9. Model Pembelajaran Talking Stick ................................................................ 23
B. Materi Pembelajaran .......................................................................................... 28
C. Penelitian yang Relevan .................................................................................... 29
D. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 30
E. Hipotesis ............................................................................................................ 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 33
A. Jenis Penelitian .................................................................................................. 33
B. Setting Penelitian ............................................................................................... 34
1. Tempat Penelitian .......................................................................................... 34
2. Waktu Penelitian ........................................................................................... 34
C. Subjek Penelitian ............................................................................................... 34
D. Objek penelitian ................................................................................................ 35
E. Variabel-variabel Penelitian .............................................................................. 35
F. Definisi Operasional Variabel............................................................................ 35
G. Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 36
1. Observasi ....................................................................................................... 36
2. Wawancara .................................................................................................... 36
3. Tes ................................................................................................................. 37
4. Kuesioner ....................................................................................................... 37
5. Dokumentasi .................................................................................................. 37
H. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................................... 37
1. Alat Pengumpulan Data ................................................................................. 37
2. Validitas dan Reliabilitas ............................................................................... 39
3. Hasil Uji Coba Instrumen .............................................................................. 41
I. Desain Penelitian ................................................................................................ 43
J. Analisis Data ...................................................................................................... 43
1. Analisis Kuantitatif ......................................................................................... 44
2. Analisis Kualitiatif .......................................................................................... 47
3. Analisis Komparatif ........................................................................................ 48
K. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Pra Siklus ........................................................................................................ 50
2. Rencana Tindakan .......................................................................................... 51
a. Siklus 1 ........................................................................................................ 51
b. Siklus 2 ........................................................................................................ 53
L. Indikator Keberhasilan....................................................................................... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 55
A. Deskripsi Pelaksanaan ....................................................................................... 55
1. Observasi Pra Siklus ....................................................................................... 55
2. Siklus I ............................................................................................................ 63
a. Perencanaan Siklus I .................................................................................. 64
b. Tindakan Siklus I ....................................................................................... 65
c. Observasi Kegiatan Belajar Siswa ............................................................. 68
d. Refleksi Siklus I ......................................................................................... 73
3. Siklus II .......................................................................................................... 75
a. Perencanaan Siklus II ................................................................................. 75
b. Tindakan Siklus II...................................................................................... 75
c. Observasi Kegiatan Belajar Siswa ............................................................. 77
d. Refleksi Siklus II ....................................................................................... 83
B. Komparasi Aktivitas Belajar, Minat dan Prestasi Belajar ................................. 85
1. Komparasi Aktivitas Belajar Siswa di Kelas .................................................. 85
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I ....................................................... 85
b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II ......................................................... 87
2. Komparasi Minat Belajar Siswa ..................................................................... 88
3. Komparasi Prestasi Belajar Siswa .................................................................. 91
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I ....................................................... 91
b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II ......................................................... 93
C. Pembahasan ....................................................................................................... 96
1. Minat Belajar Sejarah Siswa .......................................................................... 96
2. Prestasi Belajar Sejarah Siswa ........................................................................ 99
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 101
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 101
B. Saran ................................................................................................................ 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1. Bagi Sekolah ................................................................................................. 102
2. Bagi Guru ..................................................................................................... 102
3. Bagi Siswa .................................................................................................... 103
4. Bagi Peneliti Berikutnya ............................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 104
LAMPIRAN ......................................................................................................... 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar I : Kerangka Berpikir ...................................................................... 32
Gambar II : Bagan Siklus Penelitian .............................................................. 43
Gambar III : Diagram Minat Belajar Siswa Pra Siklus ................................... 60
Gambar IV : Diagram Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus ................................ 63
Gambar V : Diagram Prestasi Belajar Siswa Siklus I .................................... 73
Gambar VI : Diagram Minat Belajar Siswa Siklus II ...................................... 80
Gambar VII : Diagram Prestasi Belajar Siswa Siklus II ................................... 83
Gambar VIII : Diagram Komparasi Minat Belajar Sejarah Pra Siklus
dengan Siklus II .......................................................................... 90
Gambar IX : Diagram Komparasi Prestasi Belajar Pra Siklus dengan
Siklus I ........................................................................................ 93
Gambar X : Diagram Komparasi Prestasi Belajar Siklus I dengan
Siklus II ....................................................................................... 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I (PAP I) ...................................... 44
Tabel 2: Analisis Minat Belajar Sejarah Siswa ...................................................... 46
Tabel 3: Analisis Prestasi Belajar Sejarah Siswa ................................................... 47
Tabel 4: Analisis Komparatif Aktivitas Belajar Siswa .......................................... 48
Tabel 5: Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa ............................................... 49
Tabel 6: Analisis Komparatif Belajar Sejarah Siswa ............................................. 49
Tabel 7: Indikator Keberhasilan Minat dan Prestasi Belajar Sejarah .................... 54
Tabel 8: On Task .................................................................................................... 57
Tabel 9: Off Task ................................................................................................... 57
Tabel 10: Data Minat Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus ........................................ 59
Tabel 11: Data Kriteria Minat Belajar Siswa Pra Siklus........................................ 60
Tabel 12: Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus ..................................... 61
Tabel 13: Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus ..................................... 62
Tabel 14: Data Kegiatan Kooperatif Belajar Siswa Pertemuan 1 Siklus I ............. 69
Tabel 15: Data Kegiatan Kooperatif Belajar Siswa Pertemuan 2 Siklus I ............. 70
Tabel 16: Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I ......................................... 71
Tabel 17: Data Kriteria Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I ............................ 72
Tabel 18: Data Kegiatan Kooperatif Belajar Siswa Siklus II ................................ 78
Tabel 19: Data Minat Belajar Siswa Siklus II ........................................................ 79
Tabel 20: Data Kriteria Minat Belajar Siswa Siklus II .......................................... 80
Tabel 21: Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II ........................................ 81
Tabel 22: Data Kriteria Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II .......................... 82
Tabel 23: Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I ............ 85
Tabel 24: Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II ............... 87
Tabel 25: Komparasi Minat Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus dan Siklus II......... 88
Tabel 26: Komparasi Tingkat Minat Belajar Pra Siklus dan Siklus II ................... 90
Tabel 27: Komparasi Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I .............. 91
Tabel 28: Komparasi Tingkat Prestasi Siswa Pra Siklus dengan Siklus I ............. 92
Tabel 29: Komparasi Prestasi Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II ................. 93
Tabel 30: Komparasi Tingkat Prestasi Siswa Pra Siklus dengan Siklus II ............ 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian .............................................................................. 108
Lampiran 2a. Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ................... 109
Lampiran 2b Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ...... 110
Lampiran 2c Surat Izin Penelitian dari DISDIKPORA ....................................... 111
Lampiran 2d Surat Pernyataan Sudah Melakukan Penelitian di SMA ................ 112
Lampiran 3 Silabus .............................................................................................. 113
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................. 121
Lampiran 5a Lembar Wawancara Guru Mata Pelajaran ...................................... 147
Lampiran 5b Lembar Wawancara Siswa ............................................................. 148
Lampiran 6a Lembar Observasi On Task dan Off Task ....................................... 149
Lampiran 6b Lembar Observasi Aspek Kooperatif ............................................. 150
Lampiran 7a Kisi-Kisi Soal Uji Kompetensi I ..................................................... 151
Lampiran 7b Kisi-Kisi Soal Uji Kompetensi II ................................................... 154
Lampiran 8a Soal Uji Kompetensi I..................................................................... 157
Lampiran 8b Soal Uji Kompetensi II ................................................................... 166
Lampiran 9 Kisi-kisi Instrumen Minat ................................................................. 175
Lampiran 10 Kuesioner Minat ............................................................................. 177
Lampiran 11 Daftar Hadir Siswa Kelas XI IPS 2 ................................................ 180
Lampiran 12 Lembar Diskusi Kelompok ............................................................. 181
Lampiran 13 Lembar Jawaban ............................................................................. 182
Lampiran 14 Validitas Minat ............................................................................... 183
Lampiran 15 Reliabilitas Minat ........................................................................... 184
Lampiran 16a Validitas Soal PG Siklus I ............................................................ 185
Lampiran 16b Validitas Soal Essay Siklus I ........................................................ 186
Lampiran 16c Validitas Soal PG Siklus II ........................................................... 187
Lampiran 16d Validitas Soal Essay Siklus II ....................................................... 188
Lampiran 17a Reliabilitas Soal PG Siklus I ......................................................... 189
Lampiran 17b Reliabilitas Soal Essay Siklus I .................................................... 190
Lampiran 17c Reliabilitas Soal PG Siklus II ....................................................... 191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Lampiran 17d Reliabilitas Soal Essay Siklus II ................................................... 192
Lampiran 18 Foto Kegiatan Penelitian ................................................................ 193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin maju dan berinovasi. Oleh karena itu, setiap manusia sebagai individu
dituntut mampu bersaing demi memajukan kehidupannya. Salah satu cara yang
ditempuh adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Di dalam pendidikan terdapat suatu proses mendidik siswa. Menurut Ki
Hajar Dewantara, mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.1 Penyelenggaraan
pendidikan untuk anak dapat dimulai dari lingkungan keluarga dan pendidikan
formal. Masyarakat Indonesia mengenal pendidikan formal di mana pendidikan
tersebut secara resmi diakui oleh pemerintah.
Sekolah Menengah Atas yang disingkat SMA adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan sebagai lanjutan
setelah menempuh jenjang SMP atau sederajat. Setiap sekolah memiliki sejarah
yang panjang dan mempunyai ciri khas tersendiri, seperti halnya SMA Negeri 1
Kasihan. Resmi berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0292/0/1978 pada tanggal 2 September
1Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya, Jakarta,
Rajawali Pers, 2012, hlm. 9-10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
1978 terhitung mulai tanggal 1 April 1978, sekolah ini memiliki profil yang
menarik dari sekolah lain.
Lingkungan yang asri dan bersih menjadi ciri khas SMA Negeri 1 Kasihan
sehingga tidak dipertanyakan lagi jika sekolah tersebut meraih Juara Terbaik
Sekolah Sehat Tingkat Nasional 2016. Selain itu, SMA Negeri 1 Kasihan
dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang mendukung untuk proses pembelajaran.
Taman juga disediakan agar siswa dapat belajar dengan nyaman dan dekat dengan
alam. SMA Negeri 1 Kasihan terus berupaya memajukan sekolah mulai dari
bidang akademik maupun non akademik termasuk pengembangan dalam bidang
keagamaan.
SMA Negeri 1 Kasihan telah membuktikan eksistensinya dengan berbagai
prestasi yang ditorehkan pada bidang akademik maupun non akademik. Pada
bidang akademik prestasi yang dicapai adalah juara debat Bahasa Inggris tingkat
propinsi, juara pertama Karya Ilmiah Remaja (KIR) tingkat nasional dan
pertukaran pelajar ke Australia pada tahun 2010. Prestasi non akademik juga
mewarnai perjalanan SMA Negeri 1 Kasihan seperti juara pertama renang tingkat
provinsi, juara tenis meja dan sebagainya.
Suatu keberhasilan yang telah dicapai oleh SMA Negeri 1 Kasihan
menunjukkan bahwa proses mendidik siswa berjalan dengan baik. Namun, tidak
dapat dipungkiri terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran di SMA Negeri
1 Kasihan. Hasil wawancara dengan guru sejarah kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1
Kasihan menyatakan bahwa sebagian siswa cenderung kurang berminat dalam
proses pembelajaran sejarah dikarenakan faktor perpindahan kelas yang semula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dari kelas IPA menjadi IPS. Kurangnya kedisiplinan seperti terlambat masuk
kelas juga menjadikan proses pembelajaran terganggu. Menyikapi hal ini, guru
mencoba menerapkan metode pembelajaran yang bisa membuat proses
pembelajaran efektif seperti misalnya meringkas materi, membuat makalah,
sistem penghargaan bagi siswa yang aktif saat pembelajaran dan sebagainya.
Metode konvensional seperti ceramah juga tetap diterapkan oleh guru untuk
memberi penguatan pada siswa.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti di kelas XI IPS 2
terlihat kurang adanya ketertarikan terhadap mata pelajaran sejarah yang
merupakan mata pelajaran wajib di sekolah. Pada saat proses pembelajaran
sejarah berlangsung hanya beberapa siswa saja yang mengikuti proses
pembelajaran dengan serius, sedangkan sebagian siswa lainnya masih sibuk
dengan kegiatannya sendiri. Banyak siswa yang bermain handphone, bercermin,
melamun, mengobrol hingga tidur saat proses pembelajaran. Tingkat keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran sejarah juga cenderung kurang. Terdapat
siswa yang tidak mencatat hal penting terkait materi sejarah dan tidak aktif
bertanya maupun mengungkapkan pendapat. Hal ini dikarenakan siswa
meremehkan mata pelajaran sejarah. Keadaan tersebut diperkuat berdasarkan hasil
kuesioner minat belajar sejarah yang menunjukkan skor rata-rata yaitu 75,60.
Berdasarkan hasil wawancara kepada tiga siswa kelas XI IPS 2
menyatakan bahwa kurang tertariknya siswa terhadap pelajaran sejarah
dikarenakan suasana kelas yang kurang mendukung seperti terlalu ribut. Suasana
kelas yang tidak kondusif dikarenakan siswa mencari kesibukannya sendiri. Di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sisi lain kesempatan untuk aktif bekerja sama dengan kelompok kurang dan
cenderung lebih bekerja secara individu saat proses pembelajaran. Siswa berharap
agar pembelajaran sejarah dapat memberikan kesempatan untuk aktif di dalam
kelompok sehingga suasana pembelajaran di kelas menjadi hidup dan
menyenangkan.
Minat dan prestasi belajar memiliki korelasi sangat erat, siswa yang
memiliki minat tinggi tentu akan berdampak positif bagi prestasi belajarnya tetapi
apabila minat cenderung rendah akan berdampak negatif pada prestasi belajar.
Adapun prestasi belajar sejarah di kelas XI IPS 2 masih perlu ditingkatkan.
Keadaan ini diperkuat berdasarkan pada hasil ulangan terakhir yang diberikan
oleh guru menunjukkan bahwa masih ada siswa yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 pada mata pelajaran sejarah meskipun nilai
rata-rata kelas mencapai 73,4. Dari 29 siswa yang mencapai KKM baru 13 siswa
dengan persentase 44,83% dan siswa yang belum mencapai KKM berjumlah 16
siswa dengan persentase 55,17%. Data tersebut menunjukkan perlu diadakan
perbaikan dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Upaya untuk mengatasi permasalahan yang ada pada pembelajaran
sejarah, peneliti menawarkan gagasan yaitu menerapkan model pembelajaran
Talking Stick yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan terutama untuk
meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Talking Stick merupakan model
pembelajaran kooperatif yang mendorong peserta didik untuk berani
mengemukakan pendapat dan mendorong untuk saling membantu satu sama lain
dalam menguasai materi pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Pada proses pembelajaran siswa dituntut untuk bekerja sama dalam
kelompok. Siswa juga berusaha meningkatkan pemahamannya terhadap materi
pembelajaran sekaligus untuk meningkatkan kecapakan serta tanggung jawab
individu dan kelompok. Model pembelajaran Talking Stick juga akan
menghidupkan suasana pembelajaran menjadi menyenangkan.
Model pembelajaran Talking Stick memiliki kelebihan yaitu dapat menguji
kesiapan peserta didik dalam pembelajaran, melatih peserta didik memahami
materi dengan cepat, memacu agar peserta didik lebih giat belajar yakni dengan
belajar terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai dan meningkatkan keberanian
peserta didik dalam mengungkapkan pendapat.2 Berdasarkan pada kelebihan yang
dipaparkan, model pembelajaran Talking Stick dapat memecahkan masalah yang
ditemukan pada pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan.
Selanjutnya model pembelajaran ini juga diharapkan dapat meningkatkan minat
dan prestasi belajar sejarah.
Dari latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul “Peningkatan
Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Talking
Stick Pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan”.
B. Identifikasi Masalah
Beberapa identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya minat yang dimiliki siswa untuk belajar sejarah.
2 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi, Yogyakarta, Pustaka belajar, 2010,
hlm. 199.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Prestasi belajar siswa yang rendah dan belum mencapai KKM
3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi.
C. Batasan Masalah
Pada batasan masalah ini penulis memfokuskan untuk meningkatkan minat
dan prestasi belajar sejarah melalui penerapan model pembelajaran Talking Stick.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah penerapan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan
minat belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan?
2. Apakah penerapan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan
prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA NegeriI 1 Kasihan?
E. Pemecahan Masalah
Cara pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick dalam proses
pembelajaran sejarah. Hal ini dikarenakan melalui model pembelajaran tersebut
siswa dilibatkan dalam proses pembelajaran, sehingga diyakini dapat
meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
F. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk:
1. Meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1
Kasihan dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick.
2. Meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1
Kasihan dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick.
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi sekolah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif mengajar di sekolah
dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
2. Manfaat bagi guru
Penelitian ini dapat dijadikan alternatif seorang guru sejarah dalam
memilih model pembelajaran yang efektif serta efisien dan mendukung
kreatifitas guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik sehingga
siswa memiliki ketertarikan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
3. Manfaat bagi siswa
Manfaat bagi siswa dalam penerapan model pembelajaran Talking Stick ini
adalah untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran sejarah.
4. Manfaat bagi peneliti
Manfaat bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan peneliti dalam
menerapkan model pembelajaran Talking Stick pada pembelajaran sejarah serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
menambah pengalaman peneliti sebagai calon guru sejarah dalam memilih model
pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Selanjutnya manfaat
bagi peneliti untuk mengembangkan penelitian karya ilmiah di masa yang akan
datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Konsep Minat
Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat sama halnya
dengan kecerdasan dan motivasi karena memberi pengaruh terhadap aktivitas
belajar. Karena jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak
bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks
belajar di kelas, seorang guru atau pendidik perlu membangkitkan minat siswa
agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajarinya.3
Menurut Sukardi yang dikutip oleh Ahmad Susanto minat dapat diartikan
sebagai kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan sesuatu. Adapun menurut
Sardiman dalam Ahmad minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang
melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-
keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Minat pada dasarnya timbul tidak
secara tiba-tiba atau spontan melainkan timbul akibat dari partisipasi,
pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Jadi jelas bahwa minat
akan selalu terkait dengan persoalan kebutuhan dan keinginan.4
3 Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2015, hlm.29. 4 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta, Kencana, 2013,
hlm.57.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Slameto menyatakan bahwa ciri-ciri siswa yang berminat dalam belajar
adalah sebagai berikut5:
1) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang sesuatu yang dipelajari;
2) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati;
3) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada suatu yang diminati.
Ada rasa ketertarikan pada suatu aktivitas-aktivtas yang diminati;
4) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya;
5) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan;
Rosyidah menjelaskan bahwa timbulnya minat pada diri seseorang pada
prinsipnya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: minat yang berasal dari
pembawaan dan minat yang timbul karena adanya pengaruh dari luar. Pertama,
minat yang berasal dari pembawaan, timbul karena berasal dari pembawaan,
timbul dengan sendirinya dari setiap individu hal ini biasanya dipengaruhi oleh
faktor keturunan atau bakat ilmiah. Kedua, minat yang timbul karena adanya
pengaruh dari luar diri individu, timbul seiring dengan proses perkembangan
individu bersangkutan. Minat ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan
orang tua atau kebiasaan (adat).6
Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar siswa.
Suatu kegiatan belajar yang dilakukan tidak sesuai dengan minat siswa akan
memungkinkan berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa yang
bersangkutan. Dengan adanya minat dan tersedianya rangsangan yang ada sangkut
pautnya dengan diri siswa maka siswa akan mendapat kepuasan batin dari
kegiatan belajar tadi.
5 Suyono dan Hariyanto, Implementasi Belajar dan Pembelajaran, Bandung, PT Remaja
Rosdakarya, hlm.177. 6 Ahmad Susanto, op.cit., hlm.60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Pada dunia pendidikan di sekolah, minat memegang peranan penting
dalam belajar. Karena minat merupakan suatu kekuatan motivasi yang
menyebabkan seseorang memusatkan perhatian terhadap seseorang, suatu benda,
atau kegiatan tertentu. Dengan demikian, minat merupakan unsur yang
menggerakkan motivasi seseorang sehingga orang tersebut dapat berkonsentrasi
terhadap suatu kegiatan tertentu.
Adanya unsur minat pada diri siswa maka siswa akan memusatkan
perhatiannya pada kegiatan pembelajaran.7 Penting bagi guru untuk mengenal
minat-minat muridnya karena ini penting bagi guru untuk memilih bahan
pelajaran, merencanakan pengalaman-pengalaman belajar, menuntun mereka ke
arah pengetahuan dan untuk mendorong motivasi belajar mereka.8
2. Konsep Belajar
Belajar adalah proses melibatkan manusia secara orang per orang sebagai
satu kesatuan organisme sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan,
ketrampilan dan sikap.9 Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung
sepanjang hayat. Hampir semua kecakapan, ketrampilan, pengetahuan, kebiasaan,
kegemaran dan sikap manusia terbentuk, dimodifikasi dan berkembang karena
belajar. Dengan demikian belajar merupakan proses penting yang terjadi dalam
kehidupan setiap orang. Karenanya pemahaman yang benar tentang konsep
belajar sangat diperlukan.10 Cronbach dalam bukunya yang berjudul Educational
7 Ibid, hlm.66. 8 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2007, hlm. 105. 9 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2002, hlm.159. 10 Nyanyu Khodijah, Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT Raja Grafindo, 2014, hlm. 47.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Psychologi menyatakan bahwa learning is shown by a change in behavior as
result of experience (belajar ditunjukan oleh perubahan perilaku sebagai hasil
pengalaman). Definisi tersebut menekankan pada perubahan akan tetapi juga
bahwa perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku.11
Winkel menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan
dan nilai sikap.12 Belajar menurut Wasty Soemanto merupakan proses dasar dari
pada perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan
perubahan-perubahan untuk menjadi lebih baik sehingga tingkah lakunya
berkembang.13 Di dalam proses belajar terdapat berbagai aktivitas seperti
mendengarkan, memandang, menulis, membaca, membuat ringkasan, mengingat
dan sebagainya.
Dengan demikian belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
oleh seseorang atau individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku tertentu
baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung sebagai
pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. Dapat dikatakan juga bahwa
belajar sebgai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan dalam pengetahuan dan
pemahaman, ketrampilan serta nilai-nilai dan sikap.
11 Ibid, hlm. 48. 12 Jamil, Suerihatiningrum, Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi, Yogyakarta, Ar-Ruzz
Media, hlm.15 13 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Bina Aksara, 1984, hlm. 99.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3. Konsep Sejarah
Sejarah merupakan bagian penting dari kehidupan manusia. Kata sejarah
diadopsi dari bahasa Arab yaitu Syajarah yang berarti pohon kehidupn.
Maksudnya segala hal mengenai kehidupan memiliki “pohon” yakni masa lalu itu
sendiri. Sebagai pohon, sejarah adalah awal dari segalanya yang menjadi realitas
masa kini.14 Menurut Kuntowijoyo sejarah merupakan rekonstruksi masa lalu.
Artinya apa yang telah terjadi dalam kaitannya dengan manusia dan tindakan
manusia direkonstruksi (re berarti kembali; contruction artinya bangunan) dalam
bentuk kisah sejarah.15
Sejarah sebagai ilmu dapat berkembang dengan cara: (1) perkembangan
dalam filsafat, (2) perkembangan dalam teori sejarah, (3) perkembangan dalam
ilmu-ilmu lainnya, dan (4) perkembangan dalam metode sejarah. Perkembangan
sejarah selalu berarti berubah bahwa sejarah selalu responsive terhadap kebutuhan
masyarakat akan informasi.16
Sejarah memiliki beberapa kegunaan yang tidak dapat didapatkan dari
ilmu-ilmu lain yaitu17:
a. Kegunaan edukatif
Sejarah bisa memberikan kearifan atau kebijaksanaan bagi yang
mempelajarinya.
b. Kegunaan rekreatif
Ketika membaca suatu cerita sejarah maka kita dapat melihat masa lampau
dan tempat-tempat peristiwa sejarah. Hal ini merupakan kegunaan rekreatif
bagi seseorang.
c. Kegunaan inspiratif
14 Rahman Hamid &Muhammad Saleh, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, Penerbit Ombak,
2011, hlm. 4. 15 Ibid, hlm.9. 16 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, Bentang Pustaka, 1995, hlm. 22. 17 Muhammad Arif, Pengantar Kajian Sejarah, Bandung, Yrama Widya, 2011, hlm. 14-15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Sejarah sangat berguna untuk memberikan inspirasi dan untuk mewujudkan
identitas sebagai suatu bangsa. Inspirasi yang digali dari pelajaran sejarah
adalah semangat nasionalisme dan patriotisme terutama untuk
mengembangkan identitas bangsa.
4. Pembelajaran Sejarah
Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah khusunya di
Sekolah Mengah Atas. Sejarah tidak hanya sekedar menghafal nama tokoh atau
tanggal penting dari suatu peristiwa sejarah, akan tetapi lebih pada nilai-nilai yang
diterapkan pada kehidupan sekarang maupun di masa depan. Hal ini dikarenakan
sejarah selalu berkorelasi dengan masa sekarang dan masa yang akan datang.
Menurut Aman pembelajaran sejarah merupakan sarana pendidikan
bangsa terutama dalam aplikasi sejarah normatif. Sedangkan Dennis Gunning
dalam Aman menjelaskan bahwa pembelajaran sejarah merupakan salah satu mata
pelajaran untuk membentuk warga negara yang baik dan menyadarkan peserta
didik untuk mengenal diri dan lingkungannya serta memberikan perspektif
historikalitas.18
Djoko Suryo merumuskan beberapa indikator terkait dalam pembelajaran
sejarah sebagai berikut19:
1) Pembelajaran sejarah memiliki tujuan, subtansi dan sasaran pada segi-segi
yang bersifat normatif.
2) Makna dan nilai sejarah diarahkan pada kepentingan tujuan pendidikan dari
pada akademik atau ilmiah murni.
3) Aplikasi pembelajaran sejarah bersifat pragmatis, sehingga dimensi dan
substansi dipilih dan disesuaikan dengan tujuan, makna dan nilai pendidikan
yang hendak dicapai yaitu sesuai dengan tujuan pendidikan.
18 Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta, Penerbit Ombak, 2009, hlm. 62. 19 Ibid, hlm. 62-63.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4) Pembelajaran harus memuat unsur pokok: instruction, intellectual training,
pembelajaran moral bangsa, civil society yang demokratis dan bertanggung
jawab pada masa depan bangsa.
5) Pembelajaran sejarah tidak hanya menyajikan pengetahuan fakta pengalaman
kolektif dari masa lalu tetapi harus memberikan latihan berpikir kritis dalam
memetik makna dari peristiwa sejarah yang akan dipelajari.
6) Interpretasi sejarah merupakan latihan berpikir secara intelektual kepada para
peserta didik (learning process dan reasoning) dalam pembelajran sejarah.
7) Pembelajran sejarah berorientasi pada humanistic dan verstehn
(understanding), meaning, historical conciuness bukan sekedar pengetahuan
kognitif dari pengetahuan (knowledge) dari bahan sejarah.
8) Nilai dan makna peristiwa kemanusiaan sebagai nilai-nilai universal di
samping nilai partikular.
9) Virtuc, religiusitas, keluruhan kemanusiaan universal, nilai-nilai patriotisme,
nasionalisme dan kewarganegaraan serta nilai-nilai demokratis yang
berwawasan nasional penting dalam penyajian pembelajaran sejarah.
10) Pembelajaran sejarah tidak hanya mendasari pembentukan kecerdasan dan
intelektualitas tetapi pembentukan martabat manusia yang tinggi.
11) Relevansi pembelajaran sejarah dengan orientasi pembangunan nasional
berwawasan kemanusiaan dan kebudayaan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
sejarah merupakan sub sistem dari pendidikan. Pembelajaran sejarah memiliki
peran penting dalam pembentukan nasionalisme dan membuat siswa untuk
berpikir kritis serta mengambil makna dari setiap peristiwa sejarah. Selain itu,
pembelajaran sejarah berperan dalam membentuk karakter peserta didik yang
nantinya dapat mewujudkan pribadi berkualitas.
5. Pendekatan Saintifk dalam Pembelajaran Sejarah
a. Pendekatan Saintifik
Pendekatan dalam konteks pembelajaran adalah perspektif (sudut
pandang) teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam memilih model,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
metode dan teknik pembelajaran.20 Pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati
(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami
berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah di mana informasi searah dari
guru.21
Pendekatan saintifik memberikan pedoman bagi guru agar memberikan
arahan kepada peserta didik untuk mandiri dan aktif di kelas. Peserta didik diajak
untuk mandiri dalam mencari sumber-sumber belajar berkaitan dengan materi
sehingga siswa tidak terpaku pada guru. Adapun langkah-langkah dalam
pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran yaitu22:
1) Melakukan pengamatan atau observasi
Observasi adalah menggunakan panca indra untuk memperoleh informasi.
Pengamatan dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pengamatan
kualitatif mengandalkan panca indera dan hasilnya dideskripsikan secara naratif.
sementara itu kuantitatif untuk melihat karakteristik benda menggunakan alat ukur
karena menggunakan angka. Pengamatan yang cermat sangat dibutuhkan untuk
dapat menganalisis suatu permasalahan.
20 Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses
Implementasi Kurikulum 2013, Bogor, Ghalia Indonesia, 2014, hlm. 32. 21 Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, Yogyakarta, Penerbit Gava
Media, 2014, hlm.51. 22 Ridwan Abdullah Sani, 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013,
Jakarta, PT Bumi Aksara, hlm. 52-74.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2) Mengajukan pertanyaan
Siswa perlu dilatih untuk merumuskan pertanyaan terkait dengan topik
yang akan dipelajari. Aktifitas belajar ini sangat penting untuk meningkatkan
keingintahuan (curiosity) dalam diri siswa dan mengembangkan kemampuan
mereka untuk belajar. Dengan demikian dapat terbentuk pemikiran maupun sikap
kritis peserta didik. Dalam hal ini guru perlu mengajukan pertanyaan dalam upaya
memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan.
3) Melakukan eksperimen/ percobaan/memperoleh informasi
Belajar dengan pendekatan ilmiah akan melibatkan siswa dalam
melakukan aktifitas menyelidiki fenomena dalam upaya menjawab suatu
permasalahan. Guru perlu mengarahkan siswa dalam merencanakan aktivitas,
melaksanakan aktivitas dan melaporkan aktivitas yang telah dilakukan.
4) Mengasosiasi/menalar
Kemampuan mengelola informasi melalui penalaran dan berpikir rasional
merupakan kompetensi penting yang harus dimilki oleh siswa. Informasi yang
diperoleh oleh pengamatan atau percobaan yang dilakukan akan diproses dan
untuk menemukan keterkaitan informasi dan mengambil berbagai kesimpulan dari
pola yang telah ditemukan.
5) Membangun jaringan dan komunikasi
Pada dasarnya setiap orang memiliki jaringan, jaringan sangat dibutuhkan
dalam belajar yang berasal dari berbagai macam sumber. Sebuah jaringan
terbentuk ketika siswa berpartisipasi dalam kegiatan diskusi. Kemampuan untuk
membangun jaringan dan berkomunikasi perlu dimiliki oleh siswa karena
kompetensi tersebut sama pentingnya dengan pengetahuan, ketrampilan dan
pengalaman. Bekerja sama dalam kelompok merupakan salah satu cara
membentuk kemampuan siswa untuk dapat membangun jaringan dan komunikasi.
b. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah
Kurikulum 2013 mendefinisikan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL)
sesuai dengan yang seharusnya yakni sebagai kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencangkup sikap, pengetahuan dan ketrampilan.23
Selain itu, Kurikulum 2013 menekankan pendekatan saintifik. Pendekatan
saintifik sangat perlu diterapkan di dalam pembelajaran sejarah. Hal ini berkaitan
dengan masih banyaknya siswa yang mengesampingkan pelajaran sejarah karena
23 Ibid, hlm.45.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
berbagai alasan seperti tidak menarik, membosankan hingga kurang relevan
dipelajari pada masa sekarang.
Oleh karena itu, pendekatan saintifik diperlukan dalam penerapan
pembelajaran sejarah. Pendekatan saintifik memberikan hal-hal baru dalam proses
pembelajaran sejarah seperti menanya, mengeksplorasi, menalar, menemukan
keterkaitan antar infomasi dari pengamatan peristiwa-peristiwa sejarah dan
membentuk jejaring komunikasi.
6. Prestasi Belajar Sejarah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).24 Belajar adalah suatu aktivitas
atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan,
memperbaiki perilaku, sikap dan mengkokohkan kepribadian.25 Prestasi belajar
menurut Oemar Hamalik merupakan sesuatu yang dibutuhkan seseorang untuk
mengetahui kemampuan setelah melakukan kegiatan yang bersifat belajar karena
prestasi adalah hasil belajar yang mengandung unsur penilaian, hasil usaha kerja
dan ukuran kecakapan yang dicapai siswa.26
Prestasi belajar yang diberikan oleh siswa berdasarkan kemampuan
internal yang diperolehnya sesuai dengan tujuan instruksional, dan diperlihatkan
dengan hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai
24 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua, Jakarta, Balai Pustaka, hlm.12. 25 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar, Bandung, Remaja
Rosdakarya, 2011 hlm. 9. 26 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajran, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2005, hlm.68.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
hasil dari kegiatan belajar. Ahmad Susanto menyatakan bahwa prestasi belajar
dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenai sejumlah meteri pelajaran tertentu.27
Berdasarkan penjelasan di atas prestasi belajar sejarah yaitu keberhasilan
dan penguasaan siswa terhadap pemahaman, pengetahuan serta ketrampilan mata
pelajaran sejarah yang ditunjukkan dengan prestasi (hasil yang telah dicapai)
siswa melalui nilai angka yang diberikan oleh guru. Keberhasilan dari prestasi
belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern28:
1) Faktor Intern adalah faktor yang berasal dari individu
Faktor yang berasal dari dalam individu meliputi Need do Achievement
yakni dorongan atau motif intrinsik untuk mencapai prestasi dalam hal tertentu.
Kemudian faktor intern yang bisa mengahambat tercapainya prestasi adalah takut
gagal, berupa perasaan cemas apabila menempuh ujian mempelajari sesuatu yang
baru. Takut gagal mempengaruhi seseorang untuk mencapai kesuksesan.
2) Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu
Faktor ekstern meliputi faktor lingkungan yang ada di sekitar individu
tersebut, baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat sekitar.
7. Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah
Menurut Von Glaserfeld konstruktivisme adalah salah satu filsafat
pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstuksi
(bentukan) kita sendiri. Von Glaserfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah
suatu tiruan dari kenyataan (realitas). Pengetahuan selalu merupakan akibat dari
suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang.29
27 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta, Kencana Prenada
Media Group, 2013, hlm. 5. 28 Dimyati Mahmud, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan, Jakarta, Depdikbud, 1990,
hlm. 84-85. 29 Paul Suparno. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta, Penerbit Kanisus, 1997,
hlm.18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan
kontekstual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit
yang hasilnya diperluas melalui konteks terbatas. Manusia harus mengkonstruksi
pengetahuan dan memberi makna melalui pengalaman nyata.30 Konstruktivisme
juga memahami hakikat belajar sebagai kegiatan manusia, membangun atau
menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba memberi makna pada
pengetahuan sesuai pengalamannya.31
Pada proses pembelajaran, guru atau pendidik tidak secara langsung
mentransferkan pengetahuan kepada siswa dalam bentuk yang serba sempurna.
Namun, peserta didik harus membangun pengetahuan tersebut berdasarkan
pengalamannya. Konstruktivisme dapat mendukung proses pembelajaran dalam
mencapai tujuan pembelajaran karena konstruktivisme memiliki prinsip yaitu: (1)
pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, (2) tekanan pada proses
pembelajaran terletak pada siswa, (3) mengajar adalah membantu siswa belajar,
(4) tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir, (5)
kurikulum menekankan partisipasi siswa, (6) guru adalah fasilitator.32
Pembelajaran sejarah berdasarkan konstruktivisme membuat siswa dapat
berpikir secara kritis atas masalah-masalah yang ada di sekitarnya. Dengan
menggali informasi sebanyak mungkin dari berbagai sumber, menganalisis
30Trianto Ibnu Badar Al Tabani, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan
Kontekstual: Konsep Landasan dan Implementasi pada Kurikulum 2013, Jakarta, Prenadamedia
Group, 2014. hlm. 146. 31 Esa Nur Wahyuni Baharudin, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media,
hlm. 164. 32 Paul Suparno, op.cit, hlm. 73.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
masalah-masalah kemudian dapat membuat konsep pemahaman siswa sendiri
dalam mempelajari sejarah.
8. Pembelajaran Kooperatif
Secara sederhana kata “kooperatif” berarti mengerjakan sesuatu secara
bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu tim. Jadi,
pembelajaran kooperatif dapat diartikan belajar bersama-sama, saling membantu
antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang
dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya.33
Menurut Slavin yang dikutip oleh Isjoni, pembelajaran kooperatif adalah suatu
model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok
heterogen.34
Menurut pendapat Anita Lie, model pembelajaran kooperatif tidak sama
dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dalam pembelajaran
cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang
dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning dengan
benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.35
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran
kooperatif bukanlah bentuk kerja kelompok yang memiliki taraf sederhana akan
tetapi bentuk kerja kelompok yang mengutamakan proses antar peserta didik serta
33 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik,
Yogyakarta, Pustaka Belajar, 2013, hlm. 8. 34 Ibid, hlm.15. 35 Anita Lie, Cooperative Learning, Jakarta, Grasindo, 2002, hlm. 29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
memiliki tujuan untuk mewujudkan pemahaman bersama antar sesama.
Pembelajaran kooperatif juga menuntut peserta didik untuk saling bertanggung
jawab dan saling peduli.
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode
pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk
saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam
kelas kooperatif siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan
dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan
menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.36
Lungdren menjelaskan terdapat unsur-unsur pembelajaran kooperatif
menurut yaitu37:
1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang
bersama.”
2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik
lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam
mempelajari materi yang dihadapi.
3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang
sama.
4) Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota
kelompok.
5) Para siswa diberikan penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap
evaluasi kelompok.
6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
ketrampilan bekerja sama selama belajar.
7) Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses antara
peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara
peserta belajar itu sendiri. Terdapat tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik
36Robert E Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Bandung, Penerbit Nusa Media,
2008, hlm. 4. 37 Isjoni, op.cit., hlm.16-17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pembelajaran kooperatif yakni penghargaan kelompok, pertanggungjawaban
individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil38:
1) Penghargaan kelompok, dalam pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-
tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan
kelompok diperoleh jika kelompok mancapai skor di atas kriteria yang
ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu
sebagai anggota kelompok.
2) Pertanggungjawaban individu, dalam pembelajaran kooperatif keberhasilan
kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota
kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas
anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya
pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap
untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri.
3) Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan, pembelajaran
kooperatif menggunakan nilai yang mencangkup nilai perkembangan
berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu.
Dengan menggunakan metode skoring ini setiap siswa sama-sama
memperoleh kesempatan untuk berhasil, baik di kelompok maupun secara
individu.
Berdasarkan penjelasan di atas pembelajaran kooperatif sebenarnya
merupakan pembelajaran yang begitu inovatif dan efektif. Pembelajaran
kooperatif dapat membantu keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Hal ini didasarkan pada prosesnya yaitu memusatkan
perkembangan peserta didik dalam belajar dan juga mendorong untuk mengasah
kemampuan bersosialisasi.
9. Model Pembelajaran Talking Stick
Model pembelajaran adalah cara atau teknik penyajian yang digunakan
guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran.39 Model
pembelajaran memiliki peran penting terhadap jalannya proses pembelajaran.
38 Ibid, hlm.33. 39 Syahrul Sarea, http://www.wawasanpendidikan.com/2013/06/pengertian-pembelajaran-dan-
model-pembelajaran.html, Diakses pada tanggal 3 Maret 2017, pukul 09.00 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Dalam hal ini model pembelajaran memberikan pedoman kepada guru untuk
mengajar di kelas agar pembelajaran berjalan secara terstruktur. Berbagai model
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar salah satunya
adalah model pembelajaran Talking Stick. Pembelajaran dengan model Talking
Stick mendorong pesserta didik untuk berani mengemukakan pendapat.40
Talking stick (tongkat berbicara) merupakan cara yang pada mulanya
digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara
atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antarsuku). Talking
stick (tongkat berbicara) telah digunakan selama berabad-abad oleh suku-suku
Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak.41 Tongkat berbicara
sering digunakan kalangan dewan untuk memutuskan siapa yang mempunyai hak
berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai berdiskusi dan membahas masalah ia
harus memegang tongkat. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin
berbicara atau menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah
dari satu orang ke orang lain jika orang tersebut ingin mengemukakan
pendapatnya. Apabila semua mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu lalu
dikembalikan lagi ke ketua/pimpinan rapat. Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa Talking Stick dipakai sebagai tanda seseorang memiliki hak
suara (berbicara) yang diberikan secara bergantian.
40 Agus Suprijono, Cooperative Learning:Teori dan Aplikasi, Yogyakarta, Pustaka belajar, 2010,
hlm. 109. 41 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2014, hlm. 197.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Model pembelajaran Talking Stick termasuk salah satu model
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik atau
indikator yaitu bekerja sama, mendengarkan teman, menghargai pendapat teman,
memberikan pendapat, mengkomunikasikan jawaban, membantu anggota
kelompok, mengambil giliran dan bertanggung jawab. Dari penjelasan di atas
mengidentifikasikan Talking Stick adalah model pembelajaran kooperatif hal ini
berdasarkan ciri-ciri yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif yaitu:
1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya.
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan kognitif yang
heterogen
3) Bila dimungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan jenis
kelamin yang berbeda.
4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu
Sebagai model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran Talking Stick
ini bertujuan untuk meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar yang lebih
baik dan sikap tolong menolong dalam beberapa perilaku sosial. Pembelajaran
dengan model Talking Stick juga bertujuan untuk mendorong peserta didik untuk
berani mengemukakan pendapat. Tujuan selanjutnya untuk mengembangkan sikap
saling menghargai pendapat dan memberi kesempatan kepada orang lain untuk
mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara
kelompok.42 Model pembelajaran Talking Stick memiliki tujuan untuk
meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap
kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, memberikan
42 Isjoni, Cooperative Learning, Bandung, Alfabeta, 2010, hlm. 21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama dengan
siswa yang berbeda latar belakangnya.
Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang
memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah peserta didik
mempelajari materi pokoknya. Pada saat penerapan model pembelajaran Talking
Stick dapat diiringi musik saat stick (tongkat) bergulir dari peserta didik ke peserta
didik lainnya.43 Model pembelajaran Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi
pesrta didik SD, SMP dan SMA/SMK. Selain untuk melatih berbicara,
pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan. Penerapan
model pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut44:
1) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen.
2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
3) Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga kelompok
mendapat tugas satu materi atau tugas yang berbeda dari kelompok lain.
4) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif.
5) Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan pembahasan
kelompok.
6) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan.
7) Evaluasi
8) Penutup
Menurut Ramdhan langkah-langkah pembelajaran Talking Stick adalah
sebagai berikut45:
1) Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang;
2) Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm;
3) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari
materi pelajaran;
4) Peserta didik berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana;
43 Agus Suprijono, op.cit, hlm. 110. 44 Ibid, hlm. 198-199. 45 http://tarmizi.wordpress.com/2010/02/15/talking-stick/, Diakses pada tanggal 3 Maret 2017,
pukul 10.00 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
5) Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya,
guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan;
6) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu siswa, tongkat
akan bergulir dari satu siswa ke siswa yang lain, setelah itu guru memberi
pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya tongkat akan bergulir lagi dari siswa yang
terakhir menjawab pertanyaan hingga semua pertanyaan telah dijawab;
7) Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya
tidak bisa menjawab pertanyaan;
8) Guru memberikan kesimpulan;
9) Guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok maupun individu;
10) Guru menutup pembelajaran.
Dari langkah-langkah model pembelajaran Talking Stick di atas dapat kita
ketahui bahwa siswa dituntut bekerja sama dalam kelompok. Selanjutnya, pada
model pembelajaran Talking Stick terdapat unsur untuk saling menghargai dan
bertanggung jawab untuk memahami materi maupun tugas yang diberikan.
Model pembelajaran Talking Stick memiliki kelebihan yaitu dapat menguji
kesiapan peserta didik dalam pembelajaran, melatih peserta didik memahami
materi dengan cepat, memacu agar peserta didik lebih giat belajar yakni dengan
belajar terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai dan meningkatkan keberanian
peserta didik dalam mengungkapkan pendapat.46 Model pembelajaran Talking
Stick ini juga mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
sehingga siswa tidak tegang dan bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Selain itu,
model pembelajaran ini dapat meningkatkan kepercayaan diri dan life skill di
mana pendekatan tersebut ditujukan untuk memunculkan emosi dan sikap positif
belajar yang kemudian akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar. Siswa
juga merasa mendapat hiburan dalam pembelajaran namun tidak menghilangkan
kesan serius dalam pembelajaran.
46 Agus Suprijono, op.cit, hlm. 199.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Selain kelebihan-kelebihan dari model pembelajaran Talking Stick,
terdapat pula beberapa kekurangan yaitu membuat siswa ketakutan akan
pertanyaan yang akan diberikan oleh guru, membuat siswa menjadi tegang dalam
pembelajaran, siswa yang tidak siap dalam pembelajaran tidak bisa menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru.47 Selain itu pembelajaran dengan model
pembelajaran Talking Stick yang merupakan pembelajaran kooperatif, dalam
upaya mengembangkan kesadaran bekerjasama dalam kelompok memerlukan
periode waktu yang cukup panjang dan hal ini sulit dicapai hanya dengan satu kali
penerapan.48
Untuk menghadapi kekurangan model pembelajaran Talking Stick pada
dasarnya guru harus memiliki kompetensi yang baik dalam mengajar. Saat proses
pembelajaran guru dituntut membawa siswa untuk belajar secara serius tanpa
harus membuat takut, cemas, gugup maupun tegang. Selanjutnya guru harus bisa
mengelola kelas dengan baik terutama pada saat siswa bekeja kelompok. Dalam
hal ini guru dapat memotivasi siswa, membimbing siswa saat proses
pembelajaran, memperlakukan siswa secara ramah serta menyenangkan dan
sebagainya.
B. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dalam penelitian ini diambil dari:
Kompetensi Dasar:
47Ibid, hlm.199. 48Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta,
Kencana, 2007, hlm.98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3.8 Menganalisis peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik
Indonesia pada awal kemerdekaan hingga perjuangan mempertahankan
kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda. Materi pokok dalam
pembelajaran adalah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan dari Ancaman Sekutu dan Belanda.
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan digunakan untuk mendukung penelitian yang
dilakukan oleh peneliti. Oleh karena itu, penelitian yang relevan dipilih sesuai
dengan variable-variabel yang ada pada judul penelitian ini. Penelitian yang
relevan merupakan hasil penelitian dari peneliti lain yang relevan dan dijadikan
titik tolak untuk modifikasi, revisi dan lain-lain.
Penelitian yang dilakukan oleh Evi Nurcahyani mahasiswa Universitas
Negeri Yogyakarta dengan judul Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar
Pemeliharaan Bahan Tekstil Siswa Kelas X SMK N 1 Ngawen Melalui Model
Pembelajaran Talking Stick menunjukan hasil bahwa penerapan model
pembelajaran Talking Stick mampu (1) meningkatkan pembelajaran yaitu pada
siklus I keterlaksanaan pembelajaran dapat tercapai 75% sedangkan pada siklus II
dapat tercapai 100%. (2) meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan dibuktikan
pada pra siklus secara keseluruhan keaktifan siswa yaitu sebesar 68,22%, pada
siklus I keaktifan siswa 77,33% dan siklus II keaktifan siswa sebesar 91,44%, (3)
meningkatkan prestasi belajar siswa dengan dibuktikan pada pra siklus siswa yang
tuntas 36% atau 9 siswa dan yang tidak tuntas 64% atau 16 siswa. Siklus I hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
siswa yang tuntas 88% atau 22 siswa dan siswa yang tidak tuntas 12% atau 3
siswa. Siklus II hasil siswa yang tuntas 100% atau 25 siswa.
Penelitian dengan penerapan model Talking Stick yang dilakukan oleh
Hesty Nourmaningsih mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta pada
tahun 2012 di SMA Negeri Karangpandan juga menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan
minat belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan
minat belajar siswa pra penelitian sebesar 16% meningkat pada Siklus I sebesar
40,58% dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 85,52%.
Kedua penelitian yang telah dijabarkan tersebut relevan dengan penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti karena memiliki variabel yang sama yaitu
menggunakan model pembelajaran Talking Stick di dalam pembelajaran yang
berkaitan dengan minat serta prestasi belajar. Berdasarkan hasil kedua penelitian
tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Talking
Stick dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah siswa.
D. Kerangka Berpikir
Minat adalah ketertarikan yang menetap pad seseorang untuk menaruh
perhatian dan menyukai suatu kegiatan. Minat sama halnya dengan kecerdasan
dan motivasi karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Minat untuk
belajar terlihat dengan rasa senang serta tidak terpaksa dalam belajar sehingga
dapat mencapai prestasi belajar yang lebih baik. Demikian juga bagi siswa yang
belajar sejarah, minat belajar terlihat dari rasa senang dan keinginan untuk terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
belajar sejarah yang kemudian mempengaruhi peningkatan prestasi belajar
sejarah.
Guru dan siswa memliki peranan yang penting dalam proses pembelajaran.
Siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dan diharapkan dapat menganalisis
serta memecahkan. Peranan guru di sini sebagai fasilitator yaitu selalu memantau
siswa selama proses pembelajaran. Pada dasarnya proses pembelajaran
mengedepankan siswa untuk terlibat aktif. Keaktifan peserta didik dapat ditunjang
dari segi pemilihan model pembelajaran yang tepat. Salah satunya dengan
menggunakan model pembelajaran Talking Stick.
Model pembelajaran Talking Stick merupakan model pembelajaran yang
memacu siswa untuk berani mengemukakan pendapat, melatih konsentrasi siswa
dan membantu satu sama lain dalam kelompok untuk menguasai materi pelajaran
yang diajarkan guru. Siswa berkelompok dan saling bertukar pikiran antara siswa
yang satu dengan siswa yang lainnya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh guru sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan. Selanjutnya model pembelajaran Talking Stick memberi
kesempatan kepada siswa untuk aktif berpartisipasi pada proses pembelajaran
dengan memberi peluang untuk aktif bertanya, mengungkapkan pendapat dan
membantu sesama teman dalam memahami materi pembelajaran. Dengan
keterlibatan dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan
minat belajar yang kemudian akan meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa.
Dari penjelasan di atas, dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar I: Kerangka Berpikir
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dijabarkan di
atas maka hipotesis dalam penelitian yang dilaksanakan ini adalah:
1. Penerapan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan minat
belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan.
2. Penerapan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan prestasi
belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODOLOGI PENELITAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
model Kurt Lewin. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang
diaplikasikan dalam proses pembelajaran di kelas dengan tujuan memperbaiki
praktik pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas ini pertama kali
dikembangkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946. Prosedur penelitian tindakan
kelas dengan empat langkah sebagai berikut: (1) perencanaan tindakan (planning),
(2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) observasi (observasi) dan (4) refleksi
(reflecting) dalam bentuk siklus.49 Suharsimi Arikunto menjelaskan penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang memaparkan sebab-akibat dari perlakuan,
sekaligus memaparkan apa saja yang terjadi ketika perlakuan diberikan dan
memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan
dampak dari perlakuan tersebut.50
Tujuan PTK adalah untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di
dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang
sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, peningkatan kualitas praktik
pembelajaran di kelas secara terus menerus, peningkatan relevansi pendidikan dan
sebagainya.
49 Saur Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembngan Profesi Pendidik dan
Keilmuwan, Jakarta, Erlanga, 2014, hlm. 20. 50 Suharsimi dkk, Penelitian Tindakan Kelas Edisi Revisi, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2015, hlm.1-2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Penelitian tindakan kelas juga bermanfaat untuk membantu guru
memperbaiki mutu pembelajaran, meningkatkan profesionalisme guru,
meningkatkan rasa percaya diri guru dan memungkinkan guru secara aktif
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya.51 Pada penelitian tindakan
kelas ini difokuskan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran, sehingga dapat
meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 di SMA
Negeri 1 Kasihan.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kasihan yang
beralamat di Jalan Bugisan Selatan Yogyakarta untuk mata pelajaran sejarah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2016/2017 di semester genap
yaitu pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2017. Penentuan waktu
penelitian disesuaikan dengan kalender akademik dari sekolah dan mengikuti
kebijakan dari sekolah maupun guru mata pelajaran sejarah.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPS 2
berjumlah 29 yang terdiri dari siswa laki-laki berjumlah 9 orang dan siswa
perempuan berjumlah 20 orang.
51 Wijaya Kusumah, Mengenal Penelitian Tndakan Kelas, Jakarta, Indeks, 2000, hlm. 14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
D. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah model pembelajaran Talking Stick untuk
meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah siswa.
E. Variabel-variabel Penelitian
Variabel-variabel yang diteliti dalm penelitian ini terdiri dari variabel
bebas dan variabel terikat, yaitu:
1. Variabel bebas (X) : Model pembelajaran Talking Stick
2. Variabel terikat (Y) : Minat belajar sejarah
Prestasi belajar sejarah
F. Definisi Operasional
Berikut ini merupakan definisi operasional yang diambil peneliti, anatara
lain sebagai berikut:
1. Minat adalah ketertarikan yang menetap pada seseorang untuk menaruh
perhatian dan menyukai suatu kegiatan.
2. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu secara sadar untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang ditandai dengan kegiatan belajar
seperti mendengarkan, menonton, menulis, membaca, mengunjungi dan
mengihtisar atau merangkum.52
3. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah melakukan
serangkaian kegiatan belajar dan ditunjukkan dengan nilai angka atau skor.
52 Wasty Soemanto, op. cit., hlm. 102-106.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
4. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem pengajaran
di mana para siswa bekerja dalam kelompok untuk saling membantu satu
sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran, sehingga setiap siswa
memiliki tanggung jawab terhadap kelompoknya.
5. Talking Stick merupakan model pembelajaran kooperatif yang dalam
pelaksanaanya menggunakan tongkat. Model Pembelajaran Talking Stick
mendorong peserta didik untuk aktif, berani mengemukakan pendapat dan
mendorong untuk saling membantu satu sama lain dalam menguasai materi
pembelajaran.
G. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data penelitian bersumber dari interaksi antara guru
dan peserta didik dalam pembelajaran yakni dengan:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui keadaan, kondisi dan situasi awal
kelas sebelum menerapkan model pembelajaran Talking Stick maupun setelah
menerapkan model pembelajaran tersebut.
2. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui kondisi awal siswa serta tingkat
pemahaman maupun keberhasilan siswa sebelum penerapan model pembelajaran
Talking Stick.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan pemahan siswa
yaitu sebelum dimulainya pembelajaran maupun sesudah pemebelajaran
berlangsung. Tes yang digunakan peneliti dalam melakukan tindakan kelas adalah
tes tertulis untuk mengetahui prestasi kognitif.
4. Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk mengetahui keadaan minat belajar sejarah
siswa. Pengumpulan data dengan membagikan kuesioner pada siswa yang
kemudian hasil pengisian kuesioner dianalisis.
5. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data dalam bentuk foto
atau video (rekaman) saat proses pembelajaran dan data nilai ulangan harian siswa
kelas XI IPS 2.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan mudah dalam memperoleh data tersebut.53 Beberapa
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Alat pengumpulan data
a) Observasi
53 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta, 2005, hlm. 100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Observasi merupakan pengamatan yang digunakan untuk melihat aktivitas
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Alat-alat untuk mengobservasi
yaitu lembar observasi kegiatan siswa dan lembar observasi terkait dengan
pembelajaran kooperatif. Observasi terkait dengan pembelajaran kooperatif
dilakukan dengan mengamati indikator yang telah dibuat oleh peneliti seperti
bekerjasama, peduli, partisipasi, tanggung jawab dan menghargai.
b) Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui keadaan minat dan prestasi
siswa. Wawancara ini dilakukan kepada guru mata pelajaran sejarah dan beberapa
peserta didik yang telah ditunjuk oleh peneliti.
c) Tes hasil belajar
Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa sebelum
dan sesudah diterapkannya model pembelajaran Talking Stick. Adapun alat-alat
dalam tes hasil belajar (prestasi) yaitu soal-soal pilihan ganda dan uraian (essay)
serta tugas diskusi di kelas.
d) Kuesioner minat belajar
Kuesioner digunakan untuk mengetahui tingkat minat belajar sejarah
siswa. Alat dalam kuesioner ini adalah lembar kuesioner minat belajar sejarah
siswa, yang dibagikan pada siswa sebanyak dua kali yakni pada pra siklus dan
siklus II. Penentuan skor menggunakan skala likert yang terdiri dari lima kategori.
Pada pernyataan positif, pilihan jawaban “Sangat Setuju” (SS) diberi skor 5,
“Setuju” (S) skor 4, “Ragu-ragu” (R) skor 3, “Tidak Setuju” (TS) skor 2 dan
“Sangat Tidak Setuju” (STS) skor 1. Sebaliknya untuk pernyataan negatif yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
“Sangat Setuju” (SS) diberi skor 1, “Setuju” (S) skor 2, “Ragu-ragu” (R) skor 3,
“Tidak Setuju” (TS) skor 4 dan pernyataan “Sangat Tidak Setuju” (STS) diberi
skor 5.54
e) Dokumentasi
Data nilai ulangan harian siswa digunakan untuk mengetahui prestasi
belajar sejarah siswa. Selain itu, foto dan video proses pembelajaran digunakan
sebagai bukti pelaksanaan penelitian.
2. Validitas dan Reliabilitas
a) Validitas
Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat sahihnya sebuah
tes. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria dalam
arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriteria.55 Sebuah instrumen atau
tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang
membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti ingatan
(pengetahuan), pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Dengan kata
lain sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila soal-soalnya
mengukur setiap aspek berpikir seperti yang diuraikan dalam standar kompetensi,
KD, maupun indikator yang terdapat dalam kurikulum.56
Untuk mengetahui tingkat validitas atas uji coba instrumen maka peneliti
menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson
yaitu:
54Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, Penerbit Alfabeta, 2012,
hlm. 93. 55Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, Jakarta, Bumi Aksara,
2013, hlm. 65. 56 Ibid., hlm. 58-59.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Keterangan :
rXY = Koefisienkorelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan.
N = Jumlah peserta tes
X = Skor item
Y = Skor total
X2 = Kuadrat dari X
Y2 = Kuadrat dari Y
Ydengan Xperkalian Jumlah XY
Untuk mengetahui besar taraf signifikan butir soal digunakan rumus57:
Keterangan: t = taraf signifikan
r = korelasi skor item dengan skor total
n = jumlah butir item
Setelah didapat taraf signifikannya, kemudian dikonsultasikan pada tabel t
signifikan.58
b) Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan
yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.59 Dapat dikatakan reliabilitas adalah
tingkat keajegan (konsistensi) dari suatu tes.
Rumus Alpha atau Koofesien Alpha merupakan rumus dasar untuk
menerapkan koofesien reliabilitas dalam pendekatan konsistensi-internal, dan
rumus ini menghasilkan suatu estimasi reliabilitas yang tepat dalam semua
57 Nana Sudjana, Metode Statistika, Bandung, Tarsito, 2002, hlm. 380. 58 Ibid, hlm. 491. 59 Suharsimi Arikunto, op.cit, hlm. 100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
situasi.60 Selain itu, teknik Koofesien Alpha sangat cocok digunakan pada skor
berbentuk skala (misalnya 1-4 atau 1-5) dan skor (0-20 dan 0-50). Teknik
Koofesien Alpha dapat juga digunakan pada skor dikotomi (0 dan 1) seperti soal
tes pilihan ganda.61 Dalam mencari reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan
rumus sebagai berikut62:
Keterangan:
σ2 = Standar Deviasi
x = Simpangan X dari X, yang di cari dari X - X
S2 = Varians, selalu dituliskan dalam bentuk kuadrat, karena
standar deviasi kuadrat
N = Banyaknya subjek pengikut tes
Keterangan:
= Reliabilitas yang di cari.
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
= Varians total
3. Hasil Uji Coba Instrumen
Berikut ini merupakan hasil pengujian instrumen penelitian yang terdiri
dari kuesioner minat dan soal uji kompetensi (tes) yang dilakukan oleh peneliti.
a) Validitas
Instrumen dinyatakan valid jika mencapai taraf signifikan 0,70 ke atas.
Bila taraf signifikan intrumen tersebut berada di bawah 0,70 maka instrumen
dinyatakan gugur. Berikut ini merupakan hasil pengujian validitas di lapangan.
60 Samsi Haryanto, Pengantar Teori Pengukuran Kepribadian, Surakarta, Sebelas Maret
University Press, 1994, hlm. 35. 61 Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 77. 62 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Jakarta, Bumi Aksara,
1999, hlm. 110.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
1) Minat
Berdasarkan hasil pengujian instrumen di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1
Kasihan, dari 40 item kuesioner yang valid berjumlah 40 atau tidak ada yang
gugur.
2) Prestasi
Berdasarkan hasil pengujian soal tes (instrumen) di lapangan pada siklus I
terdapat 30 item dan item yang valid berjumlah 25, sedangkan item yang gugur
berjumlah 5 item, yaitu nomor 2, 6, 13, 22 dan 23. Pada siklus II terdapat 30 item
dan item yang valid berjumlah 25 item, sedangkan item yang gugur berjumlah 5
item, yaitu nomor 2, 7, 8, 11, dan 23.
b) Reliabilitas instrumen
Instrumen dinyatakan tetap atau reliabel jika taraf signifikan mencapai
0,70 ke atas. Bila taraf signifikan instrumen tersebut dibawah 0,70 maka
instrumen dinyatakan tidak reliabel. Berikut ini merupakan hasil pengujian
reliabel di lapangan.
1) Minat
Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan tingkat reliabilitas
instrumen minat adalah r= 0,885 dengan taraf signifikan 0,993 dari 40 item.
2) Prestasi
Berdasarkan hasil pengujian instrumen prestasi di lapangan, tingkat
reliabilitas soal pilihan ganda siklus I adalah r= 0,568 dengan taraf signifikan
0,993 dan tingkat reliabilitas soal esai adalah r= 0,623 dengan taraf signifikan
0,975. Tingkat reliabilitas instrumen prestasi pada siklus II pilihan ganda adalah
r= 0,469 dengan taraf signifikan 0,99 dan untuk soal esai adalah r= 0,178 atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
signifikan adalah 0,95. Berdasarkan hasil dari pengujian instrumen di atas dapat
disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini layak digunakan untuk melakukan
penelitian.
I. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Desain yang
digunakan pada penelitian ini diadaptasi dari desain penelitian Suharsimi
Arikunto sebagai berikut:
Gambar II: Bagan Siklus Penelitian63
J. Analisis Data
Setelah pengumpulan data, hal yang perlu dilakukan adalah analisis data.
Analisis data memiliki peran penting dalam penelitian tindakan kelas. Analisis
data ini dilakukan dalam setiap aspek penelitian. Analisis data yang digunakan
yaitu menggunakan teknik analisis deskriptif dan teknik analisis komparatif.
63 Suharsimi dkk, op.cit., hlm.42.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Teknik analisis deskriptif digunakan untuk data kualitatif yaitu dengan
mengungkapkan kelemahan dan kelebihan proses pembelajaran mulai dari pra
siklus, siklus I dan siklus II. Sedangkan teknik komparatif digunakan pada data
kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil dari pra siklus, siklus I dan siklus
II. Pada penelitian tindakan kelas, pengumpulan data yang berupa data kuantitatif
dan data kualitatif dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif dilakukan pada data hasil observasi kegiatan
belajar, minat dan prestasi belajar sejarah siswa. Data kuantitatif ini dinyatakan
dalam bentuk angka dan dianalisis dengan teknik statistik.64
Data observasi kegiatan belajar, minat dan prestasi belajar sejarah siswa
dianalisis menggunakan PAP I (Penilaian Acuan Patokan). PAP I digunakan
untuk mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang ditetapkan sebagai
kriteria keberhasilan.65 Berikut ini tabel PAP I (Penilaian Acuan Patokan):
Tabel 1: Keterangan Penilaian Acuan PAP I
Tingkat Kegiatan Belajar Kriteria
90% -100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% -79% Cukup
60% -69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang
64 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2011, hlm. 199. 65Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung, PT Remaja
Rosdakarya, 2009, hlm. 235.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
a. Data observasi kegiatan siswa
Untuk mengetahui tingkat kegiatan belajar siswa maka data kegiatan
belajar siswa dianalisis dengan menggunakan persentase. Kegiatan belajar siswa
merupakan salah satu bagian dalam penilaian karena melalui kegiatan belajar
siswa dapat menujang peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah siswa.
Aspek yang diamati berupa on task, off task dan kooperatif dalam pembelajaran,
untuk melihat lembar observasi dapat dilihat pada lampiran. Adapun cara
menghitung nilai kegiatan belajar siswa adalah:
N = Nilai hasil pengamatan
= Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
= Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang diamati
b. Data minat belajar siswa
Pada penelitian ini, data minat belajar siswa baik keadaan awal sebelum
tindakan maupun sesudah tindakan yaitu pada siklus II dianalisis dengan
menggunakan PAP I (Penilaian Acuan Patokan). Minat belajar sejarah siswa
diukur berdasarkan kuesioner atau angket minat belajar sejarah yang diisi siswa.
Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data minat belajar siswa
adalah sebagai berikut:
N = Nilai hasil pengamatan
= Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
= Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang diamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Selanjutnya pada tahap analisis dimasukkan dalam tabel analisis minat belajar
sejarah siswa yang sesuai dengan kriteria PAP I seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 2: Analisis Minat Belajar Sejarah Siswa
No. Kriteria Skala
Minat Frekuensi
Persentase
(%) Rata-rata
1. Sangat Tinggi 90-100
2. Tinggi 80-89
3. Cukup 70-79
4. Rendah 60-69
5. Sangat Rendah 0-59
Jumlah
c. Data prestasi belajar sejarah siswa
Pada data prestasi belajar sejarah siswa, pada kondisi awal sebelum
tindakan maupun siklus I dan siklus II dianalisis dengan menggunakan PAP I
seperti yang digunakan pada observasi kegiatan dan minat belajar sejarah siswa.
Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data prestasi belajar siswa
adalah sebagai berikut:
N = Nilai hasil pengamatan
= Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
= Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang dinilai
1) Menghitung tingkat prestasi belajar siswa
Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa pada kondisi awal
maupun siklus I dan siklus II, peneliti menggunakan PAP I dengan KKM 75.
Berikut cara untuk menentukan tingkat prestasi belajar sejarah siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 3: Analisis Prestasi Belajar Sejarah Siswa
No. Kriteria Skala
Minat Frekuensi
Persentase
(%) Rata-rata
1. Sangat Tinggi 90-100
2. Tinggi 80-89
3. Cukup 70-79
4. Rendah 60-69
5. Sangat Rendah 0-59
Jumlah
2) Menghitung persentase
Peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dapat dilihat melalui persentase
siswa yang mencapai KKM dan tidak mencapai KKM. Adapun rumus yang
digunakan sebagai berikut:
Menghitung persentase jumlah siswa mencapai KKM
Menghitung persentase jumlah siswa yang tidak mencapai KKM
2. Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif adalah analisis data yang dilakukan secara
deskriptif untuk memaknai dan menjelaskan hal-hal apa saja yang diamati. Data
kualitatif dinyatakan secara deskriptif atau dalam bentuk verbal tanpa
menggunakan teknik statistik.66 Data kualitatif pada dasarnya digunakan untuk
menjelaskan atau memaparkan data tentang suatu gejala yang diamati ketika
66 Sugiyono, op.cit., hlm. 306.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
penelitian dilakukan dan digunakan untuk memaknai tingkat kategori minat serta
prestasi belajar sejarah siswa.
a. Kegiatan pra penelitian yang meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa
selama pembelajaran berlangsung.
b. Kegiatan siklus I dan siklus II yang meliputi tahap perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung
dan tingkat keberhasilan dari penerapan model pembelajaran Talking Stick
pada pelajaran sejarah.
3. Analisis Komparatif
Analisis komparatif, yaitu analisis yang membandingkan hasil pengamatan
kegiatan belajar, minat belajar dan prestasi belajar siswa antara pra tindakan
dengan pada saat tindakan menggunakan model pembelajaran Talking Stick.
Analisis komparatif ini bertujuan untuk melihat peningkatan kegiatan belajar,
minat dan prestasi belajar siswa sebelum dan setelah penerapan model Talking
Stick dengan menggunakan analisis persentase.
a. Tabel analisis komparatif aktivitas belajar siswa
Tabel 4: Analisis Komparatif Aktivitas Belajar Siswa
No. Aspek Kooperatif
yang Diamati
Pra
Siklus Siklus I Siklus II
Selisih Ket.
Jml % Jml % Jml % Naik Turun
1. Bekerja sama dalam
kelompok
2.
Mendengarkan
teman saat diskusi
kelompok
3. Menghargai
pendapat teman
4.
Memberikan
pendapat, gagasan
saat diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
5.
Mengkomunikasikan
jawaban kepada
anggota kelompok
6.
Membantu anggota
kelompok dalam
memecahkan
masalah saat
pembelajaran
7. Mengambil giliran
saat diskusi
8. Bertanggung jawab
terhadap kelompok
b. Tabel analisis komparatif minat belajar sejarah siswa
Tabel 5: Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa
No. Nama Minat
Selisih Ket Persentase Pra Siklus Siklus II
1.
2.
3.
4.
5.
Jumlah
Rata-rata
Tertinggi
Terendah
c. Tabel analisis komparatif prestasi belajar sejarah siswa
Tabel 6: Analisis Komparatif Prestasi Belajar Sejarah Siswa
No. Nama
Pra Siklus Siklus I Persentase
Nilai Tuntas Tidak
Tuntas Nilai Tuntas
Tidak
Tuntas Naik Turun
1.
2.
3.
4.
5.
Jumlah
Persentase
Rata-rata
Tertinggi
Terendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
K. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Proses Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus pada
setiap siklusnya terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),
pengamatan (observasi), dan refleksi (reflection). Prosedur pelaksanaan penelitian
diuraikan sebagai berikut:
1. Pra Siklus
a. Permintaan Izin
Permintaan izin kepada Ketua Jurusan PIPS Universitas Sanata Dharma,
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) DIY, Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga (DIKPORA) DIY, Kepala SMA Negeri 1 Kasihan.
b. Observasi
Kegiatan observasi bertujuan untuk mengumpulkan data dan mengamati
situasi maupun kondisi di dalam kelas. Observasi dilakukan di kelas XI IPS 2
SMA Negeri 1 Kasihan yang berjumlah 29 siswa. Observasi ini digunakan untuk
memperoleh hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian dan untuk
mengetahui model pembelajaran serta media yang digunakan oleh guru dalam
proses pembelajaran, sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran Talking
Stick.
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Peneliti dalam melakukan penelitian tindakan kelas terlebih dahulu
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan memperhatikan
materi pokok beserta indikatornya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
d. Menyiapkan Media Pembelajaran
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah power point dan
tongkat (stick) yang terbuat dari bambu.
e. Menyiapkan Instrumen penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen yaitu soal tes, lembar
pengamatan kegiatan belajar siswa, kuesioner minat belajar, lembar diskusi dan
lembar untuk wawancara.
2. Rencana Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam dengan proses
empat tahapan yaitu merencakan, melakukan tindakan, observasi dan refleksi.
Tahap-tahap tersebut diterapkan pada setiap siklus. Siklus yang dilakukan
minimal dua siklus dan PTK ini masih bisa dilanjutkan ke siklus berikutnya jika
hasil yang diharapkan belum menunjukkan kemajuan yang signifikan.
a. Siklus I
1) Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan untuk melaksanakan penelitian
tindakan kelas (PTK). Peneliti menyusun semua instrumen yang dibutuhkan
untuk melakukan penelitian, seperti bahan ajar, alat peraga maupun media
pembelajaran.
2) Tindakan
Setelah melakukan perencanaan, langkah selanjutnya guru melaksanakan
tindakan penelitian di kelas. Pada pelaksanaan tindakan, pertama guru melakukan
apersepsi dengan mengulas materi yang dipelajari sebelumnya, kemudian guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
menyampaikan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang akan
digunakan. Guru menyampaikan materi pengantar kepada siswa yang selanjutnya
pada kegiatan inti pembelajaran membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.
Setiap kelompok diberi tugas yang harus didiskusikan secara kooperatif. Setelah
semua kelompok menyelesaikan tugas, guru meminta siswa untuk menutup
semua buku dan catatan. Tongkat diberikan kepada salah satu siswa yang
kemudian tongkat tersebut bergulir dengan diiringi lagu kebangsaan. Siswa yang
mendapat tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru. Guru memberikan
kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya dan memberikan tanggapan.
Pada kegiatan penutup siswa dibantu dengan guru melakukan refleksi serta
menyimpulkan materi yang sudah dipelajari beserta nilai-nilai yang dapat
diambil.
3) Observasi (Pengamatan)
Peneliti melakukan pengamatan terhadap kerja sama kelompok yang
terkait dengan pembelajaran kooperatif. Selain itu, peneliti mengamati kegiatan
belajar siswa dengan menggunakan instrumen observasi meliputi on task dan off
task.
4) Refleksi
Pada tahap ini, peneliti dan guru bersama-sama melakukan refleksi,
analisis, penyimpulan atas hasil penelitian yaitu prestasi belajar dan proses
pembelajaran. Peneliti kemudian membuat rencana untuk mengadakan perbaikan
pada siklus kedua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
b. Siklus II
Kegiatan dan tahap-tahap yang dilakukan pada siklus kedua pada dasarnya
sama dengan siklus pertama. Namun, tindakan pada siklus dua ini ditentukan
berdasarkan hasil dari refleksi yang dilakukan pada siklus pertama.
1) Perencanaan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus pertama dan merupakan rencana tindakan selanjutnya pada siklus kedua.
2) Tindakan
Peneliti melaksanakan model pembelajaran Talking Stick berdasarkan
rencana pembelajaran atas hasil refleksi pada siklus pertama. Pada kegiatan
pendahuluan guru melakukan apersepsi dengan mengulas materi yang dipelajari
sebelumnya, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan model
pembelajaran yang akan digunakan. Guru menyampaikan materi pengantar
kepada siswa yang selanjutnya pada kegiatan inti pembelajaran membagi siswa ke
dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok diberi tugas yang harus didiskusikan
secara kooperatif. Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas, guru meminta
siswa untuk menutup semua buku dan catatan. Tongkat diberikan kepada salah
satu siswa yang kemudian tongkat tersebut bergulir dengan diiringi lagu
kebangsaan. Siswa yang mendapat tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru.
Pada sesi tongkat bergulir, guru mengarahkan dan membimbing siswa agar dapat
dikondisikan. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
bertanya dan memberikan tanggapan. Pada kegiatan penutup siswa dibantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dengan guru melakukan refleksi serta menyimpulkan materi yang sudah dipelajari
beserta nilai-nilai yang dapat diambil.
3) Observasi (Pengamatan)
Peneliti yaitu melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa di
kelas yang terkait dengan pembelajaran kooperatif atas hasil refleksi pada siklus
pertama.
4) Refleksi
Peneliti dan guru bersama-sama melakukan refleksi terhadap pelaksanaan
siklus kedua, menganalisis sejauh mana peningkatan kualitas proses
pembelajaran yang kemudian berpengaruh pada peningkatan prestasi dan minat
belajar sejarah siswa dibandingkan dengan siklus pertama.
L. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat
tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk
melakukan perbaikan mutu atau kualitas proses pembelajaran di kelas. Terdapat
target keberhasilan yang dicapai sebagai berikut:
Tabel 7: Indikator Keberhasilan Minat dan Prestasi Belajar Sejarah
Variabel Pra Siklus Siklus I Siklus II
Minat 44,83% - 80%
Prestasi (KKM 75) 44,80% 75% 95%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kasihan kelas XI IPS 2 pada
mata pelajaran sejarah yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Pada setiap siklus
terdapat tiga kali pertemuan di mana pertemuan pertama dan kedua digunakan
untuk kegiatan pembelajaran di dalam kelas sedangkan pertemuan ketiga
digunakan untuk uji kompetensi atau tes.
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan
observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran sejarah
berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi awal aktivitas siswa
di kelas. Pada penelitian ini, pengambilan data dilakukan selama enam minggu
yaitu tanggal 8 April 2017 sampai dengan 20 Mei 2017. Hasil observasi pra
penelitian hingga penerapan model pembelajaran Talking Stick pada siklus I dan
siklus II diuraikan sebagai berikut:
1. Observasi Pra Siklus
Observasi pra siklus dilakukan pada tanggal 8 April 2017 pada jam
pelajaran ke lima dan enam sesuai dengan jadwal pelajaran sejarah di kelas XI IPS
2 SMA Negeri 1 Kasihan. Adapun jumlah siswa kelas XI IPS 2 secara
keseluruhan berjumlah 29 siswa. Guru mata pelajaran sejarah di kelas ini adalah
Bapak Drs. Sugiharja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Sebelum pelajaran sejarah dimulai, guru mengucapkan salam dan menyapa
siswa. Guru kemudian mengadakan presensi kehadiran siswa dan meminta siswa
untuk membuka buku paket pelajaran sejarah. Selanjutnya, guru memberi arahan
bahwa pembelajaran akan di dominasi penjelasan dari guru yang dibantu dengan
media power point yang kemudian dilanjutkan dengan tugas meringkas materi
sejarah yang ada di buku pelajaran. Selama siswa menyiapkan diri untuk proses
pembelajaran, guru juga mempersiapkan media pembelajaran dengan
menggunakan media power point. Namun, dikarenakan pada saat itu terjadi
pemadaman listrik maka guru beralih menggunakan metode ceramah dan
penugasan.
Pada saat pembelajaran dimulai masih terdapat beberapa siswa yang belum
masuk kelas dan guru tetap melanjutkan proses pembelajaran dengan apersepsi
untuk mengingat kembali materi minggu lalu. Selanjutnya guru mulai
menjelaskan materi mengenai Proklamasi Kemerdekaan dengan metode ceramah.
Ketika guru menjelaskan materi terdapat siswa yang mencatat hal-hal penting dari
penjelasan guru dan memperhatikan guru secara seksama. Di sisi lain terdapat
juga siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri seperti bermain handphone,
bercermin dan mengobrol dengan teman.
Setelah materi dijelaskan, guru bertanya kepada siswa berkaitan dengan
materi untuk sejauh mana siswa sudah memahami penjelasan yang disampaikan.
Guru mencoba berinteraksi dengan siswa melalui beberapa pertanyaan untuk
mengajak siswa aktif saat pembelajaran dan terdapat empat siswa yang menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
pertanyaan dari guru. Selain itu, terdapat dua orang siswa yang mengungkapkan
pendapatnya.
Proses pembelajaran dilanjutkan kembali dengan penjelasan dari guru dan
kemudian guru memberikan tugas untuk meringkas buku pelajaran terkait materi
yang sedang dipelajari. Beberapa siswa langsung mengerjakan tugas dengan
semangat akan tetapi siswa yang bermalas-malasan lebih mendominasi proses
pembelajaran. Ada beberapa siswa yang keluar kelas namun meminta izin kepada
guru terlebih dahulu. Tugas meringkas dilakukan secara individu dan tidak ada
kerja kelompok yang untuk dipresentasikan. Berikut ini adalah tabel hasil
observasi kegiatan pembelajaran siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan
sebelum melakukan tindakan penelitian.
a. Keadaan Awal Kegiatan Belajar Sejarah Siswa
Tabel 8: On Task
No Aspek yang Diamati Jumlah Persentase
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru 14 48,28%
2. Siswa membaca LKS/ buku pelajaran yang relevan 25 86,21%
3. Siswa aktif bertanya 4 13,79%
4. Siswa mengemukakan pendapat 2 6,90%
4. Siswa menjawab pertanyaan 4 13,79%
6. Siswa mencatat materi yang diajarkan guru 8 27,59%
7. Siswa mengerjakan tugas dengan baik 17 58,62%
8. Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik 10 34,48%
Tabel 9: Off Task
No Aspek yang Diamati Jumlah Persentase
1. Siswa mengobrol dengan teman 12 41,38%
2. Siswa tidak mencatat materi penting 21 72,41%
3. Siswa tidur di kelas 6 20,69%
4. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru 15 51,72%
4. Siswa keluar masuk kelas 5 17,24%
6. Siswa bermain Hand Phone (HP) 9 31,03%
7. Siswa melamun saat pembelajaran 3 10,34%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Dari hasil observasi pra penelitian di atas menunjukkan bahwa 14 siswa
atau 48,28% memperhatikan penjelasan guru, 25 siswa atau 86,21% membaca
buku pelajaran, 4 siswa atau 13,79% aktif bertanya, 2 siswa atau 6,90%
mengemukakan pendapat, 4 siswa atau 13,79% menjawab pertanyaan dari guru.
Selanjutnya terdapat 8 siswa atau 27,59% mencatat materi, 17 siswa atau 58,62%
mengerjakan tugas dari guru dan 10 siswa atau 34,48% yang mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Berdasarkan hasil observasi tersebut kegiatan belajar
siswa yang paling menonjol adalah siswa membaca buku pelajaran dan
mengerjakan tugas.
Hasil observasi off task menunjukkan ada 12 siswa atau 41,38%
mengobrol saat pelajaran, 21 siswa atau 72,41% tidak mencatat materi, 6 siswa
atau 20,69% tidur di kelas, 15 siswa atau 51,72% tidak memperhatikan penjelasan
guru, 5 siswa atau 17,24% keluar masuk kelas, 9 siswa atau 31,03% bermain
Hand Phone (HP), 3 siswa atau 10,34% melamun saat pembelajaran. Dari hasil
yang dipaparkan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar siswa kelas
XI IPS 2 sebelum penerapan model Talking Stick masih perlu ditingkatkan.
Pada observasi pra siklus, peneliti juga melakukan pengamatan untuk
kegiatan belajar siswa dalam aspek pembelajaran kooperatif. Indikator yang
digunakan untuk menilai aspek pembelajaran kooperatif diantaranya adalah
bekerja sama dalam kelompok, mendengarkan penjelasan teman saat diskusi,
menghargai pendapat teman, memberikan gagasan saat diskusi kelompok,
mengkomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok, membantu sesama
anggota kelompok, mengambil giliran saat diskusi dan bertanggung jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
terhadap kelompoknya. Namun, dikarenakan tidak adanya kegiatan dalam
pembelajaran kooperatif maka peneliti hanya melakukan observasi terhadap
kegiatan belajar siswa yang meliputi on task dan off task.
b. Minat Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus
Pada tahap pra siklus, peneliti melakukan pengamatan terhadap minat
belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan dengan membagikan
kuesioner. Hal ini bertujuan untuk mengetahui keadaan awal minat belajar sejarah
siswa. Berikut ini tabel keadaan awal minat belajar sejarah siswa:
Tabel 10: Data Minat Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus
No. Nama Skor
1. AF 81,50
2. ANN 81,50
3. AKR 74,00
4. APD 89,00
5. AIS 80,00
6. APP 71,50
7. DR 80,00
8. DZ 91,00
9. FS 73,00
10. FDU 73,50
11. FMP 64,50
12. FIF 73,50
13. HHZ 67,50
14. HRA 70,50
15. HSW 69,50
16. IA 87,50
17. JJ 78,50
18. KEA 72,00
19. MIZ 80,50
20. NKP 68,00
21. RJT 75,00
22. REM 72,50
23. RM 76,00
24. SDA 80,00
25. SSN 71,50
26. SS 71,00
27. WSD 69,50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
28. WI 72,00
29. YM 78,00
Rata-rata 75,60
Skor Tertinggi 91,00
Skor Terendah 64,50
Untuk melihat tinggi atau rendahnya minat belajar siswa digunakan skala
kriteria penelitian sebagai berikut:
Tabel 11: Data Kriteria Minat Belajar Siswa Pra Siklus
No. Kriteria Skala
Minat Frekuensi
Persentase
(%) Rata-rata
1. Sangat Tinggi 90-100 1 3,45
75,60
2. Tinggi 80-89 8 27,59
3. Cukup 70-79 15 51,72
4. Rendah 60-69 5 17,24
5. Sangat Rendah 0-59 0 0
Jumlah 29 100
Berdasarkan tabel di atas, minat awal belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2
menunjukkan terdapat 1 siswa atau 3,45% pada kategori sangat tinggi, kategori
tinggi 8 siswa atau 27,59%, kategori cukup terdapat 15 siswa atau 51,72%,
kategori rendah ada 5 siswa atau 17,24% dan kategori sangat rendah adalah 0%.
Dapat disimpulkan bahwa minat belajar sejarah siswa masih perlu untuk
ditingkatkan. Berikut ini adalah diagram keadaan awal minat belajar sejarah:
Gambar III: Diagram Minat Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
c. Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus
Pada pra siklus selain melakukan observasi terhadap kegiatan belajar siswa
dan minat belajar sejarah siswa, peneliti juga melihat keadaan awal prestasi siswa
kelas XI IPS 2. Data prestasi belajar sejarah diperoleh berdasarkan nilai ulangan
harian terakhir yang diberikan oleh guru mata pelajaran sejarah pada semester
genap. Hasil prestasi tersebut digunakan peneliti untuk mengetahui peningkatan
prestasi belajar siswa setelah melakukan penelitian siklus I dan siklus II. Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan pihak sekolah adalah 75. Berikut ini
merupakan tabel keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA
Negeri 1 Kasihan:
Tabel 12: Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus
No. Nama Nilai Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas
1. AF 82 √
2. ANN 80 √
3. AKR 72 √
4. APD 76 √
5. AIS 70 √
6. APP 64 √
7. DR 68 √
8. DZ 76 √
9. FS 60 √
10. FDU 60 √
11. FMP 76 √
12. FIF 70 √
13. HHZ 70 √
14. HRA 66 √
15. HSW 74 √
16. IA 86 √
17. JJ 80 √
18. KEA 68 √
19 MIZ 84 √
20. NKP 72 √
21. RJT 70 √
22. REM 78 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
23. RM 76 √
24. SDA 70 √
25. SSN 82 √
26. SS 84 √
27. WSD 76 √
28. WI 72 √
29. YM 68 √
Jumlah 2130 13 16
Persentase 44,83 55,17
Nilai Tertinggi 86
Nilai Terendah 60
Rata-rata 73,45
Berdasarkan tabel di atas, keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa kelas
XI IPS 2 sebelum diterapkan model pembelajaran Talking Sitck menunjukkan
siswa mencapai KKM adalah 13 siswa atau 44,83% sedangkan siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM berjumlah 16 siswa atau 55,17%. Rata-rata nilai
siswa adalah 73,45 dengan nilai tertinggi 86 dan nilai terendah 60. Dari data
tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA
Negeri 1 Kasihan masih perlu ditingkatkan untuk menjadi lebih baik. Hal ini
dikarenakan masih terdapat beberapa siswa yang belum mencapai KKM yang
sudah ditentukan oleh sekolah. Untuk mengetahui kriteria keadaan awal prestasi
belajar siswa ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 13: Data Kriteria Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus
No. Kriteria Skala
Minat Frekuensi
Persentase
(%) Rata-rata
1. Sangat Tinggi 90-100 0 0
73,45
2. Tinggi 80-89 7 24,14
3. Cukup 70-79 15 51,72
4. Rendah 60-69 7 24,14
5. Sangat Rendah 0-59 0 0
Jumlah 29 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan siswa dengan kriteria prestasi
sangat tinggi adalah 0. Kriteria tinggi berjumlah 7 siswa atau 24,14%. Selanjutnya
siswa dengan kriteria prestasi cukup berjumlah 15 siswa atau 51,72% dan kriteria
rendah berjumlah 7 atau 24,14%. Untuk mengetahui jumlah persentase keadaaan
awal tingkat prestasi belajar sejarah siswa dapat dilihat pada diagram di bawah
ini:
Gambar IV: Diagram Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus
2. Siklus I
Siklus I dilaksanakan sebanyak tiga pertemuan. Pertemuan pertama dan
kedua digunakan untuk mengajar yang dimulai pada tanggal 15 April dan 22 April
2017, sedangkan pertemuan ketiga pada tanggal 29 April 2017 digunakan untuk
ujian atau tes. Materi pembelajaran tentang “Pembentukan Pemerintahan Pertama
RI” dan “Tokoh Proklamator dan Tokoh Lainnya Sekitar Proklamasi”. Pada
pertemuan pertama materi yang dibahas tentang “Pembentukan Pemerintahan
Indonesia dan Sistem Pemerintahan Masa Awal Kemerdekaan”. Pertemuan 2
materi yang dibahas tentang “Meneladani Para Tokoh Proklamasi”. Pada siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
ini, peneliti mulai menerapakan model pembelajaran Talking Stick yang akan
dijelaskan sebagai berikut ini:
a. Perencanaan Siklus I
Pada tahap perencanaan ini, peneliti melakukan penyusunan tindakan
berupa perangkat pembelajaran. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap
perencanaan siklus I, yaitu:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP merupakan rancangan kegiatan yang berisikan langkah-langkah dalam
melakukan proses pembelajaran di kelas. RPP dibuat dengan menerapkan
model pembelajaran Talking Stick. Peneliti menyusun RPP untuk dua
pertemuan di siklus I. Dalam menyusun RPP ini peneliti melakukan konsultasi
dengan dosen pembimbing dan guru pelajaran sejarah yang bersangkutan.
2) Mempersiapkan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran yang digunakan pada siklus I ini mencakup Pembentukan
Pemerintahan Indonesia dan Tokoh Proklamator serta Tokoh Lainnya Sekitar
Proklamasi yang diambil dari Kompetensi Dasar (KD) 3.8 Menganalisis
peristiwa pembentukan pemerintahan pertama RI pada awal kemerdekaan
hingga perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan
Belanda.
3) Membuat Lembar Kerja Siswa
Pada penelitian ini, lembar kerja siswa yang digunakan siswa yaitu berupa
pertanyaan atau soal yang harus didiskusikan dalam kelompok yang nantinya
dapat dipertanggung jawabkan oleh setiap anggota kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
4) Membuat Media Pembelajaran
Media pembelajaran dalam penelitan ini dibuat oleh peneliti dengan
menggunakan media pembelajaran berupa power point yang berisi poin-poin
materi pembelajaran. Selain itu, juga digunakan tongkat atau stick yang
terbuat dari bambu untuk proses pembelajaran sejarah dengan model Talking
Stick.
b. Tindakan Siklus I
Pada tahap ini, pelaksanaan tindakan mengacu pada RPP yang telah dibuat
peneliti dengan menerapkan model pembelajaran Talking Stick. Pada siklus I
tindakan dilakukan sebanyak dua kali. Berikut ini uraian pelaksanaan tindakan
yang dilakukan pada siklus I:
1) Tindakan Pertemuan 1
Pada tindakan pertemuan 1 ini, penerapan model pembelajaran Talking
Stick mulai diterapkan. Tindakan 1 ini dilakukan pada hari Sabtu, 15 April 2017
pukul 10.30-12.00 WIB. Materi yang diajarkan adalah Pembentukan
Pemerintahan Indonesia dan Sistem Pemerintahan Masa Awal Kemerdekaan.
Pertemuan 1 ini diawali dengan mengucapkan salam serta menanyakan
kabar siswa kemudian dilanjutkan dengan menanyakan kehadiran siswa dalam
bentuk presensi. Guru juga mengkondisikan kesiapan siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran. Pada kegiatan awal, guru melakukan apresepsi dengan
mengulas kembali materi yang telah dipelajari satu minggu yang lalu dan materi
yang akan dipelajari hari ini. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan model pembelajaran yang akan dilaksanakan. Ketika kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
apersepsi terdapat beberapa siswa yang aktif menjawab pertanyaan, tetapi tidak
sedikit siswa yang tidak memperhatikan dan terkesan kurang tertarik.
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan secara singkat tentang materi
Pembentukan Pemerintahan Indonesia dan Sistem Pemerintahan Masa Awal
Kemerdekaan. Setelah guru menjelaskan materi, selanjutnya guru menugaskan
siswa untuk membentuk kelompok beranggotakan 5-6 siswa secara acak. Setelah
semua siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing, guru menjelaskan
dalam menjawab pertanyaan yang disediakan, setiap anggota kelompok harus
bekerja sama secara kooperatif dan bertanggung jawab dalam memahami materi.
Pada saat diskusi, terdapat sebagian siswa yang kurang berpartisipasi
dalam kelompok dan hanya beberapa siswa yang memiliki antusias dalam proses
pembelajaran. Setelah diskusi, guru memberi arahan untuk menutup buku
pelajaran dan catatan hal ini untuk mengetahui apakah setiap anggota kelompok
memahami materi dengan bekerja sama secara kooperatif. Guru kemudian
memberikan tongkat bambu kepada salah satu siswa yang kemudian tongkat
tersebut bergulir. Saat tongkat tersebut bergulir seluruh siswa secara bersama-
sama menyanyikan lagu nasional yaitu Halo-halo Bandung.
Guru membimbing proses pembelajaran dengan model Talking Stick
dibantu dengan peneliti dan kolaborator dalam mengoprasikan perangkat laptop.
Pada saat kolaborator menghentikan lagu, tongkat juga berhenti bergulir di salah
satu siswa. Siswa yang mendapat tongkat kemudian mengambil giliran untuk
menjawab pertanyaan dengan dibantu oleh anggota kelompok. Pada sesi ini
kebanyakan siswa cenderung gugup karena takut mendapat giliran, akan tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
suasana pembelajaran yang menyenangkan sudah terlihat di kelas tersebut. Tidak
dapat dipungkiri terdapat siswa yang cenderung tidak memperhatikan ketika siswa
lain menjawab pertanyaan. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti
mengamati kegiatan siswa yang bersifat kooperatif.
Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa menarik kesimpulan terkait
materi yang sudah dipelajari. Selain itu, guru dan siswa bersama-sama
menemukan nilai-nilai kehidupan yang diperoleh selama pembelajaran
berlangsung. Penguatan materi juga dilakukan guru kepada siswa.
2) Tindakan Pertemuan 2
Tindakan pertemuan 2 pada siklus I dilaksanakan pada 22 April 2017, hari
dan jam yang sama dengan pertemuan pertama. Tindakan pada pertemuan 2
sebagian besar hampir sama dengan pertemuan 1 dan mencoba melakukan
perbaikan berdasarkan hasil evaluasi pada pertemuan 1. Materi yang dibahas pada
pertemuan 2 ini adalah “Meneladani Tokoh Proklamasi Kemerdekaan”. Pada awal
pembelajaran, guru memberi salam dan menanyakan kehadiran siswa yang
selanjutnya mengkondisikan kesiapan untuk proses pembelajaran. Guru
memberikan apersepsi berkaitan materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Selanjutnya guru menayangkan gambar yang berkaitan dengan Tokoh Proklamasi
Kemerdekaan serta menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan secara garis besar tentang Tokoh
Proklamasi Kemerdekaan. Selanjutnya guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok yang beranggotakan 5-6 siswa. Setelah semua siswa bergabung dengan
kelompoknya masing-masing, guru memberikan soal yang telah dipersiapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
kepada setiap kelompok. Selama diskusi berlangsung siswa terlihat aktif dalam
menjawab soal. Siswa saling mengungkapkan pendapat dan bersama-sama untuk
memahami materi. Namun, masih terdapat siswa yang masih pasif atau tidak aktif
di dalam kelompok.
Setelah diskusi kelompok, guru mulai membimbing siswa dalam model
pembelajaran Talking Stick. Pada saat tongkat bergulir kebanyakan siswa sudah
terlihat antusias. Siswa bersemangat menyanyikan lagu nasional Dari Sabang
Sampai Merauke dan Garuda Pancasila. Pada saat giliran menjawab pertanyaan,
siswa sangat antusias dan berusaha untuk menjawab dengan benar. Anggota
kelompok juga membantu anggota yang mendapati giliran menjawab. Siswa yang
lain sudah mulai berani untuk berpendapat dan mengajukan pertanyaan, sehingga
dapat dikatakan proses pembelajaran sudah cukup meningkat.
Saat kegiatan penutup, guru bersama siswa menarik kesimpulan terkait
materi yang sudah dipelajari. Selain itu, guru juga memberi tugas kepada siswa
untuk belajar di rumah karena minggu depan akan dilaksanakan ujian atau tes
tentang materi-materi yang sudah diajarkan.
c. Observasi Kegiatan Belajar Siswa
Observasi atau pengamatan belajar siswa dilakukan untuk mengetahui
aktivitas atau kegiatan siswa pada proses pembelajaran sejarah. Peneliti juga
melakukan pengamatan terhadap prestasi belajar sejarah siswa dan berikut ini
merupakan uraian dari hasil pengamatan yang telah dilakukan peneliti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
1) Aktivitas Siswa Kelas XI IPS 2 Siklus I
Observasi atau pengamatan aktivitas siswa dilakukan pada pertemuan
pertama dan kedua dengan digunakannya lembar observasi kooperatif yang
didalamnya terdapat indikator yang sudah dibuat oleh peneliti. Hasil observasi
aktivitas belajar sejarah siswa selama pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan model pembelajaran Talking Stick pada siklus I adalah sebagai
berikut:
Tabel 14: Data Kegiatan Kooperatif Belajar Siswa Pertemuan 1 Siklus I
No. Aspek Kooperatif yang Diamati Jumlah Persentase
%
1. Bekerja sama dalam kelompok 13 44,83
2. Mendengarkan teman saat diskusi kelompok 14 48,28
3. Menghargai pendapat teman 12 41,38
4. Memberikan pendapat, gagasan saat diskusi 9 31,03
5. Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota
kelompok 10 34,48
6. Membantu anggota kelompok dalam
memecahkan masalah saat pembelajaran 11 37,93
7. Mengambil giliran saat diskusi 10 34,48
8. Bertanggung jawab terhadap kelompok 7 24,14
Pada pertemuan 1 di siklus I, siswa yang bekerja sama dalam kelompok
terdapat 13 siswa atau 44,83%, mendengarkan teman saat diskusi kelompok
sebanyak 14 siswa atau 48,28%, menghargai pendapat teman 12 siswa atau
41,38%, memberikan pendapat saat diskusi 9 siswa atau 31,03%. Selanjuntnya,
siswa yang mengkomunikasikan jawaban terdapat 10 siswa atau 34,48%, siswa
yang membantu memecahkan masalah berjumlah 11 siswa atau 37,93%,
mengambil giliran saat diskusi terdapat 10 siswa atau 34,48% dan siswa yang
bertanggung jawab terhadap kelompoknya berjumlah 7 siswa dengan persentase
24,14%. Aspek kooperatif yang dominan pada pertemuan ini adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
mendengarkan teman saat diskusi kelompok dengan jumlah 14 siswa atau
48,28%, sedangkan yang paling rendah adalah bertanggung jawab terhadap
kelompok dengan jumlah 7 siswa atau 24,14%.
Tabel 15: Data Kegiatan Kooperatif Belajar Siswa Pertemuan 2 Siklus I
No. Aspek Kooperatif yang Diamati Jumlah Persentase
%
1. Bekerja sama dalam kelompok 20 68,97
2. Mendengarkan teman saat diskusi kelompok 14 48,28
3. Menghargai pendapat teman 9 31,03
4. Memberikan pendapat, gagasan saat diskusi 21 72,41
5. Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota
kelompok 17 58,62
6. Membantu anggota kelompok dalam
memecahkan masalah saat pembelajaran 15 51,72
7. Mengambil giliran saat diskusi 13 44,83
8. Bertanggung jawab terhadap kelompok 10 34,48
Berdasarkan data di atas terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa yang
bersifat kooperatif. Pertemuan 2 siklus I ini terdapat 20 siswa dengan persentase
68,97 % yang mau bekerja sama dalam kelompok, mendengarkan teman saat
diskusi kelompok sebanyak 14 siswa atau 48,28%, menghargai pendapat teman 9
siswa atau 31,03%, memberikan pendapat saat diskusi 21 siswa atau 72,41 %.
Siswa yang mengkomunikasikan jawaban berjumlah 17 siswa atau 58,62%, siswa
yang membantu anggota kelompok memecahkan masalah berjumlah 15 siswa atau
51,72%, mengambil giliran saat diskusi terdapat 13 siswa atau 44,83% dan siswa
yang bertanggung jawab terhadap kelompoknya berjumlah 10 siswa atau 34,48%.
Aspek kooperatif yang meningkat secara signifikan adalah aspek memberikan
pendapat, gagasan saat diskusi, di mana pada pertemuan 1 terdapat 9 siswa atau
31,03% kemudian meningkat menjadi 21 siswa atau 72,41%. Hal ini dikarenakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
siswa mulai terlibat aktif pada proses pembelajaran dan timbul ketertarikan untuk
belajar sejarah dengan model pembelajaran yang diterapkan.
2) Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I
Prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan
diukur berdasarkan hasil evaluasi berupa soal pilihan ganda dan soal essay yang
dilakukan setelah penerapan model pembelajaran Talking Stick. Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan adalah 75. Prestasi belajar sejarah
siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 16. Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I
No. Nama Nilai Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas
1. AF 80 √
2. ANN 69 √
3. AKR 82 √
4. APD 82 √
5. AIS 73 √
6. APP 78 √
7. DR 80 √
8. DZ 87 √
9. FS 67 √
10. FDU 80 √
11. FMP 87 √
12. FIF 78 √
13. HHZ 73 √
14. HRA 67 √
15. HSW 76 √
16. IA 84 √
17. JJ 84 √
18. KEA 69 √
19 MIZ 80 √
20. NKP 67 √
21. RJT 76 √
22. REM 80 √
23. RM 73 √
24. SDA 80 √
25. SSN 67 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
26. SS 87 √
27. WSD 82 √
28. WI 82 √
29. YM 69 √
Jumlah 2238 19 10
Persentase 65,52% 34,48%
Nilai Tertinggi 87
Nilai Terendah 67
Rata-rata 77,16
Berdasarkan data prestasi belajar sejarah siswa pada siklus I, siswa yang
mencapai KKM berjumlah 19 siswa atau 65,52% dan siswa yang belum mencapai
KKM berjumlah 10 siswa atau 34,48%. Rata-rata yang dicapai pada siklus I ini
adalah 77,16, sehingga pada siklus I ini telah terjadi peningkatan terhadap prestasi
belajar sejarah siswa. Berikut ini tabel yang merupakan kriteria prestasi belajar
sejarah siswa:
Tabel 17: Data Kriteria Prestasi Belajar Siswa Siklus I
No. Kriteria Skala
Minat Frekuensi
Persentase
(%) Rata-rata
1. Sangat Tinggi 90-100 0 0
77,16
2. Tinggi 80-89 15 51,72
3. Cukup 70-79 7 24,14
4. Rendah 60-69 7 24,14
5. Sangat Rendah 0-59 0 0
Jumlah 29 100
Pada siklus I ini terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah siswa setelah
diterapkan model pembelajaran Talking Stick. Prestasi siswa yang pada siklus I
kriteria tinggi mengalami kenaikan yaitu 51,72%. Kriteria cukup mengalami
penurunan menjadi 24,14% dan kriteria rendah masih tetap sama dengan prestasi
pra siklus. Untuk melihat prestasi belajar sejarah siswa pada siklus I dapat dilihat
pada diagram dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Gambar V: Diagram Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I
d. Refleksi Siklus I
Refleksi siklus I dilakukan terhadap proses pembelajaran sejarah di kelas,
hasil observasi dan prestasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
Talking Stick. Refleksi ini memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan yang diperoleh pada siklus I.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick pada siklus I ini berjalan
dengan baik dan lancar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada
proses pembelajaran serta pada hasil belajar sejarah siswa. Peningkatan proses
pembelajaran sejarah ditunjukkan dalam hal kegiatan belajar siswa di mana pada
aspek mengemukakan pendapat di pra penelitian berjumlah 2 siswa atau 6,90%
menjadi 9 orang atau 31,03% pada pertemuan 1 siklus I dan meningkat lagi
menjadi 21 siswa atau 72,41% pada pertemuan 2 siklus I. Siswa yang bekerja
sama dengan kelompok juga meningkat di setiap pertemuan pada siklus I.
Terdapat 13 siswa atau 44,83% yang bekerjasama dalam kelompok pada
pertemuan 1 siklus I kemudian meningkat pada pertemuan 2 siklus I yaitu 20
siswa dengan persentase 68,97%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Peningkatan prestasi belajar sejarah siswa ditunjukkan pada nilai rata-rata
keseluruhan siswa XI IPS 2 dari 73,45 pada pra penelitian menjadi 77,16 pada
siklus I. Selain itu, siswa yang mencapai KKM juga mengalami peningkatan yang
awalnya hanya 13 siswa atau 44,83% menjadi 19 siswa atau 65,52% sedangkan
siswa yang tidak mencapai KKM mengalami penurunan yaitu pada pra penelitian
terdapat 16 siswa atau 55,17% menjadi 10 siswa atau 34,48% pada siklus I.
Penerapan model pembelajaran Talking Stick ini bertujuan untuk
meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA
Negeri 1 Kasihan. Pada awal penerapan model Talking Stick siswa masih
kebingungan tetapi setelah diberi penjelasan dan dibimbing saat proses
pembelajaran, siswa dapat memahami dengan baik. Pada pertemuan 2 mulai
terlihat minat belajar sejarah siswa dan siswa mulai banyak yang aktif dalam
kegiatan diskusi. Dari hasil refleksi, peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus I
penerapan model pembelajaran Talking Stick mampu meningkatkan proses
pembelajaran sejarah dan prestasi belajar sejarah siswa meskipun hasil yang
diperoleh dapat dikatakan belum maksimal. Secara umum hal tersebut disebabkan
oleh beberapa hal yang diantaranya:
1) Masih ada siswa yang pasif saat proses pembelajaran.
2) Siswa masih tergantung dengan teman di dalam kelompok ketika mengerjakan
tugas kelompoknya.
3) Beberapa siswa masih ada yang bermain handphone saat proses pembelajaran.
4) Siswa masih meremehkan terhadap tugas kelompok yang diberikan.
5) Siswa belum serius dan masih sering bercanda gurau pada saat diskusi
kelompok.
6) Pengelolaan waktu yang kurang sesuai dengan yang direncanakan.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut minat dan prestasi belajar sejarah
siswa menujukkan peningkatan secara signifikan. Namun, minat dan prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
belajar sejarah siswa yang dicapai belum memenuhi target keberhasilan yaitu
75%, sehingga perlu melakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran di siklus
I ini dengan melanjutkan ke siklus II. Diharapkan pada siklus II minat dan prestasi
belajar sejarah dapat ditingkatkan lagi dengan menggunakan model pembelajaran
Talking Stick.
3. Siklus II
Pada siklus kedua ini dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi siklus I.
Siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan 1 digunakan
untuk mengajar yang dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2017 dan pertemuan 2
digunakan untuk ujian atau tes yang kedua pada tanggal 20 Mei 2017. Tahap-
tahap yang dilaksanakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I di
mana terdapat tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Berikut ini
merupakan tahap pelaksanaan siklus kedua dengan menggunakan model
pembelajaran Talking Stick diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan Siklus II
Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan pada siklus I, dilakukan
tindakan selanjutnya yaitu siklus II. Perencanaan pada siklus II hampir sama
dengan siklus I, yakni menyusun perangkat pembelajaran berupa RPP, materi
pembelajaran, media pembelajaran dan kuesioner minat.
b. Tindakan Siklus II
Tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan tindakan yang
dilaksanakan pada siklus I. Pelaksanaan tindakan siklus II ini hanya satu kali
pertemuan dikarenakan bertepatan dengan libur awal puasa dan persiapan Ujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Kenaikan Kelas. Hal tersebut disesuakan dengan kalender akademik SMA Negeri
1 Kasihan dan peraturan dari pihak sekolah, sehingga tindakan pada siklus II ini
dilakukan sebanyak satu kali pertemuan kemudian pertemuan berikutnya
digunakan untuk ujian atau tes.
Tindakan siklus II ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 Mei 2017 pukul
10.30-12.00 WIB. Materi pembelajaran pada siklus II melanjutkan materi minggu
lalu. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini guru menggunakan model
pembelajaran Talking Stick. Proses pembelajaran diawali dengan kegiatan
pendahuluan di mana guru mengucapkan salam, menanyakan kabar siswa,
presensi dan mengkondisikan kesiapan siswa untuk proses pembelajaran. Tahap
selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan mengulas materi terakhir yang
sudah dipelajari dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya guru
menayangkan video terkait dengan materi yang dipelajari.
Tahap berikutnya guru menjelaskan secara singkat mengenai materi
Kedatangan Sekutu Serta Memperjuangkan Kemerdekaan. Selanjutnya guru
membagi siswa dalam kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.
Setelah semua siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing, guru
memberikan soal yang telah dipersiapkan kepada setiap kelompok. Pada saat
diskusi kelompok, siswa berdiskusi secara serius dan saling membantu untuk
menjawab persoalan. Selain itu, siswa saling mengungkapkan pendapat dan secara
kooperatif memahami materi pembelajaran.
Setelah diskusi kelompok, siswa diarahkan dan dibimbing dalam model
pembelajaran Talking Stick seperti pada siklus I. Selama proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
berlangsung terutama saat diskusi kelompok dan mengutarakan jawaban setelah
tongkat bergulir, siswa sudah aktif dan ikut berpartisipasi. Saat tongkat bergulir
dan berhenti di salah satu siswa, siswa tersebut mejawab dan mengemukakan
pendapatnya secara baik dan siswa yang lain antusias mendengarkan dan
menambahkan gagasan sehingga proses pembelajaran berjalan aktif.
Pada bagian penutup, guru meminta siswa menarik kesimpulan serta
menemukan nilai-nilai yang diperoleh selama pemebelajaran berlangsung baik
yang berkaitan dengan materi yang sudah dipelajari maupun pada saat proses
pembelajaran. Selain itu, guru memberikan pengutan atas materi serta kesimpulan
dan nilai-nilai yang telah disampaikan siswa.
c. Observasi Kegiatan Belajar Siswa
Observasi yang dilakukan pada siklus kedua hampir sama dengan yang
dilakukan pada siklus I. Peneliti melakukan pengamatan pada aktivitas siswa di
kelas, melihat tingkat minat belajar sejarah dan melihat hasil prestasi belajar yang
dicapai oleh siswa. Berikut ini merupakan deskripsi hasil pengamatan atau
observasi terhadap siklus kedua:
1) Aktivitas Siswa Kelas XI IPS 2 Siklus II
Observasi atau pengamatan aktivitas siswa diukur dengan menggunakan
lembar observasi kooperatif yang didalamnya terdapat indikator yang sudah
dibuat oleh peneliti. Hasil observasi aktivitas belajar sejarah siswa selama
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Talking
Stick pada siklus II adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 18: Data Kegiatan Kooperatif Belajar Siswa Siklus II
No. Aspek Kooperatif yang Diamati Jumlah Persentase
%
1. Bekerja sama dalam kelompok 24 82,76
2. Mendengarkan teman saat diskusi kelompok 22 75,86
3. Menghargai pendapat teman 18 62,07
4. Memberikan pendapat, gagasan saat diskusi 20 68,97
5. Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota
kelompok 20 68,97
6. Membantu anggota kelompok dalam
memecahkan masalah saat pembelajaran 17 58,62
7. Mengambil giliran saat diskusi 15 51,72
8. Bertanggung jawab terhadap kelompok 22 75,86
Berdasarkan data di atas aktivitas atau kegiatan belajar siswa yang bersifat
kooperatif menunjukkan bahwa pada siklus II ini terdapat 24 siswa atau 82,76 %
bekerja sama dalam kelompok, mendengarkan teman saat diskusi kelompok
sebanyak 22 siswa atau 75,86%, menghargai pendapat teman 18 siswa atau
62,07%, memberikan pendapat saat diskusi 20 siswa atau 68,97%. Siswa yang
mengkomunikasikan jawaban berjumlah 20 siswa atau 68,97%, siswa yang
membantu anggota kelompok memecahkan masalah berjumlah 17 siswa atau
58,62%, mengambil giliran saat diskusi terdapat 15 siswa atau 51,72% dan siswa
yang bertanggung jawab terhadap kelompoknya berjumlah 22 siswa dengan
persentase 75,86%. Aktivitas belajar siswa yang paling dominan pada siklus II
adalah aspek bekerja sama dalam kelompok yitu sebanyak 24 siswa atau 82,76%.
Hal ini dikarenakan siswa memiliki kesadaran untuk ikut terlibat aktif dalam
proses pembelajaran agar dapat memahami materi dengan baik.
2) Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II
Pada siklus II peneliti melakukan pengamatan kembali terhadap minat
belajar sejarah siswa XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan. Hasil perolehan minat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
belajar sejarah didapatkan dengan membagikan kuesioner. Berikut ini merupakan
tabel minat belajar sejarah siswa:
Tabel 19: Data Minat Belajar Siswa Siklus II
No. Nama Skor
1. AF 85,50
2. ANN 86,00
3. AKR 82,50
4. APD 92,50
5. AIS 83,00
6. APP 72,50
7. DR 85,50
8. DZ 90,00
9. FS 81,00
10. FDU 80,00
11. FMP 76,50
12. FIF 81,00
13. HHZ 76,00
14. HRA 80,50
15. HSW 82,00
16. IA 88,00
17. JJ 85,50
18. KEA 72,50
19. MIZ 78,00
20. NKP 74,00
21. RJT 76,00
22. REM 82,50
23. RM 82,00
24. SDA 78,00
25. SSN 71,50
26. SS 80,00
27. WSD 81,50
28. WI 82,00
29. YM 80,00
Rata-rata 80,90
Skor Tertinggi 92,50
Skor Terendah 71,50
Untuk mengetahui tinggi atau rendahnya minat belajar siswa digunakan
skla kriteria penelitian sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel 20: Data Kriteria Minat Belajar Siswa Siklus II
No. Kriteria Skala
Minat Frekuensi
Persentase
(%) Rata-rata
1. Sangat Tinggi 90-100 2 6,90
80,90
2. Tinggi 80-89 18 62,07
3. Cukup 70-79 9 31,03
4. Rendah 60-69 0 0
5. Sangat Rendah 0-59 0 0
Jumlah 29 100
Berdasarkan tabel di atas, minat belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2
sesudah dilaksanakan siklus II menunjukkan bahwa pada kriteria sangat tinggi
terdapat 2 siswa atau 6,90%, kriteria tinggi 18 siswa atau 62,07%, kriteria cukup
terdapat 9 siswa atau 31,03%. Kriteria rendah dan sangat rendah adalah 0%. Dapat
dikatakan bahwa minat belajar sejarah siswa setelah siklus II terjadi peningkatan.
Berikut ini adalah diagram keadaan minat belajar sejarah siklus II:
Gambar VI: Diagram Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II
3) Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II
Prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan
diperoleh setelah dilakukuan tindakan pada siklus II. Prestasi belajar sejarah siswa
pada dasarnya diukur berdasarkan hasil evaluasi berupa soal pilihan ganda dan
soal essay sesuai materi yang sudah diajarkan. Kriteria Ketuntasan Minimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
(KKM) yang ditentukan pada siklus II ini sama dengan siklus I yaitu 75. Prestasi
belajar sejarah siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 21. Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II
No. Nama Nilai Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas
1. AF 82 √
2. ANN 60 √
3. AKR 82 √
4. APD 87 √
5. AIS 80 √
6. APP 82 √
7. DR 80 √
8. DZ 76 √
9. FS 80 √
10. FDU 80 √
11. FMP 76 √
12. FIF 87 √
13. HHZ 93 √
14. HRA 80 √
15. HSW 82 √
16. IA 80 √
17. JJ 76 √
18. KEA 87 √
19 MIZ 76 √
20. NKP 91 √
21. RJT 78 √
22. REM 87 √
23. RM 78 √
24. SDA 80 √
25. SSN 84 √
26. SS 91 √
27. WSD 80 √
28. WI 78 √
29. YM 82 √
Jumlah 2353 28 1
Persentase 96,55% 3,45%
Nilai Tertinggi 93
Nilai Terendah 60
Rata-rata 81,15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Berdasarkan data prestasi belajar sejarah siswa pada siklus II, siswa yang
mencapai KKM berjumlah 29 siswa atau 97% dan siswa yang belum mencapai
KKM berjumlah 1 siswa atau 3,4%. Rata-rata nilai siswa secara keseluruhan yang
dicapai pada siklus II ini adalah 81,15. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu
93 dan nilai terendah adalah 60, sehingga dapat dikatakan bahwa pada siklus II ini
terjadi peningkatan terhadap prestasi belajar sejarah siswa. Berikut ini tabel yang
merupakan kriteria prestasi belajar sejarah siswa:
Tabel 22: Data Kriteria Prestasi Belajar Siklus II Siswa
No. Kriteria Skala
Minat Frekuensi
Persentase
(%) Rata-rata
1. Sangat Tinggi 90-100 3 10,34
81,15
2. Tinggi 80-89 18 62,07
3. Cukup 70-79 7 24,14
4. Rendah 60-69 1 3,45
5. Sangat Rendah 0-59 0 0
Jumlah 29 100
Pada siklus II ini terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah siswa setelah
diterapkan model pembelajaran Talking Stick. Prestasi belajar sejarah siswa pada
siklus II kriteria sangat tinggi mengalami peningkatan menjadi 3 siswa atau
10,34%. Kriteria tinggi mengalami peningkatan di mana pada siklus I yaitu
terdapat 15 siswa atau 51,72% menjadi 18 siswa atau 62,07% pada siklus II dan
kriteria rendah mengalami penurunan sebesar 20,69% di mana hanya terdapat 1
siswa atau 3,45%. Untuk melihat prestasi belajar sejarah siswa pada siklus I dapat
dilihat pada diagram dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar VII: Diagram Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II
d. Refleksi Siklus II
Refleksi pada siklus II dilakukan terhadap proses pembelajaran sejarah di
kelas, hasil observasi, minat dan prestasi belajar sejarah siswa dengan menerapkan
model pembelajaran Talking Stick. Refleksi siklus II bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan yang diperoleh baik itu berupa proses maupun hasil.
Observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti menjadi dasar untuk
melakukan refleksi pada siklus II. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan
peneliti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Talking
Stick pada siklus II berlangsung lebih baik dari siklus I. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya peningkatan proses pembelajaran maupun pada hasil belajar
sejarah siswa pada siklus II. Peningkatan proses pembelajaran sejarah terlihat
dalam hal kegiatan belajar siswa di mana pada aspek bekerja sama dengan
kelompok mengalami peningkatan di setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II.
Terdapat 13 siswa atau 44,83% yang bekerjasama dalam kelompok pada
pertemuan 1 siklus I kemudian meningkat pada pertemuan 2 siklus I yaitu 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
siswa dengan persentase 68,97%. Selanjutnya terjadi peningkatan menjadi 24 atau
82,76% pada siklus II.
Siswa yang mendengarkan teman saat diskusi juga mengalami
peningkatan di mana pada pertemuan 1 dan 2 siklus I berjumlah 14 siswa atau
44,28% meningkat menjadi 22 siswa atau 75,86% pada siklus II. Kegiatan siswa
aspek bertanggung jawab juga terjadi peningkatan yang ditunjukkan dari
pertemuan 1 siklus I terdapat 7 siswa atau 24,14% kemudian meningkat pada
pertemuan 2 siklus I menjadi 10 siswa atau 34,48% dan pada siklus II mengalami
peningkatan yang signifikan menjadi 22 siswa atau 75,86%.
Minat belajar sejarah siswa XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan pada siklus II
mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dari hasil kuesioner yang telah
dibagikan pada siklus II terlihat bahwa rata-rata skor yang diperoleh siswa XI IPS
2 lebih tinggi dibandingkan dengan pra siklus. Pada pra siklus rata-rata skornya
adalah 75,60 yang kemudian meningkat menjadi 80,90 pada siklus II. Peningkatan
minat belajar sejarah terlihat pada suasana di kelas saat proses pembelajaran.
Siswa sangat antusias untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi. Siswa
juga sudah memiliki kepercayaan diri untuk berargumentasi dan bertanya,
sehingga dapat dikatakan suasana pembelajaran sejarah menjadi aktif dan efektif.
Peningkatan prestasi belajar sejarah siswa ditunjukkan dari nilai rata-rata
keseluruhan siswa XI IPS 2 yaitu 76,55 pada siklus I menjadi 81,15 pada siklus II.
Siswa yang mencapai KKM juga mengalami peningkatan yang awalnya
berjumlah 18 siswa atau 62,07% menjadi 28 siswa atau 96,55%. Siswa yang tidak
mencapai KKM mengalami penurunan yaitu pada siklus I terdapat 10 siswa atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
34,48% menjadi 1 siswa atau 3,45% pada siklus II. Berdasarkan observasi yang
kemudian direfleksikan peneliti, menujukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Talking Stick terbukti mampu meningkatkan
minat dan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan.
B. Komparasi Aktivitas Belajar, Minat dan Prestasi Belajar Sejarah
Komparasi merupakan perbandingan hasil pengamatan kegiatan belajar,
minat dan prestasi belajar sejarah siswa pra tindakan dengan saat tindakan
menggunakan model pembelajaran Talking Stick. Berikut ini merupakan
penjabaran komparasi aktivitas belajar siswa, minat dan prestasi belajar sejarah
siswa:
1. Komparasi Aktivitas Belajar Siswa di Kelas
Peningkatan aktivitas belajar siswa di kelas sebelum dan sesudah
diterapkan model pembelajaran Talking Stick dapat dilihat melalui perbandingan
di setiap siklusnya. Berikut merupakan hasil komparasi atau perbandingan
aktivitas belajar siswa di kelas.
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I
Komparasi aktivitas belajar siswa pra siklus dengan siklus I sebagai
berikut:
Tabel 23: Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I
No. Aspek Kooperatif
yang Diamati
Pra Siklus Siklus I Selisih
Keterangan
Jmh % Jmh % Naik Turun
1. Bekerja sama dalam
kelompok 0 0 17 58,62 17 58,62% -
2.
Mendengarkan
teman saat diskusi
kelompok
0 0 14 48,28 14 48,28% -
3. Menghargai
pendapat teman 7 24,13 11 37,93 4 13,80% -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
4.
Memberikan
pendapat, gagasan
saat diskusi
0 0 15 51,72 15 51,72% -
5.
Mengkomunikasikan
jawaban kepada
anggota kelompok
0 0 14 48,28 14 48,28% -
6.
Membantu anggota
kelompok dalam
memecahkan
masalah saat
pembelajaran
0 0 13 44,83 13 44,83% -
7. Mengambil giliran
saat diskusi 0 0 12 41,38 12 41,38% -
8. Bertanggung jawab
terhadap kelompok 0 0 9 31,03 9 31,03% -
Berdasarkan tabel komparasi di atas menunjukkan terjadi peningkatan
terhadap aktivitas belajar di kelas. Peningkatan terjadi setelah diterapkannya
model pembelajaran Talking Stick pada setiap aspek kegiatan kooperatif saat
pembelajaran sejarah. Perbandingan pada aktivitas belajar sejarah siswa di kelas
pada pra siklus dengan siklus I terlihat pada seluruh aspek kooperatif yang
diamati. Peningkatan yang paling besar adalah bekerja sama dengan kelompok
yang pada pra siklus tidak ada kerjasama dalam kelompok atau 0% menjadi
58,62%. Aspek menghargai pendapat teman pada pra siklus adalah 24,13% menjadi
37,93% pada siklus I, hal ini berarti pada aspek menghargai pendapat teman terjadi
peningkatan sebesar 13,80%. Secara umum peningkatan pada aktivitas belajar siswa
terjadi karena pada siklus I diterapkan model pembelajaran Talking Stick yang
membuat aktivitas belajar siswa berjalan dengan aktif. Selain itu, terdapat
peningkatan yang cenderung rendah yaitu aspek menghargai pendapat teman
dengan persentase kenaikan 13,80%. Keadaan tersebut dikarenakan siswa masih
memiliki sisi individual dan cenderung untuk mencari aktivitas lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II
Komparasi aktivitas belajar siswa di kelas pada siklus I dan siklus II
adalah sebagai berikut:
Tabel 24: Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II
No. Aspek Kooperatif
yang Diamati
Siklus I Siklus II Selisih
Keterangan
Jmh % Jmh % Naik Turun
1. Bekerja sama dalam
kelompok 17 58,62 24 82,76 7 24,14% -
2.
Mendengarkan
teman saat diskusi
kelompok
14 48,28 22 75,86 8 27,58% -
3. Menghargai
pendapat teman 11 37,93 18 62,07 7 24,14% -
4.
Memberikan
pendapat, gagasan
saat diskusi
15 51,72 20 68,97 5 17,25% -
5.
Mengkomunikasikan
jawaban kepada
anggota kelompok
14 48,28 20 68,97 6 20,69% -
6.
Membantu anggota
kelompok dalam
memecahkan
masalah saat
pembelajaran
13 44,83 17 58,62 4 13,79% -
7. Mengambil giliran
saat diskusi 12 41,38 15 51,72 3 10,34% -
8. Bertanggung jawab
terhadap kelompok 9 31,03 22 75,86 13 44,83% -
Berdasarkan tabel komparasi di atas menujukkan terjadi peningkatan
terhadap aktivitas belajar sejarah siswa di kelas pada saat diterapkannya model
pembelajaran Talking Stick. Peningkatan pada setiap siklusnya yang paling
menonjol adalah pada aspek bertangung jawab terhadap kelompok di mana pada
siklus I adalah 31,03% menjadi 75,86%, peningkatan pada aspek ini adalah
44,83%. Aspek mendengarkan teman saat diskusi kelompok mengalami
peningkatan sebesar 27,58%, yang awalnya pada siklus I adalah 48,28% menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
75,86%. Adapun peningkatan yang rendah terlihat pada aspek mengambil giliran
dengan persentase kenaikan 10,34%. Peningkatan yang rendah tersebut
dikarenakan pada proses pembelajaran siswa cenderung memanfaatkan temannya
untuk mengerjakan soal dan masih enggan untuk mengambil giliran.
2. Komparasi Minat Belajar Sejarah Siswa
Peningkatan minat belajar sejarah siswa sebelum dan sesudah penerapan
model pembelajaran Talking Stick dapat dilihat menggunkan analisis komparatif.
Komparasi atau perbandingan minat belajar sejarah siswa dilakukan untuk
mengetahui adanya peningkatan minat belajar sejarah siswa pada pra siklus dan
setelah diterapkannya model pembelajaran Talking Stick. Berikut ini merupakan
penjelasan analisis komparatif minat belajar sejarah siswa pada pra siklus dengan
siklus II:
Tabel 25: Komparasi Minat Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus dan Siklus II
No. Nama Minat
Selisih Ket Persentase Pra Siklus Siklus II
1. AF 81,50 85,50 4,00 Meningkat 4,00%
2. ANN 81,50 86,00 4,50 Meningkat 4,50%
3. AKR 74,00 82,50 8,50 Meningkat 8,50%
4. APD 89,00 92,50 3,50 Meningkat 3,50%
5. AIS 80,00 83,00 3,00 Meningkat 3,00%
6. APP 71,50 72,50 1,00 Meningkat 1,00%
7. DR 80,00 85,50 5,50 Meningkat 5,50%
8. DZ 91,00 90,00 -1,00 Menurun 1,00%
9. FS 73,00 81,00 8,00 Meningkat 8,00%
10. FDU 73,50 80,00 6,50 Meningkat 6,50%
11. FMP 64,50 76,50 12,00 Meningkat 12,00%
12. FIF 73,50 81,00 7,50 Meningkat 7,50%
13. HHZ 67,50 76,00 8,50 Meningkat 8,50%
14. HRA 70,50 80,50 10,00 Meningkat 10,00%
15. HSW 69,50 82,00 12,50 Meningkat 12,50%
16. IA 87,50 88,00 0,50 Meningkat 0,50%
17. JJ 78,50 85,50 7,00 Meningkat 7,00%
18. KEA 72,00 72,50 0,50 Meningkat 0,50%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
19. MIZ 80,50 78,00 -2,50 Menurun 2,50%
20. NKP 68,00 74,00 6,00 Meningkat 6,00%
21. RJT 75,00 76,00 1,00 Meningkat 1,00%
22. REM 72,50 82,50 10,00 Meningkat 10,00%
23. RM 76,00 82,00 6,00 Meningkat 6,00%
24. SDA 80,00 78,00 -2,00 Menurun 2,00%
25. SSN 71,50 71,50 0,00 Tetap 0,00%
26. SS 71,00 80,00 9,00 Meningkat 9,00%
27. WSD 69,50 81,50 12,00 Meningkat 12,00%
28. WI 72,00 82,00 10,00 Meningkat 10,00%
29. YM 78,00 80,00 2,00 Meningkat 2,00%
Jumlah 2192,5 2346
Rata-rata 75,60 80,90
Tertinggi 91,00 92,50
Terendah 64,50 71,50
Berdasarkan tabel di atas analisis komparatif minat belajar sejarah siswa
secara perorangan menunjukkan bahwa secara keseluruhan mengalami
peningkatan meskipun terdapat penurunan minat yang terjadi pada perbandingan
pra siklus dengan siklus II. Pada pra siklus di mana sebelum diterapkannya model
pembelajaran Talking Stick rata-rata yang diperoleh adalah 75,60 dengan skor
tertinggi 91,00 sedangkan skor terendah 64,50. Minat belajar sejarah siswa pada
siklus II rata-rata yang diperoleh adalah 80,90 dengan nilai tertinggi 92,50 dan
terendah 71,50. Siswa yang mengalami peningkatan minat belajar sejarah
berjumlah 25 siswa, sedangkan yang mengalami penurunan berjumlah 3 siswa dan
yang tetap berjumlah 1 siswa. Peningkatan minat belajar sejarah tertinggi adalah
12,50%, sedangkan penurunan minat belajar sejarah paling rendah dengan
persentase 2,50%. Untuk mengetahui secara rinci skala minat belajar sejarah
siswa pada pra siklus dan siklus II dapat dilihat melalui tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel 26: Komparasi Tingkat Minat Belajar Pra Siklus dengan Siklus II
No. Kriteria Skala
Minat
Pra Siklus Siklus II
F % Rata-
rata F %
Rata-
rata
1. Sangat Tinggi 90-100 1 3,45
75,60
2 6,90
80,90
2. Tinggi 80-89 8 27,59 18 62,07
3. Cukup 70-79 15 51,72 9 31,03
4. Rendah 60-69 5 17,24 0 0
5. Sangat Rendah 0-59 0 0 0 0 Jumlah 29 100 29 100
Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan minat
belajar sejarah siswa. Peningkatan minat belajar sejarah ini ditunjukkan dengan
rata-rata yang diperoleh pada keadaan awal atau pra siklus yaitu 75,60 meningkat
menjadi 80,90 pada siklus II. Selanjutnya peningkatan minat belajar sejarah siswa
terlihat pada kriteria rendah pada pra siklus jumlahnya mencapai 17,24%
kemudian setelah diterapkannya model pembelajaran Talking Stick berkurang
menjadi 0% pada siklus II. Peningkatan pada kriteria tinggi pada pra siklus adalah
27,59% menjadi 62,07% pada siklus II. terjadinya Untuk mengetahui peningkatan
minat belajar siswa dapat dilihat pada diagram berikut ini:
Gambar VIII: Diagram Komparasi Minat Belajar Pra Siklus dengan Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
3. Komparasi Prestasi Belajar Siswa
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah
dilakukan penerapan model pembelajaran Talking Stick perlu dianalisis
menggunakan analisis komparatif pada setiap siklusnya. Berikut ini merupakan
penjelasan mengenai analisis komparatif prestasi belajar siswa.
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I
Komparasi hasil penelitian pra siklus dengan siklus I digunakan untuk
melihat sebuah peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model
pembelajaran Talking Stick. Berikut ini merupakan hasil komparasi prestasi
belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan:
Tabel 27: Komparasi Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I
No. Nama
Pra Siklus Siklus I Persentase
Nilai Tuntas Tidak
Tuntas Nilai Tuntas
Tidak
Tuntas Naik Turun
1. AF 82 √ 80 √ 2%
2. ANN 80 √ 69 √ 11%
3. AKR 72 √ 82 √ 10%
4. APD 76 √ 82 √ 6%
5. AIS 70 √ 73 √ 3%
6. APP 64 √ 78 √ 14%
7. DR 68 √ 80 √ 12%
8. DZ 76 √ 87 √ 11%
9. FS 60 √ 67 √ 7%
10. FDU 60 √ 80 √ 20%
11. FMP 76 √ 87 √ 11%
12. FIF 70 √ 78 √ 8%
13. HHZ 70 √ 73 √ 3%
14. HRA 66 √ 67 √ 1%
15. HSW 74 √ 76 √ 2%
16. IA 86 √ 84 √ 2%
17. JJ 80 √ 84 √ 4%
18. KEA 68 √ 69 √ 1%
19. MIZ 84 √ 80 √ 4%
20. NKP 72 √ 67 √ 5%
21. RJT 70 √ 76 √ 6%
22. REM 78 √ 80 √ 2%
23. RM 76 √ 73 √ 3%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
24. SDA 70 √ 80 √ 10%
25. SSN 82 √ 67 √ 15%
26. SS 84 √ 87 √ 3%
27. WSD 76 √ 82 √ 6%
28. WI 72 √ 82 √ 10%
29. YM 68 √ 69 √ 1%
Jumlah 2130 13 16 2238 19 10
Persentase 44,83 55,17 65,52 34,48
Rata-rata 73,45 77,16
Tertinggi 86 87
Terendah 60 67
Berdasarkan hasil perbandingan di atas, terlihat terjadi peningkatan dan
sebagian kecil terjadi penurunan terhadap nilai siswa kelas XI IPS 2. Pada pra
siklus rata-rata nilai adalah 73,45 dengan nilai tertinggi 86 dan nilai terendah 60.
Kemudian siswa yang mencapai KKM berjumlah 13 atau 44,83%, sedangkan
yang belum mencapai KKM adalah 16 siswa atau 55,17%. Setelah di terapkan
model pembelajaran Talking Stick pada siklus pertama terjadi peningkatan
terhadap prestasi belajar siswa. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada siklus I
adalah 77,16. Nilai tertinggi yang diporleh siswa adalah 87 dan nilai terendah 67.
Selain itu, siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan pada siklus I
menjadi 19 siswa atau 65,52%, sedangkan yang belum mencapai KKM jumlahnya
berkurang menjadi 10 siswa 34,48%. Untuk melihat perbandingan dari pra siklus
dengan siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 28: Komparasi Tingkat Prestasi Siswa Pra Siklus dengan Siklus I
No. Kriteria Skala
Minat
Pra Siklus Siklus I
F % Rata-
rata F %
Rata-
rata
1. Sangat Tinggi 90-100 0 0
73,45
0 0
77,16
2. Tinggi 80-89 7 24,14 15 51,72
3. Cukup 70-79 15 51,72 7 24,14
4. Rendah 60-69 7 24,14 7 24,14
5. Sangat Rendah 0-59 0 0 0 0
Jumlah 29 100 29 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Berdasarkan tabel di atas, peningkatan cukup mencolok terlihat pada
kriteria prestasi belajar tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah persentase yang
mencapai 51,72% pada siklus I sedangkan pada pra siklus hanya 24,14%.
Peningkatan yang signifikan juga terlihat pada kriteria cukup, di mana pada pra
siklus berjumlah 51,72% dan mengalami penurunan menjadi 24,14%. Sedangkan
pada kriteria rendah tergolong tetap yaitu 24,14%. Untuk dapat mengetahui
peningkatan prestasi belajar pada pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada
diagram di bawah ini:
Gambar IX: Diagram Komparasi Prestasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus I
b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II
Komparasi hasil penelitian siklus I dengan siklus II digunakan untuk
melihat sebuah peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model
pembelajaran Talking Stick. Berikut ini merupakan hasil komparasi prestasi
belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan:
Tabel 29: Komparasi Prestasi Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II
No. Nama
Siklus I Siklus II Persentase
Nilai Tuntas Tidak
Tuntas Nilai Tuntas
Tidak
Tuntas Naik Turun
1. AF 80 √ 82 √ 2%
2. ANN 69 √ 60 √ 9%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
3. AKR 82 √ 82 √ 0%
4. APD 82 √ 87 √ 4%
5. AIS 73 √ 80 √ 7%
6. APP 78 √ 82 √ 4%
7. DR 80 √ 80 √ 0%
8. DZ 87 √ 76 √ 11%
9. FS 67 √ 80 √ 13%
10. FDU 80 √ 80 √ 0%
11. FMP 87 √ 76 √ 11%
12. FIF 78 √ 87 √ 9%
13. HHZ 73 √ 93 √ 20%
14. HRA 67 √ 80 √ 13%
15. HSW 76 √ 82 √ 7%
16. IA 84 √ 80 √ 4%
17. JJ 84 √ 76 √ 9%
18. KEA 69 √ 87 √ 18%
19. MIZ 80 √ 76 √ 4%
20. NKP 67 √ 91 √ 24%
21. RJT 76 √ 78 √ 2%
22. REM 80 √ 87 √ 7%
23. RM 73 √ 78 √ 4%
24. SDA 80 √ 80 √ 0%
25. SSN 67 √ 84 √ 18%
26. SS 87 √ 91 √ 4%
27. WSD 82 √ 80 √ 2%
28. WI 82 √ 78 √ 4%
29. YM 69 √ 82 √ 13%
Jumlah 2238 19 10 2353 28 1
Persentase 65,52 34,48 96,55 3,45
Rata-rata 77,16 81,15
Tertinggi 87 93
Terendah 67 60
Berdasarkan hasil perbandingan di atas, terjadi peningkatan dan penurunan
terhadap nilai siswa kelas XI IPS 2. Namun, secara keseluruhan mengalami
peningkatan hal ini terlihat pada rata-rata nilai siswa. Pada siklus I rata-rata nilai
adalah 77,16 dengan nilai tertinggi 87 dan nilai terendah 67. Kemudian siswa
yang mencapai KKM berjumlah 19 atau 62,07%, sedangkan yang belum
mencapai KKM adalah 10 siswa atau 33,93%. Selanjutnya, rata-rata nilai yang
diperoleh siswa pada siklus II adalah 81,15. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
adalah 93 dan nilai terendah 60. Selain itu, siswa yang mencapai KKM
mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 28 siswa atau 96,55%, sedangkan
yang belum mencapai KKM jumlahnya berkurang menjadi 1 siswa atau 3,45%.
Perbandingan dari pra siklus dengan siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 30: Komparasi Tingkat Prestasi Siswa Siklus I dengan Siklus II
No. Kriteria Skala
Minat
Siklus I Siklus II
F % Rata-
rata F %
Rata-
rata
1. Sangat Tinggi 90-100 0 0
77,16
3 10,34
81,15
2. Tinggi 80-89 15 51,72 18 62,07
3. Cukup 70-79 7 24,14 7 24,14
4. Rendah 60-69 7 24,14 1 3,45
5. Sangat Rendah 0-59 0 0 0 0
Jumlah 29 100 29 100
Berdasarkan tabel di atas, terjadi peningkatan secara signifikan pada
kriteria tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah persentase yang mencapai
51,72% pada siklus I menjadi 62,07% pada siklus II. Selain itu, terjadi
peningkatan pada kriteria sangat tinggi, di mana pada siklus I berjumlah 0%
meningkat menjadi 10,34%. Sedangkan pada kriteria rendah mengalami
penurunan yaitu pada siklus I sebesar 24,14% menjadi 3,45% pada siklus II.
Untuk dapat mengetahui peningkatan prestasi belajar pada siklus I dan siklus II
dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Gambar X: Diagram Komparasi Prestasi Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II
C. Pembahasan
1. Minat Belajar Sejarah Siswa
Minat merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat sama halnya dengan kecerdasan dan
motivasi karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Oleh karena itu,
jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak bersemangat atau
bahkan tidak mau belajar.67 Menurut Sukardi yang dikutip oleh Ahmad minat
dapat diartikan sebagai kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan sesuatu.
Minat pada dasarnya timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan melainkan timbul
akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja.
Jadi jelas bahwa minat akan selalu terkait dengan persoalan kebutuhan dan
keinginan.68
Minat memiliki korelasi terhadap suatu pencapaian prestasi belajar siswa.
Dapat dikatakan minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan
belajar siswa. Adanya unsur minat pada diri siswa maka siswa akan memusatkan
67 Baharuddin, op.cit., hlm.29. 68 Ahmad Susanto, op.cit., hlm. 57.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
perhatiannya pada kegiatan pembelajaran.69 Pada penelitian ini peningkatan minat
belajar sejarah siswa difokuskan untuk mendukung pencapaian tujuan
pembelajaran yang nantinya juga akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Peningkatan minat belajar sejarah siswa dapat diamati pada saat proses
pembelajaran berlangsung di dalam kelas serta dengan kuesioner yang diberikan
kepada siswa.
Minat belajar sejarah siswa selama proses pembelajaran sejarah pada pra
siklus tergolong rendah yang dibuktikan pada kegiatan siswa masih pasif saat
proses pembelajaran. Keterlibatan siswa masih kurang terlihat yang kemudian
menimbulkan ketidaktertarikan pada proses pembelajaran sejarah. Hal ini
mendorong siswa untuk mengesampingkan pembelajaran sejarah dengan mencari
kesibukannya sendiri. Keadaan tersebut diperkuat dengan perolehan skor rata-rata
dari data kuesioner pra siklus, yaitu 75,60 yang didominasi kriteria cukup dengan
frekuensi 15 atau 51,72%. Setelah diterapkan model pembelajaran Talking Stick,
pada siklus II mengalami peningkatan rata-rata skor minat belajar siswa menjadi
80,90 dengan dominasi kriteria tinggi sebesar 18 atau 62,07%.
Pada siklus II setelah diterapkan model pembelajaran Talking Stick, proses
pembelajaran berjalan dengan aktif dan diikuti dengan peningkatan minat belajar
sejarah yang ditunjukkan dari aktivitas belajar sejarah siswa aspek kooperatif.
Terjadi peningkatan terhadap aktivitas belajar siswa aspek bekerja sama dengan
kelompok dengan persentase kenaikan sebesar 58,62%, kemudian meningkat
kembali menjadi 82,76% pada siklus II. Keadaan tersebut dikarenakan model
69 Ibid, hlm. 66.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
pembelajaran yang diterapkan menekankan untuk kerja sama, sehingga siswa
diberikan ruang untuk aktif dalam proses pembelajaran. Namun demikian, pada
aspek menghargai pendapat teman peningkatan tidak terlalu signifikan yaitu
13,80% menjadi 24,14%. Hal tersebut dikarenakan secara umum siswa memiliki
karakteristik yang memang sulit untuk menghargai dan mendengarkan pendapat
teman yang lain.
Adanya peningkatan minat belajar sejarah setelah diterapkan model
pembelajaran Talking Stick dikarenakan dalam pelaksanaanya mengedepankan
siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Siswa diajak untuk aktif
dalam memahami materi dengan cara bekerja sama dalam kelompok, bertanggung
jawab terhadap kelompok, mengemukakan pendapat dan mengambil giliran pada
proses pembelajaran berlangsung.
Penerapan model pembelajaran Talking Stick terbukti dapat meningkatkan
minat belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan. Terjadinya
peningkatan minat belajar tersebut tidak terlepas dari faktor dari dalam dan faktor
dari luar. Menurut Rosyidah timbulya minat pada diri seseorang pada prisipnya
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu minat yang berasal dari pembawaaan dan
minat yang timbul dari luar.70 Peningkatan minat belajar sejarah yang terjadi pada
siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan disebabkan rangsangan dari dalam
diri siswa dan dari luar diri siswa.
Faktor pendorong peningkatan minat belajar dalam diri siswa tersebut
disebabkan oleh keinginan belajar yang ada di dalam dirinya untuk aktif dalam
70Ahmad Susanto, op.cit, hlm. 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
mengikuti pembelajaran. Di sisi lain, faktor pendorong di luar diri siswa
disebabkan oleh kondisi atau situasi lingkungan siswa yang mendukung
timbulnya ketertarikan dalam proses pembelajaran. Dapat dikatakan cara
mengajar dengan student centered seperti model pembelajaran Talking Stick yang
mengutamakan kerja kelompok secara kooperatif dapat merangsang keinginan
serta ketertarikan untuk belajar yang kemudian dapat meningkatkan minat belajar
siswa tersebut.
2. Prestasi Belajar Sejarah Siswa
Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil
tes mengenai sejumlah meteri pelajaran tertentu.71 Prestasi belajar ini diukur
berdasarkan nilai yang dicapai siswa pada saat penelitian berlangsung dari siklus I
hingga siklus II dengan menggunakan tes.
Berdasarkan hasil komparasi prestasi belajar siswa pada penelitian ini
dapat dilihat adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan pada
nilai rata-rata prestasi belajar siswa pra siklus adalah 73,45 dengan 13 siswa yang
mencapai KKM dan 16 siswa belum mencapai KKM. Setelah diterapkan model
pembelajaran Talking Stick pada siklus I nilai rata-rata prestasi belajar siswa
terjadi peningkatan menjadi 77,16 atau 3,71% dengan 19 siswa yang mencapai
KKM dan 10 siswa belum mencapai KKM. Selanjutnya pada siklus II nilai rata-
rata prestasi belajar siswa meningkat lagi menjadi 81,15 atau 3,99% dengan 28
siswa mencapai KKM dan hanya 1 siswa yang belum mencapai KKM.
71 Ahmad Susanto, op.cit., hlm. 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Peningkatan prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
faktor intern (yang berasal dari dalam individu) dan faktor ekstern (yang berasal
dari luar individu).72 Faktor yang berasal dari dalam diri siswa pada umumnya
akan mendorong untuk semakin mendalami materi pelajaran yang disampaikan
guru. Selain itu, siswa semakin antusias untuk memperoleh nilai yang lebih baik
agar dapat mencapai prestasi yang tinggi. Sedangkan faktor dari luar lebih
ditekankan kepada penerapan model pembelajaran Talking Stick.
Model pembelajaran Talking Stick pada dasarnya mengarahkan siswa agar
lebih siap dalam mengikuti proses pembelajaran. Model pembelajaran Talking
Stick juga memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih aktif dengan cara
saling bekerja sama secara kooperatif dalam kelompok untuk memahami materi
serta menyelesaikan persoalan. Di sisi lain model ini juga mengajak siswa untuk
berani mengungkapkan pendapat dan aktif bertanya. Keadaan ini memungkinkan
setiap siswa untuk saling bertukar informasi mengenai materi yang dipelajari,
sehingga memberi peluang kepada semua siswa untuk berpartisipasi aktif pada
proses pembelajaran. Siswa juga lebih mudah dalam memahami materi pelajaran
yang diberikan yang kemudian berdampak pada peningkatan prestasi belajar
sejarah siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah
siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan. Berdasarkan penjelasan di atas,
penerapan model pembelajaran Talking Stick secara baik dan benar telah
memberikan kontribusi terhadap peningkatan prestasi belajar sejarah.
72 Dimyati Mahmud, op.cit., hlm. 84-85.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas XI IPS 2
SMA Negeri 1 Kasihan dengan diterapkannya model pembelajaran Talking Stick
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan minat
belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan. Peningkatan
minat tersebut ditunjukkan dari keadaan awal pra siklus di mana skor rata-rata
minat belajar sejarah siswa adalah 75,60. Selanjutnya pada siklus II
mengalami peningkatan skor rata-rata menjadi 80,90 dengan persentase
peningkatan sebesar 5,30%.
2. Penerapan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan prestasi
belajar sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan. Peningkatan
prestasi ini dapat dilihat dari nilai rata-rata prestasi belajar sejarah siswa dan
jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Prestasi
belajar sejarah pada keadaan awal diperoleh dari nilai rata-rata siswa yaitu
73,45 kemudian meningkat menjadi 77,16 atau 3,71% pada siklus I dan
mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus II yaitu 81,15 atau 3,99%.
Siswa yang mencapai atau memenuhi KKM juga mengalami peningkatan
pada setiap siklusnya. Pada pra siklus siswa yang mencapai KKM berjumlah
13 siswa dengan persentase 44,83%. Pada siklus I mengalami peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
menjadi 19 siswa atau 65,52% dan pada siklus II menjadi 28 siswa atau
96,55%.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Talking Stick terbukti dapat meningkatkan minat dan prestasi
belajar sejarah siswa baik dari proses pembelajaran maupun hasil yang diperoleh
siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disampaikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam memilih model
pembelajaran untuk diterapkan di kelas. Melalui penerapan model
pembelajaran Talking Stick ini, siswa akan menjadi aktif dalam proses
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Bagi Guru
Model pembelajaran Talking Stick ini dapat digunakan sebagai alternatif bagi
guru dalam mengajar agar dapat mengembangkan serta melatih keaktifan,
keberanian berpendapat dan kerja sama siswa dalam pembelajaran sejarah.
Dengan demikian tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, guru perlu
memilih model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran sejarah sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
3. Bagi Siswa
Siswa diharapkan untuk aktif dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan
akademik dan non akademik.
4. Bagi Peneliti Berikutnya
Hasil penelitian yang diperoleh dapat digunakan sebagai pijakan dalam
melakukan penelitian selanjutnya dengan model pembelajaran yang lain untuk
meningkatkan minat dan prestasi belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Agus Suprijono. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Al Tabani dan Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif, Progresif dan Kontekstual: Konsep Landasan dan Implementasi
pada Kurikulum 2013. Jakarta: Prenadamedia Group.
Anita Lie. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Aris Shoimin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif salam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Baharuddin. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Penerbit Gava Media
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua. Jakarta:Balai Pustaka.
Dimyati Mahmud. 1990. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan.
Jakarta: Depdikbud.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Isjoni. 2010. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
_____. 2013. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Jamil Surihatiningrum. 2016. Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Kuntowijoyo. 1955. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
Muhammad Arif & Ismail Isjoni. 2008 Model-model Pembelajaran Mutakhir.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Muhammad Arif. 2011. Pengantar Kajian Sejarah. Bandung: Yrama Widya.
Nyanyu Khodijah. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Oemar Hamalik. 2005. Kurikulum dan Pembelajran. Jakarta: PT Bumi Aksara..
_____________. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Rahman Hamid dan Muhammad Saleh. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah.
Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Ridwan Abdullah Sani. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Saifuddin Azwar. 2008. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Samsi Haryanto. 1994. Pengantar Teori Pengukuran Kepribadian. Surakarta:
Sebelas Maret University Press.
Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Bina Aksara.
Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Penerbit Nusa Media.
Sugihartono dkk, 2008. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
________. 2012. Metode Penelitian Kuantitafif Kualitatif dan R&D, Bandung:
Penerbit Afabeta.
Suharsimi Arikunto. 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara.
________________. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
________________. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua.
Jakarta: Bumi Aksara.
________________. 2015. Penelitian Tindakan Kelas Edisi Revisi. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Sukardjo & Ukim Komarudin. 2012. Landasan Pendidikan: Konsep dan
Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Penerbit Kanisus.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep
Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
___________________. 2015. Implementasi Belajar dan Pembelajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wina Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Sumber Internet:
EviNurcahyani,http://eprints.uny.ac.id/20282/1/Evi%20Nurcahyani%2010513241
011.pdf, (Diakses pada 20 Februari 2017, pukul 15.00 WIB).
Syahrul Sarea, http://www.wawasanpendidikan.com/pengertian-pembelajaran-
dan-model-pembelajaran.html, (Diakses pada tanggal 3 Maret 2017, pukul
09.00 WIB)
Ramdhan, http://tarmizi.wordpress.com/2010/02/15/talking-stick/ (Diakses pada
tanggal 3 Maret 2017, pukul 10.00 WIB)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 1
(Jadwal Penelitian)
JADWAL PENELITIAN
No Kegiatan
Bulan
Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Observasi
3 Pelaksanaan Siklus I
4 Pelaksanaan Siklus II
5 Analisis Data
6 Penyusunan Laporan
7 Keperluan Administrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 2a
(Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 2b
(Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DIY)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 2c
(Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 2d
(Surat Pernyataan Sudah Melakukan Penelitian di SMA Negeri 1 Kasihan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 3
(Silabus)
KOMPETENSI INTI, KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN,
DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran langsung (direct teaching) dan tidak
langsung (indirect teaching). Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir, dan keterampilan
menggunakan pengetahuan melalui interaksi langsung dengan sumber belajar
yang menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung yang disebut dengan
dampak pembelajaran (instructional effect). Pembelajaran tidak langsung adalah
pembelajaran melalui keteladanan, ekosistem pendidikan, dan proses
pembelajaran pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan memiliki dampak
pengiring (nurturant effect) terhadap pembentukan sikap dan perilaku peserta
didik. Pembelajaran langsung dilaksanakan dalam proses pembelajaran
Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti-3 dan Kompetensi Inti 4.
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi
Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran kelas X, XI,
dan XII disajikan pada tabel berikut.
A. Kelas XI
Alokasi waktu: 2 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
3.1 Menganalisis
proses masuk dan
perkembangan
penjajahan
bangsa Eropa
(Portugis,
Spanyol,
Belanda, Inggris)
ke Indonesia
Perkembangan
Kolonialisme dan
Imperialisme Eropa
Proses masuk dan
perkembangan
penjajahan bangsa
Eropa
Perebutan politik
hegemoni bangsa
Eropa
Membaca buku teks, melihat
gambar-gambar peristiwa-
peristiwa penting dan
peninggalan-peninggalan masa
penjajahan Eropa, serta peta
lokasi perlawanan bangsa
Indonesia terhadap pejajahan
Barat
Membuat dan mengajukan
pertanyaan/tanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
3.2 Menganalisis
strategi
perlawanan
bangsa Indonesia
terhadap
penjajahan
bangsa Eropa
(Portugis,
Spanyol,
Belanda, Inggris)
sampai dengan
abad ke-20
4.1 Mengolah
informasi tentang
proses masuk dan
perkembangan
penjajahan
bangsa Eropa
(Portugis,
Spanyol,
Belanda, Inggris)
ke Indonesia dan
menyajikannya
dalam bentuk
cerita sejarah
4.2 Mengolah
informasi tentang
strategi
perlawanan
bangsa Indonesia
terhadap
penjajahan
bangsa Eropa
(Portugis,
Spanyol,
Belanda, Inggris)
sampai dengan
abad ke-20 dan
menyajikannya
dalam bentuk
Strategi perlawanan
bangsa Indonesia
terhadap penjajahan
bangsa Eropa
sampai awal abad
ke-20
jawab/berdiskusi tentang
informasi tambahan yang
belum dipahami/ingin diketahui
sebagai klarifikasi tentang
proses masuk dan
perkembangan penjajahan
bangsa Eropa, serta strategi
perlawanan bangsa Indonesia
terhadap penjajahan bangsa
Eropa (Portugis, Spanyol,
Belanda, Inggris) sampai
dengan abad ke-20
Mengumpulkan informasi
terkait dengan pertanyaan
tentang proses masuk dan
perkembangan penjajahan
bangsa Eropa, serta strategi
perlawanan bangsa Indonesia
terhadap penjajahan bangsa
Eropa (Portugis, Spanyol,
Belanda, Inggris) sampai
dengan abad ke-20 melalui
bacaan, dan sumber-sumber
lain
Menganalisis informasi yang
didapat dari sumber tertulis
dan sumber-sumber lain untuk
mendapatkan kesimpulan
tentang proses masuk dan
perkembangan penjajahan
bangsa Eropa, serta strategi
perlawanan bangsa Indonesia
terhadap penjajahan bangsa
Eropa (Portugis, Spanyol,
Belanda, Inggris) sampai
dengan abad ke-20
Melaporkan hasil analisis
dalam bentuk tulisan cerita
sejarah tentang proses masuk
dan perkembangan penjajahan
bangsa Eropa, serta strategi
perlawanan bangsa Indonesia
terhadap penjajahan bangsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
cerita sejarah
Eropa (Portugis, Spanyol,
Belanda, Inggris) sampai
dengan abad ke-20
3.3 Menganalisis
dampak politik,
budaya, sosial,
ekonomi, dan
pendidikan pada
masa penjajahan
bangsa Eropa
(Portugis,
Spanyol,
Belanda, Inggris)
dalam kehidupan
bangsa Indonesia
masa kini
4.3 Menalar dampak
politik, budaya,
sosial, ekonomi,
dan pendidikan
pada masa
penjajahan
bangsa Eropa
(Portugis,
Spanyol,
Belanda, Inggris)
dalam kehidupan
bangsa Indonesia
masa kini dan
menyajikannya
dalam bentuk
cerita sejarah
Dampak Penjajahan
Bangsa Eropa
(Portugis, Spanyol,
Belanda, Inggris) bagi
Bangsa Indonesia
Politik,
Budaya
Sosial-ekonomi,dan
Pendidikan
Membaca buku teks, melihat
gambar-gambar kehidupan
politik,budaya, sosial, ekonomi
dan pendidikan pada zaman
penjajahan Eropa di Indonesia
Membuat dan mengajukan
pertanyaan/tanya
jawab/berdiskusi tentang
informasi tambahan yang
belum dipahami/ingin
diketahui sebagai klarifikasi
tentang dampak politik,
budaya, sosial, ekonomi, dan
pendidikan pada masa
penjajahan bangsa Eropa
(Portugis, Spanyol, Belanda,
Inggris) dalam kehidupan
bangsa Indonesia masa kini.
Mengumpulkan informasi
terkait dengan pertanyaan
tentang dampak politik,
budaya, sosial, ekonomi, dan
pendidikan pada masa
penjajahan bangsa Eropa
(Portugis, Spanyol, Belanda,
Inggris) dalam kehidupan
bangsa Indonesia masa kini
melalui bacaan, dan sumber-
sumber lain
Menganalisis informasi dan
data-data yang didapat baik
dari bacaan maupun dari
sumber-sumber terkait untuk
mendapatkan kesimpulan
tentang dampak politik,
budaya, sosial, ekonomi, dan
pendidikan pada masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
penjajahan bangsa Eropa
(Portugis, Spanyol, Belanda,
Inggris) dalam kehidupan
bangsa Indonesia masa kini
Melaporkan dalam bentuk
cerita sejarah tentang dampak
politik, budaya, sosial,
ekonomi, dan pendidikan pada
masa penjajahan bangsa Eropa
(Portugis, Spanyol, Belanda,
Inggris) dalam kehidupan
bangsa Indonesia masa kini
3.4 Menghargai nilai-
nilai Sumpah
Pemuda dan
maknanya bagi
kehidupan
kebangsaan di
Indonesia pada
masa kini
4.4 Menyajikan
langkah-langkah
dalam penerapan
nilai-nilai Sumpah
Pemuda dan
maknanya bagi
kehidupan
kebangsaan di
Indonesia pada
masa kini dalam
bentuk tulisan
dan/atau media
lain
Pendidikan dan
Pergerakan Nasional
Munculnya
golongan elite baru
Indonesia
Tumbuhnya
kesadaran awal
kebangsaan
Organisasi-
organisasi
kebangsaan
Sumpah Pemuda
Membaca buku teks, melihat
gambar-gambar aktifitas
organisasi pergerakan nasional,
tokoh pergerakan nasional dan
pelaksanaan Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928
Membuat dan mengajukan
pertanyaan/tanya
jawab/berdiskusi tentang
informasi tambahan yang
belum dipahami/ingin diketahui
sebagai klarifikasi tentang
munculnya golongan elite baru
Indonesia, tumbuhnya
kesadaran awal kebangsaan,
organisasi-organisasi
kebangsaan, dan Sumpah
Pemuda.
Mengumpulkan informasi
terkait dengan pertanyaan
tentang munculnya golongan
elite baru Indonesia,
tumbuhnya kesadaran awal
kebangsaan, organisasi-
organisasi kebangsaan, dan
Sumpah Pemuda melalui
bacaan, dan sumber-sumber
lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Menganalisis informasi dan
data-data yang didapat baik
dari bacaan maupun dari
sumber-sumber terkait untuk
mendapatkan kesimpulan
tentang munculnya golongan
elite baru Indonesia,
tumbuhnya kesadaran awal
kebangsaan, organisasi-
organisasi kebangsaan, dan
Sumpah Pemuda
Melaporkan dalam bentuk
tulisan langkah-langkah dalam
penerapan nilai-nilai Sumpah
Pemuda dan maknanya bagi
kehidupan kebangsaan di
Indonesia pada masa kini
3.5 Menganalisis
sifat
pendudukan
Jepang dan
respon bangsa
Indonesia
4.5 Menalar sifat
pendudukan
Jepang dan
respon bangsa
Indonesia dan
menyajikannya
dalam bentuk
cerita sejarah
Pendudukan Jepang
di Indonesia
Kedatangan Jepang
Sifat pendudukan
Jepang
Respon bangsa
Indonesia terhadap
pendudukan Jepang
Membaca buku teks, melihat
gambar-gambar peristiwa
penting zaman pemerintahan
pendudukan Jepang di
Indonesia
Membuat dan mengajukan
pertanyaan/tanya
jawab/berdiskusi tentang
informasi tambahan yang
belum dipahami/ingin
diketahui sebagai klarifikasi
tentang proses kedatangan,
sifat, dan respon bangsa
Indonesia terhadap
pendudukan Jepang
Mengumpulkan informasi
terkait dengan proses
kedatangan, sifat, dan respon
bangsa Indonesia terhadap
pendudukan Jepang melalui
bacaan, internet dan sumber-
sumber lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Menganalisis informasi dan
data-data yang didapat baik
dari bacaan maupun dari
sumber-sumber lain untuk
mendapatkan kesimpulan
tentang proses kedatangan,
sifat, dan respon bangsa
Indonesia terhadap
pendudukan Jepang
Melaporkan hasil analisis
dalam bentuk cerita sejarah
tentang proses kedatangan,
sifat, dan respon bangsa
Indonesia terhadap
pendudukan Jepang
3.6 Menganalisis
peran tokoh-
tokoh nasional
dan daerah
dalam
memperjuangk
an
kemerdekaan
Indonesia
4.6 Menulis sejarah
tentang satu
tokoh nasional
dan tokoh dari
daerahnya yang
berjuang
melawan
penjajahan
Tokoh-Tokoh
Nasional dan Daerah
Dalam
Memperjuangkan
Kemerdekaan
Membaca buku teks, melihat
gambar-gambar tokoh-tokoh
nasional dan daerah dalam
memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia
Membuat dan mengajukan
pertanyaan/tanya
jawab/berdiskusi tentang
informasi tambahan yang
belum dipahami/ingin
diketahui sebagai klarifikasi
tentang peran tokoh-tokoh
nasional dan daerah dalam
memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia
Mengumpulkan informasi
terkait dengan peran tokoh-
tokoh nasional dan daerah
dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia melalui
bacaan, internet dan sumber-
sumber lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Menganalisis informasi dan
data-data yang didapat baik
dari bacaan maupun dari
sumber-sumber terkait untuk
mendapatkan kesimpulan
tentang peran tokoh-tokoh
nasional dan daerah dalam
memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia
Melaporkan hasil analisis
dalam bentuk tulisan sejarah
tentang satu tokoh nasional
dan tokoh dari daerahnya yang
berjuang melawan penjajahan
3.7 Menganalisis
peristiwa
proklamasi
kemerdekaan dan
maknanya bagi
kehidupan sosial,
budaya, ekonomi,
politik, dan
pendidikan
bangsa Indonesia
4.7 Menalar peristiwa
proklamasi
kemerdekaan dan
maknanya bagi
kehidupan sosial,
budaya, ekonomi,
politik, dan
pendidikan
bangsa Indonesia
dan
menyajikannya
dalam bentuk
cerita sejarah
Proklamasi
Kemerdekaan
Indonesia
Peristiwa proklamasi
Kemerdekaan
Membaca buku teks, melihat
gambar peristiwa-peristiwa
penting sekitar proklamasi
kemerdekaan, gambar tokoh-
tokoh proklamasi kemerdekaan,
dan mengunjungi objek sejarah
terdekat.
Membuat dan mengajukan
pertanyaan/tanya
jawab/berdiskusi tentang
informasi tambahan yang
belum dipahami/ingin diketahui
sebagai klarifikasi tentang
peristiwa proklamasi
kemerdekaan, pembentukan
pemerintahan pertama,dan
tokoh-tokoh proklamasi
Indonesia
3.8 Menganalisis
peristiwa
pembentukan
pemerintahan
Peristiwa Setelah
Proklamasi
Kemerdekaan
Indonesia hingga
Mengumpulkan informasi
terkait dengan peristiwa
proklamasi kemerdekaan,
pembentukan pemerintahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
pertama Republik
Indonesia pada
awal
kemerdekaan
hingga
perjuangan
mempertahankan
Kemerdekaan
dari Ancaman
Sekutu dan
Belanda
4.8 Menalar peristiwa
pembentukan
pemerintahan
Republik
Indonesia pada
awal
kemerdekaan
hingga peristiwa
perjuangan
mempertahankan
kemerdekaan dari
ancaman Sekutu
dan Belanda
dalam bentuk
cerita sejarah
Perjuangan
Mempertahankan
Kemerdekaan
Indonesia
Pembentukan
pemerintahan
pertama RI
Tokoh proklamator
dan tokoh lainnya
sekitar proklamasi
Perjuangan
Mempertahankan
Kemerdekaan dari
Ancaman Sekutu dan
Belanda
pertama, dan tokoh-tokoh
proklamasi Indonesia. melalui
bacaan, internet dan sumber-
sumber lainnya
Menganalisis informasi dan
data-data yang didapat baik
dari bacaan maupun dari
sumber-sumber terkait untuk
mendapatkan kesimpulan
tentang peristiwa proklamasi
kemerdekaan, pembentukan
pemerintahan pertama, dan
tokoh-tokoh proklamasi
Indonesia
Mengumpulkan informasi
terkait dengan bentuk dan
strategi perjuangan bangsa
Indonesia dalam menghadapi
ancaman Sekutu dan Belanda
melalui bacaan dan/atau
internet, serta sumber lainnya.
Menganalisis informasi dan
data-data yang didapat dari
bacaan maupun dari sumber-
sumber terkait lainya untuk
mendapatkan kesimpulan
tentang bentuk dan strategi
perjuangan bangsa Indonesia
dalam menghadapi ancaman
Sekutu dan Belanda.
Melaporkan hasil analisis
dalam bentuk cerita sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 4
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kasihan
Kelas/Semester : XI IPS 2 / Genap
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Materi Pokok :Peristiwa Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia sampai Perjuangan Mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia
Alokasi Waktu : 2 JP (2x45 Menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI. 3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah. KI. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
3.8 Menganalisis peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik
Indonesia pada awal kemerdekaan hingga perjuangan mempertahankan
kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda
3.8.1 Menganalisis peristiwa pembentukan pemerintahan pertama
Republik Indonesia pada awal kemerdekaan
3.8.2 Menganalisis perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta sebagai
proklamator serta tokoh-tokoh lainnya sekitar proklamasi
3.8.3 Menganalisis strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia
dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman
Sekutu dan Belanda
4.8 Menalar peristiwa pembentukan pemerintahan Republik Indonesia pada
awal kemerdekaan hingga peristiwa perjuangan mempertahankan
kemerdekan dari ancaman Sekutu dan Belanda dalam bentuk cerita
sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
4.8.1 Menyajikan hasil penalaran berupa laporan tertulis tentang
makna pembentukan pemerintahan RI dan perjuangan
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan membaca buku Sejarah Indonesia kelas XI peserta didik
mampu menganalisis peristiwa pembentukan pemerintahan pertama
Republik Indonesia pada awal kemerdekaan.
2. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu menganalisis makna
peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia bagi
kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini
3. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu menganalisis perjuangan
Bung Karno dan Bung Hatta sebagai proklamator serta tokoh-tokoh
lainnya sekitar proklamasi
4. Melalui kegiatan membaca buku Sejarah Indonesia XI peserta didik
mampu menganalisis strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia
dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan
Belanda
5. Melalui tugas laporan tertulis peserta didik mampu menyajikan hasil
penalaran mengenai pembentukan pemerintahan pertama RI hingga
perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan
Belanda beserta maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa
kini
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pembentukan pemerintahan RI
2. Tokoh proklamator dan tokoh lainnya sekitar proklamasi
3. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan
Belanda
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan Pembelajaran : Pembelajaran Saintifik
2. Strategi Pembelajaran : Cooperative Learning
3. Model Pembelajaran : Talking Stick
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
A. Pendahuluan a. Guru mengkondisikan kelas dan mengucapkan
salam
b. Guru mengadakan presensi untuk siswa
c. Guru melakukan apersepsi dengan mengulas
materi sebelumnya yang telah dipelajari dan
memberi penjelasan materi yang akan dipelajari
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
model pembelajaran yang akan digunakan
e. Guru memberi dukungan dan motivasi terkait
materi yang akan dibahas
15
Menit
B. Kegiatan Inti Mengamati
a. Guru menayangkan gambar mengenai peta
Negara Republik Indonesia dan gambar sidang
KNIP tahun1947
b. Peserta didik memperhatikan gambar yang
ditampilkan oleh guru
Menanya
a. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk menanyakan beberapa hal yang berkaitan
dengan pembentukan pemerintahan pertama RI
pada awal kemerdekaan
b. Peserta didik membuat pertanyaan dari
informasi yang diperoleh
c. Guru memberi kesempatan siswa lain untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan siswa
Mengumpulkan Informasi
a. Guru membentuk 5 kelompok dengan anggota
5-6 siswa
b. Peserta didik berkumpul dengan kelompoknya
masing-masing
c. Guru menyampaikan materi pokok kemudian
memberi tugas berupa pertanyaan pada setiap
kelompok
d. Siswa berdiskusi untuk memecahkan masalah
secara kooperatif
e. Setelah kelompok selesai membahas materi dan
memecahkan masalah yang terdapat pada
pertanyaan, guru mempersilahkan peserta didik
60
Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
untuk menutup semua bacaan
f. Guru mengambil tongkat dan memberikan
kepada salah satu siswa diiringi dengan lagu
kebangsaan Indonesia kemudian tongkat
bergulir dari satu siswa ke siswa yang lain
secara berkelanjutan
g. Guru memberikan pertanyaan pada siswa yang
mendapatkan tongkat
h. Siswa menjawab pertanyaan dari guru dan
anggota kelompok ikut membantu menjawab
i. Guru mempersilahkan siswa lain untuk
membantu menjawab dan menanggapi jawaban
Mengasosiasi
a. Guru mengarahkan peserta didik untuk saling
bertukar pendapat atau gagasan atas materi
yang dibahas
b. Siswa berperan dalam mengungkapkan
pendapat, gagasan dan menjawab pertanyaan
dari kelompok lain
Mengkomunikasikan
a. Setiap perwakilan kelompok secara bergiliran
menyampaikan pembahasan kelompok
b. Kelompok lain menyimak dengan baik
c. Guru memberi tambahan atas jawaban yang
telah dikemukakan peserta didik
C. Penutup a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi
pembelajaran secara bersama
b. Guru memberikan penguatan terhadap
pencapaian kompetansi peserta didik
c. Peserta didik dibantu oleh guru menyimpulkan
pembelajaran tentang materi yang telah dibahas
15
Menit
Pertemuan kedua
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
A. Pendahuluan a. Guru mengkondisikan kelas dan mengucapkan
salam
b. Guru mengadakan presensi untuk siswa
c. Guru melakukan apersepsi dengan mengulas
materi sebelumnya yang telah dipelajari dan
memberi penjelasan materi yang akan dipelajari
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
model pembelajaran yang akan digunakan
e. Guru memberi dukungan dan motivasi terkait
15
Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
materi yang akan dibahas
B. Kegiatan Inti Mengamati
a. Guru menayangkan gambar tentang tokoh-
tokoh proklamasi
b. Peserta didik memperhatikan gambar yang
ditampilkan oleh guru
Menanya
a. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk menanyakan beberapa hal yang berkaitan
dengan meneladani tokoh proklamasi
b. Peserta didik membuat pertanyaan yang belum
dipahami dari informasi yang diperoleh
c. Guru memberi kesempatan siswa lain untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan siswa
Mengumpulkan Informasi
a. Guru membentuk 5 kelompok dengan anggota
5-6 siswa
b. Peserta didik berkumpul dengan kelompoknya
masing-masing
c. Guru menyampaikan materi pokok kemudian
memberi tugas berupa pertanyaan pada setiap
kelompok
d. Siswa berdiskusi untuk memecahkan masalah
secara kooperatif
e. Setelah kelompok selesai membahas materi dan
memecahkan masalah yang terdapat pada
pertanyaan, guru mempersilahkan peserta didik
untuk menutup semua bacaan
f. Guru mengambil tongkat dan memberikan
kepada salah satu siswa diiringi dengan lagu
kebangsaan Indonesia kemudian tongkat
bergulir dari satu siswa ke siswa yang lain
secara berkelanjutan
g. Guru memberikan pertanyaan pada siswa yang
mendapatkan tongkat
h. Siswa menjawab pertanyaan dari guru dan
anggota kelompok ikut membantu menjawab
i. Guru mempersilahkan siswa lain untuk
membantu menjawab dan menanggapi jawaban
Mengasosiasi
a. Guru mengarahkan peserta didik untuk saling
bertukar pendapat atau gagasan atas materi
yang dibahas
60
Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
b. Siswa berperan dalam mengungkapkan
pendapat, gagasan dan menjawab pertanyaan
dari kelompok lain
Mengkomunikasikan
a. Setiap perwakilan kelompok secara bergiliran
menyampaikan pembahasan kelompok
b. Kelompok lain menyimak dengan baik
c. Guru memberi tambahan atas jawaban yang
telah dikemukakan peserta didik
C. Penutup a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi
pembelajaran secara bersama
b. Guru memberikan penguatan terhadap
pencapaian kompetansi peserta didik
c. Peserta didik dibantu oleh guru menyimpulkan
pembelajaran tentang materi yang telah dibahas
15
Menit
Pertemuan Ketiga
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
A. Pendahuluan a. Guru mengkondisikan kelas dan mengucapkan
salam
b. Guru mengadakan presensi untuk siswa
c. Guru melakukan apersepsi dengan sedikit
mengulas materi sebelumnya yang telah
dipelajari dan memberi penjelasan (gambaran)
materi yang akan dipelajari
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
model pembelajaran yang akan digunakan
e. Guru memberi dukungan dan motivasi terkait
materi yang akan dibahas
B. Kegiatan Inti Mengamati
a. Guru menayangkan video tentang materi
perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari
ancaman Sekutu dan Belanda
b. Peserta didik memperhatikan video yang
ditayangkan oleh guru
Menanya
a. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk menanyakan beberapa hal yang berkaitan
dengan
b. Peserta didik membuat pertanyaan yang belum
dipahami dari informasi yang diperoleh
c. Guru memberi kesempatan siswa lain untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Mengumpulkan Informasi
a. Guru membentuk 5 kelompok dengan anggota
5-6 siswa
b. Peserta didik berkumpul dengan kelompoknya
masing-masing
c. Guru menyampaikan materi pokok kemudian
memberi tugas berupa pertanyaan pada setiap
kelompok
d. Siswa berdiskusi untuk memecahkan masalah
secara kooperatif
e. Setelah kelompok selesai membahas materi dan
memecahkan masalah yang terdapat pada
pertanyaan, guru mempersilahkan peserta didik
untuk menutup semua bacaan
f. Guru mengambil tongkat dan memberikan
kepada salah satu siswa diiringi dengan lagu
kebangsaan Indonesia kemudian tongkat
bergulir dari satu siswa ke siswa yang lain
secara berkelanjutan
g. Guru memberikan pertanyaan pada siswa yang
mendapatkan tongkat
h. Siswa menjawab pertanyaan dari guru dan
anggota kelompok ikut membantu menjawab
i. Guru mempersilahkan siswa lain untuk
membantu menjawab dan menanggapi jawaban
Mengasosiasi
a. Guru mengarahkan peserta didik untuk saling
bertukar pendapat atau gagasan atas materi
yang dibahas
b. Siswa berperan dalam mengungkapkan
pendapat, gagasan dan menjawab pertanyaan
dari kelompok lain
Mengkomunikasikan
a. Setiap perwakilan kelompok secara bergiliran
menyampaikan pembahasan kelompok
b. Kelompok lain menyimak dengan baik
c. Guru memberi tambahan atas jawaban yang
telah dikemukakan peserta didik
C. Penutup a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi
pembelajaran secara bersama
b. Guru memberikan penguatan terhadap
pencapaian kompetansi peserta didik
c. Peserta didik dibantu oleh guru menyimpulkan
pembelajaran tentang materi yang telah dibahas
15
Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Media Pembelajaran : Power Point (PPT), Video dan Gambar
2. Alat Pembelajaran : Laptop. LCD dan Speaker
3. Sumber Pembelajaran :
1) Hapsari, Ratna & M. Adil, 2014. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA
Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga
2) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Sejarah Indonesia
untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Kemendikbud
3) Anshori, M. Junaedi Al. 2010. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta: PT
Mitra Aksara Panaitan.
H. PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMIDIAL, DAN PENGAYAAN
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian sikap
1) Observasi
b. Penilaian Pengetahuan
1) Penugasan
2) Tanya Jawab
3) Observasi terhadap kegiatan diskusi
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian sikap diskusi kelompok setiap siswa
No Aspek Kooperatif yang Diamati Skor (1-10)
1. Bekerja sama dalam kelompok
2. Mendengarkan teman saat diskusi kelompok
3. Menghargai pendapat teman
4. Memberikan pendapat, gagasan saat diskusi
5. Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota
kelompok
6. Membantu anggota kelompok dalam memecahkan
masalah saat pembelajaran
7. Mengambil giliran saat diskusi
8. Bertanggung jawab terhadap kelompok
Skor Perolehan
N = Nilai hasil pengamatan
= Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
= Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang diamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
b. Instrumen Penilaian Pengetahuan
(Hasil Diskusi)
No Nama Skor
Jml Skor Nilai 1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7 dst.
Keterangan Penilaian:
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria sebagai berikut:
Skor setiap soal memiliki bobot yang berbeda, yaitu;
Nomor 1-3 diberi skor 10
Nomor 4 dan 5 diberi skor 20
Soal Uji Kompetensi (terlampir)
c. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan
Pembelajaran remidial dilaksanakan segera setelah diadakan
penilaian bagi peserta didik yang mendapat nilai di bawah 75
dengan mengerjakan kembali soal uji kompetensi.
Pengayaan dilaksanakan peserta didik yang mendapatkan nilai di
atas 75 dengan memberikan tugas membuat analisis mengenai
peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia
pada awal kemerdekaan dan meneladani tokoh proklamasi.
Yogyakarta, 7 April 2017
Peneliti
Noviani Kumalasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran Materi
A. Pembentukan pemerintahan RI
Proklamasi 17 Agustus 1945 dilaksanakan dalam situasi kacau, dapat
dikatakan bahwa proklamasi tersebut dilakukan dengan tergesa-gesa, tanpa
melalui pembicaraan panjang. Walaupun kamu sudah tahu bahwa
sebelumnya telah dibentuk BPUPKI dan PPKI yang secara resmi merancang
kemerdekaan Indonesia.
Pada saat proklamasi dibacakan, negara Indonesia belum sepenuhnya
terbentuk. Mengapa demikian? Karena syarat kelengkapan negara pada saat
itu belum semua terpenuhi. Apa saja syarat berdirinya negara? Selain memiliki
wilayah, negara harus memiliki struktur pemerintahan, diakui negara lain, dan
memiliki kelengkapan lain seperti undang-undang atau peraturan hukum.
Di antara persyaratan tersebut, syarat utama yang belum terpenuhi adalah
struktur pemerintahan dan pengakuan dari negara lain. Ingat, proklamasi
kemerdekaan Indonesia tidak mengundang secara resmi berbagai duta besar
negara lain, karena memang sebelum proklamasi pemerintahan yang ada
adalah pemerintahan Jepang. Karena itu, tugas pertama bangsa Indonesia adalah
membentuk pemerintahan dan mencari pengakuan negara-negara lain.
1. Pengesahan UUD dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
Kelengkapan-kelengkapan negara harus segera dipenuhi oleh Indonesia,
yang baru saja merdeka. Salah satu hal terpenting yang harus dipenuhi
adalah Undang-Undang Dasar (UUD). Pada tanggal 18 Agustus 1945,
PPKI melakukan sidang yang menghasilkan persetujuan dan pengesahan
UUD (Undang-Undang Dasar), yang kemudian dikenal sebagai UUD 1945.
Bagaimana proses persidangan tersebut?
Setelah proklamasi, PPKI melakukan rapat pertama di Pejambon
(sekarang dikenal sebagai gedung Pancasila). Sekitar pukul 11.30, sidang pleno
dibuka. Sebelum konsep itu disahkan, atas prakarsa Moh. Hatta, berdasarkan
pesan dari tokoh Kristen dari Indonesia bagian Timur, sila pertama dasar negara
yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, diubah
menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Rumusan itu telah dikonsultasikan Hatta kepada pemuka Islam seperti, Ki
Bagoes Hadikusumo, Wahid Hasyim, Kasman Singodimedjo, dan Tengku Moh.
Hasan. Pertimbangan itu diambil karena suatu pernyataan pokok mengenai
seluruh bangsa tidaklah tepat hanya menyangkut identitas sebagian dari rakyat
Indonesia sekalipun merupakan bagian yang terbesar. Berdasarkan rumusan
tersebut, maka Pancasila secara resmi ditetapkan sebagai dasar negara oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, 18 Agustus 1945. Serta perubahan
kecil pada istilah dan strukturnya.di bawah pimpinan Sukarno.
Kemudian dilaksanakan acara pemandangan umum, yang dilanjutkan
dengan pembahasan bab demi bab dan pasal demi pasal. Sidang dilanjutkan
dengan pemilihan presiden dan wakil presiden. Sebagai dasar hukum pemilihan
presiden dan wakil presiden tersebut, harus disahkan dulu pasal 3 dari Aturan
Peralihan. Ini menandai untuk pertama kalinya presiden dan wakil presiden dipilih
oleh PPKI. Kertas suara dibagikan, tetapi atas usul Otto Iskandardinata, maka
secara aklamasi terpilih Ir. Sukarno sebagai Presiden RI, dan Drs. Moh. Hatta
sebagai Wakil Presiden Rl. Sesudah itu, pasal-pasal yang tersisa yang berkaitan
dengan Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan disetujui. Setelah menjadi
presiden, Sukarno kemudian menunjuk sembilan orang anggota PPKI sebagai
Panitia Kecil dipimpin oleh Otto Iskandardinata. Tim ini bertugas merumuskan
pembagian wilayah negara Indonesia
2. Pembentukan Departemen dan Pemerintahan Daerah
Sidang PPKI dilanjutkan kembali pada tanggal 19 Agustus 1945. Acara
yang pertama adalah membahas hasil kerja Panitia Kecil yang dipimpin oleh
Otto Iskandardinata. Sebelum acara dimulai, Presiden Sukarno ternyata
telah menunjuk Ahmad Subarjo, Sutarjo Kartohadikusumo dan Kasman
Singodimejo sebagai Panitia Kecil yang ditugasi merumuskan bentuk
departemen bagi pemerintahan RI, tetapi bukan personalianya (pejabatnya).
Otto Iskandardinata menyampaikan hasil kerja Panitia Kecil yang dipimpinnya.
Hasil keputusannya tentang pembagian wilayah NKRI menjadi delapan
provinsi, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Borneo (Kalimantan), Sulawesi,
Maluku, Sunda Kecil, Sumatra.
Di samping delapan wilayah tersebut, masih ditambah Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Surakarta. Setelah itu, sidang dilanjutkan mendengarkan
laporan Ahmad Subarjo, mengenai pembagian departemen atau kementerian.
Adapun hasil yang disepakati, NKRI terbagi atas 12 departemen yaitu
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kehakiman,
Kementerian Keuangan, Kementerian Kemakmuran, Kementerian Kesehatan,
Kementerian Pengajaran, Kementerian Sosial, Kementerian Pertahanan,
Kementerian Penerangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Kementerian Negara.
3. Pembentukan Badan-Badan Negara
Pada malam hari tanggal 19 Agustus 1945, di Jln. Gambir Selatan
(sekarang Merdeka Selatan) No. 10, Presiden Sukarno, Wakil Presiden Hatta, Mr.
Sartono, Suwirjo, Otto Iskandardinata, Sukardjo Wirjopranoto, dr. Buntaran, Mr.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
A.G. Pringgodigdo, Sutardjo Kartohadikusumo, dan dr. Tajuluddin, berkumpul
untuk membahas siapa saja yang akan diangkat sebagai anggota Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP). Selanjutnya disepakati bahwa rapat KNIP direncanakan
tanggal 29 Agustus 1945.
PPKI kembali mengadakan sidang pada tanggal 22 Agustus 1945. Dalam
sidang ini, diputuskan mengenai pembentukan Komite Nasional Seluruh
Indonesia dengan pusatnya di Jakarta. Komite Nasional dibentuk sebagai
penjelmaan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan
kemerdekaan Indonesia yang berdasar kedaulatan rakyat.
KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) diresmikan dan anggota-
anggotanya dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945. Pelantikan ini dilangsungkan
di gedung Kesenian Pasar Baru, Jakarta. Sebagai ketua KNIP adalah Mr. Kasman
Singodimejo, dengan beberapa wakilnya, yakni Sutarjo Kartohadikusumo, Mr.
Latuharhary, dan Adam Malik.
Tanggal 16 Oktober 1945, diselenggarakan sidang KNIP yang bertempat
di Gedung Balai Muslimin Indonesia, Jakarta. Sidang ini dipimpin oleh Kasman
Singodimejo. Dalam sidang ini juga diusulkan kepada Presiden agar KNIP diberi
hak legislatif selama DPR dan MPR belum terbentuk. Hal ini dirasa penting,
karena dalam rangka menegakkan kewibawaan kehidupan kenegaraan. Syahrir
dan Amir Syarifudin mengusulkan adanya BPKNIP (Badan Pekerja KNIP) untuk
menghadapi suasana genting. BPKNIP akan mengerjakan tugastugas operasional
dari KNIP. Berdasarkan usul-usul dalam sidang tersebut, maka Wakil Presiden
selaku wakil pemerintah, mengeluarkan maklumat yang lazim disebut Maklumat
Wakil Presiden No. X.
Dengan adanya maklumat tersebut, untuk sementara Indonesia sudah
memiliki badan negara yang memiliki kekuasaan legislatif. KNIP yang semula
sebagai Pembantu Presiden dan merupakan wadah pemusatan kehendak
rakyat serta pengobar semangat perebutan kekuasaan dari Jepang, setelah
dikeluarkan maklumat No. X itu KNIP diharapkan berperan sebagai MPR dan
DPR, meskipun hanya bersifat sementara. Untuk menjalankan kegiatannya,
telah dibentuk BPKNIP, yang diketuai oleh Sutan Syahrir.
4. Pembentukan Kabinet
Presiden segera membentuk kabinet yang dipimpin oleh Presiden Sukarno
sendiri. Dalam kabinet ini para menteri bertanggung jawab kepada Presiden atau
Kabinet Presidensiil.
Kabinet RI yang pertama dibentuk oleh Presiden Sukarno pada tanggal 2
September 1945 terdiri atas para menteri sebagai berikut.
a. Menteri Dalam Negeri R.A.A. Wiranata Kusumah
b. Menteri Luar Negeri Mr. Ahmad Subarjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
c. Menteri Keuangan Mr. A.A. Maramis
d. Menteri Kehakiman Prof. Mr. Supomo
e. Menteri Kemakmuran Ir. Surakhmad Cokroadisuryo
f. Menteri Keamanan Rakyat Supriyadi
g. Menteri Kesehatan Dr. Buntaran Martoatmojo
h. Menteri Pengajaran Ki Hajar Dewantara
i. Menteri Penerangan Mr. Amir Syarifuddin
j. Menteri Sosial Mr. Iwa Kusumasumantri
k. Menteri Pekerjaan Umum Abikusno Cokrosuyoso
l. Menteri Perhubungan Abikusno Cokrosuyoso
m. Menteri Negara Wahid Hasyim
n. Menteri Negara Dr. M. Amir
o. Menteri Negara Mr. R.M. Sartono
p. Menteri Negara R. Otto Iskandardinata
5. Pembentukan Berbagai Partai Politik
Sidang PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945 juga memutuskan adanya
pembentukan partai politik nasional yang kemudian terbentuk PNI (Partai
Nasional Indonesia). Partai ini diharapkan sebagai wadah persatuan pembinaan
politik bagi rakyat Indonesia. BPKNIP mengusulkan perlu dibentuknya
partaipartai politik, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Wakil Presiden dengan
maklumat pada tanggal 3 Nopember 1945. Setelah dikeluarkan maklumat itu,
berdirilah partai-partai politik di NKRI.
6. Komite van Aksi dan Lahirnya Badan-badan Perjuangan
Sukarni dan Adam Malik membentuk Komite van Aksi yang dimaksudkan
sebagai gerakan yang bertugas dalam pelucutan senjata terhadap serdadu Jepang
dan merebut kantor-kantor yang masih diduduki Jepang. Munculnya Komite van
Aksi kemudian disusul dengan lahirnya berbagai badan perjuangan lainnya di
bawah Komite van Aksi seperti API (Angkatan Pemuda Indonesia), BARA
(Barisan Rakyat Indonesia) dan BBI (Barisan Buruh Indonesia)
Di berbagai daerah kemudian juga berkembang badan-badan perjuangan.
Di Surabaya muncul BBI pada tanggal 21 Agustus 1945. Kemudian pada tanggal
25 Agustus 1945, dibentuk Angkatan Muda oleh Sumarsono dan Ruslan
Wijayasastra. Kedua tokoh ini kemudian membentuk PRI (Pemuda Republik
Indonesia) bersama Bung Tomo pada tanggal 23 September. Demikian halnya
yang terjadi di Yogyakarta, Surakarta, dan Semarang, di sana juga muncul
berbagai badan perjuangan. Misalnya, Angkatan Muda dan Pemuda di Semarang,
Angkatan Muda di Surakarta, Angkatan Muda Pegawai Kesultanan atau dikenal
Pekik (Pemuda Kita Kesultanan) di Yogyakarta. Di Bandung berdiri Persatuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Pemuda Pelajar Indonesia yang kemudian lebih dikenal dengan PRI (Pemuda
Republik Indonesia).
Selain itu, juga muncul Barisan Banteng, Pesindo (Pemuda Sosialis
Indonesia). BPRI (Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia), dan juga muncul
HizbullahSabilillah. Bahkan orang-orang luar Jawa yang berada di Jawa
membentuk badan perjuangan seperti KRIS (Kebaktian Rakyat Indonesia
Sulawesi) dan PIM (Pemuda Indonesia Maluku). Kemudian, muncul pula badan-
badan perjuangan yang lebih bersifat khusus, misalnya TP (Tentara Pelajar), TGP
(Tentara Genie Pelajar), dan TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar).
Selanjutnya berkembang pula kelaskaran.
7. Lahirnya Tentara Nasional Indonesia
Sebagai negara yang wilayahnya luas, tentara mutlak diperlukan sebagai
benteng pertahanan. Sebutan TNI (Tentara Nasional Indonesia), lebih populer
dengan sebutan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Terbentuknya
TNI berpangkal dari maklumat pembentukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat).
Kesatuan TKR kemudian berkembang menjadi TNI.
a. Badan Keamanan Rakyat
Beberapa minggu setelah proklamasi kemerdekaan, Presiden Sukarno
masih bersikap hati-hati. Hal ini berkaitan dengan sikap Jepang yang tidak senang
kalau terjadi perubahan status quo (dari negara jajahan menjadi negara merdeka),
apalagi sampai memiliki tentara. Sejak Jepang menyerah kepada Sekutu, Jepang
harus menjaga Indonesia agar jangan sampai terjadi perubahan sampai Sekutu tiba
di Indonesia. Oleh karena takut kepada pemerintah Sekutu, maka Jepang bersikap
keras kepada Indonesia. Sikap keras dan ketidaksenangan Jepang terhadap
Indonesia, misalnya melucuti persenjataan dan sekaligus membubarkan Peta pada
tanggal 18 Agustus 1945. Jepang khawatir Peta akan menjelma menjadi tentara
Indonesia. Oleh karena itu, Presiden Sukarno bersikap lebih hati-hati, agar
Republik Indonesia tetap dapat berlangsung.
Sikap Sukarno yang demikian itu tidak disenangi oleh para pemuda yang
lebih bersifat revolusioner. Oleh karena itu, para pemuda memelopori
pembentukan badan-badan perjuangan. Sampai akhir bulan Agustus 1945, sikap
hati-hati Sukarno masih tetap dipertahankan. Hal ini terbukti pada waktu diadakan
sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945. Untuk menghadapi situasi dalam sidang itu
diputuskan, untuk pembentukan BKR (Badan Keamanan Rakyat). BKR
merupakan bagian dari BPKKP (Badan Penolong Keluarga Korban Perang).
Tujuan dibentuknya BKR untuk memelihara keselamatan masyarakat dan
keamanan di berbagai wilayah. Oleh karena itu, BKR juga dibentuk di berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
daerah, namun harus diingat bahwa BKR bukan tentara. Jadi, sampai akhir bulan
Agustus 1945, Indonesia belum memiliki tentara.
b. Tentara Keamanan Rakyat
Angkatan Perang Inggris yang tergabung dalam SEAC (South East Asian
Command) mendarat di Jakarta pada tanggal 16 September 1945. Pasukan
ini dipimpin Laksamana Muda Lord Louis Mountbatten yang mendesak pihak
Jepang untuk mempertahankan status quo di Indonesia. Indonesiamasih
dipandang sebagai daerah jajahan seperti pada masa-masa sebelum 17 Agustus
1945.
Dengan demikian maka Jepang semakin keras dan berani untuk tetap
mempertahankan diri dan melawan gerakan para pemuda yang sedang melakukan
usaha perlucutan senjata dan perebutan kekuasaan. Pada tanggal 29 September
1945, mendarat lagi tentara Inggris yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Sir Philip
Christison, panglima dari AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies).
Kedatangan tentara AFNEI ternyata diboncengi oleh tentara Belanda yang disebut
NICA (Netherlands India Civil Administration). Hal ini menimbulkan kemarahan
bagi bangsa Indonesia. Akhirnya, timbul berbagai insiden dan perlawanan
terhadap kekuatan asing, terutama terhadap Belanda. Dengan demikian ancaman
dari kekuatan asing semakin besar. Para pemimpin negara menyadari bahwa sulit
mempertahankan negara dan kemerdekaan tanpa suatu tentara atau angkatan
perang.
Sehubungan dengan itu, maka pemerintah memanggil bekas mayor KNIL,
Urip Sumoharjo dan ditugasi untuk membentuk tentara kebangsaan. Urip
Sumoharjo sejak zaman Belanda sudah memiliki pengalaman di bidang
kemiliteran. la termasuk lulusan pertama dari Sekolah Perwira di Meester
Cornelis yang didirikan Belanda. Kemudian, dikeluarkanlah Maklumat
Pemerintah pada tanggal 5 Oktober 1945 tentang pembentukan TKR (Tentara
Keamanan Rakyat). Adapun maklumat itu berbunyi sebagai berikut:
Untuk memperkuat perasaan keamanan umum, maka diadakan suatu
Tentara Keamanan Rakyat.
Jakarta, 5 Oktober 1945
Presiden Republik Indonesia
Soekarno
c. Dari TKR, TRI, ke TNI
Sejarah ketentaraan Indonesia terus mengalami perubahan pada masa awal
kemerdekaan. TKR dengan sebutan keamanan rakyat, dinilai hanya merupakan
kesatuan yang menjaga keamanan rakyat yang belum menunjukkan sebagai suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
kesatuan angkatan bersenjata yang mampu melawan musuh dengan perang
bersenjata. Jenderal Sudirman ingin meninjau susunan dan tata kerja TKR.
Kemudian atas prakarsa Markas Tertinggi TKR, pemerintah mengeluarkan
Penetapan Pemerintah No.2/SD 1946 tanggal 1 Januari 1946. Isi dari Penetapan
Pemerintah itu adalah mengubah nama Tentara Keamanan Rakyat menjadi
Tentara Keselamatan Rakyat.
Kementerian Keamanan Rakyat diubah menjadi Kementerian Pertahanan.
Belum genap satu bulan, sebutan Tentara Keselamatan Rakyat diganti dengan TRI
(Tentara Republik Indonesia). Hal ini berdasarkan pada Maklumat Pemerintah
tertanggal 26 Januari 1946. Di dalam maklumat itu ditegaskan bahwa TRI
merupakan tentara rakyat, tentara kebangsaan, atau tentara nasional. Namun
dalam maklumat itu tidak menyinggung tentang kedudukan badan-badan
perjuangan atau kelaskaran di luar TKR.
Di dalam Lingkungan Markas Tertinggi, TRI kemudian disempurnakan
dengan dibentuknya TRI Angkatan Laut yang kemudian dikenal dengan ALRI
(Angkalan Laut Republik Indonesia) dan TRI Angkatan Udara yang dikenal
dengan AURI (Angkalan Udara Republik Indonesia).
B. Tokoh proklamator dan tokoh lainnya sekitar proklamasi
Banyak tokoh penting yang berperan di berbagai peristiwa di sekitar
Proklamasi. Beberapa tokoh penting itu antara lain sebagai berikut.
1. Ir. Sukarno:
Sukarno atau Bung Karno, lahir di Surabaya
tanggal 6 Juni 1901. Sudah aktif dalam berbagai
pergerakan sejak menjadi mahasiswa di Bandung. Tahun
1927, bersama kawankawannya mendirikan PNI. Oleh
karena perjuangannya, ia seringkali keluar-masuk
penjara. Kemudian pada zaman Jepang, ia pernah
menjadi ketua Putera, Chuo Sangi In dan PPKI, serta
pernah menjadi anggota BPUPKI. Begitu tiba di tanah
air, dari perjalanannya ke Saigon, Sukarno
menyampaikan pidato singkat. Isi pidato itu antara lain, pertanyataanbahwa
Indonesia sudah merdeka sebelum jagung berbunga. Hal ini semakin membakar
semangat rakyat Indonesia.
Bersama Moh. Hatta, Sukarno menjadi tokoh sentral yang terus didesak
oleh para pemuda agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, sampai
akhirnya ia harus diungsikan ke Rengasdengklok. Sepulangnya dari
Rengasdengklok ia bersama Moh. Hatta dan Ahmad Subarjo merumuskan teks
proklamasi, dan menuliskannya pada secarik kertas. Sukarno bersama Moh. Hatta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
diberi kepercayaan untuk menandatangani teks proklamasi tersebut. Tanggal 17
Agustus 1945, peranan Sukarno semakin penting. Secara tidak langsung ia terpilih
menjadi tokoh nomor satu di Indonesia. Sukarno dengan didampingi Moh. Hatta,
diberi kepercayaan membacakan teks proklamasi sebagai pernyataan
Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, Sukarno dikenal sebagai pahlawan
proklamator. Sukarno wafat pada tanggal 21 Juni 1970 dan dimakamkan di Blitar.
2. Drs. Moh.Hatta
Tokoh lain yang sangat penting dalam berbagai
peristiwa sekitar proklamasi adalah Drs. Moh. Hatta.
la dilahirkan di Bukittinggi tanggal 12 Agustus
1902. Sejak menjadi mahasiswa di luar negeri, ia
sudah aktif dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia. Ia menjadi salah seorang pemimpin dan
ketua Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda.
Setelah di tanah air, ia aktif di PNI bersama Bung
Karno. Setelah PNI dibubarkan, Hatta aktif di PNI
Baru. Pada masa pendudukan Jepang, ia menjadi
salah seorang pemimpin PUTERA, menjadi anggota
BPUPKI dan wakil ketua PPKI. Saat menjabat
sebagai wakil PPKI, Moh. Hatta dan Sukarno
menjadi dwi tunggal yang sulit dipisahkan. Bersama Bung Karno, ia juga pergi
menghadap Terauchi di Saigon. Setelah pulang, Moh. Hatta menjadi salah satu
tokoh sentral yang terus didesak para pemuda agar bersama Sukarno bersedia
menyatakan proklamasi Indonesia secepatnya. Moh. Hatta melibatkan diri secara
langsung dan ikut andil dalam perumusan teks proklamasi. la juga ikut
menandatangani teks proklamasi. Pada peristiwa detik-detik proklamasi, Moh.
Hatta tampil sebagai tokoh nomor dua dan mendampingi Bung Karno dalam
pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, ia juga
dikenal sebagai pahlawan proklamator. la wafat pada tanggal 14 Maret 1980,
dimakamkan di pemakaman umum Tanah Kusir Jakarta.
3. Ahmad Subarjo
“Saya menjamin bahwa tanggal 17 Agustus 1945
akan terjadi proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia. Kalau Saudara-saudara ragu, nyawa sayalah
yang menjadi taruhannya”. Ucapan itu bukan main-main
bagi Ahmad Subarjo. Ucapan tersebut berhasil
meyakinkan Golongan Muda, bahwa para senior akan
melaksanakan proklamasi sesuai dengan desaka para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
pemuda. Menjadi taruhan untuk peristiwa yang sangat penting menunjukkan
bahwa Subarjo tidak menghitung jiwa dan raganya demi kemerdekaan Indonesia.
Kerelaan tokoh untuk mengorbankan diri demi bangsa dan negara adalah salah
satu teladan yang perlu selalu kita lakukan. Ahmad Subarjo lahir di Karawang
Jawa Barat pada tanggal 23 Maret 1896. la tutup usia pada bulan Desember 1978.
Pada masa pergerakan nasional ia aktif di PI dan PNI. Kemudian pada masa
pendudukan Jepang sebagai Kaigun, bekerja pada Kantor Kepala Biro Riset
Angkatan Laut Jepang pimpinan Laksamana Maeda. Ia juga sebagai anggota
BPUPKI dan PPKI. Ahmad Subarjo tidak hadir pada saat Bung Karno
membacakan teks proklamasi di Pegangsaan Timur No. 56. Tokoh Ahmad
Subarjo boleh dikatakan sebagai tokoh yang mengakhiri peristiwa
Rengasdengklok. Sebab dengan jaminan nyawa Ahmad Subarjo, akhirnya Ir.
Sukarno, Moh. Hatta dan rombongan diperbolehkan kembali ke Jakarta.
Sesampainya di Jakarta dini hari, di rumah Maeda dilaksanakan perumusan teks
proklamasi, Ahmad Subarjo secara langsung berperan aktif dan memberikan andil
pemikiran tentang rumusan teks proklamasi.
4. Sukarni Kartodiwiryo
Tokoh inilah yang sering menjadi
perdebatan para pembaca sejarah Indonesia
sekitar proklamasi kemerdekaan. Banyak yang
mengira tokoh ini perempuan, karena Sukarni
lebih banyak digunakan untuk nama perempuan
di Jawa Tengah. Sukarni Kartodiwiryo adalah
salah seorang pimpinan gerakan pemuda di masa
proklamasi. Tokoh ini dilahirkan di Blitar pada
tanggal 14 Juli 1916 dan meninggal pada tanggal
4 Mei 1971. Sejak muda, ia sudah aktif dalam
pergerakan politik. Semasa pendudukan Jepang, ia bekerja pada kantor berita
Domei. Kemudian aktif di dalam gerakan pemuda. Bahkan ia menjadi pemimpin
gerakan pemuda yang berpusat di Asrama Pemuda Angkatan Baru di Menteng
Raya 31 Jakarta. Sukarni merupakan pelopor penculikan Sukarno dan Moh. Hatta
ke Rengasdengklok. Ia juga tokoh yang mengusulkan agar teks proklamasi
ditandatangani oleh Sukarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. La juga
memimpin pertemuan untuk membahas strategi penyebarluasan teks proklamasi
dan berita tentang proklamasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
C. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan dari Ancaman Sekutu dan
Belanda
1. Kedatangan Sekutu yang Memboncengi Belanda
Setelah PD II, terjadi perundingan Belanda dengan Inggris di London yang
menghasilkan Civil Affairs Agreement. Isinya tentang pengaturan penyerahan
kembali Indonesia dari pihak Inggris kepada Belanda, khusus yang menyangkut
daerah Sumatra, sebagai daerah yang berada di bawah pengawasan SEAC (South
East Asia Command). Di dalam perundingan itu dijelaskan langkah-langkah yang
ditempuh sebagai berikut.
1. Fase pertama, tentara Sekutu akan mengadakan operasi militer untuk
memulihkan keamanan dan ketertiban.
2. Fase kedua, setelah keadaan normal, pejabat-pejabat NICA akan mengambil
alih tanggung jawab koloni itu dari pihak Inggris yang mewakili Sekutu
Setelah diketahui Jepang menyerah pada tanggal 15 Agustus1945, maka
Belanda mendesak Inggris agar segera mensahkan hasil perundingan tersebut.
Pada tanggal 24 Agustus 1945, hasil perundingan tersebut disahkan. Berdasarkan
persetujuan Potsdam, isi Civil Affairs Agreement diperluas. Inggris bertanggung
jawab untuk seluruh Indonesia termasuk daerah yang berada di bawah
pengawasan SWPAC (South West Pasific Areas Command). Untuk melaksanakan
isi Perjanjian Potsdam, maka pihak SWPAC di bawah Lord Louis Mountbatten di
Singapura segera mengatur pendaratan tentara Sekutu di Indonesia. Kemudian
pada tanggal 16 September 1945, wakil Mountbatten, yakni Laksamana Muda
WR Patterson dengan menumpang Kapal Cumberland, mendarat di Pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya. Dalam rombongan Patterson ikut serta Van Der Plass
seorang Belanda yang mewakili H.J. Van Mook (Pemimpin NICA). Setelah
informasi dan persiapan dipandang cukup, maka Louis Mountbatten membentuk
pasukan komando khusus yang disebut AFNEI (Allied Forces Netherlands East
Indiers) di bawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Mereka
tergabung di dalam pasukan tentara Inggris yang berkebangsaan India, yang
sering disebut sebagai tentara Gurkha. Tugas tentara AFNEI sebagai berikut:
1. Menerima penyerahan kekuasaan tentara Jepang tanpa syarat.
2. Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu.
3. Melucuti dan mengumpulkan orang-orang Jepang untuk dipulangkan ke
negerinya.
4. Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai, menciptakan ketertiban,
dan keamanan, untuk kemudian diserahkan kepada pemerintahan sipil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
5. Mengumpulkan keterangan tentang penjahat perang untuk kemudian diadili
sesuai hukum yang berlaku.
Pasukan Sekutu yang tergabung dalam AFNEI mendarat di Jakarta pada
tanggal 29 September 1945. Kekuatan pasukan AFNEI dibagi menjadi tiga divisi,
yaitu sebagai berikut:
a) Divisi India 23 di bawah pimpinan Jenderal DC Hawthorn. Daerah tugasnya
di Jawa bagian barat dan berpusat di Jakarta.
b) Divisi India 5 di bawah komando Jenderal EC Mansergh bertugas di Jawa
bagian timur dan berpusat di Surabaya.
c) Divisi India 26 di bawah komando Jenderal HM Chambers, bertugas di
Sumatra, pusatnya ada di Medan.
Kedatangan tentara Sekutu diboncengi NICA yang akan menegakkan
kembali kekuatannya di Indonesia. Hal ini menimbulkan kecurigaan terhadap
Sekutu dan bersikap anti Belanda. Sementara Christison sebagai pemimpin
AFNEI menyadari bahwa, untuk menjalankan tugasnya tidak mungkin tanpa
bantuan pemerintah RI. Oleh karena itu, Christison bersedia berunding dengan
pernerintah RI. Kemudian, Christison pada tanggal 1 Oktober 1945 mengeluarkan
pernyataan pengakuan secara de facto tentang negara Indonesia. Namun, dalam
kenyataannya pernyataan tersebut banyak dilanggarnya.
2. Mempertahankan Kemerdekaan dengan Perlawanan Senjata
Kedatangan Sekutu di Indonesia menimbulkan berbagai reaksi dari
masyarakat Indonesia. Apalagi dengan memboncengnya Belanda yang ingin
menguasai kembali Indonesia. Hal ini mengakibatkan berbagai upaya
penentangan dan perlawanan dari masyarakat. Beberapa perjuangan dari rakyat
terjadi di beberapa daerah yaitu
1. Perjuangan rakyat Semarang dalam melawan tentara Jepang
2. Pengambil alihan kekuasaan Jepang di Yogyakarta
3. Perjuangan di Surabaya
4. Pertempuran Palagan Ambarawa
5. Bandung Lautan Api
3. Memperjuangkan Kemerdekaan Dengan Diplomasi
a. Perjanjian Linggajati
Perjanjian Linggarjati dilakukan pada tanggal 10-15 November 1946 di
Linggarjati, dekat Cirebon. Perjanjian tersebut dipimpin oleh Lord Killearn,
seorang diplomat Inggris. Pada tanggal 7 Oktober 1946 Lord Killearn berhasil
mempertemukan wakil-wakil pemerintah Indonesia dan Belanda ke meja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
perundingan yang berlangsung di rumah kediaman Konsul Jenderal Inggris di
Jakarta. Dalam perundingan ini masalah gencatan senjata yang tidak mencapai
kesepakatan akhirnya dibahas lebih lanjut oleh panitia yang dipimpin oleh Lord
Killearn. Hasil kesepakatan di bidang militer sebagai berikut:
Gencatan senjata diadakan atas dasar kedudukan militer pada waktu itu
dan atas dasar kekuatan militer Sekutu serta Indonesia. Dibentuk sebuah Komisi
bersama Gencatan Senjata untuk masalah-masalah teknis pelaksanaan gencatan
senjata. Hasil Perundingan Linggarjati ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947
di Istana Rijswijk (sekarang Istana Merdeka) Jakarta, yang isinya adalah sebagai
berikut:
1) Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah
kekuasaan yang meliputi Sumatra, Jawa dan Madura.
2) Belanda harus meninggalkan wilayah de facto paling lambat 1 Januari 1949.
3) Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara
Indonesia Serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat yang salah satu
bagiannya adalah Republik Indonesia.
4) Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda akan membentuk Uni
Indonesia – Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
Perjanjian Linggarjati yang ditandatangani tanggal 15 November 1946
mendapat tentangan dari partai-partai politik yang ada di Indonesia. Sementara
itu, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 6 tahun 1946 tentang
penambahan anggota KNIP untuk partai besar dan wakil dari daerah luar Jawa.
Tujuannya adalah untuk menyempurnakan susunan KNIP. Ternyata tentangan itu
masih tetap ada, bahkan presiden dan wakil presiden mengancam akan
mengundurkan diri apabila usaha-usaha untuk memperoleh persetujuan itu
ditolak.
Akhirnya, KNIP mengesahkan perjanjian Linggarjati pada tanggal 25
Februari 1947, bertempat di Istana Negara Jakarta. Persetujuan itu ditandatangani
pada tanggal 25 Maret 1947. Apabila ditinjau dari luas wilayah, kekuasaan
Republik Indonesia menjadi semakin sempit, namun bila dipandang dari segi
politik intemasional kedudukan Republik Indonesia bertambah kuat. Hal ini
disebabkan karena pemerintah Inggris, Amerika Serikat, serta beberapa negara-
negara Arab telah memberikan pengakuan terhadap kemerdekaan dan kedaulatan
Republik Indonesia.
b. Perjanjian Renville
Perjanjian Renville diambil dari nama sebutan kapal perang milik Amerika
Serikat yang dipakai sebagai tempat perundingan antara pemerintah Indonesia
dengan pihak Belanda, dan KTN sebagai perantaranya. Dalam perundingan itu,
delegasi Indonesia diketuai oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin dan pihak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Belanda menempatkan seorang Indonesia yang bernama Abdulkadir
Wijoyoatmojo sebagai ketua delegasinya. Penempatan Abdulkadir Wijoyoatmojo
ini merupakan siasat pihak Belanda dengan menyatakan bahwa pertikaian yang
terjadi antara Indonesia dengan Belanda merupakan masalah dalam negeri
Indonesia dan bukan menjadi masalah intemasional yang perlu adanya campur
tangan negara lain.
Setelah melalui perdebatan dan permusyawaratan dari tanggal 8 Desember
1947 sampai 17 Juni 1948 maka diperoleh persetujuan Renville. Isi perjanjian
Renville, antara lain sebagai berikut:
Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia sampai dengan
terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS).
Sebelum RIS dibentuk, Belanda dapat menyerahkan sebagian kekuasaannya
kepada pemerintah federal.
RIS mempunyai kedudukan sejajar dengan Negara Belanda dalam Uni
Indonesia-Belanda.
Republik Indonesia merupakan bagian dari RIS.
Kerugian-kerugian yang diderita bangsa Indonesia dari perjanjian Renville
adalah sebagai berikut:
Indonesia terpaksa menyetujui dibentuknya Negara Indonesia serikat melalui
masa peralihan.
Indonesia kehilangan sebagian daerahnya karena garis Van Mook terpaksa
harus diakui sebagai daerah kekuasaan Belanda.
Pihak republik harus menarik seluruh pasukannya yang ada di daerah
kekuasaan Belanda dan dari kantong-kantong gerilya masuk daerah RI.
Wilayah RI menjadi semakin sempit dan dikurung oleh daerah-daerah
kekuasaan Belanda.
Terjadi Hijrah TNI ke pusat pemerintahan di Yogyakarta.
Terjadinya pemberontakan DI/TII.
Terjadinya pemberontakan PKI di Madiun 1948.
c. Perjanjian Roem-Royen
Perjanjian ini merupakan perjanjian pendahuluan sebelum KMB. Salah
satu kesepakatan yang dicapai adalah Indonesia bersedia menghadiri KMB yang
akan dilaksanakan di Den Haag negeri Belanda. Untuk menghadapi KMB
dilaksanakan konferensi inter Indonesia yang bertujuan untuk mengadakan
pembicaraan antara badan permusyawaratan federal (BFO/Bijenkomst Voor
Federal Overleg) dengan RI agar tercapai kesepakatan mendasar dalam
menghadapi KMB. Komisi PBB yang menangani Indonesia digantikan UNCI.
UNCI berhasil membawa Indonesia-Belanda ke meja Perjanjian pada tanggal 7
Mei 1949 yang dikenal dengan persetujuan Belanda dari Indonesia yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Menyetujui kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta.
Menghentikan gerakan militer dan membebaskan para tahanan republik.
Menyetujui kedaulatan RI sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat.
Menyelenggarakan KMB segera sesudah pemerintahan RI kembali ke
Yogyakarta.
Persetujuan Indonesia dari Belanda meliputi sebagai berikut:
Pemerintah Republik Indonesia akan mengeluarkan perintah penghentian
perang gerilya.
Bekerjasama dalam mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan
keamanan Bekerjasama dalam mengembalikan perdamaian dan menjaga
ketertiban dan keamanan.
Turut serta dalam KMB di Den Haag dengan maksud untuk mempercepat
penyerahan kedaulatan yang sungguh dan lengkap kepada Negara Indonesia
Serikat dengan tidak bersyarat.
Peristiwa-peristiwa penting realisasi Roem-Royen Statement adalah sebagai
berikut:
Penarikan tentara Belanda secara bertahap dari Yogyakarta dari 24 Juni
sampai 29 Juni 1949.
Pemerintah RI kembali ke Yogyakarta tanggal 1 Juli 1949.
Presiden,wakil presiden dan para pejabat tinggi Negara kembali ke Yogyakarta
tanggal 6 Juli 1949.
Jendral Sudirman kembali ke Yogyakarta tanggal 10 Juli 1949.
d. Konfrensi Inter Indonesia
Konferensi Inter Indonesia merupakan konferensi yang berlangsung antara
negara Republik Indonesia dengan negara-negara boneka atau negara bagian
bentukkan Belanda yang tergabung dalam BFO (Bijenkomst Voor Federal
Overslag) Konferensi Inter Indonesia berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 19-
22 Juli 1949 yang dipimpin oleh Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta. Karena
simpati dari negara-negara BFO ini maka pemimpin-pemimpin Republik
Indonesia dapat dibebaskan dan BFO jugalah yang turut berjasa dalam
terselenggaranya Konferensi Inter-Indonesia. Hal itulah yang melatarbelakangi
dilaksanaklannya Konferensi Inter-Indonesia. Soekarno menyebut konferensi ini
sebagai “trace baru” bagi arah perjuangan Indonesia. Konferensi ini banyak
didominasi perbincangan mengenai konsep dan teknis pembentukan RIS,
terutama mengenai susunan kenegaraaan berikut hak dan kewajiban antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Konferensi Inter-Indonesia penting untuk menciptakan kesamaan
pandangan menghadapi Belanda dalam KMB. Konferensi diadakan setelah para
pemimpin RI kembali ke Yogyakarta. Konferensi Inter-Indonesia I diadakan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Yogyakarta pada tanggal 19 – 22 Juli 1949. Konferensi Inter-Indonesia I dipimpin
Mohammad Hatta. Konferensi Inter-Indonesia II diadakan di Jakarta pada tanggal
30 Juli – 2 Agustus 1949. Konferensi Inter-Indonesia II dipimpin oleh Sultan
Hamid (Ketua BFO).
Pembicaraan dalam Konferensi Inter-Indonesia hampir semuanya
difokuskan pada masalah pembentukan RIS, antara lain:
Masalah tata susunan dan hak Pemerintah RIS,
Kerja sama antara RIS dan Belanda dalam Perserikatan Uni.
Sedangkan hasil Konferensi Inter-Indonesia adalah disepakatinya beberapa
hal berikut ini.
Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat
(RIS) berdasarkan demokrasi dan federalisme (serikat).
RIS akan dikepalai oleh seorang Presiden dibantu oleh menteri-menteri yang
bertanggung jawab kepada Presiden.
RIS akan menerima penyerahan kedaulatan, baik dari Republik Indonesia
maupun dari kerajaan Belanda.
Angkatan perang RIS adalah angkatan perang nasional, dan Presiden RIS
adalah Panglima Tertinggi Angkatan Perang RIS.
Pembentukkan angkatan Perang RIS adalah semata-mata soal bangsa
Indonesia sendiri. Angkatan Perang RIS akan dibentuk oleh Pemerintah RIS
dengan inti dari TNI dan KNIL serta kesatuan-kesatuan Belanda lainnya.
Sidang kedua Konferensi Inter Indonesia di selenggrakan di Jakarta pada
tanggal 30 Juli dengan keputusan sebagai berikut:
Bendera RIS adalah Sang Merah Putih
Lagu kebangsaan Indonesia Raya
Bahasa resmi RIS adalah Bahsa Indonesia
Presiden RIS dipilih wakil RI dan BFO.
e. KMB (Konfrensi Meja Bundar)
Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan tindak lanjut dari
Perundingan Roem-Royen. Sebelum KMB dilaksanakan, RI mengadakan
pertemuan dengan BFO (Badan Permusyawaratan Federal). Konferensi Meja
Bundar dilatarbelakangi oleh usaha untuk meredam kemerdekaan Indonesia
dengan jalan kekerasan berakhir dengan kegagalan. Belanda mendapat kecaman
keras dari dunia internasional. Belanda dan Indonesia kemudian mengadakan
beberapa pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini secara diplomasi, lewat
perundingan Linggarjati, perjanjian Renville, perjanjian Roem-van Roiyen, dan
Konferensi Meja Bundar.
Realisasi dari perjanjian Roem-Royen adalah diselenggarakannya
Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda. Konferensi tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
berlangsung selama 23 Agustus sampai 2 November 1949. Konferensi ini diikuti
oleh delegasi Indonesia, BFO, Belanda, dan UNCI. Delegasi Indonesia dipimpin
oleh Drs. Moh. Hatta. Delegasi BFO dipimpin oleh Sultan Hamid dari Pontianak.
Delegasi Belanda diketuai oleh J. H Van Maarseveen. Sebagai penengah adalah
wakil dari UNCI oleh Critley R. Heremas dan Marle Cochran. Hasil dari
persetujuan KMB adalah sebagai berikut:
Belanda menyerahkan dan mengakui kedaulatan Indonesia tanpa syarat dan
tidak dapat ditarik kembali
Indonesia akan berbentuk Negara serikat (RIS) dan merupakan uni dengan
Belanda.
RIS mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan hak konsesi dan izin
baru untuk perusahaan-perusahaan Belanda.
RIS harus menanggung semua hutang Belanda yang dibuat sejak tahun 1942.
Status karisidenan Irian akan diselesaikan dalam waktu 1 tahun setelah
penyerahan kedaulatan RIS.
Makna dari Persetujuan KMB yaitu merupakan babak baru dalam perjuangan
sejarah Indonesia. Meskipun merupakan Negara serikat tetapi wilayahnya
hampir mencakup seluruh Indonesia. Eksistensi pemerintah RI di mata dunia
internasional makin kuat.
Konferensi Meja Bundar diikuti oleh perwakilan dari Indonesia, Belanda,
danperwakilan badan yang mengurusi sengketa antara Indonesia-Belanda. Berikut
ini paradelegasi yang hadir dalam KMB;
Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr.
Soepomo.
BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.
Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.
UNCI diwakili oleh Chritchley.
Setelah melakukan perundingan cukup lama, maka diperoleh hasil dari
konferensi tersebut. Hasil dari KMB adalah sebagai berikut:
Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember
1949.
Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun
setelah pengakuan kedaulatan RIS.
Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia
Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan
beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS.
Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang
TentaraKerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
bahwa paraanggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan
TNI.
Konferensi Meja Bundar memberikan dampak yang cukup menggembirakan
bagi bangsa Indonesia. Karena sebagian besar hasil dari KMB berpihak pada
bangsa Indonesia, sehingga dampak positif pun diperoleh Indonesia.
Pelaksanan KMB dapat memberikan dampak bagi beberapa pihak.
Dampak dari Konferensi Meja Bundar bagi Indonesia adalah sebagai berikut:
Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.
Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat
dimulai.
Irian Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat.
Bentuk negara serikat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Selain dampak positif, Indonesia juga memperoleh dampak negatif, yaitu
belum diakuinya Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia. Sehingga Indonesia
masih berusaha untuk memperoleh pengakuan bahwa Irian Barat merupakan
bagian dari NKRI. Tanggal penyerahan kedaulatan oleh Belanda ini juga
merupakan tanggal yang diakui oleh Belanda sebagai tanggal kemerdekaan
Indonesia. Barulah sekitar enam puluh tahun kemudian, tepatnya pada 15 Agustus
2005, pemerintah Belanda secara resmi mengakui bahwa kemerdeekaan de
facto Indonesia bermula pada 17 Agustus 1945. Dalam sebuah konferensi di
Jakarta, Perdana Menteri Belanda Ben Bot mengungkapkan “Penyesalan
sedalam-dalamnya atas semua penderitaan” yang dialami rakyat Indonesia selama
empat tahun Revolusi Nasional, meski ia tidak secara resmi menyampaikan
permohonan maaf. Reaksi Indonesia kepada posisi Belanda umumnya positif;
menteri luar negeri Indonesia Hassan Wirayuda mengatakan bahwa, setelah
pengakuan ini, “akan lebih mudah untuk maju dan memperkuat hubungan
bilateral antara dua negara”. Tekait utang Hindia-Belanda, Indonesia membayar
sebanyak kira-kira 4 miliar gulden dalam kurun waktu 1950-1956 namun
kemudian memutuskan untuk tidak membayar sisanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran 5a
(Lembar Wawancara Guru Mata Pelajaran)
Satuan Pendidikan : ………………………….
Narasumber : ………………………….
Guru Mata Pelajaran : ………………………….
Tanggal : ………………………….
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana karakteristik siswa kelas XI
IPS 2 secara umum?
2. Bagaimana siswa kelas XI IPS 2 dalam
menyikapi pembelajaran sejarah di kelas?
3. Bagaimana prestasi belajar sejarah siswa
kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan?
4. Bagaimana minat belajar siswa kelas XI
IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan pada saat
pembelajaran sejarah?
5. Model pembelajaran seperti apa yang
sering bapak gunakan untuk mengajar?
6. Bagaimana langkah-langkah yang bapak
lakukan ketika menerapkan model
pembelajaran tersebut?
7. Bagaimana kemampuan siswa dalam
menerima materi pelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran
tersebut?
8. Apakah bapak sering mengalami kendala
dalam menerapkan metode atau model
pembelajaran?
9. Menurut bapak, bagaimana cara untuk
meningkatkan minat dan prestasi belajar
sejarah?
10. Apakah dalam pembelajaran sejarah,
bapak pernah menerapkan model
pembelajaran Talking Stick sebelumnya?
11. Sebagai guru sejarah apa harapan bapak
bagi pembelajaran sejarah di sekolah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 5b
(Lembar Wawancara Siswa)
Satuan Pendidikan : ………………………….
Kelas : ………………………….
Narasumber : ………………………….
No. Presensi : ………………………….
No Pertanyaan Jawaban
1. Apa pendapat anda tentang pelajaran sejarah
dan apakah anda senang dengan pelajaran
sejarah?
2. Apakah dalam pembelajaran sejarah, guru
selalu menggunakan media dan model
pembelajaran?
3. Apa saja media dan model pembelajaran
yang pernah digunakan guru untuk
mengajar?
4. Apa pendapat anda saat guru menggunakan
media dan model pembelajaran saat
pelajaran sejarah?
5. Apakah anda ikut aktif dalam proses
pembelajaran sejarah di kelas? Apa
alasannya?
6. Apakah anda lebih memahami materi
pelajaran setelah guru menggunakan media
atau model pembelajaran? Apa alasannya?
7. Apakah nilai anda menjadi lebih baik dari
sebelumnya? Serta berapa nilai yang
diperoleh?
8. Apakah anda lebih berminat dan senang jika
pembelajaran sejarah menggunakan media
dan model pembelajaran? Apa alasannya?
9. Apa kesulitan yang anda alami saat proses
pembelajaran sejarah?
10. Sebagai siswa apa harapan anda untuk
pembelajaran sejarah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran 6a
(Lembar Observasi On Task dan Off Task)
Satuan Pendidikan : ………………………..
Mata Pelajaran : ………………………..
Kelas : ………………………..
Alokasi Waktu : ………………………..
LEMBAR OBSERVASI SISWA ON TASK
No. Hal yang Diamati Jumlah
Siswa Persentase
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru
2. Siswa membaca LKS/ buku pelajaran yang
relevan
3. Siswa aktif bertanya
4. Siswa mengemukakan pendapat
5. Siswa menjawab pertanyaan
6. Siswa mencatat materi yang diajarkan guru
7. Siswa mengerjakan tugas dengan baik
8. Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan
baik
LEMBAR OBSERVASI SISWA OFF TASK
No. Hal yang Diamati Jumlah
Siswa Persentase
1. Siswa mengobrol dengan teman
2. Siswa tidak mencatat materi penting
3. Siswa tidur di kelas
4. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru
5. Siswa keluar masuk kelas
6. Siswa bermain Hand Phone (HP)
7. Siswa melamun saat pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 6b
(Lembar Observasi Aspek Kooperatif)
Satuan Pendidikan : ………………………..
Mata Pelajaran : ………………………..
Kelas : ………………………..
Alokasi Waktu : ………………………..
No. Aspek Kooperatif yang Diamati Jumlah
Siswa Persentase
1. Bekerja sama dalam kelompok
2. Mendengarkan teman saat diskusi kelompok
3. Menghargai pendapat teman
4. Memberikan pendapat, gagasan saat diskusi
5. Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota
kelompok
6. Membantu anggota kelompok dalam
memecahkan masalah saat pembelajaran
7. Mengambil giliran saat diskusi
8. Bertanggung jawab terhadap kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Lampiran 7a
(Kisi-Kisi Soal Uji Kompetensi I)
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NON FORMAL
SMA NEGERI 1 KASIHAN Jalan Bugisan Selatan Yogyakarta Telepon (0274)376067 Faksimili 376067 Pos Kasihan 55181
Website : www.sma-tirtonirmolo.sch.id email : [email protected]
KISI-KISI SOAL SIKLUS I
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Hari/Tanggal : Sabtu/ 29 April 2017
Kelas/ Semester : XI IPS 2/ Genap Waktu : 10.30-12.00 WIB
Tahun Pelajaran : 2016/2017 Jumlah Soal : 30
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Soal Bentuk
Soal
No
Soal
Tingkat
Kesukaran
Menganalisis
peristiwa
pembentukan
pemerintahan pertama
Republik Indonesia
pada awal
kemerdekaan hingga
perjuangan
mempertahankan
kemerdekaan dari
ancaman Sekutu dan
Belanda
Pembentukan
pemerintahan RI
Siswa dapat menganalisis digantinya bunyi Pembukaan
UUD 45 mengenai agama PG 1 C4
Siswa dapat menunjukkan hasil sidang PPKI tanggal 19
Agustus 1945 PG 2 C1
Siswa dapat mengidentifikasi tugas pokok dari Komite
Nasional PG 3 C2
Siswa dapat mengidentifikasi tujuan pembentukkan PNI PG 4 C2
Siswa dapat menganalisis pembagian wilayah RI PG 5 C4
Siswa dapat mengidentifikasi hasil sidang PPKI tanggal
22 Agustus 1945 PG 6 C2
Siswa dapat menganalisis pernyataan yang benar terkait
BKR PG 7 C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Siswa dapat menunjukkan beberapa perubahan dalam
UUD sebelum disahkan PG 8 C1
Siswa dapat menunjukkan perubahan dalam UUD
pembukaan alinea keempat sebelum disahkan PG 9 C1
Siswa dapat mengidentifikasi tugas dari Panitia Kecil PG 10 C2
Siswa dapat menunjukkan pembagian wilayah RI di
keputusan sidang hari kedua PPKI PG 11 C1
Siswa dapat menjelaskan tujuan dibentuknya Komite
Nasional PG 12 C1
Siswa dapat menjelaskan usulan-usulan di sidang KNIP
16 Oktober 1945 PG 13 C1
Siswa dapat menganalisis alasan kabinet pertama RI
ditentukan oleh presiden PG 14 C4
Siswa dapat mengidentifikasi partai-partai yang dibentuk
setelah Wakil Presiden mengeluarkan maklumat tanggal 3
November 1945
PG 15 C2
Siswa dapat menganalisis tugas dari Komite van Aksi PG 16 C4
Siswa dapat menganalisis penyebab usia kabinet
presidensial hanya berkisar satu tahun PG 17 C4
Tokoh
proklamator dan
tokoh lainnya
sekitar
proklamasi
Siswa dapat menganalisis tokoh yang mengakhiri
peristiwa Rengasdengklok PG 18 C4
Siswa dapat menyebutkan tokoh yang berperan penting
dalam menyebarkan berita Proklamasi Kemerdekaan PG 18 C1
Siswa dapat mengidentifikasi peran tokoh Muwardi PG 20 C2
Siswa dapat menganalisis keteladan yang diberikan oleh
Soekarno PG 21 C4
Siswa dapat menganalisis makna yang dapat dipetik dari
Pembentukan Pemerintahan RI PG 22 C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Siswa dapat menganalisis kegagalan pemilu 1946 PG 23 C4
Siswa dapat menyebutkan tanggal dibentuknya Partai
Khatolik Republik Indonesia (PKRI) PG 24 C1
Siswa dapat menganalisis sikap yang perlu ditunjukkan
masa sekarang berkaitan dengan peristiwa penculikan di
Rengasdengklok
PG 25 C4
Siswa dapat menganalisis alasan Soekarno membentuk
partai tunggal pada masa awal kemerdekaan U 1 C4
Siswa dapat menjelaskan keputusan sidang PPKI di hari
pertama U 2 C4
Siswa dapat menjelaskan pelajaran yang dapat diambil
dari tindakan para tokoh bangsa mengubah pembukaan
UUD 1945 sebagaimana tertuang dalam Piagam Jakarta
U 3 C4
Siswa dapat menganalisis alasan mendasar Sutan Sjahrir
memilih dan mendorong pemberlakuan sistem
pemerintahan parlementer
U 4 C4
Siswa dapat menjelaskan nilai yang dapat diambil dari
tokoh proklamasi yaitu Soekarno U 5 C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran 7b
(Kisi-Kisi Soal Uji Kompetensi II)
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NON FORMAL
SMA NEGERI 1 KASIHAN Jalan Bugisan Selatan Yogyakarta Telepon (0274)376067 Faksimili 376067 Pos Kasihan 55181
Website : www.sma-tirtonirmolo.sch.id email : [email protected]
KISI-KISI SOAL SIKLUS II
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Hari/Tanggal : Sabtu/ 20 Mei 2017
Kelas/ Semester : XI IPS 2/ Genap Waktu : 10.30-12.00 WIB
Tahun Pelajaran : 2016/2017 Jumlah Soal : 30
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Soal Bentuk
Soal
No
Soal
Tingkat
Kesukaran
Menganalisis
peristiwa
pembentukan
pemerintahan
pertama Republik
Indonesia pada
awal kemerdekaan
hingga perjuangan
mempertahankan
kemerdekaan dari
ancaman Sekutu
Perjuangan
mempertahankan
kemerdekaan dari
ancaman Sekutu
dan Belanda
Siswa dapat menjelaskan pengertian status quo yang
berkaitan dengan kedatangan Sekutu PG 1 C1
Siswa dapat menemukan kondisi sosial-politik
Indonesia yang tepat pasca kekalahan Jepang dala
Perang Asia Timur Raya
PG 2 C4
Siswa dapat mengidentifikasi tugas dari AFNEI di
Indonesia PG 3 C1
Siswa dapat menganalisis bukti awal kecurigaan
Indonesia terhadap NICA yang membonceng Sekutu PG 4 C4
Siswa dapat menunjukkan respon awal sekutu
menghadapi perlawanan rakyat Indonesia PG 5 C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
dan Belanda Siswa dapat mengidentifikasi faktor utama pertempuran
di Ambarawa PG 6 C1
Siswa dapat menunjukkan bentuk pengharagaan dari
kemenangan TKR dalam pertempuran Ambarawa PG 7 CI
Siswa dapat menemukan pemicu utama pertempuran di
Surabaya PG 8 C4
Siswa dapat mengemukakan upaya dalam melawan
Sekutu di Sulawesi Selatan PG 9 C2
Siswa dapat menentukan tokoh yang berperan dalam
melawan Sekutu di Jawa Barat PG 10 C3
Siswa dapat menjelaskan istilah puputan PG 11 C1
Siswa dapat menganalisis faktor utama meletusnya
perlawanan rakyat Bali terhadap Belanda PG 12 C4
Siswa menguraikan tindakan dari pasukan khusus
Belanda dibawah pimpinan Kapten Raymond
Westerling
PG 13 C2
Siswa dapat menjelaskan cara untuk mengatasi konflik
yang terjadi di Indonesia PG 14 C1
Siswa dapat mengidentifikasi tokoh yang mewakili
dalam perundingan Linggajati PG 15 C1
Siswa dapat menguraikan isi yang bukan merupakan
hasil Perjanjian Linggajati PG 16 C2
Siswa dapat menganalisis misi dari maneuver politik
Belanda PG 17 C4
Siswa dapat menunjukkan negara yang bereaksi keras
terhadap Agresi Militer Belanda I PG 18 C1
Siswa dapat menjelaskan tindakan yang dilakukan PBB
untuk menengahi konflik antara Indonesia dan Belanda PG 19 C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Siswa dapat menjelaskan dampak Serangan Umum 1
Maret 1949 di mata dunia PG 20 C1
Siswa dapat menjelaskan makna dari adanya peristiwa
Yogya Kembali PG 21 C1
Siswa dapat menguraikan hasil Konferensi Inter
Indonesia PG 22 C2
Siswa dapat menyebutkan tanggal penyerahan
kedaulatan Belanda kepada Indonesia PG 23 C1
Siswa dapat menemukan keteladanan dari Jendral
Sudirman PG 24 C4
Siswa dapat menentukan cara dalam mengamalkan
nilai-nilai perjuangan masa revolusi PG 25 C3
Siswa dapat menjeleaskan kondisi Indonesia pada awal
kemerdekaan U 1 C1
Siswa dapat menganalisis perubahan sikap rakyat
Indonesia terhadap Sekutu U 2 C4
Siswa dapat mengidentifikasi peran PDRI dalam
mempertahankan dan menegakkan pemerintahan RI U 3 C1
Siswa dapat menguraikan isi Perjanjian Renville beserta
tanggapan rakyat Indonesia U 4 C2
Siswa dapat menganalisis nilai keteladan dari peristiwa
mempertahankan kemerdekaan Indonesia bagi
kehidupan
U 5 C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 8a
(Soal Uji Kompetensi 1)
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NON FORMAL
SMA NEGERI 1 KASIHAN Jalan Bugisan Selatan Yogyakarta Telepon (0274)376067 Pos Kasihan 55181
Website : www.sma-tirtonirmolo.sch.id email : [email protected]
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Jurusan : XI/ IPS 2
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 29 April 2017
Waktu : 90 menit
A. PILIHLAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT DENGAN
MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA HURUF A, B, C, D ATAU E
PADA LEMBAR JAWAB YANG TERSEDIA UNTUK NOMOR 1 S/D 25 !
1. Para tokoh bangsa terutama yang beragama Islam setuju untuk mengganti
bunyi Pembukaan UUD 1945 sebagaimana tertera dalam Piagam Jakarta.
Selain dalam rangka menjaga persatuan bangsa, sikap itu juga
mencerminkan penghargaan serta toleransi terhadap …
A. Keberagaman
B. Jasa para pahlawan
C. Status sosial
D. Perbedaan ideologi
E. Perbedaan identitas
2. Salah satu hasil sidang PPKI yang diselenggarakan pada tanggal 19
Agustus 1945 adalah …
A. Pengesahan Undang-Undang Dasar
B. Pemilihan presiden dan wakil presiden
C. Pembagian wilayah Republik Indonesia
D. Pembentukkan DPR dan MPR
E. Pembentukan partai politik
3. Tugas pokok dari Komite Nasional yang dibentuk adalah …
A. Menjadi penasehat Presiden
B. Membantu kerja MPR
C. Mengawasi kerja MPR
D. Lembaga ad hoc penyusun undang-undang
E. Menyerap aspirasi masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
4. Sidang PPKI kedua juga memutuskan pembentukan Partai Nasional
Indonesia (PNI) yang tujuannya adalah …
A. Menjadikannya sebagai partai modern
B. Membangun manusia Indonesia yang tangguh
C. Menjadikan partai sebagai wadah aspirasi perjuangan
D. Menjadikannya sebagai partai tunggal
E. Sebagai wadah organisasi perjuangan baru
5. Keputusan untuk menetapkan wilayah Republik Indonesia menjadi 8
provinsi yang meliputi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil dan Maluku dihasilkan melalui sidang
…
A. PPKI pertama
B. BPUPKI
C. Komite Nasional
D. Parlemen
E. PPKI kedua
6. Perhatikanlah pernyataan berikut ini
(1) Membentuk Komite Nasional
(2) Membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR)
(3) Mengesahkan Undang-Undang Dasar
(4) Membentuk Partai Nasional Indonesia
(5) Membentuk MPR dan DPR
Dari pernyataan di atas, hasil sidang PPKI yang diselenggarakan pada
tanggal 22 Agustus 1945 ditunjukkan pada nomor …
A. (1), (2), (3)
B. (1), (2), (4)
C. (2), (3), (4)
D. (2), (3), (5)
E. (3), (4), (5)
7. Informasi yang tidak tepat berikut ini terkait dengan lembaga yang disebut
Badan Keamanan Rakyat (BKR) adalah …
A. Awalnya bukan sebuah kesatuan militer yang resmi
B. Diisi anggota dari berbagai lembaga semi militer bentukan Jepang
C. Bertugas untuk mengawasi jalannya pemerintahan
D. Dibentuk melalui sidang PPKI
E. Bertugas untuk melawan tentara Sekutu yang membonceng NICA
8. Sebelum disahkan terdapat beberapa perubahan dalam UUD salah satunya
adalah …
A. Kata pembukaan diubah menjadi muqaddimah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
B. Pembukaan alinea keempat anak kalimat kemanusiaan yang adil dan
beradab diganti menjadi menurut kemanusiaan yang adil dan beradab
C. Pembukaan alinea keempat Ketuhanan Yang Maha Esa dihapus
D. Kata Muqqaddimah diubah menjadi Pembukaan
E. Pasal 6 Ayat (1) diubah menjadi Presiden ialah orang Indonesia Asli
dan Bergama Islam
9. Pembukaan UUD alinea keempat kalimat Ketuhanan Yang Maha Esa
merupakan perubahan dari kalimat …
A. Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan kewajiban menjalankan sunah
dan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
B. Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan berkewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
C. Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan kewajiban mematuhi syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya
D. Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya
E. Kemanusiaan yang adil dan beradab
10. Sebelum sidang PPKI pertama ditutup, Presiden Soekarno menunjuk
Sembilan orang anggota sebagai Panitia Kecil dengan Otto Iskandardinata
sebagai ketuanya. Tugas Pantia Kecil yang dibentuk adalah …
A. Membahas hal-hal yang penting seperti HAM
B. Membahas hal-hal yang meminta perhatian mendesak seperti
pembagian wilayah negara, ekonomi dan kepolisian
C. Membahas hal-hal yang mendesak seperti pembagian wilayah negara,
hukum dan kebhinekaan
D. Mengawasi sistem pemerintahan Indonesia
E. Menjadi pendamping Presiden dalam melaksanakan tugas
11. Pada sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945 ditetapkan wilayah Republik
Indonesia meliputi delapan provinsi sekaligus menunjuk gubernurnya
salah satunya adalah …
A. Jawa Timur dengan gubernurnya yaitu Mr. Teuku Moh. Hasan
B. Sulawesi dengan gubernurnya yaitu Mr. I Gusti Ketut Pudja
C. Jawa Barat dengan gubernurnya yaitu Mas Sutardjo Kertohadikusumo
D. Bali dengan gubernurnya yaitu Mr. I Gusti Ketut Pudja
E. Papua dengan gubernurnya Raden Aryo
12. Presiden Soekarno yang memutuskan mendirikan tiga badan baru dalam
sidang ketiga PPKI salah satunya Komite Nasional yang tujuannya adalah
…
A. Menyelenggarakan kemerdekaan Indonesia yang berdasar kedaulatan
rakyat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
B. Mempermudah dalam menjalankan pemerintahan
C. Menyelenggarakan keamanan negara
D. Menyelenggarakan pemerintahan sesuai dengan asas demokrasi
E. Mengawasi jalannya kekuasaan menteri
13. Sidang KNIP yang dilaksanakan tanggal 16 Oktober 1945 bertempat di
Gedung Balai Muslimin Indonesia terdapat beberapa hal yang diusulkan
kepada Presiden yaitu …
A. KNIP agar diberi hak legislatif selama DPR dan MPR belum terbentuk
B. KNIP agar diberi hak prerogaatif saat DPR dan MPR dibentuk
C. DPR dan MPR dibentuk sesuai kriteria KNIP
D. KNIP diberi wewenang tertinggi di Indonesia
E. Perlu dibentuk KNIP di daerah
14. Pada sidang PPKI Presiden menetapkan 12 kementrian dalam kabinet dan
lembaga negara hal ini dikarenakan …
A. Presiden memiliki kekuasaan mengatur rakyatnya
B. Sistem kabinet pada saat itu adalah kabinet demokrasi
C. UUD tidak mencantumkan sistem kabinet
D. Kabinet presidensial merupakan pembentukan kabinet menjadi hak
prerogatif presiden
E. Kabinet presidensial merupak hak sepenuhnya menteri
15. BPKNIP mengusulkan perlu dibentuknya partai-partai politik, yang
kemudian ditindaklanjuti oleh Wakil Presiden dengan maklumat pada
tanggal 3 November 1945, beberapa partai politik yang dibentuk adalah …
A. Masyumi, PKI, PRS, Golkar
B. Parkindo, PSI, PDI, PAN
C. PKB, P3, PNI, PKRI
D. PSI, PKB, Masyumi
E. PBI, Partai Rakyat Jelata
16. Sukarni dan Adam Malik membentuk Komite van Aksi yang dimaksudkan
sebagai gerakan yang bertugas untuk …
A. Pelucutan sejata terhadap sekutu
B. Merebut kantor-kantor yang masih diduduki Belanda
C. Memberontak serdadu Jepang
D. Merebut instansi-insatnsi yang diduduki Jepang dan pelucutan senjata
terhadap serdadu Jepang
E. Mengamankan situasi politik
17. Usia kabinet Presidensial hanya bertahan sekitar setahun yaitu sejak 12
September 1945 sampai tanggal 29 Januari 1948, penyebabnya adalah …
A. Sejak tanggal 14 Desember 1945 sampai tanggal 30 Januari 1948
Indonesia menerapkan sistem Parlementer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
B. Mulai tanggal 14 November 1945 Indonesia telah menerapkan sistem
Parlementer
C. Adanya persamaan ideologi, paham serta pandangan politknya
D. Sistem parlementer jauh lebih rendah daripada presidensial
E. Adannya desakan untuk mengganti kepala negara
18. Peristiwa Rengasdengklok menjadi peristiwa yang menegangkan
menjelang Proklamasi, terdapat tokoh yang boleh dikatakan sebagai tokoh
yang mengakhiri peristiwa Rengasdengklok karena memberi jaminan
nyawa tokoh tersebut adalah …
A. Urip Sumoharjo
B. Supriyadi
C. Sukarni Kartodiwiryo
D. Ahmad Subarjo
E. Latif Hendraningrat
19. Seorang wartawan banyak melakukan kontak dengan pemuda di mana
datang ke rumah Maeda. Tidak hanya itu ia juga sangat berperan dalam
upaya penyebarluasan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,
wartawan tersebut adalah …
A. Sayuti Melik
B. Supriyadi
C. Drs. Moh. Hatta
D. Frans Sumarto Mendur
E. Burhanuddin Mohammad Diah
20. Salah satu tokoh yang bertugas dalam bidang pengaanan jalannya
upacaraProklamasi Indonesia di mana ia menugaskan anggota Barisan
Pelopor dan Pta untuk menjaga keamanan di sekitar kedaman Bung Karno
adalah …
A. Muwardi
B. B.M Moh. Diah
C. Syahruddin
D. S. Suhud
E. Supriyadi
21. Perumusan dasar negara Indonesia merupakan hasil yang melibatkan
banyak tokoh yang salah satunya adalah Soekarno. Keteladan yang dapat
diambil dari perjuangan Soekarno adalah …
A. Pantang mundur dan tidak menyerah
B. Mengutamakan eksistensi jati diri
C. Tidak kenal putus asa dalam mencapai tujuan pribadi
D. Menjadi pribadi yang unggul tanpa memperdulikan pendapat orang
lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
E. Berani dan rela berkorban untuk masyarakat
22. Di Jakarta para tokoh bangsa sibuk mencari format terbaik negara
Republik Indonesia yang baru merdeka terutama terkait dengan sistem
ketatanegaranya, hal ini memberi makna bahwa …
A. Jakarta memang patut untuk dijadikan Ibu Kota Indonesia
B. Menuju proses perubahan yang lebih baik dibutuhkan tenaga, kerja
keras, dan pemikiran bersama-sama
C. Daerah lain tidak perlu diperhatikan
D. Sistem ketatanegaraan Indonesia hanya digagas oleh para elit bangsa
E. Perjuangan untuk mencari istem ketatanegara hanya perlu dilakukan di
awal saja tanpa harus dipertahankan
23. Pemilu yang dijadwalkan pada bulan Januari 1946 tidak jadi
diselenggarakan salah satu faktor penyebab kegagalan adalah …
A. Pemerintah sudah siap dala segala aspek
B. Kondisi perekonomian negara yang tidak stabil
C. Pemerintah baru belum siap termasuk dalam hal perangkat undang-
undang Pemilu
D. Pemerintah sedang berfokus pada memajukan kesejahteraan rakyat
E. Adanya konflik eksternal
24. Partai Khatolik Republik Indonesia atau biasa disebut PKRI berdiri pada
tanggal …
A. 8 Desember 1945
B. 10 Desember 1945
C. 10 November 1945
D. 8 November 1945
E. 20 November 1945
25. Ir. Soekarno dan Moh. Hatta menunjukkan sikap simpatik saat diculik oleh
kelompok pemuda ke Rengasdengklok dan demi persatuan dan
kepentingan bangsa kedua tokoh ini dengan jiwa besar mengikuti
keinginan para pemuda. Keteladanan yang dapat kita ambil adalah …
A. Berani melawan kesewenang-wenangan
B. Selalu lari dalam menghadapi desakan pihak lain
C. Bersikap nonkooperatif
D. Mengalah demi kepentingan yang lebih besar lebih baik daripada
bersikap egois dan menang sendiri
E. Tidak peduli akan adanya peristiwa penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
B. Essay
1. Analisislah mengapa Presiden Soekarno membentuk partai tunggal pada
masa awal kemerdekaan!
2. Jelaskan hasil keputusan dari sidang PPKI di hari pertama tanggal 18
Agustus 1945!
3. Pelajaran apa yang dapat anda petik dari tindakan dan sikap para tokoh
bangsa mengubah Pembukaan UUD 1945 sebagaimana tertuang dalam
Piagam Jakarta? Apakah tindakan dan sikap tersebut memiliki relevansi
dengan kehidupan kita sebagai bangsa saat ini? Jelaskan!
4. Analisislah alasan mendasar Sutan Sjahrir memilih dan mendorong
pemberlakuan sistem pemerintahan parlementer!
5. Jelaskan keteladan yang dapat diambil dari Ir. Soekarno untuk kehidupan
anda!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
KUNCI JAWABAN UH SIKLUS I
A. Pilihan Ganda
1. A 6. B 11. C 16. D 21. A
2. C 7. C 12. A 17. B 22. B
3. A 8. D 13. A 18. D 23. C
4. D 9. D 14. D 19. E 24. A
5. E 10. B 15. E 20. A 25 D
B. Essai
1. Presiden Soekarno membentuk partai tunggal pada masa awal kemerdekaan
dikarenakan bahwa Indonesia yang baru saja merdeka masih rawan dengan
pemberontakan baik dari pihak dalam negeri maupun ancaman dari invasi
luar. Oleh karena itu, dibutuhkan satu partai yang dapat menyetukan seluruh
elemen bangsa.
2. Hasil dari keputusan sidang PPKI ynag pertama adalah
(1) Mengesahkan dan menetapkan Undang-UndangDasar sebaga konstitusi
negara yang kelak disebut UUD 1945.
(2) Memilih Ir. Soekarno sebgai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil
presiden. Hal itu berarti Indonesia menerapkan sistem pemerintahan
presidensial
(3) Presiden untuk sementara waktu akan dibantu oleh sebuah komite
nasional.
3. Pelajaran atau nilai yang dapat dipetik dari tindakan dan sikap para tokoh
bangsa mengubah Pembukaan UUD 1945 sebagaimana tertuang dalam
Piagam Jakarta adalah menanamkan jiwa besar untuk mengalah demi
kepentingan bersama. Manusia yang selalu hidup secara sosial harus
berdampingan dengan individu lain maka sikap egois dan hanya
mementingkan kepentingan sendiri seharusnya dikurangi. Selanjutnya sikap
untuk menghargai sesama umat manusia dalam bidang apapun tertutama
menyangkut agama maupun keyakinan harus dijunjung dan
diimplementasikan.
Tindakan dan sikap para tokoh bangsa memiliki relevansi dengan kehidupan
sekarang mengingat resistensi dan rapuhnya sikap toleransi terhadap sesama
manusia. Seharusnya keteladanan para tokoh bangsa dapat kita aplikasikan
dengan cara berlaku adil, saling menghormati dan menerima perbedaan yang
ada di negeri kita karena Indonesia itu Bhineka Tunggal Ika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
4. Sidang pertama Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dilaksanakan
karena dilatarbelakangi adanya petisi yang diajukan Sutan Sjahir dan
kelompoknya yang berisi desakan perubahan sistem pemerintahan. Sjahir
lebih memilih sistem parlementer bukan presidensial. Menurutnya selain
karena kekuasaan presiden terlalu besar melalui sistem presidensial,
setidaknya dalam praktiknya pada waktu itu sistem parlementer diyakini lebih
cocok untuk kondisi Indonesia yang memiliki beragam ideologi, paham serta
pandangan politiknya.
5. (1) Selalu mengutamakan musyawarah untuk mufakat. Pada saat proses
perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Soekarno dan tokoh kemerdekaan
Indonesia lainnya mengadakan musyawarah untuk mencapai mufakat demi
keutuhan bangsa dan negara Indonesia yang baru berdiri
(2) Meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi.
Meskipun masing-masing tokoh memiliki pendapat yang berbeda-beda
namun akhirnya Soekarno dan tokoh bangsa lainnya dapat menghasilkan
keputusan bersama yang diterima & dilaksanakan dengan ikhlas dan penuh
tanggung jawab.
(3) Memiliki semangat kekeluargaan dan kebersamaan. Soekarno dan tokoh
bangsa lainnya memiliki semangat kekeluargaan dan kebersamaan yang
merupakan kekuatan batin dalam merebut kemerdekaan dan menegakkan
kedaulatan rakyat.
(4) Berani dan rela berkorban untuk tanah air, bangsa dan negara. Soekarno
terkenal sebagai orator yang ulung. Pidato-pidato mampu membangkitkan
semangat rakyat untuk berjuang merebut kemerdekaan. Dengan tuduhan
menghasut rakyat untuk memberontak, pada akhir Desember 1929 Soekarno
ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara.
(5) Pantang mundur dan tidak kenal menyerah. Perumusan dasar negara
Indonesia merupakan hasil kerja keras yang melibatkan banyak tokoh
diantaranya Soekarno. Beliau berjuang keras tanpa kenal menyerah dengan
tulus ikhlas, tanpa pamrih dan penuh semangat untuk merumuskan dasar
Negara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Lampiran 8b
(Soal Uji Kompetensi 2)
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NON FORMAL
SMA NEGERI 1 KASIHAN Jalan Bugisan Selatan Yogyakarta Telepon (0274)376067 Pos Kasihan 55181
Website : www.sma-tirtonirmolo.sch.id email : [email protected]
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Jurusan : XI/ IPS 2
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 20 Mei 2017
Waktu : 90 menit
A. PILIHLAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT DENGAN
MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA HURUF A, B, C, D ATAU E
PADA LEMBAR JAWAB YANG TERSEDIA UNTUK NOMOR 1 S/D 25 !
1. Berakhirnya Perang Dunia II membuat Jepang akhirnya menyerah kepada
Sekutu. Sambil menunggu tentara Sekutu datang ke Indonesia untuk
menerima penyerahan kekuasaan atas Indonesia, Sekutu memerintahkan agar
Jepang mempertahankan Indonesia dalam keadaan status quo yang artinya …
A. Jepang tetap mempertahankan kekuasaannya di Indonesia
B. Indonesia dibebaskan untuk menentukan pilihan
C. Status Jepang di Indonesia menunggu keputusan Sekutu
D. Seluruh pasukan Jepang harus kembali ke Jepang
E. Menjaga dan tidak mengubah segala bentuk kondisi yang ada di Indonesia
2. Pernyataan berikut ini yang tidak tepat terkait dengan kondisi sosial-politik di
Indonesia pasca kekalahan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya atau Perang
Pasifik adalah …
A. Kendali Sekutu atas wilayah Indonesia diserahkan kepada Inggris
B. Terjadi perlucutan terhadap aset-aset dan prajurit Jepang
C. AFNEI diserahi tugas untuk membonceng NICA
D. Kedatangan Sekutu awalnya disambut dengan baik
E. NICA ditugaskan untuk mengambil alih kekusaan atas nama sekutu
3. Pernyataan berikut ini yang tidak tepat terkait dengan tugas AFNEI (Allied
Forces East Indies) di Indonesia adalah …
A. Mengadili penjahat-penjahat perang Jepang
B. Membebaskan tawanan perang Jepang
C. Melucuti dan memulangkan tentara Jepang ke negaranya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
D. Menjamin kondisi damai
E. Menerima penyerahan Jepang
4. Bukti awal yang membenarkan kecurigaan Indonesia bahwa NICA
membonceng tentara Sekutu untuk menyelenggarakan pemerintahan sipil di
Indonesia atas nama Belanda adalah …
A. Sebagian besar pasukan Inggris adalah orang-orang NICA
B. Bekas anggota KNIL yang dibebaskan dipersenjatai oleh NICA
C. Pasukan Inggris mengenakan seragam NICA
D. NICA ikut melucuti aset-aset serta prajurit Jepang
E. AFNEI terang-terangan mendukung misi NICA
5. Sepak terjang Sekutu di Indonesia memicu perlawanan dari rakyat yang
dipelopori para pemuda. Respon awal sekutu menghadapi perlawanan rakyat
Indonesia umumnya berupa …
A. Menyerukan gencatan senjata
B. Melakukan aksi teror terhadap rakyat
C. Mengultimatum para pemuda untuk menyerahkan senjata
D. Menangkap tokoh-tokoh pemuda untuk menyerahkan senjata
E. Melakukan serangan balik secara masif
6. Faktor utama meletusnya pertempuran di Ambarawa pada tanggal 20
November 1946 adalah …
A. Sekutu melanggar kesepakatan
B. NICA membonceng pasukan Sekutu
C. Sekutu tidak mengakui eksistensi TKR
D. TKR tidak percaya pada komitmen Sekutu
E. Sekutu mengambil alih pemerintahan di Jawa Tengah
7. Kemenangan TKR dalam pertempuran di Ambarawa diabadiakan dengan
didirikannya …
A. Tugu Muda
B. Monumen Garuda Wisnu Kencana
C. Tugu Pahlawan
D. Monumen Palagan Ambarawa
E. Monumen Hari Juang Kartika
8. Pemicu utama serangan secara besar-besaran Sekutu terhadap para pemuda
dan rakyat Surabaya pada bulan November 1945 adalah …
A. Terbunuhnya pimpinan tentara Sekutu A.W.S. Mallaby
B. Tewasnya beberpa tentara Sekutu di Jembatan Merah
C. Serangan para pemuda ke Pelabuhan Tanjung Perak
D. Seruan perlawanan oleh Gubernur Soeryo
E. Pidato privokatif Bung Tomo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
9. Salah satu upaya untuk memperkuat perlawanan terhadap Sekutu di Sulawesi
Selatan adalah keluarnya petisi yang diprakarsai oleh dr. Sam Ratulangi. Petisi
ini berisi …
A. Seruan kepada Sekutu untuk menyingkir dari wilayah Indonesia
B. Seruan kepada Sekutu untuk menyingkir dari wilayah Sulawesi Selatan
C. Dukungan rakyat Sulawesi terhadap kemerdekaan Indonesia
D. Dukungan moral rakyat Sulawesi terhadap PPKR
E. Seruan kepada seluruh rakyat Sulawesi untuk mengangkat senjata
10. Perhatikan nama-nama pejuang dibawah ini!
(1) Kol. Isdiman
(2) Moh. Toha
(3) Emmy Saelan
(4) Achmad Tahir
(5) A. Rivai
Dari nama-nama di atas pejuang yang terkait erat dengan perlawanan terjadap
Sekutu di Jawa Barat ditunjukkan pada nomor …
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
11. Istilah puputan mengacu pada suatu semangat perjuangan melawan penjajah
yang ditunjukkan oleh rakyat di …
A. Jawa Tengah
B. Bali
C. Sulawesi Selatan
D. Jawa Barat
E. Jawa Timur
12. Perang melawan Belanda pasca-proklamasi kemerdekaan terjadi juga di Bali.
Faktor utama meletusnya perlawanan rakyat Bali terhadap Belanda adalah …
A. Bali tidak menjadi bagian dari Indonesia
B. Belanda melanggar hak tawan Karang raja-raja Bali
C. Belanda tidak menghormati tradisi puputan
D. Belanda tidak mengakui Negara Indonesia Timur
E. Rakyat Bali marah atas penangkapan I Gusti Ngurah Rai
13. Di bawah pimpinan Kapten Raymond Westerling pasukan khusus Belanda
bertindak kejam dan tidak berperikemanusiaan di Sulawesi Selatan pada bulan
Desember 1946. Hal ini ditunjukkan oleh kenyataan bahwa pasukan ini …
A. Mempelajari cara-cara Gestapo pada masa Perang Dunia I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
B. Menangkap dan membunuh setiap orang yang mereka curigai sebagai
musuh
C. Mengeksekusi R.W. Monginsidi oleh regu tembak tanpa proses pengadilan
D. Menembak setiap pejuang Indonesia tak peduli jenis kelamin dan usianya
E. Menumpas pemberontakkan (counter insurgency) rakyat Sulawesi Selatan
14. Dalam rangka mengatasi konflik yang terjadi di Indonesia, pemerintah
Indonesia dan Sekutu sepakat untuk mengadakan perundingan. Perundingan
sebagai cara untuk menyelesaikan konflik atau sengketa antar negra disebut
juga strategi …
A. Diplomatik
B. Mediasi
C. Diplomasi
D. Arbitrasi
E. Kompromi
15. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar tersebut menunjukkan salah satu tokoh yang
mewakili Indonesia dalam Perundingan Linggajati, tokoh
tersebut adalah …
A. Moh. Roem
B. Agus Salim
C. Susanto Tirtoprodjo
D. Dr. A.K Gani
E. Sutan Sjahrir
16. Perhatikan data di bawah ini
(1) Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah
kekuasaan meliputi Sumatera, Jawad dan Madura
(2) Belanda harus meninggalkan wilayah Sumatera, Jawa dan Madura paling
lambat tanggal 1 Januari 1949
(3) Pihak Indonesia menyetujui dibentuknya negara serikat dengan nama
Republik
(4) RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Serikat
(5) Uni Indonesia-Belanda diketuai oleh Ratu Belanda
Dari data di atas yang bukan termasuk butir Perjanjian Linggajati ditunjukkan
pada nomor …
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
17. Perbedaan penafsiran terkait dengan hasil Perundingan Linggajati memicu
ketegangan baru antara Indonesia dan Belanda. Hal itu menjadi alasan
Belanda melancarkan agresi pertamanya pasca proklamasi kemerdekaan. Misi
dasar di balik semua maneuver politik Belanda ini adalah …
A. Merebut kembali daerah-daerah perkebunan yang kaya serta sumber
tambang minyak
B. Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Belanda telah menguasai
kembali Indonesia
C. Membalas dendam atas perlawanan-perlawanan Indonesia terhadap Sekutu
dan NICA
D. Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia belum bisa
mengatur dirinya sendiri
E. Memperlihatkan supremasi militer Belanda kepada rakyat pribumi
Indonesia
18. Agresi Militer Belanda I memicu reaksi keras khususnya dua negara sahabat
Indonesia. Mereka menyerukan agar masalah ini dibahas dalam pertemuan
Dewan Keamanan PBB. Negara-negara tersebut adalah …
A. India dan Pakistan
B. Pakistan dan Filipina
C. Birma dan India
D. Pakistan dan Australia
E. India dan Australia
19. Dewan Keamanan PBB menengahi konflik antara Indonesia dan Belanda
dengan melakukan hal berikut yaitu …
A. Mengirimkan pasukan perdamaian ke Indonesia
B. Mendesak Belanda menarik kembali pasukannya
C. Menyerukan gencatan senjata
D. Memprakarsai Perjanjian Renville
E. Membentuk Komisi Tiga Negara
20. Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dilancarkan oleh TNI membuka mata
dunia bahwa hal yang sebenarnya adalah …
A. Propaganda Sekutu membantu Belanda
B. RI dan TNI sudah dihapuskan oleh Belanda
C. Belanda bersedia melaksanakan resolusi DK PBB
D. Propaganda Belanda sama sekali tidak dapat dibenarkan
E. Belanda bersedia berdiplomasi
21. Setelah perjanjian Roem Royen dilaksanakan suatu kesepakatan di mana
pasukan Belanda ditarik mundur ke luar Yogyakarta. Setelah itu TNI
memasuki wilayah Yogyakarta. Peristiwa keluarnya tentara Belanda dan
masuknya TNI ke Yogyakarta dikenal dengan peristiwa …
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
A. Monumen Yogya Kembali
B. Nasionalisme
C. Yogya Kembali
D. Agresi Militer Belanda I
E. Agresi Militer Belanda II
22. Hasil dari Konferensi Inter Indonesia yang dilaksanakan pada bulan Juli dan
Agustus 1949 di Yogyakarta adalah …
A. RIS akan menerima penyerahan kedaulatan baik dari RI maupun dari
Sekutu
B. Pembentukan Angkatan Perang RIS adalah semata-mata soal bangsa
Belanda sendiri
C. Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia
Serikat (RIS) berdasarkan demokrasi dan federalisme
D. RIS akan dikepalai oleh seorang raja dibantu oleh menteri-menteri yang
bertanggung jawab pada raja
E. RIS memiliki angkatan perang daerah yang diakui oleh negara lain
23. Penyerahan kedaulatan Belanda kepada Indonesia dilakukan pada tanggal …
A. 27 Desember 1949
B. 26 Desember 1949
C. 23 Januari 1950
D. 27 November 1949
E. 26 November 1949
24. Jendral Sudirman merupakan salah satu tokoh revolusi kemerdekaan
Indonesia yang memiliki keteladanan untuk dicontoh dan diimplementasikan,
keteladan tersebut adalah …
A. Tidak pernah takut meski didesak keadaan
B. Menjaga amanat dengan menjadi pemimpin yang bertanggung jawab
sepenuhnya
C. Mengasah pemikiran demi mencapai kekuasaan
D. Membentuk kelompok sesuai dengan pemikirannya
E. Mudah terpengaruh dengan kekuasaan
25. Mengamalkan nilai-nilai perjuangan masa revolusi dapat ditempuh dengan
cara …
A. Menjaga persatuan dan kesatuan terhadap suku, agama dan ras yang sama
B. Rela berkorban dengan memberi syarat tertentu
C. Membantu orang lain dengan mengharapkan pujian
D. Saling memahami dan menghargai antar sesama umat manusia dalam
bidang keyakinan agama
E. Cinta pada tanah air yang hanya memiliki ideologi sesuai dengan
keinginan pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
B. Essai
6. Jelaskan keadaan Indonesia pada awal kemerdekaan!
7. Analisislah mengapa rakyat Indonesia yang pada mulanya menerima
kedatangan Sekutu dengan baik menjadi berbalik arah melawan Sekutu!
8. Identifikasikan peran PDRI dalam mempertahankan dan menegakkan
pemerintahan RI!
9. Uraikan isi Perjanjian Renville beserta tanggapan rakyat Indonesia!
10. Jelaskan nilai keteladan dari peristiwa-peristiwa mempertahankan
kemerdekaan Indonesia yang dapat diambil bagi kehidupan anda!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
KUNCI JAWABAN ULANGAN SIKLUS II
A. Pilihan Ganda
1. E 6. A 11. B 16. D 21. C
2. C 7. D 12. A 17. A 22. C
3. A 8. A 13. B 18. E 23. A
4. B 9. C 14. C 19. C 24. B
5. C 10. B 15. E 20. D 25. D
B. Esai
1. Secara politis keadaan Indonesia pada awal kemerdekaan belum begitu
mapan. Ketegangan, kekacauan, dan berbagai insiden masih terus terjadi.
Hal ini tidak lain karena masih ada kekuatan asing yang tidak rela kalau
Indonesia merdeka. Kondisi perekonomian negara masih sangat
memprihatinkan, sehingga terjadi inflasi yang cukup berat. Hal ini dipicu
karena peredaran mata uang rupiah Jepang yang tak terkendali, sementara
nilai tukarnya sangat rendah. Permerintah RI sendiri tidak bisa melarang
beredarnya mata uang tersebut, mengingat Indonesia sendiri belum
memiliki mata uang sendiri. Struktur kehidupan masyarakat mulai
mengalami perubahan, tidak ada lagi diskriminasi. Semua memiliki hak
dan kewajiban yang sama. Sementara dalam hal pendidikan, pemerintah
mulai menyelenggarakan pendidikan yang diselaraskan dengan alam
kemerdekaan. Menteri Pendidikan dan Pengajaran juga sudah diangkat.
2. Kedatangan tentara Sekutu pada awalnya diterima dengan baik oleh rakyat
Indonesia karena memiliki tujuan untuk menerima penyerahan kekuasaan
dari tanagan Jepang, membebaskan tawanan perang Jepang, menangkap
para penjahat perang Jepang serta memelihara kondisi damai yang
kemudian diserahkan kepada pemerintahan sipil. Namun, rakyat Indonesia
berbalik untuk memusuhi Sekutu karena pemerintah sipil yang dimaksud
oleh Sekutu dalam tujuannya dating ke Indonesia adalah NICA yang
beranggotakan orang-orang Belanda. Rakyat Indonesia menolak dengan
tegas apabila kemerdekaan Indonesia diusik dan direbut kembali oleh
Belanda.
3. Peranan PDRI antara lain sebagai berikut. PDRI dapat berfungsi sebagai
mandataris kekuasaan pemerintah RI dan berperan sebagai pemerintah
pusat. PDRI juga berperan sebagai kunci dalam mengatur arus informasi,
sehingga mata rantai komunikasi tidak terputus dari daerah yang satu ke
daerah yang lain. PDRI juga berhasil menjalin hubungan dan berbagi tugas
dengan perwakilan RI di India. Dari India informasi-informasi tentang
keberadaan dan perjuangan bangsa dan negara RI dapat disebarluaskan ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
berbagai penjuru. Terbukalah mata dunia mengenai keadaan RI yang
sesungguhnya.
4. Perundingan Renville menghasilkan beberapa keputusan, yaitu 1) Pihak
Indonesia menyetujui dibentuknya Negara Indonesia serikat pada masa
peralihan sampai pengakuan kedaulatan, 2) Belanda bebas membentuk
Negara-negara federal di daerah-daerah yang didudukinya dengan melalui
jajak pendapat terlebih dahulu, 3) Pemerintah Indonesia bersedia menarik
pasukannya serta mengosongkan daerah-daerah di belakang garis Van
Mook untuk kemudian masuk ke wilayah Indonesia. Selain itu,
perundingan ini mengundang reaksi keras baik dari rakyat Indonesia,
Politikus, maupun TNI. Hal ini dikarenakan, wilayah Indonesia semakin
sempit dan hanya sebesar daun lontar serta pemerintah dinilai gagal dalam
perjuangan diplomasi.
5. a. Nilai Persatuan, adalah nilai yang sangat penting di dalam setiap bentuk
perjuangan. Semua organisasi atau kekuatan yang ada, sekalipun dengan
paham/ideologi atau organisasi yang berbeda, namun tetap bersatu dalam
menghadapi kaum penjajah untuk mencapai kemerdekaan.
b. Rela Berkorban dan Tanpa Pamrih. Disini Para pemimpin, rakyat, dan
para pejuang pada umumnya benar-benar rela berkorban tanpa pamrih.
Mereka telah mempertaruhkan jiwa dan raganya, mengorbankan waktu
dan harta bendanya, demi perjuangan kemerdekaan.
c. Nasionalisme Rasa cinta pada tanah air merupakan faktor pendorong
yang sangat kuat bagi para pejuang kita untuk berjuang di medan laga.
Timbullah semangat patriotisme di kalangan para pejuang kita untuk
melawan penjajah.
d. Saling MenghargaiDi dalam perjuangan mencapai dan
mempertahankan kemerdekaan, diperlukan saling pengertian dan sikap
saling menghargai di antara para pejuang. Sebagai contoh perbedaan
pandangan antara pemuda (Syahrir dkk.) dengan Bung Karno-Bung Hatta
dari golongan tua, tetapi karena saling pengertian dan saling menghargai,
maka kesepakatan dapat tercapai. Teks proklamasi dapat diselesaikan dan
kemerdekaan dapat diproklamasikan, adalah bukti nyata sebuah
kekompakan dan saling pengertian di antara para tokoh nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
LAMPIRAN 9
(Kisi-kisi Instrumen Minat)
KISI-KISI MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA
Variabel Sub
Variabel Aspek Indikator
Item No.
Item (+) (-)
Minat
Belajar Minat
Minat
Intrinsik
Senang
Saya senang membaca biografi tokoh
sejarah
Saya tidak senang membaca biografi
tokoh sejarah 1, 39
Saya sangat senang ketika menonton film
sejarah
Saya tidak terlalu senang ketika
menonton film sejarah 11, 24
Saya senang membaca artikel yang
berkaitan dengan sejarah
Saya tidak senang membaca artikel
yang berkaitan dengan sejarah 12,13
Saya senang menulis artikel popular sejarah
karena dapat menambah ketrampilan
Saya malas untuk menulis artikel
popular sejarah 2, 16
Rasa ingin tahu
Saya selalu menggali pemahaman sejarah
dengan membaca buku pelajaran sejarah
Saya hanya membaca buku pelajaran
sejarah jika disuruh oleh guru 18, 4
Saya selalu mencari informasi sejarah
dengan membaca koran tentang sejarah
Menurut saya membaca koran
sejarah sudah ketinggalan jaman 26, 23
Saya ingin mengunjungi situs sejarah di
sekitar tempat tinggal
Saya tidak peduli akan adanya situs
sejarah di sekitar tempat tinggal 40, 17
Perhatian
Saya selalu mendengarkan penjelasan guru
saat pelajaran sejarah
Saya bosan mendengarkan
penjelasan guru saat pelajaran sejarah 3, 32
Saat diskusi saya selalu mendengarkan
teman yang mengungkapkan pendapatnya
Saya acuh ketika teman
mengungkapkan pendapatnya 19, 5
Saya sering menulis catatan pelajaran
sejarah ketika guru menjelaskan
Saya jarang menulis catatan pelajaran
sejarah 15, 34
Saya menonton video pembelajaran sejarah
dengan cermat
Saya memilih bermain handphone
daripada menonton video sejarah
yang ditayangkan guru
6, 14
Kesadaran
Menurut saya membaca majalah tentang
sejarah sangat bermanfaat karena
menambah wawasan
Saya merasa membaca majalah yang
berkaitan dengan sejarah hanya
membuang waktu
7, 30
Saya selalu membuat rangkuman materi Rangkuman materi sejarah tidak 28, 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
sejarah untuk mempermudah dalam belajar perlu dibuat karena menurut saya
sejarah hanya untuk dihafalkan
Saya sadar jika menonton TV saluran
budaya daerah dapat menumbuhkan
nasionalisme
Menurut saya menonton sinetron
selalu mengasyikan karena
menghibur
22, 8
Mengunjungi museum dapat memperluas
ilmu pengetahuan
Saya lebih memilih nongkrong di
mall daripada ke museum 33, 9
Minat
Ekstrinsik
Ketertarikan
Saya tertarik untuk mendengarkan chanel
radio tentang sejarah
Saya tidak tertarik untuk
mendengarkan chanel radio tentang
sejarah
20, 10
Saya tertarik mengunjungi candi yang ada
di Yogyakarta
Candi sangat menarik untuk
dikunjungi karena hanya untuk
berfoto selfie
37, 29
Komik sejarah sangat menarik untuk dibaca
Saya lebih tertarik membaca status
teman di media sosial daripada
membaca komik sejarah
36, 31
Keterlibatan
Saya selalu berpartisipasi dalam menulis
makalah
Saya hanya diam ketika kelompok
berdiskusi untuk menulis makalah 21, 27
Saya berkerjasama dengan kelompok saat
menulis laporan field trip
Saya acuh ketika kelompok sedang
mengerjakan laporan field trip 35, 38
Belajar Kegiatan
Belajar
Mendengarkan
Menonton
Menulis
Membaca
Mengunjungi
Membuat
Ikhtisar
Total 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Lampiran 10
(Kuesioner Minat)
Nama : …………………………………………………………….
No. : …………………………………………………………….
Kelas : …………………………………………………………….
Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah kuesioner dengan teliti
2. Tulislah nama lengkap, nomor presensi dan kelas anda
3. Berilah tanda cheklist (√) pada salah satu pilihan anda pada kolom yang telah
tersedia!
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
RR = Ragu-ragu
4. Bila anda ingin memperbaiki jawaban, coret jawaban sebelumnya dengan
tanda (=), kemudian berilah tanda checklist (√) pada pilihan yang dianggap
tepat.
5. Isilah dengan benar sesuai keadaan dan perasaan anda yang sebenarnya.
6. Kuesioner ini dijamin kerahasiaannya dan tidak akan mempengaruhi nilai
akademik anda.
7. Kuesioner ini harap dikembalikan jika sudah selesai mengerjakannya.
Contoh pengisian:
No. Pernyataan Pilihan
STS TS RR S SS
1. Saya tidak senang dengan mata pelajaran
sejarah √
No. Pernyataan Pilihan
STS TS RR S SS
1. Saya senang membaca biografi tokoh
sejarah
2.
Saya senang menulis artikel popular
sejarah karena dapat menambah
ketrampilan
3. Saya selalu mendengarkan penjelasan
guru saat pelajaran sejarah
4. Saya hanya membaca buku pelajaran
sejarah jika disuruh oleh guru
5.
Saya acuh ketika teman mengungkapkan
pendapatnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
No. Pernyataan Pilihan
STS TS RR S SS
6. Saya menonton video pembelajaran
sejarah dengan cermat
7.
Menurut saya membaca majalah tentang
sejarah sangat bermanfaat karena
menambah wawasan
8. Menurut saya menonton sinetron selalu
mengasyikan karena menghibur
9. Saya lebih senang nongkrong di mall
daripada ke museum
10.
Saya lebih tertarik mendengarkan musik
daripada mendengarkan chanel radio
tentang sejarah
11. Saya sangat senang ketika menonton film
sejarah
12. Saya senang membaca artikel yang
berkaitan dengan sejarah
13. Saya tidak senang membaca artikel yang
berkaitan dengan sejarah
14.
Saya memilih bermain handphone
daripada menonton video sejarah yang
ditayangkan guru
15. Saya sering menulis catatan pelajaran
sejarah ketika guru menjelaskan
16. Saya malas untuk menulis artikel popular
sejarah
17. Saya tidak peduli akan adanya situs
sejarah di sekitar tempat tinggal
18. Saya selalu menggali pemahaman sejarah
dengan membaca buku pelajaran sejarah
19. Saat diskusi saya selalu mendengarkan
teman yang mengungkapkan pendapatnya
20. Saya tertarik untuk mendengarkan chanel
radio tentang sejarah
21. Saya selalu berpartisipasi dalam menulis
makalah
22.
Saya sadar jika menonton TV saluran
budaya daerah dapat menumbuhkan
nasionalisme
23. Menurut saya membaca koran sejarah
sudah ketinggalan jaman
24. Saya tidak terlalu senang ketika menonton
film sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
No. Pernyataan Pilihan
STS TS RR S SS
25.
Rangkuman materi sejarah tidak perlu
dibuat karena menurut saya sejarah
hanya untuk dihafalkan
26. Saya selalu mencari informasi sejarah
dengan membaca koran tentang sejarah
27. Saya hanya diam ketika kelompok
berdiskusi untuk menulis makalah
28.
Saya selalu membuat rangkuman materi
sejarah untuk mempermudah dalam
belajar
29. Candi sangat menarik untuk dikunjungi
karena hanya untuk berfoto selfie
30.
Saya merasa membaca majalah yang
berkaitan dengan sejarah hanya
membuang waktu
31.
Saya lebih tertarik membaca status
teman di media sosial daripada
membaca komik sejarah
32. Saya bosan mendengarkan penjelasan
guru saat pelajaran sejarah
33. Mengunjungi museum dapat
memperluas ilmu pengetahuan
34. Saya jarang menulis catatan pelajaran
sejarah
35. Saya bekerjasama dengan kelompok
saat menulis laporan field trip
36. Komik sejarah sangat menarik untuk
dibaca
37. Saya tertarik mengunjungi candi yang
ada di Yogyakarta
38. Saya acuh ketika kelompok sedang
mengerjakan laporan field trip
39. Saya tidak senang membaca biografi
tokoh sejarah
40. Saya ingin mengunjungi situs sejarah di
sekitar tempat tinggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Lampiran 11
(Daftar Hadir Siswa Kelas XI IPS 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Lampiran 12
(Lembar Diskusi Kelompok)
LEMBAR DISKUSI KELOMPOK
NAMA KELOMPOK:
1. _______________________________ (No. Absen ___)
2. _______________________________ (No. Absen ___)
3. _______________________________ (No. Absen ___)
4. _______________________________ (No. Absen ___)
5. _______________________________ (No. Absen ___)
1.
2.
3.
4.
5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Lampiran 13
(Lembar Jawaban)
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN NON FORMAL
SMA NEGERI 1 KASIHAN Jl Bugisan Selatan Yogyakarta Telepon (0274)376067 Pos Kasihan 55181
Website : www.sma-tirtonirmolo.sch.id email : [email protected]
Nama :
No. Absen :
Kelas :
I. PILIHAN GANDA
1 A B C D E 11 A B C D E 21 A B C D E
2 A B C D E 12 A B C D E 22 A B C D E
3 A B C D E 13 A B C D E 23 A B C D E
4 A B C D E 14 A B C D E 24 A B C D E
5 A B C D E 15 A B C D E 25 A B C D E
6 A B C D E 16 A B C D E 26 A B C D E
7 A B C D E 17 A B C D E 27 A B C D E
8 A B C D E 18 A B C D E 28 A B C D E
9 A B C D E 19 A B C D E 29 A B C D E
10 A B C D E 20 A B C D E 30 A B C D E
II. URAIAN
1.
2.
3.
4.
5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Lampiran 14
(Validitas Minat)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 AF 2 3 3 5 5 5 5 3 3 3 3 3 5 5 4 4 5 3 3 3 3 5 5 5 5 2 5 4 5 5 5 4 5 5 4 3 5 5 3 5 163
2 ANN 4 3 3 4 5 2 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 3 5 5 4 4 2 4 5 4 4 5 3 5 4 4 4 5 5 4 5 163
3 AKR 4 3 4 2 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 5 4 3 3 3 3 5 3 4 3 3 4 4 3 5 3 5 5 3 5 148
4 APD 4 2 3 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 3 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 5 4 5 5 5 4 178
5 AIS 5 4 4 3 4 4 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 160
6 APP 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 143
7 DR 4 3 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 5 4 5 3 5 4 4 3 3 4 4 3 5 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 3 5 160
8 DZ 5 4 5 4 4 3 5 5 5 4 5 3 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 182
9 FS 4 3 4 2 4 4 4 5 3 2 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 5 5 5 4 3 3 4 5 3 4 4 146
10 FDU 4 4 3 4 4 5 4 2 2 2 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 5 3 4 147
11 FMP 3 2 3 4 4 3 5 3 3 2 3 3 3 2 4 2 3 3 4 2 2 3 4 3 4 2 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 4 129
12 FIF 4 4 4 3 4 4 4 3 2 2 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 5 5 4 4 4 147
13 HHZ 4 2 3 1 4 3 4 2 3 2 3 3 4 3 5 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 135
14 HRA 4 3 3 3 3 4 4 3 5 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 141
15 HSW 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 139
16 IA 5 4 5 2 5 5 5 2 5 2 5 5 5 5 5 4 5 4 5 3 4 5 5 4 5 3 5 5 4 5 4 2 5 5 5 4 5 5 4 5 175
17 JJ 4 3 4 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2 5 3 4 4 3 4 3 5 5 4 3 4 3 4 4 5 4 5 5 157
18 KEA 4 3 4 2 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 2 5 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 5 2 4 5 5 4 4 4 144
19 MIZ 4 4 4 4 3 4 5 3 4 3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 5 4 3 3 4 3 4 5 161
20 NKP 3 4 5 1 4 3 4 4 4 5 5 2 2 3 3 3 5 3 2 4 4 3 4 3 2 4 3 3 5 5 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 136
21 RJT 4 3 4 3 5 4 4 4 3 2 4 3 3 3 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 5 3 4 150
22 REM 3 2 4 2 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 145
23 RM 4 3 2 4 4 4 4 5 5 2 4 4 5 4 2 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 3 5 5 5 1 4 1 4 4 3 4 5 4 152
24 SDA 4 3 4 3 5 4 4 2 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 5 5 4 5 3 5 4 4 5 2 3 5 4 5 3 4 5 5 5 160
25 SSN 3 2 3 3 4 4 4 5 3 2 4 4 3 3 3 2 5 3 4 3 3 5 4 4 3 3 4 4 5 4 3 3 4 4 4 3 5 4 2 5 143
26 SS 2 1 4 4 5 5 4 5 2 1 5 3 4 4 5 1 4 2 3 2 3 5 3 4 5 2 5 5 4 2 2 3 4 5 4 4 4 4 4 4 142
27 WSD 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 2 4 2 4 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 2 5 4 4 3 4 4 4 4 139
28 WI 3 3 4 3 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 144
29 YM 3 3 4 3 4 4 4 5 5 2 5 4 3 4 2 3 4 3 5 3 4 5 4 3 4 3 5 3 5 5 5 3 5 3 4 4 4 5 4 5 156
0,480 0,289 0,238 0,408 0,280 0,210 0,396 0,186 0,527 0,432 0,493 0,463 0,673 0,768 0,103 0,512 0,608 0,521 0,430 0,462 0,452 0,439 0,551 0,624 0,484 0,248 0,607 0,395 0,375 0,496 0,507 0,168 0,631 0,202 0,587 0,243 0,475 0,525 0,581 0,474
3, 371 1,859 1,509 2,358 1,795 1,324 2,656 1,165 3,818 2,950 3,489 3,218 5,601 7,379 0,637 3,670 4,716 3,762 2,932 3,207 3,121 3,011 4,069 4,920 3,406 1,575 4,709 2,650 2,491 3,519 3,627 1,049 5,014 1,270 4,468 1,542 3,325 3,800 4,395 3,317
0,993 0,95 0,925 0,975 0,95 0,925 0,993 0,90 0,993 0,993 0,993 0,993 0,993 0,993 0,70 0,993 0,993 0,993 0,993 0,993 0,993 0,993 0,993 0,993 0,993 0,925 0,993 0,99 0,99 0,993 0,993 0,90 0,993 0,90 0,993 0,925 0,993 0,993 0,993 0,993
Skor Pernyataan MinatNamaNo JML
t
sig
Ket: * gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Lampiran 15
(Reliabilitas Minat)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 29 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 29 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,885 40
993,0
324,11
465,0
266,5
217,0
16,6885,0
783,01
38885,0
885,01
240885,0
1
2
2
2
sig
t
t
xt
t
t
r
nrt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Lampiran 16a
(Validitas Soal PG Siklus I)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 AF 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 18
2 ANN 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 13
3 AKR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 21
4 APD 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 20
5 AIS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 18
6 APP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 22
7 DR 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 20
8 DZ 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 20
9 FS 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 18
10 FDU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 22
11 FMP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 22
12 FIF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 23
13 HHZ 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 19
14 HRA 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 19
15 HSW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 21
16 IA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 22
17 JJ 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 22
18 KEA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 22
19 MIZ 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 19
20 NKP 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 20
21 RJT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 22
22 REM 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 21
23 RM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 21
24 SDA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
25 SSN 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 15
26 SS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 22
27 WSD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 23
28 WI 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 22
29 YM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 21
0,401 -0,192 0,607 0,451 0,114 * 0,339 0,031 0,104 0,408 0,717 0,101 * 0,519 0,607 0,044 0,304 0,756 0,562 0,648 0,192 * -0,133 0,303 0,196
2,096 -0,936 3,652 2,421 0,549 * 1,724 0,148 0,501 2,140 4,926 0,485 * 2,911 3,661 0,210 1,529 5,536 3,253 4,072 0,936 * -0,642 1,522 0,975
0,975 * 0,993 0,975 0,70 * 0,95 0,70 0,70 0,975 0,993 0,70 * 0,993 0,993 0,975 0,925 0,993 0,993 0,993 0,90 * * 0,925 0,90
Skor Prestasi Pilihan Ganda Siklus IJMLNamaNo
t
sig
Ket : * gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Lampiran 16b
(Validitas Soal PG Siklus I)
1 2 3 4 5
1 AF 5 4 4 5 5 23
2 ANN 4 5 4 5 5 23
3 AKR 5 4 5 3 4 21
4 APD 3 5 5 5 4 22
5 AIS 4 3 4 4 5 20
6 APP 5 4 2 4 3 18
7 DR 4 5 3 5 4 21
8 DZ 5 5 4 5 5 24
9 FS 4 3 1 4 5 17
10 FDU 3 4 3 5 4 19
11 FMP 4 5 5 4 3 21
12 FIF 3 5 4 2 3 17
13 HHZ 4 5 2 4 4 19
14 HRA 4 2 4 3 3 16
15 HSW 3 5 4 4 2 18
16 IA 3 5 5 4 4 21
17 JJ 3 5 3 4 5 20
18 KEA 1 4 4 2 3 14
19 MIZ 3 5 4 5 5 22
20 NKP 2 2 3 4 4 15
21 RJT 3 5 2 4 3 17
22 REM 4 5 4 4 3 20
23 RM 1 4 5 3 4 17
24 SDA 4 5 3 4 2 18
25 SSN 3 5 4 4 4 20
26 SS 4 5 5 5 3 22
27 WSD 5 5 4 2 3 19
28 WI 3 4 4 4 4 19
29 YM 1 4 3 3 4 15
0,645 0,551 0,606 0,760 0,595
1,462 1,143 1,319 2,024 1,282
0,90 0,90 0,90 0,925 0,925sig
No NamaEssay
Jumlah
rxy
t
Ket : * gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Lampiran 16c
(Validitas Soal PG Siklus II)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 AF 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 20
2 ANN 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 11
3 AKR 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 21
4 APD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 22
5 AIS 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 18
6 APP 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 20
7 DR 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19
8 DZ 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 16
9 FS 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 18
10 FDU 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 18
11 FMP 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19
12 FIF 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 20
13 HHZ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23
14 HRA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 19
15 HSW 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 21
16 IA 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 18
17 JJ 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 17
18 KEA 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
19 MIZ 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 15
20 NKP 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 21
21 RJT 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 18
22 REM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23
23 RM 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 17
24 SDA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19
25 SSN 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 20
26 SS 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 22
27 WSD 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19
28 WI 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 17
29 YM 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 16
0,414 -0,076 0,053 0,050 0,443 0,216 * * 0,265 0,293 * 0,565 0,480 0,494 0,200 0,259 0,636 0,254 0,395 0,090 0,158 0,357 * 0,375 0,363
2,179 -0,365 0,253 0,239 2,367 1,059 * * 1,316 1,467 * 3,280 2,621 2,722 0,978 1,284 3,945 1,257 2,061 0,433 0,765 1,830 * 1,937 1,864
0,975 * 0,70 0,70 0,975 0,90 * * 0,90 0,975 * 0,993 0,99 0,99 0,90 0,90 0,993 0,90 0,95 0,70 0,75 0,95 * 0,95 0,95sig
No NamaSkor Prestasi Pilihan Ganda Siklus II
JML
t
Ket: * gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Lampiran 16d
(Validitas Soal Essay Siklus II)
1 2 3 4 5
1 AF 4 5 3 5 5 22
2 ANN 4 5 2 5 5 21
3 AKR 3 5 3 5 5 21
4 APD 4 5 4 5 4 22
5 AIS 5 5 5 5 3 23
6 APP 4 5 5 4 3 21
7 DR 3 5 5 5 4 22
8 DZ 3 5 5 5 5 23
9 FS 3 5 5 5 4 22
10 FDU 5 5 5 4 4 23
11 FMP 4 3 4 5 4 20
12 FIF 4 5 5 4 5 23
13 HHZ 5 5 5 5 4 24
14 HRA 5 5 4 3 5 22
15 HSW 4 4 5 4 3 20
16 IA 5 4 5 4 5 23
17 JJ 4 5 4 5 4 22
18 KEA 5 5 5 4 5 24
19 MIZ 5 5 5 4 5 24
20 NKP 5 5 4 5 5 24
21 RJT 5 5 4 5 3 22
22 REM 3 4 5 5 4 21
23 RM 5 2 5 5 5 22
24 SDA 3 5 5 5 4 22
25 SSN 5 4 5 4 4 22
26 SS 5 5 4 5 5 24
27 WSD 3 5 5 5 4 22
28 WI 5 5 5 4 4 23
29 YM 5 5 5 5 5 25
0,490 0,265 0,342 0,080 0,228
0,973 0,475 0,629 0,138 0,404
0,90 0,70 0,70 0,75 0,70
No NamaESSAY
Jumlah
t
sig Ket: * gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
Lampiran 17a
(Reliabilitas Soal PG Siklus I)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 29 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 29 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
,568 25
993,0
304,3
823,0
720,2
678,0
79,4568,0
322,01
23568,0
568,01
225568,0
1
2
2
2
sig
t
t
xt
t
t
r
nrt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Lampiran 17b
(Reliabilitas Soal Essay Siklus I)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 29 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 29 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,623 5
975,0
379,1
782,0
079,1
612,0
732,1623,0
388,01
3623,0
623,01
25623,0
1
2
2
2
sig
t
t
xt
t
t
r
nrt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Lampiran 17c
(Reliabilitas Soal PG Siklus II)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 29 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 29 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,469 25
99,0
510,2
883,0
217,2
781,0
79,4469,0
219,01
23469,0
469,01
225469,0
1
2
2
2
sig
t
t
xt
t
t
r
nrt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
Lampiran 17d
(Reliabilitas Soal Essay Siklus II)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 29 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 29 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,178 5
95,0
313,0
984,0
308,0
969,0
732,1178,0
031,01
3178,0
178,01
25178,0
1
2
2
2
sig
t
t
xt
t
t
r
nrt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Lampiran 18
(Foto Kegiatan Penelitian)
Pra Siklus
Wawancara guru mata pelajaran sejarah kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Wawancara siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
Observasi proses pembelajaran di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Observasi proses pembelajaran di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Kasihan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
Siklus I
Penyampaian materi pembelajaran dari guru
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Kegiatan diskusi saat penerapan model pembelajaran Talking Stick
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
Siswa memberikan pendapat terkait materi pembelajaran
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Siswa mengerjakan uji kompetensi I
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Siklus II
Penyampaian materi pembelajaran
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Kegiatan diskusi kelompok saat penerapan model Talking Stick
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Siswa yang mendapatkan tongkat menjawab pertanyaan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Siswa mengerjakan uji kompetensi II
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI