PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMPETITIF
PADA SISWA KELAS VIII/A SMPN 1 GIANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014
OLEH : NI NYOMAN DESIANI
NPM. 10.8.03.51.31.1.5.2994
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATIDENPASAR 2014
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM S1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
MENYETUJUI,
ii
TIM PENGUJI
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MEMPEROLEH GELAR SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM S1 PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS
MAHASARASWATI DENPASAR
iii
DITERIMA OLEH PANITIA UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
HARI : JUMAT
TANGGAL : 15 AGUSTUS 2014
MENGESAHKAN,
iv
KATA PERSEMBAHAN
HASIL KARYA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA
ORANG TUA, SUAMI, ANAKKU TERCINTA , SERTA SEMUA
KELUARGA TERKASIH YANG SENANTIASA MEMBERI
DUKUNGAN DAN MOTIVASI DALAM MENEMPUH CITA-CITA
INI
v
M OTTO :
“SELURUH HUTA N M EN JA DI W A N GI,
HA N YA KA REN A A DA SEBUA H POHON
DEN GA N BUN GA IN DA H DA N HA RUM SEM ERBA K
BEGITU JUGA HA LN YA KA LA U DIDA LA M
KELUA RGA
TERDA PA T SEORA N G A N A K YA N G SUPUTRA ”
(N ITI SA STRA , SLOKA 14)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
sudah melimpahkan segala karunia dan kekuatannya sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Memahami isi
Bacaan Melalui Pembelajaran Kooperatif Kompetitif Pada Siswa Kelas VIII/A
SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014” tepat pada waktunya dalam rangka
memenuhi salah satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar sarjana
pendidikan pada program studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Penulis menyadari sepenuhnya, dalam penulisan skripsi ini baik secara
teknis maupun penyajian belum sempurna. Walaupun demikian, penulis
mengaharapkan agar tulisan yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca untuk menambah wawasannya.
Skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselesaikannya skripsi ini,
yaitu kepada :
1. Bapak Dr.Drs.I Made Sukamerta, M.Pd, Selaku Rektor Universitas
Mahasaraswati Denpasar, atasfasilitas yang diberikan selama penulis
menjadi mahasiswa.
vii
2. Bapak Prof. Dr.Wayan Maba selaku Dekan Fakultas Keguruandan Ilmu
Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar, yang banyak
memberikan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dra. Ni Luh Sukanadi, M.Hum. selakuKetua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan motivasi,
selama penulis melaksanakan penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Dra Ni Ketut Pola Rustini, M.Hum. selaku pembimbing I yang telah
tekun memberikan petunjuk, arahan dan nasehat selama penulis
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. I Nyoman Diarta, M. Pd, selaku Pembimbing II, yang telah
memberikan petunjuk dan bimbingan dengan penuh kesabaran dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen yang mengajar di Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Mahasaraswati Denpasar, atas ilmu yang telah diberikan selama penulis
menjadi mahasiswa.
7. Kepala SMP Negeri 1 Gianyar yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian tindakan kelas.
8. Keluargaku tercinta yang selalu memberiku semangat, terkhusus untuk
ayahanda dan ibunda yang telah mencurahkan cinta dan kasih sayangnya
untuk membesarkan, mendidik, dan meyekolahkan anak-anaknya serta
atas segala doa restunya dorongan materi dan moril untuk kesuksesan
viii
penulis dan saudarku tercinta yang banyak memberikan semangat dan
cinta kasihnya yang tulus pada penulis.
9. Rekan-rekan mahasiswa lainnya yang selalu memberikan dukungan moral
dan materil ketika penulis menghadapi kendala dalam penyusunan skripsi
ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kepada
pembaca skripsi iniagar dapat memberikan kritik dan saran demi penyempurnaan
segalake kurangan skripsi ini. Harapan dan doa penulis, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak, utamanya bagi penulis sendiri.
Denpasar, Agustus 2014
Penulis,
ix
DAFTAR ISI
ISI HALAMAN
JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ i
TIM PENGUJI ..................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. iii
KATA PERSEMBAHAN .................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xii
DAFTAR GRAFIK.............................................................................. xii
ABSTRAK ........................................................................................ xiv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2Rumusan Masalah .......................................................................... 6
1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
1.4 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 7
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................... 8
1.6 Asumsi .......................................................................................... 9
BAB. IILANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Membaca ..................................................................... 11
2.2 Tujuan Membaca ........................................................................... 13
2.3 Aspek-aspek Membaca …………………………………………… 15
2.4 Membaca Pemahaman ................................................................... 16
2.5 Unit Membaca Pemahaman ........................................................... 18
2.6 Pengertian Memahami Isi Bacaan .................................................. 20
2.7 Pembelajaran Kooperatif ............................................................... 21
x
BAB. III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ……………………………………………………. 30
3.2 Subjek, Objek, Tempat Penelitian ......................................... …… 31
3.3 Rancangan Penelitian .................................................................... 31
3.4 Prosedur Penelitian ....................................................................... 34
3.5 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 39
3.6 Analisis Data ................................................................................. 42
BAB. IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN
4.1 Refleksi Awal ................................................................................ 44
4.2 Hasil Penelitian Siklus I ................................................................ 48
4.3 Hasil Penelitian Siklus II ............................................................... 54
4.4 Hasil Penelitian Siklus III .............................................................. 62
4.5 Rekapitulasi Hasil Penelitian .......................................................... 70
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………….. 73
BAB. VPENUTUP
5.1 Simpulan ....................................................................................... 76
5.2 Saran ....................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
01. Pelaksanaan dalam bentuk skenario pembelajaran…………. 36
02. Skor dan Katagori……………………………………………. 42
03. Hasil Tes Awal tentang Kemampuan Memahami isi bacaan pada siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014……………………………………………………. 45
04. Analisis Data Hasil Tes Awal……………………………….. 47
05. Hasil Tes Siklus I Tentang Kemampuan Memahai Isi Bacaan Melalui Pembelajaran Kooperatif Kompetitif Pada Siswa Kelas VIII/A SMPN 1 Tahun Pelajaran 2013/2014………….. 51 06. Analisis Hasil Tes Siklus I……………………………………. 53
07. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II…………………………… 56
08. Hasil Tes Siklus II tentang Kemamapuan Memahami Isi Bacaan Melalui Pembelajaran Kooperatif Kompetitif Pada Siswa Kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/ 2014………… 59 09. Analisis Hasil Tes Siklus II……………………………………. 61
10. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III………………………….. 64
11. Hasil Tes Siklus III tentang Kemampuan Memahami Isi bacaan Melalui Pembelajaran Kooperatif Kompetitif Pada Siswa KelasVIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun pelajaran 2013/2014…………………………………………………….. 67 12. Analisis Hasil Tes Siklus III…………………………………. 68
13. Rekapitulasi Hasil Tes Awal, Tes Siklus I, Tes Siklus II, dan Hasil Tes Siklus III tentang Kemampuan Memahami Isi Bacaan Melalui Pembelajaran Kooperatif Kompetitif pada Siswa Kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014………... 70
xii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
01. Gambar Siklus Penelitian Tindakan Kelas …………………. 32
xiii
DAFTAR GRAFIK
GRAFIKHALAMAN
01. Perbandingan Hasil Tes Awal, Tes Siklus I, Tes Siklus II, dan Hasil Tes Siklus III tentang Kemampuan Memahami Isi Bacaan Melalui Pembelajaran Kooperatif Kompetitif pada Siswa Kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014…………………………………………… 72
xiv
ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMPETITIF PADA SISWA KELAS VIII/A SMPN 1 GIANYAR
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh : Ni Nyoman Desiani Npm : 10.8.03.51.31.15.2994 Tebal : XIV, 78 halaman Tahun : 2014
Berdasarkan observasi awal di kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar didapatkan, bahwa prestasi belajar siswa khususnya pelajaran memahami isi bacaan masih rendah. Siswa nampak tidak bersemangat, merasa bosan dan tertekan, hal ini sangat berdampak pada hasil tes awal yang peneliti lakukan ternyata hasilnya masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan dikelas VIII/A SMPN 1 Gianyar. Untuk mengatasi hal tersebut , tampaknya siswa memerlukan suatu model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran membaca, yang mampu memotivasi mereka untuk memahami isi bacaan yaitu dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Kompetitif dalam pembelajaran memahami isi bacaan.
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) Apakah pembelajaran kooperatif kompetititf dapat meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014? (2) Bagaimanakah langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif kompetitif agar dapat meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014? Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:(1) mendapatkan data yang pasti bahwa pembelajaran kooperatif kompetitif dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam memahami isi bacaan (2) menemukan langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif kompetitif yang tepat agar dapat meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan. Ruang lingkup penelitian ini adalah: (1) Peningkatan kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran kooperatif kompetitif pada siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014, dan (2) langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif kompetitif agar dapat meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014.
Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) pengertian membaca, (2) tujuan membaca, (3) aspek-aspek membaca, (4) membaca pemahaman, (5) unit membaca pemahaman, (6) pengertian memahami isi bacaan, (7) pembelajaran kooperatif kompetitif.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitiantindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 34 orang terdiri dari 13 orang laki-
xv
laki dan 21 orang perempuan. Objek penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah peningkatan kemampuan memahami isi bacaan melalui penerapan pembelajaran kooperatif kompetitif. Tempat penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu dilaksanakan di kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dirancang sampai siklus ke-N. Adapun prosedur penelitian yang dilaksanakan adalah, a) perencanaan , b) tindakan, c) observasi/evaluasi, d) refleksi. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes dan observasi. Dalam menganalisis data digunakan metode analisis deskriptif. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk tugas yaitu memahami isi bacaan yaitu: (1) menentukan tema dari bacaan, (2) memahami arti kata-kata sulit dalam bacaan, (3) menemukan informasi fakta dan imajinasi dalam bacaan, (4) menemukan ide pokok paragraf dari bacaan, (5) menyimpulkan isi dari bacaan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat peneliti simpulkan, bahwa penerapan pembelajaran kooperatif kompetitif dapat meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini tebukti adanya peningkatan nilai rata-rata dari tes awal 6,14, menjadi 6,85pada tes siklus I, menjadi 7,38 pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 8,17 pada siklus III.Berdasarkan hasil observasi dari prasiklus, siklus I, siklus II, dan siklus III, siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam memahami isi bacaan. Respon siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif kompetitif dalam meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar, sangat positif. Adapun saran dari peneliti yaitu agar guru bahasa dan sastra Indonesia yang menerapkan pembelajaran kooperatif kompetitif, ataupun model pembelajaran yang lain hendaknya memperhatikan karakteristik siswa. Jika guru memperhatikan hal ini, maka guru dapat lebih mudah dalam menyampaikan materi kepada siswa.
Kata Kunci: Memahami isi bacaan, Pembelajaran kooperatif kompetitif
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Keterampilan berbahasa Indonesia, mencakup empat aspek yaitu
Keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat komponen
keterampilan berbahasa itu diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menguasai materi bahasa Indonesia. Semua komponen memiliki hubungan yang
sangat erat.
Di sekolah pembelajaran membaca memegang peranan yang sangat penting,
maka dari itu pembelajaran membaca perlu mendapat perhatian baik dari kalangan
guru maupun murid.Melalui kegiatan membaca, siswa dapat menggali serta mencari
berbagai ilmu dan pengetahuan yang tersimpan dalam buku maupunmedia tulis.
Pembelajaran membaca merupakan proses yang menuntut pemahaman suatu visi
yang tersirat dan tersurat dalam bacaan melalui kalimat dan paragraf. Membaca
merupakan kagiatan yang kompleks, yakni meliputi kegiatan dari mengamati,
memahami dan memikirkannya.
Membaca merupakan suatu cara untuk memperoleh informasi agar dapat
menyelaraskan hidup dengan tuntutan zaman, terlebih lagi pada zaman globalisasi
seperti saat ini. Salah satu bidang aktivitas dan materi pengajaran bahasa Indonesia
khususnya dalam memahami isi bacaan di sekolah, keterampilan membacamemegang
2
perananan yang sangat penting dalam peningkatan keterampilan memahami isi
bacaan.
Minat dan kebiasaan membaca yang baik, sebagai bagian yang penting dari
budaya tulisan tidak mungkin dimiliki dalam waktu yang singkat. Pengembangannya
memakan waktu yang relatif lama dan harus sejalan dengan perkembangan
pendidikan masyarakat pada umumnya, khususnya di sekolah perlu mendapat
perhatian. Burns, dkk. (1996:6) mengemukakan bahwa reading merupakan kegiatan
yang sangat kompleks yang menyangkut dua komponen penting, yaitu proses dan
produk.
Di dalam proses membaca, siswa harus merangkai kata demi kata, kalimat
demi kalimat, dan paragraf demi paragraf yang kemudian menghubungkan apa yang
telah dibacanya dengan pengalaman yang dimiliki serta makna yang ditimbulkan
sehingga pada akhirnya siswa tersebut mampu memahami isi bacaan yang dibacanya.
Produk dari membaca adalah komunikasi dari pemikiran dan emosi antara penulis
dengan pembaca itu sendiri. Komunikasi juga bisa terjadi dari konstruksi pembaca
melalui integrasi pengetahuan yang telah dimiliki pembaca dengan informasi yang
disajikan dalam teks. Komunikasi dalam membaca tergantung pada pemahaman yang
dipengaruhi oleh seluruh aspek membaca.
Dalam kurikulum yang dikembangkan dewasa ini, telah terjadi pergeseran
hakikat kegiatan belajar-mengajar yang sebelumnya lebih ditekankan pada
pengajaran yang berorientasi pada kegiatan guru dalam menuangkan pengetahuan
yang dimiliki, menuju pada kegiatan pembelajaran yang lebih berorientasi pada
3
aktivitas siswa dalam mengumpulkan pengalaman belajar. Hal ini berarti kesuksesan
dalam kegiatan belajar-mengajar sangat ditentukan oleh keaktifan siswa dalam
mengumpulan pengalaman belajar tersebut. Salah satu upaya yang dapat
dilaksanakan adalah melalui kegiatan membaca.
Membaca memiliki proses yang sangat kompleks, sehingga akan muncul
berbagai kesulitan yang dialami dalam pengembangan dan peningkatan kemampuan
membaca dalam pembelajaran di sekolah. Adanya hambatan dalam pengembangan
dan peningkatan kemampuan memahami isi bacaan itu ditemukan pada siswa kelas
VIII/A SMPN 1 Gianyar, sebagian besar siswa masih kesulitan dalam memahami
makna kata yang terdapat dalam bacaan, sehingga hal ini dapat mempengaruhi
pemahaman siswa tehadap kalimat, dan akhirnya membuat siswa kesulitan
menentukan ide paragraf yang nantinya berhubungan dengan isi bacaan secara
keseluruhan. Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru Bahasa Indonesia
diperoleh informasi bahwa pembelajaran keterampilam membaca masih memiliki
permasalahan. Masalah yang ditemui oleh guru Bahasa Indonesia adalah rendahnya
kemampuan siswa memahami isi bacaan. Hal ini terbukti jika siswa disuruh kembali
menceritakan isi bacaan yang telah dibacanya siswa mengalami kesulitan.
Pembelajaran membaca yang dilakukan oleh guru Bahasa Indonesia di sekolah
selama ini dengan cara menyuruh siswa membaca bacaan dan memahami isinya,
kemudian guru memberikan contoh menceritakan kembali isi bacaan yang telah
dibacanya. Beberapa siswa disuruh untuk membacakanya kedepan kelas secara
4
bergantian. Ternyata hasil yang diinginkan tidak sesuai dengan apa yang diharapan
oleh guru.
Pembelajaran seperti ini belum mampu meningkatkan kemampuan siswa
memahami isi bacaan, siswa belum tahu cara membedakan ide pokok dengan ide
penjelasnya. Perhatian siswa masih kurang ditunjukkan pada bacaan. Siswa masih
mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan dan siswa kesulitan dalam
memahami makna kata, serta merekonstruksi ide-ide yang terdapat dalam bacaan.
Sehingga kemampuan membaca siswa dalam memahami keseluruhan isi bacaan
tersebut masih kurang. Hal ini diperkuat dengan adanya bukti bahwa banyak siswa
yang belum bisa mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang ingin dicapai
yaitu 8.00. Hanya beberapa orang siswa saja yang sudah mampu untuk mencapai
KKM.
Observasi awal di kelas yang dilakukan oleh peneliti, ada beberapa persoalan
yang menghambat proses belajar-mengajar yang dilakukan di kelas yaitu (1)
kemampuan siswa di kelas masih tidak merata, ada beberapa siswa yang berbakat dan
secara cepat menyerap materi pembelajaran dan ada juga siswa yang lambat dalam
menyerap materi pelajaran, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara
maksimal. (2) siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, terutama dalam
menentukan sesuatu yang baru dan ide-ide pokok dalam materi yang diberikan oleh
guru. (3) Interaksi belajar cenderung berjalan satu arah, hanya mengandalkan
informasi dari guru. (4) Siswa kurang berani untuk menanyakan sesuatu yang belum
dipahami, sehingga kemampuan atau pengetahuan mereka sulit berkembang.
5
Secara keseluruhan keadaan tersebut menunjukan bahwa dalam pembelajaran
membaca di kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar belum ditemukan metode yang tepat
untuk merangsang siswa dalam berpikir dan menemukan sendiri ide pokok yang
terkandung dalam bacaan, dan merekonstruksinya menjadi pengetahuan yang utuh.
Dari kenyataan itu guru hendaknya dapat memotivasi siswa untuk lebih sering
membaca dan memilih strategi yang tepat agar pemahaman siswa terhadap isi bacaan
dapat ditingkatkan. Berdasarkan fenomena yang ada di kelas VIII/A SMPN 1
Gianyar, peneliti mengusulkan kepada guru Bahasa Indonesia agar menerapkan
pembelajaran kooperatif kompetitif sebagai salah satu solusi pemecahan masalah
yang sedang dihadapi siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar.
Dalam pembelajaran dengan pola interaksi belajar kelompok kooperatif siswa
belajar dalam kelompok kecil dan saling berinteraksi dan sharing informasi dan
setelah pembelajaran semua anggota kelompok hendaknya memahami materi yang
dipelajari. Redhana (2003) menyebutkan beberapa dampak positif dari pembelajaran
melalui kelompok kooperatif antara lain: (1) membangun kerjasama dan saling
mengenal di antara siswa, (2) meningkatkan motivasi belajar, (3) mengurangi
individualisasi dan persaingan, (4) meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran, dan (5) meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.
Pembelajaran dengan pola interaksi belajar kelompok kompetitif artinyasiswa
belajar dalam satu kelompok kecil yang anggotanya homogen, tetapi setiap anggota
dalam satu kelompok saling berkompetisi atau bersaing dalam menyelesaikan tugas
atau memecahkan masalah. Jika pembelajaran yang penuh dengan suasana kompetitif
6
dikemas dengan baik yaitu dengan mengusahakan persaingan yang sehat, maka dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Ciri dari persaingan yang sehat antara
lain: dilakukan untuk memperoleh kegembiraan, penghargaan yang diberikan tidak
memiliki nilai yang tinggi dan diusahakan agar tidak nyata atau riil, setiap individu
atau kelompok dapat melihat dan memahami alasan kemenangan individu atau
kelompok lain dan memiliki keyakinan untuk menang.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis ingin mengadakan penelitian
tindakan kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan
Melalui Pembelajaran Kooperatif Kompetitif Pada Siswa Kelas VIII/A SMPN 1
Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat diangkat
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah pembelajaran kooperatif kompetitif dapat meningkatkan kemampuan
memahami isi bacaan pada siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun pelajaran
2013/2014?
2. Bagaimanakah langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif
kompetitifagar dapat meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan pada
siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun pelajaran 2013/2014?
7
1.3Tujuan Penelitian
Dalam penetian ini ada dua Tujuan yang ingin dicapai yaitu ; (1) Tujuan
umum dan (2) tujuan khusus.
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memupuk dan mengembangkan
kecakapan berbahasa Indonesia secara lisan dan tulisan, serta memberikan
sumbangan pemikiran dalam pengembangan, pembinaan dan peningkatan mutu
pengajaran bahasa Indonesia kepada dunia pendidikan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah :
1) Untuk mendapatkan data yang objektif tentang peningkatan kemampuan
memahami isi bacaan melalui penerapan pola pembelajaran kooperatif
kompetitif pada siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun pelajaran
2013/ 2014.
2) Untuk menemukan langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif
kompetitif agar dapat meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan
pada siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun pelajaran 2013/ 2014.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada: (1) Peningkatan kemampuan
memahami isi bacaan, melalui pembelajaran kooperatif kompetitif pada siswa kelas
VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun pelajaran 2013/2014, dan (2) langkah-langkah
8
penerapan pembelajaran kooperatif kompetitif agar dapat meningkatkan kemampuan
memahami isi bacaan pada siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun pelajaran
2013/ 2014.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun maanfaat dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi
dalam pengembangan teori dan pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya
tentang penerapan pola pembelajaran kooperatif kompetitif dalam pengajaran bahasa
Indonesia.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Manfaat bagi guru dan calon guru bahasa Indonesia, penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melatih
keterampilan membaca pemahaman siswa khususnya dalam memahami isi
bacaan. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan gambaran
memadai mengenai bagaimana pembelajaran kooperatif kompetitif dapat
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa.
2. Manfaat bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengalaman bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan memahami isi
bacaan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif kompetitif,
9
sehingga mereka menjadi lebih aktif, kreatif, senang dan bergairah dalam
belajar.
3. Manfaat bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
pedoman dan bekal bagi peneliti, selaku mahasiswa calon guru bahasa dan
Sastra Indonesia ketika terjun secara nyata di lapangan.
4. Manfaat bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan bandingan atau dasar pertimbangan bagi peneliti lain untuk
melakukan penelitian sejenis.
5. Manfaat bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
konstribusi yang positif terhadap kemajuan sekolah, terutama dalam
pelajaran bahasa Indonesia, karena guru akan mendapatkan pengalaman
baru yang akan berpengaruh terhadap penampilan guru dalam mengajar,
sehingga kualitas lulusan menjadi lebih baik.
1.6 Asumsi
Pada hakikatnya asumsi adalah suatu pernyataan yang kebenarannya tidak
diragukan lagi, dugaan sementara yang tidak perlu diteliti lagi. Asumsi atau anggapan
dasar dalam sebuah penelitian, lebih-lebih penelitian ilmiah, akan mampu
memberikan rambu-rambu kepada penulis dalam pelaksanaan atau kelangsungan
penelitiannya. Anggapan dasar merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh
peneliti yang haurs dirumuskan secara jelas dan akan berfungsi sebagai hal-hal yang
10
dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya serta
dipakai untuk memperkuat permasalahannya. (Arikunto,1985 : 59).
Berdasarkan pendapat di atas maka asumsi yang dipegang dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Guru yang mengajarkan bahasa Indonesia di kelas VIII/A memiliki kualitas dan
wewenang untuk mengajarkan bahasa Indonesia.
2. Semua siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar mempunyai kemampuan yang sama
dalam menerima pelajaran.
3. Materi pelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan di kelas VIII/A SMPN 1
Gianyar telah sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
11
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas beberapa teori yang relevan dengan masalah yang
diteliti. Teori tersebut sudah tentu terdapat dalam buku-buku pustaka yang pada
hakekatnya merupakan suatu teori nyata yang dapat menunjang serta mampu
menjelaskan apa sesungguhnya hendak dibicarakan atau dipermasalahkan.
Sehubung dengan hal di atas, adapun hal-hal yang dibahas adalah: (1)
pengertian membaca,(2) tujuan membaca, (3) Aspek-apek membaca, (4) membaca
pemahaman, (5) unit membaca pemahaman, (6) Pengertian memahami isi bacaan,
(7) pembelajaran kooperatif. Untuk lebih jelasnya hal tersebut akan diuraikan
lebih rinci di bawah ini.
2.1 Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata atau bahasa tertulis (Tarigan, 1986: 7). Membaca merupakan aktivitas yang
sangat kompleks yang melibatkan faktor fisik dan mental. Membaca yaitu
mengucapkan simbul-simbul bunyi, sebagai lawan dari menulis ialah
menggambarkan ucapan dengan lambang-lambang bunyi. Lambang-lambang
bunyi bisa mewujudkan kata ataupun kalimat. Oleh karena itu seorang pembaca
harus memahami seluk beluk kata, kelompok kata dan kalimat (Herusantosa,
1977:3). Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan
simbol (huruf) ke dalam kata-kata lisan.Membaca pada hakikatnya adalah suatu
yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan,
12
tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir psikolinguistik, dan metakognitif,
(Rahim,2008:2).
Membaca adalah sebuah proses yang kompleks, artinya dalam proses
membaca terlibat sebagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor
internal dapat berupa intelegensi (IQ), minat, sikaf, bakat, motivasi tujuan
membaca, teks bacaan (sederhana-berat, mudah-sulit). Faktor eksternal dapat pula
dikatakan faktor lingkungan atau faktor latar belakang, sosial ekonomi, kebiasaan,
dan tradisi membaca (Nurhadi, 1987:13).
Sedangkan Klien,dkk (dalam Farida, 2008: 3) mengemukakan bahwa
definisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses, (2) membaca
adalah strategis, dan (3) membaca merupakan interaktif. Membaca sebagai suatu
proses merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan
yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk
makna. Membaca adalah strategis maksudnya adalah pembaca yang efektif
menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks
dalam rangka mengkonstruksikan makna ketika membaca. Membaca adalah
interaktif maksudnya keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks.
Membaca memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi menuntut terciptanya masyarakat
yang gemar membaca. Masyarakat yang gemar membaca akan memperoleh
pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningkatkan
kecerdasannya,dengan sering membaca seseorang dapat mengambil manfaat dari
pengalaman orang lain. Membaca membutuhkan keterampilan dan pembiasaan,
banyak orang-orang yang rajin membaca akan tetapi dia tidak menemukan apa-
13
apa dari bacaannya. Membaca membutuhkan konsentrasi, penguasaan kata-kata
dan kecepatan membaca, membaca tidak dapat dilakukan dengan aktivitas lain,
seperti sambil menulis, mendengar, bercakap-cakap dan lain-lain.
Dengan memberikan uraian dari beberapa pendapat mengenai pengertian
membaca, maka dalam penelitian ini menggunakan pendapat (Nurhadi, 1987:13),
yaitu Membaca adalah sebuah proses yang kompleks, artinya dalam proses
membaca terlibat sebagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor
internal dapat berupa intelegensi (IQ), minat, sikaf, bakat, motivasi tujuan
membaca, teks bacaan (sederhana-berat, mudah-sulit). Faktor eksternal dapat pula
dikatakan faktor lingkungan atau faktor latar belakang, sosial ekonomi, kebiasaan,
dan tradisi membaca.
2.2 Tujuan Membaca
Membaca hendaknya memiliki tujuan karena seseorang yang membaca
dengan suatu tujuan cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang
tidak mempunyai tujuan. Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari
atau memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna arti
erat sekali berhubungan dengan maksud Tujuan atau intensif kita dalam membaca.
Lebih lanjut diuraikan tujuan membaca (Tarigan,1987:9).
1) Membaca untuk memperoleh rincian atau fakta.
2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita.
4) Membaca untuk menyimpulkan.
14
5) Membaca untuk mengelompokkan
6) Membaca untuk menilai
7) Membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan.
Menurut White (dalam Sudiana, 2007:56) menyebutkan pula tiga tujuan
membaca yaitu :
1) Orang membaca materi referensial yang berupa fakta yang ada di
lingkungan kita. Tujuan membaca ini semata-mata untuk menambah
wawasan atau pengetahuan yang bersifat faktual.
2) Orang membaca materi yang isinya lebih bersifat intelektual daripada
faktual sebagai upaya mengembangkan keterampilan-keterampilan
intelektual. Dalam hal ini, tujuan membacanya adalah untuk meningkatkan
daya intelektual.
3) Orang membaca materi emosional untuk mendapatkan kesenangan. Dalam
hal ini, tujuan membacanya adalah untuk mendapatkan kesenangan atau
mendapat hiburan.
Selain dari tujuan yang dikemukan di atas, berikut yang perlu dicamkan
adalah belajar menyelesaikan antara tujuan membaca itu dengan bahan bacaan
serta bagaimana cara membacanya. Adapun variasi membaca sebagai berikut :
1) Membaca untuk tujuan studi (telaah ilmiah)
2) Membaca untuk tujuan menangkap garis besar bacaan.
3) Membaca untuk menikmati karya sastra.
4) Membaca untuk mengisi waktu luang.
5) Membaca untuk mencari keterangan suatu istilah (Tarigan, 1979: 15).
15
2.3 Aspek-aspek Membaca
Membaca merupakan suatu keterampilan yang komplek yang melibatkan
serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Komplek artinya proses
membaca terlibat sebagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor
internal dapat berupa intelgensi, minat, sikaf, bakat, motivasi, Tujuan membaca
dan sebagainya. Faktor eksternal dapat berupa bentuk sarana membaca, teks
bacaan, faktor lingkungan, kebiasaan, dan tradisi membaca.
Secara garis besar ada 2 aspek penting dalam membaca yaitu: (1)
Keterampilan yang bersifat mekanis dan (2) Keterampilan yang bersifat
pemahaman (Tarigan, 1986: 11).
2.3.1 Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills)
Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat
dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup:
a) Pengenalan huruf.
b) Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem, kata, frase, pola, klausa,
kalimat dan lain-lain).
c) Pengenalan hubungan/ korespondesi pola ejaan dan bunyi.
d) Kecepatan membaca bertaraf lambat. (Tarigan, 1994:11).
16
2.3.2 Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skill)
Keterampilan yang bersifat pemahaman dapat dianggap berada pada
urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup:
a) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal).
b) Memahami signifikasi atau makna (antara lain maksud dan tujuan
pengarang relevansi atau keadaan kebudayaan, reaksi pembaca).
c) Evaluasi atau penilaian (isi dan bentuk)
d) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah di sesuaikan dengan
keadaan (Bongton dalam Tarigan, 1979:14-15).
2.4 Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman adalah suatu proses untuk mengenali atau
mengidentifikasi teks, kemudian mengingat kembali isi teks. Membaca
pemahaman juga dapat berarti sebagai suatu kegiatan membuat urutan tentang
uraian atau mengorganisasikan isi teks, bisa mengevaluasi sekaligus dapat
merespon apa yang tersurat atau tersirat dalam teks.
Beberapa ahli mendefinisikan membaca pemahaman sebagai berikut.
Burhan (1971:19) menjelaskan bahwa membaca pemahaman adalah suatu
perbuatan yang dilaksanakan berdasarkan kerja sama beberapa kemampuan yaitu,
mengamati, memahami, dan sekaligus memikirkan isi bacaan. Dalam hal ini
membaca dilakukan tidak hanya membaca secara sekilas tanpa memperhitungkan
pemahaman terhadap isi bacaan.
17
Supriyadi (dalam Arthana, 1997:8) menyatakan definisi membaca
pemahaman merupakan jenis bacaan yang dilakukan tanpa menyuarakan apa yang
dibaca dengan tujuan untuk keperluan studi menambah pengetahuan dengan
memperoleh informasi.
Yasin (dalam Arthana,1997:7) mendefinisikan membaca pemahaman
sebagai suatu perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerjasama beberapa
kemampuan yaitu mengamati, memahami, dan sekaligus memikirkan isi bacaan.
Dalam memahami isi bacaan secara konstruktif, pembaca menggunakan
skematanya untuk membangun makna sutau teks. Dalam hal ini, pembaca
mengandalkan semua pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Membaca
pemahaman adalah suatu kegiatan membaca tanpa menyuarakan apa yang dibaca
dengan tujuan untuk memahami pesan yang disampaikan oleh penulis yang
tertuang dalam teks.
Membaca pemahaman atau komprehensi adalah kemampuan membaca
untuk mengerti ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian. Pemahaman ini
berkaitan erat dengan kemampuan mengingat bahan yang dibacanya. Usaha
efektif untuk memahami dan mengingat lebih lama dapat dilakukan dengan (a)
mengorganisasikan bahan yang dibacanya dalam kaitan yang mudah dipahami, (b)
mengaitkan fakta yang satu dengan fakta yang lain atau menghubungkannya
dengan fakta dan konteks.
Dengan memberikan uraian dari beberapa pendapat mengenai pengertian
membaca pemahaman, maka dalam penelitian ini menggunakan pendapat
Supriyadi (dalam Arthana, 1997:8) yaitu menyatakan definisi membaca
18
pemahaman merupakan jenis bacaan yang dilakukan tanpa menyuarakan apa yang
dibaca dengan tujuan untuk keperluan studi menambah pengetahuan dengan
memperoleh informasi.
2.5 Unit Membaca Pemahaman
Pemahaman membaca bersifat hierarkis berdasarkan satuan bahasa yang
membentuk teks. Berdasarkan satuan bahasa ini, Bunrs dan Roe (dalam Sudiana
2007:22) membedakan adanya lima unit pemahaman dalam membaca, yaitu kata,
frasa, kalimat, paragraf, dan keseluruhan teks.
1. Pemahaman Kata
Dalam membaca, pembaca dituntut untuk mengenali kata-kata yang
terdapat dalam bacaan atau teks. Pengenalan kata-kata ini sangat penting dalam
membaca. Dalam hal ini, pembaca dituntut untuk mampu mengucapkan, baik
dalam hati maupun dengan bersuara, kata-kata tersebut dengan lafal yang benar,
serta dalam memaknai kata, perlu diperhatikan jenis-jenis makna kata.
2. Pemahaman Frasa
Frasa merupakan suatu bahasa yang lebih besar daripada kata. Dalam
kajian Sintaksis, frasa lazim disebut kelompok kata. Frasa sebagai kelompok kata
menduduki salah satu unsur fungsional kalimat, seperti subjek, predikat, objek,
atau keterangan. Untuk memahami suatu teks, pembaca perlu mengetahui makna
frasa-frasa yang membentuk kalimat.
19
3. Pemahaman Kalimat
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang digunakan untuk
menyampaikan perasaan dan pikiran. Dengan kata lain, orang berkomunikasi
minimal dengan satu kalimat. Untuk mengetahui makna kalimat, orang perlu
mengetahui struktur dan fungsi kalimat. Struktur kalimat berkaitan dengan
bentuk-bentuk kalimat. Fungsi kalimat berkaitan dengan penggunaan kalimat
tersebut dalam komunikasi. Terkait dengan fungsi ini, kemudian, dikenal adanya
kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah.Sudiana (2007: 24).
4. Pemahaman Paragraf
Paragraf merupakan satuan bahasa yang lebih luas dari kalimat. Sebuah
paragraf dibangun dengan mengorganisasikan sejumlah kalimat. Kalimat-kalimat
yang membentuk paragraf mendukung pengungkapan suatu ide pokok. Dalam
membaca, pemahaman terhadap masing-masing paragraf sangat penting untuk
memahami teks (bacaan) secara keseluruhan.
Tanpa pemahaman paragraf yang memadai, pemahaman keseluruhan
bacaan sudah tentu akan sangat terlambat. Pemahaman terhadap paragraf akan
sangat membantu pembaca dalam memahami isi bacaan. Yang perlu diperhatikan
dalam pemahaman paragraf adalah pemahaman terhadap ide pokok paragraf dan
ide-ide penjelasnya. Di samping itu, pembaca juga diharapkan dapat menentukan
kalimat-kalimat pendukung paragraf.
5. Pemahaman Keseluruhan Teks
Pemahaman terhadap keseluruhan teks sangat bergantung pada
pemahaman terhadap unit-unit bahasa yang lebih kecil. Keseluruhan teks tersebut
20
dapat mempresentasikan pemaparan ide, deskripsi objek atau proses, narasi, atau
argumentasi. Unit bahasa yang secara langsung membentuk teks adalah paragraf.
Sejumlah paragraf disusun sedemikian rupa untuk membangun sebuah bacaan.
Keseluruhan teks tersebut dapat mempresentasikan pemaparan ide, deskripsi
objek atau proses, narasi, atau argumentasi.
2.6 Pengertian Memahami Isi Bacaan
Sebuah bacaan dapat menimbulkan kesan dihati pembaca, apabila bacaan
tersebut mempunyai sistematika yang baik, baik urutan ceritanya maupun
kalimatnya. Bacaan dapat memberikan hiburan dan pengetahuan kepada para
pembaca. Sebab itulah, diperlukan kepekaan dalam memahami isi bacaan agar
tidak terjadi penyimpangan pemahaman terhadap isi bacaan.
Menurut Hafni (dalam Gosong,1983:10) wujud pemahaman itu pun
beranekaragam pula. Dalam usaha memahami isi bacaan, orang mungkin
melakukan interpretasi, mengevaluasi, dan mengapresiasikan. Dalam bentuk
proses mental yang lebih tinggi, operasional pemahaman itu dapat dirinci menjadi
(1) menentukan gagasan bacaan, (2) menjawab pertanyaan bacaan, (3) mengurut
gagasan bacaan dalam alenia, (5) menentukan bagian yang tidak relevan dalam
bacaan, dan (6) menceritakan isi bacaan dengan kata-kata sendiri, baik secara
lisan maupun secara tertulis.
Banyak orang yang menghadapi buku atau bacaan, lain dengan
membacanya dari awal sampai akhir dan mereka beranggapan bahwa dengan cara
itu mereka mestinya telah menguasai isi bacaan. Ternyata hal itu tidak benar,
21
untuk memahami suatu bacaan kita tidak cukup hanya membaca sekali saja, tetapi
kita harus mengambil langkah-langkah yang strategis untuk menguasai bahan itu
dan mengingatnya lebih lama.
Usaha yang efektif untuk memahami dan mengingat lebih lama dapat
dilakukan dengan:
1) Mengorganisasikan bahan yang dibaca dalam kaitan yang mudah dipahami
2) Mengaitkan fakta yang satu dengan yang lain, atau dengan
menghubungkan pengalaman atau konteks yang dihadapi.
Pemahaman adalah kemampuan untuk mengerti ide pokok, detail yang
penting, dan seluruh pengertian. Untuk pemahaman itu perlu: (1) menguasai
perbendaharaan kata dan (2) akrab dengan struktur dasar penulisan ( kalimat,
paragraf, dan tata bahasa), (Soedarsono,1991:58)
2.7 Pembelajaran Koopratif
Pembelajran kooperatif adalah suatu system yang di dalamnya terdapat
elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajran
koopratif adalah adanya (1). Saling ketergantungan positif, (2) interaksi tatap
muka, (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan
antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan.
Menurut Suherman et al, (2003) ada beberapa hal yang perlu dipenuhi
dalam belajar secara kooperatif yaitu sebagai berikut :
22
1) Para siswa yang tergabung dalam kelompok harus merasa bahwa mereka
adalah bagian dari sebuah tim dan mempunyai tujuan utama yang harus
dicapai secara bersama-sama.
2) Para siswa yang tergabung dalam sebuah kelompok harus menyadari bahwa
masalah yang dihadapi adalah masalah kelompok dan berhasil atau tidaknya
kelompok itu akan menjadi tanggung jawab bersama oleh seluruh anggota
kelompok.
3) Untuk mencapai hasil yang maksimal para siswa yang tergabung dalam
kelompok itu harus berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah
yang dihadapinya.
4) Para siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus menyadari bahwa
setiap pekerjaan siswa mempunyai akibat langsung pada keberhasilan
kelompoknya.
Johnson & Johnson (1994), menyatakan pembelajaran melalui kelompok
kooperatif menekankan pada empat unsur utama diantaranya: (1) siswa bekerja
dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang siswa, (2) siswa bekerjasama
dengan anggota kelompoknya untuk menyelesaikan tugas, (3) setiap siswa dalam
kelompok harus dapat menguasai materi dan tugas yang diberikan, (4) siswa harus
dapat bekerjasama dan berdiskusi secara efektif dan memahami bagaimana
bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas serta mencapai tujuan
bersama. Johnson & Johnson (1994:48), berpendapat bahwa pembelajaran
kooperatif memberikan dampak positif antara lain: (1) membangun komunitas
kerjasama, (2) meningkatkan motivasi belajar, (3) mengurangi individualisasi dan
23
persaingan, (4) meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran, dan (5)
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.
Keuntungan lain yang dirasakan dari pembelajaran kooperatif untuk kelas
yang besar adalah dapat meningkatkan komunikasi kelas. Dalam pembelajaran
kooperatif, tugas-tugas kelompok dikerjakan secara bekerja sama melalui suatu
proses berpikir yang kreatif sehingga terjadi interaksi yang kondusif diantara
semua anggota dalam satu kelompok.
Manusia memiliki drajat potensi, latar belakang historis, serta harapan
masa depan yang berbeda-beda.pembelajaran koopratif secara sadar menciptakan
interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru
dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. Manusia adalah mahluk individual,
berbeda satu sama lain. Karena sifatnya yang individual maka manusia yang satu
membutuhkan manusia lainnya sehingga sebagi konsekuensi logisnya manusia
harus menjadi mahluk sosial, mahluk yang berinteraksi dengan sesama.
Pembelajaran koopratif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja
mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan
dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.
2.7.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif kompetitif
MenurutJohnson&Johnson(1975:26)kompetisiadalahsuatupendekatan yang
tidakmunculdengancitrayang sangatpositif.Hasilyang tidakspesifikyang tidak
diinginkan dari ketidaktepatan penggunaan kompetisi adalah nyata. Di dalam
kelas kompetitif konvensionaltujuan dari evaluasi adalahuntuk
24
menggolongkansiswa-siswadariyangterbaiksampaiyang terburukprestasinya.
Bahkanjikaparagurutidakmenggunakanskor,dalamhalini siswacenderung
untukmenggolongkanteman-temanmereka.Padasebagiankelasyang memiliki
polayang stabilmenunjukkanprestasisiswasehinggasebagianbesarsiswaselalu
kalahdansebagiankecilsiswa selalumenang.Interaksikompetitifadalahsuatu
kerjakerasuntuktujuandengancara menghalangisiswa lainuntukmemperoleh
hasilbelajaryangtinggi.
Menurut Noor (2003) dalam kelompok kompetitif, kegiatan kelompok
mempunyai dua tujuan yaitu: (1) tujuan individu untuk mampu memecahkan
masalah yang dihadapi dan (2) tujuan kelompok untuk memecahkan masalah
secepat mungkin diantara sesama anggota kelompok. Dalam hal ini siswa harus
bersaing dengan sesama anggota dalam satu kelompok untuk melihat siapa
diantara mereka yang bisa memecahkan masalah secara sendiri dengan benar dan
dalam waktu yang paling singkat.
Aturan lebih rinci dalam kegiatan kelompok kompetitif meliputi: (1)
jumlah siswa di dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dimana
setiap kelompok beranggotakan 3 - 5 orang yang bersifat homogen, (2) setiap
anggota di dalam kelompok diberikan soal (masalah) yang sama, (3) dalam
menyelesaikan masalah siswa bersama anggota dalam kelompok, berasama-sama
memecahkan masalah yang dihadapi. dan (4) peran pengamat yaitu menjalankan
peraturan (Johnson and Johnson, 1994:45).
Adapun manfaat secara umum dari kelompok belajar kompetitif adalah
adanya motivasi belajar karena pada hakekatnya manusia memiliki keinginan
25
untuk berprestasi dan berkuasa yang biasanya dapat dipenuhi melului kompetisi.
Ada dua prinsip yang sangat perlu diperhatikan dalam menggunakan interaksi
pembelajaran kompetitif yaitu kompetisi harus ada antar individu atau antar
kelompok yang berkemampuan seimbang dan kompetisi hanya dilakukan untuk
selingan yang menyenangkan. Jika pembelajaran yang penuh dengan suasana
kompetitif dikemas dengan baik yaitu dengan mengusahakan persaingan yang
sehat, maka dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Ciri dari
persaingan yang sehat antara lain: dilakukan untuk memperoleh kegembiraan,
penghargaan yang diberikan tidak memiliki nilai yang tinggi dan diusahakan agar
tidak nyata atau riil, setiap individu atau kelompok dapat melihat dan memahami
alasan kemenangan individu atau kelompok lain dan memiliki keyakinan untuk
menang.
Dari pemaparan dia atas maka Pembelajaran Kooperatif Kompetitif artinya
siswa belajar dalam satu kelompok kecil yang anggotanya homogen, akan tetapi
setiap anggota dalam satu kelompok saling berkompetisi atau bersaing dalam
menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah.
2.7.2 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Kompetitif
Keunggulan pembelajaran kooperatif kompetitif sebagai suatu strategi
pembelajaran di antaranya :
1) Melalui pembelajaran kooperatif kompetitif pembelajaran menjadi tidak
membosankan karena setiap siswa aktif untuk memafarkan konsep-
konsep menurut pemikirannya.
26
2) Pengetahuan yangdiperoleh melaluidiskusiantaranggota yangsaling
berperansebagaitutor untukanggota kelompoknya akanberusaha
menjelaskankonsepsesuaidenganpengertiannyamasing-masing sehingga
akan lebih mudah dipahami karena bahasa yang dipergunakan
lebihsederhanadanpengetahuanyangdiperolehdengancarainiakanbertaha
n lama.
3) Pembelajaran kooperatif kompetitif dapat membangun komunitas kerja
sama dan dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar setiap
anggota kelompok.
4) Pembelajaran kooperatif kompetitif dapat meningkatkan partisipasi
siswa dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan pemahaman dan
hasil belajar siswa, serta dapat meningkatkan komunikasi antar siswa
di dalam kelas.
5) Pembelajaran melalui kelompok kompetitif dengan suasana yang penuh
persaingan dapat memotivasi siswa untuk menjadi yang terbaik diantara
semua teman dalam satu kelompok.
6) Pembelajaran kooperatif kompetitif dapat membantu memberdayakan
setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
7) Pembelajaran kooperatif kompetitif dapat meningkatkan motivasi dan
memberikan rangsangan untuk berpikir, hal ini berguna untuk proses
pendidikan jangka panjang(http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-
Undergraduate-21990-5.%20BAB%20II.)
27
Disamping keunggulan, pembelajaran kooperatif kompetitif juga memiliki
kelemahan/ keterbatasan, diantaranya :
1) Pembelajaran kooperatif kompetitif dapat menimbulkan rasa cemas
bagi siswa yang berkemampuan rendah.
2) Kompetisiantarindividuatauantarkelompokyangtidakseimbang
dapatmenimbulkankeputusasaanbagiyang
lemahdanmenimbulkankebosananbagiyangkuat dan
kompetisididalamkelasyang tidak sehatdapatdibawakeluarkelas dalam
bentuk permusuhan.
3) Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif kompetitif
didasarkaankepada hasil kerja kelompok, namun demikian, guru
perlumenyadarinya,bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang
diharapkan adalah prestasi setiap individu.
4) Pembelajaran kooperatif kompetitif dalam upaya mengembangkan
kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup
panjang, hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali
saja atau sekali-sekali penerapan strategi ini.
5) Kemampuan bekerja sama dalam pembelajaran kooperatif kompetitif
merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi
siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri,
untuk mencapai kedua hal itu dalam pembelajaran kooperatif
kompetitif memang bukan pekerjaan yang mudah.
(http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-21990-
28
5.%20BAB%20II).
2.7.3 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif kompetitif
MenurutArenas(dalamNurhadi,2004:115) terdapat6langkahutama
atautahapandidalampembelajaranyangmenggunakanpembelajarankooperatif ini
dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi
siswauntuk belajar, siswadikelompokkan melalui tim-tim belajar,persentase
hasilakhir kelompok, evaluasidan penghargaan terhadapusaha-usahakelompok
maupun individu.
Secara umum rambu-rambu pembelajaran kompetitif (Johnson and
Johnson, 1994:45). Adapun langkah-langkah dari pembelajaran kooperatif
kompetitif yang akan dilakukan oleh siswa dan guru pada proses pembelajaran
berlangsung adalah sebagai berikut:
1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompokyang homogen. Tiap
kelompok terdiri atas 3 - 5 orang.
2) Siswa disuruh berkumpul dengan teman satu kelompok dan guru
membagikan sebuah teks bacaan kepada setiap kelompok, kemudian
siswa pada setiap kelompok disuruh membaca teks yang telah
dibagikan.
3) Siswa kemudian disuruh untuk memahami isi bacaan yang telah dibaca
dan guru menanyakan pada siswa, kesulitan yang dialami oleh siswa
pada saat membaca teks tersebut.
4) Guru memberikan sebuah tes kepada setiap kelompok yang berkaitan
dengan isi bacaan yang baru dibaca.
29
5) Guru memberikan siswa kesempatan untuk mendiskusikan atau
memikirkan secara bersama-sama tugas yang diberikan guru, sehingga
setiap siswa memiliki tanggung jawab secara individu untuk mewakili
kelompoknya.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) karena
penelitian ini yang menawarkan suatu cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di kelas. Penelitian tindakan kelas
berasal dari bahasa Inggrisnya Classroom Action Research (CAR) yang berarti
penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang
diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut. Pengertian kelas dalam PTK
adalah sekelompok peserta didik yang sedng belajar, siswa yang belajar tidak hanya
terbatas di dalam ruangan tertutup saja, tetapi dapat juga ketika anak melakukan
karya wisata, di laboratorium, atau di tempat lain ketika siswa sedang mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan peneliti dan guru yang mengajar
bahasa Indonesia di kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar, sejak disusunya suatu
perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa
kegiatan belajar-mengajar untuk memperbaiki dan mengembangkan praktik
pembelajaran secara berkesinambungan. Dengan demikian tujuan PTK adalah untuk
memecahkan masalah, memperbaiki kondisi, serta mengembangkan dan
meningkatkan mutu pembelajaran.
31
3.2 Subjek, Objek, Tempat Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah seluruh siswa kelas
VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 34 orang terdiri
dari 13 orang laki-laki dan 21 orang perempuan. Dipilihnya siswa kelas VIII/A
sebagai subjek penelitian karena siswa inilah yang memiliki masalah dalam
keterampilan memahami isi bacaan.
Objek penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah Peningkatan kemampuan
memahami isi bacaan melalui pola pembelajaran kooperatif kompetitif pada siswa
kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar tahun pelajaran 2013/2014.
Tempat penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu dilaksanakan di kelas VIII/A
SMPN 1 Gianyar. Waktu penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada semester 2
tahun pelajaran 2013/2014. Jadwal penelitian disesuaikan dengan kalender
pendidikan dan jadwal mata pelajaran.
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah kerangka penelitian yang merupakan alur
pelaksanaan kegiatan penelitian dalam rangka memperoleh, mengumpulkan,
menyusun, mengklasifikasikan dan menganalisis data. Dalam penelitian tindakan
kelas kegiatan penelitian biasanya tidak cukup dilakukan dengan hanya satu siklus
saja, tetapi bisa dengan beberapa siklus (siklus ke- N) bergantung pada tingkat
keberhasilan siswa yang hendak dicapai.Kegiatan yang dilakukan berupa penelitian
tindakan kelas (PTK) dengan penerapan model pembelajaran kooperatif kompetitif
32
untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar tahun
pelajaran 2013/2014 dalam memahami isi bacaan Siklus penelitian tersebut digambar
sebagai berikut.
Diadaptasi dari Suhardjono (dalam Arikunto, 2008:74).
Permasalahan
Pelaksanaan tindakan I Perencanaan
tindakan I
Pengamatan/pe-ngumpulan data I dan evaluasi
Refleksi I
Permasalahan baru hasil refleksi
Pelaksanaan tindakan II
Pengamatan/Pengumpulan data II dan evaluasi
Refleksi II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Apabila masalah belum terselesaikan
Perencanaan tindakan II
Refleksi Awal
33
Sudah dijelaskan bahwa penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
tindakan kelas ( PTK). Karena itu, penelitian ini mengikuti empat kegiatan penelitian
tahap yaitu, perencanaan (plaining), tindakan ( action), Observasi, dan refleksi untuk
menentukan rencana tindakan pada siklus berikutnya. Keempat tahap tersebut secara
oprasional dilakukan dalam suatu siklus.
1) Penyusunan Rencana
Perencanaan adalah pengembangan rencana tindakan yang secara kritis untuk
meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana penelitian tindakan kelas (PTK)
hendaknya cukup pleksibel untuk dapat diadaptasi dengan pengaruh yang tidak
diduga dan kendala yang belum kelihatan. Perencanaan disusun berdasarkan masalah
dan hipotesis tindakan yang diuji secara imperik sehingga perubahan yang diharapkan
dapat mengidentifikasi aspek dan hasil PMB, sekaligus mengungkapkan faktor
pendukung dan penghambat pelaksanaan tindakan.
2) Tindakan
Tindakan yang dimaksud di sini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar
dan terkendali, yang merupakan variasi praktek yang cermat dan bijaksana. Praktek
yang diakui sebagai gagasan dalam tindakan dan tindakan itu digunakan sebagai
pijakan bagi pengembangan tindakan-tindakan brerikutnya, yaitu tindakan yang
disertai niat untuk memperbaiki keadaan.
3) Observasi
Observasi berfungsi untuk mendukumentasikan pengaruh tindakan terkait,
observasi itu berorientasikan ke masa yang akan datang, memberikan dasar bagi
34
refleksi sekarang, lebih-lebih lagi ketika putaran ini berjalan. Objek observasi adalah
seluruh proses tindakan terkait, pengaruhnya, serta persoalan lain yang timbul dalam
kontek terkait. Observasi dalam PTK adalah kegiatan pengumpulan datang berupa
proses perubahan kinerja proses belajar mengajar.
4) Refleksi
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti
yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah,
persoalan dan kendala yang nyata dalam tindakan stategis. Refleksi biasanya dibantu
Oleh diskusi di antara penelit dan kolaborator. Melalui diskusi, refleksi memberikan
dasar perbaikan rencana. Refleksi memiliki aspek evaluative-reflektif meminta
peneliti PTK untuk menimbang-nimbang pengalaman untuk menilai apakah pengaruh
(persoalan yang timbul) memang diinginkan, dan memberikan saran-saran tentang
cara-cara untuk meneruskan pekerjaan. Refleksi merupakan kegiatan analisis,
interpretasi dan eksplansi (penjelasan) terhadap semua informasi yang telah diperoleh
dan observasi atas pelaksanaan tindakan.
3.4 Prosedur Penelitian
1. Refleksi Awal
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan melakukan refleksi awal yang
bertujuan untuk mengumpulkan data-data mengenai permasalahan dan kendala-
kendala yang dialami siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan observasi awal
dan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar tahun
35
pelajaran 2013/2014 diperoleh informasi bahwa kemampuan memahami isi bacaan
siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar masih rendah.
Sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan
dan siswa kesulitan dalam memahami makna kata, serta merekonstruksi ide-ide yang
terdapat dalam bacaan. Sehingga kemampuan membaca siswa dalam memahami
keseluruhan isi bacaan tersebut masih kurang. Hal ini diperkuat dengan adanya bukti
bahwa banyak siswa yang belum bisa mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal)
yang ingin dicapai yaitu 80.00. Hanya beberapa orang siwa saja yang sudah mampu
untuk mencapai KKM. Beberapa faktor diduga sebagai penyebab timbulnya masalah
tersebut akan dicari pemecahannya, yaitu: (1) dalam proses belajar mengajar guru
masih dominan menerapkan pembelajaran konvesional, (2) Interaksi belajar
cenderung berjalan satu arah, hanya mengandalkan informasi dari guru (3) siswa
kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, terutama dalam menentukan sesuatu
yang baru dan ide-ide pokok dalam materi yang diberikan oleh guru. (4) Siswa
kurang berani untuk menanyakan sesuatu yang belum dipahami, sehingga
kemampuan atau pengetahuan mereka sulit berkembang. Kenyataan ini berdampak
pada pembelajaran yaitu iklim pembelajaran yang tidak kondusif, sehingga siswa
hanya sebagai objek belajar tidak berpartisipasi aktif dan kreatif, belajar hanya
dengan menghapal dan bukan pada pemahaman untuk mengembangkan daya berpikir
kritis siswa. Selanjutnya refleksi tersebut dijadikan acuan dalam proses pembelajaran
tiap-tiap siklus. Langkah-langkah yang dilakukan tiap-tiap siklus adalah sebagai
berikut.
36
2. Siklus I
1) Perencanaan Tindakan
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
b. Membuat rencana penerapan pembelajaranan kooperatif kompetitif dalam
pembelajaran.
c. Menyiapkan alat-alat sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, antara lain:
(a) menyiapkan media pembelajaran, (b) menyiapkan lembar kerja siswa.
d. Menyususn tes hasil belajar dan lembar observasi keaktifan sisiwa. Tes hasil
belajar disusun dalam bentuk tugas untuk mengukur hasil belajar siswa.
Sedangkan lembar observasi dibuat untuk mengetahui keaktifan siswa dalam
pembelajaran terhadap tindakan yang dilakukan.
2) Pelaksanaan/Tindakan
Pelaksanaan tindakan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif
kompetitif untuk meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas
VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun pelajaran 2013/2014 dilakukan sesuai dengan RPP
yang telah disusun. Model pembelajaran tersebut mengikuti skenario prosedur
pembelajaran sebagai berikut.
Tabel 01. Pelaksanaan dalam bentuk Skenario Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
(1) (2) Pendahuluan • Membuka pelajaran dan melakukan
absensi • Memberikan apersepsi tentang
• Memberitahukan siswa lain yang
tidak hadir. • Menyimak apersepsi dengan
37
(1) (2) pelajaran yang akan dibahas.
• Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran.
• Menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran yang akan dilakukan.
Inti Eksplorasi • Mulai menjelaskan materi pelajaran,
mengenai pembelajaran koopratif kompetitif, tata cara pelaksanaanya, dan menyediakan media yang diperlukan.
• Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
Elaborasi • Membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang homogen. Tiap kelompok terdiri atas 3-5 orang.
• Memberikan sebuah teks bacaan kepada setiap kelompok.
• Memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk membaca teks tersebut dan memahami isi dari bacaan tersebut.
• Memberikan test yang berkaitan dengan isi bacaan yang telah dibaca dan dipahami.
• Memberikan siswa kesempatan untuk mendiskusikan atau memikirkan secara bersama-sama tugas yang dibeikan guru, sehingga setiap siswa memiliki tanggung jawab secara individu untuk mewakili kelompoknya.
Konfirmasi • Guru mengajukan pertanyaan
terhadap satu kelompok secara acak.
• Memberikan kesempatan kepada
seksama • Menyimak dengan konsentrasi.
• Menyimak sambil mencatat
seperlunya.
• Menyimak dan mencatat hal-hal
yang dianggap penting. • Memanfaatkan kesempatan untuk
bertanya kepada guru • Menempatkan diri dalam
kelompok yang sudah ditetapkan.
• Menerima sebuah teks bacaan untuk didiskusikan dalam kelompok.
• Berdiskusi dan bertanya hal-hal yang belum jelas terkait dengan pelaksanaan pembelajaran koopratif kompetitif.
• Mendiskusikan test yang diberikan guru kepada kelompok.
• Mendiskusi test yang diberikan guru kepada kelompok, dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui,memahami, dan dapat memberikan jawaban dengan bahasa yang baik benar.
• Siswa menyimak pertanyaan
guru dengan seksama. • Siswa lain memberi tanggapan
38
(1) (2) kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap jawaban temannya.
Penutup • Guru mengemukakan jawaban
yang paling tepat. • Menentukan kelompok yang paling
baik. • Memberikan penguatan kepapa
kelompok yang berprestasi. • Menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
terkait dengan jawaban temannya.
• Menyimak penjelasan dengan
baik. • Menyimak komentar guru.
• Menerima penghargaan dari
guru. • Membalas salam dari guru.
3) Pengamatan (Observasi)
a. Mengamati situasi kegiatan belajar mengajar
b. Mengamati keaktifan siswa
c. Kebermaknaan tindakan yang dilakukan jika dihungkan dengan materi yang
telah dipelajari.
4) Refleksi
Dalam refleksi ada beberapa kegiatan penting , seperti :
a. Merenungkan kembali mengenai keuntungan dan kekurangan dari tindakan
yang telah dilakukan.
b. Menjawab tentang penyebab situasi dan kondisi yang terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung.
c. Memperkirakan solusi atas keluhan yang muncul.
d. Mengidentifikasi kendala yang mungkin dihadapi.
e. Memperkirakan akibat dan implikasi atas tindakan yang direncanakan.
39
3.5 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
adalah sebagai berikut.
1. Metode Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati aktifitas siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung selama kegiatan penelitian, sebagai upaya untuk
mengetahui adanya kesesuaian antara perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
dan untuk mengetahui sejauh mana tindakan dapat menghasilkan perubahan yang
dikehendaki oleh peneliti. Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan kelas
dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hasil observasi dicatat pada
catatan lapangan dan format observasi aktivitas guru dan siswa. Data dari hasil
observasi ini merupakan data penunjang dalam mengambil satu kesimpulan.
2. Metode Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan awal yang dimiliki siswa dalam memahami isi bacaan melalui
penerapan pembelajaran kooperatif kompetitif. Tes yang digunakan adalah tes esai
pada setiap akhir tindakan, dengan tujuan mengetahui tingkat keberhasilan
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Jenis tes yang digunakan adalah tes esai.
Tes esai adalah suatu bentuk tes yang terdiri atas suatu pertanyaan berdasarkan
pemikiran sendiri pernyataan atau suatu suruhan yang mengkehendaki jawaban yang
berupa uraian-uraian yang relatif panjang
40
(Nurkancana,1992:48). Jumlah soal yang diberikan sebanyak 5 soal, dengan waktu
yang diberikan 40 menit sedangkan bobot yang diberikan pada masing-masing soal
adalah 20.
3.Teknik Evaluasi
Pada langkah ini setelah tes dikumpulkan, selanjutnya ditentukan skor tes
esai, tiap item diberi rentangan skor 1-20 yang terdiri atas 5 soal. Apabila siswa dapat
menjawab semua soal dengan benar maka skor yang diperoleh adalah 20 X 5 = 100.
Berikut ini prosedur yang ditempuh dalam mengubah skor mentah menjadi
skor standar yaitu sebagai berikut.
1. Mencari skor maksimal ideal (SMI), yaitu skor yang mungkin dicapai apabila
semua dapat diselesaikan dengan benar. SMI dicari dengan menghitung
masing-masing item.
2. Mencari angka rata-rata ideal (MI) dengan rumus :
MI=1/2x SMI
3. Mencari standar deviasi ideal (SDi) dengan rumus :
SDi=1/3 x MI
4. Membuat pedoman konversi dengan ketentuan sebagai berikut
M + 2,25 SD 10
M + 1,75 SD 9
M + 1,25 SD 8
M + 0,75 SD 7
M + 0,25 SD 6
41
M - 0,25 SD 5
M - 0,75 SD 4
M – 1,25 SD 3
M – 1,75 SD 2
M – 2,25 SD 1 (Nurkencana, 1981:93)
Atas dasar rumusan di atas, maka penyelesaiaanya adalah sebagai berikut:
SMI = 100
MI = ½x 100 = 50
SDi = 1/3 x 50 = 16, 66
Dari rumusan tersebut, maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
M + 2,25 SDi = 50 + (2,25 x 16,66) = 87 10
M + 1,75 SDi = 50 + (1,75 x 16,66) = 79 9
M + 1,25 SDi = 50 + (1,25 x 16,66) = 71 8
M + 0,75 SDi = 50 + (0,75 x 16,66) = 62 7
M + 0,25 SDi = 50 + (0,25 x 16,66) = 54 6
M – 0,25 SDi = 50 - (0,25 x 16,66) = 46 5
M – 0,75 SDi = 50 – (0,75 x 16,66) = 38 4
M – 1,25 SDi = 50 – (1,25 x 16,66) = 29 3
M – 1,75 SDi = 50 – (1,75 x 16,66) = 21 2
M – 2,25 SDi = 50 – ( 2,25 x 16,66) = 13 1
Berpedoman dari ketuntasan di atas, maka dapatlah ditentukan skor standar
masing-masing siswa dengan ketentuan, jika siswa mendapatkan skor 87 ke atas
42
maka akan memperoleh skor standar 10 dengan katagori istemewa, jika siswa
mendapatkan skor mentah 79 sampai 86 akan memperoleh skor standar 9 dengan
katagori baik sekali, demikian selanjutnya seperti yang terdapat pada tabel di bawah
ini :
Tabel 02. Skor dan Katagori
No Skor Mentah Skor Standar Katagori
(1) (2) (3) (4)
1. 87 – 100 10 Istimewa
2. 79 – 86 9 Baik sekali
3. 71 – 78 8 Baik
4. 62 – 70 7 Lebih dari cukup
5. 54 – 61 6 Cukup
6. 46 – 53 5 Hampir cukup
7. 38 – 45 4 Kurang
8. 29 – 37 3 Kurang sekali
9. 21 – 28 2 Buruk
10. 13 – 20 1 Buruk sekali
3.6 Analisis Data
Data tentang penerapan pembelajaran kooperatif kompetitif untuk
meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar dalam memahami isi
43
bacaan dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu
analisis data yang dilakukan dengan menulis atau mendeskripsikan masalah dengan
kata-kata, serta dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif yaitu analisis data
dengan menggunakan angka-angka.
Data yang dianalisis disesuaikan dengan kriteria penilaian yang ada.. Analisis
dilakukan dengan menentukan nilai masing-masing siswa, ketuntasan individual (KI)
dan ketuntasan klasikal (KK), dengan indikator keberhasilan nilai rata-rata mencapai
lebih dari atau sama dengan 8,0 ( KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas
VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014).
Setelah mengetahui nilai masing-masing siswa, selanjutnya secara klasikal
dapat dicari nilai rata-ratanya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
∑ Fx
Mean = ------------------------
N
Keterangan :
Mean = Nilai rata-rata
F = Frekuensi
x = Nilai
N = Jumlah sempel ( Nurkencana, 1992 : 99).
∑ = Jumlah
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV disajikan reflleksi awal, hasil observasi awal, hasil pelaksanaan
siklus I, siklus II, dan siklus III. Peneliti menggunakan nilai rata-rata hasil tes
memahami isi bacaan yang diperoleh dari prasiklus sebagai nilai awal yaitu 6,14
untuk membandingkan nilai pada siklus I, siklus II, dan siklus III, sehingga dapat
menentukan kriteria standar ketuntasan minimal memahami isi bacaan pada siswa
kelas VIII/A SMP Negeri 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014.
4.1. Refleksi Awal
4.1.1 Hasil Observasi awal
Kegiatan refleksi awal ini bertujuan mengetahui kesulitan atau kendala yang
dihadapi oleh siswa dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Peneliti melakukan
identifikasi terhadap masalah yang dihadapi oleh siswa kelas VIII/A SMPN 1
Gianyar. Masalah yang dihadapi siswa adalah rendahnya kemampuan memahami isi
bacaan. Dari hasil observasi awal yang telah dilakukan peneliti dengan guru pamong,
masalah yang dihadapi siswa antara lain : (1) adanya anggapan siswa bahwa pelajaran
membaca, terutama memahami isi bacaan sangatlah sulit, karena belum dipahami, (2)
siswa kurang terlatih dalam membaca, terutama dalam memahami isi bacaaan. (3)
siswa juga sulit dalam menentukan tema, ide pokok yang terdapat dalam setiap
paragraph pada bacaan, (4) guru juga pada umumnya masih terlalu banyak
45
menggunakan metode ceramah, sehingga membuat siswa jenuh dan tidak
bersemangat dalam belajar.
4.1.2 Hasil Tes Awal
Tes awal dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa dalam
memahami isi bacaan. Tes awal juga dilaksanakan untuk menentukan penelitian bisa
dilanjutkan apa tidak, hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh dari tes awal
Berdasarkan tes awal yang dilaksanakan, didapatkan hasil kemampuan siswa
dalam memahami isi bacaan, yang dapat diterangkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 03. Hasil Tes Awal tentang Kemampuan Memahami isi bacaan pada siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014.
NO Nama Aspek Penilaian
SM SS Predikat A B C D E
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Cemerlang Santiyuda 10 12 12 10 11 55 6 Cukup
2 Dikawijaya Satriawan 11 11 12 12 12 58 6 Cukup
3 Diah Pramesti 12 11 13 11 11 58 6 Cukup
4 Suyoga Nala S. 12 10 11 11 12 56 6 Cukup
5 Ananda Pratama Putra 13 13 12 12 13 63 6 Cukup
6 Arlinda Liestya Devi 13 13 14 14 14 68 7 Lebih dari cukup
7 Sri Darma Putri 13 12 13 13 12 63 6 Cukup
8 Oka Mahendra 12 12 13 12 12 65 7 Lebih dari cukup
46
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 9 Yuli Hardina Pujastuti 12 11 13 13 12 61 6 Cukup
10 Siska Novitayanti 13 13 14 12 13 65 7 Lebih daricukup
11 Ayu Mirah Sri Devi 13 12 11 11 11 58 6 Cukup
12 Nadindra Sena 13 14 13 13 14 67 7 Lebih dari cukup
13 Armoni Jiwanti 11 12 13 14 11 61 6 Cukup
14 Yuni Anggreni 9 11 10 9 12 51 5 Hampir cukup
15 Ari Chandra Gayatri 13 14 14 13 14 68 7 Lebih dari cukup
16 Putri Antari 12 12 10 11 11 56 6 Cukup
17 Mulya Febriyanti 9 9 10 10 11 49 5 Hampir cukup
18 Malini Putri 15 14 14 14 14 71 7 Lebih dari cukup
19 Wahyuni Yasanti 13 14 14 14 14 69 7 Lebih dari cukup
20 Rima Cahyaniti 10 11 12 11 11 55 6 Cukup
21 Yudha Andayana 13 12 13 12 14 64 6 Cukup
22 Sri Darmayanti 13 12 13 12 13 63 6 Cukup
23 Dinda Reiko P. 11 11 9 10 9 50 5 Hampir cukup
24 Agung Pradnyadewi 11 12 13 13 13 62 6 Cukup
25 Ayu Berliani 12 11 12 12 13 60 6 Cukup
26 Satya Wibawa 12 11 12 12 12 59 6 Cukup
27 Dwisia Julianisa 12 12 12 11 10 57 6 Cukup
28 Surya Suanda 13 12 11 12 12 60 6 Cukup
29 Dewa Pradnyadinata 12 9 12 9 12 54 5 Hampir cukup
30 Arya Bagiartha 14 14 13 15 12 68 7 Lebih dari cukup
31 Agus Rytam S. 13 13 12 13 12 63 6 Cukup
47
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 32 Indah Trisnanda Putri 14 15 14 15 12 70 7 Lebih dari cukup
33 Intan Fridayanti 12 13 12 11 12 60 6 Cukup
34 Ari Krisna Jaya N. 11 12 12 11 12 58 6 Cukup
2065 209
Nilai Rata-Rata 60,73 6,14 Cukup
Keterangan Aspek Penilaian
A : Menentukan tema dari bacaan
B : Memahami arti kata-kata sulit dalam bacaan
C : Menemukan informasi fakta dan imajinasi dalam bacaan.
D : Menentukan ide pokok paragrafdari bacaan.
E : Menyimpulkan isi bacaan
4.1.3 Analisis Data Hasil Tes Awal
Analisis data hasil tes awal tentang kemampuan siswa kelas VIII/A SMPN 1
Gianyar dalam memahami isi bacaan, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 04. Analisis Data Hasil Tes Awal
No Kategori Rentang
Skor
Nilai
(X)
Frekuensi
(F)
Jumlah
Nilai (FX)
Persen
(%)
Nilai
Rata-Rata
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Istimewa 95-100 10 - - -
2 Baik Sekali 85-94 9 - - -
3 Baik 75-84 8 - - -
48
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
4 Lebih Dari Cukup 65-74 7 9 63 26,48%
209
34
= 6,14
Cukup
5 Cukup 55-64 6 21 126 61,75%
6 Hampir Cukup 45-54 5 4 20 11,77%
7 Kurang 35-44 4 - - -
8 Kurang Sekali 25-34 3 - - -
9 Buruk 15-24 2 - - -
10 Buruk Sekali 5-14 1 - - -
Jumlah 34 209 100%
Berdasarkan hasil tes awal dapat peneliti jelaskan bahwa; 9 orang (26,48%)
siswa memperoleh nilai 7 dengan predikat lebih dari cukup dan 21 orang (61,75%)
siswa memperoleh nilai 6 dengan predikat cukup dan 4 orang (11,77%) siswa
memperoleh nilai 5 dengan predikat hampir cukup. Dari 34 orang siswa yang
dijadikan subjek penelitian, belum ada siswa yang memperoleh nilai KKM. Dengan
pemerolehan nilai rata-rata 6,14hasil dari refleksi awal masih rendah dalam
memahami isi bacaan oleh karena itu penelitian ini dilanjutkan ke siklus I.
4.2Hasil Penelitian Siklus I
Siklus I dilaksanakan hari Rabu,19 Maret 2014 dengan satu kali pertemuan
(2x40) menit. Perencanaan dan pelaksanaan tindakan siklus I telah peneliti paparkan
pada Bab III yaitu pada prosedur penelitian. Berikut ini peneliti paparkan hasil
pelaksanaan siklus I.
49
4.2.1 Hasil Observasi siklus I
Adapun hasil evaluasi berupa hasil observasi dan tes dalam upaya
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan melalui pembelajaran
kooperatif kompetitif adalah sebagai berikut.
Hasil observasi ditulis berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran
berlangsung. Mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar
dimulai pada pukul 07.30-08.50 Wita. Peneliti dan dan guru pamong menuju kelas,
sesampainya di dalam kelas siswa duduk di kursi masing-masing dengan sangat
tertib. Ketika tiba di dalam kelas para siswa berdiri dipimpin oleh ketua kelas untuk
mengucapkan panganjali umat “Om Swastiastu”. Peneliti dan guru pamong
membalas salam mereka dan mempersilahkan mereka duduk kembali. Peneliti hanya
berkesempatan memperkenalkan diri dan bertegur sapa dengan siswa dan proses
pembelajranpun segera di mulai. Guru pamong duduk di bangku belakang membantu
peneliti sebagai pengamat (observer) saat peneliti mengajar dan siswa dalam belajar.
Peneliti menyampaikan materi “Memahami Isi Bacaan” yang akan dipelajari
hari itu. Peneliti menjelaskan Tujuan pembelajaran, bahwa siswa mampu memahami
isi bacaan yang akan diberikan. Untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terkait
dengan materi memahami isi bacaan, peneliti melontarkan pertanyaan mengenai
definisi membaca, dan salah satu siswa menaikan tangan lalu menjawab hal yang
ditanyakan oleh peneliti.
Tahap inti dimulai dengan penjelasan guru mengenai strategi pembelajaran
kooperatif kompetitif yang dimana pembelajaran menuntut siswa belajar dalam satu
50
kelompok kecil yang anggotanya homogen tetapi setiap anggota dalam satu
kelompok saling berkompetisi atau bersaing dalam menyelesaikan tugas atau
memecahkan masalah. Peneliti juga menjelaskan dalam belajar siswa dituntut aktif
dan kreatif dalam bidang apapun. Untuk mengefesienkan waktu, peneliti menyuruh
siswa untuk membentuk kelompok dan peneliti membagikan tugas mengenai materi
yang telah disampaikan. Siswa dengan semangat berdiskusi dengan teman
kelompoknya dengan membaca soal yang telah diberikan, Siswa mulai menjawab
satu persatu soal yang telah diberikan. Dengan berdiskusi, siswa dapat bersosialisasi
dan saling tukar pengalaman. Namun demikian, masih ada terlihat bebebrapa siswa
yang malas beranjak dari tempat duduknya. Ada juga siswa yang asik mengobrol
dengan teman sebangkunya. Peneliti dengan cepat memfokuskan perhatian siswa
yang masih pasif, dengan menunjuk siswa tersebut untuk menjawab salah satu soal
yang telah diberikan.
51
4.2.2 Hasil Tes Siklus I
Adapun hasil tes berupa penugasan memahami isi bacaan adalah sebagai
berikut.
Tabel 05.Hasil Tes Siklus I Tentang Kemampuan Memahai Isi Bacaan Melalui Pembelajaran Kooperatif Kompetitif pada Siswa Kelas VIII/A SMPN 1 Tahun Pelajaran 2013/2014.
NO Nama Aspek Penilaian
SM SS Predikat A B C D E
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Cemerlang Santiyuda 15 15 16 17 17 80 8 Baik
2 Dikawijaya Satriawan 13 13 14 12 12 64 6 Cukup
3 Diah Pramesti 12 13 13 14 14 66 7 Lebih dari Cukup
4 Suyoga Nala S. 12 13 13 14 12 64 6 Cukup
5 Ananda Pratama Putra 13 13 12 12 13 63 6 Cukup
6 Arlinda Liestya Devi 13 13 14 14 14 68 7 Lebih dari Cukup
7 Sri Darma Putri 13 13 14 14 12 66 7 Lebih dari cukup
8 Oka Mahendra 13 13 14 15 16 71 7 Lebih dari cukup
9 Yuli Hardina Pujastuti 12 12 13 14 13 64 6 Cukup
10 Siska Novitayanti 14 14 16 16 17 77 8 Baik
11 Ayu Mirah Sri Devi 13 12 13 14 14 66 7 Lebih dari cukup
12 Nadindra Sena 13 14 13 13 14 67 7 Lebih dari cukup
13 Armoni Jiwanti 11 12 13 14 14 64 6 Cukup
14 Yuni Anggreni 12 12 12 13 12 61 6 Cukup
15 Ari Chandra Gayatri 14 14 15 16 17 76 8 Baik
16 Putri Antari 13 13 14 14 13 67 7 Lebih dari cukup
52
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
17 Mulya Febriyanti 11 12 12 14 14 63 6 Cukup
18 Malini Putri 15 16 16 16 16 79 8 Baik
19 Wahyuni Yasanti 14 15 15 16 15 75 8 Baik
20 Rima Cahyaniti 15 14 15 15 14 73 7 Lebih dari cukup
21 Yudha Andayana 13 12 13 12 14 64 6 Cukup
22 Sri Darmayanti 13 12 13 14 15 67 7 Lebih dari cukup
23 Dinda Reiko P. 14 14 15 14 15 72 7 Lebih dari cukup
24 Agung Pradnyadewi 13 12 13 13 13 64 6 Cukup
25 Ayu Berliani 13 14 13 15 15 70 7 Lebih dari cukup
26 Satya Wibawa 12 13 14 14 15 68 7 Lebih dari cukup
27 Dwisia Julianisa 13 14 15 14 15 71 7 Lebih dari cukup
28 Surya Suanda 14 14 15 13 13 69 7 Lebih dari cukup
29 Dewa Pradnyadinata 12 12 13 13 13 63 6 Cukup
30 Arya Bagiartha 14 14 13 15 15 71 7 Lebih dari cukup
31 Agus Rytam S. 13 13 14 14 15 69 7 Lebih dari cukup
32 Indah Trisnanda Putri 14 15 14 15 12 70 7 Lebih dari cukup
33 Intan Fridayanti 12 13 12 13 15 65 7 Lebih dari cukup
34 Ari Krisna Jaya N. 13 13 12 14 14 66 7 Lebih dari cukup
2323 233
Nilai Rata-Rata 68,32 6,85 Lebih dari
cukup
53
4.2.3 Analisis Hasil Tes Siklus I
Analisis hasil tes siklus I tentang kemampuan siswa kelas VIII/A SMPN 1
Gianyar dalam memahai isi bacaan, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 06. Analisis Hasil Tes Siklus I
NO Kategori Rentang Skor
Nilai (X)
Frekuensi (F)
Jumlah Nilai (FX)
Persen (%)
Nilai Rata-Rata
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Istimewa 95-100 10 - - - 233
34 = 6,85
Lebih dari
cukup
2 Baik Sekali 85-94 9 - - - 3 Baik 75-84 8 5 40 14,29% 4 Lebih Dari Cukup 65-74 7 19 133 55,89% 5 Cukup 55-64 6 10 60 29,42% 6 Hampir Cukup 45-54 5 - - - 7 Kurang 35-44 4 - - - 8 Kurang Sekali 25-34 3 - - - 9 Buruk 15-24 2 - - -
10 Buruk Sekali 5-14 1 - - - Jumlah 34 233 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan hasil tes siklus I siswa dalam
memahami isi bacaan yaitu ; 5 orang (14,29%) mendapat nilai 8 dengan predikat
baik, 19 orang ( 55,89%) mendapat nilai 7 dengan predikat lebih dari cukup, 10 orang
(29,42%) mendapat nilai 6 dengan predikat cukup. Nilai rata-rata kelas adalah 6,85.
Dari 34 orang siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini, dilihat secara klasikal
nilai rata-rata siswa yaitu 68,32 masih di bawah nilai yang diharapkan yaitu 8,0
(sesuai dengan KKM kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar).
54
4.2.4 Refleksi Siklus I
Refleksi merupakan hasil analisis dan evaluasi peneliti terhadap pelaksanaan
siklus I. Pada tahap refleksi, ada beberapa hal yang perlu peneliti dicatat yaitu:
melalui pembelajaran kooperatif kompetitif ternyata dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam memahami isi bacaan. Proses pembelajaran berlangsung dengan cukup
baik. Siswa merasa senang dan bersemangat berdiskusi dalam kelompoknya msing-
masing. Motivasi dan penghargaan peneliti sangat berpengaruh pada keaktifan siswa
dalam berdiskusi. Namun demikian, hasil evaluasi masih belum memenuhi target
yang ditetatapkan yaitu 8,0. Nilai rata-rata siswa baru mencapai 6,85 oleh karena itu
pada perencanaan siklus II akan diperbaiki beberapa hal yaitu ; (1) perhatian dan
bimbingan lebih diintensifkan pada siswa yang belum aktif dalam proses
pembelajaran, (2) memberikan waktu lebih banyak agar siswa lebih tenang
berdiskusi.
4.3 HasilPenelitian Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan hari Senin, 19 Maret 2014 untuk dalam
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan melalui pembelajaran
kooperatif kompetitif. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam siklus II adalah
sebagai berikut.
55
4.3.1 Perencanaan Siklus II
Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan perencanaan untuk
kelancaran pelaksanaan siklus II. Adapun langkah-langkah persiapan pengumpulan
data sebagai berikut.
1) Melakukan revisi pada rencana siklus I, yaitu melakukan bimbingan yang
intensif pada siswa yang belum fokus perhatianya waktu proses pembelajaran.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menentukan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
3) Menyusun LKS (lembar kerja siswa) sebagai alat evaluasi dalam
pembelajaran.
4) Menyiapkan sumber belajar dari buku paket siswa
5) Mengembangkan format evaluasi dan observasi.
6) Memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang
belum dimengerti.
7) Memberikan perhatian khusus bagi siswa yang kurang aktif dalam
pembelajaran.
8) Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang percaya diri.
4.3.2 Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan sesuai dengan jadwal
pembelajaran di kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar. Langkah-langkah pelaksanaan
tindakan untuk meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan melalui
56
pembelajaran kooperatif kompetitif dapat dilihat pada skenario pembelajaran berikut
ini.
Tabel 07. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa (1)
Pendahuluan • Membuka pelajaran dan melakukan
absensi • Memberikan apersepsi tentang
pelajaran yang akan dibahas. • Menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran. • Menyampaikan tujuan dan indikator
pembelajaran yang akan dilakukan.
(2)
• Memberitahukan siswa lain yang tidak hadir.
• Menyimak apersepsi dengan seksama
• Menyimak dengan konsentrasi.
• Menyimak sambil mencatat seperlunya.
Inti Eksplorasi • Mulai menjelaskan materi pelajaran,
mengenai pembelajaran koopratif kompetitif, tata cara pelaksanaanya, dan menyediakan media yang diperlukan.
• Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
• Menyimak dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.
• Memanfaatkan kesempatan untuk
bertanya kepada guru
Elaborasi • Membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang homogen. Tiap kelompok terdiri atas 3-5 orang. • Memberikan sebuah teks bacaan
kepada setiap kelompok. • Mengawasi kegiatan diskusi siswa secara keseluruhan. • Memberikan tugas kepada masing- masing kelompok untuk membaca teks tersebut dan memahami isi dari bacaan tersebut.
• Menempatkan diri dalam kelompok yang sudah ditetapkan. • Menerima sebuah teks bacaa untuk
didiskusikan dalam kelompok. • Berdiskusi dalam kelompok. • Berdiskusi dan bertanya hal-hal
yang belum jelas terkait dengan pelaksanaan pembelajaran koopratif kompetitif.
57
(1)
• Memberikan test yang berkaitan
dengan isi bacaan yang telah dibaca dan dipahami.
• Memberikan siswa kesempatan untuk mendiskusikan atau memikirkan secara bersama-sama tugas yang dibeikan guru, sehingga setiap siswa memiliki tanggung jawab secara individu untuk mewakili kelompoknya.
Konfirmasi • Guru mengajukan pertanyaan
terhadap satu kelompok secara acak.
• Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap jawaban temannya.
Penutup • Guru mengemukakan jawaban
yang paling tepat. • Menentukan kelompok yang paling
baik. • Memberikan penguatan kepapa
kelompok yang berprestasi. • Menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
(2)
• Mendiskusikan test yang diberikan
guru kepada kelompok.
• Mendiskusi test yang diberikan guru kepada kelompok, dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui,memahami, dan dapat memberikan jawaban dengan bahasa yang baik benar.
• Siswa menyimak pertanyaan guru
dengan seksama. • Siswa lain memberi tanggapan
terkait dengan jawaban temannya. • Menyimak penjelasan dengan baik.
• Menyimak komentar guru.
• Menerima penghargaan dari guru. • Membalas salam dari guru.
4.3.3 Hasil Observasi dan Tes Siklus II
Adapun hasil evaluasi berupa hasil observasi dan tes dalam upaya
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan melalui pembelajaran
kooperatif kompetitif adalah sebagai berikut.
58
4.3.3.1 Hasil Observasi Siklus II
Hasil observasi ditulis berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran
berlangsung. Peneliti menuju kelas, sesampainya di dalam kelas siswa duduk di kursi
masing-masing dengan sangat tertib. Ketika tiba di dalam kelas para siswa berdiri
dipimpin oleh ketua kelas untuk mengucapkan panganjali umat “ Om Swastiastu”.
Peneliti membalas salam mereka dan mempersilahkan mereka duduk kembali. Pada
pelaksanaan siklus II ini siswa nampak lebih aktif dan senang selama proses
pembelajaran, yang dimana situasi pembelajaran lebih kondusif dan tertib.
Selanjutnya peneliti menyampaikan materi “ Memahami Isi Bacaan” yang akan
dipelajari hari itu. Peneliti menjelaskan Tujuan pembelajaran, bahwa siswa mampu
memahami isi bacaan yang akan diberikan.
Tahap inti dimulai dengan penjelasan guru mengenai strategi pembelajaran
kooperatif kompetitif yang dimana pembelajaran menuntut siswa belajar dalam satu
kelompok kecil yang anggotanya homogen tetapi setiap anggota dalam satu
kelompok saling berkompetisi atau bersaing dalam menyelesaikan tugas atau
memecahkan masalah. Peneliti juga menjelaskan dalam belajar siswa dituntut aktif
dan kreatif dalam bidang apapun. Untuk mengefesienkan waktu, peneliti menyuruh
siswa untuk membentuk kelompok dan peneliti membagikan tugas mengenai materi
yang telah disampaikan. Siswa dengan semangat berdiskusi dengan teman
kelompoknya tentang soal yang telah diberikan. Dengan berdiskusi, siswa dapat
bersosialisasi dan saling tukar pengalaman. Pembelajaran kooperatif kompetitif
menjadikan siswa lebih aktif, kreatif dalam pembelajaran. Beberapa menit kemudian
59
siswa telah menyelesaikan tugas yang telah diberikan, peneliti menyuruh setiap
kelompok untuk mengumpulkan tugas yang telah diberikan.
4.3.3.2 Hasil Tes Siklus II
Adapun hasil tes berupa penugasan memahami isi bacaan adalah sebagai
berikut.
Tabel 08. Hasil Tes Siklus II tentang Kemamapuan Memahami Isi Bacaan Melalui Pembelajaran Kooperatif Kompetitif Pada Siswa Kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/ 2014.
NO Nama
Aspek Penilaian
SM SS Predikat A B C D E
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Cemerlang Santiyuda 16 17 17 17 17 84 8 Baik
2 Dikawijaya Satriawan 16 14 15 14 15 74 7 Lebih dari cukup
3 Diah Pramesti 14 14 15 17 14 74 7 Lebih dari cukup
4 Suyoga Nala S. 16 17 14 17 17 81 8 Baik
5 Ananda Pratama Putra 15 15 16 17 17 80 8 Baik
6 Arlinda Liestya Devi 15 14 14 14 14 71 7 Lebih dari cukup
7 Sri Darma Putri 14 14 14 14 16 72 7 Lebih dari cukup
8 Oka Mahendra 15 16 14 17 17 79 8 Baik
9 Yuli hardina Pujastuti 15 14 14 14 13 70 7 Lebih dari cukup
10 Siska Novitayanti 15 15 16 16 17 79 8 Baik
11 Ayu Mirah Sri Devi 14 14 15 15 14 72 7 Lebih dari cukup
12 Nadindra Sena 15 16 13 13 14 71 7 Lebih dari cukup
13 Armoni Jiwanti 14 14 15 14 14 71 7 Lebih dari cukup
60
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
14 Yuni Anggreni 14 15 14 13 14 70 7 Lebih dari cukup
15 Ari Chandra Gayatri 16 15 16 16 17 80 8 Baik
16 Putri Antari 14 14 15 15 16 74 7 Lebih dari cukup
17 Mulya Febriyanti 13 14 14 16 15 72 7 Lebih dari cukup
18 Malini Putri 16 17 17 17 17 84 8 Baik
19 Wahyuni Yasanti 16 16 15 16 15 78 8 Baik
20 Rima Cahyaniti 16 16 15 15 16 78 8 Baik
21 Yudha Andayana 15 15 13 15 14 72 7 Lebih dari cukup
22 Sri Darmayanti 13 12 13 14 15 67 7 Lebih dari cukup
23 Dinda Reiko P. 14 14 15 14 15 72 7 Lebih dari cukup
24 Agung Pradnyadewi 14 15 15 14 14 72 7 Lebih dari cukup
25 Ayu Berliani 16 14 15 15 15 75 8 Baik
26 Satya Wibawa 16 15 14 14 15 74 7 Lebih dari cukup
27 Dwisia Julianisa 13 14 15 14 15 71 7 Lebih dari cukup
28 Surya Suanda 14 14 15 16 17 76 8 Baik
29 Dewa Pradnyadinata 15 15 14 14 14 72 7 Lebih dari cukup
30 Arya Bagiartha 16 16 15 15 15 77 8 Baik
31 Agus Rytam S. 15 15 14 14 15 73 7 Lebih dari cukup
32 Indah Trisnanda Putri 14 15 14 15 15 73 7 Lebih dari cukup
33 Intan Fridayanti 15 16 15 16 15 77 8 Baik
34 Ari Krisna Jaya N. 15 15 15 15 14 74 7 Lebih dari cukup
2539 251
Nilai Rata-Rata 74,67 7,38
Lebih dari
cukup
61
4.3.4 Analisis Hasil Siklus II
Analisis hasil tes siklus II tentang kemampuan siswa kelas VIII/A SMPN 1
Gianyar dalam Memahami isi bacaan melalui pembelajran kooperatif kompetitif,
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 09. Analisis Hasil Tes Siklus II
NO Kategori Rentang Skor
Nilai (X)
Frekuensi (F)
Jumlah Nilai (FX)
Persen (%)
Nilai Rata-Rata
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Istimewa 95-100 10 - - -
251 34
= 7, 38
Lebih dari
cukup
2 Baik Sekali 85-94 9 - - - 3 Baik 75-84 8 13 104 38,25% 4 Lebih Dari Cukup 65-74 7 21 147 61,75% 5 Cukup 55-64 6 - - - 6 Hampir Cukup 45-54 5 - - - 7 Kurang 35-44 4 - - - 8 Kurang Sekali 25-34 3 - - - 9 Buruk 15-24 2 - - -
10 Buruk Sekali 5-14 1 - - - Jumlah 34 251 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan, bahwa kemampuan siswa kelas
VIII/A SMPN 1 Gianyar dalam memahami isi bacaan melalui pembelajaran
kooperatif kompetitif adalah sebagai berikut; 13 orang (38,25%) mendapat nilai 8
dengan kriteria baik , 21 orang (61,75%) mendapat nilai 7 dengan kriteria lebih dari
cukup. Dari 34 orang siswa di kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran
2013/2014, terdapat 13 orang (38,25%) siswa yang tuntas dan 21 (61,75%) belum
tuntas. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh pada siklus II baru mencapai 7,38 masih
dibawah nilai yang diharapkan yaitu, 8,0.
62
4.3.5 Refleksi Siklus II
Setelah dilakukan analisis hasil observasi, hasil tes, dan hasil wawancara,
tahapan berikutnya dilakukan refleksi. Refleksi merupakan hasil analisis dan evaluasi
peneliti terhadap pelaksanaan siklus II. Pada pelaksanaan siklus II ini, peneliti tidak
lagi menemui kendala yang berarti. Kekurangan- kekurangan pada siklus sebelumnya
telah teratasi pada siklus II. Walaupun demikian, peneliti akan melanjutkan penelitian
ini pada siklus III untuk mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan target yang
ditetapkan yaitu nilai rata-rata 8,0. Berdasarkan hasil refleksi pada tindakan II maka
peneliti membuat perencanaan untuk tindakan III.
4.4 Hasil Penelitian Siklus III
Pelaksanaan tindakan siklus III ini merupakan hasil tindakan lanjutan untuk
memperoleh hasil yang optimal dari penelitian ini. Dalam pelaksaaan siklus II secara
umum hasil evaluasi terhadap kemampuan memahami isi bacaan pada siswa
menunjukkan masih 21 orang (61,75%) belum tuntas. Berikut langkah-langkah
pelaksanaan siklus III.
4.4.1 Perencanaan Siklus III
Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan perencanaan untuk
kelancaran pelaksanaan siklus III. Adapun langkah-langkah persiapan pengumpulan
data sebagai berikut.
63
1) Melakukan revisi pada rencana siklus II, yaitu melakukan bimbingan yang
intensif pada siswa yang belum fokus perhatianya waktu proses pembelajaran.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menentukan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
3) Menyusun LKS (lembar kerja siswa) sebagai alat evaluasi dalam
pembelajaran.
4) Menyiapkan sumber belajar dari buku paket siswa.
5) Mengembangkan format evaluasi dan observasi.
6) Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang percaya diri.
7) Memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang
belum dimengerti.
8) Memotivasi siswa yang mendapat nilai kurang.
9) Memberikan perhatian khusus bagi siswa yang aktif dalam pembelajaran.
10) Memberikan pertanyaan kepada siswa dengan cara menunjuk satu-satu untuk
mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi memahami isi
bacaan.
11) Memberikan teguran kepada siswa yang kurang serius dalam memahami isi
bacaan selama pembelajaran berlangsung.
64
4.4.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus III
Pelaksanaan tindakan siklus III dilaksanakan sesuai dengan jadwal
pembelajaran di kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar yaitu pada hari Rabu, 26 Maret 2014.
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus III ini tidak berbeda dengan pelaksanaan siklus
sebelumnya. Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan untuk meningkatkan
kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran kooperatif kompetitif adalah
sebagai berikut.
Tabel 10. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
(1) (2) Pendahuluan • Membuka pelajaran dan melakukan
absensi • Memberikan apersepsi tentang
pelajaran yang akan dibahas. • Menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran. • Menyampaikan tujuan dan indikator
pembelajaran yang akan dilakukan.
• Memberitahukan siswa lain yang
tidak hadir. • Menyimak apersepsi dengan
seksama • Menyimak dengan konsentrasi.
• Menyimak sambil mencatat
seperlunya. Inti Eksplorasi • Mulai menjelaskan materi pelajaran,
mengenai pembelajaran koopratif kompetitif, tata cara pelaksanaanya, dan menyediakan media yang diperlukan.
• Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
• Menyimak dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.
• Memanfaatkan kesempatan untuk
bertanya kepada guru
Elaborasi • Membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang homogen. Tiap kelompok terdiri atas 3-5 orang.
• Menempatkan diri dalam kelompok yang sudah ditetapkan.
65
(1) (2) • Memberikan sebuah teks bacaan
kepada setiap kelompok. • Mengawasi kegiatan diskusi siswa secara keseluruhan. • Memberikan tugas kepada masing- masing kelompok untuk membaca teks tersebut dan memahami isi dari bacaan tersebut. • Memberikan test yang berkaitan
dengan isi bacaan yang telah dibaca dan dipahami.
• Memberikan siswa kesempatan untuk mendiskusikan atau memikirkan secara bersama-sama tugas yang dibeikan guru, sehingga setiap siswa memiliki tanggung jawab secara individu untuk mewakili kelompoknya.
Konfirmasi • Guru mengajukan pertanyaan
terhadap satu kelompok secara acak.
• Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap jawaban temannya.
Penutup • Guru mengemukakan jawaban
yang paling tepat. • Menentukan kelompok yang paling
baik. • Memberikan penguatan kepapa
kelompok yang berprestasi. • Menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
• Menerima sebuah teks bacaa untuk didiskusikan dalam kelompok.
• Berdiskusi dalam kelompok. • Berdiskusi dan bertanya hal-hal
yang belum jelas terkait dengan pelaksanaan pembelajaran koopratif kompetitif.
• Mendiskusikan test yang diberikan guru kepada kelompok.
• Mendiskusi test yang diberikan guru kepada kelompok, dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui,memahami, dan dapat memberikan jawaban dengan bahasa yang baik benar.
• Siswa menyimak pertanyaan guru dengan seksama.
• Siswa lain memberi tanggapan
terkait dengan jawaban temannya. • Menyimak penjelasan dengan baik.
• Menyimak komentar guru.
• Menerima penghargaan dari guru. • Membalas salam dari guru.
66
4.4.3 Hasil Observasi dan Tes Siklus III
4.4.3.1 Hasil Observasi Siklus III
Hasil observasi ditulis berdasarkan hasil pengamatan selama proses
pembelajaran berlangsung. Siswa nampak sangat aktif dan senang selama proses
pembelajaran. Sebagian siswa bersorak gembira ketika guru membacakan hasil tes
siswa minggu lalu. Peneliti memberi motivasi yang lebih kepada siswa yang nilainya
masih di bawah target yang ditetapkan yaitu 8,0. Pada pelaksanaan siklus III ini
situasi pembelajaran lebih kondusif dan tertib siswa dengan semangat berdiskusi
dengan teman satu kelompoknya dalam menjawab soal yang diberikan.
Dengan berdiskusi, siswa dapat bersosialisasi dan saling tukar pengalaman.
Pembelajaran kooperatif kompetitif menjadikan siswa lebih aktif, kreatif dalam
pembelajaran. Bebrapa menit kemudian siswa telah menyelesaikan tugas yang telah
diberikan, peneliti menyuruh setiap kelompok untuk mengumpulkan tugas yang telah
diberikan.
67
4.4.3.2 Hasil Tes Siklus III
Adapun hasil tes berupa penugasan memahami isi bacaan adalah sebagai
berikut.
Tabel 11. Hasil Tes Siklus III tentang Kemampuan Memahami Isi bacaan Melalui Pembelajaran Kooperatif Kompetitif Pada Siswa Kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun pelajaran 2013/2014.
NO Nama Aspek Penilaian
SM SS Predikat A B C D E
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Cemerlang Santiyuda 18 17 17 18 19 89 9 Baik sekali 2 Dikawijaya Satriawan 17 17 15 16 16 81 8 Baik 3 Diah Pramesti 15 15 15 17 17 79 8 Baik 4 Suyoga Nala S. 16 17 17 17 17 84 8 Baik 5 Ananda Pratama Putra 16 16 18 17 17 84 8 Baik 6 Arlinda Liestya Devi 15 17 15 15 17 79 8 Baik 7 Sri Darma Putri 18 17 18 17 16 86 9 Baik sekali 8 Oka Mahendra 17 17 16 17 17 84 8 Baik 9 Yuli Hardina Pujastuti 15 18 17 16 17 83 8 Baik 10 Siska Novitayanti 15 15 16 16 17 79 8 Baik 11 Ayu Mirah Sri Devi 14 17 15 17 18 81 8 Baik 12 Nadindra Sena 15 16 17 17 18 83 8 Baik 13 Armoni Jiwanti 16 18 18 17 18 87 9 Baik sekali 14 Yuni Anggreni 16 17 16 18 17 84 8 Baik 15 Ari Chandra Gayatri 15 18 17 18 17 85 9 Baik sekali 16 Putri Antari 17 17 15 18 17 84 8 Baik 17 Mulya Febriyanti 16 16 17 17 17 83 8 Baik 18 Malini Putri 17 18 18 17 17 87 9 Baik sekali 19 Wahyuni Yasanti 16 16 18 16 17 83 8 Baik 20 Rima Cahyaniti 18 18 17 18 18 89 9 Baik sekali 21 Yudha Andayana 15 15 17 17 18 82 8 Baik 22 Sri Darmayanti 16 17 16 16 18 83 8 Baik 23 Dinda Reika P. 15 18 16 17 16 82 8 Baik
68
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 24 Agung Pradnyadewi 17 15 15 17 16 80 8 Baik 25 Ayu Berliani 16 17 17 17 17 84 8 Baik 26 Satya Wibawa 16 15 17 17 15 80 8 Baik 27 Dwisia Julianisa 18 17 16 16 17 84 8 Baik 28 Surya Suanda 17 17 15 16 17 82 8 Baik 29 Dewa Pradnyadinata 15 15 17 17 18 82 8 Baik 30 Arya Bagiartha 16 16 15 15 17 79 8 Baik 31 Agus Rytam S. 15 15 16 18 18 82 8 Baik 32 Indah Trisnanda Putri 16 15 17 15 18 81 8 Baik 33 Intan Fridayanti 17 18 17 16 15 83 8 Baik 34 Ari Krisna Jaya N. 15 15 17 18 18 83 8 Baik
Jumlah 2821 278 Nilai Rata-Rata 82,97 8,17 Baik
4.4.4 Analisis Data dan hasil Siklus III
Analisis hasil tes siklus III tentang kemampuan siswa memahami isi bacaan
melalui pembelajaran kooperatif kompetitif, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 12. Analisis Hasil Tes Siklus III
NO Kategori Rentang Skor
Nilai (X)
Frekuensi (F)
Jumlah Nilai (FX)
Persen (%)
Nilai Rata-Rata
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Istimewa 95-100 10 - - - 278
34 = 8,17
Baik
2 Baik Sekali 85-94 9 6 54 17,64% 3 Baik 75-84 8 28 224 82,35% 4 Lebih Dari Cukup 65-74 7 - - - 5 Cukup 55-64 6 - - - 6 Hampir Cukup 45-54 5 - - - 7 Kurang 35-44 4 - - - 8 Kurang Sekali 25-34 3 - - - 9 Buruk 15-24 2 - - -
10 Buruk Sekali 5-14 1 - - - Jumlah 34 278 100%
69
Berdasarkan hasil tes siklus III, dapat disimpulkan bahwa, kemampuan siswa
kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar dalam memahami isi bacaan melalui pembelajaran
kooperatif kompetitif secara keseluruhan mengalami peningkatan. Hal tersebut dilihat
dari nilai rata-rata seluruh siswa 8,17 dengan kriteria baik. Dari 34 orang siswa di
kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014 yang menjadi subjek
dalam penelitian ini, semuanya (100%) dinyatakan tuntas baik secara individual
maupun tuntas secara klasikal karena nilai masing-masing siswa semuanya mencapai
8,00 ke atas.
4.4.5 Refleksi Siklus III
Refleksi merupakan hasil analisis dan evaluasi peneliti terhadap siklus III.
Pada tahap refleksi siklus III ini, peneliti tidak lagi menemukan masalah yang berarti
dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal yang dapat peneliti catat yaitu : melalui
pembelajaran kooperatif kompetitif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami isi bacaan. Proses pembelajaran dengan baik, siswa merasa sangat senang
belajar kelompok. Motivasi dan penghargaan peneliti sangat berpengaruh pada
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Respon siswa sangat positif terhadap
pembelajaran memahami isi bacaan melalui pembelajaran kooperatif kompetitif.
Siswa menjadi lebih aktif sehingga pembelajaran menjadi efektif karena siswa merasa
senang dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini berdampak pada nilai keseluruhan
siswa semuanya (100%) sudah mencapai nilai yang ditargetkan yaitu 8,00, maka
penelitian ini diberhentikan pelaksanaannya pada siklus III.
70
Berdasarkan hasil refleksi siklus III dapat disimpulkan, bahwa terjadi
peningkatan yang signifikan pada kemampuan siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar
Tahun Pelajaran 2013/2014, dalam memahami isi bacaan melalui pembelajaran
kooperatif kompetitif.
4.5 Rekapitulasi Hasil Penelitian
Hal ini dapat dilihat dari hasil tes awal, terjadi peningkatan pada hasil tes
siklus I, siklus II, dan siklus III. Berikut peneliti sajikan peningkatan yang terjadi
dalam rekapitulasi hasil tes seperti tabel di bawah ini.
Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Tes Awal, Tes Siklus I, Tes Siklus II, dan Hasil Tes Siklus III tentang Kemampuan Memahami Isi Bacaan Melalui Pembelajaran Kooperatif Kompetitif pada Siswa Kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014.
NO. Nama Siswa Nilai Siklus
Awal I II III Keterangan
1 2 4 5 6 7 8 1 Cemerlang Santiyuda 6 8 8 9 Meningkat 2 Dikawijaya Satriawan 6 6 7 8 Meningkat 3 Diah Pramesti 6 7 7 8 Meningkat 4 Suyoga Nala S. 6 6 8 8 Meningkat 5 Ananda Pratama Putra 6 6 8 8 Meningkat 6 Arlinda Liestya Devi 7 7 7 8 Meningkat 7 Ayu Sri Darma Putri 6 7 7 9 Meningkat 8 Oka Mahendra 7 7 8 8 Meningkat 9 Yuli Hardina Pujastuti 6 6 7 8 Meningkat 10 Siska Novitayanti 7 8 8 8 Meningkat 11 Ayu Mirah Sri Devi 6 7 7 8 Meningkat 12 Nadindra Sena 7 7 7 8 Meningkat
71
1 2 4 5 6 7 8 13 Armoni Jiwanti 6 6 7 9 Meningkat 14 Yuni Anggreni 5 6 7 8 Meningkat 15 Ari Chandra Gayatri 7 8 8 9 Meningkat 16 Putri Antari 6 7 7 8 Meningkat 17 Mulya Febriyanti 5 6 7 8 Meningkat 18 Malini Putri 7 8 8 9 Meningkat 19 Wahyuni Yasanti 7 8 8 8 Meningkat 20 Rima Cahyaniti 6 7 8 9 Meningkat 21 Yudha Andayana 6 6 7 8 Meningkat 22 Sri Darmayanti 6 7 7 8 Meningkat 23 Dinda Reiko P. 5 7 7 8 Meningkat 24 Agung Pradnyadewi 6 6 7 8 Meningkat 25 Ayu Berliani 6 7 8 8 Meningkat 26 Satya Wibawa 6 7 7 8 Meningkat 27 Dwisia Julianisa 6 7 7 8 Meningkat 28 Surya Suanda 6 7 8 8 Meningkat 29 Dewa Pradnyadinata 5 6 7 8 Meningkat 30 Arya Bagiartha 7 7 8 8 Meningkat 31 Agus Rytam S. 6 7 7 8 Meningkat 32 Indah Trisnanda Putri 7 7 7 8 Meningkat 33 Intan Fridayanti 6 7 8 8 Meningkat 34 Ari Krisna Jaya N. 6 7 7 8 Meningkat
Jumlah 209 233 251 278 Meningkat Rata-Rata 6,14 6,85 7,38 8,17
Keterangan
S.I : Siklus I
S.II : Siklus II
S.III : Siklus III
72
Pada tabel rekapitulasi di atas, dapat dijelaskan bahwa dari hasil tes awal
sampai hasil tes siklus III, terlihat adanya peningkatan yang signifikan pada
kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran kooperatif kompetitif,
sehingga peneliti menyimpulkan bahwa melalui pembelajaran kooperatif kompetitif
kemampuan siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014
mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata dari tes awal 6,14 menjadi 6,85pada tes
siklus I, menjadi 7,38 pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 8,17 pada siklus III.
Dengan pencapaian nilai rata-rata 8,17 pada siklus III telah menunjukan pencapaian
target nilai (KKM 8,00) telah terpenuhi, maka penelitian ini dapat dihentikan.Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik batang di bawah ini
Grafik 01. Perbandingan Hasil Tes Awal, Tes Siklus I, Tes Siklus II, dan Tes Siklus III melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Kompetitif pad Siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014.
0123456789
Pra siklus Siklus I Siklus II Siklus III
73
Keterangan Grafik :
Nilai rata-rata tes awal : 6,14
Nilai rata-rata siklus I : 6,85
Nilai rata-rata siklus II : 7,38
Nilai rata-rat siklus III : 8,17
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat diidentifikasikan dua
temuan yang menonjol. Temuan tersebut antara lain (1) penerapan model
pembelajaran kooperatif kompetitif dapat meningkatkan kemampuan memahami isi
bacaan pada siswa; (2) siswa senang melakukan kegiatan memahami isi bacaan
melalui pembelajarn kooperatif kompetitif. Berdasarkan hasil penelitian dapat
dijelaskan bahwa dari hasil tes awal sampai hasil tes III, terlihat adanya peningkatan
yang signifikan pada kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran
kooperatif kompetitif pada siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran
2013/2014. Hal ini terbukti adanya peningkatan nilai rata-rata dari tes awal sampai tes
siklus III.
Berdasarkan hasil tes awal dapat peneliti jelaskan bahwa; 9 orang (26,48%)
siswa memperoleh nilai 7 dengan predikat lebih dari cukup dan 21 orang (61,75%)
siswa memperoleh nilai 6 dengan predikat cukup dan 4 orang (11,77%) siswa
memperoleh nilai 5 dengan predikat hampir cukup. Dari 34 orang siswa yang
dijadikan objek penelitian, belum ada siswa yang memperoleh nilai KKM. Dengan
74
pemerolehan nilai hasil dari refleksi awal yaitu 6,14 masih rendah dalam memahami
isi bacaan.
Terjadi peningkatan pada hasil tes siklus I siswa dalam memahami isi bacaan
yaitu ; 5 orang (14,29%) mendapat nilai 8 dengan predikat baik, 19 orang ( 55,89%)
mendapat nilai 7 dengan predikat lebih dari cukup, 10 orang (29,42%) mendapat nilai
6 dengan predikat cukup. Nilai rata-rata kelas adalah 6,85. Sedangkan nilai yang
diperoleh siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar dalam memahami isi bacaan melalui
pembelajaran kooperatif kompetitif pada siklus II adalah sebagai berikut; 13 orang
(38,25%) mendapat nilai 8 dengan kriteria baik , 21 orang (61,75%) mendapat nilai 7
dengan kriteria lebih dari cukup. Dari 34 orang siswa di kelas VIII/A SMPN 1
Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014, terdapat 13 orang (38,25%) siswa yang tuntas
dan 21 (61,75%) belum tuntas. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh pada siklus II baru
mencapai 7,38 masih dibawah nilai yang diharapkan yaitu, 8,0.Dan nilai yang
diperoleh siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar dalam memahami isi bacaan melalui
pembelajaran kooperatif kompetitif pada siklus III adalah sebagai berikut; 6
orang(17,64%) mendapat nilai 9 dengan kriteria baik sekali dan 28 orang (82,35%)
mendapat nilai 8 dengan kriteria baik. Dari 34 orang siswa di kelas VIII/A SMPN 1
Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014 yang menjadi subjek dalam penelitian ini,
semuanya (100%) dinyatakan tuntas baik secara individual maupun tuntas secara
klasikal karena nilai masing-masing siswa semuanya mencapai 8,00 ke atas dan nilai
8,17 dengan kriteria baik.
75
Berdasarkan data diatas dapat disimpukan bahwa pembelajaran kooperatif
kompetitif dapat meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas
VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014.
76
BAB V
PENUTUP
Setelah data hasil penelitian disajikan dalam Bab IV, maka dalam Pada Bab
penutup ini dimuat dua hal yaitu : (1) simpulan dan (2) saran-saran. Untuk lebih
jelasnya, kedua hal tersebut di deskripsikan seperti di bawah ini.
5.1 Simpulan
Bertitik tolak dari penyajian hasil penelitian dapat peneliti simpulkan, bahwa;
1. Pembelajaran kooperatif kompetitif dapat meningkatkan kemampuan
memahami isi bacaan pada siswa kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun
Pelajaran 2013/2014. Hal ini terbukti adanya peningkatan nilai rata-rata dari
tes awal 9 orang (26,48%) siswa memperoleh nilai 7 dan 21 orang (61,75%)
siswa memperoleh nilai 6 dan 4 orang (11,77%) siswa memperoleh nilai 5,
dengan nilai rata-rata pada tes awal 6,14 dengan predikat cukup menjadi
6,85dengan predikat lebih dari cukup pada tes siklus I yang dimana 5 orang
(14,29%) mendapat nilai 8 dan 19 orang (55,89%) mendapat nilai 7 dan 10
orang (29,42%) mendapat nilai 6,menjadi 7,38 dengan predikat lebih dari
cukup pada siklus II yang dimana 13 orang (38,25%) mendapat nilai 8 dan 21
orang (61,75%) mendapat nilai 7, danmeningkatlagimenjadi 8,17dengan
predikat baik pada siklus III yang dimana 6 orang (17,64%) mendapat nilai 9
dan 28 orang (82,35%) mendapat nilai 8.
77
2. Langkah-langkah yang diterapkan untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam memahami isi bacaan melalui pembelajaran kooperati kompetitif yaitu :
(1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang homogeny.
Tiapkelompokterdiriatas 3-5 orang.
(2) Siswa disuruh berkumpul dengan teman satu kelompok dan guru
membagikan sebuah teks bacaan kepada setiap kelompok, kemudian
siswa pada setiap kelompok disuruh membaca teks yang telah dibagikan.
(3) Siswa kemudian disuruh untuk memahami isi bacaan yang telah dibaca
dan guru menanyakan pada siswa, kesulitan yang dialami oleh siswa pada
saat membaca teks tersebut.
(4) Guru memberikan sebuah tes kepada setiap kelompok yang berkaitan
dengan isi bacaan yang baru dibaca.
(5) Guru memberikan siswa kesempatan untuk mendiskusikan atau
memikirkan secara bersama-sama tugas yang diberikan guru sehingga
setiap siswa memiliki tanggung jawab secara individual untuk mewakili
kelompoknya.
78
5.2 Saran
Hasil penelitian telah membuktikan secara objektif bahwa kemampuan siswa
kelas VIII/A SMPN 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam memahami isi
bacaan melalui pembelajaran kooperatif kompetitif dapat ditingkatkan. Dari data
tersebut kiranya dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Penerapan pembelajaran kooperatif kompetitif perlu diterapkan pada
matapelajran yang lain, Karena sangat efektif dalam meningkatkan semangat
belajar siswa.
2. Guru bahasa Indonesia hendaknya menjadikan penelitian ini sebagai salah
satu alternative cara mengajar di kelas khususnya dalam pembelajaran
memahami isi bacaan, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan
3. Guru hendaknya senantiasa meningkatkan diri baik dalam pemilihan media,
teknik, metode, maupun strategi pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
4. Guru Bahasa Indonesia yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
kompetitif, ataupun strategi pembelajaran yang lainnya hendaknya
memperhatikan karakteristik siswa. Jika guru memperhatikan hal ini, maka
guru dapat lebih mudah menyampaikan materi kepada siswa.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta. Arthana, I Made.1997. Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Penerapan Metode Kosakata Pada Siswa kelas VI SDN SonganKintamani. (Skripsi tidak diterbitkan). Singaraja. Undiksha.
Burhan, Yassir.1971. Problema Bahasa dan Pengajaran Bahasa. Bandung: NV Ganaco.
Burns; Paul C; Roe; Betty D;Ross; Glinor P. 1996. Teaching Reading in Today’s Elementary School. New Jersey: Houghton Mifflin Company. Gosong, I Made. 1983. Beberapa Kasus Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial Bahasa Indonesia. Jakarta. Dirjen Dikti. Herusantosa, Suparman.1977 Pembinaan Minat Baca. Denpasar: Kanwil Depdikbud Propinsi Bali. http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-21990-5.BABII.Pdf Johnson, R. T. & Johnson, D. W. 1982. Joining Together Group Theory and Group Skill. 2nd edition. New Jersey : Englewood Cliffs. ______. 1994. An overview of cooperative learning. Http://www.co-
operation.org/pages/overviewpaper.html. diakses tanggal 18 Oktober 2013.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penelitian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Nurhadi, 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Malang : CV Sinar Baru.
Nurkancana, Wayan dan Sunartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Noor, A. F. 2003. Cooperative Learning. http:// [email protected]. Diakses tanggal 28 Oktober 2013.
Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar Edisi ke-2. Jakarta: PT Bumi Aksara. Redhana, I W. 2003. Meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa melalui
pembelajaran kooperatif dengan strategi pemecahan masalah. Jurnal pendidikan dan pengajaran. No.3.TH. XXXVI Juli 2003. IKIP Negeri Singaraja.
Soedarsono.1991. Sistem Membaca Cepat dan Efektif, Jakarta : Gramedia Sudiana, I Nyoman. 2007. Membaca. Malang: Universitas Negeri Malang.
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wendra, I Wayan. 2009. Buku Ajar Penulisan Karya Ilmiah. Singaraja: Undiksha.
BIODATA
1. Nama Lengkap : Ni Nyoman Desiani
2. Tempat Lahir : Br. Adeng
3. Tanggal Lahir : 15 juni 1988
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. NPM : 10.8.03.51.31.1.5.2994
6. Judul Skripsi :
Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan Melalui
Pembelajaran Kooperatif Kompetitif Pada Siswa Kelas VIII/A SMP N
1 Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014.
7. Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
8. Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
9. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
10. Alamat Rumah : Br. Teruna, Ds. Tamanbali – Bangli
11. Nama Orang Tua :
Bapak : I Made Darsi
Ibu : Ni Ketut Merni
12. Pendidikan :
1994-2000 : SD NO 1 Tegaljadi
2000-2003 : SLTP N 2 Marga
2007-2010 : Program Paket C
2010-2014 : Universitas Mahasaraswati Denpasar
RENCANA PELAKSANAANAN PEMBELAJARAN (RPP)
( SIKLUS I )
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Gianyar
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII (delapan)/ 2
Standar Kompetensi : 11. Memahami ragam wacana tulis dengan
membaca ekstensif, membaca intensif, dan
membaca nyaring.
Kompetensi Dasar : 11.2 Menemukan informasi untuk bahan diskusi
Melalui membaca intensif.
Indikator : 1. Mampu menentukan tema dari bacaan.
2. Mampu memahami arti kata-kata sulit dalam
bacaan.
3. Mampu menemukan informasi fakta dan
imajinasi dalam bacaan
4. Mampu menemukan ide pokok paragraf dari
bacaan.
5. Mampu menyimpulkan isi dari bacaan.
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit ( 1 X Pertemuan )
1. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menentukan tema dari bacaan.
2. Siswa mampu memahami arti kata-kata sulit dalam bacaan.
3. Siswa mampu menemukan informasi fakta dan imajinasi dalam bacaan.
4. Siswa mampu menemukan ide pokok paragraf dari bacaan
5. Siswa mampu menyimpulkan isi dari bacaan.
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab
2. Materi Pembelajaran
- Teks bacaan
- Kooperatif Kompetitif
Memahami Isi Bacaan melalui pembelajaran Kooperatif Kompetitif
Membaca pemahaman atau komprehensi adalah kemampuan membaca
untuk mengerti ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian. Pemahaman ini
berkaitan erat dengan kemampuan mengingat bahan yang dibacanya. Usaha
efektif untuk memahami dan mengingat lebih lama dapat dilakukan dengan (a)
mengorganisasikan bahan yang dibacanya dalam kaitan yang mudah dipahami, (b)
mengaitkan fakta yang satu dengan fakta yang lain atau menghubungkannya
dengan fakta dan konteks.
Membaca Intensif adalah membaca secara seksama/teliti. Membaca
intensif merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara cermat dan teliti
terhadap teks yang dibaca. Membaca intensif dapat diterafkan dalam upaya
mencari imformasi yang besifat detail.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif Kompetitif
Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar, sedangkan kompetitif merupakan persaingan. Pembelajaran kooperatif
kompetitif merupakan suatu pembelajaran yang dimana siswa belajar dalam satu
kelompok kecil yang anggotanya homogen tetapi setiap anggota dalam satu
kelompok saling berkompetisi/bersaing dalam menyelesaikan tugas atau
memecahkan masalah.
3. Metode Pembelajaran
1. Kooperatif Kompetitif
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Penugasan
4. Strategi Pembelajaran
1. Model Diskusi Kelompok
5. Langkah-langkah kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa (1)
Pendahuluan • Membuka pelajaran dan melakukan
absensi • Memberikan apersepsi tentang
pelajaran yang akan dibahas. • Menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran. • Menyampaikan tujuan dan indikator
pembelajaran yang akan dilakukan.
(2)
• Memberitahukan siswa lain yang tidak hadir.
• Menyimak apersepsi dengan seksama
• Menyimak dengan konsentrasi.
• Menyimak sambil mencatat seperlunya.
Inti Eksplorasi • Mulai menjelaskan materi pelajaran,
mengenai pembelajaran koopratif kompetitif, tata cara pelaksanaanya, dan menyediakan media yang diperlukan.
• Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
• Menyimak dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.
• Memanfaatkan kesempatan untuk
bertanya kepada guru
Elaborasi • Membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang homogen. Tiap kelompok terdiri atas 3-5 orang.
• Menempatkan diri dalam
kelompok yang sudah ditetapkan.
(1) • Memberikan sebuah teks bacaan
kepada setiap kelompok.
• Mengawasi kegiatan diskusi siswa secara keseluruhan.
• Memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk membaca teks tersebut dan memahami isi dari bacaan tersebut.
• Memberikan test yang berkaitan dengan isi bacaan yang telah dibaca dan dipahami.
• Memberikan siswa kesempatan untuk mendiskusikan atau memikirkan secara bersama-sama tugas yang dibeikan guru, sehingga setiap siswa memiliki tanggung jawab secara individu untuk mewakili kelompoknya.
Konfirmasi • Guru mengajukan pertanyaan
terhadap satu kelompok secara acak.
• Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap jawaban temannya.
Penutup • Guru mengemukakan jawaban
yang paling tepat. • Menentukan kelompok yang paling
baik. • Memberikan penguatan kepapa
kelompok yang berprestasi. • Menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
(2)
• Menerima sebuah teks bacaan untuk didiskusikan dalam kelompok.
• Berdiskusi dalam kelompok.
• Berdiskusi dan bertanya hal-hal yang belum jelas terkait dengan pelaksanaan pembelajaran koopratif kompetitif.
• Mendiskusikan test yang diberikan guru kepada kelompok.
• Mendiskusi test yang diberikan guru kepada kelompok, dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui,memahami, dan dapat memberikan jawaban dengan bahasa yang baik benar.
• Siswa menyimak pertanyaan
guru dengan seksama. • Siswa lain memberi tanggapan
terkait dengan jawaban temannya.
• Menyimak penjelasan dengan
baik. • Menyimak komentar guru.
• Menerima penghargaan dari
guru. • Membalas salam dari guru.
6. Sumber dan media Pembelajaran
Buku pelajaran Bahasa Indonesia
LKS Bahasa Indonesia
7. Penilaian
Penilaian memahami isi bacaan
No Aspek yang dinilai Skor Keterangan
1. Ketepatan dalam menentukan tema dari
bacaan.
20
2. Memahami arti kata-kata sulit dalam
bacaan
20
3. Menemukan informasi fakta dan imajinasi
dalam bacaan.
20
4. Menentukan ide pokok paragraf dari
bacaan.
20
5. Menyimpulkan isi bacaan 20
Jumlah 100
Keterangan
Skor Maksimum
No 1 : 20
No 2 : 20
No 3 : 20
No 4 : 20
No 5 : 20
Jumlah skor : 100
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut:
Nilai Akhir : Skor yang diperoleh
X skor ideal( 100)
Skor maksimal
LAMPIRAN SIKLUS I
LEMBAR KEGIATAN SISWA
Kelas : VIII (delapan)
Semester : II ( genap)
Kompetensi Dasar : 11.2 Menemukan informasi untuk bahan diskusi
Melalui membaca intensif.
Mendayagunakan Bulu Angsa
Barang bekas tidak selamanya menjadi sampah yang dibuang begitu saja.
Di tangan orang terampil dan kreatif, barang tersebut dapat diolah menjadi
komoditas yang menjanjikan pendapatan. Yuliastoni, pebisnis dari jawa timur,
memaanfaatkan bulu-bulu angsa sisa pembuatan shuttle cock (kok) menjadi hiasan
yang digemari banyak orang. Setelah dikeringkan dan diberi warna bulu-bulu
angsa sisa itu diolahnya menjadi hiasan yang menarik berbentuk kupu-kupu.
Hiasan tersebut dapat menjadi pemanis ruangan di rumah, bros pada pakaian, dan
dengan dilengkapi magnet kecil dapat menjadi penjepit untuk meninggalkan pesan
yang biasa ditempel di pintu lemari es, “ Saya hanya melihat pasar dan di sana ada
peluang”kata Yuliastoni yang mengawali bisnis ini sejak 2013.
Sebelumnya, pria yang akrab disapa Toni ini menekuni pembuatan kapal
tradisional dari kayu mahoni yang dimasukan ke dalam botol. Belakangan bisnis
yang ditekuninya sekitar 10 tahun ini banyak pesaing. Ia kemudian mencari
peluang baru yang belum ditekuni banyak orang. Secara kebetulan di tempat
tinggalnya Mojokerto, Jawa Timur banyak bulu angsa sisa pembuatan kok.
Bermodal uang sekitar RP 1 juta, ia memutar otak untuk mengolah bulu
angsa ini agar menjadi komoditas. Setelah mencoba berulangkali , ia menemukan
model yang tepat dari bulu angsa itu, yakni menjadi hiasan. Sebelum memutuskan
menggunakan bulu angsa, Toni telah mencoba model serupa menggunakan bulu
ayam. Akan tetapi hasilnya mengecewakan. Selain tidak kuat, bulu ayam mudah
rusak jika terkena air.
Semula Toni menjajakan usahanya di Mojokerto dan sekitarnya. Tanpa
diduga sebelumnya, animo masyarakat cukup besar hingga kemudian ia
memberanikan diri memasarkan produknya di Jakarta . Di Jakarta produknya
dapat dijumpai di pusat perbelanjaan Sarinah Thamrin dan Blok M. “Ada
perorangan yang memesan sampai lima ribu.”
Dalam sehari, Toni yang juga pimpinan sanggar seni Adhesi di Mojokerto
ini, mampu membuat sekitar seribu bentuk hiasan bulu angsa tersebut. Ia mengaku
tidak kesulitan untuk memperoleh baku, karena di daerahnya bahan itu cukup
melimpah. Bahkan, ia sudah memiliki tenaga khusus yang memasok bulu angsa
itu. Apabila sebelumnya Toni harus mengerjakan sendiri proses usahanya, kini ia
banyak memanfaatkan tenaga tetangga dan orang lain di sekitar rumahnya. “ Ini
dapat membuka lapangan pekerjaan baru,” tuturnya.
Toni mengaku memperoleh ide bentuk kupu-kupu itu dari berbagai media,
termasuk internet. Ia memakai model kupu-kupu tersebut, tetapi membuat variasi
dengan warna lain sehingga lebih menarik. Model kupu-kupu tersebut menyerupai
bentuk aslinya. Kini ia telah menjajaki pembuatan kupu-kupu warna-warni dalam
pigura agar dapat menjadi hiasan dinding.
Toni juga tidak mengalami hambatan berarti untuk pasar. Selain
keperluan lokal, beberapa waktu lalu Toni memasok keperluan di mancanegara.
Di antarnya Turki sebanyak 15 ribu bentuk, Singapura 25 ribu bentuk, dan
Malaisya 10 ribu bentuk waktu lalu. Letak keunggulan produknya ada pada
pembuatannya yang dikerjakan oleh sejumlah wanita dengan tangan, sehingga
dapat dihasilkan karya yang alami. Namun, diakuinya, cara manual itu belum
mampu mendongkrak proses produksi. “ Saya masih ingin mencari mesin potong
supaya hasilnya dapat sama.”
Toni yang juga menjabat sebagai ketua asosiasi perajin UKM ( usaha
kecil dan menengah) di Jawa Timur ini beruntung mendapat dukungan dari
pemprov Jawa Timur untuk memasarkan karyanya. Ia berkesempatan mengikuti
berbagai pameran di berbagai tempat. Pada pameran di Jakarta beberapa waktu
lalu, produksinya ludes diserbu pembeli. Pembeli tersebut kebanyakan remaja
putri dan ibu-ibu. “ Di pameran ini saya menjual empat produk kupu-kupu seharga
RP 10.000.”
(Sumber:www.yogyes.com,dengan pengubahan)
SOAL
1. Tentukanlah tema dari bacaan di atas!
2. Tentukanlah arti kata-kata sulit dalam bacaan di atas!
a. Komoditas
b. Animo
c. Pigura
d. Variasi
e. Pameran
3. Tentukan informasi fakta dan imajinasi dalam bacaan di atas!
4. Tentukanlah ide pokok paragraf dari bacaan di atas!
5. Simpulkanlah isi dari bacaan di atas !
KUNCI JAWABAN
1. Tema dari bacaan di atas adalah “ Ekonomi”
2. Kata-kata sulit dalam bacaan di atas
a. Komoditas artinya sesuatu yang bisa diperdagangkan
b. Animo artinya hasrat dan keinginan yang kuat untuk berbuat,
melakukan atau mengikuti sesuatu untuk membeli barang.
c. Pigura artinya gambaran atau lukisan yang berbingkai.
d. Variasi artinya bentuk atau rupa yang lain.
e. Pameran artinya pertunjukan (hasil karya seni, barang hasil produksi)
3. Informasi fakta yang terkandung dalam bacaan di atas adalah “ Yuliastoni
seorang pebisnis dari Jawa Timur memaanfaatkan bulu-bulu angsa sisa
pembuatan shuttle cock menjadi hiasan , dalam sehari ia mampu membuat
sekitar seribu bentuk hiasan. Yuliastoni memasarkan usahanya di
Mojokerto, Jakarta sampai kemancanegara. Toni menjabat sebagai ketua
asosiasi perajin UKM ( usaha kecil dan menengah).
Informasi imajinasi dalam bacaan diatas adalah Barang bekas tidak
selamanya menjadi sampah yang dibuang begitu saja. Di tangan orang
terampil dan kreatif, barang tersebut dapat diolah menjadi komoditas yang
menjanjikan pendapatan
4. Ide pokok paragraf 1 adalah “Barang bekas tidak selamanya menjadi
sampah Yuliastoni, pebisnis dari Jawa timur, memaanfaatkan bulu-bulu
angsa sisa pembuatan shuttle cock menjadi hiasan”. Ide pokok paragraf 2
adalah “ Sebelumnya Toni menekuni pembuatan kapal tradisional dari
kayu Mahoni”. Ide pokok paragraf 3 adalah “Bermodal uang sekitar Rp 1
juta Toni mengolah bulu angsa ini agar menjadi komoditas”. Ide pokok
paragraf 4 adalah “Toni menjajakan usahanya di Mojokerto dan
sekitarnya”. Ide pokok paragraf 5 adalah “ Dalam sehari, Toni mampu
membuat sekitar seribu bentuk hiasan bulu angsa”. Ide pokok paragraf 6
adalah “ Toni memperoleh ide bentuk kupu-kupu dari berbagai media,
termasuk internet”. Ide pokok paragraf 7 adalah “Toni tidak mengalami
hambatan untuk pemasarannya”. Ide pokok paragraf 8 adalah “Toni
menjabat sebagai ketua asosiasi perajin UKM ( usaha kecil dan
menengah), di Jawa Timur Toni mendapat dukungan dari pemprov Jawa
Timur untuk pemasaran karyanya”.
5. Yuliastoni, pebisnis dari Jawa Timur, memaanfaatkan bulu-bulu angsa sisa
pembuatan shuttle cock (kok) menjadi hiasan yang digemari banyak orang.
Hiasan tersebut dapat menjadi pemanis ruangan di rumah, bros pada
pakaian, dan dengan dilengkapi magnet kecil dapat menjadi penjepit untuk
meninggalkan pesan yang biasa ditempel di pintu lemari es. Bermodal
uang sekitar RP 1 juta, ia memutar otak untuk mengolah bulu angsa ini
agar menjadi komoditas. Dalam sehari, Toni yang juga pimpinan sanggar
seni Adhesi di Mojokerto ini, mampu membuat sekitar seribu bentuk
hiasan bulu angsa. Toni memasarkan produknya di Mojokerto, Jakarta dan
ke mancanegara seperti Turki, Singapura dan Malaisya.
RENCANA PELAKSANAANAN PEMBELAJARAN (RPP)
( SIKLUS II )
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Gianyar
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII (delapan)/ 2
Standar Kompetensi : 11. Memahami ragam wacana tulis dengan
membaca ekstensif, membaca intensif, dan
membaca nyaring.
Kompetensi Dasar : 11.2 Menemukan informasi untuk bahan diskusi
Melalui membaca intensif.
Indikator : 1. Mampu menentukan tema dari bacaan.
2. Mampu memahami arti kata-kata sulit dalam
bacaan.
3. Mampu menemukan informasi fakta dan
imajinasi dalam bacaan
4. Mampu menemukan ide pokok paragraf dari
bacaan.
5. Mampu menyimpulkan isi dari bacaan.
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit ( 1 X Pertemuan )
1. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menentukan tema dari bacaan.
2. Siswa mampu memahami arti kata-kata sulit dalam bacaan.
3. Siswa mampu menemukan informasi fakta dan imajinasi dalam bacaan.
4. Siswa mampu menemukan ide pokok paragraf dari bacaan
5. Siswa mampu menyimpulkan isi dari bacaan.
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab
2. Materi Pembelajaran
- Teks bacaan
- Kooperatif Kompetitif
Memahami Isi Bacaan melalui pembelajaran Kooperatif Kompetitif
Membaca pemahaman atau komprehensi adalah kemampuan membaca
untuk mengerti ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian. Pemahaman ini
berkaitan erat dengan kemampuan mengingat bahan yang dibacanya. Usaha
efektif untuk memahami dan mengingat lebih lama dapat dilakukan dengan (a)
mengorganisasikan bahan yang dibacanya dalam kaitan yang mudah dipahami, (b)
mengaitkan fakta yang satu dengan fakta yang lain atau menghubungkannya
dengan fakta dan konteks.
Membaca Intensif adalah membaca secara seksama/teliti. Membaca
intensif merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara cermat dan teliti
terhadap teks yang dibaca. Membaca intensif dapat diterafkan dalam upaya
mencari imformasi yang besifat detail.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif Kompetitif
Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar, sedangkan kompetitif merupakan persaingan. Pembelajaran kooperatif
kompetitif merupakan suatu pembelajaran yang dimana siswa belajar dalam satu
kelompok kecil yang anggotanya homogen tetapi setiap anggota dalam satu
kelompok saling berkompetisi/bersaing dalam menyelesaikan tugas atau
memecahkan masalah.
3. Metode Pembelajaran
1. Kooperatif Kompetitif
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Penugasan
4. Strategi Pembelajaran
1. Model Diskusi Kelompok
5. Langkah-langkah kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa (1)
Pendahuluan • Membuka pelajaran dan melakukan
absensi • Memberikan apersepsi tentang
pelajaran yang akan dibahas. • Menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran. • Menyampaikan tujuan dan indikator
pembelajaran yang akan dilakukan.
(2)
• Memberitahukan siswa lain yang tidak hadir.
• Menyimak apersepsi dengan seksama
• Menyimak dengan konsentrasi.
• Menyimak sambil mencatat seperlunya.
Inti Eksplorasi • Mulai menjelaskan materi pelajaran,
mengenai pembelajaran koopratif kompetitif, tata cara pelaksanaanya, dan menyediakan media yang diperlukan.
• Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
• Menyimak dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.
• Memanfaatkan kesempatan untuk
bertanya kepada guru
Elaborasi • Membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang homogen. Tiap kelompok terdiri atas 3-5 orang.
• Menempatkan diri dalam
kelompok yang sudah ditetapkan.
(1) • Memberikan sebuah teks bacaan
kepada setiap kelompok.
• Mengawasi kegiatan diskusi siswa secara keseluruhan.
• Memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk membaca teks tersebut dan memahami isi dari bacaan tersebut.
• Memberikan test yang berkaitan dengan isi bacaan yang telah dibaca dan dipahami.
• Memberikan siswa kesempatan untuk mendiskusikan atau memikirkan secara bersama-sama tugas yang dibeikan guru, sehingga setiap siswa memiliki tanggung jawab secara individu untuk mewakili kelompoknya.
Konfirmasi • Guru mengajukan pertanyaan
terhadap satu kelompok secara acak.
• Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap jawaban temannya.
Penutup • Guru mengemukakan jawaban
yang paling tepat. • Menentukan kelompok yang paling
baik. • Memberikan penguatan kepapa
kelompok yang berprestasi. • Menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
(2) • Menerima sebuah teks bacaan
untuk didiskusikan dalam kelompok.
• Berdiskusi dalam kelompok.
• Berdiskusi dan bertanya hal-hal yang belum jelas terkait dengan pelaksanaan pembelajaran koopratif kompetitif.
• Mendiskusikan test yang diberikan guru kepada kelompok.
• Mendiskusi test yang diberikan guru kepada kelompok, dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui,memahami, dan dapat memberikan jawaban dengan bahasa yang baik benar.
• Siswa menyimak pertanyaan
guru dengan seksama. • Siswa lain memberi tanggapan
terkait dengan jawaban temannya.
• Menyimak penjelasan dengan
baik. • Menyimak komentar guru.
• Menerima penghargaan dari
guru. • Membalas salam dari guru.
6. Sumber dan media Pembelajaran Buku pelajaran Bahasa Indonesia LKS Bahasa Indonesia
7. Penilaian
Penilaian memahami isi bacaan
No Aspek yang dinilai Skor Keterangan
1. Ketepatan dalam menentukan tema dari
bacaan.
20
2. Memahami arti kata-kata sulit dalam
bacaan
20
3. Menemukan informasi fakta dan imajinasi
dalam bacaan.
20
4. Menentukan ide pokok paragraf dari
bacaan.
20
5. Menyimpulkan isi bacaan. 20
Jumlah 100
Keterangan
Skor Maksimum
No 1 : 20
No 2 : 20
No 3 : 20
No 4 : 20
No 5 : 20
Jumlah skor : 100
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut:
Nilai Akhir : Skor yang diperoleh
X skor ideal (100)
Skor maksimal
LAMPIRAN SIKLUS II
LEMBAR KEGIATAN SISWA
Kelas : VIII (delapan)
Semester : II ( genap)
Kompetensi Dasar : 11.2 Menemukan informasi untuk bahan diskusi
Melalui membaca intensif.
Festival Budaya Pertanian Kabupaten Badung
ke-2 dibuka Berlangsung Semarak
Semarak parade budaya dan produk hasil pertanian membuka festival
budaya pertanian (FBP) kabupaten badung ke-2 tahun 2013 yang diselenggarakan
di jembatan Tukad Bangkung Desa Plaga Kecamatan Petang, Kamis (25/7)
kemarin. Ribuan masyarakat membanjiri kawasan pariwisata yang belakangan ini
makin popular itu. Semarak parade budaya pertanian oleh masyarakat, juga diikuti
kegairahan para pebisnis. Terbukti pada hari pertama festival yang berlangsung
hingga 28 juli2013 ini telah dibukukan transaksi Rp 6,2 miliar lebih. Nilai ini jauh
melampaui transaksi FBP pertama Rp 1,4 miliar lebih.
Bupati Badung A.A.Gde Agung dalam sambutannya mengatakan,dalam
upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan, pemkab Badung telah
berkomitmen membangun sinergitas tiga potensi ekonomi yang menjadi
unggulan, yaitu pariwisata, pertanian dalam arti luas dan UMKM. Komitmen ini
telah diimplementasikan melalui lima prinsip dasar pembangunan berkelanjutan di
Badung, yang salah satu program konkretnya melalui pelaksanaan FBP.
FBP dilaksanakan berdasarkan suatu ide dasar merevitalisasi pertanian
sebagai ibu budaya masyarakat. Bangkitnya budaya pertanian diharapkan mampu
menggugah kepedulian berbagai pihak untuk berpartisipasi dalam
menggembangkan berbagai potensi sosial ekonomi pertanian guna meningkatkan
kesejahteraan, terutama harkat dan martabat masyarakat pertanian.merevitalisasi
budaya pertanian perlu terus dilakukan untuk memperkokoh jati diri, semangat
menyamabraya dan gotong royong yang selama ini telah terbukti dan teruji
sebagai modal sosial utama yang menjadi pilar utama masyarakat Bali.
Esensi penting dari FBP untuk menjawab stigma negatif yang menyatakan
kehidupan menjadi petani identik dengan kehidupan masyarakat kelas bawah yang
kumuh dan tidak bermasa depan, tidak benar sama sekali. Selain itu, dalam tataran
tujuan makro, FBP sangat sejalan dengan tujuan MDG yang mengisyaratkan
perlunya keseimbangan pembangunan, ekologi, teknologi, budaya, spiritual dan
ekonomi kreatif. Oleh karenanya, kami dengan dukungan DPRD Badung akan
melaksanakan kegiatan ini secara berkelanjutan.
Tema festival tahun ini adalah Segara Gunung Raksa dan Rasa yang
bermakna, keberlangsungan hidup kita sebenarnya sangat ditentukan oleh dua
ekosistem besar yang , dibingkai dalam hukum sebab akibat sama seperti hukum
Karma Phala. Selain kental dengan tema budaya, festival ini juga tidak lepas dari
kegiatan aktual kekinian seperti temu bisnis dalam bentuk pameran dan lokakarya,
pengenalan kuliner yang diolah secara modern, membangun dialog publik,
pendidikan dan hiburan, pengembangan ekonomi kreatif, dan interaksi antara
wisatawan dengan masyarakat sebagai bentuk nyata sinergitas pertanian dengan
pariwisata. Indikator ekonomi yang besifat langsung, transaksi bisnis Rp 6,2
miliar. Di samping itu, akan nada launcing program seperti kopi merek Ser,
pencanangan subak mambal menuju subak organik, pengembangan budi daya
asparagus dan penyerahan beasiswa.
(Sumber : Bali post, dengan pengubahan)
SOAL
1. Tentukanlah tema dari bacaan di atas!
2. Tentukanlah arti kata-kata sulit dalam bacaan di atas!
a. Populer b. Festival
c. Merevitalisasi d. Esensi
e. Identik f. Makro
3. Tentukan informasi fakta dan imajinasi dalam bacaan di atas!
4. Tentukanlah ide pokok paragraf dari bacaan di atas!
5. Simpulkanlah isi dari bacaan di atas !
KUNCI JAWABAN
1. Tema dari bacaan di atas adalah “ Kebudayaan”
2. Arti kata-kata sulit dalam bacaan di atas
a. Populer artinya dikenal dan disukai orang banyak
b. Festival artinya hari atau pecan gembira dalam rangka peringatan
peristiwa penting dan bersejarah; pesta rakyak.
c. Merevitalisasi artinya proses , cara, perbuatan menghidupkan atau
mengingatkan kembali
d. Esensi artinya hakikat; inti;hal yang pokok.
e. Identik artinya sama benar atau tidak berbeda sedikit pun.
f. Makro artinya besar, tebal berkaitan dengan jumlah yang banyak atau
ukuran yang besar.
3. Informasi Fakta yang terdapat pada bacaan di atas adalah “ Festival
budaya pertanian kabupaten badung ke-2 dibuka yang diselenggarakan di
jembatan Tukad Bangkung, Desa Plaga, Kecamatan Petang. Tema festival
tahun ini adalah Segara Gunung Raksa dan Rasa. Informasi imajinasi
dalam bacaan di atas adalah Bupati Badung Anak Agung Gede Agung
mengatakan pemkab badung berkomitmen membangun sinergitas tiga
potensi ekonomi yang unggulan yaitu pariwisata, pertanian dan UMKM.
4. Ide pokok paragraf 1 adalah “ Parade budaya dan produk hasil pertanian
membuka festival budaya pertanian (FBP)”
Ide pokok paragraf 2 adalah “ Bupati Badung Anak Agung Gede Agung
mengatakan pemkab badung berkomitmen membangun sinergitas tiga
potensi ekonomi yang unggulan”. Ide pokok paragraf 3 adalah “ FBP
dilaksanakan berdasarkan suatu ide dasar merevitalisasi pertanian sebagai
ibu budaya masyarakat”. Ide pokok paragraf 4 adalah “ Esensi penting dari
FBP untuk menjawab stigma yang menyatakan kehidupan menjadi petani
identik dengan masyarakat kelas bawah tidak benar”. Ide pokok paragraf 5
adalah “ Tema festival tahun ini Segara Gunung, Raksa lan Rasa.
5. Rangkuman dari seluruh informasi bacaan di atas adalah Parade budaya
dan produk hasil pertanian membuka festifal budaya pertanian (FBP)
kabupaten badung ke-2 tahun 2013 yang diselenggarakan di jembatan
Tukad Bangkung Desa Plaga Kecamatan Petang. Bupati Badung A.A.Gde
Agung dalam sambutannya mengatakan,dalam upaya mewujudkan
pembangunan berkelanjutan, pemkab Badung telah berkomitmen
membangun membangun sinergitas tiga potensi ekonomi yang menjadi
unggulan, yaitu pariwisat, pertanian dalam arti luas dan UMKM. Esensi
penting dari FBP untuk menjawab stigma negatif yang menyatakan
kehidupan menjadi petani identik dengan kehidupan masyarakat kelas
bawah yang kumuh dan tidak bermasa depan, tidak benar sama sekali.
Tema festival tahun ini adalah Segara Gunung Raksa dan Rasa. festival
ini juga tidak lepas dari kegiatan aktual kekinian seperti temu bisnis dalam
bentuk pameran dan lokakarya, pengenalan kuliner yang diolah secara
modern
RENCANA PELAKSANAANAN PEMBELAJARAN (RPP)
( SIKLUS III )
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Gianyar
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII (delapan)/ 2
Standar Kompetensi : 11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca nyaring.
Kompetensi Dasar : 11.2 Menemukan informasi untuk bahan diskusi Melalui membaca intensif.
Indikator : 1. Mampu menentukan tema dari bacaan. 2. Mampu memahami arti kata-kata sulit dalam bacaan. 3. Mampu menemukan informasi fakta dan imajinasi dalam bacaan 4. Mampu menemukan ide pokok paragraf dari bacaan. 5. Mampu menyimpulkan isi dari bacaan.
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit ( 1 X Pertemuan )
1. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menentukan tema dari bacaan.
2. Siswa mampu memahami arti kata-kata sulit dalam bacaan.
3. Siswa mampu menemukan informasi fakta dan imajinasi dalam bacaan.
4. Siswa mampu menemukan ide pokok paragraf dari bacaan
5. Siswa mampu menyimpulkan isi dari bacaan.
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab
2. Materi Pembelajaran
- Teks bacaan
- Kooperatif Kompetitif
Memahami Isi Bacaan melalui pembelajaran Kooperatif Kompetitif
Membaca pemahaman atau komprehensi adalah kemampuan membaca untuk
mengerti ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian. Pemahaman ini berkaitan
erat dengan kemampuan mengingat bahan yang dibacanya. Usaha efektif untuk
memahami dan mengingat lebih lama dapat dilakukan dengan (a) mengorganisasikan
bahan yang dibacanya dalam kaitan yang mudah dipahami, (b) mengaitkan fakta
yang satu dengan fakta yang lain atau menghubungkannya dengan fakta dan konteks.
Membaca Intensif adalah membaca secara seksama/teliti. Membaca intensif
merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara cermat dan teliti terhadap teks
yang dibaca. Membaca intensif dapat diterafkan dalam upaya mencari imformasi
yang besifat detail.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif Kompetitif
Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja
sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar,
sedangkan kompetitif merupakan persaingan. Pembelajaran kooperatif kompetitif
merupakan suatu pembelajaran yang dimana siswa belajar dalam satu kelompok kecil
yang anggotanya homogen tetapi setiap anggota dalam satu kelompok saling
berkompetisi/bersaing dalam menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah.
3. Metode Pembelajaran
1. Kooperatif Kompetitif
2. Ceramah
3. Penugasan
4. Penugasan
4. Strategi Pembelajaran
1. Model Diskusi Kelompok
5. Langkah-langkah kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa (1)
Pendahuluan • Membuka pelajaran dan melakukan
absensi • Memberikan apersepsi tentang
pelajaran yang akan dibahas. • Menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran. • Menyampaikan tujuan dan indikator
pembelajaran yang akan dilakukan.
(2)
• Memberitahukan siswa lain yang tidak hadir.
• Menyimak apersepsi dengan seksama
• Menyimak dengan konsentrasi.
• Menyimak sambil mencatat seperlunya.
Inti Eksplorasi • Mulai menjelaskan materi pelajaran,
mengenai pembelajaran koopratif kompetitif, tata cara pelaksanaanya, dan menyediakan media yang diperlukan.
• Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
• Menyimak dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.
• Memanfaatkan kesempatan untuk
bertanya kepada guru Elaborasi • Membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang homogen. Tiap
• Menempatkan diri dalam
kelompok yang sudah
(1) kelompok terdiri atas 3-5 orang. • Memberikan sebuah teks bacaan
kepada setiap kelompok.
• Mengawasi kegiatan diskusi siswa secara keseluruhan.
• Memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk membaca teks tersebut dan memahami isi dari bacaan tersebut.
• Memberikan test yang berkaitan dengan isi bacaan yang telah dibaca dan dipahami.
• Memberikan siswa kesempatan untuk mendiskusikan atau
• memikirkan secara bersama-sama
tugas yang dibeikan guru, sehingga setiap siswa memiliki tanggung jawab secara individu untuk mewakili kelompoknya.
Konfirmasi • Guru mengajukan pertanyaan
terhadap satu kelompok secara acak.
• Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap jawaban temannya.
Penutup • Guru mengemukakan jawaban
yang paling tepat. • Menentukan kelompok yang paling
baik. • Memberikan penguatan kepapa
kelompok yang berprestasi. • Menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
(2) ditetapkan.
• Menerima sebuah teks bacaan untuk didiskusikan dalam kelompok.
• Berdiskusi dalam kelompok.
• Berdiskusi dan bertanya hal-hal yang belum jelas terkait dengan pelaksanaan pembelajaran koopratif kompetitif.
• Mendiskusikan test yang diberikan guru kepada kelompok.
• Mendiskusi test yang diberikan
• guru kepada kelompok, dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui,memahami, dan dapat memberikan jawaban dengan bahasa yang baik benar.
• Siswa menyimak pertanyaan
guru dengan seksama. • Siswa lain memberi tanggapan
terkait dengan jawaban temannya.
• Menyimak penjelasan dengan
baik. • Menyimak komentar guru.
• Menerima penghargaan dari
guru. • Membalas salam dari guru.
6. Sumber dan media Pembelajaran
Buku pelajaran Bahasa Indonesia
LKS Bahasa Indonesia
7. Penilaian
Penilaian memahami isi bacaan
No Aspek yang dinilai Skor Keterangan
1. Ketepatan dalam menentukan tema dari
bacaan.
20
2. Memahami arti kata-kata sulit dalam
bacaan
20
3. Menemukan informasi fakta dan imajinasi
dalam bacaan.
20
4. Menentukan ide pokok paragraf dari
bacaan.
20
5. Menyimpulkan isi bacaan. 20
Jumlah 100
Keterangan
Skor Maksimum
No 1 : 20
No 2 : 20
No 3 : 20
No 4 : 20
No 5 : 20
Jumlah skor : 100
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut:
Nilai Akhir : Skor yang diperoleh
X skor ideal( 100)
Skor maksimal
LAMPIRAN SIKLUS III
LEMBAR KEGIATAN SISWA
Kelas : VIII (delapan)
Semester : II ( genap)
Kompetensi Dasar : 11.2 Menemukan informasi untuk bahan diskusi
Melalui membaca intensif
Sendratari Ramayana, Drama dalam Tarian Khas Jawa
Sendratari Ramayana seni pertunjukan yang cantik, mengagumkan, dan sulit
tertandingi. Pertunjukan ini mampu menyatukan ragam kesenian jawa berupa tari,
drama, dan musik dalam satu panggung dan satu momentum untuk menyuguhkan
kisah Ramayana. Ramayana yaitu epos legendaris karya Walmiki yang ditulis dalam
bahasa Sansekerta.
Kisah Ramayana yang dibawakan pada pertunjukan ini serupa dengan yang
terpahat pada Candi Prambanan. Seperti yang banyak diceritakan, cerita Ramayana
yang terpahat di candi Hindu tercantik mirip dengan cerita dalam tradisi lisan di
India. Jalan cerita yang panjang dan menegangkan itu dirangkum dalam empat lakon
atau babak: penculikan Shinta, misi Hanoman yang ke Alengka, Kematian
Kumabakarna atau Rahwana, dan pertemuan kembali Rama Shinta.
Seluruh cerita disuguhkan dalam rangkaian gerak tari yang dibawakan oleh
para penari yang rupawan dengan diiringi musik gamelan. Anda diajak untuk benar-
benar larut dalam cerita dan mencermati setiap gerakan para penari untuk mengetahui
jalan cerita. Tidak ada dialog yang terucap dari para penari. Satu-satunya penutur
adalah sinden yang menggambarkan jalan cerita lewat lagu-lagu dalam bahasa Jawa
dengan suaranya yang khas.
Cerita dimulai ketika Prabu Janaka mengadakan sayembara untuk
menentukan pendamping Dewi Shinta (putrinya) yang akhirnya dimenangkan Rama
Wijaya. Dilanjutkan dengan petualangan Rama, Shinta, dan adik lelaki Rama yang
bernama Laksmana di Hutan Dandaka. Di hutan itulah mereka bertemu Rahwana
yang ingin memiliki Shinta. Rahwana menggangap Shinta sebagai jelmaan Dewi
Widowati, seorang wanita yang telah lama dicarinya.
Guna menarik perhatian Shinta, Rahwana mengubah seorang pengikutrnya
yang bernama Marica menjadi Kijang. Usaha itu berhasil karena Shinta terpikat dan
meminta Rama memburunya. Laksamana mencari Rama setelah lama tidak kunjung
kembali. Semantara Shinta ditinggalkan dan diberi perlindungan berupa lingkaran
sakti agar Rahwana tidak dapat menculik. Perlindungan itu gagal karena Shinta
berhasil diculik setelah Rahwana mengubah diri menjadi sosok Durna.
Di akhir cerita, Shinta berhasil direbut kembali dari Rahwana oelh Hanoman.
Hanoman adalah sosok kera yang lincah dan perkasa. Namun ketika dibawa kembali,
Rhama justru tidak mempercayai Shinta lagi dan menganggapnya telah ternoda.
Untuk membuktikan kesucian diri, Shinta diminta membakar raganya. Kesucian
Shinta terbukti karena raganya sedikit pun tidak terbakar tetapi justru bertambah
cantik. Rama pun akhirnya menerimanya kembali sebagai istri.
Anda tidak akan kecewa apabila menikmati pertunjukan sempurna ini, sebab
tidak hanya tarian dan musik yang dipersiapkan. Di pertunukan ini pencahayaannya
disiapkan sedemikian rupa, sehingga tidak hanya menjadi sinar yang bisu, tetapi
mampu menggambarkan kejadian tertentu dalam cerita. Begitu pula riasan pada tiap
penari, tidak hanya mempercantik tetapi juga mampu menggambarkan watak tokoh
yang diperankan. Dengan demikian, penonton dapat dengan mudah mengenali meski
tidak ada dialog.
Anda juga tidak hanya dapat menjumpai tarian, tetapi juga adegan menarik
seperti permainan bola api dan kelincahan penari berakrobat. Permaianan bola api
yang menawan dapat dijumpai ketika Hanoman yang semula akan dibakar hidup-
hidup justru berhasil membakar kerajaaan Alengkadiraja milik Rahwana. Sementara
akrobat dapat dijumpai ketika Hanoman berperang dengan para pengikut Rahwana.
Permainan api ketika Shinta hendak membakar diri juga menarik disaksikan.
Di jogjakarta, terdapat dua tempat untuk menyaksikan Sendratari Ramayana .
pertama, di Purawisata jogjakarta yang terletak di jalan Brigjen Katamso, sebelah
timur Kraton Jogjakarta. Anda akan mendapatkan paket makan malam sekaligus
melihat sendratari. Tempat menonton lainya adalah di Candi Prambanan, tempat
cerita Ramayana yang asli terpahat di relief candinya.
(Sumber :www.yogyes.com,dengan pengubahan)
SOAL
1. Tentukanlah tema dari bacaan di atas!
2. Tentukanlah arti kata-kata sulit dalam bacaan di atas!
a. Sayembara b. Momentum
c. Legendaris d. Relief
e. Tradisi f. Akrobat
3. Tentukan informasi fakta dan imajinasi dalam bacaan di atas!
4. Tentukanlah ide pokok paragraf dari bacaan di atas!
5. Simpulkanlah isi dari bacaan di atas !
KUNCI JAWABAN
1. Tema dari bacaan di atas adalah “ Kebudayaan”.
2. Kata-kata sulit dalam bacaan di atas adalah
a. Sayembara artinya perlombaan dengan memperebutkan hadiah.
b. Momentum artinya saat yang tepat.
c. Legendaris artinya menurut atau seperti legenda.menjadi terkenal seperti
dalam legenda.
d. Relief artinya pahatan yang menampilkan perbedaan bentuk dan gambaran
dari permukaan rata di sekitarnya, gambaran timbul pada candi.
e. Tradisi artinya adat kebiasaan turun temurun yang masih dijalankan dalam
masyarakat.
f. Akrobat artinya kemahiran dalam melakukan berbagai ketangkasan.
3. Informasi fakta yang terkandung dalam bacaan di atas adalah Cerita
disuguhkan dalam rangkaian gerak dengan diiringi musik gamelan.
Di jogjakarta, terdapat dua tempat untuk menyaksikan Sendratari Ramayana
pertama, di Purawisata jogjakarta yang terletak di jalan Brigjen Katamso,
sebelah timur Kraton Jogjakarta dan di Candi Prambanan
Informasi imajinasi dalam bacaan di atas adalah Seperti yang banyak
diceritakan, cerita Ramayana yang terpahat di candi Hindu tercantik mirip
dengan cerita dalam tradisi lisan di India.
4. Ide pokok paragraf 1 adalah “Sendratari Ramayana adalah seni pertunjukan
yang cantik , mengangumkan, dan sulit tertandingi ”.Ide pokok paragraf “
Ramayana yang dibawakan pada pertunjukan ini serupa dengan yang terpahat
pada Candi Prambanan”.Ide pokok paragraf 3 adalah “ Cerita disuguhkan
dalam rangkaian gerak tari yang dibawakan oleh para penari dengan diiringi
musik gamelan”.Ide pokok paragraf 4 adalah “ Prabu jenaka mengadakan
sayembara untuk menentukan pendamping Dewi Shinta (putrinya) yang
dimenangkan Rama Wijaya”. Ide pokok paragraf 5 adalah “ Rahwana mengubah
seorang pengikutnya yang bernama Marica guna menarik perhatian Shinta”.Ide
pokok paragraf 6 adalah “ Shinta berhasil direbut kembali dari Rahwana oleh
Hanoman”. Ide pokok paragraf 7 adalah “ Penonton tidak akan kecewa
menikmati pertunjukan ini karena tidak hanya tarian dan musik yang
dipersiapkan dengan sempurna”. Ide pokok paragraph 8 adalah “ Penonton tidak
hanya dapat menjumpai tarian, tetapi juga adegan menarik dari permainan bola
api dan kelincahan penari berakrobat”.
4. Sendratari Ramayana adalah seni pertunjukan yang cantik, mengagumkan, dan
sulit tertandingi. Kisah Ramayana yang dibawakan pada pertunjukan ini serupa
dengan yang terpahat pada Candi Prambanan. Cerita disuguhkan dalam
rangkaian gerak tari yang dibawakan oleh para penari yang rupawan dengan
diiringi musik gamelan. Penonton tidak akan kecewa menikmati pertunjukan ini
karena tidak hanya tarian dan musik yang dipersiapkan dengan sempurna, tetapi
juga adegan menarik dari permainan bola api dan kelincahan penari berakrobat.
Di jogjakarta, terdapat dua tempat untuk menyaksikan Sendratari Ramayana .
pertama, di Purawisata jogjakarta yang terletak di jalan Brigjen Katamso, sebelah
timur Kraton Jogjakarta dan di Candi Prambanan, tempat cerita Ramayana yang
asli terpahat di relief candinya.
RIWAYAT HIDUP
Ni Nyoman Desiani, dilahirkan di Br. Adeng,
tanggal 15 juni 1988, dari pasangan I Made Darsi dan
Ni Ketut Merni merupakan putri Ketiga dari lima
bersaudara (kandung). Menamatkan Sekolah Dasar di
SD No 1 Tegaljadi kemudian melanjutkan Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP N 2 Marga,
kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas
dengan mengikuti Program Paket C hingga tamat tahun 2010.
Setelah tamat SMA pada tahun 2010 saya melanjutkan kejenjang yang
lebih tinggi yakni perguruan Tinggi Swasta Universitas Mahasaraswati Denpasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program SI jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
Empat tahun merupakan waktu yang cukup untuk mengenyam
pendidikan SI, memperoleh banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman yang akan
menjadi bekal saat terjun kedunia kerja yaitu sebagai tenaga pengajar di sekolah.
Besar harapan kedepannya agar ilmu yang saya peroleh selama perkuliahan dapat
dipraktekkan melalui terwujudnya impian untuk menjadi seorang guru yang
profesioanal.
Gambar 01. Peneliti melakukan observasi di kelas VIII/A (Perkenanalan)
Gambar 02. Peneliti menjelaskan materi tentang Memahami Isi Bacaan
Melalui Pembelajaran Kooperatif Kompetitif
Gamabar 03. Peneliti menugaskan siswa untuk kerja kelompok tentang
materi Memahami Isi Bacaan
Gambar 04. Peneliti Mengawasi Kegiatan Pembelajaran
Gambar 05. Peneliti Mengawasi kegiatan Pembelajaran