PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
MATA PELAJARAN IPS MATERI KERAGAMAN
SUKU BANGSA DI INDONESIA
MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT
DENGAN MEDIA PAPAN FLANEL
PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2
MI AL-MAHMUD KUMPULREJO 01
KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA
TAHUN PELJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh :
Muhammad Alwi Syarif
23040-15-0181
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
MATA PELAJARAN IPS MATERI KERAGAMAN
SUKU BANGSA DI INDONESIA
MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT
DENGAN MEDIA PAPAN FLANEL
PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2
MI AL-MAHMUD KUMPULREJO 01
KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA
TAHUN PELJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh :
Muhammad Alwi Syarif
23040-15-0181
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
ii
iii
iv
v
MOTTO
ه ايها الىاس اوا خلقىكم م قبائل لتعازفىا ي اوثى وجعلىكم شعىبا و ان اكسمكم عىد الل ذكس و
علممخ خبمسخ ان الل اتقٮكم
Artinya : “Wahai manusia ! sungguh Kami telah menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan kemudian Kami jadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal. Sungguh yang paling mulia diantara kamu di sisi
Allah ialah orang paling beetakwa. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui, Maha teliti” Q.S. Al-Hujurat ayat 13 (Sumber : Al-
Qur’an dan terjemahannya).
vi
PERSEMBAHAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Bapak dan ibu yang tersayang, Agus Safi i dan Kamaliyah yang seantiasa
memberikan kasih dan sayangnya
2. Saudara sepupu beserta keluarga yang senantiasa memberikan dukungan
3. Kakak sepupu, Ashfiyatus Surayya yang selalu memberikan dukungan dan
semangat
4. Sahabat seperjuangan dalam mengerjakan skripsi, Wini Mahkomah, Mudi
5. Sahabatku, Bayu Aji Ardefiansah, Adhik Kurniawan, Nur Widayati, Tomi
Santana, Muhammad Sholehudin, Abu Abdirahman, M Nurul Izha Maulana,
Firda Yulianti, Irmayanti Nur Aini
6. Bapak Ibu Dosen IAIN Salatiga
7. MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 yang telah membantu demi kelancaran
skripsi ini
8. Teman-teman PPL maupun KKN yang senantiasa memberikan dukungan dan
do’a
Semoga Allah senantiasa melimpahkan kebaikan, keberkahan dan juga
memberikan balasan yang berlipat ganda kepada kalian semua.Penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
penyempurnaan skripsi ini.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatakan kehadirat Allah SWT yang telah
melimphkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelasikan
skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ips Materi
Keragaman Suku Bangsa Di Indonesia Melalui Strategi Pembelajaran Card Sort
Dengan Media Papan Flanel Pada Siswa Kelas Iv Semester 2 Mi Al-Mahmud
Kumpulrejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun Peljaran 2018/2019”.
Shalawat serta salam tak lupa senantiasa penulis hatiurkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang senantiasa penulis harapkan syafa’atnya di hari akhir
kelak.
Penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan memberikan bantuan kepada penulis demi
terselesaikannya skripsi ini. Beribu teerimakasih penulis ucapkan kepada :
1. Prof. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag, selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3. Dr. Peni Susapti, S.Si, M.Si selaku ketua jurusan PGMI IAIN Salatiga
4. Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I, selaku Dosen Pembimbing Skripsi
5. Khulatul Lutfiah, M.Pd.I, selaku Dosen Pembimbing Akademik
6. Bapak Ibu Dosen beserta seluruh staf dan karyawan IAIN Salatiga
7. K.H. Drs. Masyhudi, M.Pd.I, selaku Kepala Madrasah MI Al-Mahmud
Kumpulrejo 01 Salatiga
viii
ix
ABSTRAK
Syarif, Muhammad Alwi. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran
IPS Materi Keragaman Suku Bangsa Di Indonesia Melalui Strategi
Pembelajaran Card Sort Dengan Media Papan Flanel Pada Siswa Kelas
IV Semester 2 MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota
Salatiga Tahun Peljaran 2018/2019.Skripsi.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.Jurusan Guru Madrasah Ibtida’iyah.Institut Agama Islam
Negeri. Pembimbing Dra. UrifatunAnis, M.Pd.I
Kata Kunci : Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran Card Sort, Media Papan Flanel
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya capaian hasil belajar siswa
kelas IV dalam mata pelajaran IPS khususnya materi keragaman suku bangsa di
Indonesia yang masih berada di bawah KKM.Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bahwa melalui strategi card sort dengan media papan
flanel dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV semester 2 mata pelajaran
IPS materi keragaman suku bangsa di Indonesia MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
Metode penelitian dalam penelitian ini adalah PTK atau Penelitian
Tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus dimana pada setiap siklusnya terdiri
atas empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan juga
refleksi.Adapun metode dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan tes, dokumentasi, observasi. Adapun analisis data pada
penelitian ini adalah dengan membandingkan hasil belajar yang dicapai siswa
pada setiap siklus dengan KKM, sedangkan tolok ukur keberhasilan dalam
penelitian ini adalah berdasarkan indikator keberhasil secara individu maupun
indikator keberhasilan secara klasikal.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah penggunaan strategi card sort
dengan media papan flanel dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV mata
pelajaran IPS materi Keragaman Suku Bangsa di Indonesia. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengannilai rata-rata siswa pada tahap pra siklus yang awalnya hanya
mencapai 66,55 dengan persentase siswa yang telah tuntas hasil belajarnya
mencapai 58,6% menjadi 74,13 dengan persentase siswa yang telah tuntas hasil
belajarnya mencapai68,96% pada tahap siklus I. kemudian menjadi 80,34 dengan
persentase siswa yang telah tuntas hasil belajarnya mencapai 86,2% pada tahap
siklus II.
x
DATAR ISI
COVER…………………………………………………………………………...i
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………………ii
DEKLARASI DAN PERNYATAAN KESEDIAAN PUBLIKASI…………..iv
MOTTO………………………………………………………………………….v
PERSEMBAHAN………………………………………………………………..vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..vii
ABSTRAK……………………………………………………………………….ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..x
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...….xii
DAFTAR TABEL……………………………………………………...………xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...xiv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………....1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….7
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………..8
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………………8
E. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan……………………………..9
F. Definisi Operasional………………………………………………………...10
G. Metode Penelitian…………………………………………………………...14
H. Analisis Data………………………………………………………………...19
I. Sistematika Penulisan……………………………………………………….20
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………23
A. Kajian Teori…………………………………………………………………23
B. Kajian Pustaka………………………………………………………………50
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN………………………………………53
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………………………...53
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian…………………………………………...58
1. Pra Siklus………………………………………………………………...58
2. Siklus I…………………………………………………………………...60
xi
3. Siklus II……………………………………………………………………64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………...68
A. Deskripsi Paparan Siklus…………………………………………………...68
B. Pembahasan…………………………………………………………………78
BAB V PENUTUP……………………………………………………………….82
A. Kesimpulan…………………………………………………………………..82
B. Saran………………………………………………………………………….83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Mode Penelitian Tindakan Kelas…………………………………...15
Gambar 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus……………………………………...71
Gambar 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I………………………………………...75
Gambar 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II……………………………………….78
Gambar 4.4 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus Sampai Siklus II……………...…....81
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keragaman Suku Bangsa DI Indonesia……………………………….43
Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana Pendidikan……………………………………..54
Tabel 3.2 Jumlah Tenaga Pendidik / Guru……………………………………….55
Tabel 3.3 Data Siswa Kelas IV .………………………………………………...56
Tabel 3.4 Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas IV .………………………………59
Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus………………………………………………………..69
Tabel 4.2 Nilai Siklus I…………………………………………………………..72
Tabel 4.3 Nilai Siklus II………………………………………………………….76
Tabel 4.4 Capaian Hasil Belajar Siswa…………………………………………..79
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Siklus I
Lampiran 2 Lembar Observasi Guru Siklus I
Lampiran 3 Lembar Observasi Siswa Siklus I
Lampiran 4 RPP Siklis II
Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa Siklus II
Lampiran 7 Soal Evaluasi
Lampiran 8Hasil Belajar Siswa
Lampiran 9 Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran 10Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 11Surat Izin Penelitian
Lampiran 12Keterangan Penelitian MI
Lampiran 13Laporan SKK
Lampiran 14Lembar Konsultasi
Lampiran 15Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat dikatakan sebagai salah satu
mata pelajaran yang perlu untuk dipelajari dan dikuasai sejak di tingkat
pendidikan dasar seperti Madrasah Ibtida’iyah dan Sekolah Dasar. Oleh
karena itu, guru sebagai pengajar diharapkan mampu membuat kegiatan
belajar yang menyenangkan khususnya pada mata pelajaran IPS dengan
harapan agar pembelajaran IPS tidak terkesan menjenuhkan bagi siswa.
Menurut Trianto (2015:171). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan
integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial
dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu
pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial
(sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya).
Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa siswa perlu untuk
mempelajari IPS, karena dengan mempelajari IPS, siswa dapat belajar
mengenai sosiologi yang berkaitan dengan kedudukannya sebagai anggota
dalam bermasyarakat, mengingat manusia merupakan makhluk sosial yang
tentunya memerlukan interaksi sosial dengan orang lain dalam
kehidupannya sehari-hari. Adapula sejarah, yang mempelajari tentang
kejadian yang pernah terjadi di masa lalu, mengingat kita juga perlu
2
mengetahui sejarah, karena dengan mempelajari sejarah kita dapat
mengetahui dan mengambil pelajaran dari hal-hal atau kejadian yang
pernah terjadi di masa lalu. Selain itu, ada juga geografi, yang mempelajari
tentang letak dari suatu daerah, dengan mempelajari geografi, kita dapat
mengetahui tentang letak daerah yang kita tempati ataupun daerah yang
ingin kita kunjungi. Ada juga ekonomi, yang tentunya perlu juga untuk
dipelajari oleh siswa karena dengan mempelajari ekonomi siswa dapat
mengenal berbagai hal yang berkaitan dengan ekonomi, misalnya,
kegiatan ekonomi maupun fungsi uang yang kerap mereka temui dalam
kehidupan sehari-hari. Adapula politik dan hukum, yang mempelajari
tentang bagaimana sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang
berlaku di suatu negara baik itu negara yang ditempatinya maupun negara
lain. Terakhir adalah budaya, di mana dengan mempelajari budaya, siswa
dapat mengenal betapa banyak dan berharganya warisan dari para leluhur.
Kita semua tahu bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan
keragaman, tak hanya budaya saja yang beragam, akan tetapi suku bangsa
di Indonesia juga beragam, mengingat Indonesia yang terdiri atas banyak
pulau yang mana pada setiap pula memiliki beraneka macam suku bangsa
yang sangatlah beragam.
Keragaman suku bangsa yang ada di Indonesia janganlah kita
jadikan sebagai sebuah permasalahan, karena Allah menciptakan kita
bersuku-suku dan berbangsa agar kita saling mengenal. Sebagaimana yang
telah difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Hujurat Ayat 13 :
3
ايها الىاس قبائل لتعازفىا ي اوثى وجعلىكم شعىبا و ه ذكس و ان اكسمكم اوا خلقىكم م
علممخ خبمسخ ان الل اتقٮكم عىد الل
Yang artinya : “Wahai manusia ! sungguh Kami telah menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan kemudian
Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia
diantara kamu di sisi Allah ialah orang paling beetakwa.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha teliti (Sumber :
Al-Qur’an dan terjemahannya).
Berdasarkan ayat di atas, kita dapat mengetahui bahwa berbeda
suku bangsa janganlah kita jadikan sebagai alasan untuk bertengkar,
karena sesungguhnya Allah menciptakan kita berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku adalah agar kita saling mengenal satu dengan yang lainnya,
yang mana dari proses saling mengenal tersebut kita dapat berusaha untuk
menghargai perbedaan yang ada dan juga dari perbedaan tersebut kita bisa
saling belajar.
Belajar merupakan suatu aktivitas yang tentunya dilakukan oleh
setiap manusia mulai dari masa kanak-kanak sampai dengan dewasa dan
bahkan juga samapai usia lanjut. Hal ini dikarenakan belajar adalah suatu
hal yang diperlukan oleh manusia. Terlebih lagi, dengan belajar, manusia
dapat menambah ilmu pengetahuan dan juga belajar dapat merubah
perilaku manusia menjadi lebih baik. R. Gagne (1989) dalam Susanto
(2013:1) menyatakan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai suatu
proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak dapat
4
dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu
kegiatan di mana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa
dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Bukan hanya di dalam ruang kelas ataupun sekolah saja, belajar
juga dapat dilaksanakan dimanapun dan kapanpun. Kita dapat belajar atau
mengambil pelajaran dari siapapun. Maka dari itu, kita tidak bisa
mengelak atau mencari alasan untuk berhenti belajar karena belajar adalah
proses yang berlangsung sepanjang hayat, mengingat belajar adalah salah
satu dari sekian banyak kebutuhan hidup manusia, karena dengan belajar
manusia dapat memperbaiki dan mengembangkan kemampuan dalam hal
pengetahuan, sikap, serta keterampilan. Tentunya hal ini akan membawa
manfaat bagi dirinya di masa mendatang.
Mendapatkan hasil belajar yang baik adalah harapan dari setiap
siswa dan pengajar setelah mereka selesai melaksanakan kegiatan belajar.
Guru sebagai pendidik, berupaya semaksimal mungkin untuk membuat
kegiatan belajar yang menyenangkan. Hal ini dilakukan agar siswa
berminat untuk mengikuti kegiatan belajar, yang pada akhirnya siswa bisa
mendapatkan hasil belajar yang diharapkan, baik oleh guru maupun siswa
itu sendiri.
Sekarang ini, sebagian besar guru dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa hanya melalui ceramah saja, seperti halnya pada
mata pelajaran IPS. Guru diharapkan dapat menggunakan strategi maupun
media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkannya
5
kepada siswa dikarenakan hal ini dapat menentukan tercapai atau tidaknya
tujuan pembelajaran.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar IPS perlu
kiranya dicoba menerapkan strategi pembelajaran dan media yang dapat
membuat kegiatan pembelajaran menjadi tidak membosankan. Dengan
kegiatan pembelajaran yang tidak membosankan ini, diharapkan siswa
dapat menggemari dan tertarik minatnya dalam mengikuti pembelajaran.
Adapun strategi dan media pembelajaran yang dapat diterapkan adalah
strategi pembelajaran card sort dengan menggunakan media papan flanel.
Menurut Zaini (2008:50) card sosrt merupakan kegiatan
kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik,
klasifikasi, fakta, tentang obyek, atau mereview informasi. Gerakan fisik
yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisirkan kelas
yang jenuh atau bosan.
Media papan flanel menurut Sadiman (1996:49) adalah media
grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada
sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga
praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot
dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali
Berdasarkan penjelasan di atas, alasan mengapa peneliti memilih
menggunakan strstegi pembelajaran card sort dengan media papan flanel
adalah karena dengan menggunakan strategi pembelajaran card sort dapat
membantu guru dalam mendinamisir kelas yang membosankan melalui
6
gerakan fisik yang dominan. Selain dapat mendinamisir kelas yang
membosankan, menurut peneliti gerakan fisik yang dilakukan siswa saat
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran ini
juga dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran, selain itu strategi pembelajaran card sort juga dapat
digunakan oleh guru untuk mereview informasi. Sedangkan alasan
mengapa peneliti m memilih menggunakan media papan flanel adalah
karena media ini efektif untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada
sasaran tertentu, selain itu media ini dapat dilipat sehingga praktis dan juga
beberapa gambar yang hendak disajikanpun dapat dengan mudah dipasang
maupun dilepas sehingga menjadikannya dapat digunakan berulang kali.
Banyaknya capaian hasil belajar siswa kelas IV dalam mata
pelajaran IPS khususnya materi keragaman suku bangsa di Indonesia yang
masih berada di bawah KKM, hal ini dikarenakan dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran materi pelajaran yang disampaiakan oleh guru
kepada siswa hanya melalui ceramah saja. Dalam kegiatan pembelajaran
guru diharapkan dapat menggunakan strategi maupun media pembelajaran
yang mana dalam hal ini dapat menarik minat siswa untuk belajar mata
pelajaran IPS. Dari pengamatan yang peneliti lakukan ketika
melaksanakan observasi di MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga, guru
dalam menyampaikan materi pelajaran hanya melalui ceramah saja. Hal
inilah yang mengakibatkan pembelajaran menjadi membosankan,
khususnya pembelajaran IPS. Selain itu, pembelajaran IPS yang
7
membosankan juga dapat membuat minat siswa menjadi berkurang dalam
mempelajari mata pelajaran IPS, yang mengakibatkan lebih dari 15%
siswa memperoleh capaian hasil belajar yang masih berada di bawah
KKM. Dari 29 siswa, hanya 17 siswa saja yang mampu mencapai KKM.
Pada mata pelajaran IPS kelas IV khususnya materi keragaman suku
bangsa di Indonesia, masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum
mencapai KKM yang telah ditentukan. Adapun alasan mengapa peneliti
memilih MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 sebagai lokasi penelitian adalah
karena peneliti pernah melaksanakan kegiatan PPL di MI tersebut.
Untuk menjawab permasalahan di atas penulis mengangkat judul
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Materi Keragaman
Suku Bangsa di Indonesia Melalui Strategi Pembelajaran Card Sort
Dengan Media Papan Flanel Pada Siswa Kelas IV Semester 2 Mi Al-
Mahmud Kumpulrejo 01, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah melalui strategi
pembelajaran card sort dengan media papan flanel dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas IV semester 2 mata pelajaran IPS materi
keragaman suku bangsa di Indonesia MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01,
Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019 ?
8
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui bahwa melalui
strategi pembelajaran card sort dengan media papan flanel dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV semester 2 mata pelajaran IPS
materi keragaman suku bangsa di Indonesia MI Al-Mahmud Kumpulrejo
01, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Didapat sebuah pengetahuan baru mengenai pembelajaran IPS
melalui penerapan strategi pembelajaran card sort dengan media papan
flanel pada siswa kelas IV semester 2 mata pelajaran IPS materi
keragaman suku bangsa di Indonesia MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01,
Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Diharapkan hasil dari dilakasanakannya penelitian ini
adalah dapat mempermudah siswa dalam memahami mata
pelajaran IPS materi keragaman suku bangsa di Indonesia sehingga
dapat meningkatkan hasil belajarnya.
b. Bagi Guru
Adapun manfaat dari dilaksanakannya penelitian ini bagi
guru adalah untuk mengetahui kemampuannya dalam
melaksanakan pembelajaran IPS dalam penyampaian materi
9
keragaman suku bangsa di Indonesia melalui strategi pembelajaran
card sort dengan menggunakan media papan flanel.
c. Bagi Sekolah
Adapun manfaat dari pelaksanaan penelitian ini bagi
sekolah adalah, diharapkan MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 dapat
mengambil manfaat dengan adanya peningkatan dari hasil belajar
siswa kelas IV mata pelajaran IPS materi keragaman suku bangsa
di Indonesia yang nantinya dapat digunakan sebagai rujukan
ketika mengambil suatu keputusan dalam menjalankan kegiatan
belajar mengajar pada masa yang akan datang.
E. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Strategi pembelajaran card sort dengan media papan flanel
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV semester 2 mata
pelajaran IPS materi keragaman suku bangsa di Indonesia MI Al-
Mahmud Kumpulrejo 01, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan strategi card sort dengan media papan flanel dapat
dianggap berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai
adapun indikator yang dapat dirumuskan adalah :
10
a. Secara Individu
Adanya peningkatan pemahaman para siswa terhadap
materi keragaman suku bangsa di Indonesia yaitu mampu
mencapai nilai >70.
b. Secara Klasikal
Indikator keberhasilan hasil belajar secara klasikal
mencapai > 85% dari jumlah siswa yang mencapai KKM yang
telah ditetapkan.
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Setealah melakukan kegiatan belajar, siswa pastilah
mengharapkan dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Menurut
Mulyasa (2009:248) hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta
didik secara keseluruhan, yang menjadi indikator kompetensi dasar dan
derajat perubahan perilaku yang bersangkutan. Kemudian menurut
Susanto (2013:5) makna hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif
dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Secara sederhana, hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu
sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya
11
guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar
adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan
instruksional (Susanto, 2013 :5).
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat kita ketahui bahwa hasil
belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang
membuat beberapa perubahan yang terjadi pada siswa, di mana setelah
melaui kegiatan belajar, siswa memperoleh kemampuan. Baik itu
kemampuan yang menyangkut dalam aspek kognitif, afektif maupun
psikomotor. Prestasi belajar dari siswa inilah yang dijadikan sebagai
indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang
bersangkutan. Sedangkan siswa yang dikatakan telah memperoleh
keberhasilan dalam kegiatan belajar adalah siswa yang telah mampu
mencapai beberapa tujuan dari kegiatan pembelajaran.
2. Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut Trianto (2015:171) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti
sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hokum dan budaya. Ilmu
Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial
yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan
cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum dan budaya). Hakikat IPS Menurut Gunawan (2013:17-
18) adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai
makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Sedangkan
12
pengertian IPS menurut Gunawan (2013:48) adalah suatu bahan kajian
yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan
modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan
sejarah, geografi, sosiologi, antropologi dan ekonomi.
Berdasarkan uraian di atas dapat, kita ketahui bahwa Ilmu
pengetahuan sosial merupakan bahan kajian mengenai berbagai cabang
ilmu-ilmu sosial. Yang pada hakikatnya IPS merupakan telaah tentang
manusia dengan dunianya dimana manusia sebagai makhluk sosial
selalu hidup bersama dengan sesamanya, mengingat manusia yang
selalu membutuhkan bantuan dari orang lain dan memerlukan interaksi
dengan orang lain dalam kehidupannya sehari-hari.
3. Strategi pembelajaran card sort
Strategi ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa
digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta,
tentang obyek, atau mereview informasi. Gerakan fisik yang dominan
dalam strategi ini dapat membantu mendinamisirkan kelas yang jenuh
atau bosan. (Zaini, 2008:50).
Adapun langkah-langkah dari strategi ini adalah sebagai
berikut :
a. Setiap peserta didik diberi potongan kertas yang berisi informasi
atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori. Berikut
beberapa contoh :
1) Karakteristik hadis sahih
13
2) Nouns, verbs, adverbs dan preposition
3) Ajaran Mu’tazilah
4) Dan lain-lain
b. Mintalah peserta didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam
kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama. (Anda
dapat mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau
membiarkan siswa menemukannya sendiri).
c. Peserta didik dengan kategori yang sama diminta
mempresentasikan kategori masing masing di depan kelas.
d. Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan
poin-poin penting terkait materi pelajaran (Zaini, 2008 :50-51).
4. Media papan flanel
Media papan flanel menurut Sadiman (1996:49) adalah media
grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu
kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat
dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat
dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-
kali.
Dari pengertian di atas, dapat kita ketahui bahwa Papan flanel
merupakan media grafis berupa papan yang dilapisi oleh kain flanel.
Di mana dengan media ini, gambar-gambar atau bahan ajar yang
hendak disampaikan oleh guru kepada siswa dapat dengan mudah
14
ditempelkan maupun dilepas dan juga dilipat sehingga menjadikannya
praktis serta dapat digunakan berulang kali.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Suhardjono
dalam Arikunto (2008:58) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Selain itu
Suhardjono dalam Arikunto (2008:60) menambahkan bahwa tujuan
utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang
terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan
untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah
mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang
dilakukan.
2. Subjek dan Lokasi Penelitian
a. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek dalam pelaksanaan penelitian
ini adalah siswa kelas IV MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 dengan
jumlah keseluruhan sebanyak 29 siswa. Yang menjadi dasar
pertimbangan kenapa memilih subjek ini adalah karena banyaknya
capaian hasil belajar siswa kelas IV dalam mata pelajaran IPS
15
materi keragaman suku bangsa di Indonesia yang masih di bawah
KKM.
b. Lokasi
Adapun tempat atau lokasi dilaksanakannya penelitian ini
adalah di MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01, Kecamatan Argomulyo,
Kota Salatiga.
3. Langkah-langkah / Siklus Penelitian
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian
tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar
terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4) refleksi. Arikunto (2008:16).
Adapun skema dari model Penelitian Tindakan Kelas atau PTK adalah
sebagai berikut :
Gambar 1.1 Model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008:16)
16
Adapun model dan penjelasan untuk masin-masing tahap
adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Tahapan yang pertama adalah tahap perencanaan. Dalam
penelitian tindakan kelas ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan
pada tahap perencanaan ini adalah :
1) Mempersiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan
kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran
2) Mempersiapkan media ataupun strategi pembelajaran yang
akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran
3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
nantinya akan dipergunakan sebagai acuan pada tahapan
pelaksanaan dalam penelitian.
4) Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa
5) Mempersiapkan lembar observasi untuk guru
b. Pelaksanaan tindakan
Tahapan yang kedua adalah tahapan pelaksanaan tindakan.
Dalam tahapan pelaksanaan tindakan ini yang menjadi acuan
adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
c. Pengamatan
Tahapan yang ketiga adalah tahapan pengamatan atau
observasi. Menurut Susilo (2010 : 22) Kegiata observasi atau
pengamatan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk
17
mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif
tentang perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari
tindakan (aksi) yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk
data.
Adapun aspek yang diamati oleh peneliti dalam tahapan ini
adalah aktivitas yang dilakukan oleh guru selama pembelajaran
maupun aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran.
Sedangkan hasil yang diperoleh dari kegiatan pengamatan atau
observasi ini akan dituliskan dalam lembar observasi yang telah
disusun.
d. Refleksi
Tahapan yang terakhir adalah tahap refleksi. Tahapan ini
dilakukan setelah melaksanakan kegiatan perencanaan,
pelaksanaan tindakan dan pengamatan.
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasar data yang
telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna
menyempurnakan tindakan yang berikutnya. (Warso, 2017 : 27).
Dalam tahap refleksi ini, akan dikaji secara menyeluruh tindakan
yang sudah dilaksanakan oleh peneliti. berdasarkan data yang telah
dikumpulkan, dan selanjutnya akan dilaksanakan evaluasi dengan
tujuan untuk menyempurnakan tindakan yang selanjutnya.
18
4. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini, instrumen penelitian yang
digunakan peneliti adalah sebagai berikut :
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat oleh peneliti
yang dapat dipergunakan sebagai acuan dalam melaksanakan tahap
pelaksanaan tindakan.
b. Lembar observasi guru, yaitu lembar pengamatan yang berisikan
penilaian yang dilakukan peneliti terdahap guru ketika guru
melaksanakan proses pembelajaran.
c. Lembar observasi siswa, yaitu lembar pengamatan yang berisikan
penilaian yang dilakukan peneliti terdahap siswa ketika siswa
mengikuti proses pembelajaran.
d. Tes, yaitu serangkaian beberapa pertanyaan yang diberikan kepada
subjek penelitian. Adapun jenis pertanyaan yang digunakan berupa
pilihan ganda.
5. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Menurut Susilo (2010 : 22) Kegiata observasi atau
pengamatan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk
mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif
tentang perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari
19
tindakan (aksi) yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk
data.
b. Tes
Adapun tujuan dari diberikannya serangkaian beberapa
pertanyaan kepada subjek penelitian adalah untuk mengetahui
maupun mengukur seberapa kemampuan dari subjek penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data
yang digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai kegiatan
pembelajaran yang sedang berlangsung melalui kegiatan
pengambilan gambar atau foto.
H. Analisis Data
Setelah data terkumpul lengkap, maka selanjutnya data tersebut
dianalisis untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian yang telah
dilakukan. Analisis data dilakukan melalui cara membandingkan capaian
hasil belajar yang diperoleh siswa pada tiap siklus dengan KKM yang
telah ditentukan yaitu 70. Oleh karena itu, seorang siswa dapat dikatakan
telah tuntas bila hasil belajar yang dicapai oleh siswa > 70. Sebaliknya,
seorang siswa dikatakan belum tuntas bila hasil belajar yang dicapai oleh
siswa < 70. Peneliti melakukan analisis data menggunakan analisa data
berupa persentase sebagai berikut :
20
1. Penilaian rata-rata
Adapun rumus yang dapat digunakan untuk memperoleh nilai
rata-rata adalah sebagai berikut :
X = ∑
Keterangan :
X = nilai rata-rata
∑ = jumlah semua nilai siswa
c = jumlah siswa
2. Rumus ketuntatasan belajar siswa
p =
x 100%
Keterangan :
P = jumlah nilai dalam persen
F = jumlah siswa yang tuntas belajar
N = jumlah siswa
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi mengenai hasil tindakan kelas ini
diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran pembahasan dalam
penulisan skripsi sehingga dapat mempermudah dalam mencerna atau
memahami beberapa masalah yang yang akan dibahas. Maka akan disusun
sistematika sebagai berikut:
21
1. Bagian Awal
Pada bagian awal ini terdiri atas halaman sampul, lembar
berlogo, halaman judul, lembar persetujuan pembimbing, pernyataan
keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak,
daftar isi, daftar tabel, daftar diagram, dan daftar lampiran.
2. Bagian inti
Bab I berisi tentang pendahuluan yang terdiri atas latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, hipotesis dan indikator keberhasilan, definisi operasional,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II berisi tentang landasan teori yang menjelaskan tentang
hasil belajar, ilmu pengetahuan sosial, materi keragaman suku bangsa
di Indonesia, strategi pembelajaran card sort, dan media pembelajaran
papan flanel serta kajian pustaka.
Bab III berisi tentang pelaksanaan penelitian yang menjelaskan
tentang gambaran umum lokasi penelitian dan deskripsi pelaksanaan
penelitian.
Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang
meliputi hasil observasi pada tahap pra penelitian, hasil penelitian,
deskripsi paparan siklus dan pembahasan.
Bab V yang berisi tentang kesimpulan dan saran.
22
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir terdiri atas daftar pustaka, lampiran-
lampiran, dan daftar riwayat penulis.
23
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu aktivitas yang tentunya dilakukan
oleh setiap manusia mulai dari masa kanak-kanak sampai dengan
dewasa dan bahkan juga sampai usia lanjut. Hal ini dikarenakan
belajar adalah suatu hal yang diperlukan oleh manusia. Terlebih
lagi, dengan belajar, manusia dapat menambah ilmu pengetahuan
dan juga belajar dapat merubah perilaku manusia menjadi lebih
baik. R. Gagne (1989) dalam Susanto (2013:1) menyatakan bahwa
belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar
dan mengajar merupakan konsep yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan di
mana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan
siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Kemudian menurut
Sardiman (2004) dalam Fathurrohman dan Sulistyorini (2018:8),
belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga
ke liang lahat.
24
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat kita
simpulkan bahwa belajar adalah suatu proses dimana seseorang
mengalami perubahan perilaku akibat pengalamannya yang mana
proses ini berlangsung selama seumur hidup atau sepanjang hayat.
Kita semua tahu bahwa dengan belajar akan menambah
ilmu yang kita miliki. Selain menambah ilmu, dengan belajar maka
derajat kita akan diangkat oleh Allah, hal ini dikarenakan Allah
akan mengangkat derajat orang-orang yang di beri ilmu, sesuai
firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Mujadalah ayat 11 :
ا اذا قمل لـكم تفسحىا فى المجل ايها الريه امىى ش فا فسحىا يفسح الل ي
ىا وا لريه اوت الريه امىىا مىكم وا فا وشزوا يسفع الل ذا قمل اوشز وا لـكم
بما تعملىن خبمسخ والل العلم دزجت
Yang artinya : Wahai orang-orang yang beriman ! Apabila
dikatakan kepadamu “berilah kelapangan di dalam
majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka
berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat
(derajat) orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat. Dan Allah maha teliti apa yang kamu
kerjakan. (Sumber: Al-Qur’an dan terjemahannya).
b. Pengertian Hasil Belajar
Setelah melakukan kegiatan belajar, siswa pastilah
mengharapkan dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Menurut
Mulyasa (2009:248) hasil belajar merupakan prestasi belajar
25
peserta didik secara keseluruhan, yang menjadi indikator
kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang
bersangkutan. Kemudian menurut Susanto (2013:5) makna hasil
belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa,
baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Secara sederhana, hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu
sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif
menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional,
biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil
dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran atau tujuan instruksional (Susanto, 2013 :5).
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat kita ketahui bahwa
hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan
yang membuat beberapa perubahan yang terjadi pada siswa, di
mana setelah melaui kegiatan belajar siswa memperoleh
kemampuan. Baik itu kemampuan yang menyangkut dalam aspek
kognitif, afektif maupun psikomotor. Prestasi belajar dari siswa
inilah yang dijadikan sebagai indikator kompetensi dasar dan
derajat perubahan perilaku yang bersangkutan. Sedangkan siswa
yang dikatakan telah memperoleh keberhasilan dalam kegiatan
26
belajar adalah siswa yang telah mampu mencapai tujuan-tujuan
dari pembelajaran.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Memperoleh prestasi belajar yang baik adalah harapan
semua siswa, akan tetapi hasil belajar yang dicapai oleh setiap
siswa pastilah berbeda-beda dikarenakan beberapa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Adapun beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar diantaranya adalah
sebagai berikut:
1) Faktor yang berasal dari dalam diri siswa
a) Faktor jasmaniah (fisiologis)
Salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa adalah faktor jasmaniah atau faktor
fisik. Menurut Fathurrohman dan Sulistyorini (2018:122)
faktor jasmaniah ini adalah berkaitan dengan kondisi pada
organ-organ tubuh manusia yang berpengaruh pada
kesehatan manusia. Siswa yang memiliki kelainan seperti
cacat tubuh, kelainan fungsi kelenjar tubuh yang membawa
kelainan tingkah laku dan kelainan pada indra, terutama
indra penglihatan dan pendengaran akan sulit menyerap
informasi yang diberikan guru di dalam kelas.
Dari uraian di atas, kita dapat mengetahui bahwa
kesehatan jasmaniah atau fisik pada peserta didik juga
27
mengambil peranan dalam pencapaian hasil belajarnya, di
mana peserta didik yang mengalami gangguan terutama
pada penglihatan dan pendengaran akan mengalami
kesulitan dalam menerima informasi yang diberikan oleh
guru kepadanya.
b) Faktor Psikologis
Selain faktor jasmaniah atau faktor fisiologis, faktor
psikologis juga dapat memberikan pengaruh terhadap
prestasi belajar pada siswa. Faktor psikologis dapat berasal
dari sifat bawaan siswa sejak lahir maupun dari apa yang
sudah siswa peroleh dari kegiatan belajar. Adapun beberapa
faktor yang termasuk dalam faktor psikologis adalah
sebagai berikut :
(1) Intelegensi atau kecerdasan
Menurut Fathurrohman dan Sulistyorini
(2018:123) intelegensi merupakan salah satu aspek
yang penting dan sangat menentukan berhasil tidaknya
seorang anak dalam belajar, manakala anak memiliki
intelegensi yang normal tetapi prestasi belajarnya
sangat rendah sekali. Hal ini tentu disebabkan oleh hal-
hal yang lain, misalnya sering sakit, tidak pernah
belajar di rumah dan sebagainya. Kalau anak memiliki
intelegensi dibawah normal, maka sulit baginya untuk
28
bersaing dalam pencapaian prestasi tinggi dengan anak
yang mempunyai intelegensi normal atau di atas
normal.
Dari uaraian di atas, dapat kita dapat mengetahui
bahwa intelegensi atau kecerdasan yang dimiliki oleh
anak juga dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya
sang anak dalam belajar. Jika tingkat intelegensi yang
dimiliki oleh anak ada di bawah normal maka akan
mengakibatkan anak tersebut mengalami kesulitan
untuk bersaing dengan anak yang mempunyai tingkat
intelegensi yang normal atau di atas normal.
(2) Bakat
Menurut Slameto dalam Fathurrohman dan
Sulistyorini (2018:124) Bakat adalah kemampuan
untuk belajar dan kemampuan ini baru akan terealisasi
menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau
berlatih.
Dari uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa
belajar dan berlatih merupakan cara untuk
merealisasikan kemampuan yang dimiliki agar dapat
menjadi kecakapan yang nyata. Mengingat dengan
belajar dan berlatih dapat meningkatkan kemampuan
yang dimiliki.
29
(3) Minat
Menurut Slameto dalam Fathurrohman dan
Sulistyorini (2018:125) minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan.
Dari pengertian di atas, dapat kita ketahui bahwa
minat pada siswa juga ikut memberikan pengaruh
terhadap prestasi belajar. Bila siswa kurang berminat
dalam belajar maka tidak menutup kemungkinan kalau
siswa tersebut akan kurang memperhatikan ketika guru
menyampaikan materi pelajaran dalam kegiatan
pembelajaran.
(4) Motivasi
Menurut Gintings dalam Fathurrohman dan
Sulistyorini (2018:126) dalam pembelajaran, motivasi
adalah sesuatu yang menggerakkan atau mendorong
siswa untuk belajar atau menguasai materi pelajaran
yang sedang diikutinya.
Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui
bahwa motivasi juga memberikan pengaruh terhadap
prestasi belajar siswa. Bila siswa tidak memiliki
motivasi maka akan mengakibatkan dirinya tidak
30
terdorong atau tergerak untuk menguasai maupun
mempelajari materi pelajaran yang sedang diikutinya.
(5) Sikap Siswa
Menurut Slameto dalam Fathurrohman dan
Sulistyorini (2018:127) sikap siswa di sini sangat
berhubungan dengan kesiapan dan kematangan siswa,
karena kesiapan merupakan kesediaan untuk memberi
respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam
diri seseorang dan juga berhubungan dengan
kematangan, karena kematangan berarti kesiapan
untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu
diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa
belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil
belajar akan lebih baik.
Dari uraian di atas, kita dapat mengetahui
bahwa kesiapan atau kematangan yang dimiliki oleh
siswa, dimana siswa sangat memerlukan kesiapan atau
ketamangan dalam mengikuti proses pembelajaran.
Bila siswa telah memiliki kesiapan dalam mengikuti
proses belajar, maka hasil yang diperoleh akan lebih
bagus daripada siswa yang belum memiliki kesiapan
atau kematangan dalam proses belajar.
31
2) Faktor yang berasal dari luar diri siswa (ekstern)
Selain faktor yang berasal dari dalam diri siswa, faktor
ekstern atau faktor yang berasal dari luar diri siswa juga dapat
memberikan pengaruh pada prestasi belajar siswa. Adapun
yang termasuk dalam faktor ekstern adalah sebagai berikut :
a) Faktor keluarga
Selain faktor jasmaniah dan psikologis, salah satu
dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa adalah faktor keluarga. Keluarga merupakan
tempat pendidikan pertama yang dilalui oleh siswa
sebelum belajar di bangku sekolah.
Keluarga mempunyai peran yang penting terhadap
keberhasilan anak-anaknya. Apabila hubungan antara
anggota keluarga, khususnya orang tua dengan anak-
anaknya bersifat merangsang dan membimbing anak,
akan memungkinkan anak tersebut mencapai prestasi
yang baik. Sebaliknya apabila orang tua acuh tak acuh
terhadap aktivitas belajar anak, biasanya anak cenderung
malas belajar, akibatnya kecil kemungkinan anak
mencapai prestasi yang baik. (Fathurrohman dan
Sulistyorini, 2018:128)
Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat
mengetahui kalau baik buruknya hubungan yang terjalin
32
antara anggota keluarga, khususnya orang otang tua
dengan anaknya dapat memberikan pengaruh terhadap
prestasi belajar anak. Jika keluarga terumata orang tua
kurang peduli pada aktivitas belajar anaknya maka anak
tersebut akan cenderung malas untuk belajar yang
mengakibatkan anak tersebut sulit untuk memperoleh
prestasi belajar yang baik.
b) Faktor sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal
pertama yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah
yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat
(Fathurrohman dan Sulistyorini, 2018:129-130)
Selain faktor keluarga, faktor sekolah juga
memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa di
mana lingkungan sekolah yang baikdapat mendorong
siswa suapaya mau belajar lebih giat lagi.
c) Lingkungan masyarakat
Selain faktor keluarga dan sekolah faktor
lingkungan masyarakat juga ikut mempengaruhi prestasi
belajar pada siswa. Kita semua tahu bahwa manusia
sebagai makhluk sosial pastilah membutuhkan hubungan
sosial dengan orang lain :
33
Lingkungan masyarakat juga merupakan salah
satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil
belajar. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab
dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak
bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan masyarakat
membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan
sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan
dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh
karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di
lingkungan yang rajin, maka kemungkinan besar hal
tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga
dia akan turut belajar sebagaimana teman-teman dalam
lingkungannya. Sebaliknya apabila seorang siswa berada
di suatu lingkungan yang malas belajar, maka
kemungkinan besar akan menghambat prestasi belajar
siswa yang bersangkutan (Fathurrohman dan Sulistyorini,
2018:134-135)
Dari uraian di atas, kita dapat mengetahui bahwa
lingkungan masyarakat juga ikut berperan bagi siswa
dalam memperoleh hasil belajar, di mana lingkungan
yang di tempati oleh siswa tersebut akan membentuk
34
kepribadaian yang ada pada diri seorang siswa tersebut.
Dalam kehidupannya sehari-hari di lingkungan
masyarakat, siswa sebagai makhluk sosial akan berusaha
untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya serta
tidak menutup kemungkinan siswa akan meniru perilaku
yang ada di lingkungannya tersebut. Bila siswa berada di
dalam lingkungan yang baik, misalnya teman-teman
sepermainannya rajin dalam belajar maka siswa tersebut
akan ikut rajin dalam belajar.
2. Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut Trianto (2015:171) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti
sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hokum dan budaya.
Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan
fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner
dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya). Hakikat IPS
Menurut Gunawan (2013:17-18) adalah telaah tentang manusia
dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup
bersama dengan sesamanya. Sedangkan pengertian IPS menurut
Gunawan (2013:48) adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang
merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang
35
diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan sejarah,
geografi, sosiologi, antropologi dan ekonomi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat kita ketahui bahwa Ilmu
pengetahuan sosial merupakan bahan kajian mengenai berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial. Yang pada hakikatnya IPS merupakan
telaah tentang manusia dengan dunianya di mana manusia sebagai
makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya,
mengingat manusia yang selalu memerlukan interaksi dengan
orang orang lain dalam kehidupannya.
Kita semua tahu bahwa manusia sebagai makhluk sosial
pasti membutuhkan interaksi dengan orang lain karena manusia
senantiasa hidup dengan sesamanya. Sebagai makhluk sosial yang
senantiasa hidup dengan sesamanya, alangkah baiknya bila kita
senantiasa menjaga hubungan baik dengan orang lain, hal tersebut
dapat kita lakukan melalui berbuat baik dengan orang lain. Selain
menjaga hubungan baik dengan orang lain kita sebaiknya juga
jangan berbuat kerusakan, karena bila kita berbuat kerusakan yang
akan mendapat kerugian bukan hanya orang lain tetapi diri kita
sendiri juga ikut mendapatkannya. Selain itu Allah tidak menyukai
orang yang berbuat kerusakan. Sebagaimana yang difirmankan
oleh Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Qasas ayat 77 :
36
وما الد ا بتغ فمما اتٮك الل و خسة ول تىش وصمبك مه الد واحسه از ال
ل يح المفسديه ان الل اد فى الزض المك ول تبغ الـفس كما احسه الل
Yang artinya : Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa
yang telah dianugerahkan Allah kepadamu. Tetapi
janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah
tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.
(Sumber: Al-Qur’an dan terjemahannya).
b. Sejarah Ilmu Pengetahuan Sosial
Secara praktis disadari atau tidak, IPS merupakan sesuatu
yang tidak asing bagi setiap orang. Dalam perkembangan hidup
manusia sejak lahir sampai dewasa tidak terlepas dari kehidupan
bermasyarakat. Proses kehidupan manusia selalu berhubungan
dengan sesama manusia dan mahkluk hidup lainnya. Hal ini
disebabkan karena manusia pada hakekatnya sebagai mahkluk
sosial. Sejak kanak-kanak pada prinsipnya mereka telah melakukan
hubungan dengan orang lain. Misalnya dengan ibu maupun
anggota keluarga yang lain dengan demikian dapat dikatakan
bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan pengalaman hidup
manusia yang dialaminya sejak lahir. Hubungan manusia sejak
lahir yang merupakan hubungan sosial itu telah terjadi sejak dalam
keluarga, walaupun hubungan tersebut terjadi secara sepihak.
Tanpa adanya hubungan sosial seorang bayi sulit mengalami
37
perkembangan menjadi manusia dewasa secara sempurna
(Rasimin, 2012:35).
Hubungan dengan orang lain yang dilakukan oleh manusia
sejak lahir sampai dewasa pastilah mengalami perkembangan.
Seiring dengan bertambahnya umur sesorang, pertumbuhan
jasmani dan rohaninyapun ikut mengalami pertumbuhan pula, di
mana dengan perkembangan yang terjadi pada diri manusia akan
mengakibatkan pengenalan dan pengalamannya terhadap
kehidupan bermasyarakat kian berkembang serta semakin luas.
Dengan kata lain, pengenalan dan pengalaman kehidupan
bermasyarakatnya tidak hanya terbatas pada anggota keluarga saja,
melainkan juga sampai kepada kawan sepermainan baik teman
sepermainan yang ditemuinya di lingkungan sekolah ataupun
teman sepermainan yang berasal dari lingkungan masyarakatnya.
Selain mengenal teman sepermainan yang berada di lingkungan
sekitar tempat tinggalnyanya, dalam kehidupannya di masyarakat
akan membuat seseorang mengenal tetangga sekitar serta
masyarakat dari daerah yang lainnya dan seterusnya.
Walaupun secara prinsip ilmu pengetahuan sosial dialami
manusia sejak lahir. Namun seringkali kita menyadari bahwa IPS
tersebut baru dapat diketahui dan dipahami secara jelas setelah
secara formal menuntut ilmu di bangku sekolah atau melalui
belajar secara mandiri. Secara praktis dapat dikatakan bahwa
38
pengetahuan yang melekat pada diri seseorang maupun orang lain
dapat terangkum dalam IPS. Ini mengandung pengertian bahwa
segala peristiwa yang dialami manusia di masyarakat telah
membentuk ilmu pengetahuan yang lebih kita kenal dengan IPS
(Rasimin, 2012:36-37).
c. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut Sardiyo dalam Rasimin (2012:38) sebagai bidang
pengetahuan, ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial adalah berupa
kehidupan manusia dalam masyarakat atau manusia sebagai
anggota masyarakat.
Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa ruang
lingkup dari IPS kurang lebih berupa kehidupan seorang manusia
di dalam masyarakat. Dengan kata lain, manusia dapat dikatakan
sebagai anggota dari masyarakat. Kita semua tahu dan sadar bahwa
manusia merupakan makhluk sosial, di mana manusia tidak dapat
hidup atau tidak dapat melakukan suatu pekerjaan tanpa adanya
bantuan ataupun peranan dari orang lain. Manusia sangat
memerlukan interaksi maupun berhubungan sosial dengan orang
lain dalam menajalani kehidupan sehari-harinya.
d. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu pengetahuan sosial selain mempunyai tujuan
membentuk warga negara yang baik, dengan memiliki kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan di
39
masyarakat, juga memiliki fungsi aplikatif. Fungsi yang dimaksud
adalah ilmu pengetahuan sebagai pendidikan. Fungsi ilmu
pengetahuan sosial sebagai pendidikan, selain memberikan bekal
pengetahuan dan keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Yang dimaksud keterampilan sosial, yaitu keterampilan
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan hidup
bermasyarakat, seperti bekerjasama, gotong royong, tolong
menolong sesama umat manusia, dan melakukan tindakan dalam
memecahkan persoalan sosial (Rasimin, 2012:40).
Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa fungsi dari ilmu
pengetahuan sosial sebagai pendidikan adalah untuk membina
siswa dengan tujuan supaya siswa dapat menjadi warga negara
yang baik serta mempunyai pengetahuan sosial maupun
keterampilan sosial. Selain itu, diharapkan pula agar siswa juga
memiliki kepedulian sosial. Diharapkan, pengetahuan,
keterampilan maupun kepedulian yang dimiliki oleh siswa kelak
dikemudian hari dapat bermanfaat untuk dirinya sendiri maupun
maupun orang lain dalam kehidupan bermasyaratkat, berbangsa
dan bernegara.
Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial berfungsi untuk
mewariskan nilai moral dalam masyarakat agar dapat menjunjung
tinggi kemuliaan harkat dan derajat manusia. Suatu masyarakat
40
yang melanggar aturan agama dan hak-hak asasi manusia akan
menanggung akibat yang telah diperbuatnya (Rasimin,2012:41).
Dari uraian di atas, kita dapat mengetahui bahwa selain
membuat seorang siswa memiliki pengetahuan ataupun
keterampilan sosial dan juga kepedulian sosial. Melalui
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ini diharapkan siswa dapat
mewarisi serta meneruskan nilai moral yang telah ada dalam
masyarakat dengan tujuan supaya siswa bisa menaati berbagai
norma, baik itu norma agama ataupun norma yang ada di
lingkungan tempat tinggalnya serta senantiasa dapat menjunjung
tinggi harkat dan martabat sebagai seorang manusia.
3. Materi Keragaman Suku Bangsa di Indonesia
a. Faktor Penyebab Keragaman Masyarakat Indonesia
Di Indonesia terdapat banyak keragaman, misalnya suku
bangsa, bahasa, agama, dan budaya. Banyak faktor yang
menyebabkan terjadinya keragaman dalam masyarakat
Indonesia. Beberapa faktor yang dimaksud seperti berikut.
1) Letak Strategis Wilayah Indonesia
Letak Indonesia sangat strategis, yaitu berada di
antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Indonesia juga
berada di antara Benua Asia dan Benua Australia. Letak
strategis tersebut menjadikan Indonesia berada di tengah-
tengah lalu lintas perdagangan. Para pedagang dari berbagai
41
negara datang ke Indonesia. Mereka membawa agama, adat
istiadat, dan kebudayaan dari negaranya. Banyak pendatang
menyebarkan agama, adat istiadat, dan kebudayaan
negaranya, baik dengan sengaja maupun tidak sengaja.
2) Kondisi Negara Kepulauan
Keadaan geografi Indonesia merupakan wilayah
kepulauan yang terdiri atas 13.466 pulau. Banyaknya pulau
di Indonesia menyebabkan penduduk yang menempati satu
pulau atau sebagian dari satu pulau tumbuh menjadi
kesatuan suku bangsa. Tiap-tiap suku bangsa memiliki
budaya sendiri. Oleh karena itu, di Indonesia ada banyak
suku bangsa dengan budaya yang berbeda-beda.
3) Perbedaan Kondisi Alam
Negara Indonesia sangat luas dan terdiri atas 13.466
pulau.Tiap-tiap pulau dibatasi oleh lautan.Selain itu,
Indonesia merupakan negara vulkanis dengan banyak
pegunungan, baik gunung berapi maupun bukan gunung
berapi.Keadaan alam Indonesia tersebut memengaruhi
keanekaragaman masyarakatnya.
Kehidupan masyarakat pantai berbeda dengan
kehidupan masyarakat pegunungan.Masyarakat pantai lebih
banyak memanfaatkan laut untuk mempertahankan
hidupnya, yaitu dengan menjadi nelayan.Sebaliknya,
42
masyarakat yang tinggal di lereng pegunungan memiliki
upaya sendiri untuk mempertahankan hidupnya.Mereka
lebih memilih mata pencaharian yang berkaitan dengan
relief alam pegunungan, misalnya sebagai peternak atau
petani sayur.
Bagaimana dengan masyarakat yang tinggal di kota?
Masyarakat yang tinggal di kota tentu tidak akan menjadi
nelayan. Masyarakat kota cenderung untuk membuka usaha,
bekerja di kantor, atau bekerja di pabrik.
4) Keadaan Transportasi dan Komunikasi
Kemajuan dan keterbatasan sarana transportasi dan
komunikasi dapat mempengaruhi perbedaan masyarakat
Indonesia. Kemudahan sarana transportasi dan komunikasi
memudahkan masyarakat berhubungan dengan masyarakat
lain. Sebaliknya, sarana yang terbatas akan menyulitkan
masyarakat dalam berhubungan dan berkomunikasi dengan
masyarakat lain. Kondisi ini menjadi penyebab keragaman
masyarakat Indonesia.
5) Penerimaan Masyarakat terhadap Perubahan
Keterbukaan masyarakat terhadap sesuatu yang baru,
baik yang datang dari dalam maupun luar masyarakat,
membawa pengaruh terhadap perbedaan masyarakat
Indonesia. Masyarakat perkotaan relatif mudah menerima
43
orang asing atau budaya lain. Sebaliknya, masyarakat
pedalaman sebagian besar sulit menerima sesuatu yang baru.
Mereka tetap bertahan pada budaya sendiri dan sulit
menerima budaya luar.
b. Keragaman Suku Bangsa di Indonesia
Suku bangsa termasuk bagian dari keragaman bangsa
Indonesia. Ada banyak suku bangsa yang mendiami wilayah
Kepulauan Indonesia. Dibandingkan dengan negara lain, jumlah
suku bangsa Indonesia menjadi yang terbesar di dunia. Suku
bangsa Indonesia tersebar di seluruh wilayah Indonesia, baik di
pulau besar maupun pulau kecil. Berikut daftar suku bangsa di
seluruh provinsi yang ada di Indonesia.
Table 2.1 keberagaman suku di Indonesia
Provinsi Nama Suku
Aceh Aceh, Alas, Gayo, Gayo Lut, Gayo Luwes, Singkil,
Simeulue, Aneuk Jame, Tamiang, dan Kluet.
Sumatra Utara Batak Angkola, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak
Pakpak, Batak Simalungun, Batak Toba, Ulu, dan Nias.
Sumatra Barat Mentawai, Minangkabau, Guci, Jambak, Piliang, Caniago,
Tanjung, Sikum Bang, dan Koto.
Jambi Anak Dalam, Jambi, Kerinci, Melayu, Bajau, Batin, Kubu,
dan Penghulu.
Riau Akit, Melayu Riau, Rawa, Hutan, Sakai, Bonai, Laut, dan
Talang Mamak.
44
Kepulauan
Riau
Melayu, Laut, dan Batak.
Sumatra
Selatan
Gumai, Kayu Agung, Kubu, Pasemah, Palembang,
Ranau Kisan, Komering, Ogan, Lematang, Lintang,
Semendo, dan Rejang.
Kepulauan
Bangka
Belitung
Bangka, Belitung, Lom, Sawang, Sekak, Pangkal Pinang,
Melayu, dan Toboali.
Bengkulu Enggano, Kaur, Lembak, Muko-Muko, Semendo,
Serawai, Melayu, Sekah, Rejang, dan Lebong.
Lampung Abung, Krui, Melayu, Lampung, Rawas, Semendo, dan
Pasemah.
Banten Baduy, Sunda, dan Banten.
DKI Jakarta Betawi
Jawa Barat Cirebon dan Sunda
Yogyakarta Jawa
Jawa Tengah Jawa dan Samin
Jawa Timur Jawa, Bawean, Madura, Tengger, dan Osing.
Bali Bali Aga dan Bali Majapahit.
Nusa
Tenggara
Barat
Sumbawa, Bima, Dompu, Donggo, Mandar, Bali, dan
Sasak.
Nusa
Tenggara
Timur
Alor, Rote, Timor, Sabu, Helong, Sumba, Dawan, Belu,
dan Flores.
Kalimantan
Utara
Tidung, Bulungan, Banjar, dan Dayak.
45
Kalimantan
Barat
Dayak (Bidayuh, Desa, Iban, Kanayatan, Kantuk, Limbai,
Mali, Mualang, Sambas, Murut, Ngaju, Punan, Ot Danum,
dan Kayan).
Kalimantan
Tengah
Dayak (Bara Dia, Bawo, Dusun, Lawangan, Maayan, Ot
Danum, Punan, Siang Murung, Ngaju, Maanyan, Dusun,
Lawangan, Bukupao, dan Ot Dusun).
Kalimantan
Timur
Dayak (Bulungan, Tidung, Kenyah Berusu, Abai, Kayan,
Bajau Berau, Kutai, dan Pasir).
Kalimantan
Selatan
Dayak (Banjar, Bakumpai, Bukit, Pitap, Orang Barangas,
Banjar Hulu, dan Banjar Kuala).
Sulawesi
Utara
Sangir, Talaud, Minahasa, Bolaang Mongondow, dan
Bantik.
Sulawesi
Tengah
Kailili, Pamona, Mori, Balatar, Wana, Ampana, Balantak,
Bungku, Buol, Dampeles, Dondo, Kulawi, Lore, dan
Banggai.
Gorontalo Gorontalo, Suwawa, Atinggola, Mongondow, dan Bajo
Manado.
Sulawesi
Tenggara
Laki, Malio, Muna, Kulisusu Moronene, Wolio, Wononii,
dan Buton.
Sulawesi
Selatan
Makassar, Bugis, Toraja, Bentong, Duri, Konjo
Pegunungan, Konjo Pesisir, dan Mandar.
Sulawesi
Barat
Mandar, Mamuju, Pattae, Tosumunya, dan Mamasa.
Maluku Ambon, Aru, Ternate, Tidore, Furu-furu, Alifuru, Togutil,
Rana, Banda, Buru, dan Tanibar.
Maluku Utara Seram, Banda, Buru, Furur, Aru, Bacan, Gane, Kadai,
Kau, dan Loloda.
46
Papua Arfak, Mandacan, Bauzi, Biak Muyu, Ekagi, Fak-Fak,
Asmat, Kaure, Tobati, Dera, dan Dani
Papua Barat Doteri, Kuri, Simuri, Irarutu, Sebyar, Onim, Atam, Atori,
Ayamaru, Ayfat, Baham, Kambrau, Karas, Karon, Koiwai,
dan Biak.
4. Strategi Pembelajaran Card Sort
Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, seorang guru
dapat menggunakan strategi pembelajaran. Adapun tujuan dari
diterapkannya strategi pembealajaran oleh seorang guru dalam
kegiatan belajar mengajar adalah agar guru dapat menentukan cara-
cara yang hendak diterapkan dalam menyalurkan materi pembelajaran
yang ingin disampaikannya kepada siswa pada saat berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar.
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih
dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi
pembelajaran, sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai
tujuan yang dikuasai di akhir kegiatan belajar (Uno, 2015 : 5-6)
a. Pengertian Card Sort
Menurut Zaini (2008:50) card sort merupakan kegiatan
kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep,
karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang obyek, atau mereview
informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat
membantu mendinamisirkan kelas yang jenuh atau bosan.
47
Adapun langkah-langkah dari strategi ini adalah sebagai
berikut :
1) Setiap peserta didik diberi potongan kertas yang berisi
informasi atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih
kategori. Berikut beberapa contoh :
a) Karakteristik hadis sahih
b) Nouns, verbs, adverbs dan preposition
c) Ajaran Mu’tazilah
d) Dan lain-lain
2) Mintalah peserta didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam
kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama.
(Anda dapat mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau
membiarkan siswa menemukannya sendiri).
3) Peserta didik dengan kategori yang sama diminta
mempresentasikan kategori masing masing di depan kelas.
4) Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut,
berikan poin-poin penting terkait materi pelajaran (Zaini,
2008:50-51).
5. Media Papan Flanel
Kata media berasal dari bahasa Latin ”medio”. Dalam bahasa
Latin media diartikan sebagai antara. Media merupakan bentuk jamak
dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
Secara khusus kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi
48
yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada
penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media diartikan sebagai
alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
membawa informasi berupa materi ajar dari guru kepada murid
sehingga murid menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran (Kustiawan, 2016 : 5-6)
Berdasarkan uraian di atas, kita dapat mengetahui bahwa
dalam dunia pembelajaran, media digunakan sebagai alat komunikasi
untuk menyampaikan materi pelajaran dari guru ke siswa dalam
kegiatan pembelajaran . Kegiatan pembelajaran yang menyertakan
media juga dapat menarik siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran.
a. Pengertian Media Papan Flanel
Media papan flanel menurut Sadiman (1996:49) adalah
media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan
tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini
dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan
dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat dipakai
berkali-kali.
Dari pengertian di atas, dapat kita ketahui bahwa Papan
flanel merupakan media grafis berupa papan yang dilapisi oleh
kain flanel. Di mana dengan media ini, gambar-gambar atau bahan
ajar yang hendak disampaikan oleh guru kepada siswa dapat
49
dengan mudah ditempelkan maupun dilepas dan juga dilipat
sehingga menjadikannya praktis serta dapat digunakan berulang
kali.
b. Kelebihan dan Kekurangan Papan Flanel
Menurut Sukiman (2012:108) kelebihan menggunakan
papan flanel adalah:
1) Gambar-gambar dengan mudah ditempelkan.
2) Efisiensi waktu dan tenaga.
3) Menarik perhatian peserta didik.
4) Memudahkan guru menjelaskan materi pelajaran.
Adapun kelemahan menggunakan papan flanel menurut
Sukiman (2012:108) yaitu antara lain :
1) Memerlukan waktu lama untuk mempersiapkan materi.
2) Memerlukan biaya yang mahal untuk mempersiapkannya.
3) Sukar menampilkan pada jarak yang jauh.
4) Flannel/laken mempunyai daya rekat yang kurang kuat.
c. Langkah-langkah Persiapan Media Papan Flanel
Adapun beberapa langkah persiapan yang harus
diperhatikan dalam penggunaan papan flannel yaitu sebagai
berikut:
1) Persiapan diri; tentukan pokok pembelajaran yang disesuaikan
dengan penggunaan flanelgraft.
50
2) Siapkan perlatan; siapkan gambar-gambar juga perekat yang
terdapat pada bagian belakang.
3) Siapkan tempat penyajian; papan harus ada di tengah-tengah
peserta didik dan dapat dilihat dari semua arah.
4) Siapkan peserta didik karena ukuran flanelgraft tidak terlalu
besar maka cocok digunakan pada kelompok kecil.
B. Kajian Pustaka
Beberapa hasil penelitian yang mendukung terhadap penelitian ini
diantaranya adalah :
Yang pertama adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh
Dwi Nurhayati (2016) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Materi Alat Ukur (berat, panjang, dan waktu) Melalui Strategi
Card Sort Pada siswa kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017’. Dengan hasil pada
siklus I sebesar 44% (7 siswa) tuntas dan 56% (9 siswa) tidak tuntas,
sedangkan pada siklus II sebesar 87% (14 siswa) tuntas dan 13% (2 siswa)
tidak tuntas. Sehingga dapat dinyatakan bahwa penerapan strategi card
sort dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika materi
alat ukur (berat, panjang, dan waktu).
Yang kedua adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh
Umi Saidah (2016) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Ilmu
Pengetahuan Alam Materi Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan dengan
Menggunakan Strategi Card Sort Pada Siswa Kelas IV MI Karangduren
51
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016/2017. Dengan
hasil pada siklus I sebesar 54,1% (13 siswa) tuntas dan 45,86% (11 siswa)
tidak tuntas, sedangkan pada siklus II sebesar 91,6% (22 siswa) tuntas dan
8,4% (2 siswa) tidak tuntas. Sehingga dapat dinyatakan bahwa penerapan
strategi card sort dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan.
Yang ketiga adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh
Anis Ulfatun Nikmah (2018) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
Tematik Sub Tema Manusia dan Lingkungan Menggunakan Strategi
Pembelajaran Active Learning Tipe Card Sort Pada Siswa Kelas V MI
Ma’arif Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun
2018/2019. Dengan hasil pada pre test siklus I sebesar 42,1% (13 siswa)
tuntas dan 57,8 % (22 siswa) tidak tuntas, kemudian pada post test pada
siklus I sebesar 68,4% (26 siswa) tuntas dan 31,5% (12 siswa) tidak tuntas.
Sedangkan pada pre test siklus II sebesar 76,3%% (29 siswa) tuntas dan
23,6% (9 siswa) tidak tuntas, kemudia pada post test sebesar 89,4% (34
siswa) tuntas dan 10,5% (4 siswa) tidak tuntas . Sehingga dapat dinyatakan
bahwa penerapan strategi card sort dapat meningkatkan hasil belajar
tematik sub tema manusia dan lingkungan
Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah
sama-sama menggunakan strategi pembelajaran card sort untuk
meningkatkan hasil belajar. Sedangkan perbedaan dari penelitian ini
dengan penelitian terdahulu adalah pada penelitian ini menggunakan
52
strategi dan media pembelajaran sedangkan pada penelitian terdahulu
hanya menggunakan strategi pembelajaran saja, selain itu materi pelajaran,
lokasi atau tempat maupun waktu dilaksanakannya penelitian juga
berbeda.
53
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Profil Madrasah
Madrasah Ibtidaiyah Al-Mahmud Kumpulrejo 01 beralamat di
Promasan RT 04/II, Desa/Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan
Argomulyo, Kota Salatiga, Kode Pos 5073. Madrasah Ibtidaiyah Al-
Mahmud Kumpulrejo 01 didirikan oleh Alm. K.H. Zaenal Mahmud,
BA pada tahun 1964. Adapun nomor telepon MI Al-Mahmud
Kumpulrejo 01 adalah 0813-9027-8057, untuk alamat email dari MI
Al-Mahmud Kumpulrejo 01 adalah [email protected].
Adapun NSM MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga adalah
111233730001, kemudian untuk NPSN MI Al-Mahmud Kumpulrejo
01 Salatiga adalah 60713828.
2. Visi Misi
a. Visi
”Teguh iman, dan unggul dalam mutu”
b. Misi
1) Peningkatan kualitas Pendidikan
2) Pembinaan keagamaan dan Ektra Kurikuler serta Intensif
3) Tranparansi menegemen Madrasah
4) Peningkatan Kompetensi Pembelajaran secara professional
54
c. Tujuan Pendidikan Madrasah
1) Terbentuknya Pribadi Siswa yang Islami
2) Mencapai Nilai Ujian Rata-rata 7.00
3) Tercapainya Tri Sukses Pendidikanyang meliputi
Penampilan, Disiplin, Out Put, dan Out Came.
4) Menjaga Eksistensi Madrasah.
5) Memberikan Pelayanan Multiple Intelligences Siswa
6) Terpenuhinya kebutuhan Sarana Prasarana Pembelajaran dan
tertib Administrasi
3. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana Pendidikan
No. Jenis Ruang Jumlah
1. Ruang Kelas 10
2. Ruang Perpustakaan 1
3. Lapangan 1
4 Ruang Kepala Sekolah 1
5. Ruang Guru 1
6. Gudang 1
7. Tempat Ibadah 1
8 Ruang Kesehatan (UKS) 1
9 Kamar Mandi / WC Guru 1
10 Kamar Mandi / WC Siswa 2
55
4. Tenaga Pendidik / Guru
Tabel 3.2 Jumlah Tenaga Pendidik /Guru
No Nama Lengkap Personal Jabatan Status
1 KH. Drs. Masyhudi, M.Pd.I Kepala Madrasah PNS
2 Nur Asiyah, S.Ag Guru PNS
3 Siti Zulaekah, S.Pd.I Guru PNS
4 Nikmatul Fadlilah, S.PdI Guru PNS
5 Rahman Supartono, S.PdI Guru Non PNS
6 Zeny Maulida, S.PdI Guru Non PNS
7 Kholil Ikhwan, S.PdI Guru Non PNS
8 Muhamad Ilham, S.PdI Guru Non PNS
9 Anjarinie Yustiningrum, S.Pd Guru Non PNS
10 Nur Azizah, S.PdI Guru Non PNS
11 Muhlasin Admin Non PNS
12 Siti Qosidah, S.Pd.I Guru Non PNS
13 Endah Wahyuningsih, S.Pd.I Guru Non PNS
14 Anis Novia Wulandari, S.Pd Guru Non PNS
5. Ekstrakulikuler di MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01
a. Pramuka yang diperuntukan bagi siswa kelas IV, V dan VI
sedangkan untuk pelaksanaannya dilaksanakan pada hari rabu
pukul 13:00 – 15:00 WIB
b. Rebana yang diperuntukan bagi siswa kelas IV dan V sedangkan
untuk pelaksanaannya dilaksanakan pada hari Jumat pukul 13:00 –
15:00 WIB
56
c. Drumband yang diperuntukan bagi kelas IV, V dan VI namun
hanya sebagian siswa saja yang mengikuti dikarenakan peserta
dipilih oleh pihak sekolah sedangkan untuk pelaksanaannya
dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 13:00 – 15:00 WIB
6. Kegiatan Belajar Mengajar
a. Hari senin – sabtu, kecuali hari jumat. Untuk kelas I dan II
kegiatan belajar mengajar dimulai dari pukul 07:00 sampai pukul
11:00 WIB, sedangkan untuk kelas III kegiatan belajar mengajar
dimulai dari pukul 07:00 sampai pukul 12:00 WIB, untuk kelas IV,
V dan VI kegiatan belajar mengajar dimulai dari pukul 07:00
sampai pukul 13:00 WIB
b. Hari jumat. Untuk kelas I dan II kegiatan belajar mengajar dimulai
dari pukul 07:00 sampai pukul 10:00 WIB, sedangkan untuk kelas
III, IV,V dan VI kegiatan belajar mengajar dimulai dari pukul
07:00 sampai pukul 10:30 WIB
7. Data siswa Kelas IV
Berikut adalah data siswa kelas IV Bdi MI Al-Mahmud
Kumpulrejo 01 Kecamatan Argomulyo kota Salatiga Tahun Ajaran
2018/2019 :
Tabel 3.3 Data Siswa Kelas IV
No. Nama Siswa Jenis Kelamin
1 A R M Perempuan
2 A Z Perempuan
57
3 A Y A Laki-laki
4 A K Laki-laki
5 D S R Laki-laki
6 D S Laki-laki
7 E A K A Perempuan
8 E A S Laki-laki
9 F N A Laki-laki
10 F W H Laki-laki
11 H T K Laki-laki
12 H D N R Laki-laki
13 I S N Perempuan
14 K N A Perempuan
15 L D Perempuan
16 L S Perempuan
17 L G A Laki-laki
18 M D K Laki-laki
19 M R A P Laki-laki
20 M M M Laki-laki
21 M W A Laki-laki
22 M M Laki-laki
23 M AM Laki-laki
24 M G R Laki-laki
25 M K A Laki-laki
26 L Z Perempuan
27 N A Laki-laki
28 W F S Laki-laki
29 W P D Perempuan
58
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Pra Siklus
Tahap pra siklus adalah tahapan dimana dalam tahapan ini
dilaksanakannya kegiatan pengumpulan data sebelum melakukan
penelitian. Data yang telah terkumpul pada tahap pra siklus ini nantinya
akan dipakai sebagai acuan untuk menentukan tindakan yang akan
dilakukan pada tahap siklus I.
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPS kelas IV
materi keragaman suku bangsa di Indonesia pada tahun pelajaran
2018/2019. Banyaknya siklus yang dilaksanakan dalam penelitian ini
adalah sebanyak dua siklus. Adapun waktu pelaksanaan penelitian pada
tiap siklusnya adalah
a. Kegiatan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2019
b. Kegiatan silus I dilakukan pada tanggal 10 Mei 2019
c. Kegiatan silus II dilakukan pada tanggal 11 Mei 2019
Pada tahap pra siklus ini peneliti menggunakan nilai ulangan
harian mata pelajaran IPS pada materi keragaman suku bangsa di
Indonesia yang mana nilai ulangan harian tersebut dipergunakan untuk
mengetahui kemampuan awal yang terdapat pada setiap siswa kelas IV
tahun pelajaran 2018/2019 di MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga.
Adapun tabel dari nilai ulangan harian siswa sebelum digunakan strategi
pembelajaran card sort dengan media papan flanel adalah sebagai berikut :
59
Tabel 3.4 Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas IV
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1 A R M 75 Tuntas
2 A Z 80 Tuntas
3 A Y A 70 Tuntas
4 A K 40 Belum Tuntas
5 D S R 75 Tuntas
6 D S 80 Tuntas
7 E A K A 85 Tuntas
8 E A S 90 Tuntas
9 F N A 80 Tuntas
10 F W H 50 Belum Tuntas
11 H T K 50 Belum Tuntas
12 H D N R 70 Tuntas
13 I S N 85 Tuntas
14 K N A 70 Tuntas
15 L D 50 Belum Tuntas
16 L S 85 Tuntas
17 L G A 50 Belum Tuntas
18 M D K 50 Belum Tuntas
19 M R A P 55 Belum Tuntas
20 M M M 80 Tuntas
21 M W A 50 Belum Tuntas
22 M M 50 Belum Tuntas
23 M AM 70 Tuntas
24 M G R 75 Tuntas
60
25 M K A 80 Tuntas
26 L Z 80 Tuntas
27 N A 50 Belum Tuntas
28 W F S 55 Belum Tuntas
29 W P D 50 Belum Tuntas
KKM 70
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 40
2. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Adapun perencanaan tindakan kegiatan yang dilaksanakan
pada tahap ini adalah sebagai berikut :
1) Mempersiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan
kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran
2) Mempersiapkan media ataupun strategi pembelajaran yang
akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran
3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
4) Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa
5) Mempersiapkan lembar observasi untuk guru
b. Pelaksanaan Tindakan
Adapun yang menjadi acuan dalam pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I adalah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.
61
1. Pendahuluan (10 menit)
a) Guru mengucapkan salam dan berdo’a bersama siswa
b) Guru memeriksa kehadiran siswa
c) Guru mengkondisikan siswa
d) Guru mengulas materi yang telah dipelajari
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi
yang akan dipelajari
2. Kegiatan Inti (55 menit)
a) Guru memberikan pengantar kepada siswa mengenai
materi yang akan dipelajari
b) Guru memberikan stimulus kepada siswa lewat bertanya
Adakah yang tahu kenapa masyarakat di Indonesia sangat
beragam ?
Adakah yang dapat menyebutkan nama-nama suku yang
ada di pulau Sumatra maupun Jawa ?
c) Guru memberikan siswa waktu untuk memberikan
jawaban dan mengutarakan pendapatnya
d) Guru meminta siswa membaca dan mencermati teks
bacaan
e) Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan papan
flanel
62
f) Guru memberikan siswa potongan kertas yang berisi
informasi atau contoh yang tercakup dalam satu atau
lebih kategori.
g) Guru meminta siswa untuk bergerak dan berkeliling di
dalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori
yang sama.
h) Guru meminta siswa mempresentasikan kategorinya di
depan kelas.
i) Guru meminta siswa menempelkan potongan kertas di
media papan flanel yang telah disediakan
j) Guru mengulang kembali materi pelajaran yang telah
dipelajari dan memberikan kesimpulan
3. Penutup (5 menit)
a) Guru meminta siswa mengerjakan soal
b) Guru bersama siswa mengakhiri pembelajaran dengan
salam dan hamdalah
c. Observasi
Pada siklus I ini peneliti melaksanakan kegiatan
pengamatan atau observasi selama berlangsungnya pembelajaran
yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh
guru selama pembelajaran maupun aktivitas atau partisipasi yang
dilakukan oleh siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Sedangkan hasil yang diperoleh dari kegiatan pengamatan atau
63
observasi dalam pembelajaran pada tahap siklus I akan dituliskan
dalam lembar pengamatan atau observasi yang telah disusun.
d. Refleksi
Dilaksanakannya kegiatan refleksi pada tahap siklus I ini
adalah untuk mengetahui beberapa kelemahan yang dimiliki oleh
guru maupun siswa saat melaksanakan kegiatan pembelajaran,
selain itu kegiatan refleksi juga dapat digunakan sebagai perbaikan
pada siklus selanjutnya dengan tujuan agar tercapainya indikator
keberhasilan belajar. Adapun beberapa kelemahan yang dihadapi
adalah sebagai berikut :
1) Guru kurang mampu dalam mengalokasikan waktu ketika
melaksanakan kegiatan pembelajaran saat menggunakan
strategi pembelajaran card sort dengan media papan flanel
2) Siswa kurang mampu dalam menahan diri saat mencari
pasangan kartu yang telah dibagikan yang mengakibatkan
suasana kelas menjadi ramai
3) Masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan
Adapun langkah yang dilakukan untuk mengatasi beberapa
kelemahan yang terjadi pada siklus I ini adalah dengan
dilakukannya diskusi antara guru dengan guna membenahi
kelemahan yang terjadi pada siklus I sekaligus menyusun rencana
perbaikan pada siklus yang akan datang dengan harapan beberapa
kelemahan yang terjadi pada siklus I tidak lagi terulang kembali
64
pada siklus yang selanjutnya. Adapun beberapa rencana perbaikan
untuk siklus selanjutnya adalah sebagai berikut :
1) Guru akan mencoba untuk lebih memperhatikan alokasi waktu
yang telah ditentukan
2) Memberikan pengertian kepada siswa agar tetap menjaga
ketenangan kelas saat mencari pasangan kartu yang telah
dibagikan
3) Memberikan pengertian kepada siswa agar lenih
memperhatikan materi yang disampaikan
3. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Adapun perencanaan tindakan kegiatan yang dilaksanakan
pada tahap ini adalah sebagai berikut :
1) Mempersiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan
kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran
2) Mempersiapkan media ataupun strategi pembelajaran yang
akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran
3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
4) Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa
5) Mempersiapkan lembar observasi untuk guru
65
b. Pelaksanaan Tindakan
Adapun yang menjadi acuan dalam pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II adalah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.
1) Pendahuluan (7 menit)
a) Guru mengucapkan salam dan berdo’a bersama siswa
b) Guru mengkondisikan siswa
c) Guru mengulas materi yang telah dipelajari
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi yang
akan dipelajari
2) Kegiatan Inti (58 menit)
a) Guru meminta siswa mengucapkan satu nama suku ketika
memeriksa kehadiran siswa sebagai pengganti kata hadir
b) Guru memberikan stimulus dengan beretanya kepada siswa
Adakah yang dapat menyebutkan nama-nama suku yang
berada di pulau Kalimantan, Sulawesi ataupun Papua ?
c) Guru memberikan siswa waktu untuk menjawab
d) Guru meminta siswa mencermati teks bacaan yang dibaca
secara bergiliran dan meminta siswa menanyakan hal yang
belum dimengerti
e) Guru menjelaskan materi pembelajaran menggunakan
papan flanel
66
f) Guru memberikan siswa potongan kertas yang berisi
informasi atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih
kategori.
g) Guru meminta siswa untuk bergerak dan berkeliling di
dalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang
sama.
h) Guru meminta siswa mempresentasikan kategorinya di
depan kelas.
i) Guru meminta siswa menempelkan potongan kertas di
media papan flanel yang telah disediakan
j) Guru mengulang kembali materi pelajaran yang telah
dipelajari dan memberikan kesimpulan
3) Penutup (5 menit)
a) Guru membagikan soal evaluasi dan meminta siswa
mengerjakannya
b) Guru bersama siswa mengakhiri pembelajaran dengan
salam dan hamdalah
c. Observasi
Pada siklus II ini peneliti melaksanakan kegiatan
pengamatan atau observasi selama berlangsungnya pembelajaran
yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh
guru selama pembelajaran maupun aktivitas atau partisipasi yang
dilakukan oleh siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran.
67
Sedangkan hasil yang diperoleh dari kegiatan pengamatan atau
observasi dalam pembelajaran pada tahap siklus II akan dituliskan
dalam lembar pengamatan atau observasi yang telah disusun.
d. Refleksi
Tahap refleksi merupakan tahapan terakhir pada siklus II
ini. Adapun hasil pengamatan yang peneliti peroleh pada siklus II
ini adalah semakin baiknya proses pembelajaran yang terjadi bila
dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Siswa kini dapat
menahan diri agar tidak menimbulkan keramaian saat mencari
pasangan kartu yang telah dibagikan, selain itu guru telah mampu
dalam mengalokasikan waktu saat melaksanakan kegiatan belajar
mengajar ketika menggunakan strategi pembelajaran card sort
dengan media papan flanel. Penggunaan strategi pembelajaran card
sort dengan media papan flanel dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV mata pelajaran IPS materi Keragaman suku bangsa
di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari banyaknya hasil belajar
siswa yang telah mencapai KKM. Dikarenakan hasil pengamatan
pada siklus II ini telah sesuai dengan apa yang peneliti harapkan
maka tidak perlu diadakannya lagi penelitian pada siklus yang
selanjutnya.
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
1. Deskripsi Perolehan Data Pembelajaran Pra Siklus
Pada tahap pra siklus ini materi pembelajaran yang disampaikan
oleh guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas
hanya melalui ceramah. Data yang peneliti peroleh sejak sebelum
digunakannya strategi pembelajaran card sort dengan media papan
flanel ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran dan juga data yang
peneliti peroleh ketika digunakannya strategi pembelajaran card sort
dengan media papan flannel dapat peneliti gunakan sebagai bahan
perbandingan antara sebelum dan sesudah ddigunakannya strategi
pembelajaran card sort dengan media papan flanel. Adapun yang
dipakai sebagai patokan dalam penelitian pada tahapan pra siklus ini
adalah nilai ulangan harian siswa kelas IV MI Al-Mahmud
Kumpulrejo 01 Salatiga pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
materi keragaman suku bangsa di Indonesia dengan KKM sebesar 70.
Adapun nilai hasil belajar pada tahap pra siklus adalah sebagai berikut:
69
Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1 A R M 75 Tuntas
2 A Z 80 Tuntas
3 A Y A 70 Tuntas
4 A K 40 Belum Tuntas
5 D S R 75 Tuntas
6 D S 80 Tuntas
7 E A K A 85 Tuntas
8 E A S 90 Tuntas
9 F N A 80 Tuntas
10 F W H 50 Belum Tuntas
11 H T K 50 Belum Tuntas
12 H D N R 70 Tuntas
13 I S N 85 Tuntas
14 K N A 70 Tuntas
15 L D 50 Belum Tuntas
16 L S 85 Tuntas
17 L G A 50 Belum Tuntas
18 M D K 50 Belum Tuntas
19 M R A P 55 Belum Tuntas
20 M M M 80 Tuntas
21 M W A 50 Belum Tuntas
22 M M 50 Belum Tuntas
23 M AM 70 Tuntas
24 M G R 75 Tuntas
70
25 M K A 80 Tuntas
26 L Z 80 Tuntas
27 N A 50 Belum Tuntas
28 W F S 55 Belum Tuntas
29 W P D 50 Belum Tuntas
KKM 70
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 40
Rata-rata 66,55
Ketrangan :
Tuntas : 17 siswa
Belum Tuntas : 12 siswa
Adapun rumus untuk menghitung persentase ketuntasan adalah
sebagai berikut :
p =
x 100%
Keterangan :
P = jumlah nilai dalam persen
F = jumlah siswa yang tuntas belajar
N = jumlah siswa
P =
P = 58,62%
71
Berdasarkan tabel 4.1 dapat kita ketahui bahwa nilai rata-rata yang
diperoleh siswa pada tahap pra siklius ini adalah 66,55 dari seluruh
siswa kelas IV yang berjumlah 29 siswa. Terdapat 17 siswa (58,6%)
yang telah tuntas, sedangkan untuk siswa yang belum tuntas berjumlah
12 siswa (41,37%). Berdasarkan hasil persentase dari data pada tahap
pra siklus tersebut indikator keberhasilan belum tercapai dikarenakan
persentase siswa yang telah mencapai KKM baru mencapai 58%,
sedangkan indikator keberhasilan baru dapat dikatan sudah tercapai
jika persentase siswa yang telah mencapai KKM sekurang-kurangnya
85% dari keseluruhan jumlah siswa.
Adapun diagram mengenai persentase hasil belajar siswa baik yang
telah tuntas dan belum tuntas pada tahap ini adalah
Gambar 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
2. Deskripsi Data Siklus I
Adapun waktu dilaksanakannya tahap siklus I adalah pada hari
Jumat tanggal 10 Mei 2019. Sedangkan alokasi waktu yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran pada tahap siklus I adalah 70 menit (2 x
58.60%
41.37%
Hasil Belajar Pra Siklus
Tuntas
Belum Tuntas
72
35 menit). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada tahap siklus I
menurut pengamatan peneliti, guru masih kurang mampu dalam
mengalokasikan waktu ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran
saat menggunakan strategi pembelajaran card sort dengan media
papan flanel serta siswa kurang mampu dalam menahan diri saat siswa
mencari pasangan kartu, yang mana hal ini mengakibatkan suasana
kelas menjadi ramai. Selain itu, keramaian yang terjadi juga dapat
mengakibatkan beberapa siswa menjadi berkurang perhatiannya ketika
mengikuti kegiatan pembelajaran. Adapun nilai hasil belajar pada
tahap siklus I ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Nilai Siklus I
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1 A R M 70 Tuntas
2 A Z 80 Tuntas
3 A Y A 70 Tuntas
4 A K 60 Belum Tuntas
5 D S R 70 Tuntas
6 D S 100 Tuntas
7 E A K A 80 Tuntas
8 E A S 90 Tuntas
9 F N A 90 Tuntas
10 F W H 70 Tuntas
11 H T K 60 Belum Tuntas
12 H D N R 80 Tuntas
13 I S N 90 Tuntas
73
14 K N A 70 Tuntas
15 L D 70 Tuntas
16 L S 90 Tuntas
17 L G A 60 Belum Tuntas
18 M D K 60 Belum Tuntas
19 M R A P 60 Belum Tuntas
20 M M M 90 Tuntas
21 M W A 60 Belum Tuntas
22 M M 60 Belum Tuntas
23 M AM 70 Tuntas
24 M G R 90 Tuntas
25 M K A 90 Tuntas
26 L Z 80 Tuntas
27 N A 60 Belum Tuntas
28 W F S 60 Belum Tuntas
29 W P D 70 Tuntas
KKM 70
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Rata-rata 74,13
Ketrangan :
Tuntas : 20 siswa
Belum Tuntas : 9 siswa
Adapun rumus untuk menghitung persentase ketuntasan adalah
sebagai berikut :
74
p =
x 100%
Keterangan :
P = jumlah nilai dalam persen
F = jumlah siswa yang tuntas belajar
N = jumlah siswa
P =
P = 68,96%
Berdasarkan tabel 4.2 dapat kita ketahui bahwa nilai rata-rata yang
diperoleh siswa pada tahap siklius I ini adalah 74,13 dari seluruh siswa
kelas IV yang berjumlah 29 siswa. Terdapat 20 siswa (68,96%) yang
telah tuntas, sedangkan untuk siswa yang belum tuntas berjumlah 9
siswa (31,03%). Berdasarkan hasil persentase dari data pada tahap
siklus I tersebut indikator keberhasilan belum tercapai dikarenakan
persentase siswa yang telah mencapai KKM baru mencapai 68,96%,
sedangkan indikator keberhasilan baru dapat dikatan sudah tercapai
jika persentase siswa yang telah mencapai KKM sekurang-kurangnya
85% dari keseluruhan jumlah siswa.
Adapun diagram mengenai persentase hasil belajar siswa baik
yang telah tuntas dan belum tuntas pada tahap ini adalah
75
Gambar 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I
3. Deskripsi Data Siklus II
Adapun waktu dilaksanakannya tahap siklus II adalah pada hari
Sabtu tanggal 11 Mei 2019. Sedangkan alokasi waktu yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran pada tahap siklus II adalah 70 menit (2 x
35 menit). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada tahap siklus
II menurut pengamatan peneliti, guru telah mampu dalam
mengalokasikan waktu ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran
saat menggunakan strategi pembelajaran card sort dengan media
papan flanel. Siswa telah mampu menahan diri dalam menjaga suasana
kelas agar tidak terjadi keramaian ketika mencari pasangan kartu yang
telah dibagikan. Selain itu, suasana kelas yang tidak ramai akan
membuat siswa lebih nyaman dan mudah saat memperhatikan materi
yang disampaikan ketika berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Adapun nilai hasil belajar pada tahap siklus II adalah sebagai berikut :
68.96%
31.03%
Hasil Belajar Siklus I
Tuntas
Belum Tuntas
76
Tabel 4.3 Nilai Siklus II
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1 A R M 80 Tuntas
2 A Z 80 Tuntas
3 A Y A 80 Tuntas
4 A K 70 Tuntas
5 D S R 100 Tuntas
6 D S 100 Tuntas
7 E A K A 80 Tuntas
8 E A S 100 Tuntas
9 F N A 100 Tuntas
10 F W H 80 Tuntas
11 H T K 60 Belum Tuntas
12 H D N R 70 Tuntas
13 I S N 100 Tuntas
14 K N A 70 Tuntas
15 L D 70 Tuntas
16 L S 90 Tuntas
17 L G A 60 Belum Tuntas
18 M D K 70 Tuntas
19 M R A P 70 Tuntas
20 M M M 100 Tuntas
21 M W A 80 Tuntas
22 M M 60 Belum Tuntas
23 M AM 80 Tuntas
24 M G R 70 Tuntas
77
25 M K A 100 Tuntas
26 L Z 90 Tuntas
27 N A 80 Tuntas
28 W F S 60 Belum Tuntas
29 W P D 80 Tuntas
KKM 70
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Rata-rata 80,34
Ketrangan :
Tuntas : 25 siswa
Belum Tuntas : 4 siswa
Adapun rumus untuk menghitung persentase ketuntasan adalah
sebagai berikut :
p =
x 100%
Keterangan :
P = jumlah nilai dalam persen
F = jumlah siswa yang tuntas belajar
N = jumlah siswa
P =
P = 86,2%
78
Berdasarkan tabel 4.3 dapat kita ketahui bahwa nilai rata-rata yang
diperoleh siswa pada tahap siklius II ini adalah 80,34 dari seluruh
siswa kelas IV yang berjumlah 29 siswa. Terdapat 25 siswa (86,2%)
yang telah tuntas, sedangkan untuk siswa yang belum tuntas berjumlah
4 siswa (31,73%). Berdasarkan hasil persentase dari data pada tahap
siklus II tersebut indikator keberhasilan sudah tercapai dikarenakan
sebanyak 86,2% dari keseluruhan jumlah siswa kelas IV telah
mencapai KKM, sedangkan indikator keberhasilan dapat dikatan sudah
tercapai jika persentase siswa yang telah mencapai KKM sekurang-
kurangnya 85% dari keseluruhan jumlah siswa
Adapun diagram mengenai persentase hasil belajar siswa baik yang
telah tuntas dan belum tuntas pada tahap ini adalah
Gambar 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II
B. Pembahasan
Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari penelitian pada tahap pra
siklus sampai dengan siklus II. Peneliti memperoleh data mengenai
86.20%
13.73% Hasil Belajar Siklus II
Tuntas
Belum Tuntas
79
capaian hasil belajar siswa kelas IV sejak pra siklus samapai dengan siklus
II. Adapun capaian hasil belajar siswa kelas IV adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Capaian hasil Belajar Siswa
Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Siswa Persentase
Pra Siklus 66,55 Tuntas 17 Siswa 58,6%
Belum Tuntas 12 Siswa 41,37%
Siklus I 74,13 Tuntas 20 Siswa 68,96%
Belum Tuntas 9 Siswa 31,03%
Siklus II 80,34 Tuntas 25 Siswa 86,2%
Belum Tuntas 4 Siswa 13,73%
Berdasarkan tabel 4.4 dapat kita ketahui bahwa terjadi
peningkatan pada hasil belajar siswa selama penelitian dalam kegiatan
pembelajaran dengan strategi card sort melalui media papan flanel.
Peningkatan hasil belajar pada siswa adalah bukti dari keberhasilan
penggunaan strategi dan media tersebut.
Pada tabel 4.1 dapat kita ketahui bahwa pada tahap pra siklus nilai
rata-rata yang diperoleh siswa dalam tahap ini adalah 66,55 dari seluruh
siswa kelas IV yang berjumlah 29 siswa. Terdapat 17 siswa (58,6%) yang
telah tuntas, sedangkan untuk siswa yang belum tuntas berjumlah 12 siswa
(41,37%). Berdasarkan hasil persentase dari data pada tahap pra siklus
tersebut indikator keberhasilan belum tercapai dikarenakan persentase
siswa yang telah mencapai KKM baru mencapai 58%, sedangkan indikator
keberhasilan baru dapat dikatan sudah tercapai jika persentase siswa yang
80
telah mencapai KKM sekurang-kurangnya 85% dari keseluruhan jumlah
siswa.
Pada tabel 4.2 dapat kita ketahui bahwa pada tahap siklus I nilai
rata-rata yang diperoleh siswa dalam tahap ini adalah 74,13 dari seluruh
siswa kelas IV yang berjumlah 29 siswa. Terdapat 20 siswa (68,96%)
yang telah tuntas, sedangkan untuk siswa yang belum tuntas berjumlah 9
siswa (31,03%). Berdasarkan hasil persentase dari data pada tahap siklus I
tersebut indikator keberhasilan belum tercapai dikarenakan persentase
siswa yang telah mencapai KKM baru mencapai 68,96%, sedangkan
indikator keberhasilan baru dapat dikatan sudah tercapai jika persentase
siswa yang telah mencapai KKM sekurang-kurangnya 85% dari
keseluruhan jumlah siswa. Dikarenakan indikator keberhasilan belum
tercapai maka perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
Pada tabel 4.3 dapat kita ketahui bahwa nilai rata-rata yang
diperoleh siswa dalam tahap ini adalah 80,34 dari seluruh siswa kelas IV
yang berjumlah 29 siswa. Terdapat 25 siswa (86,2%) yang telah tuntas,
sedangkan untuk siswa yang belum tuntas berjumlah 4 siswa (31,73%).
Berdasarkan hasil persentase dari data pada tahap siklus II tersebut
indikator keberhasilan sudah tercapai dikarenakan sebanyak 86,2% dari
keseluruhan jumlah siswa kelas IV telah mencapai KKM, sedangkan
indikator keberhasilan dapat dikatan sudah tercapai jika persentase siswa
yang telah mencapai KKM sekurang-kurangnya 85% dari keseluruhan
81
jumlah siswa. Karena indikator keberhasilan telah tercapai maka penelitian
tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Adapun grafik mengenai persentase hasil belajar siswa baik yang
telah tuntas dan belum tuntas pada tahap siklus I dan siklus II adalah
sebagai berikut :
Gambar 4.4 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus II
0
20
40
60
80
100
PraSiklus
Siklus I Siklus II
Tuntas
Belum Tuntas
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui
bahwa strategi pembelajaran card sort dengan media papan flanel dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Al-Mahmud Kumoulrejo 01
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga pada tahun pelajaran 2018/2019
pada mata pelajaran IPS materi keragaman suku bangsa di Indonesia.
Dimana hal ini dapat diketahui melalui perbandingan dari capaian hasil
belajar siswa sejak tahapan pra siklus sampai dengan siklus II.
Adapun nilai rata-rata dari hasil belajar siswa yang diperoleh pada
tahap pra siklus ini mencapai 66,55 dengan persentase siswa yang telah
tuntas hasil belajarnya mencapai 58,6% sedangkan siswa yang belum
tuntas hasil belajarnya mencapai 41,37%, selanjutnya nilai rata-rata dari
hasil belajar siswa yang diperoleh pada tahap siklus I ini mencapai 74,13
dengan persentase siswa yang telah tuntas hasil belajarnya mencapai
68,96% sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya mencapai
31,03%. Adapun nilai rata-rata dari hasil belajar siswa yang diperoleh
pada tahap siklus II ini mencapai 80,34 dengan persentase siswa yang
telah tuntas hasil belajarnya mencapai 86,2% sedangkan siswa yang belum
tuntas hasil belajarnya mencapai 13,73%. Dikarenakan persentase hasil
belajar siswa pada tahap siklus II telah mencapai 86,2% sedangkan
83
indikator keberhasilan hasil belajar secara klasikal dikatakan telah tercapai
apabila sebanyak 85% dari jumlah siswa telah mencapai KKM atau telah
tuntas hasil belajarnya. Oleh karena itu, Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ini dinyatakan telah berhasil.
B. Saran
Adapun beberapa saran ataupun masukan yang dapat peneliti
sampaikan kepada guru, siswa dan juga sekolah adalah sebagai berikut;
1. Bagi Guru
a. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan khususnya pada mata
pelajaran IPS materi keragaman suku bangsa di Indonesia, kepada
guru peneliti menyarankan agar pendidik memakai strategi
pembelajaran card sort dengan media papan flanel dalam
pembelajaran IPS materi keragaman suku bangsa di Indonesia.
b. Guru sebaiknya selalu mencoba untuk menyemangati siswa dengan
harapan siswa dapat bersemangatnya dalam belajar serta
bersemanagat dalam meningkattkan hasil belajarnya.
2. Bagi Siswa
Untuk siswa yang hasil belajarnya belum mencapai KKM atau
belum tuntas diharapkan untuk lebih rajin lagi dalam belajar supaya
hasil belajarnya bisa meningkat. Sedangkan bagi siswa yang telah
tuntas hasil belajarnya sebaiknya untuk belajar kembali agar tidak
terjadi penurunan pada hasil belajarnya dan agar hasil belajarnya
semakin meningkat lagi.
84
3. Bagi sekolah
Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan bagi sekolah adalah
sebaiknya sekolah selalu mengawasi serta memantau kegiatan belajar
mengajar yang dilaksakan di lingkungannya serta diharapkan selalu
selalu mendorong guru untuk bisa berinovasi dan berkreasi dengan
harapan pembelajaran yang terselenggara di dalam kelas terkesan tidak
membuat jenuh siswa..
85
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an. 2012. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Depok: CV Dua Sehati
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Fathurrohman, Muhammad & Sulistyorini. 2018. Belajar dan
Pembelajaran; Membantu Meningkatkan Mutu Pembelajaran
Sesuai Standar Nasional. Yogyakarta: Kalimedia
Gunawan, Rudy. 2013. Pendidikan IPS: Filosofi, Konsep, dan Aplikasi.
Bandung: Alfabeta
Kustiawan, Usep. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia
Dini. Malang : Gunung Samudera
Mulyasa. 2009. Kurikulum yang disempurnakan Pengembangan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Nikmah, Anis Ulfatun. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Tematik Sub
Tema Manusia dan Lingkungan Menggunakan Strategi
Pembelajaran Active Learning Tipe Card Sort Pada Siswa
Kelas V MI Ma’arif Gedangan Kec Tuntang Kab Semarang
Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Institute Agama Islam Negeri Salatiga.
Nurhayati, Dwi. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Alat
Ukur (Berat, Panjang, dan Waktu) Melalui Strategi Card Sort
Pada Siswa Kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institute Agama Islam Negeri
Salatiga.
Rasimin. 2012. Pembelajaran IPS; Teori, Aplikasi dan Evaluasi. Salatiga:
STAIN Salatiga Press
Sadiman, Arief S, dkk. 1996. Media Pendidikan: Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaaatannya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Saidah, Umi. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan dengan
Menggunakan Strategi Card Sort Pada Siswa Kelas IV MI
Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Institute Agama Islam Negeri Salatiga.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta:
PEDAGOGIA
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Susilo. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : PUSTAKA BOOK
PUBLISHER
Trianto. 2015. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Uno, B Hamzah dan Nurdin Mohamad 2015. Belajar dengan Pendekatan
Pailkem : pembelajaran, aktif, inovatif, lingkungan, kreatif,
efektif, menarik. Jakarta : Bumi Aksara.
Warso, Agus Wasiso Dwi Doso. 2017. Publikasi Ilmiah Penelitian
Tindakan Kelas. Yogyakarta : Graha Cendekia.
Zaini, Hisyam, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani. 2008. Strategi
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta; Pustaka Insan Madani
Lampiran 1 RPP Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah/Madrasah : MI AL MAHMUD KUMPULREJO 01
Kelas/Semester : IV / 2 (Dua)
Tema : 7 / Indahnya Keragaman di Negeriku
Sub Tema : 1 / Keragaman Suku Bangsa dan Agama Negeriku
Pembelajaran : 3 / Ilmu Pengetahuan Sosial
AlokasiWaktu : 2 x 35 menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuanfaktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan
tempat bermain
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
No. Mapel KD Indikator
1 IPS 3.2.Mengidentifikasi keragaman sosial,
ekonomi, budaya, etnis dan agama
di provinsi setempat sebagai
identitas bangsa Indonesia serta
hubungannya dengan karakteristik
ruang
3.2.1 Memahami
hubungan antara
antara banyaknya
suku bangsa dengan
kondisi wilayah di
Indonesia.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa mampu memahami faktor penyebab keragaman masyarakat di
Indonesia
2. Siswa mampu mengetahui keragaman suku bangsa di Indonesia yang
terletak di provinsi Aceh sampai dengan provinsi Jawa Timur
D. MATERI PEMBELAJARAN
Faktor Penyebab Keragaman Masyarakat Indonesia
Di Indonesia terdapat banyak keragaman, misalnya suku bangsa, bahasa,
agama, dan budaya.Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya keragaman
dalam masyarakat Indonesia.Beberapa faktor yang dimaksud seperti berikut.
1. Letak Strategis Wilayah Indonesia.
Letak Indonesia sangat strategis, yaitu berada di antara Samudra
Hindia dan Samudra Pasifik.Indonesia juga berada di antara Benua Asia
dan Benua Australia. Letak strategis tersebut menjadikan Indonesia berada
di tengah-tengah lalu lintas perdagangan.Para pedagang dari berbagai
negara datang ke Indonesia. Mereka membawa agama, adat istiadat, dan
kebudayaan dari negaranya. Banyak pendatang menyebarkan agama, adat
istiadat, dan kebudayaan negaranya, baik dengan sengaja maupun tidak
sengaja.
2. Kondisi Negara Kepulauan
Keadaan geografi Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang
terdiri atas 13.466 pulau. Banyaknya pulau di Indonesia menyebabkan
penduduk yang menempati satu pulau atau sebagian dari satu pulau
tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa.Tiap-tiap suku bangsa memiliki
budaya sendiri. Oleh karena itu, di Indonesia ada banyak suku bangsa
dengan budaya yang berbeda-beda.
3. Perbedaan Kondisi Alam.
Negara Indonesia sangat luas dan terdiri atas 13.466 pulau.Tiap-
tiap pulau dibatasi oleh lautan.Selain itu, Indonesia merupakan negara
vulkanis dengan banyak pegunungan, baik gunung berapi maupun bukan
gunung berapi.Keadaan alam Indonesia tersebut memengaruhi
keanekaragaman masyarakatnya.
Kehidupan masyarakat pantai berbeda dengan kehidupan
masyarakat pegunungan.Masyarakat pantai lebih banyak memanfaatkan
laut untuk mempertahankan hidupnya, yaitu dengan menjadi
nelayan.Sebaliknya, masyarakat yang tinggal di lereng pegunungan
memiliki upaya sendiri untuk mempertahankan hidupnya.Mereka lebih
memilih mata pencaharian yang berkaitan dengan relief alam pegunungan,
misalnya sebagai peternak atau petani sayur.
Bagaimana dengan masyarakat yang tinggal di kota? Masyarakat
yang tinggal di kota tentu tidak akan menjadi nelayan. Masyarakat kota
cenderung untuk membuka usaha, bekerja di kantor, atau bekerja di
pabrik.
4. Keadaan Transportasi dan Komunikasi
Kemajuan dan keterbatasan sarana transportasi dan komunikasi
dapat mempengaruhi perbedaan masyarakat Indonesia. Kemudahan sarana
transportasi dan komunikasi memudahkan masyarakat berhubungan
dengan masyarakat lain. Sebaliknya, sarana yang terbatas akan
menyulitkan masyarakat dalam berhubungan dan berkomunikasi dengan
masyarakat lain. Kondisi ini menjadi penyebab keragaman masyarakat
Indonesia.
5. Penerimaan Masyarakat terhadap Perubahan
Keterbukaan masyarakat terhadap sesuatu yang baru, baik yang
datang dari dalam maupun luar masyarakat, membawa pengaruh terhadap
perbedaan masyarakat Indonesia. Masyarakat perkotaan relatif mudah
menerima orang asing atau budaya lain. Sebaliknya, masyarakat
pedalaman sebagian besar sulit menerima sesuatu yang baru.Mereka tetap
bertahan pada budaya sendiri dan sulit menerima budaya luar.
Keragaman Suku Bangsa di Indonesia
Suku bangsa termasuk bagian dari keragaman bangsa Indonesia.Ada
banyak suku bangsa yang mendiami wilayah Kepulauan Indonesia. Dibandingkan
dengan negara lain, jumlah suku bangsa Indonesia menjadi yang terbesar di dunia.
Suku bangsa Indonesia tersebar di seluruh wilayah Indonesia, baik di pulau besar
maupun pulau kecil.Berikut daftar suku bangsa di seluruh provinsi yang ada di
Indonesia.
Provinsi Nama Suku
Aceh Aceh, Alas, Gayo, Gayo Lut, Gayo Luwes, Singkil,
Simeulue, Aneuk Jame, Tamiang, dan Kluet.
Sumatra Utara Batak Angkola, Batak Karo, Batak Mandailing,
Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Toba, Ulu,
dan Nias.
Sumatra Barat Mentawai, Minangkabau, Guci, Jambak, Piliang,
Caniago, Tanjung, Sikum Bang, dan Koto.
Jambi Anak Dalam, Jambi, Kerinci, Melayu, Bajau, Batin,
Kubu, dan Penghulu.
Riau Akit, Melayu Riau, Rawa, Hutan, Sakai, Bonai, Laut,
dan Talang Mamak.
Kepulauan Riau Melayu, Laut, dan Batak.
Sumatra Selatan Gumai, Kayu Agung, Kubu, Pasemah, Palembang,
Ranau Kisan, Komering, Ogan, Lematang, Lintang,
Semendo, dan Rejang.
Kepulauan Bangka
Belitung
Bangka, Belitung, Lom, Sawang, Sekak, Pangkal
Pinang, Melayu, dan Toboali.
Bengkulu Enggano, Kaur, Lembak, Muko-Muko, Semendo,
Serawai, Melayu, Sekah, Rejang, dan Lebong.
Lampung Abung, Krui, Melayu, Lampung, Rawas, Semendo,
dan Pasemah.
Banten Baduy, Sunda, dan Banten.
DKI Jakarta Betawi
Jawa Barat Cirebon dan Sunda
Yogyakarta Jawa
Jawa Tengah Jawa dan Samin.
Jawa Timur Jawa, Bawean, Madura, Tengger, dan Osing.
E. STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Card Sort
F. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Teks bacaan
2. Papan flanel
3. Kartu berisi suku bangsa di Indonesia dan provinsi asalnya
G. SUMBER BELAJAR
Buku Guru dan Buku Siswa Kelas IV, Tema 7: Indahnya Keragaman di
Negeriku. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam dan berdo’a
bersama siswa
2. Guru memeriksa kehadiran siswa
3. Guru mengkondisikan siswa
4. Guru mengulas materi yang telah
dipelajari
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dari materi yang akan dipelajari
10 menit
Inti
1. Guru memberikan pengantar kepada siswa
mengenai materi yang akan dipelajari
2. Guru memberikan stimulus kepada siswa
lewat bertanya
Adakah yang tahu kenapa masyarakat di
Indonesia sangat beragam ?
Adakah yang dapat menyebutkan nama-
nama suku yang ada di pulau Sumatra
maupun Jawa ?
3. Guru memberikan siswa waktu untuk
memberikan jawaban dan mengutarakan
pendapatnya
4. Guru meminta siswa membaca dan
mencermati teks bacaan
5. Guru menjelaskan materi pembelajaran
dengan papan flanel
6. Guru memberikan siswa potongan kertas
yang berisi informasi atau contoh yang
tercakup dalam satu atau lebih kategori.
7. Guru meminta siswa untuk bergerak dan
55 menit
berkeliling di dalam kelas untuk
menemukan kartu dengan kategori yang
sama.
8. Guru meminta siswa mempresentasikan
kategorinya di depan kelas.
9. Guru meminta siswa menempelkan
potongan kertas di media papan flanel
yang telah disediakan
10. Guru mengulang kembali materi
pelajaran yang telah dipelajari dan
memberikan kesimpulan
Penutup
1. Guru meminta siswa mengerjakan soal
2. Guru bersama siswa mengakhiri
pembelajaran dengan salam dan hamdalah
5 menit
I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
Penilaian hasil pembelajaran yang terdapat dalam siklus ini adalah dengan
menggunakan tes tertulis untuk mengetahui kemampuan siswa, adapun soal
dalam siklus ini adalah sebagai berikut :
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau pada jawaban yang benar!
1. Indonesia adalah negara yang memiliki kebudayaan yang beragam karena
memiliki …
a. Banyak suku bangsa c. laut yang dalam
b. Satu suku bangsa d. laut yang luas
2. Suku Aceh berasal dari provinsi …
a. Lampung b. Banten c. Aceh d. DKI Jakarta
3. Letak Indonesia sangat strategis, yaitu diantara Samudra Hindia dan …
a. Samudra Pasifik c. Samudra Atlantis
b. Samudra Artik d. Samudra Antartika
4. Selain Suku Nias, suku yang berasal dari Provinsi Sumatra Utara adalah
…
a. Jawa c. Betawi
b. Batak Angkola d. Baduy
5. Selain terletak di anatara dua samudra, Indonesia juga terletak diantara dua
benua yaitu…
a. Benua Asia dan Benua Australia c. Benua Eropa dan Benua
Amerika
b. Benua Afrika dan Amerika d. Benua Eropa dan Benua
Afrika
6. Suku-suku yang berasal dari Sumatra Barat adalah, kecuali…
a. Suku Mentawai c. Suku Minangkabau
b. Suku Guci d. Suku Cirebon
7. Suku Osing dan Suku Tengger berasal dari provinsi …
a. Jawa Timur c. Aceh
b. DKI Jakarta d. Lampung
8. Selain Suku Anak Dalam, suku yang berasal dari Provinsi Jambi adalah …
a. Suku Jawa c. Suku Aceh
b. Suku Jambi d. Suku Mentawai
9. Suku-suku yang berasal dari Provinsi Riau diantaranya adalah, kecuali ...
a. Suku Akit c. Suku Melayu Riau
b. Suku Rawa d. Suku Sunda
10. Di bawah ini yang bukan merupakan suku dari provinsi Jawa Timur
adalah …
a. Suku Jawa c. Suku Bawean
b. Suku Sunda d. Suku Osing
Kunci Jawaban :
1 A
2 C
3 A
4 B
5 A
6 D
7 A
8 B
9 D
10 B
Nilai = B X 10 = 100
Lampiran 2 Lembar Observasi Guru Siklus I
Lampiran 3 Lembar Observasi Siswa Siklus I
Lampiran 4 RPP Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah/Madrasah : MI AL MAHMUD KUMPULREJO 01
Kelas/Semester : IV / 2 (Dua)
Tema : 7 / Indahnya Keragaman di Negeriku
Sub Tema : 1 / Keragaman Suku Bangsa dan Agama Negeriku
Pembelajaran : 3 / Ilmu Pengetahuan Sosial
AlokasiWaktu : 2 x 35 menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuanfaktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan
tempat bermain
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
No. Mapel KD Indikator
1 IPS 3.2.Mengidentifikasi keragaman sosial,
ekonomi, budaya, etnis dan agama
di provinsi setempat sebagai
identitas bangsa Indonesia serta
hubungannya dengan karakteristik
ruang
3.2.1 Memahami
hubungan antara
antara banyaknya
suku bangsa dengan
kondisi wilayah di
Indonesia.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa mampu mengetahui keragaman suku bangsa di Indonesia yang
mendiami pulau Bali, Kalimanta, Sulawesi, Papua
D. MATERI PEMBELAJARAN
Keragaman Suku Bangsa di Indonesia
Provinsi Nama Suku
Bali Bali Aga dan Bali Majapahit.
Nusa Tenggara Barat Sumbawa, Bima, Dompu, Donggo, Mandar, Bali, dan
Sasak.
Nusa Tenggara Timur Alor, Rote, Timor, Sabu, Helong, Sumba, Dawan,
Belu, dan Flores.
Kalimantan Utara Tidung, Bulungan, Banjar, dan Dayak.
Kalimantan Barat Dayak (Bidayuh, Desa, Iban, Kanayatan, Kantuk,
Limbai, Mali, Mualang, Sambas, Murut, Ngaju,
Punan, Ot Danum, dan Kayan).
Kalimantan Tengah Dayak (Bara Dia, Bawo, Dusun, Lawangan, Maayan,
Ot Danum, Punan, Siang Murung, Ngaju, Maanyan,
Dusun, Lawangan, Bukupao, dan Ot Dusun).
Kalimantan Timur Dayak (Bulungan, Tidung, Kenyah Berusu, Abai,
Kayan, Bajau Berau, Kutai, dan Pasir).
Kalimantan Selatan Dayak (Banjar, Bakumpai, Bukit, Pitap, Orang
Barangas, Banjar Hulu, dan Banjar Kuala).
Sulawesi Utara Sangir, Talaud, Minahasa, Bolaang Mongondow, dan
Bantik.
Sulawesi Tengah Kailili, Pamona, Mori, Balatar, Wana, Ampana,
Balantak, Bungku, Buol, Dampeles, Dondo, Kulawi,
Lore, dan Banggai.
Gorontalo Gorontalo, Suwawa, Atinggola, Mongondow, dan
Bajo Manado.
Sulawesi Tenggara Laki, Malio, Muna, Kulisusu Moronene, Wolio,
Wononii, dan Buton.
Sulawesi Selatan Makassar, Bugis, Toraja, Bentong, Duri, Konjo
Pegunungan, Konjo Pesisir, dan Mandar.
Sulawesi Barat Mandar, Mamuju, Pattae, Tosumunya, dan Mamasa.
Maluku Ambon, Aru, Ternate, Tidore, Furu-furu, Alifuru,
Togutil, Rana, Banda, Buru, dan Tanibar.
Maluku Utara Seram, Banda, Buru, Furur, Aru, Bacan, Gane, Kadai,
Kau, dan Loloda.
Papua Arfak, Mandacan, Bauzi, Biak Muyu, Ekagi, Fak-
Fak, Asmat, Kaure, Tobati, Dera, dan Dani
Papua Barat Doteri, Kuri, Simuri, Irarutu, Sebyar, Onim, Atam,
Atori, Ayamaru, Ayfat, Baham, Kambrau, Karas,
Karon, Koiwai, dan Biak.
E. STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Card Sort
F. MEDIA PEMBELAJARAN
4. Teks bacaan
5. Papan flanel
6. Kartu berisi suku bangsa di Indonesia dan provinsi asalnya
G. SUMBER BELAJAR
Buku Guru dan Buku Siswa Kelas IV, Tema 7: Indahnya Keragaman di
Negeriku. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam dan berdo’a
bersama siswa
2. Guru mengkondisikan siswa
3. Guru mengulas materi yang telah
dipelajari
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dari materi yang akan dipelajari
7 menit
Inti
1 Guru meminta siswa mengucapkan satu
nama suku ketika memeriksa kehadiran
siswa sebagai pengganti kata hadir
2. Guru memberikan stimulus dengan
beretanya kepada siswa
Adakah yang dapat menyebutkan nama-
nama suku yang berada di pulau
Kalimantan, Sulawesi ataupun Papua ?
3. Guru memberikan siswa waktu untuk
menjawab
4. Guru meminta siswa mencermati teks
bacaan yang dibaca secara bergiliran dan
meminta siswa menanyakan hal yang
58 menit
belum dimengerti
5. Guru menjelaskan materi pembelajaran
menggunakan papan flanel
6. Guru memberikan siswa potongan kertas
yang berisi informasi atau contoh yang
tercakup dalam satu atau lebih kategori.
7. Guru meminta siswa untuk bergerak dan
berkeliling di dalam kelas untuk
menemukan kartu dengan kategori yang
sama.
8. Guru meminta siswa mempresentasikan
kategorinya di depan kelas.
9. Guru meminta siswa menempelkan
potongan kertas di media papan flanel
yang telah disediakan
10. Guru mengulang kembali materi
pelajaran yang telah dipelajari dan
memberikan kesimpulan
Penutup
1. Guru membagikan soal evaluasi dan
meminta siswa mengerjakannya
2. Guru bersama siswa mengakhiri
pembelajaran dengan salam dan hamdalah
5 menit
I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
Penilaian hasil pembelajaran yang terdapat dalam siklus ini adalah
dengan menggunakan tes tertulis untuk mengetahui kemampuan siswa, adapun
soal dalam siklus ini adalah sebagai berikut :
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau pada jawaban yang benar!
1. Yang bukan merupakan faktorpenyebab keragaman masyarakat Indonesia
adalah …
a. Perbedaan kondisi alam c. Letak strategis wilayah
Indonesia
b. Kondisi Negara Kepulauan d. Warna bendera
2. Suku Dayak Bidayuh berasal dari Provinsi …
a. Kalimantan Barat c. Sulawesi Utara
b. Papua d. Sulawesi Selatan
3. Selain Suku Dayak Punan, suku yang berasal dari Provinsi Kalimantan
Barat adalah …
a. Suku Dayak Iban dan Suku Dayak Desa c. Suku Talaud dan Suku
Minahasa
b. Suku Gorontalo dan Suku Suwawa d. Suku Asmat dan Suku
Dani
4. Suku yang berasal dari Provinsi Sulawesi Utara adalah Suku …
a. Gorontalo c. Dayak
b. Sangir d. Dani
5. Selain Suku Suwawa, suku yang berasal dari Provinsi Gorontalo adalah
Suku …
a. Asmat c. Gorontalo
b. Dani d. Dayak
6. Suku yang berasal dari Provinsi Maluku adalah Suku …
a. Ambon c. Arfak
b. Makassar d. Dayak
7. Yang bukan teermasuk suku dari Provinsi Sulawesi Selatan adalah …
a. Makssar c. Bugis
b. Toraja d. Dani
8. Suku Toraja Berasal dari Provinsi …
a. Sulawesi Selatan b. Papua c. Maluku d. Kalimantan Barat
9. Suku Asmat dan Suku Dani berasal dari Provinsi …
a. Papua c.Maluku Utara
b. Kalimantan Barat d. Sulawesi Utara
10. Suku yang berasal dari Provinsi Papua Barat adalah Suku …
a. Doteri b. Dayak c. Gorontalo d. Ambon
Kunci Jawaban :
1 D 6 A
2 A 7 D
3 A 8 A
4 B 9 A
5 C 10 A
Nilai = B X 10 = 100
Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa Siklus II
Lampiran 7 Soal Evaluasi
Lampiran 8 Hasil Belajar Siswa
Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian
siswa mempresentasikan kategorinya masing-masing
Siswa menempelkan kartu ke papan flanel
Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I
siswa menempelkan kartu ke papan flanel
siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II
Lampiran 10 Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 11 Surat Izin Penelitian
Lampiran 12 Keterangan Penelitian MI
Lampiran 13 Laporan SKK
Lampiran 14 Lembar Konsultasi
Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama Lengkap : Muhammad Alwi Syarif
Tempat Tanggal Lahir : Salatiga, 18 April 1997
Agama : Islam
Alamat : Bonorejo RT 01/V, Blotongan, Salatiga
Email : [email protected]
Riwayat pendidikan : SDN 02 Rejosari
SMP N 1 Brangsong
SMK Al-Falah Salatiga
IAIN Salatiga Angkatan 2015
Dengan ini daftar riwayat hidup saya buat sebenar-benarnya. Atas
perhatiannya saya ucapkan terima kasih.