PENINGKATAN HASIL BELAJAR
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI)
MATERI DINASTI AL AYYUBIYAH
DENGAN METODE INDEX CARD MATCH
PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 2
MTs YASPIA NGROTO KEC GUBUG
KAB GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN 2016/2017.
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh:
Syahril Ghani
NIM: 111-12-240
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
.
“Wahai Orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kalian “
Luaskanlah tempat duduk “ di dalam Majlis-majlis maka luaskanlah(untuk orang
lain), Maka Allah SWT akan meluaskan Untuk kalian, dan apabila dikatakan
“berdirilah kalian” maka berdirilah, Allah mengangkat derajat orang-orang
yang beriman dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat, Allah maha
mengetahui atas apa-apa yang kalian kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah ayat 11)
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat serta karuniaNya, skripsi
ini penulis persembahkan untuk :
1. Ayahku dan ibundaku tersayang, Ali Imron dan Roidhotul Nikmah yang
selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi
dalam kehidupanku.
2. Kedua saudara kandungku kakak Fatimatuz Zahra, dan adik Abdullah Al
Azhar atas motivasi yang tak ada hentinya kepadaku sehingga proses
penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.
3. Kekasihku, Hilda Tiara yang selalu mendukungku, menemaniku, serta
mendo’akanku sehingga proses pembuatan skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Dosen Pembimbing Akademik, Dr. Mukti Ali, M.Hum.
5. Dosen Pembimbing Skripsi, bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag.
6. Ketua Jurusan PAI, Hj. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.
7. Sahabat dan teman dekatku yang selalu memberikan motivasi kepadaku dan
membantu menyelesaikan skripsi ini.
8. Keluarga besar MTs YASPIA Ngroto.
9. Keluarga besar SMP N 1 Gubug.
10. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2012 khususnya jurusan PAI.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada
Allah Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah-Nya
kepada penulis sehinggap penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Materi Dinasti Al
Ayyubiyyah Dengan Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas VIII MTs
YASPIA Ngroto Kecamatan Gubug Kab Grobogan Tahun Pelajaran
2016/2017.
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
nabi agung Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya
yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-
satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman
kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama
Islam.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi
ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Rektor IAIN Salatiga, Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
2. Bapak Dekan IAIN Salatiga, Suwardi, M.Pd.
3. Ibu Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Hj. Siti Rukhayati, M.Ag.
4. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum. selaku pembimbing akademik.
ix
x
ABSTRAK
Ghani, Syahril, 2017. Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam
(SKI) Materi Dinasti Al Ayyubiyyah Dengan Metode Index Card
Match (Studi kasus di Kelas VIII Semester 2 MTs YASPIA Ngroto
Kecamatan Gubug Kab Grobogan) Tahun 2017. Skripsi, Salatiga:
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negri Salatiga.
Kata Kunci: peningkatan hasil belajar SKI dan metode index card match.
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar SKI
melalui metode index card match pada siswa kelas VIII MTs YASPIA Ngroto
Kec. Gubug Kab. Grobogan tahun 2017. Permasalahan yang ingin dijawab
dalam penelitian ini adalah (1) apakah penerapan metode index card match
pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam materi dinasti All Ayyubiyah
dapat meningkatkan hasil belajar siswa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut
maka peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul ”
Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Materi Dinasti Al
Ayyubiyyah Dengan Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas VIII
Semester 2 MTs YASPIA Ngroto Kecamatan Gubug Kab Grobogan Tahun
Pelajaran 2016/2017”.
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari empat tahap. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah dokumentasi, observasi dan tes tertulis. Penelitian ini dilaksanakan pada
siswa kelas VIII B dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa dengan
menerapkan metode index card match dalam pembelajaran SKI dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditandai oleh persentase kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang diperoleh dari siklus I sampai siklus II , di
mana persentase siklus I 61,76% meningkat menjadi 88,23% pada siklus II.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………...i
HALAMAN BERLOGO………………………………………………...ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………iii
PENGESAHAN KELULUSAN………………………………………..iv
DEKLARASI………………………………………………………..…..v
MOTTO……………………………………………………………..…...vi
PERSEMBAHAN ………………………………………………….….vii
KATA PENGANTAR…………………………………………….…..viii
ABSTRAK………………………………………………………………x
DAFTAR ISI…………………………………………………….…….. xi
DAFTAR TABEL………………………………………………………xv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………….... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………….…1
B. Rumusan Masalah…………………………………………….…...6
C. Tujuan Penelitian………………………………………….……….6
D. Hipotesis………………………………………………….………..6
E. Manfaat Penelitian………………………………………….……...7
F. Definisi Operasional……………………………………….………8
G. Metode Penelitian………………………………………………...10
1. Rancangan Penelitian…………………………………...……10
2. Subyek Penelitian………………………………………...…..11
3. Siklus Penelitian.………………………………...…………...11
4. Instrumen Penelitian…………………………...……………..11
5. Pengumpulan Data…………………………………………...12
6. Analisis Data…………………………………………………12
H. Sistematika Penulisan…………………………………………….14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori………………………………………………………16
xii
1. Hasil Belajar………………………………………………….16
a. Pengertian hasil belajar…………………………………..16
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar…………17
2. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaaan Islam…………………19
a. Pemahaman Tentang Sejarah Kebudayaan Islam………..19
b. Objek Sejarah Kebudayaan Islam………………………..22
c. Tujuan dan Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan
Islam……………………………………………………...23
3. Dinasti Al Ayyubiyah………………………………………...26
a. Berdirinya Dinasti Ayyubiyah……………………………26
b. Penguasa Dinasti Ayyubiyah……………………………..29
4. Metode Pembelajaran Index Card Match…………………….35
a. Pengertian Metode Index Card Match…………………...35
b. Kelebihan dan kekurangan Metode Index Card Match…..37
B. Kajian Pustaka……………………………………………………39
1. Penelitian Yang Relevan……………………………………..39
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs YASPIA Ngroto…………......................42
1. Identitas Madrasah…………………………………………...42
2. Data Fisik (Sarana-Prasarana)………………………………..43
3. Data Siswa dan Guru………………………………………...45
4. Visi dan Misi…………………………………………………47
B. Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………….47
1. Lokasi Penelitian……………………………………………..47
2. Jadwal Penelitian……………………………………………..48
C. Deskripsi Per Siklus……………………………………………...48
1. Deskripsi Pra Siklus………………………………………….48
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I………………………………49
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II……………………………...54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus……………………………………………...58
xiii
1. Pra Siklus……………………………………………………..59
2. Siklus I………………………………………………………..65
3. Siklus II………………………………………………………72
B. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………..79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………….83
B. Saran……………………………………………………………...83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel.3.1 Data Ruang MTs YASPIA Ngroto……………………………… 44
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Tahun 2016/2017……………………………….... 46
Tabel 3.3 Data Guru MTs YASPIA Ngroto…………………………..…… 46
Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus…………………………………………… 59
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Bertanya Siswa
Pra Siklus…………………………………………………………………… 61
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Menjawab
Pertanyaan pada Pra Siklus………………..……………………………….. 61
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Mengerjakan
Tugas pada Pra Siklus……………………………………..……………...... 62
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa pada Pra Siklu..…. 63
Tabel 4.6 Daftar nama siswa kelas VIII MTs YASPIA Ngroto….……….. 64
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Bertanya Siswa Siklus I.. 65
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Menjawab
Pertanyaan Siklus I ……………………………………………….……….. 66
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Mengerjakan
Tugas Siklus I.. ………………..………………………………………….. 67
Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa……….………… 68
Tabel 4.11 Hasil Nilai Siswa Siklus I…..…………………………………. 69
Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Praktik…………………….. 70
Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Bertanya Siswa
Siklus II…………………………………………………………………….. 73
Tabel 4.14 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Menjawab Siswa
Siklus II …………..……………………………………………………….. 74
Tabel 4.15 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa
Mengerjakan Tugas Siklus II……………………………………………… 75
xv
Tabel 4.16 Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa Siklus II……….. 75
Tabel 4.17 Hasil Nilai Siswa Siklus II…………………………………….. 76
Tabel 4.18 Hasil Pengamatan Untuk Guru Praktik…………………………… 78
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Ketuntasan Belajar Siswa dari Pra Siklus-Siklus II…………….. 80
Gambar 4.2 Diagram Keaktifan Bertanya dari Pra Siklus – Siklus II……….. 80
Gambar 4.3 Diagram Keaktifan Menjawab Pertanyaan dari
Pra Siklus – Siklus II…………………………………………………………. 81
Gambar 4.4 Diagram Keaktifan Siswa Mengerjakan Tugas dari
Pra Siklus - Siklus II……………………………………………………….... 82
Gambar 4.5 Diagram Perhatian Siswa Terhadap Pembelajaran dari
Pra Siklus- Siklus II………………………………………………………….. 82
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat
digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor
ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar
individu. (Slameto, 1991:56) Faktor intern antara lain: kemampuan yang
dimilikinya, minat dan perhatian, kebiasaan, usaha dan motivasi serta yang
lainnya. Sedangkan faktor ekstern adalah lingkungan dalam proses
pendidikan dan pengajaran dapat dibedakan menjadi: lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik,
yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana
siswa harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar
melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam
dirinya dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Guru yang kompeten
akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang efektif dan akan lebih
mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa
berada pada tingkat yang optimal. Seluruh lembaga pendidikan
mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang sama dalam melaksanakan
proses pendidikan yang di dalamnya terdapat perencanaan, pelaksanaan
serta evaluasi. Semua itu dilakukan bertujuan untuk mencetak generasi
2
yang matang dalam segala bidang, baik sains, agama dan pengetahuan
lainnya. Sehingga diharapkan anak didik sebagai pusat pembelajaran
mampu menjadi manusia bermoral dan berpengetahuan.
Akan tetapi berdassarkan observasi terhadap proses pembelajaran SKI
di MTs YASPIA Ngroto menunjukkan bahwa peserta didik kurang
termotivasi untuk mempelajari pelajaran SKI. Begitu pula guru belum
dapat mengkondisikan kelas dengan baik sehingga penyampaian materi
pelajaran kurang efektif. (Hasil observasi pada tanggal 15 februari 2017, di
kelas VIII MTs YASPIA Ngroto, Gubug) Berbeda dengan mata pelajaran
lainnya, mata pelajaran SKI kurang diminati oleh peserta didik. Banyak
peserta didik yang beranggapan bahwa pelajaran tarikh/Sejarah
Kebudayaan Islam bukanlah pelajaran yang begitu penting untuk
dipelajari. Selain itu pembelajaran yang selama ini dilakukan sangat
membosankan dan kurang menarik bagi peserta didik.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah metode
yang digunakan cenderung masih bersifat tradisional, misalnya ceramah.
Metode ceramah sering digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi
SKI. Meskipun materi SKI adalah sekumpulan fakta-fakta dari peristiwa di
masa lalu, penyajiannya tidak harus selalu dengan metode ceramah. Akan
tetapi perlu adanya metode yang lebih bervariasi dalam penyampaian
materi SKI. Agar lebih menarik dan siswa termotivasi untuk lebih aktif
dalam proses belajar mengajar.
3
Hal utama yang harus dilakukan dalam pembelajaran adalah dengan
membangkitkan minat, karena dengan adanya minat siswa akan merasa
senang kepada materi pelajaran sehingga akan membangkitkan motivasi
belajar siswa. Anak didik atau siswa yang telah berminat, akan meraasa
senang terhadap mata pelajaran dan tentunya akan meningkatkan motivasi
belajar, karena mereka telah dapat mengambil manfaat dengan
menganggap penting pelajaran tersebut bagi kehidupannya. (Darajat,
2005:19)
Sejarah Kebudayaan Islam adalah mata pelajaran yang membahas
tentang peristiwa-peristiwa sejarah dan bentuk-bentuk Kebudayaan Islam.
Dari sejarah siswa maupun guru dapat mengambil pelajaran yang
terkandung dalam sejarah tersebut. Belajar sejarah juga bisa bermanfaat
tentang dampak dari suatu aktifitas sejarah sebagai pijakan untuk
melangkah ke masa depan. Zuhairini, dkk., berpendapat: Sejarah
menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan
dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi pertumbuhan serta
perkembangan kehidupan umat manusia. Sumber utama ajaran Islam (Al-
Qur’an) mengandung cukup banyak nilai-nilai kesejarahan, yang langsung
atau tidak langsungmengandung makna yang besar, pelajaran yang sangat
tinggi dan pimpinan utama, khususnya bagi umat Islam. Maka tarikh dan
ilmu tarikh (sejarah) dalam Islam menduduki arti penting dan mempunyai
kegunaan dalam kajian tentang Islam. (Zuhairini, dkk, 1992:5)
4
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan
kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan
untuk berlangsungnya proses belajar (Sardiman, 2009:49). Pendapat yang
sama juga dikemukakan oleh Nasution (1999:43), ia mengatakan bahwa
mengajar pada umumnya adalah usaha guru untuk menciptakan kondisi-
kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi
interaksi antar murid dengan lingkungan, termasuk guru, alat pelajaran,
dan sebagiannya yang disebut proses belajar, sehingga tercapai tujuan
pelajaran yang telah ditentukan. Oleh karena itu, apabila guru bidang studi
SKI dalam proses mengajar tersebut tidak dapat menciptakan suatu kondisi
yang mendukung proses belajar siswa, maka tujuan pelajaran yang telah
ditentukan sulit tercapai.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, salah satu alternative yang dapat
dilakukan oleh seorang guru guna lebih mengaktifkan dan meningkatkan
hasil belajar siswa dikelas yaitu dengan menggunakan metode Index Card
Match. Metode Index Card Match ini melibatkan keaktifan siswa dalam
berfikir, bertindak, dan juga membangkitkan motivasi peserta didik dalam
belajar. Dalam pelajaran SKI ini termasuk pelajaran yang penting dalam
konteks sejarah, kenyataan dalam proses belajar mengajar mata pelajaran
SKI yang selama ini diketahui dikelas VIII MTs YASPIA banyak
permasalahan yang timbul, diantaranya siswa sulit mengingat cerita serta
nama-nama tokoh yang ada di dalam materi tersebut, guru pun merasa
kesulitan dalam menyampaikan materi SKI.
5
Metode Index Card Match ini dapat diterapkan pada pembelajaran SKI
kelas VIII MTs YASPIA Ngroto untuk mencapai kompetensi yang sudah
ditetapkan. Di mana dalam pembelajaran ini merupakan metode
pembelajaran yang menuntut siswa untuk bekerja sama dan dapat
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang dipelajari dengan
cara yang menyenangkan. Siswa saling bekerja sama dan saling membantu
untuk menyelessaikan pertanyaan dan melemparkan pertanyaan kepada
pasangan lain. Kegiatan belajar bersama ini dapat membantu memacu
belajar aktif dan kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerja sama
kelompok kecil yang memungkingkan untuk memperoleh pemahaman dan
penguasaan materi. Siswa diharapkan lebih aktif dalam proses
pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran yang
menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil siswa.
Oleh karena itu perlu adanya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas
VIII MTs YASPIA Ngroto dengan judul Peningkatan Hasil Belajar
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Materi Dinasti Al Ayyubiyyah
Dengan Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas VIII MTs
YASPIA Ngroto Kecamatan Gubug Kab Grobogan Tahun Pelajaran
2016/2017.
6
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah penerapan metode Index card Match pada mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam materi Dinasti Al Ayyubiyyah dapat
meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VIII Semester 2 MTs
YASPIA Ngroto?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui apakah penerapan metode Index card Match pada
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi Dinasti Al
Ayyubiyyah dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VIII
Semester 2 MTs YASPIA Ngroto.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini yakni dengan menggunakan
metode Index Card Match dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam materi Dinasti Al Ayyubiyah akan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas VIII MTs YASPIA Ngroto. Dan jika metode Index Card
Match diterapkan dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
pada siswa kelas VIII di MTs YASPIA Ngroto, maka upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa akan tercapai.
E. Manfaat penelitian
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
7
dan dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan dan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam penyempurnaan proses pembelajaran menuju
terciptanya suasana belajar mengajar yang lebih inovativ, kreatif dan
menyenangkan. Sehingga dapat meningkatkan minat belajar dan
prestasi belajarpun meningkat.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Bermanfaat bagi siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar
mengajar Sejarah Kebudayaan Islam dan berfikir kritis dan
kreatif.
2) Siswa dapat belajar sambil bermain melalui metode Index Card
Match.
3) Melatih peserta didik untuk menyimak sekaligus langsung
mengemukakan kembali apa yang telah dipelajari dalam proses
belajar mengajar.
b. Bagi Guru
Guru mendapatkan tambahan wawasan dan pengetahuan dalam
penerapan model pembelajaran metode Index Card Match untuk
meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran SKI siswa kelas VIII
8
MTs YASPIA Ngroto, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengalaman bermakna bagi guru.
c. Bagi sekolah
1) Sebagai landasan bagi sekolah dalam menentukan kebijakan
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
2) Memberik kontribusi bagi sekolah dalam pelaksanaan dan
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
F. Definisi operasional
Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran penggunaan kata pada
judul penelitian
1. Peningkatan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata peningkatan berasal dari
kata “tingkat” yang mendapat awalan pe- dan akhiran-an yang berarti
proses, cara, perbuatan, dan meningkatkan (Poerwadarminta,
2006:1281). Adapun arti kata meningkatkan adalah beralih pada
keadaan (Poerwadarminta, 2006:910). Maksudnya adalah beralihnya
dari suatu keadaan yang semula belum diterapkan metode index card
match ke keadaan sesudah diterapkannya metode index card match.
2. Hasil Belajar
Adapun arti belajar adalah suatu tindakan atau perilaku siswa yang
kompleks (Dimyati & Mudjiono,2006:7). Contoh hasil belajar adalah
9
menambah ilmu salah satu contohnya adalah belajar bahasa arab maka
hasil belajarnya bisa berbahasa arab.
3. Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah adalah hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa dan
kejadian yang terjadi pada masa lalu, baik menyangkut dimensi sosial,
politik, pemerintah, ekonomi, seni budaya maupun agama (Mansur,
2004:1). Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat
mendalam suatu masyarakat (Yatim, 1997:1). Adapun kebudayaan
Islam adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh kekuatan akal manusia
muslim (Sunanto, 2003:3). Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa
yang dimaksud dengan sejarah kebudayaan Islam adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan hasil karya akal manusia/masyarakat muslim di
masa lalu.
4. Dinasti
Dinasti adalah keturunan raja-raja yang memerintah yang semuanya
berasal dari satu keluarga.
5. Al-Ayyubiyah
Al-Ayyubiyah adalah sebuah dinasti Sunni yang berkuasa di Mesir,
Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekah, Hejaz dan Dyar Bakir. Dinasti
Ayubiyyah didirikan oleh Salahuddin Al-Ayubbi.
6. Index Card Match
Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu
tujuan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan oleh para guru dalam
10
proses belajar-mengajar, salah satunya adalah metode index card macth.
Dalam terjemahan buku active learning, yang dimaksud dengan metode
index card match adalah pencocokan kartu indeks (Silberman,
2004:269). lebih lanjut dikatakan bahwa metode ini merupakan suatu
cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran
(Silbermen, 2004:269).
Berdasarkan pandangan diatas dapat dipahami bahwa metode
merupakan cara-cara menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi metode ini
mengajarkan siswa tentang keaktifan dalam belajar, dan belajar dengan
cara yang menyenangkan, serta siwa dapat mengkaji ulang materi
pelajaran yang telah disampaikan.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian (action
research) yangdilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau proses belajar
mengajar yang terjadi dikelas, bukan pada input kelas
(silabus,materi,dan lain-lain) ataupun input (hasil belajar). PTK harus
tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam
kelas.(Arikunto,2007:58)
2. Subyek Penelitian
11
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs YASPIA
Ngroto Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan
3. Siklus Penelitian
4. Instrumen Penelitian
a. Silabus
b. RPP
c. Lembar Observasi siswa selama KBM
d. Lembar Kegiatan Siswa
e. Test formatif
12
5. Pengumpulan Data
a. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
(Arikunto,2010:174). Metode ini digunakan untuk mendapatkan
data yang bersifat dokumenter, yaitu tentang keadaan guru dan
siswa, dan sarana prasarana pendidikan yang dimiliki.
b. Metode Observasi
Metode Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan
terhadap keadaan atau perilaku obyek sasaran. Orang yang
melakukan observasi disebut pengobservasi (observer) dan yang
diobservasi (observe).(Fathoni,2005:104). Metode ini digunakan
untuk mengamati secara langsung proses pembelajaran SKI yang
sedang berlangsung.
6. Analisis Data
Data yang diperoleh melalui kegiatan pengumpulan data pada
dasarnya adalah untuk menguji hipotesis atau sekurang-kurangnya
menjawab pertanyaan penelitian (Hadeli, 2006:89). Untuk membuktikan
benar tidaknya hipotesis, data yang terkumpul perlu dianalisis.
Menurut Aqib, dkk. (2009:39-40), untuk mengetahui keefektifan
suatu metode dalam kegiatan pembelajaran, analisis yang digunakan
13
adalah analisis deskripsi kualitatif,yaitu suatu metode penelitian yang
bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang
diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai
siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan
belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap
siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes
tertulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Aqib,dkk., 2009:40-41) :
a. Penilaian tugas dan tes
Peniliti menjumlahkan nilai yang diperoleh
siswa,selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut.
Sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata didapat dengan
menggunakan rumus:
X=∑𝑋
∑𝑁
Keterangan:
X : nilai rata-rata
ΣX : jumlah semua nilai siswa
ΣN : jumlah siswa
14
b. Penilaian untuk ketuntasan belajar
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar,
digunakan rumus sebagai berikut:
P= ∑ Siswa tuntas belajar
∑ Siswa x 100%
Sedangkan perhatian dan motivasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran SKI dianalisis dengan diklasifikasikan berdasarkan
aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis.
c. Indikator Keberhasilan
Setiap siswa dikatakantuntas belajarnya jika mencapai nilai
KKM mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yaitu sebesar 75
dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya jika dalam kelas
terdapat >85% siswa yang telah mencapai KKM mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam yaitu sebesar 75.
7. Sistematika Penulisan
1. Bagian muka, pada bagian ini memuat antara judul skripsi abstrak,
surat pernyataan peneliti, nota pembimbing, pengesahan, motto
persembahan, kata pengantar, daftar table, daftar gambar, dan daftar
lampiran.
2. Bagian isi skripsi, yang merupakan materi skripsi secara keseluruhan
terdiri dari lima bab dengan uraian sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan memuat latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis penelitian, definisi
operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.
15
BAB II : Membahas kajian pustaka tentang hasil belajar pada mata
pelajaran sejarah kebudayaan Islam materi dinasti Al-Ayyubiyah
dengan metode Index Card Match, pembahasannya mencakup : Teori
belajar beserta teori hasil belajar, kajian tentang Sejarah Kebudayaan
islam, metode Index Card Match yang menjelaskan langkah-langkah
metode Index Card Match serta pengertian strategi secara umum.
BAB III : Membahas laporan pelaksanaan penelitian. Pada bab ini
membahas waktu dan tempat penelitian juga dijelaskan diskripsi
pelaksanaan.
BAB IV : Membahas tentang analisis peningkatan hasil belajar
pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam materi dinasti al-
Ayyubiyyah melalui metode Index Card Match pada siswa kelas VIII
MTs YASPIA Ngroto.
BAB V : Penutup yang meliputi kesimpulan, saran-saran dan
terakhir kata penutup.
3. Bagian akhir skripsi yang berisi antara lain daftar kepustakaan sebagai
rujukan penulis membuat kajian pustaka pada penelitian ini, dan
lampiran berkaitan dengan penelitian.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
H. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil belajar
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa
dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan
seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar
merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru
sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh
siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduanya itu
terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari
proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil, bisa juga
melalui kreatifitas seseorang itu sendiri tanpa adanya intervensi
orang lain sebagai pengajar. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh
Fathurrohman dan Sutikno (2007:6) bahwa “Dalam belajar yang
terpenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya
belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu
hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar
belajar itu dapat berhasil dengan baik”.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:22).
Sedangkan menurut Horwart Kingsley yang dikutip Sudjana
17
membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan
kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan , (3) Sikap dan cita-cita
(Sudjana, 2004:22).
Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan ketrampilan, sikap dan ketrampilan yang diperoleh
siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru
sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor
yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa
(Sudjana, 1989:39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah
faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya
seperti yang dikemukakan oleh Clark menyatakan bahwa hasil
belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa
dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan (Clark, 1981:21). Demikian
juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling
dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002:39).
Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perolahan dalam
diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku
yang baru berkat pengalaman dan latihan. (Hamalik, 1983:21).
Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung
18
dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perunbahan dalam pengolahan pemahaman.
Menurut Ernest R. Hilgard yang dikutip Sumardi Suryabrata,
belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja,
yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda
dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. (Sumardi Suryabrata,
1984:252). Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku
pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan
individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih
mampu berinteraksi dengan lingkungannya (Usman & Setiawati,
1993:4). Pendapat hampir serupa juga dikemukakan oleh Sardiman,
menurutnya belajar merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
(Sardiman, 2009:9).
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Maka
pengetahuan pada hakikatnya juga tergabung dari sekumpulan fakta-
fakta, a bundle of facts.(Suyono, 2014:9). Belajar adalah proses
perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan.
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar itu meliputi faktor
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan
19
(psikomotorik). (Munir, 2009:245). Belajar adalah suatu bentuk
pertumbuhan atau perolahan diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
(Hamalik, 1983:21).
Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa
kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni
lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang
dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang
mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai
aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu penggunaan
penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga Nampak pada
diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
2. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
a. Pemahaman Tentang Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah adalah pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan
kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau (Darsono &
Ibrahim, 2008:4). Sejarah pada dasarnya tidak hanya sekedar
memberikan romantisme, tapi lebih dari itu merupakan refleksi
historis (Mansur, 2004:1). Dengan kata lain, belajar sejarah tentang
keberhasilan dan kesuksesan di masa silam dapat memberikan
20
semangat untuk membuka lembaran dan mengukir kejayaan
peradaban baru.
Darsono & Ibrahim berpendapat bahwa kebudayaan adalah hasil
kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti
kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat (Darsono & Ibrahim,
2008:3). Dengan demikian Sejarah Kebudayaan Islam adalah
serangkaian peristiwa tentang hasil karya cipta manusia muslim.
Mengenai Sejarah Kebudayaan Islam, para ahli membagi
menjadi beberapa periode, yakni antara lain sebagai berikut:
1) Zaman ideal, yang meletakkan dasar-dasar pertama
Kebudayaan Islam, berjalan selama 40 tahun terdiri dari:
a) Masa Nabi Muhammad saw, semenjak hijrah ke
Madinah samapai wafatnya, selama 10 tahun.
b) Masa Khulafau ar-Rasyidin dari Abu Bakar, Umar bin
Khattab, Ustman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib,
selama 30 tahun.
2) Zaman perkembangan, yaitu masa berkembangya
kebudayaan islam. meliputi tiga benua Asia, Afrika, dan
Eropa. Ini terjadi pada masa Dinasti Umayyah yang berpusat
di Damaskus selama 90 tahun.
3) Zaman keemasan Islam, yaitu zaman kebudayaan Islam
mencapai puncaknya, baik di bidang ekonomi, kekuasaan,
ilmu pengetahuan maupun kesenian. Zaman ini meliputi:
21
a) Masa Abbasiyah I yang berpusat di Baghdad, berjalan
selama 100 tahun dengan para khalifahnya yang
mempunyai kekuasaan penuh, berpikir maju dan
pecinta ilmu.
b) Masa Abbasiyah II, di mana politik pusat Abbasiyah
berangsur-angsur melemah, tetapi dalam bidang
kebudayaan , terutama dalam bidang ilmu pengetahuan,
ibukota-ibukota provinsi berlomba menyaingi Baghdad
dalam hal kemajuan.
4) Zaman penyerbuan, yaitu zaman ketika umat Islam
mengalami penyerbuan dari segala penjuru.
5) Zaman kemunduran, yang dimulai oleh zaman gemilang
dalam bidang politik di zaman Ustmaniyah, Shafawi, dan
Mughal, diakhiri dengan penjajahan hampir seluruh Dunia
Islam oleh Eropa Barat. (Sunanto, 2003:4)
Perkembangan Kebudayaan Islam memang tidak lepas dari
politik dan kekuasaan. Sebagaimana diketahui bahwa Sejarah
Kebudayaan Islam di Jazirah Arab mulai muncul setelah Nabi
Muhammad saw diangkat menjadi rasul. Sebelum Islam lahir,
masyarakat Arab sudah memiliki kebudayaan. Contohnya adalah
kebudayaan nomaden atau hidup secara berpindah-pindah dari satu
tempat ke tempat yang lain.
22
Kebudayaan orang Arab baru mendapat pengakuan dan
memegang peranan sangat penting dalam kebudayaan dunia setelah
Islam lahir. Dari sini dapat dipahami bahwa agama Islam menjadi
faktor utama yang membuat kebudayaan Arab diakui dunia. Dengan
agama Islam, orang-orang Arab berubah menjadi penakluk di
seluruh Jazirah Arab (Darsono & Ibrahim, 2008:3).
b. Objek Sejarah Kebudayaan Islam
Menurut Sunanto, objek/bentuk kebudayaan Islam adalah soal-
soal muamalah. (2003:4). Muamalah adalah hubungan antara
sesama manusia, dan ini selalu berubah sesuai dengan
perkembangan manusia. Dengan demikian kebudayaan Islam
meliputi segala aspek kehidupan manusia. Secara rinci unsur-unsur
yang menjadi bentuk kebudayaan adalah :
1) Sistem Politik
Bentuk kebudayaan dapat dilihat melalui sistem politik
yang berlaku di dalam Kebudayaan Islam, seperti: hukum
Islam sangat menghargai hak-hak asasi manusia, tidak ada
perbedaan status di dalamnya; berkembangnya sistem
khalifah setelah wafatnya Rasullulah saw; pembentukan
lembaga Administrasi dan Kementrian pada masa khalifah
Umar bin Khattab yang mengurusi administrasi negara.
23
2) Sistem Kemasyarakatan/sosial
Dalam perkembangan Kebudayaan Islam, masyarakat
terbagi ke dalam beberapa kelompok. Di antaranya:
kelompok penguasa, kelompok tokoh agama, kelompok
militer, kelompok cendekiawan, kelompok pekerja dan
budak, serta kelompok petani.
3) Ilmu Pengetahuan
Kebudayaan Islam mencapai puncak kejayaannya pada
masa Dinasti Abbasiyah, terutama di bidang ilmu
pengetahuan. Pada masa ini, banyak karya/buku dari
berbagai disiplin ilmu diterjemahkan dalam bahasa Arab.
Selain itu, pemerintahan Dinasti Umayyah mengirim
beberapa pemuda Islam untuk menuntut ilmu di negara
Barat. Pada masa selanjutnya kota-kota seperti Baghdad dan
Iskandariah menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia.
(Darsono & Ibrahim, 2008:7-9)
c. Tujuan dan Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam
Pada dasarnya, mempelajari sejarah kebudayaan dalam hal ini
kebudayaan Islam adalah bertujuan untuk mempelajari berbagai
masalah kehidupan umat Islam yang telah terjadi di masa lalu
(Darsono & Ibrahim, 2008:5). Kebudayaan Islam mencapai puncak
perkembangannya pada suatu masa dan sekaligus mulai memasuki
masa kemunduran. Artinya, masa-masa keemasan bagi kebudayaan
24
Islam tidak akan berlangsung selamanya, melainkan juga akan
mengalami kemunduran yang disebabkan oleh berberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut menurut, adalah sebagai berikut:
1) Faktor politik
Terpecah belahnya kesatuan umat muslimin
mengakibatkan kelemahan politik. Di saat yang sama, orang-
orang Eropa yang beragama Kristen mulai menguat
kedudukannya hingga akhirnya terjadi perang salib yang
mengakibatkan kekalahan di pihak Islam.
2) Faktor ekonomi
Kemunculan kota-kota dagang di Eropa menimbulkan
persaingan ekonomi antara Islam dan Eropa. Dalam
persaingan ini, bangsa Eropalah yang memenangkan
persaingan ekonomi tersebut. Hal ini diperparah lagi dengan
adanya kemerosotan perekonomian di dalam pemerintahan
Islam itu sendiri yang disebabkan oleh gaya hidup mewah
para anggota kerajaan.
3) Serbuan Orang dari Luar Islam
Serbuan dari luar Islam yang menghancurkan
kebudayaan Islam antara lain datang dari bangsa Mongol
dan lahirnya kekuasaan Turki. Meskipun mereka pada
akhirnya memeluk agama Islam, akan tetapi bangsa Turki
lebih dekat dengan kebudayaan Romawi. Akibatnya,
25
kebudayaan Romawi lebih berpengaruh bagi rakyat Turki
daripada kebudayaan Islam. Suatu pemerintahan yang
sedang berada dalam puncak kejayaan biasanya cenderung
bermewah-mewahan. Saat itulah masa kemundurannya
mulai berjalan. Sebagaimana dijelaskan dalam surah at-
Takaatsur ayat 1-3 berikut ini:
سوف ٢( حتى زرتم المقابر)١ألهاكم التكاثر ) (كل
(٣تعلمون)
Artinya; Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,)1)
Sampai kamu masuk ke dalam kubur.(2) Janganlah begitu,
kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)(3).
(Q.S.at-Takaatsur:1-3)
Adapun manfaat dengan mempelajari sejarah tentang
maju mundurnya suatu kebudayaan Islam, yakni
memberikan pelajaran kepada umat Islam bahwa kebaikan
dan kejahatan merupakan bagian dari kehidupan. Kebaikan
membawa ke arah kemajuan kebudayaan Islam, sedangkan
kejahatan membawa ke arah kemunduran kebudayaan Islam.
Darsono & Ibrahim (2008:5-6). Dengan demikian,
mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam dapat memberikan
semangat baru bagi umat Islam untuk menata kehidupan
lebih maju di masa yang akan datang.
26
3. Dinasti Al Ayyubiyah
a. Berdirinya Dinasti Ayyubiyah
Bani Ayyubiyah merupakan keturunan Ayyub suku Kurdi.
Pendiri dinasti ini adalah Salahuddin Yusuf al-Ayyubi putra dari
Najamuddin bin Ayyub. Pada masa Nuruddin Zanki (Gubernur
Suriah dari bani Abbasiyah), Salahuddin diangkat sebagai kepala
garnisum di Balbek.
Kehidupan Salahuddin Yusuf al-Ayyubi penuh dengan
perjuangan dan peperangan. Semua itu dilakukan dalam rangka
menunaikan tugas negara untuk memadamkan sebuah
pemberontakan dan juga dalam menghadapi tentara salib (Lapidus,
1999:118).
Perang yang dilakukannya dalam rangka untuk mempertahankan
dan membela agama. Selain itu Salahuddin Yusuf al-Ayyubi juga
seorang yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap umat agama
lain, hal ini terbukti:
1) Ketika beliau menguasai Iskandariyah ia tetap mengunjungi
orang-orang Kristen
2) Ketika perdamaian tercapai dengan tentara salib, ia
mengijinkan orang-orang kristen berziarah ke Baitul Makdis.
(Lapidus dkk, 1999:221)
Keberhasilan beliau sebagai tentara mulai terlihat ketika ia
mendampingi pamannya Asaduddin Syirkuh yang mendapat tugas
27
dari Nuruddin Zanki untuk membantu Bani Fatimiyah di Mesir yang
perdana menterinya diserang oleh Dirgam. Salahuddin Yusuf al-
Ayyubi berhasil mengalahkan Dirgam, sehingga beliau dan
pamannya mendapat hadiah dari Perdana Menteri berupa sepertiga
pajak tanah Mesir, akhirnya Perdana Menteri Syawar berhasil
menduduki kembali jabatannya pada tahun 1164 M. (Mukti,
2008:98).
Tiga tahun kemudian, Salahuddin Yusuf al-Ayyubi kembali
menyertai pamannya ke Mesir. Hal ini dilakukan karena Perdana
Menteri Syawar bersekutu/ bekerjasama dengan Amauri yaitu
seorang panglima perang tentara salib yang dulu pernah membantu
Dirgam. (Mukti, 2008:112). Maka terjadilah peperangan yang
sangat sengit antara pasukan Salahuddin dan pasukan Syawar yang
dibantu oleh Amauri. Dalam peperangan tersebut pasukan
Salahuddin berhasil menduduki Iskandariyah, tetapi ia dikepung
dari darat dan laut oleh tentara salib yang dipimpin oleh Amauri.
Akhirnya peperangan ini berakhir dengan perjanjian damai pada
bulah Agustus 1167 M, yang isinya adalah sebagai berikut:
1) Pertukaran tawanan perang
2) Salahuddin Yusuf al-Ayyubi harus kembali ke Suriah
3) Amauri harus kembali ke Yerusalem
4) Kota Iskandariyah diserahkan kembali kepada Syawar.
28
Sebagai mana dijelaskan dalam Textbook Sejarah dan
Kebudayaan Islam, Pada tahun 1169 tentara salib yang dipimpin
oleh Amauri melanggar perjanjian damai yang disepakati dahulu
yaitu Dia menyerang Mesir dan bermaksud untuk menguasainya.
(1981:183). Hal itu tentu saja sangat membahayakan keadaan umat
Islam di Mesir, karena:
1) Mereka banyak membunuh rakyat di Mesir
2) Mereka berusaha menurunkan Khalifah al-Adid dari
jabatannya
Khalifah al-Addid mengangkat Asaduddin Syirkuh sebagai
Perdana Menteri Mesir pada tahun 1169 M. ini merupakan pertama
kalinya keluarga al-Ayyubi menjadi Perdana Menteri, tetapi sayang
beliau menjadi Perdana Menteri hanya dua bulan karena meninggal
dunia. Khalifal al-Adid akhirnya mengangkat Salahuddin Yusuf al-
Ayyubi menjadi Perdana Menteri menggantikan pamannya
Asaduddin Syirkuh dalam usia 32 tahun. Sebagai Perdana Menteri
beliau mendapati gelah al-Malik an-Nasir artinya penguasa yang
bijaksana sejalan dengan yang digambarkan Bosworth, (1980:199) .
Setelah Khalifah al-Adid (Khalifah Dinasti Fatimah) yang
terakhir wafat pada tahun 1171 M, Salahuddin Yusuf al-Ayyubi
berkuasa penuh untuk menjalankan peran keagamaan dan politik.
Maka sejak saat itulah Dinasti Ayyubiyah mulai berkuasa hingga
sekitar 75 tahun lamanya.
29
b. Penguasa Dinasti Ayyubiyah
Bosworth menjelakan selama lebih kurang 75 tahun dinasti Al-
Ayyubiyah berkuasa, terdapat 9 orang penguasa yakni sebagai
berikut :
1) Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi (1171-1193 M)
2) Malik Al-Aziz Imaduddin (1193-1198 M)
3) Malik Al-Mansur Nasiruddin (1198-1200 M)
4) Malik Al-Adil Saifuddin, pemerintahan I (1200-1218 M)
5) Malik Al-Kamil Muhammad (1218-1238 M)
6) Malik Al-Adil Sifuddin, pemerintahan II (1238-1240 M)
7) Malik As-Saleh Najmuddin (1240-1249 M)
8) Malik Al-Mu’azzam Turansyah (1249-1250 M)
9) Malik Al-Asyraf Muzaffaruddin (1250-1252 M). (1980:143)
Dalam uraian berikut akan dibahas mengenai penguasa-
penguasa yang menonjol, yaitu:
1) Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi (1171-1193 M)
2) Malik Al-Adil Saifuddin, pemerintahan I (1200-1218 M)
3) Malik Al-Kamil Muhammad (1218-1238 M)
Penguasa tersebut masing-masing memiliki kisah sejarah
panjang dalam meletakkan kekuasaan dan membangun perubahan
dan kemajuan sebagai berikut :
30
1) Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi (1171-1193 M)
Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi tidak hanya dikenal
sebagai seorang panglima perang yang gagah berani dan
ditakuti, akan tetapi lebih dari itu, beliau adalah seorang
yang sangat memperhatikan kemajuan pendidikan. Salah
satu karya monumental yang disumbangkannya selama
beliau menjabat sebagai sultan adalah bangunan sebuah
benteng pertahanan yang diberi nama Qal’atul Jabal yang
dibangun di Kairo pada tahun 1183 M. (Boswort, 1980:156)
Selain itu beliau juga merupakan salah seorang Sultan
dari dinasti Ayyubiyah yang memiliki kemampuan
memimpin. Hal ini diketahui dari cara Salahuddin Yusuf Al-
Ayyubi dalam mengangkat para pembantunya (Wazir) yang
terdiri dari orang-orang cerdas dan terdidik. Mereka antara
lain seperti Al-Qadhi Al-Fadhil dan Al-Katib Al-Isfahani.
Sementara itu sekretaris pribadinya bernama Bahruddin bin
Syadad, yang kemudian dikenal sebagai penulis Biografinya.
Mubarok menerangkan Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi
tidak membuat suatu kekuasaan yang terpusat di Mesir.
Beliau justru membagi wilayak kekuasaannya kepada
saudara-saudara dan keturunannya. (Mubarok, 2004:102).
Hal ini mengakibatkan munculnya beberapa cabang dinasti
Ayyubiyah berikut ini:
31
a) Kesultanan Ayyubiyah di Mesir
b) Kesultanan Ayyubiyah di Damaskus
c) Keamiran Ayyubiyah di Aleppo
d) Kesultanan Ayyubiyah di Hamah
e) Kesultanan Ayyubiyah di Homs
f) Kesultanan Ayyubiyah di Mayyafaiqin
g) Kesultanan Ayyubiyah di Sinjar
h) Kesultanan Ayyubiyah di Hisn Kayfa
i) Kesultanan Ayyubiyah di Yaman
j) Keamiran Ayyubiyah di Kerak
Salahuddin Yusuf al-Ayyubi dianggap sebagai
pembaharu di Mesir karena dapat mengembalikan mazhab
sunni. Melihat keberhasilannya itu Khlaifah al-Mustadi dari
Bani Abbasiyah memberi gelar kepadanya al-Mu’izz li
Amiiril mu’miniin (penguasa yang mulia). Khalifah al-
Mustadi juga memberikan Mesir, an-Naubah, Yaman,
Tripoli, Suriah dan Maghrib sebagai wilayah kekuasaan
Salahuddin Yusuf al-Ayyubi pada tahun 1175 M. sejak saat
itulah Salahuddin dianggap sebagai Sultanul Islam Wal
Muslimiin (Pemimpin umat ilam dan kaum muslimin).
Mubarok menjelaskan Di antara orang-orang yang iri
dan melakukan pemberontakan terhadap Salahuddi Yusuf al-
Ayyubi adalah sebagai berikut:
32
a) Pemberontakan yang dilakukan Nuruddin Zanki, ia
memberontak karena kebesaran namanya tersaingi oleh
Salahuddin Yusuf al-Ayyubi
b) Pemberontakan yang dilakukan Hijab (Kepala rumah
tangga Khalifah al-Adid), ia memberontak karena
merasa hak-haknya banyak dikurangi.
c) Pemberontakan yang dilakukan oleh kaum Asassin
yang dipimpin oleh Syakh Sinan karena merasa
tersaingi.
d) Pemberontakan yang dilakukan Zanki, kelompok ini
merupakan permbela Al-Malik as-Salih yang
bersekongkol dengan al-Gazi (penguasa Mosul dan
paman Malik as-Salih Ismail) yang beusaha
menjatuhkan Salahuddin Yusuf al-Ayyubi karena
merasa tersaingi. (Mubarok, 2004:182)
Sejalan dengan gambaran dalam buku Sayyid Al-Wakil,
Perang melawan tentara salib yang pertama adalah melawan
Amalric 1, taja Yerusalem, yang kedua melawan Baldwin IV
(putra Amalric 1), yang ketiga melawan Raynald de
Chatillon (penguasa benteng Karak di sebelah tidur laut
mati), yang keempat melawan Raja Baldwin V sehingga
kota-kota seperti Teberias, Nasirah, Samaria, Suweida,
Beirut, Batrun, Akra, Ramalah, Gaza Hebron dan Baitul
33
Maqdis berhasil dikuasai oleh Salahuddin Yusuf al-Ayyubi.
(Sayyid, 1998:321)
Selanjutnya Sayyid menerangkan Selain Clement III,
para penguasa Eropa yang membantu dalam perang
melawan Salahuddin Yusuf al-Ayyubi adalah:
a) Philip II, Raja Prancis
b) Rivhard I, The Lion Heart (Hati Singa), Raja Inggris
c) William, raja Sisilia
d) Frederick Barbafossa, Kaisar Jerman. (Sayyid,
1998:314)
Setelah perang melawan tentara salib selesai, Salahuddin
Yusuf al-Ayyubi memindahkan pusat pemerintahannya dari
Mesir ke Damaskus, dan dia meninggal di sana pada tahun
1193 M dalam usia 57 tahun.
2) Malik Al-Adil Saifuddin, pemerintahan I (1200-1218 M)
Dalam karangan Muhammad Syahyim, Malik Al-Adil
Saifuddin sering dipanggil Al-Adil nama lengkapnya adalah
al-Malik al-Adil saifuddin Abu Bakar bin Ayyub. Dari nama
Sifuddin inilah tentara salib memberi julukan Saphadin.
Beliau putra Najmuddin Ayyub yang merupakan saudara
muda Salahuddin Yusuf al-Ayyubi. (Syahyim, 2003:186)
Setelah kematian Salahuddin, Ia menghadapi
pemberontakan dari Izzuddin di Mosul. Ia juga menentukan
34
siapa yang berhak menjadi penguasa ketika terjadi
perselisihan diantara anak-anak Salahuddin Yusuf al-Ayyubi
yaitu al-Aziz dan al-Afdal. Setelah kematian al-Aziz. al-
Afdal berusaha meduduki jabatan Sultan, akan tetapi al-Adil
beranggapan al-Afdal tidak pantas menjadi Sulatan.
Akhirnya terjadilah peperangan antara keduanya, al-Adil
nberhasil mengalahkan al-Afdal dan beliau menjadi Sultan
di Damaskus Al-Adil merupakan seorang pemimpin
pemerintahan danpengatur strategi yang berbakat dan
efektif.
3) Malik Al-Kamil Muhammad (1218-1238 M)
Nama lengkap al-Kamil adalah al-Malik al-Kamil
Nasruddin Abu al-Maali Muhammad. Selain dipuja karena
mengalahkan dua kali pasukan salib ia juga dicaci maki karena
menyerahkan kembali kota Yerusalem kepada orang Kristen.
(Syahyim, 2003:114)
Al-Kamil adalah putra dari al-Adil. Pada tahun 1218 al-
Kamil memimpin pertahanan menghdapi pasukan salib yang
mengepung kota Dimyat (Damietta) dan kemudian menjadi
Sulatan sepeninggal ayahnya. Pada tahun 1219, Ia hampir
kehilangan takhtanya karena konserpasi kaum kristen koptik.
Al-Kamil kemudian pergi ke Yaman untuk menghindari
konspirasi itu, akhirnya konspirasi itu berhasil dipadamkan
35
oleh saudaranya bernama al-Mu’azzam yang menjabat sebagai
gubernur Suriah. (Syahyim, 2003:121)
Pada bulan Februari tahun 1229 M, al-Kamil menyepakati
perdamaian selama 10 tahun denga Federick II, yang berisi
antara lain:
a) Ia mngembalikan Yerusalem dan kota-kota suci lainnya
kepada pasukan Sali
b) Kaum muslimin dan yahudi dilarang memalsuki kota itu
kecuali disekitar Masjidil Aqsa dan Majid Umar.
Al-Kamil meninggal dunia pada tahun 1238 M.
Kedudukannya sebagai Sultan digantikan oleh Salih al-Ayyubi.
(Yatim, 2003:79).
4. Metode Pembelajaran Index Card Match
a. Pengertian Metode Index Card Match
Dalam interaksi belajar–mengajar, metode mengajar dipandang
sebagai salah satu faktor yang penting untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai (Soetomo, 1993:144). Semakin
baik dan tepat metode yang digunakan, maka semakin berhasil
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Ada
beberapa metode/strategi pembelajaran yang dapat dipakai oleh guru
dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Salah
satu diantaranya yaitu metode index card match.
36
Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Adapun yang dimaksud dengan metode index card
match dalam terjemahan buku active learning adalah suatu cara
pembelajaran yang dilakukan dengan cara mencocokkan kartu
indeks (Silberman, 2004:269). Melalui metode/strategi ini materi
yang telah disampaikan, dapat ditinjau ulang kembali dengan cara
yang menyenangkan. Menurut Zaini, dkk., materi barupun tetap bisa
diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, siswa diberi tugas
mempelajari topik yang akan diajrkan terlebih dahulu, sehingga
ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan
(Zaini, dkk, 2007:69).
Metode index card match dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1) Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah siswa yang ada
di dalam kelas,
2) Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian
sama,
3) Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan
sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah
disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan,
4) Pada separoh kertas yang lain, tulis jawaban dari
pertanyaan- pertanyaan yang tadi dibuat,
37
5) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal
dan jawaban,
6) Beri setiap siswa satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah
aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separoh siswa akan
mendapatkan soal dan separoh yang lain akan mendapatkan
jawaban,
7) Minta siswa untuk menemukan pasangan mereka. jika ada
yang sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk
duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak
memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman
yang lain,
8) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk
berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk
membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada
teman-teman yang lain. selanjutnya soal tersebut dijawab
oleh pasangan-pasangan yang lain,
9) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan
kesimpulan. (Zaini, dkk., 2007:69-90)
b. Kelebihan dan kekurangan Metode Index Card Math
Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-
masing. Begitu juga dengan metode index card match. Selain
memiliki kelebihan, metode ini juga memiliki kelemahan. Di antara
kelebihan dan kelemahan metode index card match antara lain:
38
1) Kelebihan
a) Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
b) Siswa dapat belajar secara menyenangkan.
c) Siswa lebih termotivasi dalam belajar.
d) Materi pelajaran yang telah disampaikan akan lebih
merekat dalam pikiran siswa.
e) Meningkatkan kerjasama siswa dalam belajar.
f) Siswa dapat belajar sambil bermain.
g) Materi pelajaran dapat dengan mudah dikuasai siswa
tanpa harus dihafal.
2) Kelemahan
a) Butuh waktu lama bila diterapkan dalam kelas yang
jumlah muridnya banyak.
b) Suasana kelas dapat menjadi ramai.
c) Membutuhkan persiapan yang matang untuk membuat
soal dan jawaban dalam potongan-potongan kertas.
d) Sulit diterapkan dalam kelas yang jumlah muridnya
ganjil.
Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa metode index card
match adalah metode pembelajaran yang menyenangkan untuk
kegiatan belajar mengajar, yang bertujuan untuk melatih peserta
didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap
suatu materi pokok, namun metode ini membutuhkan waktu yang
39
cukup lama sehingga butuh kematangan untuk membuat media yang
berupa potongan-potongan kertas untuk soal dan jawaban.
I. Kajian Pustaka
1. Penelitian Yang Relevan
Pembelajaran yang aktif selalu menjadi pembelajaran yang
sangat menarik bagi siswa. Alhasil, target atau capaian dari proses
pembelajaran menjadi mudah dipenuhi atau dicapai. Adapun hasil
penelitian lain yang menjadi acuan penulis anatara lain:
Skripsi Slamet Fachruri (2014), mahasiwa jurusan PAI Fakultas
Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga dengan judul “Penerapan Strategi
Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IV SD Negri
Wonosido Peturuh Purwokerto Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Skripsi ini
membahas tentang strategi Index Card Match yang bertujuan untuk
meningkat proses pembelajaran yang menyenangkan, membuat siswa
aktif dan dapat bekerja sama dalam proses pembelajaran untuk
mendapatkan hasil yang positif dari proses pembelajaran akhlak pada
siswa kelas IV, serta faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
penerapan strategi Index Card Match.
Skripsi Yuni Umaryati (2009), mahasiswa jurusan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negri Semarang dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Index Card Match Untuk
40
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 1
Subah Kabupaten Batang”. Penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperbaiki praksis
pendidikan. Metode yang digunakan salah satunya adalah model
pembelajaran aktif yaitu model index card match (mencari pasangan).
Model pembelajaran ini melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut di mana siswa yang
lebih aktif dari pada gurunya.
Skripsi Anggita Nungky Pratiwi (2007), mahasiswa jurusan PAI
Fakultas Tarbiyah IAIN Sukarta dengan judul “Pengaruh Strategi
Index Card Match terhadap Motivasi Belajar Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas VIII SMP Sultan Agung I
Tirtomoyo Tahun Ajaran 2011/2012”. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif eksperimen. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)
Untuk mengetahui motivasi belajar siswa sebelum menggunakan
strategi Index Card Match pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam Siswa Kelas VIII SMP Sultan Agung I Tirtomoyo Tahun Ajaran
2011/2012, (2) Untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah
menggunakan strategi index card match pada mata pelajaran
Pendidikan Agama (3) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
motivasi belajar sebelum dan setelah menggunakan strategi Index Card
Match pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
41
Ketiga penelitian di atas mempunyai persamaan dengan skripsi
ini yaitu sama-sama menggunakan metode Index Card Match.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research) yang dilaksanakan dengan siklus berulang, di mana setiap
siklus memiliki empat kegiatan yaitu, perencanaan (planning), tindakan
(action), pengamatan (observation), refleksi (reflection).
Perbedaan ketiga skripsi di atas dengan skripsi yang diangkat
yaitu dalam tujuan penelitian, di mana pada ketiga skripsi di atas
metode Index Card Match hanya digunakan untuk menambah motivasi
siswa dalam pembelajaran dan juga menambah minat belajar siswa.
Sedangkan pada penelitian ini penulis menekankan penggunakan Index
Card Match sebagai metode untuk menambah motivasi siswa,
menambah minat belajar siwa serta meningkatkan hasil belajar siswa.
42
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
J. Gambaran Umum MTs YASPIA Ngroto
1. Identitas Madrasah
Nama Sekolah : MTs YASPIA Ngroto
Alamat : Jl. Kauman No. 2B Ngroto Gubug Grobogan
Kecamatan : Gubug
Kabupaten : Grobogan
Propinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 58164
Telepon : (0292) 5135577
Email : [email protected]
Nama Yayasan : YASPIA
NSS : 121233150067
Jenjang Akreditasi : TERAKREDITASI A
Status Madrasah : Swasta
Tahun Beroperasi : 1985
Status Tanah : a. Luas Tanah : 3.600 M2
b. Luas Bangunan : 192 M2
(Hasil dokumentasi pada tanggal 28 Februari 2017, di MTs YASPIA
Ngroto)
43
2. Data Fisik (Sarana-Prasarana)
Madrasah Tsanawiyah YASPIA Ngroto memiliki beberapa fasilitas
sarana prasarana di antaranya adalah :
a. Tanah dan gedung dengan ukuran luas tanah 3.600 M2 dan luas
bangunan 192 M2
b. Lokasi strategis dengan akses yang mudah dijangkau masyarakat
c. Ruang kelas yang kondusif untuk kegiatan belajar mengajar (KBM)
d. Ruang perpustakaan yang memadai
e. Laboratorium bahasa, komputer dan IPA yang representatif
f. Mushola yang cukup luas (Hasil dokumentasi pada tanggal 28
Februari 2017, di MTs YASPIA Ngroto)
Tabel.3.1 Data Ruang MTs YASPIA Ngroto
No. Jenis Ruang Panjang
(m)
Lebar
(m)
Luas
(m2)
1. Ruang Guru 9 9 81
2. Ruang Jahit 9 9 81
3. Toilet Guru 2 1 2
4. Toilet Siswa 2 8 16
5. Lab. IPA 8 7 56
6. Ruang OSIM 9 2 18
7. Ruang TU 1 5 4 20
8. Ruang TU 2 3 4 12
9. Ruang Kepala 7 2 14
44
2,5 4 10
10. Ruang BK 2,5 8 20
11. Gudang 1 2,5 8 20
12. Kelas 9A 8 9 72
13. UKS 4 4 16
14. Mushola 15 8 120
15. Toilet depan 4 2 8
16. Tempat Upacara 15 10 150
17. Tempat Olahraga 25 20 500
18. Ruang Sirkulisasi 1 2 13 26
Ruang Sirkulisasi 2 2 8 16
Ruang Sirkulisasi 3 2 8 16
Ruang Sirkulisasi 4 5 2 10
LUAS TOTAL 1284
(Hasil dokumentasi pada tanggal 28 Februari 2017, di MTs YASPIA
Ngroto)
45
3. Data Siswa dan Guru
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Tahun 2016/2017
KELAS Jumlah Siswa
VII 141
VIII 177
IX 156
Jumlah 474
(Hasil dokumentasi pada tanggal 28 Februari 2017, di MTs YASPIA
Ngroto)
Tabel 3.3 Data Guru MTs YASPIA Ngroto
No. Nama Gelar Akademik
1. Mamiek Durroh N -
2. Shodiq S.Pd
3. Hanif Asro S.Ag
4. Muhammad Ainun Najib S.Pd.I
5. Wiyono S.Pd
6. Rahmatul Bari S.Pd
7. Musafakhah S.Pd
8. Nurul Aini S.Pd
9. Musafak S.Pd
10. Isroatun Nasihah S.Pd
46
11. Khoirun Nukman S.Pd.I
12. Nur Haini Anggraini S.Pd.I
13. Umiyatun S.Pd
14. Nurul Khulwiyah S.Pd
15. Muh Hani S.Pd
16. Qosim Muhajir -
17. Yudo Sulistyo S.Pd
18. Sunardi S.Pd
19. Muhamad Fajrul Hasan -
20. Suprihadi S.Pd.I
21. Ghufron -
22. Ahmad Yusril -
23. Miftahul Huda -
24. Muslih S.Pd.I
25. Hidayah S.Pd
26. Misbah -
27. Jupri AF -
28. Sugeng S.Pd
29. Munsyakiroh S.Pd
(Hasil dokumentasi pada tanggal 28 Februari 2017, di MTs YASPIA
Ngroto)
47
4. Visi dan Misi
Visi : Terwujudnya Generasi Islam Yang Maju Berilmu dan Mulia
Bertaqwa
Misi :
a. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian
prestasi akademik dan non akademik.
b. Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mencintai dan
membangun bangsa, agama dan negaranya.
c. Mewujudkan pembentukan karakter Islami yang mampu
mengaktualisasikan dan membiasakan diri dalam masyarakat
dengan bertutur-sapa yang santun dan berperilaku terpuji-mulia.
d. Menanamkan dalam sanubari peserta didik nilai-nilai kepatuhan dan
ketaqwaan terhadap Allah SWT. (Hasil dokumentasi pada tanggal
28 Februari 2017, di MTs YASPIA Ngroto)
K. Lokasi dan Waktu penelitian
1. Lokasi Penelitian
Tempat Penelitian : MTs YASPIA Ngroto
Alamat Penelitian : Jl. Kauman No. 2B RT 03 RW 04, Desa Ngroto,
Kec. Gubug, Kab. Grobogan, Telepon (0292)
5135577.
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
48
Materi Pokok : Memahami kebudayaan Islam pada masa
Dinasti Al Ayyubiyyah
Kelas/ Semester : VIII B/II
2. Jadwal Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan pada bulan
Mei 2017, di kelas VIII B MTs YASPIA Ngroto kecamatan Gubug
Kabupaten Grobogan. (Hasil Observasi pada tanggal 10 April 2017, di
MTs YASPIA Ngroto)
L. Deskripsi Per Siklus
1. Deskripsi Pra Siklus
Mata pelajaran SKI merupakan salah satu mata pelajaran yang ada
dalam kurikulum Madrasah. Melalui pelajaran SKI, siswa diajarkan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan sejarah perkembangan
kebudayaan Islam. Hal ini sangat besar manfaatnya bagi para siswa.
Selain menambah wawasan mereka tentang Islam, juga dapat
menumbuhkan semangat siswa sebagai generasi muda Islam untuk terus
berprestasi demi masa depan yang lebih baik.
Namun dalam praktiknya, pelajaran SKI kurang diminati oleh
sebagian besar siswa. Khususnya di kelas VIII B MTs YASPIA Ngroto
ini, kurang mendapatkan tempat di hati para siswa. Ketika
proses pembelajaran SKI berlangsung, sebagian besar siswa kurang
memperhatikan dan malas-malasan mengikuti mata pelajaran ini.
49
Salah satu penyebabnya adalah metode yang digunakan guru
kurang bervariatif. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah
dalam menyampaikan materi SKI. Penempatan jam mata pelajaran SKI
juga menyebabkan menurunnya semangat siswa untuk mengikuti
pembelajaran SKI.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang dapat
menarik minat belajar siswa di tengah-tengah rendahnya semangat
belajar mereka pada jam terakhir. Maka, peneliti dalam hal ini akan
mencoba menerapkan metode index card match. Melalui metode ini
materi SKI dapat diajarkan dengan cara yang menyenangkan. Sehingga
siswa tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran SKI.
Untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum dilaksanakannya
siklus, peneliti berpedoman pada nilai hasil pre test. Diperoleh data
bahwa sebanyak 24 siswa mendapat nilai di bawah standar nilai KKM
75.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1
Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 9 Mei 2017 pada
pukul 10.50-12.10 sesuai jadwal pelajaran kelas VIII B MTs YASPIA
Ngroto, Kec. Gubug, Kab. Grobogan. Tiap pembelajaran siklus terdiri
dari 4 tahap yang terdiri planning (perencanaan), acting (pelaksanaan),
observasing and evaluating (pengamatan dan evaluasi), dan reflecting
(refleksi).
50
a. Planning (Perencanaan)
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan beberapa perangkat
yang diperlukan saat mengajar antara lain :
1) Melakukan diagnosis terhadap kendala yang dialami oleh guru
mata pelajaran SKI dengan mengamati metode yang dipakai saat
pembelajaran.
2) Setelah menemukan permasalahan yang dihadapi oleh guru,
peneliti menganalisis dan merumuskan masalah selanjutnya
mencoba menerapkan metode index card match dalam
pembelajaran SKI.
3) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode index
card match yang nantinya akan dilaksanakan dalam
pembelajaran.
4) Mendiskusikan penggunaan metode index card match dengan
guru pengampu mata pelajaran SKI.
5) Mempersiapkan instrumen penelitian dan instrumen mengajar
(kartu kata, lembar observasi, dan lembar soal uraian). Lembar
observasi dan lembar soal digunakan untuk mengukur
keberhasilan siswa dalam pembelajaran SKI.
6) Mempersiapkan strategi mengajar dan sistem pengelolaan kelas
untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar.
b. Acting (Pelaksanaan)
51
Pelaksanaan siklus I dilakukan pada hari Selasa tanggal 09 Mei
2017 pada pukul 10.50-12.10 WIB sesuai dengan jadwal
pelajaran SKI kelas VIII B MTs YASPIA Ngroto, Kec. Gubug, Kab.
Grobogan.
Peneliti dibantu oleh guru pengampu mata pelajaran SKI
dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun proses pelaksanaannya
adalah sebagai berikut :
1) Mengacak posisi agar siswa yang semula berada di belakang
menjadi lebih memperhatikan setelah dipindah ke depan.
2) Sebelum memulai pelajaran, guru memperkenalkan diri kepada
siswa.
3) Guru membagikan bahan materi pelajaran SKI tentang
perkembangan Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyyah.
4) Memberi penjelasan kepada siswa tentang pokok bahasan
perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti
Al Ayyubiyyah.
5) Siswa menyimak pembelajaran yang disampaikan oleh peneliti.
6) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa dari
penyampaian materi yang belum paham dan memberikan reward
bagi siswa yang berani bertanya.
7) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang materi yang
baru saja disampaikan.
52
8) Peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang
telah disampaikan.
9) Peneliti mengadakan permainanan berupa pencocokan kartu kata
kepada siswa sebagai penguatan.
10) Peneliti memberikan post tes untuk mengukur daya tangkap
siswa terhadap pelajaran.
11) Peneliti mengoreksi dan menganalisis hasil tes.
12) Peneliti melakukan analisis pembelajaran pada siklus I.
c. Observasing and Evaluating(Pengamatan dan Penilaian)
Pada fase observasing peneliti dibantu oleh guru pengampu
mengamati jalannya pembelajaran yang sedang berlangsung. Aspek
yang diamati antara lain keaktifan siswa dalam memperhatikan
pelajaran, bertanya dan menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru, dan respon siswa terhadap pembelajaran
SKI serta pengamatan terhadap hasil evaluasi tertulis siswa.
Dari hasil pengamatan pada siklus I tersebut, dalam
pembelajaran SKI memiliki kelebihan-kelebihan, di antaranya:
1) Suasana kelas lebih hidup dan menyenangkan.
2) Siswa lebih semangat mengikuti kegiatan pembelajaran yang
sedang berlangsung.
3) Siswa mulai aktif di dalam mengikuti pembelajaran SKI.
4) Respon siswa terhadap pembelajaran SKI mulai meningkat.
53
5) Siswa lebih cepat menguasai materi pelajaran, hal ini ditandai
dengan hasil nilai belajar siswa yang mengalami peningkatan.
Selain memiliki kelebihan, pembelajaran SKI pada siklus I ini
juga memiliki kelemahan-kelamahan, antara lain:
1) Peneliti masih kewalahan dalam mengatasi kegaduhan kelas.
2) Meskipun sudah banyak siswa yang mulai berani untuk
menjawab pertanyaan dari peneliti, namun dalam hal bertanya
para siswa masih malu-malu.
3) Peneliti belum bisa membaur ke seluruh siswa.
4) Terkadang peneliti terlalu cepat dalam menyampaikan materi
pelajaran, sehingga ada sebagian siswa yang belum paham.
d. Reflecting (Refleksi)
Setelah melakukan pembelajaran pada siklus 1 peneliti
menganalisis hasil pengamatan dan tes formatif siswa bersama
dengan guru pengampu. Setelah didapatkan hasil, peneliti
mengadakan refleksi diri dan mendiskusikan dengan guru pengampu
tentang kelemahan pada siklus I serta upaya perbaikan yang akan
dilakukan pada siklus II. Upaya-upaya perbaikan tersebut antara lain
sebagai berikut :
1) Pembagian posisi duduk siswa dibuat spasi atau pemisah untuk
mengurangi kegaduhan kelas.
54
2) Peneliti memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan
keaktifan bertanya dan menjawab pertanyaan.
3) Menggunakan gaya bahasa yang menyenangkan dan lebih
membaur kepada siswa untuk menjalin komunikasi yang lebih
baik.
4) Tidak terlalu cepat dalam menyampaikan materi pelajaran.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
a. Planning (Perencanaan)
Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I, oleh karena itu
peneliti merencanakan proses pembelajaran dengan tujuan utama
melengkapi kekurangan pada pada pembelajaran siklus I.
Rencana perbaikan pembelajaran untuk siklus II ini, peneliti
berupaya meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Materi
yang di bahas dalam siklus ini adalah perkembangan
kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
dengan lebih menekankan pada pendalaman materi. Adapun
perencanaan dalam siklus II ini, sebagai berikut:
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk
siklus II tentang perkembangan kebudayaan/peradaban Islam
pada masa Dinasti Al Ayyubiyah.
2) Mempersiapkan strategi mengajar dan sistem pengelolaan kelas
untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar.
55
3) Mempersiapkan instrumen penelitian (kartu kata, lembar
observasi guru dan siswa, lembar soal tes pilihan ganda) yang
akan dipakai dalam pembelajaran siklus II.
4) Posisi tempat duduk diatur dengan menggunakan jarak sehingga
kemungkinan bagi siswa untuk berbicara sendiri dengan
temannya lebih kecil.
b. Acting (Pelaksanaan)
Tindakan perbaikan pembelajaran siklus II dilakukan pada hari
Selasa tanggal 23 Mei 2017 pukul 10.50-12.10 WIB, sebagaimana
jadwal pelajaran di kelas VIII MTs YASPIA Ngroto, Kec Gubug,
Kab Grobogan.
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II di
antaranya adalah sebagai berikut :
1) Sebelum pembelajaran dimulai, guru memberi jarak antara
tempat duduk yang satu dengan yang yang lainnya untuk
menghindari kegaduhan siswa.
2) Mengadakan permainan pencocokan kartu kata untuk
mengetahui seberapa jauh materi yang dikuasai siswa pada
siklus I.
3) Mengulas kembali materi pada siklus I secara lebih mendalam.
4) Menyampaikan materi pelajaran dengan lebih pelan agar mudah
dipahami oleh siswa.
56
5) Mengupayakan siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran
dengan memperbanyak tanya jawab.
6) Peneliti memberikan post test untuk mengukur daya serap siswa
pada siklus II.
7) Peneliti mengoreksi lembar soal post test.
c. Observasing and Evaluating (Pengamatan dan evaluasi)
Pada kegiatan pengamatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siklus II ini peneliti mengamati jalannya pembelajaran, Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau
kekurangan pada siklus I tidak berulang lagi pada siklus II.
Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar, peneliti berperan sebagai pengajar dibantu oleh
guru pengampu dalam pengamatan terhadap siswa dan tes tertulis
siswa. Berikut adalah kelebihan-kelebihan yang diperoleh
berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada siklus II :
1) Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan proses
pembelajaran dibantu oleh guru pengampu.
2) Peneliti menemukan fakta bahwa keaktifan siswa dalam
bertanya dan menjawab pertanyaan meningkat dari siklus I,
meskipun masih ada beberapa siswa yang malu untuk bertanya.
3) Pengelolaan kelas cukup baik dibandingkan dengan siklus I,
walaupun masih ada beberapa anak yang susah untuk diarahkan.
57
4) Siswa lebih serius mengerjakan tugas yang telah diberikan.
5) Pada siklus II ini perolehan nilai post test siswa meningkat.
Adapun kelemahan-kelemahan yang ada pada pembelajaran
siklus II, antara lain:
1) Masih ada beberapa siswa yang susah untuk diarahkan.
2) Masih ada satu siswa yang belum tuntas KKM.
d. Reflecting (Refleksi)
Setelah tindakan perbaikan pada siklus II telah selesai, peneliti
mengadakan refleksi pembelajaran bersama guru pengampu mata
pelajaran SKI. Pada siklus II ini didapatkan hasil yang cukup
memuaskan karena sudah melebihi target yang telah ditetapkan.
Mengingat waktu yang hampir berdekatan dengan ujian akhir
semester, maka peneliti dengan meminta pertimbangan guru
pengampu SKI mencukupkan hanya sampai siklus II. Dikarenakan
waktu yang tersisa akan digunakan oleh guru pengampu untuk
mengulas kembali materi SKI.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi per siklus
1. Pra Siklus
Sebelum dilakukan penelitian, pembelajaran SKI di kelas VIII
MTs YASPIA Ngroto menggunakan metode konvensional. Hal ini
mengakibatkan pembelajaran SKI kurang menarik bagi siswa. Pada
akhirnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI menjadi rendah.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan hasil nilai pre test
sebagai acuan penelitian sebelum dimulainya penelitian. Hasil belajar
tersebut digunakan untuk mengkomparasikan dengan hasil belajar pasca
penelitian.
KKM untuk mata pelajaran SKI adalah 75 mengacu pada KKM
SKI yang diterapkan oleh pihak sekolah. Hasil nilai siswa dari pre test
yang diadakan oleh peneliti, diperoleh nilai sebagai berikut:
Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus
No Nama Nilai No Nama Nilai
1 Aisyah Kurnia Rini 45 18 Inneke Faradila Z 30
2 Akhlisa Salma 35 19 Kholifah Nur Aini 50
3 Alfia Rahma Widya 75 20 Khusnun Niyyah 40
4 Ali Zulfa Aulia 75 21 Lailatul Fatika 75
5 Al Hidayah 50 22 Lalita Vastiaidi P 35
Bersambung……
59
6 Ananda Ika Putri 40 23 Maulida musafa’ah 60
7 Ana Fatkhatuz Z 40 24 Mutiara 40
8 Anggi Arum Puspita 75 25 Novia Purnama Putri 75
9 Anggie Nur Aini 75 26 Nur Hanifah 30
10 Diyan Ambar Sari 50 27 Nur Alifah 55
11 Fika Amilatun Naja 80 28 Nur Musafa’atul L 40
12 Hafiza Bambang S 40 29 Nuh Rohmah H W 75
13 Halimatus Sa’diyah 45 30 Shalsa Kusuma W 55
14 Hana Qurratul Aini 40 31 Septia Saufa Tasya K 55
15 Hilmi N 35 32 Siti Sariatul K 40
16 Indah Himmatu F S 75 33 Ulfi Fatikha Sari 75
17 Indana Zulfa 75 34 Umi Fitria Rahma 45
Jumlah nilai 1825
Rata-rata nilai 53,67
Dari tabel di atas dapat dapat dilihat bahwa rata-rata nilai siswa
kelas VIII B sebelum diadakan penelitian adalah sebesar 53,67. Dan siswa
yang telah tuntas KKM mata pelajaran SKI hanya berjumlah 11 orang
dengan persentase 32,35%. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa tingkat
keberhasilan belajar siswa kelas VII B termasuk dalam kategori kurang.
Sedangkan dari hasil pengamatan terhadap keaktifan dan respon
siswa sebelum diterapkan metode index card match, diperoleh data sebagai
berikut:
60
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Bertanya Siswa
Pra Siklus
No Kriteria Penilaian Jumlah Siswa Persentase
1 Baik Sekali 3 8,82%
2 Baik 3 8,82%
3 Cukup 6 17,65%
4 Kurang 22 64,71%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa keaktifan siswa
dalam bertanya sebelum diterapkannya metode index card match dalam
pembelajaran SKI masih rendah. Hanya ada 6 orang (17,65%) yang
mendapat penilaian baik sekali dan baik. Sementara sisanya 22 orang
(64,71%) masih pasif dalam bertanya.
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Menjawab
Pertanyaan pada Pra Siklus
No Kriteria Penilaian Jumlah Siswa Persentase
1 Baik Sekali 2 5,88%
2 Baik 4 11,77%
3 Cukup 10 29,41%
4 Kurang 18 52,94%
Jumlah 34 100%
61
Hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan pada pra siklus ini, tidak jauh berbeda dari hasil pengamatan
terhadap keaktifan bertanya siswa. Hanya ada beberapa siswa yang berani
mengemukakan pendapatnya dalam menanggapi pertanyaan yang diajukan
oleh guru. Dari data di atas, dapat dilihat bahwa baru 17,65% atau 6 anak
yang aktif dalam menjawab.
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa
Mengerjakan Tugas pada Pra Siklus
No Kriteria Penilaian Jumlah Siswa Persentase
1 Baik Sekali 4 11,76%
2 Baik 8 23,54%
3 Cukup 10 29.41%
4 Kurang 12 35,29%
Jumlah 34 100%
Data di atas menunjukkan bahwa siswa yang aktif dalam
mengerjakan tugas masih terhitung sedikit. Hanya 12 siswa atau 35.29%
saja yang rajin mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sementara
siswa yang lain masih malas-malasan dalam mengerjakannya. Ketika
peneliti mencoba mengkonfirmasikan hal ini kepada guru pengampu mata
pelajaran SKI, kebanyakan siswa tersebut ada yang lupa mengerjakannya,
ada juga beberapa siswa yang lupa membawa buku tugasnya.
62
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa pada Pra
Siklus
No Kriteria Penilaian Jumlah Siswa Persentase
1 Baik Sekali 4 11,76%
2 Baik 8 23,54%
3 Cukup 12 35,29%
4 Kurang 10 29.41%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa respon siswa terhadap
pembelajaran SKI sebelum memakai metode index card match hanya
sebesar 35.29%. Ketika peneliti melakukan observasi, banyak dari siswa
yang sibuk ngobrol dengan teman sebangkunya dan ada juga yang ngantuk
di dalam kelas.
Salah satu faktor yang menyebabkan tidak berhasilnya
pembelajaran SKI kelas VIII B adalah penggunaan metode pembelajaran
yang kurang bervariasi. Hal ini menyebabkan kurang terciptanya suasana
belajar yang menyenangkan bagi siswa. Sehingga siswa kurang tertarik
untuk mengikuti pembelajaran SKI. Hal ini dapat dilihat ketika peneliti
mengamati proses pembelajaran SKI di kelas ini, hanya sebagian kecil
siswa saja yang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.
Sementara itu, mayoritas siswa di kelas ini sibuk dengan kegiatannya
63
sendiri. Begitupula ketika guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada
siswa, hanya segelintir siswa yang merespon pertanyaan tersebut.
Berikut daftar nama siswa kelas VIII B MTs MTs YASPIA Ngroto
yang menjadi objek penelitian penggunaan metode index card match pada
pembelajaran SKI:
Tabel 4.6 Daftar nama siswa kelas VIII MTs YASPIA Ngroto
No Nama Jenis
Kelamin
No Nama Jenis
Kelamin
1 Aisyah Kurnia Rini P 18 Inneke Faradila Z P
2 Akhlisa Salma P 19 Kholifah Nur Aini P
3 Alfia Rahma W P 20 Khusnun Niyyah P
4 Ali Zulfa Aulia P 21 Lailatul Fatika P
5 Al Hidayah P 22 Lalita Vastiaidi P P
6 Ananda Ika Putri P 23 Maulida musafa’ah P
7 Ana Fatkhatuz Z P 24 Mutiara P
8 Anggi Arum P P 25 Novia Purnama P P
9 Anggie Nur Aini P 26 Nur Hanifah P
10 Diyan Ambar Sari P 27 Nur Alifah P
11 Fika Amilatun Naja P 28 Nur Musafa’atul L P
12 Hafiza Bambang S P 29 Nuh Rohmah H W P
13 Halimatus Sa’diyah P 30 Shalsa Kusuma W P
14 Hana Qurratul Aini P 31 Septia Saufa Tasya P
15 Hilmi N P 32 Siti Sariatul K P
64
16 Indah Himmatu F S P 33 Ulfi Fatikha Sari P
17 Indana Zulfa P 34 Umi Fitria Rahma P
2. Siklus I
Objek yang diamati pada siklus I dan siklus II adalah siswa dan
guru praktik. Penilaian menggunakan lembar observasi dan lembar tes
formatif. Aspek-aspek yang dinilai dalam Siklus I antara lain keaktifan
siswa, perhatian siswa terhadap materi, dan juga observasi terhadap guru
praktik (peneliti). Berikut hasil penilaian terhadap siswa pada Siklus I :
Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa, meliputi:
a. Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Bertanya Siswa
Siklus I
No Kriteria Penilaian Jumlah Siswa Persentase
1 Baik Sekali 4 11.76%
2 Baik 6 17.65%
3 Cukup 10 29.41%
4 Kurang 14 41.18%
Jumlah 34 100%
Dari tabel pengamatan di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang
sangat aktif bertanya hanya 4 orang dengan persentase 11.76%, siswa
yang memperoleh penilaian baik berjumlah 6 dengan persentase 17.65%,
dan siswa yang mendapatkan penilaian cukup berjumlah 10 orang dengan
65
persentase 29.41%. Sedangkan persentase tertinggi berada pada penilaian
kurang dengan persentase 41.18%. Berdasarkan persentase di atas, dapat
diketahui bahwa lebih dari separo siswa kelas VII B masih pasif untuk
bertanya. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa canggung dan
malu kepada peneliti yang baru mereka kenal.
b. Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Menjawab
Pertanyaan Siklus I
No Kriteria Penilaian Jumlah Siswa Persentase
1 Baik Sekali 5 14.71%
2 Baik 8 23.53%
3 Cukup 11 32.35%
4 Kurang 10 29.41%
Jumlah 34 100%
Sedikit berbeda dengan keaktifan siswa dalam bertanya,
keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan cukup besar meskipun
masih ada yang pasif menjawab. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
siswa yang aktif sekali menjawab pertanyaan ada 5 orang dengan
persentase 14.71% dan siswa yang keaktifan dalam menjawab pertanyaan
baik ada 8 orang dengan persentase 23.53%, serta siswa yang
memperoleh penilaian cukup ada 11 orang dengan persentase 32.35%.
Sementara itu, siswa sebanyak 10 siswa masih butuh bimbingan dan
66
perhatian khusus untuk lebih aktif dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh peneliti.
c. Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Mengerjakan Tugas
Siklus I
No Kriteria Penilaian Jumlah Siswa Persentase
1 Baik Sekali 8 23.53%
2 Baik 12 35.29%
3 Cukup 9 26.47%
4 Kurang 5 14.71%
Jumlah 34 100%
Dalam mengerjakan tugas membuat ringkasan materi SKI,
sebanyak 20 siswa menempati kriteria penilaian baik sekali dan baik
dengan persentase 58.82%. Siswa yang mendapatkan penilaian cukup ada
26.47%, sedangkan siswa yang masih malas-malasan mengerjakan tugas
hanya ada 5 orang atau 14.71%. Data tersebut menunjukkan bahwa
setelah menggunakan metode index card match, jumlah siswa yang rajin
mengerjakan tugas mengalami peningkatan.
67
Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa
No Kriteria Penilaian Jumlah Siswa Persentase
1 Baik Sekali 7 20.59%
2 Baik 11 32.35%
3 Cukup 9 26.47%
4 Kurang 7 20.59%
Jumlah 34 100%
Penerapan metode index card match di kelas VIII B ini merupakan
hal yang baru, hal ini menyebabkan perhatian siswa terhadap
pembelajaran ini cukup tinggi. Mereka penasaran dengan pencocokan
kartu kata yang diterapkan oleh peneliti dalam pembelajaran SKI. Rasa
penasaran tersebut membuat mereka tertarik untuk terus memperhatikan
proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Dari data di atas dapat
diketahui bahwa sebanyak 18 siswa dengan persentase sebesar 52,94%
termasuk dalam kriteria penilaian baik dan baik sekali, 9 siswa cukup
menyimak materi yang disampaikan dengan persentase 26.47%. Namun
masih ada 7 siswa (20.59%) yang kurang memperhatikan proses
pembelajaran.
Siswa yang mendapatkan kriteria penilaian baik sekali adalah
siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata temannya, baik dari
segi keaktifan bertanya, keaktifan menjawab, keaktifan mengerjakan
tugas, dan perhatian siswa terhadap pelajaran. Siswa yang mendapatkan
kriteria penilaian baik adalah siswa yang meskipun terkadang sibuk
68
ngobrol sama teman sebangkunya, namun tetap memperhatikan pelajaran
yang disampaikan serta aktif bertanya dan menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti. Sedangkan nilai cukup diberikan kepada siswa
yang harus menggunakan pancingan agar mereka bisa aktif , misalnya
dengan diberikan reward terlebih dulu atau ditunjuk satu persatu.
Sedangkan nilai kurang diberikan pada siswa yang benar-benar pasif, hal
ini disebabkan karena mereka mempunyai daya tangkap yang kurang
dibandingkan teman-temannya.
Sedangkan dari instrument tes formatif (soal terlampir) yang
berupa soal uraian, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.11 Hasil Nilai Siswa Siklus I
No Nama Nilai No Nama Nilai
1 Aisyah Kurnia Rini 60 18 Inneke Faradila Z 45
2 Akhlisa Salma 45 19 Kholifah Nur Aini 75
3 Alfia Rahma W 80 20 Khusnun Niyyah 60
4 Ali Zulfa Aulia 75 21 Lailatul Fatika 75
5 Al Hidayah 60 22 Lalita Vastiaidi P 50
6 Ananda Ika Putri 55 23 Maulida musafa’ah 75
7 Ana Fatkhatuz Z 50 24 Mutiara 75
8 Anggi Arum P 80 25 Novia Purnama P 90
9 Anggie Nur Aini 80 26 Nur Hanifah 75
10 Diyan Ambar Sari 80 27 Nur Alifah 75
11 Fika Amilatun Naja 85 28 Nur Musafa’atul L 45
69
12 Hafiza Bambang S 75 29 Nuh Rohmah H W 80
13 Halimatus Sa’diyah 55 30 Shalsa Kusuma W 75
14 Hana Qurratul Aini 50 31 Septia Saufa Tasya 85
15 Hilmi N 50 32 Siti Sariatul K 50
16 Indah Himmatu F S 75 33 Ulfi Fatikha Sari 80
17 Indana Zulfa 75 34 Umi Fitria Rahma 75
Jumlah Nilai 2315
Rata-rata Nilai 68,09
Tabel di atas menunjukkan bahwa 21 siswa atau dengan persentase
61,76% telah lulus kriteria ketuntasan minimal (KKM), bertambah 10
orang dari yang semula hanya 11 siswa yang tuntas KKM. Sedangkan
siswa yang belum tuntas sebanyak 13 siswa dengan persentase 38,23%.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa kriteria tingkat
keberhasilan belajar siswa pada siklus I termasuk kategori tinggi.
Dalam pembelajaran siklus I, guru praktik masih mengalami
kesulitan dalam menjaga suasana kelas agar tetap kondusif. Karena ada
beberapa siswa yang suka membuat gaduh suasana kelas.
Berdasarkan datayang diperoleh, peneliti mengambil kesimpulan
bahwa pada Siklus I siswa sedikit mengalami perubahan. Meskipun masih
jauh dari yang diharapkan oleh peneliti. Hal ini disebabkan rasa canggung
siswa masih sangat besar kepada peneliti yang notabene sebagai guru baru
70
bagi mereka. Ada juga faktor lain yang mempengaruhi ketidakberhasilan
Siklus I antara lain :
a. Terjadi kegaduhan kelas karena pengaturan posisi tempat duduk
sangat berdekatan sehingga siswa yang harusnya memperhatikan
terpengaruh dengan temannya yang banyak bicara.
b. Siswa yang duduk di belakang kurang aktif, karena merasa takut atau
malu bertanya maupun menjawab pertanyaan.
c. Perhatian siswa kurang maksimal karena ingin cepat-cepat pulang.
d. Hasil nilai evaluasi siswa belum maksimal.
Hasil refleksi Siklus I akan dijadikan sebagai pedoman dalam
perbaikan pada siklus berikutnya.
3. Siklus II
Pada siklus II ini hasil belajar para siswa di kelas VIII B
mengalami perkembangan yang signifikan, terutama pada siswa yang
sebelumnya mendapat nilai rendah dan kurang aktif dalam pembelajaran
SKI. Melalui pendekatan yang dilakukan oleh peneliti, siswa tidak
canggung dan malu lagi untuk bertanya tentang materi yang belum
mereka pahami serta berani untuk menanggapi pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti.
Meskipun pada pembelajaran siklus II masih ada 2 siswa yang
belum tuntas KKM, peneliti mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran
SKI di kelas VIII B telah berhasil. Hal ini disebabkan karena siswa yang
lulus KKM lebih dari yang ditargetkan oleh peneliti, yaitu mencapai
71
94,12%. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa pencapaian tingkat
pembelajaran SKI pada siswa kelas VIII B MTs YASPIA Ngroto sangat
tinggi. Selain itu, siswa yang mendapatkan hasil penilaian dengan
kategori baik juga mengalami peningkatan. Penjelasan lebih terperinci
dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan dan penilaian berikut
Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Bertanya Siswa
Siklus II
No Kriteria Penilaian Jumlah Siswa Persentase
1 Baik Sekali 6 17,65%
2 Baik 10 29,41%
3 Cukup 11 32,35%
4 Kurang 7 20,59%
Jumlah 34 100%
Siswa yang mempunyai keaktifan dengan kriteria penilaian baik
sekali meningkat menjadi 6 orang (17,65%), siswa dengan kriteria baik
yang semula 6 orang meningkat menjadi 10 orang (29,41%), siswa
dengan kriteria cukup menjadi 11 orang (32,35%) yang semula ada 10
orang, sedangkan siswa dengan kriteria kurang mengalami penurunan dari
kuota 14 orang menjadi 7 orang (20,59%).
Tabel 4.14 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Menjawab
Siswa Siklus II
No Kriteria Penilaian Jumlah Siswa Persentase
72
1 Baik Sekali 7 20,59%
2 Baik 12 35,29%
3 Cukup 9 26,47%
4 Kurang 6 17,65%
Jumlah 34 100%
Keaktifan siswa juga mengalami peningkatan walaupun tidak
terlalu besar. Siswa dengan kriteria baik sekali meningkat menjadi 7
orang (20,59%), siswa dengan kriteria baik juga mengalami peningkatan
menjadi 12 siswa (35,29%) , sedangkan siwa dengan kriteria cukup dan
kurang mengalami penurunan kuota, masing-masing sebesar 26,47% dan
17,65%. Dengan demikian jumlah siswa yang mendapat predikat baik dan
baik sekali berjumlah 19 siswa dengan persentase 55,88%.
Tabel 4.15 Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa
Mengerjakan Tugas Siklus II
No Kriteria Penilaian Jumlah Siswa Persentase
1 Baik Sekali 10 29,41%
73
2 Baik 14 41,18%
3 Cukup 7 20,59%
4 Kurang 3 8,82%
Jumlah 34 100%
Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh
peneliti pada siklus II mengalami jumlah peningkatan persentase pada
kategori penilaian baik sekali dan baik, yaitu menjadi 70,59%. Sedangkan
siswa yang mendapat penilaian cukup menjadi 20,59% dan siswa dengan
kriteria penilaian kurang hanya sebesar 8,82%.
Tabel 4.16 Hasil Pengamatan Terhadap Perhatian Siswa Siklus II
No Kriteria Penilaian Jumlah Siswa Persentase
1 Baik Sekali 10 29,41%
2 Baik 15 44,12%
3 Cukup 7 20,59%
4 Kurang 2 5,88%
Jumlah 34 100%
Perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran SKI juga
mengalami. Kriteria baik bertambah 3 siswa dan baik sekali bertambah
satu siswa, kriteria cukup berkurang 1 siswa, sedangkan kriteria kurang
berkurang 3 siswa. Hal ini disebabkan karena perhatian siswa pada siklus
I sudah menunjukkan angka yang cukup tinggi.
74
Sama halnya dengan siklus I, penilaian pada siklus II juga
menggunakan lembar soal penilaian untuk mengukur sejauh mana daya
serap siswa terhadap materi pembelajaran yang disajikan oleh peneliti.
Dari instrumen soal pilihan ganda didapatkan data nilai sebagai berikut ;
Tabel 4.17 Hasil Nilai Siswa Siklus II
No Nama Nilai No Nama Nilai
1 Aisyah Kurnia Rini 75 18 Inneke Faradila Z 60
2 Akhlisa Salma 55 19 Kholifah Nur Aini 75
3 Alfia Rahma W 85 20 Khusnun Niyyah 75
4 Ali Zulfa Aulia 80 21 Lailatul Fatika 80
5 Al Hidayah 75 22 Lalita Vastiaidi P 75
6 Ananda Ika Putri 75 23 Maulida musafa’ah 80
7 Ana Fatkhatuz Z 75 24 Mutiara 80
8 Anggi Arum P 80 25 Novia Purnama P 90
9 Anggie Nur Aini 85 26 Nur Hanifah 75
10 Diyan Ambar Sari 75 27 Nur Alifah 80
11 Fika Amilatun Naja 95 28 Nur Musafa’atul L 75
12 Hafiza Bambang S 75 29 Nuh Rohmah H W 80
13 Halimatus Sa’diyah 65 30 Shalsa Kusuma W 80
14 Hana Qurratul Aini 75 31 Septia Saufa Tasya 90
15 Hilmi N 60 32 Siti Sariatul K 75
16 Indah Himmatu F S 80 33 Ulfi Fatikha Sari 100
75
17 Indana Zulfa 80 34 Umi Fitria Rahma 85
Jumlah Nilai 2645
Rata-rata Nilai 77,79
Pada pembelajaran SKI siklus II, nilai siswa kelas VIII B mengalami
peningkatan sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. Dari tabel di atas
dapat dilihat bahwa siswa yang lulus KKM mencapai 30 siswa orang dengan
persentase 88,23%. Dengan demikian tingkat keberhasilan belajar siswa pada
siklus II ini sangat tinggi.
Sedangkan siswa yang belum lulus KKM hanya ada 4 orang. Siswa
tersebut memang memiliki daya serap yang lambat dibandingkan dengan
teman-temannya. Sehingga meskipun peneliti telah mengadakan pendekatan
dan perhatian yang lebih pada siswa tersebut, ia belum tuntas KKM.
Pada pembelajaran siklus II, guru praktik juga sudah menunjukkan
peningkatan yang lebih baik terutama dalam mengelola kelas dan siswa
memberikan respon yang lebih kepada guru praktik. Karena sudah bisa
membaur dengan siswa. Tidak lupa diakhir pembelajaran, guru praktek selalu
memotivasi siswa untuk rajin belajar.
Pada siklus II guru praktik juga mengalami perbaikan. Pada
pembelajaran SKI siklus II, guru praktik sudah dapat mengendalikan kelas,
76
sehingga kelas tidak lagi ramai. Dengan begitu pembelajaran dapat berlangsung
dalam suasana yang kondusif.
Secara keseluruhan, keaktifan dan perhatian siswa meningkat pada
siklus II dibandingkan dengan siklus I. Menurut peneliti, hal ini disebabkan
karena hal-hal sebagai berikut ;
a. Posisi duduk tempat duduk telah diatur dengan menggunakan jarak
sehingga kemungkinan bagi siswa untuk berbicara sendiri dengan
temannya lebih kecil.
b. Posisi duduk siswa diacak, yang semula berada di belakang
ditempatkan di baris depan.
c. Perhatian siswa lebih maksimal dalam mengikuti pembelajaran SKI,
karena peneliti memberi reward bagi siswa yang berani bertanya dan
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Peneliti mendapatkan data nilai hasil belajar dari pra siklus sampai
siklus II mengalami perkembangan nilai. Hasil keseluruhan nilai formatif SKI
sejak pra siklus sampai dengan siklus II dapat dilihat dari gambar 4.1 berikut
ini.
Gambar 4.1 Ketuntasan Belajar Siswa dari Pra Siklus-Siklus II
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
77
Diagram di atas menjelaskan tentang perkembangan hasil
pembelajaran dari pra siklus sampai siklus II. Pada tahap pra siklus ketuntasan
siswa dalam pembelajaran SKI sebesar 32,35%. Setelah siklus I dilaksanakan,
jumlah siswa yang tuntas KKM meningkat menjadi 61,76%. Pada siklus II
juga mengalami kenaikan ketuntasan siswa hampir seratus persen, yaitu
88,23%.
Dari data di atas dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar siswa
dari pra siklus sampai dengan siklus II. Sama halnya dengan keaktifan dan
perhatian siswa juga mengalami peningkatan. Berikut uraian peningkatan dari
aspek aspek yang diamati oleh peneliti :
Gambar 4.2 Diagram Keaktifan Bertanya dari Pra Siklus – Siklus II
Pada diagram keaktifan bertanya siswa menunjukkan persentase
kenaikan yang sangat signifikan dari pra siklus sampai siklus II. Persentase
kriteria baik sekali meningkat menjadi 11,76% pada siklus dan pada siklus II
antusias bertanya meningkat lagi menjadi 17,65%. Begitu juga dengan kriteria
penilaian baik yang mengalami peningkatan dari pra siklus sampai siklus II
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
Baik Sekali Baik Cukup Kurang
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
78
sebesar 29,41%. Sedangkan kriteria cukup dan kurang masing-masing
mengalami penurunan persentase tiap siklusnya.
Gambar 4.3 Diagram Keaktifan Menjawab Pertanyaan dari Pra Siklus – Siklus II
Pada diagram keaktifan menjawab siswa dari pra siklus sampai siklus
II, persentase kriteria penilaian baik sekali mengalami peningkatan menjadi
20,59%. Kriteria penilaian baik juga mengalami kenaikan kuota dari pra
siklus sampai siklus II menjadi 35,29%. Berbeda dengan penilaian cukup dan
kurang yang mengalami penurunan kuota pada siklus II, masing-masing
sebesar 26,47% dan 17,65%. Hal ini menunjukkan lebih dari 50% siswa kelas
VIII B sudah lebih berani untuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti.
Gambar 4.4 Diagram Keaktifan Siswa Mengerjakan Tugas dari Pra Siklus -
Siklus II
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
Baik Sekali Baik Cukup Kurang
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
79
Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas dari pra siklus sampai
siklus II mengalami sedikit perubahan. Persentase kriteria penilaian baik
sekali mengalami peningkatan sebesar 23,53% pada siklus I dan 29,41% pada
siklus II dari yang semula hanya mencapai 11,76%, kriteria penilaian baik
juga naik menjadi 41,18%. Sedangkan persentase kriteria penilaian cukup dan
kurang mengalami penurunan kuota dari pra siklus sampai siklus II, masing-
masing sebesar 20,59% dan 8,82%.
Gambar 4.5 Diagram Perhatian Siswa Terhadap Pembelajaran dari Pra Siklus-
Siklus II
Respon siswa terhadap pembelajaran dari pra siklus sampai siklus II
tidak begitu terlihat perubahannya dikarenakan respon yang sangat besar telah
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
Baik Sekali Baik Cukup Kurang
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
Baik Sekali Baik Cukup Kurang
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
80
diberikan siswa pada siklus pertama. Pada diagram terlihat bahwa setelah
diterapkan metode index card match, terjadi peningkatan pada kriteria
penilaian baik sekali pada siklus I dengan persentase 20,59%, dan meningkat
lagi menjadi 29,41% pada siklus II. Begitu juga dengan persentase kriteria
baik mengalami peningkatan persentase dari 23,54% pada pra siklus menjadi
32,35% pada siklus I, dan naik lagi menjadi 44,12% pada siklus II.
Sebaliknya dengan kriteria penilaian cukup mengalami penurunan pada siklus
II sebesar 20,59% dan kriteria kurang juga mengalami penurunan dari pra
siklus ke siklus II sebesar 5,88%.
Berdasarkan 5 diagram di atas dapat dijelaskan bahwa penggunaan
metode index card match dapat mempengaruhi semangat dan prestasi belajar
siswa. Hal ini terbukti dengan meningkatnya motivasi mereka untuk bertanya,
menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas, serta perhatian siswa dari pra
siklus sampai dengan siklus II.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan
pada kelas VIII MTs YASPIA Ngroto ini dapat ditarik kesimpulan
bahwa :
1. Penerapan metode Index Card Match pada pembelajaran
SKI di kelas VIII MTs YASPIA Ngroto dapat meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
Melalui penerapan metode Index Card Match pada mata
pelajaran SKI pada siswa kelas VIII MTs YASPIA Ngroto
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai
dengan persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh
dari siklus I sampai siklus II , dimana persentase siklus I
61,76% meningkat menjadi 88,23% pada siklus II.
Dengan demikian , penggunaan metode Index Card Match pada
mata pelajaran SKI materi dinasti Al Ayyubiyah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs YASPIA
Ngroto Kec Gubug Kab Grobogan.
B. Saran
Berkaitan dengan simpulan hasil penelitian di atas, maka
dikemukakan saran bahwa guru hendaknya menerapkan pembelajaran
82
Index Card Match guna meningkatkan hasil belajar serta motivasi
siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut :
1. Guru
a. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru hendaknya
menyesuaikan metode yang digunakan dengan materi yang
akan disampaikan.
b. Penerapan metode index card match dalam pembelajaran SKI
membutuhkan persiapan yang cukup matang dari pengajar,
mulai dari mengalokasikan waktu pembelajaran sebaik
mungkin, membuat potongan-potongan kertas yang berisi soal
dan jawaban, dan pengelolaan kelas agar tetap kondusif.
Dengan demikian akan diperoleh hasil yang optimal.
2. Siswa
a. Siswa harus belajar untuk lebih percaya diri dalam setiap
proses kegiatan belajar mengajar.
b. Hendaknya siswa harus selalu semangat untuk mengikuti
pembelajaran yang sedang belangsung.
c. Siswa harus berupaya untuk selalu aktif dalam kegiatan belajar
mengajar.
d. Hendaknya siswa berupaya untuk menyukai semua pelajaran
yang diberikan oleh guru. Dengan begitu, materi pelajaran
yang disampaikan akan mudah dikuasai oleh siswa.
83
3. Sekolah
a. Mendukung pelaksanaan kegiatan praktek dengan memberikan
bimbingan dan pengarahan.
b. Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam
kegiatan penelitian tersebut.
c. Menciptakan suasana sekolah yang kondusif agar kegiatan
penelitian bisa berjalan lancar.
84
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat, Fathoni, 2005. Metodologi Penelitian dan teknik Penyusunan
Skripsi. Jakarta. PT Rieneka Cipta.
Arikunto,Prof.Suharsini. 2006. Penelitian tindakan kelas. Jakarta. PT Bumi
Aksara.
Darajat, Zakiyah. 2005. Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan Bintang.
Darsono & Ibrahim. 2008. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rieneka
Cipta.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara.
Mansur. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: Global Pustaka.
Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh : Berbasis Teknologi dan Komunikasi,
Bandung, CV Alfabeta.
Sunanto, Musyrifah. 2003. Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Islam. Bogor: Kencana.
Nasution, S. 1999. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. Jakarta: PT
RajaGrafindo.
Silbermen, Melvin L. 2004. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif.
Bandung: Nusamedia.
Slameto. 1991. BELAJAR dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. PT
Rieneka Cipta.
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha
Nasional.
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung :Sinar
Baru Algensido Offset.
Suryabrata, S. Metodologi Penelitian Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
85
Suyono dan Hariyanto. (2014). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Yatim, Badri. 1998. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Zaini, Hisyam dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani.
Zuhairini, dkk.Sejarah Pendidikan Islam. 1992. Jakarta: Bumi Aksara.
Lampiran : 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MTs YASPIA Ngroto
Kelas / Semester : VIII B / II
Mata Pelajaran : SKI (Sejarah Kebudayaan Islam)
Standar Kompetensi : 1. Memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti
Ayyubiyah
Kompetensi Dasar : 1.5. Meneladani keperwiraan Salahuddin Al-Ayyubi
Indikator :
Siswa dapat menjelaskan riwayat hidup Salahuddin Al-Ayyubi
Siswa dapat mendeskripsikan perang salib pada zaman Dinasti Ayyubiyah
Siswa dapat menyebutkan beberapa sultan pada masa Dinasti Ayyubiyah
Siswa dapat menghubungkan kejadian masa sekarang dengan keperwiraan
Salahuddin Al-Ayyubi
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan pembelajaran, siswa mampu:
Menjelaskan riwayat hidup Salahuddin Al-Ayyubi
Mendiskripsikan perang salib pada zaman Dinasti Ayyubiyah
Menyebutkan beberapa sultan pada masa Dinasti Ayyubiyah
Menghubungkan kejadian masa sekarang dengan keperwiraan
Salahuddin Al-Ayyubi
B. Materi Pembelajaran
Perkembangan Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah
C. Metode pembelajaran
1. Index card match
2. Ceramah
3. Tanya jawab
4. Reward
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan pendahuluan (+ 5 menit)
a. Melakukan do'a bersama untuk mengawali pembelajaran.
b. Guru memperkenalkan diri.
c. Presensi untuk mengetahui kehadiran peserta didik.
d. Appersepsi, misalnya menyebutkan pendiri Dinasti Ayyubiyah.
2. Kegiatan inti (+ 50 menit)
a. Guru membagi bahan materi pelajaran SKI tentang perkembangan
Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah.
b. Guru menjelaskan pokok bahasan tentang perkembangan
kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah.
c. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa, berdasarkan nomor
urut tempat duduk peserta didik.
d. Guru memberikan reward bagi siswa yang berani bertanya dan
menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru.
e. Guru meminta siswa untuk memberi kesimpulan terhadap materi
SKI yang baru diajarkan, ditulis di buku tugas dan dikumpulkan.
f. Pemantapan/penguatan materi dengan membagikan kartu indeks
yang berisi pertanyaan kepada sebagian siswa dan kartu indeks
yang berisi jawaban kepada sebagian siswa yang lain.
g. Guru meminta setiap siswa untuk mencari pasangan yang cocok
dengan pertanyaan maupun jawaban yang tertera pada kartu indeks
tersebut.
h. Setelah semua siswa mendapatkan pasangannya dan duduk
berdekatan, guru meminta setiap pasangan secara bergantian
membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras. Kemudian
soal tersebut dijawab oleh pasangannya dan guru memberi
kesimpulan.
3. Kegiatan akhir (+ 25 menit)
a. Guru mengadakan post test untuk mengetahui tingkat penguasaan
siswa tentang materi.
b. Memberi motivasi kepada siswa untuk rajin belajar.
c. Menutup kegiatan pembelajaran dengan membaca do’a kifarotul
majlis.
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat :
Lembar soal
Lembar observasi
Foto copy materi
Kartu kata
2. Sumber :
Buku SKI kelas VIII, H. Darsono & Ibrahim, tahun 2007
F. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik : tes
2. Jenis : uraian
3. Instrumen :
1) Sebutkan dan jelaskan sultan-sultan yang ada pada masa Dinasti
Ayyubiyah!
2) Jelaskan secara singkat sebab-sebab perang salib!
Grobogan, 09Mei 2017
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Shodiq, S. Pd.
NIP..................
Guru Praktik
Syahril Ghani
NIM. 11112240
Lampiran : 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MTs YASPIA Ngroto
Kelas / Semester : VIII B / II
Mata Pelajaran : SKI (Sejarah Kebudayaan Islam)
Standar Kompetensi : 1. Memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti
Ayyubiyah
Kompetensi Dasar : 1.5. Meneladani keperwiraan Salahuddin Al-Ayyubi
Indikator :
Siswa dapat menjelaskan riwayat hidup Salahuddin Al-Ayyubi
Siswa dapat mendeskripsikan perang salib pada zaman Dinasti Ayyubiyah
Siswa dapat menjelaskan sebab-sebab runtuhnya Dinasti Ayyubiyah
Siswa dapat menyebutkan tokoh dalam ilmu pengetahuan pada masa
Dinasti Ayyubiyah
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
G. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan pembelajaran, siswa mampu:
Menjelaskan riwayat hidup Salahuddin Al-Ayyubi
Mendiskripsikan perang salib pada zaman Dinasti Ayyubiyah
Menjelaskan sebab-sebab runtuhnya Dinasti Ayyubiyah
Siswa dapat menyebutkan tokoh dalam ilmu pengetahuan pada masa
Dinasti Ayyubiyah
H. Materi Pembelajaran
Perkembangan Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah
I. Metode pembelajaran
5. Index card match
6. Penugasan
7. Tanya jawab
8. Reward
J. Langkah-langkah Kegiatan
4. Kegiatan pendahuluan (+ 5 menit)
e. Melakukan do'a bersama untuk mengawali pembelajaran.
f. Presensi untuk mengetahui kehadiran peserta didik.
g. Appersepsi, untuk menguji kesiapan belajar siswa, guru
membagikan kartu indeks yang berisi pertanyaan kepada sebagian
siswa dan kartu indeks yang berisi jawaban kepada sebagian siswa
yang lain. Kemudian guru meminta setiap siswa untuk mencari
pasangan yang cocok dengan pertanyaan maupun jawaban yang
tertera di kartu indeks tersebut. Setelah semua siswa mendapatkan
pasangannya, guru meminta siswa untuk membacakan soal dan
jawaban yang diperoleh secara bergantian.
5. Kegiatan inti (+ 50 menit)
i. Guru menjelaskan ulang secara singkat tentang perkembangan
Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah.
j. Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi
kepada peserta didik berdasarkan nomer urut presensi.
k. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang llain untuk
menanggapinya.
l. Guru memberikan reward bagi siswa yang berani bertanya dan
menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru.
6. Kegiatan akhir (+ 25 menit)
d. Guru mengadakan post test untuk mengetahui tingkat penguasaan
siswa tentang materi.
e. Memberi tugas kepada siswa untuk membuat kartu kata yang berisi
soal dan kartu kata yang berisi jawaban.
f. Menutup kegiatan pembelajaran dengan membaca do’a kifarotul
majlis.
K. Alat dan Sumber Belajar
3. Alat :
Lembar soal
Lembar observasi
Foto copy materi
Kartu kata
4. Sumber :
Buku SKI kelas VIII, H. Darsono & Ibrahim, tahun 2007
Buku LKS SKI kelas VIII, Team penulis TAQWA
L. Penilaian Hasil Belajar
4. Teknik : tes
5. Jenis : pilihan ganda
6. Instrumen :
3) Berakhirnya kekuasaan Dinasti Ayyubiyah di Mesir saat Kaum
Mamluk mengangkat sultanah yang bernama . . . . .
a. Fatimah binti Maimon
b. Syajarat Ad-Durr
c. Syajarat Al-Arabi
d. Fatimah Az-Zahra
4) Pada Masa Dinasti Ayyubiyah Musa Ibnu Maimoon atau
Maimoonides dikenal sebagai . . . . .
a. Ahli pengobatan Yahudi dan Filsuf yang mashur
b. Raja yang tangguh
c. Seorang Yahudi yang membenci Islam
d. Seorang budayawan dan filsuf yang terkenal
Grobogan, 09Mei 2017
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Shodiq, S. Pd.
NIP..................
Guru Praktik
Syahril Ghani
NIM. 11112240
Lampiran: 3
1. Rob adalah ramuan obat islam yang mengilhami ramuan obat Eropa yang berasal dari….
a. sari buah dengan madu
b. gula aren dan mengkudu
c. campuran madu dan minyak zaitun
d. campuran minyak zaitun dan sari buah
2. Berakhirnya kekuasaan Dinasti Ayyubiyah ketika kekuasaan diambil alih oleh….
a. Dinasti Fatimiyyah
b. Qutuz
c. Tentara Mongol
d. Pasukan Salib
3. Berakhirnya kekuasaan Dinasti Ayyubiyah di Mesir saat Kaum Mamluk mengangkat
Sultanah yang bernama….
a. Fatimah binti Maimon
b. Syajarat Ad-Durr
c. Syajarat Al-Arabi
d. Fatimah Az-Zahra
4. Saudara muda Salahuddin Al-Ayyubi yang memiliki kemampuan pengatur strategi
perang yang berbakat dan efektif adalah….
a. As-Saraf
b. Al-Kamil
c. Al-Adil
d. Al-Maqrib
5. Baitul Maqdis adalah kota suci umat tiga agama yang terletak di Yerusalem. Tiga agama
tersebut, yaitu….
a. Islam, Hindu, Budha
b. Islam, Yahudi, Hindu
c. Islam, Nasrani, Budha
d. Islam, Nasrani, Yahudi
6. Kepala rumah tangga Khalifah al-Adid yang merasa iri dan berusaha menyingkirkan
Sholahuddin Al-Ayyubi adalah….
a. Hajib
b. An-Naubah
c. An-Nu’am
d. Al-Gazi
7. Sholahudddin Al-Ayyubi sangat baik dalam menjalankan roda pemerintahan Dinasti
Ayyubiyah sehingga mendapatkan julukan dari Khalifah Al-Mustadi yaitu….
a. Al-Amru li amirul mukminin
b. Al-Muiz li amirul Mukminin
c. Al-Rofi li Ahsabul mukminin
d. Al-Hakam li amirul mukminin
8. Musa ibn Maimoon menyusun sebuah kitab ilmu Ketuhanan berjudul “Dalalah Al
Haizin” yang artinya….
a. Petunjuk menuju jalan yang abadi
b. Petunjuk bagi orang yang bodoh
c. Tuntunan menuju Tuhan
d. Pedoman bagi orang yang ragu
9. Dibawah ini adalah prestasi-prestasi yang ditorehkan oleh Salahuddin Al-Ayyubi pada
masa pemerintahannya yaitu, kecuali….
a. Mendirikan madrasah-madrasah
b. Memecat pejabat yang korup
c. Menggeser Qodhi Bermadzhab Syiah dengan Qodhi bermadzhab Sunni
d. Menaklukan seluruh dataran Eropa
10. Sholahuddin Al-Ayyubi memegang tampuk kekuasaan selama 25 tahun dan akhirnya
wafat dalam usia….
a. 56 tahun
b. 57 tahun
c. 58 tahun
d. 59 tahun
11. Pada masa Dinasti Ayyubiyah Musa ibn Maimoon atau maimoonides dikenal sebagai….
a. Ahli pengobatan Yahudi dan filsuf yang mashur
b. Raja yang tannguh
c. Seorang Yahudi yang membenci Islam
d. Seorang budayawan dan filsuf yang terkenal
12. Putra Al-Adil yang dicaci maki karena menyerahkan Baitul Maqdis ke tangan orang-
orang Kristen adalah….
a. Abdul Latief
b. Al-Kamil
c. Al-Farazi
d. Al-Malik
13. Sikap toleransi yang tinggi ditunjukkan Sholahuddin Al-Ayyubi yaitu….
a. Memaksa penduduk daerah taklukan masuk Islam
b. Mengizinkan penduduk daerah taklukan beribadah sesuai dengan keyakinannya
sendiri
c. Tidak mengijinkan orang Kristen masuk Jerusalem
d. Melarang pasukan salib berziarah ke Baitul Maqdis
14. Sikap Jiwa besar Shalahuddin Al-Ayyubi ditunjukan ketika ia pernah merawat seorang
panglima perang pasukan salib yang bernama….
a. Richard lion heart
b. Balian
c. Frederic Barbarosa
d. Guy de Lusigna
15. Setelah Baitul Maqdis dikuasai kaum Muslimin, kaum nasrani tetap bisa melakukan
ibadah ke Baitul Maqdis dengan syarat….
a. Membayar pajak
b. Tidak membawa senjata
c. Harus masuk Islam dulu
d. Menjadi budak orang Islam
16. Prestasi Sholahuddin Al-Ayyubi dalam bidang militer adalah….
a. Menaklukan Baitul Maqdis
b. Menguasai seluruh dataran eropa dan asia
c. Menaklukan Konstantinopel
d. Menaklukan kota Perancis
17. Usai mengakhiri perang salib dengan kesepakatan damai Salahuddin Al-Ayyubi
kemudian memindahkan pusat pemerintahan Dinasti Ayyubiyah ke….
a. Allepo
b. Damascus
c. Mesir
d. Syam
18. Abdul Latief adalah seorang yang ahli dibidang kedokteran Hewan, sehingga mendapat
gelar….
a. Ibnu Al-Amin
b. Ibnu Al-Baytar
c. Ibnu Al Faruq
d. Ibnu Al-Bahtyar
19. Buku “management of the drug store” adalah buku yang ditulis oleh Kahin Al-Attar
merupakan buku tentang….
a. Mengatur resep apotek
b. Dosis minum obat
c. Tata cara membuat resep
d. Pengganti obat-obatan
20. Dibidang keagamaan, Sholahuddin Al-Ayyubi lebih condong kepada Madzhab….
a. Wahabi
b. Salafi
c. Sunni
d. Syiah
Lampiran : 4
Lembar Observasi Siswa
Mata pelajaran :
Materi :
Kelas/semester :
Hari/tanggal :
Siklus :
No Aspek yang diamati
Hasil
SB B C K
1 Keaktifan Siswa:
a. Keaktifan Bertanya
b. Keaktifan Menjawab
c. Keaktifan mengerjakan tugas
2 Perhatian Siswa
Lampiran : 5
Lembar Observasi Guru Praktik Siklus I
No Aspek yang diamati
Hasil
SB B C K
1 Kepribadian:
a. Kesopanan √
b. Kedisiplinan √
c. Kerapian busana √
2 Persiapan tertulis:
a. Perumusan materi √
b. Perumusan KBM √
c. Perumusan alat/sumber
belajar
√
d. Perumusan evaluasi √
3 Ketrampilan mengajar:
a. Membuka pelajaran √
b. Penguasaan materi √
c. Ketrampilan menjelaskan √
d. Menggunakan bahasa
(lancar,tepat)
√
e. Ketepatan menggunakan
metode
√
f. Penguasaan kelas √
g. Kemampuan memotivasi
siswa
√
h. Menutup pelajaran √
Lampiran : 6
Lembar Observasi Guru Praktik Siklus II
No Aspek yang diamati
Hasil
SB B C K
1 Kepribadian:
a. Kesopanan √
b. Kedisiplinan √
c. Kerapian busana √
2 Persiapan tertulis:
a. Perumusan materi √
b. Perumusan KBM √
c. Perumusan alat/sumber
belajar
√
d. Perumusan evaluasi √
3 Ketrampilan mengajar:
a. Membuka pelajaran √
b. Penguasaan materi √
c. Ketrampilan menjelaskan √
d. Menggunakan bahasa
(lancar,tepat)
√
e. Ketepatan menggunakan
metode
√
f. Penguasaan kelas √
g. Kemampuan memotivasi
siswa
√
h. Menutup pelajaran √
Lampiran : 7
Lampiran : 8
Lampiran : 9
Lampiran : 10
Foto MTs YASPIA Ngroto
Foto Guru MTs YASPIA Ngroto
Foto Siswa Kelas VIII B MTs YASPIA Ngroto
Foto Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Foto Post Test Siklus I
Pelaksanaan Penelitian Siklus II
Pelaksanaan Penelitian Siklus II
Foto Post Test Siklus II