PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN
MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA KELAS II
MI TAMRINUL ULUM JETIS GENTAN SUSUKAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016-2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
HERI SULISTIOWATI (115-12-033)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN
MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA KELAS II
MI TAMRINUL ULUM JETIS GENTAN SUSUKAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016-2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
HERI SULISTIOWATI (115-12-033)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN
MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA KELAS II
MI TAMRINUL ULUM JETIS GENTAN SUSUKAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016-2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
HERI SULISTIOWATI (115-12-033)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
iv
v
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
beramal saleh dan saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat dengan
kesabaran” (Q.S Al’ Ashr ayat 2-3)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Kedua orang tua yang sangat saya cintai (Bapak Jumri dan Ibu Surati) yang selalu
menghadiahkan doa serta harapan yang indah untuk anaknya.
Adik- adiknya mbak (wawan dan doko) dan mbah yang saya sayangi serta sanak
keluarga yang selalu memberi semangat dan doa.
Dosen dan guru yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi saya dalam
menempuh pendidikan ini.
Sahabat-sahabat mahasiswa pejuang skripsi serta seluruh keluarga besar PGMI
angkatan 2012 yang tak henti-hentinya memotivasi saya untuk menyelesaikan
tugas ini.
Terimakasih atas semuanya dari awal sampai akhir.
Juga saya persembahkan kepada pembaca yang budiman.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan inayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna
memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
IAIN Salatiga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan
cahaya Islam. Suatu kebanggaan tersendiri, jika skripsi ini dapat terselesaikan
dengan sebaik-baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas
yang tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam
proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis
sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa
pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuannya, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI yang telah memberikan
saran yang membangun kepada peneliti.
ix
4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memotivasi
serta membimbing peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian
ini.
5. Bapak dan ibu dosen seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan
ilmu, arahan, dan bimbingannya.
6. Bapak Sidik S.PdI. selaku kepala MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan
kabupaten Semarang yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk
melakukan penelitian di madrasah yang beliau pimpin.
7. Ibu Sri Wahyuni, S.PdI. selaku wali kelas II MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan
Susukan kabupaten Semarang yang berkenan menjadi kolaborator penelitian,
serta seluruh siswa yang telah berkenan untuk menjadi subjek penelitian.
8. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan untuk dapat
menyelesaikan laporan penelitian ini.
9. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan inspirasi dan motivasi serta teman-
teman PGMI angkatan 2012 yang senantiasa berjuang bersama-sama dan
saling memberi dukungan.
10. Tidak lupa seluruh Siswa-siswi kelas II MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan
Susukan Kabupaten Semarang yang telah mendukung dan membantu peneliti
dalam melakukan penelitian.
Atas jasa yang telah diberikan, penulis hanya dapat memohon doa
semoga amalnya mendapat balasan dari Allah SWT.
Penulis juga dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya
x
xi
ABSTRAK
Sulistiowati, Heri. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Melalui Metode Jarimatika
Pada Siswa Kelas II MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2016-2017. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Jaka Siswanta, M.Pd.
Kata Kunci : Hasil Belajar dan Metode Jarimatika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode Jarimatika dapat
meningkatkan hasil belajar Matematika materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan pada siswa kelas II MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten
Semarang tahun pelajaran 2016-2017. Subyek penelitian ini guru mata pelajaran
Matematika dan siswa kelas II MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan
Kabupaten Semarang terdiri dari 17 siswa yaitu 7 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan mulai April sampai Agustus
2016. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus
yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes
tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dilakukan
dengan membandingkan pencapaian nilai tiap siklus dengan ditandai peningkatan
Kriteria Ketuntasan Klasikal.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa metode
Jarimatika dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan pada siswa kelas II MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan
Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016-2017. Hal ini dibuktikan
pada siklus I dari KKM yang sudah ditentukan sebesar 67 dan kriteria ketuntasan
klasikal sebesar 85 % menunjukkan bahwa 9 siswamencapai KKM dengan
ketuntasan klasikal sebesar 53 %. Setelah dilakukan refleksi pada siklus II
menunjukkaan 15 siswa tuntas mencapai KKM dengan kriteria ketuntasan
klasikal sebesar 88 %. Dengan demikian, diperoleh hasil belajar siswa dari siklus I
ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 35 %.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ....................................................................................................... i
LEMBAR LOGO .......................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL .................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............................... 8
1. Hipotesis Tindakan...................................................................... 8
2. Indikator Keberhasilan ................................................................ 8
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 9
xiii
1. Manfaat Teoritik.......................................................................... 9
2. Manfaat Praktik ........................................................................... 9
F. Definisi Operasional........................................................................ 10
1. Hasil Belajar .............................................................................. 10
2. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan .................................. 11
3. Metode Jarimatika ..................................................................... 12
G. Metode Penelitian ........................................................................... 15
1. Rancangan Penelitian ................................................................ 15
2. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian ...................................... 17
3. Langkah-langkah Penelitian ...................................................... 18
4. Instrumen Penelitian.................................................................. 21
5. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 28
6. Analisis Data ............................................................................. 29
H. Sistematika Penulisan ..................................................................... 30
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 32
A. Peningkatan Hasil Belajar ............................................................... 32
1. Pengertian Hasil Belajar ............................................................ 32
2. Prinsip-prinsip Belajar dalam Pembelajaran ............................. 40
3. Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar ................................ 53
B. Pembelajaran Matematika ............................................................... 56
1. Pengertian Matematika.............................................................. 56
2. Karakteristik Pembelajaran Matematika Siswa SD/MI ............ 57
3. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Kelas II
xiv
SD/MI ....................................................................................... 59
4. Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan dalam
Pembelajaran Matematika SD/MI ............................................. 60
C. Metode Jarimatika ........................................................................... 64
1. Pengertian Metode Jarimatika ................................................... 64
2. Langkah–langkah Metode Jarimatika ...................................... 65
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Jarimatika ........................ 75
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN .................................................. 76
A. Deskripsi Kondisi ............................................................................ 76
1. Perolehan Nilai Ulangan Harian Matematika ........................... 76
2. Data Keadaan Siswa .................................................................. 77
3. Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 78
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ....................................................... 79
1. Perencanaan Tindakan .............................................................. 79
2. Pelaksanaan Tindakan ............................................................... 79
3. Pengamatan / Observasi ............................................................ 81
4. Refleksi ..................................................................................... 84
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ...................................................... 85
1. Perencanaan Tindakan .............................................................. 85
2. Pelaksanaan Tindakan ............................................................... 86
3. Pengamatan / Observasi ............................................................ 88
4. Refleksi ..................................................................................... 91
xv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 93
A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................... 93
1. Deskripsi Pra Siklus ................................................................. 93
2. Deskripsi Data Siklus I ............................................................. 95
3. Deskripsi Data Siklus II ............................................................ 96
B. Pembahasan ..................................................................................... 97
1. Siklus I ...................................................................................... 99
2. Siklus II ................................................................................... 105
3. Rekapitulasi Pra Siklus,Siklus I dan Siklus II ......................... 111
BAB V PENUTUP .................................................................................... 113
A. Kesimpulan .................................................................................. 113
B. Saran ............................................................................................. 113
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 115
LAMPIRAN .............................................................................................. 117
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Keadaan Siswa.................................................................... 18
Tabel 1.2 Lembar Observasi Guru .............................................................. 26
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ............................... 59
Tabel 3.1 Nilai Ulangan Harian ................................................................. 76
Tabel 3.2 Data Keadaan Siswa.................................................................... 77
Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ................................................. 81
Tabel 3.4 Nilai Evaluasi Siklus I................................................................. 84
Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus II ............................................... 88
Tabel 3.6 Nilai Evaluasi Siklus II ............................................................... 90
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) ............................................. 94
Tabel 4.2 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus I ............................................... 95
Tabel 4.3 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus II .............................................. 96
Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus .................................. 98
Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I ............................................... 100
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II ............................................. 106
Tabel 4.7 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ......................... 111
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus Penelitian ...................................................................... 16
Gambar 4.1 Persentase Nilai Evaluasi Siklus I ........................................... 99
Gambar 4.2 Persentase Nilai Evaluasi Siklus II........................................ 106
Gambar 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus,Siklus I dan Siklus II... 111
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I......................... 118
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ....................... 135
Lampiran 3 Dokumentasi .......................................................................... 154
Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I ............................................................ 158
Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus II ........................................................... 161
Lampiran 6 Daftar Nilai Siklus I ............................................................... 164
Lampiran 7 Daftar Nilai Siklus II ............................................................. 165
Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Siklus I ........................................... 166
Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus II .......................................... 169
Lampiran 10 Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ........................................... 172
Lampiran 11 Jawaban Soal Evaluasi Siklus II .......................................... 173
Lampiran 12 Profil MI Tamrinul Ulum .................................................... 174
Lampiran 13 Surat Pengantar Lembaga .................................................... 180
Lampiran 14 Surat Keterangan Peneliti .................................................... 181
Lampiran 15 Lembar Konsultasi Skripsi .................................................. 182
Lampiran 16 Nilai SKK ............................................................................ 183
Lampiran 17 Daftar Riwayat Hidup .......................................................... 191
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika, menurut Russefendi, (dalam Heruman, 2010: 1)
adalah simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara
induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,
mulai dari unsur yang tidak terdefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke
aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.
Dalam Ensiklopedia Matematika (Ismunamto,dkk,2011: 13),
Matematika (dari bahasa yunani : M matiká) adalah ilmu yang
mempelajari tentang besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para
Matematikawan mencari beberapa pola, merumuskan dan membangun
kebenaran melalui metode deduksi yang kaku dari aksioma-aksioma dan
definisi-definisi yang bersesuaian.
Matematika merupakan suatu ilmu yang berkaitan dengan telaah
terhadap bentuk atau struktur yang bersifat abstrak, sehingga diperlukan
semacam konsep. Dengan demikian dapat diartikan bahwa apabila kita
belajar Matematika, kita belajar tentang konsep dan struktur yang terdapat
dalam bahasan yang dipelajari. Di samping itu kita juga mencari kaitan
antara konsep dengan struktur yang ada.
Dalam dunia pendidikan, Matematika sangatlah diperlukan. Di
sekolah-sekolah mulai dari Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi,
2
bahkan dalam dunia pendidikan prasekolah, misalnya taman kanak-kanak,
keberadaan Matematika selalu diperlukan. Kehadiran Matematika dalam
dunia pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari tentu sangat
bermanfaat, karena dapat digunakan untuk berhitung, mengolah data,
berdagang, dan dapat membantu bidang studi lainnya seperti bidang
akuntansi, perpajakan, geografi, farmasi, fisika, dan kimia
(Ismunamto,dkk, 2011: 19).
Merujuk pada berbagai pendapat para ahli Matematika SD/MI
dalam mengembangkan kreativitas dan kompetensi siswa, maka guru
hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien, sesuai
dengan kurikulum dan pola pikir siswa. Dalam mengajarkan Matematika,
guru harus memahami bahwa kemampuan setiap siswa berbeda-beda, serta
tidak semua siswa menyenangi mata pelajaran Matematika.
Konsep-konsep pada kurikulum Matematika SD/MI dapat dibagi
menjadi tiga kelompok besar, yaitu (1) penanaman konsep dasar
(penanaman konsep) merupakan pembelajaran suatu konsep baru
Matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut.(2)
pemahaman konsep,yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep.
(3) pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep dan pemahaman konsep. Memang tujuan akhir pembelajaran
Matematika SD/MI ini yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan
berbagai konsep Matematika dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi,
untuk menuju tahap keterampilan tersebut harus melalui langkah-langkah
3
benar sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa (Heruman, 2010:
2-3).
Berdasarkan tujuan akhir pembelajaran Matematika SD/MI
tersebut maka pembelajaran Matematika tidak hanya sebagai pembelajaran
yang menekankan pada pengetahuan dan konsep saja, tetapi juga sebagai
pembelajaran yang dapat mengembangkan pemahaman dan keterampilan
siswa agar pembelajaran Matematika dapat digunakan dan bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari.
Implementasi pembelajaran Matematika pada umumnya anak
tidak suka pelajaran berhitung dalam Matematika. Salah satu penyebabnya
adalah cara guru mengajar berhitung dalam Matematika kurang kreatif,
cenderung monoton, dan tidak menyesuaikan dengan gaya belajar anak.
Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Apabila anak
belajar sesuai dengan gaya belajarnya, maka ia merasa senang dan gembira
sehingga akan betah belajar. Peran guru maupun orang tua sangat besar
dalam rangka menuju kesuksesan anak dalam belajar. Guru maupun orang
tua perlu memahami gaya belajar anak sehingga gaya mengajar guru
sesuai dengan gaya belajar anak. Apabila gaya mengajar guru sesuai
dengan gaya belajar anak, maka anak akan bersemangat dalam belajar,
anak akan senang dan gembira dalam belajar, dan anak akan merasa butuh
belajar sehingga prestasi akan optimal (Auliya, 2014).
Setelah dilakukan survey di MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan
Susukan Kabupaten Semarang melalui wawancara dengan guru kelas II
4
yaitu ibu Sri Wahyuni maka ditemukan beberapa masalah dalam
pembelajaran Matematika dilihat dari segi siswa, diantaranya kurangnya
pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan oleh guru sehingga
perwujudan tujuan pembelajaran belum tercapai, keterampilan dalam
menyelesaikan operasi hitung Matematika masih rendah ditambah dengan
kurangnya perhatian siswa dalam pembelajaran. Ada beberapa masalah
yang dilihat dari segi guru antara lain: lemahnya pelaksanaan proses
pembelajaran yang diterapkan guru di sekolah, guru belum sepenuhnya
melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif serta guru masih
menggunakan metode konvensional dalam menyampaikan materi yaitu
ceramah, tanya jawab dan penugasan. Hal tersebut dibuktikan dengan data
nilai ulangan yang kurang memuaskan pada mata pelajaran Matematika
menunjukkan dari 17 siswa kelas II MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan
Susukan Kabupaten Semarang dengan nilai standart KKM 67 hanya 29%
(5 siswa) yang memenuhi standar KKM, sedangkan yang 71% (12 siswa)
mendapat nilai di bawah KKM pada ulangan harian.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan
guru kelas II MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten
Semarang yaitu ibu Sri Wahyuni ditemukan beberapa faktor yang
mempengaruhi siswa mendapat nilai di bawah standar KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal), seperti siswa kurang memperhatikan saat
pembelajaran sedang berlangsung, siswa senang bermain sendiri atau
5
mengobrol dengan teman, dan ada pula siswa lari-larian kesana-kemari
tanpa memperdulikan guru menjelaskan pelajaran Matematika.
Selain faktor tersebut faktor lain yang mempengaruhi siswa
mendapat nilai dibawah standar KKM yaitu kurangnya kreatifitas guru
dalam mengajar yang menyebabkan proses pembelajaran kurang menarik
minat siswa sehingga siswa cenderung pasif dan kurang tertarik dengan
pembelajaran Matematika. Metode yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi hanya ceramah, tanya jawab dan penugasan
sehingga siswa kurang aktif untuk tertarik mengikuti semua proses
pembelajaran. Seorang guru harus memiliki kreatifitas dalam mengajar
agar mampu menciptakan pembelajaran yang menarik,berkesan dan
menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil
belajar siswa, kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru kelas
mengenai metode yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Penggunaan metode yang tepat dalam pembelajaran Matematika dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Metode yang diperlukan adalah metode
yang menempatkan siswa aktif dalam pembelajaran. Melalui diskusi yang
telah dilakukan peneliti dengan guru, maka peneliti menawarkan untuk
menggunakan metode Jarimatika sebagai solusi yang tepat untuk
mengatasi permasalahan pembelajaran yang ada di kelas II MI Tamrinul
Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016-
2017.
6
Penerapan metode Jarimatika mampu memberikan inovasi dalam
pembelajaran Matematika khususnya bagi guru. Guru sebagai fasilitator
dalam pembelajaran harus mampu membimbing, mengarahkan serta
melayani siswa dengan sebaik-baiknya. Dengan menggunakan metode
Jarimatika guru dapat menciptakan pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan bagi siswa sehingga dapat mengantar siswa untuk
mencapai keberhasilan dalam belajar. Metode Jarimatika adalah metode
yang memanfaatkan jari-jari tangan sebagai alat bantu untuk proses
berhitung: kali-bagi-tambah-dan kurang atau disingkat dengan KaBa
TaKu. Jarimatika memberikan visualisasi proses berhitung. Hal ini akan
membuat anak mudah melakukannya. Gerakan jari-jari tangan akan
menarik minat anak. Mungkin mereka menganggapnya lucu. Dengan
begitu, mereka akan melakukannya dengan gembira. Jarimatika relatif
tidak memberatkan memori otak saat digunakan. Metode Jarimatika
merupakan metode yang menggunakan alat yang tidak perlu dibeli, tidak
akan pernah ketinggalan, atau terlupa di mana menyimpannya (Wulandari,
2011: 17).
Terlebih metode berhitung dengan jari atau Jarimatika dapat
mengembangkan beberapa gaya belajar antara lain gaya visual, gaya
auditori dan gaya kinestetik dimana anak belajar berhitung seraya
bernyanyi dan memainkan jari-jemari tangan (Auliya, 2014).
Berdasarkan paparan diatas, perlu adanya penyelesaian masalah
yang akan dibahas dalam skripsi yang berjudul Peningkatan Hasil
7
Belajar Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
melalui Metode Jarimatika Pada Siswa Kelas II MI Tamrinul Ulum
Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016-
2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut: “ Apakah penerapan Metode Jarimatika dapat
meningkatkan hasil belajar Matematika materi Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangan pada siswa kelas II MI Tamrinul Ulum Jetis
Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016-2017?”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatkan hasil belajar Matematika materi Penjumlahan
dan Pengurangan Bilangan melalui Metode Jarimatika pada siswa Kelas II
MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016-2017.
8
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Menurut Igak Wardhani & Kuswaya Wihardit (2010: 2.10)
hipotesis adalah dugaan tentang cara terbaik untuk menyelesaikan
masalah.
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti mengambil hipotesis
yaitu “ Penerapan Metode Jarimatika dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika materi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas
IIMI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2016-2017”.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode Jarimatika ini dikatakan berhasil apabila
indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat
dirumuskan peneliti adalah sebagai berikut:
a. Ada peningkatan hasil belajar Matematika siswa melalui penerapan
metode Jarimatika secara berkelanjutan dari siklus pertama dan
kedua.
b. Nilai siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal(KKM) dalam
pembelajaran Matematika secara individual sebesar 67serta
tercapainya ketuntasan klasikal yang sebesar 85%dalam
pembelajaran Matematika.
9
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik sebagai berikut:
1. Manfaat secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi
kepada pembaca tentang penerapan metode Jarimatika dalam mata
pelajaran Matematika dan sebagai bahan kajian mengenai metode
pembelajaran Matematika.
2. Manfaat secara Praktis
Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan
dapat memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, guru dan sekolah
sebagai suatu sistem pendidikan yang mendukung peningkatan proses
kegiatan belajar mengajar siswa.
a. Bagi Siswa
1) Siswa lebih menyukai pelajaran Matematika,
2) Siswa lebih aktif dalam belajar Matematika,
3) Hasil belajar siswa meningkat.
b. Bagi Guru
1) Menambah pengetahuan tentang pemanfaatan metode
Jarimatika sebagai metode pembelajaran dalam pembelajaran
Matematika,
2) Guru lebih termotivasi untuk melakukan penelitian tindakan
kelas yang bermanfaat bagi perbaikan dan peningkatan proses
pembelajaran Matematika,
10
3) Guru lebih termotivasi untuk menerapkan metode
pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga penyampaian
materi pelajaran lebih menarik.
c. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai masukkan atau informasi bagi kepala sekolah dalam
rangkamengambil suatu kebijakan untuk mengarahkan guru-guru
agar mencobamenerapkan model pembelajaran baru untuk
membantu meningkatkan hasil belajar siswa.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman antara yang dimaksud peneliti
dengan persepsi yang ditangkap oleh pembaca, maka peneliti memberikan
definisi operasional sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Hasil menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi ketiga
(Poerwadarminta, 2006:408) adalah sesuatu yang diadakan (dibuat,
dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha (tanam-tanaman, sawah, tanah,
ladang,hutan, dan sebagainya).
Belajar menurut pengertian psikologis merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
(Komsiyah, 2012: 2-3).
11
Menurut Susanto (2013:5) hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
relatif menetap.
Hasil belajar yang optimal dapat dilihat dari ketuntasan
belajarnya, terampil dalam mengerjakan tugas, dan memiliki apresiasi
yang baik terhadap pelajaran (Arifin, 2011: 303).
Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan
sebuah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Anak yang berhasil
dalam belajar adalah anak yang berhasil dalam mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran dengan ditandai nilai mencapai KKM ( kriteria
ketuntasan minimal). KKM yang telah ditetapkan dalam pembelajaran
Matematika di MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten
Semarang adalah sebesar 67.
2. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta,
2006:497-498) menyatakan bahwa “ penjumlahan adalah perihal atau
perbuatan menjumlahkan”. Jumlah yang artinya bilangan yang terjadi
dari beberapa bilangan yang dikumpulkan menjadi satu .
Contoh:
1. 27 + 31 = 58
2. 12 + 13 = 25
12
Sedangkan pengurangan menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia (Poerwadarminta, 2006:637-638) pengurangan adalah
perbuatan (hal, usaha, dsb) mengurangi atau mengurangkan.
Mengurangi ialah mengambil (memotong, mencengkelong) sebagian.
Contoh :
1. 23-20 = 3
2. 50-35 = 15
3. Metode Jarimatika
Metode adalah cara yang ditempuh oleh guru untuk
menciptakan situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan
dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya
prestasi belajar anak yang memuaskan (Kastolani,2014:7).
Metode Jarimatika juga disebut jari hitung cepat memiliki arti
menggunakan jari untuk menghitung dan berhitung cepat untuk
menghitung KALIBATAKU (kali, bagi, tambah, kurang) dengan cepat
(Widiastuti,2009).
Jarimatika adalah cara untuk membuat proses berhitung mudah
dikerjakan. Nilai lebih metode ini antara lain adalah alatnya tidak perlu
beli (sudah dianugerahkan oleh Yang Maha Kuasa), tidak
memberatkan memori otak dengan bayangan, serta alat hitungnya
tidak akan pernah ketinggalan ataupun disita saat sedang ulangan atau
tes. Kalau dulu berhitung dengan jari tangan hanya bisa sampai 10,
sehingga banyak ahli menyarankan untuk tidak mengenalkan konsep
13
berhitung dengan menggunakan jari, karena akan mengalami kesulitan
apabila telah masuk dalam hitungan 10 ke atas. Dengan Jarimatika,
jari-jari tangan kita bisa digunakan untuk operasi tambah kurang lebih
dari 10. Bahkan sampai ratusan pun kita masih tetap bisa
menggunakan kesepuluh jari kita (Wulandari, 2011).
Dengan metode Jarimatika, anak dapat dilatih konsentrasi, salah
satu caranya adalah anak memejamkan mata ketika menggerakkan jari,
baik ketika belajar formasi jari maupun ketika melakukan operasi
penjumlahan dan pengurangan dengan jari. Kunci utama keberhasilan
belajar metode Jarimatika adalah terus berlatih dan berlatih ( Auliya,
2014).
Sebelum melakukan pembelajaran Matematika menggunakan
metode Jarimatika hendaklah perlu mempelajari langkah- langkah
menggunakan metode Jarimatika antara lain (Wulandari, 2011):
a. Perkenalan
Mari berkenalan dengan lambang-lambang yang digunakan
di dalam Jarimatika.
Tangan kanan untuk angka 1 - 9
14
Lalu tangan kiri yang menunjukkan puluhan 10 – 90
b. Operasi Penjumlahan dan Pengurangan
Mulai kenali bentuk-bentuk operasi penjumlahan dan
pengurangan serta formasi tangannya.
Contoh:
1) 1 + 2 = ....
Formasi Jarimatikanya sebagai berikut....
15
Dibaca: Tambah satu BUKA, tambah dua BUKA, oke
Hasilnya adalah : 3
2) 3 – 1 =.....
Formasi Jarimatikanya:
Dibaca: tambah tiga BUKA, kurang satu TUTUP, oke
Hasil seperti ditunjukkan oleh tangan yang terakhir yaitu 2
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas artinyapenelitian
yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi
diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan hasil
belajar siswa meningkat (Uno et al, 2011: 41).
Alasan dipilihnya penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil
pembelajaran terutama pada pelajaran Matematika pada materi
16
penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan penerapan metode
Jarimatika. Penilaian tindakan kelas yang digunakan adalah jenis
kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai pengamat. Proses
belajar mengajar tetap dilakukan oleh guru dan siswa. Hal ini
bertujuan agar proses belajar mengajar berjalan secara alami sehingga
data yang diperoleh valid.
Rancangan yang ditetapkan adalah penelitian tindakan kelas,
pada tahap ini peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu
diperhatikan khusus untuk diamati. Adapun siklus atau tahap-tahap
penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut : (Arikunto,dkk, 2008:
16)
Gambar 1.1 Siklus Penelitian
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan
?
17
2. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Tamrinul Ulum MI
Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang tahun
pelajaran 2016-2017. Madrasah ini dipilih menjadi tempat
penelitian karena memerlukan pengembangan dalam hal metode
pembelajaran yang akan meningkatkan kinerja guru maupun hasil
belajar siswa. Dengan demikian tujuan pembelajaran akan tercapai
optimal.
b. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dari bulan April –
Agustus 2016 di MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan
Kabupaten Semarang.
c. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah
guru Matematika dan siswa kelas II MI Tamrinul Ulum Jetis
Gentan Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016-2017
dengan jumlah siswa 17 yaitu 7 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan. Penelitian ini khususnya pada mata pelajaran
Matematika materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
dengan menggunakan metode Jarimatika.
18
Tabel 1.1 Data Keadaan Siswa
No Nama Jenis KelaminL/P
1. Adinda Lutfiana Putri P
2. Ikhmal Sofa Ilhamsyah L
3. Ilham Maulana L
4. Vina Hayatus Sa’adah P
5. Sri Alimatul Haajarullah P
6. Melani Dwi Anggraini P
7. Farissa Zahra Waranggani P
8. Ahmad Mudaffa’ L
9. Muhammad Wahyu Adi Saputra L
10. Endah Kusumaningrum P
11. Nafa Aurelia P
12. Dwi Novita Nabila P
13. Muhammad Dian Adiputra L
14. Emi Nur Aini P
15. Rahma Maulidia P
16. Raditya Pratama L
17. Irwan Masduqi L
Keterangan:
L = laki-laki (7 orang)
P = Perempuan (10 orang )
3. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan, meliputi
perencanaan, tindakan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dari
refleksi yang dilaksanakan secara kesinambungan. Setiap rangkaian
19
tahapan dalam proses penelitian ini disebut siklus. Penelitian ini
dikatakan selesai apabila telah mendapatkan hasil yang diharapkan.
Sehingga penelitian ini bisa berlangsung dalam beberapa siklus sesuai
dengan hasil yang diharapkan peneliti.
a. Perencanaan
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan
metode Jarimatika.
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang
diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan metode Jarimatika.
3) Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui
keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan metode Jarimatika.
4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode
Jarimatika.
5) Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa
berupa lembar tes.
6) Melakukan Evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan
metode Jarimatika.
b. Tindakan atau Pelaksanaan
Dalam hal ini guru menyusun tindakan terhadap
pelaksanaan kegiatan atau program yang menjadi tugas sehari-hari.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
20
1) Guru mengadakan proses pembelajaran dengan menerapkan
metode yang sesuai dan menarik perhatian siswa.
2) Guru menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga
siswa tidak merasa bosan dengan metode jarimatika.
3) Di dalam tindakan ini peneliti melakukan simulasi
pelaksanaan, menyiapkan alat pendukung/ sarana lain yang
diperlukan, memberikan tugas dan lain sebagainya.
c. Pengamatan
Pada tahap pengamatan, guru menggambarkan obyek yang
diamati. Adapun cara pengamatannya yaitu:
1) Mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana
tindakan yang telah diterapkan dengan metode Jarimatika.
2) Mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang
berlangsung dan untuk menghasilkan perubahan yang
diharapkan.
d. Analisis atau Refleksi
Tahap refleksi, merupakan bagian terpenting sebagai
perenungan mengenai keberhasilan dan atau kegagalan yang ada,
baik dengan prosedur, alat, pelaku, sumber informasi dan cara
analisisnya. Tahap ini untuk mengetahui apakah tindakannya yang
dilakukan dapat mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak dan
juga sebagai bahan untuk merancang perencanaan selanjutnyayang
berfungsi untuk memperbaiki kelemahan pada siklus sebelumnya.
21
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam
penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Butir soal mata pelajaran Matematika materi Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangan
Butir Soal Siklus I
A. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang
dianggap benar!
1. 12 + 24 = ....
a. 36
b. 43
c. 38
2. 36 + 23 = ....
a. 54
b. 59
c. 60
3. 45 + 24 = ...
a. 90
b. 88
c. 69
4. 23 + 46 = ....
a. 68
22
b. 69
c. 67
5. 28 + 71 = ....
a. 99
b. 98
c. 97
6. 144 + 234 = ...
a. 370
b. 378
c. 380
7. 320 – 10 = ...
a. 300
b. 310
c. 330
8. 276 – 62 = ...
a. 270
b. 220
c. 214
9. 286 – 258 =...
a. 28
b. 29
c. 30
23
10. 388 – 168 = ...
a. 230
b. 220
c. 210
B. Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. 132 + 148 = ....
2. 220 – 19 = ....
3. 50 - ...... = 48
4. 40 + 15 – 50 = ...
5. 30 – 20 + 27 = ....
Butir Soal Siklus II
A. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang
dianggap benar!
1. 435 + 114 =....
a. 549
b. 548
c. 550
2. 217 + 145 = ....
a. 360
b. 336
c. 362
3. 162 + 291 = ....
24
a. 443
b. 453
c. 463
4. 138 – 116 = ....
a. 22
b. 32
c. 42
5. 435 – 114 = ....
a. 331
b. 301
c. 321
6. Seorang penggembala memiliki 121 itik.
Temannya memiliki 249 itik.
Berapakah jumlah itik mereka ?
a. 128
b. 370
c. 470
7. Seorang pedagang buah memiliki 305 jeruk.
Ia menambah lagi 114 jeruk.
Berapa jumlah buah jeruk pedagang sekarang?
a. 419
b. 429
c. 439
25
8. Andi mempunyai 23 buku tulis.
Ia memberikan buku kepada temannya sebanyak 10 buku
tulis.
Berapa buku yang dimiliki andi sekarang?
a. 9
b. 13
c. 15
9. Pak Robert berdagang 316 buah jeruk.
Pagi tadi, laku 53 buah jeruk.
Berapa jumlah buah jeruk pak Robert sekarang?
a. 276
b. 283
c. 263
10. Susi mempunyai 45 permen lolipop.
Ia membeli lagi 34 permen lolipop.
Berapa permen lolipop yang dimiliki Susi?
a. 79
b. 80
c. 75
26
B. Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. Bu Rita memiliki 314 manik-manik. Manik- manik itu
dironce 52 manik-manik. Berapa jumlah manik-manik
yang belum dironce?
2. Gudang A mampu menampung 317 sak gula. Gudang B
mampu menampung 85 sak gula. Berapa sak gula dapat
ditampung di kedua gudang itu?
3. Ibu memerlukan 250 telur untuk hidangan tamu. Ibu sudah
memiliki persediaan 90 telur. Berapa jumlah telur yamg
masih diperlukan Ibu?
4. Bu Aldi memiliki 232 rambutan. Ia membeli lagi 128
rambutan. Berapa jumlah buah rambutan sekarang?
5. Dika menyimpan 193 kelereng di rumah. Ia membawa 46
kelereng untuk bermain. Berapa jumlah kelereng Dika
yang masih di rumah?
b. Lembar observasi untuk mengamati guru terhadap penerapan
metode Jarimatika.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mencakup
beberapa aspek yang diamati diantaranya (Rusman,2011: 99-100):
Tabel 1.2 Aspek-aspek yang diamati dalam observasi
No Aspek yang diamati
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberikan motivasi awal
27
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi)
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan dipelajari
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu siswa
8. Antusiasme dalam penampilan
9. Mobilitas posisi mengajar
Penguasaan bahan belajar
10. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah
yang dibuat dalam RPP
11. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar
12. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan
bahan ajar
Kegiatan belajar mengajar
13. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau
indikator yang telah ditetapkan
14. Memiliki keterampilan dalam merespon dan
menanggapi pertanyaan siswa
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu
Pemanfaatan sumber belajar / Media pembelajaran
16. Menggunakan media secara efektif dan efisien
17. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan
28
22. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
Tindak lanjut / follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa
24. Menginformasikan materi. Bahan ajar yang akan
dipelajari berikutnya
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar
c. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai bukti hasil penelitian yang
berupa gambar atau foto yang menggunakan alat bantu berupa
kamera. Foto yang diabadikan melalui dokumentasi ini berisi
peristiwa yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan siswa
bersama guru selama proses pembelajaran berlangsung. Foto yang
diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung merupakan
sumber data yang dapat memperjelas data yang lain. Aspek-aspek
yang didokumentasikan adalah aktivitas siswa dan guru dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan metode Jarimatika.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik yang akan digunakan
dalam pengumpulan data adalah:
a. Observasi atau Pengamatan
Observasi atau pengamatan adalah cara pengumpulan data
dengan terjun langsung dan melihat langsung ke
lapangan(laboratorium),terhadap obyek yang diteliti (populasi).
Pengamatan disebut juga penelitian lapangan.
29
b. Tes Tertulis
Penulis mengadakan tes dalam setiap siklus yang harus
dikerjakan oleh para siswa. Hal ini untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dalam setiap pembelajaran yang dilakukan.
c. Dokumentasi
Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu
teknik memperoleh data yang berupa foto. Dokumentasi ini
dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga
aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran Matematika dengan
metode Jarimatika akan terekam dalam foto. Dokumentasi foto
dilakukan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama
penelitian berlangsung. Foto tersebut merupakan sumber data
yang dapat memperjelas data yang lain.
6. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor
nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 67 (sesuai
KKM yang berlaku di MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan
Kabupaten Semarang). Oleh karena itu, setiap siswa dikatakan tuntas
belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan siswa ≥ 67.
Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum
mencapai KKM jika nilai perolehan siswa ˂ 67. Selanjutnya untuk
menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan tolak
ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Suatu kelas dikatakan tuntas
30
belajarnya jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85 % siswa telah tuntas
belajarnya (Depdikbud dalam Daryanto, 2011: 191-192).
Persentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan
rumus (Daryanto,2011:192):
Pengolahan hasil pada masing-masing siklus pada
penelitian ini menggunakan perhitungan rata-rata untuk mengetahui
perubahan rata-rata dari pra siklus, siklus I sampai siklus II.
Perhitungan rata-rata dihitung menggunakan rumus (Djamarah,
2005:302):
Keterangan:
M = Mean (nilai rata-rata)
∑X=Jumlah nilai total yang diperoleh dari
hasil penjumlahan setiap individu.
N= Banyaknya individu
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah membaca dalam mengikuti uraian penyajian
data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika penulisan
sebagai berikut:
Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo, judul
persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian
M =
31
tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
Bab 1 Pendahuluan
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan,
manfaat penelitian, definisi operasional, dan metode penelitian dan
sistematika penulisan. Metode penelitian mencakup rancangan penelitian,
lokasi,waktu dan subyek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
Bab II Kajian Pustaka
Dalam bab ini berisi uraian tentang peningkatan hasil belajar,
pembelajaran Matematika, metode Jarimatika.
Bab III Pelaksanaan Penelitian
Dalam bab ini berisi tentang deskripsi pelaksanaan pra siklus
meliputi rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data dan
refleksi. Deskripsi pelaksanaan siklus I dan pelaksanaan siklus II.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini berisi tentang deskripsi persiklus yang membahas
mengenai data dari hasil pengamatan atau wawancara, refleksi
keberhasilan dan kegagalan dan berisi pembahasan.
Bab V Penutup
Pada bab penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.
32
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Peningkatan Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi ketiga
(Poerwadarminta, 2006:408) adalah sesuatu yang diadakan (dibuat,
dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha (tanam-tanaman, sawah, tanah,
ladang,hutan, dan sebagainya).
Sedangkan belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi
perkembangan individu. Belajar akan terjadi setiap saat dalam diri
seseorang, dimanapun dan kapanpun. Belajar tidak hanya terjadi di
bangku sekolah, tidak hanya terjadi ketika siswa berinteraksi dengan
guru, tidak hanya seseorang belajar membaca, menulis dan berhitung.
Belajar bukan hanya seperti ketika seseorang belajar sepeda, belajar
menjahit atau belajar mengoperasikan komputer. Belajar bisa terjadi
dalam semua aspek kehidupan. Belajar sudah terjadi sejak anak lahir
bahkan sebelum lahir atau dikenal dengan pendidikan pranatal, dan
akan terus berlanjut hingga ajal tiba (Sriyanti,2011:16).
Menurut Kastolani (2014:56-57) belajar dapat diartikan bahwa:
(1) menimbulkan suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap.
(2) bahwa perubahan itu membedakan antara keadaan sebelum
33
individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan aktivitas
belajar.
Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia.
Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif
individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan
prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup
menurut hidup dan bekerja menurut apa yang kita pelajari. Belajar itu
bukan sekadar pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan
suatu hasil. Karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif
dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu
tujuan (Ahmadi & Supriyono, 2004: 127).
Sedangkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
diakhiri dengan kegiatan penilaian hasil belajar. Dari sisi peserta didik,
hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Sebagian
hasil belajar merupakan dampak tindakan guru, suatu pencapaian
tujuan pembelajaran. Pada bagian lain, hasil belajar merupakan
peningkatan kemampuan mental peserta didik. Hasil belajar tersebut
dapat dibedakan menjadi (a) dampak pembelajaran (prestasi), dan (b)
dampak pengiring (hasil). Dampak pembelajaran adalah hasil yang
dapat diukur dalam setiap pembelajaran (pada umumnya menyangkut
domain kognitif), seperti tertuang dalam angka rapor dan angka dalam
ijazah. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan
34
di bidang lain yang merupakan suatu transfer belajar (transfer of
learning) (Arifin, 2009:298).
Petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil
adalah hal-hal sebagai berikut (Djamarah & Zain, 2006: 105-106):
a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional
khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual
maupun kelompok.
Menurut Benyamin S.Bloom, dkk (dalam Arifin, 2009: 21-23)
hasil belajar dapat dikelompokkan dalam tiga domain, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor. Setiap domain disusun menjadi beberapa
jenjang kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai dengan hal
yang kompleks, mulai dari hal yang mudah sampai dengan hal yang
sukar, dan mulai dari hal yang konkrit sampai dengan hal yang abstrak.
Adapun rincian domain tersebut adalah sebagai berikut:
a. Domain kognitif (cognitive domain). Domain ini memiliki enam
jenjang kemampuan yaitu:
1) Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang
menurut peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui
adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti
atau dapat menggunakannya. Kata kerja operasional yang dapat
digunakan, diantaranya mendefinisikan, memberikan,
35
mengidentifikasi, memberi nama, menyusun daftar,
mencocokkan, menyebutkan, membuat garis besar, menyatakan
kembali, memilih, menyatakan.
2) Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang
menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang
materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat
memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-
hal lain. Kemampuan ini dijabarkan lagi menjadi tiga, yakni
menerjemahkan, menafsirkan, mengekstrapolasi. Kata kerja
operasional yang dapat digunakan, diantaranya mengubah,
mempertahankan, membedakan, memprakirakan, menjelaskan,
menyatakan secara luas, menyimpulkan, memberi contoh,
melukiskan kata- kata sendiri, meramalkan, menuliskan
kembali, meningkatkan.
3) Penerapan (application), yaitu jenjang kemampuan yang
menuntut peserta didik untuk menggunakan ide-ide umum, tata
cara ataupun metode, prinsip, dan teori-teori dalam situasi baru
dan konkret. Kata kerja operasional yang dapat digunakan,
diantaranya mengubah, menghitung, mendemonstrasikan,
mengungkapkan, mengerjakan dengan teliti, menjalankan,
memanipulasikan, menghubungkan, menunjukkan,
memecahkan, menggunakan.
36
4) Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan
tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentuknya.
Kemampuan analisis dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
analisis unsur, analisis hubungan, dan analisis prinsip-prinsip
yang terorganisasi. Kata kerja operasional yang dapat
digunakan, diantaranya mengurai, membuat diagram, memisah-
misahkan, menggambarkan kesimpulan, membuat garis besar,
menghubungkan, memerinci.
5) Sintesis (synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan
cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh
dapat berupa tulisan, rencana atau mekanisme. Kata kerja
operasional yang dapat digunakan, di antaranya
menggolongkan, menggabungkan, memodifikasi, menghimpun,
menciptakan, merencanakan, mengkontruksikan, menyusun,
membangkitkan, mengorganisasi, merevisi, menyimpulkan ,
menceritakan.
6) Evaluasi (evaluation), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan,
pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu. Hal
penting dalam evaluasi ini adalah menciptakan kondisi
sedemikian rupa, sehingga peserta didik mampu
37
mengembangkan kriteria atau patokan untuk mengevaluasi
sesuatu. Kata kerja operasional yang dapat digunakan,
diantaranya menilai, membandingkan, mempertentangkan,
mengkritik, membeda-bedakan, mempertimbangkan kebenaran,
menyokong, menafsirkan, menduga.
b. Domain afektif (affective domain), internalisasi sikap yang
menunjukkan ke arah pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta
didik menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian
mengambil sikap sehingga menjadi bagian dalam dirinya dalam
membentuk nilai dan menentukan tingkah laku. Domain afektif
terdiri atas beberapa jenjang kemampuan, yaitu:
1) Kemampuan menerima (receiving), yaitu jenjang kemampuan
yang menuntut peserta didik untuk peka terhadap eksistensi
fenomena atau rangsangan tertentu. Kepekaan ini diawali
dengan penyadaran kemampuan untuk menerima dan
memperhatikan. Kata kerja operasional yang dapat digunakan,
di antaranya menanyakan, memilih, menggambarkan,
mengikuti, memberikan, berpegang teguh, menjawab,
menggunakan.
2) Kemampuan menanggapi/menjawab (responding), yaitu
jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk tidak
hanya peka terhadap suatu fenomena, tetapi juga bereaksi
terhadap salah satu cara. Penekanannya pada kemampuan
38
peserta didik untuk menjawab secara sukarela, membaca tanpa
ditugaskan. Kata kerja operasional yang dapat digunakan,
diantaranya menjawab, membantu, memperbincangkan,
memberi nama, menunjukkan, mempraktikan, mengemukakan,
membaca, melaporkan, menuliskan, memberi tahu,
mendiskusikan.
3) Menilai (valuing), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk menilai suatu obyek, fenomena atau tingkah
laku tertentu secara konsisten. Kata kerja operasional yang
digunakan, di antaranya melengkapi, menerangkan,
membentuk, mengusulkan, mengambil bagian, memilih dan
mengikuti.
4) Organisasi (organizatioan), yaitu jenjang kemmapuan yang
menuntut peserta didik untuk menyatukan nilai-nilai yang
berbeda, memecahkan masalah, membentuk suatu sistem nilai.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di antaranya
mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan,
mempertahankan, menggeneralisasikan, memodifikasi.
c. Domain psikomotor (psychomotor domain), yaitu kemampuan
peserta didik yang berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-
bagiannya, mulai dari gerakan yang sederhana sampai dengan
gerakan yang kompleks. Perubahan pola gerakan memakan waktu
sekurang-kurangnya 30 menit. Kata kerja operasional yang
39
digunakan harus sesuai dengan kelompok keterampilan masing-
masing, yaitu:
1) Muscular or motor skill, meliputi: mempertontonkan gerak,
menunjukkan hasil, melompat, menggerakkan , menampilkan.
2) Manipulations of materials or objects, meliputi: mereparasi,
menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan,
membentuk.
3) Neuromuscular coordination, meliputi: mengamati,
menerapkan, menghubungkan, menggandeng, memadukan,
memasang, memotong, menarik, dan menggunakan.
Kesimpulan dari keterangan di atas dapat dirumuskan antara
lain sebagai berikut:
a. Hasil belajar adalah suatu proses yang diadakan oleh usaha untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik yang dapat diukur dalam
setiap pembelajaran seperti tertuang dalam nilai ulangan, angka
raport dan angka dalam ijazah. Hasil belajar yang optimal dapat
dilihat dari ketuntasan belajarnya. Dalam kegiatan pembelajaran,
biasanya guru menetapkan sebuah tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
b. Peningkatan hasil belajar adalah adanya suatu perubahan
perkembangan tingkah laku dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari
yang tidak ada menjadi ada yang dapat diukur dalam setiap
pembelajaran.
40
2. Prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh
para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga
perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa
prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar
dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan
upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan
mengajarnya. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan
motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman,
pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan
individual (Dimyati & Mudjiono, 2002: 42-66).
a. Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan
belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa
apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila
bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan,
diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk
mempelajarinya. Apabila perhatian alami ini tidak ada maka siswa
perlu dibangkitkan perhatiannya.
Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting
dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang
menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi
41
dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai
tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar.
Guru berharap bahwa siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan
estetik sampai kegiatan belajar berakhir. Sebagai alat, motivasi
merupakan salah satu faktor penting seperti halnya inteligensi dan
hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan
belajar peserta didik dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai dan
keterampilan.
Implikasi bagi siswa adalah siswa dituntut untuk memberikan
perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah ke arah
pencapaian tujuan belajar. Adanya tuntutan untuk selalu
memberikan perhatian ini, menyebabkan siswa harus
membangkitkan perhatiannya kepada segala pesan yang
dipelajarinya. Dengan demikian siswa diharapkan selalu melatih
indranya untuk memperhatikan rangsangan yang muncul dalam
proses pembelajaran. Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi
siswa adalah disadarinya oleh siswa bahwa motivasi belajar yang
ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan mengembangkan
secara terus menerus. Untuk dapat membangkitkan dan
mengembangkan
Implikasinya bagi guru adalah guru harus dapat
mengarahkan perhatian dan membangkitkan motivasi peserta didik
dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat
42
dicapai secara optimal seperti guru menggunakan metode secara
variasi, guru menggunakan media sesuai dengan tujuan belajar dan
materi yang diajarkan, guru menggunakan gaya bahasa yang tidak
monoton, serta guru memilih bahan ajar sesuai minat siswa.
Sedangkan implikasi motivasi bagi guru antara lain: memilih bahan
ajar sesuai minat siswa, menggunakan metode dan teknik mengajar
yang disukai siswa, mengkoreksi sesegera mungkin pekerjaan
siswa dan sesegera mungkin memberitahukan hasilnya kepada
siswa.
b. Keaktifan
Pada dasarnya peserta didik adalah manusia aktif yang
mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai
kemauandan aspirasinya sendiri. Guru sekedar pembimbing dan
pengarah. Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa
yang sangat aktif, jiwa yang mengolah informasi yang kita terima,
tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.
Keaktifan ini beraneka ragam bentuknya, mulai dari kegiatan fisik
yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang susah diamati.
Kegiatan fisik dapat berupa membaca, mendengar, menulis, dan
sebagainya. Kegiatan psikis, seperti menggunakan khasanah
pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang
dihadapi, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain,
menyimpulkan hasil percobaan, dan lain-lain.
43
Sebagai “primus motor” dalam kegiatan pembelajaran
maupun kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif
memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat
memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif,
pebelajar dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual, dan
emosional. Implikasi bagi siswa adalah siswa aktif dalam perilaku-
perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan,
menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suatu reaksi
kimia, membuat karya tulis, membuat kliping, dan perilaku sejenis
lainnya. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa lebih lanjut
menuntut keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran.
Kesempatan yang diberikan oleh guru akan menuntut siswa
selalu aktif mencari, memperoleh, dan mengolah perolehan
belajarnya. Implikasi bagi guru dalam hal ini ialah guru perlu
melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan keaktifan peserta
didik melalui berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran,
termasuk evaluasi pembelajaran, memberikan tugas secara
individual dan kelompok, mengadakan tanya jawab dan diskusi dll.
c. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Belajar berarti mengalami. Belajar tidak bisa dilimpahkan
kepada orang lain. Belajar harus dilakukan sendiri oleh peserta
didik. Edgar Dale dalam “cone of experience”-nya mengemukakan,
“belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman
44
langsung”. Peserta didik tidak sekedar mengamati secara langsung,
tetapi harus menghayat, terlibat langsung dalam perbuatan dan
bertanggung jawab terhadap hasilnya. Begitu juga John Dewey
dalam “learning by doing”-nya mengemukakan, “belajar sebaiknya
dialami melalui perbuatan langsung”. Keterlibatan dalam belajar
jangan diartikan keterlibatan fisik semata, tetapi lebih dari itu, yaitu
keterlibatan mental, emosional, dan intelektual.
Implikasi bagi siswa adalah siswa dituntut agar tidak segan-
segan mengerjakan segala tugas belajar yang diberikan kepada
mereka. Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis akan
menyebabkan mereka memperoleh pengalaman atau
berpengalaman. Bentuk-bentuk perilaku yang merupakan implikasi
prinsip keterlibatan langsung bagi siswa misalnya adalah siswa ikut
dalam pembuatan lapangan bola-voli, siswa melakukan reaksi
kimia, siswa berdiskusi untuk membuat laporan, siswa membaca
puisi di depan kelas, dan perilaku sejenis lainnya.
Implikasinya adalah guru harus membimbing peserta didik
untuk terlibat langsung atau mengalami langsung dalam proses
belajar, seperti praktik dilaboratorium dan praktik lapangan. Untuk
itu, bobot materi pelajaran harus seimbang dan proposional antar
teori dengan praktik. Perilaku yang menggambarkan adanya
keterlibatan langsung bagi guru antara lain: merancang kegiatan
pembelajaran yang lebih banyak pada pembelajaran individu dan
45
kelompk kecil, mementingkan eksperimen langsung oleh siswa
dibandingkan dengan demonstrasi, dll.
d. Pengulangan
Menurut teori psikologi, daya belajar adalah melatih daya-
daya yang ada pada jiwa manusia, seperti daya mengamati,
menanggapi, mengingat, mengkhayal, merasakan, dan berpikir.
Melalui pengulangan, maka daya-daya tersebut akan berkembang.
Dalam psikologi conditioning disebutkan bahwa belajar adalah
pembentukan respons yang timbul bukan saja oleh stimulus tetapi
juga oleh stimulus yang dikondisikan. Walaupun tidak semua
orang dapat digunakan untuk menerangkan semua bentuk belajar,
tetapi prinsip pengulangan masih relevan sebagai dasar
pembelajaran. Bentuk belajar yang menerapkan prinsip
pengulangan adalah metode drill dan stereotyping.
Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi siswa adalah
kesadaran siswa untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang
berulang untuk bersedia untuk satu macam permasalahan. Dengan
kesadaran ini, diharapkan siswa tidak merasa bosan dalam
melakukan pengulangan. Bentuk-bentuk perilakunya seperti
menghafal unsur-unsur kimia setiap valensi, mengerjakan soal-soal
latihan, menghafal nama-nama latin tumbuhan dll.
Implikasinya prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu
memilihkan antara kegiatan pembelajaran yang berisi pesan yang
46
membutuhkan pengulangan dengan yang tidak membutuhkan
pengulangan. Pengulangan terutama dibutuhkan oleh pesan-pesan
pembelajaran yang harus dihafalkan secara tepat tanpa ada
kesalahan sedikitpun. Adapun perilakunya ialah guru harus banyak
memberikan latihan-latihan atau tugas-tugas yang dapat dikerjakan
oleh peserta didik, baik disekolah maupun diluar sekolah sehingga
berbagai daya yang ada pada peserta dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik.
e. Tantangan
Field Theory dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa
peserta didik dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau
lapangan psikologis. Dalam proses belajar, peserta didik
menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat
hambatan, yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif
untuk mengatasi hambatan itu, yaitu dengan mempelajari bahan
belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan
belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan
tujuan baru, demikian seterusnya. Tantangan yang dihadapi dalam
bahan belajar membuat peserta didik bergairah untuk
mengatasinya. Penggunaan penilaian kinerja dan penilaian
fortofolio juga memberikan tantangan bagi peserta didik untuk
belajar secara lebih giat dan sungguh-sungguh.
47
Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan
dimilikinya kesadaran pada diri siswa akan adanya kebutuhan
untuk selalu memperoleh, memproses, dan mengolah pesan. Selain
itu, siswa juga harus memiliki keingintahuan yang besar terhadap
segala permasalahan yang dihadapinya. Bentuk perilakunya seperti
melakukan eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun
mandiri, atau mencari tahu pemecahan suatu masalah.
Implikasinya adalah guru harus membantu peserta didik
untuk mengatasi tantangan dalam belajar. Tantangan atau
hambatan tersebut ada yang muncul dari dalam maupun dari luar
individu, ada yang berat, tetapi ada juga yang ringan. Adapun
perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip tantangan adalah:
merancang dan mengelola kegiatan eksperimen yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan secara individual atau
kelompok kecil, membimbing siswa untuk menentukan fakta,
konsep, prinsip, dan generalisasi sendiri serta guru merancang dan
mengelola kegiatan diskusi untuk menyelenggarakan masalah-
masalah yang disajikan dalam topik diskusi.
f. Balikan dan Penguatan
Prinsip belajar ini lebih banyak diilhami teori belajar
operant- conditioning dari B.F. Skiner. Kunci dari teori ini adalah “
law of effect”-nya Thorndike. Peserta didik akan belajar ebih
bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik.
48
Untuk itu, guru harus melakukan penilaian hasil belajar. Hasil
belajar yang baik akan merupakan balikan (feedback) yang
menyenangkan dan berpengaruh baik terhadap kegiatan belajar
selanjutnya. Namun, dorongan belajar itu tidak saja oleh penguatan
yang menyenangkan, tetapi juga yang tidak menyenangkan.
Dengan kata lain, penguatan positif maupun negatif dapat
memperkuat belajar.
Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan
yang dilakukan. Dengan demikian siswa akan selalu memiliki
pengetahuan tentang hasil (knowledge of result), yang sekaligus
merupakan penguat (reinforce) bagi dirinya sendiri. Seorang siswa
belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan
penguatan (reinforcement) (Davies dalam Dimyati & Mudjiono,
2002:64). Implikasi bagi siswa adalah siswa perlu melakukan
perilaku-perilaku untuk memperoleh balikan penguatan seperti
dengan segera mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban yang
benar, menerima kenyataan terhadap skor/ nilai yang dicapai, atau
menerima teguran dari guru/ orang tua karena hasil belajar yang
jelek.
Balikan dapat diberikan secara lisan maupun tertulis, baik
secara individual maupun kelompok klasikal. Guru sebagai
penyelenggara kegiatan pembelajaran harus dapat menentukan
bentuk, cara serta kapan balikan dan penguatan diberikan.
49
Implikasinya adalah guru harus melakukan penilaian secara
berkelanjutan terhadap serangkaian proses dan hasil belajar peserta
didik. Hasil penilaian dapat dijadikan balikan bagi peserta didik
untuk meningkatkan kegiatan belajar selanjutnya, memberikan
hadiah/ganjaran kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas.
g. Perbedaan Individual
Setiap peserta didik memiliki perbedaan satu dengan yang
lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian
dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini dapat berpengaruh pada
cara dan hasil belajar peserta didik. Sistem pembelajaran klasikal
yang dilakukan disekolah, kurang memperhatikan prinsip ini. Guru
melaksanakan pembelajaran dikelas hanya melihat peserta didik
sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang
kurang lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.
Beberapa upaya untuk memperbaiki pembelajaran klasikal adalah
dengan menggunakan multimetode, multimedia, memberikan
pembelajaran tambahan atau pengayaan bagi peserta didik yang
pandai dan memberikan bimbingan belajar bagi peserta didik yang
kurang pandai.
Implikasi adanya prinsip perbedaan individual bagi siswa di
antaranya adalah menentukan tempat duduk di kelas, menyusun
jadwal belajar dan sebagainya. Setiap siswa memiliki karakteristik
sendiri-sendiri yag berbeda satu dengan yang lain. Karena hal
50
inilah, setiap siswa belajar menurut tempo (kecepatan)-nya sendiri
dan untuk setiap kelompok umur terdapat variasi kecepatan belajar
(Davies dalam Dimyati & Mudjiono, 2002: 65). Kesadaran bahwa
dirinya berbeda dengan siswa lain, akan membantu siswa
menentukan cara belajar dan sasaran belajar bagi dirinya sendiri.
Guru sebagai penyelenggara kegiatan pembelajaran dituntut
untuk memberikan perhatian kepada semua keunikan yang melekat
pada tiap siswa. Dengan kata lain, guru tidak mengasumsikan
bahwa siswa dalam kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan
merupakan satu kesatuan yang memiliki karakteristik yang sama.
Implikasinya adalah guru harus memberikan pelayanan dan
bimbingan kepada peserta didik secara individual sehingga peserta
didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara maksimal
seperti menentukan penggunaan berbagai metode yang diharapkan
dapat melayani kebutuhan siswa sesuai karakteristiknya,
memberikan remediasi ataupun pertanyaan kepada siswa yang
membutuhkan.
Di samping guru harus memegang teguh prinsip-prinsip belajar,
guru juga harus mengikuti tahap-tahap pembelajaran yang sistematis,
yaitu (Arifin, 2009: 297).:
a. Tahap orientasi
Yaitu suatu tahap dimana guru melakukan orientasi terhadap
kelas, peserta didik, dan lingkungannya. Tujuannya adalah untuk
51
memberikan gambaran bagi guru dalam menyusun perencanaan
pembelajaran. Orientasi ini penting bagi guru agar dapat
mengetahui situasi kelas, kondisi peserta didik dan lingkungannya.
Biasanya dalam orientasi ini guru mulai memperkenalkan diri dan
menyampaikan silabus (pokok-pokok bahan pelajaran), teknis
pembelajaran, buku-buku sumber, dan sistem evaluasi.
b. Tahap implementasi
Yaitu suatu tahap dimana guru sudah mulai melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran ini bisa efektif
apabila guru menguasai materi (materi pokok dan pengayaan) dan
metodologi pembelajaran secara tepat termasuk pendekatannya.
Guru juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi efektifitas pelaksanaan pembelajaran, seperti sikap,
disiplin, suasana belajar, media, lingkungan sekitar, dan sumber
belajar, dan sebagainya.
c. Tahap evaluasi
Yaitu suatu tahap dimana guru melakukan evaluasi terhadap
semua kegiatan yang telah dilakukannya dalam proses
pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mengetahui keefektifan dan
efisiensi pembelajaran termasuk hasil belajar peserta didik sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Teknik evaluasi dapat
dilakukan dengan tes atau nontes. Teknik tes meliputi tertulis,
lisan, dan perbuatan, sedangkan teknik nontes dapat dilakukan
52
dengan menggunakan pedoman observasi, wawancara, skala sikap,
dan sebagainya.
d. Tahap tindak lanjut (follow up)
Yaitu suatu tahap dimana guru harus memikirkan tentang
perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran, yaitu:
1) Perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan dalam proses
pembelajaran yang telah dilakukan terutama jika ada peserta
didik yang belum mencapai tingkat keberhasilan sesuai dengan
yang diharapkan, maka guru dapat melakukan perbaikan
melalui pengajaran remedial (remedial teaching).
2) Penyempurnaan proses pembelajaran selanjutnya dengan
bercermin pada proses pembelajaran sebelumnya setelah
dilakukan perbaikan dan penyesuaian.
Prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran yang bisa digunakan
sebagai dasar upaya pembelajaran dapat disimpulkan menjadi 8 prinsip
antara lain: perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan
penguatan, serta perbedaan individual.
Disamping guru perlu memegang teguh prinsip-prinsip belajar,
guru juga perlu mengikuti tahap-tahap pembelajaran yang sistematis
yaitu:
a. Tahap orientasi
b. Tahap implementasi
53
c. Tahap evaluasi
d. Tahap tindak lanjut
3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Indah Komsiyah (2012: 89-101) secara global, faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan
menjadi tiga macam:
a. Faktor Internal (faktor dari siswa), yaitu keadaan jasmani dan
rohani siswa
meliputi:
1) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang
prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam
keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan
membantu dalam hasil belajar. Siswa yang kurang gizi
misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada di bawah
siswa-siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang
kekurangan gizi pada umumnya cenderung cepat lelah dan
capek, cepat ngantuk dan akhirnya tidak mudah dalam
menerima pelajaran.
2) Faktor Psikologis
Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki
kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal
kadar bukan dalam hal jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini
54
akan mempengaruhi pada proses dan hasil belajarnya masing-
masing.
Beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan diantaranya:
a) Inteligensi
C.P. Chaplin (dalam Komsiyah,2012:91) mengartikan
inteligensi sebagai:
(1). Kemampuan untuk mengahadapi dan menyesuaikan
diri terhadap situasi baru secara cepat efektif.
(2). Kemampuan menggunakan konsep abstrak secara
efektif.
(3). Kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar
dengan cepat sekali.
b) Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi,
jiwa semata-mata tertuju kepada suatu obyek ataupun
sekumpulan obyek (Slameto dalam Komsiyah, 2012: 91).
c) Minat dan Bakat
Minat diartikan oleh Hilgard (Slameto dalam
Komsiyah, 2012: 92) sebagai kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini
baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata setelah
melalui belajar dan berlatih.
55
d) Motif dan Motivasi
Menurut Sardiman AM (dalam Komsiyah,2012: 92)
kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Sedang motivasi
merupakan seni mendorong siswa untuk terdorong
melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran
tercapai.
e) Kognitif dan daya nalar
Mengingat adalah suatu aktivitas kognitif, dimana
orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa
yang lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh
melalui pengalaman dimasa lampau.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi disekitar
siswa.
1) Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan mempengaruhi hasil belajar.
Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan
dapat pula berupa lingkungan sosial.
Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban,
kepengapan udara, dan sebagainya. Lingkungan sosial baik
yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya. Misalnya
ruang kelas yang bising.
56
2) Faktor Instrumental
Adalah faktor yang keberadaan dan penggunanya
dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-
faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, saran dan
fasilitas, dan guru.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat dibedakan menjadi tiga macam:
1. Faktor internal (faktor dari siswa), yakni keadaan jasmani dan rohani
siswa.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi disekitar
siswa.
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning).
B. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Matematika
Dalam Ensiklopedia Matematika (Ismunamto,dkk,2011: 13-15)
Matematika (dari bahasa yunani : M matiká) adalah ilmu yang
mempelajari tentang besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para
Matematikawan mencari beberapa pola, merumuskan. Dan
membangun kebenaran melalui metode deduksi yang kaku dari
aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian.
57
Secara etimologi kata “ Matematika” berasal dari bahasa yunani
kuno M ma, yang berati pengkajian, pembelajaran, ilmu, yang
ruang lingkupnya menyempit, dan arti teknisnya menjadi “ pengkajian
Matematika”, bahkan demikian juga pada zaman kuno.
Matematika, menurut Russefendi (dalam Heruman, 2010: 1)
adalah simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara
induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,
mulai dari unsur yang tidak terdefinisikan, ke unsur yang didefinisikan,
ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.
2. Karakteristik Pembelajaran Matematika Siswa SD/MI
Karakteristik pembelajaran Matematika Siswa SD/MI dapat
dilihat dalam buku Rosma Hartiny Sam’s (2010:29-30 ) yaitu dalam
proses pembelajaran suatu mata pelajaran akan efektif bagi siswa jika
guru memiliki pengetahuan tentang objek yang akan diajarkannya
supaya dalam menyampaikan materi tersebut penuh dengan dinamika
dan inovatif. Demikian juga dengan pembelajaran Matematika di
sekolah dasar, guru SD/MI harus mengetahui bagaimana karakteristik
Matematika. Para ahli sepakat bahwa sasaran dalam pembelajaran
Matematika adalah abstrak.
Sesuai pengertian Matematika sebagai ilmu yang mempelajari
tentang struktur dan pola keteraturan. Ini berarti bahwa belajar
Matematika pada hakikatnya adalah belajar konsep, strukturnya, dan
mencari hubungan antar konsep dan strukturnya. Ciri khas Matematika
58
yang deduktif aksiomatis ini harus diketahui oleh guru sehingga
mereka dapat membelajarkan Matematika dengan tepat mulai dari
konsep yang sederhana sampai yang kompleks.
Setelah mengetahui karakteristik Matematika SD/MI, guru
seyogyanya memahami taraf perkembangan intelektual siswa agar
mereka dapat mengajarkan Matematika SD/MI dengan baik. Anak usia
SD kelas rendah perlu mendapat perhatian sejak dini pada fase usia ini
hampir seluruh aspek perkembangan kecerdasan, misalnya IQ, EQ, dan
SQ sedang tumbuh dan berkembang. Tahap pemikiran masih belum
formal dan relatif masih kongkret, bahkan untuk sebagian siswa
SD/MI kelas 1 masih ada yang pada tahap pra kongkret sehingga
belum memahami hukum kekekalan, seperti kekekalan bilangan
(banyaknya benda akan tetap meskipun posisinya diubah-ubah).
Dengan demikian sulit untuk mengerti konsep-konsep operasi
bilangan. Berdasarkan uraian di atas ada perbedaan karakteristik
Matematika dan siswa SD/MI.
Karakteristik pembelajaran Matematika siswa SD/MI dapat
disimpulkan sebagai berikut: Sesuai pengertian Matematika sebagai
ilmu yang mempelajari tentang struktur dan pola keteraturan. Belajar
Matematika pada hakikatnya adalah belajar konsep, strukturnya, dan
mencari hubungan antar konsep dan strukturnya. Ciri khas Matematika
yang deduktif aksiomatis ini harus diketahui oleh guru sehingga
mereka dapat membelajarkan Matematika dengan tepat mulai dari
59
konsep yang sederhana sampai yang kompleks. Untuk itu dalam
pembelajaran Matematika guru perlu menanamkan pembelajaran
sederhana atau dari konkret kemudian ke abstrak. Hal ini bertujuan
agar siswa dengan mudah memahami pembelajaran Matematika.
3. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Kelas II SD/MI
Standar kompetensi dan kompetensi dasar Mata Pelajaran
Matematika kelas II SD/MI dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) (Depdiknas,2007: 48-53)
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Bilangan
1. Melakukan penjumlahan
dan pengurangan bilangan
sampai dengan 500
1.1 Mengurutkan bilangan sampai
500.
1.2 Membandingkan bilangan
samapai 500
1.3 Menentukan nilai tempat
ratusan, puluhan, dan satuan.
1.4 Melakukan penjumlahan dan
pengurangan bilangan sampai
500.
1.5
2. Geometri dan Pengukuran
2. Menggunakan pengukuran
waktu, panjang dan berat
2.1 menggunakan alat ukur waktu
dengan satuan jam.
2.2 menggunakan alat ukur panjang
60
dalam pemecahan masalah.
tidak baku dan baku (cm,m)
yang sering digunakan.
2.3 Menggunakan alat ukur berat.
2.4 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan berat benda.
4. Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan dalam
Pembelajaran Matematika SD/MI
a. Pengertian Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
(Poerwadarminta,2006:497-498) menyatakan bahwa “penjumlahan
adalah perihal atau perbuatan menjumlahkan”. Jumlah yang artinya
bilangan yang terjadi dari beberapa bilangan yang dikumpulkan
menjadi satu .
Contoh:
4. 27 + 31 = 58
5. 12 + 13 = 25
Sedangkan pengurangan menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia (Poerwadarminta, 2006:637-638 ) pengurangan adalah
perbuatan (hal, usaha, dsb) mengurangi atau mengurangkan.
Mengurangi ialah mengambil (memotong, mencengkelong)
sebagian.
Contoh :
61
1. 23-20 = 3 2. 50-35 = 15
Bilangan adalah banyaknya (benda dsb): tidak diketahui
benar–nya, satuan dp jumlah atau banyaknya sesuatu
(Poerwadarminta,2006:159).
b. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan antara lain
(Indriyastuti,2012:11-26):
1) Penjumlahan bilangan tanpa teknik menyimpan
a) Penjumlahan dua bilangan dua angka
Contoh: 27 + 31 = ....
Jawab:
27 satuan 7 + 1 = 8
31 + puluhan 2 + 3 = 5
58 hasilnya 58
Jadi, 27 + 31 = 58
b) Penjumlahan dua bilangan tiga angka
Contoh: 231 + 144 =
Jawab:
Kita gunakan cara bersusun
231 satuan 1 + 4 = 5
144 + puluhan 3 + 4 = 7
375 ratusan 2 + 1 = 3
hasil 375
62
jadi, 231 + 144 = 375
2) Penjumlahan dengan teknik menyimpan
Contoh: 27 + 35 =....
Jawab:
27 satuan 7 + 5 = 12 ditulis 2 simpan 1 puluhan
35 + puluhan 1 simpanan + 2 + 3 = 6
62 hasil 62
3) Pengurangan bilangan tanpa teknik menyimpan
Contoh: 440 – 20 = ...
Jawab:
440 satuan 0 – 0 = 0
20 - puluhan 4 – 2 = 2
420 ratusan 4
hasil 420
4) Pengurangan bilangan dengan satu kali teknik meminjam
Contoh: 436 – 18 = ...
Jawab:
436 satuan 6 – 8tidak dapat
18 - pinjam 1 puluhan = 16 – 8= 8
418 puluhan 3 – 1 (dipinjam) – 1 = 1
ratusan 4
hasil 418
63
5) Soal cerita penjumlahan dan pengurangan
Contoh:
a) Siswa SD Suka Makmur I ada 233 orang
Siswa SD Suka Makmur II ada 144 orang
Berapa jumlah siswa kedua SD tersebut?
Jawab:
233 ratusan 2 + 1 = 3
144 + puluhan 3 + 4 = 7
377 satuan 3 + 4 = 7
Jadi, jumlah siswa kedua sekolah itu 377 orang.
b) Pak jaka memiliki 234 ayam. Karena wabah penyakit,
ayamnya mati 118. Berapa jumlah ayam yang masih
hidup?
Jawab:
234 satuan 4 – 8 tidak bisa meminjam 1 jadi 14 – 8 = 6
118 -puluhan jadi 2 – 1 = 1
116 ratusan 2 – 1 = 1
Jadi jumlah ayam yang hidup adalah 116
Kesimpulan dari materi penjumlahan dan pengurangan bilangan
dalam pembelajaran Matematika SD/MI adalah:
1. Penjumlahan adalah perihal atau perbuatan menjumlahkan”. Jumlah
yang artinya bilangan yang terjadi dari beberapa bilangan yang
dikumpulkan menjadi satu .
64
2. Pengurangan adalah perbuatan (hal, usaha, dsb) mengurangi atau
mengurangkan. Mengurangi ialah mengambil (memotong,
mencengkelong) sebagian.
C. Metode Jarimatika
1. Pengertian Metode Jarimatika
Metode adalah cara yang ditempuh oleh guru untuk menciptakan
situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung
bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak
yang memuaskan (Kastolani, 2014: 7).
Menghitung dengan jari (finger counting) adalah seni dan
metode perhitungan dasar menggunakan jari tangan (Prasetyono, 2009:
16).
Jarimatika memiliki arti menggunakan jari untuk menghitung
dan berhitung KALIBATAKU (kali, bagi, tambah, dan kurang) dengan
cepat (Widiastuti, 2008).
Metode Jarimatika adalah metode yang memanfaatkan jari-jari
tangan sebagai alat bantu untuk proses berhitung: kali-bagi-tambah-
dan kurang atau disingkat dengan KaBa TaKu (Wulandari, 2011: 17).
Dapat disimpulkan bahwa metode Jarimatika adalah metode
yang menggunakan jari-jari tangan untuk berhitung baik penjumlahan,
pengurangan, perkalian serta pembagian.
65
2. Langkah-langkah Metode Jarimatika
Berikut langkah–langkah yang harus diperhatikan dalam
menggunakan metode Jarimatika ini dengan benar (Wulandari, 2011:
21-63).
a. Perkenalan
Mari berkenalan dengan lambang-lambang yang digunakan
di dalam Jarimatika, kita awali dengan tangan KANAN yang
merupakan lambang bilangan satuan 1 – 9.
Lalu tangan KIRI yang menunjukkan puluhan 10 – 90
66
Contoh:
Jadi kita bisa melambangkan bilangan 27 seperti ini....
Dan yang ini adalah 99....
b. Operasi penjumlahan dan pengurangan
Kini kita memasuki Tambah-Kurang Sederhana untuk hasil sampai
dengan 4, misalnya:
1 + 2 = ....
Formasi Jarimatikanya sebagai berikut....
67
Dibaca: Tambah satu BUKA, tambah dua BUKA, oke
Hasilnya adalah : 3
Contoh berikutnya:
3 – 1 =.....
Formasi Jarimatikanya:
Dibaca: tambah tiga BUKA, kurang satu TUTUP, oke
Hasilnya seperti ditunjukkan oleh tangan yang terakhir adalah 2.
Ini juga berlaku untuk puluhan.
20 + 10 = ....
Dibaca: Tambah dua puluh BUKA, tambah sepuluh BUKA, oke
Hasilnya, lihat tangan kiri, adalah 30
Sekarang, mari kita mainkan kedua tangan kita...
21 + 13 – 2 = ....
68
Dibaca: Tambah dua puluh satu BUKA, (tambah tiga belas)
tambah sepuluh BUKA, tambah tiga BUKA, kurang dua TUTUP.
Contoh Operasi:
6 – 5 + 3 – 1 = .....
Dibaca: Tambah enam BUKA, kurang lima TUTUP, tambah tiga
BUKA, kurang satu TUTUP, oke
Dan hasilnya adalah 3
Setelah memahami tambah- kurang sederhana, kita ajak
anak untuk mengenal teman-teman kecil.Teman-teman kecil adalah
dua bilangan yang jumlahnya 5 yang tidak pernah berganti-ganti
pasangan.
Mari kita kenali pasangan yang akrab ini.
Teman kecil 1 adalah 4
Teman kecil 2 adalah 3
TEMAN KECIL
69
Teman kecil 3 adalah 2
Teman kecil 4 adalah 1
+4 = (-1) +5 [tambah 4 dioperasikan sebagai kurang 1 tambah 5]
+3 = (-2) +5 [tambah 3 dioperasikan sebagai kurang 2 tambah 5]
+2 = (-3)+5 [tambah 2 dioperasikan sebagai kurang 3 tambah 5]
+1 = (-4) +5 [tambah 1 dioperasikan sebagai kurang 4 tambah 5]
Contoh:
3 + 4 = ....
Formasi jarimatikanya adalah:
Dibaca: Tambah 3 BUKA Tambah empat kurang satu
TUTUP tambah lima BUKA, oke
Dan hasilnya adalah 7.
[perhatikan bahwa teman kecil 4 adalah 1 operasi yang dijalankan
adalah (-1) + 5, dibaca “kurang satu TUTUP tambah lima
BUKA”].
-4 = (+1) -5 [kurang 4 dioperasikan sebagai tambah 1 kurang 5]
-3 = (+2) -5 [kurang 3 dioperasikan sebagai tambah 2 kurang 5]
Formula 1A Teman kecil di penjumlahan
Formula 1B teman kecil di pengurangan
70
-2 = (+3) -5 [kurang 2 dioperasikan sebagai tambah 3 kurang 5]
-1 = (+4) -5 [kurang 1 dioperasikan sebagai tambah 4 kurang 5]
Contoh:
7 – 3
Formasi jarimatikanya sebagai berikut.
Dibaca: Tambah tujuh BUKA, (kurang tiga) tambah dua BUKA
kurang lima TUTUP, oke. Hasilnya adalah 4.
Dua bilangan yang jumlahnya 10 adalah Teman Besar satu
dengan yang lain. Untuk teman besar ini kita sudah memakai kedua
tangan kita untuk membedakan nilai tempat masing-masing
bilangan. Tangan KANAN sebagai SATUAN dan tangan KIRI
sebagai PULUHAN.
Ini dia pasangannya....
Teman besar 1 adalah 9 Teman besar 6 adalah 4
Teman besar 2 adalah 8 Teman besar 7 adalah 3
Teman besar 3 adalah 7 Teman besar 8 adalah 2
Teman besar 4 adalah 6 Teman besar 9 adalah 1
Teman besar 5 adalah 5
TEMAN BESAR
71
Teman besar akan muncul saat diperlukan, yakni saat
operasi penambahan atau pengurangan dengan faktor angka antara
1 – 9.
Ingat, angka 1-4 adalah angka yang supel, karena mereka
memiliki dua teman, yaitu teman kecil dan teman besar.
Bagaimana cara membedakan penggunaanya? Untuk penambahan,
lihat faktor yang ditambah. Kalau angka yang digunakan antara 6-
9, berarti memakai teman besar. Kalau antara 1-4, berarti memakai
teman kecil. Untuk pengurangan, lihat faktor yang dikurang. Kalau
angka yang digunakan 10 ke atas, berarti memakai teman besar.
Kalau 10 ke bawah, berati teman kecil.
+9 = (-1) +10 [tambah 9 dioperasikan sebagai kurang 1 tambah 10]
+8 = (-2) +10 [tambah 8 dioperasikan sebagai kurang 2 tambah 10]
+7 = (-3) +10 [tambah 7 dioperasikan sebagai kurang 3 tambah 10]
+6 = (-4 )+10 [tambah 6 dioperasikan sebagai kurang 4 tambah 10]
+5 = (-5) +10 [tambah 5 dioperasikan sebagai kurang 5 tambah 10]
+4 = (-6) +10 [tambah 4 dioperasikan sebagai kurang 6 tambah 10]
+3 = (-7) +10 [tambah 3 dioperasikan sebagai kurang 7 tambah 10]
+2 = (-8) +10 [tambah 2 dioperasikan sebagai kurang 8 tambah 10]
+1 = (-9) +10 [tambah 1 dioperasikan sebagai kurang 9 tambah 10]
Contoh:
27 + 9 = ....
Formula 2A Teman Besar dalam Penjumlahan
72
Formasi Jarimatika:
Dibaca: Tambah dua puluh tujuh BUKA, (tambah sembilan)
kurang satu TUTUP tambah sepuluh BUKA, oke. Hasilnya adalah
36.
-9 = (+1) -10 [kurang 9 dioperasikan sebagai tambah 1 kurang 10]
-8 = (+2) -10 [kurang 8 dioperasikan sebagai tambah 2 kurang 10]
-7 = (+3) -10 [kurang 7 dioperasikan sebagai tambah 3 kurang 10]
-6 = (+4) -10 [kurang 6 dioperasikan sebagai tambah 4 kurang 10]
-5 = (+5) -10 [kurang 5 dioperasikan sebagai tambah 5 kurang 10]
-4 = (+6) -10 [kurang 4 dioperasikan sebagai tambah 6 kurang 10]
-3 = (+7) -10 [kurang 3 dioperasikan sebagai tambah 7 kurang 10]
-2 = (+8) -10 [kurang 2 dioperasikan sebagai tambah 8 kurang 10]
-1 = (+9) -10 [kurang 1 dioperasikan sebagai tambah 9 kurang 10]
Contoh :
22 – 9 = ...
Formasi jarinya sebagai berikut:
Formula 2B Teman Besar dalam Pengurangan
73
Dibaca: Tambah dua puluh dua BUKA, (kurang sembilan) tambah
satu BUKA kurang sepuluh TUTUP, oke. Hasilnya adalah 13.
Formula Gabungan yaitu rumus yang menggabungkan
formula 1(teman kecil) dengan formula 2 (teman besar). Untuk
memudahkan, mari kita namakan dengan formula 3.
Pada kondisi apa kita menggunakan rumus ini?
1) Ketika melakukan penjumlahan dan kita bertemu dengan satuan
bilangan yang ditambah antara 5 – 8 dan faktor penambahnya 6 ke
atas.
2) Sedangkan dalam operasi pengurangan, kita gunakan rumus ini
apabila faktor yang dikurang adalah 10 atau lebih, sedangkan
faktor pengurangnya 5 atau lebih.
+6 = (-4) + 10 = (-5 + 1) + 10 [ dibaca: turunkan 6 tambah 10]
+7 = (-3) + 10 = (-5 + 2) + 10 [ dibaca: turunkan 7 tambah 10]
+8 = (-2) + 10 = (-5 + 3) + 10 [ dibaca: turunkan 8 tambah 10]
+9 = (-1) + 10 = (-5 + 4) + 10 [ dibaca: turunkan 9 tambah 10]
Catatan:
a) TURUNKAN 6 merupakan aktivitas Menutup Jempol dan
Membuka SATU jari.
FORMULA GABUNGAN
Formula 3A Gabungan dalam Penjumlahan
74
b) TURUNKAN 7 artinya Menutup Jempol dan Membuka DUA Jari.
Contoh: 18 + 6
Formasi jarimatikanya adalah:
Dibaca: tambah delapan belas BUKA, (tambah enam)
TURUNKAN enam TAMBAH sepuluh, oke. Hasilnya adalah 24.
-6 = (+4) -10 = (+5 -1) -10 [dibaca: naiikan 6 kurang 10]
-7 = (+3) -10 = (+5 -2) -10 [dibaca: naiikan 7 kurang 10]
-8 = (+2) -10 = (+5 -3) -10 [dibaca: naiikan 8 kurang 10]
-9 = (+1) -10 = (+5 -4) -10 [dibaca: naiikan 9 kurang 10]
Catatan:
a) NAIKKAN 6 artinya membuka jempol dan menutup satu jari.
b) NAIKKAN 7 artinya membuka jempol dan membuka dua jari.
c) Dan seterusnya (ingat! : istilah “naik” dan “turun” berpatokan
pada JEMPOL).
Contoh : 24 – 8
Formasi jarinya sebagai berikut.
Formula 3B Gabungan dalam Pengurangan
75
Dibaca: tambah dua puluh empat BUKA,(kurang tujuh)
NAIKKAN delapan KURANG sepuluh, oke. Hasilnya 16.
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Jarimatika
Kelebihan yang ada dalam metode Jarimatika antara lain
(Wulandari,2011:17):
a. Jarimatika memberikan visualisasi proses berhitung. Hal ini akan
membuat anak mudah melakukannya.
b. Gerakan jari-jari tangan akan menarik minat anak. Dengan begitu,
mereka akan melakukannya dengan gembira.
c. Jarimatika relatif tidak memberatkan memori otak saat digunakan.
d. Alatnya tidak perlu dibeli, tidak akan pernah ketinggalan, atau
terlupa dimana menyimpannya.
e. Dan juga tidak bisa disita saat ujian.
Kekurangan yang ada dalam metode Jarimatika antara
lain(https://rustamfresh.wordpress.com/2012/06/19/metode-jarimatika-
sebagai-inovasi-dalam-pembelajaran-matematika/ di akses tgl 28 Juli
2016 pukul 12:25):
a. Karena jumlah jari tangan terbatas maka operasi matematika yang
bisa di selesaikan juga terbatas.
b. Kalau kurang latihan agak lambat menghitung.
76
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Kondisi
1. Perolehan Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Matematika
Pada tahap ini peneliti menggunakan nilai ulangan harian mata
pelajaran Matematika sebagai salah satu sumber/bukti permasalahan
yang ditemukan peneliti pada siswa kelas II MI Tamrinul Ulum Jetis
Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016-2017.
Berikut ini hasil nilai ulangan harian yang belum menggunakan
metode Jarimatika.
Tabel 3.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)
No Nama Nilai Ketuntasan
1. Adinda Lutfiana Putri 60 Tidak Tuntas
2. Ikhmal Sofa Ilhamsyah 50 Tidak Tuntas
3. Ilham Maulana 65 Tidak Tuntas
4. Vina Hayatus Sa’adah 70 Tuntas
5. Sri Alimatul Haajarullah 60 Tidak Tuntas
6. Melani Dwi Anggraini 80 Tuntas
7. Farissa Zahra Waranggani 70 Tuntas
8. Ahmad Mudaffa’ 60 Tidak Tuntas
9. Muhammad Wahyu Adi
Saputra
55 Tidak Tuntas
10. Endah Kusumaningrum 60 Tidak Tuntas
11. Nafa Aurelia 75 Tuntas
12. Dwi Novita Nabila 55 Tidak Tuntas
77
13. Muhammad Dian Adiputra 70 Tuntas
14. Emi Nur Aini 60 Tidak Tuntas
15. Rahma Maulidia 60 Tidak Tuntas
16. Raditya Pratama 60 Tidak Tuntas
17. Irwan Masduqi 60 Tidak Tuntas
Keterangan:
Tuntas : 5 siswa
Tidak Tuntas : 12 siswa
2. Data Keadaan Siswa
Siswa kelas II MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan
kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017 berjumlah 17 siswa
yaitu terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Data
keadaan siswa kelas II MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan
kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Data Keadaan Siswa
No Nama Jenis Kelamin L/P
1. Adinda Lutfiana Putri P
2. Ikhmal Sofa Ilhamsyah L
3. Ilham Maulana L
4. Vina Hayatus Sa’adah P
5. Sri Alimatul Haajarullah P
6. Melani Dwi Anggraini P
7. Farissa Zahra Waranggani P
8. Ahmad Mudaffa’ L
78
9. Muhammad Wahyu Adi Saputra L
10. Endah Kusumaningrum P
11. Nafa Aurelia P
12. Dwi Novita Nabila P
13. Muhammad Dian Adiputra L
14. Emi Nur Aini P
15. Rahma Maulidia P
16. Raditya Pratama L
17. Irwan Masduqi L
Keterangan:
L = laki-laki (7 orang)
P = Perempuan (10 orang )
3. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran Matematika
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Penelitian ini
menggunakan metode Jarimatika yang dilaksanakan sebanyak 2
siklus. Waktu penelitian sebagai berikut:
a. Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2016
b. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 2016
79
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilaksanakan
peneliti adalah sebagai berikut:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran Matematika yang memuat serangkaian kegiatan belajar
mengajar menggunakan metode Jarimatika. Adapun materi yang
dibahas adalah penjumlahan dan pengurangan bilangan.
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti media
pembelajaran (gambar jari tangan) pelaksanaan kegiatan
pembelajaran menggunakan metode Jarimatika.
c. Menyiapkan materi ajar tentang penjumlahan dan pengurangan
bilangan.
d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk mengetahui keterampilan
guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode Jarimatika.
e. Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa
berupa lembar tes.
f. Peneliti berkoordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan metode Jarimatika.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
b. Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan berdoa.
80
c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen siswa.
d. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi
pembelajaran.
e. Guru memberikan apersepsi dan mengajukan pertanyaan yang
mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
g. Guru menjelaskan tentang materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan.
h. Siswa diminta mengamati gambar Jarimatika yang diberikan oleh
guru.
i. Siswa diminta menghitung dengan jari-jari mereka sendiri
mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan.
j. Guru memberikan contoh-contoh penjumlahan dan pengurangan
menggunakan Jarimatika.
k. Guru meminta siswa berpasangan untuk memperagakan cara
menghitung dengan Jarimatika secara bergantian.
l. Guru meminta siswa bertanya tentang sesuatu yang belum
dimengerti oleh siswa.
m. Salah satu siswa diminta guru maju kedepan untuk menjawab
pertanyaan dari guru menggunakan Jarimatika.
n. Siswa yang lain mengkoreksi jawaban teman yang maju di depan
kelas.
81
o. Sebagai bahan evaluasi guru memberikan soal dan siswa diminta
mengerjakannya.
p. Setelah siswa mengerjakan soal evaluasi guru bersama siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
q. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
3. Pengamatan atau Observasi
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung
melakukan pengamatan untuk mengetahui keterampilan guru dalam
proses pembelajaran dengan menggunkanan metode Jarimatika dalam
meningkatkan hasil belajar. Aspek – aspek yang diamati sebagai
berikut:
a. Lembar Observasi Guru
Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka
pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan
materi)
√
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang
akan dipelajari
√
Sikap guru dalam proses
pembelajaran
82
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu
siswa
√
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Mobilitas posisi mengajar √
Penguasaan bahan belajar
10. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP
√
11. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
12. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan belajar mengajar
13. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan
tujuan atau indikator yang telah
ditetapkan
√
14. Memiliki keterampilan dalam merespon
dan menanggapi pertanyaan siswa
√
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
√
Pemanfaatan sumber belajar / Media
pembelajaran
16. Menggunakan media secara efektif dan
efisien
√
17. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
√
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
√
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan
RPP
√
83
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
√
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan
√
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Tindak lanjut / follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa √
24. Menginformasikan materi. Bahan ajar
yang akan dipelajari berikutnya
√
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus
belajar
√
Jumlah 24 48 6 0
Total 78
Kategori Baik
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Kategori total kinerja guru
76 - 100 = baik
51 – 75 = sedang
25 – 50 = kurang
84
b. Nilai Evaluasi Siklus I
Tabel 3.4 Nilai Evaluasi Siklus I
No Nama Nilai
1. Adinda Lutfiana Putri 60
2. Ikhmal Sofa Ilhamsyah 70
3. Ilham Maulana 55
4. Vina Hayatus Sa’adah 80
5. Sri Alimatul Haajarullah 65
6. Melani Dwi Anggraini 75
7. Farissa Zahra Waranggani 75
8. Ahmad Mudaffa’ 75
9. Muhammad Wahyu Adi
Saputra
65
10. Endah Kusumaningrum 60
11. Nafa Aurelia 75
12. Dwi Novita Nabila 60
13. Muhammad Dian Adiputra 75
14. Emi Nur Aini 60
15. Rahma Maulidia 75
16. Raditya Pratama 75
17. Irwan Masduqi 55
4. Refleksi
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan
pembelajaran menggunakan metode Jarimatika. Pada siklus I
menunjukkan bahwa, terdapat peningkatan pada hasil belajar siswa.
Siswa terlihat antusias dalam melaksanakan proses pembelajaran
dengan menggunakan metode Jarimatika. Guru berperan sebagai
85
fasilisator, motivator dan pusat pembelajaran berada pada siswa.
Metode pembelajaran ini membuat siswa aktif di mana setiap siswa
belajar memainkan jari-jemarinya untuk berhitung penjumlahan dan
pengurangan bilangan.
Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan masalah-
masalah, yaitu ada beberapa siswa yang kurang paham intruksi atau
arahan yang diberikan guru dalam memainkan jari-jari tangan. Hal
tersebut membuat kelas menjadi ramai. Guru kurang terampil
mengaplikasikan jari-jari dengan metode Jarimatika dalam
pembelajaran. Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka
peneliti akan melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki
hasil belajar pada siklus II.
C. Deskripsi Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan refleksi yang diperoleh dari pengamatan dan hasil
perolehan nilai pada siklus I, maka siklus II merupakan perbaikan dari
siklus I. Rencana pelaksanaan pada siklus II yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran Matematika yang memuat serangkaian kegiatan belajar
mengajar menggunakan metode Jarimatika. Adapun materi yang
dibahas adalah penjumlahan dan pengurangan bilangan.
86
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti media
pembelajaran (gambar jari tangan) pelaksanaan kegiatan
pembelajaran menggunakan metode Jarimatika.
c. Menyiapkan materi ajar tentang penjumlahan dan pengurangan
bilangan.
d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk mengetahui keterampilan
guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode Jarimatika.
e. Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa
berupa lembar tes.
f. Peneliti berkoordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan metode Jarimatika.
2. 2. Pelaksanaan Tindakan
a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
b. Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan berdoa.
c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen siswa.
d. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi
pembelajaran.
e. Guru memberikan apersepsi dan mengajukan pertanyaan yang
mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
g. Guru menjelaskan tentang materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan.
87
h. Siswa diminta mengamati gambar jarimatika yang diberikan oleh
guru.
i. Siswa diminta menghitung dengan jari-jari mereka sendiri
mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan.
j. Guru memberikan contoh-contoh penjumlahan dan pengurangan
menggunakan Jarimatika.
k. Guru meminta siswa berpasangan untuk memperagakan cara
menghitung dengan jarimatika secara bergantian.
l. Guru meminta siswa bertanya tentang sesuatu yang belum
dimengerti oleh siswa.
m. Salah satu siswa diminta guru maju kedepan untuk menjawab
pertanyaan dari guru menggunakan Jarimatika.
n. Siswa yang lain mengkoreksi jawaban teman yang maju di depan
kelas.
o. Sebagai bahan evaluasi guru memberikan soal dan siswa diminta
mengerjakannya.
p. Setelah siswa mengerjakan soal evaluasi guru bersama siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
q. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
88
3. Pengamatan atau Observasi
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung
melakukan pengamatan untuk mengetahui keterampilan guru dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan metode Jarimatika dalam
meningkatkan hasil belajar. Aspek – aspek yang diamati sebagai
berikut:
a. Lembar Observasi Guru
Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan
materi)
√
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang
akan dipelajari
√
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu
siswa
√
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Mobilitas posisi mengajar √
Penguasaan bahan belajar
10. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP
√
11. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
89
12. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan belajar mengajar
13. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan
tujuan atau indikator yang telah ditetapkan
√
14. Memiliki keterampilan dalam merespon
dan menanggapi pertanyaan siswa
√
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
√
Pemanfaatan sumber belajar / Media
pembelajaran
16. Menggunakan media secara efektif dan
efisien
√
17. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
√
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan
RPP
√
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
√
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan
√
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Tindak lanjut / follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa √
90
24. Menginformasikan materi. Bahan ajar
yang akan dipelajari berikutnya
√
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus
belajar
√
Jumlah 92 6 0 0
Total 98
Kategori Baik
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Kategori total kinerja guru
76 - 100 = baik
51 – 75 = sedang
25 – 50 = kurang
b. Nilai Evaluasi Siklus II
Tabel 3.6 Nilai Evaluasi Siklus II
No Nama Nilai
1. Adinda Lutfiana Putri 70
2. Ikhmal Sofa Ilhamsyah 80
3. Ilham Maulana 65
4. Vina Hayatus Sa’adah 100
5. Sri Alimatul Haajarullah 100
91
6. Melani Dwi Anggraini 100
7. Farissa Zahra Waranggani 100
8. Ahmad Mudaffa’ 100
9. Muhammad Wahyu Adi
Saputra
70
10. Endah Kusumaningrum 85
11. Nafa Aurelia 80
12. Dwi Novita Nabila 75
13. Muhammad Dian Adiputra 100
14. Emi Nur Aini 80
15. Rahma Maulidia 100
16. Raditya Pratama 100
17. Irwan Masduqi 65
4. Refleksi
Prestasi belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan
yang lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Siswa sangat antusias
dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan
metode Jarimatika. Hal ini dapat terlihat ketika semua siswa mencoba
memainkan jari-jemari mereka untuk berhitung penjumlahan dan
pengurangan bilangan baik sendiri maupun bersama dengan teman
yang lain.
Berdasarkan nilai pada tes evaluasi dapat diketahui bahwa nilai
yang didapatkan lebih baik dari siklus I. Pembelajaran pada siklus II
ini telah mencapai tujuan yang diharapkan yakni, keaktifan siswa,
pembelajaran yang menyenangkan, siswa antusias dalam mengikuti
92
pembelajaran dan peningkatan hasil belajar. Selain itu nilai yang
diperoleh siswa telah mencapai KKM (Kriteri Ketuntasan Minimal)
dan siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasa Klasikal 85 % dari
jumlah siswa. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan yang telah
dilakukan telah mencapai hasil yang maksimal, untuk itu penelitian ini
dirasa telah cukup.
Pada penelitian kali ini, peneliti melaksanakan penelitian
menggunakan metode Jarimatika. Metode Jarimatika bukanlah metode
pembelajaran baru di dunia pendidikan Indonesia, namun metode
pembelajaran baru bagi MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan
Kabupaten Semarang. Acuan penilaian pada penelitian ini, peneliti
menggunakan Kriteria Ketuntasan Klasikal yaitu 85 % dari jumlah
seluruh siswa dengan berpatokan pada nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
Berdasarkan data nilai ulangan harian mata pelajaran
Matematika yang diperoleh siswa kelas II MI Tamrinul Ulum Jetis
Gentan Susukan Kabupaten Semarang, menunjukkan bahwa KKM
untuk mata pelajaran Matematika adalah 67. Peneliti menggunakan
evaluasi formatif dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu tes obyektif
dan subyektif. Diperoleh hasil ulangan harian mata pelajaran
Matematika sebelum menggunakan metode Jarimatika, nilai tes
evaluasi siklus I dan siklus II.
93
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskrispi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pra Siklus
Pada penelitian kali ini, peneliti melaksanakan penelitian
menggunakan metode Jarimatika.Metode Jarimatika bukanlah
metodepembelajaran baru di dunia pendidikan Indonesia, namun
metode pembelajaran ini tergolong baru bagi MI Tamrinul Ulum Jetis
Gentan Susukan Kabupaten Semarang. Acuan penilaian pada
penelitian ini, peneliti menggunakan Kriteria Ketuntasan Klasikal yaitu
85% dari jumlah seluruh siswa dengan berpatokan pada nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
Berdasarkan data nilai ulangan harian mata pelajaran
Matematika yang diperoleh siswa kelas II MI Tamrinul Ulum Jetis
Gentan Susukan Kabupaten Semarang,menunjukkan bahwa KKM
untuk mata pelajaran Matematika adalah 67. Peneliti menggunakan
evaluasi formatif dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu tes objektif
dan subjektif. Di bawah ini adalah hasil ulangan harian mata pelajaran
Matematika sebelum menggunakan metode Jarimatika, nilai tes
evaluasi siklus I dan siklus II.
94
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)
No Nama Nilai Ketuntasan
1. Adinda Lutfiana Putri 60 Tidak Tuntas
2. Ikhmal Sofa Ilhamsyah 50 Tidak Tuntas
3. Ilham Maulana 65 Tidak Tuntas
4. Vina Hayatus Sa’adah 70 Tuntas
5. Sri Alimatul Haajarullah 60 Tidak Tuntas
6. Melani Dwi Anggraini 80 Tuntas
7. Farissa Zahra Waranggani 70 Tuntas
8. Ahmad Mudaffa’ 60 Tidak Tuntas
9. Muhammad Wahyu Adi
Saputra
55 Tidak Tuntas
10. Endah Kusumaningrum 60 Tidak Tuntas
11. Nafa Aurelia 75 Tuntas
12. Dwi Novita Nabila 55 Tidak Tuntas
13. Muhammad Dian Adiputra 70 Tuntas
14. Emi Nur Aini 60 Tidak Tuntas
15. Rahma Maulidia 60 Tidak Tuntas
16. Raditya Pratama 60 Tidak Tuntas
17. Irwan Masduqi 60 Tidak Tuntas
Keterangan
Tuntas : 5 siswa
Belum Tuntas : 12 siswa
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai ulangan harian (pra
siklus) menunjukkan bahwa dari 17 siswa kelas II MI Tamrinul Ulum
Jetis Gentan Susukan Kabupaten SemarangTahun pelajaran 2016-2017
95
dengan Nilai standar KKM 67 hanya 29% (5 siswa) yang tuntas,
sedangkan 71% (12 siswa) belum tuntas.
2. Deskripsi Data Siklus I
Hasil tes evaluasi pada siklus I yang dilakukan pada kelas II MI
Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017 mengalami peningkatan apabila dibandingkan
dengan perolehan ulangan harian sebelum menggunakan metode
Jarimatika. Pada siklus I dari 17 siswa terdapat 9 siswa yang tuntas dan
8 siswa yang tidak tuntas, dengan demikian baru 53 % dari jumlah
seluruh siswa yang mencapai KKM. Hal ini meunjukkan bahwa
prestasi belajar siswa pada siklus I belum memenuhi target peneliti
yang ditentukan yaitu 85 % dari jumlah seluruh siswa yang mencapai
nilai KKM.
Tabel 4.2 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus I
No Nama Nilai Ketuntasan
1. Adinda Lutfiana Putri 60 Tidak Tuntas
2. Ikhmal Sofa Ilhamsyah 70 Tuntas
3. Ilham Maulana 55 Tidak Tuntas
4. Vina Hayatus Sa’adah 80 Tuntas
5. Sri Alimatul Haajarullah 65 Tidak Tuntas
6. Melani Dwi Anggraini 75 Tuntas
7. Farissa Zahra Waranggani 75 Tuntas
8. Ahmad Mudaffa’ 75 Tuntas
9. Muhammad Wahyu Adi
Saputra
65 Tidak Tuntas
96
10. Endah Kusumaningrum 60 Tidak Tuntas
11. Nafa Aurelia 75 Tuntas
12. Dwi Novita Nabila 60 Tidak Tuntas
13. Muhammad Dian Adiputra 75 Tuntas
14. Emi Nur Aini 60 Tidak Tuntas
15. Rahma Maulidia 75 Tuntas
16. Raditya Pratama 75 Tuntas
17. Irwan Masduqi 55 Tidak Tuntas
Keterangan
Tuntas : 9 orang
Tidak Tuntas : 8 orang
3. Deskripsi Data Siklus II
Hasil tes evaluasi pada siklus II mengalami peningkatan yang
cukup signifikan dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II, 88 %
dari seluruh siswa mencapai KKM yang telah ditentukan sekolah.
Terdapat 15 siswa yang tuntas dan 2 siswa yang tidak tuntas. Prestasi
belajar siswa sudah memenuhi target penelitian, yaitu 85 % dari
seluruh jumlah siswa mencapai KKM. Berdasarkan prestasi belajar
siswa tersebut maka metode Jarimatika dapat meningkatkan hasil
belajar pada siswa kelas II mata pelajaran Matematika materi
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan.
Tabel 4.3 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus II
No Nama Nilai Ketuntasan
1. Adinda Lutfiana Putri 70 Tuntas
2. Ikhmal Sofa Ilhamsyah 80 Tuntas
97
3. Ilham Maulana 65 Tidak Tuntas
4. Vina Hayatus Sa’adah 100 Tuntas
5. Sri Alimatul Haajarullah 100 Tuntas
6. Melani Dwi Anggraini 100 Tuntas
7. Farissa Zahra Waranggani 100 Tuntas
8. Ahmad Mudaffa’ 100 Tuntas
9. Muhammad Wahyu Adi
Saputra
70 Tuntas
10. Endah Kusumaningrum 85 Tuntas
11. Nafa Aurelia 80 Tuntas
12. Dwi Novita Nabila 75 Tuntas
13. Muhammad Dian Adiputra 100 Tuntas
14. Emi Nur Aini 80 Tuntas
15. Rahma Maulidia 100 Tuntas
16. Raditya Pratama 100 Tuntas
17. Irwan Masduqi 65 Tidak Tuntas
Keterangan
Tuntas : 15 orang
Tidak Tuntas : 2 orang
B. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus, dari
data yang diperoleh menunjukkan terjadinya peningkatan nilai yang
cukup baik. Selain itu antusias siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran juga sangat tinggi. Sehingga jika dipadukan dengan
metode Jarimatika dalam pembelajaran Matematika dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas II MI Tamrinul Ulum Jetis
98
Gentan Susukan Kabupaten Semarang. Hal ini dapat dilihat dari hasil
ulangan harian Matematika melalui metode Jarimatika.
Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus
No Nama Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Adinda Lutfiana Putri 60 60 70
2. Ikhmal Sofa Ilhamsyah 50 70 80
3. Ilham Maulana 65 55 65
4. Vina Hayatus Sa’adah 70 80 100
5. Sri Alimatul Haajarullah 60 65 100
6. Melani Dwi Anggraini 80 75 100
7. Farissa Zahra Waranggani 70 75 100
8. Ahmad Mudaffa’ 60 75 100
9. Muhammad Wahyu Adi
Saputra
55 65 70
10. Endah Kusumaningrum 60 60 85
11. Nafa Aurelia 75 75 80
12. Dwi Novita Nabila 55 60 75
13. Muhammad Dian Adiputra 70 75 100
14. Emi Nur Aini 60 60 80
15. Rahma Maulidia 60 75 100
16. Raditya Pratama 60 75 100
17. Irwan Masduqi 60 55 65
Rata – rata 62,94 67,94 86,47
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perolehan rata-
rata nilai pada pra siklus 62,94, siklus I menjadi 67,94. Pada siklus II
meningkat menjadi 86,47. Berdasarkan data tersebut maka dapat
99
diketahui bahwa pelaksanaan PTK dengan menggunakan metode
Jarimatika berhasil menungkatkan hasil belajar siswa.
Hasil dari penelitian tindakan kelas ini memperoleh hasil seperti
di atas. Berikut ini penjabaran hasil penelitian dari siklus ke siklus:
1. Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I, peneliti menggunakan
metode Jarimatika. Adapun dalam peneliti mencangkup 4 tahap
yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan
atau observasi dan refleksi. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti
melakukan penelitian melalui observasi ke MI Tamrinul Ulum Jetis
Gentan Susukan Kabupaten Semarang.
Pada tahap ini hasil tes evaluasi yang kami peroleh pada
siswa kelas II tahun pelajaran 2016-2017 adalah 53 % siswa tuntas
(9 siswa) dan yang tidak tuntas sebesar 47 % (8 siswa). Perolehan
hasil tes evaluasi siklus I dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.1 Persentase Nilai Evaluasi Siklus I
Nilai Evaluasi Siklus I
Tuntas Tidak Tuntas
100
Berikut ini adalah lembar observasi guru yang peneliti
gunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung:
Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan
materi)
√
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang
akan dipelajari
√
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu
siswa
√
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Mobilitas posisi mengajar √
Penguasaan bahan belajar
10. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP
√
11. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
12. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan belajar mengajar
13. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan
tujuan atau indikator yang telah ditetapkan
√
14. Memiliki keterampilan dalam merespon dan √
101
menanggapi pertanyaan siswa
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √
Pemanfaatan sumber belajar / Media
pembelajaran
16. Menggunakan media secara efektif dan
efisien
√
17. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
√
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Tindak lanjut / follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa √
24. Menginformasikan materi. Bahan ajar yang
akan dipelajari berikutnya
√
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus
belajar
√
Jumlah 24 48 6 0
Total 78
Kategori Baik
102
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Kategori total kinerja guru
76 - 100 = baik
51 – 75 = sedang
25 – 50 = kurang
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar
mengajar pada siklus I memperoleh skor 78 dari skor maksimal
100. Sehingga aktifitas guru pada siklus I tergolong predikat baik.
Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai aktivitas guru adalah
sebagai berikut:
1) Penilaian kemampuan guru membuka pelajaran berada pada
skor 3 berpredikat baik.
2) Penilaian sikap guru dalam proses pembelajaran berada pada
skor nilai 3 berpredikat baik.
3) Penilaian penguasaan guru terhadap bahan belajar berada
pada skor nilai 2 berpredikat cukup.
4) Penilaian kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru
berada pada skor nilai 3 berpredikat baik.
103
5) Penilaian pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
berada pada skor nilai 3 berpredikat baik.
6) Penilaian evaluasi pembelajaran berada pada skor nilai 3
berpredikat baik.
7) Penilaian kemampuan guru menutup kegiatan pembelajaran
berada pada skor nilai 3 berpredikat baik.
8) Penilaian terhadap tindak lanjut (follow up) berada pada skor
nilai 3 berpredikat baik.
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat guru
menggunakan metode Jarimatika adalah sebagai berikut:
a. Membuka pelajaran
Guru membuka pelajaran dimulai dari memimpin doa,
mengabsen siswa dan memberikan motivasi kepada siswa serta
menjelaskan tujuan pembelajaran. Apersepsi yang dilakukan
oleh guru sudah sesuai dengan RPP.
b. Penguasaan materi
Guru dapat menerangkan materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan dengan jelas dan runtut sehingga siswa
dapat memahami materi dengan baik. Namun guru masih
kurang terampil dalam memainkan jarimatika sehingga
membutuhkan waktu untuk guru menjawab pertanyaan dari
siswa.
104
c. Menyajikan materi
Guru mengaitkan materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan dengan kehidupan nyata, hal ini memudahkan siswa
dalam memahami materi karena terjadi di lingkungan tempat
tinggal sekitar. Selain itu guru juga berinovasi dengan cara
membuat suasana kelas menjadi menyenangkan.
d. Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru kurang
sesuai yang tercantum dalam RPP, dimana seharusnya guru
meminta beberapa siswa maju ke depan untuk belajar
memainkan jarimatika.
e. Ketepatan menggunakan metode
Guru masih awam terhadap metode Jarimatika, sehingga
7 hari sebelum peneliti telah memberikan RPP untuk dipelajari
oleh guru. Dalam pelaksanaan penggunaan metode Jarimatika
masih ada beberapa kekurangan yaitu 30 % dari seluruh siswa
belum terlibat secara aktif dalam menghitung penjumlahan dan
pengurangan dengan menggunakan jarimatika. Hal tersebut
berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa terhadap
materi yang diajarkan oleh guru.
f. Pelaksanaan evaluasi
Pelaksanaan evaluasi berjalan dengan baik guru
membimbing siswa dalam mengerjakan soal tes evaluasi.
105
g. Menutup pelajaran
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan
materi yang dipelajari bersama-sama dengan siswa dan
menutup pelajaran dengan salam.
2. Siklus II
Pada siklus II tindakan penelitian mempertimbangkan
kekurangan dan kendala yang muncul pada siklus I. Untuk proses
pembelajaran masih sama dengan siklus I yaitu dengan
menggunakan metode Jarimatika. Melalui data yang diperoleh
pada siklus II dapat dilihat terjadi peningkatan yang signifikan
pada hasil belajar siswa sebesar 35 % dari siklus I. Hasil tes
evaluasi yang diperoleh pada siklus II yaitu 88 % (15 siswa) tuntas,
sedangkan 12 % siswa (2 siswa) tidak tuntas. Dengan demikian,
presentase nilai yang diperoleh pada siklus II telah memenuhi
target yang telah ditetapkan peneliti yaitu 85 % siswa tuntas atau
mencapai nilai KKM yang ditetapkan MI Tamrinul Ulum Jetis
Gentan Susukan Kabupaten Semarang. Perolehan presentase nilai
tes evaluasi pada siklus II sebagai berikut:
106
Gambar 4.2 Persentase Nilai Tes Evaluasi Siklus II
Berikut ini adalah lembar observasi guru yang peneliti
gunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung:
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan
materi)
√
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang
akan dipelajari
√
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu
siswa
√
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Mobilitas posisi mengajar √
Penguasaan bahan belajar
Nilai Evaluasi Siklus II
Tuntas Tidak Tuntas
107
10. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP
√
11. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
12. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan belajar mengajar
13. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan
tujuan atau indikator yang telah ditetapkan
√
14. Memiliki keterampilan dalam merespon dan
menanggapi pertanyaan siswa
√
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √
Pemanfaatan sumber belajar / Media
pmbelajaran
16. Menggunakan media secara efektif dan
efisien
√
17. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
√
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Tindak lanjut / follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa √
108
24. Menginformasikan materi. Bahan ajar yang
akan dipelajari berikutnya
√
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus
belajar
√
Jumlah 92 6
Total 98
Kategori Baik
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
Kategori total kinerja guru
76 - 100 = baik
51 – 75 = sedang
25 – 50 = kurang
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar
mengajar pada siklus II memperoleh skor 98 dari skor maksimal
100. Sehingga aktifitas guru pada siklus II tergolong predikat baik.
Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai aktivitas guru adalah
sebagai berikut:
1) Penilaian kemampuan guru membuka pelajaran berada pada
skor 4 berpredikat sangat baik.
109
2) Penilaian sikap guru dalam proses pembelajaran verada pada
skor nilai 4 berpredikat sangat baik.
3) Penilaian penguasaan guru terhadap bahan belajar berada
pada skor nilai 4 berpredikat sangat baik.
4) Penilaian kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru
berada pada skor nilai 4 berpredikat sangat baik.
5) Penilaian pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
berada pada skor nilai 4 berpredikat sangat baik.
6) Penilaian evaluasi pembelajaran berada pada skor nilai 4
berpredikat sangat baik.
7) Penilaian kemampuan guru menutup kegiatan pembelajaran
berada pada skor nilai 4 berpredikat sangat baik.
8) Penilaian terhadap tindak lanjut (follow up) berada pada skor
nilai 4 berpredikat sangat baik.
Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat guru
menggunakan metode Jarimatika adalah sebagai berikut:
a. Membuka pelajaran
Guru membuka pelajaran dimulai dari memimin doa,
mengabsen siswa dan memberikan motivasi kepada siswa serta
menjelaskan tujuan pembelajaran. Apersepsi yang dilakukan oleh
guru sudah sesuai dengan RPP.
110
b. Penguasaan materi
Guru dapat menerangkan materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan dengan jelas dan runtut sehingga siswa
dapat memahami materi dengan baik.
c. Menyajikan materi
Guru mengaitkan materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan dengan kehidupan nyata, hal ini memudahkan siswa
dalam memahami materi karena terjadi di lingkungan tempat
tinggal sekitar. Selain itu guru juga berinovasi dengan cara
membuat suasana kelas menjadi menyenangkan.
d. Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru sudah sesuai
yang tercantum dalam RPP.
e. Ketepatan menggunakan metode
Guru telah menerapkan metode Jarimatika dengan baik,
sesuai dengan tahap-tahap yang ada dalam RPP. Tahap-tahap
tersebut adalah menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa, menyajikan informasi, mengorganisasikan
siswa, menyampaikan materi, melakukan evaluasi. Hal ini
mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa lebih baik dari
siklus I.
111
f. Pelaksanaan evaluasi
Pelaksanaan evaluasi berjalan dengan baik guru
membimbing siswa dalam mengerjakan soal tes evaluasi.
g. Menutup pelajaran
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan
materi yang dipelajari bersama-sama dengan siswa dan menutup
pelajaran dengan salam.
3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.7 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II
Siswa % Siswa % Siswa %
Tuntas 5 29 % 9 53 % 15 88 %
Tidak
Tuntas
12 71 % 8 47 % 2 12 %
Jumlah 17 100 % 17 100 % 17 100 %
Berikut ini adalah ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus,
siklus I dan siklus II:
Gambar 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
0
5
10
15
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tidak Tuntas
Tuntas
112
Berdasarkan tabel dan gambar di atas diketahui bahwa
ketuntasan siswa kelas II MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Susukan
Kabupaten Semarang meningkat. Pada pra siklus hanya 29 % siswa
yang memenuhi KKM sedangkan pada siklus I hasil presentase siswa
yang lulus atau telah memenuhi KKM diperoleh sebesar 53 % (9
siswa) dan siklus II sebesar 88 % (15 siswa).
113
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa
metode Jarimatika dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan pada siswa kelas II MI Tamrinul
Ulum Jetis Gentan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016-
2017. Hal ini dibuktikan pada siklus Idari KKM yang sudah ditentukan
sebesar 67 dan kriteria ketuntasan klasikal sebesar 85 %menunjukkan
bahwa 9 siswa dari 17 siswa mencapai KKM dengan ketuntasan klasikal
sebesar 53 %sedang 8 siswa tidak memenuhi KKM. Setelah dilakukan
refleksi pada siklus II menunjukkaan 15 siswa dari 17 siswa tuntas
mencapai KKM dengankriteria ketuntasan klasikal sebesar 88 %sedang 2
siswa yang belum mencapai KKM. Dengan demikian, diperolehhasil
belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar
35%.
B. Saran
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebaiknya membimbing para guru untuk
memperbaiki dan mengembangkan proses belajar mengajar seperti
memberikan motivasi guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas
114
yaitu penggunaan metode pembelajaran yang lebih inovatif serta
melakukan evaluasi untuk perbaikan proses belajar mengajar
selanjutnya.
2. Guru
Guru sebaiknya lebih kreatif dan variatif dalam menggunakan
metode pembelajaran sehingga dapat meningkatkan minat siswa untuk
mengikuti proses pembelajaran dengan baik sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai, serta melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran sehingga akan menghilangkan kejenuhan siswa.
3. Siswa
Siswa sebaiknya dapat lebih aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran agar mampu memahami materi yang diajarkan oleh guru
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
115
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Supriyono, Widodo. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara
Auliya, M. Fajar. 2014. Jarimaster Lebih Cepat, Mudah, & Menyengkan.
Yogyakarta: Idea World Kidz
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah
Beserta Contoh-contohnya. Yogyakarta: Gava Media
Depdiknas. 2007.Silabus Pembelajaran Sekolah Dasar (SD) Madrasah Ibtidaiyah
(MI) Kelas II Semester 1 & 2. Jakarta: Depdiknas
Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri.2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif
Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: PT Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri & Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar (Edisi
Revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta
Hartiny Sam’s, Rosma. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Yogyakarta: Sukses Offset
Heruman. 2010. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
https://rustamfresh.wordpress.com/2012/06/19/metode-jarimatika-sebagai-
inovasi-dalam-pembelajaran-matematika/ di akses tgl 28 Juli 2016 pukul
12:25)
Indriyastuti. 2012. Matematika 2 untuk kelas II SD dan MI. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri
Ismunamto,A,dkk. 2011. Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Lentera Abadi
Kastolani.2014. Model Pembelajaran Inovatif Teori dan Aplikasi. Salatiga:
STAIN Salatiga Press
Komsiyah, Indah. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras
Poerwadarminta,W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka
116
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Sriyanti, Lilik. 2011. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press
Sunar Prasetyono, Dwi. 2009. Panduan Lengkap Jarimatika. Yogyakarta: Diva
Press
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah. Jakarta:
Kencana
Uno, Hamzah B, dkk. 2012. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta:
Bumi Aksara
Wardhani,Igak & Wihardit, Kuswaya. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Universitas Terbuka
Wulandari,Septi Peni.2011. Jarimatika Penambahan dan Pengurangan. Jakarta:
Kawan Pustaka
Widiastuti,A. Nur. 2009. JCH Jari Hitung Cepat Rahasia Berhitung Cepat
dengan Jari Tangan. Yogyakarta: Andi Offset
117
LAMPIRAN
118
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MI Tamrinul Ulum
Mata Pelajaran :Matematika
Kelas / Semester : II/ I
Standar Kompetensi :
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan 500.
Kompetensi Dasar :
1.4.1 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500.
Indikator :
1.4.1.1 Siswa dapat menggunakan simbol + untuk penjumlahan dan simbol –
untuk pengurangan dalam pengerjaan hitungan dengan benar.
1.4.1.2 Siswa dapat menjumlahkan dua bilangan untuk teknik menyimpan dan
tanpa menyimpan dengan benar.
1.4.1.3 Siswa dapat mengurangkan dua bilangan untuk teknik meminjam dan
tanpa meminjam dengan benar.
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit (1x pertemuan)
Pertemuan I : Indikator 1-3
119
A. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menggunakan simbol
+ untuk penjumlahan dan simbol – untuk pengurangan dalam pengerjaan
hitungan dengan benar.
2. Setelah melihat gambar jari-jari tangan dalam jarimatika,siswa dapat
menjumlahkan dua bilangan untuk teknik menyimpan dan tanpa
menyimpan dengan benar.
3. Setelah memperagakan jari-jari tangan dalam jarimatika, siswa dapat
mengurangkan dua bilangan untuk teknik meminjam dan tanpa meminjam
dengan benar.
B. Karakter peserta didik yang diharapkan:
Berani, Disiplin, Ketelitian, Tekun, Rasa hormat dan Perhatian.
C. Materi Pembelajaran
Formasi Jarimatika
Tangan KANAN
120
Lalu tangan KIRI yang menunjukkan puluhan 10 – 90
TEMAN KECIL
Teman-teman kecil adalah dua bilangan yang jumlahnya 5 yang tidak pernah
berganti-ganti pasangan.
Mari kita kenali pasangan yang akrab ini.
Teman kecil 1 adalah 4
Teman kecil 2 adalah 3
Teman kecil 3 adalah 2
Teman kecil 4 adalah 1
121
+4 = (-1) +5 [tambah 4 dioperasikan sebagai kurang 1 tambah 5]
+3 = (-2) +5 [tambah 3 dioperasikan sebagai kurang 2 tambah 5]
+2 = (-3)+5 [tambah 2 dioperasikan sebagai kurang 3 tambah 5]
+1 = (-4) +5 [tambah 1 dioperasikan sebagai kurang 4 tambah 5]
-4 = (+1) -5 [kurang 4 dioperasikan sebagai tambah 1 kurang 5]
-3 = (+2) -5 [kurang 3 dioperasikan sebagai tambah 2 kurang 5]
-2 = (+3) -5 [kurang 2 dioperasikan sebagai tambah 3 kurang 5]
-1 = (+4) -5 [kurang 1 dioperasikan sebagai tambah 4 kurang 5]
TEMAN BESAR
Dua bilangan yang jumlahnya 10 adalah Teman Besar satu dengan
yang lain. Untuk teman besar ini kita sudah memakai kedua tangan kita untuk
membedakan nilai tempat masing-masing bilangan. Tangan KANAN sebagai
SATUAN dan tangan KIRI sebagai PULUHAN.
Ini dia pasangannya....
Teman besar 1 adalah 9 Teman besar 6 adalah 4
Teman besar 2 adalah 8 Teman besar 7 adalah 3
Teman besar 3 adalah 7 Teman besar 8 adalah 2
Teman besar 4 adalah 6 Teman besar 9 adalah 1
Teman besar 5 adalah 5
Teman besar akan muncul saat diperlukan, yakni saat operasi
penambahan atau pengurangan dengan faktor angka antara 1 – 9
Formula 1A Teman kecil di penjumlahan
Formula 1B teman kecil di pengurangan
122
Ingat, angka 1-4 adalah angka yang supel, karena mereka memiliki
dua teman, yaitu teman kecil dan teman besar. Bagaimana cara membedakan
penggunaanya? Untuk penambahan, lihat faktor yang ditambah. Kalau angka
yang digunakan antara 6-9, berarti memakai teman besar. Kalau antara 1-4,
berarti memakai teman kecil. Untuk pengurangan, lihat faktor yang dikurang.
Kalau angka yang digunakan 10 ke atas, berarti memakai teman besar. Kalau
10 ke bawah, berati teman kecil.
+9 = (-1) +10 [tambah 9 dioperasikan sebagai kurang 1 tambah 10]
+8 = (-2) +10 [tambah 8 dioperasikan sebagai kurang 2 tambah 10]
+7 = (-3) +10 [tambah 7 dioperasikan sebagai kurang 3 tambah 10]
+6 = (-4 )+10 [tambah 6 dioperasikan sebagai kurang 4 tambah 10]
+5 = (-5) +10 [tambah 5 dioperasikan sebagai kurang 5 tambah 10]
+4 = (-6) +10 [tambah 4 dioperasikan sebagai kurang 6 tambah 10]
+3 = (-7) +10 [tambah 3 dioperasikan sebagai kurang 7 tambah 10]
+2 = (-8) +10 [tambah 2 dioperasikan sebagai kurang 8 tambah 10]
+1 = (-9) +10 [tambah 1 dioperasikan sebagai kurang 9 tambah 10]
-9 = (+1) -10 [kurang 9 dioperasikan sebagai tambah 1 kurang 10]
-8 = (+2) -10 [kurang 8 dioperasikan sebagai tambah 2 kurang 10]
-7 = (+3) -10 [kurang 7 dioperasikan sebagai tambah 3 kurang 10]
-6 = (+4) -10 [kurang 6 dioperasikan sebagai tambah 4 kurang 10]
-5 = (+5) -10 [kurang 5 dioperasikan sebagai tambah 5 kurang 10]
Formula 2A Teman Besar dalam Penjumlahan
Formula 2B Teman Besar dalam Pengurangan
123
-4 = (+6) -10 [kurang 4 dioperasikan sebagai tambah 6 kurang 10]
-3 = (+7) -10 [kurang 3 dioperasikan sebagai tambah 7 kurang 10]
-2 = (+8) -10 [kurang 2 dioperasikan sebagai tambah 8 kurang 10]
-1 = (+9) -10 [kurang 1 dioperasikan sebagai tambah 9 kurang 10]
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
1. Penjumlahan bilangan tanpa teknik menyimpan
a. Penjumlahan dua bilangan dua angka
Contoh: 27 + 31 = ....
Jawab:
ingat teman kecil
b. Penjumlahan dua bilangan tiga angka
Contoh: 231 + 144 =
Jawab:
31 + 44 = ...
ingat teman kecil
2 + 1 = 3 untuk ratusan
Jadi hasilnya 375
2. Penjumlahan dengan teknik menyimpan
Contoh: 27 + 35 =....
124
Jawab:
ingat teman besar
Jadi hasilnya 62
3. Pengurangan bilangan tanpa teknik menyimpan
Contoh: 440 – 20 = ...
Jawab:
40 – 20 = ...
Ratusan 4 – 0 = 4
Jadi hasilnya 420
4. Pengurangan bilangan dengan satu kali teknik meminjam
Contoh: 436 – 18 = ...
Jawab:
36 – 18 =....
ingat teman besar
Ratusan 4 – 0 = 4
Jadi hasilnya 414
125
D. Metode Pembelajaran
1. Jarimatika
2. Ceramah
3. Tanya Jawab
4. Penugasan
5. Diskusi
E. Langkah –langkah Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian
Siswa Waktu
1. Kegiatan Awal
Apersepsi
a. Penyiapan siswa
1) Guru membuka pelajaran dengan
salam dan berdoa yang dipimpin oleh
salah satu siswa.
2) Guru mengabsen daftar hadir siswa.
b. Memotivasi siswa
1) Siapa yang suka berhitung?
2) Kegiatan apa saja yang melibatkan kita
untuk berhitung?
3) Guru mengajak siswa untuk bernyanyi
kalau kau suka.
K
K
10
Menit
126
Kalau kau suka hati tepuk tangan
(prok3x). Kalau kau suka hitung tepuk
tangan (prok3x). Kalau kau suka
hitung dan memangnya begitu. Kalau
kau suka hitung bilang hore (hore).
c. Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan
materi pembelajaran seperti: siapa yang
bisa menjumlahkan dan mengurangkan
bilangan?.
d. Menjelaskan tujuan
1) Setelah selesai pembelajaran siswa
dapat menggunakan simbol + untuk
penjumlahan dan simbol – untuk
pengurangan dalam pengerjaan
hitungan dengan benar.
2) Setelah selesai pembelajaran siswa
dapat menjumlahkan dua bilangan
tanpa menyimpan dengan benar.
3) Setelah selesai pembelajaran siswa
dapat mengurangkan dua bilangan
tanpa meminjam dengan benar.
e. Menjelaskan cangkupan materi
Hari ini kita akan belajar tentang
K
K
K
127
penjumlahan dan pengurangan bilangan.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Siswa mendengar penjelasan dari guru
mengenai penjumlahan dan
pengurangan bilangan.
2) Siswa mengamati gambar jarimatika
yang diberikan oleh guru.
3) Siswa mencoba menghitung dengan
jari-jari mereka sendiri mengenai
penjumlahan dan pengurangan
bilangan.
I
I
I
45
Menit
b. Elaborasi
1) Guru memberikan contoh-contoh
penjumlahan dan pengurangan
menggunakan jarimatika.
2) Guru meminta siswa berpasangan
untuk memperagakan cara menghitung
dengan jarimatika secara bergantian.
3) Guru meminta siswa bertanya tentang
sesuatu yang belum dimengerti oleh
siswa.
I
I
I
c. Konfirmasi
1) Salah satu siswa diminta guru maju
kedepan untuk menjawab pertanyaan
dari guru menggunakan Jarimatika.
I
128
2) Siswa yang lain mengkoreksi jawaban
teman yang maju di depan kelas.
I
Ket : i: individual g: group/kelompok k: klasikal
F. Sumber Pembelajaran dan Media
1. Sumber Pembelajaran :
a) Buku paket Matematika 2 untuk Kelas II SD/MI.
b) Buku Jarimatika Penjumlahan dan Pengurangan.
2. Media : Gambar
3. Penilaian :
a. Prosedur Penilaian : Penilaian Hasil Pembelajaran
b. Jenis Penilaian : Tes (Pilihan Ganda dan Uraian)
c. Instrumen Penilaian :
Soal Evaluasi
A. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang dianggap benar!
1. 12 + 24 = .... 6. 144 + 234 = ......
a. 36 a. 370
b. 43 b. 378
c. 38 c. 380
3. Kegiatan Penutup
a. Guru memberikan soal evaluasi untuk
mengukur kepahaman siswa.
b. Guru bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan materi.
c. Guru menutup pelajaran dengan berdoa
dan salam.
K
K
K
15
Menit
129
2. 36 + 23 = .... 7. 320 – 10 = .....
a. 54 a. 300
b. 59 b. 310
c. 60 c. 330
3. 45 + 24 = ... 8. 276 – 62 = .....
a. 90 a. 270
b. 88 b. 220
c. 69 c. 214
4. 23 + 46 = .... 9. 286 – 258 = ....
a. 68 a. 28
b. 69 b. 29
c. 67 c. 30
5. 28 + 71 = .... 10. 388 – 168 = .....
a. 99 a. 230
b. 98 b. 220
c. 97 c. 210
B.Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. 132 + 148 = ....
2. 220 – 19 = ....
3. 50 - ...... = 48
4. 40 + 15 – 50 = ...
5. 30 – 20 + 27 = ....
130
Kunci Jawaban
A. Pilihan Ganda
1. A
2. B
3. C
4. B
5. A
6. B
7. B
8. C
B. Uraian Singkat
1. 280
2. 201
3. 2
4. 5
5. 37
Skoring
A. Pilihan Ganda
1. Keterangan
a. Jumlah soal : 10
b. Setiap butir soal bernilai : 1
c. Nilai maksimal : 10
131
2. Penilaian :
Nilai = ∑ jawaban benar x 1
B. Uraian Singkat
1. Keterangan
a. Jumlah soal : 5
b. Setiap butir soal bernilai : 2
c. Nilai maksimal : 10
2. Penilaian :
Nilai = ∑ jawaban benar x 2
C. Nilai Akhir (NA)
1. Nilai maksimal :
x 10 = x 10 = 100
D. Kinerja Guru
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi)
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan
dipelajari
Sikap guru dalam proses pembelajaran
132
6. Kejelasan artikulasi suara
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu siswa
8. Antusiasme dalam penampilan
9. Mobilitas posisi mengajar
Penguasaan bahan belajar
10. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-
langkah yang dibuat dalam RPP
11. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar
12. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan
bahan ajar
Kegiatan belajar mengajar
13. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan
atau indikator yang telah ditetapkan
14. Memiliki keterampilan dalam merespon dan
menanggapi pertanyaan siswa
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu
Pemanfaatan sumber belajar / Media
pebelajaran
16. Menggunakan media secara efektif dan efisien
17. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
22. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
Tindak lanjut / follow up
133
23. Memberikan tugas kepada siswa
24. Menginformasikan materi. Bahan ajar yang akan
dipelajari berikutnya
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar
Jumlah
Total
Kategori
1. Keterangan
a. Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
134
135
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : MI Tamrinul Ulum
Mata Pelajaran :Matematika
Kelas / Semester : II/ I
Standar Kompetensi :
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dengan 500.
Kompetensi Dasar :
1.4 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500.
Indikator :
1.4.4 Siswa dapat memecahkan soal cerita yang mengandung penjumlahan dan
pengurangan dengan benar.
1.4.5 Siswa dapat menentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bilangan
sampai 500 dengan benar.
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit (1x pertemuan)
Pertemuan I : Indikator 1-2
136
A. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melihat gambar jari-jari tangan dalam jarimatika, siswa dapat
memecahkan soal cerita yang mengandung penjumlahan dan pengurangan
dengan benar.
2. Setelah memperagakan jari-jari tangan dalam jarimatika, siswa dapat
menentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500
dengan benar.
B. Karakter peserta didik yang diharapkan:
Berani, Disiplin, Ketelitian, Tekun, Rasa hormat dan Perhatian.
C. Materi Pembelajaran
Formasi Jarimatika
Tangan KANAN
137
Lalu tangan KIRI yang menunjukkan puluhan 10 – 90
TEMAN KECIL
Teman-teman kecil adalah dua bilangan yang jumlahnya 5 yang tidak
pernah berganti-ganti pasangan.
Mari kita kenali pasangan yang akrab ini.
Teman kecil 1 adalah 4
Teman kecil 2 adalah 3
Teman kecil 3 adalah 2
Teman kecil 4 adalah 1
+4 = (-1) +5 [tambah 4 dioperasikan sebagai kurang 1 tambah 5]
+3 = (-2) +5 [tambah 3 dioperasikan sebagai kurang 2 tambah 5]
+2 = (-3)+5 [tambah 2 dioperasikan sebagai kurang 3 tambah 5]
+1 = (-4) +5 [tambah 1 dioperasikan sebagai kurang 4 tambah 5]
Formula 1A Teman kecil di penjumlahan
138
-4 = (+1) -5 [kurang 4 dioperasikan sebagai tambah 1 kurang 5]
-3 = (+2) -5 [kurang 3 dioperasikan sebagai tambah 2 kurang 5]
-2 = (+3) -5 [kurang 2 dioperasikan sebagai tambah 3 kurang 5]
-1 = (+4) -5 [kurang 1 dioperasikan sebagai tambah 4 kurang 5]
TEMAN BESAR
Dua bilangan yang jumlahnya 10 adalah Teman Besar satu dengan
yang lain. Untuk teman besar ini kita sudah memakai kedua tangan kita
untuk membedakan nilai tempat masing-masing bilangan. Tangan KANAN
sebagai SATUAN dan tangan KIRI sebagai PULUHAN.
Ini dia pasangannya....
Teman besar 1 adalah 9 Teman besar 6 adalah 4
Teman besar 2 adalah 8 Teman besar 7 adalah 3
Teman besar 3 adalah 7 Teman besar 8 adalah 2
Teman besar 4 adalah 6 Teman besar 9 adalah 1
Teman besar 5 adalah 5
Teman besar akan muncul saat diperlukan, yakni saat operasi
penambahan atau pengurangan dengan faktor angka antara 1 – 9
Ingat, angka 1-4 adalah angka yang supel, karena mereka memiliki
dua teman, yaitu teman kecil dan teman besar. Bagaimana cara
membedakan penggunaanya? Untuk penambahan, lihat faktor yang
ditambah. Kalau angka yang digunakan antara 6-9, berarti memakai teman
Formula 1B teman kecil di pengurangan
139
besar. Kalau antara 1-4, berarti memakai teman kecil. Untuk pengurangan,
lihat faktor yang dikurang. Kalau angka yang digunakan 10 ke atas, berarti
memakai teman besar. Kalau 10 ke bawah, berati teman kecil.
+9 = (-1) +10 [tambah 9 dioperasikan sebagai kurang 1 tambah 10]
+8 = (-2) +10 [tambah 8 dioperasikan sebagai kurang 2 tambah 10]
+7 = (-3) +10 [tambah 7 dioperasikan sebagai kurang 3 tambah 10]
+6 = (-4 )+10 [tambah 6 dioperasikan sebagai kurang 4 tambah 10]
+5 = (-5) +10 [tambah 5 dioperasikan sebagai kurang 5 tambah 10]
+4 = (-6) +10 [tambah 4 dioperasikan sebagai kurang 6 tambah 10]
+3 = (-7) +10 [tambah 3 dioperasikan sebagai kurang 7 tambah 10]
+2 = (-8) +10 [tambah 2 dioperasikan sebagai kurang 8 tambah 10]
+1 = (-9) +10 [tambah 1 dioperasikan sebagai kurang 9 tambah 10]
-9 = (+1) -10 [kurang 9 dioperasikan sebagai tambah 1 kurang 10]
-8 = (+2) -10 [kurang 8 dioperasikan sebagai tambah 2 kurang 10]
-7 = (+3) -10 [kurang 7 dioperasikan sebagai tambah 3 kurang 10]
-6 = (+4) -10 [kurang 6 dioperasikan sebagai tambah 4 kurang 10]
-5 = (+5) -10 [kurang 5 dioperasikan sebagai tambah 5 kurang 10]
-4 = (+6) -10 [kurang 4 dioperasikan sebagai tambah 6 kurang 10]
-3 = (+7) -10 [kurang 3 dioperasikan sebagai tambah 7 kurang 10]
-2 = (+8) -10 [kurang 2 dioperasikan sebagai tambah 8 kurang 10]
-1 = (+9) -10 [kurang 1 dioperasikan sebagai tambah 9 kurang 10]
Formula 2A Teman Besar dalam Penjumlahan
Formula 2B Teman Besar dalam Pengurangan
140
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
1. Penjumlahan bilangan tanpa teknik menyimpan
a. Penjumlahan dua bilangan dua angka
Contoh: 27 + 31 = ....
Jawab:
ingat teman kecil
b. Penjumlahan dua bilangan tiga angka
Contoh: 231 + 144 =
Jawab:
31 + 44 = ...
ingat teman kecil
2 + 1 = 3 untuk ratusan
Jadi hasilnya 375
2. Penjumlahan dengan teknik menyimpan
Contoh: 27 + 35 =....
Jawab:
ingat teman besar
141
Jadi hasilnya 62
3. Pengurangan bilangan tanpa teknik menyimpan
Contoh: 440 – 20 = ...
Jawab:
40 – 20 = ...
Ratusan 4 – 0 = 4
Jadi hasilnya 420
4. Pengurangan bilangan dengan satu kali teknik meminjam
Contoh: 436 – 18 = ...
Jawab:
36 – 18 =....
ingat teman besar
Ratusan 4 – 0 = 4
Jadi hasilnya 418
5. Soal cerita penjumlahan dan pengurangan
Contoh:
a. Siswa SD Suka Makmur I ada 233 orang
Siswa SD Suka Makmur II ada 144 orang
142
Berapa jumlah siswa kedua SD tersebut?
Jawab:
Satuan dan puluhan 33 + 44 = 77
ingat teman kecil
Ratusan 2 + 1 = 3
Jadi hasilnya 377
b. Pak jaka memiliki 234 ayam. Karena wabah penyakit, ayamnya
mati 118. Berapa jumlah ayam yang masih hidup?
Jawab:
Satuan dan puluhan 34 - 18 = 16
ingat teman kecil
Ratusan 2 - 1 = 1
Jadi hasilnya 116
D. Metode Pembelajaran
1. Jarimatika 5. Diskusi
2. Ceramah
3. Tanya Jawab
4. Penugasan
143
E. Langkah –langkah Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian
Siswa Waktu
1. Kegiatan Awal
Apersepsi
a. Penyiapan siswa
1) Guru membuka pelajaran dengan
salam dan berdoa yang dipimpin oleh
salah satu siswa.
2) Guru mengabsen daftar hadir siswa.
b. Memotivasi siswa
1) Siapa yang suka berhitung?
2) Kegiatan apa saja yang melibatkan kita
untuk berhitung?
3) Guru mengajak siswa untuk bernyanyi
1+1 ( 1 ditambah 1 = 2, 2ditambah 2 =
4, 4 ditambah 4 = 8, 8 ditambah 8 = 16.
Ayo kawan belajar berhitung ayo 3x,
siapa bisa pasti dapat naik kelas )2X.
c. Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan
materi pembelajaran seperti: siapa yang
bisa menjumlahkan dan mengurangkan
bilangan?.
K
K
K
10
Menit
144
d. Menjelaskan tujuan
1) Setelah melihat gambar jari-jari
tangan dalam jarimatika, siswa dapat
memecahkan soal cerita yang
mengandung penjumlahan dan
pengurangan dengan benar.
2) Setelah memperagakan jari-jari tangan
dalam jarimatika, siswa dapat
menentukan hasil penjumlahan dan
pengurangan bilangan sampai 500
dengan benar.
e. Menjelaskan cangkupan materi
Hari ini kita akan belajar tentang
penjumlahan dan pengurangan bilangan.
K
K
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Siswa mendengar penjelasan dari guru
mengenai penjumlahan dan
pengurangan bilangan.
2) Siswa mengamati gambar jarimatika
yang diberikan oleh guru.
3) Siswa mencoba menghitung dengan
jari-jari mereka sendiri mengenai
I
I
I
45
Menit
145
penjumlahan dan pengurangan
bilangan.
b. Elaborasi
1) Guru memberikan contoh-contoh
penjumlahan dan pengurangan
menggunakan jarimatika dengan soal
cerita.
2) Guru meminta siswa berpasangan
untuk memperagakan cara menghitung
dengan jarimatika secara bergantian.
3) Guru meminta siswa bertanya tentang
sesuatu yang belum dimengerti oleh
siswa.
K
G
I
c. Konfirmasi
1) Salah satu siswa diminta guru maju
kedepan untuk menjawab pertanyaan
dari guru menggunakan Jarimatika.
2) Siswa yang lain mengkoreksi jawaban
teman yang maju di depan kelas.
I
I
3. Kegiatan Penutup
a. Guru memberikan soal evaluasi untuk
mengukur kepahaman siswa.
K
15
Menit
146
Ket : i: individual g: group/kelompok k: klasikal
F. Sumber Pembelajaran dan Media
1. Sumber Pembelajaran :
a. Buku paket Matematika 2 untuk Kelas II SD/MI.
b. Buku Jarimatika Penjumlahan dan Pengurangan.
2. Media : Gambar
3. Penilaian :
a. Prosedur Penilaian : Penilaian Hasil Pembelajaran
b. Jenis Penilaian : Tes (Pilihan Ganda dan Uraian)
c. Instrumen Penilaian :
Soal Evaluasi
A.Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang dianggap benar!
1. 435 + 114 =....
a. 549
b. 548
c. 550
b. Guru bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan materi.
c. Guru menutup pelajaran dengan berdoa
dan salam.
K
K
147
2. 217 + 145 = ....
a. 360
b. 336
c. 362
3. 162 + 291 = ....
a. 443
b. 453
c. 463
4. 138 – 116 = ....
a. 22
b. 32
c. 42
5. 435 – 114 = ....
a. 331
b. 301
c. 321
6. Seorang penggembala memiliki 121 itik.
Temannya memiliki 249 itik.
Berapakah jumlah itik mereka ?
a. 128
b. 370
c. 470
148
7. Seorang pedagang buah memiliki 305 jeruk.
Ia menambah lagi 114 jeruk.
Berapa jumlah buah jeruk pedagang sekarang?
a. 419
b. 429
c. 439
8. Andi mempunyai 23 buku tulis.
Ia memberikan buku kepada temannya sebanyak 10 buku tulis.
Berapa buku yang dimiliki andi sekarang?
a. 9
b. 13
c. 15
9. Pak Robert berdagang 316 buah jeruk.
Pagi tadi, laku 53 buah jeruk.
Berapa jumlah buah jeruk pak Robert sekarang?
a. 276
b. 283
c. 263
10. Susi mempunyai 45 permen lolipop.
Ia membeli lagi 34 permen lolipop.
Berapa permen lolipop yang dimiliki Susi?
a. 79
b. 80
149
c. 75
B. Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. Bu Rita memiliki 314 manik-manik. Manik- manik itu dironce 52
manik-manik. Berapa jumlah manik-manik yang belum dironce?
2. Gudang A mampu menampung 317 sak gula. Gudang B mampu
menampung 85 sak gula. Berapa sak gula dapat ditampung di kedua
gudang itu?
3. Ibu memerlukan 250 telur untuk hidangan tamu. Ibu sudah memiliki
persediaan 90 telur. Berapa jumlah telur yamg masih diperlukan Ibu?
4. Bu Aldi memiliki 232 rambutan. Ia membeli lagi 128 rambutan.
Berapa jumlah buah rambutan sekarang?
5. Dika menyimpan 193 kelereng di rumah. Ia membawa 46 kelereng
untuk bermain. Berapa jumlah kelereng Dika yang masih di rumah?
Kunci Jawaban
A.Pilihan Ganda
1. A
2. C
3. B
4. A
5. C
6. B
7. A
8. B
150
9. C
10. A
B. Uraian Singkat
1. 262
2. 402
3. 60
4. 360
5. 147
Skoring
A. Pilihan Ganda
1. Keterangan
a. Jumlaha soal : 10
b. Setiap butir soal bernilai : 1
c. Nilai maksimal : 10
2. Penilaian :
Nilai = ∑ jawaban benar x 1
B. Uraian Singkat
1. Keterangan
a. Jumlah soal : 5
b. Setiap butir soal bernilai : 2
c. Nilai maksimal : 10
2. Penilaian :
Nilai = ∑ jawaban benar x 2
151
C. Nilai Akhir (NA)
1. Nilai maksimal :
X 10 = X 10 = 100
D. Kinerja Guru
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi)
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan
dipelajari
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu siswa
8. Antusiasme dalam penampilan
9. Mobilitas posisi mengajar
Penguasaan bahan belajar
10. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-
langkah yang dibuat dalam RPP
11. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar
12. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan
bahan ajar
Kegiatan belajar mengajar
13. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan
atau indikator yang telah ditetapkan
14. Memiliki keterampilan dalam merespon dan
152
menanggapi pertanyaan siswa
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu
Pemanfaatan sumber belajar / Media
pebelajaran
16. Menggunakan media secara efektif dan efisien
17. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
22. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
Tindak lanjut / follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa
24. Menginformasikan materi. Bahan ajar yang akan
dipelajari berikutnya
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar
Jumlah
Total
Kategori
153
154
Lampiran 3
DOKUMENTASI
A. Siklus I
1. Media yang digunakan dalam pembelajaran
2. Guru menerangkan dengan metode Jarimatika di depan kelas
155
3. Siswa memperagakan metode Jarimatika dalam pembelajaran
4. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
156
B. Siklus II
1. Guru mengawali pelajaran
2. Guru menerangkan materi pelajaran dengan metode Jarimatika
157
3. Siswa belajar penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan jari
4. Guru menjelaskan kembali materi yang kurang dimengerti siswa
158
Lampiran 4
Soal Evaluasi Siklus I
A. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang dianggap benar!
1. 12 + 24 = ....
a. 36
b. 43
c. 38
2. 36 + 23 = ....
a. 54
b. 59
c. 60
3. 45 + 24 = ...
a. 90
b. 88
c. 69
4. 23 + 46 = ....
a. 68
b. 69
c. 67
5. 28 + 71 = ....
a. 99
b. 98
c. 97
159
6. 144 + 234 = ...
a. 370
b. 378
c. 380
7. 320 – 10 = ...
a. 300
b. 310
c. 330
8. 276 – 62 = ...
a. 270
b. 220
c. 214
9. 286 – 258 =...
a. 28
b. 29
c. 30
10. 388 – 168 = ...
a. 230
b. 220
c. 210
160
B. Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. 132 + 148 = ....
2. 220 – 19 = ....
3. 50 - ...... = 48
4. 40 + 15 – 50 = ...
5. 30 – 20 + 27 = ....
161
Lampiran 5
Soal Evaluasi Siklus II
A. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang dianggap benar!
1. 435 + 114 =....
a. 549
b. 548
c. 550
2. 217 + 145 = ....
a. 360
b. 336
c. 362
3. 162 + 291 = ....
a. 443
b. 453
c. 463
4. 138 – 116 = ....
a. 22
b. 32
c. 42
5. 435 – 114 = ....
a. 331
b. 301
162
c. 321
6. Seorang penggembala memiliki 121 itik.
Temannya memiliki 249 itik.
Berapakah jumlah itik mereka ?
a. 128
b. 370
c. 470
7. Seorang pedagang buah memiliki 305 jeruk.
Ia menambah lagi 114 jeruk.
Berapa jumlah buah jeruk pedagang sekarang?
a. 419
b. 429
c. 439
8. Andi mempunyai 23 buku tulis.
Ia memberikan buku kepada temannya sebanyak 10 buku tulis.
Berapa buku yang dimiliki andi sekarang?
a. 9
b. 13
c. 15
9. Pak Robert berdagang 316 buah jeruk.
Pagi tadi, laku 53 buah jeruk.
Berapa jumlah buah jeruk pak Robert sekarang?
a. 276
163
b. 283
c. 263
10. Susi mempunyai 45 permen lolipop.
Ia membeli lagi 34 permen lolipop.
Berapa permen lolipop yang dimiliki Susi?
a. 79
b. 80
c. 75
B. Jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. Bu Rita memiliki 314 manik-manik. Manik- manik itu dironce 52 manik-
manik. Berapa jumlah manik-manik yang belum dironce?
2. Gudang A mampu menampung 317 sak gula. Gudang B mampu
menampung 85 sak gula. Berapa sak gula dapat ditampung di kedua
gudang itu?
3. Ibu memerlukan 250 telur untuk hidangan tamu. Ibu sudah memiliki
persediaan 90 telur. Berapa jumlah telur yamg masih diperlukan Ibu?
4. Bu Aldi memiliki 232 rambutan. Ia membeli lagi 128 rambutan. Berapa
jumlah buah rambutan sekarang?
5. Dika menyimpan 193 kelereng di rumah. Ia membawa 46 kelereng untuk
bermain. Berapa jumlah kelereng Dika yang masih di rumah?
164
Lampiran 6
Daftar Nilai Ulangan Harian Siklus I
165
Lampiran 7
Daftar Nilai Ulangan Harian Siklus II
166
Lampiran 8
Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan
materi)
√
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang
akan dipelajari
√
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu
siswa
√
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Mobilitas posisi mengajar √
Penguasaan bahan belajar
10. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP
√
11. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
12. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan belajar mengajar
13. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan √
167
tujuan atau indikator yang telah ditetapkan
14. Memiliki keterampilan dalam merespon dan
menanggapi pertanyaan siswa
√
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √
Pemanfaatan sumber belajar / Media
pembelajaran
16. Menggunakan media secara efektif dan
efisien
√
17. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
√
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Tindak lanjut / follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa √
24. Menginformasikan materi. Bahan ajar yang
akan dipelajari berikutnya
√
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus
belajar
√
Jumlah 24 48 6 0
Total 78
Kategori Baik
168
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
169
Lampiran 9
Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan
materi)
√
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang
akan dipelajari
√
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu
siswa
√
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Mobilitas posisi mengajar √
Penguasaan bahan belajar
10. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP
√
11. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
12. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan belajar mengajar
13. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan
tujuan atau indikator yang telah ditetapkan
√
14. Memiliki keterampilan dalam merespon dan √
170
menanggapi pertanyaan siswa
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √
Pemanfaatan sumber belajar / Media
pembelajaran
16. Menggunakan media secara efektif dan
efisien
√
17. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Tindak lanjut / follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa √
24. Menginformasikan materi. Bahan ajar yang
akan dipelajari berikutnya
√
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus
belajar
√
Jumlah 92 6
Total 98
Kategori Baik
171
Keterangan:
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
172
Lampiran 10
Jawaban Soal Evaluasi Siklus I
173
Lampiran 11
Jawaban Soal Evaluasi Siklus II
174
LP . Ma’arif
Lampiran 12
LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF
MADRASAH IBTIDAIYAH TAMRINUL ULUM JETIS
STATUS : TERAKREDITASI A
Alamat : Dsn Jetis Turunan, Ds Gentan, Kec. Susukan
Kab. Semarang 50777 (0298) 3419987
PROFIL MADRASAH
NAMA MADRASAH : MI TAMRINUL ULUM JETIS
NSM : 111233220031
PROPINSI : JAWA TENGAH
KABUPATEN : SEMARANG
KECAMATAN : SUSUKAN
DESA : GENTAN
JALAN : SRUWEN – KARANGGEDE
KODE POS : 50777
TELEPON : (0298) 341997 HP.081390506764
STATUS MADRASAH : SWASTA
AKREDITASI / TAHUN : TERAKREDITASI A / 2009
SURAT KEPUTUSAN/SK : Dd 012709
TAHUN BERDIRI : 1958
KEGIATAN PRMBELAJARAN : PAGI DAN SIANG
BANGUNAN MADRASAH : MILIK SENDIRI
LUAS BANGUNAN : 2100 M2
BANGUNAN SEKOLAH : HAK PAKAI/BENGKOK KADES
175
LOKASI MADRASAH : PEDESAAN
JARAK KE PUSAT KECAMATAN : 3 KM
JARAK KE PUSAT KOTA : 50 KM
TERLETAK PADA LINTASAN : DESA
ORGANISASI PENYELENGGARA : YAYASAN
176
LP . Ma’arif
LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF
MADRASAH IBTIDAIYAH TAMRINUL ULUM JETIS
STATUS : TERAKREDITASI A
Alamat : Dsn Jetis Turunan, Ds Gentan, Kec. Susukan
Kab. Semarang 50777 (0298) 3419987
PROFIL
MADRASAH IBTIDAIYAH TAMRINUL ULUM
TURUNAN DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016/2017
IDENTITAS MADRASAH
1. Nama Madrasah : Madrasah Ibtidaiyah Tamrinul Ulum Jetis
2. Alamat
Dusun : Jetis, Turunan
Desa : Gentan
Kecamatan : Susukan
Kabupaten : Semarang
3. Visi dan Misi
a. Visi
Beriman, Bertakwa, Berbudi Luhur, Berpengetahuan dan Terampil
b. Misi
1) Memberikan pendidikan optimal dibidang keagamaan dengan cara
pendekatan kesadaran
177
2) Menciptakan kedisipinan
3) Mendidik siswa tentang kewajiban menuntut ilmu pengetahuan
sebagai cermin anak didik islam
4) Menciptakan suasana ilmiah dengan kewajiban membaca setiap hari
5) Membekali siswa dengan ketrampilan yang berguna bagi masyarakat.
6) Mendidik siswa kreatif dalam berfikir dan bekerja untuk masa
depannya.
7) Memberikan pengetahuan dasar agam islam yang berguna sebagi
bekal kehidupan kelak.
4. Nama Yayasan : LP Ma’arif Kab. Semarang
5. Alamat : Jl. KH. Hasyim Asy’ari Ungaran Kab.
Semarang Telp.
024 6926411
6. Data Ruangan Kelas
No Nama Ruangan Jumlah Ruang
1 Ruang Kelas 6 lokal
2
Ruang lain yang digunakan yakni kantor
dan Mushola
2 lokal
178
7. Sarana dan prasarana
Jumlah Ruang Jumlah
Kondisi
Baik Rusak
Rusak
Berat
Ruangan Kelas 6 4 2 -
Ruang
Perpustakaan
1 - - 1
Ruang Mushola 1 - 1 -
Ruang Guru 1 1 - -
Dapur - - -
8. Keadaan Guru dan Karyawan
No Tipe Guru Jumlah Guru
Status
Kepegawaian
Kurang
1 PNS 1 1 -
2 GTY 9 9 -
3 GB - - -
4 GTT - - -
5 PTY - 1 -
6 PTT - -
179
9. Potensi Lingkungan Madrasah yang diharapkan mendukung Program
Madrasah :
a. Jauh dari keramaian sehingga tercipta keadaan yang kondusif
b. Siswa terpenuhi fasilitas yang nyaman
c. Didukung oleh keadaan yang memadai
d. KBM bisa berhasil dengan maksimal
e. Masyarakat sangat mendukung adanya kegiatan madrasah
180
Lampiran 13
Surat Pengantar Lembaga
181
Lampiran 14
Surat Keterangan Peneliti
182
Lampiran 15
Lembar Konsultasi Peneliti
183
Lampiran 16
SATUAN KREDIT KEGIATAN EKSTRAKULIKULER (SKK)
Nama : HERI SULISTIOWATI Fakultas :Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
NIM : 11512033 Jurusan : PGMI
No Kegiatan Pelaksanaan Status Poin
1. OPAK STAIN Salatiga 2012”
Progresifitas Kaum Muda,
Kunci Perubahan Indonesia”.
05-07 September
2012
Peserta 3
2. Orientasi Pengenalan
Akademik dan
Kemahasiswaan (OPAK)
Jurusan Tarbiyah STAIN
Salatiga “ Mewujudkan
Gerakan Mahasiswa Tarbiyah
Sebagai Tonggak Kebangkitan
Pendidikan Indonesia”.
8 – 9 September
2012
Peserta 3
3. Orientasi Dasar Keislaman
(ODK)” Membangun Karakter
Keislaman Bertaraf
Internasional di Era
Globalisasi Bahasa”.
10 September
2012
Peserta 2
184
4. Seminar Entrepreneurship dan
Perkoperasian 2012 oleh
MAPALA MITAPASA dan
KSEI STAIN Salatiga “
Explore Your
Entrepreneurship Talent”.
11 September
2012
Peserta 2
5. Achievment Motivation
Training oleh JQH & LDK “
Dengan AMT, Bangun
Karakter Raih Prestasi”.
12 September
2012
Peserta 2
6. UPT Perpustakaan STAIN
Salatiga oleh UPT
Perpustakaan STAIN Salatiga
“ Library User Education
(Pendidikan Pemakai
Perpustakaan)”.
13 September
2012
Peserta 2
7. Seminar Nasional oleh HMJ
Syariah “ Peran Perbankan
Syariah dengan Adanya
Otoritas Jasa Keuangan (UU
no. 21 Tahun 2011 tentang
OJK)”
29 November
2012
Peserta 8
8. Tabligh Akbar oleh JQH 1 Desember 2012 Peserta 2
185
STAIN Salatiga “ Tafsir
Tematik dalam Upaya
Menjawab Persoalan Israel
dan Palestina, Landasan QS.
AL-Fath: 26-27”.
9. Seminar Nasional Pelatihan
Pengurus Himpunan
Mahasiswa Islam Cabang
Salatiga Periode 2013-2014
oleh HMI “ Kepemimpinan
dan Masa Depan Bangsa”.
23 Februari 2013 Peserta 8
10. Workshop Nasional 4 Metode
(Sempoa) oleh HMP
Matematika UKSW.
25 April 2013 Peserta 8
11. Seminar Nasional & Dialog
Publik oleh HMJ Syariah
STAIN Salatiga “
Penyesuaian Harga BBM
Bersubsidi”.
27 Juni 2013 Peserta 8
12. Pendidikan dan Latihan Calon
Pramuka Pandega ke-23
(PLCPP XXIII) oleh
RACANA “ PLCPP
20-23 September
2013
Peserta 2
186
Membuka Cakrawala Dunia
Serta Membangun Kredibilitas
Bangsa”.
13. Akhirussanah Ma’had STAIN
Salatiga oleh Ma’had STAIN
Salatiga “ Pesantren sebagai
Wadah Perkembangan
Karakter Pemuda Islam yang
Berakhlak Karimah dan
Bernalar Ilmiah”.
30 Juni 2013 Peserta 2
14. Lomba Cerpen oleh LPM
Dinamika “ Anniversary LPM
Dinamika”.
07 Oktober 2013 Peserta 2
15. KISMIS (Kajian Intensif
Mahasiswa) oleh LDK STAIN
Salatiga “ Agar Shalat Bukan
Sekedar Kewajiban, Namun
Kebutuhan”.
10 Oktober 2013 Peserta 2
16 Public Hearing III oleh Senat
Mahasiswa STAIN Salatiga “
Optimalisasi Kinerja Lembaga
untuk Mewujudkan Kampus
yang Amanah”.
23 Oktober 2013 Peserta 2
187
17. Seminar Nasional oleh HMJ
Tarbiyah STAIN Salatiga “
Guru Kreatif dalam
Implementasi Kurikulum
2013”
18 November
2013
Peserta 8
18. Sarasehan Akbar Bersama
Tokoh Nasional oleh LDMI &
PB HMI “ Komitmen Politik
Islam dalam Menata Arah
Masa Depan Bangsa
Indonesia”.
15 Maret 2014 Peserta 2
19. IPST (Islamic Public
Speaking Training) oleh LDK
STAIN Salatiga “ Festival
Milad XII LDK Darul Amal
STAIN Salatiga”.
9 Juni 2014 Peserta 2
20. Public Hearing oleh SEMA
STAIN Salatiga “ STAIN
Menuju IAIN Dari Mahasiswa
Oleh Mahasiswa Untuk
Mahasiswa”.
10 Juni 2014 Peserta 2
21. Seminar Nasional
Hypnoteaching “Mathematics
22 November
2014
Peserta 8
188
Learning With
Hypnoteaching”
22. Talkshow Nasional dengan
Tema “Matematika, Ilmu atau
Seni?”
14 Februari 2015 Peserta 8
23. Agenda Nasional Diskusi
Publik & Dengar Pendapat
oleh Barisan Pemuda Bangsa
(BPB) Kota Salatiga”
Memperkokoh Podasi
Kebangsaan”.
07 Maret 2015 Peserta 2
24. Seminar oleh Ahwal AL-
Syakhshiyyah (AS) “
Mencegah Generasi Pemuda
Islam dari Pengaruh
Radikalisme ISIS”.
06 Mei 2015 Peserta 2
25. Pelatihan Wirausaha Baru
Produktif oleh BBPP (Balai
Besar Peningkatan
Produktivitas) Bekerjasama
dengan Boyolali Reform
Institute.
25- 28 April
2016
Peserta 2
26. Nusantara Mengaji 300.000 08 Mei 2016 Peserta 2
189
Khataman Al-Qur’an oleh
DEMA & JQH IAIN Salatiga
“Serentak Se-Indonesia Untuk
Keselamatan & Kesejahteraan
Bangsa”.
27. Ngaji Akbar Jurnalistik dan
Seminar Nasional Literasi
Islam bertajuk ”Membangun
Budaya Literasi Islam di Era
Informasi Digital”
6,10 dan 26 Juni
2016
Peserta 8
Jumlah 104
190
191
Lampiran 17
DAFTAR RIWAYAT HIDUP