perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA
DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 01 SAMBIREJO JUMANTONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
PUPUT ANDRIYADI WIDYASMARA
K7108205
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA
DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 01 SAMBIREJO JUMANTONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
PUPUT ANDRIYADI WIDYASMARA
K7108205
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Puput Andriyadi Widyasmara
NIM : K7108205
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENGGUNAAN MULTIMEDIA
INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
PESAWAT SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA
KELAS V SD NEGERI 01 SAMBIREJO JUMANTONO TAHUN
PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.
Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, 21 Mei 2012
Yang membuat pernyataan
Puput Andriyadi Widyasmara
NIM. K7108205
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA
DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 01 SAMBIREJO JUMANTONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh :
PUPUT ANDRIYADI WIDYASMARA
K7108205
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Mei 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, 21 Mei 2012
Pembimbing I
Dra. MG. Dwijiastuti, M.Pd
NIP. 19500712 197903 2 001
Pembimbing II
Karsono, S.Sn, M. Sn
NIP. 19800706 200812 1 003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapat gelar
Sarjana Pendidikan.
Hari : Selasa
Tanggal : 29 Mei 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M. Pd
Anggota I : Dra. MG. Dwijiastuti, M.Pd
Anggota II : Karsono, S.Sn, M.Sn
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Mulai dengan mengucap bismillah, sudahi dengan mengucap Alhamdulillah
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”
(Al-Baqarah: 153)
Kerjakan apa yang kau yakini, tinggalkan apa yang kau ragukan, yakinlah apa
yang kau lakukan akan berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Papa dan Mama tercinta yang telah
memberikan motivasi, bimbingan dan
kasih sayang dengan tulus ikhlas serta
mendukung dan mendoakan aku dalam
setiap langkahku. Semoga Allah SWT
senantiasa mengabulkan doa-doamu
Almamater tercinta PGSD FKIP UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Puput Andriyadi Widyasmara. PENGGUNAAN MULTIMEDIA
INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
PESAWAT SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA
KELAS V SD NEGERI 01 SAMBIREJO JUMANTONO TAHUN
PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Mei 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat multimedia
interaktif untuk meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana dalam
pembelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo, Jumantono tahun
pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Dalam
setiap siklus berisi kegiatan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek
penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo, Jumantono yang
berjumlah 37 siswa. Sumber data dikumpulkan dari informan, hasil observasi,
dokumen, dan tempat peristiwa berlangsung. Teknik pengumpulan data adalah
wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan
triangulasi sumber dan metode. Analisis data menggunakan teknik analisis
interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: “penggunaan
multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana
dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo, Jumantono
tahun pelajaran 2011/2012”. Hal ini terbukti adanya peningkatan nilai pemahaman
konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V yaitu: pada kondisi awal sebelum
dilaksanakan tindakan (pratindakan) rata-rata kelas 65 dengan persentase
ketuntasan 41%, siklus I nilai rata-rata kelas 74 dengan persentase ketuntasan
62%, dan siklus II nilai rata-rata kelas 75 dengan persentase ketuntasan mencapai
78%.
Kata kunci : Multimedia interaktif, Pemahaman konsep pesawat sederhana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT
Puput Andriyadi Widyasmara. THE USE OF INTERACTIVE MULTIMEDIA
TO IMPROVE THE COMPREHENSION ON THE CONCEPT SIMPLE
MACHINE IN SCIENCE LEARNING OF THE 𝟓𝒕𝒉 GRADE STUDENTS
OF SD NEGERI 01 SAMBIREJO OF JUMANTONO IN THE ACADEMIC
YEAR OF 2011/2012. Skripsi, The Faculty of Teacher Training and Education.
Sebelas Maret University. Surakarta. May 2012
The objective of the research is to determine the advantage of interactive
multimedia to improve the comprehension on the simple machine concept in
science learning of the 5th grade students of SD Negeri 01 Sambirejo of Jumantono in the academic year of 2011/2012.
This research is classroom action research (PTK). The research was
conducted two cycles, with each cycle consisting of two meetings. Every cycle of
contains an activities of, planning, action, observation, and reflection. The
research subjects consist of 37 students in 5th grade students of SD Negeri 01 Sambirejo, Jumantono. The source data is collected from
informants, observations, documents, and where the events took place. Data
collecting techniques are by interview, observation, test, and documentation. The
data validity are using triangulation of data sources and methods. The data
Analysis use techniques interactive analysis.
The result of the research shows: “the use of interactive multimedia can
improve the comprehension on the concept simple machine in science learning of
the 5th grade students of SD Negeri 01 Sambirejo of Jumantono in the academic
year 2011/2012. This proved to be an increase in the value of comprehension the
concept of a simple machine in the 5th grade students: the initial conditions before the treatment the average of the score is 65 with the percentage of completeness is
41%, in the first cycle average score is 74 with the percentage of completeness
62%, and in the second cycle value score 75 with the percentage of completeness
78%.
Key words: Interactive multimedia, comprehension on the concept of a simple
machine
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya skripsi yang berjudul “PENGGUNAAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA DALAM
PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01
SAMBIREJO JUMANTONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 ” dapat
diselesaikan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak.
Untuk itu atas segala bantuannya, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
4. Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
5. Ibu Dra. MG. Dwijiastuti, M.Pd selaku dosen pembimbing I atas
kesediaannya waktu dan kesabarannya memberikan arahan, bimbingan dan
masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Karsono, S.Sn, M.Sn selaku dosen pembimbing II yang telah
berkenan memberikan arahan, petunjuk serta saran-saran dalam
penyusunan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
7. Bapak Taryo, S. Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 01 Sambirejo,
Jumantono, yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan
data dalam penelitian.
8. Ibu Warsini, S.Pd, selaku guru kelas V SDN 01 Sambirejo, Jumantono,
yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
9. Bapak dan ibu guru SDN 01 Sambirejo, Jumantono, yang telah
memberikan bantuannya.
10. Para siswa kelas V SDN 01 Sambirejo yang telah bersedia untuk
berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
11. Teman-teman kelas VIII E S1 PGSD angkatan 2008
12. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat imbalan dari Allah
SWT.
Sepenuhnya disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan
banyak kekurangan, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca
dan pengembang ilmu pengetahuan pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………...……. i
HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………….. ii
HALAMAN PENGAJUAN…………………………………...………….. iii
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………..….…………….. iv
HALAMAN PENGESAHAN.…………………………….…………..….. v
HALAMAN MOTTO……….…………………………………………….. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN..………………………………...……….. vii
HALAMAN ABSTRAK…….…………………………….…..………….. viii
HALAMAN ABSTRACT………………………………………………… ix
KATA PENGANTAR…………………………………...………………... x
DAFTAR ISI……………………………………………...………………. xii
DAFTAR TABEL…………………………………...……………………. xiv
DAFTAR GAMBAR...……………………………………………………. xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………..……………………. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………...…………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 4
C. Tujuan Penelitian……………………………………...…………... 4
D. Manfaat Penelitian……………………………………...…………. 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka…………………………………………………... 6
1. Hakikat Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana…………….. 6
2. Hakikat Multimedia Interaktif…………………………...……. 24
B. Penelitian yang Relevan………………………...………………… 39
C. Kerangka Pemikiran……………………………...……………….. 40
D. Hipotesis Tindakan………………………………...……………… 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian………………………………...…....................... 42
B. Subjek Penelitian……………………………………...…………... 44
C. Sumber Data Penelitian……..…………………………...………... 45
D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………...…... 45
E. Validitas Data………..……………………...……………..……… 47
F. Teknik Analisis Data………………………………...……………. 48
G. Indikator Ketercapaian………………………...………………….. 50
H. Prosedur Penelitian…………………………...…………………… 50
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan……………………………………………... 55
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus…………..……………...…. 57
1. Tindakan Siklus I…………………………………………….... 57
2. Tindakan Siklus II……………………………...……………... 72
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus………………………... 85
D. Pembahasan Hasil Penelitian...……………..……………………... 88
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan………………………...………………………………… 90
B. Implikasi………………………………...………………………… 90
C. Saran…………………………………...………………………….. 91
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 93
LAMPIRAN…………………………………...………………………….. 96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas……………………………………. 44
2 Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana
Pratindakan…………………………………………………………….
55
3 Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana
Siklus I Pertemuan I…………………………….……………………..
63
4 Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana
Siklus I Pertemuan II………………………………………………….
67
5 Data Perbandingan Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana Siklus I Pertemuan I dan II...................................................
69
6 Distribusi Frekuensi Nilai Rata-Rata Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana Siklus I……………………………………………………..
71
7 Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana
Siklus II Pertemuan I………………………………………………….
77
8 Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana
Siklus II Pertemuan II………………………………….……………...
80
9 Data Perbandingan Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana Siklus II Pertemuan I dan II.................................................
83
10 Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana
Siklus II…………………………….………………………………….
84
11 Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana
Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II……………………………………
86
12 Rekapitulasi Pratindakan, Siklus I dan Siklus II……………………… 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Peta Konsep Pesawat Sederhana……………………………………... 11
2 Pengungkit Golongan I……………………………………………….. 12
3 Pengungkit Golongan II……………………………………………… 13
4 Pengungkit Golongan III……………………………………………... 14
5 Bidang Miring………………………………………………………... 15
6 Katrol…………………………………………………………………. 16
7 Roda Berporos………………………………………………………... 16
8 Tampilan Awal CD Interaktif I………………………………………. 32
9 Tampilan Materi CD Interaktif I……………………………………... 32
10 Tampilan Latihan Soal CD Interaktif I………………………………. 33
11 Tampilan Game CD Interaktif I……………………………………… 33
12 Tampilan Awal CD Interaktif II……………………………………… 34
13 Tampilan Materi CD Interaktif II…………………………………….. 34
14 Tampilan Pilihan Kuis CD Interaktif II………………………………. 35
15 Tampilan Kuis CD Interaktif II………………………………………. 35
16 Tampilan Hasil Kuis CD Interaktif II………………………………… 36
17 Tampilan Permainan CD Interaktif II………………………………… 36
18 Tampilan Awal CD Interaktif III…………………………………....... 37
19 Tampilan Materi CD Interaktif III……………………………………. 37
20 Tampilan Pembelajaran CD Interaktif III……….…………………… 38
21 Tampilan Latihan Soal CD Interaktif III…………..…………………. 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
22 Bagan Kerangka Pemikiran…………………………………………... 41
23 Bagan Model Analisis Interaktif........................................................... 50
24 Siklus Prosedur Penelitian……………………………………………. 51
25 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana Pratindakan….. 56
26 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana Siklus I
Pertemuan I……………………………………………………………
63
27 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana Siklus I
Pertemuan II…………………………………………………………..
67
28 Grafik Perbandingan Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana Siklus I Pertemuan I dan II..................................................
70
29 Grafik Nilai Rata-Rata Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana
Siklus I………………………………………………...………………
71
30 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana Siklus II
Pertemuan I……………………………………………………………
77
31 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana Siklus II
Pertemuan II…………………………………………………………..
81
32 Grafik Perbandingan Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana Siklus II Pertemuan I dan II.................................................
83
33 Grafik Nilai Rata-Rata Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana
Siklus II……………………………………………………………….
85
34 Grafik Perbandingan Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II………………………..
86
35 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata dan Kentutasan Pemahaman
Konsep Pesawat Sederhana Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II……..
88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Lembar Wawancara dengan Guru (Pratindakan)……………….…... 96
2 Lembar Wawancara dengan Murid (Pratindakan)…………………... 98
3 Lembar Observasi Kinerja Guru Pratindakan...……………………...
100
4 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pratindakan…………………….. 109
5 Daftar Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana (Pratindakan).. 112
6 Silabus……………………………………………………………….. 113
7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan I....... 117
8 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I……………… 129
9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I…….……... 138
10 Daftar Nilai Kerja Kelompok Siklus I Pertemuan I…………………. 141
11 Daftar Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana Siklus I
PertemuanI …………......................................................................…
142
12 Daftar Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana Siklus I
Pertemuan I………………………………………………………..…
143
13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan II...... 144
14 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II……………... 157
15 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II…………... 166
16 Daftar Nilai Kerja Kelompok Siklus I Pertemuan II………………... 169
17 Daftar Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana Siklus I
Pertemuan II …………………………………………………………
170
18 Daftar Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana Siklus I
Pertemuan II……………………………………………………….....
171
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
19 Daftar Nilai Rata-Rata Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana
Siklus I……………………………………………………………….
172
20 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan I...... 173
21 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I……………... 183
22 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I…………... 192
23 Daftar Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana Siklus II
Pertemuan I…………………………………………………………..
195
24 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan II..... 196
25 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan II…….….…... 208
26 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II……..…... 217
27 Daftar Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana Siklus II
Pertemuan I…………………………………………………………..
220
28 Daftar Nilai Rata-Rata Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana
Siklus II…………................................................................................
221
29 Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana………. 222
30 Lembar Wawancara dengan Guru Setelah Menggunakan
Multimedia Interaktif………………………………………………...
223
31 Lembar Wawancara dengan Siswa Setelah Menggunakan
Multimedia Interaktif………………………………………………...
225
32 Presensi Kehadiran Siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo……….. 227
33 Hasil Tes Siklus I Pertemuan I……………………………………… 229
34 Hasil Kerja Kelompok Siklus I Pertemuan I………………………... 230
35 Hasil Tes Siklus I Pertemuan II…………………………………….. 231
36 Hasil Kerja Kelompok Siklus I Pertemuan II……………………….. 232
37 Hasil Tes Siklus II Pertemuan I……………………………………... 233
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
38 Hasil Tes Siklus II Pertemuan II……………………………………. 234
39 Dokumentasi Pratindakan…………………………………………… 235
40 Dokumentasi Siklus I………………………………………………... 236
41 Dokumentasi Siklus II………………………………………………. 237
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia
dari suatu bangsa tersebut. Agar dapat mewujudkan pembangunan bangsa yang
unggul dan kompetitif pada skala internasional, maka diperlukan sumber daya
manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia tersebut dihasilkan dari
pendidikan yang berkualitas pula. Untuk menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas memerlukan proses pendidikan panjang mulai dari jenjang
Sekolah Dasar (SD). Di SD salah satu mata pelajaran yang ikut menentukan
kualitas sumber daya manusia adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Mata pelajaran IPA di SD merupakan pelajaran yang berkaitan erat
dengan kehidupan sehari-hari siswa. Melalui pelajaran IPA siswa dapat mengenal
lingkungan alam sekitar dan segala isinya. Untuk itu, perlu pemahaman yang lebih
mendasar bagi siswa dalam mempelajari pelajaran IPA. Pendidikan IPA diarahkan
untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Menurut
Daryanto (2010: 106) pemahaman (Comprehension) dalam menjelaskan
kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar.
Siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang
sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan
menghubungkannya dengan hal-hal lain.
Dalam pembelajaran IPA di SD siswa tidak hanya diminta menghafal saja.
Siswa mempelajari mengenai konsep-konsep IPA. Konsep-konsep tersebut masih
bersifat abstrak, sehingga dalam pembelajaran IPA di SD guru harus
menggunakan media pembelajaran untuk membantu siswa memahami konsep
tersebut.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan ibu Warsini selaku
guru kelas V, kenyataan di SDN 01 Sambirejo, Jumantono guru masih
menggunakan metode ceramah dan belum menggunakan media pembelajaran.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Guru hanya menjelaskan konsep-konsep IPA dengan ceramah di depan kelas. Jika
guru menggunakan media pembelajaran, siswa kurang dilibatkan dalam
penggunaannya. Dengan keadaan tersebut, siswa sering tidak tertarik mengikuti
pembelajaran di kelas. Siswa lebih senang dengan aktivitasnya sendiri saat guru
menjelaskan materi, misalnya: melamun, mengobrol dengan temannya, melihat
keadaan luar, dan bermain. Siswa melakukan aktivitas tersebut karena mereka
bosan dengan pembelajaran guru. Sehingga pemahaman siswa tentang konsep
IPA masih rendah.
Dari berbagai konsep IPA yang dirasa sulit dipahami oleh siswa SD salah
satunya adalah konsep pesawat sederhana. Kesulitan pemahaman ini terjadi juga
di SD Negeri 01 Sambirejo, Kecamatan Jumantono. Hal ini terbukti dengan
rendahnya nilai hasil pemahaman konsep pesawat sederhana dibanding dengan
nilai pemahaman konsep IPA yang lainnya pada tahun ajaran 2010/2011. Rata-
rata nilai pemahaman konsep pesawat sederhana di bawah KKM yaitu 62. Dilihat
dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep pesawat sederhana
siswa rendah sehingga perlu ditingkatkan agar nilai pemahaman konsep pesawat
sederhana meningkat.
Pesawat sederhana termasuk dalam materi pembelajaran IPA. Pesawat
sederhana adalah alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia. Pesawat
sederhana dibagi menjadi empat macam yaitu pengungkit, bidang miring, katrol,
dan roda berporos. Penggunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari
contohnya tukang bangunan mencabut paku dengan catut, kita memotong kertas
dengan gunting, kita menimba sumur dengan katrol. Keuntungan penggunaan
pesawat sederhana yaitu menghemat waktu, menghemat tenaga, memperkecil
gaya, dan menambah kecepatan. Karena pentingnya pesawat sederhana dalam
kehidupan sehari-hari, maka siswa perlu memahami konsep pesawat sederhana
(Azmiyawati, 2008: 98).
Dalam mengajarkan konsep pesawat sederhana, guru harus menggunakan
metode dan media pembelajaran yang inovatif agar siswa dapat lebih mudah
memahaminya. Di SDN 01 Sambirejo terdapat media pembelajaran yang cukup
bervariasi tetapi tidak diimbangi dengan kemampuan guru dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
menggunakannya. Guru jarang menggunakan media untuk meningkatkan proses
dan hasil pembelajaran terutama mata pelajaran IPA. Oleh karena itu, salah satu
upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana dengan cara
menggunakan media yang dapat membuat siswa lebih tertarik dan aktif dalam
mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan rendahnya kemampuan siswa dalam
memahami konsep pesawat sederhana di atas, maka penelitian ini berusaha
menggunakan multimedia interaktif sebagai solusinya. Tidak dapat dipungkiri
bahwa teknologi multimedia mampu memberi kontribusi yang besar dalam
pembelajaran. Multimedia telah mengembangkan proses pembelajaran ke arah
yang dinamis. Smaldino menyatakan bahwa multimedia interaktif yaitu media
yang meminta pebelajar mempraktikan suatu keterampilan dan menerima balikan
(Anitah, 2010: 59). Media interaktif terutama yang berbasis komputer
menciptakan lingkungan belajar multimedia dengan ciri-ciri baik video maupun
pembelajaran berbasis komputer. Ini merupakan suatu sistem penyajian pelajaran
dengan visual, suara, dan materi video, disajikan dengan kontrol komputer
sehingga pebelajar tidak hanya dapat mendengar dan melihat gambar dan suara,
tetapi juga memberi respon aktif.
Multimedia interaktif merupakan multimedia yang dilengkapi dengan alat
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Peneliti memilih
menggunakan multimedia interaktif karena mempunyai kelebihan yaitu
tampilannya yang menarik dan bersifat interaktif (pengguna bisa menentukan
materi sesuai yang diinginkan). Penelitian Jacobs dan Schade (1992)
menunjukkan, bahwa daya ingat orang yang hanya membaca saja memberikan
persentase terendah, yaitu 1%. Daya ingat ini perlu ditingkatkan hingga 25%-30%
dengan bantuan media lain, seperti televisi. Daya ingat makin meningkat dengan
penggunaan media 3 dimensi seperti multimedia, hingga 60% (Munir, 2010:
232). Jadi, penggunaan multimedia juga dapat meningkatkan daya ingat hingga
60%. Pemilihan multimedia interaktif juga disesuaikan dengan perkembangan
kognitif anak. Menurut Jean Piaget pada anak usia SD yaitu pra-operasional
sampai konkret sehingga konsep yang abstrak harus dikonkritkan dengan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
yang tentunya menarik minat siswa mengikuti pembelajaran dan mendalaminya
(Wardani, 2009: 1.8).
Pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif bertujuan untuk
memudahkan proses pembelajaran, menumbuhkan kreativitas dan inovasi guru
dalam mendesain pembelajaran yang komunikatif dan interaktif. Dalam
pembelajaran menggunakan multimedia interaktif siswa tidak hanya melihat dan
mendengar saja, tetapi siswa dapat juga terlibat dalam penggunaannya. Namun,
keberadaan multimedia interaktif di SD Negeri 01 Sambirejo belum didukung
dengan kemampuan guru untuk mengoperasikannya, sehingga multimedia
interaktif masih jarang digunakan.
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian tindakan kelas pada siswa
kelas V SDN 01 Sambirejo, Jumantono ini dirumuskan dalam judul ”Penggunaan
Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana dalam Pembelajaran IPA Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Sambirejo
Jumantono Tahun Pelajaran 2011/2012”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah: apakah penggunaan multimedia interaktif
dapat meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana dalam pembelajaran
IPA pada siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo, Jumantono tahun pelajaran
2011/2012?.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat multimedia interaktif untuk
meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana dalam pembelajaran IPA
pada siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo, Jumantono tahun pelajaran
2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan
pemikiran dalam melaksanakan pembelajaran IPA. Menjadi salah satu
alternatif strategis untuk menyumbangkan pembelajaran melalui aplikasi
media khususnya multimedia interaktif.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini, antara lain yaitu:
a. Bagi SD Negeri 01 Sambirejo, Jumantono
Dengan penerapan multimedia interaktif, maka terjadi perbaikan
proses pembelajaran. Dengan perbaikan proses pembelajaran maka
kualitas sekolah dapat meningkat.
b. Bagi Siswa
1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep
pesawat sederhana.
2) Meningkatkan hasil belajar IPA terutama materi pesawat
sederhana.
3) Mendapatkan suasana baru dalam pembelajaran.
c. Bagi Guru
1) Mendapat pengalaman tentang penggunaan multimedia interaktif
dalam pembelajaran IPA.
2) Melakukan inovasi dalam pembelajaran.
3) Mendorong masuknya perkembangan teknologi dalam dunia
pendidikan.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi peneliti karena peneliti
akan lebih mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul
dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan multimedia
interaktif sehingga dapat menjadi bekal bagi peneliti untuk menjadi
tenaga pendidik di masa yang akan datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
a. Hakikat Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana
a. Pengertian Pemahaman
Menurut Bloom pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan
memahami arti suatu materi pembelajaran. Materi pembelajaran merupakan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus dipelajari dan dimiliki
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran terdiri atas
pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), sikap, dan keterampilan
(Hakiim, 2009: 171).
Pemahaman (Comprehension) menurut Daryanto (2010: 106)
menjelaskan kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses
belajar mengajar. Siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang
diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat
memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal
lain. Bentuk soal yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan ini
adalah pilihan ganda dan uraian. Sedangkan menurut Sudjana (2011: 25)
dalam tes objektif, tipe pilihan ganda dan tipe benar salah banyak
mengungkapkan aspek pemahaman.
Pemahaman setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan.
Pemahaman menunjukkan kemampuan memahami materi pembelajaran.
Dari pemahaman ini akan mampu menjelaskan atau membedakan sesuatu.
Menurut Munir (2010: 55-56) kemampuan ini menyangkut:
Pertama, penerjemahan (interpreting), yaitu verbalisasi atau
sebaliknya; kedua, memberikan contoh (exemplifying), yaitu
menemukan contoh-contoh yang spesifik; ketiga, mengklasifikasikan
(classifying), yaitu membedakan sesuatu berdasarkan kategorinya;
keempat, meringkas (summarizing), yaitu membuat ringkasan secara
umum; kelima, berpendapat (inferring), yaitu memberikan gambaran
tentang kesimpulan yang logis; keenam, membandingkan
(comparing), yaitu mendeteksi hubungan antara 2 ide atau obyek;
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
ketujuh, menjelaskan (explaining), yaitu mengkontruksi model sebab
akibat.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hamalik (2003: 121) yaitu
pemahaman dirumuskan sebagai abiliter untuk menguasai pengertian/makna
bahan. Ini dapat ditunjukkan oleh penerjemah bahan dari satu bentuk ke
bentuk lainnya (kata-kata untuk angka-angka) dengan penafsiran bahan
(menjelaskan atau merangkum) dan dengan mengestimasi kecenderungan-
kecenderungan yang akan datang (memperkirakan konsekuensi atau
pengaruh).
Menurut Sudjana (2011: 24) pemahaman dapat dibedakan ke dalam
tiga kategori yaitu:
1) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari
terjemahan dalam arti sebenarnya; 2) Tingkat kedua adalah
pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian
terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan
beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang
pokok dan yang bukan pokok; 3) Tingkat tertinggi adalah
pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang
mampu melihat di balik yang tertulis, dapat membuat ramalan
tentang konsekuensi atau dapat memperluas presepsi dalam arti
waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.
Kemampuan pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan
untuk melihat hubungan fakta dengan fakta. Menghafal fakta tidak lagi
cukup, karena pemahaman menuntut pengetahuan akan fakta dan
hubungannya (Purwanto, 2009: 51).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah
kemampuan untuk mengetahui, mengerti, dan mempelajari secara baik
supaya mampu menjelaskan dan mengklasifikasikan sesuatu serta memberi
gambaran kesimpulan dari pada materi yang telah diajarkan.
b. Pengertian Konsep
Ilmu pengetahuan terhimpun dari sejumlah konsep dan prinsip.
Mempelajari cabang ilmu pengetahuan apapun, selalu berkepentingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
dengan belajar konsep dan prinsip. Itulah sebabnya dalam proses belajar di
sekolah bentuk belajar konsep dan prinsip itu selalu ada.
Konsep menurut Hakiim (2009: 116) adalah hasil penyimpulan
tentang sesuatu hal berdasarkan atas adanya ciri-ciri yang sama pada hal
tersebut. Konsep ada yang sederhana, ada yang bersifat rumit atau
kompleks. Dalam mempelajarinya pun dapat dilakukan dengan menerima
saja dari orang lain, melalui penjelasan guru, atau melalui proses
pembentukan konsep.
Sedangkan menurut Reigeluth konsep adalah sekelompok objek atau
peristiwa atau simbol yang memiliki karakteristik umum yang sama dan
diidentifikasi dengan nama yang sama, misalnya konsep tentang manusia,
hari akhir, surga dan neraka. Materi konsep berupa pengertian, definisi,
hakikat inti isi (Majid, 2009: 46).
Konsep adalah hasil penyimpulan tentang sesuatu hal berdasarkan
atas adanya ciri-ciri yang sama pada hal tersebut. Konsep merupakan
kemampuan untuk menyatukan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu,
mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa obyek sesuai dengan
definisi atau pengertian (Munir, 2010: 62).
Hamalik (2003: 162) menyatakan bahwa konsep merupakan suatu
kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Stimuli
merupakan obyek-obyek atau orang (person). Konsep-konsep tidak terlalu
kongruen dengan pengalaman pribadi kita. Konsep adalah sesuatu yang
sangat luas.
Winkel (1996: 91) juga menyatakan:
Konsep merupakan suatu abstraksi dari pemikiran (ide) yang
merupakan generalisasi dari sesuatu yang khusus atau spesifik.
Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang
didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk
pada aneka objek dalam lingkungan fisik , sedangkan konsep yang
didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi
tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik,
karena realitas itu tidak berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mengetahui keberhasilan
siswa memahami suatu konsep, yaitu: 1) dapat menyebutkan contoh konsep;
2) dapat menyatakan ciri-ciri konsep; 3) dapat memilih dan membedakan
antara contoh dari yang bukan konsep; 4) dapat memecahkan masalah yang
berkenaan dengan konsep (Hamalik, 2003: 166).
Dari pemaparan konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep
adalah sebuah rancangan yang dibangun dari hasil penyimpulan dari suatu
objek berdasarkan adanya ciri-ciri yang sama untuk dikelompokkan menurut
kategorinya.
Berdasarkan kesimpulan pemahaman dan konsep di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah kemampuan untuk
mengetahui, mengerti, dan mempelajari secara baik suatu materi pelajaran,
sehingga dapat membantu menyimpulkan suatu kelompok berdasarkan atas
adanya ciri-ciri yang sama. Dalam penelitian ini hasil belajar yang diukur
dari segi domain kognitif yaitu pemahaman konsep pesawat sederhana.
c. Kegunaan Konsep
Konsep termasuk materi pembelajaran yang perlu dipahami oleh
siswa. Konsep perlu dipelajari siswa karena memiliki kegunaan sebagai
berikut:
Mengurangi kerumitan lingkungan merupakan kegunaan konsep.
Lingkungan yang sangat luas dan rumit dapat dikurangi
kerumitannya dengan menjabarkannya menjadi sejumlah konsep.
Konsep-konsep membantu untuk mengidentifikasi objek-objek yang
ada di sekitar kita. Konsep berguna untuk mengidentifikasi objek-
objek yang ada di sekitar kita dengancara mengenali masing-masing
objek. Konsep membantu untuk mempelajari sesuatu yang baru,
lebih luas, dan lebih maju. Siswa tidak harus belajar secara konstan,
tetapi dapat mengunakan konsep-konsep yang telah dimilikinya
untuk mempelajari sesuatu yang baru. Konsep berguna untuk
mengarahkan kegiatan instrumental. Berdasarkan konsep yang telah
diketahui, maka seseorang dapat menentukan tindakan-tindakan apa
yang selanjutnya perlu dikerjakan. Pengajaran di sekolah akan lebih
efektif jika siswa memiliki konsep berbagai materi pelajaran yang
telah diberikan pada jenjang sekolah di bawahnya. Konsep juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
dapat digunakan untuk mempelajari dua hal yang berbeda dalam
kelas yang sama (Hamalik, 2003).
d. Prosedur Pengajaran Konsep
Cara mempelajari konsep dapat dilakukan dengan menerima saja
dari orang lain, melalui penjelasan pengajar, atau melalui proses
pembentukan konsep. Langkah-langkah mengajarkan konsep menurut
Munir (2010: 63) adalah:
Pertama, menyajikan konsep, yaitu membantu siswa untuk
memahami konsep dengan kalimat sendiri; kedua, memberikan
bantuan berupa inti konsep, ciri-ciri pokok, contoh, dan bukan
contoh; ketiga, memberikan latihan; keempat, memberikan umpan
balik; kelima, memberikan tes untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap konsep yang disampaikan.
Hal tersebut tidak jauh beda dengan pendapat Hamalik yang
menyatakan langkah-langkah yang perlu diikuti dalam mengajarkan konsep:
Pertama yang harus dilaksanakan dalam mengajarkan konsep yaitu
menetapkan perilaku yang diharapkan diperoleh oleh siswa setelah
mempelajari konsep. Perilaku yang diharapkan adalah kemampuan
mengidentifikasi dengan tepat dan benar contoh-contoh konsep yang
baru. Selanjutnya guru perlu melakukan kajian terhadap konsep dan
menetapkan yang mana yang akan diajarkan kepada siswa. Setelah
itu guru merancang prosedur mengajarkan konsep tersebut. Guru
perlu menyediakan media pembelajaran yang berguna bagi siswa
untuk mengurangi verbalisme dalam pembelajaran. Dalam
mengajarkan konsep guru harus memberikan dan menyajikan
contoh-contoh mengenai konsep. Dalam belajar konsep, penguatan
terutama memberikan informasi balikan agar siswa dapat
menyebutkan contoh tentang konsep. Penguatan yang lebih banyak
dan sering akan lebih mempercepat belajar konsep dibandingkan
dengan melakukan penguatan secara sebagian-sebagian. Diakhir
pembelajaran konsep guru melaksanakan kegiatan penilaian terhadap
pemahaman konsep siswa dan sekaligus berfungsi sebagai penguatan
atau umpan balik untuk perbaikan selanjutnya (2003).
e. Hakikat Pesawat Sederhana
1) Pengertian Pesawat Sederhana
Azmiyawati (2008: 98) menyatakan bahwa pesawat sederhana
adalah alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia. Menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Rositawaty (2008: 84) pesawat sederhana adalah alat yang membuat
pekerjaan menjadi ringan.
Tidak berbeda dengan pendapat di atas menurut Mikrodo, Saleh,
Susanto (2007: 121), alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan kita
itu disebut pesawat sederhana. Pesawat sederhana dibedakan menjadi
empat jenis, yaitu tuas atau pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda.
Dari Ensiklopedia Seri dan Gaya yang dimaksud pesawat
sederhana adalah segala jenis perangkat yang hanya membutuhkan satu
gaya untuk bekerja. Pesawat sederhana dimanfaatkan untuk
mempermudah pekerjaan manusia (Rahmawati, 2011: 10).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pesawat sederhana adalah semua alat yang dapat digunakan untuk
memudahkan pekerjaan manusia.
Dalam penelitian ini konsep pesawat sederhana digambarkan
dalam peta konsep pada gambar 1:
Gambar 1. Peta Konsep Pesawat Sederhana
Pesawat sederhana
Jenis, prinsip kerja, penggunaan
dan keuntungannya
Pengungkit/tuas Roda berporos Katrol Bidang miring
Pengungkit
golongan III
Pengungkit
golongan II
Pengungkit
golongan I
Katrol
tetap
Katrol
bebas
Katrol
majemuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2) Jenis-jenis Pesawat Sederhana
Menurut Azmiyawati (2008: 98-105) pesawat sederhana terbagi
menjadi 4 jenis yaitu pengungkit (tuas), bidang miring, katrol, dan roda
berporos.
a) Pengungkit (tuas)
Pengungkit biasanya berupa batang yang dipasang pada
sebuah penumpu. Ujung-ujung batangnya bebas bergerak. Gaya
yang dikeluarkan disebut kuasa. Titik tempat kuasa disebut titik
kuasa. Titik tempat beban disebut titik beban. Jarak antara titik
beban dan titik tumpu disebut jarak beban atau lengan beban.
Adapun jarak antara titik tumpu dan titik kuasa disebut jarak kuasa
atau lengan kuasa. Pengungkit dibedakan menjadi tiga jenis
berdasarkan letak beban, kuasa, dan penumpunya.
(1) Pengungkit golongan I
Pada pengungkit golongan I, titik tumpu berada di
antara beban dan kuasa. Catut merupakan benda yang
menggunakan prinsip kerja pengungkit golongan I yang
berguna untuk mencabut paku dari tembok. Contoh lainnya
yang menggunakan prinsip kerja pengungkit golongan I yaitu,
gunting, jungkat-jungkit, palu, gunting, tang, pemotong kuku.
Gambar pengungkit golongan pertama dapat dilihat pada
gambar 2.
Gambar 2. Pengungkit Golongan I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
(2) Pengungkit golongan II
Pada pengungkit golongan II, letak beban di antara titik
tumpu dan kuasa. Kereta sorong, pembuka kaleng, dan
pemotong kertas merupakan alat-alat yang menggunakan
prinsip kerja pengungkit golongan II. Kereta sorong banyak
digunakan oleh pekerja bangunan untuk mengangkut pasir atau
material lain. Alat ini berguna untuk membawa benda-benda
yang berat. Selain lebih cepat dan mudah, tenaga yang harus
dikeluarkan pun lebih sedikit.
Pemotong kertas banyak digunakan oleh pegawai foto
kopi. Alat ini dapat membantu memotong kertas dalam jumlah
banyak. Dengan alat ini, pekerjaan memotong kertas menjadi
ringan. Gambar pengungkit golongan II dapat dilihat pada
gambar 3.
Gambar 3. Pengungkit Golongan II
(3) Pengungkit golongan III
Pada pengungkit golongan III, letak kuasa di antara
beban dan titik tumpu. Stapler, pinset, dan sapu menggunakan
prinsip kerja pengungkit golongan III. Gambar pengungkit
golongan III dapat dilihat pada gambar 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Gambar 4. Pengungkit Golongan III
b) Bidang miring
Bidang miring adalah permukaan yang salah satu ujungnya
lebih tinggi dari pada ujung yang lain. Tangga merupakan salah
satu jenis bidang miring. Jika kita memanjat pohon secara langsung
beban tubuh kita akan bertumpu pada tangan dan kaki. Namun, bila
memakai tangga, beban tubuh akan akan ditahan oleh anak tangga
yang kita injak. Jadi, dengan menggunakan bidang miring kita
dapat menghemat tenaga. Prinsip yang sama juga diterapkan pada
bangunan bertingkat dan jalan berkelok-kelok di pegunungan.
Bidang miring berguna untuk membantu memindahkan
benda-benda yang terlalu berat. Cara paling mudah memindahkan
peti ke dalam truk yaitu dengan menggunakan bidang miring. Peti
dapat didorong atau ditarik melalui bidang miring. Tenaga yang
dikeluarkan lebih kecil daripada mengangkat peti secara langsung.
Benda-benda tajam seperti pisau, kapak, pahat, dan paku
menggunakan prinsip kerja bidang miring. Bagian yang tajam dari
alat-alat tersebut menggunakan bidang miring. Gambar bidang
miring dapat dilihat pada gambar 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Gambar 5. Bidang Miring
c) Katrol
Katrol adalah pesawat sederhana yang terbuat dari roda
yang tepinya beralur dan dapat berputar pada porosnya. Katrol
digunakan untuk memudahkan mengangkat benda yang berat. Saat
kita akan mengambil air dari sumur dengan tali yang langsung
dikaitkan pada ember. Beban yang harus kita angkat akan terasa
sangat berat. Akan tetapi, pekerjaan tersebut dapat dilakukan
dengan mudah apabila menggunakan timba. Sebenarnya, beban
yang harus diangkat tidak berubah. Hanya saja, saat menggunakan
timba, beban tidak hanya bertumpu pada tangan, tetapi juga
bertumpu pada berat benda. Selain itu, dengan timba pekerjaan
mengangkat akan berubah menjadi menarik sehingga lebih mudah.
Inilah prinsip kerja katrol.
Ada beberapa jenis katrol sebagai berikut:
(1) Katrol tetap adalah katrol yang tidak berubah posisinya ketika
digunakan untuk memindahkan benda.
(2) Katrol bebas adalah katrol yang berubah posisinya ketika
digunakan untuk memindahkan benda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
(3) Katrol majemuk adalah katrol yang terdiri dari beberapa katrol
yang disatukan dengan tali.
Gambar katrol dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6. Katrol
d) Roda berporos
Roda berporos merupakan roda yang dihubungkan dengan
sebuah poros yang berputar bersama-sama. Roda berporos
merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang banyak
ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda
sepeda, roda kendaraan bermotor, dan gerinda. Kegunaan roda
yaitu untuk menggeser benda agar lebih ringan, dan memperkecil
gaya gesek antara dua benda. Keuntungan menggunakan roda
berporos yaitu menghemat energi, menghemat tenaga, dan
menambah kecepatan. Gambar roda berporos dapat dilihat pada
gambar 7.
Gambar 7. Roda Berporos
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
f. Hakikat Pembelajaran IPA
1) Pengertian Pembelajaran
Seorang pakar pendidikan menyatakan bahwa pembelajaran
adalah:
Proses pencarian ilmu pengetahuan secara aktif atau proses
perumusan ilmu, bukan proses pengungkapan ilmu semata.
Peserta didik membangun pengetahuannya sendiri melalui
proses pembelajaran pribadi yang dilaluinya. Dalam proses
pembelajaran peserta didik harus ditanamkan percaya diri dan
rasa mampu (bisa melakukan sesuatu), berguna (bisa
menyumbangkan sesuatu), memiliki (menjadi bagian dari
masyarakat dan memiliki hubungan dengan orang dewasa yang
saling menyayangi) dan berdaya (memiliki kendali atas masa
depannya sendiri) (Munir, 2010: 152).
Aqib menyatakan, “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun, meliputi unsur-unsur manusiawi, materiel, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan pembelajaran” (2010: 41).
Pendapat yang hampir sama dinyatakan oleh pakar pendidikan,
pembelajaran adalah:
Suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan. Manusia terlibat dalam
sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya,
misalnya tenaga laboratorium.Material meliputi buku-buku,
papan tulis, fotografi, audio, dan video tape. Fasilitas
perlengkapan meliputi ruang kelas, perlengkapan, audiovisual,
juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan penyampaian
informasi, praktek, belajar dan sebagainya (Hamalik, 2010: 57).
Proses pembelajaran formal yang dilaksanakan oleh guru di
Sekolah Dasar perlu selalu ditingkatkan. Pembelajaran harus
melibatkan siswa untuk memahami dan membangun pengetahuan
bukan sekedar menghafal pengetahuan. Guru tidak hanya sebagai
penyampai pengetahuan tetapi sebagai fasilitator dalam proses
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Siddiq yang menyatakan,
“Pada pembelajaran formal (sekolah) pembelajaran merupakan tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
yang dibebankan guru karena guru merupakan tenaga professional yang
dipersiapkan untuk itu” (2009: 1.9).
Menurut Prosser (1999: 11), pembelajaran yang baik adalah
pembelajaran yang membawa anak didik pada pemahaman. Selain itu
anak didik diberi pilihan-pilihan materi agar sesuai dengan
perkembangan dan modal belajarnya (Musfiqon, 2012: 6).
Ariani dan Haryanto (2010: 25) menyatakan pembelajaran
sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya
proses belajar. Jadi, dalam pembelajaran yang utama adalah bagaimana
siswa belajar.
Berdasarkan uraian di atas pembelajaran adalah suatu proses
siswa mencari ilmu pengetahuan melalui interaksi dengan pendidik dan
sumber belajar pada lingkungan belajar yang meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi satu sama lain guna mencapai suatu tujuan.
2) Pengertian IPA
IPA adalah pengetahuan tentang gejala alam yang dapat
didefinisikan sebagai: cara berpikir untuk memahami alam semesta,
cara melakukan investigasi, dan ilmu pengetahuan yang dihasilkan dari
penyelidikan (Direktorat Ketenagaan dalam Wardani dkk, 2009: 8.15)
Menurut Sutrisno, Kresnadi, Kartono (2007: 19) IPA merupakan
usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan
yang tepat (corect) padasasaran, serta menggunakan prosedur yang
benar (true) dan dijelaskan dengan penalaran sahih (valid) sehingga
dihasilkan kesimpulan yang betul (truth). Jadi, IPA mengandung 3 hal
yaitu: proses (usaha manusia memahami alam semesta), prosedur
(pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar) dan produk
(kesimpulan lainnya betul).
Sedangkan di dalam Purnell’s: Concise Dictionary of Science
(1983) tercantum definisi “Science is the broad field of human
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
knowledge, acquired by systematic observation and experiment, and
explained by means of rules, laws, principles, theories, and
hyphotheses”, artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan
manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan
eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-
aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesis-
hipotesis (Iskandar, 2001: 2).
Menurut Iskandar (2001: 2) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau
science itu secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini.
Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada alam.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan Ilmu
Pengetahuan Alam merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
alam semesta dengan segala peristiwa yang terjadi di dalamnya melalui
pembangunan materi secara observasi dan eksperimen yang sistematik
sehingga dihasilkan kesimpulan yang benar.
3) Pengertian Pembelajaran IPA
Menurut Iskandar (2001: 18-19) pelajaran IPA lebih
mementingkan kemampuan berpikir daripada kemampuan menghafal.
Di samping itu dipentingkan juga kemampuan mengadakan pengamatan
secara teliti, menggunakan prinsip, memecahkan percobaan sederhana,
menyusun data, mengemukakan dugaan.
Carin mendefinisikan pembelajaran IPA sebagai ”The activity of
questioning and exploring the universeand finding and expressing it’s
hidden order”, yaitu suatu kegiatan berupa pertanyaan dan penyelidikan
alam semesta dan penemuan dan pengungkapan serangkaian rahasia
alam (Wijayanti, 2010: 11).
Pelajaran IPA modern tidak hanya mengajarkan fakta-fakta
seperti jenis-jenis hewan atau tumbuhan, hukum-hukum ini dan itu,
tetapi juga mengajarkan metode-metode memecahkan masalah yang
baik, menganjurkan sikap yang baik, melatih kemampuan, mengambil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan, melatih bersifat
objektif dan tidak terburu-buru mengambil kesimpulan, melatih
bekerjasama dalam kelompok, melatih menghargai pendapat orang lain
(Iskandar, 2001: 19).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya,
pembelajaran IPA tidak hanya mengajarkan kumpulan pengetahuan
atau fakta, namun juga merupakan kegiatan mengadakan pengamatan
secara teliti, menggunakan prinsip, memecahkan masalah, menyusun
data, mengemukakan dugaan, dan mengambil kesimpulan yang dapat
dipertanggung jawabkan.
4) Tujuan IPA
Pembelajaran IPA selama ini lebih bersifat pemindahan
pengetahuan, prinsip, konsep dari guru ke siswa. Sehingga
pembelajaran IPA di SD perlu diperbaiki agar tujuan mata pelajaran
berhasil. Mata pelajaran IPA di SD memiliki tujuan sebagai berikut:
Pertama, memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan
keteraturan alam ciptaan-Nya; kedua, mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;
ketiga, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi
antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat; keempat,
mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; kelima,
meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;
keenam, meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan
segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; ketujuh,
memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS
(Anonim, 2006: 37).
Jadi, tujuan IPA di SD/MI adalah agar siswa memiliki
pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA yang digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
menghargai dan melestarikan lingkungan alam ciptaan Tuhan dan
merupakan suatu bekal untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.
5) Prinsip-prinsip Pembelajaran IPA
Lima prinsip utama pembelajaran IPA, yaitu lima pernyataan
tentang kebenaran dalam pembelajaran IPA yang dijadikan anutan
untuk melaksanakan pembelajaran IPA. Menurut Sutrisno, et.al (2007:
5-3 – 5-5) lima prinsip tersebut yaitu:
Pertama, pemahaman tentang dunia di sekitar dimulai melalui
pengalaman baik secara inderawi maupun non inderawi. Karena
itu, siswa perlu diberi kesempatan memperoleh pengalaman itu.
Para siswa dibuat agar aktif melakukan sesuatu agar
memperoleh pengalaman; Kedua, pengetahuan yang diperoleh
tidak pernah terlihat secara langsung, sehingga perlu
diungkapkan selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa
yang diperoleh dari pengalaman perlu diungkapkan di setiap
awal pembelajaran; Ketiga, pengetahuan pengalaman siswa pada
umumnya kurang konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan,
dan pengetahuan yang guru miliki. Pengetahuan yang demikian
disebut miskonsepsi. Sehingga guru perlu merancang kegiatan
yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama pembelajaran;
Keempat, dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data,
konsep, lambang, dan relasi dengan konsep lain. Tugas guru
IPA adalah mengajak siswa untuk mengelompokkan
pengetahuan yang sedang dipelajari ke dalam fakta, data,
konsep, simbol, dan hubungan dengan konsep yang lain;
Kelima, IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur. Sehingga
perlu mengenalkan ketiga aspek ini walaupun hingga kini masih
banyak guru yang lebih senang menekankan pada produk IPA
saja.
6) Ruang Lingkup Pembelajaran IPA SD
Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD meliputi dua aspek yaitu
kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Kerja ilmiah yang mencakup
penyelidikan atau penelitian berkomunikasi ilmiah, pengembangan
kreativitas dan pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah.
Pemahaman konsep yang dikaji tercantum dalam KTSP meliputi
aspek-aspek berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Pertama, makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu
manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan,
serta kesehatan; kedua, benda atau materi, sifat-sifat dan
kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas; ketiga, energi dan
perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya, dan pesawat sederhana, keempat, bumi dan alam
semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya (Sapriati, 2009: 8.23).
Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua
aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan
untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.
7) Evaluasi Pembelajaran IPA
Evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan
kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil
pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu (Poerwanti, 2008: 1-5).
Penilaian (evaluasi) bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar
siswa, untuk keperluan perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar
siswa, dan untuk memperoleh umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar (Sapriati, 2009: 7.3)
Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai
teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau
kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi
dan tingkat perkembangan peserta didik (Permen Nomor 20 tahun
2007). Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan
belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan
pembelajaran IPA. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:
Pertama, menginformasikan silabus IPA yang di dalamnya
memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester;
kedua, mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih
teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus IPA;
ketiga mengembangkan instrument dan pedoman penilaian
sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian yang dipilih;
keempat, melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan.atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
bentuk lain yang diperlukan; kelima menglah hasil penilaian
untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar
peserta didik; keenam, mengembalikan hasil pemeriksaan
pekerjaan peserta didik disertai balikan/komentar yang
mendidik; ketujuh, melaporkan hasil penilaian setiap akhir
semester; kedelapan, melaporkan hasil penilaian akhlak (Permen
Nomor 20 tahun 2007).
Evaluasi dalam pembelajaran IPA terdiri dari evaluasi proses
dan evaluasi hasil belajar. Evaluasi proses adalah pelaksanaan
pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan
pembelajaran sudah dicapai. Evaluasi hasil belajar adalah proses
kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar
mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya
menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan
standar tertentu (Sapriati, 2009: 7.12).
Dalam penelitian ini evaluasi proses dalam pembelajaran IPA
diukur menggunakan lembar observasi yang dilaksanakan oleh guru
kelas selama pembelajaran menggunakan multimedia interaktif.
sedangkan pada evaluasi hasil belajar menggunakan tes pilihan ganda
dan uraian pada siklus I, tes benar salah dan uraian pada siklus II.
Indikator pesawat sederhana yang diukur dalam evaluasi dari
domain kognitif yaitu menjelaskan pengertian pesawat sederhana,
menjelaskan jenis-jenis pesawat sederhana (pengungkit, bidang miring,
katrol, roda berporos), menjelaskan jenis pengungkit, menggolongkan
berbagai alat rumah tangga sebagai (pengungkit, bidang miring, katrol,
roda berporos), menjelaskan prinsip kerja (pengungkit, bidang miring,
katrol, roda berporos), mengidentifikasi penggunaan jenis-jenis pesawat
sederhana (pengungkit, bidang miring, katrol, roda berporos),
menjelaskan keuntungan penggunaan pesawat sederhana (pengungkit,
bidang miring, katrol, roda berporos).
Domain afektif yang diukur dengan lembar observasi yaitu
perilaku berkarakter yang terdiri kejujuran, keaktifan, disiplin, tanggung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
jawab, kerjasama, ketelitiandan keterampilan sosial yang terdiri
bertanya, menjawab pertanyaan, mendengarkan, dan memperhatikan.
Domain Psikomotorik yaitu menggunakan multimedia interaktif
untuk mengumpulkan data tentang pesawat sederhana dan
mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok.
2. Hakikat Multimedia Interaktif
a. Pengertian Multimedia Interaktif
Helzafah mengatakan bahwa multimedia digunakan untuk
mendeskripsikan penggunaan berbagai media secara terpadu dalam
menyajikan atau mengajarkan suatu topik mata pelajaran. Ciri-ciri unik tiap
media saling memperkuat satu sama lain dalam memperkaya pengalaman
belajar (Anitah, 2010: 56).
Konsep multimedia menurut Duffy, Mc. Donald Mizell merupakan
kombinasi multiple media dengan satu jenis sehingga terjadi keterpaduan
secara keseluruhan (Anitah, 2010: 56).
Multimedia yang umumnya dikenal dewasa ini adalah berbagai
macam kombinasi grafik, teks, suara, video, dan animasi. Penggunaan ini
merupakan suatu kesatuan yang secara bersamaan menampilkan informasi,
pesan, atau isi pelajaran (Arsyad, 2011: 171).
Sejalan dengan pendapat di atas, multimedia menurut Ariani dan
Haryanto (2010: 11) merupakan perpaduan antara berbagai media (format
file) yang berupa teks, gambar (vektor atau bitmap), grafik, sound, animasi,
video, interaksi, dan lain-lain yang telah dikemas menjadi file digital
(komputerisasi).
Dua pendapat yang hampir sama tentang multimedia dikemukakan
oleh Robin dan Linda (2001) dan Wahono (2007). Menurut Robin dan
Linda multimedia adalah alat yang dapat menciptakan presentasi yang
dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio,
dan video. Sedangkan menurut Wahono multimedia sebagai perpaduan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
antara teks, grafik, sound, animasi, dan video untuk menyampaikan pesan
kepada publik (Arianti dan Haryanto, 2010: 11).
Dari berbagai penjelasan pengertian multimedia di atas dapat
disimpulkan bahwa multimedia adalah sebuah perpaduan dari berbagai
media yang mengkombinasikan grafik, teks, suara, video, dan animasi
dengan format digital yang ditampilkan secara bersamaan dan sistematis
sehingga terjadi keterpaduan dalam menyajikan suatu topik ataupun materi
mata pelajaran.
Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu multimedia linier dan
multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak
dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh
pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV
dan film. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi
dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga
pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.
Contoh multimedia interaktif adalah pembelajaran interaktif dan aplikasi
game (Daryanto, 2011: 49).
Pendapat yang sama diungkapkan oleh Arianti dan Haryanto (2010:
25) multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan
alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna
dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh
multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi
game, dan lain-lain.
Menurut Majid (2009: 181) multimedia interaktif adalah kombinasi
dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video)
yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan
atau perilaku alami dari suatu presentasi.
Smaldino menyatakan bahwa multimedia interaktif yaitu media yang
meminta pebelajar mempraktikan suatu keterampilan dan menerima balikan.
Media interaktif berbasis komputer menciptakan lingkungan belajar
multimedia dengan ciri-ciri baik video maupun pembelajaran berbasis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
komputer. Ini merupakan suatu sistem penyajian pelajaran dengan visual,
suara, dan materi video, disajikan dengan kontrol komputer sehingga
pebelajar tidak hanya dapat mendengar dan melihat gambar dan suara, tetapi
juga memberi respon aktif (Anitah, 2010: 59).
Dari beberapa uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
multimedia interaktif adalah sebuah perpaduan dari berbagai media yang
mengkombinasikan grafik, teks, suara, video, dan animasi dengan format
digital yang ditampilkan secara bersamaan dan sistematis sehingga terjadi
keterpaduan dalam menyajikan suatu topik ataupun materi mata pelajaran
yang turut serta dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan
oleh pengguna menurut perintah tertentu sehingga akan dapat memberikan
respon ataupun umpan balik.
b. Alasan Penggunaan Multimedia Interaktif
Ken dan Neo (2004: 124) dalam artikelnya menyimpulkan bahwa
Multimedia technology is becoming increasinglypopular in education as a
means to motivatestudents in their learning and to provide them withmany
ways to express their ideas and display theirinformation. Pendapat tersebut
menyimpulkan bahwa teknologi multimedia menjadi semakin
populer dalam pendidikan sebagai sarana untuk memotivasi siswa dalam
belajar dan untuk menyediakan banyak cara untuk mengekspresikan ide dan
menampilkan informasi.
Dalam penelitian Jacobs dan Schade menunjukkan, bahwa daya
ingat orang yang hanya membaca saja memberikan persentase terendah,
yaitu 1%. Daya ingat ini dapat ditingkatkan hingga 25%-30% dengan
bantuan media lain, seperti televisi. Daya ingat makin meningkat dengan
penggunaan media 3 dimensi seperti multimedia, hingga 60%. Ditemukan
pula, bahwa multimedia memiliki kemampuan menampilkan konsep 3D
(tiga dimensi) secara efisien dan efektif dengan kurikulum pembelajaran
yang dirancang secara sistematik, komunikatif, dan interaktif sepanjang
proses pembelajaran (Munir, 2010: 232).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Chua, Leong, Lim, dan Vu (2010: 86) menyatakan bahwa immersing
in the courseware’s multimedia and interactive environment, users are able
to visualize and therefore rapidly capture the RP concepts, which is
impossible or hard to achieve when readingthe books only. Dalam jurnal ini
menyatakan multimedia bersifat interaktif karena dapat digunakan untuk
belajar sesuai dengan kenyamanan kecepatan dan waktu siswa sendiri-
sendiri. Pengguna dapat menvisualisasikan konsep yang abstrak dan cepat
menangkap konsep yang dipelajari yang sulit dicapai saat membaca buku.
Multimedia juga merupakan media pengajaran dan pembelajaran
yang efektif dan efisien berdasarkan kemampuannya menyentuh berbagai
panca indra: penglihatan, pendengaran, dan sentuhan sebagaimana
dikemukakan oleh Schade (Hoogeven, 1995) “multimedia improves sensory
stimulation, particulary due to the inclusion of interctivity” (Munir, 2010:
232).
Dr. Vernom A. Magnesen (1983) menyatakan bahwa kita belajar,
“10% dari apa yang dibaca; 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang
dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang
dikatakan, 90% dari apa yang dilakukan (Arianti dan Haryanto, 2010: 35).
Berpijak kepada konsep Vernom, pembelajaran dengan
mempergunakan teknologi audiovisual sangat mungkin mampu
meningkatkan kemampuan belajar sebesar 50%, dari pada tanpa
menggunakan media. Penggunaan multimedia interaktif dalam
pembelajaran diharapkan siswa dapat memahami materi sampai 80% dari
materi yang disampaikan.
Dari uraian di atas, peneliti memilih menggunakan multimedia
interaktif dengan tujuan untuk menjadikan konsep yang masih abstrak
menjadi konkrit, menarik perhatian, dan memperbaiki aktivitas siswa dalam
pembelajaran sehingga dapat belajar secara optimal, dan meningkatkan
pemahaman konsep pesawat sederhana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c. Manfaat Multimedia Interaktif
Apabila multimedia pembelajaran dikembangkan dan digunakan
secara tepat dan baik, akan memberi manfaat yang sangat besar bagi para
guru dan siswa. Daryanto menyatakan manfaat yang diperoleh
menggunakan multimedia interaktif adalah proses pembelajaran lebih
menarik dan lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi,
kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan, proses belajar mengajar dapat
dilakukan di mana dan kapan saja, sikap belajar siswa dapat ditingkatkan
(2011: 50).
Manfaat tersebut akan diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari
sebuah multimedia pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
Pertama, memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak
oleh mata, seperti kuman, bakteri, dan elektron; kedua, memperkecil
benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah,
seperti gajah, rumah, dan gunung; ketiga, menyajikan benda atau
peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung cepat atau lambat,
seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, beredarnya
planet mars, dan berkembangnya; keempat, menyajikan benda yang
jauh, seperti bulan, bintang, dan salju; kelima, menyajikan benda
atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi,
harimau, dan racun; keenam, meningkatkan daya tarik dan perhatian
siswa (Daryanto, 2011: 50).
Multimedia mempunyai beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki
oleh media lain. Menurut Munir (2010: 235-239) keistimewaan multimedia
adalah:
Pertama adalah multimedia menyediakan proses interaktif dan
memberikan kemudahan umpan balik. Kemampuan multimedia
dalam meningkatkan proses interaktif sudah teruji karena multimedia
juga memiliki unsur interaktif. Komputer memiliki kapasitas
multimedia yang akan mampu menjadikan proses belajar menjadi
interaktif. Multimedia yang dibuat interaktif, fasilitas umpan balik
amatlah penting. Hasil umpan balik diharapkan dapat meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar; Kedua, multimedia memberikan
kebebasan kepada pelajar dalam menentukan topik proses
pembelajaran. Siswa diharapkan mampu untuk menentukan topik
pembelajaran yang sesuai dan disukainya. Kebebasan menentukan
topik ini adalah salah satu ciri multimedia interaktif; Ketiga,
multimedia memberikan kemudahan kontrol yang sistematis dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
proses pembelajaran. Siswa tidak hanya mempunyai kontrol
terhadap kedalaman, rujukan, dan pemilihan bahan saja tetapi juga
interaksi yang memungkinkan siswa menjalin komunikasi dengan
multimedia interaktif. Proses pembelajaran menggunakan
multimedia interaktif dapat dilaksanakan secara kelompok atau
perorangan.
Media pembelajaran yang digunakan guru memiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing. Kelebihan pembelajaran berbasis multimedia
antara lain: lebih menarik minat siswa, lebih efektif dan efisien, lebih
praktis, materi lebih banyak diserap siswa karena sesuai dengan modalitas
pembelajaran.
Selain memiliki kelebihan dalam pembelajaran multimedia juga
memiliki kelemahan diantaranya: biaya lebih mahal, guru belum terampil
mengoperasikan multimedia, dan ketersediaan perangkatnya masih terbatas
(Musfiqon, 2012: 189).
d. Karakteristik Multimedia Pembelajaran
Sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran, pemilihan dan
penggunaan multimedia pembelajaran harus memperhatikan karakteristik
komponen lain, seperti: tujuan, materi, strategi, dan evaluasi pembelajaran.
Karakteristik multimedia pembelajaran sebagai berikut:
Pertama, memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya
menggabungkan unsur audio dan visual; kedua, bersifat interaktif,
dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi
respon pengguna; ketiga, bersifat mandiri, dalam pengertian
memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga
pengguna dapat menggunakan tanpa bimbingan orang lain
(Daryanto, 2011: 51).
Pembelajaran berbasis multimedia memiliki karakteristik lebih
sesuai dengan konteks materi yang dipelajari. Selain itu, pembelajaran yang
kontekstual dapat menstimulus otak anak untuk memahami materi pelajaran
(Johnson, 2002: 16). Shofan (2007) menyatakan konsep pembelajaran juga
identik dengan pembelajaran realistis, yaitu pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
menggunakan sumber-sumber atau media yang dekat dengan kehidupan
anak didik (Musfiqon, 2012: 187).
e. Format Multimedia pembelajaran
Format sajian multimedia pembelajaran dapat dikategorikan ke
dalam lima kelompok yaitu tutorial, drill dan practice, simulasi, percobaan
atau eksperimen, permainan (Daryanto, 2011: 51-53). Dalam penelitian ini
menggunakan perpaduan format tutorial dan permainan yang dijelaskan
sebagai berikut:
1) Tutorial
Format sajian ini merupakan multimedia pembelajaran yang
dalam penyampaian materinya dilakukan secara tutorial, sebagaimana
layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru atau instruktur.Informasi
yang berisi suatu konsep disajikan dengan teks dan gambar, baik diam
maupun bergerak dan grafik.
Pada saat yang tepat, yaitu ketika dianggap bahwa pengguna telah
membaca, menginterpretasikan dan menyerap konsep itu, diajukan
serangkaian pertanyaan atau tugas. Jika jawaban atau respon pengguna
benar, kemudian dilanjutkan dengan materi berikutnya. Jika jawaban atau
respon pengguna salah, pengguna harus mengulangi memahami konsep
tersebut secara keseluruhan ataupun pada bagian-bagian tertentu saja
(remedial). Kemudian, pada bagian akhir biasanya akan diberikan
serangkaian pertanyaan yang merupakan tes untuk mengukur tingkat
pemahaman pengguna atas konsep atau materi yang disampaikan.
2) Permainan
Permainan yang ada disini tetap mengacu pada proses
pembelajaran. Dalam CD interaktif terdapat permainan yang diharapkan
siswa akan mengalami aktivitas belajar sambil bermain. Dengan
demikian, siswa tidak akan merasa bahwa mereka sesungguhnya sedang
belajar. Dengan proses pembelajaran yang menyenangkan seperti ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
siswa tidak akan merasa bosan untuk belajar. Siswa akan tambah
bersemangat untuk mengikuti pembelajaran.
f. Penggunaan Multimedia Interaktif
Dalam Indrojarwo (2009: 115) riset awal tentang ilustrasi dalam teks
konsisten dengan pengaruh multimedia, yakni menambahkan jenis gambar
tertentu pada kata-kata bisa membantu murid-murid memahami pesan-pesan
instruksional. Riset tentang pengaruh multimedia ini juga konsisten dengan
temuan Rieber (1990) dalam kondisi tertentu, murid-murid bisa belajar lebih
baik dari pelajaran sains berbasis-komputer tentang hukum-hukum gerak
jika grafik-grafik beranimasi dimasukkan ke dalamnya.
Berdasarkan hasil riset di atas maka peneliti menggunakan
multimedia interaktif untuk meningkatkan pemahaman konsep pesawat
sederhana pada siswa kelas V SDN 01 Sambirejo Jumantono. Multimedia
interaktif yang digunakan yaitu, laptop, CD interaktif IPA, dan power point.
Dalam penelitian ini menggunakan 3 buah CD interaktif IPA yang berbeda.
CD interaktif I berjudul CD Interaktif IPA untuk Sekolah Dasar Pesawat
Sederhana. CD Interaktif I diproduksi oleh UD. Peraga Pembina. CD
interaktif II berjudul CD Interaktif IPA Pesawat Sederhana yang diproduksi
dari Ganeca exact. Sedangkan, CD interaktif III yang berjudul Multimedia
Pembelajaran IPA Seri Pelajaran SD/ MI Kelas V diproduksi oleh tim
kreatif Quantum Penarik. Dalam pembelajaran siswa dilibatkan secara aktif
dalam mengoperasikan multimedia interaktif. Guru bertindak sebagai
fasilitator dan membimbing siswa yang belum mengerti dengan konsep
pesawat sederhana.
Langkah-langkah penggunaan multimedia interaktif dalam penelitian
ini yaitu:
1) Menyalakan laptop yang sudah diisi dengan copyan CD interaktif
pesawat sederhana.
2) Penggunaan CD interaktif I
a) Tampilan awal CD interaktif I dapat dilihat pada gambar 8:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Gambar 8. Tampilan Awal CD Interaktif I
b) Untuk memahami konsep pesawat sederhana siswa mengklik
maka akan muncul tampilan seperti gambar 9 berikut:
Gambar 9. Tampilan Materi CD Interaktif I
c) Siswa mempelajari masing-masing menu pembelajaran dengan cara
mengklik menu yang dipilih untuk dipelajari
d) Setelah siswa mempelajari konsep pesawat sederhana siswa
mengklik untuk kembali ke tampilan awal
e) Kemudian setelah muncul tampilan awal, siswa mengklik
dan mengerjakan soal latihan yang ada di CD interaktif I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Gambar 10. Tampilan Latihan Soal CD Interaktif I
f) Untuk melanjutkan mengerjakan soal berikutnya siswa mengklik
nomor soal yang ada
g) Setelah siswa selesai mengerjakan soal yang ada, kemudian siswa
mengklik untuk kembali ke tampilan awal.
h) Siswa melanjutkan menjalankan game pada CD interaktif I dengan
mengklik dan muncul tampilan game seperti gambar 11:
Gambar 11.Tampilan Game CD Interaktif I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
i) Cara menjalankan game yaitu siswa mengklik jawaban yang
disediakan kemudian jawaban yang dipilih diletakkan pada tempat
jawaban dan muncul penilaian atas jawaban tersebut.
j) Untuk melanjutkan game berikutnya siswa mengklik
k) Setelah game selesai siswa mengklik untuk kembali ke
tampilan awal.
l) Untuk menutup CD interaktif I siswa mengklik
3) Penggunaan CD interaktif II
a) Tampilan awal CD interaktif II
Gambar 12. Tampilan Awal CD Interaktif II
b) Siswa memilih menu yang akan dipelajari
Gambar 13. Tampilan Materi CD Interaktif II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
c) Untuk mempelajari menu yang lain siswa harus kembali ke tampilan
awal dahulu dengan mengklik
d) Setelah semua menu dipelajari siswa ke tampilan awal
e) Untuk mengerjakan soal, siswa mengklik
dan muncul tampilan sebagai berikut:
Gambar 14. Tampilan Pilihan Kuis CD Interaktif II
f) Siswa mengklik pilihan kuis yang akan dikerjakan
Gambar 15. Tampilan Kuis CD Interaktif II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Gambar 16. Tampilan Hasil Kuis CD Interaktif II
g) Setelah selesai mengerjakan semua kuis dari satu pilihan kuis siswa
mengklik untuk kembali ke tampilan kuis dan
mengerjakan kuis yang selanjutnya.
h) Selesai mengerjakan kuis siswa mengklik untuk kembali
ke tampilan awal.
i) Kemudian siswa mengklik lalu siswa
menjalankan permainan dengan cara menjodohkan gambar sesuai
dengan jenis pesawat sederhananya. Setelah selesai maka akan
muncul tampilan berikut:
Gambar 17. Tampilan Permainan CD Interaktif II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
j) Untuk menutup CD interaktif II siswa mengklik
4) Penggunaan CD interaktif III
a) Tampilan CD interaktif III
Gambar 18. Tampilan Awal CD Interaktif III
b) Siswa mengklik dan akan muncul tampilan
berikut:
Gambar 19. Tampilan Materi CD Interaktif III
c) Siswa mengklik salah satu jenis pesawat sederhana yang akan
dipelajari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Gambar 20. Tampilan Pembelajaran CD Interaktif III
d) Untuk mengulang tampilan CD interaktif III siswa mengklik
dan untuk melanjutkan tampilan siswa mengklik
e) Setelah selesai mempelajari konsep pesawat sederhana, siswa
mengklik akan muncul tampilan berikut:
Gambar 21. Tampilan Latihan Soal CD Interaktif III
f) Siswa mengerjakan soal untuk materi pesawat sederhana
g) Setelah selesai mengerjakan soal siswa mengeluarkan tampilan
dengan mengklik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian Luluk Rahmawati (2011) dengan judul “Peningkatan Pemahaman
Konsep Pesawat Sederhana Melalui Model Pembelajaran Kontekstual Pada
Siswa Kelas V SD Negeri 1 Glintang Sambi Boyolali Tahun Pelajaran
2010/2011”. Kesimpulan penelitian ini adalah: a) model pembelajaran
kontekstual dapat meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana pada
siswa kelas V SD Negeri Glintang Sambi Boyolali. Hal ini terbukti dengan
adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pemahaman konsep pesawat
sederhana. b) proses pembelajaran model kontekstual dalam meningkatkan
pemahaman konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri Glintang
Sambi Boyolali melalui pembelajaran dengan cara mengaitkan materi pelajaran
dengan lingkungan nyata di sekitar lingkungan anak. Kesesuaian dengan
penelitian ini adalah sama-sama meningkatkan pemahaman konsep pesawat
sederhana, sedangkan perbedaannya penelitian beliau menggunakan model
pembelajaran kontekstual, penelitian ini menggunakan multimedia interaktif.
2. Dewi Permatasari (2011) “Penggunaan Multimedia Interaktif Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Struktur Bumi Pada Siswa Kelas V SD
Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran
2010/2011”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan multimedia
interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa
kelas V SD Negeri Karangtengah dengan adanya bukti peningkatan nilai
pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V. Kesesuaian penelitian
ini adalah sama-sama menggunakan multimedia interaktif, sedangkan
perbedaanya pada materi pelajaran.
3. Fajar Sidiq Setiawan (2011) “Penggunaan Multimedia Interaktif Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Peserta Didik Kelas V SDN 01 Jetis Jaten
Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011”. Kesimpulan penelitian ini yaitu
dengan menggunakan multimedia interaktif dapat meningkatkan hasil belajar
IPS peserta didik kelas V SD Negeri 01 Jetis, Jaten, Karanganyar dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dibuktikan dengan meningkatnya nilai hasil belajar IPS pada setiap siklusnya.
Kesesuaian penelitian ini adalah sama-sama menggunakan multimedia
interaktif. Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian beliau untuk
meningkatkan hasil belajar IPS, tetapi penelitian ini meningkatkan pemahaman
konsep pesawat sederhana.
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan di atas maka dapat disusun
suatu kerangka pemikiran. Pada kondisi awal menunjukkan bahwa
pemahaman konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri
Sambirejo Jumantonomasih rendah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil
belajar siswa kurang dari KKM. Kurangnya pemahaman konsep pesawat
sederhana ini disebabkan karena guru dalam pembelajaran menggunakan
metode ceramah dan belum menggunakan media sehingga anak kurang aktif
dan cepat bosan.
Bertolak dari permasalahan tersebut, diperlukan suatu tindakan untuk
meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V SD
Negeri 01 Sambirejo Jumantono. Peneliti mempunyai solusi dengan
menggunakan multimedia interaktif. Multimedia interaktif dapat menarik
siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan mengurangi keabstrakan
siswa dalam memahami konsep pesawat sederhana.
Pada kondisi akhir diharapkan terdapat peningkatan pemahaman konsep
pesawat sederhana dengan menggunakan multimedia interaktif. Peningkatan ini
akan ditandai dengan target akhir sebanyak 75% dari jumlah siswa kelas V yang ada
mendapatkan nilai sama dengan atau di atas KKM (≥70).
Berdasarkan dari hal-hal tersebut maka penulis menyusun kerangka
pemikiran seperti terlihat pada gambar 22:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Gambar 22. Bagan Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di
atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas bahwa: “Penggunaan
multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana
dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo, Jumantono
tahun pelajaran 2011/2012”.
Siswa kurang aktif dalam
proses pembelajaran
sehingga kemampuan
siswa tentang pemahaman
konsep rendah
Guru menggunakan metode
ceramah dan belum
menggunakan media
pembelajaran
Siklus 1
Pemahaman konsep
siswa meningkat 60%
Pemberian tindakan dengan
menggunakan multimedia
interaktif Siklus 2
Pemahaman konsep
siswa meningkat 75%
Tindakan
Kondisi Akhir
Kondisi Awal
Diharapkan dengan
menggunakan multimedia
interaktif pemahaman konsep
pesawat sederhana meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Sambirejo yang
terletak di desa Sambirejo, kecamatan Jumantono, kabupaten Karanganyar. SD
Negeri 01 Sambirejo terletak di tengah pemukiman warga sehingga sangat
strategis. Jangkauan ke kota kecamatan kurang lebih berjarak 5 km termasuk
ke kantor UPT PUD NFI dan SD kecamatan Jumantono. SD Negeri 01
Sambirejo kecamatan Jumantono berdiri pada tahun 1946. Sejak berdiri SD
Negeri 01 Sambirejo merupakan sekolah negeri dengan Nomor Statistik
Sekolah (NSS) 101031304013.
Bangunan sekolah ini dibangun di atas tanah seluas 5900 m2 dengan
memiliki 6 ruang kelas, 1 kantor guru dan 1 kantor kepala sekolah, ruang
perpustakaan siswa, kantin sekolah, UKS, 4 kamar mandi guru dan 5 kamar
mandi siswa. SD Negeri 01 Sambirejo juga mempunyai halaman yang luas
untuk digunakan dalam pembelajaran olahraga, upacara, dan kegiatan
ekstrakurikuler seperti tari, pramuka dan pencak silat. Taman sekolah tertata
dengan rapi sehingga memberikan kenyamanan untuk siswa belajar.
SD Negeri 01 Sambirejo dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan
memiliki 11 orang guru, dengan berstatus 8 PNS, 3 orang guru dengan status
wiyata bakti dan 1 penjaga. Jumlah siswa di SD Negeri 01 Sambirejo,
Jumantono adalah 202 siswa terdiri dari 99 siswa perempuan dan 103 siswa
laki-laki. Jumlah siswa tersebut terbagi menjadi 6 kelas dengan rincian, kelas I
35 siswa, kelas II 35 siswa, kelas III 32 siswa, kelas IV 35 siswa, kelas V 37
siswa, dan kelas VI 28 siswa. Siswa berasal dari latar belakang sosial ekonomi
yang berbeda-beda. Sebagian besar orang tua siswa bermata pencaharian
sebagai petani dan buruh.
SD Negeri 01 Sambirejo memiliki sarana dan prasarana penunjang
kelancaran kegiatan pembelajaran. Sarana dan prasarana yang dimiliki SD
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Negeri 01 Sambirejo diantaranya, globe, peta dinding, bangun ruang, bangun
datar, bola kaki, bola volley, alat peraga agama, gambar pahlawan, kartu huruf,
dan komputer. Dilihat dari sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah
menunjukkan bahwa SD Negeri 01 Sambirejo memiliki kelengkapan sarana
dan prasarana untuk mengembangkan prestasi yang didukung dengan
tercukupinya media yang ada.
Pemilihan SD Negeri 01 Sambirejo sebagai lokasi penelitian adalah
berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
a. Sekolah tersebut merupakan tempat peneliti melaksanakan tugas
sebagai guru Wiyata Bakti sehingga mudah dijangkau dan penelitian
mudah dilakukan.
b. Terdapat permasalahan kurangnya pemahaman konsep pesawat
sederhana pada siswa kelas V di SD tersebut sehingga menyebabkan
rendahnya hasil belajar siswa.
c. Pada kelas V SD Negeri 01 Sambirejo belum pernah digunakan sebagai
objek penelitian, sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat yang besar bagi siswa, guru, dan sekolah.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2011/2012 pada bulan Januari sampai Juni. Penelitian dimulai pekan ke dua
bulan Januari 2012. Penelitian ini akan berakhir pada pekan pertama bulan
Juni.
Jadwal penelitian yang dilaksanakan seperti terlihat pada tabel 1:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Tabel 1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni
1 Penyusunan
proposal
2 Seminar
proposal
3 Pengurusan
ijin
4 Pelaksanaan
penelitian
5 Analisis data
6 Penyusunan
laporan
7 Ujian
8 Penyusunan
laporan hasil
revisi
B. Subjek Penelitian
Menurut Arikunto (2010: 159), subjek penelitian adalah sesuatu baik
orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya akan diteliti.
Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat
atau terkandung objek penelitian. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah
siswa kelas V SD Negeri Sambirejo Jumantono Karanganyar semester II tahun
ajaran 2011/2012, dengan jumlah siswa 37 siswa yang terdiri dari 25 siswa laki –
laki dan 12 siswa perempuan. Siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo mayoritas
orang tuanya bekerja sebagai buruh. Oleh karena itu, waktu belajar di rumah
kurang diawasi oleh orang tuanya.
Menurut Arikunto (2010: 159) Objek penelitian adalah sesuatu yang
merupakan inti dari problematika penelitian. Dari objek penelitian akan diketahui
variabel penelitian. Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
bervariasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep dan
variabel terikatnya adalah multimedia interaktif. Seperti yang telah diungkapkan
di bab II pemahaman konsep adalah kemampuan untuk mengetahui, mengerti, dan
mempelajari secara baik suatu materi pelajaran, sehingga dapat membantu
menyimpulkan suatu kelompok berdasarkan atas adanya ciri-ciri yang sama.
Sedangkan multimedia interaktif adalah sebuah perpaduan dari berbagai media
yang mengkombinasikan grafik, teks, suara, video, dan animasi dengan format
digital yang ditampilkan secara bersamaan dan sistematis sehingga terjadi
keterpaduan dalam menyajikan suatu topik ataupun materi mata pelajaran yang
turut serta dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh
pengguna menurut perintah tertentu sehingga akan dapat memberikan respon
ataupun umpan balik.
C. Sumber Data Penelitian
Data yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini diperoleh dari data
kualitatif. Informasi data tersebut diperoleh dari berbagai sumber data. Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Informan: informasi data yang diperoleh dari narasumber ketika
wawancara sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Sebagai informan
yaitu guru kelas V SD Negeri 01 Sambirejo dan siswa kelas V.
2. Hasil observasi: data yang diperoleh si peneliti dari pengamatan pada guru
dan siswa pada pembelajaran IPA.
3. Dokumen: data yang berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) kelas V, daftar kelas, daftar nilai, hasil pekerjaan siswa.
4. Tempat dan peristiwa berlangsungnya proses pembelajaran, yaitu di ruang
kelas V SD Negeri 01 Sambirejo.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara khusus yang dipergunakan untuk
memperoleh data dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan
pada penelitian ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
1. Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
secara langsung berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan responden
menjawab secara lisan pula (Rubiyanto, 2009: 73). Wawancara dilakukan
untuk memperoleh data tentang siswa pada pembelajaran dan hasil
pembelajaran. Wawancara dilakukan di awal (sebelum pembelajaran
menggunakan multimedia interaktif) dan di akhir (sesudah menggunakan
multimedia interaktif). Wawancara dalam penelitian ini dilaksanakan secara
langsung yaitu tanya jawab kepada guru dan siswa secara langsung tanpa
perantara. Wawancara dilakukan secara terstruktur yaitu berdasarkan pedoman
wawancara.
2. Observasi
Rubiyanto (2009: 75) menyatakan bahwa observasi adalah cara
mengumpulkan data dengan jalan mengamati langsung objek yang diteliti.
Observasi atau pengamatan dilakukan di saat proses pembelajaran IPA secara
sengaja. Pengamatan dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan dan
selama pelaksanaan tindakan dengan menggunakan multimedia
interaktif. Dalam pengamatan ini peneliti berkolaborasi dengan guru
kelas V SD Negeri 01 Sambirejo. Peneliti bertindak sebagai pengajar
dan guru kelas V SD Negeri 01 Sambirejo sebagai pengamat. Observasi
difokuskan pada proses pembelajaran IPA menggunakan multimedia
interaktif.
3. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 193). Tes
digunakan untuk mengumpulkan data pemahaman konsep pesawat sederhana
siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo. Peneliti melakukan penilaian melalui
tes tertulis. Tes tertulis dilakukan setelah kegiatan inti dalam setiap
pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. Tes tertulis yang digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
peneliti untuk mengukur pemahaman konsep pesawat sederhana yaitu bentuk
pilihan ganda, benar salah, dan uraian.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada
seperti silabus kelas V, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA kelas V
semester II, daftar kelas, daftar nilai pemahaman konsep pesawat sederhana
sebelum pelaksanaan tindakan dan sesudah melaksanakan tindakan
menggunakan multimedia interaktif, video, dan foto proses pembelajaran.
E. Validitas Data
Untuk menjamin validitas data dan pertanggungjawaban dapat dijadikan
dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan, teknik yang digunakan dalam
penelitian ini untuk memeriksa validitas data antara lain triangulasi. Triangulasi
merupakan pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu
data (Iskandar, 2011: 84).
1. Triangulasi Sumber
Teknik triangulasi sumber data digunakan untuk menguji kebenaran
data yang diperoleh dari satu informan dengan informan yang lain. Data yang
sama atau sejenis, akan lebih valid kebenarannya bila digali dan
dikomparasikan dari beberapa sumber data yang berbeda. Dalam hal ini,
kegiatan yang dilakukan peneliti adalah membandingkan data terkait
pembelajaran IPA pokok bahasan pesawat sederhana.
Data yang pertama dibandingkan yaitu data dari informan guru dan
dengan hasil observasi sebelum dan selama pembelajaran menggunakan
multimedia interaktif. Selanjutnya membandingkan data dari informan dengan
sumber data dokumen yaitu data nilai hasil tes pemahaman konsep pesawat
sederhana sebelum dan sesudah menggunakan multimedia interaktif. Sumber
data dari hasil observasi juga dibandingkan dengan data dari sumber dokumen
yang berupa hasil nilai pemahaman konsep pesawat sederhana sebelum dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
sesudah menggunakan multimedia interaktif. Hasil perbandingan data dari
sumber data yang berbeda tersebut kemudian disimpulkan.
2. Triangulasi Metode
Peneliti mengumpulkan data sejenis dengan menggunakan metode atau
teknik pengumpulan data yang berbeda, kemudian membandingkannya.
Peneliti membandingkan data yang terkumpul dari observasi dengan
wawancara. Selanjutnya membandingkan data yang terkumpul dari teknik
observasi dengan tes hasil pemahaman konsep pesawat sederhana. Data hasil
observasi lalu dibandingkan dengan dokumentasi selama pembelajaran
menggunakan multimedia interaktif. Data hasil wawancara dibandingkan
dengan hasil tes pemahaman konsep pesawat sederhana dan dokumentasi
selama pembelajaran. Data hasil tes pemahaman konsep pesawat sederhana
dibandingkan dengan dokumentasi selama pembelajaran sebelum dan sesudah
menggunakan multimedia interaktif. Hasil perbandingan data dari teknik
pengumpulan data ditarik simpulan sehingga data benar – benar mendekati
kevalidan.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu proses dalam menentukan pilihan, membuang,
mengeliminasi, memilah serta menggolongkan data sesuai dengan yang
diharapkan. Data yang diperoleh dari penelitian di lapangan dianalisis dan diolah
secara kualitatif. Model analisis yang peneliti gunakan adalah model silang
terjalin atau interaktif. Mattew B. Miles dan Michael Huberman dalam Iskandar
(2008: 76) berpendapat bahwa proses analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan
yang terjadi secara beriringan yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/ verifikasi.
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah suatu proses pemilihan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan informasi data yang telah muncul dari
beberapa catatan tertulis yang diperoleh di lapangan. Dalam reduksi data,
peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
melalui wawancara, observasi, tes, maupun dokumentasi. Reduksi data
merupakan bentuk analisis yang menajamkan, mengarahkan, membuang data
yang tidak perlu, menggolongkan, dan mengorganisasi data sehingga diperoleh
suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan reduksi data
dengan mengumpulkan nilai- nilai pemahman konsep pesawat sederhana tiap
pertemuan kemudian menyederhanakan ke dalam tabel data frekuensi nilai
pesawat sederhana. Nilai-nilai yang dikumpulkan antara lain, nilai pemahaman
konsep pesawat sederhana, nilai aktivitas guru dalam pembelajaran, dan nilai
aktivitas siswa dalam pembelajaran.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang telah tersusun dan
memberikan kemungkinan adanya penarikan suatu kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Penyajian data tersebut dengan menggabungkan
berbagai informasi yang telah didapat selama kejadian berlangsung dalam
bentuk grafik dan teks naratif. Dalam penelitian ini, data yang sudah
disederhanakan atau direduksi dalam tabel rekapitulasi kemudian dibuat tabel
data frekuensi dan disajikan dalam bentuk grafik. Sedangkan data nilai
aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran disajikan dalam bentuk teks
naratif.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan suatu proses peninjauan kembali
pada benar tidaknya data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian.
Penarikan kesimpulan sementara, masih dapat diuji kembali dengan data di
lapangan melalui perefleksian kembali, peneliti dapat bertukar pikiran dengan
teman sejawat, triangulasi sehingga mendapatkan kebenaran ilmiah. Penelitian
ini menyajikan data nilai hasil pemahaman konsep pesawat sederhana pada
siswa kelas V SDN 01 Sambirejo, Jumantono. Penyajian data tersebut
didukung dengan hasil wawancara dan observasi selama pembelajaran
menggunakan multimedia interaktif yang selanjutnya mengambil kesimpulan
yang sesuai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Ketiga komponen analisis data saling berhubungan dapat digambarkan
pada gambar 23:
Gambar 23. Bagan Model Analisis Interaktif
G. Indikator Ketercapaian
Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
meningkatnya pemahaman konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V SDN 01
Sambirejo, Jumantono setelah tindakan menggunakan multimedia interaktif dalam
pembelajaran IPA. Indikator kinerja pada penelitian ini berdasarkan Kriteria
Kentutasan Minimal yaitu 70.
Pada siklus I indikator kinerja dalam penelitian ini dikatakan tercapai
apabila siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70 mencapai 60% dari jumlah siswa kelas
V SDN 01 Sambirejo. Indikator kinerja pada siklus II dikatakan tercapai apabila
siswa yang mendapat nilai ≥ 70 mencapai 75% dari jumlah siswa yang ada.
H. Prosedur Penelitian
Menurut Arikunto (2008: 16-20) model penelitian tindakan kelas adalah
secara garis besar terdapat empat tahapan yang harus dilalui, yaitu: (1)
Perencanaan (2) Pelaksanaan (3) Pengamatan (4) Refleksi. Adapun rangkaian
tahapan dalam penelitian tindakan dapat digambarkan pada gambar 24 sebagai
berikut:
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Sajian Data
Kesimpulan / verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Gambar 24. Siklus Prosedur Penelitian (Arikunto, 2008: 16)
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus dengan rincian tahapan-
tahapan penelitian tersebut sebagai berikut:
1. Siklus I
Pada siklus I pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan 2 x pertemuan
dengan alokasi waktu 1 x pertemuan adalah 2 x 35 menit. Pada siklus I
pembelajaran menggunakan multimedia interaktif dilaksanakan secara
kelompok. Kegiatan pada siklus I dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk 2 x pertemuan.
2) Menyiapkan lembar kerja siswa yang digunakan dalam proses
pembelajaran.
3) Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas siswa dan kinerja guru dalam
pembelajaran.
Refleksi Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Apabila permasalahan
belum selesai
Perencanaan
Pelaksanaan
Dilanjut ke siklus
berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
4) Mempersiapkan media pembelajaran, yaitu proyektor, laptop/notebook,
CD interaktif, mouse, power point.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I menggunakan multimedia
interaktif untuk menyampaikan materi pesawat sederhana. Dalam
pembelajaran ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Pada siklus I
multimedia interaktif yang digunakan yaitu Microsoft Power Point yang
digunakan guru untuk menjelaskan konsep pesawat sederhana dan CD
interaktif yang digunakan siswa untuk memahami konsep pesawat
sederhana. Pada siklus I siswa menggunakan satu buah CD pembelajaran
interaktif untuk dua kali pertemuan.
Siswa dibagi menjadi 9 kelompok yang terdiri dari 4 - 5 siswa. Setiap
kelompok mengoperasikan seperangkat multimedia interaktif. Siswa secara
kelompok berdiskusi mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru.
Setelah berdiskusi siswa melaporkan hasil diskusi di depan kelas, guru
memberikan umpan balik dan penguatan. Siswa mengerjakan soal dan
permainan yang ada di CD interaktif. Setelah pembelajaran selesai siswa
mengerjakan soal secara individu.
c. Pengamatan
Pada kegiatan pengamatan guru kelas V bertindak sebagai pengamat.
Pengamat mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran
menggunakan multimedia interaktif. Pengamatan difokuskan pada poin-poin
dalam pedoman yang telah disiapkan oleh peneliti. Hasil dari pengamatan
kemudian disampaikan kepada peneliti yang kemudian digunakan sebagai
perbandingan dengan tujuan dan hasil tes pemahaman konsep pesawat
sederhana siswa.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi peneliti mendiskusikan dengan pengamat
mengenai hasil pengamatan yang dilakukan, kekurangan maupun
ketercapaian pembelajaran untuk menyimpulkan data atau informasi yang
berhasil dikumpulkan sebagai pertimbangan pembelajaran siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Hasil refleksi nilai pemahaman konsep pesawat sederhana pada siklus I
persentase ketuntasan mencapai 62%. Persentase ketuntasan belum
mencapai target sehingga dilanjutkan ke siklus II.
2. Siklus II
Pada siklus II merupakan hasil refleksi pada siklus I. Pada siklus II
peneliti melakukan pembelajaran 2 x pertemuan, masing-masing pertemuan 2 x
35 menit. Pada siklus II siswa menggunakan multimedia interaktif secara
individu dengan cara bergantian.
a. Perencanaan
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk 2 x pertemuan.
2) Menyiapkan lembar kerja siswa yang digunakan dalam proses
pembelajaran.
3) Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas siswa dan kinerja guru dalam
pembelajaran
4) Mempersiapkan media pembelajaran, yaitu laptop/notebook, CD
interaktif, proyektor, mouse, power point.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II menggunakan multimedia
interaktif untuk menyampaikan konsep pesawat sederhana. Pada siklus II
multimedia interaktif yang digunakan yaitu Microsoft Power Point yang
digunakan guru untuk menjelaskan konsep pesawat sederhana dan CD
interaktif pesawat sederhana. Dalam siklus II menggunakan CD interaktif
dua buah.
Siswa dibagi menjadi 16 kelompok yang terdiri dari 2 – 3 siswa.
Siswa mengoperasikan seperangkat multimedia interaktif secara individu
dan bergantian. Siswa mengerjakan soal dan permainan di dalam CD
interaktif. Setelah pembelajaran selesai siswa mengerjakan soal secara
individu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
c. Pengamatan
Pengamat dan pengamatan yang dilakukan pada siklus II sama
dengan yang dilakukan pada siklus I, yaitu mengamati aktivitas siswa dan
kinerja guru dalam pembelajaran.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus II digunakan untuk membandingkan hasil dari
siklus I dengan siklus II, apakah ada peningkatan pemahaman konsep
pesawat sederhana pada siswa kelas V SDN 01 Sambirejo, Jumantono atau
tidak setelah menggunakan multimedia interaktif. Jika target peningkatan
pemahaman konsep pesawat sederhana sudah tercapai maka siklus
dihentikan. Namun, jika belum terdapat peningkatan pemahaman konsep
pesawat sederhana pada siswa SDN 01 Sambirejo maka siklus dapat diulang
kembali. Hasil refleksi nilai pemahaman konsep pesawat sederhana pada
siklus II persentase ketuntasan mencapai 78%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum melakukan penelitian peneliti mengadakan observasi dan
wawancara dengan ibu Warsini selaku guru kelas V dan sebagian siswa kelas V
untuk mendapatkan keadaan nyata yang ada di lapangan. Dari observasi dan
wawancara, dalam pembelajaran IPA guru belum sepenuhnya menggunakan
media pembelajaran. Jika guru menggunakan media pembelajaran, siswa tidak
dilibatkan dalam penggunaan media pembelajaran. Guru masih menggunakan
metode konvensional dengan ceramah di depan kelas. Siswa hanya mendengarkan
dan mencatat penjelasan guru. Kebanyakan siswa merasa bosan mengikuti
pembelajaran IPA sehingga siswa lebih senang bermain sendiri, mengobrol, dan
mengganggu teman. Akibatnya, siswa kurang memahami konsep pesawat
sederhana yang diajarkan guru.
Dari hasil kajian dokumentasi nilai tes kemampuan awal pemahaman
konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo dari 37
siswa hanya 15 siswa yang nilainya mencapai KKM (≥70). Data nilai pemahaman
konsep pesawat sederhana pratindakan dapat dilihat pada lampiran 5 halaman112.
Berdasarkan data tersebut dapat dibuat distribusi frekuensi pada pada tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana
Pratindakan
No Interval
nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai tengah
(xi) fi . xi Persentase
1 45,0-53,9 6 49 294 16%
2 54,0-62,9 15 58 870 41%
3 63,0-71,9 4 67 268 11%
4 72,0-80,9 7 76 532 19%
5 81,0-89,9 3 85 255 8%
6 90,0-98,9 2 94 188 5%
Jumlah 37 429 2407 100.00%
55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Nilai rata-rata = Σ𝑓𝑖 .𝑥𝑖
Σfi=
2407
37= 65.05 = 𝟔𝟓
Dari hasil pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sebelum penggunaan
multimedia interaktif dalam tabel 2 dapat disajikan dalam gambar 25.
Gambar 25. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana Pratindakan
Berdasarkan tabel 2 dan gambar 25 di atas, nilai pemahaman konsep
pesawat sederhana kelas V SD Negeri 01 Sambirejo, Jumantono pada pratindakan
mendapat nilai rata-rata sebesar 65. Siswa yang berada pada interval 45,0-53,9
sebanyak 6 siswa atau 16%, interval 54,0-62,9 sebanyak 15 siswa atau 41%,
interval 63,0-71,9 sebanyak 4 siswa atau 11%, interval 72,0-80,9 sebanyak 4
siswa atau 11%, interval 81,0-89,9 sebanyak 3 siswa atau 8%, interval 90,0-98,9
sebanyak 2 siswa atau 5%. Pada interval 63,0-71,9 siswa yang mendapatkan nilai
di bawah KKM ada 1 siswa dan yang lain mendapat nilai 70.
Persentase ketuntasan pada pratindakan hanya mencapai 41%. Nilai
tertinggai pada pratindakan adalah 95 dan nilai terendah adalah 45. Dari hasil
persentase ketuntasan menunjukan bahwa tingkat ketuntasan pemahaman konsep
pesawat sederhana siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo, Jumantono masih
rendah. Masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Oleh karena itu,
0
2
4
6
8
10
12
14
16
45,0-53,9 54,0-62,9 63,0-71,9 72,0-80,9 81,0-89,9 90,0-98,9
F
R
E
K
U
E
N
S
I
INTERVAL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
memang perlu diadakan perbaikan dalam pembelajaran, yaitu dengan
penggunaan multimedia interaktif. Dengan demikian diharapkan dapat
memperbaiki aktivitas siswa dalam belajar dan meningkatkan pemahaman konsep
pesawat sederhana.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 Maret sampai 10 Maret
2012.Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari dua
jam pelajaran (2 x 35 menit). Adapun tahapan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan siklus I diadakan pada hari Selasa, tanggal 6
Maret 2012. Peneliti mengkonsultasikan kepada guru tentang rancangan
tindakan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif yang akan
dilaksanakan. Pelaksanaan tindakan siklus I pada hari Kamis, 8 Maret 2012
dan Sabtu, 10 Maret 2012. Pada tahap perencanaan ini peneliti
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA materi pesawat
sederhana untuk 2 kali pertemuan, lembar observasi aktivitas siswa dan
kinerja guru dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif, dan
peralatan multimedia interaktif seperti: laptop/notebook, LCD, CD interaktif
I, Microsoft Power Point, dan rol.
b. Tindakan
Dalam pelaksanaan ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V
SD Negeri 01 Sambirejo. Peneliti bertindak sebagai guru dan guru kelas V
sebagai pengamat. Penggunaan multimedia interaktif dilaksanakan dengan
model pembelajaran kooperatif. Siswa dibagi menjadi 9 kelompok. Setiap
kelompok menggunakan seperangkat multimedia interaktif secara
bersamaan.
1) Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan hari Kamis, 8 Maret 2012.
Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan multimedia interaktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana. Guru membuka
proses pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa
bersama untuk memulai pembelajaran. Selanjutnya guru mengabsen
kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada pertemuan ini. Dalam pertemuan ini diharapkan siswa
dapat menjelaskan pesawat sederhana, menjelaskan jenis-jenis pesawat
sederhana, menggolongkan berbagai alat rumah tangga sebagai pesawat
sederhana. Guru menunjukkan gambar-gambar yang termasuk jenis
pesawat sederhana.
Siswa mempelajari pengertian pesawat sederhana, jenis pesawat
sederhana, dan alat rumah tangga yang termasuk dalam pesawat
sederhana menggunakan multimedia interaktif. Siswa menggunakan
secara kelompok dengan bergantian. Selanjutnya guru mengajukan
pertanyaan tentang pesawat sederhana dan jenis-jenisnya.
Siswa bersama kelompoknya mengerjakan lembar kerja
kelompok yaitu mendiskusikan benda-benda yang termasuk dalam jenis
pesawat sederhana. Perwakilan kelompok memaparkan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas. Guru dan kelompok lain menanggapi hasil
diskusi yang dipaparkan.
Guru memberikan umpan balik dan penguatan tentang materi
yang didiskusikan. Selanjutnya guru bersama siswa membuat
kesimpulan. Di akhir pembelajaran guru meminta siswa mengerjakan
soal evaluasi. Guru meminta siswa mempelajari materi yang akan
dipelajari selanjutnya.
2) Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan hari Sabtu, 10 Maret 2012.
Pembelajaran dilaksanakan pada pertemuan II hampir sama dengan
pertemuan I, hanya materi saja yang berbeda. Guru membuka proses
pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama
untuk memulai pembelajaran. Selanjutnya guru mengabsen kehadiran
siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
pada pertemuan ini. Dalam pertemuan ini diharapkan siswa dapat
menjelaskan jenis-jenis pesawat sederhana jenis pengungkit,
menjelaskan jenis pengungkit, menggolongkan berbagai alat rumah
tangga sebagai jenis pengungkit.
Guru menunjukkan gambar-gambar yang termasuk pengungkit.
Siswa mempelajari jenis pengungkit dengan menggunakan multimedia
interaktif secara kelompok dengan bergantian. Guru mengajukan
pertanyaan pengungkit.
Siswa bersama kelompoknya mengerjakan lembar kerja
kelompok yaitu mendiskusikan benda-benda yang termasuk dalam jenis
pengungkit. Perwakilan kelompok memaparkan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas. Guru dan kelompok lain menanggapi hasil
diskusi yang dipaparkan.
Guru memberikan umpan balik dan penguatan tentang materi
yang didiskusikan. Selanjutnya guru bersama siswa membuat
kesimpulan. Lalu guru meminta siswa mengerjakan soal evaluasi.
c. Observasi
Dalam tahap observasi ini dilaksanakan pemantauan terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif.
Pemantauan dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar
observasi kinerja guru dan aktivitas siswa. Pada tahap ini yang bertindak
sebagai guru adalah peneliti dan yang berperan sebagai pengamat adalah
guru kelas. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penggunaan multimedia interaktif dalam meningkatkan
pemahaman konsep pesawat sederhana pada pembelajaran IPA siswa kelas
V SD Negeri 01 Sambirejo. Selain itu, data observasi ditolong dengan
penggunaan foto dan rekaman video yang telah dilaksanakan. Berikut
adalah hasil observasi proses pembelajaran menggunakan multimedia
interaktif untuk meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana dalam
pembelajaran IPA siklus I:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
1) Pertemuan I
a) Hasil observasi kinerja guru
Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 129.
Skor akhir kinerja guru dalam siklus I pertemuan I adalah 2,6.
Kinerja guru dalam menggunakan multimedia interaktif dalam
kategori cukup baik. Namun masih ada yang perlu diperbaiki.
Sebelum memulai pelajaran guru mempersiapkan ruang, alat, dan
media pembelajaran dengan baik. Penataan ruang dan multimedia
interaktif baik sesuai dengan materi pelajaran.
Guru dalam menjelaskan materi belum mengaitkan dengan
realita kehidupan. Guru hanya mengaitkan materi dengan realita
lingkungan kelas. Sehingga guru belum melaksanakan
pembelajaran yang bersifat kontekstual. Guru dalam melaksanakan
pembelajaran sudah runtut sesuai dengan rencana pembelajaran
yang dibuat.
Guru menggunakan media yang efektif dan efisien seperti
multimedia interaktif. Guru mampu menunjukkan keterampilan
menggunakan multimedia interaktif dengan baik. Jika siswa belum
mengerti dalam penggunaan multimedia interaktif guru
membimbingnya. Siswa belum seluruhnya terlibat dalam
penggunaan multimedia interaktif. Hanya 9 siswa yang terlibat
aktif dalam penggunaan multimedia interaktif. Siswa yang lain
hanya melihat tayangan yang dioperasikan temannya.
Guru kurang menumbuhkan partisipasi aktif siswa, sehingga
siswa masih malu untuk bertanya. Guru belum sepenuhnya
menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa. Guru sudah
menumbuhkan keceriaan dan keantusiasan siswa dalam belajar
dengan menggunakan multimedia interaktif.
Penggunaan bahasa lisan guru belum jelas, sehingga siswa
kurang memahami penjelasan guru. Dalam proses pembelajaran
guru kurang memantau kemajuan belajar siswa. Pembuatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
kesimpulan materi yang dipelajari guru sudah melibatkan siswa.
Pada akhir pembelajaran guru melakukan penilaian akhir yang
sesuai dengan indikator yang diajarkan.
b) Hasil observasi aktivitas siswa
Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
menggunakan multimedia interaktif siklus I pertemuan I dapat
dilihat pada lampiran 9 halaman 138. Skor akhir dalam siklus I
pertemuan I adalah 2,5. Aktivitas siswa dalam pembelajaran
termasuk kategori cukup baik.
Perhatian siswa saat guru menjelaskan materi pelajaran
sudah baik. Siswa sangat berantusias dan serius dalam mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif. Namun,
keaktifan siswa dalam pembelajaran masih kurang. Siswa kurang
baik dalam merespon pertanyaan dan tugas dari guru. Hal ini
terlihat dari kurangnya keberanian siswa dalam menjawab
pertanyaan guru, mengemukakan pendapat, dan bertanya jika
belum jelas. Siswa berani menjawab pertanyaan dari guru jika
menjawab serentak.
Hanya 9 anak yang mencatat materi yang dipelajari melalui
multimedia interaktif. Keterlibatan dan keterampilan sisiwa dalam
penggunaan multimedia interaktif masih kurang. Penggunaan
multimedia interaktif pada siklus I pertemuan I secara
berkelompok. Kerjasama antar anggota kelompok sudah baik.
Terdapat interaksi positif antara siswa dengan guru, siswa dengan
siswa, dan siswa dengan multimedia interaktif.
Siswa sudah bertanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan guru. Namun, kejujuran siswa saat mengerjakan tugas
masih kurang. Saat mengerjakan evaluasi masih ada siswa yang
berusaha mencontek temannya dan melihat buku catatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
c) Hasil nilai pemahaman konsep pesawat sederhana
Hasil nilai pemahaman konsep pesawat sederhana diukur
dari indikator yang ingin dicapai dalam pertemuan I. Indikator yang
diukur meliputi: 1) menjelaskan pengertian pesawat sederhana, 2)
menjelaskan jenis-jenis pesawat sederhana, 3) menggolongkan
berbagai alat rumah tangga sebagai pesawat sederhana.
Dari hasil analisis pemahaman konsep pesawat sederhana
yang dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 142 ada indikator
yang perlu ditingkatkan. Indikator yang perlu ditingkatkan dalam
pertemuan ini adalah menjelaskan jenis-jenis pesawat sederhana
dan menggolongkan berbagai alat rumah tangga sebagai pesawat
sederhana. Ketercapaian dua indikator tersebut masih kurang
dibandingkan dengan indikator yang lain. Berdasarkan kondisi
tersebut kedua indikator tersebut dapat dituliskan lagi pada siklus
II.
Nilai pemahaman konsep pesawat sederhana diperoleh dari
rata-rata nilai kelompok dan nilai evaluasi individu. Nilai
kelompok siklus I pertemuan I dapat dilihat pada lampiran 10
halaman 141. Sedangkan nilai evaluasi individu dapat dilihat pada
lampiran 11 halaman 142. Hasil nilai akhir pemahaman konsep
pesawat sederhana pertemuan I dapat dilihat pada lampiran 12
halaman 143. Dari data tersebut dapat dibuat tabel distribusi
frekuensi nilai pemahaman konsep pesawat sederhana pertemuan I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana Siklus I Pertemuan I
No Interval
nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai tengah
(xi) fi . xi Persentase
1 52,0-59,9 2 55.5 111 5%
2 60,0-67,9 9 63.5 571.5 24%
3 68,0-75,9 10 71.5 715 27%
4 76,0-83,9 13 79.5 1033.5 35%
5 84,0-91,9 1 87.5 87.5 3%
6 92,0-98,9 2 95.5 191 5%
Jumlah 37 453 2709.5 100%
Nilai rata-rata = Σ𝑓𝑖 .𝑥𝑖
Σfi=
2709.5
37= 73.23 = 𝟕𝟑
Dari hasil pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I
pertemuan I tabel 3 dapat disajikan dalam gambar 26
Gambar 26. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana SiklusI Pertemuan I
Berdasarkan tabel 3 dan gambar 26, nilai pemahaman
konsep pesawat sederhana kelas V SD Negeri 01 Sambirejo,
Jumantono pada siklus I pertemuan I mendapat nilai rata-rata
0
2
4
6
8
10
12
14
52,0-59,9 60,0-67,9 68,0-75,9 76,0-83,9 84,0-91,9 92,0-98,9
F
R
E
K
U
E
S
I
INTERVAL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
sebesar 73. Siswa yang berada pada interval 52,0-59,9 sebanyak 2
siswa atau 5%, interval 60,0-67,9 sebanyak 9 siswa atau 24%,
interval 68,0-75,9 sebanyak 10 siswa atau 27%, interval 76,0-83,9
sebanyak 13 siswa, interval 84,0-91,9 sebanyak 1 siswa atau 3%,
interval 92,0-98,9 sebanyak 2 siswa atau 5%. Pada interval 68,0-
75,9 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (< 70) ada 1
siswa. Berdasarkan data lampiran 12 siswa yang belum tuntas
pemahaman konsep pesawat sederhana sebanyak 12 siswa.
Persentase ketuntasan pada pertemuan I siklus I mencapai 68%.
Nilai terendah pada siklus I pertemuan I adalah 52 dan nilai
tertinggi 97.
2) Pertemuan II
a) Hasil observasi kinerja guru
Hasil observasi kinerja guru dapat dilihat pada lampiran 14
halaman 157. Kinerja guru dalam menggunakan multimedia
interaktif pada pertemuan II meningkat dari pertemuan I. Hal ini
dapat dilihat adanya peningkatan skor akhir dari 2,6 menjadi 2,9.
Guru mempersiapkan ruang, alat dan media dengan lebih baik.
Dalam mengaitkan materi tidak hanya di lingkungan kelas tetapi
juga lingkungan sekolah. Pembelajaran yang dilaksanakan kurang
bersifat kontekstual. Guru dalam melaksanakan pembelajaran
sudah runtut sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat.
Guru menggunakan multimedia interaktif dengan baik. Guru
melibatkan siswa dalam penggunaan multimedia interaktif. Guru
memberikan bimbingan lebih bagi siswa yang belum aktif dalam
mengoperasikan multimedia interaktif. Siswa yang menggunakan
multimedia interaktif meningkat dari 9 siswa menjadi 15 siswa.
Guru kurang menumbuhkan partisipasi aktif siswa, sehingga
hanya sebagian siswa yang aktif mengikuti pembelajaran. Namun,
guru sudah menunjukkan sikap terbuka, memberikan perhatian, dan
memberikan kesempatan siswa bertanya jika kurang jelas. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
pembelajaran guru sudah menggunakan bahasa lisan secara jelas
dan lancar, sehingga siswa mudah memahaminya. Keantusiasan
dan keceriaan siswa meningkat dengan menggunakan multimedia
interaktif.
Guru memantau kemajuan siswa dalam pembelajaran seperti
memberi pertanyaan sesuai dengan materi. Dalam menjawab
pertanyaan siswa harus dipancing agar tidak menjawab secara
serentak. Pembuatan kesimpulan materi yang dipelajari guru
melibatkan siswa. Pada akhir pembelajaran guru melakukan
penilaian akhir yang sesuai dengan indikator yang diajarkan. Guru
meminta siswa membaca materi yang akan dipelajari selanjutnya.
b) Hasil observasi aktivitas siswa
Aktivitas siswa dalam pembelajaran mulai membaik. Hal ini
dapat dilihat dari meningkatnya nilai aktivitas siswa dari 2,5
menjadi 2,7. Hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada
lampiran 15 halaman 166. Siswa memperhatikan saat guru
menjelaskan materi. Siswa antusias mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan multimedia interaktif. Siswa sudah berani
merespon pertanyaan guru. Namun, siswa masih malu dalam
bertanya dan mengemukakan pendapat. Saat penggunaan
multimedia interaktif sebagian siswa hanya memperhatikannya
tanpa membuat cacatan.
Dalam penggunaan multimedia interaktif secara kelompok
kurang, masih ada siswa yang belum menggunakan dan
menunjukkan keterampilannya menggunakan multimedia
interaktif. Ada interaksi positif siswa dengan siswa, siswa dengan
guru, siswa dengan media. Kerjasama antar kelompok sudah
menunjukkan kerjasama yang aktif.
Siswa disiplin dalam pembelajaran dapat dilihat dalam
kepatuhan melaksanakan perintah guru. Siswa bertanggung jawab
dalam mengerjakan tugas dari guru. Namun, kejujuran siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
mengerjakan evaluasi kurang, masih ada siswa yang berusaha
mencontek.
c) Hasil nilai pemahaman konsep pesawat sederhana
Hasil nilai pemahaman konsep pesawat sederhana diukur
dari indikator yang ingin dicapai dalam pertemuan II. Indikator
yang diukur meliputi: 1) menjelaskan pengertian pesawat
sederhana (pengungkit), 2) menjelaskan jenis-jenis pengungkit
(pengungkit jenis pertama, pengungkit jenis kedua, pengungkit
jenis ketiga), 3) menggolongkan berbagai alat rumah tangga
sebagai pengungkit.
Dari hasil analisis pemahaman konsep pesawat sederhana
siklus I pertemuan II yang dapat dilihat pada lampiran 17 halaman
170 ada indikator yang perlu ditingkatkan. Indikator yang perlu
ditingkatkan dalam pertemuan ini adalah menjelaskan jenis-jenis
pengungkit (pengungkit jenis pertama, pengungkit jenis kedua,
pengungkit jenis ketiga). Ketercapaian indikator tersebut masih
kurang dibandingkan dengan indikator yang lain. Berdasarkan
kondisi tersebut kedua indikator tersebut dapat dituliskan lagi pada
siklus II.
Nilai pemahaman konsep pesawat sederhana diperoleh dari
rata-rata nilai kelompok yang dapat dilihat pada lampiran 16
halaman 169 dan nilai evaluasi individu yang dapat dilihat pada
lampiran 17 halaman 170. Hasil nilai akhir pemahaman konsep
pesawat sederhana pertemuan II dapat dilihat pada lampiran 18
halaman 171. Dari data tersebut dapat dibuat tabel distribusi
frekuensi nilai pemahaman konsep pesawat sederhana pertemuan
II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana Siklus I Pertemuan II
No Interval
nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai tengah
(xi) fi . xi Persentase
1 50,0-57,9 4 53.5 214 11%
2 58,0-65,9 7 61.5 430.5 19%
3 66,0-73,9 3 69.5 208.5 8%
4 74,0-81,9 11 77.5 852.5 30%
5 82,0-89,9 10 85.5 855 27%
6 90,0-97,9 2 93.5 187 5%
Jumlah 37 441 2747.5 100%
Nilai rata-rata = Σ𝑓𝑖 .𝑥𝑖
Σfi=
2747.5
37= 74.26 = 𝟕𝟒
Dari hasil pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I
pertemuan II tabel 4 dapat disajikan dalam gambar 27.
Gambar 27. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana Siklus I Pertemuan II
Berdasarkan tabel 4 dan gambar 27 di atas, nilai
pemahaman konsep pesawat sederhana kelas V SD Negeri 01
Sambirejo, Jumantono pada siklus I pertemuan II mendapat nilai
0
2
4
6
8
10
12
50,0-57,9 58,0-65,9 66,0-73,9 74,0-81,9 82,0-89,9 90,0-97,9
F
R
E
K
U
E
S
I
INTERVAL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
rata-rata 74. Siswa yang berada pada interval 50,0-57,9 sebanyak 4
siswa atau 11%, interval 58,0-65,9 sebanyak 7 siswa atau 19%,
interval 66,0-73,9 sebanyak 3 siswa atau 8%, interval 74,0-81,9
sebanyak 11 siswa atau 30%, 82,0-89,9 sebanyak 10 siswa atau
27%, interval 90,0-97,9 sebanyak 2 siswa atau 5%. Pada interval
66,0-73,9 ada 1 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (≤
70). Nilai terendah pada pertemuan II adalah 50 dan nilai tertinggi
adalah 95. Pada siklus I pertemuan II persentase ketuntasan
mencapai 68%.
d. Refleksi
Setelah melakukan pengamatan dari proses pembelajaran siklus I di
dalam kelas, kemudian peneliti menganalisa data yang diperoleh dari hasil
observasi, dan nilai pemahaman konsep pesawat sederhana dan
direfleksikan untuk meningkatkan pembelajaran pada siklus berikutnya.
Kinerja guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan
multimedia interaktif siklus I mengalami peningkatan dari pertemuan I
dengan nilai rata-rata 2,6 dan pertemuan II dengan nilai rata-rata 2,9. Rata-
rata kinerja guru mengalami peningkatan sebesar 0,4. Sedangkan pada
aktivitas siswa mengalami peningkatan dari 2,5 menjadi 2,7.
Dilihat dari akhir siklus pertama, proses pembelajaran perlu
memperbaiki kinerja guru dan aktivitas siswa yang kurang. Kinerja guru
yang perlu diperbaiki: 1) melaksanakan pembelajaran yang bersifat
kontekstual, 2) menumbuhkan partisipasi aktif siswa. Sedangkan aktivitas
siswa yang perlu diperbaiki: 1) keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran, 2) keterlibatan siswa dalam menggunakan multimedia
interaktif, 3) kemampuan siswa mengemukakan pendapat, 4) keberanian
siswa bertanya jika kurang mengerti, 5) kejujuran siswa dalam mengerjakan
tugas, 6) kemampuan siswa mencatat kesimpulan dan materi yang
disampaikan, 7) keterampilan siswa dalam menggunakan multimedia
interaktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas,
sehingga dalam refleksi ini peneliti berdiskusi dengan guru kelas selaku
pengamat untuk memperbaiki aktivitas siswa dan kinerja guru. Hasil diskusi
peneliti dengan pengamat untuk memperbaiki kinerja guru dan aktivitas
siswa dalam pembelajaran: 1) guru menggunakan pembelajaran kontekstual
agar siswa lebih memahami konsep pesawat sederhana, 2) siswa lebih
dilibatkan dalam penggunaan multimedia interaktif, yaitu dengan cara
menambah perangkat multimedia interaktif, 3) siswa diberi giliran untuk
aktif bertanya, menjawab pertanyaan dari guru dan mengemukakan
pendapat, 4) guru lebih mengawasi siswa saat mengerjakan tugas dari guru
agar tidak terjadi kecurangan, 5) meminta siswa mencatat hal-hal penting.
Dari nilai pemahaman konsep pesawat sederhana siklus I pertemuan
I dan II maka indikator kinerja siklus I dengan persentase ketuntasan sebesar
60% sudah tercapai. Nilai rata-rata pertemuan I adalah 73 sedangkan pada
pertemuan II meningkat menjadi 74. Jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan pada pertemuan I dan II sama yaitu 25 siswa mendapat nilai
sama dengan atau lebih dari KKM (≥70) atau persentase ketuntasan
mencapai 68%. Berikut daftar perbandingan frekuensi nilai pemahaman
konsep pesawat sederhana siklus I pertemuan I dan II.
Tabel 5. Data Perbandingan Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana Siklus I Pertemuan I dan II
No Interval nilai Frekuensi Siklus I
Pertemuan I Pertemuan II
1 50,0-56,9 2 4
2 57,0-63,9 7 5
3 64,0-70,9 6 4
4 71,0-77,9 12 4 5 78,0-84,9 7 10
6 85,0-91,9 1 9 7 92,0-98,9 2 1
Jumlah 37 37
Ketuntasan 68% 68%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Dari tabel 5 dapat disajikan dalam bentuk grafik gambar 28
Gambar 28. Grafik Perbandingan Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep
Pesawat Sederhana Siklus I Pertemuan I dan II
Berdasarkan tabel 5 dan gambar 28 maka dapat dilihat adanya
peningkatan nilai pemahaman konsep pesawat sederhana dari pertemuan I
ke pertemuan II. Nilai tertinggi pada pertemuan I adalah 97 dan pertemuan
II adalah 95. Nilai terendah pada pertemuan I adalah 52 dan pada pertemaun
II adalah 50. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM pada
pertemuan I dan pertemuan II sama, yaitu 12 siswa. Pada pertemuan II nilai
siswa yang terlihat meningkat pada interval 50,0-56,9, 64,0-70,9, 78,0-84,9,
85,0-91,9, dan yang menurun pada interval 57,0-63,9, 71,0-77,9, 92,0-98,9.
Berdasarkan daftar nilai pemahaman konsep pesawat sederhana
siklus I pertemuan I dan II maka didapatkan nilai rata-rata siklus I yang
dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 177. Siswa yang mendapatkan nilai
di bawah KKM sebanyak 14 siswa. Dari lampiran 19 halaman 172 dapat
dibuat tabel data frekuensi nilai pemahaman konsep pesawat sederhana
siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo seperti pada tabel 6.
0
2
4
6
8
10
12
14
50,0-56,9 57,0-63,9 64,0-70,9 71,0-77,9 78,0-84,9 85,0-91,9 92,0-98,9
F
R
E
K
U
E
N
S
I
INTERVAL
Pertemuan I
Pertemuan II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Rata-Rata Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana Siklus I
No Interval
nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai tengah
(xi) fi . xi Persentase
1 53,0-60,9 4 56.5 226 11%
2 61,0-68,9 7 64.5 451.5 19%
3 69,0-76,9 8 72.5 580 22%
4 77,0-84,9 14 80.5 1127 38%
5 85,0-92,9 3 88.5 265.5 8%
6 93,0-99,9 1 96.5 96.5 3%
Jumlah 37 459 2746.5 100%
Nilai rata-rata = Σ𝑓𝑖 .𝑥𝑖
Σfi=
2746.5
37= 74.23 = 𝟕𝟒
Dari hasil pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I tabel 6
dapat disajikan dalam gambar 29
Gambar 29. Grafik Nilai Rata-Rata Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana Siklus I
Berdasarkan tabel 6 dan gambar 29 siswa yang berada pada
interval 53,0-60,9 sebanyak 4 siswa atau 11%, interval 61,0-68,9
sebanyak 7 siswa atau 19%, interval 69,0-76,9 sebanyak 8 siswa atau
0
2
4
6
8
10
12
14
16
53,0-60,9 61,0-68,9 69,0-76,9 77,0-84,9 85,0-92,9 93,0-99,9
F
R
E
K
U
E
S
I
INTERVAL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
22%, interval 77,0-84,9 sebanyak 14 siswa atau 38%, interval 85,0-92,9
sebanyak 3 siswa atau 8%, nilai 93,0-99,9 sebanyak 1 siswa atau 3%.
Pada interval 69,0-76,9 yang mendapat nilai di bawah KKM (≤70)
sebanyak 3 siswa. Nilai tertinggi pada siklus I adalah 96 dan nilai
terendah adalah 53.
Dari hasil penelitian siklus I, penggunaan multimedia interaktif
sudah cukup berhasil untuk meningkatkan pemahaman konsep pesawat
sederhana siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo, Jumantono. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata pemahaman konsep
pesawat sederhana. Nilai rata-rata sebelum menggunakan multimedia
interaktif sebesar 65 di bawah KKM meningkat menjadi 74. Persentase
ketuntasan dari pratindakan yang 41% meningkat menjadi 62%.
Berdasarkan refleksi di atas dengan demikian, dapat diketahui
keberhasilan sebagaimana yang tertera pada rencana sebelumnya belum
tercapai, sehingga pembelajaran akan dilanjutkan untuk siklus II.
2. Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 15 Maret sampai 17 Maret
2012.Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari dua
jam pelajaran (2 x 35 menit). Adapun tahapan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pada pelaksanaan tindakan
pada siklus I, diketahui bahwa hasil yang diperoleh siswa belum sesuai
dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, peneliti bersama dengan guru
kelas V SD Negeri 01 Sambirejo berkoordinasi untuk mencari solusi dalam
pembelajaran berikutnya. Pelaksanaan tindakan siklus II pada hari Kamis,
15 Maret 2012 dan Sabtu, 17 Maret 2012. Pada tahap perencanaan ini
peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA materi
pesawat sederhana untuk 2 kali pertemuan, lembar observasi aktivitas siswa
dan kinerja guru dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif,
peralatan multimedia interaktif seperti: laptop/notebook, LCD, CD interaktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
pesawat sederhana, Microsoft Power Point, dan rol, dan alat-alat yang
termasuk jenis pesawat sederhana.
b. Tindakan
Dalam pelaksanaan ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V
SD Negeri 01 Sambirejo. Peneliti bertindak sebagai guru dan guru kelas V
sebagai pengamat. Dalam siklus II ini peneliti menggunakan 16 perangkat
multimedia interaktif. Satu perangkat multimedia interaktif digunakan oleh
2-3 siswa secara bergantian.
1) Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan hari Kamis, 15 Maret 2012.
Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan multimedia interaktif
pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana. Pada pertemuan ini
peneliti menggunakan CD interaktif II dalam pembelajaran. Guru
membuka proses pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan
berdoa bersama untuk memulai pembelajaran. Selanjutnya guru
mengabsen kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai pada pertemuan ini. Dalam pertemuan ini diharapkan
siswa dapat menjelaskan jenis pesawat sederhana, menggolongkan
berbagai alat rumah tangga sebagai pesawat sederhana, menjelaskan
prinsip kerja pesawat sederhana.
Dalam kegiatan apersepsi, guru menunjukkan video tentang
pesawat sederhana pesawat sederhana. Selanjutnya siswa mempelajari
prinsip kerja dari masing-masing pesawat sederhana menggunakan
multimedia interaktif secara bergantian. Guru memberikan pertanyaan-
pertanyaan tentang prinsip kerja pesawat sederhana.
Guru bertanya jawab tentang jenis-jenis pesawat sederhana.
Siswa mengerjakan soal latihan dan permainan yang ada di CD
interaktif II. Guru bertanya tentang materi yang belum dimengerti
siswa. Guru memberikan umpan balik dan penguatan. Kemudian guru
bersama siswa membuat kesimpulan. Diakhir pembelajaran guru
meminta siswa mengerjakan soal evaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
2) Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan hari Sabtu, 17 Maret 2012.
Pembelajaran dilaksanakan pada pertemuan II hampir sama dengan
pertemuan I, hanya materi saja yang berbeda. Guru membuka proses
pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama
untuk memulai pembelajaran. Selanjutnya guru mengabsen kehadiran
siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
pada pertemuan ini. Dalam pertemuan ini diharapkan siswa dapat
menjelaskan jenis pengungkit, mengidentifikasi penggunaan jenis-jenis
pesawat sederhana, menjelaskan keuntungan penggunaan pesawat
sederhana. Guru menunjukkan gambar-gambar dan video pesawat
sederhana.
Siswa mempelajari penggunaan dan keuntungan pesawat
sederhana dengan menggunakan multimedia interaktif secara
bergantian. Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan tentang
penggunaan dan keuntungan pesawat sederhana. Siswa mengerjakan
soal latihan yang ada di CD interaktif III.
Guru memberikan umpan balik dan penguatan tentang materi
yang dipelajari. Selanjutnya guru bersama siswa membuat kesimpulan
dan siswa mengerjakan soal evaluasi.
c. Observasi
Pada tahap observasi siklus II sama dengan siklus I, peneliti
berkolaborasi dengan guru kelas V untuk melakukan pengamatan terhadap
situasi selama peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA. Observasi
ini dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu yang berupa lembar
observasi dan kamera video.
Tujuan observasi ini untuk memperoleh data mengenai kesesuaian
pelaksanaan pembelajaranIPA dengan menggunakan multimedia interaktif
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun. Pengamatan
ditujukan pada observasi kinerja guru, observasi aktivitas siswa dan hasil
nilai pemahaman konsep pesawat sederhana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Keseluruhan data yang diperoleh dalam kegiatan ini, termasuk hasil
tes, dipergunakan sebagai bahan dan masukan untuk menganalisis
pemahaman konsep pesawat sederhana.Hasil observasi pada siklus II secara
lebih rinci dapat dilihat pada keterangan berikut:
1) Pertemuan I
a) Hasil observasi kinerja guru
Hasil observasi kinerja guru dapat dilihat pada lampiran 21
halaman 183. Skor akhir kinerja guru dalam siklus II pertemuan I
adalah 3,2. Kinerja guru dalam menggunakan multimedia interaktif
pada siklus II pertemuan I lebih baik dari sebelumnya dan masuk
dalam kategori baik. Guru sebelum memulai pelajaran
mempersiapkan ruang, alat, dan multimedia interaktif dengan baik.
Dalam proses pembelajaran guru sudah melaksanakan
pembelajaran kontekstual tetapi mengaitkan materi pembelajaran
dengan relita kehidupan kelas dan sekolah saja. gru melaksanakan
pembelajaran secara runtun sesuai dengan rencana pembelajaran.
media yang digunakan efektif dan efisian, yaitu multimedia
interaktif dan alat-alat pesawat sederhana.
Guru menunjukkan keterampilan menggunakan multimedia
dengan sangat baik. Guru sudah melibatkan siswa dalam
penggunaan multimedia interaktif secara individu. Setiap siswa
diberi kesempatan untuk menggunakan multimedia interaktif.
Dalam penggunaannya guru memberikan bimbingan yang baik.
Guru membimbing siswa yang membutuhkan dan peka terhadap
respon siswa.
Dalam pertemuan ini kinerja guru yang kurang yaitu dalam
hal menumbuhkan partisipasi aktif siswa. Guru masih kurang
mendorong siswa untuk melaksanakan apa yang telah menjadi
pilihannya.
Guru memantau kemajuan siswa dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan. Guru sudah berusaha menggunakan bahasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
lisan secara jelas dan lancar sehingga siswa mudah mengerti. Guru
melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan dan melakukan
penilaian akhir pemahaman konsep pesawat sederhana.
b) Hasil observasi aktivitas siswa
Hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran
22 halaman 192. Skor akhir aktivitas siswa pada siklus II
pertemuan I adalah 3,1. Aktivitas siswa dalam siklus II pertemuan I
termasuk dalam kategori baik. Dalam penggunaan multimedia
interaktif pada siklus II pertemuan I aktivitas siswa meningkat.
Peningkatan yang dapat terlihat jelas yaitu dalam keterlibatan siswa
menggunakan multimedia interaktif, keterampilan menggunakan
multimedia interaktif karena siswa menggunakan secara individu.
Perhatian siswa sudah baik saat guru menjelaskan materi
pelajaran. Siswa sangat berantusias dan serius dalam mengikuti
pelajaran. Siswa sudah merespon pertanyaan yang diajukan guru
dengan dibuktikan mampu menjawab pertanyaan dari guru. Namun
siswa belum berani mengemukakan pendapat dan bertanya.
Siswa yang mencatat kesimpulan dan materi sudah banyak.
Siswa terlibat aktif dalam penggunaan multimedia interaktif.
Keterampilan siswa dalam menggunakan multimedia interaktif dan
kerjasama anatar siswa meningkat. Interaksi antara siswa-guru,
siswa-siswa, dan siswa-media yang digunakan sudah baik.
Siswa mematuhi perintah guru dengan baik. Tanggung
jawab siswa dalam mengerjakan tugas dari guru baik. Kejujuran
siswa dalam mengerjakan evaluasi pemahaman konsep pesawat
sederhana sudah membaik.
c) Hasil nilai pemahaman konsep pesawat sederhana
Hasil nilai pemahaman konsep pesawat sederhana diukur
dari indikator yang ingin dicapai dalam pertemuan I. Indikator yang
diukur meliputi: 1) menjelaskan jenis-jenis pesawat sederhana, 2)
menggolongkan berbagai alat rumah tangga sebagai pesawat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
sederhana, 3) menjelaskan prinsip kerja pesawat sederhana. Daftar
nilai akhir pemahaman konsep pesawat sederhana pertemuan I
dapat dilihat pada lampiran 23 halaman 195. Dari data tersebut
dapat dibuat tabel frekuensi nilai pemahaman konsep pesawat
sederhana pertemuan I.
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana Siklus II Pertemuan I
No Interval
nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai tengah
(xi) fi . xi Persentase
1 52,0-58,9 5 55 275 14%
2 59,0-65,9 2 62 124 5%
3 66,0-72,9 9 69 621 24%
4 73,0-79,9 8 76 608 22%
5 80,0-86,9 8 83 664 22%
6 87,0-93,9 5 90 450 14%
Jumlah 37 435 2742 100%
Nilai rata-rata = Σ𝑓𝑖 .𝑥𝑖
Σfi=
2742
37= 74.11 = 𝟕𝟒
Dari hasil pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II
pertemuan I tabel 7 dapat disajikan dalam gambar 30
Gambar 30. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana Siklus II Pertemuan I
0
2
4
6
8
10
52,0-58,9 59,0-65,9 66,0-72,9 73,0-79,9 80,0-86,9 87,0-93,9
F
R
E
K
U
E
N
S
I
INTERVAL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Berdasarkan tabel 7 dan gambar 30 di atas, nilai pemahaman
konsep pesawat sederhana kelas V SD Negeri 01 Sambirejo,
Jumantono pada siklus II pertemuan I mendapat nilai rata-rata
sebesar 74. Siswa yang berada pada interval 52,0-58,9 sebanyak 5
siswa atau 14%, interval 59,0-65,9 sebanyak 2 siswa atau 5%,
interval 66,0-72,9 sebanyak 9 siswa atau 24%, interval 73,0-79,9
sebanyak 8 siswa atau 22%, interval 80,0-86,9 sebanyak 8 siswa
atau 22%, interval 87,0-93,9 sebanyak 5 siswa atau 14%. Pada
interval 66,0-72,9 yang mendapatkan nilai di bawah KKM (≤70)
sebanyak 1 siswa. Nilai tertinggi pada pertemuan siklus II
pertemuan I adalah 92 dan nilai terendah adalah 52. Berdasarkan
data tersebut siswa yang tuntas pemahaman konsep pesawat
sederhana sebanyak 78% dan yang belum tuntas sebanyak 22%.
2) Pertemuan II
a) Hasil observasi kinerja guru
Hasil observasi kinerja guru dapat dilihat pada lampiran 25
halaman 208. Skor akhir kinerja guru mengalami peningkatan dari
3,2 menjadi 3,6. Kinerja guru pada siklus II pertemuan II termasuk
kategori baik. Pembelajaran yang dilaksanakan sudah dipersiapkan
secara maksimal.
Guru sebagai fasilitator sudah berusaha memberikan
fasilitas semaksimal mungkin dengan mempersiapkan 16 perangkat
multimedia yang dapat digunakan siswa secara bergantian. Siswa
dilibatkan dalam menggali sendiri informasi, pengetahuan dengan
menggunakan multimedia interaktif. Guru membimbing dengan
baik siswa yang memerlukan bimbingan. Dalam pembelajaran guru
sudah memantau kemajuan siswa dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan secara lisan.
Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut sesuai
dengan rencana. Guru melaksanakan pembelajaran kontekstual
dengan menggunakan alat-alat pesawat sederhana. Media yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
digunakan efektif dan efisien yaitu multimedia interaktif dan alat-
alat pesawat sederhana. guru menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme siswa dengan memberikan penguatan.
Guru sudah berusaha menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dan menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa. Namun,
guru masih kurang mendorong siswa untuk melaksanakan apa yang
telah menjadi pilihannya.
Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
sehingga siswa mudah mengerti. Guru sudah melibatkan siswa
dalam membuat kesimpulan dan melakukan penilaian akhir
pemahaman konsep pesawat sederhana.
b) Hasil observasi aktivitas siswa
Hasil observasi kinerja guru dapat dilihat pada lampiran 26
halaman 217. Kinerja guru dalam menggunakan multimedia
interaktif pada siklus II pertemuan II sudah sangat baik. Hal ini
dibuktikan dengan meningkatnya skor akhir aktivitas siswa dari 3,1
menjadi 3,5. Aktivitas siswa pada siklus II pertemuan II termasuk
dalam kategori baik.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat dari
pertemuan ke pertemuan. Aktivitas siswa meningkat secara
keseluruhan. Keantusiasan siswa dalam belajar meningkat dengan
ditunjukkan siswa memperhatikan guru saat menjelaskan, siswa
aktif dalam pembelajara, dan siswa mau mencatat hal-hal penting
tanpa harus diminta oleh guru.
Dalam penggunaan multimedia interaktif siswa dilibatkan
sepenuhnya. Banyak siswa yang sudah terampil dalam
menggunakan multimedia interaktif. Adanya interaksi positif dari
siswa dan guru, siswa-siswa, dan siswa-multimedia sangat
meningkat. Kerjasama dengan kelompoknya sudah baik, siswa
memberikan kesempatan pada siswa yang lain untuk menggunakan
multimedia interaktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Siswa mematuhi perintah dari guru dengan baik. Tanggung
jawab siswa dalam mengerjakan tugas guru sudah baik.
Kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran ini siswa belum
sepenuhnya berani dalam bertanya. Kejujuran siswa dalam
mengerjakan tes perlu ditingkatkan.
c) Hasil nilai pemahaman konsep pesawat sederhana
Hasil nilai pemahaman konsep pesawat sederhana diukur
dari indikator yang ingin dicapai dalam pertemuan II. Indikator
yang diukur meliputi: 1) menjelaskan pengertian pesawat
sederhana (pengungkit), 2) menjelaskan jenis-jenis pengungkit
(pengungkit jenis pertama, pengungkit jenis kedua, pengungkit
jenis ketiga), 3) menggolongkan berbagai alat rumah tangga
sebagai pengungkit. Hasil nilai akhir pemahaman konsep pesawat
sederhana pertemuan II dapat dilihat pada lampiran 27 halaman
220. Dari data tersebut dapat dibuat tabel frekuensi nilai
pemahaman konsep pesawat sederhana pertemuan II.
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana Siklus II Pertemuan II
No Interval
nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai tengah
(xi) fi . xi Persentase
1 56,0-62,9 2 59 118 5%
2 63,0-69,9 5 66 330 14%
3 70,0-76,9 14 73 1022 38%
4 77,0-83,9 6 80 480 16%
5 84,0-90,9 9 87 783 24%
6 91,0-97,9 1 94 94 3%
Jumlah 37 459 2827 100%
Nilai rata-rata = Σ𝑓𝑖 .𝑥𝑖
Σfi=
2827
37= 76.41 = 𝟕𝟔
Dari hasil pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II
pertemuan II tabel 8 dapat disajikan dalam gambar 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Gambar 31. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana Siklus II Pertemuan II
Berdasarkan tabel 8 dan gambar 31, nilai pemahaman
konsep pesawat sederhana kelas V SD Negeri 01 Sambirejo,
Jumantono pada siklus II pertemuan II mendapat nilai rata-rata76.
Siswa yang berada pada interval 56,0-62,9 sebanyak 2 siswa atau
5%, interval 63,0-69,9 sebanyak 5 siswa atau 14%, interval 70,0-
76,9 sebanyak 14 siswa atau 38%, interval 77,0-83,9 sebanyak 6
siswa atau 16%, interval 84,0-90,9 sebanyak 9 siswa atau 24%,
interval 91,0-97,9 sebanyak 1 siswa atau 3%. Nilai tertinggi pada
siklus II pertemuan II adalah 96 dan nilai terendah adalah 56. Siswa
yang mendapat nilai di bawah KKM (≤70) sebanyak 7 siswa.
Berdasarkan data tersebut siswa yang tuntas pemahaman konsep
pesawat sederhananya sebanyak 81% dan yang tidak tuntas
sebanyak 19%.
d. Refleksi
Setelah melakukan pengamatan dari proses pembelajaran siklus II di
dalam kelas, kemudian peneliti menganalisis data yang didapat dari hasil
observasi, dan nilai pemahaman konsep pesawat sederhana. Berdasarkan
hasil observasi siwa, observasi kinerja guru, dan nilai pemahaman konsep
pesawat sederhana terjadi peningkatan yang sangat baik.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
56,0-62,9 63,0-69,9 70,0-76,9 77,0-83,9 84,0-90,9 91,0-97,9
F
R
E
K
U
E
S
I
INTERVAL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Kinerja guru dalam siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan
kinerja guru dalam pembelajaran siklus II yaitu: 1) guru melaksanakan
pembelajaran kontekstual dengan menggunakan alat-alat pesawat sederhana,
2) guru melibatkan siswa dalam penggunaan multimedia sepenuhnya, 3)
guru menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran IPA
menggunakan multimedia interaktif.
Data peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran IPA siklus II
mengalami peningkatan dari pertemuan I dengan nilai rata-rata 3,2 dan
pertemuan II dengan nilai rata-rata 3,6. Rata-rata kinerja guru mengalami
peningkatan sebesar 0,4. Sedangkan pada aktivitas siswa mengalami
peningkatan dari 3,1 menjadi 3,5.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA siklus II mengalami
peningkatan. Siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa terlibat
sepenuhnya dalam penggunaan multimedia interaktif. Namun, siswa kurang
berani bertanya jika belum mengerti.
Dari nilai pemahaman konsep pesawat sederhana siklus II pertemuan
I dan II maka indikator kinerja siklus II dengan persentase ketuntasan
sebesar 75% sudah tercapai. Nilai rata-rata pertemuan I adalah 74
sedangkan pada pertemuan II meningkat menjadi 76. Jumlah siswa yang
belum mencapai ketuntasan pada pertemuan I adalah 8 siswa dan pada
pertemuan II adalah 7 siswa. Berikut daftar perbandingan frekuensi nilai
pemahaman konsep pesawat sederhana siklus II pertemuan I dan II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Tabel 9. Data Perbandingan Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana Siklus II Pertemuan I dan II
No Interval nilai Frekuensi Siklus I
Pertemuan I Pertemuan II
1 52,0-58,9 5 2
2 59,0-65,9 2 3
3 66,0-72,9 9 13
4 73,0-79,9 8 3
5 80,0-86,9 8 10
6 87,0-93,9 5 5
7 94,0-100 0 1
Jumlah 37 37
Ketuntasan 78% 81%
Dari tabel 9 dapat disajikan dalam bentuk grafik gambar 32
Gambar 32. Grafik Perbandingan Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep
Pesawat Sederhana Siklus II Pertemuan I dan II
Berdasarkan tabel 9 dan gambar 32 maka dapat dilihat adanya
peningkatan nilai pemahaman konsep pesawat sederhana dari pertemuan I
ke pertemuan II. Nilai tertinggi pada pertemuan I adalah 92 dan pertemuan
II adalah 96. Nilai terendah pada pertemuan I adalah 52 dan pada pertemaun
II adalah 56. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM pada
0
2
4
6
8
10
12
14
52,0-58,9 59,0-65,9 66,0-72,9 73,0-79,9 80,0-86,9 87,0-93,9 94,0-100
F
R
E
K
U
E
N
S
I
INTERVAL
Pertemuan I
Pertemuan II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
pertemuan I adalah 8 siswa dan pada pertemuan II ada 7 siswa. Pada
pertemuan II nilai siswa yang terlihat meningkat pada interval 59,0-65,9,
66,0-72,9, 80,0-86,9, 94,0-100, yang menurun pada interval 52,0-58,9, 73,0-
79,9, dan interval 87,0-93,9 sama.
Berdasarkan daftar nilai pemahaman konsep pesawat sederhana
siklus II pertemuan I dan II maka didapatkan nilai rata-rata pada lampiran
28 halaman 221 yang dapat dibuat tabel distribusi frekuensi nilai
pemahaman konsep pesawat sederhana siswa kelas V SD Negeri 01
Sambirejo seperti pada tabel 10.
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana Siklus II
No Interval
nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai tengah
(xi) fi . xi Persentase
1 56,0-62,9 5 59 295 14%
2 63,0-69,9 3 66 198 8%
3 70,0-76,9 10 73 730 27%
4 77,0-83,9 14 80 1120 38%
5 84,0-90,9 4 87 348 11%
6 91,0-97,9 1 94 94 3%
Jumlah 37 459 2785 100%
Nilai rata-rata = Σ𝑓𝑖 .𝑥𝑖
Σfi=
2785
37= 75,27 = 𝟕𝟓
Dari hasil pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II tabel 10
dapat disajikan dalam gambar 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Gambar 33. Grafik Nilai Rata-Rata Pemahaman Konsep Pesawat
Sederhana Siklus II
Berdasarkan tabel 10 dan gambar 33 di atas, siswa yang memperoleh
nilai di bawah KKM sebanyak 8 siswa berada pada interval 56,0-62,9
sebanyak 5 siswa atau 14%, interval 63,0-69,9 sebanyak 3 siswa atau 8%.
Sedangkan siswa yang memperoleh nilai sama dengan atau lebih KKM
sebanyak 29 siswa yang berada pada interval 70,0-76,9 sebanyak 10 siswa
atau 27%., interval 77,0-83,9 sebanyak 14 siswa atau 38%, interval 84,0-
90,9 sebanyak 4 siswa atau 11%, interval 91,0-97,9 sebanyak 1 atau 3%.
Berdasarkan data tersebut siswa yang tuntas pemahaman konsep pesawat
sederhana siklus II sebanyak 78% dan yang tidak tuntas sebanyak 22%.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Dengan melihat hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat
dibandingkan hasil pemahaman konsep pesawat sederhana dari pratindakan, siklus
I, dan siklus II. Perbandingan hasil pemahaman konsep pesawat sederhana siswa
kelas V SD Negeri 01 Sambirejo dapat dilihat pada lampiran 29 halaman 222.
Berdasarkan lampiran 29 halaman 222 dapat dibuat data tabel frekuensi
pemahaman konsep pesawat sederhana pratindakan, siklus I, siklus II.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
56,0-62,9 63,0-69,9 70,0-76,9 77,0-83,9 84,0-90,9 91,0-97,9
F
R
E
K
U
E
S
I
INTERVAL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Tabel 11. Data Perbandingan Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep
Pesawat Sederhana Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
No Interval Nilai Frekuensi
Pratindakan Siklus I Siklus II
1 45,0-51,9 6 0 0
2 52,0-58,9 5 2 3
3 59,0-65,9 11 6 3
4 66,0-72,9 3 9 8
5 73,0-79,9 5 8 6
6 80,0-86,9 5 9 15
7 87,0-93,9 1 2 1
8 94,0-100 1 1 1
Jumlah 37 37 37
Rata-rata 65 74 75
Data nilai pemahaman konsep pesawat sederhana pada tabel 11 dapat
disajikan dalam bentuk grafik gambar 34
Gambar 34. Grafik Perbandingan Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep
Pesawat Sederhana Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
Dari tabel 11 dan grafik 34 dapat dilihat bahwa nilai pemahaman konsep
pesawat sederhana siswa yang mengalami penurunan yaitu pada interval 45,0-
51,9, 52,0-58,9, dan 59,0-65,9. Peningkatan terjadi pada interval 66,0-72,9, 73,0-
0
2
4
6
8
10
12
14
16
45,0-51,9 52,0-58,9 59,0-65,9 66,0-72,9 73,0-79,9 80,0-86,9 87,0-93,9 94,0-100
F
R
E
K
U
E
S
I
INTERVAL
Pratindakan Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
79,9, 80,0-86,9, 87,0-93,9. Sedangkan pada interval 94,0-100 tidak mengalami
perubahan.
Dari hasil wawancara sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan, hasil
observasi dan hasil pemahaman konsep pesawat sederhana dapat dibuat tabel
rekapitulasi dari pratindakan, siklus I dan siklus II.
Tabel 12. Rekapitulasi Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
Pembelajaran IPA Pratindakan Siklus I Siklus II
Pelaksanaan
pembelajaran
Konvensional,
ceramah, jarang
menggunakan
media
pembelajaran
Penggunaan
multimedia
interaktif secara
kelompok
Penggunaan
multimedia
interaktif secara
individu dengan
bergantian
Jumlah siswa
mencapai KKM 15 23 29
Nilai rata-rata 65 74 75
Persentase ketuntasan 41% 62% 78%
Berdasarkan tabel 13 rekapitulasi nilai rata-rata dan persentase ketuntasan
hasil pemahaman konsep pesawat sederhana pratindakan, siklus I dan siklus II
dapat digambarkan ke dalam grafik gambar 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Gambar 35.Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata dan Kentutasan
Pemahaman Konsep Pesawat SederhanaPratindakan,
Siklus I, dan Siklus II
Dari gambar 35 dapat dinyatakan bahwa pembelajaran IPA dengan
menggunakan multimedia interaktif yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II
mengalami peningkatan. Secara umum nilai rata-rata pemahaman konsep pesawat
sederhana meningkat. Nilai rata-rata pada pratindakan yaitu 65, sesudah tindakan
siklus I meningkat menjadi 74, dan sesudah siklus II meningkat menjadi 75.
Sementara itu, frekuensi ketuntasan juga mengalami peningkatan, terlihat pada
pratindakan sebanyak 15 siswa atau 41% yang mendapat nilai ≥ 70, sesudah siklus
I sebanyak 23 siswa atau 62%, dan setelah siklus II sebanyak 29 siswa atau 78%.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembelajaran IPA di SD siswa tidak hanya diminta menghafal materi.
Siswa dituntut memahami konsep-konsep IPA yang masih bersifat abstrak. Salah
satu konsep yang harus dipahami oleh siswa SD kelas V adalah pesawat
sederhana. Sehingga peneliti memilih menggunakan multimedia interaktif yang
dapat membantu siswa memahami konsep tersebut.
Dari hasil observasi dan analisis data dalam penelitian ini dapat diketahui
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata pemahaman konsep
pesawat sederhana antara sebelum menggunakan multimedia interaktif dan setelah
menggunakan multimedia interaktif. Peningkatan pemahaman konsep pesawat
60
62
64
66
68
70
72
74
76
Pratindakan Siklus I Siklus II
FREKUENSI
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
F
R
E
K
U
E
N
S
I
pratindakan Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
sederhana dapat terlihat dari meningkatnya nilai rata-rata pemahaman konsep
pesawat sederhana yaitu pada pratindakan nilai rata-rata pemahaman konsep
pesawat sederhana siswa 65, pada siklus I nilai rata-rata siswa 74 dan siklus II
meningkat menjadi 75. Ketuntasan pemahaman konsep pesawat sederhana pada
pratindakan sebanyak 15 siswa atau 41%, siklus I sebanyak 23 siswa atau 62%,
sedangkan siklus II sebanyak 29 siswa atau 78%.
Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian Dewi Permatasari
(2011) yang menyatakan bahwa penggunaan multimedia interaktif dapat
meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri
Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran
2010/2011.
Berdasarkan hasil observasi dan analisis yang telah diperoleh, dapat
diketahui juga ada peningkatan dalam aktivitas siswa pada pembelajaran IPA,
serta peningkatan pemahaman konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V SDN
01Sambirejo, Jumantono. Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran
tersebut antara lain: 1) siswa lebih aktif dalam pembelajaran IPA, 2) siswa lebih
terlibat dalam penggunaan media yang digunakan, 3) siswa lebih terampil dalam
menggunakan multimedia interaktif.
Selain dari hasil tes pemahaman konsep pesawat sederhana siswa, dari
hasil wawancara yang dilaksanakan dengan guru dan beberapa siswa kelas V SD
Negeri 01 Sambirejo setelah tindakan pembelajaran menggunakan multimedia
interaktif dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep pesawat sederhana siswa
kelas V SD Negeri 01 Sambirejo meningkat melalui penggunaan multimedia
interaktif. Dalam penelitian ini masih ada 22% atau 8 siswa yang mendapatkan
nilai di bawah KKM (≤ 70) dikarenakan 8 siswa tersebut merupakan anak-anak
berkebutuhan khusus dalam belajar. Siswa-siswa tersebut merupakan siswa yang
sering tinggal kelas.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan multimedia
interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana dalam
pembelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo, Jumantono tahun
pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan
multimedia interaktif dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri 01
Sambirejo dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan multimedia interaktif
dapat meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana dalam pembelajaran
IPA pada siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo, Jumantono tahun pelajaran
2011/2012. Peningkatan pemahaman konsep pesawat sederhana dapat terlihat dari
meningkatnya nilai pemahaman konsep pesawat sederhana yaitu pada pratindakan
nilai rata-rata pemahaman konsep pesawat sederhana siswa 65, pada siklus I nilai
rata-rata siswa 74 dan siklus II meningkat menjadi 75. Ketuntasan pemahaman
konsep pesawat sederhana pada pratindakan sebanyak 15 siswa atau 41%, siklus I
sebanyak 23 siswa atau 62%, sedangkan siklus II sebanyak 29 siswa atau 78%.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan
dengan menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran IPA. Model
yang dipakai dalam pembelajaran ini adalah model siklus. Penelitian ini
dilaksanakan selama 2 siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 8 Maret dan 10
Maret 2012. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 15 Maret dan 17 Maret 2012.
Berdasarkan simpulan penelitian yaitu penggunaan multimedia interaktif dapat
meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana dalam pembelajaran IPA
pada siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo, Jumantono tahun pelajaran
2011/2012, maka implikasi penelitian ini sebagai berikut:
1. Implikasi teoritis
Kesimpulan yang menyatakan bahwa penggunaan multimedia
interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana pada
pembelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo tahun pelajaran
2011/2012. Hasil ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan untuk
90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran IPA. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan sebagai dasar
pengembangan penggunaan multimedia interaktif dalam penelitian
selanjutnya. Penggunaan multimedia interaktif dapat dioptimalkan untuk
meningkatkan pemahaman konsep.
2. Implikasi praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memilih media
pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa
dan aktivitas siswa dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang
menghadapi masalah sejenis. Penggunaan multimedia interaktif dapat
meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana siswa.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian penggunaan multimedia interaktif untuk
meningkatkan pemahaman konsep pesawat dalam pembelajaran IPA pada siswa
kelas V SD Negeri 01 Sambirejo, Jumantono, maka saran-saran yang diberikan
sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan pada
umumnya dan meningkatkan pemahaman konsep siswa SDN 01 Sambirejo pada
khususnya sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya berpartisipasi aktif dalam pembelajaran menggunakan
multimedia interaktif, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar dan memperoleh hasil yang maksimal.
b. Siswa hendaknya menggunakan multimedia interaktif untuk belajar
secara individu maupun kelompok.
c. Siswa seharusnya mengaplikasikan hasil belajar pemahaman konsep
pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
2. Bagi Guru
a. Guru hendaknya menggunakan multimedia interaktif untuk
meningkatkan pemahaman konsep siswa.
b. Guru hendaknya meningkatkan keaktifan, kreativitas siswa dan
keefektifan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif.
c. Guru hendaknya mengadakan tindak lanjut terhadap penggunaan
multimedia interaktif untuk meningkatkan pemahaman konsep.
3. Bagi Sekolah
Sekolah sebaiknya meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
mengadakan pelatihan bagi guru agar dapat menggunakan multimedia
interaktif dalam pembelajaran. Kualitas guru yang lebih baik akan
berpengaruh pada kualitas pembelajaran, karena pasti akan ada inovasi dalam
penggunaan multimedia interaktif. Penggunaan multimedia interaktif dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa dan memperbaiki aktivitas siswa
dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti menyadari bahwa penelitian yang sudah dilakukan ini masih
memiliki kekurangan. Oleh karena itu, peneliti yang hendak mengkaji
permasalahan yang sama hendaknya lebih cermat dan lebih mengupayakan
pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan penggunaan media
pembelajaran guna melengkapi kekurangan yang ada. Juga penting untuk
fokus pada upaya meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana pada
siswa yang belum tuntas dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih
baik.