-
PENGGUNAAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG (TTS) UNTUK MENINGKATKAN
PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA KELAS V
MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN
TELANAIPURA KOTA JAMBI
SKRIPSI
Oleh
TAUFIK HIDAYAT
TPG.140665
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
-
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini yang pertama dan utama kepada
Ayahanda Abdullah dan Ibunda Mahani tercinta.
Yang telah memberikan kasih sayang, do‟a dan segalanya yang menjadi perantaraku
untuk menggapai cita-citaku, menggapai tujuan hidupku, yang tak mungkin bisa kubalas
jasamu semoga Allah SWT berkenan menerimanya sebagai Amal Sholeh
Saudara-saudaraku
Kepada adikku Firdaus yang selalu memberiku dukungan serta saran sehingga
memotivasiku untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih kepada saudara-saudara
saya terutama buat kakek dan nenek saya serta paman, bibi dan sahabat-sahabat yang
telah memberiku semangat, memberi motivasi hingga saya dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Terimakasih kepada dosen pembimbing I dan II karena tanpa adanya beliau skripsi ini
tidak akan terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Terimakasih kepada sahabat PGMI C , KKN, PPL. Berkat semangat kalian semua kita
bisa wisuda ditahun ini.
-
vi
MOTTO
“ sesungguhnya allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum
mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”
“ Q.S AR-RA‟D AYAT 11 “
-
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil‟alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha „alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa
yang diajarkannya.Dengan segala sifat kesempurnaannya-Nya dan Dzat yang
mengatur segala apa yang didunia dengan kekuasaan-Nya. Dzat yang telah
menganugerahkan kepada manusia akal fikiran dan memahami tanda-tanda
kekuasaan-Nya. Dialah Allah yang tak pernah lepas pengawasannya terhadap apa
yang dilakukan manusia dan kepada-Nya lah kita mempertanggung jawabkan Setiap
apa yang kita kerjakan.
Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan Alam Nabi Besar
Muhammad SAW. Untuk segala keluarga serta para sahabat beliau yang senantiasa
istiqamah dalam perjuangan Islam. Semoga kita menjadi hamba-hamba pilihan
laksana mereka.
Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini dengan segala
pengorbanan dan rintangan lahir batin telah dapat penulis lalui. Tak ada
penggambaran lain yang dapat penulis utarakan selain ucapan syukur yang tiada tara
pada Allah SWT karena hanya atas ridha dan pertolongan-Nya lah penulis dapat
melalui semua inj. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus
dan ikhlas kepada:
1. Bapak Dr. Hadri Hasan, MA. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi
2. Ibu Hj. Armida, M.Pd.I. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
3. Ketua Jurusan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Bapak Drs.Mahluddin,
M.Pd.I
4. Dosen pembimbing I Ibu Dra. Rts. Maghdalena,M.Pd.I dan dosen pembimbing II
Ibu Siti maria ulfah, M.Pd.I atas bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, umumnya yang telah banyak memberikan ilmunya kepada
penulis.
6. Ibu Endang Susilawati, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Ihsan Telanaipura Kota Jambi.
7. Pak Mashar selaku Guru kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Telanaipura
Telanaipura Kota Jambi.
8. Teman-teman senasib dan seperjuangan angkatan 2014 Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan bantuan
dan saran kepada penulis.
-
viii
9. Kedua orang tua ku tercinta yang telah mencurahkan doa dan memberikan
motivasi dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
Penulis panjatkan Do‟a kepada Allah SWT semoga segala bantuan,
pengorbanan dan jasa baik yang diberikan kepada penulis secara langsung
maupun tidak secara langsung semoga menjadi amal shaleh dari beliau-beliau
mendapat balasan atau ganjaran yang setimpal dari Allah SWT. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya bagi para pembaca
pada umumnya. Amin Ya Rabbal Alamin.
Jambi, 19 September2018
Penulis
-
ix
ABSTRAK
Nama : Taufik Hidayat
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : Penggunaan Media Teka-Teki Silang (TTS) Untuk Meningkatkan
Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi.
Skripsi ini membahas tentang penerapan media teka-teki silang (TTS) dalam pembelajaran
bahasa arab dalam rangka meningkatkan penguasaan kosakata bahasa arab siswa. Penelitian
in imerupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berusaha memecahkan atau menjawab
permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang. Adapun model yang digunakan yaitu kurt
lewin yang terdiri dari beberapa tahap yaitu: perencanaan (planing), tindakan (acting),
pengamatan (observing),, serta refleksi (reflecting). Subjek dalam penelitian adalah siswa
kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan yang berjumlah 36 orang, untuk teknik
pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Penelitian menemukan bahwa
penggunaan media teka-teki silang (TTS) dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa
arab siswa secara signifikan dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian ini menyarankan
agar guru menerapkan media pembelajaran teka-teki silang (TTS) dalam pembelajaran
bahasa arab.
Kata kunci : Media Teka-Teki Silang (TTS), Penguasaan Kosakata, Bahasa Arab
-
x
ABSTRACT
Name : Taufik Hidayat
Major : Teacher Education Madrasah Ibtidaiyah
Title :The Utilization Of Cross Word Media To Increase Arabic Vocabularies
mastery Of The Fifth Grade Students Of Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan
Telanaipura Jambi City.
This thesis discusses about the implementation of cross word media in arabic learning in
order to increase arabic vocabulary mastery . This study is a classroom action research (PTK)
that tries to solve or answer the problems faced in the present situation. The model used is
kurt lewis consisting of several stages: planning, action (acting), observation (observing), and
reflection (reflecting). Subjects in the study were the fifth grade students of Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Ihsan, amounting to 36 people, for data collection techniques using
observation and interview. The study found that the use of cross word media can significantly
increase student arabic vocabulary mastery in the learning process. The results of this study
suggest that teachers apply learning media cross word in arabic learning.
Keywords: Cross Word Media, Vocabulary Mastery, Arabic
-
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
NOTA DINAS PEMBIMBING I ...................................................................................... ii
NOTA DINAS PEMBIMBING II ................................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................................. iv
PERSEMBAHAN .............................................................................................................. v
MOTTO ............................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................................... xiii
ABSTRACT ........................................................................................................................ x
DAFTAR ISI..................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xv
DAFTAR BAGAN .......................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 4
C. Batasan Masalah ................................................................................................ 4
D. Rumusan masalah .............................................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ..............................................................................................................5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6
BAB II KERANGKA TEORI
A. DeskripsiTeori
1. Pengertian media pembelajaran ................................................................... 7
2. Teka-teki silang .......................................................................................... 10
3. Kosakata bahasa arab ................................................................................. 13
4. Sejarah bahasa arab .................................................................................... 19
-
xii
B. AcuanTeoritis ................................................................................................... 21
C. Model Tindakan ............................................................................................... 22
D. Kerangka Berfikir ............................................................................................ 24
E. Hipotesis Tindakan .......................................................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 26
B. Tahap-Tahap Penelitian ................................................................................... 26
C. Desain dan Prosedur Tindakan ........................................................................ 29
D. Kriteria Keberhasilan penelitian ...................................................................... 31
E. Sumber Data dan jenis data.............................................................................. 32
F. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 32
G. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................................... 32
H. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 35
I. Teknik Analisis Data........................................................................................ 38
J. Jadwal Penelitian ............................................................................................ 38
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................ 40
B. Deskripsi Data
1. Kegiatan Pre test ........................................................................................ 48
2. Kegiatan SiklusI ......................................................................................... 50
3. Kegiatan Siklus II ...................................................................................... 60
C. Analisis Data .................................................................................................... 69
D. Pembahasan...................................................................................................... 72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 74
B. Saran ................................................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................................................
-
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data Dan Sumber Data ..................................................... 34
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................................... 39
Tabel 4.1 Data Guru MI Nurul IhsanTelanaipura Kota Jambi ..................................... 44
Tabel 4.2 Data Siswa MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi .................................. 45
Tabel 4.3 Sapras MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi .......................................... 46
Tabel 4.4 Hasil Observasi Pre test siswa ..................................................................... 47
Tabel 4.5 Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ............................................................... 53
Tabel 4.6 Observasi Aktivitas Pengajar Siklus I........................................................... 54
Tabel 4.7 Observasi Aktivitas Siswa Siklus II .............................................................. 61
Tabel 4.8 Observasi Aktivitas Pengajar Siklus II ......................................................... 62
Tabel 4.9 Persentase Hasil Belajar Siswa ..................................................................... 68
Tabel 4.10 Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa .......................................................... 69
Tabel 4.11 Skor Hasil Observasi Aktivitas Guru ............................................................ 70
-
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa ................................................... 69
Gambar 4.2 Diagram Skor Keaktifan Siswa .................................................................. 70
Gambar 4.3 Diagram Skor Aktivitas Pengajar .............................................................. 71
-
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir ......................................................................................... 24
Bagan 4.1 Struktur Organisasi MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi ...................... 43
-
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Instrumen Pengumpulan data .........................................................................
Lampiran 2 Kartu Bimbingan Pembimbing I ....................................................................
Lampiran 3 Kartu Bimbingan PembimbingII....................................................................
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Arab ..............................
Lampiran 5 Silabus Pembelajaran Bahasa Arab ...............................................................
Lampiran 6 Contoh Soal Teka-Teki Silang ......................................................................
Lampiran 7 Foto Dokumentasi .........................................................................................
Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia menjadi salah satu program utama dalam
pembangunan nasional, karena maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh
keadaan pendidikan yang dilaksanakan oleh bangsa tersebut. Untuk menunjang
terlaksananya pendidikan itu, maka pemerintah membuat Undang-Undang RI No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab ”.
Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari tujuan pendidikan nasional di atas diselenggarakan sebuah sistem
pendidikan yang terencana dengan baik dan saling mendukung antara bidang-
bidang ilmu pendidikan lainnya. Dalam hal ini pembelajaran bahsa arab sangat
menunjang dalam tercapainya tujuan pendidikan nasional dalam rangka
mengembangkan kekuatan keagamaan.
Kita telah mengetahui bahwa bahasa arab merupakan bahasa Al-Qur‟an dan
Hadist. Dengan bahasa ini pula para ulama menulis berjilid-jilid kitab mereka
untuk membantu memudahkan kita memahami agama islam. Sehingga tidak perlu
diragukan lagi, sudah layaknya bagi setiap kita untuk mencintai bahasa arab serta
berusaha untuk menguasainya.
Mata pelajaran bahasa arab adalah salah satu mata pelajaran yang wajib di
madrasah ibtidaiyah. Ada banyak strategi dan metode untuk bisa mengajarkan
-
2
materi bahasa arab. Begitu juga dengan sumber dan media yang dapat digunakan
dalam pembelajaran bahasa arab. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan
pembelajaran sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini
cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia,
dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran /pelatihan.
Kegiatan menguasai kosakata tidak luput dari nama hafalan, hal ini menjadi
faktor utama peserta lemah dalam menguasai mufrodat. Apalagi ketika
pembelajaran memakai mufrodatan dan ceramah dari sini peserta didik akan
cepat bosan. Ingatan anak pada usia 8-12 tahun mencapai intensitas paling besar,
dan paling kuat. Daya menghafal dan daya memorisasi (dengan sengaja
memasukkan dan melekatkan pengetahuan dalam ingatan) adalah paling kuat.
Dan anak mampu memuat jumlah materi ingatan yang paling banyak (Kartono,
2007:138).
Salah satu faktor yang mempunyai pengaruh dalam mencapai tujuan
pendidikan adalah media. Media sangat beragam, untuk memotivasi minat peserta
didik. Seorang guru dapat teknik yang bermacam-macam. Sebagai salah satu
sumber daya manusia yang memiliki potensi besar dalam manentukan kehidupan
suatu bangsa, maka anak-anak perlu mendapatkan banyak pengetahuan melalui
sistem pembelajaran yang dapat memotivasi mereka untuk belajar.
Idealnya pembelajaran bahasa arab di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah guru
harus mampu memilih metode, media, strategi, model, pendekatan dalam proses
pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan media yang tepat
dalam proses pembelajaran maka hasil belajar siswa akan tercapai terutama pada
pelajaran bahasa arab karena dengan menggunakan media, peserta didik tidak
merasa bosan selama mengikuti pembelajaran dan akan memperoleh hasil yang
memuaskan, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Apalagi sejauh ini
bahasa arab belum banyak diminati para siswa jika dibandingkan dengan bahasa
inggris, hal tersebut dikarenakan bahasa arab belum populer dikalangan
-
3
masyarakat, serta anggapan bahwa bahasa arab adalah ilmu yang rumit dan sulit
untuk dipelajari.
Berdasarkan temuan awal penulis pada MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota
Jambi, teridentifikasi bahwa penguasaan kosa kata siswa dalam pembelajaran
bahasa arab masih rendah. Hal tersebut ditandai dengan sulitnya siswa dalam
menghafal beberapa kosa kata yang di ajarkan oleh guru. Hal ini dikarenakan cara
mengajar gurunya yang masih menggunakan metode konvensional dan belum
menggunakan media yang dapat membangkitkan semangat siswa dalam belajar.
Guru tidak mencoba beberapa media untuk meninkatkan penguasaan kosa kata
bahasa arab peserta didik pada saat proses belajar mengajar, guru hanya
menyampaikan materi di papan tulis saja sehingga terlihat ada beberapa peserta
didik yang ribut dibelakang ,mengganggu teman sebangkunya, bermain-main,
keluar masuk kelas tanpa memperhatikan apa yang ditulis gurunya di depan.
Siswa melamun ketika proses pembelajaran berlangsung, serta kurangnya
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, selain itu nilai rata-rata yang
diperoleh siswa pada pembelajaran tematik tersebut banyak yang tidak memenuhi
standar nilai Kriteri Ketuntasan Minimal (KKM).
Berdasarkan fenomena tersebut, bahwa guru belum bisa menggunakan
beberapa media pembelajaran untuk membuat peserta didik tidak merasa jenuh
dalam belajar dan mendorong siswa agar lebih giat dalam menguasai peahaman
kosa kata bahasa arab. Maka dari itu, peneliti akan mencoba menerapkan media
Teka Teki Silang (TTS).
Media teki teki silang (TTS) dalam pembelajaran bahasa arab merupakan
langkah yang tepat dan baik yang dilakukan untuk meningkatkan pemerolehan
kosakata siswa. Dalam hal ini, media permainan teka teki silang (TTS) dapat
digunakan untuk pencapaian tujuan pembelajaran terutama dalam pembelajaran
bahasa arab yang dianggap sulit dan kurang menarik minat siswa. Maka peneliti
ingin menerapkan media permainan teka teki silang dengan mempertimbangkan
kelebihan dan kelemahan media teka teki silang jika diterapkan dalam
pembelajaran bahasa arab. Berdasarkan permasalahan yang terdapat di atas, serta
-
4
melihat kelebihan media “teka teki silang”, maka peneliti merasa perlu
mengadakan penelitian dengan judul „‟Penggunaan Media Teka-Teki Silang
(TTS) Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Nurul Ihsan ‘’
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diidentifikasi beberapa masalah yaitu
sebagai berikut:
1. Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang menarik perhatian dan
pemahaman peserta didik terhadap penguasaan kosa kata bahasa arab.
2. Guru hanya menyampaikan materi di papan tulis saja sehingga ada beberapa
peserta didik yang yang ribut dibelakang, mengganggu teman sebangkunya dan
melamun dengan sendirinya.
3. Peserta didik terlihat bermain-main didalam kelas dan kurang menyenangi
proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
4. Nilai yang diperoleh siswa banyak yang tidak memenuhi standar KKM.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari luasnya masalah yang dikaji, maka peneliti memberikan batasan
masalah sebagai berikut:
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas V MI Nurul Ihsan Telanaipura
Kota Jambi.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah pembelajaran yang menggunakan media Teka Teki
Silang (TTS) di kelas V MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi.
3. Parameter yang diukur adalah penguasaan kosakata bahasa arab siswa.
-
5
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
1. Bagaimana penggunaan media Teka Teki Silang (TTS) dalam meningkatkan
penguasaan kosa kata siswa kelas V MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi?
2. Apakah dengan menggunakan media Teka Teki Silang (TTS) dapat
meningkatkan penguasaan kosakata bahasa arab siswa kelas V MI Nurul Ihsan
Telanaipura Kota Jambi?
E. Tujuan Penelitian
a. Secara umum
Di dalam penelitian ini tujuan secara umum dilaksanakannya penelitian ini
untuk menemukan, mengembangkan, dan membuktikan pengetahuan tentang
penguasaan kosakata bahasa arab dalam pembelajaran di sekolah.
b. Sacara Khusus
Setiap penelitian ini pasti memilki tujuan yang akan di capai dalam
penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan perencanaan peggunaaan media teka-teki silang (TTS) untuk
meningkatkan kosakata bahasa arab siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Ihsan .
2. Mendeskripsikan pelaksanaan penggunaan media teka-teki silang (TTS) untuk
meningkatkan kosakata bahasa arab siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Ihsan
3. Mendeskrisikan evaluasi penggunaan media teka-teki silang (TTS) untuk
meningkatkan kosakata bahasa arab siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Ihsan
-
6
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Bagi Universitas islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi
Peneletian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan tentang media
pembelajaran teka-teki silang (TTS).
2. Bagi Sekolah
Dengan mengetahui penerapan Teka-Teki Silang (TTS). Maka diharapkan dapat
diaplikasikan sebagai referensi dalam pembelajaran bahasa arab di sekolah yang
bersangkutan.
3. Bagi Guru
Sebagai masukan dalam media pembelajaran dan meningkatkan kosakata siswa,
guru-guru dimungkinkan menerapkan pembelajaran bahasa arab dengan
memanfaatkan Media Teka-Teki Silang (TTS).
4. Bagi Siswa
Dengan adanya Media Teka-Teki Silang (TTS) maka dapat menjadi sarana
untuk meningkatkan kosakata bahasa arab siswa kelas V di madrasah ibtidaiyah
Nurul Ihsan , para siswa lebih efektif, kreatif, merasa senang, dan
kemampuannya dalam pemahaman kosakata akan meningkat.
5. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dann pengetahuan sehubungan dengn media teka-
teki silang (TTS) dan menambah referensi tentang media pembelajaran tentang
media pembelajarn yang inovatif.
-
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan wahana penyalur atau wahana pesan
pembelajaran . media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam
proses belajar mengajar. Di samping dapat menarik perhatian siswa, media juga dapat
menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap mata pelajaran.
Banyak sekali pengertian media pembelajaran yang di ungkapkan oleh parah tokoh,
tetapi menurut terminology kata media berasal dari bahasa latin „‟ medium‟‟ yang
artinya perantara. Sedangkan dalam bahasa arab media berasal dari kata wasaaila
artinya pengantar dari pengirim kepada penerima pesan (Hamid,dkk 2008:168).
Adapun penjabaran tokoh-tokoh tentang pengertian media pembelajaran antara
lain:
a) Menurut berlach dan ely mengemukakan bahwa media dalam roses pembelajaran
cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk dapat
menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.
b) Menurut heinich dkk, media pembelajaran adalah media-media yang membawa
pesan-pesan atau informasi yang yank bertujuan pembelajaran atau mengandung
maksud-maksud pembelajaran.
c) Menurut martin briggs mengemukan bahwa media pembelajaran mencakup semua
sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan si belajar. Hal ini
berupa perangkat keras, dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras.
d) Menurut H. malik media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan( bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang
perhatian, minat, pikiran, dan perasaan si belajar dalam kegiatan belajar untuk
mencapi tujuan tertentu.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
media adalah hal yang dapat membantu menyampaikan pesan dari pemberi pesan (guru)
-
8
kepada penerima pesan (siswa) sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat
serta perhatian siswa.
b. Peranan Media Dalam Pembelajaran
Dalam penerapan pembelajaran di sekolah, guru dapat menciptakan suasana
belajar yang menarik perhatian dengan memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif,
inovatif, dan variatif. Sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan
mengoptimalkan proses dan berorientasi pada proses belajar.
Secara lebih detail. Al Fauzan menyebutkan bahwa media pembelajaran
mempunyai peran yang sangat penting untuk meningkatkan efektifitas proses belajar
mengajar sebagaimana berikut:
a) Memperkaya pengalaman belajar peserta didik
Beberapa studi tentang media pembelajaran menunjukkan bahwa media
memainkan peran yang sangat penting dalam memperkaya pengalaman belajar
karena peserta didik menyaksikan dan merasakan secara langsung tema pembahasan
yang dibicarakan dikelas serta mempermudah dalam memahaminya karena
disampaikan dengan cara yang menarik melalui media tertentu
b) Ekonomis
Yang dimaksud ekonomis disini adalah bahwa proses belajar mengajar
menggunakan media akan dapat menyampaikan risalah pembelajaran secara efektif
dalam waktu yang relative lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan tanpa
media. Pada saat yang sama tenaga yang dibtuhkan untuk menjelaskan dan
menyampaikan relatif lebih sedikit juga.
c) Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran
Melalui media pembelajaran, materi yang di sampaikan oleh guru akan lebih jelas,
karena media akan mendekatkannya pada kenyataan yang dapat dirasakannya
langsung. Oleh karena itu, perhatian peserta didik terhadap pelajaran akan semakin
meningkat dan kepuasan terhadap pelajaran juga meningkat.
d) Membuat peserta didik lebih siap belajar
Dengan menggunakan media pembelajaran, peserta didik mendapatkan pengalaman
secara langsung, situasi pembejaran pun berjalan lebih efektif dan membuahkan
-
9
hasil yang lebih baik. Karena itu keinginan peserta didik dan kesiapan nya untuk
belajar lebih meningkat juga.
e) Mengikutsertakan banyak panca indera dalam proses pembelajaran
Semakin banyak panca indera yang ikut serta dalam proses belajar, maka hasil
belajar peserta didik akan bertahan lebih lama sehingga kualitas belajarnya menjadi
lebih baik, dan proses belajar mengajar menggunakan banyak panca indera ini pada
penggunaan media pembelajaran.
f) Meminimalisir perbedaan persepsi antar guru dan beserta didik
Khususnya dalam pembelajaran bahasa, sering terjadi perbedaan persepsi dalam
memaknai sesuatu, misalnya guru menggunakan suatu lafadz yang tidak dikenal
peserta didik, untuk mengurangi perbedaan persepsi dan mendekatkan pemahaman
antar guru dan peserta didik, maka penggunaan media pembelajaran menjadi sangat
penting, karena media dapat merubah sesuatu yang abstrak menjadi sesuatu yang
dapat diindera
g) Menambah konstribusi positif peserta didik dalam memperoleh pengalaman belajar
Hal ini karena media pembelajaran dapat mengengbangkan kemampuan peserta
didik dalam berfikir dan menganalisa sampai ada menemukan kesimpulan dan solusi
dari suatu permasalahan. Sudah tentu metode belajar sperti ini dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran karena peserta didik memperoleh banyak pengalaman belajar
h) Membantu menyelesaikan perbedaan pribadi antara peserta didik
Masini-masing peserta didik dalam suatu kelas memiliki kemampuan yang tidak
sama, keragaman ini kadang-kadang dapat memunculkan persoalan tersendiri dalam
proses belajar mengajar, misalnya masih ada peserta didik yang belum bisa
menerima pelajaran sementara sebagian yang lain merasa sudah paham dan tentunya
mersa bosan jika diulang-ulang terus menerus. Nah, salah satu cara menyelesaikan
persoalan ini adalah dengan menggunakan media pembelajaran.
c. Tujuan Media Pembelajaran
Tujuan utama penggunaan media pembelajaran adlah agar pesan atau informasi
yang dikomunikasikan tersebut dapat diserap semaksimal mungkin oleh para siswa
sebagai penerima informasi. Dengan demikian informasi akan lebih cepat dan mudah
-
10
untuk diproses oleh peserta didik tanpa haris melalui proses yang panjang yang akan
menjadikannya jenuh, apalagi dalam pembelajaran bahasa, dimana peserta didisk
dibekali dengan keterampilan berbahasa dengan cara berlatih berkelanjutan untuk
memperoleh keterampilan tersebut. Padahal berlatih secara berkelanjutan adalah hal
yang sangat membosankan, sehingga kehadiran media sangat diperlukan (Machmudah
& Rosyidi, 2008: 99).
d. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut arsyad (2013:21) manfaat media dalam proses belajar siswa yaitu:
a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehinggan dapat menumbuhkan
motivasi belajar
b) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dipahami oleh siswa dan
memungkinnya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran
c) Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komuniksi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh siswa sehingga seswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisantenaga apalagi kalau guru megajar pada setiap jam pelajaran
d) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hantya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lainseperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, memamerkan, dan lain-lain.
2. Teka-Teki Silang (TTS)
a. Penggunaan Teka-Teki Silang (TTS)
Teka-teki silang merupakan sebuah permainan yang cara mainnya yaitu mengisi
ruang-ruang kosong yang berbentuk kotak dengan huruf-huruf sehingga membentuk
sebuah kata yang sesuai dengan petunjuk. Selain itu mengisi teka-teki silang atau biasa
disebut dengan TTS memang sungguh sangat mengasikkan, selain juga berguna untuk
mengingat kosakata yang populer, selain itu jg berguna untuk pengetahuan kita yang
bersifat umum dengan cara santai. Melihat karakteristik TTS yang santai dan lebih
mengedepankan persamaan dan perbedaan kata, maka sangat sesuai jika dipergunakan
sebagai sarana peserta didik untuk latihan di kelas yang diberikan oleh guru yang tidak
-
11
menoton hanya berupa pertanyaan-pertanyaan baku saja
(http://erlina.Wordpress.com/2011/05/20/teka-teki-sebagai-media-pembelajara/: 15 november 2017)
b. Sejarah Singkat Teka-Teki Silang (TTS)
Dalam buku tell me when – science and technology, TTS pertama muncul di
surat kabar new York word pada tanggal 21 desember 1913. Teka-teki silang (TTS)
pertama ini disusun oleh Arthur winn dan diterbitkan pada lembar tambahan edisi hari
minggu surat kabar tersebut selama beberapa waktu. Ia teringat pada permainan masa
kecilnya magic square, sebuah permainan kata-kata dimana sang pemain harus
menyusun kata agar sama mendatar dan menurun sehingga berbentuk kotak. Teka-teki
silang (TTS) ini menjadi ciri tetap surat kabar tersebut. Bentuk dan formatnya sudah
seperti teka-teki silang (TTS) yang kita kenal sekarang. Pola kotak-kotak hitam dan
putih,dengan kata-kata berbeda yang saling bersilangan secara mendatar dan menurun,
serta terdapat panduan pertanyaan atau definisi untuk setiap kata sebagai petunjuk
pengisian. Hingga tahun 1924 yaitu ketika buku teka-teki silang (TTS) pertama kali
terbit, teka-teki silang (TTS) belum begitu populer. Namun, setelah, buku-buku teke-
teki silang (TTS) menyebar, teka-teki silang (TTS) sangat digemari di seluruh amerika.
Selanjutnya merambah ke eropa dan seluruh dunia termasuk kita di Indonesia.
Setelah teka-teki silang (TTS) ini begitu digemari, para pegiat buku teka-teki
silang (TTS)nmulai berkreasi menciptakan teka-teki gambar dan kemudian dikenal
dengan nama puzzle. Selain untuk hiburan fungsi teka teki gambar atau puzzle lebih di
arahkan kepada fungsi edukasi, yakni untuk menstimulasi otak anak-anak. Baik teka-
teki silang (TTS) maupun teka-teki gambar atau puzzle hingga saat ini masih sangat
populer dan digemari. Biasanya untuk mengisi waktu santai. Bersantai sambil mengasah
otak.
http://erlina.wordpress.com/2011/05/20/teka-teki-sebagai-media-pembelajara/
-
12
c. Manfaat Teka-Teki Silang (TTS)
Di antara manfaatnya adalah:
1. Asah otak
Manfaat pertama adalah untuk mengasah otak. Dengan petunjuk (clue) yang ada,
pengisi teka-teki silang (TTS) di haruskan untuk mengisi kotak-kotak yang
kosong. Jika satu soal berhasil di jawab, maka akan mempermudah untuk
menjawab soal-soal yang lainnya yang kotak-kotaknya terkait. Sehingga teka-
teki silang (TTS) merupakan media asah otak yang menyenangkan
2. Menambah kosakata
Dalam teka-teki silang (TTS) sering kali dijumpai kata-kata yang tidak lazi
dalam bahasa Indonesia, meskipun sebenarnya meskipun kata tersebut termuat
dalam KBBI( kamus besar bahasa Indonesia ). Bermain teka-teki silang (TTS)
bermanfaat untuk menambah kosakata. Tak hanya kosakata kata-kata dalam
bahasa Indonesia, tapi juga dalam kosakata lainnya, seperti ibukota Negara,
bahasa inggris, dan sebagainya.
Seringkali dijumpai soal sinonim dimana pada petunjuk soal, jawabannya adalah
sinonimnya hal sangat berguna perbendaharaan kata atau mengingat kembali
kata yang lupa artinya.
3. Melatih daya ingat
Manfaat selanjutnya adalah melatih daya ingat. Dalam menjawab teka-teki
silang (TTS), maka kita perlu mengingat-ingat apa yang kita tahu untuk
menjawab menjawab pertanyaan teka-teki silang (TTS). Dengan begitu, mengisi
teka-teki silang (TTS) menjadikan otak mengingat pengetahuan yang tersimpan
di otak
4. Menambah rasa ingin tahu
Sering kali soal yang tidak terjawab pada teka-teki silang (TTS) membuat rasa
penasarann. Jika dengan dengan menggunakan daya ingat tidak bisa dijawab
atau sama sekali tidak tahu, bisa dengan menggunakan bantuan buku
pengetahuan umumjika soalnya tentang ibukota Negara, KBBI jika soalnya
tentang sinonim, kamus bahasa inggris tentang bahasa inggris, dan sebagainya
-
13
5. Menambah wawasan
Setelah rasa ingin tahu munculdan mencoba menjawab soal trka-teki silang
(TTS) dengan bantuan, pengetahuan tambahan. Hal ini berarti kegiatan menisci
teka-teki silang (TTS) juga dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan.
6. Mengatasi rasa bosan
Teka-teki silang (TTS) bemanfaat untuk mengusir rasa bosan , misal sendirian,
bosan menunggu stasiun, dan sebagainya. Namun dengan banyaknya gadget
yang beredar seperti sekarang ini, tampaknya banyak orang yang lebih memilih
memainkan gadget ketimbang teka-teki silang (TTS)
7. Meningkatkan konsentrasi
Dalam mengisi teka-teki silang (TTS), seseorang harus kosentrasi. Seseorang
harus mengamati kotak-kotak TTS, seperti nomor soal dan letak nomor pada
kotak dan jumlah kotak pada soal. Sehingga teka-teki silang (TTS) bisa
bermanfaat untuk meningkatkan konsentrasi. (http://www.teka-
tekisilang.com/2013/09/manfaat-mengisi-teka-teki-silang-tts.html: 17 november 2017)
d. Teka-Teki Silang Sebagai Media Pembelajaran
Belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja dan tidak selamanya
bersentuhan dengan hal-hal yang kongkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Belajar
dalam realitasnya seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya
dan berada dibalik di balik realitasnya. Oleh sebab itu suatu media memilki andil yang
besar dalam menjelaskan hal-hal yang abstrak dan menunjukkan hal-hal yang
tersembunyi. Dalam pembelajaran seringkali terjadi ketidakjelasan atau kerumitan
bahan ajar sehingga dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Terkadang peran media dapat mewakili kekurangan pengajar dalam menyampaikan atau
mengkomunikasikan materi pelajaran kepada pengajar tetapi kadang peran media tidak
sepenuhnya menunjang proses belajar sebab penggunaanya tidak sejalan dengan tujuan
pengajaran. Karena itu tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai dasar atau acuan
untuk menggunakan media. Apabila hal tersebut di abaikan maka media bukan lagi
sebagai alat bantu pengajaran tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan
http://www.teka-tekisilang.com/2013/09/manfaat-mengisi-teka-teki-silang-tts.htmlhttp://www.teka-tekisilang.com/2013/09/manfaat-mengisi-teka-teki-silang-tts.html
-
14
secara efektif dan efisien, media memang penting dalam roses pengajaran akan tetapi
bisa menggeser peran guru di dalam kelas, sebab media hanya sebagai alat bantu yang
fungsinya memfasilitasi guru dalam pengajaran
(http://erlina.wordpress.com/2011/05/20/teka-teki-sebagai-media-pembelajaran/: 15 november 2017)
e. Kelebihan Dan Kekurangan Teka-Teki Silang
Kelebihan teka-teki silang (TTS), antara lain:
1. Bersifat memberikan penguatan (reinforcement)
2. Permainan merupakan startegi pengajaran yang dapat dipakai dalam proses
belajar mengajar. Aktifitas yang dilakukan para siswa dalam permainan ini
bukan saja aktifitas fisik tapi juga aktifitas mental.
3. Permainan dapat dipakai untuk membangkitkan kembali kegairahan belajar
siswa yang mulai bosan
4. Materi yang dikomunikasikan lewat permainan biasanya mengesan, sehinngga
sukar untuk dilupakan
5. TTS relatif murah dan mudah didapatkan atau disiapkan
6. Cara bemainnya termasuk mudah yaitu dengan mengisi jawaban dari pertanyaan
yang tersedia baik vertical maupun horizontal
Kelemahan teka-teki silang (TTS), antara lain:
1. Kata-kata yang dibentuk cenderung pendek.
2. Susah digunakan untuk pelajaran misalnya matematika, fisika, kimia, yang
mungkin terdapat banyak kesulitan dalam pembuatannya
3. Membutuhkan waktu yang tidak sedikit sebab pembuatannya rumit harus
disesuaikan pertanyaan dengan kolom yang dibutuhkan
4. Permainan biasanya menimbulkan suara gaduh, hal ini jelas mengganggu kelas
yang berdekatan
5. Untuk membentuk isi jawaban dari TTS yang saling berhubungan memerlukan
pengetahuan perbendaharaan kata yang banyak
http://erlina.wordpress.com/2011/05/20/teka-teki-sebagai-media-pembelajaran/
-
15
f. Langkah-langkah Pembuatan Teka-Teki Silang (TTS)
Adapun langkah-langkah pembuatan TTS menurut (Soeparno, 1998: 72) sebagai
berikut:
1. Pertama-tam menentukan kompetensi dasar dan indikator keberhasilan yang
akan dibahas.
2. Membuat kotak-kotak setelah itu diisi dengan jawaban dari setiap pertanyaan
(menurun dan mendatar).
3. Setiap kotak yang berisikan huruf pertama dari setiap kotak diberi nomor.
4. Selanjutnya kita mulai menyusun pertanyaan atau soal yang harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga kata-kata tercantum dalam kotak-kotak tersebut
adalah jawabannya.
5. Setelah semua pertanyaan tersebut tersusun, maka kotak-kotak yang tidak terisi
kita tutup dengan warna hitam .
6. Langkah selanjutnya menghapus semua huruf yang ada dalam setiap kotak yang
ditinggalkan hanya angka atau nomor pada awal setiap kata.
7. Langkah terakhir, adalah memindahkan kertas lain yang lebih bersih, untuk
selanjutnya diperbanyak dengan memfotocopy sesuai keperluan.
g. langkah-langkah permainan teka-teki silang (TTS)
cara pengaplikasian teka teki silang sebagai media dalam pembelajaran bahasa arab
khususnya pembelajaran kosakata yaitu:
1. Guru mendemonstrasikan terlebih dahulu permainan teka teki silang kepada
siswa didepan kelas, kemudian memberitahukan cara permainannya.
2. Guru membuat teka teki silang sesuai bahan yang di ajarkan. Caranya guru
menyiapkan bahan yang akan diajarkan.
3. Setelah bahan dipersiapkan guru membuat sebuah contoh pertanyaan dan contoh
jawaban singkat saja missal jenisnya sinonim, antonim dan sebagainya
-
16
4. Jawaban dari teka teki silang bisa saja dari isim dan fi‟il. Kemudian guru
membuat kolom yang memanjang dan mendatar serta memanjang dan menurun
5. Lalu guru menuliskan teka teki silang tersebut dipapan tulis tapi mungkin
menulis dipapan tulis membutuhkan waktu yang lama, alangkah efisiennya
apabila sebelumnya teka teki silang tersebut ditulis dikertas yang ukurannya
besar sehinnga tinggal ditempel dipapan tulis.
6. Bagi siswa beberapa kelompok
7. Selanjutnya semua siswa disuruh mengerjakan teka teki silang tersebut
8. Tentukan batasan waktu
9. Setelah siswa menyelesaikan soal tersebut, mereka disuruh maju kedepan untuk
mengisi teka teki silang yg ada dipapan tulis
10. Beri hadiah kepada individu atau kelompok yang mengerjakan paling cepat dan
benar
3. Kosakata Bahasa Arab
a. Pengertian Kosakata Bahasa Arab
Kosakata atau dalam bahasa arab disebut dengan mufrodat. Ada yang
mendefinisikan kosakata (mufrodat) sebagai himpunan semua kata-kata yang
dimengerti oleh orang tersebut dan kemungkinan akan digunakannya untuk menyusun
kalimat baru.
Menurut Soedjito Dalam (Setiawan, 2015: 289) menjelaskan kosakata adalah
semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, kekayaan yang dimiliki oleh seseorang
pembicara atau penulis, kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan dan
daftar kata yang disusun seperti kamus yang disertai penjelasan secara singkat dan
praktis.
Kekayaan kosakata seseorang secara umum di anggap merupakan gambar dari
intelegensia atau tingkat pendidikannya. Kosakata merupakan salah satu dari tiga unsure
bahasa yang sangat penting dikuasai. Kosakata ini digunakan dalam bahsa lisan maupun
-
17
bahasa tulis dan merupakan salah satu alat untuk mengembangkan kemampuan
berbahasa arab seseorang (Mustofa, 2011: 61).
Dalam pembelajaran bahasa arab ada beberapa masalah dalam pembelajaran
kosakata yang disebut problematika pembentukan kosakata( .) Hal itu
terjadi karena dalam pembelajaran kosakata mencakup didalamnya tema-tema yang
kompleks yaitu perubahan derivasi, perubahan infeksi, kata kerja, mufrod, tatsniyah,
jama’, ta’nits, tadzkir, dan makna leksikal dan fungsional (Mustofa, 2011: 62)
b. Tujuan Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab
Tujuan umum pembelajaran kosakata bahasa arab adalah sebagai berikut:
a. Memperkenalkan kosakata baru kepada siswa, baik mellui bahan bacaan
maupun fahm almusmu‟.
b. Melatih siswa untuk dapat melafalkan itu dengan baik dan benar karena
pelafalan yang baik yang benar mengantarkan kepada kemahiran berbicara dan
membaca secara baik dan benar pula.
c. Memahami makna kosakata, baik secara denotasi auat leksikal (berdiri sendiri)
maupun ketika digunakan dlam konteks tertentu (makna konotatif dan
gramatikal)
d. Mampu mengapresiasi ddan memfungsikan kosakata itu dalam berekspresi lisan
maupun tulis sesuai dengan konteksnya yang benar (Mustofa, 2011: 63).
c. Jenis-Jenis Media Pembelajaran Aspek Bahasa Arab
Media pembelajaran aspek berbahasa arab terdiri dari mufrodat (kosakata) dan
tarkib. siswa dikatakan mampu menguasai mufrodat (mufrodat) jika siswa disamping
bisa menerjemahkan bentuk-bentuk kosakata juga mampu menggunakannya dalam
jumlah (kalimat) dengan benar. Artinya tidak hanya sekedar hafal kosakata tanpa
mengetahui bagaimana menggunakannya dalam komunikasi sesungguhnya. Jadi dalam
prakteknya, setelah siswa memahami kosakata kemudian mereka di ajari untuk
menggunakannya baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan.
-
18
Adapun perincian tentang jenis-jenis media pembelajaran aspek berbahasa arab
adalah:
1) Media pembelajaran mufrodat (kosakata)
Dalam mengajarkan kosakata pada siswa adapun media yang bisa digunakan dalam
pembelajaran kosakata:
a. Miniatur benda asli
Miniature apartemen, miniatur buah-buahan, dan lain-lain. Dengan
Menghadirkan miniatur tersebut, guru dngan mudah tinggal mengucapkan,
menunjuk, dan menjelaskan masing-masing kosakata yang hendak di ajarkan.
b. Foto dan gambar
Foto dan sebuah benda aslinya yang dihasilkan dari sebuah kamera, bisa
digunakan untuk pembelajaran kosakata begitu juga dengan gambar yang dibuat
sendiri oleh guru, dan biasanya foto atau gambar tersebut dibuat dalam bentuk
kartu (kartu mufrodat/kosakata) ukuran yang digunakan adalah 16 cm x 20 cm
atau sesuai selera, dan akan lebih menarik lagi bila kartu tersebut diberi warna-
warni. Mengenai ukuran, guru bisa menyesuaikan dengan kebutuhan kelasnya
yang terpenting adalah ketika guru mendesain kartu tersebut harus ingat prinsip
keseimbangan, keserasian, dan keharmonisan.
c. Kantong bicara
Yaitu kantong yang diisi beberapa mufrodat (kosakata)
2) Tarkib
Definisi tata bahasa adalah saran untuk menggunakan bahasa dalam benar dalam
berkomunikasi, sesuai dengan gramatika bahasa itu sendiri. Sedangkan definisi
tarkib adalah aturan-aturan yang mengatur pengalaman bahasa arab yang digunakan
sebagai media untuk memahami kalimat
(http://aandesca.blogspot.com/2011/10/strategi-pembelajaran-tarkib.html: 18
November 2017)
http://aandesca.blogspot.com/2011/10/strategi-pembelajaran-tarkib.html:%2018
-
19
Yang dimaksud tarkib dalam bahasa arab yaitu susunan yang ditinjau dari ilmu
nahwu dan ilmu shorof. Adapun media pembelajaran selain penjelasan manual
dengan papan tulis, yang dapat digunakan adalah:
a. Media kartu
b. Kubus struktur Adalah sebuah kotak yang berbentuk kubus yang semua sisinya
berukuran sama. Kubus ini terbuat dari kertas yang kuat atau dari triplek, yang
didalamnya memuat unsur-unsur kalimat yang telah diajarkan oleh guru.
c. Papan selip
Merupakan media berupa papan yang memiliki saku. Papan ini ditempelkan
pada papan tulis yang diletakkan dari ujung kiri ke ujung kanan. Papan ini
berukuran 100 cm x 70 cm dari karton. Papan selip sangat membantu siswa
dalam mempelajari tarkib dan mengurutkan kalimat, menyempurnahkan jumlah
dengan mengganti gambar sebagai kalimat.
d. Peta
Peta baik digunakan untuk media pembelajaran tarkib nahwu
e. Posisi Kosakata Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Posisi kosakata sangat penting dalam bahasa arab seperti:
1. Pembentuk struktur kalimat dan teks
2. Penjelas kedudukan kata dalam kalimat
3. Penentu makna linguistic kontekstual dalam sebuah wacana atau teks bahasa
secara tepat
Dalam penentu makna kontekstual itu harus ditopang oleh pemahaman terhadap
subsistem bahasa arab lainnya, seperi sharaf (termasuk istisqoq), nahwu, dan nidhom
dalali (system semnatik) serta subtansi pembicaraan danteks itu sendiri. spirit utama
yang harus dipahami adalah bahwa pembelajaran bahasa, termasuk bahasa arab haruslah
fungsional yaitu memfungsikan bahsa sebagai media komunikasi dan karakteristik pasif
(mendengar dan membaca) maupun keterampilan oleh karangan aktif (berbicara da
menulis). (Abdul halim wicaksono, http://www.scribd.com/doc/169538710/tujuan-
pembelajaran-mufrodat: 19 Agustus 2017)
http://www.scribd.com/doc/169538710/tujuan-pembelajaran-mufrodathttp://www.scribd.com/doc/169538710/tujuan-pembelajaran-mufrodat
-
20
f. Sejarah Bahasa Arab
Bahasa arab termasuk rumpun bahasa smit yaitu bahasa yang dipakai bangsa-
bangsa yang tinggal disekitar sungai tigris dan furat, dataran Syria dan jazirah Arabia
(timur tengah) seperi bahasa finisia, asyiria, ibrania, Arabia, suryania, dan babilonia.
Dari sekian banyak bahasa tersebut yang bertahan sampai sekarang adalah ibrani.
Sebenarnya bahasa arab timbul sejak beberapa abad sebelum islam, karena bukti
peninggalan sastra arab baru dapat dicatat hanya mulai sejak dua abad sebelum islam,
sehingga pencacatan bahasa arab baru bisa dimulai saat ini (Machmuda,Rosyidi, 2008:
7).
B. Acuan Teoritis
Pada dasarnya suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian lain yang dapat dijadikan
sebagai titik tolak dalam mengadakan penelitian. Dalam penelitian ini, digunakan data
penelitian terdahulu sebagai telaah pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini,
diantaranya sebagai berikut:
Pertama penelitian yang dilakukan oleh Rantika Dan Faisal Abdullah, (2015),
dengan judul “Penggunaan Teka Teki Silang Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas II Pada Pembelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah Yahnurul Iman
Pengabuan Kabupaten Pali”. Berdasarkan uraian penelitian dapat diketahui bahwa
dengan penggunaan media teka teki silang pada pembelajaran bahasa arab kelas II di MI
yahnurul iman pengabuan kabubaten pali, dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dengan ditunjukkan meningkatnya nilai siswa yaitu 56,11 (pre-test) mengalami
peningkatan menjadi 79,44 (post-test).
Kedua oleh Candra Puspitasari Dan Joko Widiyanto, (2016) ” Upaya
Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Menggunakan Media Teka Teki Silang
Dengan Model Pembelajaran Talkig Stick Pokok Bahasan Ekosistem Kelas VII SMPN
1Kartoharjo” berdasarkan hasil analisis data dan temuan-temuan yang diperoleh dari
penelitian tindakan ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model talking
stick dengan menggunakan media teka teki silang dapat meningkatkan prestasi belajar
-
21
siswa kelas VIIE SMP Negeri 1 Kartoharjo dengan ditandai meninkatnya nilai
ketuntasan klasikal yaitu 86,6% dari SKM yang ditetapkan yaitu ≥75 dan permainan
teka teki silang yang dirancang dalam penelitian ini ternyata membuat siswa lebih
rileks, aktif dan tidak merasa bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Ketiga oleh Dian Septiana, (2016) ”Penggunaan Media Teka Teki Silang Mata
Pelajaran Geografi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Pada Kelas XII
IPS 4 SMA Bandar Lampung” penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan
media teka teki silang dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 4 SMA
Negeri bandar lampung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media
teka teki silang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dapat dilihat pada sisklus 1
siswa aktif hanya 45% , siklus II terjadi peningkatan sebesar 22,5%. Pada siklus III
keaktifan siswa mencapai 85%.
Berdasarkan refleksi awal bahwa pembelajaran bahasa arab di kelas V MI Nurul
Ihsan Telanaipura Kota Jambi pada aspek penguasaan kosakata bahasa arab masih
kurang maksimal, sehingga siswa kurang aktif, cepat merasa bosan dan media
pembelajaran yang kurang maksimal pula. Dengan penggunaan media teka teki silang
tersebut diharapkan siswa menjadi lebih aktif dan penguasaan kosakata bahasa arab
meningkat.
Persamaan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian diatas terletak pada
penggunaan media teka teki silang dan perbedaannya terletak pada parameter yang akan
diukur yaitu keaktifan siswa dan hasil belajar.
C. Model Tindakan
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu jenis penelitian tindakan
yang dilaksanakan oleh praktisi pendidikan (khususnya guru, dosen, atau instruktur)
dalam proses pembelajaran di kelas. McNiff (sebagaimana dikutip Suyanto: 1997)
mengemukakan bahwa PTK adalah bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru
yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum,
pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.
-
22
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan efisiensi dan kualitas pendidikan terutama proses dan hasil belajar siswa
pada level kelas. Secara lebih konkrit dapat dikemukakan bahwa tujuan PTK adalah
memecahkan permasalahan pembelajaran yang muncul di dalam kelas. Setelah berhasil
mengidentifikasi masalah, guru merancang dan kemudian memberikan perlakuan atau
tindakan tertentu, mengamati, mengevaluasi, dan menganalisis hasilnya guna
menentukan apakah tindakan yang diberikan tersebut berhasil memperbaiki kondisi
kelas yang diajarnya atau tidak. Dari informasi tersebut guru dapat menentukan
langkah-langkah yang perlu ditempuh terhadap kelas yang diajarnya. Adapun beberapa
model tindakan kelas diantaranya yaitu :
1. Rancangan Penelitian Tindakan model Kurt Lewin
Rancangan model Kurt Lewin merupakan model dasar yang kemudian
dikembangkan oleh ahli-ahli lain. Penelitian tindakan, menurut Kurt Lewin, terdiri dari
empat komponen kegiatan yang dipandang sebagai satu siklus, yaitu: perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).Pada
awalnya proses penelitian dimulai dari perencanaan, namun karena ke empat komponen
tersebut berfungsi dalam suatu kegiatan yang berupa siklus, maka untuk selanjutnya
masing-masing berperan secara berkesinambungan.
2. Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis & McTaggart
Model yang dikemukakan Kemmis & Taggart merupakan pengembangan lebih
lanjut dari model Kurt Lewin. Secara mendasar tidak ada perbedaan yang prinsip antara
keduanya. Model ini banyak dipakai karena sederhana dan mudah dipahami. Rancangan
Kemmis & Taggart dapatmencakup sejumlah siklus, masing-masing terdiri dari tahap-
tahap: perencanaan (plan), pelaksanaan dan pengamatan (act & observe), dan refleksi
(reflect). Tahapan-tahapan ini berlangsung secara berulang-ulang, sampai tujuan
penelitian tercapai.
3. Rancangan Penelitian Tindakan Model John Elliott
Seperti halnya model Kemmis & McTaggart, model John Elliott juga merupakan
pengembangan lebih lanjut dari model Lewin. Elliott mencoba menggambarkan secara
-
23
lebih rinci langkah demi langkah yang harus dilakukan peneliti. Ide dasarnya sama,
dimulai dari penemuan masalah kemudian dirancang tindakan tertentu yang dianggap
mampu memecahkan masalah tersebut, kemudian diimplementasikan, dimonitor, dan
selanjutnya dilakukan tindakan berikutnya jika dianggap perlu.
Berdasarkan beberapa model tindakan kelas di atas maka dalam penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian model Kurt lewin, dikarenakan model tersebut
simpel dan mudah dipahami dalam penggunaan media Teka Teki Silang.
Dalam penerapan media Teka Teki Silang diperlukan beberapa tahapan agar hasil
yang diinginkan dapat maksimal, hal tersebut sesuai dengan model tindakan yg
dikemukakan oleh Kurt Lewin bahwa tindakan kelas perlu dilakukan dalam beberapa
siklus.
C. Kerangka Berfikir
Pengamatan pelaksanaan pembelajaran bahasa arab di kelas IV MI Nurul Ihsan
Telanaipura Kota Jambi menunjukkan rendahnya penguasaan kosakata bahasa arab
siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
partisipasi belajar siswa rendah, dan siswa mudah merasa bosan didalam pembelajaran.
Penggunaan strategi yang belum menarik perhatian dan pemahaman siswa secara
menyeluruh. Sehingga pelaksanaan pembelajaran bahasa arab perlu ditingkatkan
terutama dalam hal penguasaan kosakata.
Dengan menerapkan media teka-teki silang (TTS), siswa mampu berekspresi,
percaya diri, dan belajar berinteraksi, sehingga dapat mendorong proses belajar siswa.
Dalam kegiatan pembelajaran siawa akan terlibat secara aktif. Pembelajaran ini
mendorong siswa untuk lebih giat belajar, mengembangkan sikap sosial, dan
komunikasi dengan teman yang lain, sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan
lebih mudah dipahami. Dengan demikian, media ini dapat memaksimalkan kemampuan
siswa serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
-
24
Bagan 2.1 kerangka teoritis
Kondisi awal 1. Siswa kurang aktif dan kurang
berpartisipasi dalam
pembelajaran
2. Penguasaan kosakata bahasa arab
siswa rendah
Pelaksanaan tindakan kelas
1. Guru menyiapkan media pembelajaran berupa teka-teki
silang terkait materi yg di ajarkan
2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
3. Siswa diajak mengisi kotak-kotak teka-teki silang (TTS)
4. Tiap perwakilan kelompok diminta untuk maju membuat
kalimat yg dibuatnya
5. Guru meluruskan dan meminta siswa memperbaiki apabila ada
kesalahan
6. Guru menutup pembelajaran
Tindakan akhir
1. Siswa aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran
2. Siswa mudah berinteraksi dikarenakan meningkatnya hasil
penguasaan kosakata bahasa arab
siswa
-
25
D. Hipotesis Penelitian
“Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul‟‟ (arikunto, 2008: 71)
Berdasarkan landasan teoritis dan kerangka berfikir yang ada, hipotesis tindakan
penelitian ini adalah “ jika siswa diberikan pembelajaran kosakata menggunakan media
teka teki silang (TTS) dalam pembelajaran kosakata bahasa arab akan terjadi
peningkatan hasil belajar siswa pada kelas V di Madarasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota
Jambi ‟‟
-
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dikelas V semester ganjil tahun ajaran 2018/2019.
Bertempat di madrasah ibtidaiyah Nurul Ihsan kota jambi. penentuan kelas V semester
ganjil berdasarkan hasil wawancara dengan guru wali kelas V.
Jenis penelitian yang dipilih adalah penelitin tindakan kelas (PTK) dengan jenis
kolaboratif parsipatorif, sehingga sangat diharapkan kehadiran peneliti di lapangan
untuk melakukan kolaborasi dan aktif terlibat dalam proses pembelajaran didalam kelas
yang dijadikan obyek penelitian. Selama penelitian tindakan ini dilakukan, peneliti
bertindak sebagai observer, pengumpul data, penganalisis data dan sekaligus pelapor
hasil penelitian. dalam penelitian ini, kedudukan peneliti adalah sebagai perencana,
pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dn akhirnya pelapor hasil
penelitian. Penelitian dilakukan pada hari senin 23 juli 2018 sampai dengan 30 agustus
2018.
B. Tahap-tahap penelitian
Prosedur pelaksaan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
Pra tindakan dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui dan mendata
permasalahan dalam pengasaan kosakata bahasa arab. Kegiatan yang dilakukan dalam
pra tindakan adalah mengamati proses belajar mengajar yang berlangsung dikelas V MI
Nurul Ihsan Tenaipura Kota Jambi. Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara pada
guru kelas V MI Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi. Peneliti juga mengamati keadaan
dan kemampuan siswa dengan melaksanakan pre tes untuk mengetahui penguasaan
kosakata bahasa arab siswa.
Pada tahap pra tindakan peneliti melihat gambaran keadaan kelas, prilaku siswa,
perhatian terhadap pelajaran yang disamapaikan guru, sikap siswa terhadap mata
pelajaran. Guna mengukur atau mengetahui peningkatan kosakata bahasa arab, peneliti
-
27
mengambil data penguasaan kosakata bahasa arab dengan memberikan pre tes soal
tentang bahasa arab siswa.
2. SIKLUS I
a. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan disusun rencana tindakan sebagai berikut:
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
2) Menyusun format evaluasi proses dan hasil yang diharapkan dan kreteria pencapaian
target yang diharapkan.
3) Menyusun pedoman penilaian
4) Menyusun pdoma observasi
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan pembelajaran dilakukan sebanyak n siklus. Siklus tindakan yang
dilakukan disesuaikan dengan tingkat keberhasilan pada siklus I. dalam hal ini praktikan
melaksanakan pembelajaran bersama teman sejawat yang mana berfungsi sebagai
observer dalam melaksanakan pembelajaran. Apakah pembelajaran yang dilakukan oleh
praktikan sesuai dengan RPP yang disusun bersama . setelah pembelajaran dilakukan
diskusi bersama teman sejawat atau observer atas tindakan yang telah dilakukan ,
kemudian melakukan reflleksi. Hasil refleksi digunakan untuk menyusun rancangan
tindakan paada tahap selanjutnya.
c. Observasi
Tahap observasi pada dasarnya dilakukan bersama dengan tahap pelaksaan
tindakan. Pada tahap ini dilakukan perekaman berbagai data dan kendala yang dihadapi
berkaitan dengan pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan media teka teki
silang(TTS). Observasi dilaksanakan dengan melakukan pengamatan pendahuluan,
yaitu mengamati tingkah laku siswa selama proses belajar mengajar berlangsung yang
meliputi penguasaan siswa dalam kosakata bahasa arab. Begitu juga kemampuan
peneliti sebagai pelaksana proses pembelajaran. Untuk mengetahui kemampuan siswa
pada penguasaan kosakata bahasa arab peneliti melakukan wawancara dengan guru
-
28
bahasa arab dan mengambil data pretes yang telah dilakukan peneliti berupa nilai siswa
dalam penguasaan kosakata bahasa arab.
Observasi dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus 1 sampai siklus n. hasil
pengamatan dari siklus 1 secara otomatis mempengaruhi penyusunan tindakan pada
siklus berikutnya. Hasil pengamatan pada akhir setiap pertemuan akan dididkusikn
dengan observer secara kritis. Hasilnya kemudian digunakan untuk kepentingan
refleksi. Instrument yang digunakan dalam pengamatan ini meliputi ppedoman
observasi, pedoman wawancara dan pedoman studi dokumentasi.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setiap akhir pertemuan pada setiap tahap pembelajaran.
Dari keseluruhan data yang telah diperoleh, peneliti kemudian melakukan refleksi,
apakah hasil dari pelaksanaan tindakan yang didlakukan berhasi atau tidak sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Hal-hal yang dikaji dan dibahas meliputi: a.
menganalisis kegiatan tindakan yang telah dilakukan, b. membahas perbedaan antara
rencana dan pelaksanaannya, c. menginterpretasi, memaknai, dan menyimpulkan data
yang telah diperoleh. Hasil refleksi data yang dilaksanakan pada siklus 1 akan
digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
3. SIKLUS II
Pada siklus II tahap yang dilakukan peneliti sama dengan tahap pertama dengan
tujuan untuk memecahkan masalah yang timbul pada siklus I dan untuk meningkatkan
derajat keberhasilan tujuan penguasaan kosakata bahasa arab dengan menggunakan
media teka teki silang (TTS). Tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi pada siklus II merupakan hasil perbaikan dari masalah yang timul pada siklus I.
a. Tahap perencanaan
Rencana pada siklus II disusun berdasarkan hasil analisis dan refleksi siklus I.
tindakan yang akan dilakukan pada siklus II yaitu menerapkan media teka teki
silang (TTS).
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan menggunakan media teka
teki silang (TTS). Teknik pembelajaran sama dengan siklus I.
-
29
c. Observasi
Pengamatan pada siklus II dilakukan mulai dari awal samapai degan akhir
pembelajaran, hasil dari observasi siklus II secara otomatis mempengaruhi
penyusunan tindakan pada siklus berikutnya. Hasil pengamatan pada akhir setiap
pertemuanakan didiskusikan bersama observer secara kritis. Hasilnya kemudian
digunakan untuk kepentingan refleksi. Instrument yang digunakan dalam
pengamatan ini meliputi pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman
studi dokumentasi.
d. Refleksi
Dari pelaksanaan siklus II, peneliti beserta observer melakukan refleksi hasil
pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil dari siklus II diketahui bahwa
pengusaan bahasa arab lebih meningkat atau tidak. Setelah dianalisis pada siklus II
terdapat kendala, yaitu siswa masih banyak yang belum menguasai kosakata bahasa
arab secara keseluruhan, maka peneliti bersama observer merancang atau menyusun
rancangan selanjutnya.
C. Desain Dan Jenis Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
research). Pengkategorian penelitian ini ke dalam penelitian tindakan sesuai dengan
model kurt lewin. Tiap siklus atau putaran terdiri empat tahapan yaitu perencanaan
(planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri
melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar
siswa meningkat (Aqib, 2011, hal.3). Dalam pelaksanaannya, penelitian ini bersifat
kolaboratif bersama guru kelas sebagai upaya bersama untuk mewujudkan perbaikan
yang diinginkan.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian
tindakan kelas (PTK). Prosedur PTK mencakup: penelitian focus permasalahan,
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dibarengi observasi dan interpretasi,
-
30
analisis dan refleksi, dan perencanaan tindak lanjut. Penelitian ini bertujuan mencari
solusi terhadap permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terjadi dikelas.
Model kurt Levin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai penelitian
tindakan yang lain. Khususnya PTK. Konsep pokok penelitian tindakan kurt Levin
terdiri dari empat komponen yaitu: a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c)
pengamatan (observing), d) refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut
dipandang sebagai satu siklus, yang dapat digambarkan sebagai berikut (Nur ali, 2008:
41).
Beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang
berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu
1. Perencanaan (planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
2. Pelaksanaan tindakan (acting)
Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
Planning
Acting
Observing
Reflecting
-
31
3. Pengamatan (observing)
Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat, sebelumnya
sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan
karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan.
4. Refleksi (reflecting)
Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Istilah refleksi berasal dari bahasa inggris reflection, yang diterjamahkan
kedalam bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan
ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan
dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan (Arikunto,
2007: 16-19). Latif mendefinisikan sebagai berikut: ‘’refleksi adalah kegiatan
menganilisis hasil pengamatan untuk menentukan sudah sejauh mana
pengembangan strategi yang sudah dikembangkan telah berhasil memecahkan
masalah dan apabila belum berhasil, faktor apa saja yang menjadi penghambat
kekurangan berhasilan tersebut (Nur ali, 2008: 101).
D. kriteria keberhasilan penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila terdapat sedikitnya 60%
siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Keberhasilan atau ketuntasan belajar
dilihat berdasarkan tes yang diperoleh. kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
digunakan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Kota Jambi dikatakan berhasil atau
tuntas apabila setiap siswa mencapai skor 65% atau nilai 65.
Table 3.2 kriteria ketuntasan umum
Skor Kriteria
65 Belum tuntas
65 Tuntas
-
32
E. Sumber Data Dan Jenis Data
Terkait dengan penelitian ini yang akan dijadikan sebagai sumber data adalah
sisiwa-siswi kelas V Madarasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan, dimana siswa-siswi tersebut
tidak hanya diperlukan sebagai obyek yang dikenai tindakan, tetapi juga aktif dalam
kegiatan yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik penelitian
tindakan kelas (PTK) yaitu a collaborative effort and or participateves (Arikunto dkk,
2008: 104).
Data penelitian ini mencakup:
1. Skor tes siswa yang diberikan pada pra tindakan (pre test)
2. Hasil lembar observasi guru dalam melaksanakan pembelajaran.
3. Hasil observasi yang berkaitan dengan aktifitas siswa pada pembelajaran bahasa
arab berlangsung.
Data penelitian ini berupa pengamatan dan dokumentasi dari setiap tindakan
perbaikan pengunaan media teka teki silang (TTS) pada pembelajaran bahasa arab
dalam meningkatkan pemahaman kosakata bahasa arab siswa kelas V madrasah
ibtidaiyah Nurul Ihsan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat kualitatif
diperoleh dari dokumentasi, observasi, dan wawancara. Sedangkan data yang bersifat
kuantitatif bersal dari evaluasi, pre test dan post test.
F. Instrument Penelitian
Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan
instrument yang disusun dan dikembangkan peneliti ada 3 macam instrument
berdasarkan bentuknya yaitu:
1. Panduan observasi
2. Pedoman wawancara
3. Tes penguasaan kosakata
G. Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep
kesahian (validitas) dan ketrandalan (reabilitas). Penelitian tindakan kelas (PTK)
merupakan kerja ilmiah, untuk melakukan ini mutlak dituntut secara objektifitas. Untuk
memenuhi criteria ini dalam penelitian maka kesahian (validitas) dan ktrandalan
-
33
(reabilitas) harus dipenuhi kalau tidak maka penelitian ini harus dipertanyakan(Iskandar,
2009: 81).
Pengecekan keabsahan data yang bersifat kualitatif, dalam penelitian tindakan
kelas ini peneliti menggunakan tringulasi. Triangulasi adalah teknik pengecekan
keabasahan data dengan memanfaatkan sesuatu diluar data sebagai pembanding
(Moleong, 2008: 330), misalnya konsultasi dengan guru wali kelas V dan pengurus
kurikulum.
Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan pemeriksaan sumber lainnya.
Adapun pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan
tringulasi sumber, yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan sustu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif (Moleong, 2008: 330). Hal itu dapat dicapai dengan teknik sebagai
berikut ( Moleong, 2008: 331):
1. Membandingkan data hasil pengamatan (hasil penggunaan media teka-teki silang
dalam pembelajaran bahasa arab siswa kelas V MI Nurul Ihsan) dengan data hasil
wawancara (tidak terstruktur) dengan siswa.
2. Membandingkan apa yang dikatakan guru mata pelajaran bahasa arab kelas V
dengan apa yang dikatakan siswa-siswi kelas V MI Nurul Ihsan (berkaitan dengan
jawaban dan pertanyaan tentang pelaksanaan pembelajaran bahasa arab dengan
menentukan media teka teki silang yang diajukan peneliti.
G. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan instrument utama
dan penunjang. Data adalah segala fakta dan angka yang dijadikan bahan untuk
menyusun suatu informasi. Informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk
suatu keperluan. Data utama untuk penelitian ini adalah data hasil penguasaan siswa
pada kosakata bahasa arab. Data endukung pennelitian ini juga berasal dari hasil
obsevasi berupa informasi tentang kemampuan siswa kelas V madrasah ibtidaiyah
Nurul Ihsan.
Menurut (Arikunto, 2002: 107) bahwa sumber data adalah subjek dimana data
penelitian diperoleh. Jadi, yang dimaksud sumber data adalah asal kata yang
-
34
dipergunakan dalam penelitian. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah adalah
siswa kelas V madrasah ibtidaiyah Nurul Ihsan subjek penelitian.
Data penelitian ini diperoleh dari observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi.
Berikut ini diuraikan tentang teknik pengumpulan data dan sumber data yang diperoleh.
Table 3.1 teknik pengumpulan data dan sumber data
Teknik
pengumpulan data
Aspek Sumber data
Obsevasi
Proses KBM Guru dan siswa
Wawancara Penguasaan kosakat
Bahsa arab siswa
Guru dan siswa
Dokumentasi Penggnaan media teka
teki silang (TTS) untuk
meningkatkan kosakata
bahasa arabselama KBM
berlangsung
Foto
Tes Penguasaan kosakata
siswa
Siswa
Adapun uraian teknik pengumpulan data adalah:
1. Teknik observasi
Suharsimi arikunto mengatakan bahwa observasi atau disebut juga dengan
pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan
menggunakan segala indra ( Arikunto, 2002: 204).
Berdasarkan definisi diatas observasi dilakukan pada saat proses kegiatan belajar
mengajar bahasa arab berlangsung, dengan melihat dan mengamati sendiri, mencatat,
prilaku dan kejadian yang sebenarnya. Dengan menggunakan pedoman observasi
-
35
kegiatan pembelajaran, catatan lapangan, dan foto dengan tujuan memperoleh data
tentang kurangnya pengusaan siswa pada kosakata bahasa arab. Hal-hal yang dicatat
antara lain:
1) Letak geografis madrasah ibtidaiyah Nurul Ihsan
2) Sekilas mengenai madrasah ibtidaiyah Nurul Ihsan
3) Kondisi lingkungan belajar di madrasah ibtidaiyah Nurul Ihsan
4) Pelaksaan penggunaan media teka teki silang (TTS) untuk meningkatkan
pemahaman kosakata bahasa arab siswa kelas V madrasah ibtidaiyah Nurul Ihsan
5) Aktifitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung di madrasah ibtidaiyah
Nurul Ihsan
6) Hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai tugas evaluasi dikelas dimadrasah
ibtidaiyah Nurul Ihsan
Jenis observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan menggunakan observasi
partisipasi yaitu mengamati proses pembelajaran dengan menerapkan media teka teki
silang (TTS) dan mengamati kondisi kelas saat proses belajar mangajar dilaksanakan.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
mewawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan (Moleong, 2006: 186).
Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data tentang
pembelajaran bahasa arab. Selain itu, wawancara juga digunakan untuk
membandingkan dan mencocokkan kata-kata, perilaku, tindakan subjek penelitian
dengan pembeajaran yang sebenarnya.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari
catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dilakukan psikolog dalam
meneliti perkembangan seorang klien, melalui catatan pribadinya (Fathoni, 2006;112).
Dari definisi tersebut, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa dokumentasi yang
peneliti gunakan adalah dengan mengambil data meliputi profil MI Nurul Ihsan, foto
gambar proses pembelajaran, keadaan siswa, sarana dan prasarana, data siswa.
-
36
4. Tes
Tes pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
teknik tes obyektif. Yang mana nurkanca dan suhatana menyatakan dalam buku masnur
muslich bahwa merupakan suatu cara yang berbentuk tugas atau serangkaian tugas yang
harus diselesaikan oleh siswa yang bersangkutan (Mannur, 2009: 146). Dalam
penelitian ini, siswa sebagai subjek tes, dan data yang dikumpulkan berupa hasil tes
pengusaan kosakata bahasa arab. Pengukuran tes hasil belajar dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui peningkatan koskata bahasa arab. Tes yang dimaksud meliputi tes
awal yaitu tes yang diberikan sebelum adanya tindakan, dan tes akhir yang dilakukan
pada setiap akhir tindakan, hasil tes ini akan digunakan untuk mengetahui peningkatan
siswa dalam kosakata bahasa arab.
H. Teknik Analis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber
data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data, dan melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik kualitatif
digunakan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan rencana tindakan, menggambarkan
hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran dan
mendeskripsikan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran serta kemampuan berfikir
siswa sesuai dengan pengamatan. Sedangkan teknik kuantitatif digunakan untuk
mendeskripsikan tentang efektivitas dari pembelajaran yang meliputi hasil belajar dan
keaktifan siswa. Berikut analisis data yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Reduksi Data
Merupakan proses penyederhanaan yang di lakukan melalui seleksi data mentah
menjadi data yang bermakna. Data yang diseleksi untuk digunakan dan mendukung
dalam penelitian ini adalah hasil observasi sikap siswa dan hasil belajar sebelum
tindakan, hasil wawancara dengan guru dan siswa, dan hasil observasi terhadap
kegiatan guru dan siswa, serta keaktifan siswa.
2. Sajian data
-
37
Data yang sudah terkumpul dan terseleksi kemudian di kelompokkan dalam
beberapa bagian sesuai dengan jenis data supaya makna peristiwanya menjadi lebih
jelas dipahami. Sajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk paparan
naratif, tabel, dan grafik.
3. Penarikan simpulan/verifikasi
Simpulan dalam penelitian ini ditarik berdasarkan reduksi dan sajian data. Penarikan
simpulan di lakukan sebagai proses pengambilan intisari dan sajian data yang telah
terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat
tetapi mengandung pengertian yang luas.
Dalam analisis data ini penulis akan mengambil data tentang hasil observasi keaktifan
siswa, yang dapat diambil melalui:
Presentase respon siswa = x 100 %
Dimana : a = proporsi siswa yang memilih (aktif)
b = jumlah siswa (keseluruhan)
Dengan penilaian :
0 – 19 = tidak aktif
20 – 59 = kurang aktif
60 – 69 = cukup aktif
70 – 79 = aktif
80 – 100 = aktif sekali
Sedangkan hasil observasi aktivitas guru diberikan nilai sebagai berikut ( Trianto, 2011,
hal.63)
1 = kurang baik
2 = cukup baik
3 = baik
4 = baik sekali
Data kuantitatif merupakan proses perhitungan hasil belajar siswa pada masing-
masing siklus yang dilakukan dengan perhitungan (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008,
hal.166)
-
38
Skor = x 100
Ket :
B = jumlah butiran dijawab benar
N = banyak butiran soal.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus :
= X
Ket :
= jumlah semua nilai siswa
= jumlah siswa.
= nilai rata-rata
Nilai ketuntasan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan :
P =
Siswa yang tuntas belajar dengan penilaian
0 – 2 = sangat rendah
2 – 4 = rendah
4 – 6 = cukup tinggi
6 – 8 = tinggi
8 – 10 = sangat tinggi
K. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 5 bulan, dari bulan desember hingga april
2018. Dengan langkah-langkah penelitian mulai dari pra-penelitian, yaitu observasi
dilapangan, pembuatan proposal, seminar proposal hingga pada langkah penelitian
seperti penulisan skripsi, bimbingan, penggandaan serta kegiatan akhir penelitian, yaitu
perbaikan dan dan penyampaian skripsi pada pihak akademik dan tim penguji. Untuk
menyampaikan sistem kinerja dilapangan, maka peneliti menggunakan kegiatan
tersistematis melalui jadwal penelitian sebagai berikut:
-
39
Table 1: jadwal penelitian
No
Kegiatan
Bulan / Minggu
I II III IV V VI VII VI
I
Oktober
2017
Novem-
ber
2017
Desemb
er
2017
Januari