Transcript

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggudangan merupakan hal yang sangat relevan untuk didiskusikan saat ini, mengingat kondisi iklim yang mulai berubah akibat pemanasan global sehingga sepanjang tahun 2011 ini hampir dalam seluruh bulan terdapat hujan. Di tahun-tahun mendatang, sangat mungkin musim kemarau akan sangat panjang. Jika hasil panen akan disimpan, sangatlah penting untuk memulai dengan produk berkualitas tinggi. Hasil panen harus tidak mengandung unit yang rusak atau berpenyakit, dan wadah atau kontainer harus berventilasi dengan baik dan kuat untuk menahan tumpukan. Pada umumnya, praktek penyimpanan yang baik termasuk pengontrolan suhu, pengontrolan kelembaban nisbi, perputaran udara dan pengaturan tempat antara kontainer untuk ventilasi yang memadai, dan menghindari pencampuran produk yang bertentangan atau tidak kompatibel. Pada makalah ini akan membahas penyimpanan bahan pangan dan beberapa hal yang penting lainnya untuk diperhatikan sebelum dilakukan penyimpanan. 1.2. Tujuan Makalah ini bertujuan membahas penggudangan bahan pangan meliputi syarat bangunan penyimpanan, tipe-tipe bangunan penyimpanan, pengendalian suhu ruang penyimpanan dan beberapa hal yang penting lainnya untuk diperhatikan sebelum dilakukan penyimpanan.

1

II.

PEMBAHASAN

2.1. Praktik Penyimpanan Pemeriksaan produk tersimpan dan struktur pembersihan penyimpan dengan basis beraturan bisa membantu mengurangi kerugian dengan cara memperkecil penyebaran pestisida dan mencegah penyebaran penyakit. Periksalah produk dan struktur penyimpanan: bersihkan

Fasilitas penyimpan harus dilindungi dari tikus dengan cara menjaga kebersihan area, bebas dari sampah dan tanaman pengganggu. Penangkal tikus bisa dibuat dari bahan sederhana seperti kaleng timah tua atau potongan lembaran besi yang dibuat pas untuk perpanjangan kaki-kaki struktur bangunan penyimpanan. Jika diinginkan, teknologi yang telah dikembangkan bisa digunakan. Lantai beton bisa membantu mencegah masuknya tikus, seperti halnya pula jaring pada jendela, ventilasi dan saluran air. Saat memeriksa produk tersimpan, produk manapun yang telah tumpah atau terinfeksi harus disingkirkan dan dihancurkan. Dalam beberapa kasus, produk masih bisa digunakan untuk konsumsi jika digunakan langsung, atau mungkin sebagai makanan hewan. Kontainer dan karung yang bisa dipakai ulang harus dibersihkan dalam air yang diberi klorin atau air mendidih sebelum dipakai. Penempatkan bahan di atas lantai di bawah karung atau karton yang berisi produk mencegah kelembaban menyentuh produk yang memerlukan kondisi kering dalam penyimpanan. Hal ini membantu kemungkinan serangan jamur, sementara lainnya memperbaiki ventilasi dan/atau sanitasi di dalam ruang penyimpanan. Beberapa contoh bahan yang bermanfaat adalah berikut ini: Lembaran tahan air

Alas kayu

Palet kayu:

2

Sumber: FAO. 1985. Prevention of PostHarvest Food Losses: A Training Manual. Rome: UNFAO. 120pp. 2.2. Struktur Penyimpanan Kandang atau bangunan kebun untuk umbi-umbian atau yam adalah struktur tradisional yang digunakan di Afrika Barat untuk menyimpan yam tersebut setelah kuring. Pohon hidup yang cepat tumbuh digunakan untuk membuat struktur berbentuk persegi panjang, dan membentuk dinding-dinding sekaligus sebagai tempat teduh. Fasilitas penyimpanan memerlukan ventilasi yang memadai untuk membantu meningkatkan masa simpan dan mempertahankan kualitas produk. Berikut adalah tiga jenis kipas yang umum dipakai. Sentrifugal Axial flow

Propeller/expeller

Ventilasi dalam struktur penyimpanan bisa dikembangkan jika lubang masuknya angin terletak di bagian bawah ruangan, tempat kerluarnya angin berada di atas. Exhaust vent sederhana dan ringan adalah katup yang bisa dibuka dengan tekanan. Jenis bangunan atau fasilitas apapun yang digunakan untuk menyimpan hasil panen hortikultura harus diinsulasi untuk keefektifan maksimum. Bangunan pendingin yang3

diinsulasi akan memerlukan listrik lebih sedikit untuk menjaga produk agar tetap dingin. Bangunan pendingin tertutup rapat akan memerlukan listrik lebih sedikit untuk menjaga produk agar tetap dingin. Jika bangunan tersebut didinginkan dengan cara evaporatif atau ventilasi udara malam, bangunan yang tertutup rapat akan menahan udara dingin lebih lama. Nilai-R (resistansi) insulator telah terdaftar di bawah ini untuk beberapa bahan bangunan yang sering dipakai. Yang dimaksud dengan R adalah daya tahan, dan semakin tinggi nilai-R, semakin tinggi daya tahan bahan terhadap konduksi panas dan bahan tersebut mempunyai sifat insulasi lebih baik.

Ruangan pendingin biaya rendah dapat dibangun memakai semen untuk lantai dan busa polyurethane sebagai insulator. Membangun ruang penyimpanan dalam bentuk kubus akan mengurangi luas permukaan per volume unit dari ruang penyimpanan, dengan demikian mengurangi biaya

4

pembangunan dan biaya pendinginan. Semua dinding harus di dempul dan pintunya harus memiliki penyekat karet.

Sumber: Tugwell, B.L. No date. Coolroom construction for the fruit and vegetable grower. Department of Agriculture and Fisheries, South Australia. Special Bulletin 11.75. Ilustrasi di bawah adalah pandangan penampang lintang dari tempat penyimpanan buah. Sistem ini disahkan sebagai model standar untuk tempat penyimpanan untuk tingkat kebun oleh Departemen Pembangunan (Korea) pada tahun 1983. Catat bahwa masuknya udara terletak di dasar bangunan, dan lantai penuh dengan lubang-lubang, memungkinkan pergerakan bebas udara. Seluruh bangunan di set di bawah tanah mengambil keuntungan sifat pendinginan oleh tanah.

Sumber: Seung Koo Lee, 1994. Assoc. Prof., Postharvest Technology Lab., Department of Horticulture, Seoul National University, Suwon 441-744, Korea.

5

Untuk fasilitas penyimpanan yang didinginkan, pemakaian ventilasi udara luar adalah pemborosan energi. Untuk sistim ini, sistim sirkulasi yang sederhana dapat di buat dengan menambah kipas di bawah lantai dan menyediakan tempat kosong di salah satu sisi tempat penyimpanan agar udara dingin kembali melalui ventilasi dalam. Susunan ventilasi lantai yang baik untuk sirkulasi udara akan dapat memperbaiki ventilasi di tempat penyimpanan. Saluran lateral harus 2 meter terpisah saat diukur dari titik tengah ke titik tengah lainnya. Kecepatan aliran udara dari saluran utama harus 10 sampai 13 meter/detik.

Sumber: Potato Marketing Board. No date. Control of Environment. Part 2. London: Sutton Bridge Experiment Station, Report No. 66

Di daerah yang lebih dingin, suhu penyimpanan yang cocok dapat dipertahankan dengan membawa udara luar masuk ke fasilitas penyimpanan. Instalasi kipas yang khas untuk sistem ventilasi bertekanan diilustrasikan di bawah. Distribusi udara di atas menyederhanakan disain tempat penyimpanan. Lubang masuk resirkulasi dalam ruang dapat ditambahkan jika pendingin dipakai. Saluran-saluran dapat dibangun dari kayu, pipa plastik atau bahan apa saja yang sesuai. Sistem Distribusi Ventilasi

Jenis saluran untuk kipas masuknya udara

Struktur penyimpanan dapat didinginkan dengan ventilasi pada malam hari saat udara di luar dingin. Untuk hasil terbaik, ventilasi udara harus diletakkan di dasar struktur tempat penyimpanan. Kipas pembuangan yang ditempatkan di bagian atas struktur bangunan menarik udara dingin ke ruang penyimpanan. Ventilasi harus ditutup saat matahari terbit, dan tetap ditutup selama siang hari.

7

Perpanjangan atap yang bergantungan di struktur tempat penyimpanan sangat membantu menaungi tembok dan pembukaan ventilasi dari sengatan sinar matahari, dan member perlindungan dari hujan. Atap yang bergantungan sedikitnya 1 meter (3 kaki) direkomendasikan.

Sumber: Walker, D.J. 1992. World Food Programme Food Storage Manual. Chatham, UK: Natural Resources Institute. 2.3. Sifat Bahan Pangan yang Disimpan8

Bahan-bahan pertanian dilakukan penyimpanan dan penggudangan karena beberapa sifat bahan pertanian yang mengharuskan dilakukan penyimpanan dan penggudangan, antara lain : Mudah rusak (perishable) beberapa komoditi terkonsentarsi dan yang lain tersebar Seasonal (musiman) Bulky (kamba) Bahan pertanian bersifat perishable karena di dalamnya terkandung berbagai bahan penunjang kehidupan baik bagi tanaman itu sendiri maupun makhluk hidup yang lain (manusia, mikroorganisme dll). Bahan dan hasil pertanian juga tidak tersebar secara merata, bahan dan hasil pertanian tertentu terdapat pada daerah tertentu pula, misalnya salak pondoh hanya banyak terdapat di daerah jawa tengah dan yogyakarta. Sebagian besar hasil pertanian hanya bisa dipanen pada waktu tertentu dan pada musim tertentu. Kebutuhan hasil pertanian sebagai bahan makanan yang terus-menerus kontradiksi dengan sifat bahan pertanian yang seasonal maka dari itu dibutuhkan penyimpanan. Dengan penyimpanan produksi berlanjut sepanjang musim Perlu adanya cadangan yang harus diperlakukan dengan baik salah satunya dengan pengolahan. Kerusakan pada bahan pertanian dibedakan menjadi empat kategori yaitu sebagai berikut : 1. kerusakan akibat enzim, misalnya ketika terdapat memar pada hasil pertanian, maka akibat mengaktifkan enzim untuk mengadakan perombakan komponen yang terdapat dalam bahan sehingga hasil pertanian tersebut menjadi lembek, hancur dan kehitaman (akibat adanya fenolis) 2. kerusakan karena reaksi kimia, hal ini sangat terkait dengan adanya reaktivasi dari enzim atau dari keadaan yang memicu terjadinya reaksi kimia (perombakan komponen bahan) sehingga merusak hasil pertanian tersebut. 3. Mechanical damage, lebih kepada kerusakan secara fisik misalnya jatuh, terkelupas dan sebagainya. Selain menghasilkan penampakan yang tidak baik juga memicu kerusakan oleh enzim dan reaksi kimia. 4. Microbial damage, adalah kerusakan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Kerusakan ini terjadi karena mikroba memerlukan O, N, C dan H yang semuanya terdapat pada hasil pertanian. Semua jenis kerusakan di atas jika tidak dikendalikan maka akan menghasilkan kerugian, sebaliknya jika dikendalikan akan menjadi keuntungan (Agro industry). Segi positif dari penyimpanan dan penggudangan : 1. dengan penyimpanan paceklik dapat diatasi 2. dengan distribusi yang baik daerah lain yang tidak menghasilkan bahan pertanian tertentu dapat mendapatkan bahan pertanian tersebut. 3. tetap tersedia bahan pertanian/makanan di luar musimnya 4. dapat memenuhi kebutuhan secara terus-menerus segi negative dari penyimpanan dan penggudangan :9

1. diperlukan biaya yang sangat besar, misalnya untuk membangun warehouse 2. maraknya praktek spekulan terutama pada saat panen raya 3. diperlukan persyaratan tertentu dalam penyimpanan (RH, suhu dan cahaya) yang semua itu memerlukan biaya yang sangat besar. Komponen yang terdapat dalam bahan pertanian antara lain lemak, protein, vitamin, karbohidrat, trace dan air. Kadar air Air sangat berperan dalam industri. Kadar air (kandungan air di suatu bahan) adalah perbandingan berat air dengan berat komponen lain selain air. Kadar air wet basis : berat seluruh bahan X 100 % Kadar air dry basis : berat seluruh bahan berat air X 100 % Misalnya dalam gabah terdapat 25% air dan sisanya adalah dry material, maka WB : 25/100 x 100% dan DB : 25/75 x 100% Kadar ini merupakan keadaan ketika akan berkecambah, akan terus berubah sehingga dicapai kadar air keseimbangan (Equilibrium Moisture Content) yaitu jumlah air yang keluar sama dengan jumlah air yang masuk berdasarkan RH lingkungan. Kategori kematangan padi adalah sebagai berikut : masak hijau dengan kadar air WB 60-80% masak kering dengan kadar air WB 40-50% matang panen dengan kadar air WB sekitar 25% jika air yang masuk > air yang keluar maka bahan akan menggembung jika air yang masuk < air yang keluar maka bahan akan mengkerut dengan pengolahan, penyimpanan dan penggudangan yang tepat ,maka umur ketahanan bahan pertanian dapat bertahan selama : bahan segar (buah dan sayur) : 2-6 minggu bahan semi olahan : bulanan bahan olahan penuh : tahunan 2.4. Faktor Penyimpanan Bahan Pangan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan dibedakan menjadi 2 kategori yaitu berdasarkan bahan yang disimpan dan factor klimat (kondisi ruang penyimpanan). Pada kategori bahan yang disimpan terdapat (a) water content/kadar air (b) sifat bahan (respirasi) (c) Heat conductivity (daya hantar panas bahan). Pada kategori faktor klimat terdapat (a) Absolute humidity (b) Relative humidity (c) suhu Pada penyimpanan dapat digunakan berbagai cara dan metode., misalnya pada daging segar yang disimpan pada kondisi ekstrim suhu sangat rendah (deep freezing) maka daging tersebut akan tahan hingga jangka waktu tahunan. Namun berbeda dengan sayuran dan buahan segar yang penyimpanannya harus sangat memperhatikan kondisi ruangan (RH10berat air jumlah berat air

tinggi dan suhu rendah). Untuk mencapai hal ini diperlukan biaya yang sangat tinggi. Mengingat sayuran dan buahan yang sebagian besar bukan tanaman musiman, maka penyimpanannya tidak terlalu diperlukan karena biaya penyimpanan tidak tertutupi dengan harga sayuran dan buahan yang relative sama sepanjang tahun, penyimpanan dianggap tidak efisien. Sehingga penyimpanan akan difokuskan pada hasil pertanian yang berupa biji2an dan padi2an serta hasil2nya baik yang segar, semi olahan dan olahan penuh. Kadar air Varietas padi di Indonesia saat ini sebagian besar mudah rontok sehingga peluang loss lebih besar. Saat padi masih terdapat di batang, respirasi tetap terjadi meskipun dengan laju rendah. Pada saat padi telah matang kering, kadar air di dalamnya sekitar 20-25%, lalu dirontokkan dan menjadi gabah. Respirasi tersebut merombak karbohidrat dan kadar air yang ada dalam bulir padi menghasilkan CO2, Heat dan Air. Untuk ukuran suatu penyimpanan padi kadar air sekitar 20-25% dapat dikatakan cukup tinggi, sehingga dikhawatirkan terserang mikroba dan cendawan, maka dari itu, setelah dipanen padi yang matang kering tidak langsung disimpan melainkan perlu dikeringkan lagi sehingga mencapai EMC dengan kadar air 14% (uap air yang masuk = uap air yang keluar). Selain itu padi dengan kadar air 20-25% jika langsung disimpan maka banyak beras yang akan hancur seperti tepung dan pecah kulit. Sedangkan padi dengan kadar air 13-14% dapat diolah menjadi : gabah, dedak, sekam, beras dan beras pecah kulit. Relative Humidity Adalah kadar air di udara yang perubahannya dipengaruhi oleh Absolute Humidity (Ah). Ah adalah kemampuan udara menyerap air hingga jenuh pada suhu tertentu (satuan : mg/m3). Relative Humidity bersifat relative karena dipengaruhi oleh kadar air, suhu dan jumlah air yang tersedia. Jika uap air > RH, dan pada suhu yang rendah maka akan terjadi kondensasi co. hujan. RHjum lah jum lah uap air yang tersedia di udara X 100 % air yang mam pu diserap oleh 1 m3 udara pada suhu yang sam a

:

Misalnya : Kemampuan udara menyerap air adalah 50 mg/m3 dan Uap air yang tersedia di udara adalah 40 mg, maka: RH : 40/50 x 100% = 80% (Note: harus pada suhu yang sama) Uap air dikatakan sudah lewat jenuh ketika telah berubah menjadi tetesan air. Relative Humidity yang bernilai 100% dikatakan tepat jenuh namun belum menjadi tetesan air. Varietas padi yang berbeda memiliki EMC yang berbeda pula, tapi jika EMC itu tercapai maka akan terdapat fenomena yang sama. RH naik maka uap air juga naik dan sebaliknya. Hubungan RH dan Suhu Misalnya terdapat bagan sebagai berikut : Absolut T uap air yang Humidity (celcius) tersedia RH 50 30 40 80% 45 (turun) 25 40 88.89% 114.28% (sudah lewat jenuh = 35 (turun) 20 40 hujan)11

Ah (Absolute Humidity) adalah kemampuan udara untuk menyerap air yang tersedia disekitarnya. Dipengaruhi oleh suhu dan uap air yang tersedia. Ketika suhu turun, maka volume udara akan menyusut sehingga kemampuan udara untuk menyerap air yang tersedia juga akan menurun begitu juga sebaliknya. Ketika RH di udara naik, maka uap air yang masuk ke dalam bahan akan lebih besar dari uap air yang keluar sehingga kadar air di dalam bahan juga akan meningkat, sebagai akibat dari meningkatnya kadar air ini maka bahan akan menggembung dan berpeluang besar untuk tumbuhnya cendawan dan bakteri. Sebaliknya, RH di udara turun, maka uap air yang masuk ke dalam bahan akan lebih kecil dari uap air yang keluar, sehingga kadar air di dalam bahan akan menurun, sebagai akibatnya bahan akan mengkerut, bahan akan menjadi lebih tahan. Heat conductivity (daya hantar panas)

Bahan-bahan pertanian yang memiliki sekam (kulit pelindung tipis pada bijinya) seperti jagung dan padi (biji2an) memiliki heat conductivity yang rendah. Pada gambar, bagian permukaan atas, samping kanan dan kiri suhunya akan meningkat (hot spot), sedangkan pada bagian bawah suhu tetap. 2.5. Hubungan Heat conductivity, Kadar air, RH, respirasi dan temperatur

Titik kondensasi (suhu rendah)

Heat transfer (berlawanan arah)

Hot spot (suhu tinggi)

Keadaan pada siang hari Karena heat transfer bergerak dengan arah yang berlawanan ke dua arah, uap air akan terkumpul di sudut, kadar air di tempat tersebut akan naik dan mengakibatkan tumbuhnya mold dan kemungkinan terjadinya perkecambahan. Akibat adanya mold dan tumbuhnya kecambah, maka akan terdapat kerusakan: fisik: yaitu berkurangnya bobot, karena telah terkonversi menjadi kecambah. Nonfisik: karena terdapat hancuran biji, timbulnya serangga dan mold.

12

Hot spot Heat transfer

Condensation spot Condensation spot Pada malam hari Arah aliran panas berbalik dari arah pada siang hari karena pada malam hari bagian luar penyimpanan lebih cepat dingin dan hot spot terletak di bagian dalam, dan uap air akan terkumpul di bagian bawah dan pertemuan dua aliran panas. Hot spot adalah titik2 pada tempat penyimpanan yang suhunya lebih tinggi dari lingkungannya akibat dari heat transfer yang rendah. Hot spot merupakan titik awal terjadinya kerusakan, penyebarannya adalah sebagai berikut: Dengan adanya respirasi dari bahan yang disimpan maka kadar air akan meningkat, selain itu dengan terkena sinar matahari akan menjadi tempat pengumpulan panas. Jika bahan yang disimpan tidak bersih maka hot spot akan menjadi tempat pertama yang dihinggapi serangga. Setelah bahan hancur akibat serangga maka panas lebih cepat masuk. Ketika panas di hot spot terlalu tinggi maka serangga akan pindah ke tempat yang lebih dingin dan melakukan kerusakan kembali. Tempat tempat yang didatangi serangga tadi akan menjadi hot spot baru Akibat hal ini, kerusakan akan terjadi terus menerus. loss dalam penyimpanan akan semakin besar. Singkatnya: heat conductivity yang rendah akan mengakibatkan pemanasan yang tidak merata, hot spot akan muncul di titik tertentu dan mengakibatkan kerusakan bahan yang disimpan. Kerusakan dari bahan yang disimpan dapat disebabkan oleh: (a) oksidasi udara dari luar co. KH menjadi etanol (b) reaksi enzimatis (c) respirasi dari bahan tersebut. Pada buah daerah tropis, jangan disimpan dalam suhu minus karena akan terjadi keretakan karena volume yang membesar Daging yang disimpan dengan deep freezing setelah di-thawing beratnya akan berkurang karena air dalam sel akan mencair dan ikut keluar bersama air yang lain. Komoditi dorman adalah komoditi yang sama sekali belum diolah Tekanan udara hanya berpengaruh significant pada komoditi yang telah diolah dan dikemas.

13

Padi yang telah menjadi beras tidak lagi melakukan respirasi karena lembaga sudah tidak ada. 2.6. Atmosfir Terkendali atau Controlled Atmosphere (CA) pada Tempat Penyimpanan Penyimpanan dengan amosfir yang terkendali harus digunakan sebagai tambahan dan bukan sebagai pengganti untuk pengelolaan suhu yang dan kelembaban nisbi yang baik. Beberapa cara sederhana untuk merubah komposisi udara di lingkungan tempat penyimpanan tercantum di bawah (dari Kader, 2002). Udara yang masuk ke ruang penyimpanan atau yang akan disirkulasikan dalam ruangan harus melalui monitor dan sistim kendali. Pengaturan gas oksigen: Untuk menurunkannya: mengisi dengan nitrogen dari nitrogen cair melalui evaporator dari generator nitrogen dengan sistem membran dari generator nitrogen dengan sistem saringan molekuler Pengaturan CO2: Untuk meningkatkan: es kering silinder gas bertekanan tinggi untuk menguranginya: penyerap atau scrubber saringan molekul penyerap arang aktif penyerap sodium hidroksida kapur kering (gunakan 0.6 kg kapur kering untuk memperlakukan udara yang digunakan untuk ventilasi 100 kg buah. Udara dapat diarahkan melewati kotak, terletak di dalam atau diluar ruang penyimpanan atmosfir terkendali.

Sumber: Vigneault, C., Raghavan, V.G.S., and Prange, R. 1994. Techniques for controlled atmosphere storage of fruits and vegetables. Research Branch, Agriculture and Agri-Food Canada, Technical Bulletin 1993-18E. Untuk mengatur konsentrasi CO2 diruang CA, satu cara yang paling sederhana adalah menggunakan penyerap dari bahan kapur kering (kalsium karbonat) Ca(OH)2. Penyerap dibuat menggunakan kotak kayu triplek berinsulasi dan ditempatkan diluar ruangan CA. Kotak harus beris kapur yang cukup untuk keseluruhan masa penyimpanan, tapi kapur baru dapat ditambahkan jika penyerapan CO2 berkurang. CO2 dan kapur kering bereaksi dalam perbandingan 1:1 untuk membentuk batu kapur dan air. Kapur dengan ukuran partikel yang lebih kecil lebih efisien bereaksi dengan14

CO2 daripada kapur dengan mata jala kasar. Berikut ini akan memaksimumkan keefektifan dari penyerap skala kecil anda. Kapur sebaiknya dibungkus dalam kantong 25 kg tidak mempunyai pelapis polietilen. Setiap kantongan sebaiknya diisi sebagian (50%) untuk menghindari lapisan luar dari pengerasan dan mengurangi efisiensi waktu. Kantong kapur sebaiknya ditumpuk diatas pallet lengkap dengan rak yang terdapat jarak 10 cm antara lapisan rak untuk memperbesar sirkulasi udara. 50% dari kapur yang dianjurkan untuk mengantisipasi lama penyimpanan dapat diletakkan langsung di atas pallet dilantai ruang penyimpanan (ini akan mennyerap CO2 yang banyak yang diproduksi buah).

Untuk mempertahankan CO2 di bawah 2%, sekitar 12 kg kapur per metric ton apel dianjurkan untuk 3 sampai 4 bulan penyimpanan.

15

Sumber: Vigneault, C. et al. 1994. Techniques for controlled atmosphere storage of fruits and vegetables. Research Branch Agriculture and Agri-Food Canada. Untuk mencegah menumpuknya etilen, penyerap sederhana dapat dibuat dan ditambahkan pada aliran suplai udara. Pengaturan etilen: Untuk menguranginya potassium permanganate arang aktif oksidasi katalitik

Atmosfir tempat penyimpanan muatan pallet produk yang terkontrol juga mungkin menggunakan semi permanent set-up untuk membuat segel gas. Beberapa pallet dapat dimuat kedalam tenda plastik dibuat menggunakan 7 samapai 8 mil lembaran polietilen. Rintangan gas yang lebih baik di lantai (dibandingkan dengan pipa tradisional dalam cara palung digambarkan dibawah) didapatkan dengan meletakkan lembaran polietilen ukuran 4 sampai 5 mil di lantai dan ditutup dengan papan kayu. Penutup kemudian dibuat dengan menyambungkan tenda plastik dengan lantai plastik (menggunakan pita). Pengendalian atmosfer penyimpanan dari produk di atas palet juga memungkinkan dengan menggunakan seting semi permanent untuk mengkreasi segel atau penutup rapat gas. Sejumlah berapapun palet-palet yang dimuati produk dapat diakomodasikan di dalam tenda plastik yang terbuat dari 7 8 mil lembaran polietilen. Gas barier yang baik pada lantai (dibandingkan dengan tabung tradisional pada metode talang diilustrasikan di16

bawah) dapat dicapai dengan menempatkan lembaran plastik polietilen 4 5 mil di atas lantai dan menutupnya dengan panel-panel kayu. Perekatan kemudian dilakukan menghubungkan tenda plastik dengan plastik pada lantai (menggunakan pita perekat). Layout yang khas untuk tenda CA:

Sumber: McDonald, B. 1982. Controlled atmosphere storage using plastik tents. International Institute of Refrigeration. Praktek sederhana yang lain yang dapat digunakan untuk menyimpan produk di bawah kondisi atmosfir terkendali membutuhkan bangunan tenda plastik menggunakan 20 mil lembaran polyvinylklorida (PVC) digantung diatas rak pallet tradisional dalam pendingin ruang penyimpanan. Diagram di bawah menunjukkan 2 tenda CA. Tenda atas telah disegel dengan menutup risleting di kedua sisi pintu dan membenamkan bagian bawah pintu dan sambungan panel lantai dalam palung air. Palung dibuat menggunakan pipa PVC dengan diameter 6 inch (dengan 1/3 pipa dipotong), yang juga memungkinkan suplai dan pengambilan contoh gas dan kabel probe pengukur suhu dapat masuk ke dalam tenda. persediaan dan penarikan contoh bentuk gas dan suhu pemeriksaan pemasangan kawat untuk ditaruh di tenda. Semua sambungan dan perekatan tenda direkatkan dengan panas. Bagian bawah tenda diperlihatkan dengan pintu gulung terbuka dan satu muatan palet produk. Tenda bawah ditunjukkan dengan pintu gulung terbuka dan produk satu pallet dimuat di dalam tenda.

17

Sumber: Leyte, J.C. and Forney, C.F. 1999. Controlled atmosphere tents for storing fresh produce in conventional refrigerated rooms. HortTechnology 9 (4) 672-675. Tenda plastik biaya rendah dibuat dari lembaran polietilen bersih dapat digunakan untuk tempat penyimpanan dengan atmosfir terkendali untuk tandan-tandan pisang hijau. Kipas kecil berguna untuk mengedarkan udara tempat penyimpanan (2% O2 dan 5% CO2) melalui ruang potasium permanganate di dalam aluminum oksida (Purafil). Pembusukan dihambat karena etilen diserap dari udara tempat penyimpanan. Masa simpan pisang di bawah kondisi ini sekitar empat sampai enam minggu dalam suhu kamar.

III. KESIMPULAN Jika hasil panen akan disimpan, sangatlah penting untuk memulai dengan produk berkualitas tinggi. Hasil panen harus tidak mengandung unit yang rusak atau berpenyakit, dan wadah atau kontainer harus berventilasi dengan baik dan kuat untuk menahan tumpukan. Pada umumnya, praktek penyimpanan yg baik termasuk pengontrolan suhu, pengontrolan kelembaban nisbi, perputaran udara dan pengaturan tempat antara kontainer untuk ventilasi yg memadai, dan menghindari pencampuran produk yg bertentangan atau tidak kompatibel. Komoditas yang disimpan bersamaan seharusnya mampu mentoleransi terhadap suhu, kelembaban relative dan tingkat etilen yang sama di dalam lingkungan penyimpanan. Buah yang menghasilkan etilen tinggi (seperti pisang masak, apel, cantaloupe) bisa merangsang perubahan fisiologis pada komoditas yang sensitif terhadap etilen (seperti lselada, timun, wortel, kentang, ubi jalar) yang sering meyebabkan perubahan warna, rasa dan tekstur yang tidak diinginkan. Ruang pendinginan yang murah bisa dibangun dengan menggunakan semen untuk lantainya dan busa polyurethane sebagai bahan insulasi. Membuat tempat penyimpanan berbentuk kubus akan mengurangi luas permukaan tiap unit volume ruang penyimpanan juga mengurangi biaya pembangunan dan pendinginan. Bahan-bahan pertanian dilakukan penyimpanan dan penggudangan karena beberapa sifat bahan pertanian yang mengharuskan dilakukan penyimpanan dan penggudangan, antara lain : mudah rusak (perishable), beberapa komoditi terkonsentarsi dan yang lain tersebar, seasonal (musiman).

18

DAFTAR PUSTAKA Davis, R. et al. No date. Storage Recommendations for Northern Onion Growers. Cornell University Extension Information Bulletin 148 FAO. 1985. Prevention of Post-Harvest Food Losses: A Training Manual. Rome: UNFAO. 120pp. McDonald, B. 1982. Controlled atmosphere storage using plastik tents. International Institute of Refrigeration. McGregor, B.M. 1989. Tropical Products Transport Handbook. USDA Office of Transportation, Agricultural Handbook 668. Potato Marketing Board. No date. Control of Environment. Part 2. London: Sutton Bridge Experiment Station, Report No. 6 Seung Koo Lee, 1994. Assoc. Prof., Postharvest Technology Lab., Department of Horticulture, Seoul National University, Suwon 441-744, Korea. Tugwell, B.L. No date. Coolroom construction for the fruit and vegetable grower. Department of Agriculture and Fisheries, South Australia. Special Bulletin 11.75. Vigneault, C. et al. 1994. Techniques for controlled atmosphere storage of fruits and vegetables. Research Branch Agriculture and Agri-Food Canada.

19

Vigneault, C., Raghavan, V.G.S., and Prange, R. 1994. Techniques for controlled atmosphere storage of fruits and vegetables. Research Branch, Agriculture and Agri-Food Canada, Technical Bulletin 1993-18E. Walker, D.J. 1992. World Food Programme Food Storage Manual. Chatham, UK: Natural Resources Institute.

20


Top Related