Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
1
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
PENGENALAN VISUAL BASIC
Visual Basic adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi GUI (General User Interface) dimana
pengguna komputer berkomunikasi dengan komputer tersebut menggunakan gambar/grafik.
Salah satu cara untuk mengaktifkan Visual Basic adalah menjalankannya dari Menu Start, pilih
Microsoft Visual Basic 6.0 dan akhirnya pilih shortcut Microsoft Visual Basic 6.0.Setelah itu
pilihlah Standard EXE, kemudian klik pada tombol Open. Maka akan muncul gambar dibawah
ini:
Menu Bar berisi daftar menu dan perintah yang bisa digunakan dalam Visual Basic,Main
Toolbar berisi perlengkapan dan fasilitas yang terdapat di Visual Basic.Toolbox berisi tools-tools
yang sering digunakan dalam membuat program dalam Visual Basic dimana tools ini bisa
ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan. Project Explorer adalah window yang berisi nama
project nama-nama form dan digunakan untuk menambah dan mengurangi form.Properties
Window digunakan untuk memodifikasi form atau objek yang aktif. Dibawah ini kita akan
membahas beberapa tools yang kita gunakan dalam praktikum ini:
1. Label : Kontrol yang digunakan untuk menampilkan teks yang tidak dapat
diperbaiki oleh pemakai program.
2. Text Box : Untuk menampilkan teks dan pemakai dapat berinteraksi
dengannya.
Main Toolbar
Project
Explorer
Menu Bar
Form Window
Toolbox
Properties
Window Code
Windoww
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
2
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
3. Command Button : Untuk membuat sebuah tombol pelaksana perintah.
4. Line : Untuk menggambar garis.
5. MaskEdBox : Untuk membuat kotak inputan.
Cara Menambahkan Maskedbox Pada Toolbox
1. Klik kanan pada toolbox yang kosong.
2. Setelah itu pilih Components, cari dan beri tanda ceklis pada Microsoft Masked Edit
Control 6.0
3. Setelah itu klik Apply lalu klik Ok.
Keterangan :
Input merupakan tempat memasukkan data.
Proses adalah inputan terakhir sebelum menghasilkan output (tempat
memasukkan koding).
Output adalah hasil yang didapat dari koding yang sudah dimasukkan dalam
proses.
Mb 1 Mb 2 Mb 3
Mb4 Mb 5 Mb 6
Mb 7
Input Proses
Output
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
3
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
BAB I
HARGA POKOK PRODUKSI
A. Definisi Harga Pokok Produksi
Harga Pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang
digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Penentuan harga pokok produksi
bertujuan untuk mengetahui berapa besarnya biaya-biaya yang dikorbankan dengan pengolahan
bahan baku menjadi barang jadi yang siap untuk dijual dan dipakai.
Suatu perusahaan perlu menentukan harga pokok produksi yang dihasilkan, karena harga
pokok produksi merupakan salah satu faktor yang ikut memengaruhi penentuan harga jual dasar
serta penentuan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan pengolahan perusahaan.
Harga pokok produksi juga digunakan untuk menentukan besarnya keuntungan yang
diperoleh suatu perusahaan. Suatu harga dapat diketahui jumlahnya,dari jumlah biaya produksi
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi suatu produk tersebut.
Perhitungan harga pokok produksi dimulai dengan menjumlahkan biaya-biaya produksi yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, sehingga
diperoleh total biaya yang dibebankan pada pekerjaan pada setiap periode.
Untuk menghitung harga pokok produksi secara tepat dan teliti, maka biaya yang harus
dikeluarkan harus diklasifikasi menurut aliran-aliran biaya itu sendiri. Di dalam akuntansi yang
konvensional, komponen harga pokok produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik.
B. Komponen Biaya Harga Pokok Produksi
Komponen biaya produksi dimulai dengan menghubungkan biaya ke tahap yang berbeda
dalam operasi suatu bisnis.Total biaya produksi terdiri dari dua elemen yaitu biaya manufaktur
dan biaya komersial.
1) Biaya manufaktur
Biaya manufaktur disebut juga biaya produksi atau biaya pabrik, biasanya didefinisikan
sebagai jumlah dari tiga elemen biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku sering disebut
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
4
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
juga sebagai biaya utama sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik disebut sebagai biaya konversi.
2) Biaya komersial.
Biaya komersial adalah biaya yang timbul diluar dari kegiatan produksi seperti biaya
pemasaran dan biaya administrasi dan umum.
Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen biaya produksi :
Biaya Bahan Baku
Biaya ini timbul karena adanya pemakaian bahan baku.Biaya bahan baku merupakan
harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang atau
produk.
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara fisik
ke dalam pembuatan produk, dan bisa pula ditelusuri dengan mudah atau tanpa memakan
banyak biaya. Biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk
mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Contoh : gaji dan upah yang diberikan kepada
tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pengolahan barang.
Biaya Overhead Pabrik
Biaya ini timbul akibat pemakaian fasilitas untuk mengolah barang berupa mesin, alat-
alat, tempat kerja dan sebagainya.Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya selain dari
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
5
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
CONTOH KASUS
HARGA POKOK PRODUKSI
PT. MAKMUR bergerak di bidang pembuatan pakaian wanita. Pada bulan September 2017
perusahaan memproduksi 500 unit pakaian wanita dengan harga Rp 185.000 per unit, berikut ini
adalah rincian biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan :
1. Pembelian bahan baku Rp 5.000.000, dan bahan penolong 30% dari pembelian bahan
baku.
2. Ongkos angkut pembelian Rp 150.000
3. Potongan pembelian 7% dari pembelian bahan baku langsung.
4. Perusahaan menggaji 15 orang karyawan dengan gaji Rp 550.000 per bulan dan seorang
manajer sebesar Rp 2.500.000.
5. Perusahaaan mengeluarkan biaya listrik pabrik Rp 475.000, biaya depresiasi pabrik
sebesar Rp. 200.000, biaya asuransi pabrik Rp 175.000, biaya bahan bakar Rp. 125.000,
biaya kesejahteraan karyawan Rp. 1.250.000 , biaya reparasi & pemeliharaan Rp.
500.000 dan biaya pabrik lain-lain sebesar Rp 250.000.
6. Biaya administrasi dan umum sebesar Rp 600.000, biaya pemasaran Rp 750.000
7. Pajak sebesar 10%
8. 2% dari penjualan adalah potongan penjualan.
Dibawah ini adalah data-data mengenai nilai persediaan perusahaan :
Persediaan (Inventory) Awal Akhir
Bahan baku Rp 585.000 Rp 320.000
Barang dalam proses Rp 500.000 Rp 535.000
Barang jadi Rp 800.000 Rp 615.000
Diminta :
1. Hitung besarnya biaya bahan baku!
2. Hitung biaya overhead parik!
3. Hitung biaya produksi!
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
6
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
4. Hitung harga pokok produksi!
5. Hitung harga pokok penjualan!
6. Buat laporan laba rugi!
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
7
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
JAWABAN :
1. Menghitung besarnya biaya bahan baku
Persediaan bahan baku awal Rp 585.000
Pembelian bahan baku Rp 5.000.000
Ongkos angkut pembelian Rp 150.000 +
Rp 5.150.000
Potongan pembelian Rp 350.000 –
Pembelian bersih Rp 4.800.000 +
Bahan baku siap digunakan Rp 5.385.000
Persediaan bahan baku akhir Rp 320.000 –
Biaya Bahan Baku Rp 5.065.000
2. Menghitung besarnya biaya overhead pabrik
Bahan penolong Rp 1.500.000
Biaya tenaga kerja tak langsung Rp 2.500.000
Biaya listrik pabrik Rp 475.000
Biaya asuransi pabrik Rp 175.000
Biaya depresiasi pabrik Rp 200.000
biaya bahan bakar Rp 125.000
biaya kesejahteraan karyawan Rp 1.250.000
biaya reparasi & pemeliharaan Rp 500.000
Biaya pabrik lain-lain Rp 250.000+
Biaya Overhead Pabrik Rp 7.225.000
3. Menghitung besarnya biaya produksi
Biaya bahan baku langsung Rp 5.065.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 8.250.000
Biaya overhead pabrik Rp 7.225.000+
Biaya Produksi Rp 20.540.000
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
8
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
4. Menghitung besarnya harga pokok produksi
Persediaan BDP awal Rp 500.000
Biaya produksi Rp 20.540.000+
Barang dalam proses Rp 21.040.000
Persediaan BDP akhir Rp 535.000–
Harga Pokok Produksi Rp 20.505.000
5. Menghitung besarnya harga pokok penjualan
Barang jadi awal Rp 800.000
Harga pokok produksi Rp 20.505.000+
Barang tersedia untuk dijual Rp 21.305.000
Persediaan barang jadi akhir Rp 615.000–
Harga Pokok Penjualan Rp 20.690.000
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
9
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
6. Membuat laporan laba rugi
PT. MAKMUR
INCOME STATEMENT
SEPTEMBER 2017
Penjualan 500 x Rp 185.000 Rp 92.500.000
Potongan penjualan 2% x Rp 92.500.000 Rp 1.850.000–
Penjualan bersih Rp 90.650.000
Harga pokok penjualan Rp 20.690.000 –
Laba kotor Rp 69.960.000
Beban Usaha :
Beban pemasaran Rp 750.000
Biaya administrasi dan umum Rp 600.000 +
Jumlah beban Usaha Rp 1.350.000 –
Laba sebelum pajak Rp 68.610.000
Pajak (10% x Rp 68.610.000) Rp 6.861.000 –
Laba setelah pajak Rp 61.749.000
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
10
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
KASUS
HARGA POKOK PRODUKSI
PT. KUY bergerak di bidang pembuatan sepatu. Pada bulan Desember 2017 perusahaan
memproduksi 650 unit sepatu dengan harga Rp 200.000 per unit, berikut ini adalah rincian biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan :
1. Pembelian bahan baku Rp 7.000.000, dan bahan penolong 35% dari pembelian bahan
baku.
2. Ongkos angkut pembelian Rp 200.000
3. Potongan pembelian 5% dari pembelian bahan baku langsung.
4. Perusahaan menggaji 15 orang karyawan dengan gaji Rp 650.000 per bulan dan
seorang manajer sebesar Rp 2.000.000.
5. Perusahaaan mengeluarkan biaya listrik pabrik Rp 650.000, biaya depresiasi pabrik
sebesar Rp. 155.000, biaya asuransi pabrik Rp 150.000, biaya bahan bakar Rp.
200.000, biaya kesejahteraan karyawan Rp. 825.000 , biaya reparasi & pemeliharaan
Rp. 475.000 dan biaya pabrik lain-lain sebesar Rp 200.000.
6. Biaya administrasi dan umum sebesar Rp775.000, biaya pemasaran Rp 800.000
7. Pajak sebesar 10%
8. 3% dari penjualan adalah potongan penjualan.
Dibawah ini adalah data-data mengenai nilai persediaan perusahaan :
Persediaan (Inventory) Awal Akhir
Bahan baku Rp 415.000 Rp 210.000
Barang dalam proses Rp 425.000 Rp 395.000
Barang jadi Rp 775.000 Rp 620.000
Diminta :
1) Hitung besarnya biaya bahan baku!
2) Hitung biaya overhead parik!
3) Hitung biaya produksi!
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
11
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
12
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
13
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
BAB II
HARGA POKOK PESANAN
( JOB ORDER COSTING )
Harga pokok pesanan (job order costing) adalah cara perhitungan harga pokok produksi
untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan. Pada perusahaan yang berproduksi atas dasar
pesanan, produk yang dibuat berdasarkan keinginan pelanggan baik jenis,bentuk,mutu maupun
ukurannya. Tujuan dari metode harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok
produk masing – masing pesanan, baik secara keseluruhan dari setiap pesanan atau persatuan.
A. Karakteristik Usaha Perusahaan yang Produksinya Berdasarkan Pesanan
1) Proses pengolahan produk terjadi secara terputus – putus.
2) Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasinya yang ditentukan oleh pemesan.
3) Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan di
gudang.
B. Ciri Khusus Harga Pokok Pesanan
1) Tujuan produksi perusahaan adalah untuk melayani pesanan pembeli yang sesuai
dengan spesifikasi pesanan, sehingga sifat produksinya terputus-putus dan setiap
pesanan dapat dipisahkan identitasnya secara jelas.
2) Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat dihitung harga
pokok pesanan dengan relative teliti dan adil.
3) Biaya produksi dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a) Biaya langsung (direct cost) meliputi biaya bahan baku (raw material) dan biaya
tenaga kerja langsung (direct labor cost) yang dihitung berdasarkan biaya
sebenarnya.
b) Biaya tidak langsung (indirect cost) meliputi biaya produksi diluar biaya bahan
baku disebut dengan istilah biaya overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan
tarif dimuka.
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
14
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
4) Harga Pokok pesanan untuk setiap pesanan dihitung pada waktu pesanan selesai
diproduksi.
5) Harga pokok satuan ditetapkan dengan cara membagi total biaya suatu pesanan yang
bersangkutan dengan jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan.
6) Untuk mengumpulkan biaya produksi masing-masing pesanan, dipakai kartu harga
pokok pesanan (job order cost method).
C. Manfaat Informasi Harga Pokok Pesan
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok
produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk:
1) Menentukan Harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan
Harga jual yang dibebankan kepada pemesan sangat ditentukan oleh besarnya biaya
produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu, dengan formula
sebagai berikut :
Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp xxx
Taksiran biaya non produksi yang dibebankan kepada pemesan Rp xxx +
Taksiran total biaya pesanan /HP produk Rp xxx
Laba yang diinginkan Rp xxx +
Taksiran harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan Rp xxx
Untuk menghitung biaya produksi suatu pesanan dihitung sebagai berikut :
Taksiran biaya bahan baku Rp xxx
Taksiran biaya kerja langsung Rp xxx
Taksiran biaya overhead pabrik Rp xxx +
Taksiran biaya produksi Rp xxx
2) Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.
Adakalanya harga jual produk yang dipesan oleh pemesan telah terbentuk di
pasar, sehingga keputusan yang perlu dilakukan oleh manajemen adalah menerima atau
menolak pesanan. Untuk pengambilan keputusan, manajemen memerlukan informasi
total harga pokok produksi pesanan yang akan diterima tersebut. Tanpa memiliki
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
15
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
informasi total harga pokok pesanan, manajemen tidak memiliki jaminan apakah harga
yang diminta pemesan dapat menghasilkan laba bagi perusahaan. Cara perhitungannya
sebagai berikut :
Biaya produksi pesanan :
Taksiran biaya bahan baku Rp xxx
Taksiran biaya tenaga kerja langsung Rp xxx
Taksiran biaya overhead pabrik Rp xxx +
Taksiran total biaya produksi Rp xxx
Biaya non produksi :
Taksiran biaya adm & umum Rp xxx
Taksiran biaya pemasaran Rp xxx +
Taksiran total biaya non produksi Rp xxx +
Taksiran total harga pokok pesanan Rp xxx
3) Memantau realisasi biaya produksi
Informasi taksiran biaya produksi bermanfaat sebagai salah satu dasar untuk
mempertimbangkan diterima tidaknya suatu pesanan. Jika pesanan telah diputuskan
untuk diterima, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya
dikeluarkan didalam memenuhi pesanan tertentu. Oleh karena itu, akuntansi biaya
digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi tiap pesanan yang diterima
untuk memantau apakah proses produksi untuk memenuhi pesanan tertentu menghasilkan
total biaya produksi pesanan sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya. Cara
perhitungannya sebagai berikut :
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp xxx
Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya Rp xxx
Biaya overhead pabrik Rp xxx +
Total biaya produksi sesungguhnya Rp xxx
4) Menghitung laba atau rugi bruto tiap pesanan
Informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan diperlukan untuk mengetahui
kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
16
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok pesanan digunakan oleh manajemen untuk
mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk tiap
pesanan guna menghasilkan informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan, yang dihitung
sebagai berikut :
Harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan Rp xxx
Biaya produksi pesanan tertentu:
Biaya bahan baku Rp xxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp xxx
Biaya overhead pabrik Rp xxx +
Total biaya produksi pesanan Rp xxx -
Laba / rugi bruto Rp xxx
5) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca.
Berdasarkan catatan biaya produksi tiap pesanan tersebut manajemen dapat
menentukan biaya produksai yang melekat pada pesanan yang telah selesai diproduksi,
namun pada tanggal neraca belum diserahkan kepada pemesan yang disajikan dalam
neraca sebagai harga pokok persediaan produk jadi. Biaya yang melekat pada pesanan
yang belum selesai pada tanggal neraca, disajikan dalam neraca sebagai harga pokok
persediaan produk dalam proses.
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
17
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
CONTOH KASUS
HARGA POKOK PESANAN
ASELOLE BOUTIQUE menerima pesanan dengan nomor ABT 2011 untuk membuat
1.500 baju yang harus diselesaikan selama 30 hari. Proses produksi dilakukan melalui 3
departemen, yaitu departemen A adalah departemen pemotongan bahan baku, departemen B
adalah departemen penjahitan dan departemen C adalah departemen penyelesaian. Berikut ini
informasi yang dibutuhkan :
Bahan baku utama Rp500.000/jam TKL
Bahan baku tambahan Rp350.000/jam TKL
KETERANGAN DEPT. A DEPT. B DEPT. C
Jumlah jam TKL 5.000 jam 4.500 jam 7.300 jam
Upah langsung Rp 38.000/jam Rp 30.000/jam Rp 55.000/jam
Jam mesin yang digunakan 3.000 jam 4.500 jam 6.000 jam
Perencanaan BOP pertahun untuk Departemen A sebesar Rp. 120.000.000 dengan kapasitas
yang direncanakan 40.000 jam TKL, Departemen B sebesar Rp.270.000.000 dengan kapasitas
yang direncanakan 45.000 JM, dan Departemen C sebesar Rp. 640.900.000 dengan kapasitas
direncanakan 65.000 JM. Harga jual per unit 75% dari total biaya produksi per unit.
Diminta:
Hitung total harga pokokproduksi
Hitung harga jual per unit
Buatlah kartu harga pokok pesanan
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
18
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
JAWABAN :
1 MENGHITUNG TOTAL HARGA POKOK PRODUKSI
BBB Utama : Rp 500.000 x 5.000 = Rp 2.500.000.000
Tambahan : Rp 350.000 x 5.000 = Rp 1.750.000.000 +
Total BBB Rp 4.250.000.000
BTK Dept A : 5.000 x Rp 38.000 = Rp 190.000.000
Dept B : 4.500 x Rp 30.000 = Rp. 135.000.000
Dept C : 7.300 x Rp 55.000 = Rp 401.500.000 +
Total BTK Rp 726.500.000
BOP Tarif dept A : Rp 120.000.000/ 40.000 = Rp 3.000/jam
Tarif dept B : Rp 270.000.000 / 45.000 = Rp 6.000/jam
Tarif dept C : Rp 640.900.000/ 65.000 = Rp 9860/jam
BOP dept A : Rp 3.000 x 3.000 = Rp 9.000.000
BOP dept B : Rp 6.000 x 4.500 = Rp 27.000.000
BOP dept C : Rp 9.860 x 6.000 = Rp 59.160.000 +
Total BOP Rp 95.160.000
Jumlah harga pokok produksi Rp 5.071.660.000
2 MENGHITUNG HARGA JUAL PER UNIT
Harga jual per unit = (Rp 5.071.660.000 X 75%) /1.500 = Rp. 2.535.830
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
19
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
3 KARTU HARGA POKOK PESANAN
ASELOLE BOUTIQUE
JL. IN AJA DULU
Telp : (021) 9991452
JOB ORDER COST SHEET
ORDER NO : ABT2011 To : Anita Putri
Production : Baju Quanttity : 1.500 Unit
Character : Directly Date : 25/08/2012
Subscription
1. Raw Material Cost
Prime Rp 2.500.000.000
Addition Rp 1.750.000.000 +
Total Cost Rp 4.250.000.000
2. Direct Labor Cost
Dept A : 5.000 x Rp. 38.000 = Rp. 190.000.000
Dept B : 4.500 x Rp. 30.000 = Rp. 135.000.000
Dept C : 7.300 x Rp. 55.000 = Rp. 401.500.000 +
Total Cost Rp. 726.500.000
3. Factory Overhead Cost
Dept A : Rp 3.000 x 3.000 = Rp 9.000.000
Dept B : Rp 6.000 x 4.500 = Rp 27.000.000
Dept C : Rp 9.860 x 6.000 = Rp 59.160.000 +
Total Cost Rp 95.160.000 +
Total Production Cost Rp 5.071.660.000
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
20
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
KASUS
HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)
TOKO TIGTOG menerima pesanan dengan nomor TGT2427 untuk membuat 8.500
sepatu yang harus diselesaikan selama 30 hari. Proses produksi dilakukan melalui 3 departemen,
yaitu departemen D adalah departemen pemotongan bahan baku, departemen E adalah
departemen penjahitan dan departemen F adalah departemen penyelesaian. Berikut ini informasi
yang dibutuhkan :
Bahan baku utama Rp700.000/jam TKL
Bahan baku tambahan Rp260.000/jam TKL
KETERANGAN DEPT. D DEPT. E DEPT. F
Jumlah jam TKL 5.000 jam 6.000 jam 5.500 jam
Upah langsung Rp 28.000/jam Rp 35.000/jam Rp55.500/jam
Jam mesin yang digunakan 2.200 jam 3.800 jam 4.600 jam
Perencanaan BOP pertahun untuk Departemen D sebesar Rp 587.000.000 dengan kapasitas yang
direncanakan 55.000 jam TKL, Departemen E sebesar Rp 396.500.000 dengan kapasitas yang
direncanakan 60.000 JM, dan Departemen F sebesar Rp 489.565.000 dengan kapasitas
direncanakan 75.500 JM. Harga jual per unit 80% dari total biaya produksi per unit.
Diminta:
1) Hitung total harga pokok produksi
2) Hitung harga jual perunit
3) Buatlah kartu harga pokok pesanan
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
21
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
22
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
23
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Total biaya produksi selama periode tertentu
Jumlah satuan produk yang dihasilkan selama jangka waktu yangbersangkutan
BAB III
HARGA POKOK PROSES – PENGANTAR
(PROCESS COSTING)
A. Definisi Harga Pokok Proses (Process Costing)
Dalam penentuan biaya proses, semua biaya yang dibebankan ke setiap departemen
produksi dapat diiktisarkan dalam laporan biaya produksi untuk masing – masing departemen.
(Menurut Bustami (2008 : 99))
Harga pokok proses (Process Costing) merupakan metode pengumpulan biaya produksi
yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massa. Di dalam metode ini,
biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya
produksi per satuan dihitung dengan cara :
B. Karakteristik Metode Harga Pokok Proses
Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produk
perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya adalah
sebagai berikut :
1) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.
2) Produk yang dihasilkan bersifat homogen atau sama.
3) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi
rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.
4) Proses produksinya berlangsung secara terus-menerus
5) Tujuan produksi adalah untuk persediaan yang selanjutnya untuk dijual
C. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi
1) Menentukan harga jual produk.
2) Memantau realisasi biaya produksi
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
24
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
3) Menghitung laba atau rugi brutoperiodetertentu
4) Menetukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca.
Metode harga pokok proses tanpa memperhitungkan persediaan produk dalam
proses awal, yaitu:
1) Metode harga pokok proses diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah
hanya melalui satu departemen produksi.
2) Diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu
departemen produksi.
3) Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga
pokok produksi per satuan, dengan anggapan :
Produk hilang pada awal proses
Produk yang hilang pada awal proses dianggap belum ikut menyerap biaya
produksi yang dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga tidak
diikutsertakan dalam perhitungan-perhitungan unit ekuivalen si produk yang
dihasilkan dalam departemen tersebut.
Produk hilang pada akhir proses
Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan
dalam penentuan unit ekuivalen si produk yang dihasilkan oleh departemen
tersebut.
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
25
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
CONTOH KASUS
HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING)
“SATU DEPARTEMEN”
PT. MERBABU mengolah produk secara massa melalui satu departemen produksi,
dimana perusahaan ini menggunakan metode harga pokok proses dalam menentukan harga
pokok produk yang dihasilkan. Data produksi bulan April 2018 sebagai berikut :
Biaya bahan baku Rp 4.000.000
Biaya bahan penolong Rp 6.000.000
Biaya tenaga kerja Rp 7.520.000
Biaya overhead pabrik Rp 11.040.000
Total biaya produksi Rp 28.560.000
Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah :
Produk jadi 1550 Kg
Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian 200 Kg
Biaya Bahan Baku 100% Biaya Bahan Penolong 100%
Biaya Tenaga Kerja 40% Biaya Overhead Pabrik 20%
Diminta :
1. Buatlah perhitungan harga pokok produksi persatuan, harga pokok produksi jadi dan
persediaan produk dalam proses untuk bulan April 2018 !
2. Buatlah laporan biaya produksi bulan April 2018 !
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
26
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
JAWABAN :
1. a) Perhitungan Harga Pokok Produksi Persatuan
Unit Biaya
Produksi Total Biaya Unit Ekuivalensi
Biaya Produksi
per Satuan
BBB Rp 4.000.000 1550 + (100% x 200) = 1750 Rp 2.286
BB Penolong Rp 6.000.000 1550 + (100% x 200) = 1750 Rp 3.429
BTK Rp 7.520.000 1550 + (40% x 200) = 1630 Rp 4.614
BOP Rp 11.040.000 1550 + (20% x 200) = 1590 Rp 6.943
TOTAL Rp 28.560.000 Rp 17.272
b) Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi dan Persediaan Produk Dalam Proses
Harga pokok produk jadi : 1.550 Kg x Rp 17.272 Rp 26.771.600
Harga pokok persediaan produk dalam proses :
BBB : 100% x 200 x Rp 2.286 = Rp 457.200
BBP : 100% x 200 x Rp 3.429 = Rp 685.800
BTK : 40% x 200 x Rp 4.614 = Rp 369.120
BOP : 20% x 200 x Rp 6.943 = Rp 277.720 +
Rp 1.789.840 +
Jumlah biaya produksi bulan April 2018 Rp 28.561.440
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
27
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
2. Laporan biaya produksi
PT. MERBABU
LAPORAN BIAYA PRODUKSI BULAN APRIL 2018
Data Produksi
Dimasukkan dalam proses 1.550 Kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 1.550 Kg
Produk dalam proses akhir 200 Kg
Jumlah produk yang dihasilkan 1.750 Kg
Biaya yang dibebankan dalam bulan Agustus 2017
Total Per Kg
Biaya Bahan Baku Rp 4.000.000 Rp 2.286
Biaya Bahan Penolong Rp 6.000.000 Rp 3.429
Biaya Tenaga Kerja Rp 7.520.000 Rp 4.614
Biaya Overhead Pabrik Rp 11.040.000 + Rp 6.943 +
Jumlah Rp 28.560.000 Rp 17.272
Perhitungan Biaya :
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
1.550 Kg @ Rp 17.272 Rp 26.771.600
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
Biaya Bahan Baku Rp 457.200
Biaya Bahan Penolong Rp 685.800
Biaya Tenaga Kerja Rp 369.120
Biaya Overhead Pabrik Rp 277.720 +
Rp 1.789.840 +
Jumlah biaya produksi yang akan dibebankan dalam bulan April Rp 28.561.440
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
28
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
CONTOH KASUS II
HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING)
“ LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI “
PT. LABALA memulai produksinya tahun 2018 melalui 2 departemen. Departemen I sebagai
pengolahan dan departemen II sebagai penyelesaian. Adapun data produksi pada bulan Juni
2018, sebagai berikut :
( Dalam Unit )
Departemen I Departemen II
Jumlah Produk Masuk Proses 17.000 -
(unit started)
Selesai Dikirim ke Departemen Berikut 12.000 -
(finished goods and transfered out)
Diterima dari Departemen Sebelumnya - 12.000
(unit received)
Selesai Dikirim ke Gudang - 11.500
(finished goods and transfered out
Produk dalam Proses Akhir
BBB 100%, BK 70 % 5.000 -
BK 60 % - 500
Biaya Produksi untuk bulan Juni 2018 :
Departemen 1 Departemen II
BBB (raw material cost) Rp 22.500.000 -
BTK (direct labor cost) Rp 16.500.000 Rp 12.850.000
BOP (factory overhead) Rp 10.500.000 Rp 10.000.000
Data-data lain:
Pada bulan Juni 2018 terjual 9.000 unit dengan harga jual Rp 25.000, dimana diketahui biaya
administrasi dan umum Rp 5.000.000 dan biaya pemasaran Rp. 4.000.000.
1. Buatlah laporan harga pokok produksi (production cost report) untuk bulan Juni 2018 !
2. Buatlah laporan laba rugi (income statement) untuk bulan Juni 2018!
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
29
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
JAWABAN :
1. Laporan harga pokok produksi
PT. LABALA
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPARTEMEN I
(PRODUCTION COST REPORT DEPARTEMENT I)
JUNI 2018
Laporan Produksi (production report) Unit
Jumlah Masuk Proses (unit started) 17.000
Ditransfer ke Departemen Penyelesaian 12.000
Barang Dalam Proses (BBB 100%, BK 70%) 5.000 +
Jumlah Produk yang Dihasilkan 17.000
Biaya Dibebankan di Dept. I
Unsur Biaya Produksi Total Biaya Unit Ekuivalen HPP/unit
BBB Rp 22.500.000 (12.000 + (5.000 X 100 %) = 17.000 1.324
BTK Rp 16.500.000 (12.000 + (5.000 X 70 %) = 15.500 1.065
BOP Rp 10.500.000 + (12.000 + (5.000 X 70 %) = 15.500 677 +
Jumlah Biaya 53.550.000 3.066
Perhitungan HP Produk Selesai di Transfer ke Dept. II
HP. Produk selesai untuk di Transfer ke Dept. II (12.000 unit X Rp 3.066) Rp 36.792.000
Perhitungan HP Produk Dalam Proses Dept. I
BBB = 5.000 X 100% X 1.324 = Rp 6.620.000
BTK = 5.000 X 70% X 1.065 = Rp 3.727.500
BOP = 5.000 X 70% X 677 = Rp 2.369.500 +
Rp 12.717.000+
Biaya Produksi Dept. I Rp 49.509.000
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
30
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
PT. LABALA
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPARTEMEN II
(PRODUCTION COST REPORT DEPARTEMENT II)
JUNI 2018
Laporan Produksi (production report) Unit
Produk Diterima dari Dept. I 12. 000
Ditransfer ke Gudang 11.500
Barang Dalam Proses Akhir (BK 60%) 500 +
12. 000
Biaya Dibebankan di Dept. II
Unsur Biaya Total Biaya Unit Ekuivalen HPP/unit
H.P. dari Dept. I Rp 36.792.000 ( 11.500+ (500*100%) = 12.000 3.066
Biaya Departemen Penyelesaian
BTK Rp 12.850.000 11.500 + (500 X 60 %) = 11.800 1.089
BOP Rp 10.000.000 + 11.500 + (500 X 60 %) = 11.800 848
Rp 22.850.000 + 1.937+
Biaya Kumulatif di Dept.II Rp 61.030.000 5.003
Perhitungan HP Produk Selesai di Transfer ke Gudang
HP Produk Selesai di Transfer ke Gudang ( 11.500 unit X 5.003) Rp 57.534.500
Perhitungan HP Produk Dalam Proses Dept. II
HP dari Dept. I = 500 X 3.066 = Rp 1.533.000
BTK = 500 X 60 % X 1.089 = Rp 326.700
BOP = 500 X 60 % X 848 = Rp 254.500 +
Rp 2.114.200 +
Biaya Produksi Dept. II Rp 59.648.700
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
31
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
PT LABALA
LAPORAN LABA RUGI
JUNI 2018
Penjualan (9.000 unit * Rp 25.000) Rp 225.000.000
Harga pokok penjualan (9.000 unit * 5.003) (Rp 45.027.000)
Laba kotor Rp 179.973000
(-) Biaya komersial :
Biaya administrasi & umum Rp 5.000.000
Biaya pemasaran Rp 4.900.000+
(Rp 9.900.000)
Laba bersih sebelum pajak Rp 170.073.000
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
32
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
KASUS I
HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING)
“SATU DEPARTEMEN”
PT. MAHAMERU mengolah produk secara massa melalui satu departemen produksi, dimana
perusahaan ini menggunakan metode harga pokok proses dalam menentukan harga pokok
produk yang dihasilkan. Data produksi bulan Juli 2018 sebagai berikut :
Biaya bahan baku Rp 8.000.000
Biaya bahan penolong Rp 7.950.000
Biaya tenaga kerja Rp 10.000.000
Biaya overhead pabrik Rp 12.550.000
Total biaya produksi Rp 38.500.000
Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah :
Produk jadi 2800 Kg
Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian 800 Kg
Biaya Bahan Baku 100% Biaya Bahan Penolong 100%
Biaya Tenaga Kerja 60% Biaya Overhead Pabrik 30%
Diminta :
1. Buatlah perhitungan harga pokok produksi persatuan, harga pokok produksi jadi dan
persediaan produk dalam proses untuk bulan Juli 2018 !
2. Buatlah laporan biaya produksi bulan Juli 2018 !
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
33
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
KASUS II
HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING)
“ LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI “
PT. LABILI memulai produksinya tahun 2018 melalui 2 departemen. Departemen I sebagai
Pengolahan dan Departemen II sebagai Penyelesaian. Adapun data produksi pada bulan
September 2018, sebagai berikut :
( Dalam Unit )
Departemen I Departemen II
Jumlah Produk Masuk Proses 20.000 -
(unit started)
Selesai Dikirim ke Departemen Berikut 19.000 -
(finished goods and transfered out)
Diterima dari Departemen Sebelumnya - 19.000
(unit received)
Selesai Dikirim ke Gudang - 18.500
(finished goods and transfered out
Produk dalam Proses Akhir
BBB 100%, BK 90 % 1.000 -
BK 70 % - 500
Biaya Produksi untuk bulan September 2017 :
Departemen 1 Departemen II
BBB (raw material cost) Rp 40.000.000 -
BTK (direct labor cost) Rp 34.000.000 Rp 34.500.000
BOP (factory overhead) Rp 27.000.000 Rp 27.200.000
Data-data lain:
Pada bulan September 2018 terjual 17.000 unit dengan harga jual Rp 35.000, dimana diketahui
biaya administrasi dan umum Rp 6.700.000 dan biaya pemasaran Rp. 6.650.000.
1. Buatlah laporan harga pokok produksi (production cost report) untuk bulan September 2018 !
2. Buatlah laporan laba rugi (income statement) untuk bulan September 2018!
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
34
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
35
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
36
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
BAB IV
HARGA POKOK PROSES LANJUTAN
Harga pokok proses lanjutan adalah penguraian lebih lanjut metode harga pokok proses
yang telah memperhitungkan harga pokok persediaan produk dalam proses awal periode. Harga
pokok produksi dalam proses awal periode ini akan mempunyai pengaruh dalam penentuan
harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departmen berikutnya atau ke gudang.
Karakteristik persediaan produk dalam proses awal :
Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai diproses pada akhir
periode akan menjadi persediaan produk dalam proses pada awal periode berikutnya.
Produk dalam proses awal periode ini membawa harga pokok produksi per satuan yang
berasal dari periode sebelumnya, yang kemungkinan akan berbeda dengan harga pokok
produksi per satuan yang dikeluarkan oleh departemen produksi yang bersangkutan
dalam periode sekarang.
Metode penentuan harga pokok produksi dalam penentuan harga pokok proses yaitu :
1. Metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang
Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan
kepada biaya produksi sekarang, dan jumlahnya kemudian dibagi dengan unit ekuivalen
produk untuk mendapatkan harga pokok rata-rata tertimbang. Harga pokok rata-rata
tertimbang ini kemudian digunakan untuk menentukan harga pokok produk jadi yang
ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang dengan cara mengalikannya dengan
jumlah kuantitasnya.
2. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama
Metode masuk pertama keluar pertama (MPKP) menganggap biaya produksi periode
sekarang pertama kali digunakan untuk menyelesaikan produk yang pada awal periode
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
37
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
masih dalam proses, baru kemudian sisanya digunakan untuk mengolah produk yang
dimasukkan dalam proses dalam periode sekarang. Oleh karena itu, dalam perhitungan unit
ekuivalensi, tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses awal harus
diperhitungkan.
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
38
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
CONTOH KASUS
HARGA POKOK PROSES LANJUTAN
PT. CIBADUYUT memiliki 2 departemen produksi untuk menghasilkan produknya,
yaitu departemen A dan departemen B.
Berikut ini merupakan data-data produksi yang terjadi selama bulan Juli 2018 :
Departemen A Departemen B
Produk dalam proses awal :
BB = 100% ; BK = 30% 15.000 -
TKL = 40 % ; BOP = 60% - 35.000
Produk Masuk Proses 75.000 -
Unit yang ditransfer ke Dept. B 55.000 -
Unit yang diterima dari Dept. A - 55.000
Produk yang ditransfer ke gudang - 75.000
Produk dalam proses akhir :
BB 100%; BK 80% 35.000 -
TKL 50 %; BOP 80% - 15.000
Harga Pokok Produk Dalam Proses-Awal:
Harga Pokok dari Dep. A - Rp 53.500.000
Biaya Bahan Baku Rp 36.000.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp 33.250.000 Rp 51.500.000
Biaya Overhead Pabrik Rp29.450.000 Rp 41.500.000
Biaya-biaya Produksi :
Biaya Bahan Baku Rp24.500.000 -
BTKL Rp22.550.000 Rp 27.500.000
Biaya Overhead Pabrik Rp23.000.000 Rp 36.285.000
Diminta :
Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi (Production Cost Report) untuk masing-masing
Departemen produksi dengan menggunakan Metode Rata-rata!
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
39
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
JAWABAN :
PT. CIBADUYUT
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. A
BULAN MEI 2017
Laporan Produksi (Production Report) Unit
Produk dalam proses awal :
BB = 100% ; BK = 30% 15.000
Produk Masuk Proses 75.000 +
90.000
Unit yang ditransfer ke Dept. B 55.000
Produk dalam proses akhir
BB 100%; BK 80% 35.000 +
Jumlah produk yang dihasilkan 90.000
Biaya yang dibebankan pada Dept. A :
Elemen
Biaya
HPP
PDP Awal
Biaya
Bulan Juli Jumlah
Unit
Ekuivalen
HPP /
Unit
BBB Rp 36.000.000 Rp 24.500.000 Rp 60.500.000 90.000**1) Rp 672
BTK Rp 33.250.000 Rp 22.550.000 Rp 55.800.000 83.000**2) Rp 672
BOP Rp 29.450.000 Rp 23.000.000 Rp 52.450.000 83.000**2) Rp 632
Jumlah Rp 98.700.000 Rp 70.050.000 Rp 168.750.000 Rp
1.975
** Ket :
1) 55.000 + ( 35.000 * 100% ) = 90.000
2) 55.000 + ( 35.000 * 80% ) = 83.000
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
40
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Perhitungan Harga Pokok :
Harga pokok produk yang ditransfer ke Departemen B yaitu :
( 55.000 * Rp. 1.975) Rp 108.625.000
Perhitungan pokok produk dalam proses akhir :
BBB 35.000 * 100% * Rp 672 = Rp 23.520.000
BTK 35.000 * 80% * Rp 672 = Rp 18.816.000
BOP 35.000 * 80% * Rp 631 = Rp 17.668.000 +
Rp 60.004.000 +
Total Harga Pokok Produk di Departemen A Rp 168.629.000
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
41
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
PT. CIBADUYUT
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. B
BULAN JULI 2018
Laporan Produksi (Production Report) : Unit
Produk dalam proses awal 35.000
TKL = 40%, BOP = 60%
Produk yang diterima dari Dept. A 55.000 +
90.000
Produk yang ditransfer ke Gudang 75.000
Produk dalam proses akhir
TKL = 50%, BOP = 80% 15.000 +
90.000
Biaya yang dibebankan pada Departemen I :
Elemen
Biaya
HPP
PDP Awal
Biaya
Bulan Juli Jumlah
Unit
Ekuivalen
HPP /
Unit
HP dari
Dept A
Rp 53.500.000 Rp 108.625.000 Rp 162.125.000 90.000**1) Rp 1.801
BTK Rp 51.500.000 Rp 27.500.000 Rp 79.000.000 82.500**2) Rp 957
BOP Rp 41.500.000 Rp 36.285.000 Rp 77.785.000 87.000**3) Rp 894
Jumlah Rp 146.500.000 Rp 172.410.000 Rp 318.910.000 Rp 3.661
** Ket :
1) 75.000 + 15.000 = 90.000
2) 75.000 + ( 15.000 x 50% ) = 82.500
3) 75.000 + ( 15.000 x 80% ) = 87.000
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
42
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Perhitungan Harga Pokok :
Harga pokok produk yang ditransfer ke ke Gudang yaitu :
(75.000 * Rp 3.661) Rp 274.575.000
Perhitungan pokok produk dalam proses akhir :
Dari Dept.R 15.000 X 100% X Rp 1.801 = Rp 27.015.000
TKL 15.000 X 50% X Rp 957 = Rp 7.177.500
BOP 15.000 X 80% X Rp 894 = Rp 10.728.000 +
Rp 44.920.500 +
Total Harga Pokok Produksi yang dibebankan pada Dept.B Rp 319.495.500
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
43
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
KASUS
HARGA POKOK PROSES LANJUTAN
PT. BERSEMANGAT memiliki 2 departemen produksi untuk menghasilkan produknya,
yaitu departemen I dan departemen II .
Berikut ini merupakan data-data produksi yang terjadi selama bulan Desember 2017 :
Departemen I Departemen II
Produk dalam proses awal :
BB = 100% ; BK = 70% 20.000 -
TKL = 40% ; BOP = 60% - 60.000
Produk Masuk Proses 140.000 -
Unit yang ditransfer ke Dept. II 100.000 -
Unit yang diterima dari Dept. I - 100.000
Produk yang ditransfer ke gudang - 140.000
Produk dalam proses akhir :
BB 100%; BK 80% 60.000 -
TKL 50 %; BOP 80% - 20.000
Harga Pokok Produk Dalam Proses-Awal:
Harga Pokok dari Dep. I - Rp 106.000.000
Biaya Bahan Baku Rp 71.000.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp 65.500.00 Rp 100.000.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 70.500.000 Rp 83.000.000
Biaya-biaya Produksi :
Biaya Bahan Baku Rp 89.000.000
BTKL Rp 112.100.000 Rp 200.000.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 121.900.000 Rp 190.000.000
Diminta :
Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi (Production Cost Report) untuk masing-masing
Departemen produksi dengan menggunakan Metode Rata-rata!
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
44
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
45
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
46
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
BAB V
VARIABEL COSTING
A. Definisi Variabel Costing
Variabel costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produk yang terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja variabel, dan biaya overhead pabrik variabel.
B. Manfaat Informasi Yang di Hasilkan Metode Variabel Costing :
1) Perencanaan laba jangka pendek
2) Pengendalian biaya
3) Pembuatan keputusan
C. Kelemahan Metode Variabel Costing
1) Pemisahan pola perilaku biaya menjadi biaya variabel dan tetap sebenarnya sulit karena
jarang sekali suatu biaya benar-benar variabel atau benar-benar tetap dan hasilnya
merupakan taksiran.
2) Penentuan harga pokok variabel tidak dapat digunakan untuk pelaporan eksternal,
maksudnya tidak sesuai dengan prinsip akuntansi (SAK) yang lazim.
3) Untuk perusahaan yang kegiatan usahanya bersifat musiman, variabel costing akan
menyajikan kerugian yang berlebihan dalam periode tertentu dan menyajikan laba yang
tidak normal pada periode lainnya.
4) Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan dan harga pokok
persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah, sehingga akan mengurangi
modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan-tujuan analisis keuangan.
Contribusi Margin = Hasil Penjualan – Biaya Variabel
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
47
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
CONTOH KASUS
VARIABLE COSTING
Berikut ini adalah data biaya dan persediaan akhir tahun 2017 dari PT.BOWO
1. Produksi selama tahun 2017 sebanyak 400.000 unit.
2. 75% dari produksi tahun 2017 terjual dan sisanya masih tersimpan digudang pada
akhir tahun.
3. BBB sebesar Rp 100.000.000
4. BTKL sebesar Rp 75.000.000
5. BOP (V) sebesar Rp 45.500.000 dan BOP (T) sebesar Rp 30.000.000
6. Harga jual per unit Rp 10.000
7. Biaya administrasi dan umum (V) sebesar Rp 27.000.000 dan Biaya administrasi
dan umum (T) sebesar Rp 40.100.000
8. Biaya pemasaran (V) sebesar Rp 30.000.000 dan Biaya pemasaran (T) sebesar Rp
10.000.000
Diminta :
a. Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2017 dengan metode variable costing dan
full costing!
b. Buatlah laporan Laba Rugi menurut metode variable costing dan full costing!
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
48
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
JAWABAN :
a. Menghitung nilai persediaan akhir
Produk terjual = 75% x 400.000 unit = 300.000 unit
Persediaan akhir tahun 2017 = 25% x 400.000 unit = 100.000 unit
Nilai persediaan akhir tahun 2017 dengan metode variable costing :
BBB Rp 100.000.000
BTKL Rp 75.000.000
BOP (V) Rp 45.500.000 +
HP. Produksi Rp 220.500.000
HP. Produksi per unit = 𝑅𝑝 220.500.000
400.000= Rp 551,25
Nilai persediaan akhir tahun 2017 = 100.000 unit x Rp 551,25 = Rp 55.125.000
Nilai persediaan akhir tahun 2017 dengan metode full costing :
BBB Rp 100.000.000
BTKL Rp 75.000.000
BOP (V) Rp 45.500.000
BOP (T) Rp 30.000.000 +
HP. Produksi Rp 250.500.000
HP. Produksi per unit = = Rp 626,25
Nilai persediaan akhir tahun 2017 = 100.000 unit x Rp 626,25 = Rp 62.625.0000
Rp 250.500.000
400.000
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
49
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
b. Laporan Rugi/Laba
PT. BOWO
LAPORAN L/R VARIABLE COSTING
PER 31 DESEMBER 2017
Penjualan 300.000 unit x Rp 10.000 Rp 3.000.000.000
HPP Variabel
BBB Rp 100.000.000
BTKL Rp 75.000.000
BOP (V) Rp 45.500.000 +
HP. Produksi Rp 220.500.000
Persediaan akhir Rp 55.125.000 -
HPP Variabel Rp 165.375.000
By. Adm & Umum (V) Rp 27.000.000
By. Pemasaran (V) Rp 30.000.000 +
Total Biaya Variabel Rp 222.375.000 -
Contribusi Margin Rp 2.777.625.000
Biaya Tetap
BOP (T) Rp 30.000.000
By. Adm & Umum (T) Rp 40.100.000
By. Pemasaran (T) Rp 10.000.000 +
Total Biaya Tetap Rp 80.100.000 -
Laba Bersih Rp 2.697.525.000
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
50
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
PT. BOWO
LAPORAN L/R FULL COSTING
PER 31 DESEMBER 2017
Penjualan 300.000 unit x Rp 10.000 Rp 3.000.000.000
HPP Variabel
BBB Rp 100.000.000
BTKL Rp 75.000.000
BOP (V) Rp 45.500.000
BOP (T) Rp 30.000.000 +
HP. Produksi Rp 250.500.000
Persediaan akhir Rp 62.625.000 -
HPP Penjualan Rp 187.875.000 -
Laba Kotor Rp 2.812.125.000
Biaya Operasi
By. Adm & Umum (V) Rp 27.000.000
By. Pemasaran (V) Rp 30.000.000
By. Adm & Umum (T) Rp 40.100.000
By. Pemasaran (T) Rp 10.000.000 +
Total Biaya Operasi Rp 107.100.000 -
Laba Bersih Rp 2.705.025.000
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
51
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
KASUS
VARIABLE COSTING
Berikut ini adalah data biaya dan persediaan akhir tahun 2014 PT.ALPENLIEBLE
1. Produksi selama tahun 2014 sebanyak 250.000 unit.
2. 80% dari produksi tahun 2014 terjual dan sisanya masih tersimpan digudang pada
akhir tahun.
3. BBB sebesar Rp 90.000.000
4. BTKL sebesar Rp 78.500.000
5. BOP (V) sebesar Rp 45.000.000 dan BOP (T) sebesar Rp 60.000.000
6. Harga jual per unit Rp 5.000
7. Biaya administrasi dan umum (V) sebesar Rp 28.750.000 dan Biaya administrasi dan
umum (T) sebesar Rp25.250.000
8. Biaya pemasaran (V) sebesar Rp 30.000.000 dan Biaya pemasaran (T) sebesar
Rp 60.000.000
Diminta :
a. Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2014 dengan metode variabel costing dan full
costing!
b. Buatlah laporan Laba Rugi menurut metode variabel costing dan full costing!
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
52
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
53
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
54
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
BAB VI
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain dari biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dibebankan ke harga pokok produk berdasarkan
tarif yang ditentukan dimuka. Biasanya BOP yang sudah dibebankan kepada produk akan
berbeda dengan BOP sesungguhnya. Oleh karena itu kita perlu analisa selisih antara BOP yang
dibebankan dengan BOP sesungguhnya.
Perhitungan tarif BOP :
Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk, dibagi atas dasar
pembebanan sebagai berikut :
a. Satuan produk
Metode ini paling sederhana diantara metode lain, dimana jumlah BOP langsung
dibebankan pada produk.
b. Biaya bahan baku
Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran bahan baku yang dipakai sebagai
produksi.
c. Biaya tenaga kerja langsung
Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran biaya tenaga kerja langsung yang
digunakan untuk memproduksi produk.
d. Jam tenaga kerja langsung
Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran jumlah jam kerja langsung yang
digunakan untuk memproduksi produk.
e. Jam mesin
Biaya overhead pabrik yang dianggarkan = Tarif BOP
Taksiran dasar pembebanan
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
55
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Metode ini membebankan BOP berdasarkan taksiran jumlah jam mesin yang digunakan
untuk memproduksi produk.
Penggolongan BOP Berdasarkan Perilakunya :
1. Penggolongan BOP menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume
kegiatan dapat dibagi menjadi tiga golongan :
1) Biaya Overhead Pabrik Tetap
Adalah biaya overhead yang tidak berubah (konstan) dalam kisar perubahan volume
kegiatan tertentu.
Contoh : depresiasi pabrik.
2) Biaya Overhead Pabrik Variabel
Adalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan volume kegiatan.
Contoh : bahan penolong.
3) Biaya Overhead Pabrik Semivariabel
Adalah biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume
kegiatan (gabungan biaya tetap dan variabel).
Contoh : biaya listrik
2. Penggolongan BOP menurut perilakunya dalam hubungan dengan departemen, dibagi
menjadi dua kelompok yaitu :
1) BOP Langsung Departemen, yaitu BOP yang terjadi pada departemen tertentu dan
manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut.
Contoh : biaya gaji mandor departemen produksi, biaya depresiasi mesin, dan biaya
bahan penolong.
2) BOP Tidak Langsung Departemen, yaitu BOP yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari
satu departemen.
Contoh : biaya depresiasi, pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik.
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
56
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Apabila perusahaan mempunyai lebih dari satu departemen produksi maka proses penentuan
tarif BOP adalah sebagai berikut :
1. Menyusun anggaran BOP untuk masing-masing departemen produksi tersebut.
2. Memilih dasar pembebanan BOP tersebut, sesuai dengan sifat departemen produksi yang
bersangkutan.
3. Menghitung tarif BOP berdasarkan anggaran BOP dibagi dengan dasar pembebanan.
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
57
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
CONTOH KASUS
BIAYA OVERHEAD PABRIK
PT. MLM menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran perusahaan
untuk Maret 2015 dengan kapasitas normal 4.500 jam mesin disajikan sebagai berikut :
JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED/VARIABLE TOTAL
Biaya bahan baku (direct material) Rp 10.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 6.000.000
Biaya bahan penolong V Rp 1.500.000
Biaya depresiasi pabrik F Rp 900.000
Biaya bahan bakar pabrik (Fuel) V Rp 1.150.000
Biaya listrik pabrik (electric cost) V Rp 900.000
Biaya reparasi &pemeliharaan pabrik V Rp 500.000
Biaya reparasi &pemeliharaan pabrik F Rp 430.000
Biaya asuransi pabrik (insurance) F Rp . 850.000
Biaya promosi dan iklan V Rp 725.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 1.000.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung F Rp 2.000.000
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik F Rp 750.000
Pada akhir tahun BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya 45.000 jam
mesin (machine hours) yang dapat disajikan sebagai berikut :
JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED/VARIABLE TOTAL
Biaya bahan baku (direct material) Rp 10.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 6.000.000
Biaya bahan penolong V Rp 2.250.000
Biaya depresiasi pabrik F Rp 1.700.000
Biaya bahan bakar pabrik (Fuel) V Rp 1.000.000
Biaya listrik pabrik (electric cost) V Rp 950.000
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
58
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Biaya reparasi &pemeliharaan pabrik V Rp 500.000
Biaya reparasi &pemeliharaan pabrik F Rp 470.000
Biaya asuransi pabrik (insurance) F Rp 955.000
Biaya promosi dan iklan V Rp 650.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 1.025.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung F Rp 975.000
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik F Rp 750.000
Data lain berkaitan dengan produksi: Jam kerja langsung (direct labour hours) 20.000 jam.
Unit produksi (production units) 100.000 unit
Diminta :
1. Berapakah BOP Tetap dan variabel yang dianggarkan dan yang sesungguhnya ?
2. Hitunglah tarif BOP bulan Maret 2015 yang dianggarkan berdasarkan :
a. Jam mesin (machine hours) (Rp)
b. Biaya bahan baku (direct material) (%)
c. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor) (%)
d. Jam kerja langsung (direct labor hours) (Rp)
e. Unit produksi (production units) (Rp)
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
59
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
JAWABAN:
1. BOP yang dianggarkan dan yang sesungguhnya (budgeted and realized FOH):
BOP dianggarkan BOP sesungguhnya
BOP Tetap (Fixed FOH) Rp 4.930.000 Rp 4.850.000
BOP Variabel (Variable FOH) Rp 5.775.000 + Rp 6.375.000 +
Total BOP (Total FOH) Rp 10.705.000 Rp 11.225.000
2. Tarif BOP yang dianggarkan berdasarkan :
a. Tarif BOP Budgeted
Tarif BOP Tetap (Fixed rate of FOH) = = Rp 1.096/JM
Tarif BOP Variabel (Variabel rate) = = Rp 1.283/JM +
Total tarif BOP Rp 2.379/JM
b. Tarif BOP berdasarkan biaya bahan baku :
Tarif BOP Tetap = * 100 = 49,03%
Tarif BOP Variabel = * 100 = 58,5 % +
Total tarif BOP 107,53 %
c. Tarif BOP berdasarkan biaya tenaga kerja langsung :
Tarif BOP Tetap = * 100 = 82,17 %
Tarif BOP Variabel = * 100 = 97,5 % +
Total tarif BOP 179,67 %
Rp 4.930.000
4.500
Rp 5.775.000
4.500
Rp 4.930.000
Rp 10.000.000
Rp 5.850.000
Rp 10.000.000
Rp 4.930.000
Rp 6.000.000
Rp 5.850.000
Rp 6.000.000
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
60
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
d. Tarif BOP berdasarkan jam kerja langsung :
Tarif BOP Tetap = = Rp 246,5 / JKL
Tarif BOP Variabel = = Rp 288,75 / JKL +
Total tarif BOP Rp 535,25 / JKL
e. Tarif BOP berdasarkan unit produksi :
Tarif BOP Tetap = = Rp 49,3 / Unit
Tarif BOP Variabel = = Rp 57,75 / Unit +
Total tarif BOP Rp 107,05 / Unit
Rp 4.930.000
20.000
Rp 5.775.000
20.000
Rp 4.930.000
100.000
Rp 5.775.000
100.000
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
61
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
KASUS
BIAYA OVERHEAD PABRIK
PT. SNG menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran perusahaan
untuk Juni 2018 dengan kapasitas normal 10.000 jam mesin disajikan sebagai berikut :
JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED/VARIABLE TOTAL
Biaya bahan baku (direct material) Rp 7.500.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 5.000.000
Biaya bahan penolong V Rp 1.700.000
Biaya depresiasi mesin jahit F Rp 800.000
Biaya listrik mesin jahit (electric cost) V Rp 950.000
Biaya reparasi &pemeliharaan mesin jahit V Rp 850.000
Biaya reparasi &pemeliharaan mesin jahit F Rp 250.000
Biaya asuransi mesin jahit (insurance) F Rp 500.000
Biaya promosi dan iklan V Rp 650.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 780.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung F Rp 950.000
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik F Rp 600.000
Pada akhir tahun BOP sesungguhnya terjadi pada kapasitas sesungguhnya 25.000 jam
mesin (machine hours) yang dapat disajikan sebagai berikut :
JENIS BIAYA (EXPENSES) FIXED/VARIABLE TOTAL
Biaya bahan baku (direct material) Rp 5.500.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 4.750.000
Biaya bahan penolong V Rp 1.100.000
Biaya depresiasi mesin jahit F Rp 750.000
Biaya listrik mesin jahit (electric cost) V Rp 850.000
Biaya reparasi &pemeliharaan mesin jahit V Rp 300.000
Biaya reparasi &pemeliharaan mesin jahit F Rp 200.000
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
62
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Biaya asuransi mesin jahit (insurance) F Rp . 925.000
Biaya promosi dan iklan V Rp 525.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp 780.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung F Rp 900.000
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik F Rp 650.000
Data lain berkaitan dengan produksi: Jam kerja langsung (direct labour hours) 45.000 jam
Unit produksi (production units) 85.000 unit
Diminta :
1. Berapakah BOP Tetap dan variabel yang dianggarkan dan yang sesungguhnya ?
2. Hitunglah tarif BOP bulan Juni 2018 yang dianggarkan berdasarkan :
a. Jam mesin (machine hours) (Rp)
b. Biaya bahan baku (direct material) (%)
c. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor) (%)
d. Jam kerja langsung (direct labor hours) (Rp)
e. Unit produksi (production units) (Rp)
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
63
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
64
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
65
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
BAB VII
DEPARTEMENTALISASI BOP
(Factory Overhead Departmentalization)
A. Definisi Departementalisasi BOP
Departementalisasi BOP adalah pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut
departemen atau pusat biaya (cost center) ke dalam mana biaya overhead pabrik akan
dibebankan. Departementalisasi BOP bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian
penentuan harga pokok produk. Pengendalian biaya overhead pabrik dapat lebih mudah
dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya,sehingga dengan demikian
akan memperjelas tanggung jawab setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu.
B. Langkah-langkah Penentuan tarif BOP departementalisasi
Langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen adalah sebagai
berikut:
1. Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen.
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen dibagi menjadi empat tahap
utama berikut ini:
a. Penaksiran biaya overhead langsung departemen atas dasar kapasitas yang direncanakan
untuk tahun anggaran.
b. Penaksiran biaya overhead tidak langsung departemen.
c. Distribusi biaya overhead tidak langsung departemen ke departemen-departemen yang
menikmati manfaatnya.
d. Menjumlah biaya overhead pabrik per departemen (baik BOP langsung maupun tidak
langsung departemen) untuk mendapatkan anggaran biaya overhead pabrik per
departemen (baik departemen produksi maupun departemen pembantu).
2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi.
FORM 2
Private Sub TombolOutput_Click()
Form2.Hide
Form3.Show
End Sub
Private Sub TombolBack_Click()
Form2.Hide
Form1.Show
End Sub
Private Sub Form_Activate()
MaskEdBox4 = Form1.MaskEdBox4
FORM 2
Private Sub TombolOutput_Click()
Form2.Hide
Form3.Show
End Sub
Private Sub TombolBack_Click()
Form2.Hide
Form1.Show
End Sub
Private Sub Form_Activate()
MaskEdBox4 = Form1.MaskEdBox4
FORM 2
Private Sub TombolOutput_Click()
Form2.Hide
Form3.Show
End Sub
Private Sub TombolBack_Click()
Form2.Hide
Form1.Show
End Sub
Private Sub Form_Activate()
MaskEdBox4 = Form1.MaskEdBox4
FORM 2
Private Sub TombolOutput_Click()
Form2.Hide
Form3.Show
End Sub
Private Sub TombolBack_Click()
Form2.Hide
Form1.Show
End Sub
Private Sub Form_Activate()
MaskEdBox4 = Form1.MaskEdBox4
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
66
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dapat dilakukan
dengan dua cara berikut ini :
a. Metode alokasi langsung
Dalam metode alokasi langsung, biaya overhead departemen pembantu di alokasikan ke
tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan
apabila jasa yang dihasilkan oleh departeman pembantu hanya dinikmati oleh departemen
produksi saja. Tidak ada departeman pembantu yang memakai jasa departemen pembantu
lain.
b. Metode alokasi bertahap
Metode alokasi bertahap digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu
tidak hanya dipakai oleh departemen produksi saja, tetapi digunakan pula oleh
departemen pembantu lain.
Metode alokasi bertahap dibagi menjadi 2 kelompok metode :
Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar
departemen-departemen pembantu. Yang termasuk dalam kelompok metode ini
adalah:
a. Metode alokasi kontinyu (continous allocation method)
Dalam metode ini,biaya overhead departemen-departemen pembantu yang saling
memberikan jasa di alokasikan secara terus menerus, sehingga jumlah biaya
overhead yang belum di alokasikan menjadi tidak berarti.
b. Metode aljabar (algebraic method)
Dalam metode ini, jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan
dalam persamaan aljabar.
Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik
antar departemen pembantu. Metode alokasi yang termasuk dalam kelompok ini
adalah ”metode urutan alokasi yang diatur” (specified order of closing).
C. Perhitungan Tarif Pembebanan Biaya Overhead Per Departemen
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
67
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
a. Istilah yang dipakai untuk menggambarkan pembagian BOP tak langsung departemen
kepada departemen-departemen yang menikmati manfaatnya, baik departemen produksi
maupun departemen pembantu adalah distribusi BOP
b. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian BOP departemen pembantu
ke deparatemen produksi, atau dari departemen pembantu ke departemen pembantu
yang lain dan departemen produksi adalah alokasi BOP
c. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian BOP di departemen produksi
kepada produk adalah pembebanan BOP
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
68
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
CONTOH KASUS
DEPARTEMENTALISASI BOP
(Factory Overhead Departmentalization)
Dalam menghitung tarif BOP tahun 2017 PT DILAN menggunakan metode langsung (direct
alocation method) untuk masing-masing departemen produksi. Berikut ini jumlah BOP (FOH)
sebelum adanya alokasi dari departemen pembantu F,G dan H adalah sebagai berikut : PT
DILAN menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran perusahaan untuk Maret
2017 dengan kapasitas normal 200.000 jam mesin disajikan sebagai berikut :
Departemen produksi (Production Department) A Rp 30.000.000
Departemen produksi (Production Department) B Rp 40.000.000
Departemen produksi (Production Department) C Rp 60.000.000
Departemen produksi (Production Department) D Rp 55.000.000
Departemen produksi (Production Department) E Rp 65.000.000
Departemen produksi (Production Department) F Rp 35.000.000
Departemen produksi (Production Department) G Rp 45.000.000
Departemen produksi (Production Department) H Rp 50.000.000
Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departemen pembantu untuk setiaap departemen
produksi yang dirincikan sebagai berikut :
Departemen Pembantu Departemen Produksi
A B C D E
Departemen pembantu F 10% 20% 15% 25% 30%
Departemen pembantu G 15% 20% 25% 15% 25%
Departemen pembantu H 25% 20% 25% 20% 10%
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
69
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Dasar pembebanan untuk menghitung tarif BOP masing-masing departemen produksi
adalah sebagai berikut :
Departemen
Produksi
Kapasitas
Normal
A 300.000 / unit
B 250.000 / unit
C 400.000 / unit
D 350.000 / unit
E 200.000 / unit
Diminta :
1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dari departemen pembantu ke departemen produksi
menggunakan metode alokasi langsung (direct alocation method)!
2. Hitunglah tabel BOP untuk masing-masing departemen produksi, apabila pembebanan tarif
BOP berdasarkan kapasitas normalnya (normal capasity)!
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
70
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
JAWABAN :
1. Tabel Alokasi Budget BOP
(Dalam ribuan rupiah)
2. Perhitungan Tarif BOP
Dep. Produksi Budgetr BOP Kapasitas
Tarif /unit Setelah Alokasi Normal
A Rp 52.750.000 300.000 Rp 175,83
B Rp 66.000.000 250.000 Rp 264
C Rp 89.000.000 400.000 Rp 222,5
D Rp 80.500.000 350.000 Rp 230
E Rp 91.750.000 200.000 Rp 458,75
Keterangan
Jumlah
Departemen Produksi Departemen Pembantu
A B C D E F G H
Budgety BOP
sebelum Alokasi 250.000 30.000 40.000 60.000 55.000 65.000 35.000 45.000 50.000
Alokasi
Departemen F 35.000 3.500 7.000 5.250 8.750 10.500 35.000
Alokasi
Departemen G 45.000 6.750 9.000 11.250 6.750 11.250
45.000
Alokasi
Departemen H 50.000 12.500 10.000 12.500 10.000 5.000
50.000
Alokasi dari
Departemen
Pembantu
130.000 22.750 26.000 29.000 25.500 26.750 35.000 45.000 50.000
Budget BOP
setelah Alokasi 380.000 52.750 66.000 89.000 80.500 91.750 - - -
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
71
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
KASUS
DEEPARTEMENTALISASI BOP
(Factory Overhead Departmentalization)
Didalam menghitung tarif BOP tahun 2017 PT MILEA menggunakan metode langsung
(direct alocation method) untuk masing-masing departemen produksi. Berikut ini jumlah BOP
(FOH) sebelum adanya alokasi dari departemen pembantu U,T dan S adalah sebagai berikut :
PT MILEA menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran perusahaan untuk Mei
2017 dengan kapasitas normal 100.000 jam mesin disajikan sebagai berikut :
Departemen produksi (Production Department) Z Rp 40.000.000
Departemen produksi (Production Department) Y Rp 20.000.000
Departemen produksi (Production Department) X Rp 30.000.000
Departemen produksi (Production Department) W Rp 55.000.000
Departemen produksi (Production Department) V Rp 15.000.000
Departemen produksi (Production Department) U Rp 60.000.000
Departemen produksi (Production Department) T Rp 65.000.000
Departemen produksi (Production Department) S Rp 35.000.000
Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departemen pembantu untuk setiaap departemen
produksi yang dirincikan sebagai berikut :
Departemen Pembantu Departemen Produksi
Z Y X W V
Departemen pembantu U 10% 30% 15% 25% 20%
Departemen pembantu T 30% 25% 20% 15% 10%
Departemen pembantu S 20% 10% 15% 30% 25%
Dasar pembebanan untuk menghitung tarif BOP masing-masing departemen produksi adalah
sebagai berikut :
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
72
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Departemen
Produksi
Kapasitas
Normal
Z 400.000 / unit
Y 250.000 / unit
X 600.000 / unit
W 450.000 / unit
V 600.000 / unit
Diminta :
1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dati departemen pembantu ke departemen produksi
menggunakan metode alokasi langsung (direct alocation method)!
2. Hitunglah tabel BOP untuk masing-masing departemen produksi, apabila pembebanan tarif
BOP berdasarkan kapasitas normalnya (normal capasity)!
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
73
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
74
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
75
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
BAB VIII
BIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
Biaya bersama dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint overhead cost)
yang harus dialokasikan ke berbagai departemen, baik dalam perusahaan yang kegiatan
produksinya berdasarkan pesanan maupun yang kegiatan produksinya dilakukan secara
massa.
Biaya bergabung adalah biaya-biaya untuk memproduksi dua atau lebih produk yang
terpisah (tidak diolah bersama) dengan fasilitas sama pada saat yang bersamaan. Biaya
bergabung dan biaya bersama mempunyai satu perbedaan pokok yaitu bahwa biaya
bergabung dapat diikuti jejak alirannya ke berbagai produk yang terpisah tersebut atas dasar
sebab akibat, atau dengan cara menelusuri jejak penggunaan fasilitas. Biaya bergabung tidak
meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Di lain pihak biaya bersama tidak
dapat diikuti jejak alirannya ke berbagai macam produk yang dihasilkan dan meliputi biaya-
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik
Biaya bersama dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi berbagai macam
produk yang dapat berupa produk bersama (join product), produk sampingan (by-product),
dan produk sekutu (co-product).
a. Produk bersama adalah dua produk atau lebih yang diproduksi secara serentak dengan
serangkaian proses atau dengan proses gabungan. Nilai jual (kualitas kali harga per
satuan). Masing – masing produk bersama ini relatif sama, sehingga tidak ada diantara
produk – produk yang dihasilkan tersebut dianggap sebagai produk utama ataupun
produk sampingan.
b. Produk sampingan adalah suatu produk atau lebih yang nilai jualnya relatif lebih
rendah, yang diproduksi bersama dengan produk lain yang nilai jualnya lebih tinggi.
c. Produk sekutu adalah dua produk atau lebih yang diproduksi pada waktu yang
bersamaan, tetapi tidak dari kegiatan pengolahan yang sama atau tidak berasal dari
bahan baku yang sama.
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
76
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Karakteristik Produk Bersama, Produk Sampingan, dan Produk Sekutu
a. Produk Bersama dan Produk Sekutu memiliki karakteristik sebagai berikut :
Produk bersama dan produk sekutu merupakan tujuan utama kegiatan produksi.
Harga jual produk bersama atau produk sekutu relatif tinggi bila dibandingkan
dengan produk sampingan yang dihasilkan pada saat yang sama.
Dalam mengelolah produk bersama tertentu, produsen tidak dapat menghindarkan
diri untuk menghasilkan semua jenis produk bersama, jika ingin memproduksi
hanya salah satu diantara produk bersama tersebut.
b. Produk Sampingan dapat digolongkan sesuai dengan dapat tidaknya produk tersebut
dijual pada saat terpisah dari produk utama (main product)
Produk sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama, tanpa
memerlukan pengolahan lebih lanjut.
Produk sampingan yang memerlukan prsoses pengolahan lebih lanjut setelah
terpisah dari produk utama.
Contoh produk sampingan yang tidak memerlukan proses pengolahan lebih lanjut
setelah terpisah dari produk utamanya terdapat dalam proses penggilingan gabah.
Produk sampingan berupa menir, katul, dedak, dapat langsung dijual setelah terpisah
dari beras.
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
77
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
CONTOH KASUS
BIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
(Joint Cost & By Product)
PT MAJU TERUS selama satu periode mengeluarkan biaya bersama berjumlah Rp.
1.000.000 dalam memproduksi 4 macam produknya. Data yang terkait adalah sebagai berikut:
ProdukBe
rsama
Jumlah Produk
yang Dihasilkan
Harga Jual
/Unit
Biaya Pengolahan
Lebih Lanjut /Unit
Harga Jual / Unit Setelah
Diproses Lebih Lanjut
K 400 1.000 250 1.400
L 250 1.800 180 2.150
M 150 2.000 300 2.600
N 200 1.750 150 2.100
Data-data Tambahan :
Satuan yang Terjual
Produk K Produk L Produk M Produk N
300 200 100 100
Diminta :
1. Hitunglah alokasi biayabersama (joint cost) dan harga pokok produk per unit dengan metode:
a. Metode nilai pasar relatif (relative market value method); nilai pasar diketahui pada saat titik
pisah (market value at split of point)
b. Metode nilai pasar relatif (relative market value method); nilai pasar diketahui setelah titik pisah
(market value after split of point)
2. Berapa laba kotor perusahaan pada periode tersebut, bila perusahaan menggunakan nilai pasar relatif
(relative market value); nilai pasar diketahui pada saat titik pisah (market value at split of point)
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
78
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
JAWABAN :
Nama Perusahaan : PT.MAJU TERUS
Biaya Bersama : Rp. 1.000.000,-
Produk
Bersama
Jumlah
Produk
yang
Dihasilkan
Harga
Jual / Unit
Biaya Pengolahan
Lebih Lanjut /Unit
Harga Jual / Unit
Setelah Diproses Lebih
Lanjut
Produk
Terjual
K 400 1.000 250 1.400 300
L 250 1.800 180 2.150 200
M 150 2.000 300 2.600 100
N 200 1.750 150 2.100 100
1. a. METODE NILAI PASAR RELATIF
BIAYA-BIAYA DIKELUARKAN PADA SAAT TITIK PISAH
Produk
Bersama
Jumlah
Produk
yang
Dihasilkan
(1)
Harga
Jual /Unit
(2)
Nilai
Jual
(3)
(1) x (2)
Nilai
Jual
Relatif
(4)
Alokasi Biaya
Bersama
(5)
(4) x Rp
1.000.000
Harga Pokok
Produk
Bersama/unit
(6)
(5) : (1)
K 400 Rp 1.000 Rp 400.000 26,67% Rp 266.700 Rp 666,75
L 250 Rp 1.800 Rp 450.000 30% Rp 300.000 Rp 1.200
M 150 Rp 2.000 Rp 300.000 20% Rp 200.000 Rp 1.333,33
N 200 Rp 1.750 Rp 350.000 23,33% Rp 233.300 Rp 1.166,5
Rp 1.500.000 100% Rp 1.000.000
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
79
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
b. METODE NILAI PASAR RELATIF
BIAYA-BIAYA DIKELUARKAN SETELAH TITIK PISAH
Produk
Bersam
a
Harga
Jual/Unit
Setelah
Diproses
Lebih
Lanjut
(1)
Biaya
Pengola
han
Lebih
Lanjut
/Unit
(2)
Nilai
Jual
Hipo
tesis
(3)
(1) - (2)
Jumlah
Produk
yang
Diha
silkan
(4)
Total
Nilai Jual
Hipotesis
(5)
(3) x (4)
Total
Nilai Jual
Relatif
(6)
Biaya
Bersama
(7)
(6)x Rp
1.000.000
HPP
Bersama/
unit
(8)
(7) : (4)
K Rp 1.400 Rp 250 Rp1.150 400
Rp
460.000
27,26% Rp
272.600
Rp 681,5
L Rp 2.150 Rp 180 Rp 1970 250
Rp
492.500
29,19% Rp
291.900
Rp
1.167,6
M Rp 2.600 Rp 300 Rp2.300 150
Rp
345.000
20,44% Rp
204.400
Rp
1.362,7
N Rp 2.100 Rp 150 Rp1.950 200
Rp
390.000
23,11% Rp
231.100
Rp
1.155,5
Rp1.687.5
00
100% Rp1.000.0
00
2. LABA KOTOR PERUSAHAAN
Keterangan K L M N
Penjualan Rp 300.000 Rp 360.000 Rp 200.000 Rp 175.000
HPP (Rp 200.025) (Rp 240.000) Rp 133.333 Rp 116.650
LabaKotor Rp 99.975 Rp 120.000 Rp 66.667 Rp 58.350
Ket :
Penjualan : Harga Jual/Kg * Produk Terjual
HPP : Harga Pokok Produk Bersama * Produk Terjual
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
80
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
KASUS
BIAYA BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
(Joint Cost & By Product)
Biaya bersama yang dikeluarkan oleh PT SIAP selama satu periode akuntansi berjumlah
Rp.4.000.000,- dalam memproduksi empat jenis produknya.
Data yang terkait adalah :
Produk
Bersama
Jumlah Produk
yang Dihasilkan
Harga Jual
/ Unit
Biaya Pengolahan
Lebih Lanjut / Unit
Harga Jual / Unit Setelah
Diproses Lebih Lanjut
E 400 2.000 450 3.000
F 700 2.500 500 3.400
G 300 3.500 250 4.250
H 600 1.500 350 2.350
Data-data Tambahan :
Satuan yang Terjual
Produk E Produk F Produk G Produk H
400 600 300 700
Diminta :
1. Hitunglah alokasi biaya bersama dan harga pokok produk per unit dengan metode Nilai
Pasar Relatif :
a. Biaya-biaya dikeluarkan pada saat titik pisah
b. Biaya-biayadikeluarkan setela htitik pisah
2. Berapa laba kotor perusahaan pada periode tersebut, bila perusahaan menggunakan nilai
pasar relatif :Biaya-biayadikeluarkan pada saat titik pisah !
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
81
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019
Laboratorium AKUNTANSI LANJUT A Universitas Gunadarma
82
PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA PTA 2018 / 2019