Download - pengen belajar Efektif
perbedaan hasil kadar glukosa darah pada sampel langsung di periksa dan sampel ditangguhkan 2 jam pada penderita Diabetes mellitus
KARYA TULIS ILMIAH
PERBEDAAN HASIL KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA SAMPEL
LANGSUNG DIPERIKSA DAN SAMPEL DITANGGUHKAN 2 JAM
PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN
METODE GOD-PAP
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program studi DIII Analis Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
Disusun oleh :
RIFA’ATUL MAHMUDAH
NIM : 30.1.07.078
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATANFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2010
HALAMAN PERSETUJUAN
NAMA : RIFA’ATUL MAHMUDAH
NIM : 30.1.07.078
BIDANG MINAT : KIMIA KLINIK
JUDUL : PEMERIKSAAN HASIL KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA
SAMPEL LANGSUNG DIPERIKSA DAN SAMPEL DITANGGUHKAN 2
JAM PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN METODE
GOD-PAP
Menyetujui
Pembimbing Teori
(dr. HARTATI TUNA)
Pembimbing Praktikum
( DIDIK PRASETYA,Amd)
MengetahuiFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
(dr.EKAWATI SUTIKNO,MM)Dekan
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ini Telah Dipertahankan Pada
Sidang Ujian Jenjang Pendidikan Tinggi
Progam Studi Diploma III Analis Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Tanggal : 22 Juli 2010
Penguji
1. Penguji I : dr. Dyah Novi Wulansari ( )
2. Penguji II : MM. Rianiarti, Spd ( )
3. Penguji III : dr. Hartati Tuna ( )
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
(dr.EKAWATI SUTIKNO,MM)Dekan
ABSTRAK
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Pemeriksaan glukosa darah sering digunakan sebagai tes penyaring maupun konfirmasi dalam membantu menegakkan diagnosa klinis pada penderita diabetes mellitus. Namun, karena suatu masalah sehingga sampel darah yang sudah ada tidak bisa langsung diperiksa (ditangguhkan), sehingga perlu diketahui adakah perbedaan hasil kadar glukosa darah yang langsung diperiksa dan ditangguhkan, yang merupakan tujuan dari penelitian ini.
Seiring berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi dibidang laboratorium kesehatan sekarang pemeriksaan glukosa darah banyak menggunakan alat glukometer dengan metode GOD-PAP, hasil akan otomatis keluar dan dapat ditulis langsung, tanpa harus menghitung secara manual dengan menggunakan rumus.
Dengan pemeriksaan menggunakan metode yang sama yaitu GOD PAP diketahui yaitu dengan mengambil taraf nyata 5% = 0,05 dan derajat bebas = db n-1 = 29 didapatkan nilai t tabel 2,045 maka H0 diterima. Dimana berdasarkan hasil pergitungan statistik didapat nilai t hitung sebesar -10,22 berada dalam range t tabel.
Maka dapat ditemukan bahwa dari 30 sampel yang diambil secara acak tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil pemeriksaan kadar glukosa darah pada sampel langsung diperiksa dengan sampel ditangguhkan selama 2 jam pada suhu kamar.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah… Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul “Perbedaan Hasil Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Sampel Langsung
Diperiksa dan Sampel Ditangguhakan 2 Jam Pada Penderita Diabetes Mellitus Dengan
Metode GOD-PAP”.
Karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan progam studi DIII
Analis Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Oleh karena itu, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kesalahan dalam
penulisan.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. DR. Bambang Harsono Suhartono, MBA selaku Ketua Yayasan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kediri
2. dr. Tarbinu Kasmono, MPH selaku Rektor IIK Bhakti Wiyata Kediri
3. dr. Ekawati Sutikno, MM selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat IIK Bhakti Wiyata
Kediri
4. drh. Triffit Imasari selaku Kepala Prodi DIII Analis Kesehatan IIK Bhakti Wiyata Kediri
5. dr. Hartati Tuna selaku pembimbing pertama yang telah memberikan arahan dan bimbingan
dengan sabar dalam penyusunan karya tulis ini.
6. Ibu Suharti S.Pd selaku pembimbing kedua yang telah merelakan waktu dan pikiran demi
terselesaikannya karya tulis ini.
7. Bapak Didik Prasetyo, Amd selaku pembimbing kedua yang telah merelakan waktu dan pikiran
demi terselesaikannya karya tulis ini.
8. Ibu Marie Prissadaryani, ST.MM. selaku dosen pembimbing statistik yang telah banyak
membantu dan meluangkan waktu demi terselesaikannya karya tulis ini.
9. Bapak/Ibu dosen yang telah membimbing dan memberikan banyak ilmunya kepada kami selama
ini.
10. Bapak/Ibu staf Perpustakaan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang telah banyak
memberikan bantuan untuk meminjamkan buku penuntun.
11. Sahabat serta teman-teman sesama profesi khususnya Kelompok C yang telah memberikan
bantuan dan dorongan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
12. Mbak Suprapti, AMAK yang telah banyak membantu dalam penyusunan karya tulis ini.
13. Mbak Sulistiani, AMAK yang telah membantu memberi masukkan dan bimbingan dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
14. Seluruh karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Kediri yang telah banyak membantu.
15. Kedua orang tua dan saudara – saudaraku tercinta yang tak pernah bosan untuk mendo’akan dan
memberikan dukungan kepadaku.
16. Semua pihak yang telah membantu proses pembuatan karya tulis ini namun tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuannya.
Harapan kami agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan di lingkungan Mahasiswa di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri,
khususnya prodi DIII Analis Kesehatan. Penulis mengharapkan segala kritik dan saran untuk
lebih meningkatkan pengetahuan dan prestasi. Terima kasih.
Minggu, 4 juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DALAM........................................................................... iHALAMAN PERSETUJUAN............................................................................... iiHALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iiiABSTRAK.............................................................................................................. ivKATA PENGANTAR............................................................................................ vDAFTAR ISI........................................................................................................... viiiDAFTAR TABEL................................................................................................... xiDAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xiiDAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... xiiiBAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 5
A. Tinjauan Tentang Diabetes Mellitus................................................. 5
1. Diabetes Mellitus....................................................................... 5
2. Klasifikasi dan Patogenes Diabetes Mellitus............................ 6
3. Gejala Diabetes Mellitus........................................................... 7
4. Faktor-faktor yang mempertinggi resiko Diabetes................... 8
B. Tinjauan Tentang Karbohidrat......................................................... 9
1. Karbohidrat............................................................................... 9
2. Susunan kimia........................................................................... 10
3. Klasifikasi karbohidrat.............................................................. 11
C. Tinjauan Tentang Glukosa Darah..................................................... 16
1. Glukosa Darah........................................................................... 16
2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah 17
3. Jenis Pemeriksaan Glukosa Darah............................................. 18
D. Metode GOD PAP........................................................................... 20
E. Glukometer....................................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 24
A. Metode Penelitian............................................................................ 24
B. Variabel Penelitian........................................................................... 24
C. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................... 24
1. Tempat Penelitian...................................................................... 24
2. Waktu Penelitian....................................................................... 24
D. Populasi dan Sampel........................................................................ 24
1. Populasi..................................................................................... 24
2. Sampel....................................................................................... 25
E. Tahapan Penelitian........................................................................... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN.......................................................................... 29
A. Hasil Penelitian................................................................................. 29
B. Analisa Data..................................................................................... 32
BAB V PEMBAHASAN.................................................................................... 36
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 38
A. Kesimpulan...................................................................................... 38
B. Saran................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah pada sampel langsung diperiksadan ditangguhkan 2 jam......................................................................... 29
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 : Grafik loncatan kadar glukosa darah pada sampel langsung diperiksa dan ditangguhkan 2
jam 31
Gambar 4.2 : Grafik batang kadar Glukosa darah pada sampel langsung diperiksa dan ditangguhkan 2
jam 32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Gambar alat Glukometer
Lampiran 2 Gambar prinsip kerja dari Glukometer
Lampiran 3 Blood Glukosa Test Strip
Lampiran 4 Surat ijin penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak orang yang menganggap penyakit Diabetes Mellitus merupakan penyakit orang
tua atau penyakit yang timbul karena faktor keturunan. Padahal setiap orang dapat mengidap
Diabetes Mellitus baik tua maupun muda.
Menurut WHO pada tahun 2003 diperkirakan jumlah penderita Diabetes di dunia telah
mencapai 177 juta jiwa, dan di asia diperkirakan mencapai 89 juta jiwa. Indonesia menempati
urutan ke-4 terbesar dalam jumlah terbesar penderita Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun
2000 terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes. Namun, pada tahun
2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta
orang, dimana baru 50% yang sadar mengidapnya dan diantara mereka baru sekitar 30% yang
datang berobat teratur (Soegondo,2008).
Diantara penyakit-penyakit degeneratif yang tidak menular lainnya, yang akan meningkat
jumlahnya dimasa yang akan datang adalah penyakit Diabetes. Menurut dr. Agus Widiyatmoko
(penanggung jawab Diabetic Center Asri Medical Center) jika tidak dilakukan pencegahan,
jumlah penduduk penderita diabetes di Indonesia akan terus meningkat hingga mencapai 30 juta
jiwa pada tahun 2020 nanti.
Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis adalah suatu penyakit akibat kelainan
metabolisme karbohidrat. Dimana kadar glukosa (gula sederhana) didalam darah cukup tinggi
karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Insulin adalah
hormon yang dapat dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggung jawab dalam mempertahankan
kadar gula darah normal. Insulin memasukkan gula kedalam sel sehingga bisa memghasilkan
energi (Soegondo,2008).
Banyak penderita diabetes yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit yang lebih
sering disebut penyakit gula atau penyakit kencing manis. Hal ini mungkin disebabkan
minimnya informasi dimasyarakat tentang diabetes terutama gejala-gejalanya.
Diagnosis Diabetes Mellitus ditegakkan berdasarkan gejela-gejalanya (Poliuria,
Polidipsia, Polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya) disertai dengan satu
nilai pemeriksaan glukosa darah tidak normal (glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dl dan glukosa
darah puasa ≥126 mg/dl), (Soegondo,2004).
Banyak metode pemeriksaan Diabetes Mellitus. Namun cara yang dianjurkan dan banyak
digunakan adalah cara enzimatik Glukosa Oksidase (GOD), karena metode ini dianggap
mendekati hasil kadar glukosa sesungguhnya (dr. Simon Kusnandar, 2003).
Pada pemeriksaan glukosa darah, darah yang sudah diambil harus segera diperiksa.
Karena bila darah ditangguhkan glukosa akan segera terurai sehingga sebagian besar dari
glukosa akan hilang dalam waktu 2-3 jam. Peruraian tersebut akan tetap berlangsung meskipun
darah diambil secara steril. Peruraian ini disebut Glikolisis. (Koestadi, 1989)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
“Apakah ada perbedaan hasil glukosa darah pada sampel yang langsung diperiksa dan sampel
yang ditangguhkan?”
C. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis kadar Glukosa Darah pada sampel yang lansung diperiksa, metode GOD-PAP
2. Menganalisis kadar Glukosa Darah pada sampel yang ditangguhkan, metode GOD-PAP
3. Membuktikan adanya perbedaan hasil Glukosa Darah pada sampel yang langsung diperiksa dan
sampel ditangguhkan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Dapat memberi informasi dan pengetahuan tentang ada atau tidaknya perbedaan kadar
glukosa darah antara sampel yang lansung diperiksa dan sampel ditangguhkan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan pada perpustakaan Prodi
D3 Analis Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas IIK Bhakti Wiyata Kediri,
sehingga dapat dijadikan acuan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang lebih lanjut.
3. Bagi Instansi Rumah Sakit
Dapat memberikan informasi bagi tenaga analis agar memeriksa sampel tepat pada
waktunya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Diabetes Mellitus
1. Diabetes Mellitus
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2003, Diabetes Mellitus merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes
berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan beberapa organ tubuh
terutama mata, ginjal, syaraf, jantung, dan beberapa pembuluh darah (Soegondo,2008).
Menurut kriteria diagnostik PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) 2006, seseorang
dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dl dan pada test
sewaktu >200 mg/dl. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya
berpuasa adalah <70-110 mg/dl. Kadar gula darah puasa biasanya <120-140 mg/dl pada 2 jam
setelah makan dan minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.
Peningkatan kadar gula setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan
insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar
gula darah menurun secara perlahan (Soegondo,2008).
2. Klasifikasi dan Patogenes Diabetes Mellitus
Menurut anjuran PARKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) yang sesuai dengan
anjuran ADA (American Diabetes Association) 1997, Diabetes Mellitus diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Diabetes Mellitus tipe I
Diabates Mellitus tipe I dulu dikenal dengan nama Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(IDDM) terjadi karena kerusakan sel β pankreas (reaksi autoimun).
b. Diabetes Mellitus tipe II
Diabetes Mellitus tipe II dulu dikenal dengan nama Non Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM) terjadi karena penurunan kemampuan insulin bekerja dijaringan perifer
(insulin resistance) dan disfungsi sel β.
c. Diabetes Mellitus dalam kehamilan
Diabates mellitus dan kehamilan (Gestation Diabetes Mellitus-GDM) adalah kehamilan
yang normal disertai peningkatan insulin resistace (ibu hamil gagal mempertahankan
euglicemia). Faktor resiko Gestation Diabetes Mellitus (GDM) : riwayat keluarga diabetes
mellitus, kegemukan, dan glukosuria. Gestation Diabetes Mellitus (GDM) ini meningkatkan
morbiditas neonatus, misalnya hipoglikemia, ikterus, polisitemia, dan makrosomatia. Hal ini
terjadi karena bayi dari ibu Gestation Diabetes Mellitus (GDM) mensekresi insulin lebih besar
sehingga merangsang petumbuhan bayi dan makrosomia. Frekuensi Gestation Diabetes Mellitus
(GDM) kira-kira 3-5% dan para ibu tersebut meningkat resikonya untuk menjadi Diabetes
Mellitus dimasa mendatang (dokmud, 7 nov 2009).
d. Diabetes Mellitus tipe lain
Subkelas Diabetes Mellitus, dimana individu mengalami:
• Hiperglikemia akibat kelainan spesifik, contoh: kelainan genetik fungsi sel β
• Endokrinopati, contoh: penyakit cushing’s
• Penggunaan obat yang mengganggu fungsi sel β, contoh: dilatin
• Penggunaan obat yang mengganggu kerja insulin, contoh: b-adregernik
• Infeksi/sindrome genetik/Down’s klinefelter’s
3. Gejela Diabetes Mellitus
Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Jika
kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dl, maka glukosa akan dikeluarkan melalui air
kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi ginjal akan menghasilkan urine yang berlebih sehingga
sering berkemih dalam jumlah banyak (poliuria). Akibatnya, penderita merasa sering haus
sehingga banyak minum (polidipsia). Karena sebagian besar kalori hilang kedalam urine maka
penderita mengalami penurunan berat badan sehingga sering merasa lapar, dan banyak makan
(polifagia), (Soegondo, 2008).
4. Faktor-faktor yang mempertinggi resiko Diabetes
Menurut Lani Sustrani, dkk. Pada buku Diabetes, faktor-faktor yang mempertinggi resiko
diabetes adalah:
a. Kelainan genetika
Diabates dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes, karena kelainan gen
yang mengakibatkan tubuhnya tak dapat menghasilkan insulin dengan baik. Tapi resikonya
diabetes juga tergantung pada faktor kelebihan berat badan, stres, dan kurang bergerak.
b. Usia
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara drastis menurun dengan cepat
setelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut,
terutama setelah 45 tahun pada mereka yang berat badannya berlebih, sehingga tubuhnya tidak
peka lagi terhadap insulin.
c. Gaya hidup stres
Stres kronis cenderung membuat orang mencari makanan yang manis-manis dan berlemak tinggi
untuk meningkatkan kadar seretonin otak. Seretonin ini mempnyai efek penenang sementara
untuk meredakan stresnya. Tapi glukosa dan lemak itulah yang berbahaya bagi mereka yang
beresiko kena diabetes.
d. Pola makan yang salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan resiko terkena diabetes.
Kurang gizi (malnutrisi) dapat merusak pankreas, sedangkan obesitas (gemuk berlebihan)
mengakibatkan gangguan kerja insulin (resistensi insulin).
B. Tinjauan Tentang Karbohidrat
1. Karbohidrat
Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan energi untuk melakukan aktivitas mulai
dari berdiri, makan, berjalan, berolahraga, dan lain-lain. Energi yang diperlukan ini diperoleh
dari makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok
utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak atau lipid.
Karbohidrat adalah kompenen dalam makanan yang merupakan sumber energi yang utama
bagi makhluk hidup. Dalam makanan, karbohidrat terdapat sebagai polisakarida yang dibuat
dalam tumbuhan secara fotosintesis. Karbohidrat tersebut disimpan dalam bentuk amylum.
Selain itu dalam tubuh hewan dan manusia juga terdapat karbohidrat yang merupakan sumber
energi, yaitu glikogen.
Pada proses pencernaan makanan, karbohidrat mengalami proses hidrolisis, baik dalam
mulut, lambung, maupun usus. Hasil akhir pencernaan ini adalah glukosa, fruktosa, galaktosa,
manosa, dan monosakarida lainnya. Senyawa-senyawa ini kemudian diabsorbsi melalui dinding
usus dan dibawa ke hati oleh darah.
Dalam sel-sel tubuh, karbohidrat mengalami berbagai proses kimia. Proses-proses kimia ini
tidak berdiri sendiri, tapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sebagai contoh, apabila
banyak glukosa yang teroksidasi untuk memproduksi energi, maka glikogen dalam hati akan
mengalami proses hidrolisis untuk membentuk glukosa, dan sebaliknya (Anna Poedjiati,2006).
2. Susunan kimia
Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Jumlah atom
hidrogen dan oksigen merupakan perbandingan 2:1 seperti pada molekul air. Sebagai contoh
molekul glukosa adalah C12H22O12, sedangkan rumus sukrosa adalah C12H22O11. Pada glukosa
tampak bahwa atom hidrogen berbanding jumlah atom oksigen ialah 12:6 atau 2:1, sedangkan
pada sukrosa 22:11 atau 2:1. Jadi dalam karbohidrat juga terdapat air (Anna Poedjiati,2006)
3. Klasifikasi karbohidrat
Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-
beda ukurannya, yaitu dari senyawa yang sederhana yang mempunyai berat molekul 90 hingga
senyawa yang mempunyai berat molekul 500.000 bahkan lebih. Berbagai senyawa itu dibagi
dalam tiga golongan, yaitu golongan monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida (Anna
poedjiati,2006).
a. Monosakarida
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas
beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak
menjadi karbohidrat lain. Monosakarida yang paling sederhana adalah gliseraldehida dan
dihidroksiaseton.
Contoh-contoh monosakarida yang penting bagi kehidupan :
a. Glukosa
Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal
mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi yang tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100
ml darah. Glukosa darah ini dapat bertambah setelah makan makanan sumber karbohidrat,
namun kira-kira 2 jam satelah itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula.
Pada orang menderita diabetes mellitus atau kencing manis, jumlah glukosa darah lebih besar
dari 130 mg/100 ml darah.
b. Fruktosa
Fruktosa mempunyai rasa lebih manis dari pada glukosa, juga lebih manis gula tebu atau
sukrosa.
c. Galaktosa
Monosakarida ini jarang terdapat terdapat bebas dalan alam. Umumnya berkaitan dengan
glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa
kurang manis dari pada glukosa dan kurang larut dalam air.
d. Pentosa
Pentosa adalah monosakarida yang mempunyai lima atom karbon. Contoh pentosa ialah ribosa
dan ribulosa. (Anna poedjiati ,2006)
b. Oligosakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa
molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berkaitan satu dengan yang lain,
membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang lain ialah trisakarida yaitu yang terdiri
atas tiga molekul monosakarida dan tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul
monosakarida. Olisgosakarida yang paling banyak terdapat dalam alam ialah disakarida (Anna
poedjiati,2006).
a. Sukrosa
Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari bit.
Selain pada tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain, misalnya dalam buah nanas
dan dalam wortel. Dalam hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan
fruktosa.
b. Laktosa
Dengan hidrolisis laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa, karena itu laktosa
adalah suatu disakarida. Laktosa mempunyai sifat mereduksi dan mutarotasi. Biasanya laktosa
mengkristal dalam bentuk α. Dalam susu terdapat laktosa yang sering disebut gula susu.
c. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Dalam tubuh amylum
mengalami hidrolisis menjadi maltosa oleh enzim amilase. Maltosa ini kemudian diuraikan oleh
enzim menjadi glukosa yang digunakan oleh tubuh.
d. Rafinosa
Rafinosa adalah suatu trisakarida yang penting, tediri atas tiga molekul monosakarida yang
berkaitan, yaitu galaktosa-glukosa-fruktosa. Apabila dihidrolisis sempurna rafinosa akan
menghasilkan akan menghasilkan galaktosa, laktosa, fruktosa, dan glukosa.
e. Stakiosa
Stakiosa adalah suatu tetrasakarida. Dengan jalan hidrolosis sempurna, stakiosa menghasilkan 2
molekul galaktosa, 1 molekul glukosa, dan 1 molekul fruktosa. Pada hidrolisis parsial dapat
dihasilkan fruktosa dan manotriosa suatu trisakarida. Stakiosa tidak mempunyai sifat mereduksi
(Anna poedjiati,2006).
c. Polisakarida
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks dari pada
monosakarida dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri dari banyak molekul
monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut
homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut heteroplisakarida.
Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk kristal, tidak
mempunyai rasa manis, dan tidak mempunyai sifat mereduksi (Anna poedjiati,2006).
Beberapa polisakarida yang penting antara lain :
a. Amilum
Polisakarida ini banyak terdapat dialam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Dalam bahasa
sehari-hari amilum disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Amilum terdiri
atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya merupakan polimer dari glukosa, yaitu amilosa
(kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin.
b. Glikogen
Pada tubuh glikogen terdapat dalam hati dan otot. Hati berfungsi sebagai tempat pembentukan
glikogen dari glukosa. Apabila kadar glukosa dalam darah bertambah, sebagian diubah menjadi
glikogen sehingga kadar glukosa dalam darah kembali normal. Sebaliknya, apabila kadar
glukosa darah menurun, glikogen dalam hati diuraikan kembali sehingga kadar glukosa darah
normal kembali.
c. Dekstrin
Pada reaksi hidrolisis parsial, amilum terpecah menjadi molekul-molekul yang lebih kecil dan
dikenal dengan nama dekstrin. Jadi dekstrin adalah hasil antara proses hidrolisis amilum sebelum
terbentuk maltosa.
d. Selulosa
Selulosa terdapat dalam tumbuhan sebagai bahan pembentuk dinding sel. Dalam tubuh kita
selulosa tidak dapat dicernakan karena kita tidak mempunyai enzim yang dapat menguraikan
selulosa. Meskipun selulosa tidak dapat digunakan sebagai makanan oleh tubuh, namun selulosa
yang terdapat dalam tumbuhan, sayuran, atau buah-buahan berguna untuk memperlancar
pencernaan makanan (Anna poedjiati,2006).
d. Mukopolisakarida
Mukopolisakarida adalah suatu heteropolisakarida, yaitu polisakarida yang terdiri atas dua
jenis derivat monosakarida. Derivat monosakarida yang membentuk mukopolisakarida ialah gula
amino dan asam uronat. Contoh: heparin, suatu senyawa yang berfungsi sebagai antikoagulan
darah adalah suatu mukopolisakarida (Anna poedjiati,2006).
C. Tinjauan Tentang Glukosa Darah
1. Glukosa Darah
Karbohidrat terdapat dalam berbagai bentuk, termasuk gula sederhana atau monosakarida,
disakarida, dan polisakarida. Karbohidrat yang sudah ditelan akan dicerna menjadi monosakarida
dan absorbsi. Sesudah diabsorbsi, kadar glukosa darah akan meningkat untuk sementara waktu
dan akhirnya akan kembali ke kadar semula. Pengaturan kadar glukosa darah sebagian besar
tergantung dari ekstraksi glukosa, sintesis glikogen, dan glikogenoisis dalam hati (Sylvia, 1995).
Glukosa darah adalah konsentrasi glukosa didalam darah atau serum. Konsentrasi glukosa
darah normal seseorang yang tidak makan dalam waktu 3 atau 4 jam yang lalu sekitar 90 mg/dl.
Bahkan setelah konsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat sekalipun, konsentrasi
ini jarang meningkat diatas 140 mg/dl kecuali orang tersebut menderita Diabetes Mellitus.
Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel - sel tubuh.
Pengaturan konsentrasi gula darah erat hubungannya dengan hormon insulin dan glukagon
(Suprapti, 2008).
Pengaturan besarnya konsentrasi glukosa darah pada orang normal sangat sempit, pada
orang yang sedang berpuasa kadar glukosa darah hanya diantara 80 dan 90 mg/dl darah yang
diukur pada waktu sebelum makan pagi. Konsentrasi ini meningkat menjadi 120-140 mg/dl
selama jam pertama atau lebih setelah makan, namun ada suatu sistem umpan balik yang
mengatur kadar glukosa darah yang dengan cepat mengembalikan konsentrasi glukosa ke nilai
kontrolnya, biasanya terjadi pada waktu 2 jam sesudah absorbsi karbohidrat yang terakhir. Pada
waktu kelaparan adanya fungsi glukoneogenesis dari hati menyebabkan tersedianya glukosa
yang dibutuhkan untuk menjaga tetapnya kadar glukosa darah sewaktu puasa (Suprapti, 2008).
2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah
a. Obat-obatan, dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah
b. Trauma atau stress, dapat menyebabkan peningkatan kadar glikosa darah
c. Merokok, dapat meningkatan kadar glukosa darah
d. Aktifitas yang berat sebelum uji laboratorium, dapat menurunkan kadar glukosa darah
e. Penundaan pemeriksaan
Penundaan pemeriksaan akan menurunkan kadar glukosa darah dalam sampel, hal ini
dikarenakan adanya aktifitas yang dilakukan sel darah. Penyimpanan sampel pada suhu kamar
akan menyebabkan penurunanan kadar glukosa darah kurang lebih 1-2 % per jam.
3. Jenis Pemeriksaan Glukosa Darah
a. Glukosa darah acak
Pemeriksaan glukosa darah acak merupakan pemeriksaan penyaring untuk mendiagnosa
penyakit diabetes mellitus. Setelah makan atau minum, terjadi peningkatan kadar glukosa darah
yang merangsang pankreas menghasilkan insulin untuk mencegah kenaikan kadar glukosa darah
lebih lanjut. Peningkatan kadar glukosa darah (Hiperglikemia) dapat terjadi jika insulin yang
beredar tidak mencukupi atau tidak berfungsi dengan baik. Keadaan ini disebut diabetes mellitus
(Laboratorium tecnologist, 2010).
b. Glukosa darah puasa
Test glukosa darah puasa dapat memberikan petunjuk terbaik mengenai homeostasis
keseluruhan (Laboratorium tecnologist, 2010). Test ini digunakan untuk mengetahui kemampuan
seseorang untuk mengatur kadar glukosa agar tetap dalam batas normal. Dalam keadaan puasa
dimana tidak ada makanan yang diabsorbsi maka proses untuk mempertahankan kadar glukosa
darah puasa normal tergantung oleh hati, jaringan perifer, dan hormon – hormon yang dapat
menurunkan dan meningkatkan kadar glukosa darah yang beritegersi dengan baik. Jika sesorang
tidak mengatur glukosa secara normal, maka ketidakmampuannya ini akan tercermin dari kadar
glukosa darah puasa yang meningkat atau menurun. Dengan demikian, tes glukosa darah puasa
dapat membantu mengevaluasi integritas mekanisme yang mengatur glukosa darah (Sylvia,
1995).
c. Glukosa darah 2 jam post prandial
Test glukosa 2 jam post prandial merupakan suatu test penyaring sederhana untuk
mengetahui kemampuan seseorang untuk membuang beban glukosa yang ada. Test ini terdiri
dari pengukuran kadar glukosa darah pasien 2 jam setelah makan. Jika kadar glukosa kurang dari
140 mg/dl 2 jam setelah makan, maka dapat disimpulkan bahwa kadar glukosanya sudah kembali
ke kadar semula sesudah kenaikan awal. Ini merupakan petunjuk bahwa orang tersebut
mempunyai mekanisme pembuangan glukosa yang normal. Sebaliknya, jika kadar glukosa
pasien sesudah 2 jam masih tinggi, maka dapat disimpulkan adanya gangguan mekanisme
pengaturan kadar glukosa (Sylvia, 1995).
d. Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dilakukan jika kadar glukosa darah 2 jam post prandial
abnormal. Test dapat memberikan keterangan yang lebih lengkap mengenai adanya gangguan
metabolisme karbohidrat. Pada test toleransi glukosa, kadar glukosa puasa diukur, kemudian
pasien makan 75 g glukosa dalam waktu 5 menit. Kadar glukosa kemudian diukur dalam interval
setengah jam selama 2 jam setelah pemberian glukosa. Pada orang yang sehat dan tidak
beristirahat ditempat tidur, kadar glukosa setelah pemberian beban glukosa mula-mula
meningkat, tetapi kemudian kembali ke kadar asal dalam waktu 2 jam. Nilai – nilai normal untuk
TTGO didefinisikan sebagai berikut: kurang dari 200 mg/dl pada menit ke-30, 60, dan 90, dan
kurang dari 140 mg/dl pada menit ke-120 (Sylvia, 1995).
D. Metode GOD PAP
Pemeriksaan kadar glukosa darah dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu Benedict,
Fehling, Carik Celup dan Enzimatik tetapi yang paling baik adalah metode Enzimatik. Enzim
sering digunakan dalam bidang kedokteran untuk tujuan diagnostik. Enzim hanya bereaksi
dengan substrat spesifik pada sampel dan dapat mendeteksi substrat dengan konsentrasi paling
rendah sekalipun.
Enzim Glukosa Oksidase digunakan sebagai uji spesifik untuk glukosa didalam darah dan
urine. Enzim Glukosa Oksidase adalah enzim yang mengandung FAD yang diproduksi secara
ekstra selluler oleh beberapa jenis fungi. Enzim ini mengoksidasi Glukosa menjadi D-Glukono–
δ–lakton dan mereduksi oksigen menjadi hydrogen peroksida. Lakton merupakan produk primer
dihidroksi secara enzimatis menjadi asam glukonat (Suprapti, 2008).
Metode Glukosa Oksidase (GOD PAP) adalah metode yang sangat spesifik untuk
pengukuran glukosa didalam serum atau plasma melalui reaksi dengan glukosa oksidase, asam
glukonat serta dibentuk hydrogen peroksida. Pemeriksaan dengan metode GOD PAP ini
dianjurkan menggunakan plasma darah yang diambil langsung dari vena (pembuluh darah balik)
disekitar lipatan siku. Hal ini disebabkan metode GOD PAP dinilai bersifat lebih spesifik karena
yang diukur hanya kadar glukosa (James, 2002).
E. Glukometer
Glukometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar glukosa . Dengan alat ini
kadar glukosa darah dapat diukur dengan cepat dan alatnya mudah dibawa kemana mana (Nesco
multicheck, 2009)
Glukometer terdiri atas beberapa bagian yaitu :
1. Display screen (layar) yang berfungsi untuk melihat hasil pemeriksaan dan kesalahan (hasil tidak
terdeteksi).
2. Push button yang berfungsi untuk mematikan alat.
3. Test strip holder yang berfungsi tempat srip glukosa dimasukkan.
4. Code card port yang berfungsi tempat memasukkan kode card.
5. Batterai compartman yang berfungsi sebagai tempat baterai.
6. Strip Glukosa.
Prinsip :Glukosa dalam darah dioksidasi oleh enzim glukosa oksidase (yang ada dalam strip) menjadi
glukagon. Proses pemecahan glukosa menjadi glukagon menimbulkan elektron yang kemudian
dibaca oleh sensor yang terdapat pada alat. Semakin banyak glukosa dalam darah yang
teroksidasi menjadi glukagon maka semakin banyak electron yang dihasilkan maka nilai yang
terbaca di alat akan semakin tinggi atau besar.
Prosedur Pemeriksaan :
1. Dinyalakan alat terlebih dahulu dengan mengikuti buku petunjuk alat yang ada.
2. Dimasukkan code card pada tempatnya.
3. Dimasukkan strip glukosa pada alat glukometer.
4. Diteteskan darah pada pada Zona reaksi (berbentuk celah). Celah strip secara otomatis akan
menyerap tetes darah kedalam tempat reaksi dan alat akan mulai bekerja.
5. Ditunggu beberapa detik maka hasil akan keluar
6. Diambil strip kemudian dibuang.
Keuntungan memakai Glukometer :
1 waktu yang digunakan untuk mengetahui hasil pemeriksaan glukosa darah lebih cepat.
2 Bentuk alat yang kecil sehingga mudah dibawa kemana mana.
3 Volume sampel yang dipakai sedikit (Nesco multicheck, 2009).
Kerugian memakai Glukometer :
1 Karena range pada alat 20 mg/dl – 600 mg/dl maka hasil dibawah 20 mg/dl atau di atas 600
mg/dl hasil tidak keluar.
2 Karena tidak menggunakan deproteinase maka hasil bisa dipengaruhi oleh zat-zat interferen .
PENGAJUAN HIPOTESIS
H0 : Tidak ada perbedaan hasil pemeriksaan glukosa darah antara sampel yang langsung diperiksa
dan sampel ditangguhkan.
Hi : Ada perbedaan hasil pemeriksan glukosa darah antara sampel yang langsung diperiksa dan
sampel ditangguhkan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional komperatif, dengan analisa
kuantitatif untuk mengetahui perbedaan kadar glukosa darah pada sampel langsung diperiksa dan
sampel ditangguhkan.
B. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan adalah kadar glukosa darah pada sampel langsung diperiksa dan
sampel ditangguhkan yang diperiksa dengan menggunakan Glukometer.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan dilaboratorium Rumah Sakit Muhammadiyah Kediri
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal : 10 – 22 Mei 2010
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang diambil adalah penderita Diabetes Mellitus rawat inap dan rawat jalan di
Rumah Sakit Muhammadiyah Kediri.
2. Sampel
Diambil 30 sampel darah vena dari populasi dengan kriteria penderita Diabetes Mellitus
rawat inap dan rawat jalan yang sedang menjalani pengobatan.
E. Tahapan Penelitian
1. Perlakuan Sampel
Sampel darah vena yang didapatkan dari penderita dibagi menjadi dua bagian. Bagian
pertama akan dianalisa kadar glukosanya secara langsung, sedangkan bagian kedua akan
dianalisa setelah ditangguhkan selama 2 jam pada suhu kamar (tanpa pengawet). Sampel diambil
dari penderita Diabetes Mellitus rawat inap dan rawat jalan yang datang ke Rumah Sakit
Muhammadiyah Kediri, dan sedang menjalani pengobatan yang terdiri 30 orang yang diambil
darahnya secara intra vena.
Cara pengambilan darah vena :
a. Siapkan alat
b. Pasangkan ikatan pembendung pada lengan atas
c. Tegangkanlah kulit diatas vena itu dengan jari-jari tangan kiri
d. Desinfektan daerah yang akan ditusuk dengan alkohol 70% dan biarkan sampai kering lagi
e. Tusuk kulit dengan spuit, dihisap darah sebanyak 1 cc
f. Torniquet dilepas dan ditutup luka dengan kapas
g. Sampel darah yang telah didapatkan kemudian diperiksa secara langsung dan dengan
ditangguhkan
2. Metode Pemeriksaan
Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode enzimatik (GOD PAP)
dengan menggunakan alat dan Glukometer.
3. Prinsip kerja :
Glukosa dalam darah dioksidasi oleh enzim glukosa oksidase (yang ada dalam strip) menjadi
glukagon. Proses pemecahan glukosa menjadi glukagon menimbulkan elektron yang kemudian
dibaca oleh sensor yang terdapat pada alat. Semakin banyak glukosa dalam darah yang
teroksidasi menjadi glukagon maka semakin banyak elektron yang dihasilkan maka nilai yang
terbaca di alat akan semakin tinggi atau besar.
4. Alat :
a. Kapas alkohol 70%
b. Glukometer merk Nesco
c. Spuit
d. Clinipet
e. Tabung Serologi
f. Tourniquet
g. Rak tabung
5. Reagen
Strip Glukometer
6. Persiapan alat
a. Cocokkan kode strips dengan kode yang tertera di tabung strips
b. Masukkan kode strips dibagian atas alat Glukometer
c. Buka tempat baterai dan keluarkan baterai
d. Disebelah kiri lingkaran tempat baterai terdapat tombol hitam yang berfungsi untuk menginstal
nilai satuan ukur
- Posisi tombol diatas nilai satuan ukur adalah mmol/L
- Posisi tombol dibawah nilai satuan ukur adalah mg/dl
e. Untuk mengetahui kondisi alat bagus atau tidak dapat dilakukan kontrol dengan memasukan
kontrol cek yang tersedia.
7. Prosedur Pemeriksaan :
a. Dinyalakan alat terlebih dahulu dengan mengikuti buku petunjuk alat yang ada.
b. Dimasukkan strip glukosa pada alat glukometer.
c. Diteteskan darah pada pada Zona reaksi (berbentuk celah). Celah strip secara otomatis akan
menyerap tetes darah kedalam tempat reaksi dan alat akan mulai bekerja.
d. Ditunggu beberapa detik maka hasil akan keluar
e. Diambil strip kemudian dibuang.
8. Spesifikasi glukometer
20 – 600 mg/dl (1,7 – 30,6 mmol/L) range
9. Evaluasi
Kadar glukosa darah akan lansung terbaca dan dinyatakan dalam mg/dl.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Sampel penelitian berupa darah vena yang diperiksa dengan Fotometer dan Glukometer
dengan jumlah sampel 30 orang. Setelah dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah maka
didapatkan hasil pemeriksaan seperti yang tercantum dalam tabel.
Tabel 4.1 : Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah pada sampel langsung diperiksa dan ditangguhkan 2 jam
No.Kode
Sampel
Jenis
Kelamin
Kadar glukosa darah (mg/dl)(Y-X)
D
(Y-X)2
d2Ditangguhkan 2 jam
(X)
Langsung diperiksa
(Y)
1. 1 P 423 446 23 529
2. 2 P 200 211 38 1444
3. 3 P 106 166 50 2500
4. 4 L 307 408 101 10201
5. 5 P 105 142 37 1369
6. 6 P 76 127 51 2601
7. 7 P 167 313 146 21316
8. 8P
104163
59 3481
9. 9 P 86 152 66 4356
10. 10 P 173 247 74 5476
11. 11 P 178 288 110 12100
12. 12 P 157 176 19 361
13. 13 P 209 377 68 4624
14. 14 P 106 176 70 4900
15. 15 L 214 322 108 11664
16. 16 P 90 142 52 2704
17. 17 L 197 255 58 3364
18. 18 P 99 146 47 2209
19. 19 L 90 164 74 5476
20. 20 P 110 162 52 2704
21. 21 L 142 218 76 5776
22. 22 P 351 514 163 26569
23. 23 P 576 738 162 26244
24. 24 L 196 300 104 10816
25. 25 L 209 297 88 7744
26. 26 P 385 526 141 19881
27. 27 P 124 185 161 25921
28. 28 P 185 242 57 3249
29. 29 P 114 163 49 2401
30. 30 P 400 562 162 26244
Jumlah 5879 8328 2466 258224
Rata-rata 195,97 277,6 82,2 8607,47