JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia
p-ISSN 2722-8134, e-ISSN 2620-8466
Volume 4, No. 1, 2021
This is an open access article under the CC–BY-SA license
10
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Bangun Ruang Sisi Datar Berbasis Model Discovery Learning Untuk Siswa SMP/MTs
Tiara Yulandari * Pendidikan Matematika, Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia;
Maimunah
Pendidikan Matematika, Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia;
Armis Pendidikan Matematika, Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia; [email protected]
*Coresponding Author
Info Artikel: Dikirim: 8 Februari 2021 ; Direvisi: 8 Maret 2021; Diterima: 23 Maret 2021
Cara sitasi: Erlina, F. (2020). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Bangun Ruang
Sisi Datar Berbasis Model Discovery Learning Untuk Siswa SMP/MTs. JPIn: Jurnal Pendidik
Indonesia, 4(1), 10-21.
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa perangkat
pembelajaran matematika berbasis model discovery learning pada materi bangun
ruang sisi datar kelas VIII SMP/MTs. Model pengembangan yang digunakan adalah
model 4-D, yaitu define (pendefenisian), design (perancangan), develop
(pengembangan), dan desseminate (penyebaran). Instrumen penelitian yang
digunakan adalah instrumen validitas dan praktikalitas. Instrumen validitas berupa
lembar penilaian validasi untuk menilai kevalidan perangkat pembelajaran berupa
silabus, RPP, dan LAS. Instrumen praktikalitas berupa angket respon siswa untuk
menilai keterbacaan LAS. Perangkat pembelajaran yang sudah dikembangkan
divalidasi oleh tiga validator. Penelitian ini terbatas pada uji coba kelompok kecil
dilakukan pada siswa SMPN 8 Pekanbaru. Hasil analisis data kevalidan diperoleh
nilai rata-rata untuk silabus, RPP, dan LAS berturut-turut 3,78; 3,67; dan 3,59 yang
dikategorikan sangat valid. Hasil analisis data kepraktisan LAS pada uji coba
kelompok kecil adalah 3,72 dengan kategori sangat praktis. Penelitian
pengembangan ini menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran
matematika berbasis model discovery learning pada materi bangun ruang sisi datar
meliputi silabus, RPP, dan LAS yang valid dan LAS yang praktis.
Kata Kunci: Bangun Ruang Sisi Datar; Perangkat Pembelajaran; Model Discovery
Learning.
Abstract. This research to produce a product in the form mathematical learning devices
using discovery learning model on polyhedron material of class VIII SMP/MTs. The
development model used is the 4-D model namely define, design, develop, and disseminate.
The research instrument used is validity instrument and practicality. The validity
Yulandari, Maimunah, & Armis. Pengembangan Perangkat Pembelajaran … 11
© 2020 JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia
p-ISSN 2722-8134, e-ISSN 2620-8466
instrument is a validation assessment sheet to assess the validity of learning tools form of
syllabus, lesson plans and student worksheet. The practical instrument is a student response
questionnaire to assess the readability of the LAS. The mathematical learning devices
developed are validated by three validators. Small group trials were carried out on students
of SMPN 8 Pekanbaru. The results of the validity data analysis obtained an average value
for the syllabus, lesson plans and LAS respectively 3,78; 3,67; and 3,59 which are
categorized as very valid. The results of the practicality data analysis of LAS in the small
group trial were 3,72 with the very practical category. This research and development
produces a product that is a mathematical learning device using discovery learning model on
polyhedron material which includes valid syllabus, lesson plan and student worksheets and
practical worksheets.
Keywords: Polyhedron; Learning Devices; Discovery Learning Model.
Pendahuluan
Peningkatan kualitas pendidikan memberikan kontribusi dalam
penyempurnaan proses pembelajran di sekolah. Matematika merupakan
salah satu mata pelajaran di sekolah yang dapat membentuk keterampilan
berpikir siswa. Hal ini berarti matematika berkontribusi dalam membentuk
keterampilan berpikir siswa. Oleh karena itu diperlukan peningkatan mutu
pada pembelajaran matematika. Peningkatan mutu pembelajaran
matematika harus sejalan dengan sasaran pembelajaran dan tujuan
kurikulum 2013. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan pada
Permendikbud No. 20 tahun 2016 sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dielaborasi
untuk setiap satuan pendidikan. Sasaran pembelajaran tersebut
diaplikasikan ke dalam proses pembelajaran, termasuk pembelajaran
matematika.
Proses pembelajaran matematika dengan kurikulum 2013 sesuai
Permendikbud No. 22 tahun 2016 telah disarankan beberapa pendekatan,
salah satunya menggunakan pendekatan scientific yang mengedepankan
pengalaman personal. Dengan demikian, perlu adanya proses pembelajaran
yang dapat melibatkan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan
dan menemukan sendiri konsep dan prinsip, mengembangkan aktivitas dan
inisiatifnya dalam belajar, mampu menggunakan berbagai konsep yang
telah dipelajari dalam menyelesaikan permasalahan matematis dan bekerja
aktif secara individu maupun kelompok. Penerapan model pembelajaran
dengan pendekatan scientific serta sasaran yang harus dicapai dalam
pembelajaran matematika disusun dalam suatu perencanaan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran yang disusun sesuai dengan standar proses yang
diatur dalam Permendikbud No. 22 tahun 2016. Penyusunan perangkat
12 JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia, 4(1), 10-21, April 2021
© 2020 JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia
p-ISSN 2722-8134, e-ISSN 2620-8466
pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan pembelajaran. Salah satu
peran guru untuk menciptakan perencanaan pembelajaran yang baik adalah
dengan mempersiapkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum. Oleh karena itu guru dituntut kemampuannya untuk
mewujudkan proses pembelajaran ke arah belajar yang lebih bermakna
dan mencapai kompetensi baik pengetahuan maupun keterampilan yaitu
dengan mengembangkan perangkat pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran dirancang dalam perencanaan pembelajaran yang disusun
dalam bentuk perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran merupakan
salah satu wujud persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum melakukan
proses pembelajaran (Daryanto dan Dwicahyono, 2014). Perangkat
pembelajaran digunakan dalam mengelola proses pembelajaran agar
tercapai kompetensi baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan.
Sebelum pelaksanaan pembelajaran, guru perlu merancang kegiatan
pembelajaran dengan mempersiapkan silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan Lembar Aktivitas Siswa (LAS).
Hasil wawancara salah satu guru matematika SMP IT Al-Fitiyah
Pekanbaru dan salah satu guru matematika SMP Negeri 8 Pekanbaru bahwa
guru mengalami kendala dari segi waktu dalam menyiapkan perangkat
pembelajaran untuk setiap kali tatap muka. Hal tersebut dikarenakan setiap
komponen dalam perangkat pembelajaran harus dirancang dengan baik
sesuai kebutuhan sehingga membutuhkan waktu yang tidak sebentar, maka
pembuatan perangkat pembelajaran untuk setiap tatap muka tidak
dapat terlaksana sepenuhnya. Guru masih mengalami kesulitan ketika
membuat perangkat pembelajaran terutama pada penerapan berbagai model
yang disarankan pada kurikulum 2013. Kemudian, perangkat yang dibuat
lebih untuk memenuhi kelengkapan administrasi sekolah. Kendala lain yang
dialami guru adalah ketika kondisi di lapangan tidak sesuai dengan
rancangan pembelajaran yang telah disusun sehingga proses pembelajaran
yang berlangsung tidak berjalan sesuai dengan rancangan pembelajaran. Hal
ini mengartikan bahwa proses pembelajaran belum sepenuhnya berpedoman
pada perangkat pembelajaran yang telah dibuat. Rancangan pembelajaran
yang tidak optimal dapat berdampak pada proses pembelajaran sehingga
proses pembelajaran yang berlangsung tidak berjalan sesuai atau belum
sepenuhnya berpedoman pada perangkat pembelajaran yang telah dibuat.
Berdasarkan hasil analisis dokumen perangkat pembelajaran matematika
materi bangun ruang sisi datar kelas VIII yang telah dibuat oleh guru,
secara umum silabus telah memuat komponen sebagaimana yang diatur
dalam perencanan pembelajaran di dalam standar proses. Namun, silabus
Yulandari, Maimunah, & Armis. Pengembangan Perangkat Pembelajaran … 13
© 2020 JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia
p-ISSN 2722-8134, e-ISSN 2620-8466
yang dirancang belum tersusun secara teratur dalam penulisan identitas
sekolah, identitas mata pelajaran, materi pokok, materi pembelajaran dan
alokasi waktu, tetapi untuk penulisan KI dan KD telah dituliskan secara
teratur dan mengacu pada Permendikbud. Kemudian, Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK) yang dituliskan memuat kata kerja operasional yang
berulang dalam satu IPK dan kata kerja operasional yang digunakan belum
sepenuhnya mengacu pada KD. Kegiatan pembelajaran yang dituliskan
dalam silabus telah mengacu pada pendekatan scientific tetapi masih secara
umum dan belum menggambarkan kerangka kegiatan pembelajaran untuk
setiap kali pertemuan.
Berdasarkan hasil analisis RPP, secara umum RPP telah memuat komponen
sebagaimana yang diatur dalam perencanan pembelajaran di dalam standar
proses. Namun, terdapat beberapa kelemahan seperti, materi pembelajaran
belum memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi. Kemudian, motivasi, apersepsi, dan tujuan
pembelajaran yang dimaksud dalam kegiatan pendahulan belum dituliskan
secara spesifik sehingga kurang memberikan kejelasan. Langkah-langkah
pembelajaran dalam kegiatan inti tidak sejalan dengan indikator dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai sehingga menimbulkan kekeliruan. Hal
yang dimaksud keliru adalah pada IPK dan tujuan pembelajaran tidak
tercantum tentang pengertian bangun ruang, tetapi ada dalam kegiatan
pembelajaran.
Hasil pengamtan LAS-1 bangun ruang sisi datar yaitu LAS yang dirancang
tidak sejalan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan dalam LAS-1 tidak tergambar fase stimulus, identifikasi masalah,
dan pengumpulan data tetapi langsung pada pemecahan masalah. Selain
itu, tidak tergambar fase verifikasi data melainkan langsung pada menarik
kesimpulan. Hal ini berarti kegiatan pembelajaran dalam LAS-1 belum
menggambarkan langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti sesuai
model pembelajaran yang diterapkan dalam RPP. Bagian akhir LAS
terdapat beberapa soal sebagai latihan.
Jika dilihat dari perencanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh guru
matematika, masih terdapat kelemahan yang perlu untuk dikembangkan
lebih lanjut. Hal ini untuk mewujudkan pelaksanaan pembelajaran yang
optimal sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Kurikulum 2013
memberikan inovasi dengan menerapkan pembelajaran yang berpusat
pada siswa. Oleh karena itu, perlu adanya proses pembelajaran yang dapat
14 JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia, 4(1), 10-21, April 2021
© 2020 JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia
p-ISSN 2722-8134, e-ISSN 2620-8466
membuat siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan
menemukan sendiri konsep dan prinsip, mengembangkan aktivitas dan
inisiatifnya dalam belajar, mampu menggunakan berbagai konsep yang
telah dipelajari dalam menyelesaikan permasalahan matematis dan bekerja
aktif secara mandiri maupun kelompok dengan suasana yang
menyenangkan.
Pembelajaran yang menciptakan suasana belajar matematika yang
bermakna dan berpusat pada siswa dengan model yang disarankan oleh
kurikulum 2013 salah satunya yaitu model discovery learning. Menurut
pendapat Nurdyansyah dan Fahyun (2016), model discovery learning
dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif selama proses
pembelajaran karena siswa dilatih untuk mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi dan mengolah informasi untuk menemukan
sendiri konsep dan prinsip materi yang dipelajari. Hal tersebut sejalan
dengan hasil penelitian Maulida (2018) bahwa model discovery learning
mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran
matematika pada jenjang SMP. Kelebihan model discovery learning yaitu
mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri dan
menyelidiki sendiri sehingga hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam
ingatan (Hosnan, 2016).
Pengalaman dan penemuan mandiri konsep dan prinsip sangat dibutuhkan
dalam materi matematika di SMP untuk membangun cara berpikir yang
semula konkret menjadi abstrak. Geometri merupakan salah satu cabang
matematika yang mempelajari objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini
mengakibatkan siswa sulit memahami materi pembelajaran matematika.
Penguasaan materi geometri dalam objek matematika yang bersifat abstrak
ternyata di lapangan tidak seperti yang diharapkan. Hal ini tergambar
dalam penelitian Ozerem (2012) yang menyimpulkan bahwa penguasaan
siswa terhadap geometri masih rendah. Sejalan dengan hal tersebut,
Candranigrum (2010) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
penguasaan siswa pada geometri masih rendah dengan masih
ditemukannya kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal geometri. Materi
geometri yang diajarkan di kelas VIII semester genap adalah bangun ruang
sisi datar. Muhassanah, dkk (2014) menyatakan bahwa keterampilan
geometri yang dimiliki siswa berbeda-beda sesuai dengan tingkat
berpikirnya, untuk itu perlu direncanakan model pembelajaran yang sesuai
dengan tingkat berpikir yang dimiliki siswa.
Yulandari, Maimunah, & Armis. Pengembangan Perangkat Pembelajaran … 15
© 2020 JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia
p-ISSN 2722-8134, e-ISSN 2620-8466
Hasil penelitian sebelumnya terkait model pembelajaran khususnya model
discovery learning dan relevan dengan penelitian ini diantaranya, yaitu hasil
penelitian Utami, dkk (2020) dan Judtianti, dkk (2019) untuk penelitian
tindakan kelas, serta Putri, dkk (2020) untuk peneitian pengembangan.
Pada penelitian tindakan kelas diperoleh hasil bahwa penerapan model
discovery learning dapat memperbaiki proses pembelajaran dan
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII.9 SMPN 8
Pekanbaru semester ganjil tahun 2019/2020 pada materi persamaan garis
lurus, dan dapat memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan
kemampuan pemahaman matematis peserta didik kelas VIII-1 SMPN 20
Pekanbaru semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 pada materi pokok
koordinat kartesius. Hasil penelitian pengembangan menunjukkan bahwa
perangkat pembelajaran matematika dengan model discovery learning
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada materi
bangun ruang sisi datar kelas VIII SMP.
Dengan demikian model discovery learning dapat menjadi salah satu model
pembelajaran yang sesuai diterapkan dalam materi bangun ruang sisi datar
Hal ini dikarenakan pada materi ini siswa dituntut untuk menemukan dan
memahami konsep dan prisnsip serta dapat terlibat aktif menyelesaikan
permasalahan secara mandiri.
Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini dilatarbelakangi oleh
perangkat pembelajaran matematika yang dibuat oleh guru belum
memenuhi tuntutan kurikulum 2013 sebagai sarana penunjang
pembelajaran. Kemampuan guru dalam persiapan pembelajaran sangat
berpengaruh terhadap prestasi yang dicapai siswa, salah satunya dengan
menyiapkan dan mengembangkan perangkat pembelajaran. Namun
kenyataannya perangkat pembelajaran yang dikembangkan secara mandiri
oleh guru di sekolah masih terbatas.
Berdasarkan paparan tersebut, perlu untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran matematika berupa silabus, RPP, dan LAS berbasis model
discovery learning untuk materi bangun ruang sisi datar sebagai pedoman
dan penunjang bagi guru serta siswa selama kegiatan pembelajaran agar
terwujudnya pembelajaran yang efektif dan efesien. Realisasi dengan
dikembangkan perangkat pembelajaran maka dapat dijadikan sebagai
fasilitas dalam membimbing siswa.
16 JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia, 4(1), 10-21, April 2021
© 2020 JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia
p-ISSN 2722-8134, e-ISSN 2620-8466
Metode
Bentuk penelitian adalah penelitian dan pengembangan atau lebih dikenal
dengan Research and Development (R&D), berfokus pada penelitian evaluasi
formatif dengan tujuan mengembangkan produk berupa perangkat
pembelajaran matematika (Silabus, RPP, dan LAS). Penelitian ini
menggunakan model discovery learning pada materi bangun ruang sisi datar
SMP/MTs kelas VIII yang mengacu pada kurikulum 2013. Perangkat
pembelajaran yang dikembangkan kemudian diuji validitas dan
praktikalitas. Penelitian ini mengembangkan perangkat pembelajaran
menggunakan model 4-D yang terdiri dari 4 tahap, yaitu pendefenisian
(define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan, penyebarluasan
(disseminate).
Pada tahap pendefinisian, dilakukan analis kebutuhan dengan
menggunakan analisis awal akhir, analisis karakteristik siswa, analisis
tugas, analisis konsep dan perumusan tujuan pembelajaran. Pada tahap
perancangan, menyiapkan rancangan perangkat pembelajaran yang
dikembangkan berupa silabus, RPP, dan LAS dengan menggunakan model
discovery learning. RPP dibuat untuk 6 kali pertemuan. Setelah merancang
LAS, penyusunan instrumen validasi dan praktikalitas. Instrumen validasi
berisi indikator-indikator dari validitas perangkat pembelajaran, sedangkan
instrumen praktikalitas yang dibuat untuk mengukur tingkat kemudahan
penggunaan dari perangkat pembelajaran khusus LAS.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan atau prototipe awal
seanjutnya dilakukan uji validasi oleh validator. Validator terdiri dari dua
orang dosen Pendidikan Matematika dan seorang Guru Matematika.
Validasi produk perangkat pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
lembar validasi yang diisi dan dinilai oleh validator. Jika produk telah
dinyatakan valid, maka akan dilakukan uji coba, akan tetapi jika belum,
maka harus dilakukan revisi kembali sesuai masukan dan saran dari
validator sebagai perbaikan produk.
Hasil validasi dianalisis dan direvisi sesuai saran dan komentar validator.
Setelah perangkat pembelajaran dinilai valid, maka dilanjutkan pada uji
coba secara terbatas untuk melihat keterbacaan LAS. Uji coba terbatas/
kelompok kecil dilakukan pada 6 orang siswa kelas IX dengan kemampuan
akademis yang heterogen. Siswa diminta untuk mengerjakan LAS yang
dikembangkan oleh peneliti. Setelah mengerjakan LAS, siswa diminta
mengisi angket respon yang bertujuan untuk menilai kepraktisan LAS
tersebut. Angket respon siswa dianalisis dan LAS direvisi sesuai saran dan
Yulandari, Maimunah, & Armis. Pengembangan Perangkat Pembelajaran … 17
© 2020 JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia
p-ISSN 2722-8134, e-ISSN 2620-8466
komentar pada angket tersebut. Tidak dilakukan uji coba dalam skala besar
dikarenakan uji coba dilaksanakan pada masa pandemi covid-19.
Kemudian, dilakukan pengemasan (packaging) produk dengan cara
dibukukan.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
berupa lembar validasi perangkat pembelajaran dan angket respon siswa.
Lembar validasi perangkat pembelajaran terdiri dari lembar validasi silabus,
lembar validasi RPP, dan lembar validasi LAS. Lembar validasi silabus yang
bertujuan untuk menilai identitas silabus, pemilihan kompetensi dasar
(KD), rumusan indikator pencapaian kompetensi (IPK), perumusan
kegiatan pembelajaran, hasil belajar dan sumber belajar yang sesuai dengan
aspek validitas yaitu validitas konstruksi dan validitas isi.
Lembar validasi RPP memiliki komponen penilaian antara lain identitas
RPP, rumusan indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran,
pemilihan materi, perumusan kegiatan pembelajaran, pemilihan
pendekatan, alat, sumber belajar dan hasil belajar yang sesuai dengan aspek
validitas yaitu validitas konstruksi dan validitas isi, sedangkan validasi
LAS menilai sampul LAS, materi pembelajaran, syarat didaktis, syarat
konstruksi, dan syarat teknis yang sesuai dengan aspek validitas yaitu
validitas konstruksi dan validitas isi. Selain itu penelitian ini juga
menggunakan angket respon siswa sebagai instrument yang digunakan
untuk mengetahui respon siswa terhadap perangkat pembelajaran
berupa LAS yang dikembangkan untuk mengukur kepraktisan LAS yang
telah digunakan selama proses pembelajaran.
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis hasil lembar validasi
silabus, RPP, dan LAS yang ingin dikembangkan serta hasil angket respon
siswa. Selanjutnya penentuan rata-rata validitas perangkat pembelajaran
yang digunakan dengan kriteria sangat valid, valid, kurang valid dan tidak
valid. Adapun kriteria praktikalitas respon terhadap LAS adalah sangat
praktis, praktis, kurang praktis, dan tidak praktis
Hasil dan Pembahasan
Pada tahap design, kegiatan yang dilakukan adalah membuat rancangan
awal perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, dan LAS serta lembar
penilaian validasi, angket respon siswa terhadap penggunaan LAS. Pada
tahap develop, perangkat pembelajaran yang telah dirancang kemudian
dikembangkan sesuai rancangan awal yang telah dibuat, selanjutnya
divalidasi oleh tiga validator yang terdiri dari satu dosen Pendidikan
18 JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia, 4(1), 10-21, April 2021
© 2020 JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia
p-ISSN 2722-8134, e-ISSN 2620-8466
Matematika UIR, satu dosen Tarbiyyah Matematika UIN SUSQA, satu guru
matematika. Silabus, RPP, dan LAS yang telah divalidasi kemudian direvisi
sesuai dengan saran dari validator. Adapun hasil validasi silabus dapat
dilihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Rata-Rata Nilai Validasi Silabus
Produk Rata-Rata Penilaian Validator
Skor Rata-Rata Kategori V1 V2 V3
Silabus 3,71 4,00 3,64 3,78 Sangat Valid
Berdasarkan analisis hasil validasi silabus oleh ketiga validator, nilai rata-
rata hasil validasi silabus adalah 3,78 dan dikategorikan sangat valid.
Adapun hasil validasi RPP berbasis model discovery learning pada materi
bangun ruang sisi datar kelas VIII SMP/MTs dapat dilihat pada Tabel 4
berikut.
Tabel 4. Rata-Rata Nilai Validasi RPP
Produk Rata-Rata Penilaian Validator
Skor Rata-Rata Kategori V1 V2 V3
RPP 3,70 3,90 3,39 3,67 Sangat Valid
Berdasarkan analisis hasil validasi RPP oleh validator, nilai rata-rata validasi
RPP adalah 3,67 dengan kategori sangat valid.
Adapun hasil validasi LAS berbasis model discovery learning pada materi
bangun ruang sisi datar kelas VIII SMP/MTs dapat dilihat pada Tabel 5
berikut.
Tabel 5. Rata-Rata Nilai Validasi LAS
Berdasarkan hasil analisis validasi LAS oleh validator, rata-rata hasil validasi
LAS adalah 3,59 dengan kategori sangat valid. Berikut adalah saah satu
contoh produk LAS yang dihasilkan.
Produk Rata-Rata Penilaian Validator
Skor Rata-Rata Kategori V1 V2 V3
LAS 3,61 3,97 3,20 3,59 Sangat Valid
Yulandari, Maimunah, & Armis. Pengembangan Perangkat Pembelajaran … 19
© 2020 JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia
p-ISSN 2722-8134, e-ISSN 2620-8466
Berdasarkan hasil validasi perangkat pembelajaran matematika berupa
silabus, RPP dan LAS disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang
dikembangkan diniliai sangat valid dan layak untuk diujicobakan.
Langkah selanjutnya yaitu uji coba kelompok kecil yang terdiri dari 6
orang siswa SMPN 8 Pekanabaru. Analisis angket respon siswa pada uji
coba kelompok kecil mendapat nilai sebesar 3,72 dengan kategori sangat
praktis, artinya LAS mudah untuk digunakan. Hasil analisis ujicoba
kelompok kecil dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Data Hasil Angket Respon Siswa
Produk Hasil Angket Respon Siswa LAS-
Skor Rata-Rata Kategori 1 2 3 4 5 6
LAS 3,70 3,74 3,72 3,71 3,77 3,73 3,72 Sangat Praktis
Berdasarkan grafik di atas, hasil respon siswa menujukkan bahwa LAS
memenuhi kategori sangat praktis. Pelaksanaan uji coba secara keseluruhan
berjalan dengan lancar. Tahap penyebaran (deseminate) tidak dilakukan
sepenuhnya, dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya, tidak melakukan
sosialisasi dalam jumlah terbatas kepada guru dan siswa. Hanya
melakukan pengemasan (packaging) perangkat pembelajaran matematika
dengan cara dibukukan.
Validator memberikan saran untuk perbaikan silabus, RPP dan LAS.
Validator menyarankan unsur-unsur dan jaring-jaring tidak perlu
dimasukkan dalam IPK pengetahuan karena bukan termasuk dalam ranah
KD pengetahuan dan tutuntan yang dimuat dalam KD pengetahuan hanya
luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar. Kemudian, rumusan
tujuan pembelajaran dilakukan revisi sejalan dengan revisi IPK
pengetahuan, gambar yang buram diperjelas, dan memperbaiki sistem
penomoran pada Deskripsi Kegiatan dalam point G langkah-langkah
pembelajaran untuk RPP-1 sampai RPP-6. Validator menyarankan yang
dimaksud dengan stimulus dan masalah, proses pengolahan data dan
kesimpulan untuk dituliskan ke dalam RPP. Berdasarkan hasil validasi dan
angket respon siswa dapat disimpulkan bahwa pengembangan perangkat
20 JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia, 4(1), 10-21, April 2021
© 2020 JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia
p-ISSN 2722-8134, e-ISSN 2620-8466
pembelajaran matematika berbasis discovery learning pada materi bangun
ruang sisi datar kelas VIII SMP/MTs sudah memenuhi kriteria valid dan
praktis untuk digunakan.
Simpulan
Penelitian pengembangan ini menghasilkan suatu produk berupa
perangkat pembelajaran matematika silabus, RPP, dan LAS menggunakan
model discovery learning pada materi bangun ruang sisi datar untuk kelas
VIII. Perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan kemudian
divalidasi. Setelah memenuhi kriteria valid, produk diujicobakan pada siswa
SMP untuk melihat praktikalitas LAS. Berdasarkan hasil validasi dan ujicoba
yang dilakukan, diperoleh bahwa pengembangan perangkat pembelajaran
materi bangun ruang sisi datar berbasis model discovery learning untuk kelas
VIII SMP/MTs memenuhi kriteria valid dan praktis.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan kasih kepada Ibu Dr. Lilis Marina Angraini, S.Pd, M.Pd, Bapak
Khusnal Marzuqo, M.Pd, dan Ibu Purniwati, S.Pd selaku validator yang
telah banyak memberikan bimbingan dan arahan
Referensi
Maulida, A. H. 2018. Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap
Kemampuan Komunikasi Matematis dan Keaktifan Belajar Siswa
SMP. Jurnal Ilimiah Pendidikan Matematika. 6(1): 47-52.
Putri, A, Roza, Y, Maimunah. 2020. Development of Learning Tools with the
Discovery Learning Model to Improve the Critical Thinking Ability of
Mathematics. Journal of Educational Sciences 4 (1), 83-92
Daryanto dan Dwicahyono, A. 2014. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran (Silabus, RPP, PHB, Bahan Ajar). Gava Media. Yogyakarta.
Candranigrum E.S. 2010. Kajian Kesulitan Siswa dalam Mempelajari
Geometri Dimensi Tiga Keas X MAN Yogyakarta I (Skripsi).
Utami, H.D, Zuhri , Maimunah. 2020. Penerapan Model Discovery Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII. 9
SMPN 8 Pekanbaru. JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia 3 (2), 1-14
Judtianti, I.N, Armis, Maimunah. 2019. Penerapan Model Discovery
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis
Peserta Didik Kelas VIII-1 SMP Negeri 20 Pekanbaru Jurnal Online
Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan 6 (1), 179-193
Kemendikbud. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Yulandari, Maimunah, & Armis. Pengembangan Perangkat Pembelajaran … 21
© 2020 JPIn: Jurnal Pendidik Indonesia
p-ISSN 2722-8134, e-ISSN 2620-8466
Permendikbud No. 20. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta.
Permendikbud No. 22. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta.
Hosnan, M. 2016. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Ghalia Indonesia. Bogor.
Muhassanah, N, Sujadi, I, dan Riyadi. 2014. Analisis Keterampilan Geometri
Siswa Dalam Memecahkan Masalah Geometri Berdasarkan Tingkat
Berpikir Van Hiele. Jurnal Pembelajaran Matematika, Vol. 2(1).
Nurdyansyah dan Fahyuni, E.F. 2016. Inovasi Model Pembelajaran Sesuai
Kurikulum 2013. Nizamia Learning Center. Sidoarjo.
Ozerem. 2012. Misconception in Geometry and Suggested Solutions for Seventh
Grade Students. Internasional Journal of New Trends in Arts, Sports and
Science Education. 1(4): 23-35.