Transcript
Page 1: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI

PEMANTULAN DAN PEMBIASAN CAHAYA

TERINTEGRASI KARAKTER DENGAN

PENDEKATAN SAINTIFIK

skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

oleh

Dwi Ristiyani

4201410013

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

Page 2: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

ii

Page 3: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

iii

Page 4: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

iv

Page 5: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah: 6)

“Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan dengan sabar dan

shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-

Baqarah: 153)

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan

pahala mereka tanpa batas” (QS. Az-Zumar: 10)

“Sabar itu ada batasnya, ikhlas itu tak terbatas”

PERSEMBAHAN

Segala puji kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan

karunia-Nya, karya ini saya persembahkan untuk:

Bapak Supargo dan Ibu Ngarsini tercinta, terima kasih atas segala kasih

sayang, do’a dan pengorbanan yang tiada henti.

Kak Sutee dan Mas Josi, terimakasih untuk do’a, motivasi, dan bantuannya.

Teman seperjuanganku (Bagus, Erindra, Ayu, Arista, Sartiyah, Firdha,

Badrul, dan Anggi) terimakasih atas semangat dan bantuannya.

Teman-teman Sejuk Kos.

Teman-teman Pendidikan Fisika 2010.

Almamaterku “UNNES” tercinta.

Page 6: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengembangan LKS Fisika Materi Pemantulan dan Pembiasan Cahaya

Terintegrasi Karakter dengan Pendekatan Saintifik”.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

karena itu, ucapan terima kasih disampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Negeri Semarang.

3. Dr. Khumaedi, M.Si., ketua Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.

4. Dr. Sarwi, dosen wali yang telah memberikan arahan selama menempuh

studi.

5. Dra. Dwi Yulianti, M.Si., dosen pembimbing yang telah memberikan ide,

bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi.

6. Seluruh dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan bekal ilmu kepada

penulis selama menempuh studi.

7. Drs. Setiya Purwoko, M.Pd., kepala SMA Negeri 1 Rembang yang telah

memberikan ijin pelaksanaan penelitian.

8. Dwi Ratih Yuliawati, S.Pd., guru Fisika kelas X MIA SMA Negeri 1

Rembang yang telah membantu dan membimbing penulis selama

melakukan penelitian.

Page 7: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

vii

9. Seluruh guru pengampu mata pelajaran fisika SMA Negeri 1 Rembang yang

telah membantu proses penelitian.

10. Siswa kelas XI IPA 5, X MIA 5, dan X MIA 6 SMA Negeri 1 Rembang

tahun ajaran 2013/2014 yang kooperatif selama penelitian berlangsung.

11. Bapak, Ibu, dan Kakakku yang telah memberikan dukungan dan motivasi

serta doa restu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Keluarga besar Pendidikan Fisika 2010, terimakasih atas bantuan dan

kebersamaannya.

13. Keluarga Hima Fisika 2011 dan 2012, KMJF 2013, dan ESC terimakasih

atas kebersamaan, kekeluargaan dan pengalamanya.

14. Teman-teman PPL SPEGA Semarang dan KKN “Laskar Konservasi”.

Saya menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan penulisan

selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi saya dan pembaca pada

umumnya.

Semarang, Agustus 2014

Penulis

Page 8: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

viii

ABSTRAK

Ristiyani, Dwi. 2014. Pengembangan LKS Fisika Materi Pemantulan dan

Pembiasan Cahaya Terintegrasi Karakter dengan Pendekatan Saintifik. Skripsi,

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Negeri Semarang. Dosen Pembimbing: Dra. Dwi Yulianti, M.Si.

Kata Kunci: Pengembangan, LKS, karakter, pendekatan saintifik.

Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk jenjang SMA

dilaksanakan menggunakan pendekatan saintifik. Tahapan-tahapan pendekatan

saintifik meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,

menyimpulkan, dan mencipta. Menurut Permendikbud No. 64 Tahun 2013

tentang standar isi pendidikan dasar dan menengah, salah satu tujuan mata

pelajaran fisika pada jenjang SMA adalah peserta didik diharapkan dapat

mengembangkan sikap rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab, logis, kritis,

analitis, dan kreatif. Agar tujuan tercapai, maka dipilih panduan pembelajaran

berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Salah satu materi yang diberikan pada siswa

kelas X SMA adalah pemantulan dan pembiasan cahaya. Kementerian Pendidikan

Nasional telah melakukan program pencanangan pendidikan karakter secara

nasional pada tanggal 2 Mei 2010. Proses pengembangan nilai karakter dilakukan

melalui semua mata pelajaran, tak terkecuali fisika. Penelitian ini menghasilkan

produk berupa LKS fisika materi pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi

karakter berpendekatan saintifik. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan

LKS, mengetahui tingkat kelayakan dan keterbacaannya, mengetahui peningkatan

hasil belajar kognitif, serta mengetahui perkembangan karakter siswa. Karakter

yang dikembangkan adalah jujur, disiplin, rasa ingin tahu, dan komunikatif.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah R & D (Research and

Development). Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental

Design berbentuk nonequivalent control group design. Penelitian dilaksanakan di

SMA Negeri 1 Rembang. Populasi penelitian adalah siswa kelas X MIA. Sampel

penelitian adalah siswa kelas X MIA 5 sebagai kelas kontrol dan X MIA 6 sebagai

kelas eksperimen. Prosedur penelitian meliputi: (1) pendahuluan, (2) rancangan,

dan (3) pengembangan. LKS diuji kelayakan dan keterbacaan dengan

menggunakan angket kelayakan serta tes rumpang. Data pemahaman konsep

siswa fisika siswa diperoleh dari hasil pre-test dan post-test. Data perkembangan

karakter siswa diperoleh melalui angket dan observasi. Hasil uji kelayakan

menunjukkan bahwa LKS sangat layak digunakan sebagai panduan pembelajaran

fisika. Hasil uji keterbacaan menunjukkan bahwa LKS mudah dipahami. LKS

dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Siswa yang mendapatkan

pembelajaran berpanduan LKS mengalami peningkatan pemahaman konsep yang

lebih tinggi daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran tanpa LKS. LKS juga

dapat mengembangkan karakter siswa, khususnya karakter jujur, disiplin, rasa

ingin tahu, dan komunikatif.

Page 9: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

ix

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA ....................................................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

1.5 Penegasan Istilah ........................................................................... 6

1.6 Sistematika Skripsi ........................................................................ 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lembar Kerja Siswa (LKS) ........................................................... 10

2.2 Pendidikan Karakter ...................................................................... 14

2.3 Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) ...................................... 18

2.4 Tinjauan Materi Pemantulan dan Pembiasan Cahaya ................... 21

2.5 Kerangka Berpikir ......................................................................... 26

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian......................................................... 28

3.1.1 Lokasi Penelitian .................................................................... 28

3.1.2 Subjek Penelitian .................................................................... 28

3.2 Desain Penelitian ........................................................................... 28

3.3 Prosedur Penelitian ........................................................................ 29

3.3.1 Tahap Define atau Studi Pendahuluan .................................... 29

3.3.2 Tahap Design atau Rancangan ............................................... 29

3.3.3 Tahap Develop atau Pengembangan ....................................... 30

Page 10: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

x

3.4 Metode Pengumpulan Data............................................................ 32

3.4.1 Metode Tes ............................................................................. 32

3.4.2 Metode Angket ....................................................................... 33

3.4.3 Metode Dokumentasi .............................................................. 34

3.4.4 Metode Observasi ................................................................... 34

3.5 Metode Analisis Data .................................................................... 34

3.5.1 Analisis Uji Coba Tes Pilihan Ganda ..................................... 34

3.5.2 Analisis Kelayakan LKS ........................................................ 38

3.5.3 Analisis Keterbacaan LKS...................................................... 38

3.5.4 Analisis Perkembangan Karakter ........................................... 39

3.5.5 Analisis Peningkatan Hasil Belajar ........................................ 40

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Susunan LKS ................................................................................. 42

4.2 Kelayakan LKS .............................................................................. 44

4.2.1 Aspek Isi ................................................................................. 45

4.2.2 Aspek Penyajian ..................................................................... 46

4.2.3 Aspek Kebahasaan .................................................................. 48

4.2.4 Aspek Kegrafikan ................................................................... 49

4.3 Keterbacaan LKS ........................................................................... 50

4.4 Hasil Belajar Kognitif ................................................................... 50

4.5 Perkembangan Nilai Karakter........................................................ 53

4.5.1 Hasil Analisis Karakter ........................................................... 53

4.5.2 Pembahasan Pengembangan Nilai Karakter Siswa ................ 55

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan ......................................................................................... 60

5.2 Saran ............................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 63

LAMPIRAN ..................................................................................................... 67

Page 11: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Indikator Karakter yang Diintegrasikan ........................................... 17

4.1 Analisis Aspek Kelayakan LKS ........................................................ 44

4.2 Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Siswa ............................................. 51

4.3 Rata-rata Perkembangan Karakter Siswa Melalui Angket ................ 54

4.4 Perkembangan Karakter Siswa Melalui Observasi............................ 55

Page 12: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagian-bagian Cermin Cekung.......................................................... 22

2.2 Cermin Cembung ............................................................................... 24

2.3 Hukum Pemantulan pada Cermin Cembung ..................................... 24

3.1 Skema Alur Penelitian ...................................................................... 31

4.1 Hasil Analisis Unsur Kelayakan Isi .................................................. 45

4.2 Hasil Analisis Unsur Kelayakan Penyajian ...................................... 46

4.3 Hasil Analisis Unsur Kelayakan Kebahasaan .................................... 48

4.4 Hasil Analisis Unsur Kelayakan Kegrafikan .................................... 49

4.5 Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Siswa ............................................ 51

4.6 Grafik Hasil Belajar Kognitif ........................................................... 52

4.7 Perbandingan Karakter Siswa Sebelum dan Setelah

Pembelajaran ..................................................................................... 55

Page 13: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Instrumen Validasi ............................................................................... 67

2 Rubrik Instrumen Validasi..................................................................... 73

3 Daftar Reviewer Kelayakan LKS (Guru Fisika SMA) ........................ 78

4 Daftar Responden Uji Coba Skala Kecil.............................................. 79

5 Daftar Responden Uji Coba Skala Besar ............................................. 80

6 Kisi-kisi Soal Uji Coba ........................................................................ 81

7 Soal Uji Coba ....................................................................................... 83

8 Kunci Jawaban Soal Uji Coba ............................................................. 92

9 Analisis Soal Uji Coba ......................................................................... 93

10 Contoh Perhitungan Validitas Butir Soal ............................................. 98

11 Contoh Perhitungan Reliabilitas Instrumen ......................................... 101

12 Contoh Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Soal ................................ 102

13 Contoh Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal ................................... 103

14 Angket Uji Kelayakan .......................................................................... 105

15 Rubrik Instrumen Uji Kelayakan ......................................................... 108

16 Analisis Angket Uji Kelayakan ........................................................... 113

17 Soal Uji Keterbacaan ........................................................................... 118

18 Kunci Jawaban Soal Uji Keterbacaan .................................................. 122

19 Analisis Uji Keterbacaan ..................................................................... 123

20 Soal Pre-test dan Post-test ................................................................... 124

21 Kunci Jawaban Soal Pre-test dan Post-test.......................................... 130

22 Daftar Nilai Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen ......................... 131

23 Daftar Nilai Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol ............................... 132

24 Uji Normalitas Nilai Pre-test Kelas Eksperimen ................................. 133

25 Uji Normalitas Nilai Pre-test Kelas Kontrol ....................................... 134

26 Uji Normalitas Nilai Post-test Kelas Eksperimen................................ 135

27 Uji Normalitas Nilai Post-test Kelas Kontrol ...................................... 136

28 Uji N-gain Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Kognitif ................... 137

Page 14: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

xiv

29 Uji-t Perbedaan Rata-rata Hasil Belajar Kognitif ................................ 138

30 Lembar Observasi Karakter Siswa...... ................................................. 139

31 Rubrik Penilaian Lembar Observasi Karakter Siswa ........................... 140

32 Hasil Observasi Karakter Siswa ........................................................... 141

33 Kisi-kisi Lembar Angket Karakter Siswa ............................................ 142

34 Lembar Angket Perkembangan Karakter Siswa .................................. 143

35 Analisis Angket Karakter Awal ........................................................... 146

36 Analisis Angket Karakter Akhir .......................................................... 151

37 Silabus .................................................................................................. 156

38 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ......................................... 160

39 Dokumentasi Penelitian ....................................................................... 165

40 Surat Penetapan Dosen Pembimbing ................................................... 167

41 Surat Ijin Penelitian .............................................................................. 168

42 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .............................. 169

Page 15: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini, kurikulum yang diterapkan di Indonesia adalah kurikulum

2013. Menurut Permendikbud No. 69 Tahun 2013, kurikulum 2013 bertujuan

untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup

sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan

afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

bernegara, dan peradaban dunia.

Pada proses pembelajaran fisika di sekolah, guru dituntut harus lebih

inovatif. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013

tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan

pendidikan melakukan perencanaan, pelaksanaan serta penilaian proses

pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian

kompetensi lulusan.

Menurut Permendikbud No. 64 tahun 2013 tentang standar isi pendidikan

dasar dan menengah, salah satu tujuan mata pelajaran fisika pada jenjang SMA

Page 16: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

2

adalah peserta didik diharapkan dapat mengembangkan sikap rasa ingin tahu,

jujur, tanggung jawab, logis, kritis, analitis, dan kreatif. Salah satu upaya untuk

mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan melakukan kegiatan eksperimen,

diskusi kelompok, diskusi kelas, dan presentasi. Melalui kegiatan tersebut

diharapkan siswa dapat aktif dalam menemukan konsep fisika. Agar tujuan

tercapai, maka dipilih panduan berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Menurut hasil

penelitian Fitriyati et al. (2013) tentang pengembangan LKS fisika SMA kelas X

semester 2 dapat digunakan sebagai alternatif sumber belajar dan mampu

meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari fisika secara mandiri.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Asyhari et al. (2013) menunjukkan

bahwa penggunaan LKS dalam pembelajaran memberikan pengaruh terhadap

hasil belajar siswa. Selain itu, Suyanti (2012) menegaskan bahwa penggunaan

media pembelajaran LKS mempengaruhi naiknya prestasi belajar siswa.

Kementerian pendidikan dan kebudayaan telah mencanangkan program

pendidikan karakter secara nasional pada tanggal 2 Mei 2010. Salah satu program

utamanya dalam rangka meningkatkan mutu proses dan output pendidikan adalah

penerapan pendidikan karakter diseluruh jenjang pendidikan, mulai dari jenjang

pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, baik pada jalur pendidikan

formal maupun nonformal sampai perguruan tinggi. Salah satu upaya ke arah

tersebut adalah perbaikan sistem pendidikan dengan mengintegrasikan pendidikan

karakter ke setiap mata pelajaran, tidak terkecuali mata pelajaran fisika SMA.

Pencanangan tersebut diperkuat dengan Permendikbud No.69 tahun 2013 tentang

kurikulum SMA-MA, salah satu karakteristik pelaksanaan kurikulum 2013 adalah

Page 17: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

3

mengembangkan keseimbangan antara pengetahuan sikap spiritual dan sosial, rasa

ingin tahu, kreativitas, kerjasama dengan kemampuan intelektual serta

psikomotorik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Musyarofah et al. (2013)

menunjukkan bahwa pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran

IPA dapat meningkatkan prestasi belajar serta menumbuhkan kebiasaan bersikap

ilmiah pada siswa.

Fisika merupakan salah satu mata pelajaran cabang dari IPA yang

mempelajari tentang fenomena alam. Menurut Permendikbud No.69 tahun 2013,

salah satu materi yang diberikan pada kelas X SMA adalah pemantulan dan

pembiasan cahaya. Pemantulan dan pembiasan cahaya merupakan salah satu

materi yang penerapannya banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Untuk

mempermudah siswa memahami materi tersebut, digunakan proses belajar

mengajar yang melibatkan siswa untuk memahami dan mempraktikan secara

langsung, yaitu melalui diskusi dan eksperimen. Untuk mewujudkan hal tersebut

diterapkan sebuah pendekatan pada pelaksanaan pembelajaran yang sesuai, yaitu

pendekatan saintifik.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pendekatan

pembelajaran yang berpusat pada siswa. Kurikulum 2013 menekankan pada

dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan

ilmiah (scientific approach) meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,

menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran termasuk

mata pelajaran fisika pada jenjang SMA (Permendikbud, 2013). Tahapan dalam

pendekatan saintifik tersebut berdampak positif terhadap kemampuan soft skill

Page 18: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

4

peseta didik (Fauziah et al., 2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran membawa iklim berpikir

rasional yakni mendasarkan kesimpulan pada kecerdasan, logika, dan bukti

empirik (Sujarwanta, 2012).

Salah satu sekolah yang sudah mengimplementasikan kurikulum 2013

dalam proses pembelajaran adalah SMA Negeri 1 Rembang. Hasil observasi di

SMA Negeri 1 Rembang menunjukkan bahwa sebagian besar pembelajaran fisika

menggunakan metode ceramah dan siswa kurang aktif dalam menemukan konsep

fisika. Untuk melibatkan siswa menemukan konsep fisika secara aktif, dibutuhkan

panduan berupa Lembar Kerja Siswa (LKS).

Dari uraian yang dipaparkan dalam latar belakang ini, penelitian tentang

“Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Materi Pemantulan dan

Pembiasan Cahaya Terintegrasi Karakter dengan Pendekatan Saintifik” perlu

dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu:

1. Bagaimana wujud Lembar Kerja Siswa (LKS) fisika materi pemantulan dan

pembiasan cahaya terintegrasi karakter dengan pendekatan saintifik?

2. Bagaimana tingkat kelayakan Lembar Kerja Siswa (LKS) fisika materi

pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi karakter dengan pendekatan

saintifik yang dikembangkan?

Page 19: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

5

3. Bagaimana tingkat keterbacaan Lembar Kerja Siswa (LKS) fisika materi

pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi karakter dengan pendekatan

saintifik yang dikembangkan?

4. Seberapa besar peningkatan hasil belajar kognitif siswa setelah menggunakan

Lembar Kerja Siswa (LKS) fisika materi pemantulan dan pembiasan cahaya

terintegrasi karakter dengan pendekatan saintifik yang dikembangkan?

5. Seberapa besar pengembangan karakter siswa setelah menggunakan Lembar

Kerja Siswa (LKS) fisika materi pemantulan dan pembiasan cahaya

terintegrasi karakter dengan pendekatan saintifik yang dikembangkan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) fisika materi pemantulan dan

pembiasan cahaya terintegrasi karakter dengan pendekatan saintifik.

2. Mengetahui tingkat kelayakan Lembar Kerja Siswa (LKS) fisika materi

pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi karakter dengan pendekatan

saintifik yang dikembangkan.

3. Mengetahui tingkat keterbacaan Lembar Kerja Siswa (LKS) fisika materi

pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi karakter dengan pendekatan

saintifik yang dikembangkan.

4. Mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar kognitif siswa setelah

menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) fisika materi pemantulan dan

pembiasan cahaya terintegrasi karakter dengan pendekatan saintifik yang

dikembangkan.

Page 20: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

6

5. Mengetahui seberapa besar perkembangan karakter siswa setelah

menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) fisika materi pemantulan dan

pembiasan cahaya terintegrasi karakter dengan pendekatan saintifik yang

dikembangkan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Dapat membantu memberikan kontribusi dalam implementasi kurikulum

2013 di lapangan.

2. Mampu menjadi pedoman oleh guru dalam mengembangkan panduan belajar

pada pembelajaran fisika sehingga menjadikan pembelajaran yang interaktif

dan menyenangkan bagi peserta didik.

3. Lembar Kerja Siswa (LKS) fisika materi pemantulan dan pembiasan cahaya

terintegrasi karakter dengan pendekatan saintifik yang dikembangkan dapat

dimanfaatkan sebagai panduan belajar fisika di SMA.

4. Lembar Kerja Siswa (LKS) fisika materi pemantulan dan pembiasan cahaya

terintegrasi karakter dengan pendekatan saintifik yang dikembangkan dapat

meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik.

1.5 Penegasan Istilah

1. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran kertas yang berisi

materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang

harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang

harus dicapai. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa teori

Page 21: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

7

atau praktek (Prastowo, 2012: 204). Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah LKS pendamping materi fisika yang disusun secara

sistematis untuk membantu kegiatan belajar mengajar.

2. Pendidikan Karakter

Kementerian Pendidikan Nasional (2011) menjelaskan bahwa pendidikan

karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih

dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal

mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana

yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa

melakukannya (psikomotor). Pendidikan karakter yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah pengembangan karakter jujur, disiplin, rasa ingin tahu, dan komunikatif

pada aspek moral knowing (pengetahuan yang baik) dan aspek moral feeling

(merasakan dengan baik), serta pada aspek moral action (perilaku yang baik).

3. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach)

Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran mencakup

komponen mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,

menyimpulkan, dan mencipta (Kemendikbud, 2013).

Page 22: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

8

1.6 Sistematika Skripsi

Penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian yang dapat dirinci sebagai

berikut:

(1) Bagian Awal

Bagian ini berisi halaman judul, persetujuan pembimbing, pernyataan

keaslian tulisan, pengesahan, motto dan persembahan, prakata, abstrak, daftar isi,

daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

(2) Bagian Isi

Bagian isi terdiri dari:

BAB 1 Pendahuluan

Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB 2 Tinjauan Pustaka

Berisi tentang kajian teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang

mendukung penelitian ini, meliputi konsep tentang penulisan LKS, pendidikan

karakter, pendekatan saintifik, serta tinjauan materi pemantulan dan pembiasan

cahaya. Dalam bab ini dituliskan pula kerangka berpikir.

BAB 3 Metode Penelitian

Berisi tentang penentuan lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian,

prosedur penelitian, metode pengumpulan data, serta metode analisis data.

BAB 4 Hasil dan Pembahasan

Memaparkan hasil penelitian meliputi tersedianya LKS fisika dengan

pendekatan saintifik yang telah diuji kelayakan dan keterbacaan, besarnya tingkat

Page 23: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

9

keterbacaan, kelayakan, dan perkembangan karakter, serta peningkatan hasil

belajar kognitif siswa kelas X SMA Negeri 1 Rembang setelah diberi LKS fisika

dengan pendekatan saintifik. Selanjutnya dilakukan pembahasan berupa

penafsiran hasil penelitian dan mengintegrasikan hasil penelitian ke dalam teori

yang telah ada.

BAB 5 Penutup

Berisi simpulan dari hasil penelitian dan saran bagi peneliti selanjutnya.

(3) Bagian Akhir

Berisi daftar pustaka dan lampiran.

Page 24: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

10

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lembar Kerja Siswa (LKS)

Salah satu panduan belajar yang digunakan siswa dalam pembelajaran

adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas

yang harus dikerjakan oleh peserta didik (Depdiknas, 2008: 13). Penelitian yang

dilakukan oleh Celikler (2010), menyatakan bahwa penggunaan LKS pada kelas

eksperimen terbukti meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar yang signifikan

jika dibandingkan dengan kelas kontrol dengan pembelajaran tradisonal. Pada

penelitian eksperimen Yildirim et al. (2011) terhadap 44 siswa kelas XI SMA

menunjukkan bahwa kelas eksperimen berbantuan LKS berbasis inkuiri memiliki

hasil belajar yang signifikan antara pre-test dan post-test jika dibandingkan kelas

kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Jadi dapat

disimpulkan bahwa LKS berbasis inkuiri efektif meningkatkan hasil belajar siswa

sekaligus membantu siswa memperoleh keterampilan proses ilmiah.

LKS dapat digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran. Menurut hasil penelitian Taslidere (2013) menunjukkan bahwa

penggunaan LKS bermanfaat bagi pemahaman konseptual tugas awal optika

geometris siswa yang diberikan oleh guru. Selain itu, LKS bisa meningkatkan

motivasi dan pemahaman siswa dalam mempelajari fisika, interaktif, dan

mengembangkan nilai karakternya, serta dapat dijadikan sebagai salah satu bahan

Page 25: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

11

ajar oleh guru dan sumber belajar oleh siswa (Amelia et al., 2013). Sedangkan

menurut Prastowo (2012), fungsi LKS antara lain:

1) sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih

mengaktifkan peserta didik;

2) sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami

materi yang diberikan;

3) sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; serta

4) memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arafah et al. (2012) menunjukkan bahwa

produk LKS berbasis berpikir kritis dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas

siswa. Sedangkan hasil penelitian Isnaini et al. (2012) menunjukkan bahwa LKS

fisika model inferensi logika dapat meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar

siswa.

Lembar Kerja Siswa (LKS) tidak hanya berisi tugas-tugas yang harus

dikerjakan oleh siswa. Menurut Depdiknas (2008: 23-24), Lembar Kerja Siswa

(LKS) akan memuat paling tidak: (1) judul, (2) KD yang akan dicapai, (3) waktu

penyelesaian, (4) peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, (5)

informasi singkat, (6) langkah kerja, (7) tugas yang harus dilakukan, dan (8)

laporan yang harus dikerjakan.

Terdapat beberapa jenis LKS yang biasa digunakan siswa pada proses

pembelajaran. Berdasarkan jenisnya, Sunyono (2008) membagi LKS menjadi dua

macam, yaitu (1) LKS eksperimen, merupakan lembar kerja yang melibatkan

kegiatan eksperimen untuk menemukan dan mengembangkan konsep serta

Page 26: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

12

mencakup semua aspek keterampilan proses, (2) LKS non eksperimen,

merupakan lembar kerja berisi pedoman untuk menemukan dan mengembangkan

konsep tanpa melibatkan kegiatan eksperimen, melainkan kegiatan diskusi, tanya

jawab, dan hanya mencakup keterampilan proses tertentu.

LKS yang digunakan di satuan pendidikan sangat beragam. Jenis LKS

yang banyak digunakan pada pembelajaran sains adalah LKS eksperimen.

Menurut Johnstone & Shuaili (2001), LKS eksperimen dapat dibagi menjadi

empat macam, yakni:

1) LKS ekspositori, yang mempunyai karakteristik:

a) hasil pengamatan sudah ditetapkan dan diketahui guru maupun siswa,

b) pendekatan bersifat deduktif, dan

c) prosedur percobaan dirancang oleh guru;

2) LKS berbasis inkuri, yang mempunyai karakteristik:

a) hasil pengamatan belum ditetapkan,

b) pendekatan bersifat induktif, dan

c) prosedur percobaan dirancang oleh siswa;

3) LKS discovery, yang mempunyai karakteristik:

a) hasil pengamatan sudah ditetapkan dan hanya diketahui oleh guru,

b) pendekatannya bersifat induktif, dan

c) prosedur telah dirancang oleh guru; serta

4) LKS berbasis masalah, yang mempunyai karakteristik:

a) hasil pengamatan sudah ditetapkan dan hanya diketahui oleh guru,

b) pendekatan bersifat deduktif, dan

Page 27: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

13

c) prosedur percobaan dirancang dan dikembangkan oleh siswa.

LKS dibuat agar dapat memberikan kemudahan bagi guru dalam

merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar

sehingga kompetensi yang diinginkan dalam pembelajaran mudah dicapai oleh

siswa. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu menyiapkan dan membuat LKS

sendiri. Menurut Depdiknas (2008) langkah-langkah penyusunan LKS adalah

sebagai berikut.

1. Analisis kurikulum

Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana

yang memerlukan bahan ajar LKS.

2. Menyusun peta kebutuhan LKS

Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS

yang harus ditulis dan sekuensi atau urutannya juga dapat dilihat. Sekuensi LKS

ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan.

3. Menentukan judul-judul LKS

Judul LKS ditentukan berdasarkan kompetensi dasar, materi pokok atau

pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu kompetensi dasar dapat

dijadikan sebagai judul LKS apabila kompetensi tersebut tidak terlalu besar.

4. Penulisan LKS

Penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(a) merumuskan kompetensi dasar;

(b) menentukan alat penilaian;

(c) menyusun materi; dan

Page 28: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

14

(d) memperhatikan struktur LKS.

2.2 Pendidikan Karakter

Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dari yang lain (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 1995:

231). Sedangkan pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai, pendidikan

budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan

mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-

buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan

sehari-hari dengan sepenuh hati (Kemendiknas, 2010: 1). Selaras dengan hal

tersebut, Samani & Hariyanto (2012: 45) menjelaskan bahwa pendidikan karakter

adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia

seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa.

Menurut Lickona, sebagaimana dikutip oleh Khusniati (2012), karakter yang baik

atau good character terdiri atas proses psikologis knowing the good, desiring the

good, and doing the good habit of the main, habit of the heart, and habit of the

action.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pada Pasal 3 berbunyi pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

Page 29: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

15

demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan

nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang harus diselenggarakan secara

sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, rumusan tujuan

pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan

karakter bangsa.

Karakter bangsa adalah modal dasar membangun peradaban tingkat tinggi,

masyarakat yang memiliki sifat jujur, mandiri, bekerja sama, patuh pada

peraturan, bisa dipercaya, tangguh, dan memiliki etos kerja tinggi akan

menghasilkan sistem kehidupan sosial yang teratur dan baik. Berdasarkan

Kemendiknas (2011: 1) pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan

saja aspek pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga merasakan

dengan baik atau loving good (moral feeling), dan perilaku yang baik (moral

action).

Upaya penanaman karakter di sekolah yaitu dengan mengintegrasikan

pendidikan karakter pada proses pembelajaran. Menurut penelitian Halstead &

Taylor sebagaimana dikutip oleh Enggayanti (2013) terhadap sekolah-sekolah di

Inggris menunjukkan bahwa nilai karakter disajikan dalam berbagai mata

pelajaran. Hal ini berarti bahwa pendidikan karakter diselenggarakan sebagai

program lintas kurikuler (integrated subject), yakni pendidikan karakter bukan

merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri, namun merupakan materi yang

diintegrasikan secara berkelanjutan pada semua mata pelajaran. Sewell & College

(2003) juga menyatakan bahwa pendidikan karakter diintegrasikan pada proses

pembelajaran hingga menjadi kultur dan budaya di sekolah.

Page 30: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

16

Pengembangan karakter di sekolah diperlukan agar peserta didik tumbuh

dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik

dan melakukan segalanya dengan benar serta memiliki tujuan hidup. Beberapa

prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter

bangsa di sekolah antara lain prinsip berkelanjutan, artinya proses pengembangan

nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dimulai dari awal sampai akhir peserta

didik berada di satuan pendidikan. Pengembangan pendidikan karakter melalui

semua mata pelajaran, artinya proses pengembangan nilai budaya dan karakter

bangsa dilakukan di setiap mata pelajaran, serta dalam setiap kegiatan kurikuler

dan ekstrakulikuler. Pada pelaksanaannya, nilai-nilai pendidikan karakter tidak

diajarkan tapi dikembangkan, artinya bahwa materi nilai budaya dan karakter

bangsa tidak dijadikan sebagai pokok bahasan, tetapi diintegrasikan ke dalam

materi yang diajarkan.

Integrasi pendidikan karakter pada proses pembelajaran berdampak positif

terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian Benninga et al. (2003) terhadap 681

Sekolah Dasar di California menunjukkan bahwa sekolah dengan tingkat

penerapan pendidikan karakter yang tinggi cenderung memiliki prestasi akademik

lebih baik dibandingkan sekolah lain yang kurang atau tidak menerapkan

pendidikan karakter.

Kemendiknas mengidentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama,

pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) religius, (2) jujur, (3)

toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9)

rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai

Page 31: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

17

prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca,

(16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab. Nilai-nilai

karakter yang diintegrasikan dalam LKS fisika materi pemantulan dan pembiasan

cahaya ini adalah jujur, disiplin, rasa ingin tahu, dan komunikatif. Untuk

mengetahui tingkat perkembangan karakter siswa, maka dibutuhkan indikator dari

masing-masing nilai karakter tersebut, seperti yang disajikan dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Indikator Karakter yang Diintegrasikan

Nilai Indikator

Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang

yang selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

- Tidak mencontek.

- Melaporkan hasil eksperimen

secara benar (jujur) baik tulisan

maupun lisan.

Disiplin

Tindakan yang menunjukkan

perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

- Merapikan dan mengembalikan

alat ke tempat semula.

- Datang tepat waktu.

Rasa ingin tahu

Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu

yang dipelajari, dilihat, dan didengar.

- Bertanya atau membaca sumber di

luar buku teks tentang materi yang

terkait dengan pelajaran.

- Mengamati fenomena yang

berkaitan dengan materi pelajaran.

Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa

senang berbicara, bergaul, dan

bekerjasama dengan orang lain.

- Memberi dan mendengarkan

pendapat dalam kerja kelompok di

kelas.

- Memberi dan mendengarkan

pendapat dalam diskusi di kelas.

(Kemendiknas, 2010: 37-41).

Page 32: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

18

2.3 Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach)

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan dengan

pendekatan saintifik (scientific approach). Sujarwanta (2012) menyatakan bahwa

pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang menekankan

pada pemberian pengalaman secara langsung baik menggunakan observasi,

eksperimen, maupun cara yang lainnya, sehingga realitas yang akan berbicara

sebagai informasi atau data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

Pendekatan saintifik mengkaji cara-cara untuk mendapatkan pengetahuan baru

yang dipelajari dengan menggunakan proses yang sistematis.

Kemendikbud dalam diklat guru tentang implementasi kurikulum 2013

menyebutkan bahwa tahapan pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam

pembelajaran adalah sebagai berikut.

1. Mengamati

Kegiatan mengamati sangat bermanfaat untuk memenuhi rasa ingin tahu

siswa. Melalui kegiatan mengamati, siswa akan mencari informasi atau gambaran

tentang objek yang diamati. Melalui kegiatan mengamati, siswa juga dapat

menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang diamati dengan materi

pembelajaran yang diberikan oleh guru.

2. Menanya

Siswa diharapkan dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan

berdasarkan objek yang diamati. Guru harus mampu menginspirasi siswa untuk

mau dan mampu menanya. Kegiatan menanya dapat membangkitkan rasa ingin

Page 33: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

19

tahu siswa terhadap materi pembelajaran. Kegiatan menanya juga dapat

menginspirasi siswa untuk aktif belajar.

3. Mencoba

Kegiatan mencoba bertujuan agar siswa memperoleh hasil belajar yang

nyata. Kegiatan mencoba merupakan keterampilan proses untuk memecahkan

masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan metode

ilmiah. Kegiatan mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan pada siswa.

4. Mengolah, Menyajikan, dan Menyimpulkan

Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan mencoba, siswa diharapkan

mampu mengolah data tersebut. Data yang diperoleh dari kegiatan mencoba dapat

disajikan secara tertulis ataupun lisan. Pada kegiatan akhir, siswa diharapkan

memperoleh kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. Kegiatan

menyimpulkan dapat dilakukan secara berkelompok, atau bisa juga secara

individu. Guru memberikan informasi agar siswa mengetahui dengan tepat bahwa

kesimpulan yang didapatkan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki.

5. Mencipta

Siswa yang telah mempelajari dan memahami konsep dari materi

pembelajaran diharapkan mampu menciptakan produk. Kegiatan mencipta

bertujuan untuk mengembangkan keterampilan pada siswa.

Tahapan-tahapan dalam pendekatan ilmiah lebih efektif hasilnya

dibandingkan dengan pembelajaran tradisional (Kemendikbud, 2013). Hal ini

sejalan dengan penelitian Fauziah et al. (2013) yang menunjukkan bahwa tahapan

Page 34: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

20

dalam pendekatan saintifik berdampak positif terhadap kemampuan soft skill

peseta didik. Selain itu, hasil penelitian Sujarwanta (2012) menunjukkan bahwa

penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran membawa iklim berpikir

rasional yakni mendasarkan kesimpulan pada kecerdasan, logika, dan bukti

empirik.

Tujuan pembelajaran dalam pendekatan saintifik menurut Permendikbud

(2013) adalah:

1) untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa;

2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah

secara sistematik;

3) terciptanya kondisi pembelajaran yang membuat siswa merasa bahwa

belajar itu merupakan suatu kebutuhan;

4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi;

5) untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam

menulis artikel ilmiah; dan

6) untuk mengembangkan karakter siswa.

Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah lebih efektif hasilnya

dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian membuktikan

bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10

persen setelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen.

Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar

Page 35: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

21

lebih dari 90 persen setelah 2 hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar

50-70 persen (Wieman, 2007: 15).

2.4 Tinjauan Materi Pemantulan dan Pembiasan Cahaya

2.4.1 Pemantulan Cahaya

Proses Terjadinya Pemantulan

Ketika cahaya menimpa permukaan benda, sebagian cahaya dipantulkan,

sisanya diserap oleh benda dan diubah menjadi energi panas. Jika benda tersebut

transparan seperti kaca atau air, sebagian diteruskan. Untuk benda-benda yang

sangat mengkilat seperti cermin berlapis perak, lebih dari 95 persen cahaya bisa

dipantulkan. Hukum pemantulan menurut Giancoli (2001: 244) dinyatakan

bahwa sudut datang sama dengan sudut pantul.

Hukum pemantulan berbunyi:

1) sinar datang, sinar pantul, dan garis normal berpotongan pada satu titik

dan terletak pada satu bidang datar,

2) sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r).

Ada dua jenis pemantulan, yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur.

Pemantulan teratur jika berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan

halus dipantulkan juga sebagai sinar sejajar. Sedangkan pemantulan baur jika

berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan kasar dipantulkan ke

segala arah (berkas-berkas tidak sejajar satu sama lain).

Pemantulan pada Cermin Datar

Sifat-sifat Bayangan pada Cermin Datar

1. Maya.

Page 36: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

22

2. Sama besar dengan bendanya (perbesaran = 1).

3. Tegak dan menghadap berlawanan arah terhadap bendanya.

4. Jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan dari cermin.

Pembentukan Bayangan oleh Cermin Sferis

Cermin lengkung yang umum berbentuk sferis, yang berarti cermin

tersebut akan membentuk sebagian dari bola. Cermin sferis disebut cembung jika

pantulan terjadi pada permukaan luar bentuk sferis sehingga pusat permukaan

cermin menggembung ke luar menuju orang yang melihat. Cermin dikatakan

cekung jika permukaan pemantulnya ada pada permukaan dalam bola sehingga

pusat cermin melengkung menjauhi orang yang melihat.

Bagian-bagian dari sebuah cermin cekung ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Titik O yaitu titik pusat bidang cermin. Titik P yaitu titik pusat kelengkungan

cermin. R, yaitu jari-jari kelengkungan cermin. Sumbu utama yaitu garis yang

melalui titik pusat kelengkungan dan titik pusat bidang cermin. Titik F yaitu titik

fokus atau titik api cermin yang terletak di tengah antara titik P dan titik O. f,

yaitu jarak fokus cermin dari titik F ke titik O.

Gambar 2.1 Bagian-bagian cermin cekung

Page 37: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

23

Besar jarak fokus (f) adalah setengah dari jari-jari kelengkungan cermin

(R). Dengan demikian, menurut Tipler (1998: 485) berlaku persamaan:

(2-1)

Bayangan benda yang dibentuk oleh cermin cekung dapat lebih besar atau

lebih kecil daripada ukuran bendanya. Jika ukuran bayangan lebih besar daripada

ukuran benda, dikatakan bayangan diperbesar. Jika ukuran bayangan lebih kecil

daripada ukuran benda, dikatakan bayangan diperkecil. Perbesaran linear

didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi bayangan dan tinggi benda

(Tipler, 1998: 488).

(2-2)

Keterangan:

M = perbesaran linear

h’ = tinggi bayangan

h = tinggi benda

Hubungan antara jarak benda (s), jarak bayangan (s’), dan jarak fokus (f)

untuk cermin lengkung (cekung ataupun cembung) adalah:

(2-3)

Pada cermin cembung, bagian depan cermin (bagian yang mengkilap)

adalah permukaan luar irisan bola (Gambar 2.2).Pada cermin cembung titik pusat

kelengkungan P dan titik fokus cermin F terletak di bagian belakang cermin. Oleh

karena itu, jari-jari kelengkungan R dan jarak fokus cermin f bertanda negatif

(misal R = -10 cm dan f = -5 cm).

Page 38: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

24

Hukum pemantulan pada cermin cembung ditunjukkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.2 Cermin cembung adalah bagian dari irisan sebuah bola dengan garis PO sebagai

sumbu utama

Gambar 2.3 Hukum pemantulan pada cermin cembung (sudut pantul = sudut datang)

2.4.2 Pembiasan Cahaya

Proses Terjadinya Pembiasan

Ketika cahaya mengenai bidang batas antara dua medium, cahaya akan

dibelokkan. Peristiwa pembelokan cahaya ketika cahaya mengenai bidang batas

antara dua medium inilah yang disebut pembiasan cahaya.

Hukum Snell menurut Giancoli (2001: 258) dituliskan:

(2-4)

Hukum I Snellius berbunyi: sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak

pada satu bidang datar.

Page 39: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

25

Hukum II Snellius berbunyi: jika sinar datang dari medium kurang rapat ke

medium lebih rapat, sinar dibelokkan mendekati garis normal. Jika kebalikannya,

sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat, sinar dibelokkan

menjauhi garis normal.

2.4.3 Indeks Bias

Perbandingan laju cahaya di udara hampa dengan laju v pada materi

tertentu disebut indeks bias (Giancoli, 2001: 257).

(2-5)

Keterangan:

c = cepat rambat cahaya dalam udara (3 x 108

m/s)

v = cepat rambat cahaya dalam medium

Ketika cahaya lewat dari satu medium ke medium lainnya, cahaya akan

dibiaskan karena cepat rambat cahaya berbeda dalam kedua medium. Secara

matematis dapat ditulis

atau (2-6)

Ketika cahaya lewat dari satu medium ke medium lainnya, frekuensi

cahaya tidak berubah, sehingga f1 = f2 = f. Karena hubungan v = f berlaku untuk

kedua medium, maka

dan (2-7)

Hubungan antara panjang gelombang dan indeks bias dapat ditulis

(2-8)

Page 40: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

26

Pantulan Internal Sempurna Serat Optik

Apabila cahaya melintas dari suatu materi ke yang lainnya di mana indeks

biasnya lebih kecil (katakanlah, dari air ke udara), cahaya dibelokkan menjauhi

normal. Pada sudut datang tertentu, sudut bias akan 90 dan dalam hal ini berkas

bias akan berhimpitan dengan permukaan. Sudut datang di mana hal ini terjadi

disebut sudut kritis . Menurut Giancoli (2001: 260), persamaan sudut kritis

dapat ditulis sebagai berikut.

maka

(2-9)

Dua syarat terjadinya pemantulan sempurna pada bidang batas antara dua

medium adalah:

(1) sinar harus datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat; dan

(2) sudut datang lebih besar daripada sudut kritis.

2.5 Kerangka Berpikir

Dunia pendidikan di Indonesia saat ini masih mendapat sorotan tajam,

mengingat rendahnya mutu atau kualitas pendidikan khususnya dibidang sains.

Hal ini dapat dilihat pada data yang diperoleh TIMSS (Trend International

Mathematics and Sciences Study) tahun 2011 yang menunjukkan bahwa skor

prestasi sains siswa di Indonesia masih berada di bawah skor rata-rata

internasional. Berdasarkan hal tersebut, salah satu upaya untuk meningkatkan

hasil belajar adalah dengan memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai.

Pendekatan pembelajaran yang digunakan pada kurikulum 2013 adalah

pendekatan saintifik. Pelaksanaan pendekatan saintifk menuntut siswa untuk aktif

Page 41: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

27

dalam menemukan konsep. Salah satu panduan yang dapat menuntun siswa untuk

aktif dalam menemukan konsep adalah Lembar Kerja Siswa (LKS).

LKS yang digunakan sebagai panduan belajar dalam penelitian ini

merupakan LKS yang sudah dilakukan uji kelayakan meliputi aspek isi,

penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan. Uji kelayakannya dilakukan oleh guru

fisika SMA sehingga didapatkan informasi tentang kelayakan LKS tersebut.

Selain itu dilakukan pula uji keterbacaan LKS pada siswa sehingga didapatkan

informasi tingkat keterbacaan LKS fisika. Pembelajaran berpanduan LKS

menjadikan siswa terlibat langsung untuk memahami dan mempraktikkan konsep

fisika, sehingga siswa akan benar-benar memahami materi yang diajarkan.

Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia. Berdasarkan dari tujuan pendidikan

nasional tersebut, menunjukkan bahwa pentingnya pengembangan potensi

akademik siswa dan pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa pada

siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, pada 2 Mei 2010 Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan bahwa salah satu program utama dalam

rangka meningkatkan mutu proses dan output pendidikan adalah penerapan

pendidikan karakter di semua mata pelajaran, tidak terkecuali mata pelajaran

fisika SMA.

Page 42: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

28

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Rembang berlokasi di Jalan

Gajah Mada 5 Rembang.

3.1.2 Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA SMA Negeri 1

Rembang tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 218 siswa. Sampel penelitian

adalah siswa kelas X MIA 5 yang berjumlah 29 siswa sebagai kelas kontrol dan

siswa kelas X MIA 6 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas eksperimen.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and Development.

Uji coba kelompok besar menggunakan Quasi Experimental Design berbentuk

Nonequivalent Control Group Design. Desain penelitian ini menggunakan kelas

eksperimen dan kelas kontrol yang tidak dipilih secara random. Menurut

Sugiyono (2010: 116), pola desain tersebut adalah sebagai berikut:

Keterangan:

O1 = nilai pre-test kelas eksperimen

O1 X O2

O3 O4

Page 43: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

29

O2 = nilai post-test kelas ekperimen

O3 = nilai pre-test kelas kontrol

O4 = nilai post-test kelas kontrol

X = pembelajaran menggunakan LKS fisika materi pemantulan dan pembiasan

cahaya terintegrasi karakter dengan pendekatan saintifik.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian ini mencakup tiga tahap, yaitu define atau studi pendahuluan,

design atau rancangan, dan develop atau pengembangan. Tahapan yang dilakukan

pada penelitian ini dapat dirinci seperti berikut.

3.3.1 Tahap Define atau Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan tahap persiapan sebelum penelitian. Tahap

ini terdiri dari: (1) studi lapangan berupa observasi untuk mengetahui kondisi

siswa, proses pembelajaran, dan panduan belajar yang digunakan; (2) studi

literatur yang meliputi analisis kurikulum 2013 mata pelajaran fisika untuk kelas

X MIA, telaah materi fisika, pendekatan saintifik, pembuatan LKS, dan karakter.

3.3.2 Tahap Design atau Rancangan

Tahap rancangan dalam penelitian ini dimulai dengan menyusun materi

pemantulan dan pembiasan cahaya. Setelah itu, menyusun LKS dengan

pendekatan saintifik. LKS disusun dengan mengacu pada kurikulum dan disisipi

dengan pendidikan karakter melalui petunjuk dan langkah kerja, tujuan serta

indikator keberhasilan. LKS yang sudah disusun kemudian dikonsultasikan

kepada pakar yaitu dosen pembimbing.

Page 44: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

30

3.3.3 Tahap Develop atau Pengembangan

3.3.3.1 Validasi Pakar

LKS fisika materi pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi karakter

dengan pendekatan saintifik yang telah disusun divalidasi oleh pakar. Hasil

penilaian validator digunakan sebagai perbaikan dan penyempurnaan produk

sebelum diuji cobakan.

3.3.3.2 Uji Coba Skala Kecil

Uji coba skala kecil LKS fisika terdiri dari uji keterbacaan dan uji

kelayakan. Uji keterbacaan menggunakan tes rumpang yang dilakukan pada

siswa, bertujuan untuk mengetahui bahwa LKS mudah dipahami atau tidak. Uji

kelayakan dilakukan pada guru fisika yang bertujuan untuk mengetahui bahwa

LKS layak atau tidak digunakan sebagai panduan pembelajaran.

3.3.3.3 Uji Coba Skala Besar

Uji coba skala besar dilakukan setelah melakukan perbaikan LKS

berdasarkan hasil uji coba skala kecil. Pada uji coba skala besar, siswa

mendapatkan pembelajaran berpanduan LKS. Sebelum mendapatkan

pembelajaran berpanduan LKS, siswa mengerjakan soal pre-test untuk

mengetahui tingkat pemahaman awal terhadap materi pemantulan dan pembiasan

cahaya. Siswa juga mengisi angket karakter sebelum pembelajaran agar diketahui

tingkat karakter awal yang tertanam dalam diri siswa. Pada akhir pembelajaran

siswa mengerjakan soal post-test dan mengisi angket karakter, sehingga melalui

uji coba skala besar didapatkan informasi mengenai besar peningkatan hasil

belajar kognitif siswa serta besar perkembangan karakter pada siswa.

Page 45: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

31

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini ditunjukkan

pada Gambar 3.1.

--------------------------------------------------------------------------------------

DEFINE

--------------------------------------------------------------------------------------

DESIGN

--------------------------------------------------------------------------------------

DEVELOP

Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian

Observasi dan menganalisis kurikulum 2013

materi pemantulan dan pembiasan cahaya

untuk kelas X MIA

Merancang LKS dengan pendekatan saintifik

mengacu pada RPP dengan disisipi pendidikan

karakter yang disusun dengan bahasa yang

sederhana dan mudah dipahami

Validasi pakar tentang LKS fisika

- Uji coba skala kecil

- Uji keterbacaan LKS pada siswa

- Uji kelayakan LKS pada guru fisika

- Uji

- Melakukan perbaikan LKS fisika

Validasi pakar

Melakukan uji coba LKS fisika pada siswa

kelas X MIA SMA N 1 Rembang

LKS fisika materi pemantulan dan pembiasan

cahaya yang siap digunakan sebagai panduan

belajar dalam pembelajaran

Melakukan analisis

Page 46: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

32

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode tes, metode angket, metode dokumentasi, dan metode observasi.

3.4.1 Metode Tes

Metode tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes

tertulis terdiri dari tes klos (tes rumpang) dan tes pilihan ganda.

3.4.1.1 Tes Klos (Tes Rumpang)

Tes klos digunakan untuk mengetahui tingkat keterbacaan LKS, sehingga

diperoleh informasi bahwa LKS saintifik terintegrasi karakter mudah dipahami

siswa atau tidak. Tes klos diuji menggunakan validitas isi yaitu mengkonstruksi

tes berdasarkan materi pemantulan dan pembiasan cahaya yang diajarkan.

Menurut Harisson sebagaimana dikutip oleh Widodo (1993: 142-143) bahwa tes

rumpang memiliki beberapa karakteristik yang salah satunya adalah tidak perlu

adanya analisis butir. Tes klos berupa bacaan berbentuk paragraf dan terdapat 30

kata yang dihilangkan.

3.4.1.2 Tes Pilihan Ganda

Tes pilihan ganda dilakukan untuk mengetahui perubahan tingkat

penguasaan siswa terhadap materi pemantulan dan pembiasan cahaya setelah

menggunakan LKS. Tes pilihan ganda terdiri dari 40 butir soal yang diujicobakan

terhadap siswa yang sudah mendapatkan materi pemantulan dan pembiasan

cahaya. Hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf

kesukaran, dan daya pembeda butir soal, sehingga dapat ditentukan 20 butir soal

yang siap digunakan sebagai pre-test dan post-test.

Page 47: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

33

3.4.2 Metode Angket

Angket digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan LKS dan

perkembangan karakter siswa setelah menggunakan LKS. Validitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah validitas logis (logical validity). Pengujian

validitas logis angket menggunakan teknik judgment expert. Pengujian validitas

konstruk dilakukan dengan cara konsultasi dengan dosen pembimbing selaku ahli.

3.4.2.1 Angket Uji Kelayakan

Angket uji kelayakan digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan LKS

sehingga didapatkan informasi bahwa LKS fisika ini layak atau tidak digunakan

sebagai panduan belajar. Kisi-kisi angket uji kelayakan LKS ditinjau dari dimensi

isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan. Angket ini terdiri dari 25 butir

pernyataan yang diisi oleh guru fisika sebagai responden. Sistem penskoran yang

digunakan menggunakan skala Likert. Dalam penelitian ini, skala Likert

dimodifikasi dengan hanya menggunakan 4 pilihan, yaitu Sangat Baik dengan

skor 5, Baik dengan skor 4, Kurang Baik dengan skor 2, dan Tidak Baik dengan

skor 1.

3.4.2.2 Angket Perkembangan Karakter

Angket karakter digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan karakter

pada siswa setelah menggunakan LKS, sehingga didapatkan informasi bahwa

LKS fisika ini layak atau tidak digunakan sebagai panduan belajar yang mampu

mengembangkan karakter. Angket perkembangan karakter terdiri dari 30 butir

pernyataan yang diisi oleh siswa kelas X MIA SMA Negeri 1 Rembang sebelum

dan sesudah menggunakan LKS fisika untuk mengembangkan karakter. Sistem

Page 48: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

34

penskoran yang digunakan menggunakan skala Likert. Dalam penelitian ini, skala

Likert dimodifikasi dengan hanya menggunakan 4 pilihan, yaitu Sangat Setuju

(SS) dengan skor 4, Setuju (S) dengan skor 3, Tidak Setuju (TS) dengan skor 2,

dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1 untuk pernyataan positif dan skor

sebaliknya untuk pernyataan negatif.

3.4.3 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan dokumen atau data-

data yang mendukung penelitian, yaitu daftar nama siswa, nilai rapor fisika, data

guru yang menjadi reviewer kelayakan LKS, dan foto pelaksanaan penelitian.

3.4.4 Metode Observasi

Metode observasi digunakan sebagai pembanding hasil dari angket

perkembangan karakter siswa. Observasi dilakukan untuk mengetahui karakter

jujur, disiplin, rasa ingin tahu, dan komunikatif pada siswa. Instrumen yang

digunakan adalah lembar observasi perkembangan karakter yang berisi indikator-

indikator yang dijadikan sebagai acuan penilaian. Observasi dilakukan oleh ketua

dari masing-masing kelompok yang menilai perkembangan karakter dari

anggotanya, sedangkan ketua kelompok dinilai oleh observer.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis Uji Coba Tes Pilihan Ganda

3.5.1.1 Validitas

Persamaan untuk menghitung validitas menurut Arikunto (2007: 79)

adalah sebagai berikut.

Page 49: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

35

Keterangan:

= koefisien korelasi biserial

= rerata skor dari siswa yang menjawab benar bagi item yang dicari

validitasnya

= rerata skor total

= standar deviasi dari skor total

= proporsi siswa yang menjawab benar

= proporsi siswa yang menjawab salah (1- )

Nilai yang diperoleh disesuaiakan dengan rtabel. Jika maka

soal dikatakan valid. Dari 40 soal yang diujicobakan, 23 soal dinyatakan valid,

yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 14, 16, 17, 19, 21, 24, 25, 26, 27, 28, 29,

31, 32, 33, dan 35.

3.5.1.2 Reliabilitas

Reliabilitas soal pilihan ganda dapat dihitung dengan rumus K-R. 20.

Persamaan untuk menghitung reliabilitas menurut Arikunto (2007: 100) adalah

sebagai berikut.

(

) (

)

Keterangan:

= reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (1-p)

∑ = jumlah hasil perkalian antara p dan q

Page 50: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

36

n = banyaknya item

S2 = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

Setelah diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga rtabel. Suatu

instrumen dikatakan reliabel apabila .

3.5.1.3 Taraf Kesukaran

Persamaan untuk menghitung taraf kesukaran menurut Arikunto (2007:

208) adalah sebagai berikut.

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Menurut Arikunto (2007: 210), indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai

berikut.

Soal dengan P = 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

Soal dengan P = 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang

Soal dengan P = 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah

Analisis yang dilakukan menunjukkan soal nomor 2, 4, 6, 7, 8, 11, 12, 13,

15, 16, 19, 20, 22, 27, 29, 30, 34, dan 37 tergolong soal mudah, soal nomor 1, 3,

5, 9, 10, 14, 17, 25, 28, 32, 33, dan 40 tergolong soal sedang, kemudian soal

nomor 18, 20, 22, 24, 26, 31, 35, 36, 38, dan 39 tergolong soal sukar.

Page 51: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

37

3.5.1.4 Daya Pembeda

Daya pembeda soal disebut indeks diskriminasi. Persamaan untuk

menghitung daya pembeda menurut Arikunto (2007: 213) adalah sebagai berikut.

Keterangan:

DP = daya pembeda

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2007: 218) adalah sebagai berikut:

0,00 ≤ DP ≤ 0,20 = jelek

0,21 ≤ DP ≤ 0,40 = cukup

0,41 ≤ DP ≤ 0,70 = baik

0,71 ≤ DP ≤ 1,00 = baik sekali

Penggunaan persamaan di atas menunjukkan soal nomor 5, 6, 7, 8, 12, 13,

18, 20, 22, 23, 30, 34, 36, 37, 38, 39, dan 40 memiliki daya pembeda jelek, soal

nomor 2, 4, 9, 11, 15, 19, 21, 26, 27, 32, 33, dan 35 memiliki daya pembeda

cukup, soal nomor 1, 10, 14, 16, 17, 24, 25, 28, 29, dan 31 memiliki daya

pembeda baik, sedangkan soal nomor 3 memiliki daya pembeda baik sekali.

Page 52: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

38

20 diantara 40 soal uji coba kemudian dipakai untuk pre-test dan post-test,

yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 9, 11, 14, 17, 19, 21, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33,

dan 35.

3.5.2 Analisis Kelayakan LKS

Tingkat kelayakan LKS dihitung dengan mencari persentase. Menurut

Sudijono (2008: 43) untuk memperoleh persentase dari suatu nilai dapat

menggunakan persamaan sebagai berikut.

Keterangan:

p = angka persentase

f = jumlah skor yang diperoleh

N = jumlah skor maksimum

Kriteria tingkat kelayakan LKS:

21% < p ≤ 40% = kurang layak

41% ≤ p ≤ 60% = cukup layak

61% ≤ p ≤ 80% = layak

81% ≤ p ≤ 100% = sangat layak

3.5.3 Analisis Keterbacaan LKS

Menurut Sudijono (2008: 43) untuk mengetahui tingkat keterbacaan teks

LKS dihitung dengan persamaan berikut.

Keterangan:

Page 53: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

39

p = angka persentase

f = jumlah skor yang diperoleh

N = jumlah skor maksimum

Menurut Rankin & Culhane sebagaimana dikutip oleh Suryadi (2007)

tingkat keterbacaan LKS menggunakan tes klos adalah sebagai berikut.

< 40% = rendah (sukar dipahami)

40% - 60% = sedang (telah memenuhi syarat keterbacaan)

> 60% = tinggi (mudah dipahami)

3.5.4 Analisis Perkembangan Karakter

Perkembangan karakter siswa dihitung dengan mencari persentase.

Menurut Sudijono (2008: 43) untuk memperoleh persentase dari suatu nilai dapat

menggunakan persamaan sebagai berikut.

Keterangan:

p = angka persentase

f = jumlah skor yang diperoleh

N = jumlah skor maksimum

Kriteria perkembangan karakter siswa menurut Kemendiknas (2010: 24)

adalah sebagai berikut.

81,25% - 100% = membudaya

62,5% - 81,24% = mulai berkembang

43,75% - 62,49% = mulai terlihat

25% - 43,74% = belum terlihat

Page 54: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

40

3.5.5 Analisis Peningkatan Hasil Belajar

Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis

terdistribusi normal atau tidak. Menurut Sudjana (2005: 273), uji normalitas

menggunakan rumus:

Keterangan:

X2 = chi kuadrat

Ei = frekuensi yang diharapkan

Oi = frekuensi pengamatan

k = jumlah kelas interval

Jika X2 yang diperoleh berada pada daerah penerimaan Ho, maka data

tersebut terdistribusi normal.

Uji-t

Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa setelah menggunakan

LKS digunakan uji-t. Menurut Sugiyono (2007: 122) uji-t dirumuskan dengan

persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

x1 = nilai rata-rata pre-test

x2 = nilai rata-rata post-test

Page 55: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

41

s1 = simpangan baku pre-test

s2 = simpangan baku post-test

s12 = variansi data pre-test

s22 = variansi data post-test

Uji Gain

Menurut Savinainen & Scott sebagaimana dikutip oleh Wiyanto (2008:

86) untuk melihat besarnya peningkatan hasil belajar siswa digunakan uji gain

dengan persamaan sebagai berikut:

<g> =

Keterangan:

<g> = faktor gain

<Spre> = skor rata-rata tes awal (%)

<Spost> = skor rata-rata tes akhir (%)

Kriteria faktor gain <g>:

g 0,7 = tinggi

0,3 g < 0,7 = sedang

g < 0,3 = rendah

Page 56: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

42

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Susunan LKS

LKS fisika yang disusun meliputi materi pemantulan dan pembiasan

cahaya, terintegrasi karakter dengan pendekatan saintifik. LKS tersebut

merupakan salah satu panduan belajar yang disajikan dalam bentuk buku cetak

yang di dalamnya memuat unsur-unsur pendekatan saintifik yaitu mengamati,

menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, dan menyimpulkan. LKS ini disusun

berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar kurikulum 2013.

LKS yang dikembangkan terdiri dari 34 halaman yang dibagi menjadi tiga

bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan akhir. Bagian pendahuluan berisi halaman

depan, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan LKS, kompetensi inti,

kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, karakter yang dikembangkan

beserta indikatornya. Sedangkan bagian isi berisi sub topik berupa pertanyaan-

pertanyaan konsep yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang disertai

gambar untuk memudahkan siswa memvisualisasikan materi serta kegiatan

eksperimen yang dituntun menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk mendorong

siswa menemukan konsep dan berpikir kritis yang dapat mengembangkan

karakter. Bagian akhir berisi rangkuman, evaluasi, daftar pustaka, dan lembar

observasi karakter. Tes evalusi berguna untuk mengukur kemampuan siswa

memahami materi yang terdapat pada LKS. Hal ini sesuai dengan Depdiknas

Page 57: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

43

(2008: 8) yang menyatakan bahwa bahan ajar yang baik terdiri dari petunjuk

belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi materi pembelajaran, informasi

pendukung, latihan soal, dan evaluasi. Begitu juga LKS yang dikembangkan

berisi petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi materi pembelajaran,

informasi pendukung, latihan soal, dan evaluasi. Huruf yang digunakan adalah

tipe Cambria (Headings) dengan ukuran 12, 24, 26, dan 48, Times New Rowman

ukuran 8 dan 12, dan Comic Sans MS ukuran 12 dan 20.

Halaman depan terdiri dari judul dan gambar peristiwa pemantulan dan

pembiasaan cahaya dalam kehidupan sehari-hari serta kolom nama kelompok dan

nama siswa. Tampilan halaman depan yang berisi judul dan gambar dibuat

berwarna serta menggunakan huruf yang unik bertujuan untuk menarik minat

sekaligus memberi kesan yang baik dan indah bagi siswa.

Penyajian materi pada LKS menggunakan pendekatan saintifik. Unsur

saintifik dimunculkan melalui penyusunan alur penemuan konsep. Siswa

diberikan pertanyaan-pertanyaan yang memancing kemampuan berpikir sehingga

mereka dapat mengikuti alur saintifik pada LKS. Siswa diajak untuk mengamati,

menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, dan menarik kesimpulan sendiri. Hal

ini sesuai dengan pendapat the National Science Teachers Association (2004),

yang menyatakan bahwa tujuan pembelajaran sains adalah memfokuskan pada

keterampilan penyelidikan, menemukan, untuk semua anak, merangsang minat

sains serta mengembangkan warga negara yang berliterasi ilmiah.

LKS dengan pendekatan saintifik mengintegrasikan pendidikan karakter

jujur, disiplin, rasa ingin tahu, dan komunikatif. Karakter tersebut dimunculkan

Page 58: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

44

melalui petunjuk kerja dan kegiatan eksperimen. Keempat karakter tersebut

diimplementasikan pada kegiatan pembelajaran melalui LKS agar dapat

berkembang serta dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

4.2 Kelayakan LKS

Berdasarkan analisis data, didapatkan persentase kelayakan LKS sebesar

90,54 % dari total indikator yang dikembangkan, artinya LKS fisika materi

pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi karakter dengan pendekatan

saintifik yang dihasilkan termasuk dalam kriteria sangat layak. Hasil uji kelayakan

LKS fisika materi pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi karakter dengan

pendekatan saintifik yang dikembangkan disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Analisis Aspek Kelayakan LKS

No Aspek Kelayakan Persentase (%) Kriteria

1 Isi 89,50 Sangat Layak

2 Penyajian 92,67 Sangat Layak

3

4

Kebahasaan

Kegrafikan

87,99

92,00

Sangat Layak

Sangat Layak

Rata-rata skor 90,54 Sangat Layak

Analisis angket uji kelayakan menunjukkan bahwa LKS yang

dikembangkan termasuk kriteria sangat layak. Analisis dari aspek isi, penyajian,

kebahasaan, dan kegrafikan menunjukkan kriteria sangat layak. Perolehan ini

menunjukkan bahwa LKS fisika materi pemantulan dan pembiasan cahaya

terintegrasi karakter dengan pendekatan saintifik sangat layak digunakan sebagai

panduan belajar siswa SMA.

Page 59: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

45

4.2.1 Aspek Isi

Aspek isi terdiri dari unsur kesesuaian, keakuratan, dan materi pendukung

pelajaran. Hasil analisis unsur kelayakan isi disajikan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Hasil Analisis Unsur Kelayakan Isi

Aspek isi memperoleh kriteria sangat layak. Hal ini dikarenakan penyajian

materi LKS disesuaikan dengan KI dan KD mata pelajaran fisika kurikulum 2013

untuk siswa kelas X MIA SMA. Penyajian materi LKS juga memperhatikan

prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan sebagaimana dianjurkan oleh

Depdiknas (2008: 6). Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya

relevan atau ada kaitannya dengan pencapaian KI dan KD. Prinsip konsistensi

atau keajegan artinya materi pembelajaran secara konsisten merujuk pada

kompetensi-kompetensi dan indikator yang telah ditetapkan. Prinsip kecukupan

artinya materi yang diajarkan hendaknya memadai, yakni tidak terlalu sedikit

maupun terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai

kompetensi inti dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan

membuang-buang waktu dan tenaga untuk mempelajarinya. Materi LKS diperoleh

88%

96%

89%

84%

86%

88%

90%

92%

94%

96%

98%

Kesesuaian

Materi

Keakuratan

Materi

Materi Pendukung

Pelajaran

Sk

or

Page 60: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

46

dari rujukan buku SMA yang sudah teruji validitas dan kredibilitasnya. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa materi ini sudah memenuhi prinsip kecukupan.

4.2.2 Aspek Penyajian

Aspek penyajian terdiri dari teknik, kelengkapan, dan penyajian

pembelajaran. Hasil analisis ketiga unsur tersebut disajikan pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Hasil Analisis Unsur Kelayakan Penyajian

Aspek penyajian memperoleh kriteria sangat layak. Hal ini dikarenakan

teknis penyajian LKS sudah baik. Materi disajikan secara runtut dari konsep

umum pengertian cahaya sampai konsep yang lebih khusus yaitu aplikasi

pemantulan dan pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Materi juga

disajikan secara sistematis yaitu mulai dari pendahuluan, isi, dan penutup.

Penyajian materi juga bersifat interaktif dan partisipatif, sehingga dapat

memotivasi siswa untuk belajar mandiri. Menurut Prastowo (2012: 205-206),

salah satu fungsi LKS adalah sebagai bahan ajar yang meminimalkan pendidik,

namun lebih mengaktifkan peserta didik. Hasil penelitian Fitriyati et al. (2013)

juga menunjukkan bahwa penggunaan LKS dapat meningkatkan motivasi siswa

84%

97.33%

90%

75%

80%

85%

90%

95%

100%

Teknik Penyajian Kelengkapan

Penyajian

Penyajian

Pembelajaran

Sk

or

Page 61: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

47

dalam mempelajari fisika secara mandiri. Penyajian materi dan kegiatan dalam

LKS mengarahkan pada penemuan sendiri suatu konsep.

Kelengkapan penyajian LKS terdiri dari judul, petunjuk penggunaan LKS,

kompetensi dasar yang harus dicapai, tujuan pembelajaran, indikator karakter,

informasi yang berkaitan dengan pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, soal

evaluasi, dan petunjuk untuk melaporkan hasil kegiatan dengan cara presentasi di

depan kelas. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Prastowo (2012: 208), LKS

terdiri atas enam unsur utama meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar

atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian.

Penyajian LKS menggunakan komposisi ukuran dan jenis huruf yang

tepat. Penulisan judul menggunakan huruf cetak tebal ukuran 20, sedangkan isi

LKS menggunakan jenis dan ukuran huruf yang lebih kecil yakni Comic Sans MS

12 pt dan Cambria (Headings) 12 pt. Gambar yang disajikan pada LKS juga

disesuaikan dengan substansi yang ingin dicapai sehingga pesan tersampaikan

secara efektif. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arsyad (2009: 91), huruf yang

dicetak tebal atau miring memberikan penekanan pada kata kunci atau judul serta

warna digunakan sebagai alat penuntun dan penarik perhatian siswa untuk

informasi yang penting. Proporsi antara tulisan dan gambar sudah seimbang,

artinya gambar tidak terlalu kecil maupun besar. Gambar terlalu kecil dapat

menyulitkan pembaca saat menganalisanya, sedangkan gambar yang besar dapat

menyerap perhatian terlalu banyak, sehingga siswa tidak fokus pada tulisan.

LKS dilengkapi fakta tentang gejala alam dan fenomena dalam kehidupan

sehari-hari yang berkaitan dengan pemantulan dan pembiasan cahaya. Menurut

Page 62: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

48

Zion & Sadeh (2007), fenomena alam yang menarik dapat memprovokasi

kemampuan berpikir dan merangsang rasa ingin tahu siswa.

4.2.3 Aspek Kebahasaan

Aspek kebahasaan terdiri dari keterbacaan dan kesesuaian dengan kaidah

bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hasil analisis kedua unsur tersebut

disajikan pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Hasil Analisis Unsur Kelayakan Kebahasaan

Aspek bahasa memperoleh kriteria sangat layak. Hal ini dikarenakan

bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat kemampuan siswa SMA,

mudah dipahami, dan memiliki struktur kalimat yang jelas. Penyusunan materi

juga memperhatikan aturan penulisan yakni ditulis menggunakan bahasa

Indonesia yang baku dan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Hal

ini sesuai penelitian Suryadi (2007) bahwa bahasa merupakan faktor yang penting

dalam pengembangan media atau bahan ajar.

90%

84%

81%

82%

83%

84%

85%

86%

87%

88%

89%

90%

91%

Keterbacaan Kesesuaian dengan

Kaidah Bahasa

Indonesia yang Baik

dan Benar

Sk

or

Page 63: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

49

LKS yang dikembangkan terdiri dari dua sub topik yaitu pemantulan dan

pembiasan. Proses pembelajaran dilaksanakan secara berurutan dari sub topik

pemantulan kemudian pembiasan. Hal ini sesuai dengan Depdiknas (2008: 15)

bahwa urutan penyajian bahan ajar sangat penting untuk menghindarkan siswa

kesulitan dalam mempelajarinya.

4.2.4 Aspek Kegrafikan

Aspek kegrafikan terdiri dari ukuran/format LKS dan desain bagian isi.

Hasil analisis kedua unsur tersebut disajikan pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Hasil Analisis Unsur Kelayakan Kegrafikan

Aspek kegrafikan memperoleh kriteria sangat layak karena LKS

menggunakan ukuran yang sesuai yaitu A4 (210 x 297) mm. Pemilihan kertas

ukuran tersebut bertujuan agar LKS mudah digunakan oleh siswa. Hal ini sesuai

dengan Prastowo (2012: 217) yang menyatakan bahwa LKS sebaiknya

menggunakan ukuran kertas yang dapat mengakomodasi kebutuhan pembelajaran

yang telah ditetapkan. Jenis dan ukuran huruf juga sudah sesuai yaitu Comic Sans

92% 92%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Ukuran/Format LKS Desain Bagian Isi

Sk

or

Page 64: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

50

MS 12 pt dan Cambria (Headings) 12 pt sehingga mudah dibaca oleh siswa.

Menurut Arsyad (2009: 89), ukuran huruf yang baik untuk teks (buku teks atau

buku penuntun) adalah 12 pt.

4.3 Keterbacaan LKS

Tingkat keterbacaan LKS diukur menggunakan tes klos (tes rumpang). Tes

klos berupa bacaan yang telah dihilangkan beberapa bagian kata sehingga menjadi

rumpang. Pengisian bagian yang rumpang dapat memunculkan aktivitas membaca

secara alamiah dan normal yang disebut keterbacaan. Hasil analisis data diperoleh

skor keterbacaan sebesar 81,67 %. Berdasarkan kriteria, maka LKS fisika materi

pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi karakter dengan pendekatan

saintifik termasuk dalam kategori mudah dipahami oleh siswa.

Skor keterbacaan (readability) cukup tinggi karena penyajian materi LKS

menggunakan bahasa yang sesuai kemampuan siswa SMA, mudah dipahami, dan

memiliki struktur kalimat yang jelas. Selain itu, penulisan materi LKS juga

menggunakan jenis dan ukuran huruf yang disesuaikan aturan tipografi. Hal ini

sesuai penelitian Suryadi (2007) yang menyatakan bahwa tingkat keterbacaan

dipengaruhi oleh faktor bahasa dan rupa. Faktor bahasa menyangkut pilihan kata,

susunan kalimat, dan unsur tata bahasa yang lain. Faktor rupa menyangkut tata

huruf (tipografi) yang mencakup jenis dan ukuran huruf, kerapatan baris, dan

unsur tata rupa lain.

4.4 Hasil Belajar Kognitif

Hasil belajar kognitif didapatkan melalui tes tertulis. Tes tertulis

dilaksanakan sebelum dan setelah melakukan pembelajaran menggunakan LKS

Page 65: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

51

fisika materi pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi karakter dengan

pendekatan saintifik. Hasil belajar kognitif dianalisis menggunakan uji gain dan

uji-t. Uji gain digunakan untuk mengetahui signifikansi peningkatan hasil belajar.

Uji-t digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar sebelum dan

setelah pembelajaran menggunakan LKS.

Hasil post-test kedua kelas diuji perbedaan dua rata-rata dan menunjukkan

bahwa kelas ekperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hasil belajar kognitif

siswa disajikan pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.5 sebagai berikut.

Tabel 4.2 Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Siswa

Kelas Rata-rata

Pre-test

Rata-rata

Post-test

Kriteria

Peningkatan

Kontrol 36,38 73,96 Sedang

Eksperimen 43,28 82,03 Sedang

Gambar 4.5 Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Siswa

Berdasarkan data dapat dilihat bahwa pemahaman konsep siswa meningkat

setelah mendapatkan pembelajaran. Pada kelas eksperimen diperoleh faktor gain

sebesar 0,68 sedangkan pada kelas kontrol 0,59 sehingga dapat dikatakan bahwa

36.38

73.96

43.28

82.03

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Pre-Test Post-Test

Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen

Page 66: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

52

peningkatan pemahaman konsep fisika materi pemantulan dan pembiasan cahaya

berada dalam kriteria sedang. Berdasarkan analisis data tersebut, dapat

disimpulkan bahwa pemahaman konsep siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan siswa kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran tanpa LKS.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yildirim et al. (2011)

yang menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran

menggunakan LKS lebih baik daripada tanpa LKS. Selain itu, Suyanti (2012)

menegaskan bahwa penggunaan media pembelajaran LKS mempengaruhi naiknya

prestasi belajar siswa.

Rata-rata nilai pre-test dan post-test siswa kelas eksperimen adalah 43,28

dan 82,03. Perbandingan hasil belajar kognitif siswa sebelum dan setelah

menggunakan LKS fisika materi pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi

karakter dengan pendekatan saintifik disajikan pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Grafik Hasil Belajar Kognitif

Berdasarkan hasil uji-t diketahui bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan hasil belajar kognitif siswa. Nilai post-test menunjukkan hasil belajar

kognitif siswa lebih besar daripada nilai pre-test. Selain itu, berdasarkan uji gain,

25

55

43,28

55

100

82,03

0

20

40

60

80

100

120

Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata

Ju

mla

h S

ko

r

Pre-Test

Post_test

Page 67: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

53

dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar kognitif walaupun

berada pada kriteria sedang. Peningkatan hasil belajar ini menunjukkan bahwa

LKS efektif digunakan sebagai panduan belajar fisika pada siswa kelas X MIA.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Celikler (2010) yang menyatakan bahwa

penggunaan LKS pada kelas eksperimen terbukti meningkatkan partisipasi dan

hasil belajar yang signifikan dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan

pembelajaran tradisonal.

Peningkatan hasil belajar karena pembelajaran dilakukan melalui

pendekatan saintifik, siswa akan termotivasi untuk menemukan jawaban dari

persoalan yang ada pada LKS sehingga akan lebih mudah menguasai materi. LKS

berpendekatan saintifik terbukti efektif meningkatkan hasil belajar sekaligus

membantu siswa memperoleh keterampilan proses ilmiah. Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian Yildirim et al. (2011) yang menyatakan bahwa LKS lebih efektif

meningkatkan hasil belajar sekaligus membantu siswa memperoleh keterampilan

proses ilmiah seperti melakukan percobaan, mencatat serta menganalisa data, dan

sebagainya. Selain itu, hasil belajar siswa meningkat karena pengintegrasian

karakter pada LKS yang dikembangkan, hal ini sesuai pendapat Benninga et al.

(2003) yang menyatakan bahwa pengintegrasian pendidikan karakter memberi

pengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar.

4.5 Perkembangan Nilai Karakter

4.5.1 Hasil Analisis Karakter

Karakter yang dikembangkan pada penelitian ini adalah jujur, disiplin,

rasa ingin tahu, dan komunikatif. Data perkembangan karakter didapatkan melalui

Page 68: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

54

dua cara yaitu angket dan observasi. Observasi karakter dilakukan karena angket

tidak selalu mendapatkan hasil yang maksimal. Menurut Azwar (2013: 96),

meskipun pernyataan sikap yang diperoleh dari suatu skala sikap merupakan

indikator yang paling dapat diandalkan, namun tidaklah berarti bahwa skala sikap

selalu dapat dipercaya sepenuhnya dan dapat dengan jitu mencerminkan sikap

yang sesungguhnya. Observasi karakter siswa dilakukan oleh ketua dari masing-

masing kelompok yang menilai perkembangan karakter dari anggota

kelompoknya. Perkembangan karakter dari ketua kelompok dinilai oleh observer.

Penilaian karakter oleh sesama siswa lebih efektif dilakukan karena ketua dari

masing-masing kelompok lebih memahami teman sekelasnya dan pelaksanaan

pembelajaran tidak terlalu banyak dihadiri oleh observer.

Besarnya perkembangan karakter siswa dianalisis menggunakan uji gain.

Secara umum, hasil analisis karakter siswa disajikan pada Tabel 4.3, Gambar 4.7,

dan Tabel 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.3 Rata-rata Perkembangan Karakter Siswa Melalui Angket

Karakter yang

dikembangkan

Sebelum

pembelajaran

(%)

Kriteria Setelah

pembelajaran

(%)

Kriteria Gain

Jujur 76,43 Mulai

berkembang

78,52 Mulai

berkembang

Rendah

Disiplin 76,95 Mulai

berkembang

80,47 Mulai

berkembang

Rendah

Rasa ingin tahu 73,14 Mulai

berkembang

75,79 Mulai

berkembang

Rendah

Komunikatif 80,39 Mulai

berkembang

81,95 Membudaya Rendah

Page 69: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

55

Gambar 4.7 Perbandingan Karakter Siswa Sebelum dan Setelah Pembelajaran

Tabel 4.4 Perkembangan Karakter Siswa Melalui Observasi

Karakter yang dikembangkan Persentase Kriteria

Jujur 81,25% Membudaya

Disiplin 89,58% Membudaya

Rasa ingin tahu 80,21% Mulai berkembang

Komunikatif 79,17% Mulai berkembang

4.5.2 Pembahasan Pengembangan Nilai Karakter Siswa

Berdasarkan hasil analisis perkembangan karakter secara keseluruhan,

terlihat bahwa nilai karakter meningkat dari sebelum pembelajaran dan setelah

pembelajaran. Ada empat aspek karakter yang dikembangkan pada penelitian ini,

yaitu jujur, disiplin, rasa ingin tahu, dan komunikatif.

4.5.2.1.Jujur

Perkembangan karakter jujur diukur berdasarkan 3 indikator, yaitu (1)

tidak melihat jawaban LKS kelompok lain, (2) mencatat data pengamatan sesuai

hasil percobaan, dan (3) mengemukakan pendapat sesuai keyakinan diri. Hasil

76.43 76.95

73.14

80.39

76.98

78.52

80.47

75.39

81.95

79.22

68

70

72

74

76

78

80

82

84

Sk

or

Sebelum Pembelajaran

Setelah Pembelajaran

Page 70: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

56

analisis data angket karakter menunjukkan bahwa terdapat peningkatan karakter

jujur sebelum dan setelah pembelajaran menggunakan LKS fisika terintegrasi

karakter berpendekatan saintifik meskipun masih tetap berada dalam kriteria

mulai berkembang. Sedangkan hasil observasi menunjukkan bahwa karakter jujur

berada dalam kriteria membudaya, sehingga dapat disimpulkan bahwa LKS dapat

mengembangkan karakter jujur siswa. Hasil penelitian Amelia et al. (2013)

menunjukkan penggunaan LKS mata pelajaran fisika terintegrasi karakter efektif

digunakan dalam pembelajaran untuk mengembangkan nilai karakter jujur siswa.

4.5.2.2 Disiplin

Perkembangan karakter disiplin diukur berdasarkan 3 indikator, yaitu (1)

datang tepat waktu ketika pembelajaran dilaksanakan, (2) mentaati prosedur atau

petunjuk pembelajaran yang ada di LKS, dan (3) mengambil ataupun

mengembalikan alat-alat yang digunakan saat percobaan secara tertib. Hasil

analisis data angket karakter menunjukkan bahwa terdapat peningkatan karakter

disiplin sebelum dan setelah pembelajaran menggunakan LKS fisika terintegrasi

karakter berpendekatan saintifik. Sebelum pembelajaran, karakter disiplin

termasuk dalam kriteria mulai berkembang. Setelah pembelajaran, karakter

disiplin masih dalam kriteria mulai berkembang, tetapi memiliki persentase yang

lebih besar. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa LKS terintegrasi karakter

dapat mengembangkan karakter disiplin siswa. Hasil penelitian Amelia et al.

(2013) menunjukkan penggunaan LKS mata pelajaran fisika terintegrasi karakter

efektif digunakan dalam pembelajaran untuk mengembangkan nilai karakter

disiplin siswa. Selain itu, Khoirunnisa (2013) menyatakan bahwa adanya

Page 71: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

57

perubahan karakter disiplin siswa setelah menggunakan model LKS berbasis

inkuiri untuk mengembangkan karakter yaitu dalam kategori membudaya. Ini

berarti bahwa sejak awal siswa sudah memperlihatkan kedatangan tepat waktu

saat pembelajaran dilaksanakan, mentaati prosedur atau petunjuk pembelajaran

yang ada di LKS, dan mengambil ataupun mengembalikan peralatan yang

digunakan saat percobaan secara tertib, sehingga pada akhir pembelajaran siswa

sudah mulai sadar dan terbiasa dengan pembelajaran yang diterapkan. Hal ini

sesuai dengan Bear & Duquette (2008) bahwa kedisiplinan merupakan tanggung

jawab moral yang tercipta dari kesadaran dan kemauannya sendiri bukan semata-

mata karena takut hukuman atau untuk mendapatkan penghargaan eksternal.

4.5.2.3 Rasa ingin tahu

Perkembangan karakter rasa ingin tahu diukur berdasarkan 3 indikator,

yaitu (1) bertanya kepada guru ataupun teman lain mengenai materi yang sedang

dipelajari, (2) mengamati fenomena yang ada untuk mengetahui konsep, dan (3)

membaca dan mencari informasi dari buku, internet ataupun sumber belajar

lainnya. Hasil analisis data angket karakter menunjukkan bahwa terdapat

peningkatan karakter rasa ingin tahu sebelum dan setelah pembelajaran

menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berpendekatan saintifik meskipun

masih tetap berada dalam kriteria mulai berkembang. Artinya, sejak awal siswa

sudah memperlihatkan rasa ingin tahunya yaitu bertanya kepada guru ataupun

teman lain mengenai materi yang sedang dipelajari, mengamati fenomena yang

ada, dan mencari informasi dari buku maupun internet. Hasil observasi juga

menunjukkan bahwa karakter rasa ingin tahu siswa berada dalam kriteria mulai

Page 72: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

58

berkembang. Hasil analisis angket dan observasi tersebut menunjukkan bahwa

LKS terintegrasi karakter dapat mengembangkan nilai karakter rasa ingin tahu

siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Amelia et al. (2013) yang

menunjukkan penggunaan LKS mata pelajaran fisika terintegrasi karakter efektif

digunakan dalam pembelajaran untuk mengembangkan nilai karakter rasa ingin

tahu siswa. Selain itu, Khoirunnisa (2013) menyatakan bahwa adanya perubahan

karakter rasa ingin tahu siswa setelah menggunakan model LKS berbasis inkuiri

untuk mengembangkan karakter yaitu dalam kategori membudaya.

4.5.2.4 Komunikatif

Perkembangan karakter komunikatif diukur berdasarkan 3 indikator, yaitu

(1) memberi dan mendengarkan pendapat dalam diskusi kelompok, (2) memberi

dan mendengarkan pendapat dalam diskusi kelas, dan (3) mempresentasikan hasil

diskusi kelompok di depan kelas. Hasil analisis data angket karakter menunjukkan

bahwa terdapat peningkatan karakter komunikatif sebelum dan setelah

pembelajaran menggunakan LKS fisika terintegrasi karakter berpendekatan

saintifik. Sebelum pembelajaran, karakter komunikatif termasuk dalam kriteria

mulai berkembang. Setelah pembelajaran, karakter komunikatif sudah

membudaya. Analisis tersebut menunjukkan bahwa LKS dapat mengembangkan

karakter komunikatif siswa. Hasil penelitian Amelia et al. (2013) menunjukkan

bahwa penggunaan LKS mata pelajaran fisika terintegrasi karakter efektif

digunakan dalam pembelajaran untuk mengembangkan nilai karakter komunikatif

siswa. Ini berarti bahwa sejak awal siswa sudah terbiasa memberi dan

mendengarkan pendapat dalam diskusi kelompok dan kelas serta

Page 73: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

59

mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Sewell & College (2003) bahwa penanaman karakter dapat

diintegrasikan pada pembelajaran hingga menjadi kultur dan budaya di

lingkungan sekolah.

LKS berpendekatan saintifik terintegrasi karakter merupakan salah satu

upaya untuk mengembangkan karakter siswa. Berdasarkan analisis data, terdapat

peningkatan skor rata-rata karakter siswa setelah menggunakan LKS

berpendekatan saintifik terintegrasi karakter. Hal ini berarti bahwa produk LKS

terbukti efektif mengembangkan karakter siswa. Menurut Kemendiknas (2010:

24), perilaku yang dikembangkan dalam indikator budaya dan karakter bersifat

progresif. Artinya, perilaku tersebut tidak langsung berubah sesuai yang

diharapkan namun berkembang seiring berjalannya waktu dan semakin kompleks

antara satu jenjang kelas ke jenjang kelas di atasnya. Oleh karena itu, perlu adanya

intergrasi pendidikan karakter secara berkelanjutan untuk materi selanjutnya dan

mata pelajaran lainnya.

Pendidikan karakter yang diterapkan secara terus-menerus dan

berkelanjutan pada proses pembelajaran akan berdampak positif pada prestasi

belajar siswa. Sebagaimana penelitian Benninga et al. (2003) terhadap 681

Sekolah Dasar di California bahwa sekolah dengan tingkat penerapaan pendidikan

karakter yang tinggi cenderung memiliki prestasi akademik lebih baik

dibandingkan sekolah lain yang kurang atau tidak menerapkan pendidikan

karakter. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya hasil belajar afektif berupa

karakter dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.

Page 74: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

60

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model LKS yang dihasilkan terdiri dari 26 halaman yang dibagi menjadi

tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan akhir. Bagian pendahuluan berisi

halaman depan, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan LKS,

kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,

karakter yang dikembangkan beserta indikatornya. Sedangkan bagian isi

berisi sub topik berupa pertanyaan-pertanyaan konsep yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari yang disertai gambar untuk memudahkan

siswa memvisualisasikan materi serta kegiatan eksperimen yang dituntun

menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk mendorong siswa menemukan

konsep dan berpikir kritis yang dapat mengembangkan karakter. Bagian

akhir berisi rangkuman, evaluasi, daftar pustaka, dan lembar observasi

karakter. Jenis huruf yang digunakan adalah Cambria (Headings) dengan

ukuran 12, 24, 26, dan 48 untuk bagian-bagian pokok seperti judul, nama

kelompok dan anggota, kata pengantar, daftar isi, tujuan pembelajaran,

karakter yang dikembangkan, serta indikator karakter. Jenis huruf Times

New Rowman ukuran 8 dan 12 digunakan pada kompetensi dasar dan

rangkuman. Sedangkan Comic Sans MS ukuran 12 dan 20 untuk bagian

Page 75: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

61

sub-pokok seperti penulisan pertanyaan konsep dan perintah kerja. Unsur

saintifik di dalam LKS dimunculkan melalui penyusunan alur penemuan

konsep berupa pertanyaan-pertanyaan yang memancing kemampuan

berpikir sehingga siswa dapat mengikuti alur saintifik pada LKS. Siswa

diajak untuk mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, dan

menyimpulkan. Model LKS berpendekatan saintifik mengintegrasikan

pendidikan karakter jujur, disiplin, rasa ingin tahu, dan komunikatif yang

dimunculkan melalui petunjuk kerja dan kegiatan eksperimen.

2. LKS fisika materi pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi karakter

dengan pendekatan saintifik termasuk dalam kriteria sangat layak

digunakan sebagai panduan belajar siswa kelas X MIA SMA.

3. Tingkat keterbacaan LKS fisika materi pemantulan dan pembiasan cahaya

terintegrasi karakter dengan pendekatan saintifik termasuk dalam kategori

mudah dipahami oleh siswa.

4. Penerapan model LKS fisika terintegrasi karakter dengan pendekatan

saintifik dapat meningkatkan penguasaan materi pada pokok bahasan

pemantulan dan pembiasan cahaya. Peningkatan hasil belajar berada pada

kategori sedang.

5. Penggunaan LKS fisika terintegrasi karakter dengan pendekatan saintifik

dapat mengembangkan karakter siswa yaitu berada pada kategori mulai

berkembang.

Page 76: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

62

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran menggunakan model LKS terintegrasi karakter dengan

pendekatan saintifik merupakan hal yang baru bagi siswa sehingga guru

sebaiknya memberikan sosialisasi dan penjelasan terlebih dahulu agar

siswa lebih siap menggunakan media tersebut.

2. Pada penelitian ini, karakter siswa belum memperoleh kategori

membudaya untuk semua indikator, sehingga disarankan pembelajaran

menggunakan model LKS terintegrasi karakter dengan pendekatan

saintifik perlu diterapkan dalam jangka waktu panjang.

Page 77: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

63

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, O. T., Yurnetti, & Asrizal. 2013. Pembuatan LKS Fisika Berbasis

ICT dengan Mengintegrasikan Nilai Pendidikan Karakter Kelas X

Semester 2. Pillar of Physics Education, Vol. 2, 89-96.

Arafah, S. F., B. Priyono, & S. Ridlo. 2012. Pengembangan LKS Berbasis

Berpikir Kritis pada Materi Animalia. Unnes Journal of Biology

Education, 1(1): 75-81.

Arikunto, S. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Asyhari, D., Syakbaniah, & A. Hasra. 2013. Pengaruh LKS dalam

Pembelajaran Problem Based Instruction terhadap Hasil Belajar

Fisika Siswa Kelas XI SMA N 2 Pariaman. Pillar of Physics

Education, Vol. 2: 65-72.

Azwar, S. 2013. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya (18th

ed.).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bear, G. G. & J.F. Duquette. 2008. Fostering Self-Discipline, a Primary

Goal of Education, Helps Students Exhibit Good Behavior In and

Out of School. Online. Tersedia di

http://www.nasponline.org/resources/principals/ [diakses 11-7-

2014].

Benninga, J. S., M. W. Berkowitz, P. Kuehn, & K. Smith. 2003. The

Relationship of Character Education Implementation and Academic

Achievement in Elementary Schools. Journal of Research in

Character Education, 1(1): 19-32.

Celikler, D. 2010. The Effect of Worksheets Developed for the Subject of

Chemical Compounds on Student Achievement and Permanent

Learning. The International Journal of Research in Teacher

Education, 1(1): 42-51. Tersedia di http://ijrte.eab.org.tr/ [diakses

16-6-2014].

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Panduan Pengembangan Bahan

Ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Page 78: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

64

Enggayanti, D. L. 2013. Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Terintegrasi

Pendidikan Karakter pada Materi Kalor untuk Siswa Kelas VII

SMP RSBI. Skripsi. Semarang: FMIPA Universitas Negeri

Semarang.

Fauziah, R., A. G. Abdullah, & D. L. Hakim. 2013. Pembelajaran Saintifik

Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah.

INVOTEC, 9(2): 165-179. Tersedia di jurnal.upi.edu [diakses 12-2-

2014].

Fitriyati, E. S. Kurniawan, & N. Ngazizah. 2013. Pengembangan LKS

Fisika SMA Kelas X Semester II dengan Website Online Berbasis

Contextual Teaching Learning. Jurnal Radiasi, 3(1): 7-11.

Giancoli, D. C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Isnaini, M., P. Marwoto, & A. Yulianto. 2012. Pengembangan LKS Fisika

Model Inferensi Logika Berpikir Hypothetical-Deductive Siswa

SMP. Journal of Innovative Science Education, 1(2): 98-104.

Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jise [diakses 1-

2-2014].

Johnstone, A. H. & A. Al-Shuaili. 2001. Learning in the Laboratory; Some

Thoughts from the Literature. The Royal Society of Chemistry, Vol.

5: 42-51.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Diklat Guru Dalam

Rangka Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.

Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Pendidikan

Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Balitbang.

Kementerian Pendidikan Nasional. 2011. Pedoman Pelaksanaan

Pendidikan Karakter (Berdasarkan Pengalaman di Satuan

Pendidikan Rintisan). Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional

Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan

Perbukuan.

Khoirunnisa, L. 2013. Model LKS Berbasis Inkuiri untuk Mengembangkan

Karakter Siswa Kelas VIII SMP RSBI. Skripsi. Semarang: FMIPA

Universitas Negeri Semarang.

Khusniati, M. 2012. Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran IPA.

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1(2): 204-210. Tersedia di

http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii [diakses 25-7-2014].

Page 79: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

65

Musyarofah, N. Hindarto, & Mosik. 2013. Pendidikan Karakter

Terintegrasi dalam Pembelajaran IPA guna Menumbuhkan

Kebiasaan Bersikap Ilmiah. Unnes Physics Education Journal,

2(2): 41-48.

NSTA. 2004. Position Statement on Scientific Inquiry. Online. Tersedia di

www.nsta.org/about/positions/inquiry.aspx/ [diakses 17-6-2014].

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan. Tersedia di

http://www.paudni.kemdikbud.go.id [diakses 22-5-2013].

Permendikbud No. 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi.

Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang Kompetensi Dasar dan Struktur

Kurikulum SMA-MA.

Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Jogjakarta: Diva Press.

Rama, K. T. 1995. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya

Agung.

Samani, M. & Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sewell, D. T. & A. B. College. 2003. Teachers’ Attitudes Toward

Character Education and Inclusion in Family and Consumer

Sciences Education Curriculum. Journal of Family and Consumer

Sciences Education. 21(1): 11-17.

Sudijono, A. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujarwanta, A. 2012. Mengkondisikan Pembelajaran IPA dengan

Pendekatan Saintifik. Jurnal Nuansa Kependidikan, 16(1): 75-83.

Page 80: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

66

Sunyono. 2008. Development of Student Worksheet Base on Environment

to Sains Material of Yunior High School in Class VII on Semester

I. Proceeding of The 2nd

International Seminar of Science

Education. Bandung: UPI.

Suryadi, A. 2007. Tingkat Keterbacaan Wacana Sains dengan Teknik

Klos. Jurnal Sosioteknologi, 10(6): 196-200.

Suyanti. 2012. Pengaruh Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran LKS

terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran IPS. Jurnal Ilmiah

Pendidikan Geografi, Hlm. 97-106.

Taslidere, E. 2013. The Effect of Concept Cartoon Worksheets on

Students’ Conceptual Understandings of Geometrical Optics.

Education and Science, 38(167): 144-161.

Tipler, P. A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I (terjemahan).

Jakarta: Erlangga.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Tersedia di

http://www.paudni.kemdikbud.go.id [diakses 22-5-2013].

Widodo, T. 1995. Modifikasi Tes Rumpang untuk Bahan Ajar MIPA.

Semarang: Lembar Penelitian UNNES.

Wieman, C. 2007. Why Not Try a Scientific Approach to Science

Education?. Change, September/Oktober. Hlm. 9-15.

Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.

Yildirim, N., S. Kurt, & A. Ayas. 2011. The Effect of the Worksheets on

Students’ Achievement in Chemical Equilibrium. Journal of

Turkish Science Education, 8(3): 44-58. Tersedia di

http://www.tused.org/ [diakses 5-8-2013].

Zion, M. & I. Sadeh. 2007. Curiosity and Open Inquiry Learning. Journal

of Biological Education, 41(4): 162-168. Tersedia di

http://www.iob.org// [diakses 10-7-2014].

Page 81: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

67

Lampiran 1

Page 82: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

68

Page 83: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

69

Page 84: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

70

Page 85: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

71

Page 86: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

72

Page 87: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

73

Lampiran 2

RUBRIK INSTRUMEN VALIDASI “LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN PEMBIASAN CAHAYA

TERINTEGRASI KARAKTER DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK”

A. Deskripsi Aspek yang Dinilai

NO. ASPEK YANG DINILAI DESKRIPSI

KELAYAKAN ISI

A. Kesesuaian Materi

1. Keluasan materi

Materi yang disajikan menjabarkan

minimal (fakta, konsep, prinsip, dan

teori) yang mencerminkan jabaran KD

dan tujuan pembelajaran.

2. Kedalaman materi

Materi sesuai ranah kognitif yang

memberikan tuntutan kerja ilmiah atau

percobaan. Tingkat kesulitan dan

kerumitan materi disesuaikan dengan

tingkat perkembangan kognitif peserta

didik.

3. Kejelasan prosedur

percobaan

Prosedur percobaan yang disajikan

runtut dan jelas sehingga tidak

menimbulkan terjadinya kesalahan

dalam percobaan.

B. Keakuratan Materi

4. Keakuratan fakta dan

konsep

Materi yang disajikan sesuai dengan

kebenaran fakta, konsep, dan prinsip

sehingga tidak menimbulkan salah

tafsir.

C. Materi Pendukung Pelajaran

5. Kesesuaian dengan Materi yang disajikan sesuai dengan

Page 88: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

74

perkembangan ilmu perkembangan iptek.

6. Kontekstual

Materi yang disajikan berasal dari

lingkungan di sekitar dan akrab

dengan kehidupan sehari-hari.

7. Keterkaitan dengan komponen utama pendekatan saintifik

- Mengamati

LKS mengarahkan peserta didik untuk

mengamati fenomena dalam

kehidupan sehari-hari yang berkaitan

dengan materi pembelajaran.

- Menanya

LKS mengarahkan peserta didik untuk

menanyakan penyebab terjadinya

fenomena dalam kehidupan sehari-hari

yang berkaitan dengan materi

pembelajaran.

- Mencoba

LKS mengarahkan peserta didik untuk

melakukan percobaan sederhana yang

sesuai dengan materi pembelajaran.

- Menyajikan

LKS mengarahkan peserta didik untuk

menyajikan hal-hal yang didapatkan

dari percobaan.

- Menyimpulkan

LKS mengarahkan peserta didik untuk

menyimpulkan hasil percobaan atau

pembelajaran.

8. Pengintegrasian karakter

- Rasa ingin tahu

Kegiatan dalam LKS dapat

mengarahkan peserta didik untuk

memiliki rasa ingin tahu.

- Disiplin

Kegiatan dalam LKS dapat

mengarahkan peserta didik untuk

disiplin.

Page 89: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

75

- Jujur

Kegiatan dalam LKS dapat

mengarahkan peserta didik untuk

jujur.

- Komunikatif

Kegiatan dalam LKS dapat

mengarahkan peserta didik untuk

komunikatif.

KELAYAKAN PENYAJIAN

D. Teknik Penyajian

9. Keruntutan konsep Konsep dasar atau sederhana disajikan

lebih dulu sebelum konsep yang rumit.

10. Kekonsistenan

sistematika

Penyajian materi dalam setiap bab

sesuai dengan sistematika penulisan

tertentu.

E. Penyajian Pembelajaran

11. Berpusat pada

penggunaan LKS

Penyajian materi bersifat interaktif dan

partisipatif sehingga memotivasi

peserta didik untuk belajar mandiri,

misalnya dengan menggunakan

pertanyaan, gambar yang menarik,

atau kalimat ajakan dalam melakukan

percobaan.

12. Mengembangkan

keterampilan proses

Penyajian pembahasan lebih

menekankan pada keterampilan

proses.

13. Mengarahkan pada

penemuan konsep

Penyajian materi dan kegiatan dalam

LKS mengarahkan pada penemuan

sendiri suatu konsep.

14. Memperhatikan

keselamatan kerja

Kegiatan yang disajikan aman

dilakukan oleh pengguna. Bahan,

peralatan, tempat, dan bentuk kegiatan

Page 90: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

76

yang dilakukan tidak membahayakan

peserta didik. Apabila ada resiko

bahaya harus disertai dengan petunjuk

yang jelas.

F. Kelengkapan Penyajian

15. Judul Judul LKS sesuai dengan materi yang

disajikan.

16. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran yang tertera

dalam LKS mampu mencerminkan

hasil pembelajaran.

17. Ringkasan

LKS dilengkapi dengan konsep-

konsep kunci yang diberikan dalam

ringkasan materi.

18. Langkah kerja

Langkah kerja yang disajikan

megarahkan peserta didik untuk

berpikir kreatif.

19. Ilustrasi / gambar Ilustrasi yang disajikan relevan dengan

pesan yang disampaikan.

20. Pertanyaan / evaluasi

Pertanyaan atau evaluasi meliputi soal

yang memungkinkan peserta didik

untuk mengevaluasi kemampuannya.

KELAYAKAN KEBAHASAAN

G. Keterbacaan

21. Kejelasan informasi

Bahasa yang digunakan dalam LKS

untuk memberikan petunjuk atau

informasi mudah dipahami dan tidak

menimbulkan kebingungan.

22. Konsistensi penggunaan

istilah

Istilah yang digunakan untuk

menggambarkan suatu konsep selalu

sama atau konsisten.

Page 91: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

77

H. Kesesuaian dengan Kaidah Bahasa Indonesia yang Baik dan

Benar

23. Ketepatan struktur

kalimat

Struktur kalimat dalam LKS

menggunakan struktur SPO atau

SPOK.

KELAYAKAN KEGRAFIKAN

I. Ukuran/Format LKS

24. Kesesuaian ukuran LKS

LKS menggunakan ukuran A4 (210 x

297) mm, A5 (148 x 210) mm, atau B5

(176 x 250) mm.

J. Desain Bagian Isi

25. Kesesuaian jenis dan

ukuran huruf

Jenis dan ukuran huruf yang dipilih

mudah dibaca oleh peserta didik atau

pengguna, misalnya menggunakan

ukuran huruf 12.

B. Pedoman Pemberian Skor

Skor Kriteria

5

LKS Fisika Materi Pemantulan dan Pembiasan Cahaya

Terintegrasi Karakter dengan Pendekatan Saintifik sangat sesuai

dengan deskripsi aspek yang dinilai

4

LKS Fisika Materi Pemantulan dan Pembiasan Cahaya

Terintegrasi Karakter dengan Pendekatan Saintifik sesuai dengan

deskripsi aspek yang dinilai

2

LKS Fisika Materi Pemantulan dan Pembiasan Cahaya

Terintegrasi Karakter dengan Pendekatan Saintifik kurang

sesuai dengan deskripsi aspek yang dinilai

1

LKS Fisika Materi Pemantulan dan Pembiasan Cahaya

Terintegrasi Karakter dengan Pendekatan Saintifik tidak sesuai

dengan deskripsi aspek yang dinilai

Page 92: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

78

Lampiran 3

DAFTAR REVIEWER KELAYAKAN LKS (GURU FISIKA SMA)

No Nama Reviewer NIP Asal Instansi

1 Dwi Ratih Yuliawati, S.Pd. SMA N 1 Rembang

2 Sukarno, M.PFis 197001081994121002 SMA N 1 Rembang

3 Sukarlan, S.Pd. SMA N 1 Rembang

4 Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd. SMA N 1 Rembang

5 Kristina Suprapti, S.Pd. SMA N 1 Rembang

Page 93: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

79

Lampiran 4

DAFTAR RESPONDEN UJI COBA SKALA KECIL

No Nama Kode Siswa

1 Istiyani UCK-1

2 Siti Fatimah UCK-2

3 Sesanti Hayu Ningtyas UCK-3

4 Rizky Anugrah Putri UCK-4

5 Nur Reyhana Zulfa UCK-5

6 Martiana Adelyanti UCK-6

7 Ibrahim Tamtama Adi UCK-7

8 Hana Riyandika Rohimatuzahroh UCK-8

9 Galuh Yuan Irawan UCK-9

10 Bayu Bimantoro Oktavian UCK-10

Page 94: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

80

Lampiran 5

DAFTAR RESPONDEN UJI COBA SKALA BESAR

No Nama Kode Siswa

1 Addien Wicaksono UCB-1

2 Alifia Firda Aziza UCB-2

3 Ariesandi Alam Cahya UCB -3

4 Ayu Dwi Priyanti UCB -4

5 Azza Aulia Ulfa UCB -5

6 Bagus Yuli Prakosa Ciptasiwi UCB -6

7 Bayu Bimantoro Oktavian UCB -7

8 Dianita Rahma Nugraheni UCB -8

9 Diyanti Virda Kumalasari UCB -9

10 Esza Qoirul Nazula UCB -10

11 Fakhry Elhamidi UCB -11

12 Febyansyah Abdul Aziz UCB -12

13 Galuh Yuan Irawan UCB -13

14 Gemala Wahyu Isani UCB -14

15 Hana Riyandika Rohimatuzahroh UCB -15

16 Haniatul Mutamakkinah UCB -16

17 Ibrahim Tamtama Adi UCB -17

18 Intan Tawaddada Ilaiha UCB -18

19 Istiyani UCB -19

20 Martiana Adelyanti UCB -20

21 Miqdad Ibadurrahman UCB -21

22 Muhamad Iqbal Saputra UCB -22

23 Muhammad Fuad Fahrudin UCB -23

24 Nur Royhana Zulfa UCB -24

25 Pramesti Kusuma Pratiwi UCB -25

26 Rizky Anugrah Putri UCB -26

27 Satriya Adika Arif Atmaja UCB -27

28 Sesanti Hayu Ningtyas UCB -28

29 Siti Fatimah UCB -29

30 Vivi Aulia Dian Nova UCB -30

31 Widyo Wati UCB -31

32 Yulianti Triwulandari UCB -32

Page 95: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

81

Lampiran 6

KISI-KISI SOAL UJI COBA

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas / Semester : X MIA / 2

Materi Pokok : Pemantulan dan Pembiasan Cahaya

No Indikator Nomor Soal

C1 C2 C3 C4 C5 C6

1 Siswa dapat menjelaskan hukum

pemantulan 1 26

2 Siswa dapat menyebutkan sifat

pembentukan bayangan pada

cermin datar

2,6 3,5

3 Siswa dapat menyebutkan sifat

pembentukan bayangan pada

cermin cekung

8,9 4

4 Siswa dapat menyebutkan sifat

pembentukan bayangan pada

cermin cembung

7

5 Siswa dapat menentukan

perbesaran, jarak fokus, jarak

benda, serta jarak bayangan pada

cermin cekung

20,21 14,13,

22

24

6 Siswa dapat menentukan

perbesaran, jarak fokus, jarak

benda, jarak bayangan pada cermin

cembung

17 10,11,

16,18

7 Siswa dapat menyebutkan titik api

pada lensa 15

Page 96: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

82

8 Siswa dapat menghitung besarnya

indeks bias

33,35,

36

37 38

9 Siswa dapat menganalisis

kecepatan dan panjang gelombang

pada pembiasan

32

10 Siswa dapat menyebutkan aplikasi

pemantulan dan pembiasan cahaya

dalam kehidupan sehari-hari

25 12,19,

23 31

11 Siswa dapat membedakan antara

pemantulan teratur dan pemantulan

baur

27

12 Siswa dapat menjelaskan prinsip

pembiasan cahaya 29,40

28,39,

30,34

Jumlah 10 12 14 2 1 1

Persentase 25% 30% 35% 5% 2,5% 2,5%

Keterangan:

C1 : pengetahuan

C2 : pemahaman

C3 : penerapan

C4 : analisis

C5 : evaluasi

C6 : mencipta

Page 97: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

83

Lampiran 7

SOAL UJI COBA

Mata Pelajaran : Fisika

Pokok Bahasan : Pemantulan dan Pembiasan Cahaya

Kelas/Semester : X/2

Petunjuk Pengerjaan Soal:

1. Berdo’alah sebelum mengerjakan.

2. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada

huruf a, b, c, atau d pada lembar jawaban.

3. Apabila ada jawaban yang salah dan ingin memperbaiki, coretlah dengan 2

garis lurus mendatar pada jawaban yang salah dan silang (X) jawaban yang

benar.

Contoh: a b c d e menjadi a b c d e

4. Selamat mengerjakan!

1. Jika besar sudut datang yang menuju permukaan benda disimbolkan dengan x

dan besar sudut pantul disimbolkan dengan y, hubungan yang tepat dari

keduanya adalah ….

a. x = y

b. x ≠ y

c. x > y

d. x < y

e. x = y = 0

2. Pernyataan-pernyataan berikut adalah sifat pembentukan bayangan.

1) Bayangan yang dihasilkan bersifat nyata.

2) Bayangan yang dihasilkan bersifat maya.

3) Ukuran bayangan sama dengan ukuran benda.

4) Tinggi benda sama dengan tinggi bayangan.

5) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.

Yang merupakan sifat pembentukan bayangan pada cermin datar adalah

nomor ....

a. 1), 2), 3), dan 4)

b. 2), 3), 4), dan 5)

c. 1), 3), dan 4)

d. 2), 3), dan 5)

e. semua benar

X X = X

Page 98: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

84

3. Suatu benda diletakkan di depan dua cermin datar dengan membentuk sudut

tertentu sehingga pada cermin terlihat ada 17 bayangan. Sudut yang dibentuk

oleh kedua cermin tersebut adalah ….

a. 20

b. 30

c. 40

d. 45

e. 60

4. Sebuah cermin cekung mempunyai titik fokus 15 cm. Titik pusat

kelengkungan cermin adalah ….

a. 7,5 cm

b. 10 cm

c. 15 cm

d. 30 cm

e. 60 cm

5. Ira sedang duduk pada sebuah bangku sejauh 3 m dari sebuah dinding di

mana pada dinding itu bergantung sebuah cermin datar. Tepat 3 m

dibelakangnya berdiri seorang pria dengan tinggi 162 cm. Ketinggian

minimum cermin yang memungkinkan Ira melihat seluruh tinggi badan pria

tersebut adalah ….

a. 27 cm

b. 54 cm

c. 81 cm

d. 162 cm

e. 168 cm

6. Di bawah ini adalah sifat bayangan cermin datar, kecuali ….

a. jarak benda = jarak bayangan

b. simetris

c. maya

d. nyata

e. sama besar

7. Sifat pemantulan divergen dihasilkan oleh ….

a. cermin cembung

b. cermin cekung

c. lensa cembung

d. lensa cekung

e. kaca transparan

8. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!

1) Sinar datang sejajar sumbu utama cermin akan dipantulkan melalui titik

R.

Page 99: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

85

2) Sinar datang melalui titik R akan dipantulkan sejajar sumbu utama.

3) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan

melalui titik F.

4) Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.

5) Sinar datang menuju cermin akan dipantulkan secara baur.

Yang termasuk sinar istimewa pada cermin konkaf adalah nomor ….

a. 1)

b. 2)

c. 3)

d. 4)

e. 5)

9. Jika seberkas sinar datang menuju titik fokus lensa cekung, berkas sinar

tersebut akan ….

a. dibiaskan menuju titik fokus

b. dibiaskan menuju titik pusat optik

c. dibiaskan sejajar sumbu utama

d. dipantulkan menuju titik fokus

e. diteruskan tanpa dibiaskan atau dipantulkan

10. Deskripsi bayangan sebuah benda yang terletak 20 cm dari sebuah cermin

sferis cembung yang berjari-jari 60 cm adalah ….

a. maya, tegak 60 cm di depan cermin, dan diperbesar 3 kali

b. maya, tegak 60 cm di belakang cermin, dan diperbesar 3 kali

c. maya, tegak 12 cm di belakang cermin, dan diperbesar

kali

d. maya, tegak 12 cm di depan cermin, dan diperbesar 3 kali

e. maya, tegak 60 cm di belakang cermin, dan diperbesar

kali

11. Sebuah cermin cembung mempunyai jari-jari 16 cm. Benda setinggi 4 cm

berada di depan cermin sejauh 10 cm, sehingga:

1) jarak bayangan benda

cm

2) jarak bayangan benda

cm

3) perbesaran benda

kali

4) tinggi bayangan benda 1,78 cm

Pernyataan yang benar adalah nomor ….

a. 1), 3), dan 4)

b. 1), 2), dan 3)

c. 1), 2), 3), dan 4)

d. 2) dan 4)

e. 2) dan 3)

12. Berlian tampak berkilau. Peristiwa ini merupakan gejala ....

Page 100: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

86

a. pembiasan total

b. pemantulan sempurna

c. pembiasan sebagian

d. pemantulan sebagian

e. fatamorgana

13. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!

1) Jarak bayangan yang terbentuk -60 cm.

2) Jarak bayangan yang terbentuk -30 cm.

3) Bayangan benda berada di belakang cermin.

4) Bayangan benda berada di depan cermin.

Sebuah benda diletakkan pada jarak 20 cm dari cermin cekung yang jari-jari

kelengkungannya 60 cm. Pernyataan tersebut yang benar adalah nomor ….

a. 1), 2), dan 4)

b. 1) dan 3)

c. 2) dan 3)

d. 2) dan 4)

e. 1) dan 4)

14. Sebuah cermin lengkung memiliki jari-jari 36 cm. Letak benda agar terbentuk

bayangan tegak berukuran tiga kali ukuran bendanya adalah ….

a. 12 cm

b. 18 cm

c. 54 cm

d. 72 cm

e. 108 cm

15. Jarak titik api lensa sama dengan ….

a. dua kali jari-jari kelengkungan lensa

b. jari-jari kelengkungan lensa

c. setengah jari-jari kelengkungan lensa

d. sepertiga jari-jari kelengkungan lensa

e. penjumlahan jarak benda dan jarak bayangan

16. Sebuah benda setinggi 4 cm terletak 20 cm di depan cermin cembung yang

mempunyai jari-jari kelengkungan 30 cm. Tinggi bayangan yang terbentuk

adalah ….

a. 0.7 cm

b. 1,7 cm

c. 2,2 cm

d. 3,3 cm

e. 4,5 cm

17. Sebuah benda terletak di depan cermin cembung, maka bayangan yang

terbentuk bersifat ….

Page 101: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

87

a. tegak, diperkecil

b. terbalik, diperbesar

c. terbalik, diperkecil

d. nyata, di muka cermin

e. maya, di muka cermin

18. Sebuah lilin setinggi 6 cm berada 4 cm di depan sebuah cermin cembung

dengan jarak fokus 60 cm, bayanganya adalah ….

a. terbalik, panjangnya 3,75 cm

b. tegak, panjangnya 10 cm

c. tegak, panjangnya 8 cm

d. tegak, panjangnya 3,75 cm

e. terbalik, panjangnya 10 cm

19. Terjadinya pelangi adalah karena cahaya matahari diuraikan dan dibiaskan

oleh ….

a. lapisan atmosfer

b. butir-butir hujan yang ada di udara

c. uap air yang ada di lapisan atmosfer

d. awan tebal yang ada di lapisan atmosfer

e. temperatur udara yang tinggi

20. Bayangan maya yang terbentuk oleh sebuah cermin cekung 3 kali lebih besar

dari bendanya. Bila jarak fokus cermin 30 cm, maka jarak benda didepan

cermin adalah ….

a. 5 cm

b. 20 cm

c. 30 cm

d. 40 cm

e. 45 cm

21. Sebuah benda berada di depan cermin cekung yang berjarak fokus 15 cm.

Agar diperoleh bayangan nyata dengan perbesaran 5 kali maka jarak benda

dengan cermin adalah ….

a. 18 cm

b. 25 cm

c. 23 cm

d. 30 cm

e. 40 cm

22. Sebuah benda tegak lurus sumbu utama berada di depan cermin cekung yang

berjari-jari 16 cm. Jika diperoleh bayangan maya dengan perbesaran 4 kali,

maka jarak benda terhadap cermin adalah ….

a. 4 cm

b. 6 cm

Page 102: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

88

c. 8 cm

d. 10 cm

e. 12 cm

23. Kedalaman dasar danau yang berair jernih oleh orang yang berada di atas

permukaan, airnya akan tampak ....

a. tetap

b. lebih dalam

c. lebih dangkal

d. lebih jernih

e. lebih banyak

24. Jika bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dengan jari-jari

kelengkungan 20 cm nyata dan diperbesar dua kali maka bendanya terletak di

muka cermin sejauh ….

a. 60 cm

b. 30 cm

c. 25 cm

d. 15 cm

e. 10 cm

25. Berikut merupakan kegunaan dari cermin cekung, kecuali ….

a. cermin rias

b. lampu senter

c. komponen alat optik

d. komponen lampu mobil

e. kaca spion

26. Jika sinar datang membentuk sudut 30 terhadap garis normal, besarnya sudut

pantul adalah ….

a. 30

b. 60

c. 150

d. 180

e. 210

27. Pemantulan difus adalah pemantulan yang terjadi jika sinar jatuh mengenai

permukaan yang ….

a. kasar

b. licin

c. datar

d. halus

e. bening

28. Batang pensil yang kita celupkan kedalam air, maka pensil akan tampak patah

dari permukaan air. Hal ini disebabkan oleh ....

Page 103: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

89

a. adanya perbedaan sudut datang dengan sudut pantul

b. adanya perbedaan sinar datang dengan sinar pantul

c. adanya persamaan sudut datang dengan sudut pantul

d. adanya persamaan sudut datang dengan sudut deviasi

e. adanya perbedaan sudut pada sinar datang dengan sinar bias pada garis

normal

29. Pembiasan cahaya adalah ….

a. peristiwa atau gejala perubahan arah rambatan cahaya karena mengalami

perubahan medium

b. seberkas cahaya yang merambat dari medium yang kerapatannya sama

c. garis normal sama dengan bidang bias

d. perbedaan ukuran indeks bias

e. peristiwa atau gejala perubahan arah rambatan cahaya tanpa mengalami

perubahan medium

30. Pada gambar di bawah ini menunjukkan seberkas cahaya yang merambat dari

medium kurang rapat ke medium lebih rapat dimana besarnya sudut sinar

datang (i) dengan sudut sinar bias (r) adalah ....

a. sudut i > sudut r

b. sudut i = sudut r

c. sudut i < sudut r

d. sudut i dengan sudut r saling berseberangan

e. sudut i dengan sudut r = 180

31. Perhatikan gambar berikut ini!

Andi berada 12 m di atas permukaan air sebuah kolam. Ketinggian Andi yang

terlihat oleh Budi yang sedang berendam dalam air adalah ....

a. 10 m

b. 14 m

c. 16 m

d. 18 m

e. 20 m

Page 104: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

90

32. Seberkas cahaya dengan laju v1, panjang gelombang λ1, frekuensi f1

merambat dalam medium yang indeks biasnya n1 lalu dibiaskan ke medium

kedua n2 ternyata sudut biasnya lebih besar daripada sudut datangnya.

Dengan menggunakan hukum 1 Snellius tentang pembiasan pada 2 medium

yang berbeda, maka dapat disimpulkan bahwa ….

a. n2 > n1

b. f2 > f1 dan n2 > n1

c. f2 > f1, n2 > n1 dan v2 > v1

d. f2 > f1 dan v2 > v1

e. v2 > v1 dan λ2 > λ1

33. Jika kecepatan cahaya dalam alkohol adalah 2,20 x 108 m/s, maka indeks bias

alkohol tersebut adalah ….

a. 1,36

b. 1,41

c. 1,53

d. 1,63

e. 1,8

34. Di bawah ini beberapa contoh terkait dengan pembiasan, kecuali ….

a. dasar kolam terlihat lebih dangkal ketika dilihat dari atas

b. terjadinya pelangi setelah turun hujan

c. adanya kacamata minus (negatif) dan kacamata plus (positif) sehingga

memudahkan penglihatan bagi penderita rabun dekat dan rabun jauh

d. pensil terlihat patah ketika sebagian kita celupkan ke air

e. peristiwa fatamorgana

35. Seberkas cahaya datang dari udara ke suatu zat cair dengan sudut datang 45

dan sudut bias 30 . Apabila kelajuan cahaya di udara 3x108 m/s, besarnya

indeks bias zat cair adalah ….

a. 1,4

b. 2,3

c. 3,4

d. 3,5

e. 4,1

36. Dari soal no. 35, jika sudah diketahui besarnya indeks bias zat cair, maka

besarnya kelajuan cahaya dalam zat cair adalah ....

a. 2,10 x 108 m/s

b. 2,14 x 108 m/s

c. 2,34 x 108 m/s

d. 3,21 x 108 m/s

e. 3,33 x 108 m/s

Page 105: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

91

37. Jika indeks bias air 4/3 dan indeks bias kaca 3/2, maka indeks bias relatif

kaca terhadap air adalah ....

a. 3/5

b. 7/5

c. 8/3

d. 6/4

e. 9/8

38. Sudut pembias sebuah prisma adalah 30 (n=1,56) jika sinar datang dengan

sudut 30 , maka sudut deviasi minimumnya adalah ....

a. 17,63

b. 20

c. 22,02

d. 27,27

e. 30

39. Di bawah ini yang bukan sinar istimewa pada lensa cekung adalah ….

a. sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus (F2)

b. sinar datang melalui titik fokus (F1) dibiaskan sejajar sumbu utama

c. sinar yang melalui titik pusat optik (O) diteruskan tanpa mengalami

pembiasan

d. sinar datang menuju titik fokus (F2) dipantulkan sejajar sumbu utama

e. sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari titik

fokus (F1)

Selamat Mengerjakan

40. Sudut yang terjadi apabila sudut datang dari medium lebih rapat menuju

medium kurang rapat yang menghasilkan sudut tegak lurus dinamakan ....

a. sudut bias

b. sudut kritis

c. sudut pantul

d. sudut datang

e. sudut deviasi

Page 106: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

92

Lampiran 8

KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA

1. A 11. A 21. A 31. C

2. B 12. B 22. B 32. A

3. A 13. B 23. C 33. A

4. D 14. A 24. D 34. C

5. C 15. C 25. E 35. A

6. D 16. B 26. A 36. B

7. A 17. A 27. A 37. E

8. D 18. A 28. E 38. E

9. C 19. B 29. A 39. D

10. C 20. B 30. A 40. B

Page 107: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

93

Lampiran 9

ANALISIS SOAL UJI COBA

No Kode No Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 UC-24 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

2 UC-28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 UC-22 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

4 UC-14 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0

5 UC-25 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

6 UC-13 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

7 UC-16 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1

8 UC-19 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0

9 UC-11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

10 UC-26 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1

11 UC-07 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0

12 UC-08 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

13 UC-21 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1

14 UC-02 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1

15 UC-04 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0

16 UC-15 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1

17 UC-20 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1

18 UC-10 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0

19 UC-23 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0

20 UC-12 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0

21 UC-06 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0

22 UC-05 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0

23 UC-09 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0

24 UC-18 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0

25 UC-03 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0

26 UC-17 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0

27 UC-01 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

28 UC-27 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0

JUMLAH (X) 18 23 12 22 16 27 24 20 13 13

Va

lid

ita

s

Mp 25,28 23,48 27,00 23,55 21,75 22,30 23,38 23,00 25,00 26,46

Mt 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36

p 0,64 0,82 0,43 0,79 0,57 0,96 0,86 0,71 0,46 0,46

q 0,36 0,18 0,57 0,21 0,43 0,04 0,14 0,29 0,54 0,54

pq 0,23 0,15 0,24 0,17 0,24 0,03 0,12 0,20 0,25 0,25

St 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69

rpbis 0,69 0,42 0,71 0,40 -0,12 -0,06 0,44 0,18 0,43 0,67

thitung 4,84 2,38 5,09 2,22 -0,63 -0,28 2,49 0,93 2,45 4,62

ttabel 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06

Kriteria Valid Valid Valid Valid Tidak Tidak Valid Tidak Valid Valid

Da

ya P

emb

eda BA 13 14 11 13 7 13 13 11 8 11

BB 5 9 1 9 9 14 11 9 5 2

JA 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

JB 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

D 0,57 0,36 0,71 0,29 -0,14 -0,07 0,14 0,14 0,21 0,64

Kriteria Baik Cukup Baik

Sekali Cukup Jelek Jelek Jelek Jelek Cukup Baik

Tin

gk

at

Kes

uk

ara

n B 18 23 12 22 16 27 24 20 13 13

JS 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

P 0,64 0,82 0,43 0,79 0,57 0,96 0,86 0,71 0,46 0,46

Kriteria Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang

Kriteria Soal Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai

Page 108: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

94

No Kode No Soal

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 UC-24 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0

2 UC-28 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0

3 UC-22 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0

4 UC-14 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0

5 UC-25 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0

6 UC-13 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0

7 UC-16 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0

8 UC-19 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0

9 UC-11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0

10 UC-26 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0

11 UC-07 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0

12 UC-08 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0

13 UC-21 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0

14 UC-02 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0

15 UC-04 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0

16 UC-15 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0

17 UC-20 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0

18 UC-10 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0

19 UC-23 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0

20 UC-12 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0

21 UC-06 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0

22 UC-05 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0

23 UC-09 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0

24 UC-18 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0

25 UC-03 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0

26 UC-17 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0

27 UC-01 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0

28 UC-27 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1

JUMLAH (X) 20 20 24 15 23 21 15 1 21 1

Va

lid

ita

s

Mp 24,05 22,70 22,79 25,87 22,91 24,48 26,40 12,00 23,81 12,00

Mt 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36

p 0,71 0,71 0,86 0,54 0,82 0,75 0,54 0,04 0,75 0,04

q 0,29 0,29 0,14 0,46 0,18 0,25 0,46 0,96 0,25 0,96

pq 0,20 0,20 0,12 0,25 0,15 0,19 0,25 0,03 0,19 0,03

St 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69

rpbis 0,47 0,10 0,19 0,66 0,21 0,65 0,76 -0,35 0,44 -0,35

thitung 2,72 0,49 0,97 4,51 1,09 4,30 6,02 -1,91 2,51 -1,91

ttabel 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06

Kriteria Valid Tidak Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak

Da

ya P

emb

eda BA 12 10 13 12 13 14 12 0 13 0

BB 8 10 11 3 10 7 3 1 8 1

JA 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

JB 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

D 0,29 0,00 0,14 0,64 0,21 0,50 0,64 -0,07 0,36 -0,07

Kriteria Cukup Jelek Jelek Baik Cukup Baik Baik Jelek Cukup Jelek

Tin

gk

at

Kes

uk

ara

n B 20 20 24 15 23 21 15 1 21 1

JS 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

P 0,71 0,71 0,86 0,54 0,82 0,75 0,54 0,04 0,75 0,04

Kriteria Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah Mudah Sedang Sukar Mudah Sukar

Kriteria Soal Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang

Page 109: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

95

No Kode No Soal

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 UC-24 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

2 UC-28 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0

3 UC-22 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

4 UC-14 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

5 UC-25 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1

6 UC-13 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1

7 UC-16 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1

8 UC-19 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1

9 UC-11 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0

10 UC-26 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

11 UC-07 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1

12 UC-08 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1

13 UC-21 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1

14 UC-02 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1

15 UC-04 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1

16 UC-15 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1

17 UC-20 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0

18 UC-10 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1

19 UC-23 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1

20 UC-12 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1

21 UC-06 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1

22 UC-05 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1

23 UC-09 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1

24 UC-18 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1

25 UC-03 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1

26 UC-17 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1

27 UC-01 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1

28 UC-27 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (X) 22 3 26 8 17 7 23 13 20 24

Va

lid

ita

s

Mp 23,91 22,00 22,88 27,88 25,47 26,86 23,43 26,23 25,00 22,33

Mt 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36

p 0,79 0,11 0,93 0,29 0,61 0,25 0,82 0,46 0,71 0,86

q 0,21 0,89 0,07 0,71 0,39 0,75 0,18 0,54 0,29 0,14

pq 0,17 0,10 0,07 0,20 0,24 0,19 0,15 0,25 0,20 0,12

St 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69

rpbis 0,52 -0,02 0,33 0,61 0,68 0,46 0,41 0,63 0,73 -0,01

thitung 3,12 -0,11 1,81 3,96 4,73 2,62 2,27 4,18 5,52 -0,05

ttabel 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06

Kriteria Valid Tidak Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak

Da

ya P

emb

eda

BA 13 2 14 7 13 6 13 11 14 12

BB 9 1 12 1 4 1 10 2 6 12

JA 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

JB 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

D 0,29 0,07 0,14 0,43 0,64 0,36 0,21 0,64 0,57 0,00

Kriteria Cukup Jelek Jelek Baik Baik Cukup Cukup Baik Baik Jelek

Tin

gk

at

Kes

uk

ara

n B 22 3 26 8 17 7 23 13 20 24

JS 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

P 0,79 0,11 0,93 0,29 0,61 0,25 0,82 0,46 0,71 0,86

Kriteria Mudah Sukar Mudah Sukar Sedang Sukar Mudah Sedang Mudah Mudah

Kriteria Soal Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang

Page 110: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

96

No Kode No Soal

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

1 UC-24 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1

2 UC-28 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1

3 UC-22 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1

4 UC-14 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0

5 UC-25 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0

6 UC-13 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0

7 UC-16 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0

8 UC-19 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0

9 UC-11 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0

10 UC-26 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0

11 UC-07 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0

12 UC-08 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1

13 UC-21 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0

14 UC-02 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1

15 UC-04 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0

16 UC-15 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0

17 UC-20 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0

18 UC-10 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1

19 UC-23 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1

20 UC-12 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1

21 UC-06 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0

22 UC-05 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0

23 UC-09 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0

24 UC-18 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0

25 UC-03 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1

26 UC-17 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0

27 UC-01 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0

28 UC-27 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1

JUMLAH (X) 8 19 18 22 6 3 22 3 3 10

Va

lid

ita

s

Mp 26,88 23,84 24,11 21,14 28,17 20,00 22,64 22,00 20,33 22,60

Mt 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36 22,36

p 0,29 0,68 0,64 0,79 0,21 0,11 0,79 0,11 0,11 0,36

q 0,71 0,32 0,36 0,21 0,79 0,89 0,21 0,89 0,89 0,64

pq 0,20 0,22 0,23 0,17 0,17 0,10 0,17 0,10 0,10 0,23

St 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69 5,69

rpbis 0,50 0,38 0,41 -0,41 0,53 -0,14 0,09 -0,02 -0,12 0,03

thitung 2,96 2,09 2,32 -2,30 3,21 -0,74 0,48 -0,11 -0,63 0,16

ttabel 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06 2,06

Kriteria Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

Da

ya P

emb

eda BA 7 12 11 10 5 1 11 1 1 5

BB 1 7 7 12 1 2 11 2 2 5

JA 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

JB 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

D 0,43 0,36 0,29 -0,14 0,29 -0,07 0,00 -0,07 -0,07 0,00

Kriteria Baik Cukup Cukup Jelek Cukup Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek

Tin

gk

at

Kes

uk

ara

n B 8 19 18 22 6 3 22 3 3 10

JS 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

P 0,29 0,68 0,64 0,79 0,21 0,11 0,79 0,11 0,11 0,36

Kriteria Sukar Sedang Sedang Mudah Sukar Sukar Mudah Sukar Sukar Sedang

Kriteria Soal Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang Dibuang Dibuang Dibuang

Page 111: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

97

No Kode

Y

Y2

1 UC-24 32 1024

2 UC-28 31 961

3 UC-22 30 900

4 UC-14 29 841

5 UC-25 28 784

6 UC-13 28 784

7 UC-16 27 729

8 UC-19 27 729

9 UC-11 26 676

10 UC-26 26 676

11 UC-07 25 625

12 UC-08 25 625

13 UC-21 24 576

14 UC-02 24 576

15 UC-04 23 529

16 UC-15 22 484

17 UC-20 21 441

18 UC-10 20 400

19 UC-23 19 361

20 UC-12 18 324

21 UC-06 17 289

22 UC-05 17 289

23 UC-09 17 289

24 UC-18 16 256

25 UC-03 15 225

26 UC-17 14 196

27 UC-01 13 169

28 UC-27 12 144

JUMLAH (X) 626 14902

r tabel 0,312

k 40

Vt 33,57

M 22,36

r11 0,72

Kriteria Soal Reliabilitas Tinggi

Page 112: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

98

Lampiran 10

CONTOH PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL

Rumus:

Keterangan:

Mp : rata-rata skor total siswa yang menjawab benar pada butir soal

Mt : rata-rata skor total seluruh siswa

St : standar deviasi skor total

p : proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal

q : proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal

Kriteria:

Apabila t hitung > t tabel, maka butir soal valid.

Perhitungan:

Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 2, selanjutnya untuk butir soal

yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel

analisis butir soal.

No Kode Butir soal no 2 (X) Skor Total (Y) Y2 XY

1 UC-24 1 32 1024 32

2 UC-28 1 31 961 31

3 UC-22 1 30 900 30

4 UC-14 1 29 841 29

5 UC-25 1 28 784 28

6 UC-13 1 28 784 28

7 UC-16 1 27 729 27

8 UC-19 1 27 729 27

9 UC-11 1 26 676 26

10 UC-26 1 26 676 26

11 UC-07 1 25 625 25

12 UC-08 1 25 625 25

13 UC-21 1 24 576 24

q

p

S

MM r

t

tp

pbis

-=

2hitung1

2t

r

nrpbis

-

-=

Page 113: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

99

14 UC-02 1 24 576 24

15 UC-04 1 23 529 23

16 UC-15 0 22 484 0

17 UC-20 1 21 441 21

18 UC-10 0 20 400 0

19 UC-23 0 19 361 0

20 UC-12 1 18 324 18

21 UC-06 1 17 289 17

22 UC-05 1 17 289 17

23 UC-09 1 17 289 17

24 UC-18 1 16 256 16

25 UC-03 1 15 225 15

26 UC-17 1 14 196 14

27 UC-01 0 13 169 0

28 UC-27 0 12 144 0

Jumlah 23 626 14902 540

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh:

Mp =

=

= 23, 48

Mt =

=

= 22,36

p =

=

= 0,82

q = 1 – p = 1 – 0,82 = 0,18

St = √

= 5,69

rpbis =

= 0,71

Page 114: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

100

t hitung = 0,71 √

= 0,71 x 7,20684444

= 2,36

t tabel = 2,06

Pada = 5% dengan dk = n - 2 = 40 - 2 diperoleh t tabel = 2,02

Karena t hitung > t tabel, maka soal no 2 valid.

Page 115: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

101

Lampiran 11

CONTOH PERHITUNGAN RELIABILITAS INSTRUMEN

Rumus:

Keterangan:

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

k : jumlah butir soal

M : rata-rata skor total (Y)

Vt : varians skor total = kuadrat simpangan baku skor total

Kriteria:

Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.

r11 Keterangan

0,800 – 1,000 Sangat tinggi

0,600 – 0,799 Tinggi

0,400 – 0,599 Cukup

0,200 – 0,399 Rendah

< 0,200 Sangat rendah

Berdasarkan tabel pada analisis uji coba diperoleh:

k = 40

M = 22,36

Vt = 33,57

r11 = (

)

= 0,72

Berdasarkan r tabel dengan N=40 sebesar 0,312 dapat dinyatakan r11 > r tabel, jadi

instrumen tersebut reliabel. Nilai koefisien korelasi tersebut pada interval 0,600 –

0,799 dalam kategori tinggi.

-

=

kVt

-k1

1-k

k r11

Page 116: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

102

Lampiran 12

CONTOH PERHITUNGAN TARAF KESUKARAN BUTIR SOAL

Rumus:

Keterangan:

P : tingkat kesukaran

B : jumlah siswa yang menjawab benar

JS : banyaknya peserta tes

Kriteria:

Interval P Kriteria

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 2, selanjutnya untuk butir soal

yang lain dihitung dengan cara yang sama.

Kelompok Atas Kelompok Bawah

No Kode Skor No Kode Skor

1 UC-24 1 1 UC-04 1

2 UC-28 1 2 UC-15 0

3 UC-22 1 3 UC-20 1

4 UC-14 1 4 UC-10 0

5 UC-25 1 5 UC-23 0

6 UC-13 1 6 UC-12 1

7 UC-16 1 7 UC-06 1

8 UC-19 1 8 UC-05 1

9 UC-11 1 9 UC-09 1

10 UC-26 1 10 UC-18 1

11 UC-07 1 11 UC-03 1

12 UC-08 1 12 UC-17 1

13 UC-21 1 13 UC-01 0

14 UC-02 1 14 UC-27 0

Jumlah 14 Jumlah 9

P =

= 0,82

Berdasarkan kriteria, maka soal no 2 mempunyai tingkat kesukaran yang mudah.

JS

B P =

Page 117: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

103

Lampiran 13

CONTOH PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL

Rumus:

Keterangan:

DP : Daya Pembeda

BA : Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar

BB : Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar

JA : Banyaknya siswa pada kelompok atas

JB : Banyaknya siswa pada kelompok bawah

Klasifikasi:

Interval DP Kriteria

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik sekali

Negatif Sangat tidak baik, sebaiknya dibuang

Perhitungan:

Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 2, selanjutnya untuk butir soal

yang lain dihitung dengan cara yang sama.

Kelompok Atas Kelompok Bawah

No Kode Skor No Kode Skor

1 UC-24 1 1 UC-04 1

2 UC-28 1 2 UC-15 0

3 UC-22 1 3 UC-20 1

4 UC-14 1 4 UC-10 0

5 UC-25 1 5 UC-23 0

6 UC-13 1 6 UC-12 1

7 UC-16 1 7 UC-06 1

8 UC-19 1 8 UC-05 1

9 UC-11 1 9 UC-09 1

10 UC-26 1 10 UC-18 1

11 UC-07 1 11 UC-03 1

12 UC-08 1 12 UC-17 1

13 UC-21 1 13 UC-01 0

JB JA

BBBA DP

-

-=

Page 118: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

104

14 UC-02 1 14 UC-27 0

Jumlah 14 Jumlah 9

D =

Berdasarkan kriteria, maka soal no 2 mempunyai daya pembeda cukup.

Page 119: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

105

Lampiran 14

ANGKET UJI KELAYAKAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

PEMBIASAN CAHAYA TERINTEGRASI KARAKTER DENGAN PENDEKATAN

SAINTIFIK

Mata Pelajaran : Fisika

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Kelas/Semester : X/2

Materi Pokok : Pemantulan dan Pembiasan Cahaya

A. Petunjuk

1. Mohon agar Bapak/Ibu berkenan memberikan penilaian terhadap Lembar Kegiatan

Siswa (LKS) yang telah saya susun.

2. Penilaian Lembar Kegiatan Siswa (LKS) meliputi aspek format, bahasa, isi,

penyajian, pendekatan saintifik dan karakter.

3. Jika perlu, Bapak/Ibu dimohon untuk menuliskan saran pada naskah yang perlu

direvisi atau menuliskannya pada lembar saran yang telah disediakan.

4. Berilah tanda check (√) dalam kolom penilaian yang sesuai menurut pendapat

Bapak/Ibu.

Keterangan:

1 = kurang sesuai/baik

3 = sesuai/baik

5 = sangat sesuai/baik

B. Penilaian ditinjau dari berbagai aspek

NO. ASPEK YANG DINILAI

SKALA

PENILAIAN

1 3 5

KELAYAKAN ISI

A. Kesesuaian Materi

1. Keluasan materi

2. Kedalaman materi

3. Kejelasan prosedur percobaan

B. Keakuratan Materi

Page 120: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

106

4. Keakuratan fakta dan konsep

C. Materi Pendukung Pelajaran

5. Kesesuaian dengan perkembangan ilmu

6. Kontekstual

7. Keterkaitan dengan komponen utama

pendekatan saintifik

- Mengamati

- Menanya

- Mencoba

- Menyajikan

- Menyimpulkan

8. Pengintegrasian karakter

- Rasa ingin tahu

- Disiplin

- Jujur

- Komunikatif

KELAYAKAN PENYAJIAN

D. Teknik Penyajian

9. Keruntutan konsep

10. Kekonsistenan sistematika

E. Penyajian Pembelajaran

11. Berpusat pada penggunaan LKS

12. Mengembangkan keterampilan proses

13. Mengarahkan pada penemuan konsep

14. Memperhatikan keselamatan kerja

F. Kelengkapan Penyajian

15. Judul

16. Tujuan pembelajaran

17. Ringkasan

18. Langkah kerja

19. Ilustrasi / gambar

20. Pertanyaan / evaluasi

KELAYAKAN KEBAHASAAN

Page 121: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

107

C. Komentar dan saran perbaikan

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

D. Kesimpulan

LKS Fisika Materi Pemantulan dan Pembiasan Cahaya Terintegrasi Karakter dengan

Pendekatan Saintifik ini dinyatakan *):

1. Layak digunakan di lapangan tanpa revisi.

2. Layak digunakan di lapangan dengan revisi.

3. Tidak layak digunakan di lapangan.

*) pilih salah satu

Rembang, ………....... 2014

Responden

…………………………….

NIP.

G. Keterbacaan

21. Kejelasan informasi

22. Konsistensi penggunaan istilah

H. Kesesuaian dengan Kaidah Bahasa Indonesia

yang Baik dan Benar

23. Ketepatan struktur kalimat

KELAYAKAN KEGRAFIKAN

I. Ukuran/Format LKS

24. Kesesuaian ukuran LKS

J. Desain Bagian Isi

25. Kesesuaian jenis dan ukuran huruf

Page 122: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

108

Lampiran 15

RUBRIK INSTRUMEN UJI KELAYAKAN LKS FISIKA MATERI

PEMANTULAN DAN PEMBIASAN CAHAYA TERINTEGRASI

KARAKTER DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

C. Deskripsi Aspek yang Dinilai

NO ASPEK YANG DINILAI DESKRIPSI

KELAYAKAN ISI

A. Kesesuaian Materi

26. Keluasan materi

Materi yang disajikan menjabarkan

minimal (fakta, konsep, prinsip, dan

teori) yang mencerminkan jabaran KD

dan tujuan pembelajaran.

27. Kedalaman materi

Materi sesuai ranah kognitif yang

memberikan tuntutan kerja ilmiah atau

percobaan. Tingkat kesulitan dan

kerumitan materi disesuaikan dengan

tingkat perkembangan kognitif peserta

didik.

28. Kejelasan prosedur

percobaan

Prosedur percobaan yang disajikan

runtut dan jelas sehingga tidak

menimbulkan terjadinya kesalahan

dalam percobaan.

B. Keakuratan Materi

29. Keakuratan fakta dan

konsep

Materi yang disajikan sesuai dengan

kebenaran fakta, konsep, dan prinsip

sehingga tidak menimbulkan salah

tafsir.

C. Materi Pendukung Pelajaran

30. Kesesuaian dengan

perkembangan ilmu

Materi yang disajikan sesuai dengan

perkembangan iptek.

Page 123: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

109

31. Kontekstual

Materi yang disajikan berasal dari

lingkungan di sekitar dan akrab dengan

kehidupan sehari-hari.

32. Keterkaitan dengan komponen utama pendekatan saintifik

- Mengamati

LKS mengarahkan peserta didik untuk

mengamati fenomena dalam kehidupan

sehari-hari yang berkaitan dengan

materi pembelajaran.

- Menanya

LKS mengarahkan peserta didik untuk

menanyakan penyebab terjadinya

fenomena dalam kehidupan sehari-hari

yang berkaitan dengan materi

pembelajaran.

- Mencoba

LKS mengarahkan peserta didik untuk

melakukan percobaan sederhana yang

sesuai dengan materi pembelajaran.

- Menyajikan

LKS mengarahkan peserta didik untuk

menyajikan hal-hal yang didapatkan

dari percobaan.

- Menyimpulkan

LKS mengarahkan peserta didik untuk

menyimpulkan hasil percobaan atau

pembelajaran.

33. Pengintegrasian karakter

- Rasa ingin tahu

Kegiatan dalam LKS dapat

mengarahkan peserta didik untuk

memiliki rasa ingin tahu.

- Disiplin

Kegiatan dalam LKS dapat

mengarahkan peserta didik untuk

disiplin.

- Jujur Kegiatan dalam LKS dapat

Page 124: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

110

mengarahkan peserta didik untuk jujur.

- Komunikatif

Kegiatan dalam LKS dapat

mengarahkan peserta didik untuk

komunikatif.

KELAYAKAN PENYAJIAN

D. Teknik Penyajian

34. Keruntutan konsep Konsep dasar atau sederhana disajikan

lebih dulu sebelum konsep yang rumit.

35. Kekonsistenan

sistematika

Penyajian materi dalam setiap bab

sesuai dengan sistematika penulisan

tertentu.

E. Penyajian Pembelajaran

36. Berpusat pada

penggunaan LKS

Penyajian materi bersifat interaktif dan

partisipatif sehingga memotivasi

peserta didik untuk belajar mandiri,

misalnya dengan menggunakan

pertanyaan, gambar yang menarik, atau

kalimat ajakan dalam melakukan

percobaan.

37. Mengembangkan

keterampilan proses

Penyajian pembahasan lebih

menekankan pada keterampilan proses.

38. Mengarahkan pada

penemuan konsep

Penyajian materi dan kegiatan dalam

LKS mengarahkan pada penemuan

sendiri suatu konsep.

39. Memperhatikan

keselamatan kerja

Kegiatan yang disajikan aman

dilakukan oleh pengguna. Bahan,

peralatan, tempat, dan bentuk kegiatan

yang dilakukan tidak membahayakan

peserta didik. Apabila ada resiko

bahaya harus disertai dengan petunjuk

Page 125: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

111

yang jelas.

F. Kelengkapan Penyajian

40. Judul Judul LKS sesuai dengan materi yang

disajikan.

41. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran yang tertera

dalam LKS mampu mencerminkan

hasil pembelajaran.

42. Ringkasan

LKS dilengkapi dengan konsep-konsep

kunci yang diberikan dalam ringkasan

materi.

43. Langkah kerja

Langkah kerja yang disajikan

megarahkan peserta didik untuk

berpikir kreatif.

44. Ilustrasi / gambar Ilustrasi yang disajikan relevan dengan

pesan yang disampaikan.

45. Pertanyaan / evaluasi

Pertanyaan atau evaluasi meliputi soal

yang memungkinkan peserta didik

untuk mengevaluasi kemampuannya.

KELAYAKAN KEBAHASAAN

G. Keterbacaan

46. Kejelasan informasi

Bahasa yang digunakan dalam LKS

untuk memberikan petunjuk atau

informasi mudah dipahami dan tidak

menimbulkan kebingungan.

47. Konsistensi penggunaan

istilah

Istilah yang digunakan untuk

menggambarkan suatu konsep selalu

sama atau konsisten.

H. Kesesuaian dengan Kaidah Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

48. Ketepatan struktur

kalimat

Struktur kalimat dalam LKS

menggunakan struktur SPO atau

Page 126: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

112

SPOK.

KELAYAKAN KEGRAFIKAN

I. Ukuran/Format LKS

49. Kesesuaian ukuran LKS

LKS menggunakan ukuran A4 (210 x

297) mm, A5 (148 x 210) mm, atau B5

(176 x 250) mm.

J. Desain Bagian Isi

50. Kesesuaian jenis dan

ukuran huruf

Jenis dan ukuran huruf yang dipilih

mudah dibaca oleh peserta didik atau

pengguna, misalnya menggunakan

ukuran huruf 12.

D. Pedoman Pemberian Skor

Skor Kriteria

5

LKS Fisika Materi Pemantulan dan Pembiasan Cahaya

Terintegrasi Karakter dengan Pendekatan Saintifik sangat sesuai

dengan deskripsi aspek yang dinilai

3

LKS Fisika Materi Pemantulan dan Pembiasan Cahaya

Terintegrasi Karakter dengan Pendekatan Saintifik sesuai dengan

deskripsi aspek yang dinilai

1

LKS Fisika Materi Pemantulan dan Pembiasan Cahaya

Terintegrasi Karakter dengan Pendekatan Saintifik kurang

sesuai dengan deskripsi aspek yang dinilai

Page 127: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

113

Lampiran 16

ANALISIS ANGKET UJI KELAYAKAN

Aspek Kelayakan Isi

Kode

Reviewer

Butir ke-

Skor Persentase

(%) Kriteria

Kesesuaian

Materi

Keakuratan

Materi

Materi Pendukung

Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7 8

R 01 5 5 5 5 5 5 5 5 40 100,00 Sangat Layak

R 02 4 4 4 4 4 4 5 4 33 82,50 Layak

R 03 4 4 4 5 4 4 4 2 31 77,50 Layak

R 04 5 5 4 5 4 5 5 5 38 95,00 Sangat Layak

R 05 4 4 5 5 5 5 5 4 37 92,50 Sangat Layak

Rata-rata 35,8 89,50 Sangat Layak

Berdasarkan analisis data diperoleh persentase kelayakan LKS ditinjau dari isinya adalah

89,50%. Maka tingkat kelayakan isi LKS adalah sangat layak.

Page 128: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

114

ANALISIS ANGKET UJI KELAYAKAN

Aspek Kelayakan Penyajian

Kode

Reviewer

Butir ke-

Skor Persentase

(%) Kriteria

Teknik

Penyajian

Penyajian

Pembelajaran Kelengkapan Penyajian

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

R 01 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 58 96,67 Sangat Layak

R 02 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 51 85,00 Sangat Layak

R 03 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 54 90,00 Sangat Layak

R 04 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59 98,33 Sangat Layak

R 05 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 56 93,33 Sangat Layak

Rata-rata 55,6 92,67 Sangat Layak

Berdasarkan analisis data diperoleh persentase kelayakan LKS ditinjau dari penyajiannya

adalah 92,67%. Maka tingkat kelayakan penyajian LKS adalah sangat layak.

Page 129: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

115

ANALISIS ANGKET UJI KELAYAKAN

Aspek Kelayakan Kebahasaan

Kode

Reviewer

Butir ke-

Skor Persentase

(%) Kriteria Keterbacaan

Kesesuaian dengan

Kaidah Bahasa

Indonesia yang Baik dan

Benar

21 22 23

R 01 4 5 5 14 93,33 Sangat Layak

R 02 4 4 4 12 80,00 Layak

R 03 4 4 4 12 80,00 Layak

R 04 5 5 4 14 93,33 Sangat Layak

R 05 5 5 4 14 93,33 Sangat Layak

Rata-rata 13,2 88,00 Sangat Layak

Berdasarkan analisis data diperoleh persentase kelayakan LKS ditinjau dari kebahasaannya

adalah 88,00%. Maka tingkat kelayakan kebahasaan LKS adalah sangat layak.

Page 130: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

116

ANALISIS ANGKET UJI KELAYAKAN

Aspek Kelayakan Kegrafikan

Kode

Reviewer

Butir ke-

Skor Persentase

(%) Kriteria

Ukuran/Format

LKS

Desain Bagian

Isi

24 25

R 01 5 5 10 100,00 Sangat Layak

R 02 4 4 8 80,00 Layak

R 03 4 4 8 80,00 Layak

R 04 5 5 10 100,00 Sangat Layak

R 05 5 5 10 100,00 Sangat Layak

Rata-rata 46 92,00 Sangat Layak

Berdasarkan analisis data diperoleh persentase kelayakan LKS ditinjau dari kegrafikannya

adalah 92,00%. Maka tingkat kelayakan kegrafikan LKS adalah sangat layak.

Page 131: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

117

ANALISIS ANGKET UJI KELAYAKAN

Butir ke- R 01 R 02 R 03 R 04 R 05

1 5 4 4 5 4

2 5 4 4 5 4

3 5 4 4 4 5

4 5 4 5 5 5

5 5 4 4 4 5

6 5 4 4 5 5

7 5 5 4 5 5

8 5 4 2 5 4

9 4 4 4 4 4

10 5 4 4 5 4

11 5 4 4 5 5

12 5 4 4 5 5

13 5 4 4 5 5

14 4 4 4 5 4

15 5 5 5 5 5

16 5 5 5 5 5

17 5 5 5 5 5

18 5 4 5 5 4

19 5 4 5 5 5

20 5 4 5 5 5

21 4 4 4 5 5

22 5 4 4 5 5

23 5 4 4 4 4

24 5 4 4 5 5

25 5 4 4 5 5

Skor 122 104 105 121 117

Persentase (%) 97,60 83,20 84,00 96,80 93,60

Kriteria Sangat

Layak Layak

Sangat

Layak

Sangat

Layak

Sangat

Layak

Skor 113,8

Persentase (%) 91,04

Kriteria Sangat Layak

Page 132: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

118

Lampiran 17

SOAL UJI KETERBACAAN

Nama :

Kelas :

Sekolah :

Mata Pelajaran : Fisika

Materi : Pemantulan dan Pembiasan Cahaya

Kelas/Semester : X/2

Petunjuk:

- Tulis nama, kelas, dan asal sekolah di tempat yang telah disediakan.

- Isilah titik-titik yang ada pada kalimat di bawah ini dengan benar.

Selamat mengerjakan!

CAHAYA

Kita dapat melihat benda-benda karena ada (1) ............... dari benda yang

sampai ke mata kita, entah cahaya itu memang berasal dari benda tersebut, entah

karena benda itu (2) ............... cahaya yang datang kepadanya lalu mengenai mata

kita. Untuk dapat melihat benda harus ada cahaya yang datang dari benda tersebut

menuju ke (3) ............... pengamat. Ini berarti meskipun ada cahaya yang datang

tapi tidak mengenai mata kita, sekeliling benda tetap gelap.

PEMANTULAN CAHAYA

Jika kita amati, pemantulan cahaya terbagi menjadi dua yaitu pemantulan

(4) ............... dan pemantulan (5) ............... Pemantulan teratur terjadi jika berkas

sinar sejajar jatuh pada permukaan (6) ............... sehingga berkas sinar tersebut

akan dipantulkan sejajar dan (7) ..............., sedangkan pemantulan baur terjadi jika

sinar sejajar jatuh pada permukaan yang (8) ............... sehingga sinar tersebut akan

dipantulkan ke segala arah dengan berkas sinar pantul yang (9) ...............

Hikmahnya adalah manusia dapat melihat benda di sekitar yang terkena cahaya.

Page 133: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

119

Begitulah alam mengajari kita, yang jika kita gali ilmunya akan memberi manfaat

yang luar biasa.

Dari penelitian tentang pemantulan cahaya, seorang ahli matematika

berkebangsaan Belanda yang bernama Willebrod Snellius (1591-1626) dalam

penelitiannya ia berhasil menemukan hukum pemantulan cahaya yang berbunyi:

1. Sinar datang, sinar pantul dan (10) ............... terletak pada satu bidang datar.

2. Sudut sinar datang sama dengan sudut (11) ............... (i = r).

Pada cermin datar, besar bayangan yang dibentuk adalah (12) ............... dengan

bendanya. Jarak benda sama dengan jarak (13) .............. Sedangkan pada cermin

cembung, bayangan yang dibentuk adalah (14) .............. dari bendanya. Lain

halnya dengan cermin cekung, bayangan yang dibentuk adalah (15) ...............dari

bendanya.

PEMBIASAN CAHAYA

Ketika sedotan dimasukkan ke dalam gelas kaca berisi air maka bentuknya

akan (16) ............... Hal ini terjadi karena ketika cahaya melewati medium yang

berbeda kerapatannya yaitu air dan (17) ............... cahaya tersebut akan berubah

arah. Cahaya akan dibelokkan saat melewati medium air ke medium udara.

Peristiwa seperti ini disebut (18) ............... cahaya. Perbedaan kerapatan medium

menyebabkan perbedaan (19) ............... cahaya pada medium tersebut. Jadi,

cahaya bergerak lebih cepat pada medium yang kurang rapat.

Pelangi atau bianglala adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya

beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya. Pelangi

merupakan suatu busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya

matahari oleh butir-butir air. Dalam ilmu fisika, pelangi dapat dijelaskan sebagai

sebuah peristiwa pembiasan alam. Pembiasan merupakan proses diuraikannya

satu warna tertentu menjadi beberapa warna lainnya (disebut juga spektrum

warna), melalui suatu media/medium tertentu pula. Proses terurainya warna

terjadi ketika cahaya matahari yang berwarna (20) ............... terurai menjadi

spektrum warna melalui media air hujan. Adapun spektrum warna yang terjadi

terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Page 134: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

120

Ketika kita bermain gelembung sabun, saat terkena sinar matahari tampak

seperti ada garis berwarna-warni seperti pelangi muncul pada gelembung tersebut.

Garis berwarna-warni yang terlihat pada lapisan tipis gelembung sabun

merupakan hasil (21) ............... cahaya yang dipantulkan oleh permukaan lapisan

tipis tersebut.

Kita dapat melihat bagian dasar air karena cahaya dari dasar air tersebut

(22) ............... ke mata kita. Dalam hal ini, cahaya (23) ............... di dalam air,

kemudian keluar menuju udara hingga akhirnya sampai ke mata kita. Mata kita

selalu mempersepsikan bahwa cahaya terpantul (24) ............... dari benda yang

kita lihat. Oleh sebab itu, meskipun pada kenyataannya cahaya berbelok ketika

keluar dari air, mata kita menganggapnya sebagai garis lurus. Hal ini

mengakibatkan perbedaan antara posisi bayangan yang terbentuk oleh mata kita

dan posisi bayangan yang sesungguhnya. Oleh sebab itu posisi bayangan benda

yang berada di dalam air selalu lebih (25) ............... (lebih dekat ke pengamat)

daripada posisi sesungguhnya. Alhasil, air selalu terlihat lebih dangkal.

Berlian tampak berkilauan karena sinar yang masuk ke dalam berlian

tersebut ketika akan keluar sebagian besar terlebih dahulu mengalami beberapa

kali pemantulan (26) ............... oleh permukaan bagian dalam berlian. Pada siang

hari yang terik, di jalan beraspal pada kejauhan tertentu tampak seakan-akan ada

genangan air. Peristiwa seperti ini disebut dengan (27) ............... yang disebabkan

karena cahaya dari angkasa melintasi udara dingin dan memasuki udara panas

yang dekat dengan permukaan bumi. Udara panas memiliki indeks bias lebih (28)

............... dibanding udara dingin, karena udara panas kerapatannya juga kecil.

Ketika cahaya mengenai bidang batas antara kedua lapisan udara dengan sudut

datang melampaui sudut kritisnya, maka terjadilah pemantulan sempurna dan

bayangan angkasa nampak seperti genangan air di jalan.

Pemantulan sempurna terjadi ketika semua cahaya yang menumbuk suatu bidang

atau benda dipantulkan secara keseluruhan. Dua faktor utama yang mempengaruhi

kejadian ini adalah (29) ............... dari kedua medium dan (30) ............... cahaya

itu sendiri. Indeks bias merupakan parameter optik suatu material biasanya

dinotasikan “n”, dimana n merupakan pembagian kecepatan cahaya di ruang

Page 135: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

121

hampa dengan kecepatan cahaya di medium yang dimaksud. Sedangkan sudut

datang adalah besar sudut yang dibuat oleh sinar cahaya datang dengan garis

normal.

Page 136: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

122

Lampiran 18

KUNCI JAWABAN SOAL UJI KETERBACAAN

(1) cahaya (16) membengkok

(2) memantulkan (17) udara

(3) mata (18) pembiasan

(4) teratur (19) kecepatan

(5) baur (20) putih

(6) halus (21) interferensi

(7) searah (22) terpantul

(8) kasar (23) merambat

(9) menyebar (24) lurus

(10) garis normal (25) tinggi

(11) sinar pantul (26) sempurna

(12) sama (27) fatamorgana

(13) bayangan (28) kecil

(14) lebih kecil (29) indeks bias

(15) lebih besar (30) sudut datang

Page 137: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

123

Lampiran 19

ANALISIS UJI KETERBACAAN

Rumus:

Keterangan:

P : persentase skor

f : jumlah skor yang diperoleh

N : jumlah skor maksimum

Kriteria:

Interval Kriteria

> 57% LKS mudah dipahami

37% - 57% LKS memenuhi syarat keterbacaan

< 37% LKS sukar dipahami

Perhitungan:

No Kode

Responden

Jumlah skor

maksimum

Jumlah

skor yang

diperoleh

Nilai

(%)

Kriteria

keterbacaan

1 UCK-1 30 26 86,67 mudah dipahami

2 UCK-2 30 24 80,00 mudah dipahami

3 UCK-3 30 25 83,33 mudah dipahami

4 UCK-4 30 23 76,67 mudah dipahami

5 UCK-5 30 27 90,00 mudah dipahami

6 UCK-6 30 23 76,67 mudah dipahami

7 UCK-7 30 22 73,33 mudah dipahami

8 UCK-8 30 25 83,33 mudah dipahami

9 UCK-9 30 21 70,00 mudah dipahami

10 UCK-10 30 29 96,67 mudah dipahami

Rata-rata 30 24,5 81,67 mudah dipahami

Berdasarkan analisis data diperoleh nilai keterbacaan LKS adalah 81,67%. Jadi

LKS ini termasuk dalam kriteria mudah dipahami.

%100N

f P =

Page 138: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

124

Lampiran 20

SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST

Mata Pelajaran : Fisika

Pokok Bahasan : Pemantulan dan Pembiasan Cahaya

Kelas/Semester : X/2

Waktu : 60 menit

Petunjuk mengerjakan soal :

1. Berdo’alah sebelum mengerjakan.

2. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b,

c, atau d pada lembar jawaban.

3. Apabila ada jawaban yang salah dan ingin memperbaiki, coretlah dengan 2 garis lurus

mendatar pada jawaban yang salah dan silang (X) jawaban yang benar.

Contoh: a b c d e menjadi a b c d e

4. Selamat mengerjakan!

1. Jika besar sudut datang yang menuju permukaan benda disimbolkan dengan x dan besar

sudut pantul disimbolkan dengan y, hubungan yang tepat dari keduanya adalah ….

a. x = y

b. x ≠ y

c. x > y

d. x < y

e. x = y = 0

2. Pernyataan-pernyataan berikut adalah sifat pembentukan bayangan

1) Bayangan yang dihasilkan bersifat nyata.

2) Bayangan yang dihasilkan bersifat maya.

3) Ukuran bayangan sama dengan ukuran benda.

4) Tinggi benda sama dengan tinggi bayangan.

5) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.

Yang merupakan sifat pembentukan bayangan pada cermin datar adalah nomor ....

a. 1), 2), 3), dan 4)

b. 2), 3), 4), dan 5)

c. 1), 3), dan 4)

d. 2), 3), dan 5)

e. semua benar

X X = X

Page 139: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

125

3. Suatu benda diletakkan di depan dua cermin datar dengan membentuk sudut tertentu

sehingga pada cermin terlihat ada 17 bayangan. Sudut yang dibentuk oleh kedua cermin

tersebut adalah ….

a. 20

b. 30

c. 40

d. 45

e. 60

4. Sebuah cermin cekung mempunyai titik fokus 15 cm. Titik pusat kelengkungan cermin

adalah ….

a. 7,5 cm

b. 10 cm

c. 15 cm

d. 30 cm

e. 60 cm

5. Jika seberkas sinar datang menuju titik fokus lensa cekung, berkas sinar tersebut akan ….

a. dibiaskan menuju titik fokus

b. dibiaskan menuju titik pusat optik

c. dibiaskan sejajar sumbu utama

d. dipantulkan menuju titik fokus

e. diteruskan tanpa dibiaskan atau dipantulkan

6. Sebuah cermin cembung mempunyai jari-jari 16 cm. Benda setinggi 4 cm berada di

depan cermin sejauh 10 cm, sehingga:

1) jarak bayangan benda

cm

2) jarak bayangan benda

cm

3) perbesaran benda

kali

4) tinggi bayangan benda 1,78 cm

Pernyataan yang benar adalah nomor ….

a. 1), 3), dan 4)

b. 1), 2), dan 3)

c. 1), 2), 3), dan 4)

d. 2) dan 4)

Page 140: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

126

e. 2) dan 3)

7. Sebuah cermin lengkung memiliki jari-jari 36 cm. Letak benda agar terbentuk bayangan

tegak berukuran tiga kali ukuran bendanya adalah ….

a. 108 cm

b. 72 cm

c. 54 cm

d. 18 cm

e. 12 cm

8. Sebuah benda terletak di depan cermin cembung, maka bayangan yang terbentuk bersifat

….

a. tegak, diperkecil

b. terbalik, diperbesar

c. terbalik, diperkecil

d. nyata, di muka cermin

e. maya, di muka cermin

9. Terjadinya pelangi adalah karena cahaya matahari diuraikan dan dibiaskan oleh ….

a. lapisan atmosfer

b. butir-butir hujan yang ada di udara

c. uap air yang ada di lapisan atmosfer

d. awan tebal yang ada di lapisan atmosfer

e. temperatur udara yang tinggi

10. Sebuah benda berada di depan cermin cekung yang berjarak fokus 15 cm. Agar diperoleh

bayangan nyata dengan perbesaran 5 kali maka jarak benda dengan cermin adalah ….

a. 40 cm

b. 30 cm

c. 23 cm

d. 25 cm

e. 18 cm

11. Jika bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dengan jari-jari kelengkungan 20 cm

nyata dan diperbesar dua kali maka bendanya terletak di muka cermin sejauh ….

a. 60 cm

b. 30 cm

c. 25 cm

d. 15 cm

Page 141: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

127

e. 10 cm

12. Berikut merupakan kegunaan dari cermin cekung, kecuali ….

a. cermin rias

b. lampu senter

c. komponen alat optik

d. komponen lampu mobil

e. kaca spion

13. Jika sinar datang membentuk sudut 30 terhadap garis normal, besarnya sudut pantul

adalah ….

a. 30

b. 60

c. 150

d. 180

e. 210

14. Pemantulan difus adalah pemantulan yang terjadi jika sinar jatuh mengenai permukaan

yang ….

a. kasar

b. licin

c. datar

d. halus

e. bening

15. Batang pensil yang kita celupkan kedalam air, maka pensil akan tampak patah dari

permukaan air. Hal ini disebabkan oleh ....

a. adanya perbedaan sudut datang dengan sudut pantul

b. adanya perbedaan sinar datang dengan sinar pantul

c. adanya persamaan sudut datang dengan sudut pantul

d. adanya persamaan sudut datang dengan sudut deviasi

e. adanya perbedaan sudut pada sinar datang dengan sinar bias pada garis normal

16. Pembiasan cahaya adalah ….

a. peristiwa atau gejala perubahan arah rambatan cahaya karena mengalami perubahan

medium

b. seberkas cahaya yang merambat dari medium yang kerapatannya sama

c. garis normal sama dengan bidang bias

Page 142: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

128

d. perbedaan ukuran indeks bias

e. peristiwa atau gejala perubahan arah rambatan cahaya tanpa mengalami perubahan

medium

17. Perhatikan gambar berikut ini!

Andi berada 12 m di atas permukaan air sebuah kolam. Ketinggian Andi yang terlihat

oleh Budi yang sedang berendam dalam air adalah ....

a. 10 m

b. 14 m

c. 16 m

d. 18 m

e. 20 m

18. Seberkas cahaya dengan laju v1, panjang gelombang λ1, frekuensi f1 merambat dalam

medium yang indeks biasnya n1 lalu dibiaskan ke medium kedua n2 ternyata sudut

biasnya lebih besar daripada sudut datangnya. Dengan menggunakan hukum 1 Snellius

tentang pembiasan pada 2 medium yang berbeda, maka dapat disimpulkan bahwa ….

a. n2 > n1

b. f2 > f1 dan n2 > n1

c. f2 > f1, n2 > n1 dan v2 > v1

d. f2 > f1 dan v2 > v1

e. v2 > v1 dan λ2 > λ1

19. Jika kecepatan cahaya dalam alkohol adalah 2,20 x 108 m/s, maka indeks bias alkohol

tersebut adalah ….

a. 1,36

b. 1,41

c. 1,53

d. 1,63

e. 1,8

Page 143: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

129

20. Seberkas cahaya datang dari udara ke suatu zat cair dengan sudut datang 45 dan sudut

bias 30 . Apabila kelajuan cahaya di udara 3x108 m/s, besarnya indeks bias zat cair

adalah ….

a. 4,1

b. 3,5

c. 3,4

d. 2,3

e. 1,4

Selamat Mengerjakan

Page 144: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

130

Lampiran 21

KUNCI JAWABAN SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST

1. A 11. D

2. B 12. E

3. A 13. A

4. D 14. A

5. C 15. D

6. A 16. A

7. E 17. C

8. A 18. A

9. B 19. A

10.E 20. E

Page 145: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

131

Lampiran 22

DAFTAR NILAI PRE-TEST DAN POST-TEST KELAS EKSPERIMEN

No Kode

Responden

Nilai

Pre-test Post-test

1 UCB-1 35 75

2 UCB-2 35 85

3 UCB-3 55 90

4 UCB-4 50 80

5 UCB-5 40 85

6 UCB-6 40 80

7 UCB-7 25 80

8 UCB-8 40 80

9 UCB-9 45 90

10 UCB-10 40 85

11 UCB-11 45 85

12 UCB-12 35 85

13 UCB-13 55 85

14 UCB-14 50 85

15 UCB-15 55 70

16 UCB-16 40 100

17 UCB-17 45 90

18 UCB-18 45 100

19 UCB-19 40 75

20 UCB-20 45 55

21 UCB-21 35 70

22 UCB-22 25 90

23 UCB-23 50 75

24 UCB-24 40 85

25 UCB-25 55 75

26 UCB-26 50 65

27 UCB-27 35 80

28 UCB-28 50 80

29 UCB-29 45 95

30 UCB-30 50 85

31 UCB-31 40 85

32 UCB-32 50 80

X 1385 2625

n 32 32

43,28 82,03

S2 63,89 86,87

S 7,99 9,32

1x

Page 146: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

132

Lampiran 23

DAFTAR NILAI PRE-TEST DAN POST-TEST KELAS KONTROL

No Kode

Responden

Nilai

Pre-test Post-test

1 K 01 15 70

2 K 02 35 75

3 K 03 45 70

4 K 04 25 75

5 K 05 15 75

6 K 06 35 65

7 K 07 10 70

8 K 08 35 75

9 K 09 55 70

10 K 10 35 70

11 K 11 55 65

12 K 12 55 90

13 K 13 35 75

14 K 14 40 75

15 K 15 35 80

16 K 16 25 75

17 K 17 10 80

18 K 18 50 70

19 K 19 50 65

20 K 20 25 70

21 K 21 25 70

22 K 22 50 65

23 K 23 50 60

24 K 24 40 75

25 K 25 45 80

26 K 26 30 85

27 K 27 45 85

28 K 28 40 80

29 K 29 45 80

X 1055 2140

n 29 29

36,38 73,79

S2 178,39 47,59

S 13,36 6,89

1x

Page 147: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

133

Lampiran 24

UJI NORMALITAS NILAI PRE-TEST

KELAS EKSPERIMEN

Hipotesis:

Ho: data berdistribusi normal

Ha: data berdistribusi tidak normal

Pengujian Hipotesis

Menggunakan rumus

Kriteria

Ho diterima jika hitung <

tabel

Pengujian Hipotesis

Nilai maksimal = 55 Panjang kelas = 5

Nilai minimal = 25 Rata-rata = 43,28

Rentang = 30 s = 7,99

Banyak kelas = 6 n = 32

Kelas Interval Batas

Kelas

Z

untuk

batas

kelas

Peluang

untuk Z

Luas

untuk

Z

Ei Oi

(Oi-Ei)²

Ei

25 - 29 24,50 -2,35 0,49 0,03 1,05 2 0,85

30 - 34 29,50 -1,72 0,46 0,09 3,00 0 3,00

35 - 39 34,50 -1,10 0,36 0,18 5,83 5 0,12

40 - 44 39,50 -0,47 0,18 0,24 7,76 8 0,01

45 - 49 44,50 0,15 0,06 0,22 7,08 6 0,16

50 - 54 49,50 0,78 0,28 0,28 9,02 7 0,45

2

= 4,58

Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh ² tabel = 11,07

4,58 11,07

Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho atau harga chi hitung lebih kecil dari harga chi tabel,

maka data tersebut berdistribusi normal dan dapat digunakan statistik parametris untuk menganalisis

lebih lanjut.

=

-=

k

1i

2

i2 O

i

i

E

E

Page 148: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

134

Lampiran 25

UJI NORMALITAS NILAI PRE-TEST

KELAS KONTROL

Hipotesis:

Ho: data berdistribusi normal

Ha: data berdistribusi tidak normal

Pengujian Hipotesis

Menggunakan rumus

Kriteria

Ho diterima jika hitung <

tabel

Pengujian Hipotesis

Nilai maksimal = 55 Panjang kelas = 7

Nilai minimal = 10 Rata-rata = 37,76

Rentang = 45 s = 13,13

Banyak kelas = 7 n = 29

Kelas Interval Batas

Kelas

Z

untuk

batas

kelas

Peluang

untuk Z

Luas

untuk

Z

Ei Oi

(Oi-Ei)²

Ei

10 - 16 9,50 -2,15 0,48 0,04 1,07 3 3,45

17 - 23 16,50 -1,62 0,45 0,09 2,50 0 2,50

24 - 30 23,50 -1,09 0,36 0,15 4,39 5 0,08

31 - 37 30,50 -0,55 0,21 0,20 5,86 6 0,00

38 - 44 37,50 -0,02 0,01 0,20 5,92 3 1,44

45 - 51 44,50 0,51 0,20 0,20 5,69 8 0,94

52 - 58 51,50 1,05 0,35 0,35 10,22 4 3,78

2

= 12,19

Untuk = 5%, dengan dk = 7- 1 = 6 diperoleh ² tabel = 12,59

12,19 12,59

Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho atau harga chi hitung lebih kecil dari harga chi tabel,

maka data tersebut berdistribusi normal dan dapat digunakan statistik parametris untuk menganalisis

lebih lanjut.

=

-=

k

1i

2

i2 O

i

i

E

E

Page 149: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

135

Lampiran 26

UJI NORMALITAS NILAI POST-TEST

KELAS EKSPERIMEN

Hipotesis:

Ho: data berdistribusi normal

Ha: data berdistribusi tidak normal

Pengujian Hipotesis

Menggunakan rumus

Kriteria

Ho diterima jika hitung <

tabel

Pengujian Hipotesis

Nilai maksimal = 100 Panjang kelas = 6

Nilai minimal = 55 Rata-rata = 82,03

Rentang = 45 s = 9,32

Banyak kelas = 8 n = 32

Kelas Interval Batas

Kelas

Z

untuk

batas

kelas

Peluang

untuk Z

Luas

untuk

Z

Ei Oi

(Oi-Ei)²

Ei

55 - 60 54,50 -2,95 0,50 0,01 0,28 1 1,81

61 - 66 60,50 -2,31 0,49 0,04 1,20 1 0,03

67 - 72 66,50 -1,67 0,45 0,11 3,37 2 0,56

73 - 78 72,50 -1,02 0,35 0,20 6,37 4 0,88

79 - 84 78,50 -0,38 0,15 0,25 8,07 7 0,14

85 - 90 84,50 0,26 0,10 0,10 3,34 6 2,11

91 - 96 90,50 0,91 0,32 0,32 10,18 1 8,28

97 - 102 96,50 1,55 0,44 0,44 14,07 10 1,18

2

= 13,82

Untuk = 5%, dengan dk = 8 - 1 = 7diperoleh ² tabel = 14,07

13,82 14,07

Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho atau harga chi hitung lebih kecil dari harga chi tabel,

maka data tersebut berdistribusi normal dan dapat digunakan statistik parametris untuk menganalisis

lebih lanjut.

=

-=

k

1i

2

i2 O

i

i

E

E

Page 150: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

136

Lampiran 27

UJI NORMALITAS NILAI POST-TEST

KELAS KONTROL

Hipotesis:

Ho: data berdistribusi normal

Ha: data berdistribusi tidak normal

Pengujian Hipotesis

Menggunakan rumus

Kriteria

Ho diterima jika hitung <

tabel

Pengujian Hipotesis

Nilai maksimal = 90 Panjang kelas = 4

Nilai minimal = 60 Rata-rata = 73,83

Rentang = 30 s = 6,78

Banyak kelas = 7 n = 30

Kelas Interval Batas

Kelas

Z

untuk

batas

kelas

Peluang

untuk Z

Luas

untuk

Z

Ei Oi

(Oi-Ei)²

Ei

60 - 63 59,50 -2,11 0,48 0,05 1,49 1 0,16

64 - 67 63,50 -1,52 0,44 0,11 3,56 4 0,05

68 - 71 67,50 -0,93 0,32 0,19 6,09 6 0,00

72 - 75 71,50 -0,34 0,13 0,23 7,41 6 0,27

76 - 79 75,50 0,25 0,10 0,20 6,44 0 6,44

80 - 83 79,50 0,84 0,30 0,30 9,54 6 1,32

84 - 87 83,50 1,43 0,42 0,42 13,53 6 4,19

2

= 12,43

Untuk = 5%, dengan dk = 7 - 1 = 6 diperoleh ² tabel = 12,59

12,43 12,59

Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho atau harga chi hitung lebih kecil dari harga chi

tabel, maka data tersebut berdistribusi normal dan dapat digunakan statistik parametris untuk

menganalisis lebih lanjut.

=

-=

k

1i

2

i2 O

i

i

E

E

Page 151: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

137

Lampiran 28

UJI N-GAIN PENINGKATAN RATA-RATA HASIL BELAJAR KOGNITIF

No Kode

Responden

Nilai <g> Kriteria

Pre-test Post-test

1 UCB-1 35 75 0,62 sedang

2 UCB-2 35 85 0,77 tinggi

3 UCB-3 55 90 0,78 tinggi

4 UCB-4 50 80 0,60 sedang

5 UCB-5 40 85 0,75 tinggi

6 UCB-6 40 80 0,67 sedang

7 UCB-7 25 80 0,73 tinggi

8 UCB-8 40 80 0,67 sedang

9 UCB-9 45 90 0,82 tinggi

10 UCB-10 40 85 0,75 tinggi

11 UCB-11 45 85 0,73 tinggi

12 UCB-12 35 85 0,77 tinggi

13 UCB-13 55 85 0,67 sedang

14 UCB-14 50 85 0,70 tinggi

15 UCB-15 55 70 0,33 sedang

16 UCB-16 40 100 1,00 tinggi

17 UCB-17 45 90 0,82 tinggi

18 UCB-18 45 100 1,00 tinggi

19 UCB-19 40 75 0,58 sedang

20 UCB-20 45 55 0,18 rendah

21 UCB-21 35 70 0,54 sedang

22 UCB-22 25 90 0,87 tinggi

23 UCB-23 50 75 0,50 sedang

24 UCB-24 40 85 0,75 tinggi

25 UCB-25 55 75 0,44 sedang

26 UCB-26 50 65 0,30 sedang

27 UCB-27 35 80 0,69 sedang

28 UCB-28 50 80 0,60 sedang

29 UCB-29 45 95 0,91 tinggi

30 UCB-30 50 85 0,70 tinggi

31 UCB-31 40 85 0,75 tinggi

32 UCB-32 50 80 0,60 sedang

X 1385 2625

43,28 82,03

<g> =

=

Nilai gain adalah 0,68. Maka peningkatan hasil belajar dalam kategori sedang.

1x

Page 152: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

138

Lampiran 29

UJI-T PERBEDAAN RATA-RATA

HASIL BELAJAR KOGNITIF

Persamaan yang digunakan:

Data yang diperoleh:

Sumber variasi Post-test Pre-test

Jumlah 2625 1385

n 32 32

x 82,03 43,28

Varians (s2) 86,87 63,89

Standart deviasi (s) 9,32 7,99

Perhitungan:

r =

t =

Pada a = 5% dengan dk = 32 + 32 – 2 = 62 diperoleh t(0.95)(62) = 1,9990

1,99897 24,807

Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok

eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.

-

-=

2

2

1

1

2

2

2

1

2

1

21

2

xx t

n

s

n

sr

n

s

n

s

Page 153: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

139

LEMBAR OBSERVASI KARAKTER SISWA

Kode

Siswa

Aspek Penilaian ∑skor Nilai Observasi

Rasa ingin tahu Disiplin Jujur Komunikatif

5 3 1 5 3 1 5 3 1 5 3 1

Perhitungan skor karakter :

Nilai observasi = ∑

x 100 %

Rembang, 2014

Observer

(.........................................)

139

Lam

piran

30

Page 154: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

140

Lampiran 31

RUBRIK PENILAIAN LEMBAR OBSERVASI KARAKTER SISWA

Aspek yang dinilai Skor Kriteria

Rasa ingin tahu 5 Siswa bertanya kepada guru dan teman lain serta

membaca dan mencari informasi dari buku dan

internet mengenai materi yang sedang dipelajari

3 Siswa bertanya kepada guru dan teman lain

mengenai materi yang sedang dipelajari namun tidak

membaca dan mencari informasi dari buku internet

1 Siswa tidak bertanya kepada guru dan teman lain

serta tidak membaca dan mencari informasi dari

buku dan internet mengenai materi yang sedang

dipelajari

Disiplin 5 Siswa mentaati prosedur percobaan dan mengambil

ataupun mengembalikan alat-alat yang digunakan

saat percobaan dengan tertib

3 Siswa mentaati prosedur percobaan dan tidak

mengambil ataupun mengembalikan alat-alat yang

digunakan saat percobaan dengan tertib

1 Siswa tidak mentaati prosedur percobaan dan tidak

mengambil ataupun mengembalikan alat-alat yang

digunakan saat percobaan dengan tertib

Jujur 5 Siswa tidak melihat jawaban milik orang lain,

mencatat data pengamatan sesuai dengan hasil

percobaan dan mengemukakan pendapatnya

3 Siswa tidak melihat jawaban milik orang lain,

mencatat data pengamatan sesuai dengan hasil

percobaan dan tidak mengemukakan pendapatnya

1 Siswa melihat jawaban milik orang lain, tidak

mencatat data pengamatan sesuai dengan hasil

percobaan dan tidak mengemukakan pendapatnya

Komunikatif 5 Siswa menuliskan hasil diskusi di dalam kolom yang

telah disediakan, memberi dan mendengarkan

pendapat dalam diskusi serta mempresentasikan hasil

diskusi kelompok di depan kelas

3 Siswa menuliskan hasil diskusi di dalam kolom yang

telah disediakan, memberi dan mendengarkan

pendapat dalam diskusi namun tidak

mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan

kelas

1 Siswa menuliskan hasil diskusi di dalam kolom yang

telah disediakan, namun tidak mempresentasikan

hasil diskusi kelompok di depan kelas serta tidak

memberi dan mendengarkan pendapat dalam diskusi

Page 155: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

141

Lampiran 32

HASIL OBSERVASI KARAKTER SISWA

NO KODE

KARAKTER YANG DIKEMBANGKAN

f N PERSENTASE RASA INGIN

TAHU KOMUNIKATIF JUJUR DISIPLIN

1 UCB-1 3 1 1 2 7 12 58,33%

2 UCB-2 2 2 2 2 8 12 66,67%

3 UCB-3 2 3 3 3 11 12 91,67%

4 UCB-4 2 3 3 3 11 12 91,67%

5 UCB-5 1 3 3 2 9 12 75,00%

6 UCB-6 3 1 3 3 10 12 83,33%

7 UCB-7 3 2 3 3 11 12 91,67%

8 UCB-8 3 3 3 3 12 12 100,00%

9 UCB-9 3 3 3 3 12 12 100,00%

10 UCB-10 3 3 3 3 12 12 100,00%

11 UCB-11 2 2 2 3 9 12 75,00%

12 UCB-12 2 2 2 3 9 12 75,00%

13 UCB-13 2 2 2 3 9 12 75,00%

14 UCB-14 2 2 2 3 9 12 75,00%

15 UCB-15 3 2 2 3 10 12 83,33%

16 UCB-16 2 2 3 2 9 12 75,00%

17 UCB-17 3 2 2 3 10 12 83,33%

18 UCB-18 3 3 2 3 11 12 91,67%

19 UCB-19 3 2 3 3 11 12 91,67%

20 UCB-20 2 3 3 2 10 12 83,33%

21 UCB-21 2 2 3 2 9 12 75,00%

22 UCB-22 2 2 3 2 9 12 75,00%

23 UCB-23 2 3 3 2 10 12 83,33%

24 UCB-24 2 2 2 3 9 12 75,00%

25 UCB-25 3 2 2 3 10 12 83,33%

26 UCB-26 2 2 2 3 9 12 75,00%

27 UCB-27 2 2 2 3 9 12 75,00%

28 UCB-28 3 3 2 2 10 12 83,33%

29 UCB-29 2 3 1 2 8 12 66,67%

30 UCB-30 2 3 3 3 11 12 91,67%

31 UCB-31 3 3 2 3 11 12 91,67%

32 UCB-32 3 3 3 3 12 12 100,00%

Skor didapat 77 76 78 86 317 384 82,55%

Skor maks 96 96 96 96

Skor rata-rata 80,21% 79,17% 81,25% 89,58%

Kriteria mulai

berkembang

mulai

berkembang membudaya membudaya

membudaya

Page 156: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

142

Lampiran 33

KISI-KISI LEMBAR ANGKET KARAKTER SISWA

NO. KARAKTER YANG

DIKEMBANGKAN NOMOR PERNYATAAN JUMLAH

1. Rasa ingin tahu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 8

2. Disiplin 9, 10,11, 12, 13, dan 14 6

3. Jujur 15, 16, 17, 18, 19, dan 20 6

4. Komunikatif 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29,

dan 30

10

Page 157: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

143

Lampiran 34

LEMBAR ANGKET PERKEMBANGAN KARAKTER SISWA

A. Petunjuk Umum:

Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruh terhadap nilai

belajar Anda di sekolah ini. Silahkan mengisi dengan sejujur-jujurnya dan sebenar-

benarnya berdasarkan pikiran Anda dan sesuai dengan yang Anda alami.

B. Petunjuk Pengisian:

1. Tulislah identitas Anda.

2. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti.

3. Berilah tanda check (√) pada salah satu jawaban yang tersedia (SS, S, TS, STS)

sesuai dengan pendapat Anda.

Keterangan:

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

4. Tanyakan pada guru, jika ada sesuatu yang belum Anda mengerti.

C. Identitas Siswa

Nama : ……………………….

Kelas : ……………………….

No. Absen : ……………………….

NO. PERNYATAAN SS S TS STS

1. Apabila ada hal-hal baru dan kecakapan baru, saya tertarik

untuk mempelajarinya meskipun itu sulit bagi saya.

2. Saya lebih memilih untuk bermain daripada mempelajari hal-

hal yang baru.

3. Saat guru menjelaskan materi pelajaran, saya akan langsung

bertanya apabila ada materi yang belum saya pahami.

4. Meskipun ada materi yang belum saya pahami, saya hanya

Page 158: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

144

diam.

5. Apabila ada soal yang sulit, saya akan terus berusaha

menyelesaikan sampai saya menemukan pemecahannya,

meskipun saya harus bertanya kepada banyak orang.

6. Soal yang sulit saya tinggalkan karena itu membosankan dan

membuang waktu saya.

7. Buku atau sumber-sumber lain yang relevan saya baca untuk

menemukan informasi yang berhubungan dengan pelajaran.

8. Untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan

pelajaran, saya lebih memilih untuk menunggu diberi tahu

oleh guru daripada mencari dalam buku dan sumber-sumber

lain yang relevan.

9. Berangkat sekolah tepat waktu merupakan salah satu hal yang

selalu saya lakukan.

10. Setelah bel sekolah berbunyi, saya baru datang ke sekolah.

11. Tugas saya kumpulkan pada waktu yang telah ditentukan.

12. Setelah ditagih oleh guru, saya baru mengumpulkan tugas.

13. Barang-barang saya kembalikan ke tempat semula setelah

saya selesai menggunakannya.

14. Meskipun saya sudah selesai menggunakannya, barang-

barang tetap saya biarkan pada tempat kerja,

15. Soal ujian saya kerjakan dengan kemampuan diri sendiri.

16. Pada saat ujian, saya mencontek atau bertanya kepada teman.

17. Hasil praktikum saya laporkan sesuai dengan apa yang

didapatkan saat praktikum.

18. Laporan hasil praktikum saya buat agar terlihat bagus,

meskipun itu tidak sesuai dengan yang didapatkan saat

praktikum.

19. Jika jumlah nilai tugas atau ulangan yang dikoreksi oleh

teman saya jumlahnya terlalu banyak, maka saya akan

membetulkannya.

20. Meskipun nilai tugas atau ulangan yang dikoreksi oleh teman

Page 159: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

145

saya jumlahnya terlalu banyak, saya akan membiarkannya

karena itu menguntungkan bagi saya.

21. Ketika berdiskusi kelompok, saya senang menyampaikan

pendapat.

22. Saya lebih memilih untuk diam daripada berbicara ketika

berdiskusi kelompok.

23. Pendapat dari teman selalu saya terima walaupun tidak sesuai

dengan pendapat saya.

24. Karena tidak sesuai dengan pendapat saya, saya malas untuk

mendengarkan pendapat dari teman.

25. Bahasa yang saya gunakan untuk menyampaikan pendapat

sederhana, mudah dipahami, dan tidak berbelit-belit.

26. Pendapat saya sampaikan dengan berbelit-belit, tidak

langsung pada intinya serta menggunakan bahasa yang rumit

dan sukar dipahami.

27. Pembicaraan teman saya dengarkan dan tidak saya potong,

meskipun pendapat yang disampaikannya tidak sesuai dengan

pendapat saya.

28. Ketika teman menyampaikan pendapatnya, saya tetap

berbicara karena apa yang disampaikan tidak sesuai dengan

pendapat saya.

29. Walaupun pendapat saya tidak diterima oleh teman, saya tetap

merasa senang

30. Ketika pendapat saya tidak diterima oleh teman, saya marah.

**TERIMAKASIH ATAS KERJASAMANYA**

Page 160: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

146

ANALISIS ANGKET KARAKTER AWAL

146

Lam

piran

35

Page 161: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

147

DATA ANGKET PERKEMBANGAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA

147

Page 162: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

148

DATA ANGKET PERKEMBANGAN KARAKTER DISIPLIN SISWA

148

Page 163: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

149

DATA ANGKET PERKEMBANGAN KARAKTER JUJUR SISWA

149

Page 164: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

150

DATA ANGKET PERKEMBANGAN KARAKTER KOMUNIKATIF SISWA

150

Page 165: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

151

ANALISIS ANGKET KARAKTER AKHIR Lam

piran

36

151

Page 166: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

152

DATA ANGKET PERKEMBANGAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA

152

Page 167: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

153

DATA ANGKET PERKEMBANGAN KARAKTER DISIPLIN SISWA

153

Page 168: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

154

DATA ANGKET PERKEMBANGAN KARAKTER JUJUR SISWA

154

Page 169: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

155

DATA ANGKET PERKEMBANGAN KARAKTER KOMUNIKATIF SISWA

155

Page 170: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

156

SILABUS

Mata Pelajaran : Fisika

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas /Semester : X / 2

Kompetensi

Dasar

Materi

Pokok

Materi

Pembelajaran

Alternatif

Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

3.9

Menganalisis

cara kerja alat

optik

menggunakan

sifat

pencerminan

dan pembiasan

cahaya oleh

cermin dan

lensa

Alat-

alat

optik

Fakta

1. cermin

2. lensa

3. prisma

4. kaca plan

paralel

Konsep

1. pemantulan

2. pembiasan

3. jarak fokus

4. jarak benda

5. jarak

bayangan

Prinsip

1. sifat-sifat

pemantulan

2. sifat-sifat

pembiasan

3. perbesaran

Prosedur

1. percobaan

hukum

Mengamati

1. melakukan

studi

pustaka

untuk

mencari

informasi

mengenai

aplikasi

pemantulan

dan

pembiasan

cahaya

dalam

kehidupan

sehari-hari

2. melakukan

studi

pustaka

untuk

mencari

informasi

tentang

konsep

pemantulan

1. menunj

ukkan

perilak

u jujur,

disiplin

, rasa

ingin

tahu

yang

besar

dalam

diskusi

dan

percob

aan

kelomp

ok

2. menunj

ukkan

sikap

komuni

katif

dalam

present

asi

Observasi

Keg.1

Diskusi

kelompok,

aspek:

1. toleran

2. santun

3. responsif

4. proaktif

Keg.2

Percobaan

kelompok,

aspek:

1. jujur

2. disiplin

3. tanggungj

awab

4. kerjasama

1. menjelas

kan

prinsip

pemantu

lan dan

pembias

an

cahaya

2. menerap

kan

prinsip

pemantu

lan dan

pembias

an

cahaya

dalam

kehidupa

n sehari-

hari

Tugas 1.

Menjawab

pertanyaan-

pertanyaan

yang ada

dalam LKS,

aspek:

1. ketepatan

waktu

2. kelengkap

an

Tes

Evaluasi

- Uraian

- PG

1.

membua

t laporan

tertulis

hasil

diskusi

dan

percoba

an

kelompo

k

2.

mempre

sentasik

an hasil

diskusi

dan

percoba

an

kelompo

k

Observasi

Keg.1

Presentasi

kelompok

Aspek:

1. Penguas

aan isi

2. Teknik

bertanya

/menjaw

ab

3. Metode

penyajia

n

Portofolio

1. Membua

t laporan

tertulis

hasil

diskusi

dan

percobaa

n

kelompo

156

Lam

piran

37

Page 171: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

157

pemantulan

2. percobaan

menentuka

n jarak

fokus

cermin

cekung

3. percobaan

pembiasan

pada prisma

4. percobaan

pembiasan

pada kaca

plan paralel

,

pembiasan,

jarak fokus,

jarak

benda,

jarak

bayangan

Menanya

1. menanyaka

n tentang

prinsip

pembentuk

an

bayangan

dan

perbesaran

pada

cermin

datar dan

cermin

lengkung

Mengeksplor

asi

1. mengeksplo

rasi dari

sumber

belajar

yang

relevan

seperti

k

aspek:

1. visual

laporan

2. kelengka

pan

157

Page 172: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

158

buku

maupun

internet

tentang

prinsip

pembentuk

an

bayangan

dan

perbesaran

pada

cermin

datar dan

cermin

lengkung

Mengasosiasi

1. melaluidisk

usi

kelompok

dapat

membedaka

n

pemantulan

teratur dan

pemantulan

baur

2. melalui

percobaan

dapat

mengetahui

hukum

158

Page 173: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

159

pemantulan

dan

pembiasan

Mengkomuni

kasikan

1. presentasi

kelompok

tentang

hasil

diskusi dan

percobaan

pada LKS

159

Page 174: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

160

Lampiran 38

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Rembang

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X/2

Materi Pokok : Pemantulan dan Pembiasan Cahaya

Alokasi Waktu : 3 x 3 JP

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif, dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1. Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui

pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.

Indikator: meyakini bahwa semua sistem di alam semesta telah diciptakan dan diatur

sedemikian rupa oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

2. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat;

tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli

lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam

melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi.

3. Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan

cahaya oleh cermin dan lensa.

Page 175: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

161

4. Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan

dan pembiasan pada cermin dan lensa.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan perbedaan antara cahaya dan sinar melalui diskusi kelompok

secara komunikatif.

2. Siswa dapat menjelaskan prinsip pemantulan cahaya melalui diskusi kelompok secara

komunikatif.

3. Siswa dapat membedakan antara pemantulan teratur dan pemantulan baur melalui

diskusi kelompok secara komunikatif.

4. Siswa dapat menggambarkan secara sistematik gejala pemantulan sinar pada cermin

berdasarkan hukum Snellius melalui percobaan dan diskusi kelompok secara

komunikatif.

5. Siswa dapat menjelaskan hukum pemantulan melalui percobaan dan diskusi kelompok

dengan jujur, disiplin, keatif dan komunikatif.

6. Siswa dapat menentukan jarak fokus pada cermin cekung melalui percobaan dengan

jujur, disiplin dan kreatif.

7. Siswa dapat menjelaskan prinsip pembiasan cahaya melalui diskusi kelompok secara

komunikatif.

8. Siswa dapat menjelaskan prinsip pembiasan pada prisma melalui percobaan dengan

jujur dan disiplin.

9. Siswa dapat menyebutkan hukum Snellius tentang pembiasan melalui percobaan

dengan kaca plan paralel secara jujur, disiplin dan kreatif.

D. Materi Pembelajaran

1. Pemantulan Cahaya

2. Pembiasan Cahaya

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Scientific Approach

Model : Cooperatif Learning, Contextual Learning, Inquiry

Metode : Eksplorasi, Diskusi, Praktikum dan Presentasi

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

Media : LKS

Alat : - Seperangkat percobaan menentukan jarak fokus

- Seperangkat percobaan prisma

- Seperangkat percobaan kaca plan paralel

Page 176: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

162

Sumber pembelajaran : - Buku Fisika SMA Kelas X Kurikulum 2013 Erlangga

karangan Marthen Kanginan

- Internet

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

PERTEMUAN KESATU ( 3 x 45 Menit) :

Kegiatan Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan

1) Pemotivasian:

a. Guru bertanya kepada siswa mengapa kita bisa melihat

benda

2) Apersepsi

a. Apakah yang dimaksud dengan cahaya?

b. Siapa yang tadi pagi sebelum berangkat sekolah tidak

bercermin? Tidak ada bukan? Kalian tentu bercermin

semua.

3) Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran

25 menit

Kegiatan Inti

1) Guru membagi kelas menjadi 6 kelompok

2) Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika materi

pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi karakter

3) Setiap kelompok melakukan kegiatan pada LKS sesuai dengan

petunjuk dan berdiskusi secara komunikatif serta melakukan

percobaan secara jujur dan disiplin

4) Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok

pada LKS di depan kelas secara komunikatif

5) Siswa lain menanggapi kelompok yang sedang presentasi

dengan penuh rasa ingin tahu

6) Guru memberikan penegasan terhadap jawaban dari

pertanyaan siswa

100

menit

Penutup

1) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik

2) Guru bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan hasil

pembelajaran hari ini.

10 menit

Page 177: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

163

PERTEMUAN KEDUA ( 3 x 45 Menit) :

PERTEMUAN KETIGA ( 3 x 45 Menit) :

Kegiatan Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan

1) Pemotivasian:

a. Guru bertanya kepada siswa tentang pelangi

2) Apersepsi:

a. Apakah yang dimaksud dengan pemantulan cahaya?

b. Siapa yang pernah melihat pelangi? Bagaimana proses

terjadinya?

3) Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran

25 menit

Kegiatan Inti

1) Guru membagi kelas menjadi 6 kelompok

2) Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika materi

pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi karakter

3) Setiap kelompok melakukan kegiatan pada LKS sesuai dengan

petunjuk dan berdiskusi secara komunikatif serta melakukan

percobaan secara jujur dan disiplin

4) Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok

pada LKS di depan kelas secara komunikatif

5) Siswa lain menanggapi kelompok yang sedang presentasi

dengan penuh rasa ingin tahu

6) Guru memberikan penegasan terhadap jawaban dari

pertanyaan siswa

100

menit

Penutup

1) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik

2) Guru bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan hasil

pembelajaran hari ini.

10 menit

Kegiatan Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan

1) Pemotivasian:

a. Guru bertanya kepada siswa tentang pemantulan dan

pembiasan cahaya

2) Apersepsi:

a. Bagaimana proses terjadinya pemantulan dan pembiasan

25 menit

Page 178: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

164

H. Penilaian

1. Mekanisme dan Prosedur

Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui lembar

observasi peserta didik, observasi karakter peserta didik, dan laporan tertulis.

2. Aspek dan Instrumen Penilaian

a. Instrumen observasi peserta didik menggunakan lembar pengamatan dengan fokus

utama pada aktivitas dalam kelompok.

b. Instrumen observasi karakter peserta didik menggunakan angket

c. Instrumen tes menggunakan lembar soal tes tertulis pilihan ganda

Rembang, April 2014

Guru Praktikan

Dwi Ristiyani

NIM 4201410013

cahaya?

3) Guru mengulas materi sebelumnya

Kegiatan Inti

1) Guru membagi kelas menjadi 6 kelompok

2) Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika materi

pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi karakter

3) Setiap kelompok bertanya kepada guru tentang materi yang

belum dipahami

4) Guru memberikan jawaban dari pertanyaan siswa

100

menit

Penutup

1) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik

2) Guru bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan hasil

pembelajaran hari ini.

10 menit

Page 179: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

165

Lampiran 39

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Siswa mengerjakan soal pre-test

Gambar 2. Siswa mengerjakan LKS

Gambar 3. Guru memandu jalannya diskusi kelas

Page 180: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

166

Gambar 4. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok

Gambar 5. Siswa melakukan kegiatan menanya

Gambar 6. Siswa melakukan kegiatan mencoba

Page 181: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

167

Lampiran 40

SURAT PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING

Page 182: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

168

Lampiran 41

SURAT IJIN PENELITIAN

Page 183: PENGEMBANGAN LKS FISIKA MATERI PEMANTULAN DAN

169

Lampiran 42

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN


Top Related