PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HIGHER ORDER THINKING
SKILL (HOTS) PADA MATERI STATISTIKA KELAS IX
SMP NEGERI 5 ENREKANG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
NUR RAHMA BADDU
NIM 105361108216
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2020
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Nama : NUR RAHMA BADDU
Nim : 105361108216
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Pengembangan Instrumen Tes Higher Order Thinking
Skill (HOTS) Pada Materi Statistika Kelas IX SMP
Negeri 5 Enrekang
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah asli hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan atau dibuatkan oleh
siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Agustus 2020
Yang Membuat Pernyataan
Nur Rahma Baddu
NIM. 105361108216
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Nama : NUR RAHMA BADDU
Nim : 105361108216
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Pengembangan Instrumen Tes Higher Order Thinking
Skill (HOTS) Pada Materi Statistika Kelas IX SMP
Negeri 5 Enrekang
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Agustus 2020
Yang Membuat Perjanjian
Nur Rahma Baddu
NIM. 105361108216
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“ Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku”
(QS. Al-Baqarah: 152)
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”
(QS. Asy-Syarh: 5)
Kupersembahkan karya ini untuk:
Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, baik
berupa mikmat kesehatan maupun kesempatan, serta dipermudah dalam setiap
urusan sehingga karya ini dapat terselesaikan. Selanjutnya kepada Ibu dan
bapak tercinta, atas doa, serta kasih sayang yang tidak henti-hentinya, yang
penuh kesabaran dalam mendidik dan membesarkanku, dan segala dukungan
yang menjadi motivasi untukku. Karya ini juga saya persembahkan kepada
teman-teman seperjuanganku Algoritma 16C yang selalu setia menemani dan
menyemangati serta almamaterku tercinta, Universitas Muhammadiyah
Makassar.
vii
ABSTRAK
Nur Rahma Baddu. 2020. Pengembangan Instrumen Tes Higher Order Thinking
Skill (HOTS) Pada Materi Statistika Kelas IX SMP Negeri 5 Enrekang. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Nurdin Arsyad dan
pembimbing II Ma’rup
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen tes higher order
thinking skill (HOTS) bagi siswa kelas IX SMP sebagai media dalam
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan dengan mengacu
pada model pengembangan formatife research tessmer. Produk yang
dikembangkan pada penelitian ini adalah instrumen tes yang terdiri dari kisi-kisi,
soal tes HOTS, lembar kerja, kriteria jawaban, dan pedoman penskoran. Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX A SMP Negeri 5 Enrekang. Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan lembar validasi. Lembar validasi ini
bertujuan untuk menilai instrumen tes yang dikembangkan yang dilakukan oleh
tiga validator.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas tes yang dikembangkan
diantaranya (a) validitas 4,08 (tinggi); (b) reliabilitas 0,83 (sangat baik); (c)
tingkat kesukaran pada soal nomor 2 yaitu 0,79 (mudah), soal nomor 1, 5, dan 6
yaitu 0,67; 0,65; 0,44 (sedang), soal nomor 3 dan 4 yaitu 0,27 dan 0,25 (sukar);
sedangkan (d) daya pembeda pada soal nomor 3 dan 4 adalah 2,5 (cukup), soal
nomor 1, 2, 6 yaitu 0,41; 0,33; dan 0,33 (baik), soal nomor 5 yaitu 0,5 (sangat
baik).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan instrumen
tes HOTS pada materi statistika yang dikembangkan bagi siswa kelas IX SMP
Negeri 5 Enrekang sudah layak untuk digunakan.
Kata kunci: Penelitian Pengembangan, Instrumen Tes Higher Order Thinking
Skill (HOTS)
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Pengembangan Instrumen Tes Higher Order Thinking Skill (HOTS) Pada
Materi Statistika Kelas IX SMP Negeri 5 Enrekang”. Salawat serta salam juga
semoga senantiasa Allah curahkan kepada jungjungan kita Nabi Muhammad
Sallallahu Alaihi Wasallam, kepada sahabat, keluarga, serta umat yang istiqamah
dijalannya.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban sebagai
salah satu persyaratan guna menempuh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Pendidikan Matematika pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan
tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang tua Ayahanda Baddu dan Ibunda Hapisah, S.Pd., AUD. yang telah
berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik dan membiayai penulis
dalam pencarian ilmu. Demikian pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada
saudara-saudaraku yang selalu memberi dukungan baik berupa materi maupun
motivasi.
Terima kasih penulis ucapkan dengan segala ketulusan dan kerendahan
hati kepada bapak Prof. Dr. H. Nurdin Arsyad, M.Pd, pembimbing I dan bapak
Ma’rup, S.Pd,. M.Pd, pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan,
serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.
ix
Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H.
Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib,
S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar, Mukhlis, S.Pd,. M.Pd. Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam
lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan
yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Kepala SMP Negeri 5
Enrekang beserta guru dan staf yang berada di sekolah telah memberi izin dan
bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada sahabat seperjuanganku yang aku sayangi karena Allah Subhanahu
Wata’ala, serta seluruh rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
angkatan 2016 khususnya Algoritma 16 C atas kebersamaan, motivasi, saran dan
bantuannya kepada penulis yang telah memberi warna dalam hidup saya.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi
ini jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang dapat menyempurnakan
skripsi ini sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.
Makassar , Agustus 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... IX
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah. .......................................................................... 6
C. Tujuan .............................................................................................. 6
D. Manfaat Pengembangan .................................................................. 6
E. Asumsi Dan Keterbatasan Pengembangan ...................................... 7
F. Batasan Istilah .................................................................................. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengembangan ................................................................................ 10
B. Instrumen Penilaian ......................................................................... 18
C. Higher Order Thinking Skill (HOTS) ............................................. 24
D. Statistika .......................................................................................... 25
xi
E. Penelitian Yang Relevan ................................................................. 36
F. Kerangka Pikir ................................................................................. 37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan ..................................................................... 40
B. Prosedur Pengembangan ................................................................. 40
C. Data Dan Sumber Data .................................................................... 46
D. Instrumen Penelitian ....................................................................... 46
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 46
F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Proses Pengembangan Instrumen Tes HOTS ................................. 52
B. Pembahasan ..................................................................................... 64
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 66
B. Saran ................................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 71
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perincian komponen menganalisis ................................................ 20
Tabel 2.2 Perincian komponen menilai......................................................... 21
Tabel 2.3 Perincian komponen menciptakan ................................................ 22
Tabel 2.4 Penjualan Jilbab Toko X Pekan Pertama ...................................... 27
Tabel 2.5 Nilai Ulangan Siswa Kelas IXa .................................................... 27
Tabel 2.6 Nilai Ulangan Harian Kelas 8 ....................................................... 28
Tabel 2.7 Kelahiran di Desa X Tahun 2019.................................................. 29
Tabel 2.8 Hasil Ukuran Sepatu Siswa ........................................................... 30
Tabel 2.9 Persentase dari Pengolahan Data Ukuran Sepatu ......................... 31
Tabel 2.10 Ukuran Sudut dari Pengolahan Data Ukuran Sepatu .................. 32
Tabel 2.11 Tabel Frekuensi Nilai Ulangan Siswa......................................... 35
Tabel 3.1 Karakteristik yang Menjadi Prototype Focus ............................... 42
Tabel 3.2 Kategori Tingkat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi .............. 47
Tabel 3.3 Kategori Tingkat Kevalidan Instrumen Tes .................................. 48
Tabel 3.4 Kategori Tingkat Reliabilitas Instrumen Tes ................................ 49
Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesukaran Soal ................................................. 50
Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda ................................................................. 50
Tabel 4.1 Penilaian Validator........................................................................ 57
Tabel 4.2 Saran Revisi oleh Validator .......................................................... 57
Tabel 4.3 Analisis Data Hasil Tes HOTS ..................................................... 61
Tabel 4.4 Hasil Validasi Para Ahli................................................................ 62
Tabel 4.5 Analisis Tingkat Kesukaran Tes HOTS ........................................ 63
Tabel 4.6 Analisis Daya Pembeda Tes HOTS .............................................. 64
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Alur Pengembangan Tessmer ................................................... 15
Gambar 2.2 Hasil Ulangan Harian Siswa .................................................... 28
Gambar 2.3 Angka Kelahiran di Desa X Tahun 2019 .................................. 29
Gambar 2.4 Diagram Lingkaran Ukuran sepatu ........................................... 31
Gambar 2.4 Kerangka Pikir ......................................................................... 39
Gambar 3.1 Alur Pengembangan Tes HOTS ................................................ 45
Gambar 4.1 Komentar siswa ........................................................................ 58
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tantangan perkembangan zaman sekarang sangat mengharuskan
Indonesia untuk bisa lebih unggul dari negara lain. Indonesia yang merupakan
negara kepulauan terbesar di dunia dengan populasi penduduk yang banyak,
serta sumber daya alam yang melimpah seharusnya mampu bersaing di era
yang ketat ini. Untuk mencapai hal ini pastinya diawali dengan sumber daya
manusia yang berkualitas. Berkembang atau tidaknya suatu bangsa tergantung
pada kualitas sumber daya manusia pada bangsa tersebut. Jika sumber daya
manusianya berkualitas, kemungkinan besar bangsa itu akan berkembang,
begitupun sebaliknya. Untuk mengembangkan bangsa ini diperlukan generasi
penerus bangsa yang siap bersaing.
Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan sehari-hari, pendidikan memberikan pengetahuan tentang segala
hal mulai dari sosial, budaya, agama, sampai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan berperan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan mampu berkompetisi dalam perkembangan zaman.
Menurut Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional pada BAB 1 Pasal 1, “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
2
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara.”. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah
tujuan dan tanggung jawab semua tenaga kependidikan. Namun, dalam
pendidikan formal peran guru sangat berpengaruh karena gurulah yang
berhubungan langsung dengan para siswa dalam proses pembelajaran. Dalam
proses pembelajaran ada tiga komponen yaitu tujuan, kegiatan pembelajaran,
dan evaluasi.
Pembelajaran matematika merupakan bagian dari pendidikan nasional,
yang berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hal itu disebabkan karena matematika merupakan ilmu yang mendasari ilmu
pengetahuan lainnya. Oleh karena itu, matematika sangat diperlukan oleh
siswa untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analisis,
sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Permendiknas
No 22 Tahun 2006 (Depdiknas, 2006) menyatakan bahwa pelajaran
matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
3
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Kemampuan tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Dari tujuan pembelajaran matematika di atas menunjukkan pentingnya
memfasilitasi siswa untuk memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi selama
proses mempelajari materi matematika di kelas.
As’ari (Faisal, 2015:2) mengemukakan bahwa karakteristik
pembelajaran matematika saat ini adalah lebih mengacu pada tujuan jangka
pendek (lulus ujian sekolah atau ujian nasional), materi kurang membumi
(permasalahan sehari-hari), lebih fokus pada kemampuan prosedural,
komunikasi satu arah, pengaturan ruang kelas monoton, low order thinking
skills, bergantung pada buku paket yang dominan menyajikan soal rutin, dan
pertanyaan (penilaian) tingkat rendah.
Dalam melakukan penilaian, guru membutuhkan instrumen penilaian
sebagai alat ukur. Instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur aspek
kognitif bisaanya berupa tes. Tes yang diberikan guru pada saat pembelajaran
ataupun pada saat penilaian akan sangat berpengaruh pada perkembangan
keterampilan berpikir siswa. Soal-soal tersebut bukan hanya untuk
memahamkan siswa, tetapi juga untuk menggali potensi belajar yang dapat
4
memicu siswa untuk berpikir analitis, evaluatif, dan kreatif serta dapat melatih
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa sangatlah penting dimana
kemampuan berpikir ini merupakan suatu kemampuan dalam memahami dan
menemukan solusi terhadap suatu permasalahan dengan cara yang bervariasi
dan berbeda dari bisaanya. Agar siswa dapat mengembangkan kemampuan
tersebut, maka kemampuan berpikir tingkat tinggi harus sering dilatihkan.
Dalam proses pembelajaran di kelas, guru perlu memberikan soal-soal yang
memuat HOTS, atau ketika mengadakan suatu tes/ujian seperti ulangan harian,
UTS, dan sebagainya. Suatu kemampuan apapun selalu membutuhkan latihan,
sedangkan latihan untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa yaitu dengan banyak mengerjakan soal-soal HOTS.
Materi statistika di Indonesia merupakan salah satu materi yang
dipelajari dalam matematika baik pada jenjang menengah pertama maupun
jenjang menengah atas. Begitu pentingnya pengetahuan tentang statistika,
membuat materi tersebut menjadi salah satu materi inti di dalam kurikulum
2013. Statistika adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan
mempresentasikan data. Kemampuan tersebut sangat berkaitan dengan
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Guru harus menyiapkan generasi yang
memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thingking skill)
sehingga mereka mampu berpikir secara kritis, meneliti, memecahkan sebuah
masalah, membuat keputusan, dan memiliki karakter yang baik (good
character) secara tepat dan arif (Widihastuti dan Suyata, 2014:276)
5
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 5
Enrekang didapatkan soal-soal yang diberikan guru kepada siswa masih soal-
soal yang hanya mengukur hapalan siswa dan kurang mengasah kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa. Kebiasaan dalam memberikan penilaian yang
hanya mengukur tingkat kemampuan yang rendah saja dapat membuat para
siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tingginya.
Kurangnya ketersediaan soal-soal yang didesain khusus untuk melatih HOTS
menjadi salah satu penyebab soal yang diberikan hanya membuat siswa
menghafal rumus-rumus yang telah di berikan. Hal ini mengakibatkan siswa
terbiasa dengan pertanyaan atau soal-soal yang kurang mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Penilaian harusnya mampu memberikan
informasi menyeluruh yang membantu guru meningkatkan kemampuan
mengajarnya dan membantu siswa mencapai perkembangan optimal
(Wahyuningsih, 2016:338).
Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul
“Pengembangan Instrumen Tes Higher Order Thinking Skill (HOTS) Pada
Materi Statistika Kelas IX SMP Negeri 5 Enrekang”.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari identifikasi masalah yang diuraikan,
maka masalah yang dapat dirumuskan adalah bagaimana proses dan hasil
pengembangan instrumen tes HOTS yang berkualitas (valid, reliabel, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda yang memadai) pada materi statistika kelas IX
SMP Negeri 5 Enrekang?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk
menghasilkan instrumen tes HOTS yang berkualitas (valid, reliabel, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda yang memadai) pada materi statistika kelas IX
SMP Negeri 5 Enrekang.
D. Manfaat Pengembangan
Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, manfaat yang diharapkan dapat
diperoleh dari pengembangan ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoretik, pengembangan ini dapat membantu perkembangan
pengetahuan, khususnya yang terkait dengan pengembangan tes untuk
mengukur HOTS materi statistika matematika SMP.
2. Manfaat praktis
a. Bagi sekolah, hasil penelitian bermanfaat untuk mengambil keputusan
dalam peningkatan kualitas pengajaran di sekolah.
b. Bagi guru matematika, tes HOTS yang sudah valid dan praktis dapat
digunakan untuk mengukur HOTS dan sebagai acuan untuk
mengembangkan HOTS.
7
c. Bagi siswa, dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam
pemecahan masalah dan dapat digunakan sebagai bahan latihan soal
dalam melatih HOTS.
d. Bagi peneliti, sebagai bahan referensi tambahan yang relevan dan bahan
masukan untuk melakukan pengembangan soal-soal pada saat proses
pembelajaran nanti.
E. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Pengembangan tes dalam penelitian ini dilandasi beberapa asumsi dan
keterbatasan, yaitu:
1. Belum pernah dilakukan tes untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat
tinggi yang memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tingginya dalam belajar matematika.
2. Siswa cenderung diarahkan pada kemampuan menyelesaikan soal dengan
rumus secara prosedural. Siswa menghafal bukan memahami konsep
sehingga siswa kurang tanggap dalam menyelesaikan soal.
3. Instrumen tes HOTS dibatasi pada materi matematika pokok bahasan
statistika untuk kelas IX.
4. Proses penelitian yang dilaksanakan secara daring akan mengurangi
tingkat pengawasan bagi siswa yang mengerjakan tes HOTS yang
diberikan.
5. Masih banyak siswa yang tidak memiliki sarana untuk mengikuti kegiatan
secara daring mengakibatkan siswa akan kesulitan dalam mengikuti
kegiatan tersebut.
8
F. Batasan Istilah
Batasan Istilah diberikan untuk memperoleh pengertian dan gambaran
yang jelas dalam penafsiran terhadap judul penelitian. Untuk menghindari
perbedaan pemahaman beberapa istilah yang digunakan dalam judul dan
pertanyaan penelitian perlu diberikan penjelasan sebagai berikut:
1. Penelitian pengembangan yang dilakukan yaitu mengembangkan
instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika. Instrumen
tes yang dikembangkan berupa kisi-kisi tes, soal tes, kriteria jawaban,
lembar kerja, dan pedoman penilaian.
2. Kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam Taksonomi Bloom
diklasifikasikan sebagai kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan
mengkreasi. Adapun indikator untuk mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi meliputi:
a. Menganalisis
1) Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau
menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk
mengenali pola atau hubungan.
2) Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat
dari sebuah skenario yang rumit.
b. Mengevaluasi
1) Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan dan metodologi
dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada
untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
9
2) Membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian.
3) Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan.
c. Mencipta/mengkreasi
1) Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap
sesuatu.
2) Merancang suatu cara untuk menyelesaian masalah.
3) Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi
struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya.
3. Kriteria Kualitas Instrumen Tes
Pada penelitian ini untuk mengukur kevalidan, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda maka disusun kriterianya sebagai berikut:
a. Kriteria validitas dikatakan baik apabila tes memiliki derajat kevalidan
minimal kategori valid 4 (skala 1-5).
b. Kriteria reliabilitas dikatakan baik apabila paket tes memiliki derajat
reliabilitas tinggi (lebih dari 0,60).
c. Kriteria tingkat kesukaran dikatakan baik apabila paket tes memiliki
tingkat kesukaran 0,16 – 0,85.
d. Kriteria daya pembeda dikatakan baik apabila paket tes memiliki daya
pembeda minimal cukup (DP ≥ 0,20).
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengembangan
1. Pengertian Pengembangan
Menurut Majid (2005:4) pengembangan adalah suatu proses
mendesain pembelajaran secara logis dan sistematis dalam rangka untuk
menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan
belajar dengan memperhatikan potensi dan kompetensi siswa. Hamdani
(2013:15) mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah usaha
meningkatkan kualitas proses pembelajaran, baik secara materi maupun
metode dan subtitusinya.
Menurut Sugiyono (2018:297) metode penelitian dan
pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and Development
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Menurut Gay, Mills, dan Airasian (Emzir, 2017:263) dalam bidang
pendidikan tujuan utama penelitian dan pengembangan bukan untuk
merumuskan atau menguji teori, tetapi untuk mengembangkan produk-
produk yang efektif untuk digunakan di sekolah-sekolah.
Berdasarkan beberapa pengertian pengembangan yang telah
diuraikan, yang dimaksud dengan pengembangan dalam penelitian ini
adalah suatu proses untuk menjadikan potensi yang telah ada menjadi
lebih berkualitas.
11
2. Model Pengembangan
a. Model Plomp
Kasturi, dkk (2015:18) menjelaskan empat fase dalam model
plomp yaitu:
1) Fase investigasi awal, meliputi lima kegiatan yaitu analisis ujung
depan, analisis kondisi siswa, analisis materi, analisis tugas dan
spesifikasi tujuan pembelajaran.
2) Fase desain, meliputi perancangan (desain) perangkat
pembelajaran dan desain instrumen penelitian.
3) Fase realisasi/konstruksi, yaitu menghasilkan prototype I
perangkat pembelajaran meliputi RPP, Buku siswa, Buku guru,
LKS dan Tes hasil belajar.
4) Fase tes, evaluasi dan revisi, meliputi dua kegiatan yaitu validasi
perangkat oleh pakar/ahli (validator) diikuti dengan revisi, dan uji
coba lapangan dengan siswa yang sesungguhnya diikuti dengan
revisi.
b. Model Dick & Carey (Borg & Gall, 1981)
Salah satu model penelitian dan pengembangan pendidikan yang
paling luas digunakan adalah model pendekatan yang dirancang oleh
Walter Dick dan Lou Carey (Emzir, 2017:275). Ada sepuluh langkah
dalam model Dick & Carey yaitu:
1) Pendefinisian tujuan untuk program pembelajaran atau produk
yang sering memasukkan suatu analisis kebutuhan.
12
2) Analisis instruksional dilakukan untuk mengidentifikasi
keterampilan-keterampilan khusus, prosedur, dan tugas-tugas
belajar yang dilibatkan dalam pencapaian tujuan-tujuan
pembelajaran.
3) Mengidentifikasi keterampilan dan sikap siswa, karakteristik latar
pembelajaran, dan karakteristik latar dimana pengetahuan dan
keterampilan baru digunakan.
4) Penerjemahan kebutuhan dan tujuan pembelajaran ke dalam tujuan
perilaku spesifik.
5) Pengembangan instrumen penelitian.
6) Pengembangan strategi pembelajaran khusus untuk membantu
siswa dengan upaya mereka memperoleh setiap tujuan.
7) Pengembangan materi pembelajaran, yang mungkin mencakup
bahan-bahan cetakan seperti buku teks dan manual pelatihan guru,
atau media lain seperti kaset audio, atau sistem video interaktif.
8) Evaluasi formatif yang dilakukan selama program atau produk
dalam proses pengembangan.
9) Revisi dari tahap-tahap sebelumnya.
10) Evaluasi summatif dilaksanakan untuk menetukan efektivitas
program akhir, khususnya bila dibandingkan dengan program-
program lain yang sejenis.
13
c. Model ADDIE
Model ADDIE menurut Kartikasari dan Widjajanti (2015:118)
memiliki tahapan sebagai berikut: analysis (analisis), design
(merancang), development (mengembangkan), implementation (uji
coba), dan evaluation (evaluasi).
1) Tahap analisis (analysis)
Tahap analisis (analysis) merupakan tahap pra-perencanaan
tentang produk yang akan dikembangkan. Pada tahap ini dilakukan
needs assessment (analisis kebutuhan), karakteristik siswa, dan
analisis materi.
2) Tahap merancang (design)
Pada tahap ini dilakukan proses membuat konsep dan
desain perangkat pembelajaran seperti Recana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan instrumen
tes.
3) Tahap pengembangan (development)
Tahap pengembangan didasari berdasarkan validasi ahli dan
revisis produk tahap I. Perangkat pembelajaran yang telah
dikembangkan kemudian dikonsultasikan kepada pakar agar
mendapat masukan untuk pengembangan dan pebaikan
selanjutnya.
14
4) Tahap uji coba (implementation)
Tahap uji coba (implementation) yaitu mengujicobakan
perangkat pembelajaran kepada siswa di kelas. Uji coba yang
dilakukan adalah uji coba lapangan pada sekolah yang dijadikan
subjek penelitian untuk memperoleh kualitas produk yang baik.
5) Tahap evaluasi (evaluation)
Tahap evaluasi adalah proses untuk menganalisis kepraktisan
dan keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan pada
tahap implementasi, serta melakukan revisi produk tahap II.
d. Model 4-D
Pengembangan model ini didasarkan pada pengembangan
instruksional oleh Twelker, Urbach, dan Buck (Afkar dan Hartono,
2017:139) yang mendefinisikan model ini menjadi empat tahap, yaitu:
analysis, design, evaluation, dan dissemination. Selanjutnya model ini
setelah melalui proses pengembangan dalam penelitian, disebut model
4-D yang meliputi empat tahap: define, design, develop, dan
disseminate.
1) Tahap defenisi (define) meliputi lima fase yaitu analisis awal-akhir,
analisis pembelajaran, analisis tugas, analisis konsep, dan tujuan-
tujuan instruksional khusus.
2) Tahap desain (design) meliputi dua fase yaitu mengkonstruksi tes
beracuan kriteria, pemilihan media, pemilihan format, dan desain
awal.
15
3) Tahap pengembangan meliputi dua fase yaitu: penilaian ahli, dan
pengujian pengembangan.
4) Tahap penyebaran meliputi tiga fase yaitu pengujian validasi,
pengemasan, dan difusi dan adopsi.
e. Model Formatife Research Tessmer
Model Formatife Research Tessmer merupakan model
pengembangan yang sering digunakan dalam penelitian pengembangan
mengenai evaluasi. Model pengembangan ini terdiri dari empat
tahapan yaitu tahap preliminary, tahap self evaluation dan tahap
formatif evaluation (prototyping) yang meliputi expert reviews, one-to-
one (low resistance to revision) dan small group serta tahap field test
(high resistance in revision). Secara singkat prosedur penelitian dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut (Nopriyanti, 2015:1081):
Gambar 2.1 Alur Pengembangan Tessmer
Field
Test Small
Group
revisi
Expert
Reviews
revisi
One-to-
one
High resistance
to revision
Tahap
Preliminary
Self
Evaluation
Low resistance
to revision
revisi
16
Proses penelitian pengembangan Tessmer (Navel, 2012) sebagai berikut:
1. Tahap Preliminary
Pada tahap ini, peneliti akan menentukan tempat dan subjek penelitian
seperti dengan cara menghubungi kepala sekolah dan guru mata pelajaran
disekolah yang akan menjadi lokasi penelitian. Selanjutnya peneliti akan
mengadakan persiapan-persiapan lainnya, seperti mengatur jadwal penelitian
dan prosedur kerja sama dengan guru kelas yang dijadikan tempat penelitian
2. Tahap Formative Evaluation
a. Self Evaluation
1) Analisis
Tahap ini merupakan langkah awal penelitian pengembangan.
Peneliti dalam hal inin akan melakukan analisis siswa, analisis
kurikulum, dan analisis perangkat atau bahan yang akan dikembangkan
2) Desain
Pada tahap ini peneliti akan mendesain perangkat yang akan
dikembangkan yang meliputi pendesainan kisi-kisi, tujuan, dan metode
yang akan di kembangkan. Kemudian hasil desain yang telah diperoleh
dapat di validasi teknik validasi yang telah ada seperti dengan teknik
triangulasi data yakni desain tersebut divalidasi oleh pakar (expert) dan
teman sejawat. Hasil pendesainan ini disebut sebagai prototipe
pertama.
b. Prototyping
Hasil pendesainan pada prototipe pertama yang dikembangkan atas
dasar self evaluation diberikan pada pakar (expert review) dan siswa (one-
17
to-one) secara paralel. Dari hasil keduanya dijadikan bahan revisi. Hasil
revisi pada prototipe pertama dinamakan dengan prototipe kedua
1) Expert Review
Pada tahap expert review, produk yang telah didesain dicermati,
dinilai dan dievaluasi oleh pakar. Pakar-pakar tadi menelaah konten,
konstruk, dan bahasa dari masing-masing prototipe. Saran–saran para
pakar digunakan untuk merevisi perangkat yang dikembangkan. Pada
tahap ini, tanggapan dan saran dari para pakar (validator) tentang desain
yang telah dibuat ditulis pada lembar validasi sebagai bahan merevisi dan
menyatakan bahwa apakah desain ini telah valid atau tidak
2) One-to-one
Pada tahap one-to-one, peneliti mengujicobakan desain yang telah
dikembangkan kepada siswa/guru yang menjadi tester. Hasil dari
pelaksanaan ini digunakan untuk merevisi desain yang telah dibuat
3) Small Group
Hasil revisi dari expert dan kesulitan yang dialami pada saat uji
coba pada prototipe pertama dijadikan dasar untuk merevisi prototipe
tersebut dan dinamakan prototipe kedua kemudian hasilnya diujicobakan
pada small group. Hasil dari pelaksanaan ini digunakan untuk revisi
sebelum diujicobakan pada tahap field test. Hasil revisi soal berdasarkan
saran/komentar siswa pada small group dan hasil analisis butir soal ini
dinamakan prototipe ketiga.
18
c. Field Test
Saran-saran serta hasil ujicoba pada prototipe kedua dijadikan
dasar untuk merevisi desain prototipe kedua. Hasil revisi diujicobakan ke
subjek penelitian dalam hal ini sebagai uji lapangan atau field test.
Dalam penelitian ini akan digunakan model penelitian Formatife
Research Tessmer karena pada model pengembangan ini terdapat tahap yang
dapat membantu pengembangan instrumen menjadi instrumen yang valid,
reliabel, tingkat kesukaran dan daya pembeda yang memadai. Pada tahap
penilaian para ahli peneliti menggunakan lembar validasi untuk melihat
validitas dari instrumen yang dikembangkan. Selanjutnya untuk melihat
reliabel, tingkat kesukaran dan daya pembeda dapat dilihat pada uji coba
Small Test. Dengan melakukan tahap di atas, maka instrumen yang
dikembangkan akan memenuhi kriteria kualitas yang ditentukan.
B. Instrumen Penilaian
Pada dasarnya instrumen dibagi atas instrumen tes dan instrumen non
tes. Menurut Azwar (Abdulloh, 2016) tes merupakan alat ukur pengumpulan
data yang mendorong peserta memberikan penampilan maksimal. Sedangkan
non-tes merupakan alat ukur yang mendorong siswa untuk memberikan
penampilan tipikal, yaitu melaporkan keadaan dirinya dengan memberikan
respons secara jujur sesuai dengan pikiran dan perasaannya
1. Tes
Tes merupakan prosedur sistematis untuk melakukan pengamatan
terhadap perilaku seseorang dan mendeskripsikan perilaku tersebut dengan
bantuan skala angka atau suatu sistem penggolongan (Matondang,
19
2019:52). Tes merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk
melakukan pengukuran. Tujuan melakukan tes adalah untuk mengetahui
pencapaian belajar atau kompetensi yang telah dicapai siswa untuk bidang
tertentu. Berdasarkan bentuknya tes dibagi menjadi dua yaitu tes objektif
dan subjektif.
20
a. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang menuntut siswa untuk memilih
jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah
disediakan, memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan
atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok
untuk menilai kemampuan siswa yang tidak begitu tinggi seperti
kemampuan mengingat kembali, kemampuan mengenal kembali,
pengertian, dan kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip. Macam-
macam tes objektif diantaranya tes benar salah, tes pilihan ganda, tes
isian dan tes penjodohan.
b. Tes Subjektif
Tes dikatakan subjektif apabila penskoran hasil kerja siswa tidak
mungkin dilakukan secara objektif dan hanya dapat dilakukan secara
subjektif. Pertanyaan yang diberikan pada tes subjektif dirumuskan
sedemikian rupa sehingga mengundang jawaban dan pelaksanaan cara
kerja siswa yang beragam dalam fokus, isi, susunan kata-kata, dan
panjang-pendeknya jawaban. Macam-macam tes subjektif yaitu tes
essay, dan tes essay singkat.
2. Komponen-komponen Instrumen Tes
Komponen atau kelengkapan sebuah instrumen tes terdiri atas:
a. Kisi-kisi, yakni berisi keterangan indikator dan level kognitif tiap soal
serta jumlah soal yang harus dikerjakan oleh siswa.
b. Lembar tes, yaitu lembaran yang memuat butir-butir soal yang harus
dikerjakan oleh siswa.
21
c. Lembar kerja, yaitu lembar yang disediakan oleh peneliti bagi siswa
untuk mengerjakan instrumen tes.
d. Kunci jawaban, yakni berisi jawaban-jawaban yang dikehendaki.
Adanya kunci jawaban ini tujuannya agar pemeriksaan instrumen tes
dapat dilakukan orang lain, pemeriksaannya betul, dan dilakukan
dengan mudah serta sesedikit mungkin masuknya unsur subjektif.
e. Pedoman penilaian, yakni berisi keterangan-keterangan perincian
tentang skor atau angka yang diberikan kepada siswa bagi soal-soal
yang telah dikerjakan.
3. Instrumen Tes HOTS
Dalam Taksonomi Bloom revisi Anderson instrumen tes HOTS
merupakan instrumen tes yang memuat aspek berpikir C4 (Menganalisis),
C5 (Mengevaluasi), C6 (Mengkreasi).
a. Soal Analisis
Soal analisis adalah soal yang menuntut kemampuan siswa untuk
menganalisis atau menguraikan sesuatu persoalan untuk diketahui
bagian-bagiannya.
Tabel 2.1 Perincian komponen menganalisis
Kata Kerja Model Pertanyaan
Strategi
Pembelajaran atau
Hasil Belajar
Menganalisis
Mengategorikan
Mengelompokkan
Membandingkan
Membedakan
Mengunggulkan
Mendiversifikasikan
Mengidentifikasi
Menyimpulkan
Bagaimana fungsi
dari?
Bagaimana fakta?
Pendapat?
Bagaimana asumsi?
Apakah pernyataan ini
relevan?
Motifnya apa?
Berkaitan dengan apa?
Model berpikir
Asumsi yang
menantang
Analisis retospeksi
Mendebat
Membuat refleksi
Mendiskusikan
Memadukan kegiatan
belajar
22
Kata Kerja Model Pertanyaan
Strategi
Pembelajaran atau
Hasil Belajar
Membagi
Merinci
Memilih
Menentukan
Menunjukkan
Melaksanakan survei
Perbedaannya
bagaimana?
Apakah dapat
dilaksanakan?
Kesimpulannya
bagaimana?
Bagaimana keyakinan
penulis?
Apa yang diasumsikan
penulis?
Membuat keputusan
Memilih
Menentukan
keputusan
Sumber: Helmawati, 2019
b. Soal Evaluasi
Soal evaluasi adalah soal yang berhubungan dengan menilai,
mengambil kesimpulan, membandingkan, mempertentangkan,
mengkritik, mendeskripsikan, membedakan, menerangkan,
memutuskan, manafsirkan.
Tabel 2.2 Perincian komponen menilai
Kata Kerja Model Pertanyaan
Strategi
Pembelajaran atau
Hasil Belajar
Menghargai
Mempertimbangkan
Mengkritik
Mempertahankan
Membandingkan
Bagaimana kekeliruan
yang terjadi?
Apa yang konsisten dan
apa yang tidak
konsisten?
Mana yang lebih
penting secara logika,
moral, validitas,
krediabilitas, dan
kesesuaian?
Bagaimana
kesalahannya?
Asumsi yang
menantang
Debat
Jurnalistik
Diskusi
Mengelola kegiatan
belajar
Membuat keputusan
Sumber: Helmawati, 2019
23
c. Soal Mencipta/mengkreasi
Soal mengkreasi adalah soal yang menuntut siswa agar
memunculkan ide, produk atau cara-cara baru. Soal ini juga memancing
siswa untuk mendesain, mengkonstruks, merencanakan, dan
menemukan sesuatu yang baru.
Tabel 2.3 Perincian komponen menciptakan
Kata Kerja Model Pertanyaan
Strategi
Pembelajaran atau
Hasil Belajar
Memilih
Menentukan
Menggabungkan
Mengombinasikan
Mengarang
Mengkonstruksi
Membangun
Menciptakan
Mendesain
Bagaimana cara menguji?
Mengajukan alternatif?
Selesaikan hal-hal berikut!
Buat aturannya!
Siapa lagi yang akan
dipilih?
Teladan
Asumsi menentang
Refleksi
Jurnalistik
Debat
Diskusi
Memadukan
kegiatan belajar
dengan..
Sumber: Helmawati, 2019
4. Kriteria Paket Tes yang Baik
Arikunto (Syukur, 2017:25) menyatakan bahwa suatu tes dapat
dikatakan baik apabila memenuhi empat persyaratan yaitu : validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
a. Validitas
Sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai
dengan keadaan senyatanya. Alat ukur dikatakan valid apabila alat
ukur itu dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Tes
sebagai salah satu alat ukur dikatakan valid apabila dapat mengukur
dengan tepat hasil belajar siswa.
24
b. Reliabilitas
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata
reliability, dalam bahasa Inggris berasal dari kata reliable yang artinya
dapat dipercaya.
Seseorang dikatakan dapat dipercaya apabila orang tersebut
selalu bicara ajeg, tidak berubah-ubah pembicaraannya dari waktu ke
waktu. Demikian pula halnya sebuah tes. Tes dikatakan dapat
dipercaya jika memberikan hasil yang tepat apabila diteskan berkali-
kali. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut
menunjukkan ketetapan.
c. Tingkat Kesukaran
Instrumen yang baik terdiri dari butir-butir instrumen yang tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Butir soal yang terlalu mudah
tidak akan mampu merangsang siswa untuk mengembangkan usaha
pemecahan masalah, sebaliknya jika soal terlalu sukar akan membuat
siswa putus asa dan tidak memiliki semangat untuk melanjutkan
mengerjakan soal.
d. Daya Pembeda
Daya pembeda sebuah instrumen adalah kemampuan instrumen
tersebut membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi,
sedang, dan rendah.
5. Non-tes
Instrumen non-tes sangat penting dalam mengevaluasi siswa pada
ranah afektif dan psikomotorik, berbeda dengan instrumen tes yang lebih
25
menekankan pada ranah kognitif. Ada beberapa macam instrumen non-tes
yaitu: pengamatan (observation), wawancara (interview), kuesioner atau
angket (quetionaire).
C. Higher Order Thinking Skill (HOTS)
Higher Order Thinking Skill atau kemampuan berpikir tingkat tinggi
dijelaskan oleh Gunawan (2013) adalah proses berpikir yang mengharuskan
siswa untuk memanipulasi informasi yang ada dan ide-ide dengan cara
tertentu yang memberikan mereka pengertian dan implikasi baru.
Menurut Saputra (Dinni, 2018) Higher Order Thinking Skill
merupakan suatu proses berpikir siswa dalam level kognitif yang lebih tinggi
yang dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi
pembelajaran, pengajaran, dan penilaian.
Higher Order Thinking terjadi ketika siswa terlibat dengan apa yang
mereka ketahui sedemikian rupa untuk mengubahnya, artinya siswa mampu
mengubah atau mengkreasi pengetahuan yang mereka ketahui dan
menghasilkan sesuatu yang baru (Dinni, 2018:171).
Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Kratwohl dan Anderson
merupakan dasar bagi keterampilan berpikir tingkat tinggi. Tingkatan
taksonomi Bloom yaitu: (1) mengingat (remember); (2) memahami
(understand); (3) mengaplikasikan (apply); (4) meganalisis (analysis); (5)
mengevaluasi (evaluate); (6) mencipta/mengkreasi (create). Kemampuan yang
terdiri dari menganalisis, mengevaluasi, dam mencipta merupakan
keterampilan berpikir tingkat tinggi atau dikenal dengan istilah higher order
thinking skill (HOTS).
26
Menurut Kratwohl (Kasturi, 2015:16) menyatakan bahwa untuk
mengukur kemampuan tingkat tinggi meliputi:
a. Menganalisis
1) Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau
menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk
mengenali pola atau hubungan.
2) Mampu mengenali serta membedakan penyebab dan akibat dari sebuah
skenario yang rumit.
b. Mengevaluasi
1) Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan dan metodologi
dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk
memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
2) Membuat hipotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian.
3) Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan.
c. Mencipta/mengkreasi
1) Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu.
2) Merancang suatu cara untuk menyelesaian masalah.
3) Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur
baru yang belum pernah ada sebelumnya.
D. Statistika
Firmansyah (2017:117) menjelaskan statistika adalah ilmu yang
merupakan cabang dari matematika terapan yang membahas metode-metode
ilmiah untuk pengumpulan, pengorganisasian, penyimpulan, penyajian,
27
analisis data, serta penarikan kesimpulan yang sahih sehingga keputusan yang
diperoleh dapat diterima.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa statistika adalah ilmu
yang mempelajari pengumpulan, pengorganisasian, penyimpulan, penyajian,
analisis data, serta penarikan kesimpulan yang baik sehingga dapat dengan
mudah dimengerti.
Materi statistika pada kellas IX SMP terdiri atas penyajian data dan
pengolahan data, sebagai berikut:
1. Penyajian Data
a. Mengenal Data
Asal kata “data” dalam bahasa inggris yaitu bersifat majemuk.
Keterangan yang didapat dari suatu kejadian atau narasumber disebut
datum, serta kumpulan dari datum disebut data. Ada dua cara
menyajikan data yang sering digunakan, yaitu menyajikan data dalam
bentuk daftar atau tabel pada baris dan kolom dan menyajikan data
dalam bentuk grafik atau diagram dalam bentuk batang, garis dan
lingkaran.
b. Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel
Setelah data terkumpul, data belum bisa memberikan keterangan
yang lengkap jika belum ditampilkan dengan benar. Data dapat
memiliki makna jika data diolah dalam beberapa cara penyajian.
Berikut macam-macam penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar:
28
1) Tabel Frekuensi adalah tabel yang memuat data tunggal, contoh:
Tabel 2.4 Penjualan Jilbab Toko X Pekan Pertama
Hari Banyak Jilbab Terjual
Senin 56
Selasa 43
Rabu 92
Kamis 30
Jumat 78
Sabtu 29
Ahad 45
2) Tabel Distribusi Frekuensi adalah tabel yang memuat data
kelompok, contoh:
Tabel 2.5 Nilai Ulangan Siswa Kelas IXa
Nilai Banyak Siswa
51 – 60 3
61 – 70 10
71 – 80 7
81 – 90 10
91 – 100 10
Jumlah 40
c. Mengolah dan Menyajikan Data dalam Bentuk Diagram Batang
Diagram batang adalah grafik yang mewakili data dalam bentuk
persegi panjang vertikal atau horizontal. Diagram batang berguna
untuk menyajikan perubahan nilai suatu objek dalam jangka waktu
tertentu.
Contoh data nilai rata-rata tes ulangan harian pelajaran Matematika
kelas 8 di SMP Negeri 5 Enrekang yang disajikan dalam tabel berikut:
29
Tabel 2.6 Nilai Ulangan Harian Kelas IX
85 70 85 85 80 100 80 75 70 85
90 100 85 70 75 85 85 90 95 90
100 80 75 85 80 90 80 85 70 70
75 70 85 80 80 95 100 95 95 95
Cara mengetahui banyak siswa yang mendapatkan setiap nilai
dapat digunakan diagram batang seperti berikut ini:
Gambar 2.2 Hasil Ulangan Harian Siswa
Diagram Batang Nilai Ulangan Harian Matematika Kelas IX
Dari diagram di atas, dapat diketahui banyak siswa yang
memperoleh setiap nilai, missal jumlah siswa yang memperoleh nilai
70 adalah 6 orang, jumlah siswa yang memperoleh nilai 80 adalah 7
orang dan seterusnya.
d. Mengolah Dan Menyajikan Data dalam Bentuk Diagram Garis
Diagram garis berguna untuk menampilkan data yang kontinu atau
berkesinambungan, misal banyaknya kelahiran setiap tahun, hasil
pertanian setiap tahun, banyaknya siswa baru setiap tahun.
0
2
4
6
8
10
12
nilai 70 nilai 75 nilai 80 nilai 85 nilai 90 nilai 95 nilai 100
30
Contoh penggunaan diagram garis yaitu banyaknya kelahiran di
Desa Taulan pada tahun 2019.
Tabel 2.7 Kelahiran di Desa Taulan Tahun 2019
Bulan Angka Kelahiran
Januari 9
Februari 12
Maret 10
April 5
Mei 7
Juni 14
Juli 9
Agustus 11
September 4
Oktober 20
November 16
Desember 8
Dari tabel 2.7 dapat dibuatkan diagram garis seperti gambar 2.3 berikut
ini:
Gambar 2.3 Angka Kelahiran di Desa Taulan Tahun 2019
0
5
10
15
20
25
31
Dari diagram garis pada gambar 2.2 informasi yang dapat kita
dapatkan adalah pada bulan Januari Angka kelahiran di Desa Taulan
sebanyak 9 orang, pada bulan Februari ada 12 orang, dan seterusnya.
e. Menyajikan Data dalam Bentuk Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran yaitu menampilkan data memakai gambar
berbentuk lingkaran. Bagian dari daerah lingkaran mengartikan bagian
atau persen dari keselururah. Tampilan data menggunakan diagram
lingkaran dibagi menjadi beberapa yaitu juring yang dituliskan dalam
bentuk persen (%) juga bisa dituliskan dalam bentuk besar sudut (°).
Jika juring dituliskan dalam persen maka untuk satu lingkaran penuh
bernilai 100%, sedangkan untuk juring yang dituliskan dalam bentuk
derajat maka besar sudut dalam satu lingkaran penuh adalah 360°.
Contoh data hasil pengukuran sepatu siswa sebagai berikut:
Tabel 2.8 Hasil Ukuran Sepatu Siswa
Ukuran Sepatu Frekuensi
35 2
36 4
37 6
38 6
39 2
Total 20
Cara menampilkan data menggunakan diagram lingkaran,
kelompokkan ukuran sepatu yang besarnya sama, lalu hitung
presentase masing-masing ukuran sepatu.
32
Tabel 2.9 Persentase dari Pengolahan Data Ukuran Sepatu
No. Ukuran Sepatu Frekuensi
(f )
Persentase 𝒇
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍× 𝟏𝟎𝟎%
1 35 2 2
20× 100% = 10%
2 36 4 4
20× 100% = 20%
3 37 6 6
20× 100% = 30%
4 38 6 6
20× 100% = 30%
5 39 2 2
20× 100% = 10%
Total 20 100%
Gambar 2.4 Diagram Lingkaran Ukuran sepatu
Menyajikan dalam diagram lingkaran dalam bentuk derajat,
tentukan luas daerah pada lingkaran yang sesuai dengan frekuensi
setiap ukuran sepatu. Luas daerah pada suatu lingkaran sesuai dengan
pusat lingkaran yaitu 360°. Maka dalam menampilkan data dengan
bentuk diagram lingkaran, terlebih dahulu menentukan ukuran sudut
pusat daerah setiap frekuensi.
10%
20%
30%
30%
10% ukuran 35
ukuran 36
ukuran 37
ukuran 38
ukuran 39
33
Tabel 2.10 Ukuran Sudut dari Pengolahan Data Ukuran Sepatu
No. Ukuran Sepatu Frekuensi
(f )
Persentase 𝒇
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍× 𝟏𝟎𝟎%
1 35 2 2
20× 360° = 36°
2 36 4 4
20× 360° = 72°
3 37 6 6
20× 360° = 108°
4 38 6 6
20× 360° = 108°
5 39 2 2
20× 360° = 36°
Total 20 360°
Bagi luas lingkaran berdasarkan sudut pusat yang bersesuaian
dengan ukuran sepatu.
2. Ukuran Pemusatan Data
a. Mean
Mean merupakan nilai rata-rata dari suatu kumpulan data.
Untuk mengetahui mean adalah dengan membagi jumlah seluruh
nilai data dengan banyaknya data.
�̅� =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑡𝑎
b. Median
Median merupakan nilai tengah dari kumpulan data yang
terurut dari nilai terkecil sampai terbesar. Misalkan n adalah
banyaknya data. Apabila banyaknya data ganjil, maka median
merupakan data yang terletak paling tengah, yaitu data ke- 𝑛+1
2
namun jika banyaknya data genap, maka median merupakan nilai
34
rata-rata dari dua data yang terletak paling tengah, yaitu data ke-
𝑛
2+(
𝑛
2+1)
2.
c. Modus
Modus adalah nilai yang paling banyak muncul dalam suatu
kumpulan data atau data yang mempunyai frekuensi terbesar. Jika
semua data mempunyai frekuensi yang sama berarti data-data
tersebut tidak mempunyai modus, tetapi jika terdapat dua yang
mempunyai frekuensi terbesar maka data-data tersebut memiliki
dua modus, dan seterusnya.
3. Ukuran Penyebaran Data
a. Jangkauan
Jangkauan suatu kumpulan data adalah selisih nilai terbesar
dan nilai terkecil dari kumpulan data tersebut.
Jangkauan = data terbesar – data terkecil
b. Kuartil
Kuartil dari kumpulan data membagi data menjadi empat
bagian yang sama. Kuartil terdiri atas tiga macam, yaitu kuartil
bawah (Q1), kuartil tengah (Q2) dan kuartil atas (Q3). Posisi ketiga
kuartil ditentukan dari rumus berikut.
Posisi 𝑄𝑖 =𝑖(𝑛+1)
4
Keterangan:
𝑖 = indeks kuartil yaitu 1, 2, 3
𝑛 = banyaknya data
35
4. Contoh Soal HOTS Materi Statistika
a. Diketahui rata-rata dari 6 bilangan adalah 55. Selisih bilangan
terbesar dan terkecil 12. Ada satu bilangan terbesar dan bilangan
lainnya sama. Berapakah bilangan terbesar? (Menganalisis)
Penyelesaian :
Diketahui rata-rata = 55
Banyak data = 6
Bilangan terbesar – bilangan terkecil = 12
Ditanyakan bilangan terbesar?
Misalkan : bilangan terkecil
𝑏 : bilangan terbesar
𝑎 + 𝑎 + 𝑎 + 𝑎 + 𝑎 + 𝑎 + 12
6= 55
6𝑎 + 12
6= 55
𝒂 = 𝟓𝟑
𝑏 − 𝑎 = 12
𝑏 = 12 + 53
𝒃 = 𝟔𝟓
Jadi, bilangan terbesarnya adalah 65.
b. Perhatikan data hasil ulangan Matematika 40 siswa berikut:
85, 90, 75, 80, 80, 100, 90, 70, 85, 100,
70, 75, 85, 80, 95, 95, 75, 85, 75, 85,
75, 85, 100, 90, 95, 90, 95, 75, 85, 80,
80, 75, 80, 70, 75, 95, 95, 85, 80, 95
Indah mengatakan modus dari data hasil ulangan matematika
adalah 75. Ayu tidak setuju dengan pendapat Indah. Ayu
36
berbendapat bahwa modus dari data hasil ulangan adalah 85.
Bagaimana pendapat kalian?
Penyelesaian:
Langkah 1: buatlah tabel frekuensi
Tabel 2.11 Tabel Frekuensi Nilai Ulangan Siswa
Nilai Siswa Frekuensi
70 3
75 8
80 7
85 8
90 4
95 7
100 3
Total 40
Langkah 2:
Modus adalah bilangan yang sering muncul
Pada data hasil ulangan Matematika terdapat dua nilai yang
memiliki banyak frekuensi yaitu nilai 75 dan 85.
Langkah 3: kesimpulan
Jadi, pendapat Ayu dan Indah keduanya benar, tetapi yang lebih
tepat modusnya adalah 75 dan 85.
c. Buatlah kumpulan data dengan 7 nilai yang memiliki mean 30,
median 26, dan modusnya 26. (Mengkreasikan)
Diketahui rata-rata = 30
Banyak data = 7
Median = 26
Modus = 26
Ditanyakan Buatlah data
37
Misalkan : data
𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + 𝑎4 + 𝑎5 + 𝑎6 + 𝑎7
7= 30
𝑎4 = 26
Data yang di dapatkan, sebagai berikut :
20, 24, 26, 26, 30, 39, 45
E. Penelitian yang Relevan
1. Rizki Faisal pada tahun 2015 dengan judul “Pengembangan Paket Tes
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skill)
Berdasarkan Taksonomi Bloom Pada Materi Matematika Kelas VII SMP”
menjelaskan bahwa dari hasil penelitian pengembangan paket tes
didapatkan paket tes yang valid, reliabel, tingkat kesukaran yang baik,
pada daya pembeda ada soal yang gugur karena tidak sesuai dengan
kriteria daya pembeda yang baik. Dengan demikian di dapatkan paket tes
yang memenuhi kriteria kualitas paket tes pada penelitian ini. Selain itu
berdasarkan hasil uji coba juga diketahui bahwa dari 34 siswa yang
mengerjakan paket A terdapat 3 siswa, dari 33 siswa yang mengerjakan
paket tes B terdapat 2 siswa, dan dari 34 siswa yang mengerjakan paket tes
C terdapat 7 siswa yang termasuk dalam kategori yang memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang sangat baik.
2. Rahmania Syukur pada tahun 2017 dengan judul “Pengembangan
Instrumen Tes Higher Order Thinking Skill (HOTS) Pada Pokok Bahasan
Himpunan dan Aritmetika Sosial Kelas VII MTs Madani Alauddin Kab.
Gowa” menjelaskan bahwa dari hasil penelitian didapatkan instrumen tes
38
yang telah dikembangkan memiliki kriteria kualitas yang telah ditetapkan
yaitu valid, reliabel, tingkat kesukaran, dan daya pembeda secara
keseluruhan baik. Tingkat kesukaran soal dan daya pembeda yang
dihasilkan secara umum sudah baik tetapi terdapat 1 butir soal (nomor 3)
dengan tingkat kesukaran soal kategori sangat mudah dan daya pembeda
dengan kategori sangat buruk sehingga butir soal ini tidak layak digunakan
dalam mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Dengan
demikian, pada penelitian ini menghasilkan soal tes final prototype yang
berkualitas tetapi hanya terdiri dari 14 soal uraian dengan alokasi waktu
2x40 menit.
3. Martina pada tahun 2017 dengan judul “Pengembangan Instrumen Tes
Higher Order Thinking Skill (HOTS) Pokok Bahasan Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel Dan Teorema Pythagoras Kelas IX SMP Citra
Samata Kab.Gowa”. Dari penelitian ini dihasilkan instrumen tes yang
valid, reliabel, tingkat kesukaran soal dilihat dari indeks masing-masing
item soal sesuai dengan kriteria kualitas instrumen tes, dan daya pembeda
instrumen tes dapat diketahui dari kriterianya terdapat 10 soal yang
memiliki daya pembeda yang memenuhi dan 5 butir soal tidak memenuhi.
F. Kerangka Pikir
Dalam pembelajaran yang terjadi di dalam kelas bisaanya guru
memberikan soal-soal kepada siswa hanya mengukur mengenai hapalan
penjelasan ataupun hapalan tentang rumus-rumus. Bukan hanya dalam
pembelajaran, hal tersebut juga terjadi pada saat ulangan harian, kuis, dan
39
sebagainya. Soal-soal yang diberikan tidak memfasilitasi siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tingginya.
Pemberian soal-soal yang tidak memuat HOTS membuat siswa
terbisaa dengan soal-soal yang hanya mengukur kemampuan berpikir tingkat
rendah mereka. Tentunya ini memberikan kekurang bermaknaan belajar bagi
siswa. Posisi siswa sebagai objek pasif yang dituntut untuk menghapal rumus-
rumus matematika tentunya berdampak negatif terhadap kemampuan berpikir
siswa dalam menyelesaikan suatu persoalan matematika yang bersifat
nonrutin, dimana sebagian besar dari mereka mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan masalah tersebut.
Oleh karena itu, peneliti ingin mengembangkan instrumen tes Higher
Order Thinking Skill (HOTS). Peneliti berharap dengan mengembangkan
instrumen tes HOTS ini akan membantu guru-guru yang belum memahami
bagaimana cara membuat atau mengembangkan instrumen tes HOTS,
sehingga guru akan terbisaa memberikan soal-soal yang memuat HOTS
kepada siswa dan mengetahui seberapa besar kemampuan HOTS siswa.
Dengan demikian, hasil yang diharapkan dari pengembangan instrumen tes ini
dapat mengembangkan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
40
Gambar 2.4 Kerangka Pikir
Pembelajaran Matematika
di SMP Negeri 5
Enrekang
Instrumen tes Higher Order
Thinking Skill (HOTS)
Masalah : Kurang tersedianya
instrumen tes yang dapat mengasa
kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa yang menyebabkan siswa
hanya mampu menyelesaikan
soal-soal rutin saja.
Pengembangan Instrumen tes
Higher Order Thinking Skill
(HOTS) pada materi statistika
Siswa dapat terbiasa dan dapat
menyelesaikan soal-soal dengan
kemampuan berpikir tingkat
tinggi
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian pengembangan (Research and Development). Model
pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan tipe
formative research Tessmer. Penelitian ini terdiri dari 4 tahapan yaitu
tahap preliminary, tahap self evaluation dan tahap formatif evaluation
(prototyping) yang meliputi expert reviews, one-to-one (low resistance to
revision) dan small group serta tahap field test (high resistance in
revision).
B. Prosedur Pengembangan
Pada penelitian ini diperlukan langkah-langkah yang merupakan suatu
tahapan yang dilakukan sampai diperoleh final prototype instrumen tes
yang sesuai dengan tujuan penelitian.
1. Tahap Preliminary
Pada tahap ini akan dilakukan pengkajian terhadap beberapa
sumber referensi yang berkaitan dengan penelitian ini. Setelah
beberapa teori dan informasi sudah terkumpul, akan dilakukan
kegiatan penentuan tempat dan subjek uji coba dengan cara
menghubungi kepala sekolah dan guru mata pelajaran matematika
disekolah yang akan menjadi lokasi penelitian. Selanjutnya peneliti
akan mengadakan persiapan-persiapan lainnya, seperti mengatur
42
jadwal penelitian dan prosedur kerjasama dengan guru kelas yang
dijadikan tempat penelitian.
2. Tahap Self Evaluation
Pada tahap self evaluation dilakukan penelitian oleh diri sendiri
terhadap desain instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
akan dibuat oleh peneliti. Tahap ini terdiri dari tahap analisis dan desain.
a. Analisis Kurikulum
Pada tahap ini dilakukan telaah terhadap kurikulum
matematika, literatur, dan tantangan serta tuntutan masa depan,
sehingga diperoleh instrumen tes yang dapat mengukur kemampuan
berpikir tingkat tinggi.
b. Analisis Siswa
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mencari
informasi tentang jumlah siswa dan karakteristik siswa yang sesuai
dengan rancangan dan pengembangan instrumen tes. Karakteristik ini
meliputi latar belakang pengetahuan, dan perkembangan kognitif siswa
yang akan di uji coba.
c. Analisis Materi
Kegiatan analisis materi ditujukan untuk mengidentifikasi,
merinci, dan menyusun secara sistematis materi-materi utamayang
akan dipelajari siswa berdasarkan analisis kurikulum. Analisis ini
membantu dalam mengidentifikasi materi-materi utama yang
digunakan sebagai rambu-rambu pengembangan instrumen tes.
43
d. Desain
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, peneliti mendesain kisi-
kisi soal pada instrumen tes, soal-soal instrumen tes kemampuan
berpikir tingkat tinggi, kriteria jawaban soal tes, dan pedoman
penskoran. Desain produk ini sebagai prototype. Masing-masing
prototype focus pada tiga karakteristik yaitu: konten, konstruk, dan
bahasa. Uraian ketiga karakteristik tersebut dapat di lihat pada tabel
3.1 (Syukur, 2017:54).
Tabel 3.1 Karakteristik yang Menjadi Prototype Focus
Konten Kesesuaian dengan materi kelas IX SMP/MTs
Kejelasan maksud soal
Konstruk Soal sesuai dengan teori yang mendukung dan
indikator:
Permasalahan yang disajikan merupakan soal-
soal untuk mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi
Mamiliki solusi atau strategi penyelesaian
lebih dari satu
Sesuai dengan level siswa kelas IX SMP/MTs
Bahasa Mengikuti PUEBI
Soal tidak mengandung penafsiran ganda
Kalimat soal komutatif, menggunakan bahasa
yang sederhana dan mudah dipahami siswa
3. Tahap Prototyping (Validasi, Evaluasi, dan Revisi)
Pada tahap ini produk yang telah dibuat atau didesain akan
dievaluasi. Pada tahap evaluasi produk akan diuji cobakan dalam 3
kelompok, yaitu Expert Review, one-to-one dan small group. Hasil desain
pada prototype pertama yang dikembangkan atas dasar self evaluation
diberikan kepada pakar (expert review) dan siswa (one-to-one) serta small
group secara paralel. Dari hasil ketiganya akan dijadikan bahan revisi.
44
a. Pakar (Expert Review)
Expert Riview adalah teknik untuk memperoleh masukan atau
saran dari para ahli untuk penyempurnaan instrumen tes. Hermawan
(2019:140) menjelaskan bahwa pada tahap ini, produk yang telah di
desain akan dicermati, dinilai dan dievaluasi oleh pakar. Pakar-pakar
tadi menelaah konten, konstruk, dan bahasa dari masing-masing
prototype.
Saran-saran dan masukan para pakar pada tahap ini akan
digunakan untuk merevisi instrumen tes yang akan dikembangkan.
Tanggapan dan saran dari para pakar (validator) tentang desain yang
telah dibuat ditulis pada lembar validasi sebagai bahan merevisi dan
menyatakan bahwa apakah desain ini telah valid atau tidak.
b. One-to-one
Sementara dilakukan uji oleh pakar (Expert Review), peneliti
melakukan uji individu (One-to-one) dengan memanfaatkan 3 orang
siswa menjadi tester. Ketiga siswa ini diminta untuk memberika
komentar atau tanggapan dari instrumen tes yang telah dikembangkan.
Hasil dari uji individu ini akan dijadikan bahan pertimbangan dari hasil
uji pakar. Selanjutnya dilakukan revisi dari kedua hasil uji sebelumnya
yang akan menghasilkan prototype 2.
c. Small Group
Prototype 2 yang telah dihasilkan akan diujicobakan lagi ke
Small Group yang terdiri dari 6 siswa non subjek. 6 siswa yang dipilih
diantaranya 2 siswa yang memiliki kemampuan berpikir tingkat
45
tinggi, 2 siswa yang memiliki kemampuan tingkat sedang, dan 2
siswa yang memiliki kemampuan tingkat rendah. Hasil dari uji coba
ini akan menghasilkan prototype 3.
4. Tahap Field Test (Uji Coba Lapangan)
Pada tahap ini komentar atau saran-saran serta hasil uji coba pada
prototype 3 dijadikan dasar untuk merevisi desain prototype 3. Hasil
revisi diuji cobakan ke subjek penelitian dalam hal ini field test. Uji coba
pada tahap ini produk yang telah di revisi tadi diuji cobakan kepada subjek
uji coba penelitian yang lebih luas.
46
Keterangan
: garis pelaksanaan
: jenis kegiatan
: hasil kegiatan
Gambar 3.1 Alur Pengembangan Tes HOTS
Uji coba
lapangan (Field
Test)
Prototype
3
Tes HOTS
materi
statistika
Analisis
Kurikulum
Analisis
Siswa
Analisis
Materi
Validasi oleh 2 orang ahli yaitu dosen
pendidikan matematika dan Evaluasi 3
orang siswa yang terdiri dari siswa
berkemampuan tinggi, sedang dan rendah
Revisi
Uji coba (Small
Group) yang terdiri
dari 2 orang siswa
berkemampuan
tinggi, 2 orang siswa
berkemampuan
sedang dan 2 orang
berkemampuan
rendah
Prototype
1
Prototype
2
47
C. Data dan Sumber Data
Data penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah hasil tes kelas
IX SMP Negeri 5 Enrekang dari hasil pengembangan instrumen tes dengan
indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi peneliti,
data hasil validasi yang diperoleh dari pakar dan 9 siswa nonsubjek penelitian,
serta data hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini adalah lembar validasi
instrumen tes. Lembar instrumen validasi digunakan untuk menguji kevalidan
soal. Lembar kevalidan soal diarahkan pada validasi konten, validasi konstruk,
validasi bahasa yang digunakan dan alokasi waktu yang di berikan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh para
peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian
ini adalah menggunakan lembar validasi.
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Hasil HOTS
Analisis dilakukan dengan menghitung skor siswa. Skor
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa adalah jumlah skor yang
diperoleh siswa pada saat menyelesaian soal tes kemempuan berpikir
tingkat tinggi. Nilai akhir yang diperoleh siswa adalah :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100
48
Data hasil tes kemudian dianalisis untuk menentukan kategori
tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
Tabel 3.2 Kategori Tingkat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Nilai Siswa
Tingkat Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi
80 < nilai ≤ 100 Sangat baik
60 < nilai ≤ 80 Baik
40 < nilai ≤ 60 Cukup
20 < nilai ≤ 40 Kurang
0 < nilai ≤ 20 Sangat kurang
Sumber: Faisal, 2015
2. Analisis Validitas Instrumen Tes HOTS
Validator memberikan penilaian terhadap instrumen tes untuk
mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa secara keseluruhan.
Hasil dari penilaian validator, kemudian dimuat dalam tabel hasi validasi.
Berdasarkan nilai-nilai tersebut selanjutnya akan dicari rerata untuk semua
soal (𝑉𝑎). Kegiatan penentuan 𝑉𝑎 dapat dilakukan dengan mengikuti
langkah-langkah berikut:
a. Menentukan rata-rata nilai hasil validasi dari semua validator untuk
setiap soal (Ii) dengan persamaan :
𝐼𝑖 =∑ = 1𝑉𝑗𝑖𝑣
𝑗
𝑉
Keterangan :
Vji = data nilai dari validator ke-j terhadap indikator ke-i
V = banyaknya validator
49
b. Dengan nilai Ii, kemudian ditentukan nilai rerata total untuk soal 𝑉𝑎
dengan persamaan:
𝑉𝑎 =∑ = 1𝑉𝐼𝑖𝑛
𝑗
𝑉
Keterangan :
Va = nilai rerata total untuk semua soal
Ii = rerata nilai untuk soal ke-i
n = banyaknya soal
Tabel 3.3 Kategori Tingkat Kevalidan Instrumen Tes
Nilai Siswa Kevalidan Instrumen Tes
Va = 5 Sangat valid
4 ≤ Va < 5 Valid
3 ≤ Va < 4 Cukup valid
2 ≤ Va < 3 Kurang valid
1 ≤ Va < 2 Tidak valid
Sumber: Faisal, 2015
3. Uji Reliabilitas Instrumen Tes HOTS
Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang
tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam
mengukur yang hendak diukur. Menurut Arikunto (2012:122) rumus yang
dapat digunakan dalam menguji reliabilitas adalah sebagai berikut:
𝑟11 = (𝑛
𝑛 − 1) (1 −
∑ 𝜎𝑖𝑗
(𝜎𝑖𝑗)
)
Keterangan :
𝑟11 = reliabilitas yang dicari
50
∑ 𝜎𝑖𝑗 = jumlah varians skor tiap-tiap item
𝜎𝑖𝑗 = varians total
𝑛 = jumlah item soal
Adapun kategori tingkat reliabilitas suatu instrumen tes :
Tabel 3.4 Kategori Tingkat Reliabilitas Instrumen Tes
Nilai siswa Reliabilitas Instrumen Tes
0,00 <𝑟11≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah
0,20 <𝑟11≤ 0,40 Reliabilitas rendah
0,40 <𝑟11≤ 0,60 Reliabilitas sedang
0,60 <𝑟11≤ 0,80 Reliabilitas tinggi
0,80 <𝑟11≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
Sumber: Faisal, 2015
4. Tingkat Kesukaran Instrumen tes HOTS
Untuk menentukan kesukaran tes bentuk uraian menurut Arifin
(2013:135) langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
a. Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus:
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑜𝑎𝑙
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘
b. Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus:
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑠𝑢𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 =𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑜𝑎𝑙
c. Membuat penafsiran tingkat kesukaran dengan cara membandingkan
koefisien tingkat kesukaran dan kriterianya.
51
Kriteria indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesukaran Soal
Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria
0,00 – 0,15
Sangat sukar, sebaiknya
dibuang
0,16 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 0,85 Mudah
0,86 – 1
Sangat mudah, sebaiknya
dibuang
Sumber: Faisal, 2015
5. Daya Pembeda Instrumen Tes HOTS
Menurut Arifin (2013:133) untuk soal uraian, teknik yang
digunakan untuk menghitung daya pembeda, yaitu:
𝐷𝑃 =�̅�𝐾𝐴 − 𝐾𝐵
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑜𝑎𝑙
Keterangan:
DP = daya pembeda
�̅�𝐾𝐴 = rata-rata kelompok atas
�̅�𝐾𝐵 = rata-rata kelompok bawah
Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda
Nilai DP Kriteria
Negatif – 0,9 Sangat buruk, harus dibuang
01 – 0,19 Buruk
52
Nilai DP Kriteria
0,20 – 0,29 Cukup
0,30 – 0,49 Baik
0,50 – 1 Baik sekali
Sumber: Arifin, 2013
6. Kriteria Kualitas Instrumen Tes
Pada penelitian ini untuk mengukur kevalidan, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda maka disusun kriterianya sebagai berikut:
a. Kriteria validitas dikatakan baik apabila tes memiliki derajat kevalidan
minimal kategori valid 4 (skala 1-5).
b. Kriteria reliabilitas dikatakan baik apabila paket tes memiliki derajat
reliabilitas tinggi (lebih dari 0,60).
c. Kriteria tingkat kesukaran dikatakan baik apabila paket tes memiliki
tingkat kesukaran 0,16 – 0,85.
d. Kriteria daya pembeda dikatakan baik apabila paket tes memiliki daya
pembeda minimal cukup (DP ≥ 0,20).
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Proses dan Hasil Pengembangan Instrumen Tes HOTS
Pada penelitian ini melalui tahapan-tahapan pengembangan yang telah
ditentukan pada sebelumnya.
1. Tahap Preliminary
Tahapan ini dimulai dengan pengumpulan beberapa referensi
kemudian akan dilakukan pengkajian beberapa yang berhubungan dengan
penelitian ini, yakni pengembangan instrumen tes untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi materi statistika. Dari referensi-referensi
tersebut diperoleh teori-teori yang telah dikemukakan oleh para ahli dan
berhubungan dengan penelitian ini. Salah satu dari teori tersebut adalah
menurut Taksonomi Bloom revisi Anderson yang menjelaskan bahwa
kemampuan berpikir tingkat tinggi dikelompokkan pada 3 ranah kognitif,
yaitu analisis (C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6).
Berdasarkan teori-teori yang sudah ada, selanjutnya dilakukan kegiatan
penentuan tempat dan subjek penelitian. Tempat uji coba pada penelitian ini
adalah SMP Negeri 5 Enrekang. Sedangkan subjek uji coba pada penelitian ini
adalah siswa kelas IX A.
2. Tahap Self Evaluation
Pada tahap ini peneliti akan melakukan kegiatan yang bertujuan untuk
merancang sebuah instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
berdasarkan pada hasil tahap preliminary. Instrumen tes yang akan di rancang
terdiri dari kisi-kisi tes, soal tes sebanyak 6 butir soal essai, kriteria jawaban
54
tes, lembar kerja dan pedoman penskoran. Pada tahap ini akan dihasilkan
prototipe I. Tahapan ini terdiri dari dua kegiatan yaitu tahap analisis dan tahap
desain.
a. Analisis
Tahap analisis ini terdiri dari analisis kurikulum, analisis siswa dan
analisis materi;
1) Analisis Kurikulum
Kegiatan analisis kurikulum dilakukan untuk menetapkan
kesesuaian tujuan yang diperlukan dalam pengembangan instrumen tes
sehingga dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Kurikulum yang ditelaah pada tahap ini adalah kurikulum 2013
matematika SMP.
Pembelajaran pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
saintifik, dimana pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa. Adapun literatur berupa buku paket yang digunakan yaitu buku
paket matematika kurikulum 2013 edisi revisi 2017 yang diterbitkan
oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia.
2) Analisis Siswa
Kegiatan analisis siswa difokuskan pada siswa kelas IXA sebagai
subjek uji coba karena siswa kelas IX telah menerima materi pelajaran
secara keseluruhan. Jumlah siswa pada kelas tersebut adalah 31 orang
siswa. Berdasarkan wawancara guru matematika dapat diketahui bahwa
55
kemampuan berpikir matematika siswa kelas IXA SMP Negeri 5
Enrekang ada yang berkemampuan kurang, sedang, dan tinggi.
3) Analisis Materi
Analisis materi merupakan kegiatan mengidentiifikasi konsep-
konsep utama yang akan digunakan dalam membuat soal matematika
pada materi kelas IX SMP. Berdasarkan kegiatan analisis kurikulum,
didapatkan bahwa materi yang akan digunakan dalam pengembangan
instrumen tes adalah materi yang sesuai dengan materi kurikulum 2013
untuk mata pelajaran matematika kelas VIII yaitu materi Statistika.
Adapun kompetensi dasar pada materi Statistika kelas VIII SMP,
diantaranya:
Menganalisis data berdasarkan distribusi data, nilai rata-rata, median,
dan modus dari sebaran data untuk mengambil simpulan, membuat
keputusan, dan membuat prediksi.
Menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
distribusi data, nilai rata-rata, median, dan modus dari sebaran data
untuk mengambil simpulan, membuat keputusan, dan membuat
prediksi.
b. Desain
Setelah kegiatan analisis dilakukan, tahap selanjutnya adalah
merancang atau mendesain instrumen tes untuk mengukur kemampuan
berpikir tingkat tinggi, meliputi: kisi-kisi tes, soal tes, Kriteria jawaban tes,
lembar kerja dan pedoman penskoran.
56
Tahapan awal yang dilakukan peneliti adalah merancang soal tes
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Soal-soal tes dirancang berdasarkan
materi yang telah dianalisis dan juga berdasarkan indikator pada materi
tersebut. Peneliti merancang beberap butir soal tes yang dapat mewakili
masing-masing indikator materi. Soal-soal yang dirancang merupakan soal
uraian yang memiliki kriteria sebagai soal berpikir tingkat tinggi dengan
kategori analisis, evaluasi dan mengkreasi.
Peneliti juga membuat kisi-kisi tes, dan kriteria jawaban tes sebagai
bahan pertimbangan bagi validator untuk memeriksa validitas dari soal-soal
tes kemampuan berpikir tingkat tinggi pada aspek koneksi. Kisi-kisi tes
dirancang berdasarkan atau mengacu pada indikator pencapaian dan ranah
kognitif masing-masing soal. Adapun lembar kerja diperadakan untuk
memberikan fasilitas yang lebih mudah kepada siswa saat mengerjakan
soal. Selain itu peneliti juga merancang pedoman penskoran yang
digunakan untuk mempermudah peneliti, guru atau peneliti lain dalam
memberikan penilaian terhadap hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi
yang telah dikerjakan siswa.
Dari tahapan ini dihasilkan kisi-kisi, 6 butir soal essai HOTS,
lembar kerja, kriteria jawaban, dan pedoman penskoran. Dari tahap ini akan
dihasilkan prototipe I.
Kegiatan merancang soal tes dirasa tahapan yang paling sulit bagi
peneliti. Hal ini dikarenakan pada kegiatan tersebut peneliti harus
merancang soal yang benar-benar dapat mengukur kemampuan berpikir
57
tingkat tinggi siswa agar instrumen tes yang dikembangkan dapat dengan
benar digunakan sebagaimana mestinya.
3. Tahap Prototyping (Validasi, Evaluasi, dan Revisi)
Tahap prototyping bertujuan untuk menghasilkan prototipe II. Prototipe I
yang telah dihasilkan sebelumnya akan di uji cobakan dalam 3 kelompok,
yaitu expert review, one-to-one dan small group. Hasil desain pada prototipe I
yang dikembangkan atas dasar self evaluation diberikan kepada pakar (expert
review) dan siswa (one-to-one) serta small group secara paralel. Dari hasil
ketiganya akan dijadikan bahan revisi. Hasil dari tahap prototyping ini
dijelaskan sebagai berikut.
a. Expert Review
Validasi oleh pakar (expert review) dilakukan dengan cara peneliti
memberikan instrumen diantaranya kisi-kisi, soal tes, lembar kerja, kriteria
jawaban, dan pedoman penilaian kepada validator yang terdiri dari dua
dosen Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah
Makassar yaitu bapak Wahyuddin, S.Pd., M.Pd. (validator 1) dan ibu Erni
Ekafitria Bahar, S.Pd., M.Pd. (validator 2) dan satu guru matematika SMP
Negeri 5 Enrekang yaitu ibu Nurdiah, S.Pd (validator 3).
Pada tahap validasi ini, validator menilai 5 aspek yang terkait dengan
instrumen yang telah dihasilkan pada prototipe I. Setiap aspek memiliki
nilai maksimal 5 dan minimal 1. Dimana nilai satu berarti tidak valid, 2
kurang valid, 3 berarti cukup valid, 4 berarti valid dan 5 berarti sangat
valid. Validator memberikan pendapat: prototipe dapat digunakan tanpa
58
revisi, ada sebagian komponen soal yang perlu direvisi, atau semua
komponen harus direvisi.
Tabel 4.1 Penilaian Validator
Validator Penilaian
Validator 1 Ada sebagian komponen soal yang perlu direvisi
Validator 2 Ada sebagian komponen soal yang perlu direvisi
Validator 3 Ada sebagian komponen soal yang perlu direvisi
Saran revisi validator terhadap instrumen yang meliputi kisi-kisi tes, soal
tes, lembar kerja, kriteria jawaban dan pedoman penilaian dapat dilihat pada tabel
4.2 berikut.
Tabel 4.2 Saran Revisi oleh Validator
No. Validator Instrumen Saran Revisi
1 Validator 1 Soal Tes
Ganti soal nomor 4 dan 6 karna tidak
mencerminkan soal HOTS
Pedoman Penilaian Harus ada dasar teorinya
2 Validator 2
Kisi-kisi Tes Ditambahkan kolom untuk bobot soal
Soal Tes
Petunjuk ditambahkan poin
mengerjakan soal yang mudah
terlebih dahulu
Soal nomor satu kata diatas
diganti jadi lebih dari
Soal nomor tiga ditambahkan
kata bahwa pada kalimat ketiga
dalam soal
Lembar Kerja Tidak perlu membagi-bagi langkah
penyelesaian soal
59
No. Validator Instrumen Saran Revisi
3 Validator 3 Lembar kerja
Tidak perlu membagi-bagi langkah
penyelesaian soal karena akan sulit
dipahami siswa
Kriteria jawaban Sesuaikan dengan format lembar kerja
Berdasarkan tabel 4.2 komentar dan saran dari validator tersebut
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk revisi instrumen tes kemampuan
berpikir tingkat tinggi dan menghasilkan prototipe II.
b. One to one
Selain soal tes kemampuan berpikir tingkat tinggi di validasi oleh pakar,
soal tes juga di validasi oleh 3 orang siswa SMP Negeri 5 Enrekang yang
sebaya, tetapi nonsubjek penelitian. 3 siswa tersebut terdiri dari siswa
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah yang diperoleh dari observasi
peneliti dan rekomendasi guru matematika kelas IX di SMP Negeri 5
Enrekang.
Pada tahap ini, siswa akan memberikan komentar terhadap soal tes yang
telah mereka kerjakan. Dari hasil jawaban dan komentar siswa tersebut akan
dijadikan pertimbangan untuk menghasilkan prototipe II.
60
Gambar 4.1 Komentar siswa
c. Small Group
Hasil dari prototipe II selanjutnya akan diuji cobakan pada kelompok
kecil (small group) yang terdiri atas 6 orang siswa sebaya nonsubjek. Siswa
pada tahap ini diminta untuk mengerjakan soal tes kemampuan berpikir
tingkat tinggi yang telah direvisi. Pada tahap ini akan di analisis mengenai
reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal tes kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Adapun hasil dari uji coba pada tahap ini: (a) nilai reliabilitas
pada tahap ini yaitu 0,96 dengan interpretasi sangat tinggi; (b) tingkat
kesukaran pada soal nomor 1, 2, 5, dan 6 berturut-turut memiliki tingkat
kesukaran 0,62; 0,70; 0,62; dan 0,54 dengan kriteria “sedang”, pada soal
nomor 3 dan 4 memiliki tingkat kesukaran 0,29 dengan kriteria “sukar”; (c)
untuk daya pembeda pada semua nomor soal termasuk dalam kriteria sangat
baik dengan nilai masing-masing 0,75; 0,62; 0,75; 0,75; 0,75; 0,87. Dari hasil
uji coba ini, maka tes yang telah di kembangkan sudah dapat digunakan tanpa
61
revisi. Hasil dari tahap ini akan menjadi prototipe III yang selanjutkan akan di
uji cobakan pada kelompok yang lebih besar (field test).
4. Field Test
Pada tahap ini prototipe yang telah di validasi dan direvisi akan diuji
cobakan kepada subjek penelitian yaitu kelas IX A SMP Negeri 5 Enrekang.
Subjek penelitian pada field test ini berjumlah 28 siswa yang dilakukan pada
tanggal 24 Juli 2020.
Tahap ini dilakukan secara daring menggunakan media grup chat
WhatsApp. Pada tanggal 7 juli 2020 peneliti membagikan lembar kerja kepada
siswa dari rumah ke rumah sekaligus memberikan pemahaman tentang apa
yang akan mereka lakukan. Uji coba dilakukan pada tanggal 24 Juli 2020
pukul 13:00 sampai 14:00. Setelah pengerjaan soal tes HOTS siswa diarahkan
untuk langsung mengirimkan jawabannya kepada peneliti melalu chat pribadi.
Hasil nilai yang diperoleh dari pekerjaan siswa akan dianalisis untuk
mengukur dan mengetahui tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
Selain itu, dari hasil pekerjaan siswa tersebut akan dianalisis juga nilai
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda dari soal yang telah
dikembangkan.
1. Analisis Data Hasil Tes HOTS
Data hasil tes untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa dilihat berdasarkan skor akhir yang diperoleh pada saat mengerjakan
soal tes kemampuan berpikit tingkat tinggi. Data hasil tes kemudian
dianalisis dan dikonversikan ke dalam data kualitatif untuk menemukan
tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Hasil analisis hasil tes
62
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa ditunjukkan pada tabel 4.3
berikut.
Tabel 4.3 Analisis Data Hasil Tes HOTS
Nilai Siswa Frekuensi Presentase (%) Kategori
80 < nilai ≤ 100 0 0 Sangat Baik
60 < nilai ≤ 80 8 28.57 Baik
40 < nilai ≤ 60 13 46.43 Cukup
20 < nilai ≤ 40 7 25.00 Kurang
0 ≤ nilai ≤ 20 0 0 Sangat Kurang
Jumlah Subjek 28 100
Rata-rata Nilai 51.6369 Cukup
Berdasarkan analisis data untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa diketahui bahwa dari 28 subjek uji coba tidak terdapat siswa yang
termasuk kategori sangat baik, 8 siswa (28.57%) termasuk dalam kategori
baik, 13 siswa (46.43%) termasuk kategori cukup, 7 siswa (25%) termasuk
kategori kurang dan tidak ada siswa yang termasuk kategori sangat kurang.
2. Validitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Validator diminta untuk memberikan penilaian terhadap semua
instrumen tes yang dikembangkan pada prototipe I yang memuat konten
konstruksi, bahasa soal, alokasi waktu pengerjaan dalam instrumen.
Setelah dilakukan analisis pada lembar validasi oleh 2 pakar dan 1 praktisi,
maka hasil validasi instrumen tes yang diperoleh sebagai berikut.
Tabel 4.4 Hasil Validasi Para Ahli
Nomor
Soal
Penilaian li Va
Validator 1 Validator 2 Validator 3
1.a 4 5 4 4.33
4.08
1.b 4 4 4 4
2.a.1 4 5 4 4.33
2.a.2 4 4 4 4
2.a.3 4 4 4 4
63
Nomor
Soal
Penilaian li Va
Validator 1 Validator 2 Validator 3
2.a.4 4 4 4 4
2.a.5 4 4 4 4
2.a.6 4 5 4 4.33
2.b 4 3 4 3.66
2.c 4 5 4 4.33
3.a 4 4 4 4
3.b 4 4 4 4
3.c 4 4 4 4
4 4 4 4 4
5 4 5 4 4.33
Dari tabel 4.4 terlihat bahwa prototipe yang dihasilkan memiliki
nilai Va yang tinggi sehingga dapat dikatakan valid.
3. Uji Reliabilitas Instrumen Tes HOTS
Uji reliabilitas berdasarkan hasil uji coba lapangan (fild test) yang
melibatkan siswa kelas VIIA SMP Negeri 5 Enrekang. Jumlah siswa
dikelas tersebut adalah 31,tetapi yang mengikuti tes HOTS hanya 28
siswa. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa maka dapat dihitung tingkat
reliabilitas tes. Analisis dan perhitungan realibilitas tes terdapat pada
lampiran. Berdasarkan analisis data tersebut realibilitas tes yang diperoleh
adalah 0,83 dengan interpretasi reliablitas sangat tinggi. Sehingga
berdasarkan analisis tersebut, maka tidak ada revisi instrumen tes menurut
uji reliabilitas.
4. Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes HOTS
Butir-butir soal tes dapat dikatakan baik apabila butir-butir tes
tersebut memiliki tingkat kesukaran pada interval 0.16-.85, hal ini
menunjukkan bahwa butir-butir soal tidak terlalu sulit dan tidak terlalu
mudah. Tingkat kesukaran tes yang dikembangakn juga diperoleh dari data
64
hasil pekerjaan siswa pada uji coba lapangan (field test). Analisis tingkat
kesukaran tiap-tiap item soal terdapat pada lampiran. Berikut hasil analisis
tingkat kesukaran pada tes kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Tabel 4.5 Analisis Tingkat Kesukaran Tes HOTS
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6
Tingkat
Kesukaran
0.67 0.79 0.27 0.25 0.65 0.44
Kriteria Sedang Mudah Sukar Sukar Sedang Sedang
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa soal nomor 2 memiliki
kriteria tingkat kesukaran yang mudah artinya banyak siswa yang
menjawab benar pada soal tersebut. Pada nomor 1, 5, dan 6 memiliki
kriteria tingkat kesukaran sedang artinya siswa yang menjawab benar dan
salah seimbang, sedangkan pada nomor soal 3 dan 4 memiliki kriteria
tingkat kesukaran “sukar” artinya pada soal ini banyak siswa yang
menjawab salah dan hanya sedikit siswa yang menjawab benar.
5. Uji Tingkat Daya Pembeda Instrumen Tes HOTS
Butir-butir soal pada instrumen tes dapat dikatakan baik apabila
butir-butir tes tersebut memiliki daya pembeda paling kecil adalah 0,2. Hal
ini, menunjukkan bahwa butir-butir soal memiliki daya pembeda minimal
cukup. Daya pembeda item tes yang dikembangkan diperoleh dari data
hasil pekerjaan siswa pada uji coba lapangan (field test). Analisis daya
pembeda dari butir-butir tes terdapat pada lampiran. Berikut adalah hasil
analisis daya pembeda instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi.
65
Tabel 4.6 Analisis Daya Pembeda Tes HOTS
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6
Daya Pembeda 0.41 0.33 0.25 0.25 0.5 0.33
Kriteria Baik Baik Cukup Cukup Baik
Sekali
Baik
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa soal nomor 3 dan 4 memiliki
tingkat daya pembeda “cukup” artinya soal nomor ini tidak terlalu baik
dalam membedakan siswa yang memiliki kemampuan berpikir tingkat
tinggi dan yang rendah. Pada soal nomor 1, 2, dan 6 memiliki tingkat daya
pembeda “baik” artinya pada soal ini bisa dengan baik membedakan siswa
yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dan yang rendah,
sedangkan pada soal nomor 5 memiliki tingkat daya pembeda yang
“sangat baik” ini artinya pada soal ini sangat baik dalam membedakan
siswa yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dan yang rendah.
Kesulitan yang dihadapi pada tahap ini adalah kurang maksimalnya
pengawasan saat pengerjaan soal, siswa masih asing atau belum terbiasa
mengerjakan permasalahan yang diberikan.
B. Pembahasan
Pengembangan intrumen tes untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat
tinggi (HOTS) siswa telah melalui serangkaian fase pengembangan mulai dari
tahap preliminary, self evaluation, prototyping hingga tahap field test sehingga
menghasilkan sebuah produk. Produk yang dimaksud tersebut adalah
instrumen tes untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi yang sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan (valid, reliabel, tingkat kesukaran dan
daya pembeda) untuk menghasilkan tes yang berkualitas.
66
Instrumen tes secara umum dinyatakan baik dengan interpretasi tinggi
dengan melihat nilai Va yang diperoleh adalah 4,08 dengan kategori valid
sesuai dengan kriteria instrumen tes berkualitas yaitu memiliki derajat
kevalidan minimal kategoeiri 4 (dari skala 1-5).
Realibilitas instrumen tes secara umum dinyatakan reliabel karena
berdasarkan analisis instrumen tes reliabilitas yang diperoleh adalah 0,83
dengan interpretasi reliablitas sangat tinggi. Sesuai dengan kriteria tes
berkualitas yaitu minimal memiliki derajat reliabilitas tinggi (lebih dari 0,60).
Tingkat kesukaran dilihat dari masing-masing indeks dari setiap soal.
Tingkat kesukaran pada soal nomor 2 yaitu 0,79 dengan kriteria “mudah”, soal
nomor 1, 5, dan 6 memiliki tingkat kesukaran 0,67; 0,65; 0,44 dengan kriteria
“sedang”, sedangkan pada soal nomor 3 dan 4 memiliki tingkat kesukaran
0,27 dan 0,25 dengan kriteria “sukar”. Dapat diketahui bahwa tidak terdapat
soal yang memiliki tingkat kesukaran yang sangat mudah dan sangat sukar.
Tingkat daya pembeda dilihat pula dari masing-masing indeks setiap soal.
Daya pembeda pada soal nomor 3 dan 4 adalah 2,5 dengan kriteria “cukup”,
soal nomor 1, 2, 6 memiliki daya pembeda berturut-turut 0,41; 0,33; dan 0,33
dengan kriteria “baik”, sedangkan pada soal nomor 5 memiliki daya pembeda
0,5 dengan kriteria soal “sangat baik. Sesuai dengan kriteria instrumen tes
dapat diketahui bahwa semua butir soal yang telah dikembangkan sudah layak.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa soal-soal
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dikembangkan telah layak untuk
digunakan. Dengan demikian, pada penelitian ini menghasilkan instrumen tes
berpikir tingkat tinggi sebanyak 6 butir soal.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian pengembangan instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa pada materi statistika telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil dan
pembahasan mengenai tahap-tahap pengembangan yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Langkah-langkah pada penelitian ini terdiri dari 4 tahapan yaitu: (a) tahap
prelimiminary,pada tahap ini peneliti mencari referensi tentang instrumen tes
yang akan dikembangkan; (b) tahap self evaluation, pada tahap ini peneliti
merancang instrumen kemamouan berpikir tingkat tinggi sesuai dengan
analisis yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya; (c) tahap formative
evalution (prototyping) yang meliputi expert reviews dan one-to-one (low
resistance torevision), pada tahap ini akan dilakukan validasi oleh expert
reviews yang terdiri dari 3 validator diantaranya 2 dosen Pendidikan
matematika dan seorang guru matematika SMP Negeri 5 Enrekang, serta uji
coba one-to-one kepada 3 orang siswa untuk dimintai komentar mengenai tes
berpikir tingkat tinggi yang telah dikembangkan yang akan menghasilkan
prototype II, dan small group, merupakan tahapan uji coba prototype I kepada
6 orang siswa dan akan dianalisis mengenai reliabilitas, tingkat kesukaran, dan
daya pembeda tes HOTS yang telah dikembangkan dan akan menghasilkan
prototype III; (d) serta tahap field test (high resistance in revision), yaitu uji
coba lapangan di SMP Negeri 5 Enrekang pada kelas IXA untuk mengetahui
68
tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda instrumen tes yang telah dikembangkan.
2. Instrumen tes yang telah dikembangkan memiliki kriteria kualitas yang telah
ditetapkan yaitu valid, reliabel dan tingkat kesukaran serta daya pembeda,
secara keseluruhan sudah baik. Instrumen tes secara umum dinyatakan valid
dengan interpretasi tinggi dengan melihat Va yang dihasilkan adalah 4,08
dengan kategori valid. Realibilitas instrumen tes secara umum dinyatakan baik
karena berdasarkan analisis instrumen tes reliabilitas yang diperoleh adalah
0,83 dengan interpretasi reliablitas sangat tinggi. Tingkat kesukaran tes dan
daya pembeda yang dihasilkan secara umum sudah baik dan daya pembeda
dengan kategori baik dan layak digunakan dalam mengukur kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa. Dengan demikian, pada penelitian ini
menghasilkan soal tes final prototype yang berkualitas terdiri dari 6 soal
uraian dengan alokasi waktu 60 menit.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, dapat dikemukakan
bahwa beberapa saran berikut.
1. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa disarankan
agar siswa dibisaakan dalam mengerjakan soal-soal yang menuntut untuk
berpikir tingkat tinggi.
2. Untuk mengetahui lebih lanjut baik atau tidaknya instrumen tes yang telah
dikembangkan, maka disarankan pada peneliti selanjutnya agar dapat menguji
cobakan pada subjek uji coba yang lebih luas.
69
DAFTAR PUSTAKA
Abdulloh, N. W.2016.Instrumen Penilaian Tes dan Non-tes.(Online).
(http://www.google.com/amp/s/nurwahidabdulloh.wordpress.com diakses
pada tanggal 15 Januari 2020 pukul 20:13 WITA)
Afkar, F.I. dan Rudi Hartono.2017.Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa
dengan Model Pengembangan 4-D Pada Materi Mitigasi Bencana dan
Adaptasi Bencana Kelas X SMA.jurnal Pendidikan Geografi.(Online),
Vol.22 (2). (http://journal2.um.ac.id/index.php/jpg/ diakses pada tanggal
21 November 2019 pukul 23:08 WITA)
Arifin, Z.2013.Evaluasi Pembelajaran.Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Arikunto, S.2012.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikian.Jakarta:Bumi Aksara.
Depdiknas.2006.Permenddiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi
Sekolah Menengah Pertama. Jakarta:depdiknas.
Dinni, H. N.2018.HOTS (Higher Order Thinking Skills) dan Kaitannya dengan
Kemampuan Literasi Matematika.Prosiding seminar Nasional Matematika
(Online). (https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ diakses pada
tanggal 21 November 2019 pukul 22:17 WITA)
Emzir.2017.Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta:Rajawali Pers
Faisal, R.2015.Pengembangan Paket Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
(Higher Order Thinking Skill) Berdasarkan Taksonomi Bloom Pada
Materi Matematika Kelas VII SMP. Skripsi,(Online), Jember:Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Jember.
(https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66831 diakses tanggal 7
Desember 2019 pukul 20:36 WITA)
Firmansyah, M. A.2017.Analisis Hambatan Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah
Statistika.Jurnal Penelitian dan Pembelajaran
Matematika,(Online),Vol.10(2).(untirta.ac.id diakses pada tanggal 11
Desember 2019 pukul 20:18 WITA)
Gunawan.2013.Pengertian HOTS (Higher Order Thinking Skill) Menurut Para
Ahli,(Online).(http://www.unliroom.com/2019/08/hots.adalah.html?m=1
diakses pada tanggal 20 November 2019 pukul 21:20 WITA)
Hamdani, H.2013.Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia.
Bandung:Pustaka Setia.
Hermawan, I.2019.Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif dan
Mixed Method.Kuningan:Hidayatul Quran Kuningan
70
Helmawati.2019.Pembelajaran dan Penilaian Berbasis HOTS.Bandung:PT
Remaja Rosdakarya
Kartikasari, A. dan Widjajanti, D. B.2015.Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Matematika Berbasis Howard Gardner’s Multiple Intelligences
Berorientasi pada Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas IX SMP.
Jurnal(Online). (seminar.uny.ac.id diakses pada tanggal 20 November
2019 pukul 21:03 WITA)
Kasturi, dkk.2015.Pengembangan Perangkat Pembelajaran Problem Posing
Berorientasi Penerapan HOTS Pada Materi Kesebangunan Kelas
IX.Jurnal Pancaran Pendidikan, (Online),Vol.4(1),11-
35.(jurnal.unej.ac.id diakses pada tanggal 21 November 2019 pukul 22:15
WITA).
Majid, A.2005.Perencanaan Pembelajaran.Bandung:Remaja Rosdakarya.
Matondang, Z., dkk.2019.Evaluasi Hasil Belajar.Yayasan Kita Menulis
Navel.2012.Penelitian Pengembangan (Development Research).
(Online).(https://navelmangelep.wordpress.com/2012/04/01/penelitian-
pengembangan-development-research diakses pada tanggal 25 November
2019 pukul 14:20 WITA)
Nopriyanti, T. D.2015.Pengembangan Soal untuk Mengukur Kemampuan
Koneksi Matematis Siswa.Prosiding, Universitas PGRI Palembang
Sugiyono.2018.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D.Bandung:Alfabeta
Syukur, R.2017.Pengembangan Instrumen Tes Higher Order Thinking Skill
(HOTS) Pada Pokok Bahasan Himpunan dan Aritmetika Sosial Kelas VII
MTs Madani Alauddin Kab. Gowa. Skripsi, (Online), Makassar:Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan,Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.(repository.uin-alauddin.ac.id/7956 diakses pada tanggal 20
November 2019 pukul 16:23 WITA)
Wahyuningsih, R., S. Wahyuni, dan A.D. Lesmono.2016. pengembangan
instrumen self assessment berbasis web untuk menilai sikap ilmiah pada
pembelajaran fisika di SMA. Jurnal pembelajaran fisika,(Online),Vol.
4(4):338-343.(jurnal.unej.ac.id. diakses pada tanggal 20 November 2019
pukul 19:30 WITA)
Widihastuti, S. 2014. Model afl untuk meningkatkan pemahaman dan higher order
thinking skills mahasiswa vokesi bidang busana. Jurnal pendidikan dan
evokasi pendidikan,(Online),Vol.18 (2):275-289.(jurnal.uny.ac.id diakses
pada tanggal 25 November 2019 pukul 15:29 WITA)
70
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. MATRIKS PENELITIAN
Judul Rumusan Masalah Variabel Indikator Sumber Data Metode Penelitian
Pengembangan
Instrumen Tes
Higher Oerder
Thinking Skill
(HOTS) Pada
Materi
Statistika
Kelas IX SMP
Negeri 5
Enrekang
1. Bagaimana
proses
pengembangan
instrumen tes
HOTS pada
materi statistika
kelas IX SMP
NEGERI 5
Enrekang?
2. Bagaimana
kualitas
pengembangan
instrumen tes
HOTS pada
materi statistika
kelas IX SMP
NEGERI 5
Enrekang?
1. Proses
pengembangan
instrumen tes
HOTS pada
materi
statistika
2. Kualitas
pengembangan
instrumen tes
HOTS pada
materi statistika
1. Untuk mengetahui
proses
pengembangan
instrumen tes
HOTS pada materi
statistika kelas IX
SMP NEGERI 5
Enrekang.
2. Untuk mengetahui
kualitas
pengembangan
instrumen tes
HOTS pada materi
statistika kelas IX
SMP NEGERI 5
Enrekang yang
meliputi:
a. Validitas
b. Reliabilitas
c. Tingkat
Kesukaran
d. Daya Pembeda
Validator:
Dua orang
dosen
pendidikan
matematika
sebagai ahli dan
satu orang guru
matematika
SMP NEGERI 5
Enrekang
sebagai praktisi
Subjek uji coba:
Siswa kelas IX
A SMP
NEGERI 5
Enrekang.
Informan:
1. Dosen
pembimbing
2. Guru mata
pelajaran
matematika
kelas IX A
1. Jenis penelitian:
Penelitian
pengembangan
2. Metode
pengumpulan data:
Lembar validasi
3. Prosedur penelitian
meliputi:
a. Tahap
preliminary
b. Tahap Self
Evaluation
(Analisis dan
Desain)
c. Tahap
Prototyping
(Validasi,
Evaluasi, dan
Revisi)
d. Tahap Field
Test (Uji Coba
Lapangan
4. Subjek Penelitian:
Siswa kelas IX A
SMP NEGERI 5
Judul Rumusan Masalah Variabel Indikator Sumber Data Metode Penelitian
SMP
NEGERI 5
Enrekang
Enrekang
5. Metode Analisis
Data:
Validitas,
reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan
daya pembeda
LAMPIRAN B INSTRUMEN TES HOTS
KISI-KISI TES
KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas : IX
Bentuk Soal : Uraian
Alokasi Waktu : 60 menit
Kompetensi Dasar Indikator Ranah Kognitif
No.
Soal
Bobot
Soal
Menganalisis data berdasarkan
distribusi data, nilai rata-rata, median,
dan modus dari sebaran data untuk
mengambil simpulan, membuat
keputusan dan membuat prediksi.
Menghitung rata-rata suatu data jika
disajikan tabel frekuansinya
C4
(Menganalisis) 1 4
Mencari modus pada suatu data C5
(Mengevaluasi) 2 4
Melengkapi data pada diagram batang
jika diketahui rata-ratanya
C6
(Mengkreasi) 3 4
Menyajikan dan menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan distribusi data,
nilai rata-rata, median, dan modus dari
sebaran data untuk mengambil
simpulan, membuat keputusan dan
membuat prediksi.
Menghitung lama perjalanan
meggunakan rata-rata
C4
(Menganalisis) 4 4
Mencari rata-rata dari data yang disajikan
dalam diagram batang
C5
(Mengevaluasi) 5 4
Merancang suatu cara untuk
menyelesaikan masalah
C6
(Mengkreasi) 6 4
Soal Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Materi : Statistika
Kelas : IX
Waktu : 60 menit
Petunjuk :
1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan tes berikut.
2. Tulislah nama, nis dan kelas pada lembar keja yang telah disediakan.
3. Bacalah permasalahan dengan cermat dan teliti.
4. Kerjakan soal yang menurut anda mudah terlebih dahulu.
5. Kerjakan secara individu dan tanyakan pada guru apabila terdapat soal
yang kurang jelas.
6. Periksalah pekerjaan anda sebelum dikumpul.
Kerjakan soal-soal berikut ini dengan rinci dan benar!
1. Perhatikan tabel hasil ulangan harian matematika berikut
Nilai Frekuensi
50 3
60 5
70 4
80 6
90 1
100 1
Jumlah 20
Pak Anto memberikan tugas kepada siswa untuk mencari berapa banyaknya
siswa yang lulus pada ulangan harian matematika. Siswa akan dinyatakan
lulus ketika nilainya lebih dari atau sama dengan rata-rata. Berapakah siswa
yang lulus pada ulangan harian tersebut? (C-4)
2. Perhatikan data hasil ulangan Matematika 40 siswa berikut:
85, 90, 75, 80, 80, 100, 90, 70, 85, 100,
70, 75, 85, 80, 95, 95, 75, 85, 75, 85,
75, 85, 100, 90, 95, 90, 95, 75, 85, 80,
80, 75, 80, 70, 75, 95, 95, 85, 80, 95
Indah mengatakan modus dari data hasil ulangan matematika adalah 75. Ayu
tidak setuju dengan pendapat Indah. Ayu berbendapat bahwa modus dari data
hasil ulangan adalah 85. Bagaimana pendapat kalian? (C-5)
3. Perhatikan diagram batang dibawah ini!
Sasa mendapat tugas sekolah untuk mendata panggilan masuknya dalam
sepekan. Data panggilan masuk Sasa seperti yang terlihat pada diagram batang
diatas. Sasa kehilangan data pada hari Senin, Kamis, dan Sabtu. Sasa telah
mencatat sebelumnya bahwa rata-rata semua panggilan selama sepekan adalah
9 , panggilan masuk pada hari Senin dan Sabtu sama, serta selisih panggilan
masuk hari Senin dan Kamis yaitu 3 panggilan. Bantulah Sasa melengkapi
datanya kembali!(C-6)
0
2
4
6
8
10
12
14
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Ahad
Data Panggilan Masuk
4. Darma, Novi, Intan, dan Silvi berangkat ke sekolah dengan mengendarai
sepeda. Mereka selalu berangkat bersama dari rumah Silvi.
Hari ini Novi sampai di sekolah terlebih dahulu dan ketiga lainnya sampai
bersamaan. Jika diketahui rata-rata waktu perjalanan keempatnya adalah 14
dan selisih waktu yang tercepat dan yang lainnya 4 menit, berapakah lama
perjalanan Novi dari rumah Silvi ke sekolah?(C-4)
5. Diagram berikut menunjukkan banyaknya sepatu olahraga yang terjual di
Toko Barokah pada bulan Februari berdasarkan ukuran. Pemilik toko
mengatakan bahwa rata-rata penjualan sepatu olahraganya adalah ukuran 40.
Apakah pernyataan pemilik toko itu benar? Jika salah, coba kamu betulkan
pernyataan pemilik toko.(untuk mean dibulatkan ke angka terdekat) (C-5)
6. Perhatikan diagram lingkaran hasil penjualan bulan Juni di kantin sekolah
yang diambil dari 36 siswa di bawah ini.
0
2
4
6
8
10
12
14
37 38 39 40 41
Banyaknya Penjualan Sepatu Toko Barokah Bulan Februari 2020
somai
Tahu Isi
Sosis Goreng
Donat
Bakwan
PENJUALAN JAJANAN KANTIN SEKOLAH
somai Tahu Isi Sosis Goreng Donat Bakwan
120
60
60
Pada bulan Juli, ibu kantin ingin menambah stok jajanan tertentu, tetapi ia
belum dapat menentukannya. Buatlah diagram batang dan bantulah ibu kantin
dalam menyelesaikan permasalahan tersebut dengan memperhatikan data!
Jelaskan jawabanmu. (C-6)
Kriteria Jawaban Soal Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
No Langkah Penyelesaian Skor
1 Diketahui. Jumlah siawa = 20
Siswa akan dinyatakan lulus ketika nilainya lebihdari atau
sama dengan rata-rata
Ditanyakan. Siswa yang lulus ?
Penyelesaian:
Mencari nilai rata-rata
Rata-rata =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑡𝑎
(50 × 3) + (60 × 5) + (70 × 4) + (80 × 6) + (90 × 1) + (100 × 1)
20
1400
20= 70
Karena rata-ratanya adalah 70 berarti ada 12 siswa yang lulus yaitu 4
siswa mendapat nilai 70, 6 siswa mendapat nilai 80, 1 siswa mendapat
nilai 90, dan 1 siswa mendapat nilai 1000.
Jadi, ada 12 siswa yang lulus ulangan harian matematika.
4
2 Diketahui. Jumlah data = 40
Modus menurut Indah = 75
Modus menurut Ayu = 85
Ditanyakan. Siapakah yang benar,Indah atau Ayu?
No Langkah Penyelesaian Skor
Buatlah tabel frekuensi
Nilai Siswa Frekuensi
70 3
75 8
80 7
85 8
90 4
95 7
100 3
Total 40
Modus adalah bilangan yang sering muncul
Pada data hasil ulangan Matematika terdapat dua nilai yang memiliki
frekuensi terbanyak yaitu nilai 75 dan 85.
Berdasarkan pengujian diatas dapat diketahui bahwa 75 dan 85 sama-
sama memiliki frekuensi terbanyak yaitu 8 siswa.
Jadi, pendapat Ayu dan Indah keduanya benar, tetapi yang lebih tepat
modusnya adalah 75 dan 85.
4
3 Diketahui. Rata-rata = 9
Data panggilan hari senin dan sabtu sama
Selisih data panggilan hari Senin dan Kamis adalah 3
Ditanyakan. Data hari Senin, Kamis dan Sabtu ?
Penyelesaian:
Memisalkan data hari Senin = Sabtu = 𝑎
Data hari Kamis = 𝑎 − 3
No Langkah Penyelesaian Skor
𝑎 + 13 + 4 + 𝑎 + 6 + 𝑎 + 7 − 3
7= 9
3𝑎 + 27 = 63
3𝑎 = 36
𝑎 = 12
Senin = Sabtu = 12
Kamis = Senin – 3 = 12 – 3 = 9
Jadi, data hari Senin dan Sabtu adalah 12 panggilan, sedangkan hari
Kamis terdapat 9 panggilan.
4
0
2
4
6
8
10
12
14
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Ahad
Data Panggilan Masuk
No Langkah Penyelesaian Skor
4 Diketahui. Banyak data = 4
Rata-rata = 14
Lama perjalanan Silvi = Intan = Darma
Ditanyakan. Lama perjalanan Novi dari rumah Silvi ke sekolah ?
Penyelesaian:
Memisalkan waktu perjalanan Silvi = Intan = Darma = 𝑎
Waktu perjalanan Novi = 𝑎 − 4
𝑎 + 𝑎 + 𝑎 + 𝑎 − 4
4= 14
4𝑎 − 4 = 56
4𝑎 = 60
𝑎 = 15
𝑛𝑜𝑣𝑖 = 𝑎 − 4 = 15 − 4 = 11 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Jadi, lama perjalanan Novi dari rumah Silvi ke sekolah adalah 11
menit
4
5 Diketahui. Banyak data = 45
Pemilik toko mengatakan bahwa sepatu olahraga yang
terjual rata-rata ukuran 40
Ditanyakan. Apakah pendapat pemilik toko benar ?
Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian
Penyelesaian:
(50 × 3) + (60 × 5) + (70 × 4) + (80 × 6) + (90 × 1) + (100 × 1)
20
1760
45= 39,11 = 39
Berdasarkan hal itu dapat diketahui bahwa rata-rata dari penjualan
sepatu olahraga di toko barokah pada bulan Februari yaitu 39.
Jadi, pernyataan pemilik toko salah karena mengatakan rata-rata
penjualannya adalah 40 padahal yang benar adalah 39.
4
6 Diketahui. Jumlah data = 36
Ditanyakan. Diagram batang dan Solusi untuk penjualan di bulan
No Langkah Penyelesaian Skor
Juli?
Penyelesaian:
Tahu isi = 360° - (120°+90°+60°+60°) = 30°
𝑇𝑎ℎ𝑢 𝐼𝑠𝑖 =30°
360°× 36 = 3 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝐵𝑎𝑘𝑤𝑎𝑛 =90°
360°× 36 = 9 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑆𝑜𝑚𝑎𝑖 =120°
360°× 36 = 12 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑆𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐺𝑜𝑟𝑒𝑛𝑔 =60°
360°× 36 = 6 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝐷𝑜𝑛𝑎𝑡 =60°
360°× 36 = 6 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Jadi, perhitungan yang dapat membantu masalah pemilik toko adalah
modus karena modus pada bulan Juni yaitu somai menunjukkan
bahwa ada banyak konsumen yang menyukai somai.
4
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
24× 100
0
2
4
6
8
10
12
14
Tahu Isi Bakwan Somai Sosis Goreng Donat
Nama :
Nis :
Kelas :
1. Diketahui:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
…………………………………………………………………………………
Penyelesaian:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Lembar Kerja
2. Diketahui:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
…………………………………………………………………………………
Penyelesaian:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Diketahui:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
…………………………………………………………………………………
Penyelesaian:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Diketahui:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
…………………………………………………………………………………
Penyelesaian:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
5. Diketahui:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
…………………………………………………………………………………
Penyelesaian:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
6. Diketahui:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Ditanyakan:
…………………………………………………………………………………
Penyelesaian:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………
Pedoman Penilaian
Point Kriteria
Skala 1 Menganalisa permasalahan (C4)
4 Analisa (memeriksa dan mengurai informasi, memilih sebab dan
akibat, mengambil kesimpulan dan melakukan generalisasi serta
menemukan alasan yang mendukungnya) yang dilakukan masuk
akal dan jawaban tepat
3 Analisa (memeriksa dan mengurai informasi, memilih sebab dan
akibat, mengambil kesimpulan dan melakukan generalisasi serta
menemukan alasan yang mendukungnya) yang dilakukan masuk
akal dan mengarah ke jawaban yang tepat
2 Analisa (memeriksa dan mengurai informasi, memilih sebab dan
akibat, mengambil kesimpulan dan melakukan generalisasi serta
menemukan alas an yang mendukungnya) yang dilakukan masuk
akal dan mengarah ke jawaban yang kurang tepat
1 Analisa (memeriksa dan mengurai informasi, memilih sebab dan
akibat, mengambil kesimpulan dan melakukan generalisasi serta
menemukan alas an yang mendukungnya) yang dilakukan
mengarah ke jawaban yang tidak tepat
0 Tidak mampu melakukan analisa sama sekali
Point Kriteria
Skala 1 Mengevaluasi (C5)
4 Mampu mengkritisi, memutuskan, mengevaluasi, menilai,
membuktikan, menyangkal, atau mendukung (suatu gagasan)
dengan tepat
3 Mampu mengkritisi, memutuskan, mengevaluasi, menilai,
membuktikan, menyangkal, atau mendukung (suatu gagasan) yang
hampir tepat
2 Mampu mengkritisi, memutuskan, mengevaluasi, menilai,
membuktikan, menyangkal, atau mendukung (suatu gagasan)
dengan kurang tepat
1 Mampu mengkritisi, memutuskan, mengevaluasi, menilai,
membuktikan, menyangkal, atau mendukung (suatu gagasan)
dengan tidak tepat
0 Tidak mampu mengkritisi, memutuskan, mengevaluasi, menilai,
membuktikan, menyangkal, atau mendukung (suatu gagasan) sama
sekali
Point Kriteria
Skala 1 Mengevaluasi (C6)
4 Mampu memberikan ide dengan memadukan unsur-unsur menjadi
sesuatu yang utuh, koheren, dan baru yang dilakukan masuk akal
dan mengarah ke jawaban yang tepat
3 Mampu memberikan ide dengan memadukan unsur-unsur menjadi
sesuatu yang utuh, koheren, dan baru yang dilakukan masuk akal
dan mengarah ke jawaban yang 93amper tepat
2 Mampu memberikan ide dengan memadukan unsur-unsur menjadi
sesuatu yang utuh, koheren, dan baru yang dilakukan masuk akal
dan mengarah ke jawaban yang kurang tepat
1 Mampu memberikan ide dengan memadukan unsur-unsur menjadi
sesuatu yang utuh, koheren, dan baru yang dilakukan masuk akal
dan mengarah ke jawaban yang tidak tepat
0 Tidak mampu memberikan ide apapun
Diadopsi dan dimodifikasi dari Lutfiana (2013)
LAMPIRAN C. LEMBAR VALIDASI
LEMBAR VALIDASI
INSTRUMEN TES HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP
Semester : Genap
Petunjuk!
1. Berilah tanda (√) dalam kolom penilaian yang sesuai menurut pendapat
Bapak/Ibu.
2. Keterangan : 1: tidak valid
2 : kurang valid
3 : cukup valid
4 : valid
5 : sangat valid
No Aspek yang diamati penilaian
keterangan
1 2 3 4 5
1.
Validasi isi
a. Soal dengan materi kelas IX SMP;
b. Maksud soal dirumuskan dengan
singkat dan jelas.
2.
Validasi konstruk
a. Permasalahan yang disajikan
merupakan soal-soal HOTS
1) Soal no.1 tipe analisis (C4),
2) Soal no.2 tipe evaluasi (C5),
3) Soal no.3 tipe mengkreasi (C6),
4) Soal no.4 tipe analisis (C4),
5) Soal no.5 tipe evaluasi (C5),
6) Soal no.6 tipe mengkreasi (C6);
b. Permasalahan yang disajikan
memiliki solusi atau strategi
penyelesaian yang mungkin lebih
dari satu;
c. Permasalahan yang disajikan sesuai
dengan level siswa kelas IX.
No Aspek yang diamati penilaian
keterangan
1 2 3 4 5
3.
Validasi Bahasa
a. Bahasa sesuai dengan PUEBI
b. Kalimat soal tidak mengandung
arti ganda;
c. Kalimat soal komunikatif,
menggunakan bahasa yang
sederhana, dan mudah dipahami
siswa.
4.
Alokasi waktu : sesuai dengan jumlah
soal yang diberikan.
5.
Petunjuk : petunjuk jelas dan tidak
menimbulkan makna ganda.
Kesimpulan : (lingkari salah satu)
1. Soal dapat digunakan tanpa revisi
2. Ada sebagian komponen soal yang perlu direvisi
3. Semua komponen harus direvisi
Saran revisi :
Makassar, Juni 2020
Validator
(……………………………….)
Gambar 1. Hasil Validasi Validator 1
Gambar 2. Hasil Validasi Validator 2
Gambar 3. Hasil Validasi validator 3
LAMPIRAN D. ANALISIS DATA INTRUMEN TES HOTS
D.1 Analisis Data Hasil Validasi Tes HOTS
Tabel H.1.1 Hasil Analisis Validasi
Nomor
Soal
Penilaian li Va
Validator 1 Validator 2 Validator 3
1.a 4 5 4 4.3
4.08
1.b 4 4 4 4
2.a.1 4 5 4 4.33
2.a.2 4 4 4 4
2.a.3 4 4 4 4
2.a.4 4 4 4 4
2.a.5 4 4 4 4
2.a.6 4 5 4 4.33
2.b 4 3 4 3.66
2.c 4 5 4 4.33
3.a 4 4 4 4
3.b 4 4 4 4
3.c 4 4 4 4
4 4 4 4 4
5 4 5 4 4.33
D.2 Analisis Uji Reliabilitas Tes HOTS
Tabel H.2.1 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Tes HOTS
Nomor
Urut Nama Siswa
Skor pada Setiap Soal Xi2 Skor
Total
Kuadrat
Skor
Total 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 Al-Iksan 2 3 1 0 1 2 4 9 1 0 1 4 9 81
2 Andika 3 3 1 1 2 0 9 9 1 1 4 0 10 100
3 Aufa Gitala 3 4 2 1 3 3 9 16 4 1 9 9 16 256
4 Arya Saputra 4 4 1 2 3 1 16 16 1 4 9 1 15 225
5 Jusman 2 3 0 1 2 1 4 9 0 1 4 1 9 81
6 Muh. Fatahillah 3 4 1 1 4 2 9 16 1 1 16 4 15 225
7 Muh. Afrizal 2 2 1 1 2 1 4 4 1 1 4 1 9 81
8 Muh. Fadhel 3 3 0 1 3 4 9 9 0 1 9 16 14 196
9 Muh. Farhan 3 4 2 1 4 2 9 16 4 1 16 4 16 256
10 Nirwandi 2 3 0 0 2 1 4 9 0 0 4 1 8 64
11 Rahman Arifai 3 3 2 1 2 3 9 9 4 1 4 9 14 196
12 Sukran 1 3 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 8 64
13 Saparuddin 2 2 0 0 1 2 4 4 0 0 1 4 7 49
14 Aisyah 2 3 2 1 2 1 4 9 4 1 4 1 11 121
15 Alysa Sahra 3 4 1 1 3 2 9 16 1 1 9 4 14 196
16 Ariny 2 3 1 2 3 2 4 9 1 4 9 4 13 169
17 Cinta Putri
Ningsi 4 4 2 2 4 2 16 16 4 4 16 4 18 324
18 Erin Safitri 4 4 2 1 4 3 16 16 4 1 16 9 18 324
19 Fani 3 3 1 1 3 2 9 9 1 1 9 4 13 169
Nomor
Urut Nama Siswa
Skor pada Setiap Soal Xi2 Skor
Total
Kuadrat
Skor
Total 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
20 Firdausya 4 4 1 2 4 3 16 16 1 4 16 9 18 324
21 Ida Mutiara 3 3 1 1 3 1 9 9 1 1 9 1 12 144
22 Maya Febrianti 3 3 2 1 3 1 9 9 4 1 9 1 13 169
23 Khairun Nisa 4 4 1 2 4 2 16 16 1 4 16 4 17 289
24 Nuraqila 2 2 1 0 2 1 4 4 1 0 4 1 8 64
25 Yuswa Ainun
Nisa 3 3 2 1 2 0 9 9 4 1 4 0 11 121
26 Zaskia Derajat 2 3 1 1 3 2 4 9 1 1 9 4 12 144
27 Ririn 3 3 1 1 2 3 9 9 1 1 4 9 13 169
28 Satri Sapitra 1 2 0 0 1 1 1 4 0 0 1 1 5 25
∑ 76 89 31 28 73 49 226 295 47 38 217 111 346 4626
∑ total 346 1280
∑^2 5776 7921 961 784 5329 2401 51076 87025 2209 1444 47089 12321 119716
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.836 6
Dari hasil uji reliabilitas menggunakan analisis SPSS didapatkan nilai Cronbach's Alpha > 0,6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tes HOTSyang dikembangkan dinyatakan reliabel.
D.3 Analisis Tingkat Kesukaran Tes HOTS
Tabel H.3.1 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Tes HOTS
Nomor
Soal Nama Siswa
Skor Tiap Soal Skor
Total 1 2 3 4 5 6
1 Al-Iksan 2 3 1 0 1 2 9
2 Andika 3 3 1 1 2 0 10
3 Aufa Gitala 3 4 2 1 3 3 16
4 Arya Saputra 4 4 1 2 3 1 15
5 Jusman 2 3 0 1 2 1 9
6 Muh. Fatahillah 3 4 1 1 4 2 15
7 Muh. Afrizal 2 2 1 1 2 1 9
8 Muh. Fadhel 3 3 0 1 3 4 14
9 Muh. Farhan 3 4 2 1 4 3 17
10 Nirwandi 2 3 0 0 2 1 8
11 Rahman Arifai 3 3 2 1 2 3 14
12 Sukran 1 3 1 1 1 1 8
13 Saparuddin 2 2 0 0 1 2 7
14 Aisyah 2 3 2 1 2 1 11
15 Alysa Sahra 3 4 1 1 3 2 14
16 Ariny 2 3 1 2 3 2 13
17 Cinta Putri
Ningsi 4 4 2 2 4 2 18
18 Erin Safitri 4 4 2 1 4 3 18
19 Fani 3 3 1 1 3 2 13
20 Firdausya 4 4 1 2 4 3 18
21 Ida Mutiara 3 3 1 1 3 1 12
22 Maya Febrianti 3 3 2 1 3 1 13
23 Khairun Nisa 4 4 1 2 4 2 17
24 Nuraqila 2 2 1 0 2 1 8
25 Yuswa Ainun
Nisa 3 3 2 1 2 0 11
26 Zaskia Derajat 2 3 1 1 3 2 12
27 Ririn 3 3 1 1 2 3 13
28 Satri Sapitra 1 2 0 0 1 1 5
Rata-rata Tiap Soal 2.71 3.17 1.10 1 2.60 1.78
ẊKA 2.77 3.33 1 1 2.66 1.88
ẊKA 2.77 3 1.1 1 2.66 1.55
Tingkat Kesukaran 0.67 0.79 0.27 0.25 0.65 0.44
Kriteria Sedang Mudah Sukar Sukar Sedang Sedang
D.4 Analisis Daya Pembeda Tes HOTS
Tabel H.4.1 Hasil Analisis Daya Pembeda Tes HOTS
Nomor
Soal Nama Siswa
Skor Tiap Soal Skor
Total 1 2 3 4 5 6
1 Firdausya 4 4 1 2 4 3 18
2 Erin Safitri 4 4 2 1 4 3 18
3 Cinta Putri Ningsi 4 4 2 2 4 2 18
4 Muh. Farhan 3 4 2 1 4 3 17
5 Khairun Nisa 4 4 1 2 4 2 17
6 Aufa Gitala 3 4 2 1 3 3 16
7 Muh. Fatahillah 3 4 1 1 4 2 15
8 Arya Saputra 4 4 1 2 3 1 15
9 Rahman Arifai 3 3 2 1 2 3 14
10 Muh. Fadhel 3 3 0 1 3 4 14
11 Alysa Sahra 3 4 1 1 3 2 14
12 Ririn 3 3 1 1 2 3 13
13 Maya Febrianti 3 3 2 1 3 1 13
14 Fani 3 3 1 1 3 2 13
15 Ariny 2 3 1 2 3 2 13
16 Zaskia Derajat 2 3 1 1 3 2 12
17 Ida Mutiara 3 3 1 1 3 1 12
18 Yuswa Ainun Nisa 3 3 2 1 2 0 11
19 Aisyah 2 3 2 1 2 1 11
20 Andika 3 3 1 1 2 0 10
21 Muh. Afrizal 2 2 1 1 2 1 9
22 Jusman 2 3 0 1 2 1 9
23 Al-Iksan 2 3 1 0 1 2 9
24 Sukran 1 3 1 1 1 1 8
25 Nuraqila 2 2 1 0 2 1 8
26 Nirwandi 2 3 0 0 2 1 8
27 Saparuddin 2 2 0 0 1 2 7
28 Satri Sapitra 1 2 0 0 1 1 5
Rata-rata Tiap Soal 2.71 3.18 1.10 1 2.60 1.78
ẊKA 3.56 3.89 1.55 1.44 3.55 2.44
ẊKA 1.89 2.56 0.55 0.44 1.55 1.11
Daya Pembeda 0.42 0.33 0.25 0.25 0.5 0.33
Kriteria Baik Baik Cukup Cukup
Baik
Sekali Baik
D.5 Analisis Hasil uji Coba Lapangan Tes HOTS
Tabel H.5.1 Hasil Uji Coba Lapangan Tes HOTS
Nomor
Urut Nama Siswa
Skor pada Setiap
Soal Skor
Total Nilai
Siswa
Tingkat Kemampuan
Berpikir Tingkat
Tinggi 1 2 3 4 5 6
1 Al-Iksan 2 3 1 0 1 2 9 37.5 Kurang
2 Andika 3 3 1 1 2 0 10 41.66 Cukup
3 Aufa Gitala 3 4 2 1 3 3 16 66.66 Baik
4 Arya Saputra 4 4 1 2 3 1 15 62.5 Baik
5 Jusman 2 3 0 1 2 1 9 37.5 Kurang
6 Muh. Fatahillah 3 4 1 1 4 2 15 62.5 Baik
7 Muh. Afrizal 2 2 1 1 2 1 9 37.5 Cukup
8 Muh. Fadhel 3 3 0 1 3 4 14 58.33 Cukup
9 Muh. Farhan 3 4 2 1 4 3 17 70.83 Baik
10 Nirwandi 2 3 0 0 2 1 8 33.33 Kurang
11 Rahman Arifai 3 3 2 1 2 3 14 58.33 Cukup
12 Sukran 1 3 1 1 1 1 8 33.33 Kurang
13 Saparuddin 2 2 0 0 1 2 7 29.16 Kurang
14 Aisyah 2 3 2 1 2 1 11 45.83 Cukup
15 Alysa Sahra 3 4 1 1 3 2 14 58.33 Cukup
16 Ariny 2 3 1 2 3 2 13 54.16 Cukup
17 Cinta Putri
Ningsi 4 4 2 2 4 2 18
75 Baik
18 Erin Safitri 4 4 2 1 4 3 18 75 Baik
19 Fani 3 3 1 1 3 2 13 54.16 Cukup
20 Firdausya 4 4 1 2 4 3 18 75 Baik
21 Ida Mutiara 3 3 1 1 3 1 12 50 Cukup
22 Maya Febrianti 3 3 2 1 3 1 13 54.16 Cukup
23 Khairun Nisa 4 4 1 2 4 2 17 70.83 Baik
24 Nuraqila 2 2 1 0 2 1 8 33.33 Kurang
25 Yuswa Ainun
Nisa 3 3 2 1 2 0 11
45.83 Cukup
26 Zaskia Derajat 2 3 1 1 3 2 12 50 Cukup
27 Ririn 3 3 1 1 2 3 13 54.16 Cukup
28 Satri Sapitra 1 2 0 0 1 1 5 20.83 Kurang
LAMPIRAN E. LEMBAR KERJA SISWA
Gambar 1 Hasil Kerja Siswa Berkemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Gambar 2. Hasil Kerja Siswa Berkemampuan Berpikir Tingkat Sedang
Gambar 3. Hasil Kerja Siswa Berkemampuan Berpikir Tingkat Rendah
LAMPIRAN F. FOTO KEGIATAN
Gambar 1. Pembagian Lembar Kerja
Gambar 2. Uji Coba Lapangan Secara Daring
LAMPIRAN G. SURAT-SURAT
RIWAYAT HIDUP
Nur Rahma Baddu dilahirkan di Enrekang pada tanggal
21 Oktober 1998, dari pasangan Ayahanda Baddu dan
Ibunda Hapisah. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun
2004 di SDN 108 Taulan Kabupaten Enrekang dan taman
pada tahun 2010, tamat SMP Negeri 5 Enrekang tahun
2013, dan tamat SMA Negeri 2 Enrekang tahun 2016.
Pada tahun yang sama (2016), penulis melanjutkan pendidikan pada Program
Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai tahun 2020.