PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN, MINAT,
PEMAHAMAN ZAKAT, LINGKUNGAN KERJA, DAN
FINTECH DALAM KEPUTUSAN BERZAKAT
(STUDI PEGAWAI BANK BNI SYARIAH PUSAT)
Disusun Oleh:
Siti Nadhifah E.S
11150860000033
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440/2019 M
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN, MINAT,
PEMAHAMAN ZAKAT, LINGKUNGAN KERJA, DAN
FINTECH DALAM KEPUTUSAN BERZAKAT
(STUDI PEGAWAI BANK BNI SYARIAH PUSAT)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh
SITI NADHIFAH E.S
NIM : 1115860000033
Di Bawah Bimbingan
Nurul Ichsan, M.A
NIP. 197311282005011004
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2019 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Selasa 19 November 2019 telah dilakukan ujian komprehensif atas
mahasiswa :
Nama : Siti Nadhifah E.S
NIM : 11150860000033
Jurusan : Ekonomi Syariah
Judul Skripsi : Pengaruh Tingkat Pendapatan, Minat, Pemahaman Zakat,
Lingkungan Kerja, Dan Fintech Dalam Keputusan
Berzakat (Studi Pegawai Bank Bni Syariah Pusat)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama pross ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswi
tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap
ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 19 November 2019
1. Ahmad Tirbizi Soni Wicaksono, S.E, M.E (________________)
NIP. 19900713219031013 Penguji I
2. Nurul Ichsan, MA (________________)
NIP. 19731128 200501 1 004 Penguji II
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Selasa 19 November 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :
1. Nama : Siti Nadhifah E.S
2. NIM : 11150860000033
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN, MINAT,
PEMAHAMAN ZAKAT, LINGKUNGAN KERJA,
DAN FINTECH DALAM KEPUTUSAN BERZAKAT
(STUDI PEGAWAI BANK BNI SYARIAH PUSAT)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut
dinyatakan LULUS dari skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 19 November 2019
1. Dr. Erika Amelia, SE., M.Si (________________)
NIP. 19771109 200912 2 001 Ketua
2. Nurul Ichsan, MA (________________)
NIP. 19731128 200501 1 004 Sekretaris
3. Rr Tini Anggraeni, M.Si (________________)
NIDN. 2010088001 Penguji ahli
4. Nurul Ichsan, MA (________________)
NIP. 19731128 200501 1 004 Pembimbing
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Nadhifah E.S
No.Induk Mahasiswa : 11150860000033
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggung jawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 20 Oktober 2019
Yang Menyatakan,
(Siti Nadhifah E.S)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PRIBADI
Nama : Siti Nadhifah E.S
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 26 April 1997
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Delman Elok V No 30 Rt 004 Rw 011
Tanah Kusir Kebayoran Lama Utara
Jakarta Selatan DKI Jakarta 12240
No. HP : 087877236830
E-mail : [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
Tahun 2001 – 2003 : TK Islam Al-Azhar 4 Jakarta
Tahun 2003 – 2009 : SDN Gunung 03 Pagi Jakarta
Tahun 2009 – 2012 : SMPN 19 Jakarta
Tahun 2012 – 2015 : SMAI AL-Azhar 3
Tahun 2015 – 2019 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota DEMA FEB UIN Jakarta 2017
PENGALAMAN KERJA
1. Panitia Muslimah Fashion Show DEMA FEB UIN Jakarta 2017
2. Bendahara Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 40 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Kelurahan Pakuhaji, Kabupaten Tanggerang, Tahun 2018.
vi
LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah : H. Dede Apih Hurni
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Mei 1966
Pekerjaan Ayah : Pegawai OJK
Ibu : Hj. Yunita Permata Ikawati
Tempat, Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 6 Juni 1966
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Delman Elok V No 30 Rt 004 Rw 011
Tanah Kusir Kebayoran Lama Utara
Jakarta Selatan DKI Jakarta 12240.
Anak ke dari : 2 dari 3 bersaudara
vii
ABSTRACT
This research aims to analyse the factors that influence the decision of employees
of the bank BNI Sharia central to do zakat. As for the factors that are carefully the
level of income, interests, zakat understanding and work environment. The research
method used is a quantitative approach with multiple linear regression analysis
techniques for H1-H4 testing. The sample in this study was the bank BNI Sharia
central employees with a number of respondents 40 people.
. The results of this study show that: in partial there is a significant influence between
Income, interests, zakat understanding, work environment, Fintech in the decision of the
zakat. if the simultaneous view of the five variables significantly affect the decision of the
zakat. Further studies have been conducted on research discussing the decision of a person
by using a variable outside of this study, in order to produce better and more relevant
research.
Keywords : Income, interests, zakat understanding, work environment, Fintech decision of
Zakat
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan karyawan bank bni syariah pusat dalam berzakat. adapun faktor-faktor
yang di teliti yaitu tingkat pendapatan, minat, pemahaman zakat dan lingkungan
kerja. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan
teknik analisis regresi linier berganda untuk pengujian H1-H4. Sampel dalam
penelitian ini adalah pegawai bank bni syariah pusat dengan jumlah responden 40
orang
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : secara parsial terdapat pengaruh
signifikan antara variabel tingkat pendapatan,minat Tingkat pendapatan, Minat,
Pemahaman Zakat, lingkungan kerja, dan Fintech seseorang terhadap keputusan
berzakat. Dan jika dilihat secara simultan kelima variabel berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan berzakat. Perlu dilakukan studi lanjutan mengenai
penelitian yang membahas keputusan berzakat seseorang dengan menggunakan
variabel diluar dari penelitian ini, agar menghasilkan penelitian yang lebih baik dan
relevan.
Kata kunci : tingkat pendapatan, minat, pemahaman zakat, lingkungan kerja,
Fintech, keputusan berzakat.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya yang tidak terhingga sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta Salam semoga
tercurahkan kepada Nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Tingkat Pendapatan, Minat, Pemahaman
Zakat, dan Lingkungan Kerja Dalama Keputusan Berzakat (Studi Kasus Pegawai
Bank BNI Syariah Pusat)”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Program
Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis berharap semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak dan dapat menambah
wawasan serta pengetahuan kepada semua pihak. Maka, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kash kepada:
1. Bapak Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., BKP., QIA
2. Ibu Erika Amelia, S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, MM selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta
4. Bapak Nurul Ichsan, M.A selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan
motivasi serta arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
5. Bapak Ady Cahyadi, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Ekonomi Syariah yang telah memberikan
ilmunya tanpa lelah sehingga ilmu-ilmu yang telah disampaikan dapat
bermanfaat bagi penulis sehingga ilmu-ilmu yang telah disampaikan dapat
bermanfaat bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Serta, seluruh staff akademik dan tata usaha yang telah membantu
penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi penulis.
x
7. Kedua Orang Tua penulis, Papa Dede Apih Hurni dan Ibu Yunita Permata
Ikawati. Yang selalu membimbing dan menyemangati serta mendoakan
penulis. Semoga Papa dan Ibu selalu dalam lindungan Allah SWT.
8. Kakak kembar saya, Naufal dan Adik saya, Haudi.
9. Guru Bahasa Inggris saya, Mr Ian, yang selalu memberikan saya saran dalam
mengerjakan skripsi.
10. Nenek, Tante, Om, serta sepupu-sepupu saya.
11. Seluruh orang yang bekerja di rumah saya, Mbak Ida, Mbak Iyat, Mang Acang,
Om Nur dan Pak Wahid.
12. Teman-Teman SMA dan Kuliah saya, Abdul Aziz Muslim
13. teman- teman SMA saya Anita Dwi Kurniawati serta Amalia Putri Ghaissani.
14. Teman-Teman Eksyar 2015, terutama Fitri Mahabba Nuzula, Irfan Ilmi serta
Sofy Mubarok.
15. Mas Yo
16. Pegawai Bank BNI Syariah Pusat
17. Seluruh teman-teman KKN 40 TRANSFORMASI terutama Shofi, Gio,
Raudhlah, Riyu, dan Roni.
18. Teruntuk semua pihak yang namanya tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsinya ini semoga
Allah SWT balas dengan kebaikan dan rezeki yang melimpah. Aamiin yaa
Rabbal Alamin.
Adapun keterbatasan penulis dalam penyusun skripsi ini, mohon dimaafkan.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar skripsi ini
lebih berkualitas dan bermanfaat bagi yang membaca, dan khususnya bagi penulis
sendiri.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 20 Oktober 2019
Penulis,
(Siti Nadhifah E.S)
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................... 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
1. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 8
2. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................ 10
2.1 Zakat ............................................................................................................... 10
2.2 Tingkat Pendapatan ....................................................................................... 16
2.3 Minat ............................................................................................................... 19
1. Pengertian Minat ............................................................................................ 19
2. Macam-Macam Minat ................................................................................... 20
3. Aspek-Aspek Minat ........................................................................................ 22
4. Proses penentuan Minat................................................................................. 22
5. Faktor yang menimbulkan minat.................................................................. 23
2.4 Pemahaman Zakat ......................................................................................... 24
2.5 Lingkungan Kerja .......................................................................................... 26
1. Pengertian Lingkungan Kerja ....................................................................... 26
2. Jenis-jenis Lingkungan Kerja ....................................................................... 27
xii
3. Indikator Lingkungan Kerja ......................................................................... 27
4. Tujuan Lingkungan Kerja............................................................................. 28
5. Manfaat Lingkungan Kerja ........................................................................... 29
2.6 Fintech ............................................................................................................. 30
2.7 Keputusan Zakat ............................................................................................ 32
2.8 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 35
2.9 Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 40
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 40
3.2 Metode Penentuan Sampel ............................................................................ 40
1. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 40
3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 42
3.4 Metode Analisis Data ..................................................................................... 42
3.5 Analisis Data ................................................................................................... 43
3.6 Variabel Penelitian ......................................................................................... 48
3.7 Definisi Operasional ....................................................................................... 49
1. Variabel Independen ...................................................................................... 49
2. Variabel Dependen ......................................................................................... 51
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................. 53
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................. 53
4.2 Profil Responden ............................................................................................ 55
1. Uji Validitas Data ........................................................................................... 55
2. Uji Reabilitas Data ......................................................................................... 61
3. Uji Hipotesis .................................................................................................... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 75
6.1 Kesimpulan .................................................................................................... 75
6.2 Saran ............................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 77
LAMPIRAN ................................................................................................................... 80
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Muslim di Propinsi DKI Jakarta ...................... 4
Tabel 1.2 Distribusi Penyaluran Dana Zakat di Propinsi DKI Jakarta
(dalam rupiah) ............................................................................... 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 35
Tabel 3.1 Skala Likert ................................................................................... 45
Tabel 3.2 Definisi Operasional ...................................................................... 49
Tabel 4.1 Karakteristik Responden ............................................................... 55
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Pendapatan (X1).............................................. 56
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Minat (X2) ...................................................... 57
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Pemahaman Zakat (X3) .................................. 58
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Lingkungan Kerja (X4) ................................... 59
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Fintech (X5) .................................................... 60
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Keputusan Zakat (Y) ...................................... 60
Tabel 4.8 Hasil Uji realibilitas tingkat pendapatan Reliability Statistics ...... 61
Tabel 4.9 Hasil uji reabilitas minat Reliability Statistics .............................. 62
Tabel 4.10 Hasil Uji reabilitas pemahaman zakat Reliability Statistics.......... 62
Tabel 4.11 Hasil uji reabilitas lingkungan kerja Reliability Statistics ............ 63
Tabel 4.12 Hasil uji reabilitas Fintech Reliability Statistics ........................... 63
Tabel 4.13 Hasil uji reabilitas keputusan zakat Reliability Statistics .............. 64
Tabel 4.14 Uji Normalitas ............................................................................... 65
Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................ 66
Tabel 4.16 Hasil Uji Heterokedastisitas .......................................................... 67
Tabel 4.17 Hasil Uji Regresi Berganda ........................................................... 68
Tabel 4.18 Hasil Uji T ..................................................................................... 70
Tabel 4.19 Hasil Uji F ..................................................................................... 73
Tabel 4.20 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 74
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................. 37
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zakat bukanlah hal yang baru di dalam Islam. Zakat diyakini oleh
Orang-orang Muslim sebagai salah satu pilar dalam Agama Islam. Banyak
orang Islam yakin bahwa zakat memiliki peran yang sangat penting dalam
memberdayakan ekonomi umat. Tetapi memberdayakan umat melalui
pelaksanaan zakat sampai saat ini masih banyak menjumpai hambatan terutama
dari Umat Islam itu sendiri.
Kesadaran umat Islam dalam membayar zakat masih belum diikuti
dengan pemahaman akan zakat tersebut. Kurangnya pemahaman Umat Islam
terhadap zakat dan mekanisme pembayaran zakat yang telah diatur dalam
syariat Islam menyebabkan menjadi sangat tergantung pada masing-masing
Umat Islam itu sendiri.
Karena hal tersebut terjadi, perkembangan institusi zakat akhirnya
terpengaruh. Yang dimana seharusnya institusi zakat yang memegang peranan
penting dalam membudayakan ibadah zakat secara kolektif agar dalam
pelaksanaan zakat menjadi lebih efisien dan lebih efektif. Maka dari itu,
pemahaman masyarakat akan zakat harus lebih ditingkatkan lagi. (Lusiana
dkk,2011)
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menyebut potensi zakat mampu
menjadi solusi bagi perbaikan ekonomi Indonesia. Pada hakikatnya zakat
2
bukan semata rukun Islam yang ketiga bahwa zakat berperan sebagai
pemberdayaan dan distribusi ekonomi. Bahkan jika dioptimalkan, zakat secara
maksimal bisa membawa perubahan pada kesejahteraan umat.
Ketua Baznas, Bambang Sudibyo mengatakan bahwa potensi zakat
yang dimiliki oleh umat Islam cukup besar. Tercatat, di Indonesia potensi zakat
sebesar 217 triliun rupiah.
Menurut Bambang Sudibyo, jika intensif pajak masih sama seperti
sekarang ini, maka potensi zakat 1,7 persen dari PDB, potensi zakat harus terus
bergerak tidak boleh bergantung pada tahunnya tersebut dan jumlah PDB nya.
Jika intensif zakat dapat diperbaiki yaitu bahwa bisa mengurangi pajak
langsung, maka potensi zakat dapat mencapai 3,4 persen dari PDB.
Bambang menjelaskan bahwa setiap tahunnya pengumpulan zakat terus
mengalami peningkatan. Pada 2016, zakat yang diperoleh sekitar 2,1 trilyun
rupiah dan pada tahun 2017 mencapai 6,22 triliun rupiah atau dapat dikatakan
meningkat sebanyak 3 persen dibanding tahun sebelumnya.
Besaran dana sebanyak 6,22 triliun rupiah atau hanya sebesar 2,92
persen dari potensi zakat di Indonesia. Pada tahun 2019 Basnas menargetkan
untuk mengumpulkan dana zakat sebesar 8 trilyun rupiah.
Menurut Bambang Sudibyo, minimnya potensi zakat di Indonesia
disebabkan oleh kesadaran masyarakat mengenai zakat. Yakni, pemahaman
dan kesadaran umat Islam tentang zakat harta yang perlu ditingkatkan.
3
Kemudian, masih banyak Muslim yang sudah menunaikan zakatnya
dengan cara dibagikan secara langsung kepada mustahi tanpa perantara
Lembaga amil zakat resmi.
Terakhir, Bambang Sudibyo menambahkan bahwa beberapa umat
Islam masih tidak memahami zakat mal dan profesi, dimana mereka hanya
menunaikan zakat fitrah menjelang lebaran.
Dalam UU Nomor 38 tahun 1999, tentang Badan Amil Zakat,
dijelaskan bahwa Badan Amil Zakat merupakan Lembaga formal yang
ditunjuk oleh pemerintah untuk mengelola dan mendistribusikan zakat disetiap
kabupaten yang berada di wilayah Negara Republik Indonesia (Departemen
Agama RI,2003).
Sejak disahkan undang-undang tersebut sebenarnya telah dibetuk dan
diatur badan pengelola zakat resmi untuk mengelola zakat, tetapi masih ada
sebagian muzzaki yang menyalurkan zakatnya kepada selain dua Lembaga
zakat tersebut. Muzakki memberikan zakatnya langsung kepada mustahik atau
lewat masjid. Tetapi pemberian zakat dengan cara seperti ini sangat beresiko,
selain karena pemberian dananya masih bersifat konsumtif, dan saat ini banyak
terjadi penyaluran dana ziswaf yang dilakukan oleh para pengusaha banyak
merenggut nyawa orang karena sistem penyaluran zakatnya tidak diorganisir
secara baik.
Hal ini tentu akan berbeda ketika muzakki menyalurkan zakatnya
kepada badan amil zakat yang resmi, selain karena pengelolaan serta
pendistribusian dana zakatnya jelas, dana zakat yang disalurkan oleh Lembaga
4
dan badan amil zakat dapat menyadagunakan dana zakat tersebut kepada
mustahik secara produktif.
Dibentuknya Baznas di Indonesia ternyata belum menjawab
permasalahan tentang kemiskinan di Indonesia. Ternyata hal itu terjadi karena
salah satu dampak dari ketidakpuasan dan ketidakpercayaan muzakki dalam
menyalurkan dana zakatnya. (Deni,2012)
DKI Jakarta merupakan provinsi yang memiliki jumlah penduduk
muslim terbanyak di Pulau Jawa, yaitu sebesar 85,36% menurut BPS (2010).
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Muslim di Propinsi DKI Jakarta
Kota/Kabupaten Islam
Kepulauan Seribu 21,009
Kodya Jakarta Selatan 1,896,152
Kodya Jakarta Timur 2,416,360
Kodya Jakarta Pusat 752,465
Kodya Jakarta Barat 1,803,612
Kodya Jakarta Utara 1,311,198
Provinsi DKI Jakarta 8,200,796
Persentase penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan September
2017 mencapai 3,78 persen yang berarti mencakup sejumlah 393,13 ribu orang.
Dibandingkan dengan Maret 2017 (3,77% atau 389,69 ribu orang), persentase
penduduk miskin meningkat 0,01 poin atau meningkat sebesar 3,44 ribu orang.
5
Sedangkan dibandingkan dengan September 2016 (3,75% atau 385,84 ribu
orang), persentase penduduk miskin meningkat 0,03 poin atau meningkat
sebesar 7,29 ribu orang menurut BPS (2017).
Dalam mengentaskan kemiskinan, peranan zakat sangatlah penting. Hal
tersebut telah dibuktikan lewat penelitian yang dilakukan oleh Irfan Syauqi
Beik pada tahun 2010. Beliau menganalisa tentang program Baznas yaitu
pendayagunaan zakat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 104
rumah tangga tidak mampu penerima manfaat program tersebut di Jakarta,
ditemukan bahwa sebanyak 40% proporsi pendapatan kelompok tidak mampu
dapat ditingkatkan sebanyak 1,30 % pasca zakat. Dari penelitian tersebut dapat
kita simpulkan bahwa zakat dapat meningkatkan kesejahteraan. Kemudian
nilai rasio gini kesenjangan mengalami penurunan sebesar 0,29%. Dari
penelitian ini juga dapat kita simpulka bahwa zakat dapat mengurangi
kesenjangan di masyarakat. Begitu pula dengan indikator-indikator kemiskinan
lainnya yang dapat dilihat dari headcount index (Baznas 2009).
Tabel 1.2
Distribusi Penyaluran Dana Zakat di Propinsi DKI Jakarta
(dalam rupiah)
2012 2013 2014 2015 2016
0 1.800.003 0 12.785.970.764 33.107.843.216
Sumber : Baznas 2017
6
Yusuf Wibisono (2015) memaparkan bahwa secara umum dapat
dikatakan bahwa penghimpunan dana zakat nasional masih cukup rendah dan
jauh di bawah potensi zakatnya. Sampai pada tahun 2012, penghimpunan dana
ZISWAF di Indonesia tercatat sebesar 2,1 trilyun rupiah. Jauh dari potensi yang
diperkirakan. Namun, sekitar 43% dana yang dihimpun melalai BAZ dan LAZ
tumbuh secara signifikan hampir dalam 10 tahun terakhir.
Akibat dari perilaku muzakki yang masih interpersonal, desentralistis
serta berorientasi jangka pendek, menyebabkan rendahnya penerimaan dana
zakat nasional secara kolektif OPZ. Muzakki lebih senang pemberian secara
langsung terhadap mustahik, khususnya yang mereka kenal. Sementara faktor
yang mempengaruhi muzakki berperilaku demikian karena antara lain
kepercayaan publik terhadap OPZ, serta rendahnya pengenalan masyarakat
akan OPZ. Dan OPZ sendiri masih terkonsentrasi hanya pada beberapa jenis
data tertentu seperti dana CSR dan zakat profesi (Wibisono,2015).
Studi yang dilakukan Kasri (2013) menghasilkan temuan penting
tentang perilaku Muzakki di Indonesia, yaitu: 1) motivasi utama seorang
muzzaki berdonasi ialah untuk menolong orang miskin dan untuk kegiatan
agama. 2) sebagian muzakki menyalurkan dananya melalui Lembaga informal.
3) sebagian besar muzakki ialah berusia muda, berpendidikan dan memiliki
kepedulian tinggi. 4) secara umum, muzakki di Indonesia bukanlah dari
kelompok orang kaya, tetapi kelompok yang berpendapatan menengah.
Dalam penyampaian metode tentang zakat harus sesuai dengan calon
muzakki. Calon muzakki juga harus mempunyai motivasi-motivasi spiritual di
7
dalam dirinya agar keinginan untuk berzakat muncul dari dalam dirinya. Salah
satu faktor yang mempengaruhi seorang dalam melakukan sesuatu adalah
faktor psikologi. Untuk menentukan sebuah pilihan, seseorang melakukan
tindakan.
Jika amil sudah mengetahui faktor apa yang sebenarnya mempengaruhi
seorang muzakki membayar zakat, maka dapat disosialisasikan metode
tersebut dengan tepat sesuai dengan faktor yang paling mempengaruhi muzakki
dalam membayar zakat.
Maka dari itu, penulis terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul
PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN, MINAT,
PEMAHAMAN ZAKAT, LINGKUNGAN KERJA DAN FINTECH
DALAM KEPUTUSAN MEMBAYAR ZAKAT (STUDI PEGAWAI
BANK BNI SYARIAH PUSAT)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, terdapat beberapa
masalah yang perlu dilakukan penelitian:
1. Bagaimana pengaruh tingkat pendapatan dalam keputusan membayar zakat
secara parsial?
2. Bagaimana pengaruh minat dalam keputusan membayar zakat secara
parsial?
3. Bagaimana pengaruh pemahaman zakat dalam keputusan membayar zakat
secara parsial?
8
4. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja dalam keputusan membayar zakat
secara parsial?
5. Bagaimana pengaruh Fintech dalam keputusan membayar zakat secara
parsial?
6. Bagaimana pengaruh tingkat pendapatan, minat, pemahaman zakat,
lingkungan kerja dan Fintech dalam keputusan membayar zakat secara
simultan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah, tujuan
dari penelitian ini adalah :
a. Menganalisa pengaruh tingkat pendapatan dalam keputusan membayar
zakat secara parsial.
b. Menganalisa pengaruh minat dalam keputusan membayar zakat secara
parsial.
c. Menganalisa pengaruh pemahaman zakat dalam keputusan membayar
zakat secara parsial.
d. Menganalisa pengaruh lingkungan kerja dalam keputusan membayar
zakat secara parsial.
e. Menganalisa pengaruh Fintech dalam keputusan membayar zakat
secara parsial
9
f. Menganalisa pengaruh tingkat pendapatan, minat, pemahaman zakat,
lingkungan kerja dan Fintech dalam keputusan membayar zakat secara
simultan.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi muzakki agar mengetahui apakah tingkat pendapatan, minat,
pemahaman zakat, lingkungan kerja dan Fintech dalam keputusan
membayar zakat.
2. Secara akademis, penulis berharap penelitian ini dapat memberikan
kontribusi akademik untuk mengembangkan ekonomi syariah.
3. Sebagai acuan atau inspirasi terhadap penelitian selanjutnya agar
memberikan hasil penelitian yang lebih baik.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Zakat
Menurut bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu
albarakatu ‘keberkahan’, al-namaa ‘pertumbuhan dan perkembangan’, al-
thaharatu ‘kesucian’ dan ash-shalahu ‘keberesan’. Sedangkan secara istilah
zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT
mewajibkan bagi pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak
menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula. (Hafidhuddin Didin, 2002).
Didalam Al-Qur’an Allah SWT telah menyebutkan beberapa ayat
yang menjelaskan tentang zakat, diantaranya dalam:
Surat Al Baqarah ayat 43:
كاة اكعين واركعوا مع الوأقيموا الصلة وآتوا الز ر
“Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-
orang yang ruku”
Surat at Taubah ayat 103:
يهم رهم وتزك سكن بها وصل عليهم إن صلتك خذ من أموالهم صدقة تطه
سميع عليم ل هم والل
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan berdo’alah untuk mereka.
11
Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka, dan
Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Adapun orang-orang yang berhak menerima zakat tertera dalam Al-
Quran Surat At-Taubah ayat 60:
دقات للفقراء والمساكين والعام م وفي لين عليها والمؤلفة قلوبه إنما الص
قاب والغارمين وابن الس الر وفي سبيل الل والل عليم بيل فريضة من الل
حكيم
“Seungguhnya zakat itu hanya untuk orang-orang fakir, orang miskin,
amil zakat, yang dilunakan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba
sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan
orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah.
Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.”
Berbeda dengan zakat, menurut PSAK No.109 Infaq adalah adalah
harta yang diberikan secara sukarela oleh pemiliknya, baik yang
peruntukannya dibatasi (ditentukan) maupun tidak dibatasi. Infaq terdiri dari
dua jenis yaitu Infaq wajib dan Infaq sunah. Infaq wajib diantaranya adalah
zakat, kafarat, dan nadzar. Sedangkan Infaq sunah diantaranya adalah infaq
yang diberikan fakir miskin, infaq yang diberikan ketika terjadi bencana alam,
dan infaq dalam hal kemanusiaan.
Shadaqah berasal dari kata shadaqa, yang berarti jujur atau benar
(Hasan, 2011). Maksud dari benar disini adalah pembenaran (pembuktian)
dari keimanan seseorang yang diwujudkan melalui amal perbuatan yang baik,
12
baik berupa pengorbanan materi ataupun perbuatan positif lain. Menurut
istilah agama pengertian shadaqah sering disamakan dengan pengertian infaq,
termasuk di dalamnya hukum dan ketentuannya. Hanya saja, jika infak
berkaitan dengan materi, sedangkan shadaqah memiliki pengertian yang lebih
luas, menyangkut hal yang bersifat materi dan non materi (Gusfahmi, 2007).
Zakat merupakan kewajiban untuk mengeluarkan sebagian harta yang
bersifat mengikat dan bukan anjuran. Kewajiban membayar zakat tersebut
berlaku untuk seluruh umat Islam yang telah baligh ataupun yang belum, baik
yang berakal ataupun gila. Dimana mereka telah memiliki sejumlah harta
yang sudah masuk batas nisabnya, maka seseorang tersebut wajib
mengeluarkan sebagian hartanya dalam jumlah tertentu untuk diberikan
kepada mustahiq zakat yang terdiri dari delapan golongan.
Surat Al- Baqarah ayat 273:
ل ي ي الرض ستطيعون ضربا ف للفقراء الذين أحصروا في سبيل الل
إلحافا هم بسيماهم ل يسألون الناس يحسبهم الجاهل أغنياء من التعفف تعرف
به عليم وما تنفقوا من خير فإن الل
“(Apa yang kamu infakkan) adalah untuk orang-orang fakir yang
terhalang (usahanya karena jihad) di jalan Allah, sehingga dia yang tidak
dapat berusaha di bumi; (orang lain) yang tidak tahu, menyangka bahwa
mereka adalah orang-orang kaya karena mereka menjaga diri (dari meminta-
minta). Engkau (Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka
13
tidak meminta secara paksa, kepada orang lain. Apa pun harta yang baik yang
kamu infakkan, sungguh, Allah Maha Mengetahui.
- Tujuan dan Manfaat Zakat dalam Ekonomi
Dalam bukun Qardawi (2011) menyebutkan ada dua macam tujuan
penting dari ajaran zakat, yaitu yang pertama tujuan zakat untuk kehidupan
individu dan tujuan zakat untuk kehidupan sosial (Masyarakat). Tujuan
zakat untuk kehidupan individu, khususnya muzakki, meliputi pensucian
jiwa manusia dari sifat kikir dan suka menumpuk harta. Adapun untuk
mustahik, zakat dapat menghilangkan sifat dengki dan benci. Kemudian
tujuan zakat untuk kehidupan sosial, dalam Islam zakat digunakan untuk
menanggulangi problem kesenjangan, kemiskinan dan gelandangan,
hingga bencana alam maupun bencana kultural. Zakat dapat memainkan
peranan yang besar untuk mengatasi semua permasalahan itu jika di kelola
secara profesional.
Menurut Chalid Fadlullah, S.H., bahwa manfaat ibadah berzakat
termasuk infak/sedekah sangat banyak, yaitu seperti dalam (Mardani,
2015):
1. Bagi yang menunaikan (muzakki, munfiq, musaddiq)
a. Membersihkan atau mensucikan jiwanya dari sifat-sifat kikir,
bakhil, loba dan tamak.
b. Menanamkan perasaan cinta kasih terhadap golongan yang lemah
(dhuafa).
14
c. Mengembangkan rasa dan semangat kesetiakawanan dan
kepedulian sosial.
d. Membersihkan harta yang kotor, karena di dalam kekayaan itu
sendiri terdapat (terselip) harta benda yang diwajibkan oleh Allah
SWT untuk dikeluarkan, yang ini merupakan hak bagi delapan
golongan (ashnaf) penerimanya.
e. Menumbuhkan kekayaan si pemilik, jika dalam memberikan
zakat, infak dan sedekah tersebut dilandasi rasa tulus ikhlas dan
lillahi ta’ala.
f. Terhindar dari ancaman Allah yang berupa siksaan pedih di hari
kemudian nanti (hari pembalasan)
2. Bagi penerima (mustahik)
a. Membersihkan (menghilangkan) perasaan sakit hati, iri hati, benci
dendam terhadap golongan kaya yang hidup serba cukup dan
bermewah-mewahan, tetapi tidak ambil pusing terhadap
penderitaan orang lain.
b. Menimbulkan rasa syukur kepada Allah SWT, dan rasa terima
kasih serta simpati kepada golongan berada (kaya), karena
diperingan penderitaan dan beban hidupnya.
c. Memperoleh modal kerja untuk usaha mandiri dan kesempatan
hidup layak, tanpa tergantung belas kasihan pihak lain.
15
3. Bagi pemerintah
a. Menunjang keberhasilan pelaksanaan progam pembangunan
dalam meningkatkan kesejahteraan warganya.
b. Mengurangi beban umara dan mengatasi kasus-kasus
kecemburuan sosial yang dapat mengganggu ketertiban dan
ketentraman masyarakat.
- Muzakki
Definisi muzakki menurut undang-undang Republik Indonesia
nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, muzakki adalah orang
atau badan yang dimiliki oleh orang muslim yang berkewajiban
menunaikan zakat.
Dari definisi diatas dapat kita pahami bahwa ada 2 jenis muzzaki.
Yang pertama orang muslim, dan yang kedua adalah badan yang dimiliki
orang muslim. Muzakki biasanya dianggap sebagai orang kaya, sedangkan
mustahik biasanya orang yang dianggap lemah dalam perekonomian.
Pada zaman dahulu, seseorang dianggap sebagai orang yang kaya
jika ia memiliki bongkahan emas, atau bongkahan perak, atau bongkahan
berlian, tetapi seiring berjalannya waktu dan pergerakan zaman, seseorang
dianggap kaya jika ia memiliki tabungan deposito yang banyak di Bank
atau memiliki saham di perusahaan-perusahaan.
Menurut Al-quran surat At-Taubah ayat 103 dikatakan bahwa
pemerintah sebagai pihak yang memungut zakat, dan bertindak sebagai
16
wakil fakir miskin untuk mengambil haknya yang ada pada orang kaya
(Al-Maliki,2001).
Yusuf Qardhawi (2002,85) menjelaskan bahwa pengelolaan zakat
harus dilakukan oleh pemerintah karena:
1. Pemerintah sebagai pihak yang menjamin kepastian dan disiplin para
muzakki.
2. Pemerintah sebagai pihak untuk menjaga perasaan rendah hati para
mustahik jika berhadapan langsung menerima haknya dari muzakki.
3. Agar harta zakat mencapai efisiensi, efektifitas, serta sasaran yang
tepat dalam penggunaannya.
4. Pemerintah sebagai pihak yang memperlihatkan syi’ar Islam dalam
penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang islami.
2.2 Tingkat Pendapatan
Pendapatan merupakan hasil kerja (usaha atau sebagainya)
(KBBI,1998). Pendapatan juga dapat diartikan sebagai uang yang diterima
oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji,
sewa, bunga, komisi, ongkos, dan laba (Marbun,2003).
Reksoprayitno juga menjelaskan bahwa pendapatan merupakan total
penerimaan yang diperoleh pada periode tertentu. Dapat disimpulkan bahwa
pendapatan merupakan jumlah penghasilan yag diterima oleh para anggota
masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balasa jasa atau faktor-faktor
produksi yang telah disumbangkan. (Reksoprayito,2004)
17
Pendapatan masyarakat ialah penerimaan dari balas aja atas hasil
usaha yang telah diperoleh indivisu atau kelompok rumah tangga dalam satu
bulan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan
pendapatan dari usaha sampingan ialah pendapatan tambahan yang diterima
dari luar aktifitas pokok atau pekerjaan pokok. Pendapatan sampingan yang
diperoleh dapat digunakan untuk menunjang atau menambah pendapatan
pokok.
Pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsi.
Sering kali dijumpai ketika suatu pendapatan bertambah, maka barang yang
dikonsumsi bukan saja bertambah, tetapi juga kualitas dari barang tersebut
ikut menjadi perhatian. (Soekartawi,2002)
Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria suatu daerah
dikatakan maju atau tidak. Jika pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat
dikatakan bahwa kesejahteraan dan kemajuan dari daerah tersebut masih
rendah. Kelebihan pada konsumsi akan disimpan di bank yang bertujuan
untuk berjaga-jaga apabila kemajuan dibidang produksi. Pendidikan dan
sebagainya juga mempengaruhi tingkat tabungan masyarakat. Demikian pula
bila pendapatan suatu masyarakat relatif tinggi, maka tingkat kesejahtaeraan
dan kemajuan suatu daerah tinggi.
Tinggi rendahnya suatu pengeluaran bergantung kepada kemampuan
seseorang dalam mengelola penerimaan atau pendapatannya.
Disamping itu, pengalaman berusaha juga mempengaruhi pendapatan.
Semakin baik pengalaman seseorang dalam berusaha maka semakin
18
berpeluang untuk meningkatkan pendapatannya. Usaha untuk meningkatkan
pendapatan dalam masyarakat dapat dilakukan dengan memberantas
kemiskinan yaitu membina kelompok masyarakat dengan pemenuhan modal
kerja, ketepatan dalam penggunaan modal kerja diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap pengembangan usaha sesuai dengan yang
diharapkan sehingga upaya peningkatan pendapatan masyarakat dapat
terwujud secara optimal.
Toweulu mengatakan bahwa untuk memperbesar pendapatan,
seseorang anggota keluarga dapat mencari pendapatan dari sumber lain atau
membantu pekerjaan kepala keluarga sehingga pendapatannya bertambah.
(Toweulu,2001).
Menurut Boediono pendapatan seseorang dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain (Boediono,2002) :
1. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada hasil-
hasil tabungan tahun ini dan warisan pemberian.
2. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan
oleh penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi.
3. Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan.
Tingkat pendapatan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat.
Hubungan antara pendapatan dan konsumsi merupakan suatu hal yang
sangat penting dalam berbagai masalah ekonomi.
19
2.3 Minat
Kajian Minat
1. Pengertian Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketrikatan pada suatu
hal dan aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto,2010: 180).
Minat adalah perasaan yang ingin tahu, mempelajari, mengagumi
atau memiliki sesuatu (Djaali, 2004 : 122).
Minat adalah kecenderungan untuk memberikan perhatian dan
bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi obyek dari
minat tersebut dengan disertai perasaan senang (Abdul Rahman,2004).
Crow dan Crow mengatakan bahwa minat berhubungan dengan
gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan
dengan orang lain, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh
kegiatan itu sendiri (Djaali,2007).
Secara etimologi minat ialah perhatian, kecenderungan hati
kepada sesuatu keiginan (Poerwadarminta,1982).
Minat merupakan motivasi yang mendorong orang untuk
melakukan apa saja uang mereka inginkan. Setiap minat akan
memuaskan suatu kebutuhan. Dalam pelaksanaan fungsinya kehendak
berhubungan dengan pikiran dan perasaan. Pikiran mempunyai
kecenderungan bergerak dalam sektor rasional analisis, sedang perasaan
yang bersifat halus lebih mendambakan kebutuhan. Sedangkan akal
20
berfungsi sebagai pengingat fikiran dan perasaan dalam koordinasi yang
harmonis, agar kehendak bisa diatur sebaik-baiknya (Sukanto,1985)
Sedangkan menurut istilah minat adalah suatu perangkat mental
yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian,
prasangka atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada
suatu pilihan tertentu(Mappiare,1997).
Menurut Rast Harmin dan Simon (Mulyati,1998), menyatakan
bahwa dalam minat terdapat hal-hal pokok yaitu :
a. Adanya perasaan senang dalam diri yang memberikan perhatian pada
objek tertentu.
b. Adanya ketertarikan terhadap objek tertentu
c. Adanya aktivitas antar objek tertentu
d. Adanya kecenderungan berusaha lebih aktif
e. Objek atau aktivitas tersebut dipandang fungsional dalam kehidupan
f. Kecenderungan bersifat mengarahkan dan mempengaruhi tingkah
laku individu.
Jadi, minat ialah kecenderungan atau arah keinginan terhadap
sesuatu untuk memenuhi dorongan hati, dorongan kuat bagi seseorang
untuk melakukan segala sesuatu yang disertai perasaan senang.
2. Macam-Macam Minat
a. Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi minat primitif
dan minat kultural:
21
1) Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis
atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan akan makanan.
2) Minat kultural adalah minat yang timbul karena proses belajar.
b. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat intristik dan
ekstrinsik:
1) Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan dengan
aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar atau
asli.
2) Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan
akhir dari kegiatan tersebut.
c. Berdasarkan cara mengungkapkan, minat dapat di bedakan menjadi
empat yaitu (Lestar,1985):
1) Expressed interest adalah minat yang diungkapkan dengan cara
meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan semua
kegiatan, baik yang disenangi maupun yang paling tidak disenangi.
2) Manifest interest adalah minat yang diungkapkan dengan cara
mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung
terhadap aktivitas yang dilakukan subyek atau dengan mengetahui
hobinya.
3) Tested interest adalah minat yang diungkapkan dengan cara
menyimpulkan hasil jawaban tes obyektif yang ada.
22
4) Interior interest adalah minat yang diungkapkan dengan cara
menggunakan alat-alat yang sudah distandarkan, berisi
pertanyaanpertanyaan kepada subyek
3. Aspek-Aspek Minat
Aspek-aspek yang terdapat dalam minat adalah (Lucas dan Britt,2000):
a. Ketertarikan (interest) yang menunjukan adanya pemusatan
perhatian dan perasaan senang
b. Keinginan (desire) yang ditujunjukan dengan adanya dorongan untuk
ingin memiliki
c. Keyakinan (conviction) ditunjukan dengan adanya perasaan percaya
diri individu terhadap kualitas, daya guna, dan keuntungan dari prouk
yang akan dibeli.
4. Proses penentuan Minat
Dalam prosesnya, penentuan minat terdapat beberapa macam ekspresi, yaitu
(Harnanto,2006):
a. Minat yang diekspresikan seseorang dapat mengungkapkan minat atau
pilihannya dengan kata-kata tertentu
b. Minat yang diwujudkan seseorang dapat mengungkapkan minat bukan
melalui kata-kata, tetapi melalui tindakan atau perbuatan ikut berperan
aktif dalam suatu aktifitas.
23
5. Faktor yang menimbulkan minat
Crow and Crow (Abdul Rahman,2004), berpendapat ada tiga
faktor yang menjadi timbulnya minat, yaitu :
a. Dorongan dari dalam diri individu
Misal dorongan untuk makan. Dorongan untuk makan akan
membangkitkan minat untuk bekerja atau mencari penghasilan,
minat terhadap produksi makanan dan lain lain. Dorongan ingin tahu
atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca,
belajar, menuntut ilmu, melakukan penelitian dan lain lain.
Dorongan untuk seks akan membangkitkan minat untuk menjalin
hubungan dengan lawan jenis, minat terhadap pakaian dan
kosmetika dan lain lain.
b. Motif sosial
Dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan
suatu aktivitas tertentu. Misalnya minat terhadap pakaian timbul
karena ingin mendapat persetujuan atau penerimaan dan perhatian
orang lain. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan
timbul karena ingin mendapat penghargaan dari masyarakat, karena
biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup luas (orang pandai)
mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat.
c. Faktor emosional
Minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila seseorang
mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan
24
senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas
tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan minat
terhadap hal tersebut.
Karena kepribadian manusia itu bersifat kompleks, maka sering
ketiga faktor yang menjadi timbulnya minat tersebut tidak berdiri
sendiri, melainkan merupakan suatu perpaduan dari ketiga faktor
tersebut. Yang pada akhirnya menjadi sulit bagi kita untuk
menentukan faktor yang menjadi awal penyebab timbulnya minat itu
sendiri (Abdul dan Muhbib)
2.4 Pemahaman Zakat
Pemahaman berasal dari kata paham yang bermakna mempunyai
banyak pengetahuan, mengerti, dan tahu benar akan suatu hal (KBB,2002).
Sedangkan pemahaman mempunyai makna proses, cara, perbuatan
memahami sesuatu.
Pemahaman berasal dari kata “paham” yang berarti tanggap, mengerti
benar, pandangan ajaran (Partanto dan Al-Barry,2001).
Paham juga dapat diartikan mengerti, tahu benar, pengertian,
pendapat, pikiran, haluan, pandai dan mengerti benar tentang suatu hal
(Wiyono,2007).
Pemahaman didefinisikan sebagai proses berpikir dan belajar.
Dikatakan demikian karena untuk menuju kearah pemahaman perlu diikuti
25
dengan cara belajar dan berpikir. Pemahaman merupakan proses, perbuatan
dan cara memahami (Porwadarminto, 1991).
Winkel dan Mukhtar mengemukakan bahwa pemahaman merupakan
kemampuan seseorang dalam mengerti atau memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui atau diingat (Sudaryono,2012)
Yusuf Anas mengatakan bahwa pemahaman ialah kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan yang sudah diingat kurang lebih sama dengan
yang sudah diajarkan dan sesuai dengan maksud penggunannya (Anas, 2009).
Sedangkan Ngalim Purwanto mengatakan bahwa pemahaman ialah
tingkatan kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu dalam
memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahui. Dalam hal ini,
ia tidak sekedar hafal secara verbal, tetapi memahami konsep dari masalah
atau fakta yang ditanyakan, maka operasionalnya dapat mempertahankan,
membedakan, menerangkan, memperkirakan, menentukan, menyimpulkan,
menganalisis, memberi contoh, dan mengambil keputusan (Purwanto,1997).
Pemahaman juga berarti kemampuan memahami arti suatu bahan
pelajaran, seperti menafsirkan, menjelaskan, meringkas atau merangkum
suatu pengertian kemampuan macam ini lebih tinggi dari pada pengetahuan
(Ali,1996)
Pemahaman juga merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah
kognitif berupa kemampuan memahami atau mengerti tentang isi pelajaran
yang dipelajari tanpa perlu mempertimbangkan atau memperhubungkannya
dengan isi pelajaran lainnya Indikator dari pemahaman zakat ini adalah:
26
1. Memahami bahwa menunaikan zakat terikat dengan kaidah-kaidah syar’i.
2. Memahami tentang kaidah kaidah zakat seperti, nishab, ukuran, cara dan
besaran mengeluarkan zakat.
3. Memahami bahwa kualitas ketaqwaan seorang muslim bisa diukur dari
patuh tidaknya menunaikan zakatnya.
4. Memahami bahwa tidak sempurna ke-Islam-an seorang jika tidak
menunaikan zakat hasil.
Jadi dari penjelasan di atas dapat kita ambil bahwa pemahaman akan
zakat ialah ketika seseorang atau muzakki tersebut paham atau mengerti akan
hakikat zakat itu sendiri.
2.5 Lingkungan Kerja
1. Pengertian Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja menurut Alex Nitiseminto (2000) ialah segala
sesuatu yang terdapat di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.
Menurut Sunyoto (2012) Lingkungan kerja ialah segala sesuatu
yang ada di seitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.
Sedangkan menurut Mardiana (2005) lingkungan kerja ialah
lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaan sehari-harinya.
Lingkungan kerja sangat berpengaruh besar dalam pelaksanaan
penyelesaian tugasnya.
27
Dari beberapa pendapat ahli, dapat kita ambil kesimpulan bahwa
lingkungan kerja ialah suasana serta alat penunjang yang berada di
sekitar pekerja yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
2. Jenis-jenis Lingkungan Kerja
Sedarmayanti (2009) menjelaskan bahwa secara garis besar
lingkungan kerja terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Lingkungan kerja fisik
Menurut Nitisemito (2000) lingkungan kerja fisik ialah segala
sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, sebagai
contoh : fasilitas seperti kursi, meja, penerangan, komputer, jaringan
komputer, dan lain-lain.
b. Lingkungan kerja non fisik
Menurut Sedamayanti (2001) lingkungan kerja non fisik ialah semua
keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik
hubungan dengan atasan maupun hubungan dengan bawahan sesama
rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.
3. Indikator Lingkungan Kerja
Menurut Nitisemito (1992) indikator-indikator lingkungan kerja
meliputi :
a. Suasana kerja
28
Kondisi yang ada di sekitar karyawan yang sedang melakukan
pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu
sendiri. Suasana kerja ini akan meliputi tempat kerja, fasilitas dan alat
bantu pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, ketenangan termasuk juga
hubungan kerja antara orang-orang yang ada di tempat tersebut
(Saydam,1996).
b. Hubungan dengan rekan kerja
Hubungan dengan rekan kerja harmonis dan tanpa ada saling intrik
diantara sesama reka sekerja. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi karyawan tetap tinggal di dalam suatu organisasi ialah
adanya hubungan harmonis diantara rekan kerja. Hubungan yang
harmois dan kekeluargaan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan.
c. Tersedianya fasilitas kerja
Hal ini dimaksudkan bahwa peralatan yang digunakan untuk
mendukung kelancaran kerja lengkap/mutakhir. Tersedianya fasilitas
kerja yang lengkap, walaupun tidak baru merupakan salah satu
penunjang proses dalam bekerja.
4. Tujuan Lingkungan Kerja
Tujuan utama dari pengaturan lingkungan kerja ialah untuk
menaikan produktivitas pegawai maupun perusahaan. Oleh karena itu,
dengan lingkungan kerja yang baik, maka akan meningkatkan kinerja
29
pegawai. Fasilitas kerja yang baik sebaiknya diberikan secukupnya saja
yang berarti sesuai dengan kebutuhan untuk bekerja saja dan jangan
terlalu berlebihan, agar pegawai tidak menjadi manja dan membuat hasil
yang dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan. Lingkungan kerja
yang aman, sehat, dan nyaman memiliki berbagai manfaat bagi karyawan
dan perusahaan (Nitisemito,2000).
5. Manfaat Lingkungan Kerja
Manfaat lingkungan kerja yang aman dan sehat menurut Rivai
dan Sagala (2011) yaitu :
a. Lingkungan kerja yang aman dan nyaman dapat meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
b. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih
berkomitmen.
c. Menurunnya biaya-biaya kesehatan jasmani.
d. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih
rendah karena menurunnya pengajuan klaim.
e. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari
meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.
f. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena naiknya citra
perusahaan.
Dengan lingkungan kerja yang baik maka akan mendukung
karyawannya untuk memiliki kinerja yang positif sedangkan
30
lingkungan kerja yang buruk akan mendukung karyawan untuk
memiliki kinerja kerja yang negatif.
2.6 Fintech
Menurut Bank Indonesia Fintech bertujuan untuk memudahkan
masyarakat dalam mengakses produk-produk keuangan, mempermudah
transaksi dan juga meningkatkan literasi keuangan.
Adapun perusahaan-perusahaan Fintech di Indonesia didominasi oleh
perusahaan-perusahaan startup dengan potensi besar Di Indonesia sendiri,
Fintech berkembang di berbagai sektor, mulai dari startup pembayaran,
peminjaman (lending), perencanaan keuangan (personal finance), investasi
ritel, pembiayaan (crowdfunding), remitansi, riset keuangan, dan lain-lain.
Perkembangan Fintech di Indonesia dan Peran Bank Indonesia Tidak
dapat dipungkiri lagi jika teknologi digital di sektor finansial atau Fintech
memberikan kenyamanan bagi pengguna dalam bertransaksi. Oleh karena itu,
bisnis ini terus berkembang tanpa henti. Deputi Gubernur Senior BI, Mirza
Adityaswara, mengatakan berdasarkan data Statistika, total nilai
transaksi Financial Technology (Fintech) di Indonesia tahun 2018
diperkirakan mencapai US$15,02 miliar. Jumlah itu tumbuh 24,6% dari tahun
sebelumnya. Pada 2017, total nilai transaksi di pasar Fintech diproyeksikan
mencapai US$18,65 miliar.
Akibat perkembangan Fintech yang diprediksikan akan terus naik, BI
sebagai pemegang otoritas sistem pembayaran terus mensinergikan beberapa
kepentingan melalui tiga hal:
31
1. Promosi sistem pembayaran yang kondusif.
2. Mengarahkan industri untuk bergerak secara efisien, dan
3. Memperkuat perlindungan konsumen.
Peran aktif Bank Indonesia di sektor Fintech juga ditunjukkan dengan
terbentuknya Bank Indonesia Fintech Office yang kerap membuat peraturan
atau regulasi untuk mengatur jalannya sektor baru ini dengan aman dan
nyaman.
Salah satunya adalah dengan membuat klasifikasi Fintech di
Indonesia agar jelas dan mudah dikenali masyarakat.
Klasifikasi Fintech Menurut Bank Indonesia
#1 Crowdfunding dan Peer to Peer (P2P) Lending
Klasifikasi pertama ini merupakan marketplace yang menjadi sarana
pertemuan pencari modal dan investor di bidang pinjaman. Dengan adanya
portal pinjaman yang mudah diakses kapan saja dan dimana saja, Fintech bisa
menjangkau peminjam dan investor di seluruh Indonesia.
Crowdfunding dan Peer to Peer (P2P) Lending adalah konsep
finansial yang menggunakan bantuan teknologi informasi untuk
menghadirkan layanan pinjam meminjam uang dengan mudah, dimana
penyedia hanya menyediakan sarana yang memungkinkan pendana dan
peminjam untuk melakukan proses pinjam meminjam secara online.
Disebut Peer to Peer (P2P) karena sarana pinjam meminjam uang ini
disediakan bagi sesama pengguna awam. Dalam mempermudah nasabahnya
untuk menunaikan zakat, BNI Syariah mengupayakan beberapa hal yaitu :
32
1. Pembayaran zakat dapat melalui e-banking
2. BNI bekerja sama dengan Linkaja dalam membantu konsumen
menunaikan zakat
3. Mempermudah konsumen dalam pembayaran zakat ke Baznas melalui
Tapcash BAZNAS Card, Debit Hasanah
4. Pembayaran zakat ke baznas lebih mudah dengan aplikasi YAP!
5. Pembayaran zakat juga dapat melalui internet banking dan mobile
banking
2.7 Keputusan Zakat
Keputusan ialah pemilihan suatu tindakan dari dua pilihan alternatif
atau lebih. (Shiffman dan Kanuk,2000).
Sedangkan Setiadi (2003) berpendapat bahwa suatu keputusan
melibatkan pilhan diantara dua atau lebih alternatif tindakan atau perilaku.
Keputusan didasari pada informasi tentang keunggulan suatu produk
yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan
yang akan merubah seseorang untuk melakukan sebuah keputusan. (Fandy
Tjiptono,2005).
Dari beberapa pendapat diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa
keputusan membayar zakat berarti pemilihan terakhir dari suatu pilihan
terbaik dari seorang muzaki untuk membayar zakat.
Seorang konsumen melakukan kegiatan-kegiatan dalam mencapai
pilihan akhirnya. Kualitas kegiatan yang dilakukan oleh seorang muzakki
33
akan membentuk totalitas kesimpulan terbaik sesuai dengan kebutuhan,
kemampuan, keinginan dan keadaan seorang muzakki dalam membayar
zakat, Randal, Ulrich, dan Reibstein dalam jurnal Iman Mulyana (1998)
menyatakan bahwa, “some attributes of a product are important to
customers, yet are difficult to observe”.
Mowen dalam Sutisna (2004) berkata bahwa tingkat keterlibatan
seorang muzakki dalam memutuskan dipengaruhi oleh kepentingan personal
yang dirasakan dan ditimbulkan oleh stimulus. Karena itu, ada muzakki yang
memiliki keterlibatan tinggi dalam pembelian sebuah produk, dan ada juga
muzakki yang memiliki keterlibatan rendah atas pembayaran zakat.
Proses keputusan pembelian konsumen menurut Kotler dan
Armstrong (2012) ialah :
1. Pengenalan kebutuhan : proses dimana konsumen mengenali sebuah
masalah atau kebutuhan. Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang
memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari
sejumlah konsumen.
2. Pencarian informasi : proses dimana konsumen terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen dibagi
menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu :
a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, website, kemasan,
pajangan.
34
c. Sumber publik : media massa, organisasi penentu peringkat
konsumen, pencarian internet.
d. Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian, pemakaian produk.
3. Evaluasi alternatif : proses dimana konsumen menggunakan infromasi
untuk mengevaluasi dalam menetapkan pilihan.
4. Keputusan pembelian : proses dimana konsumen membentuk preferensi
atas merek-merek yang ada di dalam tahap evaluasi.
5. Perilaku pasca pembelian : proses dimana konsumen akan mengalami
kepuasan atau ketidakpuasan dengan pembeliaan yang dilakukan.
Sutisna dan Sunyoto (2013) berpendapat bahwa ada tiga hal penting
dari memahami model keputusan pembelian konsumen, yaitu :
1. Dengan adanya model, pandamgan terhadap perilaku konsumen bisa
dilihat dalam perspektif yang terintegrasi
2. Model keputusan pembelian konsumen dapat dijadikan dasar untuk
pengembangan stratefi pemasaran yang ekektif.
3. Model keputusan pembelian konsumen dapat dijadikan dasar untuk
segmentasi dan positioning.
35
2.8 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Metode
Analisis Hasil Penelitian
1. Eka Satrio dan
Dodik
Siswantoro
(2016)
Analisis Faktor
Pendapatan,
kepercayaan, dan
religiusitas Dalam
Mempengaruhi
Minat Muzakki
Untuk Membayar
Zakat Penghasilan
Melalui Lembaga
Amil Zakat
SMARTPLS Variabel
pendapatan
kepercayaan, dan
religiustas
berpengaruh
secara signifikan
terhadap minat
muzaki berzakat
melalui Lembaga
Amil Zakat
2. Eza Ellany
Abdul Lateff,
Mohd Rizal
Palil (2011)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pembayaran zakat
pendapatan di
Malaysia
Analisis
Deskriptif
Pemahaman dan
pengetahuan
agama memiliki
peran penting
dalam peningkatan
pembayaran zakat
dan juga faktor-
faktor yang
lainnya.
3 Hanudin
Amin, Abdul-
Rahim Abdul
Rahman dan
Dzuljastri
Abdul Razak
(2014)
Theory of Islamic
Consumer behaviour
An Empirical Study
of Consumer
Behaviour of Islamic
Mortgage in
Malaysia
PLS Sikap berperan
penting dalam niat
atau keputusan
perilaku untuk
melakukan
pembiayaan
rumah
36
4 Rina Rizkia,
Muhammad
Arfan dan
Muhammad
Shabri (2014)
Pengaruh faktor
budaya, motivasi,
regulasi, dan
pemahaman tentang
zakat terhadap
keputusan muzakki
untuk membayar
zakat (studi kasus
para muzakki di
kota Sabang)
Regresi
Logistic
Binary
Logit
Budaya, motivasi,
regulasi dan
pemahaman
tentang zakat
secara bersama-
sama berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
muzakki untuk
membayar zakat di
Kota Sabang.
5 Nur
Halimah,2017
Motivasi membayar
zakat di lembaga
amil zakat, infaq,
shodaqoh
Muhammadiyah
(LAZISMU)
Ngrombo
Regresi
linear
berganda
Pada hasil uji t
variabel
pengetahuin zakat,
pendapatan, dan
kredibilitas
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap motivasi
membayar zakat.
Hasil uji f terdapat
pengaruh secara
simultan dan
signifikan antara
variabel
pengetahuan
zakat, pendapatan
zakat kredibilitas
terhadap motivasi
membayar zakat
37
2.9 Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir adalah suatu sintesa dari serangkaian teori yang
tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran
sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau altermatif solusi
dari serangkaian masalah yang ditetapkan (Rodoni,2010)
Dari penjelasan di atas dapat di buat model kerangka kajian yang di
gunakan untuk memudahkan pemahaman konsep yang digunakan. Model
dapat di gambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Fintech
(X5)
Tingkat pendapatan
(X1)
Minat (X2)
Pemahaman
Zakat (X3)
Lingkungan
Kerja (X4)
Keputusan
membayar zakat
(Y)
38
Hipotesis
Berdasarkan teori di atas terdapat dugaan sementara dalam penelitian ini,
yaitu diantaranya :
1. Variabel tingkat pendapatan
H01: 1 = 0 tingkat pendapatan tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan membayar zakat
Ha1: 1 0 tingkat pendapatan berpengaruh signifikan terhadap minat
keputusan membayar zakat
2. Variabel minat
H02: 2 = 0 minat tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan
membayar zakat
Ha2 : 2 0 minat berpengaruh signifikan terhadap minat keputusan
membayar zakat
3. Pemahaman zakat
H03: 3 = 0 pemahaman zakat tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan membayar zakat
Ha3: 3 0 pemahaman zakat berpengaruh signifikan terhadap minat
keputusan membayar zakat
4. Lingkungan kerja
H04 : 4 = 0 lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan membayar zakat
39
Ha4 : 4 0 lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap minat
keputusan membayar zakat
5. Fintech
H05 : 5 = 0 Fintech tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan
membayar zakat
Ha5 : 5 0 Fintech berpengaruh signifikan terhadap minat keputusan
membayar zakat
6. Secara Simultan
H0 : 1 = 2 = 3 = 4 = 0 di antara variabel tingkat pendapatan, minat,
pemahaman zakat, lingkungan kerja, Fintech tidak terdapat pengaruh
signifikan terhadap keputusan membayar zakat.
H1 : 1 2 3 4 0 di antara variabel tingkat pendapatan, minat,
pemahaman zakat, lingkungan kerja, Fintech terdapat pengaruh signifikan
terhadap keputusan membayar zakat.
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah pengaruh tingkat
pendapatan, minat, pemahaman zakat dan motivasi eksternal dalam
membayar zakat (studi kasus pegawai Bank BNI Syariah Pusat)
Penelitian ini dilakukan dengan data yang akan diperoleh pada tahun
2019 baik dengan metode kuesioner.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang faktor
apa saja yang mempengaruhi muzakki membayar zakat dan dapat
disosialisasikan dengan tepat sesuai dengan faktor yang paling mempengaruhi
muzakki dalam membayar zakat, sehingga pengelolaan zakat di Indonesia
akan meningkat dan diharapkan zakat akan membantu mengentaskan segala
permasalahan ekonomi di Indonesia. Jumlah sampel yang dapat mewakili
lapisan populasi yang mempunyai ciri-ciri esensial sehingga dapat dianggap
cukup representatif. (Kasniyah, 2012).
3.2 Metode Penentuan Sampel
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang memiliki karakteristik dan kualitas tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya
41
(Sugiyono,2011). Populasi yang akan digunakan sebagai penelitian
adalah pegawai Bank BNI Syariah Pusat.
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki sifat-
sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data
(Sukandarrumidi,2013).
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Teknik convenience sampling, yaitu prosedur untuk
mendapatkan unit sampel menurut keinginan peneliti
(Kuncoro,2003). Pengambilan sampel dilakukan secara spontan,
artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti
dan sesuai dengan karakteristiknya, maka orang tersebut dapat
dijadikan sampel. Dengan Teknik sampling ini, data didapatkan
secara lebih mudah dan cepat.
Penetapan jumlah ukuran pengambilan sampel menggunakan
pendapat dari Roscoe yang dikutip oleh Sugiono (2011), yang
mengungkapkan sampel penelitian sebagai berikut :
1) Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30
sampai 500.
2) Bila sampel dibagi dalam beberapa kategori (misal : pria-wanita),
maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
3) Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan
kelompok eksperimen.
42
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner yang diberikan kepada pegawai Bank BNI Syariah
Pusat.
Kuesioner ialah teknik mengumpulkan data dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang tertulis kepada responden
untuk dijawabnya, kuesioner ialah Teknik pengumpulan data yang efisien
bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang diukur dan apa yang bisa
diharapkan dari respondennya (Sugiono,2014).
Variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah tingkat
pendapatan (X1), minat (X2), Pemahaman Zakat (X3), lingkungan kerja
(X4), terhadap keputusan membayar zakat (Y). Variabel-variabel
tersebut diukur dengan skala likert yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, serta persepsi orang maupun sekelompok orang tentang
fenomena sosial (Sugiono,2014). Biasanya skala yang diaujkan terdiri
atas 5 atau 7 titik. Skala-skala ini nantinya dijumlahkan untuk
mendapatkan gambaran mengenai perilaku (Kuncoro, 2003).
3.4 Metode Analisis Data
Ketika menggunakan kuesioner, kebenaran jawaban responden pada
setiap pertanyaan merupakan hal penting, maka dilakukan lah uji kuesioner
dengan menggunakan uji validitas dan uji reabilitas.
1. Uji validitas
43
Maksud dari pengujian validitas ialah untuk mengetahui sejauh
mana suatu alat ukur mengukur apa yang ingin diukur. Suatu skala ukur
disebut valid jika ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan
mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila skala ukur tidak valid, maka
ia tidak bermanfaat bagi peneliti karena ia tidak melakukan hal yang
seharusnya ia lakukan. (Kuncoro : 2003). Uji validitas berguna untuk
menghitung nilai korelasi (r) antara data pada masing-masing pertanyaan
dengan skor total. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan r
hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2. Jika r hitung
lebih besar dari f tabel dan nilai positif, maka butir atau pertanyaan atau
indikator tersebut dinyatakan valid. (Ghozali : 2013).
2. Uji realibilitas
Jika alat ukur dinyatakan benar, setelah itu realibilitas alat itu
diuji. Realibilitas menunjukan konsistensi dan stabilitas dari skala
pengukuran. Reliabilitas berbeda dengan validitas karena yang pertama
memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, sedangkan yang kedua
lebih memperhatikan masalah ketepatan. (Kuncoro : 2003). SPSS
memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan uji statistik
Cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach alpha > 0,70 (Nunnaly, 1994, dalam
Ghazali,2016).
3.5 Analisis Data
44
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis regresi
linier berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistical Package
for Social Science). Analisis regresi linier berganda digunakan utnuk
mengetahui pengaruh tingkat pendapatan, minat, pemahaman zakat, tingkat
pendidikan dan budaya organisasi dalam membayar zakat.
Analisis regresi berguna untuk menguji kebenaran hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini. Modelnya sebagai berikut : (Sujarweni,2015)
Y = a + b1X1+ b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e
Keterangan :
Y = Keputusan membayar zakat
X1 = Tingkat pendapatan
X2 = Minat
X3 = Pemahaman zakat
X4 = Lingkungan kerja
X5 = Fintech
e = Standar error
Ketepatan fungsi sampel dalam menaksir nilai aktual, dapat diukur
menggunakan nilai statistik t, nilai statistik f, dan nilai koefisien determinasi
(R2).
Dalam penelitian ini, skala pengukuran kuesioner menggunakan
pendekatan skala likert, dimana responden menyatakan tingkat setuju atau
tidak setuju mengenai berbagai pernyataan mengenai perilaku, objek, orang,
atau kejadiannya. Biasanya skala yang diajukan terdiri atas 5 atau 7 titik.
45
Skala-skala ini nantinya dijumlahkan untuk mendapatkan gambaran
mengenai perilaku. (Kuncoro,2003).
Jawaban pada setiap butir pernyataan dan pertanyaan yang dgunakan
dalam skala likert memiliki tingkatan dari sangat positif hingga sangat negatif,
yang dapat berupa kata-kata antara lain :
Tabel 3.1
Skala Likert
Pernyataan
Sangat
tidak
setuju
Tidak
setuju
Kurang
setuju Setuju
Sangat
setuju
Bobot skor 1 2 3 4 5
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa skor pada skala likert digunakan
untuk pertanyaan atau pernyataan yang bernilai positif. Bobot skor akan
bernilai sebaliknya jika pertanyaan atau pernyataan bernilai negatif.
1. Uji asumsi klasik
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
regresi untuk menguji hipotesis, sebelum melakukan uji ini, uji yang
harus dilakukan adalah uji asumsi klasik, karena model regresi penelitian
ini akan menghasilkan nilai parameter jika asumsi klasik regresi
terpenuhi. Pada penelitian ini, uji asumsi klasik meliputi :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel independen dan variabel dependen keduanya
46
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal.
(Ghozali,2013). Uji normalitas dilakukan dengan metode grafik,
yaitu dengan melihat normal probability (P-Plot). Uji normalitas
dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal
dari grafik. Selain itu dengan metode grafik, dapat dideteksi juga
dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan
keputusannya sebagai berikut (Ghozali,2013)
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas. (Ghozali,2013)
b. Uji multikolineritas
Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. (Ghozali,2013). Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinieritas di dalam regresi maka dapat dilihat dari nilai
tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai tolerance yang
rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/tolerance). Nilai
47
cut off yang umum dipakai untuk menunjukan tingkat
multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai
VIF ≥ 10 (Ghozali,2013)
c. Uji heterokedastisitas
Heterokedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance
residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan lain.
(Sujarweni,2015)
d. Uji hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk menilai ketepatan fungsi regresi
sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari nilai statistik t,
nilai statistik F, dan nilai koefisien determinasi. (Sujarweni,2015).
2. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji T)
Uji T pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen dalam menerangkan variabel
dependen. Untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini secara parsial digunakan uji t dengan
tingkat signifikan 5%. Dengan dasar pengambilan keputusan
berdasarkan nilai t hitung sebagai berikut. (Sujarweni,2015)
a) jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak, Ha diterima.
b) jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima, Ha ditolak.
3. Uji signifikansi simultan (Uji F)
48
Uji f pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel
independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen untuk mengambil keputusan
apakah H0 diterima atau ditolak dengan membandingkan F hitung dan F
tabel, maka dapat dikatakan bahwa variabel independen secara bersama-
sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan, jika nilai F
hitung lebih kecil dari F tabel, maka dapat dikatakan bahwa variabel
independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen. (Ghozali,2013)
4. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) berguna untuk mengetahui persentase
perubahan variabel dependen (Y) yang disebabkan oleh variabel
independen (X). Jika R2 semakin besar, maka persentase perubahan
variabel dependen (Y) yang disebabkan oleh variabel independen (X)
semakin tinggi. Jika R2 semakin kecil, maka persentase perubahan
variabel dependen (Y) yang disebabkan oleh variabel independen (X)
semakin rendah.
3.6 Variabel Penelitian
Menurut Sugiono (2017) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi terentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik
kesimpulannya.
49
1. Variabel Independen / Variabel Bebas (X)
Menurut Sugiono (2016) Variabel Independen / Variabel bebas
adalah Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya Variabel Dependen (terikat). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel independen (X) adalah Pendapatan
(X1), minat (X2), pemahaman zakat (X3), dan lingkungan kerja (X4).
2. Variabel Dependen / Variabel Terikat
Menurut Sugiono (2016) Variabel Dependen / Variabel Terikat
adalah Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
dependen (Y) adalah Keputusan Berzakat Pegawai Bank BNI Syariah
Pusat.
3.7 Definisi Operasional
1. Variabel Independen
Tabel 3.2
Definisi Operasional
Variabel
Independen Definisi Operasional Sub Variabel
Tingkat
Pendapatan
Pendapatan merupakan
sumber penghasilan
seseorang untuk
memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan sangat
penting artinya bagi
- Gaji yang didapat
- Pendapatan mencapai nishab
- Peningkatan jumlah yang
dizakatkan dengan pendapatan
- Waktu pembayaran zakat
50
kelangsungan hidup
dan penghidupan
seseorang secara
langsung atau tidak
(Suroto,2000)
Minat Minat berzakat ialah
dorongan internal
maupun eksternal
yang berhubungan
dengan sikap untuk
memenuhi kewajiban
berzakat
- Membayar zakat karena
keinginan dari dalam diri
- Membayar zakat karena ada
orang yang berhak menerima
- Membayar zakat karena ingin
berbagi kebahagiaan
- Membayar zakat karena seorang
muslim
Pemahaman
Zakat
Sebuah pola pikir
serta perilaku individu
dalam mengamalkan
salah satu rukun Islam
- Pengetahuan tentang kewajiban
zakat
- Wujud pengamalan rukun islam
- Pemahaman tentang
penghitungan zakat
- Rutinitas membaca buku
pengetahuan agama Islam
- Rutinitas menghadiri kajian-
kajian agama Islam
- Membersihkan harta dengan
berzakat
51
- Zakat sebagai sumber utama
pertumbuhan ekonomi di
Indonesia
Lingkungan
Kerja
Lingkungan tempat
dimana ia bekerja
- Lingkungan kerja yang
mendukung
- Atasan yang mencontohkan
- Rekan kerja yang selalu
mengingatkan
- Majelis yang diadakan
membahas tentang zakat
Fintech Sebuah industri
finansial terbaru
- Membayar zakat lebih mudah
dengan berbagai inovasi dari
Bank BNI Syariah
- Pembayaran zakat melalui
internet banking sudah optimal
- Fintech yang disediakan BNI
sudah user friendly
- Fitur- fitur Fintech BNI Syariah
menawarkan kemudahan
2. Variabel Dependen
Variabel
Dependen Definisi operasional Sub variabel
52
Keputusan
membayar
zakat
Menurut Schiffman dan
Kanuk (2000)
Keputusan sebagai
pemilihan suatu
tindakan dari dua
pilihan atau lebih
- Saya telah memantapkan
hati untuk membayar zakat
- Sudah menjadi kebiasaan
saya membayar zakat
- Saya akan membayar zakat
setiap tahun
- Saya akan merekomen-
dasikan orang lain untuk
membayar zakat
53
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank BNI Syariah Pusat. Pada penelitian
ini fokus yang diambil adalah menganalisis pengaruh tingkat pendapatan,
minat, pemahaman zakat, lingkungan kerja dan Fintech dalam keputusan
berzakat (studi pegawai Bank BNI Syariah Pusat).
Dipilihnya Bank BNI Syariah dalam penelitian ini dikarenakan
menurut hasil riset yang saya lakukan, Bank BNI Syariah merupakan salah
satu Bank Syariah terbaik di Indonesia berdasarkan hasil riset yang saya
lakukan.
Bank BNI Syariah ialah lembaga perbankan di Indonesia. Bank ini
awalnya bernama Unit Usaha Syariah Bank Negara Indonesia yang
merupakan anak perusahaan PT BNI, Persero, Tbk. Sejak tahun 2010, Unit
Usaha BNI Syariah berubah menjadi bank umum syariah dengan nama PT
Bank BNI Syariah.
Unit Usaha Syariah BNI didirikan pada tanggal 29 April 2000 dengan
5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin
dengan berlandaskan pada Undang-Undang No. 10 tahun 1998. Selanjutnya
UUS BNI terus berkmabnag menjadi 28 kantor cabang dan 31 kantor cabang
pembantu.
54
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di
Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang
1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan
operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan
terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat
ini diketuai oleh KH. Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui
pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha
kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun
2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin
off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan
beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi
waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa
aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun
2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun
2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah
terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran
terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat.
Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor Cabang,
161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan
20 Payment Point.
55
Pada tahun 2018, BNI Syariah meraih penghargaan “The Best Sharia
Bank” untuk kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) II dalam ajang
Anugerah Syariah Republika (ASR) 2018.
4.2 Profil Responden
Responden dari penelitian ini adalah para pegawai Bank BNI Syariah
Pusat. Sebanyak 40 kuesioner disebarkan kepada responden secara langsung.
Berikut ini tabel menyajikan informasi karakteristik responden.
Tabel 4.1
Karakteristik Responden
No Keterangan Jumlah Persentase
1 Jenis Kelamin
a. Laki-laki 19 19%
b. Perempuan 21 21%
2 Usia
a. > 17 - 25 thn 8 8%
b. > 25 - 32 thn 26 26%
c. > 32 – 45 thn 6 6%
1. Uji Validitas Data
Dalam penelitian ini perhitungan validitas variabel penelitian
dianalisis dengan menggunakan program SPPSS versi 23.
Adapun dasar keputusan dalam uji validitas ini adalah sebagai
berikut:
56
a. Jika nilai rhitung < dari nilai rtabel, maka variabel pernyataan tersebut
tidak valid
b. Jika nilai rhitung > dari nilai rtabel, maka variabel pernyataan tersebut
valid.
Dalam penelitian ini, nilai r tabel pada uji validitas n =100 maka
di dapatkan ya yaitu df = 40-2 = 38, dengan taraf
kesalahan 0,05% yang menunjukkan sebesar 0,312. Dengan demikian,
variabel yang nilainya kurang dari 0,312 dinyatakan tidak valid.
Berikut merupakan tabel hasil uji validitas dalam penelitian ini
sebagai berikut, yaitu:
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Pendapatan (X1)
R-hitung R-tabel Keterangan
0,663 0,312 valid
0,669 0,312 valid
0,706 0,312 valid
0,618 0,312 valid
0,726 0,312 valid
0,778 0,312 valid
0,540 0,312 valid
0,433 0,312 valid
0,445 0,312 valid
0,388 0,312 valid
df = n – 2
57
Berdasarkan hasil uji validitas variabel Pendapatan (X1)
menunjukkan bahwa seluruh item yang ada pada variabel tersebut adalah
valid. Karena nilai dari masing-masing item rhitung > dari rtabel.
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Minat (X2)
R-hitung R-tabel Keterangan
0,549 0,312 valid
0,459 0,312 valid
0,506 0,312 valid
0,589 0,312 valid
0,344 0,312 valid
0,722 0,312 valid
0,457 0,312 valid
0,557 0,312 valid
0,374 0,312 valid
0,516 0,312 valid
Berdasarkan hasil uji validitas variabel minat (X2) menunjukkan
bahwa seluruh item yang ada pada variabel tersebut adalah valid. Karena
nilai dari masing-masing item rhitung > dari rtabel.
58
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Pemahaman Zakat (X3)
R-hitung R-tabel Keterangan
0,658 0,312 valid
0,672 0,312 valid
0,765 0,312 valid
0,564 0,312 valid
0,670 0,312 valid
0,434 0,312 valid
0,713 0,312 valid
0,528 0,312 valid
0,485 0,312 valid
0,755 0,312 valid
Berdasarkan hasil uji validitas variabel pemahaman zakat
(X3) menunjukkan bahwa seluruh item yang ada pada variabel
tersebut adalah valid. Karena nilai dari masing-masing item rhitung >
dari rtabel
59
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Lingkungan Kerja (X4)
R-hitung R-tabel Keterangan
0,506 0,312 valid
0,658 0,312 valid
0,618 0,312 valid
0,669 0,312 valid
0,641 0,312 valid
0,689 0,312 valid
0,446 0,312 valid
0,566 0,312 valid
0,474 0,312 valid
Berdasarkan hasil uji validitas variabel lingkungan kerja (X4)
menunjukkan bahwa seluruh item yang ada pada variabel tersebut
adalah valid. Karena nilai dari masing-masing item rhitung > dari rtabel
60
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Fintech (X5)
R-hitung R-tabel Keterangan
0,463 0,312 valid
0,506 0,312 valid
0,666 0,312 valid
0,658 0,312 valid
0,695 0,312 valid
0,766 0,312 valid
0,750 0,312 valid
0,735 0,312 valid
0,721 0,312 valid
0,658 0,312 valid
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Keputusan Zakat (Y)
R-hitung R-tabel Keterangan
0,655 0,312 valid
0,603 0,312 valid
0,377 0,312 valid
0,637 0,312 valid
0,643 0,312 valid
0,594 0,312 valid
0,632 0,312 valid
0,414 0,312 valid
0,541 0,312 valid
0,713 0,312 valid
61
Berdasarkan hasil uji validitas variabel keputusan zakat (Y)
menunjukkan bahwa seluruh item yang ada pada variabel tersebut adalah
valid. Karena nilai dari masing-masing item rhitung > dari rtabel
2. Uji Reabilitas Data
Uji reabilitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan suatu
instrumen di dalam mengukur gejala yang sama walau dalam jangka
waktu berbeda. Hasil pengukuran yang memiliki tingkat reabilitas yang
tinggi akan mampu memberikan hasil yang terpercaya. Untuk menguji
reliabilitas dilihat dari nilai cronbach alpha dimana jika > dari 0,6,
semakin besar nilai alpha maka butir-butir kuesioner semakin reliabel.
Berikut ini merupakan hasil uji reabilitas dalam penelitian ini
sebagai berikut, yaitu :
a. Hasil Uji realibilitas tingkat pendapatan
Tabel 4.8
Hasil Uji realibilitas tingkat pendapatan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.790 10
Berdasarkan hasil uji reabilitas variabel pendapatan,
diperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar 0.790 > 0.6. dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan tentang variabel
62
minat dalam kuesioner ini adalah reliabel, karena memiliki nilai
cronbach’s alpha yang lebih besar dari 0,6.
b. Hasil uji reabilitas minat
Tabel 4.9
Hasil uji reabilitas minat
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.691 10
Berdasarkan hasil uji reabilitas variabel pemahaman zakat,
diperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar 0.691> 0.6. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan tentang variabel
minat dalam kuesioner ini adalah reliabel, karena memiliki nilai
cronbach’s alpha yang lebih besar dari 0,6
c. Hasil Uji reabilitas pemahaman zakat
Tabel 4.10
Hasil Uji reabilitas pemahaman zakat
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.828 10
Berdasarkan hasil uji reabilitas variabel pemahaman zakat,
diperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar 0.828>0.6. dengan
63
demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan tentang variabel
minat dalam kuesioner ini adalah reliabel, karena memiliki nilai
cronbach’s alpha yang lebih dari 0,6.
Hasil uji reabilitas lingkungan kerja
Tabel 4.11
Hasil uji reabilitas lingkungan kerja
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.757 9
Berdasarkan hasil uji reabilitas variabel lingkungan kerja,
diperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar 0.757 > 0.6. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan tentang variabel
lingkungan kerja dalam kuesioner ini adalah reliabel, karena
memiliki nilai cronbach’s alpha yang lebih besar dari 0,6.
Tabel 4.12
Hasil uji reabilitas Fintech
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.859 10
Berdasarkan hasil uji reabilitas variabel Fintech, diperoleh
nilai cronbach’s alpha sebesar 0.859 > 0.6. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pernyataan tentang variabel fintech dalam
64
kuesioner ini adalah reliabel, karena memiliki nilai cronbach’s alpha
yang lebih besar dari 0,6.
Hasil uji reabilitas keputusan zakat
Tabel 4.13
Hasil uji reabilitas keputusan zakat
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.770 10
Berdasarkan hasil uji reabilitas variabel keputusan kerja,
diperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar 0.770 > 0.6. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan tentang variabel
keputusan zakat dalam kuesioner ini adalah reliabel, karena
memiliki nilai cronbach’s alpha yang lebih besar dari 0,6.
Uji asumsi klasik
d. Uji normalitas
Untuk lebih meyakinkan, mendeteksi normalitas data dapat
dilakukan dengan uji ststistik Kolmogorov-Smirnov.
65
Tabel 4.14
Uji Normalitas
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai sig Asiymp.Sig (2-tailed)
sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05, maka sesuai dengan dasar
pengambilan keputusan dalam uji normalitas kolmogrov-smirnov di
atas, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
e. Uji multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antara variabel independen.
Uji multikolonieritas dapat dilihat dengan 2 cara yaitu :
66
1) Dengan melihat nilai standar error > 1, maka dapat di indikasikan
adakanya multikolinearitas.
2) Melihat nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflanting Factor).
Jika nilai Tolerance < 0,1 dan VIF > 10, maka dapat diindikasi
adanya multikolinearitas.
Tabel 4.15
Hasil Uji Multikolinieritas
Pada tabel diketahui nilai Collinearity Statistic Tolerance
dari masing-masing variabel, yaitu:
1) Variabel Pendapatan yaitu 0,226 > 0,1
2) Variabel minat yaitu 0,412 > 0,1
3) Variabel pemahama zakat yaitu 0,401 > 0,1
4) Variabel lingkungan kerja yaitu 0,310 > 0,1
5) Variabel fintech yaitu 0,927 > 0,1
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka dapat
disimpulkan tidak adanya multikolinearitas karena nilai standar error
koefisien regresi dari masing-masing variabel lebih dari 0,1.
Adapun nilai VIF (Variance Inflating Factor) dari masing-
masing variabel adalah sebagi berikut:
67
1) Variabel Pendapatan yaitu 4,425 < 10
2) Variabel minat yaitu 2,429< 10
3) Variabel Pemahaman zakat 2,496 < 10
4) Variabel lingkungan kerja yaitu 3,231< 10
5) Variabel Fintech yaitu 1,079 < 10
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan tidak
adanya multikolinearitas karena nilai VIF dari masing-masing
variabel memiliki nilai yang lebih kecil dari 10.
f. Uji heterokedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dipergunakan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan kepengamatan lainnya. Uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Park. Model
regresi dikatakan bebas dari heteroskedastisitas jika nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil uji heteroskedstisitas dapat
dilihat pada tabel hasil di bawah ini :
Tabel 4.16
Hasil Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.533 .548 -.973 .338
Pendapatan -.034 .132 -.075 -2.869 .007
Minat .357 .120 .637 2.972 .005
Pemahaman Zakat -.251 .100 -.548 -2.521 .017
Lingkungan Kerja .046 .122 .094 2.243 .012
Fintech .041 .073 .081 3.287 .003
a. Dependent Variable: AbsRes
68
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dalam tabel diatas,
diketahui bahwa semua variabel menunjukkan hasil yang tidak
signifikan (lebih dari 0,05), sehingga dapat disimpulkan semua
variabel independen tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas
g. Uji regresi berganda
Dari uji asumsi klasik di atas dapat disimpulkan bahwa data
yang ada terdistribusi secara normal serta tidak terdapat
multikolinearitas dan heteroskedastisitas sehingga memenuhi
persyaratan untuk melakukan regresi berganda (multiple regression
analysis) untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis. Analisis
dilakukan untuk menghitung besarnya pengaruh tingkat pendapatan,
minat, pemahaman zakat, dan lingkungan kerja terhadap keputusan
berzakat.
Tabel 4.17
Hasil Uji Regresi Berganda
Berdasarkan hasil uji regresi berganda pada tabel diatas
dapat diihat koefisien untuk persamaan regresi dalam penelitian ini
yang dapat disusun dalam persamaan sebagai berikut :
69
Keputusan berzakat = 0,292 + 0,061 pendapatan + 0.589
minat + 0,292 pemahaman zakat - 0,99 lingkungan kerja + 0,069 +e
1) Konstanta sebesar 0,292 yang berarti jika ada pengaruh
pendapatan, minat, pemahaman zakat, lingkungan kerja dan
fintech terhadap keputusan berzakat, maka nilai keputusan
berzakat sebesar 0,292
2) Variabel Pendapatan (X1) memiliki nilai 0,061 yang berarti
setiap terjadi kenaikan pendapatan sebesar 1%, maka keputusan
berzakat (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 6,1%.
Dengan asumsi variabel lain tetap.
3) Variabel Minat (X2) memiliki nilai 0,589 yang berarti setiap
terjadi kenaikan minat sebesar 1% maka keputusan berzakat (Y)
akan mengalami peningkatan sebesar 58,9%. Dengan asumsi
variabel lain tetap.
4) Variabel Pemahaman Zakat (X3) memiliki nilai 0,292 yang
berarti setiap kenaikan pemahaman zakat 1% maka keputusan
berzakat (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 29,2%.
Dengan asumsi variabel lain tetap.
5) Variabel Lingkungan Kerja (X4) memiliki nilai 0,99 yang
bertanda negatif berarti bahwa setiap kenaikan lingkungan kerja
sebanyak 1% maka variabel Y akan turun sebesar 9,9%. Dengan
asumsi variabel lain tetap.
3. Uji Hipotesis
70
a. Uji T
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variansi
variabel dependen. Uji t pada penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan signifikansi t dengan sebesar 0,05.
Tabel 4.18
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.533 .548 -.973 .338
Pendapatan -.034 .132 -.075 -2.869 .007
Minat .357 .120 .637 2.972 .005
Pemahaman Zakat -.251 .100 -.548 -2.521 .017
Lingkungan Kerja .046 .122 .094 2.243 .012
Fintech .041 .073 .081 3.287 .003
a. Dependent Variable: AbsRes
Pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1) Bila nilai signifikansi t dari Pendapatan, minat, pemahaman
zakat, lingkungan kerja dan fintech lebih besar dari = 0,05 maka
H0 diterima dan Ha ditolak.
Bila nilai signifikansi t dari Pendapatan, minat, pemahaman
zakat, lingkungan kerja dan fintech = 0,05 maka H0 ditolak dan
Ha diterima.
71
2) Variabel pendapatan memiliki nilai t -2,869 dengan nilai
probabilitas sigifikan sebesar 0,007. Dengan demikian nilai
signifikansi variabel pendapatan yaitu 0,007 kurang dari nilai
alpha yaitu 0,05 (0,007 < 0,05). Maka Ha diterima berarti terdapat
pengaruh signifikan antara pendapatan terhadap keputusan
berzakat.
3) Variabel minat memiliki nilai t 2,972 dengan nilai probailitas
signifikan sebesar 0,005. Dengan demikian nilai signifikansi
variabel minat yaitu 0,005. Lebih kecil dari nilai alpha 0,05
(0,005 < 0,05), maka Ha diterima berarti terdapat pengaruh yang
signifikan antara minat terhadap keputusan berzakat.
4) Variabel pemahaman zakat memiliki nilai t -2,521 dengan nilai
probabilitas sigifikan sebesar 0,017. Dengan demikian nilai
signifikansi variabel pemahaman zakat yaitu 0,017 lebih kecil
dari nilai alpha yaitu 0,05 (0,05 < 0,017). Maka Ha diterima
berarti terdapat pengaruh signifikan antara pemahaman zakat
terhadap keputusan berzakat.
5) Variabel lingkungan kerja memiliki nilai t 2,243 dengan nilai
probabilitas sigifikan sebesar 0,012. Dengan demikian nilai
signifikansi variabel lingkungan kerja yaitu 0,012 lebih kecil dari
nilai alpha yaitu 0,05 (0,012 < 0,05 ). Maka Ha diterima berarti
terdapat pengaruh signifikan antara lingkungan kerja terhadap
keputusan berzakat.
72
6) Variabel Fintech memiliki nilai t 3,287 dengan nilai probabilitas
sigifikan sebesar 0,003. Dengan demikian nilai signifikansi
variabel Fintech yaitu 0,003 lebih kecil dari nilai alpha yaitu 0,05
(0,003 < 0,05). Maka Ha diterima berarti terdapat pengaruh
signifikan antara Fintech terhadap keputusan berzakat.
Berdasarkan uji T diatas, variabel pendapatan, minat,
pemahaman zakat, lingkungan kerja, serta Fintech berpengaruh
secara parsial terhadap keputusan berzakat.
b. Uji F
Pengujian terhdap semua variabel independen didalam model
dapat dilakukan dengan uji simultan (Uji F). Uji statistik F pada
dasarnya menunjukkan bahwa apakah semua variabel bebas yang
dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat. Apabila nilai probabilitas T hitung lebih
kecil dari tingkat kesalahan (alpha) 0,05 (telah ditentukan) maka
dapat disimpulkan bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikatnya. Berikut merupakan hasil uji statistik F :
73
Tabel 4.19
Hasil Uji F
Ha = adanya pengaruh secara signifikan pendapatan, minat,
pemahaman zakat, lingkungan kerja, fintech terhadap
keputusan berzakat
H0 = tidak adanya pengaruh secara signifikan pendapatan, minat,
pemahaman zakat, lingkungan kerja, fintech terhadap
keputusan berzakat
Dari ANOVA atau F test, diketahui nilai F hitung 3,783
dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05
maka variabel independen yang terdiri dari pendapatan, minat,
pemahaman zakat, lingkungan kerja dan fintech secara simultan
berpengaruh terhadap keputusan berzakat.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Untuk mengukur ketepatan model dalam menerangkan
variabel dependen, maka digunakan koefisien determinasi. Dalam
penelitian ini, nilai total koefisien determinasi yang dipakai adalah
nilai adjusted R2.
74
Berikut ini merupakan hasil uji adjusted R2
Tabel 4.20
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Tabel diatas menunjukan bahwa dapat diketahui nilai
adjusted R2 sebesar 0,480 artinya keputusan berzakat dapat
dipengaruhi oleh variabel pendapatan, minat, pemahaman zakat dan
lingkungan kerja serta fintech sebesar 48% sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian ini.
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari data tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi minat konsumen menginap pada hotel syariah
di DKI Jakarta, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Pendapatan, memiliki pengaruh secara parsial terhadap keputusan
membayar zakat karena nilai signifikansi variabel pendapatan sebesar
0,007 < 0,05
2. Minat, memiliki pengaruh secara parsial terhadap keputusan
membayar zakat karena nilai signifikansi variabel minat sebesar
0,005 < 0,05
3. Pemahaman Zakat, memiliki pengaruh secara parsial terhadap
keputusan membayar zakat karena nilai signifikansi variabel
pemahaman zakat sebesar 0,017 < 0,05.
4. Lingkungan Kerja, memiliki pengaruh secara parsial terhadap
keputusan membayar zakat karena nilai signifikansi variabel produk
sebesar 0,012 > 0,05.
5. Fintech, memiliki pengaruh secara parsial terhadap keputusan
membayar zakat karena nilai signifikansi variabel produk sebesar
0,003 > 0,05.
76
6. Dari ANOVA atau F test, diketahui nilai F hitung 3,783 dengan
probabilitas 0,000. Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka
variabel independent independent yang terdiri dari pendapatan, minat,
pemahaman zakat, lingkungan kerja dan fintech secara simultan
berpengaruh terhadap keputusan berzakat.
6.2 Saran
Berdasarkan penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas maka
diajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi Bank-Bank Syariah diharapkan pegawai-pegawainya dapat bisa
menjadi agen dalam penyebarluasan tujuan dan manfaat zakat kepada
lingkungan sekitar maupun masyarakat secara luas.
2. Bagi pemerintah di harapkan dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat Muslim di Indonesia akan pentingnya berzakat dengan
cara sosialisasi yang zakat. Dan diharapkan dengan sosialisasi ini,
akan meningkatkan potensi zakat di Indonesia dan membantu
perekonomian Indonesia.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan
menggunakan variabel dan objek yang berbeda agar terciptanya
penelitian yang baru. Karena di luar dari penelitian ini masih terdapat
faktor-faktor yang dapat di pakai untuk meneliti keputusan membayar
zakat.
77
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdul Rahman Shaleh. “Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam”.
Perdana Media, Jakarta, 2004.
Andi Mappiare. ”Psikologi Remaja”, Surabaya,1997.
BN. Marbun. “Kamus Manajemen”, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 2003.
Boediono. ”Pengantar Ekonomi”, Jakarta, Erlangga, 2002.
BPS “Data dan Informasi Penduduk Muslim di Pulau jawa 2010” Jakarta : Badan
Pusat Statistik, 2010.
Chapra, M.Umer “Islam dan Tantangan Ekonomi”. Jakarta : Gema Insani Press,
2000.
D. Blaine Lucas dan Steuart H Britt. “Advertising Psychology and Research”, New
York, Mc.Graw-Hill Book Company, 2000.
Deni, Riani. ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Muzzaki
Dalam Membayar Zakat (Studi Kasus Pada Baznas Kota Yogyakarta)”
Skripsi. Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2012.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”,
Jakarta, Balai Pustaka, 1998.
Dewey, John (1916/1944). “Democracy and Education”. The Free Press.
Djaali. “Psikologi Pendidikan”. Jakarta, Bumi Aksara, 2007.
Eko Hadi Wiyono. “Kamus Bahasa Indonesia Lengkap”, Palanta, 2007.
78
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPS 23”.
Edisi 7. Semarang Universitas Diponegoro, 2013.
Hafidudin, Didin. ”Zakat dalam Perekonomian Modern”, Jakarta, Gema Insani,
2002.
Hajar, Ibnu. “Dasar-dasar Metodologi penelitian kuantitatif dalam Pendidikan”.
Jakarta ,Raja Grafindo Persada,1996.
Komalasari, dkk. “Asesmen Teknik Non Tes Perspektif BK Komprehensif”.
Jakarta: PT. Indeks, 2011.
Muhammad Ali. “Guru Dalam Proses Belajar Mengajar”, Bandung, Sinar Baru
Algensindo, 1996.
Mulyati. “Psikologi Belajar”, Yogyakarta, Andi Publisher, 1998.
Nazir M. “Metode Penelitian”. Ghalia Indonesia, Bogor, 2005.
Nana Sudjana. “Penilaian Hasil Proses Belajar”, Bandung, Remaja Rosdakarya,
1995.
Plus A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry. “Kamus Ilmiah Populer”, Surabaya,
Arloka, 2001.
Qaradawi, Yusuf. ”Hukum Zakat”, Jakarta, Pustaka Litera Antar Nusa, 2007.
Reksoprayitno. “Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi”, Jakarta, Bina Grafika,
2004.
Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. “Perilaku Organisasi Buku 2”. Jakarta,
Salemba 4, 2008.
Schein, E. H. “Organizational Culture and Leadership”, San Fransisco, Jossey-
Bass, 1985.
79
Slameto .”Belajar Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya”. Jakarta, Rieneke
Cipta.
Sudarman Toweulu. Ekonomi Indonesia, Jakarta, Raja Grafindo, 2001
Sudaryono. “Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran”, Yogyakarta: Graha ilmu,
2012
Sukardi.”Minat dan Motivasi Belajar”. Jakarta, Pustaka Belajar, 1994
Sukanto. Nafsiologi, Jakarta, 1985
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”, Bandung : Pusat Bahasa Depdiknas, 2003
Suroto. “Strategi pembangunan dan Perencanaan Perencanaan Kesempatan
Kerja”. Yogyakarta: Gajah Mada Univercity, 2000
W.J.S. Porwadarminto, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Jakarta, Balai Pustaka,
1991
Jurnal
O'Reilly Chatman, J Caldwell, D. F. "People and Organizational Culture: A Profile
Comparison Approach to Assessing Person-Organization Fit," Academy of
Management Journal.
80
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
KUESIONER
“PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN, MINAT, PEMAHAMAN ZAKAT,
DAN LINGKUNGAN KERJA DALAM KEPUTUSAN BERZAKAT
(STUDI PEGAWAI BANK BNI SYARIAH PUSAT)”
A. Identitas Diri
Mohon dengan hormat kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi data responden di
bawah ini :
Nama/Inisial :
Jenis Kelamin : L / P
Usia :
B. Petunjuk Pengisian Angket
Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang Bapak/Ibu pilih sesuai dengan
keadaan yang sebenanrnya dengan alternatif jawaban sebagai berikut :
SS : Bila Bapak/Ibu sangat setuju dengan pernyataan tersebut
S : Bila Bapak/Ibu setuju dengan pernyataan tersebut
KS : Bila Bapak/Ibu Kurang setuju dengan pernyataan tersebut
TS : Bila Bapak/Ibu tidak setuju dengan pernyataan tersebut
STS : Bila Bapak/Ibu sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut
Kami berharap Bapak/Ibu menjawab semua pernyataan yang ada.
Terima kasih atas perhatiannya.
81
Pendapatan
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Saya membayar zakat karena
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
saya
2 Saya membayar zakat karena
pendapatan saya sudah mencapai
nishab
3 Seiring dengan meningkatnya
pendapatan saya maka harta yang akan
saya zakatkan akan meningkat
4 Saya selalu membayar zakat setelah
menerima gaji saya
5 Saya akan membayar zakat jika taraf
hidup saya sudah meningkat
6 Membayar Zakat ketika mendapatkan
intensif atau bonus
7 Asumsi Zakat dapat meningkatkan
rezeki (Mendapatkan pendapatan lebih
tinggi jika berzakat)
8 Membayar Zakat jika terdapat sisa dari
total pengeluaran
9 Saat gaji diterima, mengutamakan
pengeluaran zakat sebelum dikeluarkan
untuk keperluan yang lain
10 Keberkahan pada harta muzakki dalam
menunaikan zakat
82
Minat
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Saya membayar zakat karena adanya
dorongan dari orang lain
2 Saya membayar zakat karena
disekitar saya ada yang berhak
menerima zakat
3 Saya membayar zakat sebagai wujud
syukur kepada Allah SWT
4 Saya membayar zakat agar mendapat
atensi dari orang lain
5 Saya membayar zakat karena ingin
berbagi kebahagiaan dengan orang di
sekitar saya
6 Saya ingin membayar zakat hanya
karena saya tidak ingin mendapat
ganjaran di hari kiamat
7 Saya ingin berzakat karena hanya
ingin menghapus dosa saja
8 Keinginan untuk menyucikan harta
melalui Zakat
9 Sebagai penyempurna iman seorang
muslim maka menunaikan zakat
10 Upaya membangun hubungan
silaturahmi yang baik terhadap asnaf
83
Pemahaman Zakat
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Saya membayar zakat karena zakat
merupakan kewajiban bagi setiap
muslim
2 Saya membayar zakat karena ingin
menunaikan salah satu rukun islam
3 Saya paham cara menghitung zakat
dari penghasilan yang saya dapat
4 Saya rutin membaca buku-buku
tentang pengetahuan agama Islam
5 Saya rutin menghadiri kajian-kajian
agama Islam
6 Membayar zakat memberikan
kebahagiaan bagi orang yang
membutuhkan
7 Dengan berzakat saya telah membantu
perekonomian Indonesia
8 Saya paham bahwa zakat dapat
dijadikan sarana untuk
mencapai keadilan sosial
9 Saya paham bahwa zakat dapat
dijadikan sarana pengendalian diri
10 Saya paham bahwa zakat dapat
mengurangi kriminalitas
84
Lingkungan Kerja
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Lingkungan tempat saya bekerja sangat
mendukung untuk membayar zakat
2 Saya mengikuti rekan kerja dalam
menunaikan zakat
3 Majelis-majelis yang diadakan di
kantor seringkali membahas tentang
manfaat berzakat
4 Rekan kerja saya selalu terbuka
membagi informasi dan wawasan
tentang zakat
5 Apatisnya lingkungan kerja mengenai
pentingnya berzakat
6 Bahasan mengenai berzakat minim
terjadi di lingkungan kerja
7 Terdapat sebuah pengingat (baik dari
lembaga maupun lingkungan kerja)
untuk mengeluarkan zakat
8 Penyuluhan tentang pentingnya
berzakat tidak disampaikan oleh
lembaga
9 Adanya program penyaluran zakat
secara langsung di Instansi
85
Fintech
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Membayar zakat menjadi lebih mudah
dengan adanya berbagai inovasi dari
BNI Syariah
2 Membayar zakat melalui internet
banking atau mobile banking yang
telah disediakan BNI Syariah sudah
optimal
3 Pembayaran zakat dengan layanan
fintech yang disediakan oleh BNI
Syariah user friendly
4 Saya merasa nyaman dalam
menyalurkan zakat ke BNI Syariah
5 Fitur – fitur yang ditawarkan dalam
layanan fintech BNI Syariah
menawarkan kemudahan
6 Saya kesulitan menggunakan layanan
fintech BNI Syariah
7 Adanya unsur ketidakpercayaan pada
layanan pembayaran zakat online
8 Saya khawatir dana zakat dicuri karena
adanya cybercrime
9 Saya lebih mempercayai pembayaran
zakat secara offline
86
10 Pembayaran zakat melalui layanan
fintech yang BNI Syariah tawarkan
membuat muzakki tidak melewatkan
pembayaran zakat
Keputusan Membayar Zakat
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Saya sudah memantapkan hati untuk
membayar zakat
2 Saya selalu menunaikan zakat jika
telah memenuhi nisabnya
3 Saya membayar zakat karena ada unsur
keterpaksaan
4 saya akan memaksa orang di sekitar
saya untuk membayar zakat
5 Saya membayar zakat karena ingin
membersihkan harta saya
6 Saya membayar zakat karena ingin
memperlancar rezeki saya
7 saya membayar zakat karena tidak
ingin harta hanya berputar pada orang
kaya saja
8 Saya hanya membayar zakat jika
terdapat lembaga yang saya percaya
9 Dalam diri, Berzakat sudah menjadi
keharusan bukan sekadar perintah
10 Keutamaan berzakat menjadi
pendorong saya menunaikan zakat
87
88
89